[iagi-net-l] energi murah utk pedesaan

2007-04-12 Terurut Topik Kuntadi, Nugrahanto
mustinya program pengabdian masyarakat dari lembaga2 penelitian terkemuka di 
Indonesia lebih menyentuh ke akar rumput ya Ris? spt di China yg konon sosialis 
komunis tetapi malah bisa implementasikan hal ini.
kalau permasalahannya ke dana, sebenarnya ini masalah pengalokasian sekian 
persen lah dari total project gas hydrate palung Sunda dipakai untuk 
mengembangkan dana pembangkit listrik biogas di pesisir Jawa Barat dan selatan 
Lampungmisalnya aja ini sih.
 
kemarin, untuk ke sekian kalinya saya membaca kisah seorang ahli Sosek 
Pertanian IPB (ibu ibu) yg telah menyumbangkan daya pikirnya untuk membuat 
turbin tenaga air di pedesaan.  dulu pernah ada juga yang mengembangkan tungku 
pembakaran sampah mini di Jawa Tengah datang dari kalangan penduduk biasa yg 
belajar dari membaca, dimana alat tungku nya ini bisa mengatasi limbah sampah 
dari beberapa desa. belum lagi yang mengutak atik kompor minyak tanah 
menggunakan campuran air utk mengatasi makin langka dan mahalnya minyak tanah.
 
pertanyaan lainnya, kemanakah briket batubara yang dulu pernah ramai.  juga apa 
kabar bus kota BBG yg jumlahnya di DKI semakin menyusut - tp alhamdulillah 
masih ada busway, taksi dan bajaj BBG...mudah2an gak musiman bahkan semakin 
banyak.
 
tetapi saya sih berprasangka baik bahwa sebenarnya semangat kesini ada tapi 
mungkin publikasi nya yang kalah.krn kan biasa kalau sebuah lembaga 
penelitian membuat penemuan-2 hebat.  nah baru berita kalau yang menemukan 
sesuatu adalah seorang guru SD atau orang biasa..wallahu'alam.



From: aris setiawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 12, 2007 11:43 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Biogenic, Re: [iagi-net-l] East Java - Tuban Graben


Pak Awang -
 
Kalau teknologi sih rasanya gak ada masalah, terutama untuk CBM. Soalnya saya 
pernah baca di AAPG Bulletin, di China meeka bisa produksi CBM untuk pedesaan. 
Jadi mereka bikin sumur kecil2an, terus produksi methane-nya dialirin ke 
kampung-kampung. Secara teknologi, mereka bisa dan ekonomis lagi. 
 
Salam 
 
Aris

 
2007/4/11, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]: 

Waktu BPPT pernah punya program penyelaman dasar palung Sunda
dibaratdaya Jawa Barat, terungkap di situ bahwa palung Sumatra Jawa 
kaya 
sekali dengan fenomena BSRs (bottom-stimulating reflector) di bawah
dasar laut yang disepakati sebagai penciri kehadiran methan hydrate.
Grab sample di dasar laut bahkan menemukan spesies bakteri? methanophyl
yang hidup dari gas hydrate vents di dasar laut.

Deep Makassar Strait pun kaya akan gas hydrate, semua fenomena yang
berhubungan dengan gas hydrate muncul di sana (BSRs, mud volcanoes,
submarine slides). Reservoirnya adadalah coarse-grained turbidites yang 
dipasok dari Delta Mahakam sampai umur late Pliocene. Turbidit dari
delta Mahakam ini membawa terrigeneous plant-matter ke deep-water
environment dan menjadi biogenic gas di sana lalu terbekukan menjadi
hydrate karena temperature yang sangat rendah dan tekanan sangat besar. 
Jackson (2004) pernah menghitung bahwa untuk kawasan Makassar Strait
seluas 8000 km2 saja bisa mengandung 67 TCF gas hydrate. Perlu diketahui
bahwa gas hydrate punya volume yang sangat termampatkan, begitu
diproduksikan ke permukaan ini bisa meliberasi kompresi yang 
dialaminya, 
bisakah fasilitas produksi menampungnya ?

CBM, biogenic gas, hydrate gas deep-basin tight gas, atau stranded gas
sama sekali belum tergarap dengan baik di Indonesia. Tentu ini potensi
yang sangat besar, tinggal, mampukah kita mengelolanya ? 

Salam,
awang

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 11, 2007 4:59 C++
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Biogenic, Re: [iagi-net-l] East Java - Tuban
Graben

Oki,
selain Petronas, sudah banyak sekali perusahaan yang cukup jauh riset
nya utk produksi methane hydrate. 
bukan yang dipermukaan laut, tetapi yang didalam sediment, sekian meter
dari dasar laut.
rasanya utk teknologi produksi ini negara eropah timur juga tidak
ketinggalan.

fbs


- Original Message  
From: oki musakti [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 11, 2007 1:12:43 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Biogenic, Re: [iagi-net-l] East Java - Tuban 
Graben


Frank,
Biogenic sebanding dengan methane hydrates
...Maksudnya gimana? Setahu saya sih methane hydrates
belum ada yang memproduksi secara komersial sedangkan
biogenic gas sudah banya analog produksinya. 

Oh ya, untuk 

RE: [iagi-net-l] energi murah utk pedesaan

2007-04-12 Terurut Topik Parvita Siregar
Iya, Kun, ibu2 yang bikin turbin ini kan ibu2 yang masuk di Tempo sebagai 
perempuan2 perkasa barengan sama Shinta Damayanti yang di VICO tahun lalu pas 
Hari Ibu...

 



From: Kuntadi, Nugrahanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 12, 2007 1:23 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] energi murah utk pedesaan

 

mustinya program pengabdian masyarakat dari lembaga2 penelitian terkemuka di 
Indonesia lebih menyentuh ke akar rumput ya Ris? spt di China yg konon sosialis 
komunis tetapi malah bisa implementasikan hal ini.

kalau permasalahannya ke dana, sebenarnya ini masalah pengalokasian sekian 
persen lah dari total project gas hydrate palung Sunda dipakai untuk 
mengembangkan dana pembangkit listrik biogas di pesisir Jawa Barat dan selatan 
Lampungmisalnya aja ini sih.

 

kemarin, untuk ke sekian kalinya saya membaca kisah seorang ahli Sosek 
Pertanian IPB (ibu ibu) yg telah menyumbangkan daya pikirnya untuk membuat 
turbin tenaga air di pedesaan.  dulu pernah ada juga yang mengembangkan tungku 
pembakaran sampah mini di Jawa Tengah datang dari kalangan penduduk biasa yg 
belajar dari membaca, dimana alat tungku nya ini bisa mengatasi limbah sampah 
dari beberapa desa. belum lagi yang mengutak atik kompor minyak tanah 
menggunakan campuran air utk mengatasi makin langka dan mahalnya minyak tanah.

 

pertanyaan lainnya, kemanakah briket batubara yang dulu pernah ramai.  juga apa 
kabar bus kota BBG yg jumlahnya di DKI semakin menyusut - tp alhamdulillah 
masih ada busway, taksi dan bajaj BBG...mudah2an gak musiman bahkan semakin 
banyak.

 

tetapi saya sih berprasangka baik bahwa sebenarnya semangat kesini ada tapi 
mungkin publikasi nya yang kalah.krn kan biasa kalau sebuah lembaga 
penelitian membuat penemuan-2 hebat.  nah baru berita kalau yang menemukan 
sesuatu adalah seorang guru SD atau orang biasa..wallahu'alam.

 



From: aris setiawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 12, 2007 11:43 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Biogenic, Re: [iagi-net-l] East Java - Tuban Graben

Pak Awang -

 

Kalau teknologi sih rasanya gak ada masalah, terutama untuk CBM. Soalnya saya 
pernah baca di AAPG Bulletin, di China meeka bisa produksi CBM untuk pedesaan. 
Jadi mereka bikin sumur kecil2an, terus produksi methane-nya dialirin ke 
kampung-kampung. Secara teknologi, mereka bisa dan ekonomis lagi. 

 

Salam 

 

Aris

 

2007/4/11, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]: 

Waktu BPPT pernah punya program penyelaman dasar palung Sunda
dibaratdaya Jawa Barat, terungkap di situ bahwa palung Sumatra Jawa kaya 
sekali dengan fenomena BSRs (bottom-stimulating reflector) di bawah
dasar laut yang disepakati sebagai penciri kehadiran methan hydrate.
Grab sample di dasar laut bahkan menemukan spesies bakteri? methanophyl
yang hidup dari gas hydrate vents di dasar laut.

Deep Makassar Strait pun kaya akan gas hydrate, semua fenomena yang
berhubungan dengan gas hydrate muncul di sana (BSRs, mud volcanoes,
submarine slides). Reservoirnya adadalah coarse-grained turbidites yang 
dipasok dari Delta Mahakam sampai umur late Pliocene. Turbidit dari
delta Mahakam ini membawa terrigeneous plant-matter ke deep-water
environment dan menjadi biogenic gas di sana lalu terbekukan menjadi
hydrate karena temperature yang sangat rendah dan tekanan sangat besar. 
Jackson (2004) pernah menghitung bahwa untuk kawasan Makassar Strait
seluas 8000 km2 saja bisa mengandung 67 TCF gas hydrate. Perlu diketahui
bahwa gas hydrate punya volume yang sangat termampatkan, begitu
diproduksikan ke permukaan ini bisa meliberasi kompresi yang dialaminya, 
bisakah fasilitas produksi menampungnya ?

CBM, biogenic gas, hydrate gas deep-basin tight gas, atau stranded gas
sama sekali belum tergarap dengan baik di Indonesia. Tentu ini potensi
yang sangat besar, tinggal, mampukah kita mengelolanya ? 

Salam,
awang

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 11, 2007 4:59 C++
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Biogenic, Re: [iagi-net-l] East Java - Tuban
Graben

Oki,
selain Petronas, sudah banyak sekali perusahaan yang cukup jauh riset
nya utk produksi methane hydrate. 
bukan yang dipermukaan laut, tetapi yang didalam sediment, sekian meter
dari dasar laut.
rasanya utk teknologi produksi ini negara eropah timur juga tidak
ketinggalan.

fbs


- Original Message  
From: oki musakti [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, April 11, 2007 1:12:43 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Biogenic, Re: [iagi-net-l] East Java - Tuban 
Graben


Frank,
Biogenic sebanding dengan methane hydrates
...Maksudnya gimana? Setahu saya sih methane hydrates
belum ada yang memproduksi secara komersial sedangkan
biogenic gas sudah banya analog produksinya. 

Oh ya, untuk biogenic (ada juga sih campuran
thermogenicnya) gas di Jawa Timur, wa bil khusus (niru
bahasanya wan

Re: [iagi-net-l] energi murah utk pedesaan

2007-04-12 Terurut Topik aris setiawan

mas uun kaverboi yang ganteng -

memang mustinya gitu. itu sih dulu sampeyan bikin forum sendiri gak
jadihahaha.. but we can do something about it. mungkin pakai fosi
yang lebih responsif dan eksplosif. kalau fosi bisa mulai tour lecturing,
kenapa gak bisa buat pengabdian masyarakat, ya gak boss syaiful? tapi mas
uun yang musti jad anchornya, sebab semua udah pada mencelat keluar (hasan,
herman, deddy, minarwan). tapi udah banyak kader2 yang masih muda dan seger2
kayaknya.

