[proletar] ImPiAn
Robby yang duduk di bangku SMU mendapat tugas dari gurunya untuk membuat karangan mengenai cita²nya. Dia pun menulis karangan setebal tujuh halaman dimana dia memiliki suatu peternakan secara terperinci dan ia bahkan menggambarkan sketsa tentang peternakan seluas dua ratus hektar, yg memperlihatkan lokasi seluruh bangunan, kandang jalur pacuan. Ada rumah seluas enam ribu meter persegi. Pada keesokan harinya ia menyerahkan karangan itu kepada gurunya. Dua hari kemudian ia menerima tulisannya kembali. Di halaman depan tertera huruf F besar dengan catatan ‘Temui aku seusai jam sekolah’ Guru itu berkata, “Ini adalah impian yg tdk realistis. Kamu tdk punya uang sumber daya. Peternakan kuda menuntut banyak uang. Kamu harus membeli tanah dll. Kamu sama sekali tak akan pernah dapat melakukannya. Perbaiki karanganmu.’ Anak laki-laki itu pulang bertanya kpd bapaknya. Bapaknya berkata, ‘Bagaimana pun, ini adalah keputusan yg sangat penting bagimu.’ Akhirnya anak itu menyetorkan tulisan yg sama, tidak merubah sedikit pun. Ia berkata, ‘Saya akan mempertahankan impian saya walau nilai sy F’. Impian yg dinilai tdk realistis oleh guru tersebut ternyata bisa dicapai oleh Robby bbrp thn kemudian. Suatu waktu ternyata guru tersebut sempat membawa enam puluh orang anak berkemah di tanah peternakannya yang berdiri rumah seluas enam ribu mtr seperti yang dicita²kan Robby. Jika anda mempunyai impian itu berarti Anda sudah menempuh langkah pertama yang dibutuhkan untuk sukses karena sangat tidak mungkin Anda bisa mewujudkan impian Anda jika Anda sendiri tidak mempunyai impian. Kepercayaan ini sangat dibutuhkan karena kepercayaan yang kuat akan menggerakkan pikiran Anda untuk mencari jalan dan sarana serta cara untuk mewujudkan impian Anda. PESAN MORAL Kesuksesan dimulai ketika kita mulai menciptakan impian jauh ke depan. Dan saat kita berkomitmen untuk mencapai impian itu, maka selanjutnya impian itu yang akan menjadi magnet dan menarik kita ke sana. Selamat Pagi... Ch@™ pin: 21EF6D92 Surabaya Powered by Telkomsel BlackBerry® Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Impian Parlemen Bikameral
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/062007/07/0901.htm Impian Parlemen Bikameral Oleh Dr. PANDJI SANTOSA, M.Si. IMPIAN Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai lembaga yang setara dengan DPR untuk melakukan kontrol, rupanya belum begitu dikenal di kancah politik Indonesia. Buktinya DPD selama ini hanya sebatas penonton saat politisi DPR mengambil sebuah keputusan politik seperti mengesahkan UU dan APBN. Padahal, DPD sebenarnya memiliki legitimasi sangat kuat. Ia tercantum dalam konstitusi dan mereka dipilih secara langsung oleh rakyat. Namun, peran dan fungsi lembaga yang terbentuk pada 2004 itu dibatasi, baik oleh konstitusi maupun Undang-Undang No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Kewenangan DPD pada intinya mencakup pengajuan RUU kepada DPR, ikut dalam pembahasan RUU, dan turut mengawasi pelaksanaan undang-undang. Dari kewenangan, DPD terlihat dibangun hanya sekadar aksesori spirit reformasi.Ide pembentukan DPD sebenarnya terkait dengan upaya bagaimana mengubah sistem parlemen yang unikameral menjadi bikameral. Seperti patron parlemen di negara lain, sistem dua kamar membuat dua lembaga di legislatif itu bisa saling mengawasi. DPR mewakili suara rakyat dan DPD mempresentasikan kepentingan daerah dan masing-masing punya peran dan fungsi yang jelas dan tegas. Wajar, bila DPD berkeinginan mengamendemen untuk kelima kalinya Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 karena selama ini dirasakan belum mempresentasikan konstituen yang menjadi amanahnya. Fokusnya tiada lain adalah memperkuat posisi DPD agar sistem bikameral di legislatif menjadi jelas. Yakni, DPR dan DPD punya peran yang sama-sama kuat. Tidak seperti sekarang, DPR amat superior, sementara DPD sebaliknya. Padahal parlemen itu bisa sehat, apabila memiliki dua mata untuk mengontrol dan saling mengingatkan (check and balance). Prinsipnya, dua mata lebih baik ketimbang satu mata (two eyes is better than one eye). Konsep bikameral yang ideal, sebenarnya bisa belajar dari 62 negara yang sekarang menerapkan bikameral. Menurut studi Tsebelis dan Jeannette Money (1997) disimpulkan bahwa 99 persen negara federal menganut sistem bikameral, sedangkan 84 persen negara kesatuan menganut sistem unikameral. Konsep bikameral atau parlemen dua kamar di Indonesia saat ini belum mencapai standar ideal. Sistem bikameral yang dilakukan di Indonesia hanya ideal dalam tataran pemilihan. Jika merujuk pada Staten General di Belanda atau Majelis Tinggi (House of Lords) di Britania Raya yang terdiri atas sejumlah anggota hereditary peers, sistem pemilihan mereka masih bernuansa feodal sebagai sisa-sisa dari tradisi kebangsawanan yang dulu mendominasi politik Britania Raya. Baru pada Majelis Rendah (House of Commons), anggotanya dipilih sepenuhnya. Malaysia, dewan negara yang terdiri atas 70 orang itu, 44 orang dipilih oleh DPRD, selebihnya diangkat raja di negara bagian masing-masing. Di Indonesia mekanisme pemilihan DPD lebih mirip Amerika Serikat yang dua calonnya dipilih langsung oleh masyarakat lokal di setiap provinsi atau negara bagian. Pola pemilihan DPD yang demokratis itu belum mampu mengoptimalkan fungsi dan peran DPD secara ideal. Seharusnya majelis tinggi atau yang setingkat dengan DPD memiliki otoritas politik yang kuat dalam proses pembuatan undang-undang (legislasi). Paling tidak ada dua mainstream gagasan mengenai penambahan otoritas DPD, yakni; pertama, perlunya menggunakan sistem bikameral murni yang kuat, dan semua bidang menjadi wilayah garapan DPD. Kedua, mengikuti koridor kewenangan yang ada laiknya otonomi, sumber daya daerah, agama, pendidikan, kesejahteraan sosial, dan lainnya. Artinya, DPD akan dikonsentrasikan pada wilayah tertentu, tapi harus terlibat di dalam semua konteks wilayah tersebut. Keberadaan DPD sejatinya merupakan perangkat kenegaraan yang menyeimbangkan peran dan fungsi DPR. Pilihan untuk menegaskan sistem parlemen dua kamar (bikameral) diasumsikan sebagai bagian dari pembenahan tata politik yang berpegang pada konsepsi sistem demokrasi, di mana perwakilan populasi lewat saluran partai politik, harus juga diikuti dengan perwakilan wilayah, yang proses dan pemilihannya sama dengan proses pemilihan perwakilan populasi. Substansi yang membedakannya hanyalah pada calon perseorangan dari perwakilan wilayah haruslah bukan anggota atau kader dari suatu partai politik, dengan terlebih dahulu mendapatkan dukungan dari populasi di wilayah tersebut yang diatur dalam UU No. 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Anggota DPR, DPRD, dan DPD. Oleh sebab itu, perbaikan sistem ketatanegaraan dalam hal ini komposisi keanggotaan di parlemen menjadi sesuatu yang bersifat urgen. Mengingat bahwa komposisi keanggotaan di parlemen setidaknya mewakili dua hal; pertama perwakilan populasi yang termanifestasi dalam calon-calon dari partai politik yang akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Kedua, perwakilan kewilayahan yang termanifestasi pada calon-calon
[proletar] Impian Immanuel Kant makin terlaksana...?
