Hal: [mediacare] Re: Koalisi Golkar-PDI-P Tangkal Partai Berlatar Keagamaan
Mau sharing bos, Afganistan dibawah pemerintahan Taliban adalah negara yg berdaulat, kita harus menghormati urusan orang lain, tapi apa daya pemerintahan Taliban dihancurkan oleh kekuatan yg zolim. salam jujur salam berantas korupsi tegakkan demokrasi ibud - Pesan Asli Dari: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] Kepada: mediacare@yahoogroups.com Terkirim: Minggu, 1 Juli, 2007 11:16:27 Topik: [mediacare] Re: Koalisi Golkar-PDI-P Tangkal Partai Berlatar Keagamaan Begitulah mas. Tak ada sebuah negarapun, atau bangsapun, yang terbukti sukses memanage bangsa, yang berlatarbelakang agama. Contoh Afganistan dibawah taliban sudah jelas bagi kita semua.. Salam Danardono --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, Akhmad Asaad akhmadasaad@ ... wrote: Jelas jemelas penyelenggaraan negara pada abd 21 ini sukar sekali untuk sekedar dilandaskan pada agama, apalagi bila tafsirannya sangat ortodoks, dogmatis, menafikan konteks sejarah dan kemasyarakatan. Namun agama akan terus secara indah dapat mewarnai kehidupan santun keberadaan bangsa. Contohnya cukup banyak. Silaturakhmi di Medan antara dua pemain utama dalam perpolitikan kita ini memang bersifat multi-dimensional, lihat saja semua ulasan dan juga spekulasi para pakar maupun jurnalis. Tak usah dirisaukan cacian dari yang dungu karena mindsetnya tertinggal beberapa abad. AAsaad SUARA PEMBARUAN DAILY - - --- Koalisi Golkar-PDI-P Tangkal Partai Berlatar Keagamaan Kami tetap menganggap Golkar sebagai pesaing utama kami khususnya di legislatif, sehingga koalisi ini tidak akan berlangsung lama. (Pramono Anung) [BLITAR] Koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan Partai Golkar bukanlah untuk kepentingan Pemilu 2009, tetapi untuk menangkal kebangkitan partai-partai berlatar belakang agama. Sebagai sesama partai politik besar, kami ingin mempertahankan visi politik kebangsaan sehingga koalisi ini nantinya bisa mengcounter kebangkitan koalisi partai-partai yang berlatar belakang keagamaan, kata Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P, Pramono Anung di Blitar, Jatim, Jumat (29/6). Karena itu, dia menegaskan, koalisi antara PDI-P dengan Partai Golkar tidak akan dibangun secara permanen hingga menjelang Pemilu dan Pilpres 2009. Kami tetap menganggap Golkar sebagai pesaing utama kami khususnya di legislatif, sehingga koalisi ini tidak akan berlangsung lama, katanya saat mendampingi Ketua Umum DPP PDI-P, Megawati Soekarnoputri berziarah ke Makam Bung Karno di Bendogerit, Kota Blitar. Pramono seperti dikutip Antara, Jumat, mengatakan, PDI-P sudah punya calon presiden yakni Megawati Soekarnoputri, sehingga sangat tidak mungkin kalau akan berkoalisi dengan sesama partai besar yang juga berambisi mengajukan calon presiden sendiri pula, seperti Partai Golkar. Sementara itu, Wakil Sekjen DPP PDI P Mangara M Siahaan mengatakan, saat ini, PDI-P masih melakukan konsolidasi guna memuluskan pencalonan Megawati sebagai calon presiden 2009. Pada kongres dan rapat kerja nasional (Rakernas) I di Bali, partai ini sudah memutuskan pencalonan ketua umumnya sebagai satu-satunya calon presiden. Pencalonan ini sudah sesuai dengan prosedur dan mekanisme partai. Tapi, kata Mangara Siahaan, kemungkinan besar Megawati baru akan menyatakan kesediaannya sebagai calon presiden dalam Rakernas II yang akan digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, Agustus nanti. Di forum Rakernas itu nanti ketua umum akan menjawab dukungan terhadap dirinya, apakah bersedia dicalonkan sebagai presiden atau tidak, kata Mangara di Senayan kemarin. Prihatin Mangara mengaku prihatin dengan wacana yang dikembangkan akhir-akhir ini, yang mengaitkan pertemuan Taufiq Kiemas dengan Surya Paloh sebagai upaya memasangkan Jusuf Kalla dan Puan Maharani sebagai capres dan cawapres pada Pemilu 2009. Itu kan dagelan konyol, jangan lah lambang-lambang negara dibuat jadi mainan, katanya. Lambang negara yang dimaksud Mangara adalah jabatan presiden dan wakil presiden. H Irmadi Lubis, politisi PDI-P lainnya menegaskan bahwa pertemuan PDI-P dan Golkar di Medan sebagai pertemuan yang bermakna strategis, tentang bagaimana mengatur permasalahan bangsa ke depan. Karena itu, pertemuan itu jangan diartikan untuk kepentingan sekarang, apa lagi hanya sekedar strategi maupun pengaturan dalam hubungannya dengan Pilkada, kata Irmadi menanggapi beredarnya anggapan bahwa bertemunya dua petinggi partai tersebut untuk mengatur pencalonan gubernur dalam Pilkada Sumatra Utara. Di tempat terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Damai Sejahtera (PDS) Aldentua Siringo-ringo berpendapat, terlalu naif jika koalisi yang dibangun Partai Golkar dan PDI-P hanya manuver politik. Tapi jika koalisi itu dibangun hingga menjadi koalisi permanen, maka merupakan ancaman bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tetapi jika dibangun sesaat, itu hanya sekedar peringatan, kata Aldentua Siringo-ringo. [L-8] -
Hal: [mediacare] Penjajahan Islam - Re: Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama
Semuanya tahu betul akan sejarah, jujur saya tidak pintar ttg sejarah. Adalah lazim zaman dulu dimana setiap kerajaan/negara saling berperang untuk menaklukkan dan menguasai satu sama lain, memperluas daerah kekuasaannya. Kesultanan Utsmaniyah berhasil menguasai sebagian Eropa, kalo dikatakan menjajah tidak tepat, karena Kesultanan Utsmaniyah tidak menindas-membunuh-menguras harta-melanggar HAM- daerah yg dikuasainya. Tahukan kisah heroik Sultan Saladin? Raden Mas Hadinoto Hadiningrat Mangkuwanito sudah pernah nonton film Kingdom Of Heaven belum? Insudira betul sekali, Kerajaan Mogul berkuasa di India selama ratusan, tapi tidak melanggar HAM-membunuh-menindas-memaksa-menguras harta-merugikan rakyat-daerah yg dikuasai, mungkin ini ini dapat menjelaskan walaupun ratusan tahun Kerajaan Mogul berkuasa, tapi populasi muslim di India tidak lebih dari 12% -ibaratnya jumlah Masjid di India dapat dihitung, termasuk kompleks Taj Mahal. Moderator sangat betul ttg sejarah Majapahit, Tentu Moderator akan lebih emosi rasa nasionalismenya jika merenungi penaggaran HAM maha berat yg dilakukan penjajah Belanda dari zaman VOC th 1600-an sampai perang kemerdekaan th 1945 yg memakan jutaan rakyat Indoneisa. Itu lho maksud cerita penjajahan versi saya. salam jujur santo - Pesan Asli Dari: insudira [EMAIL PROTECTED] Kepada: mediacare@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 27 Juni, 2007 2:28:47 Topik: [mediacare] Penjajahan Islam - Re: Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama Saya tambahkan info penjajahan oleh orang islam agar wawasan sejarah mas santo bertambah. India juga pernah dijajah islam lebih dari 700 tahun kemudian dilanjutkan oleh inggris sampai terpecah menjadi 3 negara: india, pakistan dan bangladesh. Anjuran saya cobalah mas santo dalam belajar sejarah melepas kacamata kudanya agar bisa lihat apa yang ada di kiri-kanan bahkan di belakang supaya bisa menjadi orang yang betul-betul jujur dan objektif seperti salamnya semoga damai, insudira MOD: Bagaimana dengan Majapahit yang runtuh karena diperangi oleh pasukan Islam dari Demak? Sebagian dari mereka lari terbirit-birit ke hutan dan ada yang menyeberang ke Bali. Bukankah itu termasuk penjajahan juga? Penjajahan juga bisa berbentuk penjajahan pikiran yang terus kita pelihara hingga kini. --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, RM Danardono HADINOTO rm_danardono@ ... wrote: --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, edi santoso santosodi@ wrote: Tampaknya seperti menuduh bahwa islam mengajarkan kekerasan dan kejahatan. Tak apalah, forum ini bebas berpendapat, tak dilarang mau tulis apa saja, asal bertanggungjawab. Paling tidak, sejarah dunia mencatat bahwa yg menjajah dan menindas tidak ada yg berasal dari kerajaan atau negara yg beragamakan Islam. salam jujur santo H? Tak ada penindasan dari kerajaan Islam? Lha penjajahan kesultanan Turki yang puluhan tahun itu apa? Gak pernah belajar sejarah ya? SD lulus? 5 x kesultanan Turki mencoba mengepung Vienna selalu gagal, akhirnya pasukan Turki dienyahkan dari bumi Eropa! Spanyol selatan, dan nagera negara Balkan lama sekali dduduki dan dijarah kerajaan Islam Turki! JI sayap militer tidak melandaskan tindakan mereka pada ajaran agama? DI/TII orang apa dong? Konghucu? Bung, bangun bung Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/
[mediacare] Rekasaya - Hal: Penjajahan Islam
Pembantaian G30S/PKI itu kan rekayasa mbah Soeharto, skak! Sedangkan soal sejarah Turki, wah, berarti mengingkari sejarah Sultan Saladin!! wassalam, edi santoso - Pesan Asli Dari: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] Kepada: mediacare@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 27 Juni, 2007 4:29:52 Topik: Hal: [mediacare] Penjajahan Islam - Re: Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, edi santoso [EMAIL PROTECTED] .. wrote: Semuanya tahu betul akan sejarah, jujur saya tidak pintar ttg sejarah. Adalah lazim zaman dulu dimana setiap kerajaan/negara saling berperang untuk menaklukkan dan menguasai satu sama lain, memperluas daerah kekuasaannya. Kesultanan Utsmaniyah berhasil menguasai sebagian Eropa, kalo dikatakan menjajah tidak tepat, karena Kesultanan Utsmaniyah tidak menindas-membunuh- menguras harta-melanggar HAM- daerah yg dikuasainya. Tahukan kisah heroik Sultan Saladin? KOMENTAR: --- Wah kok ngoceh yang mboten mboten! Tidak menjarah? Pernah dengar pasukan Yanitscahri? yang direkrut dari anak anak orang Kristen yang dibunuh, dan ibu mereka diperkosa? - - - Moderator sangat betul ttg sejarah Majapahit, Tentu Moderator akan lebih emosi rasa nasionalismenya jika merenungi penaggaran HAM maha berat yg dilakukan penjajah Belanda dari zaman VOC th 1600-an sampai perang kemerdekaan th 1945 yg memakan jutaan rakyat Indoneisa. Itu lho maksud cerita penjajahan versi saya. salam jujur santo KOMENTAR: Lalu pelanggaran HAM oleh kaum Muslim yang bersekutu dengan tentara membabat jutaan saudara kita tahun 65an? Ini masih baru lho! Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] to kill or to be killed - Hal: Penjajahan Islam
Terima kasih Bung Rey atas diskusinya, anda sangat bijak. Untuk itu saya pantas tidak enak hati dan jadi respek kepada anda. Mungkin anda bisa maklum kenapa saya jadi sensi. Dalam perang memang harus - to kill or to be killed -. BTW, Soeharto memang pelanggar HAM kelas berat, tapi (mungkin saya tidak paham) efeknya Timor Timur diberdayakan-sekolah-infrastruktur-dll, bandingkan dengan sebelum dijajah oleh Indonesia (tidak stabil-perang saudara-miskin) atau keadaan sekarang yg sudah merdeka juga tidak stabil. CMIIW, bukankah isu Timor Timur ini posisi Indonesia telah dikhianati oleh Blok NATO. salam jujur santo - Pesan Asli Dari: Immanuel Rey [EMAIL PROTECTED] Kepada: mediacare@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 27 Juni, 2007 12:14:36 Topik: Re: Hal: [mediacare] Penjajahan Islam - Re: Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama Loh, MENJAJAH itu artinya apa sih? Suatu bangsa yang menduduki dan menguasai lalu memerintah negeri yang lain, itu sudah dapat disebut menjajah. Ketika dia menguasai negeri orang lain itu, pastilah dia sudah menguras harta juga. Jadi , kata MENJAJAH tidak perlu ada unsur melanggar HAM atau menindas orang seperti kata Anda. Orang Inggris dulu pernah menjajah Malaysia dan Brunei, dan juga Hongkong. Orang-orang di daerah atau di wilayah yang dikuasainya itu tidak pernah mengeluh bahwa mereka tertindas atau dilanggar HAM-nya. Sekarang wilayah itu sudah menjadi negara sendiri dan kaya raya pula. Tetapi Inggris toh tetap disebut penjajah juga. Indonesia pada zaman Suharto juga pernah menjajah Timor Timur selama 24 tahun, walaupun (mungkin) Indonesia tidak mengakui ada pelanggaran HAM di sana (siapa bilang?) Padahal, mencaplok wilayah orang lain itu sudah melanggar HAM. Disebut menjajah karena wilayah itu bukan milik Indonesia. Itu sebabnya PBB tidak pernah mengakui bahwa Timor Timur itu adalah bagian dari wilayah Indonesia. Karena itu pula, Kesultanan Utsmaniyah yang menguasai sebagian Eropa dapat pula dikatakan telah MENJAJAH negeri orang walaupun (kata Anda) tidak menguras atau tidak membunuh di sana. Wong, namanya perang pastilah terjadi pembunuhan di sana, dan ketika dia menguasai pastilah dia menguras juga. Maka itu Sultan dan Raja-raja selalu adalah orang kaya raya, hasil menguras. Jangan-jangan perempuan pun diperkosa di negeri itu. Adat perang memang begitu. IUR edi santoso [EMAIL PROTECTED] co.id wrote: Semuanya tahu betul akan sejarah, jujur saya tidak pintar ttg sejarah. Adalah lazim zaman dulu dimana setiap kerajaan/negara saling berperang untuk menaklukkan dan menguasai satu sama lain, memperluas daerah kekuasaannya. Kesultanan Utsmaniyah berhasil menguasai sebagian Eropa, kalo dikatakan menjajah tidak tepat, karena Kesultanan Utsmaniyah tidak menindas-membunuh- menguras harta-melanggar HAM- daerah yg dikuasainya. Tahukan kisah heroik Sultan Saladin? Raden Mas Hadinoto Hadiningrat Mangkuwanito sudah pernah nonton film Kingdom Of Heaven belum? Insudira betul sekali, Kerajaan Mogul berkuasa di India selama ratusan, tapi tidak melanggar HAM-membunuh- menindas- memaksa-menguras harta-merugikan rakyat-daerah yg dikuasai, mungkin ini ini dapat menjelaskan walaupun ratusan tahun Kerajaan Mogul berkuasa, tapi populasi muslim di India tidak lebih dari 12% -ibaratnya jumlah Masjid di India dapat dihitung, termasuk kompleks Taj Mahal. Moderator sangat betul ttg sejarah Majapahit, Tentu Moderator akan lebih emosi rasa nasionalismenya jika merenungi penaggaran HAM maha berat yg dilakukan penjajah Belanda dari zaman VOC th 1600-an sampai perang kemerdekaan th 1945 yg memakan jutaan rakyat Indoneisa. Itu lho maksud cerita penjajahan versi saya. salam jujur santo - Pesan Asli Dari: insudira [EMAIL PROTECTED] com Kepada: [EMAIL PROTECTED] ps.com Terkirim: Rabu, 27 Juni, 2007 2:28:47 Topik: [mediacare] Penjajahan Islam - Re: Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama Saya tambahkan info penjajahan oleh orang islam agar wawasan sejarah mas santo bertambah. India juga pernah dijajah islam lebih dari 700 tahun kemudian dilanjutkan oleh inggris sampai terpecah menjadi 3 negara: india, pakistan dan bangladesh. Anjuran saya cobalah mas santo dalam belajar sejarah melepas kacamata kudanya