RE: [keluarga-islam] Sunnah dan Bid'ah (4)
Ass, Maaf jika komentar saya agak membingungkan karena saya juga bingungmgkn karena Ilmu saya yang masih tipis.. Kalau melihat isi ayat dibawah ini ... Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu(al-Maidah:3) Kenapa ya dari zaman dahulu.selalu ada pertentangan Apa benar perbedaan tersebut berujung untuk mencari pengaruh/kekuasaansebab ujung2nya akan ada partai yang membelakangi faham tersebut contohnya aja kalau kita lihat ada partai PKS,Muhammadiyah,NU Dll Dan kalau enggak salah pertentangan ini sudah terjadi ribuan tahun yang lalu.. Kalau kita mau jujur, setelah rosul ALLAH Muhammad S.A.W wafat. Para sahabat pun juga berbeda2 dalam memberikan risalah2nyadan tidak jarang perbedaan tersebut berakhir dengan kekerasan. Kalau gak salah cucu Rosul Hasan dan husein juga terbunuh. Kalau menurut saya sih.Biar lah ALLAH yang memberikan hidayah atas suatu kesalahan. Jangan kita berprasangka buruk atas apa yang dilakukan seseorang, karena itu tadi akan muncul rasa Ego atas suatu kebenaran..yang mungkin belum tentu benar (arti secara tersirat) apalagi sampai ada kata2 Bidah. Saya tertarik dengan pengalaman saya sebagai kuli disalah satu perusahaan chemical. Pada saat tertentu saya harus memakai alat pelinndung diri yang menutupi semua badan saya. Dari ujung kaki sampai rambut sampai ujung kaki, Kalau dilihat salah satu hadist yang melarang memakai kain sampai dibawah mata kaki maka saya akan kena bidah karena kain/baju yang saya gunakan tsb Lucu ya.disatu sisi kita sering melakukan bidah, tapi disi lain kita hidup dari cara2 yang bidah. Mohon pencerahannya mengenai ini Pak., maaf jika pernyataan saya membingungkan karena saya juga lagi bingung Wassalam Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
[keluarga-islam] Sunnah dan Bid'ah (4)
Mari kita memperhatikan ciri-ciri bidah berdasarkan definisi dari as-Syathibi,Bidah Meniru Jalan Syariat --- Ada banyak hal yang yang diciptakan manusia dalam agama yang tidak mempunyai sandaran dan dasar dalam syariat. Hanya saja ia mempunyai sisi kemiripan dengan suatu ajaran syariat. Karena bentuknya yang menyerupai ibadah dan meniru jalan syariat, maka hal inilah yang dianggap baik oleh para pembuat bidah dan para pengikut bidah. Jadi sisi kemiripannya ini yang kemudian mereka menganggapnya baik, sedang jika jelas-jelas berbeda dengan syariat tentu mereka akan menolaknya.Bidah Bersikap berlebih-lebihan dalam Beribadah - Maksud berlebih-lebihan ini adalah biasanya mereka yang membuat praktek bidah melakukan hal itu dengan tujuan untuk berlebih-lebihan dalam ber-taqarrub kepada Allah SWT. Mereka merasa tidak puas dengan apa yang telah dajarkan syariat.Apakah niat baik itu dapat menjustifikasi tindakan mereka? Tentu saja tidak. Karena telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam masalah ibadah, kita harus melengkapi dua hal yaitu niat yang ikhlas dan mutabaah (beribadah dengan mengikuti cara yang diajarkan Rasulullah saw). Jadi sebenarnya ukuran dan karakteristik ibadah yang benar amatlah jelas, yaitu HARUS mengikuti tuntunan Rasulullah saw. Ibadah yang menyimpang dan atau tidak seperti apa yang diajarkan Rasulullah inilah yang dsebut bidah. Bidah dengan pengertian seperti inilah yang dikatakan sesat sebagaimana disinyalir oleh Hadits setiap bidah adalah sesat.Macam Bidah Menurut Ulama dan Pengertiannya Yang Tepat --- Ada ulama yang membagi bidah menjadi dua macam, yaitu bidah hasanah dan bidah sayyiah. Ada juga Ulama yang membagi bidah menjadi lima seperti halnya hukum syariat yaitu bidah wajibah, bidah mustahabbah, bidah makruhah, bidah muharromah dan bidah mubahah.Pendapat-pendapat tersebut sebenarnya berakhir dan bertemu pada muara yang sama. Pembagian-pembagian tersebut merupakan pembagian bidah dalam pengertian lughowi (etimologis), bukan dalam pengertian terminologi syari sebagaimana yang menjadi pokok bahasan kita. Hal ini dapat kita lihat dari contoh-contoh yang ditunjukan oleh para ulama dalam membagi bidah tersebut.Sungguh tidak tepat jika kita mengartikan bahwa pembagian bidah yang bermacam-macam tersebut merupakan maksud dari pengertian bidah secara syari. Tidaklah mungkin sesuatu yang wajib atau mustahabah (dianjurkan) dalam syariat itu lantas dikatakan bidah. Yang terbaik adalah kita berpedoman pada hadits syarif yang diungkapkan dengan redaksi yang demikian jelas, yaitu Karena SETIAP bidah adalah sesat. Dan pengertian bidah yang dimaksudkan pada hadits ini adalah sebagaimana yang telah didefinisikan oleh Imam Asy-Syathibi.Mengapa Islam Bersikap Keras Dalam Masalah Bidah? - Mengapa Rasulullah saw memberikan peringatan yang amat keras dalam masalah bdah, menilainya sebagai kesesatan, dan pelakunya diancam akan dimasukkan ke neraka? Berikut ni adalah beberapa alasannya:1.Pembuat dan pelaku bidah tanpa disadari telah mengangkat dirinya sebaga pembuat syariat baru, sehingga menjadi sekutu bagi Allah SWT. Karena hak membuat syariat hanyalah milik Allah SWT semata. Tndakan membuat syarat baru adalah tindakan yang amat berbahaya dan tidak diizinkan oleh Allah swt. Sebagaimana firman Allah swt:artinya: Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? (asy-Syuura:21)Orang yang membuat bidah meletakan dirinya seakan-akan pihak yang berwenang menetapkan hukum dan menjadi sekutu bagi Allah swt dan dia mengoreksi apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya.2. Pembuat bidah memandang agama tidak lengkap dan bertujuan melengkapinya. Padahal Allah telah menyempurnakan agama secara lengkap, Dia berfirman: Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu .(al-Maidah:3)Oleh karena itu Ibnu Majisyun meriwayatkan dari Imam Malik bahwa dia berkata Siapa yang telah membuat praktek bidah dalam agama Isla mdan ia melihatnya sebagai suatu tindakan yang baik, berarti ia telah menuduh Nabi Muhammad telah mengkhianati risalah. Karena Allah SWT berfirman (al maidah:3). Jika saat itu agama Islam belum lengkap niscaya saat ini tidak ada agama Islam ituOleh karena itu, para sahabat dan para Imam setelah mereka, amat memerangi praktek bidah karena hal itu berarti menuduh agama Islam tidak lengkap dan menuduh Rasulullah saw telah berbuat khianat.3. Praktek Bidah mempersulit agama dan menghilangkan sifat kemudahannya. Agama yang disyariatkan oleh Allah SWT pada dasarnya bersifat mudah dan Allah SWT juga mengutus nabi-Nya dengan hanifiah samhah (agama yang orisinil dan
RE: [keluarga-islam] Sunnah dan Bid'ah (4)
Kang Wandy, kalau boleh, mohon diberi contoh amalan sehari2 yg kita jumpai dimasyarakat yg termasuk bidah. Makasih sebelumnya . Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of wandy sulastra Sent: Thursday, July 20, 2006 11:32 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Sunnah dan Bid'ah (4) Mari kita memperhatikan ciri-ciri bidah berdasarkan definisi dari as-Syathibi, Bidah Meniru Jalan Syariat --- Ada banyak hal yang yang diciptakan manusia dalam agama yang tidak mempunyai sandaran dan dasar dalam syariat. Hanya saja ia mempunyai sisi kemiripan dengan suatu ajaran syariat. Karena bentuknya yang menyerupai ibadah dan meniru jalan syariat, maka hal inilah yang dianggap baik oleh para pembuat bidah dan para pengikut bidah. Jadi sisi kemiripannya ini yang kemudian mereka menganggapnya baik, sedang jika jelas-jelas berbeda dengan syariat tentu mereka akan menolaknya. Bidah Bersikap berlebih-lebihan dalam Beribadah - Maksud berlebih-lebihan ini adalah biasanya mereka yang membuat praktek bidah melakukan hal itu dengan tujuan untuk berlebih-lebihan dalam ber-taqarrub kepada Allah SWT. Mereka merasa tidak puas dengan apa yang telah dajarkan syariat. Apakah niat baik itu dapat menjustifikasi tindakan mereka? Tentu saja tidak. Karena telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam masalah ibadah, kita harus melengkapi dua hal yaitu niat yang ikhlas dan mutabaah (beribadah dengan mengikuti cara yang diajarkan Rasulullah saw). Jadi sebenarnya ukuran dan karakteristik ibadah yang benar amatlah jelas, yaitu HARUS mengikuti tuntunan Rasulullah saw. Ibadah yang menyimpang dan atau tidak seperti apa yang diajarkan Rasulullah inilah yang dsebut bidah. Bidah dengan pengertian seperti inilah yang dikatakan sesat sebagaimana disinyalir oleh Hadits setiap bidah adalah sesat. Macam Bidah Menurut Ulama dan Pengertiannya Yang Tepat --- Ada ulama yang membagi bidah menjadi dua macam, yaitu bidah hasanah dan bidah sayyiah. Ada juga Ulama yang membagi bidah menjadi lima seperti halnya hukum syariat yaitu bidah wajibah, bidah mustahabbah, bidah makruhah, bidah muharromah dan bidah mubahah. Pendapat-pendapat tersebut sebenarnya berakhir dan bertemu pada muara yang sama. Pembagian-pembagian tersebut merupakan pembagian bidah dalam pengertian lughowi (etimologis), bukan dalam pengertian terminologi syari sebagaimana yang menjadi pokok bahasan kita. Hal ini dapat kita lihat dari contoh-contoh yang ditunjukan oleh para ulama dalam membagi bidah tersebut. Sungguh tidak tepat jika kita mengartikan bahwa pembagian bidah yang bermacam-macam tersebut merupakan maksud dari pengertian bidah secara syari. Tidaklah mungkin sesuatu yang wajib atau mustahabah (dianjurkan) dalam syariat itu lantas dikatakan bidah. Yang terbaik adalah kita berpedoman pada hadits syarif yang diungkapkan dengan redaksi yang demikian jelas, yaitu Karena SETIAP bidah adalah sesat. Dan pengertian bidah yang dimaksudkan pada hadits ini adalah sebagaimana yang telah didefinisikan oleh Imam Asy-Syathibi. Mengapa Islam Bersikap Keras Dalam Masalah Bidah? - Mengapa Rasulullah saw memberikan peringatan yang amat keras dalam masalah bdah, menilainya sebagai kesesatan, dan pelakunya diancam akan dimasukkan ke neraka? Berikut ni adalah beberapa alasannya: 1.Pembuat dan pelaku bidah tanpa disadari telah mengangkat dirinya sebaga pembuat syariat baru, sehingga menjadi sekutu bagi Allah SWT. Karena hak membuat syariat hanyalah milik Allah SWT semata. Tndakan membuat syarat baru adalah tindakan yang amat berbahaya dan tidak diizinkan oleh Allah swt. Sebagaimana firman Allah swt: artinya: Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? (asy-Syuura:21) Orang yang membuat bidah meletakan dirinya seakan-akan pihak yang berwenang menetapkan hukum dan menjadi sekutu bagi Allah swt dan dia mengoreksi apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya. 2. Pembuat bidah memandang agama tidak lengkap dan bertujuan melengkapinya. Padahal Allah telah menyempurnakan agama secara lengkap, Dia berfirman: Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu.(al-Maidah:3) Oleh karena itu Ibnu Majisyun meriwayatkan dari Imam Malik bahwa dia berkata Siapa yang telah membuat praktek bidah dalam agama Isla mdan ia melihatnya sebagai suatu tindakan yang baik, berarti ia telah menuduh Nabi Muhammad telah mengkhianati risalah. Karena Allah SWT berfirman (al maidah:3). Jika saat itu agama Islam belum lengkap