Re: Racist (Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan)

1999-01-13 Terurut Topik Mohammad Rosadi

Allo bung Ian..., Sebelumnya saya mohon maaf ni karena salah menduga
orang.., saya pikir anda adalah Ian yang saya kenal. maafkan saya ya
Oh ya.., terima kasih atas tanggapannya..., saya tau kok kita semua yang
ada di Milis ini berusaha untuk mencari kebenaran dan memberikan yang
terbaik bagi kita semua. Hanya saja karena ketidakakuratan dan perbedaan
informsi yang kita terima, membuat kita terkadang suka slah paham:)

Ada beberapa komentar anda yang mau saya tanggapi lagi ni:)

Ian Wrote:

--delete---
Mengenai beberapa orang etnis tionghoa/cina yang menindas golongan
pribumi.. bisakah anda menyebutkan siapa-siapa mereka itu ?
(karena anda cara anda menyebutkan masih vague dan ambiguous)
dan juga bisa tolong disebutkan bagaimana mereka-mereka ini
menindas golongan pribumi ?

Hal ini sudah saya jawab pada saat saya menanggapi tulisan saudara
pandu. Yang saya maksud dengan penindasan adalah PENINDASAN EKONOMI.
Sementara para pelakunya adalah BEBERAPA orang etnis tionghoa dari JENIS
KONGLOMERAT. jelas ya..?

Ian Wrote:
-delete-

Apabila terjadi suatu golongan minoritas, seperti misalnya etnis cina di
Indonesia, yang proporsi penguasaan ekonomi nya lebih besar daripada
proporsi atas jumlah penduduk, hal itu adalah wajar2 saja, sepanjang
praktek ekonominya menurut hukum yang berlaku. Apabila hal itu
terjadi,dan beberapa orang mayoritas masih menganggapnya tidak adil,
maka beberapa orang mayoritas inilah yang mempunyai inferiority complex
syndrome, dan selalu menempatkan diri sebagai 'loser' dan 'victim'.

Disinilah letak masalahnya.., seringkali para konglomerat ini menyalahi
hukum yang berlaku dalam praktek ekonominya. Memang banyak juga dari
konglomerat non keturunan yang melanggar hukum, tapi dalam diskusi kita
kali ini kita HANYA membatasi seputar konglomerat keturunan saja
bukan.., jadi untuk yang non keturunan kita bahas tersendiri saja nanti.

Ian Wrote:

Kalau misalnya, praktek2 ekonomi golongan minoritas itu secara
proporsional lebih banyak tidak mentaati hukum dibanding dengan
praktek2 ekonomi golongan pribumi, sesuai dengan premis anda, maka
bukankah ada penegak hukum yang menjeratnya ? dan menghukum dengan
adil ?
Sekarang siapakah penegak2 hukum ini ? apakah didominasi oleh
etnis cina ? TIDAK.
Jadi anda agak salah alamat bila anda menyatakan kebencian anda
terhadap 'beberapa orang etnis cina yang menindas golongan pribumi'.

Bung Ian.., rasanya sudah berulang kali saya katakan bahwa kita sedang
mendiskusikan tentang kasus bp.AS yang dianggap rasis karena ucapannya
kepada etnis Tionghoa(jenis konglomerat), jadi tolong hanya dibatsi
sampai disitu saja. Tentu saya sependapat dengan anda bahwa Pemerintah
ORBA lah yang harus bertanggung jawab PENUH atas segala macam KERUSAKAN
yang terjadi di Indonesia. Hanya saja kita saat ini kan hanya membahas
bagian "DOSA-DOSA" konglomerat keturunan..., tidak lebih
Oh ya.., perlu bung ketahui.., saya tidak membenci beberapa orang etnis
cina yang menindas golongan pribumi(penindasan ekonomi), tapi saya
membenci PRILAKU atau TINDAKAN mereka, BUKAN orangnya. Adapaun jika para
konglomerat keturunan ini berbuat baik dan membantu rakyat dan negara
Indonesia(yang juga tanah air mereka), saya akan mendukukng mereka 100
%..., pokoknya saya akan ancungin jempol deh...:)

Ian Wrote:

Tudingan dan tuntutan lebih tepat dilakukan ke pemerintah (fact is,
hukum dan penegakan hukum di Indonesia adalah dibawah wewenang
pemerintah) dan sistem pemerintahan yang tidak efektif, efisien, dan
corrupt.
Sebenarnya permasalahan yang lebih mendasar adalah hampir tidak adanya
hukum di Indonesia.



Untuk masalah hukum dan pemerintahan, rasanya kita akan lebih baik
didiskusikan diwaktu yang lain(bisa bung Ian yang memulainya..)

Ian Wrote:

nama 'cina' selalu dibawa2 apabila ada konglomerat yang membangkrutkan
negara, tetapi nama 'pribumi' kok tidak pernah dibawa2 padahal faktanya
yang lebih membangkrutkan negara adalah pribumi2 ini ???
(ini kalau saya menggunakan nalar logika anda).

Anda tidak mengikuti dari awal sih diskusi tentang masalah ini. Kita
hanya membahas soal racis dari pernyataan pak AS..,lalu saya mengatakan
untuk melihat dulu tindakan pak AS berikutnya sebelum kita menuduh
beliau racis. kemudian saya jelaskan bahwa kosa kata "cina" itu seudah
sedemikian lazimnya digunakan di Indonesia(saya sendiri berusaha keras
menggunakan kata "etnis tionghoa"..., anda sepertinya juga harus
berusaha loh..:). kemudian banyak rekan yang protes pada saya, dan
menganggap saya racis..:),setelah itu ada yang "menantang" saya untuk
membuktikan peran para konglomerat keturunan dalam krisis ekonomi..., ya
saya beberkan saja apa yang saya ketahui tentang sepak terjang
kontribusi konglomerat keturunan ini terhadap krisi ekonomi yang terjadi
saat ini. Hanya sebatas PERAN mereka.., saya tidak ingin memperluas
masalah..., karena nanti tidak akan selesai-selesai diskusi kita. Saya
juga tahu kok kalo banyak juga konglomerat non keturunan yang

Re: Racist (Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan)

1999-01-04 Terurut Topik Mohammad Rosadi

Allooo Ian..., gue mo nanggap balik ni. Kayaknya lo belum terima email
diskusi gue ke bung patiwael seluruhnya. kalo udah, mestinya lo nggak
salah tanggep(mispersepsi)seperti ini.

OK..ini tanggapan gue,disimak baik-baik ya...:)


 Mohammad Rosadi wrote:

 Oh ya... soal Adi Sasono, saya rasa kita harus melihat perkembangan
 lebih lanjut. Untuk menyebut menteri kita yang satu sebagai
rasis,saya
 kita perlu pembuktian lebih lanjut.Mengenai sikap dan komentarnya
yang
 cenderung memojokkan etnis tionghoa, bisa jadi itu merupakan ungkapan
 kekecewaan dan kemarahan pak Adi Sasono atas keserakahan dan
keangkuhan
 para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah
 memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat.

Ian wrote :

Adi Sasono telah mendefinisikan orang berdasarkan etnisnya
(race/genetics), maka ia adalah RACIST.
Sebagai sekjen ICMI, hal ini sangatlah ridiculuous.
Bukankah Allah SWT (itu kalau Adi Sasono percaya adanya Tuhan)
menciptakan
orang berbeda2 berdasarkan geneticsnya ?
Kalau misalkan seseorang itu adalah penjahat, kenapa yang dilihat
adalah
kulitnya ? kenapa bukan kejahatannya ?

Aduh Ian..., sabar dong, jangan keburu nafsu. maksud gue,kita harus
BERHATI-HATI menuduh orang rasis. Dalam masalah Pak Adi Sasono,saya rasa
kita mesti liat dulu kelanjutannya. Kalo nanti ternyata dalam
tindakannya memberdayakan ekonomi rakyat beliau MEMANG
mendiskriminasikan atau menindas etnis tionghoa (seperti halnya yang
dilakukan BEBERAPA orang etnis tionghoa dulu kepada golongan pibumi),
barulah kita bisa sebut rasis. kita tunggu aja deh

Mohamad Rosadi wrote :

Terus terang saya sendiri juga sangat MUAK dengan kelakuan dan
tindak-tanduk
 beberapa orang etnis tionghoa selama ini, suatu perasaan yang mungkin
 juga dirasakan oleh rekan-rekan yang lainnya(ngaku deh).

Ian Wrote:

Anda sangatlah racist tanpa anda sadari.
(anda telah melihat keetnisan/kesukuan/genetics/race sebagai salah satu
faktor. Kalau anda tidak racist, anda akan bilang :
'saya muak dengan penjahat2, saya muak dengan orang2 yang menghalalkan
segala cara dalam berbisnis, saya muak dengan para koruptor, dll' tanpa
harus menambahi dengan embel2 : cina, jawa, black, etc..
Anda telah melanggar kehendak Tuhan anda sendiri
(banyak juga lho orang2 yang mengaku beragama fanatik padahal mereka
sendiri itu adalah pelanggar nilai2 agama mereka sendiri yang palibng
utama)

Ya nggak gitu dong ian. lo musti INGAT dan TAU dong kalo tulisan gue
diatas itu merupakan TANGGAPAN atas tulisan bung patiwael yang menyoroti
Pak Adi Sasono yang dianggap menyebarkan rasa permusuhan rasial kepada
ETNIS TIONGHOAingat Ian...ETNIS TIONGHOA yang dibicarakan oleh bung
patiwael..lebih SPESIFIK dari hanya sekedar penjahat. Karena bung
Patiwael menyoroti masalah Pak Adi Sasono dan ETNIS TIONGHOA, ya gue
juga menanggapinya SEBATAS itu dong. Lagian gue kan cuma muak melihat
kelakuan BEBERAPA orang etnis tionghoa...BUKAN semuanya. Dan sorry ya
Ian.., gue nggak pernah bilang kalo gue FANATIK...,itu kan cuma persepsi
lo sendiri. Gue cuma mau bersikap JUJUR saja, bahwa selama  ini memang
ADA perasaan MUAK pada sebagian besar masyarakat Indonesia,termasuk
gue(gimana rekan-rekan lain..,mo ngakuin nggak..???) melihat kelakuan
BEBERAPA etnis tionghoa, ITU SAJA!!!
Gue nggak mau SOK menjadi pembela dan pahlawan hak asasi manusia
KESIANGAN (Yang baru bersuara lantang..ketika banyak orang
membicarakannya). Gue lebih suka menempatkan suatu persoalan pada
proporsi yang sebenarnya. Bagi gue, siapa saja yang TERBUKTI salah HARUS
dikatakan salah, Walaupun SELURUH DUNIA menganggapnya benar. INSYA
ALLAH, guepun akan MEMBELA etnis tionghoa(CINA) di Indonesia jika mereka
diperlakukan semena-mena, karena menurut ajaran agama gue(ISLAM),SANGAT
DIWAJIBKAN membela hak-hak kaum yang tertindas dan HARAM hukumnya
menyakiti orang yang lemah. Di dalam ajaran Islam, KEMULIAAN manusia
terletak pada tingkat KETAKWAANNYA, BUKAN pada jenis kulit,suku
bangsa,kecantikkan,status sosial,kecerdasan,dsb.


Mohamad Rosadi Wrote:

Jujur saja  kadang dulu  saya suka mengumpat mereka dengan kata-kata
seperti "CINA BRENGSEK" atau "DASAR CINA", karena kelakuan oknum-oknum
Tionghoa yang  angkuh dan selalu menghalalkan berbagai cara dalam
berbisnis.

Ian Wrote:

ini bukti lagi bahwa anda memang racist.
We do not need people like you in Indonesia. Indonesia sudah fucked up
already, tidak perlu ditambah dengan para racist yang hanya akan
menghancurkan negeri ini.

Ckkk..ckkk..Ian..Ian...,nggak bisakah lo sabar dikit, melihat suatu
masalah dengan pikiran jernih..??? sabar dulu dong mas.Dalam tulisan
diatas gue cuma mo bilang, bahwa kata-kata umpatan kepada etnis tionghoa
diatas sudah MENDARAH DAGING dalam bahasa pergaulan di Indonesia
sehari-hari(lo boleh tanya sama semua orang di Indonesia,khususnya
Jakarta...,gue rasa sebagian besar dari mereka pernah mengatakan
kata-kata yang mirip itu, bahkan lebih parah mungkin). Sering kali orang
di Indonesia mengucapkan kata-kata itu TANPA BERMAKSUD 

Re: Racist (Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan)

1999-01-04 Terurut Topik Panut Wirata

Bung Mohammad Rosadi Yth:
 Saya kira pernyataan Anda: "...keserakahan dan keangkuhan
para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah
memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat"
perlu dipikirkan keabsahannya.  Apakah benar krisis ekonomi Indonesia
ini disebabkan hanya oleh konglomerat keturunan cina.  Ingat kalau
konglomerat turunan Cina bisa kolusi tentu dengan pejabat pemerintah.
Yang salah dua-duanya.  Jangan gunakan kasihan atas kelemahan
diri-sendiri sebagai alasan tidak bisa menolak tawaran suap.  Lalu
bagaimana dengan BUMN yang ternyata jadi sapi perahan putra-putri
Soeharto dan para menteri.  Juga jangan lupa bahwa kurs rupiah yang
melemah gila-gilaan pertengahan tahun lalu mungkin disebabkan
penarikan modal asing walaupun juga mungkin pelarian modal dari
keturunan cina yang takut keluarganya diperkosa.  Lalu korupsi yang
sudah mengurat dan mengakar di Indonesia.  Anda akan terheran-heran
bila mendengar cerita tentang gaya hidup pejabat/keluarga pejabat yang
mondar-mandir keluar negeri untuk belanja.  Uang dari mana?  Para
menteri/pejabat tinggi yang menyekolahakan anak-anaknya di AS serta
beli rumah di AS.  Lagi-lagi tentang korupsi, ingat TKI dari Timur
Tengah yang mengirim uang ke keluarganya di Jatim lewat Bank BUMN
hanya diberi nilai 4000 rp/dollar walaupun kurs sudah 8000 rp/dollar?
Mau tahu korupsi yang lebih menyedihkan?  Pembantu rumah tangga saja
mengambil untung bila disuruh belanja.  Lalu bangaimana dengan
preman-preman yang memajaki pedagang kaki lima?  Belum lagi
preman-preman yang menetapkan harga atau memaksa nelayan menjual
ikannya pada pembeli tertentu. Lalu segala macam penjarahan, perusakan
dan segala macam anarki belakangan ini, sehingga pabrik takut
berproduksi.  Lalu kalau bilang nepotism, ini tidak relevan untuk
keturunan cina sebab mereka tidak banyak duduk di pemerintahan.
 Anda katakan bahwa beberapa etnis tionghoa dulu menindas golongan
pribumi.  Anda bisa memberikan contohnya?  Kalau kasusnya adalah
antara majikan yang tidak adil terhadap pembantu, saya percaya ini
sering terjadi.  Tetapi etnis tionghoa menindas pribumi, sulit
terjadi.  Ingat kerusuhan Solo th 1980 yang kemudian menjalar ke
kota-kota sekitarnya termasuk kota-kota di Jawa Timur?  Ini mulanya
hanya perkelahian antara anak-muda keturunan Cina melawan Jawa.  Jadi
berbicara tentang tindas-menindas, dalam kenyataan sehari-hari, orang
keturunan cina itu sangat hati-hati dalam bergaul, sangat mengalah
karena tak berdaya.  Bahkan banyak hak asasinya yang dicabut.  Mau
contoh?  Tidak diijinkannya barang cetakan beraksara cina, peringatan
imlek di larang, segala atribut-atribut berbau cina dilarang, ngomong
bahasa cina di tempat umum bisa-bisa di bunuh masa, sering di pojokan
sebagai tidak sopan, tidak tahu adat dsb.  Padahal, orang keturunan
cina di Jawa misalnya di rumah berbahasa jawa ngoko, makannya soto dan
nasi pecel walaupun juga capcai, siomay, bakso.  Ibu-ibunya banyak
yang pakai sarung.  (Cinophobia di Indonesia kelewat batas, sampai
untuk urusan dengan Cina kita barus belajar dari bule, bukan dari
orang keturunan cinanya sendiri). Bandingkan dengan cina-cina Malaysia
yang masih fasih berbahasa CIna, punya partai Cina, punya sekolah
cina, dsb.  Bandingkan orang Batak yang tinggal di Jawa misalnya,
apakah mau menjadi njawani?  Atau orang Jawa yang transmigrasi di
Sumatra misalnya, apakah mau nyumatrani?  Bukankah kita begitu bangga
bercerita bahwa orang Jawa di Surinam masih bisa bahasa Jawa. Nah
kalau konsisten, harusnya kita juga bangga dan malah mendorong orang
keturunan cina yang masih memelihara kultur cina.  Ataukan masalahnya
adalah jawa-centrisme.  Keturunan cina tidak baik karena tidak mau
jadi jawa?  Saya kira kita perlu menerapkan satu standar yang sama
bagi semua orang dalam berkehidupan bernegara.
 Saya setuju dengan pendapat Gus Dur bahwa kita sebagai bangsa ini
masih anak-anak.  Masalahnya adalah bisakah kita tumbuh menjadi dewasa
dan tidak mandek pertumbuhan kita.  Mampukah kita selalu keluar dari
suatu permasalahan untuk mengatasi persoalan lain yang lebih tinggi
tingkatnya.  Mampukan kita membuat hukum kita berfungsi mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara.  Mungkin banyak hukum yang di buat
Belanda perlu dirombakapa saja kerjaan ahli hukum atau DPR yang
berwenang membuat hukum selama ini?  Dan saya rasa, kelemahan hukum
dan penegakannya inilah sumber dari segala KKN dan anarki yang membawa
Indonesia ke tingkat peradaban yang serendah/setinggi sekarang ini.
 Omong-omong tentang Adi Sasono rasis, saya kira definisi rasis
yang baik adalah yang hanya memakai ras, etnis, warna kulit, agama,
kepercayaan sebagai satu-satunya dasar pertimbangan dalam menilai,
memutuskan atau menentukan sesuatu yang tak ada kaitannya dengan ras,
agama kepercayaan tsb.  Jadi bila Adi Sasono dalam mengembangkan
ekonomi kerakyatan hanya memberi kredit pada pengusaha kecil dan
menengah keturunan pribumi, dan tidak memberi kredit pada pengusaha

Racist (Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan)

1999-01-03 Terurut Topik Ian

On Mon, 28 Dec 1998, Mohammad Rosadi wrote:
deleted..
 Oh ya... soal Adi Sasono, saya rasa kita harus melihat perkembangan
 lebih lanjut. Untuk menyebut menteri kita yang satu sebagai rasis,saya
 kita perlu pembuktian lebih lanjut.Mengenai sikap dan komentarnya yang
 cenderung memojokkan etnis tionghoa, bisa jadi itu merupakan ungkapan
 kekecewaan dan kemarahan pak Adi Sasono atas keserakahan dan keangkuhan
 para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah
 memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat.

Adi Sasono telah mendefinisikan orang berdasarkan etnisnya
(race/genetics), maka ia adalah RACIST.
Sebagai sekjen ICMI, hal ini sangatlah ridiculuous.
Bukankah Allah SWT (itu kalau Adi Sasono percaya adanya Tuhan) menciptakan
orang berbeda2 berdasarkan geneticsnya ?
Kalau misalkan seseorang itu adalah penjahat, kenapa yang dilihat adalah
kulitnya ? kenapa bukan kejahatannya ?

Terus
 terang saya sendiri juga sangat MUAK dengan kelakuan dan tindak-tanduk
 beberapa orang etnis tionghoa selama ini, suatu perasaan yang mungkin
 juga dirasakan oleh rekan-rekan yang lainnya(ngaku deh).

Anda sangatlah racist tanpa anda sadari.
(anda telah melihat keetnisan/kesukuan/genetics/race sebagai salah satu
faktor. Kalau anda tidak racist, anda akan bilang :
'saya muak dengan penjahat2, saya muak dengan orang2 yang menghalalkan
segala cara dalam berbisnis, saya muak dengan para koruptor, dll' tanpa
harus menambahi dengan embel2 : cina, jawa, black, etc..
Anda telah melanggar kehendak Tuhan anda sendiri
(banyak juga lho orang2 yang mengaku beragama fanatik padahal mereka
sendiri itu adalah pelanggar nilai2 agama mereka sendiri yang palibng
utama)

Jujur saja
 kadang dulu  saya suka mengumpat mereka dengan kata-kata seperti "CINA
 BRENGSEK" atau "DASAR CINA", karena kelakuan oknum-oknum Tionghoa yang
 angkuh dan selalu menghalalkan berbagai cara dalam berbisnis.

ini bukti lagi bahwa anda memang racist.
We do not need people like you in Indonesia. Indonesia sudah fucked up
already, tidak perlu ditambah dengan para racist yang hanya akan
menghancurkan negeri ini.

Namun apa
 lantas saya juga bisa disebut sebagai seorang RASIS karena mengucapkan
 kata tersebut.. belum tentu dong,karena dalam kenyataannya saya juga
 punya banyak temen dari kalangan etnis tionghoa, baik di lingkungan
 tempat tinggal,kampus, dan lingkungan tempat bekerja di
 Jakarta.

FYI,
Di amerika banyak racists yang bilang 'Im not a racist because I have some
black friends'
Anda mempunyai teman dari race lain karena keadaan situasi saja, karena
sudah terbukti dari ucapan2 anda bahwa anda mempunyai preferance on the
basis of genetics, which is, may I say, VERY DISGUSTING!
enggak beda ama Nazi, enggak beda ama orang Arab jaman Jahiliyah yang
membunuhi anak2 perempuan.

Kata-kata umpatan saya kepada Oknum-oknum tionghoa itu BUKAN
 berarti saya benci kepada Etnis Tionghoa, tapi karena kebencian saya
 pada tindak-tanduk mereka.Lah wong temen saya yang etnis tionghoa saja
 kalau benci sama orang-orang seetnisnya sendiri juga bilang "CINA
 LO"..., lucu khan..?

Tidak lucu sama sekali.
Kebencian ama tindak tanduk tapi kok bawa2 warna kulit ?
logika dari mana ini ?
hanya karena warna kulit lebih mudah dilihat ?

salam,
Ian



Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan(tanggapan untuk Ian)

1999-01-03 Terurut Topik Ian

On Thu, 31 Dec 1998, Mohammad Rosadi wrote:
 Assalamualikum Wr.Wb

Wa Alaikum salam Wr Wb

 Alooo Ian..pa kabar lo...:)
 OK dech..gue coba naggap balik komentar lo

terima kasih atas jawabannya


 PS. Sorry ni sebelum salah..., elo kan yang pernah ketemu gue sama
 Mr.Ramadhan Pohan di Washington DC..?Kalo salah...sorry ya..:)

Saya memang pernah ke Washington DC, tapi sepertinya belum pernah bertemu
dengan saudara atau Mr. Ramadhan Pohan.

Salam,
Ian



Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-31 Terurut Topik Okki Senobroto

Salam PERMIAS,

Masalahkan bukan ada atau tidak-nya kata 'sebagian' (or even whether you
are not satisfy with some or all the Chinese), tapi statement anda
yang memang stereotyping the Chinese, which is "siapa kebanyakan yang
nongol?"

Selamat tahun baru 1999,
__
Okki Senobroto
[EMAIL PROTECTED]
http://www.nawala.com

On Wed, 30 Dec 1998, djoko raharto wrote:

 tolong dibaca lagi, ada nggak kata "SEBAGIAN".
 Saya cuma ingin bilang, bahwa selama ini ada yang salah di system dan
 orang-orang kita.
 Sebagai orang muda kami menginginkan perubahan yang proportional, dan
 tentunya untuk kepentingan jangka panjang kita. Kita khan menginginkan
 Indonesia yang kuat dalam jangka panjanng, ya salah satu kondisinya
 adalah dibutuhkan keseimbangan. Thus kita perlu saling membuka diri
 bahwa ini untuk kepentingan kita bersama, sudah saatnya kita
 masing-masing saling koreksi. Persis seperti yang dikatakan Bung
 Pattiwael.

 thank


 From [EMAIL PROTECTED] Wed Dec 30 08:04:04 1998
 Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for
 Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30 Dec
 1998 10:47:32 -0500
 Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP
 release
   1.8c) with spool id 365272 for [EMAIL PROTECTED]; Wed,
 30 Dec
   1998 10:47:20 -0500
 Received: from manado.regex.com by listserv.syr.edu (LSMTP Lite for
 Windows NT
   v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30
 Dec 1998
   10:47:17 -0500
 Received: (qmail 21190 invoked by uid 2048); 30 Dec 1998 13:45:00 -
 X-Sender: [EMAIL PROTECTED]
 MIME-Version: 1.0
 Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII
 Message-ID:
 [EMAIL PROTECTED]
 Date: Wed, 30 Dec 1998 08:45:00 -0500
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 Sender:   Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 From: Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 In-Reply-To:  [EMAIL PROTECTED]
 
 Saya rasa bung Frans benar mengenai pemberitaan Chinese di news/media
 Indonesia.  Tidak seimbang dan kelihatan sekali digunakan untuk
 kepentingan-kepentingan pihak tertentu.  Agak sedih juga sih melihat
 perkembangan pers Indonesia.  Dahulu dijadikan alat pemerintah untuk
 'brainwashing' masyarakat, sekarang oleh berbagai pihak untuk
 kepentingannya masing-masing (partai politik, agama, dll).  Well, I
 guess
 there's no such a thing that is really independent, eh ?
 
 Untuk bung Djoko, ini namanya stereotyping.  Kalau yang muncul di TV
 itu
 kebanyakan orang Chinese, bukan berarti semua orang Chinese koruptor,
 dll.
 Sama seperti kalau ada teroris yang kebetulan orang Arab, bukan berarti
 semua orang Arab teroris kan ?  BTW, korupsi yang ditayangkan di TV itu
 jumlahnya termasuk kelas 'teri'. Palingan 1-2 milyar kebawah.  Malah
 saya
 pernah lihat yang Rp. 12 juta or something around that range.  Padahal,
 yang 'kakap'-nya: WOW.
 
 Salam dan Selamat Tahun Baru,
 __
 Okki Senobroto
 [EMAIL PROTECTED]
 http://www.nawala.com
 
 
 On Tue, 29 Dec 1998, Frans G. Wijaya wrote:
 
  soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di
  Indonesia.  mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia tuh
 lucu
  kalo ada berita mengenai etnis cina di Indonesia kalo ada berita yg
 baik
  baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia itu etnis cina, atau
 nama
  cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono, dll)  kalo
 ada
  berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas kalo
  pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri
 etniknya
  di sebutin...  (eddy Tanzil, dst)  nggak heran sih benernya kalo jadi
  banyak orang yg benci cina..  kalo tiap hari selama 30 tahun
  pikiranya di kasih input yg jelek jelek mengenai etnis cina
 
  In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time,
  [EMAIL PROTECTED] writes:
 
   ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka
 yang
   kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu
 wajah
   koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol.
  
 
 


 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com




Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-31 Terurut Topik djoko raharto

Salam
Kenyataanya begitu, saya harus bilang apa?

Selamat Tahun Baru 1999
May God still Bless Indonesia

Salam PERMIAS,

Masalahkan bukan ada atau tidak-nya kata 'sebagian' (or even whether
you
are not satisfy with some or all the Chinese), tapi statement anda
yang memang stereotyping the Chinese, which is "siapa kebanyakan yang
nongol?"

Selamat tahun baru 1999,
__
Okki Senobroto
[EMAIL PROTECTED]
http://www.nawala.com

On Wed, 30 Dec 1998, djoko raharto wrote:

 tolong dibaca lagi, ada nggak kata "SEBAGIAN".
 Saya cuma ingin bilang, bahwa selama ini ada yang salah di system dan
 orang-orang kita.
 Sebagai orang muda kami menginginkan perubahan yang proportional, dan
 tentunya untuk kepentingan jangka panjang kita. Kita khan
menginginkan
 Indonesia yang kuat dalam jangka panjanng, ya salah satu kondisinya
 adalah dibutuhkan keseimbangan. Thus kita perlu saling membuka diri
 bahwa ini untuk kepentingan kita bersama, sudah saatnya kita
 masing-masing saling koreksi. Persis seperti yang dikatakan Bung
 Pattiwael.

 thank


 From [EMAIL PROTECTED] Wed Dec 30 08:04:04 1998
 Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for
 Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30
Dec
 1998 10:47:32 -0500
 Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP
 release
   1.8c) with spool id 365272 for [EMAIL PROTECTED];
Wed,
 30 Dec
   1998 10:47:20 -0500
 Received: from manado.regex.com by listserv.syr.edu (LSMTP Lite for
 Windows NT
   v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30
 Dec 1998
   10:47:17 -0500
 Received: (qmail 21190 invoked by uid 2048); 30 Dec 1998 13:45:00
-
 X-Sender: [EMAIL PROTECTED]
 MIME-Version: 1.0
 Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII
 Message-ID:
 [EMAIL PROTECTED]
 Date: Wed, 30 Dec 1998 08:45:00 -0500
 Reply-To: Indonesian Students in the US
[EMAIL PROTECTED]
 Sender:   Indonesian Students in the US
[EMAIL PROTECTED]
 From: Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 In-Reply-To:  [EMAIL PROTECTED]
 
 Saya rasa bung Frans benar mengenai pemberitaan Chinese di
news/media
 Indonesia.  Tidak seimbang dan kelihatan sekali digunakan untuk
 kepentingan-kepentingan pihak tertentu.  Agak sedih juga sih melihat
 perkembangan pers Indonesia.  Dahulu dijadikan alat pemerintah untuk
 'brainwashing' masyarakat, sekarang oleh berbagai pihak untuk
 kepentingannya masing-masing (partai politik, agama, dll).  Well, I
 guess
 there's no such a thing that is really independent, eh ?
 
 Untuk bung Djoko, ini namanya stereotyping.  Kalau yang muncul di TV
 itu
 kebanyakan orang Chinese, bukan berarti semua orang Chinese
koruptor,
 dll.
 Sama seperti kalau ada teroris yang kebetulan orang Arab, bukan
berarti
 semua orang Arab teroris kan ?  BTW, korupsi yang ditayangkan di TV
itu
 jumlahnya termasuk kelas 'teri'. Palingan 1-2 milyar kebawah.  Malah
 saya
 pernah lihat yang Rp. 12 juta or something around that range.
Padahal,
 yang 'kakap'-nya: WOW.
 
 Salam dan Selamat Tahun Baru,
 __
 Okki Senobroto
 [EMAIL PROTECTED]
 http://www.nawala.com
 
 
 On Tue, 29 Dec 1998, Frans G. Wijaya wrote:
 
  soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di
  Indonesia.  mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia
tuh
 lucu
  kalo ada berita mengenai etnis cina di Indonesia kalo ada berita
yg
 baik
  baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia itu etnis cina, atau
 nama
  cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono, dll)  kalo
 ada
  berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas
kalo
  pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri
 etniknya
  di sebutin...  (eddy Tanzil, dst)  nggak heran sih benernya kalo
jadi
  banyak orang yg benci cina..  kalo tiap hari selama 30 tahun
  pikiranya di kasih input yg jelek jelek mengenai etnis cina
 
  In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time,
  [EMAIL PROTECTED] writes:
 
   ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka
 yang
   kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu
 wajah
   koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol.
  
 
 


 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-30 Terurut Topik Okki Senobroto

Saya rasa bung Frans benar mengenai pemberitaan Chinese di news/media
Indonesia.  Tidak seimbang dan kelihatan sekali digunakan untuk
kepentingan-kepentingan pihak tertentu.  Agak sedih juga sih melihat
perkembangan pers Indonesia.  Dahulu dijadikan alat pemerintah untuk
'brainwashing' masyarakat, sekarang oleh berbagai pihak untuk
kepentingannya masing-masing (partai politik, agama, dll).  Well, I guess
there's no such a thing that is really independent, eh ?

Untuk bung Djoko, ini namanya stereotyping.  Kalau yang muncul di TV itu
kebanyakan orang Chinese, bukan berarti semua orang Chinese koruptor, dll.
Sama seperti kalau ada teroris yang kebetulan orang Arab, bukan berarti
semua orang Arab teroris kan ?  BTW, korupsi yang ditayangkan di TV itu
jumlahnya termasuk kelas 'teri'. Palingan 1-2 milyar kebawah.  Malah saya
pernah lihat yang Rp. 12 juta or something around that range.  Padahal,
yang 'kakap'-nya: WOW.

Salam dan Selamat Tahun Baru,
__
Okki Senobroto
[EMAIL PROTECTED]
http://www.nawala.com


On Tue, 29 Dec 1998, Frans G. Wijaya wrote:

 soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di
 Indonesia.  mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia tuh lucu
 kalo ada berita mengenai etnis cina di Indonesia kalo ada berita yg baik
 baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia itu etnis cina, atau nama
 cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono, dll)  kalo ada
 berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas kalo
 pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri etniknya
 di sebutin...  (eddy Tanzil, dst)  nggak heran sih benernya kalo jadi
 banyak orang yg benci cina..  kalo tiap hari selama 30 tahun
 pikiranya di kasih input yg jelek jelek mengenai etnis cina

 In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:

  ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka yang
  kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu wajah
  koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol.
 



Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-30 Terurut Topik djoko raharto

Mas Wijaya
Saya sudah bilang tidak semuanya, saya cuma bilang saya kecewa dengan
perilaku "SEBAGIAN" dari mereka. Namun demikian itu bukan kesalahan
mereka semata, tetapi juga kesalahan orang-orang kami yang goblog, yang
cukup puas hanya dengan menerima uang suap tanpa melihat effect jangka
panjangnya.
Harapan kita ya tentunya seperti mereka-mereka yang anda sebut, dan
bukanya ngemplang duit trus lari ke LN, ingat  lho meskipun jumlah yang
ngemplang sedikit tetapi pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi besar,
bahkan bisa bikin kolaps bank, karena jumlah yang dikemplang juga tidak
tanggung-tanggung.
akibatnya, katakan satu bank besar kolaps, anda bisa bayangkan effect
dominonya.

thank you.


From [EMAIL PROTECTED] Wed Dec 30 01:24:27 1998
Received: from [128.230.20.20] by hotmail.com (1.0) with SMTP id
MHotMail3092410420333435350653248121625620683474274; Wed Dec 30 01:24:27
1998
Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for
Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Tue, 29 Dec
1998 22:07:09 -0500
Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP
release
  1.8c) with spool id 353874 for [EMAIL PROTECTED]; Tue,
29 Dec
  1998 22:07:02 -0500
Received: from imo12.mx.aol.com by listserv.syr.edu (LSMTP Lite for
Windows NT
  v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Tue, 29
Dec 1998
  22:06:59 -0500
Received: from [EMAIL PROTECTED] by imo12.mx.aol.com (IMOv18.1) id
GFEPa15847
  for [EMAIL PROTECTED]; Tue, 29 Dec 1998 22:06:48
+1900 (EST)
Mime-Version: 1.0
Content-type: text/plain; charset=US-ASCII
Content-transfer-encoding: 7bit
X-Mailer: AOL 4.0 for Windows 95 sub 214
Message-ID:  [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 29 Dec 1998 22:06:48 EST
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
Sender:   Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
From: "Frans G. Wijaya" [EMAIL PROTECTED]
Subject:  Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
To:   [EMAIL PROTECTED]

Halo :)
mau ikut nimbrung lagi nih
soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di
Indonesia.

mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia tuh lucu kalo ada
berita
mengenai etnis cina di Indonesia
kalo ada berita yg baik baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia
itu etnis
cina, atau nama cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono,
dll)

kalo ada berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas
kalo
pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri
etniknya di
sebutin...
(eddy Tanzil, dst)

nggak heran sih benernya kalo jadi banyak orang yg benci cina..
kalo tiap hari selama 30 tahun pikiranya di kasih input yg jelek jelek
mengenai etnis cina

ok deh, :)
Frans




In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Koreksi sedikit mas Patiwael
 Malcom X setelah pulang haji menjadi sadar bahwa Islam tidak
mengajarkan
 kebencian, dan semua orang di mata Tuhan adalah sama.
 Malcolm X di bunuh oleh anak buah Elijah Muhammad yang sama-sama orang
 hitam, karena dianggap terlalu kompromis/tidak ekstrim.

 Soal non-pri sebenarnya bagi saya tidak ada masalah, karena teman
akrab
 saya di S1 juga merupakan WNI non-Pri, dan kebetulan saya juga besar
di
 Salatiga , dilingkungan yang umat Kristianinya relatif besar dan juga
 banyak mahasiswa non-prinya, dan so far o'k - o'k saja, aman dan tidak
 ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka yang
 kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu
wajah
 koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol.
 Sebenarnya saya cuma pengin melihat adanya keseimbangan yang tentunya
 dalam jangka panjang akan menguntungkan, utamanya dalam meredam
gejolak
 sosial.

 Saya menyarankan kepada teman-teman alangkah baiknya juga
mendiskusikan
 hal-hal yang berkaitan dengan keadilan, dan topiknya lebih riil.
 contohnys UU antimonopoli, antitrust, konsep ekonomi masa depan yang
 kokoh.

 Terimakasih
 kalau ada yang salah, ya saya akan mengakui salah dan sebelumya saya
 juga minta maaf.

 From [EMAIL PROTECTED] Fri Dec 25 18:24:28 1998
 Received: by norwich.edu; (5.65v3.2/1.1.8.2/15Jan95-1221PM)
id AA03387; Fri, 25 Dec 1998 21:26:59 -0500
 Date: Fri, 25 Dec 1998 21:26:58 -0500 (EST)
 From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED]
 To: djoko raharto [EMAIL PROTECTED]
 Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
 In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
 Message-Id: [EMAIL PROTECTED]
 Mime-Version: 1.0
 Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII
 
 Mas Djoko,
 tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah
 ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk
 sekitar.
 Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono
tidak
 seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya.
 Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit,
 Mungkin a

Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-30 Terurut Topik BRIDWAN

At 11:22 30/12/98 +0700, Ian wrote:
  On Mon, 28 Dec 1998, Mohammad Rosadi wrote:
  deleted..
   Kemudian Tentang KISDI. Saya terus terang tidak faham mengapa
   banyak sekali berita yang mendiskreditkan KISDI. Setahu saya,
   KISDI selama ini telah banyak sekali membantu menyuarakan
   kepentingan Umat Islam, sesuai dengan misinya.

 | menyuarakan kepentingan Umat Islam ?
 | Umat Islam yang mana nih ? Apa pernah dilakukan survey ?
 | Berapa persen dari Umat Islam Indonesia yang 'disuarakan
 | kepentingannya' oleh KISDI ?
 | Pernahkah KISDI menyuarakan kepentingan rakyat Indonesia
 | yang tertindas semasa rezime Suharto ?
 | Setahu saya PRD lebih menyuarakan kepentingan umat Islam
 | daripada KISDI.
 |
 | salam,
 | Ian

Kalau saya, engga tau kenapa, koq suka 'serem' denger
nama KISDI ? Heran saya, terutama sejak jamannya demonstrasi
yang marak di bulan Mei yang lalu...
Boleh dong saya berpikir demikian, kecuali KISDI bisa
memberikan rasa kenyamanan pada diri saya..:))
Saya tidak begitu yakin kalau dikatakan KISDI banyak
berjuang menyuarakan kepentingan Umat Islam.
Sejarahlah nanti yang akan membuktikannya.



Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-30 Terurut Topik djoko raharto

tolong dibaca lagi, ada nggak kata "SEBAGIAN".
Saya cuma ingin bilang, bahwa selama ini ada yang salah di system dan
orang-orang kita.
Sebagai orang muda kami menginginkan perubahan yang proportional, dan
tentunya untuk kepentingan jangka panjang kita. Kita khan menginginkan
Indonesia yang kuat dalam jangka panjanng, ya salah satu kondisinya
adalah dibutuhkan keseimbangan. Thus kita perlu saling membuka diri
bahwa ini untuk kepentingan kita bersama, sudah saatnya kita
masing-masing saling koreksi. Persis seperti yang dikatakan Bung
Pattiwael.

thank


From [EMAIL PROTECTED] Wed Dec 30 08:04:04 1998
Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for
Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30 Dec
1998 10:47:32 -0500
Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP
release
  1.8c) with spool id 365272 for [EMAIL PROTECTED]; Wed,
30 Dec
  1998 10:47:20 -0500
Received: from manado.regex.com by listserv.syr.edu (LSMTP Lite for
Windows NT
  v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30
Dec 1998
  10:47:17 -0500
Received: (qmail 21190 invoked by uid 2048); 30 Dec 1998 13:45:00 -
X-Sender: [EMAIL PROTECTED]
MIME-Version: 1.0
Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII
Message-ID:
[EMAIL PROTECTED]
Date: Wed, 30 Dec 1998 08:45:00 -0500
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
Sender:   Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
From: Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED]
Subject:  Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
To:   [EMAIL PROTECTED]
In-Reply-To:  [EMAIL PROTECTED]

Saya rasa bung Frans benar mengenai pemberitaan Chinese di news/media
Indonesia.  Tidak seimbang dan kelihatan sekali digunakan untuk
kepentingan-kepentingan pihak tertentu.  Agak sedih juga sih melihat
perkembangan pers Indonesia.  Dahulu dijadikan alat pemerintah untuk
'brainwashing' masyarakat, sekarang oleh berbagai pihak untuk
kepentingannya masing-masing (partai politik, agama, dll).  Well, I
guess
there's no such a thing that is really independent, eh ?

Untuk bung Djoko, ini namanya stereotyping.  Kalau yang muncul di TV
itu
kebanyakan orang Chinese, bukan berarti semua orang Chinese koruptor,
dll.
Sama seperti kalau ada teroris yang kebetulan orang Arab, bukan berarti
semua orang Arab teroris kan ?  BTW, korupsi yang ditayangkan di TV itu
jumlahnya termasuk kelas 'teri'. Palingan 1-2 milyar kebawah.  Malah
saya
pernah lihat yang Rp. 12 juta or something around that range.  Padahal,
yang 'kakap'-nya: WOW.

Salam dan Selamat Tahun Baru,
__
Okki Senobroto
[EMAIL PROTECTED]
http://www.nawala.com


On Tue, 29 Dec 1998, Frans G. Wijaya wrote:

 soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di
 Indonesia.  mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia tuh
lucu
 kalo ada berita mengenai etnis cina di Indonesia kalo ada berita yg
baik
 baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia itu etnis cina, atau
nama
 cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono, dll)  kalo
ada
 berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas kalo
 pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri
etniknya
 di sebutin...  (eddy Tanzil, dst)  nggak heran sih benernya kalo jadi
 banyak orang yg benci cina..  kalo tiap hari selama 30 tahun
 pikiranya di kasih input yg jelek jelek mengenai etnis cina

 In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:

  ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka
yang
  kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu
wajah
  koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol.
 




__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-29 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Tapi bukannya juga dosa membenci orang hanya berdasarkan suku.
Seperti yang anda bilang sendiri, Adi Sasono muak dengan kelakuan
sejumlah orang, saya garis bawahi lagi, sejumlah orang Cina, yang
bukan berarti semua , garis bawahi lagi, semua orang cina bukan.

Kalau misalnya Bapak Adi muak dengan kelakuan mereka-mereka ini, saya
rasa Bapak Adi harus juga muak dengan kelakuan konglomerat-konglomerat
pribumi lainnya yang juga ikut andil dalam Cendana Corporation kan...
contoh yang bisa disebut, Fadel Muchamad, pemilik Bukaka yang juga terkenal
akrab dengan keluarga Cendana, The Bakrie Family, yang juga pernah
memiliki PT.Freeport.

Ada cina yang ikut Kolusi. Korupsi, dan Nepotisme, ada juga cina yang
hanya berdagang di Pasar Senen, jualan martabak dipinggiran Pasar Minggu
atau pun menjadi petani seperti di Pontianak.
Begitu juga pribumi, ada yang kaya-nya minta ampun macam Pak Harto, ada
juga yang hanya menjadi kuli di tanjung priok.

Ngga bisa nuduh sembarangan semua cina itu anti patriotik kan
kan kesel boleh lah...tapi kan ada tata caranya, ada aturannya...
Adi Sasono kan berpendidikan, jangan seperti lulusan SD yang baru jadi
menteri. Bicara sesuai dengan jabatan, apalagi dia itu kan pegawai
pemerintah...mbok ya  adil juga donk sama yang cina, notabene
mereka juga adalah pembayar pajak, yang ngebayarin gaji Adi Sasono
sendiri kan.
Sebagai seorang menteri apalagi aparatur negara yang seharusnya dapat
seimbang thd any opinions saya rasa Adi masih kurang cocok. Seorang menteri
tidak boleh memojokan satu pihak.

Sama seperti disini kanjangan sampai ada yang bicara
loe jawa anjing bangsat atau loe islam teroris keparat
atau loe ambon preman sialan.
tolonglah kita juga bersikap begitu kepada para keturunan,
tentu kalau saya bicara Islam itu teroris semua, Bung Rosadi dan rekan-rekan
Muslim lainnya akan langsung marah kepada saya bukan...

bukan semua cina itu koruptor kan, atau bukan semua cina itu kongolomerat
bukan...or put it this way..bukan semua Islam itu teroris atau extrimist
bukan.

pikiran seperti ini yang harus kita hapus kalau masih ingin maju,
anda menerima saya apa adanya, maka dengan itu saya juga menerima anda
apa adanya. Kapan negara ini mau maju kalau kita masih terus berpikiran
picik macam katak dalam tempurung?
Kapan cina-cina dapat menerima kita kalau kita sendiri tidak mau mencoba
untuk menerima mereka.

Apakah kalau saya tiba-tiba nyeletuk "Dasar Islam teroris" itu termasuk
racist?
Teman saya yang dari Arab Saudi saja pasti kesel-nya bukan main, kalau
ada yang teriak Muslim teroris, atau saat dia ditanyai macam-macam di
Airport hanya karena nama dia ada "Muhamad" nya.

Bung Rosadi, if you can, tolong kirim saya informasi mengenai Kisdi
yang bung ketahui, mungkin saya masih kurang informasi mengenai
organisasi teresebut.

Be Fair, That's All That Matter, Kita mau diperlakukan adil, ya perlakukan
mereka adil juga.



Andrew Pattiwael
The Military College of Vermont
Norwich University Corps of Cadets


On Mon, 28 Dec 1998, Mohammad Rosadi wrote:

 Allooo bung Patiwael dan mas Joko.,
 Saya mau ikutan nimbrung diskusi bareng anda berdua..., siapa tau ada
 hal-hal yang bisa jadi masukan bagi kita semua.

 Mas Djoko,
 tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah
 ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk
 sekitar.
 Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono tidak
 seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya.
 Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit,
 Mungkin anda belum membaca koran kompas atau suara merdeka,
 keterlibatan AS dalam Pam Swakarsa, Kisdi, etc
 cuma memperjuangkan umat islam? tanyakan sendiri kepada AS dalam
 keterlibatan beliau di Kisdi, pendirian kembali SI,

 Sekedar berbagi informasi, sepengetahuan saya istilah PAM Swakarsa itu
 sendiri hanyalah nama yang diberikan masyarakat atas sekelompok orang
 yang ingin mengamankan SI kemaren.., jadi bukan organisasi Formal.
 Sedang kelompok yang disebut PAM Swakarsa itu sendiri terbagi 2, satu
 yang dibentuk pemerintah (anggotanya kebanyakan preman), dan kelompok
 satu lagi dibentuk atas inisiatif beberapa ormas Islam yang ingin
 membantu pemerintah mengamankan SI (terdiri dari para Santri,pelajar
 sekolah Islam, dan mahasiswa).
 Kemudian Tentang KISDI. Saya terus terang tidak faham mengapa banyak
 sekali berita yang mendiskreditkan KISDI. Setahu saya, KISDI selama ini
 telah banyak sekali membantu menyuarakan kepentingan Umat Islam, sesuai
 dengan misinya.Sumbangan KISDI yang paling besar bagi Umat Islam, adalah
 ketika membangkitkan semangat dan solidaritas atas perjuangan kaum
 Muslim di Bosnia dalam menghadapi orang-orang serbia yang kejam, dan
 juga membantu pengumpulan dana untuk kaum muslimin di Somalia yang
 menderita kelaparan. Kalaulah sikap KISDI terkesan agak vokal belakangan
 ini, tak lain karena adanya usaha-usaha dari kelompok tertentu untuk
 memaksakan kehendak. KISDI hanyalah satu dari sekian banyak 

Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-29 Terurut Topik Indi Soemardjan

I cannot understand why people keep praising Adi Sasono's way.

I myself don't think there is much to say about him; I could care less
about his ballooney.
I have heard a lot about his past actions all of which I don't respect.

INDI

Andrew G Pattiwael wrote:

 Tapi bukannya juga dosa membenci orang hanya berdasarkan suku.
 Seperti yang anda bilang sendiri, Adi Sasono muak dengan kelakuan
 sejumlah orang, saya garis bawahi lagi, sejumlah orang Cina, yang
 bukan berarti semua , garis bawahi lagi, semua orang cina bukan.



Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-29 Terurut Topik djoko raharto

Koreksi sedikit mas Patiwael
Malcom X setelah pulang haji menjadi sadar bahwa Islam tidak mengajarkan
kebencian, dan semua orang di mata Tuhan adalah sama.
Malcolm X di bunuh oleh anak buah Elijah Muhammad yang sama-sama orang
hitam, karena dianggap terlalu kompromis/tidak ekstrim.

Soal non-pri sebenarnya bagi saya tidak ada masalah, karena teman akrab
saya di S1 juga merupakan WNI non-Pri, dan kebetulan saya juga besar di
Salatiga , dilingkungan yang umat Kristianinya relatif besar dan juga
banyak mahasiswa non-prinya, dan so far o'k - o'k saja, aman dan tidak
ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka yang
kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu wajah
koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol.
Sebenarnya saya cuma pengin melihat adanya keseimbangan yang tentunya
dalam jangka panjang akan menguntungkan, utamanya dalam meredam gejolak
sosial.

Saya menyarankan kepada teman-teman alangkah baiknya juga mendiskusikan
hal-hal yang berkaitan dengan keadilan, dan topiknya lebih riil.
contohnys UU antimonopoli, antitrust, konsep ekonomi masa depan yang
kokoh.

Terimakasih
kalau ada yang salah, ya saya akan mengakui salah dan sebelumya saya
juga minta maaf.

From [EMAIL PROTECTED] Fri Dec 25 18:24:28 1998
Received: by norwich.edu; (5.65v3.2/1.1.8.2/15Jan95-1221PM)
   id AA03387; Fri, 25 Dec 1998 21:26:59 -0500
Date: Fri, 25 Dec 1998 21:26:58 -0500 (EST)
From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED]
To: djoko raharto [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
Message-Id: [EMAIL PROTECTED]
Mime-Version: 1.0
Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII

Mas Djoko,
tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah
ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk
sekitar.
Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono tidak
seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya.
Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit,
Mungkin anda belum membaca koran kompas atau suara merdeka,
keterlibatan AS dalam Pam Swakarsa, Kisdi, etc
cuma memperjuangkan umat islam? tanyakan sendiri kepada AS dalam
keterlibatan beliau di Kisdi, pendirian kembali SI,

tidak seextrim? mungkin, karena Malcolm X telah dibunuh oleh
extrimist kulit putih, extrimist yang dibunuh oleh sesama extrimist
juga.
Well, saya yang telah mengambil American History selama 2 tahun di High
School sini juga masih bingung, apa karena sekolah saya kebanyakan All
Whites
in All Whites Neighborhood, with my White History Teacher who trying to
teach
All Whites History to a non White student.
Sama seperti di Indonesia kan, PMP, PSPB, Sejarah dan Agama hanyalah
merupakan program cuci otak-nya Orde Soeharto, yang hasilnya adalah
yang
seperti kita liat:
Kebencian thd Tionghoa, bunuh sana-sini, penggal sana-sini, rusak
,perkosa, bunuh, bakar sana-sini.
Ini bukan hanya yang Islamnya saja, yang kristennya juga ikut
terjangkiti
contohnya di Kupang, Bangsa yang sudah hilang moralnya...yaitu bangsa
kita sendiri...
Terima Kasih kepada Bapak Pembangunan, warisan yang kau tinggalkan
benar benar bermanfaat, yaitu: Kehancuran Massal dari Bangsa ini.

What a christmas giftTerima Kasih sekali lagi kepada Bpk. Suharto.


Andrew Pattiwael
The Military College of Vermont
Norwich University Corps of Cadets



On Fri, 25 Dec 1998, djoko raharto wrote:


 Kalem Mas Patiwael
 Saya tidak tahu pasti siapa AS, dan saya tidak ingin mengaitkan
dengan
 agama (terlalu kompleks). Cuma saya sering membaca misinya terutama
di
 dalam membela ekonomi rakyat. Apa yang saya tahu tentang AS adalah
tidak
 lebih sebagai pemilik LSM (kalau tidak salah LP3ES) yang
memperjuangkan
 perkembangan ekonomi orang-orang awak (terlepas dari masalah agama).

 Menurut saya dugaan anda bahwa AS cuma memperjuangkan ummat Islam itu
 adalah salah, dari mana dugaan anda itu timbul?.
 Perlu diketahui bahwa Adi S tidak langsung memberikan kredit lunak
 kepada nasabah. Pemberian kredit lunak tetap melalui mekanisme kredit
 yang sehat (perbankan), yang dalam hal ini mempertimbangkan 5C dan
 terlepas dari agama yang dianut. Sepanjang penerima kredit layak, ya
di
 ACC apapun Agamanya dan Tuhannya.
 Sekali lagi AS tidak berhak memberikan kredit, apalagi memakai uang
 negara.
 Dan saya berani menjamin bahwa didalam pemberian kredit lunak KKPA,
KUT,
 KKUD, KPIR, KDBUMN diberikan atas dasar kelayakan dan bukan agama
yang
 dianut.

 Note : - Saya sudah nonton film Malcom X (2x), saya kira ybs tidak
 se-ekstrim yang sdr gambarkan.
  Malcom X hanya dendam kepada orang Putih (KKK), yang
 nyata-nyata menganiaya kaumnya, termasuk membunuh bapaknya.
 Salam Hormat,
 Tuan Joko he..he..






 
 Tuan Djoko,
 
 Apakah itu tokoh yang anda bela (Adi Sasono) boleh juga berbuat
 sekehendak hati, dengan membentuk istilahnya Black Extrimist contoh
 Pam Swakarsa, seperti di Amrik yang menghalalkan segala cara

Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-29 Terurut Topik Frans G. Wijaya

Halo :)
mau ikut nimbrung lagi nih
soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di Indonesia.

mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia tuh lucu kalo ada berita
mengenai etnis cina di Indonesia
kalo ada berita yg baik baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia itu etnis
cina, atau nama cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono, dll)

kalo ada berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas kalo
pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri etniknya di
sebutin...
(eddy Tanzil, dst)

nggak heran sih benernya kalo jadi banyak orang yg benci cina..
kalo tiap hari selama 30 tahun pikiranya di kasih input yg jelek jelek
mengenai etnis cina

ok deh, :)
Frans




In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Koreksi sedikit mas Patiwael
 Malcom X setelah pulang haji menjadi sadar bahwa Islam tidak mengajarkan
 kebencian, dan semua orang di mata Tuhan adalah sama.
 Malcolm X di bunuh oleh anak buah Elijah Muhammad yang sama-sama orang
 hitam, karena dianggap terlalu kompromis/tidak ekstrim.

 Soal non-pri sebenarnya bagi saya tidak ada masalah, karena teman akrab
 saya di S1 juga merupakan WNI non-Pri, dan kebetulan saya juga besar di
 Salatiga , dilingkungan yang umat Kristianinya relatif besar dan juga
 banyak mahasiswa non-prinya, dan so far o'k - o'k saja, aman dan tidak
 ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka yang
 kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu wajah
 koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol.
 Sebenarnya saya cuma pengin melihat adanya keseimbangan yang tentunya
 dalam jangka panjang akan menguntungkan, utamanya dalam meredam gejolak
 sosial.

 Saya menyarankan kepada teman-teman alangkah baiknya juga mendiskusikan
 hal-hal yang berkaitan dengan keadilan, dan topiknya lebih riil.
 contohnys UU antimonopoli, antitrust, konsep ekonomi masa depan yang
 kokoh.

 Terimakasih
 kalau ada yang salah, ya saya akan mengakui salah dan sebelumya saya
 juga minta maaf.

 From [EMAIL PROTECTED] Fri Dec 25 18:24:28 1998
 Received: by norwich.edu; (5.65v3.2/1.1.8.2/15Jan95-1221PM)
id AA03387; Fri, 25 Dec 1998 21:26:59 -0500
 Date: Fri, 25 Dec 1998 21:26:58 -0500 (EST)
 From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED]
 To: djoko raharto [EMAIL PROTECTED]
 Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
 In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
 Message-Id: [EMAIL PROTECTED]
 Mime-Version: 1.0
 Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII
 
 Mas Djoko,
 tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah
 ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk
 sekitar.
 Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono tidak
 seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya.
 Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit,
 Mungkin anda belum membaca koran kompas atau suara merdeka,
 keterlibatan AS dalam Pam Swakarsa, Kisdi, etc
 cuma memperjuangkan umat islam? tanyakan sendiri kepada AS dalam
 keterlibatan beliau di Kisdi, pendirian kembali SI,
 
 tidak seextrim? mungkin, karena Malcolm X telah dibunuh oleh
 extrimist kulit putih, extrimist yang dibunuh oleh sesama extrimist
 juga.
 Well, saya yang telah mengambil American History selama 2 tahun di High
 School sini juga masih bingung, apa karena sekolah saya kebanyakan All
 Whites
 in All Whites Neighborhood, with my White History Teacher who trying to
 teach
 All Whites History to a non White student.
 Sama seperti di Indonesia kan, PMP, PSPB, Sejarah dan Agama hanyalah
 merupakan program cuci otak-nya Orde Soeharto, yang hasilnya adalah
 yang
 seperti kita liat:
 Kebencian thd Tionghoa, bunuh sana-sini, penggal sana-sini, rusak
 ,perkosa, bunuh, bakar sana-sini.
 Ini bukan hanya yang Islamnya saja, yang kristennya juga ikut
 terjangkiti
 contohnya di Kupang, Bangsa yang sudah hilang moralnya...yaitu bangsa
 kita sendiri...
 Terima Kasih kepada Bapak Pembangunan, warisan yang kau tinggalkan
 benar benar bermanfaat, yaitu: Kehancuran Massal dari Bangsa ini.
 
 What a christmas giftTerima Kasih sekali lagi kepada Bpk. Suharto.
 
 
 Andrew Pattiwael
 The Military College of Vermont
 Norwich University Corps of Cadets
 
 
 
 On Fri, 25 Dec 1998, djoko raharto wrote:
 
 
  Kalem Mas Patiwael
  Saya tidak tahu pasti siapa AS, dan saya tidak ingin mengaitkan
 dengan
  agama (terlalu kompleks). Cuma saya sering membaca misinya terutama
 di
  dalam membela ekonomi rakyat. Apa yang saya tahu tentang AS adalah
 tidak
  lebih sebagai pemilik LSM (kalau tidak salah LP3ES) yang
 memperjuangkan
  perkembangan ekonomi orang-orang awak (terlepas dari masalah agama).
 
  Menurut saya dugaan anda bahwa AS cuma memperjuangkan ummat Islam itu
  adalah salah, dari mana dugaan anda itu timbul?.
  Perlu diketahui bahwa Adi S tidak langsung memberikan kredit lunak
  kepada nasabah.

Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-28 Terurut Topik Mohammad Rosadi

Allooo bung Patiwael dan mas Joko.,
Saya mau ikutan nimbrung diskusi bareng anda berdua..., siapa tau ada
hal-hal yang bisa jadi masukan bagi kita semua.

Mas Djoko,
tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah
ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk
sekitar.
Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono tidak
seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya.
Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit,
Mungkin anda belum membaca koran kompas atau suara merdeka,
keterlibatan AS dalam Pam Swakarsa, Kisdi, etc
cuma memperjuangkan umat islam? tanyakan sendiri kepada AS dalam
keterlibatan beliau di Kisdi, pendirian kembali SI,

Sekedar berbagi informasi, sepengetahuan saya istilah PAM Swakarsa itu
sendiri hanyalah nama yang diberikan masyarakat atas sekelompok orang
yang ingin mengamankan SI kemaren.., jadi bukan organisasi Formal.
Sedang kelompok yang disebut PAM Swakarsa itu sendiri terbagi 2, satu
yang dibentuk pemerintah (anggotanya kebanyakan preman), dan kelompok
satu lagi dibentuk atas inisiatif beberapa ormas Islam yang ingin
membantu pemerintah mengamankan SI (terdiri dari para Santri,pelajar
sekolah Islam, dan mahasiswa).
Kemudian Tentang KISDI. Saya terus terang tidak faham mengapa banyak
sekali berita yang mendiskreditkan KISDI. Setahu saya, KISDI selama ini
telah banyak sekali membantu menyuarakan kepentingan Umat Islam, sesuai
dengan misinya.Sumbangan KISDI yang paling besar bagi Umat Islam, adalah
ketika membangkitkan semangat dan solidaritas atas perjuangan kaum
Muslim di Bosnia dalam menghadapi orang-orang serbia yang kejam, dan
juga membantu pengumpulan dana untuk kaum muslimin di Somalia yang
menderita kelaparan. Kalaulah sikap KISDI terkesan agak vokal belakangan
ini, tak lain karena adanya usaha-usaha dari kelompok tertentu untuk
memaksakan kehendak. KISDI hanyalah satu dari sekian banyak ormas Islam
yang menentang kelompok pemaksa kehendak ini. Terus terang pada saat
gerakan reformasi awal bulan Mei lalu, saya kebetulan berada di gedung
MPR/DPR, bersama-sama dengan rekan-rekan mahasiswa UI dan mahasiswa dari
berbagai universitas ternama. Pada saat itu saya menyaksikan sendiri ada
beberapa kelompok mahasiswa dan ormas tertentu yang selama ini tidak
terdengar namanya, tiba-tiba maju ke podium dan meneriakan slogan-slogan
yang sangat keras dan radikal. mereka bertindak seolah-olah sebagai
satu-satunya pejuang reformasi yang telah berhasil menumbangkan orde
baru. Kata-kata kasar dan keji senantiasa keluar dari mulut mereka...,
kata-kata yang seharusnya tidak pantas diucapkan oleh seorang MAHASISWA.
Informasi tentang apa dan bagaimana sebenarnya KISDI, akan saya uraikan
di tulisan saya yang berikutnya, sesuai dengan pengalaman pribadi dan
informasi yang saya dapat.


tidak seextrim? mungkin, karena Malcolm X telah dibunuh oleh
extrimist kulit putih, extrimist yang dibunuh oleh sesama extrimist
juga.
Well, saya yang telah mengambil American History selama 2 tahun di High
School sini juga masih bingung, apa karena sekolah saya kebanyakan All
Whites
in All Whites Neighborhood, with my White History Teacher who trying to
teach
All Whites History to a non White student.
Sama seperti di Indonesia kan, PMP, PSPB, Sejarah dan Agama hanyalah
merupakan program cuci otak-nya Orde Soeharto, yang hasilnya adalah
yang
seperti kita liat:
Kebencian thd Tionghoa, bunuh sana-sini, penggal sana-sini, rusak
,perkosa, bunuh, bakar sana-sini.
Ini bukan hanya yang Islamnya saja, yang kristennya juga ikut
terjangkiti
contohnya di Kupang, Bangsa yang sudah hilang moralnya...yaitu bangsa
kita sendiri...
Terima Kasih kepada Bapak Pembangunan, warisan yang kau tinggalkan
benar benar bermanfaat, yaitu: Kehancuran Massal dari Bangsa ini.

What a christmas giftTerima Kasih sekali lagi kepada Bpk. Suharto.


Yah begitulah bung patiwael..., Soeharto memang telah meninggalkan
berbagai persoalan bagi kita semua, persoalan yang maha besar yang
mungkin dapat mengakibatkan hancurnya negara dan bangsa yang kita
cintai. Namun saya optimis dengan usaha keras dan kerjasama kita semua,
kita dapat menyelamatkan bangsa dan negara ini dari kehancuran.Insya
Allah.

Oh ya... soal Adi Sasono, saya rasa kita harus melihat perkembangan
lebih lanjut. Untuk menyebut menteri kita yang satu sebagai rasis,saya
kita perlu pembuktian lebih lanjut.Mengenai sikap dan komentarnya yang
cenderung memojokkan etnis tionghoa, bisa jadi itu merupakan ungkapan
kekecewaan dan kemarahan pak Adi Sasono atas keserakahan dan keangkuhan
para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah
memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat. Terus
terang saya sendiri juga sangat MUAK dengan kelakuan dan tindak-tanduk
beberapa orang etnis tionghoa selama ini, suatu perasaan yang mungkin
juga dirasakan oleh rekan-rekan yang lainnya(ngaku deh). Jujur saja
kadang dulu  saya suka mengumpat mereka dengan kata-kata seperti "CINA
BRENGSEK" atau 

Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-25 Terurut Topik Alexander Lumbantobing

The Silicon Valley, December 25, '98

Adi Sasono tidak mewakili kaum tertindas apapun yang menuntut keadilan. Tidak
usah pura-pura tertindas supaya mendapat pembenaran untuk menindas orang lain.
Jangan pura-pura tertindas supaya punya dalih untuk menindas.

Alex



Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-25 Terurut Topik djoko raharto

Kalem Mas Patiwael
Saya tidak tahu pasti siapa AS, dan saya tidak ingin mengaitkan dengan
agama (terlalu kompleks). Cuma saya sering membaca misinya terutama di
dalam membela ekonomi rakyat. Apa yang saya tahu tentang AS adalah tidak
lebih sebagai pemilik LSM (kalau tidak salah LP3ES) yang memperjuangkan
perkembangan ekonomi orang-orang awak (terlepas dari masalah agama).

Menurut saya dugaan anda bahwa AS cuma memperjuangkan ummat Islam itu
adalah salah, dari mana dugaan anda itu timbul?.
Perlu diketahui bahwa Adi S tidak langsung memberikan kredit lunak
kepada nasabah. Pemberian kredit lunak tetap melalui mekanisme kredit
yang sehat (perbankan), yang dalam hal ini mempertimbangkan 5C dan
terlepas dari agama yang dianut. Sepanjang penerima kredit layak, ya di
ACC apapun Agamanya dan Tuhannya.
Sekali lagi AS tidak berhak memberikan kredit, apalagi memakai uang
negara.
Dan saya berani menjamin bahwa didalam pemberian kredit lunak KKPA, KUT,
KKUD, KPIR, KDBUMN diberikan atas dasar kelayakan dan bukan agama yang
dianut.

Note : - Saya sudah nonton film Malcom X (2x), saya kira ybs tidak
se-ekstrim yang sdr gambarkan.
 Malcom X hanya dendam kepada orang Putih (KKK), yang
nyata-nyata menganiaya kaumnya, termasuk membunuh bapaknya.
Salam Hormat,
Tuan Joko he..he..







Tuan Djoko,

Apakah itu tokoh yang anda bela (Adi Sasono) boleh juga berbuat
sekehendak hati, dengan membentuk istilahnya Black Extrimist contoh
Pam Swakarsa, seperti di Amrik yang menghalalkan segala cara demi
membawa
persamaan hak antara non pribumi dan pribumi? Atau teriak-teriak di
media singapore menuduh cina-cina singapur tidak toleran thd perubahan
ekonomi yang ceritanya harus sesuai dengan Adi punya keinginan?
Atau ketidak pedulian adi thd permerkosaan thd kaum wanita etnis cina?
dengan menuduh balik bahwa hal yang sama juga sering dilakukan oleh
para tauke-tauke di singapur thd pembantu asal indonesia?

Setahu saya Adi juga hanya mewakili satu golongan, yaitu golongan
pedagang muslim? correct if i'm wrong...apakah tidak ada pedagang
non muslim yang juga butuh bantuan?
Saya melihat Adi hanya mewakili golongan yang saya sebut
Syarikat Islam.

Bukankah perjuangan melawan rasisme di Amerika saja, tidak bisa
dilakukan dengan cara Extrimist macam Malcoml X (contoh Adi Sosono)
tapi dibutuhkan juga cara Martin Luther King (kalau bisa sebutkan
tokoh Islam yang dapat disamakan dengan Mr. King di Indonesia, yang
menurut
saya sampai saat ini sulit ditemukan)



Andrew Pattiwael
The Military College of Vermont
Norwich University Corps of Cadets

On Thu, 24 Dec 1998, djoko raharto wrote:

 boleh tahu nggak mana difinisi yang benar tentang racist :
 menurut saya :

 Racist adalah klan atau kelompok suku bangsa tertentu yang menganggap
 lebih tinggi kedudukannya dan menganggap klan lainnya lebih rendah.

 Kalau kasusnya orang/klan  yang menuntut keadilan terhadap
klan/kelompok
 lain yang selama ini merasa lebih tinggi dan mengganggap klan yang
lain
 lebih rendah, bahkan dalam banyak kasus mereka cenderung merugikan
 klan/kelompok yang lain, apakah ini juga disebut racist?



 
 Bacaan bagus, mungkin bisa kita pahami sedikit kehidupan menjadi
 seorang
 keturunan, bukan dari kacamata ala Adi "Racis" Sasono, ala empunya
toko
 di
 Glodok, Senen, Kelapa Gading, dan Pasar Mesteer, bukan dari
keglamoran
 keturunan macam Liem Sioe Liong di Gunung Sahari,
 Mari kita coba rasakan dan pahami, gimana sih jadi Cina itu
sebenarnya,
 jangan muluk-muluk, tinggal di Pondok Indah, pemilik perusahaan
 konglomelorot plus kkn dengan anak-cucu Soeharto, sekolah di pelita
 atau di Amerika sini,
 tapi cukup hanya dengan berdagang seadanya, tinggal membaur dengan
 sesama pribumi, menyekolahkan anak-anak di sekolah negeri, kendaraan
 transportasi hanyak mikrolet dan ojek.
 Kasihan mereka, yang cina kaya sih gampang, lari keluar negeri,
amerika
 juga mau terima, asal dollar nya mencukupi bayar pajak. lha
 yang cina miskin kebanyakan, malah di palakin, rumah dibakarin,
 anak perawannya di perkosaiin, keluar diteriakin atau diancam.
 coba bayangin sedetik deh...gimana sih jadi cina itu, atau gimana
sih
 jadi minoritas itu, sama seperti gimana jadi Arab Muslim di Amerika
 yang katanya mayoritas Kristen itu.
 
 Hanya sebuat renungan menjelang natal.
 
 
 Andrew Pattiwael
 The Military College of Vermont
 Norwich University Corps of Cadets
 
 
 Harassment of Spouse, Children Chills Jakarta Mixed Marriage
 
 By Keith B. Richburg
 Washington Post Foreign Service
 Wednesday, December 23, 1998; Page A19
 
 JAKARTA, Indonesia-Yunita L. Riana doesn't consider herself a
 revolutionary. But 11 years ago, she committed what for many in
 Indonesia's indigenous population might be considered an act of
 revolutionary proportions: She fell in love with, and married, an
 ethnic Chinese man.
 
 She was 17 when she became involved with Paul Tenggana, who is 10
 years her elder. Her relatives were aghast. His wealthy family was
not
 much better. They opposed the marriage, and still, she 

Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-25 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Mas Djoko,
tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah
ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk
sekitar.
Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono tidak
seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya.
Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit,
Mungkin anda belum membaca koran kompas atau suara merdeka,
keterlibatan AS dalam Pam Swakarsa, Kisdi, etc
cuma memperjuangkan umat islam? tanyakan sendiri kepada AS dalam
keterlibatan beliau di Kisdi, pendirian kembali SI,

tidak seextrim? mungkin, karena Malcolm X telah dibunuh oleh
extrimist kulit putih, extrimist yang dibunuh oleh sesama extrimist juga.
Well, saya yang telah mengambil American History selama 2 tahun di High
School sini juga masih bingung, apa karena sekolah saya kebanyakan All Whites
in All Whites Neighborhood, with my White History Teacher who trying to teach
All Whites History to a non White student.
Sama seperti di Indonesia kan, PMP, PSPB, Sejarah dan Agama hanyalah
merupakan program cuci otak-nya Orde Soeharto, yang hasilnya adalah yang
seperti kita liat:
Kebencian thd Tionghoa, bunuh sana-sini, penggal sana-sini, rusak
,perkosa, bunuh, bakar sana-sini.
Ini bukan hanya yang Islamnya saja, yang kristennya juga ikut terjangkiti
contohnya di Kupang, Bangsa yang sudah hilang moralnya...yaitu bangsa
kita sendiri...
Terima Kasih kepada Bapak Pembangunan, warisan yang kau tinggalkan
benar benar bermanfaat, yaitu: Kehancuran Massal dari Bangsa ini.

What a christmas giftTerima Kasih sekali lagi kepada Bpk. Suharto.


Andrew Pattiwael
The Military College of Vermont
Norwich University Corps of Cadets



On Fri, 25 Dec 1998, djoko raharto wrote:


 Kalem Mas Patiwael
 Saya tidak tahu pasti siapa AS, dan saya tidak ingin mengaitkan dengan
 agama (terlalu kompleks). Cuma saya sering membaca misinya terutama di
 dalam membela ekonomi rakyat. Apa yang saya tahu tentang AS adalah tidak
 lebih sebagai pemilik LSM (kalau tidak salah LP3ES) yang memperjuangkan
 perkembangan ekonomi orang-orang awak (terlepas dari masalah agama).

 Menurut saya dugaan anda bahwa AS cuma memperjuangkan ummat Islam itu
 adalah salah, dari mana dugaan anda itu timbul?.
 Perlu diketahui bahwa Adi S tidak langsung memberikan kredit lunak
 kepada nasabah. Pemberian kredit lunak tetap melalui mekanisme kredit
 yang sehat (perbankan), yang dalam hal ini mempertimbangkan 5C dan
 terlepas dari agama yang dianut. Sepanjang penerima kredit layak, ya di
 ACC apapun Agamanya dan Tuhannya.
 Sekali lagi AS tidak berhak memberikan kredit, apalagi memakai uang
 negara.
 Dan saya berani menjamin bahwa didalam pemberian kredit lunak KKPA, KUT,
 KKUD, KPIR, KDBUMN diberikan atas dasar kelayakan dan bukan agama yang
 dianut.

 Note : - Saya sudah nonton film Malcom X (2x), saya kira ybs tidak
 se-ekstrim yang sdr gambarkan.
  Malcom X hanya dendam kepada orang Putih (KKK), yang
 nyata-nyata menganiaya kaumnya, termasuk membunuh bapaknya.
 Salam Hormat,
 Tuan Joko he..he..






 
 Tuan Djoko,
 
 Apakah itu tokoh yang anda bela (Adi Sasono) boleh juga berbuat
 sekehendak hati, dengan membentuk istilahnya Black Extrimist contoh
 Pam Swakarsa, seperti di Amrik yang menghalalkan segala cara demi
 membawa
 persamaan hak antara non pribumi dan pribumi? Atau teriak-teriak di
 media singapore menuduh cina-cina singapur tidak toleran thd perubahan
 ekonomi yang ceritanya harus sesuai dengan Adi punya keinginan?
 Atau ketidak pedulian adi thd permerkosaan thd kaum wanita etnis cina?
 dengan menuduh balik bahwa hal yang sama juga sering dilakukan oleh
 para tauke-tauke di singapur thd pembantu asal indonesia?
 
 Setahu saya Adi juga hanya mewakili satu golongan, yaitu golongan
 pedagang muslim? correct if i'm wrong...apakah tidak ada pedagang
 non muslim yang juga butuh bantuan?
 Saya melihat Adi hanya mewakili golongan yang saya sebut
 Syarikat Islam.
 
 Bukankah perjuangan melawan rasisme di Amerika saja, tidak bisa
 dilakukan dengan cara Extrimist macam Malcoml X (contoh Adi Sosono)
 tapi dibutuhkan juga cara Martin Luther King (kalau bisa sebutkan
 tokoh Islam yang dapat disamakan dengan Mr. King di Indonesia, yang
 menurut
 saya sampai saat ini sulit ditemukan)
 
 
 
 Andrew Pattiwael
 The Military College of Vermont
 Norwich University Corps of Cadets
 
 On Thu, 24 Dec 1998, djoko raharto wrote:
 
  boleh tahu nggak mana difinisi yang benar tentang racist :
  menurut saya :
 
  Racist adalah klan atau kelompok suku bangsa tertentu yang menganggap
  lebih tinggi kedudukannya dan menganggap klan lainnya lebih rendah.
 
  Kalau kasusnya orang/klan  yang menuntut keadilan terhadap
 klan/kelompok
  lain yang selama ini merasa lebih tinggi dan mengganggap klan yang
 lain
  lebih rendah, bahkan dalam banyak kasus mereka cenderung merugikan
  klan/kelompok yang lain, apakah ini juga disebut racist?
 
 
 
  
  Bacaan bagus, mungkin bisa kita pahami sedikit kehidupan menjadi
  seorang
  keturunan, 

Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-24 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Bacaan bagus, mungkin bisa kita pahami sedikit kehidupan menjadi seorang
keturunan, bukan dari kacamata ala Adi "Racis" Sasono, ala empunya toko di
Glodok, Senen, Kelapa Gading, dan Pasar Mesteer, bukan dari keglamoran
keturunan macam Liem Sioe Liong di Gunung Sahari,
Mari kita coba rasakan dan pahami, gimana sih jadi Cina itu sebenarnya,
jangan muluk-muluk, tinggal di Pondok Indah, pemilik perusahaan
konglomelorot plus kkn dengan anak-cucu Soeharto, sekolah di pelita
atau di Amerika sini,
tapi cukup hanya dengan berdagang seadanya, tinggal membaur dengan
sesama pribumi, menyekolahkan anak-anak di sekolah negeri, kendaraan
transportasi hanyak mikrolet dan ojek.
Kasihan mereka, yang cina kaya sih gampang, lari keluar negeri, amerika
juga mau terima, asal dollar nya mencukupi bayar pajak. lha
yang cina miskin kebanyakan, malah di palakin, rumah dibakarin,
anak perawannya di perkosaiin, keluar diteriakin atau diancam.
coba bayangin sedetik deh...gimana sih jadi cina itu, atau gimana sih
jadi minoritas itu, sama seperti gimana jadi Arab Muslim di Amerika
yang katanya mayoritas Kristen itu.

Hanya sebuat renungan menjelang natal.


Andrew Pattiwael
The Military College of Vermont
Norwich University Corps of Cadets


Harassment of Spouse, Children Chills Jakarta Mixed Marriage

By Keith B. Richburg
Washington Post Foreign Service
Wednesday, December 23, 1998; Page A19

JAKARTA, Indonesia-Yunita L. Riana doesn't consider herself a
revolutionary. But 11 years ago, she committed what for many in
Indonesia's indigenous population might be considered an act of
revolutionary proportions: She fell in love with, and married, an
ethnic Chinese man.

She was 17 when she became involved with Paul Tenggana, who is 10
years her elder. Her relatives were aghast. His wealthy family was not
much better. They opposed the marriage, and still, she said, "I do not
get along with his family."

But what has been worse for her has been the insults, the threats, and
the constant harassment she faces living as part of a mixed couple in
ethnically divided Indonesia. Every day, she said, she fears for the
safety of her two young sons.

She described how even driving down the street in the family car can
be a traumatic experience. "Every time we go anywhere, and my husband
makes a little mistake driving, people say, 'Chinese! Stupid Chinese!
I'll burn down your house.' "

"I get so depressed," she said. "Every time the same thing. 'I will
burn down your house!' 'I will burn your car!' 'I will kidnap your
children!' " She stopped briefly, tears welling in her eyes, her voice
softly breaking as she tried to continue.

"I'm very upset," she said at last. "It's always been that way. But
now, since May, it's become more frequent. If I have a problem with
one of the housekeepers and I have to scold them, I think twice -- I
don't want them to do anything stupid because this is a Chinese house.
They might burn the house or kidnap the children, because it's a
Chinese house."

Her story gets worse. Lately, since the riots of May, people have been
showing up at her front door every week, demanding money. And of
course she gives the money, because she is afraid. "I've become like
Santa Claus," she said.

Not even the children are immune; young neighborhood toughs have
showed up at the gates of her eldest son's Catholic junior high
school, deriding the Chinese children for being rich in poor
Indonesia, and demanding cash.

She said it was love that drove her to marry Paul, when she was just
21. But now at 32, what love there was has been worn down by the
constant struggle. "If I had a second chance," she conceded, "I
wouldn't marry a Chinese. No way. It's too much trouble. Right now, I
think love is stupid. I'm worried about my sons' safety."

"I do have regrets," she said, gently weeping. "I cannot talk to
anyone -- not my husband, not my sons, because I don't want them to
feel bad about being Chinese. I keep it in my heart."

She has applied for a job in Ireland, in the tourism industry. But she
knows her husband will not go, because even with the harassment and
threats, he feels he belongs here.

"He says, 'I was born here, my parents were born here. I don't even
know where China is. I have an Indonesian passport,' " she said. But
of her husband's patriotism, "It's crazy," she said, "stupid."



Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan

1998-12-24 Terurut Topik djoko raharto

boleh tahu nggak mana difinisi yang benar tentang racist :
menurut saya :

Racist adalah klan atau kelompok suku bangsa tertentu yang menganggap
lebih tinggi kedudukannya dan menganggap klan lainnya lebih rendah.

Kalau kasusnya orang/klan  yang menuntut keadilan terhadap klan/kelompok
lain yang selama ini merasa lebih tinggi dan mengganggap klan yang lain
lebih rendah, bahkan dalam banyak kasus mereka cenderung merugikan
klan/kelompok yang lain, apakah ini juga disebut racist?




Bacaan bagus, mungkin bisa kita pahami sedikit kehidupan menjadi
seorang
keturunan, bukan dari kacamata ala Adi "Racis" Sasono, ala empunya toko
di
Glodok, Senen, Kelapa Gading, dan Pasar Mesteer, bukan dari keglamoran
keturunan macam Liem Sioe Liong di Gunung Sahari,
Mari kita coba rasakan dan pahami, gimana sih jadi Cina itu sebenarnya,
jangan muluk-muluk, tinggal di Pondok Indah, pemilik perusahaan
konglomelorot plus kkn dengan anak-cucu Soeharto, sekolah di pelita
atau di Amerika sini,
tapi cukup hanya dengan berdagang seadanya, tinggal membaur dengan
sesama pribumi, menyekolahkan anak-anak di sekolah negeri, kendaraan
transportasi hanyak mikrolet dan ojek.
Kasihan mereka, yang cina kaya sih gampang, lari keluar negeri, amerika
juga mau terima, asal dollar nya mencukupi bayar pajak. lha
yang cina miskin kebanyakan, malah di palakin, rumah dibakarin,
anak perawannya di perkosaiin, keluar diteriakin atau diancam.
coba bayangin sedetik deh...gimana sih jadi cina itu, atau gimana sih
jadi minoritas itu, sama seperti gimana jadi Arab Muslim di Amerika
yang katanya mayoritas Kristen itu.

Hanya sebuat renungan menjelang natal.


Andrew Pattiwael
The Military College of Vermont
Norwich University Corps of Cadets


Harassment of Spouse, Children Chills Jakarta Mixed Marriage

By Keith B. Richburg
Washington Post Foreign Service
Wednesday, December 23, 1998; Page A19

JAKARTA, Indonesia-Yunita L. Riana doesn't consider herself a
revolutionary. But 11 years ago, she committed what for many in
Indonesia's indigenous population might be considered an act of
revolutionary proportions: She fell in love with, and married, an
ethnic Chinese man.

She was 17 when she became involved with Paul Tenggana, who is 10
years her elder. Her relatives were aghast. His wealthy family was not
much better. They opposed the marriage, and still, she said, "I do not
get along with his family."

But what has been worse for her has been the insults, the threats, and
the constant harassment she faces living as part of a mixed couple in
ethnically divided Indonesia. Every day, she said, she fears for the
safety of her two young sons.

She described how even driving down the street in the family car can
be a traumatic experience. "Every time we go anywhere, and my husband
makes a little mistake driving, people say, 'Chinese! Stupid Chinese!
I'll burn down your house.' "

"I get so depressed," she said. "Every time the same thing. 'I will
burn down your house!' 'I will burn your car!' 'I will kidnap your
children!' " She stopped briefly, tears welling in her eyes, her voice
softly breaking as she tried to continue.

"I'm very upset," she said at last. "It's always been that way. But
now, since May, it's become more frequent. If I have a problem with
one of the housekeepers and I have to scold them, I think twice -- I
don't want them to do anything stupid because this is a Chinese house.
They might burn the house or kidnap the children, because it's a
Chinese house."

Her story gets worse. Lately, since the riots of May, people have been
showing up at her front door every week, demanding money. And of
course she gives the money, because she is afraid. "I've become like
Santa Claus," she said.

Not even the children are immune; young neighborhood toughs have
showed up at the gates of her eldest son's Catholic junior high
school, deriding the Chinese children for being rich in poor
Indonesia, and demanding cash.

She said it was love that drove her to marry Paul, when she was just
21. But now at 32, what love there was has been worn down by the
constant struggle. "If I had a second chance," she conceded, "I
wouldn't marry a Chinese. No way. It's too much trouble. Right now, I
think love is stupid. I'm worried about my sons' safety."

"I do have regrets," she said, gently weeping. "I cannot talk to
anyone -- not my husband, not my sons, because I don't want them to
feel bad about being Chinese. I keep it in my heart."

She has applied for a job in Ireland, in the tourism industry. But she
knows her husband will not go, because even with the harassment and
threats, he feels he belongs here.

"He says, 'I was born here, my parents were born here. I don't even
know where China is. I have an Indonesian passport,' " she said. But
of her husband's patriotism, "It's crazy," she said, "stupid."


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com