Re: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta

2013-07-21 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar.
Dinda Ajoduta, suaro ambo indak mangkuih lai doh, he he.
Wassalam,
SB.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.




Re: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta

2013-07-21 Terurut Topik ajo duta
Tadinyo kami berharap bedah buku TCBP ko akan dilakukan juo di AS.
Namun terkendala belum mendapatkan sponsor untuk penulis. Mungkin
Uda Saaf selaku mantan preskom Semen Padang bisa mabisiakkan ka
direktur, untuak mengaluakan dana CSR-nyo. Beko akomodasi bia
kami nan manangguang di AS.



*Mari sato "Program Bingkisan Lebaran RN Rp.100.000"*

Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo
Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli -
Jakarta - Sterling, Virginia USA



2013/7/19 Akmal Nasery Basral 

>
>
> Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis:
>
> **
>> Aslm kanda akmal..
>>
>> Tadi siang, dalam khutbah jumat, khatib menyebut tentang buya hamka yang
>> praktek kan doa qunut sewaktu pergi ke madura atas undangan orang tua gus
>> dur.. Adakah kisah ini diangkat dalam novel nya yang kedua nanti..
>>
>> Ini sangat bagus dalam konteks ukhuwah islamiyah.. Dalam khutbah jumat
>> nya tadi, khatib menyebut ttg buya yang muhammadiyah, karena dipersilahkan
>> tuan rumah yang notabene nadliyin utk jadi imam, maka buya melakukan shalat
>> sebagaimana yang diyakini orang NU.
>>
>> Imran, 37, tingga di pdg, asal baso, agam
>> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
>> Teruuusss...!
>> --
>> *
>> *
>>
> Wa'alaikum salam Wr. Wb sanak Imran,
> menurut ambo ada 2 kemungkinan penjelasan, yakni:
>
> 1. Kalau disebut khatib yang mengundang adalah orang tua Gus Dur, berarti
> itu KH Wahid Hasyim, menteri agama pertama RI,  yang meninggal dunia muda
> (sekitar umur 38 tahun) di awal tahun 50-an. Saya belum pernah mendengar
> versi ini, meski mungkin saja terjadi di awal 50-an itu Buya Hamka sudah
> bertemu KH Wahid Hasyim.
>
> Versi soal Buya Hamka ikut qunut Subuh yang lebih bisa diverifikasi adalah
> ketika beliau diundang ke tempat KH Abdullah Syafi'i, ulama yang kondang
> disebut "Macan Betawi". Di tempat KHAS lah Buya Hamka melakukan qunut
> (sebagai imam).
>
> Lalu ketika gantian KHAS datang ke Al Azhar membalas kunjungan Buya Hamka
> saat salat Jumat, Buya Hamka yang saat itu dijadwalkan menjadi khatib
> dan imam, menyilakan KHAS menjadi khatib dan imam. Untuk menghormati
> sahabatnya itu, dilakukan dua kali azan Jumat (yang tak pernah dilakukan Al
> Azhar sebelumnya) yang dilakukan oleh bilal Al Azhar atas permintaan Buya
> Hamka.
>
> 2. Kemungkinan besar, dua nama ini (KH Abdullah Syafi'i dan KH Wahid
> Hasyim) sering tertukar (tanpa sengaja) ketika para khatib/muballigh
> berkisah soal qunut Subuh yang dilakukan Buya Hamka. Sejauh ini, saya lebih
> cenderung percaya pada versi kejadian itu dengan KHAS ketimbang dengan KHWH.
>
> Ya, sanak Imran, insya Allah kisah "toleransi qunut" ini akan ada juga di
> novel TCBP 2.
>
> Wassalam,
>
> ANB,
>
>> 45, Cibubur
>
>>
>>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda me

Re: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta

2013-07-21 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar.
Bung Akmal, memang itu kenyataan nan tajadi jo urang awak, indak hanyo kini, 
tapi sajak saisuak. Urang awak hanyo tahu jo nagari, suku,  atau jo dunsanaknyo 
surang-surang sajo. Itupun alah mulai bakurang. Tantang Minangkabau sacaro 
manyaluruh, kesan ambo nampaknyo indak jaleh bana bagi sabagian gadang urang 
urang awak. Urang hanyo tahu sapotong-sapotong sajo.  Yakinlah, indak kabanyak 
dukungan utk manimbuakan kesadaran baminang-minang sacaro manyaluruah ko doh. 
Kito alah asyik jo diri surang-surang sajo, sampai diejek Gus Dur th 1983 (?) 
bhw Minangkabau tu indak ado apo-aponyo lai. Buku ' Sejarah Minangkabau' nan 
langkok sampai kini alun juo ditulih ( paling akhir ditulih bagageh-gageh th 
1970). Walaupun baitu, jalan taruih sajolah. Harus ado nan amuah mangarajokan 
apo nan sadang bung Akmal karajokan kini. Suatu saat pasti baguno, yaitu wakatu 
kito tampil sbg salah satu sukubangso jo identitas kultural khas di 
tangah-tangah 1.112 sukubangso Indonesia maso kini ( Sensus 2010) dan anak mudo 
awak batanyo: apo sabananyo nan Minangkabau tu ? Kok indak bana diparatikan dek 
urang awak, urang lain kan lai baminat, apolagi anak mudo awak di rantau.
Wassalam,
SB.  
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.




Re: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta

2013-07-20 Terurut Topik fashridjalmnoor
Sanak ANB dan para sanak sapalanta yth.

"Qunut Subuh" Buya Hamka ini yang terjadi bukan hanya sekali (misalnya hanya 
dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan (ternyata) beberapa kali baik dengan KH 
Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim 
bisa diintrepetasikan sbg "toleransi".

Tapi patut diingat bahwa qunut itu hukumnya sunat (atau ada yg berpendapat 
lain)?

Salam
FMNS
L65bdg 

 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Akmal Nasery Basral 
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sun, 21 Jul 2013 07:57:48 
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta

Betul Ari,
saya juga percaya bahwa kisah "toleransi qunut Subuh" Buya Hamka ini
terjadi bukan hanya sekali (misalnya hanya dengan KH Abdullah Syafi'i),
melainkan bisa beberapa kali baik dengan KH Idham Chalid maupun KH Wahid
Hasyim.

Boleh jadi berkat inspirasi toleransi qunut inilah maka Din Syamsuddin yang
mantan ketua IPNU terinspirasi "pindah kapling" ke Muhammadiyah :) dan
bahkan terpilih menjadi ketua umum PP pula selama dua periode.

Wassalam,

ANB
45, Cibubur

Pada Minggu, 21 Juli 2013, Ari Noviandi menulis:

> Kanda Akmal,
>   Kalau versi yang sering saya dengar, adalah ketika Buya Hamka naik kapal
> pergi Haji yang isinya ada petinggi NU. Diatas kapal yang berminggu-minggu
> itu, yang isinya lengkap dengan pengikut Muhammadiyah dan pengikut NU kedua
> ulama besar ini bergantian menjadi imam. Ketika Buya Hamka yang jadi imam
> beliau melakukan qunut, sebaliknya jika petinggi NU yang jadi imam, maka
> beliau malah tidak qunut. Tetangga saya pak Haji yang orang betawi tiap
> bertemu saya senang sekali menceritakan kisah ini, tapi tak menyebutkan
> siapa petinggi NU itu. Ketika barusan saya google, sang 'petinggi' NU itu
> rupanya adalah KH Idham Chalid. Mungkin cerita ini bisa diverifikasi juga
> karena rasanya cukup sering saya dengar disebutkan orang.
>   Kalau cerita sang Khatib dibawah, bisa jadi salah tapi bisa jadi benar.
> Sebelum wafatnya KH Wahid Hasyim, saya rasa bisa saja ada undangan ke
> Madura tersebut. Bisa saja ditanyain ke anak keturunan atau orang dekat
> sang Kiai atau Buya Hamka. Cara lain, adalah kalau sanak Imran bisa ketemu
> khatib tersebut lagi tentu bisa juga ditanya darimana sumbernya.
>
>
> wassalam
> .ari 37thn jkt
>
>
> 2013/7/19 Akmal Nasery Basral  'cvml', 'ak...@rantaunet.org');>>
>
>> Dinda Imran,
>> untungnya kisah yang disampaikan khatib Jumat yang dinda dengar tadi
>> masih "separuh benar" karena esensinya adalah pada sikap toleransi Buya
>> Hamka terhadap pihak lain, bukan pada sosok pihak lain itu. Jadi bukan
>> kesalahan fatal.
>>
>> Tetapi tentu saja jika nama tokoh itu bisa akurat sebagaimana peristiwa
>> yang terjadi, akan lebih baik lagi.
>>
>> Wassalam,
>>
>> ANB
>> 45, Cibubur
>>
>>
>> Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis:
>>
>>> **
>>> Semoga dengan lahirnya buku ke 2 ini, sejarah nya jadi lurus.. Tak
>>> bertukar lagi seperti pernyataan khatib jumat tadi..
>>> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
>>> Teruuusss...!
>>> --
>>> *From: * Akmal Nasery Basral 
>>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
>>> *Date: *Fri, 19 Jul 2013 22:16:00 +0700
>>> *To: *rantaunet@googlegroups.com
>>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
>>> *Subject: *[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
>>>
>>>
>>>
>>> Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis:
>>>
 **
 Aslm kanda akmal..

 Tadi siang, dalam khutbah jumat, khatib menyebut tentang buya hamka
 yang praktek kan doa qunut sewaktu pergi ke madura atas undangan orang tua
 gus dur.. Adakah kisah ini diangkat dalam novel nya yang kedua nanti..

 Ini sangat bagus dalam konteks ukhuwah islamiyah.. Dalam khutbah jumat
 nya tadi, khatib menyebut ttg buya yang muhammadiyah, karena dipersilahkan
 tuan rumah yang notabene nadliyin utk jadi imam, maka buya melakukan shalat
 sebagaimana yang diyakini orang NU.

 Imran, 37, tingga di pdg, asal baso, agam
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
 Teruuusss...!
 --
 *
 *

>>> Wa'alaikum salam Wr. Wb sanak Imran,
>>> menurut ambo ada 2 kemungkinan penjelasan, yakni:
>>>
>>> 1. Kalau disebut khatib yang mengundang adalah orang tua Gus Dur,
>>> berarti itu KH Wahid Hasyim, menteri agama pertama RI,  yang meninggal
>>> dunia muda (sekitar umur 38 tahun) di awal tahun 50-an. Saya belum pernah
>>> mendengar versi ini, meski mungkin saja terjadi di awal 50-an itu Buya
>>> Hamka sudah bertemu KH Wahid Hasyim.
>>>
>>> Versi soal Buya Hamka ikut qunut Subuh yang lebih bisa diverifikasi
>>> adalah ketika beliau diundang ke tempat KH Abdullah Syafi'i, ulama yang
>>> kondang disebut "Macan Betawi". Di tempat KHAS lah Buya Hamka melakukan
>>> qunut (sebagai imam).
>>>
>>> Lalu ketika gantian KHAS da

Re: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta

2013-07-20 Terurut Topik Ari Noviandi
Kanda Akmal,
  Kalau versi yang sering saya dengar, adalah ketika Buya Hamka naik kapal
pergi Haji yang isinya ada petinggi NU. Diatas kapal yang berminggu-minggu
itu, yang isinya lengkap dengan pengikut Muhammadiyah dan pengikut NU kedua
ulama besar ini bergantian menjadi imam. Ketika Buya Hamka yang jadi imam
beliau melakukan qunut, sebaliknya jika petinggi NU yang jadi imam, maka
beliau malah tidak qunut. Tetangga saya pak Haji yang orang betawi tiap
bertemu saya senang sekali menceritakan kisah ini, tapi tak menyebutkan
siapa petinggi NU itu. Ketika barusan saya google, sang 'petinggi' NU itu
rupanya adalah KH Idham Chalid. Mungkin cerita ini bisa diverifikasi juga
karena rasanya cukup sering saya dengar disebutkan orang.
  Kalau cerita sang Khatib dibawah, bisa jadi salah tapi bisa jadi benar.
Sebelum wafatnya KH Wahid Hasyim, saya rasa bisa saja ada undangan ke
Madura tersebut. Bisa saja ditanyain ke anak keturunan atau orang dekat
sang Kiai atau Buya Hamka. Cara lain, adalah kalau sanak Imran bisa ketemu
khatib tersebut lagi tentu bisa juga ditanya darimana sumbernya.


wassalam
.ari 37thn jkt


2013/7/19 Akmal Nasery Basral 

> Dinda Imran,
> untungnya kisah yang disampaikan khatib Jumat yang dinda dengar tadi masih
> "separuh benar" karena esensinya adalah pada sikap toleransi Buya Hamka
> terhadap pihak lain, bukan pada sosok pihak lain itu. Jadi bukan kesalahan
> fatal.
>
> Tetapi tentu saja jika nama tokoh itu bisa akurat sebagaimana peristiwa
> yang terjadi, akan lebih baik lagi.
>
> Wassalam,
>
> ANB
> 45, Cibubur
>
>
> Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis:
>
>> **
>> Semoga dengan lahirnya buku ke 2 ini, sejarah nya jadi lurus.. Tak
>> bertukar lagi seperti pernyataan khatib jumat tadi..
>> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
>> Teruuusss...!
>> --
>> *From: * Akmal Nasery Basral 
>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
>> *Date: *Fri, 19 Jul 2013 22:16:00 +0700
>> *To: *rantaunet@googlegroups.com
>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
>> *Subject: *[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
>>
>>
>>
>> Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis:
>>
>>> **
>>> Aslm kanda akmal..
>>>
>>> Tadi siang, dalam khutbah jumat, khatib menyebut tentang buya hamka yang
>>> praktek kan doa qunut sewaktu pergi ke madura atas undangan orang tua gus
>>> dur.. Adakah kisah ini diangkat dalam novel nya yang kedua nanti..
>>>
>>> Ini sangat bagus dalam konteks ukhuwah islamiyah.. Dalam khutbah jumat
>>> nya tadi, khatib menyebut ttg buya yang muhammadiyah, karena dipersilahkan
>>> tuan rumah yang notabene nadliyin utk jadi imam, maka buya melakukan shalat
>>> sebagaimana yang diyakini orang NU.
>>>
>>> Imran, 37, tingga di pdg, asal baso, agam
>>> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
>>> Teruuusss...!
>>> --
>>> *
>>> *
>>>
>> Wa'alaikum salam Wr. Wb sanak Imran,
>> menurut ambo ada 2 kemungkinan penjelasan, yakni:
>>
>> 1. Kalau disebut khatib yang mengundang adalah orang tua Gus Dur,
>> berarti itu KH Wahid Hasyim, menteri agama pertama RI,  yang meninggal
>> dunia muda (sekitar umur 38 tahun) di awal tahun 50-an. Saya belum pernah
>> mendengar versi ini, meski mungkin saja terjadi di awal 50-an itu Buya
>> Hamka sudah bertemu KH Wahid Hasyim.
>>
>> Versi soal Buya Hamka ikut qunut Subuh yang lebih bisa diverifikasi
>> adalah ketika beliau diundang ke tempat KH Abdullah Syafi'i, ulama yang
>> kondang disebut "Macan Betawi". Di tempat KHAS lah Buya Hamka melakukan
>> qunut (sebagai imam).
>>
>> Lalu ketika gantian KHAS datang ke Al Azhar membalas kunjungan Buya Hamka
>> saat salat Jumat, Buya Hamka yang saat itu dijadwalkan menjadi khatib
>> dan imam, menyilakan KHAS menjadi khatib dan imam. Untuk menghormati
>> sahabatnya itu, dilakukan dua kali azan Jumat (yang tak pernah dilakukan Al
>> Azhar sebelumnya) yang dilakukan oleh bilal Al Azhar atas permintaan Buya
>> Hamka.
>>
>> 2. Kemungkinan besar, dua nama ini (KH Abdullah Syafi'i dan KH Wahid
>> Hasyim) sering tertukar (tanpa sengaja) ketika para khatib/muballigh
>> berkisah soal qunut Subuh yang dilakukan Buya Hamka. Sejauh ini, saya lebih
>> cenderung percaya pada versi kejadian itu dengan KHAS ketimbang dengan KHWH.
>>
>> Ya, sanak Imran, insya Allah kisah "toleransi qunut" ini akan ada juga di
>> novel TCBP 2.
>>
>> Wassalam,
>>
>> ANB,
>>
>>> 45, Cibubur
>>
>>>
>>>
>>
>>
>>
>>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lo

Re: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta

2013-07-19 Terurut Topik donardgames
Uda Akmal yth.

Dugaan ambo salah satu penyebab dinginnyo tanggapan di Ranah Minang adalah 
randahnyo minat baca dan beli buku generasi muda. Pernah ambo survei ketek2 di 
beberapa kelas di Fekon Unand beberapa th lalu iyo sangenek bana mahasiswa yang 
bali buku. Kalaupun ado yg masih taingek dek ambo mereka manyabuik Harry Potter 
dan Raditya Dika wakatu tu.

Ambo akhir th 2011 menerbitkan buku ttg kewirausahaan di Sumbar. Iyo buku 
sadarhana sajo. Cuma 200 urang Padang yg minat. Itupun via fb nan banyak. Lalu 
ambo kirimkan ka pemimpin2 Sumbar dan mhs2 gratis, ndak tau apokah kai dibaco 
atau indak.

Mungkin mambaco bukan karano kebiasaan. Kalau didekati mungkin masih banyak 
yang tertarik buku sabananyo, antahlah.

Salam
Donard 33perth




 Akmal Nasery Basral  wrote: 


Tarimo kasih Mak Muchlis Hamid n.a.h.

Acara di Jogja ini merupakan ketiga setelah di Kukusan, Depok (belakang UI) dan 
di jamaah pengajian Masjid Al Hakim BSD City. Insya Allah awal pekan ini di 
(Univ. Muhammadiyah) Purwokerto, dan setelah itu Solo. Semua atas undangan 
mereka, bukan inisiatif ambo atau penerbit. Jadi tampaknya memang ada kerinduan 
umat terhadap sosok Buya Hamka.

Satu hal yang bagi ambo cukup menjadi "pertanyaan" adalah mengapa dari seluruh 
acara ini, termasuk yang berlangsung sebelum Ramadhan, yang bersemangat justru 
masyarakat non-Minang (kecuali di UBH Padang atas inisiatif Uni Rita Desfitri, 
awal April lalu). Begitu juga dengan radio-radio yang sudah mengadakan 
talk-show (hampir 10 radio), seluruhnya radio umum dan dakwah non-Minang. 

Sebetulnya, minimnya respon mayarakat/komunitas Minang seperti ini bukan 
"pengalaman pertama". Ketika novel sejarah "Presiden Prawiranegara" terbit 
(2011) dan menurut Aisyah Prawiranegara, putri Ayah Sjaf, sangat berperan dalam 
menggolkan Mr. Sjafruddin Prawiranegara yang sudah di-blacklist baik Orde Lama 
maupun Orde Baru, sebagai Pahlawan Nasional baru (2011), ambo pun pernah 
menulis di milis ini tentang "respon dingin" masyarakat/organisasi Minang. 
Satu-satunya respon positif yang muncul saat itu adalah dari almarhum Pak 
Darwin Bahar, yang di hari-hari terakhir hidupnya sempat membaca novel PP itu 
dan membayangkan bagaimana bermanfaatnya jika kisah perjuangan Pak Saaf itu 
bisa dimuat bersambung di harian Minang, seperti Singgalang.

Jadi, meski ambo "menyiapkan diri" untuk tidak terkejut seandainya dengan novel 
sejarah tentang Buya Hamka ini pun respon warga Minang (dengan indikator dari 
respon dunsanak Palanta RN) ini tetap "tidak antusias", ambo umumkan juga di 
sini proses kelahiran TCBP. Dan memang dengan jumlah pesanan sekitar 80-an 
novel (kurang dari 10 % anggota milis yang sekitar 1200-an, dan biaya 
pengiriman sudah digratiskan oleh Renny ke mana pun alamat pengiriman di pojok 
bumi ini), jumlah pesanan itu masih di bawah milis alumni sekolah ambo yang 
memesan hampir 3 kali lipat, padahal latar belakang budaya mereka heterogen, 
justru sedikit sekali yang Minang.

Mohon maaf, bukannya ambo kecewa Mak Muchlis, insya Allah indak. Sejak awal 
memutuskan untuk fokus sebagai penulis novel sejarah 3 tahun lalu, dan mundur 
sebagai jurnalis, ambo sudah tahu ini risiko penulis, profesi yang sangat berat 
di negeri ini. Apalagi jika yang ditulis adalah kisah yang membutuhkan banyak 
riset dan makan waktu, seperti TCBP yang bagian pertamanya ini saja butuh waktu 
1,5 tahun.

Selain itu, respon pembaca kita terhadap selera novel pun kadang-kadang sangat 
mudah terpukau glorifikasi. Misalnya, novel-novel best seller belakangan ini 
yang sering merupakan kisah hidup penulisnya sendiri, dengan menggunakan nama 
lain sebagai alter ego, langsung mendapat beragam sanjungan hanya karena sang 
penulis (tokoh dalam novel itu) semua mengambil template "from zero to hero" 
(biasanya dari anak kampung tapi sukses kuliah di luar negeri). Ini template 
dari "novel motivasi" sekarang.

Tanpa mengabaikan pencapaian para penulis yang menjadikan kisah hidup mereka 
sendiri sebagai bahan tulisan, sudahkah perjuangan mereka sebanding dengan Buya 
Hamka, yang sekolah formal hanya sampai kelas 2 SD tapi mendapatkan gelar 
doktor kehormatan dari universitas asing dengan tanda tangan sang presiden 
negara itu (Gamal Abdul Nasser).

Belum lagi perjuangan Buya Hamka yang majalahnya (Panji Masyarakat) dibredel 
oleh Soekarno, sahabatnya sendiri, karena memuat tulisan Bung Hatta yang saat 
itu sudah patah arang dengan BK. Lalu Buya Hamka pun kelak dijebloskan ke dalam 
penjara oleh sahabatnya itu dengan bermacam fitnah yang bahkan membuat ulama 
sekelas Buya Hamka pun terpikir untuk BUNUH DIRI saat menjalani interogasi, 
saking beratnya (ada di "Tasawuf Modern"). Dll pengalaman Buya Hamka yang sudah 
proven, terbukti jauh di atas rata-rata ulama Indonesia sendiri.

Jadi Mak Muchlis, kalau memang kita semua punya komitmen agar kisah Buya Hamka 
ini menjadi pelajaran, pendorong, hikmah, dan inspirasi bagi generasi muda 
Indonesia, khususnya generasi muda Minang khususnya, tugas untuk menyiarkan

Re: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta

2013-07-19 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar.
Pertanyaan nan rancak, bung Akmal. Masih lumayan masalahnyo hanyo dinginnyo 
sambutan. Akan labiah parah kalau nan tajadi  adolah digarakkannyo resistensi 
terorganisasi, saparati nan dialami Gebu Minang dlm mausahokan rumusan ABS SBK, 
dalam KKM/SKM GM 2010. Tapi indak baa doh, kok kito lai istiqamah, sarupo nan 
dilakukan BK3AM ini, dan kalau karajo kito elok, indak ado lai nan 
manggurajaikan doh. Jalan taruih sajolah.
Wassalam,
SB. 
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.