[mediacare] bantu dana untuk penderita hepatitis B

2006-11-16 Terurut Topik kimi kika
Teman2 Milis n Bung Moderator,
  hari ini merupakan hari ke 9 seorang kakak dari temanku yang dirawat di 
sebuah rumah sakit karena positif mengidap hepatitis B. temanku bukan tergolong 
keluarga yang mampu untuk membayar biaya rumah sakit yg harus dikeluarkan.
  tadinya daku pikir hepatitis B merupakan penyakit yg biasa saja (mudah 
sembuh), tapi ternyata penyakit tersebut seperti HIV. 
  Mungkin ada dari teman2 yang terketuk hatinya dan bersedia membantu kakak 
temanku tersebut, baik dalam bentuk dana, informasi, doa, sharing atau hal2 
lain akan sangat berguna sekali.
  terima kasih atas kesediaan teman2 semua. biarlah Tuhan yang dapat membalas 
kebaikan teman2 semua.
   
  kika
  [EMAIL PROTECTED]
  08159764558  

 
-
Sponsored Link

Mortgage rates near 39yr lows. $310,000 Mortgage for $999/mo -  Calculate new 
house payment

[mediacare] Semoga Tahun Depan Dapur Tetap Ngebul

2006-11-16 Terurut Topik Jimmy Okberto
 

 

 

 



 

 

 

 Kamis, 16 November 2006 - 07:51 wib 

Harga Elpiji Dipastikan Naik Lagi 

KOTA. WARTA KOTA- Masyarakat pengguna elpiji atau LPG (liquified
petroleum gas) harus bersiap-siap menelan pil pahit. Harga elpiji bakal
meroket tahun depan. PT Pertamina (Persero) akan menaikkan harga elpiji
untuk konsumen rumah tangga mulai awal tahun 2007. Naiknya pun tidak
tanggung-tanggung, dari Rp 4.250 per kg menjadi Rp 6.400 per kg. 

Dengan demikian, kenaikannya mencapai Rp 25.800 per tabung, untuk tabung
isi 12 kg yang sering dipakai konsumen rumah tangga. Saat ini, harga
elpiji 12 kg di tingkat pengecer bisa mencapai Rp 55.000. Dengan rencana
kenaikan itu, harga eceran elpiji tahun depan kemungkinan bisa mencapai
Rp 81.000. Kita targetkan tahun depan, harga elpiji kemasan 12 kg naik
secara bertahap hingga sama dengan harga keekonomiannya (tanpa subsidi
--Red). Harga elpiji berat 12 kg yang dikemas dalam tabung seberat 14 kg
hingga 15 kg itu, tahun depan naik dari Rp 4.250 per kilogram menjadi Rp
6.400 per kilogram. Harga ini mendekati harga keekonomian, ungkap Dirut
Pertamina Ari H Sumarno di Jakarta, Rabu (15/11). 

Menurut Ari, harga elpiji kemasan 12 kg dinaikkan terkait dimulainya
program konversi penggunaan minyak tanah ke elpiji pada Desember 2006
mendatang. Dalam program pemerintah itu, Pertamina akan memasarkan
tabung kemasan 3 kg bagi konsumen ekonomi kelas bawah. Tidak adil kalau
harga elpiji kemasan 12 kg yang kini dipakai masyarakat kelas menengah
dan atas, sama dengan kemasan 3 kg yang diperuntukkan bagi masyarakat
kecil, tegas anak Brigjen Soemarno (Gubernur DKI Jakarta periode
1960-1964) tersebut. 

Sementara itu Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya
menyatakan, dengan harga yang sekarang, pemerintah harus menyubsidi Rp
2.000/kg untuk elpiji kemasan 12 kg. 

Dijelaskannya, saat ini penjualan elpiji Pertamina mencapai 1,1 juta
ton/tahun dengan komposisi 82-83 persen dalam kemasan 12 kg, 2-3 persen
kemasan 50 kg, dan 14-15 persen dikonsumsi kalangan industri. Saat ini,
harga elpiji industri mencapai Rp 5.280 per kilogram, sedang elpiji
kemasan 12 kg dan 50 kg masih Rp 4.250 per kilogram, kata Hanung. 

Pertamina terakhir kali menaikkan harga elpiji tanggal 19 Desember 2004
dari Rp 3.000/kg menjadi Rp 4.250/kg. Sedangkan rencana menaikkan harga
lagi pada  1 Mei 2006 menjadi Rp 4.750/kg dibatalkan. Akan tetapi,
pembatalan itu diakumulasikan pada kenaikan harga mulai tahun 2007 dari
Rp 4.250/kg menjadi Rp 6.400/kg. 

Menanggapi rencana Pertamina menghapus subsidi gas elpiji, pengamat
ekonomi dari Indef, Nawir Messi, menyatakan bahwa sebenarnya rencana itu
sudah lama didengungkan Pertamina. Tapi, melihat kesulitan ekonomi
masyarakat saat ini, Nawir menyatakan tidak setuju dengan rencana
tersebut. Pertamina seharusnya melihat bahwa masyarakat masih merasakan
dampak buruk dari kenaikan harga BBM tahun lalu. Daya beli anjlok.
Pengangguran di mana-mana. Masak mau dihantam lagi dengan kenaikan harga
elpiji. Ya,  janganlah. Nanti ibu-ibu rumah tangga bisa turun ke jalan,
ujar Nawir yang juga anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KKPU). 

Menurut Nawir, kalaupun ada rencana mencabut subsidi gas elpiji,
waktunya jangan sekarang dan itu harus dilakukan bertahap. Tapi,
sebelum melakukan itu semua, Pertamina harus membeberkan dulu berapa
biaya pokok produksi elpiji secara jelas dan tranparan. Ini penting agar
masyarakat bisa menilai apakah langkah penghapusan subsidi itu layak
atau tidak, ujarnya 

Kecewa 

Secara terpisah, pengusaha katering yang tergabung dalam Asosiasi
Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI), merasa terkejut mendengar rencana
Pertamina menaikkan harga elpiji. Sebab dampak kenaikan harga BBM awal
Oktober 2005 yang mencapai 125 persen hingga kini masih menyulitkan
mereka. Ya ampun, harga elpiji naik lagi? Pertamina maunya apa sih?
Rakyat kok digencet terus, kata Hj Ning Saboer, Ketua Umum APJI, ketika
dihubungi Warta Kota, Rabu. 

Menurut dia, dari 22.100 pengusaha katering anggota APJI, sekitar 3.000
di antaranya berada di Jabodetabek. Khusus Jakarta mencapai 1.500
pengusaha. Kondisi mereka kini umumnya sangat minimal. Artinya,
keuntungan yang diperoleh sangat tipis, yaitu berkisar 5-10 persen.
Kalau harga elpiji naik, untung bisa makin mepet. Kalau bangkrut,
mungkin tidak. Kecuali pengusaha yang salah perhitungan, ujar Ning yang
baru saja mendarat di Bandara Soekarno-Hatta setelah melantik pengurus
APJI Kalimantan Timur. 

Dikatakan Ning, pengusaha jasaboga sulit untuk menaikkan harga jual
terkait dengan naiknya harga elpiji. Sebab, harga tidak bisa ditentukan
secara sepihak, tapi harus ada kesepakatan dengan konsumen. Katering
itu berbeda dengan pengusaha restoran yang bisa seenaknya menentukan
harga. Untuk katering, konsumen banyak yang berasal dari perusahaan.
Jika ada perubahan harga, mereka harus rapat dulu. Jadi kami tidak bisa
seenaknya menaikkan harga, tandas Ning. 

Pernyataan kecewa dan kaget bukan saja dilontarkan oleh pengusaha
jasaboga, tapi 

Re: [mediacare] Siapa harus Mengerti Siapa ? BUAT SENIOREN

2006-11-16 Terurut Topik guritno pamulang


  KEBIJAKAN CENDEKIAWAN ULER IJOH?
  KAMIS,16 nop 2006
   
  Hehehe,daku dapet bahan tanggepan yang banggus,
   
  Kutika wartawan senior kita, menunjukkan dirinyah
   
  SAKBAGAE SATU CENDEKIAWAN YANG BIJAK.
   
  Sakhingga dakupun menerawang ke jaman Suharton,
   
  Dimana para wartawan ijoh, jadi bunglon yang cendekiah.
   
  Dimana para cendekiawannyah pun sampe sampe
   
  MENGADAKEN DONGHA PULITIK BUAT SUHARTON.
   
  Memang ungkapan senior kita ituh bebuktih,
   
  Kutika PARA CENDEKIAWAN ULER IJOH BICARAK
   
  PADA POSISI DAN KONDISI YANG TEPAT GUNAH.
   
