salam...
  pak Eko, justru masih ada kok sebagian kecil masyarakat kita yang tetep 
berusaha untuk melesatarikan ini.... 
  biarpun cuma sebagian kecil..... beneran nih.....
  

Eko Hadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Sayangnya hal itu tidak terjadi .....

Eko Hadi S
Corporate Legal & Compliance
PT. TEMPO INTI MEDIA Tbk
Telp: 021-3916160, Ext.212 

----- Original Message ----- 
From: Alda Amtha 
To: silatindonesia@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 16, 2007 4:06 PM
Subject: [silatindonesia] Re: Silat & kecintaan pada silat tradisional

Saya sependapat dg pak Bambang, seharusnya FP2STI tidak perlu ada
kalau pencak silat betul2 telah dicintai oleh rakyat Indonesia, jadi
fungsi pelestarian telah dilakukan oleh semua anggota masyarakat
secara otomatis.

regards.

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, "bambang sarkoro [CBN-NET]"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Silat dan Kecintaan pada silat tradisional
> 
> 
> Pendapat bahwa silat traisionil perlu dilestarikan menurut saya
adalah pandangan yang salah kaprah, Karena silat bukanlah barangan
yang langka. Disemua wilayah negeri tercinta ini , sedikitnya ada satu
aliran silat. 
> 
> Silat harus lestari dan dicintai di negeri tercinta ini. Oleh karena
itu hadirnya forum pelestari dan pecinta silat tradisional (FP2ST)
adalah langkah maju dan positip dalam upaya membuat silat sebagai
olahraga beladiri dan seni menjadi lestari, bahkan memposisikan silat
tradisional menjadi asset budaya yang memiliki tingkat keluhuran budi
pekerti yang tinggi.
> 
> Tidak satupun warganegara Indonesia yang tidak mengenal silat.
Semuanya kenal. Tetapi tidak semuanya dalam artian banyak yang tahu
apakah silat itu.
> 
> 
> 
> Anggapan bahwa silat adalah olahraga keras, olahraga resiko tinggi,
olahraga mematikan, olahraga laga yang difahami masih melekat dan
terposisi di benak masyarkat. Kesan semacam ini terjadi mungkin
disebabkan oleh pengaruh media yang menayangkan cerita laga yang penuh
kekerasan, sehingga menurunkan citra cita rasa olahraga beladiri
secara umum.
> 
> Kalau kita bicara soal resiko tinggi. balap mobil, power boat,
akrobat, panjat tebing, memilik resiko yang tidak kalah tingginya
dibanding dengan silat. 
> 
> 
> 
> Silat sebagai seni dan beladiri kita yakini telah berusia ribuan
tahun, dimana ada kehidupan budaya di suatu wilayah negeri kita,
dipastikan disitu ada silat. Oleh karena itu silat adalah produk
budaya yang memiliki nilai luhur.
> 
> 
> 
> Naluri manusia untuk mempertahankan diri untuk tidak di dzalimi oleh
spesies lain ( sejenis, atau hewan) adalah sesuatu yang sangat wajar.
Mengingat dalam diri manusia tidak memiliki senjata. Berbeda dengan
hewan seperti ular dengan upas yang mematikan, macan dengan cakarnya
dan taring yang kuat, gajah dengan tenaga yang kuat. Manusia cuma
memiliki tangan, kaki dan kecerdasan. Memanfaat kaki, tangan dan
kecerdasan dalam melindung diri agar tidak di dzalimi inilah yang
membuat manusia menjadi unggul diantara spesies lain dimuka bumi.
Omong besarnya manusia menjadi khalifah di planet bumi.
> 
> 
> 
> Menyadari atas keterbatasan manusia, baik jangkauan dan tenaga maka
diperlukan pengaturan gerak yang efisien, Gilbreth seorang penemu
teori industrial engineering, menyatakan bahwa dari 17 gerak dasar
manusia, hanya 8 gerak saja yang memiliki nilai tambah. Kelak
dikemudian hari dikenal dengan istilah "Therblig analisys".
> 
> Dengan menggunakan gerak yang memiliki nilai tambah maka disipasi
tenaga bisa dikurangi secara significant. Tidak keras tetapi efisien.
Dan ini merupakan seni / arts dari silat.
> 
> 
> 
> Pertanyaanya dimana letak seninya ?
> 
> Disipasi (penghamburan) tenaga akan menurunkan kecepatan gerak dan
memandulkan reflek. Letak seninya berada pada menurunkan keterampilan
gerak yang tidak perlu... (susah kan membayanginya). Yang lebih
penting adalah bagaimana gerak silat memanfaatkan gerak yang tidak
perlu sebagai gerak untuk menghindari benturan fisik. Disitulah letak
seninya. Tidak diperlukan tapi dipulung agar memiliki manfaat tinggi. 
> 
> 
> 
> Setiap gerak silat memiliki harmony / selaras dengan lingkunganya, 
seperti tepak 2 (tarik, tahan), tepak 3 ((pukul (maju), tarik
(mundur), tahan (diam)), menjadikan gerak silat terlihat indah, akan
lebih terasa indah jika di iringi musik yang di aransemen sesuai
dengan ritme gerak. Sehingga menimbulkan sensasi yang spesifik.
> 
> 
> 
> Benang emas yang ingin dipaparkan disini, adalah bagaimana
memposisikan silat tradisional sebagai seni dan olahraga beladiri agar
dicintai oleh masyarakat kita. Jauh dari kesan gagah2an, jauh dari
kesan kekerasan, jauh dari kesan pede yang berkelebihan. 
> 
> Kalau kita bicara soal cinta, maka rasa yang ada didalam sini,
adalah rasa keindahan, rasa ayom, rasa memperoleh pengakuan, Oleh
karena itu, kalau kita cinta pada silat tradisional, kita harus
mengenalkan silat tradisional dengan cita rasa keindahan, cita rasa
ayom, cita rasa untuk diakui, sebagai penetrasi kebutuhan dasar 
seperti yang disebut pada hierarki Maslow yang menyatakan bahwa
kebutuhan rasa aman (security feeling) adalah kebutuhan berikutnya
setelah kebutuhan dasar, dan kebutuhan untuk diakui telah dicapai.
> 
> 
> 
> Wassalam
> 
> Bambang Sarkoro
> 
> http://www.margaluyu-pusat.net
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>

----------------------------------------------------------

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.446 / Virus Database: 269.4.0/762 - Release Date: 4/15/2007 4:22 PM

[Non-text portions of this message have been removed]



         

       
---------------------------------
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
       
---------------------------------
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke