RE: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan

2006-10-04 Terurut Topik Bango Samparan
Assalaamu'alaikum wr. wb.

Yang diajarkan TV tuh sebenarnya 1: Budaya massa untuk kepentingan
kapitalisme (perluasan pasar). Tabrakan dengan budaya lokal (Islam)
jelas ada, maka dibuat strategi tarik ulur, tergantung tingkat
perlawanannya.

Saya pernah dengan di buku Menghibur Diri Sampai Mati disampaikan bahwa
salah satu tayangan yang paling berbahaya dalam TV adalah iklan yang
muncul hanya sekilas-kilas. Berdasar riset, justru tayangan semacam ini
sangat menghujam di memori penonton (ada yang tahu kenapa?). Jadi,
memang susah juga ya mengontrol TV, wong acara terbaik pun tak bebas
iklan.

Dalam iklam terkandung ideologi dasar kapitalisme Supplay create it's
own demand (JB Say's Law), yang muaranya pada dasarnya adalah pada
terciptanya consumerisme yang berkelanjutan.

Well, jadi untuk mengontrol TV, yang mestinya memang dicounter dengan
TV Islami. Tapi karena operasional TV tuh sangat mahal, bisa enggak TV
Islami tidak terjebak pada perangkap kapitalisme. Belum lagi berkenaan
dengan persoalan kompromi budaya lokal (islam jawa, dll).

Wassalaamu'alaikum wr. wb.
B.S.

--- Tampubolon, Mohammad-Riyadi
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 assalaamu'alaykum waroh matuLlohi wabarokaatuh..
  
  
 apakah ada yang bisa sharing,
 bagaimana mengontrol supaya tayangan TV yang bermanfaat saja yang
 ditonton keluarga kita bahkan diri kita sendiri..?
  
  
 wassalaama
 
 
 
 From: media-dakwah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 On Behalf Of Pak Jack, PT. Widatra Bhakti Malang
 Sent: Wednesday, October 04, 2006 8:43 AM
 To: Shita Budhi Hastuti
 Cc:

[EMAIL PROTECTED]
 com; media-dakwah@yahoogroups.com
 Subject: Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah -
 Re:
 [media-dakwah] ISLAM tontonan
 
 
 .
  

http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=9814239/grpspId=1600076179/m
 sgId=10917/stime=1159927703/nc1=3848514/nc2=3848568/nc3=3848577 
  
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 




__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan

2006-10-03 Terurut Topik Pak Jack, PT. Widatra Bhakti Malang
Dear All,


Assalamu'alaikum wr. wb.

Saya sepakat dengan semuanya, tapi sekali lagi menurut saya memang intinya kita 
yang harus pandai-pandai
memilih tontonan baik untuk kita sendiri, maupun keluarga kita.

Yang namanya kotak ajaib TV memang luar biasa pengaruhnya, termasuk imbasnya 
pada perilaku kita
sehari-hari.  Bahkan saat ini Umat Islam pun sudah mulai berkiblat apad apa 
yang disiarkan TV, bukan lagi
pada prinsip aqidah atau syariah.  Contoh saja soal jilbab, jilbab saat ini 
bukan dipandang sebagai busana
muslim, tapi lebih pada mode, yang bisa dipakai kapan saja sesuka hati si 
pemakainya.  Di sinilah terlihat
bahwa ajaran agam kita semakin lama akan semakin terkikis, tergantikan dengan 
ajaran TV.

Pada intinya ajaran agama kita (agama apapun yang diakui di Indonesia) 
betul-betul harus kita pegang teguh
dan kita amalkan. Kita semua khan tahu, tak ada ajaran agama yang mengajarkan 
penganutnya menjadi manusia
yang tidak teratur, pemalas, pesimis, dsb.  Semua agama menginginkan kehidupan 
para penganutnya harmonis
dalam segala bidang.

Yang tak kalah penting adalah perlunya publik figur yang betul-betul bisa 
dijadikan suri tauladan/panutan
bagi masyarakat kita.  Mohon maaf nich, kalau jama dulu, yang namanya kotak 
ajaib TV itu barangkali
menjadi barang langka, mewah yang tidak semua orang punya.  Sekarang TV ibarat  
kacang goreng, jangankan di
rumah-rumah, di perempatan, di pos ronda, di tempat-tempat umum, TV sudah 
menjadi pajangan yang biasa, yang
siaran/acaranya bisa ditonton atau mungkin dinikmati semua orang.  Nah 
celakanya acara-acara/tontonan yang
disuguhkan stasiun-stasiun TV kita masih banyak yang hanya mengedepankan 
hiburan atau bahkan sensasi, bukan
pada tujuan acara tersebut disiarkan.

Maaf nich, sekarang yang namanya infotainment semua stasiun TV menayangkan 
dengan dikemas menjadi beragam
acara, yang sambil diselingi humor atau bahkan ada yang serius seperti laporan 
investigasi kepolisian, atau
ada juga yang bahkan disangkut pautkan dengan mistis.  Nah celakanya yang 
diberitakan itu adalah
publikpublik figur yang sebetulnya menurut saya adalah perilaku semua dari 
mereka yang mungkin mengklaim
dirinya politisi, ekonom, ahli hukum atau juga selebritis

Kehidupan semu yang diberitakan di acara-acara infotainment ini sedikit-demi 
sedikit telah mempengaruhi
kehidupan bahkan pola pikir masyarakat kita, khususnya mungkin bagi kaum 
muda. ibu-ibu rumah tangga,
bahkan pembantu pun tidak pernah kelewatan untuk menyaksikan infotainment itu.  
Dan isi dari berita itu
langsung menjadi pembicaraan hangat.  Kata ibu-obu sebelah rumah saya gila ya 
si A itu mau cerai lagi,
padahal nikahnya baru saya kemarin, belum juga ada setahun, kok bisa 
ya bla bla bla, atau gila ya
si itu hamil duluan, tapi kok tetap PD ya, padahal mereka belum kawin, yang 
menghamili sudah punya istri
lagi. hiii.  Terus ada lagi, eh Bu, kemarin lihat si A nggak, baju yang 
dipakai bagus ya, jahitanya
cuma separo, trus dibagian belakang tidak tertutup, seksi lho..   
Hii kadang-kadang saya
sering geram kalau denger pembicaraan seperti itu.  Istri saya saja kalau mulai 
bicara masalah seeprti itu
sering langsung saya ajak seret masuk.

Saya bukan mengklaim bahwa semua publik figur kita ini mempunyai perilaku buruk 
atau tidak terpuji.Tetapi
kenyataannya masih sangat sedikita yang bisa menjadi panutan, mau danb bersedia 
untuk berbagi, memperbaiki
mental masayarakat, mengajak masyarakat untuk tetap selalu berperilaku baik 
(seperti kyai ya..), atau
untuk selalu berpikir positif.  Yang terjadi adalah banyak publik figur kita 
ini sering menonjolkan
kepandaian mereka, ketenaran mereka untuk mencela orang lain, mengerahkan 
massa, memperkeruh suasana,
bukannya bersama mencari solsui atas suatu masalah.

Kemudian, mulai dari sekarang, pendidikan di sekolah dan di luar sekolah 
betul-betul harus diprioritaskan
mutunya, khususnya pendidikan dasar (setingkat SD - SMP).  Kita pasti tahu 
bahwa sekarang ini pendidikan
saat ini hanya sebatas formalitas saja. Pelajaran akhlaq, agama hanya sebatas 
rutinitas saja (khususnya di
sekolah-sekolah umum).  Banyak yang beralasan, kalau mau jadi Kyai ya belajar 
di pesantren, bukan di
sekolah.  Karena itulah hasil didikannya sedikit sekali yang mempunyai 
kedisiplinan tinggi, pintar tapi
bengal, nilai tinggi tapi maaf barangkali sama guru bahkan orang tuanya sendiri 
tidak hormat.

Jadi sedari awal kita ini tidak dididik untuk selalu bisa punya disiplin yang 
tinggi, loyalitas atau bahkan
toleransi (makanya saling serobot itu biasa), karena memang sistem pendidikan 
kita belum sepenuhnya bisa
mengakomodasi kepentingan/pokok permasalahan itu.  Tapi minimal kita bisa mulai 
lho dari rumah sendiri, ya
sekarang kita coba untuk mengawasi anak-anak kita, biar belajar lebih banyak 
tentang agama. moral, budi
pekerti dan semua yang tidak diajarkan di sekolah.


Wassalamu'alaikum wr. wb.
Salam dari Malang Kota Bunga
Jack


[Non-text portions of this 

RE: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan

2006-10-03 Terurut Topik Tampubolon, Mohammad-Riyadi
assalaamu'alaykum waroh matuLlohi wabarokaatuh..
 
 
apakah ada yang bisa sharing,
bagaimana mengontrol supaya tayangan TV yang bermanfaat saja yang
ditonton keluarga kita bahkan diri kita sendiri..?
 
 
wassalaama



From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Pak Jack, PT. Widatra Bhakti Malang
Sent: Wednesday, October 04, 2006 8:43 AM
To: Shita Budhi Hastuti
Cc:
[EMAIL PROTECTED]
com; media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re:
[media-dakwah] ISLAM tontonan


.
 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=9814239/grpspId=1600076179/m
sgId=10917/stime=1159927703/nc1=3848514/nc2=3848568/nc3=3848577 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan

2006-10-03 Terurut Topik hendra tanuwijaya
Assalamualaikum Wr Wb
   
  Saya rasa ini merupakan konsekwensi logis dari suatu masyarakat yang tidak 
diatur atas dasar Islam. Kita mayoritas Islam tetapi kehidupan bermasyarakat 
tidak diatur atas dasar wahyu (Islam) tetapi atas dasar ro'yu ( hasil akal 
pikiran)
  Jadi kalau TV kan siaran nya komersial jadi apa yang laku dijual ya 
ditayangkan yang penting tidak melanggar aturan yang berlaku yang notabene 
buatan manusia bukan atas dasar Islam(wahyu) Perkara itu berdampak buruk atau 
tidak mereka tidak begitu peduli yang penting uang masuk, target tercapai. 
Kalau ada siaran yang Islami ya itu merupakan niat baik mereka saja bukan atas 
dasar cari ridho Allah. 
  Yang berkuasa di Indonesia bukan hukum Islam tetapi orang orang Islam itu 
berbeda sama sekali.
  Padahal Rasul Muhammad saw selama 23 th yang dikerjakan tidak lain adalah 
membentuk masyarakat Islami, masyarakat yang merubah total kebiasaan masyarakat 
jahiliyah waktu itu menjadi masyarakat yang beradab atas Islam.
  Sekarang yah tinggal para Ulama sebagai pewaris Nabi, masyarakat kita 
sekarang sudah mirip mirip jaman jahiliyah bahkan ada yang mengatakan lebih 
parah, akan kah anda akan diam saja?  
Wa allahu alam bisawab
 



-
Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small 
Business.

[Non-text portions of this message have been removed]






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan

2006-10-03 Terurut Topik Simkuring
Assalaamu'alaykum warahmatuLlaahi wabarakaatuh..

Penanaman semangat untuk belajar, membimbing diri dan keluarga adalah factor
terkuat yang dapat mengontrol kita dari berbagai bentuk kemaksiyyatan.

Bagaimana mungkin kita bisa menjadi ahli dalam bidang pertanian jika porsi
ilmu yang diserap adalah se per sepuluh dari keseluruh jurusan yang kita
ikuti, mana bisa pula kita bisa memahami dan menguasai al Ilmu ad Dien ini
jika konsentrasi kita terbagi sepersekian dari keseluruhan potensi
penyerapan berfikir kita. 

Seperti misalnya kita sudah aqid untuk meninggalkan bentuk musik apapun,
sedangkan di kita setiap rumah mendendangkan melalui media-nya
masing-masing, jangan salahkan telinga kita jika mendengarnya karena itu
adalah anugerah Rabb kita Allah Jalla wa 'Ala, tapi konsentrasikanlah hati
dan fikiran kita untuk hanya kepada ghirah dalam menjauhinya, artinya secara
gampang, ga usah dinikmati tuch musik tetangga karena telinga tak dapat
lepas dari pendengaran, fokuskan pada ke istiqamahan kita.

Begitu pula masalah TV, berbagai tayangan menjijikkan dan menghina kita
dalam menghormati bulan Ramadhan ini misalnya. Produk boikot atau
demonstrasi sudah bukan pada tempatnya lagi, tapi anggaplah itu adalah
rongrongan syaithan laknatulLaah yang sedang menggelitik dan memancing kita
untuk mengikutinya, syaithan, bagaimana kita tidak senang dengan lawakan
yang mengocok perut, bagaimana tidak nikmat jika menikmati tayangan fashion
show atau gossip yang di tampilkan oleh perempuan cantik. 

Jadi, bagi saya, saya akan mencoba beristiqamah, kita berlomba untuk mencari
yang haq ditengah hingar bingar godaan syaithan yang menjerumuskan kita.
WalLaahu a'lamu.

Wassalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh,

-Original Message-
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of Tampubolon, Mohammad-Riyadi
Sent: Wednesday, October 04, 2006 7:36 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; Shita Budhi Hastuti
Cc:
[EMAIL PROTECTED];
media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: RE: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re:
[media-dakwah] ISLAM tontonan

assalaamu'alaykum waroh matuLlohi wabarokaatuh..
 
 
apakah ada yang bisa sharing,
bagaimana mengontrol supaya tayangan TV yang bermanfaat saja yang
ditonton keluarga kita bahkan diri kita sendiri..?
 
 
wassalaama



From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Pak Jack, PT. Widatra Bhakti Malang
Sent: Wednesday, October 04, 2006 8:43 AM
To: Shita Budhi Hastuti
Cc:
[EMAIL PROTECTED]
com; media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re:
[media-dakwah] ISLAM tontonan


.
 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=9814239/grpspId=1600076179/m
sgId=10917/stime=1159927703/nc1=3848514/nc2=3848568/nc3=3848577 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links






 




__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan

2006-10-02 Terurut Topik ziad
Yang lebih bikin saya sedih, bahkan adik saya yg baru menginjak SMP memiliki
penilaian yg sama dgn sahabat disini. Ini berarti program yg ditampilkan
oleh stasiun tivi tersebut lebih dangkal daripada pikiran seorang anak SMP.

Gejala Islam-tainment ini sebenarnya sudah diprediksi oleh beberapa ulama,
dimulai dgn serial Hidayah (yg konon masih satu group dgn tabloid POP).
Kemudian menular ke stasiun tivi lainnya lewat program mistik berdalih
kekuasan Illahi. Dan puncaknya adalah saat bulan penuh hikmah ini malah
diisi dgn humor murahan yg tidak mendidik  bahkan membodohi umat (coba
simak kuis di salah satu program, dimana pemirsa diminta memilih jawaban yg
salah). Dan yg lebih khawatir lg pertanyaan yg disampaikan tdk berhubungan
dgn Islam, dan terkesan cuma mengejar rating pemirsa saja.


On 10/2/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Ya Ustadz,

 Menyedihkan sekali, pesan moral terkalahkan dengan pesan sponsor.

 Yang ujung-ujungnya nanti bisa hilang baik ceramah dan lawakan, yang

 tersisa adalah pesan pemurtadan dan pendangkalan aqidah.

 Na'uzubillaahi minzaaliq.

 [Non-text portions of this message have been removed]





 Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
 Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Yahoo! Groups Links













[Non-text portions of this message have been removed]





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan

2006-10-02 Terurut Topik Anto Sulistianto
Jalan termudah untuk antisipasinya saat ini adalah
TIDAK nonton acara Lawakan Agama tsb. Kita ajarkan
kepada anak-2, istri, adik-2, saudara-2 kita, agar
menjauhi acara-2 TV yg ber-kedok agama.

Wassalam,
Anto


A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum wr wb,
 
 Dulu acara Ramadan di TV diisi dengan berbagai
 ceramah
 agama. Kemudian berubah, ceramah diiringi lawakan.
 
 Setelah itu lawakan diiringi ceramah agama karena
 porsi ceramah agamanya begitu sedikit sekali.
 
 Sekarang nyaris tidak ada lagi ceramah agamanya.
 Yang
 ada hanya lawakan dengan busana yang tidak Islami.
 Tidak ada jilbab, baju kaos ketat, dsb. Bahkan
 bintang
 tamunya pun tidak jarang artis non Muslim.
 
 Beginilah nasib acara Ramadan di TV ketika dikelola
 oleh orang yang tidak begitu peduli dengan Islam.
 
 Wassalam
 --- Yusuf coating [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Samsung Enterprise Portal mySingle
ISLAM tontonan, MASYA ALLAH 
   
  Seorang Ulama tua, hanya bisa
 prihatin,
  lalu bermunajat kepada Allah swt. Tuhan, kini
 Islam
  yang kami lihat di media massa, bukan lagi Islam
  Tuntunan, tetapi Islam Tontonan?
  Itulah munajat Kyai tua, dan tokoh
 Ulama
  yang barangkali mewakili ribuan suara Ulama dan
 Kyai
  di Indonesia, Prof KH Ali Yafie, ketika
 memperingati
  kemerdekaan RI menurut kalender Hijriyah,
 bertepatan
  di bulan suci Ramadlan lalu.
  
  Selama bulan suci Ramadlan lalu, ada
  fenomena unik yang sangat menjemukan dan
 memuakkan.
  Pada sepertiga malam terakhir, biasanya ummat
 Islam
  sangat khusyu' beribadah, memohon ampunan,
  bertasbih, berdzikir dalam Qiyamullail serta
  tadarrus. Tetapi lepas tengah malam, jutaan ummat
  Islam bangun, bukan untuk mengahadap Tuhan, tetapi
  untuk menghadap TV dengan berbagai pilihan channel
  acara Ramadlan. TV telah menjadi berhala baru bagi
  mereka, karena sesungguhnya bukan mereka mendalami
  agama atau mendengarkan ceramah para Ustadznya,
  namun hanya ingin menonton entertainment dalam
 jubah
  agama. Bahkan acara paling bermutu dari kajian
  Tafsir Al-Qur'an Prof Quraish Shihab, rating
  penontonnya paling rendah, padahal acara tersebut
  paling bermutu dari segi kualitasnya dibanding
  acara-acara lainnya.
  
  Apakah Islam di negeri ini sudah
 banyak
  digiring dan ditentukan oleh para produser TV dan
  media massa? Bukan ditentukan alurnya oleh para
  Ulama? Apakah Islam harus mengikuti jalannya
  industri kapitalisme media, kemudian membangun
 imaje
  bahwa life style Islam adalah sebagaimana
  sosok-sosok di media itu? Politik media macam
 apakah
  yang telah merangsek ajaran Islam dan cakrawala
  Islam di negeri ini? Siapakah yang menjadi Imam
  ummat? Ulama? Artis? Mubaligh Panggungan? Ustadz
  Teaterikal? Selebritis?
  Merinding bulu kudhuk kita, ketika
  mendengar dan melihat fakta tontonan agama di
 media
  massa. Tetapi memang, agama paling empuk, paling
  ramai di pasar dunia, paling mudah untuk
  dimanupulasi, paling gampang untuk dagangan,
 paling
  kuat untuk dijadikan legitimasi apa pun, hingga
 cap
  halal haram untuk sebuah produk. 
  
  Ini semua salah siapa? Apakah ummat
  mengalami kebosanan, kejenuhan, kehilangan simpati
  kepada para Ulamanya, para Ustadznya? Lalu beralih
  pada Islam Hiburan, Islam Tontonan, Islam
 Tangisan,
  Islam Lawakan, Islam Horor, Islam Ruqyahan, Islam
  Kuburan, Islam Blatungan, Islam? entah apalagi
  namanya, yang mengekploitir emosi penonton, untuk
  sebuah industri ketakutan dan kegembiraan.
  
  Ataukah para kapitalis media sangat
  gemes dengan potensi empuk agama untuk dijadikan
  mesin uang? Barangkali saling kerjasama antara
 para
  ustadznya untuk saling menguntungkan melalui
 bisnis
  agama ini?
  Inilah yang disinggung sejak lama oleh
  Al-Ghazaly, Ibnu Athaillah as-Sakandary, bahkan
  zaman semacam ini pernah diprediksi Kanjeng Nabi
  SAW. 
  
  Nafsu dibalik kemaksiatan itu sudah
  jelas. Tetapi nafsu dibalik ketaatan (ibadah) itu
  tersembunyi. Terapinya sangat sulit, karena
 bedanya
  sangat tipis, kata Ibnu Athaillah as-Sakandary
  dalam al-Hikam.
  Inilah yang pernah diperingatkan
 secara
  keras oleh Abul Hasan asy-Syadzily, seorang
 Sulthan
  Auliya di zamannya, ketika menafsiri ayat, Rasul
  tidak pernah berkata dengan dorongan nafsu,
  melainkan karena wahyu yang diwahyukan? maka,
 siapa
  pun jangan merasa senang manakala kata dan
 ucapannya
  di iyakan oleh pendengar, tetapi senanglah
 kalian
  kalau Allah mengiyakan hatimu.
  
  Jika seorang penceramah, seorang
 Ustadz
  bicara di depan publik, dan publik menyambut
 dengan
  rasa simpati atas apa yang dikatakan Ustadz, lalu
  sang Ustadz gembira karena pandangannya mendapat
  dukungan, berarti sang Ustadz itu berbicara karena
  dorongan hawa nafsunya. Sang ustadz bukan gembira,
  karena Allah membenarkan kata-katanya, tetapi
  gembira karena pendengar membenarkan ucapannya.
  

Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan

2006-10-02 Terurut Topik danny kristianto
setuju.
  minimal kalau sahur. lihat pak Qurais Shihab di Metro (bukan promosi lo, tp 
emang acara itu yg paling bagus dan bermanfaat).
  kita gak ngeliat artis2 yg itu2 aja.
  yg tingkahnya di luar sana juga tdk memberikan panutan yg bagus (bukan nuduh, 
tp banyak kok yg tampil infotainment).
   
  tapi susah ya masyarakat kita.
  justru acara2 spt itu, ratingnya tinggi.
  dikasih acara yg sedikit serius,
  jualannya susah, ya seperti di metro tv itu.
  susah idup euy.
  ha ha ha.
   
  minmal, keluarga kita dulu.
   
  salam,
  danny

Anto Sulistianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Jalan termudah untuk antisipasinya saat ini adalah
TIDAK nonton acara Lawakan Agama tsb. Kita ajarkan
kepada anak-2, istri, adik-2, saudara-2 kita, agar
menjauhi acara-2 TV yg ber-kedok agama.

Wassalam,
Anto


A Nizami wrote:

 Assalamu'alaikum wr wb,
 
 Dulu acara Ramadan di TV diisi dengan berbagai
 ceramah
 agama. Kemudian berubah, ceramah diiringi lawakan.
 
 Setelah itu lawakan diiringi ceramah agama karena
 porsi ceramah agamanya begitu sedikit sekali.
 
 Sekarang nyaris tidak ada lagi ceramah agamanya.
 Yang
 ada hanya lawakan dengan busana yang tidak Islami.
 Tidak ada jilbab, baju kaos ketat, dsb. Bahkan
 bintang
 tamunya pun tidak jarang artis non Muslim.
 
 Beginilah nasib acara Ramadan di TV ketika dikelola
 oleh orang yang tidak begitu peduli dengan Islam.
 
 Wassalam
 --- Yusuf coating wrote:
 
  Samsung Enterprise Portal mySingle
  ISLAM tontonan, MASYA ALLAH 
  
  Seorang Ulama tua, hanya bisa
 prihatin,
  lalu bermunajat kepada Allah swt. Tuhan, kini
 Islam
  yang kami lihat di media massa, bukan lagi Islam
  Tuntunan, tetapi Islam Tontonan?
  Itulah munajat Kyai tua, dan tokoh
 Ulama
  yang barangkali mewakili ribuan suara Ulama dan
 Kyai
  di Indonesia, Prof KH Ali Yafie, ketika
 memperingati
  kemerdekaan RI menurut kalender Hijriyah,
 bertepatan
  di bulan suci Ramadlan lalu.
  
  Selama bulan suci Ramadlan lalu, ada
  fenomena unik yang sangat menjemukan dan
 memuakkan.
  Pada sepertiga malam terakhir, biasanya ummat
 Islam
  sangat khusyu' beribadah, memohon ampunan,
  bertasbih, berdzikir dalam Qiyamullail serta
  tadarrus. Tetapi lepas tengah malam, jutaan ummat
  Islam bangun, bukan untuk mengahadap Tuhan, tetapi
  untuk menghadap TV dengan berbagai pilihan channel
  acara Ramadlan. TV telah menjadi berhala baru bagi
  mereka, karena sesungguhnya bukan mereka mendalami
  agama atau mendengarkan ceramah para Ustadznya,
  namun hanya ingin menonton entertainment dalam
 jubah
  agama. Bahkan acara paling bermutu dari kajian
  Tafsir Al-Qur'an Prof Quraish Shihab, rating
  penontonnya paling rendah, padahal acara tersebut
  paling bermutu dari segi kualitasnya dibanding
  acara-acara lainnya.
  
  Apakah Islam di negeri ini sudah
 banyak
  digiring dan ditentukan oleh para produser TV dan
  media massa? Bukan ditentukan alurnya oleh para
  Ulama? Apakah Islam harus mengikuti jalannya
  industri kapitalisme media, kemudian membangun
 imaje
  bahwa life style Islam adalah sebagaimana
  sosok-sosok di media itu? Politik media macam
 apakah
  yang telah merangsek ajaran Islam dan cakrawala
  Islam di negeri ini? Siapakah yang menjadi Imam
  ummat? Ulama? Artis? Mubaligh Panggungan? Ustadz
  Teaterikal? Selebritis?
  Merinding bulu kudhuk kita, ketika
  mendengar dan melihat fakta tontonan agama di
 media
  massa. Tetapi memang, agama paling empuk, paling
  ramai di pasar dunia, paling mudah untuk
  dimanupulasi, paling gampang untuk dagangan,
 paling
  kuat untuk dijadikan legitimasi apa pun, hingga
 cap
  halal haram untuk sebuah produk. 
  
