RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-31 Terurut Topik Benyamin Sapiie
Ya ,,,kalau ini sih masalah lama dengan bangsa ini.

Ini problem lama dan turunan untuk Jakarta dan kota besar lainnya, wong
Istana negara aja hampir dan mungkin akan kebanjiran.  Over kapasitas,
ekonomi, kurang pendidikan dan kumaha engke..long list yang harus
diperbaiki. Mata rantai ini harus coba untuk diputus dan saya akan mulai
dari memperbaiki pendidikan dulu. Karena kalau mau bicara mitigasi,
penghijauan, global warming bahkan hidup sehat dan sertifikat harus ngerti
dulu apa nanti jawabanya . naon eta teh ...

BS





Tadi kalau ada yang menyimak El Shinta, di Pamulang juga ada tanggul ya?
Katanya sih bisa saja terjadi kalau tidak diawasi.

Kemudian soal Situ Gitung itu katanya ada daerah pemukiman di wilayah
tanggul/di tanggul yang tadinya 1 hektar jadi 600 km2.  Dan orang2 ini
punya sertifikat semua.

Mungkin dengarnya setengah2 ya, tetapi sepertinya rakyat kurang
terinformasi mengenai kenapa dilarang membangun di daerah2 tertentu, dan
seolah-olah mereka kebal bencana.  Ya itu, kumaha engke mentality.

Parvita H. Siregar
Chief Geologist
Salamander Energy (Bontang) Pte.Ltd
Jakarta Indonesia

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Tuesday, March 31, 2009 6:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

Ini saya sekarang ini menghadapi masalah sosial dalam hal anticipasi
bencana,
Di desa rumah kami jalannya menyisir gawir, dan jalan ini asalnya jalan
desa
yang kemudian diaspal sekitar 30 tahun yang lalu. Lalu lintas makin
ramai
saja, dan terutama terjadi parkir mobil disisi tebing tamu cafe-cafe
yang
menjamur disini, dan truk2 yang bawa material bangunan.
Sudah agak lama jalan sudah retak2 tanda-tanda mau longsong, dan sudah
lama
saya laporkan ke kepala desa. Sebulan yang lalu terjadi longsor kecil,
saya
tulis surat peringatan akan adanya bahaya longsong ke Kepala Desa dengan

tembusan ke camat dan Kepala Dinas PU Kabupaten, Bandung dan Kepala
Pusat
Mitigasi Bencana Alama. Beberapa kali dilakukan rapat dengan dengan
camat,
polsek, dengan warga setempat lainnya, pemilik cafe, dan 2 orang
professsor
(bayangkan katanya pertama kali ada rapat desa dihadliri professor,
2-nya
dari ITB lagi). Namun walaupun disadari oleh rapat bahkan diputuskan
supaya
dilarang parkir sepanjang tebing dan juga membatasi truk yang lewat,
sampai
kini tidak ada tindakan apa2 dari Kepala Desa (mungkin takut kehilangan
uang
parkir?), seolah-olah tidak ada apa2. Padahal terjadi rempag lagi di
badan
jalan, walaupun kecil. Kalau terjadi longsor besar mungkin seluruh badan

jalan akan kena, karena jalan ini buntu saya mungkin tidak bisa keluar.
Daerahnya sendiri saya nilai cukup aman, tidak pernah ada longsor yang
terjadi secara alami, longsor terjadi kalau orang bikin tembok tinggi
dan
diisi tanah (cut and fill)
Inilah mentalitas kita dalam menghadapi bencana, kumaha engke bae
daripada
engke kumaha Tetapi mentalitas ini juga ternyata didapatkan di
penduduk
California (menurut suatu film dokumenter entah di Discovery Channel
atau
National Geographic), di mana orang tetap membangun rumah2 mewah senilai

sampai jutaan dollar di daerah yang sudah terbukti rawan longsor. gempa
dan
kebakaran hutan.
Apa lagi mentalitas penduduk kita
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: Parvita Siregar parvita.sire...@salamander-energy.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, March 30, 2009 4:38 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious


Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak.

Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap
berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut.  Kenapa
sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan
tersebut?



Parvita H. Siregar

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

Ini masih guyon lho:
Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti
memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth,
atau
Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang
diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga
lewat
situ.
Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa
dihubungkan
dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang
epicentrumnya entah-berantah di mana,  entah beberapa bulan lalu,  yang
di
daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga

tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di
situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk
disitu.
Sekali lagi ini hanya guyon saja.
RPK
- Original Message -
From: lia...@indo.net.id
To: iagi-net

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Hendratno Agus
Semua itu karena kegagapan / kecekatan dalam penanganan darurat.., yang 
diramekan setelah peristiwa itu terjadi..., kebiasaan kita dalam melihat 
peristiwa bencana...
Kebiasaan menyiapkan diri / sedia payung sebelum hujan (yaa payung 
teknis, non teknis, aturan /manajemen, hukum, sosial, ekonomi, budaya, 
politik)..sebelum peristiwa bencana..., ternyata belum menjadi kebiasaan kita 
semua...(pemerintah dan masyarakat)...; Sekarang sebagian payung sudah 
tersedia...koq sebagian masih kehujanan juga..., yang belum bagi-bagi payung 
ke semua lini pemerintah dan unsur masyarakat... ; kalau ternyata koq masih 
kehujanan juga..., distribusi payung tidak merataatau kapasitas payung 
yang kurang bagus dan lebar...

salam lestari, 
agus hendratno





From: Yoga Negara yneg...@caledon.com.au
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, March 30, 2009 7:23:34 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? 
Just curious

Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait
dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan
prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua.

Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke
arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi
yang sangat darurat ini.

Sebaiknya kita (untuk sementara ini) tidak perlu mempermasalahkan
terlebih dahulu apa yang melatarbelakangi keputusan dipakainya geo jepun
tsb., tapi justru sebaiknya kita sebagai pemilik negeri ini (yang
mungkin lebih tau seperti apa kondisi daerah situ gintung) bisa
memberikan bantuan penuh berupa kontribusi detail informasi kondisi geo
pada geologist jepun tersebut agar hasil evaluasi yang akan mereka buat
benar2 dapat dipergunakan untuk meminimalisir resiko bencana yang akan
muncul dikemudian hari.

Seperti yang pak RPK katakan, mari secepatnya kita sebagai geologist2
Indonesia berbuat untuk berkonsolidasi untuk masing2 dapat memberikan
sekecil apapun bantuan informasi kepada para geologist2 jepun agar
detail info kondisi geo daerah tersebut dapat terekam dengan lengkap
yang pada hasilnya akan memberikan rekomendasi suatu rancang bangun yang
benar sesuai dengan geo hazaed daerah tersebut.

Mari kita berbuat dengan benar sesuai dengan kondisi dan permasalahan
yang ada. Berbuat bersama2 untuk setidak2 mengurangi terulangnya bencana
ini dikemudian hari.

Salam
Yoga 

-Original Message-
From: Eko Prasetyo [mailto:strivea...@gmail.com] 
Sent: Monday, 30 March 2009 9:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

nasib negara banyak utang dan kolusi2 proyek


Jepun: Ei you orang miskin, katanya bendungan lu jebol ye?
Indon: Iye Jepang-San, gimana nih...
Jepun: Gampang itu, Indon-kun, lu sewa orang gw, nanti duit sewanya gw
anggep cicilan utang. Ntar lu gw kasih kickback 5%! Gampang to?
Indon (yang otaknya pendek, sambil senyum2 liar dan membungkuk hormat):
Sip, arigatou, jepun-san!


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


  

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Sugeng Hartono
Karena tinggal di Lebakbulus yang tidak jauh dari Cirendeu, saya dan Aditya 
sekali-2 bersepeda dan pernah mampir ke Situ Gintung. Kami pun berjalan di 
tanggul (tanah) sambil lihat orang memancing. Hanya ada saluran kecil 
pembuang air (dengan sistem buka tutup); entah siapa yang bertanggung jawab. 
Kalau berdiri di atas tanggul dan melihat ke arah utara, kelihatan bahwa 
perbedaan antara permukaan air situ dan pemukiman cukup besar. Pemukiaman 
sepertinya berada di bantaran sungai. Bagaimana pak? tanya Adit suatu 
hari. Wah, kalau tanggul ini sampai jebol, perumahan di bawah sana akan 
gawat Dit. Sama sepeti waduk Sempor dulu. Ibarat air dalam jambangan yang 
pecah dan tumpah, jawab saya.
Ketika Jkt diguyur hujan lebat cukup lama, permukaan air situ pasti 
bertambah, dan mungkin juga tidak ada petugas yang membuka saluran pembuang 
air. Akhirnya musibah pun terjadi
Pulang dari kantor ibunya Adit melapor: Pak, ada tiga geologist Jepang 
diundang untuk meneliti Situ Gintung.

Semoga musibah seperti ini tidak akan terjadi lagi.
Kemarin seharian Adit dkk kerja bakti ikut membersihkan SMA-nya (dulu) yang 
terletak tidak jauh dari kali Pesanggrahan...


Wassalam,
sugeng



- Original Message - 
From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, March 30, 2009 3:01 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
ya...? Just curious



Semua itu karena kegagapan / kecekatan dalam penanganan darurat.., yang 
diramekan setelah peristiwa itu terjadi..., kebiasaan kita dalam melihat 
peristiwa bencana...
Kebiasaan menyiapkan diri / sedia payung sebelum hujan (yaa payung 
teknis, non teknis, aturan /manajemen, hukum, sosial, ekonomi, budaya, 
politik)..sebelum peristiwa bencana..., ternyata belum menjadi kebiasaan 
kita semua...(pemerintah dan masyarakat)...; Sekarang sebagian payung 
sudah tersedia...koq sebagian masih kehujanan juga..., yang belum 
bagi-bagi payung ke semua lini pemerintah dan unsur masyarakat... ; 
kalau ternyata koq masih kehujanan juga..., distribusi payung tidak 
merataatau kapasitas payung yang kurang bagus dan lebar...


salam lestari,
agus hendratno





From: Yoga Negara yneg...@caledon.com.au
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, March 30, 2009 7:23:34 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
ya...? Just curious


Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait
dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan
prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua.

Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke
arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi
yang sangat darurat ini.

Sebaiknya kita (untuk sementara ini) tidak perlu mempermasalahkan
terlebih dahulu apa yang melatarbelakangi keputusan dipakainya geo jepun
tsb., tapi justru sebaiknya kita sebagai pemilik negeri ini (yang
mungkin lebih tau seperti apa kondisi daerah situ gintung) bisa
memberikan bantuan penuh berupa kontribusi detail informasi kondisi geo
pada geologist jepun tersebut agar hasil evaluasi yang akan mereka buat
benar2 dapat dipergunakan untuk meminimalisir resiko bencana yang akan
muncul dikemudian hari.

Seperti yang pak RPK katakan, mari secepatnya kita sebagai geologist2
Indonesia berbuat untuk berkonsolidasi untuk masing2 dapat memberikan
sekecil apapun bantuan informasi kepada para geologist2 jepun agar
detail info kondisi geo daerah tersebut dapat terekam dengan lengkap
yang pada hasilnya akan memberikan rekomendasi suatu rancang bangun yang
benar sesuai dengan geo hazaed daerah tersebut.

Mari kita berbuat dengan benar sesuai dengan kondisi dan permasalahan
yang ada. Berbuat bersama2 untuk setidak2 mengurangi terulangnya bencana
ini dikemudian hari.

Salam
Yoga

-Original Message-
From: Eko Prasetyo [mailto:strivea...@gmail.com]
Sent: Monday, 30 March 2009 9:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

nasib negara banyak utang dan kolusi2 proyek


Jepun: Ei you orang miskin, katanya bendungan lu jebol ye?
Indon: Iye Jepang-San, gimana nih...
Jepun: Gampang itu, Indon-kun, lu sewa orang gw, nanti duit sewanya gw
anggep cicilan utang. Ntar lu gw kasih kickback 5%! Gampang to?
Indon (yang otaknya pendek, sambil senyum2 liar dan membungkuk hormat):
Sip, arigatou, jepun-san!


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009

RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Saya tidak mengikuti dengan cermat, tapi di TVOne ada diskusi dengan Kak Seto
dan Bens Leo yang rumahnya terkena dampak air bah serta staf PU(?). Ternyata
tahun lalu (Oktober 2008 kalau tidak salah) ada pertemuan dengan warga
membahas kondisi Situ Gintung. Kesimpulan yang saya tangkap : Ada tersedia
dana 1,5 milyar untuk diimplementasikan di Situ Gintung, tapi baik warga
maupun staf PU tidak sampai pada kesimpulan bahwa bendungan akan diperkuat.
Please CMIIWW.

LL

-Original Message-
From: Parvita Siregar [mailto:parvita.sire...@salamander-energy.com] 
Sent: Monday, March 30, 2009 4:39 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...?
Just curious

Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak.  

Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap
berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut.  Kenapa
sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan
tersebut?  



