Re: RUU PKB disahkan (?)

1999-09-23 Thread Yusuf-Wibisono

>Modiar ora.denger-denger RUU-PKB sudah disetujui oleh DPR.
>
>Selamat datang Junta Militer!
>
>Efron

Yw: Saya juga denger demikian langsung dari
(wartawan yg memantau) gedung DPR/MPR.

Junta Militer sih nggak ada bau-baunya; tapi yg
dikuatirkan banyak orang, gerakan massa yg
masif akan kembali turun ke jalan memaksa UU
tsb dicabut kembali. :-( Dan ini kita sudah
sama-sama tahu, gimana gelap gulitanya...



Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia

1999-09-23 Thread Muhammad Nahar

On Wed, 22 Sep 1999 20:11:05   Alka Zulkarnain wrote:
>Salah!!
>Kita lagi yang tertawa. Ngapain doi subscribe mailing list ini;kaya ngerti
>ajah.
>

Di M'sia ada majalah humor yangbertajuk "LAWAK ANTAR BANGSA".



>-Original Message-
>From: Indonesian Students in the US [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On
>Behalf Of Nasrullah Idris
>Sent: Wednesday, September 22, 1999 6:19 PM
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia
>
>
>Yang jelas orang Barat sedang mentertawakan kita. Mungkin kalau dia ikutan
>mailing list ini akan berkomentar : "Pantesan negeri kalian krisis. Soalnya
>. "
>
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris
>
>
>From: Nasrul Indroyono <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
>Date: Wednesday, September 22, 1999 11:12 AM
>Subject: Re: Mengatasi Sikap Katak dalam tempurung Bangsa Indonesia
>
>
>
>


Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com



Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR

1999-09-23 Thread Muhammad Nahar

On Wed, 22 Sep 1999 22:00:07   Notrida Mandica wrote:

>Pertama:
>Video tape yang dibuat oleh wartawan Australia itu menyebutkan bahwa
>Penajajahan Jepang masih lebih baik dari Militer Indonesia di East Timor.
>This is factually and morally wrong.  Tak ada colonial yang baik apapun
>alasannya.  Nampaknya representative ETAN, Kristen, tidak mengetahui bahwa
>kebiadaban colonial Jepang di Indonesia.
>Kelihatan sekali bahwa mereka menghalalkan jenis kebiadaban yang dilalukan
>oleh negara lain untuk menghantam Indonesia.
>

Dia tidak tahu bahwa kita sudah "belajar" banyak dari kolonialisme Balanda dan Jepang 
sehingga bisa berbuat yang lebih "baik" dari itu.


>Kedua:
>Masih di video tersebut, Ramos Horta menyatakan bahwa Portugis adalah
>penjajah yang baik dan tidak mengganggu orang-orang di East Timor.
>Pernyataan ini totally wrong sebab pada masa itu, tahun 1970an Portugis
>dipimpin oleh pemerintahan militer otoriter.  East Timor telah diperas dan
>jarah oleh Bangsa Portugis selama 450 tahun.
>

Rujuk ke jawaban pertama.


>Ketiga:
>ETAN menyebarkan selebaran yang meminta peserta untuk mendukung Economic
>Sanction and Pemutusan Bantuan untuk Militer.  Nampaknya ETAN tidak berfikir
>bahwa mereka hendak menyelamatkan 400.000 orang East Timor tapi tidak peduli
>jika mereka menghabiskan nyawa 180 juta bangsa Indonesia yang lebih dari
>setengahnya saat ini telah hidup dalam keminiskinan.  Saya sangat setuju
>jika bantuan militer dihapuskan.
>

Mereka belajar dari Amerika, abangnya, terhadap Iraq dan Libya.


>Keempat:
>ETAN dan video presentasinya menyatakan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa
>Muslim terbesar di dunia dan mereka membunuh Chatolic di East Timor.  Ini
>totally wrong sebab konflik East Timor bukan konflik agama. LB. Murdani
>adalah Chatolic dan beliau yang menyetujui pengiriman Pasukan Komando di
>East Timor.  Penduduk Indonesia 85 % beragama Islam dan pemerintahnya
>membunuh Rakyat Aceh yang beragama Islam.
>

Salah alamat benar dia tuh. Dia pikir dia sedang mutarin video tentang Ambon.


>Kelima:
>ETAN tidak menjelaskan bahwa kalangan universitas dan intellectual dan
>sebagian penduduk Indonesia mendukung kemerdekaan East Timor dan sebagian
>besar Rakyat East Timor sekarang mengungsi ke negara Indonesia.
>
>Kita mengutuk penindasan TNI di East Timor, tapi kita harus berdiri tegak
>menjelaskan situasi Indonesia kepada orang-orang yang tidak mengetahui
>posisi Rakyat Indonesia!
>
>salam,
>
>ida
>
>
>
>
>__
>Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>


Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com



Pasukan PBB Aniaya 8 Anggota PPI Manatuto Satu Tewas (fwd)

1999-09-23 Thread Ahmad Syamil

Dari www.kompas.com

Pasukan PBB Aniaya 8 Anggota PPI Manatuto Satu Tewas

Atambua, NTT, Antara

Pasukan PBB di Timor Timur (Interfet) menganiaya delapan anggota Pasukan
Pejuang Integrasi (PPI) "Mahadomi" dari Kabupaten Manatuto, sekitar 66
km timur kota Dili, sehingga satu tewas akibat dibakar dan dua lainnya
belum ditemukan.

Komandan PPI "Mahadomi", Filomeno Antonio Britto, di Atambua, Kamis
mengatakan, delapan anggotanya yang dianiaya di Kompleks Dermaga
Pelabuhan Dili sejak Senin (20/9) sore, masing-masing Lino Soares,
Antoninho Soares, Marcelino de Jesus, Gregorio Soares, Matias Soares,
Alberto, Domingos dan Olementino.

Clementino tewas setelah diguyur dengan bensin kemudian dibakar di
tempat terbuka di dermaga tersebut oleh anggota pasukan PBB asal
Australia. Sedangkan dua lainnya yakni Alberto dan Domingos hingga kini
belum diketahui nasibnya.

Lima anggota lainnya berhasil meloloskan diri dari Dermaga Dili dan
kemudian menumpang truk milik TNI dari Batalyon 744 yang bermarkas di
kota Dili menuju ke perbatasan di kota Atambua Kabupaten Belu Provinsi
Nusa Tenggara Timur.

Lima orang itu tiba di Atambua pada Rabu (22/9) sekitar pukul 24.00 WITA
dengan wajah yang babak belur serta pakaian berlumuran darah.

"Anggota kami dari Manatuto dengan mobil 'turun' ke Dili tanpa membawa
senjata. Tetapi di tengah jalan mobil rusak sehingga memutuskan masuk ke
Makorem. Dari Korem kemudian disarankan ke pelabuhan agar bisa
dievakuasi dengan kapal laut," katanya didampingi lima saksi dan
sejumlah anggota Mahadomi lainnya tatkala ditemui di salah satu rumah
penduduk di kota Atambua.

Tetapi ketika memasuki pelabuhan, sejumlah anggota Dewan Nasional
Perlawanan Timor Leste (CNRT) memberitahu kepada anggota pasukan PBB
yang berjaga di tempat tersebut sambil menuduh mereka sebagai pembunuh,
pembakar rumah penduduk dan penjahat perang.

Diikat Interfet
Anggota pasukan PBB itu kemudian menangkap, mengikat, menginjak-injak
dan memukuli delapan orang tersebut. Tindakan itu dilakukan selama dua
hari satu malam, dan Clementino kemudian dibakar hidup-hidup sambil
disaksikan sejumlah anggota kelompok pro-kemerdekaan yang ada di sekitar
dermaga tersebut.

"Mereka itu yang melakukan semua ini kepada anak buah saya dan
orang-orang CNRT telah menjadi mata-mata mereka," ujarnya dengan nada
tinggi.

Ketika peristiwa itu terjadi, anggota Mahadomi tidak menggunakan atribut
atau senjata api milik kelompok tersebut namun hanya mengenakan pakaian
sipil.

Filomeno segera menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Panglima
PPI, Joao Tavares, dan Bupati Manatuto Vidal Domingos Doutel Sarmento.
Hingga kini pihaknya masih menunggu perintah pimpinan untuk mengambil
langkah dalam menanggapi perlakuan anggota pasukan PBB tersebut.

"Kami tidak akan mundur satu langkah pun menghadapi pasukan PBB, kami
siap menghadapi mereka. Pasukan PBB sama saja dengan UNAMET (Misi PBB di
Timtim) yang tidak netral," katanya.

Ia mengutuk keras tindakan pasukan PBB tersebut karena terbukti tidak
netral dalam melaksanakan misinya di Timtim.

Sebanyak 431 anggota Mahadomi saat ini telah berada di perbatasan di
Atambua, sedangkan sekitar seratus orang lainnya masih berada di kota
Manatuto bersama sekitar 600 warga setempat lainnya, yang hendak
mengungsi ke perbatasan.

Sementara saksi Lino Soares mengatakan, ketika memasuki kawasan Dermaga
Dili, mereka langsung ditangkap, diborgol dan dibawa ke salah satu
ruangan kotor di tempat tersebut, selanjutnya dianiaya oleh satu regu
pasukan PBB.

"Orang-orang CNRT berteriak-teriak mencaci maki kami di depan anggota
pasukan PBB," katanya dalam bahasa daerah Timtim, Tetun.

Rencananya, delapan orang itu akan diangkut ke Hera Kecamatan Dili
Timur, sekitar 15 kilometer timur kota Dili, tetapi seorang pimpinan
pasukan PBB di tempat itu melarang sehingga dibawa kembali masuk
pelabuhan, demikian Lino Soares.



Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR

1999-09-23 Thread Jeffrey Anjasmara

Makanya mbak, saya dari dulu kan sudah bilang.
Nggak pada ngedengerin sih. Setelah ketanggor
kelakuan asli mereka baru pada sibuk.;)

Di mana-mana, yang namanya organisasi luar,
akan tidak pernah memperhatikan kepentingan
Indonesia. Mereka punya tujuan sendiri. Bila
perlu mereka akan menohok Indonesia. Itu sudah
jamak, dan tidak perlu kita belajar lagi. Masak
kayak ABG yg semuanya mesti dilakukan sendiri baru
percaya sama omongan orang.

Makanya saya selalu heran kalau lihat kalian
kemarin pada ramai-ramai mendukung ETAN. Nah,
sekarang bisa ambil pelajaran kan? Semestinya
anda-anda tidak perlu memperoleh pelajaran dengan
cara susah gitu.

Hal yg sama juga demikian dengan rekan-rekan di
Jerman itu (PPI Jerman - attn. Dedi Priadi).
Meminta Jerman menghentikan penjualan alat-alat
perang kepada Indonesia membuat kita akan defense-
less. Sudah tahu alat perang Indonesia sudah
ketinggalan jaman kok dibeginikan. Coba kalau
persenjataan kita modern apa Aussie berani belagu
kayak gini? Lihat dong foto kapal perang RI yg dipakai
buat evakuasi pengungsi. Di bawahnya pada karatan cing.
Tuh cek lagi foto-foto yg di surat kabar, dan teliti
kondisi kapalnya. Ingat bung, Indonesia diperintah oleh
banyak TNI, tetapi Indonesia bukan negara militerisme.
Kekuatan militer tidak mencerminkan bagaimana negara itu
dikelola. Indonesia cuman punya 250,000 pasukan (dg 212
juta penduduk, suatu perbandingan yg terburuk di dunia),
dengan spending AB cuman 1.2% GNP, juga termasuk terendah
di dunia, apalagi bila dilihat GNP kita. Aduh memelas
banget Silakan deh dirunut sendiri kenapa perwiranya
pada gendut sementara alat perang memprihatinkan.

Kenapa anda tidak menentang dwi fungsi ABRI saja sih?
Semua masalah bermuara di situ. Ini yg menjadikan militer
menguasai peran politik dan AB jadi satu paket. Alhasil
penguasa negeri adalah militer yang mempergendut perut
sendiri. Masalah persenjataan sih dibiarkan terbengkelai
saja karena merasa aman sebagai negara terbesar di Asteng.
Setelah dipermalukan Aussie baru pada nyadar deh.

Pokoknya saya sih anti deh kalau ada yg minta-minta
pihak luar untuk mengusik Indonesia dari luar, baik
dengan masalah uang, persenjataan, bantuan militer, dlsb.
Masih banyak cara lain yg dapat dilakukan, dan masih
banyak hal lain yg dapat dilakukan.

Nah, silakan deh pada ngebenerin berita-berita palsu
itu. Sigh...


'--
>From: Notrida Mandica <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR
>Date: Wed, 22 Sep 1999 22:00:07 PDT
>
>Dear Permias,
>
>Kemarin malam,  ETAN representative mengunjungi Northern Illinois
>University
>untuk mencari dukungan bagi East Timor.  Sebagai mahasiswa yang mendukung
>independence for East Timor,  saya sangat kecewa bahwa ETAN menyiarkan
>video
>tape tentang Indonesia and menjelaskan posisi Indonesia yang beberapa
>faktanya tidak akurat.
>
>Pertama:
>Video tape yang dibuat oleh wartawan Australia itu menyebutkan bahwa
>Penajajahan Jepang masih lebih baik dari Militer Indonesia di East Timor.
>This is factually and morally wrong.  Tak ada colonial yang baik apapun
>alasannya.  Nampaknya representative ETAN, Kristen, tidak mengetahui bahwa
>kebiadaban colonial Jepang di Indonesia.
>Kelihatan sekali bahwa mereka menghalalkan jenis kebiadaban yang dilalukan
>oleh negara lain untuk menghantam Indonesia.
>
>Kedua:
>Masih di video tersebut, Ramos Horta menyatakan bahwa Portugis adalah
>penjajah yang baik dan tidak mengganggu orang-orang di East Timor.
>Pernyataan ini totally wrong sebab pada masa itu, tahun 1970an Portugis
>dipimpin oleh pemerintahan militer otoriter.  East Timor telah diperas dan
>jarah oleh Bangsa Portugis selama 450 tahun.
>
>Ketiga:
>ETAN menyebarkan selebaran yang meminta peserta untuk mendukung Economic
>Sanction and Pemutusan Bantuan untuk Militer.  Nampaknya ETAN tidak
>berfikir
>bahwa mereka hendak menyelamatkan 400.000 orang East Timor tapi tidak
>peduli
>jika mereka menghabiskan nyawa 180 juta bangsa Indonesia yang lebih dari
>setengahnya saat ini telah hidup dalam keminiskinan.  Saya sangat setuju
>jika bantuan militer dihapuskan.
>
>Keempat:
>ETAN dan video presentasinya menyatakan bahwa Bangsa Indonesia adalah
>bangsa
>Muslim terbesar di dunia dan mereka membunuh Chatolic di East Timor.  Ini
>totally wrong sebab konflik East Timor bukan konflik agama. LB. Murdani
>adalah Chatolic dan beliau yang menyetujui pengiriman Pasukan Komando di
>East Timor.  Penduduk Indonesia 85 % beragama Islam dan pemerintahnya
>membunuh Rakyat Aceh yang beragama Islam.
>
>Kelima:
>ETAN tidak menjelaskan bahwa kalangan universitas dan intellectual dan
>sebagian penduduk Indonesia mendukung kemerdekaan East Timor dan sebagian
>besar Rakyat East Timor sekarang mengungsi ke negara Indonesia.
>
>Kita mengutuk penindasan TNI di East Timor, tapi kita harus berdiri tegak
>menjelaskan situasi Indonesia kepada orang-orang yang tidak mengetahui
>posisi Rak

Re: Pasukan PBB Aniaya 8 Anggota PPI Manatuto Satu Tewas (fwd)

1999-09-23 Thread Jeffrey Anjasmara

Seperti gampang diduga, tidak ada berita ini
di SMH, CNN, atau ABCNews. Yang ada adalah berita
di bawah ini (di CNN). Ini menunjukkan kepongahan Interfet
tunggangan Aussie dengan berani-beraninya menerobos
masuk ke Markas pasukan unyil. Ini namanya nggak
sopan. Kan masih terikat perjanjian. Mestinya 20 orang
ini langsung di-dor saja di tempat.

Dari paragraf kedua sih mengesankan mereka diusir dari
markas pasukan unyil dengan paksa.

Witnesses said the gunfire
came as Indonesian troops
drove by in trucks. Lt. Col.
Peter Welch, an Australian
battalion commander, said
the militias were responsible
for the shooting.

About 20 Australian troops
rushed inside an Indonesian
military compound to
investigate another shooting
incident, and were later seen
departing the building with
Indonesian forces close
behind them.

---
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Pasukan PBB Aniaya 8 Anggota PPI Manatuto Satu Tewas (fwd)
>Date: Thu, 23 Sep 1999 07:27:09 -0400
>
>Dari www.kompas.com
>
>Pasukan PBB Aniaya 8 Anggota PPI Manatuto Satu Tewas
>
>Atambua, NTT, Antara
>
>Pasukan PBB di Timor Timur (Interfet) menganiaya delapan anggota Pasukan
>Pejuang Integrasi (PPI) "Mahadomi" dari Kabupaten Manatuto, sekitar 66
>km timur kota Dili, sehingga satu tewas akibat dibakar dan dua lainnya
>belum ditemukan.
>
>Komandan PPI "Mahadomi", Filomeno Antonio Britto, di Atambua, Kamis
>mengatakan, delapan anggotanya yang dianiaya di Kompleks Dermaga
>Pelabuhan Dili sejak Senin (20/9) sore, masing-masing Lino Soares,
>Antoninho Soares, Marcelino de Jesus, Gregorio Soares, Matias Soares,
>Alberto, Domingos dan Olementino.
>
>Clementino tewas setelah diguyur dengan bensin kemudian dibakar di
>tempat terbuka di dermaga tersebut oleh anggota pasukan PBB asal
>Australia. Sedangkan dua lainnya yakni Alberto dan Domingos hingga kini
>belum diketahui nasibnya.
>
>Lima anggota lainnya berhasil meloloskan diri dari Dermaga Dili dan
>kemudian menumpang truk milik TNI dari Batalyon 744 yang bermarkas di
>kota Dili menuju ke perbatasan di kota Atambua Kabupaten Belu Provinsi
>Nusa Tenggara Timur.
>
>Lima orang itu tiba di Atambua pada Rabu (22/9) sekitar pukul 24.00 WITA
>dengan wajah yang babak belur serta pakaian berlumuran darah.
>
>"Anggota kami dari Manatuto dengan mobil 'turun' ke Dili tanpa membawa
>senjata. Tetapi di tengah jalan mobil rusak sehingga memutuskan masuk ke
>Makorem. Dari Korem kemudian disarankan ke pelabuhan agar bisa
>dievakuasi dengan kapal laut," katanya didampingi lima saksi dan
>sejumlah anggota Mahadomi lainnya tatkala ditemui di salah satu rumah
>penduduk di kota Atambua.
>
>Tetapi ketika memasuki pelabuhan, sejumlah anggota Dewan Nasional
>Perlawanan Timor Leste (CNRT) memberitahu kepada anggota pasukan PBB
>yang berjaga di tempat tersebut sambil menuduh mereka sebagai pembunuh,
>pembakar rumah penduduk dan penjahat perang.
>
>Diikat Interfet
>Anggota pasukan PBB itu kemudian menangkap, mengikat, menginjak-injak
>dan memukuli delapan orang tersebut. Tindakan itu dilakukan selama dua
>hari satu malam, dan Clementino kemudian dibakar hidup-hidup sambil
>disaksikan sejumlah anggota kelompok pro-kemerdekaan yang ada di sekitar
>dermaga tersebut.
>
>"Mereka itu yang melakukan semua ini kepada anak buah saya dan
>orang-orang CNRT telah menjadi mata-mata mereka," ujarnya dengan nada
>tinggi.
>
>Ketika peristiwa itu terjadi, anggota Mahadomi tidak menggunakan atribut
>atau senjata api milik kelompok tersebut namun hanya mengenakan pakaian
>sipil.
>
>Filomeno segera menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Panglima
>PPI, Joao Tavares, dan Bupati Manatuto Vidal Domingos Doutel Sarmento.
>Hingga kini pihaknya masih menunggu perintah pimpinan untuk mengambil
>langkah dalam menanggapi perlakuan anggota pasukan PBB tersebut.
>
>"Kami tidak akan mundur satu langkah pun menghadapi pasukan PBB, kami
>siap menghadapi mereka. Pasukan PBB sama saja dengan UNAMET (Misi PBB di
>Timtim) yang tidak netral," katanya.
>
>Ia mengutuk keras tindakan pasukan PBB tersebut karena terbukti tidak
>netral dalam melaksanakan misinya di Timtim.
>
>Sebanyak 431 anggota Mahadomi saat ini telah berada di perbatasan di
>Atambua, sedangkan sekitar seratus orang lainnya masih berada di kota
>Manatuto bersama sekitar 600 warga setempat lainnya, yang hendak
>mengungsi ke perbatasan.
>
>Sementara saksi Lino Soares mengatakan, ketika memasuki kawasan Dermaga
>Dili, mereka langsung ditangkap, diborgol dan dibawa ke salah satu
>ruangan kotor di tempat tersebut, selanjutnya dianiaya oleh satu regu
>pasukan PBB.
>
>"Orang-orang CNRT berteriak-teriak mencaci maki kami di depan anggota
>pasukan PBB," katanya dalam bahasa daerah Timtim, Tetun.
>
>Rencana

Re: Pasukan PBB Aniaya 8 Anggota PPI Manatuto Satu Tewas (fwd)

1999-09-23 Thread Moko Darjatmoko

Is this for real .. or just a slander?

Saya mengikuti setiap berita berita Timtim di Kompas dan hampir semua
koran dalam dan luar negeri (s/d tagl 23 Septenber), tetapi berita
"penganiayaan" oleh pasukan gabungan PBB ini kok tidak pernah saya baca
sebelumnya.

Tolong Mas Syamil, kasih tahu artikel tersebut di Kompas tanggal berapa,
halaman berapa ... atau lebih baik lagi URL-nya.

Moko/

*

At 7:27 AM 9/23/1999, Ahmad Syamil wrote:

|Dari www.kompas.com [? -- Moko]
|
|Pasukan PBB Aniaya 8 Anggota PPI Manatuto Satu Tewas
|
|Atambua, NTT, Antara
|
|Pasukan PBB di Timor Timur (Interfet) menganiaya delapan anggota Pasukan
|Pejuang Integrasi (PPI) "Mahadomi" dari Kabupaten Manatuto, sekitar 66
|km timur kota Dili, sehingga satu tewas akibat dibakar dan dua lainnya
|belum ditemukan.
|
|Komandan PPI "Mahadomi", Filomeno Antonio Britto, di Atambua, Kamis
|mengatakan, delapan anggotanya yang dianiaya di Kompleks Dermaga
|Pelabuhan Dili sejak Senin (20/9) sore, masing-masing Lino Soares,
|Antoninho Soares, Marcelino de Jesus, Gregorio Soares, Matias Soares,
|Alberto, Domingos dan Olementino.
|
|Clementino tewas setelah diguyur dengan bensin kemudian dibakar di
|tempat terbuka di dermaga tersebut oleh anggota pasukan PBB asal
|Australia. Sedangkan dua lainnya yakni Alberto dan Domingos hingga kini
|belum diketahui nasibnya.
|
|Lima anggota lainnya berhasil meloloskan diri dari Dermaga Dili dan
|kemudian menumpang truk milik TNI dari Batalyon 744 yang bermarkas di
|kota Dili menuju ke perbatasan di kota Atambua Kabupaten Belu Provinsi
|Nusa Tenggara Timur.
|
|Lima orang itu tiba di Atambua pada Rabu (22/9) sekitar pukul 24.00 WITA
|dengan wajah yang babak belur serta pakaian berlumuran darah.
|
|"Anggota kami dari Manatuto dengan mobil 'turun' ke Dili tanpa membawa
|senjata. Tetapi di tengah jalan mobil rusak sehingga memutuskan masuk ke
|Makorem. Dari Korem kemudian disarankan ke pelabuhan agar bisa
|dievakuasi dengan kapal laut," katanya didampingi lima saksi dan
|sejumlah anggota Mahadomi lainnya tatkala ditemui di salah satu rumah
|penduduk di kota Atambua.
|
|Tetapi ketika memasuki pelabuhan, sejumlah anggota Dewan Nasional
|Perlawanan Timor Leste (CNRT) memberitahu kepada anggota pasukan PBB
|yang berjaga di tempat tersebut sambil menuduh mereka sebagai pembunuh,
|pembakar rumah penduduk dan penjahat perang.
|
|Diikat Interfet
|Anggota pasukan PBB itu kemudian menangkap, mengikat, menginjak-injak
|dan memukuli delapan orang tersebut. Tindakan itu dilakukan selama dua
|hari satu malam, dan Clementino kemudian dibakar hidup-hidup sambil
|disaksikan sejumlah anggota kelompok pro-kemerdekaan yang ada di sekitar
|dermaga tersebut.
|
|"Mereka itu yang melakukan semua ini kepada anak buah saya dan
|orang-orang CNRT telah menjadi mata-mata mereka," ujarnya dengan nada
|tinggi.
|
|Ketika peristiwa itu terjadi, anggota Mahadomi tidak menggunakan atribut
|atau senjata api milik kelompok tersebut namun hanya mengenakan pakaian
|sipil.
|
|Filomeno segera menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Panglima
|PPI, Joao Tavares, dan Bupati Manatuto Vidal Domingos Doutel Sarmento.
|Hingga kini pihaknya masih menunggu perintah pimpinan untuk mengambil
|langkah dalam menanggapi perlakuan anggota pasukan PBB tersebut.
|
|"Kami tidak akan mundur satu langkah pun menghadapi pasukan PBB, kami
|siap menghadapi mereka. Pasukan PBB sama saja dengan UNAMET (Misi PBB di
|Timtim) yang tidak netral," katanya.
|
|Ia mengutuk keras tindakan pasukan PBB tersebut karena terbukti tidak
|netral dalam melaksanakan misinya di Timtim.
|
|Sebanyak 431 anggota Mahadomi saat ini telah berada di perbatasan di
|Atambua, sedangkan sekitar seratus orang lainnya masih berada di kota
|Manatuto bersama sekitar 600 warga setempat lainnya, yang hendak
|mengungsi ke perbatasan.
|
|Sementara saksi Lino Soares mengatakan, ketika memasuki kawasan Dermaga
|Dili, mereka langsung ditangkap, diborgol dan dibawa ke salah satu
|ruangan kotor di tempat tersebut, selanjutnya dianiaya oleh satu regu
|pasukan PBB.
|
|"Orang-orang CNRT berteriak-teriak mencaci maki kami di depan anggota
|pasukan PBB," katanya dalam bahasa daerah Timtim, Tetun.
|
|Rencananya, delapan orang itu akan diangkut ke Hera Kecamatan Dili
|Timur, sekitar 15 kilometer timur kota Dili, tetapi seorang pimpinan
|pasukan PBB di tempat itu melarang sehingga dibawa kembali masuk
|pelabuhan, demikian Lino Soares.



Re: Pasukan PBB Aniaya 8 Anggota PPI Manatuto Satu Tewas (fwd)

1999-09-23 Thread Moko Darjatmoko

Oooops, ternyata update berita masih belum masuk ke link saya (berita diupdate
Kamis, 23 September 1999, 15:33). Berita tersebut ada URL sbb:
http://www.kompas.com/kompas-cetak/berita-terbaru/3689.html


Moko/

At 8:38 AM 9/23/1999, Moko Darjatmoko wrote:

|Is this for real .. or just a slander?
|
|Saya mengikuti setiap berita berita Timtim di Kompas dan hampir semua
|koran dalam dan luar negeri (s/d tagl 23 Septenber), tetapi berita
|"penganiayaan" oleh pasukan gabungan PBB ini kok tidak pernah saya baca
|sebelumnya.
|
|Tolong Mas Syamil, kasih tahu artikel tersebut di Kompas tanggal berapa,
|halaman berapa ... atau lebih baik lagi URL-nya.
|
|Moko/



Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR

1999-09-23 Thread Mahendra Siregar

Mbak Ida,

Saya tidak heran sedikitpun dengan posisi ETAN itu. Dari dulu mereka memang
seperti itu. Saya justru heran kenapa banyak mahasiswa Indonesia yang simpati
kepada mereka hanya dengan membaca selebaran mereka tanpa pernah menyelidiki
dulu latar belakang organisasi itu dan paa anggotanya.

Oleh karena itulah, komposisi UNAMET yang sekitar 60-70%-nya terdiri dari
orang-orang ETAN dan simpatisannya oleh kelompok pro-otonomi dianggap tidak fair
dan akan menjadi sumber masalah dalam proses jajak pendapat. Dan memang benar,
pada waktu kelompok pro-otonomi protes mengenai kecurangan-kecurangan dalam
jajak pendapat, UNAMET cuek saja malah mempercepat pengumuman hasil jajak
pendapat dari rencana semula 7 hari menjadi 4 hari setelah jajak pendapat
dilakukan, tanpa konsultasi dengan Pemerintah Indonesia. Saya tidak pernah
meragukan bahwa mayoritas penduduk Timtim memang menginginkan kemerdekaan. Namun
hal itu bukan menjadi alasan bagi orang-orang asing itu maupun siapapun untuk
berbuat kecurangan dan membodohi orang-orang Timtim dan bangsa Indonesia. Saya
juga tidak dapat menerima alasan kecurangan itu sebagai dasar dilakukannya
berbagai peristiwa kekerasan yang terjadi di Timtim. Namun demikian, kita harus
tahu dulu duduk perkara suatu persoalan sebelum dapat menyelesaikannya.
Kecurangan-kecurangan itu serta dicuekkannya protes dari kelompok pro-otonomi
itulah yang membuat mereka ngamuk. Namun di pers barat kan tidak tercermin
demikian. Pers menggambarakannya seakan-akan sebagai ketidak-relaan pro-otonomi
menerima kekalahan. Loosing is one thing...being betrayed is another thing.

Sekedar tambahan informasi, Allan Nairn dan Amy Goodman adalah anggota dewan
kehormatannya ETAN. Makanya saya sampaikan berkali-kali bahwa bangsa Indonesia
tidak memerlukan orang-orang seperti itu datang ke Indonesia karena cuma bikin
rusuh. Sedangkan Noam Chomsky yang sering dikutip oleh beberapa teman dalam
milis ini adalah semacam mahaguru spiritual-nya ETAN. Saya kembali lagi
terheran-heran kalau orang-orang seperti mereka  ini dianggap sebagai pahlawan
oleh teman-teman. ETAN inilah yang menjadi sponsor utama Ramos Horta cs dalam
kegiatan mereka di mancanegara.

Disamping isu Timtim, orang-orang ETAN cs itu sebenarnya sudah lama sangat sakit
hati kepada Pemerintah Indonesia, terutama ABRI, karena dianggap
bertanggungjawab membunuh teman-teman mereka tokoh dan anggota PKI pada saat
G-30S tahun 1965. Silakan baca puluhan buku dan tulisan Chomsky dan Nairn,
saudara-saudara nanti dapat melihat kira-kira ideologi mereka itu apa.

Kalau ada pertemuan seperti itu lagi di kampus anda, saya dengan senang hati
bersedia menghadirinya. Apabila dimungkinkan, saya juga bersedia kalau dapat
menjadi anggota panel, sehingga mudah-mudahan bangsa kita tidak terus dibodohi
dan ditertawakan oleh orang-orang Amerika yang kurang mengerti persoalan Timtim
dan ETAN, sehingga menerima saja bulat-bulat penjelasan mereka. Atau, kalau
melihat kemampuan anda yang begitu tajam menganalisis permasalahan
berat-sebelahnya ETAN, kenapa anda tidak ikut bicara dalam acara itu. Kalau hal
itu tidak mungkin, anda dan teman-teman mungkin dapat membuat forum tandingan.
Saya setuju dengan anda bahwa kalau orang-orang seperti itu dibiarkan mengoceh
tanpa tandingan, yang rugi bukan cuma Pemerintah atau TNI, tapi seluruh bangsa
Indonesia.

Salam
Mahendra

Notrida Mandica wrote:

> Dear Permias,
>
> Kemarin malam,  ETAN representative mengunjungi Northern Illinois University
> untuk mencari dukungan bagi East Timor.  Sebagai mahasiswa yang mendukung
> independence for East Timor,  saya sangat kecewa bahwa ETAN menyiarkan video
> tape tentang Indonesia and menjelaskan posisi Indonesia yang beberapa
> faktanya tidak akurat.
>
> Pertama:
> Video tape yang dibuat oleh wartawan Australia itu menyebutkan bahwa
> Penajajahan Jepang masih lebih baik dari Militer Indonesia di East Timor.
> This is factually and morally wrong.  Tak ada colonial yang baik apapun
> alasannya.  Nampaknya representative ETAN, Kristen, tidak mengetahui bahwa
> kebiadaban colonial Jepang di Indonesia.
> Kelihatan sekali bahwa mereka menghalalkan jenis kebiadaban yang dilalukan
> oleh negara lain untuk menghantam Indonesia.
>
> Kedua:
> Masih di video tersebut, Ramos Horta menyatakan bahwa Portugis adalah
> penjajah yang baik dan tidak mengganggu orang-orang di East Timor.
> Pernyataan ini totally wrong sebab pada masa itu, tahun 1970an Portugis
> dipimpin oleh pemerintahan militer otoriter.  East Timor telah diperas dan
> jarah oleh Bangsa Portugis selama 450 tahun.
>
> Ketiga:
> ETAN menyebarkan selebaran yang meminta peserta untuk mendukung Economic
> Sanction and Pemutusan Bantuan untuk Militer.  Nampaknya ETAN tidak berfikir
> bahwa mereka hendak menyelamatkan 400.000 orang East Timor tapi tidak peduli
> jika mereka menghabiskan nyawa 180 juta bangsa Indonesia yang lebih dari
> setengahnya saat ini telah hidup dalam keminiskinan.  Saya sangat setuju
> jika bantuan militer dihapuskan.
>
> Keempat:
> ET

Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR

1999-09-23 Thread WILLIAM M MCCALL

Tolong unsubscribe me from permias. Thanks.

Sinta

-Original Message-
From: Mahendra Siregar <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, September 23, 1999 11:12 AM
Subject: Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR


>Mbak Ida,
>
>Saya tidak heran sedikitpun dengan posisi ETAN itu. Dari dulu mereka memang
>seperti itu. Saya justru heran kenapa banyak mahasiswa Indonesia yang
simpati
>kepada mereka hanya dengan membaca selebaran mereka tanpa pernah
menyelidiki
>dulu latar belakang organisasi itu dan paa anggotanya.
>
>Oleh karena itulah, komposisi UNAMET yang sekitar 60-70%-nya terdiri dari
>orang-orang ETAN dan simpatisannya oleh kelompok pro-otonomi dianggap tidak
fair
>dan akan menjadi sumber masalah dalam proses jajak pendapat. Dan memang
benar,
>pada waktu kelompok pro-otonomi protes mengenai kecurangan-kecurangan dalam
>jajak pendapat, UNAMET cuek saja malah mempercepat pengumuman hasil jajak
>pendapat dari rencana semula 7 hari menjadi 4 hari setelah jajak pendapat
>dilakukan, tanpa konsultasi dengan Pemerintah Indonesia. Saya tidak pernah
>meragukan bahwa mayoritas penduduk Timtim memang menginginkan kemerdekaan.
Namun
>hal itu bukan menjadi alasan bagi orang-orang asing itu maupun siapapun
untuk
>berbuat kecurangan dan membodohi orang-orang Timtim dan bangsa Indonesia.
Saya
>juga tidak dapat menerima alasan kecurangan itu sebagai dasar dilakukannya
>berbagai peristiwa kekerasan yang terjadi di Timtim. Namun demikian, kita
harus
>tahu dulu duduk perkara suatu persoalan sebelum dapat menyelesaikannya.
>Kecurangan-kecurangan itu serta dicuekkannya protes dari kelompok
pro-otonomi
>itulah yang membuat mereka ngamuk. Namun di pers barat kan tidak tercermin
>demikian. Pers menggambarakannya seakan-akan sebagai ketidak-relaan
pro-otonomi
>menerima kekalahan. Loosing is one thing...being betrayed is another thing.
>
>Sekedar tambahan informasi, Allan Nairn dan Amy Goodman adalah anggota
dewan
>kehormatannya ETAN. Makanya saya sampaikan berkali-kali bahwa bangsa
Indonesia
>tidak memerlukan orang-orang seperti itu datang ke Indonesia karena cuma
bikin
>rusuh. Sedangkan Noam Chomsky yang sering dikutip oleh beberapa teman dalam
>milis ini adalah semacam mahaguru spiritual-nya ETAN. Saya kembali lagi
>terheran-heran kalau orang-orang seperti mereka  ini dianggap sebagai
pahlawan
>oleh teman-teman. ETAN inilah yang menjadi sponsor utama Ramos Horta cs
dalam
>kegiatan mereka di mancanegara.
>
>Disamping isu Timtim, orang-orang ETAN cs itu sebenarnya sudah lama sangat
sakit
>hati kepada Pemerintah Indonesia, terutama ABRI, karena dianggap
>bertanggungjawab membunuh teman-teman mereka tokoh dan anggota PKI pada
saat
>G-30S tahun 1965. Silakan baca puluhan buku dan tulisan Chomsky dan Nairn,
>saudara-saudara nanti dapat melihat kira-kira ideologi mereka itu apa.
>
>Kalau ada pertemuan seperti itu lagi di kampus anda, saya dengan senang
hati
>bersedia menghadirinya. Apabila dimungkinkan, saya juga bersedia kalau
dapat
>menjadi anggota panel, sehingga mudah-mudahan bangsa kita tidak terus
dibodohi
>dan ditertawakan oleh orang-orang Amerika yang kurang mengerti persoalan
Timtim
>dan ETAN, sehingga menerima saja bulat-bulat penjelasan mereka. Atau, kalau
>melihat kemampuan anda yang begitu tajam menganalisis permasalahan
>berat-sebelahnya ETAN, kenapa anda tidak ikut bicara dalam acara itu. Kalau
hal
>itu tidak mungkin, anda dan teman-teman mungkin dapat membuat forum
tandingan.
>Saya setuju dengan anda bahwa kalau orang-orang seperti itu dibiarkan
mengoceh
>tanpa tandingan, yang rugi bukan cuma Pemerintah atau TNI, tapi seluruh
bangsa
>Indonesia.
>
>Salam
>Mahendra
>
>Notrida Mandica wrote:
>
>> Dear Permias,
>>
>> Kemarin malam,  ETAN representative mengunjungi Northern Illinois
University
>> untuk mencari dukungan bagi East Timor.  Sebagai mahasiswa yang mendukung
>> independence for East Timor,  saya sangat kecewa bahwa ETAN menyiarkan
video
>> tape tentang Indonesia and menjelaskan posisi Indonesia yang beberapa
>> faktanya tidak akurat.
>>
>> Pertama:
>> Video tape yang dibuat oleh wartawan Australia itu menyebutkan bahwa
>> Penajajahan Jepang masih lebih baik dari Militer Indonesia di East Timor.
>> This is factually and morally wrong.  Tak ada colonial yang baik apapun
>> alasannya.  Nampaknya representative ETAN, Kristen, tidak mengetahui
bahwa
>> kebiadaban colonial Jepang di Indonesia.
>> Kelihatan sekali bahwa mereka menghalalkan jenis kebiadaban yang
dilalukan
>> oleh negara lain untuk menghantam Indonesia.
>>
>> Kedua:
>> Masih di video tersebut, Ramos Horta menyatakan bahwa Portugis adalah
>> penjajah yang baik dan tidak mengganggu orang-orang di East Timor.
>> Pernyataan ini totally wrong sebab pada masa itu, tahun 1970an Portugis
>> dipimpin oleh pemerintahan militer otoriter.  East Timor telah diperas
dan
>> jarah oleh Bangsa Portugis selama 450 tahun.
>>
>> Ketiga:
>> ETAN menyebarkan selebaran yang meminta peserta untuk mendukung Economic
>> Sanction and Pemutusan Bantuan

Re: Milisi pro-integrasi pengecut & turunnya layar peran TNI

1999-09-23 Thread Mahendra Siregar

Mas Anjas,

Untuk sekedar perbandingan, saya sampaikan laporan teman di Australia mengenai
"kehebatan" tentara Australia yg anda anggap jagoan itu.

Salam
Mahendra

Mamat wrote:

Kang Yuyun dan Mat Ajat... tadi (23.09.99)sempat liat warta berita ABC jam
19.00 nggak...? Wah ada adegan yang lucu banget tuh.., sampe anak-anak bule
di asramapun, yang sama-sama nonton di ruang TV, ketawa kenceng

Pasalnya... ada adegan kota Dili yang yang tenang dan damai... Lantas
terdengar dor-dor-dor... tembakan beruntun. Terus orang-orang berlarian,
pasukan Aussie panik berat, ribut teriak sana-sini... setiap orang lewat
lantas ditodong senjata disuruh tiarap... yang lucu lagi sampe ada tentara
bule yang larinya kenceng banget... hampir jatuh karena kesandung-sandung...
Persis adegan Perang Vietnam saat serbuan Tahun Baru Tet itu...

Eh, usut punya usut... nggak taunya cuman ada sekelompok milisi naik truk
diluar kota, terus pada main-main nembak-nembak keudara (ini keterangan dari
reporter ABC di Dilli). Dasar milisi mabuk, bikin panik seluruh batalyon
Aussie hihihihihi...

Katanya profesional, kok gituan aja

Mamat


Jeffrey Anjasmara wrote:

> Rupanya milisi pro-integrasi hanya berani bila tidak
> ada lawan. Seorang wartawan Irlandiapun mengemukakan
> hal senada. Sementara itu pasukan unyil TNI semakin
> kelihatan bertambah unyil. ABCNews menyinggung pasukan
> unyil yang melongo melihat pasukan raseksa Aussie yang
> tinggi besar dengan pakaian tebalnya, sehingga makin
> mengesankan keperkasaannya.
>
> Di bawah ini artikel dari Sidney Morning Herald, yang
> menyebutkan pasukan TNI sbb:
>
>   "...They ran across the dusty tarmac, securing the
>   perimeter. But waiting and watching were a few dozen
>   Indonesian soldiers, representatives of a humiliated,
>   embittered and culsively violent force that is leaving
>   East Timor in disgrace.
>
> Saya jadi ingat dengan acara dalam 'Animal Planet' yaitu
> tentang sekelompok anjing liar (wild dog) di Masai Mara,
> Afrika. Mereka kelihatan perkasa dan mengandalkan jumlah
> untuk memburu zebra, wildebeast, ataupun kerbau liar.
> Hal ini hanya terjadi bila tidak ada Singa atau kucing
> besar lainnya di sekitarnya. Sering sekali mangsa yang
> diperoleh dengan susah payah harus ditinggalkan saja
> bila seekor singa mendekat. Gambaran ini rasanya pas
> dengan wajah TNI masa kini.
>
> Pada akhirnya, pasukan TNI makin kehilangan muka.
> Rasanya mereka sudah harus mulai latihan senam pagi lagi.
> Terlama banyak dan terlalu lama mereka duduk-duduk minum
> kopi di belakang meja birokrasi, shg membuat personil TNI yang
> seharusnya kekar menjadi berperut buncit karena kurang
> olah raga. Sungguh tidak mempunyai kebanggaan diri dan
> tidak membanggakan rakyat Indonesia.
>
> Pidato Wiranto tentang Lapangan Ikada tak lebih dari
> romantisme sejarah yang dibesar-besarkan. Tekadnya untuk
> mempertahankan tanah air serasa terlalu dibesar-besarkan.
> Tidak ada real power di dalam tubuh TNI. Yang ada hanya
> real loser. Sudah sepantasnya bila mereka minggir teratur
> dan memberikan jalan bagi pemimpin sipil untuk tampil.
> Sejarah membuktikan pimpinan militer tidak bisa membangun
> militer yg disegani. Yang dapat melakukannya justru
> pimpinan sipil seperti jaman Sukarno.
>
> Demikian layar pertunjukan secara pelan ditutup, sejalan
> dengan selesainya serial cerita 'TNI gugur'.
>
> +anjas
> 
>   Bullies melt away after soldiers hit the
>   streets
>
>   By LINDSAY MURDOCH, Herald Correspondent in
>   Dili
>
>   The thugs of Dili's streets disappeared quickly. When the
>   first Australian soldiers arrived in full combat dress, their
>   rifles at the ready, the militiamen pretended they were the
>   very refugees they had terrorised for weeks.
>
>   Some of the killers, rapists and looters walked in small
>   groups along debris-strewn streets waving at the
>   Australians who began arriving shortly after dawn
>   yesterday in huge cargo planes from Townsville and
>   Darwin in what is likely to be Australia's most significant
>   military operation since World War II.
>
>   But the militias no longer carried the rifles given them by
>   the Indonesian armed forces or brandished their
>   machetes, knives or home-made pistols.
>
>   A couple of the thugs were confronted by heavily armed
>   New Zealand soldiers on Dili's docks but handed over
>   their pistols without argument.
>
>   "They are basically cowards," said an Irish journalist,
>   Robert Carroll, who has spent the past nine days hiding
>   out in Dili and the surrounding mountains. "They ran
>   away when real soldiers arrived."
>
>   The militia last night emptied their rifles into the air as
> 

Re: oleh-oleh dari Bonn....:)

1999-09-23 Thread Donald Saluling

Trims berat atas oleh-olehnya. :) We all should be inspired by now.

Selamat berjuang,
Donald



Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR

1999-09-23 Thread Donald Saluling

Salam
Hmmm ... agaknya presentation itu sedikit ditunggangi oleh orang2 yang punya
ulterior motive. ETAN di Portland,OR malah menolak ekonomik sanction sebab
mereka yakin benar bahwa yang patut dipersalahkan adalah militer INdonesia
(atau mungkin yang dimaksud adalah economic sanction sampai masalah Tim-Tim
dibereskan?). Juga, masalah agama hampir tidak pernah menjadi sasaran
pergerakan kami disini. Saya rasa, ada perbedaan visi antara ETAN di sana dan
ETAN di Portland. Saya akan coba kontak koordinator ETAN disini untuk
mendiskusikan tentang ini. Saya setuju dengan pandangan daeng Ida dan point2
yang dibahas.

Selamat Berjuang
Donald



Indonesia Security Bill Sparks Bloody Unrest

1999-09-23 Thread Yohanes Sulaiman

Not everybody was upset about Thursday's clashes in Jakarta. A water seller
did brisk trade. ``We are used to it. We had a good day today. These people
need water and used the bottles to make Molotov cocktails.''


---

September 23, 1999

Indonesia Security Bill Sparks Bloody Unrest
By Reuters

JAKARTA (Reuters) - Thousands of students clashed with security forces in Indonesia
Thursday as they protested against a new security law that they said gives the
already powerful military even freer reign to crush dissent.

Up to 50 people, nearly all of them protesters, were injured in the capital
and second-biggest city Surabaya as police fired tear gas and plastic bullets
into the crowds.

In Jakarta, students threw rocks and Molotov cocktails, torched a car, a military
minibus and road toll booths, and fought running battles with riot police well
into the night. They tore up road barriers and used the debris to block two
main roads.

Students chanted ``Revolution till death!''

At least 30 people were injured in Jakarta, hospital sources said, and witnesses
said another 20 were injured in Surabaya, 420 miles to the east of the capital.


``If this law is approved... then the democracy we have struggled for is dead...
the military can take control of the country any time it wants,'' said one student
pamphlet.

The bill was passed by parliament earlier in the day.

At least 5,000 people protested in different parts of Jakarta, and about 3,000
of them neared parliament house downtown when they met a hail of rubber bullets
and tear gas canisters.

Many of the protesters wore the red and white colors of the Indonesian flag.
Several were armed with sticks.

In Surabaya, witnesses said about 1,000 protesters were baton-charged by security
forces, who also fired teargas.

Around 300 students occupied the local government building in the city, demanding
that the law not be applied in East Java.

Armed forces commander General Wiranto denied the students' accusations that
the army was trying to push through the legislation in the dying days of the
current parliament to secure its power base.

``The bill is in line with democracy and human rights,'' he told reporters.


Indonesia's first democratically elected parliament in over 40 years will convene
next week. It is unclear if that legislature would ever have agreed to such
a law.

The new law gives authority to the president to declare a state of emergency
in a province, if this is requested by the provincial legislature and governor.
The decision also requires the consent of Indonesia's parliament.

The Prevention of Danger law does not give a clear timeframe for how long the
consultation process should take. It says a provincial state of emergency could
last a maximum of six months.

The issue has sparked protests across Indonesia for weeks. Opponents argue the
law will give the military and the government even more power to crush dissent
just as the country shifts toward an era of democracy after decades of autocratic
rule.

The government says it watered down the law to meet most objections and that
it was vital for the old 1959 security law to be updated.

Unlike the original draft, the final version does not allow restrictions on
the media during a state of emergency.

Not everybody was upset about Thursday's clashes in Jakarta. A water seller
did brisk trade. ``We are used to it. We had a good day today. These people
need water and used the bottles to make Molotov cocktails.''



Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR

1999-09-23 Thread Notrida Mandica

Thank you Mas Jeffrey.  Bukannya tidak percaya pada seruan anda, hanya saja
saya punya beberapa rekan di beberapa NGOs  sini dan komitmen, visi dan goal
mereka totally different dengan apa yang saya saksikan di ETAN.  Mungkin
Bang Donald benar bahwa terdapat perbedaan pandangan divisi chapter ETAN.

MUST we be aware and stand up for the Indonesia! Not for the military, not
for the government but for the People of Indonesia

salam berjuang!

ida


>From: Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR
>Date: Thu, 23 Sep 1999 08:43:43 EDT
>
>Makanya mbak, saya dari dulu kan sudah bilang.
>Nggak pada ngedengerin sih. Setelah ketanggor
>kelakuan asli mereka baru pada sibuk.;)
>
>Di mana-mana, yang namanya organisasi luar,
>akan tidak pernah memperhatikan kepentingan
>Indonesia. Mereka punya tujuan sendiri. Bila
>perlu mereka akan menohok Indonesia. Itu sudah
>jamak, dan tidak perlu kita belajar lagi. Masak
>kayak ABG yg semuanya mesti dilakukan sendiri baru
>percaya sama omongan orang.
>
>Makanya saya selalu heran kalau lihat kalian
>kemarin pada ramai-ramai mendukung ETAN. Nah,
>sekarang bisa ambil pelajaran kan? Semestinya
>anda-anda tidak perlu memperoleh pelajaran dengan
>cara susah gitu.
>
>Hal yg sama juga demikian dengan rekan-rekan di
>Jerman itu (PPI Jerman - attn. Dedi Priadi).
>Meminta Jerman menghentikan penjualan alat-alat
>perang kepada Indonesia membuat kita akan defense-
>less. Sudah tahu alat perang Indonesia sudah
>ketinggalan jaman kok dibeginikan. Coba kalau
>persenjataan kita modern apa Aussie berani belagu
>kayak gini? Lihat dong foto kapal perang RI yg dipakai
>buat evakuasi pengungsi. Di bawahnya pada karatan cing.
>Tuh cek lagi foto-foto yg di surat kabar, dan teliti
>kondisi kapalnya. Ingat bung, Indonesia diperintah oleh
>banyak TNI, tetapi Indonesia bukan negara militerisme.
>Kekuatan militer tidak mencerminkan bagaimana negara itu
>dikelola. Indonesia cuman punya 250,000 pasukan (dg 212
>juta penduduk, suatu perbandingan yg terburuk di dunia),
>dengan spending AB cuman 1.2% GNP, juga termasuk terendah
>di dunia, apalagi bila dilihat GNP kita. Aduh memelas
>banget Silakan deh dirunut sendiri kenapa perwiranya
>pada gendut sementara alat perang memprihatinkan.
>
>Kenapa anda tidak menentang dwi fungsi ABRI saja sih?
>Semua masalah bermuara di situ. Ini yg menjadikan militer
>menguasai peran politik dan AB jadi satu paket. Alhasil
>penguasa negeri adalah militer yang mempergendut perut
>sendiri. Masalah persenjataan sih dibiarkan terbengkelai
>saja karena merasa aman sebagai negara terbesar di Asteng.
>Setelah dipermalukan Aussie baru pada nyadar deh.
>
>Pokoknya saya sih anti deh kalau ada yg minta-minta
>pihak luar untuk mengusik Indonesia dari luar, baik
>dengan masalah uang, persenjataan, bantuan militer, dlsb.
>Masih banyak cara lain yg dapat dilakukan, dan masih
>banyak hal lain yg dapat dilakukan.
>
>Nah, silakan deh pada ngebenerin berita-berita palsu
>itu. Sigh...
>
>
>'--
>>From: Notrida Mandica <[EMAIL PROTECTED]>
>>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>>To: [EMAIL PROTECTED]
>>Subject: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR
>>Date: Wed, 22 Sep 1999 22:00:07 PDT
>>
>>Dear Permias,
>>
>>Kemarin malam,  ETAN representative mengunjungi Northern Illinois
>>University
>>untuk mencari dukungan bagi East Timor.  Sebagai mahasiswa yang mendukung
>>independence for East Timor,  saya sangat kecewa bahwa ETAN menyiarkan
>>video
>>tape tentang Indonesia and menjelaskan posisi Indonesia yang beberapa
>>faktanya tidak akurat.
>>
>>Pertama:
>>Video tape yang dibuat oleh wartawan Australia itu menyebutkan bahwa
>>Penajajahan Jepang masih lebih baik dari Militer Indonesia di East Timor.
>>This is factually and morally wrong.  Tak ada colonial yang baik apapun
>>alasannya.  Nampaknya representative ETAN, Kristen, tidak mengetahui bahwa
>>kebiadaban colonial Jepang di Indonesia.
>>Kelihatan sekali bahwa mereka menghalalkan jenis kebiadaban yang dilalukan
>>oleh negara lain untuk menghantam Indonesia.
>>
>>Kedua:
>>Masih di video tersebut, Ramos Horta menyatakan bahwa Portugis adalah
>>penjajah yang baik dan tidak mengganggu orang-orang di East Timor.
>>Pernyataan ini totally wrong sebab pada masa itu, tahun 1970an Portugis
>>dipimpin oleh pemerintahan militer otoriter.  East Timor telah diperas dan
>>jarah oleh Bangsa Portugis selama 450 tahun.
>>
>>Ketiga:
>>ETAN menyebarkan selebaran yang meminta peserta untuk mendukung Economic
>>Sanction and Pemutusan Bantuan untuk Militer.  Nampaknya ETAN tidak
>>berfikir
>>bahwa mereka hendak menyelamatkan 400.000 orang East Timor tapi tidak
>>peduli
>>jika mereka menghabiskan nyawa 180 juta bangsa Indonesia yang lebih dari
>>setengahnya saat ini telah hidup dalam keminiskinan.  Saya sangat setuju
>>jika bantuan militer dihapuskan.
>>
>>Keempat:
>>ETAN dan video presentasinya menyataka

Jimmy Carter terluka di Jl Sudirman

1999-09-23 Thread . Brawijaya

Menurut berita di tabloid Detik@, Jimmy Carter merupakan salah satu korban
dari 14 orang yg terluka. Carter merupakan salah satu peserta dalam rombongan
demonstran thd UU PKB.

Silakan di-cek.



Re: Jimmy Carter terluka di Jl Sudirman

1999-09-23 Thread Yohanes Sulaiman

Yakin
Secret Servicenya dikemanakan?

-
FNUB:
Menurut berita di tabloid Detik@, Jimmy Carter merupakan salah satu korban
dari 14 orang yg terluka. Carter merupakan salah satu peserta dalam rombongan

demonstran thd UU PKB.

Silakan di-cek.

--


Satu Mahasiswa Diisukan Tewas
14 Nama Korban Dirawat di RSAL
Reporter: Djoko Tjiptono

detikcom, Jakarta- Aksi demo menolak RUU Penanggulangan Keadaaan bahaya (PKB)
yang hingga Kamis (23/9/1999) hingga pukul 20.00 WIB masih berlangsung, menimbulkan
korban berjatuhan. Satu orang dikabarkan meninggal. Tapi ini baru isu dan belum
bisa dikonfirmasikan. yang pasti 14 orang dirawat di RSAL.

Sejauh ini, rata-rata korban mengalami luka atau terbakar. Belum tercatat ada
yang tertembak.

Korban-korban itu sebagian besar dirawat di RSAL Mintohardjo, Bendungan Hilir,
Jakarta Pusat. Ada 14 orang yang dirawat di RSAL. 2 Orang di antaranya sudah
diijinkan pulang karena luka ringan, 12 di antaranya masih menjalani perawatan.


Berikut nama-nama 14 korban yang dirawat di RSAL:

1. Yosua (Universitas Nasional) luka ringan.
2. Irma (Trisakti) luka ringan.
3. Inartian (Atma Jaya) Memar di badan.
4. Benny (Un.Pancasila) robek telapak tangan.
5. Iqbal (STIE) robek di dahi.
6. Sulianto, luka bakar kena gas air mata.
7. Monie Satria (Gunadarma) Telinga robek.
8. Hendrik (ABA) luka bagian kepala.
9. Agus Muslim (warga umum) robek kepala.
10.Iwan Maulana (ISTN) robek dahi.
11.Rikky (Muhammadiyah) kena gas air mata.
12.Ferry oniaga (Universitas Sahid) robek kaki.
13.Frederikus (Wartawan Kapital) Robek kepala.
14.Lukas kena gas air mata.



Re: Jimmy Carter terluka di Jl Sudirman

1999-09-23 Thread . Brawijaya

Yakin dong, nih buktinya. Sama-sama dari Detik.com kok beda sih isinya. Lagi
pula daftar namanya kok beda sih?

--
YS :

Yakin
Secret Servicenya dikemanakan?

-
FNUB:
Menurut berita di tabloid Detik@, Jimmy Carter merupakan salah satu
korban
dari 14 orang yg terluka. Carter merupakan salah satu peserta dalam
rombongan

demonstran thd UU PKB.

Silakan di-cek.




Massa Membara di Depan
Atma Jaya
Leher Pema Faizan Kena
Peluru
Reporter: Djoko Tjiptono, Iwan Triono dan
Sigit
Widodo

detikcom, Jakarta- Ketegangan terus
berlangsung di depan kampus Atma
Jaya, Kamis (23/9/1999) pukul 22.00
WIB. Lebih dari 2.000 massa masih
terkonsentrasi. Bom molotov terus
menghujani aparat. Mahasiswa Atma
Jaya, M.Pema Faizan lehernya kena
peluru dan dioperasi.

Jakarta, di tengah langit yang kian
dipayungi gelap malam, ketegangan itu
merebak seiiring dengan terus
berlangsungnya aksi mahasiswa dari
berbagai perguruan tinggi menolak
RUU PKB. Massa itu tak lagi hanya
mahasiswa. Warga masyarakat dari
dari Bendungan Hilir dan sekitarnya
ikut bergabung.

Massa dari warga masyarakat
terkonsentrasi di depan gedung BRI II
yang lokasinya berseberangan dengan
kampus Atma Jaya di Jl.Sudirman,
Jakarta Selatan. Sedangkan mahasiswa
terkonsentrasi di dalam maupun di luar
kampus.

Para mahasiswa itu secara sporadis
melempari aparat dengan bom-bom
molotov. Tiga orang aparat, sempat
terkena lemparan bom molotov dan
pakaiannya terbakar. Untungnya, rekan
sejawatnya dengan sigap mematikan
kobaran api.

Aparat pun, untuk meredam massa,
masih terus melancarkan tembakan
peringatan ke atas. Tapi terkadang,
tembakan itu mengarah ke dalam
kampus Atma Jaya.

Sampai pukul 22.00 Wib, tercatat
seorang mahasiswa terkena tembakan
peluru. Mahasiswa itu M.Pema Faizan
(Atma Jaya). Pada pukul 22.00 WIB,
Pema masih menjalani operasi di RS
Jakarta, yang lokasinya bersebelahan
dengan kampus Atma Jaya. Pema
lehernya terserempet peluru.

Di RS Jakarta sendiri, tercatat ada 14
mahasiswa yang dirawat karena
terluka. Sebagian diijinkan pulang,
sebagian harus menjalani rawat inap.
Ke-14 mahasiswa itu adalah :

1.Danto (IKIP Jakarta)
2.Bayu Ananta (Universitas Dharma
Persada)
3.Denny Tikuri
4.Budi (Trisakti)
5. Jimmy Carter (Universitas Sahid)
6.Ana (Universitas Bung Karno)
7. Heru Prasstya (UKI) dirawat inap
8.Abidin (YAI) dirawat inap
9.M.Ibnu (Akper Sahid)dirawat inap
10.Awang Firmansyah (Umkris)
11.Yuliana Fransiska (Universitas
Sahid)
12.Anrizal (Universitas Sahid) dirawat
inap
  

Re: Jimmy Carter terluka di Jl Sudirman

1999-09-23 Thread Yohanes Sulaiman

Ini yang saya:
23/9/1999 20:10 WIB
14 Nama Korban Dirawat di RSAL


INi yang kamu:
23/9/1999 22:07 WIB
Massa Membara di Depan Atma Jaya
Leher Pema Faizan Kena Peluru


Rumah sakitnya beda.
Rumah Sakit Jakarta dan RSAL Mintohardjo

Yang pasti Jimmy Carternya bukan Prez US.
Yang prez US sudah ketuaan Bukan mahasiswa.



Re: Jimmy Carter terluka di Jl Sudirman

1999-09-23 Thread . Brawijaya

KAMU endase atos?!



---
Ini yang saya:
23/9/1999 20:10 WIB
14 Nama Korban Dirawat di RSAL


INi yang kamu:
23/9/1999 22:07 WIB
Massa Membara di Depan Atma Jaya
Leher Pema Faizan Kena Peluru


Rumah sakitnya beda.
Rumah Sakit Jakarta dan RSAL Mintohardjo

Yang pasti Jimmy Carternya bukan Prez US.
Yang prez US sudah ketuaan Bukan mahasiswa.



Re: Jimmy Carter terluka di Jl Sudirman

1999-09-23 Thread Yohanes Sulaiman

Enggak ngerti nih.
Sorry berat.

---
>KAMU endase atos?!
>
>
>
>---
>Ini yang saya:
>23/9/1999 20:10 WIB
>14 Nama Korban Dirawat di RSAL
>
>
>INi yang kamu:
>23/9/1999 22:07 WIB
>Massa Membara di Depan Atma Jaya
>Leher Pema Faizan Kena Peluru
>
>
>Rumah sakitnya beda.
>Rumah Sakit Jakarta dan RSAL Mintohardjo
>
>Yang pasti Jimmy Carternya bukan Prez US.
>Yang prez US sudah ketuaan Bukan mahasiswa.
>



Re: Jimmy Carter terluka di Jl Sudirman

1999-09-23 Thread Sri T Arundhati

ini atos sunda atau atos jawa?



Kepada mahasiswa pejuang di tanah air.

1999-09-23 Thread Irwan Ariston Napitupulu

Saya mendukung penuh perjuangan rekan2 di tanah air.
Galang persatuan dan kekompakan antar mahasiswa.
Persatukan mahasiswa dan masyarakat lainnya,
untuk menentang segala bentuk usaha merampas
kedaulatan rakyat.
Katakanlah, apa yg bisa saya lakukan dari jauh,
akan saya upayakan bila memang dapat saya lakukan.

Ingin rasanya bercampur keringa dengan rekan2 pejuang,
tapi jarak dan waktu kini yg membatasi.
Walau demikian, percayalah semangat dan hati ini
tetap sama dengan rekan2 pejuang di tanah air,
ingin melihat Indonesia yg lebih baik.

Perjuangan memang masih panjang bahkan belum
jelas sampai kapan ini akan berakhir.
Aturlah napas dan tempo layaknya seorang pelari marathon.
Saya menaruh harapan penuh pada perjuangan rekan2.

Bersatulah mahasiswa, bersatulah rakyat.
Kekuatan kita lebih besar dari mereka, yakinlah itu.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

nb: kepada rekan2 yg jauh dari tanah air, adakah yg bisa
 kita perbuat untuk membantu rekan2 di tanah air?
 mohon masukannya.



Lucu

1999-09-23 Thread Suhendri

Ada yang lihat wawancara Islamiyati reporter RCTI dengan salah satu pimpinan
demo mahasiswa ?

Sang reporter menanyakan kepada mahasiswa tersebut bagian mana dari UU PKB
yang dia tidak setuju.
Dijawab oleh mahasiswa tersebut bahwa banyak bagian di PKB yang tidak
disetujuinya. Kembali sang reporter menanyakan bagian mana. Terlihat
kepanikan dan kegugupan dari sang mahasiswa karena tidak tahu bagaimana
menjawabnya. Akhirnya sang reporter menanyakan ... " Anda baca nggak sich
RUU PKB itu ? ".

Very funny :-) sebuah potret mahasiswa Indonesia

Diktat dan buku kuliahnya pun mungkin tidak dibaca, apalagi RUU PKB yang
sedemikian tebal dan njelimet penjelasannya.

Pokoknya demo, begitu kali ya kata para mahasiswa, nanti baca belakangan
kalo udah deket ujian.

Soe



Re: Lucu

1999-09-23 Thread Faransyah Jaya

He he he hee..
Sedih memang melihatnya.. :(

Faran
--

On Fri, 24 Sep 1999 07:30:03   Suhendri wrote:
>Ada yang lihat wawancara Islamiyati reporter RCTI dengan salah satu pimpinan
>demo mahasiswa ?
>
>Sang reporter menanyakan kepada mahasiswa tersebut bagian mana dari UU PKB
>yang dia tidak setuju.
>Dijawab oleh mahasiswa tersebut bahwa banyak bagian di PKB yang tidak
>disetujuinya. Kembali sang reporter menanyakan bagian mana. Terlihat
>kepanikan dan kegugupan dari sang mahasiswa karena tidak tahu bagaimana
>menjawabnya. Akhirnya sang reporter menanyakan ... " Anda baca nggak sich
>RUU PKB itu ? ".
>
>Very funny :-) sebuah potret mahasiswa Indonesia
>
>Diktat dan buku kuliahnya pun mungkin tidak dibaca, apalagi RUU PKB yang
>sedemikian tebal dan njelimet penjelasannya.
>
>Pokoknya demo, begitu kali ya kata para mahasiswa, nanti baca belakangan
>kalo udah deket ujian.
>
>Soe
>


DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR

1999-09-23 Thread Faransyah Jaya

He he he..
Saya cerita sedikit.
Dulu juga pernah ada yang datang untuk kampanye East Timor di American University.
Saya pribadi tidak datang.

Tapi teman saya datang dan melihat presentasi mereka.
Dua hal yang lucu adalah mereka sangat menjelek-2an indonesia sekali.
Dan yang paling lucu setelah presentasi memberikan semacam kotak amal buat sumbangan.
Mentok2nya duit juga..

Tapi banyak yang bilang itulah mereka. Mereka memperjuangan East Timor bukan untuk 
kemerdekan. Tapi untuk kepentingan mereka sendiri yang tak lain adalah periuk nasi.

Faran

--

On Thu, 23 Sep 1999 12:25:04   Notrida Mandica wrote:
>Thank you Mas Jeffrey.  Bukannya tidak percaya pada seruan anda, hanya saja
>saya punya beberapa rekan di beberapa NGOs  sini dan komitmen, visi dan goal
>mereka totally different dengan apa yang saya saksikan di ETAN.  Mungkin
>Bang Donald benar bahwa terdapat perbedaan pandangan divisi chapter ETAN.
>
>MUST we be aware and stand up for the Indonesia! Not for the military, not
>for the government but for the People of Indonesia
>
>salam berjuang!
>
>ida
>
>
>>From: Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]>
>>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>>To: [EMAIL PROTECTED]
>>Subject: Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR
>>Date: Thu, 23 Sep 1999 08:43:43 EDT
>>
>>Makanya mbak, saya dari dulu kan sudah bilang.
>>Nggak pada ngedengerin sih. Setelah ketanggor
>>kelakuan asli mereka baru pada sibuk.;)
>>
>>Di mana-mana, yang namanya organisasi luar,
>>akan tidak pernah memperhatikan kepentingan
>>Indonesia. Mereka punya tujuan sendiri. Bila
>>perlu mereka akan menohok Indonesia. Itu sudah
>>jamak, dan tidak perlu kita belajar lagi. Masak
>>kayak ABG yg semuanya mesti dilakukan sendiri baru
>>percaya sama omongan orang.
>>
>>Makanya saya selalu heran kalau lihat kalian
>>kemarin pada ramai-ramai mendukung ETAN. Nah,
>>sekarang bisa ambil pelajaran kan? Semestinya
>>anda-anda tidak perlu memperoleh pelajaran dengan
>>cara susah gitu.
>>
>>Hal yg sama juga demikian dengan rekan-rekan di
>>Jerman itu (PPI Jerman - attn. Dedi Priadi).
>>Meminta Jerman menghentikan penjualan alat-alat
>>perang kepada Indonesia membuat kita akan defense-
>>less. Sudah tahu alat perang Indonesia sudah
>>ketinggalan jaman kok dibeginikan. Coba kalau
>>persenjataan kita modern apa Aussie berani belagu
>>kayak gini? Lihat dong foto kapal perang RI yg dipakai
>>buat evakuasi pengungsi. Di bawahnya pada karatan cing.
>>Tuh cek lagi foto-foto yg di surat kabar, dan teliti
>>kondisi kapalnya. Ingat bung, Indonesia diperintah oleh
>>banyak TNI, tetapi Indonesia bukan negara militerisme.
>>Kekuatan militer tidak mencerminkan bagaimana negara itu
>>dikelola. Indonesia cuman punya 250,000 pasukan (dg 212
>>juta penduduk, suatu perbandingan yg terburuk di dunia),
>>dengan spending AB cuman 1.2% GNP, juga termasuk terendah
>>di dunia, apalagi bila dilihat GNP kita. Aduh memelas
>>banget Silakan deh dirunut sendiri kenapa perwiranya
>>pada gendut sementara alat perang memprihatinkan.
>>
>>Kenapa anda tidak menentang dwi fungsi ABRI saja sih?
>>Semua masalah bermuara di situ. Ini yg menjadikan militer
>>menguasai peran politik dan AB jadi satu paket. Alhasil
>>penguasa negeri adalah militer yang mempergendut perut
>>sendiri. Masalah persenjataan sih dibiarkan terbengkelai
>>saja karena merasa aman sebagai negara terbesar di Asteng.
>>Setelah dipermalukan Aussie baru pada nyadar deh.
>>
>>Pokoknya saya sih anti deh kalau ada yg minta-minta
>>pihak luar untuk mengusik Indonesia dari luar, baik
>>dengan masalah uang, persenjataan, bantuan militer, dlsb.
>>Masih banyak cara lain yg dapat dilakukan, dan masih
>>banyak hal lain yg dapat dilakukan.
>>
>>Nah, silakan deh pada ngebenerin berita-berita palsu
>>itu. Sigh...
>>
>>
>>'--
>>>From: Notrida Mandica <[EMAIL PROTECTED]>
>>>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>>>To: [EMAIL PROTECTED]
>>>Subject: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR
>>>Date: Wed, 22 Sep 1999 22:00:07 PDT
>>>
>>>Dear Permias,
>>>
>>>Kemarin malam,  ETAN representative mengunjungi Northern Illinois
>>>University
>>>untuk mencari dukungan bagi East Timor.  Sebagai mahasiswa yang mendukung
>>>independence for East Timor,  saya sangat kecewa bahwa ETAN menyiarkan
>>>video
>>>tape tentang Indonesia and menjelaskan posisi Indonesia yang beberapa
>>>faktanya tidak akurat.
>>>
>>>Pertama:
>>>Video tape yang dibuat oleh wartawan Australia itu menyebutkan bahwa
>>>Penajajahan Jepang masih lebih baik dari Militer Indonesia di East Timor.
>>>This is factually and morally wrong.  Tak ada colonial yang baik apapun
>>>alasannya.  Nampaknya representative ETAN, Kristen, tidak mengetahui bahwa
>>>kebiadaban colonial Jepang di Indonesia.
>>>Kelihatan sekali bahwa mereka menghalalkan jenis kebiadaban yang dilalukan
>>>oleh negara lain untuk menghantam Indonesia.
>>>
>>>Kedua:
>>>Masih di video tersebut, Ramos Horta menyatakan bahwa Portugis adalah
>>>penjajah yang baik dan tidak mengganggu

Re: Lucu

1999-09-23 Thread Igg Adiwijaya

Kalo menurut saya mahasiswa yang demo di Jakarta nggak perlu tahu pasti
apa isi nya secara mendetail.
Buat apa?
Mereka tahu kok intinya UU PKB itu apa dan secara general mereka
saya yakin tahu apa effect dari UU PKB tersebut. Mereka
saya yakin pernah baca berita dari koran + majalah dll dimana
UU nggak pernah di siarkan "literary" (ngabisin kertas), tapi
di terjemahkan dan di jelaskan dampaknya.
Jadi ya ... tau intinya + makna nya lebih penting.

Untuk kita-kita atau anda-anda yang belajar di luar negri,
yang kadang-kadang "self-claimed" punya pendidikan lebih tinggi dari yang
di Indo,
belum tentu tahu secara mendetail bagian+butir-butir PKB.
Buat apa yang di Indo musti hapal. Orang mahasiswa di Indo, makan aja
susah.

Itu wartawan juga sempat untung mewancarai orang yang nggak "hapal"
butir-butir UU PKB. Bayangin kalo dia wawancarai Mahasiswa yang
kebetulan "hapal". Nah .. dia mau apa. Dia sendiri kemungkinan
besar nggak "hapal".

Care dikit lah. Udah untung nggak ikutan demo + nggak sempet
dipukulin polisi, jadi sekolah bisa jalan terus.

igg


On Thu, 23 Sep 1999, Faransyah Jaya wrote:

> He he he hee..
> Sedih memang melihatnya.. :(
>
> Faran
> --
>
> On Fri, 24 Sep 1999 07:30:03   Suhendri wrote:
> >Ada yang lihat wawancara Islamiyati reporter RCTI dengan salah satu pimpinan
> >demo mahasiswa ?
> >
> >Sang reporter menanyakan kepada mahasiswa tersebut bagian mana dari UU PKB
> >yang dia tidak setuju.
> >Dijawab oleh mahasiswa tersebut bahwa banyak bagian di PKB yang tidak
> >disetujuinya. Kembali sang reporter menanyakan bagian mana. Terlihat
> >kepanikan dan kegugupan dari sang mahasiswa karena tidak tahu bagaimana
> >menjawabnya. Akhirnya sang reporter menanyakan ... " Anda baca nggak sich
> >RUU PKB itu ? ".
> >
> >Very funny :-) sebuah potret mahasiswa Indonesia
> >
> >Diktat dan buku kuliahnya pun mungkin tidak dibaca, apalagi RUU PKB yang
> >sedemikian tebal dan njelimet penjelasannya.
> >
> >Pokoknya demo, begitu kali ya kata para mahasiswa, nanti baca belakangan
> >kalo udah deket ujian.
> >
> >Soe
> >
>
>
> DC Email!
> free email for the community - http://www.DCemail.com
>



UU PKB - RUU KKN dan Timtim (RE: Lucu)

1999-09-23 Thread Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Apa yang saya kuatirkan terjadi juga. DPR sudah menyetempel RUU PKB menjadi
UU. UU PKB merupakan satu paket dengan RUU KKN yang sadis dan primitif.
Salah satu pasalnya mengatakan militer bisa memberangus pers dan dalam
keadaan darurat militer bersama presiden akan menetapkan keadaan darurat
militer.

Celah-celah inilah yang bisa digunakan militer. Kebanyakan orang yang
terbiasa hidup dalam harmoni akan menyangsikan adanya kekecaubalauan negeri
ini jika dipicu dari dalam negeri. Namun itu sekarang tak berlaku. Kekacauan
bisa dipesan dan diskenario.

Itulah sebabnya saya gemes dan gregetan bila melihat orang Indonesia
misuh-misuhi Indonesia sendiri soal Timtim. Padahal sekarang Timtim sudah
banyak panitianya yang multinasional. Dalam hal ini Indonesia tak salah.
Yang salah adalah pemerintah dan militer yang busuk yang ngelus-ngelus
pemuda Timtim menjadi mesin pembunuh. Di satu sisi sepertinya orang yang
misuh-misuh itu lupa kalau perbuatan Xanana dkk tak kalah sadisnya.
Analoginya waktu terjadi OPK terhadap gali-gali di Yogya awal 80-an banyak
sekali gali yang tewas mengenaskan tanpa sempat ke meja hijau. Yogya
langsung tenang dan aman. Kemudian muncul reaksi tentang HAM terhadap OPK
itu. Memang benar ini adalah pelanggaran HAM. Namun jika ada sigi pendapat
saya yakin sedikitnya 90% masyarakat Yogya menyetujui adanya OPK sekalipun
masyarakat Yogya tergolong terpelajar. Orang yang gembar-gembor soal HAM itu
pasti tak tahu bagaimana kelakuan para gali saat memeras dan membantai
warga.

Sekarang hari-hari menjelang pemerintahan Junta Militer makin nyata. Akankah
kita memang menghendakinya? [Maaf pertanyaan ini hanya untuk yang tinggal di
Indonesia dan peduli akan nasib 200 juta orang]

Wassalam,
Efron


-Original Message-
From:   Igg Adiwijaya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Friday, 24 September, 1999 8:04 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: Lucu

Kalo menurut saya mahasiswa yang demo di Jakarta nggak perlu tahu pasti
apa isi nya secara mendetail.
Buat apa?
Mereka tahu kok intinya UU PKB itu apa dan secara general mereka
saya yakin tahu apa effect dari UU PKB tersebut. Mereka
saya yakin pernah baca berita dari koran + majalah dll dimana
UU nggak pernah di siarkan "literary" (ngabisin kertas), tapi
di terjemahkan dan di jelaskan dampaknya.
Jadi ya ... tau intinya + makna nya lebih penting.

Untuk kita-kita atau anda-anda yang belajar di luar negri,
yang kadang-kadang "self-claimed" punya pendidikan lebih tinggi dari yang
di Indo,
belum tentu tahu secara mendetail bagian+butir-butir PKB.
Buat apa yang di Indo musti hapal. Orang mahasiswa di Indo, makan aja
susah.

Itu wartawan juga sempat untung mewancarai orang yang nggak "hapal"
butir-butir UU PKB. Bayangin kalo dia wawancarai Mahasiswa yang
kebetulan "hapal". Nah .. dia mau apa. Dia sendiri kemungkinan
besar nggak "hapal".

Care dikit lah. Udah untung nggak ikutan demo + nggak sempet
dipukulin polisi, jadi sekolah bisa jalan terus.

igg


On Thu, 23 Sep 1999, Faransyah Jaya wrote:

> He he he hee..
> Sedih memang melihatnya.. :(
>
> Faran
> --
>
> On Fri, 24 Sep 1999 07:30:03   Suhendri wrote:
> >Ada yang lihat wawancara Islamiyati reporter RCTI dengan salah satu
pimpinan
> >demo mahasiswa ?
> >
> >Sang reporter menanyakan kepada mahasiswa tersebut bagian mana dari UU
PKB
> >yang dia tidak setuju.
> >Dijawab oleh mahasiswa tersebut bahwa banyak bagian di PKB yang tidak
> >disetujuinya. Kembali sang reporter menanyakan bagian mana. Terlihat
> >kepanikan dan kegugupan dari sang mahasiswa karena tidak tahu bagaimana
> >menjawabnya. Akhirnya sang reporter menanyakan ... " Anda baca nggak sich
> >RUU PKB itu ? ".
> >
> >Very funny :-) sebuah potret mahasiswa Indonesia
> >
> >Diktat dan buku kuliahnya pun mungkin tidak dibaca, apalagi RUU PKB yang
> >sedemikian tebal dan njelimet penjelasannya.
> >
> >Pokoknya demo, begitu kali ya kata para mahasiswa, nanti baca belakangan
> >kalo udah deket ujian.
> >
> >Soe
> >
>
>
> DC Email!
> free email for the community - http://www.DCemail.com
>



Re: UU PKB - RUU KKN dan Timtim (RE: Lucu)

1999-09-23 Thread Jeffrey Anjasmara

Saya sendiri tidak tahu bagaimana isi dari UU PKB. (Maksudnya undang-undang
untuk mencoblos PKB untuk 5 tahun lagi gitu?).

Yang saya tahu sudah ada perbaikan (sedikit sih) bahwa tidak akan ada
penyunatan kebebasan pers pada saat keadaan darurat diberlakukan. Saya
memang melihat celah yg luar biasa berbahayanya bila UU benar-benar
diberlakukan. Apalagi untuk saat-saat ini. Banyak contoh-contoh di mana
presiden yg legitimate tetapi mengalami kesulitan dalam negeri terpaksa
menyerahkan kekuasaan kepada pimpinan AB untuk sementara, tetapi akhirnya
kebablasan. COntohnya yg paling deket ya Suharto dulu. Orang dikasih mandat
sementara kok jadinya 32 tahun. Kemarin ada contoh Turki, lalu kalau nggak
salah Thailand sempet juga. Kalau negara Afrika sih bejibun.

Walaupun Mathori adalah tokoh politik satu-satunya yg berani ambil sikap,
saya tak sepenuhnya sependapat dengan Mathori yg menyatakan bahwa DPR yg
nanti akan mempelajari lagi. Iya kalau sempat ada DPR baru? [Mega kemana
lagi ya? Lagi tidur siang lagi?]

Masalahnya, keperluan untuk UU semacam ini juga perlu. Kejadian Kalbar dan
Ambon adalah kasus besar di mana aparat sulit untuk bertindak tanpa adanya
landasan hukum. Belum lagi kasus Aceh yg paling besar (setelah Timtim).
Orang dikasih hak istimewa ternyata GAM masih tidak mau menerima tuh?

Kelihatannya pihak militer tidak mau dipersalahkan lagi bila pemerintah
mengambil kebijakan keamanan tertentu. Masalahnya kalau presidennya yg
tegas-tegas mengambil tindakan rasanya militer tidak perlu takut jadi
kambing congek kan? Misal presidennya Jeffrey memerintahkan tumpas setiap
benih pemberontakan, maka Pangab nggak perlu takut dipersalahkan bila AB
menjalankan tugas. Kan cuman menuruti perintah presiden? Kalau sekarang sih
Habibie yg justru jadi kambing congek disuruh ini itu sama Wiranto.

Sudahlah, sudah 32 tahun militer berkuasa masak masih pengen lagi sih? Tamak
sih tamak, kalau 32 tahun masih kurang namanya tuamak.


--
>From: "Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: UU PKB - RUU KKN dan Timtim (RE: Lucu)
>Date: Fri, 24 Sep 1999 08:17:28 +0700
>
>Apa yang saya kuatirkan terjadi juga. DPR sudah menyetempel RUU PKB menjadi
>UU. UU PKB merupakan satu paket dengan RUU KKN yang sadis dan primitif.
>Salah satu pasalnya mengatakan militer bisa memberangus pers dan dalam
>keadaan darurat militer bersama presiden akan menetapkan keadaan darurat
>militer.
>
>Celah-celah inilah yang bisa digunakan militer. Kebanyakan orang yang
>terbiasa hidup dalam harmoni akan menyangsikan adanya kekecaubalauan negeri
>ini jika dipicu dari dalam negeri. Namun itu sekarang tak berlaku.
>Kekacauan
>bisa dipesan dan diskenario.
>
>Itulah sebabnya saya gemes dan gregetan bila melihat orang Indonesia
>misuh-misuhi Indonesia sendiri soal Timtim. Padahal sekarang Timtim sudah
>banyak panitianya yang multinasional. Dalam hal ini Indonesia tak salah.
>Yang salah adalah pemerintah dan militer yang busuk yang ngelus-ngelus
>pemuda Timtim menjadi mesin pembunuh. Di satu sisi sepertinya orang yang
>misuh-misuh itu lupa kalau perbuatan Xanana dkk tak kalah sadisnya.
>Analoginya waktu terjadi OPK terhadap gali-gali di Yogya awal 80-an banyak
>sekali gali yang tewas mengenaskan tanpa sempat ke meja hijau. Yogya
>langsung tenang dan aman. Kemudian muncul reaksi tentang HAM terhadap OPK
>itu. Memang benar ini adalah pelanggaran HAM. Namun jika ada sigi pendapat
>saya yakin sedikitnya 90% masyarakat Yogya menyetujui adanya OPK sekalipun
>masyarakat Yogya tergolong terpelajar. Orang yang gembar-gembor soal HAM
>itu
>pasti tak tahu bagaimana kelakuan para gali saat memeras dan membantai
>warga.
>
>Sekarang hari-hari menjelang pemerintahan Junta Militer makin nyata.
>Akankah
>kita memang menghendakinya? [Maaf pertanyaan ini hanya untuk yang tinggal
>di
>Indonesia dan peduli akan nasib 200 juta orang]
>
>Wassalam,
>Efron
>
>
>-Original Message-
>From:   Igg Adiwijaya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>Sent:   Friday, 24 September, 1999 8:04 AM
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject:Re: Lucu
>
>Kalo menurut saya mahasiswa yang demo di Jakarta nggak perlu tahu pasti
>apa isi nya secara mendetail.
>Buat apa?
>Mereka tahu kok intinya UU PKB itu apa dan secara general mereka
>saya yakin tahu apa effect dari UU PKB tersebut. Mereka
>saya yakin pernah baca berita dari koran + majalah dll dimana
>UU nggak pernah di siarkan "literary" (ngabisin kertas), tapi
>di terjemahkan dan di jelaskan dampaknya.
>Jadi ya ... tau intinya + makna nya lebih penting.
>
>Untuk kita-kita atau anda-anda yang belajar di luar negri,
>yang kadang-kadang "self-claimed" punya pendidikan lebih tinggi dari yang
>di Indo,
>belum tentu tahu secara mendetail bagian+butir-butir PKB.
>Buat apa yang di Indo musti hapal. Orang mahasiswa di Indo, makan aja
>susah.
>
>Itu wartawan juga sempat untung mewancarai orang yang nggak "ha

ETAN's Exaggeration

1999-09-23 Thread Mahendra Siregar

Satu lagi bukti bhw berita dari ETAN dan LSM lainnya itu tidak
berdasarkan kepada realita tetapi sekedar ingin menghancurkan Indonesia.

Salam
Mahendra

Evidence of Mass Killings Scarce in E. Timor

   By Doug Struck
   Washington Post Foreign Service
   Friday, September 24, 1999; Page A23

   DILI, East Timor, Sept. 23 – The concrete
   cistern in the back of the house of an
   independence leader contains evidence of
   the horror of East Timor: a body lies rotting
   in the well.

   Neighbors say there may be more bodies underneath,
and the blood
   splattered on the floors of the house attests to past
gruesome events.

   But there is no one to perform the grim forensic
excavation of the fetid
   well, and like so many other reports of multiple
killings in East Timor, the
   number of victims in this one has yet to be
established.

   Journalists and outside observers have not reached
large portions of East
   Timor beyond the capital, Dili. But in Dili, some
reports of mass killings
   and large-scale atrocities committed by
anti-independence militias and
   their Indonesian military backers cannot be confirmed
or appear to have
   been exaggerated.

   "Where are all the mass graves?" wondered Brig. David
Richards, a
   veteran officer in the multinational peacekeeping
force that arrived here
   this week to subdue the violence. "In Sierra Leone
there were bodies all
   over the place and there were recent graves. I
haven't seen that here."

   The situation is "still a little hazy and sketchy,
but we cannot confirm
   reports of mass killings," said Symeon Antoulas, a
local representative of
   the International Committee of the Red Cross.

   The extent of killings is one of the major mysteries
confronting the
   peacekeepers. Human rights groups and diplomats said
that thousands of
   people may have been killed since the results of a
Sept. 4 referendum
   were announced indicating overwhelming support for
East Timor's
   independence from Indonesia. Indonesian military
leader Gen. Wiranto
   played down the reports of large-scale abuses,
claiming that fewer than
   100 people had died.

   In interviews over the past four days, Dili residents
and refugees who
   were quick to assert that atrocities were committed
could not provide
   specific evidence. A search of burned-out buildings
where mass killings
   supposedly took place yielded no charred bones or
bodies.

   Certainly, killings occurred. Some massacres
allegedly took place in the
   still-unreachable countryside where the
anti-independence militias were
   particularly strong. Several outside sources and the
Vatican have
   described an incident in Suai, a western area of East
Timor, in which three
   priests were gunned down and nearly 100 refugees
huddled in a church
   were slaughtered.

   But other reports seem unfounded. For example, the
Foundation for
   Human Rights and Justice reported that 25 people were
killed when a
   building of the Catholic diocese in Dili was burned.
The building, like
   hundreds of others here, was gutted by fire, but an
inspection today found
   no evidence of death.

   The same group reported a massacre at the residence
of Bishop Carlos
   Belo in Dili. His house also was burned, but four
nuns who are living in the
   bishop's yard said there was no massacre and that the
militia has killed
   one man there since the referendum.

   Church-related organizations have reported that the
clergy was targeted
   and that as many as nine priests were killed in the
recent violence. The
   clergy who remained in Dili could confirm that four
priests in East Timor
   died – the three in Suai and one in Dili.

   Inspections based on other reports of mass murders at
the central police
   station, the Tropical Hotel, the Tourismo Hotel and
the convent of the
   Canosian Sisters in Dili also yielded no evidence –
no blood, no bones, no
   knowledge of the events by the few neighbors who have
returned.

   Maj. Gen. Peter Cosgrove, the Australian commander of
the multina

Re: CAMPAIGN ETAN-UNFAIR

1999-09-23 Thread Donald Saluling

Saudari Ida yang saya hormati,

Sudah saya kontak koordinator ETAN Portland, plus saya forwardkan surat
saudari supaya disimak (tentu saja dengan translasi.) Dia setuju dengan
point2 yang anda tekankan bahwa status kita sebagai bangsa Indonesia tidak
dapat disamakan dengan kekejaman military dan pemerintah kita di ET. Begitu
pula dengan economic sanction, comparison of colonialization, dan remark by
Horta. Secara tegas saya tegaskan bahwa hal ini tidak bisa saya, mewakili
teman2 sekalian, terima dan ETAN harus meluruskan tentang ini. ETAN portland
akan segera mengkontak ETAN Chicago dan possibly akan mencoba mengadakan
dialog dengan kita semua pelajar Indonesia di U.S. I would have jumped on
their throats like you do if i were there during the presentation.

Anyways... i'll update you on this as soon as possible.We got another demo to
do in front of a state representative of Oregon's office tomorrow.

Salam berjuang,
DOnald



Kasus Goro: Revisited ;-)

1999-09-23 Thread Yusuf-Wibisono

;-)

Dari Republika, mengenai kasus Goro; Jaksa penuntut
menyatakan bahwa Tommy Soeharto adalah 'godfather'
alias biang dari segala biang kerok kasus korupsi
tukar guling tsb. Gimana kelanjutannya?

Yw.



No Subject

1999-09-23 Thread alex

SET PERMIAS OFF

At 07:30 AM 09/24/1999 +0700, you wrote:
>Ada yang lihat wawancara Islamiyati reporter RCTI dengan salah satu pimpinan
>demo mahasiswa ?
>
>Sang reporter menanyakan kepada mahasiswa tersebut bagian mana dari UU PKB
>yang dia tidak setuju.
>Dijawab oleh mahasiswa tersebut bahwa banyak bagian di PKB yang tidak
>disetujuinya. Kembali sang reporter menanyakan bagian mana. Terlihat
>kepanikan dan kegugupan dari sang mahasiswa karena tidak tahu bagaimana
>menjawabnya. Akhirnya sang reporter menanyakan ... " Anda baca nggak sich
>RUU PKB itu ? ".
>
>Very funny :-) sebuah potret mahasiswa Indonesia
>
>Diktat dan buku kuliahnya pun mungkin tidak dibaca, apalagi RUU PKB yang
>sedemikian tebal dan njelimet penjelasannya.
>
>Pokoknya demo, begitu kali ya kata para mahasiswa, nanti baca belakangan
>kalo udah deket ujian.
>
>Soe
>



DPR/MPR Bubar ... ;-)

1999-09-23 Thread Yusuf-Wibisono

;-)

Berakhir sudah masa kerja DPR/MPR yg singset
(padat berisi). Barusan, Bung Har (moko)
secara resmi telah membubarkan DPR/MPR
periode ini. DPR/MPR berikut akan dilantik
kapan-kapan bila ada waktu... ;-)

Yw.



Praduga Tidak Bersalah

1999-09-23 Thread Yusuf-Wibisono

;-)

Dalam mengusut para pejabat dan mantan pejabat, aparat senantiasa
mengingatkan suatu prinsip hukum universal yang bagus sekali, yaitu
asas praduga tidak bersalah. Dan rupa-rupanya, aparat ini tidak pandang
bulu, dan telah bersikap sangat konsisten. Tidak hanya kepada pejabat
dan mantan pejabat, terhadap orang-orang di jalanan pun asas praduga
tidak bersalah itu diterapkan. ;-)

Contohnya adalah cuplikan berita dari detik.com ini:
10 Truk PHH Datang dari Arah HI
Aparat Cari Provokator, Pers Diusir
Reporter: Sigit Widodo & Hestiana Dharmastuti

...

Sekitar 100 aparat terus menggiring wartawan, sampai akhirnya wartawan
di depan Bank Danamon. Dengan pengusiran secara paksa itu, wartawan banyak
yang protes karena tak bisa mengetahui apa yang telah terjadi terhadap
aparat dan massa di sekitar Hotel Sahid dan Le Meridian.

Bahkan ketika ada seorang korban yang sedang dibantu massa, wartawan
yang ingin mengetahui kejadian juga dilarang aparat. Kecuali itu aparat
juga minta wartawan tidak lari, kalau ada pengejaran. "Kalau lari nanti
kami tangkap kami anggap provokator," kata aparat.

...