[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-10 Terurut Topik benni inayatullah
Kalau begitu adanya memang tidak salah juga  agama/ketuhanan  termasuk budaya 
Da Yudi...

Ben

"Yudi \"KudaLiar\"" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: kalau seseorang beragama sama 
dengan agama orang tua nya itu tidak salah. bahkan kalo dia tetap memeluk agama 
tersebut sampai akhir hayatnya. dan sekali lagi itu tidak salah...
 hanya, mungkin lebih asyik kalo agama yg dijalankan tersebut dipahami segala 
sesuatu nya. jadi tidak sekedar menjalankan ritual2 kosong belaka tanpa tau apa 
maksud dan tujuan ibadah tersebut.
 untuk proses pemahaman inilah kadang diperlukan proses pendalaman (hmmm..saya 
kurang setuju kalo disebut "proses pencarian", kecuali untuk yang tidak 
beragama). 
  
 
 
 On 7/11/07, benni inayatullah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Da Yudi..saya justru 
melihat ada kecenderungan masyarakat kita secara tidak sadar menempatkan 
agama/ketuhanan sebagai budaya. Mereka beragama tertentu hanya karena orang tua 
mereka agamanya itu juga. mereka hanya menerima warisan dari ortu dan 
lingkungan mereka. 

jarang sekali kita melihat orang mempercayai Tuhan dengan melalui proses 
pencarian Tuhan itu sendiri. Sehingga kita banyak melihat orang hanya beragama 
dan bukannya menjadi beragama..

mungkin Ridha bisa menjelaskan fenomena ini.. 

salam

Ben




   
-
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us.
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-10 Terurut Topik Yudi "KudaLiar"
kalau seseorang beragama sama dengan agama orang tua nya itu tidak salah.
bahkan kalo dia tetap memeluk agama tersebut sampai akhir hayatnya. dan
sekali lagi itu tidak salah...
hanya, mungkin lebih asyik kalo agama yg dijalankan tersebut dipahami segala
sesuatu nya. jadi tidak sekedar menjalankan ritual2 kosong belaka tanpa tau
apa maksud dan tujuan ibadah tersebut.
untuk proses pemahaman inilah kadang diperlukan proses pendalaman
(hmmm..saya kurang setuju kalo disebut "proses pencarian", kecuali untuk
yang tidak beragama).



On 7/11/07, benni inayatullah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Da Yudi..saya justru melihat ada kecenderungan masyarakat kita secara
> tidak sadar menempatkan agama/ketuhanan sebagai budaya. Mereka beragama
> tertentu hanya karena orang tua mereka agamanya itu juga. mereka hanya
> menerima warisan dari ortu dan lingkungan mereka.
>
> jarang sekali kita melihat orang mempercayai Tuhan dengan melalui proses
> pencarian Tuhan itu sendiri. Sehingga kita banyak melihat orang hanya
> beragama dan bukannya menjadi beragama..
>
> mungkin Ridha bisa menjelaskan fenomena ini..
>
> salam
>
> Ben
>
> *"Yudi \"KudaLiar\"" <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
> sesuai dengan konsep wujud kebudayaan, maka adat merupakan salah satu
> wujud dari kebudayaan itu sendiri. adat atau aturan merupakan wujud dari ide
> yang disusun menjadi konsep dan melalui konsensus masyarakat pendukungnya.
>
>
> untuk sistem religi, di sini tidak hanya membicarakan ttg agama, tetapi
> juga termasuk sistem kepercayaan non agama apa pun bentuknya.
> dan yang dianggap sebagai sistem religi yg termasuk kebudayaan bukanlah
> pada konsep ketuhannya, tetapi lebih cenderung kepada konsep perilaku,
> kebisaan, tradisi dll. karena konsep ketuhanan memang bukan wilayah budaya.
> kebudayaan hanya mengatur pada wilayah output dari konsep ketuhanan itu.
> seperti ada nya ritual-ritual persembahan...
>
>
>
>
>
>  --
> Get the free Yahoo! 
> toolbarand
>  rest assured with the added security of spyware protection.
> >
>


-- 
Salam,

Yudi F
+62 819 3135 7781
http://yudifebri.multiply.com
YM ID : yudifebri

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-10 Terurut Topik benni inayatullah
Da Yudi..saya justru melihat ada kecenderungan masyarakat kita secara tidak 
sadar menempatkan agama/ketuhanan sebagai budaya. Mereka beragama tertentu 
hanya karena orang tua mereka agamanya itu juga. mereka hanya menerima warisan 
dari ortu dan lingkungan mereka.

jarang sekali kita melihat orang mempercayai Tuhan dengan melalui proses 
pencarian Tuhan itu sendiri. Sehingga kita banyak melihat orang hanya beragama 
dan bukannya menjadi beragama..

mungkin Ridha bisa menjelaskan fenomena ini..

salam

Ben

"Yudi \"KudaLiar\"" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: sesuai dengan konsep wujud 
kebudayaan, maka adat merupakan salah satu wujud dari kebudayaan itu sendiri. 
adat atau aturan merupakan wujud dari ide yang disusun menjadi konsep dan 
melalui konsensus masyarakat pendukungnya. 
  
  
 untuk sistem religi, di sini tidak hanya membicarakan ttg agama, tetapi juga 
termasuk sistem kepercayaan non agama apa pun bentuknya.
 dan yang dianggap sebagai sistem religi yg termasuk kebudayaan bukanlah pada 
konsep ketuhannya, tetapi lebih cenderung kepada konsep perilaku, kebisaan, 
tradisi dll. karena konsep ketuhanan memang bukan wilayah budaya. kebudayaan 
hanya mengatur pada wilayah output dari konsep ketuhanan itu. seperti ada nya 
ritual-ritual persembahan... 
 

 


   
-
Get the free Yahoo! toolbar and rest assured with the added security of spyware 
protection. 
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-10 Terurut Topik Yudi "KudaLiar"
sesuai dengan konsep wujud kebudayaan, maka adat merupakan salah satu wujud
dari kebudayaan itu sendiri. adat atau aturan merupakan wujud dari ide yang
disusun menjadi konsep dan melalui konsensus masyarakat pendukungnya.


untuk sistem religi, di sini tidak hanya membicarakan ttg agama, tetapi juga
termasuk sistem kepercayaan non agama apa pun bentuknya.
dan yang dianggap sebagai sistem religi yg termasuk kebudayaan bukanlah pada
konsep ketuhannya, tetapi lebih cenderung kepada konsep perilaku, kebisaan,
tradisi dll. karena konsep ketuhanan memang bukan wilayah budaya. kebudayaan
hanya mengatur pada wilayah output dari konsep ketuhanan itu. seperti ada
nya ritual-ritual persembahan...



On 7/7/07, Ahmad Ridha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> On 7/7/07, Yudi KudaLiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > jadi menurut saya, pernyataan adat hanya sekedar estetika tidak mendasar
> > sama sekali. pernyataan yng sangat dangkal. karena adat dilihat hanya
> dari
> > sudut pandang kesenian saja.
> > padahal adat juga mengandung unsur2 kebudayaan lain.
> >
>
> Pertanyaannya di sini adalah apakah adat ekivalen dengan kebudayaan?
> Ataukah adat juga hanyalah bagian dari kebudayaan?
>
> Kemudian, apakah definisi kebudayaan menurut Prof. Koentjaraningrat?
> Disebutkan bahwa sistem religi juga dimasukkan dalam kebudayaan.
> Karena jika kebudayaan didefinisikan sebagai hasil budi manusia maka
> Islam tidak masuk ke dalamnya karena landasannya adalah wahyu.
>
> --
> Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
> (l. 1400 H/1980 M)
>
> >
>


-- 
Salam,

Yudi F
+62 819 3135 7781
http://yudifebri.multiply.com
YM ID : yudifebri

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-08 Terurut Topik Z Chaniago

Assalamu'alaikum Ww.

Yapdikok adat adolah kebudayaan ; yang terdiri dari 7 komponen
1. Sistem Religi
2. Sistem Ekonomi
3. Sistem Pengetahuan
4. Bahasa
5. Sistem Kekerabatan
6. Organisasi Sosial
7. Kesenian...

makin banyak bangkalai nan harus di karajokan nich

Nan susahnyo memang belakangan ini adat diarahkan ke estetika oleh
sebagian oknum adatsahinggo adat itu cenderung mengarah ke
estetika...

Jadi ingek suatu dialog imajiner

A. Baa kok angku indak mangecek ber petatah petitih ?
B. H waden ko **  bukan tukang saluang..
A. A...aratinyo tu 'Ngku ?
B. Tampek pariuak di jarang
A   @#$%^*&^%$##

Wassalam

Pada tanggal 07/07/07, Yudi KudaLiar <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> adat adalah estetika semata...suatu pernyataan yg menarik...
>
> menurut prof Koentjaraningrat (Antropologi pertama indonesia), wujud
> kebudayaan ada 3, yaitu ide/gagasan, konsep/sistem nilai, dan kebudayaan
> materi.
>
> ide atau gagasan ini muncul dari pengalaman empiris manusia, yang kemudian
> melahirkan konsep atau sistem nilai. sistem nilai inilah yg menjadi modal
> dasar manusia untuk menyusun adat istiadat (adat sendiri mengandung arti
> aturan). salah satunya adalah kebudayaanmateri seperti kesenian, arsitektur,
> dll.
>
> tapi semua itu baru akan menjadi kebudayaan apabila ada konsensus bersama
> antar pendukung kebudayaan tersebut (masyarakat pendukungnya).
>
> lalu kalo adat dianggap sekedar estetika, maka adat tersebut adalah baru
> sebatas sistem nilai atau konsep dalam estetika yaitu kesenian. kesenian
> sendiri hanyalah salah satu dari 7 unsur kebudayaan itu sendiri, selain
> sistem religi, sistem ekonomi, sistem pengetahuan, bahasa, sistem
> kekerabatan, dan organisasi sosial.
>
> jadi menurut saya, pernyataan adat hanya sekedar estetika tidak mendasar
> sama sekali. pernyataan yng sangat dangkal. karena adat dilihat hanya dari
> sudut pandang kesenian saja.
> padahal adat juga mengandung unsur2 kebudayaan lain.
>
>
> --
> Salam,
>
> Yudi F
> +62 819 3135 7781
> http://yudifebri.multiply.com
> YM ID : yudifebri
>
-- 
Z Chaniago - Palai Rinuak - Kaganti sawah jo ladang

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-07 Terurut Topik Ahmad Ridha

On 7/7/07, Yudi KudaLiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> jadi menurut saya, pernyataan adat hanya sekedar estetika tidak mendasar
> sama sekali. pernyataan yng sangat dangkal. karena adat dilihat hanya dari
> sudut pandang kesenian saja.
> padahal adat juga mengandung unsur2 kebudayaan lain.
>

Pertanyaannya di sini adalah apakah adat ekivalen dengan kebudayaan?
Ataukah adat juga hanyalah bagian dari kebudayaan?

Kemudian, apakah definisi kebudayaan menurut Prof. Koentjaraningrat?
Disebutkan bahwa sistem religi juga dimasukkan dalam kebudayaan.
Karena jika kebudayaan didefinisikan sebagai hasil budi manusia maka
Islam tidak masuk ke dalamnya karena landasannya adalah wahyu.

-- 
Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-06 Terurut Topik Yudi \"KudaLiar\"
adat adalah estetika semata...suatu pernyataan yg menarik...

menurut prof Koentjaraningrat (Antropologi pertama indonesia), wujud
kebudayaan ada 3, yaitu ide/gagasan, konsep/sistem nilai, dan kebudayaan
materi.

ide atau gagasan ini muncul dari pengalaman empiris manusia, yang kemudian
melahirkan konsep atau sistem nilai. sistem nilai inilah yg menjadi modal
dasar manusia untuk menyusun adat istiadat (adat sendiri mengandung arti
aturan). salah satunya adalah kebudayaanmateri seperti kesenian, arsitektur,
dll.

tapi semua itu baru akan menjadi kebudayaan apabila ada konsensus bersama
antar pendukung kebudayaan tersebut (masyarakat pendukungnya).

lalu kalo adat dianggap sekedar estetika, maka adat tersebut adalah baru
sebatas sistem nilai atau konsep dalam estetika yaitu kesenian. kesenian
sendiri hanyalah salah satu dari 7 unsur kebudayaan itu sendiri, selain
sistem religi, sistem ekonomi, sistem pengetahuan, bahasa, sistem
kekerabatan, dan organisasi sosial.

jadi menurut saya, pernyataan adat hanya sekedar estetika tidak mendasar
sama sekali. pernyataan yng sangat dangkal. karena adat dilihat hanya dari
sudut pandang kesenian saja.
padahal adat juga mengandung unsur2 kebudayaan lain.


