Re: [iagi-net-l] kesiapan - PLTN , Peringatan Dini dari Sesar Muria
Pak Rovicky dan rekan2 anggota milis, Melanjutkan diskusi mengenai reaktor nuklir dan gempabumi. Di Jepang keliatannya tidak ada lokasi yg tidak berpotensi terkena dampak dari gempabumi :-) . Seandainya kita perlu PLTN ..yah the shows must go on. Jangan sampai terhambat karena kemungkinan gempa. Seperti yg telah dibahas di milis ini kuncinya : kesiapan, dan itu hanya akan terjadi apabila telah memiliki pemahaman yg menyeluruh akan potensi bencana gempabumi. Contoh reaktor nuklir yg dekat dengan tempat kami sekarang yaitu di Hamanako, Shizuoka (dekat dengan gn. fuji). Sejak awal 19-an telah diketahui kemungkinan akan terjadinya gempa skala M8 di Tokai area (termasuk Hamanako) dan diperkirakan intensitas pada reaktor nuklir tsb yaitu 7 dlm skala jepang atau kira2 XIIMMI. Dan itu artinya ekivalen dengan akselerasi tanah 450 gal. Tetapi reaktor nuklir di Hamanako (katanya..he.he.e) dibangun, dengan kemampuan menahan akselerasi tanah 600 gal. Kemudian reaktor nuklir di Hamanako pun di tameng-i dengan seismometer, yang berfungsi sebagai early warning system. Thresholds-nya yaitu 40 gal. Jadi kalo P wave diatas 40 gal, maka alarm akan berbunyi dan beberapa aktifitas berbahaya akan dihentikan. Sebelum S wave dan surface wave-nya yg lebih berbahaya datang kemudian. Kisah sukses early warning sistem ini yaitu sewaktu gempa di Niigata 2004. Early warning sistem ini berhasil menghentikan shinkansen, kereta cepat yg sedang melaju dgn kecepatan 200km/jam. Pada saat surface wave dgn akselerasi katanya diatas 800 gal datang. Kereta tsb sudah hampir berhenti, tanpa korban, walaupun sempat keluar dari rel. Sehingga asal serius mempersiapkan diri, PLTN no problem lah..hehe..e wassalam, irwan meilano Sugeng Hartono wrote: Pak Awang, Menurut pakar dari BATAN (?), bahwa keberadaan tenaga nuklir justru harus kita sukuri dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusian (listrik dll); jadi tidak perlu ditakuti. Ketika rencana PLTN digulirkan, timbul perdebatan antara yang pro dan yang kontra. Katanya (yang tidak setuju): kita belum siap mengoperasikan PLTN karena budaya kita masih belum disiplin, sementara PLTN memerlukan kedisiplinan dan kecermatan tinggi. Ketika lokasi PLTN dipilih di Semenanjung Muria (Jateng), ada pendapat bahwa di situ ada sesar yang masih aktif (1980-an). Tentu saja uraian Pak Awang dapat menghilangkan kekawatiran tersebut. Kalau PLTN jadi dibangun di Semenanjung Muria (2008), paling-paling para penggemar bandeng presto dari Juwana-Lasem-Rembang dsb akan kecewa karena limbah PLTN yang berupa air hangat akan mempengaruhi tambak-2 di wilayah ini. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, April 18, 2007 9:03 AM Subject: RE: [iagi-net-l] PLTN , Peringatan Dini dari Sesar Muria Minggu lalu saya berdiskusi dengan teman-teman ex BATAN yang sekarang ada di BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir - ini adalah badan yang mengawasi penggunaan material radioaktif dan tracer di semua industri dan lembaga2 di Indonesia, termasuk penggunaan material radioaktif oleh logging company). Saya bertanya, bagaimana kabar rencana pembangunan PLTN di Semenanjung Muria. Dijawab, tahun 2008 mulai tender. Saat ditanya mengapa PLTN akan dibangun di Semenanjung Muria dan bukan di Kalimantan yang paling aman dari gempa. Dijawab, tak ada pasarnya kalau dibangun di Kalimantan sebab yang sangat butuh listrik adalah Pulau Jawa dan yang paling aman dari kegempaan di Jawa adalah Semenanjung Muria, maka diputuskanlah PLTN dibangun di Jawa di Semenanjung Muria dengan pertimbangan pasar dan kestabilan geologi. Sekarang kita coba lihat bagaimana kestabilan Muria. Memang di bawah Muria ada sesar besar tua (latest Cretaceous-Eocene) Meratus-Muria-Kebumen (BD-TL) yang dalam analisis saya adalah sinistral. Sesar ini bertanggung jawab untuk munculnya backarc volcanism potassic ala Muria dan ultra-potassic ala Bawean, juga tingginya CO2 content di wilayah ini. Sebagai konduit magmatis ia pernah aktif di sekitar Kuarter Bawah. Menabrak terhadap sesar ini ada splay sesar sinistral besar yang lain bernama Rembang-Madura-Kangean-Sakala. Ini berumur lebih muda, Miosen Tengah-Atas, pernah teraktifkan saat pembengkokan Busur Banda di ujung timurnya terjadi, tetapi relatif tak aktif juga. Apakah sesar2 ini akan teraktifkan oleh gempa seperti Sesar Opak di Yogya ? Kalau kita menganggap bahwa prima causa gempa2 di Jawa adalah kompresi akibat subduksi di selatan Jawa, maka kecil kemungkinan bahwa Sesar Muria akan teraktifkan. Mengapa ? Sebab, di bawah Muria zone gempa Wadatti-Beniof sudah sekitar 600 km, tidak seperti di Sesar Opak yang episentrumnya di overriding plate hanya sedalam 30 km. Gempa sedalam 600 km dan sejauh Muria dari wilayah subduksi saya pikir prasyarat yang sulit dipenuhi agar Muria tergoncang hebat di permukaan. Tambahan pula, Semanjung Muria juga disusun oleh kerak stabil berumur Trias-Jura Karimun Jawa Arch.
Re: [iagi-net-l] kesiapan - PLTN , Peringatan Dini dari Sesar Muria
Sedikit menyambung keterangan Pak Irwan, Ada 55 PLTN yang tersebar di seluruh Jepang. Kebetulan saya baru saja melihat bunker untuk pembuangan limbah nuklir di Utara Jepang (daerah Aomori), terletak sekitar lebih dari 300 meter di bawah permukaan dan berada pada lapisan batuan granit kwarter. Terjadi diskusi yang menarik mengenai permasalahan agar limbah ini tidak sampai mencemari sistem airtanah di daerah tersebut. Secara struktur fisik.. teknologi yang ada saat ini sudah bisa mengurangi potensi bencana yang ada. Seperti kata pak Budi. kekhawatiran yang terbesar (di Jepang) adalah apabila terjadi kebocoran akibat masalah peralatan atau kelalaian manusia. Kalau memang faktor hambatan yang terbesar di Gunung Muria adalah faktor sosial seperti kekhawatiran masyarakat di sekitarnya, bagaimana jika lokasi PLTN dipindahkan ke pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Jawa? Kepulauan Karimun Jawa misalnya? Salam akhir pekan, Fajar (1141) Irwan Meilano [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky dan rekan2 anggota milis, Melanjutkan diskusi mengenai reaktor nuklir dan gempabumi. Di Jepang keliatannya tidak ada lokasi yg tidak berpotensi terkena dampak dari gempabumi :-) . Seandainya kita perlu PLTN ..yah the shows must go on. Jangan sampai terhambat karena kemungkinan gempa. Seperti yg telah dibahas di milis ini kuncinya : kesiapan, dan itu hanya akan terjadi apabila telah memiliki pemahaman yg menyeluruh akan potensi bencana gempabumi. Contoh reaktor nuklir yg dekat dengan tempat kami sekarang yaitu di Hamanako, Shizuoka (dekat dengan