Parvita H. Siregar

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

Ini masih guyon lho:
Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti 
memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth,
atau 
Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang 
diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga
lewat 
situ.
Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa
dihubungkan 
dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang 
epicentrumnya entah-berantah di mana,  entah beberapa bulan lalu,  yang
di 
daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga

tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di 
situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk 
disitu.
Sekali lagi ini hanya guyon saja.
RPK
- Original Message - 
From: lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
ya...? Just curious


 Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai
 semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai
 ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ
situ
 lain,kalau situ situ  yg lain hanya berfungsi sebagai penampung
 air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg
 tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada
 bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu
 dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran
 irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah
 rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan )
 maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah
 rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air
 membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah
 bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh
 dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun
 perumahan dibawah pintu air bendungan.
 Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara
 teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi
 ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg
 Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan,
 habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi
 ...ramai ramai lagi.dst..dst
 Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak
 Berwenang

 ISM


 Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah,
 blaen temenan nek ngono.

 Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita?
 Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg
 benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari
 Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg
 'menawarkan' bantuannya.

 Salam dari mBogor,
 Syaiful
 @ al-ikhlas
 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message-
 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id

 Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G  ya...? Just curious

 Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi
 Jepang adalah
 khawatir  kalau penelitiannya diserahkan
 pada ahli geologi Indonesia
 kemudian akan muncul  lebih
 dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga
 pemerintah
 bingung menentukan pendapat mana yang benar
 Maaf, ini hanya guyon saja
 RPK


 - Original Message -
 From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G
 ya...? Just curious

Re: [iagi-net-l] Re: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Imam A Sadisun
tanggul (seperti halnya ekstensometer). Hampir seluruh alat pantau
tersebut dapat dikontrol dari jarak jauh secara real-time.

Mitigasi bencana

Dengan telah berkembang kawasan pemukiman yang relatif cukup padat di
bagian hilir tanggul Situ Gintung, sebenarnya sangat disayangkan mengapa
hal ini terjadi. Dengan kasatnya potensi risiko bencana yang ada,
usaha-usaha mitigasi bencana terhadap kemungkinan jebolnya tanggul Situ
Gintung seharusnya dilakukan.

Mitigasi dapat dilakukan secara struktural, misalnya dengan memberikan
tambahan sistem perkuatan tanggul, ataupun secara nonstruktural, antara
lain dengan melakukan berbagai sosialisasi dan arahan yang tepat tentang
potensi berbagai risiko bencana yang mungkin terjadi di sekitar kita.
Mitigasi secara umum dilakukan sebelum bencana tiba, seringkali tidak
menentu atau bahkan lebih cepat dari waktu-waktu yang diperkirakan, bahkan
terkadang memiliki intensitas yang jauh lebih besar dari perkirakan
semula.

Belajar dari peristiwa jebolnya tanggul Situ Gintung, sepertinya bencana
ini sama sekali tidak disangka-sangka kejadiannya. Meskipun ada warga
mengetahui indikasi ketidakstabilan tanggul, tetapi tindakan kesiapsiagaan
yang dilakukannya belum terancang dan terorganisasi dengan baik. Yang
perlu mendapat perhatian di sini adalah dengan adanya peristiwa jebolnya
tanggul Situ Gintung, masyarakat di berbagai wilayah tanah air tinggal di
sekitar tanggul atau bendungan (khususnya berada di bagian hilir), mulai
resah. Apakah hal ini akan dibiarkan terus menerus berlangsung?***

Penulis, Anggota Kelompok Keilmuan Geologi Terapan, FITB - ITB dan Ketua
Divisi Geologi Teknik - IAGI.

-

Salam,
IAS [www.sadisun.enggeol.org]


2009/3/29 mohammadsyai...@gmail.com

 OK, kang Danny, langsung coba kita sambut deh. Insya Allah hari ini, saya
 mau ketemu pak ketua di mBandung, mong-ngomong dululah.

 Salam,
 Syaiful

 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

 Date: Sun, 29 Mar 2009 07:38:55
 To: pp-iagi-2...@iagi.or.id; 'Milis IAGI-net'iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan
 ke IAGI / P3G ya...? Just curious

 Isyu yang dilontarkan Bung Mino benar,
 Kelihatannya memang ada sesuatu yang sangat salah pada manajemen negeri
 kita
 ini.  Perihal mempercayakan (atau dengan kata lain memberikan kerjaan) ke
 ahli luar bukan hal yang baru kali ini terjadi tapi memang sudah
 berulang-ulang,alias sudah jadi kebiasaan.  Setelah gempa-tsunami Aceh,
 para
 ahli geologi yang menjadi konsultan BRR dan para rekanannya pun bukan kita
 tapi banyak para ahli dari luar yang jelas-jelas pengetahuan dan
 keahliannya tidak lebih dari kita.   Untuk pembangunan TEWS (Tsunami Early
 Warning System) juga didominasi oleh para ahli Jerman.  Sekarang ini,
 sejalan setelah keluarkannya UU kebencanaan April 2007, Pak SBY meminta PM
 Australia supaya mengirimkan para ahli kebencanaannya untuk membantu kita.
 Hasilnya, bulan depan ini akan berdiri satu lembaga baru yang dinamakan
 AIFDR (Australian-Indonesia Facility for Disaster Reduction).  Tentu yang
 menjadi tuan-tuan di lembaga itu adalah para ahli Australia.  Mungkin cukup
 masuk akal juga dari sudut pandang bisnis karena dananya hibah dari AUSAID.
 Entah, apakah dalam kasus Situgintung ini dana untuk para konsultan ahli
 geologi tersebut dari PU atau dari Jepang (misalnya: JICA, MERT, dsb.)?
 Jadi, adalah kenyataan bahwa para ahli kebumian kita selalu ditempatkan di
 pojok, bukan karena kita senang mojok  :-)

 Anyway, saya kira IAGI sudah sepantasnya membuat seminar atau workshop lagi
 nih (seperti waktu gempa manokwari).  Tentu ada banyak rekan kita dari
 bidang geohidrologi dan geoteknik dan geologi teknik yang bisa memberikan
 kontribusi,misalnya: Pak Ketum IAGI :-) , Robert Dellinom (Geohidrologi),
 Adrin Tohari (Geoteknik-LIPI), Imam Sadisun (Geologi Teknik-ITB), Dwikorita
 (geologi teknik -UGM), dan banyak rekan-rekan di PVMBG dan Geologi Tata
 Lingkungan di BG.

 Salam,

 Danny


 -Original Message-
 From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com]
 Sent: Sunday, March 29, 2009 5:48 AM
 To: Milis IAGI-net
 Cc: Milis PP-IAGI
 Subject: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G ya...? Just curious

 Betul, kang Mino. Secara formal, seharusnya pemerintah menyandarkan
 persoalan ini kepada BG sbg gudangnya ahli geologi.

 Kita di IAGI tentu akan coba memberikan kontribusi. Ada masukan2 ttg siapa
 saja rekan2 kita yg berkompeten dalam bidang ini? Kita akan coba gerakkan
 pula Departemen Geologi Lingkungan.

 Salam,
 Syaiful

 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message-
 From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id

 Date: Sat, 28 Mar 2009 22:14:38
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung

RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik udrekh
Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali
kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan. 
Misal : 
1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang
Indonesia.
2. Buku tentang geologi Indonesia.
3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang
orang jepang miliki misalnya.. :-)

Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali
untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang
negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he...

Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita
memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya
juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami
fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan.

Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah
masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman
pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang
peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non
migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi
perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus
ditularkan, saya terima juga.

Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat
saya:
1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin
memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang
pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di
dunia keilmuan.
2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi
tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat
target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala
urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses
produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat
R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi
dalam tender minyak di luar negeri sekalipun.
3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil /
mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi
tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya
besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya
seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini
agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari
aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu
sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang
hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi
peluangnya memang ada.

Wallahu a`lam.



On Mon, 2009-03-30 at 10:23 +1000, Yoga Negara wrote:
 Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait
 dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan
 prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua.
 
 Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke
 arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi
 yang sangat darurat ini.
 




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik bpriadi
Sudah ada kok penjelasan dari Staf Gubernur Banten pak. Memang ada dana
1,5 milyar, tapi itu alokasinya untuk penanganan masalah banjir di dua
sungai : Ciliwung dan sungai satu lagi (lupa euy), jadi tidak khusus
untuk Situ Gintung, itu yang sempat terdengar di TV pak

Pem2x


 Saya tidak mengikuti dengan cermat, tapi di TVOne ada diskusi dengan Kak
 Seto
 dan Bens Leo yang rumahnya terkena dampak air bah serta staf PU(?).
 Ternyata
 tahun lalu (Oktober 2008 kalau tidak salah) ada pertemuan dengan warga
 membahas kondisi Situ Gintung. Kesimpulan yang saya tangkap : Ada tersedia
 dana 1,5 milyar untuk diimplementasikan di Situ Gintung, tapi baik warga
 maupun staf PU tidak sampai pada kesimpulan bahwa bendungan akan
 diperkuat.
 Please CMIIWW.

 LL

 -Original Message-
 From: Parvita Siregar [mailto:parvita.sire...@salamander-energy.com]
 Sent: Monday, March 30, 2009 4:39 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
 ya...?
 Just curious

 Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak.

 Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap
 berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut.  Kenapa
 sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan
 tersebut?



 Parvita H. Siregar

 -Original Message-
 From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
 Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
 ya...? Just curious

 Ini masih guyon lho:
 Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti
 memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth,
 atau
 Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang
 diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga
 lewat
 situ.
 Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa
 dihubungkan
 dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang
 epicentrumnya entah-berantah di mana,  entah beberapa bulan lalu,  yang
 di
 daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan.
 Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga

 tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di
 situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk
 disitu.
 Sekali lagi ini hanya guyon saja.
 RPK
 - Original Message -
 From: lia...@indo.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
 ya...? Just curious


 Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai
 semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai
 ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ
 situ
 lain,kalau situ situ  yg lain hanya berfungsi sebagai penampung
 air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg
 tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada
 bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu
 dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran
 irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah
 rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan )
 maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah
 rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air
 membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah
 bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh
 dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun
 perumahan dibawah pintu air bendungan.
 Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara
 teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi
 ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg
 Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan,
 habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi
 ...ramai ramai lagi.dst..dst
 Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak
 Berwenang

 ISM


 Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah,
 blaen temenan nek ngono.

 Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita?
 Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg
 benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari
 Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg
 'menawarkan' bantuannya.

 Salam dari mBogor,
 Syaiful
 @ al-ikhlas
 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message-
 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id

 Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G  ya...? Just curious

 Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi
 Jepang adalah
 khawatir  kalau penelitiannya diserahkan
 pada ahli geologi Indonesia
 kemudian akan muncul  lebih
 dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga
 pemerintah

Re: [iagi-net-l] Re: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Iwan B
/automatic water level recording, hingga jenis alat pantau
 yang dapat mendeteksi pergeseran pada permukaan ataupun di dalam tubuh
 tanggul (seperti halnya ekstensometer). Hampir seluruh alat pantau
 tersebut dapat dikontrol dari jarak jauh secara real-time.

 Mitigasi bencana

 Dengan telah berkembang kawasan pemukiman yang relatif cukup padat di
 bagian hilir tanggul Situ Gintung, sebenarnya sangat disayangkan mengapa
 hal ini terjadi. Dengan kasatnya potensi risiko bencana yang ada,
 usaha-usaha mitigasi bencana terhadap kemungkinan jebolnya tanggul Situ
 Gintung seharusnya dilakukan.

 Mitigasi dapat dilakukan secara struktural, misalnya dengan memberikan
 tambahan sistem perkuatan tanggul, ataupun secara nonstruktural, antara
 lain dengan melakukan berbagai sosialisasi dan arahan yang tepat tentang
 potensi berbagai risiko bencana yang mungkin terjadi di sekitar kita.
 Mitigasi secara umum dilakukan sebelum bencana tiba, seringkali tidak
 menentu atau bahkan lebih cepat dari waktu-waktu yang diperkirakan, bahkan
 terkadang memiliki intensitas yang jauh lebih besar dari perkirakan
 semula.

 Belajar dari peristiwa jebolnya tanggul Situ Gintung, sepertinya bencana
 ini sama sekali tidak disangka-sangka kejadiannya. Meskipun ada warga
 mengetahui indikasi ketidakstabilan tanggul, tetapi tindakan kesiapsiagaan
 yang dilakukannya belum terancang dan terorganisasi dengan baik. Yang
 perlu mendapat perhatian di sini adalah dengan adanya peristiwa jebolnya
 tanggul Situ Gintung, masyarakat di berbagai wilayah tanah air tinggal di
 sekitar tanggul atau bendungan (khususnya berada di bagian hilir), mulai
 resah. Apakah hal ini akan dibiarkan terus menerus berlangsung?***

 Penulis, Anggota Kelompok Keilmuan Geologi Terapan, FITB - ITB dan Ketua
 Divisi Geologi Teknik - IAGI.

 -

 Salam,
 IAS [www.sadisun.enggeol.org]


 2009/3/29 mohammadsyai...@gmail.com

 OK, kang Danny, langsung coba kita sambut deh. Insya Allah hari ini, saya
 mau ketemu pak ketua di mBandung, mong-ngomong dululah.

 Salam,
 Syaiful

 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

 Date: Sun, 29 Mar 2009 07:38:55
 To: pp-iagi-2...@iagi.or.id; 'Milis IAGI-net'iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan
 ke IAGI / P3G     ya...? Just curious

 Isyu yang dilontarkan Bung Mino benar,
 Kelihatannya memang ada sesuatu yang sangat salah pada manajemen negeri
 kita
 ini.  Perihal mempercayakan (atau dengan kata lain memberikan kerjaan) ke
 ahli luar bukan hal yang baru kali ini terjadi tapi memang sudah
 berulang-ulang,alias sudah jadi kebiasaan.  Setelah gempa-tsunami Aceh,
 para
 ahli geologi yang menjadi konsultan BRR dan para rekanannya pun bukan kita
 tapi banyak para ahli dari luar yang jelas-jelas pengetahuan dan
 keahliannya tidak lebih dari kita.   Untuk pembangunan TEWS (Tsunami Early
 Warning System) juga didominasi oleh para ahli Jerman.  Sekarang ini,
 sejalan setelah keluarkannya UU kebencanaan April 2007, Pak SBY meminta PM
 Australia supaya mengirimkan para ahli kebencanaannya untuk membantu kita.
 Hasilnya, bulan depan ini akan berdiri satu lembaga baru yang dinamakan
 AIFDR (Australian-Indonesia Facility for Disaster Reduction).  Tentu yang
 menjadi tuan-tuan di lembaga itu adalah para ahli Australia.  Mungkin cukup
 masuk akal juga dari sudut pandang bisnis karena dananya hibah dari AUSAID.
 Entah, apakah dalam kasus Situgintung ini dana untuk para konsultan ahli
 geologi tersebut dari PU atau dari Jepang (misalnya: JICA, MERT, dsb.)?
 Jadi, adalah kenyataan bahwa para ahli kebumian kita selalu ditempatkan di
 pojok, bukan karena kita senang mojok  :-)

 Anyway, saya kira IAGI sudah sepantasnya membuat seminar atau workshop lagi
 nih (seperti waktu gempa manokwari).  Tentu ada banyak rekan kita dari
 bidang geohidrologi dan geoteknik dan geologi teknik yang bisa memberikan
 kontribusi,misalnya: Pak Ketum IAGI :-) , Robert Dellinom (Geohidrologi),
 Adrin Tohari (Geoteknik-LIPI), Imam Sadisun (Geologi Teknik-ITB), Dwikorita
 (geologi teknik -UGM), dan banyak rekan-rekan di PVMBG dan Geologi Tata
 Lingkungan di BG.

 Salam,

 Danny


 -Original Message-
 From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com]
 Sent: Sunday, March 29, 2009 5:48 AM
 To: Milis IAGI-net
 Cc: Milis PP-IAGI
 Subject: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G ya...? Just curious

 Betul, kang Mino. Secara formal, seharusnya pemerintah menyandarkan
 persoalan ini kepada BG sbg gudangnya ahli geologi.

 Kita di IAGI tentu akan coba memberikan kontribusi. Ada masukan2 ttg siapa
 saja rekan2 kita yg berkompeten dalam bidang ini? Kita akan coba gerakkan
 pula Departemen Geologi Lingkungan.

 Salam,
 Syaiful

 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message

RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Parvita Siregar
Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak.  

Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap
berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut.  Kenapa
sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan
tersebut?  



Parvita H. Siregar

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

Ini masih guyon lho:
Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti 
memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth,
atau 
Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang 
diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga
lewat 
situ.
Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa
dihubungkan 
dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang 
epicentrumnya entah-berantah di mana,  entah beberapa bulan lalu,  yang
di 
daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga

tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di 
situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk 
disitu.
Sekali lagi ini hanya guyon saja.
RPK
- Original Message - 
From: lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
ya...? Just curious


 Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai
 semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai
 ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ
situ
 lain,kalau situ situ  yg lain hanya berfungsi sebagai penampung
 air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg
 tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada
 bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu
 dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran
 irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah
 rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan )
 maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah
 rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air
 membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah
 bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh
 dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun
 perumahan dibawah pintu air bendungan.
 Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara
 teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi
 ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg
 Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan,
 habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi
 ...ramai ramai lagi.dst..dst
 Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak
 Berwenang

 ISM


 Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah,
 blaen temenan nek ngono.

 Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita?
 Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg
 benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari
 Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg
 'menawarkan' bantuannya.

 Salam dari mBogor,
 Syaiful
 @ al-ikhlas
 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message-
 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id

 Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G  ya...? Just curious

 Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi
 Jepang adalah
 khawatir  kalau penelitiannya diserahkan
 pada ahli geologi Indonesia
 kemudian akan muncul  lebih
 dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga
 pemerintah
 bingung menentukan pendapat mana yang benar
 Maaf, ini hanya guyon saja
 RPK


 - Original Message -
 From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G
 ya...? Just curious


 Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan
 kualitas scientist dan
 profesional kita. Hal yang
 berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan
 bendungan yang
 notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja
 sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa
 ini.

 Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam
 engineering
 geology untuk buat studi perbandingan...dan
 paparkan hasilnya secara resmi
 oleh IAGI tapi syaratnya
 harus bersih dari para politisi.

 Salam,

 Ben Sapiie



 Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk
 luar negri.

 Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap
 bangsa yang
 sangat menghargai sejarah perjuangan tempo
 doeloe

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Iwan B
kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr
sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau
tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu
memberikan input ini ke pemerintah

2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com:
 Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali
 kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan.
 Misal :
 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang
 Indonesia.
 2. Buku tentang geologi Indonesia.
 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang
 orang jepang miliki misalnya.. :-)

 Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali
 untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang
 negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he...

 Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita
 memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya
 juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami
 fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan.

 Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah
 masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman
 pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang
 peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non
 migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi
 perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus
 ditularkan, saya terima juga.

 Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat
 saya:
 1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin
 memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang
 pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di
 dunia keilmuan.
 2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi
 tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat
 target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala
 urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses
 produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat
 R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi
 dalam tender minyak di luar negeri sekalipun.
 3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil /
 mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi
 tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya
 besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya
 seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini
 agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari
 aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu
 sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang
 hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi
 peluangnya memang ada.

 Wallahu a`lam.



 On Mon, 2009-03-30 at 10:23 +1000, Yoga Negara wrote:
 Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait
 dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan
 prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua.

 Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke
 arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi
 yang sangat darurat ini.




 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
 akan dilaksanakan di Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
 IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct 
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss 
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
 information posted on IAGI mailing list.
 

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Slamet Riyadi
Wah . . . kenapa kalau Pak Sugeng ini tahu bahwa ada potensial seperti itu
tidak lapor ke IAGI atau ke Polisi?!

p.s.: kalau Adit  . . .saya tahu memang bukan geolosist, karena masih SMA?


Cuma tanya lho Pak . . .

Salam,
SR

-

2009/3/30 Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id

 Karena tinggal di Lebakbulus yang tidak jauh dari Cirendeu, saya dan Aditya
 sekali-2 bersepeda dan pernah mampir ke Situ Gintung. Kami pun berjalan di
 tanggul (tanah) sambil lihat orang memancing. Hanya ada saluran kecil
 pembuang air (dengan sistem buka tutup); entah siapa yang bertanggung jawab.
 Kalau berdiri di atas tanggul dan melihat ke arah utara, kelihatan bahwa
 perbedaan antara permukaan air situ dan pemukiman cukup besar. Pemukiaman
 sepertinya berada di bantaran sungai. Bagaimana pak? tanya Adit suatu
 hari. Wah, kalau tanggul ini sampai jebol, perumahan di bawah sana akan
 gawat Dit. Sama sepeti waduk Sempor dulu. Ibarat air dalam jambangan yang
 pecah dan tumpah, jawab saya.
 Ketika Jkt diguyur hujan lebat cukup lama, permukaan air situ pasti
 bertambah, dan mungkin juga tidak ada petugas yang membuka saluran pembuang
 air. Akhirnya musibah pun terjadi
 Pulang dari kantor ibunya Adit melapor: Pak, ada tiga geologist Jepang
 diundang untuk meneliti Situ Gintung.
 Semoga musibah seperti ini tidak akan terjadi lagi.
 Kemarin seharian Adit dkk kerja bakti ikut membersihkan SMA-nya (dulu) yang
 terletak tidak jauh dari kali Pesanggrahan...

 Wassalam,
 sugeng



 - Original Message - From: Hendratno Agus 
 agushendra...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Monday, March 30, 2009 3:01 PM

 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
 ya...? Just curious


 Semua itu karena kegagapan / kecekatan dalam penanganan darurat.., yang
 diramekan setelah peristiwa itu terjadi..., kebiasaan kita dalam melihat
 peristiwa bencana...
 Kebiasaan menyiapkan diri / sedia payung sebelum hujan (yaa payung
 teknis, non teknis, aturan /manajemen, hukum, sosial, ekonomi, budaya,
 politik)..sebelum peristiwa bencana..., ternyata belum menjadi kebiasaan
 kita semua...(pemerintah dan masyarakat)...; Sekarang sebagian payung
 sudah tersedia...koq sebagian masih kehujanan juga..., yang belum bagi-bagi
 payung ke semua lini pemerintah dan unsur masyarakat... ; kalau ternyata
 koq masih kehujanan juga..., distribusi payung tidak merataatau
 kapasitas payung yang kurang bagus dan lebar...

 salam lestari,
 agus hendratno




 
 From: Yoga Negara yneg...@caledon.com.au
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Monday, March 30, 2009 7:23:34 AM
 Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
 ya...? Just curious

 Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait
 dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan
 prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua.

 Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke
 arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi
 yang sangat darurat ini.

 Sebaiknya kita (untuk sementara ini) tidak perlu mempermasalahkan
 terlebih dahulu apa yang melatarbelakangi keputusan dipakainya geo jepun
 tsb., tapi justru sebaiknya kita sebagai pemilik negeri ini (yang
 mungkin lebih tau seperti apa kondisi daerah situ gintung) bisa
 memberikan bantuan penuh berupa kontribusi detail informasi kondisi geo
 pada geologist jepun tersebut agar hasil evaluasi yang akan mereka buat
 benar2 dapat dipergunakan untuk meminimalisir resiko bencana yang akan
 muncul dikemudian hari.

 Seperti yang pak RPK katakan, mari secepatnya kita sebagai geologist2
 Indonesia berbuat untuk berkonsolidasi untuk masing2 dapat memberikan
 sekecil apapun bantuan informasi kepada para geologist2 jepun agar
 detail info kondisi geo daerah tersebut dapat terekam dengan lengkap
 yang pada hasilnya akan memberikan rekomendasi suatu rancang bangun yang
 benar sesuai dengan geo hazaed daerah tersebut.

 Mari kita berbuat dengan benar sesuai dengan kondisi dan permasalahan
 yang ada. Berbuat bersama2 untuk setidak2 mengurangi terulangnya bencana
 ini dikemudian hari.

 Salam
 Yoga

 -Original Message-
 From: Eko Prasetyo [mailto:strivea...@gmail.com]
 Sent: Monday, 30 March 2009 9:49 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
 ya...? Just curious

 nasib negara banyak utang dan kolusi2 proyek
 

 Jepun: Ei you orang miskin, katanya bendungan lu jebol ye?
 Indon: Iye Jepang-San, gimana nih...
 Jepun: Gampang itu, Indon-kun, lu sewa orang gw, nanti duit sewanya gw
 anggep cicilan utang. Ntar lu gw kasih kickback 5%! Gampang to?
 Indon (yang otaknya pendek, sambil senyum2 liar dan membungkuk hormat):
 Sip, arigatou, jepun-san!


 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Aku berada di kubu yg ngga pelu dibangun bendungan lagi. Tapi diubah
menjadi hutan kota ;-)
Fungsi resapan dan fungsi wisata masih ada tapi fungsi pengairan dah
ga perlu lagi.
Geemana kan Iwan ?
Detail peta morphologi serta peta geologi dah tersedia loo.

Rdp

On 3/30/09, Iwan B pak.i...@gmail.com wrote:
 kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr
 sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau
 tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu
 memberikan input ini ke pemerintah

 2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com:
 Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali
 kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan.
 Misal :
 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang
 Indonesia.
 2. Buku tentang geologi Indonesia.
 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang
 orang jepang miliki misalnya.. :-)

 Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali
 untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang
 negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he...

 Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita
 memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya
 juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami
 fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan.

 Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah
 masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman
 pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang
 peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non
 migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi
 perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus
 ditularkan, saya terima juga.

 Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat
 saya:
 1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin
 memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang
 pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di
 dunia keilmuan.
 2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi
 tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat
 target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala
 urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses
 produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat
 R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi
 dalam tender minyak di luar negeri sekalipun.
 3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil /
 mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi
 tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya
 besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya
 seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini
 agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari
 aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu
 sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang
 hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi
 peluangnya memang ada.

 Wallahu a`lam.



 On Mon, 2009-03-30 at 10:23 +1000, Yoga Negara wrote:
 Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait
 dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan
 prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua.

 Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke
 arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi
 yang sangat darurat ini.




