Re: [iagi-net-l] Lusi (LOTvs SIDPP)

2007-03-21 Thread Nataniel Mangiwa

"Kasus 2: MW < FP (tekanan lumpur di lubang lebih kecil dari tekanan formasi)
 Maka akan terjadi kick --> close BOP"

- ga selalu Don. kan ada juga under balance drilling.
- MW < FP bisa aja aman, asal mobility sangat kecil less than 1 md/cp
trus open hole nya ga dibiarin kebuka kelamaan. TD lgsg run csg, tanpa
logging (wsg boleh pulang..hehehehehee..). kayaknya MW ini lebih tepat
lagi kalau disebut sebagai ECD.


On 3/22/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Mas syaiful,
Maaf kalau agak sedikit beda nich mas,
Menurut saya nilai LOT tidak sama dengan Formation pressure (FP).
LOT lebih merefleksikan nilai FG (Fracture gradient).  FG akan semakin besar 
seiring dengan semakin dalam suatu pengeboran.
Hal ini inilah yang menyebabkan kenapa disarankan untuk memasang casing 
terlebih dahulu sebelum menembus zona yang diperkirakan high pressure.
FG ini sangat dipengaruhi oleh overburden dan sedikit sekali pengaruh dari 
jenis lithologynya dan tidak dipengaruhi oleh tekanan formasi.

LOT (leak off test), dilakukan pada saat mulai pengeboran section baru, dibawah 
casing setelah kita mengebor cement.
Fyi, di ENI kita melakukan LOT dua kali setiap section.
Yang pertama, tepat dibawah casing shoe, setelah kita mengebor 15' new 
formation. (umumnya shale lithology)
Yang kedua, setelah kita penetrate first sand layer. Dari pengalaman, nilai LOT 
kedua (sand) lebih kecil dari yang pertama (shale) walaupun tidak significant.

Pre drilling, FG diestimasi dari seismik.  Tetapi untuk actual valuenya, harus 
didapatkan dari LOT (leak of test).
Disinilah arti pentingnya strategi pemasangan casing.
Karena selama drilling, harga LOT HARUS lebih besar dari expectasi formation 
pressure (FP).  Bahkan LOT harus lebih besar dari ECD (equivalent circulating 
density, kalau tidak akan terjadi hilangnya lumpur ke formasi (Loses).

While drilling, nilai FP dapat diestimasi dari resistivity LWD.
Jika dalam pengeboran kita menghadapi situasi dimana FP sudah sama atau lebih 
tinggi dari harga LOT,
maka Kita "HARUS" stop drilling untuk memasang casing terlebih dahulu sebelum 
meneruskannya.

Sedangkan SIDPP dapat mencerminkan FP (formation pressure) bukan tekanan lumpur 
di annulus (lubang bor).
Kalau terjadi kick, pada umumnya BOP akan ditutup kemudian diukur nilai SICP 
dan SIDPP.
Walaupun pada dasarnya SIDPP ini tidak diukur langsung dari formasi dengan alat 
pressure testing (MDT, RDT or RCI).
Tetapi pengukuran ini dpt merefleksikan berapa besaran formation pressure.

Kedua nilai ini (SICP dan SIDPP) digunakan untuk menghitung: 1.  berapa berat "kill 
mud" yang bisa dipakai untuk menghentikan kick dan 2. berapa nilai FP dibawah yang 
menyebabkan kick terjadi.
kita dapat menghitung FP dengan rumus sederhana berdasarkan depth dan besar 
pressure yang tercatat.

Sebagian Kondisi yang umum ditemukan dalam pengeboran,

Kasus 1: MW > FP (tekanan lumpur di lubang lebih besar dari tekanan formasi)
Maka  tidak terjadi kick --> normal operation.

Kasus 2: MW < FP (tekanan lumpur di lubang lebih kecil dari tekanan formasi)
 Maka akan terjadi kick --> close BOP
Kasus kedua dapat dibagi lagi menjadi 2 kondisi,
2 a. Jika LOT > FP (Ketahanan batuan lebih besar dari tekanan formasi)
  Kick - Close BOP - pump kill mud --> Well terkendali (Lusi karena 
Gempa)

2 b. Jika LOT < FP (Ketahanan batuan lebih kecil dari tekanan formasi)
 Kick - Close BOP - Formation terlemah akan pecah --> Underground blow 
out (Lusi di 'trigger' oleh pengeboran)

Yang manakah yang terjadi pada kasus Lusi ?

Mudah2an cukup jelas.

Salam
ROMDONI
Operation Geologist
Eni Indonesia

Phone: 021-52997254
HP: 081381877717
Email: [EMAIL PROTECTED]



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Lusi (LOTvs SIDPP)

2007-03-21 Thread romdoni
Betul sekali than,
Seperti ku bilang sebelumnya, aku cuma ngebahas "kondisi secara umum" 
dalam kaitan dengan Lusi.
Pada uraian tadi aku juga tidak membedakan MW dengan ECD, karena akan 
banyak lagi kemungkinan kondisi lainnya.

Silahkan rekan2 untuk input lainnya, apalagi kalau ada info/data tambahan.

Best Regards,
ROMDONI
Operation Geologist
Eni Indonesia

Phone: 021-52997254
HP: 081381877717
Email: [EMAIL PROTECTED]






"Nataniel Mangiwa" <[EMAIL PROTECTED]>
03/22/2007 09:47 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
    Subject:        Re: [iagi-net-l] Lusi (LOTvs SIDPP)


"Kasus 2: MW < FP (tekanan lumpur di lubang lebih kecil dari tekanan 
formasi)
  Maka akan terjadi kick --> close BOP"

- ga selalu Don. kan ada juga under balance drilling.
- MW < FP bisa aja aman, asal mobility sangat kecil less than 1 md/cp
trus open hole nya ga dibiarin kebuka kelamaan. TD lgsg run csg, tanpa
logging (wsg boleh pulang..hehehehehee..). kayaknya MW ini lebih tepat
lagi kalau disebut sebagai ECD.


On 3/22/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mas syaiful,
> Maaf kalau agak sedikit beda nich mas,
> Menurut saya nilai LOT tidak sama dengan Formation pressure (FP).
> LOT lebih merefleksikan nilai FG (Fracture gradient).  FG akan semakin 
besar seiring dengan semakin dalam suatu pengeboran.
> Hal ini inilah yang menyebabkan kenapa disarankan untuk memasang casing 
terlebih dahulu sebelum menembus zona yang diperkirakan high pressure.
> FG ini sangat dipengaruhi oleh overburden dan sedikit sekali pengaruh 
dari jenis lithologynya dan tidak dipengaruhi oleh tekanan formasi.
>
> LOT (leak off test), dilakukan pada saat mulai pengeboran section baru, 
dibawah casing setelah kita mengebor cement.
> Fyi, di ENI kita melakukan LOT dua kali setiap section.
> Yang pertama, tepat dibawah casing shoe, setelah kita mengebor 15' new 
formation. (umumnya shale lithology)
> Yang kedua, setelah kita penetrate first sand layer. Dari pengalaman, 
nilai LOT kedua (sand) lebih kecil dari yang pertama (shale) walaupun 
tidak significant.
>
> Pre drilling, FG diestimasi dari seismik.  Tetapi untuk actual valuenya, 
harus didapatkan dari LOT (leak of test).
> Disinilah arti pentingnya strategi pemasangan casing.
> Karena selama drilling, harga LOT HARUS lebih besar dari expectasi 
formation pressure (FP).  Bahkan LOT harus lebih besar dari ECD 
(equivalent circulating density, kalau tidak akan terjadi hilangnya lumpur 
ke formasi (Loses).
>
> While drilling, nilai FP dapat diestimasi dari resistivity LWD.
> Jika dalam pengeboran kita menghadapi situasi dimana FP sudah sama atau 
lebih tinggi dari harga LOT,
> maka Kita "HARUS" stop drilling untuk memasang casing terlebih dahulu 
sebelum meneruskannya.
>
> Sedangkan SIDPP dapat mencerminkan FP (formation pressure) bukan tekanan 
lumpur di annulus (lubang bor).
> Kalau terjadi kick, pada umumnya BOP akan ditutup kemudian diukur nilai 
SICP dan SIDPP.
> Walaupun pada dasarnya SIDPP ini tidak diukur langsung dari formasi 
dengan alat pressure testing (MDT, RDT or RCI).
> Tetapi pengukuran ini dpt merefleksikan berapa besaran formation 
pressure.
>
> Kedua nilai ini (SICP dan SIDPP) digunakan untuk menghitung: 1.  berapa 
berat "kill mud" yang bisa dipakai untuk menghentikan kick dan 2. berapa 
nilai FP dibawah yang menyebabkan kick terjadi.
> kita dapat menghitung FP dengan rumus sederhana berdasarkan depth dan 
besar pressure yang tercatat.
>
> Sebagian Kondisi yang umum ditemukan dalam pengeboran,
>
> Kasus 1: MW > FP (tekanan lumpur di lubang lebih besar dari tekanan 
formasi)
> Maka  tidak terjadi kick --> normal operation.
>
> Kasus 2: MW < FP (tekanan lumpur di lubang lebih kecil dari tekanan 
formasi)
>  Maka akan terjadi kick --> close BOP
> Kasus kedua dapat dibagi lagi menjadi 2 kondisi,
> 2 a. Jika LOT > FP (Ketahanan batuan lebih besar dari tekanan 
formasi)
>   Kick - Close BOP - pump kill mud --> Well terkendali (Lusi 
karena Gempa)
>
> 2 b. Jika LOT < FP (Ketahanan batuan lebih kecil dari tekanan 
formasi)
>  Kick - Close BOP - Formation terlemah akan pecah --> 
Underground blow out (Lusi di 'trigger' oleh pengeboran)
>
> Yang manakah yang terjadi pada kasus Lusi ?
>
> Mudah2an cukup jelas.
>
> Salam
> ROMDONI
> Operation Geologist
> Eni Indonesia
>
> Phone: 021-52997254
> HP: 081381877717
> Email: [EMAIL PROTECTED]


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to 
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition

Re: [iagi-net-l] Lusi (LOTvs SIDPP)

2007-03-22 Thread usman jauhari
Mas Romdoni,

Bisa lebih dijelaskan kalimat berikut:

"Jika dalam pengeboran kita menghadapi situasi dimana FP sudah sama atau lebih 
tinggi dari harga LOT,  
maka Kita "HARUS" stop drilling untuk memasang casing terlebih dahulu sebelum 
meneruskannya". 

Sepengetahuan saya, FP (formation pressure) tidak akan pernah melebihi FG 
(fracture gradient yg terbaca dari LOT) kecuali pada kedalaman sangat dangkal 
dimana FP dan FG dapat berhimpit nilainya.  Kalau FP sempat melebihi FG, 
formasi tsb akan bocor dan melepas pressure yg tertahan hingga pressure tsb 
mencapai harga lebih kecil dari FG. Window antara nilai FP dan FG inilah yg 
dijadikan dasar untuk design casing (selain kondisi geologi lain).

BTW, terlepas dari LUSI dan drilling program, pemahaman terhadap FP dan FG 
penting juga utk eksplorasi. Antara lain utk estimasi maksimum kolom HC yg 
dapat ditahan oleh suatu trap, juga utk pemodelan penyebaran oil dan gas dalam 
suatu rangkaian traps.

Terima kasih.

-usman

[EMAIL PROTECTED] wrote:  
Mas syaiful, 
Maaf kalau agak sedikit beda nich mas, 
Menurut saya nilai LOT tidak sama dengan Formation pressure (FP). 
LOT lebih merefleksikan nilai FG (Fracture gradient).  FG akan semakin besar 
seiring dengan semakin dalam suatu pengeboran. 
Hal ini inilah yang menyebabkan kenapa disarankan untuk memasang casing 
terlebih dahulu sebelum menembus zona yang diperkirakan high pressure. 
FG ini sangat dipengaruhi oleh overburden dan sedikit sekali pengaruh dari 
jenis lithologynya dan tidak dipengaruhi oleh tekanan formasi. 
 
LOT (leak off test), dilakukan pada saat mulai pengeboran section baru, dibawah 
casing setelah kita mengebor cement. 
Fyi, di ENI kita melakukan LOT dua kali setiap section. 
Yang pertama, tepat dibawah casing shoe, setelah kita mengebor 15' new 
formation. (umumnya shale lithology)  
Yang kedua, setelah kita penetrate first sand layer. Dari pengalaman, nilai LOT 
kedua (sand) lebih kecil dari yang pertama (shale) walaupun tidak significant. 
 
Pre drilling, FG diestimasi dari seismik.  Tetapi untuk actual valuenya, harus 
didapatkan dari LOT (leak of test). 
Disinilah arti pentingnya strategi pemasangan casing.   
Karena selama drilling, harga LOT HARUS lebih besar dari expectasi formation 
pressure (FP).  Bahkan LOT harus lebih besar dari ECD (equivalent circulating 
density, kalau tidak akan terjadi hilangnya lumpur ke formasi (Loses). 
 
While drilling, nilai FP dapat diestimasi dari resistivity LWD. 
Jika dalam pengeboran kita menghadapi situasi dimana FP sudah sama atau lebih 
tinggi dari harga LOT,  
maka Kita "HARUS" stop drilling untuk memasang casing terlebih dahulu sebelum 
meneruskannya.  
 
Sedangkan SIDPP dapat mencerminkan FP (formation pressure) bukan tekanan lumpur 
di annulus (lubang bor). 
Kalau terjadi kick, pada umumnya BOP akan ditutup kemudian diukur nilai SICP 
dan SIDPP. 
Walaupun pada dasarnya SIDPP ini tidak diukur langsung dari formasi dengan alat 
pressure testing (MDT, RDT or RCI).   
Tetapi pengukuran ini dpt merefleksikan berapa besaran formation pressure.  
 
Kedua nilai ini (SICP dan SIDPP) digunakan untuk menghitung: 1.  berapa berat 
"kill mud" yang bisa dipakai untuk menghentikan kick dan 2. berapa nilai FP 
dibawah yang menyebabkan kick terjadi.  
kita dapat menghitung FP dengan rumus sederhana berdasarkan depth dan besar 
pressure yang tercatat.  
 
Sebagian Kondisi yang umum ditemukan dalam pengeboran, 
 
Kasus 1: MW > FP (tekanan lumpur di lubang lebih besar dari tekanan formasi) 
Maka  tidak terjadi kick --> normal operation. 
 
Kasus 2: MW < FP (tekanan lumpur di lubang lebih kecil dari tekanan formasi)  
 Maka akan terjadi kick --> close BOP 
Kasus kedua dapat dibagi lagi menjadi 2 kondisi, 
2 a. Jika LOT > FP (Ketahanan batuan lebih besar dari tekanan formasi) 
  Kick - Close BOP - pump kill mud --> Well terkendali (Lusi karena 
Gempa) 
 
2 b. Jika LOT < FP (Ketahanan batuan lebih kecil dari tekanan formasi) 
 Kick - Close BOP - Formation terlemah akan pecah --> Underground blow 
out (Lusi di 'trigger' oleh pengeboran) 
 
Yang manakah yang terjadi pada kasus Lusi ?  
 
Mudah2an cukup jelas. 
 
Salam
 ROMDONI
 Operation Geologist
 Eni Indonesia
 
 Phone: 021-52997254
 HP: 081381877717
 Email: [EMAIL PROTECTED]
  
 
 
 
 

"mohammad syaiful" <[EMAIL PROTECTED]> 03/21/2007 06:11 PM 
Please respond to iagi-net 
 
 
To:iagi-net@iagi.or.id 
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada Ketua 
Umum IAGI (LOT vs SIDPP) 
 
 
kang romdoni,
 
 mungkin istilah agak berbeda, tetapi bagi yg awam soal pemboran, akan
 agak bingung juga dg beberapa istilah pemboran.
 
 utk LOT (leak off test), sebenarnya 'kan mengukur kekuatan formasi
 atau batuan (di ambang batas tekanan); jadi artinya LOT ya sama saja
 dg 'tekanan formasi' (sengaja saya tidak menerjemahkannya menjadi
 'Formation Pressure' karena sudah digunakan oleh mas romd

Re: [iagi-net-l] Lusi (LOTvs SIDPP)

2007-03-22 Thread mohammad syaiful

terimakasih mas romdoni (sori agak telat meresponnya, baru buka imil lagi
sih), sangat jelas buat saya.
menurut saya memang hanya beda definisi saja kok, pada prinsipnya saya
sepakat (jadi ingat 'perbedaan' penyebutan 'prosentasi/potensi cadangan';
kalo dulu LASMO atau Eni menyebutkan P10, utk definisi yg sama Unocal
(sekarang Chevron) menyebutnya sbg P90).

mungkin biar lebih lengkap, mas romdoni juga menjelaskan apa itu SICP (nggak
adil, masak SIDPP (atau SIDP) dijelaskan kok). sekalian diterangkan rumus
sederhana utk mendapatkan nilai tekanan pada kedalaman tertentu berdasarkan
hasil pengukuran SIDP (atau SIDPP), SICP, dan MW.

terimakasih dan salam,
syaiful


On 3/22/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:



Mas syaiful,
Maaf kalau agak sedikit beda nich mas,
Menurut saya nilai LOT tidak sama dengan Formation pressure (FP).
LOT lebih merefleksikan nilai FG (Fracture gradient).  FG akan semakin
besar seiring dengan semakin dalam suatu pengeboran.
Hal ini inilah yang menyebabkan kenapa disarankan untuk memasang casing
terlebih dahulu sebelum menembus zona yang diperkirakan high pressure.
FG ini sangat dipengaruhi oleh overburden dan sedikit sekali pengaruh dari
jenis lithologynya dan tidak dipengaruhi oleh tekanan formasi.

LOT (leak off test), dilakukan pada saat mulai pengeboran section baru,
dibawah casing setelah kita mengebor cement.
Fyi, di ENI kita melakukan LOT dua kali setiap section.
Yang pertama, tepat dibawah casing shoe, setelah kita mengebor 15' new
formation. (umumnya shale lithology)
Yang kedua, setelah kita penetrate first sand layer. Dari pengalaman,
nilai LOT kedua (sand) lebih kecil dari yang pertama (shale) walaupun tidak
significant.

Pre drilling, FG diestimasi dari seismik.  Tetapi untuk actual valuenya,
harus didapatkan dari LOT (leak of test).
Disinilah arti pentingnya strategi pemasangan casing.
Karena selama drilling, harga LOT HARUS lebih besar dari expectasi
formation pressure (FP).  Bahkan LOT harus lebih besar dari ECD (equivalent
circulating density, kalau tidak akan terjadi hilangnya lumpur ke formasi
(Loses).

While drilling, nilai FP dapat diestimasi dari resistivity LWD.
Jika dalam pengeboran kita menghadapi situasi dimana FP sudah sama atau
lebih tinggi dari harga LOT,
maka Kita "HARUS" stop drilling untuk memasang casing terlebih dahulu
sebelum meneruskannya.

Sedangkan SIDPP dapat mencerminkan FP (formation pressure) bukan tekanan
lumpur di annulus (lubang bor).
Kalau terjadi kick, pada umumnya BOP akan ditutup kemudian diukur nilai
SICP dan SIDPP.
Walaupun pada dasarnya SIDPP ini tidak diukur langsung dari formasi dengan
alat pressure testing (MDT, RDT or RCI).
Tetapi pengukuran ini dpt merefleksikan berapa besaran formation pressure.


Kedua nilai ini (SICP dan SIDPP) digunakan untuk menghitung: 1.  berapa
berat "kill mud" yang bisa dipakai untuk menghentikan kick dan 2. berapa
nilai FP dibawah yang menyebabkan kick terjadi.
kita dapat menghitung FP dengan rumus sederhana berdasarkan depth dan
besar pressure yang tercatat.

Sebagian Kondisi yang umum ditemukan dalam pengeboran,

Kasus 1: MW > FP (tekanan lumpur di lubang lebih besar dari tekanan
formasi)
Maka  tidak terjadi kick --> normal operation.

Kasus 2: MW < FP (tekanan lumpur di lubang lebih kecil dari tekanan
formasi)
 Maka akan terjadi kick --> close BOP
Kasus kedua dapat dibagi lagi menjadi 2 kondisi,
2 a. Jika LOT > FP (Ketahanan batuan lebih besar dari tekanan
formasi)
 * Kick - Close BOP - pump kill mud --> Well terkendali (Lusi
karena Gempa)*

2 b. Jika LOT < FP (Ketahanan batuan lebih kecil dari tekanan
formasi)
* Kick - Close BOP - Formation terlemah akan pecah --> Underground
blow out (Lusi di 'trigger' oleh pengeboran)*

Yang manakah yang terjadi pada kasus Lusi ?

Mudah2an cukup jelas.

Salam
ROMDONI
Operation Geologist
Eni Indonesia

Phone: 021-52997254
HP: 081381877717
Email: [EMAIL PROTECTED]





  *"mohammad syaiful" <[EMAIL PROTECTED]>*

03/21/2007 06:11 PM
Please respond to iagi-net

To:iagi-net@iagi.or.id
cc:
Subject:Re: [iagi-net-l] Respon-3 Surat Terbuka Kepada
Ketua Umum IAGI (LOT vs SIDPP)




kang romdoni,

mungkin istilah agak berbeda, tetapi bagi yg awam soal pemboran, akan
agak bingung juga dg beberapa istilah pemboran.

utk LOT (leak off test), sebenarnya 'kan mengukur kekuatan formasi
atau batuan (di ambang batas tekanan); jadi artinya LOT ya sama saja
dg 'tekanan formasi' (sengaja saya tidak menerjemahkannya menjadi
'Formation Pressure' karena sudah digunakan oleh mas romdoni sbg FP).

sedangkan yg dimaksudkan dg 'Formation Pressure dari SIDPP' (atau SIDP
saja), mungkin istilah saya adalah lebih tepat 'tekanan lumpur di
dalam lubang bor'.

dengan demikian, hanya istilahnya agak berbeda tetapi pendapat sama dg
mas romdoni:
1. underground blow out 'hanya dan hanya terjadi' karena 'tekanan
formasi' pada kedalaman tertentu lebih kecil nilainya dibandingkan dg
'tekanan l

Re: [iagi-net-l] Lusi (LOTvs SIDPP)

