Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial

2002-04-28 Terurut Topik J.Dachtar

 Dulu Lawang (*) tu parak tabu, . kini lah jadi taman yooo ??
 eheehe.. heihik .. ;-)

Ih...ih, kalau Lawang ba (*) tampek urang mambuek saka, Lawang 
nan indak ba (*) tampek saka bagincu.

 Salamaik wik'en jidi.

Samo2, tarimo kasih banyak da Bandaro, walau ambo bukak lah 
sanjo diujuang wik en. OiBiyai, lah ka Sinayan pulo lah kini ko 
garan?

Wass,
JD


RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial

2002-04-27 Terurut Topik Bandaro

Dulu Lawang (*) tu parak tabu, . kini lah jadi taman yooo ??
eheehe.. heihik .. ;-)
Salamaik wik'en jidi.

  (*) Matua.

mak Ban
~



J.Dachtar wrote:
( .)
 Tapi kok sampai anak
 laki2 diaja main boneka antilah, panuah dek urang Minang beko
 Taman Lawang.
 
 JD




RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial

2002-04-26 Terurut Topik Titik

Assalamu'alaikum wr. wb,

Saya rasa pendapat Wisnani Basthian hasilnya bukan mengacaukan, itu akan
menghasilkan pemberdayaan perempuan, supaya lebih ringan dalam menjalankan
tugas nyonya dan ubab sehingga tidak perlu paradigma vagina monolog,
walhasil bukan perempuan di titik nol lagi.
Ada yang bisa bantu untuk definisi 'bundo kanduang dalam strata lama dan
baru di Minang?
Salam

St. Bagindo Nagari
- Original Message -
From: Wisnani Bastian [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 26, 2002 12:23 PM
Subject: Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial





Evi wrote:
Hallo Uni, Wis!  Bukankah yang dinda tuliskan ini agak  sedikit mengacaukan
tata kemasyarakatan yang kita kenal?  Lama tak  jumpa kemana saja gerangan
dikau. Salam rindu untukmu

Wz:
Salam juga Vi, uni lai anok-anok se disuduik palanta ko.  Mengikuti tulisan
Evi 

Ya, sudah saatnya untuk dikacau, mari kita mulai ..
 Anak perempuan kita biarkan main bola dan main layangan.  Kita masukkan ke
klub bela-diri, agar bisa melindungi dirinya sendiri.  Anak lelaki kita
ajak turun kedapur,  bermain boneka juga boleh.   Anak perempuan diajak
mandiri.  Jangan merengek minta dilindungi karena dia perempuan.  Panjat
pohon hayo aja,  mencakau ikan di banda juga boleh. Sekolah yang benar biar
menjadi cerdas.  Cerdik  dan tahu kapan harus  menggunakan logika dan kapan
menggunakan perasaannya.   Tap  lalu bagimana kalau
ujung-ujungnya ketika dia jadi istri orang, dia dikembalikan kepada
rolenya sebagai perempuan yang perempuan.  Harus ini dan harus itu, tidak
boleh ini dan tidak boleh itu.  Mengamek-ngamek sajalah dirumah.   Kembali
lagi pada Ibu memasak didapur (kalau punya dapur).

Bundo Kanduang,  didudukkan di singgasana semu.  Tetap saja mamak dan datuk
yang punya  aturan mainnya.

seperti kata Angku JD:
Selain sexist, sebab akibatnya tidak berkeiliran. Tapi kumaha2
juga,  sesukses-suksesnya women lib. movement, tetap sajah
standard gentlement the ape before the beauty diterima kedua
gender eh..eh. (JD)



salam
wz,












RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] =sikan alamat email anda tanpa tanda kurung




RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial

2002-04-26 Terurut Topik J.Dachtar


  Anak perempuan kita biarkan main bola dan main layangan.  Kita masukkan ke
 klub bela-diri, agar bisa melindungi dirinya sendiri.  Anak lelaki kita
 ajak turun kedapur,  bermain boneka juga boleh.   Anak perempuan diajak
 mandiri.  Jangan merengek minta dilindungi karena dia perempuan.  Panjat
 pohon hayo aja,  mencakau ikan di banda juga boleh. 

Iko nan sabana pangka bala masalahnyo, dari dulu urang padusi di 
Minang tu indak bisa jadi datuak dek karano indak pandai 
mamanjek batuang tiok tanggal 17 Agus. Tapi kok sampai anak 
laki2 diaja main boneka antilah, panuah dek urang Minang beko 
Taman Lawang. 

JD

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



[RantauNet] Konstruksi Sosial --- Encik Ahmad Fadzil

2002-04-25 Terurut Topik esteranc labeh
Encik Fadzil
Apa yang dicakap Evi bolehlah benar. Beza sikit, di Malaysia galar Dato dibaki Sultan atau otoriti berkenaan. Tapi di Minangkabau galar tersebut sangatlah terpaut daripada "adat." Ini soalan yang kita musti dicarikan jalan keluar. Awak boleh melihat dia sebagai cabaran bagi sukan Minang dan Melayu supaya orang bukan rumpun melayu janganlah dibuat bingung hanya kerana "datuk" bermaksud jamak seperti Grandfather (Riau  Deli), Sir (Malaysia  Brunei), Leader (Minang) Ulema (Bugis  Makasar) etc.
Bukan kita nak berseronok perempuan digelar Datok, tapi dia semacam fenomena baharu di abad-21 sama hal nasib kaum puan di Indonesia,semisalfangsyen Bundo Kandong di Minangkabau berhanyut seiring kuatnya pengaruh Islam. Tapiitu bukanlah cerminan tamadun absolut kerana bangsa ini telah cuba berulang kali menarik hikmat dari sajarah bahwa kemajuan baharu boleh dicapai bila demokrasi ditegakkan. Kerana itu tak mengherankan bila Megawati bolehlah diterima majoriti kaum ulama dan Muslim ramai, meski dia kalangan puan.
Kita baik Indon maupun Melayu sepaham bahwa demokrasi akan sulit mencapai azimat bila "puan-puan" tak diberi sebarang oportuniti sesama "tuan-tuan." Dan sebagai edisen,di Indonesia banyakpuan-puan  yang takberdayabahkan untoksekadar menegak daripada harkatnya sendiri. Ini adalah kewajiban anak bangsaberikut kaum pria untuk berkhidmat melindungi hak-hak hidup mereka.
Love from PJ (anyway,Encik dudok kat mana?)
Esteranc Labeh
Catatan untuk Evi: Saya ingat pelajaran di kelas 1 SD dulu, "Ini Budi. Ini Bapak Budi. Ini Ibu Budi. Ibu Budi pergi ke pasar.Adiknya bagai."

 Evi [EMAIL PROTECTED] wrote: 






- Original Message - 
From: mohdfadzil ahmadfadzil 


jadi satu persoalan"
jiko suami bergalar datuk isteri kan digelar datin..
jiko isteri bargalar datuk suami kan jadi apa ya??
-Ass.wr.wb
Encik, jika istri jadi Datuak, suami tak harus jadi apa-apa. Jadi dirinya sendiri saja lah! Atau jadi suami yang baik bagi seorang Datuk.
Encik, selain faktor biologis yang kita sebut sebagai fungsi seksual, menjadi lelaki dan perempuan hanya kontruksi sosial saja kok. Saya kasih contoh bagaimana seseorang menjadi lelaki atau perempuan di Indonesia melalui mata pelaran Bahasa Indonesia untuk SD. Ibu sedang memasak di dapur dan Ayah sedang membetulkan genteng yang bocor. Tuti membantu ibu dan Amir membantu ayah. KalauEncik jalan2 kesebuahteritori diPacific Selatan, Encik akan berjumpa dengan sebuah komuniti yang akan membuat Encik memikirkan kembali pelajaran anak SD Indonesia itu. Disana yang memasak di dapur bukan lah ibu dan Tuti melainkan ayah dan Amir. Sementara ibu dan Tuti menerobos hutan, cari ikan ke laut untuk menghidupi seluruh keluarga. 
Dan Encik, kontruksi sosial akan berubah sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kehidupan yang semakin kompleks.Seorang Bundo Kanduang menjadi seorang Datuak bukanlah ide yang mengejutkan.Kebutuhan manusia pada keteraturan sosial yang mau atau tidak selalu mencari keseimbangan baru akan menemukan tempatnya melalui perjalanan waktu.
Hallo Uni, Wis! Bukankahyangdinda tuliskaniniagak sedikitmengacaukan tata kemasyarakatanyang kita kenal? Lama tak jumpa kemana saja gerangan dikau. Salam rindu untukmu
Wassalam,
Evi

Do You Yahoo!?
Yahoo! Games - play chess, backgammon, pool and more

Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial

2002-04-25 Terurut Topik Wisnani Bastian




Evi wrote:
Hallo Uni, Wis!  Bukankah yang dinda tuliskan ini agak  sedikit mengacaukan
tata kemasyarakatan yang kita kenal?  Lama tak  jumpa kemana saja gerangan
dikau. Salam rindu untukmu

Wz:
Salam juga Vi, uni lai anok-anok se disuduik palanta ko.  Mengikuti tulisan
Evi 

Ya, sudah saatnya untuk dikacau, mari kita mulai ..
 Anak perempuan kita biarkan main bola dan main layangan.  Kita masukkan ke
klub bela-diri, agar bisa melindungi dirinya sendiri.  Anak lelaki kita
ajak turun kedapur,  bermain boneka juga boleh.   Anak perempuan diajak
mandiri.  Jangan merengek minta dilindungi karena dia perempuan.  Panjat
pohon hayo aja,  mencakau ikan di banda juga boleh. Sekolah yang benar biar
menjadi cerdas.  Cerdik  dan tahu kapan harus  menggunakan logika dan kapan
menggunakan perasaannya.   Tap  lalu bagimana kalau
ujung-ujungnya ketika dia jadi istri orang, dia dikembalikan kepada
rolenya sebagai perempuan yang perempuan.  Harus ini dan harus itu, tidak
boleh ini dan tidak boleh itu.  Mengamek-ngamek sajalah dirumah.   Kembali
lagi pada Ibu memasak didapur (kalau punya dapur).

Bundo Kanduang,  didudukkan di singgasana semu.  Tetap saja mamak dan datuk
yang punya  aturan mainnya.

seperti kata Angku JD:
Selain sexist, sebab akibatnya tidak berkeiliran. Tapi kumaha2
juga,  sesukses-suksesnya women lib. movement, tetap sajah
standard gentlement the ape before the beauty diterima kedua
gender eh..eh. (JD)



salam
wz,












RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
==Mendaftar atau berhenti menerima 
RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
==


Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial --- Encik Ahmad Fadzil

2002-04-24 Terurut Topik Evi





  - Original Message - 
  From: 
  mohdfadzil ahmadfadzil 
  
  
  jadi satu persoalan"
  jiko suami bergalar datuk isteri kan digelar datin..
  jiko isteri bargalar datuk suami kan jadi apa ya??
  -Ass.wr.wb
  Encik, jika istri jadi Datuak, suami tak harus jadi apa-apa. Jadi dirinya 
  sendiri saja lah! Atau jadi suami yang baik bagi seorang Datuk.
  Encik, selain faktor biologis yang kita sebut sebagai fungsi seksual, 
  menjadi lelaki dan perempuan hanya kontruksi sosial saja kok. Saya kasih 
  contoh bagaimana seseorang menjadi lelaki atau perempuan di Indonesia melalui 
  mata pelaran Bahasa Indonesia untuk SD. Ibu sedang memasak di dapur dan Ayah 
  sedang membetulkan genteng yang bocor. Tuti membantu ibu dan Amir membantu 
  ayah. KalauEncik jalan2 kesebuahteritori diPacific 
  Selatan, Encik akan berjumpa dengan sebuah komuniti yang akan membuat Encik 
  memikirkan kembali pelajaran anak SD Indonesia itu. Disana yang memasak di 
  dapur bukan lah ibu dan Tuti melainkan ayah dan Amir. Sementara ibu dan Tuti 
  menerobos hutan, cari ikan ke laut untuk menghidupi seluruh keluarga. 
  Dan Encik, kontruksi sosial akan berubah sesuai dengan tuntutan dan 
  kebutuhan kehidupan yang semakin kompleks.Seorang Bundo Kanduang menjadi 
  seorang Datuak bukanlah ide yang mengejutkan.Kebutuhan manusia pada 
  keteraturan sosial yang mau atau tidak selalu mencari keseimbangan baru akan 
  menemukan tempatnya melalui perjalanan waktu.
  Hallo Uni, Wis! 
  Bukankahyangdinda tuliskaniniagak 
  sedikitmengacaukan tata kemasyarakatanyang kita kenal?  Lama tak 
  jumpa kemana saja gerangan dikau. Salam rindu untukmu
  Wassalam,
  Evi