briket batubara pernah dikembangin pt bukitasam, tapi gak jalan karena
kurang menguntungkan. masalah kultur indonesia kali, karena orang sekarang
pakai gas. tapi mereka udah bagus, jadi yang low-grade coalnya yang gak bisa
dipasarin, mereka akan masukn ke pltu mulut tambang yang akan dbangun persis
di mulut tambang. jadi low-grade coal yang cadangannya banyak banget bisa
bles-bles masuk pltu.

kalau gas, terutama dapur, itu masalah kualitas rasanya. sebab kalau beli di
jakarta, paling cuma buat 1-2 minggu. sementara kalau di kl dengan gas yang
sama bisa tahan sampai 3 bulanan. lha wong di luanda angola yang notabene di
afrika dan baru lepas perang 5 tahun yang lalu aja gasnya bisa buat 2-3
bulanan. mungkin ini sama dengan bbg, makanya gak laku

salam -

aris


2007/4/12, Kuntadi, Nugrahanto [EMAIL PROTECTED]:


 mustinya program pengabdian masyarakat dari lembaga2 penelitian terkemuka

di Indonesia lebih menyentuh ke akar rumput ya Ris? spt di China yg konon 
sosialis komunis tetapi malah bisa implementasikan hal ini.
kalau permasalahannya ke dana, sebenarnya ini masalah pengalokasian sekian
persen lah dari total project gas hydrate palung Sunda dipakai untuk
mengembangkan dana pembangkit listrik biogas di pesisir Jawa Barat dan
selatan Lampungmisalnya aja ini sih.

kemarin, untuk ke sekian kalinya saya membaca kisah seorang ahli Sosek
Pertanian IPB (ibu ibu) yg telah menyumbangkan daya pikirnya untuk membuat
turbin tenaga air di pedesaan.  dulu pernah ada juga yang mengembangkan
tungku pembakaran sampah mini di Jawa Tengah datang dari kalangan penduduk
biasa yg belajar dari membaca, dimana alat tungku nya ini bisa mengatasi
limbah sampah dari beberapa desa. belum lagi yang mengutak atik kompor
minyak tanah menggunakan campuran air utk mengatasi makin langka dan
mahalnya minyak tanah.

pertanyaan lainnya, kemanakah briket batubara yang dulu pernah ramai.
juga apa kabar bus kota BBG yg jumlahnya di DKI semakin menyusut - tp
alhamdulillah masih ada busway, taksi dan bajaj BBG...mudah2an gak musiman
bahkan semakin banyak.

tetapi saya sih berprasangka baik bahwa sebenarnya semangat kesini ada
tapi mungkin publikasi nya yang kalah.krn kan biasa kalau sebuah
lembaga penelitian membuat penemuan-2 hebat.  nah baru berita kalau yang
menemukan sesuatu adalah seorang guru SD atau orang biasa..wallahu'alam.


 --
*From:* aris setiawan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
*Sent:* Thursday, April 12, 2007 11:43 AM
*To:* [EMAIL PROTECTED]
*Subject:* Re: [iagi-net-l] Biogenic, Re: [iagi-net-l] East Java - Tuban
Graben


 Pak Awang -

Kalau teknologi sih rasanya gak ada masalah, terutama untuk CBM. Soalnya
saya pernah baca di AAPG Bulletin, di China meeka bisa produksi CBM untuk
pedesaan. Jadi mereka bikin sumur kecil2an, terus produksi methane-nya
dialirin ke kampung-kampung. Secara teknologi, mereka bisa dan ekonomis
lagi.

Salam

Aris


2007/4/11, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]:

 Waktu BPPT pernah punya program penyelaman dasar palung Sunda
 dibaratdaya Jawa Barat, terungkap di situ bahwa palung Sumatra Jawa kaya

 sekali dengan fenomena BSRs (bottom-stimulating reflector) di bawah
 dasar laut yang disepakati sebagai penciri kehadiran methan hydrate.
 Grab sample di dasar laut bahkan menemukan spesies bakteri? methanophyl
 yang hidup dari gas hydrate vents di dasar laut.

 Deep Makassar Strait pun kaya akan gas hydrate, semua fenomena yang
 berhubungan dengan gas hydrate muncul di sana (BSRs, mud volcanoes,
 submarine slides). Reservoirnya adadalah coarse-grained turbidites yang
 dipasok dari Delta Mahakam sampai umur late Pliocene. Turbidit dari
 delta Mahakam ini membawa terrigeneous plant-matter ke deep-water
 environment dan menjadi biogenic gas di sana lalu terbekukan menjadi
 hydrate karena temperature yang sangat rendah dan tekanan sangat besar.
 Jackson (2004) pernah menghitung bahwa untuk kawasan Makassar Strait
 seluas 8000 km2 saja bisa mengandung 67 TCF gas hydrate. Perlu diketahui
 bahwa gas hydrate punya volume yang sangat termampatkan, begitu
 diproduksikan ke permukaan ini bisa meliberasi kompresi yang dialaminya,

 bisakah fasilitas produksi menampungnya ?

 CBM, biogenic gas, hydrate gas deep-basin tight gas, atau stranded gas
 sama sekali belum tergarap dengan baik di Indonesia. Tentu ini potensi
 yang sangat besar, tinggal, mampukah kita mengelolanya ?

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, April 11, 2007 

Re: [iagi-net-l] energi murah utk pedesaan

2007-04-12 Terurut Topik Agus Hendratno
ada beberapa pemerintah daerah yang mencoba mengoptimalkan potensi energi untuk 
pedesaan. Yang kebetulan saya turut mendampinginya (tapi ternyata tidak mudah 
menembus batas-batas kewenangan dan birokrasi). Idenya cukup sederhana dari 
masyarakt Ngebel (ponorogo) dan Tlanakan (Pamekasan). Rakyat di sekitar telaga 
kaldera Ngebel (di lereng barat G.Wilis, Ponorogo, Jawat Timur: yang 
kebetulan hari ini tadi, saya mendapat call dari anggota Tagana/ Taruna Siaga 
Bencana bahwa di dusun Ngebel terancam longsor, longsor sudah terjadi dan 
ikutannya mengancam 90 KK); membutuhkan energi untuk industri pasca panen. Di 
seberang tenggara dari telaga Ngebel, ada sumur panasbumi (pertamina) yang 
pernah di bor pada tahun 1992-an. Sumur tersebut sekarang tertutup, dan semua 
data eksplorasi panasbumi sekarang ada di pemerintah (ESDM). Nah, dalam suatu 
dialog di pendopo bupati ponorogo, anggota dprd, tokoh masyarakat, LSM, juga 
pemerintah, meminta potensi panasbumi di Ngebel bisa dikembangkan
 dan dimanfaatkan untuk kebutuhan energi di pedesaan (lokal), minimal untuk 
kebutuhan agroindustri pasca panen; syukur untuk kebutuhan listrik. Dan di 
kawasan telaga Ngebel, ada peluang pengembangan potensi wisata alam, kegiatan 
ekowisata, bahkan peluang kegiatan geowisata. Namun potensi tersebut, maju 
tidak; mundur juga tidak. Emann
Nah, semua elemen masyarakat Ngebel berharap bahwa potensi panasbumi (berapa 
pun besarnya) dapat dikembangkan untuk menopang perekonomian pedesaan yang 
berbasis pertanian dan pariwisata alam.
Yang kedua : di desa Larangan Tokol, Tlanakan, barat daya kota Pamekasan; ada 
rembesan gas yang konon cerita oleh penduduk lokal : sudah sejak nenek moyang 
(entah kapan...), semburan gas tersebut tidak pernah mati. Saya hanya mampu 
sampling gas tersebut dan setelah saya uji, gas tersebut berupa termogenik gas 
: CH4 sebesar 326.870 ppm dan C2H6 sebesar : 3.085 ppm. Dan di beberapa wilayah 
tengah Pulau Madura banyak rembesan gas. Masyarakat setempat membayangkan dan 
berharap (karena masyarakat rentan ekonomi itu cuma bisa membayangkan) adalah 
memanfaatkan rembesan gas untuk kegiatan energi di pedesaan, taruhlah bisa 
didistribusikan sebagai bahan bakar masyarakat, industri pedesaan, atau jika 
cadangan gas tersebut sangat besar, bahkan untuk PLTU. Ini impian mereka. Semua 
kita telah tahu, bahwa di Watudakon (Mojokerto) ada rembesan gas bercampur 
dengan air ber-yodium, ternyata juga dapat di-eksploitasi untuk industri 
farmasi dan beberapa rembesan gas di sana, bisa
 di-distribusikan langsung untuk kebutuhan masyarakat pedesaan. 
Memang ada sebagian masyarakat di Larangan tokol, takut ada industri atau 
teknologi masuk pedesaan. Andaikata bisa dikembangkan baik di Larangan Tokol 
maupun di Ngebel, kayaknya pemerintah lokal juga gak punya 
powerkepriben...kaleee.
Kita masuk sebagai profesional pun, hanya berhenti sampai memberikan 
alternatif-alternatif untuk improve memberikan fakta, kemungkinan 
pengembangannya, dll. Ada sistem yang belum siap di beberapa pemerintah lokal 
untuk menyiapkan infrastruktur energi bagi produktivitas pedesaan. Belum lagi 
sekarang banyak rakyat menanam jarak dimana-mana. Lahan di perbukitan yang 
heterogen di Gunungkidul dan pegunungan Menoreh, disulap jadi tanaman homogen 
(jarak) untuk biofuel. Februari 2007 kemarin pada tanam serempat, ntar kalau 
panen kepada siapa proses pasca panen jarak bisa jadi energi? Toh itu untuk 
kebutuhan energi pedesaan. Sepertinya infrastruktur  dan sistem pasca panen 
jarak belum disiapkan oleh pemerintah atau pihak-pihak terkait; untuk direct 
pada pemenuhan kebutuhan energi (seandainya untuk pedesaan). blaikkk...

