Aksi sejuta ummat

2000-01-06 Terurut Topik Yumartono




Baru saja saya menghadiri pertemuan akbar "Aksi 
Sejuta Ummat" di lapangan Monas.  Ada satu poin penting yang saya kira 
merupakan berita menggembirakan bagi seluruh umat Islam, yaitu bahwa para 
pemimpin partai Islam sudah berkomitmen untuk membentuk hanya SATU PARTAI ISLAM 
!
Dengan bersatunya partai-partai Islam, berarti ummat 
akan lebih mudah mengetahui mana yang benar-benar Islam dan mana yang 
nasionalis-sekuler.
Saya harap para pemimpin Islam tidak membentuk 
lagi partai yang terbuka, karena bagaimanapun juga, dengan partai terbuka maka 
kepentingan-kepentingan lain yang berbeda harus dapat diakomodasi.
Yakinlah bahwa ummat Islam akan tetap berada di belakang pemimpin-pemimpin 
Islam.
 
YMT


Khusus untuk bung Irwan

2000-01-04 Terurut Topik Yumartono

>>
>> Bayi Diberi Minum Air Seni
>>
>> Derita Pengungsi Ramadhan Berdarah di Tobelo
>>
>> Satu hari setelah natal, tepatnya Minggu (26/12-99), peperangan
>> bernuansa akidah terjadi hebat di bumi Tobelo, Halmahera Utara. Umat
>> islam
>> yang minoritas di daerah itu dibantai habis. Tempat tinggal, bahan
>> makanan,
>> dan pakaian telah dibakar rata dengan tanah. Pembunuhan yang didahului
>> dengan cara keji oleh obet (istilah untuk orang Kristen) terjadi di
>> daerah
>> ini. Pemerkosaan terhadap wanita sejalipun nenek-nenek dilakukan oleh
>> kaum
>> salibis. Bagi mereka yang sempat melarikan diri mereka harus lari ke
>> hutan
>> untuk menghindari kejaran obet-obet. Mereka harus berjalan selama 4
>> hari 4
>> malam menuju Kec. Galela yang daerah muslim,  sebagaimana yang dialami
>> oleh
>> Ramatia(35).  Dia harus membawa anak bayinya (1,5) dan kakaknya
>> menyusuri
>> hutan tanpa bekal apapun. Ketika di perjalanan anak yang bayi
>> kehausan.
>> Namun karena tidak ada bekal kakaknya disuruh kencing lalu air seninya
>> diminumkan pada bayinya. Subhanallah. Kini Ramatia  mengungsi di
>> Ternate
>> yang dengan KM Lambelu yang dipaksa pasukan jihad ke Galela. Namun
>> kondisinya sudah tidak bisa jalan karena kakinya mengelupas dan banyak
>> duri-duri yang melekat.  Tak ada lagi bekal kecuali yang melekat
>> dibadannya. Ramatia tidak sendirian. Sudah sekitar 25.000 pengungsi
>> sekarang ada di Ternate. Tak tahu bagaimana mereka harus merayakan
>> Lebaran
>> nanti. Untuk makan sahur dan buka puasapun tak tentu.
>>
>> Untuk itu, diharapkan kepada Saudara yang simpati dan peduli terhadap
>> pengungsi Tobelo, Saudara dapat menyalurkan bantuan melalui : No.
>> Rek.Bank
>> Danamon  044.090-14702.3 a.n. MUHDAR HASANAT. Bila berupa barang
>> kirimkan
>> ke alamat =
>>
>> POS KEADILAN, Jln Teratai No.29, Tanah Tinggi, Ternate 97700.Ph/fax
>> (0921)
>> 23903
>>
>> E-mail : [EMAIL PROTECTED]
>> Atas bantuan dan kerja samanya diucapkan terima kasih.
>>
>> 3 Jan 2000
>>



Re: [AMBON: 27 Desember 1999 (Tim investigasi Sala Waku)]

2000-01-03 Terurut Topik Yumartono

Itu sih bukannya menyeimbangkan mas.  Seimbang itu kalau memang sumber
beritanya juga setara, sejajar, dan selevel (misalnya media massa yang sudah
mempunyai SIUPP).  Itu bukannya contoh berita yang mem"provokasi" ?
Saya juga punya banyak bukti dan berkas laporan pandangan mata di sana.
Tapi kalau saya sampaikan disini, pasti akan langsung dibantah oleh kalangan
non Muslim.
Kalau mau berbicara masalah dendam-mendendam, harusnya kembali lagi ke
permasalahan awalnya terjadi kasus Ambon.  Yaitu bahwa kesucian Iedul Fitri
1419 H telah dinodai oleh kaum yang tidak bisa menjalankan kehidupan
toleransi keagamaan dengan baik.  Mana mungkin umat Islam menodai hari besar
keagamaannya sendiri ?  OK, mungkin anda akan bilang itu adalah ulah
provokator.  Tapi apakah ini adalah kerjaannya provokator, bahwa kasus Ambon
sudah berlangsung hampir 1 tahun ?

YMT

>Irwan:
>Mbak Yuni, kalau anda perhatikan fwd-an yg saya kirimkan,
>tidak ada usaha saya untuk menyangkal berita2 yg diforwardkan
>dari media online seperti republika misalnya. Apa yg coba saya
>lakukan adalah menyeimbangkan berita yg sekilas saya lihat
>kurang seimbang khususnya dalam kasus Ambon.
>Selain itu, tujuan saya adalah untuk menambah informasi rekan2
>disini yg mungkin tidak termuat secara cukup detil oleh media nasional.
>Ya, kita sama2 maklum deh adanya bahaya tekanan oleh kelompok
>tertentu bila media cetak atau online memuat suatu berita yg
>memojokkan atau kurang mengenakkan umat Islam. Dan ini sudah
>sering terbukti bagaimana media cetak tersebut di demo habis2an
>walaupun yg diberitakan oleh media tersebut adalah sebuah fakta.
>
>Karenanya saya bantukan bagi2 informasi ini khusus untuk
>rekan2 yg memang punya pikiran terbuka dan tidak menutup diri
>dari kemungkinan fakta yg terjadi di lapangan.
>
>Tujuan akhir dari fwd informasi tersebut adalah agar kita sama2
>mengetahui bahwa yg terjadi di Maluku tersebut adalah peristiwa
>balas dendam yg tidak kunjung habisnya dari kedua pihak.
>Solusinya kelihatannya gampang, tapi sulit untuk dipraktekkan
>di lapangan karena terkait dengan emosi khususnya keluarga korban.
>
>Karenanya saya hanya bisa tersenyum saja bila melihat
>ada rekan2 disini yg menyudutkan salah satu pengikut agama
>tanpa mau melihat apa yg dilakukan oleh pengikut agamanya.:)
>
>Seperti yg saya tuliskan sebelumnya, kita tidak perlu mencari
>siapa yg benar bila hal itu hanya membuat darah tertumpah lagi.
>Yang kita lebih perlukan adalah bagaimana caranya agar darah
>tidak lagi tertumpah di Maluku.
>Nyawa itu pemberian dari Tuhan, karenanya hanya Tuhanlah
>yg berhak untuk mencabut kembali dari raga kita.  Jadi,
>bukan manusia dengan dalih apa pun.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu



Re: Peristiwa Natal sedih di Maluku (was Re: 2000)

2000-01-03 Terurut Topik Yumartono

Pasti ada yang benar dan ada yang salah, enggak mungkin dua-duanya benar.
Sekarang tinggal nurani yang berbicara.
Kebenaran akan terlihat walaupun dilihat di kegelapan.

YMT
(yang merasa kasihan melihat kata "provokator" selalu menjadi kambing hitam)



Re: 2000

2000-01-03 Terurut Topik Yumartono

Maaf, saya bukan pembuat kliping yang baik, tapi anda bisa membacanya di
sumber-sumber pemberitaan yang terbit pada tanggal-tanggal peristiwa
tersebut.
Yang ingin saya tekankan disini (saya berupaya untuk bersikap netral) bukan
kronologis hari per hari, akan tetapi kronologis pada saat-saat khusus,
dalam hal ini pada saat berlangsungnya peringatan hari-hari keagamaan.
Saran saya sih, kita lihat saja nanti tanggal 1 Syawal 1420 H.  Apa yang
akan terjadi ?

YMT

>
>Irwan:
>Bisa dikirimkan kronologis peristiwanya?
>Terima kasih sebelumnya.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu



Re: 2000

2000-01-03 Terurut Topik Yumartono

Saya hanya ingin mengingatkan memori kita lagi :
- Kasus Ambon dimulai pada hari Iedul Fitri 1419 H, umat Islam sedang
melaksanakan ibadahnya diganggu
- Hari Natal 25 Desember 1999, situasi aman, umat Kristen dapat melaksanakan
ibadahnya
- Iedul Fitri 1420 H nanti ? Kita tunggu beritanya.
Kita nanti akan tahu siapa yang tidak ingin damai.

YMT
(yang semakin bingung dengan arti kata "damai")


>
>Nah, yg mau saya forwardin itu adalah cerita dari Ambon dari
>sisi lain. Apa anda sudah pernah mencoba mencarinya?
>Apa anda pikir yg jahat disana hanya orang yg beragama Kristen
>saja? Nah, kalau anda memang tipe orang yg mau lihat permasalahan
>secara lebih netral, saya kasih PR deh untuk kirimin berita tentang
>orang2 yg beragama Islam di Ambon yg melakukan kejahatan.
>Atau mungkin anda mau mengatakan tidak ada orang2 beragama
>Islam yg melakukan kejahatan selama peristiwa di Ambon?
>Coba deh lihat di detik.com yg kebetulan saya buka hari ini
>http://www.detik.com/peristiwa/21/200013-160528.html
>Disana ada data yg memuat bahwa selamat peristiwa Ambon tersebut,
>mesjid yg dirusak ada 45 sedangkan gereja yg dirusak ada 47.
>Dari data ini saja saya sudah bisa membayangkan bahwa kedua
>pihak sama2 jahat, kedua pihak sama2 sadis.
>Nah, PR dari saya adalah tolong anda forwardkan kesadisan/kejahatan
>orang2 yg beragama Islam yg menganiaya orang Kristen
>di Maluku. Bisa ngga?:)
>
>Ini tahun 2000 bung, tahunnya orang buka mata dan lihat masalah
>secara lebih terbuka. Tahunnya orang berpikiran maju kemuka.
>Tahun provokator sudah lewat di tahun 1999 kemarin:)
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu



Re: [Re: Musang berbulu Domba ?]

1999-12-27 Terurut Topik Yumartono

Sebenarnya kalau komitmen "bagimu agamamu dan bagiku agamaku" dipegang dan
dijalankan oleh SEMUA agama di seluruh dunia, tidak akan terjadi itu yang
namanya kerusuhan, pembakaran, perkelahian, dsb.

YMT



Takut kalah ? (Attn:Re: Tahukah anda?)

1999-10-07 Terurut Topik Yumartono

>Irwan:
>Pernahkah anda bertanya apakah
>pemilih PAN dulu setuju kalau para wakilnya memilih capres
>yg bukan Amien Rais seperti yg dulu dijanjikan waktu kampanye?
>Pernahkah anda berpikir apakah pemilih PPP pada pemilu
>kemarin setuju kalau para wakilnya memilih presiden selain
>Hamzah Haz, capresnya PPP yg di sosialisasikan waktu
>kampanye pemilu kemarin?
>Apakah menurut anda pemilih2 Golkar akan rela para wakilnya
>memilih capres yg bukan Habibie seperti yg dikampanyekan
>pemilu lalu?
>Dan terakhir, apakah anda pikir pemilih2 PDIP juga akan
>merasa diwakili bila para wakilnya nanti memilih capres yg
>bukan Megawati seperti kesepakan kongres dan juga sering
>disosialisasikan selama kampanye pemilu lalu.
>

Kalau anda cermati lagi suasana pemilu yang lalu, disana anda dapat
menemukan bahwa rakyat yang memilih partai (khususnya yang berasaskan Islam)
tidak terlalu memperdulikan siapa capres yang diusulkan oleh partai tsb.
Yang rakyat inginkan waktu itu adalah bahwa caleg-caleg yang terpilih nanti
bisa memperjuangkan aspirasi mereka.  Masalah capres adalah janji partai
yang merupakan prioritas jauh dibawah.  Anda perhatikan juga pada saat
kampanye yang lalu, tidak ada massa dari partai-partai yang berasaskan Islam
membawa poster atau gambar dari capresnya.  Anda jangan menyamakan massa
partai-partai yang berasas Islam dengan massa PDI-P.  Mungkin saja massa
PDI-P sangat ngebet sekali supaya Megawati menjadi presiden (terlihat dari
poster-poster Mega yang mereka bawa), tapi massa partai-partai Islam sih
tidak peduli siapa yang jadi presiden, yang penting bagi mereka adalah
asalkan orangnya merupakan figur yang dapat memperjuangkan aspirasi umat.

>Bottom line, bila semua wakil konsisten untuk mewakili
>suara pemilihnya pada pemilu lalu soal presiden, maka
>para wakil itu tidak punya hak untuk merubah pilihan
>selain capres yg dijanjikan pada waktu kampanye lalu.
>Bila dirubah, bagi saya itu sudah berhianat tidak lagi
>bisa dibilan mewakili. Demokrasi perwakilan tidak sama
>dengan demokrasi kumpul2/arisan.


Lho, apa dasarnya anda bilang para wakil tidak mempunyai hak untuk merubah
pilihannya ?  Saya sudah bilang bahwa pemilu kemarin itu adalah memilih
wakil rakyat, dan wakil rakyat itulah yang akan memilih presiden.  Rakyat
itu sudah sepenuhnya mempercayakan aspirasinya kepada wakil rakyat.  Anda
tidak usah pusing lah memikirkan rakyat yang telah memilih PPP, PBB, PK, PAN
(poros tengah), bahwa mereka akan kecewa bila capres yang dulu dicalonkannya
tidak jadi tampil.  Rakyat sudah cukup realistis untuk mempercayakan
wakilnya dalam memilih presiden.
Saya tidak melihat ketidakkonsistenan disini.

>Jadi, mau sistem perwakilan keq mau sistem langsung keq,
>kalau dilakukan dengan konsisten maka hanya capres
>pemenang pemilu lah yg memang paling layak memimpin
>pemerintahan.
>

Mendingan sekarang begini saja, para wakil rakyat bertanding saja secara
fair di majelis/dewan untuk memilih presiden (debat dulu baru voting),
setelah itu kita tunggu siapa yang mendapat suara paling banyak.  Nah, kalau
sudah begitu, yang kalah harus mengakui yang menang, dan harus ikut
mendukungnya.
Itulah demokrasi yang sekarang terjadi di Indonesia.  Kalau belum siap, ya
tunggu 5 tahun lagi sembari mengamendemen UUD 45.

YMT



Re: Seharusnya pendukung PDIP Marah karena Akbar Tanjung menjadi Ketua DPR ???

1999-10-07 Terurut Topik Yumartono

Harusnya marah !  Dan saya kira puncaknya adalah pada saat tanggal 21
Oktober nanti, sehari setelah Mega gagal menjadi presiden.
Tapi rakyat Indonesia yang lebih banyak, tidak perlu takut, karena rakyat
pendukung PDI-P itu hanya akan marah dan berdemo kepada para pengurus partai
saja.  Mereka tidak akan berani menggugat presiden yang telah terpilih,
karena mereka akan berhadapan dengan lebih dari 65% rakyat lainnya.

YMT

>Apa mereka nggak
>marah tuh kepada para wakilnya di DPR?
>
>
>
>Saya hanya ingin bertanya saja kok !
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris



Re: FWD tulisan dasar atas komentar saya di detik.com

1999-10-06 Terurut Topik Yumartono

Saya jawab : Capres pemenang pemilu langsung, akan menang dan berhak jadi
presiden, walau mendapat suara absolut kecil.  Tapi itu hanya mewakili
rakyat yang 29%, bukan rakyat banyak.  Karena itulah resiko dari voting.
Tapi realistis lah, itu susah terjadi bila dilakukan lewat pemilu langsung,
karena buat yang mendapat suara sedikit, buat apa capek-capek berlaga,
mendingan digabungkan kepada capres yang masih seaspiratif.
Saya tahu arah pertanyaan anda bahwa anda ingin menyamakan dengan kondisi
pemilu yang memilih wakil-wakil rakyat.  Jujur sajalah, kalau sistem yang
dipakai masih sistem perwakilan, pemenang pemilu yang tidak mutlak (51%)
jangan dulu bermimpi untuk bisa menggolkan calonnya menjadi presiden.  Tapi
yang harus dilakukan adalah :
- Melakukan lobi terus-menerus kepada partai lain
- Tidak bersikap arogan
- Bersikap terbuka dan transparan

Simple saja, bukan ?

YMT

>Yang saya tanyakan kepada anda apakah capres
>pemenang hasil pemilihan langsung pada
>pemilu tahun 2004 nantinya bisa dikatakan mewakili rakyat
>walau hanya memperoleh 29% suara?
>
>Mudah2an pertanyaan saya kali ini sudah cukup jelas dan
>anda bersedia menjawabnya.:)
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu



Re: FWD tulisan dasar atas komentar saya di detik.com

1999-10-06 Terurut Topik Yumartono

Kalau yang anda tanya begitu, maka jawaban saya adalah bahwa rakyat yang
tidak termasuk kedalam 34% itu juga berhak untuk menyamakan aspirasinya
(khususnya rakyat yang tidak mau Megawati menjadi presiden) melalui
wakil-wakilnya di Majelis/Dewan.  Karena apa, karena waktu itu yang dipilih
adalah wakil-wakil mereka yang akan duduk di legislatif (ingat yang dipasang
di TPS-TPS adalah daftar calon tetap legislatif, bukan calon presiden).

YMT

>
>Irwan:
>Yang saya bahas di pemilu 2004 nanti bukan soal capres PDIP.
>Dengan kata lain, paragraf anda di atas hendak mengatakan
>berapa persen pun suara yg didapat oleh capres pada tahun 2004
>itu, selama menjadi pengumpul suara terbanyak maka capres
>tersebut bisa dianggap mewakili keinginan rakyat walau hanya
>mendapat 29% katakanlah.
>Kalau memang demikian pengertian anda, bagaimana tanggapan
>anda atas adanya suara2 yg mengatakan walau pemenang pemilu
>tapi kalau hanya mendapatkan 35% suara dan itu tidak bisa dikatakan
>mewakili rakyat.
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu



Re: FWD tulisan dasar atas komentar saya di detik.com

1999-10-06 Terurut Topik Yumartono

>Irwan:
>Yang saya pertanyakan adalah apa jaminan presiden pemenang
>pemilu tahun 2004 itu mendapatkan suara lebih dari 50%.
>Anda katakan di atas jumlah kontestannya mungkin paling banyak
>tiga orang saja. Pertanyaan saya, apa jaminannya kontestannya
>tidak lebih dari 3. Apa jaminannya kontestannya tidak mencapai 6 orang.
>Tahukah anda, bahwa dengan kontestan sebanyak 6 orang maka
>terbuka kemungkinan capres pemenang pemilu bisa hanya
>mendapatkan suara 29% saja. Lalu, kalau 35% suara pemenang
>pemilu kali ini dianggap tidak mewakili rakyat, bagaimana nanti
>kita mempertanggung jawabkan angka 29% yg diraih oleh capres
>pada pemilu tahun 2004 mendatang adalah mewakili suara rakyat?
>Bukankah akan terjadi ketidak-konsistenan akan hal ini?
>
>Seperti pada posting awal saya, bila kita tidak berani memulainya
>sekarang, maka kita akan mengalami kesulitan di masa mendatang.
>
>Silahkan anda renungkan permasalahan ini dan coba bayangkan
>apa yg akan terjadi nanti di tahun 2004 bila apa yg saya perkirakan
>itu terjadi. Bisa2 nanti di tahun 2004 lagi2 terjadi demokrasi arisan
>dimana para capres yg kalah dan saling berembug dan sepakat
>memberikan suara yg didapat kepada capres hasil rembukan.
>Alhasil, presiden pemenang pemilu tahun 2004 pun bisa tidak
>menjadi presiden karena hanya mendapatkan total suara 29%,
>kalau dibanding dengan capres yg mendapat 16% suara tapi
>karena demokrasi arisan yg dipakai akhirnya terkumpul 67%.
>Demokrasi seperti inikah yg akan kita terapkan kelak di
>Indonesia?
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu

Boleh-boleh saja capres yang ikut bertarung akan banyak, tapi saya yakin
bahwa yang banyak itu adalah capres-capres dari partai gurem, sedangkan
partai-partai yang mempunyai basis massa yang sangat besar dan terorganisir
serta mempunyai ideologi sama (NU, Muhammadiyah, komponen PPP, dll) hanya
akan mengusulkan satu calon presiden.
Dan kalau hasil pemilu sudah didapat, ya jelas tidak bisa dong hasil suara
dari capres yang kalah dikumpulkan untuk mengganjal capres yang mempunyai
suara terbanyak (sekali lagi Anda tidak bisa membedakan nuansa demokrasi
sistem langsung dengan sistem perwakilan).
Nah, sekarang tinggal lihat apakah PDI-P dengan capresnya Mega masih akan
menjadi pengumpul suara terbanyak atau nggak.  Kita lihat nanti.

YMT



FWD tulisan dasar atas komentar saya di detik.com

1999-10-06 Terurut Topik Yumartono

>Pro dan kontra adalah hal yg biasa.
>Bagi yg kontra terlebih lagi yg mempermasalahkan
>walau Megawati capres pemenang pemilu tapi hanya
>mendapatkan 35% suara rakyat pada pemilu lalu ,
>silahkan tanyakan pada diri anda sendiri apakah anda
>setuju bila pemilihan presiden pada pemilu
>tahun 2004 dilakukan secara langsung.
>Kalau anda setuju untuk pemilihan secara langsung,
>tolong ceritakan ke saya apa jaminan anda presiden
>pemenang pemilu kelak bisa mendapatkan suara lebih
>dari 50%.
>
>Terima kasih.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>

Ini yang bung Irwan tidak pahami, bahwa nuansa dan situasi pemilu (memilih
wakil-wakil rakyat di dewan) saat ini dengan pemilu langsung memilih
presiden (bila ini nanti disetujui) akan berbeda.  Bila pemilu dilakukan
dengan memilih presiden, maka partai-partai yang berasas sama dan sepaham,
tentu hanya akan menjagokan capres yang sama pula.  Mereka tidak akan ngotot
dengan capresnya sendiri-sendiri, karena bagaimanapun juga bila
masing-masing pihak mengajukan capresnya sendiri-sendiri, maka kemungkinan
untuk menang menjadi tipis.
Jadi, meskipun taroklah nanti pemilu diadakan langsung untuk memilih
presiden, maka peluang Mega-pun akan kecil, karena lawannya adalah calon
presiden yang didukung oleh partai-partai yang tidak mendukung Mega.

