Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama
Saya sendiri berpikir bahwa tidak mudah untuk "tidak" berdiskusi tentang agama. Kenapa ? karena bila dilihat politik di indonesia selalu ada hubunganya dengan agama. dan bila dilihat dari jauh sepertinya masalah2 yang terjadi ataupun dibuat selalu berhubungan dengan SARA. Sedangkan di milis ini paling suka membahas hal politik yang notabene akan pula berhubungan dengan agama dan kemudian menular ke SARA. saya pikir yang kita perlukan bukanlah LARANGAN untuk diskusi tentang hal2 yang sensitif. yang kita perlukan adalah KEDEWASAAN dan TANGGUNG JAWAB kita. Bila memang ada hal2 yang sensitif dibahas di milis permias@ ini yang perlu dilakukan untuk mencounter adalah untuk mengeluarkan dua sikap tersebut. saya yakin setelah itu masalah2 sensitif tidak akan terlalu mengganggu diskusi2 di milis ini. gituh deh.. mudah2an bisa jadi masukan deh.. have a good discussion. di dc hari ini udah mulai snow oyyy... :) Faran >Date: Mon, 17 Jan 2000 21:20:23 EST >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >From: Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> >Subject: Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama >To: [EMAIL PROTECTED] > >Rasanya issue Maluku menyangkut agama, dan itu bukan berarti merupakan >diskusi agama. Apakah anda mau lari? > > >>From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> >>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >>To: [EMAIL PROTECTED] >>Subject: Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama >>Date: Mon, 17 Jan 2000 07:42:42 EST >> >>In a message dated 1/17/00 2:22:58 AM Eastern Standard Time, >>[EMAIL PROTECTED] writes: >> >> > Salam Permias, >> > >> > Mas Agus, Mas Datubara dan rekan-rekan permias sekalian, >> > >> > Saya mengharapkan Permias List tidak digunakan untuk diskusi >> > keagamaan, karena terlalu sensitif dan tidak akan pernah selesai. >> > karena setiap pemeluknya akan meyakini kebenaran agamanya masing- >> > masing. Lakum Dinukum WaliyaDin. >> > >> > Salam hangat, >> > >> > Abubakar >> >> >>Irwan: >>Saya setuju agar milis permias ini terbebas dari diskusi agama. >>Bila ingin diskusi agama atau pun menyampaikan ajaran2 >>agamanya masing2, sebaiknya dilakukan di milis yg memang >>dikhususkan untuk hal tersebut. >> >>Harus kita akui bahwa yang namanya bicara hal yg berkaitan >>dengan agama masih sensitif dilakukan oleh orang kita. >> >>Akan lebih baik bila hal ini ditetapkan dalam aturan main >>milis permias agar ada dasarnya untuk menegur sampai pada >>menjatuhkan hukuman bagi pihak2 yg melanggar. >>Dan peraturan ini harus berlaku untuk semua pihak tanpa kecuali. >>Kalau memang nantinya sudah dibuat aturan main milis ini, >>hendaknya diumumkan ke milis dan juga ke setiap pendaftar >>baru agar mengetahuinya. >>Untuk mengontrol posting, tidak ada salahnya dibentuk >>dewan pengawas posting, misalnya, yang memang aktif >>memantau posting2 yang ada termasuk dijadikan tempat >>pengaduan netters bila ada dirasa posting2 yg melanggar >>aturan main. Dewan pengawas posting ini sebaiknya terdiri >>dari beberapa orang, misalkan 5-10 orang. >> >>Demikian masukan dari saya. Semoga milis permias ini bisa >>lebih tertib lagi dan bisa makin jelas bahwa ini memang >>milis permias. >> >>jabat erat, >>Irwan Ariston Napitupulu > >__ >Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com Happy New Millenium from the staff at DCEmail.com http://www.dcemail.com - FREE Email for the Community
Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama
Mas Abu, Kalau diskusi yang anda maksudkan adalah caci-maki diantara umat beragama, maka saya setuju dengan anda bahwa hal itu tidak kita perlukan samasekali. Namun kalau diskusi yang dimaksudkan adalah dialog antar umat beragama, saya merasa justru inilah yang dibutuhkan Bangsa Indonesia untuk dapat mencegah dari kehancurannya. Saya beranggapan bahwa caci-maki itu terjadi karena beberapa hal: 1. Diskusi agama yang terjadi di milis ini lebih melihat materi diskusi dari kacamata religius secara dogmatis semata-mata, yaitu hubungan antara Tuhan dengan umat manusia, tetapi kurang menyentuh aspek sosialnya, yaitu hubungan antar manusia. Akibatnya sudah tentu tidak ada titik temu diantara pihak-pihak yang berbeda agama, karena konsep mengenai Tuhan, surga, dosa, ibadah dsb diantara agama sangat berbeda. 2. Pendidikan agama di Indonesia (di sekolah maupun tempat ibadah) hanya terbatas kepada pendidikan religius kepada pemeluk agama itu masing-masing, tidak pernah diajarkan sebagai ilmu pengetahuan. Ajaran agama di sekolah dapat diberikan lebih sebagai suatu ilmu pengetahuan, sehingga setiap siswa apapun agamanya dapat memperoleh pendidikan mengenai sejarah dan penyebaran Islam, Kristen, Hindu dan Budha di dunia maupun di Indonesia, prinsip dan hukum yang dianut oleh agama itu, proses ibadah dan upacara agama dsb. Sebaliknya, ajaran agama yang sifatnya religius dapat diserahkan kepada rumah ibadah atau organisasi agama masing-masing. Bukankah kita mengenal pepatah yang mengatakan "Tak kenal maka tak sayang". 3. Ketidakdewasaan yang dimiliki oleh peserta diskusi di milis ini justru terjadi karena mereka memang tidak terlatih dalam mengadakan diskusi mengenai topik-topik yang berkaitan dengan hubungan antar agama. Hal ini pula yang terjadi dengan masyarakat di Ambon, Mataram dan seluruh penjuru Indonesia. Oleh karena itu, jalan keluar yang diperlukan adalah memberikan kesempatan lebih besar untuk dialog diantara umat beragama itu, bukan justru membatasinya atau melarangnya. Saya yakin bahwa diskusi dan dialog, seberapapun panasnya, justru akan dapat mengurangi amarah dan emosi yang kalau tidak tersalurkan malah akan jauh lebih destruktif. Rekomendasi: 1. Diskusi hendaknya lebih mengarah kepada aspek hubungan umat antar agama, bukan hanya terfokus kepada ajaran agama masing-masing secara dogmatis. Untuk itu masing-masing peserta diharapkan bersedia untuk "mengenal" agama lainnya sebelum "nimbrung" dalam diskusi itu. Analoginya sederhana saja, apakah anda dapat mempresentasikan makalah di universitas mengenai suatu topik tanpa pernah membaca atau mempelajari referensi mengenai topik itu. 2. Disamping diskusi dalam milis internet, setiap cabang Permias hendaknya memiliki program dialog antar umat beragama dalam kegiatannya. Diskusi itu hendaknya dilakukan secara terbuka dan dengan aturan main yang jelas, seperti adanya moderator, dilarang menggunakan kata-kata yang tidak senonoh dsb. Topik diskusi dapat dipilih misalnya Peristiwa Ambon, Adakah Islamisasi atau Kristenisasi di Indonesia, dsb. Hasil diskusi ini dapat dilemparkan ke milis sehingga bisa diketahui oleh kalangan yang lebih luas. Demikian saran saya kepada para anggota Permias. Salam Mahendra -Original Message- From: Abubakar Alatas <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Monday, January 17, 2000 2:21 AM Subject: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama >Salam Permias, > >Mas Agus, Mas Datubara dan rekan-rekan permias sekalian, > >Saya mengharapkan Permias List tidak digunakan untuk diskusi >keagamaan, karena terlalu sensitif dan tidak akan pernah selesai. >karena setiap pemeluknya akan meyakini kebenaran agamanya masing- >masing. Lakum Dinukum WaliyaDin. > >Salam hangat, > >Abubakar > > > >
Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama
Rasanya issue Maluku menyangkut agama, dan itu bukan berarti merupakan diskusi agama. Apakah anda mau lari? >From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama >Date: Mon, 17 Jan 2000 07:42:42 EST > >In a message dated 1/17/00 2:22:58 AM Eastern Standard Time, >[EMAIL PROTECTED] writes: > > > Salam Permias, > > > > Mas Agus, Mas Datubara dan rekan-rekan permias sekalian, > > > > Saya mengharapkan Permias List tidak digunakan untuk diskusi > > keagamaan, karena terlalu sensitif dan tidak akan pernah selesai. > > karena setiap pemeluknya akan meyakini kebenaran agamanya masing- > > masing. Lakum Dinukum WaliyaDin. > > > > Salam hangat, > > > > Abubakar > > >Irwan: >Saya setuju agar milis permias ini terbebas dari diskusi agama. >Bila ingin diskusi agama atau pun menyampaikan ajaran2 >agamanya masing2, sebaiknya dilakukan di milis yg memang >dikhususkan untuk hal tersebut. > >Harus kita akui bahwa yang namanya bicara hal yg berkaitan >dengan agama masih sensitif dilakukan oleh orang kita. > >Akan lebih baik bila hal ini ditetapkan dalam aturan main >milis permias agar ada dasarnya untuk menegur sampai pada >menjatuhkan hukuman bagi pihak2 yg melanggar. >Dan peraturan ini harus berlaku untuk semua pihak tanpa kecuali. >Kalau memang nantinya sudah dibuat aturan main milis ini, >hendaknya diumumkan ke milis dan juga ke setiap pendaftar >baru agar mengetahuinya. >Untuk mengontrol posting, tidak ada salahnya dibentuk >dewan pengawas posting, misalnya, yang memang aktif >memantau posting2 yang ada termasuk dijadikan tempat >pengaduan netters bila ada dirasa posting2 yg melanggar >aturan main. Dewan pengawas posting ini sebaiknya terdiri >dari beberapa orang, misalkan 5-10 orang. > >Demikian masukan dari saya. Semoga milis permias ini bisa >lebih tertib lagi dan bisa makin jelas bahwa ini memang >milis permias. > >jabat erat, >Irwan Ariston Napitupulu __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama
From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Monday, January 17, 2000 21:27 Subject: Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama Salah satu berita yang paling jujur serta diterima oleh berbagai ummat agama apapun adalah hasil pertandingan sepakbola Piala Dunia. Salam, Nasrullah Idris
Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama
Salam PERMIAS, Apa kabarnya mas Abu? Apa masih berada di Canada? Terima kasih mas Abu atas masukannya, dan seperti mas Abu ikuti dari awal, saya hanya meng-counter tulisan yang saya anggap menyudutkan salah satu agama. dengan kata lain, saya bukanlah pemicunya. Anyway, saya dan mas Agus sudah tidak ada masalah lagi, dan ada baiknya mas Abu melihat kembali, siapakah dari para pelanggan di permias@ yang sering mengdiskreditkan agama tertentu tanpa adanya bukti yang benar, dan saya mendukung sepenuhnya usaha-usaha mas Abu sebagai mantan admin. untuk memberi penjelasan kepada mereka. Kalau tidak salah, di bulan Agustus tahun 1996 -menjelang KSNP '96- saya pernah membantu uda Rusjdy dan rekan2 admin. lainnya (mas Bagus, mas Krispinus dan tentu saja termasuk mas Abu) menyusun sebuah konsep pedoman kerja untuk permias@, dan bagaimana kelanjutan dari usaha tsb.? Salam hangat dari Florida, M. Dharma Datubara
Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama
In a message dated 1/17/00 8:50:33 AM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > #Munculnya diskusi agama terkadang bisa saja karena posting yang memang > tidak berisi nama agama apa pun, tetapi justru secara tersirat bisa > menyudutkan ummat agama tertentu atau memberi angin terhadap ummat tertentu. > Sehingga melakukan counter dari netter yang ummat agamanya tersudutkan, > meskipun tetap tidak mencantumkan nama agama apa pun. Akhirnya karena terus > memuncak, akhirnya mengarah pada diskusi agama. Irwan: Hal ini pula yg perlu diatur nantinya. Itu pulalah yg menjadi alasan saya kemarin2 ini memforwardkan artikel2/berita2 dari sumber Kristen untuk kasus Maluku setelah melihat dan menyadari adanya ketidakseimbangan posting di milis ini sehingga terasa sekali agama atau orang Kristen disudutkan. Ini jelas tidak sehat kalau didiamkan. Karenanya saya segera cepat ambil tindakan dengan menyeimbangkan berita2 yg masuk dengan tidak menyerang ke satu agama seperti yg dilakukan oleh netter2 sebelumnya. Mungkin, kalau tidak cepat saya mengambil langkah2 yg perlu, tidak tertutup kemungkinan dari pihak Kristen ada yg tidak terima dan buntut2nya malah jadi ajang caci maki agama di milis ini. Saya tidak ingin hal tersebut terjadi di milis ini, karena milis ini adalah milis permias. > #Karena itu, bisakah kita menghindari pengiriman posting yang bisa > menyudutkan ummat tertentu?Bukankah untuk mempromosikan rokok tidak harus > dengan memperlihatkan gambar orang yang sedang merokok. Berapa banyak film > yang memang tidak bersifat agama. Tetapi dampaknya bisa mempengaruhi > pirsawan untuk mengingkari ajaran agamanya. Irwan: Memang harusnya begitu. Semoga bung Nasrullah sadar betul apa yg anda sebutkan di atas. Saya bereaksi karena ada aksi, kemudian orang yg kemudian melihat posting saya bereaksi pula, akibatnya terjadi aksi dan reaksi yg berulang2. Aturan yg tegas untuk hal ini sudah saatnya perlu ditetapkan. > #Kalau pun itu terbentuk pokoknya jangan sampai memberi kesan bahwa > dewan itu secara tersirat berpihak pada agama tertentu. Bisa nggak ini > dilakukan? Irwan: Jelas bisa. Karena yg mau dikontrol soal posting agama, maka komposisi dewannya juga harus mewakili agama2 yg ada. Dan dewan ini bekerja berdasarkan aturan yg sudah ditetapkan nantinya. Jadi, kalau ada posting yg melanggar aturan, langsung diperingati atau pun langsung diambil tindakan tegas (skorsing misalnya). Demikian dari saya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama
From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Monday, January 17, 2000 19:42 Subject: Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama *Saya setuju agar milis permias ini terbebas dari diskusi agama. Bila ingin diskusi agama atau pun menyampaikan ajaran2 agamanya masing2, sebaiknya dilakukan di milis yg memang dikhususkan untuk hal tersebut. #Munculnya diskusi agama terkadang bisa saja karena posting yang memang tidak berisi nama agama apa pun, tetapi justru secara tersirat bisa menyudutkan ummat agama tertentu atau memberi angin terhadap ummat tertentu. Sehingga melakukan counter dari netter yang ummat agamanya tersudutkan, meskipun tetap tidak mencantumkan nama agama apa pun. Akhirnya karena terus memuncak, akhirnya mengarah pada diskusi agama. *Harus kita akui bahwa yang namanya bicara hal yg berkaitan dengan agama masih sensitif dilakukan oleh orang kita. #Karena itu, bisakah kita menghindari pengiriman posting yang bisa menyudutkan ummat tertentu?Bukankah untuk mempromosikan rokok tidak harus dengan memperlihatkan gambar orang yang sedang merokok. Berapa banyak film yang memang tidak bersifat agama. Tetapi dampaknya bisa mempengaruhi pirsawan untuk mengingkari ajaran agamanya. *Untuk mengontrol posting, tidak ada salahnya dibentuk dewan pengawas posting, misalnya, yang memang aktif memantau posting2 yang ada termasuk dijadikan tempat pengaduan netters bila ada dirasa posting2 yg melanggar aturan main. Dewan pengawas posting ini sebaiknya terdiri dari beberapa orang, misalkan 5-10 orang. #Kalau pun itu terbentuk pokoknya jangan sampai memberi kesan bahwa dewan itu secara tersirat berpihak pada agama tertentu. Bisa nggak ini dilakukan? Salam, Nasrullah Idris
Re: Permias bukan tempat untuk diskusi Agama
In a message dated 1/17/00 2:22:58 AM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Salam Permias, > > Mas Agus, Mas Datubara dan rekan-rekan permias sekalian, > > Saya mengharapkan Permias List tidak digunakan untuk diskusi > keagamaan, karena terlalu sensitif dan tidak akan pernah selesai. > karena setiap pemeluknya akan meyakini kebenaran agamanya masing- > masing. Lakum Dinukum WaliyaDin. > > Salam hangat, > > Abubakar Irwan: Saya setuju agar milis permias ini terbebas dari diskusi agama. Bila ingin diskusi agama atau pun menyampaikan ajaran2 agamanya masing2, sebaiknya dilakukan di milis yg memang dikhususkan untuk hal tersebut. Harus kita akui bahwa yang namanya bicara hal yg berkaitan dengan agama masih sensitif dilakukan oleh orang kita. Akan lebih baik bila hal ini ditetapkan dalam aturan main milis permias agar ada dasarnya untuk menegur sampai pada menjatuhkan hukuman bagi pihak2 yg melanggar. Dan peraturan ini harus berlaku untuk semua pihak tanpa kecuali. Kalau memang nantinya sudah dibuat aturan main milis ini, hendaknya diumumkan ke milis dan juga ke setiap pendaftar baru agar mengetahuinya. Untuk mengontrol posting, tidak ada salahnya dibentuk dewan pengawas posting, misalnya, yang memang aktif memantau posting2 yang ada termasuk dijadikan tempat pengaduan netters bila ada dirasa posting2 yg melanggar aturan main. Dewan pengawas posting ini sebaiknya terdiri dari beberapa orang, misalkan 5-10 orang. Demikian masukan dari saya. Semoga milis permias ini bisa lebih tertib lagi dan bisa makin jelas bahwa ini memang milis permias. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu