RE: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .............
Permusuhan dua perguruan ini memang sudah turun temurun, dulu waktu tahun 91 ada pertandingan IPSI dua perguruan ini juga tawuran dengan membawa senjata, bahkan sekarang di daerah saya (ponorogo) di setiap pintu jalan besar dibuat gerbang besi untuk mengantisipasi tawuran perguruan ini. Kala diliahat yang terliat tawuran rata-rata adalah anak muda dan pendidikannya boleh dikatakan kurang, sehingga mudah sekali di provokasi. Menurut saya sudah waktunya pemerintah ikut campur dengan memanggil tokoh-tokoh perguruan mereka dan melakukan acara Islah Nasional untuk mencari jalan terbaik penyelesaian masalah. Karena kalau tidak maka korban jiwa akan semakin banyak, belum lagi korban harta dan tentu masa depan perguruan silat Indonesia. Bahkan dulu di daerah saya kalau ada perguruan lain mau membuka latian maka langsung diserbu untuk dibubarkan, untungnya perguruan saya tidak di serbu karena latihannya di komplek POLRES hehe. Mungkin disini ada temen-temen dari SH T maupun Winongo yang bisa share, kira-kira jalan terbaiknya seperti apa, karena ini sudah tahun 2007 lho,eranya seperti itu seharusnya suda ditinggal lama.. salam Zonny [EMAIL PROTECTED] wrote: Sepertinya bukan pertama kali ya? dulu sempat lihat berita-nya di tv, kurang lebih setahunan lalu. padahal mata airnya satu kan, devide et impera masih efektif kelihatannya :( peace _ From: Eko Drajat, Nugroho (Tripatra) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 16, 2007 11:57 AM To: Silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 . Ini apa musti dibekukan dulu seperti IPDN ya .. Salam -_-_-__ From: madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com [mailto:madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com] On Behalf Of Zainul Ghozyin Sent: Monday, April 16, 2007 11:26 AM To: madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com Subject: [madiunClub] Gelutan maneh Kota Ngawi Genting, Dua Kelompok Pesilat Saling Ancam TEMPO Interaktif, Ngawi:Mengantisipas-i bentrok antaranggota perguruan silat Setia Hati Teratai dengan Setia Hati Winongo, sekitar 500 aparat Kepolisian Resor Ngawi mengamankan Desa Rejuno, Kecamatan Karang Jati. Pengamanan dilakukan karena berembus kabar kedua kepompok tersebut bakal bentrok pada Minggu (15/4). Ratusan aparat itu berasal dari kepolisian sektor seluruh Kabupaten Ngawi dan Kepolisian Wilayah Madiun, Jawa Timur. Sebanyak delapan titik di Desa Rejuno, Kecamatan Karang Jati, Ngawi diamankan petugas kepolisian sejak Minggu pagi hingga saat ini. Delapan titik yang dijaga ketat tersebut antara lain, kantor Polsek Karang Jati, jalan-jalan utama di perbatasan wilayah dan pasar Desa Rejuno. --- [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Re: FW: Kok ga kapok2 .............
Kekurangan Lapangan kerja, sehingga para pemuda mencari aktualisasi diri untuk menjadi jagoan. --- dasaman_allaria [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Eko Drajat, Nugroho \(Tripatra\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini apa musti dibekukan dulu seperti IPDN ya .. TEMPO Interaktif, Ngawi:Mengantisipasi bentrok antaranggota perguruan silat Setia Hati Teratai dengan Setia Hati Winongo, sekitar 500 aparat Kepolisian Resor Ngawi mengamankan Desa Rejuno, Kecamatan Karang Jati. Ini namanya tawuran tersistemasi. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [silatindonesia] Silat kecintaan pada silat tradisional
Wah ...terima kasih Sahabat Silat Pak Bambang...ringkas, padat dan dalem. Kami sependpat dng Pak Bambang, bahwa Silat memiliki keunikan tersendiri.di Silatlah kita dpt melihat jejak ketinggian budaya dan kejeniusan dari leluhur Bangsa Indonesia, dengan segala kekurangan yang ada pada saat itu...leluhur kita (entah sadar/tidak sadar) telah menemukan konsep2 gerak dan teori2 yang malah baru diselediki efektifitasnya pada masa2 ini. Prinsip2 fisika tentang semakin kecil penampang semakin besar gayanya atau prinsip2 tentang gaya bandul dll...yang diterapkan pada beberapa aliran silat. Oleh karena itu untuk menyampaikan hal ini kepada generasi muda memang diperlukan suatu kemasan dan kelengkapan informasi kepada generai penerus bangsa sehingga silat dapat menjadi tuan rumah dinegeri sendiri. Hk Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: bambang sarkoro [CBN-NET] To: FP2ST Cc: Margaluyu Pusat Sent: Sunday, April 15, 2007 1:30 PM Subject: [silatindonesia] Silat kecintaan pada silat tradisional Silat dan Kecintaan pada silat tradisional Pendapat bahwa silat traisionil perlu dilestarikan menurut saya adalah pandangan yang salah kaprah, Karena silat bukanlah barangan yang langka. Disemua wilayah negeri tercinta ini , sedikitnya ada satu aliran silat. Silat harus lestari dan dicintai di negeri tercinta ini. Oleh karena itu hadirnya forum pelestari dan pecinta silat tradisional (FP2ST) adalah langkah maju dan positip dalam upaya membuat silat sebagai olahraga beladiri dan seni menjadi lestari, bahkan memposisikan silat tradisional menjadi asset budaya yang memiliki tingkat keluhuran budi pekerti yang tinggi. Tidak satupun warganegara Indonesia yang tidak mengenal silat. Semuanya kenal. Tetapi tidak semuanya dalam artian banyak yang tahu apakah silat itu. Anggapan bahwa silat adalah olahraga keras, olahraga resiko tinggi, olahraga mematikan, olahraga laga yang difahami masih melekat dan terposisi di benak masyarkat. Kesan semacam ini terjadi mungkin disebabkan oleh pengaruh media yang menayangkan cerita laga yang penuh kekerasan, sehingga menurunkan citra cita rasa olahraga beladiri secara umum. Kalau kita bicara soal resiko tinggi. balap mobil, power boat, akrobat, panjat tebing, memilik resiko yang tidak kalah tingginya dibanding dengan silat. Silat sebagai seni dan beladiri kita yakini telah berusia ribuan tahun, dimana ada kehidupan budaya di suatu wilayah negeri kita, dipastikan disitu ada silat. Oleh karena itu silat adalah produk budaya yang memiliki nilai luhur. Naluri manusia untuk mempertahankan diri untuk tidak di dzalimi oleh spesies lain ( sejenis, atau hewan) adalah sesuatu yang sangat wajar. Mengingat dalam diri manusia tidak memiliki senjata. Berbeda dengan hewan seperti ular dengan upas yang mematikan, macan dengan cakarnya dan taring yang kuat, gajah dengan tenaga yang kuat. Manusia cuma memiliki tangan, kaki dan kecerdasan. Memanfaat kaki, tangan dan kecerdasan dalam melindung diri agar tidak di dzalimi inilah yang membuat manusia menjadi unggul diantara spesies lain dimuka bumi. Omong besarnya manusia menjadi khalifah di planet bumi. Menyadari atas keterbatasan manusia, baik jangkauan dan tenaga maka diperlukan pengaturan gerak yang efisien, Gilbreth seorang penemu teori industrial engineering, menyatakan bahwa dari 17 gerak dasar manusia, hanya 8 gerak saja yang memiliki nilai tambah. Kelak dikemudian hari dikenal dengan istilah Therblig analisys. Dengan menggunakan gerak yang memiliki nilai tambah maka disipasi tenaga bisa dikurangi secara significant. Tidak keras tetapi efisien. Dan ini merupakan seni / arts dari silat. Pertanyaanya dimana letak seninya ? Disipasi (penghamburan) tenaga akan menurunkan kecepatan gerak dan memandulkan reflek. Letak seninya berada pada menurunkan keterampilan gerak yang tidak perlu... (susah kan membayanginya). Yang lebih penting adalah bagaimana gerak silat memanfaatkan gerak yang tidak perlu sebagai gerak untuk menghindari benturan fisik. Disitulah letak seninya. Tidak diperlukan tapi dipulung agar memiliki manfaat tinggi. Setiap gerak silat memiliki harmony / selaras dengan lingkunganya, seperti tepak 2 (tarik, tahan), tepak 3 ((pukul (maju), tarik (mundur), tahan (diam)), menjadikan gerak silat terlihat indah, akan lebih terasa indah jika di iringi musik yang di aransemen sesuai dengan ritme gerak. Sehingga menimbulkan sensasi yang spesifik. Benang emas yang ingin dipaparkan disini, adalah bagaimana memposisikan silat tradisional sebagai seni dan olahraga beladiri agar dicintai oleh masyarakat kita. Jauh dari kesan gagah2an, jauh dari kesan kekerasan, jauh dari kesan pede yang berkelebihan. Kalau kita bicara soal cinta, maka rasa yang ada didalam sini, adalah rasa keindahan, rasa ayom,
RE: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .............
Silatnya gak salah yang salah orangnyacinta gak salah, kebutaannya yang buat angkara Zonny [EMAIL PROTECTED] wrote: Sepertinya bukan pertama kali ya? dulu sempat lihat berita-nya di tv, kurang lebih setahunan lalu. padahal mata airnya satu kan, devide et impera masih efektif kelihatannya :( peace _ From: Eko Drajat, Nugroho (Tripatra) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 16, 2007 11:57 AM To: Silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 . Ini apa musti dibekukan dulu seperti IPDN ya .. Salam -_-_-__ From: madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com [mailto:madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com] On Behalf Of Zainul Ghozyin Sent: Monday, April 16, 2007 11:26 AM To: madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com Subject: [madiunClub] Gelutan maneh Kota Ngawi Genting, Dua Kelompok Pesilat Saling Ancam TEMPO Interaktif, Ngawi:Mengantisipas-i bentrok antaranggota perguruan silat Setia Hati Teratai dengan Setia Hati Winongo, sekitar 500 aparat Kepolisian Resor Ngawi mengamankan Desa Rejuno, Kecamatan Karang Jati. Pengamanan dilakukan karena berembus kabar kedua kepompok tersebut bakal bentrok pada Minggu (15/4). Ratusan aparat itu berasal dari kepolisian sektor seluruh Kabupaten Ngawi dan Kepolisian Wilayah Madiun, Jawa Timur. Sebanyak delapan titik di Desa Rejuno, Kecamatan Karang Jati, Ngawi diamankan petugas kepolisian sejak Minggu pagi hingga saat ini. Delapan titik yang dijaga ketat tersebut antara lain, kantor Polsek Karang Jati, jalan-jalan utama di perbatasan wilayah dan pasar Desa Rejuno. --- [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional
Saya sependapat dg pak Bambang, seharusnya FP2STI tidak perlu ada kalau pencak silat betul2 telah dicintai oleh rakyat Indonesia, jadi fungsi pelestarian telah dilakukan oleh semua anggota masyarakat secara otomatis. regards. --- In silatindonesia@yahoogroups.com, bambang sarkoro [CBN-NET] [EMAIL PROTECTED] wrote: Silat dan Kecintaan pada silat tradisional Pendapat bahwa silat traisionil perlu dilestarikan menurut saya adalah pandangan yang salah kaprah, Karena silat bukanlah barangan yang langka. Disemua wilayah negeri tercinta ini , sedikitnya ada satu aliran silat. Silat harus lestari dan dicintai di negeri tercinta ini. Oleh karena itu hadirnya forum pelestari dan pecinta silat tradisional (FP2ST) adalah langkah maju dan positip dalam upaya membuat silat sebagai olahraga beladiri dan seni menjadi lestari, bahkan memposisikan silat tradisional menjadi asset budaya yang memiliki tingkat keluhuran budi pekerti yang tinggi. Tidak satupun warganegara Indonesia yang tidak mengenal silat. Semuanya kenal. Tetapi tidak semuanya dalam artian banyak yang tahu apakah silat itu. Anggapan bahwa silat adalah olahraga keras, olahraga resiko tinggi, olahraga mematikan, olahraga laga yang difahami masih melekat dan terposisi di benak masyarkat. Kesan semacam ini terjadi mungkin disebabkan oleh pengaruh media yang menayangkan cerita laga yang penuh kekerasan, sehingga menurunkan citra cita rasa olahraga beladiri secara umum. Kalau kita bicara soal resiko tinggi. balap mobil, power boat, akrobat, panjat tebing, memilik resiko yang tidak kalah tingginya dibanding dengan silat. Silat sebagai seni dan beladiri kita yakini telah berusia ribuan tahun, dimana ada kehidupan budaya di suatu wilayah negeri kita, dipastikan disitu ada silat. Oleh karena itu silat adalah produk budaya yang memiliki nilai luhur. Naluri manusia untuk mempertahankan diri untuk tidak di dzalimi oleh spesies lain ( sejenis, atau hewan) adalah sesuatu yang sangat wajar. Mengingat dalam diri manusia tidak memiliki senjata. Berbeda dengan hewan seperti ular dengan upas yang mematikan, macan dengan cakarnya dan taring yang kuat, gajah dengan tenaga yang kuat. Manusia cuma memiliki tangan, kaki dan kecerdasan. Memanfaat kaki, tangan dan kecerdasan dalam melindung diri agar tidak di dzalimi inilah yang membuat manusia menjadi unggul diantara spesies lain dimuka bumi. Omong besarnya manusia menjadi khalifah di planet bumi. Menyadari atas keterbatasan manusia, baik jangkauan dan tenaga maka diperlukan pengaturan gerak yang efisien, Gilbreth seorang penemu teori industrial engineering, menyatakan bahwa dari 17 gerak dasar manusia, hanya 8 gerak saja yang