[EMAIL PROTECTED] 60 Persen Guru di Sumbar Belum Sarjana

2006-09-11 Terurut Topik Arnoldison
15/05/2006
60 Persen Guru di Sumbar Belum Sarjana 

Penulis: Hendra Makmur 


PADANG--MIOL:  Implementasi UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
di Sumatra Barat akan menghadapi permasalahan berat.

"Salah  satunya,  karena  baru  30.787 orang dari total 76.135 guru di
Sumbar  yang  berpendidikan  sarjana,"  kata  Kepala  Dinas Pendidikan
Provinsi Sumbar Dr Rahmat Syahni di Padang, Sabtu(6/5).

Jumlah  guru  yang  belum  sarjana  tersebut  baru  sekitar 40 persen.
Artinya,  sekitar  60 persen lagi, tenaga guru SD, SLTP dan SLTA belum
bergelar sarjana.

"Bila  dalam  satu  tahun  pemerintah dapat menyekolahkan seribu guru,
baru   dalam  45  tahun  seluruh  guru  menjadi  sarjana,  sebagaimana
disyaratkan  undang-undang,"  katanya  ketika  berbicara dalam Seminar
Nasional  "UU  Guru  dan  Dosen" yang diselenggarakan Universitas Bung
Hatta, Padang itu.

Untuk  mengatasi masalah tersebut, menurut Rahmat, rekrutmen guru baru
minimal  harus  sarjana.  "Karena  sebagian dari jumlah guru itu sudah
mendekati  masa pensiun, kebijakan tersebut akan mempercepat pemenuhan
kualifikasi itu di bawah waktu 45 tahun."

Selain  itu,  menurut  Rahmat,  selama tenggang waktu dua tahun selama
guru mengikuti pendidikan lanjut, guru pengganti perlu dipertimbangkan
agar proses belajar mengajar tidak terganggu.

"Namun,  masalah  ini  dapat diatasi apabila perguruan tinggi terdekat
membuka  program  studi  yang  terkait.  Sehingga,  guru  tidak  perlu
melanjutkan  studi  jauh  ke  luar provinsi dan biaya pendidikan dapat
dihemat."

Saat ini, di Sumbar terdapat 34.986 guru SD/Madrasah Ibtidaiyah dengan
jumlah  sarjana  baru  10,8.  Guru  SMP/MTsN  berjumlah 22.318, dengan
jumlah  sarjana  sebanyak  50,06.  Sementara, guru SMA/Madrasah Aliyah
berjumlah 18.831 orang dan sudah mencapai gelar sarjana 84,10.

Sementara  itu,  berbicara  pada  seminar  yang sama, Direktur Profesi
Pendidik  Departemen  Pendidikan  Nasional Prof Dr Zamroni mengatakan,
dengan  disahkannya  UU  Guru  dan  Dosen  merupakan  jaminan terhadap
peningkatan kesejahteraan para pendidik.

"Namun,  peningkatan  kesejahteraan  itu  disertai  konsekuensi  untuk
meningkatkan mutu para guru dan dosen," katanya.

Selain  mereka, ikut menjadi pembicara seminar dalam rangka peringatan
Lustrum  V  UBH itu, anggota DPRD Sumbar Guspardi Gaus, Dosen Fakultas
Keguruan  dan  Ilmu Pendirikan (FKIP) UBH Marsis, Dosen UBH Boy Yendra
Tamin dan Guru SMA 2 Padang Hasan Basri. (HR/OL-1)


sumber: Media Indonesia Online 




--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


[EMAIL PROTECTED] "Buang Lumpur Lapindo ke Laut!"

2006-09-11 Terurut Topik ET Hadi Saputra
"Buang Lumpur Lapindo ke Laut!"
Oleh Prof. Dr. R. KOESOEMADINATA 

TIDAK ada bencana yang sangat menarik perhatian dengan munculnya semburan
lumpur panas di Sidoardjo. Boleh jadi semburan itu dipicu oleh kegagalan
pengeboran eksplorasi sumur Banjar Panji-1 oleh PT Lapindo Brantas dalam
usaha pencarian minyak dan gas bumi di daerah. 

Terlepas apakah penyebab semburan ini adalah keteledoran para ahli
pengeboran Lapindo Brantas atau apakah pengeboran yang gagal ini sekadar
pemicu akan terjadinya gejala ini (mungkin nantinya pengadilan yang bisa
memutuskan), yang menarik perhatian adalah gejala semburan lumpur ini yang
boleh dikatakan unik di dunia. Yang jadi masalah adalah jumlah cairan yang
konon terdiri dari 70% air dan 30 zat padat yang membanjiri daerah Sidoardjo
dan mengancam permukiman serta melumpuhkan perekonomian, khususnya industri
dan transportasi di daerah sekitarnya. Jika tidak ada pencemaran lingkungan,
penyelesaiannya sederhana saja. Alirkan lumpur panas yang toh akhirnya akan
mendingin juga ke laut, ke Selat Madura, dari mana lumpur itu berasal. 

Dalam media massa dikhawatirkan bahwa lumpur itu mengandung zat berbahaya
dan beracun, antara lain kadar Hg (air raksa) yang tinggi. Sebagai seorang
ahli geologi saya heran, bagaimana lumpur yang berasal dari perut bumi bisa
mengandung zat-zat tersebut? Rekan saya dari Tim Independent Ikatan Ahli
Geologi Indonesia (IAGI) telah mengambil contoh lumpur langsung dari lokasi
semburan. Mereka mengatakan, analisis kimia serta lainnya tidak menunjukkan
kehadiran Hg atau logam berat lainnya (paling tidak semuanya jauh di bawah
0,10 mg liter). Hasil mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpur itu
mengandung fosil foraminfera (cangkang zat renik bersel satu) yang dahulu
hidup di lingkungan laut yang sama dengan di Selat Madura. 

Sejak dahulu para ahli geologi Belanda seperti Van Bemmelen (1949)
menyatakan bahwa beberapa ratus ribu bahkan lebih 1 juta tahun (zaman
Pleistocene) Selat Madura itu menjorok jauh ke barat hampir sampai Kota
Semarang. Sungai-sungai seperti Bengawan Solo dan lain-lain bermuara di
Selat Madura purba ini mengendapkan sedimen seperti pasir dan lumpur sebagai
delta pada pantainya yang berangsur-angsur terjadi pendangkalan. Daratan pun
bertambah ke arah pantai Selat Madura dekat Sidoardjo. Jadi pendangkalan
serta penambahan daratan ke arah Selat Madura memang sudah terjadi secara
alami. Bahkan konon Bengawan Solo juga dulunya mengalir ke Selat Madura yang
sekarang disebut Kali Brantas, dan oleh Belanda dialihkan ke arah utara yang
sekarang disebut Ujung Pangkah. Pada ujung ini terjadi suatu delta yang
praktis dilatakan sebagai delta yang dipicu ulah manusia. 

Jadi sebetulnya dengan megalirkan lumpur ke arah Selat Madura saya yakin
akan terjadi proses alami dan tidak mencemari lingkungan, karena lumpur
Lapindo itu material yang berasal dari endapan Selat Madura kuno, dan
sekarang dikembalikan ke Selat Madura modern. Yang akan terjadi mungkin
adalah percepatan dalam pendangkalan serta majunya pantai barat Selat
Madura, yang toh secara alami sedang berlangsung. 

Dalam hal ini tentu yang jadi masalah adalah apakah yang disebut pencemaran
lingkungan? Kalau limbah kimia atau limbah industri ataupun dari aktivitas
manusia yang bersifat asing, saya sangat setuju untuk dinyatakan sebagai
pencemaran lingkungan yang harus dicegah sekuat tenaga. Contoh-contoh
seperti Chernobyl. Peledakan pabrik kimia di India, tumpahnya minyak dari
tanker Exxon Valdez dst., itu betul-betul dapat dinyatakan sebagai
pencemaran lingkungan yang berat. 

Tetapi dalam hal lumpur Lapindo, kita ini menghadapi zat atau bahan bumi
(earth material) yang akan dimasukkan ke dalam lingkungan yang kebetulan
sama juga dengan lingkungan di mana lumpur itu terbentuk. Kekhawatiran akan
rusaknya biota dsb. adalah sangat berlebihan dan boleh dikatakan merupakan
paranoid yang sedang melanda kita semua, khususnya para ahli lingkungan.
Dari prinsip dasar ilmu geologi saja kita tahu bahwa lingkungan kita itu
tidak pernah tetap, gejala-gejala alam yang lambat maupun yang bersifat
mendadak, seperti erupsi gunung api dapat "mencemari" lingkungan, merusak
biota bahkan menyebabkan kepunahan spesies bahkan sampai kategori kelas pun
(Ingat punahnya dinosaurus?). 

Dalam hal ini apakah suatu letusan gunung api di pantai yang menyemburkan
abu serta lava pijar kelaut serta memusnahkan biota di tempat itu dapat
dikatakan pencemaran lingkungan? Ini sering terjadi di Hawaii dan gunung api
lainnya di Pasifik. Apakah letusan G. Merapi yang menghamburkan awan panas,
abu dan gas yang beracun (saya yakin banyak gas H2S) serta mematikan
kehidupan di daerah sekitarnya dianggap pencemaran lingkungan? Gunung-gunung
api yang tidur pun seperti G. Tangkubanparahu di utara Bandung dan banyak
lagi di seluruh Indonesia, bahkan di dunia setiap harinya menghamburkan
belerang murni dalam bentuk gas maupun gas H2S entah berapa ribu ton ke
atmosfer. Tetapi tidak ada ahli lingkungan yang peduli serta
mempermasalahkan acid r

Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

2006-09-11 Terurut Topik Amrizal
'Alaikumsalam wr.wb.

Lain padang lain bilalang,
Kalau dikampuang ambo lai ado juo kawin sasuku, tapi ado
syaratnyo.Cubo ambo uraikan sagetek.

Dikampuang ambo dalam suku nan samo ado pembagian manuruik kalompok
pangulunyo yaitu;

1. Sapariuak.
2. Saparuik.
3. Sakaum.
4. Sanagari.

Dahulunyo suku iko cuman ado sabanyak 7, dek masyarakat alah
bakambang juo mangko tajadilah pamekaran suku tasabuik. Contoh suku
KOTO, Dulu suku Koto iko ciek pangulunyo. Dek ado pemekaran karano
bermacam alasan tajadilah manjadi 28 suku koto jo 28
pangulunyo.Nampaknyo iko ado sagetek didikan bulando dulu untuak mamacah
balah, tapi kini malah dilestarikan oleh babarapo oknum pangulu. Karano
ado pangulu baru ado proyek baru jo warisan nan dipabarui.

Baiklah dipasingkek carito, umpamonyo suku Koto dari sapariok
manjadi saparuik, dari saparuik manjadi sakaum.

Suku koto nan ciek pangulunyo umpamonyo Dt.Majo Indo dinamokan
Sapariuak.
Panggabuangan 3 sampai 5 suku koto (3 datuak sampai 5 datuak) dari nenek
moyang nan samo dinamokan saparuik.
Panggabungan saluruh suku koto (28 suku, 28 datuak) di nagari padang
tarok dinamokan sakaum.
Panggabungan saluruh suku di nagari padang tarok banamo sanagari (7
suku).

Jadi kawin sasuku hanyo buliah antaro nan sapariuak ,anataro nan
saparuik. Husus kalo ado kawin sasuku dalam  sapariuak, mangko inyo
dihukum sacaro adat yaitu hukum buang ka desa nan namuah manarimonyo.

Damikianlah kaunikan sarato kaanehan dikampuang ambo, kecek nan tuo-tuo
baliau mamakai kalarasan "PISANG SIKALEK-KALEK HUTAN" aaratinyo BODI
CANIAGO INYO BUKAN, KOTO PILIANG INYO INDAK (Aneh).

Basambuang.

Wassalam,
Tuangku Batuah Nan Sati (buliah pakai on).


 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Z Chaniago
Sent: Tuesday, September 12, 2006 10:10 AM
To: palanta@minang.rantaunet.org
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

Assalamu'alaikum WW

Mak Lembang., dek adat babuhua sintak ...syarak babuhua
mati.mako adat mangalah dek syarak

Di suku Malayu di Maninjau ado pembaruan nan ambo raso cukuik
eleganuntuak masalah insidentil...
sacaro prinsip adat kawin sasuku di kanagarian Maninjau indak buliah,
tetapi mekanisme nyo adolah jikok lah sampai nikah antaro duo kamanakan
sa suku, dan si pelaku lah manjalankan hukuman adat, maka kapado si
pelaku nan laki-laki di duduakkan posisinyo..di jalehkan di hadapan
urang sakaum baraso ... dima wakatu duduaknyo sabagai urang
sumando...dan di ma wakatu duduaknyo sabagai mamak.sahinggo ado
masonyo dalam masalah pariuak ketek/pariuak gadang...si pelaku
'terpaksa' tidak di ikutsertakanwalau secara hakikat inyo
mamak...tetapi secara aktual inyo hanyo urang sumando.

..sekadar berbagi...

Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak - http://www.maninjau.com
==
Alam Takambang Jadi Guru
==





>From: Muhammad Dafiq Saib <[EMAIL PROTECTED]>
>
>Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
>
>Mungkin dek pandai ulama manyampaian kaji saisuak, mako kawin sasukuko 
>indak saketek juo jadi masalah di kampuang kami di Balai Gurah IV 
>Angkek Canduang do.
>Mungkin sampai kalua dari Balai Gurah sakalipun. Bukan kini, tapi sajak

>'saisuak'. Ambo urang Koto, mamak ambo kawin jo urang Koto, di kampuang

>nan samo di Koto Tuo Balai Gurah. Bahkan inyiak-inyiak kami kawin 
>antaro Koto jo Koto tanpa masalah. Katiko kami maetong-etong ranji, 
>basuo bahaso nenek Iko nenek Itu, nan urang Koto juo di kampuang kami, 
>ba bako ka kami.
>
>Nan indak ado dikarajoan urang hanyolah kawin jo dunsanak saparuik / 
>sapayuang.
>
>Wassalamu'alaikum,
>
>Lembang Alam



--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=



--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus f

Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

2006-09-11 Terurut Topik Amrizal
Ma'af,

Dek mamakai bendi plat merah, agak tagageh sagetek. Ado nan harus
dikoreksi sagetek, yaitu lupo manulihkan kato TIDAK. Tarimo kasih. 

Jadi kawin sasuku hanyo TIDAK buliah antaro nan sapariuak ,antaro nan
saparuik. Khusus kalo ado kawin sasuku dalam  sapariuak, mangko inyo
dihukum sacaro adat yaitu hukum buang ka desa nan namuah manarimonyo.

Wassalam,
Tk.Batuah NS.

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Amrizal
Sent: Tuesday, September 12, 2006 11:13 AM
To: palanta@minang.rantaunet.org
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

'Alaikumsalam wr.wb.

Lain padang lain bilalang,
Kalau dikampuang ambo lai ado juo kawin sasuku, tapi ado
syaratnyo.Cubo ambo uraikan sagetek.

Dikampuang ambo dalam suku nan samo ado pembagian manuruik kalompok
pangulunyo yaitu;

1. Sapariuak.
2. Saparuik.
3. Sakaum.
4. Sanagari.

Dahulunyo suku iko cuman ado sabanyak 7, dek masyarakat alah
bakambang juo mangko tajadilah pamekaran suku tasabuik. Contoh suku
KOTO, Dulu suku Koto iko ciek pangulunyo. Dek ado pemekaran karano
bermacam alasan tajadilah manjadi 28 suku koto jo 28
pangulunyo.Nampaknyo iko ado sagetek didikan bulando dulu untuak mamacah
balah, tapi kini malah dilestarikan oleh babarapo oknum pangulu. Karano
ado pangulu baru ado proyek baru jo warisan nan dipabarui.

Baiklah dipasingkek carito, umpamonyo suku Koto dari sapariok
manjadi saparuik, dari saparuik manjadi sakaum.

Suku koto nan ciek pangulunyo umpamonyo Dt.Majo Indo dinamokan
Sapariuak.
Panggabuangan 3 sampai 5 suku koto (3 datuak sampai 5 datuak) dari nenek
moyang nan samo dinamokan saparuik.
Panggabungan saluruh suku koto (28 suku, 28 datuak) di nagari padang
tarok dinamokan sakaum.
Panggabungan saluruh suku di nagari padang tarok banamo sanagari (7
suku).

