[mediacare] bantu dana untuk penderita hepatitis B
Teman2 Milis n Bung Moderator, hari ini merupakan hari ke 9 seorang kakak dari temanku yang dirawat di sebuah rumah sakit karena positif mengidap hepatitis B. temanku bukan tergolong keluarga yang mampu untuk membayar biaya rumah sakit yg harus dikeluarkan. tadinya daku pikir hepatitis B merupakan penyakit yg biasa saja (mudah sembuh), tapi ternyata penyakit tersebut seperti HIV. Mungkin ada dari teman2 yang terketuk hatinya dan bersedia membantu kakak temanku tersebut, baik dalam bentuk dana, informasi, doa, sharing atau hal2 lain akan sangat berguna sekali. terima kasih atas kesediaan teman2 semua. biarlah Tuhan yang dapat membalas kebaikan teman2 semua. kika [EMAIL PROTECTED] 08159764558 - Sponsored Link Mortgage rates near 39yr lows. $310,000 Mortgage for $999/mo - Calculate new house payment
[mediacare] Semoga Tahun Depan Dapur Tetap Ngebul
Kamis, 16 November 2006 - 07:51 wib Harga Elpiji Dipastikan Naik Lagi KOTA. WARTA KOTA- Masyarakat pengguna elpiji atau LPG (liquified petroleum gas) harus bersiap-siap menelan pil pahit. Harga elpiji bakal meroket tahun depan. PT Pertamina (Persero) akan menaikkan harga elpiji untuk konsumen rumah tangga mulai awal tahun 2007. Naiknya pun tidak tanggung-tanggung, dari Rp 4.250 per kg menjadi Rp 6.400 per kg. Dengan demikian, kenaikannya mencapai Rp 25.800 per tabung, untuk tabung isi 12 kg yang sering dipakai konsumen rumah tangga. Saat ini, harga elpiji 12 kg di tingkat pengecer bisa mencapai Rp 55.000. Dengan rencana kenaikan itu, harga eceran elpiji tahun depan kemungkinan bisa mencapai Rp 81.000. Kita targetkan tahun depan, harga elpiji kemasan 12 kg naik secara bertahap hingga sama dengan harga keekonomiannya (tanpa subsidi --Red). Harga elpiji berat 12 kg yang dikemas dalam tabung seberat 14 kg hingga 15 kg itu, tahun depan naik dari Rp 4.250 per kilogram menjadi Rp 6.400 per kilogram. Harga ini mendekati harga keekonomian, ungkap Dirut Pertamina Ari H Sumarno di Jakarta, Rabu (15/11). Menurut Ari, harga elpiji kemasan 12 kg dinaikkan terkait dimulainya program konversi penggunaan minyak tanah ke elpiji pada Desember 2006 mendatang. Dalam program pemerintah itu, Pertamina akan memasarkan tabung kemasan 3 kg bagi konsumen ekonomi kelas bawah. Tidak adil kalau harga elpiji kemasan 12 kg yang kini dipakai masyarakat kelas menengah dan atas, sama dengan kemasan 3 kg yang diperuntukkan bagi masyarakat kecil, tegas anak Brigjen Soemarno (Gubernur DKI Jakarta periode 1960-1964) tersebut. Sementara itu Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menyatakan, dengan harga yang sekarang, pemerintah harus menyubsidi Rp 2.000/kg untuk elpiji kemasan 12 kg. Dijelaskannya, saat ini penjualan elpiji Pertamina mencapai 1,1 juta ton/tahun dengan komposisi 82-83 persen dalam kemasan 12 kg, 2-3 persen kemasan 50 kg, dan 14-15 persen dikonsumsi kalangan industri. Saat ini, harga elpiji industri mencapai Rp 5.280 per kilogram, sedang elpiji kemasan 12 kg dan 50 kg masih Rp 4.250 per kilogram, kata Hanung. Pertamina terakhir kali menaikkan harga elpiji tanggal 19 Desember 2004 dari Rp 3.000/kg menjadi Rp 4.250/kg. Sedangkan rencana menaikkan harga lagi pada 1 Mei 2006 menjadi Rp 4.750/kg dibatalkan. Akan tetapi, pembatalan itu diakumulasikan pada kenaikan harga mulai tahun 2007 dari Rp 4.250/kg menjadi Rp 6.400/kg. Menanggapi rencana Pertamina menghapus subsidi gas elpiji, pengamat ekonomi dari Indef, Nawir Messi, menyatakan bahwa sebenarnya rencana itu sudah lama didengungkan Pertamina. Tapi, melihat kesulitan ekonomi masyarakat saat ini, Nawir menyatakan tidak setuju dengan rencana tersebut. Pertamina seharusnya melihat bahwa masyarakat masih merasakan dampak buruk dari kenaikan harga BBM tahun lalu. Daya beli anjlok. Pengangguran di mana-mana. Masak mau dihantam lagi dengan kenaikan harga elpiji. Ya, janganlah. Nanti ibu-ibu rumah tangga bisa turun ke jalan, ujar Nawir yang juga anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KKPU). Menurut Nawir, kalaupun ada rencana mencabut subsidi gas elpiji, waktunya jangan sekarang dan itu harus dilakukan bertahap. Tapi, sebelum melakukan itu semua, Pertamina harus membeberkan dulu berapa biaya pokok produksi elpiji secara jelas dan tranparan. Ini penting agar masyarakat bisa menilai apakah langkah penghapusan subsidi itu layak atau tidak, ujarnya Kecewa Secara terpisah, pengusaha katering yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI), merasa terkejut mendengar rencana Pertamina menaikkan harga elpiji. Sebab dampak kenaikan harga BBM awal Oktober 2005 yang mencapai 125 persen hingga kini masih menyulitkan mereka. Ya ampun, harga elpiji naik lagi? Pertamina maunya apa sih? Rakyat kok digencet terus, kata Hj Ning Saboer, Ketua Umum APJI, ketika dihubungi Warta Kota, Rabu. Menurut dia, dari 22.100 pengusaha katering anggota APJI, sekitar 3.000 di antaranya berada di Jabodetabek. Khusus Jakarta mencapai 1.500 pengusaha. Kondisi mereka kini umumnya sangat minimal. Artinya, keuntungan yang diperoleh sangat tipis, yaitu berkisar 5-10 persen. Kalau harga elpiji naik, untung bisa makin mepet. Kalau bangkrut, mungkin tidak. Kecuali pengusaha yang salah perhitungan, ujar Ning yang baru saja mendarat di Bandara Soekarno-Hatta setelah melantik pengurus APJI Kalimantan Timur. Dikatakan Ning, pengusaha jasaboga sulit untuk menaikkan harga jual terkait dengan naiknya harga elpiji. Sebab, harga tidak bisa ditentukan secara sepihak, tapi harus ada kesepakatan dengan konsumen. Katering itu berbeda dengan pengusaha restoran yang bisa seenaknya menentukan harga. Untuk katering, konsumen banyak yang berasal dari perusahaan. Jika ada perubahan harga, mereka harus rapat dulu. Jadi kami tidak bisa seenaknya menaikkan harga, tandas Ning. Pernyataan kecewa dan kaget bukan saja dilontarkan oleh pengusaha jasaboga, tapi
Re: [mediacare] Siapa harus Mengerti Siapa ? BUAT SENIOREN
