Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

2014-01-24 Thread Akmal Nasery Basral
Mak Asmun Sjueib manulih:

"... ambo satuju bana dan mausulkan sebagai pimpinan pelaksananyo adolah
ddn. ANB nan juo brilian."

Mak HAASMA n,a,h,
kutiko ambo merilis novel sejarah *Presiden Prawiranegara* 3 tahun silam
(2011), Farid Prawiranegara menyampaikan di muka umum, "... semoga Akmal
juga melanjutkan penulisan kisah ayah saat di PRRI." Ambo indak manjawek
wakatu itu dek karano tahu spektrum peristiwa ko jauah labiah lueh dan
pelik dibandingkan PDRI.
Usulan Pak Saafroeddin Bahar agar Pusat Pengkajian PRRI, seandainya
terbentuk, agar dipimpin oleh sejarawan (muda) karena itu sangat relevan.
Jadi bukan dek ambo manulak "rasaki" barupo kepercayaan Mak HAASMA tu,
melainkan dek ambo tahu bateh kemampuan sahinggo indak pado tampeknyo jiko
ambo manjadi pimpinan pelaksana PP PRRI sarupo itu.

Wass,

ANB
45, Cibubur


Pada 25 Januari 2014 12.32, asmun sjueib  menulis:

> Aww. Wuah ide brilian Angku Guru SB, ambo satuju bana dan mausulkan
> sebagai pimpinan pelaksananyo adolah ddn. ANB nan juo brilian. Jadi ado
> pemikiran brilian harus pulo dilaksanakan oleh sosok individu nan brilian
> pulo, itu kato ambo. Silahkan sajo pandapeik anggota Palantalainnyo.
> Wass.,
> Haasma (LK/Depok/69)
>
>
>
>   Pada Sabtu, 25 Januari 2014 12:00, Dr. Saafroedin Bahar <
> saafroedin.ba...@rantaunet.org> menulis:
>  Para sanak sekalian, mengingat besarnya perhatian thd masalah PRRI , apa
> tak sebaiknya diadakan pusat studi  PRRI  ini ? Lokasinya bisa di Jakarta -
> dekat demikian banyak sumber dokumen - atau di Padang. Sebaiknya dipimpin
> oleh seorang sejarawan muda profesional.
> Oleh karena saya pernah mengadakan penelitian ttg PRRI ini th 1996, dan
> ingin tahu lebih banyak , saya siap bergabung.
> Wassalam,
> SB , 77, Sby.
>  --
> .
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

2014-01-25 Thread hyvny07
Salam sanak sadonyo
 
Kalau ambo kok berpandangan lain ya .. 
Kenapa kita mempersempit sejarah Sumbar dalam konteks NKRI hanya seputar PRRI ? 
Bagi ambo PRRI hanya skala lokal ketimbang PDRI.

Mengapa ? 
PDRI adalah sambung nyawa Republik ini. Bangsa ini harus tau kontribusi Sumbar 
(d/h Sumatra Tengah) untuk sejarah nasional kita.
Gunanya agar martabat minangkabau yang kalah bersaing dengan etnis lain tetap 
dapat diperhitungkan.
Kalau Prri ? Entah ya apa yang bisa kita dapatkan ?
 
Ambo tidak mengecilkan perjuangan tokoh PRRI, akan tetapi dalam konteks 
nasional yang perlu digali adalah keseluruhan peran tokoh masyarakat, rakyat 
Minang saat membangun negara ini. 
Pada email yang lalu Saya maksa.com pada pak Saaf untuk menggelar hasil 
penelitan doktor beliau kehadapan kita. Alhamdulillah pak Saaf bersedia untuk 
mengedit tanpa mengurangi originalitas temuan awal bila diperlukan.
Mari kita buka hubungan tokoh daerah dengan tokoh nasional pada kurun sejarah 
itu.
 
Demikian pendapat ambo dan terima kasih
 
 
Evy Nizhamul
Puspiptek, TANGSEL
  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Akmal Nasery Basral 
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 25 Jan 2014 14:41:32 
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

Mak Asmun Sjueib manulih:

"... ambo satuju bana dan mausulkan sebagai pimpinan pelaksananyo adolah
ddn. ANB nan juo brilian."

Mak HAASMA n,a,h,
kutiko ambo merilis novel sejarah *Presiden Prawiranegara* 3 tahun silam
(2011), Farid Prawiranegara menyampaikan di muka umum, "... semoga Akmal
juga melanjutkan penulisan kisah ayah saat di PRRI." Ambo indak manjawek
wakatu itu dek karano tahu spektrum peristiwa ko jauah labiah lueh dan
pelik dibandingkan PDRI.
Usulan Pak Saafroeddin Bahar agar Pusat Pengkajian PRRI, seandainya
terbentuk, agar dipimpin oleh sejarawan (muda) karena itu sangat relevan.
Jadi bukan dek ambo manulak "rasaki" barupo kepercayaan Mak HAASMA tu,
melainkan dek ambo tahu bateh kemampuan sahinggo indak pado tampeknyo jiko
ambo manjadi pimpinan pelaksana PP PRRI sarupo itu.

Wass,

ANB
45, Cibubur


Pada 25 Januari 2014 12.32, asmun sjueib  menulis:

> Aww. Wuah ide brilian Angku Guru SB, ambo satuju bana dan mausulkan
> sebagai pimpinan pelaksananyo adolah ddn. ANB nan juo brilian. Jadi ado
> pemikiran brilian harus pulo dilaksanakan oleh sosok individu nan brilian
> pulo, itu kato ambo. Silahkan sajo pandapeik anggota Palantalainnyo.
> Wass.,
> Haasma (LK/Depok/69)
>
>
>
>   Pada Sabtu, 25 Januari 2014 12:00, Dr. Saafroedin Bahar <
> saafroedin.ba...@rantaunet.org> menulis:
>  Para sanak sekalian, mengingat besarnya perhatian thd masalah PRRI , apa
> tak sebaiknya diadakan pusat studi  PRRI  ini ? Lokasinya bisa di Jakarta -
> dekat demikian banyak sumber dokumen - atau di Padang. Sebaiknya dipimpin
> oleh seorang sejarawan muda profesional.
> Oleh karena saya pernah mengadakan penelitian ttg PRRI ini th 1996, dan
> ingin tahu lebih banyak , saya siap bergabung.
> Wassalam,
> SB , 77, Sby.
>  --
> .
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer

Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

2014-01-25 Thread Akmal Nasery Basral
Uni Evy n.a.h.

Kalau pandangan ambo pribadi, baik PRRI mau pun PDRI, kaduonyo samo
berskala nasional, bahkan internasional, jika diliek dari perspektif
sejarah.
Adalah keliru kalau melihat PRRI hanya skala lokal.

Betul bahwa locus PRRI adalah di Sumbar, tapi perhatikan pada susunan
kabinet PRRI. Pos Menteri Sosial ditempati oleh Ayah Gani. Siapa Ayah Gani?
Pria bernama lengkap Abdul Gani Usman ini adalah pria Aceh tulen kelahiran
Seulimum, yang dalam struktur DI/TII Aceh menduduki pos sebagai Wakil
Perdana Menteri merangkap Menteri Pendidikan.

Lelaki yang dijuluki "Gandhi dari Aceh" ini karena pembawaannya yang selalu
tenang. Ketika kemudian kubu DI/TII pecah kongsi antara kalangan garis
keras yang dipimpin Abu Beureueh dan kubu moderat yang dimotori Menteri
Urusan Perang Hasan Saleh, Ayah Gani memilih berada di kubu Hasan Saleh dan
didaulat sebagai Ketua Dewan Revolusi. Faksi DR inilah yang berinisiatif
menghentikan pemberontakan DI/TII dengan membuka kontak dengan KSAD A.H.
Nasution, sebelum kemudian dilanjutkan oleh Wakil PM Mr. Hardi yang
ditunjuk PM Juanda. Hasilnya: Aceh yang saat itu dijadikan bagian provinsi
Sumatra Utara (salah satu alasan terbesar yang membuat rakyat Aceh marah),
akhirnya dikembalikan menjadi satu provinsi lagi dengan status sebagai
Daerah Istimewa Aceh -- karena kubu Dewan Revolusi tak mau jika Aceh hanya
menjadi provinsi biasa tersebab sumbangan besar rakyat Aceh di awal
kemerdekaan RI (dari pesawat terbang sampai membuatkan jas untuk para
diplomat Indonesia yang akan ke PBB. Pusat pembuatan jas itu ada di
Singapura yang dikelola para saudagar Aceh).

Sosok agak lengkap Ayah Gani, Sang Gandhi dari Aceh, sekaligus Menteri
Sosial PRRI ini ada di novel ambo *Napoleon dari Tanah Rencong* (hal.
469-472) karena ambo mewawancarai putra-putra beliau. Salah satunya sarjana
hubungan internasional dari FISIP UI, dan senior ambo.

