Re: Bocor Banget? - Re: [ppiindia] Re: Akibat Privatisasi: Anak SD Berusaha Bunuh Di

2005-05-04 Terurut Topik A Nizami
Saya sudah cek http://www.depdiknas.go.id bagian
anggaran. Data terakhir yang dipublish tahun
1999/2000. Itu pun tidak lengkap dan detail. Contohnya
seperti di bawah:

TABEL 10  
ANGGARAN RUTIN PENDIDIKAN PER JENIS SEKOLAH 
TAHUN 1999/2000 
(DATA DALAM JUTA RUPIAH) 
   
No. Propinsi  Jenis Belanja
 
  Pegawai
 Barang
 Pemeliharaan
 Perjalanan
 Jumlah
 
1  DKI Jakarta 2,222 1,033 122 72 3,449 
  91,234 9,943 1,590 0 102,767 
  52,549 10,453 1,411 25 64,437 
  28,929 12,923 2,800 176 44,828 
  174,933 34,352 5,923 273 215,482 
 
http://www.depdiknas.go.id/anggaran_keuangan/k_uang101j.htm

TREND PERSENTASE ANGGARAN RUTIN PENDIDIKAN PER JENIS
SEKOLAH 
TAHUN 1990/1991- 1999/2000 
(data dalam jutaan rupiah)
  
No. Propinsi ANGGARAN RUTIN
 
  JS 90/91
 91/92 92/93 93/94 94/95 95/96 96/97 97/98 98/99 99/00

1  DKI Jakarta SD 81.22 62.58 58.24 52.79 72.97 73.96
73.44 75.32 73.32 72.65 
  SMP 89.77 86.86 82.55 84.91 74.16 81.50 81.72 81.13
83.28 90.68 
  SMU 88.91 78.94 79.40 81.74 80.82 91.88 87.93 88.44
92.39 95.57 
  SMK 79.33 76.58 80.42 70.07 64.61 69.20 76.15 81.78
84.74 88.54 
 
 
  RETATA 84.12 77.19 77.43 76.64 71.28 76.65 78.26
79.83 83.54 
http://www.depdiknas.go.id/anggaran_keuangan/%25rutin-pemb1.htm

Menurut saya, datanya kurang detail dan kurang
sistematis seperti data pembukuan di perusahaan2
swasta yang memakai sistem komputer. Out of date dan
sulit dianalisa...:)

--- fauziah swasono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, A Nizami
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bisa anda berikan datanya kepada saya...?:)
  Sebab saya yakin banyak anggota milis ini yang
 belum
  mengetahuinya.
  
  
  Ayo kalau ibu Fauziah punya detail angkanya,
 silahkan
  share ke kita.
 
 Duh.. saya punya data hardcopy dan tidak saya entry
 karena saya cuma
 ambil yang sesuai dg keperluan riset waktu itu saja
 (datanya seabreg
 karena bisa beda2 antar pemda). Tapi anda mungkin
 bisa menemukan di
 http://www.depdiknas.go.id/ klik yang bagian
 anggaran. Juga untuk
 pemda, liat di web bbrp pemda, mereka
 menyediakannya.
 
 Atau anda kan di Jakarta? Datang aja ke
 Depdiknas/dikdasmen langsung,
 tanya (saya beberapa kali melakukannya). Dan ke
 Pemda DKI (saya juga
 berapa kali berkunjung kesana waktu saya masih di
 Indonesia).
 Ayolah, masak data mesti disupply terus? Kan mau
 ikutan menegakkan
 good governance, bantu awasi pemerintah juga...
 Kalau ada data yang aneh, tanyakan atau gugat...
 (kita pernah juga
 melakukannya). 
 
 salam,
 fau
 
 
 

Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Dying to be thin?
Anorexia. Narrated by Julianne Moore .
http://us.click.yahoo.com/FLQ_sC/gsnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Bocor Banget? - Re: [ppiindia] Re: Akibat Privatisasi: Anak SD Berusaha Bunuh Di

2005-05-03 Terurut Topik A Nizami
Bisa anda berikan datanya kepada saya...?:)
Sebab saya yakin banyak anggota milis ini yang belum
mengetahuinya.

Tetapi seharusnya dgn anggaran pendidikan sebesar Rp
39 trilyun, itu seharusnya cukup untuk memberi
(minimal) pendidikan negeri yang murah bagi rakyat.
Bahkan gratis untuk rakyat yang miskin. 

Coba baca di Kompas. Gaji guru bantu Rp 460.000 per
bulan. Kemudian di berita bawah, gaji guru honorer
bahkan hanya Rp 75.000 per bulan.

