RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-25 Terurut Topik Radiansyah
Assalamualaikum wr.wb.
Kang gimana tanggapannya dengan tulisan dibawah ini ( dari milis
tetangga ).
Bahwa tidak semua amal dapat diterima, jika tidak ittiba .
Mohon sharingnya,
Wassalam

Agar Amalan Kita Diterima di Sisi Alloh
Penulis: Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah Zaen, Lc.
(Mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia)

Dalam suatu ayat, Alloh subhanahu wa ta'ala bercerita tentang keadaan
hari kiamat:

Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?. Banyak muka
pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api
yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang
sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang
berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar (QS
Al Ghasyiyah: 1-7)

Ayat-ayat tersebut di atas merupakan cerita tentang kondisi sebagian
penghuni neraka di hari akhirat nanti. Ternyata bukan semua penghuni
neraka adalah orang-orang di dunianya kerjaannya cuma gemar berbuat
maksiat, kecanduan narkoba, suka main perempuan dan lain sebagainya.
Akan tetapi ternyata ada juga di antara penghuni neraka yang di dunianya
rajin beramal, bahkan sampai dia kelelahan saking berat amalannya. Ini
tentunya menimbulkan kekhawatiran yang amat besar dalam diri
masing-masing kita, jangan-jangan kita termasuk yang sudah beramal
banyak tapi nantinya termasuk ke dalam golongan yang disebut oleh Alloh
subhanahu wa ta'ala di dalam awal surat Al Ghasyiyah tersebut di atas.

Jadi, untuk menghilangkan rasa cemas itu, kita perlu mengetahui mengapa
orang-orang yang disebutkan dalam ayat di atas sudah beramal tapi malah
ganjarannya neraka? Bagaimanakah model amalan mereka?

Dengan mengkaji penjelasan para ulama terhadap ayat ini (Lihat: Majmu'
Al-Fatawa li Syaikhil Islam XVI:217, dan Shaid al-Khatir karya Ibn
al-Jauzi I:373) kita bisa mengetahui bahwa ternyata rahasia kesialan
mereka adalah karena mereka beramal tapi tidak memenuhi syarat-syarat
diterimanya amalan.

Merujuk kepada dalil-dalil dari Al Quran dan Al Hadits kita bisa
menemukan bahwa syarat pokok diterimanya amalan seorang hamba ada dua: 

  1.. Ikhlas karena Alloh subhanahu wa ta'ala.
  2.. Mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Dua
syarat ini disebutkan dengan jelas dalam akhir surat al-Kahfi:

Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang
pun dalam beribadat kepada Rabb-nya. (QS Al Kahfi: 110) 

Oleh karena itu Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata,
Dua hal ini merupakan dua rukun amal yang diterima. (Jadi suatu amalan)
harus ikhlas karena Alloh dan sesuai dengan syari'at Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr.
Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 9-12).

Mari kita mulai mempelajari bersama, syarat pertama diterimanya suatu
amalan, yaitu syarat ikhlas karena Alloh ta'ala. Maksudnya adalah:
seseorang hanya mengharapkan ridho Alloh dari setiap amalannya, bersih
dari penyakit riya' (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin
didengar orang lain), tidak mencari pujian dan balasan melainkan hanya
dari-Nya. Pendek kata seluruh amalan yang ia kerjakan hanya ditujukan
kepada Alloh subhanahu wa ta'ala semata, dan ini merupakan inti ajaran
aqidah yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul rodhiallohu 'anhum.
(Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy,
hal: 10)

Orang yang tidak mengikhlaskan amalannya untuk Alloh subhanahu wa
ta'ala, tidak hanya mengakibatkan amalannya ditolak oleh Alloh, tapi
juga kelak dia akan disiksa di neraka. Mari kita simak bersama hadits
berikut ini:

Suatu hari ketika Syufay al-Ashbahani memasuki kota Madinah, tiba-tiba
dia mendapati seseorang yang sedang dikerumuni orang banyak, maka dia
pun bertanya, Siapakah orang ini?. Mereka menjawab, Ini adalah Abu
Hurairah sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Maka Syafi-pun
mendekat hingga dia duduk di hadapan Abu Hurairah, yang saat itu dia
sedang menyampaikan hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
kepada para hadirin. Ketika selesai dan hadirin telah meninggalkan
tempat, Syufay berkata, Sebutkanlah untukku sebuah hadits yang engkau
dengar langsung dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan amat
engkau hafal dan engkau pahami. Abu Hurairah menjawab, Baiklah, akan
kuceritakan padamu suatu hadits yang aku dengar langsung dari Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam dan amat aku pahami. Saat Abu Hurairah
akan menyebutkan hadits itu tiba-tiba beliau tidak sadarkan diri untuk
beberapa saat. Ketika siuman dia kembali berkata, Baiklah, akan
kuceritakan padamu suatu hadits yang aku dengar langsung dari Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam dan amat aku pahami. Tiba-tiba Abu
Hurairah tidak sadarkan diri lagi untuk beberapa saat. Ketika siuman dia
kembali berkata, Baiklah, akan kuceritakan padamu suatu hadits yang aku
dengar langsung dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam di rumah
ini, saat 

[keluarga-islam] AL- FAQIR - MISKIN HATI

2006-07-25 Terurut Topik Huttaqi






QOLBUN SALIM - YISC-AL AZHAR 

Minggu, 23 Juli 2006 / 27 Jumadil Akhir 1427 
H
===
Materi : " AL- FAQIR - MISKIN HATI"
(dan 
bagaimana cara mengatasinya-disampaikan di pengajian)-huttaqi- 


Ada 24 ayat yang menyebutkan istilah KAYA dan diantranya itu ada 
17 ayat yang menyatakan bahwa Allah itu MAHA KAYA.
Al Baqarah 263,267. Ali Imran 97.An Nisa 131. An 
Naam 133. Yunus 68, Ibrahim 8, Al Hajj 64. An Naml 40, Al Ankaabut 6.Luqman 
12,26.Faathir 15, Muhammad 38, Al Haadid 24. Al Mumtahanah 6,At Taghaabun 
6.