  Dan pada saat Repormasih demingkian amburadul, kekanak
   
  Kanakkan,
   
  MANGKA SI CENDEKIAWAN IJOHPUN MEMBILANG,
   
  Inihlah waktu dan tempatnyah,
   
  UNTUK WARTAWANPUN MEMBERITAKAN SARAT2 IDIOTIKNYAH.
   
  Pandae2lah menempatken diri,
   
  KATA SI CENDEKIAWAN IJOH YANG KINI MEMANG
   
  GIAT MENYEBARKEN RACUN UGAMAKNYAH.
   
  Sakhingga diahpun lupa, ada title wartawan
   
  YANG KUDU NEUTRAL DALEM LIPUTAN LAPORANNYAH?
   
  Ah..memang kebijakan cendekiawan uler ijoh ituh
   
  KINI SEDANG DIBUKTIKEN DALEM ARENAH NYATA.
  BAEK PRAKTIS MAUPUN PULITIS
   
  Nb. Matur nuwun Mas!! Atas kebijakan bunglonnyah.
   
   
   
  Makanya, kalau berani mengaku cendekiawan juga harus belajar dulu tentang: 1. 
Cara bicara harus jelas, sederhana, komunikatif, disesuaikan dengan audiencenya 
(tingkat kemampuan mereka menangkap makna). 2. Bicara hal-hal yang penting 
saja. Nggak usah bergenit-genit membicarakan hal-hal yang tidak esensial, hanya 
untuk menunjukkan dia intelektual. Cendekiawan itu harus berdiri di atas bumi, 
tidak di awang-awang. Yang dimaksud bumi di sini adalah konteks masyarakat 
tempat ia hidup dan mengabdikan diri sebagai cendekiawan. Kalau masyarakatnya 
itu mayoritas masih bodoh, buta huruf, tidak berpendidikan, miskin, emosional, 
dsb..dst... Ya itulah lahan tempat ia berjuang. Jangan lantas dia menyalahkan 
rakyatnya, jika ia dilempari batu karena bicara yang aneh-aneh dan tidak 
dipahami oleh mereka, karena gaya bahasanya terlalu canggih dan tinggi. - 
Original Message 
From: Nasrullah Idris nasrullahidris@ bdg.centrin. net.id
To: Mediacare [EMAIL PROTECTED] ps.com
Sent: Thursday, November 16, 2006 11:46:01 AM
Subject: [mediacare] Siapa harus Mengerti Siapa ?


  Seorang yang mengaku cendikiawan muslim serta lulusan Amrik berkata kepada 
sejumlah Bocah : 
  Anak-Anak, berdasarkan analisa ilmiah, bisa saja Idul Adha berlangsung dua 
kali dalam satu tahun (Maksudnya 10 Januari 2006 dan 31 Desember 2006) 
  Anak-anak, berdasarkan Matematika, kita bisa saja mengucapkan KETUHANAN YANG 
MAHA DUA PANGKAL NOL. (Maksudnya ya KETUHANAN YANG MAHA ESA juga) 
  Anak-anak, berdasarkan perkembangan teknologi, MARTIL BUATAN MANUSIA LEBIH 
KUAT UNTUK MEMATOK PAKU DARIPADA TANGAN MANUSIA BUATAN TUHAN (Ya terang aja) 
   

 
-
Sponsored Link

$420,000 Mortgage for $1,399/month -   Think You Pay Too Much For Your 
Mortgage? Find Out!

re: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek?

2006-11-16 Terurut Topik Dian Purnama
terima kasih mas Ade atas tanggapannya, tapi kok saya agak berbeda pendapat ya. 
menurut saya bila ada lembaga pemerintah melarang/menyensor tayangan liputan 
lembaga penyiaran pasti merupakan bentuk pelanggaran terhadap kebebasan pers, 
apalagi bila itu dilakukan lembaga penyiaran yang satu terhadap hasil liputan 
lembaga penyiaran lainnya.
   
  teman saya di Amrik baru saja cerita bahwa hal serupa juga terjadi di sana. 
saat ini semua penyedia layanan tv kabel di amerika juga melarang penayangan 
channel Aljazeera berbahasa Inggris dalam kanal mereka setelah dihimbau pihak 
tertentu. 
nah, kalo hal ini bisa terjadi di negara yang konon liberal dan paling 
demokratis, apalagi di negara dunia ketiga seperti indonesia...
   
  salam,
   
  Dian Purnama
  
[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Trans TV memang sama sekali tidak bersalah kalau memutuskan 
menghilangkan
salah satu bagian dari produk yang dibelinya.
Apalagi kalau alasannya adalah pertimbangan etika atau kepantasan.
Keputusan Trans TV sma sekali tidak bertentangan dengan prinsip
kemerdekaan pers.
Karena Trans TV akan menjadi pihak yang bertanggungjawab atas tayangan
yang disiarkannya, maka Trans TV berhak untuk mengeditnya.
Walau demikian, saya memang bertanya-tanya, kenapa ya Trans TV tidak mau
ada VOA di dalam Kroscek dan Good Morning? :)

ade armando

- Original Message -
From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, November 15, 2006 8:31 PM
Subject: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek?

 Bukan, Mbak. Itu namanya kontrol internal. Tidak semua yang kita ketahui
patut diberitakan atau ditayangkan, dengan berbagai pertimbangan (etika,
hukum, dsb). Kebebasan pers bukanlah sesuatu yang tanpa batas (silahkan
tanya KPI, jika nggak percaya).

 Karena Kroscek itu DIBELI oleh Trans TV, sebagai PEMBELI dan pengguna
sarana frekuensi untuk menjadi PENAYANG program itu, adalah hak TransTV
untuk memilih menayangkan atau tidak. Bahkan jika TIDAK ADA VOA di dalam
Kroscek, dan TransTV tidak menayangkan Kroscek terebut, itu juga HAK
Trans TV.

 Salam,

 Satrio Arismunandar


 - Original Message 
 From: Dian Purnama [EMAIL PROTECTED]
 To: mediacare@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, November 15, 2006 8:13:06 AM
 Subject: Re: [mediacare] Re: Trans TV larang VOA di Kroscek? - TANGGAPAN

 terima kasih atas penjelasan mas Naratama dan mas Satrio. dari sononya
saya juga sudah tahu kalo Kroscek itu buatan production house, tapi
pertanyaan saya patutkah Trans TV melarang Kroscek memuat liputan VOA?
bukankah ini termasuk pelanggaran terhadap kebebasan pers?

 Dian Purnama


 Satrio Arismunandar satrioarismunandar@ yahoo.com wrote:
 Komentar Mas Naratama juga saya forward ke milis Trans


 - Original Message 
 From: Naratama Rukmananda [EMAIL PROTECTED] com
 To: [EMAIL PROTECTED] ps.com
 Sent: Saturday, November 11, 2006 8:52:43 PM
 Subject: [mediacare] Re: Trans TV larang VOA di Kroscek? - TANGGAPAN


 Halo semua
 Memang benar kalau tayangan VOA di Kroscek bekerjasama dengan pihak
 Production House. Dan benar juga kalau penayangan VOA di Kroscek
 diminta untuk tidak ditayangkan oleh Trans TV, ini yang disampaikan
 oleh pihak Production House. Sebagai informasi, beberapa bulan lalu
 tayangan VOA di Good Morning juga diminta untuk tidak ditayangkan
 oleh Trans TV. Padahal, tayangan2x tersebut bukan tayangan Live Show
 alias hanya tape delay sehingga bisa disensor dulu. Juga bukan
 tayangan berita politik, tetapi tayangan Infotainment yang isinya
 adalah berita artis Hollywood dan artis Indonesia yang tampil di
 Amerika seperti liputan konser country Tantowi Yahya, konser SLANK di
 New York, profil ATIK CB di Delaware, liputan Filmnya Hanung
 Bramantyo (Jomblo) dan Riri Riza (GIE) yang diputar di Festival Film
 di Amerika hingga ke liputan Miss Universe asal Indonesia yang bikin
 heboh... semuanya hanya berita hiburan bukan politik.

 Sampai saat ini kita juga masih menunggu tanggapan dari Programming
 Trans. Tapi, kalau teman2x mau nonton infotainment Hollywood atau
 liputan musisi Indonesia yang akan mempromosikan budaya Indonesia di
 Amerika, tonton saja VOA di televisi lain ya...

 Begitu kira2x tanggapannya. ...
 Salam
 Naratama

 --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, Satrio Arismunandar
 satrioarismunandar @... wrote:

 Bung Jhonny,
 Trims atas tanggapannya. Saya forward juga ke milis News Trans TV
 agar dibaca kalangan Trans
 Sayang, saya bukan bagian Programming, jadi nggak bisa komentar
 karena nggak terlibat dalam proses seleksi program...

 Satrio







 

 
-
Sponsored Link

Mortgage rates near 39yr lows. $510,000 Mortgage for $1,698/mo -   Calculate 
new house payment

[mediacare] JOIN THE BOOKCLUBS

2006-11-16 Terurut Topik angeline anthony
Toko Buku Online www.kutukutubuku.com

Mau jual buku bekas?
Mau beli buku bekas?
Suka baca buku?
Mau ikut diskusi seru buku favorit anda?

JOIN KUTUKUTUBUKU BOOKCLUBS
http://bookclubs.kutukutubuku.com/


cheers,
www.kutukutubuku.com





___ 
To help you stay safe and secure online, we've developed the all new Yahoo! 
Security Centre. http://uk.security.yahoo.com



Web:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Klik: 

http://mediacare.blogspot.com

atau

www.mediacare.biz

Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Re: [mediacare] Di Kaki Langit Cinta

2006-11-16 Terurut Topik Wulan Manis
Dear Danny Lim...
Ini cerpen saya makasih mau mengapresiasikannya. separuh kisah nyata, 
separuh kisah duka, hehehhehe.
Oiya, gara-gara kecantol kompeni asal vlaardingen ini, aku jadi suka baca 
tulisan kamu, baik di kincir angin, milis, maupun di majalah intisari.. 
tapi sayang mimpiku ke belanda... kayaknya masih jauh dari kenyataanbut i 
still have hope
mau bantu gak? hehehehhehhehhe

salam
wulan


Danny Lim [EMAIL PROTECTED] wrote: 
Radio Nederland Siaran Indonesia -  Ranesi.
 
http://www.ranesi.nl/tema/budaya/kumpulan_cerpen_ranesi/kaki_langit_cinta_cerpen061106
  Di Kaki Langit Cinta   Sri Wulandari 
 06-11-2006

   
Bandara  Schiphol. Langit masih basah ketika aku mendarat di sana. Inilah 
gerbang utama  memasuki negara Belanda. Sebuah negera kecil yang 350 tahun 
lampau menguasai  negeriku, Indonesia.
 Bertahun-tahun yang lewat, aku pernah menyimpan mimpi, kelak akan menginjak  
kaki di negeri ini, menghirup udaranya, menikmati aroma kehidupannya, 
bersanding  dengan seseorang pria tinggi kurus, berkulit putih, berambut 
pirang, dan bermata  coklat. Bertahun-tahun aku menyimpan harapan padanya. Aku 
memupuk mimpi  melahirkan anak-anaknya dan membesarkannya di negeri ini, negeri 
nenek  moyangnya. Tapi mimpi itu tinggal sekelebat, runtuh dalam hitungan waktu 
yang  tak jelas. Aku kehilangan mimpi. Terkubur di dasar sanubariku, tanpa 
hendak  kuinginkan lagi.
 Lelaki itu bernama Ronald, dia berasal dari Vlaardingen. Aku mengenalnya dari  
sebuah ruang percakapan di dunia maya, delapan tahun yang silam. Dia menyapaku  
terlebih dahulu. Bertanya siapa  diriku dan asal usulku. Meski dunia maya  
menawarkan kebohongan dan kepalsuan, aku jujur kepadanya, mengungkapkan jati  
diriku kepadanya. Dan, kurasa dia pun demikian.
 “Kamu benar dari Indonesia?” dia bertanya lagi separuh tak percaya. Kujawab  
benar bahwa aku berasal dari Indonesia, sebuah negeri kepulauan yang luas, yang 
 kaya pemandangan  alam, yang kaya akan hasil bumi, sehingga nenek moyangnya  
tertarik untuk menguasai negeriku. “Bagaimana keadaan di sana sekarang?”  
tulisnya.
 Aku tahu arah pertanyaannya, saat itu baru saja terjadi perubahan suhu  
politik di negeriku. Keadaan begitu panas dan sangat mencekam. Mei 1998,  
kejayaan Orde Baru tumbang dalam sekejap. Puluhan ribu mahasiswa didukung para  
pegiat politik dan masyarakat bergabung menduduki gedung DPR/MPR. Sebelumnya  
rentetan unjukrasa mahasiswa selalu terjadi, kerap kali diakhiri ricuh  dengan 
aparat keamanan.
 Puncaknya, saat Universitas Trisakti melakukan unjukrasa,  kericuhan dengan 
aparat tak terhindari. Entah, sniper siapa yang bertindak,  empat mahasiswa 
tewas tertembus peluru. Aku berada di sana, menjadi saksi atas  peristiwa akbar 
itu.
 Detik demi detik begitu mencekam. Kematian empat mahasiswa itu menjadi tumbal  
perlawanan rakyat yang tak terelakkan. Rusuh massal tak terhindarkan, amuk 
massa  terjadi di mana-mana, bahkan diwarnai perjarahan dan pembakaran. Kepulan 
asap  hitam mewarnai langit Jakarta. Serombongan orang berlari menjunjung  
barang-barang, entah milik siapa. Hari itu, nilai-nilai kemanusiaan tak lagi  
memiliki arti. Harkat dan martabat manusia melorot hingga titik nadir. Di 
gedung  DPR/MPR, tokoh yang dulu mencalonkan Soeharto sebagai presiden justru  
mengeluarkan pernyataan meminta Soeharto mundur, karena terbukti rakyat tak  
menghendakinya lagi. Sementara penjabat lainnya, terpaksa mengijinkan mahasiswa 
 memasuki gedung DPR/MPR. Sejak itu mereka menduduki gedung DPR/MPR dan  
menyatakan  bersedia mundur apabila tuntutan mereka dipenuhi.
 Peristiwa itu kurekam dengan baik, kusajikan dalam laporan utama di tabloid,  
tempatku bekerja. Peristiwa itu telah menyedot energiku, nyaris sepanjang malam 
 aku tak tidur. Detik demi detik, menunggu perubahan. Klimaksnya, Soeharto  
menyatakan mundur sebagai presiden dan BJ Habibie menggantikan dirinya. Aku 
juga  mengalami klimaks, disergap keletihan yang luar biasa. Aku pun memutuskan 
untuk  cuti selama satu minggu, berdiam diri di rumah dan menutup diri terhadap 
beragam  arus informasi. Kuhibur diri dengan mengunjungi komunitas chat room di 
dunia  maya. Hingga aku bertemu dengan Ronald.
 Ronald banyak bertanya tentang situasi dan kondisi politik di negeriku serta  
dampaknya terhadap rakyat. Dia juga bertanya apa betul ada kasus pemerkosaan  
massal yang menimpa etnis minoritas. Aku tidak tahu, begitu kujawab. Itu karena 
 memang aku tidak tahu. Aku tidak pernah bertemu dengan salah satu korban  
pemerkosaan itu. Yang kutahu, adanya korban pemerkosaan diungkapkan oleh LSM,  
crisis center, dan para pegiat politik. Sebagai reporter, aku kesulitan  
menemukan jati diri sang korban pemerkosaan. Kalaupun ada testimoni di Komnas  
HAM atau di kantor sebuah LSM, itu bukan keluar dari mulut korban secara  
langsung, melainkan saksi kedua, saksi ketiga, dan orang-orang yang mengaku  
mendengar cerita tentang saudaranya yang diperkosa.
 ”Kenapa 

[mediacare] Undangan Peluncuran Buku

2006-11-16 Terurut Topik Paul
Kepada Yth:
Rekan-rekan wartawan media cetak  elektronik

FM 89,2 
Radio Utankayu bekerja sama dengan SAWIT WATCH mengundang 
rekan-rekan 
wartawan untuk hadir dalam acara peluncuran buku yang 
berjudul:


*TANAH YANG DIJANJIKAN*

/*Minyak Sawit dan 
Pembebasan Tanah di Indonesia:*/

/*Implikasi terhadap Masyarakat Lokal 
dan Masyarakat Adat*/


/*
Menghadirkan para Tim 
Penulis:*/

Marcus Colchester (FPP)
Norman Jiwan (Sawit 
Watch)
Andiko (HUMA)
Asep Yunan Firdaus (HUMA)



*KEDAI TEMPO*
Jl. Utan Kayu 68H
Jakarta 13120
Jumat, 17 November 
2006
Pukul 19.06 - 20.00 WIB





 

Sponsored Link

Mortgage rates near 39yr lows. 
$420k for $1,399/mo. Calculate new payment! 
www.LowerMyBills.com/lre

[mediacare] Serangan Telak terhadap Tim Antikorupsi

2006-11-16 Terurut Topik MTI
Serangan Telak terhadap Tim Antikorupsi



Usaha terpidana korupsi Nazaruddin Sjamsuddin dan Mulyana W. Kusumah untuk 
memereteli taring Komisi Pemberantasan Korupsi lewat pengajuan hak uji materi 
ke Mahkamah Konstitusi bukan hal yang baru. Sebelumnya, upaya serupa dilakukan 
terhadap kewenangan lembaga sejenis. 

Pada 2001, tiga hakim agung yang pernah menjadi tersangka kasus penyuapan 
bahkan berhasil membubarkan Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 
lewat gugatan ke Mahkamah Agung.

Ceritanya, tim gabungan yang dibentuk pemerintah Megawati Soekarnoputri pada 
1999 itu mendapat laporan dari Endin Wahyudin. Ia mengaku telah menyuap tiga 
hakim agung--M. Yahya Harahap, Marnis Kahar, dan Supraptini Sutarto--sebesar Rp 
196 juta. Suap ini diberikan Endin untuk memenangkan kasasi kasus sengketa 
tanahnya yang ditangani para hakim itu. 

Ketiga hakim itu tak terima dan balik menuntut Endin dengan tuduhan fitnah 
serta pencemaran nama baik. Surat jaminan perlindungan saksi dari Ketua Tim 
Gabungan Adi Andojo ternyata tak membantunya. Endin tetap diproses secara 
hukum. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat lalu memvonisnya bersalah dan 
menghukumnya 6 bulan percobaan. Adapun tiga hakim yang dia laporkan lolos dari 
jerat hukum. 

Tidak cukup sampai di situ, mereka mengajukan hak uji materi ke Mahkamah Agung 
terhadap keberadaan tim gabungan yang beranggotakan 25 orang itu. Mahkamah 
Agung setuju dengan pendapat ketiga hakim itu bahwa peraturan pemerintah untuk 
pendirian Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tidak sah. 

Pada 23 Maret 2001, Mahkamah Agung lalu mengeluarkan putusan pembubaran tim 
gabungan tersebut. Mahkamah berpendapat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 
2000 tentang Pembentukan Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tidak 
sah dan tidak berlaku untuk umum.

Mahkamah Agung juga menyatakan peraturan pemerintah itu bertentangan secara 
diametral dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak 
Pidana Korupsi. Soalnya, peraturan pemerintah itu mengatakan tim gabungan 
tersebut bersifat permanen, sedangkan dalam undang-undang hanya dibolehkan 
bersifat sementara. Selain itu, dua tahun setelah Undang-Undang Antikorupsi itu 
disahkan, pemerintah harus membentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana 
Korupsi, yang tugasnya sama dengan Tim Gabungan.

Berdasarkan putusan Mahkamah Agung ini, Kejaksaan Agung akhirnya, mau tak mau, 
membubarkan Tim Gabungan. Sebuah serangan balik yang telak dari orang yang 
pernah disangka melakukan korupsi. QARIS 

Sumber: Koran Tempo - Kamis, 16 November 2006 

++

Untuk berita aktual seputar pemberantasan korupsi dan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) klik
http://www.transparansi.or.id/?pilih=berita

Untuk Indonesia yang lebih baik, klik
http://www.transparansi.or.id/

[mediacare] Buat Apa Sekolah?

2006-11-16 Terurut Topik agussyafii
Buat Apa Sekolah?

Pilihan untuk tidak melanjutkan sekolah sepatutnya juga dihargai
sebagaimana pilihan anak untuk melanjutkan sekolah. Itulah yang saya
alami ketika ada anak pengajian yang memilih untuk tidak melanjutkan
sekolah SMAnya.

Apakah kamu yakin dengan pilihanmu untuk tidak melanjutkan
sekolah? tanya saya. Anak itu menjawabnya, kalo orang lulus
sekolah untuk kerja, saya tidak sekolah juga bisa kerja. Lantas buat
apa sekolah? Katanya penuh keyakinan.

Saya mengingatkan padanya betapa pentingnya sekolah itu namun dia
tetap memilih untuk tidak sekolah. Sampai sekarang ditetap bekerja
seperti yang diinginkannya bahkan kini dia sudah berkeluarga.
Keyakinannya buat apa sekolah barangkali juga benar.

Wassalam,
Agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com
















[mediacare] [khilafah] Aksi Nasional Tolak Bush -- MUI: Bush TIDAK dikte Indonesia

2006-11-16 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In mediacare@yahoogroups.com, Iman Tribune [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 MARI SATUKAN LANGKAH RAPATKAN BARISAN UNTUK MENGHADANG KEDATANGAN 
BUSH...
 TOLAK BUSH
 GANYANG BUSH



MUI: Bush Tidak Dikte SBY
Luhur Hertanto - detikcom

Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) bisa memahami unjuk rasa 
menolak kunjungan Presiden AS, George W. Bush, yang digelar ormas-
ormas Islam. Diingatkannya, aksi tersebut dilakukan sesuai ketentuan 
hukum berlaku. 

Umat Islam silakan demonstrasi, kalau mau demonstrasi. Tapi tidak 
setujui kalau dalam demo itu ada aksi pengrusakan dan kekerasan, 
kata Ketua Umum MUI Pusat, KH Sahal Machfudz, Kamis (16/11/2006). 

Hal tersebut disampaikannya pada wartawan usai diterima Presiden 
Susilo B. Yudhoyono (SBY) di Kantor Presiden, Jakarta. Pada 
kesempatan tersebut, ia didampingi Ketua MUI, Dr.Umar Shihab. Maksud 
kunjungan MUI siang ini adalah bersilahturahmi di bulan Syawal. 

Alasan sikap MUI di atas didasari pemakluman bahwa bisa jadi massa 
pengunjuk rasa tidak menerima informasi yang utuh mengenai agenda 
pembicaraan SBY-Bush. 

Indikasinya banyak pihak yang menduga kunjungan Bush adalah untuk 
memaksakan kepentingan ekonomi dan mendiktekan kebijakan politik 
luar negeri AS, terutama mengenai krisis Timur Tengah dan perang 
anti terorisme kepada Pemerintah RI. 

Berdasar penjelasan yang disampaikan langsung oleh SBY, fokus materi 
pertemuan pada Senin pekan depan adalah bidang kesejahteraan rakyat. 
Yaitu kerjasama kesehatan, pendidikan, TI, bioteknologi, pengentasan 
kemiskinan, dan penanganan bencana alam. Itu pun Pemerintah RI yang 
menentukan, bukan AS. 

Pihak MUI sendiri sangat mendukung pembicaraan mengenai materi-
materi di atas. Sebab tujuan akhirnya adalah peningkatan 
kesejahteraan rakyat secara luas. 

Kedatangan Bush agendanya tidak ditentukan AS, tapi Presiden RI. 
Selama ini banyak yang salah kaprah, banyak kira Bush akan mendikte 
pemerintah. Tapi mungkin karena belum memahami apa tujuan kedatangan 
Bush. Kalau tujuannya kontruktrif, untuk kepentingan bangsa dan 
negara, mengapa kita menolak? ujar Sahal panjang lebar. (lh/nrl)







Re: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek?

2006-11-16 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Kirim saja surat resmi ke Trans TV, Mas
Saya juga nggak tahu, karena tidak mengurusi program tsb
Jawaban saya di milis juga bukan jawaban resmi

- Original Message 
From: Naratama Rukmananda [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Friday, November 17, 2006 10:41:26 AM
Subject: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek?

Dear all. 
VOA tidak pernah menjual program atau liputannya kepada semua 
stasiun televisi yang bekerjasama/ berafiliasi, termasuk Trans TV. 
Memang benar, adalah hak Trans TV untuk tidak menayangkan VOA di 
Kroscek maupun Good Morning. Tapi, mohon dipahami juga bahwa adalah 
hak VOA untuk mengetahui alasan kenapa tayangan tersebut ditiadakan 
dengan mendadak?. VOA tidak pernah menerima penjelasan secara lisan 
maupun tertulis untuk tayangan di Kroscek sehingga VOA tidak tahu 
alasan yang jelas kenapa tayangan tersebut ditiadakan. Memang untuk 
Good Morning, VOA pernah menerima pemberitahuan tertulis tapi isinya 
hanya menunda tanpa ada alasan yang jelas.

Lalu, kalau alasannya karena VOA melakukan siaran langsung? 
Tidak benar. Kroscek dan Good Morning dikirim dalam bentuk Tape 
Recorded atau Rekaman dalam pita kaset Video Digital yang diantar 
langsung ke Kroscek. Sesekali Good Morning dikirim lewat Satelit, 
tapi pengirimannya/ feeding biasanya antara 12 hingga 24 jam sebelum 
tayang sehingga Trans TV bebas menyensor bahkan kalau perlu sempat 
juga untuk meminta VOA merubah content maupun isi... 

Kalau alasannya karena tayangan politik? 
Bukan juga karena isi VOA dalam Kroscek adalah berita selebritis 
INDONESIA yang lagi di Amerika seperti: Tantowi Yahya konser di 
Country Music Award, Konser Slank di WashingtonDC, Ahmad Dhani di 
New York, profil Atik CB di rumahnya di Delaware, ataupun selebs 
Hollywood yang sedang in. Sedangkan tayangan VOA di Good Morning 
hanya soft feature tentang makanan atau dalang jawa yang 
mempromosikan Indonesia di Universitas2x di Amerika. 

Jadi kalau begitu apa alasan yang sesungguhnya? Biar bagaimanapun 
sebagai sesama media, VOA (terutama tim Good Morning dan Kroscek) 
tetap bersedia bekerjasama dengan Trans TV anytime... 

Dan buat teman2x yang ingin nonton VOA silahkan nonton VOA ke 
Channel tetangga ya, di tv nasional/tv swasta/tv lokal... VOA ada 
dimana-mana kok, kecuali Trans TV

Salam
Naratama

--- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, loekyh [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau menurut saya, justru karena SECARA HUKUM sudah benar bahwa
 TransTV MEMILIKI HAK untuk menayangkan atau tidak menayangkan 
produk2
 yg dibelinya, maka dari aspek di luar hukum, muncul berbagai
 pertanyaan dan keheranan di dalam benak saya. 
 
 Misalnya saya heran, kok mau2-nya TransTV buang uang untuk membeli 
hak
 tayang suatu produk dan produk yg dibeli TIDAK ditayangkan? Mungkin
 kalau TransTV banyak uang, seluruh VOA akan dibeli oleh TransTV, 
ehm,
 ehm, ehm (ketularan virus bung Danny Lim)
 
 Salam
 
 --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, adenina@ wrote:
 
  Trans TV memang sama sekali tidak bersalah kalau memutuskan
 menghilangkan
  salah satu bagian dari produk yang dibelinya.
  Apalagi kalau alasannya adalah pertimbangan etika atau 
kepantasan.
  Keputusan Trans TV sma sekali tidak bertentangan dengan prinsip
  kemerdekaan pers.
  Karena Trans TV akan menjadi pihak yang bertanggungjawab atas 
tayangan
  yang disiarkannya, maka Trans TV berhak untuk mengeditnya.
  Walau demikian, saya memang bertanya-tanya, kenapa ya Trans TV 
tidak mau
  ada VOA di dalam Kroscek dan Good Morning? :)
  
  ade armando
  
  - Original Message -
  From: Satrio Arismunandar satrioarismunandar @
  To: [EMAIL PROTECTED] ps.com
  Sent: Wednesday, November 15, 2006 8:31 PM
  Subject: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA 
di
 Kroscek?
  
  
   Bukan, Mbak. Itu namanya kontrol internal. Tidak semua yang 
kita
 ketahui
  patut diberitakan atau ditayangkan, dengan berbagai pertimbangan 
(etika,
  hukum, dsb). Kebebasan pers bukanlah sesuatu yang tanpa batas 
(silahkan
  tanya KPI, jika nggak percaya).
  
   Karena Kroscek itu DIBELI oleh Trans TV, sebagai PEMBELI dan 
pengguna
  sarana frekuensi untuk menjadi PENAYANG program itu, adalah hak 
TransTV
  untuk memilih menayangkan atau tidak. Bahkan jika TIDAK ADA VOA 
di dalam
  Kroscek, dan TransTV tidak menayangkan Kroscek terebut, itu juga 
HAK
  Trans TV.
  
   Salam,
  
   Satrio Arismunandar






 

Sponsored Link

Mortgage rates near 39yr lows. 
$310k for $999/mo. Calculate new payment! 
www.LowerMyBills.com/lre

[mediacare] Trans TV bukan penguasa yang bisa main larang

2006-11-16 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Trans TV TIDAK pernah melarang MEDIA LAIN menayangkan VOA. 
Trans TV juga bukan penguasa/pemerintah yang bisa main larang.

Trans TV hanya memilih tidak menayangkan VOA di frekuensi Trans TV sendiri.Beda 
banget, Mbak

Kalau saya sebagai orang tua,  melarang anak saya nonton acara TV yang saya 
anggap tidak mendidik, di TV milik saya di rumah saya sendiri. Gimana?

Satrio Arismunandar
Trans TV

- Original Message 
From: Dian Purnama [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Friday, November 17, 2006 9:08:59 AM
Subject: re: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek?

terima kasih mas Ade atas tanggapannya, tapi kok saya agak berbeda pendapat ya. 
menurut saya bila ada lembaga pemerintah melarang/menyensor tayangan liputan 
lembaga penyiaran pasti merupakan bentuk pelanggaran terhadap kebebasan pers, 
apalagi bila itu dilakukan lembaga penyiaran yang satu terhadap hasil liputan 
lembaga penyiaran lainnya.
 
teman saya di Amrik baru saja cerita bahwa hal serupa juga terjadi di sana. 
saat ini semua penyedia layanan tv kabel di amerika juga melarang penayangan 
channel Aljazeera berbahasa Inggris dalam kanal mereka setelah dihimbau pihak 
tertentu. 
nah, kalo hal ini bisa terjadi di negara yang konon liberal dan paling 
demokratis, apalagi di negara dunia ketiga seperti indonesia...
 
salam,
 
Dian Purnama

[EMAIL PROTECTED] net.id wrote:
Trans TV memang sama sekali tidak bersalah kalau memutuskan menghilangkan
salah satu bagian dari produk yang dibelinya.
Apalagi kalau alasannya adalah pertimbangan etika atau kepantasan.
Keputusan Trans TV sma sekali tidak bertentangan dengan prinsip
kemerdekaan pers.
Karena Trans TV akan menjadi pihak yang bertanggungjawab atas tayangan
yang disiarkannya, maka Trans TV berhak untuk mengeditnya.
Walau demikian, saya memang bertanya-tanya, kenapa ya Trans TV tidak mau
ada VOA di dalam Kroscek dan Good Morning? :)

ade armando



Web:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Klik: 

http://mediacare.blogspot.com

atau

www.mediacare.biz

Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek?

2006-11-16 Terurut Topik loekyh
Mas Naratama, trims atas pelurusannya. Cuma saya jadi tambah bingung
nih. Jadi 

1. TransTV berafiliasi dg VOA? 

2. TransTV menayangkan program Good Morning Am ...,eh Good Morning
Indonesia, dan program Kroscek. Ttp karena SESUATU alasan, TransTV
menyensor produk2 VOA tanpa memberitahu apakah SESUATU tersebut?

Ikut2-an menebak-nebak ttg SESUATU tsb, saya percaya dg penjelasan mas
Naratama bahwa acara2 yg disensor tak ada unsur politis, tak unsur
porno, tak unsur sektarian/agama, dsb. Jadi pada hakekatnya, sesuatu
itu tak ada kaitannya dg politik, pornografi, isu sektarian/agama.

Cuma mas Naratama mungkin tidak tahu bahwa di Indonesia sekarang ini
lagi model untuk mem-politik-kan segala sesuatu yg sebenarnya bukan
masalah politik, mem-porno-kan sesuatu yg sebenarnya belum tentu porno
(tergantung isi kepala orang yg menilainya), mengatas-namakan agama
pada sesuatu yg sebenarnya tak terkait agama. Misalnya ajaran2 agama
dibawa menjadi isu politik dan sebaliknya banyak orang berpolitik dg
cara mengatas-namakan agama.

Mungkin TransTV perlu memberikan alasan2 sensor thd VOA ke publik,
maksud saya ke Mediacare supaya kita2 semua bisa ikut2-an berpolitik
sambil mengatasnamakan ... diri sendiri.

Salam

  --- In mediacare@yahoogroups.com, Naratama Rukmananda
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dear all. 
 VOA tidak pernah menjual program atau liputannya kepada semua 
 stasiun televisi yang bekerjasama/berafiliasi, termasuk Trans TV. 
 Memang benar, adalah hak Trans TV untuk tidak menayangkan VOA di 
 Kroscek maupun Good Morning. Tapi, mohon dipahami juga bahwa adalah 
 hak VOA untuk mengetahui alasan kenapa tayangan tersebut ditiadakan 
 dengan mendadak?. VOA tidak pernah menerima penjelasan secara lisan 
 maupun tertulis untuk tayangan di Kroscek sehingga VOA tidak tahu 
 alasan yang jelas kenapa tayangan tersebut ditiadakan. Memang untuk 
 Good Morning, VOA pernah menerima pemberitahuan tertulis tapi isinya 
 hanya menunda tanpa ada alasan yang jelas.
 
 Lalu, kalau alasannya karena VOA melakukan siaran langsung? 
 Tidak benar. Kroscek dan Good Morning dikirim dalam bentuk Tape 
 Recorded atau Rekaman dalam pita kaset Video Digital yang diantar 
 langsung ke Kroscek. Sesekali Good Morning dikirim lewat Satelit, 
 tapi pengirimannya/feeding biasanya antara 12 hingga 24 jam sebelum 
 tayang sehingga Trans TV bebas menyensor bahkan kalau perlu sempat 
 juga untuk meminta VOA merubah content maupun isi... 
 
 Kalau alasannya karena tayangan politik? 
 Bukan juga karena isi VOA dalam Kroscek adalah berita selebritis 
 INDONESIA yang lagi di Amerika seperti: Tantowi Yahya konser di 
 Country Music Award, Konser Slank di WashingtonDC, Ahmad Dhani di 
 New York, profil Atik CB di rumahnya di Delaware, ataupun selebs 
 Hollywood yang sedang in. Sedangkan tayangan VOA di Good Morning 
 hanya soft feature tentang makanan atau dalang jawa yang 
 mempromosikan Indonesia di Universitas2x di Amerika. 
 
 Jadi kalau begitu apa alasan yang sesungguhnya? Biar bagaimanapun 
 sebagai sesama media, VOA (terutama tim Good Morning dan Kroscek) 
 tetap bersedia bekerjasama dengan Trans TV anytime... 
 
 Dan buat teman2x yang ingin nonton VOA silahkan nonton VOA ke 
 Channel tetangga ya, di tv nasional/tv swasta/tv lokal... VOA ada 
 dimana-mana kok, kecuali Trans TV
 
 Salam
 Naratama





Re: [mediacare] Re: Saran untuk Moderator dalam memandu diskusi milis

2006-11-16 Terurut Topik BeachBoy BaliAsli
setuju dengan saran bung VH, sebaiknya ketika berdiskusi kita ngga usah 
berbicara tentang person orang tsb, palagi mengomentari secara pribadi 
tentang pribadi, saya rasa ngga ada hasil pencerahan yang bisa dinikmati. Malah 
sebaliknya akan menciptakan rasa sakit hati ataupun sebaliknya menciptakan rasa 
maniak/pemujaan thd figur tsb...saya khawatir lama kelamaan Hafsah jadi 
Sembahan Berhala tuh
   
  Saran untuk rekan milis...mari kita siram kepala dengan air dingin dan 
rasakan hawa sejuk memasuki relung kepala dan hati kita 
   
  saya ada saran juga untuk MOD, yang moga2 kita bisa mulai dari milis Medicare 
kita ini. Sebagai layaknya dalam diskusi2 langsung, peran seorang moderator 
adalah mengarahkan alur diskusi, menjembatani/mengalasi pemikiran2 sang 
pembicara dengan bahasanya, bahkan memprovoke sang pembicara pun boleh2 
saja dan sebagai hasil akhir dari sebuah diskusi adalah KESIMPULAN.
   
  Apakah di milis ini, telah berlaku sistem/prosedur semacam itu?
  Ataukah memang MOD bertugas melolos-saring postingan saja?
  Ataukah milis tidak dibuat dengan tujuan mengadopsi bentukan diskusi langsung 
tsb?
   
  Saya yakin rekan2 milis yang udah malang mlintang di dunia permilisan mampu 
memberikan semacam briefing kepada kita2 ni.
   
  Beachboy
   
   
  

helsing744 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ternyata MEDIACARE termasuk milis yg SANGAT JAUH tertinggal dari 
apakabaryahoogroups,baik dilihat dari ISI atau MINAT para 
anggotanya, kasus Muskitawati ini sudah menjadi sejarah kuno bagi 
apakabar, ribut2 soal Mus ini sudah terjadi beberapa tahun lalu, 
isinya juga tak jauh berbeda dgn yg sekarang hangat di mediacare, 
pro-kontra dgn segala argumentasinya.

Satu hal yg TIDAK PERNAH bisa dijadikan pelajaran bagi bangsa 
Indonesia dikalangan ´intektual´ (gampang2an saja bagi anda2 yg 
kenal dan rajin ikutan milis saya ´generalisasi´ sebagai kalangan 
intelek), adalah bahwasanya mereka lebih suka bicara soal ORANG/ 
person tapi nggak becus kalau disuruh bicara soal konsep atau ide.

Ribut2 soal Mus ini sekali lagi membuktikan bahwa budaya NGERUMPI 
atau rasan-rasan masih ERAT tertanam di benak sebagian besar bangsa 
ini, yg keluar dari jeratan itu paling banter menjadi ´cecunguk´ yg 
mantuk-mantuk mendengar ´kotbah´ Muskitawati TANPA mereka mau 
mencari tahu bahan pembanding guna menyaring informasi, payahnya, 
dgn pemahaman mereka yg sangat terbatas dikarenakan sumber informasi 
juga terbatas, mereka lantas percaya bahwa Mus telah 
membawa pencerahan bagi mereka.Memang tidak semua tulisan Mus 
tidak akurat tentu saja,tapi menganggap SEMUA tulisan Mus layak 
dijadikan referensi malah membuktikan tingkat intelektual mereka (yg 
percaya) dan sebarapa banyak pengetahuan yg mereka miliki.

Semoga MEDIACARE sebagai milis terbesar di Indonesia tidak terjebak 
dalam budaya ngerumpi bangsa ini, kalau bisa hindarkan postingan-2 
yg berbicara soal PERSON, tapi lebih fokus ke masalah2 aktual bangsa 
ini, perkembangan iptek atau BILA MUNGKIN lebih banyak bicara soal 
ide dan konsep agar ada tradisi BERFIKIR bangsa ini guna menuju arah 
perbaikan (pembaruan) bagi bangsa, semua pekerjaan besar dimulai 
dari hal-hal terkecil, jadi membiasakan diri berfikir dan punya ide 
(otentik) sangat dibutuhkan bangsa ini.

Sayang kan waktu di depan komputer habis hanya untuk NGERUMPI 
(bicara soal person semata?).

Saran untuk Om Radityo, mohon dimanfaatkan potensi MEDIACARE 
semaksimal mungkin guna perbaikan pola pikir bangsa ini (atau 
setidaknya yg ikutan dimilis ini mengingat anggotanya udah hampir 
7000 ID-bukan orang lho-:), sesekali negelantur atau tidak serius 
sih okey2 saja, tapi kalau intens ngomongin person di milis jadinya 
malah membosankan,tak ada ilmu atau pengetahuan baru yg bisa dipetik 
darinya dan juga tak ada informasi baru yg mungkin lebih menarik 
untuk dibicarakan.

Regards,



 

 
-
Sponsored Link

   Mortgage rates as low as 4.625% - $150,000 loan for $579 a month. 
Intro-*Terms

[mediacare] Tambah mumet - Re: Trans TV larang VOA di Kroscek?

2006-11-16 Terurut Topik loekyh
Tuh (kata mas Naratama) VOA tak jual produk2-nya. Jadi saya tambah
mumet ya dg pernyataan 'beli program'-nya mas Satrio. Saya juga malah
tambah puyeng dg bertambah banyaknya pertanyaan2 berikut ini di benak
saya yg sudah terlalu penuh sesak dg rumus2 yg ternyata banyak salahnya. 

Jadi TransTV merasa 'beli' kucing dalam karung? Apa orang/tim yg
diberi kewenangan mem-'beli' program tsb sebelumnya nggak pernah
nonton acara Good Morning dan Kroscek? Jadi pihak mana yg salah dalam
jual beli tsb? Kok VOA sendiri tidak tahu alasan penyensorannya? 

Salam

--- In mediacare@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sederhana. Dalam kontrak ketika beli program, tidak pernah
disebut-sebut soal VOA. Baru ketahuan ketika barang sudah jadi, dan
diperiksa oleh bagian Quality Control Trans TV (prosedur standar)... 
 
 
 - Original Message 
 From: loekyh [EMAIL PROTECTED]
 To: mediacare@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, November 16, 2006 6:40:46 PM
 Subject: [mediacare] Kontrol internal - Re: Trans TV larang VOA di
Kroscek?
 
 Kalau menurut saya, justru karena SECARA HUKUM sudah benar bahwa
 TransTV MEMILIKI HAK untuk menayangkan atau tidak menayangkan produk2
 yg dibelinya, maka dari aspek di luar hukum, muncul berbagai
 pertanyaan dan keheranan di dalam benak saya. 
 
 Misalnya saya heran, kok mau2-nya TransTV buang uang untuk membeli hak
 tayang suatu produk dan produk yg dibeli TIDAK ditayangkan? Mungkin
 kalau TransTV banyak uang, seluruh VOA akan dibeli oleh TransTV, ehm,
 ehm, ehm (ketularan virus bung Danny Lim)
 
 Salam





[mediacare] Kampanye Gubernur DKI sudah mulai? Adang jalan duluan....

2006-11-16 Terurut Topik Ali Andre
Pagi ini, di saat saya turun ke lobi kantor gedung tempat saya bekerja. 
terdapat spanduk besar bergambar Pak Adang yang akan berkunjung ke fitnes 
centre di kantor kami yang kebetulan dimiliki oleh ketua PABBSI. Selain itu 
pula, saya juga dengar di radio bahwa hari jumat ini Pak Adang juga akan 
meresmikan pembukaan mesjid baru di daerah Tebet.
Pak Adang yang merupakan Calon gubernur DKI yang didukung PKS dan juga saat ini 
masih menjabat sebagai WakaPolri, sudah melakukan kampanye terselubung seperti 
yang sudah dilakukan sebelumnya, seperti kompetisi bola voli dan sepak bola di 
wilayah DKI dengan memperebutkan piala Adang Dorojatun, atau dengan cara lain 
yang diperlihatkan oleh Fauzi Bowo (Wagub DKI saat ini) yang berkampanye 
terselubung dengan menggunakan statusnya sebagai Ketua BNN DKI dan pemimpin NU 
DKI.
Nah apakah hal iin etis atau memang sudah sedemikan bernafsunya Pak Adang dan 
PKS untuk merebut kursi Gubernur DKI? Apa kompensasi dari Pak Adang terhadap 
PKS, jika beliau menjadi Gubernur DKI? Mungkin ada rekan yang tahu, atau rekan 
Wido dari Mediacare (Wido merupakan fungsionaris PKS pusat bagian Humas, 
CMIIW). 
Dan sikap apa yangharus kita lakukan terhadap para calon GUbernur DKI, karena 
kita sebagai penduduk DKI, tidak mau lagi dipimpin oleh Gubernur yang rakus, 
seperti yang sudah ditunjukkan oleh Sutiyoso, yang hanya mementingkan diri 
sendiri.
Pilih GUbernur DKI yang mementingkan kepentingan rakyat DKI seluruhnya dan 
bukan sebagian kecil.

Salam,
Ali Andre
Marine Department
PT. Asuransi Raksa Pratikara 
Tel. : 021-3859008 Ext. 1917
Fax : 021-3859004/5/6
Mobile : 0818-844632



[mediacare] Pemberangusan Serikat Pekerja di Harian Kompas !!!

2006-11-16 Terurut Topik Satrio Arismunandar
From: bambang wisudo [EMAIL PROTECTED] (wartawan Harian Kompas)

Untuk kawan-kawan yang setia,

Saya bermaksud minta dukungan kawan-kawan terhadap kasus yang menimpa diri saya 
selaku sekretaris Perkumpulan Karyawan Kompas, serikat pekerja resmi di Harian 
Kompas.

Baru-baru ini kami pengurus berhasil memaksa perusahaan bernegosiasi soal 
kejelasan kepemilikan saham kolektif karyawan Kompas. Kesepakatan telah 
ditandatangani. Meski kami kehilangan saham, kami bisa memperoleh jaminan untuk 
memperoleh deviden 20 persen. Tapi sebelum kesepakatan dilaksanakan, minggu 
lalu muncul keputusan, empat orang pengurus dimutasi. Saya akan dibuang ke 
Ambon.

Kawan-kawan tahu, bahwa ini pelanggaran serius terhadap UU Serikat Pekerja. 
Pembuangan saya sebagai aktivis SP jelas dengan maksud memberangus gerakan 
pekerja yang kami rintis sejak 1998. Menurut UU itu, pelanggarannya 
dikategorikan sebagai tindakan pidana dengan ancaman hukuman lima tahun penjara 
atau denda Rp 100 juta. Saya telah memutuskan untuk melakukan perlawanan. Saya 
akan membawa kasus ini ke pidana dan perdata. 

Berhubung usia saya yang sudah makin tua, tentu saja saya tidak bisa melawan 
sendiri. Di tubuh intern Kompas, saya sulit memperoleh solidaritas yang 
dinyatakan eksplisit. Mereka takut, termasuk sebagian besar dari anggota AJI di 
sana yang jumlahnya sangat sedikit. Saya minta tolong pada kawan-kawan untuk 
melakukan advokasi. Masalah ini telah bicaraan dengan pengurus AJI Indonesia 
dan AJI Jakarta. Minggu depan saya resmi membuat pengaduan. 


Terima kasih

P Bambang Wisudo
Koordinator Divisi Etik dan Profesi AJI


 



 

Sponsored Link

Mortgage rates near 39yr lows. 
$310k for $999/mo. Calculate new payment! 
www.LowerMyBills.com/lre

[mediacare] Maradona Pun Membenci Bush

2006-11-16 Terurut Topik Satrio Arismunandar
http://www.kompas. co.id/kompas- cetak/0611/ 17/or/3100018. htm
 
Maradona Pun Membenci Bush 
ARIEF NATAKUSUMAH

Di dalam otobiografinya, Yo Soy El Diego (Aku adalah Diego), dia mengaku 
bahwa impian awalnya kala mulai menyukai sepak bola adalah ingin menjadi 
libero, pemain yang paling punya peran bebas di lapangan hijau. 
Babak berikut hidupnya, sepanjang 20 tahun dia terlihat berupaya mengembalikan 
keterpurukan post power syndrome, kasak-kusuk mencari bentuk kehidupan baru 
yang paling cocok. Kini batinnya menemukan apa yang dicari sekaligus 
dilupakannya selama ini: menjadi tokoh penentang ketidakadilan, penindasan, 
arogansi dan kerakusan, yang juga lama menderanya. 

Saatnya untuk menghentikan semua itu! Dan lawannya belakangan tak main-main, 
Amerika Serikat, dalam hal ini Presiden George Walker Bush yang dicapnya sumber 
masalah di dunia saat ini. Sebagai aktivis anti- AS, Maradona telah memasuki 
sesi kedua kehidupannya. 
Di Argentina, Maradona adalah cerminan sumber cinta dan benci, gejolak gairah 
sekaligus frustrasi, kritik, brutal, kegembiraan, sekaligus juga harapan. 

Maka, wajar publik Argentina bersedia dipimpin Maradona menentang kunjungan 
Presiden George Bush ke kota Mar del Plata, sekitar 400 km selatan Buenos Aires 
pada awal November 2005. Kala itu Bush ke sana menghadiri Kesepakatan 
Perdagangan Bebas Amerika (FTAA). 
Di Estadio José Maria Minella, pusat unjuk rasa, Maradona memakai kaus 
bertuliskan Stop Bush seraya berkata, Saya bangga menjadi orang Argentina 
yang pergi dengan kereta untuk menentang Bush, si pembual. 

Maradona juga terlihat bahu-membahu dan bergandeng tangan di tengah saratnya 
massa dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez. Sambil memeluk Chavez, musuh nomor 
dua AS setelah Fidel Castro di bumi Amerika, Maradona berteriak lantang. 
Argentina punya martabat! Marilah kita enyahkan Bush dari sini! kata si 
pemilik tato wajah Castro di kakinya itu. 

Dikritik media 

Menghadapi orang-orang Eropa atau Amerika, Maradona selalu bergairah layaknya 
saat di lapangan hijau. Di benak si legenda Napoli, kedatangan Bush seperti 
mengingatkan dirinya pada dua bos klub utara Italia, Silvio Berlusconi (AC 
Milan) atau Gianni Agnelli (Juventus), di Stadion San Paolo saat masa jayanya 
dulu. Ia kerap kesetanan dan mencetak gol walaupun ada kalanya timnya kalah. 

Seusai gantung sepatu, pria kelahiran Buenos Aires, 30 Oktober 1960, ini 
rupanya sama sekali tak punya bakat melatih atau memberdayakan pemain. El Diego 
ternyata punya visi lain sebab lebih suka membicarakan ketidakadilan, 
kontrakapitalisme, anti-imperialisme, dan sudah barang tentu anti-Amerika. 
Acara talk-show televisi yang diasuhnya, La Noche del 10 atau Malam Si Nomor 
10, selalu berisikan pesan sangat anti-Amerika. 

Saat mewawancarai pemimpin Kuba Fidel Castro selama lima jam, Maradona bak 
seorang politisi. Kita harus menggalang solidaritas, dan dengan Argentina! 
Kami berjuang selama puluhan tahun, dan kami senang kalian ada di belakang 
kami, kata Castro, yang dianggap Maradona sebagai ayahnya. 

Akan tetapi, aktivitas baru Maradona itu mendapat kritikan tajam John Tierney, 
editor sekaligus kolumnis The New York Times. Dia jadi besar dan kaya raya 
berkat ekses globalisasi, tetapi kini mengutuk habis kapitalisme. Bukankah itu 
justru akan menjauhkan dirinya pada rakyat Argentina? lanjutnya. 

Rakyat Argentina yang kebanyakan miskin pasti tahu betapa bedanya mereka dengan 
Maradona. Selain untuk mempertahankan pamornya di depan publik, Maradona hanya 
ingin menutupi boroknya sendiri yang telah kenyang menikmati ranumnya buah 
globalisasi,  timpal Dave Zirin dalam kolomnya di The Nation, mingguan politik 
dan budaya terbitan New York. 

Ia merasa cocok dengan peran barunya ini sebab dia punya pengalaman 
memperdayakan lawan, yang selalu dilakoninya sejak dulu. Maradona bak menjalani 
kehidupan seperti Muhammad Ali pada tahun 1968. Dia bangga dengan perjuangan 
Ernesto ´Che´ Guevara, tokoh penentang imperialisme Barat. Sebagai pemain 
terpopuler dari olahraga terpopuler di dunia, dia memang punya potensi. 

Pengaruh gambeta 

Buat sebagian orang berhaluan konservatif, Maradona adalah ikon sepak bola dari 
seberang pagar. Hidupnya, seperti juga gaya sepak bolanya, sangat identik 
dengan semua hal yang subversif. Mengapa bisa demikian? Jorge Burruchaga, 
rekannya yang diberi umpan kala mencetak gol kemenangan melawan Jerman Barat di 
final 1986, membeberkan siapa dan bagaimana Maradona dengan apa yang disebutnya 
gambeta. 

Untuk menjiwai kehidupan masyarakat kumuh di Argentina, konsep hidup mereka 
harus dimengerti. Gambeta merupakan gabungan dari unsur-unsur: keterampilan, 
kreativitas, dan gairah tipu muslihat. Gol kedua Maradona ke gawang Inggris, 
yang dilabelkan sebagai gol terbaik sepanjang masa (miracle goal) versi FIFA, 
adalah murni dari keterampilan, bagian dari gambeta. Namun, gol pertama nan 
kontroversial yang disebutnya lo Mano de Dios atau Tangan Tuhan ke gawang 
Peter Shilton 

[mediacare] Konspirasi Tsunami. Bagian 2: Siapa yang dirugikan?

2006-11-16 Terurut Topik Batara Hutagalung
Bagian 2: Siapa yang dirugikan?
  Akibat kampanye negatif yang dilakukan oleh Inge Altemeier dkk., 
FIG-Indonesia terpaksa mengeluarkan dana ekstra untuk membayar pengacara di 
Jerman untuk menghadapi tuntutan di pengadilan di Jerman, dan juga menugaskan 
pengacara di Indonesia, untuk membawa masalah pemberitaan yang tidak benar dan 
tuduhan yang tidak beralasan ke jalur hukum yang berlaku di Indonesia. Selain 
itu, FIG-Indonesia juga harus mengeluarkan biaya yang tidak kecil untuk 
menerjemahkan berbagai dokumen dari bahasa Indonesia ke bahasa Jerman sebagai 
bukti di pengadilan dan pihak-pihak yang terkait dan berkepentingn dengan 
masalah ini. Dapat diperkirakan berapa besar dana yang harus dikeluarkan oleh 
FIG-Indonesia untuk menghadapi semua ini. Belum lagi beban psikologis yang 
mengiringi permasalahan yang tidak kecil bagi FIG-Indonesia, LSM kecil ini.
  Sekarang marilah kita teliti, siapa yang sebenarnya sangat dirugikan oleh 
konspirasi Tsunami ini.
  Entah disadari atau tidak oleh mereka yang melakukan tindakan ini –atau 
mungkin mereka tidak peduli- bahwa kampanye negatif ini tidak hanya mempersulit 
kerja dan mencemarkan nama baik FIG-Indonesia, namun yang jelas, korban Tsunami 
di Sabang kehilangan bantuan sebesar satu juta Euro, atau sekitar duabelas 
milyar rupiah, yaitu dana yang diblokir di Jerman, yang sebenarnya telah 
disetujui untuk disalurkan bagi korban Tsunami di Sabang/Pulau Weh. 
  FIG-Indonesia sedang mengupayakan melalui jalur hukum di Jerman untuk 
menuntut pengucuran dana satu juta Euro tersebut agar dapat digunakan sesuai 
program awal, yaitu bantuan untuk korban Tsunami di Sabang. Namun disadari, 
bahwa yang dilawan adalah salah harian dengan tiras terbesar di Jerman dan juga 
salah satu raksasa ekonomi, yang dibentengi oleh sederetan pengacara kondang di 
Jerman. 
  Memang belum tentu menang, namun di sini bukan masalah kalah atau menang, 
melainkan masalah prinsip untuk menegakkan kebenaran dan memperjuangkan hak. 
Kalau menang, maka korban Tsunami di Sabang akan memperoleh tambahan dana 
sebesar satu juta Euro, dan kalau FIG-Indonesia kalah di pengadilan di Jerman, 
maka 1 juta Euro tersebut akan dikembalikan kepada donatur, dan belum diketahui 
kemana akan disalurkan.
  Seandainya hal ini terjadi, yaitu FIG-Indonesia kalah di pengadilan di Jerman 
dan dana satu juta Euro tidak jadi dikembalikan kepada FIG-Indonesia untuk 
dipergunakan bagi bantuan kemanusiaan kepada korban Tsunami, dan berarti dana 
pembangunan di Sabang berkurang satu juta Euro, maka akan sangat ironis, bahwa 
lembaga yang menamakan dirinya Gerakan „Rakyat“ ini justru menambah sengsara 
rakyat, dan setelah terkena musibah bencana alam, kini mengalami musibah lagi 
akibat ulah manusia yang katanya ingin menolong rakyat.
  Saat ini belum dapat dihitung dengan tepat, berapa dana yang masih harus 
dikeluarkan oleh FIG-Indonesia sampai selesainya proses pengadilan di Jerman, 
dan menyelesaikan secara hukum di Indonesia atas tindakan beberapa pihak di 
Indonesia yang terlibat dalam konspirasi pencemaran nama baik FIG-Indonesia, 
karena ini adalah masalah yang sangat serius dan tidak dapat dibiarkan begitu 
saja, tanpa ada konsekwensi hukumnya.
  Selain itu, belum lagi dihitung biaya yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga, 
baik Indonesia maupun Jerman, seperti Kedutaan Besar Jerman dan lembaga 
internasional lain seperti UNDP, untuk menindaklanjuti laporan Gerak-Aceh, 
dengan mengirim tim investigasi atau tim teknis ke Sabang untuk menilai sendiri 
benar tidaknya tuduhan tersebut. Dana yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga 
tersebut dan FIG-Indonesia untuk masalah ini dipastikan telah mencapai milyaran 
rupiah.
  Kini, ternyata hal-hal yang dituduhkan tersebut tidak benar, dan bahkan 
sebaliknya, berdasarkan penilaian tim investigasi dan tim teknis dari beberapa 
institusi termasuk Pemerintah Kota Sabang, hasil kerja dari FIG-Indonesia 
ternyata termasuk yang terbaik, dibandingkan dengan rumah-rumah yang dibangun 
oleh lembaga lain, baik di Sabang/Pulau Weh maupun di Aceh daratan dan Nias.
  Pertanyaan yang kemudian muncul yaitu, apa konsekwensinya apabila ternyata 
laporan yang diberikan oleh suatu lembaga tersebut adalah palsu dan fiktif, 
artinya tidak benar sama sekali dan bahkan sebaliknya.
  Siapa yang mengganti kerugian atau dana yang telah dikeluarkan oleh 
FIG-Indonesia untuk membayar pengacara di Jerman dan Indonesia serta 
penerjemah? Demikian juga dengan dana yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga, 
hanya untuk membiayai penyelidikan berdasarkan laporan yang tidak benar?
  Dana yang sangat besar tersebut seharusnya dapat lebih bermanfaatkan bagi 
rehabilitasi dan rekonstruksi NAD-Nias.
  Seandainya memang benar terjadi penyimpangan penggunaan dana bantuan atau 
tindak pidana korupsi, langkah yang ditempuh oleh Gerak-Aceh memang tepat, 
yaitu menindaklanjuti dan kemudian melaporkan kepada pihak-pihak yang 
berwenang. Namun untuk menghindari terjadinya salah sasaran dan bahkan lebih 
parah lagi 

<    1   2