Jadi kawin sasuku hanyo TIDAK buliah antaro nan sapariuak
,antaro nan saparuik. Khusus kalo ado kawin sasuku dalam  sapariuak,
mangko inyo dihukum sacaro adat yaitu hukum buang ka desa nan namuah
manarimonyo.

Damikianlah kaunikan sarato kaanehan dikampuang ambo, kecek nan tuo-tuo
baliau mamakai kalarasan "PISANG SIKALEK-KALEK HUTAN" aaratinyo BODI
CANIAGO INYO BUKAN, KOTO PILIANG INYO INDAK (Aneh).

Basambuang.

Wassalam,
Tuangku Batuah Nan Sati (buliah pakai on).


 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Z Chaniago
Sent: Tuesday, September 12, 2006 10:10 AM
To: palanta@minang.rantaunet.org
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

Assalamu'alaikum WW

Mak Lembang., dek adat babuhua sintak ...syarak babuhua
mati.mako adat mangalah dek syarak

Di suku Malayu di Maninjau ado pembaruan nan ambo raso cukuik
eleganuntuak masalah insidentil...
sacaro prinsip adat kawin sasuku di kanagarian Maninjau indak buliah,
tetapi mekanisme nyo adolah jikok lah sampai nikah antaro duo kamanakan
sa suku, dan si pelaku lah manjalankan hukuman adat, maka kapado si
pelaku nan laki-laki di duduakkan posisinyo..di jalehkan di hadapan
urang sakaum baraso ... dima wakatu duduaknyo sabagai urang
sumando...dan di ma wakatu duduaknyo sabagai mamak.sahinggo ado
masonyo dalam masalah pariuak ketek/pariuak gadang...si pelaku
'terpaksa' tidak di ikutsertakanwalau secara hakikat inyo
mamak...tetapi secara aktual inyo hanyo urang sumando.

..sekadar berbagi...

Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak - http://www.maninjau.com
==
Alam Takambang Jadi Guru
==





>From: Muhammad Dafiq Saib <[EMAIL PROTECTED]>
>
>Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
>
>Mungkin dek pandai ulama manyampaian kaji saisuak, mako kawin sasukuko 
>indak saketek juo jadi masalah di kampuang kami di Balai Gurah IV 
>Angkek Canduang do.
>Mungkin sampai kalua dari Balai Gurah sakalipun. Bukan kini, tapi sajak

>'saisuak'. Ambo urang Koto, mamak ambo kawin jo urang Koto, di kampuang

>nan samo di Koto Tuo Balai Gurah. Bahkan inyiak-inyiak kami kawin 
>antaro Koto jo Koto tanpa masalah. Katiko kami maetong-etong ranji, 
>basuo bahaso nenek Iko nenek Itu, nan urang Koto juo di kampuang kami, 
>ba bako ka kami.
>
>Nan indak ado dikarajoan urang hanyolah kawin jo dunsanak saparuik / 
>sapayuang.
>
>Wassalamu'alaikum,
>
>Lembang Alam



--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB

Re: [EMAIL PROTECTED] Yang bersinar di negeri orang

2006-09-11 Terurut Topik hanifah daman
Tuh kan keluar lahi sombongnya.
  Gpp. Setidak tidaknya uni bisa memahami proses belajar mengajar disana. 
  Tidak memaksakan diri kalau dosen tersebut harus seperti yang mamak mau.
  Dan mamakpun sudah punya wawasan yang lebih dari kemaren. 
   
  Uni juga heran untuk orang yang sesombong mamak kok uni harus menjelaskan 
sesuatu sedetil detilnya dulu... Kok mamak tidak bisa nangkap kalau yang 
dijelaskan secara tersirat.. gitu lo. Contoh sederhana, yang dikupas adalah 
rayon,  mamak malah nanggapi letak / lokasi
   
  Biarlah apapun komentar mamak ke uni.. uni anggap angin lalu saja. 
   
   
  Udahan ya
   
  Wass
   
  Hanifah
  

Z Chaniago <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Assalamu'alaikum WW

...sudah saya renungi baik-baik.

cuma.ada satu hal yang menarik bagi sayasehubungan dengan ikatan 
silaturahmi antara saya dengan Uni.., kalau saya boleh menganalisa 
secara bodoh.kira-kiranya begini

di NTU singapura dosen-nya begitu, apakah di UniB dosennya juga begitu 
?
sebagai contoh Uni sendiri., untuk membuat berpikir sesuatu yang make 
sense saja ...minimal untuk saya saja belum sempurna... alangkah sedihnya 
mahasiswa anda jika membandingkan dosen-nya dengan di NTU hiks...dan 
melihat kenyataan yang dihadapinya. hiks... :-((


Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak - http://www.maninjau.com
==
Alam Takambang Jadi Guru
==





-
Do you Yahoo!?
 Everyone is raving about the  all-new Yahoo! Mail.
--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


[EMAIL PROTECTED] FW: Sumbar - Yang bersinar

2006-09-11 Terurut Topik Nofiardi
Prestasi Sumbar di OSN 
Senin, 11-September-2006, 03:55:42 1 clicks   
 
 
Olimpiade Sains Nasional (OSN) V di Semarang yang berlangsung sejak 5
September, telah berakhir hari Sabtu (9/9) akhir pekan lalu. Tuan rumah Jawa
Tengah sebagaimana diprediksi sejak semula, akhirnya memantapkan diri
sebagai juara umum. Lantas bagaimana dengan posisi Sumatera Barat? 
 
 


Alhamdulillah, ternyata perjuangan keras duta-duta pendidikan kita, membawa
hasil cukup maksimal. Tampil pada peringkat 9 nasional, dan nomor satu di
Sumatera, agaknya sebuah kebanggaan yang tak dapat disembunyikan. 

Seperti diberitakan koran ini, kemarin, Sumbar yang berkekuatan 33 peserta
merebut 2 medali emas dan 5 medali perunggu. Kedua medali bergengsi itu
direbut Rizal Afgani siswa SMA 1 Padang untuk bidang study fisika, dan
Habiburahman siswa SMA 1 Padangpanjang pada bidang study kimia. Sisanya,
lima medali perunggu diraih utusan SMP dan Sekolah Dasar Sumatera Barat. 

Apa, yang bisa kita tangkap dibalik kemenangan duta-duta pendidikan Sumatera
Barat itu? Perlahan tapi pasti prestasi pendidikan Sumatera Barat yang tempo
hari sempat di cap terpuruk, makin memperlihatkan hasil-hasil konkret. Duet
kepemimpin Gamawan Fauzi-Marlis dengan dukungan duet Kepala Dinas-Wakadinas
Pendidikan Prof Rahmat Syahni-Dr Djasrial, seiring perkembangan waktu seolah
terus mencatatkan prestasi. 

Kita, masih beragam komentar usai berlangsungnya Ujian Nasional. Ternyata,
fakta bicara, hasil UN yang menempatkan pretasi delapan besar nasional,
berbanding signifikan dengan hasil-hasil Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB). Banyak putra putri daerah ini, lolos dalam seleksi di sejumlah
perguruan tinggi bergengsi di tanah air. bahkan sebuah SMA di Kota Padang,
konon seolah memindahkan siswanya satu lokal ke Fakultas Kedokteran Unand. 

Realitas ini, mestinya ditangkap secara cerdas oleh semua komponen dan
pengelola pendidikan. Bila kita fokus dan serius, apapun bisa dilaksanakan,
bahkan gunung sekalipun bisa dipindahkan. 

Ada yang menarik dari pernyataan Wakil Presiden Yusuf Kala ketika membuka
OSN V di Semarang, ilmu sains adalah dasar utama dari teknologi, sehingga
kemampuan bangsa dalam mengembangkan sains akan berpengaruh pada maju
mundurnya ekonomi bangsa di masa mendatang. 

Secara tersirat, Wapres mengingatkan bangsa ini, agar peduli dan memberikan
perhatian serius terhadap sains. Bahwa melalui perlombaan bidang matematika,
fisika, kimia, biologi, komputer, astronomi dan ekonomi akan tergambar mutu
pendidikan tingkat nasional. Untuk itu, jadikanlah sebagai indikator
penilaian kualitas pendidikan pada masing-masing daerah. 

Agaknya, apa yang disampaikan wapres, menarik untuk dicermati. Berangkat
dari prestasi yang cukup mengharumkan nama Sumatera Barat, marilah kita
rapatkan barisan, satukan visi, dengan menempatkan sektor pendidikan
terdepan dalam menyiapkan generasi emas Sumatera Barat. Satu visi, tentunya
tidak sekedar bangga dengan pretasi yang ada, namun selalulah digunjingkan,
dipersoalkan, dievaluasi serta dikembangkan suasana keterbukaan dalam
menerima kritik bersifat konstruktif. Dengan demikian ke depan sejarah yang
lebih hebat bisa kita toreh. 

Akhirnya, kepada semua personal yang terlibat dalam menyiapkan tim OSN V
Sumatera Barat, pada tempatnya kita beri ucapan selamat, semoga prestasi ini
menjadi cemeti dan spirit untuk lebih kencang menuju olimpiade sains
berikutnya dan sekaligus menyiapkan generasi emas Sumatera Barat. *** 
 
 
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of M. Syahreza

Bagaimana dengan SDM Sumbar



DISCLAIMER: The above message is for the intended recipient only and may
contain confidential information and/or may be subject to legal privilege.
If you are not the intended recipient, you are hereby notified that any
dissemination, distribution, or copying of this message, or any attachment,
is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us
immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary.
Please delete the message and the reply (if it contains the original
message) thereafter. Thank you. 



--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


Re: [EMAIL PROTECTED] Yang bersinar di negeri orang

2006-09-11 Terurut Topik Z Chaniago
Assalamu'alaikum WW

...sudah saya renungi baik-baik.

cuma.ada satu hal yang menarik bagi sayasehubungan dengan ikatan 
silaturahmi antara saya dengan Uni.., kalau saya boleh menganalisa 
secara bodoh.kira-kiranya begini

di NTU singapura dosen-nya begitu, apakah di UniB dosennya juga begitu 
?
sebagai contoh Uni sendiri., untuk membuat berpikir sesuatu yang make 
sense saja ...minimal untuk saya saja belum sempurna... alangkah sedihnya 
mahasiswa anda jika membandingkan dosen-nya dengan di NTU hiks...dan 
melihat kenyataan yang dihadapinya. hiks... :-((


Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak - http://www.maninjau.com
==
Alam Takambang Jadi Guru
==





>From: hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]>
>
>Mudah-mudahan mamak Z Chaniago sato mambaco dan merenungi tulisan dibawah 
>gon. Panunjang diskusi kami nan kapatang.
>
>
>   Salam
>
>   Hanifah
>
>"M. Syahreza" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Republika , Jumat, 14 Juli 2006
>
>Soal profesionalitas dosen, kata Arfika, juga ada perbedaan amat
>besar. Di NTU, terang Arfika, dosen benar-benar helpful. Tak heran,
>mahasiswa senang sekali bertemu sang dosen. ''Mereka menganggap kita
>sebagai partner, bukan guru dan murid,'' terangnya.
>
>Mendekati waktu ujian, dosen menyediakan waktu dua jam sehari di
>kantornya. Mahasiswa bisa masuk kapan saja untuk bertanya. Di sini,
>lanjut Arfika, sidang skripsi bukan ajang 'pembantaian' . Proyek tugas
>akhir ini diartikan sebagai kerja bareng mahasiswa dan dosen, kemudian
>sang mahasiswa persentasi.
>
>Kalau ada proyek riset, sang dosen tak ragu melibatkan mahasiswanya.
>Mereka juga membantu mahasiswa melakukan funding untuk S2 atau S3.
>''Di Singapura berlaku sistem meritokrasi. Silakan belajar, usaha,
>siapa pun yang belajar dan bekerja dengan baik, maka dapat pekerjaan
>bagus. Enggak ada KKN,'' terang dia.
>
>Arfika mengaku berminat kembali ke Indonesia untuk menjadi staf
>pengajar, tapi dengan catatan. ''Kita lihat dulu bagaimana kondisinya.
>Kalau sistem pendidikannya tidak terlalu kondusif, ya mau gimana,
>bisa-bisa semua ilmu yang didapat di Singapura percuma,'' selorohnya.
>
>Menurut dia, orang Indonesia punya benih kecerdasan di atas rata-rata.
>Buktinya, ''Di NTU, orang Indonesia selalu masuk top 20 persen dari
>angkatannya. Malah tak sedikit yang masuk top lima persen, dan
>langsung diberi dana besar untuk mengerjakan proyek. Di setiap
>fakultas di NTU selalu ada orang Indonesia yang top lima persen,''
>kata dia. n imy



--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

2006-09-11 Terurut Topik Z Chaniago
Assalamu'alaikum WW

Mak Lembang., dek adat babuhua sintak ...syarak babuhua mati.mako 
adat mangalah dek syarak

Di suku Malayu di Maninjau ado pembaruan nan ambo raso cukuik 
eleganuntuak masalah insidentil...
sacaro prinsip adat kawin sasuku di kanagarian Maninjau indak buliah, tetapi 
mekanisme nyo adolah jikok lah sampai nikah antaro duo kamanakan sa suku, 
dan si pelaku lah manjalankan hukuman adat, maka kapado si pelaku nan 
laki-laki di duduakkan posisinyo..di jalehkan di hadapan urang sakaum 
baraso ... dima wakatu duduaknyo sabagai urang sumando...dan di ma wakatu 
duduaknyo sabagai mamak.sahinggo ado masonyo dalam masalah pariuak 
ketek/pariuak gadang...si pelaku 'terpaksa' tidak di ikutsertakanwalau 
secara hakikat inyo mamak...tetapi secara aktual inyo hanyo urang 
sumando.

..sekadar berbagi...

Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak - http://www.maninjau.com
==
Alam Takambang Jadi Guru
==





>From: Muhammad Dafiq Saib <[EMAIL PROTECTED]>
>
>Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
>
>Mungkin dek pandai ulama manyampaian kaji saisuak,
>mako kawin sasukuko indak saketek juo jadi masalah di
>kampuang kami di Balai Gurah IV Angkek Canduang do.
>Mungkin sampai kalua dari Balai Gurah sakalipun. Bukan
>kini, tapi sajak 'saisuak'. Ambo urang Koto, mamak
>ambo kawin jo urang Koto, di kampuang nan samo di Koto
>Tuo Balai Gurah. Bahkan inyiak-inyiak kami kawin
>antaro Koto jo Koto tanpa masalah. Katiko kami
>maetong-etong ranji, basuo bahaso nenek Iko nenek Itu,
>nan urang Koto juo di kampuang kami, ba bako ka kami.
>
>Nan indak ado dikarajoan urang hanyolah kawin jo
>dunsanak saparuik / sapayuang.
>
>Wassalamu'alaikum,
>
>Lembang Alam



--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

2006-09-11 Terurut Topik Rasyid, Taufiq (taufiqr)
 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yanurmal
Sent: Monday, September 11, 2006 1:15 PM
To: palanta@minang.rantaunet.org
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

Assalamualaikum wr.wb.

Lalu kenapa masih ada yang menjalankan hukum yang bertentangan dengan
hukum Allah?

Itulah anehnya, ternyata adat minang itu sekuler, bukan basandi syarak.
Dengan kerasnya pemuka-pemuka adat "mendominasikan hukum2 adat walapun
bertentangan dengan hukum agama" (maaf, saya yakin tidak semua pemuka
adat begitu).

Seharusnya disaat itu terjadi kita "harus" meninggalkan adat dan
menegakkan agama Allah. Buat apa mengikuti adat jika mengakibatkan kita
masuk neraka?

Saya sangat mendukung mereka yang melakukan perkawinan sasuku yang tidak
bertentangan dengan hukum Allah. Itu adalah momen untuk memperlihatkan
bahwa adat minang memang mengacu ke hukum agama.



__


He...he... Lah bakisa pulo angin tampaknyo.

Kawin sa-suku pulo nan manjadi ota tampaknyo.

Untuak kampuang ambo, kawin sa-suku iko. Nan indak buliah kalau, inyo
dibawah Datuak/Penghulu yang samo ( Sapayuang).
Tapi kalau Panghulunyo lah babeda lai dibuliahkan,walau asanyo dari
kanagarian yang samo. Apolai kalau asanyo lah babeda Kabupaten ,indak
masalah kalau ingin menikah. Karano inyo kan badunsanaknyo lah samo jo,
samo samo cucu dek Adam jo Hawa sajo tampaknyo he.he

Misalnyo dari kami suku Sikumbang. Anak buah Datuak Putiah buliah kawin
jo anak buah Datuak Sati, walau samo-samo punyo suku Sikumbang.

