Re: [R@ntau-Net] Usulan nama Bandara baru Ketaping
Iyo yohh Tapi lai kasampai mimpi awak ko nan berwenang nantinyo tu Nan mamulai postingan iko adolah mak Zul, jadi mak Zul punyo tangguang jawab manampuang masukan2 dari sanak awak di palanta ko. Kalau ambo satuju, tentang pemakaian nama yang bercirikan Minang untuak Namo andara nan sabanta lai salasai ko. Sebagai tambahan, dari ambo iko namo2 tersebut : 1. Bandara Bundo Kanduang (Bundo Kanduang Airport) 2. Bandara Peto Syarif/Tuanku Imam Bonjol (Tuanku Imam Bonjol Airport) 3. Bandara Merapi Singgalang (Merapi Singgalang Airport) 4. Bandara Alam Minangkabau (Alam Minangkabau Airport) 5. Dll Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Legenda Lembah Harau
Antah kok iyo atau Tido, nan paralu cerita.hikayat kampuang awak lai banyak juo. --- Legenda Lembah Harau Legenda ini menceritakan, dahulunya Lembah Harau adalah lautan. Hal ini mungkin kita anggap sebagai isapan jempol. Namun, berdasarkan hasil survey team geologi dari Jerman (Barat) pada tahun 1980, dikatakan bahwa batuan perbukitan yang terdapat di Lembah Harau adalah batuan Breksi dan Konglomerat. Batuan jenis ini umumnya terdapat di dasar laut. Menurut legenda, Raja Hindustan berlayar bersama istri dan anaknya, Putri Sari Banilai. Perjalanan ini dalam rangka selamatan atas pertunangan putrinya dengan seorang pemuda Hindustan bernama Bujang Juaro. Sebelum berangkat, Sari Banilai bersumpah dengan tunangannya, apabila ia ingkar janji maka ia akan berubah menjadi batu dan apabila Bujang Juaro yang ingkar janji, maka ia akan berubah menjadi Ular. Namun sayangnya, dalam perjalanan kapal tersebut terbawa oleh gelombang dan terdampar pada sebuah selat (tempat tersebut sekarang dinamakan Lembah Harau). Kapal tersebut tersekat oleh akar yang membelintang pada dua buah bukit hingga akhirnya rusak. Agar tidak karam, kapal itu ditambatkan pada sebuah batu besar yang terdapat di pinggiran bukit (bukit tersebut sekarang dinamakan Bukit Jambu). Batu tempat tambatan kapal itu sekarang dinamakan Batu Tambatan Perahu. Setelah terdampar, Raja Hindustan bersama dengan keluarganya disambut oleh Raja yang memerintah Harau pada waktu itu. Lama kelamaan, karena hubungan baik yang terjalin, Raja Hindustan ingin menikahkan putrinya dengan pemuda setempat bernama Rambun Paneh. Satu hal lagi, untuk kembali ke negeri Hindustan juga tidak memungkinkan. Ia tidak tahu sumpah yang telah diucapkan Sari Banilai dengan tunangannya, Bujang Juaro. Tidak berapa lama kemudian, Rambun Paneh menikah dengan Sari Banilai. Waktu terus berjalan, dan dari perkawinan itu lahirlah seorang putra. Suatu hari, sang kakek, Raja Hindustan, membuatkan mainan untuk cucunya. Sewaktu asyik bermain, mainan tersebut jatuh ke dalam laut. Anak tersebut menangis sejadi-jadinya. Ibunya, Putri Sari Banilai tanpa pikir panjang langsung terjun ke laut untuk mengambilkan mainan tersebut. Sungguh malang, ombak datang menghempaskan dan menjempit tubuhnya pada dua batu besar. Sari Banilai sadar, bahwa ia telah ingkar janji pada tunangannya dahulu, Bujang Juaro. Dalam keadaan pasrah, ia berdoa pada Yang Maha Kuasa, supaya air laut jadi surut. Doanya dikabulkan, tidak berapa lama kemudian air laut menjadi surut. Ia juga berdoa agar peralatan rumah tangganya didekatkan padanya. Dan ia berdoa, seandainya ia membuat kesalahan ia rela dimakan sumpah menjadi batu. Tidak lama berselang, perlahan-lahan tubuh Putri Sari Banilai berubah menjadi batu. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Reminder Tennis - Insya Allah uda Adrisman akanhadir.
Kalau mamak bandaro Labiah lai ado keinginan untuak tibo, kami tunggu dengan senang hati, salamo ko ambo acok cuman mandanga suaro mamak di Radio doangg.. Alun bisa main, ado guru no kalau baminat, kalau ndak? nunggu makan Mie Ayam juga bolehh... sambia maota lamak. Heheheee... Jadi.. ditunggu juo sanak nan lain, nan ado ingin kabasuo jo Netters RN, khusunyo Team Tenis RangMudo rantauNet. - Original Message - From: Bandaro Labiah To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) Sent: Thursday, April 01, 2004 9:58 AM Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Reminder Tennis - Insya Allah uda Adrisman akanhadir. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: Caleg PAN - Sumbar (Re: [R@ntau-Net] Profil anggota calon DPD.....)
Kok ka di cucuak pulo caleg rang awak tu, mati biko, masuak panjaro awak... ba'aaa alah ajdi pembunuah pulo (mungkin gambar baliau ngkali.. hehehe) Urang PKS, batanyo pulo ciat... apakah Ir. Arkeno, Caleg No. 3 kalau ndak salah dapil jak Bar urang awak?? ambo pernah kenal samo pak Arkeno ko (kalau batua inyo) lo, di stiker tertulis Setelah cucuak gambar ka'bah jan lupo cucuak pulo caleg nan banamo Welldan Palagano Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Tentang Jilbab Lagi
Tarimo kasih uda Doto, atas tanggapan dan Infonyo... Okehh... (alah duo pakan indak ka Ruspau, Minggu bisuak hadirkan???) Ditunggu juo untuak sanak nan ingin kongkow2 jo rang mudo di Lap Tenis. untuak Info, silakan hub Pak Ketua kami, Miko A Mika - Original Message - From: Rahyussalim [EMAIL PROTECTED] To: 'Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)' [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 25, 2004 6:23 AM Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Tentang Jilbab Lagi Assalamualaikum wr wb Dek namo ambo alah nyo sabuik pulo dek Sanak Nofeniyolah harus pulo basuaro ambo. Satantangan jilbab hubungannnyo jo kanker nasofaring? Dalam artikel tu Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Kutuk Ariel Sharon
Nah. a nan karancak sabagai pondasi di Negara nan awak Cintai ko mak??? Barilah kamanakan2 mamak di palanta ko Pencerahan. Apo paralu ndak pakai pondasi??? (itu ndak mungkinnn.) emang awak tingga di rimbo gadangg... Kok awak pakai Qur'an jo Hadis, pasti mamak nan paliang duluan tunuak tangan untuak manolak. Komunis dan Nasionalis sendiri di indon ko, pakai Pancasila juoo... Apo awak cimpak ajo pondasinyo parancih atawa singapu mak atau Amrika. Wassalam, - Original Message - From: basrihasan [EMAIL PROTECTED] To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 24, 2004 5:35 PM Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Kutuk Ariel Sharon Sebagai bangsa yang ber pancasila, rasanya tidak akan mampu berbuat lebih dari itu. Salam SBN - Original Message - From: Adrisman [EMAIL PROTECTED] To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 23, 2004 10:47 PM Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Kutuk Ariel Sharon Nofen, Cuma itulah yang mampu dilakukan oleh kita saat ini, semua cuma bisa mengutuk sendiri sendiri. Apalah artinya kita segelintir individu2, sedang negara2 Islam yang tergabung dalam OKI saja tidak pernah kedengaran suaranya. wassalam adr - Original Message - From: Nofendri T. Lare [EMAIL PROTECTED] To: KaRaNTau [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 23, 2004 12:11 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Kutuk Ariel Sharon Kalau boleh saya mengutuk, saya KUTUK Negara Israel dan A Sharon saat ini, yang telah membunuh seorang Tua yang hampir seluruh hidupnya di korsi Roda. Dasar Pengecut Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Sheikh Ahmed Yassin
