Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki ---- lantas apa yg harus kita kerjakan ?
Sanak Bachtiar Muin yth, ambo mamparatikan visi Sanak ttg apo nan bisa tajadi di maso datang kalau aksi urang lua tu dipabiaan sajo. Ambo sepakat jo panilaian Sanak ttg kurang pekanyo pejabat kito di Sumbar. Pertanyaannyo kini adolah apo nan harus kito - urang Rantau - pabuek supayo apo nan diramalkan tu indak tajadi. Pengalaman salamo iko manunjuakkan bahaso gagasan kito hampia indak pernah diharagoi apolagi dilaksanakan dek sanak kito di Ranah. Kito praktis dianggap urang asiang. Namun ado peluang, saparati nan disarankan dek Pak Mochtar Naim, yaitu melalui kontak langsuang antaro para perantau jo Nagari asa masing-masing. Baa kok kito cubo manyampaikan gagasan Sanak iko ka pengurus IKM-IKM di Rantau talabiah dahulu ? Baru sudah tu kito persilakan baliau-baliau manghubungi nagarinyo masing-masing. Supayo persiapan matang, ado rancaknyo dibuek semacam kelompok kerja perencanaan, dan diisi dek pakar-pakar saroman Sanak Bachtiar Muin, saroman MPKAS nan bajalan sampai kini karano kegiatan pribadi Pak Nofrins Napilus dkk. Apo namonyo silakan dipiliah sendiri. Wassalam, SB, 77, Sby. Sent from my iPad On 20 Des 2013, at 13.29, Bakhtiar Muin PhD bmsa...@gmail.com wrote: Assalamualaimum: Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok. Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak. Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki. Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2. Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan toll dibeli dengan murah. Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal. Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa? Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah. Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah. Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan pejabat daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan uang APBD/APBN. Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi pusat wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat. Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah siap jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai sentral2 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan, bangun industri, buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang yg miskin seperti di Jawa. Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah dikuasai, tanah2 sudah dikuasai. Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri. Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan tercatat disepanjang sejarah Minang, sebagai orang2 yg memotori proses pemiskinan urang Minang, 20-30 tahun lagi, anda2 akan melihat cucu anda, jadi jongos dikampung sendiri. Kalau anda2 sakit, cucu2 anda tidak akan sanggup membiayai anda2 masuk rumah sakit, yang anda tekan tombol peresmiannya. Gemas, melihat Minang, dipimpin oleh orang2 yg cakrawalanya pemikirannya tidak jauh kedepan. Amplop sesaat membahagiakan anda sejenak, memikiskan anak cucu se lama2nya, ber abad2 yang akan datang. Salam Bakhtiar Muin -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK
Bls: Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki ---- lantas apa yg harus kita kerjakan ?
Pak B.Muin, Pak Saaf n sanak di Palanta n.a.h! Ambo ingin memberi info sajo bahwa pembangunan jalan Tol Padang-Bukittinggi dan Bukittinggi ke Pekanbaru sudah lama dibatalkan oleh Pemda Sumbar. Alasannya, pembebasan tanahnya berat dan bakalintin pintin. Jan kan jalan tol, jalan sicincin-malalak sebagai alternatif jalan Padang-Bukittinggi sajo masih belum bisa dimanfaatkan. Masih ada beberapa bagian yg tak bisa dibebaskan dan sebagian lagi longsor yang berulang-ulang. Soal lahan akan jadi murah, jan dikiro dunsanak di kampuang pandia bana. Salah satu penyebab Pemda membatalkan rencana jalan tol itu adolah karano tibo2 harago tanah nan dalam hutan sekalipun jadi naiak berkali lipat. Dek urang awak, kan, alun takilek alah takalam, Takilek ikan dalam lubuak, lah tahu jantan batinonyo. Begitu Dahlan Iskan (Meneg BUMN) mengumumkan pembangunan jalan tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru, sejam kemudian masyarakat lah tahu lahan nama nan ka dilalui walaupun alun diukua dek urang PU. Harago tanahnyo langsung melambung. Jadi, harapan awak soal transportasi ko tingga jo kereta api. Mudah2an kereta api ko bukan untuk kepentingan nostalgia. Dalam kondisi kini, jan lai baa kiro-kiro perjalanan KA PadangPanjang-Bukitinggi atau Solok-Bukittinggi, KA Padang-Pariaman dengan sekali berhenti di Tabing, butuh waktu 3 jam. Ketika mendiang Anas Malik masih jadi bupati, beliau mengajukan permohonan kepada PJKA untuk membuat rel ganda Padang-Pariaman dan mengadakan KA Diesel atau KRL. Salam, Syaf AL, 51, sadang di Sanur, Bali Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sun, 16 Feb 2014 22:52:54 To: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Cc: mus-...@milis.isnet.orgmus-...@milis.isnet.org; rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com; bmsa...@gmail.combmsa...@gmail.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki lantas apa yg harus kita kerjakan ? Sanak Bachtiar Muin yth, ambo mamparatikan visi Sanak ttg apo nan bisa tajadi di maso datang kalau aksi urang lua tu dipabiaan sajo. Ambo sepakat jo panilaian Sanak ttg kurang pekanyo pejabat kito di Sumbar. Pertanyaannyo kini adolah apo nan harus kito - urang Rantau - pabuek supayo apo nan diramalkan tu indak tajadi. Pengalaman salamo iko manunjuakkan bahaso gagasan kito hampia indak pernah diharagoi apolagi dilaksanakan dek sanak kito di Ranah. Kito praktis dianggap urang asiang. Namun ado peluang, saparati nan disarankan dek Pak Mochtar Naim, yaitu melalui kontak langsuang antaro para perantau jo Nagari asa masing-masing. Baa kok kito cubo manyampaikan gagasan Sanak iko ka pengurus IKM-IKM di Rantau talabiah dahulu ? Baru sudah tu kito persilakan baliau-baliau manghubungi nagarinyo masing-masing. Supayo persiapan matang, ado rancaknyo dibuek semacam kelompok kerja perencanaan, dan diisi dek pakar-pakar saroman Sanak Bachtiar Muin, saroman MPKAS nan bajalan sampai kini karano kegiatan pribadi Pak Nofrins Napilus dkk. Apo namonyo silakan dipiliah sendiri. Wassalam, SB, 77, Sby. Sent from my iPad On 20 Des 2013, at 13.29, Bakhtiar Muin PhD bmsa...@gmail.com wrote: Assalamualaimum: Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok. Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak. Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki. Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2. Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan toll dibeli dengan murah. Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal. Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa? Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar jalan toll tetap terkurung, sehingga
Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki ---- lantas apa yg harus kita kerjakan ?
Aduh Al, kamari rumik kok awak ka mangecek soal Sumbar iko. Kadipangaan lai ko ha ? Wassalam, SB, 77, Sby. Sent from my iPad On 17 Feb 2014, at 00.32, syaff...@gmail.com wrote: Pak B.Muin, Pak Saaf n sanak di Palanta n.a.h! Ambo ingin memberi info sajo bahwa pembangunan jalan Tol Padang-Bukittinggi dan Bukittinggi ke Pekanbaru sudah lama dibatalkan oleh Pemda Sumbar. Alasannya, pembebasan tanahnya berat dan bakalintin pintin. Jan kan jalan tol, jalan sicincin-malalak sebagai alternatif jalan Padang-Bukittinggi sajo masih belum bisa dimanfaatkan. Masih ada beberapa bagian yg tak bisa dibebaskan dan sebagian lagi longsor yang berulang-ulang. Soal lahan akan jadi murah, jan dikiro dunsanak di kampuang pandia bana. Salah satu penyebab Pemda membatalkan rencana jalan tol itu adolah karano tibo2 harago tanah nan dalam hutan sekalipun jadi naiak berkali lipat. Dek urang awak, kan, alun takilek alah takalam, Takilek ikan dalam lubuak, lah tahu jantan batinonyo. Begitu Dahlan Iskan (Meneg BUMN) mengumumkan pembangunan jalan tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru, sejam kemudian masyarakat lah tahu lahan nama nan ka dilalui walaupun alun diukua dek urang PU. Harago tanahnyo langsung melambung. Jadi, harapan awak soal transportasi ko tingga jo kereta api. Mudah2an kereta api ko bukan untuk kepentingan nostalgia. Dalam kondisi kini, jan lai baa kiro-kiro perjalanan KA PadangPanjang-Bukitinggi atau Solok-Bukittinggi, KA Padang-Pariaman dengan sekali berhenti di Tabing, butuh waktu 3 jam. Ketika mendiang Anas Malik masih jadi bupati, beliau mengajukan permohonan kepada PJKA untuk membuat rel ganda Padang-Pariaman dan mengadakan KA Diesel atau KRL. Salam, Syaf AL, 51, sadang di Sanur, Bali Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! From: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sun, 16 Feb 2014 22:52:54 +0700 To: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com Cc: mus-...@milis.isnet.orgmus-...@milis.isnet.org; rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com; bmsa...@gmail.combmsa...@gmail.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki lantas apa yg harus kita kerjakan ? Sanak Bachtiar Muin yth, ambo mamparatikan visi Sanak ttg apo nan bisa tajadi di maso datang kalau aksi urang lua tu dipabiaan sajo. Ambo sepakat jo panilaian Sanak ttg kurang pekanyo pejabat kito di Sumbar. Pertanyaannyo kini adolah apo nan harus kito - urang Rantau - pabuek supayo apo nan diramalkan tu indak tajadi. Pengalaman salamo iko manunjuakkan bahaso gagasan kito hampia indak pernah diharagoi apolagi dilaksanakan dek sanak kito di Ranah. Kito praktis dianggap urang asiang. Namun ado peluang, saparati nan disarankan dek Pak Mochtar Naim, yaitu melalui kontak langsuang antaro para perantau jo Nagari asa masing-masing. Baa kok kito cubo manyampaikan gagasan Sanak iko ka pengurus IKM-IKM di Rantau talabiah dahulu ? Baru sudah tu kito persilakan baliau-baliau manghubungi nagarinyo masing-masing. Supayo persiapan matang, ado rancaknyo dibuek semacam kelompok kerja perencanaan, dan diisi dek pakar-pakar saroman Sanak Bachtiar Muin, saroman MPKAS nan bajalan sampai kini karano kegiatan pribadi Pak Nofrins Napilus dkk. Apo namonyo silakan dipiliah sendiri. Wassalam, SB, 77, Sby. Sent from my iPad On 20 Des 2013, at 13.29, Bakhtiar Muin PhD bmsa...@gmail.com wrote: Assalamualaimum: Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok. Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak. Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki. Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2. Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan toll dibeli dengan murah. Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal. Kewajiban
Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
Seharusnya Pak Bakhtiar Muin PhD dapat menjadi salah satu tokoh yang memulai terancangnya Visi Sumatera Barat 2045. Pemprov Sumbar harus membuat rencana pembangunan Sumbar yang menghindarkan penduduknya dari menjadi Jongos di daerahnya sendiri. Bangkitlah anak muda Minang ! Cerdaskan kami bapak-bapakku ! Pada 20 Desember 2013 16.25, hilman.mahyud...@gmail.com menulis: Pak Bakhtiar Muin yth:Analisanya menbuka mata dan memlihatkan rrealitas yanhg sudah,sedang dan sangat mungkin akan terjadi.Terima kasih banyak atas pencerahannya.Hilman. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- *From: * Bakhtiar Muin PhD bmsa...@gmail.com *Sender: * rantaunet@googlegroups.com *Date: *Fri, 20 Dec 2013 13:29:06 +0700 *To: *mus-...@milis.isnet.org; rantaunet@googlegroups.com *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com *Cc: *bmsa...@gmail.com *Subject: *[R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Assalamualaimum: Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok. Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak. Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki. Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2. Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan toll dibeli dengan murah. Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal. Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa? Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah. Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah. Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan pejabat daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan uang APBD/APBN. Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi pusat wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat. Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah siap jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai sentral2 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan, bangun industri, buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang yg miskin seperti di Jawa. Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah dikuasai, tanah2 sudah dikuasai. Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri. Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan tercatat disepanjang sejarah Minang, sebagai orang2 yg memotori proses pemiskinan urang Minang, 20-30 tahun lagi, anda2 akan melihat cucu anda, jadi jongos dikampung sendiri. Kalau anda2 sakit, cucu2 anda tidak akan sanggup membiayai anda2 masuk rumah sakit, yang anda tekan tombol peresmiannya. Gemas, melihat Minang, dipimpin oleh orang2 yg cakrawalanya pemikirannya tidak jauh kedepan. Amplop sesaat membahagiakan anda sejenak, memikiskan anak cucu se lama2nya, ber abad2 yang akan datang. Salam Bakhtiar Muin -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
Pak Bakhtiar Muin yth:Analisanya menbuka mata dan memlihatkan rrealitas yanhg sudah,sedang dan sangat mungkin akan terjadi.Terima kasih banyak atas pencerahannya.Hilman. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Bakhtiar Muin PhD bmsa...@gmail.com Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Fri, 20 Dec 2013 13:29:06 To: mus-...@milis.isnet.org; rantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Cc: bmsa...@gmail.com Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Assalamualaimum: Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok. Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak. Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki. Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2. Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan toll dibeli dengan murah. Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal. Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa? Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah. Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah. Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan pejabat daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan uang APBD/APBN. Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi pusat wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat. Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah siap jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai sentral2 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan, bangun industri, buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang yg miskin seperti di Jawa. Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah dikuasai, tanah2 sudah dikuasai. Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri. Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan tercatat disepanjang sejarah Minang, sebagai orang2 yg memotori proses pemiskinan urang Minang, 20-30 tahun lagi, anda2 akan melihat cucu anda, jadi jongos dikampung sendiri. Kalau anda2 sakit, cucu2 anda tidak akan sanggup membiayai anda2 masuk rumah sakit, yang anda tekan tombol peresmiannya. Gemas, melihat Minang, dipimpin oleh orang2 yg cakrawalanya pemikirannya tidak jauh kedepan. Amplop sesaat membahagiakan anda sejenak, memikiskan anak cucu se lama2nya, ber abad2 yang akan datang. Salam Bakhtiar Muin -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Grup Google. Untuk
Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
assalamualaikum...pak Zaid dunil nah...Kekhawatiran pak BM ambo raso beralasan.Kekhawatiran pak BM dan ambo juo adolah bahwa investasi tidak memberikan keuntungan pada masyarakat setempat.Persoalannyo bukan meniadakan investasi, tetapi bagaimana secara cerdas bersikap dan membuat regulasi yang memberikan keuntungan pada masyarakat setempat. Konsep, strategi dan implementasinya tentu ada pada pemkot.Ambo tertarik dan sangat setuju dengan pernyataan pak Adrinov Chaniago di republika beberpa waktu lalu tentang investasi jalan tol dan pengembanagan pulau Sumatera. Beliau mengatakan bahwa seharusnya pengerjaaan projek tersebut dilakukan oleh putra bangsa (pribumi) dan dengan memperhatikan ekonomi masyarakat setempat. Barangkali Pak Adrinov bisa menjabarkan ini karena beliau kan peserta milist rn juo.banyak maaf.rahyussalim L43 From: Zorion AnasSent: Saturday, December 21, 2013 09:07To: rantaunet@googlegroups.comReply To: rantaunet@googlegroups.comSubject: Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.Sanak Palanta, Pembangunan infrastruktur dan industri diperlukan suatu daerah, krn faktor jumlah manusia bertambah banyak. Kalau kita mau pilih2 investors maka akselerasi pembangunan akan mandeg, krn Sumbar tidak sebagus provinsi lain. Kalau investor mau menanam modal maka Sumbar bukan tetmasuk primadona pilihan. Masalah tanah dan kemudahan akses menjadi hambatan. Kalau investor pariwisata mau invest, itu adalah modal nekad lbh utama. Bukan faktor output input ratio. Jadi kalau mau nolak investasi krn kuatir tidak bisa masuk sorga, tinggal pilih saja, kemiskinan bertambah dan beban pemda jg nambah atau ramai2 masuk sorga ( kalau tidak bikin dosa yg lain). Kegagalan investasi besar juga akan menyurutkan minat investor lain. Sumbar butuh Rp.1000 triliyun utk mengangkat income perkapita masyarakat sama dgn income perkapita rata2 Indonesia (kira2). Salam. Pada 2013 12 21 05:52, "Zaid Dunil" zdu...@gmail.com menulis: Mengikuti kecemasan sanak BM itu mudah saja solusinya.Tidak usah bangun jalan toll, tidak usah bangun industri dan pembangunan berskala besar lainnya. , Juga jangan bangun jalan jalan baru, nanti sepanjang jalan baru itu Oligarki itu juga akan membeli tanah tanah rakyat disitu..Tenaga kerja kita yang tiap tahun bertambah itu suruh cari kerja ke Malaysia di kebun kebun sawit atau kerja ke proyek proyek pembangunan di propinsi lain. Insya Allah kita akan melihat Sumbar 50 tahun yang akan datang sama keadaannya dengan Sumbar saat ini.karena ekonomi kita tumbuh negatiaf atau masimal stagnan dan pendapatan masyarakat tidak meningkat, ingflasi tiap tahun tetap terjadi dan masyarakat .semakin miskin. Rakyat propinsi lain sdh makmur sebagai hasil pembangunan ekonomi mereka,,daerah kita telah menjadi daerah terbelakang yang dibalut problem pengangguran dan kemiskinan.. Masa depan kita, kitalah yang menentukan dan membuat kebijakan. Kareananya Ingatkanlah anggota angota DPRD , Pejabat publik di Sumbar, seperti GUbernur, Walikota, Bupati agar memelihara daerah ini dengan tidak melakukan pembangunan pembangunan Toll, Jalan non toll , Industri ,Mall ,RS dan sebagainya karena semuanya itu dikuasi oligarki. Wassalam.Dunil Zaid. 0 +10/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia Pdg. Tingga di Jkt.2013/12/20 Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org Sanak Bakhtiar Muin jo para sanak sapalanta, apo cukuik masalah iko sekedar diketahui sajo? Apo garak nan disarankan dan paralu kito karajokan ? Kini kan era otonomi daerah ? Wassalam ,SB, 77, Sby.Sent from my iPadOn 20 Des 2013, at 14.39, "payakumbuh2...@yahoo.com" payakumbuh2...@yahoo.com wrote: Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih. WassSent from Samsung Mobile Original message Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. From: Bakhtiar Muin PhD To: mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com CC: bmsa...@gmail.com Assalamualaimum: Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok. Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak. Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.Urang Minang
Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
Pak Bakhtiar jo para sanak sa palanta yth. Nampaknyo visi atau skenario masa depan pak Bakhtiar itu dibuek sarupo urang naik kereta (api/diesel)...mengikuti garih luruih (linear). Premise atau asumsi dasarnya adolah akan taruih tajadi kongkalingkong antaro oligarki jo penguasa mulai dari tingkek pusek sampai ka tingkek daerah (propinsi, kabupaten, kota). Salanjuiknyo rakyat di sekitar jalan tol itu akan mudah se manjua tanah mereka. Akhianyo rakyat Sumbar, khususnyo nan di sakita jalan tol akan miskin dan tapaso bakarajo sbg kuli atau karyawan. Sabodoh itu banakah urang awak, baik penjabat maupun rakyatnyo? Di ma social control? Indak mudah manjua tanah di ranah Minang, terutama tanah pusako, sasuai jo pandapek pak Maturidi. Di Jawa Barat saja misalnya jalan tol dari Sumedang-Palimanan tatundo karano masalah pembebasan lahan. Penjabat itu akan baganti satiok pemilu jo pilkada. Nan alah tabukti indak mamparatikan kesejahteraan rakyat jo main kongkalingkong dg oligarki kemungkinan besar indak akan dipiliah baliak. Lazimnyo urang mambuek skenario masa depan dg alternatif2 berdasarkan beberapa kemungkinan (probabilities)jadi : Kalau begini...akan begitu (if...then) utk setiap kemungkinan. Variabelnya dinamis dan bebas, tidak semuanya bisa dikendalikan dg mudah. Kalau pak Bakhtiar ingin memberikan pendidikan kepada masyarakat Sumbar, sebaiknya sampaikan pemikiran yg matang dan komprehensif. Terima kasih Salam Fashridjal M. Noor Sidin L65bdg Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.