[ppiindia] rehat : apa hidup ?
Quantum Jazz Biology When the be-close-in-the-heart one of the figures of THIS 21 ERA SCIENTIST Mey-Hwa Ho tells about herself and about her pioneering work in understanding life….. Question : Please tell us a little bit about your background and schooling. Ho: I was born in Hong Kong; started school in Chinese and then transferred to an English school for girls, run by Italian nuns. I got exposed to serious Western ideas late-ish in life, when I was about 10 or 11 years old. I was quite good in school, and the nuns let me do whatever I liked; didn’t have to listen if I got bored. So I escaped the worst of reductionist Western education because ideas that didn’t fit just rolled off my back. I guess that explains why I’m always at odds with whatever the conventional theory is in every single field that I go into. I was in the convent school until I entered Hong Kong University to read biology and then biochemistry as a PhD. Again, I learned almost nothing useful during that time. Maybe I exaggerate: I learned, by myself, of things I liked to learn about. After I finished university, I got a postdoctoral fellowship, and began to change fields because I didn’t like the kind of research I was doing. I began to revolt against neo-Darwinism and the reductionistway of looking at things in bits. I had gone into biochemistry for my Ph.D. because of something I heard from one of the professors who quoted Albert St. Györgyi - the father of biochemistry—that life was interposed between two energy levels of an electron. I thought that was sheer poetry. That made me want to know, “what is life?” So I went into biochemistry thinking I would find the answer there. But it was very dull because biochemistry then was about cutting up and grinding up everything, separating, purifying. Nothing to tell you about what life is about. Biology as a whole was studying dead, pinned specimens. There was nothing that answered the question, what is biological organization? What makes organisms tick? What is being alive? I especially detested neo-Darwinism because it was the most mind-numbing theory that purports to explain anything and everything by “selective advantage”, competition and selective advantage. I spent a lot of time criticizing neo-Darwinism until I got bored. What neo-Darwinism leaves out is the whole of chemistry, physics, and mathematics, all science in fact. You don’t even need any physiology or developmental biology if everything can be explained in terms of selective advantage and a gene for any and every character, real or imaginary. Finally, I met some remarkable people and learned a lot from them, and completely changed my field of research to try and answer that haunting question, “what is life?” I wrote a book on the ‘physics of organisms’, not ‘biophysics’, which is largely about the structure of dead biological materials and physical methods used in characterizing them. The physics of organisms is about living organization, quantum coherence and other important concepts. Question : Did you change fields during your schooling or afterward? Ho: It was after my schooling; almost a complete break with my previous training. In the first year of university, we had to do everything. We had to do all sorts of chemistry, including thermodynamics. Thermodynamics was the first class in the morning. It was a huge class. I always arrived late. The lecturer spoke very quickly, very quietly, wrote on the board with one hand and rubbed off with the other. So I understood nothing at all. I had to relearn all the thermodynamics, but that came later. The first person who started to influence me was Fritz Popp, a quantum physicist studying light emission from living organisms. When I first met him, I didn’t understand a single word of what he was saying, but he mentioned something called quantum coherence. I had a feeling it was very important, and I decided to find out as much as possible about it. Question: Who were some of your other influences? Ho: The second person whose work influenced me most was Herbert Fröhlich. Fröhlich was a solid-state physicist. He was very interested in why organisms are, among other things, so sensitive to electromagnetic fields and microwaves of very low intensity, very weak fields, such as those from high tension power lines and mobile phones. He had a theory of ‘coherent excitations’ that was related to the theory of quantum coherence because he treated the organism almost like a solid-state system. Read the rest of this interview Send me email if you want to know more about her! Quick, quick, quick…! [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Mengintip Produk Indonesia Yang Mendunia
Mengintip Proudk Indonesia Yang Mendunia Kata siapa produk Indonesia tidak bisa menembus pasardunia? Meski persaingan dunia begitu ketat, rupanya masih ada sejumlah produk Indonesiadi antara menterengnya merek-merek dunia. Untuk artikel selengkapnya klik http://www.KabariNews.com/?35109 [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Orang Asia, Kegemukan dan Kanker
Refleksi: Hidup senang membuat orang kegemukan, dan karena semua keperluan hidup sehari-hari tersedia atau mudah diperoleh, jadi kurang gerak. Orang miskin susah hidup mempunyai badan kurus dan lagi sering sakit-sakitan. Sesuai Biro Statistik di NKRI ada 40 juta orang miskin, mengingat berbagai kesulitan hidup maka angka 40 juta direndahkan, angka sebenarnya lebih tinggi. Kalau dari segi kegemukan di Indonesia, tidak sulit untuk mengambil kesimpulan, bahawa yang kegemukan ialah para petinggi negera di semua tingkat dalpankan pekerjaan, dari yang rendah sampai ke puncak kekuasaan, begitupun petinggi agama pun gemuk, jadi mereka merupakan dua sejoli. Mereka bukan saja gemuk badan tetapi juga juga berdompet gemuk, sebaliknya yang kurus-kurus ialah rakyat dan tentunya juga dompet mereka sesuai dengan besarnya badan. hehehehehe. Apakah temuan Anda juga demikian seperti itu? http://antaranews.com/berita/1277866637/orang-asia-kegemukan-dan-kanker Orang Asia, Kegemukan dan Kanker Rabu, 30 Juni 2010 09:57 WIB | Peristiwa | Kesehatan | Hong Kong (ANTARA News) - Orang Asia yang kelebihan berat badan atau kegemukan lebih mungkin untuk meninggal akibat kanker dibandingkan dengan orang yang memiliki berat normal, demikian hasil satu studi besar di Asia. Kegemukan dianggap sebagai salah satu faktor risiko serangan kanker tertentu di Barat, tapi setakat ini belum jelas apakah penyakit itu menimbulkan risiko yang sama bagi orang Asia, sebagaimana dikutip dari Reuters. Para peneliti memantau 401.215 orang di China, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Thailand, Australia dan Selandia Baru selama empat tahun. Dibandingkan dengan orang yang memiliki berat normal, para peserta studi tersebut yang kegemukan menghadapi kemungkinan 21 persen lebih besar untuk meninggal akibat kanker, sementara mereka yang kelebihan berat badan menghadapi kemungkinan enam persen lebih tinggi, demikian temuan studi tersebut. Para peneliti itu mendapati peserta yang kegemukan sangat rentan terhadap kanker usus, dubur, payudara, indung telur, cervix, prostat dan leukemia. Orang yang kelebihan berat dan kegemukan pada masyarakat di seluruh wilayah Asia-Pasifik memiliki risiko mencolok untuk meninggal akibat kanker, tulis para peneliti tersebut di dalam dokumen yang diterbitkan di The Lancet Oncology, Rabu. Berbagai strategi baru sangat diperlukan untuk menangani wabah kegemukan di Asia guna mencegah peningkatan lebih lanjut beban kanker di wilayah ini, kata kelompok peneliti itu --yang dipimpin oleh Christine Parr di University of Oslo di Norwegia. Telah terjadi peningkatan pesat jumlah orang yang kegemukan di banyak negara Asia dalam beberapa dasawarsa belakangan, yang dipicu oleh kemakmuran pertumbuhan dan perpindahan orang dari pinggiran ke kota besar, tempat mereka menjadi kurang gerak dan memakan makanan yang lebih banyak mengandung lemak. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Balita Pendek Terbanyak di India, Indonesia Kelima
Refleksi : Dikatakan dalam berita bahwa orang Jepang dulu lebih pendek dari Indonesia, tetapi sekarang sekarang ternyata orang Indonesia lebih pendek dari orang Jepang. Bagaimana dengan hasil kemerdekaan yang dicpai bisa dilihat pada tinggi badan sebagai salah satu indikator. Untuk perbandingan tinggi badan antara orang Indonesia dan Jepang, tertera seperti berikut : Indonesia Laki-laki 1.580 m Wanita1.470 m ( Self-reported 1997 [28] Japan 1.715 m 1.580 m (5 Measured 2006 http://antaranews.com/berita/1277281676/balita-pendek-terbanyak-di-india-indonesia-kelima Balita Pendek Terbanyak di India, Indonesia Kelima Rabu, 23 Juni 2010 15:27 WIB | Peristiwa | Kesehatan | Jakarta (ANTARA News) - Diantara balita bertinggi badan dibawah rata-rata di dunia, terbanyak ada di India, sedangkan Indonesia menempati urutan kelima diantara negara-negara berjumlah balita pendek terbesar. Dari 12 juta anak balita di Indonesia, 38,6 persennya atau sekitar lima juta balita memiliki tinggi badan dibawah rata-rata tinggi badan balita dunia, kata Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Soekirman PhD di Jakarta, Rabu. Usai presentasi sebagai peraih hibah riset berjuluk Research Grant Winner 2008 Indonesia Danone Institute, Soekirman mengatakan bahwa dari laporan organisasi kesehatan dunia (WHO) tersebut menunjukkan adanya kondisi kekurangan gizi kronis pada anak-anak Indonesia. Kekurangan gizi, terutama zat zinc atau seng yang banyak terdapat pada protein hewani itu dimulai sejak janin di kandungan ibu, atau sejak kelahiran sampai bayi berusia dua tahun. Soekirman membantah jika tidak sesuainya tinggi badan anak dengan standar usia (stunted) disebabkan karena faktor keturunan (genetika). Dulu kita tahunya penjajah Jepang itu pendek-pendek, lebih pendek dari orang Jawa. Tapi sekarang mereka tinggi-tinggi, sudah jarang sekali yang pendek. Itu disebabkan makanan bergizi yang mereka makan serta faktor lainnya yakni kebersihan lingkungan, katanya. Penelitian oleh UNICEF menunjukkan hampir sepertiga anak-anak dibawah usia lima tahun di negara-negara berkembang memiliki tubuh pendek. India adalah juaranya, jumlahnya mencapai 61 juta anak, artinya, tiga dari 10 anak pendek di dunia berasal dari India. Selain itu, hasil penelitian pada lima negara berkembang yaitu Ghana, Tanzania, Indonesia, Vietnam, dan India juga menyatakan prevalensi gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah sangat tinggi yaitu berkisar antara 48-56 persen. Pertumbuhan anak balita tak sesuai umur, menurutnya, juga terkait dengan rendahnya tingkat kecerdasan anak. UNICEF menyebut, anak yang sangat pendek punya rata-rata IQ 11 poin lebih rendah dibandingkan rata-rata anak dengan tinggi normal sesuai usianya. (D009/S026) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] rehat : Kaji ulang JATIDIRI INDONESIA
RENUNGAN VII. DAUR ULANG SEJARAH Share SriwidadaPutuGedheWijaya Saturday, June 26, 2010 at 2:11pm PENGANTAR Ada sebagian orang berpendapat bahwa mempelajari sejarah adalah omong kosong. History is bunk. Sedangkan Bung Karno menandaskan Jangan sekali – kali meninggalkan sejarah atau yang sering disebut dengan JASMERAH. Bahkan beliau tandaskan bahwa : “Karena dari mempelajari sejarah orang bisa menemukan hukum, hukum yang menguasai kehidupan manusia. Salah satu hukum itu ialah bahwa : Tidak ada satu bangsa yang besar dan malmur zonder kerja. Terbukti dalam sejarah segala zaman, bahwa kebesaran bangsa kemakmuran tidak pernah jatuh gratis dari langit. Kebesaran bangsa kemakmuran selalu 'kristalisasi' keringat. Ini adalah hokum, yang kita temukan dari mempelajari sejarah. Bangsa Indonesia, tariklah moral dati hukum ini ! Lao Tse, orang suci Cina, menyatakan :”Dengan memahami masa lalu, engkau akan menguasai masa depan” (Nasr.1984). Memang benar bahwa dengan mempelajari dan melihat masa lalu, kita dapat menjalani masa kini dan hasil saat ini dapat menetukan untuk hari esok, walaupun dalam kasanah kearifan budaya local dikenal dengan adanya Cakra – manggilingan. Apakah esok akan menjadi kemarin ?. Tidak ! Karena besok adalah kepanjangan hari ini, akan tetapi tanpa mempelajari kemarin dan hari ini maka esok akn sia –sia saja seperti kemarin! Teramat sayang bahwa bangsa ini ingkar atas wasiat tersebut sehingga sejarah Indonesia ini tidak menunjukkan suatu kesinambungan. Satu masa dihapus dan digantikan secara total dengan suatu yang baru. Naifnya yang baru hanya dibuat untuk membedakannya dengan yang lama. Maka tidaklah keliru bila Soebadio Sastrosatomo dalam salah satu bukunya yang brjudul Era Baru Pemimpin Baru. Soebadio menolak rekayasa rezim Orde Baru menyatakan bahwa Seolah – olah sejarah Indonesia itu baru ada semenjak lahirnya rezim Oede Baru. Seiring peringatan seabad Kebangkitan Nasional, satu dasawarsa kebangkrutan nasional rezim Reformasi/ Transisional serta 63 tahun Kemerdekaan Negara Proklamasi Kesatuan Republik Indonesia, kiranya mutlak bagi seluruh unsur bangsa berkenan merenungkan peri kehidupan berbangsa bernegara yang secara hakekat, secara tersirat sejatinya telah bubar dan bangsa ini amat terpuruk dengan stigma sebagai “bangsa babu, bangsa Indon – bangsa trouble maker, bangsa kuli – kulinya bangsa - bangsa” yang jauh hari sebenarnya telah diperingatkan oleh Bung Karno sebagaimana pidatonya pada 17 Agustus 1963 dengan judul Genta Suara Revolusi Republik Indonesia atau GESURI. Bung Karno menyatakan bahwa : “Barang kali kita makin lama makin jauh ‘opdrft’, makin lama – makin klejar – klejer, makin lama makin tanpa arah, bahkan makin lama makin masuk lagi ke dalam lumpurnya muara ‘explotation de l’homme’ en ‘ explotation de l’homme par nation’. Dan sejarah akan menulis : disana, antara benua Asia benua Australia, antara lautan Teduh lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa yang mula – mula mencoba untuk hidup kembali sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi ‘een natie van koelies, en een kolies onder de naties”. Bahkan bangsa Negara ini menempati rangking pertama disusul oleh Thailand di Asia dalah hal korupsi! Quvadis. Bung Karno sebagai anak sejarah, putra kandung revolusi, ikon pemimpin dunia, putra terbaik Bunda Pertiwi yang memiliki segudang stigma antara lain sebagai : Sang Proklamator, Bapak Bangsa, Founding Father, arsitek, seniman/pelukis, budayawan, pengarang, orator, politikus, negarawan, filosuf, futurolog dan lain sebagainya. Sebagai anak bangsa Bung Karno juga menyandang stigma miring yang dilekatkan oleh sebagian masyarakat yang kontra padanya dengan sebutan : diktator, gila hormat dan jabatan, kolaborator, cengeng dan donjuan serta tokoh coup detaat atas kekuasaannya sendiri. Benarkah ? Pro dan kontra adalah suatu kenisbian, sungguhpun demikian kita telah diwarisi begitu banyak filosofi kearifan buadaya local seperti “Becik ketitik ala ketara” dan sesanti “Sura dira jayanikanangrat swuh brastha tekap ing ulah dharmastuti atau Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti” yang maknanya : ”Bahwa betapapun sura (sakti) dan besar kekuasaannya, akan tetapi kalau untuk tujuan yang tidak benar, tidak adil dan angkara murka (adharma), pasti akan sirna oleh budi pekerti luhur dan rahayu serta sikap kasih dan damai”. Seiring keadaan berbangsa dan bernegara dimana Pemerintah ingin merajut kembali kenangan, semangat dan jiwa nasionalisme seiring seabad peringatan kebangkitan nasional di tengah – tengah keterpurukan serta runtuhnya konstruiksi Negara Proklamasi yang berdasarkan PANCASILA yang telah diganti dengan esensi PIAGAM JAKARTA yang telah dilembagakan sekurangnya oleh 6 propinsi, 38 kabupaten 12 kota serta menyusul di ujung timur, Papua tak mau kalah segera memberlakukan perda syareat “Kota Injili”. Disintegrasi bangsa telah meletup dan masyarakat tanpa asa sehingga mereka berduyun – duyun mencari harta karun – harta warisan Bung Karno secara membabi buta,
[ppiindia] Indonesia Jadi Penonton Piala Dunia 2010 Terbanyak!
Indonesia Jadi Penonton Piala Dunia 2010 Terbanyak! Jakarta, Kabarinews.com- Meski Tim Nasional tidak ikut berlaga di Piala Dunia (PD) 2010,namun animo masyarakat Indonesiamenonton PD tetap tinggi. Perusahaan riset informasikonsumen dan media, AC Nielsen, menyatakan Indonesia berada di posisi terataskepemirsaan televisi Piala Dunia 2010 di antara 32 negara yang di survei. Untuk artikel selengkapnya klik http://www.KabariNews.com/?35103 [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] TNI AL Mendapat Bantuan Sistem Radar
TNI AL Mendapat Bantuan Sistem Radar Jakarta, KabariNews.com– Untuk meningkatkan sistem keamanan perbatasan Indonesia, serta gunamemerangi serangan teroris, Pemerintah Amerika Serikatmemberikan bantuan sistem radar kepada Angkatan Laut Indonesia. Bantuansenilai US$ 56 juta tersebut diserahkan langsung oleh Duta BesarAmerika Serikat untuk Indonesia, Cameron R Hume, di Pusat Komando TNIAL Batam. Untuk artikel selengkapnya klik http://www.KabariNews.com/?35108 [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] 3 Jurnalis Indonesia Terlena Kecantikan Wartawati Turki
Jurnalis Indonesia Terlena Kecantikan Turki Yudhoyono dijadwalkan menyampaikan pidato di depan Parlemen Turki Rabu, 30 Juni 2010, 09:28 WIB Renne R.A Kawilarang Presiden Yudhyono dan istri disambut Presiden Turki (AP Photo/Burhan Ozbilici) BERITA TERKAIT Turki-Indonesia Sepakat Bebas VisaSBY: Merhabeh Asker ! RI Jalin Kerjasama Strategis dengan Turki web tools VIVAnews - Kecantikan seorang wartawati yang bertugas di Istana Presiden Turki membuat tiga wartawan pria asal Indonesia, yang sudah siap mengajukan pertanyaan, terlambat merespon tawaran Presiden Abdullah Gul untuk bertanya. Walhasil, wartawan Indonesia membuang kesempatan untuk bertanya kepada Gul maupun tamunya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Itulah insiden kecil yang melanda para wartawan usai konperensi pers Yudhoyono dan Gul di Istana Presiden di Ibukota Ankara, Selasa siang 29 Juni 2010 waktu Turki. Menurut wartawan ANTV - VIVAnews, Uni Lubis, kedua kepala negara mengadakan jumpa pers usai menyaksikan penandatanganan delapan Nota Kesepahaman (MoU) antara Turki dan Indonesia. Namun, jumpa pers itu berakhir tanpa tanya-jawab. Siang ini, Yudhoyono akan menerima kunjungan kehormatan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan. Setelah itu, Yudhoyono dijadwalkan menyampaikan pidato di depan Parlemen Turki. Kesempatan langka ini tidak diberikan kepada semua kepala negara asing yang berkunjung ke Turki. Tahun lalu Presiden AS, Barack Obama, mendapat kesempatan yang sama saat mengunjungi Turki.(np) • VIVAnews Satrio Arismunandar Executive ProducerNews Division, Trans TV, Lantai 3 Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 3542, Fax: 79184558, 79184627 http://satrioarismunandar6.blogspot.comhttp://satrioarismunandar.multiply.com Verba volant scripta manent...(yang terucap akan lenyap, yang tertulis akan abadi...) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Pelawak Cholik Ingin Kabur Dari Rumah Sakit
Pelawak Cholik Ingin Kabur Dari Rumah Sakit Selama ini untuk biaya pengobatan pelawak itu semua berasal dari tetangganya. Rabu, 30 Juni 2010, 15:59 WIB Finalia Kodrati Pelita Grup BERITA TERKAIT Tukul dan Ginanjar Jenguk CholikPelawak Cholik Menderita Liver Akut web tools VIVAnews - Pelawak Cholik Syahrami sedang menjalani perawatan di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo karena menderita penyakit liver akut. Untuk kesembuhan penyakitnya itu dibutuhkan biaya hingga ratusan juta. Cholik sedih menghadapi kenyataan itu karena dia tak memiliki biaya untuk perawatannya tersebut. Bahkan, Cholik sempat ingin melarikan diri dari rumah sakit. Bapak pernah hampir mau kabur dari rumah sakit karena tak sanggup dengan biayanya. Katanya dia mau kabur saja, biar utangnya sedikit. Kabur sekarang atau nanti sama saja katanya. Dia sudah nekad mau kabur, kata Arya Wiguna, anak angkat Cholid saat dihubungi VIVAnews, Rabu 30 Juni 2010. Arya mengatakan selama ini untuk biaya pengobatan pelawak yang populer bersama grup lawak Pelita itu semua berasal dari kebaikan hati para tetangganya. Mereka berbaik hati meminjamkan atau memberi uang untuk Cholik agar bisa berobat ke rumah sakit. Kita minjam sana sini karena Bapak sudah lama juga nggak ada kerjaan. Untuk sedot cairan saja kita harus bayar Rp 500 ribu dan kita menunggu uang ke kumpul dulu baru sedot cairan, ucapnya. Kesulitan biaya yang dihadapi Cholik untuk pengobatannya itu membuat pria tersebut tak bisa tenang selama menjalani perawatan. Dia merasa beban hidupnya semakin bertambah dengan penyakit tang dideritanya tersebut. Bapak memikirkan biayanya terus. Belum lagi mikirin rumah, bapak takut kalau hujan rumah itu roboh, makanya nggak tenang, ujarnya lagi. Cholik menjalani perawatan di RSCM sejak tanggal 21 Juni lalu. Cholik dirawat di Gedung A lantai 7 kamar 702 RSCM. Selama dirawat sudah ada beberapa pelawak yang menjenguk pria ini. Bahkan, rencananya para pelawak akan menggalang dana untuk biaya pengobatan Cholik. Hal ini sangat disyukuri oleh keluarga besar Cholik. Saya pribadi senang karena banyak pihak yang ingin membantu. Saya nggak nyangka. Untuk itu saya ucapkan terima kasih, ujarnya. • VIVAnews [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Anas: Saatnya Percaya TNI Polri Gunakan Hak Pilih
Rabu, 30/06/2010 12:06 WIB Anas: Saatnya Percaya TNI Polri Gunakan Hak Pilih Gede Suardana - detikNews Denpasar - Partai Demokrat (PD) termasuk yang mendukung agar TNI dan Polri kembali diberikan hak pilih. PD meminta semua pihak mempercayai TNI/Polri untuk menggunakan hak pilih pada Pemilu. Menurut kami anggota TNI/Polri sudah saatnya dipercaya untuk bisa menggunakan hak pilihnya secara dewasa dan demokratis, kata Ketua Umum PD Anas Urbaningrum kepada wartawan pada acara 'Konsolidasi Kader Demokrat Bali' di Hotel Nirmala, Jl Mahendradata, Denpasar, Rabu (30/6/2010). Menurut Anas, sebetulnya di UU Pemilu 2004 dan 2009 status TNI/Polri sudah dipulihkan. Tapi di ketentuan peralihan, anggota TNI Polri belum menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2004 dan 2009. Artinya ini soal waktu. Hanya saja, menurut Anas, hak pilih TNI/Polri diatur sehingga tidak menimbulkan penafsiran berbeda. Tentu harus diatur secara spesifik dan detail agar ini betul-betul hak memilih saja, bukan dimaknai yang lain, ujarnya. Anas meminta DPR saat membahas UU Pemilu perlu menanyakan, mengklarifikasi dan mengkonfirmasi pada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan apakah TNI/Polri Sudah siap menggunakan hak pilih pada 2014. Kalau siap, tentu tidak ada halangan untuk dituangkan dalam ketentuan UU Pemilu, katanya. Hanya saja ia mengingatkan, jika TNI/Polri belum siap maka tidak bisa dipaksakan untuk menggunakan hak pilih. Kalau belum jangan dipaksakan. Kebijakan setiap negara bebeda. Ada yang melarang tentara ikut Pemilu, ada yang biasa saja, ada yang diatur ketat. Indonesia posisinya di tengah. Ini sekaligus tanda bahwa anggota TNI bekerja di bawah supremasi sipil, jelasnya. (gds/fay) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Azyumardi: Pembubaran FPI Seperti Kembali ke Rezim Soeharto
Rabu, 30/06/2010 13:56 WIB Azyumardi: Pembubaran FPI Seperti Kembali ke Rezim Soeharto Ayu Fitriana - detikNews Jakarta - Pengamat Politik Azyumardi Azra berpendapat, pembubaran Front Pembela Islam (FPI) dikhawatirkan akan kembali ke rezim Soeharto. Solusinya, Kepolisian harus berani menangkap otak di balik insiden pembubaran paksa acara Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning di Banyuwangi. Karena kalau dibiarkan pemerintah membubarkan suatu organisasi nanti di kemudian hari ada lagi ormas-ormas lain yang dibubarkan juga. Nanti kita seperti kembali ke rezim zaman Soeharto, bisa membubarkan sesuai keinginan rezim, kata Azyumardi. Hal ini disampaikan Azyumardi di acara seminar Uni Eropa-Indonesia di Hotel Inter Continental, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (30/6/2010). Menurut dia, pendapatnya bukan sebagai bentuk membela FPI. Bukan berarti saya membela FPI ya dengan tidak setuju pembubaran. Ini lebih untuk membela ormas-ormas lain di masa yang akan datang, ujar dia. Solusinya, menurut saya, polisi harus berani menangkap otaknya. Kepolisian memiliki legalitas dari negara untuk melakukan tindakan represi bagi pihak yang bersalah. Kalau otaknya dari lokal, tangkap yang lokal. Tetapi, kalau perintahnya dari pusat, tangkap yang pusat. Jadi solusinya dibawa saja ke pengadilan, kata Azyumardi. FPI menilai acara Ribka gerakan neo PKI? Siapa pun mau PKI atau bukan, harusnya FPI tidak main hakim sendiri. Kalau memang mereka merasa terganggu, ya laporkan ke Polisi. Apapun itu alasannya tetap FPI tidak boleh main hakim sendiri, jawab Azyumardi. (aan/ndr) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Re: Anas: Saatnya Percaya TNI Polri Gunakan Hak Pilih
Tetangga saya (Alm) pernah bilang di depan saya dan se-'orang asli' (bukan pendatang), tidak penting menjadi pimpinan (Ketua RT/RW).. yang paling penting adalah dekat dengan pimpinan - dengan catatan, kedekatan itu dimanfaatkan untuk memudahkan mendorong keputusan yang sesuai dengan kepentingan ybs.. Jadi pernyataan 'TNI bekerja di bawah supremasi sipil' (bahkan naiknya Anas di PD) jangan ditelah mentah/membuat sipil gembira.. seolah tentara/pihak tertentu tunduk dan patuh pada sipil/anak muda.. Sekedar contoh, lihat saja bagaimana status line-bisnis yang dikuasai militer dan coba diungkap (Alm) Munir lewat salah satu bukunya.. Terlepas adanya kemungkinan alasan lain dibunuhnya Alm.. CMIIW.. -- Wassalam, Irwan.K Better team works could lead us to better results http://irwank.blogspot.com fb/twitter/skype: irwank2k2 Pada 30 Juni 2010 17:26, Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.commenulis: Rabu, 30/06/2010 12:06 WIB Anas: Saatnya Percaya TNI Polri Gunakan Hak Pilih Gede Suardana - detikNews Denpasar - Partai Demokrat (PD) termasuk yang mendukung agar TNI dan Polri kembali diberikan hak pilih. PD meminta semua pihak mempercayai TNI/Polri untuk menggunakan hak pilih pada Pemilu. Menurut kami anggota TNI/Polri sudah saatnya dipercaya untuk bisa menggunakan hak pilihnya secara dewasa dan demokratis, kata Ketua Umum PD Anas Urbaningrum kepada wartawan pada acara 'Konsolidasi Kader Demokrat Bali' di Hotel Nirmala, Jl Mahendradata, Denpasar, Rabu (30/6/2010). Menurut Anas, sebetulnya di UU Pemilu 2004 dan 2009 status TNI/Polri sudah dipulihkan. Tapi di ketentuan peralihan, anggota TNI Polri belum menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2004 dan 2009. Artinya ini soal waktu. Hanya saja, menurut Anas, hak pilih TNI/Polri diatur sehingga tidak menimbulkan penafsiran berbeda. Tentu harus diatur secara spesifik dan detail agar ini betul-betul hak memilih saja, bukan dimaknai yang lain, ujarnya. Anas meminta DPR saat membahas UU Pemilu perlu menanyakan, mengklarifikasi dan mengkonfirmasi pada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan apakah TNI/Polri Sudah siap menggunakan hak pilih pada 2014. Kalau siap, tentu tidak ada halangan untuk dituangkan dalam ketentuan UU Pemilu, katanya. Hanya saja ia mengingatkan, jika TNI/Polri belum siap maka tidak bisa dipaksakan untuk menggunakan hak pilih. Kalau belum jangan dipaksakan. Kebijakan setiap negara bebeda. Ada yang melarang tentara ikut Pemilu, ada yang biasa saja, ada yang diatur ketat. Indonesia posisinya di tengah. Ini sekaligus tanda bahwa anggota TNI bekerja di bawah supremasi sipil, jelasnya. (gds/fay) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Yohanes Tuding Uang Keuntungan Sisminbakum Mengalir ke Grup MNC
Rabu, 30/06/2010 15:56 WIB Yohanes Tuding Uang Keuntungan Sisminbakum Mengalir ke Grup MNC Moksa Hutasoit - detikNews Jakarta - Mantan Direktur Utama PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD) Yohanes Woworuntu membuat pengakuan mengejutkan. Selama PT SRD beroperasi mengelola pelayanan Sisminbakum, uang keuntungannya mengalir ke grup Media Nusantara Citra (MNC). Yang saya tahu uang itu semuanya ditarik ke Bhakti Investama. Untuk investasi semuanya. Ya semuanya untuk menunjang operasional segala macam. Misalnya dipinjam semua ke Adam air, untuk investasi dibelikan juga apartemen Four Season 2 lantai, dan juga PT SRD punya tanah hampir 1.000 meter persegi di Thamrin, kata Yohanes di Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta, Rabu (30/6/2010). Dia menjelaskan, kalau ada kesulitan dari kelompok usaha itu, mereka akan melakukan peminjaman ke PT SRD. PT SRD kan kaya, mendadak dalam sebulan dapat Rp 30 miliar cash, keuntungan Sisminbakum, terangnya. Yohanes yang divonis 5 tahun dan denda Rp 378 miliar ini terkait kasus Sisminbakum ini pun mengaku menyesalkan putusan hakim tersebut. Saya satu sen pun tidak makan uangnya. Saya tidak tahu menahu, klaimnya. (ndr/fay) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Pengembalian Otsus Tidak Untungkan Papua
Refleksi : Otsus-otsusan ini bukan hanya tidak menguntungkan Papua, tetapi juga daerah-daerah lain yang diotsuskan, terkecuali Jakarta dan daerah sekitarnya. http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?ses=id=795 29 Juni 2010 10:20:49 Pengembalian Otsus Tidak Untungkan Papua JAYAPURA-Aksi pengembalian otsus oleh masyarakat Papua ke Pemerintah Pusat melalui DPRP dan adanya pernyataan Mantan Pejuang OPM, Nicholas Jouwe bahwa pengembalian Otsus dan referendum bukan solusi (Cepos, 28/6), turut menjadi perhatian Direktur Institute for Civil Strengthening (ICS), Budi Setyanto, SH. Benar apa yang dipikirkan oleh Nicholas Jouwe, karena ia melihat dari berbagai perspektif (pandangan), dan pemikirannya itu tidak melihat sebatas jangka pendek, tapi ke depannya, ungkapnya saat menghubungi Cenderawasih Pos, via ponselnya, Senin (28/6). Menurutnya, seandaiannya Otsus itu dikembalikan, itu akan memberikan beberapa konsekwensi bagi Provinsi Papua sendiri yang tidak ditawar-tawar lagi. Pertama, yang pasti kalau otsus dikembalikan, maka Provinsi Papua akan kembali ke Undang-Undang (UU) umum lainnya, salah satunya tentang UU 32 tentang pemerintahan daerah itu sendiri. Artinya Papua tidak dapat kekhususan lagi, dan akibatnya dana Otsus tidak diberikan lagi. Dengan begitu akan berdampak pada proses pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan yang makin lambat dan hasilnya segala persoalan masyarakat akan semakin sulit diatasi, karena tidak tersedianya anggaran yang cukup, apabila Otsus itu dikembalikan. Salah satunya jelas program Respek akan hilang, tuturnya. Hal lain adalah tidak ada lagi lembaga Majelis Rakyat Papua (MRP) yang merupakan lembaga representatif kultur masyarakat asli Papua yang selama ini berupaya memperjuangkan apa yang menjadi kepentingan masyarakat asli Papua demi kesejahteraan dan kemandirian masyarakat asli Papua itu sendiri. Berikutnya, Pemilukada baik gubernur/wakil gubernur/bupati/wakil bupati/walikota/wakil walikota bukan lagi orang asli Papua namun itu bisa diperebutkan oleh siapapun juga. Kemudian yang paling dikhawatirkan adalah ketika muncul gejolak-gejolak lagi maka ini bisa terjadi kebijakan represif oleh pemerintah sebagaimana hal itu terjadi pada masa orde baru lalu. Ini jelas tidak menguntungkan bagi orang asli Papua, tandasnya. Dikatakan, isi pesan yang disampaikan dari keinginan pengembalian Otsus itu sebenarnya lebih ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Papua dan DPRP, karena ternyata Pemerintah Provinsi Papua dan DPRP itu dinilai tidak bisa mengelola dan melaksanakan Otsus maupun anggaran lainnya secara baik. Kedua institusi inilah yang bertanggungjawab atas pelaksanaan Otsus. Jangan selalu menyalahkan pusat, karena sebenarnya kewenangan itu sudah diserahkan melalui Otsus itu, tandasnya. Sekali lagi, tanggapan Nicholas Jouwe itu sangat arif dan bijaksana, karena ketika meminta referendum dari Pemerintah Pusat, maka itu tidak akan dikabulkan. Dan kalau dipaksakan, itu tidak menguntungkan orang asli Papua pada posisi sekarang ini, pungkasnya.(nls/fud) (scorpions) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] segepok sajaknya heri latief
Kasian katanya perjuangan tahan lama jangan lagi percaya pada hayalan sampai kapan orang berani melawan? segunung alasan haus kekuasaan segepok fakta ada di depan mata tak berdaya dirayu jabatan, kasian kemana perginya idealisme sejati? Amsterdam, 24/06/2010 Budak uang panas membakar napsu manusia jadi budaknya napsu Amsterdam, 20/06/2010 --- Bisu apa lagi yang mesti ditulis? jika korupsi dianggap biasa pemimpin cuma bisa nyanyi di panggung tak ada suaranya kerna bukan dia yang berkuasa Amsterdam, 19/06/2010 --- Pengembara setiap mengulang tahun aku selalu ingat pesan ibu bukalah mata hati jika pergi jangan pulang kerna merindu dunia pengembara siapa berani? Amsterdam, 19 Juni 2010 - Teks itu Bicara jika keramaian kumpulan suara tulislah sajak sebelum sarapan refleksi diri bukan sekedar berpuisi siraman rohani dari sebaris puisi? silakan percaya pada layar kaca Amsterdam, 19/06/2010 --- Jaraknya Mimpi teknologi tinggi bikin hati kita makin dekat jarak yang beribu kaki itu tinggal kenangan waktu yang memberi tahu tentang rindu duka dan bahagia selalu jalan bersama pelabuhan mimpimu ada di dunia maya Amsterdam, 18 Juni 2010 --- Bukan Puisi sederhana dan simpel katanya jauh di sana tempat kelahirannya rindunya terbang bersama debu ke negeri timur arahnya angin senja berbeda budaya bermusim semi dan ini bukan puisi sayangku cuma catatan menjelang hari kelahiran mencoba mengaca pada realita betapa indahnya bunga impian Amsterdam, 17 Juni 2010 --- Apa Kabar? boss, apa kabar kasus bank century? sembunyi lagi di balik politik pornografi Amsterdam, 17/06/2010 -- Otokritik gagalnya gerakan di bawah bukan hayalan akibat kemiskinan uangpun jadi tuhan kerna lapar jual diri dan obral keyakinan trauma kepasrahan dilibat kemiskinan menunggu kenekatan jadi kenyataan? Amsterdam, 17 Juni 2010 Bacalah! membaca trilyunan dollar kerugian bank sedunia semilyard rakyat miskin semakin melarat boss! inilah sebab akibat kerakusan kaum kapitalis memeras rakyat demi kemewahan nyonya dan tuan kesadaran orang terpelajar di balik ide keadilan sosial Amsterdam, 17 Juni 2010 -- Jurang Konflik Sosial ini bukan sekedar cerita hayalan boss! gelandangan mengais nasib di tong sampah sedangkan makelar kasus punya duit milyaran bah! malu menangkap maling ketemu garong mulut pejabat suka ngomong bohong siapa yang bertanggung jawab atas ketimpangan sosial? pemerintah berjanji basmi korupsi setengah hati rakyatnya dipaksa tidur walaupun perutnya lapar dan anak jalanan tumbuh liar makin sangar lahirnya generasi frustrasi akibat perbedaan materi Amsterdam, 17 Juni 2010 -- Pertanyaan cerita tentang bulan di balik comberan keadaan memaksamu jadi anak jalanan temanmu sejati cuma sinar lampu jalanan nasib taman di tengah jalan lebih nyaman bisakah syair puisi melawan penindasan? Amsterdam, 16 Juni 2010 - Bunga Merah Berlawan ketika sajak jadi juru bicara maka angin dan hujan jadi kawan menulis keindahan kata dalam cahaya bahkan langit bilang wangi bunga setaman oya?! tak ada lagi yang mesti dituliskan? jika sebaris syair isinya cuma harapan berkacalah pada puisi yang berlawan! Amsterdam, 16 Juni 2010 Sarang segampang itu ia melupakan kampungnya? yang ditanya menganggukan kepalanya negosiasi dalam sebungkus ilusi bertahun-tahun menunggu mimpinya lupa pulang ke sarang Amsterdam, 16/06/2010 -- Protes! zaman ini dibilang berwarna hijau dollar semua warna menjual diri di kotak suara rakyat cuma bisa protes di dunia maya pejabat dan makelar sibuk cari proyek masa depan suram generasi pemikul hutang pewaris segala kebusukan rezim yang korup demokrasi semu dijadikan kebanggaan perbedaan kelas itu kenyataan boss! siapa yang miskin pasti tau arti kelaparan klub super kaya membeli semua yang bisa dibeli lihatlah potret buram bangsa terpedaya sampai saat ini hanya mengulang cerita lama Amsterdam, 14 Juni 2010 --- Fakta di Belanda rasisme itu tersesat di sistem liberal labilitas pemilih terbujuk rayuan maut kepincangan sosial di eropa jadi tumbal siapa yang ketakutan kehilangan identitas membisu jutaan orang berdarah campuran Amsterdam, 12 Juni 2010 --- Gila Kata percintaan seru angin dan hujan mengandung mendung menggulung tabu musim pancaroba banyak cerita bersambung tak ada badai tanpa air mata buaya, aha! dan kau tersenyum di depan layar kaca
[ppiindia] Preparing for a Floral Design Career
Preparing for a Floral Design Career http://www.thecoursesworld.com/Articles/Art/floral-design.html Most floral design career training programs are offered at the certificate and diploma level--and many are available through distance learning. With these self-paced programs, you can learn this creative skill on your own time. In most programs, you'll study plant care, learn the basics of floral design, and learn to develop your own techniques and styles. More Info http://www.thecoursesworld.com/Articles/Art/floral-design.html [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [ppiindia] Anas: Saatnya Percaya TNI Polri Gunakan Hak Pilih
Kalo dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang hingga kini kira-kira 220 juta dengan jumlah jumlah tentara indonesia sebanyak 0,5 juta, maka suara mereka tidak berarti apa-apa untuk suatu pemilihan kepala daerah atau pemilihan umum. Jadi menjadi aneh kalo sampe tni menggunakan hak pilihnya sipil society tidak akan tercapai di indonesia, dan indonesia akan kembali ke orde lama babak kedua di mana tni akan terbagi-bagi kepada beberapa partai. Dulu saja dengan adanya pki, di zaman orde lama, tni terpecah dan memakan dirinya sendiri dan mereka berperang sendiri termasuk kartosuwiryo yang mendukung salah satu partai dan terjadi perang saudara. Semoga saja sejarah tidak berulang kembali karena hanya suatu ambisi, dan civil society yang sudah terbangun akan terus menuju kekejayaannya. salam Dari: Satrio Arismunandar satrioarismunan...@yahoo.com Kepada: news Trans TV news-tran...@yahoogroups.com; kampus tiga kampus-t...@yahoogroups.com; aipi_poli...@yahoogroups.com; ex menwa UI 2 exmenwa...@yahoogroups.com; HMI Kahmi Pro Network kahmi_pro_netw...@yahoogroups.com; angkasa readers angkasaread...@yahoogroups.com; jurnalisme jurnali...@yahoogroups.com; ppiindia ppiindia@yahoogroups.com; nasional list nasional-l...@yahoogroups.com; Indonesia Rising indonesia-ris...@yahoogroups.com; sastra pembebasan sastra-pembeba...@yahoogroups.com; Pers Indonesia persindone...@yahoogroups.com Terkirim: Rab, 30 Juni, 2010 17:26:55 Judul: [ppiindia] Anas: Saatnya Percaya TNI Polri Gunakan Hak Pilih Rabu, 30/06/2010 12:06 WIB Anas: Saatnya Percaya TNI Polri Gunakan Hak Pilih Gede Suardana - detikNews Denpasar - Partai Demokrat (PD) termasuk yang mendukung agar TNI dan Polri kembali diberikan hak pilih. PD meminta semua pihak mempercayai TNI/Polri untuk menggunakan hak pilih pada Pemilu. Menurut kami anggota TNI/Polri sudah saatnya dipercaya untuk bisa menggunakan hak pilihnya secara dewasa dan demokratis, kata Ketua Umum PD Anas Urbaningrum kepada wartawan pada acara 'Konsolidasi Kader Demokrat Bali' di Hotel Nirmala, Jl Mahendradata, Denpasar, Rabu (30/6/2010). Menurut Anas, sebetulnya di UU Pemilu 2004 dan 2009 status TNI/Polri sudah dipulihkan. Tapi di ketentuan peralihan, anggota TNI Polri belum menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2004 dan 2009. Artinya ini soal waktu. Hanya saja, menurut Anas, hak pilih TNI/Polri diatur sehingga tidak menimbulkan penafsiran berbeda. Tentu harus diatur secara spesifik dan detail agar ini betul-betul hak memilih saja, bukan dimaknai yang lain, ujarnya. Anas meminta DPR saat membahas UU Pemilu perlu menanyakan, mengklarifikasi dan mengkonfirmasi pada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan apakah TNI/Polri Sudah siap menggunakan hak pilih pada 2014. Kalau siap, tentu tidak ada halangan untuk dituangkan dalam ketentuan UU Pemilu, katanya. Hanya saja ia mengingatkan, jika TNI/Polri belum siap maka tidak bisa dipaksakan untuk menggunakan hak pilih. Kalau belum jangan dipaksakan. Kebijakan setiap negara bebeda. Ada yang melarang tentara ikut Pemilu, ada yang biasa saja, ada yang diatur ketat. Indonesia posisinya di tengah. Ini sekaligus tanda bahwa anggota TNI bekerja di bawah supremasi sipil, jelasnya. (gds/fay) [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: [ppiindia] Apakah eksistensi FPI masih bisa kita biarkan terus ?
Setuju!!! Eh ini maksudnya membela pertemuan Komisi IX DPR kan? Ini maksudnya bilang eks PKI juga manusiaaa. kan?? Jadi jangan memaksa menutup2 pertemuan dengan kekerasan!!! --- In ppiindia@yahoogroups.com, Cepi Al Hakim alhak...@... wrote: Berserikat dan berkumpul utk mengeluarkan pendapat di lindungi oleh UUD, biarkanlah demokrasi hidup dan tumbuh dengan sendirinya. Janganlah kita memaksakan diri agar semua yg tumbuh dan hidup di negeri tercinta hanya yang punya pemikiran dan aksi seperti pemikiran kita... Salam Hangat, Abu Ghibral --- Pada Sel, 29/6/10, Umar Said kon...@... menulis: Dari: Umar Said kon...@... Judul: [ppiindia] Apakah eksistensi FPI masih bisa kita biarkan terus ? Kepada: ppiindia@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 29 Juni, 2010, 12:44 PM  Tulisan ini juga disajikan dalam website http://umarsaid.free.fr yang sampai sekarang sudah dikunjungi 620 900 kali = = = = = = = = = = Apakah eksistensi FPI masih bisa kita biarkan terus ? Peristiwa pembubaran secara paksa oleh FPI pertemuan para anggota DPR (dari Komisi IX, bidang Kesehatan dan Tenaga Kerja) yang dipimpin Dr Ribka Tjiptaning dengan berbagai elemen masyarakat di Banyuwangi baru-baru ini ternyata berbuntut panjang. Dr Ribka Tjiptaning telah mengadukan pembubaran sejara paksa -- yang disertai kekerasan dengan berbagai ancaman â kepada Komnas HAM dan Mabes Polri. Menurut Dr. Ribka Tjiptaning, pengaduan ini merupakan pengaduan pribadi sebagai warga negara. Meski begitu, Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan juga mendukung langkah Dr. Ribka. PDI Perjuangan akan mengusulkan kepada Komisi Hukum DPR untuk memanggil Kepala Kepolisian RI. DPR sebagai institusi seharusnya merasa dilecehkan, kata Dr. Ribka. Kalau dilihat dari berbagai segi, maka jelaslah bahwa serentetan langkah-langkah itu merupakan tindakan penting sekali untuk mengangkat masalah terror dari segolongan kecil dan fanatik di kalangan Islam ini untuk menjadi pembahasan seluas-luasnya di kalangan bangsa kita. Sebab, apa yang dilakukan oleh FPI Banyuwangi dalam menterror, mengancam dengan kekerasan, dan membubarkan pertemuan para anggota DPR ini dengan berbagai elemen masyarakat (sekitar 300 orang) di satu rumah makan di Banyuwangi adalah tindakan yang terang-terangan -- dan secara kasar sekali, bahkan buas -- melanggar HAM, merusak demokrasi, bertentangan dengan segala undang-undang, dan juga melecehkan Pancasila serta meludahi Bhinneka Tunggal Ika. Karena seriusnya ancaman atau bahaya yang terkandung dalam peristiwa FPI Banyuwangi terhadap kehidupan bangsa kita, maka sudah sepatutnya - dan bahkan seharusnya ! â bahwa masalah-masalah yang berkaitan dengan peristiwa terror FPI Banyuwangi ini dihadapi dengan serius oleh kita semua. Sebab, peristiwa FPI Banyuwangi ini bukanlah soal kecil, yang boleh kita anggap remeh begitu saja ; Sekilas tentang peristiwa terror FPI Seperti yang sudah pernah diberitakan, pada tanggal 24 Juni FPI Banyuwangi dan sejumlah organisasi Islam lainnya (Forum Umat Beragama dan LSM Gerak) membubarkan secara paksa pertemuan acara sosialisasi kesehatan gratis oleh Komisi IX DPR yang diselenggarakan oleh suatu panitia yang terdiri dari wakil-wakil PDI-P dan sejumlah organisasi masyarakat seperti Perpeni dan LSM Layar Ku Mendung dan dihadiri oleh sejumlah eks-tapol. FPI menuduh acara tersebut merupakan « ajang temu kangen » mantan anggota Partai Komunis Indonesia. Acara tersebut dihadiri juga oleh dr Ribka Tjiptaning (Ketua Komisi IX DPR RI dan Ketua DPP PDI Bidang Kesehatan dan Tenaga Kerja), Rieke Dyah Pitaloka (anggota Komisi IX Fraksi PDIP), Nursuhud (anggota Komisi IX DPR RI, Fraksi PDIP). Massa FPI dan ormas Islam lainnya memaksa acara tersebut dibubarkan dengan teriakan dan acungan senjata tongkat bambu. Mereka berteriak, Komunis ayo bubar dan keluarâ. Walau banyak aparat polisi berpakaian preman mereka diam saja. Bahkan dua orang panitia dipanggil Kapolres dan memaksa mereka agar meminta Ribka Tjiptaning keluar dari acara tersebut. Ketiga anggota Komisi IX DPR RI dan peserta yang jumlahnya 300 orang membubarkan diri karena merasa terancam keselamatan dan jiwanya. Tindakan massa tersebut sangat intimidatif. Bila tidak dituruti pasti terjadi tindak kekerasan. Bahkan Dr Ribka Tjiptaning harus dilarikan ke Kantor Cab. PDIP Banyuwangi, karena massa terus mengejar (Dikutip dari berbagai sumber) FPI mengkhianati HAM, Pancasila, Gus Dur dan Bung Karno. Untuk mengetahui lebih banyak berbagai sikap FPI Banyuwangi tentang pertemuan itu di bawah ini disajikan kutipan-kutipan dari berita Antara, yang antara lain sebagai berikut : Ini ada komunitas anggota PKI (Partai Komunis Indonesia). Kenapa ada di sini? kata Ketua
[ppiindia] haiku-haibun-tanka
haiku-haibun-tanka, silakan klik: http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/ salam, hl amsterdam [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Pramono: FPI Tak Bisa Semena-mena
Refleksi : Tidak bisa bukan berarti tidak boleh. Kalau tidak boleh sudah sejak mereka tidak beraksi dan tidak menyatakan di depan umum seperti dalam video footage ini. Bagi yang belum tahu atau belum lihat silahkan click situs ini : http://www.youtube.com/watch?v=U7RLCXNdKF4 Bagaimana komentar Anda setelah melihat video footage tsb? http://nasional.kompas.com/read/2010/06/29/13311372/Pramono:.FPI.Tak.Bisa.Semena.mena Liputan Khusus Piala Dunia 2010 ORMAS Pramono: FPI Tak Bisa Semena-mena Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liauw Selasa, 29 Juni 2010 | 13:31 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Pramono Anung berpendapat, terkait pembubaran kegiatan yang digelar beberapa anggota Komisi IX di Banyuwangi, Jawa Timur, Front Pembela Islam tak bisa semena-mena. Tidak ada lembaga apa pun yang bisa membubarkan kegiatan apa pun, atas nama apa pun, kecuali aparat yang berwenang untuk itu, ujar Pramono kepada para wartawan di Jakarta, Selasa (29/6/2010). Pramono menyesalkan aksi pembubaran pertemuan yang dihadiri politisi PDI-P Ribka Tjiptaning dan Rieke Dyah Pitaloka tersebut. Menurut Pram, aksi tersebut merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Apa yang ditempuh oleh saudari Ribka, Rieke, dengan melaporkan kejadian ini ke Komnas HAM dan Mabes Polri, merupakan hal yang benar, kata Pram. Saat ini kasus itu telah masuk ke wilayah penegakan hukum. Pram mempersilakan polisi mengusut tuntas kasus tersebut. PDI-P, lanjutnya, tidak akan mengintervensi pengusutan tersebut [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Hamas spy finds home in California, seeks asylum
http://arabnews.com/middleeast/article75456.ece Hamas spy finds home in California, seeks asylum In this March 3, 2010 file photo, Mosab Hassan Yousef speaks during an interview in New York. Yousef says he will be killed if he is deported from the United States to the West Bank. The oldest son of one of Hamas' founders, he was an Israeli spy for a decade, and he abandoned Islam for Christianity, further marking him a traitor. (AP) By ELLIOT SPAGAT | AP Published: Jun 29, 2010 14:03 Updated: Jun 29, 2010 23:38 SAN DIEGO: Mosab Hassan Yousef says he will be killed if he is deported from the United States to the West Bank. The oldest son of one of Hamas' founders, he was an Israeli spy for a decade, and he abandoned Islam for Christianity, further marking him a traitor. He is scheduled to plead his case Wednesday to an immigration judge in San Diego, four months after publishing memoirs that say he was one of the Shin Bet security agency's best assets and was dubbed The Green Prince, a reference to his Hamas pedigree and the Islamists' signature green color. Yousef's case seems straightforward: Helping Israel find and kill members of the militant group would make him a marked man back home. Nearly two dozen members of Congress wrote Homeland Secretary Janet Napolitano this week that Yousef would be in grave danger in the Middle East. Former CIA Director James Woolsey says his deportation would discourage other potential spies. It is not an exaggeration to say that such an action would set us back years in the war on terrorism, Woolsey wrote in a letter released by Yousef's attorney. Mosab's deportation would be such an inhumane act it would constitute a blight on American history. But the Department of Homeland Security isn't convinced and wants him gone, calling him a danger to the security of the United States who has engaged in terrorist activity. Yousef, 34, settled in Southern California after stepping off a plane in Los Angeles with a tourist visa in January 2007. He remains free while his application for asylum is considered. Exposing terrorist secrets and warning the world in my first book cost me everything. I am a traitor to my people, disowned by my family, a man without a country. And now the country I came to for