  Ini semua salah siapa? Apakah ummat
  mengalami kebosanan, kejenuhan, kehilangan simpati
  kepada para Ulamanya, para Ustadznya? Lalu beralih
  pada Islam Hiburan, Islam Tontonan, Islam
 Tangisan,
  Islam Lawakan, Islam Horor, Islam Ruqyahan, Islam
  Kuburan, Islam Blatungan, Islam? entah apalagi
  namanya, yang mengekploitir emosi penonton, untuk
  sebuah industri ketakutan dan kegembiraan.
  
  Ataukah para kapitalis media sangat
  gemes dengan potensi empuk agama untuk dijadikan
  mesin uang? Barangkali saling kerjasama antara
 para
  ustadznya untuk saling menguntungkan melalui
 bisnis
  agama ini?
  Inilah yang disinggung sejak lama oleh
  Al-Ghazaly, Ibnu Athaillah as-Sakandary, bahkan
  zaman semacam ini pernah diprediksi Kanjeng Nabi
  SAW. 
  
  Nafsu dibalik kemaksiatan itu sudah
  jelas. Tetapi nafsu dibalik ketaatan (ibadah) itu
  tersembunyi. Terapinya sangat sulit, karena
 bedanya
  sangat tipis, kata Ibnu Athaillah as-Sakandary
  dalam al-Hikam.
  Inilah yang pernah diperingatkan
 secara
  keras oleh Abul Hasan asy-Syadzily, seorang
 Sulthan
  Auliya di zamannya, ketika menafsiri ayat, Rasul
  tidak pernah berkata dengan dorongan nafsu,
  melainkan karena wahyu yang diwahyukan? maka,
 siapa
  pun jangan merasa senang manakala kata dan
 ucapannya
  di iyakan oleh pendengar, tetapi senanglah
 kalian
  kalau Allah mengiyakan hatimu.
  
  Jika seorang 

Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan

2006-10-01 Terurut Topik A Nizami
Assalamu'alaikum wr wb,

Dulu acara Ramadan di TV diisi dengan berbagai ceramah
agama. Kemudian berubah, ceramah diiringi lawakan.

Setelah itu lawakan diiringi ceramah agama karena
porsi ceramah agamanya begitu sedikit sekali.

Sekarang nyaris tidak ada lagi ceramah agamanya. Yang
ada hanya lawakan dengan busana yang tidak Islami.
Tidak ada jilbab, baju kaos ketat, dsb. Bahkan bintang
tamunya pun tidak jarang artis non Muslim.

Beginilah nasib acara Ramadan di TV ketika dikelola
oleh orang yang tidak begitu peduli dengan Islam.

Wassalam
--- Yusuf coating [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Samsung Enterprise Portal mySingle
   ISLAM tontonan, MASYA ALLAH 
  
 Seorang Ulama tua, hanya bisa prihatin,
 lalu bermunajat kepada Allah swt. Tuhan, kini Islam
 yang kami lihat di media massa, bukan lagi Islam
 Tuntunan, tetapi Islam Tontonan?
 Itulah munajat Kyai tua, dan tokoh Ulama
 yang barangkali mewakili ribuan suara Ulama dan Kyai
 di Indonesia, Prof KH Ali Yafie, ketika memperingati
 kemerdekaan RI menurut kalender Hijriyah, bertepatan
 di bulan suci Ramadlan lalu.
 
 Selama bulan suci Ramadlan lalu, ada
 fenomena unik yang sangat menjemukan dan memuakkan.
 Pada sepertiga malam terakhir, biasanya ummat Islam
 sangat khusyu' beribadah, memohon ampunan,
 bertasbih, berdzikir dalam Qiyamullail serta
 tadarrus. Tetapi lepas tengah malam, jutaan ummat
 Islam bangun, bukan untuk mengahadap Tuhan, tetapi
 untuk menghadap TV dengan berbagai pilihan channel
 acara Ramadlan. TV telah menjadi berhala baru bagi
 mereka, karena sesungguhnya bukan mereka mendalami
 agama atau mendengarkan ceramah para Ustadznya,
 namun hanya ingin menonton entertainment dalam jubah
 agama. Bahkan acara paling bermutu dari kajian
 Tafsir Al-Qur'an Prof Quraish Shihab, rating
 penontonnya paling rendah, padahal acara tersebut
 paling bermutu dari segi kualitasnya dibanding
 acara-acara lainnya.
 
 Apakah Islam di negeri ini sudah banyak
 digiring dan ditentukan oleh para produser TV dan
 media massa? Bukan ditentukan alurnya oleh para
 Ulama? Apakah Islam harus mengikuti jalannya
 industri kapitalisme media, kemudian membangun imaje
 bahwa life style Islam adalah sebagaimana
 sosok-sosok di media itu? Politik media macam apakah
 yang telah merangsek ajaran Islam dan cakrawala
 Islam di negeri ini? Siapakah yang menjadi Imam
 ummat? Ulama? Artis? Mubaligh Panggungan? Ustadz
 Teaterikal? Selebritis?
 Merinding bulu kudhuk kita, ketika
 mendengar dan melihat fakta tontonan agama di media
 massa. Tetapi memang, agama paling empuk, paling
 ramai di pasar dunia, paling mudah untuk
 dimanupulasi, paling gampang untuk dagangan, paling
 kuat untuk dijadikan legitimasi apa pun, hingga cap
 halal haram untuk sebuah produk. 
 
 Ini semua salah siapa? Apakah ummat
 mengalami kebosanan, kejenuhan, kehilangan simpati
 kepada para Ulamanya, para Ustadznya? Lalu beralih
 pada Islam Hiburan, Islam Tontonan, Islam Tangisan,
 Islam Lawakan, Islam Horor, Islam Ruqyahan, Islam
 Kuburan, Islam Blatungan, Islam? entah apalagi
 namanya, yang mengekploitir emosi penonton, untuk
 sebuah industri ketakutan dan kegembiraan.
 
 Ataukah para kapitalis media sangat
 gemes dengan potensi empuk agama untuk dijadikan
 mesin uang? Barangkali saling kerjasama antara para
 ustadznya untuk saling menguntungkan melalui bisnis
 agama ini?
 Inilah yang disinggung sejak lama oleh
 Al-Ghazaly, Ibnu Athaillah as-Sakandary, bahkan
 zaman semacam ini pernah diprediksi Kanjeng Nabi
 SAW. 
 
 Nafsu dibalik kemaksiatan itu sudah
 jelas. Tetapi nafsu dibalik ketaatan (ibadah) itu
 tersembunyi. Terapinya sangat sulit, karena bedanya
 sangat tipis, kata Ibnu Athaillah as-Sakandary
 dalam al-Hikam.
 Inilah yang pernah diperingatkan secara
 keras oleh Abul Hasan asy-Syadzily, seorang Sulthan
 Auliya di zamannya, ketika menafsiri ayat, Rasul
 tidak pernah berkata dengan dorongan nafsu,
 melainkan karena wahyu yang diwahyukan? maka, siapa
 pun jangan merasa senang manakala kata dan ucapannya
 di iyakan oleh pendengar, tetapi senanglah kalian
 kalau Allah mengiyakan hatimu.
 
 Jika seorang penceramah, seorang Ustadz
 bicara di depan publik, dan publik menyambut dengan
 rasa simpati atas apa yang dikatakan Ustadz, lalu
 sang Ustadz gembira karena pandangannya mendapat
 dukungan, berarti sang Ustadz itu berbicara karena
 dorongan hawa nafsunya. Sang ustadz bukan gembira,
 karena Allah membenarkan kata-katanya, tetapi
 gembira karena pendengar membenarkan ucapannya.
 
 Seluruh gerakan Islam Tontonan hanya
 mengekploitasi simpati penonton, pembenaran pemirsa,
 kesenangan pembaca, kenikmatan penyimak. Nafsu
 penonton, penyimak dan pemirsa, adalah ladang bagi
 industri komunikasi, apalagi agama, yang dianut oleh
 semua orang. 
 
 Kita tidak usah terlalu menyudutkan
 media, karena memang media itu industri, yang ingin
 mengeruk keuntungan 

Re: Acara Ramadan Lebih Banyak Lawakan ketimbang Ceramah - Re: [media-dakwah] ISLAM tontonan

2006-10-01 Terurut Topik iwan_MORIC
Ya Ustadz,

Menyedihkan sekali, pesan moral terkalahkan dengan pesan sponsor.

Yang ujung-ujungnya nanti bisa hilang baik ceramah dan lawakan, yang

tersisa adalah pesan pemurtadan dan pendangkalan aqidah.

Na'uzubillaahi minzaaliq.

[Non-text portions of this message have been removed]





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/