[ppiindia] rehat : apa hidup ?

2010-06-30 Terurut Topik anton john hartomo
Quantum Jazz Biology
When the be-close-in-the-heart  one of the figures of THIS 21 ERA SCIENTIST 
Mey-Hwa
Ho tells about herself and about her pioneering work in understanding life…..

Question : Please tell us a little bit about your background and schooling.

Ho: I was born in Hong Kong; started
school in Chinese and then transferred to  an English school for girls, run by 
Italian
nuns. I got exposed to serious  Western
ideas late-ish in life, when I was about 10 or 11 years old. I was quite  good 
in school, and the nuns let me do
whatever I liked; didn’t have to listen if I got bored. So I escaped the worst
of reductionist Western education because ideas that didn’t fit just rolled off
my back. I guess that explains why I’m always at odds with whatever the 
conventional
theory is in every single field that I go into.

I was in the convent school until I entered Hong Kong University to read
biology and then biochemistry as a PhD. Again, I learned almost nothing useful
during that time. Maybe I exaggerate: I learned, by myself, of things I liked
to learn about. After I finished university, I got a postdoctoral fellowship,
and began to change fields because I didn’t like the kind of research I was
doing. I began 
to revolt against neo-Darwinism and
the reductionistway of looking at things in bits.

I had gone into biochemistry for my Ph.D. because of something I heard from one 
 of the professors who quoted Albert St. Györgyi - the father of 
biochemistry—that
life was interposed between two energy levels of an electron. I thought that
was sheer poetry. That made me want to know, “what is life?” 

So I went into biochemistry thinking I would find the answer there. But it was 
very dull because biochemistry
then was about cutting up and grinding up everything, separating, purifying.
Nothing to tell you about what life is about.

Biology as a whole was studying dead,
pinned specimens. There was nothing that answered the question, what is 
biological organization? What
makes organisms tick? What is being alive? I especially detested neo-Darwinism 
because it was the most mind-numbing
theory that purports to explain anything and everything by “selective
advantage”, competition and selective advantage. 

I spent a lot of time criticizing neo-Darwinism until I got bored. What 
neo-Darwinism
leaves out is the whole of chemistry, physics, and mathematics, all science in
fact. You don’t even need any physiology or developmental biology if everything
can be explained in terms of selective advantage and a gene for any and every
character, real or imaginary.

Finally, I met some remarkable people and learned a lot from them, and 
completely
changed my field of research to try and answer that haunting question, “what is 
life?” I wrote a book on
the ‘physics of organisms’, not
‘biophysics’, which is largely about the structure of dead biological materials
and physical methods used in characterizing them. The physics of organisms is 
about
living organization, quantum coherence and other important concepts.

Question : Did you change fields during your schooling or afterward?

Ho: It was after my schooling; almost a
complete break with my previous training. In the first year of university, we
had to do everything. We had to do all sorts of chemistry, including
thermodynamics. Thermodynamics was the first class in the morning. It was a
huge class. I always arrived late. The lecturer spoke very quickly, very
quietly, wrote on the board with one hand and rubbed off with the other. So I
understood nothing at all.

I had to relearn all the thermodynamics, but that came later. The first person 
who
started to influence me was Fritz Popp,
a quantum physicist studying light emission from living organisms. When I first
met him, I didn’t understand a single word of what he was saying, but he
mentioned something called quantum coherence.
I had a feeling it was very important, and I decided to find out as much as 
possible
about it.

Question: Who were some of your other influences?

Ho: The second person whose work
influenced me most was Herbert
Fröhlich. Fröhlich was a solid-state physicist. He was very interested
in why organisms are, among other things, so sensitive to electromagnetic
fields and microwaves of very low intensity, very weak fields, such as those
from high tension power lines and mobile phones.  He had a theory of ‘coherent 
excitations’ that
was related to the theory of quantum coherence because he treated the organism 
almost
like a solid-state system.

Read the rest of this interview 

Send me email if you want to
know more about her! Quick, quick, quick…!


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Mengintip Produk Indonesia Yang Mendunia

2010-06-30 Terurut Topik johnoei



Mengintip Proudk Indonesia Yang Mendunia

Kata siapa produk Indonesia tidak bisa menembus pasardunia? Meski persaingan 
dunia begitu ketat, rupanya masih ada sejumlah produk Indonesiadi antara 
menterengnya merek-merek dunia.

Untuk artikel selengkapnya klik http://www.KabariNews.com/?35109





[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Orang Asia, Kegemukan dan Kanker

2010-06-30 Terurut Topik sunny
Refleksi: Hidup senang membuat orang kegemukan, dan karena semua keperluan 
hidup sehari-hari tersedia atau mudah diperoleh, jadi kurang gerak. Orang 
miskin susah  hidup mempunyai badan kurus dan lagi sering sakit-sakitan. Sesuai 
Biro Statistik di NKRI ada 40 juta orang miskin, mengingat berbagai kesulitan 
hidup maka angka 40 juta direndahkan, angka sebenarnya lebih tinggi. 

Kalau dari segi kegemukan di Indonesia, tidak sulit untuk mengambil kesimpulan, 
bahawa yang kegemukan ialah para petinggi negera di semua tingkat dalpankan 
pekerjaan, dari yang rendah sampai ke puncak kekuasaan, begitupun petinggi 
agama pun gemuk, jadi mereka merupakan dua sejoli. Mereka bukan saja gemuk 
badan tetapi juga juga berdompet gemuk, sebaliknya yang kurus-kurus ialah 
rakyat dan tentunya juga dompet mereka sesuai dengan besarnya badan. 
hehehehehe. Apakah temuan Anda juga demikian seperti itu?

http://antaranews.com/berita/1277866637/orang-asia-kegemukan-dan-kanker

Orang Asia, Kegemukan dan Kanker
Rabu, 30 Juni 2010 09:57 WIB | Peristiwa | Kesehatan | 
Hong Kong (ANTARA News) - Orang Asia yang kelebihan berat badan atau kegemukan 
lebih mungkin untuk meninggal akibat kanker dibandingkan dengan orang yang 
memiliki berat normal, demikian hasil satu studi besar di Asia.

Kegemukan dianggap sebagai salah satu faktor risiko serangan kanker tertentu di 
Barat, tapi setakat ini belum jelas apakah penyakit itu menimbulkan risiko yang 
sama bagi orang Asia, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Para peneliti memantau 401.215 orang di China, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea 
Selatan, Singapura, Thailand, Australia dan Selandia Baru selama empat tahun.

Dibandingkan dengan orang yang memiliki berat normal, para peserta studi 
tersebut yang kegemukan menghadapi kemungkinan 21 persen lebih besar untuk 
meninggal akibat kanker, sementara mereka yang kelebihan berat badan menghadapi 
kemungkinan enam persen lebih tinggi, demikian temuan studi tersebut.

Para peneliti itu mendapati peserta yang kegemukan sangat rentan terhadap 
kanker usus, dubur, payudara, indung telur, cervix, prostat dan leukemia.

Orang yang kelebihan berat dan kegemukan pada masyarakat di seluruh wilayah 
Asia-Pasifik memiliki risiko mencolok untuk meninggal akibat kanker, tulis 
para peneliti tersebut di dalam dokumen yang diterbitkan di The Lancet 
Oncology, Rabu.

Berbagai strategi baru sangat diperlukan untuk menangani wabah kegemukan di 
Asia guna mencegah peningkatan lebih lanjut beban kanker di wilayah ini, kata 
kelompok peneliti itu --yang dipimpin oleh Christine Parr di University of Oslo 
di Norwegia.

Telah terjadi peningkatan pesat jumlah orang yang kegemukan di banyak negara 
Asia dalam beberapa dasawarsa belakangan, yang dipicu oleh kemakmuran 
pertumbuhan dan perpindahan orang dari pinggiran ke kota besar, tempat mereka 
menjadi kurang gerak dan memakan makanan yang lebih banyak mengandung lemak.

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Balita Pendek Terbanyak di India, Indonesia Kelima

2010-06-30 Terurut Topik sunny
Refleksi :  Dikatakan dalam berita bahwa orang Jepang dulu lebih pendek dari 
Indonesia, tetapi sekarang sekarang ternyata orang Indonesia lebih pendek dari 
orang Jepang. Bagaimana dengan hasil kemerdekaan yang dicpai bisa dilihat pada 
tinggi badan sebagai salah satu indikator. Untuk perbandingan tinggi badan 
antara orang Indonesia dan Jepang, tertera seperti berikut :
Indonesia
Laki-laki 1.580 m  
Wanita1.470 m ( Self-reported 1997 [28] 
Japan  1.715 m  1.580 m (5 Measured 2006

http://antaranews.com/berita/1277281676/balita-pendek-terbanyak-di-india-indonesia-kelima

Balita Pendek Terbanyak di India, Indonesia Kelima
Rabu, 23 Juni 2010 15:27 WIB | Peristiwa | Kesehatan | 
Jakarta (ANTARA News) - Diantara balita bertinggi badan dibawah rata-rata di 
dunia, terbanyak ada di India, sedangkan Indonesia menempati urutan kelima 
diantara negara-negara berjumlah balita pendek terbesar.

Dari 12 juta anak balita di Indonesia, 38,6 persennya atau sekitar lima juta 
balita memiliki tinggi badan dibawah rata-rata tinggi badan balita dunia, kata 
Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Soekirman PhD di 
Jakarta, Rabu.

Usai presentasi sebagai peraih hibah riset berjuluk Research Grant Winner 2008 
Indonesia Danone Institute, Soekirman mengatakan bahwa dari laporan organisasi 
kesehatan dunia (WHO) tersebut menunjukkan adanya kondisi kekurangan gizi 
kronis pada anak-anak Indonesia.

Kekurangan gizi, terutama zat zinc atau seng yang banyak terdapat pada protein 
hewani itu dimulai sejak janin di kandungan ibu, atau sejak kelahiran sampai 
bayi berusia dua tahun.

Soekirman membantah jika tidak sesuainya tinggi badan anak dengan standar usia 
(stunted) disebabkan karena faktor keturunan (genetika).

Dulu kita tahunya penjajah Jepang itu pendek-pendek, lebih pendek dari orang 
Jawa. Tapi sekarang mereka tinggi-tinggi, sudah jarang sekali yang pendek. Itu 
disebabkan makanan bergizi yang mereka makan serta faktor lainnya yakni 
kebersihan lingkungan, katanya.

Penelitian oleh UNICEF menunjukkan hampir sepertiga anak-anak dibawah usia lima 
tahun di negara-negara berkembang memiliki tubuh pendek. India adalah juaranya, 
jumlahnya mencapai 61 juta anak, artinya, tiga dari 10 anak pendek di dunia 
berasal dari India.

Selain itu, hasil penelitian pada lima negara berkembang yaitu Ghana, Tanzania, 
Indonesia, Vietnam, dan India juga menyatakan prevalensi gangguan pertumbuhan 
pada anak usia sekolah sangat tinggi yaitu berkisar antara 48-56 persen.

Pertumbuhan anak balita tak sesuai umur, menurutnya, juga terkait dengan 
rendahnya tingkat kecerdasan anak. UNICEF menyebut, anak yang sangat pendek 
punya rata-rata IQ 11 poin lebih rendah dibandingkan rata-rata anak dengan 
tinggi normal sesuai usianya. 

(D009/S026)

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] rehat : Kaji ulang JATIDIRI INDONESIA

2010-06-30 Terurut Topik anton john hartomo
RENUNGAN VII. DAUR ULANG SEJARAH
Share
SriwidadaPutuGedheWijaya
 Saturday, June 26, 2010 at
2:11pm
PENGANTAR

Ada sebagian orang berpendapat bahwa mempelajari sejarah adalah omong kosong.
History is bunk. Sedangkan Bung Karno menandaskan Jangan
sekali – kali meninggalkan sejarah atau yang sering disebut dengan
JASMERAH. Bahkan beliau tandaskan bahwa : “Karena dari mempelajari
sejarah orang bisa menemukan hukum, hukum yang menguasai kehidupan manusia.
Salah satu hukum itu ialah bahwa : Tidak ada satu bangsa yang besar dan
malmur zonder kerja. Terbukti dalam sejarah segala zaman, bahwa kebesaran
bangsa  kemakmuran tidak pernah jatuh gratis dari langit. Kebesaran bangsa
 kemakmuran selalu 'kristalisasi' keringat. Ini adalah hokum, yang kita
temukan dari mempelajari sejarah. Bangsa Indonesia, tariklah moral dati hukum
ini  !
Lao Tse, orang suci Cina, menyatakan :”Dengan memahami masa lalu, engkau akan
menguasai masa depan” (Nasr.1984).

Memang benar bahwa dengan mempelajari dan melihat masa lalu, kita dapat
menjalani masa kini dan hasil saat ini dapat menetukan untuk hari esok,
walaupun dalam kasanah kearifan budaya local dikenal dengan adanya Cakra
– manggilingan.
Apakah esok akan menjadi kemarin ?. Tidak ! Karena besok adalah kepanjangan
hari ini, akan tetapi tanpa mempelajari kemarin dan hari ini maka esok akn sia
–sia saja seperti kemarin!

Teramat sayang bahwa bangsa ini ingkar atas wasiat tersebut sehingga sejarah
Indonesia ini tidak menunjukkan suatu kesinambungan. Satu masa dihapus dan
digantikan secara total dengan suatu yang baru. Naifnya yang baru hanya dibuat
untuk membedakannya dengan yang lama. Maka tidaklah keliru bila Soebadio
Sastrosatomo dalam salah satu bukunya yang brjudul Era Baru Pemimpin
Baru. Soebadio menolak rekayasa rezim Orde Baru menyatakan bahwa
Seolah – olah sejarah Indonesia itu baru ada semenjak lahirnya rezim Oede
Baru.

Seiring peringatan seabad Kebangkitan Nasional, satu dasawarsa kebangkrutan
nasional  rezim Reformasi/ Transisional serta 63 tahun Kemerdekaan Negara
Proklamasi Kesatuan Republik Indonesia, kiranya mutlak bagi seluruh unsur
bangsa berkenan merenungkan peri kehidupan berbangsa  bernegara yang
secara hakekat, secara tersirat sejatinya telah bubar dan bangsa ini amat
terpuruk dengan stigma sebagai “bangsa babu, bangsa Indon – bangsa trouble
maker, bangsa kuli – kulinya bangsa - bangsa” yang jauh hari sebenarnya telah
diperingatkan oleh Bung Karno sebagaimana pidatonya pada 17 Agustus 1963 dengan
judul Genta Suara Revolusi Republik Indonesia atau GESURI. Bung
Karno menyatakan bahwa : “Barang kali kita makin lama makin jauh ‘opdrft’,
makin lama – makin klejar – klejer, makin lama makin tanpa arah, bahkan makin
lama makin masuk lagi ke dalam lumpurnya muara ‘explotation de l’homme’ en ‘
explotation de l’homme par nation’. Dan sejarah akan menulis : disana, antara
benua Asia  benua Australia, antara lautan Teduh  lautan Indonesia,
adalah hidup satu bangsa yang mula – mula mencoba untuk hidup kembali sebagai
bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi ‘een natie van koelies, en een kolies
onder de naties”.
Bahkan bangsa  Negara ini menempati rangking pertama disusul oleh Thailand
di Asia dalah hal korupsi! Quvadis.

Bung Karno sebagai anak sejarah, putra kandung revolusi, ikon pemimpin dunia,
putra terbaik Bunda Pertiwi yang memiliki segudang stigma antara lain sebagai :
Sang Proklamator, Bapak Bangsa, Founding Father, arsitek, seniman/pelukis,
budayawan, pengarang, orator, politikus, negarawan, filosuf, futurolog dan lain
sebagainya. Sebagai anak bangsa Bung Karno juga menyandang stigma miring yang
dilekatkan oleh sebagian masyarakat yang kontra padanya dengan sebutan :
diktator, gila hormat dan jabatan, kolaborator, cengeng dan donjuan serta tokoh
coup detaat atas kekuasaannya sendiri. Benarkah ?

Pro dan kontra adalah suatu kenisbian, sungguhpun demikian kita telah diwarisi
begitu banyak filosofi kearifan buadaya local seperti “Becik ketitik ala
ketara” dan sesanti “Sura dira jayanikanangrat swuh brastha tekap ing ulah
dharmastuti atau Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti” yang maknanya :
”Bahwa betapapun sura (sakti) dan besar kekuasaannya, akan tetapi kalau untuk
tujuan yang tidak benar, tidak adil dan angkara murka (adharma), pasti akan
sirna oleh budi pekerti luhur dan rahayu serta sikap kasih dan damai”.

Seiring keadaan berbangsa dan bernegara dimana Pemerintah ingin merajut kembali
kenangan, semangat dan jiwa nasionalisme seiring seabad peringatan kebangkitan
nasional di tengah – tengah keterpurukan serta runtuhnya konstruiksi Negara
Proklamasi yang berdasarkan PANCASILA yang telah diganti dengan esensi PIAGAM 
JAKARTA
yang telah dilembagakan sekurangnya oleh 6 propinsi, 38 kabupaten  12 kota
serta menyusul di ujung timur, Papua tak mau kalah segera memberlakukan perda
syareat “Kota Injili”.

Disintegrasi bangsa telah meletup dan masyarakat tanpa asa sehingga mereka
berduyun – duyun mencari harta karun – harta warisan Bung Karno secara membabi
buta, 

[ppiindia] Indonesia Jadi Penonton Piala Dunia 2010 Terbanyak!

2010-06-30 Terurut Topik johnoei



Indonesia Jadi Penonton Piala Dunia 2010 Terbanyak!

Jakarta, Kabarinews.com- Meski Tim Nasional tidak ikut berlaga di Piala Dunia 
(PD) 2010,namun animo masyarakat Indonesiamenonton PD tetap tinggi. Perusahaan 
riset informasikonsumen dan media, AC Nielsen, menyatakan Indonesia berada di 
posisi terataskepemirsaan televisi Piala Dunia 2010 di antara 32 negara yang di 
survei.


Untuk artikel selengkapnya klik http://www.KabariNews.com/?35103





[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] TNI AL Mendapat Bantuan Sistem Radar

2010-06-30 Terurut Topik johnoei






TNI AL Mendapat Bantuan Sistem Radar

Jakarta, KabariNews.com– Untuk meningkatkan sistem keamanan perbatasan 
Indonesia, serta gunamemerangi serangan teroris, Pemerintah Amerika 
Serikatmemberikan bantuan sistem radar kepada Angkatan Laut Indonesia.
Bantuansenilai US$ 56 juta tersebut diserahkan langsung oleh Duta BesarAmerika 
Serikat untuk Indonesia, Cameron R Hume, di Pusat Komando TNIAL Batam.




Untuk artikel selengkapnya klik http://www.KabariNews.com/?35108





[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] 3 Jurnalis Indonesia Terlena Kecantikan Wartawati Turki

2010-06-30 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Jurnalis Indonesia Terlena Kecantikan Turki


Yudhoyono dijadwalkan menyampaikan 
pidato di depan Parlemen Turki
Rabu, 30 Juni 2010, 09:28 WIB


Renne R.A Kawilarang















Presiden Yudhyono dan istri 
disambut Presiden Turki (AP Photo/Burhan Ozbilici)  





 
BERITA TERKAIT
Turki-Indonesia Sepakat Bebas VisaSBY: Merhabeh Asker ! RI Jalin 
Kerjasama Strategis dengan Turki


web tools
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 





VIVAnews
- Kecantikan seorang wartawati yang bertugas di Istana Presiden Turki
membuat tiga wartawan pria asal Indonesia, yang sudah siap mengajukan
pertanyaan, terlambat merespon tawaran Presiden Abdullah Gul untuk
bertanya. Walhasil, wartawan Indonesia membuang kesempatan untuk
bertanya kepada Gul maupun tamunya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 


Itulah insiden kecil yang melanda para wartawan usai
konperensi pers Yudhoyono dan Gul di Istana Presiden di Ibukota Ankara,
Selasa siang 29 Juni 2010 waktu Turki. 

Menurut wartawan ANTV - VIVAnews,
Uni Lubis, kedua kepala negara mengadakan jumpa pers usai menyaksikan
penandatanganan delapan Nota Kesepahaman (MoU) antara Turki dan
Indonesia. Namun, jumpa pers itu berakhir tanpa tanya-jawab.

Siang ini, Yudhoyono akan menerima kunjungan kehormatan Perdana Menteri Turki, 
Recep Tayyip Erdogan. 

Setelah
itu, Yudhoyono dijadwalkan menyampaikan pidato di depan Parlemen Turki.
Kesempatan langka ini tidak diberikan kepada semua kepala negara asing
yang berkunjung ke Turki. Tahun lalu Presiden AS, Barack Obama,
mendapat kesempatan yang sama saat mengunjungi Turki.(np)  • VIVAnews




 



Satrio Arismunandar 
Executive ProducerNews Division, Trans TV, Lantai 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 3542,  Fax: 79184558, 
79184627 http://satrioarismunandar6.blogspot.comhttp://satrioarismunandar.multiply.com   Verba
 volant scripta manent...(yang terucap akan lenyap, yang tertulis akan abadi...)




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Pelawak Cholik Ingin Kabur Dari Rumah Sakit

2010-06-30 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Pelawak Cholik Ingin Kabur Dari Rumah Sakit


Selama ini untuk biaya pengobatan 
pelawak itu semua berasal dari tetangganya.
Rabu, 30 Juni 2010, 15:59 WIB


Finalia Kodrati















Pelita Grup    





 
BERITA TERKAIT
Tukul dan Ginanjar Jenguk CholikPelawak Cholik Menderita Liver Akut


web tools
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 





VIVAnews
- Pelawak Cholik Syahrami sedang menjalani perawatan di Rumah sakit
Cipto Mangunkusumo karena menderita penyakit liver akut. Untuk
kesembuhan penyakitnya itu dibutuhkan biaya hingga ratusan juta.
Cholik sedih menghadapi kenyataan itu karena dia tak memiliki biaya
untuk perawatannya tersebut. Bahkan, Cholik sempat ingin melarikan diri
dari rumah sakit.

Bapak pernah hampir mau kabur dari rumah
sakit karena tak sanggup dengan biayanya. Katanya dia mau kabur saja,
biar utangnya sedikit. Kabur sekarang atau nanti sama saja katanya. Dia
sudah nekad mau kabur, kata Arya Wiguna, anak angkat Cholid saat
dihubungi VIVAnews, Rabu 30 Juni 2010.

Arya mengatakan selama
ini untuk biaya pengobatan pelawak yang populer bersama grup lawak
Pelita itu semua berasal dari kebaikan hati para tetangganya. Mereka
berbaik hati meminjamkan atau memberi uang untuk Cholik agar bisa
berobat ke rumah sakit.

Kita minjam sana sini karena Bapak
sudah lama juga nggak ada kerjaan. Untuk sedot cairan saja kita harus
bayar Rp 500 ribu dan kita menunggu uang ke kumpul dulu baru sedot
cairan, ucapnya.

Kesulitan biaya yang dihadapi Cholik untuk
pengobatannya itu membuat pria tersebut tak bisa tenang selama
menjalani perawatan. Dia merasa beban hidupnya semakin bertambah dengan
penyakit tang dideritanya tersebut.

Bapak memikirkan biayanya
terus. Belum lagi mikirin rumah, bapak takut kalau hujan rumah itu
roboh, makanya nggak tenang, ujarnya lagi.  

Cholik menjalani
perawatan di RSCM sejak tanggal 21 Juni lalu. Cholik dirawat di Gedung
A lantai 7 kamar 702 RSCM. Selama dirawat sudah ada beberapa pelawak
yang menjenguk pria ini.
Bahkan, rencananya para pelawak akan menggalang dana untuk biaya
pengobatan Cholik. Hal ini sangat disyukuri oleh keluarga besar Cholik.

Saya pribadi senang karena banyak pihak yang ingin membantu. Saya nggak 
nyangka. Untuk itu saya ucapkan terima kasih, ujarnya.  • VIVAnews  




 



  






  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Anas: Saatnya Percaya TNI Polri Gunakan Hak Pilih

2010-06-30 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Rabu, 30/06/2010 12:06 WIB

Anas: Saatnya Percaya TNI  Polri Gunakan Hak Pilih


Gede Suardana - detikNews
  



Denpasar
- Partai Demokrat (PD) termasuk yang mendukung agar TNI dan Polri
kembali diberikan hak pilih. PD meminta semua pihak mempercayai
TNI/Polri untuk menggunakan hak pilih pada Pemilu.

Menurut kami anggota TNI/Polri sudah saatnya dipercaya untuk bisa menggunakan 
hak 
pilihnya
secara dewasa dan demokratis, kata Ketua Umum PD Anas Urbaningrum
kepada wartawan pada acara 'Konsolidasi Kader Demokrat Bali' di Hotel
Nirmala, Jl Mahendradata, Denpasar, Rabu (30/6/2010).

Menurut
Anas, sebetulnya di UU Pemilu 2004 dan 2009 status TNI/Polri sudah
dipulihkan. Tapi di ketentuan peralihan, anggota TNI Polri belum
menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2004 dan 2009. Artinya ini soal
waktu. Hanya saja, menurut Anas, hak pilih TNI/Polri diatur sehingga
tidak menimbulkan penafsiran berbeda.

Tentu harus diatur secara spesifik dan detail agar ini betul-betul hak memilih 
saja, bukan dimaknai yang lain, ujarnya.

Anas meminta DPR saat membahas UU Pemilu perlu menanyakan, mengklarifikasi dan 
mengkonfirmasi pada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan apakah TNI/Polri 
Sudah 
siap menggunakan hak pilih pada 2014. Kalau siap, tentu tidak ada halangan 
untuk 
dituangkan dalam ketentuan UU Pemilu, katanya. 

Hanya saja ia mengingatkan, jika TNI/Polri belum siap maka tidak bisa 
dipaksakan untuk 
menggunakan
hak pilih. Kalau belum jangan dipaksakan. Kebijakan setiap negara
bebeda. Ada yang melarang tentara ikut Pemilu, ada yang biasa saja, ada
yang diatur ketat. Indonesia posisinya di  tengah. Ini sekaligus tanda
bahwa anggota TNI bekerja di bawah supremasi sipil, jelasnya.

 (gds/fay)




 



  






  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Azyumardi: Pembubaran FPI Seperti Kembali ke Rezim Soeharto

2010-06-30 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Rabu, 30/06/2010 13:56 WIB

Azyumardi: Pembubaran FPI Seperti Kembali ke Rezim Soeharto



Ayu Fitriana - detikNews
  




Jakarta -
Pengamat Politik Azyumardi Azra berpendapat, pembubaran Front 
Pembela Islam (FPI)
dikhawatirkan akan kembali ke rezim Soeharto. Solusinya, Kepolisian
harus berani menangkap otak di balik insiden pembubaran paksa acara
Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning di Banyuwangi.

Karena
kalau dibiarkan pemerintah membubarkan suatu organisasi nanti di
kemudian hari ada lagi ormas-ormas lain yang dibubarkan juga. Nanti
kita seperti kembali ke rezim zaman Soeharto, bisa membubarkan sesuai
keinginan rezim, kata Azyumardi.

Hal ini disampaikan Azyumardi
di acara seminar Uni Eropa-Indonesia di Hotel Inter Continental, Jalan
Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (30/6/2010).

Menurut dia,
pendapatnya bukan sebagai bentuk membela FPI. Bukan berarti saya
membela FPI ya dengan tidak setuju pembubaran. Ini lebih untuk membela
ormas-ormas lain di masa yang akan datang, ujar dia.

Solusinya,
menurut saya, polisi harus berani menangkap otaknya. Kepolisian
memiliki legalitas dari negara untuk melakukan tindakan represi bagi
pihak yang bersalah. 

Kalau otaknya dari lokal, tangkap yang
lokal. Tetapi, kalau perintahnya dari pusat, tangkap yang pusat. Jadi
solusinya dibawa saja ke pengadilan, kata Azyumardi. 

FPI
menilai acara Ribka gerakan neo PKI? Siapa pun mau PKI atau bukan,
harusnya FPI tidak main hakim sendiri. Kalau memang mereka merasa
terganggu, ya laporkan ke Polisi. Apapun itu alasannya tetap FPI tidak
boleh main hakim sendiri, jawab Azyumardi.

 (aan/ndr)



 



  






  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Re: Anas: Saatnya Percaya TNI Polri Gunakan Hak Pilih

2010-06-30 Terurut Topik Irwan Kurniawan
Tetangga saya (Alm) pernah bilang di depan saya dan se-'orang asli' (bukan
pendatang),
tidak penting menjadi pimpinan (Ketua RT/RW).. yang paling penting adalah
dekat
dengan pimpinan - dengan catatan, kedekatan itu dimanfaatkan untuk
memudahkan
mendorong keputusan yang sesuai dengan kepentingan ybs..

Jadi pernyataan 'TNI bekerja di bawah supremasi sipil' (bahkan naiknya Anas
di PD) jangan
ditelah mentah/membuat sipil gembira.. seolah tentara/pihak tertentu tunduk
dan patuh
pada sipil/anak muda.. Sekedar contoh, lihat saja bagaimana status
line-bisnis yang dikuasai
militer dan coba diungkap (Alm) Munir lewat salah satu bukunya.. Terlepas
adanya kemungkinan
alasan lain dibunuhnya Alm..

CMIIW..

-- 
Wassalam,

Irwan.K
Better team works could lead us to better results
http://irwank.blogspot.com
fb/twitter/skype: irwank2k2

Pada 30 Juni 2010 17:26, Satrio Arismunandar
satrioarismunan...@yahoo.commenulis:



 Rabu, 30/06/2010 12:06 WIB

 Anas: Saatnya Percaya TNI  Polri Gunakan Hak Pilih


 Gede Suardana - detikNews




 Denpasar
 - Partai Demokrat (PD) termasuk yang mendukung agar TNI dan Polri
 kembali diberikan hak pilih. PD meminta semua pihak mempercayai
 TNI/Polri untuk menggunakan hak pilih pada Pemilu.

 Menurut kami anggota TNI/Polri sudah saatnya dipercaya untuk bisa
 menggunakan hak
 pilihnya
 secara dewasa dan demokratis, kata Ketua Umum PD Anas Urbaningrum
 kepada wartawan pada acara 'Konsolidasi Kader Demokrat Bali' di Hotel
 Nirmala, Jl Mahendradata, Denpasar, Rabu (30/6/2010).

 Menurut
 Anas, sebetulnya di UU Pemilu 2004 dan 2009 status TNI/Polri sudah
 dipulihkan. Tapi di ketentuan peralihan, anggota TNI Polri belum
 menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2004 dan 2009. Artinya ini soal
 waktu. Hanya saja, menurut Anas, hak pilih TNI/Polri diatur sehingga
 tidak menimbulkan penafsiran berbeda.

 Tentu harus diatur secara spesifik dan detail agar ini betul-betul hak
 memilih saja, bukan dimaknai yang lain, ujarnya.

 Anas meminta DPR saat membahas UU Pemilu perlu menanyakan, mengklarifikasi
 dan
 mengkonfirmasi pada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan apakah TNI/Polri
 Sudah
 siap menggunakan hak pilih pada 2014. Kalau siap, tentu tidak ada halangan
 untuk
 dituangkan dalam ketentuan UU Pemilu, katanya.

 Hanya saja ia mengingatkan, jika TNI/Polri belum siap maka tidak bisa
 dipaksakan untuk
 menggunakan
 hak pilih. Kalau belum jangan dipaksakan. Kebijakan setiap negara
 bebeda. Ada yang melarang tentara ikut Pemilu, ada yang biasa saja, ada
 yang diatur ketat. Indonesia posisinya di  tengah. Ini sekaligus tanda
 bahwa anggota TNI bekerja di bawah supremasi sipil, jelasnya.

 (gds/fay)



[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Yohanes Tuding Uang Keuntungan Sisminbakum Mengalir ke Grup MNC

2010-06-30 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Rabu, 30/06/2010 15:56 WIB

Yohanes Tuding Uang Keuntungan Sisminbakum Mengalir ke Grup MNC



Moksa Hutasoit - detikNews
  




Jakarta
- Mantan Direktur Utama PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD) Yohanes
Woworuntu membuat pengakuan mengejutkan. Selama PT SRD beroperasi
mengelola pelayanan Sisminbakum, uang keuntungannya mengalir ke grup
Media Nusantara Citra (MNC).

Yang
saya tahu uang itu semuanya ditarik ke Bhakti Investama. Untuk
investasi semuanya. Ya semuanya untuk menunjang operasional segala
macam. Misalnya dipinjam semua ke Adam air, untuk investasi dibelikan
juga apartemen Four Season 2 lantai, dan juga PT SRD punya tanah hampir
1.000 meter persegi di Thamrin, kata Yohanes di Kejagung, Jl Sultan
Hasanuddin, Jakarta, Rabu (30/6/2010).

Dia menjelaskan, kalau
ada kesulitan dari kelompok usaha itu, mereka akan melakukan peminjaman
ke PT SRD. PT SRD kan kaya, mendadak dalam sebulan dapat Rp 30 miliar
cash, keuntungan Sisminbakum, terangnya.

Yohanes yang divonis 5
tahun dan denda Rp 378 miliar ini terkait kasus Sisminbakum ini pun
mengaku menyesalkan putusan hakim tersebut.

Saya satu sen pun tidak makan uangnya. Saya tidak tahu menahu, klaimnya.

 (ndr/fay)



 



  






  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Pengembalian Otsus Tidak Untungkan Papua

2010-06-30 Terurut Topik sunny
Refleksi : Otsus-otsusan ini  bukan hanya tidak menguntungkan Papua, tetapi 
juga daerah-daerah lain yang diotsuskan, terkecuali Jakarta dan daerah 
sekitarnya.

http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?ses=id=795

29 Juni 2010 10:20:49





Pengembalian Otsus Tidak Untungkan Papua







JAYAPURA-Aksi pengembalian otsus oleh masyarakat Papua ke Pemerintah Pusat 
melalui DPRP dan adanya pernyataan Mantan Pejuang OPM, Nicholas Jouwe bahwa 
pengembalian Otsus dan referendum bukan solusi (Cepos, 28/6), turut menjadi 
perhatian Direktur Institute for Civil Strengthening (ICS), Budi Setyanto, SH.


 

Benar apa yang dipikirkan oleh Nicholas Jouwe, karena ia melihat dari berbagai 
perspektif (pandangan), dan pemikirannya itu tidak melihat sebatas jangka 
pendek, tapi ke depannya, ungkapnya saat menghubungi Cenderawasih Pos, via 
ponselnya, Senin (28/6).
Menurutnya, seandaiannya Otsus itu dikembalikan, itu akan memberikan beberapa 
konsekwensi bagi Provinsi Papua sendiri yang tidak ditawar-tawar lagi. Pertama, 
yang pasti kalau otsus dikembalikan, maka Provinsi Papua akan kembali ke 
Undang-Undang (UU) umum lainnya, salah satunya tentang UU 32 tentang 
pemerintahan daerah itu sendiri. Artinya Papua tidak dapat kekhususan lagi, dan 
akibatnya dana Otsus tidak diberikan lagi.


 

Dengan begitu akan berdampak pada proses pelaksanaan pemerintahan dan 
pembangunan yang makin lambat dan hasilnya segala persoalan masyarakat akan 
semakin sulit diatasi, karena tidak tersedianya anggaran yang cukup, apabila 
Otsus itu dikembalikan. Salah satunya jelas program Respek akan hilang, 
tuturnya.


 

Hal lain adalah tidak ada lagi lembaga Majelis Rakyat Papua (MRP) yang 
merupakan lembaga representatif kultur masyarakat asli Papua yang selama ini 
berupaya memperjuangkan apa yang menjadi kepentingan masyarakat asli Papua demi 
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat asli Papua itu sendiri. Berikutnya, 
Pemilukada baik gubernur/wakil gubernur/bupati/wakil bupati/walikota/wakil 
walikota bukan lagi orang asli Papua namun itu bisa diperebutkan oleh siapapun 
juga.


Kemudian yang paling dikhawatirkan adalah ketika muncul gejolak-gejolak lagi 
maka ini bisa terjadi kebijakan represif oleh pemerintah sebagaimana hal itu 
terjadi pada masa orde baru lalu. Ini jelas tidak menguntungkan bagi orang 
asli Papua, tandasnya. Dikatakan, isi pesan yang disampaikan dari keinginan 
pengembalian Otsus itu sebenarnya lebih ditujukan kepada Pemerintah Provinsi 
Papua dan DPRP, karena ternyata Pemerintah Provinsi Papua dan DPRP itu dinilai 
tidak bisa mengelola dan melaksanakan Otsus maupun anggaran lainnya secara baik.


Kedua institusi inilah yang bertanggungjawab atas pelaksanaan Otsus. Jangan 
selalu menyalahkan pusat, karena sebenarnya kewenangan itu sudah diserahkan 
melalui Otsus itu, tandasnya.
Sekali lagi, tanggapan Nicholas Jouwe itu sangat arif dan bijaksana, karena 
ketika meminta referendum dari Pemerintah Pusat, maka itu tidak akan 
dikabulkan. Dan kalau dipaksakan, itu tidak menguntungkan orang asli Papua pada 
posisi sekarang ini, pungkasnya.(nls/fud)
(scorpions)




[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] segepok sajaknya heri latief

2010-06-30 Terurut Topik heri latief
Kasian

katanya perjuangan tahan lama
jangan lagi percaya pada hayalan
sampai kapan orang berani melawan?
segunung alasan haus kekuasaan
segepok fakta ada di depan mata 
tak berdaya dirayu jabatan, kasian
kemana perginya idealisme sejati?

Amsterdam, 24/06/2010



Budak

uang panas membakar napsu
manusia jadi budaknya napsu

Amsterdam, 20/06/2010

---

Bisu

apa lagi yang mesti ditulis?
jika korupsi dianggap biasa
pemimpin cuma bisa nyanyi
di panggung tak ada suaranya
kerna bukan dia yang berkuasa

Amsterdam, 19/06/2010

---

Pengembara

setiap mengulang tahun
aku selalu ingat pesan ibu
bukalah mata hati jika pergi
jangan pulang kerna merindu
dunia pengembara siapa berani?

Amsterdam, 19 Juni 2010

-

Teks itu Bicara

jika keramaian kumpulan suara
tulislah sajak sebelum sarapan
refleksi diri bukan sekedar berpuisi
siraman rohani dari sebaris puisi?
silakan percaya pada layar kaca

Amsterdam, 19/06/2010

---

Jaraknya Mimpi

teknologi tinggi bikin hati kita makin dekat
jarak yang beribu kaki itu tinggal kenangan
waktu yang memberi tahu tentang rindu
duka dan bahagia selalu jalan bersama
pelabuhan mimpimu ada di dunia maya

Amsterdam, 18 Juni 2010

---

Bukan Puisi

sederhana dan simpel katanya
jauh di sana tempat kelahirannya
rindunya terbang bersama debu
ke negeri timur arahnya angin senja
berbeda budaya bermusim semi
dan ini bukan puisi sayangku
cuma catatan menjelang hari kelahiran
mencoba mengaca pada realita
betapa indahnya bunga impian 

Amsterdam, 17 Juni 2010

---

Apa Kabar?

boss, apa kabar kasus bank century? 
sembunyi lagi di balik politik pornografi

Amsterdam, 17/06/2010

--

Otokritik

gagalnya gerakan di bawah bukan hayalan 
akibat kemiskinan uangpun jadi tuhan
kerna lapar jual diri dan obral keyakinan
trauma kepasrahan dilibat kemiskinan
menunggu kenekatan jadi kenyataan?

Amsterdam, 17 Juni 2010



Bacalah!

membaca trilyunan dollar kerugian bank sedunia
semilyard rakyat miskin semakin melarat boss!
inilah sebab akibat kerakusan kaum kapitalis 
memeras rakyat demi kemewahan nyonya dan tuan
kesadaran orang terpelajar di balik ide keadilan sosial

Amsterdam, 17 Juni 2010

--

Jurang Konflik Sosial

ini bukan sekedar cerita hayalan boss!
gelandangan mengais nasib di tong sampah 
sedangkan makelar kasus punya duit milyaran bah!
malu menangkap maling ketemu garong
mulut pejabat suka ngomong bohong
siapa yang bertanggung jawab atas ketimpangan sosial? 
pemerintah berjanji basmi korupsi setengah hati
rakyatnya dipaksa tidur walaupun perutnya lapar
dan anak jalanan tumbuh liar makin sangar
lahirnya generasi frustrasi akibat perbedaan materi

Amsterdam, 17 Juni 2010

--

Pertanyaan

cerita tentang bulan di balik comberan
keadaan memaksamu jadi anak jalanan
temanmu sejati cuma sinar lampu jalanan
nasib taman di tengah jalan lebih nyaman
bisakah syair puisi melawan penindasan?

Amsterdam, 16 Juni 2010

-

Bunga Merah Berlawan

ketika sajak jadi juru bicara
maka angin dan hujan jadi kawan
menulis keindahan kata dalam cahaya
bahkan langit bilang wangi bunga setaman

oya?!

tak ada lagi yang mesti dituliskan?
jika sebaris syair isinya cuma harapan
berkacalah pada puisi yang berlawan!

Amsterdam, 16 Juni 2010



Sarang

segampang itu ia melupakan kampungnya? 
yang ditanya menganggukan kepalanya
negosiasi dalam sebungkus ilusi
bertahun-tahun menunggu
mimpinya lupa pulang ke sarang

Amsterdam, 16/06/2010

--

Protes!

zaman ini dibilang berwarna hijau dollar
semua warna menjual diri di kotak suara

rakyat cuma bisa protes di dunia maya
pejabat dan makelar sibuk cari proyek

masa depan suram generasi pemikul hutang
pewaris segala kebusukan rezim yang korup

demokrasi semu dijadikan kebanggaan
perbedaan kelas itu kenyataan boss!

siapa yang miskin pasti tau arti kelaparan
klub super kaya membeli semua yang bisa dibeli

lihatlah potret buram bangsa terpedaya
sampai saat ini hanya mengulang cerita lama

Amsterdam, 14 Juni 2010

---

Fakta di Belanda

rasisme itu tersesat di sistem liberal
labilitas pemilih terbujuk rayuan maut 
kepincangan sosial di eropa jadi tumbal
siapa yang ketakutan kehilangan identitas
membisu jutaan orang berdarah campuran

Amsterdam, 12 Juni 2010

---

Gila Kata

percintaan seru angin dan hujan
mengandung mendung menggulung tabu
musim pancaroba banyak cerita bersambung
tak ada badai tanpa air mata buaya, aha!
dan kau tersenyum di depan layar kaca 


[ppiindia] Preparing for a Floral Design Career

2010-06-30 Terurut Topik alexa.andrew07

Preparing for a Floral Design Career
http://www.thecoursesworld.com/Articles/Art/floral-design.html

Most floral design career training programs are offered at the
certificate and diploma level--and many are available through distance
learning. With these self-paced programs, you can learn this creative
skill on your own time. In most programs, you'll study plant care, learn
the basics of floral design, and learn to develop your own techniques
and styles.



More Info
http://www.thecoursesworld.com/Articles/Art/floral-design.html




[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [ppiindia] Anas: Saatnya Percaya TNI Polri Gunakan Hak Pilih

2010-06-30 Terurut Topik Yustam Bilakonga
Kalo dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang hingga kini kira-kira 
220 juta dengan jumlah jumlah tentara indonesia sebanyak 0,5 juta, maka suara 
mereka tidak berarti apa-apa untuk suatu pemilihan kepala daerah atau pemilihan 
umum. Jadi menjadi aneh kalo sampe tni menggunakan hak pilihnya sipil 
society tidak akan tercapai di indonesia, dan indonesia akan kembali ke orde 
lama babak kedua di mana tni akan terbagi-bagi kepada beberapa partai. Dulu 
saja 
dengan adanya pki, di zaman orde lama, tni terpecah dan memakan dirinya sendiri 
dan mereka berperang sendiri  termasuk kartosuwiryo yang mendukung salah 
satu partai dan terjadi perang saudara. 


Semoga saja sejarah tidak berulang kembali karena hanya suatu ambisi, dan civil 
society yang sudah terbangun akan terus menuju kekejayaannya.

salam





Dari: Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com
Kepada: news Trans TV news-tran...@yahoogroups.com; kampus tiga 
kampus-t...@yahoogroups.com; aipi_poli...@yahoogroups.com; ex menwa UI 2 
exmenwa...@yahoogroups.com; HMI Kahmi Pro Network 
kahmi_pro_netw...@yahoogroups.com; angkasa readers 
angkasaread...@yahoogroups.com; jurnalisme jurnali...@yahoogroups.com; 
ppiindia ppiindia@yahoogroups.com; nasional list 
nasional-l...@yahoogroups.com; Indonesia Rising 
indonesia-ris...@yahoogroups.com; sastra pembebasan 
sastra-pembeba...@yahoogroups.com; Pers Indonesia 
persindone...@yahoogroups.com
Terkirim: Rab, 30 Juni, 2010 17:26:55
Judul: [ppiindia] Anas: Saatnya Percaya TNI  Polri Gunakan Hak Pilih

  
Rabu, 30/06/2010 12:06 WIB

Anas: Saatnya Percaya TNI  Polri Gunakan Hak Pilih


Gede Suardana - detikNews




Denpasar
- Partai Demokrat (PD) termasuk yang mendukung agar TNI dan Polri
kembali diberikan hak pilih. PD meminta semua pihak mempercayai
TNI/Polri untuk menggunakan hak pilih pada Pemilu.

Menurut kami anggota TNI/Polri sudah saatnya dipercaya untuk bisa menggunakan 
hak 

pilihnya
secara dewasa dan demokratis, kata Ketua Umum PD Anas Urbaningrum
kepada wartawan pada acara 'Konsolidasi Kader Demokrat Bali' di Hotel
Nirmala, Jl Mahendradata, Denpasar, Rabu (30/6/2010).

Menurut
Anas, sebetulnya di UU Pemilu 2004 dan 2009 status TNI/Polri sudah
dipulihkan. Tapi di ketentuan peralihan, anggota TNI Polri belum
menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2004 dan 2009. Artinya ini soal
waktu. Hanya saja, menurut Anas, hak pilih TNI/Polri diatur sehingga
tidak menimbulkan penafsiran berbeda.

Tentu harus diatur secara spesifik dan detail agar ini betul-betul hak memilih 
saja, bukan dimaknai yang lain, ujarnya.

Anas meminta DPR saat membahas UU Pemilu perlu menanyakan, mengklarifikasi dan 
mengkonfirmasi pada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan apakah TNI/Polri 
Sudah 

siap menggunakan hak pilih pada 2014. Kalau siap, tentu tidak ada halangan 
untuk 

dituangkan dalam ketentuan UU Pemilu, katanya. 

Hanya saja ia mengingatkan, jika TNI/Polri belum siap maka tidak bisa 
dipaksakan 
untuk 

menggunakan
hak pilih. Kalau belum jangan dipaksakan. Kebijakan setiap negara
bebeda. Ada yang melarang tentara ikut Pemilu, ada yang biasa saja, ada
yang diatur ketat. Indonesia posisinya di  tengah. Ini sekaligus tanda
bahwa anggota TNI bekerja di bawah supremasi sipil, jelasnya.

(gds/fay)


[Non-text portions of this message have been removed]


 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [ppiindia] Apakah eksistensi FPI masih bisa kita biarkan terus ?

2010-06-30 Terurut Topik k4k4kmud4
Setuju!!!
Eh ini maksudnya membela pertemuan Komisi IX DPR kan? Ini maksudnya bilang eks 
PKI juga manusiaaa. kan??
Jadi jangan memaksa menutup2 pertemuan dengan kekerasan!!!

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Cepi Al Hakim alhak...@... wrote:

 Berserikat dan berkumpul utk mengeluarkan pendapat di lindungi oleh UUD,
  biarkanlah demokrasi hidup dan tumbuh dengan sendirinya.  Janganlah 
 kita memaksakan diri agar semua yg tumbuh dan hidup di negeri tercinta 
 hanya yang punya pemikiran dan aksi seperti pemikiran kita...
 
 Salam Hangat,
 
 Abu Ghibral
 
 
 
 --- Pada Sel, 29/6/10, Umar Said kon...@... menulis:
 
 Dari: Umar Said kon...@...
 Judul: [ppiindia] Apakah eksistensi FPI masih bisa kita biarkan terus ?
 Kepada: ppiindia@yahoogroups.com
 Tanggal: Selasa, 29 Juni, 2010, 12:44 PM
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
   
 
 
 
   
   
   
 
 Tulisan ini juga disajikan dalam website http://umarsaid.free.fr
 
 
 
 yang sampai sekarang sudah dikunjungi  620 900 kali
 
 
 
 = = = =   = = =   = = =
 
 
 
 Apakah eksistensi FPI masih
 
 bisa kita biarkan terus ?
 
 
 
 Peristiwa pembubaran secara paksa oleh FPI pertemuan para anggota DPR (dari
 
 Komisi IX, bidang Kesehatan dan Tenaga Kerja) yang dipimpin Dr Ribka
 
 Tjiptaning dengan berbagai elemen masyarakat di Banyuwangi baru-baru ini
 
 ternyata berbuntut panjang. Dr Ribka Tjiptaning telah mengadukan pembubaran
 
 sejara paksa --  yang disertai kekerasan dengan berbagai ancaman †kepada
 
 Komnas HAM dan Mabes Polri. Menurut Dr. Ribka Tjiptaning, pengaduan ini
 
 merupakan pengaduan pribadi sebagai warga negara. Meski begitu, Dewan
 
 Pimpinan Pusat PDI Perjuangan juga mendukung langkah Dr. Ribka. PDI
 
 Perjuangan akan mengusulkan kepada Komisi Hukum DPR untuk memanggil Kepala
 
 Kepolisian RI. DPR sebagai institusi seharusnya merasa dilecehkan, kata
 
 Dr. Ribka.
 
 
 
 Kalau dilihat dari berbagai segi, maka jelaslah bahwa serentetan
 
 langkah-langkah itu merupakan tindakan penting sekali untuk mengangkat
 
 masalah terror dari segolongan kecil dan fanatik di kalangan  Islam ini
 
 untuk menjadi  pembahasan seluas-luasnya di kalangan bangsa kita. Sebab, apa
 
 yang dilakukan oleh FPI Banyuwangi dalam menterror, mengancam dengan
 
 kekerasan, dan membubarkan pertemuan para anggota DPR ini dengan berbagai
 
 elemen masyarakat (sekitar 300 orang) di satu rumah makan di Banyuwangi
 
 adalah tindakan yang terang-terangan   -- dan secara kasar sekali, bahkan
 
 buas --  melanggar HAM, merusak demokrasi, bertentangan dengan segala
 
 undang-undang, dan juga  melecehkan Pancasila serta meludahi Bhinneka
 
 Tunggal Ika.
 
 
 
 Karena seriusnya ancaman atau bahaya yang  terkandung dalam peristiwa FPI
 
 Banyuwangi terhadap kehidupan bangsa kita, maka sudah sepatutnya  -  dan
 
 bahkan seharusnya ! †bahwa masalah-masalah yang berkaitan dengan peristiwa
 
 terror FPI Banyuwangi ini dihadapi dengan serius oleh kita semua. Sebab,
 
 peristiwa FPI Banyuwangi ini bukanlah soal kecil, yang boleh kita anggap
 
 remeh begitu saja ;
 
 
 
 Sekilas tentang peristiwa terror FPI
 
 Seperti yang sudah pernah diberitakan,  pada tanggal 24 Juni FPI Banyuwangi
 
 dan sejumlah organisasi Islam lainnya (Forum Umat Beragama dan LSM Gerak)
 
 membubarkan secara paksa pertemuan acara sosialisasi kesehatan gratis oleh
 
 Komisi IX DPR yang diselenggarakan oleh suatu panitia yang terdiri  dari
 
 wakil-wakil PDI-P dan sejumlah organisasi masyarakat seperti Perpeni dan LSM
 
 Layar Ku Mendung dan dihadiri oleh sejumlah eks-tapol.  FPI menuduh acara
 
 tersebut merupakan « ajang temu kangen » mantan anggota Partai Komunis
 
 Indonesia.
 
 
 
 Acara tersebut dihadiri juga oleh dr Ribka Tjiptaning (Ketua Komisi IX DPR
 
 RI dan Ketua DPP PDI Bidang Kesehatan dan Tenaga Kerja), Rieke Dyah Pitaloka
 
 (anggota Komisi IX Fraksi PDIP), Nursuhud (anggota Komisi IX DPR RI, Fraksi
 
 PDIP).
 
 
 
 Massa FPI dan ormas Islam lainnya memaksa acara tersebut dibubarkan dengan
 
 teriakan dan acungan senjata tongkat bambu. Mereka berteriak, Komunis ayo
 
 bubar dan keluar”. Walau banyak aparat polisi berpakaian preman mereka diam
 
 saja. Bahkan dua orang panitia dipanggil Kapolres dan memaksa mereka agar
 
 meminta Ribka Tjiptaning keluar dari acara tersebut.
 
 
 
 Ketiga anggota Komisi IX DPR RI dan peserta yang jumlahnya 300 orang
 
 membubarkan diri karena  merasa terancam keselamatan dan jiwanya. Tindakan
 
 massa tersebut sangat intimidatif. Bila  tidak dituruti pasti terjadi tindak
 
 kekerasan. Bahkan Dr Ribka Tjiptaning harus dilarikan ke Kantor Cab. PDIP
 
 Banyuwangi, karena massa terus mengejar (Dikutip dari berbagai sumber)
 
 
 
 FPI mengkhianati HAM, Pancasila, Gus Dur dan Bung Karno.
 
 
 
 Untuk mengetahui lebih banyak berbagai sikap FPI Banyuwangi tentang
 
 pertemuan itu di bawah ini disajikan kutipan-kutipan dari berita Antara,
 
 yang antara lain sebagai berikut :
 
 
 
 Ini ada komunitas anggota PKI (Partai Komunis Indonesia). Kenapa ada di
 
 sini? kata Ketua 

[ppiindia] haiku-haibun-tanka

2010-06-30 Terurut Topik heri latief
haiku-haibun-tanka, silakan klik:

http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/



salam, hl
amsterdam


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Pramono: FPI Tak Bisa Semena-mena

2010-06-30 Terurut Topik sunny
Refleksi : Tidak bisa bukan berarti tidak boleh. Kalau tidak boleh sudah sejak 
mereka tidak beraksi dan tidak menyatakan di depan umum seperti dalam video 
footage ini. Bagi yang belum tahu atau belum lihat silahkan click situs ini :  
http://www.youtube.com/watch?v=U7RLCXNdKF4 

Bagaimana komentar Anda setelah melihat video footage tsb?


http://nasional.kompas.com/read/2010/06/29/13311372/Pramono:.FPI.Tak.Bisa.Semena.mena

Liputan Khusus Piala Dunia 2010
ORMAS
Pramono: FPI Tak Bisa Semena-mena
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liauw
Selasa, 29 Juni 2010 | 13:31 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Pramono Anung berpendapat, terkait 
pembubaran kegiatan yang digelar beberapa anggota Komisi IX di Banyuwangi, Jawa 
Timur, Front Pembela Islam tak bisa semena-mena.

Tidak ada lembaga apa pun yang bisa membubarkan kegiatan apa pun, atas nama 
apa pun, kecuali aparat yang berwenang untuk itu, ujar Pramono kepada para 
wartawan di Jakarta, Selasa (29/6/2010).

Pramono menyesalkan aksi pembubaran pertemuan yang dihadiri politisi PDI-P 
Ribka Tjiptaning dan Rieke Dyah Pitaloka tersebut. Menurut Pram, aksi tersebut 
merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Apa yang ditempuh oleh 
saudari Ribka, Rieke, dengan melaporkan kejadian ini ke Komnas HAM dan Mabes 
Polri, merupakan hal yang benar, kata Pram.

Saat ini kasus itu telah masuk ke wilayah penegakan hukum. Pram mempersilakan 
polisi mengusut tuntas kasus tersebut. PDI-P, lanjutnya, tidak akan 
mengintervensi pengusutan tersebut


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Hamas spy finds home in California, seeks asylum

2010-06-30 Terurut Topik sunny
http://arabnews.com/middleeast/article75456.ece

Hamas spy finds home in California, seeks asylum
 
In this March 3, 2010 file photo, Mosab Hassan Yousef speaks during an 
interview in New York. Yousef says he will be killed if he is deported from the 
United States to the West Bank. The oldest son of one of Hamas' founders, he 
was an Israeli spy for a decade, and he abandoned Islam for Christianity, 
further marking him a traitor. (AP)

By ELLIOT SPAGAT | AP 

Published: Jun 29, 2010 14:03 Updated: Jun 29, 2010 23:38 

SAN DIEGO: Mosab Hassan Yousef says he will be killed if he is deported from 
the United States to the West Bank. The oldest son of one of Hamas' founders, 
he was an Israeli spy for a decade, and he abandoned Islam for Christianity, 
further marking him a traitor.

He is scheduled to plead his case Wednesday to an immigration judge in San 
Diego, four months after publishing memoirs that say he was one of the Shin Bet 
security agency's best assets and was dubbed The Green Prince, a reference to 
his Hamas pedigree and the Islamists' signature green color.

Yousef's case seems straightforward: Helping Israel find and kill members of 
the militant group would make him a marked man back home. Nearly two dozen 
members of Congress wrote Homeland Secretary Janet Napolitano this week that 
Yousef would be in grave danger in the Middle East.

Former CIA Director James Woolsey says his deportation would discourage other 
potential spies.

It is not an exaggeration to say that such an action would set us back years 
in the war on terrorism, Woolsey wrote in a letter released by Yousef's 
attorney. Mosab's deportation would be such an inhumane act it would 
constitute a blight on American history. But the Department of Homeland 
Security isn't convinced and wants him gone, calling him a danger to the 
security of the United States who has engaged in terrorist activity. Yousef, 
34, settled in Southern California after stepping off a plane in Los Angeles 
with a tourist visa in January 2007. He remains free while his application for 
asylum is considered.

Exposing terrorist secrets and warning the world in my first book cost me 
everything. I am a traitor to my people, disowned by my family, a man without a 
country. And now the country I came to for sanctuary is turning its back, he 
wrote on his blog last month.

Asylum applicants can close their hearings to the public, but Yousef welcomes 
the publicity. He urges supporters to contact the Homeland Security attorney 
assigned to his case and invites anyone in the San Diego area to attend the 
hearing.

US Immigration and Customs Enforcement, the agency within Homeland Security 
that is arguing the government's case, declined to comment, saying in a 
statement that it respects the privacy of all individuals involved in the 
immigration litigation process. Homeland Security called Yousef a terrorist 
danger when it denied asylum in February 2009 and, in court documents provided 
to The Associated Press by Yousef's attorney, says he discusses his extensive 
involvement with Hamas in great detail in his recent memoir. It cites a 
passage in which Yousef identifies five suspects in a 2001 suicide bombing to a 
Shin Bet official and admits that he drove them to safe houses. It was not more 
specific in its pre-hearing briefing about the threat he may pose to the US

Yousef says his intelligence work for Israel required him to do anything he 
could to learn about Hamas and that neither he nor Israel knew they were 
suspects in the suicide bombing when he gave them rides.

Yes, while working for Israeli intelligence, I posed as a terrorist, he 
wrote. Yes, I carried a gun. Yes, I was in terrorist meetings with Yassir 
Arafat, my father and other Hamas leaders. It was part of my job. Israel has 
not commented on Yousef's claims, though members of the Knesset Foreign Affairs 
and Defense Committee wrote him this month to thank him and recognize his work 
for Shin Bet.

His attorney, Steven Seick, said Shin Bet will not have a representative 
address the immigration judge but that the now-retired officer who recruited 
and supervised him, Gonen Ben-Itzhak, is expected to testify.

Ben-Itzhak wrote that hundreds of Israelis and Palestinians owe their lives to 
Yousef for preventing violence. The officer is identified only by a pseudonym, 
Loai, in court documents.

The government does not plan to call witnesses, Seick said.

Yousef's attorney wanted an FBI agent to support Yousef's claim that he gave 
information about Hamas and terrorism.

The FBI refused but said it would not object if Yousef testifies he met twice 
with agency personnel.

The US government considers Hamas a terrorist organization. Hamas says it 
provides schools and other social benefits to residents in the areas it 
controls.

In his book, Yousef describes growing up admiring Hamas and hating Israel, 
leading him to buy a couple machine guns and a handgun in 1996. He said the 
guns 

[ppiindia] (Ponpes of the Day) Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah, Bangil, Pasuruan - Jawa Timur

2010-06-30 Terurut Topik Ananto
Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah, Bangil, Pasuruan – Jawa Timur



[image: darullughah.jpg]



Visi Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah



1. Menjadi lembaga pendidikan  Islam/pondok pesantren sebagai pusat
pemantapan akidah, pengembangan ilmu, amal  dan akhlaq yang mulia dalam
sendi-sendi kehidupan masyarakat.

2. Menjadi lembaga pendidikan  Islam/pondok pesantren yang dibangun atas
dasar komitmen yang kokoh dalam upaya  mengembangkan kehidupan yang disinari
oleh ajaran Islam dengan faham  Ahlussunnah Waljamaah.

3. Menjadi lembaga pendidikan  Islam/pondok pesantren alternatif dalam
pembinaan generasi muda dan ummat Islam  dengan system pendidikan
terpadu.



Misi/Tujuan Pondok Pesantren Darullughah  Wadda’wah



1. Membina dan mengantarkan generasi muda Islam (santri) memiliki
keimanan  yang kuat/tangguh, berilmu tingggi (faqih fiddin) serta
berkepribadian yang  baik dan mulia (berakhlaqul karimah)

2. Memberikan keteladanan dalam kehidupan atas dasar nilai Islam dan
budaya  luhur bangsa Indonesia.

3. Membekali santri dengan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan/teknologi,  dan keterampilan sehingga mampu menghadapi/mengatasi
perkembangan global.

4. Mengantarkan santri/generasi muda Islam menjadi kader-kader da’wah
yang  mampu menyelesaikan problematika ummat dan dapat membawa masyarakat
sekitarnya  ke arah yang  lebih baik dan maju.

5. Mempersiapkan generasi muda Islam (santri) menjadi generasi penerus
estafet kepemimpinan ummat dan bangsa yangberwawasan luas,  kritis dan
menjadi SDM yang berkualitas.

6. Tujuan dari segala tujuan adalah semata-mata melaksanakan perintah
Allah  SWT dengan senantiasa mengharap hidayah dan ridha-Nya.



Sejarah Pendirian PP Dalwa Bangil

A. PROGRAM PENDIDIKAN DINIYYAH


Ma’had ini didirikan pada tahun 1981 di Bangil dengan menempati sebuah rumah
kontrakan. Dengan penuh ketelatenan dan kesabaran Ust. Hasan Baharunn
mengasuh dan mendidik para santrinya, sehingga mendapat kepercayaan dari
masyarakat dan dalam waktu yang relative singkat jumlah santri berkembang
dengan pesat.


Selain membina santri putra, pada tahun 1983 pondok ini menerima santri
putri yang berjumlah 16 orang yang bertempat di daerah yang sama. Dan pada
tahun 1984 lokal pemondokan santri menempati sampai sebanyak 13 rumah
kontrakan.


Atas petunjuk Musyrif Ma’had Darullughah Wadda’wah Abuya Sy. Muhammad Alwi
Al-Maliki Al-Hasani, pada tahun 1985 Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah
dipindah ke Desa Raci.


Al Ustadz Zain Hasan Baharun selaku penerus Ust. Hasan Baharun pada tahun
2006 membuka Pondok Pesantren II Darullughah Wadda’wah yang berlokasi di
Desa Pandean Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan.


Kami senantiasa mengharapkan doa dari semua kalangan (habaib, ulama dan kaum
muslimin, semoga ma’had ini dapat memberikan manfaat kepada agama, nusa dan
bagsa fiddunya wal akhiroh.


B. PROGRAM PENDIDIKAN MU’ADALAH (KURIKULUM PEMERINTAH)



Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah yang berada di Desa Raci Kecamatan
Bangil ini mendirikan Madrasah Muadalalah (Kurikulum Nasional) merupakan
kebulatan tekad untuk mencetak ulama yang intelek dan profesional dalam
menjawab berbagai problem global pendidikan saat ini. Sehingga dengan tekad
dan semangat tersebut berupaya mewujudkan dengan sistem dan program
pendidikan terpadu, berupaya tampil sebagai lembaga pendidikan Islam untuk
menciptakan masyarakat ilmiah yang selalu disinari oleh ajaran Islam,
sehingga santri keluaran Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah itu memiliki
kemantapan aqidah dan kedalaman spiritual, keluhuran akhlaq, keluasan ilmu
dan kematangan profesional, dan atau menjadi pemimpin, ulama serta kader
muslim yang tangguh berwawasan luas, kritis dan mempunyai kepribadian yang
paripurna sehingga Al Habib Hasan bin Ahmad Baharun mewajibkan seluruh
santrinya masuk pada sekolah umum (Kurikulum Nasional) yang didirikannya.
Sekolah ini terdiri berbagai jenjang pendidikan yaitu: MI, MTs dan MA.


1. Madrasah Ibtida’iyah Darullughah Wadda’wah


Keadaan Siswa Madrasah Ibtida’iyah Darullughah Wadda’wah

No.

Kelas

Putra

Putri

Jumlah

1

I

11

4

15

2

II

11

9

20

3

III

14

6

20

4

IV

16

6

22

5

V

14

4

18

6

VI

22

5

27

Jumlah

88

34

122


Keadaan Guru Madrasah Ibtida’iyah Darullughah Wadda’wah

No.

Alumni

Putra

Putri

Jumlah

1

IAIN

2

1

3

2

IKIP

1

2

3

3

UNIV.

1

1

2

4

STAI DALWA

5

4

9

5

MA DALWA

2

2

4

Jumlah

11

10

21



2.   Madrasah Tsanawiyah Darullughah Wadda’wah


Madrasah Tsanawiyah ini didirikan pada tanggal 17 Juli 1992 dengan Surat
Keputusan yang dikeluarkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia Kantor
Wilayah Jawa Timur No.: 212.35.14.15.059/1992.

Siswanya berasal dari lulusan MI Darullughah Wadda’wah sendiri ditambah
dengan siswa MI lulusan dari luar dan siswa yang belum lulus Madrasah
Tsanawiyah (Pindahan). Sedangkan siswa Madrasah Tsanawiyah  saat ini
sebanyak 333 orang murid dan dibina oleh 16 orang guru.



3.   Madrasah Aliyah Darullughah 

[ppiindia] Gus Dur: Kyai Mutamakkin dan Perubahan Strategi NU

2010-06-30 Terurut Topik Ananto
Kyai Mutamakkin dan Perubahan Strategi NU

Oleh: KH. Abdurrahman Wahid



Tahun lalu, penulis diminta menyampaikan makalah dalam sebuah seminar yang
diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di
Ciputat Jakarta. Seminar itu diselenggarakan untuk memperkenalkan buku
karangan Zainul Milal Bizawie tentang Kyai Ahmad Muamakkin. Dalam kesempatan
itu, penulis hanya berbicara tentang hal-hal yang mendasar, tanpa
mempersiapkan sebuah makalah tertulis. Karena harus berbicara mengenai Kyai
Ahmad Mutamakkin dari Kajen, Pati (Jawa Tengah), maka yang dipentingkannya
adalah perbedaan dasar beliau dengan para ulama lain dari massa itu.
Sebagaimana diketahui, kyai yang hidup dan berkiprah dalam paruh kedua abad
ke-18 Masehi, mengalami dua buah macam penguasa. Mereka adalah Amangkurat IV
dari Kartasura dan Pakubuwono II di Surakarta Hadiningrat.


Beliau terlibat dalam perdebatan seru ketika diadili oleh Katib Anom,
semacam menteri agamanya, Amangkurat IV. Pemeriksaan pandangan-pandangan
beliau oleh Katib Anom, yang notabene cucu Sunan Kudus, direkam dalam sebuah
tembang Kraton yang berjudul Serat Cebolek. Nama sebuah desa yang terletak
di sebuah selatan desa Kajen di atas. Serat yang menggunakan bahasa sastra
Jawa yang tinggi ini, akhirnya dijadikan pokok disertasi doctoral oleh
Subardi, pada salah sebuah Universitas terkemuka di Australia. Disertasi itu
ditulis dalam bahasa Inggris dan sudah sewajarnya ia diterjemahkan ke dalam
bahasa nasional kita. Tetapi pokok permasalahan yang penulis bahas tidak ada
dalam disertasi tersebut.