 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
 akan dilaksanakan di Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI and 

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Kalau aku bilang gini ini negeri gwe, gwe nyang mesti berperan. Soal
kemampuan itu akan berjalan kedepan sesuai dengan peranan. Tanpa
diberi peran gwe jadi jalan pelan
Kalao loe emang cinta negeri dan bangsa loe, berilah peran buat gwe.

Bukan hanya kemampuan yg diperlukan membangun negeri ini tapi proses
pembelajaran dari halaman rumah sendiri harus diberikan kesempatannya
pada anak negeri sendiri.

Pripun?

Rdp

On 3/30/09, udrekh udr...@gmail.com wrote:
 Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali
 kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan.
 Misal :
 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang
 Indonesia.
 2. Buku tentang geologi Indonesia.
 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang
 orang jepang miliki misalnya.. :-)

 Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali
 untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang
 negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he...

 Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita
 memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya
 juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami
 fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan.

 Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah
 masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman
 pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang
 peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non
 migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi
 perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus
 ditularkan, saya terima juga.

 Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat
 saya:
 1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin
 memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang
 pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di
 dunia keilmuan.
 2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi
 tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat
 target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala
 urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses
 produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat
 R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi
 dalam tender minyak di luar negeri sekalipun.
 3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil /
 mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi
 tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya
 besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya
 seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini
 agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari
 aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu
 sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang
 hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi
 peluangnya memang ada.

 Wallahu a`lam.



 On Mon, 2009-03-30 at 10:23 +1000, Yoga Negara wrote:
 Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait
 dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan
 prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua.

 Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke
 arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi
 yang sangat darurat ini.




 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
 akan dilaksanakan di Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind 

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Iwan B
bagaimana solusinya fungsi danau sebagai area pengontrol banjir? klau
hanya sekedar dihijaukan apakah mampu menampung luapan air

2009/3/30 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com:
 Aku berada di kubu yg ngga pelu dibangun bendungan lagi. Tapi diubah
 menjadi hutan kota ;-)
 Fungsi resapan dan fungsi wisata masih ada tapi fungsi pengairan dah
 ga perlu lagi.
 Geemana kan Iwan ?
 Detail peta morphologi serta peta geologi dah tersedia loo.

 Rdp

 On 3/30/09, Iwan B pak.i...@gmail.com wrote:
 kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr
 sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau
 tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu
 memberikan input ini ke pemerintah

 2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com:
 Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali
 kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan.
 Misal :
 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang
 Indonesia.
 2. Buku tentang geologi Indonesia.
 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang
 orang jepang miliki misalnya.. :-)

 Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali
 untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang
 negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he...

 Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita
 memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya
 juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami
 fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan.

 Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah
 masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman
 pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang
 peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non
 migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi
 perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus
 ditularkan, saya terima juga.

 Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat
 saya:
 1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin
 memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang
 pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di
 dunia keilmuan.
 2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi
 tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat
 target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala
 urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses
 produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat
 R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi
 dalam tender minyak di luar negeri sekalipun.
 3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil /
 mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi
 tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya
 besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya
 seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini
 agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari
 aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu
 sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang
 hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi
 peluangnya memang ada.

 Wallahu a`lam.



 On Mon, 2009-03-30 at 10:23 +1000, Yoga Negara wrote:
 Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait
 dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan
 prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua.

 Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke
 arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi
 yang sangat darurat ini.




 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
 akan dilaksanakan di Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Andi Salahuddin
Setuju Pak, mungkin sebaiknya ada yg membahasnya dari sisi geologi. Mas Imam
sudah memberikan salah satu contoh seperti yg ditulis di harian PR.



Dan barangkali akan lebih baik lagi apabila kalau sudah diketahui penyebab
terjadinya banjir situgintung ini, kita mencoba untuk mengidentifikasi
daerah/situ2 yang mempunyai potensi bencana serupa. Faktor-faktor
penyebabnya bisa dilihat dari berbagai sisi, baik itu dari sisi proses
endogen (dilalui sesar aktif, dsb), proses eksogen (erosi, curah hujan yg
tinggi, dsb), sisi monitoring dan maintanance kerekayasaannya, hingga sisi
sosial kemasyrakatannya (tata ruang dan pemanfaatan lahannya, kebiasaaan
masyarakat yg sering buang sampah sehingga menyebabkan pendangkalan, dsb).



Jika faktor-faktor penyebab di atas sudah kita (anggap) ketahui, mungkin
alangkah baiknya jika dibuat semacam peta potensi bencana untuk situ-situ /
tanggul-tanggul yg lain lalu disosialisasikan ke badan pemerintah terkait
serta masyarakat disekitarnya sehingga peristiwa serupa mudah-mudahan tidak
terulang lagi. Sama seperti peta potensi bencana gunung api  yang sepertinya
sudah tersosialisasikan dengan baik.
Saya setuju dengan yang ibu/bapak bilang sebelumnya, jangan sampai press
release geologi  yang mengungkap kebencanaan selalu one step behind. Semestinya
”the present is the key to the past” dan juga “the present is the key to the
future”.


Salam,
Andi


2009/3/30 Iwan B pak.i...@gmail.com

 kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr
 sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau
 tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu
 memberikan input ini ke pemerintah

 2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com:
   Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali
  kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan.
  Misal :
  1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang
  Indonesia.
  2. Buku tentang geologi Indonesia.
  3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang
  orang jepang miliki misalnya.. :-)
 
  Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali
  untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang
  negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he...
 
  Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita
  memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya
  juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami
  fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan.
 
  Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah
  masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman
  pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang
  peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non
  migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi
  perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus
  ditularkan, saya terima juga.
 
  Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat
  saya:
  1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin
  memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang
  pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di
  dunia keilmuan.
  2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi
  tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat
  target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala
  urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses
  produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat
  R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi
  dalam tender minyak di luar negeri sekalipun.
  3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil /
  mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi
  tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya
  besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya
  seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini
  agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari
  aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu
  sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang
  hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi
  peluangnya memang ada.
 
  Wallahu a`lam.



Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Luas tangkapan air (DAS) Situ Gintung hanya sekitar 3 Km saja. Seluas satu
kalurahan di Jakarta.
Kalau hujannya lebat saya rasa kalau ada saluran (drainasi) yang pas dengan
tingkat penyerapan bagus (lahan hutan kota), maka air limpasannya masih akan
bisa dialirkan atau dikontrol. Memang betul akan menyumbang beban kali
Pesanggrahan tetapi pasti tidak akan menumpuk potensi banjir bandang karena
tidak air yang terkumpul.

Juga perlu diperhatikan lagi, bahwa Situ gintung bukan pengumpul air dari
sungai-sungai yang ada di sekitarnya. Luas DAS Gintung 3 Km2 saja. Aku yakin
Pak Ketua mampu menghitung dengan cepat, seberapa besar air limpasan yang
akan terkumpul pada daerah seluas 3 Km2 ini.

Aku rasa mudah dihitung, berapa kapasitas aliran yang diperlukan utk daerah
seluas 3 Km2 ini. Selama ini SI Gintung ditahan ngga boleh buang hajat,
dulunya hajatan SI Gintung dikeluarkan pada masa petani mencangkul disawah.
Saat ini sawahnya disini perumahan yang nyangkul di Sudirman Thamrin atau
bahkan sampai di Glodog dan sekitarnya.

Karena ditahan itulah maka volume Si Gintung menjadi gendoet, dan susah dan
berat menampung airnya. Kedalaman Gintung yang konon rata-rata masih 10
Meter ini di dekat tanggul yang jebol rasanya lebih dari itu. Sedangkan
menegok topografi yang sangat kasar (dari SRTM), ada beda elevasi cukup
besar antara tanggul dengan bagian bawah bantaran sungai Pesanggrahan.

[image: 
ketinggian-gintung]http://rovicky.wordpress.com/2009/03/30/dongeng-seputar-situ-situ-di-indonesia-beauty-and-the-beast-2-energinya-90-ton-tnt/

Kalau toh masih diperlukan tubuh air sebagai buffer, maka ukurannya tentunya
kecil saja (dangkal). Dan harus selalu didrain secara berkala.

Kalau ga salah ketinggian earthfill (bendung urugan) tidak boleh lebih
dari 15 meter. Tekana dibagian bawah sudah cukup mampu membuat erosi karena
tekana hidrostatisnya. Maksimum ketinggian earthfill ini juga perlu
diperhatikan untuk kasus Lusi.

rdp

2009/3/30 Iwan B pak.i...@gmail.com

 bagaimana solusinya fungsi danau sebagai area pengontrol banjir? klau
 hanya sekedar dihijaukan apakah mampu menampung luapan air

 2009/3/30 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com:
  Aku berada di kubu yg ngga pelu dibangun bendungan lagi. Tapi diubah
  menjadi hutan kota ;-)
  Fungsi resapan dan fungsi wisata masih ada tapi fungsi pengairan dah
  ga perlu lagi.
  Geemana kan Iwan ?
  Detail peta morphologi serta peta geologi dah tersedia loo.
 
  Rdp
 
  On 3/30/09, Iwan B pak.i...@gmail.com wrote:
  kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr
  sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau
  tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu
  memberikan input ini ke pemerintah
 
  2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com:
  Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali
  kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan.
  Misal :
  1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang
  Indonesia.
  2. Buku tentang geologi Indonesia.
  3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang
  orang jepang miliki misalnya.. :-)
 
  Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali
  untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang
  negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he...
 
  Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita
  memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya
  juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami
  fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan.
 
  Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah
  masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman
  pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang
  peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non
  migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi
  perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus
  ditularkan, saya terima juga.
 
  Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan
 buat
  saya:
  1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin
  memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang
  pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di
  dunia keilmuan.
  2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi
  tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat
  target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala
  urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses
  produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat
  R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi
  dalam tender minyak di luar negeri sekalipun.
  3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil /
  mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi
  

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Ini saya sekarang ini menghadapi masalah sosial dalam hal anticipasi 
bencana,
Di desa rumah kami jalannya menyisir gawir, dan jalan ini asalnya jalan desa 
yang kemudian diaspal sekitar 30 tahun yang lalu. Lalu lintas makin ramai 
saja, dan terutama terjadi parkir mobil disisi tebing tamu cafe-cafe yang 
menjamur disini, dan truk2 yang bawa material bangunan.
Sudah agak lama jalan sudah retak2 tanda-tanda mau longsong, dan sudah lama 
saya laporkan ke kepala desa. Sebulan yang lalu terjadi longsor kecil, saya 
tulis surat peringatan akan adanya bahaya longsong ke Kepala Desa dengan 
tembusan ke camat dan Kepala Dinas PU Kabupaten, Bandung dan Kepala Pusat 
Mitigasi Bencana Alama. Beberapa kali dilakukan rapat dengan dengan camat, 
polsek, dengan warga setempat lainnya, pemilik cafe, dan 2 orang professsor 
(bayangkan katanya pertama kali ada rapat desa dihadliri professor, 2-nya 
dari ITB lagi). Namun walaupun disadari oleh rapat bahkan diputuskan supaya 
dilarang parkir sepanjang tebing dan juga membatasi truk yang lewat, sampai 
kini tidak ada tindakan apa2 dari Kepala Desa (mungkin takut kehilangan uang 
parkir?), seolah-olah tidak ada apa2. Padahal terjadi rempag lagi di badan 
jalan, walaupun kecil. Kalau terjadi longsor besar mungkin seluruh badan 
jalan akan kena, karena jalan ini buntu saya mungkin tidak bisa keluar. 
Daerahnya sendiri saya nilai cukup aman, tidak pernah ada longsor yang 
terjadi secara alami, longsor terjadi kalau orang bikin tembok tinggi dan 
diisi tanah (cut and fill)
Inilah mentalitas kita dalam menghadapi bencana, kumaha engke bae daripada 
engke kumaha Tetapi mentalitas ini juga ternyata didapatkan di penduduk 
California (menurut suatu film dokumenter entah di Discovery Channel atau 
National Geographic), di mana orang tetap membangun rumah2 mewah senilai 
sampai jutaan dollar di daerah yang sudah terbukti rawan longsor. gempa dan 
kebakaran hutan.

Apa lagi mentalitas penduduk kita
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Parvita Siregar parvita.sire...@salamander-energy.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, March 30, 2009 4:38 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
ya...? Just curious



Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak.

Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap
berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut.  Kenapa
sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan
tersebut?



Parvita H. Siregar

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

Ini masih guyon lho:
Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti
memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth,
atau
Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang
diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga
lewat
situ.
Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa
dihubungkan
dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang
epicentrumnya entah-berantah di mana,  entah beberapa bulan lalu,  yang
di
daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga

tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di
situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk
disitu.
Sekali lagi ini hanya guyon saja.
RPK
- Original Message - 
From: lia...@indo.net.id

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious



Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai
semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai
ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ

situ

lain,kalau situ situ  yg lain hanya berfungsi sebagai penampung
air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg
tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada
bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu
dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran
irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah
rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan )
maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah
rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air
membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah
bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh
dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun
perumahan dibawah pintu air bendungan.
Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara
teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi
ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg
Tim Tim nya masing , terus masing masing

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata

Lanjutan:
Mentalitas Kepala Desa Ciburial tempat tinggal saya mungkin berpendapat, 
kalau untuk mengantisipasi bahaya itu tidak ada biayanya atau anggaran 
pemerintah, tetapi kalau bencana sudah terjadi maka ada biaya dari anggaran 
pemerintah dan bakal banyak sumbangan masuk.

RPK
- Original Message - 
From: bpri...@gc.itb.ac.id

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, March 31, 2009 1:38 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
ya...? Just curious




Sudah ada kok penjelasan dari Staf Gubernur Banten pak. Memang ada dana
1,5 milyar, tapi itu alokasinya untuk penanganan masalah banjir di dua
sungai : Ciliwung dan sungai satu lagi (lupa euy), jadi tidak khusus
untuk Situ Gintung, itu yang sempat terdengar di TV pak

Pem2x



Saya tidak mengikuti dengan cermat, tapi di TVOne ada diskusi dengan Kak
Seto
dan Bens Leo yang rumahnya terkena dampak air bah serta staf PU(?).
Ternyata
tahun lalu (Oktober 2008 kalau tidak salah) ada pertemuan dengan warga
membahas kondisi Situ Gintung. Kesimpulan yang saya tangkap : Ada 
tersedia

dana 1,5 milyar untuk diimplementasikan di Situ Gintung, tapi baik warga
maupun staf PU tidak sampai pada kesimpulan bahwa bendungan akan
diperkuat.
Please CMIIWW.

LL

-Original Message-
From: Parvita Siregar [mailto:parvita.sire...@salamander-energy.com]
Sent: Monday, March 30, 2009 4:39 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...?
Just curious

Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak.

Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap
berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut.  Kenapa
sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan
tersebut?



Parvita H. Siregar

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

Ini masih guyon lho:
Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti
memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth,
atau
Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang
diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga
lewat
situ.
Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa
dihubungkan
dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang
epicentrumnya entah-berantah di mana,  entah beberapa bulan lalu,  yang
di
daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga

tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di
situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk
disitu.
Sekali lagi ini hanya guyon saja.
RPK
- Original Message -
From: lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious



Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai
semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai
ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ

situ

lain,kalau situ situ  yg lain hanya berfungsi sebagai penampung
air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg
tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada
bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu
dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran
irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah
rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan )
maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah
rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air
membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah
bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh
dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun
perumahan dibawah pintu air bendungan.
Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara
teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi
ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg
Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan,
habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi
...ramai ramai lagi.dst..dst
Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak
Berwenang

ISM



Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah,
blaen temenan nek ngono.



Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita?
Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg
benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari
Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg
'menawarkan' bantuannya.



Salam dari mBogor,
Syaiful
@ al-ikhlas
Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata

RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Yoga Negara
Bang Rovick,

Kok kesan yang saya tangkep dari statement di bawah ini adalah bahwa
kita generasi sekarang lebih berorientasi ke masalah berusaha untuk
mendapat pekerjaan (peran).

Saya pikir salah satu sumber permasalahan kenapa bangsa ini tidak bisa
mencapai kemajuan secepat bangsa lainnya adalah karena pola pikir yang
seperti itu, selalu mengharapkan diberi peran (pekerjaan) untuk baru
bisa membuktikan eksistensi dirinya

Coba kita perhatikan sedemikian banyak sekolah bisnis, sekolah ekonomi,
sekolah teknik, sekolah2 lainnya...tapi hampir sebagian besar lulusan
dari sekolah2 tersebut berorientasi menjadi pekerja (karyawan) tidak
sebaliknya berorientasi menjadi pengusaha (sang pemberi peran)...tragis

Kenapa nggk statement-nya kita rubah sedikit menjadi seperti ini: ini
bukan cuman negeri loe atau cuman negeri gwe, tapi ini negeri kite
bersama
Kalo loe emang cinta negeri dan bangsa ini, jangan menunggu dan
mengharap orang memberi loe peran untuk bisa berbuat, tapi berbuatlah
dahulu agar orang bisa melihat bahwa loe emang pantas untuk punya peran
dinegeri ini

Negeri ini telah sedemikian banyaknya memberikan kesempatan pada anak
negeri-nya sendiri, tapi justru anak negeri-nya sendiri yang sering
menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan tersebutbuktinya...?
a. Kebocoran dana proyek, tidaklah dilakukan oleh para ahli asing, tapi
banyak dimanipulasi ahli dari bangsa sendiri...
b. Kerusakan lingkungan disemua aspek kehidupan, terjadi justru oleh
karena banyaknya regulasi yang justru dibuat oleh bangsa kita sendiri
tapi dilanggar oleh bangsa sendiri...
c. Pelanggaran bestek rancang bangun, justru dilakukan oleh hamper
sebagian besar ahli dan professional bangsa kita yang katanya berasal
dari alumni perguruan tinggi
d. Kong kalikong dana apbn dan apbd...hampir tidak pernah dilakukan
dilakukan bangsa asing...tapi justru oleh bangsa sendiri...
e. beberapa kontrak migas dan mining yang sepertinya lebih
menguntungkan pihak asing, justru disepakati dan ditandatangani oleh
anak bangsa ini (yang katanya berhasil dilobi hanya oleh jabatan dan
segepok uang)...

Menurut saya, yang kita perlukan memang bukan hanya kemampuan untuk
membangun negeri ini, tapi juga percaya diri yang tinggi bahwa kita bisa
membangun dan membersihkan bangsa ini dari carut marut yang ada

Kesempatanharus diciptakan, karena itulah yang dilakukan para
pendiri bangsa ini, yang telah menciptakan dan memberikan kesempatan
kepada kita berupa kemerdekaan yang mereka rebut dengan darah dan
pengorbanan...itu saja sudah dan sangat cukup buat kita

Mari kita tanya sama diri kita sendiri, jika hari ini kita sebagai
generasi saat ini merengek meminta kesempatan...maka bayangkan apa yang
akan diminta oleh para generasi penerus kita nanti...

Hayu atuh kita bareng2 ciptakan kesempatan2 itu untuk generasi penerus
kita nanti...seperti apa yang telah dilakukan bapak dan ibu kita
dulu

Salam
Yoga



 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Monday, 30 March 2009 11:39 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

Kalau aku bilang gini ini negeri gwe, gwe nyang mesti berperan. Soal
kemampuan itu akan berjalan kedepan sesuai dengan peranan. Tanpa
diberi peran gwe jadi jalan pelan
Kalao loe emang cinta negeri dan bangsa loe, berilah peran buat gwe.

Bukan hanya kemampuan yg diperlukan membangun negeri ini tapi proses
pembelajaran dari halaman rumah sendiri harus diberikan kesempatannya
pada anak negeri sendiri.

Pripun?

Rdp

On 3/30/09, udrekh udr...@gmail.com wrote:
 Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali
 kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan.
 Misal :
 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang
 Indonesia.
 2. Buku tentang geologi Indonesia.
 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang
 orang jepang miliki misalnya.. :-)

 Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali
 untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang
 negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he...

 Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita
 memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya
 juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami
 fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan.

 Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya
udah
 masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti,
cuman
 pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang
 peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non
 migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi
 perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus
 ditularkan, saya terima juga.

 Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan
buat
 saya:
 1. Menjadi

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik AZHALI_EDWIN
Mas Rovicky,

Dalam keseharian saya pergi pulang dari rumah ke kantor selalu melewati 
Kali Pesanggrahan ini. Dan saya yakin dari sekian banyak orang yang setiap 
hari lewat kali ini, terutama pada saat musim hujan seperti sekarang, 
punya satu kekhawatiran yang besar seandainya kali ini meluap. Bahkan ada 
satu pemeo di daerah Cipulir dekat kantor LEMIGAS, yang mengatakan: 
Cipulir itu dilempar air seember aja bakalan banjir. Sudah separah itu 
keadaan Kali Pesanggrahan di daerah hilir (dalam kota). Dalam 8 tahun 
terakhir, hampir setiap tahun kali ini meluap yang mengakibatkan daerah 
Jakarta Selatan terputus hubungannya dengan daerah Tangerang. Ini terjadi 
jauh sebelum Situ Gintung jebol. Seandainya fungsi DAS Situ Gintung 
di-ubah, entah apa yang akan terjadi pada Kali Pesanggrahan ini.

Mungkin akan lebih baik apabila daerah Situ Gintung ini di-tata ulang 
secara keseluruhan, termasuk daerah pemukiman di sekitarnya. Daerah di 
sekitar danau bisa di-alih fungsikan sebagai hutan kota. Ibarat Situ 
Lembang di Bandung (eh, masih termasuk Bandung nggak, sih?). Sebelum 
ketemu Situ Lembang kan kita musti ngelewatin hutan pinus dkk-nya. Semua 
outlet dan sungai sebagai pelarian air berlebih dikembalikan lagi seperti 
semula.

btw, di tipi katanya ada satu rumah warna merah yang dibangun dekat sekali 
dengan bendungan hasil temuan PU(?) tahun 2008. Lalu apa tindakan PU pada 
waktu itu, ya? Langsung meminta pemilik rumah untuk membongkar rumahnya 
atau didiamkan saja? Apakah rumah merah itu dibangun dengan IMB?

*www[dot]binun[dot]com*




Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
03/30/2009 11:43 PM
Please respond to
iagi-net@iagi.or.id


To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just 
curious





Luas tangkapan air (DAS) Situ Gintung hanya sekitar 3 Km saja. Seluas satu
kalurahan di Jakarta.
Kalau hujannya lebat saya rasa kalau ada saluran (drainasi) yang pas 
dengan
tingkat penyerapan bagus (lahan hutan kota), maka air limpasannya masih 
akan
bisa dialirkan atau dikontrol. Memang betul akan menyumbang beban kali
Pesanggrahan tetapi pasti tidak akan menumpuk potensi banjir bandang 
karena
tidak air yang terkumpul.

Juga perlu diperhatikan lagi, bahwa Situ gintung bukan pengumpul air dari
sungai-sungai yang ada di sekitarnya. Luas DAS Gintung 3 Km2 saja. Aku 
yakin
Pak Ketua mampu menghitung dengan cepat, seberapa besar air limpasan yang
akan terkumpul pada daerah seluas 3 Km2 ini.

Aku rasa mudah dihitung, berapa kapasitas aliran yang diperlukan utk 
daerah
seluas 3 Km2 ini. Selama ini SI Gintung ditahan ngga boleh buang hajat,
dulunya hajatan SI Gintung dikeluarkan pada masa petani mencangkul 
disawah.
Saat ini sawahnya disini perumahan yang nyangkul di Sudirman Thamrin atau
bahkan sampai di Glodog dan sekitarnya.

Karena ditahan itulah maka volume Si Gintung menjadi gendoet, dan susah 
dan
berat menampung airnya. Kedalaman Gintung yang konon rata-rata masih 10
Meter ini di dekat tanggul yang jebol rasanya lebih dari itu. Sedangkan
menegok topografi yang sangat kasar (dari SRTM), ada beda elevasi cukup
besar antara tanggul dengan bagian bawah bantaran sungai Pesanggrahan.

[image: ketinggian-gintung]
http://rovicky.wordpress.com/2009/03/30/dongeng-seputar-situ-situ-di-indonesia-beauty-and-the-beast-2-energinya-90-ton-tnt/


Kalau toh masih diperlukan tubuh air sebagai buffer, maka ukurannya 
tentunya
kecil saja (dangkal). Dan harus selalu didrain secara berkala.

Kalau ga salah ketinggian earthfill (bendung urugan) tidak boleh lebih
dari 15 meter. Tekana dibagian bawah sudah cukup mampu membuat erosi 
karena
tekana hidrostatisnya. Maksimum ketinggian earthfill ini juga perlu
diperhatikan untuk kasus Lusi.

rdp

2009/3/30 Iwan B pak.i...@gmail.com

 bagaimana solusinya fungsi danau sebagai area pengontrol banjir? klau
 hanya sekedar dihijaukan apakah mampu menampung luapan air

 2009/3/30 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com:
  Aku berada di kubu yg ngga pelu dibangun bendungan lagi. Tapi diubah
  menjadi hutan kota ;-)
  Fungsi resapan dan fungsi wisata masih ada tapi fungsi pengairan dah
  ga perlu lagi.
  Geemana kan Iwan ?
  Detail peta morphologi serta peta geologi dah tersedia loo.
 
  Rdp
 
  On 3/30/09, Iwan B pak.i...@gmail.com wrote:
  kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr
  sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau
  tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu
  memberikan input ini ke pemerintah
 
  2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com:
  Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali
  kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan.
  Misal :
  1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang 
orang
  Indonesia.
  2. Buku tentang geologi Indonesia.
  3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak 
yang
  orang jepang miliki misalnya.. :-)
 
  Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar

RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Parvita Siregar
Tadi kalau ada yang menyimak El Shinta, di Pamulang juga ada tanggul ya?
Katanya sih bisa saja terjadi kalau tidak diawasi. 

Kemudian soal Situ Gitung itu katanya ada daerah pemukiman di wilayah
tanggul/di tanggul yang tadinya 1 hektar jadi 600 km2.  Dan orang2 ini
punya sertifikat semua.  

Mungkin dengarnya setengah2 ya, tetapi sepertinya rakyat kurang
terinformasi mengenai kenapa dilarang membangun di daerah2 tertentu, dan
seolah-olah mereka kebal bencana.  Ya itu, kumaha engke mentality.

Parvita H. Siregar
Chief Geologist
Salamander Energy (Bontang) Pte.Ltd
Jakarta Indonesia

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Tuesday, March 31, 2009 6:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

Ini saya sekarang ini menghadapi masalah sosial dalam hal anticipasi 
bencana,
Di desa rumah kami jalannya menyisir gawir, dan jalan ini asalnya jalan
desa 
yang kemudian diaspal sekitar 30 tahun yang lalu. Lalu lintas makin
ramai 
saja, dan terutama terjadi parkir mobil disisi tebing tamu cafe-cafe
yang 
menjamur disini, dan truk2 yang bawa material bangunan.
Sudah agak lama jalan sudah retak2 tanda-tanda mau longsong, dan sudah
lama 
saya laporkan ke kepala desa. Sebulan yang lalu terjadi longsor kecil,
saya 
tulis surat peringatan akan adanya bahaya longsong ke Kepala Desa dengan

tembusan ke camat dan Kepala Dinas PU Kabupaten, Bandung dan Kepala
Pusat 
Mitigasi Bencana Alama. Beberapa kali dilakukan rapat dengan dengan
camat, 
polsek, dengan warga setempat lainnya, pemilik cafe, dan 2 orang
professsor 
(bayangkan katanya pertama kali ada rapat desa dihadliri professor,
2-nya 
dari ITB lagi). Namun walaupun disadari oleh rapat bahkan diputuskan
supaya 
dilarang parkir sepanjang tebing dan juga membatasi truk yang lewat,
sampai 
kini tidak ada tindakan apa2 dari Kepala Desa (mungkin takut kehilangan
uang 
parkir?), seolah-olah tidak ada apa2. Padahal terjadi rempag lagi di
badan 
jalan, walaupun kecil. Kalau terjadi longsor besar mungkin seluruh badan

jalan akan kena, karena jalan ini buntu saya mungkin tidak bisa keluar. 
Daerahnya sendiri saya nilai cukup aman, tidak pernah ada longsor yang 
terjadi secara alami, longsor terjadi kalau orang bikin tembok tinggi
dan 
diisi tanah (cut and fill)
Inilah mentalitas kita dalam menghadapi bencana, kumaha engke bae
daripada 
engke kumaha Tetapi mentalitas ini juga ternyata didapatkan di
penduduk 
California (menurut suatu film dokumenter entah di Discovery Channel
atau 
National Geographic), di mana orang tetap membangun rumah2 mewah senilai

sampai jutaan dollar di daerah yang sudah terbukti rawan longsor. gempa
dan 
kebakaran hutan.
Apa lagi mentalitas penduduk kita
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Parvita Siregar parvita.sire...@salamander-energy.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, March 30, 2009 4:38 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
ya...? Just curious


Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak.

Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap
berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut.  Kenapa
sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan
tersebut?



Parvita H. Siregar

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

Ini masih guyon lho:
Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti
memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth,
atau
Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang
diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga
lewat
situ.
Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa
dihubungkan
dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang
epicentrumnya entah-berantah di mana,  entah beberapa bulan lalu,  yang
di
daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga

tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di
situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk
disitu.
Sekali lagi ini hanya guyon saja.
RPK
- Original Message - 
From: lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious


 Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai
 semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai
 ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ
situ
 lain,kalau situ situ  yg lain hanya berfungsi sebagai penampung
 air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg
 tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya

RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-30 Terurut Topik Helby Ellen
Ikut nimbrung karena Saya tinggal didaerah pamulang sejak 2007 tapi lebih 
kearah serpong
Dipamulang masih ada dua situ yang ukurannya relative besar

Yang pertama kalo tidak salah dinamakan situ pamulang dekat dengan ciputat 
setelah pasar ciputat setelah pertigaan sasak dan menurut pengamatan saya 
setiap hari saya lewat ciputat
situ ini bersebelahan sekali dengan jalan raya pamulang-ciputat dan hanya 
dibatasi tembok beton kurang dari 1 meter dan dibagian sisi lain dari jalan ini 
terdapat perumahan penduduk yang sangat padat dan rata2 atap rumah setara 
dengan ketinggian air situ...nah kalo hujan deres dan lama biasanya daerah itu 
sudah kebanjiran...yang saya bingung kenapa perumahan didaerah tersebut bisa 
padat sekali dan bagaimana perijinannya ? (IMB)...dan menurut saya daerah 
ini sangat memiliki potensi bahaya layaknya situ gintung..sampai dimana ketahan 
tembok beton ini menahan air situ???

Yang kedua ini tak kalah membuat saya bingung??? Persis dikota pamulangnya dan 
dinamakan situ benda dan situ yang ini tak kalah indahnya berada di pemukiman 
elok yang bernama witana harja ( danau view) karena perumahan ini berada disisi 
tinggian sekitar situ yang membuat saya bingung baru selesai tahun lalu 
dibangun sebuah mal besar bernama pamulang square yang dibangun diatas tanah 
urugan ke dalam situ disisi jalan raya pamulang - serpong...sekedar informasi 
pamulang square ini pernah ditolak habis-habisan oleh warga sekitar situ tetapi 
akhirnya tetap dibangun, dan bagaimana mungkin mal ini tetap dibangun sedangkan 
waktu banjir besar tahun 2006 hampir seluruh perumahan diwitana harja, reni 
jaya dan lain2 sekitar situ kebanjiran se tinggi dada orang dewasa...terus 
bagaimana perijinan ini tetap berjalan ??? menurut saya pemerintah daerah 
ataupun yang berwenang kurang menyadari hal tersebut

Disisi laen dari yang saya lihat sebelum terjadi musibah situ gintung hingga  
saat ini situ benda yang saya bilang ini sedang dalam perawatan yang berada di 
sekitar perumahan villa pamulang seperti tanah tanggul ditinggikan terus 
dibagian atas situ diberi konblok untuk pejalan kaki dan juga dirapikan..tapi 
apakah ini dapat menahan dengan baik atau tidak yah tidak tahu...

Yah semoga semua instansi terkait dan masyarakat sekitar situ bisa belajar dari 
musibah situ gintung dan bagaimana agar situ yang laen tidak terjadi musibah 
yang sama

-Original Message-
From: Parvita Siregar [mailto:parvita.sire...@salamander-energy.com]
Sent: Tuesday, March 31, 2009 7:58 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? 
Just curious

Tadi kalau ada yang menyimak El Shinta, di Pamulang juga ada tanggul ya?
Katanya sih bisa saja terjadi kalau tidak diawasi.

Kemudian soal Situ Gitung itu katanya ada daerah pemukiman di wilayah
tanggul/di tanggul yang tadinya 1 hektar jadi 600 km2.  Dan orang2 ini
punya sertifikat semua.

Mungkin dengarnya setengah2 ya, tetapi sepertinya rakyat kurang
terinformasi mengenai kenapa dilarang membangun di daerah2 tertentu, dan
seolah-olah mereka kebal bencana.  Ya itu, kumaha engke mentality.

Parvita H. Siregar
Chief Geologist
Salamander Energy (Bontang) Pte.Ltd
Jakarta Indonesia

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Tuesday, March 31, 2009 6:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

Ini saya sekarang ini menghadapi masalah sosial dalam hal anticipasi
bencana,
Di desa rumah kami jalannya menyisir gawir, dan jalan ini asalnya jalan
desa
yang kemudian diaspal sekitar 30 tahun yang lalu. Lalu lintas makin
ramai
saja, dan terutama terjadi parkir mobil disisi tebing tamu cafe-cafe
yang
menjamur disini, dan truk2 yang bawa material bangunan.
Sudah agak lama jalan sudah retak2 tanda-tanda mau longsong, dan sudah
lama
saya laporkan ke kepala desa. Sebulan yang lalu terjadi longsor kecil,
saya
tulis surat peringatan akan adanya bahaya longsong ke Kepala Desa dengan

tembusan ke camat dan Kepala Dinas PU Kabupaten, Bandung dan Kepala
Pusat
Mitigasi Bencana Alama. Beberapa kali dilakukan rapat dengan dengan
camat,
polsek, dengan warga setempat lainnya, pemilik cafe, dan 2 orang
professsor
(bayangkan katanya pertama kali ada rapat desa dihadliri professor,
2-nya
dari ITB lagi). Namun walaupun disadari oleh rapat bahkan diputuskan
supaya
dilarang parkir sepanjang tebing dan juga membatasi truk yang lewat,
sampai
kini tidak ada tindakan apa2 dari Kepala Desa (mungkin takut kehilangan
uang
parkir?), seolah-olah tidak ada apa2. Padahal terjadi rempag lagi di
badan
jalan, walaupun kecil. Kalau terjadi longsor besar mungkin seluruh badan

jalan akan kena, karena jalan ini buntu saya mungkin tidak bisa keluar.
Daerahnya sendiri saya nilai cukup aman, tidak pernah ada longsor yang
terjadi secara alami, longsor terjadi kalau orang bikin tembok tinggi
dan
diisi tanah (cut and fill)
Inilah mentalitas kita

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-29 Terurut Topik Benyamin Sapiie
Wah Pak Koesoema nih guyon atau komplain

Tata ruangnya sudah pasti salah...siapa yang bisa ngatur manusia di
Jakarta. Pendangkalan danau karena sampah dll, ditambah bendungan tua yang
mungkin dibangun belanda juga untuk umur yg pendek.  Saya kurang tahu apa
ada yang memperhatikan dan ngurus bendungan ini selama ini.

Sekarang kita berhadapan dengan dua variabel yang keduanya sangat sulit di
prediksi kelakuannya. Curah hujan sangat tidak menentu beberapa tahun ini,
konon karena global warming. Kalau alam aktifitasnya meningkat tetapi
kapasitas permukaanya berkurang karena tidak diatur ya gini hasilnya..
nyawa dan harta benda taruhannya. Kita tunggu teman2 dari tatalingkungan
dan geologi teknik..

... Sesarnya belum terpetakan ..to be determine Pak.

Ben Sapiie


Ini masih guyon lho:
Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti
memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau
Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang
diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat
situ.
Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan
dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang
epicentrumnya entah-berantah di mana,  entah beberapa bulan lalu,  yang di
daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga
tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di
situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk
disitu.
Sekali lagi ini hanya guyon saja.
RPK
- Original Message -
From: lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious


 Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai
 semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai
 ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ
 lain,kalau situ situ  yg lain hanya berfungsi sebagai penampung
 air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg
 tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada
 bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu
 dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran
 irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah
 rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan )
 maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah
 rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air
 membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah
 bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh
 dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun
 perumahan dibawah pintu air bendungan.
 Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara
 teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi
 ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg
 Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan,
 habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi
 ...ramai ramai lagi.dst..dst
 Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak
 Berwenang

 ISM


 Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah,
 blaen temenan nek ngono.

 Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita?
 Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg
 benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari
 Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg
 'menawarkan' bantuannya.

 Salam dari mBogor,
 Syaiful
 @ al-ikhlas
 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message-
 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id

 Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G  ya...? Just curious

 Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi
 Jepang adalah
 khawatir  kalau penelitiannya diserahkan
 pada ahli geologi Indonesia
 kemudian akan muncul  lebih
 dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga
 pemerintah
 bingung menentukan pendapat mana yang benar
 Maaf, ini hanya guyon saja
 RPK


 - Original Message -
 From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G
 ya...? Just curious


 Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan
 kualitas scientist dan
 profesional kita. Hal yang
 berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan
 bendungan yang
 notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja
 sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa
 ini.

 Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam
 engineering
 geology untuk buat studi perbandingan...dan
 paparkan hasilnya secara resmi
 oleh IAGI tapi syaratnya
 harus bersih dari para politisi.

 Salam

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-29 Terurut Topik Eko Prasetyo
nasib negara banyak utang dan kolusi2 proyek
...

Jepun: Ei you orang miskin, katanya bendungan lu jebol ye?
Indon: Iye Jepang-San, gimana nih...
Jepun: Gampang itu, Indon-kun, lu sewa orang gw, nanti duit sewanya gw
anggep cicilan utang. Ntar lu gw kasih kickback 5%! Gampang to?
Indon (yang otaknya pendek, sambil senyum2 liar dan membungkuk hormat):
Sip, arigatou, jepun-san!


RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-29 Terurut Topik Yoga Negara
Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait
dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan
prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua.

Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke
arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi
yang sangat darurat ini.

Sebaiknya kita (untuk sementara ini) tidak perlu mempermasalahkan
terlebih dahulu apa yang melatarbelakangi keputusan dipakainya geo jepun
tsb., tapi justru sebaiknya kita sebagai pemilik negeri ini (yang
mungkin lebih tau seperti apa kondisi daerah situ gintung) bisa
memberikan bantuan penuh berupa kontribusi detail informasi kondisi geo
pada geologist jepun tersebut agar hasil evaluasi yang akan mereka buat
benar2 dapat dipergunakan untuk meminimalisir resiko bencana yang akan
muncul dikemudian hari.

