[R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

2011-02-15 Thread jupardi andi
Assalamualaikum wr wb

Ketika berwisata dengan KB RN ke Sikuai tentunya saya menyempatkan diri ke 
rumah 
dan melihat orang tua saya, di hari Minggu sore setelah pulang dari Sikuai 
Resort saja jumpa orang tua saya yang kami panggil Papa, diberanda rumah 
tertarik juga saya sedikit mewawancarai atau menyakan keikutsertaan dan suka 
duka papa saya yang juga bagian dari PRRI. Ini sekedar berbagi saja saya 
sendiri 
tidak terlalu dalam pengetahuan, wawasan saya seputar PRRI tapi setelah ikut 
menjadi anggota RN sungguh bertambah dalam wawasan saya apa dan bagaimana 
seputar PRRI dengan berbagai cerita anggota RN semua baik itu tulisan sejarah 
yang otentik, wawancara lansung dengan pelakunya atau cerpen2 fiktif yang 
sekiranya mengambil setingan jaman bergolak tersebut.

Begini kisah Papa saya

Papa saya  H. M Djuli sejatinya lahir tanggal 21 Juli 1928 tapi secara legal 
formal dalam catatan sipil terlahir tanggal 21 Juli 1933 dan itu tidak aneh 
lagi 
pada jaman beliau "umur dimudakan" untuk alasan sekolah dan lain sebagainya 
pada 
jaman beliau. Terakhir papa saya adalah pensiunan PNS di Kantor (Dinas) urusan 
perumahan Kodya Padang (dulunya dibawah Dept Sosial), tentunya usia beliau saat 
ini 82 Tahun ++, Alhamdulillah beliau masih sehat untuk ukuran seusianya dalam 
arti belum pikun masih kuat berjalan kaki tanpa tongkat ke mesjid dekat rumah, 
selera makannya masih mau walau makanan tertentu harus dibatasi hanya ada 
gangguan mata yang mulai kabur dan itu telah dilakukan operasi katarak serta 
upaya tersebut sudah maksimal tapi alhamdulillah untuk melihat masih cukup 
jelas 
hanya membaca koran yang kesulitan walau sudah dibantu kaca mata spesialis 
membaca.

Sekitar tahun 1956 Papa saya selepas tamat SMA 1 Padang kuliah di Unand 
Fakultas 
Hukum seangkatan dengan dosen senior Fahukum yaitu Bpk Sofyan Muchtar SH ketika 
masa PRRI tahun 1958 papa saya meninggalkan bangku kuliah dan ikut bergabung 
dengan pasukan dibawah pimpinan Kapten ? Salamoni orang Ambon mantan tentara 
KNIL yang bersimpati pada perjuangan PRRI, pasukan mereka berjumlah sekitar 40 
orang (termasuk waktu itu kata papa saya Syafei pendiri INS ikut dalam 
rombongan 
ini) dan mengadakan latihan militer di Ladang Laweh pinggiran kota Payakumbuh. 
Tentara pusat APRI datang satu kompi mengepung mereka di ladang laweh, papa 
saya 
beserta regunya berhasil melarikan diri dari kepungan tentara pusat, sementara 
1 
regu pasukan PRRI lainnya berhasil ditangkap oleh tentara pusat berikut 
merampas 
senjata seperi Kareben ? dan Basoka, menurut cerita papa saya ke 12 orang 
tersebut dihabisi oleh tentara pusat yang masih diingat papa saya namanya 
Mahyuddin komandan regu orang Batu kambing dan Budi CS orang Padang, kuburan ke 
12 orang ini masih ada di Simpang Ampek jalan menuju ke Ladang Laweh Situjuah 
Banda Dalam.

Papa saya dan kawan-kawan yang lainnya terus berlari diseputar hutan Gunung 
Sago 
menghindar dari kepungan tentara pusat dengan kekuatan penuh bersenjata lengkap 
boleh dikatakan tidak ada perlawanan tembak menembak lagi karena senjata PRRI 
dibawah pimpinan Salamone telah dirampas oleh tentara pusat, intinya hanya 
mencoba melarikan diri dari kepungan tentara pusat dari hutan ke hutan dengan 
segala penderitaan dan kahirnya sampai ke wilayah hutan di Lintau. dari jumlah 
awal sekitar 40 orang karena tekanan tentara pusat membuat papa saya dan 
kawannya terpecah menjadi bagian kecil dan berusaha menyelamatkan diri 
masing-masing karena secara mental psikologis rasa-rasanya mereka tidak mampu 
mengadakan perlawanan dengan tentara pusat. Akhirnya papa saya dalam 
pelariannya 
menghindari penangkapan tentara pusat sampai diseputar kampung tanah 
kelahirannya Kota Tangah Tanjung Emas Tanah Datar yaitu disekitar hutan Matobak 
Sungai Salak bergabung dengan pasukan Malin Marajo.