Sheikh Ahmed Yassin, Pemimpin Spiritual Hamas SHEIKH Ahmed Yassin, pendiri dan pemimpin spiritual Hamas, adalah seorang yang tampak lemah secara fisik, lumpuh keempat anggota tubuhnya, dengan suara yang bergetar. Namun, dia mempunyai kekuatan di kalangan orang-orang Palestina. Ia memiliki tempat istimewa, baik secara politis maupun psikologis dalam barisan gerakan perlawanan Palestina, khususnya faksi Hamas. Itu membuat ia menjadi salah satu simbol perjuangan rakyat Palestina selama empat dekade terakhir ini. Wartawan Kompas di Cairo Musthafa Abd Rahman pernah mewawancarai Sheikh Ahmed Yassin, Oktober 1997, setelah ia dibebaskan dari penjara Israel. Sheikh Yassin saat itu terkesan bersahaja dan sangat tidak birokratis. Ia sangat menghormati tamu, termasuk wartawan, yang datang ke rumahnya. Sheikh Yassin dilahirkan di Desa Joura-Ashkelon (kini wilayah Israel) pada bulan Juni 1936. Pada usia 12 tahun ia menyaksikan kekalahan bangsa Arab dari Israel dalam perang Arab-Israel. Kekalahan itu telah membentuk cara berpikir Yassin muda. Ia berprinsip, rakyat Palestina harus mengandalkan diri mereka sendiri dengan cara mempersenjatai diri, bukan berpangku pada bangsa lain, baik pada bangsa Arab lain maupun masyarakat internasional. Yassin bersekolah hingga kelas 5 Ibtidaiyah di Desa Joura. Meletusnya perang Arab-Israel pada tahun 1948 membuat dia dan keluarganya mengungsi ke Jalur Gaza. Seusai sekolah menengah pada 1957-1958, Yassin yang lumpuh keempat anggota tubuhnya akibat kecelakaan semasa kecil langsung memperoleh pekerjaan sebagai guru. Aktivitas politik Yassin dimulai ketika ia pada usia 20-an berpartisipasi dalam unjuk rasa di Jalur Gaza menentang invasi segi tiga Israel, Inggris, dan Perancis terhadap Mesir pada tahun 1956. Menurut BBC News, Yassin belajar di Universitas Al Azhar, Cairo, tempat kelahiran Ikhwanul Muslimin. Di sanalah dia membentuk keyakinan bahwa tanah Palestina-wilayah Palestina dan Israel-adalah tanah wakaf milik Muslim seluruh dunia dan bahwa tak seorang pemimpin Arab pun mempunyai hak untuk menyerahkan bagian apa pun dari wilayah ini. Sheikh Yassin menjadi aktif terlibat dalam Ikhwanul Muslimin cabang Palestina, namun dia baru dikenal luas setelah Intifada Palestina pertama tahun 1987. Pemerintah pendudukan Israel menangkap Sheikh Yassin pada tahun 1982 dengan tuduhan memimpin gerakan perlawanan rahasia dan menyembunyikan senjata. Ia dijatuhi hukuman 13 tahun penjara, namun dibebaskan pada 1985 melalui transaksi tukar-menukar tawanan antara Israel dan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP). Pada akhir 1987 Sheikh Yassin bersama pemimpin Palestina lainnya mendirikan Hamas yang kemudian sangat berperan dalam intifada pertama (1987-1993). Ia menjadi pemimpin spiritual gerakan perlawanan itu. Tahun 1989 Sheikh Yassin bersama tokoh Hamas lainnya ditangkap pasukan pendudukan Israel dan mendapat vonis hukuman seumur hidup. Pada tahun 1997 Sheikh Yassin dibebaskan atas permintaan Almarhum Raja Hussein dari Jordania sebagai kompensasi atas gagalnya percobaan pembunuhan oleh Mossad terhadap Kepala Biro Politik Hamas Khaled Meshal di Amman. Ia mencoba membina hubungan baik dengan Otoritas Palestina dan para pemimpin lain di dunia Arab, namun pendiriannya mengenai isu perdamaian tidak mau dikompromikan. Menurut BBC, Sheikh Yassin berulang kali mengatakan, Apa yang disebut jalan damai itu bukan perdamaian dan itu bukanlah pengganti bagi jihad dan perlawanan. Dalam wawancara dengan United Press International bulan Juni tahun lalu, ketika ditanya apakah ia akan menerima hudna atau gencatan senjata dengan Israel, Yassin mengatakan Hamas siap tetapi hanya dengan syarat-syarat khusus. Hudna menurut dia tak sekadar diakhirinya kekerasan di kedua pihak, tetapi harus menyebabkan orang Palestina mendapatkan haknya. Sheikh Yassin menjadi ilham yang kuat bagi ana-anak muda Palestina yang kecewa oleh runtuhnya harapan perdamaian. Ia mengilhami mereka untuk memberikan nyawa. Terbunuhnya pemimpin spiritual itu menimbulkan kemarahan di kalangan pendukungnya. Ini dikhawatirkan akan meningkatkan kekerasan yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun itu. (AP/di) = 23 Mar 04 07:52 WIB Kejam, Israel Rudal Sheikh Yassin Jalur Gaza, WASPADA Online Israel menunjukkan kekejamannya ketika membunuh pemimpin dan sekaligus pendiri Hamas, Syekh Ahmed Yassin, dalam satu serangan misil di luar sebuah masjid di Kota Gaza, Senin (22/3). Tubuh dan sebagian tempurung kepalanya hancur, membuat marah kelompok militan Palestina, bahkan kalangan Arab, untuk melakukan pembalasan terhadap Israel dan AS. Yassin, berusia 67 tahun, merupakan pemimpin tertinggi Palestina yang terbunuh oleh Israel dalam waktu lebih dari tiga tahun pergolakan intifada dan pembunuhannya juga terlihat mengundang
[R@ntau-Net] Tentang Jilbab Lagi
Bulan-nulan kapatang awak rame mempermasalahkan Jilbab alias Karuduang, iko ado artikel dari kompas, mungkin bisa manambah awak saketek lai tentang jilbab, dan disiko ambo ingin juo mintak tambah penjelasan dari uda Doto (Rahyuss) Thanks, --- Kompas Cyber Media Updated: Selasa, 23 Maret 2004, 11:21 WIB KESEHATAN JILBAB Mengurangi Risiko KANKER Saat ini, jilbab bukan lagi fenomena kelompok sosial tertentu, tetapi sudah menjadi fenomena seluruh lapisan masyarakat. Tidak sedikit jumlah artis, eksekutif, dan publik figur lainnya menggemari dan menggunakannya. Beruntunglah Anda yang sudah mengenakan jilbab (veil), kerudung bagi wanita muslim ini tak hanya menunjukkan kerendahan hati dan kesopanan, tetapi juga melindungi Anda dari penyakit mematikan. Jilbab yang dikenal dengan beberapa istilah, seperti chador (Iran), pardeh (India dan Pakistan), milayat (Libya), abaya (Irak), charshaf (Turki), hijab (Mesir, Sudan, dan Yaman), dapat memperkecil risiko pemakainya terkena kanker tenggorokan dan hidung. Alasannya, jilbab mampu menyaring sejumlah virus yang suka mampir ke saluran pernapasan bagian atas. Profesor Kamal Malaker asal Kanada, menyatakan wanita Arab Saudi - yang sebagian besar menutup wajahnya secara penuh- jarang sekali terserang virus epstein barr, yang menyebabkan kanker nasofaring. Bisa dikatakan jumlah penderita kanker jenis ini sangat rendah. Jilbab melindungi wanita dari infeksi saluran pernapasan bagian atas, tulis Saudi Gazette, Jum#8217;at (19/3), mengutip pernyataan Malaker, Di Arab Saudi, jumlah wanita penderita kanker nasofaring sangat rendah dibandingkan laki-laki, lanjut Malaker. Kenyataan ini sungguh menarik, bagaimana pakaian adat yang begitu sederhana memiliki pengaruh begitu besar pada kehidupan manusia, ujar Malaker, kepala bidang onkologi radiasi Rumah Sakit King Abdul Azis. Kanker nasofaring merupakan kanker yang paling banyak diderita masyakarakat untuk jenis kanker Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Kepala Leher (KL). Tingginya angka penderita kanker nasofaring terutama akibat keberadaan virus epstein barr yang hampir ada pada 90 persen masyarakat di negara berkembang. Jika virus tersebut #8217;terbangun#8217;, maka dapat terjadi mutasi sel yang berujung pada kanker nasofaring. Nasofaring merupakan saluran yang terletak di belakang hidung, tepatnya di atas rongga mulut. Gejala awal dari kanker nasofaring tersebut antara lain gejala pada telinga yang ditandai dengan dengingan terus-menerus pada telinga. Di samping itu, sering disertai gejala pada hidung seperti pilek berkepanjangan yang disertai dengan darah, suara parau yang berkepanjangan, sering mimisan dan nyeri saat menelan. Kanker nasofaring merupakan penyakit kanker keempat yang paling banyak menyerang penderita kanker di Indonesia. (zrp/Reuters) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Pariaman Dilanda Kebakaran, 31 Petak Ruko, Dua Rumah, 1 Mushala Ludes jadi Abu
Pariaman Dilanda Kebakaran, 31 Petak Ruko, Dua Rumah, 1 Mushala Ludes jadi Abu By posmetro Rabu, 24-Maret-2004, 16:01:15 WIB 10 klik PARIAMAN, METRO Pagi Selasa (23/03), Kota Pariaman benar-benar jadi lautan api. Sedikitnya 31 petak Ruko (Rumah dan Toko), serta dua buah rumah berikut satu mushala ludes jadi abu, tatkala pukul 05.00 WIB warga yang tengah bersiap-siap akan ke masjid menunaikan ibadah shalat Subuh dikejutkan oleh pekik histeris para pemilik bangunan yang terbakar. Akibat kebakaran hebat itu, kerugian sementara yang ditaksir sekitar Rp3 Miliar. Walau sudah meluluhlantakan bangunan Ruko berikut rumah dan Mushala itu, sampai berita ini diturunkan tadi malam sumber api masih simpang siur. Sebab, informasi yang dihimpun POSMETRO di lapangan ada yang mengatakan bahwa sumber api berasal toko bangunan merek Ananda dan Nagoya, karena korsleting listrik. Juga ada yang menyebutkan, api berasal dari kompor rumah penduduk sekitar lokasi yang meledak. Tapi yang jelas, informasi yang dihimpun POSMETRO di Tempat Kejadian Peritiwa (TKP) dari saksi mata menyebutkan, api pertama kali terlihat dari belakang petak toko merek Ananda dan Nagoya. Api yang semula kecil tersebut, lama kelamaan jadi besar, sehingga warga yang menyaksikan pada berhamburan ke lokasi untuk memberikan bantuan. Saat masyarakat yang umumnya pemilik petak toko pada berhamburan ke lokasi sambil mengeluarkan suara teriak hingga histeris agar seluruh warga pada datang untuk memberikan bantuan. Namun, karena api yang melahap bangunan di atas tanah seluar 1910 meter milik almarhum St Darwis Dt Rangkayo Sutan Palembang semakin membesar, sehingga sulit dikendalikan dengan cara konvensional alias tenaga manusia. Dalam amukan api yang asapnya nampak membubung tinggi itu, beberapa pemilik Ruko masih sempat mengeluarkan sebagian barang-barangnya. Amukan jago merah itu baru dapat dikendalikan setelah 2 jam amukan sijago merah membumihanguskan bangunan yang sudah setengah pakai itu. Bangunan Ruko itu ludes jadi abu, karena terbatasnya mobil kebakaran yang dimiliki oleh Pemkab dan Pemko Pariaman. Hanya ada dua unit mobil kebakaran yang nampak menyiram api. Api yang membumi hanguskan pasar Pariaman tersebut dapat dijinakan setelah Pemerintah Kota Pariaman meminta bantuan kepada mobil pemadam kebakaran kota tetangga, terutama dari BPK Bukitinggi, Solok, Padangpanjang dan Kabupaten Agam. Sedangkan dari Padang sendiri tidak terlihat satupun yang mengirim mobilnya ke Pariaman. Amukan jago merah itu, berhasil dijinakan sekitar pukul 08.00 WIB paginya. Pantauan POSMETRO di lapangan, walau dengan armada yang sangat terbatas, namun dua unit mobil BPK milik Pemkab dan Pemko tetap bekerja keras memadamkan api yang dibantu petugas Polres, Kodim serta Sat Pol PP Padangpariaman, berikut warga yang nampak saling bahu membahu menjinak api. Hal itu dilakukan agar api tidak merambah kepada bangunan-bangunan lain yang ada di sekitar lokasi. Ketika mobil BPK dan warga sibuk memadamkan api serta mengeluarkan sebagian barang-barang jualannya, agar tidak habis semua dilahap sijago merah, tampak hadir di TKP Walikota Pariaman H Nasri Nasar,SH Wakil Walikota Ir Mahyuddin, Bupati Padangpariaman Drs H Muslim Kasim dan Sekda Sudirman Gani, SH serta Sekretaris Partai Golkar Kota Drs Mardison Saat itu, para pejabat yang datang di lokasi termasuk Sekteratis Partai Golkar Kota Pariaman Drs Mardison Mahyuddin meminta kepada korban yang ditimpa musibah kebakaran Pasar Pariaman ini agar tabah menghadapi cobaan ini. Selain mereka juga meminta kepada seluruh korban agar jangan mudah terpancing berbagai isu yang menyebakan tokonya terbakar. Karena isu dapat memicu hal-hal yang tidak-tidak, katanya. Kapolres Padangpariaman AKBP Drs H Muhammad Akmil bersama jajarannya nampak sibuk mengamankan lokasi kebakaran. Kapolres yang ditanyai POSMETRO ketika api bergejolak masih bergejolak juga mengaku belum dapat memastikan penyebab kebakaran yang melanda Pasar Kota Pariaman itu. Karena jajarannya masih melakukan penyelidikan lebih jauh soal sumber api. Kemarin, begitu situasi api yang bergejolak dapat dikendalikan, Pemerintah Kota dan Kabupaten Padangpariaman bekerja sama dengan Kodim, Polres telah mendirikan posko penampungan sementara para pedaggang. Kunjungan Wagub Setelah api dipastikan padam rombongan wakil Gubenur Sumbar Prof DR Ir Fahri Ahmad sampai di lokasi didampingi Wakil Walikota Pariaman Ir Mahyuddin. Saat itu Wakil Gubenur menyerahkan bantuan untuk para korban kebakaran sebanyak Rp 10 juta, PT Satria Muda Manugrah Saidina Umar Rp 5 juta dan Bupati Padangpariman Rp 25 juta. Tetapi pemerintah Kota Pariaman hingga kini masih memikirkan bantuan apa yang akan diberikan kepada korban. Karena pemerintah Kota Pariaman adalah penangung jawab dalam musibah ini. Namun, saya meminta kepada pemerintah Kota agar segera memberikan bantuan kepada korban yang ditimpa musibah. Sebab, para korban butuh bantuan tersebut, kata Ujang Ketua Ojek di Kota Pariaman kepada POSMETRO di lokasi kebakaran. Wakil
[R@ntau-Net] 31 Petak Toko, 2 Unit Rumah dan satu Mushalla Ludes
Padang Ekspres Online Topics / Berita Utama Pasar Piaman Terbakar* 31 Petak Toko, 2 Unit Rumah dan satu Mushalla Ludes By padangekspres Rabu, 24-Maret-2004, 04:25:57 WIB Pariaman, PadekSebanyak 31 unit petak toko, 2 unit rumah warga, 1 unit mushala di komplek pertokoan Pasar Kota Pariaman di Jalan St Syahrir, ludes dilalap sijago merah sekitar pukul 04.30 WIB, Selasa (23/3). Akibat peristiwa ini diperkirakan warga mengalami kerugian sebanyak Rp3 miliar lebih. Komplek pasar seluas 1910 meter persegi ini bersebelahan dengan pasar ikan dan sayuran. Toko-toko tersebut berisi pakaian, sembako, bahan bangunan, alat listrik, wartel, elektronik, alat tulis dan lainnya. Disinilah pusat penjualan sembako bagi daerah sekitar Piaman dan sangat ramai oleh akitivitas warga kota. Pertokoan ini milik keluarga almarhum St Darwis Dt Rangkayo Sutan Palembang. Begitu melihat kejadian tragis tersebut warga Kota Pariaman yang baru saja menunaikan shalat subuh, kendati hari masih gelap, segera berhamburan memberikan bantuan memadamkan api dan menyelematkan barang-barang pedagang. Sikap toleransi yang begitu kental ditunjukan oleh warga kota Tabuik ini. Usai shalat subuh tersebut, Kapolres Padangpariaman, AKBP Drs H Muhammad Akmil yang masih berpakaian shalat langsung bersama 150 personilnya mengamankan lokasi kejadian. Juga terlihat Wali Kota Pariaman Nasri Nasar, Wakil Wali Kota Pariaman Ir Mahyuddin, Sekdako Drs Muhklis Rahman, Asisten I Fadli SH, Sekdakab Kabupaten Padangpariaman Drs Sudirman Gani, Ketua DPRD Kabupaten Padangpariaman, Anasdi Nazar serta sejumlah pejabat lainnya. Juga kelihatan caleg perempuan dari Partai Golkar asal Pariaman untuk DPRD Sumbar, Hasnah Cendra Dewi. Kepada Padang Ekspres, Hasnah menuturkan keprihatinannya dan meminta korban yang ditimpa musibah agar sabar menerima cobaan ini. Pemerintah harus mencarikan penampungan sementara dan solusi terhadap para korban kebakaran ini, tutur Hasnah. Termasuk akses permodalan bagi pedagang juga dicarikan solusinya. Saat itu, Kapolres dibantu Kasatreskirm AKP Taswin Ahmad dan Kabag Ops AKP Benni BW dibantu petugas Kodim dan satpol PP kabupaten dan kota Pariaman segera membentuk posko penanggulangan kebakaran. Jumlah personil pengamanan itu sebanyak 200 personil. Satu buah tenda barak didirikan diterminal angkutan pedesaan kota Pariaman. Disinilah berbagai informasi,data dan batuan dicatat termasuk nama-nama korban kebakaran. Akibat didirikannya tenda darurattersebut akhirnya angkutan pedesaan untuk sementara terpaksa mencari penumpang di simpang Tabuik dan diatur oleh petugas satlantas dan Dinas Perhubungan Kota Pariaman. Dua unit mobil pemadam kebakaran dari Kabupaten Padangpariaman datang dan dibantu warga segera menyemburkan air ke lokasi api. Untuk memutuskan aliran api, beberapa ruko sengaja dirobohkan warga. Berselang setengah jam kemudian, datang bantuan 1 unit mobil dari Kota Bukittinggi, disusul oleh Kabupaten Solok, Padangpanjang. Pemadam kebakaran dari Kota Padang yang menyatakan telah mengirimkan dua unit pemadam kebakaran sampai berita ini diturunkan belum kelihatan. Akibat tak datangnya bantuan dari kota Padang akhirnya warga sangat kecewa, sehingga secara spontan saja permasalahan ini dilaporkan kepada Wakil Gubernur Sumbar Prof Dr Ir H Fachri Ahmad MSc yang datang ke lokasi tersebut. Wakil Gubernur Sumbar saat itu juga memberikan bantuan dana sebesar Rp10 juta yang diterima oleh Wako Pariaman, H Nasri Nasar dan disaksikan oleh korban kebakaran di posko penanggulangan kebakaran. Bantuan lainnya datang dari pengusaha Sidi Saidina Umar dengan bendera usaha PT Satria Muda Manugraha sebesar Rp5 juta. OS Yerli Asyir dari PKDP Kota Padang juga memberikan bantuan sebesar Rp1 juta. Termasuk KPU Kota Pariaman memberikan bantuan 5 kardus air minum. Saya sangat kecewa dengan tim pemadam kebakaran Kota Padang, setelah mereka memberitahu saya, ternyata mereka juga yang tak datang, tutur H St Darsyamsu Ayang, pemilik komplek pertokoan tersebut kepada Padang Ekspres. Diakui Ayang, kerugian yang dideritanya bersama warga lebih dari Rp3 miliar. Sementara itu Kapolres Pariaman melalui Kasatreskrim AKP Taswin Ahmad menyatakan, dugaan awal api memang berasal dari konsleting atau arus pendek. Hal ini disebabkan karena jaringan listrik yang sudah tua dan tidak diganti oleh pemilik toko. Sementara usia bangunan juga sudah lebih 50 tahun. Kita amankan dulu lokasi kejadian, baru kita periksa, tutur
[R@ntau-Net] Surau Buyung
Surau Buyung Cerpen Dodi Syah Putra By padangekspres, Selasa, 02-Maret-2004, 04:31:42 WIB Ini bukan zaman perang lagi. Tak pula orang diributkan oleh beras bercampur jagung yang ditanak para wanita di dalam belanga usang. Zaman ini orang bicara reformasi dan perang pemikiran. Dimana-mana dipersiapkan adalah pena, disket serta data-data termutakhir dari seluruh penduduk dunia. Tetapi, di sebuah sudut dunia seorang anak muda tampak bermenung. Berpangku telapang tangan menopang dagu dengan mimik kening dikerut-kerutkannya. Tampak berat yang dipikirkan. Saking beratnya, sesekali mulutnya berdesis tanda gamang. Apakah yang dipikirkannya? Pemuda bertubuh tegap itu mengenakan baju panjang lengan potongan cina berwarna biru tua. Rapi dan tampak berwibawa. Pakaiannya itu pun rapi bersetrika. Dengan celana kain yang juga rapih dan licin. Tangannya seperti menggenggam sesuatu. Tapi tak ada. Barangkali genggamannya terlalu kuat. Sesekali kakinya dihentakkan ke tanah. Terompah kulit itu menyibak pasir halus halaman depan mesjid megah itu. Buyung, nama pemuda yang kita bicarakan. Semenjak kecil ia menghuni mesjid yang dulu surau tua lapuk kusam. Saat usia buyung tujuh tahun, walau rumahnya dekat dari sana, ia memilih tidur di surau. Katanya, pada ibunya, Buyung ingin belajar di surau saja, dan ibunya mengerti kehendak anaknya. Keras hati Buyung suatu ketika ada benarnya. Setamat sekolah dasar Buyung merantau ke kota. Ditinggalkannya teman bermain sesurau. Hendra, Adi dan Tessa yang sama di surau belajar mengaji, silat dan adat minangkabau. Guru mereka, Ustad Yon dan Kasman saat itu pun telah merantau pula di kota tetangga. Enam tahun Buyung di sana. Menamatkan SMP dan Aliyahnya. Apa pula yang kau menungkan, tanya Hendra. Buyung tersentak. Lamunannya buyar. Tidak ada yang kumenungkan. Aku hanya memikirkan nasib mesjid ini, jawab Buyung hambar. Kenapa kau pikirkan mesjid ini. Sudah bagus, megah dan bertingkat pula. Justru itu, megah dan besar mesjid ini tapi di luarnya saja. Maksudmu? Hendra tak habis pikir. Cobalah perhatikan, barapa banyak jemaah mesjid ini sekarang. Kalaulah Maghrib tiba bisa dihitung jari yang berdiri di shaf muka. Ditambah shaf belakang, beberapa anak mengaji saja, Buyung makin muram. Hendra menggaruk kepala walau tak gatal. Memang benar apa yang diungkapkan Buyung. Mesjid megah dua tingkat ini kini jadi hiasan kampung ini saja. Berbeda sekali dengan masa mereka sepuluh tahun silam. *** Tessa, panggil semua kawanmu. Suruh masuk. Kita mau belajar! tegas Ustad Yon. Sementara Ustad Kasman baru selesai mengajar santri kelas tiga yang belajar mengaji irama. Di tangannya sebilah rotan panjang dipukul-pukulkannya lambat ke atas meja. Di belakangnya sebuah papan tulis tua pirang oleh hapusan kapur. Di depannya berbaris meja-meja kecil tempat alas menulis bagi santri TPA. Meja-meja itu setinggi tulang kering. Santri harus duduk bersila. Perempuan di barisan kanan. Laki-laki di barisan kiri. Kemarin, saya menyuruh kalian menghafal ayat Qursi. Siapa yang telah hafal? Beberapa santri menunjuk jari ke atas. Buyung ke depan. Dengan sedikit ragu Buyung kecil maju dan membacakan ayat Qursi. Mulanya tersendat. Kemudian lancar dan bersahaja. Bagus, silakan duduk kembali. Berikutnya bergiliran santri-santri kecil itu maju membacakan hafalan ayatnya. Yang tidak hafal dapat jatah pecutan rotan di tangannya. Tak peduli lelaki atau perempuan. Pulang dengan tangan memerah dan menghijau. Tiga kali pecutan rotan bergaris di telapaknya. *** Kampung itu kian modern. Ketika dulu Buyung, Hendra, Tessa dan Adi masih bocah hanya petromaks dan lilin yang memandu mereka pergi ke surau. Tiap malam minggu wajib mereka semua bermalam di sana. Selain belajar mengaji juga diajarkan silek tuo oleh Ustad Kasman. Kini, lilin hanya untuk acara ulang tahun anak-anak atau penerang kala listrik padam saja. Petromaks dan lampu dinding sudah karatan bahkan terbuang di belakang rumah. Jika maghrib datang suara azan bersambutan dengan music house para anak muda di posko pemuda. Ditambah hentakan domino di Lapau Ayah. Malam seperti siang. Siang makin tak karuan. Risaunya Buyung seperti sama dipikirkan oleh orang-orang tua di sana. Buyung yang setiap hari kini menjadi imam shalat berjamaah tentu merasakan sangat perubahan yang terjadi. Waktu Wirid Jumatan lalu, bahkan beberapa jamaah menanyakan kepada Ustad Yon tentang hal ini. Kampung kita ni Ustad, sudahlah berubah sekali. Zaman berganti kan tidak mesti berubah budi pekerti. Cobalah lihat, anak dan kemenakan main batu domino di meja yang sama. Anak gadis pulang lepas isya sudah biasa. Pakaian mereka, kecil-kecil semua. Akan jadi apa kampung kita ini. Bahkan seorang ibu ikut menimpali. Susahlah hati kami ini. Banyak anak tetangga yang celaka beranaknya. Sudah mengandung baru menikah. Bakal bencana yang kita terima, Ustad. Ustad Yon bukan tak pernah memikirkan hal ini. Seperti murid demikian guru. Ustad Yon pun telah pusing tujuh keliling. Tak ada jalan yang
[R@ntau-Net] Menelusuri Sejarah Negeri di Minangkabau (1)
Padang Ekspres Online : *Menelusuri Sejarah Negeri di Minangkabau (1) Kayu Manang, Pilar Kemenangan By padangekspres, Senin, 22-Maret-2004, 03:45:18 WIB Jangan lupakan sejarah. Kalimat singkat ini sangat penting maknanya, demikian juga bagi masyarakat Minang terutama generasi muda untuk mengetahui seluk beluk nagari di daerah ini. Tak Mungkin asap tanpa ada api, tak mungkin sesuatu terjadi kalau tak ada penyebanya. Kondisi inilah yang melatarbelakangi lahirnya sebuah nama nagari yang berada di lingkungan Alam Minangkabau. Salah satu daerah kecil di Kabupaten Solok, Kecamatan Pantai Cermin, tepatnya Nagari Sago terdapat suatu cerita yang terangkum dalam bentuk mitos, tentang asal usul Kayu Manang yang diambil menjadi nama nagari Kayu Manang yang ada di daerah tersebut. Dahulu kala di masa alam di daerah tersebut masih dihuni manusia yang mempunyai kekuatan supranatural, terdapatlah tiga orang, yang menjadi penguasa di Kayu Manang, sebagai pemimpin di sana tersebutlah seorang perempuan bernama Mande Rubiah yang mempunyai dua anak laki-laki, yang sulung bernama Bujang Juaro sedangkan bungsu diberi nama Bujang Juandang. Pada awalnya, hubungan persaudaraan antara kedua kedua putra raja ini rukun dan damai saja, namun karena suatu hal keinginan untuk mendapatkan daerah yang luas dalam wilayah kerajaan ibunya telah menjadikan mereka menjadi bertempur. Kejadian ini bermula, pada suatu hari kedua pangeran ini dipanggil Mande Rubiah untuk membahas pembagian wilayah kekuasaan kepada keduanya, yang telah menginjak remaja. Dengan didampingi beberapa orang penasehat kerajaan Mande Rubiah membuka sidang keluarga dengan anak-anaknya. Hadirin yang datang, baiaklah awak bukak se rapek ko, ambo sabagai rajo di tampek ko, alah mulai gaek, supayo anak ambo yang alah gadang ko, dapek batanggung jawek bisuak, mangkonyo paralu di agiah tampek kuaso daerah yang ka di pimpiannyo beko, duo tampek yang alah ambo rancanaan, katanya kepada hadirin yang datang saat itu, beberapa orang penghulu di wilayah kerajaannya, semua Dubalang yang setia mengikutinya. Dalam lanjutannya, disebutkan dua daerah yang akan dikuasakan tersebut, merupakan tempat yang sama strategisnya, tersebut nama yang sekarang dikenal yaitu Koto Tinggi dan Kayu Manang. Putranya yang sulung, Bujang Juaro dikuasakan untuk memimpin daerah Koto Tinggi, sedang si bungsu dikuasakan untuk memimpin daerah Kayu Manang. Kedua daerah ini saling berdampingan, yang tersebut pertama terletak pada dataran tinggi atau perbukitan sedangkan daerah yang kedua atau Kayu Manang terletak pada dataran rendah di lembah. Setelah rapat kedua pangeran ini, keluar dari balairung kerajaan dengan hati lega, karena bisa menjadi raja yang dipercaya memimpin suatu daerah dengan rakyatnya. Pada awalnya, kepemimpinan kedua raja muda ini berkuasa dengan adil dan memihak rakyat, kedua wilayah kekuasaannya sangat makmur dengan rakyat yang sejahtera, ditambah lagi dengan kekayaan alamnya yang melimpah ruah. Namun, karena saling bersaing untuk membuktikan yang terbaik, kedua raja muda ini mulai lupa dengan hubungan persaudaraannya, Bujang Juaro yang memimpin daerah Kayu Manang tidak puas dengan wilayah kecil yang dipimpinnya. Maka Ia mulai mengambil alih wilayah perbatasan, hal ini pun dilakukan raja Bujang Juandang, karena merasa tidak puas dengan