Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Mas Syukri, Saya sebetulnya sudah bosan dengan topic ini. On 8/7/06, Ahmad Syukri [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya ikutan nimbrung, tapi kembali ke topik Adhyaksa siap kawal relawan ke Lebanon. Perlu dipahami oleh para sahabat baik yang muslim maupun non muslim. Bahwa dalam ajaran Islam (Hadist) dikatakan Muslim itu adalah bersaudara, Jadi setiap muslim itu bersaudara tidak peduli dia ras apa, bangsa apa, suku apa, mazhab apa, aliran apa (sunni atau syiah dll, kecuali mereka yang tidak diakui muslim seperti punya nabi selain Nabi Muhammad saw). yk: Ada 2 genre pemahaman perihal 'Ukhuwah islamiah', pergaulan secara islami dan persaudaraan islam (cmiiw). Anda jelas menggambarkan pemahaman kedua. Bagaimanakah pemahaman ini bisa menjelaskan data lapangan perihal usregnya sunni-syiah dll? Sekarang anda bayangkan, bagaimana kalau saudara kita (adik atau kakak kandung kita ) walaupun warga negaranya beda, walaupun sering bertengkar, walaupun lagi tidak sepaham. Tiba2 dianiaya orang (dibunuh orang , dizalimi orang). Tentu kita sebagai saudara (walaupun lagi ada masalah sendiri), kita akan tetap membela, menuntut bahkan mencari orang yang telah membunuhi saudara kita itu. Dengan ilustrasi seperti diatas - seorang muslim yang mempunyai keyakinan dan komitmen yang teguh terhadap ajaran Islam - akan mempunyai rasa persaudaraan yang sangat erat terhadap muslim yang lain (melampuai batas negara, ras, suku bangsa dan lain2). bahkan bisa lebih erat dibandingkan dengan saudara kandungnya sendiri (bila saudara kandungnya itu berbeda iman). yk: Inilah asal muasal banyak 'sejarah dunia', kalau bukan krn keserakahan manusia, tentulah krn rasa sepenanggungan. Dan sebelum semua ngeh akan apa yg terjadi, semua tlh terlibat dlm vicious circle benci. Lagipula, bukankah palestina itu tidak semuanya islam? Juga, di Israel itu juga banyak Islamnya? Bahkan ada info yg menyebutkan 30% warga israel adalah keturunan islam arab? Yg bbrp hari lalu juga menjadi korban bom Hesbollah? 'Persaudaraan' disini berarti 'weighted' dong - terjadi melalui pembobotan. Perasaan muslim seperti itulah yang mungkin belum dimengerti oleh sebagian orang (bahkan oleh sebagian muslim sendiri di Indonesia). Jadi tidaklah aneh bila sebagian muslim di Indonesia ingin membela saudara muslimnya teraniaya di Lebanon. Walaupun Lebanon itu mayoritasnya adalah NON MUSLIM. Jadi jelas bukan masalah arab atau bukan arab, atau negaranya yang dibela. Tetapi dimana saja terdapat muslim yang teraniaya disuatu tempat dibumi ini (baik di Timur tengah atau bukan), maka saudara muslim yang lain pasti akan berkewajiban membelanya. yk: Pembobotan itu semakin kental manakala Darfur, Sudan kita jejerkan dng Palestina / Libanon. Knp tak seorangpun ingin berjihad ke Darfur? Dengan demikian maksud adhyaksa itu menunjukkan salah satu bukti bahwa dia adalah muslim yang commit terhadap agamanya (Islam). yk: Gampang sebetulnya. Adhyaksa mundur saja dari posisi mentri, kemudian berangkatlah kemanapun dia suka untuk berjihad atas nama pribadi atau kelompok. Saya nggak akan usreg... janji. Tapi kasus Adhyaksa jadi lain krn dia 'memanfaatkan' suara pendukungnya... apalagi skrg stlh jelas dimana dia hrs lbh memikirkan posisinya. Terlepas dr pahamtidaknya Adhyaksa akan posisi publiknya, sah saja kalau kita mempermasalahkan motivasi dia kan? Sepengetahuan saya Libanon itu mayoritas Nasrani, seyogyanya rakyat Amrik yang sebagian besar Nasrani mendesak pemerintahnya untuk menghentikan kebrutalan Israel membumi hanguskan Libanon. Bukan malah mendiamkannya bahkan membelanya. yk: Selain pelaku kesalahan sebenarnya, ada porsi kesalahan yg bisa kita kategorikan sbg kesalahan kolektif. Utk kasus israel-palestina-libanon terlalu banyak kepentingan di dalamnya. US termasuk yg sangat berkepentingan. yk [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Mbak Aris, Bukan saya pesimis atau tidak menyukai perdamaian, tapi masalah Israel rupanya tidak akan pernah bisa diselesaikan dengan perdamaian. Pengalaman sudah mengatakan hal demikian. Israel sendiri adalah bangsa yang dalam Al Quran dikabarkan, bangsa yang selalu mengingkari janji. Berharap pada PBB tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin. Keberadaan hak veto adalah diskriminasi negeri-negeri lain. yk: Saya sungguh heran dengan Israel sendiri adalah bangsa yang dalam Al Quran dikabarkan, bangsa yang selalu mengingkari janji Sebetulnya ada apa dengan Tuhan (dng asumsi Beliaulah yg menurunkan al Quran)? Kenapa Beliau terusterusan membiarkan yahudi beranakpinak hanya untuk menciptakan manusia yg selalu ingkar janji? Sekedar memenuhi quota neraka? BTw: mas Yohanis... maaf sekali lagi, saya masih pusing membaca tulisan Anda. Bisa bantu lebih menyederhanakannya... kalau tidak sudahlah mas. yk: Intinya ya mbak Aris: 1. Tulisan sejuk / beradab / sopan tidak berkorelasi dengan benar-tidaknya pesan / tepat-tidaknya pesan, 2. Ketidakmampuan tatanilai pribadi / kelompok untuk menyelesaikan masalah di multiracial society, 3. Inconsistency. (Adhyaksa) salam, yk [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Mas Yohanis, Saya baru saja selesai membaca buku Anda Sekarang adalah seperti apa yang Anda pikirkan karya Doug H. Pemakaian bahasa itu menentukan pikiran bahkan pribadi Anda sendiri mas. Suka atau tidak bagi saya pilihan bahasa pun akan berpengaruh terhadap citra diri, prinsip hidup dan masa depan Anda. Percaya nggak klo tidak silakan baca buku itu, buku yang di dalamnya ada beberapa ayat dari kitab agama Anda. Kalau mas malas membuat dengan bahasa yang mudah dimengerti, jangan salahkan orang lain malas membacanya. he he he...bahasa menunjukkan peradaban he he he he Kalau kita berdiskusi nilai-nilai yang dipahami orang lain saya kira itu bagus... namun dengan alasan dan latar belakang yang tepat. Wilayah private? Tranfer nilai itu bukan wilayah private menurut saya. Kita hanya disuruh memilih di milis ini setuju atau tidak terhadap suatu nilai. Kalau sudah memilih setuju atau tidak ada pilihan lagi, membalas postingan, atau tidak. Pada diri orang yang prinsipnya beda sekalipun sebenarnya kita bisa menemukan sesuatu yang baik atau kebenaran untuk kita pelajari. Mencari kebaikan dan kelebihan dari semua kata-kata yang ditulis ini akan membuat kaya hidup kita, bukan selalu mencari celah-celah keburukan atau hal negatif dari tulisan seseorang yang membuat hidup menjadi tertekan. Kalau saya boleh memberikan tahu sisi positif dari tulisan mas Ahmad untuk anda adalah fokuskan kenapa Adhyaksa daud mau melakukan hal itu bukan menyerang pribadi mas Ahmad. Itu diskusi yang kurang baik menurut saya. Saya berpikir ketika seorang partai atau bahkan non partai tertentu sudah masuk kementrian atau pemerintah dia harus melepaskan keanggotaan kepartaiannya ini untuk siapapun. Dia free. Dia sudah menjadi milik seluruh rakyat bukan partainya. Maka dia independen untuk melakukan apa saja menurut prinsip hidup dia demi rakyatnya. salam, aris Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Aris yg baik, Saya telah terbawa dalam keriangan bermilist... dan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi yang disodorkan oleh lawan bicara. Maaf dan Terimakasih untuk concernnya. Mas Ahmad dalam tulisannya saya pahami sbg telah dengan sengaja menggeser focus. Ini tentu boleh-boleh saja sepanjang maksudnya baik tetapi kalau untuk sekedar menangmenangan di dunia maya, ya untuk apa to seluruh pembicaraan. Muspro (siasia) ya nggak? Di situ lho masalahnya Jadi bukan masalah cocok - nggak cocok saya dengan tata nilai orang lain. Spt sdh saya tulis, saya tdk masalah dng itu, dan tidak akan memperdulikan selama itu di domain private. Tetapi manakala seseorang memasuki ranah publik dan terus mengusung nilai itu, perlu kita lihat bersama kecocokannya (fitness-nya) dengan memperbandingkannya dengan problem yang ada. Default stand-point seseorang adalah tatanilai 'primitive' yg intrinsic membentuk kita. Kondisi ini biasanya ditandai dengan jurus pokoknya / pokok-e dan ungkapan sejenis. Titik pokok-e itu adalah titik absolut. Threshold (batas ambang) yg kalau dilanggar biasanya akan menghasilkan counter reaction tak terduga. Sementara di satu sisi saya tidak ingin melanggar itu, di sisi lain saya menjadi tertarik mengetahui sebegitu mudahnya jurus pamungkas itu dikeluarkan. Mengenai bahasa, semoga Anda nggak terusterusan keberatan. Saya dasarnya malas. Jadi bahasa apa saja, yg bisa saya pakai menjelaskan akan saya pakai. Nggak ada unsur umuk (sombong) disini, pokoknya... (!? lha iya v_v) selama mewakili. Eh, disitu ada unsur protesnya sih... protes krn bahasa baku kita itu terlalu banyak unggahungguhnya dan sering nggak precise (tepat / correct). Pak Ikra tentu bisa banyak mengomentari hal ini. Pak Ikra, dozo. Gimana Bogor? Di Jepang, hari ini bakal jadi salahsatu hari terpanas Summer ini. yk On 8/4/06, aris solikhah wrote: Duh mas Yohanis, Ko tulisannya balik lagi seperti mm... mbok ya disederhanakan...pusing saya membacanya. Mbok ya punya rasa kasihan dikit yang baca kenapa mas? Iya kalau beliau ini orang jawa, kalau tidak, beliau bilang bahasa planet apa pula ini. Plis pakai bahasa bumi saja...maaf lho mas. Kalau tidak email dari Anda akan saya lewati saja. Ko malah sekarang lebih enak tulisan mm nggak hantu lagi, jadi gaya tulisannya bisa dimengerti :) Satu hal mas Ahmad punya prinsip hidup, nggak plin plan... meski ya prinsip itu tidak Anda setujui, seperti juga prinsip hidup saya yang beda dengan Anda. Yohanis Komboi wrote: Kang Ahmad, Blarak mlungker ngalorngidhulngetanbalingulon nan jundhet. Sampean ini lagi ngomongin diri sendiri atau Adhyaksa sih? Apa memang begini ini style pamungkas sampean? Pokok-e saya begini titik, dan begini sampean itu kok ya milihnya nan adigangadigung adiluhung tapi terbaca sebagai gembelengan. Lha piye wong sampean itu bawaannya ngeles melulu... :p Sekali lagi mas Ahmad, saya nggak ada urusan dengan tata nilai sampean, nggak ada pula urusan dengan worldview sampean. Ga je je gang maar... :-D
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
On 8/7/06, aris solikhah [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Yohanis, Saya baru saja selesai membaca buku Anda Sekarang adalah seperti apa yang Anda pikirkan karya Doug H. Pemakaian bahasa itu menentukan pikiran bahkan pribadi Anda sendiri mas. Suka atau tidak bagi saya pilihan bahasa pun akan berpengaruh terhadap citra diri, prinsip hidup dan masa depan Anda. Percaya nggak klo tidak silakan baca buku itu, buku yang di dalamnya ada beberapa ayat dari kitab agama Anda. yk: Mbak Aris, Hatur nuhun sudah meluangkan waktu menelisiki pemakaian katakataku ya. Seperti dalam hal lain, euphoria bisa menyerang siapa saja, kapan saja. Dulu stlh membaca 'the rule of four', ujugujug saya menemukan diri saya terfiksasi oleh 'hypnerotomachia poliphilii'. Lalu beralih ke 'Chaos'nya James Gleick dan ujugujug semua saya lihat dari kacamata Chaos. Itu semua kemudian memang diikuti dng kesadaran hasil heuristic yg membawa kepala kita ke keseimbangan. Cepatlambatnya kesadaran ini sangat tgt training dan pengalaman kita. Saya lihat Anda msh sangat mudah terfiksasi dengan 'pendapat bagus' dari suatu buku / kata orang. Kalau mas malas membuat dengan bahasa yang mudah dimengerti, jangan salahkan orang lain malas membacanya. he he he...bahasa menunjukkan peradaban he he he he yk: Itulah mbak Aris, saya memang TIDAK berintensi mengajari siapapun ttg hidup. Setiap orang memiliki lakunya sendirisendiri dan pengalaman akan membantu mereka menemukan trick untuk menyiasati hidupnya sendiri. Anda tdk sangat salah mengatakan bahasa menunjukkan peradaban krn mmg bahasa itu social construct. Tetapi menyederhanakannya hanya dng slogan itu juga sangat bisa salah. Peradaban apa sih yang ingin ditunjukkan bila laku kita sendiri melecehkannya? Manakah yg lbh perlu dihargai, adab (peradaban) - via bahasa, ataukah manusia pembentuk peradaban itu? Kalau kita berdiskusi nilai-nilai yang dipahami orang lain saya kira itu bagus... namun dengan alasan dan latar belakang yang tepat. Wilayah private? Tranfer nilai itu bukan wilayah private menurut saya. yk: Anda sdh memahaminya... dng namun dengan alasan dan latar belakang yang tepat. Btw, private tidaknya sesuatu harus dikembalikan ke individunya masingmasing. Kita disini bicara ttg ukuran yg sangat bisa berbeda. Anda menyebut 'transfer nilai', orang lain bisa melihat itu indoktrinasi, bualan, dll, yg intinya penolakan. Sayangnya, semua ini juga sahsah saja. Kita hanya disuruh memilih di milis ini setuju atau tidak terhadap suatu nilai. Kalau sudah memilih setuju atau tidak ada pilihan lagi, membalas postingan, atau tidak. yk: Anda kok keluar lagi dari ide 'transfer nilai' di atas? Benar bahwa media cyber menawarkan berbagai hal yg atasnya kita bebas menyikapi. Tetapi, untuk 'transfer nilai' diperlukan setting yg sedikit berbeda. Diperlukan komponent trust yg memadai untuk terjadinya transfer nilai. Ini berbeda dengan setting komunikasi ala cyber yg umumnya berbentuk debate (bukan diskusi), artinya diawali dengan sikap berseberangan... sampai kemudian ditemukan kesamaan kalau ada, baru acceptance... kalau mungkin. Bayangkanlah pembahasan topic meme dan malihannya (agama, sikap politik, dll). Topic ini lbh sering berakhir dng kontroversi dan pengerasan masingmasing kubu. Apakah ini yg ingin Anda claim sbg 'transfer nilai'? Pada diri orang yang prinsipnya beda sekalipun sebenarnya kita bisa menemukan sesuatu yang baik atau kebenaran untuk kita pelajari. Mencari kebaikan dan kelebihan dari semua kata-kata yang ditulis ini akan membuat kaya hidup kita, bukan selalu mencari celah-celah keburukan atau hal negatif dari tulisan seseorang yang membuat hidup menjadi tertekan. Kalau saya boleh memberikan tahu sisi positif dari tulisan mas Ahmad untuk anda adalah fokuskan kenapa Adhyaksa daud mau melakukan hal itu bukan menyerang pribadi mas Ahmad. Itu diskusi yang kurang baik menurut saya. yk: Benar. Pengayaan wawasan mmg tidak membatasi hanya pada hal baik, hal burukpun adalah case yg baik untuk dijadikan reference. Disini diperlukan kemampuan tersendiri untuk membebaskan diri dari perancuan buruk sebagai baik (dan sebaliknya). Pemaknaan itu tergantung context. Kalau kita bicara pejabat publik, contextnya adalah negara, masy., Indonesia. Kalau kita bicara jihad, syariah, ya contextnya islam, msy. islam, dll. Mas Ahmad salah meletakkan context. Ini yg saya serang. Saya juga tidak merasa memulai menyerang mas Ahmad scr pribadi sampai dia menonjolkan ke'aku'-annya (pokok-e style)... Spt saya tulis di mail sebelum ini, saya nggak ada urusan dng tatanilai siapapun, tapi manakala anomali pribadi ala adhyaksa itu diusulkan baca sbg hal baik oleh mas Ahmad, maka perlu saya pertegas disini bahwa cara baca realita itu salah. Mas Ahmad sdr skrg sdh tidak meributkan hal ini... pula Adhyaksa skrg jg sedang perlu memikirkan cara survive di posisinya... makanya kitakita ndhaklah perlu menjebakkan diri kesana. Saya berpikir ketika seorang partai atau bahkan non partai tertentu sudah masuk kementrian atau pemerintah dia
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Saya ikutan nimbrung, tapi kembali ke topik Adhyaksa siap kawal relawan ke Lebanon. Perlu dipahami oleh para sahabat baik yang muslim maupun non muslim. Bahwa dalam ajaran Islam (Hadist) dikatakan Muslim itu adalah bersaudara, Jadi setiap muslim itu bersaudara tidak peduli dia ras apa, bangsa apa, suku apa, mazhab apa, aliran apa (sunni atau syiah dll, kecuali mereka yang tidak diakui muslim seperti punya nabi selain Nabi Muhammad saw). Sekarang anda bayangkan, bagaimana kalau saudara kita (adik atau kakak kandung kita ) walaupun warga negaranya beda, walaupun sering bertengkar, walaupun lagi tidak sepaham. Tiba2 dianiaya orang (dibunuh orang , dizalimi orang). Tentu kita sebagai saudara (walaupun lagi ada masalah sendiri), kita akan tetap membela, menuntut bahkan mencari orang yang telah membunuhi saudara kita itu. Dengan ilustrasi seperti diatas - seorang muslim yang mempunyai keyakinan dan komitmen yang teguh terhadap ajaran Islam - akan mempunyai rasa persaudaraan yang sangat erat terhadap muslim yang lain (melampuai batas negara, ras, suku bangsa dan lain2). bahkan bisa lebih erat dibandingkan dengan saudara kandungnya sendiri (bila saudara kandungnya itu berbeda iman) Perasaan muslim seperti itulah yang mungkin belum dimengerti oleh sebagian orang (bahkan oleh sebagian muslim sendiri di Indonesia). Jadi tidaklah aneh bila sebagian muslim di Indonesia ingin membela saudara muslimnya teraniaya di Lebanon. Walaupun Lebanon itu mayoritasnya adalah NON MUSLIM. Jadi jelas bukan masalah arab atau bukan arab, atau negaranya yang dibela. Tetapi dimana saja terdapat muslim yang teraniaya disuatu tempat dibumi ini (baik di Timur tengah atau bukan), maka saudara muslim yang lain pasti akan berkewajiban membelanya. Dengan demikian maksud adhyaksa itu menunjukkan salah satu bukti bahwa dia adalah muslim yang commit terhadap agamanya (Islam). Sepengetahuan saya Libanon itu mayoritas Nasrani, seyogyanya rakyat Amrik yang sebagian besar Nasrani mendesak pemerintahnya untuk menghentikan kebrutalan Israel membumi hanguskan Libanon. Bukan malah mendiamkannya bahkan membelanya. Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] wrote: On 8/7/06, aris solikhah [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Yohanis, Saya baru saja selesai membaca buku Anda Sekarang adalah seperti apa yang Anda pikirkan karya Doug H. Pemakaian bahasa itu menentukan pikiran bahkan pribadi Anda sendiri mas. Suka atau tidak bagi saya pilihan bahasa pun akan berpengaruh terhadap citra diri, prinsip hidup dan masa depan Anda. Percaya nggak klo tidak silakan baca buku itu, buku yang di dalamnya ada beberapa ayat dari kitab agama Anda. yk: Mbak Aris, Hatur nuhun sudah meluangkan waktu menelisiki pemakaian katakataku ya. Seperti dalam hal lain, euphoria bisa menyerang siapa saja, kapan saja. Dulu stlh membaca 'the rule of four', ujugujug saya menemukan diri saya terfiksasi oleh 'hypnerotomachia poliphilii'. Lalu beralih ke 'Chaos'nya James Gleick dan ujugujug semua saya lihat dari kacamata Chaos. Itu semua kemudian memang diikuti dng kesadaran hasil heuristic yg membawa kepala kita ke keseimbangan. Cepatlambatnya kesadaran ini sangat tgt training dan pengalaman kita. Saya lihat Anda msh sangat mudah terfiksasi dengan 'pendapat bagus' dari suatu buku / kata orang. Kalau mas malas membuat dengan bahasa yang mudah dimengerti, jangan salahkan orang lain malas membacanya. he he he...bahasa menunjukkan peradaban he he he he yk: Itulah mbak Aris, saya memang TIDAK berintensi mengajari siapapun ttg hidup. Setiap orang memiliki lakunya sendirisendiri dan pengalaman akan membantu mereka menemukan trick untuk menyiasati hidupnya sendiri. Anda tdk sangat salah mengatakan bahasa menunjukkan peradaban krn mmg bahasa itu social construct. Tetapi menyederhanakannya hanya dng slogan itu juga sangat bisa salah. Peradaban apa sih yang ingin ditunjukkan bila laku kita sendiri melecehkannya? Manakah yg lbh perlu dihargai, adab (peradaban) - via bahasa, ataukah manusia pembentuk peradaban itu? Kalau kita berdiskusi nilai-nilai yang dipahami orang lain saya kira itu bagus... namun dengan alasan dan latar belakang yang tepat. Wilayah private? Tranfer nilai itu bukan wilayah private menurut saya. yk: Anda sdh memahaminya... dng namun dengan alasan dan latar belakang yang tepat. Btw, private tidaknya sesuatu harus dikembalikan ke individunya masingmasing. Kita disini bicara ttg ukuran yg sangat bisa berbeda. Anda menyebut 'transfer nilai', orang lain bisa melihat itu indoktrinasi, bualan, dll, yg intinya penolakan. Sayangnya, semua ini juga sahsah saja. Kita hanya disuruh memilih di milis ini setuju atau tidak terhadap suatu nilai. Kalau sudah memilih setuju atau tidak ada pilihan lagi, membalas postingan, atau tidak. yk: Anda kok keluar lagi dari ide 'transfer nilai' di atas? Benar bahwa media cyber menawarkan berbagai hal yg atasnya kita bebas menyikapi. Tetapi, untuk 'transfer
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Mas, saya setuju sekali dengan pendapat Anda dibawah. Begitulah seharusnya seorang muslim, mungkin saya belum bisa seperti itu, tetapi saya mendukung yang hal demikian. Memang haruslah yang punya kewajiban orang yang lebih mampu yakni TNI, namun karena betapa sulitnya birokrasi Indonesia. Saya kira keputusaan Adhyaksa itu sangat tepat, setidaknya membuka saluran bagi umat Islam yang ingin membantu disana. Kita perlu menghargai niatan umat muslim yang ingin membantu ke sana. HUkumnya sudah jatuh fardu kifayah... lebih fardu 'ain lagi adalah umat muslim yang dekat dengan daerah tersebut untuk membantu mereka. Kita tidak mempermasalahkan syiah atau Sunni asal mereka masih berpegang teguh pada Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah, maka dia saudara seaqidah kita. BUkan saya pesimis atau tidak menyukai perdamaian, tapi masalah Israel rupanya tidak akan pernah bisa diselesaikan dengan perdamaian. Pengalaman sudah mengatakan hal demikian. Israel sendiri adalah bangsa yang dalam Al Quran dikabarkan, bangsa yang selalu mengingkari janji. Berharap pada PBB tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin. Keberadaan hak veto adalah diskriminasi negeri-negeri lain. Adakah teman2 sini yang punya daftar lebih lengkap tentang produk2 Israel dan AS? BTw: mas Yohanis... maaf sekali lagi, saya masih pusing membaca tulisan Anda. Bisa bantu lebih menyederhanakannya... kalau tidak sudahlah mas. salam, aris Ahmad Syukri [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya ikutan nimbrung, tapi kembali ke topik Adhyaksa siap kawal relawan ke Lebanon. Perlu dipahami oleh para sahabat baik yang muslim maupun non muslim. Bahwa dalam ajaran Islam (Hadist) dikatakan Muslim itu adalah bersaudara, Jadi setiap muslim itu bersaudara tidak peduli dia ras apa, bangsa apa, suku apa, mazhab apa, aliran apa (sunni atau syiah dll, kecuali mereka yang tidak diakui muslim seperti punya nabi selain Nabi Muhammad saw). Sekarang anda bayangkan, bagaimana kalau saudara kita (adik atau kakak kandung kita ) walaupun warga negaranya beda, walaupun sering bertengkar, walaupun lagi tidak sepaham. Tiba2 dianiaya orang (dibunuh orang , dizalimi orang). Tentu kita sebagai saudara (walaupun lagi ada masalah sendiri), kita akan tetap membela, menuntut bahkan mencari orang yang telah membunuhi saudara kita itu. Dengan ilustrasi seperti diatas - seorang muslim yang mempunyai keyakinan dan komitmen yang teguh terhadap ajaran Islam - akan mempunyai rasa persaudaraan yang sangat erat terhadap muslim yang lain (melampuai batas negara, ras, suku bangsa dan lain2). bahkan bisa lebih erat dibandingkan dengan saudara kandungnya sendiri (bila saudara kandungnya itu berbeda iman) Perasaan muslim seperti itulah yang mungkin belum dimengerti oleh sebagian orang (bahkan oleh sebagian muslim sendiri di Indonesia). Jadi tidaklah aneh bila sebagian muslim di Indonesia ingin membela saudara muslimnya teraniaya di Lebanon. Walaupun Lebanon itu mayoritasnya adalah NON MUSLIM. Jadi jelas bukan masalah arab atau bukan arab, atau negaranya yang dibela. Tetapi dimana saja terdapat muslim yang teraniaya disuatu tempat dibumi ini (baik di Timur tengah atau bukan), maka saudara muslim yang lain pasti akan berkewajiban membelanya. Dengan demikian maksud adhyaksa itu menunjukkan salah satu bukti bahwa dia adalah muslim yang commit terhadap agamanya (Islam). Sepengetahuan saya Libanon itu mayoritas Nasrani, seyogyanya rakyat Amrik yang sebagian besar Nasrani mendesak pemerintahnya untuk menghentikan kebrutalan Israel membumi hanguskan Libanon. Bukan malah mendiamkannya bahkan membelanya. Yohanis Komboi wrote: On 8/7/06, aris solikhah wrote: Mas Yohanis, Saya baru saja selesai membaca buku Anda Sekarang adalah seperti apa yang Anda pikirkan karya Doug H. Pemakaian bahasa itu menentukan pikiran bahkan pribadi Anda sendiri mas. Suka atau tidak bagi saya pilihan bahasa pun akan berpengaruh terhadap citra diri, prinsip hidup dan masa depan Anda. Percaya nggak klo tidak silakan baca buku itu, buku yang di dalamnya ada beberapa ayat dari kitab agama Anda. yk: Mbak Aris, Hatur nuhun sudah meluangkan waktu menelisiki pemakaian katakataku ya. Seperti dalam hal lain, euphoria bisa menyerang siapa saja, kapan saja. Dulu stlh membaca 'the rule of four', ujugujug saya menemukan diri saya terfiksasi oleh 'hypnerotomachia poliphilii'. Lalu beralih ke 'Chaos'nya James Gleick dan ujugujug semua saya lihat dari kacamata Chaos. Itu semua kemudian memang diikuti dng kesadaran hasil heuristic yg membawa kepala kita ke keseimbangan. Cepatlambatnya kesadaran ini sangat tgt training dan pengalaman kita. Saya lihat Anda msh sangat mudah terfiksasi dengan 'pendapat bagus' dari suatu buku / kata orang. Kalau mas malas membuat dengan bahasa yang mudah dimengerti, jangan salahkan orang lain malas membacanya. he he he...bahasa menunjukkan peradaban he he he he yk: Itulah mbak Aris, saya memang TIDAK berintensi mengajari siapapun ttg
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Dear Andrew, Anda Muslim or not? Kalau anda bukan Muslim,kata-kata anda sangat saya maklumi. Namun jika Anda Muslim, Anda adalah seperti kaum munafik yang ada pada jaman Rasulullah SAW yang sangat ketakutan jika diajak perang,karena memang kaum munafik ini adalah penghianat yang seharusnya di azab lebih dahulu. Jika anda non Muslim,perlu anda ketahui bahwa mati dalam Jihad bukanlah kehinaan bagi kami. Mati dalam Jihad merupakan kebanggaan dan rahmat Allah yang tiada terhingga. Jadi tidak ada bagi kami istilah mati sia-sia. Ahmad Andrew Yuen [EMAIL PROTECTED] wrote: akhmad al badun mau ikut? daftarkan saja diri di pertamburan sana.. masih keburu kok. mau mati saja kok ribut.. lagipula hidup makin sulit... jika ada kesempatan mati plus beken.. do it saja.. -ay- *masih sayang nyawa... On 8/3/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf ya, Saya tidak pernah menghubungkan hal ini dengan partai. Pun dengan Adhyaksa. Saya tidak peduli,meski PKS sendiri menganggap langkah yang diambil Adhyakasa adalah 'blunder'. Dalam kamus hidup saya,menyatakan kebenaran adalah keharusan yang tidak bisa ditawar2. Apakah anda terbiasa dengan hidup palsu atau perpolitikan semu yang tidak pernah memutuskan sesuatu dengan hati nurani??? Silahkan berpikir!!! Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.com wrote: Hmmm... mas Ahmad, Anda sungguh ignorance. Juga, Anda tidak membaca dengan benar. Tulisan saya masih utuh di bawah, tapi kalau dengan melek pun belum bisa Anda temui maka baiklah saya kasih hint. Yg Anda tinggalkan adalah kontekst (context). Paham? Nah, sekarang haturkanlah maaf atas kesilapan Anda... tentu saja akan saya maafkan dengan lapang dada. Reality is the final judge, percaya? (Ah... apa urusan saya disini ya... ma'af). PKS backpedalled setelah menghitung untung-rugi yg bisa dialami akibat kekonyolan Adhyaksa (check detik.com, liputan6). Jadi, bahkan di mata PKS, move Adhyaksa itu dianggap kekonyolan spekulatif yg berpotensi merugikan partai. Tentu sah saja sih kalau itu Anda anggap keberanian. Salam merem tanpa nggethemngghethem (kheki) ya. yk On 8/4/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED]al_badruuni%40yahoo.com wrote: Di bagian mana saya meninggalkan Adhyaksa? Saya memang pernah juga mengkritisi Pemerintah/Pejabat yang kebanyakan tidak aspiratif,namun saya tidak bilang seluruhnya. Saya juga salut dengan SBY yang dengan secara 'berani' memperjuangkan kecaman terhadap Agresi Israel ke Palestina dan Libanon sesuai kapasitasnya melalui PBB dan sekarang ini -OKI. Bahkan SBY juga sudah memerintahkan TNI untuk menyiapkan tentara perdamaian di Libanon. Terkait dengan Adhyaksa,saya tanya kepada Anda, siapa Menteri yang lain yang seberani beliau? Tolong buka mata Anda!!! Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.comykomboi%40gmail.com wrote: Hmmm... datang bulan tidak cocok maka tidak salah bunda manganduang... hmmm... kontekst ya. Mengapa ia Anda tinggalkan di mail Anda sebelumnya kang Ahmad? Bisakah / sahkah melepaskan kacamata hollistic demi untuk mengejar setoran claim? Pejabat pemerintah itu ada (diadakan) untuk melayani constituentnya sesuai mandatnya. Dan constituent Adhyaksa bukan hanya FPI, PKS dan sejenisnya, tentu bukan pula Palestina, tapi seluruh manusia Indonesia. Cukup itu thok kok sakbetulnya. Adhyaksa ngurusin Palestina, itu di luar kewenangan dan mandatnya. Terlihat bahwa Adhyaksa belum memahami bagaimana dia semestinya berperan. Semakin banyak pejabat publik seperti Adhyaksa mungkin perlu ya... sisan untuk njlongopkan negara ini ke nadir. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] al_badruuni%40yahoo.comal_badruuni%40yahoo.com wrote: Saya bicara dalam konteks dukungan untuk menghentikan aksi teroris Israel dan Amerika. Pemerintah tidak bisa tutp mata melihat kekejian diTimur Tengah. Itu bahasannya,jadi kalau Anda mau mempertanyakan kinerja sebagai menteri,ya silahkan saja tanya ke Presiden.Jadi tidak cocok dengan bahasan dibawah. Ahmad --- Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.com ykomboi%40gmail.comykomboi%40gmail.com wrote: Parameter pengukur berhasil tidaknya mentri / pejabat publik itu jelas. Yg minimal, apakah ybs sudah melakukan tugasnya, apakah ada capaian terukur atas claim-claimnya. Tentu saja kita mengharapkan ada plus di atas minimal itu. Itulah pejabat publik. Apakah Adhyaksa performed? Parameter kasat mata kita: berapa medali emas, perak perunggu capaian Indonesia di Olympiade, Asian Games, SEA Games, Chess, dll.; bagaimana dengan situasi kepemudaan Indonesia dll.? Alih-alih memikirkan job-desc, Adhyaksa malah ikut 'bermain' dengan emosi muslim. Dari sini hanya bisa dikatakan kalau Adhyaksa hanya mencari pengalih issue sambil mempertahankan dukungan publik melalui jalan yg kurang sesuai. Kesimpulan? Boleh jadi Adhyaksa adalah muslim yg baik, yg mana hal ini tidak
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Di bagian mana saya meninggalkan Adhyaksa? Saya memang pernah juga mengkritisi Pemerintah/Pejabat yang kebanyakan tidak aspiratif,namun saya tidak bilang seluruhnya. Saya juga salut dengan SBY yang dengan secara 'berani' memperjuangkan kecaman terhadap Agresi Israel ke Palestina dan Libanon sesuai kapasitasnya melalui PBB dan sekarang ini -OKI. Bahkan SBY juga sudah memerintahkan TNI untuk menyiapkan tentara perdamaian di Libanon. Terkait dengan Adhyaksa,saya tanya kepada Anda, siapa Menteri yang lain yang seberani beliau? Tolong buka mata Anda!!! Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] wrote: Hmmm... datang bulan tidak cocok maka tidak salah bunda manganduang... hmmm... kontekst ya. Mengapa ia Anda tinggalkan di mail Anda sebelumnya kang Ahmad? Bisakah / sahkah melepaskan kacamata hollistic demi untuk mengejar setoran claim? Pejabat pemerintah itu ada (diadakan) untuk melayani constituentnya sesuai mandatnya. Dan constituent Adhyaksa bukan hanya FPI, PKS dan sejenisnya, tentu bukan pula Palestina, tapi seluruh manusia Indonesia. Cukup itu thok kok sakbetulnya. Adhyaksa ngurusin Palestina, itu di luar kewenangan dan mandatnya. Terlihat bahwa Adhyaksa belum memahami bagaimana dia semestinya berperan. Semakin banyak pejabat publik seperti Adhyaksa mungkin perlu ya... sisan untuk njlongopkan negara ini ke nadir. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya bicara dalam konteks dukungan untuk menghentikan aksi teroris Israel dan Amerika. Pemerintah tidak bisa tutp mata melihat kekejian diTimur Tengah. Itu bahasannya,jadi kalau Anda mau mempertanyakan kinerja sebagai menteri,ya silahkan saja tanya ke Presiden.Jadi tidak cocok dengan bahasan dibawah. Ahmad --- Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.com wrote: Parameter pengukur berhasil tidaknya mentri / pejabat publik itu jelas. Yg minimal, apakah ybs sudah melakukan tugasnya, apakah ada capaian terukur atas claim-claimnya. Tentu saja kita mengharapkan ada plus di atas minimal itu. Itulah pejabat publik. Apakah Adhyaksa performed? Parameter kasat mata kita: berapa medali emas, perak perunggu capaian Indonesia di Olympiade, Asian Games, SEA Games, Chess, dll.; bagaimana dengan situasi kepemudaan Indonesia dll.? Alih-alih memikirkan job-desc, Adhyaksa malah ikut 'bermain' dengan emosi muslim. Dari sini hanya bisa dikatakan kalau Adhyaksa hanya mencari pengalih issue sambil mempertahankan dukungan publik melalui jalan yg kurang sesuai. Kesimpulan? Boleh jadi Adhyaksa adalah muslim yg baik, yg mana hal ini tidak seorangpun mengetahuinya dengan jelas selain dirinya sendiri dan Tuhan. Tetapi sebagai pejabat publik, Adhyaksa tidak perform, alias tidak menjalankan amanah dengan baik. Dan kita, publik, punya sepenuhnya hak untuk menuntutnya lebih memikirkan pekerjaannya kalau dia masih meminatinya. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] al_badruuni%40yahoo.com wrote: Salah satu wakil kita di Pemerintahan yang patut dicontoh. Semoga pribadi seperti beliau ini bisa bertambah banyak di Pemerintahan. Selamat Jalan Saudaraku para Mujahidin Indonesia. Ahmad --- Ambon [EMAIL PROTECTED] sea%40swipnet.se sea%40swipnet.se wrote: REFLEKSI: Menteri Pemuda siap berjihad ke Palestina bersama FPI serta konco-konconya, semoga beliau kebagian 72 bidadari di dunia seberang. HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 2 Agustus Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon Jakarta, (Analisa) [Non-text portions of this message have been removed] - Do you Yahoo!? Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail Beta. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Hmmm... mas Ahmad, Anda sungguh ignorance. Juga, Anda tidak membaca dengan benar. Tulisan saya masih utuh di bawah, tapi kalau dengan melek pun belum bisa Anda temui maka baiklah saya kasih hint. Yg Anda tinggalkan adalah kontekst (context). Paham? Nah, sekarang haturkanlah maaf atas kesilapan Anda... tentu saja akan saya maafkan dengan lapang dada. Reality is the final judge, percaya? (Ah... apa urusan saya disini ya... ma'af). PKS backpedalled setelah menghitung untung-rugi yg bisa dialami akibat kekonyolan Adhyaksa (check detik.com, liputan6). Jadi, bahkan di mata PKS, move Adhyaksa itu dianggap kekonyolan spekulatif yg berpotensi merugikan partai. Tentu sah saja sih kalau itu Anda anggap keberanian. Salam merem tanpa nggethemngghethem (kheki) ya. yk On 8/4/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] wrote: Di bagian mana saya meninggalkan Adhyaksa? Saya memang pernah juga mengkritisi Pemerintah/Pejabat yang kebanyakan tidak aspiratif,namun saya tidak bilang seluruhnya. Saya juga salut dengan SBY yang dengan secara 'berani' memperjuangkan kecaman terhadap Agresi Israel ke Palestina dan Libanon sesuai kapasitasnya melalui PBB dan sekarang ini -OKI. Bahkan SBY juga sudah memerintahkan TNI untuk menyiapkan tentara perdamaian di Libanon. Terkait dengan Adhyaksa,saya tanya kepada Anda, siapa Menteri yang lain yang seberani beliau? Tolong buka mata Anda!!! Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.com wrote: Hmmm... datang bulan tidak cocok maka tidak salah bunda manganduang... hmmm... kontekst ya. Mengapa ia Anda tinggalkan di mail Anda sebelumnya kang Ahmad? Bisakah / sahkah melepaskan kacamata hollistic demi untuk mengejar setoran claim? Pejabat pemerintah itu ada (diadakan) untuk melayani constituentnya sesuai mandatnya. Dan constituent Adhyaksa bukan hanya FPI, PKS dan sejenisnya, tentu bukan pula Palestina, tapi seluruh manusia Indonesia. Cukup itu thok kok sakbetulnya. Adhyaksa ngurusin Palestina, itu di luar kewenangan dan mandatnya. Terlihat bahwa Adhyaksa belum memahami bagaimana dia semestinya berperan. Semakin banyak pejabat publik seperti Adhyaksa mungkin perlu ya... sisan untuk njlongopkan negara ini ke nadir. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED]al_badruuni%40yahoo.com wrote: Saya bicara dalam konteks dukungan untuk menghentikan aksi teroris Israel dan Amerika. Pemerintah tidak bisa tutp mata melihat kekejian diTimur Tengah. Itu bahasannya,jadi kalau Anda mau mempertanyakan kinerja sebagai menteri,ya silahkan saja tanya ke Presiden.Jadi tidak cocok dengan bahasan dibawah. Ahmad --- Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.comykomboi%40gmail.com wrote: Parameter pengukur berhasil tidaknya mentri / pejabat publik itu jelas. Yg minimal, apakah ybs sudah melakukan tugasnya, apakah ada capaian terukur atas claim-claimnya. Tentu saja kita mengharapkan ada plus di atas minimal itu. Itulah pejabat publik. Apakah Adhyaksa performed? Parameter kasat mata kita: berapa medali emas, perak perunggu capaian Indonesia di Olympiade, Asian Games, SEA Games, Chess, dll.; bagaimana dengan situasi kepemudaan Indonesia dll.? Alih-alih memikirkan job-desc, Adhyaksa malah ikut 'bermain' dengan emosi muslim. Dari sini hanya bisa dikatakan kalau Adhyaksa hanya mencari pengalih issue sambil mempertahankan dukungan publik melalui jalan yg kurang sesuai. Kesimpulan? Boleh jadi Adhyaksa adalah muslim yg baik, yg mana hal ini tidak seorangpun mengetahuinya dengan jelas selain dirinya sendiri dan Tuhan. Tetapi sebagai pejabat publik, Adhyaksa tidak perform, alias tidak menjalankan amanah dengan baik. Dan kita, publik, punya sepenuhnya hak untuk menuntutnya lebih memikirkan pekerjaannya kalau dia masih meminatinya. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] al_badruuni%40yahoo.com al_badruuni%40yahoo.com wrote: Salah satu wakil kita di Pemerintahan yang patut dicontoh. Semoga pribadi seperti beliau ini bisa bertambah banyak di Pemerintahan. Selamat Jalan Saudaraku para Mujahidin Indonesia. Ahmad --- Ambon [EMAIL PROTECTED] sea%40swipnet.se sea%40swipnet.se sea%40swipnet.se wrote: REFLEKSI: Menteri Pemuda siap berjihad ke Palestina bersama FPI serta konco-konconya, semoga beliau kebagian 72 bidadari di dunia seberang. HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 2 Agustus Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon Jakarta, (Analisa) [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Maaf ya, Saya tidak pernah menghubungkan hal ini dengan partai. Pun dengan Adhyaksa. Saya tidak peduli,meski PKS sendiri menganggap langkah yang diambil Adhyakasa adalah 'blunder'. Dalam kamus hidup saya,menyatakan kebenaran adalah keharusan yang tidak bisa ditawar2. Apakah anda terbiasa dengan hidup palsu atau perpolitikan semu yang tidak pernah memutuskan sesuatu dengan hati nurani??? Silahkan berpikir!!! Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] wrote: Hmmm... mas Ahmad, Anda sungguh ignorance. Juga, Anda tidak membaca dengan benar. Tulisan saya masih utuh di bawah, tapi kalau dengan melek pun belum bisa Anda temui maka baiklah saya kasih hint. Yg Anda tinggalkan adalah kontekst (context). Paham? Nah, sekarang haturkanlah maaf atas kesilapan Anda... tentu saja akan saya maafkan dengan lapang dada. Reality is the final judge, percaya? (Ah... apa urusan saya disini ya... ma'af). PKS backpedalled setelah menghitung untung-rugi yg bisa dialami akibat kekonyolan Adhyaksa (check detik.com, liputan6). Jadi, bahkan di mata PKS, move Adhyaksa itu dianggap kekonyolan spekulatif yg berpotensi merugikan partai. Tentu sah saja sih kalau itu Anda anggap keberanian. Salam merem tanpa nggethemngghethem (kheki) ya. yk On 8/4/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] wrote: Di bagian mana saya meninggalkan Adhyaksa? Saya memang pernah juga mengkritisi Pemerintah/Pejabat yang kebanyakan tidak aspiratif,namun saya tidak bilang seluruhnya. Saya juga salut dengan SBY yang dengan secara 'berani' memperjuangkan kecaman terhadap Agresi Israel ke Palestina dan Libanon sesuai kapasitasnya melalui PBB dan sekarang ini -OKI. Bahkan SBY juga sudah memerintahkan TNI untuk menyiapkan tentara perdamaian di Libanon. Terkait dengan Adhyaksa,saya tanya kepada Anda, siapa Menteri yang lain yang seberani beliau? Tolong buka mata Anda!!! Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.com wrote: Hmmm... datang bulan tidak cocok maka tidak salah bunda manganduang... hmmm... kontekst ya. Mengapa ia Anda tinggalkan di mail Anda sebelumnya kang Ahmad? Bisakah / sahkah melepaskan kacamata hollistic demi untuk mengejar setoran claim? Pejabat pemerintah itu ada (diadakan) untuk melayani constituentnya sesuai mandatnya. Dan constituent Adhyaksa bukan hanya FPI, PKS dan sejenisnya, tentu bukan pula Palestina, tapi seluruh manusia Indonesia. Cukup itu thok kok sakbetulnya. Adhyaksa ngurusin Palestina, itu di luar kewenangan dan mandatnya. Terlihat bahwa Adhyaksa belum memahami bagaimana dia semestinya berperan. Semakin banyak pejabat publik seperti Adhyaksa mungkin perlu ya... sisan untuk njlongopkan negara ini ke nadir. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED]al_badruuni%40yahoo.com wrote: Saya bicara dalam konteks dukungan untuk menghentikan aksi teroris Israel dan Amerika. Pemerintah tidak bisa tutp mata melihat kekejian diTimur Tengah. Itu bahasannya,jadi kalau Anda mau mempertanyakan kinerja sebagai menteri,ya silahkan saja tanya ke Presiden.Jadi tidak cocok dengan bahasan dibawah. Ahmad --- Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.comykomboi%40gmail.com wrote: Parameter pengukur berhasil tidaknya mentri / pejabat publik itu jelas. Yg minimal, apakah ybs sudah melakukan tugasnya, apakah ada capaian terukur atas claim-claimnya. Tentu saja kita mengharapkan ada plus di atas minimal itu. Itulah pejabat publik. Apakah Adhyaksa performed? Parameter kasat mata kita: berapa medali emas, perak perunggu capaian Indonesia di Olympiade, Asian Games, SEA Games, Chess, dll.; bagaimana dengan situasi kepemudaan Indonesia dll.? Alih-alih memikirkan job-desc, Adhyaksa malah ikut 'bermain' dengan emosi muslim. Dari sini hanya bisa dikatakan kalau Adhyaksa hanya mencari pengalih issue sambil mempertahankan dukungan publik melalui jalan yg kurang sesuai. Kesimpulan? Boleh jadi Adhyaksa adalah muslim yg baik, yg mana hal ini tidak seorangpun mengetahuinya dengan jelas selain dirinya sendiri dan Tuhan. Tetapi sebagai pejabat publik, Adhyaksa tidak perform, alias tidak menjalankan amanah dengan baik. Dan kita, publik, punya sepenuhnya hak untuk menuntutnya lebih memikirkan pekerjaannya kalau dia masih meminatinya. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] al_badruuni%40yahoo.com al_badruuni%40yahoo.com wrote: Salah satu wakil kita di Pemerintahan yang patut dicontoh. Semoga pribadi seperti beliau ini bisa bertambah banyak di Pemerintahan. Selamat Jalan Saudaraku para Mujahidin Indonesia. Ahmad --- Ambon [EMAIL PROTECTED] sea%40swipnet.se sea%40swipnet.se sea%40swipnet.se wrote: REFLEKSI: Menteri Pemuda siap berjihad ke Palestina bersama FPI serta konco-konconya, semoga beliau kebagian 72 bidadari di dunia seberang. HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 2 Agustus Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon Jakarta, (Analisa) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
akhmad al badun mau ikut? daftarkan saja diri di pertamburan sana.. masih keburu kok. mau mati saja kok ribut.. lagipula hidup makin sulit... jika ada kesempatan mati plus beken.. do it saja.. -ay- *masih sayang nyawa... On 8/3/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf ya, Saya tidak pernah menghubungkan hal ini dengan partai. Pun dengan Adhyaksa. Saya tidak peduli,meski PKS sendiri menganggap langkah yang diambil Adhyakasa adalah 'blunder'. Dalam kamus hidup saya,menyatakan kebenaran adalah keharusan yang tidak bisa ditawar2. Apakah anda terbiasa dengan hidup palsu atau perpolitikan semu yang tidak pernah memutuskan sesuatu dengan hati nurani??? Silahkan berpikir!!! Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.com wrote: Hmmm... mas Ahmad, Anda sungguh ignorance. Juga, Anda tidak membaca dengan benar. Tulisan saya masih utuh di bawah, tapi kalau dengan melek pun belum bisa Anda temui maka baiklah saya kasih hint. Yg Anda tinggalkan adalah kontekst (context). Paham? Nah, sekarang haturkanlah maaf atas kesilapan Anda... tentu saja akan saya maafkan dengan lapang dada. Reality is the final judge, percaya? (Ah... apa urusan saya disini ya... ma'af). PKS backpedalled setelah menghitung untung-rugi yg bisa dialami akibat kekonyolan Adhyaksa (check detik.com, liputan6). Jadi, bahkan di mata PKS, move Adhyaksa itu dianggap kekonyolan spekulatif yg berpotensi merugikan partai. Tentu sah saja sih kalau itu Anda anggap keberanian. Salam merem tanpa nggethemngghethem (kheki) ya. yk On 8/4/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED]al_badruuni%40yahoo.com wrote: Di bagian mana saya meninggalkan Adhyaksa? Saya memang pernah juga mengkritisi Pemerintah/Pejabat yang kebanyakan tidak aspiratif,namun saya tidak bilang seluruhnya. Saya juga salut dengan SBY yang dengan secara 'berani' memperjuangkan kecaman terhadap Agresi Israel ke Palestina dan Libanon sesuai kapasitasnya melalui PBB dan sekarang ini -OKI. Bahkan SBY juga sudah memerintahkan TNI untuk menyiapkan tentara perdamaian di Libanon. Terkait dengan Adhyaksa,saya tanya kepada Anda, siapa Menteri yang lain yang seberani beliau? Tolong buka mata Anda!!! Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.comykomboi%40gmail.com wrote: Hmmm... datang bulan tidak cocok maka tidak salah bunda manganduang... hmmm... kontekst ya. Mengapa ia Anda tinggalkan di mail Anda sebelumnya kang Ahmad? Bisakah / sahkah melepaskan kacamata hollistic demi untuk mengejar setoran claim? Pejabat pemerintah itu ada (diadakan) untuk melayani constituentnya sesuai mandatnya. Dan constituent Adhyaksa bukan hanya FPI, PKS dan sejenisnya, tentu bukan pula Palestina, tapi seluruh manusia Indonesia. Cukup itu thok kok sakbetulnya. Adhyaksa ngurusin Palestina, itu di luar kewenangan dan mandatnya. Terlihat bahwa Adhyaksa belum memahami bagaimana dia semestinya berperan. Semakin banyak pejabat publik seperti Adhyaksa mungkin perlu ya... sisan untuk njlongopkan negara ini ke nadir. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] al_badruuni%40yahoo.comal_badruuni%40yahoo.com wrote: Saya bicara dalam konteks dukungan untuk menghentikan aksi teroris Israel dan Amerika. Pemerintah tidak bisa tutp mata melihat kekejian diTimur Tengah. Itu bahasannya,jadi kalau Anda mau mempertanyakan kinerja sebagai menteri,ya silahkan saja tanya ke Presiden.Jadi tidak cocok dengan bahasan dibawah. Ahmad --- Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.com ykomboi%40gmail.comykomboi%40gmail.com wrote: Parameter pengukur berhasil tidaknya mentri / pejabat publik itu jelas. Yg minimal, apakah ybs sudah melakukan tugasnya, apakah ada capaian terukur atas claim-claimnya. Tentu saja kita mengharapkan ada plus di atas minimal itu. Itulah pejabat publik. Apakah Adhyaksa performed? Parameter kasat mata kita: berapa medali emas, perak perunggu capaian Indonesia di Olympiade, Asian Games, SEA Games, Chess, dll.; bagaimana dengan situasi kepemudaan Indonesia dll.? Alih-alih memikirkan job-desc, Adhyaksa malah ikut 'bermain' dengan emosi muslim. Dari sini hanya bisa dikatakan kalau Adhyaksa hanya mencari pengalih issue sambil mempertahankan dukungan publik melalui jalan yg kurang sesuai. Kesimpulan? Boleh jadi Adhyaksa adalah muslim yg baik, yg mana hal ini tidak seorangpun mengetahuinya dengan jelas selain dirinya sendiri dan Tuhan. Tetapi sebagai pejabat publik, Adhyaksa tidak perform, alias tidak menjalankan amanah dengan baik. Dan kita, publik, punya sepenuhnya hak untuk menuntutnya lebih memikirkan pekerjaannya kalau dia masih meminatinya. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] al_badruuni%40yahoo.com al_badruuni% 40yahoo.com al_badruuni%40yahoo.com wrote: Salah satu wakil kita di Pemerintahan yang patut dicontoh. Semoga pribadi seperti beliau ini bisa bertambah banyak di Pemerintahan. Selamat
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Kang Ahmad, Blarak mlungker ngalorngidhulngetanbalingulon nan jundhet. Sampean ini lagi ngomongin diri sendiri atau Adhyaksa sih? Apa memang begini ini style pamungkas sampean? Pokok-e saya begini titik, dan begini sampean itu kok ya milihnya nan adigangadigung adiluhung tapi terbaca sebagai gembelengan. Lha piye wong sampean itu bawaannya ngeles melulu... :p Sekali lagi mas Ahmad, saya nggak ada urusan dengan tata nilai sampean, nggak ada pula urusan dengan worldview sampean. Ga je je gang maar... :-D Tapi manakala sampean membenarkan kekonyolan tindakan pejabat publik, saya merasa terpanggil (tobil... tobil) untuk mengomentari kemlengsean ini. Begitu. Mlengse is mlengse dan untuk itu cukup tanya dirisendiri dengan jujur. Hanya pengakuan atasnya sebagai mlengse yg memungkinkan adanya perbaikan. Pls. jangan paksakan 'kebenaran' sampean itu untuk membela kemlengsean. Karena dengan begitu sampean berikut kebenaran sampean bisa terbawa ke ketidakjujuradilan. Maaf dng bahasa oblokoblok saya. Kalau Anda masih juga penasaran, sementara hasrat mereply menggebu karena 'kemenangan' di dunia cyber ini harus tuntas, saya sarankan baca lagi tulisan sebelumnya sebelum mengklik 'send'. yk On 8/4/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf ya, Saya tidak pernah menghubungkan hal ini dengan partai. Pun dengan Adhyaksa. Saya tidak peduli,meski PKS sendiri menganggap langkah yang diambil Adhyakasa adalah 'blunder'. Dalam kamus hidup saya,menyatakan kebenaran adalah keharusan yang tidak bisa ditawar2. Apakah anda terbiasa dengan hidup palsu atau perpolitikan semu yang tidak pernah memutuskan sesuatu dengan hati nurani??? Silahkan berpikir!!! Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.com wrote: Hmmm... mas Ahmad, Anda sungguh ignorance. Juga, Anda tidak membaca dengan benar. Tulisan saya masih utuh di bawah, tapi kalau dengan melek pun belum bisa Anda temui maka baiklah saya kasih hint. Yg Anda tinggalkan adalah kontekst (context). Paham? Nah, sekarang haturkanlah maaf atas kesilapan Anda... tentu saja akan saya maafkan dengan lapang dada. Reality is the final judge, percaya? (Ah... apa urusan saya disini ya... ma'af). PKS backpedalled setelah menghitung untung-rugi yg bisa dialami akibat kekonyolan Adhyaksa (check detik.com, liputan6). Jadi, bahkan di mata PKS, move Adhyaksa itu dianggap kekonyolan spekulatif yg berpotensi merugikan partai. Tentu sah saja sih kalau itu Anda anggap keberanian. Salam merem tanpa nggethemngghethem (kheki) ya. yk On 8/4/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED]al_badruuni%40yahoo.com wrote: Di bagian mana saya meninggalkan Adhyaksa? Saya memang pernah juga mengkritisi Pemerintah/Pejabat yang kebanyakan tidak aspiratif,namun saya tidak bilang seluruhnya. Saya juga salut dengan SBY yang dengan secara 'berani' memperjuangkan kecaman terhadap Agresi Israel ke Palestina dan Libanon sesuai kapasitasnya melalui PBB dan sekarang ini -OKI. Bahkan SBY juga sudah memerintahkan TNI untuk menyiapkan tentara perdamaian di Libanon. Terkait dengan Adhyaksa,saya tanya kepada Anda, siapa Menteri yang lain yang seberani beliau? Tolong buka mata Anda!!! Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.comykomboi%40gmail.com wrote: Hmmm... datang bulan tidak cocok maka tidak salah bunda manganduang... hmmm... kontekst ya. Mengapa ia Anda tinggalkan di mail Anda sebelumnya kang Ahmad? Bisakah / sahkah melepaskan kacamata hollistic demi untuk mengejar setoran claim? Pejabat pemerintah itu ada (diadakan) untuk melayani constituentnya sesuai mandatnya. Dan constituent Adhyaksa bukan hanya FPI, PKS dan sejenisnya, tentu bukan pula Palestina, tapi seluruh manusia Indonesia. Cukup itu thok kok sakbetulnya. Adhyaksa ngurusin Palestina, itu di luar kewenangan dan mandatnya. Terlihat bahwa Adhyaksa belum memahami bagaimana dia semestinya berperan. Semakin banyak pejabat publik seperti Adhyaksa mungkin perlu ya... sisan untuk njlongopkan negara ini ke nadir. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] al_badruuni%40yahoo.comal_badruuni%40yahoo.com wrote: Saya bicara dalam konteks dukungan untuk menghentikan aksi teroris Israel dan Amerika. Pemerintah tidak bisa tutp mata melihat kekejian diTimur Tengah. Itu bahasannya,jadi kalau Anda mau mempertanyakan kinerja sebagai menteri,ya silahkan saja tanya ke Presiden.Jadi tidak cocok dengan bahasan dibawah. Ahmad --- Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.com ykomboi%40gmail.comykomboi%40gmail.com wrote: Parameter pengukur berhasil tidaknya mentri / pejabat publik itu jelas. Yg minimal, apakah ybs sudah melakukan tugasnya, apakah ada capaian terukur atas claim-claimnya. Tentu saja kita mengharapkan ada plus di atas minimal itu. Itulah pejabat publik. Apakah Adhyaksa performed? Parameter kasat mata kita: berapa medali emas, perak perunggu capaian Indonesia di Olympiade, Asian Games, SEA Games, Chess, dll.; bagaimana dengan situasi kepemudaan Indonesia dll.? Alih-alih memikirkan
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Duh mas Yohanis, Ko tulisannya balik lagi seperti mm... mbok ya disederhanakan...pusing saya membacanya. Mbok ya punya rasa kasihan dikit yang baca kenapa mas? Iya kalau beliau ini orang jawa, kalau tidak, beliau bilang bahasa planet apa pula ini. Plis pakai bahasa bumi saja...maaf lho mas. Kalau tidak email dari Anda akan saya lewati saja. Ko malah sekarang lebih enak tulisan mm nggak hantu lagi, jadi gaya tulisannya bisa dimengerti :) Satu hal mas Ahmad punya prinsip hidup, nggak plin plan... meski ya prinsip itu tidak Anda setujui, seperti juga prinsip hidup saya yang beda dengan Anda. Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Ahmad, Blarak mlungker ngalorngidhulngetanbalingulon nan jundhet. Sampean ini lagi ngomongin diri sendiri atau Adhyaksa sih? Apa memang begini ini style pamungkas sampean? Pokok-e saya begini titik, dan begini sampean itu kok ya milihnya nan adigangadigung adiluhung tapi terbaca sebagai gembelengan. Lha piye wong sampean itu bawaannya ngeles melulu... :p Sekali lagi mas Ahmad, saya nggak ada urusan dengan tata nilai sampean, nggak ada pula urusan dengan worldview sampean. Ga je je gang maar... :-D Tapi manakala sampean membenarkan kekonyolan tindakan pejabat publik, saya merasa terpanggil (tobil... tobil) untuk mengomentari kemlengsean ini. Begitu. Mlengse is mlengse dan untuk itu cukup tanya dirisendiri dengan jujur. Hanya pengakuan atasnya sebagai mlengse yg memungkinkan adanya perbaikan. Pls. jangan paksakan 'kebenaran' sampean itu untuk membela kemlengsean. Karena dengan begitu sampean berikut kebenaran sampean bisa terbawa ke ketidakjujuradilan. Maaf dng bahasa oblokoblok saya. Kalau Anda masih juga penasaran, sementara hasrat mereply menggebu karena 'kemenangan' di dunia cyber ini harus tuntas, saya sarankan baca lagi tulisan sebelumnya sebelum mengklik 'send'. yk On 8/4/06, Al-Badruuni Enterprise wrote: Maaf ya, Saya tidak pernah menghubungkan hal ini dengan partai. Pun dengan Adhyaksa. Saya tidak peduli,meski PKS sendiri menganggap langkah yang diambil Adhyakasa adalah 'blunder'. Dalam kamus hidup saya,menyatakan kebenaran adalah keharusan yang tidak bisa ditawar2. Apakah anda terbiasa dengan hidup palsu atau perpolitikan semu yang tidak pernah memutuskan sesuatu dengan hati nurani??? Silahkan berpikir!!! Yohanis Komboi wrote: Hmmm... mas Ahmad, Anda sungguh ignorance. Juga, Anda tidak membaca dengan benar. Tulisan saya masih utuh di bawah, tapi kalau dengan melek pun belum bisa Anda temui maka baiklah saya kasih hint. Yg Anda tinggalkan adalah kontekst (context). Paham? Nah, sekarang haturkanlah maaf atas kesilapan Anda... tentu saja akan saya maafkan dengan lapang dada. Reality is the final judge, percaya? (Ah... apa urusan saya disini ya... ma'af). PKS backpedalled setelah menghitung untung-rugi yg bisa dialami akibat kekonyolan Adhyaksa (check detik.com, liputan6). Jadi, bahkan di mata PKS, move Adhyaksa itu dianggap kekonyolan spekulatif yg berpotensi merugikan partai. Tentu sah saja sih kalau itu Anda anggap keberanian. Salam merem tanpa nggethemngghethem (kheki) ya. yk On 8/4/06, Al-Badruuni Enterprise wrote: Di bagian mana saya meninggalkan Adhyaksa? Saya memang pernah juga mengkritisi Pemerintah/Pejabat yang kebanyakan tidak aspiratif,namun saya tidak bilang seluruhnya. Saya juga salut dengan SBY yang dengan secara 'berani' memperjuangkan kecaman terhadap Agresi Israel ke Palestina dan Libanon sesuai kapasitasnya melalui PBB dan sekarang ini -OKI. Bahkan SBY juga sudah memerintahkan TNI untuk menyiapkan tentara perdamaian di Libanon. Terkait dengan Adhyaksa,saya tanya kepada Anda, siapa Menteri yang lain yang seberani beliau? Tolong buka mata Anda!!! Yohanis Komboi wrote: Hmmm... datang bulan tidak cocok maka tidak salah bunda manganduang... hmmm... kontekst ya. Mengapa ia Anda tinggalkan di mail Anda sebelumnya kang Ahmad? Bisakah / sahkah melepaskan kacamata hollistic demi untuk mengejar setoran claim? Pejabat pemerintah itu ada (diadakan) untuk melayani constituentnya sesuai mandatnya. Dan constituent Adhyaksa bukan hanya FPI, PKS dan sejenisnya, tentu bukan pula Palestina, tapi seluruh manusia Indonesia. Cukup itu thok kok sakbetulnya. Adhyaksa ngurusin Palestina, itu di luar kewenangan dan mandatnya. Terlihat bahwa Adhyaksa belum memahami bagaimana dia semestinya berperan. Semakin banyak pejabat publik seperti Adhyaksa mungkin perlu ya... sisan untuk njlongopkan negara ini ke nadir. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise wrote: Saya bicara dalam konteks dukungan untuk menghentikan aksi teroris Israel dan Amerika. Pemerintah tidak bisa tutp mata melihat kekejian diTimur Tengah. Itu bahasannya,jadi kalau Anda mau mempertanyakan kinerja sebagai menteri,ya silahkan saja tanya ke Presiden.Jadi tidak cocok dengan bahasan dibawah. Ahmad --- Yohanis Komboi wrote: Parameter pengukur berhasil tidaknya mentri / pejabat publik itu jelas. Yg minimal, apakah ybs sudah melakukan
