RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Assalamualaikum wr.wb. Kang gimana tanggapannya dengan tulisan dibawah ini ( dari milis tetangga ). Bahwa tidak semua amal dapat diterima, jika tidak ittiba . Mohon sharingnya, Wassalam Agar Amalan Kita Diterima di Sisi Alloh Penulis: Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah Zaen, Lc. (Mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia) Dalam suatu ayat, Alloh subhanahu wa ta'ala bercerita tentang keadaan hari kiamat: Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?. Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar (QS Al Ghasyiyah: 1-7) Ayat-ayat tersebut di atas merupakan cerita tentang kondisi sebagian penghuni neraka di hari akhirat nanti. Ternyata bukan semua penghuni neraka adalah orang-orang di dunianya kerjaannya cuma gemar berbuat maksiat, kecanduan narkoba, suka main perempuan dan lain sebagainya. Akan tetapi ternyata ada juga di antara penghuni neraka yang di dunianya rajin beramal, bahkan sampai dia kelelahan saking berat amalannya. Ini tentunya menimbulkan kekhawatiran yang amat besar dalam diri masing-masing kita, jangan-jangan kita termasuk yang sudah beramal banyak tapi nantinya termasuk ke dalam golongan yang disebut oleh Alloh subhanahu wa ta'ala di dalam awal surat Al Ghasyiyah tersebut di atas. Jadi, untuk menghilangkan rasa cemas itu, kita perlu mengetahui mengapa orang-orang yang disebutkan dalam ayat di atas sudah beramal tapi malah ganjarannya neraka? Bagaimanakah model amalan mereka? Dengan mengkaji penjelasan para ulama terhadap ayat ini (Lihat: Majmu' Al-Fatawa li Syaikhil Islam XVI:217, dan Shaid al-Khatir karya Ibn al-Jauzi I:373) kita bisa mengetahui bahwa ternyata rahasia kesialan mereka adalah karena mereka beramal tapi tidak memenuhi syarat-syarat diterimanya amalan. Merujuk kepada dalil-dalil dari Al Quran dan Al Hadits kita bisa menemukan bahwa syarat pokok diterimanya amalan seorang hamba ada dua: 1.. Ikhlas karena Alloh subhanahu wa ta'ala. 2.. Mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Dua syarat ini disebutkan dengan jelas dalam akhir surat al-Kahfi: Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabb-nya. (QS Al Kahfi: 110) Oleh karena itu Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata, Dua hal ini merupakan dua rukun amal yang diterima. (Jadi suatu amalan) harus ikhlas karena Alloh dan sesuai dengan syari'at Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 9-12). Mari kita mulai mempelajari bersama, syarat pertama diterimanya suatu amalan, yaitu syarat ikhlas karena Alloh ta'ala. Maksudnya adalah: seseorang hanya mengharapkan ridho Alloh dari setiap amalannya, bersih dari penyakit riya' (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin didengar orang lain), tidak mencari pujian dan balasan melainkan hanya dari-Nya. Pendek kata seluruh amalan yang ia kerjakan hanya ditujukan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala semata, dan ini merupakan inti ajaran aqidah yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul rodhiallohu 'anhum. (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 10) Orang yang tidak mengikhlaskan amalannya untuk Alloh subhanahu wa ta'ala, tidak hanya mengakibatkan amalannya ditolak oleh Alloh, tapi juga kelak dia akan disiksa di neraka. Mari kita simak bersama hadits berikut ini: Suatu hari ketika Syufay al-Ashbahani memasuki kota Madinah, tiba-tiba dia mendapati seseorang yang sedang dikerumuni orang banyak, maka dia pun bertanya, Siapakah orang ini?. Mereka menjawab, Ini adalah Abu Hurairah sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Maka Syafi-pun mendekat hingga dia duduk di hadapan Abu Hurairah, yang saat itu dia sedang menyampaikan hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam kepada para hadirin. Ketika selesai dan hadirin telah meninggalkan tempat, Syufay berkata, Sebutkanlah untukku sebuah hadits yang engkau dengar langsung dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan amat engkau hafal dan engkau pahami. Abu Hurairah menjawab, Baiklah, akan kuceritakan padamu suatu hadits yang aku dengar langsung dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan amat aku pahami. Saat Abu Hurairah akan menyebutkan hadits itu tiba-tiba beliau tidak sadarkan diri untuk beberapa saat. Ketika siuman dia kembali berkata, Baiklah, akan kuceritakan padamu suatu hadits yang aku dengar langsung dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan amat aku pahami. Tiba-tiba Abu Hurairah tidak sadarkan diri lagi untuk beberapa saat. Ketika siuman dia kembali berkata, Baiklah, akan kuceritakan padamu suatu hadits yang aku dengar langsung dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam di rumah ini, saat
[keluarga-islam] AL- FAQIR - MISKIN HATI