memiliki nilai tambah. Kelak dikemudian hari dikenal dengan istilah Therblig analisys. Dengan menggunakan gerak yang memiliki nilai tambah maka disipasi tenaga bisa dikurangi secara significant. Tidak keras tetapi efisien. Dan ini merupakan seni / arts dari silat. Pertanyaanya dimana letak seninya ? Disipasi (penghamburan) tenaga akan menurunkan kecepatan gerak dan memandulkan reflek. Letak seninya berada pada menurunkan keterampilan gerak yang tidak perlu... (susah kan membayanginya). Yang lebih penting adalah bagaimana gerak silat memanfaatkan gerak yang tidak perlu sebagai gerak untuk menghindari benturan fisik. Disitulah letak seninya. Tidak diperlukan tapi dipulung agar memiliki manfaat tinggi. Setiap gerak silat memiliki harmony / selaras dengan lingkunganya, seperti tepak 2 (tarik, tahan), tepak 3 ((pukul (maju), tarik (mundur), tahan (diam)), menjadikan gerak silat terlihat indah, akan lebih terasa indah jika di iringi musik yang di aransemen sesuai dengan ritme gerak. Sehingga menimbulkan sensasi yang spesifik. Benang emas yang ingin dipaparkan disini, adalah bagaimana memposisikan silat tradisional sebagai seni dan olahraga beladiri agar dicintai oleh masyarakat kita. Jauh dari kesan gagah2an, jauh dari kesan kekerasan, jauh dari kesan pede yang berkelebihan. Kalau kita bicara soal cinta, maka rasa yang ada didalam sini, adalah rasa keindahan, rasa ayom, rasa memperoleh pengakuan, Oleh karena itu, kalau kita cinta pada silat tradisional, kita harus mengenalkan silat tradisional dengan cita rasa keindahan, cita rasa ayom, cita rasa untuk diakui, sebagai penetrasi kebutuhan dasar seperti yang disebut pada hierarki Maslow yang menyatakan bahwa kebutuhan rasa aman (security feeling) adalah kebutuhan berikutnya setelah kebutuhan dasar, dan kebutuhan untuk diakui telah dicapai. Wassalam Bambang Sarkoro http://www.margaluyu-pusat.net [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] OOT
nah itulah bedanya antara jago dengan jagoan..kalo orang jago beladiri dia akan mengerti betul segala gerak dan efek yang terjadi bila dilakukanjadi gak akan menyakiti orang ( apalagi yang diam ) kalo orang jagoan atau sok jago dia akan selalu nyoba gimana sih orang kalo dia pukul atau tendang dan gak pernah ngerti efeknyakalo IPDN itu mah sekolah yang menjadikan orang bermental penguasa bukan pengayommereka akan jadi tiran kecil dimasa datang...saya rasa kita tak perlu hal itu Selamet Syahril (Traincom - HO) [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang jelas bukan pukulan silat dan gaya tendang/tajongnya juga bukan silat. Pukulan gaya pengecut kali, lha sasarannya ngga boleh bereaksi kok! - Original Message - From: bambang sarkoro [CBN-NET] To: FP2ST Sent: Saturday, April 14, 2007 3:23 PM Subject: [silatindonesia] OOT Sorry ya OOT: Lihat tayang kekerasan di TV soal berita kekerasan fisik di IPDN. Perhatikan senior yang nendang dan mukul yunior. dilhat dari geraknya bukan gerak martial arts. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional
Seperti hakiki mahluk hidup yang pasti saling beda satu dengan yang lainnya, dua bersaudara kembar siam pun atau bahkan hasil kloningpun, tetap saja berbeda. Bisa jadi ada beda berat badan, panjang rambut hingga beda dalam cara perpikir, dan inilah yang disebut dengan hakiki kehidupan, selalu ada perbedaan dan keunikan. Salah satu cara menjebatani perbedaan adalah melalui belajar dan bersosialisasi dengan mahluk hidup lainnya, dalam membentuk sebuah komunitas yang unik, jujur dan terbuka. Lalu apakah saat ini pencak silat membutuhkan semua itu?, pertanyaan yang tentunya tidak mudah dijawab namun gampang dicerna oleh batin kita, karena sifat dasar manusia adalah kebutuhan ikatan manusia yang satu dengan manusia lainnya sebagai mahluk social. Perguruan pencak silat adalah salah satu komunitas yang sifatnya lebih formal dan memiliki aturan atau birokrasi yang sudah ditetapkan, melalui perguruan inilah pesilat diasah menjadi pesilat yang memiliki loyalitas terhadap perguruannya, tentunya loyalitas tersebut tumbuh dari kesadaran dan kecintaan yang mendalam, bahkan terkadang membuahkan sifat fanatisme. Sifat fanatisme lahir karena adanya factor persaingan dengan perguruan ataupun dengan organisasi pencak silat lainnya, hal ini adalah wajar manusia akan membela sebuah jati diri yang telah membangun dan menciptakan dirinya. Begitu pentingnya kah rasa atau sifat fanatisme?, tergantung dari sisi mana kita melihat dan merasakan fanatisme tersebut. Untuk menghindari fanatisme yang merugikan tentunya perguruan pencak silat mulai membangun rasa keterbukaan dan keseimbangan dalam informasi, sehingga terciptanya rasa kebersamaan dengan pesilat dari perguruan lainnya. Kesadaran bahwa setiap manusia hingga organisasi dalam hal ini adalah perguruan, pasti memiliki perbedaan dan keunikan, factor inilah yang seharusnya menjadi alasan bahwa persaingan antara perguruan satu dengan perguruan lainnya, adalah persaingan dalam kualitas dalam berbagai hal. Dalam membangun kompetisi dalam berorganisasi perguruan pencak silat memiliki organisasi induk yang mewadahi mereka, melalui IPSI inilah ragam perguruan ditampung dalam satu visi dan misi yang terarah tanpa menghilangkan keunikan yang dikandung setiap perguruan. Iklim kompetisi yang dilakukan IPSI adalah membangun pembinaan atlit yang berprestasi, tentunya IPSI harus mulai mempertimbangkan kompetisi yang saat ini dijalankan, masih banyak puluhan perguruan yang belum dijangkau oleh IPSI, sehingga ditakutkan akan timbul kecemburuan yang sifatnya merugikan. Kompetsisi bukan ditujukan untuk 'menusia menajamkan manusia', mencapai hasil terbaik dan itu dinikmati oleh satu organisasi semata, cara yang terbaik adalah bagaimana agar seluruh potensi pencak silat dapat dinikmati hasilnya bersama, tentunya orientasi bersama dalam hal kemajuan dan bukan hirarki semata, dengan melihat prestasi, akan timbul kebutuhan evaluasi dan adaptasi terhadap pencapaian - pencapaian yang diharapkan dan tidak melupakan proses awal, walaupun budaya adaptasi terhadap keragaman perguruan yang ada secara tidak langsung berorientasi pada komunitas. Komunitas yang diharapkan menjebatani kebutuhan-kebutuhan setiap organisasi tidak harus lahir dari birokrasi namun melalui kesadaran untuk berfikir terbuka dan bekerja sama dengan berbagai pihak dengan menerapkan pendekatan holistic yang fleksibel yakni kemampuan untuk melibatkan, mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan semua pihak dalam komunitas tersebut. Idelanya memang sebuah komunitas terbentuk dari orang-orang yang berniat tanpa pamrih dalam tujuan yang jelas, tujuan tersebut dapat bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan perlu, salah satu contohnya adalah membantu IPSI dalam memasyarakatkan pencak silat dengan cara yang tentunya lebih umum, dapat pula komunitas tersebut melakukan apa yang belum dilakukan oleh perguruan ataupun organisasi lain, sehingga tidak ada tumpang tindih kepentingan yang seharus dapat diselaraskan. Sekali lagi memang tidak mudah membangun sebuah komunitas ditengah-tengah kepentingan yang berbeda, namun melalui pendekatan diharapkan semakin banyak dukungan terhadap komunitas tersebut, dalam bekerja sama dan meluangkan sedikit waktu dalam suasana berbagi dengan tujuan satu dan niat yang esa, sehingga komunitas tersebut lahir sebagai jembatan yang mewadahi segala kepentingan yang positif. Dalam era teknologi yang terus akan berkembang, jarak dan waktu seakan tidak dibatasi, mungkin cara yang paling tepat saat ini adalah membangun komunitas tersebut melalui fasilitas internet dalam mailing-list (milis) yang sejak lama banyak dimanfaatkan sebagai media komunikasi yang efektif dan kini tinggallah kita merealisasikan sebuah komunitas pencak silat melalui milis yang kita impian kita bersama. Yanweka - Original Message - From: Alda Amtha To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, April 16, 2007 4:06 PM Subject: [silatindonesia] Re: Silat
Re: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional
wacana pelestarian pencak silat tradisional Filed under: Sketsa Untuk mengerjakan suatu pekerjaan besar, Tidak diperlukan orang-orang besar, yang diperlukan adalah orang yang berdedikasi. Orang-orang biasa, kalau cukup berdedikasi dapat mewujudkan hal-hal yang luar biasa. Kata-kata bijak ini memberikan sedikit gambaran bahwa setiap manusia dibekali kemampuan yang luar biasa, dengan dedikasi dan tanggung jawab yang dimilikinya tidak mustahil suatu hal yang terlihat sederhana menjadi sesuatu yang luar biasa. Begitupun ketertarikan kawan-kawan dalam milis silatbogor, cukup menarik melihat simpati kawan-kawan dimilis pencak silat ini dalam diskusinya akhir-akhir ini, melihat dari semangat dan juga opini yang berkambang terlihat sekali bahwa anggapan pencak silat yang selama ini merupakan beladiri yang kaku dan tertutup nampaknya tidak terlihat dari perbincangan dalam milis tersebut. Walupun belum banyak pesilat yang bergabung dalam milis tersebut tidak akan menyurutkan semangat dalam kolaborasi dalam membangun opini positif. Seperti contoh wacana pelestarian pencak silat tradisional yang diangkat dalam forum tersebut mengisyaratkan bahwa ada tujuan yang menjadi cita-cita yang mudah-mudahan saja mendapatkan dukungan dari pesilat hingga organisasi pencak silat di Indonesia. Orientasi global memang saatnya diangkat dalam berkomunitas, tidak membeda-bedakan perguruan dan aliran yang mereka ikuti, perbedaan adalah sebuah tanda kekayaan pencak silat yang memang beragam. Kekayaan inilah yang menjadi tujuan utama untuk memberikan kesadaran pada kita khususnya pesilat ataupun praktisi pencak silat bahwa jangan sampai terjebak pada pandangannya yang sempit. Memang berpandangan global bukanlah solusi pencak silat dimasa yang akan datang akan lebih maju, namun setidaknya ada rasa kebersamaan dan kepedulian sesama pecinta pencak silat agar pencak silat tersebut tetap lestari. Dan bukan tidak mungkin sebuah diskusi yang selama ini berkembang akan memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan pencak silat tersebut. Forum pecinta pencak silat tradisional itulah rencana yang akan mengawali pembentukan forum ini, dan kelihatannya memang sulit dan membutuhkan pemikiran-pemikiran yang terbuka dan cerdas dalam merealisasikannya, karena bila melihat sumber daya manusia yang ada terutama member-members dalam forum tersebut memang belumlah terlalu banyak, oleh sebab itu perlunya sosialisasi kepada pecinta pencak silat lainnya di Tanah Air agar konsep yang ditawarkan menjadi sebuah konsep yang dapat mendorong kemajuan pemahaman terhadap pandangan-pandangan sempit yang selama ini menjadi tradisi perguruan silat yang takut kehilangan murid-muridnya dan hengkang keperguruan lain. Kita telah lama menganggap pencak silat sebagai olahraga yang menjadi milik seseorang atau organisasi tertentu, sehingga tidak sedikit keseimbangan informasi malah membuat pencak silat berpaku pada salah satu perguruan besar, namun sepatutnya sebuah perguruan besar dengan jumlah pesilat-pesilatnya dapat memberikan arahan-arahan atau pemikiran bahwa kekayaan dan keragaman ini bukanlah menjadi persaingan yang negative namun menjadi rasa persaudaraan yang kokoh seperti apa yang diemban oleh pencak silat sebagai salah satu alat silaturahmi yang akan membuat ikatan-ikatan batin yang kuat tidak hanya dalam perguruannya semata namun lebih dari itu yaitu pencak silat pada umumnya. Catatan : pernahkah anda melihat sebuah kejuaraan pencak silat antar perguruan, dimana persaingan dalam sportifitas dijunjung tinggi sebagai salah satu ciri khas pencak silat, dimana keseluruhan agenda kejuaraan tersebut merupakan niat yang luhur.., tidak hanya mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah, namun dari itu semua seharusnya terbesit dalam benak kita bahwa kejuaraan antar perguruan silat ini adalah acara besar, acara dimana komunitas atau masyarakat pencak silat dapat bersilaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.(yanweka) - Original Message - From: Yanweka To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, April 16, 2007 4:28 PM Subject: [Bulk] Re: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional Seperti hakiki mahluk hidup yang pasti saling beda satu dengan yang lainnya, dua bersaudara kembar siam pun atau bahkan hasil kloningpun, tetap saja berbeda. Bisa jadi ada beda berat badan, panjang rambut hingga beda dalam cara perpikir, dan inilah yang disebut dengan hakiki kehidupan, selalu ada perbedaan dan keunikan. Salah satu cara menjebatani perbedaan adalah melalui belajar dan bersosialisasi dengan mahluk hidup lainnya, dalam membentuk sebuah komunitas yang unik, jujur dan terbuka. Lalu apakah saat ini pencak silat membutuhkan semua itu?, pertanyaan yang tentunya tidak mudah dijawab namun gampang dicerna oleh batin kita, karena sifat dasar manusia adalah kebutuhan ikatan manusia yang satu dengan manusia lainnya sebagai mahluk social. Perguruan pencak silat adalah salah
