[ppiindia] Kecerdasan Emosi: Potensi Panggilan Hidup (2)

2007-03-21 Terurut Topik agussyafii
Kecerdasan Emosi: Potensi  Panggilan Hidup (2) 

Tidak semua orang bisa mengenali dirinya, bahkan banyak orang yang 
tidak akrab dengan diri sendiri. Setiap saat ia meratapi diri 
sendiri, menyesalkan kehadiran dirinya di pentas kehidupan, ia tidak 
tahu apa yang harus dilakukan, dan bahkan tidak tahu apa yang ia 
inginkan. Yang ada hanya menyesal, sedih, putus asa atau marah. 
Sementara itu orang yang sudah mengenali dirinya, ia tahu persis 
dimana ia harus menempatkan diri, tahu persis apa yang semestinya dan 
sepantasnya dikerjakan. Ia benar-benar menjadi orang yang merdeka 
atas dirinya. Banyak analisis tentang anatomi siapa hakikat manusia 
dan bagaimana klassifikasinya., baik dari sudut Psikologi, filsafat 
maupun etika.

Sebuah hadis Nabi menyebutkan ada tiga klassifikasi manusia,
ada orang yang secara fisik manusia, tetapi hakikatnya ia masih 
hewan, yaitu mereka yang berhati tetapi hatinya tak berfungsi untuk 
memahami, mempunyai mata, tetapi matanya tak berfungsi untuk 
membedakan, punya telinga tetapi telinganya tak berfungsi untuk 
membedakan mana yang harus didengar dan mana yang tidak.
manusia yang jiwanya masuk kategori jiwa syaitan, yaitu mereka yang 
tak berperikemanusiaan dan tak berperikehewanan.
manusia pilihan (yang berkualitas manusia).

Kajian Ilmu Jiwa, tidak berbicara tentang jiwa tetapi tentang 
tingkahlaku manusia sebagai gejala jiwa. Ada empat teori psikologi 
sekurang-kurangnya yang berbicara tentang konsepsi manusia, yaitu 
teori Psikoanalisa, teori Behaviourisme, teori Kognitip dan teori 
Humanisme. Yang pertama menyebut manusia sebagai Homo Volent, manusia 
yang dikendalikan oleh keinginan bawah sadar. Yang kedua menyebut 
homo mechanicus, yang menyebut manusia bagaikan mesin, tak punya 
keinginan apa-apa, tetapi sepenuhnya tunduk kepada lingkungan. Yang 
ketiga menyebut homo sapient, makhluk yang berfikir, yang tidak 
tunduk begitu saja kepada lingkungan tetapi mampu mendistorsinya. Dan 
keempat Homo Ludent, manusia yang menyadari makna hidup.

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com




[ppiindia] Kecerdasan Emosi: Potensi Unik Panggilan Jiwa (3)

2007-03-21 Terurut Topik agussyafii
Kecerdasan Emosi: Potensi Unik  Panggilan Jiwa (3) 

Manusia : makhluk yang berfikir dan merasa
Jika kajian filsafat menekankan kepada berfikir. maka kajian tasauf 
lebih menekankan pada merasa. Hubungan dengan Tuhan juga lebih 
ditekankan pada rasa, rasa berketuhanan. Tasauf mengajarkan tentang 
stasiun-stasiun perjalanan manusia mendekat kepada Tuhan, dari 
taubat, zuhud, faqr terus hingga ridla, makrifat dan cinta. 
Selanjutnya rasa itu bisa berlanjut ke tingkat tertinggi yaitu 
wahdatul wujud atau manunggaling kawula lan Gusti, bersatu dengan 
Tuhan. Jiwa manusia juga mengalami peningkatan dari nafs zakiyyah 
(jiwa yang suci secara alami) kemudian meningkat ke nafs lawwamah 
(jiwa yang sedang mencari jati diri) terus jika berhasil meningkat 
menjadi nafs mutma'innah (jiwa yang tenang) atau terjerembab menjadi 
nafs ammarah (jiwa yang banyak menyuruh berbauat kejahatan).

Dalam al Qur'an, fungsi-fungsi psikologis disebut dengan istilah nafs 
(jiwa), qalb (hati) `aql (akal), ruh (nyawa) dan bashirah (hati 
nurani), fitrah (desain awal), syahwat (keinginan) hawa (dorongan 
negatip syahwat). Nafs merupakan ruangan luas di dalam diri setiap 
manusia sebagai sistem nafsaniyah dengan subsistem akal sebagai alat 
berfikir, qalb sebagai alat memahami yang sering tidak konsisten, 
bashirah sebagai mata batin yang konsisten, fitrah sebagai desain 
awal yang menetapkan fungsi, syahwat sebagai motif penggerak, hawa 
nafsu sebagai motif menyimpang, dan ruh sebagai spirit yang 
menyebabkan semuanya berfungsi.

Perkembangan kajian psikologi mutakhir bersentuhan dengan nuansa 
tasauf, yakni dengan ditemukannya potensi lain selain potensi 
intelektuil, yaitu kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual. Jika 
sebelumnya emosi dianggap sebagai penghambat, kajian mutakhir justeru 
menempatkan emosi sebagai potensi yang lebih menentukan dibanding 
kecerdasan intelektuil. Emosi yang dikelola (bukan ditekan) merupakan 
kekuatan merasa yang menyebabkan seseorang mampu memahami keadaan, 
mampu berimprofisasi saat sulit, mampu mentertawakan diri sendiri 
ketika merasa bersalah, mampu bercanda di ujung maut.

Emosi dapat diasah kualitasnya melalui pengalaman hidup, muhasabah 
(kalkulasi diri), mujahadah (latihan spirituil). Safar (perjalanan), 
zikr, kontemplasi (perenungan), puasa, zuhud (menanggalkan urusan 
dunia) dan jihad, kesemuanya dapat menajamkan kekuatan emosi. 
Semangat hidup orang yang memiliki kecerdasan emosi itu lebih 
kontruktip dibanding semangat hidup rationil.Jika seseorang sudah 
terlatih dalam mengelola emosinya, maka ia dapat meningkat ke tingkat 
yang lebih tinggi, yaitu kecerdasan spirituil. Orang yang sudah 
memiliki kecerdasan spiritual, ia mempunyai kemampuan melampaui 
dimensi ruang dan waktu. Ia sudah dapat membaca hari esok , dapat 
berada di tempat lain dalam waktu yang sama, dapat bertandang ke alam 
lain mengunjungi orang yang sudah lama mati dan sebagainya.

Yang masih diperdebatkan ialah apakah tiga kecerdasan, Intelektual, 
Emosional dan Spiritual merupakan kecerdasan yang berstruktur atau 
berdampingan. Jika berstruktur, mana yang awal dan mana yang 
terakhir. Sebagian orang berpendapat bahwa kecerdasan emosional 
merupakan buah dari kecerdasan spiritual, yang lain berpendapat 
sebaliknya. Menurut pendapat saya, rahasia tiga kecerdasan itu 
merupakan sebagian dari rahasia manusia yang ajaib. Artinya, di 
belakang hari nanti akan ditemukan lagi rahasia lain yang sekarang 
masih tersembunyi di balik makhluk Tuhan yang bernama insan ini. 
Dalam perspektip teologi, manusia adalah tajalli atau perwujudan dari 
kebesaran Tuhan Sang Pencipta, oleh karena itu sebagaimana dikatakan 
oleh Alexis Careel, pertanyaan tentang manusia pada hakekatnya hinggi 
kini (dan hingga nanti) tetap tak terjawabkan secara lengkap.

Hanya iman (kecerdasan emosional dan spiritual) yang dapat 
menghayatinya, meski belum tentu bisa mengungkapkannya, karena tiap 
individu, di depan Tuhan adalah unik. Al Qur'an mengingatkan bahwa 
Allah melahirkan anak manusia (melalui proses persalinan) dalam 
keadaan tidak tahu apa-apa , Wallohu akhrojakum min buthuni 
ummahatikum la ta`lamuna syaia (Q/16:78). Sebagian ada yang mati 
muda, sebagian lagi ada yang sangat dipanjangkan umurnya hingga 
pikun, kembali tidak mengerti apa-apa seperti ketika baru lahir, Wa 
minkum man yuroddu ila ardzali al `umuri likaila ya`lama ba`da `ilmin 
syai'a (/16:70 dan Q/22:5).)

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com



Re: [ppiindia] Re: Wacana S-1 Bisa Jadi Bumerang

2007-03-21 Terurut Topik Aldian Ikhsan Hakim
kalo menurut saya, wacana S1 itu bukan untuk menyarin
moral manusia, 
tapi lbh ke intelektualitas manusia, dan juga bukan
untuk menghancurkan 
manuisa yang tidak berglear...

masalahnya, jika tidak di saring menggunakan gelar,
semua akan bisa 
mencalonkan dirinya dan akan membuat rakyat semakin
bingung. bagaimana 
kita tau kalo manusia tidak bergelar mempunyai moral
yang baik? ataupun 
sebaliknya
jadi moral tidak bisa diukur begitu saja..

sekali lagi, penyaringan glear hanya untuk
intelektualitas seseorang 
saja

IrwanK wrote:

 Quote:
 ..
 dibandingkan dengan orang yang sudah sekolah sampai
 nya
 nggak kehitung-hitung, tapi ternyata suka korupsi,
main perempuan,
 kalau ada duitnya baru mau kerja, kalau nggak ada
nggak mau,
 sukanya jalan-jalan ke luar negeri peke duit rakyat,
menghambur-
 hamburkan duit rakyat, aduh punya pemimpin kayak
gitu mending
 enggak deh,

 saya lebih memilih orang yang nggak sekolah secara
formal tetapi
 lebih punya kepekaan dan kemampuan diatas doktor,
belajar dengan
 alam dan kehidupan, memang fikirran kayak gini pasti
nggak akan
 diterima oleh orang-orang yang lagi haus' kuasa dan
aura negative
 dan fikiran /nafsu liarnya masih jalan,
 ..

 Kita ikuti logika di atas deh..

 a. (Ada) yang sekolah sampai , tapi kelakukannya
begini begitu (jelek
 deh pokoknya).
 b. Ada yang gak sekolah 'formal' tapi lebih peka dan
kemampuannya di atas
 doktor dsb
 (bagus bgt deh pokoknya).
 c. Yang gak suka/milih tokoh dengan kriteria b,
termasuk orang yang haus
 kuasa
 dan aura negative, pikiran/nafsu liarnya masih
jalan..

