Re: [R@ntau-Net] Usulan nama Bandara baru Ketaping

2004-04-06 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Iyo yohh
Tapi lai kasampai mimpi awak ko nan berwenang nantinyo tu
Nan mamulai postingan iko adolah mak Zul, jadi mak Zul punyo tangguang jawab
manampuang masukan2 dari sanak awak di palanta ko.

Kalau ambo satuju, tentang pemakaian nama yang bercirikan Minang untuak
Namo andara nan sabanta lai salasai ko.

Sebagai tambahan, dari ambo iko namo2 tersebut :
1. Bandara Bundo Kanduang (Bundo Kanduang Airport)
2. Bandara Peto Syarif/Tuanku Imam Bonjol (Tuanku Imam Bonjol Airport)
3. Bandara Merapi Singgalang (Merapi Singgalang Airport)
4. Bandara Alam Minangkabau (Alam Minangkabau Airport)
5. Dll



Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Legenda Lembah Harau

2004-04-06 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Antah kok iyo atau Tido, nan paralu cerita.hikayat kampuang awak lai banyak
juo.

---

Legenda Lembah Harau

Legenda ini menceritakan, dahulunya Lembah Harau adalah lautan. Hal ini
mungkin kita anggap sebagai isapan jempol. Namun, berdasarkan hasil survey
team geologi dari Jerman (Barat) pada tahun 1980, dikatakan bahwa batuan
perbukitan yang terdapat di Lembah Harau adalah batuan Breksi dan
Konglomerat. Batuan jenis ini umumnya terdapat di dasar laut.
Menurut legenda, Raja Hindustan berlayar bersama istri dan anaknya, Putri
Sari Banilai. Perjalanan ini dalam rangka selamatan atas pertunangan
putrinya dengan seorang pemuda Hindustan bernama Bujang Juaro. Sebelum
berangkat, Sari Banilai bersumpah dengan tunangannya, apabila ia ingkar
janji maka ia akan berubah menjadi batu dan apabila Bujang Juaro yang ingkar
janji, maka ia akan berubah menjadi Ular.

Namun sayangnya, dalam perjalanan kapal tersebut terbawa oleh gelombang dan
terdampar pada sebuah selat (tempat tersebut sekarang dinamakan Lembah
Harau). Kapal tersebut tersekat oleh akar yang membelintang pada dua buah
bukit hingga akhirnya rusak. Agar tidak karam, kapal itu ditambatkan pada
sebuah batu besar yang terdapat di pinggiran bukit (bukit tersebut sekarang
dinamakan Bukit Jambu). Batu tempat tambatan kapal itu sekarang dinamakan
Batu Tambatan Perahu.

Setelah terdampar, Raja Hindustan bersama dengan keluarganya disambut oleh
Raja yang memerintah Harau pada waktu itu. Lama kelamaan, karena hubungan
baik yang terjalin, Raja Hindustan ingin menikahkan putrinya dengan pemuda
setempat bernama Rambun Paneh. Satu hal lagi, untuk kembali ke negeri
Hindustan juga tidak memungkinkan. Ia tidak tahu sumpah yang telah diucapkan
Sari Banilai dengan tunangannya, Bujang Juaro. Tidak berapa lama kemudian,
Rambun Paneh menikah dengan Sari Banilai.

Waktu terus berjalan, dan dari perkawinan itu lahirlah seorang putra. Suatu
hari, sang kakek, Raja Hindustan, membuatkan mainan untuk cucunya. Sewaktu
asyik bermain, mainan tersebut jatuh ke dalam laut. Anak tersebut menangis
sejadi-jadinya. Ibunya, Putri Sari Banilai tanpa pikir panjang langsung
terjun ke laut untuk mengambilkan mainan tersebut. Sungguh malang, ombak
datang menghempaskan dan menjempit tubuhnya pada dua batu besar. Sari
Banilai sadar, bahwa ia telah ingkar janji pada tunangannya dahulu, Bujang
Juaro. Dalam keadaan pasrah, ia berdoa pada Yang Maha Kuasa, supaya air laut
jadi surut. Doanya dikabulkan, tidak berapa lama kemudian air laut menjadi
surut. Ia juga berdoa agar peralatan rumah tangganya didekatkan padanya. Dan
ia berdoa, seandainya ia membuat kesalahan ia rela dimakan sumpah menjadi
batu. Tidak lama berselang, perlahan-lahan tubuh Putri Sari Banilai berubah
menjadi batu.



Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Reminder Tennis - Insya Allah uda Adrisman akanhadir.

2004-04-01 Terurut Topik Nofendri T. Lare



Kalau mamak bandaro Labiah lai ado keinginan untuak tibo, kami 
tunggu dengan senang hati, salamo ko ambo acok cuman mandanga suaro mamak di 
Radio doangg..
Alun bisa main, ado guru no kalau baminat, kalau ndak? nunggu 
makan Mie Ayam juga bolehh... sambia maota lamak.

Heheheee...
Jadi.. ditunggu juo sanak nan lain, nan ado ingin kabasuo jo 
Netters RN, khusunyo Team Tenis RangMudo rantauNet.

  - Original Message - 
  From: 
  Bandaro 
  Labiah 
  To: Komunitas 
  MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) 
  Sent: Thursday, April 01, 2004 9:58 
  AM
  Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Reminder Tennis 
  - Insya Allah uda Adrisman akanhadir.
  

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Re: Caleg PAN - Sumbar (Re: [R@ntau-Net] Profil anggota calon DPD.....)

2004-03-30 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Kok ka di cucuak pulo caleg rang awak tu, mati biko, masuak panjaro awak...
ba'aaa alah ajdi pembunuah pulo
(mungkin gambar baliau ngkali.. hehehe)

Urang PKS, batanyo pulo ciat...
apakah Ir. Arkeno, Caleg No. 3 kalau ndak salah dapil jak Bar urang awak??
ambo pernah kenal samo pak Arkeno ko (kalau batua inyo)

 lo, di stiker tertulis Setelah cucuak gambar ka'bah jan
 lupo cucuak pulo caleg nan banamo Welldan Palagano
 




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Tentang Jilbab Lagi

2004-03-25 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Tarimo kasih uda Doto, atas tanggapan dan Infonyo...
Okehh...

(alah duo pakan indak ka Ruspau, Minggu bisuak hadirkan???)
Ditunggu juo untuak sanak nan ingin kongkow2 jo rang mudo di Lap Tenis.
untuak Info, silakan hub Pak Ketua kami, Miko A Mika

- Original Message -
From: Rahyussalim [EMAIL PROTECTED]
To: 'Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)'
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 25, 2004 6:23 AM
Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Tentang Jilbab Lagi


 Assalamualaikum wr wb

 Dek namo ambo alah nyo sabuik pulo dek Sanak Nofeniyolah harus pulo
 basuaro ambo.
 Satantangan jilbab hubungannnyo jo kanker nasofaring? Dalam artikel tu




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Kutuk Ariel Sharon

2004-03-25 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Nah. a nan karancak sabagai pondasi di Negara nan awak Cintai ko mak???
Barilah kamanakan2 mamak di palanta ko Pencerahan.
Apo paralu ndak pakai pondasi??? (itu ndak mungkinnn.) emang awak
tingga di rimbo gadangg...

Kok awak pakai Qur'an jo Hadis, pasti mamak nan paliang duluan tunuak tangan
untuak manolak.

Komunis dan Nasionalis sendiri di indon ko, pakai Pancasila juoo...

Apo awak cimpak ajo pondasinyo parancih atawa singapu mak
atau Amrika.

Wassalam,


- Original Message -
From: basrihasan [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 24, 2004 5:35 PM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Kutuk Ariel Sharon


 Sebagai bangsa yang ber pancasila, rasanya tidak akan mampu berbuat lebih
 dari itu.
 Salam

 SBN

 - Original Message -
 From: Adrisman [EMAIL PROTECTED]
 To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
 [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, March 23, 2004 10:47 PM
 Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Kutuk Ariel Sharon


  Nofen,
  Cuma itulah yang mampu dilakukan oleh kita saat ini, semua cuma bisa
  mengutuk sendiri sendiri.
  Apalah artinya kita segelintir individu2, sedang negara2 Islam yang
  tergabung dalam OKI saja tidak pernah kedengaran suaranya.
 
  wassalam
  adr
  - Original Message -
  From: Nofendri T. Lare [EMAIL PROTECTED]
  To: KaRaNTau [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Tuesday, March 23, 2004 12:11 AM
  Subject: [EMAIL PROTECTED] Kutuk Ariel Sharon
 
 
   Kalau boleh saya mengutuk, saya KUTUK Negara Israel dan A Sharon saat
 ini,
   yang telah membunuh
   seorang Tua yang hampir seluruh hidupnya di korsi Roda.
  
   Dasar Pengecut
  
  
  
   
   Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
   http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
   
 
  
  Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
  http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
  
 

 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Sheikh Ahmed Yassin

2004-03-24 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Sheikh Ahmed Yassin, Pemimpin Spiritual Hamas

SHEIKH  Ahmed  Yassin,  pendiri  dan  pemimpin spiritual Hamas, adalah
seorang  yang  tampak  lemah  secara  fisik,  lumpuh  keempat  anggota
tubuhnya, dengan suara yang bergetar. Namun, dia mempunyai kekuatan di
kalangan orang-orang Palestina.

Ia  memiliki  tempat  istimewa,  baik secara politis maupun psikologis dalam
barisan gerakan perlawanan Palestina, khususnya faksi Hamas. Itu membuat  ia
menjadi  salah  satu  simbol  perjuangan rakyat Palestina selama empat
dekade terakhir ini.

Wartawan  Kompas  di  Cairo  Musthafa  Abd  Rahman pernah mewawancarai
Sheikh  Ahmed Yassin, Oktober 1997, setelah ia dibebaskan dari penjara
Israel.  Sheikh  Yassin  saat  itu terkesan bersahaja dan sangat tidak
birokratis. Ia sangat menghormati tamu, termasuk wartawan, yang datang ke
rumahnya.

Sheikh  Yassin dilahirkan di Desa Joura-Ashkelon (kini wilayah Israel) pada
bulan  Juni  1936.  Pada  usia 12 tahun ia menyaksikan kekalahan bangsa
Arab dari Israel dalam perang Arab-Israel. Kekalahan itu telah membentuk
cara  berpikir Yassin muda. Ia berprinsip, rakyat Palestina harus
mengandalkan  diri  mereka  sendiri  dengan cara mempersenjatai
diri,  bukan  berpangku  pada  bangsa lain, baik pada bangsa Arab lain
maupun masyarakat internasional.

Yassin  bersekolah hingga kelas 5 Ibtidaiyah di Desa Joura. Meletusnya
perang  Arab-Israel  pada  tahun  1948  membuat  dia  dan  keluarganya
mengungsi  ke  Jalur  Gaza.  Seusai  sekolah  menengah pada 1957-1958,
Yassin  yang  lumpuh keempat anggota tubuhnya akibat kecelakaan semasa kecil
langsung memperoleh pekerjaan sebagai guru.

Aktivitas   politik   Yassin   dimulai   ketika  ia  pada  usia  20-an
berpartisipasi  dalam  unjuk  rasa di Jalur Gaza menentang invasi segi tiga
Israel, Inggris, dan Perancis terhadap Mesir pada tahun 1956.

Menurut  BBC  News,  Yassin  belajar  di  Universitas Al Azhar, Cairo,
tempat kelahiran Ikhwanul Muslimin. Di sanalah dia membentuk keyakinan bahwa
tanah Palestina-wilayah Palestina dan Israel-adalah tanah wakaf milik
Muslim  seluruh  dunia  dan bahwa tak seorang pemimpin Arab pun mempunyai
hak untuk menyerahkan bagian apa pun dari wilayah ini.

Sheikh  Yassin  menjadi  aktif terlibat dalam Ikhwanul Muslimin cabang
Palestina,  namun  dia  baru  dikenal  luas setelah Intifada Palestina
pertama tahun 1987.

Pemerintah  pendudukan  Israel menangkap Sheikh Yassin pada tahun 1982
dengan  tuduhan memimpin gerakan perlawanan rahasia dan menyembunyikan
senjata.  Ia  dijatuhi hukuman 13 tahun penjara, namun dibebaskan pada 1985
melalui  transaksi tukar-menukar tawanan antara Israel dan Front Rakyat
untuk Pembebasan Palestina (PFLP).

Pada  akhir  1987  Sheikh  Yassin  bersama  pemimpin Palestina lainnya
mendirikan  Hamas yang kemudian sangat berperan dalam intifada pertama
(1987-1993).  Ia  menjadi  pemimpin  spiritual gerakan perlawanan itu.
Tahun 1989 Sheikh Yassin bersama tokoh Hamas lainnya ditangkap pasukan
pendudukan Israel dan mendapat vonis hukuman seumur hidup.

Pada tahun 1997 Sheikh Yassin dibebaskan atas permintaan Almarhum Raja
Hussein dari Jordania sebagai kompensasi atas
gagalnya percobaan pembunuhan oleh Mossad terhadap Kepala Biro Politik Hamas
Khaled Meshal di Amman.

Ia  mencoba  membina  hubungan baik dengan Otoritas Palestina dan para
pemimpin   lain   di  dunia  Arab,  namun  pendiriannya  mengenai  isu
perdamaian   tidak  mau  dikompromikan.  Menurut  BBC,  Sheikh  Yassin
berulang  kali  mengatakan,  Apa  yang  disebut jalan damai itu bukan
perdamaian dan itu bukanlah pengganti bagi jihad dan perlawanan.

Dalam  wawancara  dengan  United  Press International bulan Juni tahun lalu,
ketika  ditanya  apakah  ia  akan  menerima hudna atau gencatan senjata
dengan  Israel,  Yassin  mengatakan  Hamas  siap tetapi hanya dengan
syarat-syarat khusus. Hudna menurut dia tak sekadar diakhirinya kekerasan
di  kedua  pihak,  tetapi harus menyebabkan orang Palestina mendapatkan
haknya.

Sheikh  Yassin  menjadi  ilham  yang kuat bagi ana-anak muda Palestina yang
kecewa  oleh  runtuhnya harapan perdamaian. Ia mengilhami mereka untuk
memberikan nyawa.
Terbunuhnya  pemimpin  spiritual itu menimbulkan kemarahan di kalangan
pendukungnya. Ini dikhawatirkan akan meningkatkan kekerasan yang telah
berlangsung lebih dari tiga tahun itu. (AP/di)
=

23 Mar 04 07:52 WIB
Kejam, Israel Rudal Sheikh Yassin

Jalur Gaza, WASPADA Online

Israel menunjukkan kekejamannya ketika membunuh pemimpin dan sekaligus
pendiri  Hamas,  Syekh Ahmed Yassin, dalam satu serangan misil di luar
sebuah masjid di Kota Gaza, Senin (22/3). Tubuh dan sebagian tempurung
kepalanya  hancur,  membuat  marah  kelompok militan Palestina, bahkan
kalangan Arab, untuk melakukan pembalasan terhadap Israel dan AS.

Yassin,  berusia 67 tahun, merupakan pemimpin tertinggi Palestina yang
terbunuh  oleh  Israel  dalam  waktu  lebih dari tiga tahun pergolakan
intifada  dan  pembunuhannya  juga  terlihat  mengundang 

[R@ntau-Net] Tentang Jilbab Lagi

2004-03-24 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Bulan-nulan kapatang awak rame mempermasalahkan Jilbab alias Karuduang, iko
ado artikel dari kompas,
mungkin bisa manambah awak saketek lai tentang jilbab, dan disiko ambo ingin
juo mintak tambah
penjelasan dari uda Doto (Rahyuss)

Thanks,
---

Kompas Cyber Media
Updated: Selasa, 23 Maret 2004, 11:21 WIB KESEHATAN

JILBAB Mengurangi Risiko KANKER

Saat ini, jilbab bukan lagi fenomena kelompok sosial tertentu, tetapi sudah
menjadi fenomena seluruh lapisan masyarakat. Tidak sedikit jumlah artis,
eksekutif, dan publik figur lainnya menggemari dan menggunakannya.

Beruntunglah Anda yang sudah mengenakan jilbab (veil), kerudung bagi wanita
muslim ini tak hanya menunjukkan kerendahan hati dan kesopanan, tetapi juga
melindungi Anda dari penyakit mematikan.

Jilbab yang dikenal dengan beberapa istilah, seperti chador (Iran), pardeh
(India dan Pakistan), milayat (Libya), abaya (Irak), charshaf (Turki), hijab
(Mesir, Sudan, dan Yaman), dapat memperkecil risiko pemakainya terkena
kanker
tenggorokan dan hidung. Alasannya, jilbab mampu menyaring sejumlah virus
yang
suka mampir ke saluran pernapasan bagian atas.

Profesor Kamal Malaker asal Kanada, menyatakan wanita Arab Saudi - yang
sebagian besar menutup wajahnya secara penuh- jarang sekali terserang virus
epstein barr, yang menyebabkan kanker nasofaring. Bisa dikatakan jumlah
penderita kanker jenis ini sangat rendah.

Jilbab melindungi wanita dari infeksi saluran pernapasan bagian atas, 
tulis
Saudi Gazette, Jum#8217;at (19/3), mengutip pernyataan Malaker, Di Arab
Saudi, jumlah wanita penderita kanker nasofaring sangat rendah dibandingkan
laki-laki, lanjut Malaker.

Kenyataan ini sungguh menarik, bagaimana pakaian adat yang begitu sederhana
memiliki pengaruh begitu besar pada kehidupan manusia, ujar Malaker, kepala
bidang onkologi radiasi Rumah Sakit King Abdul Azis.

Kanker nasofaring merupakan kanker yang paling banyak diderita masyakarakat
untuk jenis kanker Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Kepala Leher (KL).

Tingginya angka penderita kanker nasofaring terutama akibat keberadaan virus
epstein barr yang hampir ada pada 90 persen masyarakat di negara berkembang.
Jika virus tersebut #8217;terbangun#8217;, maka dapat terjadi mutasi sel
yang berujung pada kanker nasofaring.

Nasofaring  merupakan saluran yang terletak di belakang hidung, tepatnya di
atas rongga mulut.

Gejala awal dari kanker nasofaring tersebut antara lain gejala pada telinga
yang ditandai dengan dengingan terus-menerus pada telinga.

Di samping itu, sering disertai gejala pada hidung seperti pilek
berkepanjangan yang disertai dengan darah, suara parau yang berkepanjangan,
sering mimisan dan nyeri saat menelan.

Kanker  nasofaring merupakan penyakit kanker keempat yang paling banyak
menyerang penderita kanker di Indonesia. (zrp/Reuters)



Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Pariaman Dilanda Kebakaran, 31 Petak Ruko, Dua Rumah, 1 Mushala Ludes jadi Abu

2004-03-24 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Pariaman Dilanda Kebakaran, 31 Petak Ruko, Dua Rumah, 1 Mushala Ludes jadi
Abu
By posmetro
Rabu, 24-Maret-2004, 16:01:15 WIB 10 klik

PARIAMAN, METRO
Pagi Selasa (23/03), Kota Pariaman benar-benar jadi lautan api. Sedikitnya
31 petak Ruko (Rumah dan Toko), serta dua buah rumah berikut satu mushala
ludes jadi abu, tatkala pukul 05.00 WIB warga yang tengah bersiap-siap akan
ke masjid menunaikan ibadah shalat Subuh dikejutkan oleh pekik histeris para
pemilik bangunan yang terbakar. Akibat kebakaran hebat itu, kerugian
sementara yang ditaksir sekitar Rp3 Miliar.

Walau sudah meluluhlantakan bangunan Ruko berikut rumah dan Mushala itu,
sampai berita ini diturunkan tadi malam sumber api masih simpang siur.
Sebab, informasi yang dihimpun POSMETRO di lapangan ada yang mengatakan
bahwa sumber api berasal toko bangunan merek Ananda dan Nagoya, karena
korsleting listrik. Juga ada yang menyebutkan, api berasal dari kompor rumah
penduduk sekitar lokasi yang meledak.
Tapi yang jelas, informasi yang dihimpun POSMETRO di Tempat Kejadian
Peritiwa (TKP) dari saksi mata menyebutkan, api pertama kali terlihat dari
belakang petak toko merek Ananda dan Nagoya. Api yang semula kecil tersebut,
lama kelamaan jadi besar, sehingga warga yang menyaksikan pada berhamburan
ke lokasi untuk memberikan bantuan.
Saat masyarakat yang umumnya pemilik petak toko pada berhamburan ke lokasi
sambil mengeluarkan suara teriak hingga histeris agar seluruh warga pada
datang untuk memberikan bantuan. Namun, karena api yang melahap bangunan di
atas tanah seluar 1910 meter milik almarhum St Darwis Dt Rangkayo Sutan
Palembang semakin membesar, sehingga sulit dikendalikan dengan cara
konvensional alias tenaga manusia.
Dalam amukan api yang asapnya nampak membubung tinggi itu, beberapa pemilik
Ruko masih sempat mengeluarkan sebagian barang-barangnya. Amukan jago merah
itu baru dapat dikendalikan setelah 2 jam amukan sijago merah
membumihanguskan bangunan yang sudah setengah pakai itu. Bangunan Ruko itu
ludes jadi abu, karena terbatasnya mobil kebakaran yang dimiliki oleh Pemkab
dan Pemko Pariaman. Hanya ada dua unit mobil kebakaran yang nampak menyiram
api.
Api yang membumi hanguskan pasar Pariaman tersebut dapat dijinakan setelah
Pemerintah Kota Pariaman meminta bantuan kepada mobil pemadam kebakaran kota
tetangga, terutama dari BPK Bukitinggi, Solok, Padangpanjang dan Kabupaten
Agam. Sedangkan dari Padang sendiri tidak terlihat satupun yang mengirim
mobilnya ke Pariaman. Amukan jago merah itu, berhasil dijinakan sekitar
pukul 08.00 WIB paginya.
Pantauan POSMETRO di lapangan, walau dengan armada yang sangat terbatas,
namun dua unit mobil BPK milik Pemkab dan Pemko tetap bekerja keras
memadamkan api yang dibantu petugas Polres, Kodim serta Sat Pol PP
Padangpariaman, berikut warga yang nampak saling bahu membahu menjinak api.
Hal itu dilakukan agar api tidak merambah kepada bangunan-bangunan lain yang
ada di sekitar lokasi.
Ketika mobil BPK dan warga sibuk memadamkan api serta mengeluarkan sebagian
barang-barang jualannya, agar tidak habis semua dilahap sijago merah, tampak
hadir di TKP Walikota Pariaman H Nasri Nasar,SH Wakil Walikota Ir Mahyuddin,
Bupati Padangpariaman Drs H Muslim Kasim dan Sekda Sudirman Gani, SH serta
Sekretaris Partai Golkar Kota Drs Mardison
Saat itu, para pejabat yang datang di lokasi termasuk Sekteratis Partai
Golkar Kota Pariaman Drs Mardison Mahyuddin meminta kepada korban yang
ditimpa musibah kebakaran Pasar Pariaman ini agar tabah menghadapi cobaan
ini. Selain mereka juga meminta kepada seluruh korban agar jangan mudah
terpancing berbagai isu yang menyebakan tokonya terbakar. Karena isu dapat
memicu hal-hal yang tidak-tidak, katanya.
Kapolres Padangpariaman AKBP Drs H Muhammad Akmil bersama jajarannya nampak
sibuk mengamankan lokasi kebakaran. Kapolres yang ditanyai POSMETRO ketika
api bergejolak masih bergejolak juga mengaku belum dapat memastikan penyebab
kebakaran yang melanda Pasar Kota Pariaman itu. Karena jajarannya masih
melakukan penyelidikan lebih jauh soal sumber api.
Kemarin, begitu situasi api yang bergejolak dapat dikendalikan, Pemerintah
Kota dan Kabupaten Padangpariaman bekerja sama dengan Kodim, Polres telah
mendirikan posko penampungan sementara para pedaggang.
Kunjungan Wagub
Setelah api dipastikan padam rombongan wakil Gubenur Sumbar Prof DR Ir Fahri
Ahmad sampai di lokasi didampingi Wakil Walikota Pariaman Ir Mahyuddin. Saat
itu Wakil Gubenur menyerahkan bantuan untuk para korban kebakaran sebanyak
Rp 10 juta, PT Satria Muda Manugrah Saidina Umar Rp 5 juta dan Bupati
Padangpariman Rp 25 juta.
Tetapi pemerintah Kota Pariaman hingga kini masih memikirkan bantuan apa
yang akan diberikan kepada korban. Karena pemerintah Kota Pariaman adalah
penangung jawab dalam musibah ini. Namun, saya meminta kepada pemerintah
Kota agar segera memberikan bantuan kepada korban yang ditimpa musibah.
Sebab, para korban butuh bantuan tersebut, kata Ujang Ketua Ojek di Kota
Pariaman kepada POSMETRO di lokasi kebakaran.
Wakil 

[R@ntau-Net] 31 Petak Toko, 2 Unit Rumah dan satu Mushalla Ludes

2004-03-24 Terurut Topik Nofendri T. Lare





  
  
Padang Ekspres Online
Topics / Berita 
  Utama
  
Pasar Piaman Terbakar* 31 
  Petak Toko, 2 Unit Rumah dan satu Mushalla Ludes
  
By padangekspres 
Rabu, 24-Maret-2004, 04:25:57 
  WIB
  

  


  Pariaman, PadekSebanyak 31 unit 
petak toko, 2 unit rumah warga, 1 unit mushala di komplek pertokoan 
Pasar Kota Pariaman di Jalan St Syahrir, ludes dilalap sijago merah 
sekitar pukul 04.30 WIB, Selasa (23/3). Akibat peristiwa ini 
diperkirakan warga mengalami kerugian sebanyak Rp3 miliar 
lebih.
  

  Komplek pasar seluas 1910 meter persegi ini bersebelahan dengan 
  pasar ikan dan sayuran. Toko-toko tersebut berisi pakaian, sembako, bahan 
  bangunan, alat listrik, wartel, elektronik, alat tulis dan lainnya. 
  Disinilah pusat penjualan sembako bagi daerah sekitar Piaman dan sangat 
  ramai oleh akitivitas warga kota. Pertokoan ini milik keluarga almarhum St 
  Darwis Dt Rangkayo Sutan Palembang. Begitu melihat kejadian tragis 
  tersebut warga Kota Pariaman yang baru saja menunaikan shalat subuh, 
  kendati hari masih gelap, segera berhamburan memberikan bantuan memadamkan 
  api dan menyelematkan barang-barang pedagang. Sikap toleransi yang begitu 
  kental ditunjukan oleh warga kota Tabuik ini. Usai shalat subuh 
  tersebut, Kapolres Padangpariaman, AKBP Drs H Muhammad Akmil yang masih 
  berpakaian shalat langsung bersama 150 personilnya mengamankan lokasi 
  kejadian. Juga terlihat Wali Kota Pariaman Nasri Nasar, Wakil Wali Kota 
  Pariaman Ir Mahyuddin, Sekdako Drs Muhklis Rahman, Asisten I Fadli SH, 
  Sekdakab Kabupaten Padangpariaman Drs Sudirman Gani, Ketua DPRD Kabupaten 
  Padangpariaman, Anasdi Nazar serta sejumlah pejabat lainnya. Juga 
  kelihatan caleg perempuan dari Partai Golkar asal Pariaman untuk DPRD 
  Sumbar, Hasnah Cendra Dewi. Kepada Padang Ekspres, Hasnah 
  menuturkan keprihatinannya dan meminta korban yang ditimpa musibah agar 
  sabar menerima cobaan ini. Pemerintah harus mencarikan penampungan 
  sementara dan solusi terhadap para korban kebakaran ini, tutur Hasnah. 
  Termasuk akses permodalan bagi pedagang juga dicarikan solusinya. 
  Saat itu, Kapolres dibantu Kasatreskirm AKP Taswin Ahmad dan Kabag 
  Ops AKP Benni BW dibantu petugas Kodim dan satpol PP kabupaten dan kota 
  Pariaman segera membentuk posko penanggulangan kebakaran. Jumlah personil 
  pengamanan itu sebanyak 200 personil. Satu buah tenda barak didirikan 
  diterminal angkutan pedesaan kota Pariaman. Disinilah berbagai 
  informasi,data dan batuan dicatat termasuk nama-nama korban kebakaran. 
  Akibat didirikannya tenda darurattersebut akhirnya angkutan 
  pedesaan untuk sementara terpaksa mencari penumpang di simpang Tabuik dan 
  diatur oleh petugas satlantas dan Dinas Perhubungan Kota Pariaman. 
  Dua unit mobil pemadam kebakaran dari Kabupaten Padangpariaman 
  datang dan dibantu warga segera menyemburkan air ke lokasi api. Untuk 
  memutuskan aliran api, beberapa ruko sengaja dirobohkan warga. Berselang 
  setengah jam kemudian, datang bantuan 1 unit mobil dari Kota Bukittinggi, 
  disusul oleh Kabupaten Solok, Padangpanjang. Pemadam kebakaran dari Kota 
  Padang yang menyatakan telah mengirimkan dua unit pemadam kebakaran sampai 
  berita ini diturunkan belum kelihatan. Akibat tak datangnya 
  bantuan dari kota Padang akhirnya warga sangat kecewa, sehingga secara 
  spontan saja permasalahan ini dilaporkan kepada Wakil Gubernur Sumbar Prof 
  Dr Ir H Fachri Ahmad MSc yang datang ke lokasi tersebut. Wakil Gubernur 
  Sumbar saat itu juga memberikan bantuan dana sebesar Rp10 juta yang 
  diterima oleh Wako Pariaman, H Nasri Nasar dan disaksikan oleh korban 
  kebakaran di posko penanggulangan kebakaran. Bantuan lainnya 
  datang dari pengusaha Sidi Saidina Umar dengan bendera usaha PT Satria 
  Muda Manugraha sebesar Rp5 juta. OS Yerli Asyir dari PKDP Kota Padang juga 
  memberikan bantuan sebesar Rp1 juta. Termasuk KPU Kota Pariaman memberikan 
  bantuan 5 kardus air minum. Saya sangat kecewa dengan tim pemadam 
  kebakaran Kota Padang, setelah mereka memberitahu saya, ternyata mereka 
  juga yang tak datang, tutur H St Darsyamsu Ayang, pemilik komplek 
  pertokoan tersebut kepada Padang Ekspres. Diakui Ayang, kerugian yang 
  dideritanya bersama warga lebih dari Rp3 miliar. Sementara itu 
  Kapolres Pariaman melalui Kasatreskrim AKP Taswin Ahmad menyatakan, dugaan 
  awal api memang berasal dari konsleting atau arus pendek. Hal ini 
  disebabkan karena jaringan listrik yang sudah tua dan tidak diganti oleh 
  pemilik toko. Sementara usia bangunan juga sudah lebih 50 tahun. 
  Kita amankan dulu lokasi kejadian, baru kita periksa, tutur 
  

[R@ntau-Net] Surau Buyung

2004-03-24 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Surau Buyung
Cerpen Dodi Syah Putra
By padangekspres, Selasa, 02-Maret-2004, 04:31:42 WIB

Ini bukan zaman perang lagi. Tak pula orang diributkan oleh beras bercampur
jagung yang ditanak para wanita di dalam belanga usang. Zaman ini orang
bicara reformasi dan perang pemikiran.
Dimana-mana dipersiapkan adalah pena, disket serta data-data termutakhir
dari seluruh penduduk dunia.

Tetapi, di sebuah sudut dunia seorang anak muda tampak bermenung. Berpangku
telapang tangan menopang dagu dengan mimik kening dikerut-kerutkannya.
Tampak berat yang dipikirkan. Saking beratnya, sesekali mulutnya berdesis
tanda gamang. Apakah yang dipikirkannya?

Pemuda bertubuh tegap itu mengenakan baju panjang lengan potongan cina
berwarna biru tua. Rapi dan tampak berwibawa. Pakaiannya itu pun rapi
bersetrika. Dengan celana kain yang juga rapih dan licin. Tangannya seperti
menggenggam sesuatu. Tapi tak ada. Barangkali genggamannya terlalu kuat.
Sesekali kakinya dihentakkan ke tanah. Terompah kulit itu menyibak pasir
halus halaman depan mesjid megah itu.

Buyung, nama pemuda yang kita bicarakan. Semenjak kecil ia menghuni mesjid
yang dulu surau tua lapuk kusam. Saat usia buyung tujuh tahun, walau
rumahnya dekat dari sana, ia memilih tidur di surau. Katanya, pada ibunya,
Buyung ingin belajar di surau saja, dan ibunya mengerti kehendak anaknya.
Keras hati Buyung suatu ketika ada benarnya.

Setamat sekolah dasar Buyung merantau ke kota. Ditinggalkannya teman bermain
sesurau. Hendra, Adi dan Tessa yang sama di surau belajar mengaji, silat dan
adat minangkabau. Guru mereka, Ustad Yon dan Kasman saat itu pun telah
merantau pula di kota tetangga. Enam tahun Buyung di sana. Menamatkan SMP
dan Aliyahnya.

Apa pula yang kau menungkan, tanya Hendra.

Buyung tersentak. Lamunannya buyar.

Tidak ada yang kumenungkan. Aku hanya memikirkan nasib mesjid ini, jawab
Buyung hambar.

 Kenapa kau pikirkan mesjid ini. Sudah bagus, megah dan bertingkat pula.

Justru itu, megah dan besar mesjid ini tapi di luarnya saja.

Maksudmu? Hendra tak habis pikir.

Cobalah perhatikan, barapa banyak jemaah mesjid ini sekarang. Kalaulah
Maghrib tiba bisa dihitung jari yang berdiri di shaf muka. Ditambah shaf
belakang, beberapa anak mengaji saja, Buyung makin muram.

Hendra menggaruk kepala walau tak gatal. Memang benar apa yang diungkapkan
Buyung. Mesjid megah dua tingkat ini kini jadi hiasan kampung ini saja.
Berbeda sekali dengan masa mereka sepuluh tahun silam.

***

Tessa, panggil semua kawanmu. Suruh masuk. Kita mau belajar! tegas Ustad
Yon. Sementara Ustad Kasman baru selesai mengajar santri kelas tiga yang
belajar mengaji irama.

Di tangannya sebilah rotan panjang dipukul-pukulkannya lambat ke atas meja.
Di belakangnya sebuah papan tulis tua pirang oleh hapusan kapur. Di depannya
berbaris meja-meja kecil tempat alas menulis bagi santri TPA. Meja-meja itu
setinggi tulang kering. Santri harus duduk bersila. Perempuan di barisan
kanan. Laki-laki di barisan kiri.

Kemarin, saya menyuruh kalian menghafal ayat Qursi. Siapa yang telah
 hafal?

Beberapa santri menunjuk jari ke atas.

Buyung ke depan.

Dengan sedikit ragu Buyung kecil maju dan membacakan ayat Qursi. Mulanya
tersendat. Kemudian lancar dan bersahaja.

Bagus, silakan duduk kembali.

Berikutnya bergiliran santri-santri kecil itu maju membacakan hafalan
ayatnya. Yang tidak hafal dapat jatah pecutan rotan di tangannya. Tak peduli
lelaki atau perempuan. Pulang dengan tangan memerah dan menghijau. Tiga kali
pecutan rotan bergaris di telapaknya.

***

Kampung itu kian modern. Ketika dulu Buyung, Hendra, Tessa dan Adi masih
bocah hanya petromaks dan lilin yang memandu mereka pergi ke surau. Tiap
malam minggu wajib mereka semua bermalam di sana. Selain belajar mengaji
juga diajarkan silek tuo oleh Ustad Kasman.

Kini, lilin hanya untuk acara ulang tahun anak-anak atau penerang kala
listrik padam saja. Petromaks dan lampu dinding sudah karatan bahkan
terbuang di belakang rumah. Jika maghrib datang suara azan bersambutan
dengan music house para anak muda di posko pemuda. Ditambah hentakan domino
di Lapau Ayah. Malam seperti siang. Siang makin tak karuan.

Risaunya Buyung seperti sama dipikirkan oleh orang-orang tua di sana. Buyung
yang setiap hari kini menjadi imam shalat berjamaah tentu merasakan sangat
perubahan yang terjadi. Waktu Wirid Jumatan lalu, bahkan beberapa jamaah
menanyakan kepada Ustad Yon tentang hal ini.

Kampung kita ni Ustad, sudahlah berubah sekali. Zaman berganti kan tidak
mesti berubah budi pekerti. Cobalah lihat, anak dan kemenakan main batu
domino di meja yang sama. Anak gadis pulang lepas isya sudah biasa. Pakaian
mereka, kecil-kecil semua. Akan jadi apa kampung kita ini.

Bahkan seorang ibu ikut menimpali.

Susahlah hati kami ini. Banyak anak tetangga yang celaka beranaknya. Sudah
mengandung baru menikah. Bakal bencana yang kita terima, Ustad.

Ustad Yon bukan tak pernah memikirkan hal ini. Seperti murid demikian guru.
Ustad Yon pun telah pusing tujuh keliling. Tak ada jalan yang 

[R@ntau-Net] Menelusuri Sejarah Negeri di Minangkabau (1)

2004-03-24 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Padang Ekspres Online : *Menelusuri Sejarah Negeri di Minangkabau (1)
Kayu Manang, Pilar Kemenangan
By padangekspres, Senin, 22-Maret-2004, 03:45:18 WIB

Jangan lupakan sejarah. Kalimat singkat ini sangat penting maknanya,
demikian juga bagi masyarakat Minang terutama generasi muda untuk mengetahui
seluk beluk nagari di daerah ini.
Tak Mungkin asap tanpa ada api, tak mungkin sesuatu terjadi kalau tak ada
penyebanya. Kondisi inilah yang melatarbelakangi lahirnya sebuah nama nagari
yang berada di lingkungan Alam Minangkabau.

Salah satu daerah kecil di Kabupaten Solok, Kecamatan Pantai Cermin,
tepatnya Nagari Sago terdapat suatu cerita yang terangkum dalam bentuk
mitos, tentang asal usul Kayu Manang yang diambil menjadi nama nagari Kayu
Manang yang ada di daerah tersebut.

Dahulu kala di masa alam di daerah tersebut masih dihuni manusia yang
mempunyai kekuatan supranatural, terdapatlah tiga orang, yang menjadi
penguasa di Kayu Manang, sebagai pemimpin di sana tersebutlah seorang
perempuan bernama Mande Rubiah yang mempunyai dua anak laki-laki, yang
sulung bernama Bujang Juaro sedangkan bungsu diberi nama Bujang Juandang.

Pada awalnya, hubungan persaudaraan antara kedua kedua putra raja ini rukun
dan damai saja, namun karena suatu hal keinginan untuk mendapatkan daerah
yang luas dalam wilayah kerajaan ibunya telah menjadikan mereka menjadi
bertempur. Kejadian ini bermula, pada suatu hari kedua pangeran ini
dipanggil Mande Rubiah untuk membahas pembagian wilayah kekuasaan kepada
keduanya, yang telah menginjak remaja.

Dengan didampingi beberapa orang penasehat kerajaan Mande Rubiah membuka
sidang keluarga dengan anak-anaknya. Hadirin yang datang, baiaklah awak
bukak se rapek ko, ambo sabagai rajo di tampek ko, alah mulai gaek, supayo
anak ambo yang alah gadang ko, dapek batanggung jawek bisuak, mangkonyo
paralu di agiah tampek kuaso daerah yang ka di pimpiannyo beko, duo tampek
yang alah ambo rancanaan, katanya kepada hadirin yang datang saat itu,
beberapa orang penghulu di wilayah kerajaannya, semua Dubalang yang setia
mengikutinya.

Dalam lanjutannya, disebutkan dua daerah yang akan dikuasakan tersebut,
merupakan tempat yang sama strategisnya, tersebut nama yang sekarang dikenal
yaitu Koto Tinggi dan Kayu Manang.

Putranya yang sulung, Bujang Juaro dikuasakan untuk memimpin daerah Koto
Tinggi, sedang si bungsu dikuasakan untuk memimpin daerah Kayu Manang. Kedua
daerah ini saling berdampingan, yang tersebut pertama terletak pada dataran
tinggi atau perbukitan sedangkan daerah yang kedua atau Kayu Manang terletak
pada dataran rendah di lembah.

Setelah rapat kedua pangeran ini, keluar dari balairung kerajaan dengan hati
lega, karena bisa menjadi raja yang dipercaya memimpin suatu daerah dengan
rakyatnya.

Pada awalnya, kepemimpinan kedua raja muda ini berkuasa dengan adil dan
memihak rakyat, kedua wilayah kekuasaannya sangat makmur dengan rakyat yang
sejahtera, ditambah lagi dengan kekayaan alamnya yang melimpah ruah.

Namun, karena saling bersaing untuk membuktikan yang terbaik, kedua raja
muda ini mulai lupa dengan hubungan persaudaraannya, Bujang Juaro yang
memimpin daerah Kayu Manang tidak puas dengan wilayah kecil yang
dipimpinnya. Maka Ia mulai mengambil alih wilayah perbatasan, hal ini pun
dilakukan raja Bujang Juandang, karena merasa tidak puas dengan kecilnya
wilayah yang ia pimpin.

Sekian lama mengobarkan perang dingin, kedua raja ini mulai berfikir untuk
saling mengalahkan karena merasa tidak mungkin untuk berdamai lagi, karena
menganggap harga dirinya dilecehkan.

Hal ini di laporkan penasehat kerajaan, yang biasa di panggil, Datuak
Rumbio, kepada Raja Mande Rubiah,  Maaf Mande, ambo manggaduah, alah lamo
antaro Bujang Juandang jo Bujang Juaro, batangka masalah bateh kuasonya, apo
indak sabaiknyo di damaiaan, katanya.

Sebagai seorang pemimpin tertinggi, raja Mande Rubiah telah mendengar
keributan antara kedua orang anaknya ini, namun sebagai seorang raja yang
bijaksana, Ia tidak mau langsung ikut campur, karena ingin mengetahui
bagaimana kedua orang anaknya ini dapat mengatasi persoalan diantara mereka,
sebagai seorang calon pemimpin ke depan.

Karena tidak kunjung ada pemecahan, kedua orang raja yang bersaudara ini
mengadakan uji tanding kekuatan karena tidak ingin rakyatnya yang berperang,
sebelum bertemput mereka membuat suatu kesepakatan, bagi siapa yang kalah
dalam pertempuran ini, maka seluruh isi dan kekayaan alamnya akan di bawa ke
daerah yang menang.

Pada harinya, kedua raja ini bertemulah di suatu padang yang luas untuk
mengadu kekuatan, tempat ini memang berada tepat di perbatasan antara
wilayah kekuasaan kedua raja tadi.

Siang berganti malam, selama berhari-hari kedua raja ini terus melakukan
pertempuran saling ingin mengalahkan dengan gigihnya, karena memang dari
kecil keduanya telah sama di asah dengan berbagai ilmu dan keahlian yang
mumpuni, pertempuran sengit ini, hampir tak bisa di lihat oleh mata orang
awam, hanya tanda yang terlihat, desau angin menderu, pohon-pohon di

[R@ntau-Net] Menelusuri Sejarah Negeri di Minangkabau (2)

2004-03-24 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Padang Ekspres Online : Menelusuri Sejarah Negeri di Minangkabau (2)
* Kayu Manang, Pilar Kemenangan
By padangekspres, Selasa, 23-Maret-2004, 05:18:07 WIB

Jangan lupa sejarah. Kalimat singkat ini sangat penting maknanya, demikian
juga bagi masyarakat Minang terutama generasi muda untuk mengetahui seluk
beluk nagari di daerah ini.
Tak Mungkin asap tanpa ada api, tak mungkin sesuatu terjadi kalau tak ada
penyebanya. Kondisi inilah yang melatarbelakangi lahirnya sebuah nama nagari
yang berada di lingkungan Alam Minangkabau.

Fachruddin-Padang

Karena tidak kunjung ada pemecahan, kedua orang raja yang bersaudara ini
mengadakan uji tanding kekuatan karena tidak ingin rakyatnya yang berperang,
sebelum bertemput mereka membuat suatu kesepakatan, bagi siapa yang kalah
dalam pertempuran ini, maka seluruh isi dan kekayaan alamnya akan di bawa ke
daerah yang menang.

Pada harinya, kedua raja ini bertemulah di suatu padang yang luas untuk
mengadu kekuatan, tempat ini memang berada tepat di perbatasan antara
wilayah kekuasaan kedua raja tadi.

Siang berganti malam, selama berhari-hari kedua raja ini terus melakukan
pertempuran saling ingin mengalahkan dengan gigihnya, karena memang dari
kecil keduanya telah sama di asah dengan berbagai ilmu dan keahlian yang
mumpuni, pertempuran sengit ini, hampir tak bisa di lihat oleh mata orang
awam, hanya tanda yang terlihat, desau angin menderu, pohon-pohon di
sekitarnya bertumbangan, dengan daunnya beterbangan mengitari tempat
tersebut.

Telah seminggu pertempuran ini berlangsung tanpa bisa dipastikan siapa yang
akan memenangkan pertempuran ini.

Sampai hari kedelapan karena kelengahan Bujang Juaro, yang menganggap ilmu
adiknya lebih rendah, pada saat akan menyarangkan pukulan ke muka adiknya
tersebut, pertahanan di pinggangnya terbuka, jadinya, kesempatan ini tidak
di sia-siakan Bujang Juandang untuk menyarangkan pukulan telah di
persiapkanya dengan kekuatan penuh ke bawah ketiak Bujang Juaro.

Sampailah pada akhirnya pukulan telak ini langsung melemahkan tubuh Bujang
Juaro, yang semakin lama tidak mampu lagi menahan gempuran Bujang Juandang,
dan pada akhirnya di malam kesembilan Ia terpaksa menyerah kalah, kepada
adiknya itu. Sejak saat inilah di tancapkanlah oleh Bujang Juandang sebuah
kayu, yang biasa di sebut kayu manang di tempat Ia memenangkan pertempuran
tersebut.

Dengan berat hati Bujang Juaro harus merelakan seluruh kesuburan tanah dan
isi alam yang ada di wilayah kekuasaannya tersebut, di angkut oleh Bujang
Juandang dengan menggunakan ilmu yang di milikinya kedaerah kekuasaannya
yang berada di lembah yang di kelilingi bukit.

Dari cerita ini lah daerah yang berada di Lembah ini di sebut dengan kayu
manang karena terdapat satu batang besar yang tumbuh di tengah suatu
lapangan, di anggap sebagai tongkat kemenangan Bujang Juandang.***Padang
Ekspres Online : http://www.padangekspres.com/
Versi online:
http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisherop=viewarticleartid=2362
2





Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Pak Etek GILO

2004-03-23 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Pak Etek Pemerkosa Masih Diburu, 5 Saksi Lagi Diperiksa Polisi
By posmetro
Selasa, 23-Maret-2004, 15:59:31 WIB 12 klik

PARIAMAN, METRO
Untuk menindak lanjuti kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh Sa (50)
terhadap Ay (14), seorang murid kelas IV SD yang mengakibatkan korban
hamil dan melahirkan seorang bayi, kemarin lima saksi lagi diperiksa Polisi,
walau tersangka pelaku sampai berita ini diturunkan masih dicari, sebab
melarikan diri dari Manggung, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman sejak
terungkapnya kasus ini beberapa waktu lalu.

Tersangka harus segera ditangkap agar diproses lebih jauh. Sekaligus anak
hasil perbuatannya terhadap Ay juga jelas statusnya. Kalau sudah
tertangkap, siapa orang yang bakal mengasuh bayi perempuan yang dilahirkan
dari rahim Ay dapat ditentukan orangnya, kata Nurhayati Kahar salah
seorang saksi kepada penyidik di ruang periksa Polres kemarin.
Dijelaskan Nurhayati Kahar, diduga Sa yang nekat memperkosa Ay anak
kakak dari istrinya seperti berita sebelumnya melarikan diri masih di
sekitar Sumatera Barat dan Riau. Sebab, sanak famili pelaku banyak berada di
dua tempat tersebut. Tetapi, karena pelaku sangat cerdik sehingga sulit
diciduk. Hal itu dibuktikan begitu polisi mengetahui keberadaannya, Sa
cepat kabur dari tempat persembunyian.
Namun demikian ia sebagai saksi dan juga orang pertama yang membawa Ay
untuk melapor ke Polres Padangpariaman akan berkerja sekuat tenaga untuk
menangkap pelaku. Hal itu telah saya buktikan ketika saya mengetahui
keberadaan pak etek rutiang itu di Bukittinggi baru-baru ini langsung saya
buru bersama tim buser Polres Padangpariaman kesana, ucapnya.
Selain itu Nurhayati Kahar dalam pemeriksaan tersebut juga menduga pelaku
pemerkosa murid kelas IV SD itu bersembunyi di daerah perbatasan Sumbar
dengan Riau. Maka itu, ia meminta kepada penyidik agar terus menempatkan tim
buser di lokasi-lokasi tempat persembunyian pelaku. Karena tindakan pelaku
sangat jahanan dan tidak berprikemanusian terhadap diri wanita.
Seperti diketahui dalam pemberitaan sebelumnya yang dijelaskan Nurhayati
Kahar, Sa memperkosa Ay setiap pulang sekolah. Bahkan pelaku memperkosa
Ay sampai pingsan, setelah melayani nafsu binatang Sa saat istrinya
pergi kesawah. Akibatnya, Ay hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan
yang sekarang masih saya rawat setiap hari, jelasnya.
Kapolres Padangpariaman melalui Kasat Reskrim AKP Taswin Ahmad ketika
menjawab pertanyaan POSMETRO di ruang kerjanya kemarin, mengakui pihaknya
habis memeriksa saksi-saksi untuk mengetahui keberadaan tersangka yang
memperkosa Ay sampai melahirkan bayi perempuan. Sebab, pihaknya ingin
mengetahui,dimana-mana saja rumah sanak famili pelaku.
Namun menjelang tersangka berhasil ditangkap, pihaknya telah memasukan Sa
dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).Yang jelas, setelah pihaknya mengetahui
rumah-rumah sanak famili tersangka, pihaknya segera melakukan penyelidikan
kesana. Mudahan-mudahan usaha keras semua pihak agar pelaku pemerkosa
tertangkap dapat terujut dalam waktu cepat,katanya. (efa)




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Kutuk Ariel Sharon

2004-03-23 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Kalau boleh saya mengutuk, saya KUTUK Negara Israel dan A Sharon saat ini,
yang telah membunuh
seorang Tua yang hampir seluruh hidupnya di korsi Roda.

Dasar Pengecut




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Status Tanah Ulayat dan Potensinya, (Bagian Terakhir dari Dua Tulisan)

2004-03-18 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Status Tanah Ulayat dan Potensinya, (Bagian Terakhir dari Dua Tulisan)
Oleh H Kamardi Rais Dt P Simulie

By padangekspres, Kamis, 18-Maret-2004, 04:15:08 WIB

Di dalam kitab Tambo dikatakan bahwa ulayat Panghulu (ulayat adat) terdiri
dari:
Sagalo nego utan tanah Dari rumpuik nan sahalai Capo nan sabuah Jirek nan
sabatang Sampai ka batu nan saincek Aie nan satitiak, telaga, tasik,
tegalan, bukit Sampai ka lauik nan sadidih Kok ngalau jo lurah ado pauni Ka
ateh taambun jangan Ka bawah takasiak bulan Panghulu nan punyo ulayat

Berapa % hak Panghulu, berapa % hak negara dan berapa pengelolanya?

Jenis Tanah Ulayat

Ada empat macam jenis Tanah Ulayat yakni, pertama, Ulayat Rajo yakni tanah
atau hutan lebat yang terletak jauh dari kampung, koto atau nagari. Ulayat
Rajo ini biasanya berada di kawasan rantau seperti fatwa adat mengatakan
Luhak dibari Panghulu, rantau dibari ba Rajo.

Kedua, Ulayat Nagari yaitu tanah adat milik nagari misalnya untuk fasilitas
umum, tanah lapang, kolam atau tabek nagari, tanah untuk kantor, sekolah,
masjid, rumah sakit atau poliklinik, tanah cadangan berupa belukar muda, dan
lain-lain.

Ketiga, Ulayat Suku adalah tanah cadangan bagi suatu suku yang ada dalam
nagari tersebut. Misalnya tanah suku yang digunakan untuk perkebunan atau
perladangan milik bersama.

Keempat, Ulayat Kaum adalah tanah milik kaum bisa sebagai tanah cadangan
yang kelak jika anggota kaum semakin berkembang, maka tanah kaum itu dengan
izin panghulunya dapat mendirikan rumah, membuat kebun bersama, sawah atau
ladang. Semuanya itu tetap tak dapat tak boleh dipindahtangankan. Airnya
boleh diminum, buahnya boleh dimakan artinya boleh diusahakan dan dikelola
sebagaimana telah dijelaskan di atas. Semua tanah ulayat itu atau tanah
Pusako Tinggi itu di bawah pengawasan Panghulu.

Status Tanah Ulayat

Status juga berarti kedudukan merupakan wadah hak-hak dan
kewajiban-kewajiban. Bagaimana status atau kedudukan Tanah Ulayat tersebut
di tengah masyarakat kita dan di negara kita.Tanah Ulayat di tengah masyarak
at kita telah diuraikan sebelumnya. Tanah Ulayat merupakan tanah milik
bersama di bawah kendali atau pengawasan Panghulu. Tanah yang demikian itu
boleh dikelola, boleh diusahakan sebagaimana tersirat dari fatwa adat 
buahnya boleh dimakan dan aimya boleh diminum.

Tentunya setelah melalui prosedur atau izin dari penguasa Tanah Ulayat yakni
Panghulu atau Ninik Mamak. Dan kalau dilarikan kepada negara bagaimana
status Tanah Ulayat, marilah pula kita lihat pasal 5 UUPA (UU No. 5 Tahun
1960) yang berbunyi: Hukum Agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang
angkasa ialah hukum adat sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan
nasional dan negara yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan
sosialisme Indonesia serta dengan peraturan lainnya, segala sesuatu
mengindahkan unsur-unsur yang bersandar kepada hukum agama.

Lebih tinggi dari itu adalah konstitusi negara kita yakni UUD 1945 pasal 18
yang sekarang telah diamandemen, namun intinya tidaklah berubah betul. Dulu,
oleh pembuat undang-undang dasar ini The Founding Fathers negara kita Bung
Hatta, Soepomo, Bung Karno, Moh Yamin, dan lain-lain, ada penjelasan dari
pasal 18 UUD 1945 tersebut berbunyi: Dalam teritoir Negara Indonesia
terdapat lebih kurang 250 Zelfbesturende landschapen dan Volksgemenschapen,
seperti desa di Jawa dan Bali, negeri di Minangkabau, dusun dan marga di
Palembang, dan sebagainya. Zelfbesturende artinya daerah yang mempunyai
pemerintahan sendiri dan volksgamenschapen artinya milik rakyat
bersama.Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli dan oleh karenanya dapat
dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa. Jadi, ketika negara ini akan
didirikan, budaya lokal atau budaya etnis telah dihormati oleh The Founding
Fathers Republik ini. Yang dihormati itu bukan saja daerah atau etnisnya,
tapi juga budaya dan adat-istiadatnya yang berlaku. Di kaki burung Garuda
dituliskan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Sekarang, masyarakat adat atau
masyarakat tradisionil menanyakan, apakah negara menghormati konstitusi atau
tidak? Pada dasarnya tak ada tanah negara, yang ada itulah yang dikatakan
Tanah Ulayat (tanah adat).

Pengalaman Masa Lampau

Pada zaman penjajahan Belanda dulu investor menggunakan Pasal 720 Burgerlijk
Wetboek (BW) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata untuk golongan Eropah yang
terjemahannya Hak Guna Usaha (Erfpachtsregt) adalah hak keberadaan untuk
menikmati sepenuhnya barang tak bergerak milik orang lain dengan kewajiban
membayar upeti tahunan kepada pemilik tanah, sebagai pengakuan tentang
pemilikannya, baik berupa uang maupun hasil atau pendapatan.

Dengan digunakannya alas hak Erfpacht tersebut di atas

1. Tanah tidak lepas dad pemiliknya.
2. Investor berkewajiban membayar upeti tahunan kepada pemilik tanah sebagai
pengakuan tentang kepemilikannya. Setelah Jepang masuk investor meninggalkan
Indonesia, menurut adat tanah harus kembali kepada pemiliknya (kabau pai
kubangan tingga).

Sayangnya, melalui Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 (Undang-Undang 

Re: [R@ntau-Net] PAN Bgr Re: 28 alasan PK-Sejahtera musuh Wong'Licik'(2/28)

2004-03-18 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Hehehee... Mak Band...

Bisuak Jum'atan dima mak? apo masih ka BI bisuak??

- Original Message -
From: bandaro [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]

 PAN Bogor  takantu#k ... eh takantuak.
 Ampia indak ado bandera sapanduk PAN di jalanan.
 Baru kapatang mancogok ciek duo di ujung gang.
 Pai pulo ambo ka kantua pusek PAN di A Yani - Bgr.
 Indak ado aktipitas nampakno,  ado tatagak bandera sakitar 5 tiang.




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Pulang Kampung, Sumbar Pudar

2004-03-12 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Tulisan gaek kito, Rosihan Anwar di Sinar Harapan, 8 Maret 2004
kapatang.

Pulang Kampung, Sumbar Pudar
Oleh Rosihan Anwar

Cerita ini tidak terikat kepada waktu, bisa Anda baca kapan saja, di mana
saja, senantiasa hijau segar, evergreen. Akhir tahun 2003 saya dan istri
pulang kampung. Bersama Soedarpo Sastrosatomo dan istrinya Minarsih
Wiranatakoesoema, kami menghadiri Alek Batagak Panghulu Datuk Toemanggoeng
di Kota Gadang, 2 Desember, diselenggarakan oleh keluarga besar kaum
almarhumah Tuo Djahi.
Selama 90 tahun Panghulu di Rumah Agus Salim balipek, dalam keadaan vakum.
Haji Agus Salim (The Grand Old Man) sedianya hendak diangkat sebagai
Panghulu, tapi beliau meninggal dunia 4 November 1954.
Kini yang diangkat Rama Windu MBA (51), bekerja pada Bank Indonesia, dengan
gelar Datuk Toemanggoeng, sedangkan sebagai tungkek atau deputi ialah Ranto
Sahadiri (50) bekerja pada Departemen Perindustrian dan Perdagangan, putra
Mayor Inf. (Purn) Alwin Nurdin, (dulu komandan batalyon Siliwangi dan dosen
Seskoad Bandung). Penghulu mengemban tugas menegakkan adat dan jadi mediator
bila ada perselisihan dalam keluarga besar.
Kami sempat menyaksikan pergantian tahun di Bukittinggi. Banyak orang dari
Sumatera Barat (Sumbar) seperti dari Medan, Pekanbaru dan lainl-lain. Hotel
terisi penuh. Banyak ABG (Anak Baru Gede) memadati lapangan Jam Gadang
melihat pesta kembang api.
Biasa olahraga jalan kaki sehabis subuh, pagi gelap tanggal 1 Januari saya
lihat di Jam Gadang masih banyak duduk berkelompok pemuda pemudi, dengan api
unggun kertas atau cahaya lilin menerangi sekitar mereka. Semalam-malaman
mereka tak tidur. Namun masih ada cowok gesit yang bergerak dari kerumunan
satu ke yang lain, mencari kenalan baru. Ia terhenti di depan cewek-cewek
yang duduk di tanah. Seorang gadis bertanya Halo sia awak?. Bahasa gaul
Minang. Si
cowok menggumam jawabannya sehingga tak terdengar namanya.
Saya sapa seorang pemuda asal Palupuh, 20 Km dari Bukittinggi. 70 Tahun yang
silam bila berlibur ke Pasaman Talu di mana ayah saya jadi Demang, saya
berhenti sebentar di Palupuh melihat ikan-ikan keramat. Menurut pemuda itu,
kini ikan keramat tidak ada lagi. Dia datang ke Jam Gadang dengan bus
seorang diri. Apakah mudah berkenalan dengan cewek-cewek
sini? tanya saya. Ada yang mudah didekati, ada yang tak mau jawabnya.
Kamu sudah bekerja? Dijawabnya pasrah, Menganggur, Pak.
Gadis remaja yang berduyun datang ke Jam Gadang, ada yang pakai celana
jeans, blus kaos ketat, berambut panjang tergerai. Ada yang menggengam HP
untuk berkirim SMS. Penampilan mereka trendy.
Tapi Ketua Bundo Kandung Sumbar Ny. Nur Anias Abizar mengatakan kepada
harian Singgalang, Sebagian remaja Putri Minang kehilangan identitas. Tidak
jarang mereka sengaja mempertontonkan lekuk-lekak tubuh, malah bagian yang
terlarang seperti pusar dan lain sebagainya.
Saya coba mengamati apakah di antara remaja di Jam Gadang itu ada yang fly
alias teler akibat pengaruh narkoba. Karena remang-remang gelap tidak
kelihatan apa-apa. Tapi si Lindung supir kami bercerita tingkat pemakaian
narkoba di kalangan remaja Sumbar sudah masuk tingkat atas. Di samping itu,
tambah si Lindung, Sumbar yang dulu dibanggakan sebagai provinsi yang
peringkatnya tinggi dalam hal kemajuan pendidikan melalui huruf kini telah
merosot posisinya. Dalam ujian penghabisan siswa SMA tahun lalu banyak
pemuda Sumbar yang gagal. Ini bukan berita bagus bagi orang yang pulang
kampung.
Di Ngarai saya bercakap-cakap dengan beberapa pemuda yang sedang berdiri
dengan kios-kios barang untuk kaum turis. Seorang pemuda mengaku tamatan
Sekolah Teknik Menengah. Dia dari jurusan kayu, sudah bisa membikin perabot
rumah dan alat kelengkapan kantor. Dia telah berusaha melamar cari
pekerjaan. Sia-sia belaka.
Kenapa tidak bikin perusahaan sendiri? Jadi swasta? tanya saya. Tidak ada
modal, Pak.
Di Pasar Atas seorang pedagang baju sulaman dan barang tekstil
memberitahukan Kini susah manggalah. Itu artinya berdagang mandek.
Sebabnya daya beli tidak kuat. Lain halnya di Jakarta di mana kaum kelas
menengah ke atas mampu beli barang di toko swalayan, di mal, menciptakan
ekonomi yang digerakkan dan didorong oleh ekonomi.
Jusman SH bercerita di kampung-kampung kini banyak orang yang menganggur.
Harga hasil pertanian merosot.
Tapi orang masih bisa makan tiga kali sehari.
Sebabnya, karena orang merantau mengirim uang ke nagari-nagarinya untuk
membantu kehidupan keluarganya.
Tiap bulan Minang-kiau (Overseas Menangkabau) lewat wesel pos mengirim
bermiliar-miliar rupiah ke kampung
halamannya. Sumbar hidup dari eknomi wesel pos.
Kendati hal yang saya dengar dan lihat kurang menggembirakan, namun Gubernur
Sumbar H. Zainal Bakar, SH dalam wawancara akhir tahun dengan koran Padang
Ekspres berkata, Sumbar optimis hadapi tahun 2004.
PDRB kita baik, 4 persen. Ini data dari Badan Pusat Statistik. Tahun depan
memiliki prediksi ke arah 5 persen. Ini realistis. Angka kemiskinan dapat
ditekan dari 1,3 juta menjadi 400 ribu.
Toh keadaan Sumbar memprihatinkan. Tak 

Re: [R@ntau-Net] Kongkow TENIS

2004-03-12 Terurut Topik Nofendri T. Lare
- Original Message -
From: Miko A Mikardo [EMAIL PROTECTED]

 Untuak nan bajanji-janji sajo ka datang, tapi alun juo mancogok.
Ditunggu!!


Sia tuuu.



Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Mempolitisir Pendidikan Mengakibatkan Sumbar Tidak Lagi Menjadi Industri Otak

2004-03-12 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Posmetro Padang Online Topics / Solok
Mempolitisir Pendidikan Mengakibatkan Sumbar Tidak Lagi Menjadi Industri
Otak
By posmetro  Sabtu, 13-Maret-2004, 00:35:07 WIB

SIMPANG, METRO
Sumatera Barat yang sejak dahulunya terkenal dengan daerah pengeksport otak,
saat ini mengalami penurunan yang sangat tajam. Penurunan terhadap manusia
berkualitas dan handal tersebut, bukan karena lemahnya daya pikir warga
Sumatera Barat. Namun lebih karena cara yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu untuk menahan gerak laju pemikir-pemikir handal jebolan Sumatera
Barat.

Mempolitisir dunia pendidikan telah berjalan sejak beberapa waktu terakhir.
Bukti dari peminggiran dunia pendidikan Sumatera Barat tersebut, saat ini
bisa terlihat. Tidak satupun pejabat negara, jebolan Sumatera Barat atau
Minangkabau. Hal ini tidak bisa terus dilakukan, karena walau bagaimanapun
juga industri otak musti kembali harus dimunculkan lagi.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki yang sistim pendidikan
dan diatuasi yang telah cukup carut marut tersebut, diantaranya adalah
dengan menyiapkan anggaran yang cukup besar bagi sector pendidikan.
Memberikan penghargaan yang tinggi kepada para pendidik berupa peningkatan
gaji dan tunjangan lainnya serta yang tak kalah pentingnya adalah
menciptakan sebuah sistim pendidikan yang benar-benar berkualitas.
Menurut saya ada upaya yang sengaja dilakukan agar kualitas SDM di Sumatera
Barat menurun, Upaya ini dimungkinkan karena pihak-pihak yang tak
bertanggung jawab tersebut selalu menerapkan atau menciptakan situasi yang
membuat sulitnya dimunculkan intelektual Sumatera Barat kata Drs H St Ambia
B Boestam, di Simpang Tj Nan Empat Kecamatan Danau Kembar, Kamis (11/3).
Penghambatan munculnya intelektual Sumatera Barat tersebut, telah membuat
sorotan tajam kepada dunia pendidikan Sumatera Barat yang gagal untuk
melahirkan kembali Moh Hatta, Agus Salim, M Natsir, dan lain sebagainya.
Hanya satu cara yang ampuh untuk memulihkan hal tersebut di atas, yaitu
mengucurkan anggaran yang cukup besar pada sub sektor pendidikan dalam APBN
mendatang. Menurutnya, angka 20% dari APBN adalah sebuah patokan yang cukup
relevan untuk melahirkan kembali manusia dengan SDM tinggi katanya. Selama
ini menurut Ambia, dana atau anggaran untuk sektor pendidikan hanya berkisar
pada angka 4 hingga 4,5% saja. Kalau ditingkatkan tentu akan berimbas pada
lahirnya intelektual muda. (ted)

Posmetro Padang Online : http://posmetropadang.com
Versi online:
http://posmetropadang.com/mod.php?mod=publisherop=viewarticleartid=4032




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Lapau Mak Kari : Baliak-an Siriah Ka Gagangnyo, Pinang Ka Tampuaknyo...

2004-03-11 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Topics / Ciloteh Minang

Lapau Mak Kari : Baliak-an Siriah Ka Gagangnyo, Pinang Ka Tampuaknyo...
By padangekspres

Minggu, 22-Februari-2004, 04:44:02 WIB
Bara bana ka lamak samba, kalau Janang indak pandai mangatangahkan, kuahnyo
bisa tatunggang ka baju urang. Tamu baliak pulang jo muko bakaruik, sarato
hati nan indak sanang, makan indak jadi, gunjiang tibo, sipangka malu indak
takiro.

Janang kato rang awak, HUMAS nan biaso disabuik, Public Relations (PR) kato
rang kini. Babeda namo, ampia samo fungsi karajo. Janang, HUMAS jo PR,
samo-samo mangatangahkan samba nan ka dihidangkan ka urang banyak. Mungkin
nan indak samo pakaiannyo sajo. Kalau Janang ba baju ganiah, ma makai sarawa
jao, kopiah BeKa, kadang-kadang manyandang kain saruang. HUMAS lah gaeh
bajunyo ba lambang pemerintah, uniform kato urang. Public Relations
perusahaan, biasonyo ma makai dasi, basipatu maha sarato banyak jo tasanyum
suok kida.

Tantangan itu bana nan sadang dicilotehkan di Lapau Mak Kari manjalang Ashar
kapatang nangko. Lah duduak pulo si Mira sambia mangamek, manggantikan tek
Mar nan sadang barubek. Mak Kari duduak di suduik jo kurisi karajaannyo,
mahadok ka pintu masuak. Indak tatingga kain saruang tagantuang dilihia.
Kapalonyo basongkok jo kopiah kusia bendi, nan jadi kopiah kabasaran dek Mak
Kari.

Dakek pintu masuak, duduak pulo Udo Wahyu Iramana Putra, rang mudo nan
cengka di nagari awak ko. Di sampiang nyo duduak surang anak mudo talampau,
tuo alun, pinang sirah ikua kato urang. Bantuaknyo sarupo urang Arab.
Rambuik karitiang dicukua sarupo tantara Irak. Sisunguik ba uban ciek-ciek,
manuruik kaba inyo urang basangek, apolai kini manjadi caleg. Doktoranduih
Abdullah namonyo, murah untuak di ingek.

Sambia mangaliek, inyo mintak, Mak Karii...AMIA ciek..! Mak Kari
tagalenjek, sambia mahariak si Mira nan sadang mangulek, Hei Miraaa
capek saketek..!

Mato Udo Wahyu mangalelek sambia mangecek, indak buliah sarupo tu Mak Kari
...kalau jadi urang kadai tu harus bamuluik manih, kucindan murah. Kalau
bantuak itu indak laku galeh Mak Kari...

Haa iyo minta mo'o (maaf) ambo. Ambo tagalenjek dek hariak si Badul,
eh..maaf...mungkasuik ambo Mak Badul tadi,..eh pak dotoranduih Abdullah
tadi, Mak Kari manjawek sumbarang kanai.

Jan ambo pulo dijadikan alasan lai Mak Kari, sorong pak dotoranduih, nan
maraso dapek angin.

Mak Kari nan ka manjawek indak jadi mangecek, karano pak dotoranduih lah
dulu manyolo, Apolai Sumatera Barat ka jadi tuan rumah Konvensi Nasional
PERHUMAS nan partamokali diadokan di lua pulau Jawa jo Bali.

Kok dapek awak jan hanyo bangga jo gadang alek sajo. Nan paralu, baa
maambiak manfaatnyo untuak awak basamo. Mungkin awak dapek ba bagi
pangalaman sarato manimbo ilmu urang-urang tu. Kalau paralu jua pulo galeh
awak ka inyo. Iko kasempatan bagi kito, untuk mancaliak-an sagalo kalabiahan
nagari awak ko.

Awak harok, kok lai ado di antaro urang-urang perusahaan gadang to nan
namuah mananam saham di siko, sambuang pak dotoranduih basumangaik.

Apo pulo hubuangannyo jo mananam saham, inyo kan hanyo Public Relations
samo jo HUMAS, lai cancang ka mamutuih to sanak?, si Mira basorak dari
balakang. Kalau HUMAS di kantua-kantua Pamarentah tantu yo indak manantukan
bana doh. Dek karano inyo pejabat eselon ka sakian. Babeda jo Public
Relations, nan punyo wewenang tantangan kabijakan di perusahaan. Sabab
Public Relations itu satingkek manejer, punyo pangaruah langsuang ka pucuak
pimpinan. Lai badanga dek induak samang nyo sorong Udo Wahyu sambia maminum
AMIA.

Ooo...indak samo jo urang nan mang-klipping koran di kantua-kantua tuh do?
si Mira manyorong pulo.

Itu nan ka awak pelok-an basamo. sambuik Mak Kari. Iko kasempatan bagi
kito basamo untuak batuka pangalaman jo urang-urang nan lah banyak makan
asam garam di karajonyo. Jan malu pulo batanyo. Jikok sasek awak di ujuang,
baliak ka pangka. Baitu tabiat urang nan di dunia Public Relations nantun,
Udo Wahyu manambahkan.

Manuruik Ketua Pelaksana daerah Konvensi Nasional PERHUMAS 2004, dotoranduih
nan basisunguik tadi, HUMAS paralu punyo akses langsuang ka atasannyo. Kok
dapek, nan pucuak pimpinan namuah pulo mandanga jo talingo nan nyariang,
manarimo jo lapang hati.

Kok dapek iyo baliak-an Siriah ka gagangnyo, Pinang ka tampuaknyo. Di sinan
nagari mangko ka saleso, Mak Kari mangaluakan pituah. Indak itu sajo do
sanak. Panitia pun sabana sungguah-sungguah. Apolai Mak Kari danga biayanyo
lah ditangguang pulo dek Panitia dari Jakarta, sambuang Mak Kari, sambia
mamuta kupiah kusia bendi nan jadi kabangga-annyo. (Yudi)

Tulisan ini hasil rangkuman dari Talkshow Lapau. Mak Kari setiap Jum'at di
Favorite 101, 8 FM.
(Organized by. Pro Organizer) Padang Ekspres Online :
http://www.padangekspres.com/
Versi online:
http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisherop=viewarticleartid=2186
2




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net

[R@ntau-Net] Lapau Mak Kari : Udin Kirun jadi Caleg

2004-03-11 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Topics / Ciloteh Minang

Lapau Mak Kari : Udin Kirun jadi Caleg
By padangekspres

Sabtu, 06-Maret-2004, 05:47:11 WIB
Sapakan lai, lah mulai urang kampanye. Dunsanak-dunsanak kito nan
manjadi -caleg kini sadang basitungkin, basamo jo tim suksesnyo
surang-surang. Udin Kirun baitu pulo. Satiok harinyo latihan pidato di muko
camin.
Kadang-kadang inyo galak surang. Sakali-sakali nyo basorak manyabuik nama
partai nan ditompanginyo untuak jadi anggota de-pe-er- de. Kalau visi jo
misi, usah ditanyo, lah pasti takana di lua kapalo. Mungkasuik nyo, alah
bisa disabuiknyo sakutiko. Sagalo janji alah disusun rapi.

Kapatangko Udin Kirun manamui Mak Sati, dukun nan tamasahua di kampuang-nyo.
Udin mamintak paga diri sarato pamanih. Manuruik Udin itu paralu, walaupun
awak yakin pada Allah. Mamintak ka urang pandai to tamasuak usaho. Indak
siriak bagai doh. Tangguang barandam, keceknyo.

Kabanyo, Udin Kirun lah bahabih-habih untuak jadi Caleg. Duo ikua Kabau
mintuonyo lah tajua, sawah nan di balakang rumah tagadai pulo. Manuruik
curitonyo, di tahun baru kapatangko inyo mancetak kalender sarato karatu
namo. Di kalender tu ta-pampang foto dirinyo surang.

Kalau dicaliak bana, foto Udin Kirun ado nan jangga dipandang mato rang
banyak. Kalau caleg nan lain bafoto mentereang pakai jas sarato dasi.
Sakurang-kurangnyo pakai kameja nan balidah atau dasi, sarato kupiah Beka.

Udin Kirun bakodak sabatang badan. Destar tatonggok di kapalo, teleang
ka-kida. Sunguiknyo jarang sabalah, dek karano dicabuik tiok sabanta. Bibia
galak tasengeang, mancaliak-an gigi platina nan mangkilek kanai lampu kilek
tustel. Jikok dicaliak ka baju nan dikanak-an, sarupo jo baju anak randai,
sarawa galembong tagantuang dipinggua, kain saruang ta salempang dibahu.
Indak ba tarompa alias ba-kaki ayam sajo.

Kutiko ditanyo tantang kodaknyo nan ta-pampang gadang di kalender tadi, Udin
Kirun mulai ma-ota basumangaik, manjaleh-an ka urang banyak nan sadang
duduak di Lapau Mak Kari.

Iko kodak indak sumbarang kodak doh Mak Kari. Cubo simak dek awak basamo.
Dari ujuang rambuik sampai ka ampu kaki alah mancaliak-an baso ambo urang
Minangkabau. Udin Kirun bacurito sambia mancaliak-an gambar di kalender nan
biaso tagantuang di suduik Lapau Mak Kari. Iko gambar indak sumbarang
gambar. Iko contoh urang nan kamanjadi wakia awak di de-pe-er-de isuak,
sambuangnyo, sarupo urang manggaleh ubek.

Manuruik ambo, caleg nan ka dipiliah ma-wakili suaro awak isuak tantu
urang nan mangarati jo awak. Paham jo adaik istiadaik di nagari-ko. Supayo
sagalo tingkah laku jo parangainyo sasuai jo nilai-nilai nan tapakai di
siko. Jan tapangaruah dek otanyo sajo, Udin Kirun malanjuik-an otanyo.

Tibo-tibo, Mak Labai nan dari tadi manyimak curito Udin, sato basuaro, Jadi
nan ka awak piliah, tantu urang nan mamakaikan adat urang Minang yo Din.

Haa tapek bana... sambuik Udin maniru iklan AMIA di radio.

Tambahannyo, nan paralu ka-dipiliah urang nan tau jo malu. Tau jo ereang
sarato gendeang, tau di rantiang ka mancucuak, dahan nan ka-maimpok,
sambuang Udin tambah basumangaik.

Mak Labai indak namuah kalah, disambuiknyo kecek Udin tadi, Jan lupo awak,
satiok fi'ia jo kurenah calon awak tu, lai maetong nan lamak dek awak katuju
dek urang. Raso dibaok naiak, pariso dibaok turun. Baa to Mak Kari..!

Yoo. laah.. jawek Mak Kari sambia mahiruik kopi pahik dihadok-annyo.

Dari tadi Mak Kari sadang tapana mancaliak Udin Kirun nan bakampanye
kecek-ketek di lapaunyo. Alun hilang dari kapalo Mak Kari, ulah tingkah Udin
Kirun, kutiko jadi calo daulu. Kok maota jo manggadele, Udin sabana
santiang. Nan paralu dek Udin galehnyo laku tajua. Indak paduli kalau urang
kasansaro sasudah tu. Dek karano otanyo indak sasuai jo bukti nan diraso.
Janji sarato jaminannyo hanyo dimu!uik sajo, indak sampai ka hati.

Satiok hari ado sajo punyo urang nan digalehannyo. Mulai dari honda sampai
vespa. Kabau sarato taranak. Sampai ka tanah jo rumah gadang. Kutiko urang
sibuk mamiliah Pak Lurah di kampuangnyo, Udin lansuang mamasang tarif duo
puluah limo ribu untuak ciek suaro. Itu mangkonyo Udin Kirun bagala Udin 
calo, walaupun urang indak barani manyabuik di pangka talingo-nyo.

Kini Udin lah manjadi caleg. Urang banyak tantu manunggu, apokoUdin lai ka
manjadi wakia rakyaik, atau nyo indak barubah bantuak karajonyo samulo. Jadi
calo..!

Tibo-tibo Udin basuaro sambia mangaruak saku. Mak Kari.!, bara sadonyo ko,
capeklah...ambo tagageh, ado rapek caleg di kantua partai.

Mak Kari tagalenjek, sikunyo tibo di galeh kopi. Kopi taserak, urang
basorak! Jan panjang bana pangana lai Mak Kari. Tarimo sajolah apo nan
katajadi. Samo awak caliak, pasti nan bungkuak juo nan ka dimakan saruang.
Nan bautang juo nan ka-mambaianyo, sorak Mak Labai dari suduik.

Udin Kirun nan salamoko biaso barutang tasingguang barek. Mukonyo sirah
padam, sambia mangaruak saku, inyo mangecek Sado utang den baia kini.
Kepeang ko ka den bagi-bagikan ka awak basumo. Lai bara kasadonyo Mak Kari.
Nak den baia!

Urang banyak tapurangah, Mak Kari 

Re: Dari Admin RE: [R@ntau-Net] panciluk

2004-03-10 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Iko salah satu conto dari Virus tu haaa
dan banyak lagi nan lain, tapi delete sajalahh...

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 10, 2004 4:54 PM
Subject: Re: [RN-10th] Hello

 Your file is attached.

- Original Message -
From: RantauNet Adminiitrator [EMAIL PROTECTED]
To: 'Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)'
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 10, 2004 9:39 AM
Subject: Re: Dari Admin RE: [EMAIL PROTECTED] panciluk


 Ado 2 masalah babeda Ephi ... itu nan ambo sampaikan dalam email sabalun
ko.
 Cubo lah baco baliak!




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Belajar dari Kisah Zulkarnaen

2004-03-10 Terurut Topik Nofendri T. Lare
Heheheee...
Dayul...

- Original Message -
From: uda yoel [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 10, 2004 4:37 PM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Belajar dari Kisah Zulkarnaen

 Apo kemungkinannyo Iskandar Zulkarnaen ( Alexander the
 great)itu nan berasal dari Minang, karano urang awakko
 suko marantau sajak dahulu??





Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net