KEBIJAKAN CENDEKIAWAN ULER IJOH? KAMIS,16 nop 2006 Hehehe,daku dapet bahan tanggepan yang banggus, Kutika wartawan senior kita, menunjukkan dirinyah SAKBAGAE SATU CENDEKIAWAN YANG BIJAK. Sakhingga dakupun menerawang ke jaman Suharton, Dimana para wartawan ijoh, jadi bunglon yang cendekiah. Dimana para cendekiawannyah pun sampe sampe MENGADAKEN DONGHA PULITIK BUAT SUHARTON. Memang ungkapan senior kita ituh bebuktih, Kutika PARA CENDEKIAWAN ULER IJOH BICARAK PADA POSISI DAN KONDISI YANG TEPAT GUNAH. Dan pada saat Repormasih demingkian amburadul, kekanak Kanakkan, MANGKA SI CENDEKIAWAN IJOHPUN MEMBILANG, Inihlah waktu dan tempatnyah, UNTUK WARTAWANPUN MEMBERITAKAN SARAT2 IDIOTIKNYAH. Pandae2lah menempatken diri, KATA SI CENDEKIAWAN IJOH YANG KINI MEMANG GIAT MENYEBARKEN RACUN UGAMAKNYAH. Sakhingga diahpun lupa, ada title wartawan YANG KUDU NEUTRAL DALEM LIPUTAN LAPORANNYAH? Ah..memang kebijakan cendekiawan uler ijoh ituh KINI SEDANG DIBUKTIKEN DALEM ARENAH NYATA. BAEK PRAKTIS MAUPUN PULITIS Nb. Matur nuwun Mas!! Atas kebijakan bunglonnyah. Makanya, kalau berani mengaku cendekiawan juga harus belajar dulu tentang: 1. Cara bicara harus jelas, sederhana, komunikatif, disesuaikan dengan audiencenya (tingkat kemampuan mereka menangkap makna). 2. Bicara hal-hal yang penting saja. Nggak usah bergenit-genit membicarakan hal-hal yang tidak esensial, hanya untuk menunjukkan dia intelektual. Cendekiawan itu harus berdiri di atas bumi, tidak di awang-awang. Yang dimaksud bumi di sini adalah konteks masyarakat tempat ia hidup dan mengabdikan diri sebagai cendekiawan. Kalau masyarakatnya itu mayoritas masih bodoh, buta huruf, tidak berpendidikan, miskin, emosional, dsb..dst... Ya itulah lahan tempat ia berjuang. Jangan lantas dia menyalahkan rakyatnya, jika ia dilempari batu karena bicara yang aneh-aneh dan tidak dipahami oleh mereka, karena gaya bahasanya terlalu canggih dan tinggi. - Original Message From: Nasrullah Idris nasrullahidris@ bdg.centrin. net.id To: Mediacare [EMAIL PROTECTED] ps.com Sent: Thursday, November 16, 2006 11:46:01 AM Subject: [mediacare] Siapa harus Mengerti Siapa ? Seorang yang mengaku cendikiawan muslim serta lulusan Amrik berkata kepada sejumlah Bocah : Anak-Anak, berdasarkan analisa ilmiah, bisa saja Idul Adha berlangsung dua kali dalam satu tahun (Maksudnya 10 Januari 2006 dan 31 Desember 2006) Anak-anak, berdasarkan Matematika, kita bisa saja mengucapkan KETUHANAN YANG MAHA DUA PANGKAL NOL. (Maksudnya ya KETUHANAN YANG MAHA ESA juga) Anak-anak, berdasarkan perkembangan teknologi, MARTIL BUATAN MANUSIA LEBIH KUAT UNTUK MEMATOK PAKU DARIPADA TANGAN MANUSIA BUATAN TUHAN (Ya terang aja) - Sponsored Link $420,000 Mortgage for $1,399/month - Think You Pay Too Much For Your Mortgage? Find Out!
re: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek?
terima kasih mas Ade atas tanggapannya, tapi kok saya agak berbeda pendapat ya. menurut saya bila ada lembaga pemerintah melarang/menyensor tayangan liputan lembaga penyiaran pasti merupakan bentuk pelanggaran terhadap kebebasan pers, apalagi bila itu dilakukan lembaga penyiaran yang satu terhadap hasil liputan lembaga penyiaran lainnya. teman saya di Amrik baru saja cerita bahwa hal serupa juga terjadi di sana. saat ini semua penyedia layanan tv kabel di amerika juga melarang penayangan channel Aljazeera berbahasa Inggris dalam kanal mereka setelah dihimbau pihak tertentu. nah, kalo hal ini bisa terjadi di negara yang konon liberal dan paling demokratis, apalagi di negara dunia ketiga seperti indonesia... salam, Dian Purnama [EMAIL PROTECTED] wrote: Trans TV memang sama sekali tidak bersalah kalau memutuskan menghilangkan salah satu bagian dari produk yang dibelinya. Apalagi kalau alasannya adalah pertimbangan etika atau kepantasan. Keputusan Trans TV sma sekali tidak bertentangan dengan prinsip kemerdekaan pers. Karena Trans TV akan menjadi pihak yang bertanggungjawab atas tayangan yang disiarkannya, maka Trans TV berhak untuk mengeditnya. Walau demikian, saya memang bertanya-tanya, kenapa ya Trans TV tidak mau ada VOA di dalam Kroscek dan Good Morning? :) ade armando - Original Message - From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 15, 2006 8:31 PM Subject: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek? Bukan, Mbak. Itu namanya kontrol internal. Tidak semua yang kita ketahui patut diberitakan atau ditayangkan, dengan berbagai pertimbangan (etika, hukum, dsb). Kebebasan pers bukanlah sesuatu yang tanpa batas (silahkan tanya KPI, jika nggak percaya). Karena Kroscek itu DIBELI oleh Trans TV, sebagai PEMBELI dan pengguna sarana frekuensi untuk menjadi PENAYANG program itu, adalah hak TransTV untuk memilih menayangkan atau tidak. Bahkan jika TIDAK ADA VOA di dalam Kroscek, dan TransTV tidak menayangkan Kroscek terebut, itu juga HAK Trans TV. Salam, Satrio Arismunandar - Original Message From: Dian Purnama [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 15, 2006 8:13:06 AM Subject: Re: [mediacare] Re: Trans TV larang VOA di Kroscek? - TANGGAPAN terima kasih atas penjelasan mas Naratama dan mas Satrio. dari sononya saya juga sudah tahu kalo Kroscek itu buatan production house, tapi pertanyaan saya patutkah Trans TV melarang Kroscek memuat liputan VOA? bukankah ini termasuk pelanggaran terhadap kebebasan pers? Dian Purnama Satrio Arismunandar satrioarismunandar@ yahoo.com wrote: Komentar Mas Naratama juga saya forward ke milis Trans - Original Message From: Naratama Rukmananda [EMAIL PROTECTED] com To: [EMAIL PROTECTED] ps.com Sent: Saturday, November 11, 2006 8:52:43 PM Subject: [mediacare] Re: Trans TV larang VOA di Kroscek? - TANGGAPAN Halo semua Memang benar kalau tayangan VOA di Kroscek bekerjasama dengan pihak Production House. Dan benar juga kalau penayangan VOA di Kroscek diminta untuk tidak ditayangkan oleh Trans TV, ini yang disampaikan oleh pihak Production House. Sebagai informasi, beberapa bulan lalu tayangan VOA di Good Morning juga diminta untuk tidak ditayangkan oleh Trans TV. Padahal, tayangan2x tersebut bukan tayangan Live Show alias hanya tape delay sehingga bisa disensor dulu. Juga bukan tayangan berita politik, tetapi tayangan Infotainment yang isinya adalah berita artis Hollywood dan artis Indonesia yang tampil di Amerika seperti liputan konser country Tantowi Yahya, konser SLANK di New York, profil ATIK CB di Delaware, liputan Filmnya Hanung Bramantyo (Jomblo) dan Riri Riza (GIE) yang diputar di Festival Film di Amerika hingga ke liputan Miss Universe asal Indonesia yang bikin heboh... semuanya hanya berita hiburan bukan politik. Sampai saat ini kita juga masih menunggu tanggapan dari Programming Trans. Tapi, kalau teman2x mau nonton infotainment Hollywood atau liputan musisi Indonesia yang akan mempromosikan budaya Indonesia di Amerika, tonton saja VOA di televisi lain ya... Begitu kira2x tanggapannya. ... Salam Naratama --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, Satrio Arismunandar satrioarismunandar @... wrote: Bung Jhonny, Trims atas tanggapannya. Saya forward juga ke milis News Trans TV agar dibaca kalangan Trans Sayang, saya bukan bagian Programming, jadi nggak bisa komentar karena nggak terlibat dalam proses seleksi program... Satrio - Sponsored Link Mortgage rates near 39yr lows. $510,000 Mortgage for $1,698/mo - Calculate new house payment
[mediacare] JOIN THE BOOKCLUBS
Toko Buku Online www.kutukutubuku.com Mau jual buku bekas? Mau beli buku bekas? Suka baca buku? Mau ikut diskusi seru buku favorit anda? JOIN KUTUKUTUBUKU BOOKCLUBS http://bookclubs.kutukutubuku.com/ cheers, www.kutukutubuku.com ___ To help you stay safe and secure online, we've developed the all new Yahoo! Security Centre. http://uk.security.yahoo.com Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [mediacare] Di Kaki Langit Cinta
Dear Danny Lim... Ini cerpen saya makasih mau mengapresiasikannya. separuh kisah nyata, separuh kisah duka, hehehhehe. Oiya, gara-gara kecantol kompeni asal vlaardingen ini, aku jadi suka baca tulisan kamu, baik di kincir angin, milis, maupun di majalah intisari.. tapi sayang mimpiku ke belanda... kayaknya masih jauh dari kenyataanbut i still have hope mau bantu gak? hehehehhehhehhe salam wulan Danny Lim [EMAIL PROTECTED] wrote: Radio Nederland Siaran Indonesia - Ranesi. http://www.ranesi.nl/tema/budaya/kumpulan_cerpen_ranesi/kaki_langit_cinta_cerpen061106 Di Kaki Langit Cinta Sri Wulandari 06-11-2006 Bandara Schiphol. Langit masih basah ketika aku mendarat di sana. Inilah gerbang utama memasuki negara Belanda. Sebuah negera kecil yang 350 tahun lampau menguasai negeriku, Indonesia. Bertahun-tahun yang lewat, aku pernah menyimpan mimpi, kelak akan menginjak kaki di negeri ini, menghirup udaranya, menikmati aroma kehidupannya, bersanding dengan seseorang pria tinggi kurus, berkulit putih, berambut pirang, dan bermata coklat. Bertahun-tahun aku menyimpan harapan padanya. Aku memupuk mimpi melahirkan anak-anaknya dan membesarkannya di negeri ini, negeri nenek moyangnya. Tapi mimpi itu tinggal sekelebat, runtuh dalam hitungan waktu yang tak jelas. Aku kehilangan mimpi. Terkubur di dasar sanubariku, tanpa hendak kuinginkan lagi. Lelaki itu bernama Ronald, dia berasal dari Vlaardingen. Aku mengenalnya dari sebuah ruang percakapan di dunia maya, delapan tahun yang silam. Dia menyapaku terlebih dahulu. Bertanya siapa diriku dan asal usulku. Meski dunia maya menawarkan kebohongan dan kepalsuan, aku jujur kepadanya, mengungkapkan jati diriku kepadanya. Dan, kurasa dia pun demikian. Kamu benar dari Indonesia? dia bertanya lagi separuh tak percaya. Kujawab benar bahwa aku berasal dari Indonesia, sebuah negeri kepulauan yang luas, yang kaya pemandangan alam, yang kaya akan hasil bumi, sehingga nenek moyangnya tertarik untuk menguasai negeriku. Bagaimana keadaan di sana sekarang? tulisnya. Aku tahu arah pertanyaannya, saat itu baru saja terjadi perubahan suhu politik di negeriku. Keadaan begitu panas dan sangat mencekam. Mei 1998, kejayaan Orde Baru tumbang dalam sekejap. Puluhan ribu mahasiswa didukung para pegiat politik dan masyarakat bergabung menduduki gedung DPR/MPR. Sebelumnya rentetan unjukrasa mahasiswa selalu terjadi, kerap kali diakhiri ricuh dengan aparat keamanan. Puncaknya, saat Universitas Trisakti melakukan unjukrasa, kericuhan dengan aparat tak terhindari. Entah, sniper siapa yang bertindak, empat mahasiswa tewas tertembus peluru. Aku berada di sana, menjadi saksi atas peristiwa akbar itu. Detik demi detik begitu mencekam. Kematian empat mahasiswa itu menjadi tumbal perlawanan rakyat yang tak terelakkan. Rusuh massal tak terhindarkan, amuk massa terjadi di mana-mana, bahkan diwarnai perjarahan dan pembakaran. Kepulan asap hitam mewarnai langit Jakarta. Serombongan orang berlari menjunjung barang-barang, entah milik siapa. Hari itu, nilai-nilai kemanusiaan tak lagi memiliki arti. Harkat dan martabat manusia melorot hingga titik nadir. Di gedung DPR/MPR, tokoh yang dulu mencalonkan Soeharto sebagai presiden justru mengeluarkan pernyataan meminta Soeharto mundur, karena terbukti rakyat tak menghendakinya lagi. Sementara penjabat lainnya, terpaksa mengijinkan mahasiswa memasuki gedung DPR/MPR. Sejak itu mereka menduduki gedung DPR/MPR dan menyatakan bersedia mundur apabila tuntutan mereka dipenuhi. Peristiwa itu kurekam dengan baik, kusajikan dalam laporan utama di tabloid, tempatku bekerja. Peristiwa itu telah menyedot energiku, nyaris sepanjang malam aku tak tidur. Detik demi detik, menunggu perubahan. Klimaksnya, Soeharto menyatakan mundur sebagai presiden dan BJ Habibie menggantikan dirinya. Aku juga mengalami klimaks, disergap keletihan yang luar biasa. Aku pun memutuskan untuk cuti selama satu minggu, berdiam diri di rumah dan menutup diri terhadap beragam arus informasi. Kuhibur diri dengan mengunjungi komunitas chat room di dunia maya. Hingga aku bertemu dengan Ronald. Ronald banyak bertanya tentang situasi dan kondisi politik di negeriku serta dampaknya terhadap rakyat. Dia juga bertanya apa betul ada kasus pemerkosaan massal yang menimpa etnis minoritas. Aku tidak tahu, begitu kujawab. Itu karena memang aku tidak tahu. Aku tidak pernah bertemu dengan salah satu korban pemerkosaan itu. Yang kutahu, adanya korban pemerkosaan diungkapkan oleh LSM, crisis center, dan para pegiat politik. Sebagai reporter, aku kesulitan menemukan jati diri sang korban pemerkosaan. Kalaupun ada testimoni di Komnas HAM atau di kantor sebuah LSM, itu bukan keluar dari mulut korban secara langsung, melainkan saksi kedua, saksi ketiga, dan orang-orang yang mengaku mendengar cerita tentang saudaranya yang diperkosa. Kenapa
[mediacare] Undangan Peluncuran Buku
Kepada Yth: Rekan-rekan wartawan media cetak elektronik FM 89,2 Radio Utankayu bekerja sama dengan SAWIT WATCH mengundang rekan-rekan wartawan untuk hadir dalam acara peluncuran buku yang berjudul: *TANAH YANG DIJANJIKAN* /*Minyak Sawit dan Pembebasan Tanah di Indonesia:*/ /*Implikasi terhadap Masyarakat Lokal dan Masyarakat Adat*/ /* Menghadirkan para Tim Penulis:*/ Marcus Colchester (FPP) Norman Jiwan (Sawit Watch) Andiko (HUMA) Asep Yunan Firdaus (HUMA) *KEDAI TEMPO* Jl. Utan Kayu 68H Jakarta 13120 Jumat, 17 November 2006 Pukul 19.06 - 20.00 WIB Sponsored Link Mortgage rates near 39yr lows. $420k for $1,399/mo. Calculate new payment! www.LowerMyBills.com/lre
[mediacare] Serangan Telak terhadap Tim Antikorupsi
Serangan Telak terhadap Tim Antikorupsi Usaha terpidana korupsi Nazaruddin Sjamsuddin dan Mulyana W. Kusumah untuk memereteli taring Komisi Pemberantasan Korupsi lewat pengajuan hak uji materi ke Mahkamah Konstitusi bukan hal yang baru. Sebelumnya, upaya serupa dilakukan terhadap kewenangan lembaga sejenis. Pada 2001, tiga hakim agung yang pernah menjadi tersangka kasus penyuapan bahkan berhasil membubarkan Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi lewat gugatan ke Mahkamah Agung. Ceritanya, tim gabungan yang dibentuk pemerintah Megawati Soekarnoputri pada 1999 itu mendapat laporan dari Endin Wahyudin. Ia mengaku telah menyuap tiga hakim agung--M. Yahya Harahap, Marnis Kahar, dan Supraptini Sutarto--sebesar Rp 196 juta. Suap ini diberikan Endin untuk memenangkan kasasi kasus sengketa tanahnya yang ditangani para hakim itu. Ketiga hakim itu tak terima dan balik menuntut Endin dengan tuduhan fitnah serta pencemaran nama baik. Surat jaminan perlindungan saksi dari Ketua Tim Gabungan Adi Andojo ternyata tak membantunya. Endin tetap diproses secara hukum. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat lalu memvonisnya bersalah dan menghukumnya 6 bulan percobaan. Adapun tiga hakim yang dia laporkan lolos dari jerat hukum. Tidak cukup sampai di situ, mereka mengajukan hak uji materi ke Mahkamah Agung terhadap keberadaan tim gabungan yang beranggotakan 25 orang itu. Mahkamah Agung setuju dengan pendapat ketiga hakim itu bahwa peraturan pemerintah untuk pendirian Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tidak sah. Pada 23 Maret 2001, Mahkamah Agung lalu mengeluarkan putusan pembubaran tim gabungan tersebut. Mahkamah berpendapat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2000 tentang Pembentukan Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tidak sah dan tidak berlaku untuk umum. Mahkamah Agung juga menyatakan peraturan pemerintah itu bertentangan secara diametral dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Soalnya, peraturan pemerintah itu mengatakan tim gabungan tersebut bersifat permanen, sedangkan dalam undang-undang hanya dibolehkan bersifat sementara. Selain itu, dua tahun setelah Undang-Undang Antikorupsi itu disahkan, pemerintah harus membentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang tugasnya sama dengan Tim Gabungan. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung ini, Kejaksaan Agung akhirnya, mau tak mau, membubarkan Tim Gabungan. Sebuah serangan balik yang telak dari orang yang pernah disangka melakukan korupsi. QARIS Sumber: Koran Tempo - Kamis, 16 November 2006 ++ Untuk berita aktual seputar pemberantasan korupsi dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) klik http://www.transparansi.or.id/?pilih=berita Untuk Indonesia yang lebih baik, klik http://www.transparansi.or.id/
[mediacare] Buat Apa Sekolah?
Buat Apa Sekolah? Pilihan untuk tidak melanjutkan sekolah sepatutnya juga dihargai sebagaimana pilihan anak untuk melanjutkan sekolah. Itulah yang saya alami ketika ada anak pengajian yang memilih untuk tidak melanjutkan sekolah SMAnya. Apakah kamu yakin dengan pilihanmu untuk tidak melanjutkan sekolah? tanya saya. Anak itu menjawabnya, kalo orang lulus sekolah untuk kerja, saya tidak sekolah juga bisa kerja. Lantas buat apa sekolah? Katanya penuh keyakinan. Saya mengingatkan padanya betapa pentingnya sekolah itu namun dia tetap memilih untuk tidak sekolah. Sampai sekarang ditetap bekerja seperti yang diinginkannya bahkan kini dia sudah berkeluarga. Keyakinannya buat apa sekolah barangkali juga benar. Wassalam, Agussyafii http://agussyafii.blogspot.com
[mediacare] [khilafah] Aksi Nasional Tolak Bush -- MUI: Bush TIDAK dikte Indonesia
--- In mediacare@yahoogroups.com, Iman Tribune [EMAIL PROTECTED] wrote: MARI SATUKAN LANGKAH RAPATKAN BARISAN UNTUK MENGHADANG KEDATANGAN BUSH... TOLAK BUSH GANYANG BUSH MUI: Bush Tidak Dikte SBY Luhur Hertanto - detikcom Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) bisa memahami unjuk rasa menolak kunjungan Presiden AS, George W. Bush, yang digelar ormas- ormas Islam. Diingatkannya, aksi tersebut dilakukan sesuai ketentuan hukum berlaku. Umat Islam silakan demonstrasi, kalau mau demonstrasi. Tapi tidak setujui kalau dalam demo itu ada aksi pengrusakan dan kekerasan, kata Ketua Umum MUI Pusat, KH Sahal Machfudz, Kamis (16/11/2006). Hal tersebut disampaikannya pada wartawan usai diterima Presiden Susilo B. Yudhoyono (SBY) di Kantor Presiden, Jakarta. Pada kesempatan tersebut, ia didampingi Ketua MUI, Dr.Umar Shihab. Maksud kunjungan MUI siang ini adalah bersilahturahmi di bulan Syawal. Alasan sikap MUI di atas didasari pemakluman bahwa bisa jadi massa pengunjuk rasa tidak menerima informasi yang utuh mengenai agenda pembicaraan SBY-Bush. Indikasinya banyak pihak yang menduga kunjungan Bush adalah untuk memaksakan kepentingan ekonomi dan mendiktekan kebijakan politik luar negeri AS, terutama mengenai krisis Timur Tengah dan perang anti terorisme kepada Pemerintah RI. Berdasar penjelasan yang disampaikan langsung oleh SBY, fokus materi pertemuan pada Senin pekan depan adalah bidang kesejahteraan rakyat. Yaitu kerjasama kesehatan, pendidikan, TI, bioteknologi, pengentasan kemiskinan, dan penanganan bencana alam. Itu pun Pemerintah RI yang menentukan, bukan AS. Pihak MUI sendiri sangat mendukung pembicaraan mengenai materi- materi di atas. Sebab tujuan akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan rakyat secara luas. Kedatangan Bush agendanya tidak ditentukan AS, tapi Presiden RI. Selama ini banyak yang salah kaprah, banyak kira Bush akan mendikte pemerintah. Tapi mungkin karena belum memahami apa tujuan kedatangan Bush. Kalau tujuannya kontruktrif, untuk kepentingan bangsa dan negara, mengapa kita menolak? ujar Sahal panjang lebar. (lh/nrl)
Re: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek?
