Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Selamat cak Andang sudah mengingatkan menteri bahwa di ESDM ada Badan Geologi. Cak bener anda bener sekali wong di unit Badan Geologi kan ada yang nguruas air tanah tapi beliau2 tidak ingat kalau eksploitasi yodium, cbm itu persis eksploitasi air tanah, jadi air tanahnya dipompa ke luar dipisahkan yodium atau cbm diambil airnya di buang. Kalau airnya merupakan potable water kaga masalah tapi kalau asin sampai brine baru timbul masalah.Dampak eksploitasi cbm atau yodium sama dengan dampak dari pemompaan air tanah yang berlebihan (over exploitation. Salam Untung Sudarsono Bravo bung Andang, InsyaAllah masukan-masukan anda akan menjadi bahan bakar awal bagi ESDM untuk lebih memperhatikan mitigasi bencana alam dan kalau perlu ESDM dapat menjadi sponsor bagi aktifitas IAGI dalam memasyarakatkan geologi dikalangan masyarakat (Pencinta Alam dan para pelajar). Edison Sirodj IAGI-KL From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, 4 January 2010 9:41:06 Subject: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan. 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data informasi potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing) u/mendapatkan data negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back signature bonus tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun Dirjen ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden brgkali...=)... Mudah2an ada gaungnya #adb# ___ Connect instantly with friends on your blog and personal website. Create your latest Pingbox today! http://my.messenger.yahoo.com/pingbox PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan makalah! Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010 Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe
Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Paklik Andang Yayang Paklik Vick yang baek. Perkara reaksi cepat, rehabilitasi dan rekontruksi, bukan hanya masalah uang, tapi memang masih seperti itu padigma penanggulangan bencana yang ada di kepalanya. Artinya, pencegahan, mitigasi, peringatan dini dan kesiapsiagaan tidak terlalu melekat. Artinya lagi, beliau2 itu (walaupun pemilik mandat penanggulangan bencana) ngga terlalu mendarah-dagigi ruh undang-undang penanggulangan bencana kita yang berprinsip perlindungan dengan menekankan ke upaya pra bencana Aku sepakat agar kita tidak henti kampanye mitigasi (juga pencegahan dan kesiapsiagaan). Pokoknya prinsip perlindungan dalam penanggulangan bencana mesti dikobarkan... Setuju juga kalo dibuat motto: Mari kita buat mitigasi dahsyat untuk menganggurkan reaksi cepat. Salam ET Paripurno Andang Bachtiar wrote: RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan Geologi atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian Geological Survey) menjadi hilang dari wacana dan itu terasa sekali di suasana temu muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb lewat ungkapan tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu. Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg hal2 dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 (5 tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke Presiden lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 yang ada di luar birokrasi Soal Tim Reaksi Cepat,..hehehehe.. itulah yang seringkali digembar-gemborkan (dan memang yg banyak duitnya disitu: tanggap darurat dan rehabilitasi recovery) padahal domain yang musti kita advokasi terus menerus: MITIGAS dan MITIGASI mitigasi jadi kalah pamor dg tim reaksi cepat Mitigasi yang baik akan membuat tim reaksi cepat nganggur, broer. Soal data spec: Sip hal yang sama juga sudah diungkapkan tertulis baik oleh IAGI (2002, 2005),..maupun lwt MMGI (2007, 2008) ke Menteri yang sama dirjen yang berbeda-beda. Kita hrs gak bosen-bosennya teriak ke mereka.sippp suwun infot tambahn e Salam ADB - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, January 04, 2010 9:19 AM Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU Kang ADB dan kawan-kawan IAGI. Point 1. Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang ESDM ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya menjadi Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya. Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi Badan Nasional dibawah Presiden sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG menjadi dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu jalur kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses penanggulangan bencana. Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya dengar mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang mirip FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang memiliki fasilitas khusus menangani kondisi darurat. Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :) Point 3. Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo dua bulan lalu :) Salam RDP 2010/1/4 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu
Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Sisi lain dalam melihat laporan kinerja dept ESDM. ESDM Visi : terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi serta peningkatan nilai tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Kinerja Penerimaan sektor ESDM-2009 Perkiraan Realisasi Target 1. Penerimaan Migas 182.63 Trilyun ( 183.61 Trilyun) 2. Penerimaan Pertambangan Umum 51.58 Trilyun ( 45.50 Trilyun) 3. Penerimaan Lain-lain 1.10 Trilyun ( 1.10 Trilyun) Total 235.31 Trilyun ( 230.21 Trilyun) Pertanyaannya: 1. Visi pada departemen ini tanpa keterangan waktu. Jadi kapan terwujudnya? 2. Gambar2 yang ditampilkan dalam laporan kinerja oleh departemen ESDM ’melulu’ revenue dari sumberdaya alam (migas dan pertambangan), sementara tupoksi nya seabreg-abregseperti digambarkan adb tentang mitigasi yang terpinggirkan, gunungapi, sumberdaya air, dll. 3. Laporan diatas tidak dijelaskan nilai kurs yang digunakan. 4. Misi pertama departemen ini adalah : ”meningkatkan keamanan pasokan energi dan mineral DN”, sementara seperti sepengetahun kita bersama bahwa gas, batubara juga digunakan oleh PLN, industri semen, industri2 lainnya di DN, . pemakaian2nya ini tak tergambar seberapa besar volume, sehingga kita tak tahu distribusi pendapatan diatas dari seberapa besar volume yang terekspor (perolehan devisanya dan perolehan uang rupiah dari aktivitas perekonomian di DN. 5. Dalam laporan2 ESDM yang bersifat satuan non rupiah (alias satuan volume), gambar yang tampil adalah perbandingan tahun 2008 dan perkiraan realisasi 2009, sejujurnya tak tergambar antara targetan (rencana) dengan capaian realisasi. 6. Pemboran air untuk daerah sulit air. Pada tahun 2008 sejumlah 139, tahun 2009 ‘hanya’ 25.apakah memang di Indonesia ini daerah sulit air semakin sedikit ? 7. Desa Mandiri Energi (DME)meningkat dari 138 menjadi 183 untuk yang berbasis BBN, sementara yang berbasis non-BBN dari 286 menjadi 429. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan DME ini, mandiri listrik ? atau mandiri energi liquid ?. 8. Masih DME, desa-desa dimana saja sih yang energi-nya mandiri?penglihatan yang tampak selama ini DME berada di kawasan yang listriknya limpah ruah, beberapa ada yang mendapat sumbangan proyek biogas, kemudian dinyatakan sebagai DME..duh. 9. produksi energi fosil, minyak turun menjadi 949 bbl/hr, gas naik jadi 7951 mmcfd dari 2008 yg 7883. 10. Oil Equivalent per Day terbesar adalah batubara yang mencapai 2921 ribu per day dari produksi sejumlah 254 juta ton per tahun. Namun kontribusi pendapatan jauh lebih kecil dibandingkan dengan migas, lantas buat apa harus ditampilkan dalam bentuk BOEPD ?, sementara laporan ESDM adalah dalam satuan barel oil ekivalen per day (BOEPD), namun tidak terjelaskan distribusi BOEPD-nya untuk pemakaian DN dan ekspor. 11. energi non fosil mengalami perubahan kecil sekali, perubahan ini pun kontribusi geothermal yang menjadi 1189 MW dari 1052 MW tahun sebelumnya. 12. Biodiesel, bioetanol, biooil hampir2 tak ada perubahan(pemihakan kebijakan pada pemakaian energi ini sangat marjinal, sementara DPR sudah menyetujui subsidi u/ BBN hingga lebih 900 milyar rupiah) dan dalam visi ESDM juga berbicara tentang wawasan lingkungan. 13. produksi mineral non mineral dilaporkan meningkat banyak, juga harga2 komoditasnya.namun kontribusi pada pendapatan kurang begitu tercermin. 14. masih buanyak lagi pertanyaan kalau mau dilihat satu per satu So what gitu loh lam-salam, ar-. From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Mon, January 4, 2010 10:58:07 AM Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan Geologi atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian Geological Survey) menjadi hilang dari wacana dan itu terasa sekali di suasana temu muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb lewat ungkapan tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu. Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg hal2 dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 (5 tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke Presiden lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa
Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Refleksi akhir tahunnya ada yang kelupaan...pak De-2x. Hajat hidup manusia ditentukan dari geologi yang dihuninya. Sedangkan yang mengelola ruang hunian masyarakat dan hunian ekonomi (dari ekonomi yang ecek-ecek sampai strategis) di republik ini tugas pokok dan fungsi (tupoksi) ada di PU dan Bappenas, bukan di ESDM. Memang ESDM hanya urun rembug atau bagian dari tim BKTRN (badan koordinasi tata ruang nasional) atau tim perekonomian republik ini. Regulasi sudah ada dan OK baunget (walau perlu juga dikritisi...), tapi tragisnya (di level provinsi atau kabupaten) masih ada yang belum paham dan dibiarkannya konsultan-konsultan tata ruang dalam memahami unsur kegeologian dalam ekonomi daerah. Bahkan untuk urusan luar Jawa, tata ruang itu banyak yang belum clear..., sementara antrian ijin IUP Eksplorasi / IUP Produksi numpuk undung di Kabupaten!! atau WK Migas di on-shore yang menunda-nunda 3 th komitmen eksplorasi (/pengalihan komitmen ekpslorasi). Hal itu terjadi salah satunya adalah permasalahan dana (KKS tsb) juga permasalahan tata guna lahan / tata ruang. Sementara masyarakat makin kritis kalau ada industri (ekstraksi sumberdaya bumi) di sekitarnya yang mempunyai dampak penting dalam aktivitasnya. Alih fungsi lahan non.pertambangan menjadi lahan eksplorasi (apa pun yang dieksplorasi), selalu alot di level pemda, hehehe..., apalagi jika dilihat pemahaman regulasi (yang terkait dengan migas, tambang, tata ruang, mitigasi bencana, air tanah, pertahanan, infrastruktur, kesehatan lingkungan yang terkait dengan kondisi geologi wilayah, kemiskinan kultural dan struktural yang terkait dengan kondisi geologi wilayah), bagi pejabat publik di tingkat nasional seringkali kurang macth dengan pemahaman regulasi bagi pejabat publik di tingkat pemda!!. Terkesan semua regulasi-regulasi yang terkait dengan bumi (baca : geologi dan implikasinya terhadap ekonomi, lingkungan, dan masyarakat) saat ini seperti berada pada Puncak Kesunyian saja!!!. Yang berada di Puncak Keramaian hanya diskusi-diskusi di berbagai forum,media, dan milist..tapi sepi dan sunyi di level implementasi regulasi atau tidak ada koneksitas yang signifikan antara regulasi dengan implementasi di lapangan. Makanya saya menganggap ada sisi geologi sekarang berada di tepian dari Puncak Kesunyian itu, sementara sektor geologi yang lain, sedang menuju Puncak Keramaian khususnya keramaian yang bersinggungan dengan urusan politik.., hehehe... Saatnya komunitas geologi indonesia menyiapkan kapal NUH bagi bangsa dan peradaban bangsa indonesia (yang katanya sudah merdeka lebih dari 64th) untuk menghindarkan asset geologi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dari terjangan banjir bandang (dalam arti seluas-luasnya, karena tekanan ekonomi global, tekanan mafia hukum, tekanan perubahan iklim global, tekanan konflik-konflik sosial karena rebutan sumberdaya bumi, tekanan bahaya geologi yang datang tanpa kulo nuwun..., dll).. Salam, agus hendratno.89 ugm. From: ET Paripurno paripu...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Mon, January 4, 2010 3:18:04 PM Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU Paklik Andang Yayang Paklik Vick yang baek. Perkara reaksi cepat, rehabilitasi dan rekontruksi, bukan hanya masalah uang, tapi memang masih seperti itu padigma penanggulangan bencana yang ada di kepalanya. Artinya, pencegahan, mitigasi, peringatan dini dan kesiapsiagaan tidak terlalu melekat. Artinya lagi, beliau2 itu (walaupun pemilik mandat penanggulangan bencana) ngga terlalu mendarah-dagigi ruh undang-undang penanggulangan bencana kita yang berprinsip perlindungan dengan menekankan ke upaya pra bencana Aku sepakat agar kita tidak henti kampanye mitigasi (juga pencegahan dan kesiapsiagaan). Pokoknya prinsip perlindungan dalam penanggulangan bencana mesti dikobarkan... Setuju juga kalo dibuat motto: Mari kita buat mitigasi dahsyat untuk menganggurkan reaksi cepat. Salam ET Paripurno Andang Bachtiar wrote: RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan Geologi atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian Geological Survey) menjadi hilang dari wacana dan itu terasa sekali di suasana temu muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb lewat ungkapan tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu. Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg hal2 dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 (5 tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke Presiden lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 yang ada di luar birokrasi
[iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan. 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data informasi potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing) u/mendapatkan data negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back signature bonus tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun Dirjen ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden brgkali...=)... Mudah2an ada gaungnya #adb#
Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Bravo bung Andang, InsyaAllah masukan-masukan anda akan menjadi bahan bakar awal bagi ESDM untuk lebih memperhatikan mitigasi bencana alam dan kalau perlu ESDM dapat menjadi sponsor bagi aktifitas IAGI dalam memasyarakatkan geologi dikalangan masyarakat (Pencinta Alam dan para pelajar). Edison Sirodj IAGI-KL From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, 4 January 2010 9:41:06 Subject: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan. 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data informasi potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing) u/mendapatkan data negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back signature bonus tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun Dirjen ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden brgkali...=)... Mudah2an ada gaungnya #adb# ___ Connect instantly with friends on your blog and personal website. Create your latest Pingbox today! http://my.messenger.yahoo.com/pingbox
Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Kang ADB dan kawan-kawan IAGI. Point 1. Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang ESDM ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya menjadi Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya. Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi Badan Nasional dibawah Presiden sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG menjadi dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu jalur kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses penanggulangan bencana. Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya dengar mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang mirip FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang memiliki fasilitas khusus menangani kondisi darurat. Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :) Point 3. Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo dua bulan lalu :) Salam RDP 2010/1/4 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan. 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data informasi potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing) u/mendapatkan data negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back signature bonus tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun Dirjen ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden brgkali...=)... Mudah2an ada gaungnya #adb#
Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan Geologi atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian Geological Survey) menjadi hilang dari wacana dan itu terasa sekali di suasana temu muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb lewat ungkapan tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu. Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg hal2 dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 (5 tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke Presiden lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 yang ada di luar birokrasi Soal Tim Reaksi Cepat,..hehehehe.. itulah yang seringkali digembar-gemborkan (dan memang yg banyak duitnya disitu: tanggap darurat dan rehabilitasi recovery) padahal domain yang musti kita advokasi terus menerus: MITIGAS dan MITIGASI mitigasi jadi kalah pamor dg tim reaksi cepat Mitigasi yang baik akan membuat tim reaksi cepat nganggur, broer. Soal data spec: Sip hal yang sama juga sudah diungkapkan tertulis baik oleh IAGI (2002, 2005),..maupun lwt MMGI (2007, 2008) ke Menteri yang sama dirjen yang berbeda-beda. Kita hrs gak bosen-bosennya teriak ke mereka.sippp suwun infot tambahn e Salam ADB - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, January 04, 2010 9:19 AM Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU Kang ADB dan kawan-kawan IAGI. Point 1. Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang ESDM ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya menjadi Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya. Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi Badan Nasional dibawah Presiden sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG menjadi dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu jalur kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses penanggulangan bencana. Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya dengar mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang mirip FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang memiliki fasilitas khusus menangani kondisi darurat. Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :) Point 3. Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo dua bulan lalu :) Salam RDP 2010/1/4 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project
[iagi-net-l] Re: [RadNET-BULK] [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Andang Selamat Tahun Baru 2010 , semoga tetap semangat dan JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN. Karena hanya orang sehat yang bisa berkarya dan memberikan kemampuan maksimumnya kepada orang lain dan masyarakat. Well Done ., apa yang Anda sampaikan kepada Menteri ESDM. Si Abah. Dalam bkesempatana menghahdiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan. 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data informasi potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing) u/mendapatkan data negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back signature bonus tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun Dirjen ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden brgkali...=)... Mudah2an ada gaungnya #adb# -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
[iagi-net-l] Re: [RadNET-BULK] Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU
Soal Tim Reaksi Cepat,..hehehehe.. itulah yang seringkali digembar-gemborkan (dan memang yg banyak duitnya disitu: tanggap darurat dan rehabilitasi recovery) padahal domain yang musti kita advokasi terus menerus: MITIGAS dan MITIGASI mitigasi jadi kalah pamor dg tim reaksi cepat Mitigasi yang baik akan membuat tim reaksi cepat nganggur, broer. Akh ndak persis seperti itu dong Ndang. Se-baik2nya Mitigasi tentu dalam penanganan akibat bencana akan tetap diperlukan Tim Penanggulangan , apakah mau Cepat atau Lambat ya bagaimana pinter2nya mereka mengatur saja. Siapa yang dapat menduga kapan datannya gempa atau gn api meletus hebat dengan tepat ? Kan ndak ada . Tokh Si Abah - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, January 04, 2010 9:19 AM Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI ESDM YG BARU Kang ADB dan kawan-kawan IAGI. Point 1. Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang ESDM ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya menjadi Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya. Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi Badan Nasional dibawah Presiden sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG menjadi dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu jalur kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses penanggulangan bencana. Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya dengar mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang mirip FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang memiliki fasilitas khusus menangani kondisi darurat. Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :) Point 3. Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo dua bulan lalu :) Salam RDP 2010/1/4 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas kinerja dan target esdm (2009 next 5 years), dan atas seijin pak Presiden Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal: 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang, pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg lainnya) dan menyatakan bhw kritikan dr IAGI itu sangat diapresiasi dan mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan Geologi di dalamnya(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi) 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan. Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan. 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb... Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data informasi potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor