ABRU (Re: [Rantau-Net] ] Tentara Kampus)
Assalamualaikum, wr. wb. Tersungging juga, ketika diingatkan Budi tentang istilah ABRU. Istilah ini muncul sekitar tahun 1993-4 an. Ini adalah sebutan di kalangan tertentu yang maksudnya = Menwa (ABRU = Angkatan Ber...Republik Unand). Muncul dari pemikiran bahwa Menwa tidak cocok posisinya sebagai organisasi mahasiswa di kampus. Organisasi ini punya dua atasan: 1 Di Kampus : Rektor, dan di luar kampus: dari Korem Sehingga setiap kegiatannya, organisasi ini bertanggung jawab pada kedua 'atasan itu'. Boleh dikata bahwa modelnya adalah model organisasi matrix, yang jamaknya masih dalam tatanan teori. Kalaupun dilaksanakan, lebih cocok untuk pelaksanaan proyek, di mana tidak selamanya seseorang itu punya dua atasan, hanya berlaku kalau ada proyek. (Saya Kira orang 'management' spt. Sdr. Riri dapat menjelaskannya dengan detail). Pada saat muncul keinginan untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan mahasiswa di bawah SMPT (Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi) Menwa berada pada posisi dilematis, kasarnya sulit untuk bergabung, sehingga yang terjadi adalah friksi di SMPT. Setelah didiskusikan akhirnya ditarik kesimpulan menwa tidak cocok berada di kampus. Ide saat itu adalah, lepaskan unsur kemiliteran dari menwa, jadikan dia sebagai 'sipil murni' dan pembinaannya hanya dilakukan oleh rektor saja, sebagaimana organisasi kemahasiswaan yang lain. Selain itu atributnya juga diubah, tak lagi menggunakan loreng militer, ganti dengan seragam "hijau pokat' misalnya, yang tidak mengesankan warna militer. Pemikiran itu berkembang, bahkan sampai diadakan panel diskusi di HMI Cabang Padang, dengan panelis 1 mahasiswa dan satu lagi Dandim Padang yang waktu itu adalah Letkol Panuntun. Namun tak banyak yang dapat dipetik dari diskusi itu, karena sebagai perwira aktif, Dandim itu tak dapat lepas dari sikap militernya. Diskusi tak efektif, lebih cocok disebut 'pengarahan' atau sejenisnya. Singkat cerita, 6 tahun setelah itu, SKB 3 menteri tentang Menwa, keluar. Dan keberadaan Menwa diserahkan kepada rektor masing-masing ... ... apa lagi yang mau dikata?. Yang dituntut dahulu hampir terkabul Wassalam, Henmaidi , From: "SPSB" [EMAIL PROTECTED] Assalamu'alaikum Wr.Wb, Saya juga sangat setuju dengan dihapuskannya Menwa di Kampus. Karakter militeristik yang melekat di Menwa sangat tidak cocok dengan 'spirit' dunia kampus/akademik. Saya punya pengalaman menarik ketika seorang teman saya (anggota menwa) mendapatkan 'hukuman' dari komandannya (yang juga seorang mahasiswa). Tanpa sempat melakukan argumentasi dan pembelaan, dia diperintahkan untuk melakukan 'push-up', karena dalam militer ada prinsip bahwa perintah harus dilaksanakan, keberatan disampaikan kemudian. Padahal dalam dunia akademik segala sesuatunya harus dikritisi dan dipertanyakan 'tingkat kebenarannya', tidak ada istilah doktrin apalagi komando. Apakah doktrin atau komando ini yang akan terus dipertahankan? Bagaimana tanggapan Henmaidi? Masih ingat dengan ABRU? Wassalam, Budi K. Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id Isi Database ke anggotaan RantauNet: http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecordtbl=1 = WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id --- http://mail.rantaunet.web.id = Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages: subscribe rantau-net email_anda Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net email_anda = WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA =
Mambangkik Batang Tarandam RE: RE: [Rantau-Net] Langkundi (kirim ulang)
Ass.wr.wb. Mak Lembang nan gadang basa batuah, Salam hormat. Alhamdulillah, dari jawaban Mamak ke pak KY terlihat bahwa logika Mamak sangat bagus. Mamak dapat membedakan mana yang harus dilihat sebagai fakta dan mana yang harus dilihat dalam kaca mata iman. Dan Mamak juga tak cepat menjatuhkan palu untuk men-judge lawan diskusi. Senang sekali dan Alhamdulillah lagi. Setidaknya sekarang saya tahu bahwa ada mamak yang bisa diajak bicara tentang Islam di Minangkabau yang bukan semata-mata di tinjau dari sudut aqidah melainkan juga dari sudut studi islam moderen yang salah satunya ditinjau dari aspek sosiologis. Mamak Lembang yang terhormat, Sebelum meneruskan diskusi ada baiknya saya minta kejelasan atas statemen Mamak yang berbunyi, " Adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah ko iyo bana dipakai sarupo urang mangaji, diansua dari alif, ba, ta sabalun sampai kaujuang kaji. Dimuloi saketek-saketek malatakan di barihno, dimuloi mansajalankan adaik cako jo syarak." Jadi disini tersirat bahwa Mamak berharap bahwa postulat kebudayaan Minang ini sedikit demi sedikit suatu hari --tidak tahu kapan-- akan bertemu dengan cita-cita Islam ideal, Islam yang persis sama ketika Nabi masih hidup? Atau bagaimana? Saya tunggu jawaban Mamak. Wassalam, Evi LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id Isi Database ke anggotaan RantauNet: http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecordtbl=1 = WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id --- http://mail.rantaunet.web.id = Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages: subscribe rantau-net email_anda Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net email_anda = WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA =
Re: [Rantau-Net] Dicari: Sastrawan Minang
Assalamu'alaikum WW Amabo sangaik surprise mambaco posting dari Mamak, memang itulah kaadaannyo kini... Mungkin MAmak ado rencana untuak mamulai mambuek karya sastra nan bermutu, atau amuah jadi penerbit dari karya sastra nan kini agak kurang di gandrungi urang..., atau malah ado rencana untuak maadokan "lomba karya sastra Minangkabau" Wassalam Z Chaniago - Palai Rinuak Dicari: Sastrawan Minang Oleh: Badroni Belakangan ini saya tidak melihat lagi adanya karya monumental dari sastrawan Minang setelah cerpen Robohnya Surau Kami karya AA. Navis yang sempat memancing polemik sampai ke negeri jiran sana. Selain itu ada Gus Tf., sastrawan muda jebolan insinyur pertanian yang saat ini cukup produktif menulis. Di kala-ngan sastrawan nasional namanya sudah mulai diperhitungkan. Tapi karya-karyanya agak sulit dicerna karena terlalu kontemporer. Kurang nuansa Minang dan ruh keagamaan seperti yang banyak kita baca di novel karya sastrawan lama di atas. Kenapa hal ini sampai terjadi. Kemana para pendekar sastra Mi-nang yang begitu terkenal akan kepandaiannya merangkai kata-kata? Agaknya tidak mudah ditemukan jawabnya. Dari pengamatan saya kelangkaan ini karena adanya ang-gapan menjadi sastrawan adalah pekerjaan pemimpi dan tidak dapat mempertebal dompet. Banyak orang Minang belaka-ngan ini yang terjebak dalam cara pandang pragmatis. Pokoknyo nan capek jadi pitih. Berangkat dari susahnya parasaian hidup di perantauan, para orang tua mengarahkan anak-anaknya untuk sekolah yang bila lulus bisa segera be-kerja dan hidup sejahtera, tidak susah seperti orang tua-nya. Maka dipilihlah bidang-bidang studi nan capek jadi pitih itu. Saya sendiri termasuk di anta-ranya. Menurut mereka sekolah dibidang sosial huma-niora seperti sastra, seni, buda-ya, politik, bahkan agama akan mempersulit cari kerja nanti. Sebagai alasan pragmatis, pen-dapat tersebut dapat dimaklu-mi. Celakanya adalah bila tidak ada lagi yang tertarik dengan bidang-bidang sosial humaniora. Alhasil, kita akan tetap merindukan jago-jago politik seperti Bung Hatta, Sjahrir dan Haji Agus Salim. Kita akan tetap merindukan ulama sekaliber Hamka dan Muhammad Natsir. Kita akan lupa bahwa kita pernah menikmati goresan pena Chairil Anwar dan Abdul Moeis. Kita akan kehilangan jejak kesejarawanan Muhammad Yamin dan Taufik Abdullah. Merekalah yang telah membawa nama harum tidak hanya masyarakat Minang tapi juga nama bangsa dan agama. Penyebab lain adalah kurangnya minat baca di kalangan masyarakat kita. Tapi bukannya minat terhadap cerita itu sendiri tidak ada. Buktinya masyarakat begitu antusias bila ada orang menceritakan Tambo yang entah sampai saat ini belum bisa dibuktikan kebenarannya. Begitu juga dengan sambutan hangat mas-yarakat saat ditayangkannya sinet-ron Siti Nurbaya, Sengsara Mem-bawa Nikmat dan Salah Asuhan. Artinya masyarakat punya minat terhadap dongeng atau cerita. Hanya saja malas membaca. Masyarakat kita lebih menyukai melihat atau mendengar. Jadi, bagaimana mung-kin ditumbuhkan kebiasaan menulis di kalangan masyarakat Minang sedangkan minat baca saja masih kurang. Kesalahan lain dapat juga ditimpakan pada kurikulum pendi-dikan yang hanya menitikberatkan kepada nilai yang diperoleh daripada apresiasi terhadap ilmu itu sendiri. Proses pendidikan yang kita dapat-kan selama ini juga membuat kita terjebak pada pengkotak-kotakkan ilmu. Kita tidak mempedulikan cabang ilmu lain. Cara berpikir seperti ini perlu diubah. Dalam sejarah Islam sendiri tercatat banyak ilmuwan yang menggeluti beberapa bidang keilmuan seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd dan Ibnu Khaldun. Menjadi seorang spesialis itu bagus, tapi menjadi spesialis yang juga mampu mengapresiasi bidang ilmu lain juga penting. Anwar Ibrahim dalam buku Renaisans Asia yang terkenal itu menulis; "Universitas harus melahirkan lulusan-lulusan yang tidak hanya unggul di bidang spesialisasi pilihannya sendiri, seper-ti teknik, hukum, kedokteran, dan ekonomi, tetapi juga harus menguasai dialektika dan filsafat, di samping mempunyai minat dalam kesenian, kesusastraan, dan musik. Para mahasiswa harus bercita-cita menjadi manusia yang berpengeta-huan multidimensional - mutaffan-nin, demikian disebut pada masa kejayaan Islam". Peran sastra dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara juga penting. Seorang pakar politik pernah mengatakan bahwa salah satu prasyarat bagi perubahan sosial adalah adanya novel sastra. Hadir-nya karya sastra di dalam masya-rakat dapat mendorong perubahan sosial. Tidak sedikit contoh di dunia ini yang membenarkan pendapat itu. Novel karya Vaclav Havel telah berhasil membawanya menjadi pre-siden Cekoslowakia. Novel Jose Rizal telah menggugah perlawanan rakyat terhadap kolonialisme di Philipina. Novel-novel karya Pra-moedya Ananta Toer begitu ditakuti oleh pemerintah Orde Baru karena muatan ideologi komunis-nya. Di era reformasi sekarang ini masalah sastra mungkin akan lebih diperha-tikan lagi. Tidak mengherankan, karena presiden kita yang kelima ini (yang kedua adalah Syafruddin
RE: RE: [Rantau-Net] Langkundi (kirim ulang)
"muhammad dafiq saib" [EMAIL PROTECTED] manulih : Assalamu'alaikum wr.wb. Wa'alaikum salam.w.w. Iko indak jaleh amek di ambo mukasuikno. Kalau Allah bakahandak pasti iyo, tapi Allah tatap mambalakukan sunahNo. Baliaklolah baliak kapakaro parang Uhud di ateh, meskipun itu tentara Rasulullah sandiri, kalau ado nan mancubo manyalahi sunatullah, mangecekan pasti manang karano awak basamo jo Rasulullah, tapi indak dipakai aturan-aturan nan dilazimkan Allah, dijadikan kalah dek Allah. Menarik bahasan Sutan, Jazakumullah khaira. Nan di ateh saketek ko, niak ambo jalehkan. Mungkin Gamut bisa meng "claim" bahaso apo nan ambo sabuik hanya berdasarkan iman dan maninggakan fakta-fakta. Akan tetapi justru ambo bausaho maliek fakta jo iman di dada. Baa dek bitu ?. Sabab nan namonyo fakta nan berbicara indak dapek maagiah katarangan baa sabananyo kajadiannyo. Samo jo kito manonton film atau mambaco buku carito, apo keinginan Sutradara atau pengarang cerita sulik digambarkan dari fakta nan ado di dalam film atau nan tatulih dalam buku carito. Dan disikolah seringnyo tajadi kesalahan dalam memahami jalan carito. Sarupo jo carito Siti Nurbaya, lain nan dimukasuik Marah Rusli, nan ditangkok urang lain pulo di masyarakat dan indak jarang urang manyalahkan Marah Rusli seolah- olah mambuek malu urang Minang. Padahal nan dimukasuik lain. Memang, ayat manyabuik indak ado perubahan dalam sunatullah. Dan pelajaran iko alah dapek kito tangkok tamasuak pelajaran bagi urang-urang nan mancubo melanggar ketentuan Rasulullah dan perjanjian nan alah disepakati basamo. Tapi ado pelajaran nan luput dari kito kalau hanyo maliek fakta tanpa mambaco apo nan diinginkan dek sang Sutradara dalam ayat. Nan sempat terekam dek ambo adolah bahaso, beberapa urang nan mamintak di syahidkan untuak dapek sarugo alah diagiah dek Allah swt., contohnyo Hamzah ra. sendiri sahinggo disabuik penghulu para syuhada. Sudahtu, untuak maagiah gambaran bahaso urang-urang nan syahid tu bukan mati sacaro biaso, bahkan mereka tu hidup (manuruik carito ustad Zubaidi, urang-urang ko manjadi makhluk nan sarupo buruang hijau nan dapek tabang dari bumi sampai ka Sidratil muntaha sampai kiamat tibo, wallahu'alam). Kudian, iko manjadi bahan pelajaran pulo dikito bahaso hati Hamzah ra. nan alah dimakan dek Hindun dalam perang Uhud tu bukan manjadi dandam bagi Rasulullah (begitu pemaafnya beliau), malah beliau mangatokan, kalau hatitu dilulua dek Hindun, mako Hindun masuak sarugo. Dan iko pulo nan malahiakan ciek lai wanita teladan sacaro Islami katiko Hindun marelakan duo anaknyo untuak manjadi syuhada. (Digambarkan dalam surek 'Ali Imran dan sejarah Islam). Baitu pulo kajadian tantang Ali kw. Beliau syahid sebagai syuhada dan Allah swt. mangabuakan permintaan beliau, dan kajadiannyo sarupo jo Umar ra. yakni dibunuh sahinggo syahid. Cieklai, kalau ambo indak salah memahami, iko adolah keinginan Allah swt. untuk menghilangkan sipaik "pengkultusan individu" nan dipunyoi dek urang-urang Nasrani taradok 'Isa as. Makonyo dalam ayat dikato kan "Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang kamu." Akan tetapi bagi urang Syi'ah, sampai ka keturunan terakhir 'Ali yakni Hasan dan Husain sampai ka Zainal Abidin masih tetap diagung-agungkan. Bahkan dalam sejarah dikatokan bahaso ado urang-urang nan tarang-tarang mangecekkan 'Ali sebagai Tuhan. Disiko latak kuncinyo. Akan lain halnyo kalau dalam adu politik antaro Muawiyah ra. jo 'Ali kw. dimanangkan dek utusan Ali sasudah perang Shifin tu, tantu pengkultusan sarupo itu akan labiah gadang pengaruhnyo. Wallahu'alam. Jadi jo caro itu ambo memahami baa fakta nan tajadi, bukan asal hantam kromo lalu taqlid buta taradok segala sesuatu( kejadian perang Hunain cieklai contohnyo, aa sabab sagadang tu pasukan Islam bisa dibuek mundur pada mulonyo, tapi Allah mandanga do'a Rasul-Nya dan indak bakandak mangalahkan be- liau dalam parang tu, baco surek 'At-Taubah). Sabab bagi ambo, mancaliak jo fakta sajo acok mambuek urang manyalahkan Islam sebagai agamo sebagai caro iduik dan acok mambuek urang-urang baputuih aso mancaliak ummat dan menganggap ummat itu adalah Ruh Islam itu sendiri. Disiko kito harus berhati-hati. (ambo) Tarimo kasih ateh saran jo karitik. Jazakumullah khairan katsira. Wassalamu'alaikum wr.wb., Lembang Alam Wa'alaikum salam.w.w. Khairi Yusuf LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id Isi Database ke anggotaan RantauNet: http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecordtbl=1 = WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id --- http://mail.rantaunet.web.id = Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages: subscribe rantau-net email_anda Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net email_anda
[Rantau-Net] standar ulama?
sato awak sakakaki Rang Lapau. kalau ditenok buku "Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Minangkabau", mako ado babarapo ciri umum, nan mungkin dapek awak jadikan standar untuak ulama di MK masa lalu. soal cocok atau indak jo jaman kini, kito etong pulo beko. tapi standar nan digunokan kini labiah tinggi?, ancik dulu. ciri umum tu bantuak iko kiro-kiro. 1. ulama memiliki surau/madrasah dan murid/jamaah tempat dia mengajarkan ilmunya. 2. mereka adalah para penulis. ada yang menulis dalam bahasa Arab, ada juga melayu; ada yang mempublikasikan tulisannya dalam bentuk buku, ada juga melalui media yang diterbitkan organisasinya. 3. masing-masing ulama memiliki bidang keahlian khusus. jadi ada yang ahli dalam tasawuf, tafsir, syariah, atau ilmu falak (seperti Inyiak Djambek). Jo standar bantuak itu, iyo agak langka nan dapek disabuik ulama kiniko. Baliau nan alah disabuik tu mungkin sabagian iyo lai. Baa mangko sabagian? Karano jabatan indak dapek dipacik untuak manantukan baliau ulama atau indak. baitu juo soal tulisan. Disertasi untuak maambiak gala dotor babeda jo buku nan ditulih jo samangat untuak kaparuluan urang banyak/umat. Ciek lai pulo; ulama jo dai babedo. nan dai manyampaikan, nan ulama punyo ilimu. Kini banyak urang nan pandai menyampaikan, tapi mungkin sajo nan disampaikannyo tu pangatahuan nan didapeknyo dari urang lain nan bailimu. Nan jaleh, kok agak ati ambo Pak Azyumardi tu ulama lah dapek kito sabuik ulama. Sakadari informasi: (Banyak tulisan para ulama Minangkabau dalam Bahasa Arab yang hingga hari ini belum terjamah. problemnya adalah bidang itu membutuhkan pengetahuan bahasa Arab dan Agama serta filologi (naskah lama) dan mungkin juga sastra. Tak banyak yang memiliki kemampuan ini. Orang IAIN tak belajar filologi, sedangkan orang Fak. Sastra pengetahuan agama dan Bahasa Arabnya tidak cukup untuk mempelajari teks demikian). = LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id Isi Database ke anggotaan RantauNet: http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecordtbl=1 = WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id --- http://mail.rantaunet.web.id = Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages: subscribe rantau-net email_anda Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net email_anda = WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA =
Re: Urang jadi-jadian? RE: RE: [Rantau-Net] Langkundi (kirim ulang)
Sjamsir Sjarif [EMAIL PROTECTED]manulih: Assalamualaikum ww Angku Khairi Yusuf, Kok buliah ambo manyalingkik saketek batanyo sia ko ustaz Zubaidi ko? Agak tacangang ambo dengan adonyo pandangan reinkarnasi (urang jadi-jadian sasudah mati) nan dikatangahkan atau nan dipatiak dari pandangan ustaz ko. Salam, Sjamsir Sjarif Wa'alaikum salam.w.w. He he he he, capek bana ka sinan lari nyo tu da. Memang tipih bedanyo antaro reinkarnasi urang-urang nan baagamo sarupo itu jo hidup kekal abadi nan dalam Islam, apo lai jo iduik nan sarupo disabuik ustad tu (Reinkarnasi, kalau ambo indak salah, iduik baliak ka ateh dunia ko, apokah jadi binatang atau manusia). Dan memang pulo ambo indak batanyo jo dasar apo inyo mangecek, hadits atau ayat. Di dalam ayat keterangan sarupo itu indak ado, hanyo dikecekkan iduik. Sia beliau ko, di bawah ko ambo copykan Background beliau dari e-mail kawan ambo. Beliau Alumni Pondok Pesantren Bangil - Jawa Timur. Kemudian melanjutkan studi di Universitas Islam Arab Saudi. Setelah lulus diminta oleh Kerajaan Arab Saudi untuk tugas Dakwah di wilayah Eropa dengan home base Jerman (sekitar 12 tahun). (Mohon dengan hormat diluruskan oleh Pak Ustadz...jika ada kesalahan pada informasi saya ini) Wassalamu 'alaikum wa RahmatuLlahi wa Barakatuh M. Ismail Yusuf Ambo tambahkan, beliau katiko baraja di Saudi Arabia mendalami bidang 'aqidah. Jadi, sangaik jauah pulo baliau ka batuka dalam hal 'aqidah ko. Nan dimukasuik bukanlah urang jadi-jadian atau nan sarupo jo reinkarnasi tu. Kalau kito bareferensi ka ayat nan ado, babunyi co iko "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup *) disisi Tuhannya dan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka **), bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidaklah mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman". (QS:3:169-171). catatan kaki nan ado di Qur'an Dept Agama RI. *) Yaitu hidup dalam alam lain yang bukan alam kita ini, dimana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah. Dan hanya Allah saja yang mengetahui bagaimana keadaan hidup itu. **) Maksudnya, teman-temannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah swt. Baitu bunyi ayat, jadi salain alam barzah, buliah jadi juo alam lain. Atau memang di alam barzah tu mereka. Dan alam barzah ko indak identik jo kubua do, sabab beko urang nan mati dibaka bantuak di bali, tantu indak kabasuo jo Munkar dan Nangkir beko tu ?. Alam barzah tu alam sasudah nyao dicabuik malaikat. Nah apo nan disabuik Ustad tu bukanlah buruang nan ado di dunia ko, akan teta- pi gaib bantuak gaibnyo Malaikat sahinggo bisa tabang bantuak malaikat sampai ka Sidratil Muntaha (kalau buruang biaso indak ka sampai do tu). Buliah jadi beliau dapek carito dari Arab atau basuo hadits apakah itu sahih, hasan atau dha'if. Dek ambo alun basuo hadits bantuak itu lai. Wallahu'alam. Nan dapek kito pacik tantu baru nan ado dalam ayat, bahaso urang-urang nan syahid tu indak mati, bahkan mereka tu hidup dan diagiah kenikmatan dek Allah swt. Wabillahi taufiq wal hidayah Wassalam Khairi Yusuf LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id Isi Database ke anggotaan RantauNet: http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecordtbl=1 = WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id --- http://mail.rantaunet.web.id = Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages: subscribe rantau-net email_anda Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net email_anda = WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA =