Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-20 Terurut Topik yanto R.Sumantri


Andri

Memanng yang Abanh maksudkan bukan sosialisasi , sebab
apa yang akan disosialisasikan  ??? Kan kita belum mengetahui dengan
pasti apa penyebabnya .
Yang mungkin dapat dilakukan dan 
semestinya kita concern adalah memberikan informasi kepada
regulaator didaerah.
Beberapa kesimpulan  dari hasil diskusi di
millis idapat dijadikan umpan agar para regulat or didaerah (
Bupati , Dinas Sumberdaya Air,a DinpasPerikanan Daarat)  dapat
tergugah untuk mencari penyebab-nya.
Biasanya yang menjadi kendala
didaerah adalah biaya dan sdm ahlli dari bidang tertentu,
Tentunya
IAGI dapat membantu.
PP IAGI dapat mengirimkan surat kepada regulator
diatas dengan menyebutka beberapa   kesimpulan yang saya
sebutkan diatas ..
PP -IAGI mungkin lebih kompeten dariapada pribadi
sebagai ahli geologi .

Bukankah ini akan membantu mereka ???

Ya , sekedar pendapat .

Si Abah.

   


 Sosialisasi memang tidak mudah,
salah-salah bisa bikin panik. Mau tidak
 mau  harus diteliti dulu
air danau Maninjau dari berbagai aspek seperti
 lingkungan, inlet
-outlet air dari dan ke danau, juga geologinya. Saya
 hanya
pernah tahu ada sosialisasi geologi dari Geoteknologi LIPI tentang
 gempa dan tsunami Sumatra yang terdapat pada brosur dan poster
yang
 dibagikan kepada masyarakat luas. Dalam poster ini terdapat
gambar
 berwana berupa sketsa sederhana yang memperlihatkan Sesar
geser Semangko
 yang mempunyai sobekan berupa danau
Maninjau. Gambar ini sepertinya
 mensiratkan terjadinya danau
Maninjau sebagai danau Volcano-Tectonic.
 
 Untuk
penelitian awal air dibagian dalam, mungkin dipakai metoda CTD

maupun grabing untuk sedimen dasar danau submarine camera.
Ketiga
 metoda ini cukup baik digunakan untuk mencari zona
black smocker dan
 indikator active
hidrothermal vent di dasar laut sekitar G. Komba
 (Laut
diutara Flores) dan Pacmanus di Lautan Pacific sekitar New

Hebrides. Namun demikian prioritaskan dugaan dari pencemaran lingkungan
 (in let  out let) air danau (karena ini yg mungkin paling
murah dan
 tidak rumit). Konon sisa -sisa makanan ikan yang
membusuk bisa juga
 menyebabkan ikan podo mendem
seperti yang terjadi di Saguling.
 Sosialisasi untuk kasus ini
sebaiknya bukan hanya dari kelompok geologi,
 tapi juga dari
dept. perikanan dan pertanian serta kementrian lingkungan
 hidup.
Adakah kemungkinan tambang emas (rakyat ?)  atau industri yang

berada di hulu sungai yang bermuara di danau Maninjau yang turut

menyumbang racun via sungai ?
 
 Salam
 Andri SSM
 
 yanto R.Sumantri wrote:
 Rekan rekan

 Diskusi mengenai hal
ini sangat menarik , saya
 memang ingin al ini dapat
memberikan manfaat pada
 sipenderita   yatu para
pemilik ikan di Maninjau.
 Jadi ingin bertanya : Apakah
sudah ada gerakan untuk menjawab
 pertanyaan Apa yang
menyebabkan ikan mati itu ' ?
 Atau ,

dengan perkataan lain :Apakah diskusi kita di millis ini .
gaungnya
 sampai ke fihak pemda atau dinas perikanan darat ?
Kalau belum bagaimana
 kita menyampaikan-nya ?

Mungkin melalui Peng Da , atau adakah
 rekan yang mengetahui
, follow up dari peristiwa Maninjau ini ?


Andri mungkin punya ?
 Terima kasih.

 Si Abah

 Catatan : Betapa kayanya S
Citarum yah , Si Abah akhir Desember pernah
 berkesempatan
mendapatkam ikan sungai di jembatan Rajamandala . Ikan
 mola 
(ikan sungai agak mirip ikan kakap putih) seberat 8,5 kg

.Lumayan disop dan kealanya digulai . enak sekali.



   Sebenarnya kehadiran sulfur di
alam biasa saja dan
 sederhana, namun sistem

 yang menghasilkan bisa dari berbagai

 sumber, termasuk dari pencemaran

 udara, air hujan hingga kotoran

 manusia. Tapi bila sulfur muncul dari

 danau-danau yang dalam

 yang
dikelilingi oleh aktifitas volkanik, penyebab

 geologi bisa


dipertimbangkan...tidak rumit koq..


Salam


 AnssM

 Saya sependapat dengan pak Koesoema ,

 mungkin agak jauh kita

 mencari alasan penyebab

 matinya ikan kan ini diakibatkan
aktifitas

 magamatism.
 Sdr Awang  secara implisit telah mengemukakan bahwa
 tida selalu magamatim penyebabnya , dengan
menyatakan

 perlunya

 membandingkan isotop S.
 Dari

 pengamatan saya , secara apriori

 berpendapat bahwa kematian

 ikan ini diakibatkan oleh terlewatinya
daya

 dukung danau

 dalam mengurangi dampak kelebihan H2S
sebagai produk dari

 kotoran  ikan
keramba.(ditambah polutan industri/rumah tangga)

 Hal ini sudah pernah terjadi juga di Saguling.


 Dengan demikian
maka

 sangat perlu diteapkan maksimal
ikan

 yang masih dapat ditolerir leh
daya

 dukung danau baik dalam

 muism penghujan dan terutama pada musim
kemarau,

 dimana

 influx air kecil dan aliran sungai sangat
lambat.

 Jadi

kalau bisa berfikiran sederhana mengapa

 harus berfikir comlicated


heheh.



 Yanto R.Sumantri



_

 Saya hanya ingin

 mengingatkan saja bahwa

 keluarnya H2S itu tidak selalu

 harus berhubungan dengan

 magmatism dan

 hydrothermal activity. Pembusukan

 zat organik itu

 sering menghasilkan H2S.
Terjadi di sedimentary



Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-16 Terurut Topik Hadianto
Pak Koesoema betul sekali.
Namun demikian perkenankan saya berbagi informasi tentang kejadian-kejadian
yang berhubungan dengan munculnya gas2 H2S dan gas lainnya kepermukaan bumi
pasca tsunami Aceh 4 tahun yang lalu. Kebetulan Badan Geologi sering sekali
ditugasi untuk memonitor munculnya berbagai macam gas bahkan minyak bumi
diberbagai wilayah khususnya di Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Agaknya ada
fenomena geologi baru (pasca tsuami Aceh) yang menarik untuk didiskusikan
oleh ahli kebumian. Saya kira bukan secara kebetulan gas-2/hydrocarbon
muncul dimana-mana pasca tsunami tersebut yang sebelumnya belum pernah
termonitor oleh kami mulai gas H2S, CO2, Methana dlsb. Pemerintah daerah
melalui laporan masyarakat sampai saat ini sering melaporkan munculnya gas-2
tersebut dan senantiasa kita tindak lanjuti dengan mengirimkan ahli-2
geologi kita ketempat tersebut. Berkaitan dengan matinya ikan2 di danau
maninjau mungkin juga karena ada penambahan konsntrasi gas H2S dari dasar
danau maupun dari dinding2 danau tersebut,. Untuk daerah yang satu ini
memang kita belum pernah mengirimkan tim kesana, boleh jadi gas-2 tsb juga
muncul di danau2 lainnya tapi tdk pernah dilaporkan. Boleh saya berpendapat,
kemungkinan ada gerakan-gerakan vertical yg secara intensif sedang terjadi
pasca tsunami aceh sehingga menyebabkan pendangkalan (?) dapur magma dan
juga terjadinya rekahan-2 pasca tsunami yang memfasilitasi gas-2 tsb muncul
dipermukaan. Kejadian yg perlu diperhatikan juga adalah munculnya kubah baru
di kaldera Gn.Kelud yang sangat tinggi dan mengakibatkan tertutupnya danau
kaldera yang ada disana. Baru-2 ini masyarakat danau Toba dikagetkan juga
dengan naiknya air danau toba sampai mengakibatkan banjir di kampung-2
disekitarnya dan konon permukaan air danau Toba saat lebih tinggi dari
sebelumnya. Apakah memang sedang terjadi gerakan2 vertikal sebagaimana yang
terjadi pada`saat Mio-Pliosen dan Plio-Pleistosen dan telah membentuk
morfologi rangkaian pegunungan bukit barisan dan juga pegunungan ditempat
lain (?). Saya pernah ngobrol2 ngalor ngidul dengan senior kita pak Jhon
Karamoy dikantor saya 2 bulan yg lalu tentang masalah ini. Beliau malah
memberi informasi bahwa di kepulauan mentawai dan simelue juga muncul
seepages hydrocrabon yang sebelumnya tidak pernah terinformasikan, beliau
juga menambahkan bahwa di pantai2 kedua daerah tsb sekarang dijumpai lobster
besar-2 yang hidup disana yg sebelumnya tdk pernah ada. Adakah fenomena
geologi baru pasca tsunami aceh tsb juga mengindikasikan adanya migrasi
hydrocarbon yg sedang terjadi saat ini dan bahkan terjadinya mineralisasi
baru ?? ( Mohon dg hormat pak Koesoemadan dpt meluangkan waktu memberikan
pencerahan) sudah barang tentu rekan-2 yg lain dapat memberikan pencerahan
ini khususnya terhadap diri saya yg sedang merenung masalah fenomena alam
yang sedang terjadi.. Mungkin ada baiknya bakosurtanal juga mulai mengukur
kembali triangulasi-2 yg ada saat ini, jangan-2 sudah ada perubahan baik
koordinat maupun elevasinya.
Harapan saya, pasca Tsunami Aceh membawa berkah terhadap NKRI yang kita
cintai melalui temuan-2 hydrocarbon dan mineralisasi, serta lapangan2
geothermal baru yg telah dimanifestasikan dengan fenomena alam yang muncul
disana-sini. Dengan seizin Yang Maha Kuasa, melalui ahli-2 kebumian kita
mudah2 an fenomena baru ini dapat dipecahkan secara geoscientific dan
berdampak positif terhadap perekonomian kita.

Wassalam
Hadiyanto



-


 Original Message - 
From: . .


koesoema koeso...@melsa.net.id
To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, January 14, 2009 10:27 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau


 Saya hanya ingin mengingatkan saja bahwa keluarnya H2S itu tidak selalu
 harus berhubungan dengan magmatism dan hydrothermal activity. Pembusukan
 zat organik itu sering menghasilkan H2S. Terjadi di sedimentary
 environment yang tidak ada sirkulasi oxygen (anoxic), karena tertutup
 ambang dari laut terbuka.
 Bahkan manusia sebagai organism juga sewaktu-waktu mengeluarkan H2S, jadi
 tidak selalu harus berhubungan dengan magmatism, volcanism  atau
 hydrothermal activity.
 Saya kira banyak di textbook membahas mengenai euxinic condition ini.
 Wassalam
 RPK
 On 1/14/2009, Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id wrote:

 Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya yang sangat
 berharga. Kondisi euxinic dan kaya H2S memang tidak selalu berkaitan
 dengan kegiatan volkanik, walaupun sebagian besar danau-danau seperti
 Maninjau berasosiasi dengan lingkungan gunungapi. Pengayaan sulfida
 tanpa campur tangan aktifitas hidrotermal gunungapi dan menghasilkan
 mineralisasi Cu-Pb-Zn adalah endapan Kupferschiefer (Copper Shale) yang
 terdapat cekungan Perm di Eropa Tengah. Matinya ikan didanau memang
 akibat naiknya kosentrasi H2S yang bisa disebabkan kondisi euxinic atau
 aktifitas hidrotermal didasar danau.
 
 Salam
 Andri  SSM
 
 R.P.Koesoemadinata wrote:
  Hanya mengingatkan saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air

Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-16 Terurut Topik koesoema
Saya sebetulnya tidak pernah mengatakan bahwa munculnya H2S di danau
Maninjau itu disebabkan keadaan euxinic pada dasar danau. Saya hanya
mengatakan bahwa munculnya H2S itu tidak selalu harus berhubungan dengan
magmatism, volcanism atau hydrothermal activity, tetapi dapat pula
disebabkan oleh pembusukan zat organik pada dasar danau apa yang disebut
sebagai euxinic (anoxic) condition). Apa yang terjadi di danau Maninjau
tentu tidak dapat saya katakan, karena tidak punya data apapun.
Itu saja. Apakah gempa Aceh dengan tsunaminya telah menyebabkan rekahan2
sehingga menimbulkan oil and gas seeps juga saya tidak dapat komentari,
kecuali bahwa hal itu sih  mungkin saja.
Wassalam
RPK
On 1/16/2009, Hadianto hadia...@bdg.centrin.net.id wrote:

Pak Koesoema betul sekali.
Namun demikian perkenankan saya berbagi informasi tentang kejadian-kejadian
yang berhubungan dengan munculnya gas2 H2S dan gas lainnya kepermukaan bumi
pasca tsunami Aceh 4 tahun yang lalu. Kebetulan Badan Geologi sering sekali
ditugasi untuk memonitor munculnya berbagai macam gas bahkan minyak bumi
diberbagai wilayah khususnya di Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Agaknya ada
fenomena geologi baru (pasca tsuami Aceh) yang menarik untuk didiskusikan
oleh ahli kebumian. Saya kira bukan secara kebetulan gas-2/hydrocarbon
muncul dimana-mana pasca tsunami tersebut yang sebelumnya belum pernah
termonitor oleh kami mulai gas H2S, CO2, Methana dlsb. Pemerintah daerah
melalui laporan masyarakat sampai saat ini sering melaporkan munculnya gas-2
tersebut dan senantiasa kita tindak lanjuti dengan mengirimkan ahli-2
geologi kita ketempat tersebut. Berkaitan dengan matinya ikan2 di danau
maninjau mungkin juga karena ada penambahan konsntrasi gas H2S dari dasar
danau maupun dari dinding2 danau tersebut,. Untuk daerah yang satu ini
memang kita belum pernah mengirimkan tim kesana, boleh jadi gas-2 tsb juga
muncul di danau2 lainnya tapi tdk pernah dilaporkan. Boleh saya berpendapat,
kemungkinan ada gerakan-gerakan vertical yg secara intensif sedang terjadi
pasca tsunami aceh sehingga menyebabkan pendangkalan (?) dapur magma dan
juga terjadinya rekahan-2 pasca tsunami yang memfasilitasi gas-2 tsb muncul
dipermukaan. Kejadian yg perlu diperhatikan juga adalah munculnya kubah baru
di kaldera Gn.Kelud yang sangat tinggi dan mengakibatkan tertutupnya danau
kaldera yang ada disana. Baru-2 ini masyarakat danau Toba dikagetkan juga
dengan naiknya air danau toba sampai mengakibatkan banjir di kampung-2
disekitarnya dan konon permukaan air danau Toba saat lebih tinggi dari
sebelumnya. Apakah memang sedang terjadi gerakan2 vertikal sebagaimana yang
terjadi pada`saat Mio-Pliosen dan Plio-Pleistosen dan telah membentuk
morfologi rangkaian pegunungan bukit barisan dan juga pegunungan ditempat
lain (?). Saya pernah ngobrol2 ngalor ngidul dengan senior kita pak Jhon
Karamoy dikantor saya 2 bulan yg lalu tentang masalah ini. Beliau malah
memberi informasi bahwa di kepulauan mentawai dan simelue juga muncul
seepages hydrocrabon yang sebelumnya tidak pernah terinformasikan, beliau
juga menambahkan bahwa di pantai2 kedua daerah tsb sekarang dijumpai lobster
besar-2 yang hidup disana yg sebelumnya tdk pernah ada. Adakah fenomena
geologi baru pasca tsunami aceh tsb juga mengindikasikan adanya migrasi
hydrocarbon yg sedang terjadi saat ini dan bahkan terjadinya mineralisasi
baru ?? ( Mohon dg hormat pak Koesoemadan dpt meluangkan waktu memberikan
pencerahan) sudah barang tentu rekan-2 yg lain dapat memberikan pencerahan
ini khususnya terhadap diri saya yg sedang merenung masalah fenomena alam
yang sedang terjadi.. Mungkin ada baiknya bakosurtanal juga mulai mengukur
kembali triangulasi-2 yg ada saat ini, jangan-2 sudah ada perubahan baik
koordinat maupun elevasinya.
Harapan saya, pasca Tsunami Aceh membawa berkah terhadap NKRI yang kita
cintai melalui temuan-2 hydrocarbon dan mineralisasi, serta lapangan2
geothermal baru yg telah dimanifestasikan dengan fenomena alam yang muncul
disana-sini. Dengan seizin Yang Maha Kuasa, melalui ahli-2 kebumian kita
mudah2 an fenomena baru ini dapat dipecahkan secara geoscientific dan
berdampak positif terhadap perekonomian kita.

Wassalam
Hadiyanto



-


 Original Message -
From: . .


koesoema koeso...@melsa.net.id
To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, January 14, 2009 10:27 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau


 Saya hanya ingin mengingatkan saja bahwa keluarnya H2S itu tidak selalu
 harus berhubungan dengan magmatism dan hydrothermal activity. Pembusukan
 zat organik itu sering menghasilkan H2S. Terjadi di sedimentary
 environment yang tidak ada sirkulasi oxygen (anoxic), karena tertutup
 ambang dari laut terbuka.
 Bahkan manusia sebagai organism juga sewaktu-waktu mengeluarkan H2S, jadi
 tidak selalu harus berhubungan dengan magmatism, volcanism  atau
 hydrothermal activity.
 Saya kira banyak di textbook membahas mengenai euxinic condition ini.
 Wassalam
 RPK
 On 1/14/2009, Andri Slamet

Re: [iagi-net-l] Aktifitas Bakteri Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-16 Terurut Topik Hendratno Agus
Yang unik, kenapa H2S tersebut terakumulasi banyak saat ini sehingga membunuh 
ikan-ikan di danau. Kalau lingkungan danau vulkanik tersebut sudah jelas 
mempunyai peluang pengkayaan H2S atau pun pengkayaan oleh lingkungan yang 
ekstrim (anoxic, atau pengkayaan oleh aktivitas bakteri), dan itu telah 
berlangsung sejak lama, maka ekosistem danau akan menjadi semcam danau mati 
dengan lingkungan yang sangat ekstrim. Lalu bagaimana dengan inlet-inlet yang 
masuk ke danau tersebut (sebagai faktor eksternal danau). Apakah DAS (daerah 
aliran sungai) yang memberikan kontribusi ke ekosistem danau tersebut ada 
indikasi groundwater contaminant dari faktor geogenik dari kondisi geologi 
DAS hulu (yang kebetulan daerah mineralisasi yang berasosasi dengan 
base-metal?). 
Bersama Almarhum Prof.Rubini, pada tahun 2005, saya ingat saat melihat adanya 
pengkayaan mineral Arsenopyirit pada butiran konglomerat yang dijumpai pada 
lapisan akuifer (yang diambil dari data core) pada pemboran inti di sekitar 
Danau Luak di Cekungan Buyat, ternyata turut memberikan kontribusi yang 
signifikan pada geokimia air tanah di wilayah tersebut, kemudian turut 
mengganggu sistem kesehatan lingkungan. Hulu dari DAS Buyat adalah tipikal 
mineralisasi yang kaya aka arsenopirit. Cekungan Kuarter di Buyat dan 
sekitarnya sampai pada kedalaman lebih dari 30 tersisi oleh gravel yang kaya 
akan arsenopirit. Analog dari model ini, bagaimana jika dari hulunya DAS (yang 
sudah ada unsur contaminant) masuk ke danau (yang ikannya mendem atau 
mampus tadi) turut memberikan kontribusi pada contaminant ke ekosistem 
danau?. Hi..hi..., mengerikan.., belum lagi Danau Toba..., salah 
satu DAS hulunya juga kaya akan mineralisasi arsenopirit. Mumpung
 belum ada penambangan mineral pada hulu DAS yang masuk ke Toba, ntar jika ada 
kasus besar di Toba, tiba-tiba industri yang disalahkan??

salam, agus hendratno





From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com
Sent: Thursday, January 15, 2009 3:54:08 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Aktifitas Bakteri Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water 
 vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

Pak Rovicky,
 
Sulfur (S) dalam bentuk sulfat - SO4 berasal dari zat organik. Hujan asam juga 
mengandung sulfur yang berasal dari atmosfer, juga aktivitas volkanik 
menyemburkan gas sulfur yang lalu masuk ke atmosfer, tetapi dalam bentuk SO2. 
(ingat daur sulfur di alam, seperti daur karbon juga).
 
Bakteri merombak sulfat di alam sebagai metabolisme untuk menghasilkan energi 
(bio-energetics). Hasil rombakan ini adalah H2S. Proses rombakan ini harus 
terjadi dalam keadaan reduksi atau ketiadaan oksigen, atau anerob; sehingga 
proses rombakan sulfat yang menghasilkan H2S dilakukan oleh bakteri2 anerob di 
lingkungan reduksi/anoxic/euxinic. 
 
H2S yang berbau busuk itu juga dihasilkan secara anorganik dalam gas2 volkanik. 
Proses ini terjadi karena hidrolisis mineral sulfida. Kalau kita mau ke Ciater 
dan lewat Tangkuban Perahu, sering tercium bau telur busuk H2S ini, itu adalah 
H2S anorganik yang tak  punya hubungan apa2 dengan bakteri. H2S anorganik juga 
bisa disemburkan oleh mata air panas - ini masih berhubungan dengan volkanisme.
 
H2S anorganik dan organik juga terjadi di minyak atau gas. Ada lapangan gas 
(bukan di Indonesia) yang hampir semua isinya (90 %)adalah gas H2S.
 
Ada anaerobic bacteria yang membebaskan H2S ketika mereka merombak atau 
mencerna  asam amino (banyak di protein) yang mengandung sulfur, terutama pada 
saat pembusukan  zat organik.  
 
Sebenarnya, manusia juga memproduksi H2S dalam jumlah kecil, agen penghasilnya 
sama juga yaitu bakteri penghasil H2S yang berada di usus besar. Gas H2S-nya 
suka kita keluarkan pada saat kentut -ini bagian metabolisme pencernaan. Bila 
tak dikeluarkan perut akan kembung oleh H2S. Bakteri yang sama pun 
kadang-kadang beroperasi di mulut -dan itu menyebabkan bau mulut.
 
H2S naik ke atas melalui proses normal upwelling mengikuti sirkulasi air 
sebagai bagian keseimbangan massa di tubuh air. Di atas terjadi kekurangan 
massa akibat badai atau cuaca buruk, tempatnya digantikan oleh air dari bawah 
yang kebetulan kaya H2S.
 
Salam,
awang
 
-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Thursday, January 15, 2009 3:04 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Aktifitas Bakteri Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water 
vs Erupsi Sulfida Dasar Danau
 
Wah smakin menarik.
Sependek pengetahuan saya. Kalau bakteri tentunya tidak memproduksi
tapi mengumpulkan Sulphur. Yang saya masih bertanya-tanya darimana
ubsur S ini berasal ? Apakah hujan asam ataukah aktifitas magmatic dan
atau volcanic.
Sulphur atau sulphate merupakan compund yg diketemukan di alam. Apa yg
dilakukan bakteri sehingga mereka memerlukannya atau mengumpulkan
unsur S menjadi H2S ? Apalah bakteri ini memakan Sulphate atau FeS dan
menguraikannya

Re: [iagi-net-l] Aktifitas Bakteri Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-15 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Wah smakin menarik.
Sependek pengetahuan saya. Kalau bakteri tentunya tidak memproduksi
tapi mengumpulkan Sulphur. Yang saya masih bertanya-tanya darimana
ubsur S ini berasal ? Apakah hujan asam ataukah aktifitas magmatic dan
atau volcanic.
Sulphur atau sulphate merupakan compund yg diketemukan di alam. Apa yg
dilakukan bakteri sehingga mereka memerlukannya atau mengumpulkan
unsur S menjadi H2S ? Apalah bakteri ini memakan Sulphate atau FeS dan
menguraikannya menjadi H2S ?

Rdp

On 1/15/09, wahyu budi wahyubudisetya...@yahoo.com wrote:
 Dear All,

 Saya ingin memberikan sedikit penjelasan bahwa pembentukan gas H2S di dasar
 danau itu adalah karena aktifitas bakteri pereduksi sulfat. Bakteri tersebut
 hadir di lingkungan tanpa oksigen atau reduksi seperti di dasar danau atau
 di dasar laut. Apabila di lingkungan yang mengandung oksigen atau oksidasi,
 proses dekomposisi mempergunakan ion oksigen dan menghasilkan CO2, maka di
 lingkungan anaerob atau reduksi, bakteri menggunakan ion sulfat dan
 menghasilkan H2S.Gas inilah yang kemudian naik dan menyebabkan kematian
 ikan-ikan di danau.
 Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana gas tersebut bisa bebas dari dasar
 danau dan naik ke permukaan?

 Salam,
 WBS


 --- On Wed, 1/14/09, koesoema koeso...@melsa.net.id wrote:

 From: koesoema koeso...@melsa.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water  vs Erupsi Sulfida Dasar
 Danau
 To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id
 Date: Wednesday, January 14, 2009, 10:27 PM
 Saya hanya ingin mengingatkan saja bahwa keluarnya H2S itu
 tidak selalu
 harus berhubungan dengan magmatism dan hydrothermal
 activity. Pembusukan
 zat organik itu sering menghasilkan H2S. Terjadi di
 sedimentary
 environment yang tidak ada sirkulasi oxygen (anoxic),
 karena tertutup
 ambang dari laut terbuka.
 Bahkan manusia sebagai organism juga sewaktu-waktu
 mengeluarkan H2S, jadi
 tidak selalu harus berhubungan dengan magmatism, volcanism
 atau
 hydrothermal activity.
 Saya kira banyak di textbook membahas mengenai euxinic
 condition ini.
 Wassalam
 RPK
 On 1/14/2009, Andri Slamet Subandrio
 an...@gc.itb.ac.id wrote:

 Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya
 yang sangat
 berharga. Kondisi euxinic dan kaya H2S memang tidak
 selalu berkaitan
 dengan kegiatan volkanik, walaupun sebagian besar
 danau-danau seperti
 Maninjau berasosiasi dengan lingkungan gunungapi.
 Pengayaan sulfida
 tanpa campur tangan aktifitas hidrotermal gunungapi dan
 menghasilkan
 mineralisasi Cu-Pb-Zn adalah endapan Kupferschiefer
 (Copper Shale) yang
 terdapat cekungan Perm di Eropa Tengah. Matinya ikan
 didanau memang
 akibat naiknya kosentrasi H2S yang bisa disebabkan
 kondisi euxinic atau
 aktifitas hidrotermal didasar danau.
 
 Salam
 Andri  SSM
 
 R.P.Koesoemadinata wrote:
  Hanya mengingatkan saja bahwa terjadi pemunculan
 H2S di air Danau
  tidak selalu harus dihubungkan dengan magmatism
 atau hydothermal
  activity.
  Sejak saya kuliah diajarkan bahwa extremely
 reducing sedimentary
  environment diberbagai danau di dunia, bahkan di
 laut tertutup pun
  dapat terjadi euxinic basins (mungkin sekarang
 disebutnya anoxic), di
  mana zat organic membusuk menjadi sapropel, dan
 sewaktu-waktu
  mengeluarkan H2S yang membunuh organisme di dekat
 permukaan danau,
  sehingga menambah lagi supply zat organik yang
 membusuk, serta
  menghasilkan black shale facies yang khas dengan
 golden fossils-nya,
  karena cangkang fosil sudah diubah dengan pyrit.
 Salah satu contoh
  dari suatu euxinic basinsering disebut-sebut Laut
 Hitam (Black Sea).
  Hanya sekadar tambahan saja
  Wassalam
  RPK
  - Original Message - From: Andri
 Slamet Subandrio
  an...@gc.itb.ac.id
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Tuesday, January 13, 2009 8:45 AM
  Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi
 Sulfida Dasar Danau
 
 
  IAGI Netter yang budiman,
 
  Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung
 Setiabudi Djaelani. Ikan
  danau terkapar karena kemungkinan semburan
 sulfida dari dasar danau.
  Fenomena ini sebenarnya merupakan fenomena
 umum didaerah gunungapi,
  apalagi yang terkaya seperti Indonesia. Erupsi
 sulfida ini merupakan
  proses hidrotermal yang bisa terjadi didarat
 atau dibawah air. Proses
  ini merupakan paduan antara aspek rekahan,
 reservoir dan magmatisme.
  Rekahan merupakan bagian dari saluran yang
 menghubungkan air
  meteorik, air danau atau air laut dengan
 reservoir yang  terpanaskan
  oleh magma dibawahnya. Disinahlah terjadi
 sirkulasi hidrotermal yang
  bisa mengeluarkan sulfida, sulfat, serta
 semburan ion-ion metal
  sepertu Cu, Au, Hg, As, Fe, Pb, Zn dsb kedasar
 danau atau laut. VMS
  (Volcanic Massive Sulfide) yang sudah sangat
 terkenal sebagai
  penghasil logam dasar (Cu-Pb-Zn) barit, dan
 gipsum juga didahului
  oleh semburan asap hitam (black smoker) atau
 putih didasar danau atau
  cekungan yang mengandung sulfida. Danau-danau
 di Sumatra berasosiasi
  dengan gunungapi juga patahan besar Semangko,
 dengan demikian
  fenomena semburan sulfida

Re: [iagi-net-l] Aktifitas Bakteri Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-15 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rovicky,
 
Sulfur (S) dalam bentuk sulfat - SO4 berasal dari zat organik. Hujan asam juga 
mengandung sulfur yang berasal dari atmosfer, juga aktivitas volkanik 
menyemburkan gas sulfur yang lalu masuk ke atmosfer, tetapi dalam bentuk SO2. 
(ingat daur sulfur di alam, seperti daur karbon juga).
 
Bakteri merombak sulfat di alam sebagai metabolisme untuk menghasilkan energi 
(bio-energetics). Hasil rombakan ini adalah H2S. Proses rombakan ini harus 
terjadi dalam keadaan reduksi atau ketiadaan oksigen, atau anerob; sehingga 
proses rombakan sulfat yang menghasilkan H2S dilakukan oleh bakteri2 anerob di 
lingkungan reduksi/anoxic/euxinic. 
 
H2S yang berbau busuk itu juga dihasilkan secara anorganik dalam gas2 volkanik. 
Proses ini terjadi karena hidrolisis mineral sulfida. Kalau kita mau ke Ciater 
dan lewat Tangkuban Perahu, sering tercium bau telur busuk H2S ini, itu adalah 
H2S anorganik yang tak  punya hubungan apa2 dengan bakteri. H2S anorganik juga 
bisa disemburkan oleh mata air panas - ini masih berhubungan dengan volkanisme.
 
H2S anorganik dan organik juga terjadi di minyak atau gas. Ada lapangan gas 
(bukan di Indonesia) yang hampir semua isinya (90 %)adalah gas H2S.
 
Ada anaerobic bacteria yang membebaskan H2S ketika mereka merombak atau 
mencerna  asam amino (banyak di protein) yang mengandung sulfur, terutama pada 
saat pembusukan  zat organik.  
 
Sebenarnya, manusia juga memproduksi H2S dalam jumlah kecil, agen penghasilnya 
sama juga yaitu bakteri penghasil H2S yang berada di usus besar. Gas H2S-nya 
suka kita keluarkan pada saat kentut -ini bagian metabolisme pencernaan. Bila 
tak dikeluarkan perut akan kembung oleh H2S. Bakteri yang sama pun 
kadang-kadang beroperasi di mulut -dan itu menyebabkan bau mulut.
 
H2S naik ke atas melalui proses normal upwelling mengikuti sirkulasi air 
sebagai bagian keseimbangan massa di tubuh air. Di atas terjadi kekurangan 
massa akibat badai atau cuaca buruk, tempatnya digantikan oleh air dari bawah 
yang kebetulan kaya H2S.
 
Salam,
awang
 
-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Thursday, January 15, 2009 3:04 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Aktifitas Bakteri Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water 
vs Erupsi Sulfida Dasar Danau
 
Wah smakin menarik.
Sependek pengetahuan saya. Kalau bakteri tentunya tidak memproduksi
tapi mengumpulkan Sulphur. Yang saya masih bertanya-tanya darimana
ubsur S ini berasal ? Apakah hujan asam ataukah aktifitas magmatic dan
atau volcanic.
Sulphur atau sulphate merupakan compund yg diketemukan di alam. Apa yg
dilakukan bakteri sehingga mereka memerlukannya atau mengumpulkan
unsur S menjadi H2S ? Apalah bakteri ini memakan Sulphate atau FeS dan
menguraikannya menjadi H2S ?
 
Rdp

--- On Thu, 1/15/09, wahyu budi wahyubudisetya...@yahoo.com wrote:

From: wahyu budi wahyubudisetya...@yahoo.com
Subject: [iagi-net-l] Aktifitas Bakteri Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs 
Erupsi Sulfida Dasar Danau
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, January 15, 2009, 2:25 PM

Dear All, 

Saya ingin memberikan sedikit penjelasan bahwa pembentukan gas H2S di dasar
danau itu adalah karena aktifitas bakteri pereduksi sulfat. Bakteri tersebut
hadir di lingkungan tanpa oksigen atau reduksi seperti di dasar danau atau di
dasar laut. Apabila di lingkungan yang mengandung oksigen atau oksidasi, proses
dekomposisi mempergunakan ion oksigen dan menghasilkan CO2, maka di lingkungan
anaerob atau reduksi, bakteri menggunakan ion sulfat dan menghasilkan H2S.Gas
inilah yang kemudian naik dan menyebabkan kematian ikan-ikan di danau.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana gas tersebut bisa bebas dari dasar
danau dan naik ke permukaan?

Salam,
WBS 


--- On Wed, 1/14/09, koesoema koeso...@melsa.net.id wrote:

 From: koesoema koeso...@melsa.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water  vs Erupsi Sulfida Dasar
Danau
 To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id
 Date: Wednesday, January 14, 2009, 10:27 PM
 Saya hanya ingin mengingatkan saja bahwa keluarnya H2S itu
 tidak selalu
 harus berhubungan dengan magmatism dan hydrothermal
 activity. Pembusukan
 zat organik itu sering menghasilkan H2S. Terjadi di
 sedimentary
 environment yang tidak ada sirkulasi oxygen (anoxic),
 karena tertutup
 ambang dari laut terbuka.
 Bahkan manusia sebagai organism juga sewaktu-waktu
 mengeluarkan H2S, jadi
 tidak selalu harus berhubungan dengan magmatism, volcanism 
 atau
 hydrothermal activity. 
 Saya kira banyak di textbook membahas mengenai euxinic
 condition ini.
 Wassalam
 RPK
 On 1/14/2009, Andri Slamet Subandrio
 an...@gc.itb.ac.id wrote:
 
 Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya
 yang sangat
 berharga. Kondisi euxinic dan kaya H2S memang tidak
 selalu berkaitan
 dengan kegiatan volkanik, walaupun sebagian besar
 danau-danau seperti
 Maninjau berasosiasi dengan lingkungan gunungapi.
 Pengayaan sulfida
 tanpa campur tangan aktifitas hidrotermal gunungapi dan
 menghasilkan
 mineralisasi Cu-Pb

Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-15 Terurut Topik andri
Sebenarnya kehadiran sulfur di alam biasa saja dan sederhana, namun sistem
yang menghasilkan bisa dari berbagai sumber, termasuk dari pencemaran
udara, air hujan hingga kotoran manusia. Tapi bila sulfur muncul dari
danau-danau yang dalam yang dikelilingi oleh aktifitas volkanik, penyebab
geologi bisa dipertimbangkan...tidak rumit koq..

Salam
AnssM

 Saya sependapat dengan pak Koesoema , mungkin agak jauh kita
 mencari alasan penyebab matinya ikan kan ini diakibatkan aktifitas
 magamatism.
 Sdr Awang  secara implisit telah mengemukakan bahwa
 tida selalu magamatim penyebabnya , dengan menyatakan perlunya
 membandingkan isotop S.
 Dari pengamatan saya , secara apriori
 berpendapat bahwa kematian ikan ini diakibatkan oleh terlewatinya daya
 dukung danau dalam mengurangi dampak kelebihan H2S sebagai produk dari
 kotoran  ikan keramba.(ditambah polutan industri/rumah tangga)
 Hal ini sudah pernah terjadi juga di Saguling.
 Dengan demikian maka
 sangat perlu diteapkan maksimal ikan yang masih dapat ditolerir leh daya
 dukung danau baik dalam muism penghujan dan terutama pada musim kemarau,
 dimana influx air kecil dan aliran sungai sangat lambat.

 Jadi
 kalau bisa berfikiran sederhana mengapa harus berfikir comlicated
 heheh.

 Yanto R.Sumantri

 _


     Saya hanya ingin mengingatkan saja bahwa
 keluarnya H2S itu tidak selalu
 harus berhubungan dengan
 magmatism dan hydrothermal activity. Pembusukan
 zat organik itu
 sering menghasilkan H2S. Terjadi di sedimentary
 environment yang
 tidak ada sirkulasi oxygen (anoxic), karena tertutup
 ambang dari
 laut terbuka.
 Bahkan manusia sebagai organism juga sewaktu-waktu
 mengeluarkan H2S, jadi
 tidak selalu harus berhubungan dengan
 magmatism, volcanism  atau
 hydrothermal activity.
 Saya
 kira banyak di textbook membahas mengenai euxinic condition ini.

 Wassalam
 RPK
 On 1/14/2009, Andri Slamet
 Subandrio an...@gc.itb.ac.id wrote:

Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya yang
 sangat
berharga. Kondisi euxinic dan kaya H2S memang tidak
 selalu berkaitan
dengan kegiatan volkanik, walaupun sebagian
 besar danau-danau seperti
Maninjau berasosiasi dengan
 lingkungan gunungapi. Pengayaan sulfida
tanpa campur tangan
 aktifitas hidrotermal gunungapi dan menghasilkan
mineralisasi
 Cu-Pb-Zn adalah endapan Kupferschiefer (Copper Shale) yang
terdapat cekungan Perm di Eropa Tengah. Matinya ikan didanau
 memang
akibat naiknya kosentrasi H2S yang bisa disebabkan
 kondisi euxinic atau
aktifitas hidrotermal didasar danau.

Salam
Andri  SSM

R.P.Koesoemadinata wrote:
 Hanya mengingatkan
 saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air Danau
 tidak
 selalu harus dihubungkan dengan magmatism atau hydothermal
 activity.
 Sejak saya kuliah diajarkan
 bahwa extremely reducing sedimentary
 environment
 diberbagai danau di dunia, bahkan di laut tertutup pun

 dapat terjadi euxinic basins (mungkin sekarang disebutnya anoxic), di
 mana zat organic membusuk menjadi sapropel, dan
 sewaktu-waktu
 mengeluarkan H2S yang membunuh organisme
 di dekat permukaan danau,
 sehingga menambah lagi supply
 zat organik yang membusuk, serta
 menghasilkan black
 shale facies yang khas dengan golden fossils-nya,
 karena
 cangkang fosil sudah diubah dengan pyrit. Salah satu contoh
 dari suatu euxinic basinsering disebut-sebut Laut Hitam
 (Black Sea).
 Hanya sekadar tambahan saja
 Wassalam
 RPK
 -
 Original Message -
 From: Andri Slamet Subandrio
 an...@gc.itb.ac.id
 To:
 iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, January 13,
 2009 8:45 AM
 Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs
 Erupsi Sulfida Dasar Danau


 IAGI Netter yang budiman,

 Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung Setiabudi
 Djaelani. Ikan
 danau terkapar karena kemungkinan
 semburan sulfida dari dasar danau.
 Fenomena ini
 sebenarnya merupakan fenomena umum didaerah gunungapi,
 apalagi yang terkaya seperti Indonesia. Erupsi sulfida
 ini merupakan
 proses hidrotermal yang bisa terjadi
 didarat atau dibawah air. Proses
 ini merupakan
 paduan antara aspek rekahan, reservoir dan magmatisme.
 Rekahan merupakan bagian dari saluran yang
 menghubungkan air
 meteorik, air danau atau air laut
 dengan reservoir yang  terpanaskan
 oleh magma
 dibawahnya. Disinahlah terjadi sirkulasi hidrotermal yang
 bisa mengeluarkan sulfida, sulfat, serta semburan
 ion-ion metal
 sepertu Cu, Au, Hg, As, Fe, Pb, Zn dsb
 kedasar danau atau laut. VMS
 (Volcanic Massive
 Sulfide) yang sudah sangat terkenal sebagai

 penghasil logam dasar (Cu-Pb-Zn) barit, dan gipsum juga didahului
 oleh semburan asap hitam (black smoker) atau putih
 didasar danau atau
 cekungan yang mengandung sulfida.
 Danau-danau di Sumatra berasosiasi
 dengan gunungapi
 juga patahan besar Semangko, dengan demikian

 fenomena semburan sulfida merupakan yang wajar namun perlu mendapat
 perhatian, karena mungkin saja ini menjadi pertanda
 bagi peningkatan
 aktifitas tektonik maupun vulkanik!
 Nah mungkin kita harus simak
 

Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-15 Terurut Topik Awang Satyana
Benar Pak Andri, tidak rumit. Karena Danau Maninjau adalah danau volkanik, maka 
asal H2S dari gas volkanik harus dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif. 
Kejadian ribuan ikan mati pernah juga terjadi di danau-danau volkanik 
lainnya, misalnya di Danau Batur, Bali pada Februari 2008. 
 
Memutuskan mana yang paling mungkin, dalam hal ini mudah saja, seperti yang 
saya tulis sebelumnya, gunakan analisis isotop sulfur-34. Sulfur asal organik 
(seperti yang Pak Koesoema duga) akan punya nilai delta S-34 yang negatif atau 
jauh lebih kecil dari nilai ambang batas +22 per mile, sedangkan sulfur asal 
anorganik (seperti yang Pak Andri duga) akan punya nilai positif di sekitar +22 
per mile [nilai ambang batas berdasarkan Orr dan Sinninghe-Damste (1990) 
dan Sofer (1991) ]. Apakah bisa terjadi percampuran organik dan anorganik ? 
Tentu saja, dan itu yang paling mungkin nampaknya untuk kejadian matinya 
puluhan ribu ton ikan mas dan nila di Danau Maninjau minggu kemarin. Mixing pun 
akan ditunjukkan oleh nilai isotopnya.
 
salam,
awang

--- On Thu, 1/15/09, an...@gc.itb.ac.id an...@gc.itb.ac.id wrote:

From: an...@gc.itb.ac.id an...@gc.itb.ac.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, January 15, 2009, 11:50 PM

Sebenarnya kehadiran sulfur di alam biasa saja dan sederhana, namun sistem
yang menghasilkan bisa dari berbagai sumber, termasuk dari pencemaran
udara, air hujan hingga kotoran manusia. Tapi bila sulfur muncul dari
danau-danau yang dalam yang dikelilingi oleh aktifitas volkanik, penyebab
geologi bisa dipertimbangkan...tidak rumit koq..

Salam
AnssM

 Saya sependapat dengan pak Koesoema , mungkin agak jauh kita
 mencari alasan penyebab matinya ikan kan ini diakibatkan aktifitas
 magamatism.
 Sdr Awang  secara implisit telah mengemukakan bahwa
 tida selalu magamatim penyebabnya , dengan menyatakan perlunya
 membandingkan isotop S.
 Dari pengamatan saya , secara apriori
 berpendapat bahwa kematian ikan ini diakibatkan oleh terlewatinya daya
 dukung danau dalam mengurangi dampak kelebihan H2S sebagai produk dari
 kotoran  ikan keramba.(ditambah polutan industri/rumah tangga)
 Hal ini sudah pernah terjadi juga di Saguling.
 Dengan demikian maka
 sangat perlu diteapkan maksimal ikan yang masih dapat ditolerir leh daya
 dukung danau baik dalam muism penghujan dan terutama pada musim kemarau,
 dimana influx air kecil dan aliran sungai sangat lambat.

 Jadi
 kalau bisa berfikiran sederhana mengapa harus berfikir comlicated
 heheh.

 Yanto R.Sumantri

 _


     Saya hanya ingin mengingatkan saja bahwa
 keluarnya H2S itu tidak selalu
 harus berhubungan dengan
 magmatism dan hydrothermal activity. Pembusukan
 zat organik itu
 sering menghasilkan H2S. Terjadi di sedimentary
 environment yang
 tidak ada sirkulasi oxygen (anoxic), karena tertutup
 ambang dari
 laut terbuka.
 Bahkan manusia sebagai organism juga sewaktu-waktu
 mengeluarkan H2S, jadi
 tidak selalu harus berhubungan dengan
 magmatism, volcanism  atau
 hydrothermal activity.
 Saya
 kira banyak di textbook membahas mengenai euxinic condition ini.

 Wassalam
 RPK
 On 1/14/2009, Andri Slamet
 Subandrio an...@gc.itb.ac.id wrote:

Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya yang
 sangat
berharga. Kondisi euxinic dan kaya H2S memang tidak
 selalu berkaitan
dengan kegiatan volkanik, walaupun sebagian
 besar danau-danau seperti
Maninjau berasosiasi dengan
 lingkungan gunungapi. Pengayaan sulfida
tanpa campur tangan
 aktifitas hidrotermal gunungapi dan menghasilkan
mineralisasi
 Cu-Pb-Zn adalah endapan Kupferschiefer (Copper Shale) yang
terdapat cekungan Perm di Eropa Tengah. Matinya ikan didanau
 memang
akibat naiknya kosentrasi H2S yang bisa disebabkan
 kondisi euxinic atau
aktifitas hidrotermal didasar danau.

Salam
Andri  SSM

R.P.Koesoemadinata wrote:
 Hanya mengingatkan
 saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air Danau
 tidak
 selalu harus dihubungkan dengan magmatism atau hydothermal
 activity.
 Sejak saya kuliah diajarkan
 bahwa extremely reducing sedimentary
 environment
 diberbagai danau di dunia, bahkan di laut tertutup pun

 dapat terjadi euxinic basins (mungkin sekarang disebutnya anoxic), di
 mana zat organic membusuk menjadi sapropel, dan
 sewaktu-waktu
 mengeluarkan H2S yang membunuh organisme
 di dekat permukaan danau,
 sehingga menambah lagi supply
 zat organik yang membusuk, serta
 menghasilkan black
 shale facies yang khas dengan golden fossils-nya,
 karena
 cangkang fosil sudah diubah dengan pyrit. Salah satu contoh
 dari suatu euxinic basinsering disebut-sebut Laut Hitam
 (Black Sea).
 Hanya sekadar tambahan saja
 Wassalam
 RPK
 -
 Original Message -
 From: Andri Slamet Subandrio
 an...@gc.itb.ac.id
 To:
 iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, January 13,
 2009 8:45 AM
 Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs
 Erupsi Sulfida Dasar Danau


 IAGI Netter yang budiman,

 Menarik

Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau - Zambian Copper Belt

2009-01-15 Terurut Topik Andri Slamet Subandrio
Setuju Pak Budi, untuk mineralisasi copper sulfide di Zambia memang 
sangat khas! Konon air borne deposit yang mengalami mineralisasi. Yang 
perlu disimak juga, bahwa hidrotermal tidak selalu berkaitan dengan 
magmatisme dan volkanisme. Yang penting ada heat source ada reservoir 
ada cap rock! Nah heat source bisa dari metamorfosis dan gradien 
geothermal. MVT penghasil lead terbesar didunia pada formasi batugamping 
adalah contoh nyata tanpa campur tangan magma!


Suwon
AnssM
budi santoso wrote:

Dear all:

Hanya menambahi saja: Zambian Copper Belt merupakan salah satu contoh spektakuler 
deposit tembaga sulfida bergenesa tak berhubungan (sama sekali?) dengan proses 
hydrothermal/magmatism . .  spektakuler karena: dimensi beltnya (50km x 300km 
koridor) dan grade (3-5% Cu-sulfide; oxide up to 15%; dengan ketebalan bervariasi 
antara 5-40m ) sekaligus asosiasi mineralnya . . Cobalt . . .

Saya pikir jika fenomena yang terjadi relatif dalam waktu 'singkat' 
ekskalasinya di 'danau' yang selama ini dikenal 'normal' kemungkinan paling 
mungkin adalah adanya campur tangan aktifitas tertentu (magmatism, hydrothermal 
etc) dalam kurun waktu yang juga 'tiba-tiba'.

Salam
sTJ





From: Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, January 13, 2009 9:04:26 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya yang sangat berharga. 
Kondisi euxinic dan kaya H2S memang tidak selalu berkaitan dengan kegiatan 
volkanik, walaupun sebagian besar danau-danau seperti Maninjau berasosiasi 
dengan lingkungan gunungapi. Pengayaan sulfida tanpa campur tangan aktifitas 
hidrotermal gunungapi dan menghasilkan mineralisasi Cu-Pb-Zn adalah endapan 
Kupferschiefer (Copper Shale) yang terdapat cekungan Perm di Eropa Tengah. 
Matinya ikan didanau memang akibat naiknya kosentrasi H2S yang bisa disebabkan 
kondisi euxinic atau aktifitas hidrotermal didasar danau.

Salam
Andri  SSM

R.P.Koesoemadinata wrote:
  

Hanya mengingatkan saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air Danau tidak selalu 
harus dihubungkan dengan magmatism atau hydothermal activity.
Sejak saya kuliah diajarkan bahwa extremely reducing sedimentary environment 
diberbagai danau di dunia, bahkan di laut tertutup pun dapat terjadi euxinic 
basins (mungkin sekarang disebutnya anoxic), di mana zat organic membusuk 
menjadi sapropel, dan sewaktu-waktu mengeluarkan H2S yang membunuh organisme di 
dekat permukaan danau, sehingga menambah lagi supply zat organik yang membusuk, 
serta menghasilkan black shale facies yang khas dengan golden fossils-nya, 
karena cangkang fosil sudah diubah dengan pyrit. Salah satu contoh dari suatu 
euxinic basinsering disebut-sebut Laut Hitam (Black Sea). Hanya sekadar 
tambahan saja
Wassalam
RPK
- Original Message - From: Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, January 13, 2009 8:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau




IAGI Netter yang budiman,

Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung Setiabudi Djaelani. Ikan danau 
terkapar karena kemungkinan semburan sulfida dari dasar danau. Fenomena ini 
sebenarnya merupakan fenomena umum didaerah gunungapi, apalagi yang terkaya 
seperti Indonesia. Erupsi sulfida ini merupakan proses hidrotermal yang bisa 
terjadi didarat atau dibawah air. Proses ini merupakan paduan antara aspek 
rekahan, reservoir dan magmatisme. Rekahan merupakan bagian dari saluran yang 
menghubungkan air meteorik, air danau atau air laut dengan reservoir yang  
terpanaskan oleh magma dibawahnya. Disinahlah terjadi sirkulasi hidrotermal 
yang bisa mengeluarkan sulfida, sulfat, serta semburan ion-ion metal sepertu 
Cu, Au, Hg, As, Fe, Pb, Zn dsb kedasar danau atau laut. VMS (Volcanic Massive 
Sulfide) yang sudah sangat terkenal sebagai penghasil logam dasar (Cu-Pb-Zn) 
barit, dan gipsum juga didahului oleh semburan asap hitam (black smoker) atau 
putih didasar danau atau cekungan yang
  

 mengandung sulfida. Danau-danau di Sumatra berasosiasi dengan gunungapi juga patahan 
besar Semangko, dengan demikian fenomena semburan sulfida merupakan yang wajar namun 
perlu mendapat perhatian, karena mungkin saja ini menjadi pertanda bagi peningkatan 
aktifitas tektonik maupun vulkanik! Nah mungkin kita harus simak  Smoke on The 
WaterFire in  the sky..yang tejadi di Ring of Fire Archiepelago ? Ikan 
mendem (keracunan), bau telur busuk di danau  siapa tahu bisa dijadikan 
indikator peningkatan aktifitas volkanik?
  

Salam
Andri  SSM

 
serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008

ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
 
ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38

dg tuan-rumah

Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-15 Terurut Topik yanto R.Sumantri


Rekan rekan

Diskusi mengenai hal ini sangat menarik , saya
memang ingin al ini dapat memberikan manfaat pada
sipenderita   yatu para pemilik ikan di Maninjau.
Jadi ingin bertanya : Apakah sudah ada gerakan untuk menjawab
pertanyaan Apa yang menyebabkan ikan mati itu ' ?
Atau ,
dengan perkataan lain :Apakah diskusi kita di millis ini . gaungnya
sampai ke fihak pemda atau dinas perikanan darat ? Kalau belum bagaimana
kita menyampaikan-nya ?
Mungkin melalui Peng Da , atau adakah 
rekan yang mengetahui , follow up dari peristiwa Maninjau ini ?

Andri mungkin punya ?
Terima kasih.

Si Abah

Catatan : Betapa kayanya S Citarum yah , Si Abah akhir Desember pernah
berkesempatan mendapatkam ikan sungai di jembatan Rajamandala . Ikan 
mola  (ikan sungai agak mirip ikan kakap putih) seberat 8,5 kg
.Lumayan disop dan kealanya digulai . enak sekali.

 

  Sebenarnya kehadiran sulfur di alam biasa saja dan
sederhana, namun sistem
 yang menghasilkan bisa dari berbagai
sumber, termasuk dari pencemaran
 udara, air hujan hingga kotoran
manusia. Tapi bila sulfur muncul dari
 danau-danau yang dalam
yang dikelilingi oleh aktifitas volkanik, penyebab
 geologi bisa
dipertimbangkan...tidak rumit koq..
 
 Salam

AnssM

 Saya sependapat dengan pak Koesoema ,
mungkin agak jauh kita
 mencari alasan penyebab
matinya ikan kan ini diakibatkan aktifitas
 magamatism.
 Sdr Awang  secara implisit telah mengemukakan bahwa
 tida selalu magamatim penyebabnya , dengan menyatakan
perlunya
 membandingkan isotop S.
 Dari
pengamatan saya , secara apriori
 berpendapat bahwa kematian
ikan ini diakibatkan oleh terlewatinya daya
 dukung danau
dalam mengurangi dampak kelebihan H2S sebagai produk dari

kotoran  ikan keramba.(ditambah polutan industri/rumah tangga)
 Hal ini sudah pernah terjadi juga di Saguling.

Dengan demikian maka
 sangat perlu diteapkan maksimal ikan
yang masih dapat ditolerir leh daya
 dukung danau baik dalam
muism penghujan dan terutama pada musim kemarau,
 dimana
influx air kecil dan aliran sungai sangat lambat.

 Jadi
 kalau bisa berfikiran sederhana mengapa
harus berfikir comlicated
 heheh.


Yanto R.Sumantri


_


     Saya hanya ingin
mengingatkan saja bahwa
 keluarnya H2S itu tidak selalu
 harus berhubungan dengan
 magmatism dan
hydrothermal activity. Pembusukan
 zat organik itu
 sering menghasilkan H2S. Terjadi di sedimentary
 environment yang
 tidak ada sirkulasi oxygen
(anoxic), karena tertutup
 ambang dari
 laut
terbuka.
 Bahkan manusia sebagai organism juga
sewaktu-waktu
 mengeluarkan H2S, jadi
 tidak
selalu harus berhubungan dengan
 magmatism, volcanism 
atau
 hydrothermal activity.
 Saya
 kira banyak di textbook membahas mengenai euxinic condition
ini.

 Wassalam
 RPK
 On 1/14/2009, Andri Slamet

Subandrio an...@gc.itb.ac.id wrote:

Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya
yang
 sangat
berharga. Kondisi euxinic
dan kaya H2S memang tidak
 selalu berkaitan
dengan kegiatan volkanik, walaupun sebagian
 besar danau-danau seperti
Maninjau
berasosiasi dengan
 lingkungan gunungapi. Pengayaan
sulfida
tanpa campur tangan
 aktifitas
hidrotermal gunungapi dan menghasilkan
mineralisasi
 Cu-Pb-Zn adalah endapan
Kupferschiefer (Copper Shale) yang
terdapat cekungan
Perm di Eropa Tengah. Matinya ikan didanau
 memang
akibat naiknya kosentrasi H2S yang bisa disebabkan
 kondisi euxinic atau
aktifitas hidrotermal
didasar danau.

Salam
Andri  SSM

R.P.Koesoemadinata wrote:

Hanya mengingatkan
 saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air
Danau
 tidak
 selalu harus
dihubungkan dengan magmatism atau hydothermal

activity.
 Sejak saya kuliah diajarkan
 bahwa extremely reducing sedimentary

environment
 diberbagai danau di dunia, bahkan di laut
tertutup pun

 dapat terjadi euxinic
basins (mungkin sekarang disebutnya anoxic), di

mana zat organic membusuk menjadi sapropel, dan

sewaktu-waktu
 mengeluarkan H2S yang membunuh
organisme
 di dekat permukaan danau,
 sehingga menambah lagi supply
 zat
organik yang membusuk, serta
 menghasilkan
black
 shale facies yang khas dengan golden fossils-nya,
 karena
 cangkang fosil sudah diubah
dengan pyrit. Salah satu contoh
 dari suatu
euxinic basinsering disebut-sebut Laut Hitam
 (Black Sea).
 Hanya sekadar tambahan saja
 Wassalam
 RPK
 -
 Original Message -

From: Andri Slamet Subandrio
 an...@gc.itb.ac.id
 To:
 iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, January 13,
 2009 8:45
AM
 Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water
vs
 Erupsi Sulfida Dasar Danau


 IAGI Netter yang
budiman,


Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung Setiabudi

Djaelani. Ikan
 danau terkapar karena
kemungkinan
 semburan sulfida dari dasar danau.
 Fenomena ini
 sebenarnya merupakan
fenomena umum didaerah gunungapi,
 apalagi
yang terkaya seperti Indonesia. Erupsi sulfida
 ini
merupakan
 proses hidrotermal yang bisa
terjadi
 didarat atau dibawah air. Proses
 ini merupakan
 paduan antara aspek
rekahan, reservoir dan magmatisme.
 Rekahan
merupakan 

Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-15 Terurut Topik Andri Slamet Subandrio
Sosialisasi memang tidak mudah, salah-salah bisa bikin panik. Mau tidak 
mau  harus diteliti dulu air danau Maninjau dari berbagai aspek seperti 
lingkungan, inlet -outlet air dari dan ke danau, juga geologinya. Saya 
hanya pernah tahu ada sosialisasi geologi dari Geoteknologi LIPI tentang 
gempa dan tsunami Sumatra yang terdapat pada brosur dan poster yang 
dibagikan kepada masyarakat luas. Dalam poster ini terdapat gambar 
berwana berupa sketsa sederhana yang memperlihatkan Sesar geser Semangko 
yang mempunyai sobekan berupa danau Maninjau. Gambar ini sepertinya 
mensiratkan terjadinya danau Maninjau sebagai danau Volcano-Tectonic.


Untuk penelitian awal air dibagian dalam, mungkin dipakai metoda CTD 
maupun grabing untuk sedimen dasar danau submarine camera. Ketiga 
metoda ini cukup baik digunakan untuk mencari zona black smocker dan 
indikator active hidrothermal vent di dasar laut sekitar G. Komba 
(Laut diutara Flores) dan Pacmanus di Lautan Pacific sekitar New 
Hebrides. Namun demikian prioritaskan dugaan dari pencemaran lingkungan 
(in let  out let) air danau (karena ini yg mungkin paling murah dan 
tidak rumit). Konon sisa -sisa makanan ikan yang membusuk bisa juga 
menyebabkan ikan podo mendem seperti yang terjadi di Saguling. 
Sosialisasi untuk kasus ini sebaiknya bukan hanya dari kelompok geologi, 
tapi juga dari dept. perikanan dan pertanian serta kementrian lingkungan 
hidup. Adakah kemungkinan tambang emas (rakyat ?)  atau industri yang 
berada di hulu sungai yang bermuara di danau Maninjau yang turut 
menyumbang racun via sungai ?


Salam
Andri SSM

yanto R.Sumantri wrote:

Rekan rekan

Diskusi mengenai hal ini sangat menarik , saya
memang ingin al ini dapat memberikan manfaat pada
sipenderita   yatu para pemilik ikan di Maninjau.
Jadi ingin bertanya : Apakah sudah ada gerakan untuk menjawab
pertanyaan Apa yang menyebabkan ikan mati itu ' ?
Atau ,
dengan perkataan lain :Apakah diskusi kita di millis ini . gaungnya
sampai ke fihak pemda atau dinas perikanan darat ? Kalau belum bagaimana
kita menyampaikan-nya ?
Mungkin melalui Peng Da , atau adakah 
rekan yang mengetahui , follow up dari peristiwa Maninjau ini ?


Andri mungkin punya ?
Terima kasih.

Si Abah

Catatan : Betapa kayanya S Citarum yah , Si Abah akhir Desember pernah
berkesempatan mendapatkam ikan sungai di jembatan Rajamandala . Ikan 
mola  (ikan sungai agak mirip ikan kakap putih) seberat 8,5 kg

.Lumayan disop dan kealanya digulai . enak sekali.

  


  Sebenarnya kehadiran sulfur di alam biasa saja dan
sederhana, namun sistem
  

yang menghasilkan bisa dari berbagai


sumber, termasuk dari pencemaran
  

udara, air hujan hingga kotoran


manusia. Tapi bila sulfur muncul dari
  

danau-danau yang dalam


yang dikelilingi oleh aktifitas volkanik, penyebab
  

geologi bisa


dipertimbangkan...tidak rumit koq..
  

Salam



AnssM
  

Saya sependapat dengan pak Koesoema ,
  

mungkin agak jauh kita
  

mencari alasan penyebab
  

matinya ikan kan ini diakibatkan aktifitas
  

magamatism.
Sdr Awang  secara implisit telah mengemukakan bahwa
tida selalu magamatim penyebabnya , dengan menyatakan
  

perlunya
  

membandingkan isotop S.
Dari
  

pengamatan saya , secara apriori
  

berpendapat bahwa kematian
  

ikan ini diakibatkan oleh terlewatinya daya
  

dukung danau
  

dalam mengurangi dampak kelebihan H2S sebagai produk dari
  
kotoran  ikan keramba.(ditambah polutan industri/rumah tangga)
  

Hal ini sudah pernah terjadi juga di Saguling.

  

Dengan demikian maka
  

sangat perlu diteapkan maksimal ikan
  

yang masih dapat ditolerir leh daya
  

dukung danau baik dalam
  

muism penghujan dan terutama pada musim kemarau,
  

dimana
  

influx air kecil dan aliran sungai sangat lambat.
  

Jadi
kalau bisa berfikiran sederhana mengapa
  

harus berfikir comlicated
  

heheh.


  

Yanto R.Sumantri
  
  

_
  

Saya hanya ingin
  

mengingatkan saja bahwa
  

keluarnya H2S itu tidak selalu
  

harus berhubungan dengan


magmatism dan
  

hydrothermal activity. Pembusukan
  

zat organik itu


sering menghasilkan H2S. Terjadi di sedimentary
  

environment yang


tidak ada sirkulasi oxygen
  

(anoxic), karena tertutup
  

ambang dari


laut
  

terbuka.
  

Bahkan manusia sebagai organism juga


sewaktu-waktu
  

mengeluarkan H2S, jadi
  

tidak


selalu harus berhubungan dengan
  
magmatism, volcanism 
  

atau
  

hydrothermal activity.
Saya


kira banyak di textbook membahas mengenai euxinic condition
  

ini.
  

Wassalam
  

RPK
On 1/14/2009, Andri Slamet


Subandrio an...@gc.itb.ac.id wrote:
  

Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya
  

yang
  

sangat
  

berharga. Kondisi euxinic
  

dan kaya H2S memang tidak
  

selalu berkaitan
 

Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau - Zambian Copper Belt

2009-01-14 Terurut Topik budi santoso
Dear all:

Hanya menambahi saja: Zambian Copper Belt merupakan salah satu contoh 
spektakuler deposit tembaga sulfida bergenesa tak berhubungan (sama sekali?) 
dengan proses hydrothermal/magmatism . .  spektakuler karena: dimensi beltnya 
(50km x 300km koridor) dan grade (3-5% Cu-sulfide; oxide up to 15%; dengan 
ketebalan bervariasi antara 5-40m ) sekaligus asosiasi mineralnya . . Cobalt . 
. .

Saya pikir jika fenomena yang terjadi relatif dalam waktu 'singkat' 
ekskalasinya di 'danau' yang selama ini dikenal 'normal' kemungkinan paling 
mungkin adalah adanya campur tangan aktifitas tertentu (magmatism, hydrothermal 
etc) dalam kurun waktu yang juga 'tiba-tiba'.

Salam
sTJ





From: Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, January 13, 2009 9:04:26 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya yang sangat berharga. 
Kondisi euxinic dan kaya H2S memang tidak selalu berkaitan dengan kegiatan 
volkanik, walaupun sebagian besar danau-danau seperti Maninjau berasosiasi 
dengan lingkungan gunungapi. Pengayaan sulfida tanpa campur tangan aktifitas 
hidrotermal gunungapi dan menghasilkan mineralisasi Cu-Pb-Zn adalah endapan 
Kupferschiefer (Copper Shale) yang terdapat cekungan Perm di Eropa Tengah. 
Matinya ikan didanau memang akibat naiknya kosentrasi H2S yang bisa disebabkan 
kondisi euxinic atau aktifitas hidrotermal didasar danau.

Salam
Andri  SSM

R.P.Koesoemadinata wrote:
 Hanya mengingatkan saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air Danau tidak 
 selalu harus dihubungkan dengan magmatism atau hydothermal activity.
 Sejak saya kuliah diajarkan bahwa extremely reducing sedimentary environment 
 diberbagai danau di dunia, bahkan di laut tertutup pun dapat terjadi euxinic 
 basins (mungkin sekarang disebutnya anoxic), di mana zat organic membusuk 
 menjadi sapropel, dan sewaktu-waktu mengeluarkan H2S yang membunuh organisme 
 di dekat permukaan danau, sehingga menambah lagi supply zat organik yang 
 membusuk, serta menghasilkan black shale facies yang khas dengan golden 
 fossils-nya, karena cangkang fosil sudah diubah dengan pyrit. Salah satu 
 contoh dari suatu euxinic basinsering disebut-sebut Laut Hitam (Black Sea). 
 Hanya sekadar tambahan saja
 Wassalam
 RPK
 - Original Message - From: Andri Slamet Subandrio 
 an...@gc.itb.ac.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, January 13, 2009 8:45 AM
 Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau
 
 
 IAGI Netter yang budiman,
 
 Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung Setiabudi Djaelani. Ikan danau 
 terkapar karena kemungkinan semburan sulfida dari dasar danau. Fenomena ini 
 sebenarnya merupakan fenomena umum didaerah gunungapi, apalagi yang terkaya 
 seperti Indonesia. Erupsi sulfida ini merupakan proses hidrotermal yang bisa 
 terjadi didarat atau dibawah air. Proses ini merupakan paduan antara aspek 
 rekahan, reservoir dan magmatisme. Rekahan merupakan bagian dari saluran 
 yang menghubungkan air meteorik, air danau atau air laut dengan reservoir 
 yang  terpanaskan oleh magma dibawahnya. Disinahlah terjadi sirkulasi 
 hidrotermal yang bisa mengeluarkan sulfida, sulfat, serta semburan ion-ion 
 metal sepertu Cu, Au, Hg, As, Fe, Pb, Zn dsb kedasar danau atau laut. VMS 
 (Volcanic Massive Sulfide) yang sudah sangat terkenal sebagai penghasil 
 logam dasar (Cu-Pb-Zn) barit, dan gipsum juga didahului oleh semburan asap 
 hitam (black smoker) atau putih didasar danau atau cekungan yang
 mengandung sulfida. Danau-danau di Sumatra berasosiasi dengan gunungapi juga 
patahan besar Semangko, dengan demikian fenomena semburan sulfida merupakan 
yang wajar namun perlu mendapat perhatian, karena mungkin saja ini menjadi 
pertanda bagi peningkatan aktifitas tektonik maupun vulkanik! Nah mungkin kita 
harus simak  Smoke on The WaterFire in  the sky..yang tejadi di Ring of 
Fire Archiepelago ? Ikan mendem (keracunan), bau telur busuk di danau  siapa 
tahu bisa dijadikan indikator peningkatan aktifitas volkanik?
 
 Salam
 Andri  SSM
 
 
  
 serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
 pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
 
  
 ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
 dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
 * mungkin di semarang
 * mungkin pula di solo
 * mungkin juga join dg HAGI dll.
 -
  
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan

Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-14 Terurut Topik Awang Satyana
Matinya 70 ribu ton ikan mas dan nila di keramba atau jala apung Danau 
Maninjau, Sumatra Barat akibat tuba belerang (racun belerang) kata penduduk 
setempat menyisakan pertanyaan dan perdebatan di antara para ahli geologi, 
ekologi, dan perikanan (lihat Media Indonesia 14 Januari 2009 halaman 7).
 
Kedua mekanisme (H2S berasal dari belerang aktivitas hidrotermal volkanisme, 
dan H2S asal pembusukan organik yang kemudian naik ke atas oleh upwelling) 
wajar dan pernah terjadi. Dalam peristiwa mati lemasnya puluhan ribu ton ikan 
yang menyebabkan kerugian sekitar Rp 100 milyar itu, bisa satu mekanisme saja 
yang terjadi, bisa kedua mekanisme berkombinasi.
 
Bagaimana membuktikan pendapat mana yang benar ? Satu-satunya metode ampuh 
untuk ini adalah sulfur isotope geochemistry (rasio per mile antara S32/S34). 
Gas H2S atau dissolved sulfate di air danau bisa diambil dan dilakukan 
penelitian isotopnya. Dari sini nanti ada dua hasil : sulfur asal organik atau 
sulfur asal anorganik. Sulfur organik berarti dari asal pembusukan di 
lingkungan anoksia yang naik oleh upwelling, sulfur anorganik berarti asal 
hidrotermal sulfida yang berhubungan dengan gejala volkanisme. Kedua perbedaan 
itu akan ditunjukkan oleh rasio antara S32/S34. 
 
salam,
awang

--- On Wed, 1/14/09, Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id wrote:

From: Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, January 14, 2009, 9:04 AM

Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya yang sangat berharga.
Kondisi euxinic dan kaya H2S memang tidak selalu berkaitan dengan kegiatan
volkanik, walaupun sebagian besar danau-danau seperti Maninjau berasosiasi
dengan lingkungan gunungapi. Pengayaan sulfida tanpa campur tangan aktifitas
hidrotermal gunungapi dan menghasilkan mineralisasi Cu-Pb-Zn adalah endapan
Kupferschiefer (Copper Shale) yang terdapat cekungan Perm di Eropa Tengah.
Matinya ikan didanau memang akibat naiknya kosentrasi H2S yang bisa disebabkan
kondisi euxinic atau aktifitas hidrotermal didasar danau.

Salam
Andri  SSM

R.P.Koesoemadinata wrote:
 Hanya mengingatkan saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air Danau tidak
selalu harus dihubungkan dengan magmatism atau hydothermal activity.
 Sejak saya kuliah diajarkan bahwa extremely reducing sedimentary
environment diberbagai danau di dunia, bahkan di laut tertutup pun dapat terjadi
euxinic basins (mungkin sekarang disebutnya anoxic), di mana zat organic
membusuk menjadi sapropel, dan sewaktu-waktu mengeluarkan H2S yang membunuh
organisme di dekat permukaan danau, sehingga menambah lagi supply zat organik
yang membusuk, serta menghasilkan black shale facies yang khas dengan golden
fossils-nya, karena cangkang fosil sudah diubah dengan pyrit. Salah satu contoh
dari suatu euxinic basinsering disebut-sebut Laut Hitam (Black Sea). Hanya
sekadar tambahan saja
 Wassalam
 RPK
 - Original Message - From: Andri Slamet Subandrio
an...@gc.itb.ac.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, January 13, 2009 8:45 AM
 Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau
 
 
 IAGI Netter yang budiman,
 
 Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung Setiabudi Djaelani. Ikan
danau terkapar karena kemungkinan semburan sulfida dari dasar danau. Fenomena
ini sebenarnya merupakan fenomena umum didaerah gunungapi, apalagi yang terkaya
seperti Indonesia. Erupsi sulfida ini merupakan proses hidrotermal yang bisa
terjadi didarat atau dibawah air. Proses ini merupakan paduan antara aspek
rekahan, reservoir dan magmatisme. Rekahan merupakan bagian dari saluran yang
menghubungkan air meteorik, air danau atau air laut dengan reservoir yang 
terpanaskan oleh magma dibawahnya. Disinahlah terjadi sirkulasi hidrotermal yang
bisa mengeluarkan sulfida, sulfat, serta semburan ion-ion metal sepertu Cu, Au,
Hg, As, Fe, Pb, Zn dsb kedasar danau atau laut. VMS (Volcanic Massive Sulfide)
yang sudah sangat terkenal sebagai penghasil logam dasar (Cu-Pb-Zn) barit, dan
gipsum juga didahului oleh semburan asap hitam (black smoker) atau putih didasar
danau atau cekungan yang mengandung sulfida. Danau-danau di Sumatra berasosiasi
dengan gunungapi juga patahan besar Semangko, dengan demikian fenomena semburan
sulfida merupakan yang wajar namun perlu mendapat perhatian, karena mungkin saja
ini menjadi pertanda bagi peningkatan aktifitas tektonik maupun vulkanik! Nah
mungkin kita harus simak  Smoke on The WaterFire in  the sky..yang tejadi di
Ring of Fire Archiepelago ? Ikan mendem (keracunan), bau telur busuk
di danau  siapa tahu bisa dijadikan indikator peningkatan aktifitas volkanik?
 
 Salam
 Andri  SSM
 



 serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
 pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI

RE: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-14 Terurut Topik oki musakti
Mas Ido,
Kelihatannya 'reducing' yang pak Kusuma maksud dalam 'extremely reducing 
sedimentary environment' itu adalah reduksi sebagai lawan dari oksidasi (ingat 
reaksi redoks dalam pelajaran kimia dasar). Dalam reduksi yang berkurang ya 
atom oxygen atau lebih tepatnya bilangan oksidasi.

Itu sedikit yang saya masih ingat, selebihnya mesti buka-buka buku dan gugel 
dulu.

Salam
Oki

-Original Message-
From: Turidho (TURIDHO) 
Sent: Wednesday, January 14, 2009 7:53 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar
Danau

Penjelasan pak Koesoema singkat tapi mudah dimengerti dan reasonable,
sekaligus menambah wawasan, nuhun Pak. Mohon penjelasan lebih lanjut pak
mengenai extremely reducing sedimentary environment. Yang berkurang
apanya, dan penyebabnya terutama karena apa. 
Wass wr wb
-ido- 




  

Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-14 Terurut Topik andri
Haturnuhun Pak Awang dan rekan IAGI netter,

Kemungkinan memang dua-duanya bisa terjadi! Ada kemungkinan lainnya, bila
dinding danau terdiri dari material volkanik yang teralterasi dan
mengandung pirit tersebar, maka hasil larutannya bisa meningkatkan
keasaman air danau. Sulfur di danau pelahan-lahan naik konsentrasinya.
Mungkin ikan pada mendem keracunan pada tingkat diatas ambang batas kadar
sulfur diair. Isotop stabil seperti S dan O memang cukup ampuh untuk
membedakan asal muasalnya apakah hidrotermal atau organik.


Salam

AndriSSM

Matinya 70 ribu ton ikan mas dan nila di keramba atau jala apung Danau
 Maninjau, Sumatra Barat akibat tuba belerang (racun belerang) kata
 penduduk setempat menyisakan pertanyaan dan perdebatan di antara para ahli
 geologi, ekologi, dan perikanan (lihat Media Indonesia 14 Januari 2009
 halaman 7).
  
 Kedua mekanisme (H2S berasal dari belerang aktivitas hidrotermal
 volkanisme, dan H2S asal pembusukan organik yang kemudian naik ke atas
 oleh upwelling) wajar dan pernah terjadi. Dalam peristiwa mati lemasnya
 puluhan ribu ton ikan yang menyebabkan kerugian sekitar Rp 100 milyar itu,
 bisa satu mekanisme saja yang terjadi, bisa kedua mekanisme berkombinasi.
  
 Bagaimana membuktikan pendapat mana yang benar ? Satu-satunya metode ampuh
 untuk ini adalah sulfur isotope geochemistry (rasio per mile antara
 S32/S34). Gas H2S atau dissolved sulfate di air danau bisa diambil dan
 dilakukan penelitian isotopnya. Dari sini nanti ada dua hasil : sulfur
 asal organik atau sulfur asal anorganik. Sulfur organik berarti dari asal
 pembusukan di lingkungan anoksia yang naik oleh upwelling, sulfur
 anorganik berarti asal hidrotermal sulfida yang berhubungan dengan gejala
 volkanisme. Kedua perbedaan itu akan ditunjukkan oleh rasio antara
 S32/S34.
  
 salam,
 awang

 --- On Wed, 1/14/09, Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id wrote:

 From: Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Wednesday, January 14, 2009, 9:04 AM

 Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya yang sangat berharga.
 Kondisi euxinic dan kaya H2S memang tidak selalu berkaitan dengan kegiatan
 volkanik, walaupun sebagian besar danau-danau seperti Maninjau berasosiasi
 dengan lingkungan gunungapi. Pengayaan sulfida tanpa campur tangan
 aktifitas
 hidrotermal gunungapi dan menghasilkan mineralisasi Cu-Pb-Zn adalah
 endapan
 Kupferschiefer (Copper Shale) yang terdapat cekungan Perm di Eropa Tengah.
 Matinya ikan didanau memang akibat naiknya kosentrasi H2S yang bisa
 disebabkan
 kondisi euxinic atau aktifitas hidrotermal didasar danau.

 Salam
 Andri  SSM

 R.P.Koesoemadinata wrote:
 Hanya mengingatkan saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air Danau tidak
 selalu harus dihubungkan dengan magmatism atau hydothermal activity.
 Sejak saya kuliah diajarkan bahwa extremely reducing sedimentary
 environment diberbagai danau di dunia, bahkan di laut tertutup pun dapat
 terjadi
 euxinic basins (mungkin sekarang disebutnya anoxic), di mana zat organic
 membusuk menjadi sapropel, dan sewaktu-waktu mengeluarkan H2S yang
 membunuh
 organisme di dekat permukaan danau, sehingga menambah lagi supply zat
 organik
 yang membusuk, serta menghasilkan black shale facies yang khas dengan
 golden
 fossils-nya, karena cangkang fosil sudah diubah dengan pyrit. Salah satu
 contoh
 dari suatu euxinic basinsering disebut-sebut Laut Hitam (Black Sea). Hanya
 sekadar tambahan saja
 Wassalam
 RPK
 - Original Message - From: Andri Slamet Subandrio
 an...@gc.itb.ac.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, January 13, 2009 8:45 AM
 Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau


 IAGI Netter yang budiman,

 Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung Setiabudi Djaelani. Ikan
 danau terkapar karena kemungkinan semburan sulfida dari dasar danau.
 Fenomena
 ini sebenarnya merupakan fenomena umum didaerah gunungapi, apalagi yang
 terkaya
 seperti Indonesia. Erupsi sulfida ini merupakan proses hidrotermal yang
 bisa
 terjadi didarat atau dibawah air. Proses ini merupakan paduan antara aspek
 rekahan, reservoir dan magmatisme. Rekahan merupakan bagian dari saluran
 yang
 menghubungkan air meteorik, air danau atau air laut dengan reservoir yang
 terpanaskan oleh magma dibawahnya. Disinahlah terjadi sirkulasi
 hidrotermal yang
 bisa mengeluarkan sulfida, sulfat, serta semburan ion-ion metal sepertu
 Cu, Au,
 Hg, As, Fe, Pb, Zn dsb kedasar danau atau laut. VMS (Volcanic Massive
 Sulfide)
 yang sudah sangat terkenal sebagai penghasil logam dasar (Cu-Pb-Zn) barit,
 dan
 gipsum juga didahului oleh semburan asap hitam (black smoker) atau putih
 didasar
 danau atau cekungan yang mengandung sulfida. Danau-danau di Sumatra
 berasosiasi
 dengan gunungapi juga patahan besar Semangko, dengan demikian fenomena
 semburan
 sulfida merupakan yang wajar namun perlu mendapat perhatian, karena
 mungkin saja
 ini menjadi pertanda

Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-14 Terurut Topik koesoema
Saya hanya ingin mengingatkan saja bahwa keluarnya H2S itu tidak selalu
harus berhubungan dengan magmatism dan hydrothermal activity. Pembusukan
zat organik itu sering menghasilkan H2S. Terjadi di sedimentary
environment yang tidak ada sirkulasi oxygen (anoxic), karena tertutup
ambang dari laut terbuka.
Bahkan manusia sebagai organism juga sewaktu-waktu mengeluarkan H2S, jadi
tidak selalu harus berhubungan dengan magmatism, volcanism  atau
hydrothermal activity. 
Saya kira banyak di textbook membahas mengenai euxinic condition ini.
Wassalam
RPK
On 1/14/2009, Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id wrote:

Pak Koesoemadinata yth, terimakasih atas masukannya yang sangat
berharga. Kondisi euxinic dan kaya H2S memang tidak selalu berkaitan
dengan kegiatan volkanik, walaupun sebagian besar danau-danau seperti
Maninjau berasosiasi dengan lingkungan gunungapi. Pengayaan sulfida
tanpa campur tangan aktifitas hidrotermal gunungapi dan menghasilkan
mineralisasi Cu-Pb-Zn adalah endapan Kupferschiefer (Copper Shale) yang
terdapat cekungan Perm di Eropa Tengah. Matinya ikan didanau memang
akibat naiknya kosentrasi H2S yang bisa disebabkan kondisi euxinic atau
aktifitas hidrotermal didasar danau.

Salam
Andri  SSM

R.P.Koesoemadinata wrote:
 Hanya mengingatkan saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air Danau
 tidak selalu harus dihubungkan dengan magmatism atau hydothermal
 activity.
 Sejak saya kuliah diajarkan bahwa extremely reducing sedimentary
 environment diberbagai danau di dunia, bahkan di laut tertutup pun
 dapat terjadi euxinic basins (mungkin sekarang disebutnya anoxic), di
 mana zat organic membusuk menjadi sapropel, dan sewaktu-waktu
 mengeluarkan H2S yang membunuh organisme di dekat permukaan danau,
 sehingga menambah lagi supply zat organik yang membusuk, serta
 menghasilkan black shale facies yang khas dengan golden fossils-nya,
 karena cangkang fosil sudah diubah dengan pyrit. Salah satu contoh
 dari suatu euxinic basinsering disebut-sebut Laut Hitam (Black Sea).
 Hanya sekadar tambahan saja
 Wassalam
 RPK
 - Original Message - From: Andri Slamet Subandrio
 an...@gc.itb.ac.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, January 13, 2009 8:45 AM
 Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau


 IAGI Netter yang budiman,

 Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung Setiabudi Djaelani. Ikan
 danau terkapar karena kemungkinan semburan sulfida dari dasar danau.
 Fenomena ini sebenarnya merupakan fenomena umum didaerah gunungapi,
 apalagi yang terkaya seperti Indonesia. Erupsi sulfida ini merupakan
 proses hidrotermal yang bisa terjadi didarat atau dibawah air. Proses
 ini merupakan paduan antara aspek rekahan, reservoir dan magmatisme.
 Rekahan merupakan bagian dari saluran yang menghubungkan air
 meteorik, air danau atau air laut dengan reservoir yang  terpanaskan
 oleh magma dibawahnya. Disinahlah terjadi sirkulasi hidrotermal yang
 bisa mengeluarkan sulfida, sulfat, serta semburan ion-ion metal
 sepertu Cu, Au, Hg, As, Fe, Pb, Zn dsb kedasar danau atau laut. VMS
 (Volcanic Massive Sulfide) yang sudah sangat terkenal sebagai
 penghasil logam dasar (Cu-Pb-Zn) barit, dan gipsum juga didahului
 oleh semburan asap hitam (black smoker) atau putih didasar danau atau
 cekungan yang mengandung sulfida. Danau-danau di Sumatra berasosiasi
 dengan gunungapi juga patahan besar Semangko, dengan demikian
 fenomena semburan sulfida merupakan yang wajar namun perlu mendapat
 perhatian, karena mungkin saja ini menjadi pertanda bagi peningkatan
 aktifitas tektonik maupun vulkanik! Nah mungkin kita harus simak
 Smoke on The WaterFire in  the sky..yang tejadi di Ring of Fire
 Archiepelago ? Ikan mendem (keracunan), bau telur busuk di danau
 siapa tahu bisa dijadikan indikator peningkatan aktifitas volkanik?

 Salam
 Andri  SSM

 

 serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
 pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
 

 ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
 dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
 * mungkin di semarang
 * mungkin pula di solo
 * mungkin juga join dg HAGI dll.
 -

 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims 

Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-13 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Hanya mengingatkan saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air Danau tidak 
selalu harus dihubungkan dengan magmatism atau hydothermal activity.
Sejak saya kuliah diajarkan bahwa extremely reducing sedimentary environment 
diberbagai danau di dunia, bahkan di laut tertutup pun dapat terjadi euxinic 
basins (mungkin sekarang disebutnya anoxic), di mana zat organic membusuk 
menjadi sapropel, dan sewaktu-waktu mengeluarkan H2S yang membunuh organisme 
di dekat permukaan danau, sehingga menambah lagi supply zat organik yang 
membusuk, serta menghasilkan black shale facies yang khas dengan golden 
fossils-nya, karena cangkang fosil sudah diubah dengan pyrit. Salah satu 
contoh dari suatu euxinic basinsering disebut-sebut Laut Hitam (Black Sea). 
Hanya sekadar tambahan saja

Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, January 13, 2009 8:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau



IAGI Netter yang budiman,

Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung Setiabudi Djaelani. Ikan danau 
terkapar karena kemungkinan semburan sulfida dari dasar danau. Fenomena 
ini sebenarnya merupakan fenomena umum didaerah gunungapi, apalagi yang 
terkaya seperti Indonesia. Erupsi sulfida ini merupakan proses hidrotermal 
yang bisa terjadi didarat atau dibawah air. Proses ini merupakan paduan 
antara aspek rekahan, reservoir dan magmatisme. Rekahan merupakan bagian 
dari saluran yang menghubungkan air meteorik, air danau atau air laut 
dengan reservoir yang  terpanaskan oleh magma dibawahnya. Disinahlah 
terjadi sirkulasi hidrotermal yang bisa mengeluarkan sulfida, sulfat, 
serta semburan ion-ion metal sepertu Cu, Au, Hg, As, Fe, Pb, Zn dsb 
kedasar danau atau laut. VMS (Volcanic Massive Sulfide) yang sudah sangat 
terkenal sebagai penghasil logam dasar (Cu-Pb-Zn) barit, dan gipsum juga 
didahului oleh semburan asap hitam (black smoker) atau putih didasar danau 
atau cekungan yang mengandung sulfida. Danau-danau di Sumatra berasosiasi 
dengan gunungapi juga patahan besar Semangko, dengan demikian fenomena 
semburan sulfida merupakan yang wajar namun perlu mendapat perhatian, 
karena mungkin saja ini menjadi pertanda bagi peningkatan aktifitas 
tektonik maupun vulkanik! Nah mungkin kita harus simak  Smoke on The 
WaterFire in  the sky..yang tejadi di Ring of Fire Archiepelago ? Ikan 
mendem (keracunan), bau telur busuk di danau  siapa tahu bisa dijadikan 
indikator peningkatan aktifitas volkanik?


Salam
Andri  SSM


serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...

ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event 
shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to 
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with 
the use of any information posted on IAGI mailing list.

-




__ NOD32 3244 (20080705) Information __

This message was checked by NOD32 antivirus system.
http://www.eset.com






serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...

ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI 

RE: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-13 Terurut Topik Turidho (TURIDHO)
Penjelasan pak Koesoema singkat tapi mudah dimengerti dan reasonable,
sekaligus menambah wawasan, nuhun Pak. Mohon penjelasan lebih lanjut pak
mengenai extremely reducing sedimentary environment. Yang berkurang
apanya, dan penyebabnya terutama karena apa. 
Wass wr wb
-ido- 

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Tuesday, January 13, 2009 6:59 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar
Danau

Hanya mengingatkan saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air Danau tidak
selalu harus dihubungkan dengan magmatism atau hydothermal activity.
Sejak saya kuliah diajarkan bahwa extremely reducing sedimentary
environment diberbagai danau di dunia, bahkan di laut tertutup pun dapat
terjadi euxinic basins (mungkin sekarang disebutnya anoxic), di mana zat
organic membusuk menjadi sapropel, dan sewaktu-waktu mengeluarkan H2S
yang membunuh organisme di dekat permukaan danau, sehingga menambah lagi
supply zat organik yang membusuk, serta menghasilkan black shale facies
yang khas dengan golden fossils-nya, karena cangkang fosil sudah diubah
dengan pyrit. Salah satu contoh dari suatu euxinic basinsering
disebut-sebut Laut Hitam (Black Sea). 
Hanya sekadar tambahan saja
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, January 13, 2009 8:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau


 IAGI Netter yang budiman,

 Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung Setiabudi Djaelani. Ikan 
 danau terkapar karena kemungkinan semburan sulfida dari dasar danau. 
 Fenomena ini sebenarnya merupakan fenomena umum didaerah gunungapi, 
 apalagi yang terkaya seperti Indonesia. Erupsi sulfida ini merupakan 
 proses hidrotermal yang bisa terjadi didarat atau dibawah air. Proses 
 ini merupakan paduan antara aspek rekahan, reservoir dan magmatisme. 
 Rekahan merupakan bagian dari saluran yang menghubungkan air meteorik,

 air danau atau air laut dengan reservoir yang  terpanaskan oleh magma 
 dibawahnya. Disinahlah terjadi sirkulasi hidrotermal yang bisa 
 mengeluarkan sulfida, sulfat, serta semburan ion-ion metal sepertu Cu,

 Au, Hg, As, Fe, Pb, Zn dsb kedasar danau atau laut. VMS (Volcanic 
 Massive Sulfide) yang sudah sangat terkenal sebagai penghasil logam 
 dasar (Cu-Pb-Zn) barit, dan gipsum juga didahului oleh semburan asap 
 hitam (black smoker) atau putih didasar danau atau cekungan yang 
 mengandung sulfida. Danau-danau di Sumatra berasosiasi dengan 
 gunungapi juga patahan besar Semangko, dengan demikian fenomena 
 semburan sulfida merupakan yang wajar namun perlu mendapat perhatian, 
 karena mungkin saja ini menjadi pertanda bagi peningkatan aktifitas 
 tektonik maupun vulkanik! Nah mungkin kita harus simak  Smoke on The 
 WaterFire in  the sky..yang tejadi di Ring of Fire Archiepelago ? 
 Ikan mendem (keracunan), bau telur busuk di danau  siapa tahu bisa
dijadikan indikator peningkatan aktifitas volkanik?

 Salam
 Andri  SSM

 --
 -- serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008 ketua 
 umum: LAMBOK HUTASOIT
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
 pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
 --
 -- ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38 dg tuan-rumah 
 adalah PENGDA JATENG
 * mungkin di semarang
 * mungkin pula di solo
 * mungkin juga join dg HAGI dll.
 --
 --- To unsubscribe, send email to: 
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit 
 IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
 Mulia No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no 
 event shall IAGI and its members be liable for any, including but not 
 limited to direct or indirect damages, or damages of any kind 
 whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out 
 of or in connection with the use of any information posted on IAGI
mailing list.
 -




 __ NOD32 3244 (20080705) Information __

 This message was checked by NOD32 antivirus system.
 http://www.eset.com

 




serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober

RE: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau

2009-01-13 Terurut Topik Semimbar, Habash (hbsemim)
Apalagi kedalaman danau Maninjau (katanya?) mencapai lebih dari 500
meter? Saya kalau berenang disitu merinding karena kalau lihat kedalam
hanya hitam kelam saja adanya. 

-Original Message-
From: Turidho (TURIDHO) 
Sent: Wednesday, January 14, 2009 7:53 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar
Danau

Penjelasan pak Koesoema singkat tapi mudah dimengerti dan reasonable,
sekaligus menambah wawasan, nuhun Pak. Mohon penjelasan lebih lanjut pak
mengenai extremely reducing sedimentary environment. Yang berkurang
apanya, dan penyebabnya terutama karena apa. 
Wass wr wb
-ido- 

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Tuesday, January 13, 2009 6:59 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar
Danau

Hanya mengingatkan saja bahwa terjadi pemunculan H2S di air Danau tidak
selalu harus dihubungkan dengan magmatism atau hydothermal activity.
Sejak saya kuliah diajarkan bahwa extremely reducing sedimentary
environment diberbagai danau di dunia, bahkan di laut tertutup pun dapat
terjadi euxinic basins (mungkin sekarang disebutnya anoxic), di mana zat
organic membusuk menjadi sapropel, dan sewaktu-waktu mengeluarkan H2S
yang membunuh organisme di dekat permukaan danau, sehingga menambah lagi
supply zat organik yang membusuk, serta menghasilkan black shale facies
yang khas dengan golden fossils-nya, karena cangkang fosil sudah diubah
dengan pyrit. Salah satu contoh dari suatu euxinic basinsering
disebut-sebut Laut Hitam (Black Sea). 
Hanya sekadar tambahan saja
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: Andri Slamet Subandrio an...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, January 13, 2009 8:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Smoke on The Water vs Erupsi Sulfida Dasar Danau


 IAGI Netter yang budiman,

 Menarik sekali info yang di rilis oleh Bung Setiabudi Djaelani. Ikan 
 danau terkapar karena kemungkinan semburan sulfida dari dasar danau.
 Fenomena ini sebenarnya merupakan fenomena umum didaerah gunungapi, 
 apalagi yang terkaya seperti Indonesia. Erupsi sulfida ini merupakan 
 proses hidrotermal yang bisa terjadi didarat atau dibawah air. Proses 
 ini merupakan paduan antara aspek rekahan, reservoir dan magmatisme.
 Rekahan merupakan bagian dari saluran yang menghubungkan air meteorik,

 air danau atau air laut dengan reservoir yang  terpanaskan oleh magma 
 dibawahnya. Disinahlah terjadi sirkulasi hidrotermal yang bisa 
 mengeluarkan sulfida, sulfat, serta semburan ion-ion metal sepertu Cu,

 Au, Hg, As, Fe, Pb, Zn dsb kedasar danau atau laut. VMS (Volcanic 
 Massive Sulfide) yang sudah sangat terkenal sebagai penghasil logam 
 dasar (Cu-Pb-Zn) barit, dan gipsum juga didahului oleh semburan asap 
 hitam (black smoker) atau putih didasar danau atau cekungan yang 
 mengandung sulfida. Danau-danau di Sumatra berasosiasi dengan 
 gunungapi juga patahan besar Semangko, dengan demikian fenomena 
 semburan sulfida merupakan yang wajar namun perlu mendapat perhatian, 
 karena mungkin saja ini menjadi pertanda bagi peningkatan aktifitas 
 tektonik maupun vulkanik! Nah mungkin kita harus simak  Smoke on The 
 WaterFire in  the sky..yang tejadi di Ring of Fire Archiepelago ?
 Ikan mendem (keracunan), bau telur busuk di danau  siapa tahu bisa
dijadikan indikator peningkatan aktifitas volkanik?

 Salam
 Andri  SSM

 --
 -- serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008 ketua
 umum: LAMBOK HUTASOIT
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
 pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
 --
 -- ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38 dg tuan-rumah 
 adalah PENGDA JATENG
 * mungkin di semarang
 * mungkin pula di solo
 * mungkin juga join dg HAGI dll.
 --
 --- To unsubscribe, send email to: 
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit 
 IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
 Mulia No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no 
 event shall IAGI and its members be liable for any, including but not 
 limited to direct or indirect damages, or damages of any kind 
 whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out 
 of or in connection with the use of any information posted