gn. fuji). Sejak awal 19-an telah diketahui kemungkinan akan terjadinya gempa skala M8 di Tokai area (termasuk Hamanako) dan diperkirakan intensitas pada reaktor nuklir tsb yaitu 7 dlm skala jepang atau kira2 XIIMMI. Dan itu artinya ekivalen dengan akselerasi tanah 450 gal. Tetapi reaktor nuklir di Hamanako (katanya..he.he.e) dibangun, dengan kemampuan menahan akselerasi tanah 600 gal. Kemudian reaktor nuklir di Hamanako pun di tameng-i dengan seismometer, yang berfungsi sebagai early warning system. Thresholds-nya yaitu 40 gal. Jadi kalo P wave diatas 40 gal, maka alarm akan berbunyi dan beberapa aktifitas berbahaya akan dihentikan. Sebelum S wave dan surface wave-nya yg lebih berbahaya datang kemudian. Kisah sukses early warning sistem ini yaitu sewaktu gempa di Niigata 2004. Early warning sistem ini berhasil menghentikan shinkansen, kereta cepat yg sedang melaju dgn kecepatan 200km/jam. Pada saat surface wave dgn akselerasi katanya diatas 800 gal datang. Kereta tsb sudah hampir berhenti, tanpa korban, walaupun sempat keluar dari rel. Sehingga asal serius mempersiapkan diri, PLTN no problem lah..hehe..e wassalam, irwan meilano - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos.
Re: [iagi-net-l] kesiapan - PLTN , Peringatan Dini dari Sesar Muria
Nama Nuklir ini yang menjadikan pro kontra , sebagian Awam masih Trauma dg Bom Nuklir, celakanya pro kontra ini ada yg dg alasan rasional tapi tdk sedikit yang dg alasan waton suloyo. Jadi meskipun dipindahkan jg sami mawon. sebetulnya Muria - jepara ini sdh yang ideal' dari berbagai segi , baik geologi maupun demandnya ( karena 75 % lebih kebutuhan listrik ada di jawa serta Jaringan Jawa-Bali sudah terkoneksi). rasanya Nuklir ini akan terus menerus ada kontroversi yg ujung ujungnya menghambat investasinya ( siapa yang berani nanamkan modalnya dalam masalah yang selalu kontroversial ). Nah daripada ramai terus , mendingan konsentarsi saja pada sumber energi lainnya spt batubara , gas ,geothermal ,dll ( diluarr Minyak/BBM ) dg berbagai regulasi yg memberikan kemudahan dalam investasinya. ISM Subject: Re: [iagi-net-l] kesiapan - PLTN , Peringatan Dini dari Sesar Muria Sedikit menyambung keterangan Pak Irwan, Ada 55 PLTN yang tersebar di seluruh Jepang. Kebetulan saya baru saja melihat bunker untuk pembuangan limbah nuklir di Utara Jepang (daerah Aomori), terletak sekitar lebih dari 300 meter di bawah permukaan dan berada pada lapisan batuan granit kwarter. Terjadi diskusi yang menarik mengenai permasalahan agar limbah ini tidak sampai mencemari sistem airtanah di daerah tersebut. Secara struktur fisik.. teknologi yang ada saat ini sudah bisa mengurangi potensi bencana yang ada. Seperti kata pak Budi. kekhawatiran yang terbesar (di Jepang) adalah apabila terjadi kebocoran akibat masalah peralatan atau kelalaian manusia. Kalau memang faktor hambatan yang terbesar di Gunung Muria adalah faktor sosial seperti kekhawatiran masyarakat di sekitarnya, bagaimana jika lokasi PLTN dipindahkan ke pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Jawa? Kepulauan Karimun Jawa misalnya? Salam akhir pekan, Fajar (1141) Irwan Meilano [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky dan rekan2 anggota milis, Melanjutkan diskusi mengenai reaktor nuklir dan gempabumi. Di Jepang keliatannya tidak ada lokasi yg tidak berpotensi terkena dampak dari gempabumi :-) . Seandainya kita perlu PLTN ..yah the shows must go on. Jangan sampai terhambat karena kemungkinan gempa. Seperti yg telah dibahas di milis ini kuncinya : kesiapan, dan itu hanya akan terjadi apabila telah memiliki pemahaman yg menyeluruh akan potensi bencana gempabumi. Contoh reaktor nuklir yg dekat dengan tempat kami sekarang yaitu di Hamanako, Shizuoka (dekat dengan gn. fuji). Sejak awal 19-an telah diketahui kemungkinan akan terjadinya gempa skala M8 di Tokai area (termasuk Hamanako) dan diperkirakan intensitas pada reaktor nuklir tsb yaitu 7 dlm skala jepang atau kira2 XIIMMI. Dan itu artinya ekivalen dengan akselerasi tanah 450 gal. Tetapi reaktor nuklir di Hamanako (katanya..he.he.e) dibangun, dengan kemampuan menahan akselerasi tanah 600 gal. Kemudian reaktor nuklir di Hamanako pun di tameng-i dengan seismometer, yang berfungsi sebagai early warning system. Thresholds-nya yaitu 40 gal. Jadi kalo P wave diatas 40 gal, maka alarm akan berbunyi dan beberapa aktifitas berbahaya akan dihentikan. Sebelum S wave dan surface wave-nya yg lebih berbahaya datang kemudian. Kisah sukses early warning sistem ini yaitu sewaktu gempa di Niigata 2004. Early warning sistem ini berhasil menghentikan shinkansen, kereta cepat yg sedang melaju dgn kecepatan 200km/jam. Pada saat surface wave dgn akselerasi katanya diatas 800 gal datang. Kereta tsb sudah hampir berhenti, tanpa korban, walaupun sempat keluar dari rel. Sehingga asal serius mempersiapkan diri, PLTN no problem lah..hehe..e wassalam, irwan meilano -- Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check out new cars at Yahoo! Autos.
Re: [iagi-net-l] kesiapan - PLTN , Peringatan Dini dari Sesar Muria
Numpang tanya.. apa benar reaktor nuklir untuk pembangkit tenaga, bisa dengan mudahnya di modifikasi sehingga menjadi bom nuklir ? kalau iya gimana kesiapan RI kalau nanti di boikot di PBB? fbs - Original Message From: Irwan Meilano [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, April 20, 2007 6:54:48 PM Subject: Re: [iagi-net-l] kesiapan - PLTN , Peringatan Dini dari Sesar Muria Pak Rovicky dan rekan2 anggota milis, Melanjutkan diskusi mengenai reaktor nuklir dan gempabumi. Di Jepang keliatannya tidak ada lokasi yg tidak berpotensi terkena dampak dari gempabumi :-) . Seandainya kita perlu PLTN ..yah the shows must go on. Jangan sampai terhambat karena kemungkinan gempa. Seperti yg telah dibahas di milis ini kuncinya : kesiapan, dan itu hanya akan terjadi apabila telah memiliki pemahaman yg menyeluruh akan potensi bencana gempabumi. Contoh reaktor nuklir yg dekat dengan tempat kami sekarang yaitu di Hamanako, Shizuoka (dekat dengan gn. fuji). Sejak awal 19-an telah diketahui kemungkinan akan terjadinya gempa skala M8 di Tokai area (termasuk Hamanako) dan diperkirakan intensitas pada reaktor nuklir tsb yaitu 7 dlm skala jepang atau kira2 XIIMMI. Dan itu artinya ekivalen dengan akselerasi tanah 450 gal. Tetapi reaktor nuklir di Hamanako (katanya..he.he.e) dibangun, dengan kemampuan menahan akselerasi tanah 600 gal. Kemudian reaktor nuklir di Hamanako pun di tameng-i dengan seismometer, yang berfungsi sebagai early warning system. Thresholds-nya yaitu 40 gal. Jadi kalo P wave diatas 40 gal, maka alarm akan berbunyi dan beberapa aktifitas