Hal: [mediacare] Re: Koalisi Golkar-PDI-P Tangkal Partai Berlatar Keagamaan

2007-07-02 Terurut Topik edi santoso
Mau sharing bos,
Afganistan dibawah pemerintahan Taliban adalah negara yg berdaulat, kita harus 
menghormati urusan orang lain, tapi apa daya pemerintahan Taliban dihancurkan 
oleh kekuatan yg zolim. 

salam jujur
salam berantas korupsi tegakkan demokrasi
ibud

- Pesan Asli 
Dari: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
Kepada: mediacare@yahoogroups.com
Terkirim: Minggu, 1 Juli, 2007 11:16:27
Topik: [mediacare] Re: Koalisi Golkar-PDI-P Tangkal Partai Berlatar Keagamaan

Begitulah mas.

Tak ada sebuah negarapun, atau bangsapun, yang terbukti sukses 
memanage bangsa, yang berlatarbelakang agama. Contoh Afganistan 
dibawah taliban sudah jelas bagi kita semua..

Salam

Danardono

--- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, Akhmad Asaad akhmadasaad@ ... 
wrote:

 Jelas jemelas penyelenggaraan negara pada abd 21 ini sukar sekali 
untuk sekedar dilandaskan pada agama, apalagi bila tafsirannya sangat 
ortodoks, dogmatis, menafikan
 konteks sejarah dan kemasyarakatan. Namun agama akan terus secara 
indah dapat mewarnai kehidupan santun keberadaan bangsa. Contohnya 
cukup banyak. 
 Silaturakhmi di Medan antara dua pemain utama dalam perpolitikan 
kita ini memang bersifat multi-dimensional, lihat saja semua ulasan 
dan juga spekulasi para pakar maupun jurnalis.
 Tak usah dirisaukan cacian dari yang dungu karena mindsetnya 
tertinggal beberapa abad.
 
 AAsaad
 
 
 SUARA PEMBARUAN DAILY 
  - - ---
 
 Koalisi Golkar-PDI-P Tangkal Partai Berlatar Keagamaan Kami 
tetap menganggap Golkar sebagai pesaing utama kami khususnya di 
legislatif, sehingga koalisi ini tidak akan berlangsung lama. 
(Pramono Anung) [BLITAR] Koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia 
Perjuangan (PDI-P) dengan Partai Golkar bukanlah untuk kepentingan 
Pemilu 2009, tetapi untuk menangkal kebangkitan partai-partai 
berlatar belakang agama. Sebagai sesama partai politik besar, kami 
ingin mempertahankan visi politik kebangsaan sehingga koalisi ini 
nantinya bisa mengcounter kebangkitan koalisi partai-partai yang 
berlatar belakang keagamaan, kata Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) 
PDI-P, Pramono Anung di Blitar, Jatim, Jumat (29/6). Karena itu, 
dia menegaskan, koalisi antara PDI-P dengan Partai Golkar tidak akan 
dibangun secara permanen hingga menjelang Pemilu dan Pilpres 
2009. Kami tetap menganggap Golkar sebagai pesaing utama kami 
khususnya di legislatif, sehingga koalisi ini tidak akan berlangsung
 lama, katanya saat mendampingi Ketua Umum DPP PDI-P, Megawati 
Soekarnoputri berziarah ke Makam Bung Karno di Bendogerit, Kota 
Blitar. Pramono seperti dikutip Antara, Jumat, mengatakan, PDI-P 
sudah punya calon presiden yakni Megawati Soekarnoputri, sehingga 
sangat tidak mungkin kalau akan berkoalisi dengan sesama partai besar 
yang juga berambisi mengajukan calon presiden sendiri pula, seperti 
Partai Golkar. Sementara itu, Wakil Sekjen DPP PDI P Mangara M 
Siahaan mengatakan, saat ini, PDI-P masih melakukan konsolidasi guna 
memuluskan pencalonan Megawati sebagai calon presiden 2009. Pada 
kongres dan rapat kerja nasional (Rakernas) I di Bali, partai ini 
sudah memutuskan pencalonan ketua umumnya sebagai satu-satunya calon 
presiden. Pencalonan ini sudah sesuai dengan prosedur dan mekanisme 
partai. Tapi, kata Mangara Siahaan, kemungkinan besar Megawati baru 
akan menyatakan kesediaannya sebagai calon presiden dalam Rakernas II 
yang akan digelar di Makassar, Sulawesi
 Selatan, Agustus nanti. Di forum Rakernas itu nanti ketua umum 
akan menjawab dukungan terhadap dirinya, apakah bersedia dicalonkan 
sebagai presiden atau tidak, kata Mangara di Senayan kemarin. 
Prihatin Mangara mengaku prihatin dengan wacana yang dikembangkan 
akhir-akhir ini, yang mengaitkan pertemuan Taufiq Kiemas dengan Surya 
Paloh sebagai upaya memasangkan Jusuf Kalla dan Puan Maharani sebagai 
capres dan cawapres pada Pemilu 2009. Itu kan dagelan konyol, jangan 
lah lambang-lambang negara dibuat jadi mainan, katanya. Lambang 
negara yang dimaksud Mangara adalah jabatan presiden dan wakil 
presiden. H Irmadi Lubis, politisi PDI-P lainnya menegaskan bahwa 
pertemuan PDI-P dan Golkar di Medan sebagai pertemuan yang bermakna 
strategis, tentang bagaimana mengatur permasalahan bangsa ke 
depan. Karena itu, pertemuan itu jangan diartikan untuk 
kepentingan sekarang, apa lagi hanya sekedar strategi maupun 
pengaturan dalam hubungannya dengan Pilkada, kata Irmadi
 menanggapi beredarnya anggapan bahwa bertemunya dua petinggi 
partai tersebut untuk mengatur pencalonan gubernur dalam Pilkada 
Sumatra Utara. Di tempat terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) 
Partai Damai Sejahtera (PDS) Aldentua Siringo-ringo berpendapat, 
terlalu naif jika koalisi yang dibangun Partai Golkar dan PDI-P hanya 
manuver politik. Tapi jika koalisi itu dibangun hingga menjadi 
koalisi permanen, maka merupakan ancaman bagi Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono. Tetapi jika dibangun sesaat, itu hanya sekedar 
peringatan, kata Aldentua Siringo-ringo. [L-8] 
  - 

