Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
In a message dated 4/6/00 11:10:36 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara, > = > Ini Maksudnya apa? Pak Nasrullah, saya punya kebiasaan untuk menyapa orang lain dengan nama sebenarnya. Beberapa hari yang lalu beliau sendiri di milis ini yang tampaknya secara tidak sengaja menuliskan nama sebenarnya tersebut sebagai Jaya ketika merespon posting Pak Ali dalam topik seputar Indonesian Night di DC. Mengenai kata Troy dalam kurung menunjukkan nama kota. Dulu di milis ini ada rekan yang bernama Jaya atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Troy. Saya harapkan beliau untuk selanjutnya pakai nama asli saja karena sudah kadung diketahui bersama di milis ini. Toh sekarang sudah jaman reformasi, kenapa kita masih takut untuk bersuara kalau memang kita yakini apa yang kita omongkan itu bisa dipertanggung jawabkan dan juga punya tujuan baik. Kalau ternyata hal tersebut memberatkan, saya sarankan sih untuk membuat email baru lagi sekalian bangun karakter baru agar tidak bisa dikenali. Semoga cukup menjelaskan. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
In a message dated 4/7/00 3:04:44 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Wah, mulai nggak sehat nih. Bye...bye Pak Jaya, terima kasih atas diskusinya. Karena berkat komentar2 anda, sidang pembaca disini bisa lebih mengetahui dasar2 pemikiran kenapa TAP MPRS XXV 1966 perlu dipertahankan dan kenapa perlu dicabut. Biarlah sidang pembaca disini masing2 menilai dan menarik kesimpulannya masing2. Yang pasti, saya sebagai pribadi ngga terlalu pusing dan ngga terlalu pengaruh apakah TAP MPRS XXV 1966 itu tetap dipertahankan atau pun dicabut baik sekarang atau pun nantinya. Karena dengan atau pun tanpa TAP MPRS XXV 1966, saya sudah punya keyakinan dan garis sendiri yang saya yakini sehingga tidak punya selera untuk pindah paham menjadi komunis atau pun paham2 lainnya. Tapi hal ini tidak akan mengurangi respek saya terhadap orang lain, apapun latar belakang pahamnya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
Wah, mulai nggak sehat nih. Bye...bye Anjas -- >From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam >atau Islam >Date: Fri, 7 Apr 2000 13:55:49 EDT > >In a message dated 4/6/00 10:27:52 AM Eastern Daylight Time, >[EMAIL PROTECTED] writes: > >Irwan: > > >Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya > > >tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti > > >paham komunisme. > >Jaya: > > Ini tergantung penafsiran anda atas HAM. Saya punya penafsiran yg lain >lagi > > dengan mengingat kenyataan paham komunis selalu menindas HAM bila sudah > > berkuasa. Makanya mesti dibuat mekanisme agar mereka tidak dapat >menguasai > > kita. Simpel kan? > >Irwan: >Kalau dasar pemikiran anda untuk melakukan pelarangan adalah >seperti ini, maka bagaimana dengan ORBA yg sering melakukan >penindasan HAM? Pahamnya ORBA apa sih? Kalau gitu, khan >juga kudu dilarang dong...:) > >Saya harap anda mau konsisten dalam menggunakan logika >di diskusi kita kali ini. > >Irwan: > > >1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM? > >Jaya: > > Oya jelas. Masalahnya banyak LSM yg menggunakan isu HAM sebagai >komoditi > > untuk kepentingan sendiri, dan ada juga LSM paham kiri. Anda jangan >bilang > > tidak dapat melihatnya ah. Untuk itu perlu diklarifikasi HAM yg macam >mana > > yg dimaui? Silakan baca artikel Taufik Ismail yg saya lontarkan. > >Irwan: >Bisa dijelaskan sebenarnya ada berapa HAM sih? >HAM itu khan seharusnya bersifat universal. Koq dibikin >versi2 segalah, seperti Windows saja...:) > >Irwan: > > >2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut > > >paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk > > >menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila, > > >dan paham-paham lainnya. > >Jaya: > > Itu semua harus dilihat dari kejadian di masa lalu. Untuk melihat ke >depan > > orang harus menengok ke masa silam dan masa sekarang. Sesimple itu saja >lah. > > Semua berawal dari masalah statistik & historis saja lah. Untuk >coba-coba, > > taruhannya terlalu besar mas. Ingat langkah Syahrir yg menghasilkan > > pemberontakan Muso itu. > >Irwan: >Kembali ke apa yg sudah saya sebutkan di atas. Masa ORBA (32 tahun), >banyak menghasilkan hal2 buruk dan menyedihkan. Nah, kalau anda >konsisten dengan mengacu pada kejadian masa lalu untuk >membuat pembatasan atau pelarang, kira2 paham ORBA yg >manakah yang perlu dilarang? > >Irwan: > > >3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para > > >pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa > > >kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah, > > >bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau > > >aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja, > > >ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu. > > >Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan > > >TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di > > >Indonesia? > >Jaya: > > Saya tidak tertarik dengan ide seperti itu. Paham anda ini mirip sekali > > dengan pendapat Aberson Sihaloho hari ini. Bahwa TAP MPRS itu tidak >perlu > > karena tidak berlaku publik, lebih tepat dijadikan UU. Nah, ini >berbahaya > > dan dapat menjadi trik yg kotor dari orang-orang yg ingin mencabut TAP > > dengan alasan tersendiri. Kalau mau, buat dulu UU tersebut, baru TAP > > dicabut. Kalau tidak, bisa-bisa UU tidak akan pernah lahir. Ini taktik > > kuno!!! Maaf, saya malah melebar karena jadi kepikiran dengan taktik >Gus > > Durno dkk tadi. > >Irwan: >You didn't get my point. Mohon hilangkan kebiasaan >terlalu cepat mengambil kesimpulan kalau anda tidak >yakin benar dengan maksud tulisan saya. Akan jauh >lebih baik anda bertanya balik maksud tulisan saya ketimbang >anda main hantam kromo menarik kesimpulan yang jauh >banget dari apa yang saya tulis. Moga2 kita sepakat >untuk tidak menulis dengan gaya mengalihkan topik >atau pun gaya2 provokasi. Mari berdiskusi dengan sehat. > >Dalam poin 3 itu yg ingin saya sampaikan, kalau kita >melarang suatu paham berdasarkan record di masa lalu >yg buruk, maka hal ini harus berlaku adil terhadap semuanya. >Artinya, kalau masa lalu paham komunis memiliki record yg >buruk sehingga dilarang ada di Indonesia, maka bi
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
In a message dated 4/6/00 10:27:52 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Irwan: > >Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya > >tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti > >paham komunisme. Jaya: > Ini tergantung penafsiran anda atas HAM. Saya punya penafsiran yg lain lagi > dengan mengingat kenyataan paham komunis selalu menindas HAM bila sudah > berkuasa. Makanya mesti dibuat mekanisme agar mereka tidak dapat menguasai > kita. Simpel kan? Irwan: Kalau dasar pemikiran anda untuk melakukan pelarangan adalah seperti ini, maka bagaimana dengan ORBA yg sering melakukan penindasan HAM? Pahamnya ORBA apa sih? Kalau gitu, khan juga kudu dilarang dong...:) Saya harap anda mau konsisten dalam menggunakan logika di diskusi kita kali ini. Irwan: > >1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM? Jaya: > Oya jelas. Masalahnya banyak LSM yg menggunakan isu HAM sebagai komoditi > untuk kepentingan sendiri, dan ada juga LSM paham kiri. Anda jangan bilang > tidak dapat melihatnya ah. Untuk itu perlu diklarifikasi HAM yg macam mana > yg dimaui? Silakan baca artikel Taufik Ismail yg saya lontarkan. Irwan: Bisa dijelaskan sebenarnya ada berapa HAM sih? HAM itu khan seharusnya bersifat universal. Koq dibikin versi2 segalah, seperti Windows saja...:) Irwan: > >2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut > >paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk > >menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila, > >dan paham-paham lainnya. Jaya: > Itu semua harus dilihat dari kejadian di masa lalu. Untuk melihat ke depan > orang harus menengok ke masa silam dan masa sekarang. Sesimple itu saja lah. > Semua berawal dari masalah statistik & historis saja lah. Untuk coba-coba, > taruhannya terlalu besar mas. Ingat langkah Syahrir yg menghasilkan > pemberontakan Muso itu. Irwan: Kembali ke apa yg sudah saya sebutkan di atas. Masa ORBA (32 tahun), banyak menghasilkan hal2 buruk dan menyedihkan. Nah, kalau anda konsisten dengan mengacu pada kejadian masa lalu untuk membuat pembatasan atau pelarang, kira2 paham ORBA yg manakah yang perlu dilarang? Irwan: > >3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para > >pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa > >kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah, > >bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau > >aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja, > >ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu. > >Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan > >TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di > >Indonesia? Jaya: > Saya tidak tertarik dengan ide seperti itu. Paham anda ini mirip sekali > dengan pendapat Aberson Sihaloho hari ini. Bahwa TAP MPRS itu tidak perlu > karena tidak berlaku publik, lebih tepat dijadikan UU. Nah, ini berbahaya > dan dapat menjadi trik yg kotor dari orang-orang yg ingin mencabut TAP > dengan alasan tersendiri. Kalau mau, buat dulu UU tersebut, baru TAP > dicabut. Kalau tidak, bisa-bisa UU tidak akan pernah lahir. Ini taktik > kuno!!! Maaf, saya malah melebar karena jadi kepikiran dengan taktik Gus > Durno dkk tadi. Irwan: You didn't get my point. Mohon hilangkan kebiasaan terlalu cepat mengambil kesimpulan kalau anda tidak yakin benar dengan maksud tulisan saya. Akan jauh lebih baik anda bertanya balik maksud tulisan saya ketimbang anda main hantam kromo menarik kesimpulan yang jauh banget dari apa yang saya tulis. Moga2 kita sepakat untuk tidak menulis dengan gaya mengalihkan topik atau pun gaya2 provokasi. Mari berdiskusi dengan sehat. Dalam poin 3 itu yg ingin saya sampaikan, kalau kita melarang suatu paham berdasarkan record di masa lalu yg buruk, maka hal ini harus berlaku adil terhadap semuanya. Artinya, kalau masa lalu paham komunis memiliki record yg buruk sehingga dilarang ada di Indonesia, maka bila paham kapitalis atau pun liberal menunjukkan record buruk dimasa lalu maka harus pula dilarang ada di Indonesia. Demikian juga bila paham pancasila ternyata memiliki record yang buruk di masa lalu, maka paham pancasila perlu dilarang ada di Indonesia. Demikian juga bila aliran agama Kristen punya record buruk dimasa lalu, maka agama Kristen perlu dilarang ada di Indonesia. Termasuk bila aliran agama Islam punya record buruk di masal lalu, maka agama Islam perlu dilarang ada di Indonesia. Cukup bijakah melakukan hal tersebut? Bukankah seharusnya yang perlu diperhatikan adalah tindakan yg melanggar hukum, melanggar ketertiban, menggangu dan mengancam keselamat orang lain yang justru perlu dilakukan. Paham atau agama tidak bisa berbuat apa2. Yang berbuat itu adalah manusianya. Jadi, tindakan manusianyalah yg perlu diatur dalam aturan2 yg tegas dan tanpa pandang bulu. Mudah2an anda sekarang bisa menangkap poin saya. Jaya: > Kembali ke tulisan anda. Saya paling tidak suka dengan tedeng aling-aling. >
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
kalo menurut saya, dua2nya sama2 muter jawabannya. :) Saya juga dari kemaren2 nunggu kalo ada members yang bisa posting jawaban plain and simple. jadi mudah dimengerti, at least buat nambah ilmu saya sendiri. :) faran >Date: Fri, 7 Apr 2000 10:02:05 -0700 >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >From: Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] > >Wah, terima kasih Anjas. Sekarang bertambah lagi kekaguman saya pada >anda. Benar sekali apa kata anda, saya ini memang masih bodoh, makanya >saya sempat-sempatkan tanya ke anda yang pinter. > >Apa yang saya tuliskan di milis ini tidak lebih dan tidak kurang >berdasarkan tulisan dan posting anda di milis ini. Kalau ngasih komentar >dan minta klarifikasi (bertanya) terhadap yang anda tuliskan terus anda >bilang bodoh, ya saya terima saja nasib saya. Kebetulan saya juga nggak >pernah merasa pinter. Lalu, kalau anda suruh saya nyari, baca, dan beli >referensi yang anda maksud tsb, terus kapan dong transfer informasi bisa >dipercepat dengan menggunakan milis ini. Belum lagi, mana saya punya >waktu dan dana untuk mendapatkan itu. > >Kalau saya boleh kembali ke awal diskusi topik ini, berangkat dari >ketercengangan saya (maklum orang bodoh gampang kaget) terhadap tulisan >anda yang mencaci-maki Gus Dur (presiden saya) dengan menggunakan >kata-kata 'demokrasi' dan 'komunis'. Lalu, saya tanya, kenapa kok anda >sedemikian takutnya terhadap komunis. Eh, ternyata anda nggak pernah >kasih jawaban dan malah muter-muter. Nah, berdasarkan yang anda tulis >tsb, dan dengan kemampuan bodoh saya, gampang saja saya bilang anda >sebenarnya nggak tahu apa yang anda omongkan dan sok keminter. > >Saya menyadari kalau anda selalu berprasangka jelek terhadap orang lain, >terlihat dari tulisan-tulisan anda selama ini. Sehingga pertanyaan saya, >yang bodoh ini, juga anda sangka sebagai nge-test. Bagaimana mungkin >saya seberani itu? Saya tidaklah sepandai dan seberani anda, karena >seperti yang anda katakan, saya bodoh dan masih se-level SD. > >Terakhir, kenapa sih anda kok ketakutan sekali terhadap komunis? > >Salam, >Budi > >Jeffrey Anjasmara wrote: >> >> Saya sudah menduga bahwa anda ingin mencapkan sesuatu dengan mengatakan >> bahwa saya tidak mengetahui permasalahan. Itu sudah diantisipasi. Model >> pertanyaan anda yang ingin "men-test" itu sudah kuno mas. Hanya anak kecil >> yang tidak paham arahnya. >> >> Saya tidak ingin membahas apa arti demokrasi karena artinya sangat umum >> diketahui. Kalau anda betul-betul ingin tahu (bukan ngetes dengan cara yg >> lucu dan kekanak-kanakan seperti itu), silakan klik www.dictionary.com. Ini >> cara yg paling mudah. Kalau mau lebih lengkap ambil CD Encarta. Kalau mau >> ilmiah tinggal mampir ke Barnes and Noble. Pada jaman sekarang ini, tidak >> ada alasan bahwa seseorang tidak tahu term-term apa saja. >> >> Mengenai komunisme, ada site khusus yg menyimpan ribuan lembar pelajaran >> komunisme. Saya sudah sempat nge-print beberapa puluh dan akhirnya bosan >> sendiri. Ini lengkap sekali ya, sejak tulisan asli Engel, Marx, Lenin, >> Trotsky sampai tulisan Mao dan Stalin-pun ada. Biografi tokoh-tokoh besar >> komunis juga sangat lengkap tertulis. Pokoknya malah lebih lengkap dari buku >> tentang komunisme manapun yg sekarang ada di pasaran!!! (Tuh, pentungnya ada >> 3 buah). >> >> Nah, kalau penasaran, coba search communism, lenin, mao, nanti anda akan >> dibawa ke sana. Gratis mas. Saya juga sempat tulis untuk cari ke amazon.com, >> dan itu bukan sekedar ngomong karena saya juga sempat beli beberapa. >> Murah-murah mas, maximum $20. Nah, lagi-lagi nggak perlu punya alasan nggak >> ada tahu, nggak ada waktu, dll. Yg penting ada mau, semua pasti bisa dicari. >> Saya sudah sempat postingkan address site itu beberapa bulan yg lalu. Saya >> cantumkan lagi: >> >> http://www.marxists.org/archive/marx/index.htm >> http://www.maoism.org >> >> Ini yg rada runtut. Kalau mau yg dicampuri pandangan para komunis baru sih >> ada ribuan lagi tuh. >> >> Kembali ke paham komunis, dari yg anda tulis kelihatan anda tidak sadar >> bahwa sedemikian banyak pandangan para tokoh itu untuk mendefinisikannya dan >> cara untuk mencapainya. Ini yg bikin capek untuk menuliskannya. Tapi kalau >> arti umum sih semua orang yg sudah lulus SMP sudah tahu. Atau balik lagi: >> cari di www.dictionary.com. Jangan terlalu bodoh untuk ngetes orang lagi ya >> mas. Nggak lakuhihihi malu ah. >> >> Salam malu, >> Anjasmara >> >> Catatan: Artikel Tempo baru saya dapat 5 menit sebelum saya postingkan. Jadi >> anda jangan mengira bahwa saya mendasarkan pandangan saya pada artikel tsb. >> Juga saya tidak setuju dengan istilah 'radikal' yg dikhususkan untuk komunis >> Indonesia. Ini sudah tersirat lah. Kalau anda mendapat impression demikian >> dari artikel itu, boleh saya sebut anda salah dalam menyerapnya (itu problem >> anda dg penulisnya atau tulisannya). Saya sendiri tidak memperoleh kesan >> demikian dari artikel itu tuh. Silakan lah luan
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Wah, terima kasih Anjas. Sekarang bertambah lagi kekaguman saya pada anda. Benar sekali apa kata anda, saya ini memang masih bodoh, makanya saya sempat-sempatkan tanya ke anda yang pinter. Apa yang saya tuliskan di milis ini tidak lebih dan tidak kurang berdasarkan tulisan dan posting anda di milis ini. Kalau ngasih komentar dan minta klarifikasi (bertanya) terhadap yang anda tuliskan terus anda bilang bodoh, ya saya terima saja nasib saya. Kebetulan saya juga nggak pernah merasa pinter. Lalu, kalau anda suruh saya nyari, baca, dan beli referensi yang anda maksud tsb, terus kapan dong transfer informasi bisa dipercepat dengan menggunakan milis ini. Belum lagi, mana saya punya waktu dan dana untuk mendapatkan itu. Kalau saya boleh kembali ke awal diskusi topik ini, berangkat dari ketercengangan saya (maklum orang bodoh gampang kaget) terhadap tulisan anda yang mencaci-maki Gus Dur (presiden saya) dengan menggunakan kata-kata 'demokrasi' dan 'komunis'. Lalu, saya tanya, kenapa kok anda sedemikian takutnya terhadap komunis. Eh, ternyata anda nggak pernah kasih jawaban dan malah muter-muter. Nah, berdasarkan yang anda tulis tsb, dan dengan kemampuan bodoh saya, gampang saja saya bilang anda sebenarnya nggak tahu apa yang anda omongkan dan sok keminter. Saya menyadari kalau anda selalu berprasangka jelek terhadap orang lain, terlihat dari tulisan-tulisan anda selama ini. Sehingga pertanyaan saya, yang bodoh ini, juga anda sangka sebagai nge-test. Bagaimana mungkin saya seberani itu? Saya tidaklah sepandai dan seberani anda, karena seperti yang anda katakan, saya bodoh dan masih se-level SD. Terakhir, kenapa sih anda kok ketakutan sekali terhadap komunis? Salam, Budi Jeffrey Anjasmara wrote: > > Saya sudah menduga bahwa anda ingin mencapkan sesuatu dengan mengatakan > bahwa saya tidak mengetahui permasalahan. Itu sudah diantisipasi. Model > pertanyaan anda yang ingin "men-test" itu sudah kuno mas. Hanya anak kecil > yang tidak paham arahnya. > > Saya tidak ingin membahas apa arti demokrasi karena artinya sangat umum > diketahui. Kalau anda betul-betul ingin tahu (bukan ngetes dengan cara yg > lucu dan kekanak-kanakan seperti itu), silakan klik www.dictionary.com. Ini > cara yg paling mudah. Kalau mau lebih lengkap ambil CD Encarta. Kalau mau > ilmiah tinggal mampir ke Barnes and Noble. Pada jaman sekarang ini, tidak > ada alasan bahwa seseorang tidak tahu term-term apa saja. > > Mengenai komunisme, ada site khusus yg menyimpan ribuan lembar pelajaran > komunisme. Saya sudah sempat nge-print beberapa puluh dan akhirnya bosan > sendiri. Ini lengkap sekali ya, sejak tulisan asli Engel, Marx, Lenin, > Trotsky sampai tulisan Mao dan Stalin-pun ada. Biografi tokoh-tokoh besar > komunis juga sangat lengkap tertulis. Pokoknya malah lebih lengkap dari buku > tentang komunisme manapun yg sekarang ada di pasaran!!! (Tuh, pentungnya ada > 3 buah). > > Nah, kalau penasaran, coba search communism, lenin, mao, nanti anda akan > dibawa ke sana. Gratis mas. Saya juga sempat tulis untuk cari ke amazon.com, > dan itu bukan sekedar ngomong karena saya juga sempat beli beberapa. > Murah-murah mas, maximum $20. Nah, lagi-lagi nggak perlu punya alasan nggak > ada tahu, nggak ada waktu, dll. Yg penting ada mau, semua pasti bisa dicari. > Saya sudah sempat postingkan address site itu beberapa bulan yg lalu. Saya > cantumkan lagi: > > http://www.marxists.org/archive/marx/index.htm > http://www.maoism.org > > Ini yg rada runtut. Kalau mau yg dicampuri pandangan para komunis baru sih > ada ribuan lagi tuh. > > Kembali ke paham komunis, dari yg anda tulis kelihatan anda tidak sadar > bahwa sedemikian banyak pandangan para tokoh itu untuk mendefinisikannya dan > cara untuk mencapainya. Ini yg bikin capek untuk menuliskannya. Tapi kalau > arti umum sih semua orang yg sudah lulus SMP sudah tahu. Atau balik lagi: > cari di www.dictionary.com. Jangan terlalu bodoh untuk ngetes orang lagi ya > mas. Nggak lakuhihihi malu ah. > > Salam malu, > Anjasmara > > Catatan: Artikel Tempo baru saya dapat 5 menit sebelum saya postingkan. Jadi > anda jangan mengira bahwa saya mendasarkan pandangan saya pada artikel tsb. > Juga saya tidak setuju dengan istilah 'radikal' yg dikhususkan untuk komunis > Indonesia. Ini sudah tersirat lah. Kalau anda mendapat impression demikian > dari artikel itu, boleh saya sebut anda salah dalam menyerapnya (itu problem > anda dg penulisnya atau tulisannya). Saya sendiri tidak memperoleh kesan > demikian dari artikel itu tuh. Silakan lah luangkan waktu anda > sedikit..:) >
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thursday, April 06, 2000 20:17 Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara, = Ini Maksudnya apa? Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
>Cukup menarik membaca penuturan bahwa anda sudah >cukup banyak membaca mengenai komunisme. >Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan >komunisme apalagi mau jadi pengikut paham ini. Tidak ada maksud untuk menunjukkan bahwa saya membaca cukup banyak mengenai komunisme. Semua berawal dari posting Mbak Ida beberapa bulan yg lalu dimana setelah saya bertanya lebih jauh lalu dijawab bahwa terlalu banyak dan kompleks untuk ditulis. Jadi saya putuskan untuk beli buku dan search. Setelah itu saya sependapat bahwa sulit dan tidak efisien untuk merangkum dalam suatu posting. Itu saja. >Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya >tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti >paham komunisme. Ini tergantung penafsiran anda atas HAM. Saya punya penafsiran yg lain lagi dengan mengingat kenyataan paham komunis selalu menindas HAM bila sudah berkuasa. Makanya mesti dibuat mekanisme agar mereka tidak dapat menguasai kita. Simpel kan? >Ada beberapa pertanyaan yang ini saya ajukan kepada >anda dan juga rekan lainnya yang mendukung TAP MPRS >tentang komunisme itu perlu dipertahankan. >1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM? Oya jelas. Masalahnya banyak LSM yg menggunakan isu HAM sebagai komoditi untuk kepentingan sendiri, dan ada juga LSM paham kiri. Anda jangan bilang tidak dapat melihatnya ah. Untuk itu perlu diklarifikasi HAM yg macam mana yg dimaui? Silakan baca artikel Taufik Ismail yg saya lontarkan. >2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut >paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk >menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila, >dan paham-paham lainnya. Itu semua harus dilihat dari kejadian di masa lalu. Untuk melihat ke depan orang harus menengok ke masa silam dan masa sekarang. Sesimple itu saja lah. Semua berawal dari masalah statistik & historis saja lah. Untuk coba-coba, taruhannya terlalu besar mas. Ingat langkah Syahrir yg menghasilkan pemberontakan Muso itu. >3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para >pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa >kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah, >bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau >aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja, >ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu. >Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan >TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di >Indonesia? Saya tidak tertarik dengan ide seperti itu. Paham anda ini mirip sekali dengan pendapat Aberson Sihaloho hari ini. Bahwa TAP MPRS itu tidak perlu karena tidak berlaku publik, lebih tepat dijadikan UU. Nah, ini berbahaya dan dapat menjadi trik yg kotor dari orang-orang yg ingin mencabut TAP dengan alasan tersendiri. Kalau mau, buat dulu UU tersebut, baru TAP dicabut. Kalau tidak, bisa-bisa UU tidak akan pernah lahir. Ini taktik kuno!!! Maaf, saya malah melebar karena jadi kepikiran dengan taktik Gus Durno dkk tadi. Kembali ke tulisan anda. Saya paling tidak suka dengan tedeng aling-aling. Yg anda sebut adalah kejadian pemberontakan DI/TII kan? Dan dengan dasar ini anda ingin agar Islam dilarang? Jangan sembrono dalam memutar-mutar. Point keempat anda dan seterusnya jadi satu kesatuan jadi sulit untuk memotongnya. Di AS tidak ada larangan ajaran komunis. Masalahnya AS justru benteng terakhir terhadap komunisme dengan ajaran kapitalismenya. Semua WN AS paham bahwa urat akar mereka adalah kapitalisme yg merupakan musuh dari komunisme. Anda tidak dapat menyamakan AS dengan Indonesia. Anda harus membuat perbandingan antara apel dengan apel. Indonesia sebetulnya belum mempunyai ideologi yg matang. Beda dengan AS. Anda juga belum memasukkan pemahaman penduduk atas ideologinya itu yg sudah tinggi. Dengan dasar ini (dan amandemen 1 mereka) mereka merasa aman untuk membuka semua orang untuk belajar komunisme. Tapi masalah kontrol terhadap komunitas komunis, rasis, dll tetap ada. AS melakukannya dan men-file setiap anggota kelompok tsb dengan rapi. Ini yg anda tidak sampaikan. Dengan bekal ini mereka dapat mengontrol bahwa mereka tidak akan membuat gerakan radikal. Bagaimana di Indonesia? Wah, sistem kontrol kita sangat kuno dan tidak efisien. Setiap saat suatu kelompok dapat melakukan tindakan radikal dengan mudah. Apalagi kontrol macam kopkamtib yg menggelikan dan membabi buta itu sudah nggak ada. Mengenai polusi suara, dll. Ini suatu serangan langsung terhadap Islam karena masyarakat muslim memakai pengeras suara untuk menyebar adzan. Di semua negara, pengikut Islam menggunakan pengeras suara tuh. Tambahan lagi, di Indonesia tidak ada larangan bahwa gereja tidak boleh menggunakan pengeras suara juga. Ini sudah cukup fair. Nah, anda mau menggeser masalah komunisme dengan berbagai komplain tentang pelaksanaan agama Islam di Indonesia, hohoho. Mengenai kerapuhan benteng mental di Indonesia? Lho kok baru tahu sih? Kok baru nyadar sih? J
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara, Cukup menarik membaca penuturan bahwa anda sudah cukup banyak membaca mengenai komunisme. Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan komunisme apalagi mau jadi pengikut paham ini. Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti paham komunisme. Ada beberapa pertanyaan yang ini saya ajukan kepada anda dan juga rekan lainnya yang mendukung TAP MPRS tentang komunisme itu perlu dipertahankan. 1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM? 2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila, dan paham-paham lainnya. 3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah, bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja, ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu. Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di Indonesia? 4.Apakah di AS ada larangan terhadap ajaran komunis? Setahu saya tidak ada larangan. Bahkan untuk menjadi atheis sekali pun tidak dilarang. Mohon saya dikoreksi kalau salah. Yang dilarang oleh pemerinta AS adalah tindakan2 anarki yang bisa mengganggu ketertiban atau pun keamanan orang lain. Dan hukum ini berlaku untuk semua, tidak perduli apakah dari kelompok mayoritas atau pun minoritas. Sekedar contoh saja: - Di AS ada hukum yang melarang orang untuk melakukan tindakan diskriminasi atas dasar agama, ras, asal negara/kewarganegaraan, gender. Ada hukum yang melarang orang untuk melakukan penyerangan baik secara fisik atau pun ancaman yang dapat menganggu ketentraman maupun keselamatan orang lain. Walau demikian, tidak ada larangan untuk orang memiliki SIFAT tidak suka dengan pengikut agama lain, atau ras yg berbeda dengan dia, dll. - Di AS ada aturan bahwa rumah ibadah tidak dibenarkan dalam acara ibadahnya sampai menyebabkan polusi suara dalam pengertian acara ibadahnya sampai terdengar keluar gedung ibadah. Hal ini mengingat tidak semua orang disekitar rumah ibadah tersebut yang mau diganggu dengan polusi suara yang keluar dari rumah ibadah tersebut. Hal ini berlaku untuk semua agama tanpa kecuali termasuk pula untuk umat Kristen yang katanya mayoritas di AS, tidak dibenarkan dalam ibadah di gereja sampai membuat polusi suara bagi rumah sekitarnya. [mudah2an Indonesia segera mengikuti hal baik ini] Dengan memperhatikan hal2 di atas, saya berkesimpulan bahwa pelarangan terhadap ajaran komunis dengan memuatnya dalam alat hukum seperti TAP MPRS adalah suatu bentuk nyata dari ketidakpercayaan diri akan paham yg di miliki. Ketakutan akan paham komunis bisa menyebar di Indonesia adalah wujud nyata dari lemahnya mental dan pendidikan rakyat Indonesia, pun agama yang sering digembar-gemborkan sebagai benteng yang kuat ternyata sebenarnya rapuh sehingga perlu dibuat benteng tambahan dengan adanya TAP MPRS tersebut. Adalah jauh lebih penting membuat perangkat hukum yang dapat membatasi orang untuk tidak melakukan tindakan kekerasan atau pun membahayakan keselamatan orang lain. Dan hukum ini dijalankan dengan penuh konsekuen tanpa pandang bulu. Sekedar contoh saja, ada larangan membawa senjata tajam di muka umum seperti misalnya golok atau pun pedang. Bagi yang melanggarnya, maka senjata tajam tersebut bisa disita oleh pihak keamanan. Sayangnya, aturan yang sudah bagus ini terkadang tidak diterapkan pada semua kelompok masyarakat misalnya seperti yang dapat dilihat pada alamat berikut ini: http://www.detik.com/peristiwa/2000/04/06/200046-180554.shtml Ketidak-konsistenan pelaksanaan hukum seperti inilah yang menurut saya lebih perlu diperbaiki bila kita ingin negara kita bisa berlangsung dengan tertib. Pelarangan terhadap paham tertentu tidak menjamin suatu negara bisa berada dalam situasi aman dan tenteram. Tetapi perlakuan hukum yang tidak berat sebelah dan tidak memihak serta hukum yang mengayomi semua pihak tanpa memandang mayoritas dan minoritas, itulah yang akan lebih menjamin situasi bisa lebih aman dan tentram. Demikian saya sedikit pandangan dari saya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Saya sudah menduga bahwa anda ingin mencapkan sesuatu dengan mengatakan bahwa saya tidak mengetahui permasalahan. Itu sudah diantisipasi. Model pertanyaan anda yang ingin "men-test" itu sudah kuno mas. Hanya anak kecil yang tidak paham arahnya. Saya tidak ingin membahas apa arti demokrasi karena artinya sangat umum diketahui. Kalau anda betul-betul ingin tahu (bukan ngetes dengan cara yg lucu dan kekanak-kanakan seperti itu), silakan klik www.dictionary.com. Ini cara yg paling mudah. Kalau mau lebih lengkap ambil CD Encarta. Kalau mau ilmiah tinggal mampir ke Barnes and Noble. Pada jaman sekarang ini, tidak ada alasan bahwa seseorang tidak tahu term-term apa saja. Mengenai komunisme, ada site khusus yg menyimpan ribuan lembar pelajaran komunisme. Saya sudah sempat nge-print beberapa puluh dan akhirnya bosan sendiri. Ini lengkap sekali ya, sejak tulisan asli Engel, Marx, Lenin, Trotsky sampai tulisan Mao dan Stalin-pun ada. Biografi tokoh-tokoh besar komunis juga sangat lengkap tertulis. Pokoknya malah lebih lengkap dari buku tentang komunisme manapun yg sekarang ada di pasaran!!! (Tuh, pentungnya ada 3 buah). Nah, kalau penasaran, coba search communism, lenin, mao, nanti anda akan dibawa ke sana. Gratis mas. Saya juga sempat tulis untuk cari ke amazon.com, dan itu bukan sekedar ngomong karena saya juga sempat beli beberapa. Murah-murah mas, maximum $20. Nah, lagi-lagi nggak perlu punya alasan nggak ada tahu, nggak ada waktu, dll. Yg penting ada mau, semua pasti bisa dicari. Saya sudah sempat postingkan address site itu beberapa bulan yg lalu. Saya cantumkan lagi: http://www.marxists.org/archive/marx/index.htm http://www.maoism.org Ini yg rada runtut. Kalau mau yg dicampuri pandangan para komunis baru sih ada ribuan lagi tuh. Kembali ke paham komunis, dari yg anda tulis kelihatan anda tidak sadar bahwa sedemikian banyak pandangan para tokoh itu untuk mendefinisikannya dan cara untuk mencapainya. Ini yg bikin capek untuk menuliskannya. Tapi kalau arti umum sih semua orang yg sudah lulus SMP sudah tahu. Atau balik lagi: cari di www.dictionary.com. Jangan terlalu bodoh untuk ngetes orang lagi ya mas. Nggak lakuhihihi malu ah. Salam malu, Anjasmara Catatan: Artikel Tempo baru saya dapat 5 menit sebelum saya postingkan. Jadi anda jangan mengira bahwa saya mendasarkan pandangan saya pada artikel tsb. Juga saya tidak setuju dengan istilah 'radikal' yg dikhususkan untuk komunis Indonesia. Ini sudah tersirat lah. Kalau anda mendapat impression demikian dari artikel itu, boleh saya sebut anda salah dalam menyerapnya (itu problem anda dg penulisnya atau tulisannya). Saya sendiri tidak memperoleh kesan demikian dari artikel itu tuh. Silakan lah luangkan waktu anda sedikit..:) '-- >From: Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam >atau Islam ...) >Date: Thu, 6 Apr 2000 09:31:00 -0700 > >Buat Anjas, > >Wah, anda salah kalau balik bertanya soal komunis ke saya. Lha wong >sejak awal saya pingin belajar tentang komunis dari anda yang saya >anggap 'tahu banyak' tentang hal ini. Saya mencoba mengatakan komunis di >Indonesia adalah komunis yang keliru justru berangkat dari posting anda >(Tempo), yang antara lain disitu disebut 'radikal' dan lainnya yang >menunjukkan ketidaksesuaian dengan paham komunis yang sebenarnya. Lalu >muncul pertanyaan saya yaitu paham komunis yang sebenarnya itu seperti >apa, yang ternyata tidak anda jawab dan malah balik bertanya ke saya. >Kok anda jadi mbingungi gitu sih.?! > >Ada dua catatan penting yang saya dapat dari posting anda tentang >komunis ini, yaitu: >1. Anda sebenarnya tidak mengerti benar dengan apa yang disebut dengan >demokrasi (lihat kata-kata anda tentang demokrasi ini), >2. Anda juga sebenarnya tidak tahu banyak tentang paham komunis. > >Namun dengan berangkat dari dan menggunakan dua kata di atas, yaitu >'demokrasi' dan 'komunis', anda telah mencaci maki Gus Dur. Wow.. >Bagaimana anda bisa melakukan itu sementara anda sendiri tidak paham >benar dengan kata-kata yang anda gunakan??? > >Ada ungkapan yang mungkin tepat untuk ini: "Nyekel cengele dhewe ae >durung iso ..." > >Janganlah mengurangi kekaguman saya terhadap anda. Atau, mungkin saya >salah mengagumi orang.??? > >Salam, >Budi > > >Jeffrey Anjasmara wrote: > > > > Soal paragraf pertama, whatever lah... gitu aja kok pusing. Saya juga >bisa > > sinis kok. > > > > Soal komunisme, bagaimana anda menilai komunis di Indonesia adalah >komunis > > yg salah? Coba silakan beli bukunya di Amazon.com, anda bisa beli cuman > > seharga $4.0 untuk dapat
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
From: Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Wednesday, April 05, 2000 23:27 Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...) Ada dua catatan penting yang saya dapat dari posting anda tentang komunis ini, yaitu: 1. Anda sebenarnya tidak mengerti benar dengan apa yang disebut dengan demokrasi (lihat kata-kata anda tentang demokrasi ini), 2. Anda juga sebenarnya tidak tahu banyak tentang paham komunis. = Ceileeh Ini sih bukan menyangkut "pemikiran", tetapi "pemikir". Salam, Nasrullah Idris
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Buat Anjas, Wah, anda salah kalau balik bertanya soal komunis ke saya. Lha wong sejak awal saya pingin belajar tentang komunis dari anda yang saya anggap 'tahu banyak' tentang hal ini. Saya mencoba mengatakan komunis di Indonesia adalah komunis yang keliru justru berangkat dari posting anda (Tempo), yang antara lain disitu disebut 'radikal' dan lainnya yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan paham komunis yang sebenarnya. Lalu muncul pertanyaan saya yaitu paham komunis yang sebenarnya itu seperti apa, yang ternyata tidak anda jawab dan malah balik bertanya ke saya. Kok anda jadi mbingungi gitu sih.?! Ada dua catatan penting yang saya dapat dari posting anda tentang komunis ini, yaitu: 1. Anda sebenarnya tidak mengerti benar dengan apa yang disebut dengan demokrasi (lihat kata-kata anda tentang demokrasi ini), 2. Anda juga sebenarnya tidak tahu banyak tentang paham komunis. Namun dengan berangkat dari dan menggunakan dua kata di atas, yaitu 'demokrasi' dan 'komunis', anda telah mencaci maki Gus Dur. Wow.. Bagaimana anda bisa melakukan itu sementara anda sendiri tidak paham benar dengan kata-kata yang anda gunakan??? Ada ungkapan yang mungkin tepat untuk ini: "Nyekel cengele dhewe ae durung iso ..." Janganlah mengurangi kekaguman saya terhadap anda. Atau, mungkin saya salah mengagumi orang.??? Salam, Budi Jeffrey Anjasmara wrote: > > Soal paragraf pertama, whatever lah... gitu aja kok pusing. Saya juga bisa > sinis kok. > > Soal komunisme, bagaimana anda menilai komunis di Indonesia adalah komunis > yg salah? Coba silakan beli bukunya di Amazon.com, anda bisa beli cuman > seharga $4.0 untuk dapat menilai rencana dan cita-cita besar komunisme. Dari > cerita di Tempo tentang kemarahan Stalin, dia menyatakan "kamu orang gila" > karena melihat kekuatan yg digalang belum cukup kuat atau terlalu prematur. > Itu saja. Jadi bukan masalah keliru atau benar. > > Saya juga tidak setuju dengan Sdr. Priyo bahwa yg perlu ditakutkan adalah > komunis gaya Indonesia. Haus darah bukan hanya karakteristik komunis > Indonesia saja, tetapi sudah karakteristik umum. > Silakan Budi sebutkan komunis gaya mana yg ideal? Saya perlu belajar dari > anda nih... Saya tidak punya major Political Science atau apa seperti Ida, > tapi paling tidak sudah merasa cukup takut setelah membaca beberapa > referensi tentang komunisme. Saya juga tidak tergiur oleh teori Hegel atau > Marx karena nyatanya dalam praktek komunisme berarti chaos. Tidak di Eropa, > tidak di Asia, ataupun di Cuba. > > Kembali soal Cuba, anda dengar dari mana dulu sih? Saya jadi penasaran. Dari > Castro? Semenjak pemerintahan Castro, Cuba sudah bergantung sepenuhnya pada > USSR. Mau kena embargo atau tidak, perekonomian mereka sudah > compang-camping. > > Anjas > > '--- > >From: Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> > >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> > >To: [EMAIL PROTECTED] > >Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam > >atau Islam ...) > >Date: Wed, 5 Apr 2000 13:43:13 -0700 > > > >Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang > >komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya > >'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa > >mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua > >jadi 'kecil' dibanding dengan anda. > > > >Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya > >komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan > >yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang > >benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu, > >seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti > >yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham > >komunis? > > > >Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN. > >Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat > >bius, tapi dari film. Faktanya...??? > > > >Saya suka kata-kata anda ini: > > > >Jeffrey Anjasmara wrote: > > > Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis > >panjang lebar. > > > >Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke > >teman-teman SD saya. > > > >Salam, > >Budi > > __ > Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Sdr. Jeffrey, rasanya yang bilang begitu bukan saya, tapi Faransyah. saya lebih kurang setuju dengan pendapat anda. Dimana-mana komunisme tidak ada yang bisa dijadikan model, karena cuma bikin chaos & rakyat sengsara, meskipun slogan perjuangan rakyat (kaum buruh) yang mereka pakai sebagai alat. --- Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saya juga tidak setuju dengan Sdr. Priyo bahwa yg > perlu ditakutkan adalah > komunis gaya Indonesia. Haus darah bukan hanya > karakteristik komunis > Indonesia saja, tetapi sudah karakteristik umum. > Silakan Budi sebutkan komunis gaya mana yg ideal? > Saya perlu belajar dari > anda nih... Saya tidak punya major Political Science > atau apa seperti Ida, > tapi paling tidak sudah merasa cukup takut setelah > membaca beberapa > referensi tentang komunisme. Saya juga tidak tergiur > oleh teori Hegel atau > Marx karena nyatanya dalam praktek komunisme berarti > chaos. Tidak di Eropa, > tidak di Asia, ataupun di Cuba. __ Do You Yahoo!? Talk to your friends online with Yahoo! Messenger. http://im.yahoo.com
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Kalo sumber cerita saya lain ceritanya. Ceritanya, semasa komunis (PKI) dulu kyai-kyai dikejar dan dibunuhi. Itu cerita yang saya dapat. Boleh tahu, cerita traumatik anda itu terjadi dimana dan sekitar tahun berapa (curios question). Abis waktu itu saya belum lahir. Saya pribadi lebih prefer untuk mendapatkan sumber berita dari sumber2 yang memang melihat atau mendengar langsung kejadiannya. Faran >Date: Tue, 4 Apr 2000 17:22:38 -0500 >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >From: Moko Darjatmoko <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] > >On 4/4/00, Faransyah Jaya wrote: > >>Mungkin memang takutnya dengan komunis Indonesia. >>Kalo komunis Indonesia saya pribadi juga khawatir. >>Dari cerita Orang tua langsung sih memang komunis "Indonesia" >>itu sadis. > >Faran, "sadis" nya itu bukankah karena "Indonesia" nya ... tidak >peduli apakah itu komunis atau non-komunis (artinya: ya tentara, ya >mereka yang ngakunya beragama, dsb.) > >Sampai sekarang saya masih terbayang pemandangan masa kecil, >kepala-kepala yang dicocok pada galah bambu sepanjang jalan raya di >Jawa Timur. Ini terjadi setelah PKI dilumpuhkan secara total. Orang >bilang itu kepala orang-orang PKI, ateis, atau mungkin orang yang >lagi sial saja -- seperti tetanga saya yang mendadak lenyap, "in the >wrong place at the wrong time." Pembantainya? ... apakah pembantainya >orang-orang "komunis" yang sadis itu? Lho logikanya gimana sih, kan >komunis (PKI) sudah lumpuh, kan orang-orangnya sudah habis ditangkapi >pada waktu itu? > >Ingatan paling 'traumatik" adalah tentang guru agama di SMP saya >dulu. Dia suka bawa pedang kemana-mena termasuk waktu di kelas >pelajaran agama. Dengan bangga dia bercerita, bahwa semalam sudah >menebas kepala yang ketujuh ... "tinggal dua lagi," katanya, "habis >itu karcis ke surga boleh dibilang sudah di tangan." Tiba-tiba saya >ingin muntah -- saya pamit ke WC, dan tidak pernah kembali ke kelas >guru berpedang itu sampai lulus SMP 2 tahun kemudian. > >Lha itu kan jaman dulu, jaman kacau ... > >Jaman sekarang sebetulnya lebih mudah lagi ... tinggal lihat berita >koran lokal saja. Meniru metode yang sering dipakai Noam Chomsky >(MIT) ini saya ambil sample headline di Kompas rubruik METROpolitan. >harap diingat saya tidak mengutip Pos Kota, tetapi harian Kompas, >koran yang amat "jinak" itu -- atau "banci" meminjam olokan Ben >Anderson (Cornell). > >Headlines dari minggu lalu (Senin sampai Sabtu) ... > > Senin, 27 Maret 2000 > > * Program Penertiban Umum tidak Tercapai >Program 100 Hari Gubernur DKI Jakarta, untuk menegakkan >ketertiban umum dan taat hukum, tampaknya tidak tercapai > > * Maling Motor Tewas Dibakar >Aksi main hakim sendiri oleh massa terhadap pelaku tindak >kejahatan, kembali terjadi di Tangerang, Sabtu (25/3) malam > > Selasa, 28 Maret 2000 > - > * Personel Tentara "Ngamuk", Tewaskan Pemilik Kafe >Dua personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD berpangkat >sersan satu (sertu) mengamuk di Tangerang, Senin (27/3) sekitar >pukul 04.30 > > * Tak Tanggapi Cinta, Erni Tewas Digorok >Erni Kusumawati (20), karyawati perusahaan swasta, ditemukan >tewas dengan leher hampir putus di dalam kamar rumahnya di >Kampungbaru RT 03/02 Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang, >Bekasi, Senin (27/3) dini hari > > * Seorang Wanita Perancis Tewas di Tangan Perampok >Silvy Maupin (39), seorang ibu berkewarganegaraan Perancis, >ditemukan tewas di tempat tidurnya di Jalan Madrasah II Buntu >Kemang, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, pukul 04.40 hari Senin > > * Polisi Masih Periksa Abi dan Teman-temannya >Aparat Kepolisian Resor Metro (Polrestro) Jakarta Pusat sampai >Senin (27/3) sore masih memeriksa Abi Suryosumarno dan enam >temannya, yang diduga keras mengetahui pengeroyok hingga tewas >Bharatu Abraham Mao dan Belly Sihombing di BC Cafe, ... > > Rabu, 29 Maret 2000 > --- > * Polisi Tembak Mati Dua Penodong >Polisi menembak mati Iwan dan Asep, dua dari empat penodong >yang biasa beroperasi di perempatan di Jalan Perintis-Yos >Sudarso, Kelapagading, Jakarta Utara, Senin (27/3) malam > > * Lima Bangunan Terbakar di Matraman >Seorang anggota Marinir terluka akibat pengeroyokan dan lima >bangunan terbakar dalam sebuah keributan antarwarga di Jl >Matraman Raya, Jakarta Timur, Selasa (28/3) petang > > * Tersangka Pembunuh Ditahan di Pomdam >Fe dan Ro, dua anggota TNI AD berpangkat sersan satu (sertu), >tersangka pelaku pembunuhan Novelim Jemi (42), pemilik Kafe >Duta 168 di Taman Cibodas, Jatiuwung, Kota Tangerang, pada >peristiwa hari Senin pagi, mulai Selasa (28/3) kemarin dit > > Kamis, 30 Maret 2000 > > * Polisi Ringkus "Bos" Belasan Kelompok Pencuri >Apara
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Soal paragraf pertama, whatever lah... gitu aja kok pusing. Saya juga bisa sinis kok. Soal komunisme, bagaimana anda menilai komunis di Indonesia adalah komunis yg salah? Coba silakan beli bukunya di Amazon.com, anda bisa beli cuman seharga $4.0 untuk dapat menilai rencana dan cita-cita besar komunisme. Dari cerita di Tempo tentang kemarahan Stalin, dia menyatakan "kamu orang gila" karena melihat kekuatan yg digalang belum cukup kuat atau terlalu prematur. Itu saja. Jadi bukan masalah keliru atau benar. Saya juga tidak setuju dengan Sdr. Priyo bahwa yg perlu ditakutkan adalah komunis gaya Indonesia. Haus darah bukan hanya karakteristik komunis Indonesia saja, tetapi sudah karakteristik umum. Silakan Budi sebutkan komunis gaya mana yg ideal? Saya perlu belajar dari anda nih... Saya tidak punya major Political Science atau apa seperti Ida, tapi paling tidak sudah merasa cukup takut setelah membaca beberapa referensi tentang komunisme. Saya juga tidak tergiur oleh teori Hegel atau Marx karena nyatanya dalam praktek komunisme berarti chaos. Tidak di Eropa, tidak di Asia, ataupun di Cuba. Kembali soal Cuba, anda dengar dari mana dulu sih? Saya jadi penasaran. Dari Castro? Semenjak pemerintahan Castro, Cuba sudah bergantung sepenuhnya pada USSR. Mau kena embargo atau tidak, perekonomian mereka sudah compang-camping. Anjas '--- >From: Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam >atau Islam ...) >Date: Wed, 5 Apr 2000 13:43:13 -0700 > >Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang >komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya >'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa >mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua >jadi 'kecil' dibanding dengan anda. > >Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya >komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan >yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang >benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu, >seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti >yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham >komunis? > >Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN. >Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat >bius, tapi dari film. Faktanya...??? > >Saya suka kata-kata anda ini: > >Jeffrey Anjasmara wrote: > > Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis >panjang lebar. > >Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke >teman-teman SD saya. > >Salam, >Budi __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
On 4/4/00, Faransyah Jaya wrote: >Mungkin memang takutnya dengan komunis Indonesia. >Kalo komunis Indonesia saya pribadi juga khawatir. >Dari cerita Orang tua langsung sih memang komunis "Indonesia" >itu sadis. Faran, "sadis" nya itu bukankah karena "Indonesia" nya ... tidak peduli apakah itu komunis atau non-komunis (artinya: ya tentara, ya mereka yang ngakunya beragama, dsb.) Sampai sekarang saya masih terbayang pemandangan masa kecil, kepala-kepala yang dicocok pada galah bambu sepanjang jalan raya di Jawa Timur. Ini terjadi setelah PKI dilumpuhkan secara total. Orang bilang itu kepala orang-orang PKI, ateis, atau mungkin orang yang lagi sial saja -- seperti tetanga saya yang mendadak lenyap, "in the wrong place at the wrong time." Pembantainya? ... apakah pembantainya orang-orang "komunis" yang sadis itu? Lho logikanya gimana sih, kan komunis (PKI) sudah lumpuh, kan orang-orangnya sudah habis ditangkapi pada waktu itu? Ingatan paling 'traumatik" adalah tentang guru agama di SMP saya dulu. Dia suka bawa pedang kemana-mena termasuk waktu di kelas pelajaran agama. Dengan bangga dia bercerita, bahwa semalam sudah menebas kepala yang ketujuh ... "tinggal dua lagi," katanya, "habis itu karcis ke surga boleh dibilang sudah di tangan." Tiba-tiba saya ingin muntah -- saya pamit ke WC, dan tidak pernah kembali ke kelas guru berpedang itu sampai lulus SMP 2 tahun kemudian. Lha itu kan jaman dulu, jaman kacau ... Jaman sekarang sebetulnya lebih mudah lagi ... tinggal lihat berita koran lokal saja. Meniru metode yang sering dipakai Noam Chomsky (MIT) ini saya ambil sample headline di Kompas rubruik METROpolitan. harap diingat saya tidak mengutip Pos Kota, tetapi harian Kompas, koran yang amat "jinak" itu -- atau "banci" meminjam olokan Ben Anderson (Cornell). Headlines dari minggu lalu (Senin sampai Sabtu) ... Senin, 27 Maret 2000 * Program Penertiban Umum tidak Tercapai Program 100 Hari Gubernur DKI Jakarta, untuk menegakkan ketertiban umum dan taat hukum, tampaknya tidak tercapai * Maling Motor Tewas Dibakar Aksi main hakim sendiri oleh massa terhadap pelaku tindak kejahatan, kembali terjadi di Tangerang, Sabtu (25/3) malam Selasa, 28 Maret 2000 - * Personel Tentara "Ngamuk", Tewaskan Pemilik Kafe Dua personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD berpangkat sersan satu (sertu) mengamuk di Tangerang, Senin (27/3) sekitar pukul 04.30 * Tak Tanggapi Cinta, Erni Tewas Digorok Erni Kusumawati (20), karyawati perusahaan swasta, ditemukan tewas dengan leher hampir putus di dalam kamar rumahnya di Kampungbaru RT 03/02 Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang, Bekasi, Senin (27/3) dini hari * Seorang Wanita Perancis Tewas di Tangan Perampok Silvy Maupin (39), seorang ibu berkewarganegaraan Perancis, ditemukan tewas di tempat tidurnya di Jalan Madrasah II Buntu Kemang, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, pukul 04.40 hari Senin * Polisi Masih Periksa Abi dan Teman-temannya Aparat Kepolisian Resor Metro (Polrestro) Jakarta Pusat sampai Senin (27/3) sore masih memeriksa Abi Suryosumarno dan enam temannya, yang diduga keras mengetahui pengeroyok hingga tewas Bharatu Abraham Mao dan Belly Sihombing di BC Cafe, ... Rabu, 29 Maret 2000 --- * Polisi Tembak Mati Dua Penodong Polisi menembak mati Iwan dan Asep, dua dari empat penodong yang biasa beroperasi di perempatan di Jalan Perintis-Yos Sudarso, Kelapagading, Jakarta Utara, Senin (27/3) malam * Lima Bangunan Terbakar di Matraman Seorang anggota Marinir terluka akibat pengeroyokan dan lima bangunan terbakar dalam sebuah keributan antarwarga di Jl Matraman Raya, Jakarta Timur, Selasa (28/3) petang * Tersangka Pembunuh Ditahan di Pomdam Fe dan Ro, dua anggota TNI AD berpangkat sersan satu (sertu), tersangka pelaku pembunuhan Novelim Jemi (42), pemilik Kafe Duta 168 di Taman Cibodas, Jatiuwung, Kota Tangerang, pada peristiwa hari Senin pagi, mulai Selasa (28/3) kemarin dit Kamis, 30 Maret 2000 * Polisi Ringkus "Bos" Belasan Kelompok Pencuri Aparat Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menangkap Musadar, seorang tersangka penadah barang curian dengan enam orang pencuri suruhannya, di Jalan Kebonbawang XV RT 018/02, Tanjungpriok, Jakarta Utara * Gagal Rampas Uang, Perampok Menembak Korbannya Dua perampok bersenjata api gagal merampas uang sebesar Rp 273 juta milik perusahaan pelayaran PT Sriwijaya Lloyd yang baru saja diambil di Standard Chartered Bank, Jakarta, Rabu (29/3) sore Jumat, 31 Maret 2000 * Tiga Pencuri Tewas Dihajar Massa Tiga pencuri di tiga kota, Bogor, Tangerang, dan Bekasi tewas secara me
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Mungkin memang takutnya dengan komunis Indonesia. Kalo komunis Indonesia saya pribadi juga khawatir. Dari cerita Orang tua langsung sih memang komunis "Indonesia" itu sadis. Faran >Date: Wed, 5 Apr 2000 13:43:13 -0700 >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >From: Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] > >Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang >komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya >'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa >mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua >jadi 'kecil' dibanding dengan anda. > >Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya >komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan >yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang >benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu, >seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti >yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham >komunis? > >Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN. >Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat >bius, tapi dari film. Faktanya...??? > >Saya suka kata-kata anda ini: > >Jeffrey Anjasmara wrote: >> Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis panjang lebar. > >Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke >teman-teman SD saya. > >Salam, >Budi Happy New Millenium from the staff at DCEmail.com http://www.dcemail.com - FREE Email for the Community
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya 'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua jadi 'kecil' dibanding dengan anda. Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu, seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham komunis? Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN. Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat bius, tapi dari film. Faktanya...??? Saya suka kata-kata anda ini: Jeffrey Anjasmara wrote: > Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis panjang lebar. Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke teman-teman SD saya. Salam, Budi
Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Terlampir artikel dari Tempo. Nggak usah muja-muji karena anda salah alamat. Puji aja Mahaguru Gus Durno yg gila pujian. Bikin aja statement dukung Gus Dur, entar kan anda diangkat jadi Pangkostrad...hehe... Semoga anda paham bagaimana modus operandi orang-orang komunis. Susup sana susup sini, begitu sudah berhasil (cukup kuat) langsung bikin acara revolusi. Ini tidak terjadi di Indonesia saja lah. Makanya rajin baca-baca dong mas. Mas mestinya juga bisa ambil konklusi kalau dari misal 10 kejadian di segala sudut dunia dengan revolusi komunis berakhir dengan pembantaian semua pihak yg tidak sepaham, artinya kemungkinan besar juga akan terjadi hal yg sama di masa depan. Ini kalau mau bikin acara statistik. Mengenai kemungkinan bahwa Cuba menderita semata karena embargo US, itu kesimpulan yg gegabah. Sama saja dengan bikin kesimpulan kalau RI nggak diperintah Suharto pasti sudah jadi negara superpower. Lagipula dapat info dari mana kalau di sana nggak ada KKN? Jangan bicara tanpa fakta ah. Sudah nonton film Noriega nggak? Cuba disebut-sebut juga terlibat pengedaran obat bius tuh. Kali aja ekonomi rada tertolong gara-gara itu. Lagipula siapa yg bilang ekonomi Cuba punya status mending? Lihat sejarah Cuba apa iya sebelum embargo ekonomi mereka bagus? Enggak tuh. Jauh.:) Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis panjang lebar. Kalau kaum komunis selalu membantai semua yg tidak sepaham apa itu wujud dari demokrasi. Memang kelihatan ironis, yaitu menghalangi perkembangan paham ini seolah-olah tidak berdemokrasi pula. Ini yg mau ditekankan oleh Mbah Dajjal Gus Durno itu. Kalau cara penterjemahan demokrasi model ini dikembangkan, maka mestinya semua orang boleh kowan-kawin seenaknya, telanjang bulat seenaknya, ambil harta orang seenaknya. Kan kita nggak boleh membatasi hak orang. Mengenai Mahaguru Gus Durno, saya sekarang jadi mempertimbangkan kebenaran rumor-rumor yg berkembang sebelum pemilu dulu bahwa Gus Durno sempat mengenyam paham kekiri-kirian (ini halusnya) pada saat beliau ini berada di Irak. Benar tidaknya ya tidak tahu. Cuma dengan kekerasan hati si beliau ini dalam menggolkan rencana ini (berita terbaru hari ini), saya kok jadi rada percaya dg rumor yg dulu itu. Yang makin ironis buat saya adalah kenyataan sejarah bahwa yg saling membantai tahun 1960-an itu antara kader NU dan dan kader PKI. Mungkin karena pengalaman itulah PKI perlu menyusupkan pahamnya, dan tidak tanggung-tanggung disusupkan ke anak pentolan NU. Nah lho.:) Buah keberhasilan walaupun harus menunggu lebi dari 30 tahun ternyata dapat dipetik juga. Anjasmara - Jatuh Bangun Komunis di Indonesia Bagian I (1902-1926): Lahirnya Partai Komunis Indonesia TEMPO Interaktif, Jakarta: Sejauh penelitian yang ada, nama Sneevliet adalah pembawa ideologi komunisme dari Nederland dan disebarkan di Indonesia. Tidak hanya kepada orang Belanda di Indonesia, tapi juga orang Indonesia. Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet. Lahir di Rotterdam, 13 Mei 1883. Sejak tahun 1902 ia sudah aktif dalam kehidupan partai politik. Waktu itu ia tergabung dalam Sociaal Democratische Arbeid Partij (SDAP) di Nederland sampai 1909. Ketika keluar tahun 1909, Sneevliet aktif di dunia perdagangan. Di situlah ia memasuki wilayah Indonesia. Tahun 1913 tokoh ini tiba di Indonesia. Ia sempat bekerja di harian 'Soerabajaasch Handelsblad', Surabaya. Masih di tahun yang sama, ia pindah ke Semarang dan diangkat menjadi sekretaris di perusahaan bertajuk Semarangsche Handelsvereniging. Tahun 1914, Sneevliet mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereniging atau ISDV. Organisasi politik yang tujuannya untuk memperbesar dan memperkuat gerakan komunis di Indonesia. Adalah majalah Het Vrije Woord yang menjadi corong propaganda ISDV. Beberapa tokoh Belanda yang juga aktif membantu Sneevliet adalah Bergsma, Adolf Baars, Van Burink, Brandsteder dan HW Dekker. Di kalangan pemuda Indonesia tersebut nama-nama Semaun, Alimin dan Darsono. Juga buruh buruh kereta api dan trem yang bernaung dibawah organisasi Vereniging van Spoor Tramweg Personal (VTSP). Semula Semaun, Darsono dan Alimin adalah anak buah HOS Tjokroaminoto. Mereka terdaftar sebagai anggota Central Sarekat Islam (CSI) di Surabaya sejak 1915. Setelah cukup dekat dengan Sneevliet, ketiganya memutuskan pindah ke Semarang. Tempat di mana Sneevliet mendirikan ISDV. Di Semarang, mereka menjadi pimpinan SI lokal. Karena sikap dan prinsip komunisme mereka yang semakin radikal, hubungan dengan anggota SI lainnya mulai renggang. Bahkan saat kongres ketiga di Bandung, Semaun dengan lantang dan terang-terangan menentang agama sebagai dasar pergerakan SI. Akibatnya SI pecah menjadi SI Putih yang dipimpin HOS Tjokroaminoto, H.Agus Salim dan Abdul Muis. Di sisi lain ada SI Merah yang dikepalai Semaun dan teman temannya. Sneevliet dan teman teman Belandanya memperluas pengaruh mereka ke kalangan yang memiliki posisi penting. Militer yang waktu itu personilnya sek