berbahaya akan dihentikan. Sebelum S wave dan surface wave-nya yg lebih berbahaya datang kemudian. Kisah sukses early warning sistem ini yaitu sewaktu gempa di Niigata 2004. Early warning sistem ini berhasil menghentikan shinkansen, kereta cepat yg sedang melaju dgn kecepatan 200km/jam. Pada saat surface wave dgn akselerasi katanya diatas 800 gal datang. Kereta tsb sudah hampir berhenti, tanpa korban, walaupun sempat keluar dari rel. Sehingga asal serius mempersiapkan diri, PLTN no problem lah..hehe..e wassalam, irwan meilano Sugeng Hartono wrote: Pak Awang, Menurut pakar dari BATAN (?), bahwa keberadaan tenaga nuklir justru harus kita sukuri dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusian (listrik dll); jadi tidak perlu ditakuti. Ketika rencana PLTN digulirkan, timbul perdebatan antara yang pro dan yang kontra. Katanya (yang tidak setuju): kita belum siap mengoperasikan PLTN karena budaya kita masih belum disiplin, sementara PLTN memerlukan kedisiplinan dan kecermatan tinggi. Ketika lokasi PLTN dipilih di Semenanjung Muria (Jateng), ada pendapat bahwa di situ ada sesar yang masih aktif (1980-an). Tentu saja uraian Pak Awang dapat menghilangkan kekawatiran tersebut. Kalau PLTN jadi dibangun di Semenanjung Muria (2008), paling-paling para penggemar bandeng presto dari Juwana-Lasem-Rembang dsb akan kecewa karena limbah PLTN yang berupa air hangat akan mempengaruhi tambak-2 di wilayah ini. Salam hangat, Sugeng - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, April 18, 2007 9:03 AM Subject: RE: [iagi-net-l] PLTN , Peringatan Dini dari Sesar Muria Minggu lalu saya berdiskusi dengan teman-teman ex BATAN yang sekarang ada di BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir - ini adalah badan yang mengawasi penggunaan material radioaktif dan tracer di semua industri dan lembaga2 di Indonesia, termasuk penggunaan material radioaktif oleh logging company). Saya bertanya, bagaimana kabar rencana pembangunan PLTN di Semenanjung Muria. Dijawab, tahun 2008 mulai tender. Saat ditanya mengapa PLTN akan dibangun di Semenanjung Muria dan bukan di Kalimantan yang paling aman dari gempa. Dijawab, tak ada pasarnya kalau dibangun di Kalimantan sebab yang sangat butuh listrik adalah Pulau Jawa dan yang paling aman dari kegempaan di Jawa adalah Semenanjung Muria, maka diputuskanlah PLTN dibangun di Jawa di Semenanjung Muria dengan pertimbangan pasar dan kestabilan geologi. Sekarang kita coba lihat bagaimana kestabilan Muria. Memang di bawah Muria ada sesar besar tua (latest Cretaceous-Eocene) Meratus-Muria-Kebumen (BD-TL) yang dalam analisis saya adalah sinistral. Sesar ini bertanggung jawab untuk munculnya backarc volcanism potassic ala Muria dan ultra-potassic ala Bawean, juga tingginya CO2 content di wilayah ini. Sebagai konduit magmatis ia pernah aktif di sekitar Kuarter Bawah. Menabrak terhadap sesar ini ada splay sesar sinistral besar yang lain bernama Rembang-Madura-Kangean-Sakala. Ini berumur lebih muda, Miosen Tengah-Atas, pernah teraktifkan saat pembengkokan Busur Banda di ujung timurnya terjadi, tetapi relatif tak aktif juga. Apakah sesar2 ini akan teraktifkan oleh gempa seperti Sesar Opak di Yogya ? Kalau kita menganggap bahwa prima causa gempa2 di Jawa adalah kompresi akibat subduksi di selatan Jawa, maka kecil kemungkinan bahwa Sesar