agar bisa lihat apa yang ada di kiri-kanan bahkan di belakang supaya bisa menjadi orang yang betul-betul jujur dan objektif seperti salamnya semoga damai, insudira MOD: Bagaimana dengan Majapahit yang runtuh karena diperangi oleh pasukan Islam dari Demak? Sebagian dari mereka lari terbirit-birit ke hutan dan ada yang menyeberang ke Bali. Bukankah itu termasuk penjajahan juga? Penjajahan juga bisa berbentuk penjajahan pikiran yang terus kita pelihara hingga kini. --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, RM Danardono HADINOTO rm_danardono@ ... wrote: --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, edi santoso santosodi@ wrote: Tampaknya seperti menuduh bahwa islam mengajarkan kekerasan dan kejahatan. Tak apalah, forum ini bebas berpendapat, tak
Hal: [mediacare] Re: PDI-P dan Golkar Berkoalisi akibat Sektarianisme
Setuju Bung, Tapi rakyat harus membayar mahal, karena Golkar tetap Golkar, dan PDI-P juga tidak reformis dan demokratis. Golkar dan PDI-P itu sama wajahnya, selama mereka menguasai lembaga perwakilan dan pemerintahan, selama itu pula tidak akan ada reformasi dan demokrasi. Saya suram membayangkan jika yg akan jadi presiden adalah SBY atau JK, atau Megawati. salam jujur santo - Pesan Asli Dari: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] Kepada: [EMAIL PROTECTED]; mediacare@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 25 Juni, 2007 1:42:57 Topik: [mediacare] Re: PDI-P dan Golkar Berkoalisi akibat Sektarianisme Saya amat setuju andai PDIP dan Golkar melebur jadi satu, lalu berganti bendera menjadi Partai Republik. Sedangkan Partai Demokrat bisa menarik partai-partai gurem dengan bendera Partai Demokrat (tidak berubah). Dengan harapan, di masa depan kedua partai tersebut akan bertambah kuat. Sistem multipartai sudah selayaknya dihapuskan, karena bikin tidak nyaman saja, termasuk digulungnya parpol yang mengusung agama. Konsekuensinya tentu saja berat: 1. Jusuf Kalla harus rela mundur menjadi RI 2 2. Mulai berlakunya sistem sekuler, artinya pemerintah tak lagi mengurusi soal agama. Kembalikan otoritas agama kepada para pemeluknya. Departemen Agama dilebur (bukan dibubarkan) menjadi Dewan Agama dengan biaya dari umat masing-masing, bukan dari kantong pemerintah (pos buat KKN berkurang). Macam MUI, Dewan Gereja dan sebagainya masuk ke dalam Dewan Agama (juga tak lagi diduiti oleh Pemerintah). 3. Pemilu dan Pilkada dijadikan satu paket, sehingga tidak merugikan masyarakat luas. Ada tambahan? Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id wrote: Gus Dur: Itu Skenario Menghadapi Pilpres 2009 http://www.kompas. co.id/kompas- cetak/0706/ 25/utama/ 3628529.htm = Jakarta, Kompas - Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate Sukardi Rinakit menilai koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golkar mempunyai empat dimensi. Dimensi pertama adalah bersatunya kelompok nasionalis karena khawatir dengan menguatnya sektarianisme. Sementara itu, sosiolog dari Universitas Airlangga, Daniel Sparringa, Minggu (24/6), menuturkan, pesan yang ingin disampaikan Partai Golkar dan PDI-P lewat pertemuan Medan itu, antara lain, untuk memberikan pesan kepada masyarakat bahwa di antara mereka tidak ada perbedaan mendasar. Dalam perbincangan dengan Kompas, kemarin, Sukardi Rinakit mengemukakan, dari empat dimensi itu, yang kedua, ada keinginan untuk melakukan penggantian kepemimpinan secara reguler dan menjadikan partai politik sebagai pilar demokrasi. Hal ini seiring dengan munculnya ke atas permukaan gerakan cabut mandat maupun calon independen. Ketiga, membangun komitmen di antara dua partai besar untuk menguasai parlemen dan saling menunjang dalam pemilu presiden (pilpres) maupun pemilihan kepala daerah. Keempat, PDI-P sendiri sebagai inisiator dari koalisi itu ingin menjajaki orang nomor dua, yaitu Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh, setelah menjajaki Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin. Koalisi ini positif, ucap Sukardi. Koalisi ini oleh Sukardi pun diperkirakan akan lebih solid ketimbang koalisi jilid I yang pernah digagas Akbar Tandjung, yaitu menggabungkan Partai Golkar, PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menilai koalisi itu akan sulit diwujudkan pada tataran praksis, dan hanya sebatas pada tataran ideologis. Menurut dia, koalisi ini juga merupakan skenario dalam menghadapi pemilihan presiden tahun 2009 serta bertujuan untuk mempersempit pintu masuk bagi calon presiden dari partai lainnya. Aria Bima, anggota Fraksi PDI-P di DPR, mengungkapkan, Koalisi Kebangsaan di Medan itu lebih didasari motivasi kebangsaan yang akhir-akhir ini didera persoalan. Dalam konteks ini, di Medan, kebetulan yang menjadi mitra PDI-P adalah Golkar karena memiliki visi yang sama dalam persoalan kebangsaan dan Pancasila. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor Malik Haramain, semalam, mengatakan, yakin pertemuan di Medan itu, bagaimanapun, memiliki kaitan dengan pertemuan antara Taufik Kiemas dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Pusat GP Ansor, Jalan Kramat Raya 65, pada 20 Mei lalu. Pertemuan politik selalu saling terkait, ujarnya. (SUT/NWO/JON/ OSD/ONI) e-mail: [EMAIL PROTECTED] com blog: http://mediacare. blogspot. com Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos more. Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/
Hal: [mediacare] Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama
Tampaknya seperti menuduh bahwa islam mengajarkan kekerasan dan kejahatan. Tak apalah, forum ini bebas berpendapat, tak dilarang mau tulis apa saja, asal bertanggungjawab. Paling tidak, sejarah dunia mencatat bahwa yg menjajah dan menindas tidak ada yg berasal dari kerajaan atau negara yg beragamakan Islam. salam jujur santo - Pesan Asli Dari: Sunny [EMAIL PROTECTED] Kepada: [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Senin, 25 Juni, 2007 3:44:55 Topik: [mediacare] Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama Refleksi: Apakah Amrosi cs yang telah dihukum bukan karena perbuatan teror? Apakah ucapan-ucapan mereka bertiak di pengadilan tidak dikaitkan dengan agama? Sama halnya dengan perbuatan Laskar Jihad Sunnah Wal Jamaah, MMI. FPI etc yang main hantam kromo tidak ada kaitan dengan agama, tetapi berlambang saytan bin iblis? Kalau apa yang diteriakan mencemarkan agama mengapa tidak ditegur atau dilarang? http://www.suarapem baruan.com/ News/2007/ 06/25/index. html SUARA PEMBARUAN DAILY Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama Asumsi bahwa terorisme sepenuhnya merupakan fenomena agama, sudah tidak bisa dipertahankan. Demikian juga pandangan seolah-olah agama adalah pendorong terorisme, harus dikritik. Sebab, tidak semua fenomena kekerasan dan praktik intoleransi merupakan persoalan agama, melainkan sebagian besar persoalan politik. Demikian Muslim Abdurrahman, cendikiawan Muslim dari Muhammadiyah, dalam peluncuran hasil survei nasional tentang Terorisme, Pesantren dan Toleransi Agama: Perspektif Kaum Muslim Indonesia. Survei ini merupakan hasil kerja sama The Wahid Institute dengan Indo Barometer, yang diluncurkan, Kamis (21/6) pekan lalu. Muslim mengatakan, persoalan paling penting dikaji saat ini bukan soal peran agama dalam memicu terorisme, tapi sejauh mana aparat keamanan dapat memotong aliran logistik kelompok terorisme. Saya pikir pendekatan keamanan (security approach) oleh aparat Densus 88 untuk membasmi jaringan terorisme adalah lebih penting ketimbang membicarakan agama di pesantren, kata Muslim yang didampingi oleh Direktur The Wahid Institute, Yenny Zannuba Wahid. Sebab, menurut dia, seseorang yang mempelajari ayat-ayat di pesantren tidak otomatis akan menjadi teroris. Dalam survei nasional Islam dan Terorisme, yang dilaksanakan bulan Mei 2007 terhadap 1.047 responden beragama Islam di 33 provinsi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas umat Islam masih merasa terorisme sebagai ancaman nyata bagi Indonesia. Mayoritas responden, yakni sebesar 53,8 persen, setuju bahwa terorisme berupa bom masih merupakan ancaman di Indonesia, ungkap Mohamad Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer. Mayoritas komunitas Muslim sendiri menyatakan, ajaran Islam tidak membolehkan terorisme, kekerasan, bersikap keras terhadap orang beragama lain, atau bahkan memerangi kemaksiatan dengan kekerasan. Ini tercermin dari pandangan mayoritas responden, yakni 71,8 persen, tidak setuju bahwa terorisme ada hubungannya dengan agama tertentu. Namun, ada persentase kecil umat Islam yang menyetujuinya. Ini menunjukkan ada orang- orang yang berpotensi direkrut sebagai pelaku kekerasan atas nama agama, baik milisi agama maupun teroris, karena pandangan keagamaan mereka yang membolehkan kekerasan, kata Qodari. Survei lebih jauh menunjukkan, mayoritas umat Islam berpendapat bahwa sikap keras terhadap agama lain tidak akan menguntungkan Islam. Sebanyak 96,2 persen responden tidak setuju bahwa ajaran Islam mengajarkan sikap keras pada orang non-Islam. Dari survei itu, kata Muslim Abdurrahman, terbukti bahwa secara mainstream, umat Islam tetap berwatak baik dan toleran. Terorisme sebagian adalah masalah politik, kata mantan pengurus PP Muhammadiyah tersebut. Diungkapkan, setelah Perang Afghanistan berakhir, terjadi domestifikasi jihad. Mantan pejuang jihad yang tidak lagi berperang di Afghan, menyebar ke sejumlah wilayah seperti Mindanao, Malaysia, hingga Indonesia. Mereka mencari-cari tempat untuk mendomestifikasikan pengaruh jihad tersebut. Muslim mengatakan, apabila terorisme adalah benar-benar persoalan agama, seharusnya terorisme bisa diluruskan dengan paham agama pula. Tetapi ternyata hal itu tidak mudah dilakukan. Ada cluster-cluster jihad yang tidak bisa dijangkau semua orang. Persoalan yang lebih penting lagi, Jamaah Islamiyah (JI) bukan fenomena di Indonesia, tetapi merupakan bagian dari sisa-sisa perang Afghan. JI, misalnya, disebutkan membikin 12 pesantren di Indonesia. Tetapi, santri-santrinya sama sekali tidak diketahui oleh organisasi-organisa si Islam mainstream seperti NU dan Muhammadiyah. Tahu-tahu saja Densus 88 nangkapin orang-orang seperti Abu Dujana, kata Muslim. [SP/Elly Burhaini Faizal] Last modified: 25/6/07 Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/
Hal: [mediacare] Mohon CV Chasan Sochib ( Bapaknya Gubernur Banten)
Yg saya tahu; Dia adalah bos-nya pendekar se-Banten yg beraliran preman, hitam-putih dia bilang, hitam-putih jadinya. Tidak ada sejengkal-pun tanah di Banten yg luput dari kekuasaannya. salam jujur santo - Pesan Asli Dari: Kadarsah [EMAIL PROTECTED] Kepada: mediacare@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Senin, 25 Juni, 2007 3:41:36 Topik: [mediacare] Mohon CV Chasan Sochib ( Bapaknya Gubernur Banten) Dear Member, Ada yang tau/punya CV Sdr.Chasan Sochib, Bapaknya Gubernur Banten sekarang, termasuk riwayat pendidikan dlln. Sehingga suatu saat jika memungkinkan bisa diajak berdikusi tentang dunia usaha dan permasalahnnya. -kadarsah- Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games. Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. http://id.mail.yahoo.com/
Hal: [mediacare] Ayo dong bersikap fair dan adil - Re:Anggota TPM: Penangkapan Abu Dujana Melanggar HAM
simpel aja bos, silahkan ditangkap dan diproses, tapi jangan ditembak didepan anak dan istrinya. satu lagi bos, yang berbuat keji dan jahat itu orangnya, bukan agama Islam-nya. - Pesan Asli Dari: ali sanjaya [EMAIL PROTECTED] Kepada: mediacare@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 20 Juni, 2007 6:23:22 Topik: [mediacare] Ayo dong bersikap fair dan adil - Re:Anggota TPM: Penangkapan Abu Dujana Melanggar HAM saya sih sederhana saja, mungkin saja kesempatan polisi menangkap si abu memang pada saat itu. kalo harus menunggu si abu sendiri tanpa ada anak-istri ya repot. bayangkan kalo ada jambret atau copet, yang tidak ditangkap gara-gara si pelaku lagi bersama ank-istrinya. .. ato bayangkan ketika si koruptor tidak ditangkap, hanya karena si koruptor sedang asyik bersama ank dan istrinya... lucu sekali, ketika mereka mereka itu ditangkap di depan hidup anak istrinya (bahkan sebagian pelaku kriminal ditangkap juga dengan tembakan), tidak ada tuh yang teriak melanggar HAM. Padahal, kalau mau jujur mereka itu sebagian besar juga beragama islam. a yo dong, bersikaplah fair dan adil, jangan berteriak menangkap abu melanggar HAM karena 'nilai berita' abu lebih besar dari mereka para kriminal kelas teri itu. ah paling-paling yang teriak melanggar HAM cuma mau numpang nge-top doank... jelasnya ini bukan soal HAM atau bukan HAM, ini soal kesempatan polisi menangkap tersangka... sedetik saja kesempatan itu lewat, maka bisa jadi polisi tidak akan pernah bisa menangkap si abu lagi untuk selamanya... dan jelasnya lagi, ada yang numpang nge-top lantaran 'nilai berita' abu yang tinggi... ok bro Wira Ooy [EMAIL PROTECTED] com wrote: BUNG Edi Edi santoso: kejahatan yg kita lakukan, tidak pantas jika keluarga anak istri kita yg menanggung, tindakan tim pemburu itu zolim dan kejam. karena bukan anda yg jadi korban, maka anda bisa beropini bebas lepas tanpa beban. Saya: Bapak nonton persidangan amrozi, imam samudra CS tidak? Mereka telah melakukan pemboman yang menyebabkan tubuh manusia hancur lebur tidak karuan pangkal. hancur lumat...dan itu terdiri dari kaum kafir dan non kafir... Apakah anda lihat mereka merasa bersalah? TIDAK mereka bukan orang goblok, mereka mengerti apa yang mereka lakukan dan percaya balasannya SURGA karena sudah berJihad. Jangan katakan mereka bukan islam, mereka sholat, mereka bersaksi atas allah dan nabi muhammad, mereka berpuasa, mereka dapat membaca Al Qur'an... dan bagian yang tidak kalah pentingnya adalah mereka selalu meneriakan kata ALLAHUAKBAR! ALLAHUAKBAR! ALLAHUAKBAR! saat dipersidang dan setelah mendapatkan amar putusan majlis hakim... Koq ada orang-orang yang buta MATA TELINGA dan HATI NURANI melakukan tindakan pemboman BIADAB disuatu tempat yang tidak ada hubungan sakit hati dan peperangan dengan mereka serta golongan mereka dan justru dilandasai pemahaman AGAMA.. Korban-korban itu Sudah jelas BUKAN orang KAFIR amerika..itu adalah juga Orang indonesia seperti anda dan bagian yang paling menyedihkan bahwa korban juga banyak yang beragama ISLAM! Begini saja : Bayangkan putri anda seusai pulang sekolah minta ijin anda untuk ke mall, membeli buku pelajaran Agamanamun. .ia tidak kunjung pulangdan yang anda tahu hanya berita di TVbahwa banyak tubuhnya hancur lebur tidak karuan pangkal. hancur lumat...di mall tempat putri anda pergi. kemudian Bayangkan: ABU DUJANA bersama kawan-kawannya, Minum KOPI sambil makan pisang goreng menonton TV...tertawa lepas mentertawai bung Edi yang terguling2 menangis kehilangan anggauta keluarga dan tidak mengerti apa salah anda sekeluarga terhadap ABU DUJANA..sehingga sampai putri anda tidak lagi dikenali jasadnya Jadi Satu butir Peluru dikaki itu ZOLIM? bayangkan wajah anak anda/istri/keluarga anda berdarah2... hancur lumat Mudah2an pada saat ada pemboman berikutnya anda bisa merasakan derita ratusan orang yang KEHILANGAN handai taulandnya karena perbuatan BIADAB orang-orang seperti ABU DUJANA Saya Berharap ANDA Mengalami... --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, Dery K [EMAIL PROTECTED] . wrote: Hari gini masih ada orang yang mikirin HAM buat orang yang ngga pernah mikirin HAM orang laen untuk hidup, apa aja yang kita lakuin pasti punya efek buat anak, istri dan keluarga kita sendiri, harusnya itu udah jadi itungan resiko buat orang seperti ABU DURJANA, betul kata mas EDI .. kita bisa ber opini bebas lepas tanpa beban . karena mas Edi juga pasti tidak bisa merasakan gimana rasanya jadi keluarga akibat keganasan orag-orang DURJANA kaya si ABU ini, orang-orang yang menghalalkan segala bentuk tindak kekerasan sampi membunuh banyak orang dengan dalih AGAMA, Apa bener TUHAN itu menciptakan orang berbeda agama untuk saling membunuh ??? sekali lagi ... menmang benar kita emang bisa beropini bebas lepas tapa beban. Jabat Erat edi santoso [EMAIL PROTECTED] . wrote: kejahatan yg kita lakukan, tidak pantas jika keluarga anak istri kita yg
Hal: [mediacare] Abu Dujana pantas ditembak
Masih ingat kan dgn Abu Bakar Ba'asyir-ABB? Dulu dia diadili karena di blow up sebagai otak JI yg membuat teror dimana2, toh tidak terbukti dan dgn takdir Allah dia dibebaskan. Dalam Islam, doa orang yg tertindas itu inshallah dikabulkan, jadi siapa pun tidak peduli agamanya apa pun, jika ditindas/diperlakukan tidal adil, niscaya akan mendapat balasan/hal yg baik, percayalah, kebaikan akan menghilangkan kejahatan, tidak bisa sekarang, ya nanti, wallah. - Pesan Asli Dari: kuncaraning sari [EMAIL PROTECTED] Kepada: mediacare@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 20 Juni, 2007 8:09:36 Topik: Re: [mediacare] Abu Dujana pantas ditembak Pertama-tama salut kepada kepolisian Indonesia telah berhasil membekuk gembong-gembong teroris di Indonesia. Akibat ulah mereka sudah banyak korban berjatuhan dan sudah mencemarkan nama bangsa Indonesia dimata dunia, Indonesia identik dengn teroris !!! iiih ser, Banyak pejabat yang asal ngomong spt ketua MPR dari PKS itu, benar-benar EMBER... jelas-jelas ABU Dujana mengakui perbuatannya. , membelanya dengan alasaan HAM. COba masih ingat nggak waktu kasus TIBO CS, dia ngomong seenak udelnya juga bahwa yang bersalah harus dihukum mati padahal banyak membuktikan Tibo CS hanya kambing hitam. Ketua MPR kita iini tuli dan pura-pura bego. Kemana Amrozi dkk, kok nggak dihukum mati ?? kalo untuk mereka yang jelas-jelas teroris dan mengakui dengan sadar melakukan JIHAD .. dibela mati-matian dengan alasan HAM. Jangan-jangan ketua MPR kita penyandang dananya dan gerakan mereka adalah perjuangan beliau juga he hehe.. maka beliau ngomong selalu melantur teruus. Mimpi kali ye.. Salam, Sari --- Handy [EMAIL PROTECTED] com wrote: Adalah pantas apabila Teroris sekelas Abu Dujana Ditembak. Tim Pengacara Muslim yang menuntut Den 88 tidak beralasan. Keterangan yang mengatakan bahwa Den 88 menembak Abu Dujana dihadapan anak2 nya adalah melanggar HAM terutama perlindungan anak. Yang seharusnya dituntut ke Komisi Perlindungan Anak adalah Abu Dujana sendiri. Dengan otak serangkaian pengeboman seperti di Bali dan Hotel JW Marriot. Berapa banyak anak-anak2 yang kehilangan ayahnya yang menjadi korban pengeboman biadab ??? P Berapa banyak anak2 yang meringis melihat ayahnya kehilangan kakinya yang dia ketahui pergi untuk bekerja namun, ketika pulang dengan tubuh yang cacat ?? Ayolah Tim Pengacara Muslim, kalian juga semua berfikir jangan cuma ngomong tapi otak gak ada. Salam, Handy - Original Message From: rahmad budi [EMAIL PROTECTED] com To: [EMAIL PROTECTED] ps.com Sent: Tuesday, June 19, 2007 8:50:48 PM Subject: Re: [mediacare] Abu Dujana - 'Bapak Disuruh Jongkok, Terus Ditembak' Itu praktik yang biasa Di tayangan program kriminal televisi Anda pasi sering melihat penjahat berhasil ditembak polisi setelah mencoba usaha melarikan diri. Bagaimana cerita sebenarnya? Sungguh polisi-polisi kita adalah para penembak jitu bagaikan Hunter di serial televisi tahun 80-an. Banyak penjahat yang ditangkap, lalu dibawa untuk menunjukkan di mana rumah teman-temannya, lalu di tengah jalan para penjahat itu entah bagaimana bisa kabur. Lalu tiba-tiba muncul di televisi berjalan pincang karena pahanya tertembus mimis. Polisi bilang, penjahat ini mencoba melarikan diri. Kepada pers, polisi mengatakan mereka telah memberi dua kali tembakan peringatan. tembakan ketiga baru ditujukan ke kaki penjahat yang sedang belari! Bayangkan betapa hebatnya bisa menembak kaki yang sedang bergerak cepat itu. Atau mungkin urutannya berubah? Penjahat disuruh telungkup. Lalu tembakan pertama ke kaki tembakan kedua dan ketiga baru ke udara. Atau jangan-jangan ada tarifnya juga Mau bayar berapa? Dua juta untuk peluru di betis Satu juta untuk peluru di paha Kalo cuma Rp 500 ribu peluru di lutut Makin mahal sakitnya makin berkurang Yang pernah liputan metropolitan pasti tahu cerita-cerita seperti itu. Kata polisi, yah, residivis kagak kapok-kapok. Biar kapok perlu ditembak. Kalo sudah bosan, matiin saja. Tokh mereka beban masyarakat. On 6/19/07, edi santoso [EMAIL PROTECTED] co.id wrote: Kutipan dari Republika, kita bisa membayangkan trauma istri dan anak dari Abu Dujana. salam jujur santo 19 Juni 2007 'Bapak Disuruh Jongkok, Terus Ditembak' dri _ _ _ _ _ _ Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. http://new.toolbar. yahoo.com/ toolbar/features /mail/index. php Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/
[mediacare] Abu Dujana - 'Bapak Disuruh Jongkok, Terus Ditembak'
Kutipan dari Republika, kita bisa membayangkan trauma istri dan anak dari Abu Dujana. salam jujur santo 19 Juni 2007 'Bapak Disuruh Jongkok, Terus Ditembak' dri JAKARTA -- Perjalanan bersama ayah dan dua adiknya, Sabtu (9/6) siang itu, tampaknya menjadi pengalaman paling traumatis dalam hidup Sidiq Abdullah Yusuf (8 tahun). Sidiq melihat sang ayah --Yusron Mahmudi alias Abu Dujana yang ditetapkan Polri sebagai tersangka teroris-- ditembak dari jarak dekat oleh anggota Detasemen Khusus 88 (Antiteror) Mabes Polri. ''Bapak disuruh turun dari motor, disuruh jongkok, terus ditembak dari belakang,'' ujar Sidiq pelan, ketika datang ke Mabes Polri bersama ibunya, Sri Mardiyati (35 tahun), dan rombongan keluarga, Senin (18/6). Sidiq berkisah, siang itu Yusron bersama dia serta dua adiknya, Salman Faris Abdul Rahman (6 tahun) dan Hilma Sofia (2,5 tahun), pergi untuk menonton pemilihan kepala desa di lapangan Desa Kebarongan, Kec Kemrajen, Kab Banyumas, Jateng. Sekitar 100 meter dari rumah, di suatu perempatan, kata Sidiq, sepeda motor ayahnya tiba-tiba dipepet pengendara sepeda motor lainnya. Ketiganya pun secara bersamaan terjatuh dari motor. Bahkan, Hilma yang saat itu membonceng di depan Yusron, sempat tertindih motor. ''Habis itu, aku dipegangi oleh orang itu,'' ujar Sidiq yang tampang polosnya menyiratkan trauma belum hilang darinya. Hanya kalimat-kalimat pendek yang bisa dikutip wartawan dari mulut Sidiq. Pengakuan Sidiq kepada Tim Pengacara Muslim (TPM) tak kalah mencengangkan. Menurut Qadhar Faisal, salah satu kuasa hukum keluarga Yusron, tidak hanya Sidiq yang melihat ayahnya ditembak dari jarak dekat. Dua adik Sidiq, kata Qadhar, juga ikut melihat ayah mereka tak berdaya ditembus timah panas, sebelum akhirnya mereka masuk kembali ke rumah. ''Saat lari, Sidiq mendengar empat kali tembakan, Salman tiga kali,'' kata Qadhar. Sri Mardiyati yang kemarin datang ke Mabes Polri sambil menggendong Hilma, menambahkan, tak lama setelah tiga anaknya sampai di rumah, beberapa petugas menjemput keluarganya. Lalu, mereka dibawa ke sebuah hotel di Yogyakarta. Sejak saat itu, Mardiyati dan anak-anaknya tidak pernah lagi bertemu Yusron. ''Saya tidak kenal Abu Dujana, suami saya bernama Yusron atau dikenal Ainul Bahri,'' tegas Mardiyati ketika wartawan menanyakan sejauh mana kedekatannya dengan Abu Dujana. Dia yakin, proses penangkapan polisi terhadap suaminya yang dianggap tersangka teroris, hanyalah rekayasa untuk memuaskan dunia Barat. Suaminya, kata Mardiyati, hanyalah pengrajin tas biasa. ''Saya menyangkal semua yang diekspose media.'' Merasa proses penangkapan Yusron melanggar HAM, Qadhar akan mempraperadilankan Kapolri, Jenderal Sutanto, ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Surat gugatan praperadilan akan didaftarkan pada Rabu (20/6). Pelanggaran HAM, katanya, terjadi karena ketika ditembak, Yusron tidak memegang senjata, tak mencoba melarikan diri, tidak melawan, dan bukan pelaku tindak pidana. Terlebih, penembakan Yusron disaksikan langsung ketiga anaknya. Sebelumnya, Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Bambang Hendarso Danuri, menegaskan tidak ada rekayasa dalam proses penangkapan teroris. Bambang mengatakan, bisa mempertanggungjawabkan aksi penggerebekan teroris secara hukum. Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=297115kat_id=3 Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/