-- 
Salam,

Yudi F
+62 819 3135 7781
http://yudifebri.multiply.com
YM ID : yudifebri


On 6/26/07, Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bagi sebagian orang, postingan ini agak sedikit ofensif.
>
>
> Bagi saya adat hanyalah estetika.  Seperti memilih warna taplak meja dan
> pot bunga.  Kalau suka, tarohlah disana.  Tak suka, biarkan saja.  Tidak ada
> konsekuensi apa-apa.  Tak membuat masuk penjara, apalagi masuk neraka.
> Karena yang saya tahu, kalau takut dengan penjara ikuti hukum negara.  Kalau
> urusan dengan neraka, ada namanya hukum agama.  Hukum adat?  Sekali lagi
> hanyalah estetika belaka.
>
> Bicara soal estetika adalah bicara tentang sebuah rentetan waktu.  Konon
> dulu dulu perempuan cantik adalah yang bongsor.  Sekarang?  Perempuan
> sensitif ditanya berat badan.
>
> Bagi yang mengutamakan fungsi, silakan minimalis.  Minimalis juga boleh
> buat yang beralasan budget rendah.  Yang mau ribet dan compilcated, juga
> silakan.  Memang sih, menjadi pusat perhatian ketika kita minimalis di
> tengah lingkungan complicated dan ribet. Tapi kita boleh kok teriak who's
> care!!  Peduli amat!
>
> Jadi, bagi saya adat ini adalah estetika.  Sekarang sih, saya masih
> melihat sebagian adat kita masih indah.  Tidak tahu apakah masih indah
> menurut saya.  Kalau pun tak berasa indah, saya tinggalkan saja.  Atau saya
> pragmatis memilih saja, yang masih indah saya pakai.  Yang menurut saya
> sudah tak indah, saya tinggalkan saja.  Toh zaman selalu dinamis berubah.
> So what gitu loh!!
>
> Salam
>
> note:
> di Tahiti, air juga mengalir ke bawah
> disana yang beginian, bisa jadi disebut adat nan sabana adat juga
> lalu apa bedanya??
> plis deh... hari gini masih berlindung dibalik adat nan ampek
> lagian hari gini ngapain masih berkelahi ngomong adat
> cape deh...
> adat cuma estetika kok.
>
>
>

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-06 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR

Wassalamualaikum w.w. Sanak Iwan Soekri,

Silakan Sanak, tapi tolong ambo diSMS dulu, karano
ambo adolah 'gaek palala', kadang-kadang indak
ditampek. 

Wassalam,
Saafroedin Bahar

--- iwan soekri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> salam
>   maaf pak Doktor.
>   ambo hanyo dape berita, pak Doktor adalah omnya
> elsa, lisa dan dores.
>   berita itu nan ambo sampaikan.
>   it is ok.
>   mudah-mudahan niat itu bisa dilaksanakan dek ambo,
> walau pesimis akan terealisasi, melihat ladang dan
> buncah karak, sedangkan ambo hanyo paladang atas
> perintah induk samang. hahaha!
>   jikok ado cuti ambo ka jakarta, kaciinan maota jo
> pak Doktor. tantu kok pak Doktor ado wakatu.
>   salam
>   sutan iwan soekri munaf
>   
> 
> "Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   
> Wassalamualaikum w.w. Sanak Iwan Soekri,
> 
> Alhamdulillah kalau baitu Sanak, nan penting kan
> niat.
> 
> Betty itu etek ambo, adiak dek Ayah ambo sabapak.
> Jadi
> Lisa, Elsa, dan Dores bukan kaponanakan, tapi labiah
> dakek ka sepupu.
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> 
> 
> --- iwan soekri wrote:
> 
> > salam
> > niat dipasang, namun realitas indak mungkin
> > dibendung, Pak Doktor.
> > biaya memang faktor utama, selain benturan waktu
> > karajo.
> > ambo mendoakan, semoga sukses, sehingga tiada
> > benturan lagi antara adat dan agama.
> > tentang tetangga ambo itu namanya elsa, anak
> > betti. kakak elsa itu namanya lisa dan dores.
> > walaupun kami sudah pindah, kami masih
> > silaturahmi. lisa dan elsa sering berkunjung ke
> > rumah. urang rumah ambo pun sering berkunjung ke
> > rumah elsa.
> > salam
> > sutan iwan soekri munaf
> > 
> > "Dr.Saafroedin BAHAR" wrote:
> > 
> > Waalaikumsalam w.w. Sanak Iwan Soekri,dulu 
> > 
> > Kok indak bisa pai kini, lain kali malah. Asa niat
> > dipasang, insya Allah dikabulkan Allah swt pado
> > suatu
> > wakatu nanti.
> > 
> > Tipak di ambo, memang bukan kini juo ambo ka pai
> > dalam
> > rangka 'wisata nagari balega' ko. Di sampiang
> karajo
> > masih banyak -- sampai akhir Agustus 2007 nanti --
> > juo
> > biaya alun cukuik tasadio. Tapi niat alah
> dipasang.
> > 
> > PS: sia namo ponakan ambo nan di Bekasi, nan
> tingga
> > dakek rumah Sanak dulu tu ?
> > 
> > Wassalam,
> > Saafroedin Bahar
> > 
> > --- iwan soekri wrote:
> > 
> > > salam, pak Doktor!
> > > saya kenal anda secara 'kenal' lewat ponakan
> anda
> > > yang mengantarkan sejumlah buku anda ke rumah
> saya
> > > di bekasi. ponakan anda itu, ibunya semula kawin
> > > dengan orang padang, kemudian setelah brcerai
> > (hidup
> > > atau mati, saya tak tahu), kawin dengan lelaki
> > jawa.
> > > ponakan anda itu jadi tetangga saya di
> kalimalang,
> > > dulu.
> > > saya cukup senang atas undangan tersebut, walau
> > > pasti agak sukar bagi saya untuk mengajak
> keluarga
> > > saya (istri saya bukanlah orang minang, anak
> saya
> > > juga pasti tidak punya suku di minang, kalau
> tour,
> > > mereka senang dengan teman-temannya daripada
> > > pergaulan 'bokap' yang kurang bisa dimangarati
> dek
> > > mereka).
> > > di dalam 'perut saya', saya termasuk yang
> > > mengatakan sebaiknya tidak lagi ada yang
> > menyebutkan
> > > "adat bersandi syara, syara bersandi
> KITABULLAH'.
> > > karna marga (suku) diambil dari ibu dan juga
> soal
> > > 'uang jemputan'.
> > > saya memang memproklamirkan di dalam 'perut
> saya'
> > > agar 'adat bersandi mufakat masyarakat pemangku
> > > adat' dan syara bersandi pada KITABULLAH.
> > > jadi kalau saya bersuku Koto dari ibu, karena
> saya
> > > sepakat dan mufakat dengan kesepakatan dan
> > > kemfakatan 'perut saya' itu. ketika syara
> bersandi
> > > ke kitab Allah, ya saya mengikuti karena Allah
> SWT
> > > adalah Tuhan saya.
> > > itu sebabnya, ketika ada yang berpendapat adat
> > > hanyalah estetika, saya setuju buanget, gitu
> lho!
> > > apakah dengan demikian saya sekuler? antahlah.
> > > mungkin saya amat terlalu atau keterlaluan
> > > pendapat saya itu, jika dipandang 'orang minang'
> > > yang masih bersikutat mau mencampurkan
> kesepakatan
> > > pemakai adat yang dapat berubah setiap saat,
> > dengan
> > > ketentuan Allah yang sudah pasti.
> > > kembali ke soal tour, terimakasih sebelas dengan
> > > kepala saya haturkan. sibuknya pekerjaan dan
> > > berbagai alasan yang sulit saya kemukakan,
> selain
> > > alasan yang saya utarakan di bagian depan surat
> > ini;
> > > kemungkinan saya tak bisa ikut pada acara 'kita'
> > > kali ini.
> > > entahlah kalau lain waktu.
> > > terimakasih.
> > > tabik.
> > > sutan iwan soekri munaf
> > > 
> > > 
> > > "Dr.Saafroedin BAHAR" wrote:
> > > 
> > > Assalamualaikum w.w. Sanak Taufiq Rasyid jo
> Sanak
> > > Iwan
> > > Soekri,
> > > 
> > > Lai buliah ambo manyalo ? Sambia malanjuikkan
> > > badiskusi soal adat ko, baa kok sanak baduo
> > langkok
> > > jo
> > > keluarga sato dalam program wisata kuliliang
> > nagari
> > > nan digagas dek MAPPAS, supayo kito caliak bana
> > baa
> > > kaadaan adat kito kini. Pelaksanaan teknis
> antaro
> > > lain
> > > dek Tigo Balai Tour dan

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-06 Terurut Topik iwan soekri
salam
  maaf pak Doktor.
  ambo hanyo dape berita, pak Doktor adalah omnya elsa, lisa dan dores.
  berita itu nan ambo sampaikan.
  it is ok.
  mudah-mudahan niat itu bisa dilaksanakan dek ambo, walau pesimis akan 
terealisasi, melihat ladang dan buncah karak, sedangkan ambo hanyo paladang 
atas perintah induk samang. hahaha!
  jikok ado cuti ambo ka jakarta, kaciinan maota jo pak Doktor. tantu kok pak 
Doktor ado wakatu.
  salam
  sutan iwan soekri munaf
  

"Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Wassalamualaikum w.w. Sanak Iwan Soekri,

Alhamdulillah kalau baitu Sanak, nan penting kan niat.

Betty itu etek ambo, adiak dek Ayah ambo sabapak. Jadi
Lisa, Elsa, dan Dores bukan kaponanakan, tapi labiah
dakek ka sepupu.

Wassalam,
Saafroedin Bahar


--- iwan soekri wrote:

> salam
> niat dipasang, namun realitas indak mungkin
> dibendung, Pak Doktor.
> biaya memang faktor utama, selain benturan waktu
> karajo.
> ambo mendoakan, semoga sukses, sehingga tiada
> benturan lagi antara adat dan agama.
> tentang tetangga ambo itu namanya elsa, anak
> betti. kakak elsa itu namanya lisa dan dores.
> walaupun kami sudah pindah, kami masih
> silaturahmi. lisa dan elsa sering berkunjung ke
> rumah. urang rumah ambo pun sering berkunjung ke
> rumah elsa.
> salam
> sutan iwan soekri munaf
> 
> "Dr.Saafroedin BAHAR" wrote:
> 
> Waalaikumsalam w.w. Sanak Iwan Soekri,dulu 
> 
> Kok indak bisa pai kini, lain kali malah. Asa niat
> dipasang, insya Allah dikabulkan Allah swt pado
> suatu
> wakatu nanti.
> 
> Tipak di ambo, memang bukan kini juo ambo ka pai
> dalam
> rangka 'wisata nagari balega' ko. Di sampiang karajo
> masih banyak -- sampai akhir Agustus 2007 nanti --
> juo
> biaya alun cukuik tasadio. Tapi niat alah dipasang.
> 
> PS: sia namo ponakan ambo nan di Bekasi, nan tingga
> dakek rumah Sanak dulu tu ?
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> 
> --- iwan soekri wrote:
> 
> > salam, pak Doktor!
> > saya kenal anda secara 'kenal' lewat ponakan anda
> > yang mengantarkan sejumlah buku anda ke rumah saya
> > di bekasi. ponakan anda itu, ibunya semula kawin
> > dengan orang padang, kemudian setelah brcerai
> (hidup
> > atau mati, saya tak tahu), kawin dengan lelaki
> jawa.
> > ponakan anda itu jadi tetangga saya di kalimalang,
> > dulu.
> > saya cukup senang atas undangan tersebut, walau
> > pasti agak sukar bagi saya untuk mengajak keluarga
> > saya (istri saya bukanlah orang minang, anak saya
> > juga pasti tidak punya suku di minang, kalau tour,
> > mereka senang dengan teman-temannya daripada
> > pergaulan 'bokap' yang kurang bisa dimangarati dek
> > mereka).
> > di dalam 'perut saya', saya termasuk yang
> > mengatakan sebaiknya tidak lagi ada yang
> menyebutkan
> > "adat bersandi syara, syara bersandi KITABULLAH'.
> > karna marga (suku) diambil dari ibu dan juga soal
> > 'uang jemputan'.
> > saya memang memproklamirkan di dalam 'perut saya'
> > agar 'adat bersandi mufakat masyarakat pemangku
> > adat' dan syara bersandi pada KITABULLAH.
> > jadi kalau saya bersuku Koto dari ibu, karena saya
> > sepakat dan mufakat dengan kesepakatan dan
> > kemfakatan 'perut saya' itu. ketika syara bersandi
> > ke kitab Allah, ya saya mengikuti karena Allah SWT
> > adalah Tuhan saya.
> > itu sebabnya, ketika ada yang berpendapat adat
> > hanyalah estetika, saya setuju buanget, gitu lho!
> > apakah dengan demikian saya sekuler? antahlah.
> > mungkin saya amat terlalu atau keterlaluan
> > pendapat saya itu, jika dipandang 'orang minang'
> > yang masih bersikutat mau mencampurkan kesepakatan
> > pemakai adat yang dapat berubah setiap saat,
> dengan
> > ketentuan Allah yang sudah pasti.
> > kembali ke soal tour, terimakasih sebelas dengan
> > kepala saya haturkan. sibuknya pekerjaan dan
> > berbagai alasan yang sulit saya kemukakan, selain
> > alasan yang saya utarakan di bagian depan surat
> ini;
> > kemungkinan saya tak bisa ikut pada acara 'kita'
> > kali ini.
> > entahlah kalau lain waktu.
> > terimakasih.
> > tabik.
> > sutan iwan soekri munaf
> > 
> > 
> > "Dr.Saafroedin BAHAR" wrote:
> > 
> > Assalamualaikum w.w. Sanak Taufiq Rasyid jo Sanak
> > Iwan
> > Soekri,
> > 
> > Lai buliah ambo manyalo ? Sambia malanjuikkan
> > badiskusi soal adat ko, baa kok sanak baduo
> langkok
> > jo
> > keluarga sato dalam program wisata kuliliang
> nagari
> > nan digagas dek MAPPAS, supayo kito caliak bana
> baa
> > kaadaan adat kito kini. Pelaksanaan teknis antaro
> > lain
> > dek Tigo Balai Tour dan lain-lain operator wisata.
> > 
> > Ambo basamo jo anak cucu alah lamo marencanakan
> > untuk
> > ikuik 'homecoming tour' ko, karano ambo kan lahia
> > dan
> > gadang di kota, indak banyak marasokan baa
> lamaknyo
> > iduik di nagari.
> > 
> > Sambia taruih bedebat kito bawisata alam dan
> sisata
> > budaya, nan sacaro indak langsuang sato pulo
> > mambantu
> > sanak kito di Ranah.
> > 
> > Wassalam,
> > Saafroedin Bahar
> > --- "Rasyid, Taufiq (taufiqr)" 
> > wrote:
> > 
> > > Dek karano hanyo sabanta iduik dikampuang.
> > > Ambo memaklumi kala

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-05 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR

Wassalamualaikum w.w. Sanak Iwan Soekri,

Alhamdulillah kalau baitu Sanak, nan penting kan niat.

Betty itu etek ambo, adiak dek Ayah ambo sabapak. Jadi
Lisa, Elsa, dan Dores bukan kaponanakan, tapi labiah
dakek ka sepupu.

Wassalam,
Saafroedin Bahar


--- iwan soekri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> salam
>   niat dipasang, namun realitas indak mungkin
> dibendung, Pak Doktor.
>   biaya memang faktor utama, selain benturan waktu
> karajo.
>   ambo mendoakan, semoga sukses,  sehingga tiada
> benturan lagi antara adat dan agama.
>   tentang tetangga ambo itu namanya elsa, anak
> betti. kakak elsa itu namanya lisa dan dores.
>   walaupun kami sudah pindah, kami masih
> silaturahmi. lisa dan elsa sering berkunjung ke
> rumah. urang rumah ambo pun sering berkunjung ke
> rumah elsa.
>   salam
>   sutan iwan soekri munaf
> 
> "Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   
> Waalaikumsalam w.w. Sanak Iwan Soekri,dulu 
> 
> Kok indak bisa pai kini, lain kali malah. Asa niat
> dipasang, insya Allah dikabulkan Allah swt pado
> suatu
> wakatu nanti.
> 
> Tipak di ambo, memang bukan kini juo ambo ka pai
> dalam
> rangka 'wisata nagari balega' ko. Di sampiang karajo
> masih banyak -- sampai akhir Agustus 2007 nanti --
> juo
> biaya alun cukuik tasadio. Tapi niat alah dipasang.
> 
> PS: sia namo ponakan ambo nan di Bekasi, nan tingga
> dakek rumah Sanak dulu tu ?
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> 
> --- iwan soekri wrote:
> 
> > salam, pak Doktor!
> > saya kenal anda secara 'kenal' lewat ponakan anda
> > yang mengantarkan sejumlah buku anda ke rumah saya
> > di bekasi. ponakan anda itu, ibunya semula kawin
> > dengan orang padang, kemudian setelah brcerai
> (hidup
> > atau mati, saya tak tahu), kawin dengan lelaki
> jawa.
> > ponakan anda itu jadi tetangga saya di kalimalang,
> > dulu.
> > saya cukup senang atas undangan tersebut, walau
> > pasti agak sukar bagi saya untuk mengajak keluarga
> > saya (istri saya bukanlah orang minang, anak saya
> > juga pasti tidak punya suku di minang, kalau tour,
> > mereka senang dengan teman-temannya daripada
> > pergaulan 'bokap' yang kurang bisa dimangarati dek
> > mereka).
> > di dalam 'perut saya', saya termasuk yang
> > mengatakan sebaiknya tidak lagi ada yang
> menyebutkan
> > "adat bersandi syara, syara bersandi KITABULLAH'.
> > karna marga (suku) diambil dari ibu dan juga soal
> > 'uang jemputan'.
> > saya memang memproklamirkan di dalam 'perut saya'
> > agar 'adat bersandi mufakat masyarakat pemangku
> > adat' dan syara bersandi pada KITABULLAH.
> > jadi kalau saya bersuku Koto dari ibu, karena saya
> > sepakat dan mufakat dengan kesepakatan dan
> > kemfakatan 'perut saya' itu. ketika syara bersandi
> > ke kitab Allah, ya saya mengikuti karena Allah SWT
> > adalah Tuhan saya.
> > itu sebabnya, ketika ada yang berpendapat adat
> > hanyalah estetika, saya setuju buanget, gitu lho!
> > apakah dengan demikian saya sekuler? antahlah.
> > mungkin saya amat terlalu atau keterlaluan
> > pendapat saya itu, jika dipandang 'orang minang'
> > yang masih bersikutat mau mencampurkan kesepakatan
> > pemakai adat yang dapat berubah setiap saat,
> dengan
> > ketentuan Allah yang sudah pasti.
> > kembali ke soal tour, terimakasih sebelas dengan
> > kepala saya haturkan. sibuknya pekerjaan dan
> > berbagai alasan yang sulit saya kemukakan, selain
> > alasan yang saya utarakan di bagian depan surat
> ini;
> > kemungkinan saya tak bisa ikut pada acara 'kita'
> > kali ini.
> > entahlah kalau lain waktu.
> > terimakasih.
> > tabik.
> > sutan iwan soekri munaf
> > 
> > 
> > "Dr.Saafroedin BAHAR" wrote:
> > 
> > Assalamualaikum w.w. Sanak Taufiq Rasyid jo Sanak
> > Iwan
> > Soekri,
> > 
> > Lai buliah ambo manyalo ? Sambia malanjuikkan
> > badiskusi soal adat ko, baa kok sanak baduo
> langkok
> > jo
> > keluarga sato dalam program wisata kuliliang
> nagari
> > nan digagas dek MAPPAS, supayo kito caliak bana
> baa
> > kaadaan adat kito kini. Pelaksanaan teknis antaro
> > lain
> > dek Tigo Balai Tour dan lain-lain operator wisata.
> > 
> > Ambo basamo jo anak cucu alah lamo marencanakan
> > untuk
> > ikuik 'homecoming tour' ko, karano ambo kan lahia
> > dan
> > gadang di kota, indak banyak marasokan baa
> lamaknyo
> > iduik di nagari.
> > 
> > Sambia taruih bedebat kito bawisata alam dan
> sisata
> > budaya, nan sacaro indak langsuang sato pulo
> > mambantu
> > sanak kito di Ranah.
> > 
> > Wassalam,
> > Saafroedin Bahar
> > --- "Rasyid, Taufiq (taufiqr)" 
> > wrote:
> > 
> > > Dek karano hanyo sabanta iduik dikampuang.
> > > Ambo memaklumi kalau sanak hanyo menggunakan
> > logika
> > > dan berbagai
> > > pendekatan ilmiah dalam memahami adat iko. Apo
> lai
> > > menyatakan adat itu
> > > misalnyo hanyo untuak ditonton wisatawan
> > > 
> > > Tapi kalau soal adat istiadat ko, indak cuma
> milik
> > > urang Minang. Suku
> > > dan bangsa lain juo sangat memperhatikan adat
> > > -istiadat sebagai
> > > identitas mereka. Caliak lah rang Batak, Jawa
> atau
> > > Cino sekalipun.
> > > Mereka tetap men

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-05 Terurut Topik iwan soekri
ra tetua mereka.
> > 
> > Sasuai jo statemen sanak dan nan tercantum dalam
> > ilmu sosiolologi.
> > Memang adat itu cuma merupakan kesepakatan para
> > pendahulu yang masih
> > diakui dan diikuti para warganya sampai saat ini.
> > 
> > Bahkan kalau ado yang ingin kalua atau tidak ingin
> > memakai adat
> > tersebut rasonyo tidak ada masalah baik bagi
> > masyarakat Minang maupun
> > para petinggi adat yang lain. 
> > 
> > Cuma mungkin mereka akan mempertanyakan : Bagi
> > mereka yang tidak
> > mengakui kesepakatan itu apakah masih termasuk
> > kelompok mereka ???
> > 
> > Walau disini katanya sanak masih menghargai adat
> itu
> > . Seperti adanya
> > berbagai wacana dalam Sako & Pusako , anda juga
> > punya hak pribadi untuk
> > mengemukakan berbagai wacana mengenai
> adat-istiadat
> > ini .
> > 
> > Hanya nanti apakah hal ini dapat diterima oleh
> > komunitas Minangkabau
> > itu secara keseluruhan atau belum tentu akan kita
> > tunggu pula hasilnya.
> > Kalau dianggap perlu mungkin diadakan semacam
> jajak
> > pendapat mengenai
> > hal ini. 
> > 
> > Kalau untuk kasus uang jemputan itu juga merupakan
> > kesepakatan dinagari
> > tertentu saja (adat salingka nagari ??). Sedangkan
> > uang mahar adalah
> > suatu keharusan dalam perkawinan menurut Agama
> Islam
> > yang juga diakui
> > dan dilaksanakan oleh semua warga Minangkabau. 
> > Atau ada bukti baik para Sutan/Sidi/ Bagindo di
> > Pariaman atau Sutan jo
> > Marah di Padang yang jadi urang jemputan tidak
> > memberikan mahar pada
> > perempuan yang jadi istrinya sewaktu menikah ???
> > 
> > Wass
> > 
> > 
> > 
> > 
> > From: RantauNet@googlegroups.com
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
> > Behalf Of iwan soekri
> > Sent: Saturday, June 30, 2007 11:02 PM
> > To: RantauNet@googlegroups.com
> > Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> > 
> > 
> > wah, ini pula!
> > adat itu bagus, untuk komoditi pariwisata,
> misalnya,
> > seperti di bali
> > atau tempat-tempat lainnya.
> > namun ketika membenturkan, dan memaksakan bahwa
> adat
> > bersendi syara,
> > sedangkan syara itu bersendi agama dalam aretian
> > Islam, di sinilah
> > masalahnya!
> > adat hanya kesepakatan dan mufakat manusia semata
> > yang memakai adat itu.
> > buktinya, jika adat tak bersendi ke hukum islam
> > (syariat), adalah marga
> > atau fam atau suku, bukan dari bapak. kemudian,
> > dalam islam lelaki
> > memberi mahar pada perempuan, bukan perempuan
> > 'menjemput' lelaki.
> > ah, kok putar-putar di situ pula.
> > saya ingat seorang kawan di kota Padang pernah
> > mengatakan:
> > setinggi-tinggi terbang bangau,
> > lebih tinggi terbang apolo.
> > mungkin kawan haris effendi tahar bukan sekadar
> > 'bagarah' dalam
> > melantunkan pantunnya yang medekontruksi pemikiran
> > saat itu, yang saya
> > rasa masih relevan untuk saat ini.
> > dalam artian tadi, saya tak menentang adat. saya
> > menghargai adat.
> > namun janganlah kita memaksakan adat kita itu
> Islami
> > dengan statement:
> > adat bersandi syara, syara bersandi KITABULLAH.
> > biarlah statement menjadi:
> > adat bersandi mufakat, syara bersandi KITABULLAH.
> > sebagaimana hal saya tak setuju vox populi vox
> dei.
> > seyogianya statementnya menjadi: Suara Rakyat
> adalah
> 
=== message truncated ===





Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mail&p=summer+activities+for+kids&cs=bz
 






Image by FlamingText.com
   
-
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika ---> bukan, tetapi merupakan salah satu sumber nilai kita

2007-07-05 Terurut Topik chaidir latief
Ass ww pak Saf dan para dunsanak 

Ambo sangat menghargai upayo pak Saf dan banyak dunsanak nan masih gigih Yang 
harus kito waspadai adalah atas FAKTA makin tidak difahaminya adat buidaya 
Minangkabau oleh generasi muda kita muncul nan tuo atau setengah tuo dengan 
pikiran pikiran yang menyesatkan 

Chaidir N Latief Dt Bandaro


- Original Message 
From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Thursday, July 5, 2007 4:10:44 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika ---> bukan, tetapi 
merupakan salah satu sumber nilai kita


Assalamualaikum w.w. Pak Chaidir,
 
Sebagai informasi utk pak Chaidir, sesuai dengan rencana, semiloka khusus 
tentang Masyarakat Hukum Adat Minangkabau telah diselenggarakan oleh Komnas HAM 
bersama dengan Fakultas Hukum Unand pada tanggal 19-21 Juni 2007 yang lalu. 
Seluruh makalah sedang disiapkan oleh staf Komnas untuk dicetak, yang saya 
harapkan sekitar awal Agustus sudah bisa diterbitkan dan didistribusikan.
 
Dapat saya sampaikan bahwa hak masyarakat hukum adat serta identitas 
kulturalnya dilindungi oleh Pasal 18 B ayat (2) dan Pasal 28 I ayat (3) UUD 
1945 serta Pasal 6 UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. 
 
Sejak tahun 2004 saya memilih tema hak masyarakat hukum adat ini sebagai fokus 
perhatian saya di Komnas HAM. Setelah selesai masa jaatan saya bulan Agustus 
2007 yang akan datang, saya masih akan melanjutkan kegiatan saya dalam bidang 
ini sebagai Ketua Dewan Pakar Sekretariat Nasional Perlindungan Hak 
Konstitusional Masyarakat Hukum Adat, yang sudah dibadan-hukumkan di Pekanbaru 
bulan Januari 2007 yang lalui.
 
Sebagai buatan manusia, sudah  barang tentu adat dan budaya Minangkabau itu 
akan ada kelemahan dan kekurangannya di samping juga ada kekuatan dan 
kelebihannya.  Bagaimanapun, adat dan budaya Minangkabau -- yang berintikan ABS 
SBK -- perlu kita perkuat, kita segarkan secara terus menerus, serta kita 
dayagunakan secara efektif sebagai asset kita yang paling berharga dalam 
menghadapi tantangan serta dalam memanfaatkan peluang yag terbuka. Seperti 
ditulis oleh Prof Keebet von Benda-Beckman, masalahnya adalah bahwa orang 
Minangkabau hanya mengenal adat sebagai satu-satunya referensi untuk organisasi 
sosialnya. Jika ada kekurangannya karena sesuatu dan lain hal, kita perbaiki 
bersama-sama,karena 'adat dipakai baru, baju dipakai usang'.

Wassalam,
Saafroedin Bahar

- Original Message 
From: chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 4, 2007 11:00:18 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika


Pak Saf dan para dunsanak ( dialah pak Darul sajo manaruihkan )
 
Ambo sabanayo maleh badebat jo dunsanak nan mengecilkan ariti adat budaya 
apalagi adat budaya Minangkabau  Tetapi ambo pikia pulo kok indak diluruskan 
bahayo bagi GENERSI berikutnya 
 
SATU HAL YANG PRINSIP Adat kan buah dari Budaya Kebudayaan sendiri alah 
disepakati para pakar artinyo kiro kiro " keseluruham komplek yang terbentuk 
didalam sejarah dari angkatan ke angkatan melalui tradisi ( peran adat disiko ) 
yang mencakup organisasi sosial ekonomi agama kebiasaan ekonomi agama hukum, 
seni teknik dan ilmu " Rumusan nan ampia samo ado diberbagai literatur termasuk 
ensiklopedi Karano itu ada Kebudayaan Sunda Kedudayaan Cina Kebudayaan Jepang 
dll dengan segala adat istiadat dan bahasanya Mereka SANGAT MENGHARGAI adat 
budaya mereka Itu adalah JATI DIRI mereka Kan diliek di TV di internet semua 
bangsa yang beradab bahkan yang masih terkebelakang sekalipun menghargai adat 
budaya mereka menggunakan dan mengembangkan bahasa mereka 
 
Memang indak ado urang mamakso tidak lagi menghargai adat budaya Minangkabau  
Tapi jaanlah iko dijadikan wabah atau virus  mengecilkan adat budaya Minangkabau

Maaf yo para dunsanak
 
Chaidir N Latief Dt Bandaro 
- Original Message 
From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Tuesday, July 3, 2007 8:25:18 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika


Assalamualaikum w.w. pak Chaidir,

Ambo setuju sekali, dan maharagoi respons pak Chaidir
nan langsuang akan pulang kampuang untuk mambicarokan
gagasan ko jo pengurus LKAAM Sumbar.

Hanyo ambo batanyo juo dalam hati, baa mako
dingin-dingin sajo respons dari pemangku adat nan
lain, nan salamo ko baitu capek maagiah respons
taradok ha-hal nan abstrak. [Mudah-mudahan bukan
karano dek 'NATO', he he].

Wassalam,
Saafroedin Bahar


--- chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Sangat diperlukan agar  DIPROMOSI dan DIINFORMASIKAN
> Ini sungguh OBJEK menarik dan KHAS dan akan
> BERDAMPAK GANDA menggugah PUNCAK KADA uranng Minang 
> Ch N Latief Dt Bandaro
> 
> 
> - Original Message 
> From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Sent: Monday, July 2, 2007 12:12:27 PM
>

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika ---> bukan, tetapi merupakan salah satu sumber nilai kita

2007-07-05 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR
Assalamualaikum w.w. Pak Chaidir,

Sebagai informasi utk pak Chaidir, sesuai dengan rencana, semiloka khusus 
tentang Masyarakat Hukum Adat Minangkabau telah diselenggarakan oleh Komnas HAM 
bersama dengan Fakultas Hukum Unand pada tanggal 19-21 Juni 2007 yang lalu. 
Seluruh makalah sedang disiapkan oleh staf Komnas untuk dicetak, yang saya 
harapkan sekitar awal Agustus sudah bisa diterbitkan dan didistribusikan.

Dapat saya sampaikan bahwa hak masyarakat hukum adat serta identitas 
kulturalnya dilindungi oleh Pasal 18 B ayat (2) dan Pasal 28 I ayat (3) UUD 
1945 serta Pasal 6 UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
 
Sejak tahun 2004 saya memilih tema hak masyarakat hukum adat ini sebagai fokus 
perhatian saya di Komnas HAM. Setelah selesai masa jaatan saya bulan Agustus 
2007 yang akan datang, saya masih akan melanjutkan kegiatan saya dalam bidang 
ini sebagai Ketua Dewan Pakar Sekretariat Nasional Perlindungan Hak 
Konstitusional Masyarakat Hukum Adat, yang sudah dibadan-hukumkan di Pekanbaru 
bulan Januari 2007 yang lalui.
 
Sebagai buatan manusia, sudah  barang tentu adat dan budaya Minangkabau itu 
akan ada kelemahan dan kekurangannya di samping juga ada kekuatan dan 
kelebihannya.  Bagaimanapun, adat dan budaya Minangkabau -- yang berintikan ABS 
SBK -- perlu kita perkuat, kita segarkan secara terus menerus, serta kita 
dayagunakan secara efektif sebagai asset kita yang paling berharga dalam 
menghadapi tantangan serta dalam memanfaatkan peluang yag terbuka. Seperti 
ditulis oleh Prof Keebet von Benda-Beckman, masalahnya adalah bahwa orang 
Minangkabau hanya mengenal adat sebagai satu-satunya referensi untuk organisasi 
sosialnya. Jika ada kekurangannya karena sesuatu dan lain hal, kita perbaiki 
bersama-sama,karena 'adat dipakai baru, baju dipakai usang'.

Wassalam,
Saafroedin Bahar

- Original Message 
From: chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 4, 2007 11:00:18 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika


Pak Saf dan para dunsanak ( dialah pak Darul sajo manaruihkan )
 
Ambo sabanayo maleh badebat jo dunsanak nan mengecilkan ariti adat budaya 
apalagi adat budaya Minangkabau  Tetapi ambo pikia pulo kok indak diluruskan 
bahayo bagi GENERSI berikutnya 
 
SATU HAL YANG PRINSIP Adat kan buah dari Budaya Kebudayaan sendiri alah 
disepakati para pakar artinyo kiro kiro " keseluruham komplek yang terbentuk 
didalam sejarah dari angkatan ke angkatan melalui tradisi ( peran adat disiko ) 
yang mencakup organisasi sosial ekonomi agama kebiasaan ekonomi agama hukum, 
seni teknik dan ilmu " Rumusan nan ampia samo ado diberbagai literatur termasuk 
ensiklopedi Karano itu ada Kebudayaan Sunda Kedudayaan Cina Kebudayaan Jepang 
dll dengan segala adat istiadat dan bahasanya Mereka SANGAT MENGHARGAI adat 
budaya mereka Itu adalah JATI DIRI mereka Kan diliek di TV di internet semua 
bangsa yang beradab bahkan yang masih terkebelakang sekalipun menghargai adat 
budaya mereka menggunakan dan mengembangkan bahasa mereka 
 
Memang indak ado urang mamakso tidak lagi menghargai adat budaya Minangkabau  
Tapi jaanlah iko dijadikan wabah atau virus  mengecilkan adat budaya Minangkabau

Maaf yo para dunsanak
 
Chaidir N Latief Dt Bandaro 
- Original Message 
From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Tuesday, July 3, 2007 8:25:18 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika


Assalamualaikum w.w. pak Chaidir,

Ambo setuju sekali, dan maharagoi respons pak Chaidir
nan langsuang akan pulang kampuang untuk mambicarokan
gagasan ko jo pengurus LKAAM Sumbar.

Hanyo ambo batanyo juo dalam hati, baa mako
dingin-dingin sajo respons dari pemangku adat nan
lain, nan salamo ko baitu capek maagiah respons
taradok ha-hal nan abstrak. [Mudah-mudahan bukan
karano dek 'NATO', he he].

Wassalam,
Saafroedin Bahar


--- chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Sangat diperlukan agar  DIPROMOSI dan DIINFORMASIKAN
> Ini sungguh OBJEK menarik dan KHAS dan akan
> BERDAMPAK GANDA menggugah PUNCAK KADA uranng Minang 
> Ch N Latief Dt Bandaro
> 
> 
> - Original Message 
> From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Sent: Monday, July 2, 2007 12:12:27 PM
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> 
> 
> Assalamualaikum w.w. Sanak Taufiq Rasyid jo Sanak
> Iwan
> Soekri,
> 
> Lai buliah ambo manyalo ? Sambia malanjuikkan
> badiskusi soal adat ko, baa kok sanak baduo langkok
> jo
> keluarga sato dalam program wisata kuliliang nagari
> nan digagas dek MAPPAS, supayo kito caliak bana baa
> kaadaan adat kito kini. Pelaksanaan teknis antaro
> lain
> dek Tigo Balai Tour dan lain-lain operator wisata.
> 
> Ambo basamo jo anak cucu alah lamo marencanakan
> untuk
> ikuik 'homecoming tour&

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-03 Terurut Topik chaidir latief
Pak Saf dan para dunsanak ( dialah pak Darul sajo manaruihkan )

Ambo sabanayo maleh badebat jo dunsanak nan mengecilkan ariti adat budaya 
apalagi adat budaya Minangkabau  Tetapi ambo pikia pulo kok indak diluruskan 
bahayo bagi GENERSI berikutnya 

SATU HAL YANG PRINSIP Adat kan buah dari Budaya Kebudayaan sendiri alah 
disepakati para pakar artinyo kiro kiro " keseluruham komplek yang terbentuk 
didalam sejarah dari angkatan ke angkatan melalui tradisi ( peran adat disiko ) 
yang mencakup organisasi sosial ekonomi agama kebiasaan ekonomi agama hukum, 
seni teknik dan ilmu " Rumusan nan ampia samo ado diberbagai literatur termasuk 
ensiklopedi Karano itu ada Kebudayaan Sunda Kedudayaan Cina Kebudayaan Jepang 
dll dengan segala adat istiadat dan bahasanya Mereka SANGAT MENGHARGAI adat 
budaya mereka Itu adalah JATI DIRI mereka Kan diliek di TV di internet semua 
bangsa yang beradab bahkan yang masih terkebelakang sekalipun menghargai adat 
budaya mereka menggunakan dan mengembangkan bahasa mereka 

Memang indak ado urang mamakso tidak lagi menghargai adat budaya Minangkabau  
Tapi jaanlah iko dijadikan wabah atau virus  mengecilkan adat budaya Minangkabau

Maaf yo para dunsanak

Chaidir N Latief Dt Bandaro 
- Original Message 
From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Tuesday, July 3, 2007 8:25:18 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika


Assalamualaikum w.w. pak Chaidir,

Ambo setuju sekali, dan maharagoi respons pak Chaidir
nan langsuang akan pulang kampuang untuk mambicarokan
gagasan ko jo pengurus LKAAM Sumbar.

Hanyo ambo batanyo juo dalam hati, baa mako
dingin-dingin sajo respons dari pemangku adat nan
lain, nan salamo ko baitu capek maagiah respons
taradok ha-hal nan abstrak. [Mudah-mudahan bukan
karano dek 'NATO', he he].

Wassalam,
Saafroedin Bahar


--- chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Sangat diperlukan agar  DIPROMOSI dan DIINFORMASIKAN
> Ini sungguh OBJEK menarik dan KHAS dan akan
> BERDAMPAK GANDA menggugah PUNCAK KADA uranng Minang 
> Ch N Latief Dt Bandaro
> 
> 
> - Original Message 
> From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Sent: Monday, July 2, 2007 12:12:27 PM
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> 
> 
> Assalamualaikum w.w. Sanak Taufiq Rasyid jo Sanak
> Iwan
> Soekri,
> 
> Lai buliah ambo manyalo ? Sambia malanjuikkan
> badiskusi soal adat ko, baa kok sanak baduo langkok
> jo
> keluarga sato dalam program wisata kuliliang nagari
> nan digagas dek MAPPAS, supayo kito caliak bana baa
> kaadaan adat kito kini. Pelaksanaan teknis antaro
> lain
> dek Tigo Balai Tour dan lain-lain operator wisata.
> 
> Ambo basamo jo anak cucu alah lamo marencanakan
> untuk
> ikuik 'homecoming tour' ko, karano ambo kan lahia
> dan
> gadang di kota, indak banyak marasokan baa lamaknyo
> iduik di nagari.
> 
> Sambia taruih bedebat kito bawisata alam dan sisata
> budaya, nan sacaro indak langsuang sato pulo
> mambantu
> sanak kito di Ranah.
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> --- "Rasyid, Taufiq (taufiqr)" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> 
> > Dek karano hanyo sabanta iduik dikampuang.
> > Ambo memaklumi kalau sanak hanyo menggunakan
> logika
> > dan berbagai
> > pendekatan ilmiah dalam memahami adat iko. Apo lai
> > menyatakan adat itu
> > misalnyo hanyo untuak ditonton  wisatawan
> >  
> > Tapi kalau soal adat istiadat ko, indak cuma milik
> > urang Minang. Suku
> > dan bangsa lain juo sangat memperhatikan adat
> > -istiadat sebagai
> > identitas mereka. Caliak lah rang Batak, Jawa atau
> > Cino sekalipun.
> > Mereka tetap menjalani berbagai rutinitas dan
> > pernik-pernik yang telah
> > turun temurun dilaksanakan para tetua mereka.
> >  
> > Sasuai jo statemen sanak dan nan tercantum dalam
> > ilmu sosiolologi.
> > Memang adat itu cuma merupakan kesepakatan para
> > pendahulu yang masih
> > diakui dan diikuti para warganya sampai saat ini.
> >  
> > Bahkan kalau ado yang ingin kalua atau tidak ingin
> > memakai  adat
> > tersebut rasonyo tidak  ada masalah baik bagi
> > masyarakat Minang maupun
> > para petinggi adat yang lain. 
> >  
> > Cuma mungkin mereka akan mempertanyakan :  Bagi
> > mereka yang tidak
> > mengakui kesepakatan itu apakah masih termasuk
> > kelompok mereka ???
> >  
> > Walau disini katanya sanak masih menghargai adat
> itu
> > . Seperti adanya
> > berbagai wacana dalam Sako & Pusako , anda juga
> > punya  hak pribadi untuk
> > mengemukakan berbagai wacana mengenai
> adat-istiadat
> > ini .
> >  
&

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-03 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR
Waalaikumsalam w.w. Sanak Taufiq Rasyid,

Samo kito tumah, Sanak. Kini ambo kan juo masih anak buah urang, jadi kama ambo 
kapai masih harus diatur dulu jo tugas nan sadang dipangku. Syukurnyo sabanta 
lai ambo ka pansiun baliak (iko pansiun ambo nan katigo kalinyo !).