kecilnya wilayah yang ia pimpin. Sekian lama mengobarkan perang dingin, kedua raja ini mulai berfikir untuk saling mengalahkan karena merasa tidak mungkin untuk berdamai lagi, karena menganggap harga dirinya dilecehkan. Hal ini di laporkan penasehat kerajaan, yang biasa di panggil, Datuak Rumbio, kepada Raja Mande Rubiah, Maaf Mande, ambo manggaduah, alah lamo antaro Bujang Juandang jo Bujang Juaro, batangka masalah bateh kuasonya, apo indak sabaiknyo di damaiaan, katanya. Sebagai seorang pemimpin tertinggi, raja Mande Rubiah telah mendengar keributan antara kedua orang anaknya ini, namun sebagai seorang raja yang bijaksana, Ia tidak mau langsung ikut campur, karena ingin mengetahui bagaimana kedua orang anaknya ini dapat mengatasi persoalan diantara mereka, sebagai seorang calon pemimpin ke depan. Karena tidak kunjung ada pemecahan, kedua orang raja yang bersaudara ini mengadakan uji tanding kekuatan karena tidak ingin rakyatnya yang berperang, sebelum bertemput mereka membuat suatu kesepakatan, bagi siapa yang kalah dalam pertempuran ini, maka seluruh isi dan kekayaan alamnya akan di bawa ke daerah yang menang. Pada harinya, kedua raja ini bertemulah di suatu padang yang luas untuk mengadu kekuatan, tempat ini memang berada tepat di perbatasan antara wilayah kekuasaan kedua raja tadi. Siang berganti malam, selama berhari-hari kedua raja ini terus melakukan pertempuran saling ingin mengalahkan dengan gigihnya, karena memang dari kecil keduanya telah sama di asah dengan berbagai ilmu dan keahlian yang mumpuni, pertempuran sengit ini, hampir tak bisa di lihat oleh mata orang awam, hanya tanda yang terlihat, desau angin menderu, pohon-pohon di
[R@ntau-Net] Menelusuri Sejarah Negeri di Minangkabau (2)
Padang Ekspres Online : Menelusuri Sejarah Negeri di Minangkabau (2) * Kayu Manang, Pilar Kemenangan By padangekspres, Selasa, 23-Maret-2004, 05:18:07 WIB Jangan lupa sejarah. Kalimat singkat ini sangat penting maknanya, demikian juga bagi masyarakat Minang terutama generasi muda untuk mengetahui seluk beluk nagari di daerah ini. Tak Mungkin asap tanpa ada api, tak mungkin sesuatu terjadi kalau tak ada penyebanya. Kondisi inilah yang melatarbelakangi lahirnya sebuah nama nagari yang berada di lingkungan Alam Minangkabau. Fachruddin-Padang Karena tidak kunjung ada pemecahan, kedua orang raja yang bersaudara ini mengadakan uji tanding kekuatan karena tidak ingin rakyatnya yang berperang, sebelum bertemput mereka membuat suatu kesepakatan, bagi siapa yang kalah dalam pertempuran ini, maka seluruh isi dan kekayaan alamnya akan di bawa ke daerah yang menang. Pada harinya, kedua raja ini bertemulah di suatu padang yang luas untuk mengadu kekuatan, tempat ini memang berada tepat di perbatasan antara wilayah kekuasaan kedua raja tadi. Siang berganti malam, selama berhari-hari kedua raja ini terus melakukan pertempuran saling ingin mengalahkan dengan gigihnya, karena memang dari kecil keduanya telah sama di asah dengan berbagai ilmu dan keahlian yang mumpuni, pertempuran sengit ini, hampir tak bisa di lihat oleh mata orang awam, hanya tanda yang terlihat, desau angin menderu, pohon-pohon di sekitarnya bertumbangan, dengan daunnya beterbangan mengitari tempat tersebut. Telah seminggu pertempuran ini berlangsung tanpa bisa dipastikan siapa yang akan memenangkan pertempuran ini. Sampai hari kedelapan karena kelengahan Bujang Juaro, yang menganggap ilmu adiknya lebih rendah, pada saat akan menyarangkan pukulan ke muka adiknya tersebut, pertahanan di pinggangnya terbuka, jadinya, kesempatan ini tidak di sia-siakan Bujang Juandang untuk menyarangkan pukulan telah di persiapkanya dengan kekuatan penuh ke bawah ketiak Bujang Juaro. Sampailah pada akhirnya pukulan telak ini langsung melemahkan tubuh Bujang Juaro, yang semakin lama tidak mampu lagi menahan gempuran Bujang Juandang, dan pada akhirnya di malam kesembilan Ia terpaksa menyerah kalah, kepada adiknya itu. Sejak saat inilah di tancapkanlah oleh Bujang Juandang sebuah kayu, yang biasa di sebut kayu manang di tempat Ia memenangkan pertempuran tersebut. Dengan berat hati Bujang Juaro harus merelakan seluruh kesuburan tanah dan isi alam yang ada di wilayah kekuasaannya tersebut, di angkut oleh Bujang Juandang dengan menggunakan ilmu yang di milikinya kedaerah kekuasaannya yang berada di lembah yang di kelilingi bukit. Dari cerita ini lah daerah yang berada di Lembah ini di sebut dengan kayu manang karena terdapat satu batang besar yang tumbuh di tengah suatu lapangan, di anggap sebagai tongkat kemenangan Bujang Juandang.***Padang Ekspres Online : http://www.padangekspres.com/ Versi online: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisherop=viewarticleartid=2362 2 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Pak Etek GILO
Pak Etek Pemerkosa Masih Diburu, 5 Saksi Lagi Diperiksa Polisi By posmetro Selasa, 23-Maret-2004, 15:59:31 WIB 12 klik PARIAMAN, METRO Untuk menindak lanjuti kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh Sa (50) terhadap Ay (14), seorang murid kelas IV SD yang mengakibatkan korban hamil dan melahirkan seorang bayi, kemarin lima saksi lagi diperiksa Polisi, walau tersangka pelaku sampai berita ini diturunkan masih dicari, sebab melarikan diri dari Manggung, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman sejak terungkapnya kasus ini beberapa waktu lalu. Tersangka harus segera ditangkap agar diproses lebih jauh. Sekaligus anak hasil perbuatannya terhadap Ay juga jelas statusnya. Kalau sudah tertangkap, siapa orang yang bakal mengasuh bayi perempuan yang dilahirkan dari rahim Ay dapat ditentukan orangnya, kata Nurhayati Kahar salah seorang saksi kepada penyidik di ruang periksa Polres kemarin. Dijelaskan Nurhayati Kahar, diduga Sa yang nekat memperkosa Ay anak kakak dari istrinya seperti berita sebelumnya melarikan diri masih di sekitar Sumatera Barat dan Riau. Sebab, sanak famili pelaku banyak berada di dua tempat tersebut. Tetapi, karena pelaku sangat cerdik sehingga sulit diciduk. Hal itu dibuktikan begitu polisi mengetahui keberadaannya, Sa cepat kabur dari tempat persembunyian. Namun demikian ia sebagai saksi dan juga orang pertama yang membawa Ay untuk melapor ke Polres Padangpariaman akan berkerja sekuat tenaga untuk menangkap pelaku. Hal itu telah saya buktikan ketika saya mengetahui keberadaan pak etek rutiang itu di Bukittinggi baru-baru ini langsung saya buru bersama tim buser Polres Padangpariaman kesana, ucapnya. Selain itu Nurhayati Kahar dalam pemeriksaan tersebut juga menduga pelaku pemerkosa murid kelas IV SD itu bersembunyi di daerah perbatasan Sumbar dengan Riau. Maka itu, ia meminta kepada penyidik agar terus menempatkan tim buser di lokasi-lokasi tempat persembunyian pelaku. Karena tindakan pelaku sangat jahanan dan tidak berprikemanusian terhadap diri wanita. Seperti diketahui dalam pemberitaan sebelumnya yang dijelaskan Nurhayati Kahar, Sa memperkosa Ay setiap pulang sekolah. Bahkan pelaku memperkosa Ay sampai pingsan, setelah melayani nafsu binatang Sa saat istrinya pergi kesawah. Akibatnya, Ay hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan yang sekarang masih saya rawat setiap hari, jelasnya. Kapolres Padangpariaman melalui Kasat Reskrim AKP Taswin Ahmad ketika menjawab pertanyaan POSMETRO di ruang kerjanya kemarin, mengakui pihaknya habis memeriksa saksi-saksi untuk mengetahui keberadaan tersangka yang memperkosa Ay sampai melahirkan bayi perempuan. Sebab, pihaknya ingin mengetahui,dimana-mana saja rumah sanak famili pelaku. Namun menjelang tersangka berhasil ditangkap, pihaknya telah memasukan Sa dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).Yang jelas, setelah pihaknya mengetahui rumah-rumah sanak famili tersangka, pihaknya segera melakukan penyelidikan kesana. Mudahan-mudahan usaha keras semua pihak agar pelaku pemerkosa tertangkap dapat terujut dalam waktu cepat,katanya. (efa) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Kutuk Ariel Sharon
Kalau boleh saya mengutuk, saya KUTUK Negara Israel dan A Sharon saat ini, yang telah membunuh seorang Tua yang hampir seluruh hidupnya di korsi Roda. Dasar Pengecut Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Status Tanah Ulayat dan Potensinya, (Bagian Terakhir dari Dua Tulisan)
Status Tanah Ulayat dan Potensinya, (Bagian Terakhir dari Dua Tulisan) Oleh H Kamardi Rais Dt P Simulie By padangekspres, Kamis, 18-Maret-2004, 04:15:08 WIB Di dalam kitab Tambo dikatakan bahwa ulayat Panghulu (ulayat adat) terdiri dari: Sagalo nego utan tanah Dari rumpuik nan sahalai Capo nan sabuah Jirek nan sabatang Sampai ka batu nan saincek Aie nan satitiak, telaga, tasik, tegalan, bukit Sampai ka lauik nan sadidih Kok ngalau jo lurah ado pauni Ka ateh taambun jangan Ka bawah takasiak bulan Panghulu nan punyo ulayat Berapa % hak Panghulu, berapa % hak negara dan berapa pengelolanya? Jenis Tanah Ulayat Ada empat macam jenis Tanah Ulayat yakni, pertama, Ulayat Rajo yakni tanah atau hutan lebat yang terletak jauh dari kampung, koto atau nagari. Ulayat Rajo ini biasanya berada di kawasan rantau seperti fatwa adat mengatakan Luhak dibari Panghulu, rantau dibari ba Rajo. Kedua, Ulayat Nagari yaitu tanah adat milik nagari misalnya untuk fasilitas umum, tanah lapang, kolam atau tabek nagari, tanah untuk kantor, sekolah, masjid, rumah sakit atau poliklinik, tanah cadangan berupa belukar muda, dan lain-lain. Ketiga, Ulayat Suku adalah tanah cadangan bagi suatu suku yang ada dalam nagari tersebut. Misalnya tanah suku yang digunakan untuk perkebunan atau perladangan milik bersama. Keempat, Ulayat Kaum adalah tanah milik kaum bisa sebagai tanah cadangan yang kelak jika anggota kaum semakin berkembang, maka tanah kaum itu dengan izin panghulunya dapat mendirikan rumah, membuat kebun bersama, sawah atau ladang. Semuanya itu tetap tak dapat tak boleh dipindahtangankan. Airnya boleh diminum, buahnya boleh dimakan artinya boleh diusahakan dan dikelola sebagaimana telah dijelaskan di atas. Semua tanah ulayat itu atau tanah Pusako Tinggi itu di bawah pengawasan Panghulu. Status Tanah Ulayat Status juga berarti kedudukan merupakan wadah hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Bagaimana status atau kedudukan Tanah Ulayat tersebut di tengah masyarakat kita dan di negara kita.Tanah Ulayat di tengah masyarak at kita telah diuraikan sebelumnya. Tanah Ulayat merupakan tanah milik bersama di bawah kendali atau pengawasan Panghulu. Tanah yang demikian itu boleh dikelola, boleh diusahakan sebagaimana tersirat dari fatwa adat buahnya boleh dimakan dan aimya boleh diminum. Tentunya setelah melalui prosedur atau izin dari penguasa Tanah Ulayat yakni Panghulu atau Ninik Mamak. Dan kalau dilarikan kepada negara bagaimana status Tanah Ulayat, marilah pula kita lihat pasal 5 UUPA (UU No. 5 Tahun 1960) yang berbunyi: Hukum Agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum adat sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan negara yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan lainnya, segala sesuatu mengindahkan unsur-unsur yang bersandar kepada hukum agama. Lebih tinggi dari itu adalah konstitusi negara kita yakni UUD 1945 pasal 18 yang sekarang telah diamandemen, namun intinya tidaklah berubah betul. Dulu, oleh pembuat undang-undang dasar ini The Founding Fathers negara kita Bung Hatta, Soepomo, Bung Karno, Moh Yamin, dan lain-lain, ada penjelasan dari pasal 18 UUD 1945 tersebut berbunyi: Dalam teritoir Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250 Zelfbesturende landschapen dan Volksgemenschapen, seperti desa di Jawa dan Bali, negeri di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang, dan sebagainya. Zelfbesturende artinya daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri dan volksgamenschapen artinya milik rakyat bersama.Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa. Jadi, ketika negara ini akan didirikan, budaya lokal atau budaya etnis telah dihormati oleh The Founding Fathers Republik ini. Yang dihormati itu bukan saja daerah atau etnisnya, tapi juga budaya dan adat-istiadatnya yang berlaku. Di kaki burung Garuda dituliskan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Sekarang, masyarakat adat atau masyarakat tradisionil menanyakan, apakah negara menghormati konstitusi atau tidak? Pada dasarnya tak ada tanah negara, yang ada itulah yang dikatakan Tanah Ulayat (tanah adat). Pengalaman Masa Lampau Pada zaman penjajahan Belanda dulu investor menggunakan Pasal 720 Burgerlijk Wetboek (BW) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata untuk golongan Eropah yang terjemahannya Hak Guna Usaha (Erfpachtsregt) adalah hak keberadaan untuk menikmati sepenuhnya barang tak bergerak milik orang lain dengan kewajiban membayar upeti tahunan kepada pemilik tanah, sebagai pengakuan tentang pemilikannya, baik berupa uang maupun hasil atau pendapatan. Dengan digunakannya alas hak Erfpacht tersebut di atas 1. Tanah tidak lepas dad pemiliknya. 2. Investor berkewajiban membayar upeti tahunan kepada pemilik tanah sebagai pengakuan tentang kepemilikannya. Setelah Jepang masuk investor meninggalkan Indonesia, menurut adat tanah harus kembali kepada pemiliknya (kabau pai kubangan tingga). Sayangnya, melalui Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 (Undang-Undang
Re: [R@ntau-Net] PAN Bgr Re: 28 alasan PK-Sejahtera musuh Wong'Licik'(2/28)
Hehehee... Mak Band... Bisuak Jum'atan dima mak? apo masih ka BI bisuak?? - Original Message - From: bandaro [EMAIL PROTECTED] To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] PAN Bogor takantu#k ... eh takantuak. Ampia indak ado bandera sapanduk PAN di jalanan. Baru kapatang mancogok ciek duo di ujung gang. Pai pulo ambo ka kantua pusek PAN di A Yani - Bgr. Indak ado aktipitas nampakno, ado tatagak bandera sakitar 5 tiang. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Pulang Kampung, Sumbar Pudar
Tulisan gaek kito, Rosihan Anwar di Sinar Harapan, 8 Maret 2004 kapatang. Pulang Kampung, Sumbar Pudar Oleh Rosihan Anwar Cerita ini tidak terikat kepada waktu, bisa Anda baca kapan saja, di mana saja, senantiasa hijau segar, evergreen. Akhir tahun 2003 saya dan istri pulang kampung. Bersama Soedarpo Sastrosatomo dan istrinya Minarsih Wiranatakoesoema, kami menghadiri Alek Batagak Panghulu Datuk Toemanggoeng di Kota Gadang, 2 Desember, diselenggarakan oleh keluarga besar kaum almarhumah Tuo Djahi. Selama 90 tahun Panghulu di Rumah Agus Salim balipek, dalam keadaan vakum. Haji Agus Salim (The Grand Old Man) sedianya hendak diangkat sebagai Panghulu, tapi beliau meninggal dunia 4 November 1954. Kini yang diangkat Rama Windu MBA (51), bekerja pada Bank Indonesia, dengan gelar Datuk Toemanggoeng, sedangkan sebagai tungkek atau deputi ialah Ranto Sahadiri (50) bekerja pada Departemen Perindustrian dan Perdagangan, putra Mayor Inf. (Purn) Alwin Nurdin, (dulu komandan batalyon Siliwangi dan dosen Seskoad Bandung). Penghulu mengemban tugas menegakkan adat dan jadi mediator bila ada perselisihan dalam keluarga besar. Kami sempat menyaksikan pergantian tahun di Bukittinggi. Banyak orang dari Sumatera Barat (Sumbar) seperti dari Medan, Pekanbaru dan lainl-lain. Hotel terisi penuh. Banyak ABG (Anak Baru Gede) memadati lapangan Jam Gadang melihat pesta kembang api. Biasa olahraga jalan kaki sehabis subuh, pagi gelap tanggal 1 Januari saya lihat di Jam Gadang masih banyak duduk berkelompok pemuda pemudi, dengan api unggun kertas atau cahaya lilin menerangi sekitar mereka. Semalam-malaman mereka tak tidur. Namun masih ada cowok gesit yang bergerak dari kerumunan satu ke yang lain, mencari kenalan baru. Ia terhenti di depan cewek-cewek yang duduk di tanah. Seorang gadis bertanya Halo sia awak?. Bahasa gaul Minang. Si cowok menggumam jawabannya sehingga tak terdengar namanya. Saya sapa seorang pemuda asal Palupuh, 20 Km dari Bukittinggi. 70 Tahun yang silam bila berlibur ke Pasaman Talu di mana ayah saya jadi Demang, saya berhenti sebentar di Palupuh melihat ikan-ikan keramat. Menurut pemuda itu, kini ikan keramat tidak ada lagi. Dia datang ke Jam Gadang dengan bus seorang diri. Apakah mudah berkenalan dengan cewek-cewek sini? tanya saya. Ada yang mudah didekati, ada yang tak mau jawabnya. Kamu sudah bekerja? Dijawabnya pasrah, Menganggur, Pak. Gadis remaja yang berduyun datang ke Jam Gadang, ada yang pakai celana jeans, blus kaos ketat, berambut panjang tergerai. Ada yang menggengam HP untuk berkirim SMS. Penampilan mereka trendy. Tapi Ketua Bundo Kandung Sumbar Ny. Nur Anias Abizar mengatakan kepada harian Singgalang, Sebagian remaja Putri Minang kehilangan identitas. Tidak jarang mereka sengaja mempertontonkan lekuk-lekak tubuh, malah bagian yang terlarang seperti pusar dan lain sebagainya. Saya coba mengamati apakah di antara remaja di Jam Gadang itu ada yang fly alias teler akibat pengaruh narkoba. Karena remang-remang gelap tidak kelihatan apa-apa. Tapi si Lindung supir kami bercerita tingkat pemakaian narkoba di kalangan remaja Sumbar sudah masuk tingkat atas. Di samping itu, tambah si Lindung, Sumbar yang dulu dibanggakan sebagai provinsi yang peringkatnya tinggi dalam hal kemajuan pendidikan melalui huruf kini telah merosot posisinya. Dalam ujian penghabisan siswa SMA tahun lalu banyak pemuda Sumbar yang gagal. Ini bukan berita bagus bagi orang yang pulang kampung. Di Ngarai saya bercakap-cakap dengan beberapa pemuda yang sedang berdiri dengan kios-kios barang untuk kaum turis. Seorang pemuda mengaku tamatan Sekolah Teknik Menengah. Dia dari jurusan kayu, sudah bisa membikin perabot rumah dan alat kelengkapan kantor. Dia telah berusaha melamar cari pekerjaan. Sia-sia belaka. Kenapa tidak bikin perusahaan sendiri? Jadi swasta? tanya saya. Tidak ada modal, Pak. Di Pasar Atas seorang pedagang baju sulaman dan barang tekstil memberitahukan Kini susah manggalah. Itu artinya berdagang mandek. Sebabnya daya beli tidak kuat. Lain halnya di Jakarta di mana kaum kelas menengah ke atas mampu beli barang di toko swalayan, di mal, menciptakan ekonomi yang digerakkan dan didorong oleh ekonomi. Jusman SH bercerita di kampung-kampung kini banyak orang yang menganggur. Harga hasil pertanian merosot. Tapi orang masih bisa makan tiga kali sehari. Sebabnya, karena orang merantau mengirim uang ke nagari-nagarinya untuk membantu kehidupan keluarganya. Tiap bulan Minang-kiau (Overseas Menangkabau) lewat wesel pos mengirim bermiliar-miliar rupiah ke kampung halamannya. Sumbar hidup dari eknomi wesel pos. Kendati hal yang saya dengar dan lihat kurang menggembirakan, namun Gubernur Sumbar H. Zainal Bakar, SH dalam wawancara akhir tahun dengan koran Padang Ekspres berkata, Sumbar optimis hadapi tahun 2004. PDRB kita baik, 4 persen. Ini data dari Badan Pusat Statistik. Tahun depan memiliki prediksi ke arah 5 persen. Ini realistis. Angka kemiskinan dapat ditekan dari 1,3 juta menjadi 400 ribu. Toh keadaan Sumbar memprihatinkan. Tak
Re: [R@ntau-Net] Kongkow TENIS
- Original Message - From: Miko A Mikardo [EMAIL PROTECTED] Untuak nan bajanji-janji sajo ka datang, tapi alun juo mancogok. Ditunggu!! Sia tuuu. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Mempolitisir Pendidikan Mengakibatkan Sumbar Tidak Lagi Menjadi Industri Otak
Posmetro Padang Online Topics / Solok Mempolitisir Pendidikan Mengakibatkan Sumbar Tidak Lagi Menjadi Industri Otak By posmetro Sabtu, 13-Maret-2004, 00:35:07 WIB SIMPANG, METRO Sumatera Barat yang sejak dahulunya terkenal dengan daerah pengeksport otak, saat ini mengalami penurunan yang sangat tajam. Penurunan terhadap manusia berkualitas dan handal tersebut, bukan karena lemahnya daya pikir warga Sumatera Barat. Namun lebih karena cara yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk menahan gerak laju pemikir-pemikir handal jebolan Sumatera Barat. Mempolitisir dunia pendidikan telah berjalan sejak beberapa waktu terakhir. Bukti dari peminggiran dunia pendidikan Sumatera Barat tersebut, saat ini bisa terlihat. Tidak satupun pejabat negara, jebolan Sumatera Barat atau Minangkabau. Hal ini tidak bisa terus dilakukan, karena walau bagaimanapun juga industri otak musti kembali harus dimunculkan lagi. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki yang sistim pendidikan dan diatuasi yang telah cukup carut marut tersebut, diantaranya adalah dengan menyiapkan anggaran yang cukup besar bagi sector pendidikan. Memberikan penghargaan yang tinggi kepada para pendidik berupa peningkatan gaji dan tunjangan lainnya serta yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan sebuah sistim pendidikan yang benar-benar berkualitas. Menurut saya ada upaya yang sengaja dilakukan agar kualitas SDM di Sumatera Barat menurun, Upaya ini dimungkinkan karena pihak-pihak yang tak bertanggung jawab tersebut selalu menerapkan atau menciptakan situasi yang membuat sulitnya dimunculkan intelektual Sumatera Barat kata Drs H St Ambia B Boestam, di Simpang Tj Nan Empat Kecamatan Danau Kembar, Kamis (11/3). Penghambatan munculnya intelektual Sumatera Barat tersebut, telah membuat sorotan tajam kepada dunia pendidikan Sumatera Barat yang gagal untuk melahirkan kembali Moh Hatta, Agus Salim, M Natsir, dan lain sebagainya. Hanya satu cara yang ampuh untuk memulihkan hal tersebut di atas, yaitu mengucurkan anggaran yang cukup besar pada sub sektor pendidikan dalam APBN mendatang. Menurutnya, angka 20% dari APBN adalah sebuah patokan yang cukup relevan untuk melahirkan kembali manusia dengan SDM tinggi katanya. Selama ini menurut Ambia, dana atau anggaran untuk sektor pendidikan hanya berkisar pada angka 4 hingga 4,5% saja. Kalau ditingkatkan tentu akan berimbas pada lahirnya intelektual muda. (ted) Posmetro Padang Online : http://posmetropadang.com Versi online: http://posmetropadang.com/mod.php?mod=publisherop=viewarticleartid=4032 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Lapau Mak Kari : Baliak-an Siriah Ka Gagangnyo, Pinang Ka Tampuaknyo...
Topics / Ciloteh Minang Lapau Mak Kari : Baliak-an Siriah Ka Gagangnyo, Pinang Ka Tampuaknyo... By padangekspres Minggu, 22-Februari-2004, 04:44:02 WIB Bara bana ka lamak samba, kalau Janang indak pandai mangatangahkan, kuahnyo bisa tatunggang ka baju urang. Tamu baliak pulang jo muko bakaruik, sarato hati nan indak sanang, makan indak jadi, gunjiang tibo, sipangka malu indak takiro. Janang kato rang awak, HUMAS nan biaso disabuik, Public Relations (PR) kato rang kini. Babeda namo, ampia samo fungsi karajo. Janang, HUMAS jo PR, samo-samo mangatangahkan samba nan ka dihidangkan ka urang banyak. Mungkin nan indak samo pakaiannyo sajo. Kalau Janang ba baju ganiah, ma makai sarawa jao, kopiah BeKa, kadang-kadang manyandang kain saruang. HUMAS lah gaeh bajunyo ba lambang pemerintah, uniform kato urang. Public Relations perusahaan, biasonyo ma makai dasi, basipatu maha sarato banyak jo tasanyum suok kida. Tantangan itu bana nan sadang dicilotehkan di Lapau Mak Kari manjalang Ashar kapatang nangko. Lah duduak pulo si Mira sambia mangamek, manggantikan tek Mar nan sadang barubek. Mak Kari duduak di suduik jo kurisi karajaannyo, mahadok ka pintu masuak. Indak tatingga kain saruang tagantuang dilihia. Kapalonyo basongkok jo kopiah kusia bendi, nan jadi kopiah kabasaran dek Mak Kari. Dakek pintu masuak, duduak pulo Udo Wahyu Iramana Putra, rang mudo nan cengka di nagari awak ko. Di sampiang nyo duduak surang anak mudo talampau, tuo alun, pinang sirah ikua kato urang. Bantuaknyo sarupo urang Arab. Rambuik karitiang dicukua sarupo tantara Irak. Sisunguik ba uban ciek-ciek, manuruik kaba inyo urang basangek, apolai kini manjadi caleg. Doktoranduih Abdullah namonyo, murah untuak di ingek. Sambia mangaliek, inyo mintak, Mak Karii...AMIA ciek..! Mak Kari tagalenjek, sambia mahariak si Mira nan sadang mangulek, Hei Miraaa capek saketek..! Mato Udo Wahyu mangalelek sambia mangecek, indak buliah sarupo tu Mak Kari ...kalau jadi urang kadai tu harus bamuluik manih, kucindan murah. Kalau bantuak itu indak laku galeh Mak Kari... Haa iyo minta mo'o (maaf) ambo. Ambo tagalenjek dek hariak si Badul, eh..maaf...mungkasuik ambo Mak Badul tadi,..eh pak dotoranduih Abdullah tadi, Mak Kari manjawek sumbarang kanai. Jan ambo pulo dijadikan alasan lai Mak Kari, sorong pak dotoranduih, nan maraso dapek angin. Mak Kari nan ka manjawek indak jadi mangecek, karano pak dotoranduih lah dulu manyolo, Apolai Sumatera Barat ka jadi tuan rumah Konvensi Nasional PERHUMAS nan partamokali diadokan di lua pulau Jawa jo Bali. Kok dapek awak jan hanyo bangga jo gadang alek sajo. Nan paralu, baa maambiak manfaatnyo untuak awak basamo. Mungkin awak dapek ba bagi pangalaman sarato manimbo ilmu urang-urang tu. Kalau paralu jua pulo galeh awak ka inyo. Iko kasempatan bagi kito, untuk mancaliak-an sagalo kalabiahan nagari awak ko. Awak harok, kok lai ado di antaro urang-urang perusahaan gadang to nan namuah mananam saham di siko, sambuang pak dotoranduih basumangaik. Apo pulo hubuangannyo jo mananam saham, inyo kan hanyo Public Relations samo jo HUMAS, lai cancang ka mamutuih to sanak?, si Mira basorak dari balakang. Kalau HUMAS di kantua-kantua Pamarentah tantu yo indak manantukan bana doh. Dek karano inyo pejabat eselon ka sakian. Babeda jo Public Relations, nan punyo wewenang tantangan kabijakan di perusahaan. Sabab Public Relations itu satingkek manejer, punyo pangaruah langsuang ka pucuak pimpinan. Lai badanga dek induak samang nyo sorong Udo Wahyu sambia maminum AMIA. Ooo...indak samo jo urang nan mang-klipping koran di kantua-kantua tuh do? si Mira manyorong pulo. Itu nan ka awak pelok-an basamo. sambuik Mak Kari. Iko kasempatan bagi kito basamo untuak batuka pangalaman jo urang-urang nan lah banyak makan asam garam di karajonyo. Jan malu pulo batanyo. Jikok sasek awak di ujuang, baliak ka pangka. Baitu tabiat urang nan di dunia Public Relations nantun, Udo Wahyu manambahkan. Manuruik Ketua Pelaksana daerah Konvensi Nasional PERHUMAS 2004, dotoranduih nan basisunguik tadi, HUMAS paralu punyo akses langsuang ka atasannyo. Kok dapek, nan pucuak pimpinan namuah pulo mandanga jo talingo nan nyariang, manarimo jo lapang hati. Kok dapek iyo baliak-an Siriah ka gagangnyo, Pinang ka tampuaknyo. Di sinan nagari mangko ka saleso, Mak Kari mangaluakan pituah. Indak itu sajo do sanak. Panitia pun sabana sungguah-sungguah. Apolai Mak Kari danga biayanyo lah ditangguang pulo dek Panitia dari Jakarta, sambuang Mak Kari, sambia mamuta kupiah kusia bendi nan jadi kabangga-annyo. (Yudi) Tulisan ini hasil rangkuman dari Talkshow Lapau. Mak Kari setiap Jum'at di Favorite 101, 8 FM. (Organized by. Pro Organizer) Padang Ekspres Online : http://www.padangekspres.com/ Versi online: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisherop=viewarticleartid=2186 2 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Lapau Mak Kari : Udin Kirun jadi Caleg
Topics / Ciloteh Minang Lapau Mak Kari : Udin Kirun jadi Caleg By padangekspres Sabtu, 06-Maret-2004, 05:47:11 WIB Sapakan lai, lah mulai urang kampanye. Dunsanak-dunsanak kito nan manjadi -caleg kini sadang basitungkin, basamo jo tim suksesnyo surang-surang. Udin Kirun baitu pulo. Satiok harinyo latihan pidato di muko camin. Kadang-kadang inyo galak surang. Sakali-sakali nyo basorak manyabuik nama partai nan ditompanginyo untuak jadi anggota de-pe-er- de. Kalau visi jo misi, usah ditanyo, lah pasti takana di lua kapalo. Mungkasuik nyo, alah bisa disabuiknyo sakutiko. Sagalo janji alah disusun rapi. Kapatangko Udin Kirun manamui Mak Sati, dukun nan tamasahua di kampuang-nyo. Udin mamintak paga diri sarato pamanih. Manuruik Udin itu paralu, walaupun awak yakin pada Allah. Mamintak ka urang pandai to tamasuak usaho. Indak siriak bagai doh. Tangguang barandam, keceknyo. Kabanyo, Udin Kirun lah bahabih-habih untuak jadi Caleg. Duo ikua Kabau mintuonyo lah tajua, sawah nan di balakang rumah tagadai pulo. Manuruik curitonyo, di tahun baru kapatangko inyo mancetak kalender sarato karatu namo. Di kalender tu ta-pampang foto dirinyo surang. Kalau dicaliak bana, foto Udin Kirun ado nan jangga dipandang mato rang banyak. Kalau caleg nan lain bafoto mentereang pakai jas sarato dasi. Sakurang-kurangnyo pakai kameja nan balidah atau dasi, sarato kupiah Beka. Udin Kirun bakodak sabatang badan. Destar tatonggok di kapalo, teleang ka-kida. Sunguiknyo jarang sabalah, dek karano dicabuik tiok sabanta. Bibia galak tasengeang, mancaliak-an gigi platina nan mangkilek kanai lampu kilek tustel. Jikok dicaliak ka baju nan dikanak-an, sarupo jo baju anak randai, sarawa galembong tagantuang dipinggua, kain saruang ta salempang dibahu. Indak ba tarompa alias ba-kaki ayam sajo. Kutiko ditanyo tantang kodaknyo nan ta-pampang gadang di kalender tadi, Udin Kirun mulai ma-ota basumangaik, manjaleh-an ka urang banyak nan sadang duduak di Lapau Mak Kari. Iko kodak indak sumbarang kodak doh Mak Kari. Cubo simak dek awak basamo. Dari ujuang rambuik sampai ka ampu kaki alah mancaliak-an baso ambo urang Minangkabau. Udin Kirun bacurito sambia mancaliak-an gambar di kalender nan biaso tagantuang di suduik Lapau Mak Kari. Iko gambar indak sumbarang gambar. Iko contoh urang nan kamanjadi wakia awak di de-pe-er-de isuak, sambuangnyo, sarupo urang manggaleh ubek. Manuruik ambo, caleg nan ka dipiliah ma-wakili suaro awak isuak tantu urang nan mangarati jo awak. Paham jo adaik istiadaik di nagari-ko. Supayo sagalo tingkah laku jo parangainyo sasuai jo nilai-nilai nan tapakai di siko. Jan tapangaruah dek otanyo sajo, Udin Kirun malanjuik-an otanyo. Tibo-tibo, Mak Labai nan dari tadi manyimak curito Udin, sato basuaro, Jadi nan ka awak piliah, tantu urang nan mamakaikan adat urang Minang yo Din. Haa tapek bana... sambuik Udin maniru iklan AMIA di radio. Tambahannyo, nan paralu ka-dipiliah urang nan tau jo malu. Tau jo ereang sarato gendeang, tau di rantiang ka mancucuak, dahan nan ka-maimpok, sambuang Udin tambah basumangaik. Mak Labai indak namuah kalah, disambuiknyo kecek Udin tadi, Jan lupo awak, satiok fi'ia jo kurenah calon awak tu, lai maetong nan lamak dek awak katuju dek urang. Raso dibaok naiak, pariso dibaok turun. Baa to Mak Kari..! Yoo. laah.. jawek Mak Kari sambia mahiruik kopi pahik dihadok-annyo. Dari tadi Mak Kari sadang tapana mancaliak Udin Kirun nan bakampanye kecek-ketek di lapaunyo. Alun hilang dari kapalo Mak Kari, ulah tingkah Udin Kirun, kutiko jadi calo daulu. Kok maota jo manggadele, Udin sabana santiang. Nan paralu dek Udin galehnyo laku tajua. Indak paduli kalau urang kasansaro sasudah tu. Dek karano otanyo indak sasuai jo bukti nan diraso. Janji sarato jaminannyo hanyo dimu!uik sajo, indak sampai ka hati. Satiok hari ado sajo punyo urang nan digalehannyo. Mulai dari honda sampai vespa. Kabau sarato taranak. Sampai ka tanah jo rumah gadang. Kutiko urang sibuk mamiliah Pak Lurah di kampuangnyo, Udin lansuang mamasang tarif duo puluah limo ribu untuak ciek suaro. Itu mangkonyo Udin Kirun bagala Udin calo, walaupun urang indak barani manyabuik di pangka talingo-nyo. Kini Udin lah manjadi caleg. Urang banyak tantu manunggu, apokoUdin lai ka manjadi wakia rakyaik, atau nyo indak barubah bantuak karajonyo samulo. Jadi calo..! Tibo-tibo Udin basuaro sambia mangaruak saku. Mak Kari.!, bara sadonyo ko, capeklah...ambo tagageh, ado rapek caleg di kantua partai. Mak Kari tagalenjek, sikunyo tibo di galeh kopi. Kopi taserak, urang basorak! Jan panjang bana pangana lai Mak Kari. Tarimo sajolah apo nan katajadi. Samo awak caliak, pasti nan bungkuak juo nan ka dimakan saruang. Nan bautang juo nan ka-mambaianyo, sorak Mak Labai dari suduik. Udin Kirun nan salamoko biaso barutang tasingguang barek. Mukonyo sirah padam, sambia mangaruak saku, inyo mangecek Sado utang den baia kini. Kepeang ko ka den bagi-bagikan ka awak basumo. Lai bara kasadonyo Mak Kari. Nak den baia! Urang banyak tapurangah, Mak Kari
Re: Dari Admin RE: [R@ntau-Net] panciluk
Iko salah satu conto dari Virus tu haaa dan banyak lagi nan lain, tapi delete sajalahh... - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 10, 2004 4:54 PM Subject: Re: [RN-10th] Hello Your file is attached. - Original Message - From: RantauNet Adminiitrator [EMAIL PROTECTED] To: 'Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)' [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 10, 2004 9:39 AM Subject: Re: Dari Admin RE: [EMAIL PROTECTED] panciluk Ado 2 masalah babeda Ephi ... itu nan ambo sampaikan dalam email sabalun ko. Cubo lah baco baliak! Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Belajar dari Kisah Zulkarnaen
Heheheee... Dayul... - Original Message - From: uda yoel [EMAIL PROTECTED] To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 10, 2004 4:37 PM Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Belajar dari Kisah Zulkarnaen Apo kemungkinannyo Iskandar Zulkarnaen ( Alexander the great)itu nan berasal dari Minang, karano urang awakko suko marantau sajak dahulu?? Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net