Akhirnya di Tahun 1961 dicapai kesepakatan antara Ahmad Husen dengan tentara 
pusat (APRI) di Kota Padang intinya para tentara PRRI yang masih bersembunyi 
agar menyerahkan diri dan tidak akan ada proses hukum serta hal-hal lainnya dan 
kondisi dinyatakan aman. Papa saya kembali lagi ke Padang untuk menyerahkan 
diri 
dan didata dan diperiksa oleh Kolenel Surya Sumpeno di PLN Simpang Haru. 
Setelah 
di data (screning) papa saya kembali kekampung dan diserahkan ke wali nagari 
setempat bersama kawan-kawannya yang lain. Papa saya hanya bertahan dikampung 4 
bulan dan kembali lagi ke Padang saat itu PKI mulai mengganas dan unjuk gigi. 
sampai di Padang merantau serta bekerja di toko kue Tip Top (berada diseputaran 
RM Selamat Pasar Raya) yang terkenal saat itu,  tahun 1962 papa saya  menikah 
dengan Ibu saya Rosna Mustafa yang saat itu telah menajdi PNS sebagai guru PGA 
di Kota Padang. Tahun 1963 ketika lahir anak pertama (kakak saya) papa saya 
mencoba melamar menjadi PNS di Departemen Sosial cq Kantor Urusan Perumahan 
Kodya Padang dan diterima dengan golongan II A berbekal ijazah SMA serta 
pengalaman kuliah 1 Tahunan di Fakultas Hukum, papa saya tidak menaruh min

Re: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

2011-02-15 Thread Reni Sisri Yanti


Selamat da Jepe,sudah berhasil mewawancara papa da Jepe, salah satu yg ikut 
serta soal PRRI ini, dan Reni...lagi2 gagal mewawancarai salah satu warga 
kampung Reni yg juga tentara...yah mudah2an Beliau suatu saat kalau Reni pulang 
lagi sehat dan berumur panjang...


Renny,Bim




From: jupardi andi 
To: rantaunet rantaunet 
Sent: Tue, February 15, 2011 5:34:51 PM
Subject: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)


Assalamualaikum wr wb

Ketika berwisata dengan KB RN ke Sikuai tentunya saya menyempatkan diri ke 
rumah 
dan melihat orang tua saya, di hari Minggu sore setelah pulang dari Sikuai 
Resort saja jumpa orang tua saya yang kami panggil Papa, diberanda rumah 
tertarik juga saya sedikit mewawancarai atau menyakan keikutsertaan dan suka 
duka papa saya yang juga bagian dari PRRI. Ini sekedar berbagi saja saya 
sendiri 
tidak terlalu dalam pengetahuan, wawasan saya seputar PRRI tapi setelah ikut 
menjadi anggota RN sungguh bertambah dalam wawasan saya apa dan bagaimana 
seputar PRRI dengan berbagai cerita anggota RN semua baik itu tulisan sejarah 
yang otentik, wawancara lansung dengan pelakunya atau cerpen2 fiktif yang 
sekiranya mengambil setingan jaman bergolak tersebut.

Begini kisah Papa  saya

Papa saya  H. M Djuli sejatinya lahir tanggal 21 Juli 1928 tapi secara legal 
formal dalam catatan sipil terlahir tanggal 21 Juli 1933 dan itu tidak aneh 
lagi 
pada jaman beliau "umur dimudakan" untuk alasan sekolah dan lain sebagainya 
pada 
jaman beliau. Terakhir papa saya adalah pensiunan PNS di Kantor (Dinas) urusan 
perumahan Kodya Padang (dulunya dibawah Dept Sosial), tentunya usia beliau saat 
ini 82 Tahun ++, Alhamdulillah beliau masih sehat untuk ukuran seusianya dalam 
arti belum pikun masih kuat berjalan kaki tanpa tongkat ke mesjid dekat rumah, 
selera makannya masih mau walau makanan tertentu harus dibatasi hanya ada 
gangguan mata yang mulai kabur dan itu telah dilakukan operasi katarak serta 
upaya tersebut sudah maksimal tapi alhamdulillah untuk melihat masih cukup 
jelas 
hanya membaca koran yang kesulitan walau sudah dibantu kaca mata spesialis 
membaca.

Sekitar tahun 1956 Papa saya selepas tamat SMA 1 Padang kuliah di Unand  
Fakultas Hukum seangkatan dengan dosen senior Fahukum yaitu Bpk Sofyan Muchtar 
SH ketika masa PRRI tahun 1958 papa saya meninggalkan bangku kuliah dan ikut 
bergabung dengan pasukan dibawah pimpinan Kapten ? Salamoni orang Ambon mantan 
tentara KNIL yang bersimpati pada perjuangan PRRI, pasukan mereka berjumlah 
sekitar 40 orang (termasuk waktu itu kata papa saya Syafei pendiri INS ikut 
dalam rombongan ini) dan mengadakan latihan militer di Ladang Laweh pinggiran 
kota Payakumbuh. Tentara pusat APRI datang satu kompi mengepung mereka di 
ladang 
laweh, papa saya beserta regunya berhasil melarikan diri dari kepungan tentara 
pusat, sementara 1 regu pasukan PRRI lainnya berhasil ditangkap oleh tentara 
pusat berikut merampas senjata seperi Kareben ? dan Basoka, menurut cerita papa 
saya ke 12 orang tersebut dihabisi oleh tentara pusat yang masih diingat papa 
saya namanya Mahyuddin komandan regu orang Batu kambing dan Budi CS orang 
Padang, kuburan ke 12 orang ini  masih ada di Simpang Ampek jalan menuju ke 
Ladang Laweh Situjuah Banda Dalam.

Papa saya dan kawan-kawan yang lainnya terus berlari diseputar hutan Gunung 
Sago 
menghindar dari kepungan tentara pusat dengan kekuatan penuh bersenjata lengkap 
boleh dikatakan tidak ada perlawanan tembak menembak lagi karena senjata PRRI 
dibawah pimpinan Salamone telah dirampas oleh tentara pusat, intinya hanya 
mencoba melarikan diri dari kepungan tentara pusat dari hutan ke hutan dengan 
segala penderitaan dan kahirnya sampai ke wilayah hutan di Lintau. dari jumlah 
awal sekitar 40 orang karena tekanan tentara pusat membuat papa saya dan 
kawannya terpecah menjadi bagian kecil dan berusaha menyelamatkan diri 
masing-masing karena secara mental psikologis rasa-rasanya mereka tidak mampu 
mengadakan perlawanan dengan tentara pusat. Akhirnya papa saya dalam 
pelariannya 
menghindari penangkapan tentara pusat sampai diseputar kampung tanah 
kelahirannya Kota Tangah Tanjung Emas  Tanah Datar yaitu disekitar hutan 
Matobak 
Sungai Salak bergabung dengan pasukan Malin Marajo.

Akhirnya di Tahun 1961 dicapai kesepakatan antara Ahmad Husen dengan tentara 
pusat (APRI) di Kota Padang intinya para tentara PRRI yang masih bersembunyi 
agar menyerahkan diri dan tidak akan ada proses hukum serta hal-hal lainnya dan 
kondisi dinyatakan aman. Papa saya kembali lagi ke Padang untuk menyerahkan 
diri 
dan didata dan diperiksa oleh Kolenel Surya Sumpeno di PLN Simpang Haru. 
Setelah 
di data (screning) papa saya kembali kekampung dan diserahkan ke wali nagari 
setempat bersama kawan-kawannya yang lain. Papa saya hanya bertahan dikampung 4 
bulan dan kembali lagi ke Padang saat itu PKI mulai mengganas dan unjuk gigi. 
sampai di Padang merantau serta bekerja di toko k

Re: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

2011-02-15 Thread andi ko
Mantap da, cerita-cerita ringan iko nan menginspirasi

salam

andiko

Pada tanggal 15/02/11, Reni Sisri Yanti  menulis:
>
>
> Selamat da Jepe,sudah berhasil mewawancara papa da Jepe, salah satu yg ikut
> serta soal PRRI ini, dan Reni...lagi2 gagal mewawancarai salah satu warga
> kampung Reni yg juga tentara...yah mudah2an Beliau suatu saat kalau Reni
> pulang
> lagi sehat dan berumur panjang...
>
>
> Renny,Bim
>
>
>
> 
> From: jupardi andi 
> To: rantaunet rantaunet 
> Sent: Tue, February 15, 2011 5:34:51 PM
> Subject: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)
>
>
> Assalamualaikum wr wb
>
> Ketika berwisata dengan KB RN ke Sikuai tentunya saya menyempatkan diri ke
> rumah
> dan melihat orang tua saya, di hari Minggu sore setelah pulang dari Sikuai
> Resort saja jumpa orang tua saya yang kami panggil Papa, diberanda rumah
> tertarik juga saya sedikit mewawancarai atau menyakan keikutsertaan dan suka
> duka papa saya yang juga bagian dari PRRI. Ini sekedar berbagi saja saya
> sendiri
> tidak terlalu dalam pengetahuan, wawasan saya seputar PRRI tapi setelah ikut
> menjadi anggota RN sungguh bertambah dalam wawasan saya apa dan bagaimana
> seputar PRRI dengan berbagai cerita anggota RN semua baik itu tulisan
> sejarah
> yang otentik, wawancara lansung dengan pelakunya atau cerpen2 fiktif yang
> sekiranya mengambil setingan jaman bergolak tersebut.
>
> Begini kisah Papa  saya
>
> Papa saya  H. M Djuli sejatinya lahir tanggal 21 Juli 1928 tapi secara legal
> formal dalam catatan sipil terlahir tanggal 21 Juli 1933 dan itu tidak aneh
> lagi
> pada jaman beliau "umur dimudakan" untuk alasan sekolah dan lain sebagainya
> pada
> jaman beliau. Terakhir papa saya adalah pensiunan PNS di Kantor (Dinas)
> urusan
> perumahan Kodya Padang (dulunya dibawah Dept Sosial), tentunya usia beliau
> saat
> ini 82 Tahun ++, Alhamdulillah beliau masih sehat untuk ukuran seusianya
> dalam
> arti belum pikun masih kuat berjalan kaki tanpa tongkat ke mesjid dekat
> rumah,
> selera makannya masih mau walau makanan tertentu harus dibatasi hanya ada
> gangguan mata yang mulai kabur dan itu telah dilakukan operasi katarak serta
> upaya tersebut sudah maksimal tapi alhamdulillah untuk melihat masih cukup
> jelas
> hanya membaca koran yang kesulitan walau sudah dibantu kaca mata spesialis
> membaca.
>
> Sekitar tahun 1956 Papa saya selepas tamat SMA 1 Padang kuliah di Unand
> Fakultas Hukum seangkatan dengan dosen senior Fahukum yaitu Bpk Sofyan
> Muchtar
> SH ketika masa PRRI tahun 1958 papa saya meninggalkan bangku kuliah dan ikut
> bergabung dengan pasukan dibawah pimpinan Kapten ? Salamoni orang Ambon
> mantan
> tentara KNIL yang bersimpati pada perjuangan PRRI, pasukan mereka berjumlah
> sekitar 40 orang (termasuk waktu itu kata papa saya Syafei pendiri INS ikut
> dalam rombongan ini) dan mengadakan latihan militer di Ladang Laweh
> pinggiran
> kota Payakumbuh. Tentara pusat APRI datang satu kompi mengepung mereka di
> ladang
> laweh, papa saya beserta regunya berhasil melarikan diri dari kepungan
> tentara
> pusat, sementara 1 regu pasukan PRRI lainnya berhasil ditangkap oleh tentara
> pusat berikut merampas senjata seperi Kareben ? dan Basoka, menurut cerita
> papa
> saya ke 12 orang tersebut dihabisi oleh tentara pusat yang masih diingat
> papa
> saya namanya Mahyuddin komandan regu orang Batu kambing dan Budi CS orang
> Padang, kuburan ke 12 orang ini  masih ada di Simpang Ampek jalan menuju ke
> Ladang Laweh Situjuah Banda Dalam.
>
> Papa saya dan kawan-kawan yang lainnya terus berlari diseputar hutan Gunung
> Sago
> menghindar dari kepungan tentara pusat dengan kekuatan penuh bersenjata
> lengkap
> boleh dikatakan tidak ada perlawanan tembak menembak lagi karena senjata
> PRRI
> dibawah pimpinan Salamone telah dirampas oleh tentara pusat, intinya hanya
> mencoba melarikan diri dari kepungan tentara pusat dari hutan ke hutan
> dengan
> segala penderitaan dan kahirnya sampai ke wilayah hutan di Lintau. dari
> jumlah
> awal sekitar 40 orang karena tekanan tentara pusat membuat papa saya dan
> kawannya terpecah menjadi bagian kecil dan berusaha menyelamatkan diri
> masing-masing karena secara mental psikologis rasa-rasanya mereka tidak
> mampu
> mengadakan perlawanan dengan tentara pusat. Akhirnya papa saya dalam
> pelariannya
> menghindari penangkapan tentara pusat sampai diseputar kampung tanah
> kelahirannya Kota Tangah Tanjung Emas  Tanah Datar yaitu disekitar hutan
> Matobak
> Sungai Salak bergabung dengan pasukan Malin Marajo.
>
> Akhirnya di Tahun 1961 dicapai kesepakatan antara Ahmad Husen dengan tentara
> pusat (APRI) di Kota Padang intinya para ten

Bls: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

2011-02-15 Thread jupardi andi
Terima kasih Andiko dan Reni

 itu sekedar tambah tukuak sajo
kalau fiksinya lah uda caritokan dulu kan masih ingek tentara pusek nan langiah 
mamariso surek masyarakat nan naik oto bis dari bukik ka Padang jaman bagolak tu

di Oto ko ado Cino Padang pas giliran tantara pusek nan kebetulan urang awak ko 
mamareso surek2 penumpang pas giliran Cino Padang

"Sunek..sunek..maa sunek ang..kaluakan sunek ang"

iyo manggigia lutuik Cino ko dalam ati e

"mati den ha..aden ndak basunek do"

jo mati katakuian Cino ko manjawek

"Pa (bergetar suaronyo) ambo  kapia Pa..ambo indak basunek do"
*sambia kamambuka sarawa e mode on*  ka mancaliakan lai

Plis deh..ha ha ha ha..Surat Surat ente mana ho qik qiks


(tapi ini bisa jadi sebuah kenyataan dulunya)

Salam_Jepe



Dari: andi ko 
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Terkirim: Sel, 15 Februari, 2011 19:15:16
Judul: Re: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

Mantap da, cerita-cerita ringan iko nan menginspirasi

salam

andiko

Pada tanggal 15/02/11, Reni Sisri Yanti  menulis:
>
>
> Selamat da Jepe,sudah berhasil mewawancara papa da Jepe, salah satu yg ikut
> serta soal PRRI ini, dan Reni...lagi2 gagal mewawancarai salah satu warga
> kampung Reni yg juga tentara...yah mudah2an Beliau suatu saat kalau Reni
> pulang
> lagi sehat dan berumur panjang...
>
>
> Renny,Bim
>
>
>
> 
> From: jupardi andi 
> To: rantaunet rantaunet 
> Sent: Tue, February 15, 2011 5:34:51 PM
> Subject: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)
>
>
> Assalamualaikum wr wb
>
> Ketika berwisata dengan KB RN ke Sikuai tentunya saya menyempatkan diri ke
> rumah
> dan melihat orang tua saya, di hari Minggu sore setelah pulang dari Sikuai
> Resort saja jumpa orang tua saya yang kami panggil Papa, diberanda rumah
> tertarik juga saya sedikit mewawancarai atau menyakan keikutsertaan dan suka
> duka papa saya yang juga bagian dari PRRI. Ini sekedar berbagi saja saya
> sendiri
> tidak terlalu dalam pengetahuan, wawasan saya seputar PRRI tapi setelah ikut
> menjadi anggota RN sungguh bertambah dalam wawasan saya apa dan bagaimana
> seputar PRRI dengan berbagai cerita anggota RN semua baik itu tulisan
> sejarah
> yang otentik, wawancara lansung dengan pelakunya atau cerpen2 fiktif yang
> sekiranya mengambil setingan jaman bergolak tersebut.
>
> Begini kisah Papa  saya
>
> Papa saya  H. M Djuli sejatinya lahir tanggal 21 Juli 1928 tapi secara legal
> formal dalam catatan sipil terlahir tanggal 21 Juli 1933 dan itu tidak aneh
> lagi
> pada jaman beliau "umur dimudakan" untuk alasan sekolah dan lain sebagainya
> pada
> jaman beliau. Terakhir papa saya adalah pensiunan PNS di Kantor (Dinas)
> urusan
> perumahan Kodya Padang (dulunya dibawah Dept Sosial), tentunya usia beliau
> saat
> ini 82 Tahun ++, Alhamdulillah beliau masih sehat untuk ukuran seusianya
> dalam
> arti belum pikun masih kuat berjalan kaki tanpa tongkat ke mesjid dekat
> rumah,
> selera makannya masih mau walau makanan tertentu harus dibatasi hanya ada
> gangguan mata yang mulai kabur dan itu telah dilakukan operasi katarak serta
> upaya tersebut sudah maksimal tapi alhamdulillah untuk melihat masih cukup
> jelas
> hanya membaca koran yang kesulitan walau sudah dibantu kaca mata spesialis
> membaca.
>
> Sekitar tahun 1956 Papa saya selepas tamat SMA 1 Padang kuliah di Unand
> Fakultas Hukum seangkatan dengan dosen senior Fahukum yaitu Bpk Sofyan
> Muchtar
> SH ketika masa PRRI tahun 1958 papa saya meninggalkan bangku kuliah dan ikut
> bergabung dengan pasukan dibawah pimpinan Kapten ? Salamoni orang Ambon
> mantan
> tentara KNIL yang bersimpati pada perjuangan PRRI, pasukan mereka berjumlah
> sekitar 40 orang (termasuk waktu itu kata papa saya Syafei pendiri INS ikut
> dalam rombongan ini) dan mengadakan latihan militer di Ladang Laweh
> pinggiran
> kota Payakumbuh. Tentara pusat APRI datang satu kompi mengepung mereka di
> ladang
> laweh, papa saya beserta regunya berhasil melarikan diri dari kepungan
> tentara
> pusat, sementara 1 regu pasukan PRRI lainnya berhasil ditangkap oleh tentara
> pusat berikut merampas senjata seperi Kareben ? dan Basoka, menurut cerita
> papa
> saya ke 12 orang tersebut dihabisi oleh tentara pusat yang masih diingat
> papa
> saya namanya Mahyuddin komandan regu orang Batu kambing dan Budi CS orang
> Padang, kuburan ke 12 orang ini  masih ada di Simpang Ampek jalan menuju ke
> Ladang Laweh Situjuah Banda Dalam.
>
> Papa saya dan kawan-kawan yang lainnya terus berlari diseputar hutan Gunung
> Sago
> menghindar dari kepungan tentara pusat dengan kekuatan penuh bersenjata
> lengkap
> boleh dikatakan tidak ada perl

Re: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

2011-02-15 Thread Abraham Ilyas
Dunsanak di palanta khususnya Dinda Jepe nan ambo hormati.

Ambo ingin bakomentar sarato manambah informasi  untuak judul "berbagi
kisah" tentang pengalaman pribadi orang tua Jepe dalam pristiwa PRRI.

Dengan adonyo "pengakuan jujur" generasi  muda MK sarupo iko (   *".Ini
sekedar berbagi saja, saya sendiri tidak terlalu dalam pengetahuan tentang
peristiwa.")* > mako ambo menyadari disengaja atau tidak, kejadiaan
PRRI iko memang alah ditutupi oleh ???

Oleh karano itu ide penulisan cerita cerita seputar PRRI yang diseting
pengalaman pengalaman perorangan ataupun pengalaman komunitas (baca:
setingkat nagari) perlu kito pasakokkan, karena ini lebih manusiawi
sifatnya.

Kok dalam bentuk sejarah dengan penulisan formal maka nan akan banyak
dikisahkan ialah peranan tokoh tokoh ngetop yang memang bagian ahli sejarah
untuak menyusunnyo, dan sering menimbulkan kontoversi.

*Ditulisnya kisah mereka (sejarah) tersebut karena adanya peranan/ikut serta
rakyat badarai, .entah dia itu bapak, mamak, datuk kita yang sato pulo
sakaki dalam kejadiaan yang bersejarah tsb!!!*

*Tentara pusat APRI datang satu kompi mengepung mereka di ladang laweh, papa
saya beserta regunya berhasil melarikan diri dari kepungan tentara pusat,
sementara 1 regu pasukan PRRI lainnya berhasil ditangkap oleh tentara pusat
berikut merampas senjata seperi Kareben ? dan Basoka, menurut cerita papa
saya ke 12 orang tersebut dihabisi oleh tentara pusat yang masih diingat
papa saya namanya Mahyuddin komandan regu orang Batu kambing dan Budi CS
orang Padang, kuburan ke 12 orang ini masih ada di Simpang Ampek jalan
menuju ke Ladang Laweh Situjuah Banda Dalam.*

Informasi nan ambo tarimo tentang Mahyudin sbb: Beliau adalah orang nagari
Sitalang, bersebelahan dengan nagari Batu kambiang/Agam, suku Jambak.

Saat bergabung dengan PRRI pangkatnya sersan mayor, lalu  dinaikkan
pangkatnya menjadi letnan dan diangkat menjadi komandan kompi Tentara
Pelajar/mahasiswa di daerah sekitar Payakumbuah.

Ketika terbunuh meninggalkan seorang anak berusia lk. 10 th.
Anak tersebut kelak termasuk pelajar yang mendapat beasiswa dari presiden
Habibie untuk sekolah ke Jerman, dan kini ibu beserta anak berdomisili di
Jakarta.

Satantangan perintah membunuh habis semua tentara nan ditangkap iko ado pulo
curitonyo nan mirip sedang disusun syairnyo oleh kawan ambo (lihat di
http://nagari.or.id/?moda=cari ). Insyaalah syair beliau akan ikut menjadi
salah satu curito/kaba/kisah PRRI nan barado di ranah raso tsb..silakan
Sutan Mancayo menghubunginya !
---
*Akhirnya papa saya dalam pelariannya menghindari penangkapan tentara pusat
sampai diseputar kampung tanah kelahirannya Kota Tangah Tanjung Emas Tanah
Datar yaitu disekitar hutan Matobak Sungai Salak bergabung dengan pasukan
Malin Marajo *(http://td73.nagari.or.id/tanjungprri.php )

*Pasukan istimewa Baringin Sati
Anggotanya banyak berjumlah sekompi
Berbaris apel setiap pagi
Menunggu sarapan sebungkus nasi

Baringin Sati kompi istimewa
Komandan bernama Muhir Aloha
Anggotanya banyak parewa kota
Mereka bergabung secara sukarela

Bersama wakilnya Malin Marajo
Guru silat aliran Kumango
Senang memakai kopiah sebo
Tapi tak suka menebar foto*

Malin Marajo ini saat kembali ke kota Batusangkar setelah amnesti, hilang
secara misterius, kabarnya diculik dan dibunuh oleh OPR.

Salam

Abraham Ilyas lk. 65th.

NB. Kalau lai ado anggota palanta iko nan tau dengan keluarga Muhir Aloha
(suku Aceh, pegawai PLN Btsk sblm bergolak) mohon infonyo.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/


Bls: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

2011-02-15 Thread jupardi andi
Pak AI nan ambo hormati sarato dunsanak palanta RN

Onde..tarimo kasih bana lah ambo, sabana mambuka mato ambo satantang penjelasan 
Pak AI urang2 nan dikisahkan papa ambo ko, jujur sajo papa ambo tu yo indak 
tentara militan bagai do hanyo raso solidaritas nan tinggi sajo, inyo basyukur 
bana lah dapek lari dan indak kanai tembak itu lah sarupo (istilah)nyo "lah 
nyawa cadangan sajo nan diagiah nan kuaso" lah lari lintang pukang sajo papa 
ambo jo kawan2 dirimbo2 tu asa lai indak takapuang jo tatangkok dek tentara 
pusek dengan segala penderitaan iduik dalam hutan, jujur sajo dek ulah ikuik 
bagolak ko papa ambo kalau manuruik ukuran kawan saumuanyo talambek kawin mah, 
kalau umua urang tuo ambo kini 82 Tahun, paliang indak atau kawan2nyo nan masih 
iduik (laki2) anaknyo nan paliang tuo anaknyo umua sekitar 58 an tapi papa ambo 
anak nan tuonyo umua 47.

Tambahan penjelasan ko ambo sampaikan ka papa ambo dikesempatan pertamo, 

ado juo nan penasaran ambo Pak AI, itu ha Salamone urang Ambon tu..baa pulo tu 
siapa dan bagaimana sosok Salamone urang ambon ko ado penjelasan dari Pak AI 
dan 
dunsanak ahli sejarah PRRI

Wass_Jepe





Dari: Abraham Ilyas 
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Terkirim: Sel, 15 Februari, 2011 20:27:31
Judul: Re: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

Dunsanak di palanta khususnya Dinda Jepe nan ambo hormati.

Ambo ingin bakomentar sarato manambah informasi  untuak judul "berbagi kisah" 
tentang pengalaman pribadi orang tua Jepe dalam pristiwa PRRI.

Dengan adonyo "pengakuan jujur" generasi  muda MK sarupo iko (   ".Ini 
sekedar berbagi saja, saya sendiri tidak terlalu dalam pengetahuan tentang 
peristiwa.") > mako ambo menyadari disengaja atau tidak, kejadiaan PRRI 
iko memang alah ditutupi oleh ???

Oleh karano itu ide penulisan cerita cerita seputar PRRI yang diseting 
pengalaman pengalaman perorangan ataupun pengalaman komunitas (baca: setingkat 
nagari) perlu kito pasakokkan, karena ini lebih manusiawi sifatnya.

Kok dalam bentuk sejarah dengan penulisan formal maka nan akan banyak 
dikisahkan 
ialah peranan tokoh tokoh ngetop yang memang bagian ahli sejarah untuak 
menyusunnyo, dan sering menimbulkan kontoversi.

Ditulisnya kisah mereka (sejarah) tersebut karena adanya peranan/ikut serta 
rakyat badarai, .entah dia itu bapak, mamak, datuk kita yang sato pulo 
sakaki dalam kejadiaan yang bersejarah tsb!!! 


Tentara pusat APRI datang satu kompi mengepung mereka di ladang laweh, papa 
saya 
beserta regunya berhasil melarikan diri dari kepungan tentara pusat, sementara 
1 
regu pasukan PRRI lainnya berhasil ditangkap oleh tentara pusat berikut 
merampas 
senjata seperi Kareben ? dan Basoka, menurut cerita papa saya ke 12 orang 
tersebut dihabisi oleh tentara pusat yang masih diingat papa saya namanya 
Mahyuddin komandan regu orang Batu kambing dan Budi CS orang Padang, kuburan ke 
12 orang ini masih ada di Simpang Ampek jalan menuju ke Ladang Laweh Situjuah 
Banda Dalam.

Informasi nan ambo tarimo tentang Mahyudin sbb: Beliau adalah orang nagari 
Sitalang, bersebelahan dengan nagari Batu kambiang/Agam, suku Jambak. 


Saat bergabung dengan PRRI pangkatnya sersan mayor, lalu  dinaikkan pangkatnya 
menjadi letnan dan diangkat menjadi komandan kompi Tentara Pelajar/mahasiswa di 
daerah sekitar Payakumbuah. 


Ketika terbunuh meninggalkan seorang anak berusia lk. 10 th. 
Anak tersebut kelak termasuk pelajar yang mendapat beasiswa dari presiden 
Habibie untuk sekolah ke Jerman, dan kini ibu beserta anak berdomisili di 
Jakarta.