Ambo satuju sakali jo paratian Sanak ka nagari-nagari nan eksotik, saroman 
nagari-nagari nan dilalui dek rombongan PDRI dahulu, saparati ka Abai Siat. 
Sadang ambo sandiri kabatulan yo  alun panah lai ka Alahan Panjang atau Muaro 
Labuah.

Tantang paratian sanak ka istana mande Rubiah sampai ka pabatasan Bengkulu, yo 
batanyo juo ambo ka para pamangku adat warga RN ko, lai ka mungkin kito atur 
basamo wisata ka nagari-nagari nan jauh ko ?

Wassalam,
Saafroedin Bahar



- Original Message 
From: "Rasyid, Taufiq (taufiqr)" <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Tuesday, July 3, 2007 3:25:40 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika


Wa'alakum Salam pak Saaf
-Tarimo kasih untuak tawarannyo.
Tapi dek kito urang paladang, tantu schedulenyo harus disasuaikan jo
musim  nan ado di ladang kito. Kalau sadang musim basiang, apolai
manjalang panen tantu susah juo maninggakan ladang tu.

Ciek lai soal destinasi nyo. Kalau hanyo disekitar ibukota kabupaten,
rasonyo lah ambo tapuah kasadonyo. Tamasuak kabupaten baru macam Pasaman
Barat, Solok Selatan maupun Dharmasraya.

Kok lai ka palosok macam istana mande Rubiah,sampai ka bateh Bengkulu .
Ambo iyo alun sampai kasitu lai.

Wass
TR
> - Original Message 
> From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Sent: Monday, July 2, 2007 12:12:27 PM
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> 
> 
> Assalamualaikum w.w. Sanak Taufiq Rasyid jo Sanak Iwan Soekri,
> 
> Lai buliah ambo manyalo ? Sambia malanjuikkan badiskusi soal adat ko, 
> baa kok sanak baduo langkok jo keluarga sato dalam program wisata 
> kuliliang nagari nan digagas dek MAPPAS, supayo kito caliak bana baa 
> kaadaan adat kito kini. Pelaksanaan teknis antaro lain dek Tigo Balai 
> Tour dan lain-lain operator wisata.
> 
> Ambo basamo jo anak cucu alah lamo marencanakan untuk ikuik 
> 'homecoming tour' ko, karano ambo kan lahia dan gadang di kota, indak 
> banyak marasokan baa lamaknyo iduik di nagari.
> 
> Sambia taruih bedebat kito bawisata alam dan sisata budaya, nan sacaro

> indak langsuang sato pulo mambantu sanak kito di Ranah.
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> --- "Rasyid, Taufiq (taufiqr)" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> 
> > Dek karano hanyo sabanta iduik dikampuang.
> > Ambo memaklumi kalau sanak hanyo menggunakan
> logika
> > dan berbagai
> > pendekatan ilmiah dalam memahami adat iko. Apo lai menyatakan adat 
> > itu misalnyo hanyo untuak ditonton  wisatawan
> >  
> > Tapi kalau soal adat istiadat ko, indak cuma milik urang Minang. 
> > Suku dan bangsa lain juo sangat memperhatikan adat -istiadat sebagai

> > identitas mereka. Caliak lah rang Batak, Jawa atau Cino sekalipun.
> > Mereka tetap menjalani berbagai rutinitas dan pernik-pernik yang 
> > telah turun temurun dilaksanakan para tetua mereka.
> >  
> > Sasuai jo statemen sanak dan nan tercantum dalam ilmu sosiolologi.
> > Memang adat itu cuma merupakan kesepakatan para pendahulu yang masih

> > diakui dan diikuti para warganya sampai saat ini.
> >  
> > Bahkan kalau ado yang ingin kalua atau tidak ingin memakai  adat 
> > tersebut rasonyo tidak  ada masalah baik bagi masyarakat Minang 
> > maupun para petinggi adat yang lain.
> >  
> > Cuma mungkin mereka akan mempertanyakan :  Bagi mereka yang tidak 
> > mengakui kesepakatan itu apakah masih termasuk kelompok mereka ???
> >  
> > Walau disini katanya sanak masih menghargai adat
> itu
> > . Seperti adanya
> > berbagai wacana dalam Sako & Pusako , anda juga punya  hak pribadi 
> > untuk mengemukakan berbagai wacana mengenai
> adat-istiadat
> > ini .
> >  
> > Hanya nanti apakah hal ini  dapat diterima oleh komunitas  
> > Minangkabau itu  secara keseluruhan atau belum tentu akan kita 
> > tunggu pula hasilnya.
> > Kalau dianggap perlu mungkin diadakan semacam
> jajak
> > pendapat mengenai
> > hal ini. 
> >  
> > Kalau untuk kasus uang jemputan itu juga merupakan kesepakatan 
> > dinagari tertentu saja (adat salingka nagari ??). Sedangkan uang 
> > mahar adalah suatu keharusan dalam perkawinan menurut Agama
> Islam
> > yang juga diakui
> > dan dilaksanakan oleh semua warga  Minangkabau. 
> > Atau ada bukti baik para Sutan/Sidi/ Bagindo  di Pariaman atau Sutan

> > jo Marah di Padang  yang jadi urang jemputan tidak memberikan mahar

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-03 Terurut Topik Rasyid, Taufiq (taufiqr)

 
Wa'alakum Salam pak Saaf
-Tarimo kasih untuak tawarannyo.
Tapi dek kito urang paladang, tantu schedulenyo harus disasuaikan jo
musim  nan ado di ladang kito. Kalau sadang musim basiang, apolai
manjalang panen tantu susah juo maninggakan ladang tu.

Ciek lai soal destinasi nyo. Kalau hanyo disekitar ibukota kabupaten,
rasonyo lah ambo tapuah kasadonyo. Tamasuak kabupaten baru macam Pasaman
Barat, Solok Selatan maupun Dharmasraya.

Kok lai ka palosok macam istana mande Rubiah,sampai ka bateh Bengkulu .
Ambo iyo alun sampai kasitu lai.

Wass
TR
> - Original Message 
> From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Sent: Monday, July 2, 2007 12:12:27 PM
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> 
> 
> Assalamualaikum w.w. Sanak Taufiq Rasyid jo Sanak Iwan Soekri,
> 
> Lai buliah ambo manyalo ? Sambia malanjuikkan badiskusi soal adat ko, 
> baa kok sanak baduo langkok jo keluarga sato dalam program wisata 
> kuliliang nagari nan digagas dek MAPPAS, supayo kito caliak bana baa 
> kaadaan adat kito kini. Pelaksanaan teknis antaro lain dek Tigo Balai 
> Tour dan lain-lain operator wisata.
> 
> Ambo basamo jo anak cucu alah lamo marencanakan untuk ikuik 
> 'homecoming tour' ko, karano ambo kan lahia dan gadang di kota, indak 
> banyak marasokan baa lamaknyo iduik di nagari.
> 
> Sambia taruih bedebat kito bawisata alam dan sisata budaya, nan sacaro

> indak langsuang sato pulo mambantu sanak kito di Ranah.
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> --- "Rasyid, Taufiq (taufiqr)" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> 
> > Dek karano hanyo sabanta iduik dikampuang.
> > Ambo memaklumi kalau sanak hanyo menggunakan
> logika
> > dan berbagai
> > pendekatan ilmiah dalam memahami adat iko. Apo lai menyatakan adat 
> > itu misalnyo hanyo untuak ditonton  wisatawan
> >  
> > Tapi kalau soal adat istiadat ko, indak cuma milik urang Minang. 
> > Suku dan bangsa lain juo sangat memperhatikan adat -istiadat sebagai

> > identitas mereka. Caliak lah rang Batak, Jawa atau Cino sekalipun.
> > Mereka tetap menjalani berbagai rutinitas dan pernik-pernik yang 
> > telah turun temurun dilaksanakan para tetua mereka.
> >  
> > Sasuai jo statemen sanak dan nan tercantum dalam ilmu sosiolologi.
> > Memang adat itu cuma merupakan kesepakatan para pendahulu yang masih

> > diakui dan diikuti para warganya sampai saat ini.
> >  
> > Bahkan kalau ado yang ingin kalua atau tidak ingin memakai  adat 
> > tersebut rasonyo tidak  ada masalah baik bagi masyarakat Minang 
> > maupun para petinggi adat yang lain.
> >  
> > Cuma mungkin mereka akan mempertanyakan :  Bagi mereka yang tidak 
> > mengakui kesepakatan itu apakah masih termasuk kelompok mereka ???
> >  
> > Walau disini katanya sanak masih menghargai adat
> itu
> > . Seperti adanya
> > berbagai wacana dalam Sako & Pusako , anda juga punya  hak pribadi 
> > untuk mengemukakan berbagai wacana mengenai
> adat-istiadat
> > ini .
> >  
> > Hanya nanti apakah hal ini  dapat diterima oleh komunitas  
> > Minangkabau itu  secara keseluruhan atau belum tentu akan kita 
> > tunggu pula hasilnya.
> > Kalau dianggap perlu mungkin diadakan semacam
> jajak
> > pendapat mengenai
> > hal ini. 
> >  
> > Kalau untuk kasus uang jemputan itu juga merupakan kesepakatan 
> > dinagari tertentu saja (adat salingka nagari ??). Sedangkan uang 
> > mahar adalah suatu keharusan dalam perkawinan menurut Agama
> Islam
> > yang juga diakui
> > dan dilaksanakan oleh semua warga  Minangkabau. 
> > Atau ada bukti baik para Sutan/Sidi/ Bagindo  di Pariaman atau Sutan

> > jo Marah di Padang  yang jadi urang jemputan tidak memberikan mahar

> > pada perempuan yang jadi istrinya sewaktu menikah ???
> >  
> > Wass
> >  
> >  
> > 
> > 
> > From: RantauNet@googlegroups.com
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of iwan soekri
> > Sent: Saturday, June 30, 2007 11:02 PM
> > To: RantauNet@googlegroups.com
> > Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> > 
> > 
> > wah, ini pula!
> > adat itu bagus, untuk komoditi pariwisata,
> misalnya,
> > seperti di bali
> > atau tempat-tempat lainnya.
> > namun ketika membenturkan, dan memaksakan bahwa
> adat
> > bersendi syara,
> > sedangkan syara itu bersendi agama dalam aretian Islam, di sinilah 
> > masalahnya!
> > adat hanya kesepakatan dan mufakat manusia semata yang memakai adat 
> > itu.
> > buktinya, jika adat tak bersendi ke hukum islam (syariat), 

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-02 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR

Assalamualaikum w.w. pak Chaidir,

Ambo setuju sekali, dan maharagoi respons pak Chaidir
nan langsuang akan pulang kampuang untuk mambicarokan
gagasan ko jo pengurus LKAAM Sumbar.

Hanyo ambo batanyo juo dalam hati, baa mako
dingin-dingin sajo respons dari pemangku adat nan
lain, nan salamo ko baitu capek maagiah respons
taradok ha-hal nan abstrak. [Mudah-mudahan bukan
karano dek 'NATO', he he].

Wassalam,
Saafroedin Bahar


--- chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Sangat diperlukan agar  DIPROMOSI dan DIINFORMASIKAN
> Ini sungguh OBJEK menarik dan KHAS dan akan
> BERDAMPAK GANDA menggugah PUNCAK KADA uranng Minang 
> Ch N Latief Dt Bandaro
> 
> 
> - Original Message 
> From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Sent: Monday, July 2, 2007 12:12:27 PM
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> 
> 
> Assalamualaikum w.w. Sanak Taufiq Rasyid jo Sanak
> Iwan
> Soekri,
> 
> Lai buliah ambo manyalo ? Sambia malanjuikkan
> badiskusi soal adat ko, baa kok sanak baduo langkok
> jo
> keluarga sato dalam program wisata kuliliang nagari
> nan digagas dek MAPPAS, supayo kito caliak bana baa
> kaadaan adat kito kini. Pelaksanaan teknis antaro
> lain
> dek Tigo Balai Tour dan lain-lain operator wisata.
> 
> Ambo basamo jo anak cucu alah lamo marencanakan
> untuk
> ikuik 'homecoming tour' ko, karano ambo kan lahia
> dan
> gadang di kota, indak banyak marasokan baa lamaknyo
> iduik di nagari.
> 
> Sambia taruih bedebat kito bawisata alam dan sisata
> budaya, nan sacaro indak langsuang sato pulo
> mambantu
> sanak kito di Ranah.
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> --- "Rasyid, Taufiq (taufiqr)" <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> 
> > Dek karano hanyo sabanta iduik dikampuang.
> > Ambo memaklumi kalau sanak hanyo menggunakan
> logika
> > dan berbagai
> > pendekatan ilmiah dalam memahami adat iko. Apo lai
> > menyatakan adat itu
> > misalnyo hanyo untuak ditonton  wisatawan
> >  
> > Tapi kalau soal adat istiadat ko, indak cuma milik
> > urang Minang. Suku
> > dan bangsa lain juo sangat memperhatikan adat
> > -istiadat sebagai
> > identitas mereka. Caliak lah rang Batak, Jawa atau
> > Cino sekalipun.
> > Mereka tetap menjalani berbagai rutinitas dan
> > pernik-pernik yang telah
> > turun temurun dilaksanakan para tetua mereka.
> >  
> > Sasuai jo statemen sanak dan nan tercantum dalam
> > ilmu sosiolologi.
> > Memang adat itu cuma merupakan kesepakatan para
> > pendahulu yang masih
> > diakui dan diikuti para warganya sampai saat ini.
> >  
> > Bahkan kalau ado yang ingin kalua atau tidak ingin
> > memakai  adat
> > tersebut rasonyo tidak  ada masalah baik bagi
> > masyarakat Minang maupun
> > para petinggi adat yang lain. 
> >  
> > Cuma mungkin mereka akan mempertanyakan :  Bagi
> > mereka yang tidak
> > mengakui kesepakatan itu apakah masih termasuk
> > kelompok mereka ???
> >  
> > Walau disini katanya sanak masih menghargai adat
> itu
> > . Seperti adanya
> > berbagai wacana dalam Sako & Pusako , anda juga
> > punya  hak pribadi untuk
> > mengemukakan berbagai wacana mengenai
> adat-istiadat
> > ini .
> >  
> > Hanya nanti apakah hal ini  dapat diterima oleh
> > komunitas  Minangkabau
> > itu  secara keseluruhan atau belum tentu akan kita
> > tunggu pula hasilnya.
> > Kalau dianggap perlu mungkin diadakan semacam
> jajak
> > pendapat mengenai
> > hal ini. 
> >  
> > Kalau untuk kasus uang jemputan itu juga merupakan
> > kesepakatan dinagari
> > tertentu saja (adat salingka nagari ??). Sedangkan
> > uang mahar adalah
> > suatu keharusan dalam perkawinan menurut Agama
> Islam
> > yang juga diakui
> > dan dilaksanakan oleh semua warga  Minangkabau. 
> > Atau ada bukti baik para Sutan/Sidi/ Bagindo  di
> > Pariaman atau Sutan jo
> > Marah di Padang  yang jadi urang jemputan tidak
> > memberikan mahar  pada
> > perempuan yang jadi istrinya sewaktu menikah ???
> >  
> > Wass
> >  
> >  
> > 
> > 
> > From: RantauNet@googlegroups.com
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
> > Behalf Of iwan soekri
> > Sent: Saturday, June 30, 2007 11:02 PM
> > To: RantauNet@googlegroups.com
> > Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> > 
> > 
> > wah, ini pula!
> > adat itu bagus, untuk komoditi pariwisata,
> misalnya,
> > seperti di bali
> > atau tempat-tempat lainnya.
>

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-02 Terurut Topik chaidir latief
Sangat diperlukan agar  DIPROMOSI dan DIINFORMASIKAN Ini sungguh OBJEK menarik 
dan KHAS dan akan BERDAMPAK GANDA menggugah PUNCAK KADA uranng Minang 
Ch N Latief Dt Bandaro


- Original Message 
From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Monday, July 2, 2007 12:12:27 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika


Assalamualaikum w.w. Sanak Taufiq Rasyid jo Sanak Iwan
Soekri,

Lai buliah ambo manyalo ? Sambia malanjuikkan
badiskusi soal adat ko, baa kok sanak baduo langkok jo
keluarga sato dalam program wisata kuliliang nagari
nan digagas dek MAPPAS, supayo kito caliak bana baa
kaadaan adat kito kini. Pelaksanaan teknis antaro lain
dek Tigo Balai Tour dan lain-lain operator wisata.

Ambo basamo jo anak cucu alah lamo marencanakan untuk
ikuik 'homecoming tour' ko, karano ambo kan lahia dan
gadang di kota, indak banyak marasokan baa lamaknyo
iduik di nagari.

Sambia taruih bedebat kito bawisata alam dan sisata
budaya, nan sacaro indak langsuang sato pulo mambantu
sanak kito di Ranah.

Wassalam,
Saafroedin Bahar
--- "Rasyid, Taufiq (taufiqr)" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Dek karano hanyo sabanta iduik dikampuang.
> Ambo memaklumi kalau sanak hanyo menggunakan logika
> dan berbagai
> pendekatan ilmiah dalam memahami adat iko. Apo lai
> menyatakan adat itu
> misalnyo hanyo untuak ditonton  wisatawan
>  
> Tapi kalau soal adat istiadat ko, indak cuma milik
> urang Minang. Suku
> dan bangsa lain juo sangat memperhatikan adat
> -istiadat sebagai
> identitas mereka. Caliak lah rang Batak, Jawa atau
> Cino sekalipun.
> Mereka tetap menjalani berbagai rutinitas dan
> pernik-pernik yang telah
> turun temurun dilaksanakan para tetua mereka.
>  
> Sasuai jo statemen sanak dan nan tercantum dalam
> ilmu sosiolologi.
> Memang adat itu cuma merupakan kesepakatan para
> pendahulu yang masih
> diakui dan diikuti para warganya sampai saat ini.
>  
> Bahkan kalau ado yang ingin kalua atau tidak ingin
> memakai  adat
> tersebut rasonyo tidak  ada masalah baik bagi
> masyarakat Minang maupun
> para petinggi adat yang lain. 
>  
> Cuma mungkin mereka akan mempertanyakan :  Bagi
> mereka yang tidak
> mengakui kesepakatan itu apakah masih termasuk
> kelompok mereka ???
>  
> Walau disini katanya sanak masih menghargai adat itu
> . Seperti adanya
> berbagai wacana dalam Sako & Pusako , anda juga
> punya  hak pribadi untuk
> mengemukakan berbagai wacana mengenai adat-istiadat
> ini .
>  
> Hanya nanti apakah hal ini  dapat diterima oleh
> komunitas  Minangkabau
> itu  secara keseluruhan atau belum tentu akan kita
> tunggu pula hasilnya.
> Kalau dianggap perlu mungkin diadakan semacam jajak
> pendapat mengenai
> hal ini. 
>  
> Kalau untuk kasus uang jemputan itu juga merupakan
> kesepakatan dinagari
> tertentu saja (adat salingka nagari ??). Sedangkan
> uang mahar adalah
> suatu keharusan dalam perkawinan menurut Agama Islam
> yang juga diakui
> dan dilaksanakan oleh semua warga  Minangkabau. 
> Atau ada bukti baik para Sutan/Sidi/ Bagindo  di
> Pariaman atau Sutan jo
> Marah di Padang  yang jadi urang jemputan tidak
> memberikan mahar  pada
> perempuan yang jadi istrinya sewaktu menikah ???
>  
> Wass
>  
>  
> ________
> 
> From: RantauNet@googlegroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
> Behalf Of iwan soekri
> Sent: Saturday, June 30, 2007 11:02 PM
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> 
> 
> wah, ini pula!
> adat itu bagus, untuk komoditi pariwisata, misalnya,
> seperti di bali
> atau tempat-tempat lainnya.
> namun ketika membenturkan, dan memaksakan bahwa adat
> bersendi syara,
> sedangkan syara itu bersendi agama dalam aretian
> Islam, di sinilah
> masalahnya!
> adat hanya kesepakatan dan mufakat manusia semata
> yang memakai adat itu.
> buktinya, jika adat tak bersendi ke hukum islam
> (syariat), adalah marga
> atau fam atau suku, bukan dari bapak. kemudian,
> dalam islam lelaki
> memberi mahar pada perempuan, bukan perempuan
> 'menjemput' lelaki.
> ah, kok putar-putar di situ pula.
> saya ingat seorang kawan di kota Padang pernah
> mengatakan:
> setinggi-tinggi terbang bangau,
> lebih tinggi terbang apolo.
> mungkin kawan haris effendi tahar bukan sekadar
> 'bagarah' dalam
> melantunkan pantunnya yang medekontruksi pemikiran
> saat itu, yang saya
> rasa masih relevan untuk saat ini.
> dalam   artian tadi, saya tak menentang adat. saya
> menghargai adat.
> namun janganlah kita memaksakan adat kita itu Islami
> dengan statement:
> adat bersandi syara, syara bersandi KITABULLAH.
> biarlah statement menjadi:
> ad

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-02 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR
ain. 
> > 
> > Cuma mungkin mereka akan mempertanyakan : Bagi
> > mereka yang tidak
> > mengakui kesepakatan itu apakah masih termasuk
> > kelompok mereka ???
> > 
> > Walau disini katanya sanak masih menghargai adat
> itu
> > . Seperti adanya
> > berbagai wacana dalam Sako & Pusako , anda juga
> > punya hak pribadi untuk
> > mengemukakan berbagai wacana mengenai
> adat-istiadat
> > ini .
> > 
> > Hanya nanti apakah hal ini dapat diterima oleh
> > komunitas Minangkabau
> > itu secara keseluruhan atau belum tentu akan kita
> > tunggu pula hasilnya.
> > Kalau dianggap perlu mungkin diadakan semacam
> jajak
> > pendapat mengenai
> > hal ini. 
> > 
> > Kalau untuk kasus uang jemputan itu juga merupakan
> > kesepakatan dinagari
> > tertentu saja (adat salingka nagari ??). Sedangkan
> > uang mahar adalah
> > suatu keharusan dalam perkawinan menurut Agama
> Islam
> > yang juga diakui
> > dan dilaksanakan oleh semua warga Minangkabau. 
> > Atau ada bukti baik para Sutan/Sidi/ Bagindo di
> > Pariaman atau Sutan jo
> > Marah di Padang yang jadi urang jemputan tidak
> > memberikan mahar pada
> > perempuan yang jadi istrinya sewaktu menikah ???
> > 
> > Wass
> > 
> > 
> > 
> > 
> > From: RantauNet@googlegroups.com
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
> > Behalf Of iwan soekri
> > Sent: Saturday, June 30, 2007 11:02 PM
> > To: RantauNet@googlegroups.com
> > Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> > 
> > 
> > wah, ini pula!
> > adat itu bagus, untuk komoditi pariwisata,
> misalnya,
> > seperti di bali
> > atau tempat-tempat lainnya.
> > namun ketika membenturkan, dan memaksakan bahwa
> adat
> > bersendi syara,
> > sedangkan syara itu bersendi agama dalam aretian
> > Islam, di sinilah
> > masalahnya!
> > adat hanya kesepakatan dan mufakat manusia semata
> > yang memakai adat itu.
> > buktinya, jika adat tak bersendi ke hukum islam
> > (syariat), adalah marga
> > atau fam atau suku, bukan dari bapak. kemudian,
> > dalam islam lelaki
> > memberi mahar pada perempuan, bukan perempuan
> > 'menjemput' lelaki.
> > ah, kok putar-putar di situ pula.
> > saya ingat seorang kawan di kota Padang pernah
> > mengatakan:
> > setinggi-tinggi terbang bangau,
> > lebih tinggi terbang apolo.
> > mungkin kawan haris effendi tahar bukan sekadar
> > 'bagarah' dalam
> > melantunkan pantunnya yang medekontruksi pemikiran
> > saat itu, yang saya
> > rasa masih relevan untuk saat ini.
> > dalam artian tadi, saya tak menentang adat. saya
> > menghargai adat.
> > namun janganlah kita memaksakan adat kita itu
> Islami
> > dengan statement:
> > adat bersandi syara, syara bersandi KITABULLAH.
> > biarlah statement menjadi:
> > adat bersandi mufakat, syara bersandi KITABULLAH.
> > sebagaimana hal saya tak setuju vox populi vox
> dei.
> > seyogianya statementnya menjadi: Suara Rakyat
> adalah
> 
=== message truncated ===



   

Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mail&p=summer+activities+for+kids&cs=bz
 