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Mbak Aris yg baik, Saya telah terbawa dalam keriangan bermilist... dan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi yang disodorkan oleh lawan bicara. Maaf dan Terimakasih untuk concernnya. Mas Ahmad dalam tulisannya saya pahami sbg telah dengan sengaja menggeser focus. Ini tentu boleh-boleh saja sepanjang maksudnya baik tetapi kalau untuk sekedar menangmenangan di dunia maya, ya untuk apa to seluruh pembicaraan. Muspro (siasia) ya nggak? Di situ lho masalahnya Jadi bukan masalah cocok - nggak cocok saya dengan tata nilai orang lain. Spt sdh saya tulis, saya tdk masalah dng itu, dan tidak akan memperdulikan selama itu di domain private. Tetapi manakala seseorang memasuki ranah publik dan terus mengusung nilai itu, perlu kita lihat bersama kecocokannya (fitness-nya) dengan memperbandingkannya dengan problem yang ada. Default stand-point seseorang adalah tatanilai 'primitive' yg intrinsic membentuk kita. Kondisi ini biasanya ditandai dengan jurus pokoknya / pokok-e dan ungkapan sejenis. Titik pokok-e itu adalah titik absolut. Threshold (batas ambang) yg kalau dilanggar biasanya akan menghasilkan counter reaction tak terduga. Sementara di satu sisi saya tidak ingin melanggar itu, di sisi lain saya menjadi tertarik mengetahui sebegitu mudahnya jurus pamungkas itu dikeluarkan. Mengenai bahasa, semoga Anda nggak terusterusan keberatan. Saya dasarnya malas. Jadi bahasa apa saja, yg bisa saya pakai menjelaskan akan saya pakai. Nggak ada unsur umuk (sombong) disini, pokoknya... (!? lha iya v_v) selama mewakili. Eh, disitu ada unsur protesnya sih... protes krn bahasa baku kita itu terlalu banyak unggahungguhnya dan sering nggak precise (tepat / correct). Pak Ikra tentu bisa banyak mengomentari hal ini. Pak Ikra, dozo. Gimana Bogor? Di Jepang, hari ini bakal jadi salahsatu hari terpanas Summer ini. yk On 8/4/06, aris solikhah [EMAIL PROTECTED] wrote: Duh mas Yohanis, Ko tulisannya balik lagi seperti mm... mbok ya disederhanakan...pusing saya membacanya. Mbok ya punya rasa kasihan dikit yang baca kenapa mas? Iya kalau beliau ini orang jawa, kalau tidak, beliau bilang bahasa planet apa pula ini. Plis pakai bahasa bumi saja...maaf lho mas. Kalau tidak email dari Anda akan saya lewati saja. Ko malah sekarang lebih enak tulisan mm nggak hantu lagi, jadi gaya tulisannya bisa dimengerti :) Satu hal mas Ahmad punya prinsip hidup, nggak plin plan... meski ya prinsip itu tidak Anda setujui, seperti juga prinsip hidup saya yang beda dengan Anda. Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.com wrote: Kang Ahmad, Blarak mlungker ngalorngidhulngetanbalingulon nan jundhet. Sampean ini lagi ngomongin diri sendiri atau Adhyaksa sih? Apa memang begini ini style pamungkas sampean? Pokok-e saya begini titik, dan begini sampean itu kok ya milihnya nan adigangadigung adiluhung tapi terbaca sebagai gembelengan. Lha piye wong sampean itu bawaannya ngeles melulu... :p Sekali lagi mas Ahmad, saya nggak ada urusan dengan tata nilai sampean, nggak ada pula urusan dengan worldview sampean. Ga je je gang maar... :-D Tapi manakala sampean membenarkan kekonyolan tindakan pejabat publik, saya merasa terpanggil (tobil... tobil) untuk mengomentari kemlengsean ini. Begitu. Mlengse is mlengse dan untuk itu cukup tanya dirisendiri dengan jujur. Hanya pengakuan atasnya sebagai mlengse yg memungkinkan adanya perbaikan. Pls. jangan paksakan 'kebenaran' sampean itu untuk membela kemlengsean. Karena dengan begitu sampean berikut kebenaran sampean bisa terbawa ke ketidakjujuradilan. Maaf dng bahasa oblokoblok saya. Kalau Anda masih juga penasaran, sementara hasrat mereply menggebu karena 'kemenangan' di dunia cyber ini harus tuntas, saya sarankan baca lagi tulisan sebelumnya sebelum mengklik 'send'. yk On 8/4/06, Al-Badruuni Enterprise wrote: Maaf ya, Saya tidak pernah menghubungkan hal ini dengan partai. Pun dengan Adhyaksa. Saya tidak peduli,meski PKS sendiri menganggap langkah yang diambil Adhyakasa adalah 'blunder'. Dalam kamus hidup saya,menyatakan kebenaran adalah keharusan yang tidak bisa ditawar2. Apakah anda terbiasa dengan hidup palsu atau perpolitikan semu yang tidak pernah memutuskan sesuatu dengan hati nurani??? Silahkan berpikir!!! Yohanis Komboi wrote: Hmmm... mas Ahmad, Anda sungguh ignorance. Juga, Anda tidak membaca dengan benar. Tulisan saya masih utuh di bawah, tapi kalau dengan melek pun belum bisa Anda temui maka baiklah saya kasih hint. Yg Anda tinggalkan adalah kontekst (context). Paham? Nah, sekarang haturkanlah maaf atas kesilapan Anda... tentu saja akan saya maafkan dengan lapang dada. Reality is the final judge, percaya? (Ah... apa urusan saya disini ya... ma'af). PKS backpedalled setelah menghitung untung-rugi yg bisa dialami akibat kekonyolan Adhyaksa (check detik.com, liputan6). Jadi, bahkan di mata PKS, move Adhyaksa itu dianggap kekonyolan spekulatif yg berpotensi merugikan partai. Tentu sah saja sih kalau itu Anda
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Saya bicara dalam konteks dukungan untuk menghentikan aksi teroris Israel dan Amerika. Pemerintah tidak bisa tutp mata melihat kekejian diTimur Tengah. Itu bahasannya,jadi kalau Anda mau mempertanyakan kinerja sebagai menteri,ya silahkan saja tanya ke Presiden.Jadi tidak cocok dengan bahasan dibawah. Ahmad --- Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] wrote: Parameter pengukur berhasil tidaknya mentri / pejabat publik itu jelas. Yg minimal, apakah ybs sudah melakukan tugasnya, apakah ada capaian terukur atas claim-claimnya. Tentu saja kita mengharapkan ada plus di atas minimal itu. Itulah pejabat publik. Apakah Adhyaksa performed? Parameter kasat mata kita: berapa medali emas, perak perunggu capaian Indonesia di Olympiade, Asian Games, SEA Games, Chess, dll.; bagaimana dengan situasi kepemudaan Indonesia dll.? Alih-alih memikirkan job-desc, Adhyaksa malah ikut 'bermain' dengan emosi muslim. Dari sini hanya bisa dikatakan kalau Adhyaksa hanya mencari pengalih issue sambil mempertahankan dukungan publik melalui jalan yg kurang sesuai. Kesimpulan? Boleh jadi Adhyaksa adalah muslim yg baik, yg mana hal ini tidak seorangpun mengetahuinya dengan jelas selain dirinya sendiri dan Tuhan. Tetapi sebagai pejabat publik, Adhyaksa tidak perform, alias tidak menjalankan amanah dengan baik. Dan kita, publik, punya sepenuhnya hak untuk menuntutnya lebih memikirkan pekerjaannya kalau dia masih meminatinya. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] wrote: Salah satu wakil kita di Pemerintahan yang patut dicontoh. Semoga pribadi seperti beliau ini bisa bertambah banyak di Pemerintahan. Selamat Jalan Saudaraku para Mujahidin Indonesia. Ahmad --- Ambon [EMAIL PROTECTED] sea%40swipnet.se wrote: REFLEKSI: Menteri Pemuda siap berjihad ke Palestina bersama FPI serta konco-konconya, semoga beliau kebagian 72 bidadari di dunia seberang. HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 2 Agustus Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon Jakarta, (Analisa) . [Non-text portions of this message have been removed] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Hmmm... datang bulan tidak cocok maka tidak salah bunda manganduang... hmmm... kontekst ya. Mengapa ia Anda tinggalkan di mail Anda sebelumnya kang Ahmad? Bisakah / sahkah melepaskan kacamata hollistic demi untuk mengejar setoran claim? Pejabat pemerintah itu ada (diadakan) untuk melayani constituentnya sesuai mandatnya. Dan constituent Adhyaksa bukan hanya FPI, PKS dan sejenisnya, tentu bukan pula Palestina, tapi seluruh manusia Indonesia. Cukup itu thok kok sakbetulnya. Adhyaksa ngurusin Palestina, itu di luar kewenangan dan mandatnya. Terlihat bahwa Adhyaksa belum memahami bagaimana dia semestinya berperan. Semakin banyak pejabat publik seperti Adhyaksa mungkin perlu ya... sisan untuk njlongopkan negara ini ke nadir. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya bicara dalam konteks dukungan untuk menghentikan aksi teroris Israel dan Amerika. Pemerintah tidak bisa tutp mata melihat kekejian diTimur Tengah. Itu bahasannya,jadi kalau Anda mau mempertanyakan kinerja sebagai menteri,ya silahkan saja tanya ke Presiden.Jadi tidak cocok dengan bahasan dibawah. Ahmad --- Yohanis Komboi [EMAIL PROTECTED] ykomboi%40gmail.com wrote: Parameter pengukur berhasil tidaknya mentri / pejabat publik itu jelas. Yg minimal, apakah ybs sudah melakukan tugasnya, apakah ada capaian terukur atas claim-claimnya. Tentu saja kita mengharapkan ada plus di atas minimal itu. Itulah pejabat publik. Apakah Adhyaksa performed? Parameter kasat mata kita: berapa medali emas, perak perunggu capaian Indonesia di Olympiade, Asian Games, SEA Games, Chess, dll.; bagaimana dengan situasi kepemudaan Indonesia dll.? Alih-alih memikirkan job-desc, Adhyaksa malah ikut 'bermain' dengan emosi muslim. Dari sini hanya bisa dikatakan kalau Adhyaksa hanya mencari pengalih issue sambil mempertahankan dukungan publik melalui jalan yg kurang sesuai. Kesimpulan? Boleh jadi Adhyaksa adalah muslim yg baik, yg mana hal ini tidak seorangpun mengetahuinya dengan jelas selain dirinya sendiri dan Tuhan. Tetapi sebagai pejabat publik, Adhyaksa tidak perform, alias tidak menjalankan amanah dengan baik. Dan kita, publik, punya sepenuhnya hak untuk menuntutnya lebih memikirkan pekerjaannya kalau dia masih meminatinya. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] al_badruuni%40yahoo.com wrote: Salah satu wakil kita di Pemerintahan yang patut dicontoh. Semoga pribadi seperti beliau ini bisa bertambah banyak di Pemerintahan. Selamat Jalan Saudaraku para Mujahidin Indonesia. Ahmad --- Ambon [EMAIL PROTECTED] sea%40swipnet.se sea%40swipnet.se wrote: REFLEKSI: Menteri Pemuda siap berjihad ke Palestina bersama FPI serta konco-konconya, semoga beliau kebagian 72 bidadari di dunia seberang. HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 2 Agustus Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon Jakarta, (Analisa) [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
REFLEKSI: Menteri Pemuda siap berjihad ke Palestina bersama FPI serta konco-konconya, semoga beliau kebagian 72 bidadari di dunia seberang. HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 2 Agustus Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon Jakarta, (Analisa) Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault menyatakan siap mengawal dan turutserta dengan para relawan yang ingin berjihad ke Palestina dan Lebanon. Saya sendiri akan ikut berangkat dan mengawal kalian semua ke sana. Ini serius, saya tidak main-main, tegas Adhyaksa di tengah-tengah massa Bom Syahid Front Pembela Islam yang melakukan unjukrasa di depan pintu gerbang halaman kantor Menpora, Jakarta, Selasa (1/8). Pernyataan Adhyaksa itu pun disambut teriakan 'Allahu Akbar' dari pengunjuk rasa. Ratusan orang yang berunjuk rasa tersebut minta agar pemerintah memfasilitasi dan mengijinkan relawan pemuda membantu saudara-saudaranya yang tengah berperang melawan Israel. Kami meminta pemerintah memfasilitasi dan mengijinkan kami untuk berangkat ke Palestina dan Lebanon membantu saudara-saudara kita di sana, tegas Kepala Staf Operasional Kelaskaran FPI, Eka Jaya, di tengah-tengah aksi pada wartawan. Ia mengklaim sekitar 50 ribu orang dari Sabang sampai Merauke siap untuk berangkat ke Lebanon dan Palestina. Menpora Adhyaksa mengatakan bahwa ia akan menyampaikan aspirasi tersebut pada Presiden dan Wapres. Insya Allah aspirasi yang disampaikan oleh kalian semua, saya sampaikan pada Presiden dan Wakil Presiden, katanya. Mudah-mudahan diberikan kesempatan untuk rekan-rekan yang ingin berpartisipasi untuk perdamaian dunia dan ikut membela hak asasi orang, ungkap Adhyaksa yang sengaja turun dari ruangan kantornya di lantai 10 untuk menemui para pengunjukrasa. Menpora mengatakan bahwa kebiadaban zionis Israel sudah sangat kelewatan. Pembantaian yang terus menerus terjadi di sana membuat hati kita, hati bangsa ini terkoyak-koyak. Ini bukan saja karena membela Islam, tapi juga karena rasa kemanusiaan yang sudah diacak-acak dan diobrak-abrik oleh Israel ini. Dan kalau diijinkan, saya juga akan ikut bergabung, tambahnya. Adhyaksa mengatakan, unjuk rasa yang dilakukan merupakan bentuk kepedulian pemuda Indonesia melihat kebiadaban yang dipertontonkan Israel. Saya salut pada mereka ini yang peduli terhadap sesama manusia dan sesama umat Islam, katanya. Ratusan orang tersebut berunjukrasa dengan menggunakan seragam putih-putih, lengkap dengan topeng muka dari kain putih pula. Pada kaos putih mereka tertulis Bom Syahid FPI untuk Palestina. Mereka juga membawa sejumlah poster yang antara lain bertuliskan Bom Syahid FPI untuk Palestina-Lebanon, 'USA-Israel go to hell serta 'We are Bom Syahid'. Selain meneriakkan Allahu Akbar serta yel-yel dalam bahasa Arab, mereka juga sempat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Puluhan aparat kepolisian berjaga-jaga di sekitar lokasi unjuk rasa. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Salah satu wakil kita di Pemerintahan yang patut dicontoh. Semoga pribadi seperti beliau ini bisa bertambah banyak di Pemerintahan. Selamat Jalan Saudaraku para Mujahidin Indonesia. Ahmad --- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: REFLEKSI: Menteri Pemuda siap berjihad ke Palestina bersama FPI serta konco-konconya, semoga beliau kebagian 72 bidadari di dunia seberang. HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 2 Agustus Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon Jakarta, (Analisa) Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault menyatakan siap mengawal dan turutserta dengan para relawan yang ingin berjihad ke Palestina dan Lebanon. Saya sendiri akan ikut berangkat dan mengawal kalian semua ke sana. Ini serius, saya tidak main-main, tegas Adhyaksa di tengah-tengah massa Bom Syahid Front Pembela Islam yang melakukan unjukrasa di depan pintu gerbang halaman kantor Menpora, Jakarta, Selasa (1/8). Pernyataan Adhyaksa itu pun disambut teriakan 'Allahu Akbar' dari pengunjuk rasa. Ratusan orang yang berunjuk rasa tersebut minta agar pemerintah memfasilitasi dan mengijinkan relawan pemuda membantu saudara-saudaranya yang tengah berperang melawan Israel. Kami meminta pemerintah memfasilitasi dan mengijinkan kami untuk berangkat ke Palestina dan Lebanon membantu saudara-saudara kita di sana, tegas Kepala Staf Operasional Kelaskaran FPI, Eka Jaya, di tengah-tengah aksi pada wartawan. Ia mengklaim sekitar 50 ribu orang dari Sabang sampai Merauke siap untuk berangkat ke Lebanon dan Palestina. Menpora Adhyaksa mengatakan bahwa ia akan menyampaikan aspirasi tersebut pada Presiden dan Wapres. Insya Allah aspirasi yang disampaikan oleh kalian semua, saya sampaikan pada Presiden dan Wakil Presiden, katanya. Mudah-mudahan diberikan kesempatan untuk rekan-rekan yang ingin berpartisipasi untuk perdamaian dunia dan ikut membela hak asasi orang, ungkap Adhyaksa yang sengaja turun dari ruangan kantornya di lantai 10 untuk menemui para pengunjukrasa. Menpora mengatakan bahwa kebiadaban zionis Israel sudah sangat kelewatan. Pembantaian yang terus menerus terjadi di sana membuat hati kita, hati bangsa ini terkoyak-koyak. Ini bukan saja karena membela Islam, tapi juga karena rasa kemanusiaan yang sudah diacak-acak dan diobrak-abrik oleh Israel ini. Dan kalau diijinkan, saya juga akan ikut bergabung, tambahnya. Adhyaksa mengatakan, unjuk rasa yang dilakukan merupakan bentuk kepedulian pemuda Indonesia melihat kebiadaban yang dipertontonkan Israel. Saya salut pada mereka ini yang peduli terhadap sesama manusia dan sesama umat Islam, katanya. Ratusan orang tersebut berunjukrasa dengan menggunakan seragam putih-putih, lengkap dengan topeng muka dari kain putih pula. Pada kaos putih mereka tertulis Bom Syahid FPI untuk Palestina. Mereka juga membawa sejumlah poster yang antara lain bertuliskan Bom Syahid FPI untuk Palestina-Lebanon, 'USA-Israel go to hell serta 'We are Bom Syahid'. Selain meneriakkan Allahu Akbar serta yel-yel dalam bahasa Arab, mereka juga sempat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Puluhan aparat kepolisian berjaga-jaga di sekitar lokasi unjuk rasa. [Non-text portions of this message have been removed] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon
Parameter pengukur berhasil tidaknya mentri / pejabat publik itu jelas. Yg minimal, apakah ybs sudah melakukan tugasnya, apakah ada capaian terukur atas claim-claimnya. Tentu saja kita mengharapkan ada plus di atas minimal itu. Itulah pejabat publik. Apakah Adhyaksa performed? Parameter kasat mata kita: berapa medali emas, perak perunggu capaian Indonesia di Olympiade, Asian Games, SEA Games, Chess, dll.; bagaimana dengan situasi kepemudaan Indonesia dll.? Alih-alih memikirkan job-desc, Adhyaksa malah ikut 'bermain' dengan emosi muslim. Dari sini hanya bisa dikatakan kalau Adhyaksa hanya mencari pengalih issue sambil mempertahankan dukungan publik melalui jalan yg kurang sesuai. Kesimpulan? Boleh jadi Adhyaksa adalah muslim yg baik, yg mana hal ini tidak seorangpun mengetahuinya dengan jelas selain dirinya sendiri dan Tuhan. Tetapi sebagai pejabat publik, Adhyaksa tidak perform, alias tidak menjalankan amanah dengan baik. Dan kita, publik, punya sepenuhnya hak untuk menuntutnya lebih memikirkan pekerjaannya kalau dia masih meminatinya. yk On 8/2/06, Al-Badruuni Enterprise [EMAIL PROTECTED] wrote: Salah satu wakil kita di Pemerintahan yang patut dicontoh. Semoga pribadi seperti beliau ini bisa bertambah banyak di Pemerintahan. Selamat Jalan Saudaraku para Mujahidin Indonesia. Ahmad --- Ambon [EMAIL PROTECTED] sea%40swipnet.se wrote: REFLEKSI: Menteri Pemuda siap berjihad ke Palestina bersama FPI serta konco-konconya, semoga beliau kebagian 72 bidadari di dunia seberang. HARIAN ANALISA Edisi Rabu, 2 Agustus Adhyaksa Siap Kawal Relawan ke Lebanon Jakarta, (Analisa) . [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/