Tapi kalau samo-samo anak buah Datuak Sati iyo indak buliah. Karano
susah juo beko manantukan ma nan bako, ma nan mamak dek anak nan ka
lahia .

Kalau kito iduik ba-kampuang rasonyo barek juo untuak kawin, bagi urang
nan sapayuang atau saparuik ko. Sabab dalam kondisi sahari-hari dalam
segala kegiatan kita memang merasa saudara dekat. Sa-nasib sa
pananggungan, kok barek samo dipikua, kok ringan samo di jinjiang. 

Jadi karena eratnya hubungan sehari-hari agak mustahil juga bisa jatuh
cintrong.  Kecuali kalau dia ketemu sudah besardan  diperantauan
lagi. Mungkin hal ini bisa terciptaakibatnya keluarga akan
menanggung resikonya. Kalau indak capek mamintehnyo... 

Dek karano itu kalau nan sapayuang itu nekat juo kawin, sanksinyo
dibuang sapanjang adat. 

Kok kayo, kayo se lah surang, rang kampuang indak ka ma mintak.
Kok pandai, pandai se lah surang, rang kampuang indak ka batanyo.

Jadi disisihkan, indak dibao  ba iyo... ba tido.

Tampaknyo keluarga itu memakluminyo, akibatnyo indak talok manjajakkan
kaki dikampuang lai. ( ado dikampuang ambo kini nan sarupo itu).

Itulah kondisi dikampuang kami.  Jadi indak ta lalu tagang,tapi masih
ado border-line nyo

Salam ...
St RA 


--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

2006-09-11 Terurut Topik Muhammad Dafiq Saib
Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu

Mungkin dek pandai ulama manyampaian kaji saisuak,
mako kawin sasukuko indak saketek juo jadi masalah di
kampuang kami di Balai Gurah IV Angkek Canduang do.
Mungkin sampai kalua dari Balai Gurah sakalipun. Bukan
kini, tapi sajak 'saisuak'. Ambo urang Koto, mamak
ambo kawin jo urang Koto, di kampuang nan samo di Koto
Tuo Balai Gurah. Bahkan inyiak-inyiak kami kawin
antaro Koto jo Koto tanpa masalah. Katiko kami
maetong-etong ranji, basuo bahaso nenek Iko nenek Itu,
nan urang Koto juo di kampuang kami, ba bako ka kami. 

Nan indak ado dikarajoan urang hanyolah kawin jo
dunsanak saparuik / sapayuang.

Wassalamu'alaikum,

Lembang Alam






St. Lembang Alam



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


Re: [EMAIL PROTECTED] Yang bersinar di negeri orang

2006-09-11 Terurut Topik hanifah daman
Mudah-mudahan mamak Z Chaniago sato mambaco dan merenungi tulisan dibawah gon. 
Panunjang diskusi kami nan kapatang. 
   
   
  Salam 
   
  Hanifah

"M. Syahreza" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Republika , Jumat, 14 Juli 2006

Bagaimana dengan SDM Sumbar
Kalau Sekolah tidak lagi Fun 

Ia memilih Singapura. Kendati pada Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB) 2003 lalu, Arfika Nurhudatiana (21 tahun) diterima di jurusan
teknik informatika Institut Teknologi Bandung (ITB).

Arfika sulit menampik beasiswa lebih dari 5.000 dolar Singapura per
tahun dari Sembawang Coorporation, sebuah perusahaan Singapura. Meski
kelak ia harus teken kontrak 'ikatan dinas' selama tiga tahun dengan
negeri jiran ini.

Di Singapura, Arfika menempuh studi di jurusan teknik komputer Nanyang
Technological University (NTU) Singapura. Dan tahulah ia betapa
kontrasnya sistem pendidikan di negeri jiran ini dengan di Indo
--begitu mahasiswa NTU menyebut Indonesia.

Di NTU, atau universitas Singapura pada umumnya, kata dia, belajar
jauh lebih menyenangkan: tak melulu dijejali teori muluk-muluk, tapi
lebih banyak praktiknya. Mahasiswa lebih getol mengerjakan proyek di
lapangan ketimbang berjam-jam duduk mendengarkan dosen: bertemu banyak
orang, melakukan apa yang mereka mau, dan setelah itu presentasi.
''Lebih banyak experience practical-nya. Ini membuat enggak boring,
tapi fun banget,'' terang dia.

Di Indonesia, mahasiswa dibebani mata pelajaran segudang, kadang
banyak yang tak perlu, dan amat teoritis. Tak heran lulus S-1 bisa
rata-rata 5 tahun. ''Itu saja sudah bikin fun belajarnya hilang,''
kata Arfika.

Soal profesionalitas dosen, kata Arfika, juga ada perbedaan amat
besar. Di NTU, terang Arfika, dosen benar-benar helpful. Tak heran,
mahasiswa senang sekali bertemu sang dosen. ''Mereka menganggap kita
sebagai partner, bukan guru dan murid,'' terangnya.

Mendekati waktu ujian, dosen menyediakan waktu dua jam sehari di
kantornya. Mahasiswa bisa masuk kapan saja untuk bertanya. Di sini,
lanjut Arfika, sidang skripsi bukan ajang 'pembantaian' . Proyek tugas
akhir ini diartikan sebagai kerja bareng mahasiswa dan dosen, kemudian
sang mahasiswa persentasi.

Kalau ada proyek riset, sang dosen tak ragu melibatkan mahasiswanya.
Mereka juga membantu mahasiswa melakukan funding untuk S2 atau S3.
''Di Singapura berlaku sistem meritokrasi. Silakan belajar, usaha,
siapa pun yang belajar dan bekerja dengan baik, maka dapat pekerjaan
bagus. Enggak ada KKN,'' terang dia.

Arfika mengaku berminat kembali ke Indonesia untuk menjadi staf
pengajar, tapi dengan catatan. ''Kita lihat dulu bagaimana kondisinya.
Kalau sistem pendidikannya tidak terlalu kondusif, ya mau gimana,
bisa-bisa semua ilmu yang didapat di Singapura percuma,'' selorohnya.

Menurut dia, orang Indonesia punya benih kecerdasan di atas rata-rata.
Buktinya, ''Di NTU, orang Indonesia selalu masuk top 20 persen dari
angkatannya. Malah tak sedikit yang masuk top lima persen, dan
langsung diberi dana besar untuk mengerjakan proyek. Di setiap
fakultas di NTU selalu ada orang Indonesia yang top lima persen,''
kata dia. n imy



-
Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small 
Business.
--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

2006-09-11 Terurut Topik Munir, Irwan (irwanm)
SyukurAlhamdulillah, saya sangat setuju dengan pemikiran ini, padek dan hal ini 
juga sudah pernah sebelumnya pada tahun 1985-1986 saya diskusikan dengan 
seorang pemuka adat khusus masalah kedudukan adat basandi syarak, syarak 
basandi kitabullah ini (Di syarak mangato di adaik mamakai) yang dihubungkan 
dengan kawin sasuku ini.
Kebetulan saya ketemu dengan pemuka adaik yang moderat saat itu dan beliau juga 
berpendapat yang sama dengan wacana ini.
Didalam hukum agama sebenarnya sudah ada aturan siapa saja yang tidak boleh 
dikawini, dari sedarah sampai ke saudara sesusuan, yang mana kalau adat basandi 
ke Agama/syarak, maka seharusnya hal ini mengikuti aturan agama (manuruik alua 
jo patuik bukannyo manuruik nan patuik kadialua)

Salam
St Rj Bungsu 46

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yanurmal
Sent: Monday, September 11, 2006 1:15 PM
To: palanta@minang.rantaunet.org
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

Assalamualaikum wr.wb.

Saya ingin mengomentari berita Padek ini.

Saya memang bukan ahli tentang adat minangkabau tetapi saya dibesarkan 
dilingkungan adat minangkabau yang menyebabkan sedikit2 saya bisa mengenal adat 
mingangkabau.

Terutama "ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH".
Oleh orang tua2 yang ada disekitar saya dibesarkan, kata2 diatas berarti kira2 
begini "ADAT BERLANDASKAN AGAMA, AGAMA BERDASARKAN KITABULLAH". Yang 
terjemahannya adalah "semua hukum adat mengacu ke hukum agama (islam)". Semua 
aturan adat akan diselarasakan dengan ketetuan Allah sebagai pedoman utama 
dalam menajalankan adat.

Perkawinan sasuku memang masih tabu (menurut hukum adat) di ranah minang. 
Tetapi kalau kita mengacu ke ketentuan Allah, tidak semua yang tergolong sasuku 
(yang dilarang adat) yang juga dilarang agama.

Bagaimana dengan bagian sasuku yang diperbolehkan oleh Allah?
Dalam hal ini apakah "adat melakukan pembangkangan terhadap syarak, atau orang 
minang yang tidak mengerti azas hukum adatnya?"

Apapun jawabanya, yang pasti orang mingakabau mempunyai dasar agama yang lebih 
baik dibanding tetangganya karena azas hukum adat minang mengacu ke agama, 
sehingga terbentuklah pribadi2 "buya" dalam setiap diri masayarakat minang 
(dulu).

Lalu kenapa masih ada yang menjalankan hukum yang bertentangan dengan hukum 
Allah?

Itulah anehnya, ternyata adat minang itu sekuler, bukan basandi syarak. Dengan 
kerasnya pemuka-pemuka adat "mendominasikan hukum2 adat walapun bertentangan 
dengan hukum agama" (maaf, saya yakin tidak semua pemuka adat begitu).

Seharusnya disaat itu terjadi kita "harus" meninggalkan adat dan menegakkan 
agama Allah. Buat apa mengikuti adat jika mengakibatkan kita masuk neraka?

Saya sangat mendukung mereka yang melakukan perkawinan sasuku yang tidak 
bertentangan dengan hukum Allah. Itu adalah momen untuk memperlihatkan bahwa 
adat minang memang mengacu ke hukum agama.

Dosa besar membuat hukum yang bertentangan dengan hukum Allah.
Untuk orang tua, jika anda melarang perkawinan anak karena alasan adat, maka 
terimalah hukum allah nantinya. ITU PASTI. Tetapi jika anda melarang perkawinan 
anak anda karena keburukan agama calon menantu anda, maka anda dijalan Allah.

Janganlah anda menjadi "pemikir-pemikir bernas" yang mengembalikan adat 
jahiliyah. Jadilah pemikir bernas yang mengangkat adat jahilyah menjadi adat 
masa kini dan masa depan dibawah hukum Allah. Kita tertinggal jauh dengan aceh 
yang sudah menyatakan dengan terang-terangan pengakuan hukum Allah atas mereka 
tanpa meninggalkan 'keacehan' mereka.

Bagaimana dengan adat mingakabau dengan hukum Allah? ALLAHUAKBAR, itulah ADAT 
BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH.

Demikian buah pemikiran saya, mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.
Jangan ragu untuk menyalahkan saya jika memang saya salah.

Wassalamualakum wr.wb.
Yanurmal



On 9/11/06, zul amri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Senin, 11-September-2006, 03:27:13
>
>   Padang, Padek-Semakin banyaknya perkawinan dalam satu suku saat ini 
> memprihatinkan banyak pihak, terutama bundo kanduang. Kondisi itu dinilai, 
> mencerminkan kurangnya tanggung jawab orangtua dalam memperkenalkan adat dan 
> budaya Minang ke anak.
>
>   "Kawin satu suku ini sangat banyak kita temui di dalam kehidupan 
> masyarakat. Hendaknya orangtua ketika melihat anaknya dekat dengan seseorang, 
> maka ditanya terlebih dahulu sukunya apa. Ini dilakukan agar terhindar dari 
> kawin sesuku," kata Ketua Bundo Kanduang Padang Timur Kartini disela-sela 
> Seminar Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) di aula 
> Akper Ranah Minang Sabtu (9/9).
>
> Tidak hanya itu, orang Minang yang sifatnya perantau serta mempunyai anak dan 
> cucu dirantau juga harus ada tanggungjawab moral dalam memberitahu dan 
> mengingatkan anak akan suku yan melekat di dalam dirinya.
>
> Seminar dengan tema "Kabek dapek dibukak, buhua jan sampai goyah" menandakan 
> juga walau era globalisasi semakin modern dan kem

[EMAIL PROTECTED] Sumbar - Yang bersinar

2006-09-11 Terurut Topik Madahar (madahar)
Kemaren dalam OSN di Semarang saya dapat info bahwa adik almamater sanak
Reza SMA-1 Padang dapat Emas dan satu lagi dari Padang Panjang.

Selamat untuk kedua bintang yang sedang bersinar dan semoga tidak
tersia-siakan.

Salam
 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of M. Syahreza
Sent: Tuesday, September 12, 2006 9:06 AM
To: palanta@minang.rantaunet.org
Subject: [EMAIL PROTECTED] Yang bersinar di negeri orang

Republika , Jumat, 14 Juli 2006

Bagaimana dengan SDM Sumbar


Yang Bersinar di Negeri Orang 

.


--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


Re: [EMAIL PROTECTED] Ketek Banamo, Gadang Bagala

2006-09-11 Terurut Topik Anzori
Assalamualaikum wr.wb.
   
  Ada  2 hal yang perlu kita lihat dalam pemberian gelar kepada urang non Minang
   
  1. Sikap keterbukaan suku Minangkabau terhadap dunia luaa, di mana adat 
Minang sendiri menurut kaba/tambo adalah bawaan dari putra raja Persia Iskandar 
Zulkarnain (non Minang) atau Alexander The Great turun ke ranah pariangan. 
  Yang jelas, urang awak memang lebih memihak pada versi ini. Ceritanya, Raja 
Iskandar berlayar dengan ketiga putranya, Sri Maharaja Diraja, Sri Maharaja 
Alif dan Sri Maharaja Dipang. Karena bertengkar memperebutkan mahkota, ketiga 
pangeran ini terpecah-belah. Sri Maharaja Alif meneruskan pelayaran ke barat 
dan berkuasa sampai ke Perancis dan Inggris. Sri Maharaja Dipang beralih ke 
timur untuk menguasai Cina dan Jepang. Sedangkan Sri Maharaja Diraja berlabuh 
di kaki Gunung Merapi dan menetap di sebuah tempat bernama Galundi Nan Baselo.

Waktu berselang, Galundi Nan Baselo kemudian dipimpin oleh keturunan Sri 
Maharaja Diraja, yaitu Suri Dirajo. Alkisah, suatu hari datanglah seorang raja 
dari tanah Hindu, Sang Sapurba. Raja ini bergelar 'Rusa Emas' karena mahkota 
ernasnya yang bercabang-cabang. Beliau lalu menikahi adik Sw-i Dirajo bernama 
Indo Julito. Karena beragama Hindu, dia juga mendirikan tempat ibadah yang 
sampai saat ini masih bernama Pariangan, yang artinya per-Hyang-an atau tempat 
menyembah Hyang. Nama Galundi Nan Baselo akhirnya tergantikan dengan Pariangan.

  Jadi yang menjadi adat dalah bawaan dari dunia luar., BUKAN diciptakan oleh 
ASLI URANG MINANG sendiri. Tidak ada urang minang asli dari sebelum Masehi. 
  Kalau mau mengatakan adat minang atau gala adat minang hanyo untuak urang 
minang, ini adalah bentuk chauvinisme sempit.
  Orang mInang sendiri bukanlah asli Minang, mungkin juga ada dari Champa 
Kamboja, atau turunan dari orang-orang Jawa Majapahit atau dari Hidramaut.
   
  Jangan berpikir sempit dengan pemberian gelar kepada urang non Minang.
   
  2. Siklus berulang terus. Kalau urang meinang berasal dari luar  dan urang 
minang memberikan gelar ke luar, itu adalah hukum alam, hukum keseimbangan. 
Malah Gelar yang diberikan ke urang luar masih sangat sedikit. Seharusnya gelar 
bisa diberikan kepada para Syekh di Timur Tengah, Malaysia dsb.
   
  Jadi cobalah untuk berpikir "lapang" atau memiliki "mentalitas 
kelimparuahan." Bukankah Agama mengajarkan : semakin banyak engkau memberi, 
semakin banyak engkau menerima. Kenyataan urang Minang kini saketek maagiah, 
indak banyak manarimo, sahinggo iduik indak barubah-rubah. Saya tidak melihat 
kemajuan yang berarti dari kehidupan urang Minang sejak 30 tahun yang lalu. 
Kalau pun individu ada yang sukses itu juga karena faktor pendidikan dan 
lapangan kerja. Tapi dalam pola pikir masih sesempit "tempurung". Tak ada yang 
berubah secara mendasar.
   
  
dutamardin umar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Ketek Banamo, Gadang Bagala 
Oleh: Ivan Adila 


Tersiarlah kabar bahwa Presiden SBY akan menerima gelar adat. Gelar Yang 
Dipertuan Maharajo Pamuncak Sari Alam itu diberikan oleh Lembaga Kerapatan Adat 
Alam Minangkabau (LKAAM). Pemberian gelar adat untuk orang di luar Minangkabau 
bukanlah gejala baru. Di tahun 1965 pernah ada rencana memberikan gelar adat 
Bundo Kandung Agung kepada Hartini Soekarno, yang saat itu menjadi ibu negara. 
Rencana itu berubah setelah A.A.Navis berhasil meyakinkan pihak militer bahwa 
gelar yang berasal dari tokoh mitos itu tidak layak disandang oleh ibu negara. 
Maka kemudian, Hartini diberi gelar Ibu Kandung, dianugerahkan di Bukittinggi. 
Sejak beberapa tahun terakhir, gelar adat telah diberikan kepada Yusril Ihza 
Mahendra, Taufiq Kiemas, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Surya Paloh dan Anwar 
Nasution. 

Begitu pentingkah gelar adat Minangkabau bagi pejabat dan pengu­saha di 
negeri ini? Ataukah di antara orang Minang merasa penting benar memberi gelar 
terhadap seseorang dari suku lain? 

Bagi lelaki Minangkabau, gelar adat adalah sebuah kemestian. Pepatah adat 
mereka mengatakan, ketek banamo, gadang bagala (kecil punya nama, setelah 
dewasa diberi gelar). 

Setiap lelaki yang sudah menikah tentu diberi gelar adat, yang diumumkan dalam 
sebuah acara sederhana saat perhelatan kawin. Pemberian gelar itu merupakan 
pengakuan bahwa mereka kini telah menjadi lelaki dewasa, yang akan 
diikutsertakan dan diakui hak suaranya dalam musyawarah kaum. Jika kini SBY 
baru akan diberi gelar, apakah itu artinya orang Minang menganggap beliau belum 
dewasa? Bukankah beliau sudah punya istri, punya anak dan dikenal sebagai 
pemimpin yang elegan? 
Dari sudut pandang adat, tak secuil pun alasan yang bisa dihi­dangkan untuk 
menjelaskan alasan pemberian gelar itu. Warisan adat itu hanya sako 
(immaterial) dan pusako (material). Kalau kemudian ada pula yang namanya gelar 
sangsako, pastilah itu kato kemudian, kato bacari. Helah untuk mencari 
pembenaran. Karena itu, kita harus mencari penjelasannya dari sudut pandang 
lain. 
Pemberian gelar adat untuk pejabat ini hanyalah lanjutan bela

[EMAIL PROTECTED] Yang bersinar di negeri orang

2006-09-11 Terurut Topik M. Syahreza
Republika , Jumat, 14 Juli 2006

Bagaimana dengan SDM Sumbar


Yang Bersinar di Negeri Orang 

Di  setiap fakultas di NTU selalu ada orang Indonesia masuk daftar top
lima persen.

Kalau  tuan  rumah  Singapura  berhasil  menggondol  medali  emas atau
berdiri di podium kemenangan 37th International Physics Olympiad (37th
IPhO)  yang berakhir Senin depan (17/7), maka jangan lupakan nama ini:
Bernard Ricardo Widjaja (21 tahun).

Ia  bukan  guru  besar  atau  ilmuwan  yang hasil risetnya tertebar di
berbagai  jurnal ilmiah. Bernard cuma mahasiswa. Lulus dari SMA Regina
Pacis,   Bogor,   ia  memilih  School  of  Electrical  and  Electronic
Engineering   Nanyang   Technological   University   (NTU)  Singapura,
perguruan tinggi peringkat 26 dunia. Kini ia duduk di semester tujuh.

Sebagai mahasiswa, ia tergolong bukan mahasiswa rata-rata. Pertengahan
tahun  lalu,  ia  didaulat  memberi  les fisika singkat untuk tim IPhO
Singapura.  Cuma  tiga  hari,  tapi  upahnya  seribu  dolar  Singapura
(sekitar Rp 5,6 juta).

Tiga  bulan  terakhir,  kesibukan mengajar kembali melanda Bernard. Ia
dikontrak  total  jadi  pelatih tim IPhO Negeri Singa untuk 37th IPhO.
Itulah  yang  membuat  jadwalnya  sebagai  mahasiswa  tak lagi normal:
mengajar  dari  pukul  09.00-17.00,  sekaligus  mengurusi  tugas-tugas
kuliahnya.

Tapi, bukan kesibukan ganda itu yang membuatnya jadi istimewa. Bernard
--berstatus  mahasiswa tingkat tiga-- didaulat menjadi `dosen' tunggal
buat  tim IPhO Singapura, sekaligus team leader. Ini amat mengejutkan,
mengingat   tahun-tahun   sebelumnya  tim  IPhO  Negeri  Singa  selalu
dikomandani  guru  besar ternama. Negara-negara lain pun mempercayakan
team leader-nya pada dosen-dosen yang mumpuni.

Menjadi  kian  mengejutkan,  mengingat  saat  ini Singapura menyandang
beban  berat  selaku  tuan rumah untuk pertama kali sejak IPhO digelar
pada  1967.  Sungguh aneh jika tim Negeri Singa malah mengambil risiko
dengan  menyerahkan hidup matinya kepada mahasiswa semester tujuh yang
nota bene berkewarganegaraan Indonesia. Siapa Bernard?

Barangkali  ia  memang  jenius.  Pertengahan 2003 lalu, baru dua bulan
lulus  SMA,  ia langsung ditawari mengajar siswa kelas tiga di SMU BPK
Gading  Serpong.  Tawaran itu diterimanya. `'Saya jadi guru termuda di
situ. Baru lulus kelas tiga SMA, eh, langsung mengajar kelas tiga SMA,
ha...ha,''  kata dia kepada wartawan Republika, Iman Yuniart di kampus
NTU, Singapura.

Tapi  bukan  itu yang membuat Singapura tertarik menyewa mentah-mentah
Bernard. Pengalaman akademiklah yang membuat negeri jiran itu bernafsu
mempekerjakannya:  Bernard  adalah  peraih  medali  emas Asian Physics
Olympiad  (APhO)  2003 di Thailand, sekaligus peraih predikat The best
in  experiment  di  ajang ini. Ia juga penyandang medali perak di IPhO
2003 di Taiwan.

Pada  2004,  Bernard  diterima  di  Jurusan  Elektro  NTU  lewat jalur
beasiswa.  Mengetahui  ada  jebolan  Tim  Olimpiade  Fisika  Indonesia
(TOFI), NTU memanggil Bernard. Ia ditugasi mengajar tim IPhO Singapura
yang akan bertanding di Salamanca, Spanyol, pada 2005.

Bernard   tak   cuma  memberi  materi  pelajaran,  tapi  juga  berbagi
pengalaman  selama  ikut  APhO  dan  IPhO.  Trik dan strategi diungkap
habis.  Dari  situlah,  kata  Bernard,  para jago fisika Singapura ini
terbuka  mata  soal  kelemahan  mereka.  Di situ pula, sadarlah mereka
keunggulan  tim  IPhO  Indonesia,  khususnya dalam strategi dan metode
penguasaan materi fisika.

Pencerahan  ini membuahkan hasil mengejutkan. Untuk pertama kali dalam
sejarah, Singapura berhasil membawa pulang tiga medali emas dari ajang
IPhO, Spanyol. Jumlah ini bahkan melebihi perolehan tim IPhO Indonesia
saat  itu  (dua  medali  emas).  `'Sebelumnya, Singapura maksimal cuma
mendapat  satu emas di setiap IPhO,'' terang Bernard. Pengalaman bagus
itu  membuat  Singapura  tak ragu menyewa total Bernard pada IPhO 2006
ini.

Mengabdi pada asing? Bernard menolak disebut demikian. Bernard mengaku
memperoleh  beasiswa penuh dari NTU, sekitar 6.000 dolar Singapura (Rp
35  jutaan)  per  tahun.  Jika  lulus  pun,  ia  dikenai aturan ketat:
dilarang  bekerja  selain  di  perusahaan  milik Singapura selama tiga
tahun. Ia sudah teken kontrak untuk itu.

`'Banyak  yang  bertanya  kok  saya malah bantu tim Singapura?'' katar
dia.  Namun,  Bernard  punya  pikiran lain yang sejalan dengan pikiran
Prof  Yohanes  Surya,  sang  mentor.  Menurut  dia, jika tim Singapura
sukses,  orang-orang  akan  bertanya siapa yang melatih? `'Begitu tahu
dari Indonesia, mereka kan kaget,'' kata Bernard.

IPhO  di Singapura lantas menjadi ajang 'perseteruan' antara murid dan
guru.   Bertindak  sebagai  team  leader  Singapura,  Bernard  praktis
'bersaing'  dengan  tim  leader  Indonesia,  Prof  Yohanes Surya, yang
notabene pembimbingnya saat di TOFI.

Tak kalah
Di  jurusannya,  Bernard  harus bersaing dengan 400-500 mahasiswa dari
berbagai  negara.  Dan ia membuktikan bahwa otak orang Indonesia tidak
kalah  encer.  Buktinya,  dari sembilan mat

[EMAIL PROTECTED] Yang Bersinar di Negeri Orang

2006-09-11 Terurut Topik Arnoldison
http://republika.co.id/koran_ detail.asp? id=256537&kat_id=13


Jumat, 14 Juli 2006

Yang Bersinar di Negeri Orang 

Di  setiap fakultas di NTU selalu ada orang Indonesia masuk daftar top
lima persen.

Kalau  tuan  rumah  Singapura  berhasil  menggondol  medali  emas atau
berdiri di podium kemenangan 37th International Physics Olympiad (37th
IPhO)  yang berakhir Senin depan (17/7), maka jangan lupakan nama ini:
Bernard Ricardo Widjaja (21 tahun).

Ia  bukan  guru  besar  atau  ilmuwan  yang hasil risetnya tertebar di
berbagai  jurnal ilmiah. Bernard cuma mahasiswa. Lulus dari SMA Regina
Pacis,   Bogor,   ia  memilih  School  of  Electrical  and  Electronic
Engineering   Nanyang   Technological   University   (NTU)  Singapura,
perguruan tinggi peringkat 26 dunia. Kini ia duduk di semester tujuh.

Sebagai mahasiswa, ia tergolong bukan mahasiswa rata-rata. Pertengahan
tahun  lalu,  ia  didaulat  memberi  les fisika singkat untuk tim IPhO
Singapura.  Cuma  tiga  hari,  tapi  upahnya  seribu  dolar  Singapura
(sekitar Rp 5,6 juta).

Tiga  bulan  terakhir,  kesibukan mengajar kembali melanda Bernard. Ia
dikontrak  total  jadi  pelatih tim IPhO Negeri Singa untuk 37th IPhO.
Itulah  yang  membuat  jadwalnya  sebagai  mahasiswa  tak lagi normal:
mengajar  dari  pukul  09.00-17.00,  sekaligus  mengurusi  tugas-tugas
kuliahnya.

Tapi, bukan kesibukan ganda itu yang membuatnya jadi istimewa. Bernard
--berstatus  mahasiswa tingkat tiga-- didaulat menjadi `dosen' tunggal
buat  tim IPhO Singapura, sekaligus team leader. Ini amat mengejutkan,
mengingat   tahun-tahun   sebelumnya  tim  IPhO  Negeri  Singa  selalu
dikomandani  guru  besar ternama. Negara-negara lain pun mempercayakan
team leader-nya pada dosen-dosen yang mumpuni.

Menjadi  kian  mengejutkan,  mengingat  saat  ini Singapura menyandang
beban  berat  selaku  tuan rumah untuk pertama kali sejak IPhO digelar
pada  1967.  Sungguh aneh jika tim Negeri Singa malah mengambil risiko
dengan  menyerahkan hidup matinya kepada mahasiswa semester tujuh yang
nota bene berkewarganegaraan Indonesia. Siapa Bernard?

Barangkali  ia  memang  jenius.  Pertengahan 2003 lalu, baru dua bulan
lulus  SMA,  ia langsung ditawari mengajar siswa kelas tiga di SMU BPK
Gading  Serpong.  Tawaran itu diterimanya. `'Saya jadi guru termuda di
situ. Baru lulus kelas tiga SMA, eh, langsung mengajar kelas tiga SMA,
ha...ha,''  kata dia kepada wartawan Republika, Iman Yuniart di kampus
NTU, Singapura.

Tapi  bukan  itu yang membuat Singapura tertarik menyewa mentah-mentah
Bernard. Pengalaman akademiklah yang membuat negeri jiran itu bernafsu
mempekerjakannya:  Bernard  adalah  peraih  medali  emas Asian Physics
Olympiad  (APhO)  2003 di Thailand, sekaligus peraih predikat The best
in  experiment  di  ajang ini. Ia juga penyandang medali perak di IPhO
2003 di Taiwan.

Pada  2004,  Bernard  diterima  di  Jurusan  Elektro  NTU  lewat jalur
beasiswa.  Mengetahui  ada  jebolan  Tim  Olimpiade  Fisika  Indonesia
(TOFI), NTU memanggil Bernard. Ia ditugasi mengajar tim IPhO Singapura
yang akan bertanding di Salamanca, Spanyol, pada 2005.

Bernard   tak   cuma  memberi  materi  pelajaran,  tapi  juga  berbagi
pengalaman  selama  ikut  APhO  dan  IPhO.  Trik dan strategi diungkap
habis.  Dari  situlah,  kata  Bernard,  para jago fisika Singapura ini
terbuka  mata  soal  kelemahan  mereka.  Di situ pula, sadarlah mereka
keunggulan  tim  IPhO  Indonesia,  khususnya dalam strategi dan metode
penguasaan materi fisika.

Pencerahan  ini membuahkan hasil mengejutkan. Untuk pertama kali dalam
sejarah, Singapura berhasil membawa pulang tiga medali emas dari ajang
IPhO, Spanyol. Jumlah ini bahkan melebihi perolehan tim IPhO Indonesia
saat  itu  (dua  medali  emas).  `'Sebelumnya, Singapura maksimal cuma
mendapat  satu emas di setiap IPhO,'' terang Bernard. Pengalaman bagus
itu  membuat  Singapura  tak ragu menyewa total Bernard pada IPhO 2006
ini.

Mengabdi pada asing? Bernard menolak disebut demikian. Bernard mengaku
memperoleh  beasiswa penuh dari NTU, sekitar 6.000 dolar Singapura (Rp
35  jutaan)  per  tahun.  Jika  lulus  pun,  ia  dikenai aturan ketat:
dilarang  bekerja  selain  di  perusahaan  milik Singapura selama tiga
tahun. Ia sudah teken kontrak untuk itu.

`'Banyak  yang  bertanya  kok  saya malah bantu tim Singapura?'' katar
dia.  Namun,  Bernard  punya  pikiran lain yang sejalan dengan pikiran
Prof  Yohanes  Surya,  sang  mentor.  Menurut  dia, jika tim Singapura
sukses,  orang-orang  akan  bertanya siapa yang melatih? `'Begitu tahu
dari Indonesia, mereka kan kaget,'' kata Bernard.

IPhO  di Singapura lantas menjadi ajang 'perseteruan' antara murid dan
guru.   Bertindak  sebagai  team  leader  Singapura,  Bernard  praktis
'bersaing'  dengan  tim  leader  Indonesia,  Prof  Yohanes Surya, yang
notabene pembimbingnya saat di TOFI.