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-02 Terurut Topik iwan soekri
adi urang jemputan tidak
> memberikan mahar pada
> perempuan yang jadi istrinya sewaktu menikah ???
> 
> Wass
> 
> 
> 
> 
> From: RantauNet@googlegroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
> Behalf Of iwan soekri
> Sent: Saturday, June 30, 2007 11:02 PM
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> 
> 
> wah, ini pula!
> adat itu bagus, untuk komoditi pariwisata, misalnya,
> seperti di bali
> atau tempat-tempat lainnya.
> namun ketika membenturkan, dan memaksakan bahwa adat
> bersendi syara,
> sedangkan syara itu bersendi agama dalam aretian
> Islam, di sinilah
> masalahnya!
> adat hanya kesepakatan dan mufakat manusia semata
> yang memakai adat itu.
> buktinya, jika adat tak bersendi ke hukum islam
> (syariat), adalah marga
> atau fam atau suku, bukan dari bapak. kemudian,
> dalam islam lelaki
> memberi mahar pada perempuan, bukan perempuan
> 'menjemput' lelaki.
> ah, kok putar-putar di situ pula.
> saya ingat seorang kawan di kota Padang pernah
> mengatakan:
> setinggi-tinggi terbang bangau,
> lebih tinggi terbang apolo.
> mungkin kawan haris effendi tahar bukan sekadar
> 'bagarah' dalam
> melantunkan pantunnya yang medekontruksi pemikiran
> saat itu, yang saya
> rasa masih relevan untuk saat ini.
> dalam artian tadi, saya tak menentang adat. saya
> menghargai adat.
> namun janganlah kita memaksakan adat kita itu Islami
> dengan statement:
> adat bersandi syara, syara bersandi KITABULLAH.
> biarlah statement menjadi:
> adat bersandi mufakat, syara bersandi KITABULLAH.
> sebagaimana hal saya tak setuju vox populi vox dei.
> seyogianya statementnya menjadi: Suara Rakyat adalah
> suara manusia.
> Suara Tuhan itu pasti terjadinya.
> maaf, saya hanya menyatakan ketaksetujuan.
> tabik.
> sutan iwan soekri munaf
> (lahir di rantau, cuma 2 tahun di kampung, kini cari
> makan pun di
> rantau!)
> 
> "Rasyid, Taufiq (taufiqr)" 
> wrote:
> 
> Sekedar respon dari ambo , manunggu statemen yang
> lebih detail
> dan lengkap jo dasar-hukumnyo dari para mamak
> Datuak jo Penghulu kito:
> 
> Mungkin kita harus kembali kepada hal yang
> menyatakan : Syarak
> mangato- Adat mamakai.
> Disini tampak berbagai kaidah yang ada dalam hukum
> agama
> diaplikasikan oleh adat -istiadat itu dalam
> kehidupan sehari-hari
> 
> Antaro adat jo syarak merupakan : Camin nan indak
> kabua, palito
> nan indak padam
> Si Muncak mati tarambau, ka ladang mambao ladiang.
> lukolah pao
> kaduonyo
> Adat jo Syarak di Minangkabau, umpamo aua jo
> tabiang, sanda
> manyanda kaduonyo.
> 
> Pariangan jadi tampuak-tangkai, Pagaruyuang pusek
> Tanahdata,
> Tigo luhak rang mangatokan.
> Adaik jo Syarak kok bacarai, bakeh bagantuang nan
> lah sakah,
> tampek bapijak nan alah taban.
> 
> Itulah salah satu hubungan antara agama Islam dan
> Adat
> Minangkabau.
> 
> Ba karih si katik -muno, patah lai basimpai alun,
> ratak sabuah
> jadi tuah.
> Jiko dibukak pusako lamo, dibangkik tareh nan
> tarandam lah
> banyak ragi nan barubah.
> 
> Basasok bajarami, bapandam pakuburan. 
> Sako pusako kok didalami, mambayang cahayo
> diinggiran 
> 
> Kok tasangkuik pado nan tinggi, kok basanda pado
> nan gadang
> 
> 
> Bagi yang lahir, besar dan hidup dirantau, ditengah
> jaman yang
> serba instan dan individuallistis ini. 
> Memang terasa adat itu kadang serba ribet dan kita
> tidak tahu
> manfaatnya serta mau diaplikasikan kemana
> diperantauan ini.
> Tapi cobalah pulang kampung..., bagi yang
> kampungnya
> belum terkena erosi metropolitan.
> 
> Akan terasa kalau paham anda ini, mungkin tidak
> sepenuhnya
> benar.
> Adat bukan hanya sekedar pemanis dan rentetan
> protokoler yang
> harus anda lalui.
> Tapi ada nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan
> telah
> dipertahankan komunitas tersebut dari berbagai
> perubahan yang prinsipil.
> Memang ditengah perkembangan jaman dan berbaurnya
> berbagai
> suku-bangsa dan agama saat ini. Serta karena
> tuntutan kehidupan telah
> terjadi berbagai penyesuaian disana-sini. 
> 
> Sehingga ada yang dinamakan :
> "Sakali ayie gadang- sakali tapian barubah". 
> 
=== message truncated ===





Food fight? Enjoy some healthy debate 
in the Yahoo! Answers Food & Drink Q&A.
http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545367






Image by FlamingText.com
   
-
Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. 
--~--~-~--~~~

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-01 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR

Assalamualaikum w.w. Sanak Taufiq Rasyid jo Sanak Iwan
Soekri,

Lai buliah ambo manyalo ? Sambia malanjuikkan
badiskusi soal adat ko, baa kok sanak baduo langkok jo
keluarga sato dalam program wisata kuliliang nagari
nan digagas dek MAPPAS, supayo kito caliak bana baa
kaadaan adat kito kini. Pelaksanaan teknis antaro lain
dek Tigo Balai Tour dan lain-lain operator wisata.

Ambo basamo jo anak cucu alah lamo marencanakan untuk
ikuik 'homecoming tour' ko, karano ambo kan lahia dan
gadang di kota, indak banyak marasokan baa lamaknyo
iduik di nagari.

Sambia taruih bedebat kito bawisata alam dan sisata
budaya, nan sacaro indak langsuang sato pulo mambantu
sanak kito di Ranah.

Wassalam,
Saafroedin Bahar
--- "Rasyid, Taufiq (taufiqr)" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Dek karano hanyo sabanta iduik dikampuang.
> Ambo memaklumi kalau sanak hanyo menggunakan logika
> dan berbagai
> pendekatan ilmiah dalam memahami adat iko. Apo lai
> menyatakan adat itu
> misalnyo hanyo untuak ditonton  wisatawan
>  
> Tapi kalau soal adat istiadat ko, indak cuma milik
> urang Minang. Suku
> dan bangsa lain juo sangat memperhatikan adat
> -istiadat sebagai
> identitas mereka. Caliak lah rang Batak, Jawa atau
> Cino sekalipun.
> Mereka tetap menjalani berbagai rutinitas dan
> pernik-pernik yang telah
> turun temurun dilaksanakan para tetua mereka.
>  
> Sasuai jo statemen sanak dan nan tercantum dalam
> ilmu sosiolologi.
> Memang adat itu cuma merupakan kesepakatan para
> pendahulu yang masih
> diakui dan diikuti para warganya sampai saat ini.
>  
> Bahkan kalau ado yang ingin kalua atau tidak ingin
> memakai  adat
> tersebut rasonyo tidak  ada masalah baik bagi
> masyarakat Minang maupun
> para petinggi adat yang lain. 
>  
> Cuma mungkin mereka akan mempertanyakan :  Bagi
> mereka yang tidak
> mengakui kesepakatan itu apakah masih termasuk
> kelompok mereka ???
>  
> Walau disini katanya sanak masih menghargai adat itu
> . Seperti adanya
> berbagai wacana dalam Sako & Pusako , anda juga
> punya  hak pribadi untuk
> mengemukakan berbagai wacana mengenai adat-istiadat
> ini .
>  
> Hanya nanti apakah hal ini  dapat diterima oleh
> komunitas  Minangkabau
> itu  secara keseluruhan atau belum tentu akan kita
> tunggu pula hasilnya.
> Kalau dianggap perlu mungkin diadakan semacam jajak
> pendapat mengenai
> hal ini. 
>  
> Kalau untuk kasus uang jemputan itu juga merupakan
> kesepakatan dinagari
> tertentu saja (adat salingka nagari ??). Sedangkan
> uang mahar adalah
> suatu keharusan dalam perkawinan menurut Agama Islam
> yang juga diakui
> dan dilaksanakan oleh semua warga  Minangkabau. 
> Atau ada bukti baik para Sutan/Sidi/ Bagindo  di
> Pariaman atau Sutan jo
> Marah di Padang  yang jadi urang jemputan tidak
> memberikan mahar  pada
> perempuan yang jadi istrinya sewaktu menikah ???
>  
> Wass
>  
>  
> ________
> 
> From: RantauNet@googlegroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
> Behalf Of iwan soekri
> Sent: Saturday, June 30, 2007 11:02 PM
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika
> 
> 
> wah, ini pula!
> adat itu bagus, untuk komoditi pariwisata, misalnya,
> seperti di bali
> atau tempat-tempat lainnya.
> namun ketika membenturkan, dan memaksakan bahwa adat
> bersendi syara,
> sedangkan syara itu bersendi agama dalam aretian
> Islam, di sinilah
> masalahnya!
> adat hanya kesepakatan dan mufakat manusia semata
> yang memakai adat itu.
> buktinya, jika adat tak bersendi ke hukum islam
> (syariat), adalah marga
> atau fam atau suku, bukan dari bapak. kemudian,
> dalam islam lelaki
> memberi mahar pada perempuan, bukan perempuan
> 'menjemput' lelaki.
> ah, kok putar-putar di situ pula.
> saya ingat seorang kawan di kota Padang pernah
> mengatakan:
> setinggi-tinggi terbang bangau,
> lebih tinggi terbang apolo.
> mungkin kawan haris effendi tahar bukan sekadar
> 'bagarah' dalam
> melantunkan pantunnya yang medekontruksi pemikiran
> saat itu, yang saya
> rasa masih relevan untuk saat ini.
> dalam   artian tadi, saya tak menentang adat. saya
> menghargai adat.
> namun janganlah kita memaksakan adat kita itu Islami
> dengan statement:
> adat bersandi syara, syara bersandi KITABULLAH.
> biarlah statement menjadi:
> adat bersandi mufakat, syara bersandi KITABULLAH.
> sebagaimana hal saya tak setuju vox populi vox dei.
> seyogianya statementnya menjadi: Suara Rakyat adalah
> suara manusia.
> Suara Tuhan itu pasti terjadinya.
> maaf, saya hanya menyatakan ketaksetujuan.
> tabik.
> sutan iwan soekri munaf
> (lahir di rantau, cuma 2 tahun di kampung, kini cari
> makan pu

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-07-01 Terurut Topik Rasyid, Taufiq (taufiqr)
Dek karano hanyo sabanta iduik dikampuang.
Ambo memaklumi kalau sanak hanyo menggunakan logika dan berbagai
pendekatan ilmiah dalam memahami adat iko. Apo lai menyatakan adat itu
misalnyo hanyo untuak ditonton  wisatawan
 
Tapi kalau soal adat istiadat ko, indak cuma milik urang Minang. Suku
dan bangsa lain juo sangat memperhatikan adat -istiadat sebagai
identitas mereka. Caliak lah rang Batak, Jawa atau Cino sekalipun.
Mereka tetap menjalani berbagai rutinitas dan pernik-pernik yang telah
turun temurun dilaksanakan para tetua mereka.
 
Sasuai jo statemen sanak dan nan tercantum dalam ilmu sosiolologi.
Memang adat itu cuma merupakan kesepakatan para pendahulu yang masih
diakui dan diikuti para warganya sampai saat ini.
 
Bahkan kalau ado yang ingin kalua atau tidak ingin memakai  adat
tersebut rasonyo tidak  ada masalah baik bagi masyarakat Minang maupun
para petinggi adat yang lain. 
 
Cuma mungkin mereka akan mempertanyakan :  Bagi mereka yang tidak
mengakui kesepakatan itu apakah masih termasuk kelompok mereka ???
 
Walau disini katanya sanak masih menghargai adat itu . Seperti adanya
berbagai wacana dalam Sako & Pusako , anda juga punya  hak pribadi untuk
mengemukakan berbagai wacana mengenai adat-istiadat ini .
 
Hanya nanti apakah hal ini  dapat diterima oleh komunitas  Minangkabau
itu  secara keseluruhan atau belum tentu akan kita tunggu pula hasilnya.
Kalau dianggap perlu mungkin diadakan semacam jajak pendapat mengenai
hal ini. 
 
Kalau untuk kasus uang jemputan itu juga merupakan kesepakatan dinagari
tertentu saja (adat salingka nagari ??). Sedangkan uang mahar adalah
suatu keharusan dalam perkawinan menurut Agama Islam yang juga diakui
dan dilaksanakan oleh semua warga  Minangkabau. 
Atau ada bukti baik para Sutan/Sidi/ Bagindo  di Pariaman atau Sutan jo
Marah di Padang  yang jadi urang jemputan tidak memberikan mahar  pada
perempuan yang jadi istrinya sewaktu menikah ???
 
Wass
 
 


From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of iwan soekri
Sent: Saturday, June 30, 2007 11:02 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika


wah, ini pula!
adat itu bagus, untuk komoditi pariwisata, misalnya, seperti di bali
atau tempat-tempat lainnya.
namun ketika membenturkan, dan memaksakan bahwa adat bersendi syara,
sedangkan syara itu bersendi agama dalam aretian Islam, di sinilah
masalahnya!
adat hanya kesepakatan dan mufakat manusia semata yang memakai adat itu.
buktinya, jika adat tak bersendi ke hukum islam (syariat), adalah marga
atau fam atau suku, bukan dari bapak. kemudian, dalam islam lelaki
memberi mahar pada perempuan, bukan perempuan 'menjemput' lelaki.
ah, kok putar-putar di situ pula.
saya ingat seorang kawan di kota Padang pernah mengatakan:
setinggi-tinggi terbang bangau,
lebih tinggi terbang apolo.
mungkin kawan haris effendi tahar bukan sekadar 'bagarah' dalam
melantunkan pantunnya yang medekontruksi pemikiran saat itu, yang saya
rasa masih relevan untuk saat ini.
dalam   artian tadi, saya tak menentang adat. saya menghargai adat.
namun janganlah kita memaksakan adat kita itu Islami dengan statement:
adat bersandi syara, syara bersandi KITABULLAH.
biarlah statement menjadi:
adat bersandi mufakat, syara bersandi KITABULLAH.
sebagaimana hal saya tak setuju vox populi vox dei.
seyogianya statementnya menjadi: Suara Rakyat adalah suara manusia.
Suara Tuhan itu pasti terjadinya.
maaf, saya hanya menyatakan ketaksetujuan.
tabik.
sutan iwan soekri munaf
(lahir di rantau, cuma 2 tahun di kampung, kini cari makan pun di
rantau!)

"Rasyid, Taufiq (taufiqr)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Sekedar respon dari ambo , manunggu statemen yang lebih detail
dan lengkap jo dasar-hukumnyo  dari para mamak Datuak jo Penghulu kito:
 
Mungkin kita harus kembali kepada hal  yang menyatakan : Syarak
mangato- Adat mamakai.
Disini tampak berbagai kaidah yang ada dalam hukum agama
diaplikasikan oleh adat -istiadat itu dalam kehidupan sehari-hari
 
 Antaro adat jo syarak merupakan : Camin nan indak kabua, palito
nan indak padam
Si Muncak mati tarambau, ka ladang mambao ladiang. lukolah pao
kaduonyo
Adat jo Syarak di Minangkabau, umpamo aua jo tabiang, sanda
manyanda kaduonyo.
 
Pariangan jadi tampuak-tangkai, Pagaruyuang pusek Tanahdata,
Tigo luhak rang mangatokan.
Adaik jo Syarak kok  bacarai, bakeh bagantuang nan lah sakah,
tampek bapijak nan alah taban.
 
Itulah salah satu hubungan antara agama Islam dan Adat
Minangkabau.
 
Ba karih si katik -muno, patah lai basimpai alun, ratak sabuah
jadi tuah.
Jiko dibukak pusako lamo,  dibangkik tareh nan tarandam lah
banyak ragi nan barubah.
 
Basasok bajarami, bapandam pakuburan. 
Sako pusako kok didalami, mambayang cahayo diinggiran   
 
Kok tasangkuik pado

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-06-30 Terurut Topik iwan soekri
nilai-nilai yang mereka anut dan pertahankan selama ini.
  Kalau mereka merasa terusik dengan kehadiran anda.
  Bisa terjadi berbagai tindakan  dari mereka mulai dari berbagai cimeeeh atau 
ucapan yang kurang enak baik ditujukan langsung kepada anda atau melalui tetua 
anda supaya tetua tersebut menasihati anda untuk menyesuaikan diri dengan 
kondisi dikampung. Bahkan kadang mereka bisa bertindak lebih jauh lagi dengan 
mengadakan  berbagai tindakan phisik baik langsung atau perusakan terhadap 
milik anda yang dilakukan oleh tangan-tangan yang tidak kelihatan .
   
  Nagari bapaga undang, kampuang bapaga buek.
  Tiok lasuang ba ayam gadang, salah tampuah buliah diambek
   
  Atau yang lebih parah lagi anda di-persona non grata dari daerah itu.
   
  Dimano kain kabaju, diguntiang indaklah sadang, lah takanak mangko diungkai.
  Dimano nagari namuah maju, Adat sajati nan lah ilang, dahan jo rantiang nan 
ba pakai
   
  Kato adat pahamnyo aman, malengkapi rukun dengan syarat
  kalau elok pegang padoman, santosa didunia jo diakhirat
   
  Tajam alah calak pun nyato, tingga dibao manyampaikan.
  Adat alah- syarakpun ado, tingga di kito nan ka mamakaikan.
   
  Wassalam
  St R. Ameh


-
  From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of iwan 
soekri
Sent: Friday, June 29, 2007 8:26 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika


  
  ini saya setuju buanget!
  hanya estetika adat itu! 
tak ada kaitan adat dan agama.
  saya setju!
  salam
 
   







Image by FlamingText.com
   
-
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-06-30 Terurut Topik Rasyid, Taufiq (taufiqr)
Sekedar respon dari ambo , manunggu statemen yang lebih detail dan
lengkap jo dasar-hukumnyo  dari para mamak Datuak jo Penghulu kito:
 
Mungkin kita harus kembali kepada hal  yang menyatakan : Syarak mangato-
Adat mamakai.
Disini tampak berbagai kaidah yang ada dalam hukum agama diaplikasikan
oleh adat -istiadat itu dalam kehidupan sehari-hari
 
 Antaro adat jo syarak merupakan : Camin nan indak kabua, palito nan
indak padam
Si Muncak mati tarambau, ka ladang mambao ladiang. lukolah pao kaduonyo
Adat jo Syarak di Minangkabau, umpamo aua jo tabiang, sanda manyanda
kaduonyo.
 
Pariangan jadi tampuak-tangkai, Pagaruyuang pusek Tanahdata, Tigo luhak
rang mangatokan.
Adaik jo Syarak kok  bacarai, bakeh bagantuang nan lah sakah, tampek
bapijak nan alah taban.
 
Itulah salah satu hubungan antara agama Islam dan Adat Minangkabau.
 
Ba karih si katik -muno, patah lai basimpai alun, ratak sabuah jadi
tuah.
Jiko dibukak pusako lamo,  dibangkik tareh nan tarandam lah banyak ragi
nan barubah.
 
Basasok bajarami, bapandam pakuburan. 
Sako pusako kok didalami, mambayang cahayo diinggiran   
 
Kok tasangkuik pado nan tinggi, kok basanda pado nan gadang
 
 
Bagi yang lahir, besar dan hidup dirantau, ditengah jaman yang serba
instan dan individuallistis ini. 
Memang terasa adat itu kadang serba ribet dan kita tidak tahu manfaatnya
serta mau diaplikasikan kemana diperantauan ini.
Tapi cobalah pulang kampung..., bagi yang kampungnya belum
terkena erosi metropolitan.
 
Akan terasa kalau paham anda ini, mungkin tidak sepenuhnya benar.
Adat bukan hanya sekedar  pemanis dan rentetan protokoler yang harus
anda lalui.
Tapi ada nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan telah dipertahankan
komunitas tersebut dari berbagai perubahan yang prinsipil.
Memang ditengah perkembangan jaman dan berbaurnya berbagai suku-bangsa
dan agama saat ini. Serta karena tuntutan kehidupan telah terjadi
berbagai penyesuaian disana-sini. 
 
Sehingga ada yang dinamakan :
"Sakali ayie gadang- sakali tapian barubah". 
 
Tapi seharusnya masih dalam kerangka :
"Elok diambiak jo etongan. Buruak dibuang jo mufakat"
 
Tapi jan sampai : " Jalan di-aliah urang lalu-  Cupak diganti rang
panggaleh". ...Indak kasadonyo nan bisa diparingan. 
Jan ... sampai  data se.. sawah tu  sahinggo indak nampak pamatangnyo.
sahinggo dikatokan nan ladang ado bintalaknyo. Sawahlah  ado
lantaknyo
 
Habih sandiang dek dek bagesoh, habih miang dek dek bagisia..
 Bisa tabedo kito 
 
Jadi semua hendaknya masih dalam pola :  "Baju dipakai usang  - Adat
dipakai baru". 
Dalam hal tertentu adat itu cukup luwes untuk mengantisipasi berbagai
perubahan yang terjadi.
 
Sanksi paling ringan yang anda peroleh kalau tidak peduli dengan adat
ini adalah :  "Orang juga akan tidak peduli dengan keberadaan anda".
Kok kayo- kayo se lah surang   Urang indak  ka mamintak...
Kok pandai pandai se lah surang-- Urang idak ka batanyo...
 
Keadaan bisa menjadi tidak kondusif kalau :
Jikok panghulu ba kamanakan,maanjuang maninggikan.
Pandai nan usah dilagakkan manjadi takabua kasudahannyo
 
Kalau kondisinya mulai meresahkan dan jadi buah bibir orang kampung.
Bisa juga para paga nagari beraksi melihat tindakan anda yang keluar
dari nilai-nilai yang mereka anut dan pertahankan selama ini.
Kalau mereka merasa terusik dengan kehadiran anda.
Bisa terjadi berbagai tindakan  dari mereka mulai dari berbagai cimeeeh
atau ucapan yang kurang enak baik ditujukan langsung kepada anda atau
melalui tetua anda supaya tetua tersebut menasihati anda untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi dikampung. Bahkan kadang mereka bisa
bertindak lebih jauh lagi dengan mengadakan  berbagai tindakan phisik
baik langsung atau perusakan terhadap milik anda yang dilakukan oleh
tangan-tangan yang tidak kelihatan .
 
Nagari bapaga undang, kampuang bapaga buek.
Tiok lasuang ba ayam gadang, salah tampuah buliah diambek
 
Atau yang lebih parah lagi anda di-persona non grata dari daerah itu.
 
Dimano kain kabaju, diguntiang indaklah sadang, lah takanak mangko
diungkai.
Dimano nagari namuah maju, Adat sajati nan lah ilang, dahan jo rantiang
nan ba pakai
 
Kato adat pahamnyo aman, malengkapi rukun dengan syarat
kalau elok pegang padoman, santosa didunia jo diakhirat
 
Tajam alah calak pun nyato, tingga dibao manyampaikan.
Adat alah- syarakpun ado, tingga di kito nan ka mamakaikan.
 
Wassalam
St R. Ameh




From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of iwan soekri
Sent: Friday, June 29, 2007 8:26 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika


ini saya setuju buanget!
hanya estetika adat itu! 
tak ada kaitan adat dan agama.
saya setju!
salam
 
 

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-06-29 Terurut Topik iwan soekri
ini saya setuju buanget!
  hanya estetika adat itu!
  tak ada kaitan adat dan agama.
  saya setju!
  salam
  sutan iwan soekri munaf

Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Bagi sebagian orang, postingan ini agak sedikit ofensif.


Bagi saya adat hanyalah estetika.  Seperti memilih warna taplak meja dan pot 
bunga.  Kalau suka, tarohlah disana.  Tak suka, biarkan saja.  Tidak ada 
konsekuensi apa-apa.  Tak membuat masuk penjara, apalagi masuk neraka.  Karena 
yang saya tahu, kalau takut dengan penjara ikuti hukum negara.  Kalau urusan 
dengan neraka, ada namanya hukum agama.  Hukum adat?  Sekali lagi hanyalah 
estetika belaka.

Bicara soal estetika adalah bicara tentang sebuah rentetan waktu.  Konon dulu 
dulu perempuan cantik adalah yang bongsor.  Sekarang?  Perempuan sensitif 
ditanya berat badan.

Bagi yang mengutamakan fungsi, silakan minimalis.  Minimalis juga boleh buat 
yang beralasan budget rendah.  Yang mau ribet dan compilcated, juga silakan.  
Memang sih, menjadi pusat perhatian ketika kita minimalis di tengah lingkungan 
complicated dan ribet. Tapi kita boleh kok teriak who's care!!  Peduli amat!

Jadi, bagi saya adat ini adalah estetika.  Sekarang sih, saya masih melihat 
sebagian adat kita masih indah.  Tidak tahu apakah masih indah menurut saya.  
Kalau pun tak berasa indah, saya tinggalkan saja.  Atau saya pragmatis memilih 
saja, yang masih indah saya pakai.  Yang menurut saya sudah tak indah, saya 
tinggalkan saja.  Toh zaman selalu dinamis berubah.  So what gitu loh!!

Salam

note:
di Tahiti, air juga mengalir ke bawah
disana yang beginian, bisa jadi disebut adat nan sabana adat juga
lalu apa bedanya??
plis deh... hari gini masih berlindung dibalik adat nan ampek
lagian hari gini ngapain masih berkelahi ngomong adat
cape deh...
adat cuma estetika kok.





  
-
  Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when. 






Image by FlamingText.com
   
-
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. 
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Adat Hanyalah Estetika

2007-06-26 Terurut Topik chaidir latief
- Original Message 
From: Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Tuesday, June 26, 2007 7:10:00 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Adat Hanyalah Estetika


Bagi sebagian orang, postingan ini agak sedikit ofensif.


Bagi saya adat hanyalah estetika.  Seperti memilih warna taplak meja dan pot 
bunga.  Kalau suka, tarohlah disana.  Tak suka, biarkan saja.  Tidak ada 
konsekuensi apa-apa.  Tak membuat masuk penjara, apalagi masuk neraka.  Karena 
yang saya tahu, kalau takut dengan penjara ikuti hukum negara.  Kalau urusan 
dengan neraka, ada namanya hukum agama.  Hukum adat?  Sekali lagi hanyalah 
estetika belaka.

Bicara soal estetika adalah bicara tentang sebuah rentetan waktu.  Konon dulu 
dulu perempuan cantik adalah yang bongsor.  Sekarang?  Perempuan sensitif 
ditanya berat badan.

Bagi yang mengutamakan fungsi, silakan minimalis.  Minimalis juga boleh buat 
yang beralasan budget rendah.  Yang mau ribet dan compilcated, juga silakan.  
Memang sih, menjadi pusat perhatian ketika kita minimalis di tengah lingkungan 
complicated dan ribet. Tapi kita boleh kok teriak who's care!!  Peduli amat!

Jadi, bagi saya adat ini adalah estetika.  Sekarang sih, saya masih melihat 
sebagian adat kita masih indah.  Tidak tahu apakah masih indah menurut saya.  
Kalau pun tak berasa indah, saya tinggalkan saja.  Atau saya pragmatis memilih 
saja, yang masih indah saya pakai.  Yang menurut saya sudah tak indah, saya 
tinggalkan saja.  Toh zaman selalu dinamis berubah.  So what gitu loh!!

Salam

note:
di Tahiti, air juga mengalir ke bawah
disana yang beginian, bisa jadi disebut adat nan sabana adat juga
lalu apa bedanya??
plis deh... hari gini masih berlindung dibalik adat nan ampek
lagian hari gini ngapain masih berkelahi ngomong adat
cape deh...
adat cuma estetika kok.






Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when. 




Sangat  tergantung dari ma kito memandang. Tapi banyak juo yang memadang adat 
budaya sebagai NILAI  Tasingguang puncak kalau ada yang manuding awak  
dikatokan INDAK DARADAT
Tapi indak usah dipadebatkan 
Chaidir N Latief


 

Bored stiff? Loosen up... 
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.
http://games.yahoo.com/games/front
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---