Seperti yang pak RPK katakan, mari secepatnya kita sebagai geologist2
Indonesia berbuat untuk berkonsolidasi untuk masing2 dapat memberikan
sekecil apapun bantuan informasi kepada para geologist2 jepun agar
detail info kondisi geo daerah tersebut dapat terekam dengan lengkap
yang pada hasilnya akan memberikan rekomendasi suatu rancang bangun yang
benar sesuai dengan geo hazaed daerah tersebut.

Mari kita berbuat dengan benar sesuai dengan kondisi dan permasalahan
yang ada. Berbuat bersama2 untuk setidak2 mengurangi terulangnya bencana
ini dikemudian hari.

Salam
Yoga 

-Original Message-
From: Eko Prasetyo [mailto:strivea...@gmail.com] 
Sent: Monday, 30 March 2009 9:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
ya...? Just curious

nasib negara banyak utang dan kolusi2 proyek
...

Jepun: Ei you orang miskin, katanya bendungan lu jebol ye?
Indon: Iye Jepang-San, gimana nih...
Jepun: Gampang itu, Indon-kun, lu sewa orang gw, nanti duit sewanya gw
anggep cicilan utang. Ntar lu gw kasih kickback 5%! Gampang to?
Indon (yang otaknya pendek, sambil senyum2 liar dan membungkuk hormat):
Sip, arigatou, jepun-san!


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-28 Terurut Topik Benyamin Sapiie
Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan
profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan
bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja
sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini.

Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering
geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi
oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi.

Salam,

Ben Sapiie



Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri.

Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang
sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam
Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun
harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze.  Persis spt sejarah 350thn dan
perang kemerdekaan kan?

Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas,
mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun
menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua
dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak.  Bagi kita yang
terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar
bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga
kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan
kualitas  kuantitas ibadah kepada Allah swt.

Lampiran:
okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time
Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi
JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah
mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali
bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin.

Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli
geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar wilayah sungai Ciliwung
Cisadane Dinas Pekerjaan umum (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi
okezone, Sabtu (28/03/2008).

Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah melakukan
peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali bendungan. Ahli geologi
Jepang sudah melakukan perencanaan dan saya yang akan menangani
prosesnya, tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat 27 Maret
kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan lebat yang mengguyur
kawan Jakarta. Korban luka maupun korban tewas hingga kini masih terus
dilakukan pencarian.

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
Sent: Friday, March 27, 2009 7:51 PM
To: pedulibenc...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan
Ahli Geofisika Indonesia; Forum Pembaca Kompas; Serba_KL Serba_KL;
kampung-...@yahoogroups.com; iatmi...@googlegroups.com;
geologi...@googlegroups.com
Subject: [iagi-net-l] Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !

Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !
27 Maret 2009 at 8:38 pm
http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa
ja-danau-ini/

Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat
mengejutkan.
Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana
yang cukup serius terjadi di Ibu Kota lagi.

Melihat sepintas pada peta-peta yang saya koleksi kesimpulan sementara
adalah keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi. Kesimpulan
ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat
bagus.
Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara
seksama.

Continue reading Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !...
http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa
ja-danau-ini/

Dongeng Geologi


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, 

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-28 Terurut Topik mohammadsyaiful
Betul, kang Mino. Secara formal, seharusnya pemerintah menyandarkan persoalan 
ini kepada BG sbg gudangnya ahli geologi.

Kita di IAGI tentu akan coba memberikan kontribusi. Ada masukan2 ttg siapa saja 
rekan2 kita yg berkompeten dalam bidang ini? Kita akan coba gerakkan pula 
Departemen Geologi Lingkungan.

Salam,
Syaiful

Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id

Date: Sat, 28 Mar 2009 22:14:38 
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
 ya...? Just curious

Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan
profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan
bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja
sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini.

Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering
geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi
oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi.

Salam,

Ben Sapiie



Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri.

Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang
sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam
Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun
harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze.  Persis spt sejarah 350thn dan
perang kemerdekaan kan?

Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas,
mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun
menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua
dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak.  Bagi kita yang
terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar
bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga
kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan
kualitas  kuantitas ibadah kepada Allah swt.

Lampiran:
okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time
Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi
JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah
mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali
bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin.

Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli
geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar wilayah sungai Ciliwung
Cisadane Dinas Pekerjaan umum (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi
okezone, Sabtu (28/03/2008).

Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah melakukan
peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali bendungan. Ahli geologi
Jepang sudah melakukan perencanaan dan saya yang akan menangani
prosesnya, tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat 27 Maret
kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan lebat yang mengguyur
kawan Jakarta. Korban luka maupun korban tewas hingga kini masih terus
dilakukan pencarian.

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
Sent: Friday, March 27, 2009 7:51 PM
To: pedulibenc...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan
Ahli Geofisika Indonesia; Forum Pembaca Kompas; Serba_KL Serba_KL;
kampung-...@yahoogroups.com; iatmi...@googlegroups.com;
geologi...@googlegroups.com
Subject: [iagi-net-l] Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !

Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !
27 Maret 2009 at 8:38 pm
http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa
ja-danau-ini/

Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat
mengejutkan.
Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana
yang cukup serius terjadi di Ibu Kota lagi.

Melihat sepintas pada peta-peta yang saya koleksi kesimpulan sementara
adalah keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi. Kesimpulan
ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat
bagus.
Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara
seksama.

Continue reading Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !...
http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa
ja-danau-ini/

Dongeng Geologi


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-28 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi Jepang adalah 
khawatir  kalau penelitiannya diserahkan pada ahli geologi Indonesia 
kemudian akan muncul  lebih dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga 
pemerintah bingung menentukan pendapat mana yang benar

Maaf, ini hanya guyon saja
RPK


- Original Message - 
From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
ya...? Just curious




Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan
profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan
bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja
sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini.

Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering
geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi
oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi.

Salam,

Ben Sapiie



Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri.

Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang
sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam
Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun
harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze.  Persis spt sejarah 350thn dan
perang kemerdekaan kan?

Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas,
mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun
menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua
dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak.  Bagi kita yang
terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar
bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga
kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan
kualitas  kuantitas ibadah kepada Allah swt.

Lampiran:
okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time
Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi
JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah
mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali
bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin.

Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli
geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar wilayah sungai Ciliwung
Cisadane Dinas Pekerjaan umum (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi
okezone, Sabtu (28/03/2008).

Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah melakukan
peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali bendungan. Ahli geologi
Jepang sudah melakukan perencanaan dan saya yang akan menangani
prosesnya, tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat 27 Maret
kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan lebat yang mengguyur
kawan Jakarta. Korban luka maupun korban tewas hingga kini masih terus
dilakukan pencarian.

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
Sent: Friday, March 27, 2009 7:51 PM
To: pedulibenc...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan
Ahli Geofisika Indonesia; Forum Pembaca Kompas; Serba_KL Serba_KL;
kampung-...@yahoogroups.com; iatmi...@googlegroups.com;
geologi...@googlegroups.com
Subject: [iagi-net-l] Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !

Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !
27 Maret 2009 at 8:38 pm
http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa
ja-danau-ini/

Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat
mengejutkan.
Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana
yang cukup serius terjadi di Ibu Kota lagi.

Melihat sepintas pada peta-peta yang saya koleksi kesimpulan sementara
adalah keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi. Kesimpulan
ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat
bagus.
Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara
seksama.

Continue reading Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !...
http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa
ja-danau-ini/

Dongeng Geologi


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-28 Terurut Topik mohammadsyaiful
Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah, blaen temenan nek ngono.

Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita? Jadi mereka mau 
memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan 
ahli geologi dari Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg 
'menawarkan' bantuannya.

Salam dari mBogor,
Syaiful
@ al-ikhlas
Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id

Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15 
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G  
ya...? Just curious

Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi Jepang adalah 
khawatir  kalau penelitiannya diserahkan pada ahli geologi Indonesia 
kemudian akan muncul  lebih dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga 
pemerintah bingung menentukan pendapat mana yang benar
Maaf, ini hanya guyon saja
RPK


- Original Message - 
From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
ya...? Just curious


 Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan
 profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan
 bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja
 sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini.

 Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering
 geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi
 oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi.

 Salam,

 Ben Sapiie



 Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri.

 Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang
 sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam
 Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun
 harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze.  Persis spt sejarah 350thn dan
 perang kemerdekaan kan?

 Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas,
 mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun
 menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua
 dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak.  Bagi kita yang
 terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar
 bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga
 kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan
 kualitas  kuantitas ibadah kepada Allah swt.

 Lampiran:
 okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time
 Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi
 JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah
 mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali
 bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin.

 Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli
 geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar wilayah sungai Ciliwung
 Cisadane Dinas Pekerjaan umum (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi
 okezone, Sabtu (28/03/2008).

 Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah melakukan
 peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali bendungan. Ahli geologi
 Jepang sudah melakukan perencanaan dan saya yang akan menangani
 prosesnya, tutupnya.

 Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat 27 Maret
 kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan lebat yang mengguyur
 kawan Jakarta. Korban luka maupun korban tewas hingga kini masih terus
 dilakukan pencarian.

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
 Sent: Friday, March 27, 2009 7:51 PM
 To: pedulibenc...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan
 Ahli Geofisika Indonesia; Forum Pembaca Kompas; Serba_KL Serba_KL;
 kampung-...@yahoogroups.com; iatmi...@googlegroups.com;
 geologi...@googlegroups.com
 Subject: [iagi-net-l] Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !

 Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !
 27 Maret 2009 at 8:38 pm
 http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa
 ja-danau-ini/

 Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat
 mengejutkan.
 Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana
 yang cukup serius terjadi di Ibu Kota lagi.

 Melihat sepintas pada peta-peta yang saya koleksi kesimpulan sementara
 adalah keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi. Kesimpulan
 ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat
 bagus.
 Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara
 seksama.

 Continue reading Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !...
 http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa
 ja-danau-ini/

 Dongeng Geologi

[iagi-net-l] Re: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Just *Speak-Up* and they will hear you !

Selama ini pemerintah bersifat pasif, sangat jarang kepakaran geologi
dimunculkan. Salah satu unjuk kepakaran yg bersifat resmi adalah Press
Release !. Munculnya Geologi dalam benak masyarakat selama ini memang
selalu berkonotasi bencana, karena lebih banyak press release geologi yang
mengungkap kebencanaan yang (maaf) selalu terlambat.

Saya rasa IAGI harus lebih sering (lagi) menyuarakan pendapatnya (press
release) dalam setiap munculnya gejala-gejala geologi.

bagaimana orang lain tahu, bahwa kamu tahu, seandainya kamu tidak pernah
memberi tahu

Salam

RDP

2009/3/29 mohammadsyai...@gmail.com

 Betul, kang Mino. Secara formal, seharusnya pemerintah menyandarkan
 persoalan ini kepada BG sbg gudangnya ahli geologi.

 Kita di IAGI tentu akan coba memberikan kontribusi. Ada masukan2 ttg siapa
 saja rekan2 kita yg berkompeten dalam bidang ini? Kita akan coba gerakkan
 pula Departemen Geologi Lingkungan.

 Salam,
 Syaiful

 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message-
 From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id

 Date: Sat, 28 Mar 2009 22:14:38
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G
 ya...? Just curious

 Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan
 profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan
 bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja
 sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini.

 Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering
 geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi
 oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi.

 Salam,

 Ben Sapiie



 Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri.

 Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang
 sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam
 Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun
 harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze.  Persis spt sejarah 350thn dan
 perang kemerdekaan kan?

 Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas,
 mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun
 menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua
 dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak.  Bagi kita yang
 terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar
 bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga
 kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan
 kualitas  kuantitas ibadah kepada Allah swt.

 Lampiran:
 okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time
 Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi
 JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah
 mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali
 bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin.

 Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli
 geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar wilayah sungai Ciliwung
 Cisadane Dinas Pekerjaan umum (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi
 okezone, Sabtu (28/03/2008).

 Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah melakukan
 peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali bendungan. Ahli geologi
 Jepang sudah melakukan perencanaan dan saya yang akan menangani
 prosesnya, tutupnya.

 Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat 27 Maret
 kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan lebat yang mengguyur
 kawan Jakarta. Korban luka maupun korban tewas hingga kini masih terus
 dilakukan pencarian.

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
 Sent: Friday, March 27, 2009 7:51 PM
 To: pedulibenc...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan
 Ahli Geofisika Indonesia; Forum Pembaca Kompas; Serba_KL Serba_KL;
 kampung-...@yahoogroups.com; iatmi...@googlegroups.com;
 geologi...@googlegroups.com
 Subject: [iagi-net-l] Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !

 Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !
 27 Maret 2009 at 8:38 pm
 http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa
 ja-danau-ini/http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa%0Aja-danau-ini/

 Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat
 mengejutkan.
 Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana
 yang cukup serius terjadi di Ibu Kota lagi.

