Re: Racist (Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan)
Allo bung Ian..., Sebelumnya saya mohon maaf ni karena salah menduga orang.., saya pikir anda adalah Ian yang saya kenal. maafkan saya ya Oh ya.., terima kasih atas tanggapannya..., saya tau kok kita semua yang ada di Milis ini berusaha untuk mencari kebenaran dan memberikan yang terbaik bagi kita semua. Hanya saja karena ketidakakuratan dan perbedaan informsi yang kita terima, membuat kita terkadang suka slah paham:) Ada beberapa komentar anda yang mau saya tanggapi lagi ni:) Ian Wrote: --delete--- Mengenai beberapa orang etnis tionghoa/cina yang menindas golongan pribumi.. bisakah anda menyebutkan siapa-siapa mereka itu ? (karena anda cara anda menyebutkan masih vague dan ambiguous) dan juga bisa tolong disebutkan bagaimana mereka-mereka ini menindas golongan pribumi ? Hal ini sudah saya jawab pada saat saya menanggapi tulisan saudara pandu. Yang saya maksud dengan penindasan adalah PENINDASAN EKONOMI. Sementara para pelakunya adalah BEBERAPA orang etnis tionghoa dari JENIS KONGLOMERAT. jelas ya..? Ian Wrote: -delete- Apabila terjadi suatu golongan minoritas, seperti misalnya etnis cina di Indonesia, yang proporsi penguasaan ekonomi nya lebih besar daripada proporsi atas jumlah penduduk, hal itu adalah wajar2 saja, sepanjang praktek ekonominya menurut hukum yang berlaku. Apabila hal itu terjadi,dan beberapa orang mayoritas masih menganggapnya tidak adil, maka beberapa orang mayoritas inilah yang mempunyai inferiority complex syndrome, dan selalu menempatkan diri sebagai 'loser' dan 'victim'. Disinilah letak masalahnya.., seringkali para konglomerat ini menyalahi hukum yang berlaku dalam praktek ekonominya. Memang banyak juga dari konglomerat non keturunan yang melanggar hukum, tapi dalam diskusi kita kali ini kita HANYA membatasi seputar konglomerat keturunan saja bukan.., jadi untuk yang non keturunan kita bahas tersendiri saja nanti. Ian Wrote: Kalau misalnya, praktek2 ekonomi golongan minoritas itu secara proporsional lebih banyak tidak mentaati hukum dibanding dengan praktek2 ekonomi golongan pribumi, sesuai dengan premis anda, maka bukankah ada penegak hukum yang menjeratnya ? dan menghukum dengan adil ? Sekarang siapakah penegak2 hukum ini ? apakah didominasi oleh etnis cina ? TIDAK. Jadi anda agak salah alamat bila anda menyatakan kebencian anda terhadap 'beberapa orang etnis cina yang menindas golongan pribumi'. Bung Ian.., rasanya sudah berulang kali saya katakan bahwa kita sedang mendiskusikan tentang kasus bp.AS yang dianggap rasis karena ucapannya kepada etnis Tionghoa(jenis konglomerat), jadi tolong hanya dibatsi sampai disitu saja. Tentu saya sependapat dengan anda bahwa Pemerintah ORBA lah yang harus bertanggung jawab PENUH atas segala macam KERUSAKAN yang terjadi di Indonesia. Hanya saja kita saat ini kan hanya membahas bagian "DOSA-DOSA" konglomerat keturunan..., tidak lebih Oh ya.., perlu bung ketahui.., saya tidak membenci beberapa orang etnis cina yang menindas golongan pribumi(penindasan ekonomi), tapi saya membenci PRILAKU atau TINDAKAN mereka, BUKAN orangnya. Adapaun jika para konglomerat keturunan ini berbuat baik dan membantu rakyat dan negara Indonesia(yang juga tanah air mereka), saya akan mendukukng mereka 100 %..., pokoknya saya akan ancungin jempol deh...:) Ian Wrote: Tudingan dan tuntutan lebih tepat dilakukan ke pemerintah (fact is, hukum dan penegakan hukum di Indonesia adalah dibawah wewenang pemerintah) dan sistem pemerintahan yang tidak efektif, efisien, dan corrupt. Sebenarnya permasalahan yang lebih mendasar adalah hampir tidak adanya hukum di Indonesia. Untuk masalah hukum dan pemerintahan, rasanya kita akan lebih baik didiskusikan diwaktu yang lain(bisa bung Ian yang memulainya..) Ian Wrote: nama 'cina' selalu dibawa2 apabila ada konglomerat yang membangkrutkan negara, tetapi nama 'pribumi' kok tidak pernah dibawa2 padahal faktanya yang lebih membangkrutkan negara adalah pribumi2 ini ??? (ini kalau saya menggunakan nalar logika anda). Anda tidak mengikuti dari awal sih diskusi tentang masalah ini. Kita hanya membahas soal racis dari pernyataan pak AS..,lalu saya mengatakan untuk melihat dulu tindakan pak AS berikutnya sebelum kita menuduh beliau racis. kemudian saya jelaskan bahwa kosa kata "cina" itu seudah sedemikian lazimnya digunakan di Indonesia(saya sendiri berusaha keras menggunakan kata "etnis tionghoa"..., anda sepertinya juga harus berusaha loh..:). kemudian banyak rekan yang protes pada saya, dan menganggap saya racis..:),setelah itu ada yang "menantang" saya untuk membuktikan peran para konglomerat keturunan dalam krisis ekonomi..., ya saya beberkan saja apa yang saya ketahui tentang sepak terjang kontribusi konglomerat keturunan ini terhadap krisi ekonomi yang terjadi saat ini. Hanya sebatas PERAN mereka.., saya tidak ingin memperluas masalah..., karena nanti tidak akan selesai-selesai diskusi kita. Saya juga tahu kok kalo banyak juga konglomerat non keturunan yang
Re: Racist (Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan)
Allooo Ian..., gue mo nanggap balik ni. Kayaknya lo belum terima email diskusi gue ke bung patiwael seluruhnya. kalo udah, mestinya lo nggak salah tanggep(mispersepsi)seperti ini. OK..ini tanggapan gue,disimak baik-baik ya...:) Mohammad Rosadi wrote: Oh ya... soal Adi Sasono, saya rasa kita harus melihat perkembangan lebih lanjut. Untuk menyebut menteri kita yang satu sebagai rasis,saya kita perlu pembuktian lebih lanjut.Mengenai sikap dan komentarnya yang cenderung memojokkan etnis tionghoa, bisa jadi itu merupakan ungkapan kekecewaan dan kemarahan pak Adi Sasono atas keserakahan dan keangkuhan para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat. Ian wrote : Adi Sasono telah mendefinisikan orang berdasarkan etnisnya (race/genetics), maka ia adalah RACIST. Sebagai sekjen ICMI, hal ini sangatlah ridiculuous. Bukankah Allah SWT (itu kalau Adi Sasono percaya adanya Tuhan) menciptakan orang berbeda2 berdasarkan geneticsnya ? Kalau misalkan seseorang itu adalah penjahat, kenapa yang dilihat adalah kulitnya ? kenapa bukan kejahatannya ? Aduh Ian..., sabar dong, jangan keburu nafsu. maksud gue,kita harus BERHATI-HATI menuduh orang rasis. Dalam masalah Pak Adi Sasono,saya rasa kita mesti liat dulu kelanjutannya. Kalo nanti ternyata dalam tindakannya memberdayakan ekonomi rakyat beliau MEMANG mendiskriminasikan atau menindas etnis tionghoa (seperti halnya yang dilakukan BEBERAPA orang etnis tionghoa dulu kepada golongan pibumi), barulah kita bisa sebut rasis. kita tunggu aja deh Mohamad Rosadi wrote : Terus terang saya sendiri juga sangat MUAK dengan kelakuan dan tindak-tanduk beberapa orang etnis tionghoa selama ini, suatu perasaan yang mungkin juga dirasakan oleh rekan-rekan yang lainnya(ngaku deh). Ian Wrote: Anda sangatlah racist tanpa anda sadari. (anda telah melihat keetnisan/kesukuan/genetics/race sebagai salah satu faktor. Kalau anda tidak racist, anda akan bilang : 'saya muak dengan penjahat2, saya muak dengan orang2 yang menghalalkan segala cara dalam berbisnis, saya muak dengan para koruptor, dll' tanpa harus menambahi dengan embel2 : cina, jawa, black, etc.. Anda telah melanggar kehendak Tuhan anda sendiri (banyak juga lho orang2 yang mengaku beragama fanatik padahal mereka sendiri itu adalah pelanggar nilai2 agama mereka sendiri yang palibng utama) Ya nggak gitu dong ian. lo musti INGAT dan TAU dong kalo tulisan gue diatas itu merupakan TANGGAPAN atas tulisan bung patiwael yang menyoroti Pak Adi Sasono yang dianggap menyebarkan rasa permusuhan rasial kepada ETNIS TIONGHOAingat Ian...ETNIS TIONGHOA yang dibicarakan oleh bung patiwael..lebih SPESIFIK dari hanya sekedar penjahat. Karena bung Patiwael menyoroti masalah Pak Adi Sasono dan ETNIS TIONGHOA, ya gue juga menanggapinya SEBATAS itu dong. Lagian gue kan cuma muak melihat kelakuan BEBERAPA orang etnis tionghoa...BUKAN semuanya. Dan sorry ya Ian.., gue nggak pernah bilang kalo gue FANATIK...,itu kan cuma persepsi lo sendiri. Gue cuma mau bersikap JUJUR saja, bahwa selama ini memang ADA perasaan MUAK pada sebagian besar masyarakat Indonesia,termasuk gue(gimana rekan-rekan lain..,mo ngakuin nggak..???) melihat kelakuan BEBERAPA etnis tionghoa, ITU SAJA!!! Gue nggak mau SOK menjadi pembela dan pahlawan hak asasi manusia KESIANGAN (Yang baru bersuara lantang..ketika banyak orang membicarakannya). Gue lebih suka menempatkan suatu persoalan pada proporsi yang sebenarnya. Bagi gue, siapa saja yang TERBUKTI salah HARUS dikatakan salah, Walaupun SELURUH DUNIA menganggapnya benar. INSYA ALLAH, guepun akan MEMBELA etnis tionghoa(CINA) di Indonesia jika mereka diperlakukan semena-mena, karena menurut ajaran agama gue(ISLAM),SANGAT DIWAJIBKAN membela hak-hak kaum yang tertindas dan HARAM hukumnya menyakiti orang yang lemah. Di dalam ajaran Islam, KEMULIAAN manusia terletak pada tingkat KETAKWAANNYA, BUKAN pada jenis kulit,suku bangsa,kecantikkan,status sosial,kecerdasan,dsb. Mohamad Rosadi Wrote: Jujur saja kadang dulu saya suka mengumpat mereka dengan kata-kata seperti "CINA BRENGSEK" atau "DASAR CINA", karena kelakuan oknum-oknum Tionghoa yang angkuh dan selalu menghalalkan berbagai cara dalam berbisnis. Ian Wrote: ini bukti lagi bahwa anda memang racist. We do not need people like you in Indonesia. Indonesia sudah fucked up already, tidak perlu ditambah dengan para racist yang hanya akan menghancurkan negeri ini. Ckkk..ckkk..Ian..Ian...,nggak bisakah lo sabar dikit, melihat suatu masalah dengan pikiran jernih..??? sabar dulu dong mas.Dalam tulisan diatas gue cuma mo bilang, bahwa kata-kata umpatan kepada etnis tionghoa diatas sudah MENDARAH DAGING dalam bahasa pergaulan di Indonesia sehari-hari(lo boleh tanya sama semua orang di Indonesia,khususnya Jakarta...,gue rasa sebagian besar dari mereka pernah mengatakan kata-kata yang mirip itu, bahkan lebih parah mungkin). Sering kali orang di Indonesia mengucapkan kata-kata itu TANPA BERMAKSUD
Re: Racist (Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan)
Bung Mohammad Rosadi Yth: Saya kira pernyataan Anda: "...keserakahan dan keangkuhan para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat" perlu dipikirkan keabsahannya. Apakah benar krisis ekonomi Indonesia ini disebabkan hanya oleh konglomerat keturunan cina. Ingat kalau konglomerat turunan Cina bisa kolusi tentu dengan pejabat pemerintah. Yang salah dua-duanya. Jangan gunakan kasihan atas kelemahan diri-sendiri sebagai alasan tidak bisa menolak tawaran suap. Lalu bagaimana dengan BUMN yang ternyata jadi sapi perahan putra-putri Soeharto dan para menteri. Juga jangan lupa bahwa kurs rupiah yang melemah gila-gilaan pertengahan tahun lalu mungkin disebabkan penarikan modal asing walaupun juga mungkin pelarian modal dari keturunan cina yang takut keluarganya diperkosa. Lalu korupsi yang sudah mengurat dan mengakar di Indonesia. Anda akan terheran-heran bila mendengar cerita tentang gaya hidup pejabat/keluarga pejabat yang mondar-mandir keluar negeri untuk belanja. Uang dari mana? Para menteri/pejabat tinggi yang menyekolahakan anak-anaknya di AS serta beli rumah di AS. Lagi-lagi tentang korupsi, ingat TKI dari Timur Tengah yang mengirim uang ke keluarganya di Jatim lewat Bank BUMN hanya diberi nilai 4000 rp/dollar walaupun kurs sudah 8000 rp/dollar? Mau tahu korupsi yang lebih menyedihkan? Pembantu rumah tangga saja mengambil untung bila disuruh belanja. Lalu bangaimana dengan preman-preman yang memajaki pedagang kaki lima? Belum lagi preman-preman yang menetapkan harga atau memaksa nelayan menjual ikannya pada pembeli tertentu. Lalu segala macam penjarahan, perusakan dan segala macam anarki belakangan ini, sehingga pabrik takut berproduksi. Lalu kalau bilang nepotism, ini tidak relevan untuk keturunan cina sebab mereka tidak banyak duduk di pemerintahan. Anda katakan bahwa beberapa etnis tionghoa dulu menindas golongan pribumi. Anda bisa memberikan contohnya? Kalau kasusnya adalah antara majikan yang tidak adil terhadap pembantu, saya percaya ini sering terjadi. Tetapi etnis tionghoa menindas pribumi, sulit terjadi. Ingat kerusuhan Solo th 1980 yang kemudian menjalar ke kota-kota sekitarnya termasuk kota-kota di Jawa Timur? Ini mulanya hanya perkelahian antara anak-muda keturunan Cina melawan Jawa. Jadi berbicara tentang tindas-menindas, dalam kenyataan sehari-hari, orang keturunan cina itu sangat hati-hati dalam bergaul, sangat mengalah karena tak berdaya. Bahkan banyak hak asasinya yang dicabut. Mau contoh? Tidak diijinkannya barang cetakan beraksara cina, peringatan imlek di larang, segala atribut-atribut berbau cina dilarang, ngomong bahasa cina di tempat umum bisa-bisa di bunuh masa, sering di pojokan sebagai tidak sopan, tidak tahu adat dsb. Padahal, orang keturunan cina di Jawa misalnya di rumah berbahasa jawa ngoko, makannya soto dan nasi pecel walaupun juga capcai, siomay, bakso. Ibu-ibunya banyak yang pakai sarung. (Cinophobia di Indonesia kelewat batas, sampai untuk urusan dengan Cina kita barus belajar dari bule, bukan dari orang keturunan cinanya sendiri). Bandingkan dengan cina-cina Malaysia yang masih fasih berbahasa CIna, punya partai Cina, punya sekolah cina, dsb. Bandingkan orang Batak yang tinggal di Jawa misalnya, apakah mau menjadi njawani? Atau orang Jawa yang transmigrasi di Sumatra misalnya, apakah mau nyumatrani? Bukankah kita begitu bangga bercerita bahwa orang Jawa di Surinam masih bisa bahasa Jawa. Nah kalau konsisten, harusnya kita juga bangga dan malah mendorong orang keturunan cina yang masih memelihara kultur cina. Ataukan masalahnya adalah jawa-centrisme. Keturunan cina tidak baik karena tidak mau jadi jawa? Saya kira kita perlu menerapkan satu standar yang sama bagi semua orang dalam berkehidupan bernegara. Saya setuju dengan pendapat Gus Dur bahwa kita sebagai bangsa ini masih anak-anak. Masalahnya adalah bisakah kita tumbuh menjadi dewasa dan tidak mandek pertumbuhan kita. Mampukah kita selalu keluar dari suatu permasalahan untuk mengatasi persoalan lain yang lebih tinggi tingkatnya. Mampukan kita membuat hukum kita berfungsi mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Mungkin banyak hukum yang di buat Belanda perlu dirombakapa saja kerjaan ahli hukum atau DPR yang berwenang membuat hukum selama ini? Dan saya rasa, kelemahan hukum dan penegakannya inilah sumber dari segala KKN dan anarki yang membawa Indonesia ke tingkat peradaban yang serendah/setinggi sekarang ini. Omong-omong tentang Adi Sasono rasis, saya kira definisi rasis yang baik adalah yang hanya memakai ras, etnis, warna kulit, agama, kepercayaan sebagai satu-satunya dasar pertimbangan dalam menilai, memutuskan atau menentukan sesuatu yang tak ada kaitannya dengan ras, agama kepercayaan tsb. Jadi bila Adi Sasono dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan hanya memberi kredit pada pengusaha kecil dan menengah keturunan pribumi, dan tidak memberi kredit pada pengusaha
Racist (Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan)
On Mon, 28 Dec 1998, Mohammad Rosadi wrote: deleted.. Oh ya... soal Adi Sasono, saya rasa kita harus melihat perkembangan lebih lanjut. Untuk menyebut menteri kita yang satu sebagai rasis,saya kita perlu pembuktian lebih lanjut.Mengenai sikap dan komentarnya yang cenderung memojokkan etnis tionghoa, bisa jadi itu merupakan ungkapan kekecewaan dan kemarahan pak Adi Sasono atas keserakahan dan keangkuhan para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat. Adi Sasono telah mendefinisikan orang berdasarkan etnisnya (race/genetics), maka ia adalah RACIST. Sebagai sekjen ICMI, hal ini sangatlah ridiculuous. Bukankah Allah SWT (itu kalau Adi Sasono percaya adanya Tuhan) menciptakan orang berbeda2 berdasarkan geneticsnya ? Kalau misalkan seseorang itu adalah penjahat, kenapa yang dilihat adalah kulitnya ? kenapa bukan kejahatannya ? Terus terang saya sendiri juga sangat MUAK dengan kelakuan dan tindak-tanduk beberapa orang etnis tionghoa selama ini, suatu perasaan yang mungkin juga dirasakan oleh rekan-rekan yang lainnya(ngaku deh). Anda sangatlah racist tanpa anda sadari. (anda telah melihat keetnisan/kesukuan/genetics/race sebagai salah satu faktor. Kalau anda tidak racist, anda akan bilang : 'saya muak dengan penjahat2, saya muak dengan orang2 yang menghalalkan segala cara dalam berbisnis, saya muak dengan para koruptor, dll' tanpa harus menambahi dengan embel2 : cina, jawa, black, etc.. Anda telah melanggar kehendak Tuhan anda sendiri (banyak juga lho orang2 yang mengaku beragama fanatik padahal mereka sendiri itu adalah pelanggar nilai2 agama mereka sendiri yang palibng utama) Jujur saja kadang dulu saya suka mengumpat mereka dengan kata-kata seperti "CINA BRENGSEK" atau "DASAR CINA", karena kelakuan oknum-oknum Tionghoa yang angkuh dan selalu menghalalkan berbagai cara dalam berbisnis. ini bukti lagi bahwa anda memang racist. We do not need people like you in Indonesia. Indonesia sudah fucked up already, tidak perlu ditambah dengan para racist yang hanya akan menghancurkan negeri ini. Namun apa lantas saya juga bisa disebut sebagai seorang RASIS karena mengucapkan kata tersebut.. belum tentu dong,karena dalam kenyataannya saya juga punya banyak temen dari kalangan etnis tionghoa, baik di lingkungan tempat tinggal,kampus, dan lingkungan tempat bekerja di Jakarta. FYI, Di amerika banyak racists yang bilang 'Im not a racist because I have some black friends' Anda mempunyai teman dari race lain karena keadaan situasi saja, karena sudah terbukti dari ucapan2 anda bahwa anda mempunyai preferance on the basis of genetics, which is, may I say, VERY DISGUSTING! enggak beda ama Nazi, enggak beda ama orang Arab jaman Jahiliyah yang membunuhi anak2 perempuan. Kata-kata umpatan saya kepada Oknum-oknum tionghoa itu BUKAN berarti saya benci kepada Etnis Tionghoa, tapi karena kebencian saya pada tindak-tanduk mereka.Lah wong temen saya yang etnis tionghoa saja kalau benci sama orang-orang seetnisnya sendiri juga bilang "CINA LO"..., lucu khan..? Tidak lucu sama sekali. Kebencian ama tindak tanduk tapi kok bawa2 warna kulit ? logika dari mana ini ? hanya karena warna kulit lebih mudah dilihat ? salam, Ian
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan(tanggapan untuk Ian)
On Thu, 31 Dec 1998, Mohammad Rosadi wrote: Assalamualikum Wr.Wb Wa Alaikum salam Wr Wb Alooo Ian..pa kabar lo...:) OK dech..gue coba naggap balik komentar lo terima kasih atas jawabannya PS. Sorry ni sebelum salah..., elo kan yang pernah ketemu gue sama Mr.Ramadhan Pohan di Washington DC..?Kalo salah...sorry ya..:) Saya memang pernah ke Washington DC, tapi sepertinya belum pernah bertemu dengan saudara atau Mr. Ramadhan Pohan. Salam, Ian
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
Salam PERMIAS, Masalahkan bukan ada atau tidak-nya kata 'sebagian' (or even whether you are not satisfy with some or all the Chinese), tapi statement anda yang memang stereotyping the Chinese, which is "siapa kebanyakan yang nongol?" Selamat tahun baru 1999, __ Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED] http://www.nawala.com On Wed, 30 Dec 1998, djoko raharto wrote: tolong dibaca lagi, ada nggak kata "SEBAGIAN". Saya cuma ingin bilang, bahwa selama ini ada yang salah di system dan orang-orang kita. Sebagai orang muda kami menginginkan perubahan yang proportional, dan tentunya untuk kepentingan jangka panjang kita. Kita khan menginginkan Indonesia yang kuat dalam jangka panjanng, ya salah satu kondisinya adalah dibutuhkan keseimbangan. Thus kita perlu saling membuka diri bahwa ini untuk kepentingan kita bersama, sudah saatnya kita masing-masing saling koreksi. Persis seperti yang dikatakan Bung Pattiwael. thank From [EMAIL PROTECTED] Wed Dec 30 08:04:04 1998 Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30 Dec 1998 10:47:32 -0500 Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP release 1.8c) with spool id 365272 for [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30 Dec 1998 10:47:20 -0500 Received: from manado.regex.com by listserv.syr.edu (LSMTP Lite for Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30 Dec 1998 10:47:17 -0500 Received: (qmail 21190 invoked by uid 2048); 30 Dec 1998 13:45:00 - X-Sender: [EMAIL PROTECTED] MIME-Version: 1.0 Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII Message-ID: [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 30 Dec 1998 08:45:00 -0500 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] Sender: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] From: Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan To: [EMAIL PROTECTED] In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Saya rasa bung Frans benar mengenai pemberitaan Chinese di news/media Indonesia. Tidak seimbang dan kelihatan sekali digunakan untuk kepentingan-kepentingan pihak tertentu. Agak sedih juga sih melihat perkembangan pers Indonesia. Dahulu dijadikan alat pemerintah untuk 'brainwashing' masyarakat, sekarang oleh berbagai pihak untuk kepentingannya masing-masing (partai politik, agama, dll). Well, I guess there's no such a thing that is really independent, eh ? Untuk bung Djoko, ini namanya stereotyping. Kalau yang muncul di TV itu kebanyakan orang Chinese, bukan berarti semua orang Chinese koruptor, dll. Sama seperti kalau ada teroris yang kebetulan orang Arab, bukan berarti semua orang Arab teroris kan ? BTW, korupsi yang ditayangkan di TV itu jumlahnya termasuk kelas 'teri'. Palingan 1-2 milyar kebawah. Malah saya pernah lihat yang Rp. 12 juta or something around that range. Padahal, yang 'kakap'-nya: WOW. Salam dan Selamat Tahun Baru, __ Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED] http://www.nawala.com On Tue, 29 Dec 1998, Frans G. Wijaya wrote: soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di Indonesia. mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia tuh lucu kalo ada berita mengenai etnis cina di Indonesia kalo ada berita yg baik baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia itu etnis cina, atau nama cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono, dll) kalo ada berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas kalo pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri etniknya di sebutin... (eddy Tanzil, dst) nggak heran sih benernya kalo jadi banyak orang yg benci cina.. kalo tiap hari selama 30 tahun pikiranya di kasih input yg jelek jelek mengenai etnis cina In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka yang kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu wajah koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
Salam Kenyataanya begitu, saya harus bilang apa? Selamat Tahun Baru 1999 May God still Bless Indonesia Salam PERMIAS, Masalahkan bukan ada atau tidak-nya kata 'sebagian' (or even whether you are not satisfy with some or all the Chinese), tapi statement anda yang memang stereotyping the Chinese, which is "siapa kebanyakan yang nongol?" Selamat tahun baru 1999, __ Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED] http://www.nawala.com On Wed, 30 Dec 1998, djoko raharto wrote: tolong dibaca lagi, ada nggak kata "SEBAGIAN". Saya cuma ingin bilang, bahwa selama ini ada yang salah di system dan orang-orang kita. Sebagai orang muda kami menginginkan perubahan yang proportional, dan tentunya untuk kepentingan jangka panjang kita. Kita khan menginginkan Indonesia yang kuat dalam jangka panjanng, ya salah satu kondisinya adalah dibutuhkan keseimbangan. Thus kita perlu saling membuka diri bahwa ini untuk kepentingan kita bersama, sudah saatnya kita masing-masing saling koreksi. Persis seperti yang dikatakan Bung Pattiwael. thank From [EMAIL PROTECTED] Wed Dec 30 08:04:04 1998 Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30 Dec 1998 10:47:32 -0500 Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP release 1.8c) with spool id 365272 for [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30 Dec 1998 10:47:20 -0500 Received: from manado.regex.com by listserv.syr.edu (LSMTP Lite for Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30 Dec 1998 10:47:17 -0500 Received: (qmail 21190 invoked by uid 2048); 30 Dec 1998 13:45:00 - X-Sender: [EMAIL PROTECTED] MIME-Version: 1.0 Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII Message-ID: [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 30 Dec 1998 08:45:00 -0500 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] Sender: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] From: Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan To: [EMAIL PROTECTED] In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Saya rasa bung Frans benar mengenai pemberitaan Chinese di news/media Indonesia. Tidak seimbang dan kelihatan sekali digunakan untuk kepentingan-kepentingan pihak tertentu. Agak sedih juga sih melihat perkembangan pers Indonesia. Dahulu dijadikan alat pemerintah untuk 'brainwashing' masyarakat, sekarang oleh berbagai pihak untuk kepentingannya masing-masing (partai politik, agama, dll). Well, I guess there's no such a thing that is really independent, eh ? Untuk bung Djoko, ini namanya stereotyping. Kalau yang muncul di TV itu kebanyakan orang Chinese, bukan berarti semua orang Chinese koruptor, dll. Sama seperti kalau ada teroris yang kebetulan orang Arab, bukan berarti semua orang Arab teroris kan ? BTW, korupsi yang ditayangkan di TV itu jumlahnya termasuk kelas 'teri'. Palingan 1-2 milyar kebawah. Malah saya pernah lihat yang Rp. 12 juta or something around that range. Padahal, yang 'kakap'-nya: WOW. Salam dan Selamat Tahun Baru, __ Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED] http://www.nawala.com On Tue, 29 Dec 1998, Frans G. Wijaya wrote: soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di Indonesia. mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia tuh lucu kalo ada berita mengenai etnis cina di Indonesia kalo ada berita yg baik baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia itu etnis cina, atau nama cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono, dll) kalo ada berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas kalo pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri etniknya di sebutin... (eddy Tanzil, dst) nggak heran sih benernya kalo jadi banyak orang yg benci cina.. kalo tiap hari selama 30 tahun pikiranya di kasih input yg jelek jelek mengenai etnis cina In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka yang kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu wajah koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
Saya rasa bung Frans benar mengenai pemberitaan Chinese di news/media Indonesia. Tidak seimbang dan kelihatan sekali digunakan untuk kepentingan-kepentingan pihak tertentu. Agak sedih juga sih melihat perkembangan pers Indonesia. Dahulu dijadikan alat pemerintah untuk 'brainwashing' masyarakat, sekarang oleh berbagai pihak untuk kepentingannya masing-masing (partai politik, agama, dll). Well, I guess there's no such a thing that is really independent, eh ? Untuk bung Djoko, ini namanya stereotyping. Kalau yang muncul di TV itu kebanyakan orang Chinese, bukan berarti semua orang Chinese koruptor, dll. Sama seperti kalau ada teroris yang kebetulan orang Arab, bukan berarti semua orang Arab teroris kan ? BTW, korupsi yang ditayangkan di TV itu jumlahnya termasuk kelas 'teri'. Palingan 1-2 milyar kebawah. Malah saya pernah lihat yang Rp. 12 juta or something around that range. Padahal, yang 'kakap'-nya: WOW. Salam dan Selamat Tahun Baru, __ Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED] http://www.nawala.com On Tue, 29 Dec 1998, Frans G. Wijaya wrote: soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di Indonesia. mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia tuh lucu kalo ada berita mengenai etnis cina di Indonesia kalo ada berita yg baik baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia itu etnis cina, atau nama cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono, dll) kalo ada berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas kalo pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri etniknya di sebutin... (eddy Tanzil, dst) nggak heran sih benernya kalo jadi banyak orang yg benci cina.. kalo tiap hari selama 30 tahun pikiranya di kasih input yg jelek jelek mengenai etnis cina In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka yang kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu wajah koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol.
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
Mas Wijaya Saya sudah bilang tidak semuanya, saya cuma bilang saya kecewa dengan perilaku "SEBAGIAN" dari mereka. Namun demikian itu bukan kesalahan mereka semata, tetapi juga kesalahan orang-orang kami yang goblog, yang cukup puas hanya dengan menerima uang suap tanpa melihat effect jangka panjangnya. Harapan kita ya tentunya seperti mereka-mereka yang anda sebut, dan bukanya ngemplang duit trus lari ke LN, ingat lho meskipun jumlah yang ngemplang sedikit tetapi pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi besar, bahkan bisa bikin kolaps bank, karena jumlah yang dikemplang juga tidak tanggung-tanggung. akibatnya, katakan satu bank besar kolaps, anda bisa bayangkan effect dominonya. thank you. From [EMAIL PROTECTED] Wed Dec 30 01:24:27 1998 Received: from [128.230.20.20] by hotmail.com (1.0) with SMTP id MHotMail3092410420333435350653248121625620683474274; Wed Dec 30 01:24:27 1998 Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Tue, 29 Dec 1998 22:07:09 -0500 Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP release 1.8c) with spool id 353874 for [EMAIL PROTECTED]; Tue, 29 Dec 1998 22:07:02 -0500 Received: from imo12.mx.aol.com by listserv.syr.edu (LSMTP Lite for Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Tue, 29 Dec 1998 22:06:59 -0500 Received: from [EMAIL PROTECTED] by imo12.mx.aol.com (IMOv18.1) id GFEPa15847 for [EMAIL PROTECTED]; Tue, 29 Dec 1998 22:06:48 +1900 (EST) Mime-Version: 1.0 Content-type: text/plain; charset=US-ASCII Content-transfer-encoding: 7bit X-Mailer: AOL 4.0 for Windows 95 sub 214 Message-ID: [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 29 Dec 1998 22:06:48 EST Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] Sender: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] From: "Frans G. Wijaya" [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan To: [EMAIL PROTECTED] Halo :) mau ikut nimbrung lagi nih soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di Indonesia. mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia tuh lucu kalo ada berita mengenai etnis cina di Indonesia kalo ada berita yg baik baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia itu etnis cina, atau nama cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono, dll) kalo ada berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas kalo pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri etniknya di sebutin... (eddy Tanzil, dst) nggak heran sih benernya kalo jadi banyak orang yg benci cina.. kalo tiap hari selama 30 tahun pikiranya di kasih input yg jelek jelek mengenai etnis cina ok deh, :) Frans In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Koreksi sedikit mas Patiwael Malcom X setelah pulang haji menjadi sadar bahwa Islam tidak mengajarkan kebencian, dan semua orang di mata Tuhan adalah sama. Malcolm X di bunuh oleh anak buah Elijah Muhammad yang sama-sama orang hitam, karena dianggap terlalu kompromis/tidak ekstrim. Soal non-pri sebenarnya bagi saya tidak ada masalah, karena teman akrab saya di S1 juga merupakan WNI non-Pri, dan kebetulan saya juga besar di Salatiga , dilingkungan yang umat Kristianinya relatif besar dan juga banyak mahasiswa non-prinya, dan so far o'k - o'k saja, aman dan tidak ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka yang kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu wajah koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol. Sebenarnya saya cuma pengin melihat adanya keseimbangan yang tentunya dalam jangka panjang akan menguntungkan, utamanya dalam meredam gejolak sosial. Saya menyarankan kepada teman-teman alangkah baiknya juga mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan keadilan, dan topiknya lebih riil. contohnys UU antimonopoli, antitrust, konsep ekonomi masa depan yang kokoh. Terimakasih kalau ada yang salah, ya saya akan mengakui salah dan sebelumya saya juga minta maaf. From [EMAIL PROTECTED] Fri Dec 25 18:24:28 1998 Received: by norwich.edu; (5.65v3.2/1.1.8.2/15Jan95-1221PM) id AA03387; Fri, 25 Dec 1998 21:26:59 -0500 Date: Fri, 25 Dec 1998 21:26:58 -0500 (EST) From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] To: djoko raharto [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Message-Id: [EMAIL PROTECTED] Mime-Version: 1.0 Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII Mas Djoko, tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk sekitar. Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono tidak seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya. Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit, Mungkin a
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
At 11:22 30/12/98 +0700, Ian wrote: On Mon, 28 Dec 1998, Mohammad Rosadi wrote: deleted.. Kemudian Tentang KISDI. Saya terus terang tidak faham mengapa banyak sekali berita yang mendiskreditkan KISDI. Setahu saya, KISDI selama ini telah banyak sekali membantu menyuarakan kepentingan Umat Islam, sesuai dengan misinya. | menyuarakan kepentingan Umat Islam ? | Umat Islam yang mana nih ? Apa pernah dilakukan survey ? | Berapa persen dari Umat Islam Indonesia yang 'disuarakan | kepentingannya' oleh KISDI ? | Pernahkah KISDI menyuarakan kepentingan rakyat Indonesia | yang tertindas semasa rezime Suharto ? | Setahu saya PRD lebih menyuarakan kepentingan umat Islam | daripada KISDI. | | salam, | Ian Kalau saya, engga tau kenapa, koq suka 'serem' denger nama KISDI ? Heran saya, terutama sejak jamannya demonstrasi yang marak di bulan Mei yang lalu... Boleh dong saya berpikir demikian, kecuali KISDI bisa memberikan rasa kenyamanan pada diri saya..:)) Saya tidak begitu yakin kalau dikatakan KISDI banyak berjuang menyuarakan kepentingan Umat Islam. Sejarahlah nanti yang akan membuktikannya.
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
tolong dibaca lagi, ada nggak kata "SEBAGIAN". Saya cuma ingin bilang, bahwa selama ini ada yang salah di system dan orang-orang kita. Sebagai orang muda kami menginginkan perubahan yang proportional, dan tentunya untuk kepentingan jangka panjang kita. Kita khan menginginkan Indonesia yang kuat dalam jangka panjanng, ya salah satu kondisinya adalah dibutuhkan keseimbangan. Thus kita perlu saling membuka diri bahwa ini untuk kepentingan kita bersama, sudah saatnya kita masing-masing saling koreksi. Persis seperti yang dikatakan Bung Pattiwael. thank From [EMAIL PROTECTED] Wed Dec 30 08:04:04 1998 Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30 Dec 1998 10:47:32 -0500 Received: from LISTSERV.SYR.EDU by LISTSERV.SYR.EDU (LISTSERV-TCP/IP release 1.8c) with spool id 365272 for [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30 Dec 1998 10:47:20 -0500 Received: from manado.regex.com by listserv.syr.edu (LSMTP Lite for Windows NT v1.1a) with SMTP id [EMAIL PROTECTED]; Wed, 30 Dec 1998 10:47:17 -0500 Received: (qmail 21190 invoked by uid 2048); 30 Dec 1998 13:45:00 - X-Sender: [EMAIL PROTECTED] MIME-Version: 1.0 Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII Message-ID: [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 30 Dec 1998 08:45:00 -0500 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] Sender: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] From: Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan To: [EMAIL PROTECTED] In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Saya rasa bung Frans benar mengenai pemberitaan Chinese di news/media Indonesia. Tidak seimbang dan kelihatan sekali digunakan untuk kepentingan-kepentingan pihak tertentu. Agak sedih juga sih melihat perkembangan pers Indonesia. Dahulu dijadikan alat pemerintah untuk 'brainwashing' masyarakat, sekarang oleh berbagai pihak untuk kepentingannya masing-masing (partai politik, agama, dll). Well, I guess there's no such a thing that is really independent, eh ? Untuk bung Djoko, ini namanya stereotyping. Kalau yang muncul di TV itu kebanyakan orang Chinese, bukan berarti semua orang Chinese koruptor, dll. Sama seperti kalau ada teroris yang kebetulan orang Arab, bukan berarti semua orang Arab teroris kan ? BTW, korupsi yang ditayangkan di TV itu jumlahnya termasuk kelas 'teri'. Palingan 1-2 milyar kebawah. Malah saya pernah lihat yang Rp. 12 juta or something around that range. Padahal, yang 'kakap'-nya: WOW. Salam dan Selamat Tahun Baru, __ Okki Senobroto [EMAIL PROTECTED] http://www.nawala.com On Tue, 29 Dec 1998, Frans G. Wijaya wrote: soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di Indonesia. mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia tuh lucu kalo ada berita mengenai etnis cina di Indonesia kalo ada berita yg baik baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia itu etnis cina, atau nama cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono, dll) kalo ada berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas kalo pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri etniknya di sebutin... (eddy Tanzil, dst) nggak heran sih benernya kalo jadi banyak orang yg benci cina.. kalo tiap hari selama 30 tahun pikiranya di kasih input yg jelek jelek mengenai etnis cina In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka yang kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu wajah koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
Tapi bukannya juga dosa membenci orang hanya berdasarkan suku. Seperti yang anda bilang sendiri, Adi Sasono muak dengan kelakuan sejumlah orang, saya garis bawahi lagi, sejumlah orang Cina, yang bukan berarti semua , garis bawahi lagi, semua orang cina bukan. Kalau misalnya Bapak Adi muak dengan kelakuan mereka-mereka ini, saya rasa Bapak Adi harus juga muak dengan kelakuan konglomerat-konglomerat pribumi lainnya yang juga ikut andil dalam Cendana Corporation kan... contoh yang bisa disebut, Fadel Muchamad, pemilik Bukaka yang juga terkenal akrab dengan keluarga Cendana, The Bakrie Family, yang juga pernah memiliki PT.Freeport. Ada cina yang ikut Kolusi. Korupsi, dan Nepotisme, ada juga cina yang hanya berdagang di Pasar Senen, jualan martabak dipinggiran Pasar Minggu atau pun menjadi petani seperti di Pontianak. Begitu juga pribumi, ada yang kaya-nya minta ampun macam Pak Harto, ada juga yang hanya menjadi kuli di tanjung priok. Ngga bisa nuduh sembarangan semua cina itu anti patriotik kan kan kesel boleh lah...tapi kan ada tata caranya, ada aturannya... Adi Sasono kan berpendidikan, jangan seperti lulusan SD yang baru jadi menteri. Bicara sesuai dengan jabatan, apalagi dia itu kan pegawai pemerintah...mbok ya adil juga donk sama yang cina, notabene mereka juga adalah pembayar pajak, yang ngebayarin gaji Adi Sasono sendiri kan. Sebagai seorang menteri apalagi aparatur negara yang seharusnya dapat seimbang thd any opinions saya rasa Adi masih kurang cocok. Seorang menteri tidak boleh memojokan satu pihak. Sama seperti disini kanjangan sampai ada yang bicara loe jawa anjing bangsat atau loe islam teroris keparat atau loe ambon preman sialan. tolonglah kita juga bersikap begitu kepada para keturunan, tentu kalau saya bicara Islam itu teroris semua, Bung Rosadi dan rekan-rekan Muslim lainnya akan langsung marah kepada saya bukan... bukan semua cina itu koruptor kan, atau bukan semua cina itu kongolomerat bukan...or put it this way..bukan semua Islam itu teroris atau extrimist bukan. pikiran seperti ini yang harus kita hapus kalau masih ingin maju, anda menerima saya apa adanya, maka dengan itu saya juga menerima anda apa adanya. Kapan negara ini mau maju kalau kita masih terus berpikiran picik macam katak dalam tempurung? Kapan cina-cina dapat menerima kita kalau kita sendiri tidak mau mencoba untuk menerima mereka. Apakah kalau saya tiba-tiba nyeletuk "Dasar Islam teroris" itu termasuk racist? Teman saya yang dari Arab Saudi saja pasti kesel-nya bukan main, kalau ada yang teriak Muslim teroris, atau saat dia ditanyai macam-macam di Airport hanya karena nama dia ada "Muhamad" nya. Bung Rosadi, if you can, tolong kirim saya informasi mengenai Kisdi yang bung ketahui, mungkin saya masih kurang informasi mengenai organisasi teresebut. Be Fair, That's All That Matter, Kita mau diperlakukan adil, ya perlakukan mereka adil juga. Andrew Pattiwael The Military College of Vermont Norwich University Corps of Cadets On Mon, 28 Dec 1998, Mohammad Rosadi wrote: Allooo bung Patiwael dan mas Joko., Saya mau ikutan nimbrung diskusi bareng anda berdua..., siapa tau ada hal-hal yang bisa jadi masukan bagi kita semua. Mas Djoko, tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk sekitar. Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono tidak seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya. Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit, Mungkin anda belum membaca koran kompas atau suara merdeka, keterlibatan AS dalam Pam Swakarsa, Kisdi, etc cuma memperjuangkan umat islam? tanyakan sendiri kepada AS dalam keterlibatan beliau di Kisdi, pendirian kembali SI, Sekedar berbagi informasi, sepengetahuan saya istilah PAM Swakarsa itu sendiri hanyalah nama yang diberikan masyarakat atas sekelompok orang yang ingin mengamankan SI kemaren.., jadi bukan organisasi Formal. Sedang kelompok yang disebut PAM Swakarsa itu sendiri terbagi 2, satu yang dibentuk pemerintah (anggotanya kebanyakan preman), dan kelompok satu lagi dibentuk atas inisiatif beberapa ormas Islam yang ingin membantu pemerintah mengamankan SI (terdiri dari para Santri,pelajar sekolah Islam, dan mahasiswa). Kemudian Tentang KISDI. Saya terus terang tidak faham mengapa banyak sekali berita yang mendiskreditkan KISDI. Setahu saya, KISDI selama ini telah banyak sekali membantu menyuarakan kepentingan Umat Islam, sesuai dengan misinya.Sumbangan KISDI yang paling besar bagi Umat Islam, adalah ketika membangkitkan semangat dan solidaritas atas perjuangan kaum Muslim di Bosnia dalam menghadapi orang-orang serbia yang kejam, dan juga membantu pengumpulan dana untuk kaum muslimin di Somalia yang menderita kelaparan. Kalaulah sikap KISDI terkesan agak vokal belakangan ini, tak lain karena adanya usaha-usaha dari kelompok tertentu untuk memaksakan kehendak. KISDI hanyalah satu dari sekian banyak
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
I cannot understand why people keep praising Adi Sasono's way. I myself don't think there is much to say about him; I could care less about his ballooney. I have heard a lot about his past actions all of which I don't respect. INDI Andrew G Pattiwael wrote: Tapi bukannya juga dosa membenci orang hanya berdasarkan suku. Seperti yang anda bilang sendiri, Adi Sasono muak dengan kelakuan sejumlah orang, saya garis bawahi lagi, sejumlah orang Cina, yang bukan berarti semua , garis bawahi lagi, semua orang cina bukan.
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
Koreksi sedikit mas Patiwael Malcom X setelah pulang haji menjadi sadar bahwa Islam tidak mengajarkan kebencian, dan semua orang di mata Tuhan adalah sama. Malcolm X di bunuh oleh anak buah Elijah Muhammad yang sama-sama orang hitam, karena dianggap terlalu kompromis/tidak ekstrim. Soal non-pri sebenarnya bagi saya tidak ada masalah, karena teman akrab saya di S1 juga merupakan WNI non-Pri, dan kebetulan saya juga besar di Salatiga , dilingkungan yang umat Kristianinya relatif besar dan juga banyak mahasiswa non-prinya, dan so far o'k - o'k saja, aman dan tidak ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka yang kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu wajah koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol. Sebenarnya saya cuma pengin melihat adanya keseimbangan yang tentunya dalam jangka panjang akan menguntungkan, utamanya dalam meredam gejolak sosial. Saya menyarankan kepada teman-teman alangkah baiknya juga mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan keadilan, dan topiknya lebih riil. contohnys UU antimonopoli, antitrust, konsep ekonomi masa depan yang kokoh. Terimakasih kalau ada yang salah, ya saya akan mengakui salah dan sebelumya saya juga minta maaf. From [EMAIL PROTECTED] Fri Dec 25 18:24:28 1998 Received: by norwich.edu; (5.65v3.2/1.1.8.2/15Jan95-1221PM) id AA03387; Fri, 25 Dec 1998 21:26:59 -0500 Date: Fri, 25 Dec 1998 21:26:58 -0500 (EST) From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] To: djoko raharto [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Message-Id: [EMAIL PROTECTED] Mime-Version: 1.0 Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII Mas Djoko, tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk sekitar. Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono tidak seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya. Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit, Mungkin anda belum membaca koran kompas atau suara merdeka, keterlibatan AS dalam Pam Swakarsa, Kisdi, etc cuma memperjuangkan umat islam? tanyakan sendiri kepada AS dalam keterlibatan beliau di Kisdi, pendirian kembali SI, tidak seextrim? mungkin, karena Malcolm X telah dibunuh oleh extrimist kulit putih, extrimist yang dibunuh oleh sesama extrimist juga. Well, saya yang telah mengambil American History selama 2 tahun di High School sini juga masih bingung, apa karena sekolah saya kebanyakan All Whites in All Whites Neighborhood, with my White History Teacher who trying to teach All Whites History to a non White student. Sama seperti di Indonesia kan, PMP, PSPB, Sejarah dan Agama hanyalah merupakan program cuci otak-nya Orde Soeharto, yang hasilnya adalah yang seperti kita liat: Kebencian thd Tionghoa, bunuh sana-sini, penggal sana-sini, rusak ,perkosa, bunuh, bakar sana-sini. Ini bukan hanya yang Islamnya saja, yang kristennya juga ikut terjangkiti contohnya di Kupang, Bangsa yang sudah hilang moralnya...yaitu bangsa kita sendiri... Terima Kasih kepada Bapak Pembangunan, warisan yang kau tinggalkan benar benar bermanfaat, yaitu: Kehancuran Massal dari Bangsa ini. What a christmas giftTerima Kasih sekali lagi kepada Bpk. Suharto. Andrew Pattiwael The Military College of Vermont Norwich University Corps of Cadets On Fri, 25 Dec 1998, djoko raharto wrote: Kalem Mas Patiwael Saya tidak tahu pasti siapa AS, dan saya tidak ingin mengaitkan dengan agama (terlalu kompleks). Cuma saya sering membaca misinya terutama di dalam membela ekonomi rakyat. Apa yang saya tahu tentang AS adalah tidak lebih sebagai pemilik LSM (kalau tidak salah LP3ES) yang memperjuangkan perkembangan ekonomi orang-orang awak (terlepas dari masalah agama). Menurut saya dugaan anda bahwa AS cuma memperjuangkan ummat Islam itu adalah salah, dari mana dugaan anda itu timbul?. Perlu diketahui bahwa Adi S tidak langsung memberikan kredit lunak kepada nasabah. Pemberian kredit lunak tetap melalui mekanisme kredit yang sehat (perbankan), yang dalam hal ini mempertimbangkan 5C dan terlepas dari agama yang dianut. Sepanjang penerima kredit layak, ya di ACC apapun Agamanya dan Tuhannya. Sekali lagi AS tidak berhak memberikan kredit, apalagi memakai uang negara. Dan saya berani menjamin bahwa didalam pemberian kredit lunak KKPA, KUT, KKUD, KPIR, KDBUMN diberikan atas dasar kelayakan dan bukan agama yang dianut. Note : - Saya sudah nonton film Malcom X (2x), saya kira ybs tidak se-ekstrim yang sdr gambarkan. Malcom X hanya dendam kepada orang Putih (KKK), yang nyata-nyata menganiaya kaumnya, termasuk membunuh bapaknya. Salam Hormat, Tuan Joko he..he.. Tuan Djoko, Apakah itu tokoh yang anda bela (Adi Sasono) boleh juga berbuat sekehendak hati, dengan membentuk istilahnya Black Extrimist contoh Pam Swakarsa, seperti di Amrik yang menghalalkan segala cara
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
Halo :) mau ikut nimbrung lagi nih soal banyaknya orang cina yg korupsi and licik di koran/TV di Indonesia. mas djokor pernah pikir nggak kalo di Indonesia tuh lucu kalo ada berita mengenai etnis cina di Indonesia kalo ada berita yg baik baik/bagus, maka jarang sekali di bilang dia itu etnis cina, atau nama cinanya nggak di sebut (susi susanti, rudy hartono, dll) kalo ada berita jelek/kejahatan/ maka "hebatnya" pers di INdonesia, pas kalo pelakunya etnis cina, kalo nggak nama cinanya keluar, ciri ciri etniknya di sebutin... (eddy Tanzil, dst) nggak heran sih benernya kalo jadi banyak orang yg benci cina.. kalo tiap hari selama 30 tahun pikiranya di kasih input yg jelek jelek mengenai etnis cina ok deh, :) Frans In a message dated 12/29/98 10:29:17 AM Pacific Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Koreksi sedikit mas Patiwael Malcom X setelah pulang haji menjadi sadar bahwa Islam tidak mengajarkan kebencian, dan semua orang di mata Tuhan adalah sama. Malcolm X di bunuh oleh anak buah Elijah Muhammad yang sama-sama orang hitam, karena dianggap terlalu kompromis/tidak ekstrim. Soal non-pri sebenarnya bagi saya tidak ada masalah, karena teman akrab saya di S1 juga merupakan WNI non-Pri, dan kebetulan saya juga besar di Salatiga , dilingkungan yang umat Kristianinya relatif besar dan juga banyak mahasiswa non-prinya, dan so far o'k - o'k saja, aman dan tidak ada konflik. Cuma saya sering kecewa dengan sebagian dari mereka yang kalau korupsi tidak tanggung-tanggung. Coba saja perhatikan waktu wajah koruptor kakap ditayangkan di TV, siapa kebanyakan yang nongol. Sebenarnya saya cuma pengin melihat adanya keseimbangan yang tentunya dalam jangka panjang akan menguntungkan, utamanya dalam meredam gejolak sosial. Saya menyarankan kepada teman-teman alangkah baiknya juga mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan keadilan, dan topiknya lebih riil. contohnys UU antimonopoli, antitrust, konsep ekonomi masa depan yang kokoh. Terimakasih kalau ada yang salah, ya saya akan mengakui salah dan sebelumya saya juga minta maaf. From [EMAIL PROTECTED] Fri Dec 25 18:24:28 1998 Received: by norwich.edu; (5.65v3.2/1.1.8.2/15Jan95-1221PM) id AA03387; Fri, 25 Dec 1998 21:26:59 -0500 Date: Fri, 25 Dec 1998 21:26:58 -0500 (EST) From: Andrew G Pattiwael [EMAIL PROTECTED] To: djoko raharto [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED] Message-Id: [EMAIL PROTECTED] Mime-Version: 1.0 Content-Type: TEXT/PLAIN; charset=US-ASCII Mas Djoko, tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk sekitar. Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono tidak seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya. Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit, Mungkin anda belum membaca koran kompas atau suara merdeka, keterlibatan AS dalam Pam Swakarsa, Kisdi, etc cuma memperjuangkan umat islam? tanyakan sendiri kepada AS dalam keterlibatan beliau di Kisdi, pendirian kembali SI, tidak seextrim? mungkin, karena Malcolm X telah dibunuh oleh extrimist kulit putih, extrimist yang dibunuh oleh sesama extrimist juga. Well, saya yang telah mengambil American History selama 2 tahun di High School sini juga masih bingung, apa karena sekolah saya kebanyakan All Whites in All Whites Neighborhood, with my White History Teacher who trying to teach All Whites History to a non White student. Sama seperti di Indonesia kan, PMP, PSPB, Sejarah dan Agama hanyalah merupakan program cuci otak-nya Orde Soeharto, yang hasilnya adalah yang seperti kita liat: Kebencian thd Tionghoa, bunuh sana-sini, penggal sana-sini, rusak ,perkosa, bunuh, bakar sana-sini. Ini bukan hanya yang Islamnya saja, yang kristennya juga ikut terjangkiti contohnya di Kupang, Bangsa yang sudah hilang moralnya...yaitu bangsa kita sendiri... Terima Kasih kepada Bapak Pembangunan, warisan yang kau tinggalkan benar benar bermanfaat, yaitu: Kehancuran Massal dari Bangsa ini. What a christmas giftTerima Kasih sekali lagi kepada Bpk. Suharto. Andrew Pattiwael The Military College of Vermont Norwich University Corps of Cadets On Fri, 25 Dec 1998, djoko raharto wrote: Kalem Mas Patiwael Saya tidak tahu pasti siapa AS, dan saya tidak ingin mengaitkan dengan agama (terlalu kompleks). Cuma saya sering membaca misinya terutama di dalam membela ekonomi rakyat. Apa yang saya tahu tentang AS adalah tidak lebih sebagai pemilik LSM (kalau tidak salah LP3ES) yang memperjuangkan perkembangan ekonomi orang-orang awak (terlepas dari masalah agama). Menurut saya dugaan anda bahwa AS cuma memperjuangkan ummat Islam itu adalah salah, dari mana dugaan anda itu timbul?. Perlu diketahui bahwa Adi S tidak langsung memberikan kredit lunak kepada nasabah.
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
Allooo bung Patiwael dan mas Joko., Saya mau ikutan nimbrung diskusi bareng anda berdua..., siapa tau ada hal-hal yang bisa jadi masukan bagi kita semua. Mas Djoko, tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk sekitar. Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono tidak seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya. Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit, Mungkin anda belum membaca koran kompas atau suara merdeka, keterlibatan AS dalam Pam Swakarsa, Kisdi, etc cuma memperjuangkan umat islam? tanyakan sendiri kepada AS dalam keterlibatan beliau di Kisdi, pendirian kembali SI, Sekedar berbagi informasi, sepengetahuan saya istilah PAM Swakarsa itu sendiri hanyalah nama yang diberikan masyarakat atas sekelompok orang yang ingin mengamankan SI kemaren.., jadi bukan organisasi Formal. Sedang kelompok yang disebut PAM Swakarsa itu sendiri terbagi 2, satu yang dibentuk pemerintah (anggotanya kebanyakan preman), dan kelompok satu lagi dibentuk atas inisiatif beberapa ormas Islam yang ingin membantu pemerintah mengamankan SI (terdiri dari para Santri,pelajar sekolah Islam, dan mahasiswa). Kemudian Tentang KISDI. Saya terus terang tidak faham mengapa banyak sekali berita yang mendiskreditkan KISDI. Setahu saya, KISDI selama ini telah banyak sekali membantu menyuarakan kepentingan Umat Islam, sesuai dengan misinya.Sumbangan KISDI yang paling besar bagi Umat Islam, adalah ketika membangkitkan semangat dan solidaritas atas perjuangan kaum Muslim di Bosnia dalam menghadapi orang-orang serbia yang kejam, dan juga membantu pengumpulan dana untuk kaum muslimin di Somalia yang menderita kelaparan. Kalaulah sikap KISDI terkesan agak vokal belakangan ini, tak lain karena adanya usaha-usaha dari kelompok tertentu untuk memaksakan kehendak. KISDI hanyalah satu dari sekian banyak ormas Islam yang menentang kelompok pemaksa kehendak ini. Terus terang pada saat gerakan reformasi awal bulan Mei lalu, saya kebetulan berada di gedung MPR/DPR, bersama-sama dengan rekan-rekan mahasiswa UI dan mahasiswa dari berbagai universitas ternama. Pada saat itu saya menyaksikan sendiri ada beberapa kelompok mahasiswa dan ormas tertentu yang selama ini tidak terdengar namanya, tiba-tiba maju ke podium dan meneriakan slogan-slogan yang sangat keras dan radikal. mereka bertindak seolah-olah sebagai satu-satunya pejuang reformasi yang telah berhasil menumbangkan orde baru. Kata-kata kasar dan keji senantiasa keluar dari mulut mereka..., kata-kata yang seharusnya tidak pantas diucapkan oleh seorang MAHASISWA. Informasi tentang apa dan bagaimana sebenarnya KISDI, akan saya uraikan di tulisan saya yang berikutnya, sesuai dengan pengalaman pribadi dan informasi yang saya dapat. tidak seextrim? mungkin, karena Malcolm X telah dibunuh oleh extrimist kulit putih, extrimist yang dibunuh oleh sesama extrimist juga. Well, saya yang telah mengambil American History selama 2 tahun di High School sini juga masih bingung, apa karena sekolah saya kebanyakan All Whites in All Whites Neighborhood, with my White History Teacher who trying to teach All Whites History to a non White student. Sama seperti di Indonesia kan, PMP, PSPB, Sejarah dan Agama hanyalah merupakan program cuci otak-nya Orde Soeharto, yang hasilnya adalah yang seperti kita liat: Kebencian thd Tionghoa, bunuh sana-sini, penggal sana-sini, rusak ,perkosa, bunuh, bakar sana-sini. Ini bukan hanya yang Islamnya saja, yang kristennya juga ikut terjangkiti contohnya di Kupang, Bangsa yang sudah hilang moralnya...yaitu bangsa kita sendiri... Terima Kasih kepada Bapak Pembangunan, warisan yang kau tinggalkan benar benar bermanfaat, yaitu: Kehancuran Massal dari Bangsa ini. What a christmas giftTerima Kasih sekali lagi kepada Bpk. Suharto. Yah begitulah bung patiwael..., Soeharto memang telah meninggalkan berbagai persoalan bagi kita semua, persoalan yang maha besar yang mungkin dapat mengakibatkan hancurnya negara dan bangsa yang kita cintai. Namun saya optimis dengan usaha keras dan kerjasama kita semua, kita dapat menyelamatkan bangsa dan negara ini dari kehancuran.Insya Allah. Oh ya... soal Adi Sasono, saya rasa kita harus melihat perkembangan lebih lanjut. Untuk menyebut menteri kita yang satu sebagai rasis,saya kita perlu pembuktian lebih lanjut.Mengenai sikap dan komentarnya yang cenderung memojokkan etnis tionghoa, bisa jadi itu merupakan ungkapan kekecewaan dan kemarahan pak Adi Sasono atas keserakahan dan keangkuhan para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat. Terus terang saya sendiri juga sangat MUAK dengan kelakuan dan tindak-tanduk beberapa orang etnis tionghoa selama ini, suatu perasaan yang mungkin juga dirasakan oleh rekan-rekan yang lainnya(ngaku deh). Jujur saja kadang dulu saya suka mengumpat mereka dengan kata-kata seperti "CINA BRENGSEK" atau
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
The Silicon Valley, December 25, '98 Adi Sasono tidak mewakili kaum tertindas apapun yang menuntut keadilan. Tidak usah pura-pura tertindas supaya mendapat pembenaran untuk menindas orang lain. Jangan pura-pura tertindas supaya punya dalih untuk menindas. Alex
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
Kalem Mas Patiwael Saya tidak tahu pasti siapa AS, dan saya tidak ingin mengaitkan dengan agama (terlalu kompleks). Cuma saya sering membaca misinya terutama di dalam membela ekonomi rakyat. Apa yang saya tahu tentang AS adalah tidak lebih sebagai pemilik LSM (kalau tidak salah LP3ES) yang memperjuangkan perkembangan ekonomi orang-orang awak (terlepas dari masalah agama). Menurut saya dugaan anda bahwa AS cuma memperjuangkan ummat Islam itu adalah salah, dari mana dugaan anda itu timbul?. Perlu diketahui bahwa Adi S tidak langsung memberikan kredit lunak kepada nasabah. Pemberian kredit lunak tetap melalui mekanisme kredit yang sehat (perbankan), yang dalam hal ini mempertimbangkan 5C dan terlepas dari agama yang dianut. Sepanjang penerima kredit layak, ya di ACC apapun Agamanya dan Tuhannya. Sekali lagi AS tidak berhak memberikan kredit, apalagi memakai uang negara. Dan saya berani menjamin bahwa didalam pemberian kredit lunak KKPA, KUT, KKUD, KPIR, KDBUMN diberikan atas dasar kelayakan dan bukan agama yang dianut. Note : - Saya sudah nonton film Malcom X (2x), saya kira ybs tidak se-ekstrim yang sdr gambarkan. Malcom X hanya dendam kepada orang Putih (KKK), yang nyata-nyata menganiaya kaumnya, termasuk membunuh bapaknya. Salam Hormat, Tuan Joko he..he.. Tuan Djoko, Apakah itu tokoh yang anda bela (Adi Sasono) boleh juga berbuat sekehendak hati, dengan membentuk istilahnya Black Extrimist contoh Pam Swakarsa, seperti di Amrik yang menghalalkan segala cara demi membawa persamaan hak antara non pribumi dan pribumi? Atau teriak-teriak di media singapore menuduh cina-cina singapur tidak toleran thd perubahan ekonomi yang ceritanya harus sesuai dengan Adi punya keinginan? Atau ketidak pedulian adi thd permerkosaan thd kaum wanita etnis cina? dengan menuduh balik bahwa hal yang sama juga sering dilakukan oleh para tauke-tauke di singapur thd pembantu asal indonesia? Setahu saya Adi juga hanya mewakili satu golongan, yaitu golongan pedagang muslim? correct if i'm wrong...apakah tidak ada pedagang non muslim yang juga butuh bantuan? Saya melihat Adi hanya mewakili golongan yang saya sebut Syarikat Islam. Bukankah perjuangan melawan rasisme di Amerika saja, tidak bisa dilakukan dengan cara Extrimist macam Malcoml X (contoh Adi Sosono) tapi dibutuhkan juga cara Martin Luther King (kalau bisa sebutkan tokoh Islam yang dapat disamakan dengan Mr. King di Indonesia, yang menurut saya sampai saat ini sulit ditemukan) Andrew Pattiwael The Military College of Vermont Norwich University Corps of Cadets On Thu, 24 Dec 1998, djoko raharto wrote: boleh tahu nggak mana difinisi yang benar tentang racist : menurut saya : Racist adalah klan atau kelompok suku bangsa tertentu yang menganggap lebih tinggi kedudukannya dan menganggap klan lainnya lebih rendah. Kalau kasusnya orang/klan yang menuntut keadilan terhadap klan/kelompok lain yang selama ini merasa lebih tinggi dan mengganggap klan yang lain lebih rendah, bahkan dalam banyak kasus mereka cenderung merugikan klan/kelompok yang lain, apakah ini juga disebut racist? Bacaan bagus, mungkin bisa kita pahami sedikit kehidupan menjadi seorang keturunan, bukan dari kacamata ala Adi "Racis" Sasono, ala empunya toko di Glodok, Senen, Kelapa Gading, dan Pasar Mesteer, bukan dari keglamoran keturunan macam Liem Sioe Liong di Gunung Sahari, Mari kita coba rasakan dan pahami, gimana sih jadi Cina itu sebenarnya, jangan muluk-muluk, tinggal di Pondok Indah, pemilik perusahaan konglomelorot plus kkn dengan anak-cucu Soeharto, sekolah di pelita atau di Amerika sini, tapi cukup hanya dengan berdagang seadanya, tinggal membaur dengan sesama pribumi, menyekolahkan anak-anak di sekolah negeri, kendaraan transportasi hanyak mikrolet dan ojek. Kasihan mereka, yang cina kaya sih gampang, lari keluar negeri, amerika juga mau terima, asal dollar nya mencukupi bayar pajak. lha yang cina miskin kebanyakan, malah di palakin, rumah dibakarin, anak perawannya di perkosaiin, keluar diteriakin atau diancam. coba bayangin sedetik deh...gimana sih jadi cina itu, atau gimana sih jadi minoritas itu, sama seperti gimana jadi Arab Muslim di Amerika yang katanya mayoritas Kristen itu. Hanya sebuat renungan menjelang natal. Andrew Pattiwael The Military College of Vermont Norwich University Corps of Cadets Harassment of Spouse, Children Chills Jakarta Mixed Marriage By Keith B. Richburg Washington Post Foreign Service Wednesday, December 23, 1998; Page A19 JAKARTA, Indonesia-Yunita L. Riana doesn't consider herself a revolutionary. But 11 years ago, she committed what for many in Indonesia's indigenous population might be considered an act of revolutionary proportions: She fell in love with, and married, an ethnic Chinese man. She was 17 when she became involved with Paul Tenggana, who is 10 years her elder. Her relatives were aghast. His wealthy family was not much better. They opposed the marriage, and still, she
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
Mas Djoko, tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk sekitar. Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono tidak seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya. Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit, Mungkin anda belum membaca koran kompas atau suara merdeka, keterlibatan AS dalam Pam Swakarsa, Kisdi, etc cuma memperjuangkan umat islam? tanyakan sendiri kepada AS dalam keterlibatan beliau di Kisdi, pendirian kembali SI, tidak seextrim? mungkin, karena Malcolm X telah dibunuh oleh extrimist kulit putih, extrimist yang dibunuh oleh sesama extrimist juga. Well, saya yang telah mengambil American History selama 2 tahun di High School sini juga masih bingung, apa karena sekolah saya kebanyakan All Whites in All Whites Neighborhood, with my White History Teacher who trying to teach All Whites History to a non White student. Sama seperti di Indonesia kan, PMP, PSPB, Sejarah dan Agama hanyalah merupakan program cuci otak-nya Orde Soeharto, yang hasilnya adalah yang seperti kita liat: Kebencian thd Tionghoa, bunuh sana-sini, penggal sana-sini, rusak ,perkosa, bunuh, bakar sana-sini. Ini bukan hanya yang Islamnya saja, yang kristennya juga ikut terjangkiti contohnya di Kupang, Bangsa yang sudah hilang moralnya...yaitu bangsa kita sendiri... Terima Kasih kepada Bapak Pembangunan, warisan yang kau tinggalkan benar benar bermanfaat, yaitu: Kehancuran Massal dari Bangsa ini. What a christmas giftTerima Kasih sekali lagi kepada Bpk. Suharto. Andrew Pattiwael The Military College of Vermont Norwich University Corps of Cadets On Fri, 25 Dec 1998, djoko raharto wrote: Kalem Mas Patiwael Saya tidak tahu pasti siapa AS, dan saya tidak ingin mengaitkan dengan agama (terlalu kompleks). Cuma saya sering membaca misinya terutama di dalam membela ekonomi rakyat. Apa yang saya tahu tentang AS adalah tidak lebih sebagai pemilik LSM (kalau tidak salah LP3ES) yang memperjuangkan perkembangan ekonomi orang-orang awak (terlepas dari masalah agama). Menurut saya dugaan anda bahwa AS cuma memperjuangkan ummat Islam itu adalah salah, dari mana dugaan anda itu timbul?. Perlu diketahui bahwa Adi S tidak langsung memberikan kredit lunak kepada nasabah. Pemberian kredit lunak tetap melalui mekanisme kredit yang sehat (perbankan), yang dalam hal ini mempertimbangkan 5C dan terlepas dari agama yang dianut. Sepanjang penerima kredit layak, ya di ACC apapun Agamanya dan Tuhannya. Sekali lagi AS tidak berhak memberikan kredit, apalagi memakai uang negara. Dan saya berani menjamin bahwa didalam pemberian kredit lunak KKPA, KUT, KKUD, KPIR, KDBUMN diberikan atas dasar kelayakan dan bukan agama yang dianut. Note : - Saya sudah nonton film Malcom X (2x), saya kira ybs tidak se-ekstrim yang sdr gambarkan. Malcom X hanya dendam kepada orang Putih (KKK), yang nyata-nyata menganiaya kaumnya, termasuk membunuh bapaknya. Salam Hormat, Tuan Joko he..he.. Tuan Djoko, Apakah itu tokoh yang anda bela (Adi Sasono) boleh juga berbuat sekehendak hati, dengan membentuk istilahnya Black Extrimist contoh Pam Swakarsa, seperti di Amrik yang menghalalkan segala cara demi membawa persamaan hak antara non pribumi dan pribumi? Atau teriak-teriak di media singapore menuduh cina-cina singapur tidak toleran thd perubahan ekonomi yang ceritanya harus sesuai dengan Adi punya keinginan? Atau ketidak pedulian adi thd permerkosaan thd kaum wanita etnis cina? dengan menuduh balik bahwa hal yang sama juga sering dilakukan oleh para tauke-tauke di singapur thd pembantu asal indonesia? Setahu saya Adi juga hanya mewakili satu golongan, yaitu golongan pedagang muslim? correct if i'm wrong...apakah tidak ada pedagang non muslim yang juga butuh bantuan? Saya melihat Adi hanya mewakili golongan yang saya sebut Syarikat Islam. Bukankah perjuangan melawan rasisme di Amerika saja, tidak bisa dilakukan dengan cara Extrimist macam Malcoml X (contoh Adi Sosono) tapi dibutuhkan juga cara Martin Luther King (kalau bisa sebutkan tokoh Islam yang dapat disamakan dengan Mr. King di Indonesia, yang menurut saya sampai saat ini sulit ditemukan) Andrew Pattiwael The Military College of Vermont Norwich University Corps of Cadets On Thu, 24 Dec 1998, djoko raharto wrote: boleh tahu nggak mana difinisi yang benar tentang racist : menurut saya : Racist adalah klan atau kelompok suku bangsa tertentu yang menganggap lebih tinggi kedudukannya dan menganggap klan lainnya lebih rendah. Kalau kasusnya orang/klan yang menuntut keadilan terhadap klan/kelompok lain yang selama ini merasa lebih tinggi dan mengganggap klan yang lain lebih rendah, bahkan dalam banyak kasus mereka cenderung merugikan klan/kelompok yang lain, apakah ini juga disebut racist? Bacaan bagus, mungkin bisa kita pahami sedikit kehidupan menjadi seorang keturunan,
Nasib Kawin Dengan Peranakan
Bacaan bagus, mungkin bisa kita pahami sedikit kehidupan menjadi seorang keturunan, bukan dari kacamata ala Adi "Racis" Sasono, ala empunya toko di Glodok, Senen, Kelapa Gading, dan Pasar Mesteer, bukan dari keglamoran keturunan macam Liem Sioe Liong di Gunung Sahari, Mari kita coba rasakan dan pahami, gimana sih jadi Cina itu sebenarnya, jangan muluk-muluk, tinggal di Pondok Indah, pemilik perusahaan konglomelorot plus kkn dengan anak-cucu Soeharto, sekolah di pelita atau di Amerika sini, tapi cukup hanya dengan berdagang seadanya, tinggal membaur dengan sesama pribumi, menyekolahkan anak-anak di sekolah negeri, kendaraan transportasi hanyak mikrolet dan ojek. Kasihan mereka, yang cina kaya sih gampang, lari keluar negeri, amerika juga mau terima, asal dollar nya mencukupi bayar pajak. lha yang cina miskin kebanyakan, malah di palakin, rumah dibakarin, anak perawannya di perkosaiin, keluar diteriakin atau diancam. coba bayangin sedetik deh...gimana sih jadi cina itu, atau gimana sih jadi minoritas itu, sama seperti gimana jadi Arab Muslim di Amerika yang katanya mayoritas Kristen itu. Hanya sebuat renungan menjelang natal. Andrew Pattiwael The Military College of Vermont Norwich University Corps of Cadets Harassment of Spouse, Children Chills Jakarta Mixed Marriage By Keith B. Richburg Washington Post Foreign Service Wednesday, December 23, 1998; Page A19 JAKARTA, Indonesia-Yunita L. Riana doesn't consider herself a revolutionary. But 11 years ago, she committed what for many in Indonesia's indigenous population might be considered an act of revolutionary proportions: She fell in love with, and married, an ethnic Chinese man. She was 17 when she became involved with Paul Tenggana, who is 10 years her elder. Her relatives were aghast. His wealthy family was not much better. They opposed the marriage, and still, she said, "I do not get along with his family." But what has been worse for her has been the insults, the threats, and the constant harassment she faces living as part of a mixed couple in ethnically divided Indonesia. Every day, she said, she fears for the safety of her two young sons. She described how even driving down the street in the family car can be a traumatic experience. "Every time we go anywhere, and my husband makes a little mistake driving, people say, 'Chinese! Stupid Chinese! I'll burn down your house.' " "I get so depressed," she said. "Every time the same thing. 'I will burn down your house!' 'I will burn your car!' 'I will kidnap your children!' " She stopped briefly, tears welling in her eyes, her voice softly breaking as she tried to continue. "I'm very upset," she said at last. "It's always been that way. But now, since May, it's become more frequent. If I have a problem with one of the housekeepers and I have to scold them, I think twice -- I don't want them to do anything stupid because this is a Chinese house. They might burn the house or kidnap the children, because it's a Chinese house." Her story gets worse. Lately, since the riots of May, people have been showing up at her front door every week, demanding money. And of course she gives the money, because she is afraid. "I've become like Santa Claus," she said. Not even the children are immune; young neighborhood toughs have showed up at the gates of her eldest son's Catholic junior high school, deriding the Chinese children for being rich in poor Indonesia, and demanding cash. She said it was love that drove her to marry Paul, when she was just 21. But now at 32, what love there was has been worn down by the constant struggle. "If I had a second chance," she conceded, "I wouldn't marry a Chinese. No way. It's too much trouble. Right now, I think love is stupid. I'm worried about my sons' safety." "I do have regrets," she said, gently weeping. "I cannot talk to anyone -- not my husband, not my sons, because I don't want them to feel bad about being Chinese. I keep it in my heart." She has applied for a job in Ireland, in the tourism industry. But she knows her husband will not go, because even with the harassment and threats, he feels he belongs here. "He says, 'I was born here, my parents were born here. I don't even know where China is. I have an Indonesian passport,' " she said. But of her husband's patriotism, "It's crazy," she said, "stupid."
Re: Nasib Kawin Dengan Peranakan
boleh tahu nggak mana difinisi yang benar tentang racist : menurut saya : Racist adalah klan atau kelompok suku bangsa tertentu yang menganggap lebih tinggi kedudukannya dan menganggap klan lainnya lebih rendah. Kalau kasusnya orang/klan yang menuntut keadilan terhadap klan/kelompok lain yang selama ini merasa lebih tinggi dan mengganggap klan yang lain lebih rendah, bahkan dalam banyak kasus mereka cenderung merugikan klan/kelompok yang lain, apakah ini juga disebut racist? Bacaan bagus, mungkin bisa kita pahami sedikit kehidupan menjadi seorang keturunan, bukan dari kacamata ala Adi "Racis" Sasono, ala empunya toko di Glodok, Senen, Kelapa Gading, dan Pasar Mesteer, bukan dari keglamoran keturunan macam Liem Sioe Liong di Gunung Sahari, Mari kita coba rasakan dan pahami, gimana sih jadi Cina itu sebenarnya, jangan muluk-muluk, tinggal di Pondok Indah, pemilik perusahaan konglomelorot plus kkn dengan anak-cucu Soeharto, sekolah di pelita atau di Amerika sini, tapi cukup hanya dengan berdagang seadanya, tinggal membaur dengan sesama pribumi, menyekolahkan anak-anak di sekolah negeri, kendaraan transportasi hanyak mikrolet dan ojek. Kasihan mereka, yang cina kaya sih gampang, lari keluar negeri, amerika juga mau terima, asal dollar nya mencukupi bayar pajak. lha yang cina miskin kebanyakan, malah di palakin, rumah dibakarin, anak perawannya di perkosaiin, keluar diteriakin atau diancam. coba bayangin sedetik deh...gimana sih jadi cina itu, atau gimana sih jadi minoritas itu, sama seperti gimana jadi Arab Muslim di Amerika yang katanya mayoritas Kristen itu. Hanya sebuat renungan menjelang natal. Andrew Pattiwael The Military College of Vermont Norwich University Corps of Cadets Harassment of Spouse, Children Chills Jakarta Mixed Marriage By Keith B. Richburg Washington Post Foreign Service Wednesday, December 23, 1998; Page A19 JAKARTA, Indonesia-Yunita L. Riana doesn't consider herself a revolutionary. But 11 years ago, she committed what for many in Indonesia's indigenous population might be considered an act of revolutionary proportions: She fell in love with, and married, an ethnic Chinese man. She was 17 when she became involved with Paul Tenggana, who is 10 years her elder. Her relatives were aghast. His wealthy family was not much better. They opposed the marriage, and still, she said, "I do not get along with his family." But what has been worse for her has been the insults, the threats, and the constant harassment she faces living as part of a mixed couple in ethnically divided Indonesia. Every day, she said, she fears for the safety of her two young sons. She described how even driving down the street in the family car can be a traumatic experience. "Every time we go anywhere, and my husband makes a little mistake driving, people say, 'Chinese! Stupid Chinese! I'll burn down your house.' " "I get so depressed," she said. "Every time the same thing. 'I will burn down your house!' 'I will burn your car!' 'I will kidnap your children!' " She stopped briefly, tears welling in her eyes, her voice softly breaking as she tried to continue. "I'm very upset," she said at last. "It's always been that way. But now, since May, it's become more frequent. If I have a problem with one of the housekeepers and I have to scold them, I think twice -- I don't want them to do anything stupid because this is a Chinese house. They might burn the house or kidnap the children, because it's a Chinese house." Her story gets worse. Lately, since the riots of May, people have been showing up at her front door every week, demanding money. And of course she gives the money, because she is afraid. "I've become like Santa Claus," she said. Not even the children are immune; young neighborhood toughs have showed up at the gates of her eldest son's Catholic junior high school, deriding the Chinese children for being rich in poor Indonesia, and demanding cash. She said it was love that drove her to marry Paul, when she was just 21. But now at 32, what love there was has been worn down by the constant struggle. "If I had a second chance," she conceded, "I wouldn't marry a Chinese. No way. It's too much trouble. Right now, I think love is stupid. I'm worried about my sons' safety." "I do have regrets," she said, gently weeping. "I cannot talk to anyone -- not my husband, not my sons, because I don't want them to feel bad about being Chinese. I keep it in my heart." She has applied for a job in Ireland, in the tourism industry. But she knows her husband will not go, because even with the harassment and threats, he feels he belongs here. "He says, 'I was born here, my parents were born here. I don't even know where China is. I have an Indonesian passport,' " she said. But of her husband's patriotism, "It's crazy," she said, "stupid." __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com