RE: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan
Assalaamu'alaikum wr. wb. Yang diajarkan TV tuh sebenarnya 1: Budaya massa untuk kepentingan kapitalisme (perluasan pasar). Tabrakan dengan budaya lokal (Islam) jelas ada, maka dibuat strategi tarik ulur, tergantung tingkat perlawanannya. Saya pernah dengan di buku Menghibur Diri Sampai Mati disampaikan bahwa salah satu tayangan yang paling berbahaya dalam TV adalah iklan yang muncul hanya sekilas-kilas. Berdasar riset, justru tayangan semacam ini sangat menghujam di memori penonton (ada yang tahu kenapa?). Jadi, memang susah juga ya mengontrol TV, wong acara terbaik pun tak bebas iklan. Dalam iklam terkandung ideologi dasar kapitalisme Supplay create it's own demand (JB Say's Law), yang muaranya pada dasarnya adalah pada terciptanya consumerisme yang berkelanjutan. Well, jadi untuk mengontrol TV, yang mestinya memang dicounter dengan TV Islami. Tapi karena operasional TV tuh sangat mahal, bisa enggak TV Islami tidak terjebak pada perangkap kapitalisme. Belum lagi berkenaan dengan persoalan kompromi budaya lokal (islam jawa, dll). Wassalaamu'alaikum wr. wb. B.S. --- Tampubolon, Mohammad-Riyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: assalaamu'alaykum waroh matuLlohi wabarokaatuh.. apakah ada yang bisa sharing, bagaimana mengontrol supaya tayangan TV yang bermanfaat saja yang ditonton keluarga kita bahkan diri kita sendiri..? wassalaama From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Pak Jack, PT. Widatra Bhakti Malang Sent: Wednesday, October 04, 2006 8:43 AM To: Shita Budhi Hastuti Cc: [EMAIL PROTECTED] com; media-dakwah@yahoogroups.com Subject: Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=9814239/grpspId=1600076179/m sgId=10917/stime=1159927703/nc1=3848514/nc2=3848568/nc3=3848577 [Non-text portions of this message have been removed] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan
Dear All, Assalamu'alaikum wr. wb. Saya sepakat dengan semuanya, tapi sekali lagi menurut saya memang intinya kita yang harus pandai-pandai memilih tontonan baik untuk kita sendiri, maupun keluarga kita. Yang namanya kotak ajaib TV memang luar biasa pengaruhnya, termasuk imbasnya pada perilaku kita sehari-hari. Bahkan saat ini Umat Islam pun sudah mulai berkiblat apad apa yang disiarkan TV, bukan lagi pada prinsip aqidah atau syariah. Contoh saja soal jilbab, jilbab saat ini bukan dipandang sebagai busana muslim, tapi lebih pada mode, yang bisa dipakai kapan saja sesuka hati si pemakainya. Di sinilah terlihat bahwa ajaran agam kita semakin lama akan semakin terkikis, tergantikan dengan ajaran TV. Pada intinya ajaran agama kita (agama apapun yang diakui di Indonesia) betul-betul harus kita pegang teguh dan kita amalkan. Kita semua khan tahu, tak ada ajaran agama yang mengajarkan penganutnya menjadi manusia yang tidak teratur, pemalas, pesimis, dsb. Semua agama menginginkan kehidupan para penganutnya harmonis dalam segala bidang. Yang tak kalah penting adalah perlunya publik figur yang betul-betul bisa dijadikan suri tauladan/panutan bagi masyarakat kita. Mohon maaf nich, kalau jama dulu, yang namanya kotak ajaib TV itu barangkali menjadi barang langka, mewah yang tidak semua orang punya. Sekarang TV ibarat kacang goreng, jangankan di rumah-rumah, di perempatan, di pos ronda, di tempat-tempat umum, TV sudah menjadi pajangan yang biasa, yang siaran/acaranya bisa ditonton atau mungkin dinikmati semua orang. Nah celakanya acara-acara/tontonan yang disuguhkan stasiun-stasiun TV kita masih banyak yang hanya mengedepankan hiburan atau bahkan sensasi, bukan pada tujuan acara tersebut disiarkan. Maaf nich, sekarang yang namanya infotainment semua stasiun TV menayangkan dengan dikemas menjadi beragam acara, yang sambil diselingi humor atau bahkan ada yang serius seperti laporan investigasi kepolisian, atau ada juga yang bahkan disangkut pautkan dengan mistis. Nah celakanya yang diberitakan itu adalah publikpublik figur yang sebetulnya menurut saya adalah perilaku semua dari mereka yang mungkin mengklaim dirinya politisi, ekonom, ahli hukum atau juga selebritis Kehidupan semu yang diberitakan di acara-acara infotainment ini sedikit-demi sedikit telah mempengaruhi kehidupan bahkan pola pikir masyarakat kita, khususnya mungkin bagi kaum muda. ibu-ibu rumah tangga, bahkan pembantu pun tidak pernah kelewatan untuk menyaksikan infotainment itu. Dan isi dari berita itu langsung menjadi pembicaraan hangat. Kata ibu-obu sebelah rumah saya gila ya si A itu mau cerai lagi, padahal nikahnya baru saya kemarin, belum juga ada setahun, kok bisa ya bla bla bla, atau gila ya si itu hamil duluan, tapi kok tetap PD ya, padahal mereka belum kawin, yang menghamili sudah punya istri lagi. hiii. Terus ada lagi, eh Bu, kemarin lihat si A nggak, baju yang dipakai bagus ya, jahitanya cuma separo, trus dibagian belakang tidak tertutup, seksi lho.. Hii kadang-kadang saya sering geram kalau denger pembicaraan seperti itu. Istri saya saja kalau mulai bicara masalah seeprti itu sering langsung saya ajak seret masuk. Saya bukan mengklaim bahwa semua publik figur kita ini mempunyai perilaku buruk atau tidak terpuji.Tetapi kenyataannya masih sangat sedikita yang bisa menjadi panutan, mau danb bersedia untuk berbagi, memperbaiki mental masayarakat, mengajak masyarakat untuk tetap selalu berperilaku baik (seperti kyai ya..), atau untuk selalu berpikir positif. Yang terjadi adalah banyak publik figur kita ini sering menonjolkan kepandaian mereka, ketenaran mereka untuk mencela orang lain, mengerahkan massa, memperkeruh suasana, bukannya bersama mencari solsui atas suatu masalah. Kemudian, mulai dari sekarang, pendidikan di sekolah dan di luar sekolah betul-betul harus diprioritaskan mutunya, khususnya pendidikan dasar (setingkat SD - SMP). Kita pasti tahu bahwa sekarang ini pendidikan saat ini hanya sebatas formalitas saja. Pelajaran akhlaq, agama hanya sebatas rutinitas saja (khususnya di sekolah-sekolah umum). Banyak yang beralasan, kalau mau jadi Kyai ya belajar di pesantren, bukan di sekolah. Karena itulah hasil didikannya sedikit sekali yang mempunyai kedisiplinan tinggi, pintar tapi bengal, nilai tinggi tapi maaf barangkali sama guru bahkan orang tuanya sendiri tidak hormat. Jadi sedari awal kita ini tidak dididik untuk selalu bisa punya disiplin yang tinggi, loyalitas atau bahkan toleransi (makanya saling serobot itu biasa), karena memang sistem pendidikan kita belum sepenuhnya bisa mengakomodasi kepentingan/pokok permasalahan itu. Tapi minimal kita bisa mulai lho dari rumah sendiri, ya sekarang kita coba untuk mengawasi anak-anak kita, biar belajar lebih banyak tentang agama. moral, budi pekerti dan semua yang tidak diajarkan di sekolah. Wassalamu'alaikum wr. wb. Salam dari Malang Kota Bunga Jack [Non-text portions of this
RE: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan
assalaamu'alaykum waroh matuLlohi wabarokaatuh.. apakah ada yang bisa sharing, bagaimana mengontrol supaya tayangan TV yang bermanfaat saja yang ditonton keluarga kita bahkan diri kita sendiri..? wassalaama From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Pak Jack, PT. Widatra Bhakti Malang Sent: Wednesday, October 04, 2006 8:43 AM To: Shita Budhi Hastuti Cc: [EMAIL PROTECTED] com; media-dakwah@yahoogroups.com Subject: Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=9814239/grpspId=1600076179/m sgId=10917/stime=1159927703/nc1=3848514/nc2=3848568/nc3=3848577 [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan
Assalamualaikum Wr Wb Saya rasa ini merupakan konsekwensi logis dari suatu masyarakat yang tidak diatur atas dasar Islam. Kita mayoritas Islam tetapi kehidupan bermasyarakat tidak diatur atas dasar wahyu (Islam) tetapi atas dasar ro'yu ( hasil akal pikiran) Jadi kalau TV kan siaran nya komersial jadi apa yang laku dijual ya ditayangkan yang penting tidak melanggar aturan yang berlaku yang notabene buatan manusia bukan atas dasar Islam(wahyu) Perkara itu berdampak buruk atau tidak mereka tidak begitu peduli yang penting uang masuk, target tercapai. Kalau ada siaran yang Islami ya itu merupakan niat baik mereka saja bukan atas dasar cari ridho Allah. Yang berkuasa di Indonesia bukan hukum Islam tetapi orang orang Islam itu berbeda sama sekali. Padahal Rasul Muhammad saw selama 23 th yang dikerjakan tidak lain adalah membentuk masyarakat Islami, masyarakat yang merubah total kebiasaan masyarakat jahiliyah waktu itu menjadi masyarakat yang beradab atas Islam. Sekarang yah tinggal para Ulama sebagai pewaris Nabi, masyarakat kita sekarang sudah mirip mirip jaman jahiliyah bahkan ada yang mengatakan lebih parah, akan kah anda akan diam saja? Wa allahu alam bisawab - Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan
Assalaamu'alaykum warahmatuLlaahi wabarakaatuh.. Penanaman semangat untuk belajar, membimbing diri dan keluarga adalah factor terkuat yang dapat mengontrol kita dari berbagai bentuk kemaksiyyatan. Bagaimana mungkin kita bisa menjadi ahli dalam bidang pertanian jika porsi ilmu yang diserap adalah se per sepuluh dari keseluruh jurusan yang kita ikuti, mana bisa pula kita bisa memahami dan menguasai al Ilmu ad Dien ini jika konsentrasi kita terbagi sepersekian dari keseluruhan potensi penyerapan berfikir kita. Seperti misalnya kita sudah aqid untuk meninggalkan bentuk musik apapun, sedangkan di kita setiap rumah mendendangkan melalui media-nya masing-masing, jangan salahkan telinga kita jika mendengarnya karena itu adalah anugerah Rabb kita Allah Jalla wa 'Ala, tapi konsentrasikanlah hati dan fikiran kita untuk hanya kepada ghirah dalam menjauhinya, artinya secara gampang, ga usah dinikmati tuch musik tetangga karena telinga tak dapat lepas dari pendengaran, fokuskan pada ke istiqamahan kita. Begitu pula masalah TV, berbagai tayangan menjijikkan dan menghina kita dalam menghormati bulan Ramadhan ini misalnya. Produk boikot atau demonstrasi sudah bukan pada tempatnya lagi, tapi anggaplah itu adalah rongrongan syaithan laknatulLaah yang sedang menggelitik dan memancing kita untuk mengikutinya, syaithan, bagaimana kita tidak senang dengan lawakan yang mengocok perut, bagaimana tidak nikmat jika menikmati tayangan fashion show atau gossip yang di tampilkan oleh perempuan cantik. Jadi, bagi saya, saya akan mencoba beristiqamah, kita berlomba untuk mencari yang haq ditengah hingar bingar godaan syaithan yang menjerumuskan kita. WalLaahu a'lamu. Wassalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh, -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Tampubolon, Mohammad-Riyadi Sent: Wednesday, October 04, 2006 7:36 AM To: [EMAIL PROTECTED]; Shita Budhi Hastuti Cc: [EMAIL PROTECTED]; media-dakwah@yahoogroups.com Subject: RE: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan assalaamu'alaykum waroh matuLlohi wabarokaatuh.. apakah ada yang bisa sharing, bagaimana mengontrol supaya tayangan TV yang bermanfaat saja yang ditonton keluarga kita bahkan diri kita sendiri..? wassalaama From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Pak Jack, PT. Widatra Bhakti Malang Sent: Wednesday, October 04, 2006 8:43 AM To: Shita Budhi Hastuti Cc: [EMAIL PROTECTED] com; media-dakwah@yahoogroups.com Subject: Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=9814239/grpspId=1600076179/m sgId=10917/stime=1159927703/nc1=3848514/nc2=3848568/nc3=3848577 [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan
Yang lebih bikin saya sedih, bahkan adik saya yg baru menginjak SMP memiliki penilaian yg sama dgn sahabat disini. Ini berarti program yg ditampilkan oleh stasiun tivi tersebut lebih dangkal daripada pikiran seorang anak SMP. Gejala Islam-tainment ini sebenarnya sudah diprediksi oleh beberapa ulama, dimulai dgn serial Hidayah (yg konon masih satu group dgn tabloid POP). Kemudian menular ke stasiun tivi lainnya lewat program mistik berdalih kekuasan Illahi. Dan puncaknya adalah saat bulan penuh hikmah ini malah diisi dgn humor murahan yg tidak mendidik bahkan membodohi umat (coba simak kuis di salah satu program, dimana pemirsa diminta memilih jawaban yg salah). Dan yg lebih khawatir lg pertanyaan yg disampaikan tdk berhubungan dgn Islam, dan terkesan cuma mengejar rating pemirsa saja. On 10/2/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya Ustadz, Menyedihkan sekali, pesan moral terkalahkan dengan pesan sponsor. Yang ujung-ujungnya nanti bisa hilang baik ceramah dan lawakan, yang tersisa adalah pesan pemurtadan dan pendangkalan aqidah. Na'uzubillaahi minzaaliq. [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan
Jalan termudah untuk antisipasinya saat ini adalah TIDAK nonton acara Lawakan Agama tsb. Kita ajarkan kepada anak-2, istri, adik-2, saudara-2 kita, agar menjauhi acara-2 TV yg ber-kedok agama. Wassalam, Anto A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr wb, Dulu acara Ramadan di TV diisi dengan berbagai ceramah agama. Kemudian berubah, ceramah diiringi lawakan. Setelah itu lawakan diiringi ceramah agama karena porsi ceramah agamanya begitu sedikit sekali. Sekarang nyaris tidak ada lagi ceramah agamanya. Yang ada hanya lawakan dengan busana yang tidak Islami. Tidak ada jilbab, baju kaos ketat, dsb. Bahkan bintang tamunya pun tidak jarang artis non Muslim. Beginilah nasib acara Ramadan di TV ketika dikelola oleh orang yang tidak begitu peduli dengan Islam. Wassalam --- Yusuf coating [EMAIL PROTECTED] wrote: Samsung Enterprise Portal mySingle ISLAM tontonan, MASYA ALLAH Seorang Ulama tua, hanya bisa prihatin, lalu bermunajat kepada Allah swt. Tuhan, kini Islam yang kami lihat di media massa, bukan lagi Islam Tuntunan, tetapi Islam Tontonan? Itulah munajat Kyai tua, dan tokoh Ulama yang barangkali mewakili ribuan suara Ulama dan Kyai di Indonesia, Prof KH Ali Yafie, ketika memperingati kemerdekaan RI menurut kalender Hijriyah, bertepatan di bulan suci Ramadlan lalu. Selama bulan suci Ramadlan lalu, ada fenomena unik yang sangat menjemukan dan memuakkan. Pada sepertiga malam terakhir, biasanya ummat Islam sangat khusyu' beribadah, memohon ampunan, bertasbih, berdzikir dalam Qiyamullail serta tadarrus. Tetapi lepas tengah malam, jutaan ummat Islam bangun, bukan untuk mengahadap Tuhan, tetapi untuk menghadap TV dengan berbagai pilihan channel acara Ramadlan. TV telah menjadi berhala baru bagi mereka, karena sesungguhnya bukan mereka mendalami agama atau mendengarkan ceramah para Ustadznya, namun hanya ingin menonton entertainment dalam jubah agama. Bahkan acara paling bermutu dari kajian Tafsir Al-Qur'an Prof Quraish Shihab, rating penontonnya paling rendah, padahal acara tersebut paling bermutu dari segi kualitasnya dibanding acara-acara lainnya. Apakah Islam di negeri ini sudah banyak digiring dan ditentukan oleh para produser TV dan media massa? Bukan ditentukan alurnya oleh para Ulama? Apakah Islam harus mengikuti jalannya industri kapitalisme media, kemudian membangun imaje bahwa life style Islam adalah sebagaimana sosok-sosok di media itu? Politik media macam apakah yang telah merangsek ajaran Islam dan cakrawala Islam di negeri ini? Siapakah yang menjadi Imam ummat? Ulama? Artis? Mubaligh Panggungan? Ustadz Teaterikal? Selebritis? Merinding bulu kudhuk kita, ketika mendengar dan melihat fakta tontonan agama di media massa. Tetapi memang, agama paling empuk, paling ramai di pasar dunia, paling mudah untuk dimanupulasi, paling gampang untuk dagangan, paling kuat untuk dijadikan legitimasi apa pun, hingga cap halal haram untuk sebuah produk. Ini semua salah siapa? Apakah ummat mengalami kebosanan, kejenuhan, kehilangan simpati kepada para Ulamanya, para Ustadznya? Lalu beralih pada Islam Hiburan, Islam Tontonan, Islam Tangisan, Islam Lawakan, Islam Horor, Islam Ruqyahan, Islam Kuburan, Islam Blatungan, Islam? entah apalagi namanya, yang mengekploitir emosi penonton, untuk sebuah industri ketakutan dan kegembiraan. Ataukah para kapitalis media sangat gemes dengan potensi empuk agama untuk dijadikan mesin uang? Barangkali saling kerjasama antara para ustadznya untuk saling menguntungkan melalui bisnis agama ini? Inilah yang disinggung sejak lama oleh Al-Ghazaly, Ibnu Athaillah as-Sakandary, bahkan zaman semacam ini pernah diprediksi Kanjeng Nabi SAW. Nafsu dibalik kemaksiatan itu sudah jelas. Tetapi nafsu dibalik ketaatan (ibadah) itu tersembunyi. Terapinya sangat sulit, karena bedanya sangat tipis, kata Ibnu Athaillah as-Sakandary dalam al-Hikam. Inilah yang pernah diperingatkan secara keras oleh Abul Hasan asy-Syadzily, seorang Sulthan Auliya di zamannya, ketika menafsiri ayat, Rasul tidak pernah berkata dengan dorongan nafsu, melainkan karena wahyu yang diwahyukan? maka, siapa pun jangan merasa senang manakala kata dan ucapannya di iyakan oleh pendengar, tetapi senanglah kalian kalau Allah mengiyakan hatimu. Jika seorang penceramah, seorang Ustadz bicara di depan publik, dan publik menyambut dengan rasa simpati atas apa yang dikatakan Ustadz, lalu sang Ustadz gembira karena pandangannya mendapat dukungan, berarti sang Ustadz itu berbicara karena dorongan hawa nafsunya. Sang ustadz bukan gembira, karena Allah membenarkan kata-katanya, tetapi gembira karena pendengar membenarkan ucapannya.
Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan
setuju. minimal kalau sahur. lihat pak Qurais Shihab di Metro (bukan promosi lo, tp emang acara itu yg paling bagus dan bermanfaat). kita gak ngeliat artis2 yg itu2 aja. yg tingkahnya di luar sana juga tdk memberikan panutan yg bagus (bukan nuduh, tp banyak kok yg tampil infotainment). tapi susah ya masyarakat kita. justru acara2 spt itu, ratingnya tinggi. dikasih acara yg sedikit serius, jualannya susah, ya seperti di metro tv itu. susah idup euy. ha ha ha. minmal, keluarga kita dulu. salam, danny Anto Sulistianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Jalan termudah untuk antisipasinya saat ini adalah TIDAK nonton acara Lawakan Agama tsb. Kita ajarkan kepada anak-2, istri, adik-2, saudara-2 kita, agar menjauhi acara-2 TV yg ber-kedok agama. Wassalam, Anto A Nizami wrote: Assalamu'alaikum wr wb, Dulu acara Ramadan di TV diisi dengan berbagai ceramah agama. Kemudian berubah, ceramah diiringi lawakan. Setelah itu lawakan diiringi ceramah agama karena porsi ceramah agamanya begitu sedikit sekali. Sekarang nyaris tidak ada lagi ceramah agamanya. Yang ada hanya lawakan dengan busana yang tidak Islami. Tidak ada jilbab, baju kaos ketat, dsb. Bahkan bintang tamunya pun tidak jarang artis non Muslim. Beginilah nasib acara Ramadan di TV ketika dikelola oleh orang yang tidak begitu peduli dengan Islam. Wassalam --- Yusuf coating wrote: Samsung Enterprise Portal mySingle ISLAM tontonan, MASYA ALLAH Seorang Ulama tua, hanya bisa prihatin, lalu bermunajat kepada Allah swt. Tuhan, kini Islam yang kami lihat di media massa, bukan lagi Islam Tuntunan, tetapi Islam Tontonan? Itulah munajat Kyai tua, dan tokoh Ulama yang barangkali mewakili ribuan suara Ulama dan Kyai di Indonesia, Prof KH Ali Yafie, ketika memperingati kemerdekaan RI menurut kalender Hijriyah, bertepatan di bulan suci Ramadlan lalu. Selama bulan suci Ramadlan lalu, ada fenomena unik yang sangat menjemukan dan memuakkan. Pada sepertiga malam terakhir, biasanya ummat Islam sangat khusyu' beribadah, memohon ampunan, bertasbih, berdzikir dalam Qiyamullail serta tadarrus. Tetapi lepas tengah malam, jutaan ummat Islam bangun, bukan untuk mengahadap Tuhan, tetapi untuk menghadap TV dengan berbagai pilihan channel acara Ramadlan. TV telah menjadi berhala baru bagi mereka, karena sesungguhnya bukan mereka mendalami agama atau mendengarkan ceramah para Ustadznya, namun hanya ingin menonton entertainment dalam jubah agama. Bahkan acara paling bermutu dari kajian Tafsir Al-Qur'an Prof Quraish Shihab, rating penontonnya paling rendah, padahal acara tersebut paling bermutu dari segi kualitasnya dibanding acara-acara lainnya. Apakah Islam di negeri ini sudah banyak digiring dan ditentukan oleh para produser TV dan media massa? Bukan ditentukan alurnya oleh para Ulama? Apakah Islam harus mengikuti jalannya industri kapitalisme media, kemudian membangun imaje bahwa life style Islam adalah sebagaimana sosok-sosok di media itu? Politik media macam apakah yang telah merangsek ajaran Islam dan cakrawala Islam di negeri ini? Siapakah yang menjadi Imam ummat? Ulama? Artis? Mubaligh Panggungan? Ustadz Teaterikal? Selebritis? Merinding bulu kudhuk kita, ketika mendengar dan melihat fakta tontonan agama di media massa. Tetapi memang, agama paling empuk, paling ramai di pasar dunia, paling mudah untuk dimanupulasi, paling gampang untuk dagangan, paling kuat untuk dijadikan legitimasi apa pun, hingga cap halal haram untuk sebuah produk. Ini semua salah siapa? Apakah ummat mengalami kebosanan, kejenuhan, kehilangan simpati kepada para Ulamanya, para Ustadznya? Lalu beralih pada Islam Hiburan, Islam Tontonan, Islam Tangisan, Islam Lawakan, Islam Horor, Islam Ruqyahan, Islam Kuburan, Islam Blatungan, Islam? entah apalagi namanya, yang mengekploitir emosi penonton, untuk sebuah industri ketakutan dan kegembiraan. Ataukah para kapitalis media sangat gemes dengan potensi empuk agama untuk dijadikan mesin uang? Barangkali saling kerjasama antara para ustadznya untuk saling menguntungkan melalui bisnis agama ini? Inilah yang disinggung sejak lama oleh Al-Ghazaly, Ibnu Athaillah as-Sakandary, bahkan zaman semacam ini pernah diprediksi Kanjeng Nabi SAW. Nafsu dibalik kemaksiatan itu sudah jelas. Tetapi nafsu dibalik ketaatan (ibadah) itu tersembunyi. Terapinya sangat sulit, karena bedanya sangat tipis, kata Ibnu Athaillah as-Sakandary dalam al-Hikam. Inilah yang pernah diperingatkan secara keras oleh Abul Hasan asy-Syadzily, seorang Sulthan Auliya di zamannya, ketika menafsiri ayat, Rasul tidak pernah berkata dengan dorongan nafsu, melainkan karena wahyu yang diwahyukan? maka, siapa pun jangan merasa senang manakala kata dan ucapannya di iyakan oleh pendengar, tetapi senanglah kalian kalau Allah mengiyakan hatimu. Jika seorang
Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan
Assalamu'alaikum wr wb, Dulu acara Ramadan di TV diisi dengan berbagai ceramah agama. Kemudian berubah, ceramah diiringi lawakan. Setelah itu lawakan diiringi ceramah agama karena porsi ceramah agamanya begitu sedikit sekali. Sekarang nyaris tidak ada lagi ceramah agamanya. Yang ada hanya lawakan dengan busana yang tidak Islami. Tidak ada jilbab, baju kaos ketat, dsb. Bahkan bintang tamunya pun tidak jarang artis non Muslim. Beginilah nasib acara Ramadan di TV ketika dikelola oleh orang yang tidak begitu peduli dengan Islam. Wassalam --- Yusuf coating [EMAIL PROTECTED] wrote: Samsung Enterprise Portal mySingle ISLAM tontonan, MASYA ALLAH Seorang Ulama tua, hanya bisa prihatin, lalu bermunajat kepada Allah swt. Tuhan, kini Islam yang kami lihat di media massa, bukan lagi Islam Tuntunan, tetapi Islam Tontonan? Itulah munajat Kyai tua, dan tokoh Ulama yang barangkali mewakili ribuan suara Ulama dan Kyai di Indonesia, Prof KH Ali Yafie, ketika memperingati kemerdekaan RI menurut kalender Hijriyah, bertepatan di bulan suci Ramadlan lalu. Selama bulan suci Ramadlan lalu, ada fenomena unik yang sangat menjemukan dan memuakkan. Pada sepertiga malam terakhir, biasanya ummat Islam sangat khusyu' beribadah, memohon ampunan, bertasbih, berdzikir dalam Qiyamullail serta tadarrus. Tetapi lepas tengah malam, jutaan ummat Islam bangun, bukan untuk mengahadap Tuhan, tetapi untuk menghadap TV dengan berbagai pilihan channel acara Ramadlan. TV telah menjadi berhala baru bagi mereka, karena sesungguhnya bukan mereka mendalami agama atau mendengarkan ceramah para Ustadznya, namun hanya ingin menonton entertainment dalam jubah agama. Bahkan acara paling bermutu dari kajian Tafsir Al-Qur'an Prof Quraish Shihab, rating penontonnya paling rendah, padahal acara tersebut paling bermutu dari segi kualitasnya dibanding acara-acara lainnya. Apakah Islam di negeri ini sudah banyak digiring dan ditentukan oleh para produser TV dan media massa? Bukan ditentukan alurnya oleh para Ulama? Apakah Islam harus mengikuti jalannya industri kapitalisme media, kemudian membangun imaje bahwa life style Islam adalah sebagaimana sosok-sosok di media itu? Politik media macam apakah yang telah merangsek ajaran Islam dan cakrawala Islam di negeri ini? Siapakah yang menjadi Imam ummat? Ulama? Artis? Mubaligh Panggungan? Ustadz Teaterikal? Selebritis? Merinding bulu kudhuk kita, ketika mendengar dan melihat fakta tontonan agama di media massa. Tetapi memang, agama paling empuk, paling ramai di pasar dunia, paling mudah untuk dimanupulasi, paling gampang untuk dagangan, paling kuat untuk dijadikan legitimasi apa pun, hingga cap halal haram untuk sebuah produk. Ini semua salah siapa? Apakah ummat mengalami kebosanan, kejenuhan, kehilangan simpati kepada para Ulamanya, para Ustadznya? Lalu beralih pada Islam Hiburan, Islam Tontonan, Islam Tangisan, Islam Lawakan, Islam Horor, Islam Ruqyahan, Islam Kuburan, Islam Blatungan, Islam? entah apalagi namanya, yang mengekploitir emosi penonton, untuk sebuah industri ketakutan dan kegembiraan. Ataukah para kapitalis media sangat gemes dengan potensi empuk agama untuk dijadikan mesin uang? Barangkali saling kerjasama antara para ustadznya untuk saling menguntungkan melalui bisnis agama ini? Inilah yang disinggung sejak lama oleh Al-Ghazaly, Ibnu Athaillah as-Sakandary, bahkan zaman semacam ini pernah diprediksi Kanjeng Nabi SAW. Nafsu dibalik kemaksiatan itu sudah jelas. Tetapi nafsu dibalik ketaatan (ibadah) itu tersembunyi. Terapinya sangat sulit, karena bedanya sangat tipis, kata Ibnu Athaillah as-Sakandary dalam al-Hikam. Inilah yang pernah diperingatkan secara keras oleh Abul Hasan asy-Syadzily, seorang Sulthan Auliya di zamannya, ketika menafsiri ayat, Rasul tidak pernah berkata dengan dorongan nafsu, melainkan karena wahyu yang diwahyukan? maka, siapa pun jangan merasa senang manakala kata dan ucapannya di iyakan oleh pendengar, tetapi senanglah kalian kalau Allah mengiyakan hatimu. Jika seorang penceramah, seorang Ustadz bicara di depan publik, dan publik menyambut dengan rasa simpati atas apa yang dikatakan Ustadz, lalu sang Ustadz gembira karena pandangannya mendapat dukungan, berarti sang Ustadz itu berbicara karena dorongan hawa nafsunya. Sang ustadz bukan gembira, karena Allah membenarkan kata-katanya, tetapi gembira karena pendengar membenarkan ucapannya. Seluruh gerakan Islam Tontonan hanya mengekploitasi simpati penonton, pembenaran pemirsa, kesenangan pembaca, kenikmatan penyimak. Nafsu penonton, penyimak dan pemirsa, adalah ladang bagi industri komunikasi, apalagi agama, yang dianut oleh semua orang. Kita tidak usah terlalu menyudutkan media, karena memang media itu industri, yang ingin mengeruk keuntungan
Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan
Ya Ustadz, Menyedihkan sekali, pesan moral terkalahkan dengan pesan sponsor. Yang ujung-ujungnya nanti bisa hilang baik ceramah dan lawakan, yang tersisa adalah pesan pemurtadan dan pendangkalan aqidah. Na'uzubillaahi minzaaliq. [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/