2007-03-22 Thread reki indrawan

Mungkin maksud dari Pak Romdoni.
Seperti imel Pak Romdoni sebelumnya, LOT biasanya kita lakukan di bawah shoe
sebelum memulai section drilling berikutnya,
misalnya LOT di bawah shoe 13 3/8" pada kedalaman 2000m bernilai 2.0 SG/16.6
ppg EMW, kemudian pada saat drilling di kedalaman 3000m kita mendapatkan
indikasi overpressure, padahal MW yang digunakan misalnya sudah 1.8 SG/ 15
ppg, otomatis nilai ECD pada waktu sirkulasi akan lebih besar dan kalau
nilai ECD melampaui harga LOT maka dapat terjadi fract di kedalaman sekitar
shoe dimana LOT biasa kita lakukan yang mungkin akan terjadi lost
circulation di zona yang fract/lemah, cmiiw

salam
Reki

On 3/22/07, usman jauhari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Mas Romdoni,

Bisa lebih dijelaskan kalimat berikut:

"Jika dalam pengeboran kita menghadapi situasi dimana FP sudah sama atau
lebih tinggi dari harga LOT,
maka Kita "HARUS" stop drilling untuk memasang casing terlebih dahulu
sebelum meneruskannya".

Sepengetahuan saya, FP (formation pressure) tidak akan pernah melebihi FG
(fracture gradient yg terbaca dari LOT) kecuali pada kedalaman sangat
dangkal dimana FP dan FG dapat berhimpit nilainya.  Kalau FP sempat melebihi
FG, formasi tsb akan bocor dan melepas pressure yg tertahan hingga pressure
tsb mencapai harga lebih kecil dari FG. Window antara nilai FP dan FG inilah
yg dijadikan dasar untuk design casing (selain kondisi geologi lain).

BTW, terlepas dari LUSI dan drilling program, pemahaman terhadap FP dan FG
penting juga utk eksplorasi. Antara lain utk estimasi maksimum kolom HC yg
dapat ditahan oleh suatu trap, juga utk pemodelan penyebaran oil dan gas
dalam suatu rangkaian traps.

Terima kasih.

-usman

[EMAIL PROTECTED] wrote:


Mas syaiful,
Maaf kalau agak sedikit beda nich mas,
Menurut saya nilai LOT tidak sama dengan Formation pressure (FP).
LOT lebih merefleksikan nilai FG (Fracture gradient).  FG akan semakin
besar seiring dengan semakin dalam suatu pengeboran.
Hal ini inilah yang menyebabkan kenapa disarankan untuk memasang casing
terlebih dahulu sebelum menembus zona yang diperkirakan high pressure.
FG ini sangat dipengaruhi oleh overburden dan sedikit sekali pengaruh dari
jenis lithologynya dan tidak dipengaruhi oleh tekanan formasi.

LOT (leak off test), dilakukan pada saat mulai pengeboran section baru,
dibawah casing setelah kita mengebor cement.
Fyi, di ENI kita melakukan LOT dua kali setiap section.
Yang pertama, tepat dibawah casing shoe, setelah kita mengebor 15' new
formation. (umumnya shale lithology)
Yang kedua, setelah kita penetrate first sand layer. Dari pengalaman,
nilai LOT kedua (sand) lebih kecil dari yang pertama (shale) walaupun tidak
significant.

Pre drilling, FG diestimasi dari seismik.  Tetapi untuk actual valuenya,
harus didapatkan dari LOT (leak of test).
Disinilah arti pentingnya strategi pemasangan casing.
Karena selama drilling, harga LOT HARUS lebih besar dari expectasi
formation pressure (FP).  Bahkan LOT harus lebih besar dari ECD (equivalent
circulating density, kalau tidak akan terjadi hilangnya lumpur ke formasi
(Loses).

While drilling, nilai FP dapat diestimasi dari resistivity LWD.
Jika dalam pengeboran kita menghadapi situasi dimana FP sudah sama atau
lebih tinggi dari harga LOT,
maka Kita "HARUS" stop drilling untuk memasang casing terlebih dahulu
sebelum meneruskannya.

Sedangkan SIDPP dapat mencerminkan FP (formation pressure) bukan tekanan
lumpur di annulus (lubang bor).
Kalau terjadi kick, pada umumnya BOP akan ditutup kemudian diukur nilai
SICP dan SIDPP.
Walaupun pada dasarnya SIDPP ini tidak diukur langsung dari formasi dengan
alat pressure testing (MDT, RDT or RCI).
Tetapi pengukuran ini dpt merefleksikan berapa besaran formation pressure.


Kedua nilai ini (SICP dan SIDPP) digunakan untuk menghitung: 1.  berapa
berat "kill mud" yang bisa dipakai untuk menghentikan kick dan 2. berapa
nilai FP dibawah yang menyebabkan kick terjadi.
kita dapat menghitung FP dengan rumus sederhana berdasarkan depth dan
besar pressure yang tercatat.

Sebagian Kondisi yang umum ditemukan dalam pengeboran,

Kasus 1: MW > FP (tekanan lumpur di lubang lebih besar dari tekanan
formasi)
Maka  tidak terjadi kick --> normal operation.

Kasus 2: MW < FP (tekanan lumpur di lubang lebih kecil dari tekanan
formasi)
 Maka akan terjadi kick --> close BOP
Kasus kedua dapat dibagi lagi menjadi 2 kondisi,
2 a. Jika LOT > FP (Ketahanan batuan lebih besar dari tekanan
formasi)
 * Kick - Close BOP - pump kill mud --> Well terkendali (Lusi
karena Gempa)*

2 b. Jika LOT < FP (Ketahanan batuan lebih kecil dari tekanan
formasi)
* Kick - Close BOP - Formation terlemah akan pecah --> Underground
blow out (Lusi di 'trigger' oleh pengeboran)*

Yang manakah yang terjadi pada kasus Lusi ?

Mudah2an cukup jelas.

Salam
ROMDONI
Operation Geologist
Eni Indonesia

Phone: 021-52997254
HP: 081381877717
Email: [EMAIL PROTECTED]






*"mohammad syaiful" <[EMAIL PROTECTED]>* 03/21/2007 06:11 PM
Please respond t

[iagi-net-l] Usul ganti judi jadi Drilling Practice for Geologist Re: [iagi-net-l] Lusi (LOTvs SIDPP)

2007-03-22 Thread Shofiyuddin

Karena diskusinya dah melebar, saya pikir judulnya diganti Drilling Practice
for Geologist ..
gimana? kayaknya lebih komersial tuh.

Mungkin mas Romdoni sama mas Nathanil bisa nyusun panduan praktis dan di
share ke kita kita semua. oke?


Re: [iagi-net-l] Usul ganti judi jadi Drilling Practice for Geologist Re: [iagi-net-l] Lusi (LOTvs SIDPP)

2007-03-22 Thread mohammad syaiful

 dan mas shofi yg memeriksa panduan tsb apakah cukup mudah utk
dimengerti oleh geolog lain yg belum/tidak punya latar-belakang
pemboran ya? he..he..

'drilling' itu memang 'judi' kok mas..

salam,
syaiful

On 3/23/07, Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Karena diskusinya dah melebar, saya pikir judulnya diganti Drilling Practice
for Geologist ..
gimana? kayaknya lebih komersial tuh.

Mungkin mas Romdoni sama mas Nathanil bisa nyusun panduan praktis dan di
share ke kita kita semua. oke?





--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Usul ganti judi jadi Drilling Practice for Geologist Re: [iagi-net-l] Lusi (LOTvs SIDPP)

2007-03-22 Thread gde . wirawan
Iya nich, jangan lupa membahas ciri2 cutting di highpressure zone sekalian
penjelasannya secara geomechanic.
Pak Shofi, udah sampai mana nyusun buku-nya:))?
-gde-

> Karena diskusinya dah melebar, saya pikir judulnya diganti Drilling
> Practice
> for Geologist ..
> gimana? kayaknya lebih komersial tuh.
>
> Mungkin mas Romdoni sama mas Nathanil bisa nyusun panduan praktis dan di
> share ke kita kita semua. oke?
>






Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-