Re: [proletar] perkenalkan : jay airplay graydon
--- liver_duke endyonisius@... wrote: --- ajeg ajegilelu@ wrote: --- liver_duke endyonisius@ wrote: sebetulnya klo mo jujur, bens pernah berjasa terutama buatku saat berani bikin opini rada beda dari mainstream saat itu yg dikuasai aktuil sampe hai. mana doi ngocehnya di majalah gadis yg paling banter ngulas industri keroyokan ala nkotb ato yg dirasa paling garang si rick springfield. Ya harus jujurlah. Sekarang dia termasuk wartawan musik terbaik walau jauh di bawah 23761, kalah referensi dari denny sakrie, dan nggak sekonsisten denny sabri yang nyambi di PBB, NY, lantas deketan sama lola siapa itu yang ternyata di belakangnya ada rombongan gondrong de parpel (makanya sukses kirim supergrup itu ke JKT 1975), lalu mudik membidani kelahiran sederet bintang cewek dari jippie sampai astria + beberapa grup al Super Kid (3 batang gaek, stanzah, tobing, dores). Konsistento be a rock and not to roll. ehm, khusus untuk denny sakrie .. entah kenapa di beberapa komunitas terutama dari malang, juga beberapa temen ngumpul di bandung (alumnus cihapit-kasetloak 80an tea), ni sosok rada kurang gimana gituh .. selain dianggap cuman nekad tapi songong yg sebenernya, terlepas dari kasusnya buku musisi indonesia yg dua jilid tp kontroversial termasuk kena tuntut. padahal menurutku sih doi asik aja walau emang terkesan rada tinggi, dan koleksinya (percaya miliknya deh) termasuk yg rare dan first printed .. tapi belum kaliber ali gunawan ;o) Hehe, kita kan nggak bahas gituannya. Kita bahas kemauannya (baca: berani) untuk jadi ensi berjalan, bukan kemauannya jadi kolektor, hahaha.. (gini-gini jadi korban juga soalnya dan omar marah bener waktu itu). klo denny sabri hanya tau kiprahnya via aktuil dan sempet lebih paham lagi ketika nicky astria akhir2 ini makin sering muncul di tv buat comeback, otomatis selalu nenteng nama doi. aku cemburu .. melihat tingkahmu .., ini bait andalanku waktu ngehajar drum mbari tugas backing vokal band barudak teknik unpar 85 hehee .. peta musik di kampus umumnya kok kayak stereotip ya. anak teknik nge-rock, ekonominya jazz, hukum biasanya folk model iwan fals atau lisoi sekalian, fisip ya sebangsa baron dan alternatif. tapi ketika teknik, fisip plus hukum digabung, jadinya malah padhyangan hehee http://www.youtube.com/watch?v=E9DwRmemOYI Yang ini bukan FH mode atau padhyangan tapi produk john mayall high school :) http://www.youtube.com/watch_popup?v=Js97br8IIoIvq=large Lho kok jadi ngomongin almarhum.. Balik ke Bens. Soal beda dari mainstream, coba periksa lagi, mestinya sih itu warna Aktuil juga, hanya saja muncul di media berbeda untuk konsumsi lebih luas. Bagaimanapun, sejak 23761 sabri mulai males ngantor, Bens yang nerusin warna Aktuil dengan kuas. Ibarat melukis di atas kanvas, 23761 sabri melukis pake piso palet, Bens pake kuas. Warna sama, sapuannya beda. Nah, hasilnya bisa seolah beda begitu kuasnya disapukan ke media lain, belacu atau terpal misalkan. ya, bens memang di aktuil juga tapi kayaknya sering diliwatin. piso palet jauh ekspresif ketimbang kuas ;o) Karakter tulisannya juga beda sih. Kalau 23761 sabri bicara budaya di masing-masing genre, Bens bicara aneka genre di budaya pop. Itu sebabnya istilah pop kreatif kedengeran asik, tinggal glek. Bandingkan dengan misalnya, seni itu panjang, hidup ini singkat, (23761). pengen nih ketemu opung remi, kayaknya complicated ya? Orangnya sih enggak. Soal waktu memang rada masalah. Dan masalah dia memang soal waktu :) Tapi