Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki ---- lantas apa yg harus kita kerjakan ?

2014-02-16 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Sanak Bachtiar Muin yth, ambo mamparatikan visi Sanak ttg apo nan bisa tajadi 
di maso datang kalau aksi urang lua tu dipabiaan sajo. Ambo sepakat jo 
panilaian Sanak ttg kurang pekanyo pejabat kito di Sumbar.
Pertanyaannyo kini adolah apo nan harus kito - urang Rantau - pabuek supayo apo 
nan diramalkan tu indak tajadi. Pengalaman salamo iko manunjuakkan bahaso 
gagasan kito hampia indak pernah diharagoi apolagi dilaksanakan dek sanak kito 
di Ranah. Kito praktis dianggap urang asiang. 
Namun ado peluang, saparati nan disarankan dek Pak Mochtar Naim, yaitu melalui 
kontak langsuang antaro para perantau jo Nagari asa masing-masing. Baa kok kito 
cubo manyampaikan gagasan Sanak iko ka pengurus IKM-IKM di Rantau talabiah 
dahulu ? Baru sudah tu kito persilakan baliau-baliau manghubungi nagarinyo 
masing-masing.
Supayo persiapan matang, ado rancaknyo dibuek semacam kelompok kerja 
perencanaan, dan diisi dek pakar-pakar saroman Sanak Bachtiar Muin, saroman 
MPKAS nan bajalan sampai kini karano kegiatan pribadi Pak Nofrins Napilus dkk. 
Apo namonyo silakan dipiliah sendiri.
Wassalam,
SB, 77, Sby.

Sent from my iPad

 On 20 Des 2013, at 13.29, Bakhtiar Muin PhD bmsa...@gmail.com wrote:
 
 Assalamualaimum:
  
 Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
 
 Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi 
 pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan 
 Bukit Tinggi sebagai Superblok.
 
 Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara 
 menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta 
 Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak 
 percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.
 
 Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa 
 Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.
 
 Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2.
 
 Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan 
 toll dibeli dengan murah.
 
 Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. 
 Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb 
 terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, 
 oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda 
 mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri 
 kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk 
 membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal.
 
 Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah 
 dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa?
 
 Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar 
 jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah.
 
 Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam 
 puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg 
 meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg perlu 
 uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah. Setelah 
 semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan pejabat 
 daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan uang 
 APBD/APBN.
 
 Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi pusat 
 wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari 
 APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat.
 
 Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah siap 
 jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai sentral2 
 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan, bangun industri, 
 buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang yg miskin seperti di 
 Jawa.
 
 Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah dikuasai, 
 tanah2 sudah dikuasai.
 
 Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi 
 buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri.
 
 Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan 
 tercatat disepanjang sejarah Minang, sebagai orang2 yg memotori proses 
 pemiskinan urang Minang, 20-30 tahun lagi, anda2 akan melihat cucu anda, jadi 
 jongos dikampung sendiri. Kalau anda2 sakit, cucu2 anda tidak akan sanggup 
 membiayai anda2 masuk rumah sakit, yang anda tekan tombol peresmiannya.
 
 Gemas, melihat Minang, dipimpin oleh orang2 yg cakrawalanya pemikirannya 
 tidak jauh kedepan. Amplop sesaat membahagiakan anda sejenak, memikiskan anak 
 cucu se lama2nya, ber abad2 yang akan datang.
  
 Salam
 Bakhtiar Muin
 -- 
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK 

Bls: Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki ---- lantas apa yg harus kita kerjakan ?

2014-02-16 Terurut Topik syaff . al
Pak B.Muin, Pak Saaf n sanak di Palanta n.a.h!

Ambo ingin memberi info sajo bahwa pembangunan jalan Tol Padang-Bukittinggi dan 
Bukittinggi ke Pekanbaru sudah lama dibatalkan oleh Pemda Sumbar.

Alasannya, pembebasan tanahnya berat dan bakalintin pintin. Jan kan jalan tol, 
jalan sicincin-malalak sebagai alternatif jalan Padang-Bukittinggi sajo masih 
belum bisa dimanfaatkan. Masih ada beberapa bagian yg tak bisa dibebaskan dan 
sebagian lagi longsor yang berulang-ulang.

Soal lahan akan jadi murah, jan dikiro dunsanak di kampuang pandia bana. Salah 
satu penyebab Pemda membatalkan rencana jalan tol itu adolah karano tibo2 
harago tanah nan dalam hutan sekalipun jadi naiak berkali lipat. Dek urang 
awak, kan, alun takilek alah takalam, Takilek ikan dalam lubuak, lah tahu 
jantan batinonyo. Begitu Dahlan Iskan (Meneg BUMN) mengumumkan pembangunan 
jalan tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru, sejam kemudian masyarakat lah tahu 
lahan nama nan ka dilalui walaupun alun diukua dek urang PU. Harago tanahnyo 
langsung melambung.

Jadi, harapan awak soal transportasi ko tingga jo kereta api. Mudah2an kereta 
api ko bukan untuk kepentingan nostalgia. Dalam kondisi kini, jan lai baa 
kiro-kiro perjalanan KA PadangPanjang-Bukitinggi atau Solok-Bukittinggi, KA 
Padang-Pariaman dengan sekali berhenti di Tabing, butuh waktu 3 jam. 

Ketika mendiang Anas Malik masih jadi bupati, beliau mengajukan permohonan 
kepada PJKA untuk membuat rel ganda Padang-Pariaman dan mengadakan KA Diesel 
atau KRL.

Salam,

Syaf AL, 51, sadang di Sanur, Bali


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sun, 16 Feb 2014 22:52:54 
To: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Cc: mus-...@milis.isnet.orgmus-...@milis.isnet.org; 
rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com; 
bmsa...@gmail.combmsa...@gmail.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki
  lantas apa yg harus kita kerjakan ?

Sanak Bachtiar Muin yth, ambo mamparatikan visi Sanak ttg apo nan bisa tajadi 
di maso datang kalau aksi urang lua tu dipabiaan sajo. Ambo sepakat jo 
panilaian Sanak ttg kurang pekanyo pejabat kito di Sumbar.
Pertanyaannyo kini adolah apo nan harus kito - urang Rantau - pabuek supayo apo 
nan diramalkan tu indak tajadi. Pengalaman salamo iko manunjuakkan bahaso 
gagasan kito hampia indak pernah diharagoi apolagi dilaksanakan dek sanak kito 
di Ranah. Kito praktis dianggap urang asiang. 
Namun ado peluang, saparati nan disarankan dek Pak Mochtar Naim, yaitu melalui 
kontak langsuang antaro para perantau jo Nagari asa masing-masing. Baa kok kito 
cubo manyampaikan gagasan Sanak iko ka pengurus IKM-IKM di Rantau talabiah 
dahulu ? Baru sudah tu kito persilakan baliau-baliau manghubungi nagarinyo 
masing-masing.
Supayo persiapan matang, ado rancaknyo dibuek semacam kelompok kerja 
perencanaan, dan diisi dek pakar-pakar saroman Sanak Bachtiar Muin, saroman 
MPKAS nan bajalan sampai kini karano kegiatan pribadi Pak Nofrins Napilus dkk. 
Apo namonyo silakan dipiliah sendiri.
Wassalam,
SB, 77, Sby.

Sent from my iPad

 On 20 Des 2013, at 13.29, Bakhtiar Muin PhD bmsa...@gmail.com wrote:
 
 Assalamualaimum:
  
 Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
 
 Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi 
 pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan 
 Bukit Tinggi sebagai Superblok.
 
 Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara 
 menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta 
 Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak 
 percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.
 
 Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa 
 Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.
 
 Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2.
 
 Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan 
 toll dibeli dengan murah.
 
 Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. 
 Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb 
 terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, 
 oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda 
 mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri 
 kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk 
 membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal.
 
 Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah 
 dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa?
 
 Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar 
 jalan toll tetap terkurung, sehingga

Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki ---- lantas apa yg harus kita kerjakan ?

2014-02-16 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Aduh Al, kamari rumik kok awak ka mangecek soal Sumbar iko. Kadipangaan lai ko 
ha ? 
Wassalam,
SB, 77, Sby. 

Sent from my iPad

 On 17 Feb 2014, at 00.32, syaff...@gmail.com wrote:
 
 Pak B.Muin, Pak Saaf n sanak di Palanta n.a.h!
 
 Ambo ingin memberi info sajo bahwa pembangunan jalan Tol Padang-Bukittinggi 
 dan Bukittinggi ke Pekanbaru sudah lama dibatalkan oleh Pemda Sumbar.
 
 Alasannya, pembebasan tanahnya berat dan bakalintin pintin. Jan kan jalan 
 tol, jalan sicincin-malalak sebagai alternatif jalan Padang-Bukittinggi sajo 
 masih belum bisa dimanfaatkan. Masih ada beberapa bagian yg tak bisa 
 dibebaskan dan sebagian lagi longsor yang berulang-ulang.
 
 Soal lahan akan jadi murah, jan dikiro dunsanak di kampuang pandia bana. 
 Salah satu penyebab Pemda membatalkan rencana jalan tol itu adolah karano 
 tibo2 harago tanah nan dalam hutan sekalipun jadi naiak berkali lipat. Dek 
 urang awak, kan, alun takilek alah takalam, Takilek ikan dalam lubuak, lah 
 tahu jantan batinonyo. Begitu Dahlan Iskan (Meneg BUMN) mengumumkan 
 pembangunan jalan tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru, sejam kemudian masyarakat 
 lah tahu lahan nama nan ka dilalui walaupun alun diukua dek urang PU. Harago 
 tanahnyo langsung melambung.
 
 Jadi, harapan awak soal transportasi ko tingga jo kereta api. Mudah2an kereta 
 api ko bukan untuk kepentingan nostalgia. Dalam kondisi kini, jan lai baa 
 kiro-kiro perjalanan KA PadangPanjang-Bukitinggi atau Solok-Bukittinggi, KA 
 Padang-Pariaman dengan sekali berhenti di Tabing, butuh waktu 3 jam. 
 
 Ketika mendiang Anas Malik masih jadi bupati, beliau mengajukan permohonan 
 kepada PJKA untuk membuat rel ganda Padang-Pariaman dan mengadakan KA Diesel 
 atau KRL.
 
 Salam,
 
 Syaf AL, 51, sadang di Sanur, Bali
 
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
 Teruuusss...!
 From: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org
 Sender: rantaunet@googlegroups.com
 Date: Sun, 16 Feb 2014 22:52:54 +0700
 To: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com
 ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com
 Cc: mus-...@milis.isnet.orgmus-...@milis.isnet.org; 
 rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com; 
 bmsa...@gmail.combmsa...@gmail.com
 Subject: Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki 
  lantas apa yg harus kita kerjakan ?
 
 Sanak Bachtiar Muin yth, ambo mamparatikan visi Sanak ttg apo nan bisa tajadi 
 di maso datang kalau aksi urang lua tu dipabiaan sajo. Ambo sepakat jo 
 panilaian Sanak ttg kurang pekanyo pejabat kito di Sumbar.
 Pertanyaannyo kini adolah apo nan harus kito - urang Rantau - pabuek supayo 
 apo nan diramalkan tu indak tajadi. Pengalaman salamo iko manunjuakkan bahaso 
 gagasan kito hampia indak pernah diharagoi apolagi dilaksanakan dek sanak 
 kito di Ranah. Kito praktis dianggap urang asiang. 
 Namun ado peluang, saparati nan disarankan dek Pak Mochtar Naim, yaitu 
 melalui kontak langsuang antaro para perantau jo Nagari asa masing-masing. 
 Baa kok kito cubo manyampaikan gagasan Sanak iko ka pengurus IKM-IKM di 
 Rantau talabiah dahulu ? Baru sudah tu kito persilakan baliau-baliau 
 manghubungi nagarinyo masing-masing.
 Supayo persiapan matang, ado rancaknyo dibuek semacam kelompok kerja 
 perencanaan, dan diisi dek pakar-pakar saroman Sanak Bachtiar Muin, saroman 
 MPKAS nan bajalan sampai kini karano kegiatan pribadi Pak Nofrins Napilus 
 dkk. Apo namonyo silakan dipiliah sendiri.
 Wassalam,
 SB, 77, Sby.
 
 Sent from my iPad
 
 On 20 Des 2013, at 13.29, Bakhtiar Muin PhD bmsa...@gmail.com wrote:
 
 Assalamualaimum:
  
 Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
 
 Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi 
 pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan 
 Bukit Tinggi sebagai Superblok.
 
 Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara 
 menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta 
 Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak 
 percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.
 
 Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa 
 Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.
 
 Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2.
 
 Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan 
 toll dibeli dengan murah.
 
 Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi 
 mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena 
 tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan 
 pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. 
 Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun 
 di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll 
 untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal.
 
 Kewajiban

Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

2013-12-22 Terurut Topik Riyan Permana Putra
Seharusnya Pak Bakhtiar Muin PhD dapat menjadi salah satu tokoh yang
memulai terancangnya Visi Sumatera Barat 2045. Pemprov Sumbar harus membuat
rencana pembangunan Sumbar yang menghindarkan penduduknya dari menjadi
Jongos di daerahnya sendiri. Bangkitlah anak muda Minang ! Cerdaskan kami
bapak-bapakku !


Pada 20 Desember 2013 16.25, hilman.mahyud...@gmail.com menulis:

 Pak Bakhtiar Muin yth:Analisanya menbuka mata dan memlihatkan rrealitas
 yanhg sudah,sedang dan sangat mungkin akan terjadi.Terima kasih banyak atas
 pencerahannya.Hilman.
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
 Teruuusss...!
 --
 *From: * Bakhtiar Muin PhD bmsa...@gmail.com
 *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
 *Date: *Fri, 20 Dec 2013 13:29:06 +0700
 *To: *mus-...@milis.isnet.org; rantaunet@googlegroups.com
 *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
 *Cc: *bmsa...@gmail.com
 *Subject: *[R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh
 oligarki.

 Assalamualaimum:



 Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

 Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi
 pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan
 Bukit Tinggi sebagai Superblok.

 Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara
 menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll
 Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi.
 Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.

 Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh
 Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.

 Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun
 cepat2.

 Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri
 kanan toll dibeli dengan murah.

 Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi
 mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena
 tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan
 pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage
 road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg
 dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang
 jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan
 lokal.

 Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah
 dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa?

 Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar
 jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah.

 Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam
 puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg
 meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg
 perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah.
 Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan
 pejabat daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan
 uang APBD/APBN.

 Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi
 pusat wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari
 APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat.

 Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah
 siap jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai
 sentral2 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan,
 bangun industri, buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang
 yg miskin seperti di Jawa.

 Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah
 dikuasai, tanah2 sudah dikuasai.

 Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi
 buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri.

 Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan
 tercatat disepanjang sejarah Minang, sebagai orang2 yg memotori proses
 pemiskinan urang Minang, 20-30 tahun lagi, anda2 akan melihat cucu anda,
 jadi jongos dikampung sendiri. Kalau anda2 sakit, cucu2 anda tidak akan
 sanggup membiayai anda2 masuk rumah sakit, yang anda tekan tombol
 peresmiannya.

 Gemas, melihat Minang, dipimpin oleh orang2 yg cakrawalanya pemikirannya
 tidak jauh kedepan. Amplop sesaat membahagiakan anda sejenak, memikiskan
 anak cucu se lama2nya, ber abad2 yang akan datang.



 Salam

 Bakhtiar Muin

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!

Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

2013-12-20 Terurut Topik hilman . mahyuddin
Pak Bakhtiar Muin yth:Analisanya menbuka mata dan memlihatkan rrealitas yanhg 
sudah,sedang dan sangat mungkin akan terjadi.Terima kasih banyak atas 
pencerahannya.Hilman.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Bakhtiar Muin PhD bmsa...@gmail.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Fri, 20 Dec 2013 13:29:06 
To: mus-...@milis.isnet.org; rantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Cc: bmsa...@gmail.com
Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

Assalamualaimum:

 

Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi
pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan
Bukit Tinggi sebagai Superblok.

Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara
menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta
Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak
percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.

Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa
Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.

Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2.

Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan
toll dibeli dengan murah.

Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi
mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena
tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan
pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road.
Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun
di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll
untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal.

Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah
dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa?

Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar
jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah.

Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam
puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg
meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg
perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah.
Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan
pejabat daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan
uang APBD/APBN.

Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi pusat
wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari
APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat.

Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah
siap jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai
sentral2 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan, bangun
industri, buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang yg miskin
seperti di Jawa.

Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah dikuasai,
tanah2 sudah dikuasai.

Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi
buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri.

Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan
tercatat disepanjang sejarah Minang, sebagai orang2 yg memotori proses
pemiskinan urang Minang, 20-30 tahun lagi, anda2 akan melihat cucu anda,
jadi jongos dikampung sendiri. Kalau anda2 sakit, cucu2 anda tidak akan
sanggup membiayai anda2 masuk rumah sakit, yang anda tekan tombol
peresmiannya.

Gemas, melihat Minang, dipimpin oleh orang2 yg cakrawalanya pemikirannya
tidak jauh kedepan. Amplop sesaat membahagiakan anda sejenak, memikiskan
anak cucu se lama2nya, ber abad2 yang akan datang.

 

Salam

Bakhtiar Muin

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Grup 
Google.
Untuk 

Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

2013-12-20 Terurut Topik rahyussalim
assalamualaikum...pak Zaid dunil nah...Kekhawatiran pak BM ambo raso beralasan.Kekhawatiran pak BM dan ambo juo adolah bahwa investasi tidak memberikan keuntungan pada masyarakat setempat.Persoalannyo bukan meniadakan investasi, tetapi bagaimana secara cerdas bersikap dan membuat regulasi yang memberikan keuntungan pada masyarakat setempat. Konsep, strategi dan implementasinya tentu ada pada pemkot.Ambo tertarik dan sangat setuju dengan pernyataan pak Adrinov Chaniago di republika beberpa waktu lalu tentang investasi jalan tol dan pengembanagan pulau Sumatera. Beliau mengatakan bahwa seharusnya pengerjaaan projek tersebut dilakukan oleh putra bangsa (pribumi) dan dengan memperhatikan ekonomi masyarakat setempat. Barangkali Pak Adrinov bisa menjabarkan ini karena beliau kan peserta milist rn juo.banyak maaf.rahyussalim L43  From: Zorion AnasSent: Saturday, December 21, 2013 09:07To: rantaunet@googlegroups.comReply To: rantaunet@googlegroups.comSubject: Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.Sanak Palanta,
Pembangunan infrastruktur dan industri diperlukan suatu daerah, krn faktor jumlah manusia bertambah banyak. Kalau kita mau pilih2 investors maka akselerasi pembangunan akan mandeg, krn Sumbar tidak sebagus provinsi lain. Kalau investor mau menanam modal maka Sumbar bukan tetmasuk primadona pilihan. Masalah tanah dan kemudahan akses menjadi hambatan. Kalau investor pariwisata mau invest, itu adalah modal nekad lbh utama. Bukan faktor output input ratio. Jadi kalau mau nolak investasi krn kuatir tidak bisa masuk sorga, tinggal pilih saja, kemiskinan bertambah dan beban pemda jg nambah atau ramai2 masuk sorga ( kalau tidak bikin dosa yg lain). Kegagalan investasi besar juga akan menyurutkan minat investor lain. Sumbar butuh Rp.1000 triliyun utk mengangkat income perkapita masyarakat sama dgn income perkapita rata2 Indonesia (kira2). Salam.

Pada 2013 12 21 05:52, "Zaid Dunil" zdu...@gmail.com menulis:
Mengikuti kecemasan sanak BM itu mudah saja solusinya.Tidak usah bangun jalan toll, tidak usah bangun industri dan pembangunan berskala besar lainnya. , Juga jangan bangun jalan jalan baru, nanti sepanjang jalan baru itu Oligarki itu juga akan membeli tanah tanah rakyat disitu..Tenaga kerja kita yang tiap tahun bertambah itu suruh cari kerja ke Malaysia di kebun kebun sawit atau kerja ke proyek proyek pembangunan di propinsi lain.

Insya Allah kita akan melihat Sumbar 50 tahun yang akan datang sama keadaannya dengan Sumbar saat ini.karena ekonomi kita tumbuh negatiaf atau masimal stagnan dan pendapatan masyarakat tidak meningkat, ingflasi tiap tahun tetap terjadi dan masyarakat .semakin miskin. 

Rakyat propinsi lain sdh makmur sebagai hasil pembangunan ekonomi mereka,,daerah kita telah menjadi daerah terbelakang yang dibalut problem pengangguran dan kemiskinan.. Masa depan kita, kitalah yang menentukan dan membuat kebijakan. Kareananya Ingatkanlah anggota angota DPRD , Pejabat publik di Sumbar, seperti GUbernur, Walikota, Bupati agar memelihara daerah ini dengan tidak melakukan pembangunan pembangunan Toll, Jalan non toll , Industri ,Mall ,RS dan sebagainya karena semuanya itu dikuasi oligarki.

Wassalam.Dunil Zaid. 0 +10/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia Pdg. Tingga di Jkt.2013/12/20 Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org

Sanak Bakhtiar Muin jo para sanak sapalanta, apo cukuik masalah iko sekedar diketahui sajo? Apo garak nan disarankan dan paralu kito karajokan ? Kini kan era otonomi daerah ?

Wassalam ,SB, 77, Sby.Sent from my iPadOn 20 Des 2013, at 14.39, "payakumbuh2...@yahoo.com" payakumbuh2...@yahoo.com wrote:

Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih. WassSent from Samsung Mobile 

 Original message 
Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. 
From: Bakhtiar Muin PhD  
To: mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com 
CC: bmsa...@gmail.com 

Assalamualaimum:

Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok.

Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.

Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.Urang Minang 

Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

2013-12-20 Terurut Topik fashridjalmnoor
Pak Bakhtiar jo para sanak sa palanta yth.

Nampaknyo visi atau skenario masa depan pak Bakhtiar itu dibuek sarupo urang 
naik kereta (api/diesel)...mengikuti garih luruih (linear). Premise atau asumsi 
dasarnya adolah akan taruih tajadi kongkalingkong antaro oligarki jo penguasa 
mulai dari tingkek pusek sampai ka tingkek daerah (propinsi, kabupaten, kota). 
Salanjuiknyo rakyat di sekitar jalan tol itu akan mudah se manjua tanah mereka. 
Akhianyo rakyat Sumbar, khususnyo nan di sakita jalan tol akan miskin dan 
tapaso bakarajo sbg kuli atau karyawan.

Sabodoh itu banakah urang awak, baik penjabat maupun rakyatnyo?
Di ma social control?

Indak mudah manjua tanah di ranah Minang, terutama tanah pusako, sasuai jo 
pandapek pak Maturidi. Di Jawa Barat saja misalnya jalan tol dari 
Sumedang-Palimanan tatundo karano masalah pembebasan lahan.

Penjabat itu akan baganti satiok pemilu jo pilkada. Nan alah tabukti indak 
mamparatikan kesejahteraan rakyat jo main kongkalingkong dg oligarki 
kemungkinan besar indak akan dipiliah baliak.

Lazimnyo urang mambuek skenario masa depan dg alternatif2 berdasarkan beberapa 
kemungkinan (probabilities)jadi : Kalau begini...akan begitu (if...then) 
utk setiap kemungkinan. Variabelnya dinamis dan bebas, tidak semuanya bisa 
dikendalikan dg mudah.

Kalau pak Bakhtiar ingin memberikan pendidikan kepada masyarakat Sumbar, 
sebaiknya sampaikan pemikiran yg matang dan komprehensif. 

Terima kasih

Salam
Fashridjal M. Noor Sidin
L65bdg





Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.