[ppiindia] Kecerdasan Emosi: Potensi Panggilan Hidup (2)
Kecerdasan Emosi: Potensi Panggilan Hidup (2) Tidak semua orang bisa mengenali dirinya, bahkan banyak orang yang tidak akrab dengan diri sendiri. Setiap saat ia meratapi diri sendiri, menyesalkan kehadiran dirinya di pentas kehidupan, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan bahkan tidak tahu apa yang ia inginkan. Yang ada hanya menyesal, sedih, putus asa atau marah. Sementara itu orang yang sudah mengenali dirinya, ia tahu persis dimana ia harus menempatkan diri, tahu persis apa yang semestinya dan sepantasnya dikerjakan. Ia benar-benar menjadi orang yang merdeka atas dirinya. Banyak analisis tentang anatomi siapa hakikat manusia dan bagaimana klassifikasinya., baik dari sudut Psikologi, filsafat maupun etika. Sebuah hadis Nabi menyebutkan ada tiga klassifikasi manusia, ada orang yang secara fisik manusia, tetapi hakikatnya ia masih hewan, yaitu mereka yang berhati tetapi hatinya tak berfungsi untuk memahami, mempunyai mata, tetapi matanya tak berfungsi untuk membedakan, punya telinga tetapi telinganya tak berfungsi untuk membedakan mana yang harus didengar dan mana yang tidak. manusia yang jiwanya masuk kategori jiwa syaitan, yaitu mereka yang tak berperikemanusiaan dan tak berperikehewanan. manusia pilihan (yang berkualitas manusia). Kajian Ilmu Jiwa, tidak berbicara tentang jiwa tetapi tentang tingkahlaku manusia sebagai gejala jiwa. Ada empat teori psikologi sekurang-kurangnya yang berbicara tentang konsepsi manusia, yaitu teori Psikoanalisa, teori Behaviourisme, teori Kognitip dan teori Humanisme. Yang pertama menyebut manusia sebagai Homo Volent, manusia yang dikendalikan oleh keinginan bawah sadar. Yang kedua menyebut homo mechanicus, yang menyebut manusia bagaikan mesin, tak punya keinginan apa-apa, tetapi sepenuhnya tunduk kepada lingkungan. Yang ketiga menyebut homo sapient, makhluk yang berfikir, yang tidak tunduk begitu saja kepada lingkungan tetapi mampu mendistorsinya. Dan keempat Homo Ludent, manusia yang menyadari makna hidup. Wassalam, agussyafii http://mubarok-institute.blogspot.com
[ppiindia] Kecerdasan Emosi: Potensi Unik Panggilan Jiwa (3)
Kecerdasan Emosi: Potensi Unik Panggilan Jiwa (3) Manusia : makhluk yang berfikir dan merasa Jika kajian filsafat menekankan kepada berfikir. maka kajian tasauf lebih menekankan pada merasa. Hubungan dengan Tuhan juga lebih ditekankan pada rasa, rasa berketuhanan. Tasauf mengajarkan tentang stasiun-stasiun perjalanan manusia mendekat kepada Tuhan, dari taubat, zuhud, faqr terus hingga ridla, makrifat dan cinta. Selanjutnya rasa itu bisa berlanjut ke tingkat tertinggi yaitu wahdatul wujud atau manunggaling kawula lan Gusti, bersatu dengan Tuhan. Jiwa manusia juga mengalami peningkatan dari nafs zakiyyah (jiwa yang suci secara alami) kemudian meningkat ke nafs lawwamah (jiwa yang sedang mencari jati diri) terus jika berhasil meningkat menjadi nafs mutma'innah (jiwa yang tenang) atau terjerembab menjadi nafs ammarah (jiwa yang banyak menyuruh berbauat kejahatan). Dalam al Qur'an, fungsi-fungsi psikologis disebut dengan istilah nafs (jiwa), qalb (hati) `aql (akal), ruh (nyawa) dan bashirah (hati nurani), fitrah (desain awal), syahwat (keinginan) hawa (dorongan negatip syahwat). Nafs merupakan ruangan luas di dalam diri setiap manusia sebagai sistem nafsaniyah dengan subsistem akal sebagai alat berfikir, qalb sebagai alat memahami yang sering tidak konsisten, bashirah sebagai mata batin yang konsisten, fitrah sebagai desain awal yang menetapkan fungsi, syahwat sebagai motif penggerak, hawa nafsu sebagai motif menyimpang, dan ruh sebagai spirit yang menyebabkan semuanya berfungsi. Perkembangan kajian psikologi mutakhir bersentuhan dengan nuansa tasauf, yakni dengan ditemukannya potensi lain selain potensi intelektuil, yaitu kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual. Jika sebelumnya emosi dianggap sebagai penghambat, kajian mutakhir justeru menempatkan emosi sebagai potensi yang lebih menentukan dibanding kecerdasan intelektuil. Emosi yang dikelola (bukan ditekan) merupakan kekuatan merasa yang menyebabkan seseorang mampu memahami keadaan, mampu berimprofisasi saat sulit, mampu mentertawakan diri sendiri ketika merasa bersalah, mampu bercanda di ujung maut. Emosi dapat diasah kualitasnya melalui pengalaman hidup, muhasabah (kalkulasi diri), mujahadah (latihan spirituil). Safar (perjalanan), zikr, kontemplasi (perenungan), puasa, zuhud (menanggalkan urusan dunia) dan jihad, kesemuanya dapat menajamkan kekuatan emosi. Semangat hidup orang yang memiliki kecerdasan emosi itu lebih kontruktip dibanding semangat hidup rationil.Jika seseorang sudah terlatih dalam mengelola emosinya, maka ia dapat meningkat ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu kecerdasan spirituil. Orang yang sudah memiliki kecerdasan spiritual, ia mempunyai kemampuan melampaui dimensi ruang dan waktu. Ia sudah dapat membaca hari esok , dapat berada di tempat lain dalam waktu yang sama, dapat bertandang ke alam lain mengunjungi orang yang sudah lama mati dan sebagainya. Yang masih diperdebatkan ialah apakah tiga kecerdasan, Intelektual, Emosional dan Spiritual merupakan kecerdasan yang berstruktur atau berdampingan. Jika berstruktur, mana yang awal dan mana yang terakhir. Sebagian orang berpendapat bahwa kecerdasan emosional merupakan buah dari kecerdasan spiritual, yang lain berpendapat sebaliknya. Menurut pendapat saya, rahasia tiga kecerdasan itu merupakan sebagian dari rahasia manusia yang ajaib. Artinya, di belakang hari nanti akan ditemukan lagi rahasia lain yang sekarang masih tersembunyi di balik makhluk Tuhan yang bernama insan ini. Dalam perspektip teologi, manusia adalah tajalli atau perwujudan dari kebesaran Tuhan Sang Pencipta, oleh karena itu sebagaimana dikatakan oleh Alexis Careel, pertanyaan tentang manusia pada hakekatnya hinggi kini (dan hingga nanti) tetap tak terjawabkan secara lengkap. Hanya iman (kecerdasan emosional dan spiritual) yang dapat menghayatinya, meski belum tentu bisa mengungkapkannya, karena tiap individu, di depan Tuhan adalah unik. Al Qur'an mengingatkan bahwa Allah melahirkan anak manusia (melalui proses persalinan) dalam keadaan tidak tahu apa-apa , Wallohu akhrojakum min buthuni ummahatikum la ta`lamuna syaia (Q/16:78). Sebagian ada yang mati muda, sebagian lagi ada yang sangat dipanjangkan umurnya hingga pikun, kembali tidak mengerti apa-apa seperti ketika baru lahir, Wa minkum man yuroddu ila ardzali al `umuri likaila ya`lama ba`da `ilmin syai'a (/16:70 dan Q/22:5).) Wassalam, agussyafii http://mubarok-institute.blogspot.com
Re: [ppiindia] Re: Wacana S-1 Bisa Jadi Bumerang
kalo menurut saya, wacana S1 itu bukan untuk menyarin moral manusia, tapi lbh ke intelektualitas manusia, dan juga bukan untuk menghancurkan manuisa yang tidak berglear... masalahnya, jika tidak di saring menggunakan gelar, semua akan bisa mencalonkan dirinya dan akan membuat rakyat semakin bingung. bagaimana kita tau kalo manusia tidak bergelar mempunyai moral yang baik? ataupun sebaliknya jadi moral tidak bisa diukur begitu saja.. sekali lagi, penyaringan glear hanya untuk intelektualitas seseorang saja IrwanK wrote: Quote: .. dibandingkan dengan orang yang sudah sekolah sampai nya nggak kehitung-hitung, tapi ternyata suka korupsi, main perempuan, kalau ada duitnya baru mau kerja, kalau nggak ada nggak mau, sukanya jalan-jalan ke luar negeri peke duit rakyat, menghambur- hamburkan duit rakyat, aduh punya pemimpin kayak gitu mending enggak deh, saya lebih memilih orang yang nggak sekolah secara formal tetapi lebih punya kepekaan dan kemampuan diatas doktor, belajar dengan alam dan kehidupan, memang fikirran kayak gini pasti nggak akan diterima oleh orang-orang yang lagi haus' kuasa dan aura negative dan fikiran /nafsu liarnya masih jalan, .. Kita ikuti logika di atas deh.. a. (Ada) yang sekolah sampai , tapi kelakukannya begini begitu (jelek deh pokoknya). b. Ada yang gak sekolah 'formal' tapi lebih peka dan kemampuannya di atas doktor dsb (bagus bgt deh pokoknya). c. Yang gak suka/milih tokoh dengan kriteria b, termasuk orang yang haus kuasa dan aura negative, pikiran/nafsu liarnya masih jalan.. ?? Kaya gini pikiran yang berkembang di publik kita? :-( (sedih) Semua yang sekolah dan mendapat gelar sarjana (dengan benar bukan beli) pasti bejat/jelek kelakukannya? Semua yang gak sekolah formal pasti bagus kemampuannya dan perilakunya? Semua yang mendukung syarat pendidikan dalam hal ini pasti orang yang haus kekuasaan dan hal negatif lainnya? Ada yang masih mau/perlu jawab pertanyaan di atas? Maaf rekan FPK, FYI saya sendiri gak punya gelar S1.. :-) Tapi logika berpikir dalam diskusi seperti yang kita lihat di atas, cukup banyak (sering?) dimunculkan.. logika kaum ekstrimist.. yang dijadikan argumen/contoh yang ekstrim saja.. :-p Mis: soal pesawat tua dan maintenance (tua yang penting maintenance, dibanding muda tapi gak diurus).. soal moral dan pakaian (biarpun terbuka yang penting hatinya dibanding tertutup tapi pikirannya jahat).. soal kekerasan di rumah tangga -poli dan mono- (ini keras yang itu gak mungkin keras).. dsb.. Yang namanya pemimpin, harusnya yang terbaik donk di antara yang dipimpinnya.. Bukannya sekedar 'boneka pelayan' kepentingan para pendukung dan pihak di belakang layar saja.. Klo di Indonesia, dalangnya siapa aja? Yang punya 'dana halal'? Siapa lagi sih? Huh.. :-( Lagi rumus dizhalimi yang (mau) dipake.. Norak banget.. pantesan sinetron laris.. otak (kebanyakan) orang Indonesia udah diracunin sama sandiwara doank.. (sedih) CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 3/21/07, ade zuchri [EMAIL PROTECTED] mailto:adezuchri%40yahoo.com wrote: dear temans kalau saya sih menanggap gelar atau titel itu gak penting-penting banget, kenapa kita nggak mencoba alamiah saja, kalau memang di Indonesia ini ada yang pinter, cerdas, berperilaku yang baik dan mampu membawa Indonesia ke dunia yang lebih beradab ternyata dia sama sekali gak sekolahan, gimana?. jadi perilaku yang baik, agung, bermartabat dan memahami kehidupan dengan lebih arif dan tidak mengambil banyak dari hidup ini jauh lebih bermartabat, dibandingkan dengan orang yang sudah sekolah sampai nya nggak kehitung-hitung, tapi ternyata suka korupsi, main perempuan, kalau ada duitnya baru mau kerja, kalau nggak ada nggak mau, sukanya jalan-jalan ke luar negeri peke duit rakyat, menghambur-hamburkan duit rakyat, aduh punya pemimpin kayak gitu mending enggak deh, saya lebih memilih orang yang nggak sekolah secara formal tetapi lebih punya kepekaan dan kemampuan diatas doktor, belajar dengan alam dan kehidupan, memang fikirran kayak gini pasti nggak akan diterima oleh orang-orang yang lagi haus' kuasa dan aura negative dan fikiran /nafsu liarnya masih jalan, tapi sesungguhnya nggak ada yang bisa kita ambil sangat banyak dari dunia ini kan, ternyata kita cuma bisa makan paling banyak 3 kali sekali, punya baju secukupnya dan tempat yang seadanya untuk berlindung, coba difikir, kalau tuhan menghendaki, dan tiba-tiba dia mencabut nyawa kita dalam keadaan yang kemaruk, suka korupsi dan mengumpulkan harta yang nggak bener, judi, narkoba, ngesek dimana-mana, aduh matinya gimana ya..., jadi anggota DPR yang katanya terhormat itu, nggak usah sok memperjuangkan kepentingan rakyat dengan dalih ini itu, karena sebenarnya yang mereka perjuangkan sama sekali nggak bermakna, gak berarti, hakikat hidup sebenarnya adalah, bagaimana dalam kekosongan, kemiskinan, ketidak mampuan, ketidak
[ppiindia] ....Bahwa Semua Ini Dimulai Dari Seekor Tikus
bahwa Semua Ini Dimulai Dari Seekor Tikus Mimpi Orkestrasi Pergerakan yang Apik, Mimpi Indonesia Baru...(8) Kawan-kawan putaran refleksi di kalangan gerakan sosial atau pro-dem dan juga studi aksi partisipatori yang dilakukan oleh Demos, serta pembaruan/pembetulan gerakan yang telah dirintis oleh kita semua, telah meletakkan fondasi dan landasan yang tepat dan maju untuk perubahan di dalam pergerakan kita yang pada akhirnya akan memberi impak transformasi masyarakat yang berarti. Inilah momentumnya, detik ini juga. Jangan tertinggal lagi dan terus berada di tepi-tepi atau pinggiran perubahan sosial!!! Meminjam Marcos Tiap orang sedang bermimpi di negeri ini. Kini saatnya bangun. Inilah badainya. Dari pertarungan dua arus angin ini badai akan terlahir, saat kedatangannya sudah menjelang. Kini angin dari atas sedang berkuasa, dan angin dari bawah sedang berhembus Inilah ramalannya. Saat badai mereda, saat hujan dan api sekali lagi menyingkir pergi dari negeri yang damai ini, dunia tak bakal lagi berupa dunia namun sesuatu yang lebih baik. Tinggal lagi sebenarnya bagaimana kita mampu mengoptimalkan potensi dan kekuatan kita, bagaimana kita mampu membangun sinergi, bagaimana kita mampu melahirkan potensi kepemimpinan kita, melejitkan imaginasi kita dan tentunya bagaimana membangun daya tahan gerakan dan kesabaran yang revolusioner. Salah satu yang terpenting bagi saya adalah bagaimana menciptakan iklim dan budaya organisasi/ pergerakan yang memberi ruang semua komponennya melepaskan ledakan energi positifnya dan energi imajinatif/inovatifnya, potensi diri dan organisasi. Untuk itu mulailah dengan kearifan Walt Disney Satu-satunya harapan saya adalah kita tidak pernah melupakan satu hal. bahwa semua ini dimulai dari seekor tikus. Catatan pentingnya adalah mulailah sesuatu dari hal kecil, mulailah dari dirimu sendiri. Dibawah ini ada kata-kata bijak yang barangkali bisa kita renungkan pula (diambil dari A de Mello) Mengubah Dunia Dengan Mengubah Diriku Sufi Bayazid bercerita tentang dirinya seperti berikut ini : Waktu masih muda, aku ini revolusioner dan aku selalu berdoa : Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengubah dunia! Ketika aku sudah separuh baya dan sadar bahwa setengah hidupku sudah lewat tanpa mampu mengubah satu orang pun, aku mengubah doaku menjadi : Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah semua orang yang berhubungan denganku: keluarga dan kawan-kawanku, dan aku akan merasa puas Sekarang ketika aku sudah menjadi tua dan saat kematianku semakin dekat, aku mulai melihat betapa bodohnya aku. Doaku satu-satunya sekarang adalah Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah diriku sendiri. Seandainya sejak semula aku berdoa begitu, maka Aku tidak begitu menyia-nyiakan hidupku. Namun demikian persoalannya bukanlah mana yang lebih dulu telor atau ayam. Tetapi ini adalah tindakan yang pararel, merubah diri kita dan merubah dunia. Dimana hukum utamanya nya adalah anda tidak bisa memberikan apa yang tidak atau belum anda miliki. Apa yang dilakukan oleh Disney sebenarnya adalah tindakan yang revolusioner. Kita tahu bagaimana tikus yang selama ini kita benci, kita anggap sumber penyakit, kotor, gelap oleh Disney diubah jadi Mickey Mouse yang begitu dicintai oleh anak-anak bahkan orang dewasa. Mickey yang baik hati, lembut, optimis, lucu dan lugu. Lalu cermati lagi apa yang dibilang seorang teman Inti dari pelajaran si kodok (semoga anda masih ingat) ini menurutku bukan tuli atau tidak tuli, tetapi lebih kepada apa yg ada dalam pikiran kita. Ada yg pernah bilang You are what you think you are. Maka temukan hakekat sejati diri anda, hal-hal positif dan kebaikan di dalam diri anda. Mulailah meninggalkan kecenderungan atau dominasi berpikir defisit dan negatif dalam berinteraksi dengan diri anda dan saat anda menilai rekan seperjuangan anda, organisasi anda, kaum miskin papa yang hendak kita bela. (silahkan di tengok keajaiban berpikir positif di posting saya persaudaraan para kodok) Dibawah ini adalah 4 (empat) pertanyaan untuk menyegarkan panggilan hidup dan idealisme anda, ini juga jalan memulai perubahan di dalam diri anda dan budaya organisasi dan pergerakan kita. Yang pada akhirnya akan memicu lahirnya potensi terbaik diri anda dan organisasi kita. Ceritakan tentang masa-masa awal Anda bergabung dengan dunia pergerakan dan dengan organisasi gerakan anda. Apa kesan atau ketertarikan pertama anda yang paling positif, kapan pertama anda bergabung dengan dunia pergerakan dan bekerja atau berinteraksi dengan organisasi anda? (1) Ceritakan tentang pengalaman puncak atau titik tertinggi yang pernah anda alami dalam interaksinya dengan pergerakan dan organisasi anda (2) Apa yang paling anda hargai dari diri anda, tim anda, organisasi anda dan pergerakan secara keseluruhan. (3) Jika anda memiliki tongkat ajaib dan boleh mengajukan tiga permintaan yang akan dikabulkan untuk menjadikan organisasi anda sebagai tempat kerja yang paling hidup,
[ppiindia] Fwd: [infopelatihanguru] Program KITAB GURU Maret Anjangsana II: Kamis 22 Maret 2007
Note: forwarded message attached. Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [ppiindia] Why Men Don't Listen Women Can't Read Map by Allan Barbara Pease (Best Seller books of 2005)
mbak listy, saya sedang membaca buku why men fall asleep after sex? isinya mirip dengan buku yang anda postingkan ini. rupanya tema keunikan jender sedang naik daun dan jadi buku laris ketika diterbitkan. semua buku-buku itu menunjukkan bahwa pria dan wanita secara natural punya kelemahan dan kelebihan masing-masing, karenanya mereka saling melengkapi. sudah benar bila pria dan wanita perlu dipandang sederajat. karena secara natural terbukti tak ada jenis kelamin yang derajatnya lebih tinggi ketimbang yang lain. At 08:21 AM 3/21/2007, you wrote: -Original Message- From: Sent: To: Subject: Why Men Don't Listen Women Can't Read Map by Allan Barbara Pease (Best Seller books of 2005) Importance: High Why Men Don't Listen Women Can't Read Map () Inti dari buku tersebut adalah bahwa cowok dan cewek itu sebenernya telah berevolusi secara fisik tapi masih membawa kebiasaan dari cowok-cewek jaman purba. Pas jaman purba kan cowok berburu, cewek tinggal di gua. Cowok melindungi, cewek mengurus anak. Sebagai akibatnya, tubuh dan otaknya pun berkembang mengikuti kebiasaan jaman purba ini. Selama jutaan tahun, struktur otak cowok dan cewek terus berubah dengan caranya masing-masing. Sampailah kita pada jaman modern ini, dimana ternyata cowok dan cewek itu berbeda dalam memproses informasi yang masuk ke otaknya. Jalan pikirannya memang berbeda. Pengertiannya akan suatu hal pun berbeda. Persepsi, prioritas dan tingkah lakunya juga beda. KASUS MENTEGA DI KULKAS Setiap cewek di dunia pasti pernah mengalami ini. Kisahnya berawal dari cowok yang berdiri di depan kulkas yang terbuka... Cowok : Menteganya mana ya? Cewek : Di dalam kulkas. Cowok : Nggak ada tuh - sambil celingak-celinguk ke dalam kulkas... Cewek : Kok bisa nggak ada? Dari dulu juga ditaruh di kulkas. Cowok : Mana? Nggak ada. Gue udah cari. Nggak ada apa-apa tuh di kulkas. Terus si Cewek akhirnya harus ikutan ke dapur ikutan ngelongok ke kulkas dan..secara ajaib bin sulap, tangannya udah megang mentega. Apa komentar selanjutnya dari si Cowok? Ditaruhnya di situ sih...terang aja tadi nggak keliatan! Kejadian semacam ini juga terulang kembali, ketika si cowok mencari selai Strawberry dan tidak ketemu. Dia hanya menemukan selai Nanas, padahal selai Strawberry itu ada di belakang selai Nanas... cowok.cowok... Cowok kadang ngerasa cewek suka ngerjain mereka dengan cara ngumpetin barang-barang di laci atau lemari. Baik itu mentega, selai, gunting, handphone, kunci mobil, kunci rumah, dompet - semuanya sih sebenernya ada di situ. Tapi entah kenapa mata cowok kayaknya nggak bisa ngeliat. Alasan sebenernya nih adalah karena cewek punya jangkauan sudut pandangan yang lebih besar daripada cowok. Bila diukur dari hidung, bisa mencapai 45° ke arah kiri-kanan-atas-bawah, bahkan ada yang mencapai 180°. Jadi cewek bisa liat isi kulkas atau lemari tanpa menggerakkan kepalanya. Sementara cowok kalo ngeliat sesuatu lebih terfokus dan otaknya memproses seolah mereka ngeliat dalam terowongan yang panjang. Alhasil, mereka bisa ngeliat jelas dan akurat apa yang ada tepat di depan mata dan jaraknya lebih jauh, hampir mirip seperti ngeliat lewat teropong! Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa otak cowok mencari kata M-E-N-T-E-G-A atau S-T-R-A-W-B-E-R-R-Y di kulkas. Kalo kotak mentega atau botol selainya salah arah, udah nggak keliatan deh. Makanya selama mencari kepalanya celingukan terus karena berusaha menemukan benda yang 'hilang' tersebut. Sebenernya ada implikasi lain dari perbedaan besar sudut pandang ini. Dengan sudut pandang yang jauh lebih besar dari cowok, mata cewek bisa ngelaba tanpa perlu takut ketahuan. Sementara kalo cowok, udah pasti kena tuduh atau ketangkep basah kalo matanya lagi jelalatan. Penelitian mengungkapkan bahwa: mata cewek ngeliat bodi-bodi cowok sama seringnya, bahkan lebih sering, daripada cowok ngeliatin bodi-bodi cewek. Tapi, dengan daya pandang yang jauh lebih superior, cewek jarang ketahuan... KENAPA CEWEK BISA NGOMONG TERUS? Dalam struktur otak cewek, kemampuan untuk berbicara terutama ada dibagian depan otak kiri dan sebagian kecil di otak sebelah kanan. Sementara buat cowok, kemampuan berbicara dan bahasa itu bukan kemampuan otak yang kritis. Adanya pun cuma di otak kiri dan tidak ada area yang spesifik. Jadi jangan heran kalau cewek seneng ngomong dan banyak pula yang diomongin, karena kedua belah otaknya mampu bekerja sekaligus. Otak cowok itu terkotak-kotak dan mampu memilah-milah informasi yang masuk. Di malam hari, setelah seharian penuh beraktivitas, cowok bisa menyimpan semuanya di otaknya. Sementara otak cewek tidak bekerja seperti itu - informasi atau masalah yang diterimanya akan terus berputar-putar dalam otaknya. Dan ini nggak akan berhenti sampe dia bisa mencurahkan isi otaknya alias curhat. Oleh sebab itu, kalo cewek bicara, tujuannya adalah untuk mengeluarkan uneg-unegnya, bukan untuk mencari kesimpulan atau solusi. Cewek juga berusaha membangun hubungan lewat pembicaraan.
[ppiindia] Re: Wacana S-1 Bisa Jadi Bumerang
Quote: .. dibandingkan dengan orang yang sudah sekolah sampai nya nggak kehitung-hitung, tapi ternyata suka korupsi, main perempuan, kalau ada duitnya baru mau kerja, kalau nggak ada nggak mau, sukanya jalan-jalan ke luar negeri peke duit rakyat, menghambur- hamburkan duit rakyat, aduh punya pemimpin kayak gitu mending enggak deh, saya lebih memilih orang yang nggak sekolah secara formal tetapi lebih punya kepekaan dan kemampuan diatas doktor, belajar dengan alam dan kehidupan, memang fikirran kayak gini pasti nggak akan diterima oleh orang-orang yang lagi haus' kuasa dan aura negative dan fikiran /nafsu liarnya masih jalan, .. Kita ikuti logika di atas deh.. a. (Ada) yang sekolah sampai , tapi kelakukannya begini begitu (jelek deh pokoknya). b. Ada yang gak sekolah 'formal' tapi lebih peka dan kemampuannya di atas doktor dsb (bagus bgt deh pokoknya). c. Yang gak suka/milih tokoh dengan kriteria b, termasuk orang yang haus kuasa dan aura negative, pikiran/nafsu liarnya masih jalan.. ?? Kaya gini pikiran yang berkembang di publik kita? :-( (sedih) Semua yang sekolah dan mendapat gelar sarjana (dengan benar bukan beli) pasti bejat/jelek kelakukannya? Semua yang gak sekolah formal pasti bagus kemampuannya dan perilakunya? Semua yang mendukung syarat pendidikan dalam hal ini pasti orang yang haus kekuasaan dan hal negatif lainnya? Ada yang masih mau/perlu jawab pertanyaan di atas? Maaf rekan FPK, FYI saya sendiri gak punya gelar S1.. :-) Tapi logika berpikir dalam diskusi seperti yang kita lihat di atas, cukup banyak (sering?) dimunculkan.. logika kaum ekstrimist.. yang dijadikan argumen/contoh yang ekstrim saja.. :-p Mis: soal pesawat tua dan maintenance (tua yang penting maintenance, dibanding muda tapi gak diurus).. soal moral dan pakaian (biarpun terbuka yang penting hatinya dibanding tertutup tapi pikirannya jahat).. soal kekerasan di rumah tangga -poli dan mono- (ini keras yang itu gak mungkin keras).. dsb.. Yang namanya pemimpin, harusnya yang terbaik donk di antara yang dipimpinnya.. Bukannya sekedar 'boneka pelayan' kepentingan para pendukung dan pihak di belakang layar saja.. Klo di Indonesia, dalangnya siapa aja? Yang punya 'dana halal'? Siapa lagi sih? Huh.. :-( Lagi rumus dizhalimi yang (mau) dipake.. Norak banget.. pantesan sinetron laris.. otak (kebanyakan) orang Indonesia udah diracunin sama sandiwara doank.. (sedih) CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 3/21/07, ade zuchri [EMAIL PROTECTED] wrote: dear temans kalau saya sih menanggap gelar atau titel itu gak penting-penting banget, kenapa kita nggak mencoba alamiah saja, kalau memang di Indonesia ini ada yang pinter, cerdas, berperilaku yang baik dan mampu membawa Indonesia ke dunia yang lebih beradab ternyata dia sama sekali gak sekolahan, gimana?. jadi perilaku yang baik, agung, bermartabat dan memahami kehidupan dengan lebih arif dan tidak mengambil banyak dari hidup ini jauh lebih bermartabat, dibandingkan dengan orang yang sudah sekolah sampai nya nggak kehitung-hitung, tapi ternyata suka korupsi, main perempuan, kalau ada duitnya baru mau kerja, kalau nggak ada nggak mau, sukanya jalan-jalan ke luar negeri peke duit rakyat, menghambur-hamburkan duit rakyat, aduh punya pemimpin kayak gitu mending enggak deh, saya lebih memilih orang yang nggak sekolah secara formal tetapi lebih punya kepekaan dan kemampuan diatas doktor, belajar dengan alam dan kehidupan, memang fikirran kayak gini pasti nggak akan diterima oleh orang-orang yang lagi haus' kuasa dan aura negative dan fikiran /nafsu liarnya masih jalan, tapi sesungguhnya nggak ada yang bisa kita ambil sangat banyak dari dunia ini kan, ternyata kita cuma bisa makan paling banyak 3 kali sekali, punya baju secukupnya dan tempat yang seadanya untuk berlindung, coba difikir, kalau tuhan menghendaki, dan tiba-tiba dia mencabut nyawa kita dalam keadaan yang kemaruk, suka korupsi dan mengumpulkan harta yang nggak bener, judi, narkoba, ngesek dimana-mana, aduh matinya gimana ya..., jadi anggota DPR yang katanya terhormat itu, nggak usah sok memperjuangkan kepentingan rakyat dengan dalih ini itu, karena sebenarnya yang mereka perjuangkan sama sekali nggak bermakna, gak berarti, hakikat hidup sebenarnya adalah, bagaimana dalam kekosongan, kemiskinan, ketidak mampuan, ketidak berhargaan kita mampu memaknainya dalam kesenangan, ketenangan dan kesempurnaan. ade --- Edy P [EMAIL PROTECTED] edypurwanto%40kawali.org wrote: Saya tidak ngerti, siapa sih yang sedang kebakaran jenggot? Kok tiba-tiba muncul lagi upaya-upaya untuk mengeluarkan kriteria akademik yang tidak selalu sejalan dengan kualitas tampilan seseorang. Dulu ketika PDI-P meroket namanya dan kans Mbak Mega terpilih menjadi presiden besar muncul upaya mengganjalnya dengan isu PEREMPUAN TIDAK LAYAK JADI PEMIMPIN (PRESIDEN). Sekarang, ketika LSI mengeluarkan hasil survey-nya dan memperlihatkan bahwa PDI-P kembali menguat posisinya di mata
[ppiindia] superioritas islam
Penggalan opini dari Gus Ulil di milis JIL: Klaim tentang Islam sebagai agama jalan tengah ini adalah salah satu mekanisme teologis yang dipakai oleh kalangan Islam revivalis untuk menegakkan klaim superioritas Islam. Sejumlah teks-teks keagamaan digiring untuk mendukung klaim superioritas seperti ini. Misalnya sebuah hadis yang sangat terkenal di mana Nabi pernah bersabda, Jikalau Musa datang kembali di akhir zaman maka dia tak bisa lain kecuali mengikuti syariatku. Hadis ini dipakai untuk menunjukkan keunggulan syariat Islam atas syariat agama-agama lain. Hadis lain yang juga relevan dengan tema ini berkaitan dengan kedatangan Nabi Isa di akhir zaman. Menurut keyakinan sebagian umat Islam, Nabi Isa akan turun kembali di akhir zaman untuk menegakkan keadilan. Tetapi Isa datang bukan dengan syariat baru, melainkan akan menjalankan syariat Islam yang dibawa Nabi Muhammad. Karena itulah, Isa nanti akan menghancurkan salib dan membasmi seluruh orang Yahudi. Hadis tersebut bahkan menggambarkan peristiwa pembasmian itu secara dramatis, misalnya, jika ada seorang Yahudi bersembunyi di balik sebuah pohon untuk menyelematkan diri, pohon itu akan berteriak memberitahukan kepada pasukan Isa bahwa Hoi, di balik aku ada orang Yahudi nih! Dengan kata lain, dalam keyakinan sebagian umat Islam, kedatangan Isa ke bumi kembali adalah pogrom yang dahsyat bagi orang-orang Yahudi, juga musibah besar bagi orang Kristen. Yang menarik adalah cara hadis itu mem-frame misi kedatangan Isa tersebut. Misi Isa dipahami bukan menegakkan hukum kasih, sebaliknya hukum keadilan--tema sentral dalam agama Islam. Sekali lagi di sini kita melihat proses yang subtil di mana superioritas Islam ditegakkan. Banyak doktrin lain yang mendukung kleim superioritas Islam, dan doktrin ini dikembangkan hampir dalam semua bidang keilmuan Islam: tafsir, hadis, kalam, filsafat, tasawwuf, dst. Salah satu bentuk superioritas ini adalah surat yang pernah dikirim kepada Nelson Mandela oleh Dr. A'idh al-Qarni, seorang juru dakwah dari Saudi yang dikenal luas di Indonesia melalui bukunya yang laris manis La Tahzan itu. Dalam surat itu, al-Qarni mengakui dan mengagumi jasa-jasa Mandela dalam kemanusiaan. Tetapi dia menyayangkan satu hal pada Mandela, yaitu dia belum masuk Islam. Sekiranya Mandela masuk Islam, maka lengkaplah seluruh reputasi Mandela. Surat al-Qarni yang mengajak Mandela masuk Islam itu bisa dibaca di alamat ini: http://www.tdwl. net/vb/archive/ index.php/ t-48107.html Bacalah penggalan surat al-Qarni berikut ini: I am calling upon you from Makkah, just beside the holy shrine of Ka'bah, where the Glorious Quran was revealed, and Mohammed (PBUH), was commissioned as a Prophet and Messenger of Allah, the Almighty, to the whole of mankind. Makkah is the place where the Light of the Message had first pierced the darkness. It is the place where the pagan idols were destroyed, tyrants were deposed, human rights were declared, oppression was removed and Peace and Justice were finally restored. Pertanyaan saya buat al-Qarni: jika Islam benar-benar agama yang membela hak asasi manusia dan melawan setiap bentuk opresi dan karena itu dia mengajak Mandela masuk Islam, kenapa tidak lahir seorang Mandela dari bumi Islam? Kenapa tak lahir seseorang dengan kapasitas moral yang mengagumkan seperti Gandhi dari Saudi? Kenapa yang lahir dari Saudi justru orang seperti Usamah bin Ladin? Kalau benar Islam adalah agama seperti didaku oleh al-Qarni, bikin sendiri dong orang seperti Mandela, jangan ngajak-ngajak orang yang sudah jadi seperti Mandela. Menurut saya, ini semua berasal dari doktrin superioritas Islam yang menganggap bahwa seseorang bisa melakukan sesuatu yang mengagumkan bagi kemanusiaan, tetapi usahanya itu sia-sia jika dia tidak masuk Islam. Ayat yang sering dikutip untuk mendukung anggapan semacam ini adalah 25:23, wa qadimna ila ma 'amiluu fa ja'alnahu haba'an manthura. Amal-amal orang kafir akan dicampakkan dan menjadi sia-sia pada hari kiamat nanti. Dalam penafsiran yang dikenal luas di kalangan Islam: meskipun amal itu adalah amal yang baik, tetapi jika yang bersangkutan tidak menjadi Muslim dan beriman, maka amalnya itu sia-sia. Saya menerima kebenaran Islam, tetapi menolak superioritas Islam. Ulil - Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Pemerintah Pusat tdk perlu campur tangan...
klik http://www.acehinstitute.org Bila kita hendak mengentaskan kemiskinan, kita harus berikan kekuasaan, pengetahuan, tanah, kredit, teknologi dan organisasi kepada rakyat (Hugo CHAVEZ, 2005). Biarkan rakyat Aceh menjalankan pemerintahannya dengan baik tanpa campur tangan yang berlebihan dari Pemerintah Pusat seperti yang tertuang dalam UU No. 11/ 2006. Artikel web Aceh Institute Kamis 22 Maret 2007 | Aceh Baru Seperti Apa? Oleh: Muhammad Hadi |Penulis adalah pemerhati masalah sosial dan politik. Pengurus HMI Cabang Banda Aceh klik http://www.acehinstitute.org The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php
[ppiindia] Ilmu baru: Evolutionary Economics!
dari: [EMAIL PROTECTED] The Mind of the Market FREE lecture on Evolutionary Economics with Michael Shermer Wednesday, March 21st, 4pm Claremont Graduate University, CA Albretch Auditorium This week Dr. Michael Shermer will be trying out some new ideas he has developed for his next book on evolutionary economics in a FREE lecture entitled, The Mind of the Market: Lessons from Evolutionary Economics, Behavioral Economics, Neuroeconomics, Complexity Economics, and Virtue Economics. How did we evolve from ancient hunter-gatherers to modern consumer- traders? Why are people so irrational when it comes to money and business? Bestselling author Dr. Michael Shermer argues that evolution provides an answer to both of these questions through the new science of evolutionary economics. Drawing on research from neuroeconomics, Shermer explores what brain scans reveal about bargaining, snap purchases, and how trust is established in business. Utilizing experiments in behavioral economics, Shermer shows why people hang on to losing stocks and failing companies, why business negotiations often disintegrate into emotional tit-for-tat disputes, and why money does not make us happy. Employing research from complexity theory, Shermer shows how evolution and economics are both examples of a larger phenomenon of complex adaptive systems. Along the way, Shermer answers such provocative questions as: Do our tribal roots mean that we will always be a sucker for brands? How is the biochemical joy of sex similar to the rewards of business cooperation? How can nations increase trust within and between their borders? Finally, Shermer considers the consequences of globalization and what will happen if nations allow free trade across their borders. Dr. Michael Shermer is the Founding Publisher of Skeptic magazine and a monthly columnist for Scientific American, and the host of the public science lecture series at Caltech. He is the author of Why Darwin Matters, The Science of Good and Evil, How We Believe, and Why People Believe Weird Things. For further information contact: the School of Politics and Economics or the Center for Neuroeconomics Studies
[ppiindia] surat sutera putih: watak puisi [2]
Surat Sutera Putih: WATAK PUISI 2. Aku tidak tahu, apakah pertanyaan-pertanyaan Jean-Pierre Siméon dan konstatasi Todorov di atas, merupakan pertanyaan yang bisa diketengahkan ke dunia perpuisian Indonesia kekinian, termasuk sastra cybernya yang dikhawatirkan oleh Ibnu Wahyudi dari Universitas Indonesia, gampang terjerumus sebagai ajang silahturahmi. Apakah puisi Indonesia merupakan wilayah bermain keisengan dan sekedar sejenis ceremony of life? Pertanyaan-pertanyaan Simeon ini, kukira, jika mungkin dan padan dikenakan pada sastra Indonesia sekarang akan menyangkut masalah apa-bagaimana watak wajah perpuisian Indonesia kekinian. Ataukah pertanyaan-pertanyaan ini tidak relevan untuk konteks Indonesia -- nama yang menjurus dari keunikan dan penyimpangan sehingga yang putih bisa berarti hitam, yang hitam bisa dimaknakan putih. Beginikah, adakah, gejala integritas sastra dominan kita di bawah label konsep bahwa segalanya bisa diatur, komplotisme dan kroyokisme jika menggunakan istilah alm. Pramoedya A. Toer, ujud lain dari jalan pintas dan kemalasan berpikir? Barangkali ada yang sewot dengan pertanyaan-pertanyaanku ini. Menganggap pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai hasil dari pendekatan hitam-putih dan tidak menetrapkan metode positive thinking. Jika memang ada yang memandang pertanyaan-pertanyaan demikian kuajukan dengan pendekatan seperti itu, maka aku ingin menjelaskan bahwa pertanyaan pada galibnya mengandung hakekat ingin mendapatkan penjelasan didasarkan pada suatu hipotesa. Hipotesa tidak lain dari suatu keraguan dan bukan kesimpulan karena itu memerlukan penjelasan beserta pembuktian. Bukan ditanggap dengan tudingan memastikan. Menjawab hipotesa dengan tudingan memastikan tanpa keterangan dan apalagi tanpa pembuktian, kukira sama dengan tidak menjelaskan apa-apa yang tak jauh berbeda dengan metode berpikir jalan pintas, mie instan dan gampang-gampangan juga adanya. Ujud dari kemalasan berpikir. Apabila dasar pertanyaan hipotetis itu tidak benar, maka yang perlu dibuktikan bahwa dasar pertanyaan hipotetis itu tidak benar. Bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak relevan. Sedangkan metode pendekatan positive thinking itu sendiri, kukira berangkat dari hipotesa kemauan baik seseorang saat menghadapi interlokutornya. Bentuk dari toleransi, menyediakan ruang kebenaran pada pihak lain. Tapi tidak berarti sudah memastikan harga atau nilai. Metode pendekatan positive thinking, tidak juga bertujuan merenggut ruang bagi daya kritik. Positive thinking jadinya landasan dari suatu debat memburu hakekat. Sikap anti ini dan itu secara apriori, apalagi jika tidak dilandasi oleh pengetahuan yang layak, kukira, bertentangan dengan metode pendekatan positive thinking. Apriori adalah bentuk lain dari jalan pintas juga. Menyederhanakan masalah, yang jarang sederhana, menjadi dua warna hitam putih. Mutlak-mutlakan yang menganggap diri sebagai pemilik tunggal kebenaran. Pertanyaan hipotetis, apakah menyederhanakan soal? Pertanyaan hipotetis berdermagakan kuriusitas, merupakan sarana melaut mencari pantai-pantai kebenaran yang seperti kalimat tak punya titik. Pertanyaan hipotetis begini merupakan salah satu ciri atau watak puisi. Penyair akan mati selagi hidup tanpa pertanyaan hipotetis apalagi jika memandang puisi sebagai lapangan bermain keisengan. Sedangkan curhat menggunakan puisi, tidak otomatis menjadi puisi, tergantung pada kadar curhat dan curhat itu. Metode berpikir jalan pintas, kukira, sangat dominan di negeri ini. Apalagi budaya takut, kebiasaan hanya mengucapkan ya dan tak berani mengucapkan tidak yang dominan selama Orba, tidak akan begitu saja hilang tanda-tanda dan pengaruhnya, sekali pun ketika Soeharto sudah tidak lagi menjadi Presiden, banyak orang berlomba-lomba menyebut diri sebagai anti Orba. Sementara kenyataan dan matahari tidak bisa ditutup dengan telapak tangan. Apakah keadaan begini, bukan bentuk dari suatu mentalitas juga? Apakah ini bukan sikap terhadap diri sendiri? Kerusakan pola pikir dan mentalitas, sebatas penglihatanku, merupakan kerusakan terbesar tinggalan Orba Soeharto. Pelarangan 13 buku sejarah oleh Kejagung, apakah tidak merupakan petunjuk paling aktual?! Kesewotan bisa punya macam-macam makna. Pertama, ia memang punya dasar, dan jika ia tidak bia diberikan penjelasan berbukti, sewot memperlihatkan bahwa kebenaran dan kenyataan itu menyakitkan. Untuk sakit dan melihat buruknya muka jiwa yang bopeng, bukan hal yang gampang. Kesulitan tatapan dengan kebenaran sering membuat orang menafsirkan kritik atau pendapat yang berseberangan sebagai cacian, sebagai pendekatan hitam-putih. Demikian juga halnya di dunia sastra. Dalam soal ini, aku pribadi, banyak belajar dari debat dan sikap berdebat di Perancis yang sudah mengabad, terungkap pada kata-kata oui, mais... [ya, tapi] sebagai sikap dan tak mau menerima begitu saja suatu pernyataan. Menempatkan suatu pernyataan sebagai hipotesa. Debat
[ppiindia] Perkembagan Teknologi vs Regulasi ICT
Perkembangan Teknologi VS Regulasi ICT Perkembangan teknologi secara global saat ini sangat pesat. Namun sayangnya indonesia tidak sepenuhnya bisa mengikuti perkembangan itu. Selain karena faktor keilmuan yang masih minim, ada juga masalah dukungan pemerintah lewat aturan hukum yang tidak seiring sejalan dengan teknologi itu sendiri. Sehingga penerapan teknologi mutakhir di Indonesia sering tidak up to date. Dari pengertiannya regulasi itu sendiri, ternyata masih banyak pihak yang berselisih. Yang sering dilakukan oleh pemerintah adalah menjadikan regulasi berisi larangan-larangan yang seharusnya dilakukan setiap pelaku IT. Padahal dari pandangan praktisi dan dunia industri, regulasi seharusnya mengatur, bukan sekedar melarang, bagaimana penerapan teknologi dilakukan. Sedangkan masyarakat umum, justru menjerit karena ternyata regulasi yang ada seharusnya berorientasi untuk memperjelas kontribusi penerapan teknologi bagi kesejahteraan masyarakat. Lalu bagaimana sebetulnya pengertian dari regulasi itu sendiri ? Dampak dari ketidakjelasan ini salah satunya adalah, permainan kepentingan pihak tertentu. Kalau dari sudut pandang dunia industri pengaturan yang diharapkan pasti menyangkut cakupan bisnis mereka. Termasuk bagaimana persaingan dengan provider lainnya, dan bagaimana keuntungan bisa mereka peroleh. Masyarakat tentunya menginginkan adanya kejelasan nasib mereka jika teknologi diterapkan. Misalnya saja bagaimana pemerintah masih setengah hati untuk menerapkan teknologi Voip, karena alasan berpengaruh negatif bagi industri telekomunikasi yang lain. Padahal masalahnya ada pada biaya yang murah, Voip jelas memiliki biaya lebih murah dibanding telepon yang umum digunakan saat ini. Seharusnya regulasi yang dibuat bisa mengatur penerapan teknologi Voip bagi telepon murah, agar masyarakat kelas bawah juga bisa menikmati teknologi. Regulasi ICT tenyata tidak semudah yang kita bayangkan. Banyak hal yang akan berkaitan disana. Sampai dimana batasan ICT itu sendiri, masih sangat luas. Kalau dulu kita bisa saja mengartikan pertukaran suara (voice), lewat media tembaga. Tapi sekarang sudah semakin canggih. Tidak hanya suara, tapi disana juga ada data, yang bisa berarti image, document, music video, dan banyak layanan lainnya. Dan tidak hanya itu, medianya pun sudah berkembang menggunakan frekuensi. Bahkan teknologi ini bisa saja terintegrasi melalui jaringan, perangkat lunak, phone, dan perangkat elektronik lainnya. Sehingga pertanyaannya adalah bagian mana dari teknologi ini yang harus diatur dan bagaimana cara mengaturnya ? Perkembangan teknologi justru bisa terhambat karena tidak adanya regulasi. Dan ini sudah kita rasakan ketika pembahasan RUU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) yang dilakukan pemerintah dan DPR semakin berlarut-larut. Padahal RUU ITE itu sangat penting keberadaannya untuk mengatur transaksi elektronik yang sering kita lakukan di Internet. Akibatnya Indonesia masih tidak bisa mengakses e-commerce untuk transaksi dunia, atau dengan kata lain kita belum bisa beli barang lewat internet. Kondisinya saat ini, pemerintah selalu terlambat dalam melihat perkembangan teknologi. Dan memiliki respon yang lambat untuk bisa membuat regulasinya. Alasan SDM selalu menjadi kambing hitam permasalahan, walaupun saat ini pembahasan regulasi terkadang telah melibatkan masyarakat IT. Tapi tetap saja dengan pengetahuan yang minim dari SDM pemerintah tentang teknologi, ditambah lagi pembahasan yang dilakukan selalu berlarut-larut. Belum lagi para regulator terkesan mempolitisir aturan-aturan yang ada, demi kepentingan politik atau bisnis. Sekarang tinggal itikad baik dan komitmen dari semua pihak (termasuk pemerintah) untuk mendukung perkembangan IT di tanah air. Tidak dilakukan setengah hati seperti halnya yang dilakukan pemerintah untuk IGOS(Indonesia Go Open Source). Karena dengan begitu para pengembang teknologi pun akan melakukan riset dan penengembangan dengan sepenuh hati. Tentunya demi kemajuan bangsa, bukan pengusaha. *) disampaikan saat seminar regulasi IT STT Telkom, dengan tema : Perkembangan Teknologi vs Regulasi ICT -- find me : http://topantambunan.blogspot.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Lindungi Keluarga Perempuan anda dari Bahaya Kanker Leher Rahim dengan Test Yang Lebih Akurat
Kanker Leher Rahim merupakan kanker nomor satu pada wanita, seringkali tanpa gejala! Kanker ini sulit disembuhkan apabila ditemukan pada stadium lanjut, tetapi apabila ditemukan pada stadium dini, penderita dapat disembuhkan dengan tuntas dan sembuh sempurna. Mengapa anda harus meminta Pemeriksaan Thin Prep Pap Test? Karena Thin Prep Pap Test mampu meningkatkan ketelitian dan menghasilkan diagnosa yang akurat melebihi Pap Smear cara biasa dan dapat menghindari hasil negatif palsu yang sering ditemukan pada hasil Pap Smear cara biasa. Dengan demikian anda telah dapat menghindari diri dari menderita kanker leher rahim. Apakah Thin Prep Test itu? Thin Prep Pap Test adalah Pap smear cara baru, dimana getah leher rahim diambil seperti biasa dengan cytobrush, tetapi tidak langsung dibuat sediaan apus diatas kaca objek, melainkan dicelupkan atau direndam dalam botol kecil berisi cairan fiksasi/pengawet.Cara ini memastikan sel-sel yang terkumpul pada cytobrush lebih mudah dilepaskan ke dalam cairan pengawet dan dapat tertampung seluruhnya sehingga tidak ada sel yang hilang. Pembuatan sediaan apus/slide diatas kaca objek dilakukan oleh mesin Thin Prep Proccessor di Laboratorium Sitologi. Apakah Keunggulan Thin Prep Pap test? Keunggulan teknologi baru mutakhir ini ternyata dapat meningkatkan ketelitian dan ketepatan diagnosa dalam mendeteksi sel prakanker dan sel kanker leher rahim sehingga dapat menghindari hasil negatif palsu yang sering terjadi pada hasil pemeriksaan Pap Smear cara konvensional. Dengan demikian hasil Thin Prep Pap Test sangat dapat dipercaya. Thin Prep Pap Test adalah peningkatan kemampuan yang ampuh terhadap Pap Smear cara biasa yang pertama kali dilakukan sejak diperkenalkan 50 tahun yang lalu. Adakah bukti bahwa Thin Prep Pap Test lebih efektif daripada Pap Smear cara biasa/konvensional? Ada, penelitian dari berbagai sumber diselurh dunia membuktikan bahwa hasil Thin Prep Pap Test lebih akurat (tepat) daripada hasil PAP SMEAR cara biasa. Thin Prap Pap Test memang dikembangkan untuk mengatasi kendala dan hasil negatif palsu yang sering ditemukan pada hasil Pap Smear cara biasa/konvensional. Bagaimana Thin Prep Pap Test dilaksanakan? Pengambil apusan getah leher rahim (dokter/bidan) dengan lembut akan mengapus sekret/getah dari leher rahim anda tanpa rasa nyeri dengan alat cytobrush. Sekret yang didapat segera direndam atau dicelupkan kedalam botol berisi cairan pengawet dan kemudian sampel dalam botol itu dikirim ke Laboratorium Sitologi. Kunjungi http://muliabrothers.com/FormulirDiscountThin.htm untuk mengisi formulir dan dapatkan special discount 10 % untuk melakukan pemeriksaan Thin Prep Pap Test. For more info, you can contact JAKARTA PAPSMEAR CENTER 021-3905034/3928907 or [EMAIL PROTECTED] Jl. Johar No. 1A - Menteng, Jakarta Pusat 10350 This thinprep is featured in http://indonesianbusinessconnection.com/2007/02/20/health-for-women/opportunities.htm/ [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] buat terus rumah mewah sebelum 2009
http://www.acehinstitute.org Teman saya, Saiful Mahdi, mengatakan ada orang luar yang berpendapatan hampir setengah miliar. Teman-teman lain yang saya temui langsung terperanjat, karena mereka juga ingin pandapatannya dinaikkan. Di Banda Aceh, persoalan pendapatan memang menjadi masalah tersendiri. Kelas-kelas baru sudah bertambah dalam dua tahun ini. Orang-orang sudah terbiasa dengan gaji jutaan. Padahal dulu, sebelum tsunami, seorang sarjana saja susah untuk mencari kerja yang berpendapatan di atas sejuta. Jangan heran bila ada beberapa teman yang sedang mempersiapkan rumah mewah di pinggiran kota, sebelum pendapatannya habis di suatu tempat yang bertugas menampung pendapat. Ya, sebelum 2009 itu. Dalam kehidupan seorang manusia, fenomena ini masuk akal. Yang tidak masuk akal adalah bila untuk menyiapkan itu menampakkan perilaku yang kontradiksi. ...sepertinya kita harus mulai berkampanyekan kepada orang-orang yang berpendapatan lebih, untuk sering-seringlah mengemukakan pendapat. Ini sangat penting dilakukan, karena kekurangan pendapatan di 2009 nanti, bisa diantisipasi dengan masih bagusnya pendapat. Kolom Gampong web Aceh Institute hari ini.. GAJI lengkapnya klik http://www.acehinstitute.org We won't tell. Get more on shows you hate to love (and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list. http://tv.yahoo.com/collections/265
[ppiindia] Obrolan Santai Bersama Hernowo di Hardim
Klub Penulisan Hardim akan mengadakan kegiatan Obrolan Santai bertema Menuliskan Gagasan, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan? bersama Hernowo (Direktur Mizan Learning Center/Penulis 24 buku) pada Sabtu, 31 Maret 2007 pukul 10.00 12.00 WIB di Sekretariat Klub Penulisan Hardim, Gedung Alumni Jl. Singaperbangsa No. 1 Bandung. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya, namun karena tempat terbatas maka jumlah peserta dibatasi maksimal 30 orang. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat menghubungi (022) 70376876 dan (022) 70137250 atau kunjungi www.hardim.or.id. *
[ppiindia] Hak Dan Kewajiban Suami Isteri Menurut Syari’at Islam Yang Mulia
Assalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh Berikut saya copy-kan sebuah artikel menarik. Semoga bermanfaat menambah ilmu bagi kita semua. Wassalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh Haryo Prabowo -- visit my page(s) :: http://anNajiyah.notLong.com http://annajiyah.notlong.com/ (download up to 250 KB/s) --~--~-~--~~~---~--~~ If this email marked as spam / bulk / junk / mass, please re-mark it as NOT. Avoid wrong detection by adding sender's email address into your address book. --~--~-~--~~~---~--~~ *Hak Dan Kewajiban Suami Isteri Menurut Syari'at Islam Yang Mulia* Selasa, 20 Maret 2007 10:55:20 WIB Kategori : Keluarga Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=morearticle_id=2080 HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI MENURUT SYARI'AT ISLAM YANG MULIA Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam senantiasa menganjurkan kaum muda untuk menyegerakan me-nikah sehingga mereka tidak berkubang dalam kemak-siatan, menuruti hawa nafsu dan syahwatnya. Karena, banyak sekali keburukan akibat menunda pernikahan. Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah! Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa) karena shaum itu dapat memben-tengi dirinya.[1] Anjuran Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam untuk segera menikah mengandung berbagai manfaat, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama, di antaranya: [1]. Melaksanakan Perintah Allah Ta'ala. [2]. Melaksanakan Dan Menghidupkan Sunnah Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam. [3]. Dapat Menundukkan Pandangan. [4]. Menjaga Kehormatan Laki-Laki Dan Perempuan. [5]. Terpelihara Kemaluan Dari Beragam Maksiat. Dengan menikah, seseorang akan terpelihara dari perbuatan jelek dan hina, seperti zina, kumpul kebo, dan lainnya. Dengan terpelihara diri dari berbagai macam perbuatan keji, maka hal ini adalah salah satu sebab dijaminnya ia untuk masuk ke dalam Surga. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: Artinya : Barangsiapa yang menjaga apa yang ada di antara dua bibir (lisan)nya dan di antara dua paha (ke-maluan)nya, aku akan jamin ia masuk ke dalam Surga. [2] [6]. Ia Juga Akan Termasuk Di Antara Orang-Orang Yang Ditolong Oleh Allah. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang tiga golongan yang ditolong oleh Allah, yaitu orang yang menikah untuk memelihara dirinya dan pandangannya, orang yang berjihad di jalan Allah, dan seorang budak yang ingin melunasi hutangnya (menebus dirinya) agar merdeka (tidak menjadi budak lagi). Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: Artinya : Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan Allah: (1) mujahid fi sabilillah, (2) budak yang menebus dirinya agar merdeka, dan (3) orang yang menikah karena ingin memelihara kehor-matannya. [3] [7]. Dengan Menikah, Seseorang Akan Menuai Ganjaran Yang Banyak. Bahkan, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bahwa seseorang yang bersetubuh dengan isterinya akan mendapatkan ganjaran. Beliau bersabda, Artinya : ... dan pada persetubuhan salah seorang dari kalian adalah shadaqah... [4] [8]. Mendatangkan Ketenangan Dalam Hidupnya Yaitu dengan terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla: Artinya : Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. [Ar-Ruum : 21] Seseorang yang berlimpah harta belum tentu merasa tenang dan bahagia dalam kehidupannya, terlebih jika ia belum menikah atau justru melakukan pergaulan di luar pernikahan yang sah. Kehidupannya akan dihantui oleh kegelisahan. Dia juga tidak akan mengalami mawaddah dan cinta yang sebenarnya, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam: Artinya : Tidak pernah terlihat dua orang yang saling mencintai seperti (yang terlihat dalam) pernikahan. [5] Cinta yang dibungkus dengan pacaran, pada hakikatnya hanyalah nafsu syahwat belaka, bukan kasih sayang yang sesungguhnya, bukan rasa cinta yang sebenarnya, dan dia tidak akan mengalami ketenangan karena dia berada dalam perbuatan dosa dan laknat Allah. Terlebih lagi jika mereka hidup berduaan tanpa ikatan pernikahan yang sah. Mereka akan terjerumus dalam lembah perzinaan yang menghinakan mereka di dunia dan akhirat. Berduaan antara dua insan yang berlainan jenis merupakan perbuatan yang terlarang dan hukumnya haram dalam Islam, kecuali antara suami dengan isteri atau dengan mahramnya. Sebagaimana sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam: Artinya : angan sekali-kali seorang
[ppiindia] Rumah Tangga Yang Ideal
Assalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh Berikut saya copy-kan sebuah artikel menarik. Semoga bermanfaat menambah ilmu bagi kita semua. Wassalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh Haryo Prabowo -- visit my page(s) :: http://anNajiyah.notLong.com http://annajiyah.notlong.com/ (download up to 250 KB/s) --~--~-~--~~~---~--~~ If this email marked as spam / bulk / junk / mass, please re-mark it as NOT. Avoid wrong detection by adding sender's email address into your address book. --~--~-~--~~~---~--~~ *Rumah Tangga Yang Ideal* Senin, 19 Maret 2007 11:01:55 WIB Kategori : Keluarga Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=morearticle_id=2079 RUMAH TANGGA YANG IDEAL Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Menurut ajaran Islam, rumah tangga yang ideal adalah rumah tangga yang diliputi sakinah (ketentraman jiwa), mawaddah (rasa cinta) dan rahmah (kasih sayang). Allah Ta'ala berfirman. Artinya : Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. [Ar-Ruum : 21] Dalam rumah tangga yang Islami, seorang suami atau isteri harus saling memahami kekurangan dan kelebihannya, serta harus tahu pula hak dan kewajiban serta memahami tugas dan fungsinya masing-masing, serta melaksanakan tugasnya itu dengan penuh tanggung jawab, ikhlas serta mengharapkan ganjaran dan ridha dari Allah Ta'ala. Sehingga, upaya untuk mewujudkan pernikahan dan rumah tangga yang mendapat keridhaan Allah 'Azza wa Jalla dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, mengingat kondisi manusia yang tidak bisa lepas dari kelemahan dan kekurangan, sementara ujian dan cobaan selalu mengiringi kehidupan manusia, maka tidak jarang pasangan yang sedianya hidup tenang, tenteram dan bahagia mendadak dilanda kemelut perselisihan dan percekcokan. Apabila terjadi perselisihan dalam rumah tangga, maka harus ada upaya ishlah (mendamaikan). Yang harus dilakukan pertama kali oleh suami dan isteri adalah lebih dahulu saling intropeksi, menyadari kesalahan masing-masing, dan saling memaafkan, serta memohon kepada Allah agar disatukan hati, dimudahkan urusan dalam ketaatan kepadaNya, dan diberikan kedamaian dalam rumah tangganya. Jika cara tersebut gagal, maka harus ada juru damai dari pihak keluarga suami maupun isteri untuk mendamaikan keduanya. Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepada pasangan suami isteri tersebut. Apabila sudah diupayakan untuk damai sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an, surat An-Nisaa' ayat 34-35, tetapi masih juga gagal, maka Islam memberikan jalan terakhir, yaitu perceraian. Syaikh Musthafa Al-'Adawi berkata, Apabila masalah antara suami isteri semakin memanas, hendaklah keduanya saling memperbaiki urusan keduanya, berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk, dan meredam perselisihan antara keduanya, serta mengunci rapat-rapat setiap pintu perselisihan dan jangan menceritakannya kepada orang lain. Apabila suami marah sementara isteri ikut emosi, hendaklah keduanya berlindung kepada Allah, berwudhu' dan shalat dua raka'at. Apabila keduanya sedang berdiri, hendaklah duduk; apabila keduanya sedang duduk, hendaklah berbaring, atau hendaklah salah seorang dari keduanya mencium, merangkul, dan menyatakan alasan kepada yang lainnya. Apabila salah seorang berbuat salah, hendaknya yang lainnya segera memaafkannya karena mengharapkan wajah Allah semata. [1] Di tempat lain beliau berkata, Sedangkan berdamai adalah lebih baik, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta'ala. Berdamai lebih baik bagi keduanya daripada berpisah dan bercerai. Berdamai lebih baik bagi anak daripada mereka terbengkalai (tidak terurus). Berdamai lebih baik daripada bercerai. Perceraian adalah rayuan iblis dan termasuk perbuatan Harut dan Marut. Allah Ta'ala berfirman. Artinya : Maka mereka mempelajari dari keduanya (Harut dan Marut) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka tidak dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. [Al-Baqarah : 102] Di dalam Shahiih Muslim dari Shahabat Jabir bin 'Abdillah Radhiyallaahu 'anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas lautan. Kemu-dian ia mengirimkan balatentaranya. Tentara yang paling dekat kedudukannya dengan iblis adalah yang menimbulkan fitnah paling besar kepada manusia. Seorang dari mereka datang dan berkata, 'Aku telah lakukan ini dan itu.' Iblis menjawab, 'Engkau belum melakukan apa-apa.'' Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam melanjutkan, 'Lalu datanglah seorang dari mereka dan berkata, 'Tidaklah aku meninggalkannya sehingga aku telah berhasil memisahkan ia (suami) dan isterinya.'' Beliau melanjutkan, 'Lalu iblis
[ppiindia] Artikel: Perlu Dekriminalisasi di Perbankan
Ada sedikit revisi (warna biru) karena pengeditan Sinar Harapan ada yang kurang tepat dan dapat salah tafsir. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0703/21/opi01.html Perlu Dekriminalisasi di Perbankan Oleh Sulistiono Kertawacana * Imbas pemberantasan korupsi di sektor perbankan bak buah simalakama. Tidak diberantas akan menyebabkan perbankan kotor yang dapat mengganggu ekonomi nasional. Namun, dengan model pemberantasan yang diskriminatif menyebabkan bank BUMN/BUMD ketakutan dalam menyalurkan kredit karena ancaman dijadikan tersangka jika kreditnya kelak macet. Kita bergembira jika akibat perang melawan korupsi membuat ciut nyali para direksi perbankan yang punya niatan jahat. Namun, jika yang timbul ketakutan direksi bank BUMN/BUMD yang berniat menyalurkan kredit, tentu tidak dikehendaki. Jika tugas perbankan sebagai mediasi antara dana nasabah yang disimpan dan debitor yang berniat menjalankan usaha/membiayai proyek tersendat-sendat, perkembangan sektor riil juga akan terganggu. Kekhawatiran yang dialami direksi BUMN/BUMD dalam menyalurkan kedit, tampaknya tidak dialami direksi bank swasta. Sebabnya, hanya kredit macet di bank BUMN/BUMD yang dapat menyeret direksi/komisarisnya menjadi tersangka korupsi, tidak demikian untuk direksi/komisaris bank swasta. Bisa jadi kesulitan pembayaran kredit bank BUMN/BUMD terjadi karena risiko bisnis yang ditanggung debitornya. Untuk ini, bisanya ada jaminan yang bisa disita oleh bank. Diksriminasi ini bersumber dari penjelasan umum paragraf ke-4 huruf b UU No.31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No.20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU PTPK) yang mendefinsikan keuangan negara adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apa pun, yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena (di antaranya-pen) berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggung-jawaban BUMN/BUMD. Dulu Ditindak karena BLBI UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara mengategorikan (Pasal 2 huruf g) keuangan negara termasuk juga (di antaranya-pen) kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahan negara/perusahaan daerah. Berdasarkan data laporan keuangan publikasi Bank Indonesia, komposisi non performing loan (NPL, kredit bermasalah) per September 2005, persentase terbesar di bank BUMN yakni senilai Rp 39,1 triliun. Bank non-BUMN sebesar 26,9 persen atau senilai Rp 15,2 triliun. Dari 73,1 persen NPL yang terjadi di bank BUMN, tercatat Bank Mandiri memberi kontribusi 64,2 persen, Bank Negara Indonesia sebesar 23,67 persen, Bank Rakyat Indonesia 9,7 persen dan Bank Tabungan Negara 2,03 persen. Bisa jadi ada kalangan yang berpendapat, dengan ancaman pidana yang berat saja, pengelola bank BUMN masih buruk, apalagi jika dihilangkan. Namun hakikatnya tidak sepenuhnya tepat. Pemerintah menghendaki semua bank (swasta dan BUMN/BUMD) sehat. Pengalaman 1997 membuktikan, krisis yang dialami bank swasta getahnya toh kena ke pemerintah juga. Pertimbangannya adalah menjaga kepercayaan terhadap lembaga perbankan umumnya. Jika tidak cepat tanggap pemerintah menalanginya, sangat mungkin keresahan nasabah bank akan menimbulkan kerusuhan massal. Dengan pertimbangan demikian, sesungguhnya tidak relevan jika perumusan deliknya diskriminatif. Terseretnya direksi/komisaris/pemegang saham bank swasta dalam tindak pidana korupsi dalam krisis perbankan 1997 bukan merupakan bukti tidak diskriminatifnya ancaman pidana. Mereka dijadikan tersangka korupsi karena dugaan penyalahgunaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia dan/atau obligasi negara sebagai talangan pemerintah untuk mengatasi krisis perbankan. Pemerintah dan masyarakat sangat berkepentingan menjaga agar sektor perbankan (BUMN/BUMD dan swasta) dapat tumbuh sehat. Oleh karenanya, ganjaran terhadap siapa pun yang merusak sektor perbankan harus sama beratnya. Sebaiknya dihapuskannya ancaman terhadap perbuatan korupsi bagi bank BUMN/BUMD disertai pula revisi UU Perbankan. Sanksi bagi pelanggarnya harus lebih berat dan kriterianya tindak pidana perbankan lebih detail dan jelas. Jangan lagi ada diskriminasi bank BUMN/BUMD dan swasta dalam hal sanksi atas pelanggaran hukumnya. Demi menghilangkan ketakutan yang tidak pada tempatnya para direksi bank BUMN/BUMD, perlu dilakukan dekriminalisasi (penghapusan tindak pidana) di bank BUMN/BUMD. Logikanya ketika institusi negara menjalankan usaha yang masuk dalam wilayah korporasi, maka hukum yang berlaku pun sama. Dekriminalisasi Bagaimana pun kita tidak menghendaki penyalahgunaan dana perbankan BUMN/BUMD. Karenanya, untuk melindungi dana masyarakat dan kepercayaan publik, diperlukan perubahan UU No.7/1992 sebagaimana diubah dengan UU No.10/1998 tentang Perbankan (UU Perbankan).
[ppiindia] Fwd: SANG GURU
Note: forwarded message attached. - Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Re: Wacana S-1 Bisa Jadi Bumerang
Dear MasPri, Kutipan dari saya koq yang ini sih? Piye bos.. :-| Quote: .. 3. Irwan.K a. (Ada) yang sekolah sampai , tapi kelakukannya begini begitu (jelek deh pokoknya). b. Ada yang gak sekolah 'formal' tapi lebih peka dan kemampuannya di atas doktor dsb (bagus bgt deh pokoknya). c. Yang gak suka/milih tokoh dengan kriteria b, termasuk orang yang haus kuasa dan aura negative, pikiran/nafsu liarnya masih jalan.. .. Apa komentar saya sebelumnya masih kurang jelas, bos? Itu kan saya sedang coba ikuti dulu logika sebelumnya.. komentar saya sendiri bukan itu.. :-) Ini sedikit tambahan dari senior saya.. Saya bacanya miris.. sedih sekali.. :-( Singkat padat menyentil.. perih.. tapi emang benar.. Intinya, pemimpin (diakui/tidak) adalah gambaran umum dari yang dipimpinnya.. Yang dipimpin doyan mabokbeler, mana mau milih pemberantas miras dan narkoba.. Yang dipimpin punya harta banyak dari hasil jual (dan ngegarong) negara, apa iya mau pilih mereka yang mau beresin negara untuk kepentingan publik luas.. :-((( .. memang realitas-nya tingkat pendidikan di Indonesia belum ngaruh. dan itu manifestasi kehidupan bangsa yang memang tidak berpendidikan... ^#$^#*%*#%* padahal pendidikan itu merupakan wahana keluar dari keterkungkungan wawasan yang sempit. Rasulullah pun menyarankan kita untuk belajar sampai ke negeri Cina. thanks .. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 21 Mar 2007 20:20:47 -0700, bro_ando23 [EMAIL PROTECTED] wrote: ini dari beberapa pendapat yang ada : 1. Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] wrote: Menurut sy yg penting track record ,, misalnya pernah jd gubernur sukses.. atau jd presiden sukses... lalu ya lihat visi kedepannya... 2. Kembali ke Bill Gates, di Indonesia, saya punya rekan yang tidak lulus kuliah SD tetapi mempunyai kaliber melebihi PHD, dan sekarang adalah owner beberapa pabrik. Memang pendidikan tidak bisa dijadikan patokan. Tetapi, supaya tidak membeli kucing dalam karung, apa tidak sebaiknya `pemaparan Visi' `debat publik' antar calon dibakukan saja dalam UU. Salam, Johny 3. Irwan.K a. (Ada) yang sekolah sampai , tapi kelakukannya begini begitu (jelek deh pokoknya). b. Ada yang gak sekolah 'formal' tapi lebih peka dan kemampuannya di atas doktor dsb (bagus bgt deh pokoknya). c. Yang gak suka/milih tokoh dengan kriteria b, termasuk orang yang haus kuasa dan aura negative, pikiran/nafsu liarnya masih jalan.. 4. ade zuchri kalau saya sih menanggap gelar atau titel itu gak penting-penting banget, kenapa kita nggak mencoba alamiah saja, kalau memang di Indonesia ini ada yang pinter, cerdas, berperilaku yang baik dan mampu membawa Indonesia ke dunia yang lebih beradab ternyata dia sama sekali gak sekolahan, gimana?. 5. Bambang Soetedjo Seorang pemimpin harus dinilai dari karakter dan cara memimpin dan bukan dari permainan politik dan sok membela rakyat. 6.Edy P Sekarang, ketika LSI mengeluarkan hasil survey-nya dan memperlihatkan bahwa PDI-P kembali menguat posisinya di mata masyarakat (penjawab pertanyaan survey tentunya) dan bertengger di posisi paling atas lalu muncul wacana DPR atau Presiden minimal harus S-1. 7. Maspri Syarat S-1 itu CUMA SALAH SATU SYARAT koq. Lha Syarat punya kemampuan LEADERSHIP ya wajib juga dong. Masa mau dicari S-1 yg nggak punya jiwa pemimpin? Ya nggak ada gunanya kita punya penduduk 200an juta kalo gitu. Kalo jaman pak Harto atau pak SBY muda, dimana sedikit orang bisa meraih S-1, atau LEADERSHIP orang dibentuk oleh perjuangan kemerdekaan secara nyata, ya nggak apa2. Lha sekarang kan jamannya laen. Syarat itu untuk memudahkan dan mempertanggungjawabkan pilihan misalnya : Ada 10 calon terseleksi, yg SEMUANYA punya LEADERSHIP bagus. Mana yg kita pilih, yg S-1 atau yg lulusan SD?? dari 7 pendapat diatas.. saya hanya mau mengingatkan... negara ini punya sistem pendidikan yah bu/pak.. kalu terus komentar bilang S-1 ini itu ngak berbobot (seolah-olah) dan kemudian menyinggung soal ada pengusaha ini-itu a..b..c...d...e jadi capek deh.. (yang saya memang salut dengan orang demikian) kalu gitu memang ada pikiran ngak perlu sekolah.. kan ndak toh? hari gini.. ngak tamat SMA.. itu masalah.. harigini leader.. ngak tamat S-1 kemana aja dia.. tidur siang.. ngak ada duit... apa alasannya.. kalu pengusaha.. itu memang dia concern di bisnis. sakin sibuknya dia mungkin tidak ada waktu.. tapi lucunya mereka kasih standar pegawainya S-1.. itu lelucon atau bukan.. mana saya tahu bayangkan salesman aja D-1.. masa presiden SMA.. mimpi apa kita... saya ini tidak merendahkan.. tapi tolonglah.. hargai jugalah capek2 kita teriak2 20% pendidikan dari APBN.. eh kita malah sudah pasang pistol pesimistis dengan bilang SMA aja cukup... sayang betul dan kontradiktif betul... dan dibalik kelemahan sistem pendidikan kita.. sesungguhnya Leadership itu diajarkan kok.. jadi apa kemudian S-1 ngak punya leadership... kan tidak juga.. belum lagi logika paling simpel