Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial
Dulu Lawang (*) tu parak tabu, . kini lah jadi taman yooo ?? eheehe.. heihik .. ;-) Ih...ih, kalau Lawang ba (*) tampek urang mambuek saka, Lawang nan indak ba (*) tampek saka bagincu. Salamaik wik'en jidi. Samo2, tarimo kasih banyak da Bandaro, walau ambo bukak lah sanjo diujuang wik en. OiBiyai, lah ka Sinayan pulo lah kini ko garan? Wass, JD RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial
Dulu Lawang (*) tu parak tabu, . kini lah jadi taman yooo ?? eheehe.. heihik .. ;-) Salamaik wik'en jidi. (*) Matua. mak Ban ~ J.Dachtar wrote: ( .) Tapi kok sampai anak laki2 diaja main boneka antilah, panuah dek urang Minang beko Taman Lawang. JD RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial
Assalamu'alaikum wr. wb, Saya rasa pendapat Wisnani Basthian hasilnya bukan mengacaukan, itu akan menghasilkan pemberdayaan perempuan, supaya lebih ringan dalam menjalankan tugas nyonya dan ubab sehingga tidak perlu paradigma vagina monolog, walhasil bukan perempuan di titik nol lagi. Ada yang bisa bantu untuk definisi 'bundo kanduang dalam strata lama dan baru di Minang? Salam St. Bagindo Nagari - Original Message - From: Wisnani Bastian [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 26, 2002 12:23 PM Subject: Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial Evi wrote: Hallo Uni, Wis! Bukankah yang dinda tuliskan ini agak sedikit mengacaukan tata kemasyarakatan yang kita kenal? Lama tak jumpa kemana saja gerangan dikau. Salam rindu untukmu Wz: Salam juga Vi, uni lai anok-anok se disuduik palanta ko. Mengikuti tulisan Evi Ya, sudah saatnya untuk dikacau, mari kita mulai .. Anak perempuan kita biarkan main bola dan main layangan. Kita masukkan ke klub bela-diri, agar bisa melindungi dirinya sendiri. Anak lelaki kita ajak turun kedapur, bermain boneka juga boleh. Anak perempuan diajak mandiri. Jangan merengek minta dilindungi karena dia perempuan. Panjat pohon hayo aja, mencakau ikan di banda juga boleh. Sekolah yang benar biar menjadi cerdas. Cerdik dan tahu kapan harus menggunakan logika dan kapan menggunakan perasaannya. Tap lalu bagimana kalau ujung-ujungnya ketika dia jadi istri orang, dia dikembalikan kepada rolenya sebagai perempuan yang perempuan. Harus ini dan harus itu, tidak boleh ini dan tidak boleh itu. Mengamek-ngamek sajalah dirumah. Kembali lagi pada Ibu memasak didapur (kalau punya dapur). Bundo Kanduang, didudukkan di singgasana semu. Tetap saja mamak dan datuk yang punya aturan mainnya. seperti kata Angku JD: Selain sexist, sebab akibatnya tidak berkeiliran. Tapi kumaha2 juga, sesukses-suksesnya women lib. movement, tetap sajah standard gentlement the ape before the beauty diterima kedua gender eh..eh. (JD) salam wz, RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] =sikan alamat email anda tanpa tanda kurung RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial
Anak perempuan kita biarkan main bola dan main layangan. Kita masukkan ke klub bela-diri, agar bisa melindungi dirinya sendiri. Anak lelaki kita ajak turun kedapur, bermain boneka juga boleh. Anak perempuan diajak mandiri. Jangan merengek minta dilindungi karena dia perempuan. Panjat pohon hayo aja, mencakau ikan di banda juga boleh. Iko nan sabana pangka bala masalahnyo, dari dulu urang padusi di Minang tu indak bisa jadi datuak dek karano indak pandai mamanjek batuang tiok tanggal 17 Agus. Tapi kok sampai anak laki2 diaja main boneka antilah, panuah dek urang Minang beko Taman Lawang. JD RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] Konstruksi Sosial --- Encik Ahmad Fadzil
Encik Fadzil Apa yang dicakap Evi bolehlah benar. Beza sikit, di Malaysia galar Dato dibaki Sultan atau otoriti berkenaan. Tapi di Minangkabau galar tersebut sangatlah terpaut daripada "adat." Ini soalan yang kita musti dicarikan jalan keluar. Awak boleh melihat dia sebagai cabaran bagi sukan Minang dan Melayu supaya orang bukan rumpun melayu janganlah dibuat bingung hanya kerana "datuk" bermaksud jamak seperti Grandfather (Riau Deli), Sir (Malaysia Brunei), Leader (Minang) Ulema (Bugis Makasar) etc. Bukan kita nak berseronok perempuan digelar Datok, tapi dia semacam fenomena baharu di abad-21 sama hal nasib kaum puan di Indonesia,semisalfangsyen Bundo Kandong di Minangkabau berhanyut seiring kuatnya pengaruh Islam. Tapiitu bukanlah cerminan tamadun absolut kerana bangsa ini telah cuba berulang kali menarik hikmat dari sajarah bahwa kemajuan baharu boleh dicapai bila demokrasi ditegakkan. Kerana itu tak mengherankan bila Megawati bolehlah diterima majoriti kaum ulama dan Muslim ramai, meski dia kalangan puan. Kita baik Indon maupun Melayu sepaham bahwa demokrasi akan sulit mencapai azimat bila "puan-puan" tak diberi sebarang oportuniti sesama "tuan-tuan." Dan sebagai edisen,di Indonesia banyakpuan-puan yang takberdayabahkan untoksekadar menegak daripada harkatnya sendiri. Ini adalah kewajiban anak bangsaberikut kaum pria untuk berkhidmat melindungi hak-hak hidup mereka. Love from PJ (anyway,Encik dudok kat mana?) Esteranc Labeh Catatan untuk Evi: Saya ingat pelajaran di kelas 1 SD dulu, "Ini Budi. Ini Bapak Budi. Ini Ibu Budi. Ibu Budi pergi ke pasar.Adiknya bagai." Evi [EMAIL PROTECTED] wrote: - Original Message - From: mohdfadzil ahmadfadzil jadi satu persoalan" jiko suami bergalar datuk isteri kan digelar datin.. jiko isteri bargalar datuk suami kan jadi apa ya?? -Ass.wr.wb Encik, jika istri jadi Datuak, suami tak harus jadi apa-apa. Jadi dirinya sendiri saja lah! Atau jadi suami yang baik bagi seorang Datuk. Encik, selain faktor biologis yang kita sebut sebagai fungsi seksual, menjadi lelaki dan perempuan hanya kontruksi sosial saja kok. Saya kasih contoh bagaimana seseorang menjadi lelaki atau perempuan di Indonesia melalui mata pelaran Bahasa Indonesia untuk SD. Ibu sedang memasak di dapur dan Ayah sedang membetulkan genteng yang bocor. Tuti membantu ibu dan Amir membantu ayah. KalauEncik jalan2 kesebuahteritori diPacific Selatan, Encik akan berjumpa dengan sebuah komuniti yang akan membuat Encik memikirkan kembali pelajaran anak SD Indonesia itu. Disana yang memasak di dapur bukan lah ibu dan Tuti melainkan ayah dan Amir. Sementara ibu dan Tuti menerobos hutan, cari ikan ke laut untuk menghidupi seluruh keluarga. Dan Encik, kontruksi sosial akan berubah sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kehidupan yang semakin kompleks.Seorang Bundo Kanduang menjadi seorang Datuak bukanlah ide yang mengejutkan.Kebutuhan manusia pada keteraturan sosial yang mau atau tidak selalu mencari keseimbangan baru akan menemukan tempatnya melalui perjalanan waktu. Hallo Uni, Wis! Bukankahyangdinda tuliskaniniagak sedikitmengacaukan tata kemasyarakatanyang kita kenal? Lama tak jumpa kemana saja gerangan dikau. Salam rindu untukmu Wassalam, Evi Do You Yahoo!? Yahoo! Games - play chess, backgammon, pool and more
Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial
Evi wrote: Hallo Uni, Wis! Bukankah yang dinda tuliskan ini agak sedikit mengacaukan tata kemasyarakatan yang kita kenal? Lama tak jumpa kemana saja gerangan dikau. Salam rindu untukmu Wz: Salam juga Vi, uni lai anok-anok se disuduik palanta ko. Mengikuti tulisan Evi Ya, sudah saatnya untuk dikacau, mari kita mulai .. Anak perempuan kita biarkan main bola dan main layangan. Kita masukkan ke klub bela-diri, agar bisa melindungi dirinya sendiri. Anak lelaki kita ajak turun kedapur, bermain boneka juga boleh. Anak perempuan diajak mandiri. Jangan merengek minta dilindungi karena dia perempuan. Panjat pohon hayo aja, mencakau ikan di banda juga boleh. Sekolah yang benar biar menjadi cerdas. Cerdik dan tahu kapan harus menggunakan logika dan kapan menggunakan perasaannya. Tap lalu bagimana kalau ujung-ujungnya ketika dia jadi istri orang, dia dikembalikan kepada rolenya sebagai perempuan yang perempuan. Harus ini dan harus itu, tidak boleh ini dan tidak boleh itu. Mengamek-ngamek sajalah dirumah. Kembali lagi pada Ibu memasak didapur (kalau punya dapur). Bundo Kanduang, didudukkan di singgasana semu. Tetap saja mamak dan datuk yang punya aturan mainnya. seperti kata Angku JD: Selain sexist, sebab akibatnya tidak berkeiliran. Tapi kumaha2 juga, sesukses-suksesnya women lib. movement, tetap sajah standard gentlement the ape before the beauty diterima kedua gender eh..eh. (JD) salam wz, RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 ==Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ==
Re: [RantauNet] Konstruksi Sosial --- Encik Ahmad Fadzil
- Original Message - From: mohdfadzil ahmadfadzil jadi satu persoalan" jiko suami bergalar datuk isteri kan digelar datin.. jiko isteri bargalar datuk suami kan jadi apa ya?? -Ass.wr.wb Encik, jika istri jadi Datuak, suami tak harus jadi apa-apa. Jadi dirinya sendiri saja lah! Atau jadi suami yang baik bagi seorang Datuk. Encik, selain faktor biologis yang kita sebut sebagai fungsi seksual, menjadi lelaki dan perempuan hanya kontruksi sosial saja kok. Saya kasih contoh bagaimana seseorang menjadi lelaki atau perempuan di Indonesia melalui mata pelaran Bahasa Indonesia untuk SD. Ibu sedang memasak di dapur dan Ayah sedang membetulkan genteng yang bocor. Tuti membantu ibu dan Amir membantu ayah. KalauEncik jalan2 kesebuahteritori diPacific Selatan, Encik akan berjumpa dengan sebuah komuniti yang akan membuat Encik memikirkan kembali pelajaran anak SD Indonesia itu. Disana yang memasak di dapur bukan lah ibu dan Tuti melainkan ayah dan Amir. Sementara ibu dan Tuti menerobos hutan, cari ikan ke laut untuk menghidupi seluruh keluarga. Dan Encik, kontruksi sosial akan berubah sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kehidupan yang semakin kompleks.Seorang Bundo Kanduang menjadi seorang Datuak bukanlah ide yang mengejutkan.Kebutuhan manusia pada keteraturan sosial yang mau atau tidak selalu mencari keseimbangan baru akan menemukan tempatnya melalui perjalanan waktu. Hallo Uni, Wis! Bukankahyangdinda tuliskaniniagak sedikitmengacaukan tata kemasyarakatanyang kita kenal? Lama tak jumpa kemana saja gerangan dikau. Salam rindu untukmu Wassalam, Evi