[EMAIL PROTECTED] Re: Memimpikan sumbar sebagai sentra pendidikan Indonesia dan dunia
Terimakasih pak UBGB atas komentarnya, Saya juga tidak tahu apakah nantinya saya akan mengalami hal yang sama seperti anda Kalau kita berangkat dari usaha 'membangkitkan batang tarandam' ini sekedar atas dasar bahwa kita pernah jaya pada masa lalu, lalu bermimpi untuk mengulanginya, tanpa mempelajari proses tercapainya kejayaan itu, memanglah suatu perbuatan sia-sia, atau sekedar angan angan saja. Perihal kebanyakan kita hanya mampu sekedar berangan-angan saja saya pernah mendengar almarhum Buya Hamka berujar seperti ini : (maaf kalau kurang tepat, karena berdasarkan ingatan) Mati Cina karena ringgit Mati Belanda karena pangkat Mati Keling karena perut Mati Melayu karena angan-angan Mungkin pula kita 'over estimate' terhadap negeri sumbar, masyarakatnya dan sejarahnya, sehingga menjadikan terlalu banyak berharap Namun yang sewajarnya saja bila suatu bangsa merindukan kegemilangan masa lalunya, ummat Islam merindukan masa keemasan kejayaan, bangsa Parsi merindukan kekaisaran Parsi, orang-orang Iraq merindukan kejayaan masa Babylonia dahulu, orang yahudi merindukan masa kerajaan Sulaiman. Permasalahannya apabila sejarah itu hanya dikenang untuk dibangga-banggakan, tidak dipelajari, atau membentuk sikap rasialis sekedar menganggap diri sebagai kelompok yang tinggi. Untuk menetapkan visi pembangunan suatu kota tetap memperhatikan struktur masyarakat dengan budayanya, keberhasilan dikota lain tidak bisa di plot kota lainnya, pembangunan Jakarta tidak bisa diplot begitu saja ke Sumbar, keberhasilan pariwisata Bali tidak bisa secara langsung diterapkan dikota-kota sumbar. Dua buah kota pesisir yang memiliki pantai yang indah, tidaklah mesti sama-sama berhasil, kalau di pantai Bali dipromosikan dengan 'kebolehan kebebasan' bagi turisnya, tentulah tidak bisa diterapkan di Sumbar karena terbentur budayanya. Demikian pula misi menjadikan sumbar sebagai sentra pendidikan terkait dengan budaya yang melekat pada masyarakatnya. Masalah output pendidikan yang tidak sesuai seperti yang diharapkan (antara tujuan pendidikan dan realitas hasilnya), seumpama tidak sejalannya ouput pendidikan dengan kualitas moral orang yang terdidik, hal ini bisa jadi disebabkan sistem pendidikan yang diterapkan adalah pendidikan sekuler. Wassalam Arnoldison Monday, April 16, 2007, 4:05:19 AM, you wrote: MS> Bung Arnoldison yang saya hormati. MS> Dulu saya pernah bermimpi hal yang sama dengan anda. Apalagi MS> ketika saya masih hobi beromantika dan bernostalgia, tentang MS> betapa hebatnya tetua-tetua kita. Cuma sekarang pun saya tidak MS> berani bermimpi lagi. MS> Kesalahan pendidikan sumbar adalah menjadi bagian pendidikan MS> Indonesia. Sistem pendidikan kita adalah sebuah benang kusut. Tak MS> tahu dimana lagi kita bisa mengurai untuk memperbaikinya. MS> Melihat pendidikan sebagai sebuah sistem. Permasalahan terbesarnya MS> adalah di proses itu sendiri. Untuk input kita tak pernah kalah. MS> Kalaupun ITB, UI dan UGM terlihat hebat, hanyalah karena input MS> yang masuk sana relatively lebih baik dibanding yang lain. Bukan MS> proses yang membuat mereka lebih baik. MS> Anda bermimpi setiap kabupaten punya universitas. Sekarang pun MS> saya rasa sudah. Setiap kabupaten sudah memiliki perguruan tinggi. MS> Baik berbentuk universitas, sekolah tinggi atau sebagainya. Cuma MS> untuk apa? Saya rasa baru hanya untuk mengejar gelar kesarjanaan MS> belaka, terutama para pegawai negeri. MS> Wassalam, MS> UBGB --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: Memimpikan sumbar sebagai sentra pendidikan Indonesia dan dunia
He...he...he...he... Walau ternyata mimpi kito sadonyo samo : Pendidikan Yang Berkualitas di Ranah !. Tapi tetap sajo kito bangsa pemimpi :) Ambo setuju jo wan Gusman mungkin urang-urang rantau nan alah berhasil bisa lebih diberdayakan ke arah itu. Tanpa harus menghilangkan nan alah ado, ba'a ga ati kalau dibuek pulo LSM semacam MPKAS yang lebih concern ke dunia pendidikan. Karano manurik hemat ambo, output dari dunia pendidikan lah nan jelah-jaleh punyo kontribusi 20-30 taun kamuko di ranah. -- Afda Mantari Sutan wrote: > Bung Arnoldison yang saya hormati. > > Dulu saya pernah bermimpi hal yang sama dengan anda. Apalagi ketika > saya masih hobi beromantika dan bernostalgia, tentang betapa hebatnya > tetua-tetua kita. Cuma sekarang pun saya tidak berani bermimpi lagi. > > Kesalahan pendidikan sumbar adalah menjadi bagian pendidikan > Indonesia. Sistem pendidikan kita adalah sebuah benang kusut. Tak > tahu dimana lagi kita bisa mengurai untuk memperbaikinya. > > Melihat pendidikan sebagai sebuah sistem. Permasalahan terbesarnya > adalah di proses itu sendiri. Untuk input kita tak pernah kalah. > Kalaupun ITB, UI dan UGM terlihat hebat, hanyalah karena input yang > masuk sana relatively lebih baik dibanding yang lain. Bukan proses > yang membuat mereka lebih baik. > > Anda bermimpi setiap kabupaten punya universitas. Sekarang pun saya > rasa sudah. Setiap kabupaten sudah memiliki perguruan tinggi. Baik > berbentuk universitas, sekolah tinggi atau sebagainya. Cuma untuk > apa? Saya rasa baru hanya untuk mengejar gelar kesarjanaan belaka, > terutama para pegawai negeri. > > Wassalam, > > UBGB > --kudung- --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: Memimpikan sumbar sebagai sentra pendidikan Indonesia dan dunia
Assalamuallaikum Wr Wb Iko wacana yang menarik sekali da, soalnya katiko awak masih kuliah dan tingga di Asrama Merapi Singgalang (milik PEMDA Sumbar), wacana ko pernah terlontar jo kawan awak si Wanda (Laki-laki) katiko kami disuruah mambuek makalah tentang keminangkabauan untuk tugas dalam pembinaan di Asrama. Si Wanda tu mangutarokan bahwa industri yang paliang cocok di Sumbar adalah industri otak dengan kata lain menghasil manusia yang cerdas, berbudi pekerti. Katiko awak badiskusi jo uda Bram di Jogja juo nan awak caliak uda tu juo bapandapek samo, inyo mangomentari kebiasaan urang awak yang alah sukses di Rantau katiko baliak inyo bangun masjid nan rancak, tapi fungsional masjid tu jadi indak maksimal karena alah banyak masjid dalam ciek wilayah ketek. Nan inyo pandang alangkah baiak bilo sarancaknyo kepeng tu di sumbangan untuk pendidikan ato mambuek sakolah nan bermutu, kan hasilnyo samo, samo-samo amal jariah (tolong koreksi jiko iko salah). Nah dari sinan awak mancaliak kan dan mancubo manyimpulkan bahwa dari generasi-generasi di tampek awak dulunyo mampunyai budaya berdiskusi dan kritis. Jadi awak juo mancubo bapandapaik sarancaknyo urang-urang awak nan sukses di rantau sarancaknyo maagiah beasiswa ka anak-anak murid yang indak mampu dan berprestasi, organisasi-organisasi minang jo mode tu, salain itu paralu juo untuk magiah ide-ide untuk mamajukan pendidikan di Sumbar. On 4/17/07, Arnoldison <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Kalauhlah ditanya kepada saya tentang mimpi apa yang saya senangi > perihal Sumatra Barat maka saya akan jawab mimpi bila Sumatra Barat > menjadi sentra pendidikan Indonesia dan dunia. > > Apakah sumatra barat memiliki potensi seperti itu ? > Modal dasarnya adalah budaya masyarakat dan konsep ABS-SBK yang saling > mendukung , dengan salah satu filosofi budaya yang unggul yaitu > alam takambang menjadi guru. > > Peningkatan pendidikan akan membangkitkan sumber daya orang minang, > dengan cara mendirikan banyak sekolah, universitas-univesitas di tiap > kota provinsi bahkan kabupaten, menggalakkan masyarakatkan gemar > belajar dan membaca. > > Dengan tersedianya fasilitas pendidikan yang bermutu orang-orang > minang tidak perlu merantau untuk belajar kedaerah lain, bisa belajar > di ranah sendiri dan sekaligus menghemat devisa, bahkan orang minang > yang dirantau akan cenderung mengirim anak-anaknya belajar, yang > berarti pula ada pemasukan daerah. > > Juga mengurangi 'brain drain' dikalang anak-anak dan pemuda minang > yang memiliki potensial agar tidak perlu lagi belajar keluar, sehingga > bisa membangun negerinya sendiri. > > Dengan mempunyai penddikan yang tinggi bagi masyarakatnay akan > membentuk ketahanan budaya dan moral, tidak mudah menjadi sasaran > penetrasi budaya asing. > > Dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan menghasilkan 'multiplier > effect' di sektor lain, meningkatkan kemampuan menciptakan lapangan > kerja, memiliki kemampuan pengelolaan wilayah, sehingga bisa memimpin > dan tidak sekedar menjadi pelayan atau pegawai orang lain. > > Walaupun tidak secara perhitungan statistik tetapi tampaknya > orang-orang minang di rantau telah banyak melakukan prestasi-prestasi > dan banyak berpendiikan tinggi, sehingga dengan adanya misi menjadikan > sumbar sebagai sentra pendidikan akan banyak menarik perhatian para > perantau. > > Sebagai sentra pendidikan maka sumbar bisa menjadi wisata pendidikan dan > ruhani, berbeda dengan bentuk wisata lainnya maka para pendatang > (turis) akan datang dengan rasa hormat, karena mengunjungi masyarakat > yang berbudaya dan berpendidikan tinggi. > > Menjadikan sumbar sebagai pusat kajian-kajian keislaman nusantara, hal > ini dimungkinkan karena secara historis telah banyak ulama-ulama yang > lahir di tanah minang. > > Saya rasa ide ini bakal lebih menarik perhatian khususnya bagi para > perantau. > > Arnoldison > > > > > > > -- Best Regard, Gusman Dharma P --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: Memimpikan sumbar sebagai sentra pendidikan Indonesia dan dunia
Bung Arnoldison yang saya hormati. Dulu saya pernah bermimpi hal yang sama dengan anda. Apalagi ketika saya masih hobi beromantika dan bernostalgia, tentang betapa hebatnya tetua-tetua kita. Cuma sekarang pun saya tidak berani bermimpi lagi. Kesalahan pendidikan sumbar adalah menjadi bagian pendidikan Indonesia. Sistem pendidikan kita adalah sebuah benang kusut. Tak tahu dimana lagi kita bisa mengurai untuk memperbaikinya. Melihat pendidikan sebagai sebuah sistem. Permasalahan terbesarnya adalah di proses itu sendiri. Untuk input kita tak pernah kalah. Kalaupun ITB, UI dan UGM terlihat hebat, hanyalah karena input yang masuk sana relatively lebih baik dibanding yang lain. Bukan proses yang membuat mereka lebih baik. Anda bermimpi setiap kabupaten punya universitas. Sekarang pun saya rasa sudah. Setiap kabupaten sudah memiliki perguruan tinggi. Baik berbentuk universitas, sekolah tinggi atau sebagainya. Cuma untuk apa? Saya rasa baru hanya untuk mengejar gelar kesarjanaan belaka, terutama para pegawai negeri. Wassalam, UBGB Arnoldison <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kalauhlah ditanya kepada saya tentang mimpi apa yang saya senangi perihal Sumatra Barat maka saya akan jawab mimpi bila Sumatra Barat menjadi sentra pendidikan Indonesia dan dunia. Apakah sumatra barat memiliki potensi seperti itu ? Modal dasarnya adalah budaya masyarakat dan konsep ABS-SBK yang saling mendukung , dengan salah satu filosofi budaya yang unggul yaitu alam takambang menjadi guru. Peningkatan pendidikan akan membangkitkan sumber daya orang minang, dengan cara mendirikan banyak sekolah, universitas-univesitas di tiap kota provinsi bahkan kabupaten, menggalakkan masyarakatkan gemar belajar dan membaca. Dengan tersedianya fasilitas pendidikan yang bermutu orang-orang minang tidak perlu merantau untuk belajar kedaerah lain, bisa belajar di ranah sendiri dan sekaligus menghemat devisa, bahkan orang minang yang dirantau akan cenderung mengirim anak-anaknya belajar, yang berarti pula ada pemasukan daerah. Juga mengurangi 'brain drain' dikalang anak-anak dan pemuda minang yang memiliki potensial agar tidak perlu lagi belajar keluar, sehingga bisa membangun negerinya sendiri. Dengan mempunyai penddikan yang tinggi bagi masyarakatnay akan membentuk ketahanan budaya dan moral, tidak mudah menjadi sasaran penetrasi budaya asing. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan menghasilkan 'multiplier effect' di sektor lain, meningkatkan kemampuan menciptakan lapangan kerja, memiliki kemampuan pengelolaan wilayah, sehingga bisa memimpin dan tidak sekedar menjadi pelayan atau pegawai orang lain. Walaupun tidak secara perhitungan statistik tetapi tampaknya orang-orang minang di rantau telah banyak melakukan prestasi-prestasi dan banyak berpendiikan tinggi, sehingga dengan adanya misi menjadikan sumbar sebagai sentra pendidikan akan banyak menarik perhatian para perantau. Sebagai sentra pendidikan maka sumbar bisa menjadi wisata pendidikan dan ruhani, berbeda dengan bentuk wisata lainnya maka para pendatang (turis) akan datang dengan rasa hormat, karena mengunjungi masyarakat yang berbudaya dan berpendidikan tinggi. Menjadikan sumbar sebagai pusat kajian-kajian keislaman nusantara, hal ini dimungkinkan karena secara historis telah banyak ulama-ulama yang lahir di tanah minang. Saya rasa ide ini bakal lebih menarik perhatian khususnya bagi para perantau. Arnoldison - Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. --~--~-~--~~~---~--~~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount -~--~~~~--~~--~--~---