Re: Ida Arimurti Tukulisme dan Pendangkalan Ruang Publik
Iya hidup ini kan penuh pilihan.. Yang senangnya dengan hal-hal yang serius..talkshow yang katanya berbobot dan sejumlah stigma intelektualitas lainnya bisa pilih channel TV yang lain.. Yang senang becanda.. tapi nggak di masukin ke hati..yaa nonton empatmata.. Gitu aja koq reepooo Jamsir Sabara [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang, dalam kehidupan ini, selalu saja ada orang yang pingin beda. Kan..Thukul banyak penggemarnya, jadi perlu ada orang yang cari hal yang membuat orang tersebut beda. Motivasinya macam-macam. Ada yang iri hari sampai dengan yang penting tidak suka. Jadi biarkanlah. Memang dunia membutuhkan orang-orang seperti itu. Jamsir - Original Message From: aciel isman [EMAIL PROTECTED] To: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Friday, April 27, 2007 7:40:13 PM Subject: Re: Ida Arimurti Tukulisme dan Pendangkalan Ruang Publik hanya orang bodoh yg menganggap serius acara empat mata.. Yandri Djahar [EMAIL PROTECTED] com wrote: Dalam tulisannya, Pendidikan Anti-Tukulisme (Media Indonesia, 1 Februari 2007), Paulus Mujiran mengajak kita merefleksikan satu jenis talkshow yang hari-hari ini menyedot perhatian khalayak: Empat Mata. Melalui kacamata pendidikan, tulisan Mujiran berhenti pada kesimpulan bahwa ada kekeliruan dalam pendidikan di negeri ini sehingga masyarakat begitu menggemari acara olok-olokan , lontaran penuh seronok, dan tertawaan yang mengeksploitasi fisik a la Tukul Arwana. Mujiran menyebut penggemar talkshow yang dibawakan secara ngawur oleh Tukul tersebut sebagai Tukulisme. Tukulisme inilah yang dipandang Mujiran sebagai cermin dari buah pendidikan yang anti-pluralis, yang mengesampingkan penghargaan terhadap keragaman, baik agama, status sosial, cara hidup dan sebagainya. Satu jenis pendidikan yang memang masih sangat jarang kita dengar, apalagi kita temui, dalam masyarakat yang serba multi; etnis, agama, ras, bahkan kelas sosial. Olok-olokan seperti wong ndeso, katrok, kutu kupret dan sederet sumpah serapah lainnya menegaskan bekerjanya kekerasan psikologis terhadap mereka yang lekat dengan istilah-istilah tersebut. Dari sudut pandang pendidikan apapun; keagamaan, etika, apalagi psikologi, Tukulisme jelas tidak mengajak pemirsa dalam berjuang meraih kualitas kehidupan. Justru yang terjadi adalah mewabahnya olok-olokan dan tertawaan tersebut di tengah-tengah masyarakat, tak hanya Jawa, ruang kultural produsen beragam istilah yang meluncur dari mulut Tukul. Bahkan temen-temen di Lampung, Medan, Samarinda, dan Palu, yang sering berkomunikasi dengan saya juga turut merayakan olok-olokan khas Tukul. Hal sama saya jumpai pada obrolan anak-anak remaja yang begitu suka pada kosakata tersebut. Perayaan inilah yang saya kira baru mewabah di seputar masyarakat sebagai ekspresi penerimaan pada satu tren komedi yang sebetulnya tidak baru dalam dunia hiburan kita. Tren olok-olok-an dalam dunia lawakan telah diawali oleh para komedian seniornya Tukul, misalnya yang paling populer adalah Srimulat. Banyak pula komedian mutakhir yang menyontek gaya Srimulat dengan melestarikan tradisi olok-olokan melalui gaya dan bahasa berbeda. Begitu pula dengan Tukul (dan segenap kru). Mereka secara cerdas mengemas acara lawakan dalam bentuk talkshow hancur-hancuran , sehingga begitu populer. Dari sisi industri entertainmen, acara ini tak lain hanyalah inovasi dari beragam tanyangan hiburan tak berbobot yang menjejali ruang publik kita. Untuk melengkapi pemaparan Mujiran, amatan akan hadirnya proses pendangkalan cita rasa masyarakat akibat ruang publik yang tak lagi menyajikan aneka program yang reflektif dan edukatif, patut diketengahkan. *** Pemaknaan ruang publik sendiri tidak selalu dirujukkan pada kerangka spatial di mana masyarakat dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara face to face. Arena dan ruang sosial, sejauh ia mampu menampung beragam entitas sosial; individu, komunitas atau perkumpulan, dengan keragaman interes, ia bisa dikategorikan sebagai ruang publik. Ruang publik bisa mewujud secara abstrak seperti media massa dan internet, bisa juga material seperti tata kota, ruang-ruang diskusi, dan seterusnya. Konsepsi ruang publik (public sphere) kali pertama digagas oleh Habermas (1989). Konsep ini merujuk pada pentas atau arena di mana warganegara mampu melempar opini, kepentingan dan kebutuhan mereka secara diskursif dan bebas dari tekanan siapapun. Yang terpenting dalam arena tersebut mewujud komunikasi yang memungkinkan para warganya membentuk wacana dan kehendak bersama secara diskursif. Jika ruang publik dimaknai sebagai bejana yang di dalamnya aneka kelompok sosial mampu mengomunikasikan dan mewujudkan ragam kepentingannya, maka dalam rentang waktu tertentu akan mengkristal satu budaya, dalam pengertian seluas-luasnya. Selanjutnya, akan ada kontestasi budaya di dalam tubuh ruang publik. Tugas ruang publik adalah menampung dan memberi tempat secara fair pada semua kebudayaan tersebut.Persoalann ya adalah, pada masyarakat yang kompleks sekarang ini
Ida Arimurti info belajar renang
Bapak2 Ibu2, mohon infonya tentang belajar renang untuk pria dewasa, di daerah Depok. Terima kasih. AH - Food fight? Enjoy some healthy debate in the Yahoo! Answers Food Drink QA. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Ida Arimurti OOT : (REVISI) Saksikan gw ketangkep basah di Playboy Kabel SCTV, Sabtu 3 Februari 2007 jam 16 WIB, he..he..he, tq
Ketangkap basah di Playboy kabel? Maksudnya lagi banjir ketangkap sedang nyolong kabel ama anak2 yang lagi main...??? AH Tuyuli Australi [EMAIL PROTECTED] wrote: Waduh...waduh...Kok ketangkep basah,bangga amat seh???...Wah,pengen ngerasain naik daun yah? Atau nggak mau kalah sama Yahya Zaini,ha...ha...ha...Beda 1 sentimeter doang!!!... Kacian deh,lo!!!... Sori dori, SCTV kagak ditayangin di Australia,maklum we are not interested with men arrested when wet,jijay ah...Ngompol,kok masuk T.V??? --- sam rock [EMAIL PROTECTED] wrote: OOT : Mohon ijin moderator REVISI : Saksikan gw ketangkep basah di Playboy Kabel di SCTV, Sabtu 3 Februari 2007 jam 16 WIB, he..he..he, tq Sam Alatas Music Director Radio SK 93. 2 FM Jakarta The Humor Station Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com - Any questions? Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Ida Arimurti Curhatan Roda Dua kepada Roda Empat
Ngga perlu curhat2an begini koq mas, kalo seandainya semua menggunakan jalan sesuai dengan aturan yg berlaku, toh semua aturan itu dibuat utk kenyamanan dan khususnya keselamatan kita dalam berkendara baik roda dua maupun roda empat. Kan sangat ironis kalo untuk keselamatan kita sendiri a.l dgn memakai helm bagi pengendara kendaraan roda dua maupun safety belt bagi pengendara roda empat, harus tunggu di paksa ama org lain dulu. Dan maaf saja sepanjang pengalaman saya dalam berkendara khususnya di ibukota ini pengendara roda dua (tidak semua) bukan hanya membuat gusar pengendara roda empat tapi juga sesamanya pengendara roda dua yg pengen tertib dan juga pengemudi kendaraan lain bahkan pejalan kaki. Jadi nggak perlu memelas begitu mas, hidup memang pilihan salah satunya mau tertib atau tidak itu saja. Gitu ajaa koq repot.. AH jamal [EMAIL PROTECTED] wr Curhatan Roda Dua kepada Roda Empat Bapak2, ibu2 yth, Sebelumnya saya mohon maaf bila tulisan berikut kurang berkenan. Kami hanyalah ingin meminta maaf kepada bapak ibu pengguna roda empat mengenai perilaku kami di jalan raya. Sungguh, kami tidak memiliki maksud untuk 'mengganggu' kenyamanan anda. Bila kami terlihat suka nyerobot kekanan atau kekiri, itu hanyalah karena kami merasa kepanasan. Ini tentunya akibat jaket, helm, sarung tangan, masker, yang kami gunakan di siang bolong. Tentunya rasa kepanasan ini tidak anda rasakan, karena dinginnya hembusan AC yang keluar dari kisi kisi dashboard mobil anda. Sedangkan kami hanya mengandalkan kisi kisi ujung jaket, ataupun bagian bawah helm, he he he. Bila anda melihat kami mendaki trotoar, ataupun mengambil jalur kanan yang berlawanan, itupun bukan karena kami sok jago. Tapi kami hanya mencari alternatif jalur, sebab seluruh badan jalan tertutup oleh MPV ataupun SUV bapak ibu. Rasanya kami nggak kuat jika harus menunggu dibelakang knalpot anda, yg belum tentu bebas emisi (maaf ya). Belum lagi kami takut di PHK, hanya karena telat masuk kerja. Tentunya khusus hal ini, sebagian dari anda tidak perlu absen kan?, kalo masuk kerja? Sebab kalo sebagian besar dari kami, ... minimal dipotong uang transport, hiks!! Belum lagi, kami suka malu bila harus melewati resepsionis nan cantik yang menutup hidung kecil mereka, karena mereka mencium aroma knalpot dan 'bau matahari' dari jaket lusuh kami. Walau deodorant 5 ribuan telah kami semprot, tentu tidak sebanding dg parfum mobil anda yg 50 ribuan plus sejuknya AC mobil anda. Kami sadar kok, kami jg suka keterlaluan. Tapi kami juga gak pernah memprotes roda empat. Kami cukup tau diri kok, dengan pajak yg super murah kami, sehingga kami harus rela mengalah bila berbicara tentang parkir. Kami cukup puas dengan areal 150 x 50 cm sebagai tempat parkir kami. Tentu berbeda dengan areal parkir bapak-ibu. Memang sih, tarif parkirnya aja beda. Hmmm, kami juga gak pernah protes kok, terhadap roda empat yang telah oleh pemerintah di-anak emaskan. Jalan tol trilyunan rupiah telah dibangun, diatas gusuran tanah dan rumah kami. Kami harus putar otak mencari tempat tinggal bagi anak dan keluarga, hanya demi bapak-ibu bisa cepat sampai tamasya ke ancol ataupun taman safari. Ngomong2 tentang tamasya. Memang sih, mungkin anda sering melihat kami berboncengan 3 atau 4 dengan putra putri kami pergi ke dufan. Tapi kami gak yakin, apakah anda melihat kami, memijit tangan, kaki dan bahu mereka yang kecil ditempat parkir. Ini karena cara duduk mereka yg sedikit berakrobat di atas motor kami. Tentunya berbeda dengan lucunya putra-putri anda yang asyik bermain game di dalam mobil, atau tidur pulas di jok belakang. Kami juga gak keki kok, dengan senyum kecil bapak-ibu, bila melihat kami panik saat hujan turun. Dimana kami harus buru-buru, loncat dari motor, buka jok motor, copot sepatu, dan mengenakan jas hujan. Terkadang kami membayangkan, bila kami ada di posisi anda. Mau gerimis kek, mau hujan gede kek, bodo' amat, cukup putar tuas kecil disamping stir, maka wiper kaca akan bekerja lembut membersihkan air di kaca depan belakang. Aaaah enaknyaa di mobil. Kami juga gak protes kok, bila mungkin bapak-ibu yang terbiasa menginstruksikan lembur kepada kami. kami cukup mengerti bila anda tidak pernah membayangkan, betapa dinginnya pulang kerja di malam hari dengan motor. Kami cuma berharap, bahwa petuah orang tua, yang mengatakan, kalo kena angin malam bisa kena paru-paru basah, adalah isapan jempol semata. Amit-amt...! Kami juga gak protes kok, bila jari jemari anda menjentikkan abu rokoknya lewat jendela, sehingga mengenai jaket kami. Ataupun celana kami harus 'menerima' sampah, yang anda buang lewat jendela. Mungkin kami dengan jaket hitamnya, tampak seperti tong sampah kali yeee. Hi hi hi. Mohon maaf juga bila, kami harus terlihat melotot di depan anda. Hmm sungguh, itu gak sengaja kok, . Sebab selama naik motor, mata kami harus dipicingkan agar tidak kena debu. Naaah begitu berhenti, secara
RE: Ida Arimurti Tiga Mantan Presiden Dapat Rumah
Mas, presiden ke 2 yg paling lama dan rojone koq malah dilewati, apa ada unsur kesengajaan nech... Harry soetjahjanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Abdul, kalau mau calonin jadi president RI. harus punya kelainan : 1. President pertama : gemar polygami 2. Ppresident kedua : matanya belo, lirik kiri lirik kanan 3. President ketiga : matanya agak rabut alias tak melihat jelas 4. President keempat : bisu dan tuli 5 President kelima : kaya wayang golek, tangan keatas dan kebawah kaya orang lagi break dance. 6.President keenam : kalau bisa kepalanya tidak ada otaknya. oke, kand abdul bersedia jadi kandidat president ? peace-man. Abdullah Muhtar [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi kepengen nyalonin jadi Presiden RI... BR// Abdul bogor From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ida arimurti Sent: Tuesday, January 23, 2007 8:49 AM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: idakrisnashow@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED] Subject: Ida Arimurti Tiga Mantan Presiden Dapat Rumah Tiga Mantan Presiden Dapat Rumah * Biaya Pengalihan Rp 605 Juta Belum Dibayar Jakarta, Tribun Batam- Tiga mantan Presiden RI ternyata diam-diam telah mendapatkan jatah dari negara berupa tanah dan rumah yang nilainya mencapai puluhan miliar rupiah. Rumah dinas mantan Presiden RI Megawati di Jl Teuku Umar 27 Jakarta, kini resmi milik Mega. Dengan luas tanah mencapai 2700 meter persegi dengan bangunan seluas 874 meter persegi, rumah Mega ini bernilai Rp 11,39 miliar. Sedangkan jatah rumah milik mantan Presiden RI keempat Gus Dur yang terletak di kawasan elit Mega Kuningan nilainya mencapai Rp 20,55 miliar. Di kawasan itu Gus Dur diberi pemerintah tiga bidang tanah bernomor dua, 10 dan 11. Mantan presiden RI ketiga BJ Habibie memilih membeli rumah di kawasan elit Jl Patra Kuningan, Jakarta. Harganya Rp 17,43 miliar. Ada dua blok (kavling) yang dibeli pemerintah dan diperuntukan buat BJ Habibie. Kavling itu bernomor lima dan tujuh. Rumah milik Habibie itu kini sedang dibangun. Rumah ini dipastikan bakal megah dengan 12 kamar yang luas. Pemberian jatah rumah kepada para mantan presiden RI itu dilakukan berdasarkan UU Nomor 7 tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden RI. Dalam Pasal 8 UU No 7/1978 disebutkan, 'Kepada bekas presiden dan bekas wakil presiden yang berhenti dengan hormat dari jabatannya masing-masing diberikan sebuah rumah kediaman yang layak dengan perlengkapannya'. Selain itu masih menurut Pasal 8, mereka juga mendapatkan sebuah kendaraan milik negara berikut pengemudinya. Anehnya, berdasarkan bocoran dari BPK --ikhtisar hasil pemeriksaan semester II 2005 dan hasil diserahkan ke DPR Maret 2006- yang diperoleh Tribun, pemerintah belum menyetorkan biaya Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) senilai Rp 605,40 juta. Selain itu bendaharawan negara juga tak memunggut Pph Rp 60,52 juta dan tidak memotong PPN atas jasa notaris Rp 10,96 juta. Akibatnya negara dirugikan Rp 676,86 juta. BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah atau bangunan. Biasanya transaksi jual beli ini dilakukan berdasarkan hukum --di depan notaris-- untuk proses ganti nama, ganti kepemilikan. Jenis-jenis transaksinya menyangkut jual-beli, tukar-menukar, hibah, hibah wasiat, wasiat, pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya, pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan, penunjukan pembeli dalam lelang, pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap, penggabungan usaha, peleburan usaha, pemekaran usaha dan hadiah. Mereka yang menjadi obyek pajak adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah atau bangunan. Itu artinya pembeli (negara) yang harus membayar. Sedangkan penjual dikenakan PPH25 sebesar 5 persen dari NPOP (Nilai Perolehan Objek Pajak). Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Baharuddin Aritonang mengatakan, temuan BPK tahun 2006 tersebut akan diketahui apakah ditindaklanjuti oleh pemerintah atau tidak bisa dilihat dari hasil pemeriksaan semester (Hapsem) berikutnya dan kemungkinan akan dipaparkan pada semester I 2007. Meski demikian, Aritonang mengatakan, pemerintah dalam hal ini tidak komunikatif dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK. Itu tidak masalah... Yang penting adalah masalah dan itu harus ditindaklanjuti oleh pemerintah, kata Aritonang. Sampai saat ini, BPK masih menganggap kewajiban PPN, PPnBM, Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta PPh yang belum dipungut tersebut adalah kesalahan administrasi, sehingga pada semester berikutnya pemerintah harus menindaklanjutinya. Akan tetapi kalau tetap tidak ditindaklanjuti, maka hal itu bisa saja akan dimasukkan dalam perkara pidana. Lalu siapa yang harus membayar? Kalau yang membayar Pak Habibie, Gus Dur atau Bu Mega itu ya tidak mungkin. Mereka maunya ya... menerima saja. Jangan sampai mereka mendapatkan tanah dan rumahnya tapi tidak mempunyai uang untuk membayar.
RE: Ida Arimurti Dilema Wanita dan Poligami.
Kalo Nyesel Jadi Laki2 ..Operasi kelamin aja Mas.. Sekarang Teknologi udah canggih.. Lebih enak lagi ngga pake hamil..tapi kelamin udah beda... Selamat mencoba.. Cuman kalo nyesell baliknya nggak ditanggung lho.. AH Herman Dias [EMAIL PROTECTED] wrote: LAGI LAGI..AKU MENYESAL MENJADI LALAKI.BERAT..BERAT..SATU AJA MAKAN ATI APALAGI LEBIH DARI SATU...MATI AKU.INI GARA2X AKU DILAHIRKAN JADI LALAKITOLLNG _ From: Tuyuli Australi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 09, 2007 8:45 PM To: idakrisnashow@yahoogroups.com Subject: Re: Ida Arimurti Dilema Wanita dan Poligami. Pengennya sih,begitu,mas...Tapi menurut pengamatan ahli sosial,dari angka perceraian dan poligami yang meningkat di Indonesia,bisa dikatakan sebagian besar dikarenakan gugatan cerai sang Istri atau Poligami sang Suami. Memang alasannya berbeda-beda tapi ternyata sebagian besar berasal dari pihak suami yang jarang mau terbuka atau kata lainnya jujur kepada sang Istri. Kalau komunikasi sudah macet,hubungan suami istri mentok nggak berjalan. Mungkin sang Istri harus lebih mendesak suami untuk lebih terbuka tapi sudah kodrat Ilahi laki-laki itu cenderung memilih bersikap diam dan tertutup,kalau didesak,suami sering beralasan tidak ingin membuat sang istri gelisah atau resah,padahal permasalahan baik dikantor atau dirumah bisa dibahas dengan terbuka dengan sang istri. Kalau tidak terbuka,muncul kecurigaan yang tak kunjung padam. Kalau sudah begini,berabe,deh... --- rgear [EMAIL PROTECTED] mailto:mail4ageng%40yahoo.com com wrote: dan jaman sekarang, nyari wanita yg setia, baik dan jujur, juga susah lho mbak .. presentasenya bisa di bilang 50/50 . Tuyuli Australi tuyul_lenong@ mailto:tuyul_lenong%40yahoo.com.au yahoo.com.au wrote: Yah,begitulah...Pendek kata,pria yang setia, baik dan jujur susah dicari... Send instant messages to your online friends http://au.messenger http://au.messenger.yahoo.com .yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] - Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates. [Non-text portions of this message have been removed]