[keluarga-islam] ULAH KEJI Pasukan TERORIS amerika di Iraq.......
Mereka memperkosaku seperti ini ! Publikasi: 05 Feb 2007 Artikel ini ditujukan untuk setiap muslim yang masih memiliki darah mengalir di nadinya Nadia adalah salah satu korban tentara Amerika di penjara Abu Ghraib. Dia ditangkap tanpa alasan. Ketika dia dibebaskan dari penjara, tidak langsung kembali ke pangkuan keluarganya sebagaimana kebanyakan tahanan lainnya yang telah mengalami hal buruk, meskipun ketika dia telah terbakar oleh api penindasan dan kerinduan pada keluarganya. Nadia kabur dengan segera setelah dia meninggalkan penjara, bukan karena perasaan malu yang akan diterimanya karena sejumlah kejahatan yang dilakukannya, akan tetapi karena apa yang telah dialami olehnya dan wanita Iraq lain yang tertangkap, yaitu pemerkosaan dan penyiksaan yang dilakukan oleh tentara Amerika di penjara Abu Ghraib. Dinding penjara mengungkapkan banyak cerita tragis, namun apa yang dikisahkan Nadia merupakan kebenaran hidup dan sekaligus neraka hidup. Nadia memulai ceritanya: Aku sedang mengunjungi salah seorang kerabatku, kemudian tiba-tiba tentara Amerika memasuki rumahnya dan mulai menggeledah rumah itu. Mereka menemukan beberapa senjata ringan. Maka merekapun menangkap semua orang yang berada di rumah itu termasuk aku. Aku mencoba menjelaskan pada penerjemah yang menyertai patroli Amerika bahwa aku hanyalah seorang pengunjung. Akan tetapi pembelaanku gagal. Aku kemudian menangis, memohon pada mereka, sampai hilang kesadaran karena takut ketika mereka membawaku ke penjara Abu Ghraib. Nadia melanjutkan: mereka menempatkanku sendirian di sebuah sel penjara yang gelap dan kotor. Aku berharap aku akan segera dibebaskan, utamanya setelah penyelidikan terbukti aku tidak melakukan kejahatan. Nadia menjelaskan sambil air matanya mengalir ke pipinya, sebuah pertanda betapa banyak dia telah mengalami penderitaan. Hari pertama sangat menyusahkan. Selnya berbau tidak sedap, lembab dan gelap, kondisi ini membuatku semakin lama semakin takut. Suara tertawa prajurit di luar sel semakin membuatku ketakutan. Aku khawatir akan apa yang menimpaku nanti. Untuk pertama kalinya aku merasa berada dalam cengkraman situasi yang sulit dan aku telah memasuki sebuah dunia yang tidak dikenal yang aku tidak akan pernah keluar darinya. Ditengah beraneka ragamnya perasaanku saat itu, aku mendengar suara seorang tentara wanita Amerika berbicara dalam bahasa Arab. Dia berkata kepadaku: Aku tidak mengira penjual senjata di Iraq adalah wanita. Ketika aku mulai mencoba menjelaskan kepadanya kondisi yang sebenarnya, dia memukulku dengan kejam. Aku menangis dan berteriak Demi Allah ! aku dianiaya, demi Allah ! aku dianiya Tentara wanita itu menghujaniku dengan cacian dengan cara yang belum pernah aku bayangkan bisa terjadi atau aku akan diperlakukan seperti itu dalam keadaan apapun selamanya. Kemudian dia mulai menertawakanku sambil mengatakan bahwa dia telah memonitorku sepanjang hari dengan satelit, dan bahwa mereka mampu melacak musuh-musuh mereka meskipun sedang berada di dalam kamar tidur mereka sendiri dengan teknologi Amerika. Kemudian dia tertawa dan berkata, Aku mengawasimu ketika kamu bercinta dengan suamimu. Aku menjawab dengan suara kebingungan Tapi aku belum menikah. Dia memukuliku selama lebih dari 1 jam dan dia memaksaku minum segelas air, yang kemudian kuketahui mereka memberi obat di air itu. Aku mendapatkan kembali kesadaranku setelah 2 hari dalam keadaan telanjang. Segera aku tahu jika aku telah kehilangan sesuatu yang hukum apapun di dunia tidak akan mampu mengembalikannya kepadaku lagi. Aku telah diperkosa. Aku kemudian histeris tak terkontrol, dan aku mulai memukulkan kepalaku dengan keras ke tembok sampai lebih dari lima tentara Amerika yang dikepalai tentara wanita itu memasuki sel dan mulai memukuliku, kemudian mereka memperkosaku bergantian sambil tertawa-tawa dan menperdengarkan musik dengan keras. Hari demi hari skenario pemerkosaan terhadapku diulangi. Dan setiap hari mereka menemukan cara baru yang lebih kejam dibanding dengan yang sebelum-sebelumnya. Nadia mulai menjelaskan perbuatan mengerikan dari Amerika bajingan: Setelah sekitar satu bulan, seorang tentara negro memasuki selku dan melemparkan 2 potong pakaian militer Amerika kepadaku. Dalam bahasa Arab yang lemah dia mengatakan agar aku memakainya. Setelah dia menutup kepalaku dengan kantong hitam, dia menuntunku ke toilet umum yang ada pipa untuk air dingin dan panas, dan dia memintaku untuk mandi. Kemudian dia menutup pintu dan pergi. Aku menjadi sangat lelah dan merasakan kesakitan, tanpa mempedulikan banyaknya memar di tubuhku aku menuangkang sejumlah air ke badanku. Sebelum aku selesai mandi, tentara negro tadi masuk ke dalam. Aku ketakutan dan memukul wajahnya dengan mangkok air. Namun dia sangat kuat, dia memperkosaku dengan kejam dan meludahi mukaku, kemudian dia pergi dan kembali lagi dengan 2 tentara yang membawaku kembali ke sel. Perlakuan seperti itu terus berlanjut, yang paling
[keluarga-islam] supplication most often
Anas (May Allah be pleased with him) reported: The supplication most often recited by the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) was: Allahumma atina fid-dunya hasanatan, wa fil-akhirati hasanatan, wa qina `adhab-annar (O our Rubb! give us in this world that which is good and in the Hereafter that which is good, and save us from the punishment of the Fire).'' [Al-Bukhari and Muslim]. In the narration of Muslim it is added that whenever Anas (May Allah be pleased with him) supplicated, he used to beseech Allah with this Du`a. Commentary: It is desirable to recite this Du`a which is mentioned in the Qur'an (2:201) and which comprehends all that is good both in this life and the Hereafter. The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) made it a habit to recite this Du`a, and the Companions were eager to follow him in all his words and actions.
RE: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
Assalamualaikum Wr.wb P' Raflis amin.kita semua mengerti dalil memakai jilbab,yang saya tanyakan apakah kita sebagai laki-laki bisa menjamin bahwa wanita yang berjilbab pasti muslim yang soleha dan memiliki akhlak mulia? Wassalamualaikum Wr.wb Bambang Kartika -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ananto Sent: Tuesday, February 13, 2007 1:45 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab hehehe... nyantai aja bos... beda menafsirkan aja koq.. :)) sampeyan menanyakan bagaimana pandangan gusti allah? jawabannya jelas: wallahu a'lam... :) salam, ananto On 2/13/07, Raflis amin aminraflis2000@ mailto:[EMAIL PROTECTED] yahoo.com wrote: Ah memang manusia ini paling pintar untuk berdalih. Mungkin yang dimaksud terhormat disini adalah dari pandangan manusia. Tapi bagaimana dengan pandangan ALLAH SWT ??? Ananto pratikno.ananto@ gmail.com http://gmail.com/ wrote: Terhormat Meski Tanpa Jilbab Najwa Shihab punya prinsip sendiri tentang jilbab. Bagi dia, hati berjibab lebih baik daripada sekadar jilbab kepala. Profil, Maret 2005 TAK SULIT menjumpai Najwa Shihab. Hampir saban hari dia muncul di stasiun MetroTV. Selama kariernya di televisi itu, yang paling mengharukan saat Nana, sapaan karibnya, melaporkan kondisi Aceh pasca-Tsunami akhir Desember lalu. Awal mula dia memberi laporan, meski tampak tegar tapi akhirnya tak kuasa menahan linangan air mata. Nana menangis. Saat bertolak ke Aceh, 27 Desember, Nana berniat menggelar talkshow Today's Dialog di sana. Nana, yang juga co-produser program itu, sebenarnya telah mempersiapkan talkshow lengkap dengan krunya. Tapi, karena keterbatasan sarana, hari pertama Nana melaporkan hasil liputannya cuma via telepon. Laporan langsung lewat satelit baru bisa dilakukannya hari kedua. Turun dari pesawat rombongan wakil presiden di Blang Bintang, Banda Aceh, Nana belum merasakan atmosfer kematian. Dia mencium bau anyir darah baru setelah sampai di Lambaro, Aceh Besar. Di daerah inilah dia melaporkan kondisi yang dia lihat. Mayat-mayat berserakan. Orang yang masih hidup pun terlihat bingung. Mereka mencari keluarga dan sanak saudara. Nana mengatakan, belum pernah melihat orang sedemikian putus asa. Saat itulah Nana melakukan reportase diiringi tangisan. Di sana Nana hanya lima hari. Tanggal 31, bersama rombongan wakil presiden dia kembali ke Jakarta. Pekan pertama setelah peristiwa, dia belum mendengar isu kristenisasi. Isu kristenisasi setelah saya di sini, waktu saya di sana tidak terdengar. Memang ada Worldhelp yang konon mengajak anak-anak keluar Aceh, ungkap putri kedua Quraish Shihab itu. Di sana, kata Nana, banyak sekali isu yang berkembang, karena tak ada komando, tak ada pusat informasi yang jelas. Komunikasi lumpuh. Jadi orang gampang sekali diprovokasi oleh berbagai isu. Menurut dia, kalau memang kristenisasi ada itu sangat tercela. Dalam kondisi darurat orang masih sempat mengurusi agama. Tapi saya percaya, orang Aceh tidak semudah itu berubah keyakinan, hanya karena diberi bantuan, ujarnya. LIPUTAN lima hari itu tak sia-sia. Berkat liputannya itu, pada 2 Februari 2005 lalu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya memberi penghargaan PWI Jaya Award. Menurut sekretaris PWI Jaya Akhmad Kusaeni, liputan Nana dan presenter teve-teve lain betul-betul telah membuat Indonesia menangis. Bukan hanya PWI Jakarta yang menganugerahi Nana, pada Hari Pers Nasional (HPN) yang dilangsungkan di Pekanbaru, Riau 9 Februari lalu, Nana meraih penghargaan HPN Award. PWI pusat menilai, Najwa Shihab adalah wartawan pertama yang memberi informasi tragedi tsunami secara intensif. Pujian untuk Nana pun meluncur dari pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, Effendy Gazali. Dia menyitir judul film drama komedi terkenal Amerika, Kramer Vs Kramer yang dianalogikannya menjadi Shihab Vs Shihab. Shihab pertama adalah Najwa Shihab, kedua Alwi Shihab, yang masih punya hubungan saudara dengan Nana. Najwa mengkritik penanganan bencana yang dilakukan pemerintah yang diwakili oleh Menko Kesra Alwi Shihab, kata Effendy Ghazali. Dalam reportasenya, Najwa menyampaikan bahwa bantuan terlambat dan tak terkoordinasi, sementara mayat-mayat bergelimpangan tidak tertangani. Shihab Vs Shihab, kata Effendy, untuk menggambarkan bagaimana Najwa Shihab sebagai wartawan tetap garang dalam menyuarakan kepentingan publik dan korban tsunami di Aceh. WANITA kelahiran 16 september 1977 ini hidup dalam keluarga religius. Nana kecil, saat di Makasar, sudah masuk TK Al-Quran. Dia masih ingat betul, kalau melakukan kesalahan, sang guru memukulnya dengan kayu kecil. Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah (1984-1990), lalu SMP Al-Ikhlas, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada 1990-1993. Aktivitas sampai SMU, dipimpin ibunya, Nana dengan lima orang saudaranya
RE: {Disarmed} RE: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
Wa'alaikumussallam Wr Wb. Ma'af saya ikut nimbrung... Pak Bambang yg di Rahmati ALlah ( InsyaALlah ) Jawaban dari pertanyaan Pak Bambang adalah TIDAK. TIDAK semua wanita yg memakai JILBAB itu adalah wanita solehah yg ber-akhlak Mulia wanita Ber-iman, tapi ada beberapa wanita memakai JILBAB karena beberapa hal. BUKTI yg saya lihat sendiri sampai saat ini adalah, wanita ber - JILBAB itu karena.. 1. Menutupi UBAN, karena dia merasa MALU masih muda tapi rambutnya sudah penuh UBAN.ini di lakukan oleh saudara saya sendiri saya tahu PERSIS saudara saya itu TIDAK PERNAH SHOLAT, bahkan memikirkan Sholat saja TIDAK, yg dia kejar hanyalah harta dunia karier. 2. Ada wanita ber- JILBAB tapi dia berkelakuan bak PELACUR, karena dia ber-JILBAB hanya untuk menjatuhkan Umat Islam agama Islamdan wanita yg ber-JILBAB model gini adalah BUKAN orang Islam, jika mereka beragama islam tapi MUNAFIK. Tapi bagaiamanapun memakai JILBAB bagi wanita Muslim itu Hukum-nya WAJIB, dan wanita yg solehah ber-takwa PASTI mereka memakai JILBAB wanita yg memakai JILBAB BELUM TENTU wanita Solehah bertakwa pada ALLAH swt.. Dan hal itu urusan dia dng ALLAH, jika wanita itu ber - JILBAB tapi ternyata bukan maksud ber-takwa pada ALLAH tapi hanya dng alasan seperti yg saya ceritakan di atas Seperti minuman keras atau Khamr, Khamr atau minuman keras itu HARAM hukum-nya di minum, tapi tidak semua orang yg TIDAK me-minum Khamr atau minuman keras itu adalah orang Soleh atau Solehah berakhlak mulia serta orang yg bertakwa pada Allah swt Seperti juga SHOLAT. SHOLAT itu hukumnya WAJIB bagi setiap umat Islam, tapi orang yg SHOLAT bisa CELAKA jika dia mengerjakan Sholat karena RIYA, bukan Sholat karena ingin bertakwa pada ALlah swt... Silahkan baca Surah AL MAA'UUN ( surah ke 107 ayat 4 s/d 6 ) yg berbunyi... ...Maka KECELAKAAN bagi orang-orang yg SHOLAT... ..( Yaitu ) Orang-orang yg LALAI dari Sholatnya ...Orang-orang yg Berbuat RIYA ( dalam Sholatnya ). Riya itu adalah berbuat amal pebuatan yg di perintahkan oleh ALlah swt tapi NIAT-nya TIDAK mencari Ridho ALlah tapi NIAT-nya hanya ingin di PUJI orang dll, seperti yg saya tulis di atas tentang masalah JILBAB... demikian... Salam JIHAD AL-Pacitan -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Kartika, Bambang Assalamualaikum Wr.wb P' Raflis amin.kita semua mengerti dalil memakai jilbab,yang saya tanyakan apakah kita sebagai laki-laki bisa menjamin bahwa wanita yang berjilbab pasti muslim yang soleha dan memiliki akhlak mulia? Wassalamualaikum Wr.wb Bambang Kartika http://us.ard.yahoo.com/SIG=12i8588ui/M=493064.9803230.10510224.8674578/D=groups/S=1705038064:NC/Y=YAHOO/EXP=1171420128/A=3848630/R=0/SIG=10p8tommg/*http://photos.yahoo.com . -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by MailScanner, and is believed to be clean.
Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
saya menghargai anda jika memakai jilbab atas dasar keimanan sampeyan... jika sampeyan meyakini bahwa memakai jilbab itu wajib, silahkan dipakai dan digunakan serta diamalkan tapi, jangan menyalahkan yg tidak memakai jilbab, karena berkeyakinan bahwa memakai jilbab itu tidak wajib salahkan yg suka berbusana mengundang... dan sekali lagi concern saya, tidak memakai jilbab itu harus yg mengundang salam jilbab, ananto On 2/13/07, SPSI K1 [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas ananto dan Eroh si pipi kemerah merahan kalo kepanasan... saya sedikit punya cerita dulu ketika pelajaran agama sekolah saya di terangkan oleh guru saya bahwa penghuni neraka itu kebanyakan adalah wanita dan karena kebanyakan wanita tidak menutup auratnya alias tidak berjilbab,bener ga yah ? Ketika saya memutuskan berjilbab seharusnya saya tidak perlu minta restu suami saya karena saya tahu jilbab itu wajib tetapi sebagai istri yang baik apapun yang ada di diri saya, suami saya harus tahu dan ketika suami saya bilang bila saya ingin pakai jilbab ya pakai saja asal jangan cuma ikut-ikutan mode atau lagi ngetrend segala sesuatu yang diperintahkan Allah untuk umatnya berarti itu kebaikan untuk umat itu sendiri. Seperti layaknya cerita di koran-koran mengenai wanita muslimah yang ingin memakai jilbab di lingkungan publik khususnya ditempat kerja jilbab itu selalu jadi masalah dan ketika banyak wanita muslimah mengorbankan penghasilan dan kerjaan mereka karena mereka hanya ingin mempertahankan perinsip mereka untuk tetap memakai jilbab.dan itu introfeksi untuk diri saya sendiri. Ketika saya memakai jilbab ada yang bilang jilbab yang saya pakai hanya menutupi kecantikan saya. dan ada yang bilang saya pakai jilbab mau ikut festival. Dan ada yang bilang saya terlalu muda untuk memakai jilbab karena fenomena yang ada ditempat saya jilbab itu hanya untuk kaum ibu saja. tapi itulah godaan buat saya segala sesuatu butuh proses dan saya sangat menikmati masukan dari mereka semua. Nikmat mana lagi yang Allah berikan kepada saya yang saya pungkiri. Di beri punya suami yang baik Di beri anak yang sehat Di Kesehatan Di beri Pekerjaan dll... kalo di sebutin ga kehitung banyak nikmat dan rahmat Allah yang diberikan kepada saya dan saya hanya bisa menangis dan menangis betapa saya yang bodoh dan hina ini masih di beri kesempatan untuk melihat orang-orang yang saya sayangi sampai detik ini. Salam - Original Message - *From:* Ananto [EMAIL PROTECTED] *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Sent:* Tuesday, February 13, 2007 1:45 PM *Subject:* Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab hehehe... nyantai aja bos... beda menafsirkan aja koq.. :)) sampeyan menanyakan bagaimana pandangan gusti allah? jawabannya jelas: wallahu a'lam... :) salam, ananto On 2/13/07, Raflis amin [EMAIL PROTECTED] wrote: Ah memang manusia ini paling pintar untuk berdalih. Mungkin yang dimaksud terhormat disini adalah dari pandangan manusia. Tapi bagaimana dengan pandangan ALLAH SWT ??? *Ananto [EMAIL PROTECTED]* wrote: Terhormat Meski Tanpa Jilbab *Najwa Shihab punya prinsip sendiri tentang jilbab. Bagi dia, hati berjibab lebih baik daripada sekadar jilbab kepala. * *Profil, *Maret 2005 TAK SULIT menjumpai Najwa Shihab. Hampir saban hari dia muncul di stasiun MetroTV. Selama kariernya di televisi itu, yang paling mengharukan saat Nana, sapaan karibnya, melaporkan kondisi Aceh pasca-Tsunami akhir Desember lalu. Awal mula dia memberi laporan, meski tampak tegar tapi akhirnya tak kuasa menahan linangan air mata. Nana menangis. Saat bertolak ke Aceh, 27 Desember, Nana berniat menggelar talkshow Today's Dialog di sana. Nana, yang juga co-produser program itu, sebenarnya telah mempersiapkan talkshow lengkap dengan krunya. Tapi, karena keterbatasan sarana, hari pertama Nana melaporkan hasil liputannya cuma via telepon. Laporan langsung lewat satelit baru bisa dilakukannya hari kedua. Turun dari pesawat rombongan wakil presiden di Blang Bintang, Banda Aceh, Nana belum merasakan atmosfer kematian. Dia mencium bau anyir darah baru setelah sampai di Lambaro, Aceh Besar. Di daerah inilah dia melaporkan kondisi yang dia lihat. Mayat-mayat berserakan. Orang yang masih hidup pun terlihat bingung. Mereka mencari keluarga dan sanak saudara. Nana mengatakan, belum pernah melihat orang sedemikian putus asa. Saat itulah Nana melakukan reportase diiringi tangisan. Di sana Nana hanya lima hari. Tanggal 31, bersama rombongan wakil presiden dia kembali ke Jakarta. Pekan pertama setelah peristiwa, dia belum mendengar isu kristenisasi. Isu kristenisasi setelah saya di sini, waktu saya di sana tidak terdengar. Memang ada Worldhelp yang konon mengajak anak-anak keluar Aceh, ungkap putri kedua Quraish Shihab itu. Di sana, kata Nana, banyak sekali isu yang berkembang, karena tak ada komando, tak ada pusat informasi yang jelas. Komunikasi lumpuh. Jadi orang gampang sekali diprovokasi oleh
[keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Nikah Sirri
*Nikah Sirri* ** *Tanya: *Assalamualaikum Wr. Wb. Saya seorang janda dengan dua anak. Ada seorang kawan sudah beristri, meminang saya. Dia mau menikahi saya asal secara sirri (sembunyi-sembunyi) agar keluarganya tidak mengetahui. Saya juga menerima syarat itu, dan saya menyarankan agar akad dilakukan di depan penghulu tanpa surat kawin resmi dari catatan sipil. Apakah nikah seperti ini sah? Wassalamu'alaikum Wr. Wb. ** *Jawab:* Akad nikah bukanlah akad biasa, seperti akad-akad lainnya. Namun, lebih dari sekedar ajaran yang disyari'atkan Allah swt. demi menjaga kesinambungan generasi, ia juga bertujuan membentuk tatanan sosial yang kuat dan teratur. Secara keseluruhan, pernikahan bertujuan menghindari mafsadah dan memperoleh kemaslahatan.Yang perlu dipertanyakan sekarang, apakah nikah sirri itu bisa mewujudkan hal demikian? Jelas sekali nikah sirri tidak bisa mewujudkan maksud-maksud disyari'atkannya pernikahan. Nikah sirri, bahkan, hanya akan menimbulkan kemafsadahan lebih besar dari kemaslahatan. Perlu diperhatikan, semua tindakan manusia tidak mungkin lepas dari kemaslahatan dan kemafsadahan. Jika ia menarik kemaslahatan lebih besar dari kemafsadahan maka ia boleh dilakukan (masyruu'): adakalanya wajib, sunat, atau mubah. Dan sebaliknya, jika memberi dampak kemafsadahannya lebih besar (dari kemaslahatan) maka tidak boleh dilakukan (ghair masyruu'): adakalanya haram atau makruh. Kembali ke persoalan nikah sirri. Nikah model ini, menurut saya, tidak bisa sama sekali mewujudkan maksud-maksud disyari'atkannya pernikahan, bahkan bisa menimbulkan kemafsadahan lebih besar. Jika demikian, maka haram hukumnya nikah sirri. Wallahua'lam bisshawaab. Wassalamualaikum Wr. Wb. *Dr. Ali Mar'iy* (Kepala Jurusan Fikih Perbandingan Fakultas Syari'ah Al-Azhar) *(Diambil dari Mingguan Shaut al-Azhar 19 Ramadhan 1421 H / 15 Desember 2000) *
Re: {Disarmed} RE: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
mangkanya, cak... yg harus dikampanyekan adalah nJilbabi Hati... itu yg lebih afdhol... klo hati nya sudah terJilbabi, urusan apapun akan gamapang mengarahkannya... salam, ananto On 2/14/07, Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikumussallam Wr Wb. Ma'af saya ikut nimbrung... Pak Bambang yg di Rahmati ALlah ( InsyaALlah ) Jawaban dari pertanyaan Pak Bambang adalah TIDAK. TIDAK semua wanita yg memakai JILBAB itu adalah wanita solehah yg ber-akhlak Mulia wanita Ber-iman, tapi ada beberapa wanita memakai JILBAB karena beberapa hal. BUKTI yg saya lihat sendiri sampai saat ini adalah, wanita ber - JILBAB itu karena.. 1. Menutupi UBAN, karena dia merasa MALU masih muda tapi rambutnya sudah penuh UBAN.ini di lakukan oleh saudara saya sendiri saya tahu PERSIS saudara saya itu TIDAK PERNAH SHOLAT, bahkan memikirkan Sholat saja TIDAK, yg dia kejar hanyalah harta dunia karier. 2. Ada wanita ber- JILBAB tapi dia berkelakuan bak PELACUR, karena dia ber-JILBAB hanya untuk menjatuhkan Umat Islam agama Islamdan wanita yg ber-JILBAB model gini adalah BUKAN orang Islam, jika mereka beragama islam tapi MUNAFIK. Tapi bagaiamanapun memakai JILBAB bagi wanita Muslim itu Hukum-nya WAJIB, dan wanita yg solehah ber-takwa PASTI mereka memakai JILBAB wanita yg memakai JILBAB BELUM TENTU wanita Solehah bertakwa pada ALLAH swt.. Dan hal itu urusan dia dng ALLAH, jika wanita itu ber - JILBAB tapi ternyata bukan maksud ber-takwa pada ALLAH tapi hanya dng alasan seperti yg saya ceritakan di atas Seperti minuman keras atau Khamr, Khamr atau minuman keras itu HARAM hukum-nya di minum, tapi tidak semua orang yg TIDAK me-minum Khamr atau minuman keras itu adalah orang Soleh atau Solehah berakhlak mulia serta orang yg bertakwa pada Allah swt Seperti juga SHOLAT. SHOLAT itu hukumnya WAJIB bagi setiap umat Islam, tapi orang yg SHOLAT bisa CELAKA jika dia mengerjakan Sholat karena RIYA, bukan Sholat karena ingin bertakwa pada ALlah swt... Silahkan baca Surah AL MAA'UUN ( surah ke 107 ayat 4 s/d 6 ) yg berbunyi... ...Maka KECELAKAAN bagi orang-orang yg SHOLAT... ..( Yaitu ) Orang-orang yg LALAI dari Sholatnya ...Orang-orang yg Berbuat RIYA ( dalam Sholatnya ). Riya itu adalah berbuat amal pebuatan yg di perintahkan oleh ALlah swt tapi NIAT-nya TIDAK mencari Ridho ALlah tapi NIAT-nya hanya ingin di PUJI orang dll, seperti yg saya tulis di atas tentang masalah JILBAB... demikian... Salam JIHAD AL-Pacitan -Original Message- *From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] s.com]*On Behalf Of *Kartika, Bambang Assalamualaikum Wr.wb P' Raflis amin.kita semua mengerti dalil memakai jilbab,yang saya tanyakan apakah kita sebagai laki-laki bisa menjamin bahwa wanita yang berjilbab pasti muslim yang soleha dan memiliki akhlak mulia? Wassalamualaikum Wr.wb Bambang Kartika -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by *MailScanner* http://www.mailscanner.info/, and is believed to be clean.
[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 26 Muharram 1428H
Bismillah irRahman irRaheem In the Name of Allaah, The Most Gracious, The Most Kind Allahumma inni as'alukal afwa wal aafiata fiddunya wal aakhiroh. Allahumma innii as'alukal afwa wal afiyata fidini wadunyaya wa ahli wa mali. Allahummastur auroti wa amin rou ati wah fadzni mim baini yaday ya wamin kholfi wa an yamini wa an syimali wa audzubika an ughtala min tahti. Ya Allah sesungguhnya aku minta kepadamu pemaafan dan kesehatan di dunia dan akhirat. Ya Allah sesungguhnya aku minta padamu pemaafan dan kesehatan dalam agamaku dan duniaku dan keluargaku dan hartaku. Ya Allah rahasiaku jagalah dan keamanan rahasiaku dan jagalah dari antara depan kami dan dari belakang kami dan dari kanan kami dan dari kiri kami dari atas kami dan aku berlindung padamu jika dirusak dari bawah kami.
[keluarga-islam] Silaturahmi Kiai kiai Pesantren
Silaturahmi Kiai kiai Pesantren Oleh: KH. A. Mustofa Bisri Silaturahmi Kiai-kiai Pesantren bersama KH. DR. MA. Sahal Mahfudz di pesantren Edi Mancoro desa Gedangan Tuntang Salatiga, pada hari Sabtu 10 Februari 2007 yang lalu, selain dihadiri oleh sekitar 200 kiai pesantren dari berbagai daerah di Indonesia, juga dihadiri oleh Menteri Agama RI dan Gubernur Jawa Tengah. Dari tokoh pesantren yang kebetulan menjadi pengurus PBNU, selain KHM DR Ahmad Sahal Mahfudz, hadir KH DR Hasyim Muzadi, KH DR Maghfur Usman, KH Sadid. Dari Jawa Timur, tampak hadir antara lain KH Masduqi Mahfudz dan KH Miftahul Ahyar. Beberapa kiai sepuh lain yang siap hadir seperti KH Abdullah Faqih Langitan, KH Idris Marzuqi Lirboyo, dan KH Nurulul Huda Ploso, berhalangan hadir karena sakit. Dari Jawa Barat hadir antara lain KH DR Thonthowy Djauhari Musaddad dan KH. Aqshal Amri. Dari Jawa Tengah, selain shahibul bait KH Machfudz Ridwan, hadir antara lain pemimpin tertinggi Thariqah Mu'tabarah Indonesia KH. Habib Luthfi bin Yahya, KH Sya'roni Ahmadi Kudus, KH. Dimyathi Rois Kaliwungu, KH. Zaim Achmad yang kebetulan ketua RMI Jawa Tengah; dll. Juga hadir kiai-kiai pesantren dari DIY, Lampung, Aceh, Sulawesi, dan NTB. Silaturahmi dengan tema Ulama sebagai Penggerak Simpul Panduan Utama Bangsa bagi Kemaslahatan Umat itu luput dari liputan pers. Hal ini mungkin karena tempatnya yang di pelosok desa; mungkin juga karena dianggap kurang menarik dibanding banjir di Ibu kota, flu burung, dan protesnya anggota-anggota DPRD terhadap pembatalan rapelan mereka. Pertemuan para kiai pesantren yang sengaja tidak mau mengganggu dan mengundang mereka yang masih sedang sibuk urusan politik praktis itu, ternyata mengeluarkan taushiah yang sarat dengan nuansa 'politis'. Taushiah ditujukan kepada berbagai pihak. Kepada Pemerintah, meminta perhatian terhadap hal-hal sebagai berikut: 1. Pendidikan Nasional selama ini dirasa masih lebih menekankan kepada sisi intelektual dan kurang memperhatikan nilai-nilai moral dan sendi-sendi akhlakul karimah. Hilangnya rasa malu, merebaknya rasa tega, maraknya tindak kekerasan, serta kenakalan orangtua dan remaja; merupakan sebagian indikasi dari hal tersebut. Karena itu hendaknya menjadi perhatian yang serius dari pemerintah. 2. Banyaknya bencana alam dan sosial hendaknya dimaknai sebagai peringatan keras dari Allah SWT dan ini mestinya mendorong semua pihak untuk kembali kepadaNya, bertobat, mawas diri, dan lebih mendekatkan diri kepadaNya. Pemerintah, di samping upaya meningkatkan managemen penanggulangan bencana dan pendidikan sadar bencana, juga perlu melakukan tobat nasuha secara nasional. 3. Kerusakan alam karena ulah manusia telah mencapai tingkatan serius dan membahayakan. Pemerintah diminta untuk lebih tegas menegakkan peraturan dan perundang-undangan yang ada untuk memberikan kesempatan bagi bumi menyembuhkan luka-lukanya, menjamin kelestarian alam, dan keselamatan manusia. 4. Penegakan hukum seharusnya dipelopori dan diteladankan oleh penegak hukum dan orang-orang yang mengerti hukum, sehingga supremasi dan kepastian hukum menjadi nyata bagi senua pihak. Kepada Nahdlatul Ulama, badan otonom, lembaga, dan lajnahnya, diingatkan bahwa situasi masyarakat dan bangsa seperti sekarang ini, membutuhkan khidmah dan kiprah semua jajaran Nahdlatul Ulama secara jelas dan terarah dengan antara lain: 1. Menegaskan posisinya sebagai pembawa missi Islam yang rahmatan lil 'aalamiin dan menegaskan kembali pemihakannya kepada umat. 2. Mengkaji dan meneliti produk kebijakan publik dan implikasinya bagi masyarakat untuk menjamin terpenuhinya hak rakyat dan tidak adanya kebijakan publik yang merugikan umat. 3. Mengambil posisi dan peran dalam memperbaiki keadaan (istishlaahu an-naas) dengan lebih mementingkan tindakan konkret katimbang sekedar wacana. Mengenai NU yang didirikan oleh para kiai pesantren, Silaturahmi Kiai-kiai Pesantren mengharapkan sinergi yang lebih baik antara NU dan pesantren dalam rangka mendayagunakan khidmah terhadap umat, bangsa, dan Negara. NU dan pesantren juga diharapkan membuka diri tanpa harus kehilangan prinsip yang diyakini. Kepada kiai, da'i/mubalig, Silaturahmi Kiai-kiai Pesantren memberi taushiah antara lain: 1. Selain menelaah kitab Allah SWT, Sunnah Rasulullah dan kitab-kitab mu'tabarah, hendakna mengembangkan pemahaman yang kontekstual. 2. Menghadapi budaya local, kiai dan da'i/mubalig hendaknya mengikuti pola-pola dan gerakan yang telah dipraktekkan oleh Walisongo dalam melakukan dakwahnya. Hal ini penting antara lain untuk menghindari benturan antara Islam di satu sisi dan budaya local di sisi lain. 3. Para kiai dan da'i/mubalig hendaknya terus menerus melakukan muhasabah, mawas diri, terutama mengenai kedudukan dan peran utama mereka dalam masyarakat pada khususnya. Perlu diingatkan bahwa kondisi sekarang ini sangat membutuhkan uswah hasanah, keteladanan terutama dari mereka. 4. Para kiai dan
[keluarga-islam] Keluarga Pembelajar
Keluarga Pembelajar Buat saya dan istri, keluarga yang bahagia adalah keluarga yang selalu belajar. Belajar berarti bekerja dan bermain. Jika suasana belajar terbangun dengan riang gembira tentunya yang muncul rasa sayang, suka cita, canda tawa menjadi bagian dari kehidupan rumah tangga. Kadang juga ya beranteman. Kami berdua sepakat bahwa apapun aktifitas yang terjadi didalam rumah tangga adalah meningkatnya kualitas hubungan dan kehidupan keluarga menjadi lebih baik. Bagaimana dengan kehidupan keluarga bahagia yang anda miliki? Wassalam, agussyafii http://agussyafii.blogspot.com
[keluarga-islam] Membangun Masyarakat (3)
Membangun Masyarakat (3) ( Ideologi Masyarakat Islam) Masyarakat terbentuk sebagai wujud ketergantungan individu terhadap orang lain, karena manusia memang makhluk sosial. Manusia akan menjadi apa dan siapa tergantung dengan siapa ia bermasyarakat. Manusia di satu sisi memiliki tabiat kooperatip, tabiat bekerjasama dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Di sisi lain manusia juga memiliki tabiat kompetitip, bersaing dengan yang lain dalam mencapai apa yang dibutuhkan. Tetapi manusia sebagai hayawanun nathiqun (hewan yang berfikir) terkadang lebih dominan hewannya dibanding berfikirnya. Sebuah Hadis Rasul bahkan menyebut tiga klassifikasi manusia, yaitu (1) shinfun hayawanun; yakni manusia dengan tabiat binatang, (2) shinfun ajsamuhum bani Adam wa arwahuhum arwah as syayathin (manusia dengan tabiat syaitan) dan (3) shinfun fi dzillillah (manusia pilihan). Oleh karena itu dalam bermasyarakat, terutama ketika sedang berkompetisi ekpressi manusia bermacam-macam, ada yang lebih menonjol kebinatangannya, ada yang lebih menonjol kesyaitanannya, dan sedikit yang mencerminkan manusia pilihan. Dalam hal manusia bertabiat hewan, ada yang seperti anjing (dengki), serigala (predator/buas), ular (licik) , ayam jago (free sex), dan lalat (yang bersih dan yang kotor diembat semua). Ciri manusiabinatang adlah punya hati tapi tak berfungsi untuk berperasaan, punya mata tapi tak berfungsi untuk membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak, punya telinga tapi tak berfungsi untuk membedakan mana yang perlu didengar dan yang tidak boleh didengar. Sedangkan cirri manusia syaitan adalah mereka tidak memiliki perikemanusiaan sekaligus tidak juga memiliki perikebinatangan. Al Qur'an sebagai petunjuk hidup manusia juga membimbing mereka dalam membangun sebuah masyarakat. Tatanan masyarakat yang dikehendaki al Qur'an adalah masyarakat yang adil , berdasarkan etika dan dapat bertahan di muka bumi, dan model masyarakat seperti itu hanya mungkin terwujud jika memiliki ideologi. Manusia memiliki kebutuhan fitri untuk mempertahankan hidupnya, oleh karena itu manusia terdorong untuk memiliki jaminan ekonomi dan jaminan rasa aman. Semua tatanan masyarakat sebenarnya dimaksud untuk memperoleh dua hal tersebut. Oleh karena itu tuntunan Al Qur'an dalam membangun masyarakat juga mengedepankan infratruktur kesejahteraan sosial bagi terwujudnya dua jaminan tersebut. Butir-butir al Qur'an tentang infrastruktur kesejahteraan sosial antara lain : 1. Kekayaan tidak boleh berputar di kalangan orang kaya saja, kaila yakun dulatan baina al aghniya (Q/59:7), di dalam harta si kaya ada hak orang miskin, wafi amwalihim haqqun lissa'ili wa al mahrum (Q/70:24-25), zakat diratakan kepada kelompok yang membutuhkan (8 asnaf), harta kekayaan dipandang sebagai karunia Tuhan (fadhlullah (Q/62:10) dan modal kebaikan universal , faman tathawwa`a khairan fahuwa khairun lahu (q/2:184), berlomba-lomba menumpuk kekayaan dicela, alhakum attakatsur (Q/102), alladzi jama`a malan wa `addadahu (Q/104) , riba juga dilarang (Q/30:39) 2. Keadilan harus ditegakkan, kunu qawwamuna bi al qisth (Q/4:135), kesaksian juga harus diberikan secara jujur, meski merugikan diri sendiri, kepada musuhpun harus bersikap adil, wala yajrimannakum syana'anu qaumin an ta`dilu (Q/5:8). 3. Untuk melanggengkan ikatan masyarakat, harus ada kepemimpinan kolektip, wa amruhum syura bainahum (Q/42:38), tetapi juga harus ada otoritas negara sebagai wakil masyarakat yang tertinggi, disebut ulil amri, dimana ia berwenang menegakkan hukum di tengah masyarakat, menengahi konflik sosial, dan mengamankan distribusi bagi kesejahteraan sosial. 4. Dalam hidup kemasyarakatan, unit kekeluargaan diperkukuh, ketaatan kepada orang tua sangat ditekankan , wa bil walidaini ihsana, wa dzil al qurba wa al yatama wa al masakin (Q/2:83) dan solidaritas sosial mukmin ditekankan, (Q/4:36). 5. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat, di buka pintu amar ma`ruf nahi munkar sebagai sistem kontrol sosial (Q/3:104) 6. Persekongkolan jahat sangat dicela, pemberontakan destruktip (bughat) kepada negara tidak dibolehkan, tetapi kritis kepada perilaku yang salah sangat dianjurkan.Nabi Nuh misalnya adalah pemberontak terhadap tatanan masyarakat yang menyimpang, fasad fi al ardh.. Wassalam, agussyafii http://mubarok-institute.blogspot.com
Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab
Oke Bos ananto...Bukan bos gila loh... Matur nuwun,Terima kasih,atas masukannya.sok mangga dilanjut obrolannya. - Original Message - From: Ananto To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 14, 2007 11:18 AM Subject: Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab saya menghargai anda jika memakai jilbab atas dasar keimanan sampeyan... jika sampeyan meyakini bahwa memakai jilbab itu wajib, silahkan dipakai dan digunakan serta diamalkan tapi, jangan menyalahkan yg tidak memakai jilbab, karena berkeyakinan bahwa memakai jilbab itu tidak wajib salahkan yg suka berbusana mengundang... dan sekali lagi concern saya, tidak memakai jilbab itu harus yg mengundang salam jilbab, ananto On 2/13/07, SPSI K1 [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas ananto dan Eroh si pipi kemerah merahan kalo kepanasan... saya sedikit punya cerita dulu ketika pelajaran agama sekolah saya di terangkan oleh guru saya bahwa penghuni neraka itu kebanyakan adalah wanita dan karena kebanyakan wanita tidak menutup auratnya alias tidak berjilbab,bener ga yah ? Ketika saya memutuskan berjilbab seharusnya saya tidak perlu minta restu suami saya karena saya tahu jilbab itu wajib tetapi sebagai istri yang baik apapun yang ada di diri saya, suami saya harus tahu dan ketika suami saya bilang bila saya ingin pakai jilbab ya pakai saja asal jangan cuma ikut-ikutan mode atau lagi ngetrend segala sesuatu yang diperintahkan Allah untuk umatnya berarti itu kebaikan untuk umat itu sendiri. Seperti layaknya cerita di koran-koran mengenai wanita muslimah yang ingin memakai jilbab di lingkungan publik khususnya ditempat kerja jilbab itu selalu jadi masalah dan ketika banyak wanita muslimah mengorbankan penghasilan dan kerjaan mereka karena mereka hanya ingin mempertahankan perinsip mereka untuk tetap memakai jilbab.dan itu introfeksi untuk diri saya sendiri. Ketika saya memakai jilbab ada yang bilang jilbab yang saya pakai hanya menutupi kecantikan saya. dan ada yang bilang saya pakai jilbab mau ikut festival. Dan ada yang bilang saya terlalu muda untuk memakai jilbab karena fenomena yang ada ditempat saya jilbab itu hanya untuk kaum ibu saja. tapi itulah godaan buat saya segala sesuatu butuh proses dan saya sangat menikmati masukan dari mereka semua. Nikmat mana lagi yang Allah berikan kepada saya yang saya pungkiri. Di beri punya suami yang baik Di beri anak yang sehat Di Kesehatan Di beri Pekerjaan dll... kalo di sebutin ga kehitung banyak nikmat dan rahmat Allah yang diberikan kepada saya dan saya hanya bisa menangis dan menangis betapa saya yang bodoh dan hina ini masih di beri kesempatan untuk melihat orang-orang yang saya sayangi sampai detik ini. Salam - Original Message - From: Ananto To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 13, 2007 1:45 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab hehehe... nyantai aja bos... beda menafsirkan aja koq.. :)) sampeyan menanyakan bagaimana pandangan gusti allah? jawabannya jelas: wallahu a'lam... :) salam, ananto On 2/13/07, Raflis amin [EMAIL PROTECTED] wrote: Ah memang manusia ini paling pintar untuk berdalih. Mungkin yang dimaksud terhormat disini adalah dari pandangan manusia. Tapi bagaimana dengan pandangan ALLAH SWT ??? Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: Terhormat Meski Tanpa Jilbab Najwa Shihab punya prinsip sendiri tentang jilbab. Bagi dia, hati berjibab lebih baik daripada sekadar jilbab kepala. Profil, Maret 2005 TAK SULIT menjumpai Najwa Shihab. Hampir saban hari dia muncul di stasiun MetroTV. Selama kariernya di televisi itu, yang paling mengharukan saat Nana, sapaan karibnya, melaporkan kondisi Aceh pasca-Tsunami akhir Desember lalu. Awal mula dia memberi laporan, meski tampak tegar tapi akhirnya tak kuasa menahan linangan air mata. Nana menangis. Saat bertolak ke Aceh, 27 Desember, Nana berniat menggelar talkshow Today's Dialog di sana. Nana, yang juga co-produser program itu, sebenarnya telah mempersiapkan talkshow lengkap dengan krunya. Tapi, karena keterbatasan sarana, hari pertama Nana melaporkan hasil liputannya cuma via telepon. Laporan langsung lewat satelit baru bisa dilakukannya hari kedua. Turun dari pesawat rombongan wakil presiden di Blang Bintang, Banda Aceh, Nana belum merasakan atmosfer kematian. Dia mencium bau anyir darah baru setelah sampai di Lambaro, Aceh Besar. Di daerah inilah dia melaporkan kondisi yang dia lihat. Mayat-mayat berserakan. Orang yang masih hidup pun terlihat bingung. Mereka mencari keluarga dan sanak saudara. Nana mengatakan, belum pernah melihat orang sedemikian putus asa. Saat itulah Nana melakukan reportase diiringi
[keluarga-islam] Keinginan
Keinginan Keinginan adalah energi kemajuan, terkadang buat saya juga seperti kuda liar yang tak terkendali. Menabrak sana sini. Seorang teman membenarkan pendapat itu. Dia mengatakan bahwa kita bisa mendapatkan kemajuan sekaligus merangkul rasa kemanusiaan. Bagaimana itu mas caranya? Tanya saya. Jika keinginan kita landasannya adalah kemanusiaan maka kita memperoleh keduanya. Namun jika landasannya keinginan adalah untuk menumpuk materi semata, kemajuan tercapai tapi hancur rasa kemanusiaannya. Wassalam, agussyafii http://agussyafii.blogspot.com