Kirim saja surat resmi ke Trans TV, Mas Saya juga nggak tahu, karena tidak mengurusi program tsb Jawaban saya di milis juga bukan jawaban resmi - Original Message From: Naratama Rukmananda [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, November 17, 2006 10:41:26 AM Subject: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek? Dear all. VOA tidak pernah menjual program atau liputannya kepada semua stasiun televisi yang bekerjasama/ berafiliasi, termasuk Trans TV. Memang benar, adalah hak Trans TV untuk tidak menayangkan VOA di Kroscek maupun Good Morning. Tapi, mohon dipahami juga bahwa adalah hak VOA untuk mengetahui alasan kenapa tayangan tersebut ditiadakan dengan mendadak?. VOA tidak pernah menerima penjelasan secara lisan maupun tertulis untuk tayangan di Kroscek sehingga VOA tidak tahu alasan yang jelas kenapa tayangan tersebut ditiadakan. Memang untuk Good Morning, VOA pernah menerima pemberitahuan tertulis tapi isinya hanya menunda tanpa ada alasan yang jelas. Lalu, kalau alasannya karena VOA melakukan siaran langsung? Tidak benar. Kroscek dan Good Morning dikirim dalam bentuk Tape Recorded atau Rekaman dalam pita kaset Video Digital yang diantar langsung ke Kroscek. Sesekali Good Morning dikirim lewat Satelit, tapi pengirimannya/ feeding biasanya antara 12 hingga 24 jam sebelum tayang sehingga Trans TV bebas menyensor bahkan kalau perlu sempat juga untuk meminta VOA merubah content maupun isi... Kalau alasannya karena tayangan politik? Bukan juga karena isi VOA dalam Kroscek adalah berita selebritis INDONESIA yang lagi di Amerika seperti: Tantowi Yahya konser di Country Music Award, Konser Slank di WashingtonDC, Ahmad Dhani di New York, profil Atik CB di rumahnya di Delaware, ataupun selebs Hollywood yang sedang in. Sedangkan tayangan VOA di Good Morning hanya soft feature tentang makanan atau dalang jawa yang mempromosikan Indonesia di Universitas2x di Amerika. Jadi kalau begitu apa alasan yang sesungguhnya? Biar bagaimanapun sebagai sesama media, VOA (terutama tim Good Morning dan Kroscek) tetap bersedia bekerjasama dengan Trans TV anytime... Dan buat teman2x yang ingin nonton VOA silahkan nonton VOA ke Channel tetangga ya, di tv nasional/tv swasta/tv lokal... VOA ada dimana-mana kok, kecuali Trans TV Salam Naratama --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, loekyh [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau menurut saya, justru karena SECARA HUKUM sudah benar bahwa TransTV MEMILIKI HAK untuk menayangkan atau tidak menayangkan produk2 yg dibelinya, maka dari aspek di luar hukum, muncul berbagai pertanyaan dan keheranan di dalam benak saya. Misalnya saya heran, kok mau2-nya TransTV buang uang untuk membeli hak tayang suatu produk dan produk yg dibeli TIDAK ditayangkan? Mungkin kalau TransTV banyak uang, seluruh VOA akan dibeli oleh TransTV, ehm, ehm, ehm (ketularan virus bung Danny Lim) Salam --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, adenina@ wrote: Trans TV memang sama sekali tidak bersalah kalau memutuskan menghilangkan salah satu bagian dari produk yang dibelinya. Apalagi kalau alasannya adalah pertimbangan etika atau kepantasan. Keputusan Trans TV sma sekali tidak bertentangan dengan prinsip kemerdekaan pers. Karena Trans TV akan menjadi pihak yang bertanggungjawab atas tayangan yang disiarkannya, maka Trans TV berhak untuk mengeditnya. Walau demikian, saya memang bertanya-tanya, kenapa ya Trans TV tidak mau ada VOA di dalam Kroscek dan Good Morning? :) ade armando - Original Message - From: Satrio Arismunandar satrioarismunandar @ To: [EMAIL PROTECTED] ps.com Sent: Wednesday, November 15, 2006 8:31 PM Subject: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek? Bukan, Mbak. Itu namanya kontrol internal. Tidak semua yang kita ketahui patut diberitakan atau ditayangkan, dengan berbagai pertimbangan (etika, hukum, dsb). Kebebasan pers bukanlah sesuatu yang tanpa batas (silahkan tanya KPI, jika nggak percaya). Karena Kroscek itu DIBELI oleh Trans TV, sebagai PEMBELI dan pengguna sarana frekuensi untuk menjadi PENAYANG program itu, adalah hak TransTV untuk memilih menayangkan atau tidak. Bahkan jika TIDAK ADA VOA di dalam Kroscek, dan TransTV tidak menayangkan Kroscek terebut, itu juga HAK Trans TV. Salam, Satrio Arismunandar Sponsored Link Mortgage rates near 39yr lows. $310k for $999/mo. Calculate new payment! www.LowerMyBills.com/lre
[mediacare] Trans TV bukan penguasa yang bisa main larang
Trans TV TIDAK pernah melarang MEDIA LAIN menayangkan VOA. Trans TV juga bukan penguasa/pemerintah yang bisa main larang. Trans TV hanya memilih tidak menayangkan VOA di frekuensi Trans TV sendiri.Beda banget, Mbak Kalau saya sebagai orang tua, melarang anak saya nonton acara TV yang saya anggap tidak mendidik, di TV milik saya di rumah saya sendiri. Gimana? Satrio Arismunandar Trans TV - Original Message From: Dian Purnama [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, November 17, 2006 9:08:59 AM Subject: re: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek? terima kasih mas Ade atas tanggapannya, tapi kok saya agak berbeda pendapat ya. menurut saya bila ada lembaga pemerintah melarang/menyensor tayangan liputan lembaga penyiaran pasti merupakan bentuk pelanggaran terhadap kebebasan pers, apalagi bila itu dilakukan lembaga penyiaran yang satu terhadap hasil liputan lembaga penyiaran lainnya. teman saya di Amrik baru saja cerita bahwa hal serupa juga terjadi di sana. saat ini semua penyedia layanan tv kabel di amerika juga melarang penayangan channel Aljazeera berbahasa Inggris dalam kanal mereka setelah dihimbau pihak tertentu. nah, kalo hal ini bisa terjadi di negara yang konon liberal dan paling demokratis, apalagi di negara dunia ketiga seperti indonesia... salam, Dian Purnama [EMAIL PROTECTED] net.id wrote: Trans TV memang sama sekali tidak bersalah kalau memutuskan menghilangkan salah satu bagian dari produk yang dibelinya. Apalagi kalau alasannya adalah pertimbangan etika atau kepantasan. Keputusan Trans TV sma sekali tidak bertentangan dengan prinsip kemerdekaan pers. Karena Trans TV akan menjadi pihak yang bertanggungjawab atas tayangan yang disiarkannya, maka Trans TV berhak untuk mengeditnya. Walau demikian, saya memang bertanya-tanya, kenapa ya Trans TV tidak mau ada VOA di dalam Kroscek dan Good Morning? :) ade armando Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek?
Mas Naratama, trims atas pelurusannya. Cuma saya jadi tambah bingung nih. Jadi 1. TransTV berafiliasi dg VOA? 2. TransTV menayangkan program Good Morning Am ...,eh Good Morning Indonesia, dan program Kroscek. Ttp karena SESUATU alasan, TransTV menyensor produk2 VOA tanpa memberitahu apakah SESUATU tersebut? Ikut2-an menebak-nebak ttg SESUATU tsb, saya percaya dg penjelasan mas Naratama bahwa acara2 yg disensor tak ada unsur politis, tak unsur porno, tak unsur sektarian/agama, dsb. Jadi pada hakekatnya, sesuatu itu tak ada kaitannya dg politik, pornografi, isu sektarian/agama. Cuma mas Naratama mungkin tidak tahu bahwa di Indonesia sekarang ini lagi model untuk mem-politik-kan segala sesuatu yg sebenarnya bukan masalah politik, mem-porno-kan sesuatu yg sebenarnya belum tentu porno (tergantung isi kepala orang yg menilainya), mengatas-namakan agama pada sesuatu yg sebenarnya tak terkait agama. Misalnya ajaran2 agama dibawa menjadi isu politik dan sebaliknya banyak orang berpolitik dg cara mengatas-namakan agama. Mungkin TransTV perlu memberikan alasan2 sensor thd VOA ke publik, maksud saya ke Mediacare supaya kita2 semua bisa ikut2-an berpolitik sambil mengatasnamakan ... diri sendiri. Salam --- In mediacare@yahoogroups.com, Naratama Rukmananda [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all. VOA tidak pernah menjual program atau liputannya kepada semua stasiun televisi yang bekerjasama/berafiliasi, termasuk Trans TV. Memang benar, adalah hak Trans TV untuk tidak menayangkan VOA di Kroscek maupun Good Morning. Tapi, mohon dipahami juga bahwa adalah hak VOA untuk mengetahui alasan kenapa tayangan tersebut ditiadakan dengan mendadak?. VOA tidak pernah menerima penjelasan secara lisan maupun tertulis untuk tayangan di Kroscek sehingga VOA tidak tahu alasan yang jelas kenapa tayangan tersebut ditiadakan. Memang untuk Good Morning, VOA pernah menerima pemberitahuan tertulis tapi isinya hanya menunda tanpa ada alasan yang jelas. Lalu, kalau alasannya karena VOA melakukan siaran langsung? Tidak benar. Kroscek dan Good Morning dikirim dalam bentuk Tape Recorded atau Rekaman dalam pita kaset Video Digital yang diantar langsung ke Kroscek. Sesekali Good Morning dikirim lewat Satelit, tapi pengirimannya/feeding biasanya antara 12 hingga 24 jam sebelum tayang sehingga Trans TV bebas menyensor bahkan kalau perlu sempat juga untuk meminta VOA merubah content maupun isi... Kalau alasannya karena tayangan politik? Bukan juga karena isi VOA dalam Kroscek adalah berita selebritis INDONESIA yang lagi di Amerika seperti: Tantowi Yahya konser di Country Music Award, Konser Slank di WashingtonDC, Ahmad Dhani di New York, profil Atik CB di rumahnya di Delaware, ataupun selebs Hollywood yang sedang in. Sedangkan tayangan VOA di Good Morning hanya soft feature tentang makanan atau dalang jawa yang mempromosikan Indonesia di Universitas2x di Amerika. Jadi kalau begitu apa alasan yang sesungguhnya? Biar bagaimanapun sebagai sesama media, VOA (terutama tim Good Morning dan Kroscek) tetap bersedia bekerjasama dengan Trans TV anytime... Dan buat teman2x yang ingin nonton VOA silahkan nonton VOA ke Channel tetangga ya, di tv nasional/tv swasta/tv lokal... VOA ada dimana-mana kok, kecuali Trans TV Salam Naratama
Re: [mediacare] Re: Saran untuk Moderator dalam memandu diskusi milis
setuju dengan saran bung VH, sebaiknya ketika berdiskusi kita ngga usah berbicara tentang person orang tsb, palagi mengomentari secara pribadi tentang pribadi, saya rasa ngga ada hasil pencerahan yang bisa dinikmati. Malah sebaliknya akan menciptakan rasa sakit hati ataupun sebaliknya menciptakan rasa maniak/pemujaan thd figur tsb...saya khawatir lama kelamaan Hafsah jadi Sembahan Berhala tuh Saran untuk rekan milis...mari kita siram kepala dengan air dingin dan rasakan hawa sejuk memasuki relung kepala dan hati kita saya ada saran juga untuk MOD, yang moga2 kita bisa mulai dari milis Medicare kita ini. Sebagai layaknya dalam diskusi2 langsung, peran seorang moderator adalah mengarahkan alur diskusi, menjembatani/mengalasi pemikiran2 sang pembicara dengan bahasanya, bahkan memprovoke sang pembicara pun boleh2 saja dan sebagai hasil akhir dari sebuah diskusi adalah KESIMPULAN. Apakah di milis ini, telah berlaku sistem/prosedur semacam itu? Ataukah memang MOD bertugas melolos-saring postingan saja? Ataukah milis tidak dibuat dengan tujuan mengadopsi bentukan diskusi langsung tsb? Saya yakin rekan2 milis yang udah malang mlintang di dunia permilisan mampu memberikan semacam briefing kepada kita2 ni. Beachboy helsing744 [EMAIL PROTECTED] wrote: Ternyata MEDIACARE termasuk milis yg SANGAT JAUH tertinggal dari apakabaryahoogroups,baik dilihat dari ISI atau MINAT para anggotanya, kasus Muskitawati ini sudah menjadi sejarah kuno bagi apakabar, ribut2 soal Mus ini sudah terjadi beberapa tahun lalu, isinya juga tak jauh berbeda dgn yg sekarang hangat di mediacare, pro-kontra dgn segala argumentasinya. Satu hal yg TIDAK PERNAH bisa dijadikan pelajaran bagi bangsa Indonesia dikalangan ´intektual´ (gampang2an saja bagi anda2 yg kenal dan rajin ikutan milis saya ´generalisasi´ sebagai kalangan intelek), adalah bahwasanya mereka lebih suka bicara soal ORANG/ person tapi nggak becus kalau disuruh bicara soal konsep atau ide. Ribut2 soal Mus ini sekali lagi membuktikan bahwa budaya NGERUMPI atau rasan-rasan masih ERAT tertanam di benak sebagian besar bangsa ini, yg keluar dari jeratan itu paling banter menjadi ´cecunguk´ yg mantuk-mantuk mendengar ´kotbah´ Muskitawati TANPA mereka mau mencari tahu bahan pembanding guna menyaring informasi, payahnya, dgn pemahaman mereka yg sangat terbatas dikarenakan sumber informasi juga terbatas, mereka lantas percaya bahwa Mus telah membawa pencerahan bagi mereka.Memang tidak semua tulisan Mus tidak akurat tentu saja,tapi menganggap SEMUA tulisan Mus layak dijadikan referensi malah membuktikan tingkat intelektual mereka (yg percaya) dan sebarapa banyak pengetahuan yg mereka miliki. Semoga MEDIACARE sebagai milis terbesar di Indonesia tidak terjebak dalam budaya ngerumpi bangsa ini, kalau bisa hindarkan postingan-2 yg berbicara soal PERSON, tapi lebih fokus ke masalah2 aktual bangsa ini, perkembangan iptek atau BILA MUNGKIN lebih banyak bicara soal ide dan konsep agar ada tradisi BERFIKIR bangsa ini guna menuju arah perbaikan (pembaruan) bagi bangsa, semua pekerjaan besar dimulai dari hal-hal terkecil, jadi membiasakan diri berfikir dan punya ide (otentik) sangat dibutuhkan bangsa ini. Sayang kan waktu di depan komputer habis hanya untuk NGERUMPI (bicara soal person semata?). Saran untuk Om Radityo, mohon dimanfaatkan potensi MEDIACARE semaksimal mungkin guna perbaikan pola pikir bangsa ini (atau setidaknya yg ikutan dimilis ini mengingat anggotanya udah hampir 7000 ID-bukan orang lho-:), sesekali negelantur atau tidak serius sih okey2 saja, tapi kalau intens ngomongin person di milis jadinya malah membosankan,tak ada ilmu atau pengetahuan baru yg bisa dipetik darinya dan juga tak ada informasi baru yg mungkin lebih menarik untuk dibicarakan. Regards, - Sponsored Link Mortgage rates as low as 4.625% - $150,000 loan for $579 a month. Intro-*Terms
[mediacare] Tambah mumet - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek?
Tuh (kata mas Naratama) VOA tak jual produk2-nya. Jadi saya tambah mumet ya dg pernyataan 'beli program'-nya mas Satrio. Saya juga malah tambah puyeng dg bertambah banyaknya pertanyaan2 berikut ini di benak saya yg sudah terlalu penuh sesak dg rumus2 yg ternyata banyak salahnya. Jadi TransTV merasa 'beli' kucing dalam karung? Apa orang/tim yg diberi kewenangan mem-'beli' program tsb sebelumnya nggak pernah nonton acara Good Morning dan Kroscek? Jadi pihak mana yg salah dalam jual beli tsb? Kok VOA sendiri tidak tahu alasan penyensorannya? Salam --- In mediacare@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] wrote: Sederhana. Dalam kontrak ketika beli program, tidak pernah disebut-sebut soal VOA. Baru ketahuan ketika barang sudah jadi, dan diperiksa oleh bagian Quality Control Trans TV (prosedur standar)... - Original Message From: loekyh [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 16, 2006 6:40:46 PM Subject: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek? Kalau menurut saya, justru karena SECARA HUKUM sudah benar bahwa TransTV MEMILIKI HAK untuk menayangkan atau tidak menayangkan produk2 yg dibelinya, maka dari aspek di luar hukum, muncul berbagai pertanyaan dan keheranan di dalam benak saya. Misalnya saya heran, kok mau2-nya TransTV buang uang untuk membeli hak tayang suatu produk dan produk yg dibeli TIDAK ditayangkan? Mungkin kalau TransTV banyak uang, seluruh VOA akan dibeli oleh TransTV, ehm, ehm, ehm (ketularan virus bung Danny Lim) Salam
[mediacare] Kampanye Gubernur DKI sudah mulai? Adang jalan duluan....
Pagi ini, di saat saya turun ke lobi kantor gedung tempat saya bekerja. terdapat spanduk besar bergambar Pak Adang yang akan berkunjung ke fitnes centre di kantor kami yang kebetulan dimiliki oleh ketua PABBSI. Selain itu pula, saya juga dengar di radio bahwa hari jumat ini Pak Adang juga akan meresmikan pembukaan mesjid baru di daerah Tebet. Pak Adang yang merupakan Calon gubernur DKI yang didukung PKS dan juga saat ini masih menjabat sebagai WakaPolri, sudah melakukan kampanye terselubung seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, seperti kompetisi bola voli dan sepak bola di wilayah DKI dengan memperebutkan piala Adang Dorojatun, atau dengan cara lain yang diperlihatkan oleh Fauzi Bowo (Wagub DKI saat ini) yang berkampanye terselubung dengan menggunakan statusnya sebagai Ketua BNN DKI dan pemimpin NU DKI. Nah apakah hal iin etis atau memang sudah sedemikan bernafsunya Pak Adang dan PKS untuk merebut kursi Gubernur DKI? Apa kompensasi dari Pak Adang terhadap PKS, jika beliau menjadi Gubernur DKI? Mungkin ada rekan yang tahu, atau rekan Wido dari Mediacare (Wido merupakan fungsionaris PKS pusat bagian Humas, CMIIW). Dan sikap apa yangharus kita lakukan terhadap para calon GUbernur DKI, karena kita sebagai penduduk DKI, tidak mau lagi dipimpin oleh Gubernur yang rakus, seperti yang sudah ditunjukkan oleh Sutiyoso, yang hanya mementingkan diri sendiri. Pilih GUbernur DKI yang mementingkan kepentingan rakyat DKI seluruhnya dan bukan sebagian kecil. Salam, Ali Andre Marine Department PT. Asuransi Raksa Pratikara Tel. : 021-3859008 Ext. 1917 Fax : 021-3859004/5/6 Mobile : 0818-844632
[mediacare] Pemberangusan Serikat Pekerja di Harian Kompas !!!
From: bambang wisudo [EMAIL PROTECTED] (wartawan Harian Kompas) Untuk kawan-kawan yang setia, Saya bermaksud minta dukungan kawan-kawan terhadap kasus yang menimpa diri saya selaku sekretaris Perkumpulan Karyawan Kompas, serikat pekerja resmi di Harian Kompas. Baru-baru ini kami pengurus berhasil memaksa perusahaan bernegosiasi soal kejelasan kepemilikan saham kolektif karyawan Kompas. Kesepakatan telah ditandatangani. Meski kami kehilangan saham, kami bisa memperoleh jaminan untuk memperoleh deviden 20 persen. Tapi sebelum kesepakatan dilaksanakan, minggu lalu muncul keputusan, empat orang pengurus dimutasi. Saya akan dibuang ke Ambon. Kawan-kawan tahu, bahwa ini pelanggaran serius terhadap UU Serikat Pekerja. Pembuangan saya sebagai aktivis SP jelas dengan maksud memberangus gerakan pekerja yang kami rintis sejak 1998. Menurut UU itu, pelanggarannya dikategorikan sebagai tindakan pidana dengan ancaman hukuman lima tahun penjara atau denda Rp 100 juta. Saya telah memutuskan untuk melakukan perlawanan. Saya akan membawa kasus ini ke pidana dan perdata. Berhubung usia saya yang sudah makin tua, tentu saja saya tidak bisa melawan sendiri. Di tubuh intern Kompas, saya sulit memperoleh solidaritas yang dinyatakan eksplisit. Mereka takut, termasuk sebagian besar dari anggota AJI di sana yang jumlahnya sangat sedikit. Saya minta tolong pada kawan-kawan untuk melakukan advokasi. Masalah ini telah bicaraan dengan pengurus AJI Indonesia dan AJI Jakarta. Minggu depan saya resmi membuat pengaduan. Terima kasih P Bambang Wisudo Koordinator Divisi Etik dan Profesi AJI Sponsored Link Mortgage rates near 39yr lows. $310k for $999/mo. Calculate new payment! www.LowerMyBills.com/lre
[mediacare] Maradona Pun Membenci Bush
http://www.kompas. co.id/kompas- cetak/0611/ 17/or/3100018. htm Maradona Pun Membenci Bush ARIEF NATAKUSUMAH Di dalam otobiografinya, Yo Soy El Diego (Aku adalah Diego), dia mengaku bahwa impian awalnya kala mulai menyukai sepak bola adalah ingin menjadi libero, pemain yang paling punya peran bebas di lapangan hijau. Babak berikut hidupnya, sepanjang 20 tahun dia terlihat berupaya mengembalikan keterpurukan post power syndrome, kasak-kusuk mencari bentuk kehidupan baru yang paling cocok. Kini batinnya menemukan apa yang dicari sekaligus dilupakannya selama ini: menjadi tokoh penentang ketidakadilan, penindasan, arogansi dan kerakusan, yang juga lama menderanya. Saatnya untuk menghentikan semua itu! Dan lawannya belakangan tak main-main, Amerika Serikat, dalam hal ini Presiden George Walker Bush yang dicapnya sumber masalah di dunia saat ini. Sebagai aktivis anti- AS, Maradona telah memasuki sesi kedua kehidupannya. Di Argentina, Maradona adalah cerminan sumber cinta dan benci, gejolak gairah sekaligus frustrasi, kritik, brutal, kegembiraan, sekaligus juga harapan. Maka, wajar publik Argentina bersedia dipimpin Maradona menentang kunjungan Presiden George Bush ke kota Mar del Plata, sekitar 400 km selatan Buenos Aires pada awal November 2005. Kala itu Bush ke sana menghadiri Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika (FTAA). Di Estadio José Maria Minella, pusat unjuk rasa, Maradona memakai kaus bertuliskan Stop Bush seraya berkata, Saya bangga menjadi orang Argentina yang pergi dengan kereta untuk menentang Bush, si pembual. Maradona juga terlihat bahu-membahu dan bergandeng tangan di tengah saratnya massa dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez. Sambil memeluk Chavez, musuh nomor dua AS setelah Fidel Castro di bumi Amerika, Maradona berteriak lantang. Argentina punya martabat! Marilah kita enyahkan Bush dari sini! kata si pemilik tato wajah Castro di kakinya itu. Dikritik media Menghadapi orang-orang Eropa atau Amerika, Maradona selalu bergairah layaknya saat di lapangan hijau. Di benak si legenda Napoli, kedatangan Bush seperti mengingatkan dirinya pada dua bos klub utara Italia, Silvio Berlusconi (AC Milan) atau Gianni Agnelli (Juventus), di Stadion San Paolo saat masa jayanya dulu. Ia kerap kesetanan dan mencetak gol walaupun ada kalanya timnya kalah. Seusai gantung sepatu, pria kelahiran Buenos Aires, 30 Oktober 1960, ini rupanya sama sekali tak punya bakat melatih atau memberdayakan pemain. El Diego ternyata punya visi lain sebab lebih suka membicarakan ketidakadilan, kontrakapitalisme, anti-imperialisme, dan sudah barang tentu anti-Amerika. Acara talk-show televisi yang diasuhnya, La Noche del 10 atau Malam Si Nomor 10, selalu berisikan pesan sangat anti-Amerika. Saat mewawancarai pemimpin Kuba Fidel Castro selama lima jam, Maradona bak seorang politisi. Kita harus menggalang solidaritas, dan dengan Argentina! Kami berjuang selama puluhan tahun, dan kami senang kalian ada di belakang kami, kata Castro, yang dianggap Maradona sebagai ayahnya. Akan tetapi, aktivitas baru Maradona itu mendapat kritikan tajam John Tierney, editor sekaligus kolumnis The New York Times. Dia jadi besar dan kaya raya berkat ekses globalisasi, tetapi kini mengutuk habis kapitalisme. Bukankah itu justru akan menjauhkan dirinya pada rakyat Argentina? lanjutnya. Rakyat Argentina yang kebanyakan miskin pasti tahu betapa bedanya mereka dengan Maradona. Selain untuk mempertahankan pamornya di depan publik, Maradona hanya ingin menutupi boroknya sendiri yang telah kenyang menikmati ranumnya buah globalisasi, timpal Dave Zirin dalam kolomnya di The Nation, mingguan politik dan budaya terbitan New York. Ia merasa cocok dengan peran barunya ini sebab dia punya pengalaman memperdayakan lawan, yang selalu dilakoninya sejak dulu. Maradona bak menjalani kehidupan seperti Muhammad Ali pada tahun 1968. Dia bangga dengan perjuangan Ernesto ´Che´ Guevara, tokoh penentang imperialisme Barat. Sebagai pemain terpopuler dari olahraga terpopuler di dunia, dia memang punya potensi. Pengaruh gambeta Buat sebagian orang berhaluan konservatif, Maradona adalah ikon sepak bola dari seberang pagar. Hidupnya, seperti juga gaya sepak bolanya, sangat identik dengan semua hal yang subversif. Mengapa bisa demikian? Jorge Burruchaga, rekannya yang diberi umpan kala mencetak gol kemenangan melawan Jerman Barat di final 1986, membeberkan siapa dan bagaimana Maradona dengan apa yang disebutnya gambeta. Untuk menjiwai kehidupan masyarakat kumuh di Argentina, konsep hidup mereka harus dimengerti. Gambeta merupakan gabungan dari unsur-unsur: keterampilan, kreativitas, dan gairah tipu muslihat. Gol kedua Maradona ke gawang Inggris, yang dilabelkan sebagai gol terbaik sepanjang masa (miracle goal) versi FIFA, adalah murni dari keterampilan, bagian dari gambeta. Namun, gol pertama nan kontroversial yang disebutnya lo Mano de Dios atau Tangan Tuhan ke gawang Peter Shilton
[mediacare] Konspirasi Tsunami. Bagian 2: Siapa yang dirugikan?
Bagian 2: Siapa yang dirugikan? Akibat kampanye negatif yang dilakukan oleh Inge Altemeier dkk., FIG-Indonesia terpaksa mengeluarkan dana ekstra untuk membayar pengacara di Jerman untuk menghadapi tuntutan di pengadilan di Jerman, dan juga menugaskan pengacara di Indonesia, untuk membawa masalah pemberitaan yang tidak benar dan tuduhan yang tidak beralasan ke jalur hukum yang berlaku di Indonesia. Selain itu, FIG-Indonesia juga harus mengeluarkan biaya yang tidak kecil untuk menerjemahkan berbagai dokumen dari bahasa Indonesia ke bahasa Jerman sebagai bukti di pengadilan dan pihak-pihak yang terkait dan berkepentingn dengan masalah ini. Dapat diperkirakan berapa besar dana yang harus dikeluarkan oleh FIG-Indonesia untuk menghadapi semua ini. Belum lagi beban psikologis yang mengiringi permasalahan yang tidak kecil bagi FIG-Indonesia, LSM kecil ini. Sekarang marilah kita teliti, siapa yang sebenarnya sangat dirugikan oleh konspirasi Tsunami ini. Entah disadari atau tidak oleh mereka yang melakukan tindakan ini atau mungkin mereka tidak peduli- bahwa kampanye negatif ini tidak hanya mempersulit kerja dan mencemarkan nama baik FIG-Indonesia, namun yang jelas, korban Tsunami di Sabang kehilangan bantuan sebesar satu juta Euro, atau sekitar duabelas milyar rupiah, yaitu dana yang diblokir di Jerman, yang sebenarnya telah disetujui untuk disalurkan bagi korban Tsunami di Sabang/Pulau Weh. FIG-Indonesia sedang mengupayakan melalui jalur hukum di Jerman untuk menuntut pengucuran dana satu juta Euro tersebut agar dapat digunakan sesuai program awal, yaitu bantuan untuk korban Tsunami di Sabang. Namun disadari, bahwa yang dilawan adalah salah harian dengan tiras terbesar di Jerman dan juga salah satu raksasa ekonomi, yang dibentengi oleh sederetan pengacara kondang di Jerman. Memang belum tentu menang, namun di sini bukan masalah kalah atau menang, melainkan masalah prinsip untuk menegakkan kebenaran dan memperjuangkan hak. Kalau menang, maka korban Tsunami di Sabang akan memperoleh tambahan dana sebesar satu juta Euro, dan kalau FIG-Indonesia kalah di pengadilan di Jerman, maka 1 juta Euro tersebut akan dikembalikan kepada donatur, dan belum diketahui kemana akan disalurkan. Seandainya hal ini terjadi, yaitu FIG-Indonesia kalah di pengadilan di Jerman dan dana satu juta Euro tidak jadi dikembalikan kepada FIG-Indonesia untuk dipergunakan bagi bantuan kemanusiaan kepada korban Tsunami, dan berarti dana pembangunan di Sabang berkurang satu juta Euro, maka akan sangat ironis, bahwa lembaga yang menamakan dirinya Gerakan Rakyat ini justru menambah sengsara rakyat, dan setelah terkena musibah bencana alam, kini mengalami musibah lagi akibat ulah manusia yang katanya ingin menolong rakyat. Saat ini belum dapat dihitung dengan tepat, berapa dana yang masih harus dikeluarkan oleh FIG-Indonesia sampai selesainya proses pengadilan di Jerman, dan menyelesaikan secara hukum di Indonesia atas tindakan beberapa pihak di Indonesia yang terlibat dalam konspirasi pencemaran nama baik FIG-Indonesia, karena ini adalah masalah yang sangat serius dan tidak dapat dibiarkan begitu saja, tanpa ada konsekwensi hukumnya. Selain itu, belum lagi dihitung biaya yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga, baik Indonesia maupun Jerman, seperti Kedutaan Besar Jerman dan lembaga internasional lain seperti UNDP, untuk menindaklanjuti laporan Gerak-Aceh, dengan mengirim tim investigasi atau tim teknis ke Sabang untuk menilai sendiri benar tidaknya tuduhan tersebut. Dana yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga tersebut dan FIG-Indonesia untuk masalah ini dipastikan telah mencapai milyaran rupiah. Kini, ternyata hal-hal yang dituduhkan tersebut tidak benar, dan bahkan sebaliknya, berdasarkan penilaian tim investigasi dan tim teknis dari beberapa institusi termasuk Pemerintah Kota Sabang, hasil kerja dari FIG-Indonesia ternyata termasuk yang terbaik, dibandingkan dengan rumah-rumah yang dibangun oleh lembaga lain, baik di Sabang/Pulau Weh maupun di Aceh daratan dan Nias. Pertanyaan yang kemudian muncul yaitu, apa konsekwensinya apabila ternyata laporan yang diberikan oleh suatu lembaga tersebut adalah palsu dan fiktif, artinya tidak benar sama sekali dan bahkan sebaliknya. Siapa yang mengganti kerugian atau dana yang telah dikeluarkan oleh FIG-Indonesia untuk membayar pengacara di Jerman dan Indonesia serta penerjemah? Demikian juga dengan dana yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga, hanya untuk membiayai penyelidikan berdasarkan laporan yang tidak benar? Dana yang sangat besar tersebut seharusnya dapat lebih bermanfaatkan bagi rehabilitasi dan rekonstruksi NAD-Nias. Seandainya memang benar terjadi penyimpangan penggunaan dana bantuan atau tindak pidana korupsi, langkah yang ditempuh oleh Gerak-Aceh memang tepat, yaitu menindaklanjuti dan kemudian melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang. Namun untuk menghindari terjadinya salah sasaran dan bahkan lebih parah lagi