[wanita-muslimah] Yahudi Dugdeng, Islam Jumud

2007-10-24 Thread Kabar Indonesia
Yahudi Dugdeng, Islam Jumud
Oleh : Supadiyanto

19-Okt-2007, 12:18:44 WIB - [www.kabarindonesia.com]

"Yahudi" Dugdeng, "Islam" Jumud , "Nasrani" Kuper, Pun "Komunis" Gila

KabarIndonesia - Ojo kamitengginen riyen bakdal maos judul niko.
Jangan matek aji, berhawa nafsu marah apalagi bersyak-wasangka
terlebih dahulu pasca membaca judul tulisan pendek ini. Sebab, judul
di atas hanya ucapan seorang gila --kurang waras-- menurut pandangan
awam, yang saya dengar sendiri kala melintas di dekat kampus UGM tempo
hari. Penilaian gila itu hanya bahasa budaya manusia, sedangkan di
mata Tuhan bisa teramat beda.

Mungkin, karena keterbatasan kita memahami logika kewaskitaan manusia,
lantas kita memvonisi seseorang "Gila or Majnun bin Crazy". Benarkan?
Apakah engkau berani menghukumi Nabi Khidir 'alaihissalam yang tega
membunuhi seorang pemuda, lantas merusak kapal-kapal dan tindakan
bejat dan kriminal lain, bisa menjadikan dirinya seorang dholim di
mata Tuhan?

Ia dinilai dholim, gila oleh Musa --yang hanya terbatas bisa berfikir
lateral. Fenomena Khidir, yang tak taat asas, penuh dengan hikmah
itulah yang kini menjadi rahasia Tuhan teruntuk umat manusia. Tidak
peduli apakah engkau Muslim, Yahudi, Nasrani, Komunis, Gatholojho,
Darmogandhul, Japu-japu adakadabra atau aliran lainnya. Bukankah
dirinya mampu merusak tatanan hukum keteraturan, kesombongan Nabi Musa
yang menjadi pengawal bagi kaum Israel --yang sejatinya menjadi kaum
yang dicintai Tuhan-- tapi karena kearogansian mereka, kini mereka
terpecah menjadi 71 kelompok, meski publik tak melihat secara
kasatmata perpecahan itu?

Setelah saya renungkan, dianalisis, dikonfrontir dengan realitas yang
ada, apalagi saya tambahi dengan sedikit praduga ilmiah, ternyata
ucapan "sang Khidir" yang saya sambangi di kampus perlente UGM itu
banyak benarnya juga.

Coba saja --beberapa waktu lalu, saya sengaja nulis opini bertajuk
Lebaran "Muhammadiyah" Munafik, Lebaran "NU" Industri dan Lebaran
"Negara" Politis-- saja banyak direspon keliru, negatif,
compang-camping, kedodoran. Pembaca dan kita semua, include penulis,
terjebak berfikir lateral-lempang (straight news), padahal pada zaman
kontemporer ini, kita semua tertuntut untuk berparadigma fikir
holistis, zigzag, kontemplatif, bebas nilai namun tetap
ilmiah-rasional.

Sebelum membahas judul tulisan milik orang gila yang sengaja saya
jadikan referensi ini, penulis akan menuntaskan segala "kebodohan
kita" mengenai masalah Lebaran kemarin, yang berbeda-beda.

Dalam judul tulisan itu, Ormas Islam --Muhammadiyah, NU dan Negara--
saya beri tanda kutip, artinya Anda harus bisa membedakan antara
Muhammadiyah yang dulu dengan sekarang, NU asli yang pertama serta
setelah terkooptasi banyak kepentingan politis, serta dengan definisi
Negara itu sejatinya siapa. Apakah NU-Negara-Muhamadiyah itu menjadi
bagian dari kata benda, kata sifat atau kata kerja.

Bagaimakah hubungan ketiganya, apakah dikte-diktean, saling
kontradiktif (seperti ilmu spionase-nya CIA, KGB) secara
organisatoris, menjadi pelengkap penderita satu dengan lainnya ataukah
malah menjadi alat konspirator bersamaan, hingga kita semua terjebak
pada alur kejumudan kebenaran masing-masing kelompok.

Bukan karena panggilan hati nuarani yang memutusi atas kebenaran itu
tapi lebih karena kita memakai baju A, bukan pakaian B-Z, hingga
berada dalam kubangan kotak salah satunya.

Yang penulis maksud Muhammadiyah, NU dan Negara --yang semuanya saya
kurung dengan tanda kutip-- maksudnya tak lain adalah sebagai kata
benda, seperti penilaian umum, detilnya lagi kata benda mati. Padahal
mereka sejatinya adalah kata benda hidup yang memiliki kata sifat.

Tahukah kenapa terjadi perbedaan penentuan Lebaran kemarin? Siapakkah
sejatinya yang menskenariokan akan semua itu terjadi? Adakah kekuatan
asing, ideologi di luar Islam hingga kuasa terjadi realitas yang kian
membuat jumud kita semua? Saya, Anda bahkan petinggi Ormas Islam dan
Pemerintah yang kemudian sebagai representasi Negara itu sendiri
bahkan tak menyadari ancaman itu semua. Semua kesemuan itu semau-mau
kelompoknya masing-masing, tak merasa telah dijadikan kelinci dan
katak serta buaya percobaan laboratorium sosial oleh ideologi yang
bernama Yahudi.

Jangan lanjutkan kembali proses pembacaan tulisan ini, kalau hatimu
masih penuh dengan kemunafikan sosial. Tarik nafas dan hembuskan,
buang jauh sifat kesetanan yang berada dalam tubuh yang fana ini.
Hidupkan sifat kemalaikatan kita yang mengasmaaulhusna, hingga bisa
menggenapi 100 nama-nama mulia Tuhan.

Bukan dengan kejeniusan otak, melainkan kearifan hati. Sebab
kejernihan hikmah itu terlahir dari buah surga (kholdi) yang wajib
di-tharikot-i. Bukankah peradaban dunia ini sebagai hasil petikan buah
kholdinya Adam-Hawa (nasfu) atas "jasa besar" para iblis? Logikanya,
Muhammad, Yesus, Musa --apalagi kita-- harus "memuliakan" para iblis,
setan dan derivasinya. Tak ada iblis, saya tak bisa membuat tulisan
singkat ini.

Tak ada hukum pahala dan dosa. Habis kata-kata suami istri. Tak ada
pula 

[wanita-muslimah] Tanggapan Marco Kusumawijaya tentang "Sastra Wangi" vs "Sastra Bau Busuk"

2007-10-24 Thread radityo djadjoeri
From: Marco Kusumawijaya
  E-mail: [EMAIL PROTECTED]
   
  Ember, Mariana! Kadang-kadang laki-laki memperalat "sex" kalau kalah  
bersaing dengan cara lain. Yang payah bukan saja soal "ignorance"nya  tentang 
wacana sex dan gender, tetapi juga soal "motivasi"nya yang  takut bersaing 
dengan perempuan pada sisi substansi, sehingga jatuh  pada argumen ad hominem 
dan labelisasi.
   
  Pada soal ini kita juga melihat paralelisme ketika laki-laki  menggunakan 
kekerasan terhadap perempuan, ketika kalah argumen.  Kekerasan itu kadang dalam 
bentuk "tinju" dan "tempeleng", tetapi  argumen ad hominem pun adalah kekerasan 
yang mencerminkan sebenarnya  kelemahan laki-laki itu sendiri.
   
  Salam,
  
Marco



e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Fwd: [...] FENOMENA MUSLIM TINGGALKAN AJARAN ISLAM

2007-10-24 Thread masarcon

penulis artikel ini nampaknya penggemar lelaki metroseksual 
yah   ganteng, wangi, rajin manicure pedicure, main ke salon.

boleh juga tuh seleranya ... :D  salut aja sama penulis dan cem 
cemannya.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> sedikit sharing topik menarik dari milis sebelah ...
> 
> 
> -- Forwarded message --
> From: suhana 
 
Aku hanya ingin sharring mengenai satu masalah yg selama ini 
dianggap sepele dalam rumah tangga dan tidak terdengar gaungnya, 
karena dianggap satu hal yg sepele namun bisa jadi merupakan awal 
segala masalah yg ada dalam lingkungan masyarakat. Hmm..berawal dari 
riwayat yg dibacakan oleh Ust. Fahmy Salim di INSIST yaitu sahabat 
Abdullah bin Abbas yg selalu bersih2 diri, berhias dan tampil rapi 
hanya untuk menyenangkan hati istrinya dan begitu pula Rasulullah 
SAW yg pernah menegur sahabat yg dalam keadaan tidak rapi.




[wanita-muslimah] Re: Darut Tauhid bangkrut? - Sadis ? - 60 anak yatim piatu.

2007-10-24 Thread masarcon

btw, emangnya integritas pribadi aa gym, sekarang ini masih bisa 
dianggap keren ?

wong dia mau poligami aja, gak pakai ijin istri dan keluarga dulu, 
ujug ujung langsung main kawin siri, setelah terungkap media massa, 
baru deh minta ijin ke istri.

menurut saya, orang ini pembohong.

ketua mui, miftah faridl yang jadi penghunu kawin sirinya, 
integritas pribadinya juga perlu dipertanyakan.

oang yang integritas pribadinya saja sudah bermasalah seperti ini, 
tidak heran kalau bisnisnya "rawan gempa".



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Makin gak jelas diskusinya...
> 
> Lalu, apa concern kita kalau memang benar Darut Tauhid Inc. jadi 
> bangkrut?
> 
> Bukankah bangkrut dan sukses adalah hal biasa dalam bisnis?
> 
> Coba dipikir baik-baik...urusan bangkrut atau suksesnya Darut 
Tauhid 
> tidak ada urusannya dengan kemuliaan Islam...
> 
> Salam,
> MAS
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5  wrote:
> >
> > jadi anda menyatakan saya prejudice?
> > apa hubungannya standar intelek dengan fakta bahwa seintelek 
apapun
> > seseorang, selama tidak punya integritas pribadi, tetap saja di 
> mata saya
> > inteleknya tidak punya fungsi mencerahkan ... mirip spt kisah 
leo 
> tolstoy
> > yang kemarin saya tonton di metro tv, program biography, atau 
dulu 
> juga di
> > program yang sama soal lenin.
> > 
> > silakan saja anda menolak menggunakan cara atau sistematikan spt 
> cara
> > pembuktian kesahihan hadis, tapi bagi saya cara pembuktian 
> kesahihan hadis
> > itu adalah bentuk unggul relasi dan relevansi antara integritas 
> intelektual
> > dan integritas pribadi sebagai wujud keutuhan integritas 
> manusia ... jadi
> > jelas relevansinya buat saya ...
> > 
> > apa ada juga standar kepribadian sebagaimana standar 
> intelektualitas?
> > 
> > 
> > On 10/21/07, Dana Pamilih  wrote:
> > >
> > > DP: Loho, dalam konteks keinelekan itu relevan apa dulu?  
> Keintelekan kan
> > > ada standarnya.  Kalau Anda belum apa2 sudah apriori ya 
bagaimana 
> bisa
> > > memperoleh kebenaran?  Kita tidak mungkin memabawa kemajuan dg 
> prejudice
> > >
> > >
> > > ya jelas beda pak Dan, anda masih mau terima pendapat intelek 
dari
> > > katakanlah seorang mentally ill (gila), seorang pezina, atau 
> koruptor atau
> > > pembunuh atau bahkan sekadar pembohong ... sedangkan saya 
tidak. 
> buat
> > > saya,
> > > jelas ada korelasi langsung antara integritas intelektual dan 
> integritas
> > > pribadi.
> > >
> > > jadi terserah anda saja ... saya akan tetap membedakan 
menerima 
> sesuatu
> > > dari orang yang secara pribadi 'tidak waras' atau 'tidak 
> bermoral' ...
> > > betapapun sepintas hal yang disampaikan itu terkesan 
intelek ...!
> > >
> > >
> > > On 10/14/07, Dan  wrote:
> > > >
> > > >  .
> > > >  - Hide quoted text -
> > > >
> > > > Pendekatan saya bukan menekankan analisa integritas pribadi 
> tetapi
> > > > lebih kpd integritas intelektualr
> > > >
> > > > Bisa saja pribadinya jelek tapi intelektualitasnya brilian. 
Atau
> > > > sebaliknya. Analisa saya tidak sama dg pembuktian kesahihan 
> hadits.
> > > > Selama perawinya OK haditsnya OK tanpa uji materi dan 
relevansi.
> > > >
> > > > Terasa sekali ada perbedaan yg mendasar dari pendekatan kita.
> > > >
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 40yahoogroups.com>,
> > > > lasykar5   wrote:
> > > >
> > >   - Message truncated -
> > >
> > >
> > >
> > > --
> > > Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
> > >
> > >
> > >
> > >
> > 
> > 
> > 
> > -- 
> > Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
> > 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>




[wanita-muslimah] The voice of the Bali blast speaks

2007-10-24 Thread Sunny
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/IJ25Ae04.html


The voice of the Bali blast speaks
Abu Bakar Ba'asyir
Interview by Philip Smucker 

SOLO, Indonesia - Even as Indonesia has gained the upper hand against 
religiously-inspired extremism, the spiritual mentor behind the Bali bombings, 
Abu Bakar Ba'asyir, says he is confident that both time and Allah are on his 
side. He says that events across the Islamic world are conspiring to destroy 
the "crusade" of his greatest enemy, United States President George W Bush. 

"Bush is a very stubborn man," says Ba'asyir, reclining in a white shirt and 
plaid waist wrap on a couch in the reception hall of his religious boarding 
school, al-Mukhmin, a series of dingy concrete classrooms set on the grounds of 
a former commune in Central Java. "Bush doesn't really know that he is losing 
this war and this is one of Allah's ways of undermining his crusade to destroy 
Islam," he adds. 

Indonesia's own successful anti-terrorism efforts should give Ba'asyir and his 
associates pause. Jemaah Islamiyah (JI) radicals have been sidelined 
politically and ostracized in Indonesia for their inspirational roles in the 
Bali bombings. Ba'asyir, 69, who has consistently claimed that JI does not 
exist, recently served over two years in prison when Indonesian judges said 
that while he had not been involved in the Bali attacks, he had given his 
approval for the plot. 

But temporary setbacks do not stand in the way of final victory in this long 
war of attrition, he insists. Ba'asyir, a man who couches his diatribes to 
avoid the appearance of inciting direct attacks, refers to the Bali bombers on 
death row as "counter-terrorists with good intentions gone awry", and also 
claims to take his own inspiration from al-Qaeda chief Osama bin Laden. 
Excerpts from his recent interview with Asia Times Online contributor Philip 
Smucker follow: 

Asia Times Online: What kind of pressure has the Indonesian government put on 
your al-Mukhmin school and your religious colleagues? 

Ba'asyir: There is certainly pressure from the government in the form of the 
police, particularly the special police force Number 88. This body of the 
police force was established in part by the US and has also been funded by the 
US and is basically a US tool to fight Islam in Indonesia. 

ATol: What role does the US play in the war against radical Islamic groups in 
Indonesia and beyond? 

Ba'asyir: The US is a tool for the Zionists. The US has a program and has a 
crusade that is being carried out in an unfair way, which is by spreading the 
message that there is Islamic terrorism in this world and basically all the 
enemies, all the terrorists are Islamists and all the people who fight for 
sharia law. Everyone who is active is left with the stigma that they are 
terrorists. They are being arrested and imprisoned. 

Yes, there are cases when some persons in some Islamic groups carry out 
bombings here in Indonesia. It is also unfortunately the case that they are 
bombing places that are relatively safe. It is easy for them to become prey to 
US efforts to stigmatize all Muslims. 

ATol: Have you rethought your initial approval of the Bali bombings? 

Ba'asyir: The bombers were carrying out their acts in Indonesia, a relatively 
safe place. When events occur, they [are] taken as justification by the 
government and US. They say, "See what the Muslims are doing, this is why we 
have to fight terrorism!" 

ATol: So you are saying that bombings in safe places - like Bali and at the 
Marriot Hotel in Jakarta - are bad ideas that give ammunition and fuel to the 
Americans? 

Ba'asyir: Yes. 

ATol: Are there young Indonesian Muslims bent on engaging in jihad against the 
United States? How strong is this movement? 

Ba'asyir: Among the youth, many want to fight the US because of the aggression 
in Iraq and Afghanistan. And in Indonesia they attack US interests, but I think 
it is a mistake to do that here in Indonesia against US interests because 
Indonesia is a safe place, a safe country, safe from conflict. 

So I, for instance, I prefer that it be done through dakwa, through preaching. 
America is instigating a war of ideas, therefore we should fight back with our 
own war of thoughts, issues, preaching. 

ATol: So you are condemning the Bali bombers? 

Ba'asyir: No. The bombers are actually counter-terrorists because they are 
opposing US terrorism. They are mujahids. 

ATol: How do you fight back against what the US government is doing and saying? 
What is your strategy? 

Ba'asyir: What we try to do is counter the lies, break down the lies. We want 
to uncover the truth that the Koran teaches. This activity in and of itself is 
much more productive and efficient than bombing because just by doing that - 
preaching the truth - I am being called all kinds of things. There was even an 
attempt to take me to Guantanamo, [Cuba] but fortunately I was saved by Allah. 

ATol: You call the Bali bombers counter-t

[wanita-muslimah] Breast Cancer Doesn't Respect Borders: Laura

2007-10-24 Thread Sunny
http://www.arabnews.com/?page=1§ion=0&article=102765&d=24&m=10&y=2007

Wednesday 24 October 2007 (13 Shawwal 1428)


  Breast Cancer Doesn't Respect Borders: Laura
  Raid Qusti & Javid Hassan, Arab News 



US first lady Laura Bush speaks at King Fahd Medical City in Riyadh 
during the signing of Saudi-US Partnership for Breast Cancer Awareness and 
Research agreement on Tuesday. (AN photo by Iqbal Hossain)

  RIYADH, 24 October 2007 - Saudi Arabia and the United States signed here 
yesterday a strategic partnership agreement that brings together breast cancer 
experts and awareness advocates from the two countries in a new war against 
breast cancer.

  The signing ceremony, which was held at the King Fahd Medical City (KFMC) 
under the auspices of Princess Hessa Al-Shaalan, wife of Custodian of the Two 
Holy Mosques King Abdullah, and US first lady Laura Bush, is part of the 
US-Middle East Partnership for Breast Cancer Awareness and Research, a public 
diplomacy effort by the US State Department.

  During her keynote speech at the signing ceremony, Bush said it was a new 
era in partnerships between the US and the Middle East in the fight against 
breast cancer. 

  "Breast cancer does not respect national boundaries, which is why people 
from every country must share their knowledge, resources and experience to 
protect women from this disease," Bush said. "The cure for breast cancer can 
come from a researcher in Washington or a young doctor in Riyadh," she added. 

  Bush, who wore a navy blue pant suit, arrived in Riyadh from the UAE. 

  "Today, as in the US, people in Saudi Arabia are speaking up," she told 
the audience, adding that in the next 25 years, 25 million women in the world 
will be diagnosed with breast cancer. "This partnership will give hope to women 
in the Middle East. The American people are proud to stand with you," she added.

  The cancer awareness campaign signifies a new pitch for Saudi-US 
partnerships, which earlier focused on initiating educational and democratic 
reforms as well as empowerment of women in the region.

  Among those who witnessed the signing ceremony were Prince Faisal ibn 
Abdullah, honorary president of the Saudi Cancer Society, Minister of Health 
Hamad Al-Manie, CEO of the King Fahd Medical City Dr. Abdullah Al-Amro, Hala 
Moddelmog, president and CEO of Susan G. Komen for the Cure, Dr. Kendra Woods 
from the University of Texas M.D. Anderson Cancer Center, and Erin Walsh, a US 
State Department official.

  The US first lady said the partnership would not only build bridges of 
friendship between the United States and Saudi Arabia, but also help women in 
the Kingdom and the Middle East to fight the disease.

  Bush lauded Dr. Samia Al-Amoudi, a Saudi gynecologist, for her efforts to 
create awareness about breast cancer by speaking about her own experience 
dealing with the disease. "Dr. Samia Al-Amoudi is the first Saudi to break the 
silence and share her experience with breast cancer," said Bush.

  "She's worked hard to increase women's awareness and improve medical care 
even during her own treatment... Thank you so much," Bush said to a round of 
applause from the audience.

  Bush also spoke about how another Saudi woman, Fadia Al-Taweel, 36, a TV 
presenter on Saudi Arabian Channel 1, braved the experience of coming out in 
the open with breast cancer.

  The US first lady said the breast cancer partnership program would 
initiate awareness campaigns, and share discoveries and data that could lead to 
"world-class research."

  She also explained how the US-Middle East partnership program was 
initiated in its "birthplace," Saudi Arabia, when a representative of the US 
State Department met members of the King Abdul Aziz Women's Association in 
Qasim two years ago.

  She said the women recalled their experiences of reaching out to 1,200 
women in the Kingdom and raising enough money to buy early breast cancer 
detection equipment. The women began to plan for a real exchange of breast 
cancer resources between the United States and countries in the Middle East.

  "Today I am able to launch the the US-Middle East Partnership for Breast 
Cancer Awareness Research program here in its birthplace in Saudi Arabia," Bush 
said.

  Al-Amoudi, an assistant professor at King Abdul Aziz University, said in 
a speech that in Saudi Arabia some 70 percent of breast cancer cases would not 
be reported until they are at a very late stage compared to 30 percent or less 
in the US. "And what is equally, if not more ominous, is the fact that 30 
percent of our patients are less than 40 years of age," she said.

  Al-Amoudi said many of the hurdles that Saudi women face today are not 
medical ones. "For example, in this country, until recently it was widely 
considered socially improper to refer to the disease by name. People would 
r

[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA -- PALESTINA & KEWAJARAN SOLIDARITAS ASIA - AFRIKA

2007-10-24 Thread isa
*Kolom IBRAHIM ISA*

*-*

*Rabu, 24 Oktober 2007*


*PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA & *

*KEWAJARAN SOLIDARITAS ASIA - AFRIKA *


Sebuah berita dari Jakarta, -- (Tempo, 23 Oktober 2007) -- , 
mengungkapkan bahwa, bersama Afrika Selatan, Indonesia berrencana 
menggelar konferensi untuk Palestina. Konferensi ini akan diikuti 
negara-negara Afrika dan Asia. Tujuannya: - - - Meningkatkan kapasitas 
Palestina. Demikian berita dari Jakarta.


Meskipun berita tsb belum dikonfermasi resmi oleh Kementerian Luarnegeri 
RI, -- ide menggelar konferensi negeri-negeri Asia-Afrika, dengan tujuan 
membantu perjuangan rakyat Palestina, itu sepenuhnya nyambung dengan 
SEMANGAT BANDUNG. Hal itu menjawab tuntutan perjuangan rakyat Palestina 
untuk kemerdekaan bagi bangsa dan negerinya.


Salah satu keputusan Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955), adalah 
mendukung perjuangan rakyat Palestina. Indonesia sebagai salah satu 
pemrakarsa dan tuanrumah dari Konferensi Bandung yang bersejarah dan 
membikin sejarah itu, seharusnya sudah lebih dulu mencetuskan IDE 
SOLIDARITAS ASIA-AFRIKA terhadap perjuangan rakayat Palestina. Jangan 
sekal-kali melupakan bahwa ketika bangsa kita sedang berjuang melawan 
kolonialisme dan imperialisme untuk kemerdekaan nasional yang penuh, 
banyak bangsa-bangsa lain, khususnya Asia dan Afrika dengan sepenuh hati 
mendukung dan membantu perjuangan kita. Jangan sekali-kali melupakan 
solidaritas Asia-Afrika tsb.


Konferensi Asia-Afrika, Bandung, 18 - 29 April 1955, yang dihadiri oleh 
29 negeri dan wilayah Asia dan Afrika, menandaskan dalam Komunike Akhir 
Konferensi bahwa:


'Mengingat ketegangan di Timur Tengah yang disebabkan oleh keadaan di 
Palestina serta ketegangan tersebut dapat membahayakan perdamaian dunia, 
Konferensi Asia - Afrika menyatakan dukungannya terhadap hak-hak 
penduduk Arab Palestina dan menyerukan agar resolusi tentang Palestina 
dilaksanakan serta dicapainya penyelesaian damai persoalan Palestina.' < 
Komunike Akhir Konferensi Asoa-Afrika'; Bab E. Masalah-Masalah Lainnya, 
Bandung 24 April 1955>.


* * *


Dalam keterangan pers bersama Presiden MAHMOUD ABBAS, Presiden Bambang 
Susilo Yudhoyono, dalam kesempatan itu, telah mengeluarkan prakarsa yang 
benar dan tepat. Prakarsa SOLIDARITAS ASIA-AFRIKA, yang bersumber pada 
KONFERENSI Asia-Afrika di BANDUNG, 52 tahun yang lalu.


Pernyataan SBY tsb seyogianya, sudah sejak lama direncanakan dan 
diusahakan, tanpa menunggu kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. 
Yang diperlukan sekarang adalah tindak-lanjut, suatu follow-up yang 
tegas dan segera. Kementerian Luar Negeri RI, tanpa menanti-nanti lagi, 
seyogianya mengambil langkah-langkah kongkrit pendekatan dengan 
negara-negara Asia dan Afrika demi perealisasian solidartas Asia-Afrika 
dengan perjuangan rakyat Palestina.


HIDUPNYA KEMBALI SEMANGAT SOLIDARITAS ASIA -AFRIKA

Sejarah Asia-Afrika dan sejarah dunia mencatat, bahwa, yang paling 
ditakuti dan dibenci oleh kolonialisme, imperialisme, apartheid Arika 
Selatan dan 'zionisme'  ketika itu, adalah SEMANGAT PERJUANGAN 
KEMERDEKAAN serta SOLIDARITAS dalam perjuangan demi bebas dari 
kolonialisme dan imperialisme. Solidaritas, atau SEMANGAT Bandung yang 
lahir dari KONFENRENSI ASIA-AFRIKA di Bandung adalah semangat dan 
solidaritas perjuangan untuk lepas dari kolonialisme. Adalah solidaritas 
memperjuangkan identitas sendiri yang berdikari, yang bebas dari 
pertarungan dan tekanan negara-negara besar supra dalam 'Perang Dingin' 
ketika itu. Suatu semangat perjuangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang 
mengambil posisinya sendiri dalam kehidupan bangsa-bangsa, yang sama 
derajat dengan bangsa-bangsa lainnya. Suatu semangat yang memperjuangkan 
suatu politik luarnegari yang bebas dan aktif untuk perdamaian dunia.


Dalam peryataan solidaritas Indonesia dengan Palestina dalam perjuangan 
demi kemerdekaan bangsa dan tanah air Palestina, Presiden SBY a.l. 
menyatakan:


'Harapan kami, komunitas Asia-Afrika memiliki tanggung jawab ikut 
memberikan bantuan kapasitas sehingga Palestina memiliki kemampuan yang 
akhirnya nanti menjadi negara yang berdaulat dan merdeka'.


Dalam sambutannya atas prakarsa Indonesia tsb, Presiden Mahmoud Abbas 
(Juga Ketua Komite Eksekutif PLO - Palestinian Liberation Organization - 
organisasi pejuang pembebasan Palestina yang utama terpenting di 
Palestina --) menyatakan:


"Itu dukungan yang nyata yang diharapkan bangsa kami,"



* * *


PENGARUH IMBANGAN KEKUATAN DALAM PETA POLITIK DUNIA


Dengan sedikit menoleh ke balakang, ke situasi dan peta politik serta 
imbangan kekuatan di dunia internasional dewasa itu, sedikit-banyak bisa 
difahami mengapa dukungan yang diberikan Konferensi Asia-Afrika terhadap 
perjuangan rakyat Palestina, belum sampai dengan jelas-jelas menyebut 
hak rakyat Palestina untuk berdiri sendiri sebagai suatu bangsa yang 
merdeka dan sama derajat dengan bangsa-bangsa lainnya. Bisa dibaca 
sendiri rumusan Komunike Konferensi Asia-Afrika, betapa 'moder

Balasan: Re: [wanita-muslimah] Informasi Pelatihan Kedokteran Islam (buat Donnie)

2007-10-24 Thread noni marlini
betul mas Donnie, 
  Islam sebagai agama yg sempurna itu bukan berarti Islam menjabarkan segala 
hal. Islam sebagai ajaran yg sempurnah adalah sempurnah sebagai agama dibanding 
agama-agama samawi yg lain, bukan sebagai ilmu pengetahuan. 
  Islam juga tidak mengatur segala hal (politik, ekonomi, kedokteran, sains) 
dan lain-lain, karena kalau seperti itu, berarti Islam membatasi potensi akal 
untuk mengembangkan pengetahuan.
  
kalau Islam sempurna, lantas mengapa para ulama/ilmuwan islam, seperti, Al 
Ghazali, Ibn Arabi, Ibn Rusy, Ibn Sina, Al Farabi, mengadobsi unsur-unsur 
Filsafat Helenisme untuk mengembangkan disiplin-disiplin ilmu keislaman seperti 
Ilmu Kalam dan Tasawuf (Falsafi)? Kalau Islam sempurna, mengapa logika Ushul 
Fiqh-nya Imam As-Syafii, terutama dalam metode Qiyas dan Istihsan, terpengaruh 
oleh unsur-unsur Filsafat Helenisme? Kalau Islam sempurna, mengapa konsep 
negara menurut Al Farabi sama persis dengan konsep Negara Kota-nya Plato?  
  Demikian juga dengan berbagai disiplin ilmu keislaman yang lain, menemukan 
tradisi ilmiahnya setelah persentuhan dengan tradisi Filsafat Helenisme. 
  karena itu Islam hanya dapat maju jika umat Islam menempatkan Islam sebagai 
corpus terbuka yang siap disandingkan dan didialogkan dengan tradisi besar lain 
dalam sejarah umat manusia, termasuk dengan Barat, bukan menempatkannya 
berlawanan: Islam versus Barat.
   
  saya mulai menduga, ada dua kemungkinan orang-orang yang selalu 
mengkampanyekan hal-hal seperti itu. Kemungkinan pertama, mereka baru belajar 
Islam dan militansi keagamaannya tinggi. orang seperti ini biasanya tahu 
sedikit tapi merasa tahu banyak tentang Islam. kemungkinan kedua, secara 
sengaja atau tidak, mereka telah mendangkalkan pemahaman kesialaman.
   
   
  salam dan makasih
   
   
  donnie ahmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Btw,

Seperti apa sih batang tubuh ilmu kedokteran Islam?
apakah memang seperti yang tercantum dibawah itu?
bukannya materinya juga comot sana-comot sini plus ditambah materi tentang
keIslaman.
Please STOP using Islam vis a vis non Islam sebagai cara memasarkan
dagangan..

Donnie

Pada tanggal 22/10/07, BRC <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
>
> Dewasa ini bisnis medis dan obat-obatan 85% dikuasai oleh Yahudi dan
> Nasrani. Konon sisanya diambil oleh China dengan TCM-nya. Bagaimana dengan
> ummat Islam?
> Padahal Islam adalah sistem sempurna yang telah mengatur segala aspek
> kehidupan, tentunya juga dalam bidang kesehatan.
> Rasulullah sendiri dalam banyak hadits sahih telah mencontohkan cara
> menjaga
> kesehatan sekaligus cara mengobati penyakit.
> Sayangnya, hal ini belum banyak diketahui umat. Umat Islam lebih condong
> pada sistem kedokteran Barat yang sebenarnya juga masih diragukan
> kehalalannya. Data MUI sendiri menyebutkan bahwa dari sekitar 120
> perusahaan
> farmasi Indonesia, baru 8 yang mengantongi sertifikat halal.
> Melihat fenomena ini BRC terpanggil untuk kembali membumikan pengobatan
> cara
> Rasulullah saw. dengan membuka kesempatan kepada muslim dan muslimat untuk
> menimba ilmu di bidang kedokteran Islam.
> Insya Allah akan dipandu langsung oleh Kang Badri (direktur BRC), Dr.
> Tauhid
> Nur Azhar (Wakil Dekan Fak. Kedokteran Unisba, pengisi acara Bincang Medik
> MQFM), dll.
> Materi kuliah meliputi
> * Ilmu keislaman (Ulumul Quran, Hadits, Fiqh)
> * Bahasa (Arab dan Inggris)
> * Pengobatan cara nabi (Thibbun Nabawi), meliputi teori dan praktik
> bekam (hijamah), ruqyah, herbal, dll.
> * Pengobatan Alamiah meliputi refeksologi, sengat lebah, kiropraksi,
> akupuntur, dll.
> * Herbologi (pengetahuan tentang herbal dan penggunaannya sebagai obat)
> * Kapita Selekta Kedokteran (Biologi manusia, anatomi, fisiologi,
> patologi, dll.)
> * Teknologi Komputer (aplikasi komputer perkantoran, presentasi
> multimedia, internet)
> * Manajerial dan Enterpreneurship (Ilmu manajemen terapan, akuntansi
> terapan, dll.)
> * Publikasi Media (jurnalistik, reportase, penerbitan, publikasi
> audio-visual, publikasi internet, dll.)
> Pendaftaran online dan Informasi, kunjungi http://www.klik-brc.com.
>
> <
> http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId
> =110207/stime=1193011294/nc1=3848583/nc2=3848501/nc3=4025321>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>

[Non-text portions of this message have been removed]



 

   
-
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

[Non-text portions of this message have been removed]