Satantangan perintah membunuh habis semua tentara nan ditangkap iko ado pulo 
curitonyo nan mirip sedang disusun syairnyo oleh kawan ambo (lihat di 
http://nagari.or.id/?moda=cari ). Insyaalah syair beliau akan ikut menjadi 
salah 
satu curito/kaba/kisah PRRI nan barado di ranah raso tsb..silakan Sutan 
Mancayo menghubunginya !
---
Akhirnya papa saya dalam pelariannya menghindari penangkapan tentara pusat 
sampai diseputar kampung tanah kelahirannya Kota Tangah Tanjung Emas Tanah 
Datar 
yaitu disekitar hutan Matobak Sungai Salak bergabung dengan pasukan Malin 
Marajo 
(http://td73.nagari.or.id/tanjungprri.php )

Pasukan istimewa Baringin Sati
Anggotanya banyak berjumlah sekompi
Berbaris apel setiap pagi
Menunggu sarapan sebungkus nasi

Baringin Sati kompi istimewa
Komandan bernama Muhir Aloha
Anggotanya banyak parewa kota
Mereka bergabung secara sukarela

Bersama wakilnya Malin Marajo
Guru silat aliran Kumango
Senang memakai kopiah sebo
Tapi tak suka menebar foto

Malin Marajo ini saat kembali ke kota Batusangkar setelah amnesti, hilang 
secara 
misterius, kabarnya diculik dan dibunuh oleh OPR.

Salam

Abraham Ilyas lk. 65th.

NB. Kalau lai ado anggota palanta iko nan tau dengan keluarga Muhir Aloha (suku 
Aceh, pegawai PLN Btsk sblm bergolak) mohon infonyo.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta Rant

Re: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

2011-02-15 Thread taufiqrasjid

Maaf pak AI,
Sangenek analisa ringan ambo

Diinfokan anak almarhum Mahyudin ba umua 10 tahun sewaktu baliau maningga

Berarti baliau lahia sekitar th 1951

Kalau pas inyo usia kuliah (umua 20an). Habibi alun pulang ka Indonesia karano 
masih di Jerman

Project Habibi iko rasonyo baru ado tahun 90an. Terutama untuk ahli dirgantara


Apakah ada juga bea siswa untuk orang yang berumur 40an ?

Mungkin karena  dia  karyawan/dosen berprestasi

Tarimo kasih

TR


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/


Re: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

2011-02-15 Thread Abraham Ilyas
Dinda Jepe sarato dunsanak di palanta nan ambo hormati

Satantangan Salamone, orang Ambon tersebut, ambo alun dapek infonyo.
Dek karano manyabuik orang Ambon, mako ado pulo curito peristiwa kematian
tentara PRRI yang berasal dari suku Ambon dan ikuik bergerilya di nagari
Paninggahan/kab. Solok nan berjasa terhadap masyarakat.

Syairnyo sadang disusun oleh Hera Hastuti HM, mahasiswi UNP Padang, diantara
ditulis sbb:

*Bagi gerilyawan di rimba hutan
Lokasi persembunyian terasa aman
Sifat waspada sering dilupakan
Di situ terjadi celaka badan

Sersan Yance bernasib malang
Pemuda Ambon yang rajin sembahyang
Menerima takdir bernasib malang
Ditembak Apri dari belakang

Sudah kehendak Yang di Atas
Yance tertembak langsung tewas
Ada jasanya yang sangat jelas
Perlu dihargai secara pantas

Perlu dihargai diberi acungan
Yance berpikir masalah kelangsungan
Bidang pendidikan jadi usungan
Dia merintis Sekolah Penampungan

Walau perang sedang berlangsung
Bidang pendidikan tetap dianjung
Ada SMP, SMA Penampung
Letak lokasi di tengah kampung

Sekolah terletak di jorong Subarang
Banyak gurunya pengungsi pendatang
Tiada digaji menerima uang
Mereka termasuk kelompok pejuang*

dst...

Salam

AI

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/


Re: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

2011-02-15 Thread Abraham Ilyas
Pak TR.

Menurut informasi nan ambo tarimo beliau pegawai Dep. PU Pak.
Nah apakah sudah ado peranan Habibie menyekolahkan/memberi rekomendasi
pegawai Dep PU untuk belajar/sekolah ke Jerman sebelum beliau menjabat
presiden RI ?

Salam

AI

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/


Re: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

2011-02-15 Thread dasrielnoeha
Analisa Taufik benar.
Adiak ambo ambiak master thn 93 di Mesin ITB, thesisnya mengenai keretakan 
sayap pesawat karena vibrasi, pembimbing utamanya pak Hbb dari IPTN

Berarti thn sekitar itulah banyak pengiriman sarjana Ind ke luar oleh Hbb

Berarti beliau telat kawin dan punya anak seusia adiak ambo  

Wass

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: taufiqras...@rantaunet.org
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Tue, 15 Feb 2011 14:01:15 
To: 
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)


Maaf pak AI,
Sangenek analisa ringan ambo

Diinfokan anak almarhum Mahyudin ba umua 10 tahun sewaktu baliau maningga

Berarti baliau lahia sekitar th 1951

Kalau pas inyo usia kuliah (umua 20an). Habibi alun pulang ka Indonesia karano 
masih di Jerman

Project Habibi iko rasonyo baru ado tahun 90an. Terutama untuk ahli dirgantara


Apakah ada juga bea siswa untuk orang yang berumur 40an ?

Mungkin karena  dia  karyawan/dosen berprestasi

Tarimo kasih

TR


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/


RE: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

2011-02-17 Thread rinapermadi
Mak Jepe jo adidunsanak Palanta,

 

Ambo lah batanyo jo Papa tentang Kapten Salamoni ko Mak, indak tau Papa doh.
Papa hanyo sampai  di lua Payakumbuah daerah  Suayan. Itupun hanyo sekitar 4
bulan batugas awal tahun 1960. 

 

Tentang kesepakatan Ahmad Husein dengan Tentara Pusat, hal inilah yang amat
disayangkan oleh Buya Moh. Natsir. Sebab Ahmad Husein tidak bersepakat dulu
dengan pimpinan PRRI lainnya sehingga jadi 'dulu kudian'.

