Re: [keluarga-islam] Buya Syafii: Kemerdekaan Agama, Toleransi, dan Radikalisme (I)

2016-03-11 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Mas Ananto, kok artikel dari keluarga islami sudah tidak masuk lagi ke email 
saya. Salam


  From: "Ananto pratikno.ana...@gmail.com [keluarga-islam]" 

 To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
 Sent: Thursday, October 8, 2015 11:50 AM
 Subject: [keluarga-islam] Buya Syafii: Kemerdekaan Agama, Toleransi, dan 
Radikalisme (I)
   
    Kemerdekaan Agama, Toleransi, dan Radikalisme(I)Oleh: Ahmad Syafii Maarif   

Institut Leimena pimpinan Jakob Tobing sangat bergiat mengadakan 
berbagaipertemuan, diskusi, dialog, simposium, dan yang sejenis itu 
tentangmasalah-masalah yang berakaitan dengan agama, kebudayaan, pilantropi, 
dansebagainya. Institut ini punya jaringan luas dengan lembaga-lembaga 
luarnegeri, khususnya Amerika Serikat. Saya sering diundang untuk berbicara 
dalamforum institut ini.
Demikianlah pada 4 Oktober 2015, bertempat di Hotel Phoenix Yogyakarta,diadakan 
dialog dengan topik: “Indonesia’s Civilizational Heritage: Assett toPromote 
Religious Freedom and Tolerance, and to Counter Religious Radicalism”(Warisan 
Peradaban Indonesia: Aset untuk Mengembangkan Kemerdekaan Agama,Toleransi, dan 
untuk Menjawab Radikalisme Agama). Pengantar dialog diberikanoleh Gubernur DIY 
Sultan Hamengku Buwono X dengan pembicara Romo Prof. Dr.Barnadus Soebroto 
Mardiatmadja, S.J. (Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara),Prof. DR. M. Amin 
Abdullah (UIN Sunankalijaga), dan saya sendiri. Enampenanggap dari Amerika 
Serikat dengan berbagai profesi adalah: David Melilli,Darrellyn Melilli, Howard 
F. Ahmanson, Roberta G. Ahmanson, Paul Marshall, danRalph D. Veerman.
Diskusi terbatas di atas cukup intensif yang juga dihadiri oleh beberapapeserta 
lain dari Indonesia. Berikut ini adalah terjemahan bebas dari makalahyang saya 
sampaikan  dengan sedikit perubahan di sana-sini:
Untuk berbicara tentang kemerdekaan agama dan toleransi dalam 
petaagama-kultural di Indonesia, kita perlu melacak sedikit latar belakang 
sejarahkeagamaan yang meliputi era Hindu-Buda, Islam, Kristen, sampai masa 
sekarang.Dengan pengatahuan yang sedikit memadai kita akan tahu bahwa 
masalahkemerdekaan agama dan toleransi ternyata punya suatu raison de’tre 
(alasankeberadaan) yang kuat sekali dalam kehidupan bangsa ini.
Adalah penyair-filosuf Majapahit Mpu Tantular yang membuat formulasi 
pentingtentang kemerdekaan agama dan toleransi sebagai fondasi filosofis 
KerajaanBesar Hindu Majapahit (1293-1520) yang terletak di Jawa Timur itu. 
FrasaBhinnêka tunggal ika (secara harfiah bermakna “sekalipun beraneka, 
tetapiSatu”) berasal dari pengarang Jawa kuno itu. Terjemahan modern  
dalambahasa Indonesia adalah “Persatuan dalam Keberagaman” (Unity in 
Diversity),yang telah ditetapkan sebagai sasanti dan motto nasional resmi 
negara ini.
Sekalipun Mpu Tantular seorang penganut agama Budha, elite Majapahit 
sangatmenghormatinya. Berikut ini adalah kutipan terjemahan dari Kakawin 
Sutasomakarya Tantular di dalamnya ungkapan Bhinnêka itu ditemukan, yaitu dalam 
canto139 bait 5:
Disebutkan bahwa Budha yang kesohor dan Syiwa adalah dua hakekat yang berbeda.
Memang berbeda, tetapi mana mungkin untuk mengenal perbedaannya sambil 
lalu,karena kebenaran Jina (Budha) dan kebenaran Syiwa adalah tunggal.
Benar keduanya berbeda, tetapi sama jenisnya, sebagaimana tidak ada 
dualitasdalam Kebenaran (Dharma).
Bait terakhir ini adalah terjemahan dari ungkapan bahasa Jawa kuno 
yangberbunyi: “Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.” (Lih. 
SoewitoSantoso, Sutasoma, a Study in Old Javanese Wajrayana. New Delhi: 
InternationalAcademy of Culture, 1975, hlm. 578).  
Doktrin Kebenaran Tunggal membuka pintu lebar-lebar bagi orang untuk 
memahamidan melihat masing-masing agama dari sisi dan perspektif yang berbeda. 
Hal inihanya mungkin jika orang punya minda dan hati yang terbuka untuk berbagi 
denganorang lain. Sikap mau memonopoli kebenaran adalah hambatan nyata untuk 
berbagidengan berbagai aliran keagamaan yang ada. Peperangan yang meledak 
antarapemeluk agama harus dilihat dari sisi sikap yang mau menang sendiri ini. 
[] REPUBLIKA, 06 Oktober 2015 Ahmad Syafii Maarif | Mantan Ketua UmumPimpinan 
Pusat Muhammadiyah


-- 
http://harian-oftheday.blogspot.com/ "...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."  #yiv1870225668 #yiv1870225668 -- #yiv1870225668ygrp-mkp 
{border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 
10px;}#yiv1870225668 #yiv1870225668ygrp-mkp hr {border:1px solid 
#d8d8d8;}#yiv1870225668 #yiv1870225668ygrp-mkp #yiv1870225668hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv1870225668 #yiv1870225668ygrp-mkp #yiv1870225668ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv1870225668 #yiv1870225668ygrp-mkp .yiv1870225668ad 
{padding:0 0;}#yiv1870225668 #yiv1870225668ygrp-mkp .yiv1870225668ad p 
{margin:0;}#yiv1870225668 #yiv1870225668ygrp-mkp .yiv1870225668ad a 
{color:#ff;text-decoration:none;}#yiv1870225668 

Re: [keluarga-islam] Islam Nusantara, Dari NU untuk Dunia

2015-08-11 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
NU MENCANANGKAN ISLAM NUSANTARA, LANTAS MUHAMMADYIAH MENCANANGKAN ISLAM APA 
MACAM-MACAM SAJA. MEMANG ADA ISLAM ARAB, ISLAM TURKI, ISLAM MESIR, ISLAM 
MAKKAN, ISLAM SYRIA. ISLAM YA ISLAM. 


  From: Ananto pratikno.ana...@gmail.com [keluarga-islam] 
keluarga-islam@yahoogroups.com
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
 Sent: Friday, August 7, 2015 11:50 AM
 Subject: [keluarga-islam] Islam Nusantara, Dari NU untuk Dunia
   
    Islam Nusantara, DariNU untuk DuniaOleh: Dawam Multazam
Akhir-akhir ini panggung diskusi publik kita diramaikan oleh tema 
IslamNusantara, terutama sejak kejadian pembacaan al-Qur’an dalam sebuah acara 
diIstana Negara oleh seorang qori’ yang juga dosen Universitas Islam Negeri 
(UIN)Sunan Kalijaga Yogyakarta. Qiro’ah tersebut menjadi buah bibir 
masyarakatkarena, sebagaimana disebutkan oleh pembawa acara, menggunakan 
langgam khasNusantara, tilawah (cara membaca) al-Qur’an yang kurang lazim 
didengar olehsebagian masyarakat. Setelah kejadiantersebut, tak pelak timbul 
pro-kontra yang cukup panjang, apalagi Pemerintah,melalui Presiden Jokowi dan 
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, menyatakandukungannya terhadap tilawah 
tersebut. Dukungan yang diberikan Pemerintahsebenarnya tidak hanya terhadap 
qiro’ah berlanggam Nusantara, tetapi lebihbesar daripada itu, yakni dukungan 
terhadap Islam Nusantara. Menurut PresidenJokowi, ia mendukung Islam Nusantara, 
karena merupakan “Islam kita, yang penuhsopan santun, tata krama, dan 
toleransi” (BBC Indonesia, 14/6). Ramainya panggungdiskusi publik seputar Islam 
Nusantara ini juga seiring dengan rencana PengurusBesar Nahdlatul Ulama (PBNU) 
menjadikan tema Muktamar NU ke-33 di Jombang, 1-5Agustus 2015, 
berbunyi“Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia danDunia”. 
Menurut Ketua Muktamar tersebut, H Imam Aziz, dipilihnya tema tersebuttidak 
terlepas dari agenda jam’iyyah NU menjelang seabad usianya. IslamNusantara, 
sebagai model keislaman yang dianut oleh Nahdliyin (warga NU), perluuntuk 
ditunjukkan posisi strategisnya sebagai “agen” Islam rahmatan lil alamindi 
Indonesia dan di seluruh dunia. Terkait peran NU di Indonesia, tentu sajasudah 
menjadi pengetahuan umum bahwa NU yang lahir pada tahun 1926 
merupakanorganisasi massa Islam terbesar di Indonesia, sehingga sudah barang 
tentumemiliki peran yang signifikan bagi perjalanan bangsa dan negara ini. 
Kemudian, mengenaikiprah NU di panggung dunia, selain beberapa kali pengurusnya 
hadir dalambeberapa forum pro-perdamaian dan pro-toleransi Internasional,  NU 
jugamenginspirasi, antara lain, ulama Afghanistan untuk membentuk 
organisasimasyarakat yang bertujuan untuk kemaslahatan umat. Berawal dari 
pertemuandengan PBNU pada 2013, saat ini ulama Afghanistan sudah membentuk 
NahdlatulUlama Afghanistan (NUA), organisasi masyarakat yang berprinsip 
tawasut(moderat), tawazun (seimbang-equal), adalah (keadilan), tasamuh 
(toleran), danmusyarokah (serikat-persatuan). Sebagaimana diketahui, prinsip 
yang dianut olehNUA tersebut mengadopsi prinsip-prinsip yang dianut oleh NU 
berdasarkanpetunjuk para ulama salaf (pendahulu). Tanggung Jawab NUuntuk Umat 
Berangkat darikesadaran atas perannya yang signifikan bagi masyarakat, 
tampaknya NU jugamenyadari bahwa ada tanggung jawab yang lebih besar. Akhirnya, 
denganmenghilangkan sekat organisasi masyarakat yang dimilikinya, NU 
kemudianmemunculkan tema Islam Nusantara. Pemunculan frasa Islam Nusantara 
inisebenarnya bukan merupakan penemuan aliran atau ajaran Islam yang baru. 
Karena,menurut Dr H Eman Suryaman, Ketua PWNU Jawa Barat, Islam Nusantara 
merupakan“sebuah model keislaman yang berdasarkan demografi-sosiologis” (NU 
Online,9/6). Selain ia bukanmerupakan aliran atau ajaran, ia juga bukan hal 
yang baru (saja) dilahirkanoleh NU. Memang betul bahwa NU adalah pihak pertama 
yang dewasa ini begitugencar memunculkan istilah ini, tercatat pada tahun 2008 
lalu, Taswirul Afkar(Jurnal yang diterbitkan oleh Lakpesdam NU), mengangkat 
tema “Islam Nusantara”sebagai bahan kajian di edisi ke-26.Kemudian, sejak tahun 
2013 di lingkunganperguruan tinggi NU (Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul 
Ulama, STAINU,Jakarta) sudah dibuka program pascasarjana Sejarah Kebudayaan 
Islam yangberkonsentrasi pada Islam Nusantara. Tetapi sejatinya Islam Nusantara 
sudaheksis sejak pertama kali dakwah Islam hadir dan berkembang di Tanah 
AirNusantara ini, meskipun tentu saja belum dirumuskan dalam frasa 
IslamNusantara. Begitu dua kata yangtersusun dari entitas agama dan budaya ini 
ramai dibincangkan, barulah paratokoh NU berikhtiar merumuskan definisinya. 
Prof Isom Yusqi, Direktur ProgramPascasarjana STAINU Jakarta, misalnya, 
menyebutkan bahwa Islam Nusantaramerupakan “istilah yang digunakan untuk 
merangkai ajaran dan paham keislamandengan budaya dan kearifan lokal Nusantara 
yang secara prinsipil tidakbertentangan dengan nilai-nilai dasar ajaran Islam” 
(NU Online, 25/6).KemudianKH Afifuddin Muhajir, Katib Syuriyah PBNU dan Guru 
Utama Fiqh-UshulFiqh di 

Re: [keluarga-islam] Islam Nusantara Perspektif Tradisi Pemikiran NU

2015-08-11 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
NANTI AKAN ADA PENGGANTIAN KTP DENGAN MENGGANTI KOLOM AGAMA  DENGAN ; ISLAM 
NUSANTARA,. 

  From: Ananto pratikno.ana...@gmail.com [keluarga-islam] 
keluarga-islam@yahoogroups.com
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, August 5, 2015 11:29 AM
 Subject: [keluarga-islam] Islam Nusantara Perspektif Tradisi Pemikiran NU
   
    Islam Nusantara Perspektif Tradisi PemikiranNUOleh: Muhammad Sulton Fatoni 
Terma 'Islam Nusantara' menjadi perbincanganmasyarakat Indonesia tidak lama 
setelah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)menetapkannya sebagai tema 
Muktamar NU Ke-33 di Jombang pada tanggal 1—5Agustus 2015, Meneguhkan Islam 
Nusantara untuk Peradaban Indonesia danDunia. Berbagai diskusi digelar, begitu 
juga puluhan artikel muncul dimedia nasional, dari tulisan mahasiswa hingga 
Guru Besar. Tak pernah terjadidalam sejarah NU sebelumnya tema Muktamar bisa 
meledak dan jadi bahan diskusiseramai ini.
Di antara pemikiran yang muncul tentang 'Islam Nusantara' 
adalahmengkomparasikannya dengan istilah 'Islam: The Straight Path' 
yangditerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, 'Islam: Jalan Lurus', atau 
Islam:Shiratal Mustaqim. Memaknai 'Islam: The Straight Path' dengan 'Islam: 
JalanLurus' memang tidak menimbulkan pergeseran pemahaman. Namun menjadi 
persoalanbesar jika menyamakan makna 'Islam: The Straight Path' (Islam: Jalan 
Lurus)dengan 'Islam: Sirathal Mustaqim'. 
Rangkaian kata shirathal mustaqim terdapat dalam surah al-Fatihah ayat 6 
(enam)yang lengkapnya, ihdinas shirathal mustaqim. Maksud kata shirath dalam 
nashtersebut adalah 'agama Islam'. Sedangkan maksud mustaqim dalam ayat 
tersebutadalah 'kemapanan tanpa distorsi' (Ahmad as-Showy, 1813M). Sehingga 
jikadirangkai dalam satu kalimat, 'islam: Shiratal Mustaqim' menimbulkan 
kekacauanarti yang bersumber dari kesalahan merangkai kata. Padahal Rasulullah 
sawmenegaskan bahwa Islam itu kesaksian ketuhanan hanya Allah, kerasulan 
Muhammadsaw, komitmen melaksanakan salat, mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan 
dan pergihaji saat mampu (Imam Muslim, 875M).
Muncul juga pemikiran mengkomparasikan 'Islam Nusantara' dengan istilah 
'IslamRahmatan lil 'Alamin'. Kalimat 'rahmatan lil 'alamin' ini terdapat dalam 
surahal-Anbiya' ayat 107, wa ma arsalnaka illa rahmatan lil alamin (Aku tidak 
utusengkau Muhammad kecuali untuk mengasihi alam semesta). Ibn Abbas 
menegaskanbahwa subyek dari misi 'mengasihi alam semesta' adalah Nabi Muhammad 
saw.Sedangkan obyeknya adalah seluruh umat manusia (at-Thabari: 919M). 
Makarangkaian kata 'Islam rahmatan lil 'Alamin' pun memunculkan kekacauan arti 
yangdisebabkan oleh kesalahan merangkai kata. 
Kedua rangkaian kata di atas sudah cukup populer di tengah masyarakat. 
Keduafakta tersebut tentu problem besar mengingat keduanya (shiratal mustaqim 
danrahmatan lil 'alamin) adalah bagian dari nash al-Qur'an. Padahal telah 
menjadikesepakatan ulama bahwa hanya orang-orang dengan kriteria tertentu saja 
yangpunya otoritas untuk memaknai al-Qur'an.
Terma 'Islam Nusantara' juga tidak tepat dianalisa dengan pendekatan 
ilmulinguistik Arab teori nisbat. Sebab kata 'Nusantara' dalam rangkaian 
'IslamNusantara'—dalam berbagai tulisan para pemikir NU—itu bukan untuk 
kategorisasi.Kata 'Nusantara' dalam konteks linguistic hanya menerangkan 
teritori dimanapenghuninya memeluk agama Islam.
Begitu memahami 'Islam Nusantara' dengan pisau analisa 
pendapatKoentjaraningrat. Sudah sepatutnya Koentjaraningrat berpendapat bahwa 
agama itutitah Tuhan dan sebaiknya tidak berusaha mengembangkan suatu agama 
Islam khasIndonesia. Pernyataan Koentjaraningrat tersebut berkesesuaian dengan 
prinsipIslam sebagai ajaran yang mapan tanpa distorsi (shirathal mustaqim). 
Hanya sajaterma 'Islam Nusantara' bukanlah bentuk pengembangan agama Islam.
Lalu bagaimana dengan terma 'Islam Nusantara'? Dua rangkaian kata ini 
sebenarnyamembutuhkan penjelasan sederhana. 'Islam' dan 'Nusantara' adalah dua 
kata yangmasing-masing mempunyai makna, dan kedua kata tersebut digabungkan 
untukmembentuk frasa. Maka jadilah rangkaian 'Islam Nusantara' yang 
memperlihatkanhubungan erat antara bagian yang diterangkan-menerangkan (Ramlan, 
1985) meskitanpa menimbulkan makna baru. 
Dalam ilmu bahasa Indonesia jenis penggabungan kata ini disebut 'aneksi'.Karena 
masuk dalam kategori 'aneksi' maka terma 'Islam Nusantara' sama sajadengan 
terma 'Islam di Nusantara'. 
'Islam Nusantara' dengan makna yang sama dapat dipahami dari 
perspektifgramatika Arab bahwa rangkaian dua kata 'Islam Nusantara' bukan 
susunanshifat-maushuf (sifat-yang disifati), melainkan susunan idlâfah 
(aneksi).Karena itu di antara kedua kata tersebut terkandung kata imbuhan, 
bisaberimbuhan min (dari) atau fî (di). Contoh, khâtamu hadîdin, artinya 
cincin'dari' besi; qiyâmul lail, artinya salat 'di' malam hari. Maka rangkaian 
'IslamNusantara' itu bukan bermakna 'Islam' disifati 'Nusantara', tapi 'Islam 
hidupdi Nusantara'. Kata 'Nusantara' bukan sifat dari Islam, tetapi sebagai 
idlâfah(KH. Subhan Ma'mun, 

Re: [keluarga-islam] Agama KTP

2014-11-28 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Mungkin ada skenario terselubung dibalik usaha untuk menghilangkan kolom agama 
di KTP. Untuk mengakomodasi keinginan minoritas, dengan mengorbankan mayoritas. 
Padahal yang ngurusin KTP itu ngakunya juga Islam, tapi mungkin ISLAM KTP YA. 
Makanya baru saja jadi pejabat yang di ucek-ecek dulu KTP. HEBAT PEJABATNYA.


  From: Ananto pratikno.ana...@gmail.com [keluarga-islam] 
keluarga-islam@yahoogroups.com
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
 Sent: Thursday, November 27, 2014 11:04 AM
 Subject: [keluarga-islam] Agama KTP
   
     
Mau agama apa pun,mau paham apa pun, saatnya mengisi kolom agama dalam KTP. 
Silakan yang punyapaham kejawen ditulis paham kejawennya, Sunda wiwitan ditulis 
Sunda wiwitannya.Pengikut Dayak Benoa ditulis paham keyakinannya. Kelompok 
Dayak Segandu berhakmenjadi penduduk Indonesia.  Termasukkalau yang merasa 
tidak bertuhan atau ateis, silakan mencantumkan keyakinannya.Sok we ari wani 
mah... meh sarerea apal. (silakan saja kalau berani...biar semua orang tahu). 
Itu pun kalau ada yang berani mencabut Tap MPR-nya.Saya tunggu nyalinya !!!
 salam,ananto= Agama KTPOleh: Dedi Mulyadi Bangsa Indonesiadikenal sebagai 
bangsa religius, memiliki sistem keyakinan terhadap Tuhan YangMaha Esa yang 
sudah berlangsung sejak seluruh pelataran Nusantara dihuni olehnenek moyang 
kita.  Penamaan terhadapTuhan Yang Maha Esa memiliki keragaman yang didasarkan 
pada dialektika bahasa,ada yang menyebutnya Sang Hyang Widiwase, ada yang 
menyebutnya Sang HyangTunggal , ada pula yang menyebutnya Sunan Ambu, Hyang 
Murbeng Alam, Pangeran NuMaha Kawasa, dan dalam sistem keyakinan agama Islam 
menyebutnya dengan AsmaAllah Subhanahu WataAllah Subhanahu Wataala.  Hal 
tersebut sangatdipengaruhi oleh faktor geografis Arab sebagai tempat 
diturunkannya wahyukepada Nabi Muhammad SAW. Keyakinan terhadap asma Sang 
Mahakuasa melahirkan duakutub yang berbeda. Ada yang beranggapan bahwa asma 
bagi Tuhan di luar asmayang diajarkan dalam kitabnya adalah bukan Tuhan, tetapi 
ada juga yangberanggapan bahwa seluruh nama-nama itu lambang dari esensi 
Kemahakuasaan danKemahatunggalan yang memiliki kekuasaan di luar jangkauan 
manusia.  Prinsip yang dianutdalam berketuhanan bukan hanya didasarkan pada 
nama, tetapi yang lebih tinggiderajatnya dari itu adalah sistem keyakinan yang 
bernama agama. Orang Sundamenganggap agama adalah ageman /cecekelan hirup 
(pegangan/pedoman hidup) yangada dalam hati dan pikiran setiap manusia untuk 
menata hidup agar memilikiketeraturan yang sejalan dengan kehendak Yang Maha 
Mengatur.  Sistem pengajaranagama mengatur dua hal, mana yang semestinya 
dilakukan oleh manusia dan manayang semestinya ditinggalkan oleh manusia, yang 
dalam bahasa sederhananya agamamengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk.  
Keragaman pemahamanterhadap sistem keyakinan atau agama lebih banyak pada aspek 
yang bersifat tatacara manusia untuk menyembah Tuhannya secara langsung atau 
yang disebut dengansistem ritual. Bukan hanya antaragama, melainkan juga dalam 
satu sistem agamasekalipun telah melahirkan keragaman pemahaman.  Keragaman 
tersebutsangat dipengaruhi oleh pandangan para ahli keagamaan sejak wafatnya 
Nabi yangmenjadi pemegang otoritas wahyu orisinal. Setelah meninggalnya Nabi, 
tumbuhlahpara pemegang otoritas kebenaran agama yang mulai beragam. Keberagaman 
tersebutsangat dipengaruhi oleh domisili, budaya, tingkat kecerdasan 
masyarakat, bahkankekuasaan yang berkembang pada saat itu.  Jadi kalau 
kitaberbeda, tidak perlu berselisih. Kita tidak perlu pula merasa paling tahu 
ataupaling benar, karena kita tidak mengalami sendiri keadaan jaman itu, 
karenasemuanya adalah ”katanya” yang diilmiahkan.  Agama itukekuatannya pada 
keyakinan. Yang membuat kita dekat dengan Tuhan adalahkeyakinan kita dan 
keyakinan sangatlah individual. Kini perkara individual ituberubah menjadi 
perkara yang bersifat karena sistem keyakinan itu mewarnaiperanti kenegaraan 
yang diatur oleh peraturan perundang-undangan.  Sebagai contoh,dalam ajaran 
Islam, sistem perkawinan masyarakat yang menganut agama Islamdiatur dalam 
Undang-Undang Pokok Perkawinan. Nah, dalam urusan kawin ini sayabingung. 
Perkawinan itu peristiwa ritual atau peristiwa administrasikependudukan? Kalau 
memang ritual, kenapa dicatat? Kalau memang peristiwaadministrasi kependudukan, 
kenapa dicatatnya oleh KUA, bukan oleh Disdukcapil?  Karena saudara sayayang 
nonmuslim, perkawinannya dicatat oleh Disdukcapil. Kan sama-sama 
mencatatperkawinan, kan sama-sama bangsa Indonesia, kenapa dibedakan? Ditambah 
lagibanyak daerah yang menggratiskan Sistem Pencatatan Pernikahan yang 
dilayanioleh Disdukcapil, sedangkan yang dicatat oleh KUA masih bayar.  Ini 
adalahdiskriminasi pencatatan perkawinan yang harus dibahas secara serius oleh 
paraaktivis HAM, karena yang lebih serius lagi adalah loba dulur kuring 
(banyaksaudara saya) yang kawinnya tidak dicatatkan, karena tidak punya uang 
untukbayar. Akibatnya anak-anaknya kesulitan memiliki akta kelahiran. 

Re: [keluarga-islam] (GD) Saat-saat Kritis Gus Dur Lolos dari Maut

2014-11-11 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Kadang-kadang kita rancu dalam memaknai sesuatu kejadian.Kalau sudah ajal tiba 
tidak ada yang bisa menolaknya termasuk Gus Dur, tapi kalau BELUM ajal dalam 
kondisi yang bagaimanapun, segenting apapun orang tersebut belum akan 
meninggal. Dan ini bukan Gus Dur aja, masih banyak yang lain. Jadi bukan lolos 
dari maut, belum ajal saja.

  From: Ananto pratikno.ana...@gmail.com [keluarga-islam] 
keluarga-islam@yahoogroups.com
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
 Sent: Tuesday, November 11, 2014 8:37 AM
 Subject: [keluarga-islam] (GD) Saat-saat Kritis Gus Dur Lolos dari Maut
   
     Saat-saat Kritis Gus Dur Lolos dari Maut Pada malam 19 Januari, Hasyim 
Wahid, adikterkecil Gus Dur sedang menunggunya di kantor ketika kemudian ia 
merasakhawatir. Gus Dur ke kamar mandi di seberang koridor kantornya di gedung 
PBNU.Setelah sekian lama, ia tak muncul juga. 
Karena tak dapat menunggu lagi, Hasyim dan beberapa orang lagi membuka 
paksapintu kamar mandi dan mendapatkan Gus Dur tak sadarkan diri di 
lantai.Saudaranya yang lain, Umar, seorang dokter, dipanggil dan Gus Dur 
dilarikan kerumah sakit.
Umar mengumpulkan teman-temannya dan malam itu ahli bedah syaraf terbaik 
diIndonesia berkumpul di rumah sakit untuk berunding dengan Umar.
Tampaknya Gus Dur tak akan bertahan hidup. Tekanan darahnya meningkat hingga 
ketingkat fatal dan denyut nadinya serta tanda-tanda vital lainnya menunjukkan 
ianyaris menghadapi maut.
Diagnosis yang diberikan adalah bahwa ia menderita stoke berat. 
Satu-satunyacara untuk mengatasi msalah ini adalah melakukan pembedahan darurat 
yang penuhrisiko dan memasukkan sebuah pipa kecil plastik untuk mengeluarkan 
cairan daritengkorak kepalanya.
Namun malam itu tak mungkin dilakukan pembedahan karena bila dilakukan, ia 
akankehilangan nyawanya. Mereka memutuskan menunggu hingga keesokan paginya. 
Ketikapagi tiba, Umar meminta para ahli bedah syarat untuk melakukan 
pembedahan.Mereka protes karena bagi mereka, hal ini mengandung banyak risiko 
dan sangpasien akan meninggal di meja operasi.
Umar menanggapinya demikian: “Kami berhutang kepadanya untuk 
memberikankesempatan. Kakak saya sering kali keluar secara mengejutkan dari 
situasi yangsulit. Paling tidak kita harus memberikan kesempatan kepadanya. 
Kita harusmengoperasikannya”
Ketika tim bedah berkumpul di ruang bedah, setiap orang merasakan 
dekatnyamalapetaka dan hampir merasa pasti Gus Dur tak akan keluar dari ruang 
bedah inidalam keadaan hidup. 
Namun, di luar perkiraan, operasi ini berjalan baik. Dalam beberapa 
jamkemudian, ia telah menunjukkan sedikit tanda-tanda ke arah kesembuhan. 
Keesokanharinya, Gus Dur telah mampu berbicara dengan tamu-tamunya dan 
kelihatan iatelah melewati serangan stroke dan bedah otak dengan sangat baik. 
[] Dikutip dari Biografi Gus Dur, karya GregBarton. (mkf)


-- 
http://harian-oftheday.blogspot.com/ ...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama...!--#yiv2111556588 #yiv2111556588ygrp-mkp {border:1px 
solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv2111556588 
#yiv2111556588ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv2111556588 
#yiv2111556588ygrp-mkp #yiv2111556588hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv2111556588 #yiv2111556588ygrp-mkp #yiv2111556588ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv2111556588 #yiv2111556588ygrp-mkp .yiv2111556588ad 
{padding:0 0;}#yiv2111556588 #yiv2111556588ygrp-mkp .yiv2111556588ad p 
{margin:0;}#yiv2111556588 #yiv2111556588ygrp-mkp .yiv2111556588ad a 
{color:#ff;text-decoration:none;}#yiv2111556588 #yiv2111556588ygrp-sponsor 
#yiv2111556588ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv2111556588 
#yiv2111556588ygrp-sponsor #yiv2111556588ygrp-lc #yiv2111556588hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv2111556588 
#yiv2111556588ygrp-sponsor #yiv2111556588ygrp-lc .yiv2111556588ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv2111556588 #yiv2111556588actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv2111556588 
#yiv2111556588activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv2111556588
 #yiv2111556588activity span {font-weight:700;}#yiv2111556588 
#yiv2111556588activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv2111556588 #yiv2111556588activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv2111556588 #yiv2111556588activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv2111556588 #yiv2111556588activity span 
.yiv2111556588underline {text-decoration:underline;}#yiv2111556588 
.yiv2111556588attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv2111556588 .yiv2111556588attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv2111556588 .yiv2111556588attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv2111556588 .yiv2111556588attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv2111556588 .yiv2111556588attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv2111556588 blockquote {margin:0 0 

Re: [keluarga-islam] JANJI JOKOWI, MARI AMIENKAN !!!

2014-10-23 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
SEBAGAI PEMIMPIN TERTINGGI DINEGERI INI LEADERSHIP JOKOWI DIUJI DALAM  
MEMBENTUK KABINET, SUDAH TIGA HARI SETELAH DILANTIK, MASIH UJI KELAYAKAN CALON 
MENTERI. AWALNYA 33 MENTERI, SEKARANG JADI 34 MENTERI. KITA TUNGGU
 

 On Monday, October 20, 2014 7:04 AM, hernowobr...@yahoo.ca 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
   

     JANJI JOKOWI MARI AMIENKAN
  #yiv1824866272 #yiv1824866272 -- #yiv1824866272ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272ygrp-mkp #yiv1824866272hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv1824866272 #yiv1824866272ygrp-mkp #yiv1824866272ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv1824866272 #yiv1824866272ygrp-mkp .yiv1824866272ad 
{padding:0 0;}#yiv1824866272 #yiv1824866272ygrp-mkp .yiv1824866272ad p 
{margin:0;}#yiv1824866272 #yiv1824866272ygrp-mkp .yiv1824866272ad a 
{color:#ff;text-decoration:none;}#yiv1824866272 #yiv1824866272ygrp-sponsor 
#yiv1824866272ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272ygrp-sponsor #yiv1824866272ygrp-lc #yiv1824866272hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272ygrp-sponsor #yiv1824866272ygrp-lc .yiv1824866272ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv1824866272 #yiv1824866272actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv1824866272
 #yiv1824866272activity span {font-weight:700;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv1824866272 #yiv1824866272activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv1824866272 #yiv1824866272activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv1824866272 #yiv1824866272activity span 
.yiv1824866272underline {text-decoration:underline;}#yiv1824866272 
.yiv1824866272attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv1824866272 .yiv1824866272attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv1824866272 .yiv1824866272attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv1824866272 .yiv1824866272attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv1824866272 .yiv1824866272attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv1824866272 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv1824866272 .yiv1824866272bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv1824866272 
.yiv1824866272bold a {text-decoration:none;}#yiv1824866272 dd.yiv1824866272last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1824866272 dd.yiv1824866272last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv1824866272 
dd.yiv1824866272last p span.yiv1824866272yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv1824866272 div.yiv1824866272attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv1824866272 div.yiv1824866272attach-table 
{width:400px;}#yiv1824866272 div.yiv1824866272file-title a, #yiv1824866272 
div.yiv1824866272file-title a:active, #yiv1824866272 
div.yiv1824866272file-title a:hover, #yiv1824866272 div.yiv1824866272file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv1824866272 div.yiv1824866272photo-title a, 
#yiv1824866272 div.yiv1824866272photo-title a:active, #yiv1824866272 
div.yiv1824866272photo-title a:hover, #yiv1824866272 
div.yiv1824866272photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv1824866272 
div#yiv1824866272ygrp-mlmsg #yiv1824866272ygrp-msg p a 
span.yiv1824866272yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv1824866272 
.yiv1824866272green {color:#628c2a;}#yiv1824866272 .yiv1824866272MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv1824866272 o {font-size:0;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272photos div {float:left;width:72px;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272photos div div {border:1px solid 
#66;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272photos div label 
{color:#66;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv1824866272
 #yiv1824866272reco-category {font-size:77%;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272reco-desc {font-size:77%;}#yiv1824866272 .yiv1824866272replbq 
{margin:4px;}#yiv1824866272 #yiv1824866272ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv1824866272 #yiv1824866272ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272ygrp-mlmsg select, #yiv1824866272 input, #yiv1824866272 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv1824866272 
#yiv1824866272ygrp-mlmsg pre, #yiv1824866272 code {font:115% 
monospace;}#yiv1824866272 #yiv1824866272ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv1824866272 #yiv1824866272ygrp-mlmsg #yiv1824866272logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv1824866272 #yiv1824866272ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv1824866272 #yiv1824866272ygrp-msg 

Re: [keluarga-islam] (Buku of the Day) Tuntunan Shalat Untuk Warga NU Dan Dalil-Dalilnya

2014-10-10 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
OO itu too
 

 On Tuesday, October 7, 2014 11:42 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
   

     serba salah, memang... nanti kalau diterbitkan buku dengan judul 
sebagaimana keinginan sampeyan, diprotes lagi... (misalnya) mosok shalat subuh 
pake qunut? salam,ananto
2014-10-07 11:22 GMT+07:00 Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com:

     KADANG-KADANG JUDUL BUKU INI TEERASA  PROVOKATOR JUGA. KENAPA BUKAN UNTUK 
UMMAT ISLAM, KENAPA DIKHUSUSKAN WARGA NU SEOLAH-OLAH EKSKLUSIF SIFATNYA. SERING 
YANG MENAMAKAM DIRINYA KIYAI, ULAMA, USTADZ,  BICARA UKHUWAH TAPI TANPA 
DISADARI KITA JUGA MEMECAH BELAH UMMAT.

.
 

 On Monday, October 6, 2014 10:19 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
   

     Buku Shalat Pedoman Umat  Judul    : Tuntunan Shalat Untuk 
Warga NU Dan Dalil-DalilnyaPenulis     : KH. M. Sholeh Qosim, M.Si, A. 
Afif Amrullah, M.EIPenerbit    : LTM-PBNUCetakan    : I, 
Agustus 2014Tebal    : xvi + 179 hal. 14,5 x 21 cmPeresensi 
 : Moh. Sardiyono, alumni PP. Nasy-atul Muta’allimin Gapura  Sumenep Madura dan 
Mahasiswa di UIN Sunan Ampel Surabaya Salah satu Hadist menjelaskan bahwa 
shalat itu adalah tiang agama. Jadi, kita sebagai umat Muslim kalau hidup tanpa 
shalat, ibarat bangunan, robohlah Islam kita. Maka laksanakanlah shalat itu. 
Melaksanakan shalat bukan sembarang melaksanakan shalat. Melaksanakan shalat 
harus sesuai dengan aturan yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an dan Hadist. 
Melaksanakan shalat kalau tidak sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh 
Al-Qur’an dan Hadist, maka shalat tersebut tidak sah. Sahnya shalat tergantung 
pada tatacara atau aturan yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an dan Hadist. 
Pertanyaannya, seperti apa shalat yang sesuai dengan aturan itu? Bagaimana 
shalat yang sesuai dengan aturan itu?
Seperti yang telah dijelaskan dalam buku Tuntunan Shalat Untuk Warga NU Dan 
Dalil-Dalilnya, shalat secara bahasa berarti do’a. Sedangkan menurut istilah 
ialah suatu ibadah yang terdiri dari perbuatan dan perkataan yang dimulai dari 
takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Di dalam shalat ada syarat-syarat 
yang harus kita penuhi. Diantaranya ada syarat wajib shalat, syarat sah shalat, 
dan syarat diterimanya shalat. Ini yang harus diperhatikan pertama kali ketika 
akan melaksanakan shalat. (halaman : 34-35)
Yang harus menjadi catatan disini adalah syarat wajibnya shalat, sahnya, sampai 
diterimanya shalat. Misalnya syarat wajibnya shalat sudah terpenuhi oleh kita, 
belum tentu shalat kita sah. Sahnya shalat harus juga diperhatikan. 
Selanjutnya,  syarat wajibnya dan syarat sahnya sudah terpenuhi, belum tentu 
juga diterima shalatnya. Karena masih ada syarat diterimanya shalat. Intinya, 
yang tiga itu memang harus diperhatikan.
Apa saja syarat wajibnya shalat, sahnya shalat, dan diterimanya shalat? Syarat 
wajibnya shalat, sahnya shalat, dan diterimanya shalat ini banyak yang harus 
kita pelajari dan tidak mungkin saya menjelaskan secara detail dalam tulisan 
yang hanya beberapa kata ini. Maka tak salah kalau saya mengatakan bacalah buku 
Tuntunan Shalat Untuk Warga NU Dan Dalil-Dalilnya itu. Dalam buku itu 
menjelaskan secara rinci hal apa saja yang berhubungan dengan shalat. Di 
dalamnya terdapat dalil-dalil baik Al-Qur’an, Hadist maupun kitab-kitab yang 
ditulis oleh para ulama.
Hadirnya buku yang ditulis oleh KH M Sholeh Qosim, MSi dan A Afif Amrullah, 
M.EI itu juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh sebagian 
golongan umat Islam. Sebab belakangan ini ibadah kita terutama shalat mulai 
dipertanyakan dalil-dalilnya. Hadirnya buku itu memperjelas kebenaran atau 
keabsahan ibadah kita. Mengenai qonut yang sangat kontroversial di kalangan 
umat Muslim juga dibahas dengan sangat rinci dalam buku yang setebal 187 itu. 
Membaca buku itu, qanut sebagai do’a yang dibaca setelah i’tidal itu tidak 
perlu dipertanyakan lagi tentang kesunnahannya. Semua sudah dijelaskan. Membaca 
bukunya tercermin sifat kehati-hatian dalam mengambil dalil-dalil baik 
Al-Qur’an maupun Hadist. 
Hadist Nabi Muhammad SAW : Shalatlah seperti kalian melihat aku shalat. (HR. 
Bukhari). Sudah jelas kalau kita melaksanakan shalat harus sama dengan shalat 
Rasulullah SAW. Permasalahannya, seperti apa shalatnya Rasulullah? Sebaiknya 
Anda membaca buku itu karena di dalamnya selain menjelaskan shalat juga 
dilengkapi gambar-gambar metode melaksanakannya. Selain itu, ibadah yang 
berkaitan dengan shalat, misalnya wudlu’, tayamum, dan dzikir juga ada 
penjelasannya. Dan, saya yakin seperti dalam buku itulah shalat Rasulullah SAW.
Membaca judul buku itu yang muncul dalam benak kita adalah gambaran shalatnya 
orang Nahdliyyin. Tapi itu hanya judul bukan garis pembatas. Buku itu cocok 
dibaca siapa saja, termasuk warga Muhammadiyah dan seluruh orang Islam. Buku

Re: [keluarga-islam] (Buku of the Day) Tuntunan Shalat Untuk Warga NU Dan Dalil-Dalilnya

2014-10-06 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
KADANG-KADANG JUDUL BUKU INI TEERASA  PROVOKATOR JUGA. KENAPA BUKAN UNTUK UMMAT 
ISLAM, KENAPA DIKHUSUSKAN WARGA NU SEOLAH-OLAH EKSKLUSIF SIFATNYA. SERING YANG 
MENAMAKAM DIRINYA KIYAI, ULAMA, USTADZ,  BICARA UKHUWAH TAPI TANPA DISADARI 
KITA JUGA MEMECAH BELAH UMMAT.


.



On Monday, October 6, 2014 10:19 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Buku Shalat Pedoman Umat
 
 
Judul: Tuntunan Shalat Untuk Warga NU Dan Dalil-Dalilnya
Penulis : KH. M. Sholeh Qosim, M.Si, A. Afif Amrullah, M.EI
Penerbit: LTM-PBNU
Cetakan: I, Agustus 2014
Tebal: xvi + 179 hal. 14,5 x 21 cm
Peresensi  : Moh. Sardiyono, alumni PP. Nasy-atul Muta’allimin Gapura  
Sumenep Madura dan Mahasiswa di UIN Sunan Ampel Surabaya
 
Salah satu Hadist menjelaskan bahwa shalat itu adalah tiang agama. Jadi, kita 
sebagai umat Muslim kalau hidup tanpa shalat, ibarat bangunan, robohlah Islam 
kita. Maka laksanakanlah shalat itu. Melaksanakan shalat bukan sembarang 
melaksanakan shalat. Melaksanakan shalat harus sesuai dengan aturan yang telah 
ditentukan dalam Al-Qur’an dan Hadist. Melaksanakan shalat kalau tidak sesuai 
dengan aturan yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an dan Hadist, maka shalat 
tersebut tidak sah. Sahnya shalat tergantung pada tatacara atau aturan yang 
telah ditentukan dalam Al-Qur’an dan Hadist. 

Pertanyaannya, seperti apa shalat yang sesuai dengan aturan itu? Bagaimana 
shalat yang sesuai dengan aturan itu?

Seperti yang telah dijelaskan dalam buku Tuntunan Shalat Untuk Warga NU Dan 
Dalil-Dalilnya, shalat secara bahasa berarti do’a. Sedangkan menurut istilah 
ialah suatu ibadah yang terdiri dari perbuatan dan perkataan yang dimulai dari 
takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Di dalam shalat ada syarat-syarat 
yang harus kita penuhi. Diantaranya ada syarat wajib shalat, syarat sah shalat, 
dan syarat diterimanya shalat. Ini yang harus diperhatikan pertama kali ketika 
akan melaksanakan shalat. (halaman : 34-35)

Yang harus menjadi catatan disini adalah syarat wajibnya shalat, sahnya, sampai 
diterimanya shalat. Misalnya syarat wajibnya shalat sudah terpenuhi oleh kita, 
belum tentu shalat kita sah. Sahnya shalat harus juga diperhatikan. 
Selanjutnya,  syarat wajibnya dan syarat sahnya sudah terpenuhi, belum tentu 
juga diterima shalatnya. Karena masih ada syarat diterimanya shalat. Intinya, 
yang tiga itu memang harus diperhatikan.

Apa saja syarat wajibnya shalat, sahnya shalat, dan diterimanya shalat? Syarat 
wajibnya shalat, sahnya shalat, dan diterimanya shalat ini banyak yang harus 
kita pelajari dan tidak mungkin saya menjelaskan secara detail dalam tulisan 
yang hanya beberapa kata ini. Maka tak salah kalau saya mengatakan bacalah buku 
Tuntunan Shalat Untuk Warga NU Dan Dalil-Dalilnya itu. Dalam buku itu 
menjelaskan secara rinci hal apa saja yang berhubungan dengan shalat. Di 
dalamnya terdapat dalil-dalil baik Al-Qur’an, Hadist maupun kitab-kitab yang 
ditulis oleh para ulama.

Hadirnya buku yang ditulis oleh KH M Sholeh Qosim, MSi dan A Afif Amrullah, 
M.EI itu juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh sebagian 
golongan umat Islam. Sebab belakangan ini ibadah kita terutama shalat mulai 
dipertanyakan dalil-dalilnya. Hadirnya buku itu memperjelas kebenaran atau 
keabsahan ibadah kita.
 
Mengenai qonut yang sangat kontroversial di kalangan umat Muslim juga dibahas 
dengan sangat rinci dalam buku yang setebal 187 itu. Membaca buku itu, qanut 
sebagai do’a yang dibaca setelah i’tidal itu tidak perlu dipertanyakan lagi 
tentang kesunnahannya. Semua sudah dijelaskan. Membaca bukunya tercermin sifat 
kehati-hatian dalam mengambil dalil-dalil baik Al-Qur’an maupun Hadist. 

Hadist Nabi Muhammad SAW : Shalatlah seperti kalian melihat aku shalat. (HR. 
Bukhari).
 
Sudah jelas kalau kita melaksanakan shalat harus sama dengan shalat Rasulullah 
SAW. Permasalahannya, seperti apa shalatnya Rasulullah? Sebaiknya Anda membaca 
buku itu karena di dalamnya selain menjelaskan shalat juga dilengkapi 
gambar-gambar metode melaksanakannya. Selain itu, ibadah yang berkaitan dengan 
shalat, misalnya wudlu’, tayamum, dan dzikir juga ada penjelasannya. Dan, saya 
yakin seperti dalam buku itulah shalat Rasulullah SAW.

Membaca judul buku itu yang muncul dalam benak kita adalah gambaran shalatnya 
orang Nahdliyyin. Tapi itu hanya judul bukan garis pembatas. Buku itu cocok 
dibaca siapa saja, termasuk warga Muhammadiyah dan seluruh orang Islam. Buku 
itu adalah Buku Shalat Pedoman Umat. []


-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/
 
...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama...


Re: [keluarga-islam] Adhie: Kabinet Kok Profesional

2014-09-24 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Mungkin professional dengan harapan sesuai dengan bayaran yang telah di 
imingi-imingi oleh Jokowi. Nanti kalau tidak sesuai y  tau sendiri lah. 
Yang jelas mobil dinas sudah tidak baru. Gengsi dong kan menteri kenapa nggak 
pakai mobil baru. 


On Wednesday, September 24, 2014 9:25 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Kabinet Kok Profesional
Rabu, 17 September 2014 , 20:17:00 WIB
Oleh: Adhie M. Massardi
 
KEGIATAN manusia modern secara umum dapat
dibagi dua: amatir dan profesional. Amatir artinya hanya untuk pengembangan
diri, sedangkan profesional bermakna untuk hiburan, dan karena itu penggiatnya
memperoleh bayaran. 

Seorang profesional lebih mengutamakan bayaran dan bekerja demi kepentingan
yang membayar. Karena tidak ada ideologi dan kesetiaan, maka siapa yang mampu
membayar lebih besar akan dijadikan tuan oleh para profesional.
Para petinju dan pesepakbola yang sering kita tonton di TV adalah para
profesional di bidangnya.

Apakah kabinet profesional yang akan dibentuk Jokowi-JK nanti akan
menjadi seperti klub sepakbola yang terdiri dari para pemain bayaran, yang akan
lebih bertanggungjawab kepada para sponsor karena mereka membayar lebih tinggi?
Atau ada pengertian profesional yang berbeda dari konteks di atas?

Karena di antero dunia, yang namanya menteri itu 100% jabatan politik.
Pekerjaannya membuat kebijakan publik berdasarkan konstitusi demi kemaslahatan
dan kesejahteraan rakyatnya. Sebab negara diibangun memang untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia di negara tersebut.

Dengan demikian, negara tidak boleh dikelola secara sok profesional
yang mengutamakan keuntungan para pengelolanya. 

Oleh sebab itu, setiap kementerian harus dipimpin oleh orang-orang yang
memiliki integritas dan sejarah keberpihakan kepada rakyat yang jelas. Menteri
Keuangan, misalnya, harus orang yang paham bagaimana mendistribusikan APBN ke
sektor-sektor perekonomian rakyat, bukan semata dibagikan kepada kalangan
tertentu hanya karena mereka sanggup membayar pajak lebih besar.

Demikian pula Kementeriaaan ESDM, tugasnya bukan sekedar menjual konsesi
tambang migas dan minerba kepada perusahaan-perusahaan asing hanya karena
mereka sudah canggih bisnis di bidang itu. Atau Kementeriaan BUMN yang hanya
berorientasi pada laba, padahal ada sektor-sektor tertentu, seperti
perkeretaapian, yang dibangun memang untuk menunjang perekonomian domestik.

Maka negara berkembang dengan potensi SDA dan SDM yang baik seperti Indonesia,
tidak boleh dibiarkan dikelola oleh para profesional yang hanya
demi keuntungan mereka sendiri, sebagaimana umumnya tabiat orang-orang partai
politik.

Padahal membuat kabinet yang pro-rakyat itu sangat mudah. Tinggal memanggil
orang-orang yang selama ini senantiasa memperjuangkan nasib rakyat. Mau bidang
apa saja ada. Kalau memang mau menyejahterakan rakyat. [***]
 
Sumber:
http://www.rmol.co/read/2014/09/17/172400/Kabinet-Kok-Profesional-



-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/
 
...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama...


Re: [keluarga-islam] Cina Melarang Muslim Xinjiang Berpuasa

2014-07-04 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
ITULAH BEDANYA :
KALAU YANG MAYORITAS ISLAM AGAMA LAIN AKAN TENANG MENJALANKAN IBADAHNYA, TAPI 
KALAU MAYORITAS NON MUSLIM ORANG ISLAM AKAN SELALU DITEKAN DAN 
DIHALANGI-HALANGI MENJALANKAN IBADAHNYA. DINEGARA MANAPUN DIDUNIA. HATI-HATI 
MEMILIH PEMIMPIN TANGGAL 9 JULI 2014.



On Thursday, July 3, 2014 11:53 PM, Ade Hernowobroto hernowobr...@yahoo.ca 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Cina Melarang Muslim Xinjiang Berpuasa  TEMPO.CO –  11 jam yang lalu
https://id.berita.yahoo.com/cina-melarang-muslim-xinjiang-berpuasa-122722239--ramadan2012.html


TEMPO.CO, Beijing - Cina melarang pegawai negeri sipil, mahasiswa, dan guru 
beragama Islam 
menjalankan ibadah puasa selama bulan suci Ramadan di kawasan Xinjiang. 
Pelarangan ini mendapatkan kecaman dari sejumlah kelompok masyarakat di luar 
negeri.
Xinjiang adalah kawasan berpenduduk mayoritas muslim sekaligus rumah bagi 
minoritas suku Uighur. Selama bertahun-tahun partai berkuasa komunis 
Cina memberlakukan pelarangan berpuasa di daerah yang kerap dilanda 
kerusuhan mematikan antara etnis Uighur dengan pasukan keamanan.
Menurut kantor berita Agence France-Presse mengutip laporan radio pemerintah 
Bozhu Radio dan TV University bahwa pelarangan itu diberlakukan bagi 
anggota partai, guru, dan orang-orang muda untuk melakukan aktivitas 
terkait dengan dengan Ramadan.
Kami mengingatkan kembali 
kepada setiap orang bahwa mereka tidak diperkenankan menjalankan ibadah 
puasa Ramadan, tulis media pemerintah Cina.
Badan 
Meteorologi di Kabupaten Qaraqash di sebelah barat Xinjiang dalam 
situsnya mengatakan sesuai dengan instruksi lembaga yang lebih tinggi 
bahwa seluruh pegawai dan pensiunan pegawai untuk tidak menjalankan 
puasa selama Ramadan.
AL ARABIYA | CHOIRUL


Re: Bls: Bls: [keluarga-islam] Fahri Hamzah Sebut Jokowi Sinting

2014-07-04 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
ORANG-ORANG YANG NGGAK NGERTI SEJARAH ISLAM MEMANG BEGITU, JADI SEKALI-KALI 
PERLU DIINGATKAN, PAKAI PECI, PAKAI KERUDUNG HANYA UNTUK TUJUAN SESAAT. 



On Friday, July 4, 2014 9:55 AM, 'MK. Mattawaf' mk_mtw...@yahoo.co.id 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Ternyata memang mereka Keliru memahami
1 Muharram itu bukan di-rubah, tapi di rangkai sebagai hari santri, 
hehehehhe.
makanya dipelajari dulu bro, jangan asal bilang Sinting.


Pada Jumat, 4 Juli 2014 9:29, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com menulis:
 


  
tadz,

bukannya ide2 bagus harus didukung?

salam,
ananto




2014-07-03 22:42 GMT+07:00 hernowobr...@yahoo.ca [keluarga-islam] 
keluarga-islam@yahoogroups.com:

 
  
1 Muharram itu merupakan TAHUN BARU ISLAM.
pada tanggal itu dimulainya hitung2an ketetapan khoul tentang syariat, 
berkaitan dengan waktu2 sholat, puasa, zakat, haji dsb.
ini sudah berlaku sejak 1400 tahun yang lalu.

Pertanyaannya : 
MENGAPA hanya untuk kepentingan sesaat pemilihan Capres (yang hanya 5 tahun 
sekali), 1 Muharram yang merupakan hari yang sangat penting di dalam Islam, 
harus dirubah oleh seorang yang belum paham, apa itu makna 1 Muharram bagi 
ummat islam?.
Mengapa Islam harus diatur dan dikalahkan demi untuk kepentingan seseorang 
yang BELUM TENTU membela kepentingan Agama Islam ?
Kalau memang mau membuat hari santri, tetapkan saja tanggal 2 Muharram-nya.
Jangan yang sudah ditetapkan sebagai Tahun baru Islam.

Mohon direnungkan baik-baik.

Jangan-jangan kalau capres ini nanti terpilih, pada 17 Ramadhan yang jatuhnya 
15 Juli nanti, akan dirubah jadi hari kemenangan jokowi-jk.
Wah bisa bahaya deh

salam,
herno.


-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/
 
...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama...




Re: [keluarga-islam] Gus Dur Wali Zaman Kini

2014-06-25 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
OOO gitu, belum 6 bulan ya, masih terhitung bulan umurnya jadi wali.



On Wednesday, June 25, 2014 8:33 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
wali 2014, tadz...

salam,
ananto




2014-06-24 12:44 GMT+07:00 Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com:

 
  
Waduuuh, wali apa ya tadz.



On Tuesday, June 24, 2014 8:27 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Gus Dur Wali Zaman Kini 
 
Setiap zaman memiliki problemnya sendiri.
Demikian pula dalam konteks kewalian, setiap zaman memiliki walinya sendiri
yang akan membantu masyarakatnya dalam menyelesaikan problem yang dihadapi.

Bambang, asisten Gus Dur yang biasa membantu urusan hubungan media sangat yakin
akan kewalian Gus Dur dalam konteks kekinian. 

“Saya percaya beliau wali, beliau tidak seperti lazimnya manusia biasa,
ketokohannya luar biasa dalam memperjuangkan hak sipil rakyat. Saya menganggap
beliau wali dalam konteks zaman kekinian,” katanya.

Menurutnya, apa yang diperjuangkan Gus Dur, kalau ditarik dari zaman Walisongo
hanya beda zaman saja, maksud dan tujuan yang disampaikan tidak berbeda. Jika
dulu menyebarkan Islam, kini memperjungkan hak asasi manusia. Bambang bahkan
juga melihat kemungkinan bahwa ayah dan kakek Gus Dur juga seorang wali, dalam
konteks zamannya, yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

“Seorang Gus Dur mampu menjadi pemimpin ummat, dan konsisten dalam
meperjuangkan hak sipil, hak demokrasi, hak asasi manusia, dan hak minoritas,
Kalau sekarang ada yang menganggap beliau seorang wali, tidak aneh,” terangnya.

Dalam kondisi terjadinya beberapa kerusuhan yang melibatkan agama ini, orang
baru sadar dan ingat akan peran besar yang telah dilakukan Gus Dur.

“Orang baru sadar, orang baru inget sama Gus Dur, saya baca di twiteer, banyak
yang berkomentar ‘Kenapa dulu kita tidak menghadang Gus Dur ketika
dilengserkan, sekarang baru menyesal’. Gus dur sangat diperlukan bangsa ini
dalam situasi sekarang ini,” imbuhnya. 

Dalam situasi yang kalut seperti ini, ia selalu ingat Gus Dur merupakan orang
yang paling dicari wartawan untuk diminta tanggapan dan pernyataan. “Gus Dur
konsisten selalu membela yang lemah, ngak ada kekerasan terhadap apa pun.
Inilah yang selalu diperjuangkan Gus Dur,” jelasnya. 

Mengenai aspek mistis dari Gus Dur, yang diketahui ketika menemaninya adalah
ketika berziarah, yang merupakan kebiasaan Gus Dur, seperti terjadi komunikasi
dengan orang yang diziarahi.

“Saya beberapa kali melihat, kayak tejadi komunikasi yang beliau lakukan,
tetapi kita tak bisa mendengar. Ya wallahu a'lam, apa yang sedang dibicarakan,
itulah yang kita tangkap dari ziarah-ziarah itu,” ujarnya. 

Ia juga memiliki pengalaman menarik yang akan selalu diingatnya. Seminggu
sebelum meninggalnya mantan Ketua Umum PBNU ini, Gus Dur bercerita kepadanya
bahwa dirinya bermimpi bertemu KH Hasyim Asy’ari dan dikasih tugas membersihkan
lantai yang kotor. 

“Ini dimaknai beliau, bangsa ini dalam keadaan kotor. Bapak dalam cerita kan
selalu berfikiran luas, tidak memikirkan partai, kelompok atau golongan. Selalu
yang diceritakan bangsa dan negara. Sayangnya tugas tersebut belum sampai
terlaksana, kemudian sudah wafat,” terangnya. 

Dalam mimpinya tersebut, Kiai Hasyim Asy’ari juga meminta agar seminggu
kemudian, Gus Dur datang ke Jombang. Dan ternyata seminggu kemudian, ia
meninggal dan dimakamkan di Jombang. “Ini saya denger langsung dari beliau,”
katanya meyakinkan. (mkf)


-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/
 
...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama...




-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/
 
...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama...


Re: Bls: [keluarga-islam] Jokowi Hilangkan Sebagian Surat Al Fatihah

2014-06-25 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Bacaan Jho Kho Hwie kayak baca ono coroko



On Saturday, June 21, 2014 3:30 PM, 'mk_mtw...@yahoo.co.id' 
mk_mtw...@yahoo.co.id [keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Coba suruh pak prabowo jadi imam pintar mana
Dikirim dari Yahoo Mail pada Android 




 From:  Ade Hernowobroto hernowobr...@yahoo.ca [keluarga-islam] 
keluarga-islam@yahoogroups.com; 
To:  keluarga-islam milist keluarga-islam@yahoogroups.com; mencintai-islam 
mencintai-is...@yahoogroups.com; 
Subject:  [keluarga-islam] Jokowi Hilangkan Sebagian Surat Al Fatihah 
Sent:  Sat, Jun 21, 2014 6:22:19 AM 


  
Video : Menjadi Imam Shalat Maghrib, Jokowi Hilangkan Sebagian Surat Al Fatihah 
http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/06/21/31083/video-menjadi-imam-shalat-maghrib-jokowi-hilangkan-sebagian-surat-al-fatihah/#sthash.toYNx98m.dpbs

JAKARTA (voa-islam.com) - Bagi umat Islam, ibadah tidak boleh asal-asalan 
karena kita langsung 
berhadapan dengan Allah penguasa jagat raya, sehingga ketika beramal 
shalih maka sepatutnya belajar lebih baik dan merasa takut jika amalnya 
tak diterima Allah Subhanahu Wa ta'ala. 
Apalagi masalah ibadah shalat, karena 
ketika di hisab, ketika dihitung-hitung amal kita di akherat kelak 
ternyata yang paling awal ditanya adalah soal shalat.
Nah ketika kampanye Capres RI 2014 ini rasanya kini para capres terus-menerus 
menampilkan dan menampakkan 
ibadahnya secara terbuka, baik Capres Prabowo Subianto dan Jokowi tentu 
patut di apresiasi, semoga niatnya Ikhlas mencari ridho Allah, bukan 
selainnya.
Telisik Foto Wudhu  Video Jokowi Menjadi Imam Shalat Maghrib
Dari penelusuran kami ternyata Jokowi sempat marah ketika Mantan Sekda DKI 
Fadjar Panjaitan ternyata pernah mengingatkan Gubernur DKI Jakarta Joko 
Widodo atau Jokowi yang salah dalam berwudhu sebelum Shalat Jumat. Setelah 
salat Jumat Fajar dipanggil menghadap, dalam pertemuan itu Jokowi mengungkapkan 
karena merasa tersinggung atas teguran mengingatkan cara berwudhu yang 
dilakukan oleh mantan sekda DKI Jakarta yang mundur karena jadi caleg 
PDIP untuk Dapil DKI Jakarta Nomor Urut 6 dari PDI Perjuangan.

Fadjar
 melihat cara wudhu Jokowi salah, trus diingatkan. Ternyata Jokowi tak 
terima. Setelah salat Jumat Fajar dipanggil menghadap#represif, tulis 
Ragil Nugroho di akun Twitter-nya, @ragilnugroho1, Minggu (4/5)

Beredar video di Youtube dengan judul Jokowi menjadi Imam Shalat Maghrib di 
pesantren Tasik

Tak hanya salah wudhu rupanya, kini beredar video Jokowi salah mengucapkan 
atau tidak menguasai Surat Al Fatihah ketika menjadi Imam Shalat 
Maghrib. Dalam video di Youtube dengan berdurasi 8:56 menit ini diunguh 
oleh akun Jokowi Jusuf Kalla pada tanggal 14 Juni 2014.

Dalam keterangannya video ini ternyata sengaja dibuat videonya agar orang tau 
bahwa Jokowi bisa jadi imam atau biar orang tau kalau bacaannya seperti itu.

Tak Tahunya ketika diperhatikan secara seksama, Jokowi tak fasih membaca 
dan bahkan menghilangkan sebagian Surat Al Fatihah, ketika membaca 
ayat... sirotholladzina-an amta alaihim.. dibaca : sirotholladzina-amta 
alaihim, dalam konteks ini Jokowi menghilangkan ayat an.

Nah kan, mau pamer malah ngawur?
simak Videonya:
Dari Abu Hurairah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam 
bersabda,

 إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ 
عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ 
فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ 
الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ 
تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ 
يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ 
الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِكَ
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama 
kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya 
baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila 
shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat 
wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan,’Lihatlah apakah 
pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah 
tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga 
amalan lainnya seperti itu.” 
Bilamana shalat seseorang itu baik maka baik pula amalnya, dan bilamana 
shalat seseorang itu buruk maka buruk pula amalnya.” (HR. Ath-Thabarani)

Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta 
pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat 
kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan 
bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” (HR. Tirmidzi)
Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta pertanggungjawaban) 
dari segenap amalan seorang 
hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya.
Namun ada fakta yang terungkap soal 
Ibadah Prabowo Subianto, Meski Prabowo tidak mendalami ilmu Agama secar 
mendalam namun ia dibina dan 

Re: [keluarga-islam] Gus Dur Wali Zaman Kini

2014-06-23 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Waduuuh, wali apa ya tadz.



On Tuesday, June 24, 2014 8:27 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Gus Dur Wali Zaman Kini 
 
Setiap zaman memiliki problemnya sendiri.
Demikian pula dalam konteks kewalian, setiap zaman memiliki walinya sendiri
yang akan membantu masyarakatnya dalam menyelesaikan problem yang dihadapi.

Bambang, asisten Gus Dur yang biasa membantu urusan hubungan media sangat yakin
akan kewalian Gus Dur dalam konteks kekinian. 

“Saya percaya beliau wali, beliau tidak seperti lazimnya manusia biasa,
ketokohannya luar biasa dalam memperjuangkan hak sipil rakyat. Saya menganggap
beliau wali dalam konteks zaman kekinian,” katanya.

Menurutnya, apa yang diperjuangkan Gus Dur, kalau ditarik dari zaman Walisongo
hanya beda zaman saja, maksud dan tujuan yang disampaikan tidak berbeda. Jika
dulu menyebarkan Islam, kini memperjungkan hak asasi manusia. Bambang bahkan
juga melihat kemungkinan bahwa ayah dan kakek Gus Dur juga seorang wali, dalam
konteks zamannya, yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

“Seorang Gus Dur mampu menjadi pemimpin ummat, dan konsisten dalam
meperjuangkan hak sipil, hak demokrasi, hak asasi manusia, dan hak minoritas,
Kalau sekarang ada yang menganggap beliau seorang wali, tidak aneh,” terangnya.

Dalam kondisi terjadinya beberapa kerusuhan yang melibatkan agama ini, orang
baru sadar dan ingat akan peran besar yang telah dilakukan Gus Dur.

“Orang baru sadar, orang baru inget sama Gus Dur, saya baca di twiteer, banyak
yang berkomentar ‘Kenapa dulu kita tidak menghadang Gus Dur ketika
dilengserkan, sekarang baru menyesal’. Gus dur sangat diperlukan bangsa ini
dalam situasi sekarang ini,” imbuhnya. 

Dalam situasi yang kalut seperti ini, ia selalu ingat Gus Dur merupakan orang
yang paling dicari wartawan untuk diminta tanggapan dan pernyataan. “Gus Dur
konsisten selalu membela yang lemah, ngak ada kekerasan terhadap apa pun.
Inilah yang selalu diperjuangkan Gus Dur,” jelasnya. 

Mengenai aspek mistis dari Gus Dur, yang diketahui ketika menemaninya adalah
ketika berziarah, yang merupakan kebiasaan Gus Dur, seperti terjadi komunikasi
dengan orang yang diziarahi.

“Saya beberapa kali melihat, kayak tejadi komunikasi yang beliau lakukan,
tetapi kita tak bisa mendengar. Ya wallahu a'lam, apa yang sedang dibicarakan,
itulah yang kita tangkap dari ziarah-ziarah itu,” ujarnya. 

Ia juga memiliki pengalaman menarik yang akan selalu diingatnya. Seminggu
sebelum meninggalnya mantan Ketua Umum PBNU ini, Gus Dur bercerita kepadanya
bahwa dirinya bermimpi bertemu KH Hasyim Asy’ari dan dikasih tugas membersihkan
lantai yang kotor. 

“Ini dimaknai beliau, bangsa ini dalam keadaan kotor. Bapak dalam cerita kan
selalu berfikiran luas, tidak memikirkan partai, kelompok atau golongan. Selalu
yang diceritakan bangsa dan negara. Sayangnya tugas tersebut belum sampai
terlaksana, kemudian sudah wafat,” terangnya. 

Dalam mimpinya tersebut, Kiai Hasyim Asy’ari juga meminta agar seminggu
kemudian, Gus Dur datang ke Jombang. Dan ternyata seminggu kemudian, ia
meninggal dan dimakamkan di Jombang. “Ini saya denger langsung dari beliau,”
katanya meyakinkan. (mkf)


-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/
 
...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama...


Re: [keluarga-islam] Jokowi : Ojo Dumeh, Ora Opo-Opo, I Don't Think About That ..

2014-06-19 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Ini kan seperti pisang kepok masak di karbit. Dimakan langsung, ternyata masih 
mentah, dibikin goreng pisang nggak enak, dibikin kolak masih juga mentah.
Tapi nanti kalau diwawancara kan bisa jawabnya : Ai don ting ebout det.



On Thursday, June 19, 2014 1:23 PM, Ade Hernowobroto hernowobr...@yahoo.ca 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Jokowi : Ojo Dumeh, Ora Opo-Opo, I Don't Think About That ..
http://www.voa-islam.com/read/opini/2014/06/17/30985/jokowi-ojo-dumeh-ora-opoopo-i-dont-think-about-that/#sthash.X3uOI9pO.dpbs

JAKARTA (voa-islam.com) - ‘Ojo Dumeh’, kosa kata bahasa Jawa, maksudnya ‘jangan 
mentang-mentang’. Jokowi yang sudah dipilih menjadi 
Gubernur DKI itu, maksudnya ‘Ojo Dumeh’, alias ‘jangan mentang-mentang’.
Dia berjanji melaksanakan amanah rakyat DKI Jakarta yang memilih, dan tetap 
menjadi Gubernu selama lima tahun. Jokowi yang namanya bagaikan 
‘meteor’ itu, karena media massa dan sosial, ternyata melanggar 
pantangan ‘Ojo Dumeh’.
Jokowi tak amanah dan taat memegang janjinya. Jokowi tak tahan godaan 
kekuasaan. Amanah rakyat dia khianati. Seperti rakyat Solo dia 
khianati. Sekarang rakyat Jakarta yang menaruh harapan dia khianati 
juga. Jokowi ‘salting’ atau ‘jumping’ melompat, karena sudah 
meninggalkan falsafat Jawa ‘Ojo Dumeh’.
Dia sudah tidak memiliki kearifan, dan kehilangan hati nurani. 
Mengeja nafsu ambisinya. Dia menjadi lupa. Silau. Tidak tahan menghadapi 
‘covered’ media massa, media sosial, dan ‘pressure’ (desakan), oleh 
berbagai kepentingan. Jokowi tidak menjadi pribadi yang ‘genuine’ 
(alamiah) lagi.
Jokowi terus mengikuti nafsunya terhadap kekuasaan. Dia terus 
mendekati Megawati ‘bos’ Banteng, yang sudah mulai ‘sepuh’ dan ‘udzur’. 
Jokowi seperti menerima ‘durian runtuh’, saat Mega menitahkannya menjadi calon 
presiden PDIP. Dengan sadar Jokowi berani menerima titah Mega, 
memikul beban berat, dan meninggalkan amanah. Inilah tipikal Jokowi.
Dia tidak memiliki pribadi yang konsisten (istiqomah), dan berimpati 
kepada orang-orang yang sudah memberikan kepercayaan kepadanya. Jokowi 
berani mengambil peran figuran yang sangat ‘naif’, tetapi bangga dan 
menikmati di panggung ‘theater’ besar Indodnesia sebagai calon presiden. Semua 
mata rakyat Indonesia melihatnya,  benarkah dia pemimpin sejati?
Sejarah nanti yang menentukan nasibnya. Apakah seorang pemimpin 
sejati, atau hanyalah seorang pecundang yang haus kekuasaan?  Jokowi 
telah berani  berspekulasi dengan bermain dalam sebuah panggung 
‘sandiwara’ besar, dan dia belum memiliki kapasitas bermain di panggung 
sejarah besar bangsa, karena memang tak memiliki modal.
Tetapi, semua itu ditepisnya, dan tak berarti apa-apa, karena Jokowi 
sudah menjadi seorang yang ‘kepala batu’, dan berprinsip atau 
berfalsafah ‘Ora Opo-Opo’ (tidak apa-apa). Tidak lagi bisa menerima 
kritik.
Hatinya, pendengarannya, dan matanya, semuanya sudah tertutup. 
Tertutup oleh nafsu ambsisi. Hatinya sudah mati. Karena sudah ditutupi 
oleh ambisinya. Dia hanya ada satu yang menjadi tujuannya yaitu : 
“Presiden Indonesia”. Tidak ada yang lain. Kekuasaan menjadi segalanya. 
Seakan dengan obsesinya itu, dia akan menjadi seorang pahlawan.
Dia tahu semuanya yang terjadi atas dirinya, hanyalah sebuah 
rekayasa. Sebuah sebuah narasi ‘cerita’ besar tentang masa depan 
Indonesia, seperti yang diinginkan oleh orang-orang yang sekarang berada 
dibalik sosok Jokowi.
Tangan-tangan yang tak ‘nampak’ mempersiapkan seb uah langkah besar, 
bagaimana menguasai Indonesia secara permanen, dan menggunakan figuran 
‘Jokowi’. Inilah hakekatnya perebutan kekuasaan yang sekarang di jalin 
melalui pemilihan presiden 2014. Sebuah sirkulasi kekuasaan, dan hanya 
akan mengekalkan para pemilik modal, para penjajah yang ingin budak 250 
rakyat Indonesia.
Sayangnya Jokowi secara s adar mau dijadikan kuda ‘tunggangan’, dan 
telah kehilangan akal sehat -‘commonsense’. Tidak bisa lagi berfikir 
secara  jernih. Membiarkan dirinya diarak-arak oleh kumpulan manusia di 
tengah-tengah arus perubahan yang terjadi.
Dia larut dan membiarkannya situasi itu terus berjalan. Inilah yang 
akan menjadi sebuah malapetaka. Seharusnya, Jokowi bisa menilai dan 
mengukur dirinya secara jujur. Melakukan muhasabah (menghitung-hitung), 
layakah dirinya memikul tanggungjawab besar, memikul amanah 250 juta 
rakyat Indonesia? 
Disinilah pokok persoalannya. Jika dia sudah menjadi ‘batu’,  ‘Ora 
Opo-Opor’. Dia  tidak lagi bisa mengukur dirinya, kemampuannya, dan 
merasa bisa. Disinilah semua persoalan bermuara. Indonesia akan 
mengalami ‘disaster’ (bencana).
Ada persoalan  lebih serius lagi. Indonesia akan berinteraksi dengan 
masyarakat global. Posisi Indonesia yang secara geopolitik sangat 
strategis, karena letak posisi geografisnya, sumber alam yang 
dimilikinya, dan jumlah populasinya yang sangat besar. Indonesia 
merupakan negara ketiga populasi terbesar di dunia, sesudah Cina dan 
India.
Indonesia akan memasuki milenium baru, abad baru dan dunia baru. 
Semua sudah berubah. Ini 

Re: [keluarga-islam] Kenanglah Kemuliaan Walikota Tri Rismaharini Selamanya

2014-06-19 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Laksanakan amal ma'ruf nahi mungkar. Allahu Akbar.



On Thursday, June 19, 2014 1:14 PM, Ade Hernowobroto hernowobr...@yahoo.ca 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Kenanglah Kemuliaan Walikota Tri Rismaharini Selamanya 
http://www.voa-islam.com/read/opini/2014/06/16/30951/kenanglah-kemuliaan-walikota-tri-rismaharini-selamanya/#sthash.F1NSQz2l.dpbs


SURABAYA (voa-islam.com) - Berapa juta laki dan perempuan 
yang sudah melakukan zina di komplek pelacuran Dolly? Berapa banyak laki dan 
perempuan yang terkena penyakit kotor termasuk HIV? Berapa juta 
laki dan perempuan yang harus dihukum mati, di rajam, andai tegak hukum 
hudud (syariah Islam)?
Laki dan perempuan yang melakukan zina, dan sudah menikah hukumannya 
dirajam (dilempari batu) sampai mati. Di dalam al-Qur’an tidak ada 
hukuman lain bagi pelaku zina, kecuali hukum rajam. Zina merupakan dosa 
besar (kabair), hampir sama dengan dosa syirik.
Dolly sudah ada sejak zaman Belanda. Dolly nama mucikari pertama di 
komplek pelacuran terbesar di Asia Tenggara. Dolly perempuan Belanda 
yang menciptakan tempat zina itu. Bagaimana zina dijadikan kegiatan 
mencari ‘nafkah’? Zina menjadi aktifitas legal. Zina menjadi kebutuhan 
pokok, seperti makan dan minum. Tidak ada yang merasa hina dengan zina. 
Dalam hadist shahih, jika disatu tempat, terjadi perzinahan, maka empat 
puluh rumah  sekeliling tempat terjadinya zina itu, maka akan dilaknat.
Padahal, sejak zaman Belanda, orang beranak pinak di komplek 
pelacuran Dolly. Mereka mencari makan, hidup, bersama para pelacur. 
Ketika akan ditutup rakyat yang tinggal di komplek pelacuran Dolly itu 
menentang keras. PDIP menolak penutupan lokalisasi pelacuran Dolly. 
Betapa orang hidupnya bergantung kepada aktifitas kotor. Jual beli 
‘lendir’. Sungguh sangat nista.
Pernah, saat ada aturan yang ingin ditegakkan oleh pemerintah daerah 
Surabaya meliburkan Dolly, para pelacur melakukan aksi demo, menolak 
penutupan di bulan Ramadhan. Merka, mengecam para pejabat Pemda Surabaya yang 
ingin meliburkan para pelacur di bulan Ramadhan. Mereka menentang. Mereka 
berteriak, “Kami tidak mau melayani para pejabat, jika 
diliburkan di bula Ramadhan”, cetus para pelacur.
Surabya sudah berganti entah berapa kali walikota. Tapi, tidak ada 
satupun walikota yang memiliki kemauan keras menutup komplek pelacuran 
Dolly. Ribuan perempuan di jadikan ‘budak’ oleh para mucikari. Mereka 
harus menyerahkan tubuhnya kepada setiap laki-laki. Terkadang seorang 
pelacur sampai harus melayani lima laki-laki. Dan, uang yang diperoleh 
para pelacur itu, tidak seimbang dengan pengorbanannya, dan tetap saja 
yang mendapatkan bagian yang besar mucikari. Mereka tidak dapat 
meninggalkan komplek Dolly, dan harus melakukan aktifitas kotor itu, 
sampai menemui hari tua.
Penuturan Walikota Surabaya Tri Rismaharini sangat gamblang. 
Perempuan yang berwajah keras itu, sampai menangis, berkata 
terbata-bata, tidak sampai hati menceritakan pengalamannya bertemu 
dengan seorang pelacur tua. Bagaimana di usia yang sudah tidak muda lagi itu, 
mendapatkan pelanggan, tanya Risma. Itu pertanyaan Tri Rismaharini kepada 
pelacur tua yang hidup sebatang kara, di gubuk reot. Jawabannya 
sangat mengejutkan dan membuat yang mendengarkan pasti akan meneteskan 
air mata. Menurut Tri Rismaharini, ternyata para pelanggan pelacur tua 
itu, anak-anak sekolah SD dan SMP, dan membayar Rp1.000 atau Rp 2.000 
rupiah. Tragis.
Di Surabaya banyak tempat mangkal pelacur. Sebagian sudah ditutup 
oleh pemerintah daerah Surabya. Tinggal komplek Dolly yang belum 
ditutup. Dolly menjadi pusat pelacuran yang paling besar di Asia 
Tenggara. Setiap hari berlangsung zina, antara laki dengan pelacur. 
Ratusan pelacur setiap hari melayani laki-laki bejat. Berzina. Sungguh 
luar biasa. Kehidupan malam di Dolly sudah berlangsung sejak zaman 
Belanda. Terus berjalan. Tidak ada satupun pejabat yang berhasil 
mengakhiri kejahatan zina itu.
Tri Rismaharini, perempuan paruh baya, memiliki jabatan sebagai 
Walikota, dan dengan jabatan atau kekuasaannya itu, digunakan mengakhiri sebuah 
perbuatan yang paling laknat di muka bumi, zina. Perzinahan yang dilakukan oleh 
ratusan orang setiap malam, bukan hanya satu orang. 
Sudah sejak zaman Belanda. Berapa tumpukkan dosa? Berapa banyak yang 
harus dirajam manusia-manusia laknat, laki dan perempuan yang sudah 
bergelimang dalam zina itu?
Tri Rismaharini mengakhiri perbuatan terkutuk itu menjelang Ramadhan. Tri 
Rismaharini dengan ketulusannya berani mengambil keputusan penting 
dalam sejarah hidupnya sebagai wanita dan walikota. Di mana tidak pernah ada 
pejabat walikota sebelumnya yang berani mengambil resiko menutup 
Dolly. Sungguh mulia Tri Rismaharini. Kemuliaan Tri Rismaharini patut 
dikenang sepanjang sejarah kehidupan negeri ini. Menutup tempat yang 
memberikan laknat kepada negeri ini. Ini sejarah kehidupan yang harus 
terus dikenang jasa Tri Rismaharini selamanya. Wallahu’alam.
- See 
more at: 

Re: [keluarga-islam] Mengawasi Khotbah di Masjid

2014-06-19 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
BAGAIMANA DENGAN JK SEBAGAI KEDUA DEWAN MASJID. APA PANTAS/MUNGKIN  SEOLAH-OLAH 
 JK TIDAK MENGETAHUI HAL INI . PERLU DIPERTANYAKAN.



On Thursday, June 19, 2014 11:40 AM, Ade Hernowobroto hernowobr...@yahoo.ca 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Mengawasi Khotbah di Masjid


http://www.republika.co.id/berita/kolom/fokus/14/06/17/n7b9q4-mengawasi-khotbah-di-masjid

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Arif Supriyono

Rencana tim sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk merekam isi khutbah Jumat di 
masjid-masjid mengundang reaksi keras dari pelbagai kalangan. Umumnya mereka 
menolak tindakan itu dan menganggap langkah tersebut sebagai provokasi yang 
bisa menimbulkan gesekan di masyarakat.

Adalah anggota tim sukses Jokowi-JK, Eva Kusuma Sundari, yang sempat 
mengutarakan hal itu. Eva mengaku telah memerintahkan
 kader partainya yang beragama Islam untuk melakukan aksi intelijen di 
masjid-masjid dengan merekam isi khutbah Jumat. Dia berdalih, kampanye hitam 
terhadap Jokowi-JK banyak terjadi di masjid.

Kalau ada yang mengawasi dalam rangka melihat kebaikan atau bakat seseorang, 
tentu itu tidak menjadi masalah. Jika pengawasan itu terkait dengan hal yang 
buruk, siapa pun yang mengalaminya pasti merasa tak enak dan tidak senang. Ini 
pula yang mungkin dirasakan oleh para pengelola masjid, khotib, dan sebagian 
besar jamaah.

Selama ini, isi ceramah atau khutbah Jumat di masjid-masjid nyaris tak 
terbatas. Tema apa saja bisa masuk: mulai dari masalah keluarga, lingkungan, 
moral, ibadah, hukum, korupsi, pendidikan, politik, dan sebagainya. Para khotib 
pun pasti punya batasan, apa saja yang bisa dan memungkinan untuk mereka 
sampaikan di depan jamaah shalat Jumat. Walau faktanya, ada saja
 khotib yang cara menyampaikan materi terasa berlebihan bagi sebagian pihak 
yang mendengarkannya.

Terkait dengan pelaksanaan pemilu presiden yang akan digelar pada 9 Juli nanti, 
saya pikir tak perlu ada pembatasan bagi khotib untuk memilih tema dalam 
khutbahnya. Tema apa saja tetap layak untuk mereka sampaikan kepada umat, asal 
memang mengandung ajakan moral untuk melakukan hal yang lebih baik dalam 
menjalani kehidupan.

Agak berbeda dengan pemikiran beberapa tokoh ternama, saya sepenuhnya tak 
setuju bila ada pihak yang menyarankan untuk membatasi agar para khotib tak 
bicara politik. Politik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan umat 
manusia. Apabila umat memiliki pemahaman yang baik tentang politik, tentu pada 
akhirnya akan berpengaruh pada kualitas kehidupan berpolitik, berdemokrasi, dan 
berbangsa secara umum. 

Ajakan untuk berpolitik secara santun, menjunjung tinggi etika serta kejujuran, 
menjauhi rasa dendam, dan menghindari tindak kekerasan merupakan nilai plus 
yang harus menjadi pegangan umat. Tak salah jika khotib membahas hal ini, 
termasuk pula mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan mengambil 
bagian dalam pemilu demi perbaikan kualitas kehidupan berbangsa.

Tak keliru pula bila khotib juga mengajari masyarakat untuk memilih pemimpin 
yang baik sesuai kaidah Islam. Hal yang tak semestinya dilakukan oleh para 
khotib adalah mengajak masyarakat agar memilih calon presiden tertentu. Kalau 
ini yang terjadi, berarti sang khotib telah melakukan kampanye politik atau 
melakukan kegiatan politik praktis. Tak seharusnya memang masjid menjadi arena 
kampanye politik.

Berkaitan dengan upaya melakukan pengawasan khutbah di masjid oleh tim sukses 
capres-cawapres tadi,
 sebaiknya tak usah kita hiraukan. Abaikan saja rencana dan gagasan itu jika 
benar akan dijalankan. Asal para khotib tidak berkampanye di masjid dan tidak 
melakukan fitnah (terhadap pasangan capres-cawapres), tak ada yang perlu 
dikhawatirkan.

Bagi tim sukses capres-cawapres mungkin tak perlu harus melakukan pengawasan 
terhadap khutbah Jumat di masjid-masjid. Rencana dan tindakan itu hanya akan 
melukai hati umat. Tindakan itu sungguh kontraproduktif dan pada gilirannya 
hanya akan menimbulkan rasa antipati serta menjauhkan sang calon terhadap 
masyarakat pemilihnya.

Padahal, semestinya tim sukses capres-cawapres melakukan upaya untuk mendekati 
dan mengambil hati khalayak atau pemilih. Mereka seharusnya menyadari, bahwa 
umat Islam merupakan jumlah terbesar di negeri ini. Melukai hati umat tentu 
bermakna menjauhi pemilik suara terbesar dalam pemilu kali ini.

Seandainya rencana tersebut sudah menjadi keputusan tim sukses capres-cawapres, 
seharusnya itu tak hanya berlaku untuk khutbah di masjid. Biar ada keadilan, 
sudah pada tempatnya bila pengawasan juga dilakukan di tempat ibadah lainnya: 
gereja, vihara, pura, dan kelenteng. Walau begitu, tetap akan lebih baik kalau 
pengawasan itu tak dilakukan.

Kalaupun ditemukan kampaye di masjid-masjid, tinggal laporkan saja hal tersebut 
pada Badan Pengawas Pemilu yang memang mendapat tugas untuk itu. Demikian pula 
jika ada fitnah dari khotib yang tersebar di arena masjid saat menjelang shalat 
Jumat, sudah pada tempatnyalah jika dilaporkan ke pihak 

Re: [keluarga-islam] Jaya Suprana: Yang Nggak Mengagumi Gus Dur, Berarti “Something Wrong”

2014-06-10 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Mudah-mudahan yang SOMETHING WRONG MASUK MUSIUM MURI YA BOSS.



On Tuesday, June 10, 2014 8:00 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Jaya Suprana: Yang Nggak Mengagumi Gus Dur,
Berarti “Something Wrong” 
 
Bos Museum Rekor Indonesia (Muri) Jaya
Suprana merupakan salah satu pengagum setia Gus Dur. Tak ada aspek khusus yang
menonjol yang dikaguminya, semua yang ada pada diri Gus Dur sifatnya holistik. 

“Memang beliau layak dikagumi. Orang yang tidak mengagumi Gus Dur, berarti
something wrong, ngak waras,” paparnya seusai diskusi di Gedung PBNU.

Baginya, Gus Dur adalah orang yang holistik, bahkan ketunanetraanya merupakan
salah satu keistemewaan, karena hal ini meningkatkan kepekaan batin.

“Jadi setiap kelompok bisa menjadikan Gus Dur sebagai tokohnya, orang China,
Perempuan atau lainnya karena dia tokoh yang kompleks sekali.”

Bos Jamu Jago ini pertama kali bertemu secara fisik dengan Gus Dur pada
pernikahan putri Arif Budiman, aktifis angkatan 66 yang kemudian mengajar di
UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) di Salatiga dan kini di Universitas
Melbourne. Buru-buru ia menegaskan, sebelum pertemuan tersebut, ia sudah
mengagumi dari jauh.

“Kelompok China, kalau ngak ada Gus Dur, posisinya habis itu,” tegasnya. 

Baginya, Gus Dur diturunkan ke dunia bukan hanya untuk umat Islam, tetapi untuk
memberi kedamaian bagi semua orang. Istilah pejuang kemanusiaan baginya belum
cukup, “Beliau mengajarkan kasih sayang.”
 
Ia sendiri mengaku tidak memperhatikan aspek
spiritual Gus Dur, baginya, aspek riil dari Gus Dur sudah luar biasa.
Silahkan saja kalau warga NU menganggap beliau sebagai wali,
tandasnya. []
 
(mukafi niam)


-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/
 
...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama...


Re: [keluarga-islam] Soal Babinsa, Tim Prabowo Tuding Keterlibatan Tim Jokowi

2014-06-10 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Pepatah mengatakan ayam berkokok tandanya bertelur atau maling teriak maling.



On Tuesday, June 10, 2014 7:55 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
sebaiknya mbak nurul arifin ngurusin lumpur lapindo-nya ustadz ARB saja... :)

salam hangat,
ananto




2014-06-09 13:03 GMT+07:00 hernowobr...@yahoo.ca [keluarga-islam] 
keluarga-islam@yahoogroups.com:

 
  
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/08/269583409/Soal-Babinsa-Tim-Prabowo-Tuding-Keterlibatan-Tim-Jokowi

Soal Babinsa, Tim Prabowo Tuding Keterlibatan Tim Jokowi

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara pasangan calon presiden dan wakil presiden, 
Prabowo Subiato-Hatta Rajasa, Nurul Arifin, membantah keterlibatan tim sukses 
Prabowo-Hatta dalam kasus bintara pembina desa. Ia justru balik menuding kasus 
ini dilakukan tim Jokowi-Jusuf Kalla. “Jangan-jangan ini maling teriak 
maling,” ujarnya ketika dihubungi, Minggu, 8 Juni 2014.

Nurul mengatakan tudingan keterlibatan itu sulit dinalar lantaran tim sukses 
Prabowo-Hatta tidak memiliki infrastruktur untuk menggerakkan babinsa. “Kami 
tidak ada urusan dengan babinsa. Keterangan yang dilontarkan Panglima Tentara 
Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko hari ini juga membantah dugaan tersebut,” 
katanya.

Kasus babinsa sempat membuat resah sejumlah warga Kecamatan Gambir, Jakarta 
Pusat. Mereka mengaku diintimidasi petugas babinsa untuk memilih pasangan 
Prabowo-Hatta. Penyelidikan TNI menyimpulkan, ulah itu dilakukan anggota 
Kopral Satu Rusfandi. Ia dijatuhi hukuman penjara selama 21 hari dan penundaan 
pangkat.

Menurut Nurul, isu ini sengaja diembuskan sebagai strategi untuk menjatuhkan 
citra lawan politik. Peristiwa itu tampak begitu sistematis, terlebih setelah 
kasus kebakaran posko Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di daerah 
Setiabudi, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. “Hasil evaluasi kami 
menganggap demikian,” tuturnya.

RIKY FERDIANTO





-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/
 
...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama...


Re: [keluarga-islam] (Taushiyah of the Day) Pernyataan Ketum PBNU Terkait Pilpres 2014

2014-06-02 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]

Pernyataan yang NORMATIF aja, beda dilapangan



On Tuesday, June 3, 2014 8:17 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Pernyataan Ketum PBNU Terkait Pilpres 2014 
Senin, 02/06/2014 18:00
 
NU merupakan jam'iyyah diniyyah ijtima'iyyah,
organisasi masyarakat keagamaan. Sejak awal didirikan oleh para Kyai, NU
mengemban tugas besar menjaga, merawat, dan mengembangkan ajaran Islam ala
Ahlissunnah wal Jama'ah di bumi Nusantara. 
 
Karenanya sudah teramat jelas bahwa NU tidak
bertujuan meraih kekuasaan politik. Kalaupun harus menyebut istilah politik,
maka politik NU adalah politik kebangsaan dan politik kerakyatan. NU
menunjukkan bahwa jalan menuju kemaslahatan individual dan kolektif terbentang
begitu banyak dan luas. Sementara kekuasaan politik praktis hanya sebagian saja
dari berbagai jalan yang ada.
 
Hingga sekarang dan kelak, NU secara tegas
dan teguh memegang komitmen terhadap Khittah 1926 ini. Salah satu pelajaran
penting dari Khittah 1926 ialah NU keluar dari batas-batas partai politik. NU
meluaskan pandangan dan pengertian terhadap politik. Perluasan pandangan itu
beranjak dari sebatas tukar guling kekuasaan meluas menjadi perjuangan
kemaslahatan.

Sejak mengemban amanah Ketua Umum PBNU, saya dengan sadar dan sengaja berusaha
meneruskan komitmen Khittah 1926. NU bukan bagian dari partai politik apapun.
Bukan bagian dari PDIP, GOLKAR, PD, GERINDRA, PKB, PPP, dan seterusnya. Bagi
saya, Karena NU jauh lebih besar dari partai, justru di partai-partai itulah
tersebar kader-kader NU. 

Indonesia pasca-reformasi yang antara lain ditandai dengan semangat
desentralisasi atau otonomi daerah dibajak oleh penumpang gelap demokrasi.
Pembajakan demokrasi di era otonomi itu membuat kekuasaan politik tersebar
secara luas dan menyeret masyarakat sipil dalam godaan dan iming-iming duniawi
yang tidak mudah dikendalikan.

Dalam pusaran semacam itu, unsur-unsur dalam NU kerap diseret-seret untuk
terlibat dalam arus kekuasaan politik praktis. Dari level nasional hingga
daerah, kecenderungan ini terjadi secara sporadis. Kita tahu bahwa jumlah
Nahdliyin, merujuk sejumlah survei akademik, survey pemerintah, dan survey
intelijen, memang besar sekali secara demografis. Tidak heran jika Agenda
semacam pemilihan kepala daerah, seringkali membuat Nahdliyyin dihitung sebatas
sebagai penyumbang suara. Padahal, ini yang kerap dilupakan, besarnya jumlah
warga Nahdliyyin merupakan akibat dari perjuangan keaswajaan yang berangkat
dari kesadaran, bukan semata akibat dari politik praktis yang berangkat dari
hasrat kekuasaan. 

Hari-hari ini, kita menyaksikan, proses menuju Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden 2014 begitu menyita perhatian. Sulit dipungkiri, NU kembali
diseret-seret dalam proses tersebut. NU sebagai organisasi tidak layak
diperalat untuk menjadi sekadar tim sukses. Yang didukung NU bukan sekadar
kandidat, melainkan proses penyelenggaran pemilihan yang jujur, adil, dan
bermartabat. 

Sikap PBNU jelas dan tegas, tidak berpolitik praktis. Tak satupun yang akan
mendapat stempel NU. Kalaupun ada pihak-pihak yang membawa-bawa NU untuk
dijadikan komoditas politik, sudah pasti itu tidak lebih dari sekadar klaim. 

Saya menghimbau warga NU untuk memilih pemimpin yang mampu menjadi solusi bagi
Indonesia. Warga NU harus menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab.
Tanggung jawab itu terus berlangsung hingga setidaknya lima tahun mendatang.
Baik buruknya bangsa ini, ada di tangan kita sendiri.

Karena pemilihan presiden hanya merupakan satu tahap saja dari rangkaian
pembangunan Indonesia, jauh lebih penting bagi PBNU untuk mengawal dan
mengawasi pemerintahan terpilih. Saya akan berdiri di depan dan pasang badan
jika presiden dan wakil presiden terpilih nanti tidak bekerja untuk kedaulatan
rakyat. Jadi, tidak hanya 9 Juli yang penting, jauh lebih penting adalah
hari-hari panjang sesudahnya.

Jakarta, 1 Juni 2014

DR KH Said Aqil Siroj, MA
Ketua Umum PBNU


-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/
 
...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama...


Re: [keluarga-islam] Kang Sobary: Bersikap Adil terhadap Jokowi

2014-05-26 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Ust Ananto, masih lebih baik diatur kiyai, dibanding diatur oleh orang yang 
nggak jelas agamanya.




On Monday, May 26, 2014 8:41 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
mudah2an hatta rajasa nanti ga diatur kiai amien rais...

salam,
ananto




2014-05-24 14:07 GMT+07:00 Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com:

 
  
Gimana nggak duatur, sudah dibawa ketek bu Mega kok.




On Thursday, May 22, 2014 6:46 PM, 'andr...@nsk.com' andr...@nsk.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
 
 
Yang paling penting kalo Pak Jokowi jadi presiden tidak diatur Bu Mega…
 
 
From:keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] 
Sent: Thursday, May 22, 2014 10:14 AM
To: keluarga-islam
Subject: Re: [keluarga-islam] Kang Sobary: Bersikap Adil terhadap Jokowi
 
  
:)
salam,
ananto
 
2014-05-21 9:42 GMT+07:00 'catur suryo' zhoery...@yahoo.com [keluarga-islam] 
keluarga-islam@yahoogroups.com:
  
NU dukung Prabowo Pak, yg dukung jokowi cuma Muhaimin beserta teman2 nya aja 
sedikit, akar rumput tetap bersama umat islam yg lain...
http://m.inilah.com/read/detail/2101023/ketua-pbnu-dukung-prabowo-andil-pkb-ambrol
Powered by Telkomsel BlackBerry®



From: Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam] 
keluarga-islam@yahoogroups.com 
Sender: keluarga-islam@yahoogroups.com 
Date: Tue, 20 May 2014 19:33:49 -0700 (PDT)
To: keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam@yahoogroups.com
ReplyTo: keluarga-islam@yahoogroups.com 
Subject: Re: [keluarga-islam] Kang Sobary: Bersikap Adil terhadap Jokowi
 
  
BIASA KALAU NU SUDAH NYEMPLUNG YA MBELA DONG . NORMAL AJA SIFAT SEPERTI ITU. 
NGGAK HERAN KOK.
On Wednesday, May 21, 2014 8:10 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 
  
Bersikap Adil terhadap Jokowi 
Oleh: Mohamad Sobary
 
Kalau direnungkan secara jernih, dengan sikap egaliter dalam memandang orang 
lain, bagaimana bisa seorang warga negara biasa, yang sama dengan kita, 
tiba-tiba disalahkan secara ramai-ramai dan diminta bertanggung jawab atas 
suatu perkara yang bukan kesalahannya? 
 
Jokowi itu warga negara merdeka dan boleh tidak berpikir mengenai apa yang 
berada di luar domain politik yang ruwet ini. Dilihat dari sikap, pemikiran, 
gaya hidup, dan ungkapan-ungkapan kebahasaannya, kita tahu ia hidup tanpa 
pretense yang bukan-bukan. 
 
Pernahkah ia (seharusnya “beliau”) menginginkan kita menjadikannya political 
hero di tengah suasana politik yang sumpek, macet-cet, bau busuk korupsi 
besar-besaran, tanpa kesegaran, dan tanpa jalan keluar ini? 
 
Tidak. Ia tak pernah berambisi menjadi apa yang bukan dirinya. Ia belum cukup 
pengalaman untuk berlagak sok pemimpin. Keluguannya otentik dan tulus. 
Keluguan macam itu mahalnya minta ampun. Ini sikap, gaya hidup, dan karakter 
yang tak terbeli dan memang tak dijual. 
 
Pernahkah Jokowi membujuk-bujuk orang banyak agar mereka begitu antusias 
menyayanginya, sampai pada tingkat histeris seperti yang terjadi belakangan 
ini? 
 
Tidak. Ia tak pernah berbuat senista itu. Hal-hal seperti itu hanya bisa 
dilakukan para tokoh politik yang tua-tua, yang kenyang kemegahan masa lalu 
dan masih ingin menikmatinya terus menerus. 
 
Apakah semua fenomena yang terjadi di media, yang begitu hiruk pikuk itu, 
“buatan” Jokowi? 
 
Bukan. Histeria massa yang terjadi di lapis bawah dalam masyarakat kita itu, 
niscaya tak akan sampai seluas itu kalau orang-orang media tidak ikut 
“histeris” dan haus akan pahlawan pujaan. Kekuatan besar yang membuat ini 
semua adalah media. 
 
Apakah Jokowi pernah berharap agar dia diperlakukan seperti orang suci dalam 
politik? Atau sejenis “pahlawan” yang baru tampil? 
 
Tidak. Jokowi itu sebuah kitab terbuka. Kita bisa membaca apa yang tertulis di 
luar, kata-katanya, tindakannya, bahasa tubuhnya, senyumnya, niscaya sama 
dengan apa yang tertulis di dalam, yang berhubungan dengan isi hatinya, 
cita-citanya, dan aspirasinya. Ia tak menyembunyikan suatu keculasan, atau 
kelicikan. 
 
Bagaimana ia bisa melejit seperti roket dalam waktu pendek dan begitu 
berwibawa di mata para pengagumnya, sehingga semua kritik kepadanya dilawan 
habis oleh pengagum-pengagum fanatik itu? 
 
Patut dicatat, ini bukan salah Jokowi. Bukan pula manipulasi politik untuk 
membius para pengagum. 
 
Fanatisme yang begitu meluas, hampir secara dadakan ini, bisa ditelusuri latar 
belakang psikologi politiknya. Kita tahu, semua politikus di Jakarta, yang 
mapan-mapan tadi, tampil dengan gaya kelas atas yang tak nyambung dengan gaya 
rakyat pada umumnya. Jokowi kebalikannya; ia mewakili tampang rakyat jelata 
dan dengan sendirinya dipuja-puja. Itu matematika politik biasa. 
 
Puja-memuja ini salah atau benar, itu soal lain. Itu isu politik lain. Namun, 
mengenai gaya konvensional, sok kelas atas, ke mana-mana berseragam tapi 
kadang berlagak populis, ini parah

Re: [keluarga-islam] Kang Sobary: Bersikap Adil terhadap Jokowi

2014-05-24 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
Gimana nggak duatur, sudah dibawa ketek bu Mega kok.



On Thursday, May 22, 2014 6:46 PM, 'andr...@nsk.com' andr...@nsk.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
 
 
Yang paling penting kalo Pak Jokowi jadi presiden tidak diatur Bu Mega…
 
 
From:keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] 
Sent: Thursday, May 22, 2014 10:14 AM
To: keluarga-islam
Subject: Re: [keluarga-islam] Kang Sobary: Bersikap Adil terhadap Jokowi
 
  
:)
salam,
ananto
 
2014-05-21 9:42 GMT+07:00 'catur suryo' zhoery...@yahoo.com [keluarga-islam] 
keluarga-islam@yahoogroups.com:
  
NU dukung Prabowo Pak, yg dukung jokowi cuma Muhaimin beserta teman2 nya aja 
sedikit, akar rumput tetap bersama umat islam yg lain...
http://m.inilah.com/read/detail/2101023/ketua-pbnu-dukung-prabowo-andil-pkb-ambrol
Powered by Telkomsel BlackBerry®



From: Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam] 
keluarga-islam@yahoogroups.com 
Sender: keluarga-islam@yahoogroups.com 
Date: Tue, 20 May 2014 19:33:49 -0700 (PDT)
To: keluarga-islam@yahoogroups.comkeluarga-islam@yahoogroups.com
ReplyTo: keluarga-islam@yahoogroups.com 
Subject: Re: [keluarga-islam] Kang Sobary: Bersikap Adil terhadap Jokowi
 
  
BIASA KALAU NU SUDAH NYEMPLUNG YA MBELA DONG . NORMAL AJA SIFAT SEPERTI ITU. 
NGGAK HERAN KOK.
On Wednesday, May 21, 2014 8:10 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 
  
Bersikap Adil terhadap Jokowi 
Oleh: Mohamad Sobary
 
Kalau direnungkan secara jernih, dengan sikap egaliter dalam memandang orang 
lain, bagaimana bisa seorang warga negara biasa, yang sama dengan kita, 
tiba-tiba disalahkan secara ramai-ramai dan diminta bertanggung jawab atas 
suatu perkara yang bukan kesalahannya? 
 
Jokowi itu warga negara merdeka dan boleh tidak berpikir mengenai apa yang 
berada di luar domain politik yang ruwet ini. Dilihat dari sikap, pemikiran, 
gaya hidup, dan ungkapan-ungkapan kebahasaannya, kita tahu ia hidup tanpa 
pretense yang bukan-bukan. 
 
Pernahkah ia (seharusnya “beliau”) menginginkan kita menjadikannya political 
hero di tengah suasana politik yang sumpek, macet-cet, bau busuk korupsi 
besar-besaran, tanpa kesegaran, dan tanpa jalan keluar ini? 
 
Tidak. Ia tak pernah berambisi menjadi apa yang bukan dirinya. Ia belum cukup 
pengalaman untuk berlagak sok pemimpin. Keluguannya otentik dan tulus. Keluguan 
macam itu mahalnya minta ampun. Ini sikap, gaya hidup, dan karakter yang tak 
terbeli dan memang tak dijual. 
 
Pernahkah Jokowi membujuk-bujuk orang banyak agar mereka begitu antusias 
menyayanginya, sampai pada tingkat histeris seperti yang terjadi belakangan 
ini? 
 
Tidak. Ia tak pernah berbuat senista itu. Hal-hal seperti itu hanya bisa 
dilakukan para tokoh politik yang tua-tua, yang kenyang kemegahan masa lalu dan 
masih ingin menikmatinya terus menerus. 
 
Apakah semua fenomena yang terjadi di media, yang begitu hiruk pikuk itu, 
“buatan” Jokowi? 
 
Bukan. Histeria massa yang terjadi di lapis bawah dalam masyarakat kita itu, 
niscaya tak akan sampai seluas itu kalau orang-orang media tidak ikut 
“histeris” dan haus akan pahlawan pujaan. Kekuatan besar yang membuat ini semua 
adalah media. 
 
Apakah Jokowi pernah berharap agar dia diperlakukan seperti orang suci dalam 
politik? Atau sejenis “pahlawan” yang baru tampil? 
 
Tidak. Jokowi itu sebuah kitab terbuka. Kita bisa membaca apa yang tertulis di 
luar, kata-katanya, tindakannya, bahasa tubuhnya, senyumnya, niscaya sama 
dengan apa yang tertulis di dalam, yang berhubungan dengan isi hatinya, 
cita-citanya, dan aspirasinya. Ia tak menyembunyikan suatu keculasan, atau 
kelicikan. 
 
Bagaimana ia bisa melejit seperti roket dalam waktu pendek dan begitu berwibawa 
di mata para pengagumnya, sehingga semua kritik kepadanya dilawan habis oleh 
pengagum-pengagum fanatik itu? 
 
Patut dicatat, ini bukan salah Jokowi. Bukan pula manipulasi politik untuk 
membius para pengagum. 
 
Fanatisme yang begitu meluas, hampir secara dadakan ini, bisa ditelusuri latar 
belakang psikologi politiknya. Kita tahu, semua politikus di Jakarta, yang 
mapan-mapan tadi, tampil dengan gaya kelas atas yang tak nyambung dengan gaya 
rakyat pada umumnya. Jokowi kebalikannya; ia mewakili tampang rakyat jelata dan 
dengan sendirinya dipuja-puja. Itu matematika politik biasa. 
 
Puja-memuja ini salah atau benar, itu soal lain. Itu isu politik lain. Namun, 
mengenai gaya konvensional, sok kelas atas, ke mana-mana berseragam tapi kadang 
berlagak populis, ini parah. Kecuali gaya itu memuakkan rakyat pada umumnya, 
sikap populis tadi tidak matching sama sekali dengan penampilan mereka. Ini 
kemunafikan politik. 
 
Tidak Adil 
 
Kita tahu, kemunafikan umum sudah tak bisa disembunyikan lagi. Rakyat tahu itu 
semua. Tokoh-tokoh bicara pemberantasan korupsi, antikorupsi. Namun, pada saat 
yang sama mereka korup luar biasa. Orang merasa menemukan obat yang baik. Obat 
itu Jokowi. 
 
Pilihan baru

Re: [keluarga-islam] NU Mendayung antara Masyumi dan PKI

2014-05-20 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
SEKARANG NYEMPLUNG DI   PDI

On Wednesday, May 21, 2014 8:14 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
NU Mendayung antara Masyumi dan PKI 
 
Sewaktu NU mengadakan Muktamar ke-20 di Medan
Desember 1956 lalu, daerah itu sedang bergolak akibat tindakan yang dilakukan
oleh Dewan Gajah pimpinan Kol. Simbolon. Di Sumatera Barat, Dewan Banteng
pimpinan Kol. Ahmad Husein juga melakukan tindakan sama, sehingga Muktamar
berlangsung di bawah dentuman meriam dan tekanan bayonet. Untungnya semua
hambatan bisa diatasi. Muktamar selesai dengan lancar, meski beberapa peserta
termasuk Idham Cholid dan Djamaluddin Malik sempat tertahan.

Selesai Muktamar, NU dikejutkan lagi dengan rencana Masyumi untuk menarik para
menterinya di kabinet. NU berusaha keras membujuknya agar Masyumi tetap
bertahan di kabinet, sebab kalau posisi itu ditinggalkan, maka akan diduduki
PKI. Nasehat NU tidak digubris. Masyumi tetap keukeuh menarik diri dari kabinet
sehingga mengakibatkan Ali-Rum-Idham bubar.

Mengingat keadaan negara waktu itu sedang genting, maka Presiden Soekarno pada
14 Maret 1957 mengumumkan negara dalam keadaan bahaya (SOB). Padahal saat itu
sangat dibutuhkan keamanan mengingat para wakil rakyat di Konstituante sedang
giatnya menyusun Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Dengan demikian,
kehidupa sosial politik menjadi terganggu. Seluruh peraturan normal tidak
berjalan lagi dalam mengatur kehidupan Negara.

Persis tengah malam pada 15 Februari 1958, Kiai Wahab terkejut bukan main
mendengar Masyumi bergabung dengan pemberontak Dewan Banteng dan Dewan Gajah
yang memproklamirkan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Tanpa
menunggu waktu lama, Rais Aam PBNU itu segera mengutus santrinya untuk
memanggil Ketua Umum PBNU KH Idham Chalid dan yang lainnya untuk melakukan
koordinasi. 

Ketika mendapat panggilan dari Rois Aam, tanpa berpikir panjang Idham Cholid
segera bangun dan bergegas berangkat. Tentu saja isterinya kaget di tengah
malam seperti itu sang kiai hendak pergi. 
Idham hanya bilang pada isterinya, “Saya sedang mendapatkan tugas dari Pangti
(Panglima Tertinggi),” demikian Idham biasa menyebut Rais Aam. Sang isteri
segera mafhum terhadap watak Pangti-NU yang cerdik dan tak kenal lelah itu
sehingga membiarkan suaminya pergi.

Ketika sampai di rumahnya, ternyata di sana telah berkumpul beberapa orang.
Kiai Wahab segera menyambut Idham Chalid dan berkata, “Celaka Masyumi melakukan
pemberontakan dan membentuk pemerintahan sendiri dengan cara kekerasan dengan
memproklamirkan PRRI di Sumatera Barat”

“Wah ini sudah jelas bughot, tidak bisa dibenarkan, lalu apa yang mesti kita
lakukan Kiai?” tanya Idham Cholid 

“Kita harus segera membuat statement (pernyataan/sikap), agar tidak didahului
oleh kelompok Syuyuiyin (PKI), karena PKI akan memanfaatkan peristiwa ini untuk
menggebuk Masyumi dan umat Islam semuanya. Karena itu, kita mengeluarkan
pernyataan sikap ini dengan dua tujuan. Pertama, agar PKI tahu bahwa tidak
semua umat Islam setuju dengan pemberontakan PRRI. Kedua, agar dunia 
internasional
jangan sampai menganggap bahwa pemerintah pusat sudah sepenuhnya dikuasasi PKI,
sebagaimana dipropagandakan Masyumi dan PSI untuk menggalang dukungan
internasional” tandas Kiai Wahab dengan yakin.

“Kapan statement kita keluarkan” tanya Kiai Idham

“Malam ini kita rapat untuk menyusun draftnya, besok pagi sudah harus
diumumkan.” Jawab kiai Wahab tegas, layaknya seorang Pangti.

Walaupun NU selalu bergandengan tangan dengan Masyumi, tetapi soal
pemberontakannya tetap tidak setuju. Bagi NU, Masyumi merupakan mitra penting
dalam menghadapi PKI. Karena itu ketika Masyumi dibubarkan tahun 1960, akibat
pemberontakan PRRI itu, NU merasa sangat kehilangan mitra perjuangan, sehingga
NU berjuang sendiri melawan PKI dalam Kabinet dan Nasakom.

Tetapi sejarawan berbicara lain. NU dituduh ikut mendorong pembubaran Masyumi,
kemudian dituduh oportunis karena ikut masuk dalam pemerintahan Bung Karno.
Padahal di sana NU tidak hanya bertopang dagu menikmati kekuasaan, melainkan
berjuang sendirian menyelamatkan Islam, menyelamatkan negara dan termasuk
menyelamatkan Bung Karno dari cengkeraman PKI. []
 
(Abdul Mun’im DZ)


-- 

http://harian-oftheday.blogspot.com/
 
...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama...


Re: [keluarga-islam] Kang Sobary: Bersikap Adil terhadap Jokowi

2014-05-20 Terurut Topik Raflis amin aminraflis2...@yahoo.com [keluarga-islam]
BIASA KALAU NU SUDAH NYEMPLUNG YA MBELA DONG . NORMAL AJA SIFAT SEPERTI ITU. 
NGGAK HERAN KOK.

On Wednesday, May 21, 2014 8:10 AM, Ananto pratikno.ana...@gmail.com 
[keluarga-islam] keluarga-islam@yahoogroups.com wrote:
 


  
Bersikap Adil terhadap Jokowi 
Oleh: Mohamad Sobary
 
Kalau direnungkan secara jernih, dengan sikap egaliter dalam memandang orang 
lain, bagaimana bisa seorang warga negara biasa, yang sama dengan kita, 
tiba-tiba disalahkan secara ramai-ramai dan diminta bertanggung jawab atas 
suatu perkara yang bukan kesalahannya? 
 
Jokowi itu warga negara merdeka dan boleh tidak berpikir mengenai apa yang 
berada di luar domain politik yang ruwet ini. Dilihat dari sikap, pemikiran, 
gaya hidup, dan ungkapan-ungkapan kebahasaannya, kita tahu ia hidup tanpa 
pretense yang bukan-bukan. 
 
Pernahkah ia (seharusnya “beliau”) menginginkan kita menjadikannya political 
hero di tengah suasana politik yang sumpek, macet-cet, bau busuk korupsi 
besar-besaran, tanpa kesegaran, dan tanpa jalan keluar ini? 
 
Tidak. Ia tak pernah berambisi menjadi apa yang bukan dirinya. Ia belum cukup 
pengalaman untuk berlagak sok pemimpin. Keluguannya otentik dan tulus. Keluguan 
macam itu mahalnya minta ampun. Ini sikap, gaya hidup, dan karakter yang tak 
terbeli dan memang tak dijual. 
 
Pernahkah Jokowi membujuk-bujuk orang banyak agar mereka begitu antusias 
menyayanginya, sampai pada tingkat histeris seperti yang terjadi belakangan 
ini? 
 
Tidak. Ia tak pernah berbuat senista itu. Hal-hal seperti itu hanya bisa 
dilakukan para tokoh politik yang tua-tua, yang kenyang kemegahan masa lalu dan 
masih ingin menikmatinya terus menerus. 
 
Apakah semua fenomena yang terjadi di media, yang begitu hiruk pikuk itu, 
“buatan” Jokowi? 
 
Bukan. Histeria massa yang terjadi di lapis bawah dalam masyarakat kita itu, 
niscaya tak akan sampai seluas itu kalau orang-orang media tidak ikut 
“histeris” dan haus akan pahlawan pujaan. Kekuatan besar yang membuat ini semua 
adalah media. 
 
Apakah Jokowi pernah berharap agar dia diperlakukan seperti orang suci dalam 
politik? Atau sejenis “pahlawan” yang baru tampil? 
 
Tidak. Jokowi itu sebuah kitab terbuka. Kita bisa membaca apa yang tertulis di 
luar, kata-katanya, tindakannya, bahasa tubuhnya, senyumnya, niscaya sama 
dengan apa yang tertulis di dalam, yang berhubungan dengan isi hatinya, 
cita-citanya, dan aspirasinya. Ia tak menyembunyikan suatu keculasan, atau 
kelicikan. 
 
Bagaimana ia bisa melejit seperti roket dalam waktu pendek dan begitu berwibawa 
di mata para pengagumnya, sehingga semua kritik kepadanya dilawan habis oleh 
pengagum-pengagum fanatik itu? 
 
Patut dicatat, ini bukan salah Jokowi. Bukan pula manipulasi politik untuk 
membius para pengagum. 
 
Fanatisme yang begitu meluas, hampir secara dadakan ini, bisa ditelusuri latar 
belakang psikologi politiknya. Kita tahu, semua politikus di Jakarta, yang 
mapan-mapan tadi, tampil dengan gaya kelas atas yang tak nyambung dengan gaya 
rakyat pada umumnya. Jokowi kebalikannya; ia mewakili tampang rakyat jelata dan 
dengan sendirinya dipuja-puja. Itu matematika politik biasa. 
 
Puja-memuja ini salah atau benar, itu soal lain. Itu isu politik lain. Namun, 
mengenai gaya konvensional, sok kelas atas, ke mana-mana berseragam tapi kadang 
berlagak populis, ini parah. Kecuali gaya itu memuakkan rakyat pada umumnya, 
sikap populis tadi tidak matching sama sekali dengan penampilan mereka. Ini 
kemunafikan politik. 
 
Tidak Adil 
 
Kita tahu, kemunafikan umum sudah tak bisa disembunyikan lagi. Rakyat tahu itu 
semua. Tokoh-tokoh bicara pemberantasan korupsi, antikorupsi. Namun, pada saat 
yang sama mereka korup luar biasa. Orang merasa menemukan obat yang baik. Obat 
itu Jokowi. 
 
Pilihan baru dan alternatif yang dianggap baik itu ternyata tidak mampu 
mengangkat perolehan suara PDIP dalam pileg lalu. Semua orang, ahli-ahli 
politik dan para politikus, ramai-ramai menyalahkan Jokowi. Begitu juga media. 
Mereka semua sama emosionalnya dengan rakyat yang menjagokan Jokowi. 
 
Jokowi yang “turba” ke mana-mana, dadakan, mengejutkan, dan berkomunikasi 
dengan rakyat dalam bahasa rakyat, beberapa waktu lalu “dipuja-puja”, dianggap 
hebat, dan otentik. Ketika terbukti tak berpengaruh terhadap perolehan suara 
PDIP, ada pengamat yang menyalahkannya. Katanya tak sama dengan Bung karno. 
 
Ini sikap tidak konsisten. Dulu, ia diam saja dan mungkin ikut “memuja” Jokowi. 
Sekarang menyalahkan pengaruhnya yang tak terasa bagi PDIP, lalu 
membandingkannya dengan Bung Karno. Ini tidak adil. Bung Karno tak usah 
dibawa-bawa. Semua orang tak akan pernah sebanding dengan beliau. 
 
Mbak Mega menjagokannya, tidak salah. Pertama, ada gelombang besar dalam PDIP, 
yang bergabung secara nasional, membangun suatu aliansi pendukung Jokowi. Kalau 
aspirasi anak-anaknya sudah begitu, apa salah kalau Mbak Mega mengabulkannya? 
 
Munculnya Jokowi diduga sebagai jalan keluar politik yang baik. Semua, dalam 
lingkungan PDIP, kurang lebih berharap sama.