 ?? Kaya gini pikiran yang berkembang di publik
kita? :-( (sedih)

 Semua yang sekolah dan mendapat gelar sarjana
(dengan benar bukan beli)
 pasti bejat/jelek kelakukannya?
 Semua yang gak sekolah formal pasti bagus
kemampuannya dan perilakunya?
 Semua yang mendukung syarat pendidikan dalam hal ini
pasti orang yang haus
 kekuasaan dan hal negatif lainnya?
 Ada yang masih mau/perlu jawab pertanyaan di atas?

 Maaf rekan FPK, FYI saya sendiri gak punya gelar
S1.. :-)
 Tapi logika berpikir dalam diskusi seperti yang kita
lihat di atas, cukup
 banyak
 (sering?) dimunculkan.. logika kaum ekstrimist..
yang dijadikan
 argumen/contoh
 yang ekstrim saja.. :-p

 Mis: soal pesawat tua dan maintenance (tua yang
penting maintenance,
 dibanding
 muda tapi gak diurus).. soal moral dan pakaian
(biarpun terbuka yang 
 penting
 hatinya
 dibanding tertutup tapi pikirannya jahat).. soal
kekerasan di rumah tangga
 -poli dan
 mono- (ini keras yang itu gak mungkin keras).. dsb..

 Yang namanya pemimpin, harusnya yang terbaik donk di
antara yang
 dipimpinnya..
 Bukannya sekedar 'boneka pelayan' kepentingan para
pendukung dan pihak di
 belakang
 layar saja.. Klo di Indonesia, dalangnya siapa aja?
Yang punya 'dana 
 halal'?
 Siapa lagi sih? Huh.. :-(

 Lagi rumus dizhalimi yang (mau) dipake.. Norak
banget.. pantesan sinetron
 laris..
 otak (kebanyakan) orang Indonesia udah diracunin
sama sandiwara doank..
 (sedih)
 CMIIW..

 Wassalam,

 Irwan.K

 On 3/21/07, ade zuchri [EMAIL PROTECTED] 
 mailto:adezuchri%40yahoo.com wrote:
 
  dear temans
 
  kalau saya sih menanggap gelar atau titel itu gak
  penting-penting banget, kenapa kita nggak mencoba
  alamiah saja, kalau memang di Indonesia ini ada
yang
  pinter, cerdas, berperilaku yang baik dan mampu
  membawa Indonesia ke dunia yang lebih beradab
  ternyata dia sama sekali gak sekolahan, gimana?.
 
  jadi perilaku yang baik, agung, bermartabat dan
  memahami kehidupan dengan lebih arif dan tidak
  mengambil banyak dari hidup ini jauh lebih
  bermartabat, dibandingkan dengan orang yang sudah
  sekolah sampai  nya nggak kehitung-hitung,
tapi
  ternyata suka korupsi, main perempuan, kalau ada
  duitnya baru mau kerja, kalau nggak ada nggak mau,
 

 sukanya jalan-jalan ke luar negeri peke duit rakyat,
  menghambur-hamburkan duit rakyat, aduh punya
pemimpin
  kayak gitu mending enggak deh, saya lebih memilih
  orang yang nggak sekolah secara formal tetapi
lebih
  punya kepekaan dan kemampuan diatas doktor,
belajar
  dengan alam dan kehidupan, memang fikirran kayak
gini
  pasti nggak akan diterima oleh orang-orang yang
lagi
  haus' kuasa dan aura negative dan fikiran /nafsu
  liarnya masih jalan, tapi sesungguhnya nggak ada
yang
  bisa kita ambil sangat banyak dari dunia ini kan,
  ternyata kita cuma bisa makan paling banyak 3 kali
  sekali, punya baju secukupnya dan tempat yang
seadanya
  untuk berlindung, coba difikir, kalau tuhan
  menghendaki, dan tiba-tiba dia mencabut nyawa kita
  dalam keadaan yang kemaruk, suka korupsi dan
  mengumpulkan harta yang nggak bener, judi,
narkoba,
  ngesek dimana-mana, aduh matinya gimana ya...,
jadi
  anggota DPR yang katanya terhormat itu, nggak usah
sok
  memperjuangkan kepentingan rakyat dengan dalih ini
  itu, karena sebenarnya yang mereka perjuangkan
sama
  sekali nggak bermakna, gak berarti, hakikat hidup
  sebenarnya adalah, bagaimana dalam kekosongan,
  kemiskinan, ketidak mampuan, ketidak 

[ppiindia] ....Bahwa Semua Ini Dimulai Dari Seekor Tikus

2007-03-21 Terurut Topik andre andreas
bahwa Semua Ini Dimulai Dari Seekor Tikus 

Mimpi Orkestrasi Pergerakan yang Apik,  Mimpi
Indonesia Baru...(8)


Kawan-kawan putaran refleksi di kalangan gerakan
sosial atau pro-dem dan juga studi aksi partisipatori
yang dilakukan oleh Demos, serta pembaruan/pembetulan
gerakan yang telah dirintis oleh kita semua,  telah
meletakkan fondasi dan landasan yang tepat dan maju
untuk perubahan di dalam pergerakan kita yang pada
akhirnya akan memberi impak transformasi masyarakat
yang berarti. 

Inilah momentumnya, detik ini juga. Jangan tertinggal
lagi dan terus berada di tepi-tepi atau pinggiran
perubahan sosial!!! 

Meminjam Marcos  ”Tiap orang sedang bermimpi di negeri
ini. Kini saatnya bangun. Inilah badainya. Dari
pertarungan dua arus angin ini badai akan terlahir,
saat kedatangannya sudah menjelang. Kini angin dari
atas sedang berkuasa, dan angin dari bawah sedang
berhembus Inilah ramalannya. Saat badai mereda,
saat hujan dan api sekali lagi menyingkir pergi dari
negeri yang damai ini, dunia tak bakal lagi berupa
dunia namun sesuatu yang lebih baik.”
 
Tinggal lagi sebenarnya bagaimana kita mampu
mengoptimalkan potensi dan kekuatan kita, bagaimana
kita mampu membangun sinergi, bagaimana kita mampu
melahirkan potensi kepemimpinan kita, melejitkan
imaginasi kita dan tentunya bagaimana membangun daya
tahan gerakan dan kesabaran yang revolusioner. 

Salah satu yang terpenting bagi saya adalah bagaimana
menciptakan iklim dan budaya organisasi/ pergerakan
yang memberi ruang semua komponennya melepaskan
ledakan energi positifnya dan energi
imajinatif/inovatifnya, potensi diri dan organisasi.

Untuk itu mulailah dengan kearifan Walt Disney
”Satu-satunya harapan saya adalah kita tidak pernah
melupakan satu hal. bahwa semua ini dimulai dari
seekor tikus.” Catatan pentingnya adalah mulailah
sesuatu dari hal kecil, mulailah dari dirimu sendiri.
Dibawah ini ada kata-kata bijak yang barangkali bisa
kita renungkan pula (diambil dari A de Mello)

Mengubah Dunia Dengan Mengubah Diriku

Sufi Bayazid bercerita tentang dirinya seperti berikut
ini : 
‘Waktu masih muda, aku ini revolusioner 
dan aku selalu berdoa : 
Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengubah dunia!’

‘Ketika aku sudah separuh baya 
dan sadar bahwa setengah hidupku sudah
lewat tanpa mampu mengubah satu orang pun, 
aku  mengubah doaku menjadi :
’Tuhan, berilah aku rahmat untuk mengubah 
semua orang yang berhubungan denganku: 
keluarga dan kawan-kawanku, dan aku akan merasa puas

‘Sekarang ketika aku sudah menjadi tua 
dan saat kematianku semakin dekat, 
aku mulai melihat betapa bodohnya aku.
Doaku satu-satunya sekarang adalah 
‘Tuhan, berilah aku rahmat 
untuk mengubah diriku sendiri.’ 
Seandainya sejak semula aku berdoa begitu, 
maka Aku tidak begitu menyia-nyiakan hidupku.”

Namun demikian persoalannya bukanlah mana yang lebih
dulu telor atau ayam. Tetapi ini adalah tindakan yang
pararel, merubah diri kita dan merubah dunia. Dimana
hukum utamanya nya adalah anda tidak bisa memberikan
apa yang tidak atau belum anda miliki. 

Apa yang dilakukan oleh Disney sebenarnya adalah
tindakan yang revolusioner. Kita tahu bagaimana tikus
yang selama ini kita benci, kita anggap sumber
penyakit, kotor, gelap oleh Disney diubah jadi Mickey
Mouse yang begitu dicintai oleh anak-anak bahkan orang
dewasa. Mickey yang baik hati, lembut, optimis, lucu
dan lugu. 

Lalu cermati lagi apa yang dibilang seorang teman 
‘Inti dari pelajaran si kodok (semoga anda masih
ingat) ini menurutku bukan tuli atau tidak tuli,
tetapi lebih kepada apa yg ada dalam pikiran kita. Ada
yg pernah bilang You are what you think you are.  

Maka temukan hakekat sejati diri anda, hal-hal positif
dan kebaikan di dalam diri anda. Mulailah meninggalkan
kecenderungan atau dominasi berpikir defisit dan
negatif dalam berinteraksi dengan diri anda dan saat
anda menilai rekan seperjuangan anda, organisasi anda,
kaum miskin papa yang hendak kita bela. (silahkan di
tengok keajaiban berpikir positif di posting saya
persaudaraan para kodok) 

Dibawah ini adalah 4 (empat) pertanyaan untuk
menyegarkan panggilan hidup dan idealisme anda, ini
juga jalan memulai perubahan di dalam diri anda dan
budaya organisasi dan pergerakan kita. Yang pada
akhirnya akan memicu lahirnya potensi terbaik diri
anda dan organisasi kita.

Ceritakan tentang masa-masa awal Anda bergabung dengan
dunia pergerakan dan dengan organisasi gerakan anda.
Apa kesan atau ketertarikan pertama anda yang paling
positif, kapan pertama anda bergabung dengan dunia
pergerakan dan bekerja atau berinteraksi dengan
organisasi anda? (1)

Ceritakan tentang pengalaman puncak atau titik
tertinggi yang pernah anda alami dalam interaksinya
dengan ’pergerakan’ dan organisasi anda (2)

Apa yang paling anda hargai dari diri anda, tim anda,
organisasi anda dan pergerakan secara keseluruhan. (3)

Jika anda memiliki tongkat ajaib dan boleh mengajukan
tiga permintaan yang akan dikabulkan untuk menjadikan
organisasi anda sebagai tempat kerja yang paling
hidup, 

[ppiindia] Fwd: [infopelatihanguru] Program KITAB GURU Maret Anjangsana II: Kamis 22 Maret 2007

2007-03-21 Terurut Topik ardian siregar


Note: forwarded message attached.
 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [ppiindia] Why Men Don't Listen Women Can't Read Map by Allan Barbara Pease (Best Seller books of 2005)

2007-03-21 Terurut Topik Nugroho Dewanto

mbak listy, saya sedang membaca buku why men fall asleep after
sex?

isinya mirip dengan buku yang anda postingkan ini.

rupanya tema keunikan jender sedang naik daun dan
jadi buku laris ketika diterbitkan.

semua buku-buku itu menunjukkan bahwa pria dan wanita
secara natural punya kelemahan dan kelebihan masing-masing,
karenanya mereka saling melengkapi.

sudah benar bila pria dan wanita perlu dipandang sederajat.
karena secara natural terbukti tak ada jenis kelamin yang
derajatnya lebih tinggi ketimbang yang lain.




At 08:21 AM 3/21/2007, you wrote:


-Original Message-
From:
Sent:
To:
Subject: Why Men Don't Listen  Women Can't 
Read Map by Allan  Barbara Pease (Best Seller books of 2005)

Importance: High

Why Men Don't Listen  Women Can't Read Map

()

Inti dari buku tersebut adalah bahwa cowok dan cewek itu sebenernya
telah berevolusi secara fisik tapi masih membawa kebiasaan dari
cowok-cewek jaman purba.

Pas jaman purba kan cowok berburu, cewek tinggal di gua. Cowok
melindungi, cewek mengurus anak. Sebagai akibatnya, tubuh dan otaknya
pun berkembang mengikuti kebiasaan jaman purba ini.

Selama jutaan tahun, struktur otak cowok dan cewek terus berubah
dengan caranya masing-masing. Sampailah kita pada jaman modern ini,
dimana ternyata cowok dan cewek itu berbeda dalam memproses informasi
yang masuk ke otaknya. Jalan pikirannya memang berbeda. Pengertiannya
akan suatu hal pun
berbeda. Persepsi, prioritas dan tingkah lakunya juga beda.

KASUS MENTEGA DI KULKAS

Setiap cewek di dunia pasti pernah mengalami ini. Kisahnya berawal
dari cowok yang berdiri di depan kulkas yang terbuka...

Cowok : Menteganya mana ya?
Cewek : Di dalam kulkas.
Cowok : Nggak ada tuh - sambil celingak-celinguk ke dalam kulkas...
Cewek : Kok bisa nggak ada? Dari dulu juga ditaruh di kulkas.
Cowok : Mana? Nggak ada. Gue udah cari. Nggak ada apa-apa tuh di kulkas.

Terus si Cewek akhirnya harus ikutan ke dapur ikutan ngelongok ke
kulkas dan..secara ajaib bin sulap, tangannya udah megang mentega.

Apa komentar selanjutnya dari si Cowok?

Ditaruhnya di situ sih...terang aja tadi nggak keliatan!

Kejadian semacam ini juga terulang kembali, ketika si cowok mencari
selai Strawberry dan tidak ketemu. Dia hanya menemukan selai Nanas,
padahal selai Strawberry itu ada di belakang selai Nanas...
cowok.cowok...

Cowok kadang ngerasa cewek suka ngerjain mereka dengan cara ngumpetin
barang-barang di laci atau lemari. Baik itu mentega, selai, gunting,
handphone, kunci mobil, kunci rumah, dompet - semuanya sih sebenernya
ada di situ. Tapi entah kenapa mata cowok kayaknya nggak bisa ngeliat.

Alasan sebenernya nih adalah karena cewek punya jangkauan sudut
pandangan yang lebih besar daripada cowok. Bila diukur dari hidung,
bisa mencapai 45° ke arah kiri-kanan-atas-bawah, bahkan ada yang
mencapai 180°. Jadi cewek bisa liat isi kulkas atau lemari tanpa
menggerakkan kepalanya. Sementara cowok kalo ngeliat sesuatu lebih
terfokus dan otaknya memproses seolah mereka ngeliat dalam terowongan
yang panjang. Alhasil, mereka bisa ngeliat jelas dan akurat apa yang
ada tepat di depan
mata dan jaraknya lebih jauh, hampir mirip seperti ngeliat lewat teropong!

Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa otak cowok mencari kata
M-E-N-T-E-G-A atau S-T-R-A-W-B-E-R-R-Y di kulkas. Kalo kotak mentega
atau botol selainya salah arah, udah nggak keliatan deh. Makanya
selama mencari kepalanya celingukan terus karena berusaha menemukan
benda yang 'hilang' tersebut.

Sebenernya ada implikasi lain dari perbedaan besar sudut pandang ini.
Dengan sudut pandang yang jauh lebih besar dari cowok, mata cewek bisa
ngelaba tanpa perlu takut ketahuan. Sementara kalo cowok, udah pasti
kena tuduh atau ketangkep basah kalo matanya lagi jelalatan.

Penelitian mengungkapkan bahwa: mata cewek ngeliat bodi-bodi cowok
sama seringnya, bahkan lebih sering, daripada cowok ngeliatin
bodi-bodi cewek. Tapi, dengan daya pandang yang
jauh lebih superior, cewek jarang ketahuan...

KENAPA CEWEK BISA NGOMONG TERUS?

Dalam struktur otak cewek, kemampuan untuk berbicara terutama ada
dibagian depan otak kiri dan sebagian kecil di otak sebelah kanan.
Sementara buat cowok, kemampuan berbicara dan bahasa itu bukan
kemampuan otak yang kritis. Adanya pun cuma di otak kiri dan tidak ada
area yang spesifik. Jadi jangan heran kalau cewek seneng ngomong dan
banyak pula yang diomongin, karena kedua belah otaknya mampu bekerja
sekaligus.

Otak cowok itu terkotak-kotak dan mampu memilah-milah informasi yang
masuk. Di malam hari, setelah seharian penuh beraktivitas, cowok bisa
menyimpan semuanya di otaknya. Sementara otak cewek tidak bekerja
seperti itu - informasi atau masalah yang diterimanya akan terus
berputar-putar dalam otaknya. Dan ini nggak akan berhenti sampe dia
bisa mencurahkan isi otaknya alias curhat. Oleh sebab itu, kalo cewek
bicara, tujuannya adalah untuk mengeluarkan uneg-unegnya, bukan untuk
mencari kesimpulan atau solusi.

Cewek juga berusaha membangun hubungan lewat pembicaraan. 

[ppiindia] Re: Wacana S-1 Bisa Jadi Bumerang

2007-03-21 Terurut Topik IrwanK
Quote:
..
dibandingkan dengan orang yang sudah sekolah sampai  nya
nggak kehitung-hitung, tapi ternyata suka korupsi, main perempuan,
kalau ada duitnya baru mau kerja, kalau nggak ada nggak mau,
sukanya jalan-jalan ke luar negeri peke duit rakyat, menghambur-
hamburkan duit rakyat, aduh punya pemimpin kayak gitu mending
enggak deh,

saya lebih memilih orang yang nggak sekolah secara formal tetapi
lebih punya kepekaan dan kemampuan diatas doktor, belajar dengan
alam dan kehidupan, memang fikirran kayak gini pasti nggak akan
diterima oleh orang-orang yang lagi haus' kuasa dan aura negative
dan fikiran /nafsu liarnya masih jalan,
..

Kita ikuti logika di atas deh..

a. (Ada) yang sekolah sampai , tapi kelakukannya begini begitu (jelek
deh pokoknya).
b. Ada yang gak sekolah 'formal' tapi lebih peka dan kemampuannya di atas
doktor dsb
(bagus bgt deh pokoknya).
c.  Yang gak suka/milih tokoh dengan kriteria b, termasuk orang yang haus
kuasa
 dan aura negative, pikiran/nafsu liarnya masih jalan..

?? Kaya gini pikiran yang berkembang di publik kita? :-(  (sedih)

Semua yang sekolah dan mendapat gelar sarjana (dengan benar bukan beli)
pasti bejat/jelek kelakukannya?
Semua yang gak sekolah formal pasti bagus kemampuannya dan perilakunya?
Semua yang mendukung syarat pendidikan dalam hal ini pasti orang yang haus
kekuasaan dan hal negatif lainnya?
Ada yang masih mau/perlu jawab pertanyaan di atas?

Maaf rekan FPK, FYI saya sendiri gak punya gelar S1.. :-)
Tapi logika berpikir dalam diskusi seperti yang kita lihat di atas,  cukup
banyak
(sering?) dimunculkan.. logika kaum ekstrimist.. yang dijadikan
argumen/contoh
yang ekstrim saja.. :-p

Mis: soal pesawat tua dan maintenance (tua yang penting maintenance,
dibanding
muda tapi gak diurus).. soal moral dan pakaian (biarpun terbuka yang penting
hatinya
dibanding tertutup tapi pikirannya jahat)..  soal kekerasan di rumah tangga
-poli dan
mono- (ini keras yang itu gak mungkin keras).. dsb..

Yang namanya pemimpin, harusnya yang terbaik donk di antara yang
dipimpinnya..
Bukannya sekedar 'boneka pelayan' kepentingan para pendukung dan pihak di
belakang
layar saja.. Klo di Indonesia, dalangnya siapa aja? Yang punya 'dana halal'?
Siapa lagi sih? Huh.. :-(

Lagi rumus dizhalimi yang (mau) dipake.. Norak banget.. pantesan sinetron
laris..
otak (kebanyakan) orang Indonesia udah diracunin sama sandiwara doank..
(sedih)
CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

On 3/21/07, ade zuchri [EMAIL PROTECTED] wrote:

   dear temans

 kalau saya sih menanggap gelar atau titel itu gak
 penting-penting banget, kenapa kita nggak mencoba
 alamiah saja, kalau memang di Indonesia ini ada yang
 pinter, cerdas, berperilaku yang baik dan mampu
 membawa Indonesia ke dunia yang lebih beradab
 ternyata dia sama sekali gak sekolahan, gimana?.

 jadi perilaku yang baik, agung, bermartabat dan
 memahami kehidupan dengan lebih arif dan tidak
 mengambil banyak dari hidup ini jauh lebih
 bermartabat, dibandingkan dengan orang yang sudah
 sekolah sampai  nya nggak kehitung-hitung, tapi
 ternyata suka korupsi, main perempuan, kalau ada
 duitnya baru mau kerja, kalau nggak ada nggak mau,



sukanya jalan-jalan ke luar negeri peke duit rakyat,
 menghambur-hamburkan duit rakyat, aduh punya pemimpin
 kayak gitu mending enggak deh, saya lebih memilih
 orang yang nggak sekolah secara formal tetapi lebih
 punya kepekaan dan kemampuan diatas doktor, belajar
 dengan alam dan kehidupan, memang fikirran kayak gini
 pasti nggak akan diterima oleh orang-orang yang lagi
 haus' kuasa dan aura negative dan fikiran /nafsu
 liarnya masih jalan, tapi sesungguhnya nggak ada yang
 bisa kita ambil sangat banyak dari dunia ini kan,
 ternyata kita cuma bisa makan paling banyak 3 kali
 sekali, punya baju secukupnya dan tempat yang seadanya
 untuk berlindung, coba difikir, kalau tuhan
 menghendaki, dan tiba-tiba dia mencabut nyawa kita
 dalam keadaan yang kemaruk, suka korupsi dan
 mengumpulkan harta yang nggak bener, judi, narkoba,
 ngesek dimana-mana, aduh matinya gimana ya..., jadi
 anggota DPR yang katanya terhormat itu, nggak usah sok
 memperjuangkan kepentingan rakyat dengan dalih ini
 itu, karena sebenarnya yang mereka perjuangkan sama
 sekali nggak bermakna, gak berarti, hakikat hidup
 sebenarnya adalah, bagaimana dalam kekosongan,
 kemiskinan, ketidak mampuan, ketidak berhargaan kita
 mampu memaknainya dalam kesenangan, ketenangan dan
 kesempurnaan.

 ade
 --- Edy P [EMAIL PROTECTED] edypurwanto%40kawali.org wrote:

  Saya tidak ngerti, siapa sih yang sedang kebakaran
  jenggot? Kok tiba-tiba muncul lagi upaya-upaya untuk
  mengeluarkan kriteria akademik yang tidak selalu
  sejalan dengan kualitas tampilan seseorang. Dulu
  ketika PDI-P meroket namanya dan kans Mbak Mega
  terpilih menjadi presiden besar muncul upaya
  mengganjalnya dengan isu PEREMPUAN TIDAK LAYAK JADI
  PEMIMPIN (PRESIDEN).
  Sekarang, ketika LSI mengeluarkan hasil survey-nya
  dan memperlihatkan bahwa PDI-P kembali menguat
  posisinya di mata 

[ppiindia] superioritas islam

2007-03-21 Terurut Topik radityo djadjoeri
Penggalan opini dari Gus Ulil di milis JIL:
   
  Klaim tentang Islam sebagai agama jalan tengah ini
adalah salah satu mekanisme teologis yang dipakai
oleh kalangan Islam revivalis untuk menegakkan klaim
superioritas Islam.

Sejumlah teks-teks keagamaan digiring untuk mendukung
klaim superioritas seperti ini. Misalnya sebuah hadis
yang sangat terkenal di mana Nabi pernah bersabda,
Jikalau Musa datang kembali di akhir zaman maka dia
tak bisa lain kecuali mengikuti syariatku. Hadis ini
dipakai untuk menunjukkan keunggulan syariat Islam
atas syariat agama-agama lain.

Hadis lain yang juga relevan dengan tema ini berkaitan
dengan kedatangan Nabi Isa di akhir zaman. Menurut
keyakinan sebagian umat Islam, Nabi Isa akan turun
kembali di akhir zaman untuk menegakkan keadilan.
Tetapi Isa datang bukan dengan syariat baru, melainkan
akan menjalankan syariat Islam yang dibawa Nabi
Muhammad. Karena itulah, Isa nanti akan menghancurkan
salib dan membasmi seluruh orang Yahudi. Hadis
tersebut bahkan menggambarkan peristiwa pembasmian itu
secara dramatis, misalnya, jika ada seorang Yahudi
bersembunyi di balik sebuah pohon untuk menyelematkan
diri, pohon itu akan berteriak memberitahukan kepada
pasukan Isa bahwa Hoi, di balik aku ada orang Yahudi
nih!

Dengan kata lain, dalam keyakinan sebagian umat Islam,
kedatangan Isa ke bumi kembali adalah pogrom yang
dahsyat bagi orang-orang Yahudi, juga musibah besar
bagi orang Kristen. 

Yang menarik adalah cara hadis itu mem-frame misi
kedatangan Isa tersebut. Misi Isa dipahami bukan
menegakkan hukum kasih, sebaliknya hukum
keadilan--tema sentral dalam agama Islam. Sekali lagi
di sini kita melihat proses yang subtil di mana
superioritas Islam ditegakkan. 

Banyak doktrin lain yang mendukung kleim superioritas
Islam, dan doktrin ini dikembangkan hampir dalam semua
bidang keilmuan Islam: tafsir, hadis, kalam, filsafat,
tasawwuf, dst. 

Salah satu bentuk superioritas ini adalah surat yang
pernah dikirim kepada Nelson Mandela oleh Dr. A'idh
al-Qarni, seorang juru dakwah dari Saudi yang dikenal
luas di Indonesia melalui bukunya yang laris manis La
Tahzan itu. Dalam surat itu, al-Qarni mengakui dan
mengagumi jasa-jasa Mandela dalam kemanusiaan. Tetapi
dia menyayangkan satu hal pada Mandela, yaitu dia
belum masuk Islam. Sekiranya Mandela masuk Islam, maka
lengkaplah seluruh reputasi Mandela.

Surat al-Qarni yang mengajak Mandela masuk Islam itu
bisa dibaca di alamat ini:

http://www.tdwl. net/vb/archive/ index.php/ t-48107.html

Bacalah penggalan surat al-Qarni berikut ini:

I am calling upon you from Makkah, just beside the
holy shrine of Ka'bah, where the Glorious Quran was
revealed, and Mohammed (PBUH), was commissioned as a
Prophet and Messenger of Allah, the Almighty, to the
whole of mankind. Makkah is the place where the Light
of the Message had first pierced the darkness. It is
the place where the pagan idols were destroyed,
tyrants were deposed, human rights were declared,
oppression was removed and Peace and Justice were
finally restored.

Pertanyaan saya buat al-Qarni: jika Islam benar-benar
agama yang membela hak asasi manusia dan melawan
setiap bentuk opresi dan karena itu dia mengajak
Mandela masuk Islam, kenapa tidak lahir seorang
Mandela dari bumi Islam? Kenapa tak lahir seseorang
dengan kapasitas moral yang mengagumkan seperti Gandhi
dari Saudi? Kenapa yang lahir dari Saudi justru orang
seperti Usamah bin Ladin? 

Kalau benar Islam adalah agama seperti didaku oleh
al-Qarni, bikin sendiri dong orang seperti Mandela,
jangan ngajak-ngajak orang yang sudah jadi seperti
Mandela. 

Menurut saya, ini semua berasal dari doktrin
superioritas Islam yang menganggap bahwa seseorang
bisa melakukan sesuatu yang mengagumkan bagi
kemanusiaan, tetapi usahanya itu sia-sia jika dia
tidak masuk Islam. Ayat yang sering dikutip untuk
mendukung anggapan semacam ini adalah 25:23, wa
qadimna ila ma 'amiluu fa ja'alnahu haba'an manthura.
Amal-amal orang kafir akan dicampakkan dan menjadi
sia-sia pada hari kiamat nanti. Dalam penafsiran yang
dikenal luas di kalangan Islam: meskipun amal itu
adalah amal yang baik, tetapi jika yang bersangkutan
tidak menjadi Muslim dan beriman, maka amalnya itu
sia-sia.

Saya menerima kebenaran Islam, tetapi menolak
superioritas Islam.

Ulil 


 
-
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Pemerintah Pusat tdk perlu campur tangan...

2007-03-21 Terurut Topik Otodidak
klik http://www.acehinstitute.org 
Bila kita hendak mengentaskan kemiskinan, kita harus
berikan kekuasaan, pengetahuan, tanah, kredit,
teknologi dan organisasi kepada rakyat (Hugo CHAVEZ,
2005). 

Biarkan rakyat Aceh menjalankan pemerintahannya dengan
baik tanpa campur tangan yang berlebihan dari
Pemerintah Pusat seperti yang tertuang dalam UU No.
11/ 2006.

Artikel web Aceh Institute Kamis 22  Maret 2007 |
Aceh Baru Seperti Apa?  Oleh: Muhammad Hadi |Penulis
adalah pemerhati masalah sosial dan politik. Pengurus
HMI Cabang Banda Aceh

klik http://www.acehinstitute.org 


 

The fish are biting. 
Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php


[ppiindia] Ilmu baru: Evolutionary Economics!

2007-03-21 Terurut Topik Ikranagara
dari: [EMAIL PROTECTED]

The Mind of the Market 
FREE lecture on Evolutionary Economics
with Michael Shermer 

Wednesday, March 21st, 4pm 
Claremont Graduate University, CA 
Albretch Auditorium 

This week Dr. Michael Shermer will be trying out some new ideas he 
has developed for his next book on evolutionary economics in a FREE 
lecture entitled, The Mind of the Market: Lessons from Evolutionary 
Economics, Behavioral Economics, Neuroeconomics, Complexity 
Economics, and Virtue Economics. 

How did we evolve from ancient hunter-gatherers to modern consumer-
traders? Why are people so irrational when it comes to money and 
business? Bestselling author Dr. Michael Shermer argues that 
evolution provides an answer to both of these questions through the 
new science of evolutionary economics. 

Drawing on research from neuroeconomics, Shermer explores what brain 
scans reveal about bargaining, snap purchases, and how trust is 
established in business. Utilizing experiments in behavioral 
economics, Shermer shows why people hang on to losing stocks and 
failing companies, why business negotiations often disintegrate into 
emotional tit-for-tat disputes, and why money does not make us happy. 
Employing research from complexity theory, Shermer shows how 
evolution and economics are both examples of a larger phenomenon of 
complex adaptive systems. Along the way, Shermer answers such 
provocative questions as: 

Do our tribal roots mean that we will always be a sucker for brands? 
How is the biochemical joy of sex similar to the rewards of business 
cooperation? 
How can nations increase trust within and between their borders? 
Finally, Shermer considers the consequences of globalization and what 
will happen if nations allow free trade across their borders. 
Dr. Michael Shermer is the Founding Publisher of Skeptic magazine and 
a monthly columnist for Scientific American, and the host of the 
public science lecture series at Caltech. He is the author of Why 
Darwin Matters, The Science of Good and Evil, How We Believe, and Why 
People Believe Weird Things. 

For further information contact: 

the School of Politics and Economics or 
the Center for Neuroeconomics Studies 




[ppiindia] surat sutera putih: watak puisi [2]

2007-03-21 Terurut Topik Kusni jean

Surat Sutera Putih:


WATAK PUISI


2.


Aku tidak tahu, apakah pertanyaan-pertanyaan Jean-Pierre Siméon dan konstatasi 
Todorov di atas, merupakan pertanyaan yang bisa diketengahkan ke dunia 
perpuisian Indonesia kekinian, termasuk sastra cybernya  yang dikhawatirkan 
oleh Ibnu Wahyudi dari Universitas Indonesia, gampang terjerumus sebagai ajang 
silahturahmi. Apakah puisi Indonesia merupakan wilayah bermain keisengan dan 
sekedar sejenis ceremony of life? Pertanyaan-pertanyaan Simeon ini, kukira, 
jika mungkin dan padan dikenakan pada sastra Indonesia sekarang akan menyangkut 
masalah apa-bagaimana watak wajah  perpuisian Indonesia kekinian. Ataukah 
pertanyaan-pertanyaan ini tidak relevan untuk konteks Indonesia -- nama yang 
menjurus dari keunikan dan penyimpangan sehingga yang putih bisa berarti hitam, 
yang hitam bisa dimaknakan putih. Beginikah, adakah,  gejala integritas sastra 
dominan kita di bawah label  konsep bahwa segalanya bisa diatur, 
komplotisme   dan kroyokisme jika menggunakan istilah alm. Pramoedya A. 
Toer, ujud lain dari jalan pintas dan kemalasan berpikir? 


Barangkali ada yang sewot dengan pertanyaan-pertanyaanku ini. Menganggap 
pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai hasil dari pendekatan hitam-putih dan 
tidak menetrapkan metode positive thinking. Jika memang ada yang memandang 
pertanyaan-pertanyaan demikian kuajukan dengan pendekatan seperti itu,  maka 
aku ingin menjelaskan bahwa pertanyaan pada galibnya mengandung hakekat ingin 
mendapatkan penjelasan didasarkan pada suatu hipotesa.  Hipotesa tidak lain 
dari suatu keraguan dan bukan kesimpulan karena itu memerlukan penjelasan 
beserta  pembuktian. Bukan ditanggap dengan tudingan memastikan.  Menjawab 
hipotesa dengan tudingan memastikan tanpa keterangan dan apalagi tanpa 
pembuktian, kukira sama dengan tidak menjelaskan apa-apa yang tak jauh berbeda 
dengan metode berpikir jalan pintas, mie instan  dan gampang-gampangan juga 
adanya. Ujud dari kemalasan berpikir. Apabila dasar pertanyaan hipotetis itu 
tidak benar, maka yang perlu dibuktikan bahwa dasar pertanyaan hipotetis itu 
tidak benar.  Bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak relevan. Sedangkan 
metode pendekatan positive thinking itu sendiri, kukira berangkat dari 
hipotesa kemauan baik seseorang saat menghadapi interlokutornya. Bentuk dari 
toleransi, menyediakan ruang kebenaran pada pihak lain. Tapi tidak berarti 
sudah memastikan harga atau nilai. Metode pendekatan positive thinking, 
tidak juga bertujuan merenggut ruang bagi daya kritik. Positive thinking 
jadinya landasan dari suatu debat memburu hakekat. Sikap anti ini dan itu 
secara apriori, apalagi jika tidak dilandasi oleh pengetahuan yang layak, 
kukira, bertentangan dengan metode pendekatan positive thinking. Apriori 
adalah bentuk lain dari jalan pintas juga. Menyederhanakan masalah, yang jarang 
sederhana, menjadi dua warna hitam putih.  Mutlak-mutlakan yang menganggap 
diri sebagai pemilik tunggal kebenaran. Pertanyaan hipotetis, apakah 
menyederhanakan soal? Pertanyaan hipotetis berdermagakan kuriusitas, merupakan 
sarana melaut mencari pantai-pantai kebenaran yang seperti kalimat tak punya 
titik. Pertanyaan hipotetis begini merupakan salah satu ciri atau watak puisi. 
Penyair akan mati selagi hidup tanpa pertanyaan hipotetis apalagi jika 
memandang puisi sebagai lapangan bermain keisengan. Sedangkan curhat  
menggunakan puisi, tidak otomatis menjadi puisi, tergantung pada kadar curhat 
dan curhat itu.


Metode berpikir jalan pintas, kukira, sangat dominan di negeri ini. Apalagi 
budaya takut, kebiasaan hanya mengucapkan ya dan tak berani mengucapkan 
tidak yang dominan selama Orba, tidak akan begitu saja hilang tanda-tanda dan 
pengaruhnya, sekali pun ketika Soeharto sudah tidak lagi menjadi Presiden,  
banyak orang berlomba-lomba menyebut diri sebagai anti Orba. Sementara 
kenyataan dan matahari tidak bisa ditutup dengan telapak tangan. Apakah keadaan 
begini, bukan bentuk dari suatu mentalitas juga? Apakah ini bukan sikap 
terhadap diri sendiri? Kerusakan pola pikir dan mentalitas, sebatas 
penglihatanku, merupakan kerusakan terbesar tinggalan Orba Soeharto. Pelarangan 
13 buku sejarah oleh Kejagung, apakah tidak merupakan petunjuk paling aktual?!


Kesewotan bisa punya macam-macam makna. Pertama, ia memang punya dasar, dan 
jika ia tidak bia diberikan penjelasan berbukti, sewot memperlihatkan bahwa 
kebenaran dan kenyataan itu menyakitkan. Untuk sakit dan melihat buruknya muka 
jiwa yang bopeng, bukan hal yang gampang. Kesulitan tatapan dengan kebenaran 
sering membuat orang menafsirkan kritik atau pendapat yang berseberangan 
sebagai cacian, sebagai pendekatan hitam-putih. Demikian  juga halnya di 
dunia sastra. 


Dalam soal ini, aku pribadi, banyak belajar dari debat dan sikap berdebat di 
Perancis yang sudah mengabad, terungkap pada kata-kata oui, mais... [ya, 
tapi] sebagai sikap dan tak mau menerima begitu saja suatu pernyataan. 
Menempatkan suatu pernyataan sebagai hipotesa. Debat 

[ppiindia] Perkembagan Teknologi vs Regulasi ICT

2007-03-21 Terurut Topik toufan tambunan
Perkembangan Teknologi VS Regulasi ICT


Perkembangan teknologi secara global saat ini sangat pesat. Namun sayangnya
indonesia tidak sepenuhnya bisa mengikuti perkembangan itu. Selain karena
faktor keilmuan yang masih minim, ada juga masalah dukungan pemerintah lewat
aturan hukum yang tidak seiring sejalan dengan teknologi itu sendiri.
Sehingga penerapan teknologi mutakhir di Indonesia sering tidak up to date.

Dari pengertiannya regulasi itu sendiri, ternyata masih banyak pihak yang
berselisih. Yang sering dilakukan oleh pemerintah adalah menjadikan regulasi
berisi larangan-larangan yang seharusnya dilakukan setiap pelaku IT. Padahal
dari pandangan praktisi dan dunia industri, regulasi seharusnya mengatur,
bukan sekedar melarang, bagaimana penerapan teknologi dilakukan. Sedangkan
masyarakat umum, justru menjerit karena ternyata regulasi yang ada
seharusnya berorientasi untuk memperjelas kontribusi penerapan teknologi
bagi kesejahteraan masyarakat. Lalu bagaimana sebetulnya pengertian dari
regulasi itu sendiri ?

Dampak dari ketidakjelasan ini salah satunya adalah, permainan kepentingan
pihak tertentu. Kalau dari sudut pandang dunia industri pengaturan yang
diharapkan pasti menyangkut cakupan bisnis mereka. Termasuk bagaimana
persaingan dengan provider lainnya, dan bagaimana keuntungan bisa mereka
peroleh. Masyarakat tentunya menginginkan adanya kejelasan nasib mereka jika
teknologi diterapkan. Misalnya saja bagaimana pemerintah masih setengah hati
untuk menerapkan teknologi Voip, karena alasan berpengaruh negatif bagi
industri telekomunikasi yang lain. Padahal masalahnya ada pada biaya yang
murah, Voip jelas memiliki biaya lebih murah dibanding telepon yang umum
digunakan saat ini. Seharusnya regulasi yang dibuat bisa mengatur penerapan
teknologi Voip bagi telepon murah, agar masyarakat kelas bawah juga bisa
menikmati teknologi.

Regulasi ICT tenyata tidak semudah yang kita bayangkan. Banyak hal yang akan
berkaitan disana. Sampai dimana batasan ICT itu sendiri, masih sangat luas.
Kalau dulu kita bisa saja mengartikan pertukaran suara (voice), lewat media
tembaga. Tapi sekarang sudah semakin canggih. Tidak hanya suara, tapi disana
juga ada data, yang bisa berarti image, document, music  video, dan banyak
layanan lainnya. Dan tidak hanya itu, medianya pun sudah berkembang
menggunakan frekuensi. Bahkan teknologi ini bisa saja terintegrasi melalui
jaringan, perangkat lunak, phone, dan perangkat elektronik lainnya. Sehingga
pertanyaannya adalah bagian mana dari teknologi ini yang harus diatur dan
bagaimana cara mengaturnya ?

Perkembangan teknologi justru bisa terhambat karena tidak adanya regulasi.
Dan ini sudah kita rasakan ketika pembahasan RUU ITE (Informasi dan
Transaksi Elektronik) yang dilakukan pemerintah dan DPR semakin
berlarut-larut. Padahal RUU ITE itu sangat penting keberadaannya untuk
mengatur transaksi elektronik yang sering kita lakukan di Internet.
Akibatnya Indonesia masih tidak bisa mengakses e-commerce untuk transaksi
dunia, atau dengan kata lain kita belum bisa beli barang lewat internet.

Kondisinya saat ini, pemerintah selalu terlambat dalam melihat perkembangan
teknologi. Dan memiliki respon yang lambat untuk bisa membuat regulasinya.
Alasan SDM selalu menjadi kambing hitam permasalahan, walaupun saat ini
pembahasan regulasi terkadang telah melibatkan masyarakat IT. Tapi tetap
saja dengan pengetahuan yang minim dari SDM pemerintah tentang teknologi,
ditambah lagi pembahasan yang dilakukan selalu berlarut-larut. Belum lagi
para regulator terkesan mempolitisir aturan-aturan yang ada, demi
kepentingan politik atau bisnis.

Sekarang tinggal itikad baik dan komitmen dari semua pihak (termasuk
pemerintah) untuk mendukung perkembangan IT di tanah air. Tidak dilakukan
setengah hati seperti halnya yang dilakukan pemerintah untuk  IGOS(Indonesia
Go Open Source). Karena dengan begitu para pengembang teknologi pun akan
melakukan riset dan penengembangan dengan sepenuh hati. Tentunya demi
kemajuan bangsa, bukan pengusaha.


*) disampaikan saat seminar regulasi IT STT Telkom, dengan tema : Perkembangan
Teknologi vs Regulasi ICT


-- 
find me : http://topantambunan.blogspot.com/


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Lindungi Keluarga Perempuan anda dari Bahaya Kanker Leher Rahim dengan Test Yang Lebih Akurat

2007-03-21 Terurut Topik Tom Thio
Kanker Leher Rahim merupakan kanker nomor satu pada wanita, seringkali tanpa 
gejala!
Kanker ini sulit disembuhkan apabila ditemukan pada stadium lanjut, tetapi 
apabila ditemukan pada stadium dini, penderita dapat disembuhkan dengan tuntas 
dan sembuh sempurna.

Mengapa anda harus meminta Pemeriksaan Thin Prep Pap Test?
Karena Thin Prep Pap Test mampu meningkatkan ketelitian dan menghasilkan 
diagnosa yang akurat melebihi Pap Smear cara biasa dan dapat menghindari hasil 
negatif palsu yang sering ditemukan pada hasil Pap Smear cara biasa. Dengan 
demikian anda telah dapat menghindari diri dari menderita kanker leher rahim.

Apakah Thin Prep Test itu?
Thin Prep Pap Test adalah Pap smear cara baru, dimana getah leher rahim diambil 
seperti biasa dengan cytobrush, tetapi tidak langsung dibuat sediaan apus 
diatas kaca objek, melainkan dicelupkan atau direndam dalam botol kecil berisi 
cairan fiksasi/pengawet.Cara ini memastikan sel-sel yang terkumpul pada 
cytobrush lebih mudah dilepaskan ke dalam cairan pengawet dan dapat tertampung 
seluruhnya sehingga tidak ada sel yang hilang.
Pembuatan sediaan apus/slide diatas kaca objek dilakukan oleh mesin Thin Prep 
Proccessor di Laboratorium Sitologi.
Apakah Keunggulan Thin Prep Pap test?
Keunggulan teknologi baru mutakhir ini ternyata dapat meningkatkan ketelitian 
dan ketepatan diagnosa dalam mendeteksi sel prakanker dan sel kanker leher 
rahim sehingga dapat menghindari hasil negatif palsu yang sering terjadi pada 
hasil pemeriksaan Pap Smear cara konvensional. Dengan demikian hasil Thin Prep 
Pap Test sangat dapat dipercaya.
Thin Prep Pap Test adalah peningkatan kemampuan yang ampuh terhadap Pap Smear 
cara biasa yang pertama kali dilakukan sejak diperkenalkan 50 tahun yang lalu.

Adakah bukti bahwa Thin Prep Pap Test lebih efektif daripada Pap Smear cara 
biasa/konvensional?
Ada, penelitian dari berbagai sumber diselurh dunia membuktikan bahwa hasil 
Thin Prep Pap Test lebih akurat (tepat) daripada hasil PAP SMEAR cara biasa. 
Thin Prap Pap Test memang dikembangkan untuk mengatasi kendala dan hasil 
negatif palsu yang sering ditemukan pada hasil Pap Smear cara 
biasa/konvensional.
Bagaimana Thin Prep Pap Test dilaksanakan?
Pengambil apusan getah leher rahim (dokter/bidan) dengan lembut akan mengapus 
sekret/getah dari leher rahim anda tanpa rasa nyeri dengan alat cytobrush. 
Sekret yang didapat segera direndam atau dicelupkan kedalam botol berisi cairan 
pengawet dan kemudian sampel dalam botol itu dikirim ke Laboratorium Sitologi.

Kunjungi http://muliabrothers.com/FormulirDiscountThin.htm untuk mengisi 
formulir dan dapatkan special discount 10 % untuk melakukan pemeriksaan Thin 
Prep Pap Test.
For more info, you can contact JAKARTA PAPSMEAR CENTER 021-3905034/3928907 or 
[EMAIL PROTECTED]
Jl. Johar No. 1A - Menteng, Jakarta Pusat 10350
This thinprep is featured in 
http://indonesianbusinessconnection.com/2007/02/20/health-for-women/opportunities.htm/
   




[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] buat terus rumah mewah sebelum 2009

2007-03-21 Terurut Topik Otodidak
http://www.acehinstitute.org 
Teman saya, Saiful Mahdi, mengatakan ada orang luar
yang berpendapatan hampir setengah miliar. Teman-teman
lain yang saya temui langsung terperanjat, karena
mereka juga ingin pandapatannya dinaikkan.

Di Banda Aceh, persoalan pendapatan memang menjadi
masalah tersendiri. Kelas-kelas baru sudah bertambah
dalam dua tahun ini. Orang-orang sudah terbiasa dengan
gaji jutaan. Padahal dulu, sebelum tsunami, seorang
sarjana saja susah untuk mencari kerja yang
berpendapatan di atas sejuta. 

Jangan heran bila ada beberapa teman yang sedang
mempersiapkan rumah mewah di pinggiran kota, sebelum
pendapatannya habis di suatu tempat yang bertugas
menampung pendapat. Ya, sebelum 2009 itu. Dalam
kehidupan seorang manusia, fenomena ini masuk akal.
Yang tidak masuk akal adalah bila untuk menyiapkan itu
menampakkan perilaku yang kontradiksi.

...sepertinya kita harus mulai berkampanyekan kepada
orang-orang yang berpendapatan lebih, untuk
sering-seringlah mengemukakan pendapat. Ini sangat
penting dilakukan, karena kekurangan pendapatan di
2009 nanti, bisa diantisipasi dengan masih bagusnya
pendapat.

Kolom Gampong web Aceh Institute hari ini.. GAJI
lengkapnya klik http://www.acehinstitute.org 


 

We won't tell. Get more on shows you hate to love 
(and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list.
http://tv.yahoo.com/collections/265 


[ppiindia] Obrolan Santai Bersama Hernowo di Hardim

2007-03-21 Terurut Topik Klub Penulisan Hardim
Klub Penulisan Hardim akan mengadakan kegiatan Obrolan Santai
bertema Menuliskan Gagasan, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?
bersama Hernowo (Direktur Mizan Learning Center/Penulis 24 buku)
pada Sabtu, 31 Maret 2007 pukul 10.00 – 12.00 WIB di Sekretariat
Klub Penulisan Hardim, Gedung Alumni Jl. Singaperbangsa No. 1
Bandung. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya,
namun karena tempat terbatas maka jumlah peserta dibatasi maksimal
30 orang. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat menghubungi (022)
70376876 dan (022) 70137250 atau kunjungi www.hardim.or.id. *






[ppiindia] Hak Dan Kewajiban Suami Isteri Menurut Syari’at Islam Yang Mulia

2007-03-21 Terurut Topik anNajiyah . notLong . com
Assalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh

Berikut saya copy-kan sebuah artikel menarik.
Semoga bermanfaat  menambah ilmu bagi kita semua.

Wassalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh
Haryo Prabowo
-- 
visit my page(s) ::
http://anNajiyah.notLong.com http://annajiyah.notlong.com/ (download up to
250 KB/s)
--~--~-~--~~~---~--~~
If this email marked as spam / bulk / junk / mass, please re-mark it as NOT.
Avoid wrong detection by adding sender's email address into your address
book.
--~--~-~--~~~---~--~~

*Hak Dan Kewajiban Suami Isteri Menurut Syari'at Islam Yang Mulia*
Selasa, 20 Maret 2007 10:55:20 WIB
Kategori : Keluarga
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=morearticle_id=2080

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI MENURUT SYARI'AT ISLAM YANG MULIA


Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas


Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam senantiasa menganjurkan kaum muda
untuk menyegerakan me-nikah sehingga mereka tidak berkubang dalam
kemak-siatan, menuruti hawa nafsu dan syahwatnya. Karena, banyak sekali
keburukan akibat menunda pernikahan. Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam
bersabda:

Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah,
maka menikahlah! Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih
membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka
hendaklah ia shaum (puasa) karena shaum itu dapat memben-tengi dirinya.[1]

Anjuran Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam untuk segera menikah
mengandung berbagai manfaat, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama, di
antaranya:

[1]. Melaksanakan Perintah Allah Ta'ala.
[2]. Melaksanakan Dan Menghidupkan Sunnah Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa
Sallam.
[3]. Dapat Menundukkan Pandangan.
[4]. Menjaga Kehormatan Laki-Laki Dan Perempuan.
[5]. Terpelihara Kemaluan Dari Beragam Maksiat.

Dengan menikah, seseorang akan terpelihara dari perbuatan jelek dan hina,
seperti zina, kumpul kebo, dan lainnya. Dengan terpelihara diri dari
berbagai macam perbuatan keji, maka hal ini adalah salah satu sebab
dijaminnya ia untuk masuk ke dalam Surga.

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Artinya : Barangsiapa yang menjaga apa yang ada di antara dua bibir
(lisan)nya dan di antara dua paha (ke-maluan)nya, aku akan jamin ia masuk ke
dalam Surga. [2]

[6]. Ia Juga Akan Termasuk Di Antara Orang-Orang Yang Ditolong Oleh Allah.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang tiga golongan
yang ditolong oleh Allah, yaitu orang yang menikah untuk memelihara dirinya
dan pandangannya, orang yang berjihad di jalan Allah, dan seorang budak yang
ingin melunasi hutangnya (menebus dirinya) agar merdeka (tidak menjadi budak
lagi). Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Artinya : Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan Allah:
(1) mujahid fi sabilillah, (2) budak yang menebus dirinya agar merdeka, dan
(3) orang yang menikah karena ingin memelihara kehor-matannya. [3]

[7]. Dengan Menikah, Seseorang Akan Menuai Ganjaran Yang Banyak.
Bahkan, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bahwa
seseorang yang bersetubuh dengan isterinya akan mendapatkan ganjaran. Beliau
bersabda,

Artinya : ... dan pada persetubuhan salah seorang dari kalian adalah
shadaqah... [4]

[8]. Mendatangkan Ketenangan Dalam Hidupnya
Yaitu dengan terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
Sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla:

Artinya : Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. [Ar-Ruum : 21]

Seseorang yang berlimpah harta belum tentu merasa tenang dan bahagia dalam
kehidupannya, terlebih jika ia belum menikah atau justru melakukan pergaulan
di luar pernikahan yang sah. Kehidupannya akan dihantui oleh kegelisahan.
Dia juga tidak akan mengalami mawaddah dan cinta yang sebenarnya,
sebagaimana yang diisyaratkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam:

Artinya : Tidak pernah terlihat dua orang yang saling mencintai seperti
(yang terlihat dalam) pernikahan. [5]

Cinta yang dibungkus dengan pacaran, pada hakikatnya hanyalah nafsu syahwat
belaka, bukan kasih sayang yang sesungguhnya, bukan rasa cinta yang
sebenarnya, dan dia tidak akan mengalami ketenangan karena dia berada dalam
perbuatan dosa dan laknat Allah. Terlebih lagi jika mereka hidup berduaan
tanpa ikatan pernikahan yang sah. Mereka akan terjerumus dalam lembah
perzinaan yang menghinakan mereka di dunia dan akhirat.

Berduaan antara dua insan yang berlainan jenis merupakan perbuatan yang
terlarang dan hukumnya haram dalam Islam, kecuali antara suami dengan isteri
atau dengan mahramnya. Sebagaimana sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa
sallam:

Artinya : angan sekali-kali seorang 

[ppiindia] Rumah Tangga Yang Ideal

2007-03-21 Terurut Topik anNajiyah . notLong . com
Assalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh

Berikut saya copy-kan sebuah artikel menarik.
Semoga bermanfaat  menambah ilmu bagi kita semua.

Wassalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh
Haryo Prabowo
-- 
visit my page(s) ::
http://anNajiyah.notLong.com http://annajiyah.notlong.com/ (download up to
250 KB/s)
--~--~-~--~~~---~--~~
If this email marked as spam / bulk / junk / mass, please re-mark it as NOT.
Avoid wrong detection by adding sender's email address into your address
book.
--~--~-~--~~~---~--~~

*Rumah Tangga Yang Ideal*
Senin, 19 Maret 2007 11:01:55 WIB
Kategori : Keluarga
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=morearticle_id=2079

RUMAH TANGGA YANG IDEAL


Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas



Menurut ajaran Islam, rumah tangga yang ideal adalah rumah tangga yang
diliputi sakinah (ketentraman jiwa), mawaddah (rasa cinta) dan rahmah (kasih
sayang). Allah Ta'ala berfirman.

Artinya : Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)Nya ialah Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. [Ar-Ruum : 21]

Dalam rumah tangga yang Islami, seorang suami atau isteri harus saling
memahami kekurangan dan kelebihannya, serta harus tahu pula hak dan
kewajiban serta memahami tugas dan fungsinya masing-masing, serta
melaksanakan tugasnya itu dengan penuh tanggung jawab, ikhlas serta
mengharapkan ganjaran dan ridha dari Allah Ta'ala.

Sehingga, upaya untuk mewujudkan pernikahan dan rumah tangga yang mendapat
keridhaan Allah 'Azza wa Jalla dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi,
mengingat kondisi manusia yang tidak bisa lepas dari kelemahan dan
kekurangan, sementara ujian dan cobaan selalu mengiringi kehidupan manusia,
maka tidak jarang pasangan yang sedianya hidup tenang, tenteram dan bahagia
mendadak dilanda kemelut perselisihan dan percekcokan.

Apabila terjadi perselisihan dalam rumah tangga, maka harus ada upaya ishlah
(mendamaikan). Yang harus dilakukan pertama kali oleh suami dan isteri
adalah lebih dahulu saling intropeksi, menyadari kesalahan masing-masing,
dan saling memaafkan, serta memohon kepada Allah agar disatukan hati,
dimudahkan urusan dalam ketaatan kepadaNya, dan diberikan kedamaian dalam
rumah tangganya. Jika cara tersebut gagal, maka harus ada juru damai dari
pihak keluarga suami maupun isteri untuk mendamaikan keduanya. Mudah-mudahan
Allah memberikan taufiq kepada pasangan suami isteri tersebut.

Apabila sudah diupayakan untuk damai sebagaimana yang disebutkan dalam
Al-Qur'an, surat An-Nisaa' ayat 34-35, tetapi masih juga gagal, maka Islam
memberikan jalan terakhir, yaitu perceraian.

Syaikh Musthafa Al-'Adawi berkata, Apabila masalah antara suami isteri
semakin memanas, hendaklah keduanya saling memperbaiki urusan keduanya,
berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk, dan meredam perselisihan
antara keduanya, serta mengunci rapat-rapat setiap pintu perselisihan dan
jangan menceritakannya kepada orang lain.

Apabila suami marah sementara isteri ikut emosi, hendaklah keduanya
berlindung kepada Allah, berwudhu' dan shalat dua raka'at. Apabila keduanya
sedang berdiri, hendaklah duduk; apabila keduanya sedang duduk, hendaklah
berbaring, atau hendaklah salah seorang dari keduanya mencium, merangkul,
dan menyatakan alasan kepada yang lainnya. Apabila salah seorang berbuat
salah, hendaknya yang lainnya segera memaafkannya karena mengharapkan wajah
Allah semata. [1]

Di tempat lain beliau berkata, Sedangkan berdamai adalah lebih baik,
sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta'ala. Berdamai lebih baik bagi
keduanya daripada berpisah dan bercerai. Berdamai lebih baik bagi anak
daripada mereka terbengkalai (tidak terurus). Berdamai lebih baik daripada
bercerai. Perceraian adalah rayuan iblis dan termasuk perbuatan Harut dan
Marut.

Allah Ta'ala berfirman.
Artinya : Maka mereka mempelajari dari keduanya (Harut dan Marut) apa yang
(dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka tidak
dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah.
[Al-Baqarah : 102]

Di dalam Shahiih Muslim dari Shahabat Jabir bin 'Abdillah Radhiyallaahu
'anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
'Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas lautan. Kemu-dian ia
mengirimkan balatentaranya. Tentara yang paling dekat kedudukannya dengan
iblis adalah yang menimbulkan fitnah paling besar kepada manusia. Seorang
dari mereka datang dan berkata, 'Aku telah lakukan ini dan itu.' Iblis
menjawab, 'Engkau belum melakukan apa-apa.'' Nabi shallallaahu 'alaihi wa
sallam melanjutkan, 'Lalu datanglah seorang dari mereka dan berkata,
'Tidaklah aku meninggalkannya sehingga aku telah berhasil memisahkan ia
(suami) dan isterinya.'' Beliau melanjutkan, 'Lalu iblis 

[ppiindia] Artikel: Perlu Dekriminalisasi di Perbankan

2007-03-21 Terurut Topik Sulistiono Kertawacana




Ada sedikit revisi (warna biru) karena pengeditan Sinar Harapan ada yang kurang 
tepat dan dapat salah tafsir.



http://www.sinarharapan.co.id/berita/0703/21/opi01.html

Perlu Dekriminalisasi di Perbankan   



Oleh
Sulistiono Kertawacana *



Imbas pemberantasan korupsi di sektor perbankan bak buah simalakama. Tidak 
diberantas akan menyebabkan perbankan kotor yang dapat mengganggu ekonomi 
nasional. Namun, dengan model pemberantasan yang diskriminatif menyebabkan bank 
BUMN/BUMD ketakutan dalam menyalurkan kredit karena ancaman dijadikan tersangka 
jika kreditnya kelak macet. 
Kita bergembira jika akibat perang melawan korupsi membuat ciut nyali para 
direksi perbankan yang punya niatan jahat. Namun, jika yang timbul ketakutan 
direksi bank BUMN/BUMD yang berniat menyalurkan kredit, tentu tidak 
dikehendaki. Jika tugas perbankan sebagai mediasi antara dana nasabah yang 
disimpan dan debitor yang berniat menjalankan usaha/membiayai proyek 
tersendat-sendat, perkembangan sektor riil juga akan terganggu. 
Kekhawatiran yang dialami direksi BUMN/BUMD dalam menyalurkan kedit, tampaknya 
tidak dialami direksi bank swasta. Sebabnya, hanya kredit macet di bank 
BUMN/BUMD yang dapat menyeret direksi/komisarisnya menjadi tersangka korupsi, 
tidak demikian untuk direksi/komisaris bank swasta. Bisa jadi kesulitan 
pembayaran kredit bank BUMN/BUMD terjadi karena risiko bisnis yang ditanggung 
debitornya. Untuk ini, bisanya ada jaminan yang bisa disita oleh bank.
Diksriminasi ini bersumber dari penjelasan umum paragraf ke-4 huruf b UU 
No.31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No.20/2001 tentang Pemberantasan 
Tindak Pidana Korupsi (UU PTPK) yang mendefinsikan keuangan negara adalah 
seluruh kekayaan negara dalam bentuk apa pun, yang dipisahkan atau yang tidak 
dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak 
dan kewajiban yang timbul karena (di antaranya-pen) berada dalam penguasaan, 
pengurusan, dan pertanggung-jawaban BUMN/BUMD. 

Dulu Ditindak karena BLBI
UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara mengategorikan (Pasal 2 huruf g) keuangan 
negara termasuk juga (di antaranya-pen) kekayaan negara/kekayaan daerah yang 
dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, 
barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan 
yang dipisahkan pada perusahan negara/perusahaan daerah.
Berdasarkan data laporan keuangan publikasi Bank Indonesia, komposisi non 
performing loan (NPL, kredit bermasalah) per September 2005, persentase 
terbesar di bank BUMN yakni senilai Rp 39,1 triliun. Bank non-BUMN sebesar 26,9 
persen atau senilai Rp 15,2 triliun. 
Dari 73,1 persen NPL yang terjadi di bank BUMN, tercatat Bank Mandiri memberi 
kontribusi 64,2 persen, Bank Negara Indonesia sebesar 23,67 persen, Bank Rakyat 
Indonesia 9,7 persen dan Bank Tabungan Negara 2,03 persen.
Bisa jadi ada kalangan yang berpendapat, dengan ancaman pidana yang berat saja, 
pengelola bank BUMN masih buruk, apalagi jika dihilangkan. Namun hakikatnya 
tidak sepenuhnya tepat. Pemerintah menghendaki semua bank (swasta dan 
BUMN/BUMD) sehat. Pengalaman 1997 membuktikan, krisis yang dialami bank swasta 
getahnya toh kena ke pemerintah juga. Pertimbangannya adalah menjaga 
kepercayaan terhadap lembaga perbankan umumnya. 
Jika tidak cepat tanggap pemerintah menalanginya, sangat mungkin keresahan 
nasabah bank akan menimbulkan kerusuhan massal. Dengan pertimbangan demikian, 
sesungguhnya tidak relevan jika perumusan deliknya diskriminatif. 
Terseretnya direksi/komisaris/pemegang saham bank swasta dalam tindak pidana 
korupsi dalam krisis perbankan 1997 bukan merupakan bukti tidak 
diskriminatifnya ancaman pidana. Mereka dijadikan tersangka korupsi karena 
dugaan penyalahgunaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia dan/atau obligasi 
negara sebagai talangan pemerintah untuk mengatasi krisis perbankan. Pemerintah 
dan masyarakat sangat berkepentingan menjaga agar sektor perbankan (BUMN/BUMD 
dan swasta) dapat tumbuh sehat. Oleh karenanya, ganjaran terhadap siapa pun 
yang merusak sektor perbankan harus sama beratnya.
Sebaiknya dihapuskannya ancaman terhadap perbuatan korupsi bagi bank BUMN/BUMD 
disertai pula revisi UU Perbankan. Sanksi bagi pelanggarnya harus lebih berat 
dan kriterianya tindak pidana perbankan lebih detail dan jelas. 
Jangan lagi ada diskriminasi bank BUMN/BUMD dan swasta dalam hal sanksi atas 
pelanggaran hukumnya. Demi menghilangkan ketakutan yang tidak pada tempatnya 
para direksi bank BUMN/BUMD, perlu dilakukan dekriminalisasi (penghapusan 
tindak pidana) di bank BUMN/BUMD. Logikanya ketika institusi negara menjalankan 
usaha yang masuk dalam wilayah korporasi, maka hukum yang berlaku pun sama. 

Dekriminalisasi 
Bagaimana pun kita tidak menghendaki penyalahgunaan dana perbankan BUMN/BUMD. 
Karenanya, untuk melindungi dana masyarakat dan kepercayaan publik, diperlukan 
perubahan UU No.7/1992 sebagaimana diubah dengan UU No.10/1998 tentang 
Perbankan (UU Perbankan). 

[ppiindia] Fwd: SANG GURU

2007-03-21 Terurut Topik karyo toro


Note: forwarded message attached.
 
-
Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Re: Wacana S-1 Bisa Jadi Bumerang

2007-03-21 Terurut Topik IrwanK
Dear MasPri,

Kutipan dari saya koq yang ini sih? Piye bos.. :-|

Quote:
..
3. Irwan.K
a. (Ada) yang sekolah sampai , tapi kelakukannya begini begitu (jelek
deh pokoknya).
b. Ada yang gak sekolah 'formal' tapi lebih peka dan kemampuannya di atas
doktor dsb
(bagus bgt deh pokoknya).
c. Yang gak suka/milih tokoh dengan kriteria b, termasuk orang yang haus
kuasa dan
aura negative, pikiran/nafsu liarnya masih jalan..
..

Apa komentar saya sebelumnya masih kurang jelas, bos? Itu kan saya sedang
coba
ikuti dulu logika sebelumnya.. komentar saya sendiri bukan itu.. :-)

Ini sedikit tambahan dari senior saya.. Saya bacanya miris.. sedih
sekali.. :-(
Singkat padat menyentil.. perih.. tapi emang benar..

Intinya, pemimpin (diakui/tidak) adalah gambaran umum dari yang
dipimpinnya..
Yang dipimpin doyan mabokbeler, mana mau milih pemberantas miras dan
narkoba..
Yang dipimpin punya harta banyak dari hasil jual (dan ngegarong) negara, apa
iya
mau pilih mereka yang mau beresin negara untuk kepentingan publik luas..
:-(((

..
memang realitas-nya tingkat pendidikan di Indonesia
belum ngaruh.

dan itu manifestasi kehidupan bangsa yang memang tidak
berpendidikan... ^#$^#*%*#%*

padahal pendidikan itu merupakan wahana keluar dari
keterkungkungan wawasan yang sempit.

Rasulullah pun menyarankan kita untuk belajar sampai
ke negeri Cina.

thanks
..

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

On 21 Mar 2007 20:20:47 -0700, bro_ando23 [EMAIL PROTECTED] wrote:

   ini dari beberapa pendapat yang ada :

 1. Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Menurut sy yg penting track record ,, misalnya pernah jd gubernur
 sukses.. atau jd presiden sukses... lalu ya lihat visi kedepannya...

 2. Kembali ke Bill Gates, di Indonesia, saya punya rekan
 yang tidak lulus kuliah SD tetapi mempunyai kaliber
 melebihi PHD, dan sekarang adalah owner beberapa
 pabrik. Memang pendidikan tidak bisa dijadikan
 patokan. Tetapi, supaya tidak membeli kucing dalam karung, apa tidak
 sebaiknya `pemaparan Visi'  `debat publik' antar calon dibakukan saja
 dalam UU.

 Salam,
 Johny

 3. Irwan.K
 a. (Ada) yang sekolah sampai , tapi kelakukannya begini begitu
 (jelek deh pokoknya).
 b. Ada yang gak sekolah 'formal' tapi lebih peka dan kemampuannya di
 atas doktor dsb (bagus bgt deh pokoknya).
 c. Yang gak suka/milih tokoh dengan kriteria b, termasuk orang yang
 haus kuasa dan aura negative, pikiran/nafsu liarnya masih jalan..

 4. ade zuchri
 kalau saya sih menanggap gelar atau titel itu gak
  penting-penting banget, kenapa kita nggak mencoba
  alamiah saja, kalau memang di Indonesia ini ada yang
  pinter, cerdas, berperilaku yang baik dan mampu
  membawa Indonesia ke dunia yang lebih beradab
  ternyata dia sama sekali gak sekolahan, gimana?.

 5. Bambang Soetedjo

 Seorang pemimpin harus dinilai dari karakter dan cara memimpin
 dan bukan dari permainan politik dan sok membela rakyat.

 6.Edy P
  Sekarang, ketika LSI mengeluarkan hasil survey-nya
  dan memperlihatkan bahwa PDI-P kembali menguat
  posisinya di mata masyarakat (penjawab pertanyaan
  survey tentunya) dan bertengger di posisi paling
  atas lalu muncul wacana DPR atau Presiden minimal
  harus S-1.

 7. Maspri
 Syarat S-1 itu CUMA SALAH SATU SYARAT koq.
 Lha Syarat punya kemampuan LEADERSHIP ya wajib juga dong.
 Masa mau dicari S-1 yg nggak punya jiwa pemimpin? Ya nggak ada
 gunanya kita punya penduduk 200an juta kalo gitu.

 Kalo jaman pak Harto atau pak SBY muda, dimana sedikit orang bisa
 meraih S-1, atau LEADERSHIP orang dibentuk oleh perjuangan
 kemerdekaan secara nyata, ya nggak apa2. Lha sekarang kan jamannya
 laen.

 Syarat itu untuk memudahkan dan mempertanggungjawabkan pilihan
 misalnya :
 Ada 10 calon terseleksi, yg SEMUANYA punya LEADERSHIP bagus. Mana yg
 kita pilih, yg S-1 atau yg lulusan SD??

 dari 7 pendapat diatas..

 saya hanya mau mengingatkan... negara ini punya sistem pendidikan yah
 bu/pak.. kalu terus komentar bilang S-1 ini itu ngak berbobot
 (seolah-olah) dan kemudian menyinggung soal ada pengusaha ini-itu
 a..b..c...d...e jadi capek deh.. (yang saya memang salut dengan orang
 demikian)

 kalu gitu memang ada pikiran ngak perlu sekolah.. kan ndak toh? hari
 gini.. ngak tamat SMA.. itu masalah..
 harigini leader.. ngak tamat S-1 kemana aja dia.. tidur siang.. ngak
 ada duit... apa alasannya..

 kalu pengusaha.. itu memang dia concern di bisnis. sakin sibuknya dia
 mungkin tidak ada waktu.. tapi lucunya mereka kasih standar pegawainya
 S-1.. itu lelucon atau bukan.. mana saya tahu

 bayangkan salesman aja D-1.. masa presiden SMA.. mimpi apa kita...
 saya ini tidak merendahkan.. tapi tolonglah.. hargai jugalah capek2
 kita teriak2 20% pendidikan dari APBN.. eh kita malah sudah pasang
 pistol pesimistis dengan bilang SMA aja cukup... sayang betul dan
 kontradiktif betul...

 dan dibalik kelemahan sistem pendidikan kita.. sesungguhnya Leadership
 itu diajarkan kok.. jadi apa kemudian S-1 ngak punya leadership...
 kan tidak juga..

 belum lagi logika paling simpel