Re: [ppiindia] Orang Indonesia lebih bahagia dari AS, Inggris, Jerman, Rusia, Italia, Jepang dll ?
Orang Indonesia emang punya mental nrimo... ini berimplikasi negatif dan positif. Ekspektasi orang-orang di negara miskin seperti di Indonesia memang tidak tinggi dibandingkan negara-negara kaya. Orang Amerika mana mau nrimo kalau merasa diperlakukan nggak adil. Contoh kecil.. di restoran kalau nggak puas dengan hidangan yang dipesan, bisa langsung bilang ke manager on duty dan makanan diganti. Kalau di Indonesia? Ya sudahlah... enak nggak enak dimakan aja deh... aris solikhah [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kira cukup menarik penelitian ini. Kalau saya boleh melihat sih,... rasa menerima keadaan (nrimo), sabar, tawakal itulah yang membuat orang Indonesia bahagia. Ada pepatah jawa yang mengatakan mangan ora mangan sing penting ngumpul (makan atau tidak yang penting ngumpul atau kebersamaan). Impian hidup mereka begitu sederhana dan ikhlas. Harta atau materi bukan segalanya. Benar ditinjau materi orang Indonesia itu mayoritas miskin, banyak ujian, gempa dll. Tapi mereka rata-rata punya sandaran hidup('tempat bergantung terutama pad Tuhannya'). Saya tidak bisa membayangkan bila tsunami di Aceh terjadi di Amrik, mungkin akan ada peningkatan bunuh diri, rasialisme, kriminalitas seperti usai badai Katrina dan Rita. Anehnya terkadang bencana bagi orang Indonesia menjadi cambuk untuk lebih bangkit lagi. Saya teringat benar kepasrahan warga desa di Gunung Kidul yang tiap tahun melahirkan anak sehingga mencapai 18 anak ( Subhanallah). Kisah ini pernah di ungkap di Trans TV. Reporter bertanya pada bapak-ibu yang hidupnya sederhana apa adanya. Apa bapak tidak takut nanti dengan kehidupan anak-anak bapak nanti kata Bapak itu dengan ikhlas dan biasa: Setiap anak membawa rezekinya masing-masing. saya hanya terperangah dan takjub saja. Kalau kita berbicara logika...kita bisa merefleksikan kehidupan di masa depan anak-anak mereka. Sayang kita lupa.. bahwa banyak orang besar dan sukses berasal dari orang-orang yang hidupnya demikian. Ada invisible hand yang menggerakkan kehidupan kita. wallahu'alambishawab. Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Faktor-faktor apa saja yang menjadi ukuran buat index bahagia tsb? Index bahagia suatu lagu buat orang miskin ninabobo di siang hari? - Original Message - From: Satrio Arismunandar To: mediacare mediacare ; ppiindia ; Cikeas Cikeas ; Forum Kompas ; pantau ; AJI INDONESIA ; Begundal Salemba ; news Trans TV ; student EMBA Sent: Monday, July 17, 2006 10:54 AM Subject: [ppiindia] Orang Indonesia lebih bahagia dari AS, Inggris, Jerman, Rusia, Italia, Jepang dll ? Sangat menarik. Seingat saya, artikel ini dikutip di Bisnis Indonesia pekan lalu Biar banyak bencana, biar banyak pejabat pemerintah dan politisinya busuk, tapi masih merasa bahagia Apakah ini yang dinamakan bahwa kebahagiaan itu lebih ditentukan oleh faktor batin (internal), bukan faktor-faktor eksternal? = Orang Indonesia No 23 Paling Bahagia, Kalahkan Amerika (di Peringkat 150) 12 Juli, 2006 - Published 06:59 GMT Kebahagiaan tidak mahal Orang bisa