nggak rugi apapun untuk sowan ke pinisepuh. Atau, siapa mau beli, 'nastitie dewi' tapi teriak-teriak Jarum Neraka.. (sabri, ngeledek shakespeare soal nama). Well, setiap manusia itu unik. 23761, sabri, Bens, punya karakter (dan nasib :) sendiri-sendiri. proost ;o) oya, christ kayhatu .. dulu yg sering di green pub sebelum akhirnya digantikan era eki lamoh itu yag? trus terang kiprah para ambon manise hingga fenomena nada dan apresiasi ini, gk nyantol ato luput dari radarku. entah kenapa .. ekslusive? perlu pencerahan lebih dalam dari petarung jaman nih hehee Wueleh, kudu bawa obor keluar-masuk kelab kelip.. Kebanyakan mereka memang lahir dari klab-klab hiburan itu, baik di tengah kota, pulau terpencil, pelabuhan, maupun di kapal-kapal (dulu Tampomas, sekarang Rinjani dsb). Makanya gua bilang sama arra, cita-citanya punya cafe dengan live music itu sangat mulia. Selain memenuhi keinginan konsumen juga mengakomodir kebutuhan anak-anak berbakat yang kesulitan ruang pamer. Soal sukses, jadi tenar dan duit, itu akibat. Paling utama adalah penyaluran dengan mendapat sambutan. Band model pensi SMA juga boleh main, numpang main sambil bawa gengnya sebagai tukang keplok. Yang penting mainnya rapi dan jajan di tempat. Nggak bawa rantang termos dari rumah :) Artis
Re: [proletar] perkenalkan : jay airplay graydon
--- liver_duke endyonisius@... wrote: sebetulnya klo mo jujur, bens pernah berjasa terutama buatku saat berani bikin opini rada beda dari mainstream saat itu yg dikuasai aktuil sampe hai. mana doi ngocehnya di majalah gadis yg paling banter ngulas industri keroyokan ala nkotb ato yg dirasa paling garang si rick springfield. kalo sekarang sih cuma kebaca sbg orang yg melek informasi dan punya jalur cepet (persis arswendo, yg taon 80an boleh dianggap dewa serba tau), kebetulan jurnalis dan punya peduli yg leluasa menawarkan opsi. rada kecium oportunis emang, maka itulah ada kesan seleranya gk ketebak biar misterius hehee tapi oke deh, istilah pop kreatif juga asik kok, memorable. Ya harus jujurlah. Sekarang dia termasuk wartawan musik terbaik walau jauh di bawah 23761, kalah referensi dari denny sakrie, dan nggak sekonsisten denny sabri yang nyambi di PBB, NY, lantas deketan sama lola siapa itu yang ternyata di belakangnya ada rombongan gondrong de parpel (makanya sukses kirim supergrup itu ke JKT 1975), lalu mudik membidani kelahiran sederet bintang cewek dari jippie sampai astria + beberapa grup al Super Kid (3 batang gaek, stanzah, tobing, dores). Konsistento be a rock and not to roll. Lho kok jadi ngomongin almarhum.. Balik ke Bens. Soal beda dari mainstream, coba periksa lagi, mestinya sih itu warna Aktuil juga, hanya saja muncul di media berbeda untuk konsumsi lebih luas. Bagaimanapun, sejak 23761 sabri mulai males ngantor, Bens yang nerusin warna Aktuil dengan kuas. Ibarat melukis di atas kanvas, 23761 sabri melukis pake piso palet, Bens pake kuas. Warna sama, sapuannya beda. Nah, hasilnya bisa seolah beda begitu kuasnya disapukan ke media lain, belacu atau terpal misalkan. Karakter tulisannya juga beda sih. Kalau 23761 sabri bicara budaya di masing-masing genre, Bens bicara aneka genre di budaya pop. Itu sebabnya istilah pop kreatif kedengeran asik, tinggal glek. Bandingkan dengan misalnya, seni itu panjang, hidup ini singkat, (23761). Atau, siapa mau beli, 'nastitie dewi' tapi teriak-teriak Jarum Neraka.. (sabri, ngeledek shakespeare soal nama). Well, setiap manusia itu unik. 23761, sabri, Bens, punya karakter (dan nasib :) sendiri-sendiri. oya, christ kayhatu .. dulu yg sering di green pub sebelum akhirnya digantikan era eki lamoh itu yag? trus terang kiprah para ambon manise hingga fenomena nada dan apresiasi ini, gk nyantol ato luput dari radarku. entah kenapa .. ekslusive? perlu pencerahan lebih dalam dari petarung jaman nih hehee Wueleh, kudu bawa obor keluar-masuk kelab kelip.. Kebanyakan mereka memang lahir dari klab-klab hiburan itu, baik di tengah kota, pulau terpencil, pelabuhan, maupun di kapal-kapal (dulu Tampomas, sekarang Rinjani dsb). Makanya gua bilang sama arra, cita-citanya punya cafe dengan live music itu sangat mulia. Selain memenuhi keinginan konsumen juga mengakomodir kebutuhan anak-anak berbakat yang kesulitan ruang pamer. Soal sukses, jadi tenar dan duit, itu akibat. Paling utama adalah penyaluran dengan mendapat sambutan. Band model pensi SMA juga boleh main, numpang main sambil bawa gengnya sebagai tukang keplok. Yang penting mainnya rapi dan jajan di tempat. Nggak bawa rantang termos dari rumah :) Artis klub, ya otomatis eksklusif. Mereka punya komunitas, bukan sekedar punya fans. Bagi mereka, main dari klub ke klub itu ibarat datang ke tempat arisan. Para tamu kenal mereka begitu juga sebaliknya. Di sana semua orang besodara, apapun jenis musiknya. Ada pemeo, jarak antara artis dan pengunjung cuma seukuran (diameter) gelas. Waktu turun ngaso bisa nyaru jadi orang biasa. Ngobrol cekakakan dengan para tetamu. Ini nggak terjadi di artis rekaman atau artis panggung yang rata-rata cuma punya fans nun jauh di sana. Nggak bisa diajak ngobrolin makanan atau ditanya-tanya, zus, yang di sebelah kakaknya apa ibunya? :) Soal artis klub, waduhh... kalau diurut-urut bisa sampai ke angkatannya Black Brothers, Amri Palu, Rita Tato (jaman itu cewek bertato masih langka) bahkan Ahmad Dunda yang tewas didor garagara menyimpan simpanan jenderal. Lebih eksklusif dari ini adalah artis klub dangdut. Komunitasnya berbeda dengan khalayak di klub musik biasa. Paling eksklusif lagi, artis marawis. Komunitas musik yang mulai marak sejak Soeharto jatuh ini terkonsentrasi di resto-resto masakan Arab. Menariknya, berapa tahun lalu ada semacam demam di grup-grup marawis dengan menampilkan musisi, vokalis, maupun penari perut impor natularisasi. Seperti pemain naturalisasi di timnas, mereka langsung jadi bintangnya. Di Eropa, imigran begini pasti diteriaki menyerobot rejeki orang lokal. ps. cd gold? wah kudu periksa dulu di rak alam sutera nih, sementara daku sudah di seberang pulau. yang kuinget berupa album printed out dari luar. ya mana ada sih distributor yg berani bayar lisensi demi muasin segelintir gino vannelli-ers? pastinya kurawat aman dan gk bakal sekolah apalagi sampe ke brunei sonoh hehee
Re: [proletar] perkenalkan : jay airplay graydon
Ya, bener. Lebih ngejobim. Selain Melati di Atas Bukit Merindukanmu di lagu selebihnya dia kayak lagi ngajarin gimana cara nyanyiin lagu-lagunya (kecuali Biru yang malah jadi sutra ungu beneran di bibir vina). Bens Leo barangkali memang punya kuping bagus. Tapi seleranya nggak ketebak, yang pribadi maupun yang komersil. Beda dengan pak menteri kita, Gita, yang komersilnya nekat jualan boys girls band, tapi selera pribadinya ketara jazzy tradisional - sementara ini masih kesengsem Bali. Ya bagus aja sih ada orang macam Bens yang ngasbak nggak ketebak. Malah barangkali perlu untuk munculin pemain-pemain baru yang punya warna sendiri di tengah ramenya grup replika saat itu. Tapi, balik ke jazz jaman itu, pemain baru yang main jazz dengan 'bener', artinya bisa bikin kuping obladi-oblada ini berdiri, ya cuma Christ Kayhatu yang pencetan organnya model guru les piano (haha) dikombinasi vokal ala boz scaggs (al di Sembilan Musim) Nunung Wardiman yang seraknya sexy. Ps. CD gold bukan? Terpaksa disekolahin lantaran hidupnya lagi rumit. Mau ditebus lagi barangkali lantaran memori sama bininya masih nyangkut di sana. Tapi ya cuek aja, dia mah gampang-gampang aja orangnya. Cuma, bisa serius banget kalo urusan soal anak. http://www.youtube.com/watch_popup?v=PPDbAChK0qYvq=large --- liver_duke endyonisius@... wrote: perkara air, mungkin juga lantaran suply yg satu ini lebih deket serta mendayu dari oz menerpa kuping indonesia. padahal era 80an itulah sedang marak2nya para belagu yg sok beda. juga merasa terpanggil sbg wakil pembaharu musikindo fase fussion (untuk membedakan dgn angkatan 70an yg lebih berkiblat eropah/rock oriented, termasuk revolusi dang dut ala blackmore). kebetulan memang marak pula serbuan gimmick produk amerika yg mengandalkan penampilan, mulai dari mtv hingga bunyi penuh stacatto dilabeli adult oriented rock. maka seorang wartawan muda (bens leo) merasa punya jimat sbg andalan baru untuk memukul hegemoni buyunk cs (aktuil), konon disebutkan-nyalah menjadi pop kreatif musikindo. berdampak selain menghajar benny soebardja cs yg mendadak jadi toku, bahkan termasuk keenangank juga fariz menjadi gk ajaib dan gk ajib lagi. justru yg malah survive dan jadi terkesan gk kena dampak adalah pantje dan judi kristianto berikut gerombolan gadis kalendernya tentu. label musik pop kreatif jadi begitu keren merajai radio, mirip taka-tiki. gejalanya dimulai saat vina dan adie ms mudik ke indonesia, (gw yakin ide lagu burung camar akibat kelamaan dengerin lagu nothing you can do about it), oddie agam hijrah dari malaysia sambil ngajak sheila madjid, bagoes aa bergabung dgn deddy dhukun, dan .. muncul satu belagu yg lagi kita omongin ini, langsung pasang label jazz vokal indonesia. tentu selera produsen kaset indonesia yg memang terkenal sungguh kreatif (walau harus membajak), teramat mendukung. lupakan serial dream express, kini saatnya mengumpulkan kompilasi adult jazz-rock oriented, fussion sekian, dst. maka nama musisi yg menjadi referensipun menyerbu berikut hits di radio, era breakin' away-nya jarreau, sindikat grp, tentu airplay (gw lebih demen nyebut proyek jay graydon plus david foster), gino vannelli, dan puncak expansi para musisi dgn kiblat west coast tersebut adalah toto. trus khusus si belagu, selain didukung kisah dgn latar belakang di atas, kayaknya sih memang pantas buat songong. btw, kalo kata kerjanya sing = singing, maka kalo song cocoknya jadi songong = belagu yag. nah, nyatanya doi selain jago nyanyi juga ciamik bikin lagu kok. klo menurutku rada mirip jobim saat pertamanya ber-desafinado, lantas dunia mendadak punya kosa kata baru dan dianggap orisinil, bosanova. memasang label jazz vokal indonesia adalah bosanova-nya sini, meski bikin kening para juragan rekam sempat berkerut masam ;o) sepakat untuk pilihan selera melati di atas bukit, termasuk merindukanmu yg malah nyerempet airsuply namun beda arwah. tapi tidak, apalagi saat dia menyanyikannya sendiri, untuk lagu sejenis biru yg sebetulnya masterpiece buat vina tapi kuping berwawasan sederhanapun bakal nangkep saving all my love to u. entahlah, mungkin karena mulai terkontaminasi dhukun yg begitu semangat sampai melupakan garis tipis idelism dan komersialism. ps: abangnya si belagu? gak sempat ketemu apalagi kenalan sih, tapi salah satu tanda hubungan adalah delapan cd gino vannelli yg beberapanya ada signature restu poetra. ceritanya, ada informan dari jalan surabaya pernah ngontak, mas, dicariin si anu (lupa namanya) di taman puring. katanya ada beberapa koleksi aneh yg hanya boleh dilepas satu set. begitu disamperin, ternyata si anu dapet tadahan dari si anu lainnya lagi yg dimintai tolong buat sekolahin koleksinya. pertama, ternyata ada gino vannelli. kedua, ada signature yg langsung kebaca pemiliknya .. ya langsung aja cash. eh beberapa bulan kemudian (kayaknya udah pernah kutulis deh), si informan kontak lagi, mas, yg
[proletar] perkenalkan : jay airplay graydon
dulu .. taon 80an di majalah hai, ada musisi indonesia pernah belagu namun sungguh serius lagi gagah, memproklamirkan dirinya sbg vokalis dan musisi jazz pertama kali negeri ini. ketika ia menyebutkan salah satu referensinya adalah airplay, lantas beberapa pembaca menanggapinya di edisi berikut, antara lain dan kurang lebih : mungkin maksudnya *airsuply* kali yee beberapa puluh taon kemudian seputar 2000an di tv swasta, ia diundang tampil sekaligus membawakan ulang beberapa hits seperti satu birasa, melati di atas bukit, juga kau seputih melati. saat diwawancara singkat dan ia kembali menyebutkan salah satu referensinya adalah airplay, kini giliran si m.c sok koreksi dgn membetulkan, maksudnya *airsuply*, tapi kok beda sekali? kali ini si penyanyi merasa dapat kesempatan untuk meluruskan, saban saya sebut airplay selalu dikoreksi, apa salahnya sih? http://www.youtube.com/watch?v=pjrv6Ew33TY Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [proletar] perkenalkan : jay airplay graydon
Kesalahannya karena namanya mirip, sama-sama ada 'air'nya. Tapi kalau si mc bilang musik si 'belagu' (hehe) beda dari Airsupply juga aneh, sebab tema kasmarannya kan sama nglangutnya; ada jarak pisah (terpisah atau dipisah) yang bikin kangen menumpuk, atau merana, hahaha... Melati di Atas Bukit barangkali jazzy si belagu yang paling berhasil. Maksudnya, blendingnya yahud. Ada bosas, cha-cha, juga jive. Apalagi kalau perkusinya main semua, bukan cuma jagain tempo. Dan, yang terutama, belum pernah sreg dengernya kalau dibawain biduan lain lebih-lebih biduanita - ya luculah kalo cewek nyanyi ini di panggung. Nomor kaporit dari si belagu (hehe) yang di kuping sini menggusur habis Should We Carry On - Airplay, http://www.youtube.com/watch_popup?v=nurTENhwpSQvq=large Ps. ape kabare abangnye si belagu? --- liver_duke endyonisius@... wrote: dulu .. taon 80an di majalah hai, ada musisi indonesia pernah belagu namun sungguh serius lagi gagah, memproklamirkan dirinya sbg vokalis dan musisi jazz pertama kali negeri ini. ketika ia menyebutkan salah satu referensinya adalah airplay, lantas beberapa pembaca menanggapinya di edisi berikut, antara lain dan kurang lebih : mungkin maksudnya *airsuply* kali yee beberapa puluh taon kemudian seputar 2000an di tv swasta, ia diundang tampil sekaligus membawakan ulang beberapa hits seperti satu birasa, melati di atas bukit, juga kau seputih melati. saat diwawancara singkat dan ia kembali menyebutkan salah satu referensinya adalah airplay, kini giliran si m.c sok koreksi dgn membetulkan, maksudnya *airsuply*, tapi kok beda sekali? kali ini si penyanyi merasa dapat kesempatan untuk meluruskan, saban saya sebut airplay selalu dikoreksi, apa salahnya sih? http://www.youtube.com/watch?v=pjrv6Ew33TY Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/