 Melihat sepintas pada peta-peta yang saya koleksi kesimpulan sementara
 adalah keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi. Kesimpulan
 ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat
 bagus.
 Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara
 seksama.

 Continue reading Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !...
 http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-28 Terurut Topik liamsi
Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai
semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai
ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ
lain,kalau situ situ  yg lain hanya berfungsi sebagai penampung
air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg
tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada
bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu
dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran
irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah
rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan )
maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah
rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air
membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah
bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh
 dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun
 perumahan dibawah pintu air bendungan.
Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara
teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi
ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg
Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan,
habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi
...ramai ramai lagi.dst..dst
Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak
Berwenang

ISM


 Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah,
 blaen temenan nek ngono.

 Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita?
 Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg
 benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari
 Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg
 'menawarkan' bantuannya.

 Salam dari mBogor,
 Syaiful
 @ al-ikhlas
 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message-
 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id

 Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G  ya...? Just curious

 Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi
 Jepang adalah
 khawatir  kalau penelitiannya diserahkan
 pada ahli geologi Indonesia
 kemudian akan muncul  lebih
 dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga
 pemerintah
 bingung menentukan pendapat mana yang benar
 Maaf, ini hanya guyon saja
 RPK


 - Original Message -
 From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G
 ya...? Just curious


 Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan
 kualitas scientist dan
 profesional kita. Hal yang
 berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan
 bendungan yang
 notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja
 sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa
 ini.

 Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam
 engineering
 geology untuk buat studi perbandingan...dan
 paparkan hasilnya secara resmi
 oleh IAGI tapi syaratnya
 harus bersih dari para politisi.

 Salam,

 Ben Sapiie



 Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk
 luar negri.

 Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap
 bangsa yang
 sangat menghargai sejarah perjuangan tempo
 doeloe?. Kan dam
 Situgintung ini made in Holland spreken,
 lalu pembangunan ulangnya pun
 harus diteruskan oleh
 pasukan Kamikaze.  Persis spt sejarah 350thn dan
 perang
 kemerdekaan kan?

 Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an
 salah) di atas,
 mari kita sama-sama doakan saudara2 kita
 yang telah meninggal maupun
 menjadi korban bencana alam
 Situgintung ini, agar mereka semua
 dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak.  Bagi
 kita yang
 terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak
 untuk semakin sadar
 bahwa tidak ada yang tahu nasib
 seseorang kecuali Allah swt, shg semoga
 kita semua
 dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan
 kualitas  kuantitas ibadah kepada Allah swt.

 Lampiran:
 okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time
 Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi
 JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU)
 telah
 mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk
 pembangunan kembali
 bendungan Situ Gintung yang jebol,
 Jumat 5 Maret kemarin.

 Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga
 orang ahli
 geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar
 wilayah sungai Ciliwung
 Cisadane Dinas Pekerjaan umum
 (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi
 okezone, Sabtu
 (28/03/2008).

 Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah
 melakukan
 peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali
 bendungan. Ahli geologi
 Jepang sudah melakukan
 perencanaan dan saya yang akan menangani
 prosesnya,
 tutupnya.

 Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat
 27 Maret
 kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan
 lebat yang

[iagi-net-l] Re: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-28 Terurut Topik mohammadsyaiful
OK, kang Danny, langsung coba kita sambut deh. Insya Allah hari ini, saya mau 
ketemu pak ketua di mBandung, mong-ngomong dululah.

Salam,
Syaiful

Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

Date: Sun, 29 Mar 2009 07:38:55 
To: pp-iagi-2...@iagi.or.id; 'Milis IAGI-net'iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke 
IAGI / P3G ya...? Just curious

Isyu yang dilontarkan Bung Mino benar,
Kelihatannya memang ada sesuatu yang sangat salah pada manajemen negeri kita
ini.  Perihal mempercayakan (atau dengan kata lain memberikan kerjaan) ke
ahli luar bukan hal yang baru kali ini terjadi tapi memang sudah
berulang-ulang,alias sudah jadi kebiasaan.  Setelah gempa-tsunami Aceh, para
ahli geologi yang menjadi konsultan BRR dan para rekanannya pun bukan kita
tapi banyak para ahli dari luar yang jelas-jelas pengetahuan dan
keahliannya tidak lebih dari kita.   Untuk pembangunan TEWS (Tsunami Early
Warning System) juga didominasi oleh para ahli Jerman.  Sekarang ini,
sejalan setelah keluarkannya UU kebencanaan April 2007, Pak SBY meminta PM
Australia supaya mengirimkan para ahli kebencanaannya untuk membantu kita.
Hasilnya, bulan depan ini akan berdiri satu lembaga baru yang dinamakan
AIFDR (Australian-Indonesia Facility for Disaster Reduction).  Tentu yang
menjadi tuan-tuan di lembaga itu adalah para ahli Australia.  Mungkin cukup
masuk akal juga dari sudut pandang bisnis karena dananya hibah dari AUSAID.
Entah, apakah dalam kasus Situgintung ini dana untuk para konsultan ahli
geologi tersebut dari PU atau dari Jepang (misalnya: JICA, MERT, dsb.)?
Jadi, adalah kenyataan bahwa para ahli kebumian kita selalu ditempatkan di
pojok, bukan karena kita senang mojok  :-)

Anyway, saya kira IAGI sudah sepantasnya membuat seminar atau workshop lagi
nih (seperti waktu gempa manokwari).  Tentu ada banyak rekan kita dari
bidang geohidrologi dan geoteknik dan geologi teknik yang bisa memberikan
kontribusi,misalnya: Pak Ketum IAGI :-) , Robert Dellinom (Geohidrologi),
Adrin Tohari (Geoteknik-LIPI), Imam Sadisun (Geologi Teknik-ITB), Dwikorita
(geologi teknik -UGM), dan banyak rekan-rekan di PVMBG dan Geologi Tata
Lingkungan di BG. 

Salam,

Danny


-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Sunday, March 29, 2009 5:48 AM
To: Milis IAGI-net
Cc: Milis PP-IAGI
Subject: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
IAGI / P3G ya...? Just curious

Betul, kang Mino. Secara formal, seharusnya pemerintah menyandarkan
persoalan ini kepada BG sbg gudangnya ahli geologi.

Kita di IAGI tentu akan coba memberikan kontribusi. Ada masukan2 ttg siapa
saja rekan2 kita yg berkompeten dalam bidang ini? Kita akan coba gerakkan
pula Departemen Geologi Lingkungan.

Salam,
Syaiful

Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id

Date: Sat, 28 Mar 2009 22:14:38
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
 ya...? Just curious

Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan
profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan
bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah
tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini.

Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering
geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi
oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi.

Salam,

Ben Sapiie



Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri.

Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang
sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam Situgintung
ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun harus diteruskan
oleh pasukan Kamikaze.  Persis spt sejarah 350thn dan perang kemerdekaan
kan?

Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas, mari
kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun menjadi
korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua dimudahkan Allah swt
di dunia dan akhiratnya kelak.  Bagi kita yang terbebas dari bencana ini,
insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar bahwa tidak ada yang tahu nasib
seseorang kecuali Allah swt, shg semoga kita semua dimudahkan utk semakin
mawas diri di dalam meningkatkan kualitas  kuantitas ibadah kepada Allah
swt.

Lampiran:
okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time Renovasi Situ Gintung, PU
Datangkan Ahli Geologi JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum
(PU) telah mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan
kembali bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin.

Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-28 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata

Ini masih guyon lho:
Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti 
memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau 
Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang 
diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat 
situ.
Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan 
dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang 
epicentrumnya entah-berantah di mana,  entah beberapa bulan lalu,  yang di 
daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga 
tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di 
situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk 
disitu.

Sekali lagi ini hanya guyon saja.
RPK
- Original Message - 
From: lia...@indo.net.id

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G 
ya...? Just curious




Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai
semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai
ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ
lain,kalau situ situ  yg lain hanya berfungsi sebagai penampung
air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg
tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada
bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu
dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran
irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah
rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan )
maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah
rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air
membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah
bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh
dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun
perumahan dibawah pintu air bendungan.
Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara
teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi
ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg
Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan,
habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi
...ramai ramai lagi.dst..dst
Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak
Berwenang

ISM



Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah,
blaen temenan nek ngono.



Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita?
Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg
benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari
Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg
'menawarkan' bantuannya.



Salam dari mBogor,
Syaiful
@ al-ikhlas
Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id

Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
IAGI / P3G  ya...? Just curious



Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi
Jepang adalah

khawatir  kalau penelitiannya diserahkan

pada ahli geologi Indonesia

kemudian akan muncul  lebih

dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga

pemerintah

bingung menentukan pendapat mana yang benar
Maaf, ini hanya guyon saja
RPK


- Original Message -
From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
IAGI / P3G

ya...? Just curious




Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan
kualitas scientist dan

profesional kita. Hal yang

berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan

bendungan yang

notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja
sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa
ini.

Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam
engineering

geology untuk buat studi perbandingan...dan

paparkan hasilnya secara resmi

oleh IAGI tapi syaratnya

harus bersih dari para politisi.

Salam,

Ben Sapiie



Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk
luar negri.

Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap
bangsa yang

sangat menghargai sejarah perjuangan tempo

doeloe?. Kan dam

Situgintung ini made in Holland spreken,

lalu pembangunan ulangnya pun

harus diteruskan oleh

pasukan Kamikaze.  Persis spt sejarah 350thn dan

perang

kemerdekaan kan?

Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an
salah) di atas,

mari kita sama-sama doakan saudara2 kita

yang telah meninggal maupun

menjadi korban bencana alam

Situgintung ini, agar mereka semua
dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak.  Bagi
kita yang

terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak

untuk semakin sadar

bahwa tidak ada yang tahu nasib

seseorang kecuali Allah swt, shg semoga

Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious

2009-03-28 Terurut Topik liamsi
Kadang kadang masalah sebetulnya simpel dan sangat teknis (
diperlukan solusi yg teknis sekali ), tapi pembahasannya
dibikin rumit sekali sampai menggunakan jasa satelit segala ,
menggunakan berbagai teori teori yg malah akhire tidak
memberikan solusi malah kesimpulannya Perlu diteliti lebih
lanjutdst..dst..
Saya masih ingat dosen saya dulu Memplesetkan Geologi ( Gawe
Ento ento ora logis ..   .. )
Ini sekedar Guyon saja .. nerusin


ISM


 Ini masih guyon lho:
 Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif
 seperti  memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung
 berdasarkan Google Earth, atau  Landsat atau dari data
 seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang  diberitakan ada
 di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat
 situ.
 Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu
 bisa dihubungkan  dengan reaktivasi sesar yang lewat situ
 yang direaktivasi gempa yang  epicentrumnya entah-berantah
 di mana,  entah beberapa bulan lalu,  yang di  daerah Situ
 Cigintungnya sendiri tidak dirasakan.
 Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana
 alam, sehingga  tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga
 situ itu tidak perlu ada di  situ. Kalau ada yang mau
 disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk  disitu.
 Sekali lagi ini hanya guyon saja.
 RPK
 - Original Message -
 From: lia...@indo.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke
 IAGI / P3G  ya...? Just curious


 Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai
 semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai
 ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg
 kebanyakan situ situ lain,kalau situ situ  yg lain hanya
 berfungsi sebagai penampung
 air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg
 tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada
 bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu
 waktu
 dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran
 irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi
 rumah
 rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah
 bendungan )
 maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi
 rumah
 rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air
 membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah
 bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb
 kan sudh dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan
 mbangun
 perumahan dibawah pintu air bendungan.
 Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik
 secara
 teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu
 tadi
 ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang
 dg
 Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat
 pernyataan,
 habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana
 lagi
 ...ramai ramai lagi.dst..dst
 Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak
 Berwenang

 ISM


 Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah,
 blaen temenan nek ngono.

 Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua
 kita?
 Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg
 benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari
 Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg
 'menawarkan' bantuannya.

 Salam dari mBogor,
 Syaiful
 @ al-ikhlas
 Mohammad Syaiful
 * handphone: +62-812-9372808
 * business: msyai...@etti.co.id

 -Original Message-
 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id

 Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan
 ke
 IAGI / P3G  ya...? Just curious

 Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli
 geologi
 Jepang adalah
 khawatir  kalau penelitiannya diserahkan
 pada ahli geologi Indonesia
 kemudian akan muncul  lebih
 dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga
 pemerintah
 bingung menentukan pendapat mana yang benar
 Maaf, ini hanya guyon saja
 RPK


 - Original Message -
 From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan
 ke
 IAGI / P3G
 ya...? Just curious


 Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan
 kualitas scientist dan
 profesional kita. Hal yang
 berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan
 bendungan yang
 notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja
 sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa
 ini.

 Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak
 dalam
 engineering
 geology untuk buat studi perbandingan...dan
 paparkan hasilnya secara resmi
 oleh IAGI tapi syaratnya
 harus bersih dari para politisi.

 Salam,

 Ben Sapiie



 Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada
 produk
 luar negri.

 Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap
 bangsa yang
 sangat menghargai sejarah perjuangan tempo
 doeloe?. Kan dam
 Situgintung ini made in Holland spreken,
 lalu