Re: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional
Sayangnya hal itu tidak terjadi . Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: Alda Amtha To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, April 16, 2007 4:06 PM Subject: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional Saya sependapat dg pak Bambang, seharusnya FP2STI tidak perlu ada kalau pencak silat betul2 telah dicintai oleh rakyat Indonesia, jadi fungsi pelestarian telah dilakukan oleh semua anggota masyarakat secara otomatis. regards. --- In silatindonesia@yahoogroups.com, bambang sarkoro [CBN-NET] [EMAIL PROTECTED] wrote: Silat dan Kecintaan pada silat tradisional Pendapat bahwa silat traisionil perlu dilestarikan menurut saya adalah pandangan yang salah kaprah, Karena silat bukanlah barangan yang langka. Disemua wilayah negeri tercinta ini , sedikitnya ada satu aliran silat. Silat harus lestari dan dicintai di negeri tercinta ini. Oleh karena itu hadirnya forum pelestari dan pecinta silat tradisional (FP2ST) adalah langkah maju dan positip dalam upaya membuat silat sebagai olahraga beladiri dan seni menjadi lestari, bahkan memposisikan silat tradisional menjadi asset budaya yang memiliki tingkat keluhuran budi pekerti yang tinggi. Tidak satupun warganegara Indonesia yang tidak mengenal silat. Semuanya kenal. Tetapi tidak semuanya dalam artian banyak yang tahu apakah silat itu. Anggapan bahwa silat adalah olahraga keras, olahraga resiko tinggi, olahraga mematikan, olahraga laga yang difahami masih melekat dan terposisi di benak masyarkat. Kesan semacam ini terjadi mungkin disebabkan oleh pengaruh media yang menayangkan cerita laga yang penuh kekerasan, sehingga menurunkan citra cita rasa olahraga beladiri secara umum. Kalau kita bicara soal resiko tinggi. balap mobil, power boat, akrobat, panjat tebing, memilik resiko yang tidak kalah tingginya dibanding dengan silat. Silat sebagai seni dan beladiri kita yakini telah berusia ribuan tahun, dimana ada kehidupan budaya di suatu wilayah negeri kita, dipastikan disitu ada silat. Oleh karena itu silat adalah produk budaya yang memiliki nilai luhur. Naluri manusia untuk mempertahankan diri untuk tidak di dzalimi oleh spesies lain ( sejenis, atau hewan) adalah sesuatu yang sangat wajar. Mengingat dalam diri manusia tidak memiliki senjata. Berbeda dengan hewan seperti ular dengan upas yang mematikan, macan dengan cakarnya dan taring yang kuat, gajah dengan tenaga yang kuat. Manusia cuma memiliki tangan, kaki dan kecerdasan. Memanfaat kaki, tangan dan kecerdasan dalam melindung diri agar tidak di dzalimi inilah yang membuat manusia menjadi unggul diantara spesies lain dimuka bumi. Omong besarnya manusia menjadi khalifah di planet bumi. Menyadari atas keterbatasan manusia, baik jangkauan dan tenaga maka diperlukan pengaturan gerak yang efisien, Gilbreth seorang penemu teori industrial engineering, menyatakan bahwa dari 17 gerak dasar manusia, hanya 8 gerak saja yang memiliki nilai tambah. Kelak dikemudian hari dikenal dengan istilah Therblig analisys. Dengan menggunakan gerak yang memiliki nilai tambah maka disipasi tenaga bisa dikurangi secara significant. Tidak keras tetapi efisien. Dan ini merupakan seni / arts dari silat. Pertanyaanya dimana letak seninya ? Disipasi (penghamburan) tenaga akan menurunkan kecepatan gerak dan memandulkan reflek. Letak seninya berada pada menurunkan keterampilan gerak yang tidak perlu... (susah kan membayanginya). Yang lebih penting adalah bagaimana gerak silat memanfaatkan gerak yang tidak perlu sebagai gerak untuk menghindari benturan fisik. Disitulah letak seninya. Tidak diperlukan tapi dipulung agar memiliki manfaat tinggi. Setiap gerak silat memiliki harmony / selaras dengan lingkunganya, seperti tepak 2 (tarik, tahan), tepak 3 ((pukul (maju), tarik (mundur), tahan (diam)), menjadikan gerak silat terlihat indah, akan lebih terasa indah jika di iringi musik yang di aransemen sesuai dengan ritme gerak. Sehingga menimbulkan sensasi yang spesifik. Benang emas yang ingin dipaparkan disini, adalah bagaimana memposisikan silat tradisional sebagai seni dan olahraga beladiri agar dicintai oleh masyarakat kita. Jauh dari kesan gagah2an, jauh dari kesan kekerasan, jauh dari kesan pede yang berkelebihan. Kalau kita bicara soal cinta, maka rasa yang ada didalam sini, adalah rasa keindahan, rasa ayom, rasa memperoleh pengakuan, Oleh karena itu, kalau kita cinta pada silat tradisional, kita harus mengenalkan silat tradisional
Balasan: Re: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional
salam... pak Eko, justru masih ada kok sebagian kecil masyarakat kita yang tetep berusaha untuk melesatarikan ini biarpun cuma sebagian kecil. beneran nih. Eko Hadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Sayangnya hal itu tidak terjadi . Eko Hadi S Corporate Legal Compliance PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk Telp: 021-3916160, Ext.212 - Original Message - From: Alda Amtha To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, April 16, 2007 4:06 PM Subject: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional Saya sependapat dg pak Bambang, seharusnya FP2STI tidak perlu ada kalau pencak silat betul2 telah dicintai oleh rakyat Indonesia, jadi fungsi pelestarian telah dilakukan oleh semua anggota masyarakat secara otomatis. regards. --- In silatindonesia@yahoogroups.com, bambang sarkoro [CBN-NET] [EMAIL PROTECTED] wrote: Silat dan Kecintaan pada silat tradisional Pendapat bahwa silat traisionil perlu dilestarikan menurut saya adalah pandangan yang salah kaprah, Karena silat bukanlah barangan yang langka. Disemua wilayah negeri tercinta ini , sedikitnya ada satu aliran silat. Silat harus lestari dan dicintai di negeri tercinta ini. Oleh karena itu hadirnya forum pelestari dan pecinta silat tradisional (FP2ST) adalah langkah maju dan positip dalam upaya membuat silat sebagai olahraga beladiri dan seni menjadi lestari, bahkan memposisikan silat tradisional menjadi asset budaya yang memiliki tingkat keluhuran budi pekerti yang tinggi. Tidak satupun warganegara Indonesia yang tidak mengenal silat. Semuanya kenal. Tetapi tidak semuanya dalam artian banyak yang tahu apakah silat itu. Anggapan bahwa silat adalah olahraga keras, olahraga resiko tinggi, olahraga mematikan, olahraga laga yang difahami masih melekat dan terposisi di benak masyarkat. Kesan semacam ini terjadi mungkin disebabkan oleh pengaruh media yang menayangkan cerita laga yang penuh kekerasan, sehingga menurunkan citra cita rasa olahraga beladiri secara umum. Kalau kita bicara soal resiko tinggi. balap mobil, power boat, akrobat, panjat tebing, memilik resiko yang tidak kalah tingginya dibanding dengan silat. Silat sebagai seni dan beladiri kita yakini telah berusia ribuan tahun, dimana ada kehidupan budaya di suatu wilayah negeri kita, dipastikan disitu ada silat. Oleh karena itu silat adalah produk budaya yang memiliki nilai luhur. Naluri manusia untuk mempertahankan diri untuk tidak di dzalimi oleh spesies lain ( sejenis, atau hewan) adalah sesuatu yang sangat wajar. Mengingat dalam diri manusia tidak memiliki senjata. Berbeda dengan hewan seperti ular dengan upas yang mematikan, macan dengan cakarnya dan taring yang kuat, gajah dengan tenaga yang kuat. Manusia cuma memiliki tangan, kaki dan kecerdasan. Memanfaat kaki, tangan dan kecerdasan dalam melindung diri agar tidak di dzalimi inilah yang membuat manusia menjadi unggul diantara spesies lain dimuka bumi. Omong besarnya manusia menjadi khalifah di planet bumi. Menyadari atas keterbatasan manusia, baik jangkauan dan tenaga maka diperlukan pengaturan gerak yang efisien, Gilbreth seorang penemu teori industrial engineering, menyatakan bahwa dari 17 gerak dasar manusia, hanya 8 gerak saja yang memiliki nilai tambah. Kelak dikemudian hari dikenal dengan istilah Therblig analisys. Dengan menggunakan gerak yang memiliki nilai tambah maka disipasi tenaga bisa dikurangi secara significant. Tidak keras tetapi efisien. Dan ini merupakan seni / arts dari silat. Pertanyaanya dimana letak seninya ? Disipasi (penghamburan) tenaga akan menurunkan kecepatan gerak dan memandulkan reflek. Letak seninya berada pada menurunkan keterampilan gerak yang tidak perlu... (susah kan membayanginya). Yang lebih penting adalah bagaimana gerak silat memanfaatkan gerak yang tidak perlu sebagai gerak untuk menghindari benturan fisik. Disitulah letak seninya. Tidak diperlukan tapi dipulung agar memiliki manfaat tinggi. Setiap gerak silat memiliki harmony / selaras dengan lingkunganya, seperti tepak 2 (tarik, tahan), tepak 3 ((pukul (maju), tarik (mundur), tahan (diam)), menjadikan gerak silat terlihat indah, akan lebih terasa indah jika di iringi musik yang di aransemen sesuai dengan ritme gerak. Sehingga menimbulkan sensasi yang spesifik. Benang emas yang ingin dipaparkan disini, adalah bagaimana memposisikan silat tradisional sebagai seni dan olahraga beladiri agar dicintai oleh masyarakat kita. Jauh dari kesan gagah2an, jauh dari kesan kekerasan, jauh dari kesan pede yang berkelebihan. Kalau kita bicara soal cinta, maka rasa yang ada didalam sini, adalah rasa keindahan, rasa ayom, rasa memperoleh pengakuan, Oleh karena itu, kalau kita cinta pada silat tradisional, kita harus mengenalkan silat tradisional dengan cita rasa keindahan, cita rasa ayom, cita rasa untuk diakui, sebagai penetrasi kebutuhan dasar seperti yang disebut pada hierarki Maslow yang menyatakan bahwa kebutuhan rasa aman (security feeling) adalah
Re: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .............
Herman B [EMAIL PROTECTED] wrote: Kala diliahat yang terliat tawuran rata-rata adalah anak muda dan pendidikannya boleh dikatakan kurang, sehingga mudah sekali di provokasi. Emang bener ujaran kurangnya pengetahuan identik dan dekat dengan kebodohan... ___ Yahoo! Mail is the world's favourite email. Don't settle for less, sign up for your free account today http://uk.rd.yahoo.com/evt=44106/*http://uk.docs.yahoo.com/mail/winter07.html [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Bulk] Re: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 .............
Kalau anggota SHT di Jakarta, sepertinya tidak berpengaruh banyak dengan perguruan dipusatnya. yang memang acara tawuran ini sdh menjadi acara rutin tiap bulan suro sehingga latarbelakang kributannyapun tidak begitu jelas, seolah pertikaian antar kampung. hanya saja silat menjadi tamengnya saja. kasihan SHT yang namanya di buat jelek oleh anggotanya sendiri. dan herannya anggotanya malah bangga, padahal temen2 saya di SHT juga pada heran. - Original Message - From: bambang sarkoro [CBN-NET] To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, April 16, 2007 1:04 PM Subject: [Bulk] Re: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 . Setia pada perguruan sih ok ok aja, tapi jangan sampe jadi primordial sehingga kehilangan dialektika. - Original Message - From: Zonny [EMAIL PROTECTED] To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, April 16, 2007 12:44 Subject: RE: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 . Sepertinya bukan pertama kali ya? dulu sempat lihat berita-nya di tv, kurang lebih setahunan lalu. padahal mata airnya satu kan, devide et impera masih efektif kelihatannya :( peace _ From: Eko Drajat, Nugroho (Tripatra) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 16, 2007 11:57 AM To: Silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] FW: Kok ga kapok2 . Ini apa musti dibekukan dulu seperti IPDN ya .. Salam -_-_-__ From: madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com [mailto:madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com] On Behalf Of Zainul Ghozyin Sent: Monday, April 16, 2007 11:26 AM To: madiun-club@ mailto:madiun-club%40yahoogroups.com -yahoogroups.-com Subject: [madiunClub] Gelutan maneh Kota Ngawi Genting, Dua Kelompok Pesilat Saling Ancam TEMPO Interaktif, Ngawi:Mengantisipas-i bentrok antaranggota perguruan silat Setia Hati Teratai dengan Setia Hati Winongo, sekitar 500 aparat Kepolisian Resor Ngawi mengamankan Desa Rejuno, Kecamatan Karang Jati. Pengamanan dilakukan karena berembus kabar kedua kepompok tersebut bakal bentrok pada Minggu (15/4). Ratusan aparat itu berasal dari kepolisian sektor seluruh Kabupaten Ngawi dan Kepolisian Wilayah Madiun, Jawa Timur. Sebanyak delapan titik di Desa Rejuno, Kecamatan Karang Jati, Ngawi diamankan petugas kepolisian sejak Minggu pagi hingga saat ini. Delapan titik yang dijaga ketat tersebut antara lain, kantor Polsek Karang Jati, jalan-jalan utama di perbatasan wilayah dan pasar Desa Rejuno. --- [Non-text portions of this message have been removed] Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia http://www.silatindonesia.com (Situs Utama) http://www.silatindonesia.com/pustaka/ (Archive Milis) http://www.silatindonesia.com/forum/ (Webforum) http://silatindonesia.multiply.com (Blog Foto) http://silat.4-all.org (Milis) Anda juga bisa bergaung dengan Forum diskusi di alamat: http://www.silatindonesia.com/forum/ KOMUNITAS PENCAK SILAT INDONESIA - silatindonesia The Begining Of Global ORientation Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional - Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Bulk] Re: [silatindonesia] OOT
kuya E l a n g [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Iwan bukannya lulusan IPDN? - Original Message - From: iwan setiawan To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, April 16, 2007 4:17 PM Subject: [Bulk] Re: [silatindonesia] OOT nah itulah bedanya antara jago dengan jagoan..kalo orang jago beladiri dia akan mengerti betul segala gerak dan efek yang terjadi bila dilakukanjadi gak akan menyakiti orang ( apalagi yang diam ) kalo orang jagoan atau sok jago dia akan selalu nyoba gimana sih orang kalo dia pukul atau tendang dan gak pernah ngerti efeknyakalo IPDN itu mah sekolah yang menjadikan orang bermental penguasa bukan pengayommereka akan jadi tiran kecil dimasa datang...saya rasa kita tak perlu hal itu Selamet Syahril (Traincom - HO) [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang jelas bukan pukulan silat dan gaya tendang/tajongnya juga bukan silat. Pukulan gaya pengecut kali, lha sasarannya ngga boleh bereaksi kok! - Original Message - From: bambang sarkoro [CBN-NET] To: FP2ST Sent: Saturday, April 14, 2007 3:23 PM Subject: [silatindonesia] OOT Sorry ya OOT: Lihat tayang kekerasan di TV soal berita kekerasan fisik di IPDN. Perhatikan senior yang nendang dan mukul yunior. dilhat dari geraknya bukan gerak martial arts. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Re: Silat kecintaan pada silat tradisional
iya mbah! Yanweka [EMAIL PROTECTED] wrote: Seperti hakiki mahluk hidup yang pasti saling beda satu dengan yang lainnya, dua bersaudara kembar siam pun atau bahkan hasil kloningpun, tetap saja berbeda. Bisa jadi ada beda berat badan, panjang rambut hingga beda dalam cara perpikir, dan inilah yang disebut dengan hakiki kehidupan, selalu ada perbedaan dan keunikan. Salah satu cara menjebatani perbedaan adalah melalui belajar dan bersosialisasi dengan mahluk hidup lainnya, dalam membentuk sebuah komunitas yang unik, jujur dan terbuka. Lalu apakah saat ini pencak silat membutuhkan semua itu?, pertanyaan yang tentunya tidak mudah dijawab namun gampang dicerna oleh batin kita, karena sifat dasar manusia adalah kebutuhan ikatan manusia yang satu dengan manusia lainnya sebagai mahluk social. Perguruan pencak silat adalah salah satu komunitas yang sifatnya lebih formal dan memiliki aturan atau birokrasi yang sudah ditetapkan, melalui perguruan inilah pesilat diasah menjadi pesilat yang memiliki loyalitas terhadap perguruannya, tentunya loyalitas tersebut tumbuh dari kesadaran dan kecintaan yang mendalam, bahkan terkadang membuahkan sifat fanatisme. Sifat fanatisme lahir karena adanya factor persaingan dengan perguruan ataupun dengan organisasi pencak silat lainnya, hal ini adalah wajar manusia akan membela sebuah jati diri yang telah membangun dan menciptakan dirinya. Begitu pentingnya kah rasa atau sifat fanatisme?, tergantung dari sisi mana kita melihat dan merasakan fanatisme tersebut. Untuk menghindari fanatisme yang merugikan tentunya perguruan pencak silat mulai membangun rasa keterbukaan dan keseimbangan dalam informasi, sehingga terciptanya rasa kebersamaan dengan pesilat dari perguruan lainnya. Kesadaran bahwa setiap manusia hingga organisasi dalam hal ini adalah perguruan, pasti memiliki perbedaan dan keunikan, factor inilah yang seharusnya menjadi alasan bahwa persaingan antara perguruan satu dengan perguruan lainnya, adalah persaingan dalam kualitas dalam berbagai hal. Dalam membangun kompetisi dalam berorganisasi perguruan pencak silat memiliki organisasi induk yang mewadahi mereka, melalui IPSI inilah ragam perguruan ditampung dalam satu visi dan misi yang terarah tanpa menghilangkan keunikan yang dikandung setiap perguruan. Iklim kompetisi yang dilakukan IPSI adalah membangun pembinaan atlit yang berprestasi, tentunya IPSI harus mulai mempertimbangkan kompetisi yang saat ini dijalankan, masih banyak puluhan perguruan yang belum dijangkau oleh IPSI, sehingga ditakutkan akan timbul kecemburuan yang sifatnya merugikan. Kompetsisi bukan ditujukan untuk 'menusia menajamkan manusia', mencapai hasil terbaik dan itu dinikmati oleh satu organisasi semata, cara yang terbaik adalah bagaimana agar seluruh potensi pencak silat dapat dinikmati hasilnya bersama, tentunya orientasi bersama dalam hal kemajuan dan bukan hirarki semata, dengan melihat prestasi, akan timbul kebutuhan evaluasi dan adaptasi terhadap pencapaian - pencapaian yang diharapkan dan tidak melupakan proses awal, walaupun budaya adaptasi terhadap keragaman perguruan yang ada secara tidak langsung berorientasi pada komunitas. Komunitas yang diharapkan menjebatani kebutuhan-kebutuhan setiap organisasi tidak harus lahir dari birokrasi namun melalui kesadaran untuk berfikir terbuka dan bekerja sama dengan berbagai pihak dengan menerapkan pendekatan holistic yang fleksibel yakni kemampuan untuk melibatkan, mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan semua pihak dalam komunitas tersebut. Idelanya memang sebuah komunitas terbentuk dari orang-orang yang berniat tanpa pamrih dalam tujuan yang jelas, tujuan tersebut dapat bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan perlu, salah satu contohnya adalah membantu IPSI dalam memasyarakatkan pencak silat dengan cara yang tentunya lebih umum, dapat pula komunitas tersebut melakukan apa yang belum dilakukan oleh perguruan ataupun organisasi lain, sehingga tidak ada tumpang tindih kepentingan yang seharus dapat diselaraskan. Sekali lagi memang tidak mudah membangun sebuah komunitas ditengah-tengah kepentingan yang berbeda, namun melalui pendekatan diharapkan semakin banyak dukungan terhadap komunitas tersebut, dalam bekerja sama dan meluangkan sedikit waktu dalam suasana berbagi dengan tujuan satu dan niat yang esa, sehingga komunitas tersebut lahir sebagai jembatan yang mewadahi segala kepentingan yang positif. Dalam era teknologi yang terus akan berkembang, jarak dan waktu seakan tidak dibatasi, mungkin cara yang paling tepat saat ini adalah membangun komunitas tersebut melalui fasilitas internet dalam mailing-list (milis) yang sejak lama banyak dimanfaatkan sebagai media komunikasi yang efektif dan kini tinggallah kita merealisasikan sebuah komunitas pencak silat melalui milis yang kita impian kita bersama. Yanweka - Original Message - From: Alda Amtha To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, April 16, 2007
[silatindonesia] wah boleh juga mas
beneran nih bisa ngirim pedang muay thai? kalo bener ta' kasih alamat saya: jamaluddin luthfi kelas XI IPA 1 MA PPMI ASSALAAM kartasura sukoharjo surakarta jawa tengah indonesia beneran lho koleksinya banyak kayaknya mas dah punya apa saja? wah mas O'ong aktif juga y.. gimana ibunya mas sdh sembuh? - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Yang Masuk Koran
Nanti tak kasih softcopy dan hardcopy printnya hasil scannya kang. Btw, thanx buat tulisan2nya, memberi sy banyak ide pas nulis. On 04/16/2007 09:07 am, Kiki Rizki Noviandi wrote: makasih mas amal, saya bisa mejeng dikoran tempo, cuman saya engak sempat beli korannya. dimanakah saya masih bisa beli koran tempo tanggal tersebut? Best Regards, Kiki Rizki Noviandi .:: My Email - mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] | My Web Blogs - http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki | My MVP Profile - https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi ::. _ From: Amal Ihsan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 13 April 2007 19:50 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Yang Masuk Koran Untuk tulisan di Koran Tempo, Ahad besok (8/4), nama Kang Ian, Kang Kiki dan Uda Alda sengaja sy masukkan ke tulisan. Biar bisa nampang dikit lah :)) Adapun yg laen sudah pernah masuk koran adalah: Mas Eko (tulisan tntang Sabeni dan Forum), Mas Ery (tulisan tentang Forum), Kang Iwan (tulisan tntg Forum), Pak Nizam (tulisan ttg Cingkrik), Kang Yanweka (tulisan ttg Forum), Mas Luri Darmawan (tulisan ttg Forum) Pak Khusnul (tulisan ttg Dialog Aikido-Cikalong) Mas Agus S (tulisan ttg Paseban Lama) Yg akan muncul dalam kesempatan yg akan datang: Kang Witarsa, Kang Yudhy, Ki Sawung, Mas Rama dan Mas Ezra Arya Danulana Wiraatmaja (utk mas ezra sy akan usahakan disertai foto close-up). Tinggal menunggu momentumnya aja :) Adapun Mas Aryanav dan Mas Didit lbh suka dibelakang layar karena orang media. Lagian nama mereka bisa diliat di credit title program2 tertentu di Trans TV terutama program yang esek-esek. hueheuhe... Bagi Sahabat2 Silat yg lain yang pengen namanya nongol di Koran Tempo, daftar aja ke sy. Tetapi jangan lupa syaratnya: hrs aktif maen2 ke padepokan. hehehe... pis getu loh... [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] Re: Yang Masuk Koran
Boleh juga dong buat saya mas Amal hehehe.. Terima kasih jg, nama ane bisa mejeng di Koran Tempo Regards. --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Amal Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote: Nanti tak kasih softcopy dan hardcopy printnya hasil scannya kang. Btw, thanx buat tulisan2nya, memberi sy banyak ide pas nulis. On 04/16/2007 09:07 am, Kiki Rizki Noviandi wrote: makasih mas amal, saya bisa mejeng dikoran tempo, cuman saya engak sempat beli korannya. dimanakah saya masih bisa beli koran tempo tanggal tersebut? Best Regards, Kiki Rizki Noviandi .:: My Email - mailto:[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] | My Web Blogs - http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki | My MVP Profile - https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi ::. _ From: Amal Ihsan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 13 April 2007 19:50 To: silatindonesia@yahoogroups.com Subject: [silatindonesia] Yang Masuk Koran Untuk tulisan di Koran Tempo, Ahad besok (8/4), nama Kang Ian, Kang Kiki dan Uda Alda sengaja sy masukkan ke tulisan. Biar bisa nampang dikit lah :)) Adapun yg laen sudah pernah masuk koran adalah: Mas Eko (tulisan tntang Sabeni dan Forum), Mas Ery (tulisan tentang Forum), Kang Iwan (tulisan tntg Forum), Pak Nizam (tulisan ttg Cingkrik), Kang Yanweka (tulisan ttg Forum), Mas Luri Darmawan (tulisan ttg Forum) Pak Khusnul (tulisan ttg Dialog Aikido-Cikalong) Mas Agus S (tulisan ttg Paseban Lama) Yg akan muncul dalam kesempatan yg akan datang: Kang Witarsa, Kang Yudhy, Ki Sawung, Mas Rama dan Mas Ezra Arya Danulana Wiraatmaja (utk mas ezra sy akan usahakan disertai foto close-up). Tinggal menunggu momentumnya aja :) Adapun Mas Aryanav dan Mas Didit lbh suka dibelakang layar karena orang media. Lagian nama mereka bisa diliat di credit title program2 tertentu di Trans TV terutama program yang esek-esek. hueheuhe... Bagi Sahabat2 Silat yg lain yang pengen namanya nongol di Koran Tempo, daftar aja ke sy. Tetapi jangan lupa syaratnya: hrs aktif maen2 ke padepokan. hehehe... pis getu loh... [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Alat riset silat tradisional
gak bisa diakses nih mas ery. bisa dicariin tempat yg lebih gampang dibuka? On 04/16/2007 02:29 pm, Eryanto Nugroho wrote: Dear Sahabat Silat, Dulu saya pernah corat-coret semacam formulir untuk melakukan pencatatan silat tradisional. Saya kirim lagi. Jelas form ini masih banyak kekurangan mungkin karena pemahaman terbatas, jadi silahkan dirombak kalau diperlukan. Siapa yg mau mulai isi untuk Cingkrik, Cikalong, Sabeni dll? Kalau sudah diisi, mohon di share yaa, makin banyak yg nyimpan, bisa jadi makin baik Salam, ery . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=7727165/grpspId=1705068802/msgI d =3573/stime=1176703584/nc1=4438963/nc2=4430620/nc3=3858795 [Non-text portions of this message have been removed]