Hal: [mediacare] Penjajahan Islam - Re: Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama

2007-06-27 Terurut Topik edi santoso
Semuanya tahu betul akan sejarah, jujur saya tidak pintar ttg sejarah.
Adalah lazim zaman dulu dimana setiap kerajaan/negara saling berperang untuk 
menaklukkan dan menguasai satu sama lain, memperluas daerah kekuasaannya.
Kesultanan Utsmaniyah berhasil menguasai sebagian Eropa, kalo dikatakan 
menjajah tidak tepat, karena Kesultanan Utsmaniyah tidak 
menindas-membunuh-menguras harta-melanggar HAM- daerah yg dikuasainya.
Tahukan kisah heroik Sultan Saladin?
Raden Mas Hadinoto Hadiningrat Mangkuwanito sudah pernah nonton film Kingdom Of 
Heaven belum?

Insudira betul sekali,
Kerajaan Mogul berkuasa di India selama ratusan, tapi  tidak melanggar 
HAM-membunuh-menindas-memaksa-menguras harta-merugikan rakyat-daerah yg 
dikuasai, mungkin ini ini dapat menjelaskan walaupun ratusan tahun Kerajaan 
Mogul berkuasa, tapi populasi muslim di India tidak lebih dari 12% -ibaratnya 
jumlah Masjid di India dapat dihitung, termasuk kompleks Taj Mahal. 

Moderator sangat betul ttg sejarah Majapahit,
Tentu Moderator akan lebih emosi rasa nasionalismenya jika merenungi penaggaran 
HAM maha berat yg dilakukan penjajah Belanda dari zaman VOC th 1600-an sampai  
perang kemerdekaan th 1945 yg memakan jutaan rakyat Indoneisa.
Itu lho maksud cerita penjajahan versi saya.

salam jujur
santo


- Pesan Asli 
Dari: insudira [EMAIL PROTECTED]
Kepada: mediacare@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 27 Juni, 2007 2:28:47
Topik: [mediacare] Penjajahan Islam - Re: Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama

Saya tambahkan info penjajahan oleh orang islam agar wawasan 
sejarah mas santo bertambah. India juga pernah dijajah islam lebih 
dari 700 tahun kemudian dilanjutkan oleh inggris sampai terpecah 
menjadi 3 negara: india, pakistan dan bangladesh. 

Anjuran saya cobalah mas santo dalam belajar sejarah melepas kacamata kudanya 
agar bisa lihat apa yang ada di kiri-kanan bahkan di belakang supaya bisa 
menjadi orang yang betul-betul jujur dan objektif seperti salamnya

semoga damai,

insudira


MOD:
Bagaimana dengan Majapahit yang runtuh karena diperangi oleh pasukan Islam dari 
Demak? Sebagian dari mereka lari terbirit-birit ke hutan dan ada yang 
menyeberang ke Bali. Bukankah itu termasuk penjajahan juga? Penjajahan juga 
bisa berbentuk penjajahan pikiran yang terus kita pelihara hingga kini.

--- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, RM Danardono HADINOTO 
rm_danardono@ ... wrote:

 --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, edi santoso santosodi@ wrote:
 
  Tampaknya seperti menuduh bahwa islam mengajarkan kekerasan dan 
 kejahatan. Tak apalah, forum ini bebas berpendapat, tak dilarang 
mau 
 tulis apa saja, asal bertanggungjawab. Paling tidak, sejarah dunia 
 mencatat bahwa yg menjajah dan menindas tidak ada yg berasal dari 
 kerajaan atau negara yg beragamakan Islam.
  
  salam jujur
  santo
  
 
 H? Tak ada penindasan dari kerajaan Islam? Lha penjajahan 
 kesultanan Turki yang puluhan tahun itu apa? Gak pernah belajar 
 sejarah ya? SD lulus? 5 x kesultanan Turki mencoba mengepung 
Vienna 
 selalu gagal, akhirnya pasukan Turki dienyahkan dari bumi Eropa!
 
 Spanyol selatan, dan nagera negara Balkan lama sekali dduduki dan 
 dijarah kerajaan Islam Turki!
 
 JI sayap militer tidak melandaskan tindakan mereka pada ajaran 
agama? 
 DI/TII orang apa dong? Konghucu?
 
 Bung, bangun bung







 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

[mediacare] Rekasaya - Hal: Penjajahan Islam

2007-06-27 Terurut Topik edi santoso
Pembantaian G30S/PKI itu kan rekayasa mbah Soeharto, skak!


Sedangkan soal sejarah Turki, wah, berarti mengingkari sejarah Sultan Saladin!!

wassalam,

edi santoso

- Pesan Asli 
Dari: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
Kepada: mediacare@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 27 Juni, 2007 4:29:52
Topik: Hal: [mediacare] Penjajahan Islam - Re: Terorisme Tak Terkait Ajaran 
Agama

--- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, edi santoso [EMAIL PROTECTED] .. wrote:

 Semuanya tahu betul akan sejarah, jujur saya tidak pintar ttg 
sejarah.
 Adalah lazim zaman dulu dimana setiap kerajaan/negara saling 
berperang untuk menaklukkan dan menguasai satu sama lain, memperluas 
daerah kekuasaannya.
 Kesultanan Utsmaniyah berhasil menguasai sebagian Eropa, kalo 
dikatakan menjajah tidak tepat, karena Kesultanan Utsmaniyah tidak 
menindas-membunuh- menguras harta-melanggar HAM- daerah yg dikuasainya.
 Tahukan kisah heroik Sultan Saladin?

KOMENTAR:
--- Wah kok ngoceh yang mboten mboten! Tidak menjarah? Pernah dengar pasukan 
Yanitscahri? yang direkrut dari anak anak orang Kristen yang dibunuh, dan ibu 
mereka diperkosa?

 - - -

 Moderator sangat betul ttg sejarah Majapahit,
 Tentu Moderator akan lebih emosi rasa nasionalismenya jika 
merenungi penaggaran HAM maha berat yg dilakukan penjajah Belanda 
dari zaman VOC th 1600-an sampai perang kemerdekaan th 1945 yg 
memakan jutaan rakyat Indoneisa.
 Itu lho maksud cerita penjajahan versi saya.
 
 salam jujur
 santo
 

KOMENTAR:
Lalu pelanggaran HAM oleh kaum Muslim yang bersekutu dengan tentara 
membabat jutaan saudara kita tahun 65an? Ini masih baru lho!



Web:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Klik: 

http://mediacare.blogspot.com

atau

www.mediacare.biz


Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[mediacare] to kill or to be killed - Hal: Penjajahan Islam

2007-06-27 Terurut Topik edi santoso
Terima kasih Bung Rey atas diskusinya, anda sangat bijak. Untuk itu saya pantas 
tidak enak hati dan jadi respek kepada anda. Mungkin anda bisa maklum kenapa 
saya jadi sensi.
Dalam perang memang harus - to kill or to be killed -. 

BTW, Soeharto memang pelanggar HAM kelas berat, tapi (mungkin saya tidak paham) 
efeknya Timor Timur diberdayakan-sekolah-infrastruktur-dll, bandingkan dengan 
sebelum dijajah oleh Indonesia (tidak stabil-perang saudara-miskin) atau 
keadaan sekarang yg sudah merdeka juga tidak stabil.
CMIIW, bukankah isu Timor Timur ini posisi Indonesia telah dikhianati oleh Blok 
NATO.

salam jujur
santo 



- Pesan Asli 
Dari: Immanuel Rey [EMAIL PROTECTED]
Kepada: mediacare@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 27 Juni, 2007 12:14:36
Topik: Re: Hal: [mediacare] Penjajahan Islam - Re: Terorisme Tak Terkait Ajaran 
Agama

Loh, MENJAJAH  itu artinya apa sih? Suatu bangsa yang menduduki dan menguasai 
lalu memerintah negeri yang lain, itu sudah dapat disebut menjajah. Ketika dia 
menguasai negeri orang lain itu, pastilah dia sudah menguras harta juga. Jadi , 
kata MENJAJAH tidak perlu ada unsur melanggar HAM atau menindas orang seperti 
kata Anda.
 
Orang Inggris dulu pernah menjajah Malaysia dan Brunei, dan juga Hongkong. 
Orang-orang di daerah atau di wilayah yang dikuasainya itu tidak pernah 
mengeluh bahwa mereka tertindas atau dilanggar HAM-nya. Sekarang wilayah itu 
sudah menjadi negara sendiri dan kaya raya pula. Tetapi Inggris toh tetap 
disebut penjajah juga.
 
Indonesia pada zaman Suharto juga pernah menjajah Timor Timur selama 24 tahun, 
walaupun (mungkin) Indonesia tidak mengakui ada pelanggaran HAM di sana (siapa 
bilang?) Padahal, mencaplok wilayah orang lain itu sudah melanggar HAM. Disebut 
menjajah karena wilayah itu bukan milik Indonesia. Itu sebabnya PBB tidak 
pernah mengakui bahwa Timor Timur itu adalah bagian dari wilayah Indonesia.
 
Karena itu pula, Kesultanan Utsmaniyah yang menguasai sebagian Eropa dapat pula 
dikatakan telah MENJAJAH negeri orang walaupun (kata Anda) tidak menguras atau 
tidak membunuh di sana. Wong, namanya perang pastilah terjadi pembunuhan di 
sana, dan ketika dia menguasai pastilah dia menguras juga. Maka itu Sultan dan 
Raja-raja selalu adalah orang kaya raya, hasil menguras. Jangan-jangan 
perempuan pun diperkosa di negeri itu. Adat perang memang begitu.
 
IUR

edi santoso [EMAIL PROTECTED] co.id wrote:
Semuanya tahu betul akan sejarah, jujur saya tidak pintar ttg sejarah.
Adalah lazim zaman dulu dimana setiap kerajaan/negara saling berperang untuk 
menaklukkan dan menguasai satu sama lain, memperluas daerah kekuasaannya.
Kesultanan Utsmaniyah berhasil menguasai sebagian Eropa, kalo dikatakan 
menjajah tidak tepat, karena Kesultanan Utsmaniyah tidak menindas-membunuh- 
menguras harta-melanggar HAM- daerah yg dikuasainya.
Tahukan kisah heroik Sultan Saladin?
Raden Mas Hadinoto Hadiningrat Mangkuwanito sudah pernah nonton film Kingdom Of 
Heaven belum?
 
Insudira betul sekali,
Kerajaan Mogul berkuasa di India selama ratusan, tapi  tidak melanggar 
HAM-membunuh- menindas- memaksa-menguras harta-merugikan rakyat-daerah yg 
dikuasai, mungkin ini ini dapat menjelaskan walaupun ratusan tahun Kerajaan 
Mogul berkuasa, tapi populasi muslim di India tidak lebih dari 12% -ibaratnya 
jumlah Masjid di India dapat dihitung, termasuk kompleks Taj Mahal. 
 
Moderator sangat betul ttg sejarah Majapahit,
Tentu Moderator akan lebih emosi rasa nasionalismenya jika merenungi penaggaran 
HAM maha berat yg dilakukan penjajah Belanda dari zaman VOC th 1600-an sampai  
perang kemerdekaan th 1945 yg memakan jutaan rakyat Indoneisa.
Itu lho maksud cerita penjajahan versi saya.
 
salam jujur
santo


- Pesan Asli 
Dari: insudira [EMAIL PROTECTED] com
Kepada: [EMAIL PROTECTED] ps.com
Terkirim: Rabu, 27 Juni, 2007 2:28:47
Topik: [mediacare] Penjajahan Islam - Re: Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama


Saya tambahkan info penjajahan oleh orang islam agar wawasan 
sejarah mas santo bertambah. India juga pernah dijajah islam lebih 
dari 700 tahun kemudian dilanjutkan oleh inggris sampai terpecah 
menjadi 3 negara: india, pakistan dan bangladesh. 

Anjuran saya cobalah mas santo dalam belajar sejarah melepas kacamata kudanya 
agar bisa lihat apa yang ada di kiri-kanan bahkan di belakang supaya bisa 
menjadi orang yang betul-betul jujur dan objektif seperti salamnya

semoga damai,

insudira


MOD:
Bagaimana dengan Majapahit yang runtuh karena diperangi oleh pasukan Islam dari 
Demak? Sebagian dari mereka lari terbirit-birit ke hutan dan ada yang 
menyeberang ke Bali. Bukankah itu termasuk penjajahan juga? Penjajahan juga 
bisa berbentuk penjajahan pikiran yang terus kita pelihara hingga kini.

--- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, RM Danardono HADINOTO 
rm_danardono@ ... wrote:

 --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, edi santoso santosodi@ wrote:
 
  Tampaknya seperti menuduh bahwa islam mengajarkan kekerasan dan 
 kejahatan. Tak apalah, forum ini bebas berpendapat, tak

Hal: [mediacare] Re: PDI-P dan Golkar Berkoalisi akibat Sektarianisme

2007-06-25 Terurut Topik edi santoso
Setuju Bung,
Tapi rakyat harus membayar mahal, karena Golkar tetap Golkar, dan PDI-P juga 
tidak reformis dan demokratis. Golkar dan PDI-P itu sama wajahnya, selama 
mereka menguasai lembaga perwakilan dan pemerintahan, selama itu pula tidak 
akan ada reformasi dan demokrasi.

Saya suram membayangkan jika yg akan jadi presiden adalah SBY atau JK, atau 
Megawati.

salam jujur
santo



- Pesan Asli 
Dari: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED]
Kepada: [EMAIL PROTECTED]; mediacare@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 25 Juni, 2007 1:42:57
Topik: [mediacare] Re: PDI-P dan Golkar Berkoalisi akibat Sektarianisme

Saya amat setuju andai PDIP dan Golkar melebur jadi satu, lalu berganti bendera 
menjadi Partai Republik. Sedangkan Partai Demokrat bisa menarik partai-partai 
gurem dengan bendera Partai Demokrat (tidak berubah). Dengan harapan, di masa 
depan kedua partai tersebut akan bertambah kuat. Sistem multipartai sudah 
selayaknya dihapuskan, karena bikin tidak nyaman saja, termasuk digulungnya 
parpol yang mengusung agama.
 
Konsekuensinya tentu saja berat:
1. Jusuf Kalla harus rela mundur menjadi RI 2
 
2. Mulai berlakunya sistem sekuler,  artinya pemerintah tak lagi mengurusi soal 
agama. Kembalikan otoritas agama kepada para pemeluknya. Departemen Agama 
dilebur (bukan dibubarkan) menjadi Dewan Agama dengan biaya  dari umat 
masing-masing, bukan dari kantong pemerintah (pos buat KKN berkurang). Macam 
MUI, Dewan Gereja dan sebagainya masuk ke dalam Dewan Agama (juga tak lagi 
diduiti oleh Pemerintah).
 
3. Pemilu dan Pilkada dijadikan satu paket, sehingga tidak merugikan masyarakat 
luas.
 
Ada tambahan?
 
 
 
 


Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id wrote:
Gus Dur: Itu Skenario Menghadapi Pilpres 2009
http://www.kompas. co.id/kompas- cetak/0706/ 25/utama/ 3628529.htm
 =

Jakarta, Kompas - Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate Sukardi
Rinakit menilai koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan
Partai Golkar mempunyai empat dimensi. Dimensi pertama adalah
bersatunya kelompok nasionalis karena khawatir dengan menguatnya
sektarianisme.

Sementara itu, sosiolog dari Universitas Airlangga, Daniel Sparringa,
Minggu (24/6), menuturkan, pesan yang ingin disampaikan Partai Golkar
dan PDI-P lewat pertemuan Medan itu, antara lain, untuk memberikan
pesan kepada masyarakat bahwa di antara mereka tidak ada perbedaan
mendasar.

Dalam perbincangan dengan Kompas, kemarin, Sukardi Rinakit
mengemukakan, dari empat dimensi itu, yang kedua, ada keinginan untuk
melakukan penggantian kepemimpinan secara reguler dan menjadikan
partai politik sebagai pilar demokrasi. Hal ini seiring dengan
munculnya ke atas permukaan gerakan cabut mandat maupun calon independen.

Ketiga, membangun komitmen di antara dua partai besar untuk menguasai
parlemen dan saling menunjang dalam pemilu presiden (pilpres) maupun
pemilihan kepala daerah.

Keempat, PDI-P sendiri sebagai inisiator dari koalisi itu ingin
menjajaki orang nomor dua, yaitu Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar
Surya Paloh, setelah menjajaki Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Din Syamsuddin. Koalisi ini positif, ucap Sukardi.

Koalisi ini oleh Sukardi pun diperkirakan akan lebih solid ketimbang
koalisi jilid I yang pernah digagas Akbar Tandjung, yaitu
menggabungkan Partai Golkar, PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan, dan
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menilai koalisi
itu akan sulit diwujudkan pada tataran praksis, dan hanya sebatas pada
tataran ideologis.

Menurut dia, koalisi ini juga merupakan skenario dalam menghadapi
pemilihan presiden tahun 2009 serta bertujuan untuk mempersempit pintu
masuk bagi calon presiden dari partai lainnya.

Aria Bima, anggota Fraksi PDI-P di DPR, mengungkapkan, Koalisi
Kebangsaan di Medan itu lebih didasari motivasi kebangsaan yang
akhir-akhir ini didera persoalan. Dalam konteks ini, di Medan,
kebetulan yang menjadi mitra PDI-P adalah Golkar karena memiliki
visi yang sama dalam persoalan kebangsaan dan Pancasila.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor Malik
Haramain, semalam, mengatakan, yakin pertemuan di Medan itu,
bagaimanapun, memiliki kaitan dengan pertemuan antara Taufik Kiemas
dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Pusat GP Ansor, Jalan Kramat
Raya 65, pada 20 Mei lalu. Pertemuan politik selalu saling terkait,
ujarnya. (SUT/NWO/JON/ OSD/ONI) 






e-mail: [EMAIL PROTECTED] com
blog: http://mediacare. blogspot. com


Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos more. 



  
 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

Hal: [mediacare] Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama

2007-06-25 Terurut Topik edi santoso
Tampaknya seperti menuduh bahwa islam mengajarkan kekerasan dan kejahatan. Tak 
apalah, forum ini bebas berpendapat, tak dilarang mau tulis apa saja, asal 
bertanggungjawab. Paling tidak, sejarah dunia mencatat bahwa yg menjajah dan 
menindas tidak ada yg berasal dari kerajaan atau negara yg beragamakan Islam.

salam jujur
santo


- Pesan Asli 
Dari: Sunny [EMAIL PROTECTED]
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Senin, 25 Juni, 2007 3:44:55
Topik: [mediacare] Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama

Refleksi: Apakah  Amrosi cs yang telah dihukum  bukan karena perbuatan teror? 
Apakah ucapan-ucapan mereka bertiak di pengadilan tidak dikaitkan dengan agama? 
Sama halnya dengan perbuatan Laskar Jihad Sunnah Wal Jamaah, MMI. FPI etc yang 
main hantam kromo tidak ada kaitan dengan agama, tetapi berlambang saytan bin 
iblis? Kalau apa yang diteriakan  mencemarkan agama mengapa tidak ditegur atau 
dilarang?
 
http://www.suarapem baruan.com/ News/2007/ 06/25/index. html
 
SUARA PEMBARUAN DAILY 
 
Terorisme Tak Terkait Ajaran Agama
 
Asumsi bahwa terorisme sepenuhnya merupakan fenomena agama, sudah tidak bisa 
dipertahankan. Demikian juga pandangan seolah-olah agama adalah pendorong 
terorisme, harus dikritik. 
Sebab, tidak semua fenomena kekerasan dan praktik intoleransi merupakan 
persoalan agama, melainkan sebagian besar persoalan politik. Demikian Muslim 
Abdurrahman, cendikiawan Muslim dari Muhammadiyah, dalam peluncuran hasil 
survei nasional tentang Terorisme, Pesantren dan Toleransi Agama: Perspektif 
Kaum Muslim Indonesia. Survei ini merupakan hasil kerja sama The Wahid 
Institute dengan Indo Barometer, yang diluncurkan, Kamis (21/6) pekan lalu. 
Muslim mengatakan, persoalan paling penting dikaji saat ini bukan soal peran 
agama dalam memicu terorisme, tapi sejauh mana aparat keamanan dapat memotong 
aliran logistik kelompok terorisme. 
Saya pikir pendekatan keamanan (security approach) oleh aparat Densus 88 untuk 
membasmi jaringan terorisme adalah lebih penting ketimbang membicarakan agama 
di pesantren, kata Muslim yang didampingi oleh Direktur The Wahid Institute, 
Yenny Zannuba Wahid. 
Sebab, menurut dia, seseorang yang mempelajari ayat-ayat di pesantren tidak 
otomatis akan menjadi teroris. Dalam survei nasional Islam dan Terorisme, 
yang dilaksanakan bulan Mei 2007 terhadap 1.047 responden beragama Islam di 33 
provinsi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas umat Islam masih merasa terorisme 
sebagai ancaman nyata bagi Indonesia. Mayoritas responden, yakni sebesar 53,8 
persen, setuju bahwa terorisme berupa bom masih merupakan ancaman di 
Indonesia, ungkap Mohamad Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer. 
Mayoritas komunitas Muslim sendiri menyatakan, ajaran Islam tidak membolehkan 
terorisme, kekerasan, bersikap keras terhadap orang beragama lain, atau bahkan 
memerangi kemaksiatan dengan kekerasan. Ini tercermin dari pandangan mayoritas 
responden, yakni 71,8 persen, tidak setuju bahwa terorisme ada hubungannya 
dengan agama tertentu. Namun, ada persentase kecil umat Islam yang 
menyetujuinya. 
Ini menunjukkan ada orang- orang yang berpotensi direkrut sebagai pelaku 
kekerasan atas nama agama, baik milisi agama maupun teroris, karena pandangan 
keagamaan mereka yang membolehkan kekerasan, kata Qodari. 
Survei lebih jauh menunjukkan, mayoritas umat Islam berpendapat bahwa sikap 
keras terhadap agama lain tidak akan menguntungkan Islam. Sebanyak 96,2 persen 
responden tidak setuju bahwa ajaran Islam mengajarkan sikap keras pada orang 
non-Islam. Dari survei itu, kata Muslim Abdurrahman, terbukti bahwa secara 
mainstream, umat Islam tetap berwatak baik dan toleran. Terorisme sebagian 
adalah masalah politik, kata mantan pengurus PP Muhammadiyah tersebut. 
Diungkapkan, setelah Perang Afghanistan berakhir, terjadi domestifikasi jihad. 
Mantan pejuang jihad yang tidak lagi berperang di Afghan, menyebar ke sejumlah 
wilayah seperti Mindanao, Malaysia, hingga Indonesia. Mereka mencari-cari 
tempat untuk mendomestifikasikan pengaruh jihad tersebut. 
Muslim mengatakan, apabila terorisme adalah benar-benar persoalan agama, 
seharusnya terorisme bisa diluruskan dengan paham agama pula. Tetapi ternyata 
hal itu tidak mudah dilakukan. 
Ada cluster-cluster jihad yang tidak bisa dijangkau semua orang. Persoalan yang 
lebih penting lagi, Jamaah Islamiyah (JI) bukan fenomena di Indonesia, tetapi 
merupakan bagian dari sisa-sisa perang Afghan. JI, misalnya, disebutkan 
membikin 12 pesantren di Indonesia. Tetapi, santri-santrinya sama sekali tidak 
diketahui oleh organisasi-organisa si Islam mainstream seperti NU dan 
Muhammadiyah. Tahu-tahu saja Densus 88 nangkapin orang-orang seperti Abu 
Dujana, kata Muslim. [SP/Elly Burhaini Faizal] 
Last modified: 25/6/07 