salam
agus hend



- Original Message 
From: Kuntadi, Nugrahanto [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 12, 2007 1:22:32 PM
Subject: [iagi-net-l] energi murah utk pedesaan



 

mustinya program pengabdian masyarakat dari lembaga2 penelitian terkemuka 
di Indonesia lebih menyentuh ke akar rumput ya Ris? spt di China yg konon 
sosialis komunis tetapi malah bisa implementasikan hal ini.

kalau permasalahannya ke dana, sebenarnya 
ini masalah pengalokasian sekian persen lah dari total project gas hydrate 
palung Sunda dipakai untuk mengembangkan dana pembangkit listrik biogas di 
pesisir Jawa Barat dan selatan Lampungmisalnya aja ini 
sih.

 

kemarin, untuk ke sekian kalinya saya membaca kisah 
seorang ahli Sosek Pertanian IPB (ibu ibu) yg telah menyumbangkan daya pikirnya 
untuk membuat turbin tenaga air di pedesaan.  dulu pernah ada juga yang 
mengembangkan tungku pembakaran sampah mini di Jawa Tengah datang dari kalangan 
penduduk biasa yg belajar dari membaca, dimana alat tungku nya ini bisa 
mengatasi limbah sampah dari beberapa desa. belum lagi yang mengutak atik 
kompor 
minyak tanah menggunakan campuran air utk mengatasi makin langka dan mahalnya 
minyak tanah.

 

pertanyaan lainnya, kemanakah briket batubara yang dulu 
pernah ramai.  juga apa kabar bus kota BBG yg