Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik palito_kato via RantauNet
Sebagian besar dari kita memang masih menaruh curiga ke penyelenggara pak RP 


Kenapa begitu? Karena, sebagian besar dari kita masih terpola pemikiran lama. 
Sementara, konteks kekinian, zaman sudah jauh berubah. Aturan telah banyak 
berganti jadi aturan yang lebih baik. 

Nan awak, masih curiga ka curiga se. 

Setiap kali bimbingan teknis ke penyelenggara baik itu KPPS, PPS, PPK maupun 
KPU, yang ditekankan itu pertama kali adalah sanksi PIDANA jika main-main. 
Kurungan 6 bulan atau denda jutaan rupiah, bagi yg terbukti bermain. 

Cukup banyak komisioner KPU dan panitia adhoc yang diberhentikan DKPP karena 
terbukti masih main curang. Sila di cek ke website www.dkpp.go.id

Sepanjang dilaksanakan transparan, yakin lah bakal tak ada permainan disitu. 

Demikian pak RP semoga sharing info nya bermanfaat. 

Imran, tingga di padang 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "'RAMADHANIL' via RantauNet" <rantaunet@googlegroups.com>
Date: Thu, 22 Sep 2016 11:21:29 
To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

Pertanyaannnya "Kenapa masih ada kecurigaan kepada Penghitungan suara di 
tingkat TPS?Mungkin karena Pengemban amanah tidak  dipercayaiMungkin karena 
langkanya orang yang berkhlak baik di Indonesia sekarang ini.Mungkin karena 
banyak orang yang tidak jujur.
Wassalam,RP. Palu- Sulawesi Tengah

 

Pada Kamis, 22 September 2016 15:59, Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> 
menulis:
 

 Tk pak Palito.

Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan malah 
saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2 pembantu rumah 
tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang cuci, sampai 
dimanalah keguaannya prt ini di TPS.

Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak 
mungkin lagi karena sudah begitu ketat.

Kalau begitu  bagaimana keluhan  yang disuarakan halaman sebelah ini: 

SaafroedinBahar20 jam · Mengingatpengalaman pahit tahun 2012 dan 2014, adalah 
merupakan suatu hal yg mutlak utkmemperkirakan akan terjadinya berbagai bentuk 
kecurangan. Perkirakanlah dengancermat, dan gagalkan.Top of 
FormSukaTunjukkanlebih banyak tanggapanKomentariBagikan50 Pelmi Dt Sati 
Mahadirajo dan 49 lainnyaKomentarBottom of FormPelmi Dt Sati Mahadirajo Agar 
tidak terulangPermainan Kotor Tahun 2014 ( sedot data dan permainan2 licik 
pemilu )setiapTPS dalam Pilkada DKI 2017 nanti , diawasi oleh kader kader 
yang benar2 Mauberbuat untuk Perubahan DKI atau Negara inijadi , pergunakan 
lah kaderPartai Koalisi untuk bekerja semaksimal mungkin dalam pemantaauan 
Hasil TPS TPSnantiCek benar2 dulu Daftar Pemilih Tetap dan 
Sementaracrosceklangsungapakah wajib pilih benar2 warga dalam satu TPS 
...? hati2 wargasiluman ...aseng2 dan pendatang luar DKIdan pantau 
pelaksanaan pemungutandan penghitungan suara serta rekapitulasi tingkat Lurah 
dan Kecamatan sertasampai ke Kotamadya.PARTAI HARUS BEKERJA KERAS , jangan 
SIBUK SAAT KAMPANYEDAN LENGAH SAAT PILKADA ikuti setiap langkah2 
Pilkada...(Y) (Y) (Y)kalau bisa biayai para mahasiswa untuk sebagai 
Pemantau Pemilu janganterulang lagi kecolongan Pemilu 2014KITA SAAT INI 
SUDAH MERASAKANPENDERITAAN NYA ...baru 2 Tahun sudah sangat susah kehidupan 
Berbangsa danBernegara.
Tambahan lagi pak Palito, bagaimana pula dengan penyedotan data, mungkin pak 
Palito ada infonya , terima kasih



Maturidi






Pada 22 September 2016 14.11, palito_kato via RantauNet 
<rantaunet@googlegroups.com> menulis:

Pak maturidi. 
Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil 
penghitungan suara. 

Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS

Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang mulai 
dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi. 

Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap 
tingkatan rekapitulasi. 

Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka lagi 
kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali. 

Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara 
maupun rekapitulasi berjenjang. 

Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini. Biar 
lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi penyelenggara 
di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan dalam wani piro 
itu. 

Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro. 

Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih. Permainannya 
juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan bersama. Serangan 
fajar. 

untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat, sanksi 
pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu. 

Utk tambahan info, pemerintah juga tel

Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
Jawaban MUNGKIN-MUNGKIN itu bisa dicari dari fakta lapangan yang benar dan
adil pada Pilkada, Pileg, dan Pilpres yang lalu
Konon Pemilu yang bersih hanya telah terlaksana 2 x
1, Tahun 1955 di bawah pemerintahan PM Burhanuddin Harahap
2. Tahun 1999 di bawah pemerintahan presiden B J Habibie

On Sep 22, 2016 18:21, "'RAMADHANIL' via RantauNet" <
rantaunet@googlegroups.com> wrote:

Pertanyaannnya "Kenapa masih ada kecurigaan kepada Penghitungan suara di
tingkat TPS?
Mungkin karena Pengemban amanah tidak  dipercayai
Mungkin karena langkanya orang yang berkhlak baik di Indonesia sekarang ini.
Mungkin karena banyak orang yang tidak jujur.

Wassalam,
RP. Palu- Sulawesi Tengah



Pada Kamis, 22 September 2016 15:59, Maturidi Donsan 
menulis:


Tk pak Palito.

Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan
malah saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2
pembantu rumah tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang
cuci, sampai dimanalah keguaannya prt ini di TPS.

Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak
mungkin lagi karena sudah begitu ketat.

Kalau begitu  bagaimana keluhan  yang disuarakan halaman sebelah ini:

*Saafroedin Bahar*

20 jam 
·
[image: https://www.facebook.com/rsrc.php/v3/yB/r/-pz5JhcNQ9P.png]
Mengingat pengalaman pahit tahun 2012 dan 2014, adalah merupakan suatu hal
yg mutlak utk memperkirakan akan terjadinya berbagai bentuk kecurangan.
Perkirakanlah dengan cermat, dan gagalkan.
Top of Form
Suka Tunjukkan lebih banyak tanggapan
Komentari Bagikan 
50 Pelmi Dt Sati Mahadirajo dan 49 lainnya

*Komentar*
[image: Pelmi Dt Sati Mahadirajo]

Bottom of Form
Pelmi Dt Sati Mahadirajo
 Agar tidak
terulang Permainan Kotor Tahun 2014 ( sedot data dan permainan2 licik
pemilu )setiap TPS dalam Pilkada DKI 2017 nanti , diawasi oleh kader
kader yang benar2 Mau berbuat untuk Perubahan DKI atau Negara inijadi ,
pergunakan lah kader Partai Koalisi untuk bekerja semaksimal mungkin dalam
pemantaauan Hasil TPS TPS nantiCek benar2 dulu Daftar Pemilih Tetap dan
Sementaracroscek langsungapakah wajib pilih benar2 warga dalam satu
TPS ...? hati2 warga siluman ...aseng2 dan pendatang luar DKIdan pantau
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara serta rekapitulasi tingkat
Lurah dan Kecamatan serta sampai ke Kotamadya.PARTAI HARUS BEKERJA
KERAS , jangan SIBUK SAAT KAMPANYE DAN LENGAH SAAT PILKADA ikuti setiap
langkah2 Pilkada...(Y) (Y) (Y) kalau bisa biayai para mahasiswa untuk
sebagai Pemantau Pemilu jangan terulang lagi kecolongan Pemilu
2014KITA SAAT INI SUDAH MERASAKAN PENDERITAAN NYA ...baru 2 Tahun sudah
sangat susah kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Tambahan lagi pak Palito, bagaimana pula dengan penyedotan data, mungkin
pak Palito ada infonya , terima kasih



Maturidi






Pada 22 September 2016 14.11, palito_kato via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:

Pak maturidi.
Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil
penghitungan suara.

Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS

Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang
mulai dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi.

Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap
tingkatan rekapitulasi.

Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka
lagi kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali.

Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara
maupun rekapitulasi berjenjang.

Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini.
Biar lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi
penyelenggara di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan
dalam wani piro itu.

Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro.

Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih. Permainannya
juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan bersama. Serangan
fajar.

untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat,
sanksi pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu.

Utk tambahan info, pemerintah juga telah menaikan standar honor
penyelenggara panitia ad hoc (ppk, pps, dan kpps serta panwas). Gaji
komisioner nya juga jauh lebih baik. Utk Tingkat provinsi sudah di angka
belasan juta rupiah.


Demikian pak maturidi.

Semoga bapak punya perspektif baru soal pelaksanaan pilkada ini.
Powered by Telkomsel 

Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik 'RAMADHANIL' via RantauNet
Pertanyaannnya "Kenapa masih ada kecurigaan kepada Penghitungan suara di 
tingkat TPS?Mungkin karena Pengemban amanah tidak  dipercayaiMungkin karena 
langkanya orang yang berkhlak baik di Indonesia sekarang ini.Mungkin karena 
banyak orang yang tidak jujur.
Wassalam,RP. Palu- Sulawesi Tengah

 

Pada Kamis, 22 September 2016 15:59, Maturidi Donsan  
menulis:
 

 Tk pak Palito.

Hanya saya tetap kuatir kalau saksi yang dipakai di TPS bukan kader dan malah 
saya saksikan sendiri untuk menyaksikan perhitungan suara ada 2 pembantu rumah 
tangga yang direkrut yang pekerjaannya sehari hari tukang cuci, sampai 
dimanalah keguaannya prt ini di TPS.

Baiklah kalau menurut info Palito kemungkinan pengggelembungan suara tak 
mungkin lagi karena sudah begitu ketat.

Kalau begitu  bagaimana keluhan  yang disuarakan halaman sebelah ini: 

SaafroedinBahar20 jam · Mengingatpengalaman pahit tahun 2012 dan 2014, adalah 
merupakan suatu hal yg mutlak utkmemperkirakan akan terjadinya berbagai bentuk 
kecurangan. Perkirakanlah dengancermat, dan gagalkan.Top of 
FormSukaTunjukkanlebih banyak tanggapanKomentariBagikan50 Pelmi Dt Sati 
Mahadirajo dan 49 lainnyaKomentarBottom of FormPelmi Dt Sati Mahadirajo Agar 
tidak terulangPermainan Kotor Tahun 2014 ( sedot data dan permainan2 licik 
pemilu )setiapTPS dalam Pilkada DKI 2017 nanti , diawasi oleh kader kader 
yang benar2 Mauberbuat untuk Perubahan DKI atau Negara inijadi , pergunakan 
lah kaderPartai Koalisi untuk bekerja semaksimal mungkin dalam pemantaauan 
Hasil TPS TPSnantiCek benar2 dulu Daftar Pemilih Tetap dan 
Sementaracrosceklangsungapakah wajib pilih benar2 warga dalam satu TPS 
...? hati2 wargasiluman ...aseng2 dan pendatang luar DKIdan pantau 
pelaksanaan pemungutandan penghitungan suara serta rekapitulasi tingkat Lurah 
dan Kecamatan sertasampai ke Kotamadya.PARTAI HARUS BEKERJA KERAS , jangan 
SIBUK SAAT KAMPANYEDAN LENGAH SAAT PILKADA ikuti setiap langkah2 
Pilkada...(Y) (Y) (Y)kalau bisa biayai para mahasiswa untuk sebagai 
Pemantau Pemilu janganterulang lagi kecolongan Pemilu 2014KITA SAAT INI 
SUDAH MERASAKANPENDERITAAN NYA ...baru 2 Tahun sudah sangat susah kehidupan 
Berbangsa danBernegara.
Tambahan lagi pak Palito, bagaimana pula dengan penyedotan data, mungkin pak 
Palito ada infonya , terima kasih



Maturidi






Pada 22 September 2016 14.11, palito_kato via RantauNet 
 menulis:

Pak maturidi. 
Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil 
penghitungan suara. 

Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS

Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang mulai 
dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi. 

Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap 
tingkatan rekapitulasi. 

Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka lagi 
kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali. 

Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara 
maupun rekapitulasi berjenjang. 

Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini. Biar 
lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi penyelenggara 
di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan dalam wani piro 
itu. 

Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro. 

Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih. Permainannya 
juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan bersama. Serangan 
fajar. 

untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat, sanksi 
pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu. 

Utk tambahan info, pemerintah juga telah menaikan standar honor penyelenggara 
panitia ad hoc (ppk, pps, dan kpps serta panwas). Gaji komisioner nya juga jauh 
lebih baik. Utk Tingkat provinsi sudah di angka belasan juta rupiah. 


Demikian pak maturidi. 

Semoga bapak punya perspektif baru soal pelaksanaan pilkada ini. Powered by 
Telkomsel BlackBerry®From:  Maturidi Donsan Sender:  
rantaunet@googlegroups.comDate: Thu, 22 Sep 2016 10:27:28 +0700To: 
rantaunet@googlegroups.comReplyTo:  
rantaunet@googlegroups.comSubject: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 
mengasyikan juga diikuti

Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h
 Tk infonya pak Imran.Di TPS yang sarananya lengkap mungkin semua bisa berjalan 
seperti alur 1- 7, namundidaerah yang masih berkekurangan disanan sini APALAGI 
DIDAERAH “WANI PIRO”,alur no 4, 5 dan 6 itu jadi masalah: 

 “4.usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1 
plano,dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi 
pasangan calondan petugas KPPS serta pemantau.. 5.Biasanya proses penghitungan 
suara di TPS ini juga disaksikan masyarakatsekitar.. 6.Panwas lapangan, saksi 
paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya, akandiberikan salinan dokumen 

Bls: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

2016-09-22 Terurut Topik palito_kato via RantauNet
Pak maturidi. 
Ada dua proses di sini yakni penghitungan suara dan rekapitulasi hasil 
penghitungan suara. 

Proses penghitungan suara, hanya ada di TPS

Proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, dilakukan secara berjenjang mulai 
dari PPK (kecamatan), KPU Kota/kabupaten dan terakhir di provinsi. 

Setiap terjadi kesalahan penjumlahan, maka langsung dikoreksi pada setiap 
tingkatan rekapitulasi. 

Jika tak puasc, saksi pasangan calon (paslon) bisa meminta untuk dibuka lagi 
kotak surat suara utk dilakukan proses penghitungan kembali. 

Sejauh pengamatan saya, sulit bermain curang di proses penghitungan suara 
maupun rekapitulasi berjenjang. 

Yakin lah pak, masih banyak orang jujur dan berintegritas di negeri ini. Biar 
lebih jelas, bertanya juga lah bapak pada warga yang pernah jadi penyelenggara 
di Duri itu. Biar bapak punya perspektif baru soal permainan dalam wani piro 
itu. 

Karena, Saya pikir, bapak terlalu takut soal wani piro. 

Yang saya perhatikan, wani piro itu berada di tataran pemilih. Permainannya 
juga makin canggih. Ini lah yang harusnya kita perhatikan bersama. Serangan 
fajar. 

untuk penyelenggara, susah terlaksananya. Selain pengawasan yang ketat, sanksi 
pidana dan denda juga menanti jika ketahuan main2 dgn wani piro itu. 

Utk tambahan info, pemerintah juga telah menaikan standar honor penyelenggara 
panitia ad hoc (ppk, pps, dan kpps serta panwas). Gaji komisioner nya juga jauh 
lebih baik. Utk Tingkat provinsi sudah di angka belasan juta rupiah. 


Demikian pak maturidi. 

Semoga bapak punya perspektif baru soal pelaksanaan pilkada ini. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Maturidi Donsan 
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thu, 22 Sep 2016 10:27:28 
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Pilkada DKI 2017 mengasyikan juga diikuti

Ass wr wbr Sanak di palanta n.a.h



Tk  infonya pak Imran.

Di TPS  yang sarananya lengkap mungkin semua bisa berjalan seperti alur 1-
7, namun didaerah yang masih berkekurangan disanan sini APALAGI DIDAERAH
“WANI PIRO”, alur no 4, 5 dan 6 itu jadi masalah:



“4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1
plano, dokumen tersebut ditandatangani pengawas lapangan Panwaslu, saksi
pasangan calon dan petugas KPPS serta pemantau..



5. Biasanya proses penghitungan suara di TPS ini juga disaksikan masyarakat
sekitar..



6. Panwas lapangan, saksi paslon, KPPS dan pemantau dan para pihak lainnya,
akan diberikan salinan dokumen C1 ini oleh petugas KPPS.”



Saksi maupun pemantau  sangat rawan bila dihadapkan dengan wani piro. Ini
tidak semua, masih banyak  penyelenggara pemilu/pilkada yang baik-baik.



Saksi masing-masing paslon sebaiknya 2 ata 3 orang  disetiap TPS, selama
ini nampaknya hanya satu orang, ini rawan disusupi wani piro, karena tak
ada pembanding.



Mudah-mudahan di Pilkada DKI 2017 ini diperhatikan betul pengamanan data
autentik  oleh pemuka masyarakat DKI karena lawan sudah berpengalaman.



Didaerah pekeja, para pemilih habis mencoblos,  kembali ketempat kerja
masing-masing.





Di TPS yang tidak mempan wani piro, TPS akan berjalan baik.



Sepengetahuan pak Imran, apa saksi paslon bisa menscan C1 di alur 4,  yang
sudah berisi perolehan suara itu. Kalau ini bisa, ini data autentik bagi
timses calon,   maka suara itu bisa langsung dikirim ke pusat timses
masing-masing.



Bila sudah ke kelurahan, kecamatan dst keautentikannya sudah diragukan,
inilah yang bikin ramai di MK.



MK dalam menyelesaiakn perkara pemilu waktunya terbatas, harus segera
memberikan kepastian hukum.



Drama di MK  dalam kasus pemilu 2014  lalu, cukup jadi pelajaran.





Wass





Maturidi

Pada 21 September 2016 23.42, Fashridjal M. Noor 
menulis:

> Gubernur lalim bisa mencegah banjir di DKI Jakarta?
>
> On Sep 21, 2016 23:40, "Fashridjal M. Noor" 
> wrote:
>
>> http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/19/breaking-news-kan
>> tor-ahok-pun-kebanjiran-pns-kocar-kacir-buka-sepatu
>>
>> On Sep 21, 2016 23:33, "Fitrianto"  wrote:
>>
>>> Melihat partai yg mengaku2 Islam tidak bisa bersatu, melayu santun
>>> ternyata jadi sasaran suap pengusaha keturunan, dan gubernur yg alim gak
>>> bisa mencegah banjir di daerahnya, kemungkinan besar Ahok menang pilkada
>>> DKI.
>>>
>>> Wassalam
>>> fitr
>>>
>>> 2016-09-21 5:04 GMT-04:00 'Imran Al' via RantauNet <
>>> rantaunet@googlegroups.com>:
>>>
 alur kerja scan C1:
 1. Ditulis KPPS dengan merujuk hasil penghitungan suara ditingkat TPS.

 2. Hasil perolehan suara ini harus sama dengan C1 plano (ukuran besar
 yang digunakan untuk hitungan secara teli) lalu disalin ke form C1 yang
 dibuat rangkap 8...

 3. satu dari delapan rangkap itu, diberi tanda hologram.

 4. usai perolehan suara C1 diisi oleh petugas KPPS dengan mencocokan C1
 plano,