YMT

catatan : bila pemilu dilakukan langsung untuk memilih presiden, maka
kontestannyapun tidak akan sebanyak 48 orang, mungkin paling banyak 3
kontestan.  Jadi apakah dengan angka 34% masih merasa optimis untuk menang ?



Faktanya (tanggapan terhadap analis saham IAN)

1999-10-06 Terurut Topik Yumartono

Tapi faktanya nanti adalah pemilihan presiden pasti akan melalui voting !!!
Kecuali kubu Mega & Habibie memberikan kesempatan pada Gus Dur untuk
menduduki jabatan presiden.
Dan bila Mega tidak jadi presiden, tidak perlu khawatir bahwa rakyat akan
marah dan protes, karena dari suara-suara rakyat kecil sendiri (seperti
liputan TV semalam thd. beberapa pedagang kecil, tukang becak, dll.) mereka
mengatakan bahwa bagi mereka tidak penting siapa yang jadi presiden, tapi
yang diharapkan adalah aman dan ekonomi membaik.
Nah, jadi kalau rakyat sendiri bilang tidak ingin mengacau lalu siapa
sebenarnya yang ingin mengacau ?

YMT

PS :
Komentarnya pak Sarwono kayaknya perlu disimak, bahwa bila PDI-P tidak
berhasil menggolkan Mega menjadi presiden, maka yang salah adalah
wakil-wakil PDI-P sendiri.  Dan rakyat akan marah terhadap pengurus PDI-P,
bukan terhadap anggota MPR.


Analis Saham, Irwan Ariston Napitupulu:
Mega Tanpa Voting, Dollar Rp 5.000
Reporter: Irna Gustia W

detikcom, Jakarta- Bila ternyata benar Megawati terpilih menjadi presiden
tanpa melalui voting untuk menghargai pilihan rakyat, maka diperkirakan
rupiah akan mencoba menembus Rp 5.000 per dollar. Reaksi invetor positif.
Indeks BEJ akan mencoba terbang ke level 800.



Re: Nggak ada logikanya

1999-10-06 Terurut Topik Yumartono

>Oh, kalau enggak tahu NBA, ganti saja NBA dengan Manchester United
>atau Olympiade atau olah raga lain. Tak apa kok. Saya ngerti kalau anda
>memang terlalu pintar sehingga tak bisa menyempatkan waktu nonton
>begituan. Saya sendiri jarang nonton NBA. Yang penting anda ngerti
>penjelasan saya, itu saja.
>
>
>YS

Terlepas dari soal bahwa pengamat olahraga itu orang Indonesia atau orang
luar, tetapi akan sangat menarik kalau komentator memang orang yang bukan
bekas olahragawan, akan tetapi mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas
tentang olahraga tersebut.
Komentator yang berasal dari mantan olahragawan biasanya terbatas hanya
mengomentari masalah teknis permainan, padahal yang diinginkan oleh penonton
mungkin lebih kepada hal-hal non teknis sekitar permainan tersebut.
Coba perhatikan mana yang lebih enak didengar komentar dari bung Kusnaeni
atau bung Ronny Pattinasarany bila sedang mengomentari liga Italia serie A.
Tentu banyak penonton yang lebih setuju bahwa komentar dari bung Kusnaeni
lebih "berisi" dibanding komentar bung Ronny.
Dan perhatikan juga bila menonton siaran tinju profesional,
komentar-komentar dari bung M. Niagara akan menarik dibanding komentar
teknisnya bung Syamsul Anwar.
Apakah bila seorang Ananda Mikola memberikan komentarnya akan seenak
komentarnya bung Hendra Noor Saleh (wartawan Otomatif) ?  Tentu saja masih
enak didengar komentar-komentar dari bung Hendra.
Jadi saya kira komentar dari orang yang bukan mantan olahragawan untuk
mengomentari masalah olahraga masih lebih enak didengar dibanding
komentarnya dari mantan olahragawan.

YMT



Re: Dari CW untuk Jupri

1999-09-29 Terurut Topik Yumartono

Saya juga heran, kok ternyata CW tidak seintelek yang saya kira.


>Lho kok gitu ya? Hehehe
>
>Inikah sang intelektual ternama? Yang sering muncul di seminar-seminar?
>
>Baru saya bilang rasist sudah dibilang kata-kata tidak terhormat. Yang mana
>yang lebih tidak terhormat dengan mengatai semua orang yg tidak sependapat
>dengan sebutan nafas busuk dasamuka? Yang tidak sejalan dengan pemikiran CW
>lalu mewarisi doktrin Suharto? Yah, sudah lah...;) Kalau begitu sejak
>sekarang saya akan menentang CW ah.
>
>Ngomong-ngomong emang ada yang nyamain CW dengan Salman Rushdi? Saya nggak
>pernah menyinggung soal si geblek Salman Rushdi tuh?
>
>
>+anjas
>



Re: Dari CW untuk Jupri

1999-09-29 Terurut Topik Yumartono

Ini CW = Christianto Wibisono yang punya PDBI ?


>Dari CW untuk diforward ke permias@.
>
>Efron
>
>
>Sent:   Thursday, 30 September, 1999 8:43 AM
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject:Re: Dari CW
>
>Saya tidak akan melayani polemik yang berbau preman pakai memaki
>maki pribadi
>dengan kata kata yang tidak terhormat. Itu adalah bagian dari nafas
>busuk
>Dasamuka yang saya tentang, dimana saja dan oleh ras siapa saja
>termasuk Cina
>Beijing yang membantai mahasiswa di Tiananmen juga berbau busuk dan
>harus
>dilawan. Konspirasi pembantai mahasiswa Tiananmen dan pembantai
>mahasiswa
>Trisakti, Semanggi I/II harus dilawan seperti orang melawan Hitler,
>jadi
>Hitler Jiang Zemin dan HItler Jakarta juga harus dilawan secara
>total.



Re: KETUA DPRD DKI

1999-09-14 Terurut Topik Yumartono

Makanya saya tidak begitu yakin kalau bung Irwan benar-benar akan membela
demokrasi rakyat.  Karena kalau saya perhatikan dari tulisan-tulisan bung
Irwan, dia terlalu terpesona oleh kemenangan PDI-P yang hanya bisa meraih
suara sekitar tigapuluhan persen.  Tidak melihat realitas kehidupan politis
yang terjadi.  Itikad untuk melihat kelemahan partai pemenang pemilu
terkalahkan oleh itikad menjelekkan partai lain (poros tengah).

Kembali ke demokrasi rakyat (itu istilah bung Irwan), sebagai contoh
misalkan  bila mayoritas penduduk Indonesia mengharapkan agar UUD 45 diganti
dengan syariah Islam, apakah bung Irwan akan menerima hasil demokrasi rakyat
tersebut ?  Saya yakin tidak.

Salam,
YMT



>Ini salah satu contohnya mas. Diminta agar poros tengah sadar, memang
selama
>ini tidak sadar, pingsan, atau bagaimana. Ini adalah contoh bahwa yg tidak
>sejalan dg PDIP dianggap tidak memperjuangkan rakyat. Yg berdiri bersama
>rakyat hanya PDIP. Yang begini ini sering anda lakukan, giliran ditulis
>dengan jelas maka penjelasan anda akan selalu seperti itu lagi. (Sebelum
>pemilu saya blah...blah...blah...).
>
>
>>Semoga poros tengah segera sadar dan insaf untuk segera
>>bergabung kembali ke perjuangan rakyat, meneruskan gerakan
>>reformasi yg masih jauh dari selesai ini. Berdirilah bersama rakyat.
>>
>>Saya kecewa DPRD DKI dipimpin oleh anggota TNI. Tapi
>>setelah mempelajari dan memperhatikan lebih lanjut, jabatan
>>tersebut, ketua DPRD, bukanlah jabatan yg cukup vital mengingat
>>suara ketua dan anggota mempunyai kekuatan yg sama.
>>Karenanya bagi saya, tidak terlalu bermasalah.
>>
>>jabat erat,
>>Irwan Ariston Napitupulu



Re: KETUA DPRD DKI

1999-09-14 Terurut Topik Yumartono

Nah, kenapa kalau sudah tahu sistem demokrasi di Indonesia begitu, masih
ngotot untuk menyatakan bahwa capres dari partai pemenang pemilu harus jadi
presiden.  Kenapa partai pemenang pemilu tidak melakukan konsolidasi kedalam
untuk mempersiapkan wakil-wakilnya agar tidak mudah disuap oleh segepok uang
?  Kenapa partai pemenang pemilu tidak secara rendah hati mendekati
partai-partai lainnya untuk melicinkan jalannya sang capres tsb ?  Kenapa
partai pemenang pemilu begitu tertutupnya terhadap keinginan sebagian rakyat
untuk mengetahui program-programnya ?
Masih banyak pertanyaan-pertanyaan dan introspeksi yang menjadi PR bagi
partai pemenang pemilu.
Bung Irwan, kalau Anda berada di Indonesia Anda bisa menyaksikan bagaimana
"demokrasinya" partai yang Anda sebut sebagai partainya pejuang reformasi.

Salam,

YMT

>
>Irwan:
>Ya, betul. Kasihan pemilih PAN ternyata suaranya untuk PPP, kasiha pemilih
PK
>ternyata suaranya untuk PPP, kasihandst. Inilah dampak dari demokrasi
>kumpul2.
>Bandingkan dengan demokrasi rakyat dimana suara rakyat adalah suara final,
>pemenang/pengumpul suara terbanyak dialah yg langsung diangkat menjadi
ketua
>termasuk menjadi presiden.
>Jelas sekarang bukan perbedaan dari demokrasi kumpul2 dan demokrasi rakyat?
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu



Re: KETUA DPRD DKI

1999-09-13 Terurut Topik Yumartono

>Irwan:
>Terlalu cepat dan terlalu sederhana dalam melihat permasalahan
>yg ada. Pernahkah mereka mempertanyakan apa yg
>dilakukan oleh sebagian poros tengah yg sampai saat ini
>masih terus berusaha menjegal capres dari partai yg paling
>dipercayai oleh rakyat untuk memimpin pemerintahan mendatang?
>Coba anda pikirkan sendiri, apakah memang para anggota
>di poros tengah itu memang sudah sungguh2 tidak ingin
>anggota TNI yg memimpin DPRD tersebut? Saya meragukan
>hal tersebut karena mereka ternyata jelas2 tidak peduli
>apakah TNI atau tidak yg akan memimpin. Logika sederhananya
>saja, kalau mereka memang tidak ingin anggota TNI yg memimpin
>DPRD DKI, maka mereka akan berikan suara mereka semuanya
>kepada calon dari partai yg paling dipercayai oleh penduduk DKI
>karena memang itu konsekuensi logis dari berdemokrasi.
>Kenapa mereka tidak lakukan itu? Silahkan anda cari tahu
>sendiri jawabannya:)
>
>Semoga poros tengah segera sadar dan insaf untuk segera
>bergabung kembali ke perjuangan rakyat, meneruskan gerakan
>reformasi yg masih jauh dari selesai ini. Berdirilah bersama rakyat.
>
>Saya kecewa DPRD DKI dipimpin oleh anggota TNI. Tapi
>setelah mempelajari dan memperhatikan lebih lanjut, jabatan
>tersebut, ketua DPRD, bukanlah jabatan yg cukup vital mengingat
>suara ketua dan anggota mempunyai kekuatan yg sama.
>Karenanya bagi saya, tidak terlalu bermasalah.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu

Sebenarnya saya ingin mengharapkan jawaban bung Irwan yang mengena pada
substansi permasalahan.  Sebagaimana yang sering bung Irwan katakan, bahwa
Anda akan mendukung partai manapun asalkan mereka menjalankan demokrasi
secara konsisten.  Nah, sekarang kenapa bila ada sebagian besar anggota
fraksi PDI-P yang mbalelo (tidak membawa aspirasi masyarakat) Anda tidak
menanggapinya, akan tetapi Anda malah mempersoalkan poros tengah ?
Sekarang sudah ketahuan khan ?  Bagaimana poros tengah akan mendukung sebuah
partai pemenang pemilu, bila anggota fraksi yang akan didukungnya pun
sendiri tidak saling mendukung.
Dan saya sih tetap percaya bahwa kondisi suatu kehidupan demokrasi di
tingkat DPRD (apalagi DPRD DKI Jaya) akan merefleksikan kehidupan demokrasi
di tingkat nasional (DPR).
Kasihan rakyat yang sudah capek-capek datang ke TPS untuk memilih wakil
mereka.  Kebanyakan mereka itu orang yang tidak tahu apa-apa.

Salam,

YMT



Re: KETUA DPRD DKI

1999-09-13 Terurut Topik Yumartono

Kutipan dari komentarnya Abdul Aziz Matnur (PK) :
"Kekalahan FPDI-P menunjukkan fraksi ini pecah di dalam dan tidak solid.
Ternyata diantara mereka banyak yang pro-status quo".

YMT

>Sekitar 20 dari 30 orang anggota DPDR DKI dari PDI Perjuangan membelot
dalam
>pemilihan ketua DPRD DKI. Sehingga ketua DPRD DKI dipegang oleh anggota
DPRD
>asal TNI. Anggota DPRD DKI berjumlah 85 orang. Yang dicalonkan PDI-P hanya
>memperoleh 9 suara.
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris



Re: Hadeer (RE: Menghadapi Misionaris)

1999-07-25 Terurut Topik Yumartono

Yach enggak akan nyambung dong ...
Platform Anda dengan Sdr. Hadeer khan berbeda.
Kalo menurut saya sich, justru pemahaman Anda yang sering nyleneh, dan kagak
ada juntrungannya.
Coba dech, kalo mau menilai orang lain, supaya ngaca dulu.  Jangan suka
merasa dirinya yang paling benar.
Anda bisa saja mengatakan pendapat orang lain itu salah, tapi saya juga
berhak mengatakan pendapat Anda itu NGACO.

YMT



>Seringkali saya berdiskusi dengan Hadeer. Kebanyakan diskusi itu nggak
>nyambung. Saya pun sering bingung karena sebodoh-bodohnya mahasiswa (Hadeer
>mengaku sudah lulus) masih dapat mencerap apa yang saya lontarkan. Namun
>Hadeer ini nggak pernah nyambung.
>
>Saya penasaran maka saya cari info siapa Hadeer ini sebenarnya. Sumber saya
>menduga kuat Hadeer ini seorang bintara (Serda) dari angkatan darat.
>Pantesnggak nggak nyambung.
>
>Wassalam,
>Efron
>



Re: Buat Bung Efron

1999-07-06 Terurut Topik Yumartono

Didalam ajaran Islam sudah jelas ada ayat yang berbunyi :

"Lakum dinukum wali yadin"
Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku

Wassalam,

YMT



Re: Kisah: Pemurtadan itu Ada di Minangkabau

1999-07-06 Terurut Topik Yumartono

>Efron:
>Lha kok nanya hukum yang mana? Makanya pihak "Kristen" siap menghadapi
>gugatan asal tidak diembel-embeli intimidasi.