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; 
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji 
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup 
mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), 
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. 
(Ali Imran 97)

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah 
untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak 
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.(Al Ankaabut 6)

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah 
Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.(Al Faathir 
15)

Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) 
pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir 
sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang 
Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu 
berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka 
tidak akan seperti kamu (ini).(Muhammad 38)

(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan 
barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya 
Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Al Hadiid 24)

Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka 
Rasul-Rasul mereka (membawa) keterangan-keterangan lalu mereka berkata: "Apakah 
manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?" lalu mereka ingkar dan 
berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha 
Terpuji. (At Taghaabun 6)

Kata-kata al FAQIR sebagai lawan dari al Ghoniy Maha kaya di dalam 
al Quran ada disebut 6 kali. 
Al Baqarah 271, 273.At taubah 60, Al Hajj 28.Ar ruum 38, Al balad 
16.
Intinya adlaah perintah Allah untuk memberikan sesuatu bagi orang-orang 
yang fakir, sebab mereka adalah orang yang membutuhkan.

Kata-kata MISKIN sebagai lawan Kaya, ada disebutkan di AL Quran 35 
kali, 
Al Baqarah 83,177,184, 215,236. Ali Imran 181, An Nisaa 6,8,36, 135.Al Maaidah 
89,95. Al An’ aam 53, Al Anfal 41, At Taubah 28,60.Al Israa 26, Al Kahfi 79, An 
nuur 22,32.Ar Ruum 38,Al Mujaadilah 4, 12,13. Al Hasyr 7, Al Qolam 25, Al Haaqah 
34, Al Ma’aarij 25, Al Muddatstsir 44, Al Insaan 8, Al fajr 18, Al Balaad 16, Al 
Maa’uun 3
Orang miskin adalah orang yang membutuhkan pertolongan.


Sesungguhnya telah menjadi sifat anak adam 
itu rakus, loba, dan kurang qanaah

Rasulullah SAW bersabda :
Lau kanaa li'bni Aadama waadiyaani min dzahabin la'btaghaa 
lahumaa tsaa-litsan, wa laa yamla-u jaufa'bni Aadama 'illa 'tturaabu wa 
yatuubu'llahu alaa man taaba
Artinya
“jikalau anak Adam (manusia) itu mempunyai 2 
lembah emas, niscaya dia akan mencari yang ketiga untuk tambahan 2 lembah tadi. 
Dan rongga anak Adam itu akan penuh selain oleh tanah. Dan Allah menerima tobat 
siapa yang bertobat.
[Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan 
Anas]


Nabi SAW bersabda :
Manhuu-maani la yasyba'aani : 
Manhuumul-'ilmi wa manhuu-mul-maali.
Artinya : 
Dua orang yang loba tiada akan kenyang-kenyang 
yaitu yang loba kepada ilmu dan loba kepada harta.
[Dirawikan oleh Athbrani dari Ibnu Mas'ud. dengan 
sanad dla'if]

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: 
Bahwa Nabi saw. bersabda: 
Hati orang tua menjadi muda karena mencintai dua 
hal; suka dengan kehidupan dan harta Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 
1734

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: 
Rasulullah saw. bersada: Anak cucu Adam menjadi semakin tua, kecuali pada 
dua hal yang membuatnya menjadi muda, yaitu loba terhadap harta dan loba 
terhadap umur Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 1736 

Nabi Saw Bersabda :
Yahramub-nu Aadama wa yasyubbu, ma'ahuts-naataani : 
al-amalu wa hubbul-maal
Artinya :
Anak Adam itu akan tua dan akan muda, yang bersamanya itu dua yaitu 
angan-angan dan cinta harta.
[dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Annas].

Yahya bin Mu’adz pernah mengatakan, “Besok di hari kiamat tidak ada lgi 
timbangan karena kefaqiran dan kekayaan, tetapi yang ada adalah timbangan karena 
sabar dan syukur.” 


Seorang ahli hikmah membagi manusia dalam empat 
kategori: 
1. 
Orang kaya yang kaya Orang kaya yang kaya adalah 
mereka yang diberi karunia Allah berupa kelebihan materi, bisa menggunakan hal 
itu untuk ketaatan dan 

[keluarga-islam] DUSTA, TIDAK MENEPATI JANJI dan KHIANAT

2006-07-25 Terurut Topik Huttaqi






DUSTA, 
TIDAK MENEPATI JANJI dan KHIANAT 
Qolbun 
Salim diAl-Azhar Jakarta
oleh:
huttaqi

Di al Quran ada 32 ayat yang 
menceritakan tentang KADZIB, dusta dan kedustaannya, tersebar di 21 
surat. QS Ali 
Imran, An Nisa’, Al An’aam, Al a’raf, Huud, Yusuf, An Nahl, Al Kahfi, Al Hajj, 
An Nuur, Al Furqan, Al Ankabuut, Shad, Az Zumar, As Syuura, Al Ahqaaf, Al 
Mujadilah, Al Mumtahanah, Ash Shaff, Al Jin, dan An Naba’. Beberapa di antaranya 
adalah :


Maka barangsiapa mengada-adakan 
dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim. (Ali 
Imran:94)



Perhatikanlah, betapakah mereka 
mengada-adakan dusta terhadap Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa 
yang nyata (bagi mereka). 
(QS 
An-Nisaa’50)



Maka siapakah yang lebih zalim 
daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan 
ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan 
untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka 
utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan 
Kami bertanya: "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?" 
Orang-orang musyrik itu menjawab: "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap 
dari kami," dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah 
orang-orang yang kafir. (QS Al A’raf :37)

Masalah JANJI disebutkan 70x di 
dalam al Quran :

Hai orang-orang yang beriman, 
penuhilah janji-janji itu. (QS Al Maidah:1)


"Ya Tuhan kami, sesungguhnya 
Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada 
keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS Ali Imran : 
9)


(Bukan demikian), sebenarnya 
siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah 
menyukai orang-orang yang bertakwa. (QS Ali Imran 
:76)


Sesungguhnya orang-orang yang 
menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang 
sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak 
akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari 
kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. (QS 
Ali Imran : 77)

Sementara kata KHIANAT 
disebutkan 2x di dalam ayat al Quran yaitu di QS Al Mukmin :19 dan An Nisaa’ : 
105


Sesungguhnya Kami telah 
menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara 
manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu 
menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang 
khianat, (QS An Nisaa’ :105)

Dia mengetahui (pandangan) mata 
yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. (QS Al Mukmin 
:19)

Nabi Muhammad saw bersabda 
:
“Tsalaatsun man kunna fiihi fa 
huwa munaafiqun wa in shaama wa shallaa wa za’ama annahu muslimun:idzaa haddatsa 
kadzaba wa idzaa wa’ada akhlafa wa idza’tumina 
khaana”
Artinya : “Tiga perkara, 
barangsiapa ada pada tiga perkara itu, maka dia itu orang munafiq, walaupun ia 
berpuasa, mengerjakan sholat dan mendakwakan bahwa ia muslim. Yaitu : apabila 
berbicara, ia berdusta, apabila berjanji, ia menyalahi janji dan apabila 
dipercayai, ia berkhianat”
(HR Bukhari-Muslim-dari Abu 
Hurairah)

Nabi Muhammad saw 
bersabda:
“Laisal khulfu an ja’idar 
rajulur rajula wa fii niyyatihi an yafia”
Artinya: “Tidaklah menyalahi 
janji, bahwa seseorang berjanji dengan seseorang dan pada niatnya akan 
menepatinya”
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-25 Terurut Topik Kartika, Bambang
Makanya,...semuanya kan punya dasar,jadi kalau menurut saya sama saja 
Rebut balung tanpo isi, nah...yang disana pada ketawa dan tepuk tangan 
tuh..., Hanya Allah lah yang tahu segala kebenaran, siapapun umat islam tidak 
dilarang menyampaikan, tapi keyakinan yang sudah mendasar dan  ada dasarnya 
mengapa dibenturkan dengan masing-masig memiliki dasar pula. 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Radiansyah
Sent: Tuesday, July 25, 2006 12:51 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang
maka tinggalkanlah


Assalamualaikum wr.wb.
Kang gimana tanggapannya dengan tulisan dibawah ini ( dari milis
tetangga ).
Bahwa tidak semua amal dapat diterima, jika tidak ittiba .
Mohon sharingnya,
Wassalam

Agar Amalan Kita Diterima di Sisi Alloh
Penulis: Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah Zaen, Lc.
(Mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia)

Dalam suatu ayat, Alloh subhanahu wa ta'ala bercerita tentang keadaan
hari kiamat:

Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?. Banyak muka
pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api
yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang
sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang
berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar (QS
Al Ghasyiyah: 1-7)

Ayat-ayat tersebut di atas merupakan cerita tentang kondisi sebagian
penghuni neraka di hari akhirat nanti. Ternyata bukan semua penghuni
neraka adalah orang-orang di dunianya kerjaannya cuma gemar berbuat
maksiat, kecanduan narkoba, suka main perempuan dan lain sebagainya.
Akan tetapi ternyata ada juga di antara penghuni neraka yang di dunianya
rajin beramal, bahkan sampai dia kelelahan saking berat amalannya. Ini
tentunya menimbulkan kekhawatiran yang amat besar dalam diri
masing-masing kita, jangan-jangan kita termasuk yang sudah beramal
banyak tapi nantinya termasuk ke dalam golongan yang disebut oleh Alloh
subhanahu wa ta'ala di dalam awal surat Al Ghasyiyah tersebut di atas.

Jadi, untuk menghilangkan rasa cemas itu, kita perlu mengetahui mengapa
orang-orang yang disebutkan dalam ayat di atas sudah beramal tapi malah
ganjarannya neraka? Bagaimanakah model amalan mereka?

Dengan mengkaji penjelasan para ulama terhadap ayat ini (Lihat: Majmu'
Al-Fatawa li Syaikhil Islam XVI:217, dan Shaid al-Khatir karya Ibn
al-Jauzi I:373) kita bisa mengetahui bahwa ternyata rahasia kesialan
mereka adalah karena mereka beramal tapi tidak memenuhi syarat-syarat
diterimanya amalan.

Merujuk kepada dalil-dalil dari Al Quran dan Al Hadits kita bisa
menemukan bahwa syarat pokok diterimanya amalan seorang hamba ada dua: 

  1.. Ikhlas karena Alloh subhanahu wa ta'ala.
  2.. Mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Dua
syarat ini disebutkan dengan jelas dalam akhir surat al-Kahfi:

Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang
pun dalam beribadat kepada Rabb-nya. (QS Al Kahfi: 110) 

Oleh karena itu Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata,
Dua hal ini merupakan dua rukun amal yang diterima. (Jadi suatu amalan)
harus ikhlas karena Alloh dan sesuai dengan syari'at Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr.
Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 9-12).

Mari kita mulai mempelajari bersama, syarat pertama diterimanya suatu
amalan, yaitu syarat ikhlas karena Alloh ta'ala. Maksudnya adalah:
seseorang hanya mengharapkan ridho Alloh dari setiap amalannya, bersih
dari penyakit riya' (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin
didengar orang lain), tidak mencari pujian dan balasan melainkan hanya
dari-Nya. Pendek kata seluruh amalan yang ia kerjakan hanya ditujukan
kepada Alloh subhanahu wa ta'ala semata, dan ini merupakan inti ajaran
aqidah yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul rodhiallohu 'anhum.
(Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy,
hal: 10)

Orang yang tidak mengikhlaskan amalannya untuk Alloh subhanahu wa
ta'ala, tidak hanya mengakibatkan amalannya ditolak oleh Alloh, tapi
juga kelak dia akan disiksa di neraka. Mari kita simak bersama hadits
berikut ini:

Suatu hari ketika Syufay al-Ashbahani memasuki kota Madinah, tiba-tiba
dia mendapati seseorang yang sedang dikerumuni orang banyak, maka dia
pun bertanya, Siapakah orang ini?. Mereka menjawab, Ini adalah Abu
Hurairah sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Maka Syafi-pun
mendekat hingga dia duduk di hadapan Abu Hurairah, yang saat itu dia
sedang menyampaikan hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
kepada para hadirin. Ketika selesai dan hadirin telah meninggalkan
tempat, Syufay berkata, Sebutkanlah untukku sebuah hadits yang engkau
dengar langsung dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan amat
engkau hafal dan engkau pahami. Abu Hurairah menjawab, Baiklah, 

[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-25 Terurut Topik dodindra
Waalaykumussalam Wr.Wb.
Mas Radiansyah, yang disampaikan memang betul, ketika beramal,
haruslah betul Niat dan Itiqodnya, hatinya harus Ikhlas, dan mengikuti
petunjuk Alloh dalam kitabNYA dan Rosululloh SAW dalam As Sunnah nya.
Untuk itu perlu Tholibul 'Ilmi, artinya juga mempelajari Ijma' dari
Para Ulama terkait amal tersebut.

Ada baiknya, kita baca dan tadaburi QS Al Ghasyiyah ini secara
keseluruhan, tidak dipotong ayat 1 - 7 saja. maka akan jelas
penjelasan Alloh disana, tentang yang senang beramal sholih.
Tafsir yang ditulis oleh Buya Hamka, sangat baik juga dipelajari.

Demikian mas, semoga bermanfaat, dan semoga Alloh SWT menetapkan kita
di Shiroothol mustaqiimNYA, amiin.

wassalam,
dodi
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Radiansyah [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Assalamualaikum wr.wb.
 Kang gimana tanggapannya dengan tulisan dibawah ini ( dari milis
 tetangga ).
 Bahwa tidak semua amal dapat diterima, jika tidak ittiba .
 Mohon sharingnya,
 Wassalam
 
 Agar Amalan Kita Diterima di Sisi Alloh
 Penulis: Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah Zaen, Lc.
 (Mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia)
 
 Dalam suatu ayat, Alloh subhanahu wa ta'ala bercerita tentang keadaan
 hari kiamat:
 
 Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?. Banyak muka
 pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api
 yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang
 sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang
 berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar (QS
 Al Ghasyiyah: 1-7)
 
 Ayat-ayat tersebut di atas merupakan cerita tentang kondisi sebagian
 penghuni neraka di hari akhirat nanti. Ternyata bukan semua penghuni
 neraka adalah orang-orang di dunianya kerjaannya cuma gemar berbuat
 maksiat, kecanduan narkoba, suka main perempuan dan lain sebagainya.
 Akan tetapi ternyata ada juga di antara penghuni neraka yang di dunianya
 rajin beramal, bahkan sampai dia kelelahan saking berat amalannya. Ini
 tentunya menimbulkan kekhawatiran yang amat besar dalam diri
 masing-masing kita, jangan-jangan kita termasuk yang sudah beramal
 banyak tapi nantinya termasuk ke dalam golongan yang disebut oleh Alloh
 subhanahu wa ta'ala di dalam awal surat Al Ghasyiyah tersebut di atas.
 
 Jadi, untuk menghilangkan rasa cemas itu, kita perlu mengetahui mengapa
 orang-orang yang disebutkan dalam ayat di atas sudah beramal tapi malah
 ganjarannya neraka? Bagaimanakah model amalan mereka?
 
 Dengan mengkaji penjelasan para ulama terhadap ayat ini (Lihat: Majmu'
 Al-Fatawa li Syaikhil Islam XVI:217, dan Shaid al-Khatir karya Ibn
 al-Jauzi I:373) kita bisa mengetahui bahwa ternyata rahasia kesialan
 mereka adalah karena mereka beramal tapi tidak memenuhi syarat-syarat
 diterimanya amalan.
 
 Merujuk kepada dalil-dalil dari Al Quran dan Al Hadits kita bisa
 menemukan bahwa syarat pokok diterimanya amalan seorang hamba ada dua: 
 
   1.. Ikhlas karena Alloh subhanahu wa ta'ala.
   2.. Mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Dua
 syarat ini disebutkan dengan jelas dalam akhir surat al-Kahfi:
 
 Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia
 mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang
 pun dalam beribadat kepada Rabb-nya. (QS Al Kahfi: 110) 
 
 Oleh karena itu Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata,
 Dua hal ini merupakan dua rukun amal yang diterima. (Jadi suatu amalan)
 harus ikhlas karena Alloh dan sesuai dengan syari'at Rasulullah
 shalallahu 'alaihi wa sallam (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr.
 Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 9-12).
 
 Mari kita mulai mempelajari bersama, syarat pertama diterimanya suatu
 amalan, yaitu syarat ikhlas karena Alloh ta'ala. Maksudnya adalah:
 seseorang hanya mengharapkan ridho Alloh dari setiap amalannya, bersih
 dari penyakit riya' (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin
 didengar orang lain), tidak mencari pujian dan balasan melainkan hanya
 dari-Nya. Pendek kata seluruh amalan yang ia kerjakan hanya ditujukan
 kepada Alloh subhanahu wa ta'ala semata, dan ini merupakan inti ajaran
 aqidah yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul rodhiallohu 'anhum.
 (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy,
 hal: 10)
 
 Orang yang tidak mengikhlaskan amalannya untuk Alloh subhanahu wa
 ta'ala, tidak hanya mengakibatkan amalannya ditolak oleh Alloh, tapi
 juga kelak dia akan disiksa di neraka. Mari kita simak bersama hadits
 berikut ini:
 
 Suatu hari ketika Syufay al-Ashbahani memasuki kota Madinah, tiba-tiba
 dia mendapati seseorang yang sedang dikerumuni orang banyak, maka dia
 pun bertanya, Siapakah orang ini?. Mereka menjawab, Ini adalah Abu
 Hurairah sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Maka Syafi-pun
 mendekat hingga dia duduk di hadapan Abu Hurairah, yang saat itu dia
 sedang menyampaikan hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
 kepada para hadirin. Ketika selesai dan hadirin telah 

[keluarga-islam] Kronologis Pra dan Pasca Penguburan (2)

2006-07-25 Terurut Topik banganut



selanjutnya ... 

Kain Kapan dan perangkat lainnya
Biasanya pembelian sudah dalam satu paket, kain kapan, kemenyan
arab (waru arab), dan campuran pada waktu pemandian (kembang, kapur
barus, jeruk nipis dll).

Kain kapan, secara ajaran Islam dan memandikan itulah adanya. tetapi
berkenaan tambahan lainnya, merupakan penambahan dari kebiasaan
masyarakat. 


Pemandian Mayit
Sebagaimana yang pokok diajarkan dalam Islam adalah membersihkan
dan memandikan mayit. Ada penambahan air ada air jeruk nipis, ada air
kembang, ada air kapur barus dan lain-lain. 

Adapun fungsinya agar ruangan harum dan mayat tidak segera membusuk (bau).

Pembelian bahan-bahan tersebut, biasanya ahli waris setelah itu di ganti oleh PAK (Persatuan Amal Kematian). 

Pertanyaan
Tentu menjadi tanda tanya bagaimana dengan penambahan yang tersebut apakah membatalkan proses pemandian mayit ? atau bagaimana ?


Insya Allah, dilanjut lagi 


wassalam

anut






__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



[keluarga-islam] Mengapa berbeda ?

2006-07-25 Terurut Topik banganut



Mengapa berbeda ?

Nilai kebenaran dari A, dari B, dari C, sampai Z. Ada Nilai
kebenaran yang sama, ada setengah sama setengah tidak sama, dan ada
yang tidak sama.

Mengapa itu terjadi ?

Karena kita diciptakan memang untuk berbeda, sebagaimana Allah ciptakan aneka ragam suku-suku dan bangsa-bangsa. 

Lalu untuk apa diciptakan perbedaan itu ?

Untuk mengenal satu sama yang lain.

Setelah itu apa ?

Agar saling mengerti, memahami, memaklumi bahkan tumbuh rasa saling tanggung jawab. 

Bukankah itu bijak namanya ?

Iya, kebenaran jika tidak ada kebijakan apa yang bakal terjadi ?

Merasa benar ..., merasa terhina ..., saling menghujat ..., saling menghina ..., saling membunuh.

Makanya Nilai kebenaran perlu diiringi dengan nilai kebijakan

Wah sulit sekali itu, ... adakah ilmunya ?

?


Wassalam

anut



__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



RE: [keluarga-islam] Mengapa berbeda ?

2006-07-25 Terurut Topik Kartika, Bambang


	


		
Mulakna,Beneriku becik, nganggo benere dewe iku ora 
prayogalawong kabeh pada ngengermarang pangerane kang sinebat 
GUSTI ALLAH kang moho Agung, ya toh...

Salam 
buat semuanya

Bambang Kartika

  -Original Message-From: 
  keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On 
  Behalf Of banganutSent: Tuesday, July 25, 2006 7:09 
  PMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: 
  [keluarga-islam] Mengapa berbeda ?Mengapa berbeda 
  ?Nilai kebenaran dari A, dari B, dari C, sampai Z. Ada Nilai 
  kebenaran yang sama, ada setengah sama setengah tidak sama, dan ada yang tidak 
  sama.Mengapa itu terjadi ?Karena kita diciptakan memang 
  untuk berbeda, sebagaimana Allah ciptakan aneka ragam suku-suku dan 
  bangsa-bangsa. Lalu untuk apa diciptakan perbedaan itu 
  ?Untuk mengenal satu sama yang lain.Setelah itu apa 
  ?Agar saling mengerti, memahami, memaklumi bahkan tumbuh rasa 
  saling tanggung jawab. Bukankah itu bijak namanya ?Iya, 
  kebenaran jika tidak ada kebijakan apa yang bakal terjadi ?Merasa 
  benar ..., merasa terhina ..., saling menghujat ..., saling menghina ..., 
  saling membunuh.Makanya Nilai kebenaran perlu diiringi dengan 
  nilai kebijakanWah sulit sekali itu, ... adakah ilmunya 
  ??Wassalamanut 
		


		


			

		
This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete this message and inform the sender immediately.

__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



[keluarga-islam] Bulan Rojab 1

2006-07-25 Terurut Topik Yusa





Assalamu'alaikum wr wb

Sore itu di majlis Nurul Musthofa...

Bib Ghozi mengisahkan tentang seorang Ibu yang sangat alim, 
senang ibadah pada Allah Swt, ahli zuhud. Suatu saat Ibu ini berpesan pada 
anaknya agar kalau beliau meninggal dunia, agar dikafani dengan kain 
yangkasar saja. Anak beliau mengiyakan pesan Ibunya.

Tapi setelah Ibunya meninggal, sang anak ini tidak tega 
mengkafani Ibunya dengan kain kasar, dibelikannya kain yang halus mahal sebagai 
pengganti.


"Akhirnya malamnya mimpi, anak tersebut ditemui Ibunya, si 
Ibu ini berkata, 'Wahai anakku, aku ndak rela karena kau telah menyalahi amanat, 
ingkar terhadap amanat, tidak kau jalankan!' ", kata bib Ghozi Ahmad Musthofa 
Shihab.

Keesokan harinya si anak pergi ke kuburan dan dibongkarnya 
makam Ibunya. Begitu selesai dibongkar, sudah tidak ada lagi jenazah Ibunya. Dia 
menangis menyesal,
"Ya Allah, ampunkan dosaku wahai Ibuku, ampunkan dosaku, 
ridhoi segala amalku...aku niat baik sebetulnya...",kata si anak.

Khilaf anak ini, akhirnya ada seruan dari langit.
"Wahai si fulan, jangan kau bersedih, sesungguhnya Ibumu 
telah dirohmati Allah Swt karena dia telah memuliakan bulan Rojab maka Kami 
tidak akan pernah menyia-nyiakan orang yang mengagungkan bulan Rojab dengan 
amalan sholeh. Maka telah ganti seluruhnya dan kamu telah diridhoi Allah 
Swt."

Ini kisah wanita yang sholehah, yang hidup di negeri 
Palestina.

Kenapa kok anak ini bermimpi tiba-tiba, terus menggali 
ulangkuburan? Sebetulnya Allah ingin menunjukkan karena manusia ini kalau 
tanpa buktikadang-kadang tidak percaya, selalu dihitung dengan akal. Ada 
yang berkata, "Ah, ndak mungkin..."dan segala macam, padahal bagi 
Allahsangat mudah untuk menghidupkan mematikan seseorang, 
untukmemberi nikmat seseorang walau di kuburan, mungkin bagi kita tidak 
mungkin tapi bagi Allah itu sangat mungkin. Dan ini Allah tunjukkan...kenapa 
anak itu bisa seperti itu? Ini nikmat dan rohmat dari Allah, pelajaran untuk 
kita.

Ini semua keagungan bulan Rojab, jadiamalan Ibu tadi 
selain puasa, beristighfar, beliau membaca QS al-Ikhlas 12.000 kaliper 
hari, satu bulan penuh.

Ini rohmat yangmesti kita raih, jadi peluang ini jangan 
sampai hilang, kalau terlewatkan nanti menyesal, kalau menyesal di akhirat itu 
percuma, percuma kita tidak bisa ulangi, seperti yang Allah gambarkan dalam QS 
al-Maidah orang-orang kafir berkata,
"Ya Allah, kembalikanlah ya Allah kami ke dunia 
lagi..."

Ini tidak mungkin!

"Pasti kami kalauKaukembalikanke 
dunia,kami akan menjadi orang Islam, akan mukmin, 
ibadah,taat..."

Ya percuma, tidak ada artinya lagi penyesalan...

Subhaanaka-llaahumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla 
anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...

Wallahu a'lam bishshowabWassalamu'alaikum wr wbhttp://majlismajlas.blogspot.com
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



[keluarga-islam] pizza hut

2006-07-25 Terurut Topik Ridwan





assalamu'alaikum wr wb,

pada siang ini ane diajak makan siang 
di pizza hut, mau nanya ame shohib di milis ini adakah yang tahu tentang 
kehalalan pizza hut ? apakah mendapat sertifikat halal dari MUI ?

syukron bila berkenan memberikan 
informasinya.

wasalam

__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



[keluarga-islam] kajian Islami live via paltalk

2006-07-25 Terurut Topik Benny Kurniawan
Title: kajian Islami live via paltalk








Assalamualaikum..

Kajian live via paltalk dari Mushollah Ma'had ali Al-Irsyad As-salafi Surabaya

Ikhwani dan Akhawati fillah, anda bisa mengikuti pelajaran tentang aqidah, sejarah Nabi, Hadits, akhlak dan Manhaj Salaf, bersama kami Kajian live disiarkan dari Masjid Daarul Hijrah komplek Ma'had Ali Al-Irsyad As-Salafi Surabaya Indonesia via paltalk room Islam - kajian salaf indonesia ...

lihat www.salafindo.com

Sekilas Jadwal Kajian :

Ustadz Imam Wahyudi bin Muhammad Badri

Tiap hari Senin, ba'da Maghrib

Manhajul anbiya fi tazkitun nufus

Ustadz Salim bin Ali Ghanim

Tiap hari Selasa, ba'da Maghrib

Fathul Majid Syarh Kitabut Tauhid

Ustadz Abdurrahman bin Abdulkarim At-Tamimi

Tiap hari Rabu, ba'da Maghrib

Suwar Min Hayatis Sohabah

Ustadz Mubarak bin Mahfudz Bamualim

Tiap hari Kamis, ba'da Maghrib

Bahjatun Nadhirin Syarh Riyadush Shalihin

Ustadz Abdurrahman bin Tayyib

Tiap hari jum'at, ba'da Maghrib

Ushulus Sunnah Li Imam Ahmad


Juga bisa download atau dengar langsung kajian secara online di http://www.assunnah.mine.nu

Nama kajiannya DAUROH KOBE1 oleh Ustadz.Yazid Jawas, Bahasan inti adalah :

1. Ahlul Sunnah Wal Jama'ah

2. Sifat Sholat Nabi

3. Dzikir-dzikir setelah sholat

4. Kesalahan-kesalahan dalam sholat


Barokallahu fiikum 'ala 'llmin nafi'a...

Wassalamu'alaikum


__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-25 Terurut Topik wandy sulastra



Hehehe... Mas Syaefullah, saya mau bertanya sedikit.Apakah Islam memperbolehkan kebid'ahan?Yang saya ketahui, ulama2 terdahulu sangat keras dalam memerangi masalah ini. Bahkan Rasulullah menghukumi "Sesat" atas setiap bid'ah.Persatuan ummat sangatlah penting. Untuk itu kebid'ahan harus diberantas, karena salah satu penyebab terjadinya perpecahan dan penggolong-golongan dalam umat Islam adalah Bid'ah! Silakan anda pelajari tentang masalah ini dalam kitab2 ulama yang masyhur.Membid'ahkan, berbeda dengan menyampaikan kebid'ahan (dengan cara2 yang benar). Membid'ahkan mempunyai konotasi negatif suka mensesatkan orang lain tanpa aturan, adab, dan ilmu yang cukup. Suka membid'ahkan orang lain (seperti yang dulu anda lakukan) adalah terlarang. Tetapi menyampaikan kebenaran, meluruskan dan menasehati saudara kita yang berbuat
 salah,menyampaikan suatu amalan itu tidak ada dasarnya dalam syariat (seperti yang dilakukan oleh ulama-ulama terdahulu) adalah suatu kewajiban bagi mereka yang sudah mengetahuinya. Paling tidak hal itu disampaikan kepada keluarga dan orang-orang terdekat yang ada disekitarnya. Tentunya dengan cara-cara yang baik dan santun, bukan dengan cara-cara yang kasar. Dalam semua hal, dan bukan hanya masalah kebid'ahan, jika hal tersebut disampaikan dengan cara yang kasar tentunya akan menimbulkan perpecahan, kan? Begitupun dalam kesempatan ini. Saya berusaha mengingatkan saudara2, bahwa amalan yang menurut mereka sesuai dengan madzhab yang mereka anut, sebenarnya adalah bertentangan dengan fatwa ulama2 mereka sendiri. Saya pikir dalam masalah ini saya tidak berusaha untuk membid'ahkan orang perorang. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa banyak amalan yang sering kita laksanakan ternyata sesungguhnya bertentangan dengan madzhab yang kita anut.
 Jika anda berkenan, silakan tindak lanjuti dengan melakukan kroscek atas apa yang saya sampaikan tersebut. Itulah yang sangat saya harapkan...Sekali lagi untuk saudara-saudara saya yang mengikuti madzhab Syafi'i, pelajari lagi amalan-amalan anda dengan betul (seperti tahlilan dan selamatan, mengirim pahala bacaan menurut madzhab Syafi'i, dsb). Silakan lakukan kajian bersama ustadz-ustadz dengan merujuk langsung pada kitab-kitab ulama besar Syafi'iyah seperti kitabnya Imam Syafi'i dan Imam Nawawi. Maka disana akan terlihat bahwa banyak amalan-amalan kita yang mengaku orang-orang Syafi'i, ternyata justru bertentangan dengan apa yang difatwa-kan oleh ulama besar Syafi'iyah tersebut. Lucu, jika kita lebih memilih pendapatnya ulama lokal yang mengaku syafi'iyah, daripada mengikuti fatwa-fatwa ulama besar syafi'iyah yang diakui dunia memiliki keilmuan jauh diatas rata-rata ulama-ulama saat ini, seperti Imam
 Syafi'i, Imam Suyuthi, Imam Nawawi, Ibnu Katsir dll... :)Tolak ukur kebenaran kita hanyalah al-quran dan as-sunnah sesuai dengan pemahaman ulama-ulama terdahulu (sebagaimana disinyalir dalam sebuah hadits), bukan pemahaman murni ulama-ulama sekarang yang sebagian besar sudah banyak terkontaminasi oleh berbagai hal...WassalamWnSdont send me more  Dikasih Cap duluan ah, hehehe--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hikmawan Saefullah [EMAIL PROTECTED] wrote: assalaamu'alaikum wr.wb,  hehehedahulu saya merupakan salah seorang santri yang selalu "membid'ahkan" orang lain yang suka melakukan tahlilan, termasuk keluarga saya sendiri. Ya, tentunya dengan dasar dalil-dalil dari para ulama mazhab
 yang saya anut. Tapi, 3 tahun kemudian, saya TOBAT dan tidak mau lagi "membid'ahkan" orang lain, karena karena kebiasaan saya itu (membid'ahkan orang lain) menyebabkan permusuhan dan perpecahan dengan saudara-saudara sekeyakinan saya. Sedangkan permusuhan dan perpecahan sesama muslim itu diharamkan oleh Allah SWT. Maka, kenapa kita harus melakukan tindakan yang haram demi mempertahankan Sunnah? as-Syahid Imam Hasan al-Banna mengajarkan persatuan umat dengan memegang teguh prinsip toleransi atas segala perbedaan latar belakang pemikiran dalam Islam, apalagi jika perbedaan itu dalam kerangka fiqh.  Apakah kebenaran itu hanya dapat kita ambil dari para 'Ulama Besar' saja? sedangkan yang sifat 'Benar' dan 'Besar' itu hanya milik Allah semata?   lucu, kita sebagai manusia berusaha memberi tolak ukur 'kebenaran' itu seperti memberi tolak ukur sebidang tanah...seolah-olah 'kebenaran'
 itu bisa kita ukur hanya dengan meteran (dalil, hujjah, fatwa, ijtihad kita) dan kemudian kita patok beberapa tumbak dengan pagar, untuk membedakan "ini tanahku" dan "ini tanahmu?"."apakah tanah yang ada diseberang kita (di luar tumbak kita) itu juga bukan tanah?"   maka, kekerdilan otak kita seperti ini lah yang selama ini membuat kita (umat muslim) selalu terbelakang dan bodoh...  wa'alaikum salam wr.wb, H.S wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalah  menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari.  Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan  juga 

[keluarga-islam] IHYA' ULUMIDDIN Kitab Adab Pergaulan, Persaudaraan Dan Persahabatan (06/15)

2006-07-25 Terurut Topik Arland






INTISARI KITAB
Mau'izhatul Mu'minin min
"IHYA' 
ULUMIDDIN"
==Hujjatul Islam Al Imam Al Ghazali==
(Bimbingan Mu'min dari Menghidupkan Ilmu-ilmu 
Agama)



Bismillah, Walhamdulillah Wassholatu 
Wassalamu`Ala Rasulillah, Wa'ala Aalihie Washohbihie Waman Walaahamma 
ba'du... 

Kitab Adab Pergaulan, Persaudaraan Dan 
Persahabatan (6/15)

(3) HAK MEMELIHARA LIDAH DAN 
HATI 
 Dalam menunaikan hak sahabat dalam memelihara 
lidah ialah dengan berdiam  diri suatu kala 
dan berbicara di kala yang lain. Cara berdiam 
diri itu ialah tiada menyebut-nyebut keburukan-keburukan 
 kawan di masa dia hadir di hadapan kita 
ataupun dia tiada. Malah jika kita  tahu ada 
keburukannya, kita buat-buat tidak tahu saja, dan kalau ada orang 
 yang menyebutnya, kita harus pura-pura tidak 
tahu, dan jangan sampai kita  menambah-nambah 
pula atau membuka pintu perdebatan mengenai keburukan 
 kawan itu. Dan jangan pula kita merisik-risik 
tentang kekurangannya atau  menungkit-ungkit 
perihalnya. Andaikata kita lihat ia sedang 
menuju ke suatu usaha, atau sedang  menunaikan 
sesuatu keperluan, maka janganlah kita bertanyakan tentang 
 maksud dari usahanya itu, dari mana puncanya 
dan datangnya. Mungkin sekali  dia tidak ingin 
memberitahu kita tentang rahasia perusahaannya itu, 
 sehingga ia terpaksa berbohong 
kerananya. 
 Apabila diberitahukan kepada kita sesuatu 
rahasia, maka hendaklah kita  menyimpannya 
baik-baik, jangan sampai kita bocorkan rahasia itu kepada 
 sesiapa pun, meskipun kepada salah seorang 
sahabat yang paling rapat  dengannya. Rahasia 
itu mestilah disimpan baik-baik, walaupun sesudah itu 
 berlaku pergisiran atau perselisihan-faham 
antaranya dengan kita, namun  rahasia mestilah 
dijaga. Jika kita bocorkan juga, maka itu adalah sikap 
 orang yang tercela tabiatnya dan kotor 
batinya. 
 Seterusnya, hendaklah kita tidak mencela 
rakan-rakan yang disayanginya,  begitu pula 
dengan isteri dan anak-anaknya. Andaikata kita mengetahui ada 
 orang lain yang mencacinya, maka janganlah 
pula kita menyampaikan  caci-cela itu 
kepadanya. Kerana ada kata pepatah: Orang mencacimu itu 
 ialah orang yang menyampaikan cacian orang 
lain, Sebaik-baiknya, bila  mendengar ada 
orang yang memuji sahabat kita, kita sampaikan kepadanya, 
 kerana yang demikian itu akan menimbulkan 
rasa gembira dalam hatinya, dan  dia pula akan 
berterima kasih kepada kita kerana kita sampaikan berita 
 itu, kemudian itu akan menimbulkan rasa 
gembira dalam hatinya, dan dia  pula akan 
berterima kasih kepada kita kerana kita sampaikan berita itu, 
 kemudian dia akan merasa senang dengan orang 
yang memujinya itu. Menyimpan  berita itu, 
samalah seperti orang yang busuk hati dan 
hasad. 
 Pendek kata, hendaklah kita tiada 
menyebut-nyebut kata-kata yang boleh  
menimbulkan kemarahan atau perasaan benci dalam hatinya, melainkan bila 
 wajib kita berkata terus terang kepadanya dan 
tidak ada jalan lain lagi  untuk menahannya; 
iaitu seperti mengingatkan kepada suruhan agama yang 
 mesti ditunaikan atau larangan yang patut 
dijauhi. Dalam hal serupa ini,  tidak boleh 
berdiam diri, malah berdosa jika menutup mulut. Meskipun 
 berkata terus terang begitu akan menimbulkan 
kemarahannya, namun kita  harus tiada 
mengendahkan yang demikian itu. Sebab itu sebenarnya serupa 
 dengan melakukan suatu kebajikan bagi 
faedahnya, walaupun dianggap sebagi  suatu 
perkara buruk pada zahirnya. 
 Adapun menyebut-nyebut tentang 
keburukan-keburukannya, aib-aibnya serta  
aib-aib anak-anaknya, maka itulah yang dikatakan ghibah atau mengumpat dan 
 hukumnya adalah haram atas setiap orang 
Muslim. Anda dilarang dari perkara ini ialah 
disebabkan dua perkara: 
 Pertama: Cuba anda perhatikan terlebih dulu 
perihal diri anda sendiri.  Kiranya anda 
dapati dirimu ada satu saja dari perkara yang tercela itu, 
 maka sudah cukuplah bagi anda untuk menahan 
diri daripada mencela orang  lain. Memadailah 
anda fahamkan, bahwa dia tiada berdaya untuk menahan 
 dirinya dari melakukan perkara yang tercela 
itu, sepertimana anda juga  tidak berkuasa 
untuk mengekang diri dari perkara-perkara bala yang menimpa 
 atas diri sendiri. Janganlah anda memandang 
terlalu berat suatu kelakuan  yang tercela 
daripadanya, kerana siapakah orangnya yang boleh dikatakan 
 terlepas dari celaan dan 
cemuhan?! 
 Kedua: Ketahuilah, kiranya anda ingin mencari 
kawan seorang yang bersih  dari segala aib dan 
keburukan, anda akan terpaksa mengasingkan diri dari 
 sekalian manusia, sedangkan anda masih belum 
ketemui orang itu lagi. Sebab  tiada seorang 
pun di dalam dunia ini, melainkan ada padanya  
perkara-perkara yang baik dan perkara-perkara yang buruk. Kiranya 
 kebaikannya itu lebih banyak dari 
keburukannya, maka itulah sebaik-sebaik  kawan 
yang dicari dan tidak ada lebih baik dari 
itu.  
Ingatlah bahwa sifat seorang Mu’min yang mulia itu, hatinya sentiasa 
 mengenang-ngenangkan kebaikan kawan agar 
timbul dalam hati kawan itu  perasaan saling 
hormat-menghormati, sayang-menyangi dan perasaan suka