RE: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .............

2007-04-16 Terurut Topik Herman B
Permusuhan dua perguruan ini memang sudah turun temurun, dulu waktu tahun 91 
ada pertandingan IPSI dua perguruan ini juga tawuran dengan membawa senjata, 
bahkan sekarang di daerah saya (ponorogo) di setiap pintu jalan besar dibuat 
gerbang besi untuk mengantisipasi tawuran perguruan ini. Kala diliahat yang 
terliat tawuran rata-rata adalah anak muda dan pendidikannya boleh dikatakan 
kurang, sehingga mudah sekali di provokasi. Menurut saya sudah waktunya 
pemerintah ikut campur dengan memanggil tokoh-tokoh perguruan mereka dan 
melakukan acara Islah Nasional untuk mencari jalan terbaik penyelesaian 
masalah. Karena kalau tidak maka korban jiwa akan semakin banyak, belum lagi 
korban harta dan tentu masa depan perguruan silat Indonesia. Bahkan dulu di 
daerah saya kalau ada perguruan lain mau membuka latian maka langsung diserbu 
untuk dibubarkan, untungnya perguruan saya tidak di serbu karena latihannya di 
komplek POLRES hehe.
   
  Mungkin disini ada temen-temen dari SH T maupun Winongo yang bisa share, 
kira-kira jalan terbaiknya seperti apa, karena ini sudah tahun 2007 lho,eranya 
seperti itu seharusnya suda ditinggal lama..
   
  salam
  

Zonny [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sepertinya bukan pertama kali ya? dulu sempat lihat berita-nya di tv, 
kurang
lebih setahunan lalu. padahal mata airnya satu kan, devide et impera masih
efektif kelihatannya :(


peace

_ 

From: Eko Drajat, Nugroho (Tripatra) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, April 16, 2007 11:57 AM
To: Silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .

Ini apa musti dibekukan dulu seperti IPDN ya ..

Salam 

-_-_-__

From: madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com
[mailto:madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com
-yahoogroups.-com]
On Behalf Of Zainul Ghozyin
Sent: Monday, April 16, 2007 11:26 AM
To: madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com
Subject: [madiunClub] Gelutan maneh

Kota Ngawi Genting, Dua Kelompok Pesilat Saling Ancam 

TEMPO Interaktif, Ngawi:Mengantisipas-i bentrok antaranggota perguruan
silat Setia Hati Teratai dengan Setia Hati Winongo, sekitar 500 aparat
Kepolisian Resor Ngawi mengamankan Desa Rejuno, Kecamatan Karang Jati.
Pengamanan dilakukan karena berembus kabar kedua kepompok tersebut bakal
bentrok pada Minggu (15/4). Ratusan aparat itu berasal dari kepolisian
sektor seluruh Kabupaten Ngawi dan Kepolisian Wilayah Madiun, Jawa
Timur. Sebanyak delapan titik di Desa Rejuno, Kecamatan
Karang Jati, Ngawi diamankan petugas kepolisian sejak Minggu pagi hingga
saat ini. Delapan titik yang dijaga ketat tersebut antara lain, kantor
Polsek Karang Jati,
jalan-jalan utama di perbatasan wilayah dan pasar Desa Rejuno.

--- 

[Non-text portions of this message have been removed]



 

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Re: FW: Kok ga kapok2 .............

2007-04-16 Terurut Topik Susanto -
Kekurangan Lapangan kerja, sehingga para pemuda
mencari aktualisasi diri untuk menjadi jagoan.

--- dasaman_allaria [EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Eko Drajat,
 Nugroho
 \(Tripatra\) [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Ini apa musti dibekukan dulu seperti IPDN ya
 ..
  
  TEMPO Interaktif, Ngawi:Mengantisipasi bentrok
 antaranggota perguruan
  silat Setia Hati Teratai dengan Setia Hati
 Winongo, sekitar 500 aparat
  Kepolisian Resor Ngawi mengamankan Desa Rejuno,
 Kecamatan Karang Jati.
 
 Ini namanya tawuran tersistemasi.
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


Re: [silatindonesia] Silat kecintaan pada silat tradisional

2007-04-16 Terurut Topik Eko Hadi
  Wah ...terima kasih Sahabat Silat Pak Bambang...ringkas, padat dan dalem.

  Kami sependpat dng Pak Bambang, bahwa Silat memiliki keunikan 
tersendiri.di Silatlah kita dpt melihat jejak ketinggian budaya dan 
kejeniusan dari leluhur Bangsa Indonesia, dengan segala kekurangan yang ada 
pada saat itu...leluhur kita (entah sadar/tidak sadar) telah menemukan konsep2 
gerak dan teori2 yang malah baru diselediki efektifitasnya pada masa2 ini. 

  Prinsip2 fisika tentang semakin kecil penampang semakin besar gayanya atau 
prinsip2 tentang gaya bandul dll...yang diterapkan pada beberapa aliran 
silat.

  Oleh karena itu untuk menyampaikan hal ini kepada generasi muda memang 
diperlukan suatu kemasan dan kelengkapan informasi kepada generai penerus 
bangsa sehingga silat dapat menjadi tuan rumah dinegeri sendiri.

  Hk

  Eko Hadi S
  Corporate Legal  Compliance
  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
  Telp: 021-3916160, Ext.212 

- Original Message - 
From: bambang sarkoro [CBN-NET] 
To: FP2ST 
Cc: Margaluyu Pusat 
Sent: Sunday, April 15, 2007 1:30 PM
Subject: [silatindonesia] Silat  kecintaan pada silat tradisional


Silat dan Kecintaan pada silat tradisional

Pendapat bahwa silat traisionil perlu dilestarikan menurut saya adalah 
pandangan yang salah kaprah, Karena silat bukanlah barangan yang langka. 
Disemua wilayah negeri tercinta ini , sedikitnya ada satu aliran silat. 

Silat harus lestari dan dicintai di negeri tercinta ini. Oleh karena itu 
hadirnya forum pelestari dan pecinta silat tradisional (FP2ST) adalah langkah 
maju dan positip dalam upaya membuat silat sebagai olahraga beladiri dan seni 
menjadi lestari, bahkan memposisikan silat tradisional menjadi asset budaya 
yang memiliki tingkat keluhuran budi pekerti yang tinggi.

Tidak satupun warganegara Indonesia yang tidak mengenal silat. Semuanya 
kenal. Tetapi tidak semuanya dalam artian banyak yang tahu apakah silat itu.

Anggapan bahwa silat adalah olahraga keras, olahraga resiko tinggi, 
olahraga mematikan, olahraga laga yang difahami masih melekat dan terposisi di 
benak masyarkat. Kesan semacam ini terjadi mungkin disebabkan oleh pengaruh 
media yang menayangkan cerita laga yang penuh kekerasan, sehingga menurunkan 
citra cita rasa olahraga beladiri secara umum.

Kalau kita bicara soal resiko tinggi. balap mobil, power boat, akrobat, 
panjat tebing, memilik resiko yang tidak kalah tingginya dibanding dengan 
silat. 

Silat sebagai seni dan beladiri kita yakini telah berusia ribuan tahun, 
dimana ada kehidupan budaya di suatu wilayah negeri kita, dipastikan disitu ada 
silat. Oleh karena itu silat adalah produk budaya yang memiliki nilai luhur.

Naluri manusia untuk mempertahankan diri untuk tidak di dzalimi oleh 
spesies lain ( sejenis, atau hewan) adalah sesuatu yang sangat wajar. Mengingat 
dalam diri manusia tidak memiliki senjata. Berbeda dengan hewan seperti ular 
dengan upas yang mematikan, macan dengan cakarnya dan taring yang kuat, gajah 
dengan tenaga yang kuat. Manusia cuma memiliki tangan, kaki dan kecerdasan. 
Memanfaat kaki, tangan dan kecerdasan dalam melindung diri agar tidak di 
dzalimi inilah yang membuat manusia menjadi unggul diantara spesies lain dimuka 
bumi. Omong besarnya manusia menjadi khalifah di planet bumi.

Menyadari atas keterbatasan manusia, baik jangkauan dan tenaga maka 
diperlukan pengaturan gerak yang efisien, Gilbreth seorang penemu teori 
industrial engineering, menyatakan bahwa dari 17 gerak dasar manusia, hanya 8 
gerak saja yang memiliki nilai tambah. Kelak dikemudian hari dikenal dengan 
istilah Therblig analisys.

Dengan menggunakan gerak yang memiliki nilai tambah maka disipasi tenaga 
bisa dikurangi secara significant. Tidak keras tetapi efisien. Dan ini 
merupakan seni / arts dari silat.

Pertanyaanya dimana letak seninya ?

Disipasi (penghamburan) tenaga akan menurunkan kecepatan gerak dan 
memandulkan reflek. Letak seninya berada pada menurunkan keterampilan gerak 
yang tidak perlu... (susah kan membayanginya). Yang lebih penting adalah 
bagaimana gerak silat memanfaatkan gerak yang tidak perlu sebagai gerak untuk 
menghindari benturan fisik. Disitulah letak seninya. Tidak diperlukan tapi 
dipulung agar memiliki manfaat tinggi. 

Setiap gerak silat memiliki harmony / selaras dengan lingkunganya, seperti 
tepak 2 (tarik, tahan), tepak 3 ((pukul (maju), tarik (mundur), tahan (diam)), 
menjadikan gerak silat terlihat indah, akan lebih terasa indah jika di iringi 
musik yang di aransemen sesuai dengan ritme gerak. Sehingga menimbulkan sensasi 
yang spesifik.

Benang emas yang ingin dipaparkan disini, adalah bagaimana memposisikan 
silat tradisional sebagai seni dan olahraga beladiri agar dicintai oleh 
masyarakat kita. Jauh dari kesan gagah2an, jauh dari kesan kekerasan, jauh dari 
kesan pede yang berkelebihan. 

Kalau kita bicara soal cinta, maka rasa yang ada didalam sini, adalah rasa 
keindahan, rasa ayom, 

RE: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .............

2007-04-16 Terurut Topik iwan setiawan
Silatnya gak salah yang salah orangnyacinta gak salah, kebutaannya yang 
buat angkara

Zonny [EMAIL PROTECTED] wrote:  Sepertinya bukan pertama kali ya? 
dulu sempat lihat berita-nya di tv, kurang
lebih setahunan lalu. padahal mata airnya satu kan, devide et impera masih
efektif kelihatannya :(


peace

_ 

From: Eko Drajat, Nugroho (Tripatra) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, April 16, 2007 11:57 AM
To: Silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .

Ini apa musti dibekukan dulu seperti IPDN ya ..

Salam 

-_-_-__

From: madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com
[mailto:madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com
-yahoogroups.-com]
On Behalf Of Zainul Ghozyin
Sent: Monday, April 16, 2007 11:26 AM
To: madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com
Subject: [madiunClub] Gelutan maneh

Kota Ngawi Genting, Dua Kelompok Pesilat Saling Ancam 

TEMPO Interaktif, Ngawi:Mengantisipas-i bentrok antaranggota perguruan
silat Setia Hati Teratai dengan Setia Hati Winongo, sekitar 500 aparat
Kepolisian Resor Ngawi mengamankan Desa Rejuno, Kecamatan Karang Jati.
Pengamanan dilakukan karena berembus kabar kedua kepompok tersebut bakal
bentrok pada Minggu (15/4). Ratusan aparat itu berasal dari kepolisian
sektor seluruh Kabupaten Ngawi dan Kepolisian Wilayah Madiun, Jawa
Timur. Sebanyak delapan titik di Desa Rejuno, Kecamatan
Karang Jati, Ngawi diamankan petugas kepolisian sejak Minggu pagi hingga
saat ini. Delapan titik yang dijaga ketat tersebut antara lain, kantor
Polsek Karang Jati,
jalan-jalan utama di perbatasan wilayah dan pasar Desa Rejuno.

--- 

[Non-text portions of this message have been removed]



 

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional

2007-04-16 Terurut Topik Alda Amtha
Saya sependapat dg pak Bambang, seharusnya FP2STI tidak perlu ada
kalau pencak silat betul2 telah dicintai oleh rakyat Indonesia, jadi
fungsi pelestarian telah dilakukan oleh semua anggota masyarakat
secara otomatis.

regards.

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, bambang sarkoro [CBN-NET]
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Silat dan Kecintaan pada silat tradisional
  
 
 Pendapat bahwa silat traisionil perlu dilestarikan menurut saya
adalah pandangan yang salah kaprah, Karena silat bukanlah barangan
yang langka. Disemua wilayah negeri tercinta ini , sedikitnya ada satu
aliran silat. 
 
 Silat harus lestari dan dicintai di negeri tercinta ini. Oleh karena
itu hadirnya forum pelestari  dan pecinta silat tradisional (FP2ST)
adalah langkah maju dan positip dalam upaya membuat silat sebagai
olahraga beladiri dan seni menjadi lestari,  bahkan memposisikan silat
tradisional menjadi asset budaya yang memiliki tingkat keluhuran budi
pekerti yang tinggi.
 
 Tidak satupun warganegara Indonesia yang tidak mengenal silat.
Semuanya kenal. Tetapi tidak semuanya dalam artian banyak yang  tahu
apakah silat itu.
 
  
 
 Anggapan bahwa silat adalah olahraga keras, olahraga resiko tinggi,
olahraga mematikan, olahraga laga yang difahami masih melekat dan
terposisi di benak masyarkat. Kesan semacam ini terjadi mungkin
disebabkan oleh pengaruh media yang menayangkan cerita laga yang penuh
kekerasan, sehingga menurunkan citra cita rasa olahraga beladiri
secara umum.
 
 Kalau kita bicara soal resiko tinggi. balap mobil, power boat,
akrobat, panjat tebing, memilik resiko yang tidak kalah tingginya
dibanding dengan silat. 
 
  
 
 Silat sebagai seni dan beladiri  kita yakini telah berusia ribuan
tahun, dimana ada kehidupan budaya di suatu wilayah negeri kita,
dipastikan disitu ada silat.  Oleh karena itu silat adalah produk
budaya yang memiliki nilai luhur.
 
  
 
 Naluri manusia untuk mempertahankan diri untuk tidak di dzalimi oleh
spesies lain ( sejenis,  atau hewan) adalah sesuatu yang sangat wajar.
Mengingat dalam diri manusia tidak memiliki senjata. Berbeda dengan
hewan seperti ular dengan upas yang mematikan, macan dengan cakarnya
dan taring yang kuat, gajah dengan tenaga yang kuat.  Manusia cuma
memiliki tangan, kaki dan kecerdasan. Memanfaat kaki, tangan dan
kecerdasan dalam melindung diri agar tidak di dzalimi inilah yang
membuat manusia menjadi unggul diantara spesies lain dimuka bumi.
Omong besarnya manusia menjadi khalifah di planet bumi.
 
  
 
 Menyadari atas keterbatasan manusia, baik jangkauan dan tenaga maka
diperlukan pengaturan gerak yang efisien, Gilbreth seorang penemu
teori industrial engineering, menyatakan bahwa dari 17 gerak dasar
manusia, hanya 8 gerak saja yang memiliki nilai tambah. Kelak
dikemudian hari dikenal dengan istilah Therblig analisys.
 
 Dengan menggunakan gerak yang memiliki nilai tambah maka disipasi
tenaga bisa dikurangi secara significant. Tidak keras tetapi efisien.
Dan ini merupakan seni / arts dari silat.
 
  
 
 Pertanyaanya dimana letak seninya ?
 
 Disipasi (penghamburan) tenaga akan menurunkan kecepatan gerak dan
memandulkan reflek. Letak seninya berada pada menurunkan keterampilan
gerak yang tidak perlu... (susah kan membayanginya). Yang lebih
penting adalah bagaimana gerak silat memanfaatkan gerak yang tidak
perlu sebagai gerak untuk menghindari benturan fisik. Disitulah letak
seninya. Tidak diperlukan tapi dipulung agar memiliki manfaat tinggi. 
 
  
 
 Setiap gerak silat memiliki harmony / selaras dengan lingkunganya, 
seperti tepak 2 (tarik, tahan), tepak 3 ((pukul (maju), tarik
(mundur), tahan (diam)),  menjadikan gerak silat terlihat indah, akan
lebih terasa indah jika di iringi musik yang di aransemen sesuai
dengan ritme gerak. Sehingga menimbulkan sensasi yang spesifik.
 
  
 
 Benang emas yang ingin dipaparkan disini, adalah bagaimana
memposisikan silat tradisional sebagai seni dan olahraga beladiri agar
dicintai oleh masyarakat kita. Jauh dari kesan gagah2an, jauh dari
kesan kekerasan, jauh dari kesan pede yang berkelebihan. 
 
 Kalau kita bicara soal cinta, maka rasa yang ada didalam sini,
adalah rasa keindahan, rasa ayom, rasa memperoleh pengakuan, Oleh
karena itu, kalau kita cinta pada silat tradisional, kita harus
mengenalkan silat tradisional dengan cita rasa keindahan, cita rasa
ayom, cita rasa untuk diakui, sebagai penetrasi kebutuhan dasar 
seperti yang disebut pada hierarki Maslow yang menyatakan bahwa
kebutuhan rasa aman (security feeling)  adalah kebutuhan berikutnya
setelah kebutuhan dasar, dan kebutuhan untuk diakui telah dicapai.
 
  
 
 Wassalam
 
 Bambang Sarkoro
 
 http://www.margaluyu-pusat.net
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [silatindonesia] OOT

2007-04-16 Terurut Topik iwan setiawan
nah itulah bedanya antara jago dengan jagoan..kalo orang jago beladiri dia 
akan mengerti betul segala gerak dan efek yang terjadi bila dilakukanjadi 
gak akan menyakiti orang ( apalagi yang diam ) kalo orang jagoan atau sok 
jago dia akan selalu nyoba gimana sih orang kalo dia pukul atau tendang dan 
gak pernah ngerti efeknyakalo IPDN itu mah sekolah yang menjadikan orang 
bermental penguasa bukan pengayommereka akan jadi tiran kecil dimasa 
datang...saya rasa kita tak perlu hal itu

Selamet Syahril (Traincom - HO) [EMAIL PROTECTED] wrote:  Yang 
jelas bukan pukulan silat dan gaya tendang/tajongnya juga bukan silat.

Pukulan gaya pengecut kali, lha sasarannya ngga boleh bereaksi kok!

- Original Message - 
From: bambang sarkoro [CBN-NET] 
To: FP2ST 
Sent: Saturday, April 14, 2007 3:23 PM
Subject: [silatindonesia] OOT

Sorry ya OOT:

Lihat tayang kekerasan di TV soal berita kekerasan fisik di IPDN.
Perhatikan senior yang nendang dan mukul yunior. dilhat dari geraknya bukan 
gerak martial arts.

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]



 

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional

2007-04-16 Terurut Topik Yanweka
Seperti hakiki mahluk hidup yang pasti saling beda satu dengan yang lainnya, 
dua bersaudara kembar siam pun atau bahkan hasil kloningpun, tetap saja 
berbeda. Bisa jadi ada beda berat badan, panjang rambut hingga beda dalam cara 
perpikir, dan inilah yang disebut dengan hakiki kehidupan, selalu ada perbedaan 
dan keunikan.

Salah satu cara menjebatani perbedaan adalah melalui belajar dan bersosialisasi 
dengan mahluk hidup lainnya, dalam membentuk sebuah komunitas yang unik, jujur 
dan terbuka. Lalu apakah saat ini pencak silat membutuhkan semua itu?, 
pertanyaan yang tentunya tidak mudah dijawab namun gampang dicerna oleh batin 
kita, karena sifat dasar manusia adalah kebutuhan ikatan manusia yang satu 
dengan manusia lainnya sebagai mahluk social.

Perguruan pencak silat adalah salah satu komunitas yang sifatnya lebih formal 
dan memiliki aturan atau birokrasi yang sudah ditetapkan, melalui perguruan 
inilah pesilat diasah menjadi pesilat yang memiliki loyalitas terhadap 
perguruannya, tentunya loyalitas tersebut tumbuh dari kesadaran dan kecintaan 
yang mendalam, bahkan terkadang membuahkan sifat fanatisme.

Sifat fanatisme lahir karena adanya factor persaingan dengan perguruan ataupun 
dengan organisasi pencak silat lainnya, hal ini adalah wajar manusia akan 
membela sebuah jati diri yang telah membangun dan menciptakan dirinya. Begitu 
pentingnya kah rasa atau sifat fanatisme?, tergantung dari sisi mana kita 
melihat dan merasakan fanatisme tersebut.

Untuk menghindari fanatisme yang merugikan tentunya perguruan pencak silat 
mulai membangun rasa keterbukaan dan keseimbangan dalam informasi, sehingga 
terciptanya rasa kebersamaan dengan pesilat dari perguruan lainnya. Kesadaran 
bahwa setiap manusia hingga organisasi dalam hal ini adalah perguruan, pasti 
memiliki perbedaan dan keunikan, factor inilah yang seharusnya menjadi alasan 
bahwa persaingan antara perguruan satu dengan perguruan lainnya, adalah 
persaingan dalam kualitas dalam berbagai hal.

Dalam membangun kompetisi dalam berorganisasi perguruan pencak silat memiliki 
organisasi induk yang mewadahi mereka, melalui IPSI inilah ragam perguruan 
ditampung dalam satu visi dan misi yang terarah tanpa menghilangkan keunikan 
yang dikandung setiap perguruan. Iklim kompetisi yang dilakukan IPSI adalah 
membangun pembinaan atlit yang berprestasi, tentunya IPSI harus mulai 
mempertimbangkan kompetisi yang saat ini dijalankan, masih banyak puluhan 
perguruan yang belum dijangkau oleh IPSI, sehingga ditakutkan akan timbul 
kecemburuan yang sifatnya merugikan.

Kompetsisi bukan ditujukan untuk 'menusia menajamkan manusia', mencapai hasil 
terbaik dan itu dinikmati oleh satu organisasi semata, cara yang terbaik adalah 
bagaimana agar seluruh potensi pencak silat dapat dinikmati hasilnya bersama, 
tentunya orientasi bersama dalam hal kemajuan dan bukan hirarki semata, dengan 
melihat prestasi, akan timbul kebutuhan evaluasi dan adaptasi terhadap 
pencapaian - pencapaian yang diharapkan dan tidak melupakan proses awal, 
walaupun budaya adaptasi terhadap keragaman perguruan yang ada secara tidak 
langsung berorientasi pada komunitas.

Komunitas yang diharapkan menjebatani kebutuhan-kebutuhan setiap organisasi 
tidak harus lahir dari birokrasi namun melalui kesadaran untuk berfikir terbuka 
dan bekerja sama dengan berbagai pihak dengan menerapkan pendekatan holistic 
yang fleksibel yakni kemampuan untuk melibatkan, mengidentifikasi dan memenuhi 
kebutuhan semua pihak dalam komunitas tersebut.

Idelanya memang sebuah komunitas terbentuk dari orang-orang yang berniat tanpa 
pamrih dalam tujuan yang jelas, tujuan tersebut dapat bermacam-macam sesuai 
dengan kebutuhan yang dirasakan perlu, salah satu contohnya adalah membantu 
IPSI dalam memasyarakatkan pencak silat dengan cara yang tentunya lebih umum, 
dapat pula komunitas tersebut melakukan apa yang belum dilakukan oleh perguruan 
ataupun organisasi lain, sehingga tidak ada tumpang tindih kepentingan yang 
seharus dapat diselaraskan.

Sekali lagi memang tidak mudah membangun sebuah komunitas ditengah-tengah 
kepentingan yang berbeda, namun melalui pendekatan diharapkan semakin banyak 
dukungan terhadap komunitas tersebut, dalam bekerja sama dan meluangkan sedikit 
waktu dalam suasana berbagi dengan tujuan satu dan niat yang esa, sehingga 
komunitas tersebut lahir sebagai jembatan yang mewadahi segala kepentingan yang 
positif. 

Dalam era teknologi yang terus akan berkembang, jarak dan waktu seakan tidak 
dibatasi, mungkin cara yang paling tepat saat ini adalah membangun komunitas 
tersebut melalui fasilitas internet dalam mailing-list (milis) yang sejak lama 
banyak dimanfaatkan sebagai media komunikasi yang efektif dan kini tinggallah 
kita merealisasikan sebuah komunitas pencak silat melalui milis yang kita 
impian kita bersama.

Yanweka

  - Original Message - 
  From: Alda Amtha 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, April 16, 2007 4:06 PM
  Subject: [silatindonesia] Re: Silat  

Re: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional

2007-04-16 Terurut Topik Yanweka
wacana pelestarian pencak silat tradisional 
Filed under: Sketsa
Untuk mengerjakan suatu pekerjaan besar, Tidak diperlukan orang-orang besar, 
yang diperlukan adalah orang yang berdedikasi. Orang-orang biasa, kalau cukup 
berdedikasi dapat mewujudkan hal-hal yang luar biasa.

Kata-kata bijak ini memberikan sedikit gambaran bahwa setiap manusia dibekali 
kemampuan yang luar biasa, dengan dedikasi dan tanggung jawab yang dimilikinya 
tidak mustahil suatu hal yang terlihat sederhana menjadi sesuatu yang luar 
biasa.

Begitupun ketertarikan kawan-kawan dalam milis silatbogor, cukup menarik 
melihat simpati kawan-kawan dimilis pencak silat ini dalam diskusinya 
akhir-akhir ini, melihat dari semangat dan juga opini yang berkambang terlihat 
sekali bahwa anggapan pencak silat yang selama ini merupakan beladiri yang kaku 
dan tertutup nampaknya tidak terlihat dari perbincangan dalam milis tersebut.

Walupun belum banyak pesilat yang bergabung dalam milis tersebut tidak akan 
menyurutkan semangat dalam kolaborasi dalam membangun opini positif. Seperti 
contoh wacana pelestarian pencak silat tradisional yang diangkat dalam forum 
tersebut mengisyaratkan bahwa ada tujuan yang menjadi cita-cita yang 
mudah-mudahan saja mendapatkan dukungan dari pesilat hingga organisasi pencak 
silat di Indonesia.

Orientasi global memang saatnya diangkat dalam berkomunitas, tidak 
membeda-bedakan perguruan dan aliran yang mereka ikuti, perbedaan adalah sebuah 
tanda kekayaan pencak silat yang memang beragam. Kekayaan inilah yang menjadi 
tujuan utama untuk memberikan kesadaran pada kita khususnya pesilat ataupun 
praktisi pencak silat bahwa jangan sampai terjebak pada pandangannya yang 
sempit.

Memang berpandangan global bukanlah solusi pencak silat dimasa yang akan datang 
akan lebih maju, namun setidaknya ada rasa kebersamaan dan kepedulian sesama 
pecinta pencak silat agar pencak silat tersebut tetap lestari. Dan bukan tidak 
mungkin sebuah diskusi yang selama ini berkembang akan memberikan manfaat yang 
besar bagi kemajuan pencak silat tersebut.

Forum pecinta pencak silat tradisional itulah rencana yang akan mengawali 
pembentukan forum ini, dan kelihatannya memang sulit dan membutuhkan 
pemikiran-pemikiran yang terbuka dan cerdas dalam merealisasikannya, karena 
bila melihat sumber daya manusia yang ada terutama member-members dalam forum 
tersebut memang belumlah terlalu banyak, oleh sebab itu perlunya sosialisasi 
kepada pecinta pencak silat lainnya di Tanah Air agar konsep yang ditawarkan 
menjadi sebuah konsep yang dapat mendorong kemajuan pemahaman terhadap 
pandangan-pandangan sempit yang selama ini menjadi tradisi perguruan silat yang 
takut kehilangan murid-muridnya dan hengkang keperguruan lain.

Kita telah lama menganggap pencak silat sebagai olahraga yang menjadi milik 
seseorang atau organisasi tertentu, sehingga tidak sedikit keseimbangan 
informasi malah membuat pencak silat berpaku pada salah satu perguruan besar, 
namun sepatutnya sebuah perguruan besar dengan jumlah pesilat-pesilatnya dapat 
memberikan arahan-arahan atau pemikiran bahwa kekayaan dan keragaman ini 
bukanlah menjadi persaingan yang negative namun menjadi rasa persaudaraan yang 
kokoh seperti apa yang diemban oleh pencak silat sebagai salah satu alat 
silaturahmi yang akan membuat ikatan-ikatan batin yang kuat tidak hanya dalam 
perguruannya semata namun lebih dari itu yaitu pencak silat pada umumnya.

Catatan : pernahkah anda melihat sebuah kejuaraan pencak silat antar perguruan, 
dimana persaingan dalam sportifitas dijunjung tinggi sebagai salah satu ciri 
khas pencak silat, dimana keseluruhan agenda kejuaraan tersebut merupakan niat 
yang luhur.., tidak hanya mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah, namun 
dari itu semua seharusnya terbesit dalam benak kita bahwa kejuaraan antar 
perguruan silat ini adalah acara besar, acara dimana komunitas atau masyarakat 
pencak silat dapat bersilaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.(yanweka)



  - Original Message - 
  From: Yanweka 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, April 16, 2007 4:28 PM
  Subject: [Bulk] Re: [silatindonesia] Re: Silat  kecintaan pada silat 
tradisional


  Seperti hakiki mahluk hidup yang pasti saling beda satu dengan yang lainnya, 
dua bersaudara kembar siam pun atau bahkan hasil kloningpun, tetap saja 
berbeda. Bisa jadi ada beda berat badan, panjang rambut hingga beda dalam cara 
perpikir, dan inilah yang disebut dengan hakiki kehidupan, selalu ada perbedaan 
dan keunikan.

  Salah satu cara menjebatani perbedaan adalah melalui belajar dan 
bersosialisasi dengan mahluk hidup lainnya, dalam membentuk sebuah komunitas 
yang unik, jujur dan terbuka. Lalu apakah saat ini pencak silat membutuhkan 
semua itu?, pertanyaan yang tentunya tidak mudah dijawab namun gampang dicerna 
oleh batin kita, karena sifat dasar manusia adalah kebutuhan ikatan manusia 
yang satu dengan manusia lainnya sebagai mahluk social.

  Perguruan pencak silat adalah salah 

Re: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional

2007-04-16 Terurut Topik Eko Hadi
  Sayangnya hal itu tidak terjadi .


  Eko Hadi S
  Corporate Legal  Compliance
  PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
  Telp: 021-3916160, Ext.212 

- Original Message - 
From: Alda Amtha 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 16, 2007 4:06 PM
Subject: [silatindonesia] Re: Silat  kecintaan pada silat tradisional


Saya sependapat dg pak Bambang, seharusnya FP2STI tidak perlu ada
kalau pencak silat betul2 telah dicintai oleh rakyat Indonesia, jadi
fungsi pelestarian telah dilakukan oleh semua anggota masyarakat
secara otomatis.

regards.

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, bambang sarkoro [CBN-NET]
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Silat dan Kecintaan pada silat tradisional
 
 
 Pendapat bahwa silat traisionil perlu dilestarikan menurut saya
adalah pandangan yang salah kaprah, Karena silat bukanlah barangan
yang langka. Disemua wilayah negeri tercinta ini , sedikitnya ada satu
aliran silat. 
 
 Silat harus lestari dan dicintai di negeri tercinta ini. Oleh karena
itu hadirnya forum pelestari dan pecinta silat tradisional (FP2ST)
adalah langkah maju dan positip dalam upaya membuat silat sebagai
olahraga beladiri dan seni menjadi lestari, bahkan memposisikan silat
tradisional menjadi asset budaya yang memiliki tingkat keluhuran budi
pekerti yang tinggi.
 
 Tidak satupun warganegara Indonesia yang tidak mengenal silat.
Semuanya kenal. Tetapi tidak semuanya dalam artian banyak yang tahu
apakah silat itu.
 
 
 
 Anggapan bahwa silat adalah olahraga keras, olahraga resiko tinggi,
olahraga mematikan, olahraga laga yang difahami masih melekat dan
terposisi di benak masyarkat. Kesan semacam ini terjadi mungkin
disebabkan oleh pengaruh media yang menayangkan cerita laga yang penuh
kekerasan, sehingga menurunkan citra cita rasa olahraga beladiri
secara umum.
 
 Kalau kita bicara soal resiko tinggi. balap mobil, power boat,
akrobat, panjat tebing, memilik resiko yang tidak kalah tingginya
dibanding dengan silat. 
 
 
 
 Silat sebagai seni dan beladiri kita yakini telah berusia ribuan
tahun, dimana ada kehidupan budaya di suatu wilayah negeri kita,
dipastikan disitu ada silat. Oleh karena itu silat adalah produk
budaya yang memiliki nilai luhur.
 
 
 
 Naluri manusia untuk mempertahankan diri untuk tidak di dzalimi oleh
spesies lain ( sejenis, atau hewan) adalah sesuatu yang sangat wajar.
Mengingat dalam diri manusia tidak memiliki senjata. Berbeda dengan
hewan seperti ular dengan upas yang mematikan, macan dengan cakarnya
dan taring yang kuat, gajah dengan tenaga yang kuat. Manusia cuma
memiliki tangan, kaki dan kecerdasan. Memanfaat kaki, tangan dan
kecerdasan dalam melindung diri agar tidak di dzalimi inilah yang
membuat manusia menjadi unggul diantara spesies lain dimuka bumi.
Omong besarnya manusia menjadi khalifah di planet bumi.
 
 
 
 Menyadari atas keterbatasan manusia, baik jangkauan dan tenaga maka
diperlukan pengaturan gerak yang efisien, Gilbreth seorang penemu
teori industrial engineering, menyatakan bahwa dari 17 gerak dasar
manusia, hanya 8 gerak saja yang memiliki nilai tambah. Kelak
dikemudian hari dikenal dengan istilah Therblig analisys.
 
 Dengan menggunakan gerak yang memiliki nilai tambah maka disipasi
tenaga bisa dikurangi secara significant. Tidak keras tetapi efisien.
Dan ini merupakan seni / arts dari silat.
 
 
 
 Pertanyaanya dimana letak seninya ?
 
 Disipasi (penghamburan) tenaga akan menurunkan kecepatan gerak dan
memandulkan reflek. Letak seninya berada pada menurunkan keterampilan
gerak yang tidak perlu... (susah kan membayanginya). Yang lebih
penting adalah bagaimana gerak silat memanfaatkan gerak yang tidak
perlu sebagai gerak untuk menghindari benturan fisik. Disitulah letak
seninya. Tidak diperlukan tapi dipulung agar memiliki manfaat tinggi. 
 
 
 
 Setiap gerak silat memiliki harmony / selaras dengan lingkunganya, 
seperti tepak 2 (tarik, tahan), tepak 3 ((pukul (maju), tarik
(mundur), tahan (diam)), menjadikan gerak silat terlihat indah, akan
lebih terasa indah jika di iringi musik yang di aransemen sesuai
dengan ritme gerak. Sehingga menimbulkan sensasi yang spesifik.
 
 
 
 Benang emas yang ingin dipaparkan disini, adalah bagaimana
memposisikan silat tradisional sebagai seni dan olahraga beladiri agar
dicintai oleh masyarakat kita. Jauh dari kesan gagah2an, jauh dari
kesan kekerasan, jauh dari kesan pede yang berkelebihan. 
 
 Kalau kita bicara soal cinta, maka rasa yang ada didalam sini,
adalah rasa keindahan, rasa ayom, rasa memperoleh pengakuan, Oleh
karena itu, kalau kita cinta pada silat tradisional, kita harus
mengenalkan silat tradisional 

Balasan: Re: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional

2007-04-16 Terurut Topik rq marobayo
salam...
  pak Eko, justru masih ada kok sebagian kecil masyarakat kita yang tetep 
berusaha untuk melesatarikan ini 
  biarpun cuma sebagian kecil. beneran nih.
  

Eko Hadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sayangnya hal itu tidak terjadi .

Eko Hadi S
Corporate Legal  Compliance
PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
Telp: 021-3916160, Ext.212 

- Original Message - 
From: Alda Amtha 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 16, 2007 4:06 PM
Subject: [silatindonesia] Re: Silat  kecintaan pada silat tradisional

Saya sependapat dg pak Bambang, seharusnya FP2STI tidak perlu ada
kalau pencak silat betul2 telah dicintai oleh rakyat Indonesia, jadi
fungsi pelestarian telah dilakukan oleh semua anggota masyarakat
secara otomatis.

regards.

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, bambang sarkoro [CBN-NET]
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Silat dan Kecintaan pada silat tradisional
 
 
 Pendapat bahwa silat traisionil perlu dilestarikan menurut saya
adalah pandangan yang salah kaprah, Karena silat bukanlah barangan
yang langka. Disemua wilayah negeri tercinta ini , sedikitnya ada satu
aliran silat. 
 
 Silat harus lestari dan dicintai di negeri tercinta ini. Oleh karena
itu hadirnya forum pelestari dan pecinta silat tradisional (FP2ST)
adalah langkah maju dan positip dalam upaya membuat silat sebagai
olahraga beladiri dan seni menjadi lestari, bahkan memposisikan silat
tradisional menjadi asset budaya yang memiliki tingkat keluhuran budi
pekerti yang tinggi.
 
 Tidak satupun warganegara Indonesia yang tidak mengenal silat.
Semuanya kenal. Tetapi tidak semuanya dalam artian banyak yang tahu
apakah silat itu.
 
 
 
 Anggapan bahwa silat adalah olahraga keras, olahraga resiko tinggi,
olahraga mematikan, olahraga laga yang difahami masih melekat dan
terposisi di benak masyarkat. Kesan semacam ini terjadi mungkin
disebabkan oleh pengaruh media yang menayangkan cerita laga yang penuh
kekerasan, sehingga menurunkan citra cita rasa olahraga beladiri
secara umum.
 
 Kalau kita bicara soal resiko tinggi. balap mobil, power boat,
akrobat, panjat tebing, memilik resiko yang tidak kalah tingginya
dibanding dengan silat. 
 
 
 
 Silat sebagai seni dan beladiri kita yakini telah berusia ribuan
tahun, dimana ada kehidupan budaya di suatu wilayah negeri kita,
dipastikan disitu ada silat. Oleh karena itu silat adalah produk
budaya yang memiliki nilai luhur.
 
 
 
 Naluri manusia untuk mempertahankan diri untuk tidak di dzalimi oleh
spesies lain ( sejenis, atau hewan) adalah sesuatu yang sangat wajar.
Mengingat dalam diri manusia tidak memiliki senjata. Berbeda dengan
hewan seperti ular dengan upas yang mematikan, macan dengan cakarnya
dan taring yang kuat, gajah dengan tenaga yang kuat. Manusia cuma
memiliki tangan, kaki dan kecerdasan. Memanfaat kaki, tangan dan
kecerdasan dalam melindung diri agar tidak di dzalimi inilah yang
membuat manusia menjadi unggul diantara spesies lain dimuka bumi.
Omong besarnya manusia menjadi khalifah di planet bumi.
 
 
 
 Menyadari atas keterbatasan manusia, baik jangkauan dan tenaga maka
diperlukan pengaturan gerak yang efisien, Gilbreth seorang penemu
teori industrial engineering, menyatakan bahwa dari 17 gerak dasar
manusia, hanya 8 gerak saja yang memiliki nilai tambah. Kelak
dikemudian hari dikenal dengan istilah Therblig analisys.
 
 Dengan menggunakan gerak yang memiliki nilai tambah maka disipasi
tenaga bisa dikurangi secara significant. Tidak keras tetapi efisien.
Dan ini merupakan seni / arts dari silat.
 
 
 
 Pertanyaanya dimana letak seninya ?
 
 Disipasi (penghamburan) tenaga akan menurunkan kecepatan gerak dan
memandulkan reflek. Letak seninya berada pada menurunkan keterampilan
gerak yang tidak perlu... (susah kan membayanginya). Yang lebih
penting adalah bagaimana gerak silat memanfaatkan gerak yang tidak
perlu sebagai gerak untuk menghindari benturan fisik. Disitulah letak
seninya. Tidak diperlukan tapi dipulung agar memiliki manfaat tinggi. 
 
 
 
 Setiap gerak silat memiliki harmony / selaras dengan lingkunganya, 
seperti tepak 2 (tarik, tahan), tepak 3 ((pukul (maju), tarik
(mundur), tahan (diam)), menjadikan gerak silat terlihat indah, akan
lebih terasa indah jika di iringi musik yang di aransemen sesuai
dengan ritme gerak. Sehingga menimbulkan sensasi yang spesifik.
 
 
 
 Benang emas yang ingin dipaparkan disini, adalah bagaimana
memposisikan silat tradisional sebagai seni dan olahraga beladiri agar
dicintai oleh masyarakat kita. Jauh dari kesan gagah2an, jauh dari
kesan kekerasan, jauh dari kesan pede yang berkelebihan. 
 
 Kalau kita bicara soal cinta, maka rasa yang ada didalam sini,
adalah rasa keindahan, rasa ayom, rasa memperoleh pengakuan, Oleh
karena itu, kalau kita cinta pada silat tradisional, kita harus
mengenalkan silat tradisional dengan cita rasa keindahan, cita rasa
ayom, cita rasa untuk diakui, sebagai penetrasi kebutuhan dasar 
seperti yang disebut pada hierarki Maslow yang menyatakan bahwa
kebutuhan rasa aman (security feeling) adalah 

Re: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .............

2007-04-16 Terurut Topik Andika Priyandana
Herman B [EMAIL PROTECTED] wrote:

Kala diliahat yang terliat tawuran rata-rata adalah anak muda dan pendidikannya 
boleh dikatakan kurang, sehingga mudah sekali di provokasi. 

Emang bener ujaran kurangnya pengetahuan identik dan dekat dengan kebodohan...


  ___ 
Yahoo! Mail is the world's favourite email. Don't settle for less, sign up for
your free account today 
http://uk.rd.yahoo.com/evt=44106/*http://uk.docs.yahoo.com/mail/winter07.html 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Bulk] Re: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .............

2007-04-16 Terurut Topik E l a n g
Kalau anggota SHT di Jakarta, sepertinya tidak berpengaruh banyak dengan 
perguruan dipusatnya. yang memang acara tawuran ini sdh menjadi acara rutin 
tiap bulan suro sehingga latarbelakang kributannyapun tidak begitu jelas, 
seolah pertikaian antar kampung. hanya saja silat menjadi tamengnya saja. 
kasihan SHT yang namanya di buat jelek oleh anggotanya sendiri. dan herannya 
anggotanya malah bangga, padahal temen2 saya di SHT juga pada heran. 






  - Original Message - 
  From: bambang sarkoro [CBN-NET] 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, April 16, 2007 1:04 PM
  Subject: [Bulk] Re: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .


  Setia pada perguruan sih ok ok aja, tapi jangan sampe jadi primordial 
  sehingga kehilangan
  dialektika.

  - Original Message - 
  From: Zonny [EMAIL PROTECTED]
  To: silatindonesia@yahoogroups.com
  Sent: Monday, April 16, 2007 12:44
  Subject: RE: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .

   Sepertinya bukan pertama kali ya? dulu sempat lihat berita-nya di tv, 
   kurang
   lebih setahunan lalu. padahal mata airnya satu kan, devide et impera masih
   efektif kelihatannya :(
  
  
   peace
  
   _
  
   From: Eko Drajat, Nugroho (Tripatra) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
   Sent: Monday, April 16, 2007 11:57 AM
   To: Silatindonesia@yahoogroups.com
   Subject: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .
  
  
  
   Ini apa musti dibekukan dulu seperti IPDN ya ..
  
   Salam
  
   -_-_-__
  
   From: madiun-club@ 
   mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com
   [mailto:madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com
   -yahoogroups.-com]
   On Behalf Of Zainul Ghozyin
   Sent: Monday, April 16, 2007 11:26 AM
   To: madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com
   Subject: [madiunClub] Gelutan maneh
  
   Kota Ngawi Genting, Dua Kelompok Pesilat Saling Ancam
  
   TEMPO Interaktif, Ngawi:Mengantisipas-i bentrok antaranggota perguruan
   silat Setia Hati Teratai dengan Setia Hati Winongo, sekitar 500 aparat
   Kepolisian Resor Ngawi mengamankan Desa Rejuno, Kecamatan Karang Jati.
   Pengamanan dilakukan karena berembus kabar kedua kepompok tersebut bakal
   bentrok pada Minggu (15/4). Ratusan aparat itu berasal dari kepolisian
   sektor seluruh Kabupaten Ngawi dan Kepolisian Wilayah Madiun, Jawa
   Timur. Sebanyak delapan titik di Desa Rejuno, Kecamatan
   Karang Jati, Ngawi diamankan petugas kepolisian sejak Minggu pagi hingga
   saat ini. Delapan titik yang dijaga ketat tersebut antara lain, kantor
   Polsek Karang Jati,
   jalan-jalan utama di perbatasan wilayah dan pasar Desa Rejuno.
  
  
  
  
  
   --- 
  
  
  
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
   Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia
   http://www.silatindonesia.com (Situs Utama)
   http://www.silatindonesia.com/pustaka/ (Archive Milis)
   http://www.silatindonesia.com/forum/ (Webforum)
   http://silatindonesia.multiply.com (Blog Foto)
   http://silat.4-all.org (Milis)
  
  
   Anda juga bisa bergaung dengan Forum diskusi di alamat:
   http://www.silatindonesia.com/forum/
  
  
   KOMUNITAS PENCAK SILAT INDONESIA
   -
   silatindonesia The Begining Of Global ORientation
   Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional
   - 
   Yahoo! Groups Links
  
  
  



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Bulk] Re: [silatindonesia] OOT

2007-04-16 Terurut Topik iwan setiawan
kuya

E l a n g [EMAIL PROTECTED] wrote:  Mas Iwan bukannya lulusan IPDN?

- Original Message - 
From: iwan setiawan 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 16, 2007 4:17 PM
Subject: [Bulk] Re: [silatindonesia] OOT

nah itulah bedanya antara jago dengan jagoan..kalo orang jago beladiri dia 
akan mengerti betul segala gerak dan efek yang terjadi bila dilakukanjadi 
gak akan menyakiti orang ( apalagi yang diam ) kalo orang jagoan atau sok 
jago dia akan selalu nyoba gimana sih orang kalo dia pukul atau tendang dan 
gak pernah ngerti efeknyakalo IPDN itu mah sekolah yang menjadikan orang 
bermental penguasa bukan pengayommereka akan jadi tiran kecil dimasa 
datang...saya rasa kita tak perlu hal itu

Selamet Syahril (Traincom - HO) [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang jelas bukan 
pukulan silat dan gaya tendang/tajongnya juga bukan silat.

Pukulan gaya pengecut kali, lha sasarannya ngga boleh bereaksi kok!

- Original Message - 
From: bambang sarkoro [CBN-NET] 
To: FP2ST 
Sent: Saturday, April 14, 2007 3:23 PM
Subject: [silatindonesia] OOT

Sorry ya OOT:

Lihat tayang kekerasan di TV soal berita kekerasan fisik di IPDN.
Perhatikan senior yang nendang dan mukul yunior. dilhat dari geraknya bukan 
gerak martial arts.

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]



 

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional

2007-04-16 Terurut Topik iwan setiawan
iya mbah!

Yanweka [EMAIL PROTECTED] wrote:  Seperti hakiki mahluk hidup yang 
pasti saling beda satu dengan yang lainnya, dua bersaudara kembar siam pun atau 
bahkan hasil kloningpun, tetap saja berbeda. Bisa jadi ada beda berat badan, 
panjang rambut hingga beda dalam cara perpikir, dan inilah yang disebut dengan 
hakiki kehidupan, selalu ada perbedaan dan keunikan.

Salah satu cara menjebatani perbedaan adalah melalui belajar dan bersosialisasi 
dengan mahluk hidup lainnya, dalam membentuk sebuah komunitas yang unik, jujur 
dan terbuka. Lalu apakah saat ini pencak silat membutuhkan semua itu?, 
pertanyaan yang tentunya tidak mudah dijawab namun gampang dicerna oleh batin 
kita, karena sifat dasar manusia adalah kebutuhan ikatan manusia yang satu 
dengan manusia lainnya sebagai mahluk social.

Perguruan pencak silat adalah salah satu komunitas yang sifatnya lebih formal 
dan memiliki aturan atau birokrasi yang sudah ditetapkan, melalui perguruan 
inilah pesilat diasah menjadi pesilat yang memiliki loyalitas terhadap 
perguruannya, tentunya loyalitas tersebut tumbuh dari kesadaran dan kecintaan 
yang mendalam, bahkan terkadang membuahkan sifat fanatisme.

Sifat fanatisme lahir karena adanya factor persaingan dengan perguruan ataupun 
dengan organisasi pencak silat lainnya, hal ini adalah wajar manusia akan 
membela sebuah jati diri yang telah membangun dan menciptakan dirinya. Begitu 
pentingnya kah rasa atau sifat fanatisme?, tergantung dari sisi mana kita 
melihat dan merasakan fanatisme tersebut.

Untuk menghindari fanatisme yang merugikan tentunya perguruan pencak silat 
mulai membangun rasa keterbukaan dan keseimbangan dalam informasi, sehingga 
terciptanya rasa kebersamaan dengan pesilat dari perguruan lainnya. Kesadaran 
bahwa setiap manusia hingga organisasi dalam hal ini adalah perguruan, pasti 
memiliki perbedaan dan keunikan, factor inilah yang seharusnya menjadi alasan 
bahwa persaingan antara perguruan satu dengan perguruan lainnya, adalah 
persaingan dalam kualitas dalam berbagai hal.

Dalam membangun kompetisi dalam berorganisasi perguruan pencak silat memiliki 
organisasi induk yang mewadahi mereka, melalui IPSI inilah ragam perguruan 
ditampung dalam satu visi dan misi yang terarah tanpa menghilangkan keunikan 
yang dikandung setiap perguruan. Iklim kompetisi yang dilakukan IPSI adalah 
membangun pembinaan atlit yang berprestasi, tentunya IPSI harus mulai 
mempertimbangkan kompetisi yang saat ini dijalankan, masih banyak puluhan 
perguruan yang belum dijangkau oleh IPSI, sehingga ditakutkan akan timbul 
kecemburuan yang sifatnya merugikan.

Kompetsisi bukan ditujukan untuk 'menusia menajamkan manusia', mencapai hasil 
terbaik dan itu dinikmati oleh satu organisasi semata, cara yang terbaik adalah 
bagaimana agar seluruh potensi pencak silat dapat dinikmati hasilnya bersama, 
tentunya orientasi bersama dalam hal kemajuan dan bukan hirarki semata, dengan 
melihat prestasi, akan timbul kebutuhan evaluasi dan adaptasi terhadap 
pencapaian - pencapaian yang diharapkan dan tidak melupakan proses awal, 
walaupun budaya adaptasi terhadap keragaman perguruan yang ada secara tidak 
langsung berorientasi pada komunitas.

Komunitas yang diharapkan menjebatani kebutuhan-kebutuhan setiap organisasi 
tidak harus lahir dari birokrasi namun melalui kesadaran untuk berfikir terbuka 
dan bekerja sama dengan berbagai pihak dengan menerapkan pendekatan holistic 
yang fleksibel yakni kemampuan untuk melibatkan, mengidentifikasi dan memenuhi 
kebutuhan semua pihak dalam komunitas tersebut.

Idelanya memang sebuah komunitas terbentuk dari orang-orang yang berniat tanpa 
pamrih dalam tujuan yang jelas, tujuan tersebut dapat bermacam-macam sesuai 
dengan kebutuhan yang dirasakan perlu, salah satu contohnya adalah membantu 
IPSI dalam memasyarakatkan pencak silat dengan cara yang tentunya lebih umum, 
dapat pula komunitas tersebut melakukan apa yang belum dilakukan oleh perguruan 
ataupun organisasi lain, sehingga tidak ada tumpang tindih kepentingan yang 
seharus dapat diselaraskan.

Sekali lagi memang tidak mudah membangun sebuah komunitas ditengah-tengah 
kepentingan yang berbeda, namun melalui pendekatan diharapkan semakin banyak 
dukungan terhadap komunitas tersebut, dalam bekerja sama dan meluangkan sedikit 
waktu dalam suasana berbagi dengan tujuan satu dan niat yang esa, sehingga 
komunitas tersebut lahir sebagai jembatan yang mewadahi segala kepentingan yang 
positif. 

Dalam era teknologi yang terus akan berkembang, jarak dan waktu seakan tidak 
dibatasi, mungkin cara yang paling tepat saat ini adalah membangun komunitas 
tersebut melalui fasilitas internet dalam mailing-list (milis) yang sejak lama 
banyak dimanfaatkan sebagai media komunikasi yang efektif dan kini tinggallah 
kita merealisasikan sebuah komunitas pencak silat melalui milis yang kita 
impian kita bersama.

Yanweka

- Original Message - 
From: Alda Amtha 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 16, 2007 

[silatindonesia] wah boleh juga mas

2007-04-16 Terurut Topik Robert Brown
beneran nih bisa ngirim pedang muay thai?
kalo bener ta' kasih alamat saya:
jamaluddin luthfi
kelas XI IPA 1 MA
PPMI ASSALAAM
kartasura sukoharjo surakarta
jawa tengah
indonesia
beneran lho
koleksinya banyak kayaknya
mas dah punya apa saja?
wah mas O'ong aktif juga y..
gimana ibunya mas sdh sembuh?


  






  

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Yang Masuk Koran

2007-04-16 Terurut Topik Amal Ihsan
Nanti tak kasih softcopy dan hardcopy printnya hasil scannya kang. Btw, thanx 
buat tulisan2nya, memberi sy banyak ide pas nulis. 

On 04/16/2007 09:07 am, Kiki Rizki Noviandi wrote:
 makasih mas amal, saya bisa mejeng dikoran tempo, cuman saya engak sempat
 beli korannya.

 dimanakah saya masih bisa beli koran tempo tanggal tersebut?


 Best Regards,


 Kiki Rizki Noviandi


  .:: My Email -  mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] | My Web
 Blogs -  http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki
 http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki | My MVP Profile -
 https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi
 https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi ::.



   _

 From: Amal Ihsan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: 13 April 2007 19:50
 To: silatindonesia@yahoogroups.com
 Subject: [silatindonesia] Yang Masuk Koran



 Untuk tulisan di Koran Tempo, Ahad besok (8/4), nama Kang Ian, Kang Kiki
 dan

 Uda Alda sengaja sy masukkan ke tulisan. Biar bisa nampang dikit lah :))

 Adapun yg laen sudah pernah masuk koran adalah:
 Mas Eko (tulisan tntang Sabeni dan Forum),
 Mas Ery (tulisan tentang Forum),
 Kang Iwan (tulisan tntg Forum),
 Pak Nizam (tulisan ttg Cingkrik),
 Kang Yanweka (tulisan ttg Forum),
 Mas Luri Darmawan (tulisan ttg Forum)
 Pak Khusnul (tulisan ttg Dialog Aikido-Cikalong)
 Mas Agus S (tulisan ttg Paseban Lama)

 Yg akan muncul dalam kesempatan yg akan datang: Kang Witarsa, Kang Yudhy,
 Ki

 Sawung, Mas Rama dan Mas Ezra Arya Danulana Wiraatmaja (utk mas ezra sy
 akan

 usahakan disertai foto close-up). Tinggal menunggu momentumnya aja :)

 Adapun Mas Aryanav dan Mas Didit lbh suka dibelakang layar karena orang
 media.
 Lagian nama mereka bisa diliat di credit title program2 tertentu di Trans
 TV

 terutama program yang esek-esek. hueheuhe...

 Bagi Sahabat2 Silat yg lain yang pengen namanya nongol di Koran Tempo,
 daftar
 aja ke sy. Tetapi jangan lupa syaratnya: hrs aktif maen2 ke padepokan.
 hehehe...

 pis getu loh...





 [Non-text portions of this message have been removed]


[silatindonesia] Re: Yang Masuk Koran

2007-04-16 Terurut Topik Alda Amtha
Boleh juga dong buat saya mas Amal hehehe.. 

Terima kasih jg, nama ane bisa mejeng di Koran Tempo

Regards.

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, Amal Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nanti tak kasih softcopy dan hardcopy printnya hasil scannya kang.
Btw, thanx 
 buat tulisan2nya, memberi sy banyak ide pas nulis. 
 
 On 04/16/2007 09:07 am, Kiki Rizki Noviandi wrote:
  makasih mas amal, saya bisa mejeng dikoran tempo, cuman saya engak
sempat
  beli korannya.
 
  dimanakah saya masih bisa beli koran tempo tanggal tersebut?
 
 
  Best Regards,
 
 
  Kiki Rizki Noviandi
 
 
   .:: My Email -  mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] | My Web
  Blogs -  http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki
  http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki | My MVP Profile -
  https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi
  https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi ::.
 
 
 
_
 
  From: Amal Ihsan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: 13 April 2007 19:50
  To: silatindonesia@yahoogroups.com
  Subject: [silatindonesia] Yang Masuk Koran
 
 
 
  Untuk tulisan di Koran Tempo, Ahad besok (8/4), nama Kang Ian,
Kang Kiki
  dan
 
  Uda Alda sengaja sy masukkan ke tulisan. Biar bisa nampang dikit
lah :))
 
  Adapun yg laen sudah pernah masuk koran adalah:
  Mas Eko (tulisan tntang Sabeni dan Forum),
  Mas Ery (tulisan tentang Forum),
  Kang Iwan (tulisan tntg Forum),
  Pak Nizam (tulisan ttg Cingkrik),
  Kang Yanweka (tulisan ttg Forum),
  Mas Luri Darmawan (tulisan ttg Forum)
  Pak Khusnul (tulisan ttg Dialog Aikido-Cikalong)
  Mas Agus S (tulisan ttg Paseban Lama)
 
  Yg akan muncul dalam kesempatan yg akan datang: Kang Witarsa, Kang
Yudhy,
  Ki
 
  Sawung, Mas Rama dan Mas Ezra Arya Danulana Wiraatmaja (utk mas
ezra sy
  akan
 
  usahakan disertai foto close-up). Tinggal menunggu momentumnya aja :)
 
  Adapun Mas Aryanav dan Mas Didit lbh suka dibelakang layar karena
orang
  media.
  Lagian nama mereka bisa diliat di credit title program2 tertentu
di Trans
  TV
 
  terutama program yang esek-esek. hueheuhe...
 
  Bagi Sahabat2 Silat yg lain yang pengen namanya nongol di Koran Tempo,
  daftar
  aja ke sy. Tetapi jangan lupa syaratnya: hrs aktif maen2 ke padepokan.
  hehehe...
 
  pis getu loh...
 
 
 
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [silatindonesia] Alat riset silat tradisional

2007-04-16 Terurut Topik Amal Ihsan
gak bisa diakses nih mas ery. bisa dicariin tempat yg lebih gampang dibuka? 

On 04/16/2007 02:29 pm, Eryanto Nugroho wrote:
 Dear Sahabat Silat,



 Dulu saya pernah corat-coret semacam formulir untuk melakukan pencatatan
 silat tradisional. Saya kirim lagi. Jelas form ini masih banyak kekurangan
 mungkin karena pemahaman terbatas, jadi silahkan dirombak kalau diperlukan.



 Siapa yg mau mulai isi untuk Cingkrik, Cikalong, Sabeni dll?



 Kalau sudah diisi, mohon di share yaa, makin banyak yg nyimpan, bisa jadi
 makin baik



 Salam,

 ery

 .


 http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=7727165/grpspId=1705068802/msgI
d =3573/stime=1176703584/nc1=4438963/nc2=4430620/nc3=3858795




 [Non-text portions of this message have been removed]