sanctuary is turning its back, he wrote on his blog last month. Asylum applicants can close their hearings to the public, but Yousef welcomes the publicity. He urges supporters to contact the Homeland Security attorney assigned to his case and invites anyone in the San Diego area to attend the hearing. US Immigration and Customs Enforcement, the agency within Homeland Security that is arguing the government's case, declined to comment, saying in a statement that it respects the privacy of all individuals involved in the immigration litigation process. Homeland Security called Yousef a terrorist danger when it denied asylum in February 2009 and, in court documents provided to The Associated Press by Yousef's attorney, says he discusses his extensive involvement with Hamas in great detail in his recent memoir. It cites a passage in which Yousef identifies five suspects in a 2001 suicide bombing to a Shin Bet official and admits that he drove them to safe houses. It was not more specific in its pre-hearing briefing about the threat he may pose to the US Yousef says his intelligence work for Israel required him to do anything he could to learn about Hamas and that neither he nor Israel knew they were suspects in the suicide bombing when he gave them rides. Yes, while working for Israeli intelligence, I posed as a terrorist, he wrote. Yes, I carried a gun. Yes, I was in terrorist meetings with Yassir Arafat, my father and other Hamas leaders. It was part of my job. Israel has not commented on Yousef's claims, though members of the Knesset Foreign Affairs and Defense Committee wrote him this month to thank him and recognize his work for Shin Bet. His attorney, Steven Seick, said Shin Bet will not have a representative address the immigration judge but that the now-retired officer who recruited and supervised him, Gonen Ben-Itzhak, is expected to testify. Ben-Itzhak wrote that hundreds of Israelis and Palestinians owe their lives to Yousef for preventing violence. The officer is identified only by a pseudonym, Loai, in court documents. The government does not plan to call witnesses, Seick said. Yousef's attorney wanted an FBI agent to support Yousef's claim that he gave information about Hamas and terrorism. The FBI refused but said it would not object if Yousef testifies he met twice with agency personnel. The US government considers Hamas a terrorist organization. Hamas says it provides schools and other social benefits to residents in the areas it controls. In his book, Yousef describes growing up admiring Hamas and hating Israel, leading him to buy a couple machine guns and a handgun in 1996. He said the guns
[ppiindia] (Ponpes of the Day) Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah, Bangil, Pasuruan - Jawa Timur
Pondok Pesantren Darullughah Waddawah, Bangil, Pasuruan Jawa Timur [image: darullughah.jpg] Visi Pondok Pesantren Darullughah Waddawah 1. Menjadi lembaga pendidikan Islam/pondok pesantren sebagai pusat pemantapan akidah, pengembangan ilmu, amal dan akhlaq yang mulia dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. 2. Menjadi lembaga pendidikan Islam/pondok pesantren yang dibangun atas dasar komitmen yang kokoh dalam upaya mengembangkan kehidupan yang disinari oleh ajaran Islam dengan faham Ahlussunnah Waljamaah. 3. Menjadi lembaga pendidikan Islam/pondok pesantren alternatif dalam pembinaan generasi muda dan ummat Islam dengan system pendidikan terpadu. Misi/Tujuan Pondok Pesantren Darullughah Waddawah 1. Membina dan mengantarkan generasi muda Islam (santri) memiliki keimanan yang kuat/tangguh, berilmu tingggi (faqih fiddin) serta berkepribadian yang baik dan mulia (berakhlaqul karimah) 2. Memberikan keteladanan dalam kehidupan atas dasar nilai Islam dan budaya luhur bangsa Indonesia. 3. Membekali santri dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan/teknologi, dan keterampilan sehingga mampu menghadapi/mengatasi perkembangan global. 4. Mengantarkan santri/generasi muda Islam menjadi kader-kader dawah yang mampu menyelesaikan problematika ummat dan dapat membawa masyarakat sekitarnya ke arah yang lebih baik dan maju. 5. Mempersiapkan generasi muda Islam (santri) menjadi generasi penerus estafet kepemimpinan ummat dan bangsa yangberwawasan luas, kritis dan menjadi SDM yang berkualitas. 6. Tujuan dari segala tujuan adalah semata-mata melaksanakan perintah Allah SWT dengan senantiasa mengharap hidayah dan ridha-Nya. Sejarah Pendirian PP Dalwa Bangil A. PROGRAM PENDIDIKAN DINIYYAH Mahad ini didirikan pada tahun 1981 di Bangil dengan menempati sebuah rumah kontrakan. Dengan penuh ketelatenan dan kesabaran Ust. Hasan Baharunn mengasuh dan mendidik para santrinya, sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat dan dalam waktu yang relative singkat jumlah santri berkembang dengan pesat. Selain membina santri putra, pada tahun 1983 pondok ini menerima santri putri yang berjumlah 16 orang yang bertempat di daerah yang sama. Dan pada tahun 1984 lokal pemondokan santri menempati sampai sebanyak 13 rumah kontrakan. Atas petunjuk Musyrif Mahad Darullughah Waddawah Abuya Sy. Muhammad Alwi Al-Maliki Al-Hasani, pada tahun 1985 Pondok Pesantren Darullughah Waddawah dipindah ke Desa Raci. Al Ustadz Zain Hasan Baharun selaku penerus Ust. Hasan Baharun pada tahun 2006 membuka Pondok Pesantren II Darullughah Waddawah yang berlokasi di Desa Pandean Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan. Kami senantiasa mengharapkan doa dari semua kalangan (habaib, ulama dan kaum muslimin, semoga mahad ini dapat memberikan manfaat kepada agama, nusa dan bagsa fiddunya wal akhiroh. B. PROGRAM PENDIDIKAN MUADALAH (KURIKULUM PEMERINTAH) Pondok Pesantren Darullughah Waddawah yang berada di Desa Raci Kecamatan Bangil ini mendirikan Madrasah Muadalalah (Kurikulum Nasional) merupakan kebulatan tekad untuk mencetak ulama yang intelek dan profesional dalam menjawab berbagai problem global pendidikan saat ini. Sehingga dengan tekad dan semangat tersebut berupaya mewujudkan dengan sistem dan program pendidikan terpadu, berupaya tampil sebagai lembaga pendidikan Islam untuk menciptakan masyarakat ilmiah yang selalu disinari oleh ajaran Islam, sehingga santri keluaran Pondok Pesantren Darullughah Waddawah itu memiliki kemantapan aqidah dan kedalaman spiritual, keluhuran akhlaq, keluasan ilmu dan kematangan profesional, dan atau menjadi pemimpin, ulama serta kader muslim yang tangguh berwawasan luas, kritis dan mempunyai kepribadian yang paripurna sehingga Al Habib Hasan bin Ahmad Baharun mewajibkan seluruh santrinya masuk pada sekolah umum (Kurikulum Nasional) yang didirikannya. Sekolah ini terdiri berbagai jenjang pendidikan yaitu: MI, MTs dan MA. 1. Madrasah Ibtidaiyah Darullughah Waddawah Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Darullughah Waddawah No. Kelas Putra Putri Jumlah 1 I 11 4 15 2 II 11 9 20 3 III 14 6 20 4 IV 16 6 22 5 V 14 4 18 6 VI 22 5 27 Jumlah 88 34 122 Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Darullughah Waddawah No. Alumni Putra Putri Jumlah 1 IAIN 2 1 3 2 IKIP 1 2 3 3 UNIV. 1 1 2 4 STAI DALWA 5 4 9 5 MA DALWA 2 2 4 Jumlah 11 10 21 2. Madrasah Tsanawiyah Darullughah Waddawah Madrasah Tsanawiyah ini didirikan pada tanggal 17 Juli 1992 dengan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia Kantor Wilayah Jawa Timur No.: 212.35.14.15.059/1992. Siswanya berasal dari lulusan MI Darullughah Waddawah sendiri ditambah dengan siswa MI lulusan dari luar dan siswa yang belum lulus Madrasah Tsanawiyah (Pindahan). Sedangkan siswa Madrasah Tsanawiyah saat ini sebanyak 333 orang murid dan dibina oleh 16 orang guru. 3. Madrasah Aliyah Darullughah
[ppiindia] Gus Dur: Kyai Mutamakkin dan Perubahan Strategi NU
Kyai Mutamakkin dan Perubahan Strategi NU Oleh: KH. Abdurrahman Wahid Tahun lalu, penulis diminta menyampaikan makalah dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Ciputat Jakarta. Seminar itu diselenggarakan untuk memperkenalkan buku karangan Zainul Milal Bizawie tentang Kyai Ahmad Muamakkin. Dalam kesempatan itu, penulis hanya berbicara tentang hal-hal yang mendasar, tanpa mempersiapkan sebuah makalah tertulis. Karena harus berbicara mengenai Kyai Ahmad Mutamakkin dari Kajen, Pati (Jawa Tengah), maka yang dipentingkannya adalah perbedaan dasar beliau dengan para ulama lain dari massa itu. Sebagaimana diketahui, kyai yang hidup dan berkiprah dalam paruh kedua abad ke-18 Masehi, mengalami dua buah macam penguasa. Mereka adalah Amangkurat IV dari Kartasura dan Pakubuwono II di Surakarta Hadiningrat. Beliau terlibat dalam perdebatan seru ketika diadili oleh Katib Anom, semacam menteri agamanya, Amangkurat IV. Pemeriksaan pandangan-pandangan beliau oleh Katib Anom, yang notabene cucu Sunan Kudus, direkam dalam sebuah tembang Kraton yang berjudul Serat Cebolek. Nama sebuah desa yang terletak di sebuah selatan desa Kajen di atas. Serat yang menggunakan bahasa sastra Jawa yang tinggi ini, akhirnya dijadikan pokok disertasi doctoral oleh Subardi, pada salah sebuah Universitas terkemuka di Australia. Disertasi itu ditulis dalam bahasa Inggris dan sudah sewajarnya ia diterjemahkan ke dalam bahasa nasional kita. Tetapi pokok permasalahan yang penulis bahas tidak ada dalam disertasi tersebut. Di samping disertasi itu, ada juga sebuah kidung yang sering dibacakan dalam peringatan kematian (haul) beliau di Kajen. Selama seminggu orang memperingati kematian beliau tersebut. Puncaknya adalah pembacaan tembang/kidung tersebut di atas, dengan lebih dari 100 ribu orang hadirin. Namun, strategi yang diuraikan penulis di Ciputat itu, juga tidak muncul dalam keramaian di atas. Orang lebih tertarik kepada cerita-cerita tentang keanehan Kyai Mutamakkin, dari pada melakukan pembicaraan tentang peranan Kyai tersebut, sebagai seorang alim yang berpengetahuan agama sangat dalam. Dengan kata lain, orang lebih melihat ketokohan beliau, dan bukannya apa yang menjadi peranan beliau dalam kehidupan beragama Islam di kalangan kaum muslim tradisional di pantai utara Jawa Tengah (dan sedikit kawasan Jawa Timur). Yang penulis maksudkan dengan strategi yang beliau bawakan itu adalah merumuskan arah perkembangan dalam hubungan antara para ulama dan penguasa di Jawa waktu itu. Bupati Rifai dari Batang (kawasan sebelah barat Jawa Tengah) juga menggunakan Serat Cebolek dari Kraton Surakarta itu, sebagai pendukung utama atas kekuasaannya. Ini dilawan oleh para ulama setempat sekitar satu abad setelah pemeriksaan atas diri Kyai Mutamakkin oleh Katib Anom. Hal itu menunjukkan bahwa ada sebuah perkembangan sangat menarik dalam kehidupan kaum Muslim, yang juga ditentukan oleh sikap para ulama setempat, seperti terjadi sekarang ini. Karenanya, dalam makalahnya itu penulis mencoba melihat persoalannya dari sudut strategi perjuangan Islam di negeri ini. Hal dasar itu adalah hubungan antara para ulama sebagai pimpinan umat di satu pihak, dan para penguasa di pihak lain. Di masa hidup Kyai Mutamakkin, para ahli fiqh (hukum Islam) cenderung untuk membela para penguasa, bahkan dikala melakukan kesalahan-kesalahan yang besar. Populer sekali ungkapan bahwa para raja tradisional Jawa melakukan hubungan seksual dengan istri mereka, dan kemudian tidak melakukan mandi Junub, para bawahan merekalah yang melakukan hal itu. Sikap ini mungkin dilakukan karena adanya ketentuan yang disebutkan Al-Quran, agar kaum muslimin selalu taat kepada Allah, utusannya dan para penguasa (Uli Al-Amri). Sikap tutup mata atas pelanggaran-pelanggaran fiqh oleh para penguasa ini, terjadi dalam skala yang besar dan meliputi masa yang panjang. Sebaliknya, para pemimpin tarekat, para mursyid dan badal-badal mereka, menentang penguasa yang ada, dan menyebut nama mereka secara terbuka di muka umum. Karena itu, kita kenal dari masa itu cerita-cerita tentang ulama yang dibakar hidup-hidup atau di kupas kulit mereka sebagai hukuman dari para penguasa. Penentangan langsung para pemimpin tarekat itu yang kemudian dirubah oleh Kyai Ahmad Mutamakkin. Ia tidak pernah menyerang penguasa manapun dengan menyebut nama terang-terangan. Ia mengemukakan sebuah strategi penentangan alternatif yaitu dengan menyebutkan bahwa penguasa yang baik selalu melaksanakan hal-hal yang baik pula. Dengan melakukan pendekatan positif seperti itu, ia justru ditentang oleh para ahli fiqh pada waktu itu. Mereka mempersoalkan hal yang menurut mereka merupakan pelanggaran fiqh yang dilakukan Kyai Ahmad Mutamakkin. Mereka mempersoalkan ijin yang diberikan Kyai kita itu kepada orang yang melukiskan gambar ular dan gajah secara penuh di dinding masjidnya., yang waktu itu dianggap haram. Demikian pula, ia bersedia menonton wayang kulit
[ppiindia] Berbagai berita kelanjutan soal FPI
Kumpulan berita ini juga disajikan dalam website http://umarsaid.free.fr yang sampai sekarang sudah dikunjungi 621 180 kali = = = = = = = = = = Berbagai berita kelanjutan soal FPI Seperti telah diduga, ternyata peristiwa insiden FPI Banyuwangi yang membubarkan secara paksa pertemuan antara anggota-anggota DPR (Komisi Kesehatan) di bawah pimpinan Dr Ribka Tjiptaning dengan berbagai elemen masyarakat Banyuwangi (termasuk eks-tapol dan bekas-bekas anggota PKI) menjadi persoalan publik yang cukup hangat, sehingga menarik perhatian dari berbagai kalangan. Mengingat pentingnya masalah berbagai kegiatan FPI yang kontroversial sejak lama ini, dan untuk memungkinkan para pembaca untuk mengikuti perkembangan selanjutnya masalah peristiwa insiden Banyuwangi itu, maka dalam website disediakan rubrik khusus yang berisi bahan-bahan atau berita mengenai persoalan FPI yang diambil dari berbagai sumber. 1.. Umar Said = == = = = = == = = = Pengusiran Anggota DPR PDIP, Komnas HAM Panggil Kapolri JAKARTA--MI: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan memanggil Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri. Pemanggilan itu terkait kasus pembubaran paksa pertemuan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Banyuwangi, Jawa Timur. Kita akan meminta penjelasan Kapolri, ujar Wakil Ketua Komnas HAM, Ridha Saleh, ketika dihubungi wartawan, Jakarta, Selasa (29/6). Menurut dia, Polri terkesan tidak tegas dalam mengusut kasus tersebut. Karena Polri terkesan tidak melakukan tindakan yang tegas. Terkesan ada pembiaran, tukasnya. Namun, Komnas HAM belum melihat adanya pelanggaran HAM. Dia hanya menandaskan setiap orang berhak berkumpul dan berorganisasi. Hal itu dilindungi oleh undang-undang. Kita belum bisa mengatakan, tapi yang jelas bahwa apa yang dilakukan FPI itu bertentangan prinsip hak asasi manusia. Orang berkumpul, berorganisasi kok dibubarin. Mereka tidak punya kewenangan apa-apa untuk membubarkan. Berkumpul dan mengeluarkan pendapat, tukasnya. Ridha menuturkan permasalahan tersebut akan dibawa ke rapat paripurna pimpinan Komnas HAM. Sebab, lanjutnya, masalah pembubaran tersebut merupakan masalahan yang mendesak dan harus mendapat respon cepat. (*/OL-9) * * * FPI Dituding Melanggar HAM Media Indonesia,, 30 Juni 2010 JAKARTA--MI: Front Pembela Islam (FPI) melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Aktifitas FPI sudah mengganggu demokrasi dan penegakan hak asasi, kata Wakil Ketua Komnas HAM Ridha Saleh di Jakarta, Selasa (29/6). Terkait dengan acara pertemuan yang digelar Ketua Komisi IX DPR dr Ribka Tjiptaning di Banyuwangi pada 24 Juni lalu yang dibubarkan oleh FPI, Forum Umat Beragama, dan LSM Gerak, Komnas HAM mengatakan tiga kelompok itu tidak berhak membubarkan acara tersebut. Orang berkumpul, berorganisasi kok dibubarin. Mereka tidak punya kewenangan apa-apa untuk membubarkan. Berkumpul dan mengeluarkan pendapat itu hak asasi wagna negara, tegasnya. Ridha juga berpendapat bahwa Polri terkesan tidak melakukan tindakan yang tegas. Terkesan ada pembiaran. Kami akan meminta penjelasan Kapolri, kata dia. Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Edward Aritonang, Selasa (29/6), menegaskan bahwa jika ada pelanggaran-pelanggaran hukum, Polri akan bertindak. Siapapun harus tunduk kepada hukum, tukasnya. Soal peristiwa di Banyuwangi itu, Edward mengaku belum ada pihak yang ditangkap. Tapi kami sudah menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan, tuturnya. (*/OL-8) * * Azyumardi: Pembubaran FPI Seperti Kembali ke Rezim Soeharto DetikNews, 30 Juni 2010 Pengamat Politik Azyumardi Azra berpendapat, pembubaran Front Pembela Islam (FPI) dikhawatirkan akan kembali ke rezim Soeharto. Solusinya, Kepolisian harus berani menangkap otak di balik insiden pembubaran paksa acara Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning di Banyuwangi. Karena kalau dibiarkan pemerintah membubarkan suatu organisasi nanti di kemudian hari ada lagi ormas-ormas lain yang dibubarkan juga. Nanti kita seperti kembali ke rezim zaman Soeharto, bisa membubarkan sesuai keinginan rezim, kata Azyumardi. Hal ini disampaikan Azyumardi di acara seminar Uni Eropa-Indonesia di Hotel Inter Continental, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (30/6/2010). Menurut dia, pendapatnya bukan sebagai bentuk membela FPI. Bukan berarti saya membela FPI ya dengan tidak setuju pembubaran. Ini lebih untuk membela ormas-ormas lain di masa yang akan datang, ujar dia. Solusinya,menurut saya, polisi harus berani menangkap otaknya. Kepolisian memiliki legalitas dari negara untuk melakukan tindakan represi bagi pihak yang bersalah. Kalau otaknya dari lokal, tangkap yang lokal. Tetapi, kalau perintahnya dari pusat, tangkap yang pusat. Jadi solusinya dibawa saja ke pengadilan, kata Azyumardi. FPI menilai acara Ribka gerakan neo PKI? Siapa pun mau PKI atau bukan, harusnya FPI tidak main hakim sendiri. Kalau memang mereka merasa terganggu, ya laporkan