QOLBUN SALIM - YISC-AL AZHAR Minggu, 23 Juli 2006 / 27 Jumadil Akhir 1427 H === Materi : " AL- FAQIR - MISKIN HATI" (dan bagaimana cara mengatasinya-disampaikan di pengajian)-huttaqi- Ada 24 ayat yang menyebutkan istilah KAYA dan diantranya itu ada 17 ayat yang menyatakan bahwa Allah itu MAHA KAYA. Al Baqarah 263,267. Ali Imran 97.An Nisa 131. An Naam 133. Yunus 68, Ibrahim 8, Al Hajj 64. An Naml 40, Al Ankaabut 6.Luqman 12,26.Faathir 15, Muhammad 38, Al Haadid 24. Al Mumtahanah 6,At Taghaabun 6. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Ali Imran 97) Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.(Al Ankaabut 6) Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.(Al Faathir 15) Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).(Muhammad 38) (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Al Hadiid 24) Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-Rasul mereka (membawa) keterangan-keterangan lalu mereka berkata: "Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?" lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (At Taghaabun 6) Kata-kata al FAQIR sebagai lawan dari al Ghoniy Maha kaya di dalam al Quran ada disebut 6 kali. Al Baqarah 271, 273.At taubah 60, Al Hajj 28.Ar ruum 38, Al balad 16. Intinya adlaah perintah Allah untuk memberikan sesuatu bagi orang-orang yang fakir, sebab mereka adalah orang yang membutuhkan. Kata-kata MISKIN sebagai lawan Kaya, ada disebutkan di AL Quran 35 kali, Al Baqarah 83,177,184, 215,236. Ali Imran 181, An Nisaa 6,8,36, 135.Al Maaidah 89,95. Al An aam 53, Al Anfal 41, At Taubah 28,60.Al Israa 26, Al Kahfi 79, An nuur 22,32.Ar Ruum 38,Al Mujaadilah 4, 12,13. Al Hasyr 7, Al Qolam 25, Al Haaqah 34, Al Maaarij 25, Al Muddatstsir 44, Al Insaan 8, Al fajr 18, Al Balaad 16, Al Maauun 3 Orang miskin adalah orang yang membutuhkan pertolongan. Sesungguhnya telah menjadi sifat anak adam itu rakus, loba, dan kurang qanaah Rasulullah SAW bersabda : Lau kanaa li'bni Aadama waadiyaani min dzahabin la'btaghaa lahumaa tsaa-litsan, wa laa yamla-u jaufa'bni Aadama 'illa 'tturaabu wa yatuubu'llahu alaa man taaba Artinya jikalau anak Adam (manusia) itu mempunyai 2 lembah emas, niscaya dia akan mencari yang ketiga untuk tambahan 2 lembah tadi. Dan rongga anak Adam itu akan penuh selain oleh tanah. Dan Allah menerima tobat siapa yang bertobat. [Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Anas] Nabi SAW bersabda : Manhuu-maani la yasyba'aani : Manhuumul-'ilmi wa manhuu-mul-maali. Artinya : Dua orang yang loba tiada akan kenyang-kenyang yaitu yang loba kepada ilmu dan loba kepada harta. [Dirawikan oleh Athbrani dari Ibnu Mas'ud. dengan sanad dla'if] Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda: Hati orang tua menjadi muda karena mencintai dua hal; suka dengan kehidupan dan harta Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 1734 Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersada: Anak cucu Adam menjadi semakin tua, kecuali pada dua hal yang membuatnya menjadi muda, yaitu loba terhadap harta dan loba terhadap umur Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 1736 Nabi Saw Bersabda : Yahramub-nu Aadama wa yasyubbu, ma'ahuts-naataani : al-amalu wa hubbul-maal Artinya : Anak Adam itu akan tua dan akan muda, yang bersamanya itu dua yaitu angan-angan dan cinta harta. [dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Annas]. Yahya bin Muadz pernah mengatakan, Besok di hari kiamat tidak ada lgi timbangan karena kefaqiran dan kekayaan, tetapi yang ada adalah timbangan karena sabar dan syukur. Seorang ahli hikmah membagi manusia dalam empat kategori: 1. Orang kaya yang kaya Orang kaya yang kaya adalah mereka yang diberi karunia Allah berupa kelebihan materi, bisa menggunakan hal itu untuk ketaatan dan
[keluarga-islam] DUSTA, TIDAK MENEPATI JANJI dan KHIANAT
DUSTA, TIDAK MENEPATI JANJI dan KHIANAT Qolbun Salim diAl-Azhar Jakarta oleh: huttaqi Di al Quran ada 32 ayat yang menceritakan tentang KADZIB, dusta dan kedustaannya, tersebar di 21 surat. QS Ali Imran, An Nisa, Al Anaam, Al araf, Huud, Yusuf, An Nahl, Al Kahfi, Al Hajj, An Nuur, Al Furqan, Al Ankabuut, Shad, Az Zumar, As Syuura, Al Ahqaaf, Al Mujadilah, Al Mumtahanah, Ash Shaff, Al Jin, dan An Naba. Beberapa di antaranya adalah : Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim. (Ali Imran:94) Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka). (QS An-Nisaa50) Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?" Orang-orang musyrik itu menjawab: "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami," dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (QS Al Araf :37) Masalah JANJI disebutkan 70x di dalam al Quran : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji itu. (QS Al Maidah:1) "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS Ali Imran : 9) (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. (QS Ali Imran :76) Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. (QS Ali Imran : 77) Sementara kata KHIANAT disebutkan 2x di dalam ayat al Quran yaitu di QS Al Mukmin :19 dan An Nisaa : 105 Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat, (QS An Nisaa :105) Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. (QS Al Mukmin :19) Nabi Muhammad saw bersabda : Tsalaatsun man kunna fiihi fa huwa munaafiqun wa in shaama wa shallaa wa zaama annahu muslimun:idzaa haddatsa kadzaba wa idzaa waada akhlafa wa idzatumina khaana Artinya : Tiga perkara, barangsiapa ada pada tiga perkara itu, maka dia itu orang munafiq, walaupun ia berpuasa, mengerjakan sholat dan mendakwakan bahwa ia muslim. Yaitu : apabila berbicara, ia berdusta, apabila berjanji, ia menyalahi janji dan apabila dipercayai, ia berkhianat (HR Bukhari-Muslim-dari Abu Hurairah) Nabi Muhammad saw bersabda: Laisal khulfu an jaidar rajulur rajula wa fii niyyatihi an yafia Artinya: Tidaklah menyalahi janji, bahwa seseorang berjanji dengan seseorang dan pada niatnya akan menepatinya __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Makanya,...semuanya kan punya dasar,jadi kalau menurut saya sama saja Rebut balung tanpo isi, nah...yang disana pada ketawa dan tepuk tangan tuh..., Hanya Allah lah yang tahu segala kebenaran, siapapun umat islam tidak dilarang menyampaikan, tapi keyakinan yang sudah mendasar dan ada dasarnya mengapa dibenturkan dengan masing-masig memiliki dasar pula. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Radiansyah Sent: Tuesday, July 25, 2006 12:51 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Assalamualaikum wr.wb. Kang gimana tanggapannya dengan tulisan dibawah ini ( dari milis tetangga ). Bahwa tidak semua amal dapat diterima, jika tidak ittiba . Mohon sharingnya, Wassalam Agar Amalan Kita Diterima di Sisi Alloh Penulis: Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah Zaen, Lc. (Mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia) Dalam suatu ayat, Alloh subhanahu wa ta'ala bercerita tentang keadaan hari kiamat: Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?. Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar (QS Al Ghasyiyah: 1-7) Ayat-ayat tersebut di atas merupakan cerita tentang kondisi sebagian penghuni neraka di hari akhirat nanti. Ternyata bukan semua penghuni neraka adalah orang-orang di dunianya kerjaannya cuma gemar berbuat maksiat, kecanduan narkoba, suka main perempuan dan lain sebagainya. Akan tetapi ternyata ada juga di antara penghuni neraka yang di dunianya rajin beramal, bahkan sampai dia kelelahan saking berat amalannya. Ini tentunya menimbulkan kekhawatiran yang amat besar dalam diri masing-masing kita, jangan-jangan kita termasuk yang sudah beramal banyak tapi nantinya termasuk ke dalam golongan yang disebut oleh Alloh subhanahu wa ta'ala di dalam awal surat Al Ghasyiyah tersebut di atas. Jadi, untuk menghilangkan rasa cemas itu, kita perlu mengetahui mengapa orang-orang yang disebutkan dalam ayat di atas sudah beramal tapi malah ganjarannya neraka? Bagaimanakah model amalan mereka? Dengan mengkaji penjelasan para ulama terhadap ayat ini (Lihat: Majmu' Al-Fatawa li Syaikhil Islam XVI:217, dan Shaid al-Khatir karya Ibn al-Jauzi I:373) kita bisa mengetahui bahwa ternyata rahasia kesialan mereka adalah karena mereka beramal tapi tidak memenuhi syarat-syarat diterimanya amalan. Merujuk kepada dalil-dalil dari Al Quran dan Al Hadits kita bisa menemukan bahwa syarat pokok diterimanya amalan seorang hamba ada dua: 1.. Ikhlas karena Alloh subhanahu wa ta'ala. 2.. Mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Dua syarat ini disebutkan dengan jelas dalam akhir surat al-Kahfi: Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabb-nya. (QS Al Kahfi: 110) Oleh karena itu Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata, Dua hal ini merupakan dua rukun amal yang diterima. (Jadi suatu amalan) harus ikhlas karena Alloh dan sesuai dengan syari'at Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 9-12). Mari kita mulai mempelajari bersama, syarat pertama diterimanya suatu amalan, yaitu syarat ikhlas karena Alloh ta'ala. Maksudnya adalah: seseorang hanya mengharapkan ridho Alloh dari setiap amalannya, bersih dari penyakit riya' (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin didengar orang lain), tidak mencari pujian dan balasan melainkan hanya dari-Nya. Pendek kata seluruh amalan yang ia kerjakan hanya ditujukan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala semata, dan ini merupakan inti ajaran aqidah yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul rodhiallohu 'anhum. (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 10) Orang yang tidak mengikhlaskan amalannya untuk Alloh subhanahu wa ta'ala, tidak hanya mengakibatkan amalannya ditolak oleh Alloh, tapi juga kelak dia akan disiksa di neraka. Mari kita simak bersama hadits berikut ini: Suatu hari ketika Syufay al-Ashbahani memasuki kota Madinah, tiba-tiba dia mendapati seseorang yang sedang dikerumuni orang banyak, maka dia pun bertanya, Siapakah orang ini?. Mereka menjawab, Ini adalah Abu Hurairah sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Maka Syafi-pun mendekat hingga dia duduk di hadapan Abu Hurairah, yang saat itu dia sedang menyampaikan hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam kepada para hadirin. Ketika selesai dan hadirin telah meninggalkan tempat, Syufay berkata, Sebutkanlah untukku sebuah hadits yang engkau dengar langsung dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan amat engkau hafal dan engkau pahami. Abu Hurairah menjawab, Baiklah,
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Waalaykumussalam Wr.Wb. Mas Radiansyah, yang disampaikan memang betul, ketika beramal, haruslah betul Niat dan Itiqodnya, hatinya harus Ikhlas, dan mengikuti petunjuk Alloh dalam kitabNYA dan Rosululloh SAW dalam As Sunnah nya. Untuk itu perlu Tholibul 'Ilmi, artinya juga mempelajari Ijma' dari Para Ulama terkait amal tersebut. Ada baiknya, kita baca dan tadaburi QS Al Ghasyiyah ini secara keseluruhan, tidak dipotong ayat 1 - 7 saja. maka akan jelas penjelasan Alloh disana, tentang yang senang beramal sholih. Tafsir yang ditulis oleh Buya Hamka, sangat baik juga dipelajari. Demikian mas, semoga bermanfaat, dan semoga Alloh SWT menetapkan kita di Shiroothol mustaqiimNYA, amiin. wassalam, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Radiansyah [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum wr.wb. Kang gimana tanggapannya dengan tulisan dibawah ini ( dari milis tetangga ). Bahwa tidak semua amal dapat diterima, jika tidak ittiba . Mohon sharingnya, Wassalam Agar Amalan Kita Diterima di Sisi Alloh Penulis: Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah Zaen, Lc. (Mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia) Dalam suatu ayat, Alloh subhanahu wa ta'ala bercerita tentang keadaan hari kiamat: Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?. Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar (QS Al Ghasyiyah: 1-7) Ayat-ayat tersebut di atas merupakan cerita tentang kondisi sebagian penghuni neraka di hari akhirat nanti. Ternyata bukan semua penghuni neraka adalah orang-orang di dunianya kerjaannya cuma gemar berbuat maksiat, kecanduan narkoba, suka main perempuan dan lain sebagainya. Akan tetapi ternyata ada juga di antara penghuni neraka yang di dunianya rajin beramal, bahkan sampai dia kelelahan saking berat amalannya. Ini tentunya menimbulkan kekhawatiran yang amat besar dalam diri masing-masing kita, jangan-jangan kita termasuk yang sudah beramal banyak tapi nantinya termasuk ke dalam golongan yang disebut oleh Alloh subhanahu wa ta'ala di dalam awal surat Al Ghasyiyah tersebut di atas. Jadi, untuk menghilangkan rasa cemas itu, kita perlu mengetahui mengapa orang-orang yang disebutkan dalam ayat di atas sudah beramal tapi malah ganjarannya neraka? Bagaimanakah model amalan mereka? Dengan mengkaji penjelasan para ulama terhadap ayat ini (Lihat: Majmu' Al-Fatawa li Syaikhil Islam XVI:217, dan Shaid al-Khatir karya Ibn al-Jauzi I:373) kita bisa mengetahui bahwa ternyata rahasia kesialan mereka adalah karena mereka beramal tapi tidak memenuhi syarat-syarat diterimanya amalan. Merujuk kepada dalil-dalil dari Al Quran dan Al Hadits kita bisa menemukan bahwa syarat pokok diterimanya amalan seorang hamba ada dua: 1.. Ikhlas karena Alloh subhanahu wa ta'ala. 2.. Mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Dua syarat ini disebutkan dengan jelas dalam akhir surat al-Kahfi: Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabb-nya. (QS Al Kahfi: 110) Oleh karena itu Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata, Dua hal ini merupakan dua rukun amal yang diterima. (Jadi suatu amalan) harus ikhlas karena Alloh dan sesuai dengan syari'at Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 9-12). Mari kita mulai mempelajari bersama, syarat pertama diterimanya suatu amalan, yaitu syarat ikhlas karena Alloh ta'ala. Maksudnya adalah: seseorang hanya mengharapkan ridho Alloh dari setiap amalannya, bersih dari penyakit riya' (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin didengar orang lain), tidak mencari pujian dan balasan melainkan hanya dari-Nya. Pendek kata seluruh amalan yang ia kerjakan hanya ditujukan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala semata, dan ini merupakan inti ajaran aqidah yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul rodhiallohu 'anhum. (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 10) Orang yang tidak mengikhlaskan amalannya untuk Alloh subhanahu wa ta'ala, tidak hanya mengakibatkan amalannya ditolak oleh Alloh, tapi juga kelak dia akan disiksa di neraka. Mari kita simak bersama hadits berikut ini: Suatu hari ketika Syufay al-Ashbahani memasuki kota Madinah, tiba-tiba dia mendapati seseorang yang sedang dikerumuni orang banyak, maka dia pun bertanya, Siapakah orang ini?. Mereka menjawab, Ini adalah Abu Hurairah sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Maka Syafi-pun mendekat hingga dia duduk di hadapan Abu Hurairah, yang saat itu dia sedang menyampaikan hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam kepada para hadirin. Ketika selesai dan hadirin telah
[keluarga-islam] Kronologis Pra dan Pasca Penguburan (2)
selanjutnya ... Kain Kapan dan perangkat lainnya Biasanya pembelian sudah dalam satu paket, kain kapan, kemenyan arab (waru arab), dan campuran pada waktu pemandian (kembang, kapur barus, jeruk nipis dll). Kain kapan, secara ajaran Islam dan memandikan itulah adanya. tetapi berkenaan tambahan lainnya, merupakan penambahan dari kebiasaan masyarakat. Pemandian Mayit Sebagaimana yang pokok diajarkan dalam Islam adalah membersihkan dan memandikan mayit. Ada penambahan air ada air jeruk nipis, ada air kembang, ada air kapur barus dan lain-lain. Adapun fungsinya agar ruangan harum dan mayat tidak segera membusuk (bau). Pembelian bahan-bahan tersebut, biasanya ahli waris setelah itu di ganti oleh PAK (Persatuan Amal Kematian). Pertanyaan Tentu menjadi tanda tanya bagaimana dengan penambahan yang tersebut apakah membatalkan proses pemandian mayit ? atau bagaimana ? Insya Allah, dilanjut lagi wassalam anut __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
[keluarga-islam] Mengapa berbeda ?
Mengapa berbeda ? Nilai kebenaran dari A, dari B, dari C, sampai Z. Ada Nilai kebenaran yang sama, ada setengah sama setengah tidak sama, dan ada yang tidak sama. Mengapa itu terjadi ? Karena kita diciptakan memang untuk berbeda, sebagaimana Allah ciptakan aneka ragam suku-suku dan bangsa-bangsa. Lalu untuk apa diciptakan perbedaan itu ? Untuk mengenal satu sama yang lain. Setelah itu apa ? Agar saling mengerti, memahami, memaklumi bahkan tumbuh rasa saling tanggung jawab. Bukankah itu bijak namanya ? Iya, kebenaran jika tidak ada kebijakan apa yang bakal terjadi ? Merasa benar ..., merasa terhina ..., saling menghujat ..., saling menghina ..., saling membunuh. Makanya Nilai kebenaran perlu diiringi dengan nilai kebijakan Wah sulit sekali itu, ... adakah ilmunya ? ? Wassalam anut __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
RE: [keluarga-islam] Mengapa berbeda ?
Mulakna,Beneriku becik, nganggo benere dewe iku ora prayogalawong kabeh pada ngengermarang pangerane kang sinebat GUSTI ALLAH kang moho Agung, ya toh... Salam buat semuanya Bambang Kartika -Original Message-From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of banganutSent: Tuesday, July 25, 2006 7:09 PMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: [keluarga-islam] Mengapa berbeda ?Mengapa berbeda ?Nilai kebenaran dari A, dari B, dari C, sampai Z. Ada Nilai kebenaran yang sama, ada setengah sama setengah tidak sama, dan ada yang tidak sama.Mengapa itu terjadi ?Karena kita diciptakan memang untuk berbeda, sebagaimana Allah ciptakan aneka ragam suku-suku dan bangsa-bangsa. Lalu untuk apa diciptakan perbedaan itu ?Untuk mengenal satu sama yang lain.Setelah itu apa ?Agar saling mengerti, memahami, memaklumi bahkan tumbuh rasa saling tanggung jawab. Bukankah itu bijak namanya ?Iya, kebenaran jika tidak ada kebijakan apa yang bakal terjadi ?Merasa benar ..., merasa terhina ..., saling menghujat ..., saling menghina ..., saling membunuh.Makanya Nilai kebenaran perlu diiringi dengan nilai kebijakanWah sulit sekali itu, ... adakah ilmunya ??Wassalamanut This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete this message and inform the sender immediately. __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
[keluarga-islam] Bulan Rojab 1
Assalamu'alaikum wr wb Sore itu di majlis Nurul Musthofa... Bib Ghozi mengisahkan tentang seorang Ibu yang sangat alim, senang ibadah pada Allah Swt, ahli zuhud. Suatu saat Ibu ini berpesan pada anaknya agar kalau beliau meninggal dunia, agar dikafani dengan kain yangkasar saja. Anak beliau mengiyakan pesan Ibunya. Tapi setelah Ibunya meninggal, sang anak ini tidak tega mengkafani Ibunya dengan kain kasar, dibelikannya kain yang halus mahal sebagai pengganti. "Akhirnya malamnya mimpi, anak tersebut ditemui Ibunya, si Ibu ini berkata, 'Wahai anakku, aku ndak rela karena kau telah menyalahi amanat, ingkar terhadap amanat, tidak kau jalankan!' ", kata bib Ghozi Ahmad Musthofa Shihab. Keesokan harinya si anak pergi ke kuburan dan dibongkarnya makam Ibunya. Begitu selesai dibongkar, sudah tidak ada lagi jenazah Ibunya. Dia menangis menyesal, "Ya Allah, ampunkan dosaku wahai Ibuku, ampunkan dosaku, ridhoi segala amalku...aku niat baik sebetulnya...",kata si anak. Khilaf anak ini, akhirnya ada seruan dari langit. "Wahai si fulan, jangan kau bersedih, sesungguhnya Ibumu telah dirohmati Allah Swt karena dia telah memuliakan bulan Rojab maka Kami tidak akan pernah menyia-nyiakan orang yang mengagungkan bulan Rojab dengan amalan sholeh. Maka telah ganti seluruhnya dan kamu telah diridhoi Allah Swt." Ini kisah wanita yang sholehah, yang hidup di negeri Palestina. Kenapa kok anak ini bermimpi tiba-tiba, terus menggali ulangkuburan? Sebetulnya Allah ingin menunjukkan karena manusia ini kalau tanpa buktikadang-kadang tidak percaya, selalu dihitung dengan akal. Ada yang berkata, "Ah, ndak mungkin..."dan segala macam, padahal bagi Allahsangat mudah untuk menghidupkan mematikan seseorang, untukmemberi nikmat seseorang walau di kuburan, mungkin bagi kita tidak mungkin tapi bagi Allah itu sangat mungkin. Dan ini Allah tunjukkan...kenapa anak itu bisa seperti itu? Ini nikmat dan rohmat dari Allah, pelajaran untuk kita. Ini semua keagungan bulan Rojab, jadiamalan Ibu tadi selain puasa, beristighfar, beliau membaca QS al-Ikhlas 12.000 kaliper hari, satu bulan penuh. Ini rohmat yangmesti kita raih, jadi peluang ini jangan sampai hilang, kalau terlewatkan nanti menyesal, kalau menyesal di akhirat itu percuma, percuma kita tidak bisa ulangi, seperti yang Allah gambarkan dalam QS al-Maidah orang-orang kafir berkata, "Ya Allah, kembalikanlah ya Allah kami ke dunia lagi..." Ini tidak mungkin! "Pasti kami kalauKaukembalikanke dunia,kami akan menjadi orang Islam, akan mukmin, ibadah,taat..." Ya percuma, tidak ada artinya lagi penyesalan... Subhaanaka-llaahumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika... Wallahu a'lam bishshowabWassalamu'alaikum wr wbhttp://majlismajlas.blogspot.com __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
[keluarga-islam] pizza hut
assalamu'alaikum wr wb, pada siang ini ane diajak makan siang di pizza hut, mau nanya ame shohib di milis ini adakah yang tahu tentang kehalalan pizza hut ? apakah mendapat sertifikat halal dari MUI ? syukron bila berkenan memberikan informasinya. wasalam __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
[keluarga-islam] kajian Islami live via paltalk
Title: kajian Islami live via paltalk Assalamualaikum.. Kajian live via paltalk dari Mushollah Ma'had ali Al-Irsyad As-salafi Surabaya Ikhwani dan Akhawati fillah, anda bisa mengikuti pelajaran tentang aqidah, sejarah Nabi, Hadits, akhlak dan Manhaj Salaf, bersama kami Kajian live disiarkan dari Masjid Daarul Hijrah komplek Ma'had Ali Al-Irsyad As-Salafi Surabaya Indonesia via paltalk room Islam - kajian salaf indonesia ... lihat www.salafindo.com Sekilas Jadwal Kajian : Ustadz Imam Wahyudi bin Muhammad Badri Tiap hari Senin, ba'da Maghrib Manhajul anbiya fi tazkitun nufus Ustadz Salim bin Ali Ghanim Tiap hari Selasa, ba'da Maghrib Fathul Majid Syarh Kitabut Tauhid Ustadz Abdurrahman bin Abdulkarim At-Tamimi Tiap hari Rabu, ba'da Maghrib Suwar Min Hayatis Sohabah Ustadz Mubarak bin Mahfudz Bamualim Tiap hari Kamis, ba'da Maghrib Bahjatun Nadhirin Syarh Riyadush Shalihin Ustadz Abdurrahman bin Tayyib Tiap hari jum'at, ba'da Maghrib Ushulus Sunnah Li Imam Ahmad Juga bisa download atau dengar langsung kajian secara online di http://www.assunnah.mine.nu Nama kajiannya DAUROH KOBE1 oleh Ustadz.Yazid Jawas, Bahasan inti adalah : 1. Ahlul Sunnah Wal Jama'ah 2. Sifat Sholat Nabi 3. Dzikir-dzikir setelah sholat 4. Kesalahan-kesalahan dalam sholat Barokallahu fiikum 'ala 'llmin nafi'a... Wassalamu'alaikum __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Hehehe... Mas Syaefullah, saya mau bertanya sedikit.Apakah Islam memperbolehkan kebid'ahan?Yang saya ketahui, ulama2 terdahulu sangat keras dalam memerangi masalah ini. Bahkan Rasulullah menghukumi "Sesat" atas setiap bid'ah.Persatuan ummat sangatlah penting. Untuk itu kebid'ahan harus diberantas, karena salah satu penyebab terjadinya perpecahan dan penggolong-golongan dalam umat Islam adalah Bid'ah! Silakan anda pelajari tentang masalah ini dalam kitab2 ulama yang masyhur.Membid'ahkan, berbeda dengan menyampaikan kebid'ahan (dengan cara2 yang benar). Membid'ahkan mempunyai konotasi negatif suka mensesatkan orang lain tanpa aturan, adab, dan ilmu yang cukup. Suka membid'ahkan orang lain (seperti yang dulu anda lakukan) adalah terlarang. Tetapi menyampaikan kebenaran, meluruskan dan menasehati saudara kita yang berbuat salah,menyampaikan suatu amalan itu tidak ada dasarnya dalam syariat (seperti yang dilakukan oleh ulama-ulama terdahulu) adalah suatu kewajiban bagi mereka yang sudah mengetahuinya. Paling tidak hal itu disampaikan kepada keluarga dan orang-orang terdekat yang ada disekitarnya. Tentunya dengan cara-cara yang baik dan santun, bukan dengan cara-cara yang kasar. Dalam semua hal, dan bukan hanya masalah kebid'ahan, jika hal tersebut disampaikan dengan cara yang kasar tentunya akan menimbulkan perpecahan, kan? Begitupun dalam kesempatan ini. Saya berusaha mengingatkan saudara2, bahwa amalan yang menurut mereka sesuai dengan madzhab yang mereka anut, sebenarnya adalah bertentangan dengan fatwa ulama2 mereka sendiri. Saya pikir dalam masalah ini saya tidak berusaha untuk membid'ahkan orang perorang. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa banyak amalan yang sering kita laksanakan ternyata sesungguhnya bertentangan dengan madzhab yang kita anut. Jika anda berkenan, silakan tindak lanjuti dengan melakukan kroscek atas apa yang saya sampaikan tersebut. Itulah yang sangat saya harapkan...Sekali lagi untuk saudara-saudara saya yang mengikuti madzhab Syafi'i, pelajari lagi amalan-amalan anda dengan betul (seperti tahlilan dan selamatan, mengirim pahala bacaan menurut madzhab Syafi'i, dsb). Silakan lakukan kajian bersama ustadz-ustadz dengan merujuk langsung pada kitab-kitab ulama besar Syafi'iyah seperti kitabnya Imam Syafi'i dan Imam Nawawi. Maka disana akan terlihat bahwa banyak amalan-amalan kita yang mengaku orang-orang Syafi'i, ternyata justru bertentangan dengan apa yang difatwa-kan oleh ulama besar Syafi'iyah tersebut. Lucu, jika kita lebih memilih pendapatnya ulama lokal yang mengaku syafi'iyah, daripada mengikuti fatwa-fatwa ulama besar syafi'iyah yang diakui dunia memiliki keilmuan jauh diatas rata-rata ulama-ulama saat ini, seperti Imam Syafi'i, Imam Suyuthi, Imam Nawawi, Ibnu Katsir dll... :)Tolak ukur kebenaran kita hanyalah al-quran dan as-sunnah sesuai dengan pemahaman ulama-ulama terdahulu (sebagaimana disinyalir dalam sebuah hadits), bukan pemahaman murni ulama-ulama sekarang yang sebagian besar sudah banyak terkontaminasi oleh berbagai hal...WassalamWnSdont send me more Dikasih Cap duluan ah, hehehe--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hikmawan Saefullah [EMAIL PROTECTED] wrote: assalaamu'alaikum wr.wb, hehehedahulu saya merupakan salah seorang santri yang selalu "membid'ahkan" orang lain yang suka melakukan tahlilan, termasuk keluarga saya sendiri. Ya, tentunya dengan dasar dalil-dalil dari para ulama mazhab yang saya anut. Tapi, 3 tahun kemudian, saya TOBAT dan tidak mau lagi "membid'ahkan" orang lain, karena karena kebiasaan saya itu (membid'ahkan orang lain) menyebabkan permusuhan dan perpecahan dengan saudara-saudara sekeyakinan saya. Sedangkan permusuhan dan perpecahan sesama muslim itu diharamkan oleh Allah SWT. Maka, kenapa kita harus melakukan tindakan yang haram demi mempertahankan Sunnah? as-Syahid Imam Hasan al-Banna mengajarkan persatuan umat dengan memegang teguh prinsip toleransi atas segala perbedaan latar belakang pemikiran dalam Islam, apalagi jika perbedaan itu dalam kerangka fiqh. Apakah kebenaran itu hanya dapat kita ambil dari para 'Ulama Besar' saja? sedangkan yang sifat 'Benar' dan 'Besar' itu hanya milik Allah semata? lucu, kita sebagai manusia berusaha memberi tolak ukur 'kebenaran' itu seperti memberi tolak ukur sebidang tanah...seolah-olah 'kebenaran' itu bisa kita ukur hanya dengan meteran (dalil, hujjah, fatwa, ijtihad kita) dan kemudian kita patok beberapa tumbak dengan pagar, untuk membedakan "ini tanahku" dan "ini tanahmu?"."apakah tanah yang ada diseberang kita (di luar tumbak kita) itu juga bukan tanah?" maka, kekerdilan otak kita seperti ini lah yang selama ini membuat kita (umat muslim) selalu terbelakang dan bodoh... wa'alaikum salam wr.wb, H.S wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalah menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari. Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan juga
[keluarga-islam] IHYA' ULUMIDDIN Kitab Adab Pergaulan, Persaudaraan Dan Persahabatan (06/15)
INTISARI KITAB Mau'izhatul Mu'minin min "IHYA' ULUMIDDIN" ==Hujjatul Islam Al Imam Al Ghazali== (Bimbingan Mu'min dari Menghidupkan Ilmu-ilmu Agama) Bismillah, Walhamdulillah Wassholatu Wassalamu`Ala Rasulillah, Wa'ala Aalihie Washohbihie Waman Walaahamma ba'du... Kitab Adab Pergaulan, Persaudaraan Dan Persahabatan (6/15) (3) HAK MEMELIHARA LIDAH DAN HATI Dalam menunaikan hak sahabat dalam memelihara lidah ialah dengan berdiam diri suatu kala dan berbicara di kala yang lain. Cara berdiam diri itu ialah tiada menyebut-nyebut keburukan-keburukan kawan di masa dia hadir di hadapan kita ataupun dia tiada. Malah jika kita tahu ada keburukannya, kita buat-buat tidak tahu saja, dan kalau ada orang yang menyebutnya, kita harus pura-pura tidak tahu, dan jangan sampai kita menambah-nambah pula atau membuka pintu perdebatan mengenai keburukan kawan itu. Dan jangan pula kita merisik-risik tentang kekurangannya atau menungkit-ungkit perihalnya. Andaikata kita lihat ia sedang menuju ke suatu usaha, atau sedang menunaikan sesuatu keperluan, maka janganlah kita bertanyakan tentang maksud dari usahanya itu, dari mana puncanya dan datangnya. Mungkin sekali dia tidak ingin memberitahu kita tentang rahasia perusahaannya itu, sehingga ia terpaksa berbohong kerananya. Apabila diberitahukan kepada kita sesuatu rahasia, maka hendaklah kita menyimpannya baik-baik, jangan sampai kita bocorkan rahasia itu kepada sesiapa pun, meskipun kepada salah seorang sahabat yang paling rapat dengannya. Rahasia itu mestilah disimpan baik-baik, walaupun sesudah itu berlaku pergisiran atau perselisihan-faham antaranya dengan kita, namun rahasia mestilah dijaga. Jika kita bocorkan juga, maka itu adalah sikap orang yang tercela tabiatnya dan kotor batinya. Seterusnya, hendaklah kita tidak mencela rakan-rakan yang disayanginya, begitu pula dengan isteri dan anak-anaknya. Andaikata kita mengetahui ada orang lain yang mencacinya, maka janganlah pula kita menyampaikan caci-cela itu kepadanya. Kerana ada kata pepatah: Orang mencacimu itu ialah orang yang menyampaikan cacian orang lain, Sebaik-baiknya, bila mendengar ada orang yang memuji sahabat kita, kita sampaikan kepadanya, kerana yang demikian itu akan menimbulkan rasa gembira dalam hatinya, dan dia pula akan berterima kasih kepada kita kerana kita sampaikan berita itu, kemudian itu akan menimbulkan rasa gembira dalam hatinya, dan dia pula akan berterima kasih kepada kita kerana kita sampaikan berita itu, kemudian dia akan merasa senang dengan orang yang memujinya itu. Menyimpan berita itu, samalah seperti orang yang busuk hati dan hasad. Pendek kata, hendaklah kita tiada menyebut-nyebut kata-kata yang boleh menimbulkan kemarahan atau perasaan benci dalam hatinya, melainkan bila wajib kita berkata terus terang kepadanya dan tidak ada jalan lain lagi untuk menahannya; iaitu seperti mengingatkan kepada suruhan agama yang mesti ditunaikan atau larangan yang patut dijauhi. Dalam hal serupa ini, tidak boleh berdiam diri, malah berdosa jika menutup mulut. Meskipun berkata terus terang begitu akan menimbulkan kemarahannya, namun kita harus tiada mengendahkan yang demikian itu. Sebab itu sebenarnya serupa dengan melakukan suatu kebajikan bagi faedahnya, walaupun dianggap sebagi suatu perkara buruk pada zahirnya. Adapun menyebut-nyebut tentang keburukan-keburukannya, aib-aibnya serta aib-aib anak-anaknya, maka itulah yang dikatakan ghibah atau mengumpat dan hukumnya adalah haram atas setiap orang Muslim. Anda dilarang dari perkara ini ialah disebabkan dua perkara: Pertama: Cuba anda perhatikan terlebih dulu perihal diri anda sendiri. Kiranya anda dapati dirimu ada satu saja dari perkara yang tercela itu, maka sudah cukuplah bagi anda untuk menahan diri daripada mencela orang lain. Memadailah anda fahamkan, bahwa dia tiada berdaya untuk menahan dirinya dari melakukan perkara yang tercela itu, sepertimana anda juga tidak berkuasa untuk mengekang diri dari perkara-perkara bala yang menimpa atas diri sendiri. Janganlah anda memandang terlalu berat suatu kelakuan yang tercela daripadanya, kerana siapakah orangnya yang boleh dikatakan terlepas dari celaan dan cemuhan?! Kedua: Ketahuilah, kiranya anda ingin mencari kawan seorang yang bersih dari segala aib dan keburukan, anda akan terpaksa mengasingkan diri dari sekalian manusia, sedangkan anda masih belum ketemui orang itu lagi. Sebab tiada seorang pun di dalam dunia ini, melainkan ada padanya perkara-perkara yang baik dan perkara-perkara yang buruk. Kiranya kebaikannya itu lebih banyak dari keburukannya, maka itulah sebaik-sebaik kawan yang dicari dan tidak ada lebih baik dari itu. Ingatlah bahwa sifat seorang Mumin yang mulia itu, hatinya sentiasa mengenang-ngenangkan kebaikan kawan agar timbul dalam hati kawan itu perasaan saling hormat-menghormati, sayang-menyangi dan perasaan suka