Di samping disertasi itu, ada juga sebuah kidung yang sering dibacakan dalam
peringatan kematian (haul) beliau di Kajen. Selama seminggu “orang
memperingati” kematian beliau tersebut. Puncaknya adalah pembacaan
tembang/kidung tersebut di atas, dengan lebih dari 100 ribu orang hadirin.
Namun, strategi yang diuraikan penulis di Ciputat itu, juga tidak muncul
dalam “keramaian” di atas. Orang lebih tertarik kepada cerita-cerita tentang
“keanehan” Kyai Mutamakkin, dari pada melakukan pembicaraan tentang peranan
Kyai tersebut, sebagai seorang alim yang berpengetahuan agama sangat dalam.
Dengan kata lain, orang lebih melihat ketokohan beliau, dan bukannya apa
yang menjadi peranan beliau dalam kehidupan beragama Islam di kalangan kaum
muslim tradisional di pantai utara Jawa Tengah (dan sedikit kawasan Jawa
Timur).


Yang penulis maksudkan dengan strategi yang beliau bawakan itu adalah
merumuskan arah perkembangan dalam hubungan antara para ulama dan penguasa
di Jawa waktu itu. Bupati Rifai dari Batang (kawasan sebelah barat Jawa
Tengah) juga menggunakan Serat Cebolek dari Kraton Surakarta itu, sebagai
“pendukung utama” atas kekuasaannya. Ini “dilawan” oleh para ulama setempat
sekitar satu abad setelah “pemeriksaan” atas diri Kyai Mutamakkin oleh Katib
Anom. Hal itu menunjukkan bahwa ada sebuah perkembangan sangat menarik dalam
kehidupan kaum Muslim, yang juga ditentukan oleh sikap para ulama setempat,
seperti terjadi sekarang ini. Karenanya, dalam makalahnya itu penulis
mencoba melihat persoalannya dari sudut strategi perjuangan Islam di negeri
ini.


Hal dasar itu adalah hubungan antara para ulama sebagai “pimpinan umat” di
satu pihak, dan para penguasa di pihak lain. Di masa hidup Kyai Mutamakkin,
para ahli fiqh (hukum Islam) cenderung untuk ‘membela” para penguasa, bahkan
dikala melakukan kesalahan-kesalahan yang besar. Populer sekali ungkapan
bahwa para raja tradisional Jawa melakukan hubungan seksual dengan istri
mereka, dan kemudian tidak melakukan mandi Junub, para bawahan merekalah
yang melakukan hal itu. Sikap ini mungkin dilakukan karena adanya
‘ketentuan’ yang disebutkan Al-Qur’an, agar kaum muslimin selalu taat kepada
Allah, utusannya dan para penguasa (Uli Al-Amri). Sikap “tutup mata” atas
pelanggaran-pelanggaran fiqh oleh para penguasa ini, terjadi dalam skala
yang besar dan meliputi masa yang panjang. Sebaliknya, para pemimpin
tarekat, para mursyid dan badal-badal mereka, menentang penguasa yang ada,
dan menyebut nama mereka secara terbuka di muka umum. Karena itu, kita kenal
dari masa itu cerita-cerita tentang ulama yang dibakar hidup-hidup atau di
kupas kulit mereka sebagai “hukuman dari para penguasa”. Penentangan
langsung para pemimpin tarekat itu yang kemudian dirubah oleh Kyai Ahmad
Mutamakkin. Ia tidak pernah menyerang penguasa manapun dengan menyebut nama
terang-terangan. Ia mengemukakan sebuah “strategi penentangan alternatif”
yaitu dengan menyebutkan bahwa penguasa yang baik selalu melaksanakan
hal-hal yang baik pula. Dengan melakukan pendekatan positif seperti itu, ia
justru ditentang oleh para ahli fiqh pada waktu itu. Mereka mempersoalkan
hal yang menurut mereka merupakan pelanggaran fiqh yang dilakukan Kyai Ahmad
Mutamakkin.


Mereka mempersoalkan ijin yang diberikan Kyai kita itu kepada orang yang
melukiskan gambar ular dan gajah secara penuh di dinding masjidnya., yang
waktu itu dianggap haram. Demikian pula, ia bersedia menonton wayang kulit

[ppiindia] Berbagai berita kelanjutan soal FPI

2010-06-30 Terurut Topik Umar Said
Kumpulan berita ini juga disajikan dalam website http://umarsaid.free.fr
yang sampai sekarang sudah dikunjungi  621 180  kali



 = = = =   = = =   = = =





Berbagai berita kelanjutan soal FPI


Seperti telah diduga, ternyata peristiwa insiden FPI Banyuwangi yang
membubarkan  secara paksa pertemuan antara anggota-anggota DPR (Komisi
Kesehatan) di bawah pimpinan Dr Ribka Tjiptaning dengan berbagai elemen
masyarakat Banyuwangi (termasuk eks-tapol dan bekas-bekas anggota PKI)
menjadi persoalan publik yang cukup hangat, sehingga menarik perhatian dari
berbagai kalangan.


Mengingat pentingnya masalah berbagai kegiatan FPI yang kontroversial sejak
lama ini, dan untuk memungkinkan para pembaca untuk mengikuti perkembangan
selanjutnya masalah peristiwa  insiden Banyuwangi itu, maka dalam website
disediakan rubrik khusus yang berisi bahan-bahan atau berita mengenai
persoalan FPI yang diambil dari berbagai sumber.



  1.. Umar Said


= == = = = = == = = =



Pengusiran Anggota DPR PDIP, Komnas HAM Panggil Kapolri


JAKARTA--MI: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan memanggil
Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri. Pemanggilan itu terkait
kasus pembubaran paksa pertemuan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di
Banyuwangi, Jawa Timur.

Kita akan meminta penjelasan Kapolri, ujar Wakil Ketua Komnas HAM, Ridha
Saleh, ketika dihubungi wartawan, Jakarta, Selasa (29/6).



Menurut dia, Polri terkesan tidak tegas dalam mengusut kasus tersebut.
Karena Polri terkesan tidak melakukan tindakan yang tegas. Terkesan ada
pembiaran, tukasnya.

Namun, Komnas HAM belum melihat adanya pelanggaran HAM. Dia hanya
menandaskan setiap orang berhak berkumpul dan berorganisasi. Hal itu
dilindungi oleh undang-undang.



Kita belum bisa mengatakan, tapi yang jelas bahwa apa yang dilakukan FPI
itu bertentangan prinsip hak asasi manusia. Orang berkumpul, berorganisasi
kok dibubarin. Mereka tidak punya kewenangan apa-apa untuk membubarkan.
Berkumpul dan mengeluarkan pendapat, tukasnya.

Ridha menuturkan permasalahan tersebut akan dibawa ke rapat paripurna
pimpinan Komnas HAM. Sebab, lanjutnya, masalah pembubaran tersebut merupakan
masalahan yang mendesak dan harus mendapat respon cepat. (*/OL-9)



* * *





FPI Dituding Melanggar HAM


Media Indonesia,, 30 Juni 2010

JAKARTA--MI: Front Pembela Islam (FPI) melakukan pelanggaran hak asasi
manusia (HAM). Aktifitas FPI sudah mengganggu demokrasi dan penegakan hak
asasi, kata Wakil Ketua Komnas HAM Ridha Saleh di Jakarta, Selasa (29/6).



Terkait dengan acara pertemuan yang digelar Ketua Komisi IX DPR dr Ribka
Tjiptaning di Banyuwangi pada 24 Juni lalu yang dibubarkan oleh FPI, Forum
Umat Beragama, dan LSM Gerak, Komnas HAM mengatakan tiga kelompok itu tidak
berhak membubarkan acara tersebut.



Orang berkumpul, berorganisasi kok dibubarin. Mereka tidak punya kewenangan
apa-apa untuk membubarkan. Berkumpul dan mengeluarkan pendapat itu hak asasi
wagna negara, tegasnya.

Ridha juga berpendapat bahwa Polri terkesan tidak melakukan tindakan yang
tegas. Terkesan ada pembiaran. Kami akan meminta penjelasan Kapolri, kata
dia.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Edward Aritonang, Selasa
(29/6), menegaskan bahwa jika ada pelanggaran-pelanggaran hukum, Polri akan
bertindak. Siapapun harus tunduk kepada hukum, tukasnya.



Soal peristiwa di Banyuwangi itu, Edward mengaku belum ada pihak yang
ditangkap. Tapi kami sudah menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan,
tuturnya. (*/OL-8)



* *



 Azyumardi: Pembubaran FPI Seperti Kembali ke Rezim Soeharto





DetikNews, 30 Juni 2010



Pengamat Politik Azyumardi Azra berpendapat, pembubaran Front Pembela Islam
(FPI)

dikhawatirkan akan kembali ke rezim Soeharto. Solusinya, Kepolisian harus
berani menangkap

otak di balik insiden pembubaran paksa acara Ketua Komisi IX DPR Ribka
Tjiptaning di Banyuwangi.

Karena kalau dibiarkan pemerintah membubarkan suatu organisasi nanti di

kemudian hari ada lagi ormas-ormas lain yang dibubarkan juga. Nanti

kita seperti kembali ke rezim zaman Soeharto, bisa membubarkan sesuai

keinginan rezim, kata Azyumardi.



Hal ini disampaikan Azyumardi di acara seminar Uni Eropa-Indonesia di Hotel
Inter Continental,

Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (30/6/2010).

Menurut dia, pendapatnya bukan sebagai bentuk membela FPI. Bukan berarti
saya

membela FPI ya dengan tidak setuju pembubaran. Ini lebih untuk membela

ormas-ormas lain di masa yang akan datang, ujar dia.



Solusinya,menurut saya, polisi harus berani menangkap otaknya. Kepolisian

memiliki legalitas dari negara untuk melakukan tindakan represi bagi

pihak yang bersalah.



Kalau otaknya dari lokal, tangkap yang lokal. Tetapi, kalau perintahnya
dari pusat,

tangkap yang pusat. Jadi solusinya dibawa saja ke pengadilan, kata
Azyumardi.

FPI menilai acara Ribka gerakan neo PKI? Siapa pun mau PKI atau bukan,

harusnya FPI tidak main hakim sendiri. Kalau memang mereka merasa

terganggu, ya laporkan