Re: Ibu dan anak nih...

1999-05-08 Terurut Topik FNU Brawijaya

Blucer Rajagukguk wrote:

> > BW: Mas jaya kalau diskusi suka ngomel kayak perempuan, kadang saya malu 
>bacanya...he...he. Memangnya berapa lama bung dilapangan, kemudian dilapangan rumput 
>apa dilapangan tanah. Apa bung enggak pernah bergaul sama pribumi yang jauh lebih 
>kaya dari Cina. Makanya banyak bergaul bung, Malah saya banyak lihat, kekayaan Cina 
>enggak ada apa-apanya dibandingkan para pejabat, Cendana dan kroni-kroninya. Jika ada 
>Cina kaya, pasti ada pejabat dibelakangnya, dan pasti pejabat ataupun keamanan 
>disekitarnya dapat bagian. Saya enggak tahu lapangan yang mana yang bung tinggali, 
>yang pasti kalau cuma melihat Cina saja yang kaya, mata bung perlu diperiksa dokter.

Hehehe sampeyan cuma ngomongin keluarga cendana mulu emang kekayaan keluarga 
cendana merepresentasikan apa sih? Emang betul kok yg ane lihat. Ndak salah kok mata 
ane. Lha yg anda lihat keluarga cendana, keluarga pejabat doang ya repot. Emang jumlah 
berapa ekor sih mereka? Wah sorry aja kalau ente jadi malu dg ane. Samalah dg ane yg 
malu dg ente. Kalo ane di lapangan tanah tuh. Yg jelas lebih lama dari ente lah. 
Ya itu yg repot, sementara ane belepotan tanah dan berhadapan dg orang biasa, 
sementara ente kan hubungannya dg pejabat tambun yg korup Nah, mungkin kita bisa 
bicara pipa bocor mulainya dari mana ..

> Lho ngomong yang bener dibilang kayak pejabat, apa pejabat sering ngomong yang 
>bener? Mungkin iya, tetapi yang pasti, bukan yang saya sering baca dikoran. Oh iya, 
>saya lupa akan hobi ngomel anda :)

Yg bener nurut siapa sih? Semua relatif je Lho yg di koran justru persis yg 
diomongin anda itu. Lha korannya yg mana sih? Yg model kompas, SP, dsb bukan? 
Jangan-jangan wall street journal Ya saya juga lupa dg gaya pejabat 
anda...hehe Eh, tuh PDI-P malah retak tuh. Gimana sih wong mau memperjuangkan 
nasib rakyat kecil kok malah rebutan jabatan. Ujung-ujungnya nggak ada yg untung.


> salam anti-diskriminasi
> blucer

Salam keadilan untuk SELURUH lapisan masyarakat,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Ibu dan anak nih...

1999-05-08 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

FNU Brawijaya wrote:

> Bung Blucer, bisa diterangin masalah faham hitlernya. Soale hidung kita rata-rata 
>mancung...maksudnya
> mancung ke dalem. Kayaknya justru kita ndak ada yg model hitler. Malah sebaliknya 
>bukannya memuja kebesaran bangsa dewek, tapi bener-bener memuja ras aria tadi. 
>Padahal kalau kita ada di jaman WW-II, kita-kita ini juga dimasukin ke kamar gas.

BW: Paham Hitler yang saya maksud adalah masalah diskriminasi bahwa kelompok Jews 
patut dianiaya dan dibunuh. Praktek diskriminasi tidak akan berbuah positif.

>
>
> Kayaknya Bung Blucer mau mbelok ke masalah diskriminasi. Mari kita turuti.
>
> Soal sensus yg nggak absah. Kok tahu nggak absah? Bagaimana kalo Bung Blucer bikin 
>sensus yang absah, sehingga kita dapat menarik manfaat. Lha wong nyatanya ada 
>sekelompok masyarakat yg menguasai ekonomi kok mau menutupi kenyataan. Mau menghapus 
>diskriminasi bagaimana lha wong pengelompokan kekayaan pada suatu anggota kelompok 
>tertentu juga suatu bentuk diskriminasi itu sendiri. Coba digali binatang apa itu 
>diskriminasi.

> BW: Jika anda punya kawan BPS coba tanyakan berapa harta Pak Harto, Pak Habibie, Pak 
>Ginandjar ataupun bapak-bapak kita yang lain pada saat disensus. Saya yakin akan 
>mengisi jumlah pendapatannya hanya gaji + tunjangan. Coba lihat sekitar Pondok Indah, 
> Permata Hijau, dan Menteng. Apakah benar isinya Cina semua, apakah tidak ada Arab, 
>Orang Asing lainnya, dan tentu saja bapak-bapak pejabat kita. Darimana data 
>pengelompokan kekayaan tsb? Apa ada Cina konglomerat yang bergerak sendiri, tanpa ada 
>bapak-bapak kita dibelakangnya. Jika ada, saya bersedia disebut buta dan tuli. 
>Lainnya, Cina disebut cuma 3% dari populasi. Jelas saja, banyak Cina tidak mengaku 
>Cina disensus, ada yang mengaku Jawa, ada yang mengaku Makasar, Medan, atau Menado. 
>Katakan 3% dari 200 juta, atau 6 juta menurut sensus. Lihat kekota, berapa banyaknya 
>Cina disana. Lihat
> Jakarta Barat dan Utara, juga berlimpah. masuk kekaret kuningan, perumahan lainnya. 
>Lihat Sumatera, Sulawesi, Kalimantan bahkan Irian. Saya melihat Cina diseluruh 
>wilayah Indonesia, jadi kalau sensus cuma bilang 3%, itu sangat meragukan. Soal 
>pengelompokan kekayaan hanya dikelompok tertentu, juga lebih banyak rekayasanya 
>daripada faktanya. Saya banyak kawan pribumi yang kayanya melebihi kawan Cina saya. 
>Apalagi jika bicara keluarga Cendana, menteri-menteri bahkan kroni-kroni yang hanya 
>bergerak dipagar perpolitikan. Lebih aneh lagi, saya melihat Cina kaya karena mereka 
>bekerja diusahanya, sedangkan pribumi kaya karena berfungsi sebagai lintah yang 
>menyerap darah pengusaha yang tentunya darah rakyat juga. Kasihan pengusaha Cina 
>hanya dijadikan kambing hitam oleh para pemalas.

> Bung Blucer jangan nyungsepin kelapa, eh, kepala ke pasir dong. Wong kenyataannya 
>gitu. Kondisi kita jauh lebih parah dari Malaysia. Tapi mereka secara terbuka membuka 
>borok bahwa terdapat kesenjangan sosial antara WNM Cina dan WNM bumiputera. Untuk itu 
>program-program untuk menutup kesenjangan di bidang sosial dilakukan. Padahal WNM 
>Cina di Malaysia ada lebih dari 30% lho. Lihat dong program-program pendidikan juga 
>dilakukan khusus untuk WNM Bumiputra doang. Lha memang nyatanya ada. Sekarang mereka 
>sudah berhasil mengurangi kesenjangan sosial itu, dan program-proghram yg eksklusif 
>untuk WNM Bumiputra sudah dikurangi. Lha kita bukannya mempercayai sensus kok malah 
>mempertanyakannya. Ndak usah pake sensus juga sampeyan bisa lihat tho? Kok nganjurin 
>jangan ada pengutipan 3 persen itu maksude gimana? Orang kampung ndak bisa dibohongi 
>mas

> BW: Kalau kita jalan-jalan ke Menteng, banyak pribumi kaya disana. masuk kedaerah 
>Senen ataupun perumahan-perumahan mewah lainnya, banyak keturunan Arab dan 
>Pejabat/eks pejabat/saudaranya pejabat tinggal disana. Apalagi bicara Cendana, 
>Golkar, bahkan orang-orang dipagarnya (tidak perlu orang sentral), kekayaannya tentu 
>tidak akan pernah tercatat oleh pihak sensus kita. Pemerintah yang mulai 
>batas-batasan orang sekolah di PTN/ataupun menjadi PNS, yach jelas mereka membentuk 
>kelompok sendiri, semua orang khan butuh makan. Karena itu campur saja, tidak perlu 
>diskriminasi. Kalau susah sama-sama susah, kalau senang sama-sama senang. Biar yang 
>berprestasi bisa lebih senang dari sipemalas. Malaysia mungkin lebih jujur dengan 
>sensus, bisa menyebut 30%. Walaupun demikian kita bukan harus memiliki policy yang 
>sama. Amerika melalui hukum
> anti-diskriminasi juga berjalan lebih lancar dari Malaysia. Kalau kita menginginkan 
>kita semua sama dalam hak dan kewajiban dan berdiri sama didepan hukum maka tidak 
>perlu ada diskriminasi. Yang perlu dihantam adalah KKN yang merupakan karya citra 
>dari orang malas. UU anti monopoli agar tidak tersedot oleh satu perusahaan saja. 
>Inilah solusi untuk mensejahterakan rakyat dan bukan mendiskriminasikan saudara 
>sebangsa sendiri.

> Weleh-weleh... bagaimana ini. Mosok mau membohongi diri sendiri. Menghindar dari 
>

Re: Ibu dan anak nih...

1999-05-08 Terurut Topik FNU Brawijaya

Bung Blucer, bisa diterangin masalah faham hitlernya. Soale hidung kita rata-rata 
mancung...maksudnya
mancung ke dalem. Kayaknya justru kita ndak ada yg model hitler. Malah sebaliknya 
bukannya memuja kebesaran bangsa dewek, tapi bener-bener memuja ras aria tadi. Padahal 
kalau kita ada di jaman WW-II, kita-kita ini juga dimasukin ke kamar gas.

Kayaknya Bung Blucer mau mbelok ke masalah diskriminasi. Mari kita turuti.

Soal sensus yg nggak absah. Kok tahu nggak absah? Bagaimana kalo Bung Blucer bikin 
sensus yang absah, sehingga kita dapat menarik manfaat. Lha wong nyatanya ada 
sekelompok masyarakat yg menguasai ekonomi kok mau menutupi kenyataan. Mau menghapus 
diskriminasi bagaimana lha wong pengelompokan kekayaan pada suatu anggota kelompok 
tertentu juga suatu bentuk diskriminasi itu sendiri. Coba digali binatang apa itu 
diskriminasi.

Bung Blucer jangan nyungsepin kelapa, eh, kepala ke pasir dong. Wong kenyataannya 
gitu. Kondisi kita jauh lebih parah dari Malaysia. Tapi mereka secara terbuka membuka 
borok bahwa terdapat kesenjangan sosial antara WNM Cina dan WNM bumiputera. Untuk itu 
program-program untuk menutup kesenjangan di bidang sosial dilakukan. Padahal WNM Cina 
di Malaysia ada lebih dari 30% lho. Lihat dong program-program pendidikan juga 
dilakukan khusus untuk WNM Bumiputra doang. Lha memang nyatanya ada. Sekarang mereka 
sudah berhasil mengurangi kesenjangan sosial itu, dan program-proghram yg eksklusif 
untuk WNM Bumiputra sudah dikurangi. Lha kita bukannya mempercayai sensus kok malah 
mempertanyakannya. Ndak usah pake sensus juga sampeyan bisa lihat tho? Kok nganjurin 
jangan ada pengutipan 3 persen itu maksude gimana? Orang kampung ndak bisa dibohongi 
mas

Weleh-weleh... bagaimana ini. Mosok mau membohongi diri sendiri. Menghindar dari 
kenyataan Mana bisa ada perbaikan nih Mau menghilangkan praktek diskriminasi 
kok menutup muka dari fakta adanya diskriminasi itu sendiri. Bangun oom Udah jam 
9.00 pagi... Diskriminasi jangan dijadikan barang haram ah. Itu akan selalu ada. Narik 
pajak juga dibikin diskriminasi. Sekian persen buat si kaya, sekian persen buat si 
miskin. Mangkanya perlu diperjelas apa sih diskriminasi itu. Hehe...lha soale anda 
menerapkan obat anti diskriminasi sebagai obat manjur untuk segala macem penyakit. 
Kalau dibilang tidak boleh ada diskriminasi di bidang hukum ya jelas setuju. Semua 
mesti kena. Tapi balik lagi hukum yg mana dulu tho? Hukum yg menguntungkan sekelompok 
masyarakat sajakah? Nahmesti dibagi lagi hukumnyarak gitu tho?

Mau ngomong setinggi langit kalau lapangan menunjukkan lain ya susah mas Makanya 
dari dulu ane selalu bilang lihat dulu kenyataan di lapangan. Sesuaikan program 
dengan kenyataan lapangan itu. Jangan bikin agenda sendiri. Lha sebetulnya anda 
malah sudah singgung hal ini di alinea sebelumnya, kok malah mbalik acara lagi. Wah 
mas, kayak pejabat aja sih. hehe...

Wah...udah panjangane sambung lagi deh...




'--
Blucer Rajagukguk wrote:

> Bangsa kita sudah lama belajar memenggal mas. Banyak tentara yang hobinya 
>mengumpulkan kuping para korbannya sampai
> setengah karung lebih. Kurang lebih ini menunjukan bahwa bangsa kita bisa cepat 
>berubah dari bangsa yang ramah dan penuh
> toleransi menjadi bangsa yang barbar dan penuh kebencian serta kesadisan.
> Karena itu sudah tugas kita bersama untuk tidak bosan-bosannya menyuarakan persatuan 
>dan toleransi antar masyrakat. Sifat
> rasialis lewat suku, ras ataupun agama yang cukup terbentuk dibanyak kelompok, 
>pembuatan partai politik dengan berdasarkan
> agama, pada dasarnya adalah penciptaan rasialisme disatu bidang. faham Hitler akan 
>kebesaran ras Aria, ataupun pengkultusan
> Paus oleh bangsa Eropa dimasa lalu, serta dikotomi antara Islam dan non-islam yang 
>makin merebak dinegara kita memiliki
> fundamental yang sama disatu sisi, yaitu penciptaan rasialisme. Tanpa kita sadari, 
>kualitas kehidupan bermasyarakat menjadi
> mundur.
> Pemikiran pribadi ini hanya saya tujukan demi kepentingan bangsa saja, tanpa 
>bermaksud untuk memojokan golongan tertentu.
> Saya yakin bahwa setiap anggota masyarakat menginginkan kehidupan yang tentram dan 
>sejahtera, yang sayangnya hal ini belum
> bisa dilaksanakan sampai sekarang, karena harta rakyat banyak dikantongi oleh 
>golongan tertentu saja. Saya pikir solusinya
> hanya mendapatkan presiden yang bisa mewakili semua golongan, bertindak demi 
>kepentingan rakyat dan tidak terlibat jauh dengan
> KKN. Hal ini harus dibarengi oleh pembentukan lembaga-lembaga tinggi negara 
>(MPR/DPR, MA, Bepeka, DPA) yang juga
> anggota-anggotanya adalah orang berprestasi dan mengetahui jelas bidangnya, sehingga 
>memang mampu menjadi alat kontrol
> pemerintah sebagai penyambung mata, telinga dan mulut rakyat. Konsep ini perlu 
>diciptakan dengan menghapus segala macam
> diskriminasi disegala bidang. Tetapkan hukum anti-diskriminasi dan laksanakan tanpa 
>kecuali. T

Re: Ibu dan anak nih...

1999-05-07 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

Bangsa kita sudah lama belajar memenggal mas. Banyak tentara yang hobinya 
mengumpulkan kuping para korbannya sampai
setengah karung lebih. Kurang lebih ini menunjukan bahwa bangsa kita bisa cepat 
berubah dari bangsa yang ramah dan penuh
toleransi menjadi bangsa yang barbar dan penuh kebencian serta kesadisan.
Karena itu sudah tugas kita bersama untuk tidak bosan-bosannya menyuarakan persatuan 
dan toleransi antar masyrakat. Sifat
rasialis lewat suku, ras ataupun agama yang cukup terbentuk dibanyak kelompok, 
pembuatan partai politik dengan berdasarkan
agama, pada dasarnya adalah penciptaan rasialisme disatu bidang. faham Hitler akan 
kebesaran ras Aria, ataupun pengkultusan
Paus oleh bangsa Eropa dimasa lalu, serta dikotomi antara Islam dan non-islam yang 
makin merebak dinegara kita memiliki
fundamental yang sama disatu sisi, yaitu penciptaan rasialisme. Tanpa kita sadari, 
kualitas kehidupan bermasyarakat menjadi
mundur.
Pemikiran pribadi ini hanya saya tujukan demi kepentingan bangsa saja, tanpa 
bermaksud untuk memojokan golongan tertentu.
Saya yakin bahwa setiap anggota masyarakat menginginkan kehidupan yang tentram dan 
sejahtera, yang sayangnya hal ini belum
bisa dilaksanakan sampai sekarang, karena harta rakyat banyak dikantongi oleh golongan 
tertentu saja. Saya pikir solusinya
hanya mendapatkan presiden yang bisa mewakili semua golongan, bertindak demi 
kepentingan rakyat dan tidak terlibat jauh dengan
KKN. Hal ini harus dibarengi oleh pembentukan lembaga-lembaga tinggi negara (MPR/DPR, 
MA, Bepeka, DPA) yang juga
anggota-anggotanya adalah orang berprestasi dan mengetahui jelas bidangnya, sehingga 
memang mampu menjadi alat kontrol
pemerintah sebagai penyambung mata, telinga dan mulut rakyat. Konsep ini perlu 
diciptakan dengan menghapus segala macam
diskriminasi disegala bidang. Tetapkan hukum anti-diskriminasi dan laksanakan tanpa 
kecuali. Tidak ada Indonesia-Jawa,
Indonesia-Batak, Indonesia-Cina, Indonesia-Sulawesi, Indonesia-Arab ataupun lainnya. 
WNI adalah manusia Indonesia yang punya
hak dan kewajiban sama, dan semuanya harus diperlakukan sama dibidang hukum. Tidak 
perlu ada pengkutipan 3% Indomesia-Cina
penguasa ekonomi ataupun Indonesia-Arab yang rata-rata sangat kaya, sebagai alasan 
untuk mendiskriminasi suatu kelompok
masyarakat dibidang pendidikan atau lainnya. Selain sensus yang sangat diragukan 
keabsahannya, juga hal ini merupakan praktek
diskriminasi, yang tentunya akan dibarengi oleh kehidupan kelompok yang ekslusif 
(penciptaan pemisahan masyarakat).
Jika pemerintahan yang baru mampu untuk menciptakan hal ini, maka saya percaya 
dengan bantuan Allah yang Maha Kuasa,
bangsa kita akan terlepas dari image bangsa barbar menjadi bangsa yang dihormati dan 
disegani karena prestasi dan
kerukunannya.
peace.

FNU Brawijaya wrote:

> Hmm cukup lama berhibernasi
> Sekedar oleh-oleh... buat yang mau belajar memenggal...
> Buat acara kurban atau apa ... Cukup batang kayu sebagai alas,
> lalu golok, dan silakan cari korbannya. Anak kecil juga boleh.
> Nanti hasil penggalannya dapat dipake apa saja Kita kan
> kreatif. Misal dijadikan bola sepak seperti yg katanya pernah
> disiarin Maria Reza dari CNN (ane sendiri nggak nonton siarannya).
>
> Kebetulan gambar ini belum pernah saya lihat dan baru dapet.
> Nah, inilah yg dapat dilakukan oleh orangutan berkedok manusia.
> Saya pikir 2 anak kecil. Ternyata 2 orang, ibu dan anak
> Anaknya perempuan (Kalau ibunya jelas juga perempuan, ndak
> perlu disebut lah). Kelihatannya anak yg belum nyampe 10 tahunan.
> Silakan lihat dg seksama deh itu dilakukan di pinggir jalantuh
> aspalnya kelihatan, marka jalan juga kelihatan. Blood-nya juga masih
> belum kering. Lalu apa fungsi 3 tongkat itu buat apa ya? Buat mukulin
> sebelum dipenggal?
>
> Yang jadi pertanyaan saya, ini dokumentasi oleh siapa sih?
> Oleh wartawan? Oleh pelakunya sebagai kenang-kenangan?
>
> --
> Salam,
> Jaya
>
> --> I disapprove of what you say, but I will
> defend to death your right to say it. - Voltaire
>
>\\\|///
>  \\  - -  //
>   (  @ @  )
> oOOo-(_)-oOOo---
> FNU Brawijaya
> Dept of Civil Engineering
> Rensselaer Polytechnic Institute
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Oooo
>oooO (   )
>   (   )  ) /
>\ (  (_/
> \_)
>
>   
>
>  [Image]



Re: [masya AllahRe: [Ibu dan anak nih...]]

1999-05-07 Terurut Topik Rizal Az

mau dong liat gambarnya? sesadis itukah manuasia Indonesia?. Kalau masih ada
yang punya gambarnya tolong kirim ke saya yahhh... alamatnya
[EMAIL PROTECTED]

daahhh,
Ichal


yuni windarti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Bung Jaya,
saya benar benar merasa terpukul dengan gambar yang anda kirim. Itu foto anda
dapat dari mana??? Kok bisa bisanya ya..
Untungnya Allah maha adil sehingga kita yang tidak bisa berbuat apa apa dapat
bernafas lega karena pelakunya akan mendapat balasan entah di dunia atau di
akherat.

yuni

FNU Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Hmm cukup lama berhibernasi
Sekedar oleh-oleh... buat yang mau belajar memenggal...
Buat acara kurban atau apa ... Cukup batang kayu sebagai alas,
lalu golok, dan silakan cari korbannya. Anak kecil juga boleh.
Nanti hasil penggalannya dapat dipake apa saja Kita kan
kreatif. Misal dijadikan bola sepak seperti yg katanya pernah
disiarin Maria Reza dari CNN (ane sendiri nggak nonton siarannya).

Kebetulan gambar ini belum pernah saya lihat dan baru dapet.
Nah, inilah yg dapat dilakukan oleh orangutan berkedok manusia.
Saya pikir 2 anak kecil. Ternyata 2 orang, ibu dan anak
Anaknya perempuan (Kalau ibunya jelas juga perempuan, ndak
perlu disebut lah). Kelihatannya anak yg belum nyampe 10 tahunan.
Silakan lihat dg seksama deh itu dilakukan di pinggir jalantuh
aspalnya kelihatan, marka jalan juga kelihatan. Blood-nya juga masih
belum kering. Lalu apa fungsi 3 tongkat itu buat apa ya? Buat mukulin
sebelum dipenggal?

Yang jadi pertanyaan saya, ini dokumentasi oleh siapa sih?
Oleh wartawan? Oleh pelakunya sebagai kenang-kenangan?



--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)


> - 
>   Attachment: sambas3 (ibu dan anak).jpg 
>   MIME Type: image/jpeg 
> - 


Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: masya AllahRe: [Ibu dan anak nih...]

1999-05-07 Terurut Topik Lab Setup

Wah, dari temen. Temen dapat dari temennya Muter mbak.
Nurut temen saya yg nonton CNN, ada juga diputar rekaman video
dimana orang main sepak bola dengan kepala manusia. Boleh disiarkan
di CNN karena kelapanya sudah menghitam, jadi tidak terlalu
kentara. Tidak melanggar aturan pertelevisian di AS ini.
Katanya sih mereka punya gambar-gambar yg masih fresh seperti yg
saya kirim, tapi tidak dapat disiarkan karena aturan telepisi itu.

Ya itu mbak, namanya setan. Yang membawa-bawa kepala jadi tropi
malah yg masih anak-anak tanggung. Pasti udah lihat lah gambarnya...
Kalau saya sih nunggu berita permintaan maaf dari masyarakat Dayak
dan Melayu di Kalbar. Apapun alasannya pembantaian kayak gini ndak
boleh ada. Mereka sudah melakukannya tahun 1997 lalu. Cuman karena
masih jaman ORBA beritanya dapat dibungkus rapet. Para tokoh masyarakat
Dayak dan Melayu sekarang lagi mau ngajak dialog dg tokoh Madura.
Tapi kok saya nggak denger ada permintaan maaf ya Kalau gitu
bisa terjadi lagi di masa depan Mangkanya ane bilang dari dulu
ya gitu... Tahan dan hukum orang-orang yg melakukan pembantaian ini,
walaupun kejahatan kolektif juga mesti dihukum. Itu setan-setan kecil
yg bawa-bawa tropi kepala manusia kan bisa jadi petunjuk penyidikan.
Ya memang susah kalau berhadapan dg massa gitu...tapi mesti ada dibuat
satu kasus untuk pelajaran bagi orang lain. Sejauh ini polisi atau
politisi belum ada yg tergerak ke arah sana. Polisi masih mbanyaki
kebingungan, para politisi masih sibuk cari massa buat jadi anggota
DPR dan presiden.


Salam,
Jaya

'-
yuni windarti wrote:
>
> Bung Jaya,
> saya benar benar merasa terpukul dengan gambar yang anda kirim. Itu foto anda
> dapat dari mana??? Kok bisa bisanya ya..
> Untungnya Allah maha adil sehingga kita yang tidak bisa berbuat apa apa dapat
> bernafas lega karena pelakunya akan mendapat balasan entah di dunia atau di
> akherat.
>
> yuni
>
> FNU Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hmm cukup lama berhibernasi
> Sekedar oleh-oleh... buat yang mau belajar memenggal...
> Buat acara kurban atau apa ... Cukup batang kayu sebagai alas,
> lalu golok, dan silakan cari korbannya. Anak kecil juga boleh.
> Nanti hasil penggalannya dapat dipake apa saja Kita kan
> kreatif. Misal dijadikan bola sepak seperti yg katanya pernah
> disiarin Maria Reza dari CNN (ane sendiri nggak nonton siarannya).
>
> Kebetulan gambar ini belum pernah saya lihat dan baru dapet.
> Nah, inilah yg dapat dilakukan oleh orangutan berkedok manusia.
> Saya pikir 2 anak kecil. Ternyata 2 orang, ibu dan anak
> Anaknya perempuan (Kalau ibunya jelas juga perempuan, ndak
> perlu disebut lah). Kelihatannya anak yg belum nyampe 10 tahunan.
> Silakan lihat dg seksama deh itu dilakukan di pinggir jalantuh
> aspalnya kelihatan, marka jalan juga kelihatan. Blood-nya juga masih
> belum kering. Lalu apa fungsi 3 tongkat itu buat apa ya? Buat mukulin
> sebelum dipenggal?
>
> Yang jadi pertanyaan saya, ini dokumentasi oleh siapa sih?
> Oleh wartawan? Oleh pelakunya sebagai kenang-kenangan?
>
> --
> Salam,
> Jaya
>
> --> I disapprove of what you say, but I will
> defend to death your right to say it. - Voltaire
>
>\\\|///
>  \\  - -  //
>   (  @ @  )
> oOOo-(_)-oOOo---
> FNU Brawijaya
> Dept of Civil Engineering
> Rensselaer Polytechnic Institute
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Oooo
>oooO (   )
>   (   )  ) /
>\ (  (_/
> \_)
>
> > -
> >   Attachment: sambas3 (ibu dan anak).jpg
> >   MIME Type: image/jpeg
> > -
>
> 
> Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
>http://webmail.netscape.com.



masya AllahRe: [Ibu dan anak nih...]

1999-05-07 Terurut Topik yuni windarti

Bung Jaya,
saya benar benar merasa terpukul dengan gambar yang anda kirim. Itu foto anda
dapat dari mana??? Kok bisa bisanya ya..
Untungnya Allah maha adil sehingga kita yang tidak bisa berbuat apa apa dapat
bernafas lega karena pelakunya akan mendapat balasan entah di dunia atau di
akherat.

yuni

FNU Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Hmm cukup lama berhibernasi
Sekedar oleh-oleh... buat yang mau belajar memenggal...
Buat acara kurban atau apa ... Cukup batang kayu sebagai alas,
lalu golok, dan silakan cari korbannya. Anak kecil juga boleh.
Nanti hasil penggalannya dapat dipake apa saja Kita kan
kreatif. Misal dijadikan bola sepak seperti yg katanya pernah
disiarin Maria Reza dari CNN (ane sendiri nggak nonton siarannya).

Kebetulan gambar ini belum pernah saya lihat dan baru dapet.
Nah, inilah yg dapat dilakukan oleh orangutan berkedok manusia.
Saya pikir 2 anak kecil. Ternyata 2 orang, ibu dan anak
Anaknya perempuan (Kalau ibunya jelas juga perempuan, ndak
perlu disebut lah). Kelihatannya anak yg belum nyampe 10 tahunan.
Silakan lihat dg seksama deh itu dilakukan di pinggir jalantuh
aspalnya kelihatan, marka jalan juga kelihatan. Blood-nya juga masih
belum kering. Lalu apa fungsi 3 tongkat itu buat apa ya? Buat mukulin
sebelum dipenggal?

Yang jadi pertanyaan saya, ini dokumentasi oleh siapa sih?
Oleh wartawan? Oleh pelakunya sebagai kenang-kenangan?



--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)


> - 
>   Attachment: sambas3 (ibu dan anak).jpg 
>   MIME Type: image/jpeg 
> - 


Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Ibu dan anak nih...

1999-05-07 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hmm cukup lama berhibernasi
Sekedar oleh-oleh... buat yang mau belajar memenggal...
Buat acara kurban atau apa ... Cukup batang kayu sebagai alas,
lalu golok, dan silakan cari korbannya. Anak kecil juga boleh.
Nanti hasil penggalannya dapat dipake apa saja Kita kan
kreatif. Misal dijadikan bola sepak seperti yg katanya pernah
disiarin Maria Reza dari CNN (ane sendiri nggak nonton siarannya).

Kebetulan gambar ini belum pernah saya lihat dan baru dapet.
Nah, inilah yg dapat dilakukan oleh orangutan berkedok manusia.
Saya pikir 2 anak kecil. Ternyata 2 orang, ibu dan anak
Anaknya perempuan (Kalau ibunya jelas juga perempuan, ndak
perlu disebut lah). Kelihatannya anak yg belum nyampe 10 tahunan.
Silakan lihat dg seksama deh itu dilakukan di pinggir jalantuh
aspalnya kelihatan, marka jalan juga kelihatan. Blood-nya juga masih
belum kering. Lalu apa fungsi 3 tongkat itu buat apa ya? Buat mukulin
sebelum dipenggal?

Yang jadi pertanyaan saya, ini dokumentasi oleh siapa sih?
Oleh wartawan? Oleh pelakunya sebagai kenang-kenangan?



--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)

 sambas3 (ibu dan anak).jpg