Seakan-akan orang berlomba-lomba menyelesaikan perselisihan secara damai... India Pakistan.. Israel Palestina Indonesia-Malaysia Perhatikan pula pendekatan Tiongkok - India dan kesediaan Jepang minta maaf ke Tiongkok... Akankah perang Iraq merupakan perang terakhir di dunia ini sehingga Perdamaian Abadi yang diimpikan Emmanuel Kant bisa terlaksana? Ah, tapi orang Islam masih asyik berbunuhan diantara mereka... Di Darfur dan - sekarang - Iraq === Rivals hold historic China talks China's Communist Party chief and Taiwan's opposition Nationalist leader have agreed at historic talks to work to reduce cross-strait tension. They made a commitment to promote the reaching of an agreement to end the hostile situation, a spokesman said. It was the first meeting between party leaders since the Nationalists lost the civil war and fled to Taiwan in 1949. Taiwan's government criticised the talks, saying they had done nothing to improve cross-strait relations. China's leader, Hu Jintao, said his meeting with Taiwan's Lien Chan had injected new vitality into cross-strait relations. But a statement from Taipei noted that Mr Lien had failed to persuade Beijing to recognise Taiwan's sovereignty, or to reduce the number of missiles pointing towards Taiwan from the mainland. We feel deeply disappointed that China had failed to show the slightest sincerity in improving relations with the Republic of China (Taiwan's official name), said Joseph Wu, chairman of the cabinet- level Mainland Affairs Council. Mr Lien conceded that whether Taiwan acted on Friday's agreement depended on the island's government in Taipei. Taiwanese President Chen Shui-bian's ruling Democratic Progressive Party (DPP), which in the past has backed independence from China, has been uneasy about Mr Lien's visit from the start, and had warned him against signing any agreements with Beijing's leaders. TAIWAN-CHINA RELATIONS Ruled by separate governments since end of Chinese civil war in 1949 China considers the island part of its territory China has offered a one country, two systems solution, like Hong Kong Most people in Taiwan support status quo The Nationalist Party as an opposition party can only put it forward as a suggestion, Mr Lien said of the agreement he reached with Mr Hu. How to carry it out depends on what importance the government attaches to it, he was quoted as saying. China sees Taiwan as part of its territory and has threatened to use force if the island declared formal independence from Beijing, a position which leads to regular wars of words with the DPP. Historic handshake Lien Chan and Hu Jintao greeted each other warmly as they met in the Great Hall of the People in Beijing. Mr Hu described Mr Lien's trip as a great thing. This meeting today is a historic meeting between the leaders of our two parties, Mr Hu told his guest. Although differences between our two parties remain, as long as both sides can place importance on the interests of the Chinese nation... we will be able to overcome differences and create a bright future. Mr Lien said he hoped the two sides could seize the opportunity to bring about a better future. We cannot change the past, but we can grasp the opportunities of the future... We need reconciliation and dialogue. After a private meeting, the two sides issued a joint statement, saying they were committed to seeking the peace and stability of Taiwan, pushing forward the development of cross-strait relations and safeguarding the interests of the compatriots on both sides of the strait. Both sides repeated their previously stated positions opposing Taiwan's independence. The Nationalists have said before they favour eventual reunification, so long as China is by then democratic. Mixed reactions While China has given a warm welcome to the Taiwanese delegation, the visit has provoked a mixed reaction back in Taipei. HAVE YOUR SAY Both China and Taiwan needs friends, who better than each other JT, Tunbridge Wells, UK A BBC correspondent there says that while some people are in favour of any attempt to reduce tensions with Beijing, others are concerned that Mr Lien's visit will add to tensions between the ruling party and the Nationalist opposition. The Nationalists, also known as the Kuomintang (KMT), were for decades implacably opposed to dealing with China's Communists. But since they lost power in 2000 they have increasingly favoured closer ties, especially for promoting business interests. Story from BBC NEWS: http://news.bbc.co.uk/go/pr/fr/-/2/hi/asia-pacific/4496491.stm Published: 2005/04/29 14:00:54 GMT © BBC MMV Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- In low income neighborhoods, 84% do not own computers. At Network for Good, help bridge the Digital