YMT :
OK lah, saya nggak mau berdebat masalah hukum, karena platform kita tentang
hukum sangat berbeda.  Kita lihat saja hasil persidangan yang akan
berlangsung disana.
Tapi sekali lagi Anda jangan membuat pernyataan yang "kondisional".
Apakah memang kalau pihak penggugat (keluarga Sdri. Khairiyah) menang, itu
dikarenakan pihak tergugat (Salmon cs) diintimidasi ?  Belum apa-apa Anda
sudah tidak mempercayai hukum dan belum siap untuk mengakui kekalahan.
>

>Efron:
>Bukannya saya mudah percaya, tapi saya memang percaya padanya. Saya sudah
>mengenal sumber saya. Belum pernah saya jumpai kegiatan penginjilan di
>Indonesia dengan paksaan, apalagi di daerah basis Islam. Belum pernah!
>Bahkan ajaran sesat saja yang memanfaatkan ayat-ayat Alkitab tak memaksa
>orang untuk mengikutinya.
>Be realistic? Ya, saya memang realistis. Mau bukti? Saya belum pernah
>melihat orang Islam didakwa di pengadilan dan dijatuhi hukuman (penjara)
>karena dianggap menghujat/menghina agama Kristen. Kalau sebaliknya banyak
>contoh. Kalau "Republika" memberitakan itu, tanpa kode etik pun mereka
>berani memaparkannya sekalipun itu bohong dengan alasan saya tadi itu.
>Gampangnya tengok saja kasus "Monitor". Jadi saya sangat realistis.

YMT :
Sebenarnya saya tidak berniat untuk mengungkapkan hal ini disini, tapi
karena Anda begitu yakin dan percaya bahwa tidak ada gerakan "pemurtadan" di
Indonesia, saya akan memberikan bukti yang nyata yang terjadi di daerah saya
(Jawa Barat).
Anda tahu program Jericho 2000 di Jawa Barat dan Brosur Dakwah Ukhuwah ?
Nah itu adalah sebagian dari gerakan yang saya maksud diatas.
Naif sekali bila Anda mempercayai suatu surat kabar karena berdasarkan Anda
suka terhadap berita yang dimuatnya tersebut, bukan berdasarkan kebenaran
berita yang dimuatnya.

Wassalam,

YMT



Re: Kisah: Pemurtadan itu Ada di Minangkabau

1999-07-06 Terurut Topik Yumartono

>
>Efron:
>Apapun kata Anda pembelaan sangat diperlukan untuk masyarakat yang mengenal
>hukum.
>

YMT :
Hukum yang mana ? Kalau mau berbicara masalah hukum, harusnya yang salah itu
mengaku salah saja lah.

>
>Efron:
>Proses? Untuk menjadi Kristen tidak cukup mengucapkan kalimat syahadat
>seperti "Aku Percaya". Prosesnya cukup panjang, bahkan ia dapat ditolak
oleh
>majelis atau jemaat gereja. Apalagi orang yang telah memilih menjadi
Kristen
>mesti berani ikut menanggung beban Salib Kristus dan apapun risikonya. Saya
>juga sangat tidak percaya kalau proses pengkristenan dengan cara paksaan,
>apalagi di daerah basis Islam. Benar-benar bohong dan didramatisasi berita
>Republika itu. Berdasarkan info sumber saya di Sumbar meminta orang Kristen
>agar tenang dan tetap "low profile".

YMT :
Saya justru berpikir, kok Anda bisa langsung mudah percaya pada surat dari
"1 orang" yang kebenaran dan pertanggungjawabannya tidak bisa dipegang,
dibanding dengan berita dari sebuah institusi surat kabar yang kebenarannya
dijamin dan ditanggung oleh kode etik.
Be realistic.


Salam,

YMT



Re: Kisah: Pemurtadan itu Ada di Minangkabau (RE: Apa ini betul terja di?)

1999-07-05 Terurut Topik Yumartono

>Prabu Brawijaya dan rekan-rekan lainnya,
>
>Berita ini sudah lama saya nantikan. Saya yakin betul berita ini bakal
>muncul di permias@. Untuk menjawabnya berikut saya paste-kan berita sebelum
>REPUBLIKA menerbitkannya agar seimbang.
>
>Efron


YMT : Komentar saya singkat saja,  berita ini bukan penyeimbang, tapi hanya
pembelaan belaka !

>Salam,
>
>Saya baru pulang dari Bukit Tinggi dan Padang hari Sabtu lalu untuk
menolong
>beberapa gereja kami yang kecil di tempat itu, dan yang terjadi adalah
dalam
>sebulan terakhir ini terjadi keresahan ditengah warga Kristiani di
>SUMBAR,karena fitnahan yang keji terhadap mereka.
>Kisahnya begini :
>Ada seorang anak remaja (siswa Madrasah Aliyah Negeri) yang bernama
>Khairiyah, dan setahun lalu ia menjadi Kristen, kemudian karena takut
kepada
>ortu, ia minta perlindungan kepada orang Kristen dan akhirnya ditempatkan
di
>keluarga Salmon Ongirwalu (seorang ambon yang beristri wanita Minang
bernama
>Neneng), yang memiliki juga dua orang anak. Singkat cerita Khairiyah
>disekolahkan dan dijadikan bagian dari keluarga Salmon.


YMT : Ini yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana proses sdri. Khariyah
menjadi Kristen ?  Kok tidak dibahas prosesnya, padahal inilah yang menjadi
masalah utama.
Kalau dibaca lagi pemberitaan dari Republika jelas sekali bagaimana proses
yang dialami oleh sdri. Khairiyah.

Jadi untuk saat ini saya masih mempercayai berita yang dimuat oleh
Republika.

Wassalam,

YMT



Re: Versi JOMC Menarik

1999-06-10 Terurut Topik Yumartono




Berarti ini berita bagus buat kelompok ABM (Asal 
Bukan Mega)
Siiip ... lah 
;-)
 
YMT

-Original Message-From: 
Hadeer <[EMAIL PROTECTED]>To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>Date: 
11 Juni 1999 9:37Subject: Versi JOMC 
Menarik
Hasil JOMC langsung dari PPK 
(Jumat Dini Hari)1. PDI P   7.598.1612. Golkar 
 4.408.0783. PPP 2.693.9984. PKB 
2.468.6765. PAN 
1.765.193PAN, PPP dan Golkar masih akan 
terus bertambah, karena Sumatra, Kalimanta  dan Sulawesi masih dibawah 
20% perhitungan rata-rata.Fenomena menarik :- PDI P berharap 
PAN mau berkoalisi => Karena KKG tahu bahwa ada internal konflik di PDI P 
sehingga membutuhkan orang luar untuk menengahi konflik tersebut.- 
Akankah PDI P berkoalisi dengan PKB ? => Siap - siap kaget Gus Dur 
menggunting dalam lipatan terhadap PDI P- Golkar siap berkoalisi 
dengan PPP  => Dimana PPP sudah siap berkoalisi dengan PAN dan 
PKsemakin menarik  tidak perlu omongan-omongan dan 
janji saat kampanye dibuka kembali saat ini  ini politik 
tidak ada kawan yang kekal...lawan bisa jadi kawan 
 .. 
:-):-)Hadeer


Re: Apakah data hasil pemilu bisa diakses lewat Internet?

1999-06-03 Terurut Topik Yumartono

Insya Allah bisa,
Anda dapat mengakses di www.kpu.go.id
Jadi kemungkinan kecil sekali apabila Pemilu 99 ini tidak jurdil, karena
kita semua bisa mengawasinya secara langsung.
Sebagai informasi, dalam homepage ini Anda bisa mengakses langsung sampai ke
TPS tempat Anda melakukan pencoblosan.  Jadi, setelah di TPS Anda telah
selesai dilakukan penghitungan suara, Anda harap mencatatnya, untuk kemudian
dicocokkan dengan data TPS Anda di homepage tersebut.
Partisipasi dari rekan-rekan semua mudah-mudahan bisa menjadikan Pemilu 99
menjadi Pemilu yang Jurdil, terlepas dari siapa yang jadi pemenangnya.

Wassalam,

YMT


>Rekan-rekan,
>
>Seperti subyek email ini, saya ingin tahu apakah data hasil pemilu resmi
>yang dikeluarkan KPU tersedia di Internet?  kalau ada bagaimana
>meng-akses-nya?
>
>terima kasih
>
>wasalam
>
>adi abidin



Re: Pesan Pembukaan Kampanye !

1999-05-20 Terurut Topik Yumartono

>Bung Rosadi, itulah sebabnya saya tujukan pertanyaan ini ke anda yg kalau
>tidak salah ingat termasuk dalam susunan kepengurusan PK untuk wilayah AS
>(mohon dikoreksi kalau salah). Pertanyaan yg saya ajukan tersebut juga
terbuka
>kepada rekan2 lainnya yg mengetahui secara persis sikap PK.
>Harapannya tentu rekan Rosadi bersedia menanyakannya ke DPP PK
>yg berwenang memberi pernyataan resmi akan sikap PK khususnya yg berkaitan
>dengan Golkar.
>
>Bagi saya selama belum ada pernyaan tegas yg akan melawan kekuatan Golkar
cs,
>bagi saya sama dengan tetap membuka kemungkinan untuk berkoalisi dengan
>Golkar.
>Mudah2an PK bisa segera menyatakan sikapnya.
>
>Mungkin sambil menunggu kesediaan anda mencari tahu sikap PK tersebut,
>saya ada pertanyaan lainnya yg berkaitan dengan anda sebagai salah
>satu pengurus PK.
>Pertanyaan tersebut adalah:
>Bagaimana sikap anda bila PK menyatakan atau anda tahu akan (atau tidak
>berkeberatan)
>berkoalisi dengan Golkar? Apakah anda akan setuju atau tidak setuju dengan
>niatan tersebut?
>
>Sekedar informasi untuk bung Rosadi, saya tidak (baca: belum) anti PK
kecuali
>bila
>ternyata PK menyatakan tidak bermasalah berkoalisi dengan Golkar.
>Saya berharap PK bisa segera bergabung dengan kekuatan PDIP, PAN, PKB,
untuk
>membendung Golkar yg belum pemilu sudah "mengantongi" 200 kursi MPR/DPR
>hasil pengangkatan dari utusan daerah dan golongan. Sangat tidak fair:(
>
>Selamat berkampanye bung Rosadi. Jangan lupa dahulukan kepentingan
>rakyat banyak yg saat ini cukup menderita akibat buah tangan Golkar selama
32
>tahun terakhir.
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu

Apa yang dirasakan oleh bung Eep, memang dirasakan juga oleh saya.

)l( YMT )l(

Eep Syaifullah Fatah:
Mega dan Gus Dur Pro Status Quo
Reporter Irna Gewe
detikcom, Jakarta. Pengamat politik Eep Syafulloh Fatah menilai kesepakatan
komunike bersama mungkin saja terjadi, tapi sulit. "Soalnya dari ketiga
partai itu, hanya Amien Rais yang reformis. Sedang Mega dan Gus Dur itu pro
status quo."

Anti status quo dalam pandangan Eep, tidak hanya terbatas bahwa dia orang
baru dalam pemerintahan, tapi juga diukur dari sikap, pikiran, dan cara
pandangannya yang tidak berubah terhadap beberapa hal seperti terhadap dwi
fungsi ABRI, perubahan UUD 45, dan lain-lain.

"Selama ini Gus Dur dan Mega termasuk pro status quo, terutama karena tidak
jelas sikapnya terhadap perubahan UUD 45. Sikapnya terhadap masa lampau,
restrukturisasi hubungan pusat dan daerah pun tidak tampak," kata Eep pada
detikcom saat bicara di halaman parkir KPU, Jakarta, Kamis (20/5/1999).

Bukti lain bahwa Mega adalah pro status quo, menurut Eep adalah dari
sikapnya yang sangat lemah lembut pada politik militer yang pada akhirnya
cenderung memberi tempat pada militer. Padahal pada masa reformsi dulu,
mahasiswa sebagai sponsornya jelas-jelas anti dwi fungsi ABRI.

Mengenai UUD 45, dalam pandangan Amien Rais, batang tubuhnya bisa diubah,
bisa diamandemen. Dan Amien juga menganggap UUD 45 itu bukan sakral, karena
beberapa pasal pasal-pasal yang ada tak lagi relevan dengan substansi dan
kondisi saat ini. Ini berlawnan dengan pemikiran Mega yang tetap
mempertahankan UUD 45.

"Jika melihat kenyataan di atas, bisa didata sikap Mega dan Gus Dur. Bila
ternyata hasilnya negatif, berarti benar bahwa mereka status quo. Yang
terjadi selama ini seperti itu," kata Eep. "Jadi, kalaupun nanti Mega
berpeluang jadi Presiden misalnya, itu masih status quo."

Tak berhenti di situ, Eep juga menyoal kasus pengusutan harta Soeharto.
Dibanding Amien, sikap Megawati cenderung lemah lembut terhadap kasus itu.
Akibatnya, Eep menilai kepentingan-kepentingan koalisi tiga partai besar
dalam membentuk komunike bersama hanya alasan pragmatis.

Jadi komunike itu mubazir? "Kita harus mengakui bahwa keinginan seperti itu
suatu pertanda baik sebagai sebuah pencitraan untuk melawan status quo. Jadi
ada simbolisasi bahwa status quo ditentang oleh grup yang kuat," tambahnya.

Lebih jauh, mantan anggota Tim 11 itu menambahkan, bahwa bagaimanapun
keputusan Amien Rais untuk melakukan komunike bersama itu, walau menurutnya
sulit terjadi tapi mungkin terjadi. Sebab, ini hanya alasan pragmatis dari
ketiga partai ketiga harus menghadapi Golkar. Tampaknya Eep agak pesimis
dengan komunike bersama itu turun ke bawah, karena itu tadi, menilai bahwa
di situ bercampur antara kaum reformis dan status quo.

Tujuan komunike bersama PKB, PAN, dan PDI Perjuangan itu, dalam pandangan
Eep adalah hal yang sangat wajar untuk menghadang kekuatan Habibie. Sebab,
mereka harus realistis melihat basis Golkar yang masih banyak untuk meraih
suara yang signifikan yang diharapkan akan terjadi sebelum 31 Mei dengan
cara stambus accord. Sehingga, ketiga partai besar itu harus bergabung dalam
satu komunike bersama dengan mengabaikan penyamaan platform dan cita-cita
atau pendirian.

Namun yang disayangkan Eep adalah sampai saat ini ternyata belum ada
klarifikasi apa itu status quo dan reformis. Yang mana hal itu merupakan
tanggung jawab 

Re: Tips : ETIKA BERKAMPANYE YANG BAIK!

1999-04-29 Terurut Topik Yumartono

Atau bung Vincent punya etika berkampanye yang lain ?  Kemukakan dong
disini, siapa tahu saya bisa mengambil pelajaran dari etika yang bung
Vincent sampaikan.
Gimana ?


-Original Message-
From: Vincent Sitindjak <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: 30 April 1999 6:31
Subject: Re: Tips : ETIKA BERKAMPANYE YANG BAIK!


>Maksudnya berkampanye untuk partai politik atau untuk agama Islam?
>
>
>Salam,
>
>Vincent Sitindjak
>Norman, OK
>
>
>- Original Message -
>From: Mohammad Rosadi <[EMAIL PROTECTED]>
>
>> Kalo semua partai nantinya bisa berkampanye seperti ini.., Insya Allah
>> tidak bakalan ada kerusuhan lagi, rakyat gembira, dan kita semua bisa
>> bekerjasama bahu-membahu membangun Indonesia.
>>
>> Sepertinya tips ini bisa juga dipakai sebagai acuan dalam
>> berdiskusi ni.
>>
>>
>> Wassalam,
>> Mohamad Rosadi



Re: Mega dasarnya memang nol dan pengecut

1999-04-27 Terurut Topik Yumartono

Bung Sitorus,

Kalau yang Anda maksud "tambah satu lagi" adalah orang-orang yang mengkritik
sikap Mega, maka catat sekali lagi saya adalah orang yang termasuk ABM (Asal
Bukan Mega) !!!
Saya tidak ingin sejarah terulang lagi di negeri ini.
Ingat, Fir'aun bisa menjadi raja dan bisa menganggap dirinya sebagai tuhan,
karena didukung oleh rakyatnya sendiri.  Saya tidak ingin rakyat kita
seperti rakyatnya Fir'aun.
Satu sifat yang ada dalam diri Fir'aun yaitu ...SOMBONG.


-Original Message-
From: Frarev Sitorus <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: 28 April 1999 10:33
Subject: Re: Mega dasarnya memang nol dan pengecut


>tambah satu lagi...nyam-nyam
>:-)
>
>



Re: SARA

1999-03-11 Terurut Topik Yumartono

Bagaimana dengan warga Maluku/Ambon Muslim yang ikut melakukan pengungsian
??? Apa mereka bisa dibilang pulang ke basis mereka ?

Salam,

Yumartono



>warga muslim meninggalkan ambon/ maluku menuju sulawesi selatan misalnya,
mungkin dikarenakan sanak saudara mereka ada disana, selain kita tahu
mayoritas penduduknya juga muslim.
>Sedangkan warga non muslim (kristen) tentu saja tidak/ kecil kemungkinan
meninggalkan ambon/ maluku karena memang disanalah basis mereka.
>
>Wah, kalau ditanya pihak mana yang terdesak..??
>Yang jelas Muslim memang terdesak, namun apa Kristennya lantas dibilang
tidak terdesak? Di saat-saat tertentu mungkin mereka juga terdesak.
Pertanyaannya jadi relatif sekali tergantung sikon dan waktu.
>
>wassalam,
>rafiq



Re: SARA

1999-03-11 Terurut Topik Yumartono

Saya kok belum membaca/mendengar/melihat ada berita yang mengatakan bahwa
masyarakat Ambon yang non Muslim melakukan eksodus keluar Ambon.  Harusnya
bila sama-sama menderita, eksodus yang terjadi bukan hanya dilakukan oleh
warga Muslim saja dong.  Jadi sebenarnya dalam kasus ini siapa sih yang
terdesak ?  Ada yang bisa kasih jawaban ?

Salam,

Yumartono


>Hadeer, saya kira malah kamu yang enggak realistic. Jelas saya setuju
>dengan bung Ichwan, dari berita-berita yang muncul dari berbagai pihak
>jelas masyarakat ambon baik Islam, Kristen ataupun penganut agama
>lainnya sama-sama menderita.



Re: Orang Telkom

1999-02-01 Terurut Topik Yumartono




Menurut Telkom sih kenaikan rata-rata tarif 
telepon untuk lokal adalah 24,14%, tapi kalo dihitung-hitung ternyata kenaikan 
tarif telepon lokal bisa mencapai 1600% atau 16 kali lipat !!!
Dan yang menjadi sasaran ini 
adalah segmen Telkom terbesar ! 

-Original Message-From: 
Hadeer <[EMAIL PROTECTED]>To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>Date: 
02 Februari 1999 10:34Subject: Orang 
Telkom
Karena di sini juga banyak 
orang Telkom, saya nanya di sini aja ya makasih...Bang YW dan 
para Telkomers yang lain :Long Distance 20 km - 30 km, atau 30 km - 
200 km itu dihitung dari jarak yang menghubungkan dua titik pembicaraan 
(misal rumah saya ke rumah Bang YW).atau jarak antara dua sentral 
terdekat dari dua titik pembicaraan  (misal sentral saya ke sentral 
Bang YW)Yang namanya JARAK itu adalah jarak garis lurus antara dua 
titik, atau panjang bentang kabel yang digelar yang menghubungkan dua titik. 
Pasti hebat sekali program di sentral telepon yang bisa menghitung 
JARAK pembicaraan dari 2 titik (baik itu garis lurus maupun bentang 
kabel)Yang bukan Bang YW atau orang telkom juga boleh jawab kalau 
tahumakasihSmile, Hadeer.


Re: Semua agama 100% OK

1998-12-28 Terurut Topik Yumartono

Astaghfirullah,
maaf saya sedang berpuasa !!!

-Original Message-
From: Bonnyku <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: 28 Desember 1998 16:09
Subject: Semua agama 100% OK


>Saya yakin 100% semua agama di dunia
>ini secara "TEORI" telah diajarkan
>untuk saling hidup damai, tentram,
>dan berbahagia antar-umat agama.
>
>Tapi saya yakin 100% pengikut-pengikut-nya
>secara "PRACTICE" memang banyak yang
>menjadi bangsat-bangsat dunia.
>Dan sering-kali ayat-ayat dari buku
>suci manapun seringkali di-"abuse"
>dan diinjak-injak oleh pengikut-nya.
>
>Jangan heran lah. Baik di Indonesia
>maupun di USA sama-sama FUCKED UP.
>
>Di Indonesia, setiap hari
>ajaran-ajaran agama dikencingi
>oleh banyak pengikut-nya.
>Mau bukti ?
>Lihat-lah betapa fucked-up-nya
>pemimpin-pemimpin negara Indo,
>dan banyak-nya hukum-hukum
>bullshit yang ada di undang-undang,
>dan marak-nya diskriminasi terhadap
>orang-orang minoritas.
>Yah ... mungkin asyik juga rame-rame
>bakar-bakar gereja, kali yah??
>
>Di USA, setiap hari berbagai
>ajaran-ajaran agama apa-pun
>dikencingi dan diinjak-injak
>pula oleh banyak pengikut-nya.
>Mau bukti ??
>Lihatlah betapa banyak-nya
>"hypocrites" yang hidup di
>Capitol Hill (baik demokrat dan
>republican) dalam menghadapi
>"personal affairs"-nya Bill Clinton.
>
>What the fuck, maan..
>Personal sex affairs has nothing
>to do with the presidency office.
>So. go to hell w/ the impeachment!!!
>and go to hell for you Kenneth Starr!!
>And last but not least, never ever
>mix politics w/ morality and religion.
>
>Rekomendasi-ku apa ??
>Kita semua harus meminta
>POLITICS dan RELIGION di-pisahkan
>secara 100%.
>Dan setiap orang yang coba-coba
>banyak omong, dan sok alim, dan
>mencoba-coba meng-"quote" ayat-ayat
>suci dari agama mana-pun 
>sebaiknya langsung tampar saja mukanya.
>
>Karena apa ??
>Karena orang-orang macam itu
>mempunyai 99% probabilitas ingin
>mencampur-adukkan politik dengan
>agama  dan nanti ada-ada saja
>bullshit yang ia abuse.
>
>Contoh bullshit "classic" di
>Indonesia baru-baru ini :
>Wanita TIDAK boleh jadi President.
>
>haha.ha
>dasar taik anjing 
>bilang saja kek ...
>bahwa banyak monyet-monyet di Indo ingin
>potong leher-nya si Megawati Soekarno.
>-