Hanya dari satu faktor kecil itu saja sudah menunjukkan bahwa PRRI bukan
sekadar gerakan lokal belaka. Belum lagi jika kita melihat adanya
koneksitas dengan gerakan sejenis di bagian lain tanah air, dan
keterlibatan anasir asing dalam PRRI yang sangat gamblang.

Salam,

ANB
45, Cibubur

PS: Soal disertasi Pak Saaf, ambo lebih setuju jika penelitian seserius itu
dibukukan lebih dulu, sehingga bisa memperkaya khasanah riset tentang PRRI
yang sudah ada.




Pada 25 Januari 2014 16.48,  menulis:

> Salam sanak sadonyo
>
> Kalau ambo kok berpandangan lain ya ..
> Kenapa kita mempersempit sejarah Sumbar dalam konteks NKRI hanya seputar
> PRRI ? Bagi ambo PRRI hanya skala lokal ketimbang PDRI.
>
> Mengapa ?
> PDRI adalah sambung nyawa Republik ini. Bangsa ini harus tau kontribusi
> Sumbar (d/h Sumatra Tengah) untuk sejarah nasional kita.
> Gunanya agar martabat minangkabau yang kalah bersaing dengan etnis lain
> tetap dapat diperhitungkan.
> Kalau Prri ? Entah ya apa yang bisa kita dapatkan ?
>
> Ambo tidak mengecilkan perjuangan tokoh PRRI, akan tetapi dalam konteks
> nasional yang perlu digali adalah keseluruhan peran tokoh masyarakat,
> rakyat Minang saat membangun negara ini.
> Pada email yang lalu Saya maksa.com pada pak Saaf untuk menggelar hasil
> penelitan doktor beliau kehadapan kita. Alhamdulillah pak Saaf bersedia
> untuk mengedit tanpa mengurangi originalitas temuan awal bila diperlukan.
> Mari kita buka hubungan tokoh daerah dengan tokoh nasional pada kurun
> sejarah itu.
>
> Demikian pendapat ambo dan terima kasih
>
>
> Evy Nizhamul
> Puspiptek, TANGSEL
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * Akmal Nasery Basral 
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Sat, 25 Jan 2014 14:41:32 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI
>
>
> Mak Asmun Sjueib manulih:
>
> "... ambo satuju bana dan mausulkan sebagai pimpinan pelaksananyo adolah
> ddn. ANB nan juo brilian."
>
> Mak HAASMA n,a,h,
> kutiko ambo merilis novel sejarah *Presiden Prawiranegara* 3 tahun silam
> (2011), Farid Prawiranegara menyampaikan di muka umum, "... semoga Akmal
> juga melanjutkan penulisan kisah ayah saat di PRRI." Ambo indak manjawek
> wakatu itu dek karano tahu spektrum peristiwa ko jauah labiah lueh dan
> pelik dibandingkan PDRI.
> Usulan Pak Saafroeddin Bahar agar Pusat Pengkajian PRRI, seandainya
> terbentuk, agar dipimpin oleh sejarawan (muda) karena itu sangat relevan.
> Jadi bukan dek ambo manulak "rasaki" barupo kepercayaan Mak HAASMA tu,
> melainkan dek ambo tahu bateh kemampuan sahinggo indak pado tampeknyo jiko
> ambo manjadi pimpinan pelaksana PP PRRI sarupo itu.
>
> Wass,
>
> ANB
> 45, Cibubur
>
>
> Pada 25 Januari 2014 12.32, asmun sjueib  menulis:
>
>> Aww. Wuah ide brilian Angku Guru SB, ambo satuju bana dan 

Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

2014-01-25 Thread Abraham Ilyas
Rky Evy n.a.h.


*Kenapa kita mempersempit sejarah Sumbar dalam konteks NKRI hanya seputar
PRRI ? Bagi ambo PRRI hanya skala lokal ketimbang PDRI.*
Ambo mangomentarinyo dengan kalimat kalimat nan ditulih pada file file di
website nagari.or.id diantaranya sbb.

*1*. *Keikhlasan berkorban demi menyelamatkan tanah air* dijadikan contoh
teladan untuk anak kemenakan.

Perjuangan ini telah* kita menangkan *pada tahun *1966 (PKI dibubarkan) *dan
pada tahun *1998 (UU Otonomi Daerah).*
Dua butir tuntutan utama PRRI ketika itu tidak dipenuhi oleh pemerintahan
presiden Soekarno menjadi pemicu pergolakan daerah.

*2*. Semangat berjuang yang telah *membuahkan kemenangan besar ini, perlu
diwarisi.*

Moyang kita punya petuah
Raja alim, raja disembah
Raja zalim, raja disanggah
Harus adil kalau memerintah

Mungkin Allah punya kehendak
Supaya bangsa tidak jadi budak


*Kita di depan harus tegakMembuang batil, menjaga hak *
*3*. Rezim yang sedang memerintah di *Pusat telah menjauhi cita cita
proklamasi*.

*4*. *PRRI menang dalam perjuangan, kalah dalam pertempuran*

*5*. Ketika terjadi perang saudara di Indonesia (peristiwa PRRI tahun 1958
-1961) *hampir seluruh anak nagari Minang Kabau terlibat berjuang.*
(Sebagai bukti tertulis, seluruh Wali nagari ikut membubuhkan cap di setiap
uang kertas yang beredar ketika itu. Basis budaya Mk adalah nagari nagari
yang pernah dilemahkan oleh UU Pemerintahan Desa 1975 ? sedangkan kini
digaungkan kembali melalui adagium "baliak ba nagari, kambali ba Surau).

Karena yakin mereka berjuang
Dari rantau banyak yang pulang
Untuk serta ikut berperang
Baik gadis maupun bujang

*6*. Tiga kali orang Minang Kabau melakukan perlawanan bersenjata atau *perang
yang dimotivasi oleh budaya (melibatkan nagari-nagari)*.
Dalam tiga perlawanan bersenjata ini tidak ada yang dimenangkan oleh
nagari, akan tetapi
*hasil perjuangannya dirasakan beberapa tahun atau beberapa abad kemudiaan
oleh anak cucu.*
 Salam

Abraham Ilyas Lk. 68 th

Tambahan.
Sependek pengetahuan ambo sebuah Pusat Studi di sebuah Universitas  bisa
dibentuk oleh pakar/ahlinya dan disyahkan oleh Rektor dari Universitas
ybst. Biayanya bisa dari Universitas atau biaya dari pihak
lain/sponsor/hibah dlsb.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

2014-01-25 Thread hyvny07
Dinda Akmal,
 
Apa nan uni baco dari buku buku sejarah, kan awak alah tau sadonyo yg 
penyebabnya ado  perseteruan politik dikalangan Abri.
Sebagian generasi mengalami sisi kelam pasca peristiwa PRRI. 

Kini jiko dikaji juo, yang bakal muncul hanyolah bersifat pribadi. Alah banyak 
urang awak ma ungkapnyo.  Nan indak talok di awak adolah maungkap dari kalangan 
militer.  
Jadi, jiko ka dilanjutkan kajian ko, kalau uni tetap berpandangan menyeluruh, 
sejauh mana kontribusi Sumbar waktu membangun republik ini. Bagi uni ya itulah 
Pemerintah Darurat RI. Nyata benar Bukittinggi pernah jadi pusat kendali 
pemerintah RI. Masyarakat berjuang dengan semangat dan materi. Ini murni 
perjuangan !
  
Kini ado ndak, nan mengkaji " ado apo di tubuh ABRI sehingga timbul 
pemberontakan?  Kenapa militer yg jd tokohnya? 

Perjuangan di Aceh,  jelas bermisi syariah islam. Berbeda dengan Sumbar 
membentuk Pemerintahan Refolusioner yang berkonotasi militer. 

Jadi ambo setuju dengan pak MN, serahkanlah kpd pusat2 studi sejarah di Univ/PT 
sumbar yang mengkaji scr menyeluruh, kontribusi dan perjuangan rakyat Sumbar 
bagi Republik ini. Karya studi butuh dana, tanggung-jawab yang tinggi dan 
obyetif.
 
Wassalam,
 
Evy Nizhamul
 
 
 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Akmal Nasery Basral 
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 25 Jan 2014 17:37:36 
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

Uni Evy n.a.h.

Kalau pandangan ambo pribadi, baik PRRI mau pun PDRI, kaduonyo samo
berskala nasional, bahkan internasional, jika diliek dari perspektif
sejarah.
Adalah keliru kalau melihat PRRI hanya skala lokal.

Betul bahwa locus PRRI adalah di Sumbar, tapi perhatikan pada susunan
kabinet PRRI. Pos Menteri Sosial ditempati oleh Ayah Gani. Siapa Ayah Gani?
Pria bernama lengkap Abdul Gani Usman ini adalah pria Aceh tulen kelahiran
Seulimum, yang dalam struktur DI/TII Aceh menduduki pos sebagai Wakil
Perdana Menteri merangkap Menteri Pendidikan.

Lelaki yang dijuluki "Gandhi dari Aceh" ini karena pembawaannya yang selalu
tenang. Ketika kemudian kubu DI/TII pecah kongsi antara kalangan garis
keras yang dipimpin Abu Beureueh dan kubu moderat yang dimotori Menteri
Urusan Perang Hasan Saleh, Ayah Gani memilih berada di kubu Hasan Saleh dan
didaulat sebagai Ketua Dewan Revolusi. Faksi DR inilah yang berinisiatif
menghentikan pemberontakan DI/TII dengan membuka kontak dengan KSAD A.H.
Nasution, sebelum kemudian dilanjutkan oleh Wakil PM Mr. Hardi yang
ditunjuk PM Juanda. Hasilnya: Aceh yang saat itu dijadikan bagian provinsi
Sumatra Utara (salah satu alasan terbesar yang membuat rakyat Aceh marah),
akhirnya dikembalikan menjadi satu provinsi lagi dengan status sebagai
Daerah Istimewa Aceh -- karena kubu Dewan Revolusi tak mau jika Aceh hanya
menjadi provinsi biasa tersebab sumbangan besar rakyat Aceh di awal
kemerdekaan RI (dari pesawat terbang sampai membuatkan jas untuk para
diplomat Indonesia yang akan ke PBB. Pusat pembuatan jas itu ada di
Singapura yang dikelola para saudagar Aceh).

Sosok agak lengkap Ayah Gani, Sang Gandhi dari Aceh, sekaligus Menteri
Sosial PRRI ini ada di novel ambo *Napoleon dari Tanah Rencong* (hal.
469-472) karena ambo mewawancarai putra-putra beliau. Salah satunya sarjana
hubungan internasional dari FISIP UI, dan senior ambo.

Hanya dari satu faktor kecil itu saja sudah menunjukkan bahwa PRRI bukan
sekadar gerakan lokal belaka. Belum lagi jika kita melihat adanya
koneksitas dengan gerakan sejenis di bagian lain tanah air, dan
keterlibatan anasir asing dalam PRRI yang sangat gamblang.

Salam,

ANB
45, Cibubur

PS: Soal disertasi Pak Saaf, ambo lebih setuju jika penelitian seserius itu
dibukukan lebih dulu, sehingga bisa memperkaya khasanah riset tentang PRRI
yang sudah ada.




Pada 25 Januari 2014 16.48,  menulis:

> Salam sanak sadonyo
>
> Kalau ambo kok berpandangan lain ya ..
> Kenapa kita mempersempit sejarah Sumbar dalam konteks NKRI hanya seputar
> PRRI ? Bagi ambo PRRI hanya skala lokal ketimbang PDRI.
>
> Mengapa ?
> PDRI adalah sambung nyawa Republik ini. Bangsa ini harus tau kontribusi
> Sumbar (d/h Sumatra Tengah) untuk sejarah nasional kita.
> Gunanya agar martabat minangkabau yang kalah bersaing dengan etnis lain
> tetap dapat diperhitungkan.
> Kalau Prri ? Entah ya apa yang bisa kita dapatkan ?
>
> Ambo tidak mengecilkan perjuangan tokoh PRRI, akan tetapi dalam konteks
> nasional yang perlu digali adalah keseluruhan peran tokoh masyarakat,
> rakyat Minang saat membangun negara ini.
> Pada email yang lalu Saya maksa.com pada pak Saaf untuk menggelar hasil
> penelitan doktor beliau kehadapan kita. Alhamdulillah pak Saaf bersedia
> untuk mengedit tanpa mengurangi originalitas temuan awal bila diperlukan.
> Mari kita buka hubungan tokoh daerah dengan tokoh nasional pada kurun
> sejarah itu.
>
> Demikian pendapat 

Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

2014-01-25 Thread Hanifah Damanhuri
Assalammualaikum Wr Wb Ni Evy dan dunsanak sapalanta Yml

Uni Evy
Ifah satuju jo pandapek Ni Evy
Namun kok ado nan mangupas PRRI untuak palapeh eweh-uweh dll
Tidak ada salahnya juga diberi kesempatan

Untuak hanifah pribadi baik PDRI maupun PRRI, carito-carito nan tajadi di
jaman parang itu, ifah dapek iyo dari RN iko.
Orang Sungai Tanang tidak banyak menceritakan ke generasi mudo, padahal
rumah hanifah dijadikan markas tentara pusat sangkek itu. Kami tau dek ado
bekas terjangan peluru di dindiang rumah. Keganasan PKI iyo lai juo tadanga
sangkek ketek, dek ado ayah kawan nan mahilang dari peredaran, kato urang
ayah tsb PKI.

Mangupas PDRI nampakno lai bisa maangkek derajat kampuang awak. Jadi
generasi mudo kini, bisa tau dan bangga kalau BKt pernah jadi pusat
pemerintahan. Merekapun bisa pulo mangarati baa mangko ado istana di Bkt.

Mohon maaf untuak nan indak sapamikiran

Salam

Hanifah




Pada 26 Januari 2014 06.45,  menulis:

> Dinda Akmal,
>
> Apa nan uni baco dari buku buku sejarah, kan awak alah tau sadonyo yg
> penyebabnya ado perseteruan politik dikalangan Abri.
> Sebagian generasi mengalami sisi kelam pasca peristiwa PRRI.
>
> Kini jiko dikaji juo, yang bakal muncul hanyolah bersifat pribadi. Alah
> banyak urang awak ma ungkapnyo. Nan indak talok di awak adolah maungkap
> dari kalangan militer.
> Jadi, jiko ka dilanjutkan kajian ko, kalau uni tetap berpandangan
> menyeluruh, sejauh mana kontribusi Sumbar waktu membangun republik ini.
> Bagi uni ya itulah Pemerintah Darurat RI. Nyata benar Bukittinggi pernah
> jadi pusat kendali pemerintah RI. Masyarakat berjuang dengan semangat dan
> materi. Ini murni perjuangan !
>
> Kini ado ndak, nan mengkaji " ado apo di tubuh ABRI sehingga timbul
> pemberontakan? Kenapa militer yg jd tokohnya?
>
> Perjuangan di Aceh, jelas bermisi syariah islam. Berbeda dengan Sumbar
> membentuk Pemerintahan Refolusioner yang berkonotasi militer.
>
> Jadi ambo setuju dengan pak MN, serahkanlah kpd pusat2 studi sejarah di
> Univ/PT sumbar yang mengkaji scr menyeluruh, kontribusi dan perjuangan
> rakyat Sumbar bagi Republik ini. Karya studi butuh dana, tanggung-jawab
> yang tinggi dan obyetif.
>
> Wassalam,
>
> Evy Nizhamul
>
>
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * Akmal Nasery Basral 
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Sat, 25 Jan 2014 17:37:36 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI
>
> Uni Evy n.a.h.
>
> Kalau pandangan ambo pribadi, baik PRRI mau pun PDRI, kaduonyo samo
> berskala nasional, bahkan internasional, jika diliek dari perspektif
> sejarah.
> Adalah keliru kalau melihat PRRI hanya skala lokal.
>
> Betul bahwa locus PRRI adalah di Sumbar, tapi perhatikan pada susunan
> kabinet PRRI. Pos Menteri Sosial ditempati oleh Ayah Gani. Siapa Ayah Gani?
> Pria bernama lengkap Abdul Gani Usman ini adalah pria Aceh tulen kelahiran
> Seulimum, yang dalam struktur DI/TII Aceh menduduki pos sebagai Wakil
> Perdana Menteri merangkap Menteri Pendidikan.
>
> Lelaki yang dijuluki "Gandhi dari Aceh" ini karena pembawaannya yang
> selalu tenang. Ketika kemudian kubu DI/TII pecah kongsi antara kalangan
> garis keras yang dipimpin Abu Beureueh dan kubu moderat yang dimotori
> Menteri Urusan Perang Hasan Saleh, Ayah Gani memilih berada di kubu Hasan
> Saleh dan didaulat sebagai Ketua Dewan Revolusi. Faksi DR inilah yang
> berinisiatif menghentikan pemberontakan DI/TII dengan membuka kontak dengan
> KSAD A.H. Nasution, sebelum kemudian dilanjutkan oleh Wakil PM Mr. Hardi
> yang ditunjuk PM Juanda. Hasilnya: Aceh yang saat itu dijadikan bagian
> provinsi Sumatra Utara (salah satu alasan terbesar yang membuat rakyat Aceh
> marah), akhirnya dikembalikan menjadi satu provinsi lagi dengan status
> sebagai Daerah Istimewa Aceh -- karena kubu Dewan Revolusi tak mau jika
> Aceh hanya menjadi provinsi biasa tersebab sumbangan besar rakyat Aceh di
> awal kemerdekaan RI (dari pesawat terbang sampai membuatkan jas untuk para
> diplomat Indonesia yang akan ke PBB. Pusat pembuatan jas itu ada di
> Singapura yang dikelola para saudagar Aceh).
>
> Sosok agak lengkap Ayah Gani, Sang Gandhi dari Aceh, sekaligus Menteri
> Sosial PRRI ini ada di novel ambo *Napoleon dari Tanah Rencong* (hal.
> 469-472) karena ambo mewawancarai putra-putra beliau. Salah satunya sarjana
> hubungan internasional dari FISIP UI, dan senior ambo.
>
> Hanya dari satu faktor kecil itu saja sudah menunjukkan bahwa PRRI bukan
> sekadar gerakan lokal belaka. Belum lagi jika kita melihat adanya
> koneksitas dengan gerakan sejenis di bagian lain tanah air, dan
> keterlibatan anasir asing dalam PRRI yang sangat gamblang.
>
> Salam,

Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

2014-01-25 Thread hyvny07
Waalaikum salam dinda Iffah,
 
Alah batukuak di ambo tambahan penjelasan dinda maah.
Nah itu nan ambo mukasuik.
  
Toss ciek lu... :)
 
Jadi bukittinggi indak sajo jadi kota wisata - tetapi juo kota perjuangan. Bisa 
disamoan dengan Jogyakarta. 
Rang mudo-mudo harus tau tentang peran urang minang zaman doeloe.
Untuk menjadikan kota perjuangan ya PDRI itu .
 
Oh ya papa gaek uni dikuburkan di sungai tanang pado maso agresi kedua. 45 th 
lalu bundo uni pai mancari ka sungai tanang tapi indak ado lai jejak makamnyo.
Ikolah saketek carito Bukittinggi pado maso perjuangan dulu. Masih banyak lagi. 
Lubang kalam, benteng, dll,
 
Wassalam,
 
Evy Nizhamul
 

 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Hanifah Damanhuri 
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sun, 26 Jan 2014 07:12:36 
To: rantaunet
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

Assalammualaikum Wr Wb Ni Evy dan dunsanak sapalanta Yml

Uni Evy
Ifah satuju jo pandapek Ni Evy
Namun kok ado nan mangupas PRRI untuak palapeh eweh-uweh dll
Tidak ada salahnya juga diberi kesempatan

Untuak hanifah pribadi baik PDRI maupun PRRI, carito-carito nan tajadi di
jaman parang itu, ifah dapek iyo dari RN iko.
Orang Sungai Tanang tidak banyak menceritakan ke generasi mudo, padahal
rumah hanifah dijadikan markas tentara pusat sangkek itu. Kami tau dek ado
bekas terjangan peluru di dindiang rumah. Keganasan PKI iyo lai juo tadanga
sangkek ketek, dek ado ayah kawan nan mahilang dari peredaran, kato urang
ayah tsb PKI.

Mangupas PDRI nampakno lai bisa maangkek derajat kampuang awak. Jadi
generasi mudo kini, bisa tau dan bangga kalau BKt pernah jadi pusat
pemerintahan. Merekapun bisa pulo mangarati baa mangko ado istana di Bkt.

Mohon maaf untuak nan indak sapamikiran

Salam

Hanifah




Pada 26 Januari 2014 06.45,  menulis:

> Dinda Akmal,
>
> Apa nan uni baco dari buku buku sejarah, kan awak alah tau sadonyo yg
> penyebabnya ado perseteruan politik dikalangan Abri.
> Sebagian generasi mengalami sisi kelam pasca peristiwa PRRI.
>
> Kini jiko dikaji juo, yang bakal muncul hanyolah bersifat pribadi. Alah
> banyak urang awak ma ungkapnyo. Nan indak talok di awak adolah maungkap
> dari kalangan militer.
> Jadi, jiko ka dilanjutkan kajian ko, kalau uni tetap berpandangan
> menyeluruh, sejauh mana kontribusi Sumbar waktu membangun republik ini.
> Bagi uni ya itulah Pemerintah Darurat RI. Nyata benar Bukittinggi pernah
> jadi pusat kendali pemerintah RI. Masyarakat berjuang dengan semangat dan
> materi. Ini murni perjuangan !
>
> Kini ado ndak, nan mengkaji " ado apo di tubuh ABRI sehingga timbul
> pemberontakan? Kenapa militer yg jd tokohnya?
>
> Perjuangan di Aceh, jelas bermisi syariah islam. Berbeda dengan Sumbar
> membentuk Pemerintahan Refolusioner yang berkonotasi militer.
>
> Jadi ambo setuju dengan pak MN, serahkanlah kpd pusat2 studi sejarah di
> Univ/PT sumbar yang mengkaji scr menyeluruh, kontribusi dan perjuangan
> rakyat Sumbar bagi Republik ini. Karya studi butuh dana, tanggung-jawab
> yang tinggi dan obyetif.
>
> Wassalam,
>
> Evy Nizhamul
>
>
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * Akmal Nasery Basral 
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Sat, 25 Jan 2014 17:37:36 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI
>
> Uni Evy n.a.h.
>
> Kalau pandangan ambo pribadi, baik PRRI mau pun PDRI, kaduonyo samo
> berskala nasional, bahkan internasional, jika diliek dari perspektif
> sejarah.
> Adalah keliru kalau melihat PRRI hanya skala lokal.
>
> Betul bahwa locus PRRI adalah di Sumbar, tapi perhatikan pada susunan
> kabinet PRRI. Pos Menteri Sosial ditempati oleh Ayah Gani. Siapa Ayah Gani?
> Pria bernama lengkap Abdul Gani Usman ini adalah pria Aceh tulen kelahiran
> Seulimum, yang dalam struktur DI/TII Aceh menduduki pos sebagai Wakil
> Perdana Menteri merangkap Menteri Pendidikan.
>
> Lelaki yang dijuluki "Gandhi dari Aceh" ini karena pembawaannya yang
> selalu tenang. Ketika kemudian kubu DI/TII pecah kongsi antara kalangan
> garis keras yang dipimpin Abu Beureueh dan kubu moderat yang dimotori
> Menteri Urusan Perang Hasan Saleh, Ayah Gani memilih berada di kubu Hasan
> Saleh dan didaulat sebagai Ketua Dewan Revolusi. Faksi DR inilah yang
> berinisiatif menghentikan pemberontakan DI/TII dengan membuka kontak dengan
> KSAD A.H. Nasution, sebelum kemudian dilanjutkan oleh Wakil PM Mr. Hardi
> yang ditunjuk PM Juanda. Hasilnya: Aceh yang saat itu dijadikan bagian
> provinsi Sumatra Utara (salah satu alasan terbesar yang membuat rakyat Aceh
> marah), akhirnya dikembalikan menjadi satu provinsi lagi dengan status
> sebagai Daerah Istimewa Aceh -- karena kubu Dewan

Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI

2014-01-26 Thread Hanifah Damanhuri
Uni Evy

Maaf agak lamo Ni Evy maangkek tangan untuak Tos

Mari wak etong ciek ... duo tigo plokkk  He he he
Alhamdulillah ... lasuah lo bisa Tos jo Ni Evy.

Pandam pakuburan nan ado di kampuang umumno milik pasukuan, walaupun alah
banyak pulo rang sumando bakubuakan di pandam pasukuan tsb. Saroman nan
tajadi di pandam pasukuan pibada, rang sumando pibada umumno mintak
dikubuakan disamping istri tercinta.
Iyo indak ado tadanga kuburan umum doh, antah kok ifah nan indak tau,
antahlah.

Semoga arwah para pejuang yang indak tau kuburannya, mati syahid, dan
arwahnya ditempatkan disisiNya Aamiin.

Uni Evy
Baa caro dan sia pulo kamamuloi agar kandak awak balaku?
Haaa iya yah, tantu ka Pak Tara nan tau situasi politik sangkek itu.

Duhai Pak Tara atau pak Polisi nan ado di Palanta: Bapak Saaf, Inyiak Lako,
Bapak Jacky y.h.h
Caritoanlah ka kami baa mangko  sampai ado PDRI, dan baa mangko tapiliah
Bukittinggi sabagai pusat pemerintahan.

Mokasi banyak atas perhatian Bapak-Bapak

Salam

Hanifah





Pada 26 Januari 2014 12.18,  menulis:

> Waalaikum salam dinda Iffah,
>
> Alah batukuak di ambo tambahan penjelasan dinda maah.
> Nah itu nan ambo mukasuik.
>
> Toss ciek lu... :)
>
> Jadi bukittinggi indak sajo jadi kota wisata - tetapi juo kota perjuangan.
> Bisa disamoan dengan Jogyakarta.
> Rang mudo-mudo harus tau tentang peran urang minang zaman doeloe.
> Untuk menjadikan kota perjuangan ya PDRI itu .
>
> Oh ya papa gaek uni dikuburkan di sungai tanang pado maso agresi kedua. 45
> th lalu bundo uni pai mancari ka sungai tanang tapi indak ado lai jejak
> makamnyo.
> Ikolah saketek carito Bukittinggi pado maso perjuangan dulu. Masih banyak
> lagi. Lubang kalam, benteng, dll,
>
>
> Wassalam,
>
> Evy Nizhamul
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * Hanifah Damanhuri 
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Sun, 26 Jan 2014 07:12:36 +0700
> *To: *rantaunet
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI
>
> Assalammualaikum Wr Wb Ni Evy dan dunsanak sapalanta Yml
>
> Uni Evy
> Ifah satuju jo pandapek Ni Evy
> Namun kok ado nan mangupas PRRI untuak palapeh eweh-uweh dll
> Tidak ada salahnya juga diberi kesempatan
>
> Untuak hanifah pribadi baik PDRI maupun PRRI, carito-carito nan tajadi di
> jaman parang itu, ifah dapek iyo dari RN iko.
> Orang Sungai Tanang tidak banyak menceritakan ke generasi mudo, padahal
> rumah hanifah dijadikan markas tentara pusat sangkek itu. Kami tau dek ado
> bekas terjangan peluru di dindiang rumah. Keganasan PKI iyo lai juo tadanga
> sangkek ketek, dek ado ayah kawan nan mahilang dari peredaran, kato urang
> ayah tsb PKI.
>
> Mangupas PDRI nampakno lai bisa maangkek derajat kampuang awak. Jadi
> generasi mudo kini, bisa tau dan bangga kalau BKt pernah jadi pusat
> pemerintahan. Merekapun bisa pulo mangarati baa mangko ado istana di Bkt.
>
> Mohon maaf untuak nan indak sapamikiran
>
> Salam
>
> Hanifah
>
>
>
>
> Pada 26 Januari 2014 06.45,  menulis:
>
>> Dinda Akmal,
>>
>> Apa nan uni baco dari buku buku sejarah, kan awak alah tau sadonyo yg
>> penyebabnya ado perseteruan politik dikalangan Abri.
>> Sebagian generasi mengalami sisi kelam pasca peristiwa PRRI.
>>
>> Kini jiko dikaji juo, yang bakal muncul hanyolah bersifat pribadi. Alah
>> banyak urang awak ma ungkapnyo. Nan indak talok di awak adolah maungkap
>> dari kalangan militer.
>> Jadi, jiko ka dilanjutkan kajian ko, kalau uni tetap berpandangan
>> menyeluruh, sejauh mana kontribusi Sumbar waktu membangun republik ini.
>> Bagi uni ya itulah Pemerintah Darurat RI. Nyata benar Bukittinggi pernah
>> jadi pusat kendali pemerintah RI. Masyarakat berjuang dengan semangat dan
>> materi. Ini murni perjuangan !
>>
>> Kini ado ndak, nan mengkaji " ado apo di tubuh ABRI sehingga timbul
>> pemberontakan? Kenapa militer yg jd tokohnya?
>>
>> Perjuangan di Aceh, jelas bermisi syariah islam. Berbeda dengan Sumbar
>> membentuk Pemerintahan Refolusioner yang berkonotasi militer.
>>
>> Jadi ambo setuju dengan pak MN, serahkanlah kpd pusat2 studi sejarah di
>> Univ/PT sumbar yang mengkaji scr menyeluruh, kontribusi dan perjuangan
>> rakyat Sumbar bagi Republik ini. Karya studi butuh dana, tanggung-jawab
>> yang tinggi dan obyetif.
>>
>> Wassalam,
>>
>> Evy Nizhamul
>>
>>
>>
>>
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> --
>> *From: * Akmal Nasery Basral 
>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
>> *Date: *Sat, 25 Jan 2014 17:37:36 +0700
>> *To: *rantaunet@googlegroups.com
>> *ReplyTo: * rantaunet@g

Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI ----> kesimpulan.

2014-01-25 Thread Dr. Saafroedin Bahar
Dari tanggapan taradok gagasan nan ambo sampaikan, nampaknyo iyo indak kuaik 
bana keinginan utk maadokan Pusat Studi PRRI. Banyak nan ingin manyarahkannyo 
ka perguruan tinggi di Sumbar, nan nampaknyo salamo ko indak pulo basalero 
bana. 
Namun wacana di RantauNet bisa kito lanjuikkan utk manampuang uweh-uweh 
pribadi, nan sedang dikumpuakan dek Pak Abraham Ilyas Datuk Soda. Itu juo 
menarik, dan ambo alah mamasan ciek.
Wassalam,
SB,77, Sby.

Sent from my iPad

> On 26 Jan 2014, at 12.18, hyvn...@yahoo.com wrote:
> 
> Waalaikum salam dinda Iffah,
> 
> Alah batukuak di ambo tambahan penjelasan dinda maah.
> Nah itu nan ambo mukasuik.
> 
> Toss ciek lu... :)
> 
> Jadi bukittinggi indak sajo jadi kota wisata - tetapi juo kota perjuangan. 
> Bisa disamoan dengan Jogyakarta. 
> Rang mudo-mudo harus tau tentang peran urang minang zaman doeloe.
> Untuk menjadikan kota perjuangan ya PDRI itu .
> 
> Oh ya papa gaek uni dikuburkan di sungai tanang pado maso agresi kedua. 45 th 
> lalu bundo uni pai mancari ka sungai tanang tapi indak ado lai jejak makamnyo.
> Ikolah saketek carito Bukittinggi pado maso perjuangan dulu. Masih banyak 
> lagi. Lubang kalam, benteng, dll,
> 
> Wassalam,
> 
> Evy Nizhamul
> 
> 
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> From: Hanifah Damanhuri 
> Sender: rantaunet@googlegroups.com
> Date: Sun, 26 Jan 2014 07:12:36 +0700
> To: rantaunet
> ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com
> Subject: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI
> 
> Assalammualaikum Wr Wb Ni Evy dan dunsanak sapalanta Yml
> 
> Uni Evy
> Ifah satuju jo pandapek Ni Evy
> Namun kok ado nan mangupas PRRI untuak palapeh eweh-uweh dll
> Tidak ada salahnya juga diberi kesempatan
> 
> Untuak hanifah pribadi baik PDRI maupun PRRI, carito-carito nan tajadi di 
> jaman parang itu, ifah dapek iyo dari RN iko.
> Orang Sungai Tanang tidak banyak menceritakan ke generasi mudo, padahal rumah 
> hanifah dijadikan markas tentara pusat sangkek itu. Kami tau dek ado bekas 
> terjangan peluru di dindiang rumah. Keganasan PKI iyo lai juo tadanga sangkek 
> ketek, dek ado ayah kawan nan mahilang dari peredaran, kato urang ayah tsb 
> PKI. 
> 
> Mangupas PDRI nampakno lai bisa maangkek derajat kampuang awak. Jadi generasi 
> mudo kini, bisa tau dan bangga kalau BKt pernah jadi pusat pemerintahan. 
> Merekapun bisa pulo mangarati baa mangko ado istana di Bkt. 
> 
> Mohon maaf untuak nan indak sapamikiran
> 
> Salam
> 
> Hanifah
> 
> 
> 
> 
> Pada 26 Januari 2014 06.45,  menulis:
>> Dinda Akmal,
>> 
>> Apa nan uni baco dari buku buku sejarah, kan awak alah tau sadonyo yg 
>> penyebabnya ado perseteruan politik dikalangan Abri.
>> Sebagian generasi mengalami sisi kelam pasca peristiwa PRRI. 
>> 
>> Kini jiko dikaji juo, yang bakal muncul hanyolah bersifat pribadi. Alah 
>> banyak urang awak ma ungkapnyo. Nan indak talok di awak adolah maungkap dari 
>> kalangan militer. 
>> Jadi, jiko ka dilanjutkan kajian ko, kalau uni tetap berpandangan 
>> menyeluruh, sejauh mana kontribusi Sumbar waktu membangun republik ini. Bagi 
>> uni ya itulah Pemerintah Darurat RI. Nyata benar Bukittinggi pernah jadi 
>> pusat kendali pemerintah RI. Masyarakat berjuang dengan semangat dan materi. 
>> Ini murni perjuangan !
>> 
>> Kini ado ndak, nan mengkaji " ado apo di tubuh ABRI sehingga timbul 
>> pemberontakan? Kenapa militer yg jd tokohnya? 
>> 
>> Perjuangan di Aceh, jelas bermisi syariah islam. Berbeda dengan Sumbar 
>> membentuk Pemerintahan Refolusioner yang berkonotasi militer. 
>> 
>> Jadi ambo setuju dengan pak MN, serahkanlah kpd pusat2 studi sejarah di 
>> Univ/PT sumbar yang mengkaji scr menyeluruh, kontribusi dan perjuangan 
>> rakyat Sumbar bagi Republik ini. Karya studi butuh dana, tanggung-jawab yang 
>> tinggi dan obyetif.
>> 
>> Wassalam,
>> 
>> Evy Nizhamul
>> 
>> 
>> 
>> 
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> From: Akmal Nasery Basral 
>> Sender: rantaunet@googlegroups.com
>> Date: Sat, 25 Jan 2014 17:37:36 +0700
>> To: rantaunet@googlegroups.com
>> ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com
>> Subject: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI
>> 
>> Uni Evy n.a.h.
>> 
>> Kalau pandangan ambo pribadi, baik PRRI mau pun PDRI, kaduonyo samo berskala 
>> nasional, bahkan internasional, jika diliek dari perspektif sejarah.
>> Adalah keliru kalau melihat PRRI hanya skala lokal.
>> 
>> Betul bahwa locus PRRI adalah di Sumbar, tapi perhatikan pada susunan 
>> kabinet PRRI. Pos Menteri Sosial ditempati oleh Ayah Gani. Siapa Ayah Gani?
>> Pria bernama lengkap Abdul Gani Usman ini adalah pria Aceh tulen k

Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI ----> kesimpulan.

2014-01-26 Thread Dr. Saafroedin Bahar
Pak Abraham, rasonyo ado beda antaro sekedar banyak bahan ttg PRRI jo maadokan 
studi berkelanjutan ttg PRRI, nan akan mengolah bahan-bahan itu sacaro ilmiah 
dan manabikkan buku sarato majalah. Kalau alah ado kegiatan studi saroman itu, 
syukurlah. Nan jadi masalah adolah kalau alun ado. Satahu ambo baru Prof 
Mestika Zed nan alah manulih ttg PRRI cq ttg Letkol Ahmad Husein. Antah kok ado 
nan lain. 

Wassalam,
SB, 77, Sby.

Sent from my iPad

> On 26 Jan 2014, at 17.34, Abraham Ilyas  wrote:
> 
> keinginan utk maadokan Pusat Studi PRRI. Banyak nan ingin manyarahkannyo ka 
> perguruan tinggi di Sumbar, nan nampaknyo salamo ko indak pulo basalero bana.
> 
> 
> Setuju ambo Pak Saafbeberapa bulan yang yl. ambo basarato kmda. Afrinaldi 
> Sumpur (colek As, bakabalah pulo !), lai datang basilaturahmi ka jurusan 
> sejarah di salah satu Universitas negeri di Padang.
> 
> 
> 
> Walau kadatangan kami indak memberi tahu terlebih dahulu, tapi lah ambo 
> perkenalkan badandiri bahwa kito olah bakawan di fb. Ambo lai ditarimo dek 
> katua jurusan dan seorang doto sejarah.
> 
> .. bahkan ambo diberitahu oleh beliau satantangan kaba peri peri iko ado 
> banyak bahannyo di salah satu PT swasta (disabuikkan wakatu itu, . tapi 
> lah lupo pulo namonyo PT tsb. walaupun alah direkomendasikan sacaro lisan ka 
> sinan ...apo itu nan kito mukasuik Pusat Studi PRRI ?)
> 
>  
> 
> satantangan buku kaba nan sadang direncanakan tabik tersebut, sampai hari iko 
> masih dalam taraf akhir, dan insyaalah sebelum tanggal 15 Februari 2014 sudah 
> bisa dibaca oleh si pemesan.
> 
> 
> 
> Daftar nama pemesan buku:  
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> no
> 
> nama
> 
> jumlah
> 
> alamat
> 
> 1
> 
> Andiko St. Mancayo
> 
> 2
> 
>  
> 
> 2
> 
> H. Asmun Sju’eb
> 
> 1
> 
> Jl. Merpati no. 5, 280 Rt. 04/Rw. 013, Depok 16432
> 
> 3
> 
> Darwin Chalidi
> 
> 1
> 
>  
> 
> 4
> 
> Ikbal Rahman
> 
> 1
> 
> Jl. Blanti Barat VI no. 9 Kel. Lolong Blanti, telp. 0751 40124 Padang
> 
> 5
> 
> Maturidi
> 
> 1
> 
>  
> 
> 6
> 
> Mestika Zed
> 
> 2
> 
>  
> 
> 7
> 
> Muchwardi Muchtar
> 
> 1
> 
> 0812 7802 077
> 
> 8
> 
> Nismah Rumzy
> 
> 10
> 
>  
> 
> 9
> 
> Novenri
> 
> 1
> 
> Gdg. Syam Syam Lt. 1, Room 106, PT. CPI Office, Duri Camp, Riau 2884
> 
> 10
> 
> Rina Permadi
> 
> 2
> 
>  
> 
> 11
> 
> Saafruddin Bahar
> 
> 1
> 
>  
> 
> 12
> 
> Zubir Amin
> 
> 1
> 
> Jl. Muzdalifah no. 5, Kompleks PQT, Kelurahan Srengseng Rt. 03/Rw. 01, 
> Kembangan, Jakarta Barat 11630
> 
> 
> 
> salam 
> 
> 
> Abraham Ilyas, lk. 68th
> -- 
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
> subjeknya.
> ===
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> --- 
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
> Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
> email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


RE: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI ----> ttg PDRI.

2014-01-27 Thread Rina Permadi
Assalamu'alaikum warahmatullah,

Maaf ambo sato manyalo,

 

Supayo barimbang timbangan ko, sebaiknyo Uni Iffah mananyoan juo pertanyaan
ko :

 

" Baa kok tokoh sekaliber Presiden Prawiranegara, dan sekuliliang tokoh2
NKRI se Nusantara  banyak nan sato PRRI/Permesta nan mambarontak wakatu tu
?" tamasuak M Natsir nan terkenal jo mosi integral-liau. Apo nan salah jo
Pusat ? Dan baa dek sampai kalua mangundurkan diri Bung Hatta  sebagai wakil
presiden.

Dan suatu ketika baa kok Pak Soekarno digoblok2 I dek PM Syahrir ? Dan
penilaian nan mirip kutiko ambo baco biografi Bung Hatta judul untuk
Negeriku terhadap Soekarno di maso2 awal sebelum kemerdekaan.

 

Trus kemudian baa kok bisa ado campua tangan AMerika jo CIA-nyo jo tokoh2
militer wakatu tu ?

Trus baa dek kudian tokoh besar sarupo Pak Natsir dikucilkan dan dikerdilkan
tapi Ventje Sumual malah kayo rayo jo pemberian 400 rb hektar hak
pengelolaan hutan di Indonesia Timur sana  dan banyak tokoh PRRI nan
bergabung ka perusahaan tu.

 

Banyak maaf kalau apo nan ambo baco dari banyak literature tu adolah
kebohongan gadang sebab ambo indak bisa ingek sadonyo dima ambo baco (maaf),
kalau baitu silahkan abaikan sajo tanyo2 diateh.

 

Wassalam

Rina, 36, Batam

 

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On
Behalf Of Zubir Amin
Sent: Tuesday, January 28, 2014 8:57 AM
To: RantauNet Group
Subject: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI > ttg PDRI.

 

Knkn Hanifah Damanhuri nn kritis n sanak Palanta nn baik.
Kiprah alm mr Safruddin Prawiranegara dlm PDRI sangat membanggakan n
menaikan pamor rang Minangkabau cq Sumteng(kini Sumbar) demi tegaknya n
kesinambungan NKRI.
Sebaliknya secara diametral kiprah alm mr Safruddin Prawiranegara dlm PRRI
di Sumbar,sangat menghancurkan bukan saja harga diri n harkat ughang Minang
cq Sumbar tapi juga memorakporandakan sarana n prasarana daerah Sumbar.Aksi
ybs itu meruntuhkan harga diri Sumbar n masyarakat Minang. Batanyolah kpd
orang tuo kito pak Harun Zain n Uda Azwar Anas re- hal ini nn masing2 beliau
pernah menjadi KDH Tk I/Gubernur Sumbar sesudah pemberontakan PRRI.
Jadi ndak ado kaitan antaro peranan alm Mr Sjafruddin Prawiranegara di PDRI
dgn peranan ybs di PRRI.Batulak balakang. Coba lihat pulo pandangan senior
kita di Palanta ini Uda DR Sjaroedin Bahar mengenai hal ini beberapa hari nn
lalu di RN kito ini.
Re- pemberian gelar pahlawan Nasional oleh Pem RI baru2 ini kpd
alm,semata-mata dgn pertimbangan peranan beliau dlm PDRI bukan di PRRI.
JB,DtRJ,75thn,sk Mandahiliang,IV Angkek Padusunan,Pariaman Timur,ki ni di
Bonjer,Jakbar.

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerryR smartphone

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI ----> ttg PDRI.

2014-01-27 Thread Hayatun Nismah Rumzy
Assalamu Alaikum W. W.
Terima kasih banyak untuk ananda Fadlizon cs. yang telah mengadakan seminar 
tentangan PDRI. Banyak tokoh yang hadir putra putri pelaku sejarah dan juga 
beberapa pelaku sejarah. Alm. Pak Soedarpo dan alm. Bu Mien Darpo, alm. Pak 
Rosihan dan alm. Bu Ida putra putri alm. Pak Sjafroeddin, banyak juga yang dari 
daerah Sumbar dan Riau sengaja datang ke Jakarta. Mestika Zed sengaja datang 
dari Padang. Erwin Rasjid putra alm. Mr Moh Rasjid, Soedarsono, berikut pameran 
foto2. Diadakan 13 Juli 2007 dan sesudah itu diakui pemerintah pencetusan PDRI 
sebagai hari Bela Negara. Setahun sudah itu Pak Sjaf diangkat sebagai pahlawan 
Nasional.
Pendapat pribadi saya PDRI tak usah diseminarkan lagi karena kita sepakat sudah 
bahwa PDRI sebuah penyelamatan NKRI. Saya punya dokumentasinya.
PRRI adah sebuah koreksi untuk menjaga kesatuan NKRI. 
Sekuan dulu mohon maaf

@Hayatun Nismah Rumzy#

> On 27 Jan 2014, at 13.44, "Dr. Saafroedin Bahar" 
>  wrote:
> 
> Bu Iffah, kecuali tokoh politiknyo samo, yaitu Mr Syafruddin Prawiranegara, 
> indak ado kaitan antaro PDRI jo PRRI. Dikaik-kaikkan tantu bisa sajo, he he.
> 
> Wassalam,
> SB, 77, Sby.
> 
> Sent from my iPad

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI ----> ttg PDRI.

2014-01-28 Thread Bunda Nismah
Sedikit koreksi 13 Juli 2006 di Le Meridien dan Pak Saaf Ketua Steering Committe
Iko ambo kutip arsip dari R@ntau-Net Bulan Juli 2006

Assalamu Alaikum Warahmatullah W. W. Lah lamo indak kapalanta - ambo 
cigok-cigok ambo tengok-tengok jarek. Manengok kok ado nan manyangkuik dijarek 
tu. Salamo ambo maninggalkan lapau iyolah ado pulo nan dikarajokan nan lain nan 
manuruik ambo indak kalah pentingnyo untuak rang Minang yaitu ambo ikuik di 
kepanitiaan Seminar Sehari tentang PDRI dan Perannya dalam Strategi Diplomasi 
International yand diadakan di Hotel Le Meridien Jakarta tgl 13 Juli 2006. 
Karajo ko diketuai dan nan manjadi Ketua Steering Committeenyo iolah pak 
Saafroeddin Bahar. Rencananya pak Saafroeddin Bahar akan menjadi salah seorang 
pembicara tapi karena kesibukan beliau ke Timor Timur pada tanggal 13 Juli itu 
beliau hanya menyumbangkan makalah: Posisi Krusial Pemerintah Darurat Republik 
Indonesia dalam proses Dekolonisasi dan State Building di Indonesia. Isinya 
menurut ambo mengenai sasaran walaupun yang bersangkutan tidak hadir. Kalau 
menuruik ambo seminar ini sukses mencapai tujuan. Memperkenalkan kepada 
generasi muda dan khalayak PDRI yang sengaja di 2 dekade dilupakan. Ikut 
berbicara di Forum itu ahli sejarah DR. Mestika Zed dan Amrin Imran, wartawan 
senior DR. Rosihan Anwar, pak Juwono Soedarsono Menhankam, saksi sejarah 
Soedarpo Sastrosatomo, Oetaryo, Khalid Sjafroeddin Prawiranegara, dimoderatori 
oleh Fadlizon. Hadir kira-kira 250 orang dari daerah beberapa kepada daerah 
tingkat 2 Sumbar dan para pejuang dan anak-anak penjuang mahasiswa dan dari 
segala golongan. Diadakan pada hari yang sama pameran foto yang tak kalah 
menariknya foto-foto lama yang belum pernah dipublikasikan. Persiapan sebelum 
itu beberapa sukarelawan termasuk ambo "bertungkus lumus" mencari foto ke Arsip 
Nasional, ke Perpustakaan Nasional dan dari beberapa buku, internet dengan 
mencantumkan sumbernya. Rencana kalau ada tempat atau waktu mengizinkan nanti 
akan diadakan pameran foto tersebut. Sekianlah laporan singkat ambo yang kalau 
ado tertarik lebih dalam hubungi ambo melalui japri. Tarimo kasih banyak 
Hayatun Nismah Rumzy


Sent from my iPad

> On 28 Jan 2014, at 11.06, Hayatun Nismah Rumzy  
> wrote:
> 
> Assalamu Alaikum W. W.
> Terima kasih banyak untuk ananda Fadlizon cs. yang telah mengadakan seminar 
> tentangan PDRI. Banyak tokoh yang hadir putra putri pelaku sejarah dan juga 
> beberapa pelaku sejarah. Alm. Pak Soedarpo dan alm. Bu Mien Darpo, alm. Pak 
> Rosihan dan alm. Bu Ida putra putri alm. Pak Sjafroeddin, banyak juga yang 
> dari daerah Sumbar dan Riau sengaja datang ke Jakarta. Mestika Zed sengaja 
> datang dari Padang. Erwin Rasjid putra alm. Mr Moh Rasjid, Soedarsono, 
> berikut pameran foto2. Diadakan 13 Juli 2007 dan sesudah itu diakui 
> pemerintah pencetusan PDRI sebagai hari Bela Negara. Setahun sudah itu Pak 
> Sjaf diangkat sebagai pahlawan Nasional.
> Pendapat pribadi saya PDRI tak usah diseminarkan lagi karena kita sepakat 
> sudah bahwa PDRI sebuah penyelamatan NKRI. Saya punya dokumentasinya.
> PRRI adah sebuah koreksi untuk menjaga kesatuan NKRI. 
> Sekuan dulu mohon maaf
> 
> @Hayatun Nismah Rumzy#
> 
>> On 27 Jan 2014, at 13.44, "Dr. Saafroedin Bahar" 
>>  wrote:
>> 
>> Bu Iffah, kecuali tokoh politiknyo samo, yaitu Mr Syafruddin Prawiranegara, 
>> indak ado kaitan antaro PDRI jo PRRI. Dikaik-kaikkan tantu bisa sajo, he he.
>> 
>> Wassalam,
>> SB, 77, Sby.
>> 
>> Sent from my iPad
> 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI ----> ttg PDRI.

2014-01-28 Thread Dr. Saafroedin Bahar
Tarimo kasih, Bundo. Alah ampia lupo ambo jo makalah ambo tu, dek kesibukan 
macam- macam.

Wassalam,
SB,77, Sby.

Sent from my iPad

> On 28 Jan 2014, at 16.05, Bunda Nismah  wrote:
> 
> Sedikit koreksi 13 Juli 2006 di Le Meridien dan Pak Saaf Ketua Steering 
> Committe
> Iko ambo kutip arsip dari R@ntau-Net Bulan Juli 2006
> 
> Assalamu Alaikum Warahmatullah W. W. Lah lamo indak kapalanta - ambo 
> cigok-cigok ambo tengok-tengok jarek. Manengok kok ado nan manyangkuik 
> dijarek tu. Salamo ambo maninggalkan lapau iyolah ado pulo nan dikarajokan 
> nan lain nan manuruik ambo indak kalah pentingnyo untuak rang Minang yaitu 
> ambo ikuik di kepanitiaan Seminar Sehari tentang PDRI dan Perannya dalam 
> Strategi Diplomasi International yand diadakan di Hotel Le Meridien Jakarta 
> tgl 13 Juli 2006. Karajo ko diketuai dan nan manjadi Ketua Steering 
> Committeenyo iolah pak Saafroeddin Bahar. Rencananya pak Saafroeddin Bahar 
> akan menjadi salah seorang pembicara tapi karena kesibukan beliau ke Timor 
> Timur pada tanggal 13 Juli itu beliau hanya menyumbangkan makalah: Posisi 
> Krusial Pemerintah Darurat Republik Indonesia dalam proses Dekolonisasi dan 
> State Building di Indonesia. Isinya menurut ambo mengenai sasaran walaupun 
> yang bersangkutan tidak hadir. Kalau menuruik ambo seminar ini sukses 
> mencapai tujuan. Memperkenalkan kepada generasi muda dan khalayak PDRI yang 
> sengaja di 2 dekade dilupakan. Ikut berbicara di Forum itu ahli sejarah DR. 
> Mestika Zed dan Amrin Imran, wartawan senior DR. Rosihan Anwar, pak Juwono 
> Soedarsono Menhankam, saksi sejarah Soedarpo Sastrosatomo, Oetaryo, Khalid 
> Sjafroeddin Prawiranegara, dimoderatori oleh Fadlizon. Hadir kira-kira 250 
> orang dari daerah beberapa kepada daerah tingkat 2 Sumbar dan para pejuang 
> dan anak-anak penjuang mahasiswa dan dari segala golongan. Diadakan pada hari 
> yang sama pameran foto yang tak kalah menariknya foto-foto lama yang belum 
> pernah dipublikasikan. Persiapan sebelum itu beberapa sukarelawan termasuk 
> ambo "bertungkus lumus" mencari foto ke Arsip Nasional, ke Perpustakaan 
> Nasional dan dari beberapa buku, internet dengan mencantumkan sumbernya. 
> Rencana kalau ada tempat atau waktu mengizinkan nanti akan diadakan pameran 
> foto tersebut. Sekianlah laporan singkat ambo yang kalau ado tertarik lebih 
> dalam hubungi ambo melalui japri. Tarimo kasih banyak Hayatun Nismah Rumzy
> 
> 
> Sent from my iPad
> 
>> On 28 Jan 2014, at 11.06, Hayatun Nismah Rumzy  
>> wrote:
>> 
>> Assalamu Alaikum W. W.
>> Terima kasih banyak untuk ananda Fadlizon cs. yang telah mengadakan seminar 
>> tentangan PDRI. Banyak tokoh yang hadir putra putri pelaku sejarah dan juga 
>> beberapa pelaku sejarah. Alm. Pak Soedarpo dan alm. Bu Mien Darpo, alm. Pak 
>> Rosihan dan alm. Bu Ida putra putri alm. Pak Sjafroeddin, banyak juga yang 
>> dari daerah Sumbar dan Riau sengaja datang ke Jakarta. Mestika Zed sengaja 
>> datang dari Padang. Erwin Rasjid putra alm. Mr Moh Rasjid, Soedarsono, 
>> berikut pameran foto2. Diadakan 13 Juli 2007 dan sesudah itu diakui 
>> pemerintah pencetusan PDRI sebagai hari Bela Negara. Setahun sudah itu Pak 
>> Sjaf diangkat sebagai pahlawan Nasional.
>> Pendapat pribadi saya PDRI tak usah diseminarkan lagi karena kita sepakat 
>> sudah bahwa PDRI sebuah penyelamatan NKRI. Saya punya dokumentasinya.
>> PRRI adah sebuah koreksi untuk menjaga kesatuan NKRI. 
>> Sekuan dulu mohon maaf
>> 
>> @Hayatun Nismah Rumzy#
>> 
>>> On 27 Jan 2014, at 13.44, "Dr. Saafroedin Bahar" 
>>>  wrote:
>>> 
>>> Bu Iffah, kecuali tokoh politiknyo samo, yaitu Mr Syafruddin Prawiranegara, 
>>> indak ado kaitan antaro PDRI jo PRRI. Dikaik-kaikkan tantu bisa sajo, he he.
>>> 
>>> Wassalam,
>>> SB, 77, Sby.
>>> 
>>> Sent from my iPad
> -- 
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
> subjeknya.
> ===
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> --- 
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
> Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
> email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/o

Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI ----> ttg PDRI.

2014-01-28 Thread ZulTan

Sabana cerdas.

Salam, 
ZulTan, L, 53, Bogor

-Original Message-
From: marwan_pari...@yahoo.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Tue, 28 Jan 2014 17:23:01

To: 
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Bls: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI > ttg PDRI.



 
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya.  
 
 
Dari: Dr. Saafroedin Bahar
Terkirim: Selasa, 28 Januari 2014 21:57 PM
Ke: rantaunet@googlegroups.com
Balas Ke: rantaunet@googlegroups.com
Cc: RantauNet@googlegroups.com
Perihal: Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI > ttg PDRI.


Bung Anwar Djambak, iyo, itu memang angan-angan. Walau sasamo urang awak, faham 
politik balain-lain. Nampaknyo memang saroman itu dalam kenyataannyo, saisuak, 
kini, dan mungkin juo di maso datang. Rambuik nan samo hitam, ideologi 
balain-lain. Nampaknyo indak ado hubungan antaro persamaan kebudayaan jo 
ideologi. Urang lain juo indak. Urang Arab nan budayanyo samo, bakuhampeh 
sampai kini.

Wassalam,
SB, 77, Sby.

Sent from my iPad

> On 28 Jan 2014, at 19.13, "anwardjambak(alhaqirwalfaqir)" 
>  wrote:
> 
> 
> Pak Saf,
> 
> Idealny, Sapatuiknyo, bilo Bung Hatta lah basubarangan jo Soekarno, urg 
> Minang lah basatu di belakang Bung Hatta tu.
> 
> Seluruh tokoh Minang tanpa terkecuali:
> 
> -M Natsir
> - Sutan Sjahrir
> -H, Agoes Salim
> -Syafroeddi Prawiranegara (anak pisang)
> - dll
> 
> 
> 
> Sangenek angan2
> 
> 
> 
> Wassalam,
> 
> alhaqirwalfaqir,
> anwardjambak L45+, 
> mudiak Pyk-Pku,
> Kualalumpur,
> kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), 
> 
> "Maminteh Sabalun Hanyuik.!"
> 
> Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile
> 
> -- 
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
> subjeknya.
> ===
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> --- 
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
> Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
> email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
 3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 -- 
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/su

Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI ----> ttg PDRI.

2014-01-28 Thread anwardjambak(alhaqirwalfaqir)

Pak Saf,

Idealny, Sapatuiknyo, bilo Bung Hatta lah basubarangan jo Soekarno, urg Minang 
lah basatu di belakang Bung Hatta tu.

Seluruh tokoh Minang tanpa terkecuali:

-M Natsir
- Sutan Sjahrir
-H, Agoes Salim
-Syafroeddi Prawiranegara (anak pisang)
- dll



Sangenek angan2



Wassalam,

alhaqirwalfaqir,
anwardjambak L45+, 
mudiak Pyk-Pku,
Kualalumpur,
kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), 

"Maminteh Sabalun Hanyuik.!"

Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI ----> ttg PDRI.

2014-01-28 Thread Dr. Saafroedin Bahar
Bung Anwar Djambak, iyo, itu memang angan-angan. Walau sasamo urang awak, faham 
politik balain-lain. Nampaknyo memang saroman itu dalam kenyataannyo, saisuak, 
kini, dan mungkin juo di maso datang. Rambuik nan samo hitam, ideologi 
balain-lain. Nampaknyo indak ado hubungan antaro persamaan kebudayaan jo 
ideologi. Urang lain juo indak. Urang Arab nan budayanyo samo, bakuhampeh 
sampai kini.

Wassalam,
SB, 77, Sby.

Sent from my iPad

> On 28 Jan 2014, at 19.13, "anwardjambak(alhaqirwalfaqir)" 
>  wrote:
> 
> 
> Pak Saf,
> 
> Idealny, Sapatuiknyo, bilo Bung Hatta lah basubarangan jo Soekarno, urg 
> Minang lah basatu di belakang Bung Hatta tu.
> 
> Seluruh tokoh Minang tanpa terkecuali:
> 
> -M Natsir
> - Sutan Sjahrir
> -H, Agoes Salim
> -Syafroeddi Prawiranegara (anak pisang)
> - dll
> 
> 
> 
> Sangenek angan2
> 
> 
> 
> Wassalam,
> 
> alhaqirwalfaqir,
> anwardjambak L45+, 
> mudiak Pyk-Pku,
> Kualalumpur,
> kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), 
> 
> "Maminteh Sabalun Hanyuik.!"
> 
> Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile
> 
> -- 
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
>  1. Email besar dari 200KB;
>  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
>  3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
> subjeknya.
> ===
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> --- 
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
> Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
> email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Bls: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI ----> ttg PDRI.

2014-01-28 Thread marwan_paris45
 Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya.Dari: Dr. Saafroedin BaharTerkirim: Selasa, 28 Januari 2014 21:57 PMKe: rantaunet@googlegroups.comBalas Ke: rantaunet@googlegroups.comCc: RantauNet@googlegroups.comPerihal: Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Pusat Studi PRRI > ttg PDRI.Bung Anwar Djambak, iyo, itu memang angan-angan. Walau sasamo urang awak, faham politik balain-lain. Nampaknyo memang saroman itu dalam kenyataannyo, saisuak, kini, dan mungkin juo di maso datang. Rambuik nan samo hitam, ideologi balain-lain. Nampaknyo indak ado hubungan antaro persamaan kebudayaan jo ideologi. Urang lain juo indak. Urang Arab nan budayanyo samo, bakuhampeh sampai kini.Wassalam,SB, 77, Sby.Sent from my iPad> On 28 Jan 2014, at 19.13, "anwardjambak(alhaqirwalfaqir)"  wrote:> > > Pak Saf,> > Idealny, Sapatuiknyo, bilo Bung Hatta lah basubarangan jo Soekarno, urg Minang lah basatu di belakang Bung Hatta tu.> > Seluruh tokoh Minang tanpa terkecuali:> > -M Natsir> - Sutan Sjahrir> -H, Agoes Salim> -Syafroeddi Prawiranegara (anak pisang)> - dll> > > > Sangenek angan2> > > > Wassalam,> > alhaqirwalfaqir,> anwardjambak L45+, > mudiak Pyk-Pku,> Kualalumpur,> kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), > > "Maminteh Sabalun Hanyuik.!"> > Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile> > -- > .> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.> ===> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:> * DILARANG:>  1. Email besar dari 200KB;>  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >  3. Email One Liner.> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.> ===> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/> --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.-- .* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.===UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:* DILARANG:  1. Email besar dari 200KB;  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;   3. Email One Liner.* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.===Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/--- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.



-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.