 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

Hal: [mediacare] Mohon CV Chasan Sochib ( Bapaknya Gubernur Banten)

2007-06-25 Terurut Topik edi santoso
Yg saya tahu;
Dia adalah bos-nya pendekar se-Banten yg beraliran preman, hitam-putih dia 
bilang, hitam-putih jadinya.
Tidak ada sejengkal-pun tanah di Banten yg luput dari kekuasaannya.

salam jujur
santo

- Pesan Asli 
Dari: Kadarsah [EMAIL PROTECTED]
Kepada: mediacare@yahoogroups.com
Cc: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Senin, 25 Juni, 2007 3:41:36
Topik: [mediacare] Mohon CV Chasan Sochib ( Bapaknya Gubernur Banten)

Dear Member,

Ada yang tau/punya CV Sdr.Chasan Sochib, Bapaknya Gubernur Banten sekarang, 
termasuk riwayat pendidikan dlln. Sehingga suatu saat jika memungkinkan bisa 
diajak berdikusi tentang dunia usaha dan permasalahnnya.

-kadarsah-



Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.




 
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. 
http://id.mail.yahoo.com/

Hal: [mediacare] Ayo dong bersikap fair dan adil - Re:Anggota TPM: Penangkapan Abu Dujana Melanggar HAM

2007-06-21 Terurut Topik edi santoso
simpel aja bos,
silahkan ditangkap dan diproses, tapi jangan ditembak didepan anak dan istrinya.

satu lagi bos,
yang berbuat keji dan jahat itu orangnya, bukan agama Islam-nya.


- Pesan Asli 
Dari: ali sanjaya [EMAIL PROTECTED]
Kepada: mediacare@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 20 Juni, 2007 6:23:22
Topik: [mediacare] Ayo dong bersikap fair dan adil - Re:Anggota TPM: 
Penangkapan Abu Dujana Melanggar HAM

saya sih sederhana saja, mungkin saja kesempatan polisi menangkap si abu memang 
pada saat itu. kalo harus menunggu si abu sendiri tanpa ada anak-istri ya 
repot. 

bayangkan kalo ada jambret atau copet, yang tidak ditangkap gara-gara si pelaku 
lagi bersama ank-istrinya. ..

ato bayangkan ketika si koruptor tidak ditangkap, hanya karena si koruptor 
sedang asyik bersama ank dan istrinya...

lucu sekali, ketika mereka mereka itu ditangkap di depan hidup anak istrinya 
(bahkan sebagian pelaku kriminal ditangkap juga dengan tembakan), tidak ada tuh 
yang teriak melanggar HAM. Padahal, kalau mau jujur mereka itu sebagian besar 
juga beragama islam.

a yo dong, bersikaplah fair dan adil, jangan berteriak menangkap abu melanggar 
HAM karena 'nilai berita' abu lebih besar dari mereka para kriminal kelas teri 
itu. ah paling-paling yang teriak melanggar HAM cuma mau numpang nge-top 
doank...

jelasnya ini bukan soal HAM atau bukan HAM, ini soal kesempatan polisi 
menangkap tersangka... sedetik saja kesempatan itu lewat, maka bisa jadi polisi 
tidak akan pernah bisa menangkap si abu lagi untuk selamanya...

dan jelasnya lagi, ada yang numpang nge-top lantaran 'nilai berita' abu yang 
tinggi...

ok bro


Wira Ooy [EMAIL PROTECTED] com wrote:
BUNG Edi
Edi santoso:
kejahatan yg kita lakukan, tidak pantas jika keluarga anak istri kita yg 
menanggung, tindakan tim pemburu itu zolim dan kejam. karena bukan anda yg jadi 
korban, maka anda bisa beropini bebas lepas tanpa beban.

Saya:
Bapak nonton persidangan amrozi, imam samudra CS tidak?
Mereka telah melakukan pemboman yang menyebabkan tubuh manusia hancur lebur 
tidak karuan pangkal. hancur lumat...dan itu terdiri dari kaum kafir dan 
non kafir...
Apakah anda lihat mereka merasa bersalah?

TIDAK

mereka bukan orang goblok, mereka mengerti apa yang mereka lakukan dan percaya 
balasannya SURGA karena sudah berJihad.

Jangan katakan mereka bukan islam, mereka sholat, mereka bersaksi atas allah 
dan nabi muhammad, mereka berpuasa, mereka dapat membaca Al Qur'an... dan 
bagian yang tidak kalah pentingnya adalah mereka selalu meneriakan kata 
ALLAHUAKBAR! ALLAHUAKBAR! ALLAHUAKBAR! saat dipersidang dan setelah mendapatkan 
amar putusan majlis hakim...

Koq ada orang-orang yang buta MATA TELINGA dan HATI NURANI melakukan tindakan 
pemboman BIADAB disuatu tempat yang tidak ada hubungan sakit hati dan 
peperangan dengan mereka serta golongan mereka dan justru dilandasai pemahaman 
AGAMA..
Korban-korban itu Sudah jelas BUKAN orang KAFIR amerika..itu adalah juga Orang 
indonesia seperti anda dan bagian yang paling menyedihkan bahwa korban juga 
banyak yang beragama ISLAM!
Begini saja :
Bayangkan putri anda seusai pulang sekolah minta ijin anda untuk ke mall, 
membeli buku pelajaran Agamanamun. .ia tidak kunjung pulangdan yang 
anda tahu hanya berita di TVbahwa banyak tubuhnya hancur lebur tidak karuan 
pangkal. hancur lumat...di mall tempat putri anda pergi.
kemudian Bayangkan:
ABU DUJANA bersama kawan-kawannya, 
Minum KOPI sambil makan pisang goreng menonton TV...tertawa lepas 
mentertawai bung Edi yang terguling2 menangis kehilangan anggauta keluarga dan 
tidak mengerti apa salah anda sekeluarga terhadap ABU DUJANA..sehingga sampai 
putri anda tidak lagi dikenali jasadnya
Jadi Satu butir Peluru dikaki itu ZOLIM?
bayangkan wajah anak anda/istri/keluarga anda berdarah2... hancur lumat
Mudah2an pada saat ada pemboman berikutnya anda bisa merasakan derita ratusan 
orang yang KEHILANGAN handai taulandnya karena perbuatan BIADAB orang-orang 
seperti ABU DUJANA
Saya Berharap ANDA Mengalami...

--- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, Dery K [EMAIL PROTECTED] . wrote:

 Hari gini masih ada orang yang mikirin HAM buat orang yang ngga pernah 
 mikirin HAM orang laen untuk hidup, apa aja yang kita lakuin pasti punya efek 
 buat anak, istri dan keluarga kita sendiri, harusnya itu udah jadi itungan 
 resiko buat orang seperti ABU DURJANA, betul kata mas EDI .. kita bisa ber 
 opini bebas lepas tanpa beban . karena mas Edi juga pasti tidak bisa 
 merasakan gimana rasanya jadi keluarga akibat keganasan orag-orang DURJANA 
 kaya si ABU ini, orang-orang yang menghalalkan segala bentuk tindak kekerasan 
 sampi membunuh banyak orang dengan dalih AGAMA, Apa bener TUHAN itu 
 menciptakan orang berbeda agama untuk saling membunuh ??? 
 sekali lagi ... menmang benar kita emang bisa beropini bebas lepas tapa 
 beban. 
 
 
 Jabat Erat 
 
 edi santoso [EMAIL PROTECTED] . wrote:
 kejahatan yg kita lakukan, tidak pantas jika keluarga anak istri kita yg

Hal: [mediacare] Abu Dujana pantas ditembak

2007-06-20 Terurut Topik edi santoso
Masih ingat kan dgn Abu Bakar Ba'asyir-ABB?
Dulu dia diadili karena di blow up sebagai otak JI yg membuat teror dimana2, 
toh tidak terbukti dan dgn takdir Allah dia dibebaskan.
Dalam Islam, doa orang yg tertindas itu inshallah dikabulkan, jadi siapa pun 
tidak peduli agamanya apa pun, jika ditindas/diperlakukan tidal adil, niscaya 
akan mendapat balasan/hal yg baik, percayalah, kebaikan akan menghilangkan 
kejahatan, tidak bisa sekarang, ya nanti, wallah. 


- Pesan Asli 
Dari: kuncaraning sari [EMAIL PROTECTED]
Kepada: mediacare@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 20 Juni, 2007 8:09:36
Topik: Re: [mediacare] Abu Dujana pantas ditembak

Pertama-tama salut kepada kepolisian Indonesia telah
berhasil membekuk gembong-gembong teroris di
Indonesia. Akibat ulah mereka sudah banyak korban
berjatuhan dan sudah mencemarkan nama bangsa Indonesia
dimata dunia, Indonesia identik dengn teroris !!! iiih
ser,

Banyak pejabat yang asal ngomong spt ketua MPR dari
PKS itu, benar-benar EMBER... jelas-jelas ABU Dujana
mengakui perbuatannya. , membelanya dengan alasaan HAM.
COba masih ingat nggak waktu kasus TIBO CS, dia
ngomong seenak udelnya juga bahwa yang bersalah harus
dihukum mati padahal banyak membuktikan Tibo CS hanya
kambing hitam. Ketua MPR kita iini tuli dan pura-pura
bego. Kemana Amrozi dkk, kok nggak dihukum mati
?? kalo untuk mereka yang jelas-jelas teroris
dan mengakui dengan sadar melakukan JIHAD .. dibela
mati-matian dengan alasan HAM. 

Jangan-jangan ketua MPR kita penyandang dananya dan 
gerakan mereka adalah perjuangan beliau juga he
hehe.. maka beliau ngomong selalu melantur teruus.
Mimpi kali ye..

Salam,

Sari

--- Handy [EMAIL PROTECTED] com wrote:

 Adalah pantas apabila Teroris sekelas Abu Dujana
 Ditembak. 
 
 Tim Pengacara Muslim yang menuntut Den 88 tidak
 beralasan. Keterangan yang mengatakan bahwa Den 88
 menembak Abu Dujana dihadapan anak2 nya adalah
 melanggar HAM terutama perlindungan anak.
 
 Yang seharusnya dituntut ke Komisi Perlindungan Anak
 adalah Abu Dujana sendiri.
 
 Dengan otak serangkaian pengeboman seperti di Bali
 dan Hotel JW Marriot. Berapa banyak anak-anak2 yang
 kehilangan ayahnya yang menjadi korban pengeboman
 biadab ???
 P
 Berapa banyak anak2 yang meringis melihat ayahnya
 kehilangan kakinya yang dia ketahui pergi untuk
 bekerja namun, ketika pulang dengan tubuh yang cacat
 ??
 
 
 Ayolah Tim Pengacara Muslim, kalian juga semua
 berfikir jangan cuma ngomong tapi otak gak ada.
 
 
 Salam, Handy
 
 
 - Original Message 
 From: rahmad budi [EMAIL PROTECTED] com
 To: [EMAIL PROTECTED] ps.com
 Sent: Tuesday, June 19, 2007 8:50:48 PM
 Subject: Re: [mediacare] Abu Dujana - 'Bapak Disuruh
 Jongkok, Terus Ditembak'
 
 Itu praktik yang biasa
 
 Di tayangan program kriminal televisi Anda pasi
 sering melihat penjahat berhasil ditembak polisi 
 setelah mencoba usaha melarikan diri. 
 Bagaimana cerita sebenarnya?
 Sungguh polisi-polisi kita adalah para penembak jitu
 bagaikan Hunter di serial televisi tahun 80-an. 
 
 Banyak penjahat yang ditangkap, lalu dibawa untuk
 menunjukkan di mana rumah teman-temannya, 
 lalu di tengah jalan para penjahat itu entah
 bagaimana bisa kabur.
 Lalu tiba-tiba muncul di televisi berjalan pincang
 karena pahanya tertembus mimis. 
 Polisi bilang, penjahat ini mencoba melarikan diri.
 