Tak kalah
Di  jurusannya,  Bernard  harus bersaing dengan 400-500 mahasiswa dari
berbagai  negara.  Dan ia membuktikan bahwa otak orang Indonesia tidak
kalah  encer.  Buktinya, 

[EMAIL PROTECTED] Ketek Banamo, Gadang Bagala

2006-09-11 Terurut Topik dutamardin umar
Ketek Banamo, Gadang Bagala 
Oleh: Ivan Adila 

   
  Tersiarlah kabar bahwa Presiden SBY akan menerima gelar adat. Gelar Yang 
Dipertuan Maharajo Pamuncak Sari Alam itu diberikan oleh Lembaga Kerapatan Adat 
Alam Minangkabau (LKAAM). Pemberian gelar adat untuk orang di luar Minangkabau 
bukanlah gejala baru. Di tahun 1965 pernah ada rencana memberikan gelar adat 
Bundo Kandung Agung kepada Hartini Soekarno, yang saat itu menjadi ibu negara. 
Rencana itu berubah setelah A.A.Navis berhasil meyakinkan pihak militer bahwa 
gelar yang berasal dari tokoh mitos itu tidak layak disandang oleh ibu negara. 
  Maka kemudian, Hartini diberi gelar Ibu Kandung, dianugerahkan di 
Bukittinggi. 
  Sejak beberapa tahun terakhir, gelar adat telah diberikan kepada Yusril Ihza 
Mahendra, Taufiq Kiemas, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Surya Paloh dan Anwar 
Nasution. 
   
  Begitu pentingkah gelar adat Minangkabau bagi pejabat dan pengu­saha di 
negeri ini? Ataukah di antara orang Minang merasa penting benar memberi gelar 
terhadap seseorang dari suku lain? 
   
  Bagi lelaki Minangkabau, gelar adat adalah sebuah kemestian. Pepatah adat 
mereka mengatakan, ketek banamo, gadang bagala (kecil punya nama, setelah 
dewasa diberi gelar). 
   
  Setiap lelaki yang sudah menikah tentu diberi gelar adat, yang diumumkan 
dalam sebuah acara sederhana saat perhelatan kawin. Pemberian gelar itu 
merupakan pengakuan bahwa mereka kini telah menjadi lelaki dewasa, yang akan 
diikutsertakan dan diakui hak suaranya dalam musyawarah kaum. Jika kini SBY 
baru akan diberi gelar, apakah itu artinya orang Minang menganggap beliau belum 
dewasa? Bukankah beliau sudah punya istri, punya anak dan dikenal sebagai 
pemimpin yang elegan? 
  Dari sudut pandang adat, tak secuil pun alasan yang bisa dihi­dangkan 
untuk menjelaskan alasan pemberian gelar itu. Warisan adat itu hanya sako 
(immaterial) dan pusako (material). Kalau kemudian ada pula yang namanya gelar 
sangsako, pastilah itu kato kemudian, kato bacari. Helah untuk mencari 
pembenaran. Karena itu, kita harus mencari penjelasannya dari sudut pandang 
lain. 
  Pemberian gelar adat untuk pejabat ini hanyalah lanjutan belaka dari gejala 
yang terjadi sejak tahun 1980-an. 
   
  Pada masa itu, gelar adat hampir-hampir menjadi jimat yang menja­min 
jabatan seseorang. Seorang pejabat merasa belum aman jika belum menyandang 
gelar adat. Karena itu banyak pejabat yang memburu gelar adat, terutama gelar 
datuk. Syukurlah jika mereka punya tunas tempat tumbuh. 
   
  Peresmian gelar tinggal mencari hari baik saja. Hari baik itu adalah masa 
menjelang Pemilu atau Pilkada. Bagi yang tidak punya tunas tempat tumbuh, ada 
calo gelar yang akan melakukan tugas untuk mereka. Ranji kaum diusai dan 
diungkai, dicocok-cocokkan, bahkan dibelokkan agar gelar itu bisa diperoleh. 
   
  Anehkah itu? Tentu saja tidak. Sejak zaman pra-sejarah kaum aristokrat selalu 
mengaitkan diri dan turunan mereka dengan sesuatu yang hebat. 
  Raja-raja Eropa mengaitkan silsilah mereka dengan Dewa Zeus. Di Nusantara ada 
raja yang lahir dari buih ludah sapi jantan, meni­kah dengan penguasa 
samudera, atau berkat kekeramatannya ia hamil tanpa suami. Berbagai mitos 
dibuat untuk meyakinkan masyarakat tentang keluarbiasaan itu. Tujuannya jelas, 
melanggengkan kekua­saan. Itulah yang kemudian melahirkan sikap feodalistis 
di kalan­gan aristokrat. 
  Di antara ciri utama sikap kaum feodal adalah pandangan bahwa pejabat yang 
berada di lingkaran pusat kekuasaan adalah seorang atasan dengan nilai 
kebangsawanan dan kekuasaan yang lebih tinggi daripada mereka yang berada di 
daerah. Sebagai bawahan, pejabat daerah akan melakukan berbagai hal untuk 
menyenangkan hati dan mengajuk perhatian atasannya. 
   
  Dengan semua itu mereka mengharapkan berkah dan hadiah dari atasannya. Jika 
pejabat pusat datang ke daerah, maka kalangkabu­tlah para pejabat daerah 
menyiapkan acara penyambutan dan pelaya­nan. Pemberian gelar rupanya salah 
satu modus efektif untuk itu. Tentu saja, hanya Tuhan dan kelompok feodal 
daerah sajalah yang tahu bentuk dan banyaknya udang di balik gelar itu. 
   
  Sikap feodal lahir dari rasa rendah diri. Rendah diri karena kita orang 
daerah, karena kita orang miskin, karena anak kemenakan kita dihantam marasmus, 
karena kita tak mampu mendanai pembangu­nan daerah sendiri. Pokoknya 
berkekurangan. Bagi orang rendah diri, berderet alasan lain mudah dicari. 
Tampaknya rasa rendah diri itu kini dipelihara, dipupuk baik-baik, kemudian 
dipalang­gakkan kepada orang banyak. 
  Telah lupakah Tuan, bahwa negeri ini telah menyumbangkan banyak pejuang, 
pemikir, seniman, wartawan, ulama dan sastrawan untuk membangun bangsa ini 
sejak dulu? Kenapa Tuan tak ingat bahwa negeri ini dulu berani bergolak untuk 
mengoreksi pusat kekuasaan yang salah arah. Negeri ini jugalah yang melahirkan 
M. Hatta, founding father Indonesia. Kini ia menjadi negeri yang ngeri 
memandang pusat kekuasaan. 
   
  Alangkah lebih berharga dan bermanfaat jika biaya p

Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

2006-09-11 Terurut Topik Razi, Muhammad
Menarik sekali artikel nan dikirm dek Pak Zul Amri.. Ko...

Judul Kawin se-Suku Marak.. Sangat mengandung perhatian dan 'dalam' makna. 
Terutama setelah diskusi tentang harta pusaka beberapa waktu lalu. Sinkronisasi 
ABS-SBK perlu ditelisik lagi.
Sakali ko.. Ambo mancubo manyampaikan dalam bahaso tulisan.. Bahaso Indonesia 
sajo.

1. Sumber Al-Qur'an tercantum informasi tentang mereka-mereka yang haram untuk 
dinikahi.. Semua pesan dilihat dari sisi pihak laki-laki, karena disebutkan 
bahwa haram bagi laki-laki untuk menikahi 'wanita-wanita yang telah dikawini 
oleh ayahmu (ibu tiri), ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; 
saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; 
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari 
saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu 
yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; 
ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari 
istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu 
(dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan 
diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan 
(dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara (Annisa: 22-23)

2. Dari ilmu genetika.. Mendukung apa yang dijadikan Allah fitrah manusia. Gen 
atau penurun sifat yang melekat pada setiap individu memiliki pasangan-pasangan 
yang dilanjutkan kepada janin (keturunan). Gen yang dominanlah yang akan muncul 
sebagai ciri-ciri keturunannya. Faktor dominan dalam gen lebih banyak pada 
laki-laki.
Ada pengaruh negatif bila bertemu kembali (baca: kawin) gen-gen yang dari 
sumber yang dekat, bisa jadi sifat-sifat yang tadinya buruk muncul jadi dominan.

3. Nuansa Minangkabau disebutlah dengan Suku yang melalui jalur keturunan 
Ibunya. Berlanjutlah bahwa ciri-ciri komunitas Minang dan asalnya diambil dari 
Ibunya. Sementara kedudukan bako (keluarga Ayah) memang 'besar' tapi tidak 
terlalu nampak dipandangan saya. (mungkin eksplorasinya kurang dalam, contoh 
kurang banyak, dan interaksipun kurang, ditambah lagi pengetahuan yang saya 
miliki belum banyak).
Kembali ke masalah, perkawinan sesuku 'ditetapkan' secara bahasa hukum informal 
(hukum adat) adalah tidak boleh dan akan dipertentangkan (sebagai pengganti 
bahasa/kata-kata: 'haram'). Apalagi bila ranjinya dapat ditelusuri dalam 
keluarga ibu.

Jikalau demikian adanya, ada 'pengharaman' atau hukum non Al-Qur'an dalam 
komunitas Minang ini karena pernikahan sesuku. Apakah ini tambahan atau 'memang 
demikian adanya' atau 'sudah dari sononya begitu'???

Analisis:
1. Bagaimana Allah akan melihat hal ini sebagai interaksi 'hablum minannaas'??? 
Secara hukumah, urusan muamalah antar manusia tidaklah banyak diatur dalam 
Al-Qur'an... Karena itulah Allah memberikan payungnya saja. Lain hal dengan 
yang jelas tertulis dalam Al-Qur'an seperti An-nisa: 22-23 di atas/
2. Bagaimana pula ABS-SBK tentang perkawinan sesuku ini dikatakan 'sejalan' 
dengan hukum Allah dalam Al-Qur'an??

Na'udzubillah bilamana disebut dengan 'menambahkan hukum lain selain Al-Qur'an' 
yang dikenal sebagai BID'AH.

Wallahu'alaam bish shawaab. Hanya kepada Allah kita berlindung dan memohon 
pertolongan untuk tegaknya Syariah Allah di bumi Minangkabau.

Muhammad Razi
31 tahun - Duri, Riau

Tambahan/ilustrasi:
Saya dipindahkan ke Indonesia untuk alasan pendidikan yang kurang memadai di 
luar negeri (tahun 1989). Melanjutkan studi secara formal selama hampir 5 tahun 
di Bukittinggi (SMP kls3 dan SMA) dilanjutkan setahun di UNAND. Setelah itu 
ganti perguruan tinggi di Bandung.
Domisili saat itu bersama saudara dari Ibu saya yang notabene anak-anak 
beliau(sepupu saya) adalah bukan muhrim bagi saya. Lebih-lebih lagi masa itu 
usia sedang akil balig. Luar biasa effect yang diberikan oleh masalah 
'persukuan' di negeri tempat Ibu saya di Ranah Minang, tepatnya Jambu Air, 
Bukittinggi.
Saya ditakdirkan Allah lahir dari Ibu saya di Cairo, Mesir dan ikut bersama 
Ayah saya pindah ke Riyadh, Saudi Arabia.
Masa kecil berinteraksi dengan berbagai komunitas, adat, bahasa dan agama. 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of zul amri
Sent: Monday, September 11, 2006 11:41
To: palanta@minang.rantaunet.org
Subject: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

Senin, 11-September-2006, 03:27:13
   
  Padang, Padek-Semakin banyaknya perkawinan dalam satu suku saat ini 
memprihatinkan banyak pihak, terutama bundo kanduang. Kondisi itu dinilai, 
mencerminkan kurangnya tanggung jawab orangtua dalam memperkenalkan adat dan 
budaya Minang ke anak.
   
  "Kawin satu suku ini sangat banyak kita temui di dalam kehidupan 
masyarakat. Hendaknya orangtua ketika melihat anaknya dekat dengan seseorang, 
maka ditanya terlebih dahulu sukunya apa. Ini dilakukan agar terhindar dari 
kawin sesuku," kata Ketua Bundo Kanduang Padang Timur Kartini disela-sela 
Seminar Adat Basandi

Re: [EMAIL PROTECTED] Kito mampu babuek. indak hanyo bisa maota.

2006-09-11 Terurut Topik Elthaf (elthaf)
Selamat ateh lah tabantuaknyo MPKASB, semoga sukses...
Wassalam,
Elthaf 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Anzori
Sent: Monday, September 11, 2006 11:39 AM
To: Saafroedin BAHAR; palanta@minang.rantaunet.org
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Kito mampu babuek. indak hanyo bisa maota.

Assalamualaikum w.w
   
  Salamaik ala tabantuak "Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatera Barat",
sayang sekali ambo indak bisa ikuik dek karano sadang operasi kencing
batu dan dirawat di RS dari tgl. 5-8. Paliang tidak ambo jadi anggota se
lah maramikan panguyuban MPKASB ko.
   
  Wassalam,

Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Assalamualaikum w.w. para Dunsanak sa palanta,

Sasuai jo rencana, hari Rabaa jam 16:00 -19:30 -- sasudah jam kantua --
tanggal 6 September 2006 di ruang Sidang Paripurna Komnas HAM alah
balangsuang partamuan antaro para dunsanak nan mancintoi kureta api di
Sumbar,nan dihadiri dek 16 (anam baleh) peserta. Sagalo nan hadir adalah
urang profesional, ado kaahlian masiang-masiang. Sabagai catatan, duo
dari peserta adolah dunsanak kito urang Jawa nan sabana tagilo-gilo dek
alam Sumatera Barat nan sabana indah.

Indak banyak cencong, pambicaroan lugas. Indak ado cimeeh, indak ado nan
negatif. Tabantuaklah limbago nan bamano "Masyarakat Peduli Kereta Api
Sumatera Barat", langkok jo visi, misi, organisasi, program, dan action
plan. Tapiliah sabagai Ketua pak Chaidir Nien Latief SH. M.Si Dt
Bandaro. Sekretaris Jenderal Dunsanak Yulnofrins Napilus, dan babarapo
Divisi nan akan manindak lanjuti kagiatan. Sabagai arahan dasar tantang
caro bakarajo, dipakai sistem pro-aktif, marujuak ka 'usul fiqh', yaitu
' sagalo nan indak haram adolah halal. tutuah sajo'. Tantu paralu ado
Penasehat, nan disapakati untuak maminta kasadiaan pak Gubernur Gamawan
Fauzi. Dalam rapek tu fungsi pak Chaidir jo ambo hanyo mambukak dan
manutuik rapek. Pak Muchlis Hamid mambaco doa sasudah rapek salasai.
Panjalasan langkok tantang hasil rapek ka disampaikan dek Dunsanak
Yulnofrins, Sekjen kito.

Saluruah peserta rapek sangaik yakin, bahaso kureta api di Sumatera
Barat tidak hanyo bisa disalamaikkan, tapi juo bisa dikambangkan labiah
lanjuik sabagai bagian dari pembangunan Sumatera Barat dan pembangunan
Trans Sumatra Railway. Dalam jangka dakek, fokus paratian adolah kapado
kareta api wisata, nan dikaikkan jo kunjungan ka situs-situs sejarah nan
lumayan banyak di nagari kito tu. 

Pak Chaidir jo ambo sabana kagum dek nan mudo-mudo ko. Salain manguasoi
bidang keahliannyo masiang-masiang juo siap bergerak demi untuak Sumatra
Barat. Satalah mandanga sagalo masukan dari nan mudo-mudo ko, ditambah
jo sakadar pangalaman jo pangatahuan ambo tantang Sumatera Barat, ambo
yakin bana program ko bisa jalan. Kamauan ado, peluang ado, kamampuan
ado, koneksi ado, a juo lai.

Ado nan takana ciek dek ambo. Manuruik Ananda Hadi Saputra, sajak
tagaknyo Rantau.Net, baru kali iko tajadi wacana dalam Rantau.Net
diikuti sacaro konkrit jo tindak lanjut nan konkrit. Kok yo baitu, apo
indak paralu kito dorong juo tabantuaknyo 'masyarakat-masyarakat paduli'
lainnyo untuak Sumatera Barat? Nan tabayang diambo, antaro lain:
Masyarakat Peduli Kaum Perempuan dan Anak Sumatera Barat; Masyarakat
Peduli Sejarah Sumatera Barat; Masyarakat Peduli ABS SBK Sumatera Barat;
Masyarakat Peduli Ancaman Narkoba Sumatera Barat; Masyarakat Peduli
Illegal Logging Sumatera Barat; Masyarakat Peduli Pemerintahan Bersih
Sumatera Barat; Masyarakat Peduli Petani dan Pedagang Kecil Sumatera
Barat; Masyarakat Peduli Perikanan Laut Sumatera Barat; Masyarakat
Peduli Pendidikan Sumatera Barat; Masyarakat Peduli Kesenian dan
Kebudayaan Sumatera Barat. Isinyo yo sagalo urang nan bapaduli, punyo
kamauan kareh, kamampuan profesional, sadio manyumbangkan tanago, punyo
koneksi, sabaiaknyo nan mudo-mudo.

Kok ado nan paralu tampek rapek nan mudah dijangkau dari ma ma, ambo
basadio mausahokan di Komnas HAM. Jl Latuharhary 4B, Menteng, Jakarta
Sabaiaknyo sasudah jam kantua, supayo tanang babincang-bindang. kalau
bisa sabalum rapek alah ado gagaran nan konkrit dulu sahinggo labiah
lancar.

Sampai di siko dulu.

Wassalam,
Saafroedin Bahar (70th kurang)
--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=



-
Want to be your own boss? Learn how on  Yahoo! S

Re: [EMAIL PROTECTED] Album

2006-09-11 Terurut Topik Elthaf (elthaf)
FYI



From: suheimi ksuheimi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 11, 2006 4:52 AM
To: Elthaf (elthaf)
Subject: Album


A L B U M
 
 
Oleh : Dr.H.K.Suheimi
 
 
  Helai demi helai, saya balik juga lembaran-lembaran Album itu,
album kenangan, kenangan masalalu, kenangan ketika kecil, kenangan saat
remaja, kenangan pergi mengungunjunggi bebebrapa tempat
dipelosok-pelosok dunia, kenanganan saat lulus ujian, kenangan
detik-detik pelantikkan, kenangan saat-saat memberi khotbah HAri Raya
Idul fitri, kenangan bersama orang tua, kenangan bersama
sahahabat-sahabat kental, entah dimana mereka sekarang. Kenangan di
hari-hari pelantikkan jadi dokter dengan pakai toga segala, kenangan
bersejarah pada pelantikkan jadi dokter ahli kandungan dan banyak lagi
kenangan berfoto bersama pejabat,mulai dari lurah, walikota, gubernur
sampai pak mentri. Diantara
wajah-wajah yang terpampang dqlam lembaran Album itu, ada yang sudah
meninggalkan dunia yang fana ini. Dalam setiap lembaran album itu
tertulis dan tergambar kenangan dan detik-detik bersejarah yang
mengingatkan dan menghidupkan kembali kenangan saya pada masa lalu yang
penuh keindahan. Dan setiap keindahan yang pernah saya reguk dan lalui
itu membangkitkan nostalgia. Di setiap foto yang saya lihat lalu saya
merenung dan bernostalgia akan kejadian-kejadian waktu itu, seakan-akan
didepan mata terbayang kembali seluruh peristiwa itu yang tak mudah di
lupakan. 
  Ada saat-saat bahagfia juga saat-saat berduka seperti saat-saat
ayah yang tercinta meninggal dunia, seaktu menyaksikan foto beliau, saya
panjatkan doa dan ampunan pada Illahi.
  Kemudian saya balik lagi lembaran-lembaran Album itu, lalu saya
banding-bandingkan rupa dan wajah ini, saat-saat dia kecil, beranjak
remaja dan berangsur dewasa dan sekarang menuju tua; banyak dan jauh
sekali perubahan yang terjadi pada raut wajah dan bentuk tubuh ini.
Dulu, tidak ada guratan dan garis-garis di wajah ini, mulus licin dan
mata serta pancaran sinarnya sangat jernih dan bercahaya. Tapi kini,
dimana-mana sudh nampak kerutan, di kening, di sudut mata di sudut bibir
dan di pipi jelas sekali kerutan itu, garis-garis kehidupan, garis-garis
penderitaan, garis-garis kemelut hidup dan garis-garis ke tuaan.
Matanyapun tak bersinar seperti dulu lagi, bola mata ini, tidak sehitam
dulu lagi, sudah mulai di tumbuhi lemak, di boal mata yang hitam itu
sudah di lingkari oleh garis lengkun putih, arcus snelis kata orang atau
lambang ke tuaan. Sedangkan di tempat yang seharusnya putih itu sudah
mulai menguning dan memerah, cornenyapun sudah mulai di liputi jaringan
lemak. Dan Raut muka inipun mulai berubah, semakin lebar dan bulat, pipi
agak loyo dan dagupun mulai jatuh, dimana-mana nampak kerutan,
lebih-lebih didaerah dagu dan leher, lemak-lemak yang tak perlu itupun
mulai bergayutan. Tahi lalatpun semakin banyak saja tumbuhnya didaerah
muka ini, sehingga di mana-mana tampak bintik hitam. Kalau dulu tahi
lalat yang tumbuh itu mempermanis bentuk wajah, tapi sekarang tak di
harapkan lagi, justru memperjelek penampilan.
  Bukan hanya itu, rambut di kepalapun, dulu tumbuhnya rapat tebal
dan hitam serta mudah diatur, sekarang tidak lagi, sering rontok,
tumbuhnya jarang, mulai sulah dan satu-satu warnanyapun mulai memutih
dan beruban.
  Bentuk badanpun tidak seramping dan selangsing dulu, jelas juga
tidak setampan dulu. Dimana-mana lemak bertumbuh, gerakkan pun mulai
lamban tidak bisa gesit lagi. Pokonya penampilan dari foto saya yang
terakhir jauh sekali berbeda dengan foto saya tahun-tahun yang lalu.
  Lalu saya merenung, merenungkan diri ini yang terpampang dan
tergambar jelas dalam lembaran demi lembaran album kenangan itu.
Kenyataan dan bukti yang tak dapat di ingkari ialah setiap hari yang di
lalui, semakin bertambah umur dan setiap kali ulang tahun di rayakan,
tampak wajah ini semakin jelek dan semakin mundur, mulai dari ujung
rambut sampa ke ujung kaki, jelas dan kentara sekali perubahnnya. Setiap
tahun yang di lewati, umur yang tersisapun semakin berkurang, sedangkan
perangai dan doasa-dosa yang di kerjakan bertambah terus. Setiap
matahari terbit ada-ada saja dosa yang dikerjakan, mulai dari dosa mata,
dosa telinga dan dosa lidah dan banyak lagi dosa-dosa yang lain.
Kemudian saya coba berhitung. Umur makin berkurang dan dosa makin
bertambah, bentuk pun semakin jelek. Dalam perhitungan masa atau waktu,
itu adalah satu kerugian. Ah dosa makin bertambah sedangkan umur makin
berkurang, sudah masanya harus bertobat, sudah masanya menyadari
dosa-dosa yang tak di sengaja atau yang di sengaja, dosa besar atau dosa
kecil lau dengan sungguh-sungguh minta ampun dan berjanji tidak akan
mengulangi lagi dosa-dosa serat tak akan menambahnya. Dosa yang sudah
ada saja demikian banyak, akankah di tambah juga lagi? Lihatlah tenaga
sudah makin berkurang, kekuatan sudah mulai menurun, amal dan kerja
tidak bisa sebanyak dulu lagi. Tidak ada jalan lain lagi selain, dosa
jangan di tambah dan yang 

Re: [EMAIL PROTECTED] Berteriak

2006-09-11 Terurut Topik Elthaf (elthaf)
FYI



From: suheimi ksuheimi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 11, 2006 10:51 PM
To: Elthaf (elthaf)
Subject: Berteriak


B E R T E R I A K
Oleh dr.H.K.Suheimi 
 
Dimana-mana kita dengar orang berteriak. Dimana0mana orang berteriak
melampiaskan ketidak puasannya. Orang berteriak karena kesabaran telah
terpupus dari hatinya, Maka saya tersentuh sewaktu Radio   Classy di
gelombang 103.4 berceritra tentang berteriak
Hari ini saya dengar suara Adi yang khas  menyentuh dan menyejukkan, dia
membacakan bahan dan ceritra yang telah di olah Yanti. Kisah ini sangat
menyentuh dan menarik, Ingin saya ceritrakan juqa pada pembaca saya yang
setia. Agar kita sama-sama berbagi.   
Ceritranya sederhana, bahannya berasal dari Meidi. Meidi sedang
melanjutkan pendidikan pasca sarjananya di UNP. Dia suka sekali
membongkar-bongkar internet. Banyak ceritra menarik dan penuh makna yang
didapatnya , Seperti hari ini dia bertutur tentang Keledai. Ceritra
inilah yang akan saya sampaikan pada pembaca dalam kolom Resonansi Jiwa.

 
 
Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya... "guru ... mengapa
ketika seseorang sedang dalam keadaan  marah , ia akan berbicara dengan
suara kuat atau bahkan berteriak?"

Seorang murid yang dari tadi telah berpikir cukup lama ... mengangkat
tangan 
dan menjawab;
"ya... Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran ,  karena
itu ia lalu berteriak."

"Tapi, lawan bicaranya justru berada disampingnya , mengapa harus
berteriak? 
Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?". sang guru balik bertanya

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut
pertimbangan mereka , namun ternyata tak satupun jawaban yang memuaskan.


Melihat hal itu ... sang guru lalu berkata
"Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan , jarak antara
ke dua hati mereka menjadi amat jauh , walau secara fisik mereka begitu
dekat. Karena itu , untuk mencapai jarak yang demikian , mereka harus
berteriak.

Tapi anehnya , semakin keras mereka berteriak , semakin pula mereka 
menjadi marah , dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara 
keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa
berteriak 
lebih keras lagi.".

"Sebaliknya , apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? 

Mereka tak hanya tidak berteriak , namun ketika mereka berbicara suara 
yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. 

Sehalus apapun... keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. 
Mengapa demikian?" , sang guru bertanya sambil memperhatikan para
muridnya.

Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan 
jawaban.

"Karena hati mereka begitu dekat , hati mereka tak berjarak. Pada
akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja
amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan.".

"Untuk itu ... ,ketika anda sedang dilanda kemarahan , janganlah hatimu
menciptakan jarak.

Akan lebih baik jika tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di
antara kamu. 

Mungkin di saat seperti itu... , tAK mengucapkan kata-kata mungkin
merupakan 
cara yang BIJAKSANA ,  karena waktu akan membantu anda.".
 
Untuk itu saya teringat akan sebuah Firman suci_Nya dalam Al-Qur'an 
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan
shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. 35:29)
 
Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya
daging anak sapi gemuk (yang dibakar), (QS. 51:26)
 
Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan
dan dengan diam-diam, (QS. 71:9)





How low will we go? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call
rates.
 
--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


Re: [EMAIL PROTECTED] pitaruah ayah

2006-09-11 Terurut Topik Elthaf (elthaf)
Alhamdulillah, lah bagabuang baliak mamak kito ka palanta RN, makin
mantap juo palanta awak.
Selamat datang Pak Dokter, kami akan tunggu tulisan bapak yang sangat
bermanfaat ko.
Wassalam,
Elthaf 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of suheimi
ksuheimi
Sent: Monday, September 11, 2006 10:26 PM
To: palanta@minang.rantaunet.org
Subject: [EMAIL PROTECTED] pitaruah ayah

Kapatang ditampek barelek dr Rizal Sini di Jakarta (dr Rizal sini bisan
ambo)  Nan jadi protokol juss Parmato intan, nan mambuek kaset pitaruah
ayah. Ambo katuju jo kaset tu lalu ambo simak dan tulis isinya.
Kapatang dapek izin dek baliau Bpk juss parmato utk di lewakan di
Internet. Mkn tiok hari agak 2 halaman ambo kirimkan  selamat membaca
dan tarimo kasih utk angku juss Parmato

  Mempersembahkan sebuah bidaran minang, berjudul "Pitaruah Ayah".
Disusun dan disampaikan sendiri oleh Angku Yus Datuak Parpatiah.
Pesan-pesan kaset ini khusus diperuntukkan buat anak kemenakan-ku,
generasi remaja Minang Kabau, semoga ada manfaatnya. Harapan kami, atas
segala kekhilafan dan kekurangan mohon diberi maaf yang
sebesar-besarnya. Terima kasih. 
   
  Bismillahirahmanirrahim
  "Rabbish srahli sadri wayasirli amri wahlul u'k datam millisani yaf
kahu kauli."
   
  O... nak kanduang sibirang tulang, buah hati limpo bakuruang, ubek
jariah palarai damam, sidingin tampa di kapalo. Kamari-mari molah
duduak, ado rundiang ayah Sampaikan.
  Kalau diliek dipandangi nak, dicaliak umua nan tapakai, badan Ayah
baransua tuo, kini manjalang anam puluah. Hari patang mantari turun,
awan di barat merah sago, malam nan tidak lamo lai. Nyampang tibo saruan
Allah, aja sampai capek paminto umua alah tibo dijangkauan. Tabuah digoa
tigo-tigo, badan baganjua baliak pulang katampek asa mulo jadi suruik ka
tanah nan sabingkah. Badarun aia pamandian, ba lasia bunyi cabiak kapan,
dikocong dikabek limo, cukuik satanggi jo aia bungo. Bararak tandu ka
surau, tibo di surau dibujuakan, mairiang shalat ampek takbir. Kini
manuju ka pusaro, iyo ka pandam pakuburan. Tagolek di liang lahat, tanah
sakapa bapakalang, mahereang mahadok ka kiblat, dibateh papan nan
sahalai. Badaro tanah panimbunan, tatagak mejan nan duo, manyalo ciluang
hitam, do'a dibaco panghabisan. Tujuah langakah mayik di kubua, nak
datang malaikaik pai batanyo. Tapi jangankan tanyo ka tajawab, usaha
ndak hawa katabandiang, utang ke anak nan takana, kasiah tagaiang alun
sampai.
  Jo kok basuo nan bak nantun nak, taradok pusako ka bajawek ataupun
warih ka di baia, usah diarok dari ayah. Sabab baalah baitu, salamo
dunia di tunggu, Ayah diseso parasaian, gilo diarak-arak untuang. Tapi
kaganti ameh, bak di urang timbalam, pitih nan babilang, hanyo pitaruah
batinggakan, banamo pitaruah Ayah. Itulah tando kasiah sayang, utang nan
nyato pado anak, kini ayah lansaikan.
  Dangakan molah anak kanduang, simakkan bana nyato-nyato. Satitiak usah
lupokan, sabarih janganlah hilang, ganggam arek, paciak tantaguah. Siang
ambiklah ka patungkek, kok malam jadikan suluah pidoman patang jo pagi.
  Takalo maso dulunyo, awal mulonyo san kalahia, bundo di dalam
pasawangan sadang dilamun-lamun ombak, angin badai, lauik manggilo,
kilek patuih hujan basabuang, kalam nan bukan alang-alang. Lua ke Allah,
bagantuang indak kamano ka manggapai. Dek lamo lambek badayuang,
sapueh-pueh panangguangan sampailah juo di Kualo. Tali turun sauh
dibuang, kapa marapek di tapian balabuah surang pasisianyo. Sawajah
kapado urang nantun nak, mandi darah sakujua badan, kakinyo
malajang-lajang, taganggam tangan nan duo, bunyi pakiak sapanuah
kampuang cando pandeka dapek lawan. O . . . buyuang, kok ang nak tahu,
itulah anak manusia nan lahia ka bumi Allah nangko lahia sarato jo
untuangnyo.
  Adopun tujuan jo mukasuiknyo, mangko jo darah samo tibo, sirah hati
pakek panganan lambang barani, lahia batin indak manaruah gamang-takuik.
Mangapa tangan suok kida mandongkak, manyipak-nyipak, itu ma'ana urang
bagak, medan galanggang nan nyo hadang cakak nan tidak kunjuang damai.
Pakiak bukan sumbarang pakiak, sorak kumando dilewatkan ibaraik badia jo
mariam, tando nagari dalam parang.
  Mako pado hakikatnyo nak, hiduik adolah perjuangan dan satiok
perjuangan bakandak manang. Kamanangan janjang ka istana manuju kirisi
di partuan. Sasungguahnyo manusia adolah rajo, badaulat di muko bumi
Allah bana nan manobatkan, "Inni ja'ilu fil ardhi khalifah".


-
Get your email and more, right on the  new Yahoo.com
--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN

[EMAIL PROTECTED] pitaruah ayah

2006-09-11 Terurut Topik suheimi ksuheimi
Kapatang ditampek barelek dr Rizal Sini di Jakarta (dr Rizal sini bisan ambo)  
Nan jadi protokol juss Parmato intan, nan mambuek kaset pitaruah ayah. Ambo 
katuju jo kaset tu lalu ambo simak dan tulis isinya.  Kapatang dapek izin dek 
baliau Bpk juss parmato utk di lewakan di Internet. Mkn tiok hari agak 2 
halaman ambo kirimkan  selamat membaca  dan tarimo kasih utk angku juss Parmato

  Mempersembahkan sebuah bidaran minang, berjudul “Pitaruah Ayah”. Disusun dan 
disampaikan sendiri oleh Angku Yus Datuak Parpatiah. Pesan-pesan kaset ini 
khusus diperuntukkan buat anak kemenakan-ku, generasi remaja Minang Kabau, 
semoga ada manfaatnya. Harapan kami, atas segala kekhilafan dan kekurangan 
mohon diberi maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih. 
   
  Bismillahirahmanirrahim
  “Rabbish srahli sadri wayasirli amri wahlul u’k datam millisani yaf kahu 
kauli.”
   
  O… nak kanduang sibirang tulang, buah hati limpo bakuruang, ubek jariah 
palarai damam, sidingin tampa di kapalo. Kamari-mari molah duduak, ado rundiang 
ayah Sampaikan.
  Kalau diliek dipandangi nak, dicaliak umua nan tapakai, badan Ayah baransua 
tuo, kini manjalang anam puluah. Hari patang mantari turun, awan di barat merah 
sago, malam nan tidak lamo lai. Nyampang tibo saruan Allah, aja sampai capek 
paminto umua alah tibo dijangkauan. Tabuah digoa tigo-tigo, badan baganjua 
baliak pulang katampek asa mulo jadi suruik ka tanah nan sabingkah. Badarun aia 
pamandian, ba lasia bunyi cabiak kapan, dikocong dikabek limo, cukuik satanggi 
jo aia bungo. Bararak tandu ka surau, tibo di surau dibujuakan, mairiang shalat 
ampek takbir. Kini manuju ka pusaro, iyo ka pandam pakuburan. Tagolek di liang 
lahat, tanah sakapa bapakalang, mahereang mahadok ka kiblat, dibateh papan nan 
sahalai. Badaro tanah panimbunan, tatagak mejan nan duo, manyalo ciluang hitam, 
do’a dibaco panghabisan. Tujuah langakah mayik di kubua, nak datang malaikaik 
pai batanyo. Tapi jangankan tanyo ka tajawab, usaha ndak hawa katabandiang, 
utang ke anak nan takana, kasiah tagaiang alun
 sampai.
  Jo kok basuo nan bak nantun nak, taradok pusako ka bajawek ataupun warih ka 
di baia, usah diarok dari ayah. Sabab baalah baitu, salamo dunia di tunggu, 
Ayah diseso parasaian, gilo diarak-arak untuang. Tapi kaganti ameh, bak di 
urang timbalam, pitih nan babilang, hanyo pitaruah batinggakan, banamo pitaruah 
Ayah. Itulah tando kasiah sayang, utang nan nyato pado anak, kini ayah 
lansaikan.
  Dangakan molah anak kanduang, simakkan bana nyato-nyato. Satitiak usah 
lupokan, sabarih janganlah hilang, ganggam arek, paciak tantaguah. Siang 
ambiklah ka patungkek, kok malam jadikan suluah pidoman patang jo pagi.
  Takalo maso dulunyo, awal mulonyo san kalahia, bundo di dalam pasawangan 
sadang dilamun-lamun ombak, angin badai, lauik manggilo, kilek patuih hujan 
basabuang, kalam nan bukan alang-alang. Lua ke Allah, bagantuang indak kamano 
ka manggapai. Dek lamo lambek badayuang, sapueh-pueh panangguangan sampailah 
juo di Kualo. Tali turun sauh dibuang, kapa marapek di tapian balabuah surang 
pasisianyo. Sawajah kapado urang nantun nak, mandi darah sakujua badan, kakinyo 
malajang-lajang, taganggam tangan nan duo, bunyi pakiak sapanuah kampuang cando 
pandeka dapek lawan. O . . . buyuang, kok ang nak tahu, itulah anak manusia nan 
lahia ka bumi Allah nangko lahia sarato jo untuangnyo.
  Adopun tujuan jo mukasuiknyo, mangko jo darah samo tibo, sirah hati pakek 
panganan lambang barani, lahia batin indak manaruah gamang-takuik. Mangapa 
tangan suok kida mandongkak, manyipak-nyipak, itu ma’ana urang bagak, medan 
galanggang nan nyo hadang cakak nan tidak kunjuang damai. Pakiak bukan 
sumbarang pakiak, sorak kumando dilewatkan ibaraik badia jo mariam, tando 
nagari dalam parang.
  Mako pado hakikatnyo nak, hiduik adolah perjuangan dan satiok perjuangan 
bakandak manang. Kamanangan janjang ka istana manuju kirisi di partuan. 
Sasungguahnyo manusia adolah rajo, badaulat di muko bumi Allah bana nan 
manobatkan, “Inni ja’ilu fil ardhi khalifah”.


-
Get your email and more, right on the  new Yahoo.com 
--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

2006-09-11 Terurut Topik indra catri
Assalamualaikum wr.wb.
   
  Bapak2, Ibu2, Dunsana Kasadonyo.
   
  Tadi pagi ambo pun takajuik saat mambaco berita di Padek dengan judul KAWIN 
SE SUKU MARAK. Tapuranggah sabanta kenapa bisa terjadi? 
   
  Selama ini peristiwa kawin sasuku sedapatnya dihindari. Tapi bukan berarti 
tidak mungkin sama sekali. Ada aturan atau peluang-peluang yang diberikan oleh 
adat untuk dapat melangsungkan "kawin sasuku" sepanjang itu tidak bertentangan 
dengan ajaran Islam. Sayangnya aturan itu tidak digariskan secara jelas dan 
tertulis agar dapat dipahami oleh banyak kalangan sehingga kawin sasuku selalu 
dipersepsi sebagai terlarang.
   
  Namun setelah difikirkan lebih jauh nampaknya batasan kawi n sasuku tersebut 
bisa jadi mempersempit ruang gerak bagi seseorang untuk mendapatkan jodoh dan 
membina rumah tangga secara baik dan wajar. Sebagi contoh, salingka nagari dan 
kaum bolahlah ditabukan tapi apakah tetap dilarang seorang gadis keturunan suku 
jambak dari Lubuaksikapiang (Pasaman) yang ibunya dilahirkan dan dibesarkan di 
Pekanbaru kawin dengan seorang seorang perjaka suku Jambak yang berasal dari 
Muarolabuah (Solok Selatan) yang ibunya dilahirkan dan besarkan di Jakarta. 
Persoalannya tentunya tidak menjadi sederhana.
   
  Contoh lain, di Kanagarian Koto Tinggi (Baso-Agam) pada beberapa tempat 
laki-laki dari suku Pisang Gadang bisa sajo kawin dengan perempuan dari suku 
Pisang Laweh tapi di beberapa tempat justru tidak diperbolehkan kareno 
dikaitkan dengan ranji nenek moyang dan sako dan pusako mereka.Tapi dari suku 
Malayu dengan beberapa pecahannya seperti Melayu Kubang Ameh dan Melayu Bawah 
Lasuang justru tidak diperbolehkan. Di kota Padang, malahan antoro suku Melayu 
dan Guci menyatakan diri "sababan" dan tentunya menghindari kawin antar sesama. 
Tapi apakah memang seharusnya demikian. 
   
  Bagi komunitas suku Melayu (kebetulan ambo pangulu suku malayu) mulai 
merasakan kalau kawin terlarang antar sesuku diluar batas nagari mutlak patuhi 
maka lama kelamaan akan sulit untuk tidak dilangar. Bagaimanapun  penduduk akan 
bertambah banyak dan rantau akan semakin meluas maka akan semakin sulit bagi 
kami untuk tidak mengizinkan anak kamanakan dari Baso (sekali lagi contoh) 
untuk kawin dengan anak kamanakan suku melayu dari Sijunjuang, Tanjuang Pinang, 
Tanah Datar, Solok, Lubuak Basuang, Talu dan belahan bumi lainnya.
   
  Kesimpulanya,  perlu pemikiran yang lebih mendalam tentang batasan larangan 
kawin sasuku di masa datang. Perlu aturan yang lebih jelas, terukur, dan 
dimaklumi banyak pihak agar`konflik dan fitnah yang mungkin ditimbulkan akibar 
dari kawin sasuku bisa direduksi. Artinya tidak cukup dengan hanya membisikan 
ketelingga anak kemenakan kita bahwa kawin sasuku tidak boleh karena pada sisi 
yang lain ajaran agama kita mengajarkan bahwa semua wanita Islam dan Ahli Kitab 
halal bagi lelaki Islam kecuali.. Nan kanduang (Nenek, Ibu, saudara, mak 
uo, etek, sepupu), istri orang, dan seterusnya.
   
  Mari kita kembangkan wacana ini untuk mendapatkan kebenaran yang lebih 
hakiki. Talantuang kanaik tasinggung katurun rila jo maaf ambo mintak.
   
  Wassalam, Indra Catri Dt.Malako Nan Putiah  

Yanurmal <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Assalamualaikum wr.wb.

Saya ingin mengomentari berita Padek ini.

Saya memang bukan ahli tentang adat minangkabau tetapi saya dibesarkan
dilingkungan adat minangkabau yang menyebabkan sedikit2 saya bisa
mengenal adat mingangkabau.

Terutama "ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH".
Oleh orang tua2 yang ada disekitar saya dibesarkan, kata2 diatas
berarti kira2 begini "ADAT BERLANDASKAN AGAMA, AGAMA BERDASARKAN
KITABULLAH". Yang terjemahannya adalah "semua hukum adat mengacu ke
hukum agama (islam)". Semua aturan adat akan diselarasakan dengan
ketetuan Allah sebagai pedoman utama dalam menajalankan adat.

Perkawinan sasuku memang masih tabu (menurut hukum adat) di ranah
minang. Tetapi kalau kita mengacu ke ketentuan Allah, tidak semua yang
tergolong sasuku (yang dilarang adat) yang juga dilarang agama.

Bagaimana dengan bagian sasuku yang diperbolehkan oleh Allah?
Dalam hal ini apakah "adat melakukan pembangkangan terhadap syarak,
atau orang minang yang tidak mengerti azas hukum adatnya?"

Apapun jawabanya, yang pasti orang mingakabau mempunyai dasar agama
yang lebih baik dibanding tetangganya karena azas hukum adat minang
mengacu ke agama, sehingga terbentuklah pribadi2 "buya" dalam setiap
diri masayarakat minang (dulu).

Lalu kenapa masih ada yang menjalankan hukum yang bertentangan dengan
hukum Allah?

Itulah anehnya, ternyata adat minang itu sekuler, bukan basandi
syarak. Dengan kerasnya pemuka-pemuka adat "mendominasikan hukum2 adat
walapun bertentangan dengan hukum agama" (maaf, saya yakin tidak semua
pemuka adat begitu).

Seharusnya disaat itu terjadi kita "harus" meninggalkan adat dan
menegakkan agama Allah. Buat apa mengikuti adat jika mengakibatkan
kita masuk neraka?

Saya sangat mendukung mereka yang melakukan perkawinan sasuku yang
tidak b

Re: [EMAIL PROTECTED] Kawin se Suku Marak .

2006-09-11 Terurut Topik indra catri
Assalamualaikum wr.wb.
   
  Bapak2, Ibu2, Dunsana Kasadonyo.
   
  Tadi pagi ambo pun takajuik saat mambaco berita di Padek dengan judul KAWIN 
SE SUKU MARAK. Tapuranggah sabanta kenapa bisa terjadi? 
   
  Selama ini peristiwa kawin sasuku sedapatnya dihindari. Tapi bukan berarti 
tidak mungkin sama sekali. Ada aturan atau peluang-peluang yang diberikan oleh 
adat untuk dapat melangsungkan "kawin sasuku" sepanjang itu tidak bertentangan 
dengan ajaran Islam. Sayangnya aturan itu tidak digariskan secara jelas dan 
tertulis agar dapat dipahami oleh banyak kalangan sehingga kawin sasuku selalu 
dipersepsi sebagai terlarang.
   
  Namun setelah difikirkan lebih jauh nampaknya batasan kawi n sasuku tersebut 
bisa jadi mempersempit ruang gerak bagi seseorang untuk mendapatkan jodoh dan 
membina rumah tangga secara baik dan wajar. Sebagi contoh, salingka nagari dan 
kaum bolahlah ditabukan tapi apakah tetap dilarang seorang gadis keturunan suku 
jambak dari Lubuaksikapiang (Pasaman) yang ibunya dilahirkan dan dibesarkan di 
Pekanbaru kawin dengan seorang seorang perjaka suku Jambak yang berasal dari 
Muarolabuah (Solok Selatan) yang ibunya dilahirkan dan besarkan di Jakarta. 
Persoalannya tentunya tidak menjadi sederhana.
   
  Contoh lain, di Kanagarian Koto Tinggi (Baso-Agam) pada beberapa tempat 
laki-laki dari suku Pisang Gadang bisa sajo kawin dengan perempuan dari suku 
Pisang Laweh tapi di beberapa tempat justru tidak diperbolehkan kareno 
dikaitkan dengan ranji nenek moyang dan sako dan pusako mereka.Tapi dari suku 
Malayu dengan beberapa pecahannya seperti Melayu Kubang Ameh dan Melayu Bawah 
Lasuang justru tidak diperbolehkan. Di kota Padang, malahan antoro suku Melayu 
dan Guci menyatakan diri "sababan" dan tentunya menghindari kawin antar sesama. 
Tapi apakah memang seharusnya demikian. 
   
  Bagi komunitas suku Melayu (kebetulan ambo pangulu suku malayu) mulai 
merasakan kalau kawin terlarang antar sesuku diluar batas nagari mutlak patuhi 
maka lama kelamaan akan sulit untuk tidak dilangar. Bagaimanapun  penduduk akan 
bertambah banyak dan rantau akan semakin meluas maka akan semakin sulit bagi 
kami untuk tidak mengizinkan anak kamanakan dari Baso (sekali lagi contoh) 
untuk kawin dengan anak kamanakan suku melayu dari Sijunjuang, Tanjuang Pinang, 
Tanah Datar, Solok, Lubuak Basuang, Talu dan belahan bumi lainnya.
   
  Kesimpulanya,  perlu pemikiran yang lebih mendalam tentang batasan larangan 
kawin sasuku di masa datang. Perlu aturan yang lebih jelas, terukur, dan 
dimaklumi banyak pihak agar`konflik dan fitnah yang mungkin ditimbulkan akibar 
dari kawin sasuku bisa direduksi. Artinya tidak cukup dengan hanya membisikan 
ketelingga anak kemenakan kita bahwa kawin sasuku tidak boleh karena pada sisi 
yang lain ajaran agama kita mengajarkan bahwa semua wanita Islam dan Ahli Kitab 
halal bagi lelaki Islam kecuali.. Nan kanduang (Nenek, Ibu, saudara, mak 
uo, etek, sepupu), istri orang, dan seterusnya.
   
  Mari kita kembangkan wacana ini untuk mendapatkan kebenaran yang lebih 
hakiki. Talantuang kanaik tasinggung katurun rila jo maaf ambo mintak.
   
  Wassalam, Indra Catri Dt.Malako Nan Putiah  

Yanurmal <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Assalamualaikum wr.wb.

Saya ingin mengomentari berita Padek ini.

Saya memang bukan ahli tentang adat minangkabau tetapi saya dibesarkan
dilingkungan adat minangkabau yang menyebabkan sedikit2 saya bisa
mengenal adat mingangkabau.

Terutama "ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH".
Oleh orang tua2 yang ada disekitar saya dibesarkan, kata2 diatas
berarti kira2 begini "ADAT BERLANDASKAN AGAMA, AGAMA BERDASARKAN
KITABULLAH". Yang terjemahannya adalah "semua hukum adat mengacu ke
hukum agama (islam)". Semua aturan adat akan diselarasakan dengan
ketetuan Allah sebagai pedoman utama dalam menajalankan adat.

Perkawinan sasuku memang masih tabu (menurut hukum adat) di ranah
minang. Tetapi kalau kita mengacu ke ketentuan Allah, tidak semua yang
tergolong sasuku (yang dilarang adat) yang juga dilarang agama.

Bagaimana dengan bagian sasuku yang diperbolehkan oleh Allah?
Dalam hal ini apakah "adat melakukan pembangkangan terhadap syarak,
atau orang minang yang tidak mengerti azas hukum adatnya?"

Apapun jawabanya, yang pasti orang mingakabau mempunyai dasar agama
yang lebih baik dibanding tetangganya karena azas hukum adat minang
mengacu ke agama, sehingga terbentuklah pribadi2 "buya" dalam setiap
diri masayarakat minang (dulu).

Lalu kenapa masih ada yang menjalankan hukum yang bertentangan dengan
hukum Allah?

Itulah anehnya, ternyata adat minang itu sekuler, bukan basandi
syarak. Dengan kerasnya pemuka-pemuka adat "mendominasikan hukum2 adat
walapun bertentangan dengan hukum agama" (maaf, saya yakin tidak semua
pemuka adat begitu).

Seharusnya disaat itu terjadi kita "harus" meninggalkan adat dan
menegakkan agama Allah. Buat apa mengikuti adat jika mengakibatkan
kita masuk neraka?

Saya sangat mendukung mereka yang melakukan perkawinan sasuku yang
tidak b

Re: [EMAIL PROTECTED] Soal PP-84 di DPD

2006-09-11 Terurut Topik Syafruddin Ujang
Assalamualaikum Mak Bandaro dan dunsanak dari Agam dan Bukittinggi.

Bisuak Selasa, jam 11.30, ambo diundang (sebagai wartawan Singgalang) oleh Pak 
Irman Gusman (Wakil Ketua DPD RI) soal PP-84 di DPD RI. Kalau ambo indak salah, 
ado dunsana nan pro PP-84 datang ka DPD, tamasuak dari Kapau bagai. 

Untuak tambahan barito/laporan ambo bisuak, tolong nan pro maupun yang kontra 
di antaro anggota milis ko maagiah pandapek sangenek surang (2-sampai 3 alinea 
sajo) soal PP-84 dan tujukan ka email ambo: [EMAIL PROTECTED], atau [EMAIL 
PROTECTED] Ambo tunggu sabalum jam 13.00 WIb hari Selasa.
Tarimo kasih.
Syafruddin Al, tingga di Jl. Drupada 11 No.11, Indraprasta II, Bogor, telp 
377225, 021-70889032,hp 081317884294.

A Bandaro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 

Kpd sanak di Rantaunet ma'af kalau diquote sadono baliak. 
Iko untuak  postiang di banuanet (Miling List kami ; rang Banuampu)

Satau ambo awak2 nan mandukuang PP-84 = Banuampu masuak kota,
lah banyak partamuan dan "gerakan".  Tapi akhir2 ko rasono  alun 
ado nan "show of force", misalno TURUN KA JALAN   atau PULANG KAMPUANG
BERKAMPANYE  oleh perantau Jabodetabek untuak bakampanye bnp masuak bkt.
Tantu sajo "show of force" ko diparalukan untuak ma-counter
aksi2 pambodohan, pemaksaan tersembunyi dan pamutar balikan fakta di
kampuang.

Atau ambo nan katinggalan kareta, "indak copy". 
Ma'af  kok iyo.

Wass
"mak Ban"
( A Bandaro)
Kubang Putiah - Banuampu
tingga di Bogor
~



> -Original Message-
> From: Tasril Moeis
> Sent: 06 September 2006 12:44
> To: palanta@minang.rantaunet.org
> Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Pertemuan Perantau Agam di jkt jo Wali
Nagari-
> caroorde baru
> 
> Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> Iyo sabana manyadiahkan mambaco informasi ko. Seharus no peristiwa ko
> indak
> tajadi kalau BAKOR Agam ba jaleh2 dalam undangan bahwa acara ko khusus
> untuak urang nan manulak PP 84.
> Apo lai di baco dalam pembukaan no ketua BAKOR Agam manyabuik PP 84
adolah
> produk orde baru, tapi nan tajadi tindakan mereka nan indak manarimo
ado
> no
> bedo pandapek jo main pareman itu lah salah satu contoh produk orde
baru.
> Tapi ado nan cukuik menarik di siko adolah masalah ma uji komitment
urang
> awak. PP 84 ko sabalun no indak program dari ateh. Untuak Banuampu nan
> ambo
> tau lah dari taun 80 an dan sasuai jo informasi Hanifah, taun 86
diadokan
> Mubes Banuampu untuak mambahas masalah perluasan kota Bkt ko nan
dihadiri
> para perantau dan urang nan di kampuang batampaik di Padanglua.
Setelah
> malalui perdebatan panjang kalualah keputusan bahwa masyarakat
Banuampu
> menyetujui Banuampu masuak Bukittinggi dengan syarat masuk utuh secara
> kecamatan Banuampu.(daerah pemekaran nan lain ambo indak tau, mungkin
ado
> nan bisa manambahkan).
> Lalu Pemda Bkt, Agam langkok jo DPRD no mambuek usulan ka Depdagri
tantang
> perluasan kota Bukittinggi sampai kalua lah PP 84 tu taun 1989. Apo
iko
> nan
> disabuik produk orde baru.???. Nan ambo tau iko adolah hasil dari
> komitment
> urang banyak nan di dapek dari Mubes yang sangat demokratis.
> Lah kalua PP dan ado no reformasi, DPRD Agam hasil pemilu 89 mancaliak
> peluang untuak manggagal kan PP tadi, jadilah ba kapanjangan bantuak
kini
> ko.
> Mungkin Kab. Agam kini indak rela sabagian PAD dari daerah pemekaran
(kaba
> no ampia 40% PAD Agam).
> Tapi apo jo alasan2 itu sado komitment2 nan ado bisa di nafi kan
bantuak
> itu
> sajo, apo lai jo embel2 produk orde baru sagalo macam. Antahlah aa nan
ado
> dibaliak iko sado no.
> 
> Wassalam
> TM st Tan Ameh
> 



--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 
--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=

Re: [EMAIL PROTECTED] 1418 Mohon Tambahan Pengetahuan Tentang Bandanaira--Tarimo Kasih

2006-09-11 Terurut Topik Syafruddin Ujang
Assalamualaikum, Wr, Wbr
Dunsanak kasadonyo
Tarimo kasih atas info yang diberikan. Mudah-mudahan ado manfaat untuak tulisan 
ambo nanti di Singgalang. Tapi, masalah keberangkatan masih ada kendala. Masih 
dalam pembicaraan lebih lanjut. Mudah-mudahan jadi.
Tarimo kasih sakali lai.
Syafruddin AL

Sjamsir Sjarif <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
>1418 [EMAIL PROTECTED] Mohon Tambahan Pengetahuan Tentang Bandanaira
>From: Syafruddin Ujang
>Date: Sun, Sep 10 2006 7:11 am
>Email: Syafruddin Ujang 
>.
>mohon ka dunsanak nan lai banyak referensi tentang Bandanaira dan 
>keberadaan Bung Hatta di situ untuk mambaginyo dan sekaligus izinkan untuk 
>ambo kutip nanti dalam laporan ambo ka harian Singgalang.
>
>Tarimo kasih. Wassalam,
>Syafruddin Al Sutan Mudo.

Angku Syafruddin Ujang,

Banyak info mangani itu. Silakan calaik di:
http://search.mywebsearch.com/mywebsearch/AJmain.jhtml?fs=1&searchfor=Bandanaira&PG=SEASUSH&SEC=ABMANY&ptnrS=ZJ&st=kwd

Salam,
--MakNgah

--Sjamsir Sjarif
X___Sjamsir Sjarif
Indonesian Translator, Interpreter, and Cultural Consultant
 335 Gault St. #1, Santa Cruz, CA 95062, USA
Email: [EMAIL PROTECTED] Tel. (831)-426-1333 Fax (831)426-8907
http://www.usindo.net/hambo
  Member of:
ATA, American Translators Association http://www.atanet.org/
NCTA, Northern California Translators Association http://www.ncta.org/
IPA,  Indonesian Professional Association   http://www.ipanet.org/
===  

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.405 / Virus Database: 268.11.7/437 - Release Date: 9/4/2006
--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 
--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


[EMAIL PROTECTED] Hatta - Syahrir : Dari Ranah Minang Hingga ke Bandaneira

2006-09-11 Terurut Topik Arnoldison
PolkamUpdated: Selasa, 29 Agustus 2006 15:42:00 WIB
 
  
TEROPONG
Hatta - Syahrir : Dari Ranah Minang Hingga ke Bandaneira


Reporter : Asep Syafulloh dan Ahmad Baehaqi
Juru Kamera : Iwan Agung, Joni Suryadi 
indosiar.com,  Sumatera  Barat  -  Melacak jejak para pejuang tidaklah
mudah, apalagi sebagian jejak-jejak itu sudah hilang ditelan jaman.

Muhammad  Hatta  dan  Sutan  Sjahrir masih meninggalkan jejak itu. Dua
arsitek  republik  ini  lahir  di  Sumatera Barat. Pemerintah kolonial
membuangnya  ke  Bandaneira,  Maluku  Tengah.  Kedua tempat itu adalah
jejak mereka.

Bukit  Tinggi  adalah kota yang terletak di kaki Gunung Singgalang dan
dikelilingi  perbukitan,  sehingga  iklim  di  kota  ini terasa sejuk.
Ratusan  ribu  wisatawan  setiap  tahun  berkunjung  ke kota ini untuk
melihat keindahan panorama alam.

Dan  inilah Ngarai Sihanouk. Jurang yang dalamnya ratusan meter seolah
menjadi  magnet  yang menarik ribuan wisatawan untuk melihat keajabian
alam.  Jurang  ini  sangat  panjang dan membelah Kota Bukit Tinggi dan
Koto Gadang.

Daya  pikat  alam  dan  kekayaan budaya Minang adalah harta yang tidak
ternilai  bagi  daerah  ini.  Bila  alam  memberikan banyak kemurahan,
sejarah   juga  memberikan  catatan  sendiri  bagi  kota  ini.  Banyak
peninggalan  kolonial  Belanda dan Jepang yang masih membekas di Bukit
Tinggi.

Gua  Jepang  ini  panjangnya  sekitar seribu empat ratus meter. Jepang
membangunnya  untuk  tempat  bersembunyi,  selama berbulan-bulan tanpa
kekurangan bahan makanan.

Masyarakat  Minangkabau  sangat  agamis.  Islam  memberikan  sumbangan
besar,  bagi  perilaku  dan  adat  istiadat masyarakat Minang di sini.
Surau  tidak  saja  sebagai tempat untuk menimba pelajaran agama namun
juga pelajaran budaya dan sosial.

Masyarakat Minang juga sangat egaliter, yakni lebih meletakan tanggung
jawab  pada  kebersamaan,  atau  dari  kaum  kepada  nagari.  Sehingga
lahirlah  budaya  malu.  Bila  seseorang  pulang ke kampung halamannya
tidak membawa sesuatu yang berharga buat nagarinya.

Tidak  mengejutkan, bila pendidikan menjadi tolak ukur bagi masyarakat
Minang untuk menunjukan derajat mereka di mata masyarakatnya.

Bisa  jadi karena budaya malu dan agamis ini, banyak tokoh - tokoh dan
pejuang  nasional lahir di tanah Minang. Sebut saja Muhammad Hatta dan
Sutan  Sjahrir.  Kendati  kedua  tokoh  ini  hidup di abad ke sembilan
belas,  namun  mereka sudah bisa merasakan pendidikan tinggi yang saat
itu hanya bisa dinikmati kaum kulit putih.

Peninggalan  Hatta  dan  Sjahrir di tanah Minang akan banyak bercerita
masa  kecil  kedua  tokoh  ini,  sebelum  tumbuh  menjadi arsitek yang
membangun negeri ini.

Inilah  rumah, Muhammad Hatta, yang terletak di Jalan Soekarno – Hatta
di  Bukit  Tinggi. Seratus empat tahun yang lalu Hatta tinggal di sini
bersama keluarga dan kerabatnya.

Sepintas  lalu,  agak  sulit  mempercayai  rumah  ini banyak menyimpan
kenangan  masa  kecil  wakil  presiden  pertama Kita, karena tidak ada
bedanya  dengan  rumah  lain  di  sekitarnya.  Namun  rumah  ini  bisa
menceritakan   Hatta   kecil  pada  masa  itu.  Di  rumah  ini,  Hatta
menghabiskan waktunya hingga usia sebelas tahun.

Muhammad  Hatta  lahir dengan nama Muhammad Athar. Kedua orang tuanya,
HM  Djamil  dan  Saleha  saat  itu  cukup  disegani, dan dari keluarga
berada, sehingga Hatta bisa menikmati hidup yang layak.

Di  kamar  ini, Hatta dilahirkan pada tanggal dua belas Agustus seribu
sembilan  ratus  kosong dua. Kedua orang tuanya hanya bisa membesarkan
Hatta  hingga usia beberapa bulan, karena ayahnya meninggal dunia, dan
Saleha, ibunya lalu menikah kembali.

Kakeknya  lah  yang selanjutnya membesarkan Hatta hingga dewasa. Hatta
tumbuh menjadi anak berdisiplin tinggi dan cerdas.

Saat  kesekolah  ia  menggunakan  bendinya  ini yang setia setiap saat
mengantarnya ke sekolah. Namun peninggalan Hatta rupanya tidak sebesar
dan seharum namanya.

Rumah  Hatta  sepintas  tidak  berbeda dengan rumah lainnya di sekitar
Jalan Sukarno Hatta in. Bahkan kondisinya terkesan tidak terawat.

Wisatawan  pun tidak banyak yang datang, bahkan ada sebagian yang sama
sekali  tidak mengenal sosok Hatta.Sebagian bangunan peninggalan Hatta
di sini sudah sulit dikenali, karena telah berubah fungs.

Gedung  ini  dahulunya  adalah  sekolah  Hatta,  yakni  Europe Largere
School.  Hatta  menamatkan  pendidikan  dasarnya  selama enam tahun di
sini.

Ia  termasuk  anak  yang  beruntung,  karena sekolah diperuntukan bagi
warga  keturunan  kulit  putih.  Pemerintah  kolonial  saat itu memang
sangat menghormati kakek Hatta yang cukup terpandang saat itu.

Tahun  seribu  sembilan ratus enam belas, Hatta melanjutkan pendidikan
menengahnya,  atau  Mulo  di Padang. Sekolah itu kini bernama SMP Satu
Padang.  Selama  tiga tahun hatta menimba ilmu di sekolah ini. Ruangan
kelas Hatta masih dibiarkan seperti aslinya.

Lain  nasib yang dialami Sutan Sjahrir. Mantan Perdana Menteri RI yang
Pertama. Jejak Sjahrir di tanah Minang seolah lenyap ditelan bumi.

Dari  

[EMAIL PROTECTED] FW: pantun

2006-09-11 Terurut Topik Dapua RantauNet
Pak Suheimi nan ambo hormati,
 
Email ka Palanta RantauNet harusnyo bisa langsuang dikirim ka
palanta@minang.rantaunet.org, bukan ke email ini.
Welcome back to Palanta RantauNet.
 
MIKO
Rang Dapua
 

  _  

From: suheimi ksuheimi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 11 September 2006 05:32
To: Dapua RantauNet
Subject: Re: FW: pantun


  " lain nagari lain adatnyo,
lain padang lain belalangyo,
lain lubuak lain ikannyo".
 
  " ayam putiah tabang siang,
basuluah matohari,
bagalanggang mato rang banyak,
datang bajapuik pai baanta,
arak sapanjang labuah,
iriang sapanjang jalan".
  maninggakan ruweh ji buku,
  mati rimau maninggakan balang,
  mati gajah maniggakan gadiang,
  mati manusia maninggakan jaso.
 
Nan kuriak iolah kundi,
  nan merah iolah sago,
  nan baiak iolah budi,
  nan endah iolah baso.
 
Pulau pandan jauah ditangah,
  dibaliak pulau anso dua,
  hancua luluah dikanduang tanah,
  budi baiak takana juo.
Pisang ameh baok balaie,
  masak sabuah didalam peti,
  utang ameh dapek di baia,
  utang budi dibaok mati.
Saukua mako manjadi,
  sasuai mako takanak,
  jo kok pandai bamain budi,
  urang jauh jadi dunsanak.
Talangkang carano kaco,
  badarai carano kendi,
  sipuluik samo rang randangkan,
  bacanggang karano baso,
  bacarai karano budi,
  itu nan samo rang pantangkan.
 
Dek ribuik rabahlah padi,
 
  Mauleh kalau mambuku,
 
  mambuah kalau mangasan, 



  _  

Do you Yahoo!?
Next-gen email? Have it all with the all-new
 Yahoo! Mail.
--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=