Re: [R@ntau-Net] Bus : Raja jalanan di Jawa

2011-01-28 Terurut Topik Anzori
Yo sanak Darwin, ingin awak maliek di Sumbar nan taka itu, kok nan lamo indak 
bisa mewariskan ka generasi katigo mereka, sahinggo dulu  Mercedes malah kini 
pindah ka Elf. Awak iyo salut kalau maliek perusahaan2 bus di Jawa ko.
 Zorion_Anas 
*55yo
http://minangmaimbau.blogspot.com
http://zorionanas.blogspot.com
anz...@yahoo.com, zori...@gmail.com, zor...@bismillah.com 
Cel./HP No. :081384611336, 085811646566
Country code +62





From: Darwin Chalidi dchal...@gmail.com
To: rantaunet@googlegroups.com
Sent: Fri, January 28, 2011 9:16:05 AM
Subject: Re: [R@ntau-Net] Bus : Raja jalanan di Jawa

Sanak Anzori, sangat menarik membicarakan perusahaan Transportasi di Jawa.

Mereka sudah dikelola oleh generasi ke tiga yang kebanyakan lulusan 
sekolah-sekolah bisnis dari negara maju, namakan saja apakah Harvard, MIT, NUS 
dll.

Pendekatan mereka sudah berobah sekali dalam menggeluti dunia bisnis 
transportasi, hampir sama dengan model Air Asia. Biaya murah fasilitas wah. 
Silahkan baca buku Air Asia.

Maka kalau kita lihat Dwi Sri yang menjadi pemain BUS besar di Jawa. Sama juga 
dengan Blue Bird di pertaxian. Maka mereka sudah menggunakan seluruh sumber 
daya 
untuk Customer Focus Management dan itu harus memanfaat infrastruktur IT.

Dengan kepastian waktu berangkat dan menggunakan IT, mereka melakukan seluruh 
daya untuk effisiensi. Waktu untuk mengisi bensin saja sudah diukur jam 
kedatangannya dan lokasinya sudah ditentukan Jangan Lupa seluruh armada sudah 
terkoneksi ke GPS dan dapat dilihat dari kantor pusat pengelola. Informasi dari 
pompa bensin online secara langsung ke pusat komputer mereka sudah 
terintegrasi. 
Penumpang yang pindah sudah juga diprogram oleh sistim mereka.

Maka betul juga kata2 para ahli, kalau pengusaha Minang tidak berobah akan 
digulung oleh kemajuan zaman.

Mudah2an secercah info yang mereka lakukan ini dapat menjadi pembelajaran bagi 
kita semua.

Darwin Chalidi, Tangerang Selatan.


2011/1/28 Anzori anz...@yahoo.com

Di Pulau Jawa yang menjadi raja jalanan adalah bus dan truk. Industri 
transportasi bis kota sangat marak dan menjadi semakin berkembang di Pulau 
Jawa. 
Sebut saja bus Prima Jasa, Dewi Sri, Budiman, Kurnia jaya, Efisiensi, Dedy 
Jaya, 
Laju Prima, Anugrah,  tidak akan habis disebut satu persatu. Ditambah Damri 
milik BUMN. Malah ada perusahaan bus yang punya armada ribuan bus, seperti Dewi 
Sri milik keluarga Bupati Tegal. Semuanya berlomba memberikan pelayanan bus AC 
dan non AC serta Patas (cepat terbatas). Yang mengagumkan, bus tadi berangkat 
ke 
antar kota tepat waktu dengan sedikit atau banyak penumpang, tidak perlu tunggu 
penuh baru berangkat. Bus dengan armada besar punya tempat istrahat sendiri dan 
melalukan sistem transit sesama mereka, tanpa harus bayar lagi untuk  tujuan 
kota yang sama tapi terminal akhir yang berbeda.Misalnya yang ingin ke Pulo 
Gadung dari Pekalongan, bila naik bis tujuan Grogol bisa pindah ke bis 
Purwokerto Grogol di tempat peristirahatan.


Berbeda dengan industri transpotasi bus di Sumatera yang semakin menciut, 
seperti ALS, ANS, NPM dsb. Mereka bertransformasi ke bus-bus ukuran kecil 
menengah, tidak lagi pakai Mercedes , tapi menggunakan Isuzu Elf. Banyak yang 
bangkrut karena tidak sanggup lagi bayar bunga bank atau kalah bersaing dengan 
alat transportasi lain. Di Sumatera Barat zaman 70 dan 80-an nama ANS, NPM, 
APD, 
Sinar Riau adalah primadona bus antar kota, sekarang kebanyakan menjadi loyo, 
karena tidak bisa bersaing dengantiket murah pesawat terbang. Namun di Jawa 
perusahaan bus antar kota tetap jaya, karena merupakan alternatif transportasi 
murah. Kalau dari Jakarta ke Yogya naik pesawat dan kereta pasti harus 
mengeluarkan biaya yang tinggi. Tapi kalau naik bis  langsung biayanya sama 
dengan kereta. Kalau pindah kota justru lebih murah. Mau ke Yogya dengan tiket 
murah, naik Prima Jasa AC ke Tasikmalaya 40.000 rupiah ganti dengan bus 
Budiman 
Patas AC ke Yogya 60.000 rupiah, total cost menjadi Rp. 100.000, lebih murah 
dari naik kereta 160 ribu. Jadwal keberangkatan pun gampang di cek lewat 
internet. Mungkin karena itu industri transportasi bus antar kota jadi marak, 
walaupun belum tentu meguntungkan. Tapi paling tidak masyarakat terbantu, 
perusahaan jalan raya toll jelas untung, pendapatan pajak dan asuransi 
bertambah, industri rakyat berkembang dan kemacetan semakin mmenjadi-jadi.
 Zorion_Anas 
*55yo
http://minangmaimbau.blogspot.com
http://zorionanas.blogspot.com
anz...@yahoo.com, zori...@gmail.com, zor...@bismillah.com 
Cel./HP No.  :081384611336, 085811646566
Country code +62







 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail

Re: [R@ntau-Net] Bus : Raja jalanan di Jawa

2011-01-28 Terurut Topik Anzori
Alaikum salam ww.
Sanak Z C, memang niche market bisnis transportasi di Jawa begitu besar. Kalau 
saya lihat bis Shantika di terminal Lebak Bulus yang ke Pati Rembang Kudus 
berjejer lebih dari lima setiap hari menunggu jam keberangkatan. Pulau Jawa 
yang 
kecil ternyata sorga industri darat yang bisa bersaing dengan transportasi laut 
dan udara. Harusnya Pulau Sumatera yang 3,5 kali luas Pulau Jawa harusnya bisa 
berkembang juga industri transportasi daratnya. Ini yang belum terlihat maju, 
cuma  ALS, ANS, Lorena yang masih bersileweran di lintas Sumatera masih dengan 
pola lama, tanpa pembaharuan nuansa, dibanding mereka yang sudah maju di Jawa. 
Orang Sumatera memang kalah canggih, itu harus kita akui.
 Zorion_Anas 
*55yo
http://minangmaimbau.blogspot.com
http://zorionanas.blogspot.com
anz...@yahoo.com, zori...@gmail.com, zor...@bismillah.com 
Cel./HP No. :081384611336, 085811646566
Country code +62





From: Z Chaniago z.chani...@gmail.com
To: rantaunet@googlegroups.com
Sent: Fri, January 28, 2011 9:57:31 AM
Subject: Re: [R@ntau-Net] Bus : Raja jalanan di Jawa


Assalamu'alaikum Ww
 
Kanda Zorion, sabananyo kok diliek-liek ado juo kemiripan kasus antaro Bis 
Antar 
Kota di Jawa jo di Sumaterakhususnyo nan executive ataupun dulu sempat ado 
super executive yaitu bersaing dengan tiket murah pesawat terbang tetapi 
yang head to head dengan pesawat terbang itu tentu yang kota relatif dakek jo 
bandara..., sahinggo untuak nan yang relatif jauah dari bandara ...bus 
executive 
masih bisa bersaing...kalau buliah manyabuik merkFamily Raya Ceria di 
sumbar 
saat ini mengabill ceruk itu dengan memperkuat agen-agen di di lintas sumatera 
setelah solokeg Pulau Punjuang, Sijunjuang dll...
 
Nah di Jawa pun seperti itukalau kita lbisa meihat bus-bus eksekutif area 
'Muria Raya' .. masih bisa bersaing berkompetisi dengan Pesawat Udara ataupun 
Kereta api eksekutifkarena di area 'Muria Raya' tidak ada bandara yang 
lansung berhubungan dengan bandara hub dan juga tidak ada kereta api exekutif 
yang berhenti , seperti kota-kota Demak, Pati, Rembang, Kudus, Jepara, 
Tuban..dan bus-bus di area tersebut , sebut saja...Shantika, Nusantara, Pahala 
Kencana,...atau yang klasnya dibawah dikit...seperti Bejeu, Slamet, 
...memberikan servis penumpang yang saling bersaing dan memberikan bus-bus 
modern ber cc besar yang karoseri yahud, seperti Scania Irizar, Mercedes Benz 
1526, Volvo, Hino RK-8 260 dll...
 
sountuak nan dari Sumbar yang ekonomi... sepertinya Transport Express-LBJ , 
Gumarang Jaya, dll masih belum bisa tergantikan di Jalinsum
 
Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak


 
Pada 28 Januari 2011 09.16, Darwin Chalidi dchal...@gmail.com menulis:

Sanak Anzori, sangat menarik membicarakan perusahaan Transportasi di Jawa. 


Mereka sudah dikelola oleh generasi ke tiga yang kebanyakan lulusan 
sekolah-sekolah bisnis dari negara maju, namakan saja apakah Harvard, MIT, NUS 
dll.


Pendekatan mereka sudah berobah sekali dalam menggeluti dunia bisnis 
transportasi, hampir sama dengan model Air Asia. Biaya murah fasilitas wah. 
Silahkan baca buku Air Asia.


Maka kalau kita lihat Dwi Sri yang menjadi pemain BUS besar di Jawa. Sama juga 
dengan Blue Bird di pertaxian. Maka mereka sudah menggunakan seluruh sumber 
daya 
untuk Customer Focus Management dan itu harus memanfaat infrastruktur IT.


Dengan kepastian waktu berangkat dan menggunakan IT, mereka melakukan seluruh 
daya untuk effisiensi. Waktu untuk mengisi bensin saja sudah diukur jam 
kedatangannya dan lokasinya sudah ditentukan Jangan Lupa seluruh armada sudah 
terkoneksi ke GPS dan dapat dilihat dari kantor pusat pengelola. Informasi 
dari 
pompa bensin online secara langsung ke pusat komputer mereka sudah 
terintegrasi. 
Penumpang yang pindah sudah juga diprogram oleh sistim mereka.


Maka betul juga kata2 para ahli, kalau pengusaha Minang tidak berobah akan 
digulung oleh kemajuan zaman.


Mudah2an secercah info yang mereka lakukan ini dapat menjadi pembelajaran bagi 
kita semua.


Darwin Chalidi, Tangerang Selatan.


/



-- 
Z Chaniago - Palai Rinuak 

Alam Minangkabau semakin memukau oleh kemilau Danau Maninjau  .

Sayangi Danau Maninjau - 


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama

Re: [R@ntau-Net] Bus : Raja jalanan di Jawa

2011-01-28 Terurut Topik andi ko
Mamak Zultan

Mukasuiknyo Tiara Taxi (Taxi Alpart) milik Exspres yo mak ?

Salam

andiko

Pada 28 Januari 2011 10.56, ZulTan zul_...@yahoo.com menulis:


 Kecek urang labiah lamak naiak Tiara, Andiko!

 Rp 5.000/km

 Jan lupo Sholat Jumat.

 Salam,
 ZulTan, L, 50, Bogor
 Without change, we will not survive.  Welcome 2011



-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/


Re: [R@ntau-Net] Bus : Raja jalanan di Jawa

2011-01-27 Terurut Topik Darwin Chalidi
Sanak Anzori, sangat menarik membicarakan perusahaan Transportasi di Jawa.

Mereka sudah dikelola oleh generasi ke tiga yang kebanyakan lulusan
sekolah-sekolah bisnis dari negara maju, namakan saja apakah Harvard, MIT,
NUS dll.

Pendekatan mereka sudah berobah sekali dalam menggeluti dunia bisnis
transportasi, hampir sama dengan model Air Asia. Biaya murah fasilitas wah.
Silahkan baca buku Air Asia.

Maka kalau kita lihat Dwi Sri yang menjadi pemain BUS besar di Jawa. Sama
juga dengan Blue Bird di pertaxian. Maka mereka sudah menggunakan seluruh
sumber daya untuk Customer Focus Management dan itu harus memanfaat
infrastruktur IT.

Dengan kepastian waktu berangkat dan menggunakan IT, mereka melakukan
seluruh daya untuk effisiensi. Waktu untuk mengisi bensin saja sudah diukur
jam kedatangannya dan lokasinya sudah ditentukan Jangan Lupa seluruh armada
sudah terkoneksi ke GPS dan dapat dilihat dari kantor pusat pengelola.
Informasi dari pompa bensin online secara langsung ke pusat komputer mereka
sudah terintegrasi. Penumpang yang pindah sudah juga diprogram oleh sistim
mereka.

Maka betul juga kata2 para ahli, kalau pengusaha Minang tidak berobah akan
digulung oleh kemajuan zaman.

Mudah2an secercah info yang mereka lakukan ini dapat menjadi pembelajaran
bagi kita semua.

Darwin Chalidi, Tangerang Selatan.

2011/1/28 Anzori anz...@yahoo.com

 Di Pulau Jawa yang menjadi raja jalanan adalah bus dan truk. Industri
 transportasi bis kota sangat marak dan menjadi semakin berkembang di Pulau
 Jawa. Sebut saja bus Prima Jasa, Dewi Sri, Budiman, Kurnia jaya, Efisiensi,
 Dedy Jaya, Laju Prima, Anugrah,  tidak akan habis disebut satu persatu.
 Ditambah Damri milik BUMN. Malah ada perusahaan bus yang punya armada ribuan
 bus, seperti Dewi Sri milik keluarga Bupati Tegal. Semuanya berlomba
 memberikan pelayanan bus AC dan non AC serta Patas (cepat terbatas). Yang
 mengagumkan, bus tadi berangkat ke antar kota tepat waktu dengan sedikit
 atau banyak penumpang, tidak perlu tunggu penuh baru berangkat. Bus dengan
 armada besar punya tempat istrahat sendiri dan melalukan sistem transit
 sesama mereka, tanpa harus bayar lagi untuk tujuan kota yang sama tapi
 terminal akhir yang berbeda.Misalnya yang ingin ke Pulo Gadung dari
 Pekalongan, bila naik bis tujuan Grogol bisa pindah ke bis Purwokerto Grogol
 di tempat peristirahatan.

 Berbeda dengan industri transpotasi bus di Sumatera yang semakin menciut,
 seperti ALS, ANS, NPM dsb. Mereka bertransformasi ke bus-bus ukuran kecil
 menengah, tidak lagi pakai Mercedes , tapi menggunakan Isuzu Elf. Banyak
 yang bangkrut karena tidak sanggup lagi bayar bunga bank atau kalah bersaing
 dengan alat transportasi lain. Di Sumatera Barat zaman 70 dan 80-an nama
 ANS, NPM, APD, Sinar Riau adalah primadona bus antar kota, sekarang
 kebanyakan menjadi loyo, karena tidak bisa bersaing dengantiket murah
 pesawat terbang. Namun di Jawa perusahaan bus antar kota tetap jaya, karena
 merupakan alternatif transportasi murah. Kalau dari Jakarta ke Yogya naik
 pesawat dan kereta pasti harus mengeluarkan biaya yang tinggi. Tapi kalau
 naik bis langsung biayanya sama dengan kereta. Kalau pindah kota justru
 lebih murah. Mau ke Yogya dengan tiket murah, naik Prima Jasa AC ke
 Tasikmalaya 40.000 rupiah ganti dengan bus Budiman Patas AC ke Yogya 60.000
 rupiah, total cost menjadi Rp. 100.000, lebih murah dari naik kereta 160
 ribu. Jadwal keberangkatan pun gampang di cek lewat internet. Mungkin karena
 itu industri transportasi bus antar kota jadi marak, walaupun belum tentu
 meguntungkan. Tapi paling tidak masyarakat terbantu, perusahaan jalan raya
 toll jelas untung, pendapatan pajak dan asuransi bertambah, industri rakyat
 berkembang dan kemacetan semakin mmenjadi-jadi.

 Zorion_Anas
 *55yo
 http://minangmaimbau.blogspot.com
 http://zorionanas.blogspot.com
 anz...@yahoo.com, zori...@gmail.com, zor...@bismillah.com
 Cel./HP No. :081384611336, 085811646566
 Country code +62


 --
 *
 *

  --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
 http://groups.google.com/group/RantauNet/~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
 - DILARANG:
 1. E-mail besar dari 200KB;
 2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi;
 3. One Liner.
 - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
 - Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 - Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/


-- 
.
* Posting yg berasal 

Re: [R@ntau-Net] Bus : Raja jalanan di Jawa

2011-01-27 Terurut Topik Z Chaniago
Assalamu'alaikum Ww

Kanda Zorion, sabananyo kok diliek-liek ado juo kemiripan kasus antaro Bis
Antar Kota di Jawa jo di Sumaterakhususnyo nan executive ataupun dulu
sempat ado super executive yaitu bersaing dengan tiket murah pesawat
terbang tetapi yang head to head dengan pesawat terbang itu tentu yang
kota relatif dakek jo bandara..., sahinggo untuak nan yang relatif jauah
dari bandara ...bus executive masih bisa bersaing...kalau buliah manyabuik
merkFamily Raya Ceria di sumbar saat ini mengabill ceruk itu dengan
memperkuat agen-agen di di lintas sumatera setelah solokeg Pulau
Punjuang, Sijunjuang dll...

Nah di Jawa pun seperti itukalau kita lbisa meihat bus-bus eksekutif
area 'Muria Raya' .. masih bisa bersaing berkompetisi dengan Pesawat Udara
ataupun Kereta api eksekutifkarena di area 'Muria Raya' tidak ada
bandara yang lansung berhubungan dengan bandara hub dan juga tidak ada
kereta api exekutif yang berhenti , seperti kota-kota Demak, Pati, Rembang,
Kudus, Jepara, Tuban..dan bus-bus di area tersebut , sebut
saja...Shantika, Nusantara, Pahala Kencana,...atau yang klasnya dibawah
dikit...seperti Bejeu, Slamet, ...memberikan servis penumpang yang saling
bersaing dan memberikan bus-bus modern ber cc besar yang karoseri yahud,
seperti Scania Irizar, Mercedes Benz 1526, Volvo, Hino RK-8 260 dll...

sountuak nan dari Sumbar yang ekonomi... sepertinya Transport
Express-LBJ , Gumarang Jaya, dll masih belum bisa tergantikan di
Jalinsum

Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak


Pada 28 Januari 2011 09.16, Darwin Chalidi dchal...@gmail.com menulis:

 Sanak Anzori, sangat menarik membicarakan perusahaan Transportasi di Jawa.

 Mereka sudah dikelola oleh generasi ke tiga yang kebanyakan lulusan
 sekolah-sekolah bisnis dari negara maju, namakan saja apakah Harvard, MIT,
 NUS dll.

 Pendekatan mereka sudah berobah sekali dalam menggeluti dunia bisnis
 transportasi, hampir sama dengan model Air Asia. Biaya murah fasilitas wah.
 Silahkan baca buku Air Asia.

 Maka kalau kita lihat Dwi Sri yang menjadi pemain BUS besar di Jawa. Sama
 juga dengan Blue Bird di pertaxian. Maka mereka sudah menggunakan seluruh
 sumber daya untuk Customer Focus Management dan itu harus memanfaat
 infrastruktur IT.

 Dengan kepastian waktu berangkat dan menggunakan IT, mereka melakukan
 seluruh daya untuk effisiensi. Waktu untuk mengisi bensin saja sudah diukur
 jam kedatangannya dan lokasinya sudah ditentukan Jangan Lupa seluruh armada
 sudah terkoneksi ke GPS dan dapat dilihat dari kantor pusat pengelola.
 Informasi dari pompa bensin online secara langsung ke pusat komputer mereka
 sudah terintegrasi. Penumpang yang pindah sudah juga diprogram oleh sistim
 mereka.

 Maka betul juga kata2 para ahli, kalau pengusaha Minang tidak berobah akan
 digulung oleh kemajuan zaman.

 Mudah2an secercah info yang mereka lakukan ini dapat menjadi pembelajaran
 bagi kita semua.

 Darwin Chalidi, Tangerang Selatan.

 / http://groups.google.com/group/RantauNet/




-- 
Z Chaniago - Palai Rinuak

Alam Minangkabau semakin memukau oleh kemilau Danau Maninjau  .

Sayangi Danau Maninjau -

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/


Re: [R@ntau-Net] Bus : Raja jalanan di Jawa

2011-01-27 Terurut Topik Wempi Satria
Salam,

Ambo untuak transportasi medan-padang pp, pernah pakai ans jo als, untuak
ans pengalaman pertama 2010 memang agak kacau, pool e non ac, banyak asok
rokok, oto indak barasiah, mogok di jalan, pengemis, pengamen, pinukuik,
pregede angek-angek bebas masuak ka dalam bus, walaupun nan ambo naiak
wukatu tu executive 2-1. dakek tampek lalok supir nyo isi jo penumpang dari
jalan. hari rayo pernah juo ambo calling ans ko, tapi indak nyo jua tiket,
nampak e beliau tu nunggu pengumuman tuslah hari rayo, baru jua tiket.
sadangkan als alah manjua tiket tanpa tuslah dan lah panuah, dek itu mangko
ambo mangoling ans.

abis itu ambo baraliah ka als, als lumayan mantap pelayanannyo, pool tunggu
ba ac [medan], jarang mogok, kalaupun mogok salalu basobok oto als lainnyo
di jalan. tiok baranti istirahat kabin di sapu, tampek sarok dikosongkan,
indak pernah manaiak an penumpang di jalan, pengemis, pengamen, maupun
pinukuik angek2. indak namuah manaiak kan penumpang kalau indak ado tiket.
memang mungkin pasti juo ado supir nan bandel.

kini oto npm nampaknyo mulai memperhatikan pelayanan ka panumpang ko [ambo
lun pernah cubo naiak npm], mambuka sentra mendekatkan diri ka panumpang
lewat facebook bagai, sajak kepemimpinan penerus nan mudo.
dan lah mambukak baliak jurusan medan-bekate-padang nan daolu sempat pudua
dimulai rayo tahun patang. tapi masih 2 bus dan non ac.

kalau ans ambo memang yo agak banci, jadwal dari padang bisa dimundur,
karano kurang panumpang.

jadi curhat deh
-- 
http://wempi.nokspi.com

2011/1/28 Darwin Chalidi dchal...@gmail.com

 Sanak Anzori, sangat menarik membicarakan perusahaan Transportasi di Jawa.

 Mereka sudah dikelola oleh generasi ke tiga yang kebanyakan lulusan
 sekolah-sekolah bisnis dari negara maju, namakan saja apakah Harvard, MIT,
 NUS dll.

 Pendekatan mereka sudah berobah sekali dalam menggeluti dunia bisnis
 transportasi, hampir sama dengan model Air Asia. Biaya murah fasilitas wah.
 Silahkan baca buku Air Asia.

 Maka kalau kita lihat Dwi Sri yang menjadi pemain BUS besar di Jawa. Sama
 juga dengan Blue Bird di pertaxian. Maka mereka sudah menggunakan seluruh
 sumber daya untuk Customer Focus Management dan itu harus memanfaat
 infrastruktur IT.

 Dengan kepastian waktu berangkat dan menggunakan IT, mereka melakukan
 seluruh daya untuk effisiensi. Waktu untuk mengisi bensin saja sudah diukur
 jam kedatangannya dan lokasinya sudah ditentukan Jangan Lupa seluruh armada
 sudah terkoneksi ke GPS dan dapat dilihat dari kantor pusat pengelola.
 Informasi dari pompa bensin online secara langsung ke pusat komputer mereka
 sudah terintegrasi. Penumpang yang pindah sudah juga diprogram oleh sistim
 mereka.

 Maka betul juga kata2 para ahli, kalau pengusaha Minang tidak berobah akan
 digulung oleh kemajuan zaman.

 Mudah2an secercah info yang mereka lakukan ini dapat menjadi pembelajaran
 bagi kita semua.

 Darwin Chalidi, Tangerang Selatan.

 2011/1/28 Anzori anz...@yahoo.com

 Di Pulau Jawa yang menjadi raja jalanan adalah bus dan truk. Industri
 transportasi bis kota sangat marak dan menjadi semakin berkembang di Pulau
 Jawa. Sebut saja bus Prima Jasa, Dewi Sri, Budiman, Kurnia jaya, Efisiensi,
 Dedy Jaya, Laju Prima, Anugrah,  tidak akan habis disebut satu persatu.
 Ditambah Damri milik BUMN. Malah ada perusahaan bus yang punya armada ribuan
 bus, seperti Dewi Sri milik keluarga Bupati Tegal. Semuanya berlomba
 memberikan pelayanan bus AC dan non AC serta Patas (cepat terbatas). Yang
 mengagumkan, bus tadi berangkat ke antar kota tepat waktu dengan sedikit
 atau banyak penumpang, tidak perlu tunggu penuh baru berangkat. Bus dengan
 armada besar punya tempat istrahat sendiri dan melalukan sistem transit
 sesama mereka, tanpa harus bayar lagi untuk tujuan kota yang sama tapi
 terminal akhir yang berbeda.Misalnya yang ingin ke Pulo Gadung dari
 Pekalongan, bila naik bis tujuan Grogol bisa pindah ke bis Purwokerto Grogol
 di tempat peristirahatan.

 Berbeda dengan industri transpotasi bus di Sumatera yang semakin menciut,
 seperti ALS, ANS, NPM dsb. Mereka bertransformasi ke bus-bus ukuran kecil
 menengah, tidak lagi pakai Mercedes , tapi menggunakan Isuzu Elf. Banyak
 yang bangkrut karena tidak sanggup lagi bayar bunga bank atau kalah bersaing
 dengan alat transportasi lain. Di Sumatera Barat zaman 70 dan 80-an nama
 ANS, NPM, APD, Sinar Riau adalah primadona bus antar kota, sekarang
 kebanyakan menjadi loyo, karena tidak bisa bersaing dengantiket murah
 pesawat terbang. Namun di Jawa perusahaan bus antar kota tetap jaya, karena
 merupakan alternatif transportasi murah. Kalau dari Jakarta ke Yogya naik
 pesawat dan kereta pasti harus mengeluarkan biaya yang tinggi. Tapi kalau
 naik bis langsung biayanya sama dengan kereta. Kalau pindah kota justru
 lebih murah. Mau ke Yogya dengan tiket murah, naik Prima Jasa AC ke
 Tasikmalaya 40.000 rupiah ganti dengan bus Budiman Patas AC ke Yogya 60.000
 rupiah, total cost menjadi Rp. 100.000, lebih murah dari naik kereta 160
 ribu. Jadwal 

Re: [R@ntau-Net] Bus : Raja jalanan di Jawa

2011-01-27 Terurut Topik andi ko
Mungkin disinan bedanyo oto punyo pebisnis jo panggaleh mak.

Salam

andiko
sadang mancubo Cipaganti ka Banduang

On 1/28/11, Wempi Satria nokspi@gmail.com wrote:
 Salam,

 Ambo untuak transportasi medan-padang pp, pernah pakai ans jo als, untuak
 ans pengalaman pertama 2010 memang agak kacau, pool e non ac, banyak asok
 rokok, oto indak barasiah, mogok di jalan, pengemis, pengamen, pinukuik,
 pregede angek-angek bebas masuak ka dalam bus, walaupun nan ambo naiak
 wukatu tu executive 2-1. dakek tampek lalok supir nyo isi jo penumpang dari
 jalan. hari rayo pernah juo ambo calling ans ko, tapi indak nyo jua tiket,
 nampak e beliau tu nunggu pengumuman tuslah hari rayo, baru jua tiket.
 sadangkan als alah manjua tiket tanpa tuslah dan lah panuah, dek itu mangko
 ambo mangoling ans.

 abis itu ambo baraliah ka als, als lumayan mantap pelayanannyo, pool tunggu
 ba ac [medan], jarang mogok, kalaupun mogok salalu basobok oto als lainnyo
 di jalan. tiok baranti istirahat kabin di sapu, tampek sarok dikosongkan,
 indak pernah manaiak an penumpang di jalan, pengemis, pengamen, maupun
 pinukuik angek2. indak namuah manaiak kan penumpang kalau indak ado tiket.
 memang mungkin pasti juo ado supir nan bandel.

 kini oto npm nampaknyo mulai memperhatikan pelayanan ka panumpang ko [ambo
 lun pernah cubo naiak npm], mambuka sentra mendekatkan diri ka panumpang
 lewat facebook bagai, sajak kepemimpinan penerus nan mudo.
 dan lah mambukak baliak jurusan medan-bekate-padang nan daolu sempat pudua
 dimulai rayo tahun patang. tapi masih 2 bus dan non ac.

 kalau ans ambo memang yo agak banci, jadwal dari padang bisa dimundur,
 karano kurang panumpang.

 jadi curhat deh
 --
 http://wempi.nokspi.com

 2011/1/28 Darwin Chalidi dchal...@gmail.com

 Sanak Anzori, sangat menarik membicarakan perusahaan Transportasi di Jawa.

 Mereka sudah dikelola oleh generasi ke tiga yang kebanyakan lulusan
 sekolah-sekolah bisnis dari negara maju, namakan saja apakah Harvard, MIT,
 NUS dll.

 Pendekatan mereka sudah berobah sekali dalam menggeluti dunia bisnis
 transportasi, hampir sama dengan model Air Asia. Biaya murah fasilitas
 wah.
 Silahkan baca buku Air Asia.

 Maka kalau kita lihat Dwi Sri yang menjadi pemain BUS besar di Jawa. Sama
 juga dengan Blue Bird di pertaxian. Maka mereka sudah menggunakan seluruh
 sumber daya untuk Customer Focus Management dan itu harus memanfaat
 infrastruktur IT.

 Dengan kepastian waktu berangkat dan menggunakan IT, mereka melakukan
 seluruh daya untuk effisiensi. Waktu untuk mengisi bensin saja sudah
 diukur
 jam kedatangannya dan lokasinya sudah ditentukan Jangan Lupa seluruh
 armada
 sudah terkoneksi ke GPS dan dapat dilihat dari kantor pusat pengelola.
 Informasi dari pompa bensin online secara langsung ke pusat komputer
 mereka
 sudah terintegrasi. Penumpang yang pindah sudah juga diprogram oleh sistim
 mereka.

 Maka betul juga kata2 para ahli, kalau pengusaha Minang tidak berobah akan
 digulung oleh kemajuan zaman.

 Mudah2an secercah info yang mereka lakukan ini dapat menjadi pembelajaran
 bagi kita semua.

 Darwin Chalidi, Tangerang Selatan.

 2011/1/28 Anzori anz...@yahoo.com

 Di Pulau Jawa yang menjadi raja jalanan adalah bus dan truk. Industri
 transportasi bis kota sangat marak dan menjadi semakin berkembang di
 Pulau
 Jawa. Sebut saja bus Prima Jasa, Dewi Sri, Budiman, Kurnia jaya,
 Efisiensi,
 Dedy Jaya, Laju Prima, Anugrah,  tidak akan habis disebut satu persatu.
 Ditambah Damri milik BUMN. Malah ada perusahaan bus yang punya armada
 ribuan
 bus, seperti Dewi Sri milik keluarga Bupati Tegal. Semuanya berlomba
 memberikan pelayanan bus AC dan non AC serta Patas (cepat terbatas). Yang
 mengagumkan, bus tadi berangkat ke antar kota tepat waktu dengan sedikit
 atau banyak penumpang, tidak perlu tunggu penuh baru berangkat. Bus
 dengan
 armada besar punya tempat istrahat sendiri dan melalukan sistem transit
 sesama mereka, tanpa harus bayar lagi untuk tujuan kota yang sama tapi
 terminal akhir yang berbeda.Misalnya yang ingin ke Pulo Gadung dari
 Pekalongan, bila naik bis tujuan Grogol bisa pindah ke bis Purwokerto
 Grogol
 di tempat peristirahatan.

 Berbeda dengan industri transpotasi bus di Sumatera yang semakin menciut,
 seperti ALS, ANS, NPM dsb. Mereka bertransformasi ke bus-bus ukuran kecil
 menengah, tidak lagi pakai Mercedes , tapi menggunakan Isuzu Elf. Banyak
 yang bangkrut karena tidak sanggup lagi bayar bunga bank atau kalah
 bersaing
 dengan alat transportasi lain. Di Sumatera Barat zaman 70 dan 80-an nama
 ANS, NPM, APD, Sinar Riau adalah primadona bus antar kota, sekarang
 kebanyakan menjadi loyo, karena tidak bisa bersaing dengantiket murah
 pesawat terbang. Namun di Jawa perusahaan bus antar kota tetap jaya,
 karena
 merupakan alternatif transportasi murah. Kalau dari Jakarta ke Yogya naik
 pesawat dan kereta pasti harus mengeluarkan biaya yang tinggi. Tapi kalau
 naik bis langsung biayanya sama dengan kereta. Kalau pindah kota justru
 lebih murah. Mau ke Yogya dengan tiket 

Re: [R@ntau-Net] Bus : Raja jalanan di Jawa

2011-01-27 Terurut Topik ZulTan

Kecek urang labiah lamak naiak Tiara, Andiko!

Rp 5.000/km 

Jan lupo Sholat Jumat. 

Salam,
ZulTan, L, 50, Bogor
Without change, we will not survive.  Welcome 2011

-Original Message-
From: andi ko andi.ko...@gmail.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Fri, 28 Jan 2011 10:40:04 
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Bus : Raja jalanan di Jawa

Mungkin disinan bedanyo oto punyo pebisnis jo panggaleh mak.

Salam

andiko
sadang mancubo Cipaganti ka Banduang

On 1/28/11, Wempi Satria nokspi@gmail.com wrote:
 Salam,

 Ambo untuak transportasi medan-padang pp, pernah pakai ans jo als, untuak
 ans pengalaman pertama 2010 memang agak kacau, pool e non ac, banyak asok
 rokok, oto indak barasiah, mogok di jalan, pengemis, pengamen, pinukuik,
 pregede angek-angek bebas masuak ka dalam bus, walaupun nan ambo naiak
 wukatu tu executive 2-1. dakek tampek lalok supir nyo isi jo penumpang dari
 jalan. hari rayo pernah juo ambo calling ans ko, tapi indak nyo jua tiket,
 nampak e beliau tu nunggu pengumuman tuslah hari rayo, baru jua tiket.
 sadangkan als alah manjua tiket tanpa tuslah dan lah panuah, dek itu mangko
 ambo mangoling ans.

 abis itu ambo baraliah ka als, als lumayan mantap pelayanannyo, pool tunggu
 ba ac [medan], jarang mogok, kalaupun mogok salalu basobok oto als lainnyo
 di jalan. tiok baranti istirahat kabin di sapu, tampek sarok dikosongkan,
 indak pernah manaiak an penumpang di jalan, pengemis, pengamen, maupun
 pinukuik angek2. indak namuah manaiak kan penumpang kalau indak ado tiket.
 memang mungkin pasti juo ado supir nan bandel.

 kini oto npm nampaknyo mulai memperhatikan pelayanan ka panumpang ko [ambo
 lun pernah cubo naiak npm], mambuka sentra mendekatkan diri ka panumpang
 lewat facebook bagai, sajak kepemimpinan penerus nan mudo.
 dan lah mambukak baliak jurusan medan-bekate-padang nan daolu sempat pudua
 dimulai rayo tahun patang. tapi masih 2 bus dan non ac.

 kalau ans ambo memang yo agak banci, jadwal dari padang bisa dimundur,
 karano kurang panumpang.

 jadi curhat deh
 --
 http://wempi.nokspi.com

 2011/1/28 Darwin Chalidi dchal...@gmail.com

 Sanak Anzori, sangat menarik membicarakan perusahaan Transportasi di Jawa.

 Mereka sudah dikelola oleh generasi ke tiga yang kebanyakan lulusan
 sekolah-sekolah bisnis dari negara maju, namakan saja apakah Harvard, MIT,
 NUS dll.

 Pendekatan mereka sudah berobah sekali dalam menggeluti dunia bisnis
 transportasi, hampir sama dengan model Air Asia. Biaya murah fasilitas
 wah.
 Silahkan baca buku Air Asia.

 Maka kalau kita lihat Dwi Sri yang menjadi pemain BUS besar di Jawa. Sama
 juga dengan Blue Bird di pertaxian. Maka mereka sudah menggunakan seluruh
 sumber daya untuk Customer Focus Management dan itu harus memanfaat
 infrastruktur IT.

 Dengan kepastian waktu berangkat dan menggunakan IT, mereka melakukan
 seluruh daya untuk effisiensi. Waktu untuk mengisi bensin saja sudah
 diukur
 jam kedatangannya dan lokasinya sudah ditentukan Jangan Lupa seluruh
 armada
 sudah terkoneksi ke GPS dan dapat dilihat dari kantor pusat pengelola.
 Informasi dari pompa bensin online secara langsung ke pusat komputer
 mereka
 sudah terintegrasi. Penumpang yang pindah sudah juga diprogram oleh sistim
 mereka.

 Maka betul juga kata2 para ahli, kalau pengusaha Minang tidak berobah akan
 digulung oleh kemajuan zaman.

 Mudah2an secercah info yang mereka lakukan ini dapat menjadi pembelajaran
 bagi kita semua.

 Darwin Chalidi, Tangerang Selatan.

 2011/1/28 Anzori anz...@yahoo.com

 Di Pulau Jawa yang menjadi raja jalanan adalah bus dan truk. Industri
 transportasi bis kota sangat marak dan menjadi semakin berkembang di
 Pulau
 Jawa. Sebut saja bus Prima Jasa, Dewi Sri, Budiman, Kurnia jaya,
 Efisiensi,
 Dedy Jaya, Laju Prima, Anugrah,  tidak akan habis disebut satu persatu.
 Ditambah Damri milik BUMN. Malah ada perusahaan bus yang punya armada
 ribuan
 bus, seperti Dewi Sri milik keluarga Bupati Tegal. Semuanya berlomba
 memberikan pelayanan bus AC dan non AC serta Patas (cepat terbatas). Yang
 mengagumkan, bus tadi berangkat ke antar kota tepat waktu dengan sedikit
 atau banyak penumpang, tidak perlu tunggu penuh baru berangkat. Bus
 dengan
 armada besar punya tempat istrahat sendiri dan melalukan sistem transit
 sesama mereka, tanpa harus bayar lagi untuk tujuan kota yang sama tapi
 terminal akhir yang berbeda.Misalnya yang ingin ke Pulo Gadung dari
 Pekalongan, bila naik bis tujuan Grogol bisa pindah ke bis Purwokerto
 Grogol
 di tempat peristirahatan.

 Berbeda dengan industri transpotasi bus di Sumatera yang semakin menciut,
 seperti ALS, ANS, NPM dsb. Mereka bertransformasi ke bus-bus ukuran kecil
 menengah, tidak lagi pakai Mercedes , tapi menggunakan Isuzu Elf. Banyak
 yang bangkrut karena tidak sanggup lagi bayar bunga bank atau kalah
 bersaing
 dengan alat transportasi lain. Di Sumatera Barat zaman 70 dan 80-an nama
 ANS, NPM, APD, Sinar Riau adalah primadona bus antar kota