 Kepada pers, polisi mengatakan mereka telah memberi
 dua kali tembakan peringatan.
 tembakan ketiga baru ditujukan ke kaki penjahat yang
 sedang belari!
 
 Bayangkan betapa hebatnya bisa menembak kaki yang
 sedang bergerak cepat itu.
 
 Atau mungkin urutannya berubah?
 Penjahat disuruh telungkup.
 Lalu tembakan pertama ke kaki
 tembakan kedua dan ketiga baru ke udara. 
 
 Atau jangan-jangan ada tarifnya juga
 Mau bayar berapa?
 Dua juta untuk peluru di betis
 Satu juta untuk peluru di paha
 Kalo cuma Rp 500 ribu peluru di lutut
 Makin mahal sakitnya makin berkurang
 
 Yang pernah liputan metropolitan pasti tahu
 cerita-cerita seperti itu.
 Kata polisi, yah, residivis kagak kapok-kapok.
 Biar kapok perlu ditembak.
 Kalo sudah bosan, matiin saja.
 Tokh mereka beban masyarakat.
 
 
 
 
 
 
 On 6/19/07, edi santoso [EMAIL PROTECTED] co.id
 wrote:
 Kutipan dari Republika, kita bisa membayangkan
 trauma istri dan anak dari Abu Dujana. 
 
 salam jujur
 santo
 
 
 
 19 Juni 2007 
 'Bapak Disuruh Jongkok, Terus Ditembak' 
 dri

 _ _ _ _ _ _
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing.
http://new.toolbar. yahoo.com/ toolbar/features /mail/index. php




  
 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

[mediacare] Abu Dujana - 'Bapak Disuruh Jongkok, Terus Ditembak'

2007-06-19 Terurut Topik edi santoso
Kutipan dari Republika, kita bisa membayangkan trauma istri dan anak dari Abu 
Dujana. 

salam jujur
santo


19 Juni 2007 
'Bapak Disuruh Jongkok, Terus Ditembak' 
dri 

JAKARTA -- Perjalanan bersama ayah dan dua adiknya, Sabtu (9/6) siang itu, 
tampaknya menjadi pengalaman paling traumatis dalam hidup Sidiq Abdullah Yusuf 
(8 tahun). Sidiq melihat sang ayah --Yusron Mahmudi alias Abu Dujana yang 
ditetapkan Polri sebagai tersangka teroris-- ditembak dari jarak dekat oleh 
anggota Detasemen Khusus 88 (Antiteror) Mabes Polri.
''Bapak disuruh turun dari motor, disuruh jongkok, terus ditembak dari 
belakang,'' ujar Sidiq pelan, ketika datang ke Mabes Polri bersama ibunya, Sri 
Mardiyati (35 tahun), dan rombongan keluarga, Senin (18/6).
Sidiq berkisah, siang itu Yusron bersama dia serta dua adiknya, Salman Faris 
Abdul Rahman (6 tahun) dan Hilma Sofia (2,5 tahun), pergi untuk menonton 
pemilihan kepala desa di lapangan Desa Kebarongan, Kec Kemrajen, Kab Banyumas, 
Jateng. Sekitar 100 meter dari rumah, di suatu perempatan, kata Sidiq, sepeda 
motor ayahnya tiba-tiba dipepet pengendara sepeda motor lainnya.
Ketiganya pun secara bersamaan terjatuh dari motor. Bahkan, Hilma yang saat itu 
membonceng di depan Yusron, sempat tertindih motor. ''Habis itu, aku dipegangi 
oleh orang itu,'' ujar Sidiq yang tampang polosnya menyiratkan trauma belum 
hilang darinya. Hanya kalimat-kalimat pendek yang bisa dikutip wartawan dari 
mulut Sidiq.
Pengakuan Sidiq kepada Tim Pengacara Muslim (TPM) tak kalah mencengangkan. 
Menurut Qadhar Faisal, salah satu kuasa hukum keluarga Yusron, tidak hanya 
Sidiq yang melihat ayahnya ditembak dari jarak dekat. Dua adik Sidiq, kata 
Qadhar, juga ikut melihat ayah mereka tak berdaya ditembus timah panas, sebelum 
akhirnya mereka masuk kembali ke rumah. ''Saat lari, Sidiq mendengar empat kali 
tembakan, Salman tiga kali,'' kata Qadhar.
Sri Mardiyati yang kemarin datang ke Mabes Polri sambil menggendong Hilma, 
menambahkan, tak lama setelah tiga anaknya sampai di rumah, beberapa petugas 
menjemput keluarganya. Lalu, mereka dibawa ke sebuah hotel di Yogyakarta. Sejak 
saat itu, Mardiyati dan anak-anaknya tidak pernah lagi bertemu Yusron.
''Saya tidak kenal Abu Dujana, suami saya bernama Yusron atau dikenal Ainul 
Bahri,'' tegas Mardiyati ketika wartawan menanyakan sejauh mana kedekatannya 
dengan Abu Dujana.
Dia yakin, proses penangkapan polisi terhadap suaminya yang dianggap tersangka 
teroris, hanyalah rekayasa untuk memuaskan dunia Barat. Suaminya, kata 
Mardiyati, hanyalah pengrajin tas biasa. ''Saya menyangkal semua yang diekspose 
media.''
Merasa proses penangkapan Yusron melanggar HAM, Qadhar akan mempraperadilankan 
Kapolri, Jenderal Sutanto, ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Surat gugatan 
praperadilan akan didaftarkan pada Rabu (20/6).
Pelanggaran HAM, katanya, terjadi karena ketika ditembak, Yusron tidak memegang 
senjata, tak mencoba melarikan diri, tidak melawan, dan bukan pelaku tindak 
pidana. Terlebih, penembakan Yusron disaksikan langsung ketiga anaknya. 
Sebelumnya, Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Bambang Hendarso Danuri, menegaskan 
tidak ada rekayasa dalam proses penangkapan teroris. Bambang mengatakan, bisa 
mempertanggungjawabkan aksi penggerebekan teroris secara hukum.


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : 
http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=297115kat_id=3



 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/