 

Sakitu dulu

Wassalam

Rina

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On
Behalf Of jupardi andi
Sent: Tuesday, February 15, 2011 5:35 PM
To: rantaunet rantaunet
Subject: [R@ntau-Net] Masih Seputar PRRI (Cerita Ringan dari Papa Saya)

 

Assalamualaikum wr wb

Ketika berwisata dengan KB RN ke Sikuai tentunya saya menyempatkan diri ke
rumah dan melihat orang tua saya, di hari Minggu sore setelah pulang dari
Sikuai Resort saja jumpa orang tua saya yang kami panggil Papa, diberanda
rumah tertarik juga saya sedikit mewawancarai atau menyakan keikutsertaan
dan suka duka papa saya yang juga bagian dari PRRI. Ini sekedar berbagi saja
saya sendiri tidak terlalu dalam pengetahuan, wawasan saya seputar PRRI tapi
setelah ikut menjadi anggota RN sungguh bertambah dalam wawasan saya apa dan
bagaimana seputar PRRI dengan berbagai cerita anggota RN semua baik itu
tulisan sejarah yang otentik, wawancara lansung dengan pelakunya atau
cerpen2 fiktif yang sekiranya mengambil setingan jaman bergolak tersebut.

Begini kisah Papa saya

Papa saya  H. M Djuli sejatinya lahir tanggal 21 Juli 1928 tapi secara legal
formal dalam catatan sipil terlahir tanggal 21 Juli 1933 dan itu tidak aneh
lagi pada jaman beliau "umur dimudakan" untuk alasan sekolah dan lain
sebagainya pada jaman beliau. Terakhir papa saya adalah pensiunan PNS di
Kantor (Dinas) urusan perumahan Kodya Padang (dulunya dibawah Dept Sosial),
tentunya usia beliau saat ini 82 Tahun ++, Alhamdulillah beliau masih sehat
untuk ukuran seusianya dalam arti belum pikun masih kuat berjalan kaki tanpa
tongkat ke mesjid dekat rumah, selera makannya masih mau walau makanan
tertentu harus dibatasi hanya ada gangguan mata yang mulai kabur dan itu
telah dilakukan operasi katarak serta upaya tersebut sudah maksimal tapi
alhamdulillah untuk melihat masih cukup jelas hanya membaca koran yang
kesulitan walau sudah dibantu kaca mata spesialis membaca.

Sekitar tahun 1956 Papa saya selepas tamat SMA 1 Padang kuliah di Unand
Fakultas Hukum seangkatan dengan dosen senior Fahukum yaitu Bpk Sofyan
Muchtar SH ketika masa PRRI tahun 1958 papa saya meninggalkan bangku kuliah
dan ikut bergabung dengan pasukan dibawah pimpinan Kapten ? Salamoni orang
Ambon mantan tentara KNIL yang bersimpati pada perjuangan PRRI, pasukan
mereka berjumlah sekitar 40 orang (termasuk waktu itu kata papa saya Syafei
pendiri INS ikut dalam rombongan ini) dan mengadakan latihan militer di
Ladang Laweh pinggiran kota Payakumbuh. Tentara pusat APRI datang satu kompi
mengepung mereka di ladang laweh, papa saya beserta regunya berhasil
melarikan diri dari kepungan tentara pusat, sementara 1 regu pasukan PRRI
lainnya berhasil ditangkap oleh tentara pusat berikut merampas senjata
seperi Kareben ? dan Basoka, menurut cerita papa saya ke 12 orang tersebut
dihabisi oleh tentara pusat yang masih diingat papa saya namanya Mahyuddin
komandan regu orang Batu kambing dan Budi CS orang Padang, kuburan ke 12
orang ini masih ada di Simpang Ampek jalan menuju ke Ladang Laweh Situjuah
Banda Dalam.

Papa saya dan kawan-kawan yang lainnya terus berlari diseputar hutan Gunung
Sago menghindar dari kepungan tentara pusat dengan kekuatan penuh bersenjata
lengkap boleh dikatakan tidak ada perlawanan tembak menembak lagi karena
senjata PRRI dibawah pimpinan Salamone telah dirampas oleh tentara pusat,
intinya hanya mencoba melarikan diri dari kepungan tentara pusat dari hutan
ke hutan dengan segala penderitaan dan kahirnya sampai ke wilayah hutan di
Lintau. dari jumlah awal sekitar 40 orang karena tekanan tentara pusat
membuat papa saya dan kawannya terpecah menjadi bagian kecil dan berusaha
menyelamatkan diri masing-masing karena secara mental psikologis
rasa-rasanya mereka tidak mampu mengadakan perlawanan dengan tentara pusat.
Akhirnya papa saya dalam pelariannya menghindari penangkapan tentara pusat
sampai diseputar kampung tanah kelahirannya Kota Tangah Tanjung Emas Tanah
Datar yaitu disekitar hutan Matobak Sungai Salak bergabung dengan pasukan
Malin Marajo.

Akhirnya di Tahun 1961 dicapai kesepakatan antara Ahmad Husen dengan tentara
pusat (APRI) di Kota Padang intinya para tentara PRRI yang masih bersembunyi
agar menyerahkan diri dan tidak akan ada proses hukum serta hal-hal lainnya
dan kondisi dinyatakan aman. Papa saya kembali lagi ke Padang untuk
menyerahkan diri dan didata dan diperiksa oleh Kolenel Surya Sumpeno di PLN
Simpang Haru. Setelah di data (screning) papa saya kembali kekampung dan
diserahkan ke wali nagari setempat bersama kawan-kawannya yang l