Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-09-16 Terurut Topik alamsyah sk
Kayaknya sudah pak, oleh para pengurus FP2STI..

Waktu tahun lalu dibuat acara di padepokan TMII mengenal Mosakh beladiri 
Sumatera Utara..


--- On Wed, 9/17/08, sudirman_yan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: sudirman_yan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 5:40 AM











Pendekar O'ong,



Apakah tidak terpikir untuk meniliti keberadaan Silat Batak ini?



Akan sangat ironis jika Silat Batak harus punah ditelan masa.

Semoga ada yang tergerak hatinya untuk melakukannya.



Selamat berpuasa Pendekar.



Wassalam

Sudirman Yan

--- In silatindonesia@ yahoogroups. com, O'ong Maryono <[EMAIL PROTECTED]> 

wrote:

>

> Sahabat silat

> 

> Terima kasih Pendekar.

> 

> Sangat menarik dan ironis, suku Batak yang sangat kokoh 

mempertahankan budaya nya dan terus memelihara hubungan dalam marga. 

Orang Batak terkenal sangat gigih dan ulet khususnya dalam 

menyekolahkan anaknya untuk dapat mencapai tingkat paling tinggi.

> 

> Banyak sekali pencabat dan intektual dari suku Batak di tanah air 

ini.

> Yang menjadi pertanyaan budaya Silat Batak ini kok juga hilang 

punah dimakan jaman.

> 

> 

> O'ong Maryono

> La Cascade Condominium, Apt 10C

> 1/15 Ekamai Soi 10

> Bangkok 10110 

> Thailand.

> Mobile Phone: +66819020989

> 

> E-mail:oong53@ ...

> www.kpsnusantara. com

> 

> 

> 

> O'ong Maryono

> La Cascade Condominium, Apt 10C

> 1/15 Ekamai Soi 10

> Bangkok 10110 

> Thailand.

> Mobile Phone: +66819020989

> 

> E-mail:oong53@ ...

> www.kpsnusantara. com

> 

> 

> --- On Tue, 9/9/08, Sudirman Yan  wrote:

> 

> > From: Sudirman Yan 

> > Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin 

salah kita Juga

> > To: silatindonesia@ yahoogroups. com

> > Date: Tuesday, September 9, 2008, 9:44 AM

> > Ragam pencak silat, Batak punya monsak

> > 12 May 2008 | www.blogberita. net | Pelanggan RSS gratis»  

> > 

> > Monsak tinggal sejarah. Sudah banyak negara barat memiliki

> > perguruan silat, yang berasal dari Indonesia dan Malaysia.

> > Banyak suku di Indonesia punya aliran silat sendiri-sendiri,

> > termasuk Batak Toba dengan monsak â¤" yang sayangnya sangat

> > sulit ditemukan informasinya.

> > Jarar Siahaan; Toba Samosir; Blog Berita

> > Monsak, dibaca sebagai moccak [lihat foto]. Silat khas

> > Batak Toba ini hanya tinggal nama. Setahuku tidak ada lagi

> > tempat untuk belajar monsak. Di beberapa kabupaten di

> > Sumatera Utara, di kampung-kampung orang Batak Toba, belum

> > pernah kutemukan perguruan monsak. Aku punya sejumlah kawan

> > yang belajar silat di Tanah Batak, tapi yang mereka pelajari

> > adalah silat dari suku lain, seperti Merpati Putih. Aku

> > sendiri belum pernah melihat secara langsung bagaimana

> > gerakan monsak. Ketika aku masih aktif mengajar karate

> > aliran Shotokan, aku sering mencari perguruan monsak, tapi

> > tidak pernah ketemu. Setelah kini aktif menulis di web, aku

> > juga sering berusaha menelusuri Internet, tapi tetap saja

> > aku tidak mendapatkan informasi soal monsak, alamat

> > perguruannya pun tidak bisa kutemukan â¤" kalau ada pembaca

> > yang punya info soal monsak, silakan berbagi.

> > Berbeda dengan silat dari daerah lain yang masih gampang

> > ditemukan, seperti silat Betawi, Sunda, Minangkabau, Madura,

> > Bali, dll. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta,

> > terdapat sebuah padepokan silat berskala internasional.

> > Menurut Wikipedia, silat Betawi saja memiliki 300 aliran.

> > Salah satu aliran silat Betawi adalah silat Cingkrik. Si

> > Pitung, tokoh yang sudah difilmkan itu, konon beraliran

> > Cingkrik. Sampai sekarang aliran Cingkrik masih bisa

> > dipelajari di padepokan di Taman Mini.

> > Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak

> > abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat

> > dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui

> > sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu

> > para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung

> > Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang

> > menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah

> > di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, yang juga

> > mengembangkan bentuk silat tradisional mereka sendiri.

> > Sheikh Shamsuddin (2005) mengatakan, terdapat pengaruh ilmu

> > beladiri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini dapat

> > dimaklumi karena memang kebudayaa

Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-09-10 Terurut Topik anda gesta
Gmana mo maju insannya sendiri sibuk ngurusin kesibukannya masing2 ga ad yg 
terjun lsng ma dunia silat tuh sendiri

lm knal smua



- Original Message 
From: Baruklinting <[EMAIL PROTECTED]>
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 10, 2008 6:43:58 PM
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga


Wah tanya ki Sawung tuh. beliau belajar Mosak dari prof. Sitanggang.

- Original Message - 
From: Pepe Alfredo 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Wednesday, September 10, 2008 12:24 PM
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

Pak Yan 

Sayang sekali jika silat Batak ini pada ahirnya punah, tentunya kepunahan ini 
akan diikuti oleh aliran pencak silat lainnya.
Saya setuju dengan awal mula cita-cita forum ini. bertujuan mulia untuk 
menginfentarisasi pencak silat tradisional.

Terutama pencak silat aliran kecil misalnya si pecut aliran Pak Be O dll. Cepat 
atau lambat akan senasip dg pencak silat Batak. 
Semoga kakak-kakak pendekar seperti Pendekar Iwan dan kawan-kawan akan ada 
ketertarikan melihat situasi ini.

Peace

Alfredo Pepe

--- On Tue, 9/9/08, Sudirman Yan  wrote:

> From: Sudirman Yan 
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> Date: Tuesday, September 9, 2008, 2:44 AM
> Ragam pencak silat, Batak punya monsak
> 12 May 2008 | www.blogberita. net | Pelanggan RSS gratis» 
> 
> Monsak tinggal sejarah. Sudah banyak negara barat memiliki
> perguruan silat, yang berasal dari Indonesia dan Malaysia.
> Banyak suku di Indonesia punya aliran silat sendiri-sendiri,
> termasuk Batak Toba dengan monsak — yang sayangnya sangat
> sulit ditemukan informasinya.
> Jarar Siahaan; Toba Samosir; Blog Berita
> Monsak, dibaca sebagai moccak [lihat foto]. Silat khas
> Batak Toba ini hanya tinggal nama. Setahuku tidak ada lagi
> tempat untuk belajar monsak. Di beberapa kabupaten di
> Sumatera Utara, di kampung-kampung orang Batak Toba, belum
> pernah kutemukan perguruan monsak. Aku punya sejumlah kawan
> yang belajar silat di Tanah Batak, tapi yang mereka pelajari
> adalah silat dari suku lain, seperti Merpati Putih. Aku
> sendiri belum pernah melihat secara langsung bagaimana
> gerakan monsak. Ketika aku masih aktif mengajar karate
> aliran Shotokan, aku sering mencari perguruan monsak, tapi
> tidak pernah ketemu. Setelah kini aktif menulis di web, aku
> juga sering berusaha menelusuri Internet, tapi tetap saja
> aku tidak mendapatkan informasi soal monsak, alamat
> perguruannya pun tidak bisa kutemukan — kalau ada pembaca
> yang punya info soal monsak, silakan berbagi.
> Berbeda dengan silat dari daerah lain yang masih gampang
> ditemukan, seperti silat Betawi, Sunda, Minangkabau, Madura,
> Bali, dll. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta,
> terdapat sebuah padepokan silat berskala internasional.
> Menurut Wikipedia, silat Betawi saja memiliki 300 aliran.
> Salah satu aliran silat Betawi adalah silat Cingkrik. Si
> Pitung, tokoh yang sudah difilmkan itu, konon beraliran
> Cingkrik. Sampai sekarang aliran Cingkrik masih bisa
> dipelajari di padepokan di Taman Mini.
> Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak
> abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat
> dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui
> sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu
> para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung
> Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
> menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah
> di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, yang juga
> mengembangkan bentuk silat tradisional mereka sendiri.
> Sheikh Shamsuddin (2005) mengatakan, terdapat pengaruh ilmu
> beladiri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini dapat
> dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak
> Silat) adalah kebudayaan yang terbuka, yang sejak awal
> kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai
> kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari
> India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudaya an
> itu kemudian beradaptasi dengan kebudayaan
> penduduk asli. Maka sejarah pencak silat lahir bersamaan
> dengan munculnya kebudayaan Melayu.
> Dalam sejarah pencak silat terdapat dua kategori akar
> aliran, yaitu:
> 
> Aliran bangsawan 
> Aliran rakyat 
> Aliran bangsawan adalah aliran pencak silat yang
> dikembangkan oleh kaum bangsawan (kerajaan). Ada kalanya
> pencak silat ini merupakan alat pertahanan dari suatu negara
> (kerajaan). Sifat dari pencak silat yang dikembangkan oleh
> kaum bangsawan umumnya tertutup dan mempertahankan
> kemurniannya. Aliran rakyat adalah aliran pencak silat yang
> dikem

Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-09-10 Terurut Topik anda gesta
Gmana mo maju insannya sendiri sibuk ngurusin kesibukannya masing2 ga ad yg 
terjun lsng ma dunia silat tuh sendiri

lm knal smua



- Original Message 
From: Baruklinting <[EMAIL PROTECTED]>
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 10, 2008 6:43:58 PM
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga


Wah tanya ki Sawung tuh. beliau belajar Mosak dari prof. Sitanggang.

- Original Message - 
From: Pepe Alfredo 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Wednesday, September 10, 2008 12:24 PM
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

Pak Yan 

Sayang sekali jika silat Batak ini pada ahirnya punah, tentunya kepunahan ini 
akan diikuti oleh aliran pencak silat lainnya.
Saya setuju dengan awal mula cita-cita forum ini. bertujuan mulia untuk 
menginfentarisasi pencak silat tradisional.

Terutama pencak silat aliran kecil misalnya si pecut aliran Pak Be O dll. Cepat 
atau lambat akan senasip dg pencak silat Batak. 
Semoga kakak-kakak pendekar seperti Pendekar Iwan dan kawan-kawan akan ada 
ketertarikan melihat situasi ini.

Peace

Alfredo Pepe

--- On Tue, 9/9/08, Sudirman Yan  wrote:

> From: Sudirman Yan 
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> Date: Tuesday, September 9, 2008, 2:44 AM
> Ragam pencak silat, Batak punya monsak
> 12 May 2008 | www.blogberita. net | Pelanggan RSS gratis» 
> 
> Monsak tinggal sejarah. Sudah banyak negara barat memiliki
> perguruan silat, yang berasal dari Indonesia dan Malaysia.
> Banyak suku di Indonesia punya aliran silat sendiri-sendiri,
> termasuk Batak Toba dengan monsak — yang sayangnya sangat
> sulit ditemukan informasinya.
> Jarar Siahaan; Toba Samosir; Blog Berita
> Monsak, dibaca sebagai moccak [lihat foto]. Silat khas
> Batak Toba ini hanya tinggal nama. Setahuku tidak ada lagi
> tempat untuk belajar monsak. Di beberapa kabupaten di
> Sumatera Utara, di kampung-kampung orang Batak Toba, belum
> pernah kutemukan perguruan monsak. Aku punya sejumlah kawan
> yang belajar silat di Tanah Batak, tapi yang mereka pelajari
> adalah silat dari suku lain, seperti Merpati Putih. Aku
> sendiri belum pernah melihat secara langsung bagaimana
> gerakan monsak. Ketika aku masih aktif mengajar karate
> aliran Shotokan, aku sering mencari perguruan monsak, tapi
> tidak pernah ketemu. Setelah kini aktif menulis di web, aku
> juga sering berusaha menelusuri Internet, tapi tetap saja
> aku tidak mendapatkan informasi soal monsak, alamat
> perguruannya pun tidak bisa kutemukan — kalau ada pembaca
> yang punya info soal monsak, silakan berbagi.
> Berbeda dengan silat dari daerah lain yang masih gampang
> ditemukan, seperti silat Betawi, Sunda, Minangkabau, Madura,
> Bali, dll. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta,
> terdapat sebuah padepokan silat berskala internasional.
> Menurut Wikipedia, silat Betawi saja memiliki 300 aliran.
> Salah satu aliran silat Betawi adalah silat Cingkrik. Si
> Pitung, tokoh yang sudah difilmkan itu, konon beraliran
> Cingkrik. Sampai sekarang aliran Cingkrik masih bisa
> dipelajari di padepokan di Taman Mini.
> Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak
> abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat
> dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui
> sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu
> para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung
> Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
> menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah
> di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, yang juga
> mengembangkan bentuk silat tradisional mereka sendiri.
> Sheikh Shamsuddin (2005) mengatakan, terdapat pengaruh ilmu
> beladiri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini dapat
> dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak
> Silat) adalah kebudayaan yang terbuka, yang sejak awal
> kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai
> kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari
> India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudaya an
> itu kemudian beradaptasi dengan kebudayaan
> penduduk asli. Maka sejarah pencak silat lahir bersamaan
> dengan munculnya kebudayaan Melayu.
> Dalam sejarah pencak silat terdapat dua kategori akar
> aliran, yaitu:
> 
> Aliran bangsawan 
> Aliran rakyat 
> Aliran bangsawan adalah aliran pencak silat yang
> dikembangkan oleh kaum bangsawan (kerajaan). Ada kalanya
> pencak silat ini merupakan alat pertahanan dari suatu negara
> (kerajaan). Sifat dari pencak silat yang dikembangkan oleh
> kaum bangsawan umumnya tertutup dan mempertahankan
> kemurniannya. Aliran rakyat adalah aliran pencak silat yang
> dikem

Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-09-09 Terurut Topik Pepe Alfredo
Pak Yan 

Sayang sekali jika silat Batak ini pada ahirnya punah, tentunya kepunahan ini 
akan diikuti oleh aliran pencak silat lainnya.
Saya setuju dengan awal mula cita-cita forum ini. bertujuan mulia untuk 
menginfentarisasi pencak silat tradisional.

Terutama pencak silat aliran kecil misalnya si pecut aliran Pak Be O dll. Cepat 
atau lambat akan senasip dg pencak silat Batak. 
Semoga kakak-kakak pendekar seperti Pendekar Iwan dan kawan-kawan akan ada 
ketertarikan melihat situasi ini.

Peace

Alfredo Pepe



--- On Tue, 9/9/08, Sudirman Yan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> From: Sudirman Yan <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Date: Tuesday, September 9, 2008, 2:44 AM
> Ragam pencak silat, Batak punya monsak
> 12 May 2008 | www.blogberita.net | Pelanggan RSS gratis»  
> 
> Monsak tinggal sejarah. Sudah banyak negara barat memiliki
> perguruan silat, yang berasal dari Indonesia dan Malaysia.
> Banyak suku di Indonesia punya aliran silat sendiri-sendiri,
> termasuk Batak Toba dengan monsak — yang sayangnya sangat
> sulit ditemukan informasinya.
> Jarar Siahaan; Toba Samosir; Blog Berita
> Monsak, dibaca sebagai moccak [lihat foto]. Silat khas
> Batak Toba ini hanya tinggal nama. Setahuku tidak ada lagi
> tempat untuk belajar monsak. Di beberapa kabupaten di
> Sumatera Utara, di kampung-kampung orang Batak Toba, belum
> pernah kutemukan perguruan monsak. Aku punya sejumlah kawan
> yang belajar silat di Tanah Batak, tapi yang mereka pelajari
> adalah silat dari suku lain, seperti Merpati Putih. Aku
> sendiri belum pernah melihat secara langsung bagaimana
> gerakan monsak. Ketika aku masih aktif mengajar karate
> aliran Shotokan, aku sering mencari perguruan monsak, tapi
> tidak pernah ketemu. Setelah kini aktif menulis di web, aku
> juga sering berusaha menelusuri Internet, tapi tetap saja
> aku tidak mendapatkan informasi soal monsak, alamat
> perguruannya pun tidak bisa kutemukan — kalau ada pembaca
> yang punya info soal monsak, silakan berbagi.
> Berbeda dengan silat dari daerah lain yang masih gampang
> ditemukan, seperti silat Betawi, Sunda, Minangkabau, Madura,
> Bali, dll. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta,
> terdapat sebuah padepokan silat berskala internasional.
> Menurut Wikipedia, silat Betawi saja memiliki 300 aliran.
> Salah satu aliran silat Betawi adalah silat Cingkrik. Si
> Pitung, tokoh yang sudah difilmkan itu, konon beraliran
> Cingkrik. Sampai sekarang aliran Cingkrik masih bisa
> dipelajari di padepokan di Taman Mini.
> Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak
> abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat
> dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui
> sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu
> para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung
> Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
> menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah
> di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, yang juga
> mengembangkan bentuk silat tradisional mereka sendiri.
> Sheikh Shamsuddin (2005) mengatakan, terdapat pengaruh ilmu
> beladiri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini dapat
> dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak
> Silat) adalah kebudayaan yang terbuka, yang sejak awal
> kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai
> kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari
> India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan
> itu kemudian beradaptasi dengan kebudayaan
>  penduduk asli. Maka sejarah pencak silat lahir bersamaan
> dengan munculnya kebudayaan Melayu.
> Dalam sejarah pencak silat terdapat dua kategori akar
> aliran, yaitu:
> 
> Aliran bangsawan 
> Aliran rakyat 
> Aliran bangsawan adalah aliran pencak silat yang
> dikembangkan oleh kaum bangsawan (kerajaan). Ada kalanya
> pencak silat ini merupakan alat pertahanan dari suatu negara
> (kerajaan). Sifat dari pencak silat yang dikembangkan oleh
> kaum bangsawan umumnya tertutup dan mempertahankan
> kemurniannya. Aliran rakyat adalah aliran pencak silat yang
> dikembangkan oleh para pedagang, ulama, dan kelas masyarakat
> lainnya. Sifat dari aliran ini umumnya terbuka dan
> beradaptasi.
> Bagi setiap suku di Melayu, pencak silat adalah bagian dari
> sistem pertahanan yang dimiliki oleh setiap suku/kaum. Pada
> jaman Melayu purba, pencak silat dijadikan sebagai alat
> pertahanan bagi kaum/suku tertentu untuk menghadapi bahaya
> dari serangan binatang buas maupun dari serangan suku
> lainnya. Lalu seiring dengan perjalanan masa pencak silat
> menjadi bagian dari adat istiadat yang wajib dipelajari oleh
> setiap anak laki-laki dari sua

Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-09-08 Terurut Topik Sudirman Yan
 Maryono <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Sunday, September 7, 2008, 7:52 PM

Sahabat silat
 
 
Terima kasih dalam suasana puasa masih terus bersemangat meluangkan waktunya
untuk berpikir tentang keberadaan pencak silat di tanah air, saya salute sekali
untuk pendekar Yan.
 
Menanggapi lemahnya informasi tentang pencak silat dan sepi nya informasi
pencak silat di perpustakaan pencak siilat indonesia, memang masalah yang sangat
memprihatinkan.
 
Sesandainya dimulai dari perguruan besar yang "konon"sudah
menyebarkan perguruannya diseantero manca negara seperti :
Perisai Diri, 
Perisai Putih, 
Tapak Suci, 
Setia Hati Teratai, 
Persaudaraan Setia Hati, 
Pasaja Mataram, 
PERPI Harimurti, 
KPS.Nusantara, 
Merpati Putih, 
Satria Muda Indonesia
Putra Betawi.
Atau perguruan yang tidak bernaung dibawah bendera IPSI atau PPSI
Mungkin jumlahnya 1000 an perguruan pencak silat.
 
Apabila semua perguran pencak silat ini mau saja menulis buku tentang sejarah
dan taknik perguruannya.. khususnya perguruan yang bernaung di bawah
Putra Betawi yang memiliki anggota lebih dari 55 perguruan untuk di Jakarta.
 
Enggak bisa dibayangkan untuk cari buku pencak silat di Toko buku Gunung Agung
atau Gramedia tidak akan kesulitan.
Tentu jika banyak buku tentang pencak silat generasi muda akan mengenal budaya
sendiri, dari pada buku komik silat Jepang.
 
Menjadi pertanyaan ada apa gerangan. apakah jumlah jurusnya sangat banyak,
jadi sulit menulisnya? Atau ada hal yang lain ...   
 
Selamat berpuasa
 
O'ong Maryono 
 
  


O'ong Maryono
La Cascade Condominium, Apt 10C
1/15 Ekamai Soi 10
Bangkok 10110 
Thailand.
Mobile Phone: +66819020989

E-mail:[EMAIL PROTECTED]
www.kpsnusantara.com

--- On Mon, 9/8/08, sudirman_yan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: sudirman_yan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, September 8, 2008, 12:16 PM






Ini ada tulisan tentang Perkembangan Silat,
Semoga ada manfaatnya.

Wassalam
Sudirman Yan
PSN.Perisai Putih DKI Jakarta

26/07/08 10:10

Geliat Silat di Zaman Moderen

Oleh M. Fajar Pratama

Jakarta (ANTARA News) - Belasan anak–anak usia Sekolah Dasar (SD) 
terlihat bersemangat mengikuti latihan silat yang diadakan oleh 
perguruan silat Beksi tradisional di kompleks perkampungan budaya 
Betawi Setu Babakan, Serengseng Sawah, Jakarta Selatan.

Latihan yang dimulai pada pukul delapan malam tersebut juga disertai 
teriakan "hup", "hap" dan "heit" yang keluar baik
dari mulut pelatih 
maupun peserta latihan. 

Salah seorang peserta latihan, Munawar, yang duduk di kelas 6 SD 
mengatakan bahwa mengikuti pencak silat pada awalnya karena dorongan 
orang tuanya. Namun akhirnya, ia sangat senang dan antusias 
mengikuti latihan yang diadakan dua kali tiap minggu.

Ron, kakak Munawar, mengemukakan: "Saya sering mengantar Munawar 
untuk latihan silat. Saya senang dengan keseriusan dan keceriaan 
Munawar yang terlihat waktu latihan."

Pencak silat sebagai seni bela diri juga sering dipakai dalam seni 
pertunjukan dan berbagai upacara adat. Di sela–sela latihan salah 
seorang pembimbing menyemangati anak didiknya, terlihat beberapa 
anak dipisahkan dari barisan.

"Mereka berdua akan dilatih menjadi 'palang pintu'," kata
Yudi, 
peserta latihan yang sudah sering menjadi palang pintu. 

Ia menambahkan, "palang pintu" merupakan istilah yang sering ditemui 
pada upacara adat Betawi, biasanya dapat ditemui pada acara 
pernikahan dan khitan.

Yudi mengemukakan, sudah sekitar tujuh bulan mengikuti latihan di 
perguruan Beksi tradisional itu. Awal mula ketertarikannya lantaran 
banyak teman sekolahnya yang ikut, dan ia pun hobi berolah raga.

Menurut dia, silat sekarang sudah cukup berkembang dan tidak kalah 
dengan masuknya seni bela diri asing yang masuk ke Indonesia.

Sementara itu, Oman yang menjadi salah seorang pelatih silat Beksi 
tradisional di Setu Babakan menuturkan, minat masyarakat terhadap 
silat cukup baik, dan hal itu dapat dilihat dari bertambahnya jumlah 
peserta latihan.

"Yang tadinya hanya anak–anak, kini juga banyak remaja dan dewasa 
yang bergabung," ujarnya.

Nama lengkap perguruan silat itu adalah Beksi Tradisional Haji 
Hasbullah. Ditahbiskannya nama sang guru ada ceritanya. Dikisahkan, 
guru besar asal bela diri itu justru seorang keturunan Tionghoa 
bernama Lie Ceng Oek. Ia tinggal di Kampung Dadap, Tangerang, Banten.

Lie memiliki seorang pegawai bernama Ki Marhali. Ketika itu, Marhali 
kerap melihat tuannya berlatih kungfu. Lantas ia mencoba gerakan-
gerakan sang tuan. Lie, yang melihat Marhali memiliki bakat, lantas 
mengajarinya.

Suatu waktu, Marhali bertemu dengan H. Ghozali dari Petukangan, 
Jakarta Selatan. Ghozali, yang mendengar Marhali seorang ahli ilmu 
bela diri la

Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-09-07 Terurut Topik O'ong Maryono
Sahabat silat
 
 
Terima kasih dalam suasana puasa masih terus bersemangat meluangkan waktunya 
untuk berpikir tentang keberadaan pencak silat di tanah air, saya salute sekali 
untuk pendekar Yan.
 
Menanggapi lemahnya informasi tentang pencak silat dan sepi nya informasi 
pencak silat di perpustakaan pencak siilat indonesia, memang masalah yang 
sangat memprihatinkan.
 
Sesandainya dimulai dari perguruan besar yang "konon"sudah menyebarkan 
perguruannya diseantero manca negara seperti :
Perisai Diri, 
Perisai Putih, 
Tapak Suci, 
Setia Hati Teratai, 
Persaudaraan Setia Hati, 
Pasaja Mataram, 
PERPI Harimurti, 
KPS.Nusantara, 
Merpati Putih, 
Satria Muda Indonesia
Putra Betawi.
Atau perguruan yang tidak bernaung dibawah bendera IPSI atau PPSI
Mungkin jumlahnya 1000 an perguruan pencak silat.
 
Apabila semua perguran pencak silat ini mau saja menulis buku tentang sejarah 
dan taknik perguruannya.. khususnya perguruan yang bernaung di bawah 
Putra Betawi yang memiliki anggota lebih dari 55 perguruan untuk di Jakarta.
 
Enggak bisa dibayangkan untuk cari buku pencak silat di Toko buku Gunung Agung 
atau Gramedia tidak akan kesulitan.
Tentu jika banyak buku tentang pencak silat generasi muda akan mengenal budaya 
sendiri, dari pada buku komik silat Jepang.
 
Menjadi pertanyaan ada apa gerangan. apakah jumlah jurusnya sangat banyak, 
jadi sulit menulisnya? Atau ada hal yang lain ...   
 
Selamat berpuasa
 
O'ong Maryono 
 
  


O'ong Maryono
La Cascade Condominium, Apt 10C
1/15 Ekamai Soi 10
Bangkok 10110 
Thailand.
Mobile Phone: +66819020989

E-mail:[EMAIL PROTECTED]
www.kpsnusantara.com

--- On Mon, 9/8/08, sudirman_yan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: sudirman_yan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, September 8, 2008, 12:16 PM






Ini ada tulisan tentang Perkembangan Silat,
Semoga ada manfaatnya.

Wassalam
Sudirman Yan
PSN.Perisai Putih DKI Jakarta

26/07/08 10:10

Geliat Silat di Zaman Moderen

Oleh M. Fajar Pratama

Jakarta (ANTARA News) - Belasan anak–anak usia Sekolah Dasar (SD) 
terlihat bersemangat mengikuti latihan silat yang diadakan oleh 
perguruan silat Beksi tradisional di kompleks perkampungan budaya 
Betawi Setu Babakan, Serengseng Sawah, Jakarta Selatan.

Latihan yang dimulai pada pukul delapan malam tersebut juga disertai 
teriakan "hup", "hap" dan "heit" yang keluar baik dari mulut pelatih 
maupun peserta latihan. 

Salah seorang peserta latihan, Munawar, yang duduk di kelas 6 SD 
mengatakan bahwa mengikuti pencak silat pada awalnya karena dorongan 
orang tuanya. Namun akhirnya, ia sangat senang dan antusias 
mengikuti latihan yang diadakan dua kali tiap minggu.

Ron, kakak Munawar, mengemukakan: "Saya sering mengantar Munawar 
untuk latihan silat. Saya senang dengan keseriusan dan keceriaan 
Munawar yang terlihat waktu latihan."

Pencak silat sebagai seni bela diri juga sering dipakai dalam seni 
pertunjukan dan berbagai upacara adat. Di sela–sela latihan salah 
seorang pembimbing menyemangati anak didiknya, terlihat beberapa 
anak dipisahkan dari barisan.

"Mereka berdua akan dilatih menjadi 'palang pintu'," kata Yudi, 
peserta latihan yang sudah sering menjadi palang pintu. 

Ia menambahkan, "palang pintu" merupakan istilah yang sering ditemui 
pada upacara adat Betawi, biasanya dapat ditemui pada acara 
pernikahan dan khitan.

Yudi mengemukakan, sudah sekitar tujuh bulan mengikuti latihan di 
perguruan Beksi tradisional itu. Awal mula ketertarikannya lantaran 
banyak teman sekolahnya yang ikut, dan ia pun hobi berolah raga.

Menurut dia, silat sekarang sudah cukup berkembang dan tidak kalah 
dengan masuknya seni bela diri asing yang masuk ke Indonesia.

Sementara itu, Oman yang menjadi salah seorang pelatih silat Beksi 
tradisional di Setu Babakan menuturkan, minat masyarakat terhadap 
silat cukup baik, dan hal itu dapat dilihat dari bertambahnya jumlah 
peserta latihan.

"Yang tadinya hanya anak–anak, kini juga banyak remaja dan dewasa 
yang bergabung," ujarnya.

Nama lengkap perguruan silat itu adalah Beksi Tradisional Haji 
Hasbullah. Ditahbiskannya nama sang guru ada ceritanya. Dikisahkan, 
guru besar asal bela diri itu justru seorang keturunan Tionghoa 
bernama Lie Ceng Oek. Ia tinggal di Kampung Dadap, Tangerang, Banten.

Lie memiliki seorang pegawai bernama Ki Marhali. Ketika itu, Marhali 
kerap melihat tuannya berlatih kungfu. Lantas ia mencoba gerakan-
gerakan sang tuan. Lie, yang melihat Marhali memiliki bakat, lantas 
mengajarinya.

Suatu waktu, Marhali bertemu dengan H. Ghozali dari Petukangan, 
Jakarta Selatan. Ghozali, yang mendengar Marhali seorang ahli ilmu 
bela diri lantas menjajalnya. Marhali pun menang. Ghozali dan 
keponakannya, H. Hasbullah, akhirnya belajar ilmu bela diri baru 
tersebut.

Selain Hasbullah, Ghozali juga memiliki dua

[silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-09-07 Terurut Topik sudirman_yan
Ini ada tulisan tentang Perkembangan Silat,
Semoga ada manfaatnya.

Wassalam
Sudirman Yan
PSN.Perisai Putih DKI Jakarta

26/07/08 10:10

Geliat Silat di Zaman Moderen


Oleh M. Fajar Pratama

Jakarta (ANTARA News) - Belasan anak–anak usia Sekolah Dasar (SD) 
terlihat bersemangat mengikuti latihan silat yang diadakan oleh 
perguruan silat Beksi tradisional di kompleks perkampungan budaya 
Betawi Setu Babakan, Serengseng Sawah, Jakarta Selatan.

Latihan yang dimulai pada pukul delapan malam tersebut juga disertai 
teriakan "hup", "hap" dan "heit" yang keluar baik dari mulut pelatih 
maupun peserta latihan. 

Salah seorang peserta latihan, Munawar, yang duduk di kelas 6 SD 
mengatakan bahwa mengikuti pencak silat pada awalnya karena dorongan 
orang tuanya. Namun akhirnya, ia sangat senang dan antusias 
mengikuti latihan yang diadakan dua kali tiap minggu.

Ron, kakak Munawar, mengemukakan: "Saya sering mengantar Munawar 
untuk latihan silat. Saya senang dengan keseriusan dan keceriaan 
Munawar yang terlihat waktu latihan."

Pencak silat sebagai seni bela diri juga sering dipakai dalam seni 
pertunjukan dan berbagai upacara adat. Di sela–sela latihan salah 
seorang pembimbing menyemangati anak didiknya, terlihat beberapa 
anak dipisahkan dari barisan.

"Mereka berdua akan dilatih menjadi 'palang pintu'," kata Yudi, 
peserta latihan yang sudah sering menjadi palang pintu. 

Ia menambahkan, "palang pintu" merupakan istilah yang sering ditemui 
pada upacara adat Betawi, biasanya dapat ditemui pada acara 
pernikahan dan khitan.

Yudi mengemukakan, sudah sekitar tujuh bulan mengikuti latihan di 
perguruan Beksi tradisional itu. Awal mula ketertarikannya lantaran 
banyak teman sekolahnya yang ikut, dan ia pun hobi berolah raga.

Menurut dia, silat sekarang sudah cukup berkembang dan tidak kalah 
dengan masuknya seni bela diri asing yang masuk ke Indonesia.

Sementara itu, Oman yang menjadi salah seorang pelatih silat Beksi 
tradisional di Setu Babakan menuturkan, minat masyarakat terhadap 
silat cukup baik, dan hal itu dapat dilihat dari bertambahnya jumlah 
peserta latihan.

"Yang tadinya hanya anak–anak, kini juga banyak remaja dan dewasa 
yang bergabung," ujarnya.

Nama lengkap perguruan silat itu adalah Beksi Tradisional Haji 
Hasbullah. Ditahbiskannya nama sang guru ada ceritanya. Dikisahkan, 
guru besar asal bela diri itu justru seorang keturunan Tionghoa 
bernama Lie Ceng Oek. Ia tinggal di Kampung Dadap, Tangerang, Banten.

Lie memiliki seorang pegawai bernama Ki Marhali. Ketika itu, Marhali 
kerap melihat tuannya berlatih kungfu. Lantas ia mencoba gerakan-
gerakan sang tuan. Lie, yang melihat Marhali memiliki bakat, lantas 
mengajarinya.

Suatu waktu, Marhali bertemu dengan H. Ghozali dari Petukangan, 
Jakarta Selatan. Ghozali, yang mendengar Marhali seorang ahli ilmu 
bela diri lantas menjajalnya. Marhali pun menang. Ghozali dan 
keponakannya, H. Hasbullah, akhirnya belajar ilmu bela diri baru 
tersebut.

Selain Hasbullah, Ghozali juga memiliki dua murid lainnya, sehingga 
jadilah tiga perguruan Beksi yang ada sekarang dengan menasbihkan 
nama gurunya masing-masing: H. Hasbullah, Engkong Nur dan Engkong 
Simin.

"Kami masih sering bertemu dan bersilaturahmi. Terakhir kami 
mengadakan festival dan Beksi H. Hasbullah keluar sebagai juara," 
kata Basyir, sambil menunjuk piala bergilir di ruang tamu rumahnya.

H. Hasbullah (1896-1989) mengembangkan ilmunya, terutama di 
Petukangan, Kebayoran Lama, Ulujami, dan Pondok Aren. Murid-muridnya 
lantas mengembangkannya hingga ke lima wilayah Jakarta.

Setu babakan adalah wilayah pelestarian budaya betawi yang di 
tetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (Pemda DKI) Jakarta, 
setelah hal serupa gagal diterapkan di Condet, Jakarta Timur, yang 
lingkungan dan suasananya sudah berubah.

Di lokasi yang tidak jauh dari Setu Babakan ada Universitas 
Indonesia (UI), yang masyarakat umum secara mudah menjumpai kelompok 
yang mempelajari Capoeira, seni bela diri yang berasal dari Brasil.

Adit, salah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 
(FISIP) UI yang berlatih Capoeira, mengemukakan alasannya memilih 
seni bela diri tersebut. "Menurut saya, copoeira menarik karena 
berdasar dari gerak tarian, sehingga menyenangkan mengikuti latihan."

Ia pun berkomentar, "Menurut saya, silat sudah cukup berkembang, 
dibuktikan dengan sudah buka cabangnya di negeri Paman Sam."

Sedangkan, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang diketuai H. 
Prabowo Subianto, mencatat bahwa pencak silat sudah dipelajari oleh 
banyak orang di mancanegara, seperti Amerika Serikat (AS), Jerman, 
Belanda, Belgia, Denmark dan Australia. Hal itu setidak-tidaknya 
berlangsung sebelum tahun 1987.

Hanya saja, pencak silat perkembangannya bisa jadi belum terlalu 
dikenal luas oleh masyarakat. Hal senada dibenarkan oleh Muali 
Yahya, Ketua Komando Latihan 4 (kolat 4) Perguruan Silat Beksi 
Tradisional.

"Silat Beksi tradisional sendiri sudah dipelajari oleh beberapa 
pasukan khusus luar negeri

Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-09-05 Terurut Topik Pepe Alfredo
Sahabat silat

Yang sudah banyak dilakukan di Europa, USA dan Asia Tenggara seperti Filipina 
ada Rapid Journal di Thailand ada majalah Muay Thai dan Silapak Khon Tausu, di 
Malaysia ada Seni Silat majalah ini sudah menyediakan kolom untuk pencak silat. 
Saya sendiri sudah 10 tahun menulis di majalah Rapid Journal tentang pencak 
Silat Indonesia. Dengan media cetak ini bisa disimpan dan kapan kapan dibaca 
lagi, dengan majalah mendidik orang untuk mengerti dalam dan isinya pencak 
silat itu sendiri, membuat orang ingin menekuni secara mendalam.
Informasi pencak silat mudah didapat dikenali diluar negeri dari pada negeri 
sendiri. Contoh buku tentang pencak silat kebanyakan ditulis oleh penulis asing 
atau anak bangsa yang tinggal di luar negeri. Jika pencak silat ditinggalkan 
generasi muda atau tidak beken dinegeri sendiri salah satu nya kurangnya 
informasi.
jangan ngambek ya jika pencak silat di akui oleh negara lain dan dibuat hak 
ciptanya.

Selamat berjuang

 

--- On Tue, 8/26/08, edwinyoes <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> From: edwinyoes <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Date: Tuesday, August 26, 2008, 8:01 AM
> terimakasih atas tanggapannya... ;p
> terimakasih juga atas doa rekan2 semua untuk rencana bulan
> november 
> itu...
> 
> saya kok masih keukeuh berharap ada yang bisa membawa silat
> seperti 
> harapan saya kemarin... paling tidak menyederhanakan bentuk
> agar 
> tidak terkesan "menakutkan" bagi mereka yang
> belum mengenal silat 
> sama sekali... dengan begitu saya berharap bisa memancing
> anak2 muda 
> untuk mengenal apa itu pencak silat... dari situ, (kembali
> lagi saya 
> berharap) mereka akan mencoba mengenal lebih dalam pencak
> silat 
> tradisional...
> 
> btw, saya juga setuju dengan bung abdul rasyid dan bung
> ananda kemas 
> bahwa memang gerak langkah dan jurus dalam silat ada satu
> kesatuan 
> yang tidak terpisahkan dan jurus merupakan sarana melatih 
> konsentrasi, keseriusan, serta kesiapan fisik dan rohani
> seseorang 
> dalam menghadapi tantangan hidup juga untuk melatih mental
> dan 
> spiritual... makanya saya masih mau belajar silat
> tradisional 
> seperti beksi yang Insya Allah dengan doa semuanya menjadi
> lancar...
> 
> mudah2an dengan membawa pencak silat tradisional seperti
> beksi ini 
> di kantor saya, pencak silat akan kembali dikenal (minimal
> di kantor 
> saya)... mungkin ini salah satu cara yang bisa dilakukan
> untuk 
> kembali memperkenalkan pencak silat yah??? dengan awalnya 
> mengkampanyekan pencak silat di lingkungan kita sendiri...
> semakin 
> banyak yang mengkampanyekannya, Insya Allah akan semakin
> besar 
> efeknya... enggak cuma menyebar stiker, pakai jaket
> bertulisakan 
> pencak silat dot com atau bawa2 bendera silat sepanjang
> jalan kan??? 
> tapi saya enggak nolak tuh kalau ada rekan2 yang mau jual
> jaket 
> bertuliskan pencak silat... saya mau beli don...
> hehehehehe...


  



[silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-26 Terurut Topik edwinyoes
terimakasih atas tanggapannya... ;p
terimakasih juga atas doa rekan2 semua untuk rencana bulan november 
itu...

saya kok masih keukeuh berharap ada yang bisa membawa silat seperti 
harapan saya kemarin... paling tidak menyederhanakan bentuk agar 
tidak terkesan "menakutkan" bagi mereka yang belum mengenal silat 
sama sekali... dengan begitu saya berharap bisa memancing anak2 muda 
untuk mengenal apa itu pencak silat... dari situ, (kembali lagi saya 
berharap) mereka akan mencoba mengenal lebih dalam pencak silat 
tradisional...

btw, saya juga setuju dengan bung abdul rasyid dan bung ananda kemas 
bahwa memang gerak langkah dan jurus dalam silat ada satu kesatuan 
yang tidak terpisahkan dan jurus merupakan sarana melatih 
konsentrasi, keseriusan, serta kesiapan fisik dan rohani seseorang 
dalam menghadapi tantangan hidup juga untuk melatih mental dan 
spiritual... makanya saya masih mau belajar silat tradisional 
seperti beksi yang Insya Allah dengan doa semuanya menjadi lancar...

mudah2an dengan membawa pencak silat tradisional seperti beksi ini 
di kantor saya, pencak silat akan kembali dikenal (minimal di kantor 
saya)... mungkin ini salah satu cara yang bisa dilakukan untuk 
kembali memperkenalkan pencak silat yah??? dengan awalnya 
mengkampanyekan pencak silat di lingkungan kita sendiri... semakin 
banyak yang mengkampanyekannya, Insya Allah akan semakin besar 
efeknya... enggak cuma menyebar stiker, pakai jaket bertulisakan 
pencak silat dot com atau bawa2 bendera silat sepanjang jalan kan??? 
tapi saya enggak nolak tuh kalau ada rekan2 yang mau jual jaket 
bertuliskan pencak silat... saya mau beli don... hehehehehe... 



[silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-25 Terurut Topik abdul rasyid
salam,
saya setuju sekali dan sangat sependapat dengan bung kemas ananda..
gerak langkah dan jurus dalam pencak silat 
adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan dari aplikasi
pencak silat itu sendiri

tetap semangat..

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, Ananda Kemas
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Salam mas Edwin,
>  
> Kalo menurut saya justru disitulah istimewanya pencak silat,
terutama yang tradisional. Belajar pencak silat tidak semata-mata
hanya sebagai alat untuk membela diri secara harfiah, tetapi juga
melatih mental dan spiritual. Berlatih jurus bisa menjadi sarana
melatih konsentrasi, keseriusan, serta kesiapan fisik dan rohani
seseorang dalam menghadapi tantangan hidup. 
>  
> Justru yang saya takutkan apabila pencak silat sudah jatuh kepada
tujuan-tujuan sederhana seperti beladiri praktis. Memang belajar
pencak silat akan tampak jauh lebih mudah, karena kita lebih
mementingkan pengembangan aplikatif. Tapi saya lalu bertanya-tanya apa
bedanya dengan kita membeli alat kejut listrik, senjata api, atau
sekedar pepper spray? Bukankah dengan alat tersebut sudah cukup
aplikatif untuk membela diri tanpa harus belajar pencak silat.
>  
> Sekedar jadi bahan renungan kita bersama yang mencintai pencak silat
tradisional
> 
> --- On Mon, 8/25/08, edwinyoes <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: edwinyoes <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita
Juga
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Date: Monday, August 25, 2008, 8:32 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> mohon ijin untuk ikut nimbrung...
> 
> sedikit masukan aja... sudah saatnya silat dikemas secara modern untuk 
> mengikuti jaman yang serba instant ini... enggak usah membanding2kan 
> silat dengan jenis beladiri lain... kalo banding2in sih enggak ada 
> habisnya, yang ada kita malah terus melangkah ditempat... dengan 
> membuat gebrakan tersendiri, saya yakin bisa mengembalikan kepopuleran 
> silat minimal di negeri sendiri...
> 
> kalau boleh urun saran... saya malah berharap ada yang bisa membuat 
> wajah pencak silat dalam tampilan baru seperti kravmaga atau kajukenbo 
> dalam arti silat lebih aplikatif dalam keseharian.. . sehingga enggak 
> perlu tuh murid belajar jurus2 untuk bisa menguasai beladiri berbasis 
> pencak silat... tapi jangan dicampur dengan jenis beladiri lain, 
> soalnya artinya jadi beda, kan? kalo ada yang bisa membawa pencak 
> silat ke babak seperti ini, saya daftar dong! satu catatan latihannya 
> masih dikawasan jakarta... hehehehehe.. . ;p
> 
> oh iya... kepada seluruh rekan2 milis yang terhormat... saya mohon doa 
> restunya... insya Allah, November tahun ini saya bisa membawa beksi 
> sebagai salah satu cabang olahraga di kantor saya...
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-25 Terurut Topik m4ungbod4s-pencaksilat
Salam bung Ananda dan kang Edwin,
Salam untuk seluruh rekan milis seperjuangan!

buat kang Edwin, saya doakan semoga rencana "spesial" bulan november lancar dan 
berkah :-)

memang kalau di-impleng² ya, subhanalloh, pencak silat ni merupakan anugerah 
yang luar biasa dari Alloh SWT yang diwujudkan melalui daya cipta,rasa dan 
karsa para pinisepuh kita yang betul-betul tawadhu dan ma`rifat kepada-Nya ..

Pencak silat diajarkan serta diberikan secara turun temurun kepada murid²nya, 
bukan hanya untuk bela diri dan seni semata ..melainkan juga untuk 
mempersiapkan aspek ragawi sebagai wasilah dalam menerima gemblengan ruhani 
yang mumpuni kelak, membangun karakter yang kuat dan menanamkan akidah tauhid, 
akhlak budi pekerti luhur kepada kita, sebagai murid²nya ...

sesungguhnya ini merupakan amanah yang berat bagi kita, para pewaris keilmuan 
pencak silat, agar senantiasa memegang teguh seluruh cita-cita luhur serta 
meneruskan tongkat estafet perjuangan para pendahulu dan guru besar kita namun 
tetap mampu eksis mewarnai perubahan, perkembangan zaman dan kebutuhan 
masyarakat ...

barangkali karena hal itulah, sebagaimana di sebutkan oleh bung Ananda, seorang 
pewaris pencak silat yang mumpuni, apapun alirannya ...  tidak mudah tergiur 
oleh popularitas dan materi semata, karena sangat berat pertanggung jawabannya 
kelak, bukan saja di dunia tapi juga di akhirat  

saya pribadi sungguh bangga dan gembira dengan forum silat indonesia ini, 
karena inilah sebuah contoh usaha nyata dalam menjawab tantangan tersebut di 
atas ...

Mauju terus pencak silat indonesia!

salam hormat
Mumuh

--- Pada Sen, 25/8/08, Ananda Kemas <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari: Ananda Kemas <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
Kepada: silatindonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 25 Agustus, 2008, 11:25 AM











Salam mas Edwin,

 

Kalo menurut saya justru disitulah istimewanya pencak silat, terutama yang 
tradisional. Belajar pencak silat tidak semata-mata hanya sebagai alat untuk 
membela diri secara harfiah, tetapi juga melatih mental dan spiritual. Berlatih 
jurus bisa menjadi sarana melatih konsentrasi, keseriusan, serta kesiapan fisik 
dan rohani seseorang dalam menghadapi tantangan hidup. 

 

Justru yang saya takutkan apabila pencak silat sudah jatuh kepada tujuan-tujuan 
sederhana seperti beladiri praktis. Memang belajar pencak silat akan tampak 
jauh lebih mudah, karena kita lebih mementingkan pengembangan aplikatif. Tapi 
saya lalu bertanya-tanya apa bedanya dengan kita membeli alat kejut listrik, 
senjata api, atau sekedar pepper spray? Bukankah dengan alat tersebut sudah 
cukup aplikatif untuk membela diri tanpa harus belajar pencak silat.

 

Sekedar jadi bahan renungan kita bersama yang mencintai pencak silat 
tradisional. ...



--- On Mon, 8/25/08, edwinyoes <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:



From: edwinyoes <[EMAIL PROTECTED] com>

Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

To: silatindonesia@ yahoogroups. com

Date: Monday, August 25, 2008, 8:32 AM



mohon ijin untuk ikut nimbrung...



sedikit masukan aja... sudah saatnya silat dikemas secara modern untuk 

mengikuti jaman yang serba instant ini... enggak usah membanding2kan 

silat dengan jenis beladiri lain... kalo banding2in sih enggak ada 

habisnya, yang ada kita malah terus melangkah ditempat... dengan 

membuat gebrakan tersendiri, saya yakin bisa mengembalikan kepopuleran 

silat minimal di negeri sendiri...



kalau boleh urun saran... saya malah berharap ada yang bisa membuat 

wajah pencak silat dalam tampilan baru seperti kravmaga atau kajukenbo 

dalam arti silat lebih aplikatif dalam keseharian.. . sehingga enggak 

perlu tuh murid belajar jurus2 untuk bisa menguasai beladiri berbasis 

pencak silat... tapi jangan dicampur dengan jenis beladiri lain, 

soalnya artinya jadi beda, kan? kalo ada yang bisa membawa pencak 

silat ke babak seperti ini, saya daftar dong! satu catatan latihannya 

masih dikawasan jakarta... hehehehehe.. . ;p



oh iya... kepada seluruh rekan2 milis yang terhormat... saya mohon doa 

restunya... insya Allah, November tahun ini saya bisa membawa beksi 

sebagai salah satu cabang olahraga di kantor saya...



[Non-text portions of this message have been removed]




  




 

















  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-25 Terurut Topik Ananda Kemas
Salam mas Edwin,
 
Kalo menurut saya justru disitulah istimewanya pencak silat, terutama yang 
tradisional. Belajar pencak silat tidak semata-mata hanya sebagai alat untuk 
membela diri secara harfiah, tetapi juga melatih mental dan spiritual. Berlatih 
jurus bisa menjadi sarana melatih konsentrasi, keseriusan, serta kesiapan fisik 
dan rohani seseorang dalam menghadapi tantangan hidup. 
 
Justru yang saya takutkan apabila pencak silat sudah jatuh kepada tujuan-tujuan 
sederhana seperti beladiri praktis. Memang belajar pencak silat akan tampak 
jauh lebih mudah, karena kita lebih mementingkan pengembangan aplikatif. Tapi 
saya lalu bertanya-tanya apa bedanya dengan kita membeli alat kejut listrik, 
senjata api, atau sekedar pepper spray? Bukankah dengan alat tersebut sudah 
cukup aplikatif untuk membela diri tanpa harus belajar pencak silat.
 
Sekedar jadi bahan renungan kita bersama yang mencintai pencak silat 
tradisional

--- On Mon, 8/25/08, edwinyoes <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: edwinyoes <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, August 25, 2008, 8:32 AM






mohon ijin untuk ikut nimbrung...

sedikit masukan aja... sudah saatnya silat dikemas secara modern untuk 
mengikuti jaman yang serba instant ini... enggak usah membanding2kan 
silat dengan jenis beladiri lain... kalo banding2in sih enggak ada 
habisnya, yang ada kita malah terus melangkah ditempat... dengan 
membuat gebrakan tersendiri, saya yakin bisa mengembalikan kepopuleran 
silat minimal di negeri sendiri...

kalau boleh urun saran... saya malah berharap ada yang bisa membuat 
wajah pencak silat dalam tampilan baru seperti kravmaga atau kajukenbo 
dalam arti silat lebih aplikatif dalam keseharian.. . sehingga enggak 
perlu tuh murid belajar jurus2 untuk bisa menguasai beladiri berbasis 
pencak silat... tapi jangan dicampur dengan jenis beladiri lain, 
soalnya artinya jadi beda, kan? kalo ada yang bisa membawa pencak 
silat ke babak seperti ini, saya daftar dong! satu catatan latihannya 
masih dikawasan jakarta... hehehehehe.. . ;p

oh iya... kepada seluruh rekan2 milis yang terhormat... saya mohon doa 
restunya... insya Allah, November tahun ini saya bisa membawa beksi 
sebagai salah satu cabang olahraga di kantor saya...

 














  

[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-25 Terurut Topik edwinyoes
mohon ijin untuk ikut nimbrung...

sedikit masukan aja... sudah saatnya silat dikemas secara modern untuk 
mengikuti jaman yang serba instant ini... enggak usah membanding2kan 
silat dengan jenis beladiri lain... kalo banding2in sih enggak ada 
habisnya, yang ada kita malah terus melangkah ditempat... dengan 
membuat gebrakan tersendiri, saya yakin bisa mengembalikan kepopuleran 
silat minimal di negeri sendiri...

kalau boleh urun saran... saya malah berharap ada yang bisa membuat 
wajah pencak silat dalam tampilan baru seperti kravmaga atau kajukenbo 
dalam arti silat lebih aplikatif dalam keseharian... sehingga enggak 
perlu tuh murid belajar jurus2 untuk bisa menguasai beladiri berbasis 
pencak silat... tapi jangan dicampur dengan jenis beladiri lain, 
soalnya artinya jadi beda, kan? kalo ada yang bisa membawa pencak 
silat ke babak seperti ini, saya daftar dong! satu catatan latihannya 
masih dikawasan jakarta... hehehehehe... ;p

oh iya... kepada seluruh rekan2 milis yang terhormat... saya mohon doa 
restunya... insya Allah, November tahun ini saya bisa membawa beksi 
sebagai salah satu cabang olahraga di kantor saya...



Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-21 Terurut Topik Yanweka
Wah mantapBuku edisi Khusus plus tanda tangan asli penulisnya, sekalian 
info buat wan-kawan yang belum memiliki bukunya plus yang mau pesan dengan 
tanda tangan asli penulisnya segera dech buruan pesen, cepet2 hubungi kang ezra 
di Nomor HPnya. 





  - Original Message - 
  From: Ezra purnama 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, August 21, 2008 4:41 PM
  Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga


  Bener banget  labih baik memang kita musti buka lembaran baru yang lebih 
sehat d masa2 mendatang yo...

  Oh ya..sekalian info...

  Buat rekan-rekan semua anggota milis, sahabat silat, dan pecinta silat 
semuanya...

  Mohon hadir untuk temu kangen, ramah tamah dan silaturahmi dengan penulis 
buku "Pencak Silat Merentang waktu" Mr. OOng Maryono dari  Bangkok

  Pada Hari : Jumat Malam, 22 Agustus 2008, 20.00WIB, 
  Tempat: Gedung hydro, Jl. Dewi Sartika NO. 199b, Jakarta Timur (samping 
aputik budi, dekat rs. Budi   asih).

  Bagi yang sudah membeli buku pencak silat merentang waktu baik via website, 
atau FP2STI bisa d bawa dan sekalian tanya jawab juga minta tanda tangan asli 
dari penulis.
  Dan bagi yang ingin membeli buku tersebut d tempat bisa hubungi saya terlebih 
dahulu untuk pemesanan (via sms), harga buku untuk edisi ke-3 ini Rp. 65.000,-

  Atas partisipasinya serta donasi ke Forum Pecinta n Pelestari Silat 
Tradisional Indonesia (FP2STI) melalui pembelian Buku atau souvenir lainnya 
kami ucapkan terima kasih.

  Trims
  by
  Mas ezra
  081572770409

  --- On Wed, 8/20/08, abi hanny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  From: abi hanny <[EMAIL PROTECTED]>
  Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
  To: silatindonesia@yahoogroups.com
  Date: Wednesday, August 20, 2008, 7:12 AM

  Baiknya memang tidak usah di bahas masalah ini, karena akan mengorek luka 
lama yang menyakitkan buat saya sekeluarga terutama. Karena salah satu 
korbannya adalah almarhum kakak kami, sehingga setelah itu kami hijrah dari 
Madiun ke Jakarta dan selanjutnya ayah kami melarang anak anaknya bergabung 
dengan salah satu perguruan silat dari rumpun tersebut, tapi karena cinta kami 
kepada silat saya tetap berlatih walau ganti perguruan, demikian jg dgn adik 
adik saya, ada yg masuk merpati putih, perisai putih dan tapak suci. sampai 
kemudian saya memutuskan ganti haluan ke Karate dan Aikido kira2 20 thn lalu, 
sayangnya tradisi tawuran itu masih saya dengar sampai beberapa tahun blakangan 
dari kawan kawan di madiun dan ngawi 

  - Original Message 

  From: six_unica <[EMAIL PROTECTED] co.id>

  To: silatindonesia@ yahoogroups. com

  Sent: Tuesday, August 19, 2008 5:52:57 PM

  Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

  Salam kenal sebelumnya, nama saya budi juga penggemar silat.

  Saya ingin menanyakan SH Terate dan SH Nongo hampir tiap suro tawuran

  menelan banyak korban demi membela gengsi perguruan yang entah apa

  tujuannya. ini terjadi di daerah mana?

  --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, abi hanny <[EMAIL PROTECTED] ..> 
wrote:

  >

  > Titik masalahnya menurut saya bukan pada lokal atau import, tapi

  lebih pada manajemen ekspansi promosi dan imej yang di bangun termasuk

  juga manajemen organisasi yang agaknya kurang berkembang, bukan saya

  men'judge' bahwa silat kurang bagus, karena yang selama ini saya

  dalami silat juga tidak kalah bagus dengan karate atau taekwondo.

  > jelas yang berbeda adalah:

  > 1. secara global sedunia ini taekwondo hanya ada 2 aliran, yang

  secara teknis jurus dan teknik keduanya tidak jauh berbeda,

  (bandingkan dengan silat yang terdiri dari ratusan aliran, atau karate

  yang di indonesia saja ada belasan aliran dgn jurus dan teknik yang

  nyaris berbeda satu dan lainnya)

  > 2. secara organisasi mereka terorganisir dibawah satu komando yang

  dikelola propesional, bahkan profit orientied bila perlu,sehingga para

  pelatihnya tidak makan angin alias hanya kerja bakti, ini mendukung

  semangat mereka untuk terus berekspansi mengembangkan perguruan.

  > 3. dengan masuk ke area sekolah, perguruan tidak akan kekurangan

  murid krn yang sudah lulus pasti di gantikan oleh mereka yang baru

  masuk.lain hal dengan perguruan yang latihannya di kampung2, dapat

  murid susah kalo ada yang berhenti yang ganti masuk tiada.

  > 4. promosi yang lebih gencar dan lebih memikat, lebih sering

  mengadakan demo dan event pertandingan, anak sekarang kan lebih senang

  yang terlihat glamor, dari pada yang terlalu bersahaja, bandingkan

  saja di kota2 besar paskibra lebih banyak anggotanya dibanding dengan

  pramuka, sama halnya lebih banyak peminat taekwondo dari pada silat.

  > 

  > 5. mungkin perlu dibuat kurikilum standar yang umum seperti karate,

  tapi agaknya ini susah diterapkan pada pencak silat karena masing

  perguruan / aliran punya ciri 

Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-21 Terurut Topik Ezra purnama
Bener banget  labih baik memang kita musti buka lembaran baru yang lebih 
sehat d masa2 mendatang yo...

Oh ya..sekalian info...

Buat rekan-rekan semua anggota milis, sahabat silat, dan pecinta silat 
semuanya...

Mohon hadir untuk temu kangen, ramah tamah dan silaturahmi dengan penulis buku 
"Pencak Silat Merentang waktu" Mr. OOng Maryono dari  Bangkok

Pada Hari : Jumat Malam, 22 Agustus 2008, 20.00WIB, 
Tempat    : Gedung hydro, Jl. Dewi Sartika NO. 199b, Jakarta Timur (samping 
aputik budi, dekat rs. Budi   asih).

Bagi yang sudah membeli buku pencak silat merentang waktu baik via website, 
atau FP2STI bisa d bawa dan sekalian tanya jawab juga minta tanda tangan asli 
dari penulis.
Dan bagi yang ingin membeli buku tersebut d tempat bisa hubungi saya terlebih 
dahulu untuk pemesanan (via sms), harga buku untuk edisi ke-3 ini Rp. 65.000,-

Atas partisipasinya serta donasi ke Forum Pecinta n Pelestari Silat Tradisional 
Indonesia (FP2STI) melalui pembelian Buku atau souvenir lainnya kami ucapkan 
terima kasih.

Trims
by
Mas ezra
081572770409




--- On Wed, 8/20/08, abi hanny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: abi hanny <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, August 20, 2008, 7:12 AM











Baiknya memang tidak usah di bahas masalah ini, karena akan 
mengorek luka lama yang menyakitkan buat saya sekeluarga terutama. Karena salah 
satu korbannya adalah almarhum kakak kami, sehingga setelah itu kami hijrah 
dari Madiun ke Jakarta dan selanjutnya ayah kami melarang anak anaknya 
bergabung dengan salah satu perguruan silat dari rumpun tersebut, tapi karena 
cinta kami kepada silat saya tetap berlatih walau ganti perguruan, demikian jg 
dgn adik adik saya, ada yg masuk merpati putih, perisai putih dan tapak suci. 
sampai kemudian saya memutuskan ganti haluan ke Karate dan Aikido kira2 20 thn 
lalu, sayangnya tradisi tawuran itu masih saya dengar sampai beberapa tahun 
blakangan dari kawan kawan di madiun dan ngawi 



- Original Message 

From: six_unica <[EMAIL PROTECTED] co.id>

To: silatindonesia@ yahoogroups. com

Sent: Tuesday, August 19, 2008 5:52:57 PM

Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga



Salam kenal sebelumnya, nama saya budi juga penggemar silat.

Saya ingin menanyakan SH Terate dan SH Nongo hampir tiap suro tawuran

menelan banyak korban demi membela gengsi perguruan yang entah apa

tujuannya. ini terjadi di daerah mana?

--- In silatindonesia@ yahoogroups. com, abi hanny <[EMAIL PROTECTED] ..> wrote:

>

> Titik masalahnya menurut saya bukan pada lokal atau import, tapi

lebih pada manajemen ekspansi promosi dan imej yang di bangun termasuk

juga manajemen organisasi yang agaknya kurang berkembang, bukan saya

men'judge' bahwa silat kurang bagus, karena yang selama ini saya

dalami silat juga tidak kalah bagus dengan karate atau taekwondo.

> jelas yang berbeda adalah:

> 1. secara global sedunia ini taekwondo hanya ada 2 aliran, yang

secara teknis jurus dan teknik keduanya tidak jauh berbeda,

(bandingkan dengan silat yang terdiri dari ratusan aliran, atau karate

yang di indonesia saja ada belasan aliran dgn jurus dan teknik yang

nyaris berbeda satu dan lainnya)

> 2. secara organisasi mereka terorganisir dibawah satu komando yang

dikelola propesional, bahkan profit orientied bila perlu,sehingga para

pelatihnya tidak makan angin alias hanya kerja bakti, ini mendukung

semangat mereka untuk terus berekspansi mengembangkan perguruan.

> 3. dengan masuk ke area sekolah, perguruan tidak akan kekurangan

murid krn yang sudah lulus pasti di gantikan oleh mereka yang baru

masuk.lain hal dengan perguruan yang latihannya di kampung2, dapat

murid susah kalo ada yang berhenti yang ganti masuk tiada.

> 4. promosi yang lebih gencar dan lebih memikat, lebih sering

mengadakan demo dan event pertandingan, anak sekarang kan lebih senang

yang terlihat glamor, dari pada yang terlalu bersahaja, bandingkan

saja di kota2 besar paskibra lebih banyak anggotanya dibanding dengan

pramuka, sama halnya lebih banyak peminat taekwondo dari pada silat.

> 

> 5. mungkin perlu dibuat kurikilum standar yang umum seperti karate,

tapi agaknya ini susah diterapkan pada pencak silat karena masing

perguruan / aliran punya ciri khas yang tdk mungkin disamakan dgn

perguruan lain, bahkan perguruan serumpun saja sprt SH Terate dan SH

Nongo hampir tiap suro tawuran menelan banyak korban demi membela

gengsi perguruan yang entah apa tujuannya. ini mungkin yang membuat

orangtua sekarang enggan mengijinkan anak mereka bergabung dgn

perguruan silat.

> 

> - Original Message 

> From: SilatIndonesia 

> To: silatindonesia@ yahoogroups. com

> Cc: [EMAIL PROTECTED] .

> Sent: Sunday, August 17, 2008 1:16:31 PM

> Subject: Re: [silatindones

Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-20 Terurut Topik abi hanny
Baiknya memang tidak usah di bahas masalah ini, karena akan mengorek luka lama 
yang menyakitkan buat saya sekeluarga terutama. Karena salah satu korbannya 
adalah almarhum kakak kami, sehingga setelah itu kami hijrah dari Madiun ke 
Jakarta dan selanjutnya ayah kami melarang anak anaknya bergabung dengan salah 
satu perguruan silat dari rumpun tersebut, tapi karena cinta kami kepada silat 
saya tetap berlatih walau ganti perguruan, demikian jg dgn adik adik saya, ada 
yg masuk merpati putih, perisai putih dan tapak suci. sampai kemudian saya 
memutuskan ganti haluan ke Karate dan Aikido kira2 20 thn lalu, sayangnya 
tradisi tawuran itu masih saya dengar sampai beberapa tahun blakangan dari 
kawan kawan di madiun dan ngawi 



- Original Message 
From: six_unica <[EMAIL PROTECTED]>
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, August 19, 2008 5:52:57 PM
Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga


Salam kenal sebelumnya, nama saya budi juga penggemar silat.
Saya ingin menanyakan SH Terate dan SH Nongo hampir tiap suro tawuran
menelan banyak korban demi membela gengsi perguruan yang entah apa
tujuannya. ini terjadi di daerah mana?
--- In silatindonesia@ yahoogroups. com, abi hanny <[EMAIL PROTECTED] ..> wrote:
>
> Titik masalahnya menurut saya bukan pada lokal atau import, tapi
lebih pada manajemen ekspansi promosi dan imej yang di bangun termasuk
juga manajemen organisasi yang agaknya kurang berkembang, bukan saya
men'judge' bahwa silat kurang bagus, karena yang selama ini saya
dalami silat juga tidak kalah bagus dengan karate atau taekwondo.
> jelas yang berbeda adalah:
> 1. secara global sedunia ini taekwondo hanya ada 2 aliran, yang
secara teknis jurus dan teknik keduanya tidak jauh berbeda,
(bandingkan dengan silat yang terdiri dari ratusan aliran, atau karate
yang di indonesia saja ada belasan aliran dgn jurus dan teknik yang
nyaris berbeda satu dan lainnya)
> 2. secara organisasi mereka terorganisir dibawah satu komando yang
dikelola propesional, bahkan profit orientied bila perlu,sehingga para
pelatihnya tidak makan angin alias hanya kerja bakti, ini mendukung
semangat mereka untuk terus berekspansi mengembangkan perguruan.
> 3. dengan masuk ke area sekolah, perguruan tidak akan kekurangan
murid krn yang sudah lulus pasti di gantikan oleh mereka yang baru
masuk.lain hal dengan perguruan yang latihannya di kampung2, dapat
murid susah kalo ada yang berhenti yang ganti masuk tiada.
> 4. promosi yang lebih gencar dan lebih memikat, lebih sering
mengadakan demo dan event pertandingan, anak sekarang kan lebih senang
yang terlihat glamor, dari pada yang terlalu bersahaja, bandingkan
saja di kota2 besar paskibra lebih banyak anggotanya dibanding dengan
pramuka, sama halnya lebih banyak peminat taekwondo dari pada silat.
> 
> 5. mungkin perlu dibuat kurikilum standar yang umum seperti karate,
tapi agaknya ini susah diterapkan pada pencak silat karena masing
perguruan / aliran punya ciri khas yang tdk mungkin disamakan dgn
perguruan lain, bahkan perguruan serumpun saja sprt SH Terate dan SH
Nongo hampir tiap suro tawuran menelan banyak korban demi membela
gengsi perguruan yang entah apa tujuannya. ini mungkin yang membuat
orangtua sekarang enggan mengijinkan anak mereka bergabung dgn
perguruan silat.
> 
> - Original Message 
> From: SilatIndonesia 
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> Cc: [EMAIL PROTECTED] .
> Sent: Sunday, August 17, 2008 1:16:31 PM
> Subject: Re: [silatindonesia] Silat Tidak Populer mungkin salah kita
Juga
> 
> 
> salam kenal mas Jony dan mas abi
> 
> latihan beladiri import sebenarnya tidak ada masalah, yang menjadi
masalah saat ini adalah silat seolah di tinggalkan oleh generasi muda
indonesia, sedangkan generasi muda kita ini lebih menyukai
segala-galanya yang berbau import, kebetulan saya kemarin 2 hari
keliling ke wilayah jateng. cukup kaget juga mayoritas sekilah SMP
hingga SMU saat ini silat sdh kahabisan murid yang laku umumnya
taekwondo, dan karate, akan tetapi yang paling banyak itu taekwondo,
jujur saja agak miris juga sih melihatnya, akan tetapi kita bisa akui
kok kalo taekwondo memang lebih bagus organisirnya dibandingkan silat.
silat yang umumnya di jateng seperti SHT, SH, PD, dan beberapa
perguruan silat kecil yang latihan di kampung2. 
> 
> Ironis memang akan tetapi disinilah seharusya kita belajar bagaimana
cara mengelola silat agar bisa di jual dan di minati dan sekali lagi
silat jangan di bungkus lagi dengan serba kesaktian yang jauh dari
nalar, karena umumnya orang tua murid nggak ingin anaknya bisa terbang
karena sangking saktinya, yang di inginkan orang tua itu anaknya
sehat, berprestasi dan juga menjadi percaya diri. jadi kalo anda lihat
brosur beberapa perguruan silat yang masih menjual silat dengan
kemasan ajian serat jiwa ataupun lampah lumpuh, maka siap2 silat tidak
akan di terima oleh orang tua si calon murid, sebenarn

[silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-19 Terurut Topik abdul rasyid
setuj...
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, iwan setiawan <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> waduh. kalo adu pendapat saya mah cuma bisa bilang," semuanya
hebat!!!"
>  
> alangkah senangnya jika kita sama-sama berbuat, sekecil apapun untuk
pencak silat kita ini...gimana?
>  
> salam 
>  
>  
> wans
> (BBM /alias baru belajar maenpo)
> 
> --- On Mon, 8/18/08, abi hanny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: abi hanny <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [silatindonesia] Silat Tidak Populer mungkin salah kita
Juga
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Date: Monday, August 18, 2008, 1:10 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Titik masalahnya menurut saya bukan pada lokal atau import, tapi
lebih pada manajemen ekspansi promosi dan imej yang di bangun termasuk
juga manajemen organisasi yang agaknya kurang berkembang, bukan saya
men'judge' bahwa silat kurang bagus, karena yang selama ini saya
dalami silat juga tidak kalah bagus dengan karate atau taekwondo.
> jelas yang berbeda adalah:
> 1. secara global sedunia ini taekwondo hanya ada 2 aliran, yang
secara teknis jurus dan teknik keduanya tidak jauh berbeda,
(bandingkan dengan silat yang terdiri dari ratusan aliran, atau karate
yang di indonesia saja ada belasan aliran dgn jurus dan teknik yang
nyaris berbeda satu dan lainnya)
> 2. secara organisasi mereka terorganisir dibawah satu komando yang
dikelola propesional, bahkan profit orientied bila perlu,sehingga para
pelatihnya tidak makan angin alias hanya kerja bakti, ini mendukung
semangat mereka untuk terus berekspansi mengembangkan perguruan.
> 3. dengan masuk ke area sekolah, perguruan tidak akan kekurangan
murid krn yang sudah lulus pasti di gantikan oleh mereka yang baru
masuk.lain hal dengan perguruan yang latihannya di kampung2, dapat
murid susah kalo ada yang berhenti yang ganti masuk tiada.
> 4. promosi yang lebih gencar dan lebih memikat, lebih sering
mengadakan demo dan event pertandingan, anak sekarang kan lebih senang
yang terlihat glamor, dari pada yang terlalu bersahaja, bandingkan
saja di kota2 besar paskibra lebih banyak anggotanya dibanding dengan
pramuka, sama halnya lebih banyak peminat taekwondo dari pada silat.
> 
> 5. mungkin perlu dibuat kurikilum standar yang umum seperti karate,
tapi agaknya ini susah diterapkan pada pencak silat karena masing
perguruan / aliran punya ciri khas yang tdk mungkin disamakan dgn
perguruan lain, bahkan perguruan serumpun saja sprt SH Terate dan SH
Nongo hampir tiap suro tawuran menelan banyak korban demi membela
gengsi perguruan yang entah apa tujuannya. ini mungkin yang membuat
orangtua sekarang enggan mengijinkan anak mereka bergabung dgn
perguruan silat.
> 
> - Original Message 
> From: SilatIndonesia 
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> Cc: [EMAIL PROTECTED] com
> Sent: Sunday, August 17, 2008 1:16:31 PM
> Subject: Re: [silatindonesia] Silat Tidak Populer mungkin salah kita
Juga
> 
> salam kenal mas Jony dan mas abi
> 
> latihan beladiri import sebenarnya tidak ada masalah, yang menjadi
masalah saat ini adalah silat seolah di tinggalkan oleh generasi muda
indonesia, sedangkan generasi muda kita ini lebih menyukai
segala-galanya yang berbau import, kebetulan saya kemarin 2 hari
keliling ke wilayah jateng. cukup kaget juga mayoritas sekilah SMP
hingga SMU saat ini silat sdh kahabisan murid yang laku umumnya
taekwondo, dan karate, akan tetapi yang paling banyak itu taekwondo,
jujur saja agak miris juga sih melihatnya, akan tetapi kita bisa akui
kok kalo taekwondo memang lebih bagus organisirnya dibandingkan silat.
silat yang umumnya di jateng seperti SHT, SH, PD, dan beberapa
perguruan silat kecil yang latihan di kampung2. 
> 
> Ironis memang akan tetapi disinilah seharusya kita belajar bagaimana
cara mengelola silat agar bisa di jual dan di minati dan sekali lagi
silat jangan di bungkus lagi dengan serba kesaktian yang jauh dari
nalar, karena umumnya orang tua murid nggak ingin anaknya bisa terbang
karena sangking saktinya, yang di inginkan orang tua itu anaknya
sehat, berprestasi dan juga menjadi percaya diri. jadi kalo anda lihat
brosur beberapa perguruan silat yang masih menjual silat dengan
kemasan ajian serat jiwa ataupun lampah lumpuh, maka siap2 silat tidak
akan di terima oleh orang tua si calon murid, sebenarnya ini memang
bukan tugas kita, tapi tugas IPSI untuk melakukan penelitian dan
mengembangan silat silat hingga masuk ke sekolah lagi. selamat berjuang
> 
> - Original Message - 
> From: jony bundy 
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
> Cc: [EMAIL PROTECTED] com 
> Sent: Sunday, August 17, 2008 12:43 PM
> Subject: Re: [silatindonesia] Silat Tidak Populer mungkin salah kita
Juga
> 
> mas
> Abi hanny nggak perlu merasa bersalah karena itu sudah kehendak ALLOH
> SWT.Banyak kok orang asing yang belajar Silat ke Indonesia,termasuk
> dari Jepang sendiri.Itulah dinamika kehidupan supaya lebih berwarna
> malah kita bangga kok ada pesilat yg mempelajari Aiki Do,dan pada dasar
> nya setiap ilmu bela diri semua sama yitu menjunjung ti

Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-19 Terurut Topik iwan setiawan
mendingan kalo mao ngangkat derajat silat..kita promosiin selling point nya 
boss!!!
 
kalo yang kurang mahnamanya aja orang ya pasti ada kekurangannyapersis 
kata pribasa, teu aya anu sampurna iwal ti rokok sampurna ha ha ha 

--- On Tue, 8/19/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Tuesday, August 19, 2008, 6:04 PM






Mas Six Unica:)
Mari kita ngobrol yang lain aja, karena masalah antara SHT dan Winongo adalah 
masalah internal di kedua perguruan tsb, nah subjek kita kali ini adalah 
mempopulerkan silat dimata masyarakat kita sendiri, sperti yang mas alamsyah 
katakan memang agak sulit menrealisasikan hal - hal besar kalau hal2 kecil 
belum kita lakukan, nah kebetulan temen2 mengajak kita mempopulerkan situs 
silatindonesia kepada temen2, saudara, guru2, murid, dsbgt dech, yang intinya 
dengan mempopulerkan situs kita ini maka kita juga mempopulerkan silat dan juga 
situs lainnya.

- Original Message - 
From: six_unica 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Tuesday, August 19, 2008 5:52 PM
Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

Salam kenal sebelumnya, nama saya budi juga penggemar silat.
Saya ingin menanyakan SH Terate dan SH Nongo hampir tiap suro tawuran
menelan banyak korban demi membela gengsi perguruan yang entah apa
tujuannya. ini terjadi di daerah mana?
--- In silatindonesia@ yahoogroups. com, abi hanny <[EMAIL PROTECTED] ..> wrote:
>
> Titik masalahnya menurut saya bukan pada lokal atau import, tapi
lebih pada manajemen ekspansi promosi dan imej yang di bangun termasuk
juga manajemen organisasi yang agaknya kurang berkembang, bukan saya
men'judge' bahwa silat kurang bagus, karena yang selama ini saya
dalami silat juga tidak kalah bagus dengan karate atau taekwondo.
> jelas yang berbeda adalah:
> 1. secara global sedunia ini taekwondo hanya ada 2 aliran, yang
secara teknis jurus dan teknik keduanya tidak jauh berbeda,
(bandingkan dengan silat yang terdiri dari ratusan aliran, atau karate
yang di indonesia saja ada belasan aliran dgn jurus dan teknik yang
nyaris berbeda satu dan lainnya)
> 2. secara organisasi mereka terorganisir dibawah satu komando yang
dikelola propesional, bahkan profit orientied bila perlu,sehingga para
pelatihnya tidak makan angin alias hanya kerja bakti, ini mendukung
semangat mereka untuk terus berekspansi mengembangkan perguruan.
> 3. dengan masuk ke area sekolah, perguruan tidak akan kekurangan
murid krn yang sudah lulus pasti di gantikan oleh mereka yang baru
masuk.lain hal dengan perguruan yang latihannya di kampung2, dapat
murid susah kalo ada yang berhenti yang ganti masuk tiada.
> 4. promosi yang lebih gencar dan lebih memikat, lebih sering
mengadakan demo dan event pertandingan, anak sekarang kan lebih senang
yang terlihat glamor, dari pada yang terlalu bersahaja, bandingkan
saja di kota2 besar paskibra lebih banyak anggotanya dibanding dengan
pramuka, sama halnya lebih banyak peminat taekwondo dari pada silat.
> 
> 5. mungkin perlu dibuat kurikilum standar yang umum seperti karate,
tapi agaknya ini susah diterapkan pada pencak silat karena masing
perguruan / aliran punya ciri khas yang tdk mungkin disamakan dgn
perguruan lain, bahkan perguruan serumpun saja sprt SH Terate dan SH
Nongo hampir tiap suro tawuran menelan banyak korban demi membela
gengsi perguruan yang entah apa tujuannya. ini mungkin yang membuat
orangtua sekarang enggan mengijinkan anak mereka bergabung dgn
perguruan silat.
> 
> - Original Message 
> From: SilatIndonesia 
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> Cc: [EMAIL PROTECTED] .
> Sent: Sunday, August 17, 2008 1:16:31 PM
> Subject: Re: [silatindonesia] Silat Tidak Populer mungkin salah kita
Juga
> 
> 
> salam kenal mas Jony dan mas abi
> 
> latihan beladiri import sebenarnya tidak ada masalah, yang menjadi
masalah saat ini adalah silat seolah di tinggalkan oleh generasi muda
indonesia, sedangkan generasi muda kita ini lebih menyukai
segala-galanya yang berbau import, kebetulan saya kemarin 2 hari
keliling ke wilayah jateng. cukup kaget juga mayoritas sekilah SMP
hingga SMU saat ini silat sdh kahabisan murid yang laku umumnya
taekwondo, dan karate, akan tetapi yang paling banyak itu taekwondo,
jujur saja agak miris juga sih melihatnya, akan tetapi kita bisa akui
kok kalo taekwondo memang lebih bagus organisirnya dibandingkan silat.
silat yang umumnya di jateng seperti SHT, SH, PD, dan beberapa
perguruan silat kecil yang latihan di kampung2. 
> 
> Ironis memang akan tetapi disinilah seharusya kita belajar bagaimana
cara mengelola silat agar bisa di jual dan di minati dan sekali lagi
silat jangan di bungkus lagi dengan serba kesaktian yang jauh dari
nalar, karena umumnya orang tua murid nggak ingin anaknya bisa terbang
kar

RE: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-19 Terurut Topik Kiki R Noviandi
Saran saya perbanyak stiker silatindonesia.com dan sahabatsilat.com

 

Paling tidak membantu teman teman yang haus informasi silat, eh engak lupa
milis silatindonesia@yahoogroups.com

 

Best Regards

 

- Kiki R Noviandi -

"Only By Spreading your wings you can know how far you can fly"

 

Please Visit my blogosphere...

Microsoft MVP Profile -
https://mvp.support.microsoft.com/profile/Kiki.Noviandi

Microsoft Blog - http://geeks.netindonesia.net/blogs/kiki

SQL Server Blog - http://sqlserver-indo.org/blogs/kiki  

My Space Blog - http://krnov.spaces.live.com/

My Silat Blog - http://nagapasa.multiply.com

 

and also join my messenger...

 .:: YM! - [EMAIL PROTECTED] | MSN - [EMAIL PROTECTED] | GTalk -
[EMAIL PROTECTED] ::.  

 

From: silatindonesia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Yanweka
Sent: Tuesday, August 19, 2008 6:05 PM
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita
Juga

 

Mas Six Unica:)
Mari kita ngobrol yang lain aja, karena masalah antara SHT dan Winongo
adalah masalah internal di kedua perguruan tsb, nah subjek kita kali ini
adalah mempopulerkan silat dimata masyarakat kita sendiri, sperti yang mas
alamsyah katakan memang agak sulit menrealisasikan hal - hal besar kalau
hal2 kecil belum kita lakukan, nah kebetulan temen2 mengajak kita
mempopulerkan situs silatindonesia kepada temen2, saudara, guru2, murid,
dsbgt dech, yang intinya dengan mempopulerkan situs kita ini maka kita juga
mempopulerkan silat dan juga situs lainnya.

- Original Message - 
From: six_unica 
To: silatindonesia@yahoogroups.com <mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com>

Sent: Tuesday, August 19, 2008 5:52 PM
Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

Salam kenal sebelumnya, nama saya budi juga penggemar silat.
Saya ingin menanyakan SH Terate dan SH Nongo hampir tiap suro tawuran
menelan banyak korban demi membela gengsi perguruan yang entah apa
tujuannya. ini terjadi di daerah mana?
--- In silatindonesia@yahoogroups.com
<mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com> , abi hanny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Titik masalahnya menurut saya bukan pada lokal atau import, tapi
lebih pada manajemen ekspansi promosi dan imej yang di bangun termasuk
juga manajemen organisasi yang agaknya kurang berkembang, bukan saya
men'judge' bahwa silat kurang bagus, karena yang selama ini saya
dalami silat juga tidak kalah bagus dengan karate atau taekwondo.
> jelas yang berbeda adalah:
> 1. secara global sedunia ini taekwondo hanya ada 2 aliran, yang
secara teknis jurus dan teknik keduanya tidak jauh berbeda,
(bandingkan dengan silat yang terdiri dari ratusan aliran, atau karate
yang di indonesia saja ada belasan aliran dgn jurus dan teknik yang
nyaris berbeda satu dan lainnya)
> 2. secara organisasi mereka terorganisir dibawah satu komando yang
dikelola propesional, bahkan profit orientied bila perlu,sehingga para
pelatihnya tidak makan angin alias hanya kerja bakti, ini mendukung
semangat mereka untuk terus berekspansi mengembangkan perguruan.
> 3. dengan masuk ke area sekolah, perguruan tidak akan kekurangan
murid krn yang sudah lulus pasti di gantikan oleh mereka yang baru
masuk.lain hal dengan perguruan yang latihannya di kampung2, dapat
murid susah kalo ada yang berhenti yang ganti masuk tiada.
> 4. promosi yang lebih gencar dan lebih memikat, lebih sering
mengadakan demo dan event pertandingan, anak sekarang kan lebih senang
yang terlihat glamor, dari pada yang terlalu bersahaja, bandingkan
saja di kota2 besar paskibra lebih banyak anggotanya dibanding dengan
pramuka, sama halnya lebih banyak peminat taekwondo dari pada silat.
> 
> 5. mungkin perlu dibuat kurikilum standar yang umum seperti karate,
tapi agaknya ini susah diterapkan pada pencak silat karena masing
perguruan / aliran punya ciri khas yang tdk mungkin disamakan dgn
perguruan lain, bahkan perguruan serumpun saja sprt SH Terate dan SH
Nongo hampir tiap suro tawuran menelan banyak korban demi membela
gengsi perguruan yang entah apa tujuannya. ini mungkin yang membuat
orangtua sekarang enggan mengijinkan anak mereka bergabung dgn
perguruan silat.
> 
> - Original Message 
> From: SilatIndonesia <[EMAIL PROTECTED]>
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
<mailto:silatindonesia%40yahoogroups.com> 
> Cc: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Sunday, August 17, 2008 1:16:31 PM
> Subject: Re: [silatindonesia] Silat Tidak Populer mungkin salah kita
Juga
> 
> 
> salam kenal mas Jony dan mas abi
> 
> latihan beladiri import sebenarnya tidak ada masalah, yang menjadi
masalah saat ini adalah silat seolah di tinggalkan oleh generasi muda
indonesia, sedangkan generasi muda kita ini lebih menyukai
segala-galanya yang berbau import, kebetulan saya kemarin 2 hari
keliling ke wilayah jateng. cukup kaget juga mayoritas sekilah SMP
hingga SMU saat ini silat sdh 

Re: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-19 Terurut Topik Yanweka
Mas Six Unica:)
Mari kita ngobrol yang lain aja, karena masalah antara SHT dan Winongo adalah 
masalah internal di kedua perguruan tsb, nah subjek kita kali ini adalah 
mempopulerkan silat dimata masyarakat kita sendiri, sperti yang mas alamsyah 
katakan memang agak sulit menrealisasikan hal - hal besar kalau hal2 kecil 
belum kita lakukan, nah kebetulan temen2 mengajak kita mempopulerkan situs 
silatindonesia kepada temen2, saudara, guru2, murid, dsbgt dech, yang intinya 
dengan mempopulerkan situs kita ini maka kita juga mempopulerkan silat dan juga 
situs lainnya.



  - Original Message - 
  From: six_unica 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, August 19, 2008 5:52 PM
  Subject: [silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga


  Salam kenal sebelumnya, nama saya budi juga penggemar silat.
  Saya ingin menanyakan SH Terate dan SH Nongo hampir tiap suro tawuran
  menelan banyak korban demi membela gengsi perguruan yang entah apa
  tujuannya. ini terjadi di daerah mana?
  --- In silatindonesia@yahoogroups.com, abi hanny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Titik masalahnya menurut saya bukan pada lokal atau import, tapi
  lebih pada manajemen ekspansi promosi dan imej yang di bangun termasuk
  juga manajemen organisasi yang agaknya kurang berkembang, bukan saya
  men'judge' bahwa silat kurang bagus, karena yang selama ini saya
  dalami silat juga tidak kalah bagus dengan karate atau taekwondo.
  > jelas yang berbeda adalah:
  > 1. secara global sedunia ini taekwondo hanya ada 2 aliran, yang
  secara teknis jurus dan teknik keduanya tidak jauh berbeda,
  (bandingkan dengan silat yang terdiri dari ratusan aliran, atau karate
  yang di indonesia saja ada belasan aliran dgn jurus dan teknik yang
  nyaris berbeda satu dan lainnya)
  > 2. secara organisasi mereka terorganisir dibawah satu komando yang
  dikelola propesional, bahkan profit orientied bila perlu,sehingga para
  pelatihnya tidak makan angin alias hanya kerja bakti, ini mendukung
  semangat mereka untuk terus berekspansi mengembangkan perguruan.
  > 3. dengan masuk ke area sekolah, perguruan tidak akan kekurangan
  murid krn yang sudah lulus pasti di gantikan oleh mereka yang baru
  masuk.lain hal dengan perguruan yang latihannya di kampung2, dapat
  murid susah kalo ada yang berhenti yang ganti masuk tiada.
  > 4. promosi yang lebih gencar dan lebih memikat, lebih sering
  mengadakan demo dan event pertandingan, anak sekarang kan lebih senang
  yang terlihat glamor, dari pada yang terlalu bersahaja, bandingkan
  saja di kota2 besar paskibra lebih banyak anggotanya dibanding dengan
  pramuka, sama halnya lebih banyak peminat taekwondo dari pada silat.
  > 
  > 5. mungkin perlu dibuat kurikilum standar yang umum seperti karate,
  tapi agaknya ini susah diterapkan pada pencak silat karena masing
  perguruan / aliran punya ciri khas yang tdk mungkin disamakan dgn
  perguruan lain, bahkan perguruan serumpun saja sprt SH Terate dan SH
  Nongo hampir tiap suro tawuran menelan banyak korban demi membela
  gengsi perguruan yang entah apa tujuannya. ini mungkin yang membuat
  orangtua sekarang enggan mengijinkan anak mereka bergabung dgn
  perguruan silat.
  > 
  > - Original Message 
  > From: SilatIndonesia <[EMAIL PROTECTED]>
  > To: silatindonesia@yahoogroups.com
  > Cc: [EMAIL PROTECTED]
  > Sent: Sunday, August 17, 2008 1:16:31 PM
  > Subject: Re: [silatindonesia] Silat Tidak Populer mungkin salah kita
  Juga
  > 
  > 
  > salam kenal mas Jony dan mas abi
  > 
  > latihan beladiri import sebenarnya tidak ada masalah, yang menjadi
  masalah saat ini adalah silat seolah di tinggalkan oleh generasi muda
  indonesia, sedangkan generasi muda kita ini lebih menyukai
  segala-galanya yang berbau import, kebetulan saya kemarin 2 hari
  keliling ke wilayah jateng. cukup kaget juga mayoritas sekilah SMP
  hingga SMU saat ini silat sdh kahabisan murid yang laku umumnya
  taekwondo, dan karate, akan tetapi yang paling banyak itu taekwondo,
  jujur saja agak miris juga sih melihatnya, akan tetapi kita bisa akui
  kok kalo taekwondo memang lebih bagus organisirnya dibandingkan silat.
  silat yang umumnya di jateng seperti SHT, SH, PD, dan beberapa
  perguruan silat kecil yang latihan di kampung2. 
  > 
  > Ironis memang akan tetapi disinilah seharusya kita belajar bagaimana
  cara mengelola silat agar bisa di jual dan di minati dan sekali lagi
  silat jangan di bungkus lagi dengan serba kesaktian yang jauh dari
  nalar, karena umumnya orang tua murid nggak ingin anaknya bisa terbang
  karena sangking saktinya, yang di inginkan orang tua itu anaknya
  sehat, berprestasi dan juga menjadi percaya diri. jadi kalo anda lihat
  brosur beberapa perguruan silat yang masih menjual silat dengan
  kemasan ajian serat jiwa ataupun lampah lumpuh, maka siap2 silat tidak
  akan di terima oleh orang tua si calon murid, sebenarnya ini mem

[silatindonesia] Re: Silat Tidak Populer mungkin salah kita Juga

2008-08-19 Terurut Topik six_unica
Salam kenal sebelumnya, nama saya budi juga penggemar silat.
Saya ingin menanyakan SH Terate dan SH Nongo hampir tiap suro tawuran
menelan banyak korban demi membela gengsi perguruan yang entah apa
tujuannya. ini terjadi di daerah mana?
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, abi hanny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Titik masalahnya menurut saya bukan pada lokal atau import, tapi
lebih pada manajemen ekspansi promosi dan imej yang di bangun termasuk
juga manajemen organisasi yang agaknya kurang berkembang, bukan saya
men'judge' bahwa silat kurang bagus, karena yang selama ini saya
dalami silat juga tidak kalah bagus dengan karate atau taekwondo.
> jelas yang berbeda adalah:
> 1. secara global sedunia ini taekwondo hanya ada 2 aliran, yang
secara teknis jurus dan teknik keduanya tidak jauh berbeda,
(bandingkan dengan silat yang terdiri dari ratusan aliran, atau karate
yang di indonesia saja ada belasan aliran dgn jurus dan teknik yang
nyaris berbeda satu dan lainnya)
> 2. secara organisasi mereka terorganisir dibawah satu komando yang
dikelola propesional, bahkan profit orientied bila perlu,sehingga para
pelatihnya tidak makan angin alias hanya kerja bakti, ini mendukung
semangat mereka untuk terus berekspansi mengembangkan perguruan.
> 3. dengan masuk ke area sekolah, perguruan tidak akan kekurangan
murid krn yang sudah lulus pasti di gantikan oleh mereka yang baru
masuk.lain hal dengan perguruan yang latihannya di kampung2, dapat
murid susah kalo ada yang berhenti yang ganti masuk tiada.
> 4. promosi yang lebih gencar dan lebih memikat, lebih sering
mengadakan demo dan event pertandingan, anak sekarang kan lebih senang
yang terlihat glamor, dari pada yang terlalu bersahaja, bandingkan
saja di kota2 besar paskibra lebih banyak anggotanya dibanding dengan
pramuka, sama halnya lebih banyak peminat taekwondo dari pada silat.
> 
> 5. mungkin perlu dibuat kurikilum standar yang umum seperti karate,
tapi agaknya ini susah diterapkan pada pencak silat karena masing
perguruan / aliran punya ciri khas yang tdk mungkin disamakan dgn
perguruan lain, bahkan perguruan serumpun saja sprt SH Terate dan SH
Nongo hampir tiap suro tawuran menelan banyak korban demi membela
gengsi perguruan yang entah apa tujuannya. ini mungkin yang membuat
orangtua sekarang enggan mengijinkan anak mereka bergabung dgn
perguruan silat.
> 
> - Original Message 
> From: SilatIndonesia <[EMAIL PROTECTED]>
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Cc: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Sunday, August 17, 2008 1:16:31 PM
> Subject: Re: [silatindonesia] Silat Tidak Populer mungkin salah kita
Juga
> 
> 
> salam kenal mas Jony dan mas abi
> 
> latihan beladiri import sebenarnya tidak ada masalah, yang menjadi
masalah saat ini adalah silat seolah di tinggalkan oleh generasi muda
indonesia, sedangkan generasi muda kita ini lebih menyukai
segala-galanya yang berbau import, kebetulan saya kemarin 2 hari
keliling ke wilayah jateng. cukup kaget juga mayoritas sekilah SMP
hingga SMU saat ini silat sdh kahabisan murid yang laku umumnya
taekwondo, dan karate, akan tetapi yang paling banyak itu taekwondo,
jujur saja agak miris juga sih melihatnya, akan tetapi kita bisa akui
kok kalo taekwondo memang lebih bagus organisirnya dibandingkan silat.
silat yang umumnya di jateng seperti SHT, SH, PD, dan beberapa
perguruan silat kecil yang latihan di kampung2. 
> 
> Ironis memang akan tetapi disinilah seharusya kita belajar bagaimana
cara mengelola silat agar bisa di jual dan di minati dan sekali lagi
silat jangan di bungkus lagi dengan serba kesaktian yang jauh dari
nalar, karena umumnya orang tua murid nggak ingin anaknya bisa terbang
karena sangking saktinya, yang di inginkan orang tua itu anaknya
sehat, berprestasi dan juga menjadi percaya diri. jadi kalo anda lihat
brosur beberapa perguruan silat yang masih menjual silat dengan
kemasan ajian serat jiwa ataupun lampah lumpuh, maka siap2 silat tidak
akan di terima oleh orang tua si calon murid, sebenarnya ini memang
bukan tugas kita, tapi tugas IPSI untuk melakukan penelitian dan
mengembangan silat silat hingga masuk ke sekolah lagi. selamat berjuang
> 
> - Original Message - 
> From: jony bundy 
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
> Cc: [EMAIL PROTECTED] com 
> Sent: Sunday, August 17, 2008 12:43 PM
> Subject: Re: [silatindonesia] Silat Tidak Populer mungkin salah kita
Juga
> 
> mas
> Abi hanny nggak perlu merasa bersalah karena itu sudah kehendak ALLOH
> SWT.Banyak kok orang asing yang belajar Silat ke Indonesia,termasuk
> dari Jepang sendiri.Itulah dinamika kehidupan supaya lebih berwarna
> malah kita bangga kok ada pesilat yg mempelajari Aiki Do,dan pada dasar
> nya setiap ilmu bela diri semua sama yitu menjunjung tinggi nilai2x
> kehidupan yang mengandung kebesaran jiwa.Jadi berjuang terus sampai
> cita2xnya terwujud,doa kami disini senantiasa menyertai mas Abi
> hanny.Oh ya salam buat temen2x semua di Aiki Do .SALAM PENDEKAR!!
MERDEKA!!
> --- On Sun, 8/17/08, abi hanny <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
>