Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)

2009-02-01 Thread Awang Satyana
Pak Ade,
 
Terima kasih atas penjelasannya, terutama tentang konsep burial metamorphism 
dan metode (mikrostruktur) untuk membedakan metasedimen sebagai bagian formasi 
batuan sedimen, dan metasedimen sebagai bagian Basement. Saya pikir ini masukan 
yang sangat penting.
 
Tentang sejarah termal batuan sedimen di dalam cekungan sedimen (eksplorasi 
migas), dalam hubungannya dengan generasi minyak dan gas, kami tak pernah 
mencantumkan batas atas diagenesis sampai 180 deg C. Eksplorasi migas biasa 
menggunakan tiga wilayah termal : diagenesis, katagenesis, dan metagenesis. 
Mengacu kepada Hunt (1996 –Petroleum Geochemistry and Geology 2nd ed., WH 
Freeman and Co.), rejim termal tersebut adalah :
 
-diagenesis : up to 50 deg C
-catagenesis : 50-200 deg C
-metagenesis : 200-250 deg C
-oil window : 60-160 deg C
-gas window : 100-200 deg C
 
Barangkali ”diagenesis” yang Pak Ade sebutkan itu diagenesis di dalam proses 
very low grade metamorphism, walaupun saya tak yakin bahwa diagenesis adalah 
bagian proses metamorfisme sebab menurut American Geological Institute (1987), 
diagenesis bukan bagian dari metamorfisme [”diagenesis is all the chemical, 
physical, and biologic changes undergone by a sediment after its initial 
deposition, and during and after its lithification, exclusife of surface 
alteration (weathering) and metamorphism.”]
 
Diagenic metamorphism atau diagenism (istilah tua tetapi tepat, digunakan 
Grabau, 1904 hal. 235; untuk membedakannya dengan diagenesis dalam sedimen) 
mungkin bisa sampai 180 deg C oleh lithostatic pressure dalam static 
metamorphism; tetapi diagenesis dalam sedimen dan eksplorasi migas tak pernah 
lebih daripada 50 deg C.
 
Metamorfisme dalam eksplorasi hidrokarbon tumpang tindih dalam rejim termal 
metagenesis, yang menurut Pak Ade : very low grade metamorphism dan bagian awal 
low grade metamorphism). Di rejim ini generasi gas metana berkurang drastis, 
sebagai gantinya struktur2 grafitik (C) mulai terbentuk sebab unsur H semakin 
berkurang, sedangkan C semakin bertambah. Di rejim ini rasio atomik H/C dari 
kerogen hanya tinggal 0,4 (di oil dan gas window masih sekitar 0,8-1,2). 
Kerogen2 dengan rasio sebegitu biasa ditemukan di filit. 
 
Salam,
awang

--- On Sun, 2/1/09, Ade Kadarusman  wrote:

From: Ade Kadarusman 
Subject: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: ade.kadarus...@valeinco.com
Date: Sunday, February 1, 2009, 10:24 AM

Menambahkan apa yang dijelaskan oleh Pak Awang, tetapi saya akan melihat dari
sisi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan
“metasediment” dalam conteks sedimentary basin (burial metamorphism) dan
perbedaannya dengan batuan “metasediment” akibat convergent plate boundary
(regional metamorphism). Kalau sudah bisa memahami perbedaan antara dua jenis
metasediment tsb, kita bisa menyebutkan “metasediment” yg merupakan bagian
dari formasi batuan sediment itu sendiri atau “metasediment” yg merupakan
bagian dari basement rock.
 
Dalam pemahaman saya yg dimaksud dengan basement rock dalam conteks sedimentary
basin, adalah bagian yg terpisah dari system sediment tsb, jadi umumnya basement
rock harus ada unconformity dgn batuan sediment diatasnya. Jadi jika ada batuan
metasediment yang hadir dibagian bawah suatu basin dan diduga masih merupakan
bagian dari formasi sediment tsb (tdk ada unconformity), bisa jadi metasedimen
tsb merupakan dari system sedimentary basin tsb, bukan sebagai basement rock.
Perubahan batuan sediment tsb menjadi metasediment diakibatkan burial
metamorphism (metamorfis beban), jadi kita harus hati-hati menyebutkan suatu
batuan metamorf terutama yg low grade sebagai basement rock.
 
Batuan metasediment adalah penamaan batuan sedimen yang sdh mengalami proses
metamorphism pada kondisi very low to low grade metamorphism, jadi umumnya masih
menunjukkan struktur dan bentuk batuan sediment asalnya, dalam penamaannya utk
protolith limestone namanya menjadi metalimestone, untuk sandstone menjadi
metasandstone, metagreywacke dst. Kalau sdh menunjukkan bidang foliasi bisa
langsung disebutkan sebagai batu sabak (slate), filit dan sekis (schist).
 
Cara membedakan metasediment yang merupakan burial metamorphism atau
metasediment sebagai basement rock (regional met.), selain mengenali
protolithnya (batuan asal), juga melihat mikrostukturnya, jika metasediment
tersebut sudah memperlihatkan kompleks mikrostuktur/foliasi, seperti sdh
berkembangnya foliasi S0, S1, S2 dst, bisa disimpulkan metasediment tsb adalah
basement rock akibat regional metamorphism. Sedangkan metasediment akibat burial
metamorphism, biasanya S0 (struktur sediment asal) memiliki arah dan bidang yg
sama dgn S1-nya. (foliasi akibat burial met.). Ini memang paling ideal dilihat
dari core samples, bukan dari cutting.
 
Yang disebut kristalin basement umumnya batuan metamorf yang memiliki grade
dari medium to high grade, seperti kuarsit, marble, sekis mika, sekis hijau,
gneiss, granitic gneiss etc
 
Dalam konsep basemen

Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)

2009-02-01 Thread Nataniel Mangiwa
Pak Ade,

Mohon bisa di share cara mendeskripsi yang benar untuk batuan Metamorph dari
cutting/core? Supaya bisa menghindari terjadinya kesalahan mendasar dalam
mendeskripsikan metamorphic basement.

Terimakasih..


Salam,
Natan
2009/2/1 Ade Kadarusman 

> Menambahkan apa yang dijelaskan oleh Pak Awang, tetapi saya akan melihat
> dari sisi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan apa yang dimaksud
> dengan "metasediment" dalam conteks sedimentary basin (burial metamorphism)
> dan perbedaannya dengan batuan "metasediment" akibat convergent plate
> boundary (regional metamorphism). Kalau sudah bisa memahami perbedaan antara
> dua jenis metasediment tsb, kita bisa menyebutkan "metasediment" yg
> merupakan bagian dari formasi batuan sediment itu sendiri atau
> "metasediment" yg merupakan bagian dari basement rock.
>
> Dalam pemahaman saya yg dimaksud dengan basement rock dalam conteks
> sedimentary basin, adalah bagian yg terpisah dari system sediment tsb, jadi
> umumnya basement rock harus ada unconformity dgn batuan sediment diatasnya.
> Jadi jika ada batuan metasediment yang hadir dibagian bawah suatu basin dan
> diduga masih merupakan bagian dari formasi sediment tsb (tdk ada
> unconformity), bisa jadi metasedimen tsb merupakan dari system sedimentary
> basin tsb, bukan sebagai basement rock.
> Perubahan batuan sediment tsb menjadi metasediment diakibatkan burial
> metamorphism (metamorfis beban), jadi kita harus hati-hati menyebutkan suatu
> batuan metamorf terutama yg low grade sebagai basement rock.
>
> Batuan metasediment adalah penamaan batuan sedimen yang sdh mengalami
> proses metamorphism pada kondisi very low to low grade metamorphism, jadi
> umumnya masih menunjukkan struktur dan bentuk batuan sediment asalnya, dalam
> penamaannya utk protolith limestone namanya menjadi metalimestone, untuk
> sandstone menjadi metasandstone, metagreywacke dst. Kalau sdh menunjukkan
> bidang foliasi bisa langsung disebutkan sebagai batu sabak (slate), filit
> dan sekis (schist).
>
> Cara membedakan metasediment yang merupakan burial metamorphism atau
> metasediment sebagai basement rock (regional met.), selain mengenali
> protolithnya (batuan asal), juga melihat mikrostukturnya, jika metasediment
> tersebut sudah memperlihatkan kompleks mikrostuktur/foliasi, seperti sdh
> berkembangnya foliasi S0, S1, S2 dst, bisa disimpulkan metasediment tsb
> adalah basement rock akibat regional metamorphism. Sedangkan metasediment
> akibat burial metamorphism, biasanya S0 (struktur sediment asal) memiliki
> arah dan bidang yg sama dgn S1-nya. (foliasi akibat burial met.). Ini memang
> paling ideal dilihat dari core samples, bukan dari cutting.
>
> Yang disebut kristalin basement umumnya batuan metamorf yang memiliki grade
> dari medium to high grade, seperti kuarsit, marble, sekis mika, sekis hijau,
> gneiss, granitic gneiss etc
>
> Dalam konsep basement tectonic, basement rock dapat dikategorikan sebagai :
> - Continental basement (umumnya granite and low/med to high grade
> metamorphic rock), umumnya stabil dan old continent, biasanya menjadi target
> di dalam eksplorasi migas, karena umumya sedimentary basin yg potensial
> berada di back arc basin atau continental shelf basin.
> - Oceanic crust basement, sekuen chert, basalt, gabbro dan
> peridotite di ocean floor, jika sekuen oceanic crust tsb tersingkap di
> continental margin atau island arc dinamakan sebagai ophiolite basement
> - Island Arc basement, biasanya percampuran produk island arc
> magmatism/volkanism dgn batuan produk komplek akresi (mélange etc), hadir di
> dalam convergent plate boundary.
>
> Proses diagenesis dalam batuan sediment bukan merupakan proses
> metamorphism, walaupun proses diagenesis dan proses low grade metamorphism
> adalah daerah yang abu-abu (overlap). Thermal history dari batuan sediment
> bisa overlap dgn P-T history dari suatu batuan metamorf. Istilah dalam
> eksplorasi migas:
> - Diagenesis (up to 180ºC)
> - Oil window (70-180 ºC)
> - Gas Window (170-230 ºC)
> - Oil destroyed and gas lost (from 230 ºC)
> Klasifikasi thermal history tsb sangat tergantung berapa lama batuan
> sediment tsb mengendap atau terbebankan (burial history).
>
> Klasifikasi grade dari Burial metamorphism yang berkaitan dengan
> sedimentary basin (normal gradient geothermal 20 ºC/km), untuk protolith
> dari mafic rocks (Fe-Mg rich rock)
>
> Very low grade metamorphism (150-230 ºC), zeolite facies,
> prehnite-pumpelite
> Low grade metamorphism (200-400 ºC ), greenschist facies
> Medium grade metamorphism (400-600 ºC), amphibolite
> High grade metamorhism (>600 ºC), granulite
>
> Beberapa tahun yang lalu saya mendapat kesempatan melihat sayatan tipis
> dari core dan cutting utk Fm Jatibarang (thanks Pak Edy Sunardi) sampai ke
> ke batuan yg dikategorikan basement, ada kesalahan mendasar dalam
> mendeskripsikan suatu metamorphic basement, mungkin ketidaktahuan dalam
> mendefinisikan suatu basement rock dan ketidaktahuan tentang jenis2 batuan
>

Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)

2009-02-02 Thread Hendratno Agus
Menarik mendiskusikan burial metemorphism seperti yang diurai pak Ade. 
Pak
Ade, apakah bisa membedakan secara fisik batuan yang kaya akan mineral
zeolit tersebut bahwa itu sebagai produk metamorfisme burial atau
alterasi hidrotermal??. 
Karena memang hidrotermal mempunyai peran
yang sangat penting dalam genesa berbagai tipe metamorfisme. Sehingga
muncul tipe khusus yaitu hydrotermal metamorphism. Saya kira memang
demikian, bahwa beberapa metasedimen yang dijumpai pada beberapa core
(biasanya berselang-seling) dengan sedimen lainnya yang belum dianggap
"meta" tetap bagian dari sistem sedimen dalam konteks sedimentary
basin, jauh di atas yang dianggap sebagai basement. Ini pun perlu
hati-hati, jika cekungan tersebut berasosiasi dengan basement high.
Sedikit yang pernah saya lihat adalaha core dari beberapa sumur di
cekungan sumatera tengah, juga dijumpai kelompok meta-sedimen. Pada
saat itu, saya hanya bicara masalah provenan dan diagenesis (dari
pendekatan petrografi) saja untuk memberikan second opinion dari studi
yang pernah dilakukan oleh perusahaan tsb dengan pihak lain. 

Diluar
itu, pak Ade berkenankah? memberikan kuliah kelilingnya (melalui
mekanisme Kuliah Keliling IAGI saja...) dengan topik metamorfisme di
kampus ugm jogja, nanti bersambung ke kampus lainnya (upn, sttnas,
akprind), dengan sppd dari Inco. Sehingga pak Ade bisa road-show ke
geologi ugm, upn, sttnas, akprind atas naman IAGI. Kalau keluarnya pak
Ade susah dari Inco, saya akan berkirim surat ke Inco sebagai
Sekretaris Jurusan TGL.UGM, ntar itu juga bagian dari kegiatan IAGI.
Jika PP-IAGI memboyong pak Ade kesulitan, karena policy Inco nunggu
jatah cuti, misalnya.
Terus terang, saya pernah ingin memboyong mas
Haryadi Permana (geotek lipi) yang juga sangat kompeten untuk bicara
metamorfisme, tapi tidak jadi, ada masalah non-teknis terkait
perjalanan beliau ke Jogja. Nah, kalau Inco men-support pada pak Ade
Kadarusman ke Jogja lebih dari 2 hari.., kan sangat mungkin to? Selama
ini banyak topik-topik kuliah tamu / ceramah ilmiah pada materi Applied
Geology (khususnya petroleum geology), lalu mhs (ini amatan kami di
ugm) cenderung mengabaikan basic geology. 

Mengapa
basic geology menjadi urgent? Seorang Alit Askaria (curhat ke saya
beberapa waktu lalu di Jogja) saat mewawancarai fresh graduate untuk
grup eksplorasinya, dibikin pusing oleh fresh graduate dari berbagai
univeritas, yang "sedikit bebal" dan melupakan konsep-2 dasar :
petrologi, struktur geologi, stratigrafi. Tapi kalau ditanya petrel,
geografix, menghitung cadangan, jago-jago semua, apalagi kalau sudah
banyak terlibat project2 joint study / joint evaluasi blok migas. 
Saya
pun kaget!!!. Komentar dan evaluasi ini justru keluar dari seorang
praktisi di industri migas. Kalau Alit Askaria seorang akademisi, saya
pun maklum. Mas Bambang Priadi di Geologi ITB, pernah mendiskusikan hal
ini dengan saya saat sama-sama di lapangan (di Pacitan kayaknya).
Komentarnya sama.   
Kembali
ke kuliah keliling, saya kira positip sekali, jika pak Ade dapat
memberikan materi petrologi batuan metamorf (atau geologi metamorfisme
dan metasomatism) (saya no.1 yang mendukung jika pak Ade berkenan...),
apalagi kalau kemudian dikaitkan dengan tektonik dan dinamika cekungan,
toch muaranya pada temuan-temuan / pematangan hidrokarbon atau
eksplorasi bijih. 

Akhir februari nanti, geologi ugm mendapat
kursus gratis dari geosaintis-2 Total Indonesie (Perancis) tentang
Petroleum Geology, yang mau ikut berduyun-duyun. Akan saya coba ada
kursus gratis : Metamorfism dari Inco (misalnya), berduyun-duyun
ndak?

Salam, 
Agus Hendratno
salah satu pengajar petrologi batuan metamorf. 




From: Ade Kadarusman 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: ade.kadarus...@valeinco.com
Sent: Sunday, February 1, 2009 10:24:18 AM
Subject: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)

Menambahkan apa yang dijelaskan oleh Pak Awang, tetapi saya akan melihat dari 
sisi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan 
“metasediment” dalam conteks sedimentary basin (burial metamorphism) dan 
perbedaannya dengan batuan “metasediment” akibat convergent plate boundary 
(regional metamorphism). Kalau sudah bisa memahami perbedaan antara dua jenis 
metasediment tsb, kita bisa menyebutkan “metasediment” yg merupakan bagian dari 
formasi batuan sediment itu sendiri atau “metasediment” yg merupakan bagian 
dari basement rock.
 
Dalam pemahaman saya yg dimaksud dengan basement rock dalam conteks sedimentary 
basin, adalah bagian yg terpisah dari system sediment tsb, jadi umumnya 
basement rock harus ada unconformity dgn batuan sediment diatasnya. Jadi jika 
ada batuan metasediment yang hadir dibagian bawah suatu basin dan diduga masih 
merupakan bagian dari formasi sediment tsb (tdk ada unconformity), bisa jadi 
metasedimen tsb merupakan dari system sedimentary basin tsb, bukan sebagai 
basement rock.
Perubahan batuan sediment tsb menjadi metasediment diakibatkan burial 
metamorphism (metamorfis be

Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)

2009-02-08 Thread Ade Kadarusman
Pak Awang,
 
Betul memang proses diagenesis bukan proses metamorpisme seperti  yang saya 
sebutkan dari awal. Proses metamorfisme dimulai pada regim temperatur  180-200 
deg C dengan munculnya mineral zeolite dkk atau pumpelit dkk pada protolith 
batuan Mg-Fe Rich rock (metabasic rock) dan dikenal sebagai very low grade 
metamorphism (contoh Piroksen di basalt sdh berubah menjadi pumpelite/zeolite). 
Jadi regim temperatur dibawah < 180 deg C disebutkan sebagai bagian dari proses 
sediment, dan termasuk proses diagenesis, jadi pengertian diagenesis disini 
mungkin termasuk dgn disebutkan Pak Awang sebagai meta/cata genesis. 
Jadi dlm istilah metamorphism regim temperatur dibawah 180 deg C sering disebut 
diagenesis secara umum.
 

Seperti yg disebutkan dari awal, metode mikrostruktur bisa menjadi tools utk 
membedakan batuan metamorf derajat rendah-sangat rendah  sebagai basement rock 
atau sebagai batuan sediment. Selain mikrostuktur, yang harus dilihat adalah 
asosiasi protolith-nya, utk asosiasi protolith ini harus memahami dulu  regim 
tectonic dalam pembentukan sedimetary basin ini dan regim tectonic dalam 
basement rock sekitarnya, agak panjang menjelaskannya. Mungkin ini belum 
menjawab secara detail dari pertanyaan Pak Natan, mungkin dalam kesempatan lain 
jika ketemu muka bisa sy jelaskan lebih terperinci,  saya belajar membedakan 
kedua jenis batuan tsb setelah ikutan project Fm Jatibarang bbrp thn lalu, 
itupun perlu jam terbang mengamati ratusan sayatan tipis dan akhirnya bisa 
menyimpulkan sesuatu.
 
Selain dua hal diatas, juga yang paling penting melihat asosiasi mineraloginya, 
ini memerlukan keahlian melihat paragenesis mineral.
Untuk batuan dgn protolith pure limestone atau sandstone sulit diamati 
perubahan mineraloginya, karena calcite dan quartz/silica memiliki stabilitas 
yang panjang dalam hal temperatur pembentukannya (50-300 deg C, correct me if 
wrong), jadi kristalin limestone dgn 100% calcite/dolimite sulit dibedakan 
apakah sebagai produk diagenesis atau very low grade metamorphisme kecuali sdh 
menunjukkan stuktur foliasi S0/S1 (metasediment as part of sedimentary basin).  
Jika menunjukan komplek mikrostruktur (S0.S1,S2, dst), nah sdh jelas dianggap 
basement rock. 
 
Munculnya aragonite bisa dijadikan indikasi low grade metamorphism (basement 
rock). Metalimestone  sdh dikatakan jelas proses metamorphism  (and part of the 
basement), jika sdh menunjukkan gejala de-carbonisasi, dgn munculnya scapolit, 
diopside and grossular (>300deg C), dan namanya juga dikatakan sebagai marble, 
bukan lagi metalimestone.
 
 Yang paling mudah mengamati dalam core samples adalah dengan melihat asosiasi 
mineral jenis batuan dgn protolithnya basic rock (incl, greywacke, 
volkanicklastik rocks) lihatlah apakah ada sdh munculnya zeolite dan pumpelite, 
kehadiran 1% pun dalam modal komposisi, sdh dikatakan sbg Batuan metamorf.
Untuk pure limestone, claystone, sandstone, shale, batubara  sulit utk 
dibedakan, kecuali sdh menunjukkan struktur foliasi.
 
Dari tepian Danau Matano yang indah
Ade Kadarusman

--- Pada Sen, 2/2/09, Awang Satyana  menulis:

Dari: Awang Satyana 
Topik: Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id, "Forum HAGI" , "Geo Unpad" 
, "Eksplorasi BPMIGAS" 

Cc: ade.kadarus...@valeinco.com
Tanggal: Senin, 2 Februari, 2009, 2:36 AM

Pak Ade,
 
Terima kasih atas penjelasannya, terutama tentang konsep burial metamorphism
dan metode (mikrostruktur) untuk membedakan metasedimen sebagai bagian formasi
batuan sedimen, dan metasedimen sebagai bagian Basement. Saya pikir ini masukan
yang sangat penting.
 
Tentang sejarah termal batuan sedimen di dalam cekungan sedimen (eksplorasi
migas), dalam hubungannya dengan generasi minyak dan gas, kami tak pernah
mencantumkan batas atas diagenesis sampai 180 deg C. Eksplorasi migas biasa
menggunakan tiga wilayah termal : diagenesis, katagenesis, dan metagenesis.
Mengacu kepada Hunt (1996 –Petroleum Geochemistry and Geology 2nd ed., WH
Freeman and Co.), rejim termal tersebut adalah :
 
-diagenesis : up to 50 deg C
-catagenesis : 50-200 deg C
-metagenesis : 200-250 deg C
-oil window : 60-160 deg C
-gas window : 100-200 deg C
 
Barangkali ”diagenesis” yang Pak Ade sebutkan itu diagenesis di dalam
proses very low grade metamorphism, walaupun saya tak yakin bahwa diagenesis
adalah bagian proses metamorfisme sebab menurut American Geological Institute
(1987), diagenesis bukan bagian dari metamorfisme [”diagenesis is all the
chemical, physical, and biologic changes undergone by a sediment after its
initial deposition, and during and after its lithification, exclusife of surface
alteration (weathering) and metamorphism.”]
 
Diagenic metamorphism atau diagenism (istilah tua tetapi tepat, digunakan
Grabau, 1904 hal. 235; untuk membedakannya dengan diagenesis dalam sedimen)
mungkin bisa sampai 180 deg C oleh lithostatic pressure dalam static
metamorphism; tetapi diagenesis dalam sedimen d

Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)

2009-02-08 Thread Awang Satyana
Terima kasih banyak Pak Ade atas tambahan penjelasannya, jelas menambah wawasan 
tentang metode petrologi/petrografi unuk membedakan transisi batuan 
sedimen-metasedimen-proper basement. Semoga diskusi2 tentang Basement 
ini bermanfaat bagi rekan/kawan petroleum geologist/geophysicist yang 
memerlukan membedakan transisi ini dengan jelas.
 
Salam dari Bogor yang selalu berawan dan hujan dalam sebulan terakhir ini,
awang

--- On Sun, 2/8/09, Ade Kadarusman  wrote:

From: Ade Kadarusman 
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: ade.kadarus...@valeinco.com
Date: Sunday, February 8, 2009, 5:21 PM

Pak Awang,
 
Betul memang proses diagenesis bukan proses metamorpisme seperti  yang saya
sebutkan dari awal. Proses metamorfisme dimulai pada regim temperatur  180-200
deg C dengan munculnya mineral zeolite dkk atau pumpelit dkk pada protolith
batuan Mg-Fe Rich rock (metabasic rock) dan dikenal sebagai very low grade
metamorphism (contoh Piroksen di basalt sdh berubah menjadi pumpelite/zeolite).
Jadi regim temperatur dibawah < 180 deg C disebutkan sebagai bagian dari
proses sediment, dan termasuk proses diagenesis, jadi pengertian diagenesis
disini mungkin termasuk dgn disebutkan Pak Awang sebagai meta/cata genesis. 
Jadi dlm istilah metamorphism regim temperatur dibawah 180 deg C sering disebut
diagenesis secara umum.
 

Seperti yg disebutkan dari awal, metode mikrostruktur bisa menjadi tools utk
membedakan batuan metamorf derajat rendah-sangat rendah  sebagai basement rock
atau sebagai batuan sediment. Selain mikrostuktur, yang harus dilihat adalah
asosiasi protolith-nya, utk asosiasi protolith ini harus memahami dulu  regim
tectonic dalam pembentukan sedimetary basin ini dan regim tectonic dalam
basement rock sekitarnya, agak panjang menjelaskannya. Mungkin ini belum
menjawab secara detail dari pertanyaan Pak Natan, mungkin dalam kesempatan lain
jika ketemu muka bisa sy jelaskan lebih terperinci,  saya belajar membedakan
kedua jenis batuan tsb setelah ikutan project Fm Jatibarang bbrp thn lalu,
itupun perlu jam terbang mengamati ratusan sayatan tipis dan akhirnya bisa
menyimpulkan sesuatu.
 
Selain dua hal diatas, juga yang paling penting melihat asosiasi mineraloginya,
ini memerlukan keahlian melihat paragenesis mineral.
Untuk batuan dgn protolith pure limestone atau sandstone sulit diamati
perubahan mineraloginya, karena calcite dan quartz/silica memiliki stabilitas
yang panjang dalam hal temperatur pembentukannya (50-300 deg C, correct me if
wrong), jadi kristalin limestone dgn 100% calcite/dolimite sulit dibedakan
apakah sebagai produk diagenesis atau very low grade metamorphisme kecuali sdh
menunjukkan stuktur foliasi S0/S1 (metasediment as part of sedimentary basin).
 Jika menunjukan komplek mikrostruktur (S0.S1,S2, dst), nah sdh jelas dianggap
basement rock. 
 
Munculnya aragonite bisa dijadikan indikasi low grade metamorphism (basement
rock). Metalimestone  sdh dikatakan jelas proses metamorphism  (and part of
the basement), jika sdh menunjukkan gejala de-carbonisasi, dgn munculnya
scapolit, diopside and grossular (>300deg C), dan namanya juga dikatakan
sebagai marble, bukan lagi metalimestone.
 
 Yang paling mudah mengamati dalam core samples adalah dengan melihat asosiasi
mineral jenis batuan dgn protolithnya basic rock (incl, greywacke,
volkanicklastik rocks) lihatlah apakah ada sdh munculnya zeolite dan pumpelite,
kehadiran 1% pun dalam modal komposisi, sdh dikatakan sbg Batuan metamorf.
Untuk pure limestone, claystone, sandstone, shale, batubara  sulit utk
dibedakan, kecuali sdh menunjukkan struktur foliasi.
 
Dari tepian Danau Matano yang indah
Ade Kadarusman

--- Pada Sen, 2/2/09, Awang Satyana  menulis:

Dari: Awang Satyana 
Topik: Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id, "Forum HAGI" ,
"Geo Unpad" , "Eksplorasi
BPMIGAS" 
Cc: ade.kadarus...@valeinco.com
Tanggal: Senin, 2 Februari, 2009, 2:36 AM

Pak Ade,
 
Terima kasih atas penjelasannya, terutama tentang konsep burial metamorphism
dan metode (mikrostruktur) untuk membedakan metasedimen sebagai bagian formasi
batuan sedimen, dan metasedimen sebagai bagian Basement. Saya pikir ini masukan
yang sangat penting.
 
Tentang sejarah termal batuan sedimen di dalam cekungan sedimen (eksplorasi
migas), dalam hubungannya dengan generasi minyak dan gas, kami tak pernah
mencantumkan batas atas diagenesis sampai 180 deg C. Eksplorasi migas biasa
menggunakan tiga wilayah termal : diagenesis, katagenesis, dan metagenesis.
Mengacu kepada Hunt (1996 –Petroleum Geochemistry and Geology 2nd ed., WH
Freeman and Co.), rejim termal tersebut adalah :
 
-diagenesis : up to 50 deg C
-catagenesis : 50-200 deg C
-metagenesis : 200-250 deg C
-oil window : 60-160 deg C
-gas window : 100-200 deg C
 
Barangkali ”diagenesis” yang Pak Ade sebutkan itu diagenesis di dalam
proses very low grade metamorphism, walaupun saya tak yakin bahwa diagenesis
adalah bagi

Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)

2009-02-09 Thread Ade Kadarusman
Pak Agus,
 
Terimakasih atas tanggapannya, 
mungkin untuk share saja pada dasarnya alterasi hidrotermal bukan proses 
metamorfisme,
basic konsep proses metamorfisma adalah proses perubahan batuan akibat 
perubahan P & T dalam kondisi isokimia (tdk ada penambahan/pengurangan 
kompisisi kimia) dan perubahan dalam fasa padat. Yang berubah hanya bentuk 
fisik dan mineralogy saja.
Menurut hemat saya, alterasi hidrotermal mengakibatkan perubahan komposisi 
kimia dan adanya suatu fluida atau larutan produk melting yg masuk dalam batuan 
tsb. Transisi antara keduanya memang sering disebut hidrotermal metamorhisma 
krn terjadi pengurangan/penambahan volatile component spt. H2O, SO2, CO2.
 
Kami sendiri mengalami hal yang sama disini, geologist yd sdh lama di 
operational atau production, perlu ditingkatkan kembali sense of geology-nya, 
akhirnya bekerja seperti menggunakan kacamata kuda, padahal kalau melihat ke 
kiri dan kanan bisa melihat hal2 diluar yang biasa. Seperti potensi batuan 
ultrabasa di Indonesia Timur hanya dilihat sebagai source of Nickel latarite, 
padahal potensi kehadiran Nickel Sulfida sangat besar dan belum dilirik, 
apalagi batuan ultrabasa tsb bersentuhan dgn batuan metamorf dan granitic 
intrusion, ehm batuan metamorf ini bisa jadi host dari basemetal, PGE and 
nickel sulfida mineralization...ups...
 
Untuk share pengetahuan geology Insya Allah bisa, gratis he..he..he.., cuma 
memang hanya punya waktu terbatas saat saya cuti. 
Yang paling sering saya lakukan share ke T. geologi Unhas Makassar krn dekat 
dgn Sorowako dan tentu saja temen2 geologist di PT Inco.
 
Yang bisa saya share basic geology refreshment spt Rock forming mineralogy, 
metamorphic petrology, geochemistry, ophiolite/oceanic crust, plume 
tectonic/superplume, upper mantle petrology, ultramafic rocks in differing 
tectonic setting dan bbrp yang lain yg bersifat aplikasinya. Sebagian besar 
memang sdh diajarkan di bangku kuliah
 
Salam dari kaki pegunungan Verbeek
Ade Kadarusman

--- Pada Sel, 3/2/09, Hendratno Agus  menulis:

Dari: Hendratno Agus 
Topik: Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 3 Februari, 2009, 4:36 AM

Menarik mendiskusikan burial metemorphism seperti yang diurai pak Ade. 
Pak
Ade, apakah bisa membedakan secara fisik batuan yang kaya akan mineral
zeolit tersebut bahwa itu sebagai produk metamorfisme burial atau
alterasi hidrotermal??. 
Karena memang hidrotermal mempunyai peran
yang sangat penting dalam genesa berbagai tipe metamorfisme. Sehingga
muncul tipe khusus yaitu hydrotermal metamorphism. Saya kira memang
demikian, bahwa beberapa metasedimen yang dijumpai pada beberapa core
(biasanya berselang-seling) dengan sedimen lainnya yang belum dianggap
"meta" tetap bagian dari sistem sedimen dalam konteks sedimentary
basin, jauh di atas yang dianggap sebagai basement. Ini pun perlu
hati-hati, jika cekungan tersebut berasosiasi dengan basement high.
Sedikit yang pernah saya lihat adalaha core dari beberapa sumur di
cekungan sumatera tengah, juga dijumpai kelompok meta-sedimen. Pada
saat itu, saya hanya bicara masalah provenan dan diagenesis (dari
pendekatan petrografi) saja untuk memberikan second opinion dari studi
yang pernah dilakukan oleh perusahaan tsb dengan pihak lain. 

Diluar
itu, pak Ade berkenankah? memberikan kuliah kelilingnya (melalui
mekanisme Kuliah Keliling IAGI saja...) dengan topik metamorfisme di
kampus ugm jogja, nanti bersambung ke kampus lainnya (upn, sttnas,
akprind), dengan sppd dari Inco. Sehingga pak Ade bisa road-show ke
geologi ugm, upn, sttnas, akprind atas naman IAGI. Kalau keluarnya pak
Ade susah dari Inco, saya akan berkirim surat ke Inco sebagai
Sekretaris Jurusan TGL.UGM, ntar itu juga bagian dari kegiatan IAGI.
Jika PP-IAGI memboyong pak Ade kesulitan, karena policy Inco nunggu
jatah cuti, misalnya.
Terus terang, saya pernah ingin memboyong mas
Haryadi Permana (geotek lipi) yang juga sangat kompeten untuk bicara
metamorfisme, tapi tidak jadi, ada masalah non-teknis terkait
perjalanan beliau ke Jogja. Nah, kalau Inco men-support pada pak Ade
Kadarusman ke Jogja lebih dari 2 hari.., kan sangat mungkin to? Selama
ini banyak topik-topik kuliah tamu / ceramah ilmiah pada materi Applied
Geology (khususnya petroleum geology), lalu mhs (ini amatan kami di
ugm) cenderung mengabaikan basic geology. 

Mengapa
basic geology menjadi urgent? Seorang Alit Askaria (curhat ke saya
beberapa waktu lalu di Jogja) saat mewawancarai fresh graduate untuk
grup eksplorasinya, dibikin pusing oleh fresh graduate dari berbagai
univeritas, yang "sedikit bebal" dan melupakan konsep-2 dasar :
petrologi, struktur geologi, stratigrafi. Tapi kalau ditanya petrel,
geografix, menghitung cadangan, jago-jago semua, apalagi kalau sudah
banyak terlibat project2 joint study / joint evaluasi blok migas. 
Saya
pun kaget!!!. Komentar dan evaluasi ini justru keluar dari seorang
praktisi di industri migas. Kalau Alit Askaria seo