Re: [R@ntau-Net] RUMPON
Ambo juo ingin tau baa hasil rumpon "mewah" tu . Soalnyo beda sekali dengan rumpon tradisional dari daun pinang , karano daun pinang itu setelah membusuk membentuk plankton dan ikan datang kesitu cari makan dan bersarang disitu. Kalau rumah ikan dari beton itu mungkin fungsinya lebih sebagai pengganti terumbu karang, karena beton2 itu pasti ditumbuhi karang dan baru menjadi sarang ikan. Wass Dunil ,71. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia, Pdg.Tingga di Jkt. 2014-02-25 10:13 GMT+07:00 Rina Permadi : > Pak Indrawadi,, > > > > Mantap rumponnyo. Ambo liek alah sajak 2008 yo ? > > Baa kondisi hasilnyo kini Pak > > Berapo bulan sampai ado hasil disitu ? > > Apo sajo jenis ikan nan marapek kasitu ? > > > > Baa management pemanfaatannyo ? > > > > Haa sakambuik tanyo ambo jadinyo > > > > Sanang bana ati ambo mambaco hal2 positif takah iko di palanta ko, iyo kan > Bundo, Mamak jo Adidunsanak sadonyo ? > > > > Wassalam > > Rina, 36, Batam > > > > > > *From:* rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] *On > Behalf Of *indrawadi pisang > *Sent:* Tuesday, February 25, 2014 9:20 AM > *To:* rantaunet@googlegroups.com > *Subject:* Bls: [R@ntau-Net] RUMPON > > > > iko ambo kirimkan contoh rumpon laut dangkal nan alah kami buek di Pesisir > Selatan dan Mentawai > > http://youtu.be/QLRPAQj8vtE > > > > > > Pada Jumat, 21 Februari 2014 17:27, Rina Permadi > menulis: > > Batua Mamak, > > > > Rumpon jenis iko adolah rumpon jenis lauik dangkal > > Kalau lauik dalam maka rumponnyo labiah barek dan labiah gadang sahinggo > labiah gadang pulo modalnyo. Bahkan ukuran Indonesia Timur malahan bisa > berbiaya sampai ratusan juta dek kedalaman lauiknyo. > > > > Nah, untuak rumpon skala gadang ko dibutuhkan bantuan pemerintah atau > lainnyo. Bisa jadi basamo2 mambuek sakampuang dan dinikmati sakampuang > pulo. Misalkan lokasi dibuek beberapa buah. Hasil tangkapan nelayan > tabantu, pelestarian terumbu juo tabantu. > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > === > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
RE: [R@ntau-Net] RUMPON
Pak Indrawadi,, Mantap rumponnyo. Ambo liek alah sajak 2008 yo ? Baa kondisi hasilnyo kini Pak Berapo bulan sampai ado hasil disitu ? Apo sajo jenis ikan nan marapek kasitu ? Baa management pemanfaatannyo ? Haa sakambuik tanyo ambo jadinyo Sanang bana ati ambo mambaco hal2 positif takah iko di palanta ko, iyo kan Bundo, Mamak jo Adidunsanak sadonyo ? Wassalam Rina, 36, Batam From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On Behalf Of indrawadi pisang Sent: Tuesday, February 25, 2014 9:20 AM To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: [R@ntau-Net] RUMPON iko ambo kirimkan contoh rumpon laut dangkal nan alah kami buek di Pesisir Selatan dan Mentawai http://youtu.be/QLRPAQj8vtE Pada Jumat, 21 Februari 2014 17:27, Rina Permadi menulis: Batua Mamak, Rumpon jenis iko adolah rumpon jenis lauik dangkal Kalau lauik dalam maka rumponnyo labiah barek dan labiah gadang sahinggo labiah gadang pulo modalnyo. Bahkan ukuran Indonesia Timur malahan bisa berbiaya sampai ratusan juta dek kedalaman lauiknyo. Nah, untuak rumpon skala gadang ko dibutuhkan bantuan pemerintah atau lainnyo. Bisa jadi basamo2 mambuek sakampuang dan dinikmati sakampuang pulo. Misalkan lokasi dibuek beberapa buah. Hasil tangkapan nelayan tabantu, pelestarian terumbu juo tabantu. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] RUMPON
Alkmsalm ww. Sebaiknya dilapor Kan ke polisi penjaga pantai oleh pemda setempat biar dapat dipergoki. Salam, Zorion Anas, 58, Padang Pada 2014 2 20 11:33, "Rina Permadi" menulis: > Assalamu'alaikum Warahmatullahi, > > > > Maaf kalau topic ko agak babeda > > > > *NELAYAN MENGELUH* > > AGAM, HALUAN -- Terumbu karang perairan Tiku, Kabupaten Agam sudah mulai > rusak. Akibatnya, nelayan terpaksa melakukan penangkapan ikan jauh ke > tengah laut. > > Kerusakan terumbu karang tersebut diduga akibat maraknya pencurian ikan > yang dilakukan nela-yan dari daerah lain dengan menggunakan bahan pele-dak > dan alat tangkat pukat harimau. Pemerintah mau-pun pihak berwajib diminta > untuk cepat menindak-lanjuti hal tersebut. > > Salah seorang nelayan Tiku, Syafrizal, Sabtu (19/10) mengatakan, saat ini > nelayan terpaksa harus melaut lebih jauh. Pasalnya ikan yang bakal > ditangkap di perairan yang dekat dengan pantai jumlahnya semakin berkurang. > > "Terumbu karang seper-tinya sudah mulai rusak, sehingga sangat > berpe-ngaruh terhadap hasil tangkapan ikan nelayan. Biasanya nelayan bisa > mendapatkan hasil yang banyak tanpa harus melaut jauh ke tengah laut. > Seba-gian nelayan menilai rusak-nya terumbu karang akibat ulah kapal > asing," katanya. > > Ia menjelaskan, nelayan Tiku tidak jarang melihat kapal yang tidak dikenal > melaut perairan Tiku. Namun, ketika hendak didekati kapal tersebut > menghindar, dan kemudian melarikan diri. Nelayan Tiku tidak bisa memastikan > dari mana kapal tersebut berasal. > > " Apabila hal ini dibiar-kan, dan tidak cepat ditang-gapi oleh pemerintah > mapun pihak berwajib, bakal sangat membahayakan bagi nelayan Tiku. > Penderitaan nelayan akan semakin bertambah. Hasil melaut terus menurun. > Belum lagi cuaca yang sering kali tidak bersahabat," ungkapnya. > > Dikatakan Syafrizal, beberapa waktu yang lalu ada kapal dari daerah > Sibolga berlabuh di Pulau Tangah. Kapal tersebut berhasil diamankan pihak > kepolisian, tetapi tidak diketahui siapa pemiliknya. Sementara kapal asing > lain berhasil melarikan diri dari penyergapan tersebut. > > Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Peri-kanan Hermanto menga-takan, > untuk mengatasi pengrusakan yang dila-kukan kapal asing di perairan Tiku, > pihaknya sudah membentuk Kelom-pok Masyarakat Pengawas Pantai dan Laut. > Kelompok ini terdiri dari putra daerah pantai serta pemuka masyarakat. > > Menurutnya, Kelompok Pengawas Pantai dan Laut sudah dibekali dengan > peralatan yang menunjang keamanan pinggir pantai. Selain itu, mereka juga > memiliki radio orari. Kebe-radaan alat tersebut bertu-juan agar kelompok > penga-was pantai bisa cepat menginformasikan hal-hal mencurigakan kepada > pihak berwenang. Ia sangat be-rharap semua masyarakat terlibat aktif dalam > menjaga perairan Tiku. > > > > > > > > Walaupun berita akhir tahun nan lapeh tapi masih menarik untuak disimak. > > > > Kiro2 apokah alah ado solusi misalkan pembuatan rumpon misalkan. > > Sebab ambo di Batam mancaliak sendiri baa menariknyo hasil rumpon ko > walaupun sangat sederhana hanyo dibuek dari sampah batang kayu jo palapah > karambie. > > > > Rumpon atau rumah ikan ko dibuek untuak menarik binatang jo tumbuhan lauik > untuak iduik, trus datang ikan ketek2 mancari makan atau balinduang. Kudian > datang ikan nan sedang manatap. Lamo-lamo datang ikan-ikan pelagis mancari > santapan. > > > > Kapa gadang kalau karam, bagi pengusaha mungkin merugi kalau indak ado > asuransi, tapi kalau asuransi ado memang sangajo dibiakan karam habis. Dan > iko berkah besar bagi nelayan setempat, sebab bisa jadi rumpon gratis. > > > > Ambo pernah nengok kapa tengker tabanam dan awak masih bisa manengok > lambung jo geladak kapa tu dalam jarak pandang di bawah aia. Mengerikan > tapi ikan sabana sambuah main disitu. Untuak manciang di area tu awak > paralu lo mambayia sewo ka nelayan nan mamatok lahan tu. > > > > Kalau kapa2 tangkapan bea cukai nan alah lapuak bolong bolong dilubangi > tikuih masinnyo jadi dilema, bagusnyo dibanaman sajo di tiok lauik di ranah > supayo ado manfaatnyo dan bisa manciptakan terumbu karang baru dilauik kito. > > Walaupun saketek saketek tapi ado hasilnyo. Sebab rumpon ko indak makan > waktu lamo untuak menghasilkan doh sekitar 5-6 bulan alah bisa mulai > menghasilkan. > > > > > > Wassalam > > Rina, 36, Batam > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan
RE: [R@ntau-Net] RUMPON
Batua Mamak, Rumpon jenis iko adolah rumpon jenis lauik dangkal Kalau lauik dalam maka rumponnyo labiah barek dan labiah gadang sahinggo labiah gadang pulo modalnyo. Bahkan ukuran Indonesia Timur malahan bisa berbiaya sampai ratusan juta dek kedalaman lauiknyo. Nah, untuak rumpon skala gadang ko dibutuhkan bantuan pemerintah atau lainnyo. Bisa jadi basamo2 mambuek sakampuang dan dinikmati sakampuang pulo. Misalkan lokasi dibuek beberapa buah. Hasil tangkapan nelayan tabantu, pelestarian terumbu juo tabantu. Iyo sungguah mengejutkan bagi ambo pribadi manengok perbedaan hasil nan ado rumpon jo terumbu biaso sajo. Walaupun rumpon tu hanyo rumpun lauik dangka sajo nan sederhana. Kendala utamo dari rumpon skala nelayan tradisional ko adolah maleh. Maleh digalakkan, maleh maangkuik batu dan lainnyo. Padohal untuak mambuek indak terlalu banyak modal, cukuik batu pulau jo batang karambie runtuah jo palapahnyo. Mungkin paralu support dan sumangaik untuak mambuek nelayan tertarik untuak mambuek rumpon ko banyak-banyak. Mungkin awak nan dakek dari lauik, bisa manyumbang tali nan sangaik diparalukan untuak pembuatan rumpon ko. Juo sharing pengetahuan tentang hasil laut atau apopun nan bisa mambantu nelayan. Contohnyo mampublikasikan keberadaan mereka untuak fishing trip misalkan. Wassalam Rina, 36, Batam From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On Behalf Of Zaid Dunil Sent: Friday, February 21, 2014 4:06 PM To: Rantaunet Subject: Re: [R@ntau-Net] RUMPON Ass ww Nakan Rina dan sanak sapalanta RN n a h Sepertinya kerusakan terumbu karang itu sebagaian mungkin bisa digantikan fungsinya oleh rumpon. Mambuek rumpon ko gampang gampang susah. Ado duo risiko nan marugikan kalau punyo rumpon di lauik. Partamo, risiko ikan dirumpon dicilok urang. Awak nan jariah mambuek rumpon , urang nan mamanciang di rumpon itu. Risiko kaduo , rumpon bisa hanyuik dibaok arus sehingga tidak bisa ditemukan kembali. Ini terjadi karema pemberat (sauah) nyo indak berfungsi atau tali temali pengikatnya putus dan rumpon yang terdiri dari pelepah daun pinang atau daun kelapa itu menjadi cerai berai tidak lagi bersatu dan gagal menjadi sarang ikan. Mengatasi kedua masalah itu , maka perlu diperhatikan hal hal sbb @ ketika membuang rumpon dilaut harus dilakukan secara diam diam dan rahasia, jangan sampai dilihat orang sehingga lokasinya tidak ada orang yang tahu kecuali yang membuat rumpon (pemilik). @Untuk risiko kedua yang sifatnya teknis, harus lebih cermat mengikat pelepah pelepah itu, cermat mengikat pemberat (batu besar atau besi yang dijadikan sauh) dan cermat mencatat koordinat dari rumpon itu. Lupa koordinat tempat rumpon dilabuh maka berakibat rumpon tidak bisa ditemukan lokasinya. Kalau di Padang rumpon ko dibuek dari palapah daun pinang atau daun karambia. Dikabek dan diaggiah sauah (pambarek) lalu dibaok katangah lauik dan dibanamkan . Rumpon tu diagiah batali yang diujuagnyo diagiah palampuang sebagai tando. Tapi tando itu indak buliah lo nampak atau muncul ke permukaan. Tanda rumpon itu dipasang kiro kiro 8 s/d 10 meter dibawah permukaan laut, berupa pelampung dari stereoform berwarna putih dan cukup gampang dilihat dari atas sampan karena pelampung itu cukup besar. Hanya pemilik yang bisa mencarinya, karena koordinatnya hanya pemilik rumpon yang tahu. Tidak ada tanda tanda yang nampak di permukaan laut, sehingga orang liwat diatasnya juga tidak akan tahu kalau disana ada rumpon. Pemilik sendiri kalau akan memancing di rumpon itu juga agak sembunyi sembunyi agar jangan sampai tempat di tandai dan diketahui oleh nelayan lain. Indak lamo lamo kiro kiro sabulan duo bulan sasudah rumpon tu dilabuh, daun pinang mulai membusuk dan tumbuh plankton disitu dan mulai didatangi ikan karena makanan ikan sdh ada disitu , mulai jo ikan ketek atau anak anak ikan , lalu ikan ketek mulai gadang , baru tibo lo ikan nan gadang gadang nan ka mamangsa ikan ikan nan mulai gadang tu. Persis sarupo nan dicaritokan nakan Rina. Lamo lamo sagalo macam ikan basarang di rumpon itu. Nelayan nan punyo rumpon mamanciang di rumpon itu secara berkala dan biasonyo hasilnyo lumayan dan jauah labiah banyak dibandingkan mamanciang di karang atau di tampek nan indak ado rumpon. Itu sangenek pengetahuan dan pengalaman karano ambo acok mamanciang di rumpon dibaok dek nan punyo rumpon. Wassalam Dunil Zaid, 71. Kpg Ujuang Pandan Parak Karanbia, Pdg, Tingga di Jkt. 2014-02-20 11:32 GMT+07:00 Rina Permadi : Assalamu'alaikum Warahmatullahi, Maaf kalau topic ko agak babeda NELAYAN MENGELUH AGAM, HALUAN - Terumbu karang perairan Tiku, Kabupaten Agam sudah mulai rusak. Akibatnya, nelayan terpaksa melakukan penangkapan ikan jauh ke tengah laut. Kerusakan terumbu karang tersebut diduga akibat maraknya pencurian ikan yang dilakukan nela-yan dari daerah lain dengan menggunakan bahan pele-dak dan alat tangkat pukat harimau. Pemerintah mau-pun pihak berwajib di
Re: [R@ntau-Net] RUMPON
Ass ww Nakan Rina dan sanak sapalanta RN n a h Sepertinya kerusakan terumbu karang itu sebagaian mungkin bisa digantikan fungsinya oleh rumpon. Mambuek rumpon ko gampang gampang susah. Ado duo risiko nan marugikan kalau punyo rumpon di lauik. Partamo, risiko ikan dirumpon dicilok urang. Awak nan jariah mambuek rumpon , urang nan mamanciang di rumpon itu. Risiko kaduo , rumpon bisa hanyuik dibaok arus sehingga tidak bisa ditemukan kembali. Ini terjadi karema pemberat (sauah) nyo indak berfungsi atau tali temali pengikatnya putus dan rumpon yang terdiri dari pelepah daun pinang atau daun kelapa itu menjadi cerai berai tidak lagi bersatu dan gagal menjadi sarang ikan. Mengatasi kedua masalah itu , maka perlu diperhatikan hal hal sbb @ ketika membuang rumpon dilaut harus dilakukan secara diam diam dan rahasia, jangan sampai dilihat orang sehingga lokasinya tidak ada orang yang tahu kecuali yang membuat rumpon (pemilik). @Untuk risiko kedua yang sifatnya teknis, harus lebih cermat mengikat pelepah pelepah itu, cermat mengikat pemberat (batu besar atau besi yang dijadikan sauh) dan cermat mencatat koordinat dari rumpon itu. Lupa koordinat tempat rumpon dilabuh maka berakibat rumpon tidak bisa ditemukan lokasinya. Kalau di Padang rumpon ko dibuek dari palapah daun pinang atau daun karambia. Dikabek dan diaggiah sauah (pambarek) lalu dibaok katangah lauik dan dibanamkan . Rumpon tu diagiah batali yang diujuagnyo diagiah palampuang sebagai tando. Tapi tando itu indak buliah lo nampak atau muncul ke permukaan. Tanda rumpon itu dipasang kiro kiro 8 s/d 10 meter dibawah permukaan laut, berupa pelampung dari stereoform berwarna putih dan cukup gampang dilihat dari atas sampan karena pelampung itu cukup besar. Hanya pemilik yang bisa mencarinya, karena koordinatnya hanya pemilik rumpon yang tahu. Tidak ada tanda tanda yang nampak di permukaan laut, sehingga orang liwat diatasnya juga tidak akan tahu kalau disana ada rumpon. Pemilik sendiri kalau akan memancing di rumpon itu juga agak sembunyi sembunyi agar jangan sampai tempat di tandai dan diketahui oleh nelayan lain. Indak lamo lamo kiro kiro sabulan duo bulan sasudah rumpon tu dilabuh, daun pinang mulai membusuk dan tumbuh plankton disitu dan mulai didatangi ikan karena makanan ikan sdh ada disitu , mulai jo ikan ketek atau anak anak ikan , lalu ikan ketek mulai gadang , baru tibo lo ikan nan gadang gadang nan ka mamangsa ikan ikan nan mulai gadang tu. Persis sarupo nan dicaritokan nakan Rina. Lamo lamo sagalo macam ikan basarang di rumpon itu. Nelayan nan punyo rumpon mamanciang di rumpon itu secara berkala dan biasonyo hasilnyo lumayan dan jauah labiah banyak dibandingkan mamanciang di karang atau di tampek nan indak ado rumpon. Itu sangenek pengetahuan dan pengalaman karano ambo acok mamanciang di rumpon dibaok dek nan punyo rumpon. Wassalam Dunil Zaid, 71. Kpg Ujuang Pandan Parak Karanbia, Pdg, Tingga di Jkt. 2014-02-20 11:32 GMT+07:00 Rina Permadi : > Assalamu'alaikum Warahmatullahi, > > > > Maaf kalau topic ko agak babeda > > > > *NELAYAN MENGELUH* > > AGAM, HALUAN -- Terumbu karang perairan Tiku, Kabupaten Agam sudah mulai > rusak. Akibatnya, nelayan terpaksa melakukan penangkapan ikan jauh ke > tengah laut. > > Kerusakan terumbu karang tersebut diduga akibat maraknya pencurian ikan > yang dilakukan nela-yan dari daerah lain dengan menggunakan bahan pele-dak > dan alat tangkat pukat harimau. Pemerintah mau-pun pihak berwajib diminta > untuk cepat menindak-lanjuti hal tersebut. > > Salah seorang nelayan Tiku, Syafrizal, Sabtu (19/10) mengatakan, saat ini > nelayan terpaksa harus melaut lebih jauh. Pasalnya ikan yang bakal > ditangkap di perairan yang dekat dengan pantai jumlahnya semakin berkurang. > > "Terumbu karang seper-tinya sudah mulai rusak, sehingga sangat > berpe-ngaruh terhadap hasil tangkapan ikan nelayan. Biasanya nelayan bisa > mendapatkan hasil yang banyak tanpa harus melaut jauh ke tengah laut. > Seba-gian nelayan menilai rusak-nya terumbu karang akibat ulah kapal > asing," katanya. > > Ia menjelaskan, nelayan Tiku tidak jarang melihat kapal yang tidak dikenal > melaut perairan Tiku. Namun, ketika hendak didekati kapal tersebut > menghindar, dan kemudian melarikan diri. Nelayan Tiku tidak bisa memastikan > dari mana kapal tersebut berasal. > > " Apabila hal ini dibiar-kan, dan tidak cepat ditang-gapi oleh pemerintah > mapun pihak berwajib, bakal sangat membahayakan bagi nelayan Tiku. > Penderitaan nelayan akan semakin bertambah. Hasil melaut terus menurun. > Belum lagi cuaca yang sering kali tidak bersahabat," ungkapnya. > > Dikatakan Syafrizal, beberapa waktu yang lalu ada kapal dari daerah > Sibolga berlabuh di Pulau Tangah. Kapal tersebut berhasil diamankan pihak > kepolisian, tetapi tidak diketahui siapa pemiliknya. Sementara kapal asing > lain berhasil melarikan diri dari penyergapan tersebut. > > Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Peri-kanan Hermanto menga-takan, > untuk mengatasi pengrusakan yang dil