Re: [iagi-net-l] The Only Living Earth : Destiny or By Chance ?
Bagi para penikmat wacana geologi-agama, barangkali buku berikut bisa dijadikan salahsatu bacaan alternatif, cocok untuk bacaan akhir pekan :-) *Geology and Religion: A History of Harmony and Hostility (Geological Society Special Publication)* By *M. Kolbl-ebert * * Publisher: Geological Society Pub House * Number Of Pages: 360 * Publication Date: 2009-05-15 * ISBN-10 / ASIN: 1862392692 * ISBN-13 / EAN: 9781862392694 * Link: http://ifile.it/d5skajn/314283___1862392692_geology_and_religion.rar For thousands of years, religious ideas have shaped the thoughts and actions of human beings. Many of the early geological concepts were initially developed within this context. The long-standing relationship between geology and religious thought, which has been sometimes indifferent, sometimes fruitful and sometimes full of conflict, is discussed from a historical point of view. This relationship continues into the present. Although Christian fundamentalists attack evolution and related palaeontological findings as well as the geological evidence for the age of the Earth, mainstream theologians strive for a fruitful dialogue between science and religion. Much of what is written and discussed today can only be understood within the historical perspective. This book considers the development of geology from mythological approaches towards the European Enlightenment, biblical or geological Flood and the age of the Earth, geology within ‘religious’ organizations, biographical case studies of geological clerics and religious geologists, religion and evolution, and historical aspects of creationism and its motives. YKA 2010/1/7 Eko Prasetyo strivea...@gmail.com Allah berfirman: Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (QS, Al-A'raaf: 25) Banyak yang menafsirkan ayat di atas sebagai kemutlakan bahwa hanya di bumi lah manusia dapat hidup. “Hai jamaah, jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, makan lintasilah, kamu tidak dapat menembuskannya melainkan dengan kekuatan ”. (QS, Ar-Rahman: 33) Di sini tidak disebutkan tentang makhluk lain selain Jin dan Manusia. Satu energy (atau non-condensed dimensional being) satunya material (atau ocndensed-dimensional being). On Thu, 07 Jan 2010 02:09:43 +0800, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: Bumi yang penuh kehidupan tingkat kompleks itu sebuah takdir yang telah diatur atau sekadar kebetulan saja ?
RE: [iagi-net-l] The Only Living Earth : Destiny or By Chance ?
Seandainya kondisi inilah (kemutlakan keberadaan intelectual human being - manusia - saya dan anda2) yang ada, betapa sangat2 berharga, mulia, dan special nya manusia itu, sehingga sang pencipta menciptakan seluruh alam jagad raya ini dengan segala macam dinamikanya, hanya untuk menjaga keseimbangan dari the pale blue dot - the Earth JOSSY C. INARAY -Original Message- From: Eko Prasetyo [mailto:strivea...@gmail.com] Sent: Thursday, January 07, 2010 11:19 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] The Only Living Earth : Destiny or By Chance ? Allah berfirman: Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (QS, Al-A'raaf: 25) Banyak yang menafsirkan ayat di atas sebagai kemutlakan bahwa hanya di bumi lah manusia dapat hidup. Hai jamaah, jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, makan lintasilah, kamu tidak dapat menembuskannya melainkan dengan kekuatan . (QS, Ar-Rahman: 33) Di sini tidak disebutkan tentang makhluk lain selain Jin dan Manusia. Satu energy (atau non-condensed dimensional being) satunya material (atau ocndensed-dimensional being). On Thu, 07 Jan 2010 02:09:43 +0800, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: Bumi yang penuh kehidupan tingkat kompleks itu sebuah takdir yang telah diatur atau sekadar kebetulan saja ? PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan makalah! Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010 Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - . PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan makalah! Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010 Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] The Only Living Earth : Destiny or By Chance ?
Yang hebat itu yang menciptakan faktor kebetulan ini ! wupst ! Pradox ! RDP Langsung masuk ke TKP (Blog IAGI) 2010/1/7 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Bumi yang penuh kehidupan tingkat kompleks itu sebuah takdir yang telah diatur atau sekadar kebetulan saja ? Kemajuan penelitian-penelitian astronomi, kosmologi (mempelajari asal muasal Alam Semesta), eksobiologi/astrobiologi (mempelajari kehidupan ekstraterestrial atau kehidupan di luar Bumi) dan planetary geology (mempelajari geologi planet-planet) serta semua publikasinya, menunjukkan bahwa Bumi kita yang penuh kehidupan kompleks (kompleks di sini adalah multisel dan memunculkan manusia seperti kita yang cerdas dan berteknologi) itu adalah sesuatu yang unik, bukan yang umum, di Alam Semesta. Bagaimana kehidupan kompleks itu bisa muncul di Bumi, dan kelihatannya sulit di tempat lain, akan menunjukkan bahwa ia memang dirancang untuk bisa dihuni –artinya suatu takdir yang telah diatur (destiny), bukan oleh suatu kebetulan belaka (by chance). Siapa yang mengaturnya ? Orang beriman tentu tahu jawabannya. Dan, kemajuan ilmu pengetahuan menunjukkan ke arah itu, secara ringkas dalam suatu teori bernama “Rare Earth Theory” yang dipelopori oleh Peter Ward (geologist dan paleontologist) dan Donald Brownlee (astronomer dan astrobiologist) melalui buku mereka berjudul “Rare Earth : Why Complex Life Is Uncommon in the Universe” (Springer Verlag, 2000). Dan hampir sepuluh tahun setelah buku itu terbit, penelitian-penelitian astronomi, kosmologi, eksobiologi/astrobiologi dan planetary geology makin menguatkan teori Rare Earth. Sebuah DVD film dokumenter terbitan BBC (2008) dengan durasi tayang selama empat jam (tepatnya 248 menit) berjudul “Earth : The Power of the Planet” dengan narator Dr. Iain Stewart (geologist) baru selesai saya tonton. Dari lima episode-nya, satu di antaranya dialokasikan untuk menerangkan tentang apa itu teori Rare Earth. Dari film tersebut, diperdalam dengan publikasi-publikasi terbaru yang berhubungan dengan Rare Earth, saya ringkaskan di bawah ini untuk rekan-rekan semua. Rare Earth adalah suatu antitesis (kontra) terhadap teori lain yang lebih dulu populer yang dipelopori oleh Carl Sagan bernama “mediocrity” atau “Copernican principle”. Carl Sagan (alm.) adalah seorang astronomer dan exobiologist terkenal yang banyak menulis buku yang laku di pasaran (misalnya Cosmos –telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Yayasan Obor Indonesia 1997 dengan kata pengantar oleh Prof. Bambang Hidayat-astronomer paling senior di Indonesia, The Pale Blue Dot yang dihiasi gambar-gambar dan foto-foto aduhai, Carl Sagan’s Universe yang sedikit teknis, dll.). Buku-bukunya sering ditulis dengan kata-kata puitis, sehingga nikmat dan ‘syahdu’ membacanya. Carl Sagan pun seorang selebritas dan ilmuwan yang sering muncul di televisi dan dia dekat dengan para penguasa Amerika Serikat. Maka, jutaan dollar US dialirkan Pemerintah AS untuk mendanai penelitian-penelitian yang mengobsesi Carl Sagan : kehidupan ekstraterestrial. Carl Sagan meyakini bahwa di Alam Semesta banyak kehidupan. Ide-idenya menjadi inspirasi film-film bertajuk ET (extra-terrestrial) –yang mendominasi film-film fiksi ilmiah pada era 80-an. Secara ringkas, program peneltian Carl Sagan dan timnya bernama SETI –search for extra-terrestrial intelligence. Banyak radio-teleskop dengan diameter lebar didirikan di gurun Arizona untuk menangkap sinyal-sinyal yang mungkin mambawa tanda-tanda kehidupan dari luar Bumi. Film “Contact” yang berkaitan dengan ini dan dibintangi oleh Jodie Foster adalah berdasarkan ide Carl Sagan tentang kontak dengan ET. Namun demikian, meskipun telah lebih dari 20 tahun teleskop-teleskop radio dengan piringan parabola lebar itu diarahkan ke segenap penjuru langit, tak ada satu “beep” pun terbaca atau “terdengar” di layar monitor yang dipasang 24 jam selama puluhan tahun itu. Harapannya, “beep” itu adalah salam pembuka dari makhluk cerdas di luar Bumi (ETI) yang menyapa para manusia yang sangat berharap disapa. “Kalau ETI itu suatu hal yang umum di Alam Semesta, mengapa tak pernah ada kontak ?” Pertanyaan ini terkenal sebagai Fermi paradox. “If the universe is teeming with aliens, where is everybody” (Webb, 2002). Sampai Carl Sagan sendiri meninggal pada tahun 1996, belum ditemukan tanda-tanda adanya kontak dengan ETI. Program SETI pun mulai dilecehkan kebanyakan orang, bahkan sebuah iklan minuman memanfaatkan radio telescope itu. Dua anak muda naik ke piringan parabola teleskop sambil minum minuman bersoda. Lalu mereka berserdawa “bluuurrrppp” yang segera tertangkap di layar monitor para astronom dan menimbulkan kehebohan luar biasa di antara para peneliti sebab dikiranya ada kontak dengan ETI, padahal itu suara gas dari perut si anak muda di atas radio teleskop (huh...). Dana penelitian SETI pun otomatis berkurang dan kurang populer lagi, apalagi pembela utamanya telah tiada. Apakah
Re: [iagi-net-l] The Only Living Earth : Destiny or By Chance ?
Betul pak Awang. Tuhan menciptkan ayat-ayatnya ada 2 : 1. ayat yang tercipta (hamparan alam semesta dan komplesitas bumi-langit itu) 2. ayat-ayat yang tertulis (4 kitab dari langitan yang diturunkan oleh Tuhan ke ummat manusia: Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran). Ayat-ayat yang terulis yang diturunkan ini sebetulnya sebagai penyempurna dari ayat-ayat yang tercipta (secara astronomis, geologis dengan elemen-elemen hidrosfer, atmosfer, litosfer, dan biosfer). Dalam banyak buku yang mengulas saintek dan agama, ada kemiripan 4 kitab dalam melihat alam semesta dan bumi sebagai tempat yang sudah ditakdirkan sebagai paling sempurna untuk hunian manusia. Karena 4 kitab dari langit tsb diturunkan di planet bumi. Khusus Al-Quran : jelas di-state dengan Khalifatul fil ardh. Hukum alamnya adalah kepemimpinan manuasi di bumi, titik. Tidak ada planet atau kehidupan yang sempurna sebagaimana di bumi ditemukan di extra terestrial. weellaaah..., ada rapat lagi.. salam, agus hend From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI fo...@hagi.or.id Sent: Thu, January 7, 2010 7:27:10 AM Subject: Re: [iagi-net-l] The Only Living Earth : Destiny or By Chance ? Yang hebat itu yang menciptakan faktor kebetulan ini ! wupst ! Pradox ! RDP Langsung masuk ke TKP (Blog IAGI) 2010/1/7 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Bumi yang penuh kehidupan tingkat kompleks itu sebuah takdir yang telah diatur atau sekadar kebetulan saja ? Kemajuan penelitian-penelitian astronomi, kosmologi (mempelajari asal muasal Alam Semesta), eksobiologi/astrobiologi (mempelajari kehidupan ekstraterestrial atau kehidupan di luar Bumi) dan planetary geology (mempelajari geologi planet-planet) serta semua publikasinya, menunjukkan bahwa Bumi kita yang penuh kehidupan kompleks (kompleks di sini adalah multisel dan memunculkan manusia seperti kita yang cerdas dan berteknologi) itu adalah sesuatu yang unik, bukan yang umum, di Alam Semesta. Bagaimana kehidupan kompleks itu bisa muncul di Bumi, dan kelihatannya sulit di tempat lain, akan menunjukkan bahwa ia memang dirancang untuk bisa dihuni –artinya suatu takdir yang telah diatur (destiny), bukan oleh suatu kebetulan belaka (by chance). Siapa yang mengaturnya ? Orang beriman tentu tahu jawabannya. Dan, kemajuan ilmu pengetahuan menunjukkan ke arah itu, secara ringkas dalam suatu teori bernama “Rare Earth Theory” yang dipelopori oleh Peter Ward (geologist dan paleontologist) dan Donald Brownlee (astronomer dan astrobiologist) melalui buku mereka berjudul “Rare Earth : Why Complex Life Is Uncommon in the Universe” (Springer Verlag, 2000). Dan hampir sepuluh tahun setelah buku itu terbit, penelitian-penelitian astronomi, kosmologi, eksobiologi/astrobiologi dan planetary geology makin menguatkan teori Rare Earth. Sebuah DVD film dokumenter terbitan BBC (2008) dengan durasi tayang selama empat jam (tepatnya 248 menit) berjudul “Earth : The Power of the Planet” dengan narator Dr. Iain Stewart (geologist) baru selesai saya tonton. Dari lima episode-nya, satu di antaranya dialokasikan untuk menerangkan tentang apa itu teori Rare Earth. Dari film tersebut, diperdalam dengan publikasi-publikasi terbaru yang berhubungan dengan Rare Earth, saya ringkaskan di bawah ini untuk rekan-rekan semua. Rare Earth adalah suatu antitesis (kontra) terhadap teori lain yang lebih dulu populer yang dipelopori oleh Carl Sagan bernama “mediocrity” atau “Copernican principle”. Carl Sagan (alm.) adalah seorang astronomer dan exobiologist terkenal yang banyak menulis buku yang laku di pasaran (misalnya Cosmos –telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Yayasan Obor Indonesia 1997 dengan kata pengantar oleh Prof. Bambang Hidayat-astronomer paling senior di Indonesia, The Pale Blue Dot yang dihiasi gambar-gambar dan foto-foto aduhai, Carl Sagan’s Universe yang sedikit teknis, dll.). Buku-bukunya sering ditulis dengan kata-kata puitis, sehingga nikmat dan ‘syahdu’ membacanya. Carl Sagan pun seorang selebritas dan ilmuwan yang sering muncul di televisi dan dia dekat dengan para penguasa Amerika Serikat. Maka, jutaan dollar US dialirkan Pemerintah AS untuk mendanai penelitian-penelitian yang mengobsesi Carl Sagan : kehidupan ekstraterestrial. Carl Sagan meyakini bahwa di Alam Semesta banyak kehidupan. Ide-idenya menjadi inspirasi film-film bertajuk ET (extra-terrestrial) –yang mendominasi film-film fiksi ilmiah pada era 80-an. Secara ringkas, program peneltian Carl Sagan dan timnya bernama SETI –search for extra-terrestrial intelligence. Banyak radio-teleskop dengan diameter lebar didirikan di gurun Arizona untuk menangkap sinyal-sinyal yang mungkin mambawa tanda-tanda kehidupan dari luar Bumi. Film “Contact” yang berkaitan dengan ini dan dibintangi oleh Jodie Foster adalah berdasarkan ide Carl Sagan