hidup panjang dan bahagia tanpa menghabiskan kekayaan dan membuang uang, kata sebuah survei. Indeks Planet Bahagia yang mengukur indeks di 178 negara menyatakan pulau Vanuatu di Pasifik Selatan sebagai tempat paling bahagia di planet Bumi. Indeks ini disusun berdasarkan tingkat pengeluaran masyarakat, usia harapan hidup dan tingkat kebahagiaan, bukan dengan tolok ukur kesuksesan ekonomi suatu negara seperti produk domestik bruto (PDB). Studi itu disusun oleh lembaga pengkajian the New Economics Foundation (NEF). Ukuran tidak penting Salah satu penyusun indeks NEF, Nic Marks mengatakan tujuan indeks itu adalah memperlihatkan bahwa kebahagiaan tidak harus terkait dengan kekayaan dan tingkat pengeluaran yang tinggi. Jelas bahwa rtidak satu pun negara yang masuk ke dalam indeks itu memiliki segalanya, tetapi ini memberikan indikasi bagaimana kita mencapai umur panjang dan hidup bahagia dengan apa yang ada di sekitar lingkungan kita, kata Marks. Vanuatu adalah negara kepulauan kecil di Pasifik Selatan dengan penduduk 209.000 orang dan bukan negara kaya. Perekonomiannya tergantung pada pertanian berskala kecil dan industri pariwisata. PDB Vanuatu hanya menempati peringkat ke-207 dari 233 negara. Namun, masyarakat negeri ini tetap merasa bahagia. Di peringkat lima besar, ditempati negara-negara Amerika Latin dan Tengah serta Karibia, yaitu Kolombia, Kosta Rika, Dominika dan Panama. Sedangkan Zimbabwe menempati peringkat terbawah daftar ini. Di peringkat lima besar terbawah adalah Swaziland, Burundi, Republik Demokratik Kongo dan Ukraina. Sementara negara-negara makmur ternyata bukan termasuk yang terlalu bahagia. Inggris menempati peringkat ke-108, Jerman ke-81, Jepang ke-95 dan Amerika Serikat di peringkat ke-150. Sedangkan Rusia di tempat ke-172 dan Italia di peringkat-66. Koordinator ekonomi Friends for the
Re: [ppiindia] Orang Indonesia lebih bahagia dari AS, Inggris, Jerman, Rusia, Italia, Jepang dll ?
Faktor-faktor apa saja yang menjadi ukuran buat index bahagia tsb? Index bahagia suatu lagu buat orang miskin ninabobo di siang hari? - Original Message - From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] To: mediacare mediacare mediacare@yahoogroups.com; ppiindia ppiindia@yahoogroups.com; Cikeas Cikeas [EMAIL PROTECTED]; Forum Kompas forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com; pantau [EMAIL PROTECTED]; AJI INDONESIA [EMAIL PROTECTED]; Begundal Salemba [EMAIL PROTECTED]; news Trans TV [EMAIL PROTECTED]; student EMBA [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, July 17, 2006 10:54 AM Subject: [ppiindia] Orang Indonesia lebih bahagia dari AS, Inggris, Jerman, Rusia, Italia, Jepang dll ? Sangat menarik. Seingat saya, artikel ini dikutip di Bisnis Indonesia pekan lalu Biar banyak bencana, biar banyak pejabat pemerintah dan politisinya busuk, tapi masih merasa bahagia Apakah ini yang dinamakan bahwa kebahagiaan itu lebih ditentukan oleh faktor batin (internal), bukan faktor-faktor eksternal? = Orang Indonesia No 23 Paling Bahagia, Kalahkan Amerika (di Peringkat 150) 12 Juli, 2006 - Published 06:59 GMT Kebahagiaan tidak mahal Orang bisa hidup panjang dan bahagia tanpa menghabiskan kekayaan dan membuang uang, kata sebuah survei. Indeks Planet Bahagia yang mengukur indeks di 178 negara menyatakan pulau Vanuatu di Pasifik Selatan sebagai tempat paling bahagia di planet Bumi. Indeks ini disusun berdasarkan tingkat pengeluaran masyarakat, usia harapan hidup dan tingkat kebahagiaan, bukan dengan tolok ukur kesuksesan ekonomi suatu negara seperti produk domestik bruto (PDB). Studi itu disusun oleh lembaga pengkajian the New Economics Foundation (NEF). Ukuran tidak penting Salah satu penyusun indeks NEF, Nic Marks mengatakan tujuan indeks itu adalah memperlihatkan bahwa kebahagiaan tidak harus terkait dengan kekayaan dan tingkat pengeluaran yang tinggi. Jelas bahwa rtidak satu pun negara yang masuk ke dalam indeks itu memiliki segalanya, tetapi ini memberikan indikasi bagaimana kita mencapai umur panjang dan hidup bahagia dengan apa yang ada di sekitar lingkungan kita, kata Marks. Vanuatu adalah negara kepulauan kecil di Pasifik Selatan dengan penduduk 209.000 orang dan bukan negara kaya. Perekonomiannya tergantung pada pertanian berskala kecil dan industri pariwisata. PDB Vanuatu hanya menempati peringkat ke-207 dari 233 negara. Namun, masyarakat negeri ini tetap merasa bahagia. Di peringkat lima besar, ditempati negara-negara Amerika Latin dan Tengah serta Karibia, yaitu Kolombia, Kosta Rika, Dominika dan Panama. Sedangkan Zimbabwe menempati peringkat terbawah daftar ini. Di peringkat lima besar terbawah adalah Swaziland, Burundi, Republik Demokratik Kongo dan Ukraina. Sementara negara-negara makmur ternyata bukan termasuk yang terlalu bahagia. Inggris menempati peringkat ke-108, Jerman ke-81, Jepang ke-95 dan Amerika Serikat di peringkat ke-150. Sedangkan Rusia di tempat ke-172 dan Italia di peringkat-66. Koordinator ekonomi Friends for the Earth, Simon Bullock mengatakan dari hasil penelitian itu menunjukkan kebahagiaan ternyata tak harus menguras isi bumi. Penelitian dengan basis PDB sudah kuno, tidak membangun dan tidak menciptakan hidup yang lebih baik, kata Bullock. Contohnya perekonomian Inggris maju pesat, namun nyatanya masyarakat Inggris tak lebih bahagia ketimbang orang Kolombia, bahkan jauh tidak bahagia. Marke Lowen dari Vanuatu Online, koran online negeri kecil itu mengatakan rakyat Vanuatu bisa bahagia karena terbiasa dengan kondisi yang serba minim. Kami bisa bahagia karena masyarakat kami sudah puas dengan kondisi yang serba terbatas ini, katanya pada harian Guardian. Kami bukan masyarakat yang konsumtif. Kehidupan kami di sini adalah tentang keluarga, teman dan berbuat baik untuk orang lain. Vanuatu adalah tempat di mana Anda tak pernah merasa khawatir. Satu-satunya hal yang kami khawatirkan hanyalah angin topan dan gempa bumi. Di mana posisi Indonesia? Ternyata masyarakat Indonesia dinilai cukup bahagia karena menempati peringkat ke-23. Namun, Filipina maih sedikit lebih baik di posisi ke-17 sedangkan Thailand di posisi ke-32. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4.
Re: [ppiindia] Orang Indonesia lebih bahagia dari AS, Inggris, Jerman, Rusia, Italia, Jepang dll ?
Memang menarik sekali artikel yang di sampaikan, saya tidak begitu paham bagaimana mereka menentukan kriteria dan samplingnya. siapa orang indonesia yang berhasil mereka wawancara. mungkin orang-orang yang tidak memiliki masalah, secara ekonomi berkecukupan, pejabat yang korupsi menggerogoti uang rakyat, pengusaha licik. coba kalau wawancara yang sedang kena musibah tau kena gusur mungkin lain ceritanya, menurut informasi Indeksnya disusun berdasarkan tingkat pengeluaran masyarakat, usia harapan hidup dan tingkat kebahagiaan, bukan dengan tolok ukur kesuksesan ekonomi suatu negara seperti produk domestik bruto (PDB) artinya wawancara lebih mengarah pada kebahagian perindividu bukan ukuran makro secara umum, yang semuanya kita ketahui 90 persen kebahaigan atau ekonomi dikuasai oleh 3 persen saja penduduk di indonesia. mungkin saja Indeks ini bisa memperlihatkan tingkat ekspektasi masyarakat terhadap bangsanya...mungkin ada komentar yang lain... salam hangat, alhakimc - Original Message From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] To: mediacare mediacare mediacare@yahoogroups.com; ppiindia ppiindia@yahoogroups.com; Cikeas Cikeas [EMAIL PROTECTED]; Forum Kompas forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com; pantau [EMAIL PROTECTED]; AJI INDONESIA [EMAIL PROTECTED]; Begundal Salemba [EMAIL PROTECTED]; news Trans TV [EMAIL PROTECTED]; student EMBA [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, July 17, 2006 3:54:42 PM Subject: [ppiindia] Orang Indonesia lebih bahagia dari AS, Inggris, Jerman, Rusia, Italia, Jepang dll ? Sangat menarik. Seingat saya, artikel ini dikutip di Bisnis Indonesia pekan lalu Biar banyak bencana, biar banyak pejabat pemerintah dan politisinya busuk, tapi masih merasa bahagia Apakah ini yang dinamakan bahwa kebahagiaan itu lebih ditentukan oleh faktor batin (internal), bukan faktor-faktor eksternal? = = === Orang Indonesia No 23 Paling Bahagia, Kalahkan Amerika (di Peringkat 150) 12 Juli, 2006 - Published 06:59 GMT Kebahagiaan tidak mahal Orang bisa hidup panjang dan bahagia tanpa menghabiskan kekayaan dan membuang uang, kata sebuah survei. Indeks Planet Bahagia yang mengukur indeks di 178 negara menyatakan pulau Vanuatu di Pasifik Selatan sebagai tempat paling bahagia di planet Bumi. Indeks ini disusun berdasarkan tingkat pengeluaran masyarakat, usia harapan hidup dan tingkat kebahagiaan, bukan dengan tolok ukur kesuksesan ekonomi suatu negara seperti produk domestik bruto (PDB). Studi itu disusun oleh lembaga pengkajian the New Economics Foundation (NEF). Ukuran tidak penting Salah satu penyusun indeks NEF, Nic Marks mengatakan tujuan indeks itu adalah memperlihatkan bahwa kebahagiaan tidak harus terkait dengan kekayaan dan tingkat pengeluaran yang tinggi. Jelas bahwa rtidak satu pun negara yang masuk ke dalam indeks itu memiliki segalanya, tetapi ini memberikan indikasi bagaimana kita mencapai umur panjang dan hidup bahagia dengan apa yang ada di sekitar lingkungan kita, kata Marks. Vanuatu adalah negara kepulauan kecil di Pasifik Selatan dengan penduduk 209.000 orang dan bukan negara kaya. Perekonomiannya tergantung pada pertanian berskala kecil dan industri pariwisata. PDB Vanuatu hanya menempati peringkat ke-207 dari 233 negara. Namun, masyarakat negeri ini tetap merasa bahagia. Di peringkat lima besar, ditempati negara-negara Amerika Latin dan Tengah serta Karibia, yaitu Kolombia, Kosta Rika, Dominika dan Panama. Sedangkan Zimbabwe menempati peringkat terbawah daftar ini. Di peringkat lima besar terbawah adalah Swaziland, Burundi, Republik Demokratik Kongo dan Ukraina. Sementara negara-negara makmur ternyata bukan termasuk yang terlalu bahagia. Inggris menempati peringkat ke-108, Jerman ke-81, Jepang ke-95 dan Amerika Serikat di peringkat ke-150. Sedangkan Rusia di tempat ke-172 dan Italia di peringkat-66. Koordinator ekonomi Friends for the Earth, Simon Bullock mengatakan dari hasil penelitian itu menunjukkan kebahagiaan ternyata tak harus menguras isi bumi. Penelitian dengan basis PDB sudah kuno, tidak membangun dan tidak menciptakan hidup yang lebih baik, kata Bullock. Contohnya perekonomian Inggris maju pesat, namun nyatanya masyarakat Inggris tak lebih bahagia ketimbang orang Kolombia, bahkan jauh tidak bahagia. Marke Lowen dari Vanuatu Online, koran online negeri kecil itu mengatakan rakyat Vanuatu bisa bahagia karena terbiasa dengan kondisi yang serba minim. Kami bisa bahagia karena masyarakat kami sudah puas dengan kondisi yang serba terbatas ini, katanya pada harian Guardian. Kami bukan masyarakat yang konsumtif. Kehidupan kami di sini adalah tentang keluarga, teman dan berbuat baik untuk orang lain. Vanuatu adalah tempat di mana Anda tak pernah merasa khawatir. Satu-satunya hal yang kami khawatirkan hanyalah angin topan dan gempa bumi. Di mana posisi Indonesia? Ternyata masyarakat Indonesia dinilai cukup
Re: [ppiindia] Orang Indonesia lebih bahagia dari AS, Inggris, Jerman, Rusia, Italia, Jepang dll ?
*Indeks ini disusun berdasarkan tingkat pengeluaran masyarakat, usia harapan hidup dan tingkat kebahagiaan, bukan dengan tolok ukur kesuksesan ekonomi suatu negara seperti produk domestik bruto (PDB). * Pada tanggal 06/07/17, Ambon [EMAIL PROTECTED] menulis: Faktor-faktor apa saja yang menjadi ukuran buat index bahagia tsb? Index bahagia suatu lagu buat orang miskin ninabobo di siang hari? -- Salam Revolusi IT Indonesia Alpha Bagus Sunggono http://bagusalfa.blogspot.com [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Great things are happening at Yahoo! Groups. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Orang Indonesia lebih bahagia dari AS, Inggris, Jerman, Rusia, Italia, Jepang dll ?
Saya kira cukup menarik penelitian ini. Kalau saya boleh melihat sih,... rasa menerima keadaan (nrimo), sabar, tawakal itulah yang membuat orang Indonesia bahagia. Ada pepatah jawa yang mengatakan mangan ora mangan sing penting ngumpul (makan atau tidak yang penting ngumpul atau kebersamaan). Impian hidup mereka begitu sederhana dan ikhlas. Harta atau materi bukan segalanya. Benar ditinjau materi orang Indonesia itu mayoritas miskin, banyak ujian, gempa dll. Tapi mereka rata-rata punya sandaran hidup('tempat bergantung terutama pad Tuhannya'). Saya tidak bisa membayangkan bila tsunami di Aceh terjadi di Amrik, mungkin akan ada peningkatan bunuh diri, rasialisme, kriminalitas seperti usai badai Katrina dan Rita. Anehnya terkadang bencana bagi orang Indonesia menjadi cambuk untuk lebih bangkit lagi. Saya teringat benar kepasrahan warga desa di Gunung Kidul yang tiap tahun melahirkan anak sehingga mencapai 18 anak ( Subhanallah). Kisah ini pernah di ungkap di Trans TV. Reporter bertanya pada bapak-ibu yang hidupnya sederhana apa adanya. Apa bapak tidak takut nanti dengan kehidupan anak-anak bapak nanti kata Bapak itu dengan ikhlas dan biasa: Setiap anak membawa rezekinya masing-masing. saya hanya terperangah dan takjub saja. Kalau kita berbicara logika...kita bisa merefleksikan kehidupan di masa depan anak-anak mereka. Sayang kita lupa.. bahwa banyak orang besar dan sukses berasal dari orang-orang yang hidupnya demikian. Ada invisible hand yang menggerakkan kehidupan kita. wallahu'alambishawab. Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Faktor-faktor apa saja yang menjadi ukuran buat index bahagia tsb? Index bahagia suatu lagu buat orang miskin ninabobo di siang hari? - Original Message - From: Satrio Arismunandar To: mediacare mediacare ; ppiindia ; Cikeas Cikeas ; Forum Kompas ; pantau ; AJI INDONESIA ; Begundal Salemba ; news Trans TV ; student EMBA Sent: Monday, July 17, 2006 10:54 AM Subject: [ppiindia] Orang Indonesia lebih bahagia dari AS, Inggris, Jerman, Rusia, Italia, Jepang dll ? Sangat menarik. Seingat saya, artikel ini dikutip di Bisnis Indonesia pekan lalu Biar banyak bencana, biar banyak pejabat pemerintah dan politisinya busuk, tapi masih merasa bahagia Apakah ini yang dinamakan bahwa kebahagiaan itu lebih ditentukan oleh faktor batin (internal), bukan faktor-faktor eksternal? = Orang Indonesia No 23 Paling Bahagia, Kalahkan Amerika (di Peringkat 150) 12 Juli, 2006 - Published 06:59 GMT Kebahagiaan tidak mahal Orang bisa hidup panjang dan bahagia tanpa menghabiskan kekayaan dan membuang uang, kata sebuah survei. Indeks Planet Bahagia yang mengukur indeks di 178 negara menyatakan pulau Vanuatu di Pasifik Selatan sebagai tempat paling bahagia di planet Bumi. Indeks ini disusun berdasarkan tingkat pengeluaran masyarakat, usia harapan hidup dan tingkat kebahagiaan, bukan dengan tolok ukur kesuksesan ekonomi suatu negara seperti produk domestik bruto (PDB). Studi itu disusun oleh lembaga pengkajian the New Economics Foundation (NEF). Ukuran tidak penting Salah satu penyusun indeks NEF, Nic Marks mengatakan tujuan indeks itu adalah memperlihatkan bahwa kebahagiaan tidak harus terkait dengan kekayaan dan tingkat pengeluaran yang tinggi. Jelas bahwa rtidak satu pun negara yang masuk ke dalam indeks itu memiliki segalanya, tetapi ini memberikan indikasi bagaimana kita mencapai umur panjang dan hidup bahagia dengan apa yang ada di sekitar lingkungan kita, kata Marks. Vanuatu adalah negara kepulauan kecil di Pasifik Selatan dengan penduduk 209.000 orang dan bukan negara kaya. Perekonomiannya tergantung pada pertanian berskala kecil dan industri pariwisata. PDB Vanuatu hanya menempati peringkat ke-207 dari 233 negara. Namun, masyarakat negeri ini tetap merasa bahagia. Di peringkat lima besar, ditempati negara-negara Amerika Latin dan Tengah serta Karibia, yaitu Kolombia, Kosta Rika, Dominika dan Panama. Sedangkan Zimbabwe menempati peringkat terbawah daftar ini. Di peringkat lima besar terbawah adalah Swaziland, Burundi, Republik Demokratik Kongo dan Ukraina. Sementara negara-negara makmur ternyata bukan termasuk yang terlalu bahagia. Inggris menempati peringkat ke-108, Jerman ke-81, Jepang ke-95 dan Amerika Serikat di peringkat ke-150. Sedangkan Rusia di tempat ke-172 dan Italia di peringkat-66. Koordinator ekonomi Friends for the Earth, Simon Bullock mengatakan dari hasil penelitian itu menunjukkan kebahagiaan ternyata tak harus menguras isi bumi. Penelitian dengan basis PDB sudah kuno, tidak membangun dan tidak menciptakan hidup yang lebih baik, kata Bullock. Contohnya perekonomian Inggris maju pesat, namun nyatanya masyarakat Inggris tak lebih bahagia ketimbang orang Kolombia, bahkan jauh tidak bahagia. Marke Lowen dari Vanuatu Online, koran online negeri kecil itu mengatakan rakyat Vanuatu bisa bahagia karena terbiasa dengan