Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)
Napitupulu wrote: Irwan: Seharusnya hal seperti ini diomongin sebelum pemilu, sebelum pencoblosan. Sekarang setelah pencoblosan, tinggal berjuang agar demokrasi ditegakan. Harus bisa menerima dan mengakui yg menang tidak hanya dibibir tapi dalam wujud nyata yaitu memberi kesempatan pada partai yg paling disukai rakyat, partai yg paling diminati rakyat, partai yg paling dicintai rakyat, partai yg paling dipercaya oleh rakyat untuk memimpin pemerintahan mendatang. Kayaknya Lae Irwan salah tanggap nih. Memang benar bahwa hal yg saya utarakan mestinya dilakukan sebelum pemilu. Dan juga bila dipikir2 topik "calon pemimpin Indonesia" yg kita debatin skrg ini juga gak perlu toh. Soalnya kan sudah tahu bahwa yg menang pemilu itu PDIP, iya kan? :) Bahwasanya saya utarakan topik ini supaya rekan-rekin di milis ini bisa baca/ketahui visi tiap2 calon yg dijagokan. Soalnya saya yakin sampai sekarang ini banyak orang yg tidak tahu secara detail Mega, Gus Dur, Amien dll itu sebenarnya orgnya itu bagaimana. Oleh karena itu, di mail saya yg dulu saya kasih link ke salahsatu sitenya PDIP dan di sana kita bisa lihat Mega itu dulunya bagaimana. Dulu (dan juga sampe skrg) banyak org yg bilang bahwa Mega itu gak cocok jadi pemimpin, gak punya visi, hanya dibacking nama bokapnya dll. Tapi bila anda baca di Napitupulu wrote: Irwan: Seharusnya hal seperti ini diomongin sebelum pemilu, sebelum pencoblosan. Sekarang setelah pencoblosan, tinggal berjuang agar demokrasi ditegakan. Harus bisa menerima dan mengakui yg menang tidak hanya dibibir tapi dalam wujud nyata yaitu memberi kesempatan pada partai yg paling disukai rakyat, partai yg paling diminati rakyat, partai yg paling dicintai rakyat, partai yg paling dipercaya oleh rakyat untuk memimpin pemerintahan mendatang. Kayaknya Lae Irwan salah tanggap nih. Memang benar bahwa hal yg saya utarakan mestinya dilakukan sebelum pemilu. Dan juga bila dipikir2 topik "calon pemimpin Indonesia" yg kita debatin skrg ini juga gak perlu toh. Soalnya kan sudah tahu bahwa yg menang pemilu itu PDIP, iya kan? :) Bahwasanya saya utarakan topik ini supaya rekan-rekin di milis ini bisa baca/ketahui visi tiap2 calon yg dijagokan. Soalnya saya yakin sampai sekarang ini banyak orang yg tidak tahu secara detail Mega, Gus Dur, Amien dll itu sebenarnya orgnya itu bagaimana (kan itu yg kita bahas skrg kan?). Oleh karena itu, di mail saya yg dulu saya kasih link ke salahsatu sitenya PDIP dan di sana kita bisa lihat Mega itu dulunya bagaimana. Dulu (dan juga sampe skrg) banyak org yg bilang bahwa Mega itu gak cocok jadi pemimpin, gak punya visi, hanya dibacking nama bokapnya dll. Tapi bila anda baca di http://megawati.forpresident.com/main/pikiran.htm jelas2 kita lihat bahwa mega itu dari dulu2nya (taon 93 ato 94 menurut tahun percetakannya di pustaka sinar harapan) punya visi yg jauh untuk indonesia. Jelas2 di sana dia membicarakan masalah korupsi, HAM, BUMN, dll yg membahayakan Indo di taon2 mendatang. Nah, tujuan saya cuma itu, biar kita2 di milis ini bisa liat satu persatu capres2 kita. Terus terang sejak dulu yg saya jagokan memang PDIP. Anyway, bila ada yg mengatakan bahwa yg lain lebih pantas, yah saya terima2 saja, wong itu pilihan dia. Cuma kalo memang yg lain menjagokan yg lain apakah itu amien, hbb, ato gusdur, sebutkan juga kenapa sebabnya kenapa lebih pantas. Gitu toch Salam, Suwandi Get FREE voicemail, fax and email at http://voicemail.excite.com Talk online at http://voicechat.excite.com
Re: Saatnya mahasiswa maju kembali (attn: deddy)
Bung Deddy, pemaparan anda saya simak dengan baik. Bagaimana usulan tindakan/sikap nyata yg bisa anda sampaikan untuk menghadapi masalah2 tersebut? Terima kasih sebelumnya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Pariban!
Apakah dari saudara-i ada yang tahu definisi "pariban" dalam bahasa Indonesia? Kalau saya tidak salah pariban = cousin (dalam bahasa Inggris). Tolong diperjelas atau dibetulkan!
Re: Saatnya mahasiswa maju kembali (attn: Budi)
In a message dated 8/29/99 10:31:01 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Budi: Apa anda yakin bahwa para 'juragan' tsb melakukannya sendiri tanpa melibatkan para 'teri'? Apa anda tidak tahu bahwa KKN itu sudah jadi penyakit kronis tidak saja di lingkup para 'juragan' namun juga di sekitar kehidupan kita sehari-hari yang 'teri' juga ini? Bisa bayangkan nggak kalau sebut saja 25 ribu rupiah kali 100 juta rakyat yang korupsi di kalikan setiap hari? Irwan: ??? 25 ribu sehari, sebulan 500 ribu (20 hari kerja). Hmm..kalau memang gitu maka seharusnya ngga ada masyarakat Indonesia yg miskin lagi, sulit makan, sulit tempat tinggal, pengangguran. Anda ngga salah ngasih contoh??? Tambahan, apakah anda di atas sedang ingin mengatakan bahwa KKN kelas atas (sekelompok orang) yg jumlahnya bisa miliaran rupiah bisa dibenarkan? Budi: Apa anda yakin bahwa semua orang yang di dekat anda adalah 'bersih'? Apa anda yakin orang di sekitar anda tidak ada yang 'juragan'? Kalau ada, apa anda yakin bahwa mereka adalah 'juragan' yang bebas KKN? Irwan: Saya ngga ngerti jalan pikiran anda. Apakah anda mentolerir KKN? Apakah para pelaku KKN di tingkat pemerintahan harus dibiarkan saja, tidak perlu dipermasalahkan dengan alasan bahwa kita semua bisa saja terlibat KKN? Apakah anda setuju bahwa pemerintahan sekarang sebaiknya dipertahankan saja? Saya ingin tahu sikap anda akan hal ini agar saya bisa makin jelas dalam melihat posisi anda. Budi: Thus, yang bikin rusak negara ini kita semua terlebih para 'juragan' yang 'sakit KKN'. Irwan: Apa yg bisa dilakukan oleh guru negeri dengan gaji hanya 40 ribu sebulan sementara pengeluaran bisa mencapai 200 ribu? Apa yg bisa dilakukan oleh anggota TNI kelas biasa yg punya gaji hanya 100 ribu sebulan? Apa yg bisa dilakukan oleh dosen PTN yg punya gaji hanya 100 ribu sebulan? Apa yg bisa dilakukan oleh pegawai negeri yg punya gaji hanya 150 ribu sebulan? Penguasa orba menciptakan sistem agar posisi mereka yg rendahan sangat rentan untuk melakukan pungutan2 walau sebagian lagi tetap bertahan dan lebih mencari pemasukan tambahan dengan cara2 yg benar. Yang bikin rusak negara ini adalah para pembuat aturan dan pengontrolnya karena merekalah Indonesia jadi seperti sekarang. Badan legislatif, yudikatif, dan eksekutif banyak yg tercemar. Merekalah dibayar rakyat bukan untuk bikin susah rakyat. Mereka digaji rakyat agar membawa Indonesia ke arah yg benar, agar Indonesia di atur dengan benar. Bukan sebaliknya, dikuras habis2an. Semoga anda bisa membedakan permasalahan yg sedang dibahas. Di AS itu bukannya ngga pernah ada usaha2 untuk melakukan KKN. Cuma bedanya, disini tuh hukumnya kuat banget. Sekali ada indikasi melakukan KKN, maka akan diusut secara serius dan terbuka, kontrol ada di rakyat. Jadi beda dengan kita dimana pemerintah kita bahkan presidennya nutup2in. Budi: Anda mau 'menunggangi' mahasiswa? Enak sekali anda, cuman 'ngompori' dari belakang sambil sembunyi sementara mereka mempertaruhkan nyawa. Irwan: Silahkan anda membaca kembali bentuk2 perjuangan yg bisa dilakukan. Yang jelas sikap membenarkan apa yg dilakukan oleh para petinggi pemerintahan yg melakukan KKN tidak bisa dibenarkan sama sekali dan bertentangan dengan perjuangan mahasiswa dan rakyat selama ini. Budi: Apa yang anda temukan di berita-berita nasional? Apa ada 'juragan' yang tertangkap dan diadili karena KKN? Soeharto? Andi Ghalib? Bukti banyak, namun belum bisa menjadikan mereka tersangka KKN. Artinya, belum terbukti ber-KKN. Lalu yang mana yang KKN? Yang mana yang merusak negara ini? Sebut pula bukti kongkritnya. Irwan: Pantes aja gue rada susah ngomongnya dengan anda. Kita ternyata berbeda dalam melihat persoalan yg ada. Coba anda renungin deh, apa yg bisa anda harapkan dari sekumpulan orang bejat yg ada di rejim yg sekarang, baik itu di eksekutif, yudikatif, dan juga legislatif. Apakah diantara mereka akan saling menghukum? Yang ada malah saling melindungi. Itulah sebabnya kenapa kelompok bejat itu harus segera dibersihkan kalau kita mau Indonesia segera pulih. Hukum harus ditegakan dan berpihak pada rakyat bukan penguasa. Revolusi rakyat adalah salah satu alternatif menyembuhkan sakit parah yg sudah kronis ini. Budi: Saya tidak sependapat dengan yang anda tulis di atas ini. Definisi anda tsb tidak benar menurut saya. Apa yang telah didiskusikan di milis ini tidak pernah menyimpulkan sesuatu dan atau disepakati peserta. Dengan demikian, adalah absurd menggunakan bagian dari diskusi di milis ini sebagai reference. Irwan: Silahakan anda baca penjelasan bung Donald. Dan jangan lupa, yg sempat mengangkat masalah reformasi vs revolusi ini juga bukan kita2 saja disini. Setahu saya kalau tidak salah ingat Cak Nur juga sempat menyampaikan hal seperti ini (revolusi vs reformasi) Bung Budi, anda menyatakan bahwa definisi saya salah menurut anda. Tapi anda tidak maju dengan menyampaikan yg benar menurut anda. Jadi, dari mana anda tahu bahwa definisi
Re: Pariban!
Pariban itu adalah anak perempuan dari saudara laki2 ibu (kalo anda laki-laki), atau anak laki2 dari saudara perempuan ayah (kalo anda perempuan). Jadi nggak semua cousin itu pariban. Pariban itu pasti cousin, tapi cousin itu belum tentu pariban. T Apakah dari saudara-i ada yang tahu definisi "pariban" dalam bahasa Indonesia? Kalau saya tidak salah pariban = cousin (dalam bahasa Inggris). Tolong diperjelas atau dibetulkan!
Re: Saatnya mahasiswa maju kembali (attn: deddy)
salam bung Irwan, usul saya yang lalu saya kira sudah cukup konkret...yaitu sikap menentang diundangkannya RUU KKN itu. Sikap ini misalnya dapat berupa pernyataan resmi dari PERMIAS atau NGOs di sana. Pernyataan sikap ini dapat kita kumpulkan dan kita sebarluaskan sebagai sikap bersama mencegah militerisme total di Indonesia. Kedua..infrastruktur!..solidaritas dan bantuan terhadap kawan-kawan (mahasiswa atau LSM) yang tidak kenal lelah menyuarakan sikap anti ketidakadilan. Sebagai contoh ada salah satu forum mahasiswa yang cukup aktif di jakarta, saking terbatasnya mereka hanya menggunakan karton bekas sebagai ikat kepala dalam aksinya. Bahkan kain pun kurang! Sebetulnya banyak forum-forum mahasiswa di setiap kota . Mereka sangat membutuhkan bantuan kita. Juga di Bandung, Surabaya, atau kota-kota lain (baik kota besar atau kecil, di jawa atau luar jawa ).Bantuan langsung bisa berupa uang atau misalnya aksi pengumpulan modem dan komputer bekas, agar arus informasi semakin lancar ( proses reformasi 98 dipercepat antara lain karena pertukaran informasi yang cepat ).Kita lihat satu unit komputer dengan akses internet (yang dipakai secara kolektif), ini bisa cukup "minterin" banyak orang. Berapakah posko di kampus-kampus yang mempunyai internet?.(nggak bocor aja sukur-sukur)hal hal begini saya rasa sangat penting bung. Di Jerman dana di setiap AStA di kampus ( seperti senat, tapi otonom...:) ) sangat besar dan diambil dari iuran tiap student/semester. Kegiatan mereka cukup terorganisir dan profesional, mulai politik kampus sampai isu-isu internasional. Apalagi disatukan oleh latar belakang yang sama (revolusi mahasiswa 1968). Di Indonesia?mahasiswa sering merogoh kocek sendiri ! Hanya jaringan mahasiswa yang terinformasi dengan baiklah yang mampu menjalankan perannya dengan baik pula. Jadi, menurut saya kata kuncinya ialah "NETWORKING" yang bagus dan merata. dan adalah kewajiban kita untuk mendukung kawan-kawan di sana. Saya juga merasa sayang apabila kita terjebak untuk hanya berpolemik masalah elit saja. Karena pada hakekatnya gerakan mahasiswa tidaklah partisan atau sektarian atau hanya bersifat temporal. Namun mahasiswa mengemban misi yang lebih berat sebagai agen perubahan dan agen pembangunan (agent of development). RAKYAT BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN.. wass. deddy priadi - Original Message - From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 31, 1999 3:18 PM Subject: Re: Saatnya mahasiswa maju kembali (attn: deddy) Bung Deddy, pemaparan anda saya simak dengan baik. Bagaimana usulan tindakan/sikap nyata yg bisa anda sampaikan untuk menghadapi masalah2 tersebut? Terima kasih sebelumnya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Calon Pemimpin Indonesia?
Lebih tepatnya...tipuan PDIP, bukan tipuan PAN atau Amien. Selamat tertipu di milis ini From: Faransyah Jaya [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Calon Pemimpin Indonesia? Date: Mon, 30 Aug 1999 22:13:02 -0400 Wa .. Saya sih nggak milih PAN.. Bisa diperjelas "tipuan2" amien rais. Sehingga saya tidak "tertipu" di permias@ ini. Faran -- On Mon, 30 Aug 1999 16:39:43 Donald Saluling wrote: Bayangkan saja semasa kampanye PEMILU, sudah berapa banyak orang yeng tertipu oleh Amien Rais ? Kenapa, karena kita tidak membaca background orang2 seperti beliau. Kalau pun AR (Amien Rais) ternyata membelot dari Suharto dan kroni2nya ... ini membuktikan bahwa beliau adalah seorang pengecut. Beraninya setelah keadaan memungkinkan. Masih banyak pulalah AR-AR kecil di kancah perpolitikan Indonesia sekarang ini. Makanya sebagai orang muda yang berpendidikan dan mempunyai analitical mind, tolong kita semua berhati-hati. Jangan sampai kejadian PAN terulang lagi. Dengan demikian, jangan pula kita saling menjelekkan satu sama yang lain seperti yang sedang terjadi dimilis ini hanya karena satu pihak merasa tersinggung atas skepticism yang lain. Do your research ... get educated on whatever you believe in and jangan langsung percaya sesuatu yang anda dengar dari mulut para "outgoing" politicians. Dunia politik indonesia adalah panggung sandiwara yang paling sophisticated di dunia sekarang ini. Beware, don't be scattered. Nobody wants to kill anybody ... tapi sebagai orang muda, sometimes reality can sadden you. Anda Indonesia, saya Indonesia, mari bangun Indonesia bersama. Selamat berjuang, Donald DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)
Vote Irwan for president!!! From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan) Date: Mon, 30 Aug 1999 23:44:13 EDT In a message dated 8/29/99 10:34:44 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Apabila ada rekan2 yg punya data2 ttg calon2 yg lain, apakah itu Habibie, Gus Dur, Amien, sudi kiranya dicantumkan di Milis ini. Dengan begitu kita semua bisa ambil kesimpulan siapakah yg pantas bukan? Irwan: Seharusnya hal seperti ini diomongin sebelum pemilu, sebelum pencoblosan. Sekarang setelah pencoblosan, tinggal berjuang agar demokrasi ditegakan. Harus bisa menerima dan mengakui yg menang tidak hanya dibibir tapi dalam wujud nyata yaitu memberi kesempatan pada partai yg paling disukai rakyat, partai yg paling diminati rakyat, partai yg paling dicintai rakyat, partai yg paling dipercaya oleh rakyat untuk memimpin pemerintahan mendatang. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Calon Pemimpin Indonesia?
Salah...Kedaulatan tertinggi ada di tangan Mr. Irwan sebagai pengejawantahan suara 35% pencoblos. Dia yang berhak menentukan siapa yg paling demokratis, siapa yang reformis, dlsb. Anda bilang mendukung PAN dan PKB, nyatanya anda sibuk menjelekkan Amien, AM Fatwa dlsb. karena mereka tidak mendukung PDIP. Anda angkat Hasan Basri sebagai pahlawan dari PAN yg sejati, hanya semata-mata dia mencalonkan Megawati. Kesimpulan yang dapat ditarik dari posting-posting anda kan semua yang tidak mendukung PDIP bukan reformis, mau anda tutup-tutupi bagaimana lagi sih? Kalau ngomong jangan diputar-putar ah. Setelah gerombolan anda BRidwan-Efron sibuk kasak-kusuk menjelekkan Amien, sekarang diperkuat oleh Saluling. Rupanya benar bahwa Permias@ dapat menipu peserta dengan berbagai jalinan tanya jawab yang rapi sehingga dapat menjerumuskan peserta. Penyusunan tanya-jawab ini mengingatkan pada acara dari desa ke desa. Dari dulu anda sebut-sebut rakyat terus. Sekarang bagaimana anda menjelaskan posisi anda terhadap sistem pemilu model berjenjang yang dianut Indonesia saat ini? Apakah perlu diubah atau tidak? Bila tidak (berhubung Megawati tidak menghendaki) maka selamanya sistem perwakilan (MPR) akan berlaku. Konsekuensinya tidak ada yang berhak mengklaim sebagai calon tetap presiden sebelum Sidang Umum MPR. Hal sesederhana ini harusnya anda camkan sebelum selalu menulis rakyat-rakyat-rakyat. Bosan dan geli bacanya. Anda kok nggak belajar-belajar sih. Ih, capek tahu. Sekarang begini, suara 35% apakah dapat dianggap mewakili keseluruhan suara rakyat? Bagaimana bila yang 65% kemudian mengumpulkan suaranya dengan cara menggalang persatuan pendapat dari wakil-wakil rakyat terpilih? Pertanyaan selanjutnya, suara 35% apakah bukan suara kelompok, yaitu suara kelompok pendukung Mega dan PDI-P. Bukan suara rakyat! Enak saja main klaim-nya. Sudah mengklaim tidak memakai dasar masih pakai ngotot lagi. Aneh bener deh. Nih, biar anda tidak asal njeplak bibit anti demokrasi. Justru anda yang hendak menanamkan bibit anti demokrasi. Anda kan yang hendak memaksakan kehendak agar Mega menjadi presiden. Kok melangkahi suara wakil-wakil rakyat. Bung, anda cuma 1 orang dari 100 juta pemilih. Anda tidak berhak mengklaim bahwa pendapat anda yang paling benar. Masih banyak yang juga meluangkan pikiran dan waktu untuk mengevaluasi kejadian-kejadian di Indonesia. Makanya berkaca dulu sebelum mengklaim pihak lain pembawa virus demokrasi, bibit anti demokrasi. Anda ini yang justru tidak demokratis. Rakyat. From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Lha, emangnya gue ngomong seperti itu diposting2 terdahulu? Mbok ya kalau mau kasih komentar tuh baca dulu, ikutin diskusinya secara benar, apa yg lagi dibicarakan. Lihat kembali posting2 sebelumnya. Jangan maen asal nyaplak gitu aja, bikin komentar yg seolah2 gue ngomong gitu. Ini khan termasuk tindakan melakukan penyesatan seperti dulu ada juga melakukan hal yg sama ke gue dan ke beberapa rekan lainnya di milis ini. Saya tidak mengaitkan kelompok Madani dengan Amien Rais. Saya mempertanyakan kelompok Madani yg memberikan usulan nama Gus Dur untuk jadi presiden dengan segala macam alasan "demi" selain demi tegaknya demokrasi:( Kemudian, Bung Priyo (yg kebetulan jubir dari kelompok Madani) nanya ke saya gimana komentar saya atas tulisan di detik.com yg berkaitan dengan tuduhan (sampai saat ini lebih cenderung berupa fitnah) AM Fatwa terhadap PDIP yg disebut2 dengan istilah Lippogate. AM Fatwa sendiri tampaknya hanya mengambil bola yg dilempar oleh Amien Rais karena memang Amien Rais tidak menyebut nama partainya. Saya jawab pertanyaan dia dengan tegas dan jelas, bagaimana posisi saya. Tapi ketika saya tanya balik posisi dia bila ternyata tidak terbukti bagaimana sikap Kelompok Madani. Ingat, sampai sekarang yg mengangkat kasus Lippogate tidak mampu memberikan bukti2. Kalau diperhatikan kronologisnya, Amien Rais berkunjung ke tempat Habibie. Ngga lama kemudian, Amien Rais ngomong bahwa ada partai besar pemilu lainnya yg memiliki kasus mirip dengan Baligate. Kemudian, AM Fatwa menyambut bola yg dilempar tersebut dengan menyebut nama PDIP dan Bank Lippo. Suatu teknik yg mirip dengan kasus Andi Ghalib dimana pengacaranya Andi Ghalib tiba2 menyampaikan ke DPR nama2 menteri yg menerima upeti dengan maksud agar bila data2 yg mereka sampaikan itu meragukan, demikian juga data2 yg digunakan untuk menuduh ke Andi Ghalib. Kalau ngga salah ingat (tolong dikoreksi), cara ini dalam hukum dikenal dengan istilah insuniasi (?) Anjasmara Sudahlah nggak usah dituruti. Menurut dia semua pihak yg tidak mendukung PDIP adalah bukan kelompok reformasi. Sudah saja si Irwan ini diangkat jadi bapak reformasi saja. Biar pada geli semua pembaca milis ini... Irwan: Nah khan, makin kebukti anda ini asal mangap. Bung Anjasmara baru bergabung di milis permias ya? Kalau memang baru bergabung, saya ucapkan selamat bergabung deh. Sekedar informasi saja ke anda (dan ini bisa dikonfirmasikan oleh rekan2 yg minimal
Re: Saatnya mahasiswa maju kembali (attn: Budi)
Nah, mulai lagi deh biasnya. Giliran Amien menunjukkan bukti tidak lengkap yg merugikan PDI-P langsung deh riang gembira. Giliran dulu Teten menunjukkan bukti tidak kuat tetap saja berkobar-kobar. Nah, rekan-rekan, saya rasa kita mampu menilai bias tidaknya suara seseorang deh. Sekarang anda jelaskan apakah kotak pos 5000 bukan surat gelap? Waktu Teten membeberkan bukti tentang Ghalib, jelas tidak akan cukup kuat, tetapi bisa di-follow-up. Sekarang ini surat gelap dari Amien juga dapat dijadikan petunjuk untuk mulai mengusut. Nyatanya anda sudah sibuk menjelekkan Amien. Bahkan tidak menyarankan perlunya penyidikan lanjutan. Wah bagaimana nih. Katanya demokratis, nyatanya standarnya ganda. Malu dong. From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Ngomong2 soal reference, apakah surat gelap seperti yg sempat dibaca oleh Amien Rais dan AM Fatwa cukup representatif untuk dijadikan sebagai bukti? Hehehe...makanya mereka berdua sampai sekarang ngga bisa nunjukin bukti2 atas tuduhan yg mereka lontarkan. Yang lebih aneh lagi, malah pihak tertuduh diminta menyampaikan bukti2 karena tampaknya pihak penuduh ngga mampu nunjukkin bukti2. Inilah Indonesia kita yg penuh dengan elit politik bermuka 1000. (awas aja kalau ada yg minta saya nunjukin 996 muka lainnya...hehehehe) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
was: Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Anjasmara)
In a message dated 8/31/99 3:45:16 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Anda bilang mendukung PAN dan PKB, nyatanya anda sibuk menjelekkan Amien, AM Fatwa dlsb. karena mereka tidak mendukung PDIP. Irwan: Anda ini bener2 ngga bisa nangkep tulisan atau pura2 bego? Seperti dalam tulisan gue sebelumnya, silahkan buktikan kalau perlu copy paste khan tulisan saya atau bahkan tulisan bRidwan yg menjelek2an orang2 PKB atau PAN sebelum pencoblosan pemilu. Catat kata2 penting, SEBELUM PENCOBLOSAN. Saya masih ingat kata2 Amien Rais sebelum pencoblosan yg sedikit "mengancam" dua partai reformasi lainnya yaitu PKB dan PDIP untuk dengan ksatria mendukung salah satu partai yg paling banyak suaranya diantara mereka (PAN, PKB, PDIP). Tapi apa yg terjadi setelah penghitungan suara dan kini? Amien Rais menjilat ludahnya sendiri. Kesepakatan Paso diberakinya, pernyataan yg dia keluarkan sebelum pencoblosan dianggap angin lalu. Jelas, saya akan mempertanyakan sikapnya. Soal AM Fatwa? Ah, biarkan saja, dia toh baru bikin humor kemarin2 ini yg sudah saya kutipkan disini. Saya tidak menjelek2an mereka, Amien Rais dan AM Fatwa. Tapi mereka sendirilah yg telah menjelekkan diri masing2. Jelas, disini anda salah karena fakta membuktikan saya tidak menjelek2kan Amien Rais AM Fatwa sebelum pencoblosan. Anda memfitnah saya di milis ini. Anjasmara: Anda angkat Hasan Basri sebagai pahlawan dari PAN yg sejati, hanya semata-mata dia mencalonkan Megawati. Irwan: Salah lagi. Bukan Hasan Basri tapi Faisal Basri. Hal2 sepele begini saja anda sudah salah. Tampaknya anda menulis hanya berdasarkan emosi saja tanpa nalar yg bagus dan data2 yg kuat. Saya masukkan Faisal Basri sebagai salah satu orang hebat karena dia menyadari betul apa itu demokrasi dan konsekuensinya. Demokrasi tidak hanya dibibir saja, tapi juga harus nyata dalam tindakan. Faisal Basri konsisten dengan itu. Jadi tidak ada hubungannya dengan memilih Megawati. Faisal Basri bukan pendukung Megawati, dia pendukung demokrasi yg benar. Lagi2 anda salah dalam hal ini. Anda memfitnah saya di milis ini. Anjasmara: Kesimpulan yang dapat ditarik dari posting-posting anda kan semua yang tidak mendukung PDIP bukan reformis, mau anda tutup-tutupi bagaimana lagi sih? Kalau ngomong jangan diputar-putar ah. Irwan: Anda kembali memfitnah saya. Saya tidak pernah mengatakan yg tidak mendukung PDIP bukan reformis. Bisa dibuktikan dari posting2 yg telah saya tulis di milis ini. Anda tampaknya termasuk tipe yg suka bikin2 pernyataan yg tidak sesuai dengan fakta seperti pernah ada di milis ini yg suka belok2in tulisan orang. Anjasmara: Setelah gerombolan anda BRidwan-Efron sibuk kasak-kusuk menjelekkan Amien, sekarang diperkuat oleh Saluling. Rupanya benar bahwa Permias@ dapat menipu peserta dengan berbagai jalinan tanya jawab yang rapi sehingga dapat menjerumuskan peserta. Penyusunan tanya-jawab ini mengingatkan pada acara dari desa ke desa. Irwan: Anda salah lagi. bRidwan tetap konsisten dengan suara reformasinya. Bung Efron mungkin memang dari awal sudah tidak suka dengan Amien Rais karena punya pengalaman pribadi dengan Amien Rais semasa kuliah dulu di UGM. Donald Saluling? Dia punya garis sendiri. Terkadang saya dan dia berseberangan dalam topik2 tertentu. Saya tidak menjelekkan Amien Rais, apa yg saya katakan adalah fakta lapangan. Silahkan buktikan kata2 saya tentang Amien Rais yg tidak sesuai dengan fakta lapangan. Amien Rais lah yg telah menjelekkan dirinya sendiri. Anda mungkin pendukung Amien Rais, tapi sebaiknya anda tetap obyektif dan melihat permasalahan dengan pikiran tenang. Jauhkan emosi, lihat fakta lapangan. Seperti yg sudah sering saya tuliskan. Saya bukan pendukung fanatik Megawati. Saya pendukung gerakan pembaharuan di Indonesia, kali ini bentuknya adalah gerakan reformasi. Dukungan nyata saya berikan kepada PDIP dengan Megawatinya karena saya lihat mereka yg paling konsisten memperjuangkan nasib rakyat kecil sama seperti apa yg saya perjuangkan. Rekan2 di milis ini saksi matanya. Anda yg baru bergabung seharusnya tahu diri dan lihat2 dulu sebelum memberikan komentar yg hanya membuat orang lain makin jelas seperti apa anda orangnya. "Teguran" dari bung Donald seharusnya bisa jadi masukan untuk anda. Jangan asbun bung! Ini milis permias. Anjasmara: Dari dulu anda sebut-sebut rakyat terus. Sekarang bagaimana anda menjelaskan posisi anda terhadap sistem pemilu model berjenjang yang dianut Indonesia saat ini? Apakah perlu diubah atau tidak? Irwan: Sejak tahun lalu saya sudah ingatkan masalah pengangkatan anggota MPR yg menurut saya tidak wajar dan harus dihapuskan. Saya termasuk pendukung pemilihan presiden secara langsung. Saya termasuk pendukung pembentukan negara federal tapi tidak untuk periode mendatang ini. Pembentukan negara federal paling cepat menurut saya baru bisa dimulai tahun 2004 mengingat prioritas sekarang adalah pembenahan hukum dan ekonomi. Ini sering saya sebutkan sebelum pencoblosan karena memang
Tanya email Anies Baswedan
Seorang teman (temennya Anies juga) di Cleveland menanyakan email Anies Baswedan. Bagi yg tahu atau mungkin Anies sendiri yg baca email ini, mohon bisa diinformasikan melalui japri saya. Terima kasih sebelumnya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Mega Amien Habibie Gus Dur
Membuka email-email dari permias merupakan pekerjaan yang paling tidak menarik. Soalnya yang ada di dalamnya cuman debat nggak ada habis soal Mega Amien Habibie dan Gus Dur atau paling soal PDI-P, golkar, PAN, PKB atau poros tengah. Buat saya sih udah jelas: Politik emang kotor, dan tindakan orang yang berkecimpung soal politik jelas cuman dagelan. Wong boro-boro kebanyakan rakyat peduli, mereka sih cuman ikut-ikutan doang. Ada rame-rame di posko PDI-P ikut ke sana, ada rame-rame di Muhammadiyah ikut ke sana,ada kebakaran di rumah tetangga aja rame-rame nontonin, apalagi kalo kebagian uang partisipasi yang bisa 15000 atau ampe 25000 (ini kata teman waktu dia ikut rame-rame kampanye kemaren) Udah jelas emang PDI-P mengungguli partai lain apapun alasan pencoblos yang mungkin bisa karena visi kepartaian, bisa karena senang akan disain PDI-P yang sangar, bisa karena bosan nyoblos golkar, bisa karena muak pada Amien Rais, dan hal ini pun terjadi pada pemilih partai lainnya. Soal kepresidenan, itu pun bisa jadi pertunjukan komedi yang menarik. Tak peduli akan hasil akhirnya, saya rasa kebanyakan rakyat sudah bosan dengan dagelan politik. Dan apa nggak bisa lewat milis ini kita bicarakan masalah lain, seperti kepedulian sosial, tukar wawasan mengenai hal di luar politik. Eh tapi ini sih cuman usulan dari badut non politik aja. kalo emang para pemirsa senang ngomongin politik ya aku sih cuman bisa meng"klik" move to trash bin" en baca e-mail yang segar-segar aja. Kangen rasanya baca puisinya Ibu Ida... atau pelajaran bahasa cina kilat.atau berita lain selain dagelan politik . Kalo perlu bikin milis DP@P DagelanPolitik@Permias Pandir Badut non Politik Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Rumors Agenda Kongres di KSNP 99.
Kepada rekan2 permias khususnya panitia atau juga yg bertanggung jawab atas acara kongres. Akhir2 ini saya mendengar rumors akan satu agenda yg sempat meresahkan sebagian warga permias Cleveland. Berhubung sifatnya masih rumors, saya sangat mengharapkan konfirmasi positif atas benar atau tidaknya rumors tersebut. Rumorsnya adalah: "Akan ada agenda yg membicarakan rencana pengangkatan atau pembentukan (atau apapun namanya) permias pusat atau yg sejenis seperti itu. Pengertian permias pusat disini adalah yg akan memimpin permias2 seluruh AS. Jadi, nanti ada kepengurusan sendiri di permias pusat. Sekedar informasi kepada rekan2 yg mungkin belum mengetahui, selama ini tidak ada yg namanya permias pusat. Saya belum akan melanjuti perbincangan ini sampai ada konfirmasi positif dari rekan2 di DC atau pihak yg bertanggung jawab atas kongres permias tersebut. Saya angkat rumors ini ke permukaan karena bagi kami permias Cleveland menganggap masalah/isu ini adalah serius. Kalau memang panitia atau pihak yg bertanggung jawab terhadap kongres tidak membenarkan rumors yg beredar tersebut, apakah kami di Cleveland bisa diberikan jaminan di kongres nanti tidak akan ada agenda tersebut? Terima kasih sebelumnya atas informasi yg diberikan. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Mega Amien Habibie Gus Dur
Bagaimana kalau nyang ni Bung Pandir..(ini saya ambilkan dari Mas Luke Skywalker dari milis yang Mas Pandir tertarik untuk ikut bergabung beberapa waktu lalu)... Pungkas Bahjuri Ali. mulai--- "YANG PUTIH ATAU YANG HITAM?" Seorang gembala sedang menggembalakan dombanya. Seorang yang lewat berkata, "Engkau mempunyai kawanan domba yang bagus. Bolehkan saya mengajukan beberapa pertanyaan tentang domba-domba itu?" "Tentu," kata gembala itu. Orang itu berkata, "Berapa jauh domba-dombamu berjalan setiap hari?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah,yang putih berjalan sekitar enam kilometer setiap hari." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." "Dan berapa banyak rumput mereka makan setiap hari?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah, yang putih makan sekitar empat pon rumput setiap hari." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." "Dan berapa banyak bulu yang mereka hasilkan setiap tahun?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah menurut perkiraan saya, yang putih menghasilkan sekitar enam pon bulu setiap tahun kalau mereka dicukur." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." Orang yang bertanya menjadi penasaran. "Bolehkah saya bertanya, mengapa engkau mempunyai kebiasaan yang aneh, membedakan dombamu menjadi domba putih dan hitam setiap kali engkau menjawab pertanyaanku?" Gembala itu menjawab, "Tentu saja. Yang putih adalah milik saya." "Ooo, dan yang hitam?" "Yang hitam juga," kata gembala itu. Pikiran manusia membuat pemisahan-pemisahan yang bodoh, yang oleh Sang Kasih dilihat sebagai satu. (DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990) selesai Pandir Ontohod wrote: Membuka email-email dari permias merupakan pekerjaan yang paling tidak menarik. Soalnya yang ada di dalamnya cuman debat nggak ada habis soal Mega Amien Habibie dan Gus Dur atau paling soal PDI-P, golkar, PAN, PKB atau poros tengah. Buat saya sih udah jelas: Politik emang kotor, dan tindakan orang yang berkecimpung soal politik jelas cuman dagelan. Wong boro-boro kebanyakan rakyat peduli, mereka sih cuman ikut-ikutan doang. Ada rame-rame di posko PDI-P ikut ke sana, ada rame-rame di Muhammadiyah ikut ke sana,ada kebakaran di rumah tetangga aja rame-rame nontonin, apalagi kalo kebagian uang partisipasi yang bisa 15000 atau ampe 25000 (ini kata teman waktu dia ikut rame-rame kampanye kemaren) Udah jelas emang PDI-P mengungguli partai lain apapun alasan pencoblos yang mungkin bisa karena visi kepartaian, bisa karena senang akan disain PDI-P yang sangar, bisa karena bosan nyoblos golkar, bisa karena muak pada Amien Rais, dan hal ini pun terjadi pada pemilih partai lainnya. Soal kepresidenan, itu pun bisa jadi pertunjukan komedi yang menarik. Tak peduli akan hasil akhirnya, saya rasa kebanyakan rakyat sudah bosan dengan dagelan politik. Dan apa nggak bisa lewat milis ini kita bicarakan masalah lain, seperti kepedulian sosial, tukar wawasan mengenai hal di luar politik. Eh tapi ini sih cuman usulan dari badut non politik aja. kalo emang para pemirsa senang ngomongin politik ya aku sih cuman bisa meng"klik" move to trash bin" en baca e-mail yang segar-segar aja. Kangen rasanya baca puisinya Ibu Ida... atau pelajaran bahasa cina kilat.atau berita lain selain dagelan politik . Kalo perlu bikin milis DP@P DagelanPolitik@Permias Pandir Badut non Politik Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: Rumors Agenda Kongres di KSNP 99.
Saya sebagai panitia yang bertanggung jawab dengan Kongres PERMIAS'99 mencoba menjawab pertanyaan bung Irwan. Agenda Kongres'99 nanti sifatnya sementara. Ada kemungkinan dimasukkan kedalam agenda atau ditolak. Tergantung keputusan bersama dari hasil sidang nanti. Adapun tujuan dari Agenda sementara adalah untuk mempersingkat waktu pelaksanaan kongres. Maksud saya disini adalah, daripada memikirkan agenda kongres pada saat pelaksanaan kongres, lebih baik rekan2 mahasiswa memberikan masukan kedalam agenda sementara kongres. Email2 yang meminta masukan untuk agenda kongres telah banyak kami kirim ke milis2 permias dengan hasil yang minimum. Bila memang ada masukan2 untuk agenda semntara kongres PERMIAS'99 dipersilahkan mengemail ke [EMAIL PROTECTED] Wassalam, Faransyah Jaya Ket. Bidang Kongres PERMIAS'99 -- On Tue, 31 Aug 1999 17:50:24 Irwan Ariston Napitupulu wrote: Kepada rekan2 permias khususnya panitia atau juga yg bertanggung jawab atas acara kongres. Akhir2 ini saya mendengar rumors akan satu agenda yg sempat meresahkan sebagian warga permias Cleveland. Berhubung sifatnya masih rumors, saya sangat mengharapkan konfirmasi positif atas benar atau tidaknya rumors tersebut. Rumorsnya adalah: "Akan ada agenda yg membicarakan rencana pengangkatan atau pembentukan (atau apapun namanya) permias pusat atau yg sejenis seperti itu. Pengertian permias pusat disini adalah yg akan memimpin permias2 seluruh AS. Jadi, nanti ada kepengurusan sendiri di permias pusat. Sekedar informasi kepada rekan2 yg mungkin belum mengetahui, selama ini tidak ada yg namanya permias pusat. Saya belum akan melanjuti perbincangan ini sampai ada konfirmasi positif dari rekan2 di DC atau pihak yg bertanggung jawab atas kongres permias tersebut. Saya angkat rumors ini ke permukaan karena bagi kami permias Cleveland menganggap masalah/isu ini adalah serius. Kalau memang panitia atau pihak yg bertanggung jawab terhadap kongres tidak membenarkan rumors yg beredar tersebut, apakah kami di Cleveland bisa diberikan jaminan di kongres nanti tidak akan ada agenda tersebut? Terima kasih sebelumnya atas informasi yg diberikan. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
Re: Mega Amien Habibie Gus Dur
Mbak Mega makan nasi berapa kali sehari? tiga kali.. Kalau Amien Rais? tiga kali juga..hehehe Habibie kalo mules larinya kemana? ke kamar mandi lah.. Kalo Gus Dur? ke kamar mandi juga... =P iseng iseng berpolitik permias Denver, CO reply-an dari email: Bagaimana kalau nyang ni Bung Pandir..(ini saya ambilkan dari Mas Luke Skywalker dari milis yang Mas Pandir tertarik untuk ikut bergabung beberapa waktu lalu)... Pungkas Bahjuri Ali. mulai--- "YANG PUTIH ATAU YANG HITAM?" Seorang gembala sedang menggembalakan dombanya. Seorang yang lewat berkata, "Engkau mempunyai kawanan domba yang bagus. Bolehkan saya mengajukan beberapa pertanyaan tentang domba-domba itu?" "Tentu," kata gembala itu. Orang itu berkata, "Berapa jauh domba-dombamu berjalan setiap hari?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah,yang putih berjalan sekitar enam kilometer setiap hari." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." "Dan berapa banyak rumput mereka makan setiap hari?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah, yang putih makan sekitar empat pon rumput setiap hari." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." "Dan berapa banyak bulu yang mereka hasilkan setiap tahun?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah menurut perkiraan saya, yang putih menghasilkan sekitar enam pon bulu setiap tahun kalau mereka dicukur." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." Orang yang bertanya menjadi penasaran. "Bolehkah saya bertanya, mengapa engkau mempunyai kebiasaan yang aneh, membedakan dombamu menjadi domba putih dan hitam setiap kali engkau menjawab pertanyaanku?" Gembala itu menjawab, "Tentu saja. Yang putih adalah milik saya." "Ooo, dan yang hitam?" "Yang hitam juga," kata gembala itu. Pikiran manusia membuat pemisahan-pemisahan yang bodoh, yang oleh Sang Kasih dilihat sebagai satu. (DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990) selesai Pandir Ontohod wrote: Membuka email-email dari permias merupakan pekerjaan yang paling tidak menarik. Soalnya yang ada di dalamnya cuman debat nggak ada habis soal Mega Amien Habibie dan Gus Dur atau paling soal PDI-P, golkar, PAN, PKB atau poros tengah. Buat saya sih udah jelas: Politik emang kotor, dan tindakan orang yang berkecimpung soal politik jelas cuman dagelan. Wong boro-boro kebanyakan rakyat peduli, mereka sih cuman ikut-ikutan doang. Ada rame-rame di posko PDI-P ikut ke sana, ada rame-rame di Muhammadiyah ikut ke sana,ada kebakaran di rumah tetangga aja rame-rame nontonin, apalagi kalo kebagian uang partisipasi yang bisa 15000 atau ampe 25000 (ini kata teman waktu dia ikut rame-rame kampanye kemaren) Udah jelas emang PDI-P mengungguli partai lain apapun alasan pencoblos yang mungkin bisa karena visi kepartaian, bisa karena senang akan disain PDI-P yang sangar, bisa karena bosan nyoblos golkar, bisa karena muak pada Amien Rais, dan hal ini pun terjadi pada pemilih partai lainnya. Soal kepresidenan, itu pun bisa jadi pertunjukan komedi yang menarik. Tak peduli akan hasil akhirnya, saya rasa kebanyakan rakyat sudah bosan dengan dagelan politik. Dan apa nggak bisa lewat milis ini kita bicarakan masalah lain, seperti kepedulian sosial, tukar wawasan mengenai hal di luar politik. Eh tapi ini sih cuman usulan dari badut non politik aja. kalo emang para pemirsa senang ngomongin politik ya aku sih cuman bisa meng"klik" move to trash bin" en baca e-mail yang segar-segar aja. Kangen rasanya baca puisinya Ibu Ida... atau pelajaran bahasa cina kilat.atau berita lain selain dagelan politik . Kalo perlu bikin milis DP@P DagelanPolitik@Permias Pandir Badut non Politik
Re: Calon Pemimpin Indonesia?
Jeffrey Anjasmara: Salah...Kedaulatan tertinggi ada di tangan Mr. Irwan sebagai pengejawantahan suara 35% pencoblos. Dia yang berhak menentukan siapa yg paling demokratis, siapa yang reformis, dlsb. Anda bilang mendukung PAN dan PKB, nyatanya anda sibuk menjelekkan Amien, AM Fatwa dlsb. karena mereka tidak mendukung PDIP. Anda angkat Hasan Basri sebagai pahlawan dari PAN yg sejati, hanya semata-mata dia mencalonkan Megawati. Kesimpulan yang dapat ditarik dari posting-posting anda kan semua yang tidak mendukung PDIP bukan reformis, mau anda tutup-tutupi bagaimana lagi sih? Kalau ngomong jangan diputar-putar ah. Setelah gerombolan anda BRidwan-Efron sibuk kasak-kusuk menjelekkan Amien, sekarang diperkuat oleh Saluling. Rupanya benar bahwa Permias@ dapat menipu peserta dengan berbagai jalinan tanya jawab yang rapi sehingga dapat menjerumuskan peserta. Penyusunan tanya-jawab ini mengingatkan pada acara dari desa ke desa. Dari dulu anda sebut-sebut rakyat terus. Sekarang bagaimana anda menjelaskan posisi anda terhadap sistem pemilu model berjenjang yang dianut Indonesia saat ini? Apakah perlu diubah atau tidak? Bila tidak (berhubung Megawati tidak menghendaki) maka selamanya sistem perwakilan (MPR) akan berlaku. Konsekuensinya tidak ada yang berhak mengklaim sebagai calon tetap presiden sebelum Sidang Umum MPR. Hal sesederhana ini harusnya anda camkan sebelum selalu menulis rakyat-rakyat-rakyat. Bosan dan geli bacanya. Anda kok nggak belajar-belajar sih. Ih, capek tahu. Sekarang begini, suara 35% apakah dapat dianggap mewakili keseluruhan suara rakyat? Bagaimana bila yang 65% kemudian mengumpulkan suaranya dengan cara menggalang persatuan pendapat dari wakil-wakil rakyat terpilih? Pertanyaan selanjutnya, suara 35% apakah bukan suara kelompok, yaitu suara kelompok pendukung Mega dan PDI-P. Bukan suara rakyat! Enak saja main klaim-nya. Sudah mengklaim tidak memakai dasar masih pakai ngotot lagi. Aneh bener deh. Nih, biar anda tidak asal njeplak bibit anti demokrasi. Justru anda yang hendak menanamkan bibit anti demokrasi. Anda kan yang hendak memaksakan kehendak agar Mega menjadi presiden. Kok melangkahi suara wakil-wakil rakyat. Bung, anda cuma 1 orang dari 100 juta pemilih. Anda tidak berhak mengklaim bahwa pendapat anda yang paling benar. Masih banyak yang juga meluangkan pikiran dan waktu untuk mengevaluasi kejadian-kejadian di Indonesia. Makanya berkaca dulu sebelum mengklaim pihak lain pembawa virus demokrasi, bibit anti demokrasi. Anda ini yang justru tidak demokratis. Rakyat. Efron: Tadinya saya pikir Anda adalah orang yang cerdas dan mumpuni. Rupanya Anda lebih tolol ketimbang para politisi oportunis machiavelis. Memangnya 65% suara itu bisa bergabung lalu mengalahkan suara 35% PDIP? Berpikirlah yang realistislah! Memangnya orang-orang yang duduk di DPR dan MPR itu kambing dan keledai sehingga bisa diatur untuk bersatu melawan 35%-nya PDIP? Tengoklah "poros tengah"! Sebentar lagi mereka itu akan menjadi bangkai. Ingat, presiden RI bukan dipilih langsung oleh rakyat tapi oleh anggota MPR. Jadi kalau mau berkoar-koar untuk menjatuhkan capres lainnya sebaiknya dilakukan di hadapan anggota MPR bukan dengan jualan obat di kaki-lima. Menyoal posisi saya sudah dijelaskan sebelumnya namun Anda sungguh bebal tak menyimak. Ini saya paste-kan. -Original Message- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] mailto:[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, 30 August, 1999 8:06 AM To: [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] Subject:Re: MEGA amp; LIPPOGATE Halo Jeff, Anda benar! Kalau dibilang "garis keras" bisa saya terima. Yang ada dalam diri saya sendiri saya tak pernah mencari suatu yang abu-abu. Kalau nggak hitam ya putih. Saya condong kepada PDIP bukan karena Mega. Tiga kali saya ikut pemilu orba saya mencoblos PDI yang saat itu Mega tak populer (kecuali pemilu 97 saya tak ikut mendaftar). Saat itu saya menilai PDI sebagai partai wong cilik. Apalagi Suryadi adalah datang dari SMA yang sama dengan saya yaitu SMA 1 Yogya. Jadi sentimen seperguruan cukup berpengaruh. Sekarang PDI meradang dan bermigrasi ke PDIP. Sebagai partai wong cilik Mega tetap konsisten mengemban arah partai. Saya makin bersimpati karena PDIP tidak saja ditekan oleh pemerintah tapi juga oleh para oportunis machiavelis yang ingin nongkrong di atas. Gebleknya lagi mereka itu meniup angin agama untuk menekan. Emangnya saya yang Kristen ini disuruh indekost. Anda agar hati-hati dan tak perlu LATAH ikut-ikutan menggunakan istilah "menghujat". Istilah menghujat pertama kali saya kenal/tahu dari Alkitab. Menghujat adalah padanan "to blaspheme". Kata ini dipakai oleh Pemuka Agama Yahudi kepada Yesus Kristus sebagai "menghujat Allah" karena ngaku-ngaku Anak Allah. Kalau saya menghujat AR, emangnya AR itu malaikat atau Tuhan. Saya ngonek-ngoneke AR karena dari dulu saya nggak suka komentarnya yang banyak disiarkan di radio swasta di Yogya. Bikin kuping saya panas. Hanya saja saya (waktu itu) nggak berani
Re: Calon Pemimpin Indonesia?
maaf yach, apa nggak salah tuch Faisal Basri atau Hasan Basri? Hasan basri khan udach almarhum ok byee HAR - Original Message - From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 01, 1999 7:11 AM Subject: Re: Calon Pemimpin Indonesia? Jeffrey Anjasmara: Salah...Kedaulatan tertinggi ada di tangan Mr. Irwan sebagai pengejawantahan suara 35% pencoblos. Dia yang berhak menentukan siapa yg paling demokratis, siapa yang reformis, dlsb. Anda bilang mendukung PAN dan PKB, nyatanya anda sibuk menjelekkan Amien, AM Fatwa dlsb. karena mereka tidak mendukung PDIP. Anda angkat Hasan Basri sebagai pahlawan dari PAN yg sejati, hanya semata-mata dia mencalonkan Megawati. Kesimpulan yang dapat ditarik dari posting-posting anda kan semua yang tidak mendukung PDIP bukan reformis, mau anda tutup-tutupi bagaimana lagi sih? Kalau ngomong jangan diputar-putar ah. Setelah gerombolan anda BRidwan-Efron sibuk kasak-kusuk menjelekkan Amien, sekarang diperkuat oleh Saluling. Rupanya benar bahwa Permias@ dapat menipu peserta dengan berbagai jalinan tanya jawab yang rapi sehingga dapat menjerumuskan peserta. Penyusunan tanya-jawab ini mengingatkan pada acara dari desa ke desa. Dari dulu anda sebut-sebut rakyat terus. Sekarang bagaimana anda menjelaskan posisi anda terhadap sistem pemilu model berjenjang yang dianut Indonesia saat ini? Apakah perlu diubah atau tidak? Bila tidak (berhubung Megawati tidak menghendaki) maka selamanya sistem perwakilan (MPR) akan berlaku. Konsekuensinya tidak ada yang berhak mengklaim sebagai calon tetap presiden sebelum Sidang Umum MPR. Hal sesederhana ini harusnya anda camkan sebelum selalu menulis rakyat-rakyat-rakyat. Bosan dan geli bacanya. Anda kok nggak belajar-belajar sih. Ih, capek tahu. Sekarang begini, suara 35% apakah dapat dianggap mewakili keseluruhan suara rakyat? Bagaimana bila yang 65% kemudian mengumpulkan suaranya dengan cara menggalang persatuan pendapat dari wakil-wakil rakyat terpilih? Pertanyaan selanjutnya, suara 35% apakah bukan suara kelompok, yaitu suara kelompok pendukung Mega dan PDI-P. Bukan suara rakyat! Enak saja main klaim-nya. Sudah mengklaim tidak memakai dasar masih pakai ngotot lagi. Aneh bener deh. Nih, biar anda tidak asal njeplak bibit anti demokrasi. Justru anda yang hendak menanamkan bibit anti demokrasi. Anda kan yang hendak memaksakan kehendak agar Mega menjadi presiden. Kok melangkahi suara wakil-wakil rakyat. Bung, anda cuma 1 orang dari 100 juta pemilih. Anda tidak berhak mengklaim bahwa pendapat anda yang paling benar. Masih banyak yang juga meluangkan pikiran dan waktu untuk mengevaluasi kejadian-kejadian di Indonesia. Makanya berkaca dulu sebelum mengklaim pihak lain pembawa virus demokrasi, bibit anti demokrasi. Anda ini yang justru tidak demokratis. Rakyat. Efron: Tadinya saya pikir Anda adalah orang yang cerdas dan mumpuni. Rupanya Anda lebih tolol ketimbang para politisi oportunis machiavelis. Memangnya 65% suara itu bisa bergabung lalu mengalahkan suara 35% PDIP? Berpikirlah yang realistislah! Memangnya orang-orang yang duduk di DPR dan MPR itu kambing dan keledai sehingga bisa diatur untuk bersatu melawan 35%-nya PDIP? Tengoklah "poros tengah"! Sebentar lagi mereka itu akan menjadi bangkai. Ingat, presiden RI bukan dipilih langsung oleh rakyat tapi oleh anggota MPR. Jadi kalau mau berkoar-koar untuk menjatuhkan capres lainnya sebaiknya dilakukan di hadapan anggota MPR bukan dengan jualan obat di kaki-lima. Menyoal posisi saya sudah dijelaskan sebelumnya namun Anda sungguh bebal tak menyimak. Ini saya paste-kan. -Original Message- From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] mailto:[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, 30 August, 1999 8:06 AM To: [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] Subject:Re: MEGA amp; LIPPOGATE Halo Jeff, Anda benar! Kalau dibilang "garis keras" bisa saya terima. Yang ada dalam diri saya sendiri saya tak pernah mencari suatu yang abu-abu. Kalau nggak hitam ya putih. Saya condong kepada PDIP bukan karena Mega. Tiga kali saya ikut pemilu orba saya mencoblos PDI yang saat itu Mega tak populer (kecuali pemilu 97 saya tak ikut mendaftar). Saat itu saya menilai PDI sebagai partai wong cilik. Apalagi Suryadi adalah datang dari SMA yang sama dengan saya yaitu SMA 1 Yogya. Jadi sentimen seperguruan cukup berpengaruh. Sekarang PDI meradang dan bermigrasi ke PDIP. Sebagai partai wong cilik Mega tetap konsisten mengemban arah partai. Saya makin bersimpati karena PDIP tidak saja ditekan oleh pemerintah tapi juga oleh para oportunis machiavelis yang ingin nongkrong di atas. Gebleknya lagi mereka itu meniup angin agama untuk menekan. Emangnya saya yang Kristen ini disuruh indekost. Anda agar hati-hati dan tak perlu LATAH ikut-ikutan menggunakan istilah "menghujat". Istilah menghujat pertama kali saya kenal/tahu dari Alkitab. Menghujat adalah padanan "to
Unsubscription
untuk permias mailing list maintainer sekali lagi tolong email saya [EMAIL PROTECTED] di cabut dari e-mail [EMAIL PROTECTED] terimah kasih. n.k
Re: Mega Amien Habibie Gus Dur
-Original Message- From: Pandir Ontohod [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, September 01, 1999 4:43 AM Subject: Mega Amien Habibie Gus Dur mas Pandir... bagaimana kalau kita ngomongin soal ekonomi, setuju enggak salam arez... Kangen rasanya baca puisinya Ibu Ida... atau pelajaran bahasa cina kilat.atau berita lain selain dagelan politik . Kalo perlu bikin milis DP@P DagelanPolitik@Permias Pandir Badut non Politik Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: Saatnya mahasiswa maju kembali (attn: Budi)
Dear mas Irwan yth., Saya sebenarnya senang untuk berdiskusi dengan anda. Sayang, setelah beberapa kali berargumentasi, ternyata banyak hal yang nggak nyambung. Saya salah mengartikan tulisan anda, demikian juga sebaliknya, apa yang saya coba tulis dan maksudkan ternyata tertangkap berbeda oleh anda. Untuk itu, sementara ini saya cukup puas terlibat dalam diskusi ini. Bagi saya, yang terpenting adalah saya menjadi tahu semangat anda. Kita berada di arah keinginan yang sama, yaitu menginginkan Indonesia yang lebih baik ke depan. Ini sudah lebih dari cukup dibandingkan dengan diskusi dengan segala macam busa-busanya. Soal berbeda pendapat adalah alamiah, karena memang kita berbeda dari sononya. Terima kasih atas responnya. Maaf, saya tidak ingin untuk memberikan definisi revolusi versus reformasi versi saya, karena sudah barang tentu itu juga mengandung kelemahan dan akan menjadikan diskusi yang akan semakin panjang, sementara topik diskusi yang sebenarnya malah semakin kabur. Saya tidak setuju dengan definisi yang anda sudah sebutkan, karena saya mempunyai definisi lain yang lebih cocok dan sesuai bagi saya. Saya hargai anda yang telah banyak menghabiskan energi untuk diskusi ini. Salam, Budi
lowongan kerja
-Original Message- From: Yopi Gagas Ilmiawan [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Subject: [[EMAIL PROTECTED]: [pk-timur] LOWONGAN KERJA DI UN] -- question = ( to ) ? be : ! be; -- Wm. Shakespeare [pk-timur] LOWONGAN KERJA DI UN From: Ayabarus Ker [EMAIL PROTECTED] Subject: [rabbani] UN Lowongan Kerja To: [EMAIL PROTECTED] Reply-to: [EMAIL PROTECTED] Delivered-to: [EMAIL PROTECTED] Mailing-List: contact [EMAIL PROTECTED] X-Originating-IP: [128.250.6.244] X-Mailing-List: [EMAIL PROTECTED] Assalamualaikum, ini ada lowongan kerja di UN, yang tertarik bisa lihat di: http://www.un.org/Depts/OHRM/examin/exam.htm syarat-syaratnya: 1. should not be more than 32 years old on 31 December 2000 (born on 1 January 1968 or after); 2. should hold at least a first-level university degree in one of the occupational groups listed below: Administration Electronic Data Processing Finance Legal Affairs Statistics 3. should speak and write fluently in either English or French. Ada dua kali test: 1. paling dekat di bangkok (biaya sendiri), kalau lulus; 2. di biayai oleh UN paling lambat 24 September 1999, buat kerja July 2000. __
Re: [Re: Mega Amien Habibie Gus Dur]
SAya sih jelas setuju asal.. dengan syarat entar enggak berbuntut soal money politics.. Ekonomi murni... kagak ada unsur dagelan politik Udah eneg buaca komedi politik indonesia Pandir Arezda [EMAIL PROTECTED] wrote: -Original Message- From: Pandir Ontohod [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, September 01, 1999 4:43 AM Subject: Mega Amien Habibie Gus Dur mas Pandir... bagaimana kalau kita ngomongin soal ekonomi, setuju enggak salam arez... Kangen rasanya baca puisinya Ibu Ida... atau pelajaran bahasa cina kilat.atau berita lain selain dagelan politik . Kalo perlu bikin milis DP@P DagelanPolitik@Permias Pandir Badut non Politik Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: [Re: Mega Amien Habibie Gus Dur]
Pantesan ane kagak demen ame politik, lha ane makan kagak pernah tiga kali paling buanyak juga dua kali... Kalo mules, ane sih boro-boro lari, paling juga jongkok sambil megangin perut. Pantes kalo ane kagak bisa ikut dagelan politik... Pandir Arya Indrathama [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mega makan nasi berapa kali sehari? tiga kali.. Kalau Amien Rais? tiga kali juga..hehehe Habibie kalo mules larinya kemana? ke kamar mandi lah.. Kalo Gus Dur? ke kamar mandi juga... =P iseng iseng berpolitik permias Denver, CO reply-an dari email: Bagaimana kalau nyang ni Bung Pandir..(ini saya ambilkan dari Mas Luke Skywalker dari milis yang Mas Pandir tertarik untuk ikut bergabung beberapa waktu lalu)... Pungkas Bahjuri Ali. mulai--- "YANG PUTIH ATAU YANG HITAM?" Seorang gembala sedang menggembalakan dombanya. Seorang yang lewat berkata, "Engkau mempunyai kawanan domba yang bagus. Bolehkan saya mengajukan beberapa pertanyaan tentang domba-domba itu?" "Tentu," kata gembala itu. Orang itu berkata, "Berapa jauh domba-dombamu berjalan setiap hari?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah,yang putih berjalan sekitar enam kilometer setiap hari." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." "Dan berapa banyak rumput mereka makan setiap hari?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah, yang putih makan sekitar empat pon rumput setiap hari." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." "Dan berapa banyak bulu yang mereka hasilkan setiap tahun?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah menurut perkiraan saya, yang putih menghasilkan sekitar enam pon bulu setiap tahun kalau mereka dicukur." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." Orang yang bertanya menjadi penasaran. "Bolehkah saya bertanya, mengapa engkau mempunyai kebiasaan yang aneh, membedakan dombamu menjadi domba putih dan hitam setiap kali engkau menjawab pertanyaanku?" Gembala itu menjawab, "Tentu saja. Yang putih adalah milik saya." "Ooo, dan yang hitam?" "Yang hitam juga," kata gembala itu. Pikiran manusia membuat pemisahan-pemisahan yang bodoh, yang oleh Sang Kasih dilihat sebagai satu. (DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990) selesai Pandir Ontohod wrote: Membuka email-email dari permias merupakan pekerjaan yang paling tidak menarik. Soalnya yang ada di dalamnya cuman debat nggak ada habis soal Mega Amien Habibie dan Gus Dur atau paling soal PDI-P, golkar, PAN, PKB atau poros tengah. Buat saya sih udah jelas: Politik emang kotor, dan tindakan orang yang berkecimpung soal politik jelas cuman dagelan. Wong boro-boro kebanyakan rakyat peduli, mereka sih cuman ikut-ikutan doang. Ada rame-rame di posko PDI-P ikut ke sana, ada rame-rame di Muhammadiyah ikut ke sana,ada kebakaran di rumah tetangga aja rame-rame nontonin, apalagi kalo kebagian uang partisipasi yang bisa 15000 atau ampe 25000 (ini kata teman waktu dia ikut rame-rame kampanye kemaren) Udah jelas emang PDI-P mengungguli partai lain apapun alasan pencoblos yang mungkin bisa karena visi kepartaian, bisa karena senang akan disain PDI-P yang sangar, bisa karena bosan nyoblos golkar, bisa karena muak pada Amien Rais, dan hal ini pun terjadi pada pemilih partai lainnya. Soal kepresidenan, itu pun bisa jadi pertunjukan komedi yang menarik. Tak peduli akan hasil akhirnya, saya rasa kebanyakan rakyat sudah bosan dengan dagelan politik. Dan apa nggak bisa lewat milis ini kita bicarakan masalah lain, seperti kepedulian sosial, tukar wawasan mengenai hal di luar politik. Eh tapi ini sih cuman usulan dari badut non politik aja. kalo emang para pemirsa senang ngomongin politik ya aku sih cuman bisa meng"klik" move to trash bin" en baca e-mail yang segar-segar aja. Kangen rasanya baca puisinya Ibu Ida... atau pelajaran bahasa cina kilat.atau berita lain selain dagelan politik . Kalo perlu bikin milis DP@P DagelanPolitik@Permias Pandir Badut non Politik Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1