[keluarga-islam] ULAH KEJI Pasukan TERORIS amerika di Iraq.......

2007-02-13 Terurut Topik Ahmadi Agung
 
Mereka memperkosaku seperti ini !
Publikasi: 05 Feb 2007

Artikel ini ditujukan untuk setiap muslim yang masih memiliki darah mengalir di 
nadinya

Nadia adalah salah satu korban tentara Amerika di penjara Abu Ghraib. Dia 
ditangkap tanpa alasan. Ketika dia dibebaskan dari penjara, tidak langsung 
kembali ke pangkuan keluarganya sebagaimana kebanyakan tahanan lainnya yang 
telah mengalami hal buruk, meskipun ketika dia telah terbakar oleh api 
penindasan dan kerinduan pada keluarganya.

Nadia kabur dengan segera setelah dia meninggalkan penjara, bukan karena 
perasaan malu yang akan diterimanya karena sejumlah kejahatan yang 
dilakukannya, akan tetapi karena apa yang telah dialami olehnya dan wanita Iraq 
lain yang tertangkap, yaitu pemerkosaan dan penyiksaan yang dilakukan oleh 
tentara Amerika di penjara Abu Ghraib. Dinding penjara mengungkapkan banyak 
cerita tragis, namun apa yang dikisahkan Nadia merupakan kebenaran hidup dan 
sekaligus neraka hidup.

Nadia memulai ceritanya:

Aku sedang mengunjungi salah seorang kerabatku, kemudian tiba-tiba tentara 
Amerika memasuki rumahnya dan mulai menggeledah rumah itu. Mereka menemukan 
beberapa senjata ringan. Maka merekapun menangkap semua orang yang berada di 
rumah itu termasuk aku. Aku mencoba menjelaskan pada penerjemah yang menyertai 
patroli Amerika bahwa aku hanyalah seorang pengunjung. Akan tetapi pembelaanku 
gagal. Aku kemudian menangis, memohon pada mereka, sampai hilang kesadaran 
karena takut ketika mereka membawaku ke penjara Abu Ghraib.

Nadia melanjutkan: mereka menempatkanku sendirian di sebuah sel penjara yang 
gelap dan kotor. Aku berharap aku akan segera dibebaskan, utamanya setelah 
penyelidikan terbukti aku tidak melakukan kejahatan.

Nadia menjelaskan sambil air matanya mengalir ke pipinya, sebuah pertanda 
betapa banyak dia telah mengalami penderitaan.

Hari pertama sangat menyusahkan. Selnya berbau tidak sedap, lembab dan gelap, 
kondisi ini membuatku semakin lama semakin takut. Suara tertawa prajurit di 
luar sel semakin membuatku ketakutan. Aku khawatir akan apa yang menimpaku 
nanti. Untuk pertama kalinya aku merasa berada dalam cengkraman situasi yang 
sulit dan aku telah memasuki sebuah dunia yang tidak dikenal yang aku tidak 
akan pernah keluar darinya.

Ditengah beraneka ragamnya perasaanku saat itu, aku mendengar suara seorang 
tentara wanita Amerika berbicara dalam bahasa Arab. Dia berkata kepadaku: Aku 
tidak mengira penjual senjata di Iraq adalah wanita. Ketika aku mulai mencoba 
menjelaskan kepadanya kondisi yang sebenarnya, dia memukulku dengan kejam. Aku 
menangis dan berteriak Demi Allah ! aku dianiaya, demi Allah ! aku dianiya

Tentara wanita itu menghujaniku dengan cacian dengan cara yang belum pernah aku 
bayangkan bisa terjadi atau aku akan diperlakukan seperti itu dalam keadaan 
apapun selamanya. Kemudian dia mulai menertawakanku sambil mengatakan bahwa dia 
telah memonitorku sepanjang hari dengan satelit, dan bahwa mereka mampu melacak 
musuh-musuh mereka meskipun sedang berada di dalam kamar tidur mereka sendiri 
dengan teknologi Amerika.

Kemudian dia tertawa dan berkata, Aku mengawasimu ketika kamu bercinta dengan 
suamimu. Aku menjawab dengan suara kebingungan Tapi aku belum menikah.
Dia memukuliku selama lebih dari 1 jam dan dia memaksaku minum segelas air, 
yang kemudian kuketahui mereka memberi obat di air itu. Aku mendapatkan kembali 
kesadaranku setelah 2 hari dalam keadaan telanjang. Segera aku tahu jika aku 
telah kehilangan sesuatu yang hukum apapun di dunia tidak akan mampu 
mengembalikannya kepadaku lagi. Aku telah diperkosa. Aku kemudian histeris tak 
terkontrol, dan aku mulai memukulkan kepalaku dengan keras ke tembok sampai 
lebih dari lima tentara Amerika yang dikepalai tentara wanita itu memasuki sel 
dan mulai memukuliku, kemudian mereka memperkosaku bergantian sambil 
tertawa-tawa dan menperdengarkan musik dengan keras.

Hari demi hari skenario pemerkosaan terhadapku diulangi. Dan setiap hari mereka 
menemukan cara baru yang lebih kejam dibanding dengan yang sebelum-sebelumnya. 

Nadia mulai menjelaskan perbuatan mengerikan dari Amerika bajingan:

Setelah sekitar satu bulan, seorang tentara negro memasuki selku dan 
melemparkan 2 potong pakaian militer Amerika kepadaku. Dalam bahasa Arab yang 
lemah dia mengatakan agar aku memakainya. Setelah dia menutup kepalaku dengan 
kantong hitam, dia menuntunku ke toilet umum yang ada pipa untuk air dingin dan 
panas, dan dia memintaku untuk mandi. Kemudian dia menutup pintu dan pergi.

Aku menjadi sangat lelah dan merasakan kesakitan, tanpa mempedulikan banyaknya 
memar di tubuhku aku menuangkang sejumlah air ke badanku. Sebelum aku selesai 
mandi, tentara negro tadi masuk ke dalam. Aku ketakutan dan memukul wajahnya 
dengan mangkok air. Namun dia sangat kuat, dia memperkosaku dengan kejam dan 
meludahi mukaku, kemudian dia pergi dan kembali lagi dengan 2 tentara yang 
membawaku kembali ke sel.

Perlakuan seperti itu terus berlanjut, yang paling 

[keluarga-islam] supplication most often

2007-02-13 Terurut Topik ***hajikhan***
  
  
   
  Anas (May Allah be pleased with him) reported: 
  The supplication most often recited by the 
  Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) was: 
   
  Allahumma atina fid-dunya hasanatan, 
  wa fil-akhirati hasanatan, wa qina `adhab-annar 
   
   
  (O our Rubb! give us in this world that which is good 
  and in the Hereafter that which is good, 
  and save us from the punishment of the Fire).''

   
  [Al-Bukhari and Muslim]. 
   
  In the narration of Muslim it is added that whenever 
  Anas (May Allah be pleased with him) supplicated, 
  he used to beseech Allah with this Du`a. 
   
  Commentary: It is desirable to recite this Du`a which is mentioned in 
  the Qur'an (2:201) and which comprehends all that is good both in this 
  life and the Hereafter. 
  The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) made it a 
  habit to recite this Du`a, and the Companions were eager to follow 
  him in all his words and actions. 
   
  


RE: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab

2007-02-13 Terurut Topik Kartika, Bambang
Assalamualaikum Wr.wb
 
P' Raflis amin.kita semua mengerti dalil memakai jilbab,yang saya 
tanyakan apakah kita sebagai laki-laki bisa menjamin bahwa wanita yang 
berjilbab pasti muslim yang soleha dan memiliki akhlak mulia?
 
Wassalamualaikum Wr.wb
 
Bambang Kartika
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ananto
Sent: Tuesday, February 13, 2007 1:45 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab





hehehe...
nyantai aja bos... beda menafsirkan aja koq.. :))
 
sampeyan menanyakan bagaimana pandangan gusti allah? jawabannya jelas: wallahu 
a'lam... :)
 
salam,
ananto

 
On 2/13/07, Raflis amin  aminraflis2000@ mailto:[EMAIL PROTECTED] yahoo.com 
wrote: 

Ah memang manusia ini paling pintar untuk berdalih. Mungkin yang dimaksud 
terhormat disini adalah dari pandangan manusia. Tapi bagaimana dengan pandangan 
ALLAH SWT ??? 



Ananto pratikno.ananto@ gmail.com http://gmail.com/  wrote: 


Terhormat Meski Tanpa Jilbab 

Najwa Shihab punya prinsip sendiri tentang jilbab. Bagi dia, hati berjibab 
lebih baik daripada sekadar jilbab kepala. 
 
Profil, Maret 2005
TAK SULIT menjumpai Najwa Shihab. Hampir saban hari dia muncul di stasiun 
MetroTV. Selama kariernya di televisi itu, yang paling mengharukan saat Nana, 
sapaan karibnya, melaporkan kondisi Aceh pasca-Tsunami akhir Desember lalu. 
Awal mula dia memberi laporan, meski tampak tegar tapi akhirnya tak kuasa 
menahan linangan air mata. Nana menangis. 

Saat bertolak ke Aceh, 27 Desember, Nana berniat menggelar talkshow Today's 
Dialog di sana. Nana, yang juga co-produser program itu, sebenarnya telah 
mempersiapkan talkshow lengkap dengan krunya. Tapi, karena keterbatasan sarana, 
hari pertama Nana melaporkan hasil liputannya cuma via telepon. Laporan 
langsung lewat satelit baru bisa dilakukannya hari kedua. 

Turun dari pesawat rombongan wakil presiden di Blang Bintang, Banda Aceh, Nana 
belum merasakan atmosfer kematian. Dia mencium bau anyir darah baru setelah 
sampai di Lambaro, Aceh Besar. Di daerah inilah dia melaporkan kondisi yang dia 
lihat. Mayat-mayat berserakan. Orang yang masih hidup pun terlihat bingung. 
Mereka mencari keluarga dan sanak saudara. Nana mengatakan, belum pernah 
melihat orang sedemikian putus asa. Saat itulah Nana melakukan reportase 
diiringi tangisan. 

Di sana Nana hanya lima hari. Tanggal 31, bersama rombongan wakil presiden dia 
kembali ke Jakarta. Pekan pertama setelah peristiwa, dia belum mendengar isu 
kristenisasi. Isu kristenisasi setelah saya di sini, waktu saya di sana tidak 
terdengar. Memang ada Worldhelp yang konon mengajak anak-anak keluar Aceh, 
ungkap putri kedua Quraish Shihab itu. 

Di sana, kata Nana, banyak sekali isu yang berkembang, karena tak ada komando, 
tak ada pusat informasi yang jelas. Komunikasi lumpuh. Jadi orang gampang 
sekali diprovokasi oleh berbagai isu. Menurut dia, kalau memang kristenisasi 
ada itu sangat tercela. Dalam kondisi darurat orang masih sempat mengurusi 
agama. Tapi saya percaya, orang Aceh tidak semudah itu berubah keyakinan, 
hanya karena diberi bantuan, ujarnya. 


LIPUTAN lima hari itu tak sia-sia. Berkat liputannya itu, pada 2 Februari 2005 
lalu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya memberi penghargaan PWI Jaya 
Award. Menurut sekretaris PWI Jaya Akhmad Kusaeni, liputan Nana dan presenter 
teve-teve lain betul-betul telah membuat Indonesia menangis. 

Bukan hanya PWI Jakarta yang menganugerahi Nana, pada Hari Pers Nasional (HPN) 
yang dilangsungkan di Pekanbaru, Riau 9 Februari lalu, Nana meraih penghargaan 
HPN Award. PWI pusat menilai, Najwa Shihab adalah wartawan pertama yang memberi 
informasi tragedi tsunami secara intensif. 

Pujian untuk Nana pun meluncur dari pakar komunikasi dari Universitas 
Indonesia, Effendy Gazali. Dia menyitir judul film drama komedi terkenal 
Amerika, Kramer Vs Kramer yang dianalogikannya menjadi Shihab Vs Shihab. 

Shihab pertama adalah Najwa Shihab, kedua Alwi Shihab, yang masih punya 
hubungan saudara dengan Nana. Najwa mengkritik penanganan bencana yang 
dilakukan pemerintah yang diwakili oleh Menko Kesra Alwi Shihab, kata Effendy 
Ghazali. Dalam reportasenya, Najwa menyampaikan bahwa bantuan terlambat dan tak 
terkoordinasi, sementara mayat-mayat bergelimpangan tidak tertangani. 

Shihab Vs Shihab, kata Effendy, untuk menggambarkan bagaimana Najwa Shihab 
sebagai wartawan tetap garang dalam menyuarakan kepentingan publik dan korban 
tsunami di Aceh.


WANITA kelahiran 16 september 1977 ini hidup dalam keluarga religius. Nana 
kecil, saat di Makasar, sudah masuk TK Al-Quran. Dia masih ingat betul, kalau 
melakukan kesalahan, sang guru memukulnya dengan kayu kecil. Sekolah Dasar di 
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah (1984-1990), lalu SMP Al-Ikhlas, Jeruk Purut, 
Jakarta Selatan, pada 1990-1993. Aktivitas sampai SMU, dipimpin ibunya, Nana 
dengan lima orang saudaranya 

RE: {Disarmed} RE: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab

2007-02-13 Terurut Topik Ahmadi Agung
Wa'alaikumussallam Wr Wb.
 
Ma'af saya ikut nimbrung...
 
Pak Bambang yg di Rahmati ALlah ( InsyaALlah )
 
Jawaban dari pertanyaan Pak Bambang adalah TIDAK.
 
TIDAK semua wanita yg memakai JILBAB itu adalah wanita solehah yg ber-akhlak 
Mulia  wanita Ber-iman, tapi ada beberapa wanita memakai JILBAB karena 
beberapa hal.
 
BUKTI yg saya lihat sendiri sampai saat ini adalah, wanita ber - JILBAB itu 
karena..
 
1. Menutupi UBAN, karena dia merasa MALU masih muda tapi rambutnya sudah penuh 
UBAN.ini di lakukan oleh saudara saya sendiri  saya tahu PERSIS saudara 
saya itu TIDAK PERNAH SHOLAT, bahkan memikirkan Sholat saja TIDAK, yg dia kejar 
hanyalah harta dunia  karier.
 
2. Ada wanita ber- JILBAB tapi dia berkelakuan bak PELACUR, karena dia 
ber-JILBAB hanya untuk menjatuhkan Umat Islam  agama Islamdan wanita yg 
ber-JILBAB model gini adalah BUKAN orang Islam, jika mereka beragama islam tapi 
MUNAFIK.
 
Tapi bagaiamanapun memakai JILBAB bagi wanita Muslim itu Hukum-nya WAJIB, dan 
wanita yg solehah  ber-takwa PASTI mereka memakai JILBAB  wanita yg memakai 
JILBAB BELUM TENTU wanita Solehah  bertakwa pada ALLAH swt..
 
Dan hal  itu urusan dia dng ALLAH,  jika wanita itu ber - JILBAB tapi ternyata 
bukan maksud ber-takwa pada ALLAH tapi hanya dng alasan seperti yg saya 
ceritakan di atas 
 
Seperti minuman keras atau Khamr, Khamr atau minuman keras itu HARAM hukum-nya 
di minum, tapi tidak semua orang yg TIDAK me-minum Khamr atau minuman keras itu 
adalah orang Soleh atau Solehah  berakhlak mulia serta orang yg bertakwa pada 
Allah swt
 
Seperti juga SHOLAT.
 
SHOLAT itu hukumnya WAJIB bagi setiap umat Islam, tapi orang yg SHOLAT bisa 
CELAKA jika dia mengerjakan Sholat karena RIYA, bukan Sholat karena ingin 
bertakwa pada ALlah swt...
 
Silahkan baca Surah AL MAA'UUN ( surah ke 107  ayat 4 s/d 6 ) yg berbunyi...
 
...Maka KECELAKAAN bagi orang-orang yg SHOLAT...
 
 ..( Yaitu ) Orang-orang yg LALAI dari Sholatnya
 
...Orang-orang yg Berbuat RIYA ( dalam Sholatnya ).
 
 
Riya itu adalah berbuat amal pebuatan yg di perintahkan oleh ALlah swt tapi 
NIAT-nya TIDAK mencari Ridho ALlah tapi NIAT-nya hanya ingin di PUJI orang dll, 
seperti yg saya tulis di atas tentang masalah JILBAB...
 
demikian...
 
Salam JIHAD
AL-Pacitan
 
 
 
 
 
 
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of 
Kartika, Bambang






Assalamualaikum Wr.wb
 
P' Raflis amin.kita semua mengerti dalil memakai jilbab,yang saya 
tanyakan apakah kita sebagai laki-laki bisa menjamin bahwa wanita yang 
berjilbab pasti muslim yang soleha dan memiliki akhlak mulia?
 
Wassalamualaikum Wr.wb
 
Bambang Kartika
 



 
http://us.ard.yahoo.com/SIG=12i8588ui/M=493064.9803230.10510224.8674578/D=groups/S=1705038064:NC/Y=YAHOO/EXP=1171420128/A=3848630/R=0/SIG=10p8tommg/*http://photos.yahoo.com
  
.


-- 
This message has been scanned for viruses and
dangerous content by MailScanner, and is
believed to be clean.



Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab

2007-02-13 Terurut Topik Ananto

saya menghargai anda jika memakai jilbab atas dasar keimanan sampeyan...
jika sampeyan meyakini bahwa memakai jilbab itu wajib, silahkan dipakai dan
digunakan serta diamalkan

tapi,
jangan menyalahkan yg tidak memakai jilbab, karena berkeyakinan bahwa
memakai jilbab itu tidak wajib

salahkan yg suka berbusana mengundang... dan sekali lagi concern saya,
tidak memakai jilbab itu harus yg mengundang

salam jilbab,
ananto


On 2/13/07, SPSI K1 [EMAIL PROTECTED] wrote:


   Mas ananto dan Eroh si pipi kemerah merahan kalo kepanasan...

saya sedikit punya cerita dulu ketika pelajaran agama sekolah saya di
terangkan oleh guru saya bahwa penghuni neraka itu kebanyakan adalah wanita
dan karena kebanyakan wanita tidak menutup auratnya alias tidak
berjilbab,bener ga yah ?
Ketika saya memutuskan berjilbab seharusnya saya tidak perlu minta restu
suami saya karena saya tahu jilbab itu wajib tetapi sebagai istri yang baik
apapun yang ada di diri saya, suami saya harus tahu dan ketika suami saya
bilang bila saya ingin pakai jilbab ya pakai saja asal jangan cuma
ikut-ikutan mode atau lagi ngetrend
segala sesuatu yang diperintahkan Allah untuk umatnya berarti itu kebaikan
untuk umat itu sendiri.
Seperti layaknya cerita di koran-koran mengenai wanita muslimah yang ingin
memakai jilbab di lingkungan publik khususnya ditempat kerja jilbab
itu selalu jadi masalah dan ketika banyak wanita muslimah mengorbankan
penghasilan dan kerjaan mereka karena mereka hanya ingin mempertahankan
perinsip mereka untuk tetap memakai jilbab.dan itu introfeksi untuk diri
saya sendiri.
Ketika saya memakai jilbab ada yang bilang jilbab yang saya pakai hanya
menutupi kecantikan saya.
dan ada yang bilang saya pakai jilbab mau ikut festival.
Dan ada yang bilang saya terlalu muda untuk memakai jilbab karena fenomena
yang ada ditempat saya jilbab itu hanya untuk kaum ibu saja.
tapi itulah godaan buat saya segala sesuatu butuh proses dan saya sangat
menikmati masukan dari mereka semua.
Nikmat mana lagi yang Allah berikan kepada saya yang saya pungkiri.
Di beri punya suami yang baik
Di beri anak yang sehat
Di Kesehatan
Di beri Pekerjaan
dll...
kalo di sebutin ga kehitung banyak nikmat dan rahmat Allah yang diberikan
kepada saya dan saya hanya bisa menangis dan menangis betapa saya yang bodoh
dan hina ini masih di beri kesempatan untuk melihat orang-orang yang saya
sayangi sampai detik ini.

Salam



- Original Message -
*From:* Ananto [EMAIL PROTECTED]
*To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
*Sent:* Tuesday, February 13, 2007 1:45 PM
*Subject:* Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab



hehehe...
nyantai aja bos... beda menafsirkan aja koq.. :))

sampeyan menanyakan bagaimana pandangan gusti allah? jawabannya jelas:
wallahu a'lam... :)

salam,
ananto


On 2/13/07, Raflis amin [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Ah memang manusia ini paling pintar untuk berdalih. Mungkin yang
 dimaksud terhormat disini adalah dari pandangan manusia. Tapi bagaimana
 dengan pandangan ALLAH SWT ???

 *Ananto [EMAIL PROTECTED]* wrote:

  Terhormat Meski Tanpa Jilbab  *Najwa Shihab punya prinsip sendiri
 tentang jilbab. Bagi dia, hati berjibab lebih baik daripada sekadar jilbab
 kepala. *

 *Profil, *Maret 2005
 TAK SULIT menjumpai Najwa Shihab. Hampir saban hari dia muncul di
 stasiun MetroTV. Selama kariernya di televisi itu, yang paling mengharukan
 saat Nana, sapaan karibnya, melaporkan kondisi Aceh pasca-Tsunami akhir
 Desember lalu. Awal mula dia memberi laporan, meski tampak tegar tapi
 akhirnya tak kuasa menahan linangan air mata. Nana menangis.

 Saat bertolak ke Aceh, 27 Desember, Nana berniat menggelar talkshow
 Today's Dialog di sana. Nana, yang juga co-produser program itu, sebenarnya
 telah mempersiapkan talkshow lengkap dengan krunya. Tapi, karena
 keterbatasan sarana, hari pertama Nana melaporkan hasil liputannya cuma via
 telepon. Laporan langsung lewat satelit baru bisa dilakukannya hari kedua.

 Turun dari pesawat rombongan wakil presiden di Blang Bintang, Banda
 Aceh, Nana belum merasakan atmosfer kematian. Dia mencium bau anyir darah
 baru setelah sampai di Lambaro, Aceh Besar. Di daerah inilah dia melaporkan
 kondisi yang dia lihat. Mayat-mayat berserakan. Orang yang masih hidup pun
 terlihat bingung. Mereka mencari keluarga dan sanak saudara. Nana
 mengatakan, belum pernah melihat orang sedemikian putus asa. Saat itulah
 Nana melakukan reportase diiringi tangisan.

 Di sana Nana hanya lima hari. Tanggal 31, bersama rombongan wakil
 presiden dia kembali ke Jakarta. Pekan pertama setelah peristiwa, dia belum
 mendengar isu kristenisasi. Isu kristenisasi setelah saya di sini, waktu
 saya di sana tidak terdengar. Memang ada Worldhelp yang konon mengajak
 anak-anak keluar Aceh, ungkap putri kedua Quraish Shihab itu.

 Di sana, kata Nana, banyak sekali isu yang berkembang, karena tak ada
 komando, tak ada pusat informasi yang jelas. Komunikasi lumpuh. Jadi orang
 gampang sekali diprovokasi oleh 

[keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Nikah Sirri

2007-02-13 Terurut Topik Ananto

*Nikah Sirri*
**
*Tanya:

*Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya seorang janda dengan dua anak. Ada seorang kawan sudah beristri,
meminang saya. Dia mau menikahi saya asal secara sirri (sembunyi-sembunyi)
agar keluarganya tidak mengetahui. Saya juga menerima syarat itu, dan saya
menyarankan agar akad dilakukan di depan penghulu tanpa surat kawin resmi
dari catatan sipil. Apakah nikah seperti ini sah?

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
**

*Jawab:*

Akad nikah bukanlah akad biasa, seperti akad-akad lainnya. Namun, lebih dari
sekedar ajaran yang disyari'atkan Allah swt. demi menjaga kesinambungan
generasi, ia juga bertujuan membentuk tatanan sosial yang kuat dan teratur.
Secara keseluruhan, pernikahan bertujuan menghindari mafsadah dan memperoleh
kemaslahatan.Yang perlu dipertanyakan sekarang, apakah nikah sirri itu bisa
mewujudkan hal demikian?

Jelas sekali nikah sirri tidak bisa mewujudkan maksud-maksud
disyari'atkannya pernikahan. Nikah sirri, bahkan, hanya akan menimbulkan
kemafsadahan lebih besar dari kemaslahatan. Perlu diperhatikan, semua
tindakan manusia tidak mungkin lepas dari kemaslahatan dan kemafsadahan.
Jika ia menarik kemaslahatan lebih besar dari kemafsadahan maka ia boleh
dilakukan (masyruu'): adakalanya wajib, sunat, atau mubah. Dan sebaliknya,
jika memberi dampak kemafsadahannya lebih besar (dari kemaslahatan) maka
tidak boleh dilakukan (ghair masyruu'): adakalanya haram atau makruh.

Kembali ke persoalan nikah sirri. Nikah model ini, menurut saya, tidak bisa
sama sekali mewujudkan maksud-maksud disyari'atkannya pernikahan, bahkan
bisa menimbulkan kemafsadahan lebih besar. Jika demikian, maka haram
hukumnya nikah sirri. Wallahua'lam bisshawaab.

Wassalamualaikum Wr. Wb.
*Dr. Ali Mar'iy*
(Kepala Jurusan Fikih Perbandingan Fakultas Syari'ah Al-Azhar)
*(Diambil dari Mingguan Shaut al-Azhar 19 Ramadhan 1421 H / 15 Desember
2000) *


Re: {Disarmed} RE: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab

2007-02-13 Terurut Topik Ananto

mangkanya, cak...
yg harus dikampanyekan adalah nJilbabi Hati... itu yg lebih afdhol...

klo hati nya sudah terJilbabi, urusan apapun akan gamapang mengarahkannya...

salam,
ananto


On 2/14/07, Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] wrote:


   Wa'alaikumussallam Wr Wb.

Ma'af saya ikut nimbrung...

Pak Bambang yg di Rahmati ALlah ( InsyaALlah )

Jawaban dari pertanyaan Pak Bambang adalah TIDAK.

TIDAK semua wanita yg memakai JILBAB itu adalah wanita solehah yg
ber-akhlak Mulia  wanita Ber-iman, tapi ada beberapa wanita memakai JILBAB
karena beberapa hal.

BUKTI yg saya lihat sendiri sampai saat ini adalah, wanita ber - JILBAB
itu karena..

1. Menutupi UBAN, karena dia merasa MALU masih muda tapi rambutnya sudah
penuh UBAN.ini di lakukan oleh saudara saya sendiri  saya tahu PERSIS
saudara saya itu TIDAK PERNAH SHOLAT, bahkan memikirkan Sholat saja TIDAK,
yg dia kejar hanyalah harta dunia  karier.

2. Ada wanita ber- JILBAB tapi dia berkelakuan bak PELACUR, karena dia
ber-JILBAB hanya untuk menjatuhkan Umat Islam  agama Islamdan wanita yg
ber-JILBAB model gini adalah BUKAN orang Islam, jika mereka beragama islam
tapi MUNAFIK.

Tapi bagaiamanapun memakai JILBAB bagi wanita Muslim itu Hukum-nya WAJIB,
dan wanita yg solehah  ber-takwa PASTI mereka memakai JILBAB  wanita
yg memakai JILBAB BELUM TENTU wanita Solehah  bertakwa pada ALLAH swt..

Dan hal  itu urusan dia dng ALLAH,  jika wanita itu ber - JILBAB tapi
ternyata bukan maksud ber-takwa pada ALLAH tapi hanya dng alasan seperti yg
saya ceritakan di atas

Seperti minuman keras atau Khamr, Khamr atau minuman keras itu HARAM
hukum-nya di minum, tapi tidak semua orang yg TIDAK me-minum Khamr atau
minuman keras itu adalah orang Soleh atau Solehah  berakhlak mulia serta
orang yg bertakwa pada Allah swt

Seperti juga SHOLAT.

SHOLAT itu hukumnya WAJIB bagi setiap umat Islam, tapi orang yg SHOLAT
bisa CELAKA jika dia mengerjakan Sholat karena RIYA, bukan Sholat karena
ingin bertakwa pada ALlah swt...

Silahkan baca Surah AL MAA'UUN ( surah ke 107  ayat 4 s/d 6 ) yg
berbunyi...

...Maka KECELAKAAN bagi orang-orang yg SHOLAT...

 ..( Yaitu ) Orang-orang yg LALAI dari Sholatnya

...Orang-orang yg Berbuat RIYA ( dalam Sholatnya ).


Riya itu adalah berbuat amal pebuatan yg di perintahkan oleh ALlah swt
tapi NIAT-nya TIDAK mencari Ridho ALlah tapi NIAT-nya hanya ingin di PUJI
orang dll, seperti yg saya tulis di atas tentang masalah JILBAB...

demikian...

Salam JIHAD
AL-Pacitan








-Original Message-
*From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
s.com]*On Behalf Of *Kartika, Bambang


  Assalamualaikum Wr.wb

P' Raflis amin.kita semua mengerti dalil memakai jilbab,yang saya
tanyakan apakah kita sebagai laki-laki bisa menjamin bahwa wanita yang
berjilbab pasti muslim yang soleha dan memiliki akhlak mulia?

Wassalamualaikum Wr.wb

Bambang Kartika



--
This message has been scanned for viruses and
dangerous content by *MailScanner* http://www.mailscanner.info/, and is
believed to be clean.





[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 26 Muharram 1428H

2007-02-13 Terurut Topik Ananto

Bismillah irRahman irRaheem
In the Name of Allaah, The Most Gracious, The Most Kind
 Allahumma inni as'alukal afwa wal aafiata fiddunya wal aakhiroh. Allahumma
innii as'alukal afwa wal afiyata fidini wadunyaya wa ahli wa mali.
Allahummastur auroti wa amin rou ati wah fadzni mim baini yaday ya wamin
kholfi wa an yamini wa an syimali wa audzubika an ughtala min tahti.

Ya Allah sesungguhnya aku minta kepadamu pemaafan dan kesehatan di dunia dan
akhirat. Ya Allah sesungguhnya aku minta padamu pemaafan dan kesehatan dalam
agamaku dan duniaku dan keluargaku dan hartaku. Ya Allah rahasiaku jagalah
dan keamanan rahasiaku dan jagalah dari antara depan kami dan dari belakang
kami dan dari kanan kami dan dari kiri kami dari atas kami dan aku
berlindung padamu jika dirusak dari bawah kami.


[keluarga-islam] Silaturahmi Kiai kiai Pesantren

2007-02-13 Terurut Topik Ananto

Silaturahmi Kiai kiai Pesantren

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri


Silaturahmi Kiai-kiai Pesantren bersama KH. DR. MA. Sahal Mahfudz di
pesantren Edi Mancoro desa Gedangan Tuntang Salatiga, pada hari Sabtu 10
Februari 2007 yang lalu, selain dihadiri oleh sekitar 200 kiai pesantren
dari berbagai daerah di Indonesia, juga dihadiri oleh Menteri Agama RI dan
Gubernur Jawa Tengah. Dari tokoh pesantren yang kebetulan menjadi pengurus
PBNU, selain KHM DR Ahmad Sahal Mahfudz, hadir KH DR Hasyim Muzadi, KH DR
Maghfur Usman, KH Sadid. Dari Jawa Timur, tampak hadir antara lain KH
Masduqi Mahfudz dan KH Miftahul Ahyar. Beberapa kiai sepuh lain yang siap
hadir seperti KH Abdullah Faqih Langitan, KH Idris Marzuqi Lirboyo, dan KH
Nurulul Huda Ploso, berhalangan hadir karena sakit.



Dari Jawa Barat hadir antara lain KH DR Thonthowy Djauhari Musaddad dan KH.
Aqshal Amri. Dari Jawa Tengah, selain shahibul bait KH Machfudz Ridwan,
hadir antara lain pemimpin tertinggi Thariqah Mu'tabarah Indonesia KH. Habib
Luthfi bin Yahya, KH Sya'roni Ahmadi Kudus, KH. Dimyathi Rois Kaliwungu, KH.
Zaim Achmad yang kebetulan ketua RMI Jawa Tengah; dll. Juga hadir kiai-kiai
pesantren dari DIY, Lampung, Aceh, Sulawesi, dan NTB.


Silaturahmi dengan tema Ulama sebagai Penggerak Simpul Panduan Utama Bangsa
bagi Kemaslahatan Umat itu luput dari liputan pers. Hal ini mungkin karena
tempatnya yang di pelosok desa; mungkin juga karena dianggap kurang menarik
dibanding banjir di Ibu kota, flu burung, dan protesnya anggota-anggota DPRD
terhadap pembatalan rapelan mereka.


Pertemuan para kiai pesantren yang sengaja tidak mau mengganggu dan
mengundang mereka yang masih sedang sibuk urusan politik praktis itu,
ternyata mengeluarkan taushiah yang sarat dengan nuansa 'politis'. Taushiah
ditujukan kepada berbagai pihak.


Kepada Pemerintah, meminta perhatian terhadap hal-hal sebagai berikut:

  1. Pendidikan Nasional selama ini dirasa masih lebih menekankan kepada
  sisi intelektual dan kurang memperhatikan nilai-nilai moral dan sendi-sendi
  akhlakul karimah. Hilangnya rasa malu, merebaknya rasa tega, maraknya tindak
  kekerasan, serta kenakalan orangtua dan remaja; merupakan sebagian indikasi
  dari hal tersebut. Karena itu hendaknya menjadi perhatian yang serius dari
  pemerintah.
  2. Banyaknya bencana alam dan sosial hendaknya dimaknai sebagai
  peringatan keras dari Allah SWT dan ini mestinya mendorong semua pihak untuk
  kembali kepadaNya, bertobat, mawas diri, dan lebih mendekatkan diri
  kepadaNya. Pemerintah, di samping upaya meningkatkan managemen
  penanggulangan bencana dan pendidikan sadar bencana, juga perlu melakukan
  tobat nasuha secara nasional.
  3. Kerusakan alam karena ulah manusia telah mencapai tingkatan serius
  dan membahayakan. Pemerintah diminta untuk lebih tegas menegakkan peraturan
  dan perundang-undangan yang ada untuk memberikan kesempatan bagi bumi
  menyembuhkan luka-lukanya, menjamin kelestarian alam, dan keselamatan
  manusia.
  4. Penegakan hukum seharusnya dipelopori dan diteladankan oleh penegak
  hukum dan orang-orang yang mengerti hukum, sehingga supremasi dan kepastian
  hukum menjadi nyata bagi senua pihak.


Kepada Nahdlatul Ulama, badan otonom, lembaga, dan lajnahnya, diingatkan
bahwa situasi masyarakat dan bangsa seperti sekarang ini, membutuhkan
khidmah dan kiprah semua jajaran Nahdlatul Ulama secara jelas dan terarah
dengan antara lain:

  1. Menegaskan posisinya sebagai pembawa missi Islam yang rahmatan lil
  'aalamiin dan menegaskan kembali pemihakannya kepada umat.
  2. Mengkaji dan meneliti produk kebijakan publik dan implikasinya bagi
  masyarakat untuk menjamin terpenuhinya hak rakyat dan tidak adanya kebijakan
  publik yang merugikan umat.
  3. Mengambil posisi dan peran dalam memperbaiki keadaan (istishlaahu
  an-naas) dengan lebih mementingkan tindakan konkret katimbang sekedar
  wacana.

Mengenai NU yang didirikan oleh para kiai pesantren, Silaturahmi Kiai-kiai
Pesantren mengharapkan sinergi yang lebih baik antara NU dan pesantren dalam
rangka mendayagunakan khidmah terhadap umat, bangsa, dan Negara. NU dan
pesantren juga diharapkan membuka diri tanpa harus kehilangan prinsip yang
diyakini.


Kepada kiai, da'i/mubalig, Silaturahmi Kiai-kiai Pesantren memberi taushiah
antara lain:

  1. Selain menelaah kitab Allah SWT, Sunnah Rasulullah dan kitab-kitab
  mu'tabarah, hendakna mengembangkan pemahaman yang kontekstual.
  2. Menghadapi budaya local, kiai dan da'i/mubalig hendaknya mengikuti
  pola-pola dan gerakan yang telah dipraktekkan oleh Walisongo dalam melakukan
  dakwahnya. Hal ini penting antara lain untuk menghindari benturan antara
  Islam di satu sisi dan budaya local di sisi lain.
  3. Para kiai dan da'i/mubalig hendaknya terus menerus melakukan
  muhasabah, mawas diri, terutama mengenai kedudukan dan peran utama mereka
  dalam masyarakat pada khususnya. Perlu diingatkan bahwa kondisi sekarang ini
  sangat membutuhkan uswah hasanah, keteladanan terutama dari mereka.
  4. Para kiai dan 

[keluarga-islam] Keluarga Pembelajar

2007-02-13 Terurut Topik agussyafii
Keluarga Pembelajar

Buat saya dan istri, keluarga yang bahagia adalah keluarga yang selalu 
belajar. Belajar berarti bekerja dan bermain. Jika suasana belajar 
terbangun dengan riang gembira tentunya yang muncul rasa sayang, suka 
cita, canda tawa menjadi bagian dari kehidupan rumah tangga. Kadang 
juga ya beranteman. Kami berdua sepakat bahwa apapun aktifitas yang 
terjadi didalam rumah tangga adalah meningkatnya kualitas hubungan dan 
kehidupan keluarga menjadi lebih baik. 

Bagaimana dengan kehidupan keluarga bahagia yang anda miliki?

Wassalam,
agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com






[keluarga-islam] Membangun Masyarakat (3)

2007-02-13 Terurut Topik agussyafii
Membangun Masyarakat (3)
( Ideologi Masyarakat Islam)

Masyarakat terbentuk sebagai wujud ketergantungan individu terhadap 
orang lain, karena manusia memang makhluk sosial. Manusia akan 
menjadi apa dan siapa tergantung dengan siapa ia bermasyarakat. 
Manusia di satu sisi memiliki tabiat kooperatip, tabiat bekerjasama 
dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Di sisi lain manusia 
juga memiliki tabiat kompetitip, bersaing dengan yang lain dalam 
mencapai apa yang dibutuhkan. Tetapi manusia sebagai hayawanun 
nathiqun (hewan yang berfikir) terkadang lebih dominan hewannya 
dibanding berfikirnya.  

Sebuah Hadis Rasul bahkan menyebut tiga klassifikasi manusia, yaitu 
(1) shinfun hayawanun; yakni manusia dengan tabiat binatang, (2) 
shinfun ajsamuhum bani Adam wa arwahuhum arwah as syayathin (manusia 
dengan tabiat syaitan) dan (3) shinfun fi dzillillah (manusia 
pilihan). Oleh karena itu dalam bermasyarakat, terutama ketika sedang 
berkompetisi ekpressi manusia bermacam-macam, ada yang lebih menonjol 
kebinatangannya, ada yang lebih menonjol kesyaitanannya, dan sedikit 
yang mencerminkan manusia pilihan. 

Dalam hal manusia bertabiat hewan, ada yang seperti anjing (dengki), 
serigala (predator/buas), ular (licik) , ayam jago (free sex), dan 
lalat (yang bersih dan yang kotor diembat semua). Ciri 
manusiabinatang adlah punya hati tapi tak berfungsi untuk 
berperasaan, punya mata tapi tak berfungsi untuk membedakan mana yang 
boleh dan mana yang tidak, punya telinga tapi tak berfungsi untuk 
membedakan mana yang perlu didengar dan yang tidak boleh didengar. 
Sedangkan cirri manusia syaitan adalah mereka tidak memiliki 
perikemanusiaan sekaligus tidak juga memiliki perikebinatangan.

Al Qur'an sebagai petunjuk hidup manusia juga membimbing mereka dalam 
membangun sebuah masyarakat. Tatanan masyarakat yang dikehendaki al 
Qur'an adalah masyarakat  yang adil , berdasarkan etika dan dapat 
bertahan di muka bumi, dan model masyarakat seperti itu hanya mungkin 
terwujud jika memiliki ideologi. Manusia memiliki kebutuhan fitri 
untuk mempertahankan hidupnya, oleh karena itu manusia terdorong 
untuk memiliki jaminan ekonomi dan jaminan rasa aman. Semua tatanan 
masyarakat sebenarnya dimaksud untuk memperoleh dua hal tersebut. 
Oleh karena itu tuntunan Al Qur'an dalam membangun masyarakat juga 
mengedepankan infratruktur kesejahteraan sosial bagi terwujudnya dua 
jaminan tersebut. Butir-butir al Qur'an tentang infrastruktur 
kesejahteraan sosial antara lain :

1. Kekayaan tidak boleh berputar di kalangan orang kaya saja, kaila 
yakun dulatan baina al aghniya (Q/59:7), di dalam harta si kaya ada 
hak orang miskin, wafi amwalihim haqqun lissa'ili wa al mahrum 
(Q/70:24-25), zakat diratakan kepada kelompok yang membutuhkan (8 
asnaf), harta kekayaan dipandang sebagai karunia Tuhan (fadhlullah 
(Q/62:10) dan modal kebaikan universal , faman tathawwa`a khairan 
fahuwa khairun lahu (q/2:184), berlomba-lomba menumpuk kekayaan 
dicela, alhakum attakatsur (Q/102), alladzi jama`a malan wa `addadahu 
(Q/104) , riba juga dilarang (Q/30:39)

2. Keadilan harus ditegakkan, kunu qawwamuna bi al qisth (Q/4:135), 
kesaksian juga harus diberikan secara jujur, meski merugikan diri 
sendiri, kepada musuhpun harus bersikap adil, wala yajrimannakum 
syana'anu qaumin an ta`dilu (Q/5:8).

3. Untuk melanggengkan ikatan masyarakat, harus ada kepemimpinan 
kolektip, wa amruhum syura bainahum (Q/42:38), tetapi juga harus ada 
otoritas negara sebagai wakil masyarakat yang tertinggi, disebut ulil 
amri, dimana ia berwenang menegakkan hukum di tengah masyarakat, 
menengahi konflik sosial, dan mengamankan distribusi bagi  
kesejahteraan sosial. 

4. Dalam hidup kemasyarakatan, unit kekeluargaan diperkukuh, ketaatan 
kepada orang tua sangat ditekankan , wa bil walidaini ihsana, wa dzil 
al qurba wa al yatama wa al masakin (Q/2:83) dan solidaritas sosial 
mukmin ditekankan,  (Q/4:36).

5. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat, di buka pintu amar 
ma`ruf nahi munkar sebagai sistem kontrol sosial (Q/3:104)

6. Persekongkolan jahat sangat dicela, pemberontakan destruktip 
(bughat) kepada negara tidak dibolehkan, tetapi kritis kepada 
perilaku yang salah sangat dianjurkan.Nabi Nuh misalnya adalah 
pemberontak terhadap tatanan masyarakat yang menyimpang, fasad fi al 
ardh..

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com






Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab

2007-02-13 Terurut Topik SPSI K1
Oke Bos ananto...Bukan bos gila loh...
Matur nuwun,Terima kasih,atas masukannya.sok mangga dilanjut obrolannya.
  - Original Message - 
  From: Ananto 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 14, 2007 11:18 AM
  Subject: Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab



  saya menghargai anda jika memakai jilbab atas dasar keimanan sampeyan... jika 
sampeyan meyakini bahwa memakai jilbab itu wajib, silahkan dipakai dan 
digunakan serta diamalkan

  tapi,
  jangan menyalahkan yg tidak memakai jilbab, karena berkeyakinan bahwa memakai 
jilbab itu tidak wajib

  salahkan yg suka berbusana mengundang... dan sekali lagi concern saya, 
tidak memakai jilbab itu harus yg mengundang

  salam jilbab,
  ananto

   
  On 2/13/07, SPSI K1 [EMAIL PROTECTED] wrote: 

Mas ananto dan Eroh si pipi kemerah merahan kalo kepanasan...

saya sedikit punya cerita dulu ketika pelajaran agama sekolah saya di 
terangkan oleh guru saya bahwa penghuni neraka itu kebanyakan adalah wanita dan 
karena kebanyakan wanita tidak menutup auratnya alias tidak berjilbab,bener ga 
yah ? 
Ketika saya memutuskan berjilbab seharusnya saya tidak perlu minta restu 
suami saya karena saya tahu jilbab itu wajib tetapi sebagai istri yang baik 
apapun yang ada di diri saya, suami saya harus tahu dan ketika suami saya 
bilang bila saya ingin pakai jilbab ya pakai saja asal jangan cuma ikut-ikutan 
mode atau lagi ngetrend 
segala sesuatu yang diperintahkan Allah untuk umatnya berarti itu kebaikan 
untuk umat itu sendiri.
Seperti layaknya cerita di koran-koran mengenai wanita muslimah yang ingin 
memakai jilbab di lingkungan publik khususnya ditempat kerja jilbab itu selalu 
jadi masalah dan ketika banyak wanita muslimah mengorbankan penghasilan dan 
kerjaan mereka karena mereka hanya ingin mempertahankan perinsip mereka untuk 
tetap memakai jilbab.dan itu introfeksi untuk diri saya sendiri.
Ketika saya memakai jilbab ada yang bilang jilbab yang saya pakai hanya 
menutupi kecantikan saya.
dan ada yang bilang saya pakai jilbab mau ikut festival.
Dan ada yang bilang saya terlalu muda untuk memakai jilbab karena fenomena 
yang ada ditempat saya jilbab itu hanya untuk kaum ibu saja.
tapi itulah godaan buat saya segala sesuatu butuh proses dan saya sangat 
menikmati masukan dari mereka semua.
Nikmat mana lagi yang Allah berikan kepada saya yang saya pungkiri.
Di beri punya suami yang baik
Di beri anak yang sehat
Di Kesehatan
Di beri Pekerjaan
dll... 
kalo di sebutin ga kehitung banyak nikmat dan rahmat Allah yang diberikan 
kepada saya dan saya hanya bisa menangis dan menangis betapa saya yang bodoh 
dan hina ini masih di beri kesempatan untuk melihat orang-orang yang saya 
sayangi sampai detik ini. 

Salam


  - Original Message - 
  From: Ananto 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, February 13, 2007 1:45 PM
  Subject: Re: [keluarga-islam] Terhormat Meski Tanpa Jilbab

   

  hehehe...
  nyantai aja bos... beda menafsirkan aja koq.. :))

  sampeyan menanyakan bagaimana pandangan gusti allah? jawabannya jelas: 
wallahu a'lam... :)

  salam,
  ananto

   
  On 2/13/07, Raflis amin [EMAIL PROTECTED]  wrote: 
Ah memang manusia ini paling pintar untuk berdalih. Mungkin yang 
dimaksud terhormat disini adalah dari pandangan manusia. Tapi bagaimana dengan 
pandangan ALLAH SWT ??? 



Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: 
  Terhormat Meski Tanpa Jilbab 
  Najwa Shihab punya prinsip sendiri tentang jilbab. Bagi dia, hati 
berjibab lebih baik daripada sekadar jilbab kepala. 
   
  Profil, Maret 2005
  TAK SULIT menjumpai Najwa Shihab. Hampir saban hari dia muncul di 
stasiun MetroTV. Selama kariernya di televisi itu, yang paling mengharukan saat 
Nana, sapaan karibnya, melaporkan kondisi Aceh pasca-Tsunami akhir Desember 
lalu. Awal mula dia memberi laporan, meski tampak tegar tapi akhirnya tak kuasa 
menahan linangan air mata. Nana menangis. 

  Saat bertolak ke Aceh, 27 Desember, Nana berniat menggelar talkshow 
Today's Dialog di sana. Nana, yang juga co-produser program itu, sebenarnya 
telah mempersiapkan talkshow lengkap dengan krunya. Tapi, karena keterbatasan 
sarana, hari pertama Nana melaporkan hasil liputannya cuma via telepon. Laporan 
langsung lewat satelit baru bisa dilakukannya hari kedua. 

  Turun dari pesawat rombongan wakil presiden di Blang Bintang, Banda 
Aceh, Nana belum merasakan atmosfer kematian. Dia mencium bau anyir darah baru 
setelah sampai di Lambaro, Aceh Besar. Di daerah inilah dia melaporkan kondisi 
yang dia lihat. Mayat-mayat berserakan. Orang yang masih hidup pun terlihat 
bingung. Mereka mencari keluarga dan sanak saudara. Nana mengatakan, belum 
pernah melihat orang sedemikian putus asa. Saat itulah Nana melakukan reportase 
diiringi 

[keluarga-islam] Keinginan

2007-02-13 Terurut Topik agussyafii
Keinginan

Keinginan adalah energi kemajuan, terkadang buat saya juga seperti kuda 
liar yang tak terkendali. Menabrak sana sini. Seorang teman membenarkan 
pendapat itu. Dia mengatakan bahwa kita bisa mendapatkan kemajuan 
sekaligus merangkul rasa kemanusiaan. 

Bagaimana itu mas caranya? Tanya saya. Jika keinginan kita 
landasannya adalah kemanusiaan maka kita memperoleh keduanya. Namun 
jika landasannya keinginan adalah untuk menumpuk materi semata, 
kemajuan tercapai tapi hancur rasa kemanusiaannya.

Wassalam,
agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com