Taruhlah jumlah siswa 24 juta. Dari jumlah tsb, 18
juta diberi beasiswa full Rp 1 juta per anak. Maka
cukup Rp 18 trilyun saja bukan? Masih ada sisa Rp 21
trilyun.

beasiswa anak =
24,000,000x1,000,000=24,000,000,000,000 

jumlah kelas= 600,000x6,000,000=3,600,000,000,000 
gaji guru=1,200,000*12,000,000=14,400,000,000,000 
peralatan sekolah=600,000x1,000,000=600,000,000,000 
Training guru=1,200,000x200,000= 240,000,000,000 
Buku-buku = 24,000,000x100,000=2,400,000,000,000 

Total cost=21,240,000,000,000 

Masih siswa Rp 2 trilyun lebih untuk biaya lain2..:)
Ini asumsinya:
- 1 kelas 40 murid
- 1 guru untuk 20 murid
- gaji guru Rp 1 juta/bulan
- renovasi kelas dalam 10/tahun senilai Rp 60 juta per
kelas.

Nah, jiga gaji guru bantu hanya Rp 460 ribu/bulan,
atau bahkan gaji honorer hanya Rp 75 ribu per bulan
seperti berita Kompas di bawah, total cost-nya bisa
lebih kecil lagi...:)

Jadi masih sisa Rp 15 trilyun kan?

Untuk PTN, seandainya ada 33 propinsi, tiap propinsi
punya 2 kampus negeri dan masing2 kampus punya 5000
mahasiswa, serta tiap mahasiswa beasiswanya Rp 10 juta
per tahun (harusnya bisa membeayai seluruh operasional
kampus kan?) maka hitungannnya sbb:

 Jumlah mahasiswa=165,000 x10,000,000
=1,650,000,000,000 

Cuma Rp 1,65 trilyun.

Dana operasional makin bertambah, jika uang pangkal
dan iuran siswa yang murah bagi kelompok menengah ke
atas dimasukkan. Misalkan uang pangkal SD Rp 200.000
dan spp Rp 15.000 per bulan.

Jadi memang harus diselidiki angka2nya dan divalidasi
apakah memang sampai ke siswa apa tidak.

Ayo kalau ibu Fauziah punya detail angkanya, silahkan
share ke kita.


Bayar SPP Rp 3.800 Pun Tak Mampu... 


KEINGINAN Hariyanto (9), siswa Kelas 3 SD Negeri 2
Purwosari, Desa Purwosari, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lampung Selatan, sederhana saja. Sadar bahwa kedua
orangtuanya, yang penggarap ladang tidak mampu, dia
tidak punya impian yang tinggi-tinggi. Belajar di
sekolah, bagi Hariyanto, hanyalah agar dirinya mampu
membaca dan menulis.

Inginnya sih sekolah terus, tetapi biayanya mahal,
kata Hariyanto, yang tidak terlalu lancar berbahasa
Indonesia.

Hariyanto tinggal di seberang Kali Rompok, berjarak
sekitar dua kilometer dari sekolahnya. Untuk menuju
sekolah dia harus menyeberangi sungai itu sambil
menenteng sepatu. Jika hujan deras Hariyanto terpaksa
bolos sekolah karena air sungai meluap dan tidak
mungkin diseberangi.

Akan tetapi, Selasa (3/5) kemarin berbeda. Meskipun
hujan turun dengan deras Hariyanto tetap masuk sekolah
karena bulan depan ujian semester. Baju sekolahnya
yang putih tampak kehitaman dan celana pendek merah
yang dikenakannya robek di beberapa tempat. Untuk
menutupi rasa malu, bocah itu berulang kali menutupi
wajahnya dengan buku tulis.

Hariyanto sudah empat bulan menunggak pembayaran uang
sekolah, yang per bulan besarnya Rp 3.800. Kedua
orangtuanya belum memiliki uang untuk membayar biaya
sekolahnya.

Seperti Hariyanto, Wartono-- teman sekelas
Hariyanto--juga menunggak pembayaran uang sekolah
sejak bulan Januari. Pada kartu kuning catatan
pembayaran sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP)
dan uang pramuka tercatat, Wartono terakhir membayar
pada pertengahan Desember 2004. Saat itu pun Wartono
telah menunggak empat bulan.

Bapak belum punya uang untuk bayar uang sekolah.
Nanti saja katanya, tutur Wartono polos.

Hampir semua teman sekelas Wartono dan Hariyanto
mengaku menunggak uang sekolah. Serentak mereka
mengacungkan tangan saat ditanya siapa yang belum
membayar SPP. Bagi anak-anak itu, menunggak pembayaran
SPP dan uang pramuka tampaknya merupakan hal yang
biasa.

KEPALA SD Negeri 2 Purwosari Marzuki Abdullah
menyebutkan, sebanyak 90 persen dari 190 siswa yang
bersekolah di SD yang dipimpinnya tergolong miskin.
Orangtua mereka sebagian besar bekerja sebagai petani
penggarap yang hanya mengandalkan kehidupan mereka
dari hasil sawah garapan. Umumnya mereka membayar uang
sekolah anaknya saat panen, entah itu dua atau tiga
kali setahun.

Kalau panennya gagal, ya mereka enggak membayar.
Nanti ditunggu sampai panennya berhasil dan ada uang
untuk membayar uang sekolah, kata Marzuki.

Karena miskin, lebih dari 50 persen siswa di sekolah
itu terancam putus sekolah. Empat siswa kelas enam
bahkan terpaksa tidak melanjutkan (pendidkan--Red)
lagi karena tidak ada biaya.

Saya sudah membujuk orangtuanya tetapi mereka tidak
sanggup lagi menyekolahkan anaknya, ujarnya.

Berkat usaha Marzuki, 55 siswa di sekolah itu mendapat
bantuan khusus murid (BKM) dari Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Lampung Selatan sebesar Rp 60.000 per
semester. Namun, 

Re: Bocor Banget? - Re: [ppiindia] Re: Akibat Privatisasi: Anak SD Berusaha Bunuh Di

2005-05-03 Terurut Topik A Nizami

--- irwank2k2 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Maksudnya, selama ada kuitansinya maka dianggap
 ok-ok aje..

Inilah kelemahannya. Padahal kuitansi tsb bisa
dimark-up. Teman saya yang bekerja dipenyalur alat2
kesehatan bilang, untuk memasang harga, kalau dijual
ke RS swasta, dia jual dgn 2 x harga beli. Kalau ke RS
pemerintah, 4 x harga beli. Kenapa demikian? Karena
pegawai RS pemerintah maunya begitu.

Pernah ada produk luar yang bagus dan laris di sini
(kalau tak salah dari Perancis). Tapi ketika
perusahaan perancis tsb buka pabrik di sini untuk
menekan harga, ternyata tidak laku. Kenapa? Karena
dekat, harganya jelas ketahuan. Jadi tidak bisa
dimainkan

Jadi kuitansinya pun harus dicek dgn barangnya serta
harga pasar, agar korupsi bisa dieliminasi.

 Atau belum melihat unsur efisiensi.. atau bahkan
 yang paling bagus 
 tuh (lupa namanya) melihat ada/tidaknya perencanaan
 jangka panjang
 dan dampak negatif suatu aktifitas pembangunan
 terhadap sistem 
 di luarnya (mis: lingkungan hidup, departemen lain,
 dsb)..
 
 Yang sering terjadi adalah mark-up harga dalam
 kuitansi atau bahkan
 kuitansi fiktif.. karena terkadang ada pihak yang
 'culas' (Bos?) 
 meminta dana untuk urusan pribadi/kelompok-nya ke
 Bendahara;
 akibatnya bendahara tersebut yang kelimpungan
 membuatkan 
 'bukti'-nya.. Itupun kalau dia tidak ikutan langkah
 si bos.. :D
 
 Kuitansi inilah yang menjadi bukti untuk kembali
 mencairkan
 sebagian dana/jatah Dept. ke KPKN (sorry lupa
 singkatannya)..  
 Jadi pengucuran dana tersebut tidak sekaligus -
 tetapi bertahap..
 
 Seperti yang juga terjadi pada bendahara parpol
 tertentu yang diduga/
 dituduh terlibat kasus.. Jaman dulu (konon) golkar
 jagonya soal beginian..
 Kalo yang belakangan ini ada juga koq beritanya di
 detik.com.. :-P
 Jadi yang paling gampang kena tunjuk dalam suatu
 organisasi
 (Departemen pemerintah atau parpol dan ormas) adalah
 Bendahara..
  
   Nah ini ada indikasi kebocoran. Jika uang
 disalurkan
   tidak melalui dinas kependidikan, tapi langsung
 ke
   sekolah, maka kebocoran bisa ditekan, begitu
 menurut
   Kompas.
  
  Begitukah? Ada buktinya? Di Indonesia saya melihat
 kebocoran itu
  hampir merata dimana2, dibedakan salurannya
 tetap aja saluran yang
  bolong2... Mekanisme pengawasan dan penegakan
 hukum yang 
  penting.  Anak saya sekali pernah masuk sebuah SDN
 di Jakarta Timur,
  bayar uang pangkal 3 juta, beli buku 300 ribu
 persemester (buku terbitan
  sekolah  itu sendiri) dan sebulan tidak kurang 100
 ribu biaya macem2nya.
  Mutunya? menyedihkan...
 
 Ini yang mungkin disebut sebagai 'KKN' sebagai
 budaya..
 jadi tidak dianggap sebagai patologis(?) atau
 kelainan.. 
 melainkan sesuatu hal yang lumrah dan (harus)
 dimaklumi..
 
 Dalam ilustrasi, orang waras di kumpulan orang gila
 bakal dicap gila.. 
 dan (konon) orang gila tersebutlah yang mengaku
 waras..
 Atau mirip dialog Hengky Tornando pada orang jujur
 dan tidak mau ikutan
 kong-kali-kong dalam 'Rahasia Ilahi' -dengan tema
 Koruptor-: 
 
 'Anda ini orang baru ya?'..
 
 Ya, lagi mirip ucapan Mbah RonggoWarsito..
  
  salam,
  fau
 
 Wassalam,
 
 Irwan.K
 
 
 
 

Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Ever feel sad or cry for no reason at all?
Depression. Narrated by Kate Hudson.
http://us.click.yahoo.com/LLQ_sC/esnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/