RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Ya ,,,kalau ini sih masalah lama dengan bangsa ini. Ini problem lama dan turunan untuk Jakarta dan kota besar lainnya, wong Istana negara aja hampir dan mungkin akan kebanjiran. Over kapasitas, ekonomi, kurang pendidikan dan kumaha engke..long list yang harus diperbaiki. Mata rantai ini harus coba untuk diputus dan saya akan mulai dari memperbaiki pendidikan dulu. Karena kalau mau bicara mitigasi, penghijauan, global warming bahkan hidup sehat dan sertifikat harus ngerti dulu apa nanti jawabanya . naon eta teh ... BS Tadi kalau ada yang menyimak El Shinta, di Pamulang juga ada tanggul ya? Katanya sih bisa saja terjadi kalau tidak diawasi. Kemudian soal Situ Gitung itu katanya ada daerah pemukiman di wilayah tanggul/di tanggul yang tadinya 1 hektar jadi 600 km2. Dan orang2 ini punya sertifikat semua. Mungkin dengarnya setengah2 ya, tetapi sepertinya rakyat kurang terinformasi mengenai kenapa dilarang membangun di daerah2 tertentu, dan seolah-olah mereka kebal bencana. Ya itu, kumaha engke mentality. Parvita H. Siregar Chief Geologist Salamander Energy (Bontang) Pte.Ltd Jakarta Indonesia -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Tuesday, March 31, 2009 6:18 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ini saya sekarang ini menghadapi masalah sosial dalam hal anticipasi bencana, Di desa rumah kami jalannya menyisir gawir, dan jalan ini asalnya jalan desa yang kemudian diaspal sekitar 30 tahun yang lalu. Lalu lintas makin ramai saja, dan terutama terjadi parkir mobil disisi tebing tamu cafe-cafe yang menjamur disini, dan truk2 yang bawa material bangunan. Sudah agak lama jalan sudah retak2 tanda-tanda mau longsong, dan sudah lama saya laporkan ke kepala desa. Sebulan yang lalu terjadi longsor kecil, saya tulis surat peringatan akan adanya bahaya longsong ke Kepala Desa dengan tembusan ke camat dan Kepala Dinas PU Kabupaten, Bandung dan Kepala Pusat Mitigasi Bencana Alama. Beberapa kali dilakukan rapat dengan dengan camat, polsek, dengan warga setempat lainnya, pemilik cafe, dan 2 orang professsor (bayangkan katanya pertama kali ada rapat desa dihadliri professor, 2-nya dari ITB lagi). Namun walaupun disadari oleh rapat bahkan diputuskan supaya dilarang parkir sepanjang tebing dan juga membatasi truk yang lewat, sampai kini tidak ada tindakan apa2 dari Kepala Desa (mungkin takut kehilangan uang parkir?), seolah-olah tidak ada apa2. Padahal terjadi rempag lagi di badan jalan, walaupun kecil. Kalau terjadi longsor besar mungkin seluruh badan jalan akan kena, karena jalan ini buntu saya mungkin tidak bisa keluar. Daerahnya sendiri saya nilai cukup aman, tidak pernah ada longsor yang terjadi secara alami, longsor terjadi kalau orang bikin tembok tinggi dan diisi tanah (cut and fill) Inilah mentalitas kita dalam menghadapi bencana, kumaha engke bae daripada engke kumaha Tetapi mentalitas ini juga ternyata didapatkan di penduduk California (menurut suatu film dokumenter entah di Discovery Channel atau National Geographic), di mana orang tetap membangun rumah2 mewah senilai sampai jutaan dollar di daerah yang sudah terbukti rawan longsor. gempa dan kebakaran hutan. Apa lagi mentalitas penduduk kita Wassalam RPK - Original Message - From: Parvita Siregar parvita.sire...@salamander-energy.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, March 30, 2009 4:38 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak. Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut. Kenapa sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan tersebut? Parvita H. Siregar -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ini masih guyon lho: Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat situ. Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang epicentrumnya entah-berantah di mana, entah beberapa bulan lalu, yang di daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk disitu. Sekali lagi ini hanya guyon saja. RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Semua itu karena kegagapan / kecekatan dalam penanganan darurat.., yang diramekan setelah peristiwa itu terjadi..., kebiasaan kita dalam melihat peristiwa bencana... Kebiasaan menyiapkan diri / sedia payung sebelum hujan (yaa payung teknis, non teknis, aturan /manajemen, hukum, sosial, ekonomi, budaya, politik)..sebelum peristiwa bencana..., ternyata belum menjadi kebiasaan kita semua...(pemerintah dan masyarakat)...; Sekarang sebagian payung sudah tersedia...koq sebagian masih kehujanan juga..., yang belum bagi-bagi payung ke semua lini pemerintah dan unsur masyarakat... ; kalau ternyata koq masih kehujanan juga..., distribusi payung tidak merataatau kapasitas payung yang kurang bagus dan lebar... salam lestari, agus hendratno From: Yoga Negara yneg...@caledon.com.au To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, March 30, 2009 7:23:34 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua. Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi yang sangat darurat ini. Sebaiknya kita (untuk sementara ini) tidak perlu mempermasalahkan terlebih dahulu apa yang melatarbelakangi keputusan dipakainya geo jepun tsb., tapi justru sebaiknya kita sebagai pemilik negeri ini (yang mungkin lebih tau seperti apa kondisi daerah situ gintung) bisa memberikan bantuan penuh berupa kontribusi detail informasi kondisi geo pada geologist jepun tersebut agar hasil evaluasi yang akan mereka buat benar2 dapat dipergunakan untuk meminimalisir resiko bencana yang akan muncul dikemudian hari. Seperti yang pak RPK katakan, mari secepatnya kita sebagai geologist2 Indonesia berbuat untuk berkonsolidasi untuk masing2 dapat memberikan sekecil apapun bantuan informasi kepada para geologist2 jepun agar detail info kondisi geo daerah tersebut dapat terekam dengan lengkap yang pada hasilnya akan memberikan rekomendasi suatu rancang bangun yang benar sesuai dengan geo hazaed daerah tersebut. Mari kita berbuat dengan benar sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang ada. Berbuat bersama2 untuk setidak2 mengurangi terulangnya bencana ini dikemudian hari. Salam Yoga -Original Message- From: Eko Prasetyo [mailto:strivea...@gmail.com] Sent: Monday, 30 March 2009 9:49 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious nasib negara banyak utang dan kolusi2 proyek Jepun: Ei you orang miskin, katanya bendungan lu jebol ye? Indon: Iye Jepang-San, gimana nih... Jepun: Gampang itu, Indon-kun, lu sewa orang gw, nanti duit sewanya gw anggep cicilan utang. Ntar lu gw kasih kickback 5%! Gampang to? Indon (yang otaknya pendek, sambil senyum2 liar dan membungkuk hormat): Sip, arigatou, jepun-san! PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Karena tinggal di Lebakbulus yang tidak jauh dari Cirendeu, saya dan Aditya sekali-2 bersepeda dan pernah mampir ke Situ Gintung. Kami pun berjalan di tanggul (tanah) sambil lihat orang memancing. Hanya ada saluran kecil pembuang air (dengan sistem buka tutup); entah siapa yang bertanggung jawab. Kalau berdiri di atas tanggul dan melihat ke arah utara, kelihatan bahwa perbedaan antara permukaan air situ dan pemukiman cukup besar. Pemukiaman sepertinya berada di bantaran sungai. Bagaimana pak? tanya Adit suatu hari. Wah, kalau tanggul ini sampai jebol, perumahan di bawah sana akan gawat Dit. Sama sepeti waduk Sempor dulu. Ibarat air dalam jambangan yang pecah dan tumpah, jawab saya. Ketika Jkt diguyur hujan lebat cukup lama, permukaan air situ pasti bertambah, dan mungkin juga tidak ada petugas yang membuka saluran pembuang air. Akhirnya musibah pun terjadi Pulang dari kantor ibunya Adit melapor: Pak, ada tiga geologist Jepang diundang untuk meneliti Situ Gintung. Semoga musibah seperti ini tidak akan terjadi lagi. Kemarin seharian Adit dkk kerja bakti ikut membersihkan SMA-nya (dulu) yang terletak tidak jauh dari kali Pesanggrahan... Wassalam, sugeng - Original Message - From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, March 30, 2009 3:01 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Semua itu karena kegagapan / kecekatan dalam penanganan darurat.., yang diramekan setelah peristiwa itu terjadi..., kebiasaan kita dalam melihat peristiwa bencana... Kebiasaan menyiapkan diri / sedia payung sebelum hujan (yaa payung teknis, non teknis, aturan /manajemen, hukum, sosial, ekonomi, budaya, politik)..sebelum peristiwa bencana..., ternyata belum menjadi kebiasaan kita semua...(pemerintah dan masyarakat)...; Sekarang sebagian payung sudah tersedia...koq sebagian masih kehujanan juga..., yang belum bagi-bagi payung ke semua lini pemerintah dan unsur masyarakat... ; kalau ternyata koq masih kehujanan juga..., distribusi payung tidak merataatau kapasitas payung yang kurang bagus dan lebar... salam lestari, agus hendratno From: Yoga Negara yneg...@caledon.com.au To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, March 30, 2009 7:23:34 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua. Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi yang sangat darurat ini. Sebaiknya kita (untuk sementara ini) tidak perlu mempermasalahkan terlebih dahulu apa yang melatarbelakangi keputusan dipakainya geo jepun tsb., tapi justru sebaiknya kita sebagai pemilik negeri ini (yang mungkin lebih tau seperti apa kondisi daerah situ gintung) bisa memberikan bantuan penuh berupa kontribusi detail informasi kondisi geo pada geologist jepun tersebut agar hasil evaluasi yang akan mereka buat benar2 dapat dipergunakan untuk meminimalisir resiko bencana yang akan muncul dikemudian hari. Seperti yang pak RPK katakan, mari secepatnya kita sebagai geologist2 Indonesia berbuat untuk berkonsolidasi untuk masing2 dapat memberikan sekecil apapun bantuan informasi kepada para geologist2 jepun agar detail info kondisi geo daerah tersebut dapat terekam dengan lengkap yang pada hasilnya akan memberikan rekomendasi suatu rancang bangun yang benar sesuai dengan geo hazaed daerah tersebut. Mari kita berbuat dengan benar sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang ada. Berbuat bersama2 untuk setidak2 mengurangi terulangnya bencana ini dikemudian hari. Salam Yoga -Original Message- From: Eko Prasetyo [mailto:strivea...@gmail.com] Sent: Monday, 30 March 2009 9:49 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious nasib negara banyak utang dan kolusi2 proyek Jepun: Ei you orang miskin, katanya bendungan lu jebol ye? Indon: Iye Jepang-San, gimana nih... Jepun: Gampang itu, Indon-kun, lu sewa orang gw, nanti duit sewanya gw anggep cicilan utang. Ntar lu gw kasih kickback 5%! Gampang to? Indon (yang otaknya pendek, sambil senyum2 liar dan membungkuk hormat): Sip, arigatou, jepun-san! PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009
RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Saya tidak mengikuti dengan cermat, tapi di TVOne ada diskusi dengan Kak Seto dan Bens Leo yang rumahnya terkena dampak air bah serta staf PU(?). Ternyata tahun lalu (Oktober 2008 kalau tidak salah) ada pertemuan dengan warga membahas kondisi Situ Gintung. Kesimpulan yang saya tangkap : Ada tersedia dana 1,5 milyar untuk diimplementasikan di Situ Gintung, tapi baik warga maupun staf PU tidak sampai pada kesimpulan bahwa bendungan akan diperkuat. Please CMIIWW. LL -Original Message- From: Parvita Siregar [mailto:parvita.sire...@salamander-energy.com] Sent: Monday, March 30, 2009 4:39 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak. Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut. Kenapa sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan tersebut? Parvita H. Siregar -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ini masih guyon lho: Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat situ. Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang epicentrumnya entah-berantah di mana, entah beberapa bulan lalu, yang di daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk disitu. Sekali lagi ini hanya guyon saja. RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ lain,kalau situ situ yg lain hanya berfungsi sebagai penampung air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan ) maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun perumahan dibawah pintu air bendungan. Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan, habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi ...ramai ramai lagi.dst..dst Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak Berwenang ISM Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah, blaen temenan nek ngono. Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita? Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg 'menawarkan' bantuannya. Salam dari mBogor, Syaiful @ al-ikhlas Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi Jepang adalah khawatir kalau penelitiannya diserahkan pada ahli geologi Indonesia kemudian akan muncul lebih dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga pemerintah bingung menentukan pendapat mana yang benar Maaf, ini hanya guyon saja RPK - Original Message - From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Re: [iagi-net-l] Re: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
tanggul (seperti halnya ekstensometer). Hampir seluruh alat pantau tersebut dapat dikontrol dari jarak jauh secara real-time. Mitigasi bencana Dengan telah berkembang kawasan pemukiman yang relatif cukup padat di bagian hilir tanggul Situ Gintung, sebenarnya sangat disayangkan mengapa hal ini terjadi. Dengan kasatnya potensi risiko bencana yang ada, usaha-usaha mitigasi bencana terhadap kemungkinan jebolnya tanggul Situ Gintung seharusnya dilakukan. Mitigasi dapat dilakukan secara struktural, misalnya dengan memberikan tambahan sistem perkuatan tanggul, ataupun secara nonstruktural, antara lain dengan melakukan berbagai sosialisasi dan arahan yang tepat tentang potensi berbagai risiko bencana yang mungkin terjadi di sekitar kita. Mitigasi secara umum dilakukan sebelum bencana tiba, seringkali tidak menentu atau bahkan lebih cepat dari waktu-waktu yang diperkirakan, bahkan terkadang memiliki intensitas yang jauh lebih besar dari perkirakan semula. Belajar dari peristiwa jebolnya tanggul Situ Gintung, sepertinya bencana ini sama sekali tidak disangka-sangka kejadiannya. Meskipun ada warga mengetahui indikasi ketidakstabilan tanggul, tetapi tindakan kesiapsiagaan yang dilakukannya belum terancang dan terorganisasi dengan baik. Yang perlu mendapat perhatian di sini adalah dengan adanya peristiwa jebolnya tanggul Situ Gintung, masyarakat di berbagai wilayah tanah air tinggal di sekitar tanggul atau bendungan (khususnya berada di bagian hilir), mulai resah. Apakah hal ini akan dibiarkan terus menerus berlangsung?*** Penulis, Anggota Kelompok Keilmuan Geologi Terapan, FITB - ITB dan Ketua Divisi Geologi Teknik - IAGI. - Salam, IAS [www.sadisun.enggeol.org] 2009/3/29 mohammadsyai...@gmail.com OK, kang Danny, langsung coba kita sambut deh. Insya Allah hari ini, saya mau ketemu pak ketua di mBandung, mong-ngomong dululah. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Sun, 29 Mar 2009 07:38:55 To: pp-iagi-2...@iagi.or.id; 'Milis IAGI-net'iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Isyu yang dilontarkan Bung Mino benar, Kelihatannya memang ada sesuatu yang sangat salah pada manajemen negeri kita ini. Perihal mempercayakan (atau dengan kata lain memberikan kerjaan) ke ahli luar bukan hal yang baru kali ini terjadi tapi memang sudah berulang-ulang,alias sudah jadi kebiasaan. Setelah gempa-tsunami Aceh, para ahli geologi yang menjadi konsultan BRR dan para rekanannya pun bukan kita tapi banyak para ahli dari luar yang jelas-jelas pengetahuan dan keahliannya tidak lebih dari kita. Untuk pembangunan TEWS (Tsunami Early Warning System) juga didominasi oleh para ahli Jerman. Sekarang ini, sejalan setelah keluarkannya UU kebencanaan April 2007, Pak SBY meminta PM Australia supaya mengirimkan para ahli kebencanaannya untuk membantu kita. Hasilnya, bulan depan ini akan berdiri satu lembaga baru yang dinamakan AIFDR (Australian-Indonesia Facility for Disaster Reduction). Tentu yang menjadi tuan-tuan di lembaga itu adalah para ahli Australia. Mungkin cukup masuk akal juga dari sudut pandang bisnis karena dananya hibah dari AUSAID. Entah, apakah dalam kasus Situgintung ini dana untuk para konsultan ahli geologi tersebut dari PU atau dari Jepang (misalnya: JICA, MERT, dsb.)? Jadi, adalah kenyataan bahwa para ahli kebumian kita selalu ditempatkan di pojok, bukan karena kita senang mojok :-) Anyway, saya kira IAGI sudah sepantasnya membuat seminar atau workshop lagi nih (seperti waktu gempa manokwari). Tentu ada banyak rekan kita dari bidang geohidrologi dan geoteknik dan geologi teknik yang bisa memberikan kontribusi,misalnya: Pak Ketum IAGI :-) , Robert Dellinom (Geohidrologi), Adrin Tohari (Geoteknik-LIPI), Imam Sadisun (Geologi Teknik-ITB), Dwikorita (geologi teknik -UGM), dan banyak rekan-rekan di PVMBG dan Geologi Tata Lingkungan di BG. Salam, Danny -Original Message- From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Sunday, March 29, 2009 5:48 AM To: Milis IAGI-net Cc: Milis PP-IAGI Subject: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Betul, kang Mino. Secara formal, seharusnya pemerintah menyandarkan persoalan ini kepada BG sbg gudangnya ahli geologi. Kita di IAGI tentu akan coba memberikan kontribusi. Ada masukan2 ttg siapa saja rekan2 kita yg berkompeten dalam bidang ini? Kita akan coba gerakkan pula Departemen Geologi Lingkungan. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id Date: Sat, 28 Mar 2009 22:14:38 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung
RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan. Misal : 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang Indonesia. 2. Buku tentang geologi Indonesia. 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang orang jepang miliki misalnya.. :-) Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he... Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan. Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus ditularkan, saya terima juga. Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat saya: 1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di dunia keilmuan. 2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi dalam tender minyak di luar negeri sekalipun. 3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil / mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi peluangnya memang ada. Wallahu a`lam. On Mon, 2009-03-30 at 10:23 +1000, Yoga Negara wrote: Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua. Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi yang sangat darurat ini. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Sudah ada kok penjelasan dari Staf Gubernur Banten pak. Memang ada dana 1,5 milyar, tapi itu alokasinya untuk penanganan masalah banjir di dua sungai : Ciliwung dan sungai satu lagi (lupa euy), jadi tidak khusus untuk Situ Gintung, itu yang sempat terdengar di TV pak Pem2x Saya tidak mengikuti dengan cermat, tapi di TVOne ada diskusi dengan Kak Seto dan Bens Leo yang rumahnya terkena dampak air bah serta staf PU(?). Ternyata tahun lalu (Oktober 2008 kalau tidak salah) ada pertemuan dengan warga membahas kondisi Situ Gintung. Kesimpulan yang saya tangkap : Ada tersedia dana 1,5 milyar untuk diimplementasikan di Situ Gintung, tapi baik warga maupun staf PU tidak sampai pada kesimpulan bahwa bendungan akan diperkuat. Please CMIIWW. LL -Original Message- From: Parvita Siregar [mailto:parvita.sire...@salamander-energy.com] Sent: Monday, March 30, 2009 4:39 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak. Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut. Kenapa sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan tersebut? Parvita H. Siregar -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ini masih guyon lho: Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat situ. Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang epicentrumnya entah-berantah di mana, entah beberapa bulan lalu, yang di daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk disitu. Sekali lagi ini hanya guyon saja. RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ lain,kalau situ situ yg lain hanya berfungsi sebagai penampung air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan ) maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun perumahan dibawah pintu air bendungan. Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan, habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi ...ramai ramai lagi.dst..dst Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak Berwenang ISM Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah, blaen temenan nek ngono. Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita? Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg 'menawarkan' bantuannya. Salam dari mBogor, Syaiful @ al-ikhlas Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi Jepang adalah khawatir kalau penelitiannya diserahkan pada ahli geologi Indonesia kemudian akan muncul lebih dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga pemerintah
Re: [iagi-net-l] Re: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
/automatic water level recording, hingga jenis alat pantau yang dapat mendeteksi pergeseran pada permukaan ataupun di dalam tubuh tanggul (seperti halnya ekstensometer). Hampir seluruh alat pantau tersebut dapat dikontrol dari jarak jauh secara real-time. Mitigasi bencana Dengan telah berkembang kawasan pemukiman yang relatif cukup padat di bagian hilir tanggul Situ Gintung, sebenarnya sangat disayangkan mengapa hal ini terjadi. Dengan kasatnya potensi risiko bencana yang ada, usaha-usaha mitigasi bencana terhadap kemungkinan jebolnya tanggul Situ Gintung seharusnya dilakukan. Mitigasi dapat dilakukan secara struktural, misalnya dengan memberikan tambahan sistem perkuatan tanggul, ataupun secara nonstruktural, antara lain dengan melakukan berbagai sosialisasi dan arahan yang tepat tentang potensi berbagai risiko bencana yang mungkin terjadi di sekitar kita. Mitigasi secara umum dilakukan sebelum bencana tiba, seringkali tidak menentu atau bahkan lebih cepat dari waktu-waktu yang diperkirakan, bahkan terkadang memiliki intensitas yang jauh lebih besar dari perkirakan semula. Belajar dari peristiwa jebolnya tanggul Situ Gintung, sepertinya bencana ini sama sekali tidak disangka-sangka kejadiannya. Meskipun ada warga mengetahui indikasi ketidakstabilan tanggul, tetapi tindakan kesiapsiagaan yang dilakukannya belum terancang dan terorganisasi dengan baik. Yang perlu mendapat perhatian di sini adalah dengan adanya peristiwa jebolnya tanggul Situ Gintung, masyarakat di berbagai wilayah tanah air tinggal di sekitar tanggul atau bendungan (khususnya berada di bagian hilir), mulai resah. Apakah hal ini akan dibiarkan terus menerus berlangsung?*** Penulis, Anggota Kelompok Keilmuan Geologi Terapan, FITB - ITB dan Ketua Divisi Geologi Teknik - IAGI. - Salam, IAS [www.sadisun.enggeol.org] 2009/3/29 mohammadsyai...@gmail.com OK, kang Danny, langsung coba kita sambut deh. Insya Allah hari ini, saya mau ketemu pak ketua di mBandung, mong-ngomong dululah. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Sun, 29 Mar 2009 07:38:55 To: pp-iagi-2...@iagi.or.id; 'Milis IAGI-net'iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Isyu yang dilontarkan Bung Mino benar, Kelihatannya memang ada sesuatu yang sangat salah pada manajemen negeri kita ini. Perihal mempercayakan (atau dengan kata lain memberikan kerjaan) ke ahli luar bukan hal yang baru kali ini terjadi tapi memang sudah berulang-ulang,alias sudah jadi kebiasaan. Setelah gempa-tsunami Aceh, para ahli geologi yang menjadi konsultan BRR dan para rekanannya pun bukan kita tapi banyak para ahli dari luar yang jelas-jelas pengetahuan dan keahliannya tidak lebih dari kita. Untuk pembangunan TEWS (Tsunami Early Warning System) juga didominasi oleh para ahli Jerman. Sekarang ini, sejalan setelah keluarkannya UU kebencanaan April 2007, Pak SBY meminta PM Australia supaya mengirimkan para ahli kebencanaannya untuk membantu kita. Hasilnya, bulan depan ini akan berdiri satu lembaga baru yang dinamakan AIFDR (Australian-Indonesia Facility for Disaster Reduction). Tentu yang menjadi tuan-tuan di lembaga itu adalah para ahli Australia. Mungkin cukup masuk akal juga dari sudut pandang bisnis karena dananya hibah dari AUSAID. Entah, apakah dalam kasus Situgintung ini dana untuk para konsultan ahli geologi tersebut dari PU atau dari Jepang (misalnya: JICA, MERT, dsb.)? Jadi, adalah kenyataan bahwa para ahli kebumian kita selalu ditempatkan di pojok, bukan karena kita senang mojok :-) Anyway, saya kira IAGI sudah sepantasnya membuat seminar atau workshop lagi nih (seperti waktu gempa manokwari). Tentu ada banyak rekan kita dari bidang geohidrologi dan geoteknik dan geologi teknik yang bisa memberikan kontribusi,misalnya: Pak Ketum IAGI :-) , Robert Dellinom (Geohidrologi), Adrin Tohari (Geoteknik-LIPI), Imam Sadisun (Geologi Teknik-ITB), Dwikorita (geologi teknik -UGM), dan banyak rekan-rekan di PVMBG dan Geologi Tata Lingkungan di BG. Salam, Danny -Original Message- From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Sunday, March 29, 2009 5:48 AM To: Milis IAGI-net Cc: Milis PP-IAGI Subject: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Betul, kang Mino. Secara formal, seharusnya pemerintah menyandarkan persoalan ini kepada BG sbg gudangnya ahli geologi. Kita di IAGI tentu akan coba memberikan kontribusi. Ada masukan2 ttg siapa saja rekan2 kita yg berkompeten dalam bidang ini? Kita akan coba gerakkan pula Departemen Geologi Lingkungan. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message
RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak. Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut. Kenapa sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan tersebut? Parvita H. Siregar -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ini masih guyon lho: Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat situ. Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang epicentrumnya entah-berantah di mana, entah beberapa bulan lalu, yang di daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk disitu. Sekali lagi ini hanya guyon saja. RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ lain,kalau situ situ yg lain hanya berfungsi sebagai penampung air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan ) maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun perumahan dibawah pintu air bendungan. Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan, habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi ...ramai ramai lagi.dst..dst Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak Berwenang ISM Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah, blaen temenan nek ngono. Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita? Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg 'menawarkan' bantuannya. Salam dari mBogor, Syaiful @ al-ikhlas Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi Jepang adalah khawatir kalau penelitiannya diserahkan pada ahli geologi Indonesia kemudian akan muncul lebih dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga pemerintah bingung menentukan pendapat mana yang benar Maaf, ini hanya guyon saja RPK - Original Message - From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini. Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi. Salam, Ben Sapiie Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri. Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu memberikan input ini ke pemerintah 2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com: Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan. Misal : 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang Indonesia. 2. Buku tentang geologi Indonesia. 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang orang jepang miliki misalnya.. :-) Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he... Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan. Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus ditularkan, saya terima juga. Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat saya: 1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di dunia keilmuan. 2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi dalam tender minyak di luar negeri sekalipun. 3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil / mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi peluangnya memang ada. Wallahu a`lam. On Mon, 2009-03-30 at 10:23 +1000, Yoga Negara wrote: Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua. Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi yang sangat darurat ini. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Wah . . . kenapa kalau Pak Sugeng ini tahu bahwa ada potensial seperti itu tidak lapor ke IAGI atau ke Polisi?! p.s.: kalau Adit . . .saya tahu memang bukan geolosist, karena masih SMA? Cuma tanya lho Pak . . . Salam, SR - 2009/3/30 Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Karena tinggal di Lebakbulus yang tidak jauh dari Cirendeu, saya dan Aditya sekali-2 bersepeda dan pernah mampir ke Situ Gintung. Kami pun berjalan di tanggul (tanah) sambil lihat orang memancing. Hanya ada saluran kecil pembuang air (dengan sistem buka tutup); entah siapa yang bertanggung jawab. Kalau berdiri di atas tanggul dan melihat ke arah utara, kelihatan bahwa perbedaan antara permukaan air situ dan pemukiman cukup besar. Pemukiaman sepertinya berada di bantaran sungai. Bagaimana pak? tanya Adit suatu hari. Wah, kalau tanggul ini sampai jebol, perumahan di bawah sana akan gawat Dit. Sama sepeti waduk Sempor dulu. Ibarat air dalam jambangan yang pecah dan tumpah, jawab saya. Ketika Jkt diguyur hujan lebat cukup lama, permukaan air situ pasti bertambah, dan mungkin juga tidak ada petugas yang membuka saluran pembuang air. Akhirnya musibah pun terjadi Pulang dari kantor ibunya Adit melapor: Pak, ada tiga geologist Jepang diundang untuk meneliti Situ Gintung. Semoga musibah seperti ini tidak akan terjadi lagi. Kemarin seharian Adit dkk kerja bakti ikut membersihkan SMA-nya (dulu) yang terletak tidak jauh dari kali Pesanggrahan... Wassalam, sugeng - Original Message - From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, March 30, 2009 3:01 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Semua itu karena kegagapan / kecekatan dalam penanganan darurat.., yang diramekan setelah peristiwa itu terjadi..., kebiasaan kita dalam melihat peristiwa bencana... Kebiasaan menyiapkan diri / sedia payung sebelum hujan (yaa payung teknis, non teknis, aturan /manajemen, hukum, sosial, ekonomi, budaya, politik)..sebelum peristiwa bencana..., ternyata belum menjadi kebiasaan kita semua...(pemerintah dan masyarakat)...; Sekarang sebagian payung sudah tersedia...koq sebagian masih kehujanan juga..., yang belum bagi-bagi payung ke semua lini pemerintah dan unsur masyarakat... ; kalau ternyata koq masih kehujanan juga..., distribusi payung tidak merataatau kapasitas payung yang kurang bagus dan lebar... salam lestari, agus hendratno From: Yoga Negara yneg...@caledon.com.au To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, March 30, 2009 7:23:34 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua. Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi yang sangat darurat ini. Sebaiknya kita (untuk sementara ini) tidak perlu mempermasalahkan terlebih dahulu apa yang melatarbelakangi keputusan dipakainya geo jepun tsb., tapi justru sebaiknya kita sebagai pemilik negeri ini (yang mungkin lebih tau seperti apa kondisi daerah situ gintung) bisa memberikan bantuan penuh berupa kontribusi detail informasi kondisi geo pada geologist jepun tersebut agar hasil evaluasi yang akan mereka buat benar2 dapat dipergunakan untuk meminimalisir resiko bencana yang akan muncul dikemudian hari. Seperti yang pak RPK katakan, mari secepatnya kita sebagai geologist2 Indonesia berbuat untuk berkonsolidasi untuk masing2 dapat memberikan sekecil apapun bantuan informasi kepada para geologist2 jepun agar detail info kondisi geo daerah tersebut dapat terekam dengan lengkap yang pada hasilnya akan memberikan rekomendasi suatu rancang bangun yang benar sesuai dengan geo hazaed daerah tersebut. Mari kita berbuat dengan benar sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang ada. Berbuat bersama2 untuk setidak2 mengurangi terulangnya bencana ini dikemudian hari. Salam Yoga -Original Message- From: Eko Prasetyo [mailto:strivea...@gmail.com] Sent: Monday, 30 March 2009 9:49 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious nasib negara banyak utang dan kolusi2 proyek Jepun: Ei you orang miskin, katanya bendungan lu jebol ye? Indon: Iye Jepang-San, gimana nih... Jepun: Gampang itu, Indon-kun, lu sewa orang gw, nanti duit sewanya gw anggep cicilan utang. Ntar lu gw kasih kickback 5%! Gampang to? Indon (yang otaknya pendek, sambil senyum2 liar dan membungkuk hormat): Sip, arigatou, jepun-san! PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Aku berada di kubu yg ngga pelu dibangun bendungan lagi. Tapi diubah menjadi hutan kota ;-) Fungsi resapan dan fungsi wisata masih ada tapi fungsi pengairan dah ga perlu lagi. Geemana kan Iwan ? Detail peta morphologi serta peta geologi dah tersedia loo. Rdp On 3/30/09, Iwan B pak.i...@gmail.com wrote: kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu memberikan input ini ke pemerintah 2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com: Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan. Misal : 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang Indonesia. 2. Buku tentang geologi Indonesia. 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang orang jepang miliki misalnya.. :-) Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he... Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan. Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus ditularkan, saya terima juga. Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat saya: 1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di dunia keilmuan. 2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi dalam tender minyak di luar negeri sekalipun. 3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil / mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi peluangnya memang ada. Wallahu a`lam. On Mon, 2009-03-30 at 10:23 +1000, Yoga Negara wrote: Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua. Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi yang sangat darurat ini. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Kalau aku bilang gini ini negeri gwe, gwe nyang mesti berperan. Soal kemampuan itu akan berjalan kedepan sesuai dengan peranan. Tanpa diberi peran gwe jadi jalan pelan Kalao loe emang cinta negeri dan bangsa loe, berilah peran buat gwe. Bukan hanya kemampuan yg diperlukan membangun negeri ini tapi proses pembelajaran dari halaman rumah sendiri harus diberikan kesempatannya pada anak negeri sendiri. Pripun? Rdp On 3/30/09, udrekh udr...@gmail.com wrote: Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan. Misal : 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang Indonesia. 2. Buku tentang geologi Indonesia. 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang orang jepang miliki misalnya.. :-) Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he... Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan. Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus ditularkan, saya terima juga. Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat saya: 1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di dunia keilmuan. 2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi dalam tender minyak di luar negeri sekalipun. 3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil / mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi peluangnya memang ada. Wallahu a`lam. On Mon, 2009-03-30 at 10:23 +1000, Yoga Negara wrote: Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua. Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi yang sangat darurat ini. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
bagaimana solusinya fungsi danau sebagai area pengontrol banjir? klau hanya sekedar dihijaukan apakah mampu menampung luapan air 2009/3/30 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com: Aku berada di kubu yg ngga pelu dibangun bendungan lagi. Tapi diubah menjadi hutan kota ;-) Fungsi resapan dan fungsi wisata masih ada tapi fungsi pengairan dah ga perlu lagi. Geemana kan Iwan ? Detail peta morphologi serta peta geologi dah tersedia loo. Rdp On 3/30/09, Iwan B pak.i...@gmail.com wrote: kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu memberikan input ini ke pemerintah 2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com: Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan. Misal : 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang Indonesia. 2. Buku tentang geologi Indonesia. 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang orang jepang miliki misalnya.. :-) Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he... Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan. Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus ditularkan, saya terima juga. Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat saya: 1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di dunia keilmuan. 2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi dalam tender minyak di luar negeri sekalipun. 3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil / mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi peluangnya memang ada. Wallahu a`lam. On Mon, 2009-03-30 at 10:23 +1000, Yoga Negara wrote: Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua. Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi yang sangat darurat ini. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Setuju Pak, mungkin sebaiknya ada yg membahasnya dari sisi geologi. Mas Imam sudah memberikan salah satu contoh seperti yg ditulis di harian PR. Dan barangkali akan lebih baik lagi apabila kalau sudah diketahui penyebab terjadinya banjir situgintung ini, kita mencoba untuk mengidentifikasi daerah/situ2 yang mempunyai potensi bencana serupa. Faktor-faktor penyebabnya bisa dilihat dari berbagai sisi, baik itu dari sisi proses endogen (dilalui sesar aktif, dsb), proses eksogen (erosi, curah hujan yg tinggi, dsb), sisi monitoring dan maintanance kerekayasaannya, hingga sisi sosial kemasyrakatannya (tata ruang dan pemanfaatan lahannya, kebiasaaan masyarakat yg sering buang sampah sehingga menyebabkan pendangkalan, dsb). Jika faktor-faktor penyebab di atas sudah kita (anggap) ketahui, mungkin alangkah baiknya jika dibuat semacam peta potensi bencana untuk situ-situ / tanggul-tanggul yg lain lalu disosialisasikan ke badan pemerintah terkait serta masyarakat disekitarnya sehingga peristiwa serupa mudah-mudahan tidak terulang lagi. Sama seperti peta potensi bencana gunung api yang sepertinya sudah tersosialisasikan dengan baik. Saya setuju dengan yang ibu/bapak bilang sebelumnya, jangan sampai press release geologi yang mengungkap kebencanaan selalu one step behind. Semestinya ”the present is the key to the past” dan juga “the present is the key to the future”. Salam, Andi 2009/3/30 Iwan B pak.i...@gmail.com kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu memberikan input ini ke pemerintah 2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com: Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan. Misal : 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang Indonesia. 2. Buku tentang geologi Indonesia. 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang orang jepang miliki misalnya.. :-) Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he... Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan. Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus ditularkan, saya terima juga. Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat saya: 1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di dunia keilmuan. 2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi dalam tender minyak di luar negeri sekalipun. 3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil / mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi tidak selalu bicara pemasukan, tapi juga biaya. Bencana adalah biaya besar dalam waktu seketika, sementara income jarang yang sifatnya seketika. Oleh karena itu, semangat untuk mensubsidi lahan kering ini agaknya perlu difikirkan, sehingga orang tetap mau tekun mempelajari aspek geologi yang bukan demand driven. Kadang, pas dengar pakar anu sekarang juga mroyek di dunia minyak, yah miris juga. Tapi toh orang hidup juga harus realistis, mereka juga pingin sejahtera, apalagi peluangnya memang ada. Wallahu a`lam.
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Luas tangkapan air (DAS) Situ Gintung hanya sekitar 3 Km saja. Seluas satu kalurahan di Jakarta. Kalau hujannya lebat saya rasa kalau ada saluran (drainasi) yang pas dengan tingkat penyerapan bagus (lahan hutan kota), maka air limpasannya masih akan bisa dialirkan atau dikontrol. Memang betul akan menyumbang beban kali Pesanggrahan tetapi pasti tidak akan menumpuk potensi banjir bandang karena tidak air yang terkumpul. Juga perlu diperhatikan lagi, bahwa Situ gintung bukan pengumpul air dari sungai-sungai yang ada di sekitarnya. Luas DAS Gintung 3 Km2 saja. Aku yakin Pak Ketua mampu menghitung dengan cepat, seberapa besar air limpasan yang akan terkumpul pada daerah seluas 3 Km2 ini. Aku rasa mudah dihitung, berapa kapasitas aliran yang diperlukan utk daerah seluas 3 Km2 ini. Selama ini SI Gintung ditahan ngga boleh buang hajat, dulunya hajatan SI Gintung dikeluarkan pada masa petani mencangkul disawah. Saat ini sawahnya disini perumahan yang nyangkul di Sudirman Thamrin atau bahkan sampai di Glodog dan sekitarnya. Karena ditahan itulah maka volume Si Gintung menjadi gendoet, dan susah dan berat menampung airnya. Kedalaman Gintung yang konon rata-rata masih 10 Meter ini di dekat tanggul yang jebol rasanya lebih dari itu. Sedangkan menegok topografi yang sangat kasar (dari SRTM), ada beda elevasi cukup besar antara tanggul dengan bagian bawah bantaran sungai Pesanggrahan. [image: ketinggian-gintung]http://rovicky.wordpress.com/2009/03/30/dongeng-seputar-situ-situ-di-indonesia-beauty-and-the-beast-2-energinya-90-ton-tnt/ Kalau toh masih diperlukan tubuh air sebagai buffer, maka ukurannya tentunya kecil saja (dangkal). Dan harus selalu didrain secara berkala. Kalau ga salah ketinggian earthfill (bendung urugan) tidak boleh lebih dari 15 meter. Tekana dibagian bawah sudah cukup mampu membuat erosi karena tekana hidrostatisnya. Maksimum ketinggian earthfill ini juga perlu diperhatikan untuk kasus Lusi. rdp 2009/3/30 Iwan B pak.i...@gmail.com bagaimana solusinya fungsi danau sebagai area pengontrol banjir? klau hanya sekedar dihijaukan apakah mampu menampung luapan air 2009/3/30 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com: Aku berada di kubu yg ngga pelu dibangun bendungan lagi. Tapi diubah menjadi hutan kota ;-) Fungsi resapan dan fungsi wisata masih ada tapi fungsi pengairan dah ga perlu lagi. Geemana kan Iwan ? Detail peta morphologi serta peta geologi dah tersedia loo. Rdp On 3/30/09, Iwan B pak.i...@gmail.com wrote: kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu memberikan input ini ke pemerintah 2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com: Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan. Misal : 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang Indonesia. 2. Buku tentang geologi Indonesia. 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang orang jepang miliki misalnya.. :-) Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he... Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan. Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus ditularkan, saya terima juga. Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat saya: 1. Menjadi seorang peneliti di dunia Geologi dan Geofisika mungkin memang sangat tidak menarik. Wajar sih, karena akan ada jurang pendapatan yang menganga, manakala kita mau memilih lahan kering di dunia keilmuan. 2. Sebaliknya, dunia perminyakan apapun bidang ilmunya, tetap menjadi tempat yang sangat menarik. Kalau demikian, mungkin kita bisa membuat target, negara kita sudah harus bisa mandiri di tahun 20xx untuk segala urusan yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi maupun proses produksi. Di sini, orang pintarnya buanyak, uang juga ada, subsidi buat R/Dnya juga mestinya ok. Maka di tahun20xx kita sudah bisa ekspansi dalam tender minyak di luar negeri sekalipun. 3. Dunia Geologi / Geofisika termasuk aplikasi buat teknik sipil / mitigasi juga secara ekonomi sangat penting. Karena toh bicara ekonomi
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Ini saya sekarang ini menghadapi masalah sosial dalam hal anticipasi bencana, Di desa rumah kami jalannya menyisir gawir, dan jalan ini asalnya jalan desa yang kemudian diaspal sekitar 30 tahun yang lalu. Lalu lintas makin ramai saja, dan terutama terjadi parkir mobil disisi tebing tamu cafe-cafe yang menjamur disini, dan truk2 yang bawa material bangunan. Sudah agak lama jalan sudah retak2 tanda-tanda mau longsong, dan sudah lama saya laporkan ke kepala desa. Sebulan yang lalu terjadi longsor kecil, saya tulis surat peringatan akan adanya bahaya longsong ke Kepala Desa dengan tembusan ke camat dan Kepala Dinas PU Kabupaten, Bandung dan Kepala Pusat Mitigasi Bencana Alama. Beberapa kali dilakukan rapat dengan dengan camat, polsek, dengan warga setempat lainnya, pemilik cafe, dan 2 orang professsor (bayangkan katanya pertama kali ada rapat desa dihadliri professor, 2-nya dari ITB lagi). Namun walaupun disadari oleh rapat bahkan diputuskan supaya dilarang parkir sepanjang tebing dan juga membatasi truk yang lewat, sampai kini tidak ada tindakan apa2 dari Kepala Desa (mungkin takut kehilangan uang parkir?), seolah-olah tidak ada apa2. Padahal terjadi rempag lagi di badan jalan, walaupun kecil. Kalau terjadi longsor besar mungkin seluruh badan jalan akan kena, karena jalan ini buntu saya mungkin tidak bisa keluar. Daerahnya sendiri saya nilai cukup aman, tidak pernah ada longsor yang terjadi secara alami, longsor terjadi kalau orang bikin tembok tinggi dan diisi tanah (cut and fill) Inilah mentalitas kita dalam menghadapi bencana, kumaha engke bae daripada engke kumaha Tetapi mentalitas ini juga ternyata didapatkan di penduduk California (menurut suatu film dokumenter entah di Discovery Channel atau National Geographic), di mana orang tetap membangun rumah2 mewah senilai sampai jutaan dollar di daerah yang sudah terbukti rawan longsor. gempa dan kebakaran hutan. Apa lagi mentalitas penduduk kita Wassalam RPK - Original Message - From: Parvita Siregar parvita.sire...@salamander-energy.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, March 30, 2009 4:38 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak. Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut. Kenapa sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan tersebut? Parvita H. Siregar -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ini masih guyon lho: Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat situ. Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang epicentrumnya entah-berantah di mana, entah beberapa bulan lalu, yang di daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk disitu. Sekali lagi ini hanya guyon saja. RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ lain,kalau situ situ yg lain hanya berfungsi sebagai penampung air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan ) maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun perumahan dibawah pintu air bendungan. Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg Tim Tim nya masing , terus masing masing
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Lanjutan: Mentalitas Kepala Desa Ciburial tempat tinggal saya mungkin berpendapat, kalau untuk mengantisipasi bahaya itu tidak ada biayanya atau anggaran pemerintah, tetapi kalau bencana sudah terjadi maka ada biaya dari anggaran pemerintah dan bakal banyak sumbangan masuk. RPK - Original Message - From: bpri...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 31, 2009 1:38 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Sudah ada kok penjelasan dari Staf Gubernur Banten pak. Memang ada dana 1,5 milyar, tapi itu alokasinya untuk penanganan masalah banjir di dua sungai : Ciliwung dan sungai satu lagi (lupa euy), jadi tidak khusus untuk Situ Gintung, itu yang sempat terdengar di TV pak Pem2x Saya tidak mengikuti dengan cermat, tapi di TVOne ada diskusi dengan Kak Seto dan Bens Leo yang rumahnya terkena dampak air bah serta staf PU(?). Ternyata tahun lalu (Oktober 2008 kalau tidak salah) ada pertemuan dengan warga membahas kondisi Situ Gintung. Kesimpulan yang saya tangkap : Ada tersedia dana 1,5 milyar untuk diimplementasikan di Situ Gintung, tapi baik warga maupun staf PU tidak sampai pada kesimpulan bahwa bendungan akan diperkuat. Please CMIIWW. LL -Original Message- From: Parvita Siregar [mailto:parvita.sire...@salamander-energy.com] Sent: Monday, March 30, 2009 4:39 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak. Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut. Kenapa sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan tersebut? Parvita H. Siregar -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ini masih guyon lho: Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat situ. Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang epicentrumnya entah-berantah di mana, entah beberapa bulan lalu, yang di daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk disitu. Sekali lagi ini hanya guyon saja. RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ lain,kalau situ situ yg lain hanya berfungsi sebagai penampung air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan ) maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun perumahan dibawah pintu air bendungan. Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan, habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi ...ramai ramai lagi.dst..dst Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak Berwenang ISM Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah, blaen temenan nek ngono. Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita? Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg 'menawarkan' bantuannya. Salam dari mBogor, Syaiful @ al-ikhlas Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata
RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Bang Rovick, Kok kesan yang saya tangkep dari statement di bawah ini adalah bahwa kita generasi sekarang lebih berorientasi ke masalah berusaha untuk mendapat pekerjaan (peran). Saya pikir salah satu sumber permasalahan kenapa bangsa ini tidak bisa mencapai kemajuan secepat bangsa lainnya adalah karena pola pikir yang seperti itu, selalu mengharapkan diberi peran (pekerjaan) untuk baru bisa membuktikan eksistensi dirinya Coba kita perhatikan sedemikian banyak sekolah bisnis, sekolah ekonomi, sekolah teknik, sekolah2 lainnya...tapi hampir sebagian besar lulusan dari sekolah2 tersebut berorientasi menjadi pekerja (karyawan) tidak sebaliknya berorientasi menjadi pengusaha (sang pemberi peran)...tragis Kenapa nggk statement-nya kita rubah sedikit menjadi seperti ini: ini bukan cuman negeri loe atau cuman negeri gwe, tapi ini negeri kite bersama Kalo loe emang cinta negeri dan bangsa ini, jangan menunggu dan mengharap orang memberi loe peran untuk bisa berbuat, tapi berbuatlah dahulu agar orang bisa melihat bahwa loe emang pantas untuk punya peran dinegeri ini Negeri ini telah sedemikian banyaknya memberikan kesempatan pada anak negeri-nya sendiri, tapi justru anak negeri-nya sendiri yang sering menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan tersebutbuktinya...? a. Kebocoran dana proyek, tidaklah dilakukan oleh para ahli asing, tapi banyak dimanipulasi ahli dari bangsa sendiri... b. Kerusakan lingkungan disemua aspek kehidupan, terjadi justru oleh karena banyaknya regulasi yang justru dibuat oleh bangsa kita sendiri tapi dilanggar oleh bangsa sendiri... c. Pelanggaran bestek rancang bangun, justru dilakukan oleh hamper sebagian besar ahli dan professional bangsa kita yang katanya berasal dari alumni perguruan tinggi d. Kong kalikong dana apbn dan apbd...hampir tidak pernah dilakukan dilakukan bangsa asing...tapi justru oleh bangsa sendiri... e. beberapa kontrak migas dan mining yang sepertinya lebih menguntungkan pihak asing, justru disepakati dan ditandatangani oleh anak bangsa ini (yang katanya berhasil dilobi hanya oleh jabatan dan segepok uang)... Menurut saya, yang kita perlukan memang bukan hanya kemampuan untuk membangun negeri ini, tapi juga percaya diri yang tinggi bahwa kita bisa membangun dan membersihkan bangsa ini dari carut marut yang ada Kesempatanharus diciptakan, karena itulah yang dilakukan para pendiri bangsa ini, yang telah menciptakan dan memberikan kesempatan kepada kita berupa kemerdekaan yang mereka rebut dengan darah dan pengorbanan...itu saja sudah dan sangat cukup buat kita Mari kita tanya sama diri kita sendiri, jika hari ini kita sebagai generasi saat ini merengek meminta kesempatan...maka bayangkan apa yang akan diminta oleh para generasi penerus kita nanti... Hayu atuh kita bareng2 ciptakan kesempatan2 itu untuk generasi penerus kita nanti...seperti apa yang telah dilakukan bapak dan ibu kita dulu Salam Yoga -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Monday, 30 March 2009 11:39 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Kalau aku bilang gini ini negeri gwe, gwe nyang mesti berperan. Soal kemampuan itu akan berjalan kedepan sesuai dengan peranan. Tanpa diberi peran gwe jadi jalan pelan Kalao loe emang cinta negeri dan bangsa loe, berilah peran buat gwe. Bukan hanya kemampuan yg diperlukan membangun negeri ini tapi proses pembelajaran dari halaman rumah sendiri harus diberikan kesempatannya pada anak negeri sendiri. Pripun? Rdp On 3/30/09, udrekh udr...@gmail.com wrote: Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan. Misal : 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang Indonesia. 2. Buku tentang geologi Indonesia. 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang orang jepang miliki misalnya.. :-) Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar sekali untuk bisa bilang : Ini negeri gue, gue jelas yang paling tau tentang negeri gue. Elo pan orang asing, tau ape..!?, he..he.he... Saya setuju dengan penedapat om Yoga, mendingan buktikan kalau kita memang mampu. Peristiwa ini bisa jadi energi positif buat kita. Saya juga punya angan-angan pingin sekali memiliki kemampuan memahami fenomena alam kita yang unik, khususnya dari segi geologi kelautan. Minggu lalu, saya kembali menerima seorang bimbingan. Saya tadinya udah masang batasan: asal bukan studi buat perminyakan. Bukannya anti, cuman pingin punya generasi baru yang mau bercita-cita menjadi seorang peneliti dan karena saya punya data yang melimpah untuk urusan non migas. Tapi, ternyata yang bersangkutan juga pinginnya untuk aplikasi perminyakan. Yah, daripada enggak sama sekali, toh ilmu harus ditularkan, saya terima juga. Dari tulisan di atas ada beberapa poin yang mungkin jadi perenungan buat saya: 1. Menjadi
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Mas Rovicky, Dalam keseharian saya pergi pulang dari rumah ke kantor selalu melewati Kali Pesanggrahan ini. Dan saya yakin dari sekian banyak orang yang setiap hari lewat kali ini, terutama pada saat musim hujan seperti sekarang, punya satu kekhawatiran yang besar seandainya kali ini meluap. Bahkan ada satu pemeo di daerah Cipulir dekat kantor LEMIGAS, yang mengatakan: Cipulir itu dilempar air seember aja bakalan banjir. Sudah separah itu keadaan Kali Pesanggrahan di daerah hilir (dalam kota). Dalam 8 tahun terakhir, hampir setiap tahun kali ini meluap yang mengakibatkan daerah Jakarta Selatan terputus hubungannya dengan daerah Tangerang. Ini terjadi jauh sebelum Situ Gintung jebol. Seandainya fungsi DAS Situ Gintung di-ubah, entah apa yang akan terjadi pada Kali Pesanggrahan ini. Mungkin akan lebih baik apabila daerah Situ Gintung ini di-tata ulang secara keseluruhan, termasuk daerah pemukiman di sekitarnya. Daerah di sekitar danau bisa di-alih fungsikan sebagai hutan kota. Ibarat Situ Lembang di Bandung (eh, masih termasuk Bandung nggak, sih?). Sebelum ketemu Situ Lembang kan kita musti ngelewatin hutan pinus dkk-nya. Semua outlet dan sungai sebagai pelarian air berlebih dikembalikan lagi seperti semula. btw, di tipi katanya ada satu rumah warna merah yang dibangun dekat sekali dengan bendungan hasil temuan PU(?) tahun 2008. Lalu apa tindakan PU pada waktu itu, ya? Langsung meminta pemilik rumah untuk membongkar rumahnya atau didiamkan saja? Apakah rumah merah itu dibangun dengan IMB? *www[dot]binun[dot]com* Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 03/30/2009 11:43 PM Please respond to iagi-net@iagi.or.id To iagi-net@iagi.or.id cc Subject Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Luas tangkapan air (DAS) Situ Gintung hanya sekitar 3 Km saja. Seluas satu kalurahan di Jakarta. Kalau hujannya lebat saya rasa kalau ada saluran (drainasi) yang pas dengan tingkat penyerapan bagus (lahan hutan kota), maka air limpasannya masih akan bisa dialirkan atau dikontrol. Memang betul akan menyumbang beban kali Pesanggrahan tetapi pasti tidak akan menumpuk potensi banjir bandang karena tidak air yang terkumpul. Juga perlu diperhatikan lagi, bahwa Situ gintung bukan pengumpul air dari sungai-sungai yang ada di sekitarnya. Luas DAS Gintung 3 Km2 saja. Aku yakin Pak Ketua mampu menghitung dengan cepat, seberapa besar air limpasan yang akan terkumpul pada daerah seluas 3 Km2 ini. Aku rasa mudah dihitung, berapa kapasitas aliran yang diperlukan utk daerah seluas 3 Km2 ini. Selama ini SI Gintung ditahan ngga boleh buang hajat, dulunya hajatan SI Gintung dikeluarkan pada masa petani mencangkul disawah. Saat ini sawahnya disini perumahan yang nyangkul di Sudirman Thamrin atau bahkan sampai di Glodog dan sekitarnya. Karena ditahan itulah maka volume Si Gintung menjadi gendoet, dan susah dan berat menampung airnya. Kedalaman Gintung yang konon rata-rata masih 10 Meter ini di dekat tanggul yang jebol rasanya lebih dari itu. Sedangkan menegok topografi yang sangat kasar (dari SRTM), ada beda elevasi cukup besar antara tanggul dengan bagian bawah bantaran sungai Pesanggrahan. [image: ketinggian-gintung] http://rovicky.wordpress.com/2009/03/30/dongeng-seputar-situ-situ-di-indonesia-beauty-and-the-beast-2-energinya-90-ton-tnt/ Kalau toh masih diperlukan tubuh air sebagai buffer, maka ukurannya tentunya kecil saja (dangkal). Dan harus selalu didrain secara berkala. Kalau ga salah ketinggian earthfill (bendung urugan) tidak boleh lebih dari 15 meter. Tekana dibagian bawah sudah cukup mampu membuat erosi karena tekana hidrostatisnya. Maksimum ketinggian earthfill ini juga perlu diperhatikan untuk kasus Lusi. rdp 2009/3/30 Iwan B pak.i...@gmail.com bagaimana solusinya fungsi danau sebagai area pengontrol banjir? klau hanya sekedar dihijaukan apakah mampu menampung luapan air 2009/3/30 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com: Aku berada di kubu yg ngga pelu dibangun bendungan lagi. Tapi diubah menjadi hutan kota ;-) Fungsi resapan dan fungsi wisata masih ada tapi fungsi pengairan dah ga perlu lagi. Geemana kan Iwan ? Detail peta morphologi serta peta geologi dah tersedia loo. Rdp On 3/30/09, Iwan B pak.i...@gmail.com wrote: kok sampai sekarang belum ada yg membahas detail tentang hal ini dr sisi geologi tentang apakah dam ini harus dibangun lagi atau tidakdaripada mikirin ahli Jepangsaya rasa IAGI perlu memberikan input ini ke pemerintah 2009/3/30 udrekh udr...@gmail.com: Iya nih, kalau mau introspeksi diri, kita-kita ini kurang sekali kapasitas yang bisa diukur dari segi keilmuan. Misal : 1. Jurnal / Publikasi ilmiah tentang Indonesia dan ditulis orang orang Indonesia. 2. Buku tentang geologi Indonesia. 3. Peta geologi yang terus diperbaharui dan makin lengkap, kayak yang orang jepang miliki misalnya.. :-) Rasa-rasanya yang ketemu tetep aja orang asing. Jadi, ya sukar
RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Tadi kalau ada yang menyimak El Shinta, di Pamulang juga ada tanggul ya? Katanya sih bisa saja terjadi kalau tidak diawasi. Kemudian soal Situ Gitung itu katanya ada daerah pemukiman di wilayah tanggul/di tanggul yang tadinya 1 hektar jadi 600 km2. Dan orang2 ini punya sertifikat semua. Mungkin dengarnya setengah2 ya, tetapi sepertinya rakyat kurang terinformasi mengenai kenapa dilarang membangun di daerah2 tertentu, dan seolah-olah mereka kebal bencana. Ya itu, kumaha engke mentality. Parvita H. Siregar Chief Geologist Salamander Energy (Bontang) Pte.Ltd Jakarta Indonesia -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Tuesday, March 31, 2009 6:18 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ini saya sekarang ini menghadapi masalah sosial dalam hal anticipasi bencana, Di desa rumah kami jalannya menyisir gawir, dan jalan ini asalnya jalan desa yang kemudian diaspal sekitar 30 tahun yang lalu. Lalu lintas makin ramai saja, dan terutama terjadi parkir mobil disisi tebing tamu cafe-cafe yang menjamur disini, dan truk2 yang bawa material bangunan. Sudah agak lama jalan sudah retak2 tanda-tanda mau longsong, dan sudah lama saya laporkan ke kepala desa. Sebulan yang lalu terjadi longsor kecil, saya tulis surat peringatan akan adanya bahaya longsong ke Kepala Desa dengan tembusan ke camat dan Kepala Dinas PU Kabupaten, Bandung dan Kepala Pusat Mitigasi Bencana Alama. Beberapa kali dilakukan rapat dengan dengan camat, polsek, dengan warga setempat lainnya, pemilik cafe, dan 2 orang professsor (bayangkan katanya pertama kali ada rapat desa dihadliri professor, 2-nya dari ITB lagi). Namun walaupun disadari oleh rapat bahkan diputuskan supaya dilarang parkir sepanjang tebing dan juga membatasi truk yang lewat, sampai kini tidak ada tindakan apa2 dari Kepala Desa (mungkin takut kehilangan uang parkir?), seolah-olah tidak ada apa2. Padahal terjadi rempag lagi di badan jalan, walaupun kecil. Kalau terjadi longsor besar mungkin seluruh badan jalan akan kena, karena jalan ini buntu saya mungkin tidak bisa keluar. Daerahnya sendiri saya nilai cukup aman, tidak pernah ada longsor yang terjadi secara alami, longsor terjadi kalau orang bikin tembok tinggi dan diisi tanah (cut and fill) Inilah mentalitas kita dalam menghadapi bencana, kumaha engke bae daripada engke kumaha Tetapi mentalitas ini juga ternyata didapatkan di penduduk California (menurut suatu film dokumenter entah di Discovery Channel atau National Geographic), di mana orang tetap membangun rumah2 mewah senilai sampai jutaan dollar di daerah yang sudah terbukti rawan longsor. gempa dan kebakaran hutan. Apa lagi mentalitas penduduk kita Wassalam RPK - Original Message - From: Parvita Siregar parvita.sire...@salamander-energy.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, March 30, 2009 4:38 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Hahaha, Pak Koesoema ini menggelitik saya di siang bolong nih Pak. Saya hanya mikir, apakah tidak ada semacam control atau test setiap berapa tahun sekali untuk melihat kondisi bendungan tersebut. Kenapa sampai bisa jebol, bukannya karena tidak ada maintenance bendungan tersebut? Parvita H. Siregar -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, March 29, 2009 8:04 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ini masih guyon lho: Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat situ. Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang epicentrumnya entah-berantah di mana, entah beberapa bulan lalu, yang di daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk disitu. Sekali lagi ini hanya guyon saja. RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ lain,kalau situ situ yg lain hanya berfungsi sebagai penampung air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya
RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Ikut nimbrung karena Saya tinggal didaerah pamulang sejak 2007 tapi lebih kearah serpong Dipamulang masih ada dua situ yang ukurannya relative besar Yang pertama kalo tidak salah dinamakan situ pamulang dekat dengan ciputat setelah pasar ciputat setelah pertigaan sasak dan menurut pengamatan saya setiap hari saya lewat ciputat situ ini bersebelahan sekali dengan jalan raya pamulang-ciputat dan hanya dibatasi tembok beton kurang dari 1 meter dan dibagian sisi lain dari jalan ini terdapat perumahan penduduk yang sangat padat dan rata2 atap rumah setara dengan ketinggian air situ...nah kalo hujan deres dan lama biasanya daerah itu sudah kebanjiran...yang saya bingung kenapa perumahan didaerah tersebut bisa padat sekali dan bagaimana perijinannya ? (IMB)...dan menurut saya daerah ini sangat memiliki potensi bahaya layaknya situ gintung..sampai dimana ketahan tembok beton ini menahan air situ??? Yang kedua ini tak kalah membuat saya bingung??? Persis dikota pamulangnya dan dinamakan situ benda dan situ yang ini tak kalah indahnya berada di pemukiman elok yang bernama witana harja ( danau view) karena perumahan ini berada disisi tinggian sekitar situ yang membuat saya bingung baru selesai tahun lalu dibangun sebuah mal besar bernama pamulang square yang dibangun diatas tanah urugan ke dalam situ disisi jalan raya pamulang - serpong...sekedar informasi pamulang square ini pernah ditolak habis-habisan oleh warga sekitar situ tetapi akhirnya tetap dibangun, dan bagaimana mungkin mal ini tetap dibangun sedangkan waktu banjir besar tahun 2006 hampir seluruh perumahan diwitana harja, reni jaya dan lain2 sekitar situ kebanjiran se tinggi dada orang dewasa...terus bagaimana perijinan ini tetap berjalan ??? menurut saya pemerintah daerah ataupun yang berwenang kurang menyadari hal tersebut Disisi laen dari yang saya lihat sebelum terjadi musibah situ gintung hingga saat ini situ benda yang saya bilang ini sedang dalam perawatan yang berada di sekitar perumahan villa pamulang seperti tanah tanggul ditinggikan terus dibagian atas situ diberi konblok untuk pejalan kaki dan juga dirapikan..tapi apakah ini dapat menahan dengan baik atau tidak yah tidak tahu... Yah semoga semua instansi terkait dan masyarakat sekitar situ bisa belajar dari musibah situ gintung dan bagaimana agar situ yang laen tidak terjadi musibah yang sama -Original Message- From: Parvita Siregar [mailto:parvita.sire...@salamander-energy.com] Sent: Tuesday, March 31, 2009 7:58 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Tadi kalau ada yang menyimak El Shinta, di Pamulang juga ada tanggul ya? Katanya sih bisa saja terjadi kalau tidak diawasi. Kemudian soal Situ Gitung itu katanya ada daerah pemukiman di wilayah tanggul/di tanggul yang tadinya 1 hektar jadi 600 km2. Dan orang2 ini punya sertifikat semua. Mungkin dengarnya setengah2 ya, tetapi sepertinya rakyat kurang terinformasi mengenai kenapa dilarang membangun di daerah2 tertentu, dan seolah-olah mereka kebal bencana. Ya itu, kumaha engke mentality. Parvita H. Siregar Chief Geologist Salamander Energy (Bontang) Pte.Ltd Jakarta Indonesia -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Tuesday, March 31, 2009 6:18 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ini saya sekarang ini menghadapi masalah sosial dalam hal anticipasi bencana, Di desa rumah kami jalannya menyisir gawir, dan jalan ini asalnya jalan desa yang kemudian diaspal sekitar 30 tahun yang lalu. Lalu lintas makin ramai saja, dan terutama terjadi parkir mobil disisi tebing tamu cafe-cafe yang menjamur disini, dan truk2 yang bawa material bangunan. Sudah agak lama jalan sudah retak2 tanda-tanda mau longsong, dan sudah lama saya laporkan ke kepala desa. Sebulan yang lalu terjadi longsor kecil, saya tulis surat peringatan akan adanya bahaya longsong ke Kepala Desa dengan tembusan ke camat dan Kepala Dinas PU Kabupaten, Bandung dan Kepala Pusat Mitigasi Bencana Alama. Beberapa kali dilakukan rapat dengan dengan camat, polsek, dengan warga setempat lainnya, pemilik cafe, dan 2 orang professsor (bayangkan katanya pertama kali ada rapat desa dihadliri professor, 2-nya dari ITB lagi). Namun walaupun disadari oleh rapat bahkan diputuskan supaya dilarang parkir sepanjang tebing dan juga membatasi truk yang lewat, sampai kini tidak ada tindakan apa2 dari Kepala Desa (mungkin takut kehilangan uang parkir?), seolah-olah tidak ada apa2. Padahal terjadi rempag lagi di badan jalan, walaupun kecil. Kalau terjadi longsor besar mungkin seluruh badan jalan akan kena, karena jalan ini buntu saya mungkin tidak bisa keluar. Daerahnya sendiri saya nilai cukup aman, tidak pernah ada longsor yang terjadi secara alami, longsor terjadi kalau orang bikin tembok tinggi dan diisi tanah (cut and fill) Inilah mentalitas kita
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Wah Pak Koesoema nih guyon atau komplain Tata ruangnya sudah pasti salah...siapa yang bisa ngatur manusia di Jakarta. Pendangkalan danau karena sampah dll, ditambah bendungan tua yang mungkin dibangun belanda juga untuk umur yg pendek. Saya kurang tahu apa ada yang memperhatikan dan ngurus bendungan ini selama ini. Sekarang kita berhadapan dengan dua variabel yang keduanya sangat sulit di prediksi kelakuannya. Curah hujan sangat tidak menentu beberapa tahun ini, konon karena global warming. Kalau alam aktifitasnya meningkat tetapi kapasitas permukaanya berkurang karena tidak diatur ya gini hasilnya.. nyawa dan harta benda taruhannya. Kita tunggu teman2 dari tatalingkungan dan geologi teknik.. ... Sesarnya belum terpetakan ..to be determine Pak. Ben Sapiie Ini masih guyon lho: Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat situ. Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang epicentrumnya entah-berantah di mana, entah beberapa bulan lalu, yang di daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk disitu. Sekali lagi ini hanya guyon saja. RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ lain,kalau situ situ yg lain hanya berfungsi sebagai penampung air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan ) maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun perumahan dibawah pintu air bendungan. Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan, habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi ...ramai ramai lagi.dst..dst Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak Berwenang ISM Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah, blaen temenan nek ngono. Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita? Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg 'menawarkan' bantuannya. Salam dari mBogor, Syaiful @ al-ikhlas Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi Jepang adalah khawatir kalau penelitiannya diserahkan pada ahli geologi Indonesia kemudian akan muncul lebih dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga pemerintah bingung menentukan pendapat mana yang benar Maaf, ini hanya guyon saja RPK - Original Message - From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini. Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi. Salam
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
nasib negara banyak utang dan kolusi2 proyek ... Jepun: Ei you orang miskin, katanya bendungan lu jebol ye? Indon: Iye Jepang-San, gimana nih... Jepun: Gampang itu, Indon-kun, lu sewa orang gw, nanti duit sewanya gw anggep cicilan utang. Ntar lu gw kasih kickback 5%! Gampang to? Indon (yang otaknya pendek, sambil senyum2 liar dan membungkuk hormat): Sip, arigatou, jepun-san!
RE: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Membaca beberapa email dari para senior di miling iagi ini terkait dengan diturunkannya tim geotek-nya jepun khok saya menangkap kesan prasangka yang dibangun adalah prasangka2 negatif semua. Saya pikir prasangka2 seperti ini justru tidak akan mendorong kita ke arah yang lebih positive untuk bertindak cepat dan tepat dalam kondisi yang sangat darurat ini. Sebaiknya kita (untuk sementara ini) tidak perlu mempermasalahkan terlebih dahulu apa yang melatarbelakangi keputusan dipakainya geo jepun tsb., tapi justru sebaiknya kita sebagai pemilik negeri ini (yang mungkin lebih tau seperti apa kondisi daerah situ gintung) bisa memberikan bantuan penuh berupa kontribusi detail informasi kondisi geo pada geologist jepun tersebut agar hasil evaluasi yang akan mereka buat benar2 dapat dipergunakan untuk meminimalisir resiko bencana yang akan muncul dikemudian hari. Seperti yang pak RPK katakan, mari secepatnya kita sebagai geologist2 Indonesia berbuat untuk berkonsolidasi untuk masing2 dapat memberikan sekecil apapun bantuan informasi kepada para geologist2 jepun agar detail info kondisi geo daerah tersebut dapat terekam dengan lengkap yang pada hasilnya akan memberikan rekomendasi suatu rancang bangun yang benar sesuai dengan geo hazaed daerah tersebut. Mari kita berbuat dengan benar sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang ada. Berbuat bersama2 untuk setidak2 mengurangi terulangnya bencana ini dikemudian hari. Salam Yoga -Original Message- From: Eko Prasetyo [mailto:strivea...@gmail.com] Sent: Monday, 30 March 2009 9:49 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious nasib negara banyak utang dan kolusi2 proyek ... Jepun: Ei you orang miskin, katanya bendungan lu jebol ye? Indon: Iye Jepang-San, gimana nih... Jepun: Gampang itu, Indon-kun, lu sewa orang gw, nanti duit sewanya gw anggep cicilan utang. Ntar lu gw kasih kickback 5%! Gampang to? Indon (yang otaknya pendek, sambil senyum2 liar dan membungkuk hormat): Sip, arigatou, jepun-san! PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini. Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi. Salam, Ben Sapiie Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri. Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze. Persis spt sejarah 350thn dan perang kemerdekaan kan? Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas, mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak. Bagi kita yang terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan kualitas kuantitas ibadah kepada Allah swt. Lampiran: okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin. Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar wilayah sungai Ciliwung Cisadane Dinas Pekerjaan umum (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi okezone, Sabtu (28/03/2008). Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah melakukan peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali bendungan. Ahli geologi Jepang sudah melakukan perencanaan dan saya yang akan menangani prosesnya, tutupnya. Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat 27 Maret kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan lebat yang mengguyur kawan Jakarta. Korban luka maupun korban tewas hingga kini masih terus dilakukan pencarian. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, March 27, 2009 7:51 PM To: pedulibenc...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; Forum Pembaca Kompas; Serba_KL Serba_KL; kampung-...@yahoogroups.com; iatmi...@googlegroups.com; geologi...@googlegroups.com Subject: [iagi-net-l] Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini ! Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini ! 27 Maret 2009 at 8:38 pm http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa ja-danau-ini/ Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana yang cukup serius terjadi di Ibu Kota lagi. Melihat sepintas pada peta-peta yang saya koleksi kesimpulan sementara adalah keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi. Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara seksama. Continue reading Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !... http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa ja-danau-ini/ Dongeng Geologi PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Betul, kang Mino. Secara formal, seharusnya pemerintah menyandarkan persoalan ini kepada BG sbg gudangnya ahli geologi. Kita di IAGI tentu akan coba memberikan kontribusi. Ada masukan2 ttg siapa saja rekan2 kita yg berkompeten dalam bidang ini? Kita akan coba gerakkan pula Departemen Geologi Lingkungan. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id Date: Sat, 28 Mar 2009 22:14:38 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini. Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi. Salam, Ben Sapiie Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri. Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze. Persis spt sejarah 350thn dan perang kemerdekaan kan? Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas, mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak. Bagi kita yang terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan kualitas kuantitas ibadah kepada Allah swt. Lampiran: okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin. Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar wilayah sungai Ciliwung Cisadane Dinas Pekerjaan umum (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi okezone, Sabtu (28/03/2008). Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah melakukan peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali bendungan. Ahli geologi Jepang sudah melakukan perencanaan dan saya yang akan menangani prosesnya, tutupnya. Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat 27 Maret kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan lebat yang mengguyur kawan Jakarta. Korban luka maupun korban tewas hingga kini masih terus dilakukan pencarian. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, March 27, 2009 7:51 PM To: pedulibenc...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; Forum Pembaca Kompas; Serba_KL Serba_KL; kampung-...@yahoogroups.com; iatmi...@googlegroups.com; geologi...@googlegroups.com Subject: [iagi-net-l] Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini ! Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini ! 27 Maret 2009 at 8:38 pm http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa ja-danau-ini/ Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana yang cukup serius terjadi di Ibu Kota lagi. Melihat sepintas pada peta-peta yang saya koleksi kesimpulan sementara adalah keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi. Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara seksama. Continue reading Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !... http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa ja-danau-ini/ Dongeng Geologi PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi Jepang adalah khawatir kalau penelitiannya diserahkan pada ahli geologi Indonesia kemudian akan muncul lebih dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga pemerintah bingung menentukan pendapat mana yang benar Maaf, ini hanya guyon saja RPK - Original Message - From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini. Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi. Salam, Ben Sapiie Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri. Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze. Persis spt sejarah 350thn dan perang kemerdekaan kan? Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas, mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak. Bagi kita yang terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan kualitas kuantitas ibadah kepada Allah swt. Lampiran: okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin. Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar wilayah sungai Ciliwung Cisadane Dinas Pekerjaan umum (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi okezone, Sabtu (28/03/2008). Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah melakukan peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali bendungan. Ahli geologi Jepang sudah melakukan perencanaan dan saya yang akan menangani prosesnya, tutupnya. Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat 27 Maret kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan lebat yang mengguyur kawan Jakarta. Korban luka maupun korban tewas hingga kini masih terus dilakukan pencarian. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, March 27, 2009 7:51 PM To: pedulibenc...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; Forum Pembaca Kompas; Serba_KL Serba_KL; kampung-...@yahoogroups.com; iatmi...@googlegroups.com; geologi...@googlegroups.com Subject: [iagi-net-l] Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini ! Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini ! 27 Maret 2009 at 8:38 pm http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa ja-danau-ini/ Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana yang cukup serius terjadi di Ibu Kota lagi. Melihat sepintas pada peta-peta yang saya koleksi kesimpulan sementara adalah keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi. Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara seksama. Continue reading Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !... http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa ja-danau-ini/ Dongeng Geologi PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah, blaen temenan nek ngono. Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita? Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg 'menawarkan' bantuannya. Salam dari mBogor, Syaiful @ al-ikhlas Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi Jepang adalah khawatir kalau penelitiannya diserahkan pada ahli geologi Indonesia kemudian akan muncul lebih dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga pemerintah bingung menentukan pendapat mana yang benar Maaf, ini hanya guyon saja RPK - Original Message - From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini. Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi. Salam, Ben Sapiie Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri. Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze. Persis spt sejarah 350thn dan perang kemerdekaan kan? Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas, mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak. Bagi kita yang terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan kualitas kuantitas ibadah kepada Allah swt. Lampiran: okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin. Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar wilayah sungai Ciliwung Cisadane Dinas Pekerjaan umum (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi okezone, Sabtu (28/03/2008). Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah melakukan peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali bendungan. Ahli geologi Jepang sudah melakukan perencanaan dan saya yang akan menangani prosesnya, tutupnya. Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat 27 Maret kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan lebat yang mengguyur kawan Jakarta. Korban luka maupun korban tewas hingga kini masih terus dilakukan pencarian. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, March 27, 2009 7:51 PM To: pedulibenc...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; Forum Pembaca Kompas; Serba_KL Serba_KL; kampung-...@yahoogroups.com; iatmi...@googlegroups.com; geologi...@googlegroups.com Subject: [iagi-net-l] Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini ! Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini ! 27 Maret 2009 at 8:38 pm http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa ja-danau-ini/ Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana yang cukup serius terjadi di Ibu Kota lagi. Melihat sepintas pada peta-peta yang saya koleksi kesimpulan sementara adalah keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi. Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara seksama. Continue reading Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !... http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa ja-danau-ini/ Dongeng Geologi
[iagi-net-l] Re: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Just *Speak-Up* and they will hear you ! Selama ini pemerintah bersifat pasif, sangat jarang kepakaran geologi dimunculkan. Salah satu unjuk kepakaran yg bersifat resmi adalah Press Release !. Munculnya Geologi dalam benak masyarakat selama ini memang selalu berkonotasi bencana, karena lebih banyak press release geologi yang mengungkap kebencanaan yang (maaf) selalu terlambat. Saya rasa IAGI harus lebih sering (lagi) menyuarakan pendapatnya (press release) dalam setiap munculnya gejala-gejala geologi. bagaimana orang lain tahu, bahwa kamu tahu, seandainya kamu tidak pernah memberi tahu Salam RDP 2009/3/29 mohammadsyai...@gmail.com Betul, kang Mino. Secara formal, seharusnya pemerintah menyandarkan persoalan ini kepada BG sbg gudangnya ahli geologi. Kita di IAGI tentu akan coba memberikan kontribusi. Ada masukan2 ttg siapa saja rekan2 kita yg berkompeten dalam bidang ini? Kita akan coba gerakkan pula Departemen Geologi Lingkungan. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id Date: Sat, 28 Mar 2009 22:14:38 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini. Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi. Salam, Ben Sapiie Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri. Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze. Persis spt sejarah 350thn dan perang kemerdekaan kan? Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas, mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak. Bagi kita yang terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan kualitas kuantitas ibadah kepada Allah swt. Lampiran: okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin. Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar wilayah sungai Ciliwung Cisadane Dinas Pekerjaan umum (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi okezone, Sabtu (28/03/2008). Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah melakukan peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali bendungan. Ahli geologi Jepang sudah melakukan perencanaan dan saya yang akan menangani prosesnya, tutupnya. Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat 27 Maret kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan lebat yang mengguyur kawan Jakarta. Korban luka maupun korban tewas hingga kini masih terus dilakukan pencarian. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, March 27, 2009 7:51 PM To: pedulibenc...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; Forum Pembaca Kompas; Serba_KL Serba_KL; kampung-...@yahoogroups.com; iatmi...@googlegroups.com; geologi...@googlegroups.com Subject: [iagi-net-l] Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini ! Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini ! 27 Maret 2009 at 8:38 pm http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa ja-danau-ini/http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27/banjir-situ-gintung-keringkan-sa%0Aja-danau-ini/ Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana yang cukup serius terjadi di Ibu Kota lagi. Melihat sepintas pada peta-peta yang saya koleksi kesimpulan sementara adalah keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi. Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara seksama. Continue reading Banjir Situ Gintung : Keringkan saja danau ini !... http://rovicky.wordpress.com/2009/03/27
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ lain,kalau situ situ yg lain hanya berfungsi sebagai penampung air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan ) maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun perumahan dibawah pintu air bendungan. Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan, habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi ...ramai ramai lagi.dst..dst Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak Berwenang ISM Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah, blaen temenan nek ngono. Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita? Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg 'menawarkan' bantuannya. Salam dari mBogor, Syaiful @ al-ikhlas Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi Jepang adalah khawatir kalau penelitiannya diserahkan pada ahli geologi Indonesia kemudian akan muncul lebih dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga pemerintah bingung menentukan pendapat mana yang benar Maaf, ini hanya guyon saja RPK - Original Message - From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini. Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi. Salam, Ben Sapiie Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri. Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze. Persis spt sejarah 350thn dan perang kemerdekaan kan? Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas, mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak. Bagi kita yang terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan kualitas kuantitas ibadah kepada Allah swt. Lampiran: okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin. Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli geologi dari Jepang, ujar Kepala Balai Besar wilayah sungai Ciliwung Cisadane Dinas Pekerjaan umum (PU), Pitoyo Subandrio saat dihubungi okezone, Sabtu (28/03/2008). Menurut Pitoyo, ketiga ahli geologi itu saat ini sudah melakukan peninjauan dan perencanaaan pembangunan kembali bendungan. Ahli geologi Jepang sudah melakukan perencanaan dan saya yang akan menangani prosesnya, tutupnya. Diberitakan sebelumnya, Bendungan Situ Gintung jebol, Jumat 27 Maret kemarin akibat kelebihan debit air karena hujan lebat yang
[iagi-net-l] Re: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
OK, kang Danny, langsung coba kita sambut deh. Insya Allah hari ini, saya mau ketemu pak ketua di mBandung, mong-ngomong dululah. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Sun, 29 Mar 2009 07:38:55 To: pp-iagi-2...@iagi.or.id; 'Milis IAGI-net'iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Isyu yang dilontarkan Bung Mino benar, Kelihatannya memang ada sesuatu yang sangat salah pada manajemen negeri kita ini. Perihal mempercayakan (atau dengan kata lain memberikan kerjaan) ke ahli luar bukan hal yang baru kali ini terjadi tapi memang sudah berulang-ulang,alias sudah jadi kebiasaan. Setelah gempa-tsunami Aceh, para ahli geologi yang menjadi konsultan BRR dan para rekanannya pun bukan kita tapi banyak para ahli dari luar yang jelas-jelas pengetahuan dan keahliannya tidak lebih dari kita. Untuk pembangunan TEWS (Tsunami Early Warning System) juga didominasi oleh para ahli Jerman. Sekarang ini, sejalan setelah keluarkannya UU kebencanaan April 2007, Pak SBY meminta PM Australia supaya mengirimkan para ahli kebencanaannya untuk membantu kita. Hasilnya, bulan depan ini akan berdiri satu lembaga baru yang dinamakan AIFDR (Australian-Indonesia Facility for Disaster Reduction). Tentu yang menjadi tuan-tuan di lembaga itu adalah para ahli Australia. Mungkin cukup masuk akal juga dari sudut pandang bisnis karena dananya hibah dari AUSAID. Entah, apakah dalam kasus Situgintung ini dana untuk para konsultan ahli geologi tersebut dari PU atau dari Jepang (misalnya: JICA, MERT, dsb.)? Jadi, adalah kenyataan bahwa para ahli kebumian kita selalu ditempatkan di pojok, bukan karena kita senang mojok :-) Anyway, saya kira IAGI sudah sepantasnya membuat seminar atau workshop lagi nih (seperti waktu gempa manokwari). Tentu ada banyak rekan kita dari bidang geohidrologi dan geoteknik dan geologi teknik yang bisa memberikan kontribusi,misalnya: Pak Ketum IAGI :-) , Robert Dellinom (Geohidrologi), Adrin Tohari (Geoteknik-LIPI), Imam Sadisun (Geologi Teknik-ITB), Dwikorita (geologi teknik -UGM), dan banyak rekan-rekan di PVMBG dan Geologi Tata Lingkungan di BG. Salam, Danny -Original Message- From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Sunday, March 29, 2009 5:48 AM To: Milis IAGI-net Cc: Milis PP-IAGI Subject: [pp-iagi-2008] Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Betul, kang Mino. Secara formal, seharusnya pemerintah menyandarkan persoalan ini kepada BG sbg gudangnya ahli geologi. Kita di IAGI tentu akan coba memberikan kontribusi. Ada masukan2 ttg siapa saja rekan2 kita yg berkompeten dalam bidang ini? Kita akan coba gerakkan pula Departemen Geologi Lingkungan. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id Date: Sat, 28 Mar 2009 22:14:38 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini. Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi. Salam, Ben Sapiie Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri. Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze. Persis spt sejarah 350thn dan perang kemerdekaan kan? Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas, mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak. Bagi kita yang terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga kita semua dimudahkan utk semakin mawas diri di dalam meningkatkan kualitas kuantitas ibadah kepada Allah swt. Lampiran: okezone.com - 3/28/2009 10:14 AM Local Time Renovasi Situ Gintung, PU Datangkan Ahli Geologi JAKARTA - Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah mendatangakan tiga ahli geologi asal Jepang untuk pembangunan kembali bendungan Situ Gintung yang jebol, Jumat 5 Maret kemarin. Kami atas iimbauan pemerintah sudah mendatangkan tiga orang ahli
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Ini masih guyon lho: Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat situ. Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang epicentrumnya entah-berantah di mana, entah beberapa bulan lalu, yang di daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk disitu. Sekali lagi ini hanya guyon saja. RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ lain,kalau situ situ yg lain hanya berfungsi sebagai penampung air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan ) maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun perumahan dibawah pintu air bendungan. Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan, habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi ...ramai ramai lagi.dst..dst Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak Berwenang ISM Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah, blaen temenan nek ngono. Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita? Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg 'menawarkan' bantuannya. Salam dari mBogor, Syaiful @ al-ikhlas Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi Jepang adalah khawatir kalau penelitiannya diserahkan pada ahli geologi Indonesia kemudian akan muncul lebih dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga pemerintah bingung menentukan pendapat mana yang benar Maaf, ini hanya guyon saja RPK - Original Message - From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini. Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi. Salam, Ben Sapiie Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri. Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam Situgintung ini made in Holland spreken, lalu pembangunan ulangnya pun harus diteruskan oleh pasukan Kamikaze. Persis spt sejarah 350thn dan perang kemerdekaan kan? Terlepas dari kebingungan kita dr berita (yg mudah2an salah) di atas, mari kita sama-sama doakan saudara2 kita yang telah meninggal maupun menjadi korban bencana alam Situgintung ini, agar mereka semua dimudahkan Allah swt di dunia dan akhiratnya kelak. Bagi kita yang terbebas dari bencana ini, insyaa Allah tergerak untuk semakin sadar bahwa tidak ada yang tahu nasib seseorang kecuali Allah swt, shg semoga
Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious
Kadang kadang masalah sebetulnya simpel dan sangat teknis ( diperlukan solusi yg teknis sekali ), tapi pembahasannya dibikin rumit sekali sampai menggunakan jasa satelit segala , menggunakan berbagai teori teori yg malah akhire tidak memberikan solusi malah kesimpulannya Perlu diteliti lebih lanjutdst..dst.. Saya masih ingat dosen saya dulu Memplesetkan Geologi ( Gawe Ento ento ora logis .. .. ) Ini sekedar Guyon saja .. nerusin ISM Ini masih guyon lho: Khok heran para anggota milist ini belum ada yang kreatif seperti memasang-masang sesar lewat Situ Cigintung berdasarkan Google Earth, atau Landsat atau dari data seismic Pertamina. Mungkin sesar aktif yang diberitakan ada di Jakarta itu yang lewat Gedung Arsip Nasional juga lewat situ. Barangkali retak-retak yang disinyalir sebelumnya itu itu bisa dihubungkan dengan reaktivasi sesar yang lewat situ yang direaktivasi gempa yang epicentrumnya entah-berantah di mana, entah beberapa bulan lalu, yang di daerah Situ Cigintungnya sendiri tidak dirasakan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana itu murni bencana alam, sehingga tanggul tidak perlu dibangun lagi, sehingga situ itu tidak perlu ada di situ. Kalau ada yang mau disalahkan ya Belanda, mengapa membangun waduk disitu. Sekali lagi ini hanya guyon saja. RPK - Original Message - From: lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 29, 2009 7:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Biasanya kan kalau sudah ada Peristiwa baru ramai ramai semuanya ingin masuk ambil peran, spt partai politik ramai ramai bikin posko.Kayaknya situ gintung ini lain dg kebanyakan situ situ lain,kalau situ situ yg lain hanya berfungsi sebagai penampung air terutama air hujan. Kalau situ gintung ini dibangun dg tujuanya untuk pengairan sawah yg berda dibawahnya ( ada bendungannya dan saluran pelimpah / spillway )yg sewaktu waktu dibuka untuk mengurangi air danau apabila penuh/ aliran irigasi.Karena sawah sawah yg ada sudah berubah menjadi rumah rumah ( padahal haram hukumnya bangun rumah dibawah bendungan ) maka pintu air tdk bisa dibuka karena akan menggenangi rumah rumah tsb , dan akhirnya rusak ditutup dg tanah. Begitu air membludak dan terjadi penggerusan pintu air tsb terjadilah bencana tsb. Yg tidak habis pikir Karakteristik si Situ tsb kan sudh dketahui kok tidak ada yg peduli, malah diijinkan mbangun perumahan dibawah pintu air bendungan. Dikita itu kan banyak institusi yang berwenang , baik secara teknis , RD bahkan sampai Badan mitigasi segala, tapi itu tadi ramai ramai kalau sudah ada Peristiwa terus semuanya datang dg Tim Tim nya masing , terus masing masing menmbuat pernyataan, habis itu bablas angine. besok lagi ada bencana lagi ...ramai ramai lagi.dst..dst Jangan jangan Yg Berwenang Tidak Tahu , Yang Tahu Tidak Berwenang ISM Meskipun guyon, jangan2 memang itu alasannya, pak? Wah, blaen temenan nek ngono. Atau, dana penelitian juga disediakan oleh saudara tua kita? Jadi mereka mau memastikan bahwa 'penelitian' berjalan dg benar. Jangan2 kalimat 'mendatangkan ahli geologi dari Jepang' adalah penghalusan saja; mungkin saudara tua yg 'menawarkan' bantuannya. Salam dari mBogor, Syaiful @ al-ikhlas Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sun, 29 Mar 2009 06:06:15 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Mungkin alasan pemerintah untuk mendatangkan 3 ahli geologi Jepang adalah khawatir kalau penelitiannya diserahkan pada ahli geologi Indonesia kemudian akan muncul lebih dari 2 pendapat seperti kasus Lusi, sehingga pemerintah bingung menentukan pendapat mana yang benar Maaf, ini hanya guyon saja RPK - Original Message - From: Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 28, 2009 10:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami Situgintung: Kok bukan ke IAGI / P3G ya...? Just curious Ya,ini tugas IAGI dan kita semua untuk meningkatkan kualitas scientist dan profesional kita. Hal yang berkaitan dengan surver/teknologi pembuatan bendungan yang notabenenya bukan roket scientific, bangsa sendiri saja sudah tidak percaya...mundur kita kasihan sekali bangsa ini. Sekarang waktunya IAGI turunkan rekan2 yang bergerak dalam engineering geology untuk buat studi perbandingan...dan paparkan hasilnya secara resmi oleh IAGI tapi syaratnya harus bersih dari para politisi. Salam, Ben Sapiie Satu bukti lagi bahwa bangsa kita lebih suka kepada produk luar negri. Tapi, sebentarbukankah keputusan ini merupakan sikap bangsa yang sangat menghargai sejarah perjuangan tempo doeloe?. Kan dam Situgintung ini made in Holland spreken, lalu