[wanita-muslimah] Yahudi Dugdeng, Islam Jumud
Yahudi Dugdeng, Islam Jumud Oleh : Supadiyanto 19-Okt-2007, 12:18:44 WIB - [www.kabarindonesia.com] "Yahudi" Dugdeng, "Islam" Jumud , "Nasrani" Kuper, Pun "Komunis" Gila KabarIndonesia - Ojo kamitengginen riyen bakdal maos judul niko. Jangan matek aji, berhawa nafsu marah apalagi bersyak-wasangka terlebih dahulu pasca membaca judul tulisan pendek ini. Sebab, judul di atas hanya ucapan seorang gila --kurang waras-- menurut pandangan awam, yang saya dengar sendiri kala melintas di dekat kampus UGM tempo hari. Penilaian gila itu hanya bahasa budaya manusia, sedangkan di mata Tuhan bisa teramat beda. Mungkin, karena keterbatasan kita memahami logika kewaskitaan manusia, lantas kita memvonisi seseorang "Gila or Majnun bin Crazy". Benarkan? Apakah engkau berani menghukumi Nabi Khidir 'alaihissalam yang tega membunuhi seorang pemuda, lantas merusak kapal-kapal dan tindakan bejat dan kriminal lain, bisa menjadikan dirinya seorang dholim di mata Tuhan? Ia dinilai dholim, gila oleh Musa --yang hanya terbatas bisa berfikir lateral. Fenomena Khidir, yang tak taat asas, penuh dengan hikmah itulah yang kini menjadi rahasia Tuhan teruntuk umat manusia. Tidak peduli apakah engkau Muslim, Yahudi, Nasrani, Komunis, Gatholojho, Darmogandhul, Japu-japu adakadabra atau aliran lainnya. Bukankah dirinya mampu merusak tatanan hukum keteraturan, kesombongan Nabi Musa yang menjadi pengawal bagi kaum Israel --yang sejatinya menjadi kaum yang dicintai Tuhan-- tapi karena kearogansian mereka, kini mereka terpecah menjadi 71 kelompok, meski publik tak melihat secara kasatmata perpecahan itu? Setelah saya renungkan, dianalisis, dikonfrontir dengan realitas yang ada, apalagi saya tambahi dengan sedikit praduga ilmiah, ternyata ucapan "sang Khidir" yang saya sambangi di kampus perlente UGM itu banyak benarnya juga. Coba saja --beberapa waktu lalu, saya sengaja nulis opini bertajuk Lebaran "Muhammadiyah" Munafik, Lebaran "NU" Industri dan Lebaran "Negara" Politis-- saja banyak direspon keliru, negatif, compang-camping, kedodoran. Pembaca dan kita semua, include penulis, terjebak berfikir lateral-lempang (straight news), padahal pada zaman kontemporer ini, kita semua tertuntut untuk berparadigma fikir holistis, zigzag, kontemplatif, bebas nilai namun tetap ilmiah-rasional. Sebelum membahas judul tulisan milik orang gila yang sengaja saya jadikan referensi ini, penulis akan menuntaskan segala "kebodohan kita" mengenai masalah Lebaran kemarin, yang berbeda-beda. Dalam judul tulisan itu, Ormas Islam --Muhammadiyah, NU dan Negara-- saya beri tanda kutip, artinya Anda harus bisa membedakan antara Muhammadiyah yang dulu dengan sekarang, NU asli yang pertama serta setelah terkooptasi banyak kepentingan politis, serta dengan definisi Negara itu sejatinya siapa. Apakah NU-Negara-Muhamadiyah itu menjadi bagian dari kata benda, kata sifat atau kata kerja. Bagaimakah hubungan ketiganya, apakah dikte-diktean, saling kontradiktif (seperti ilmu spionase-nya CIA, KGB) secara organisatoris, menjadi pelengkap penderita satu dengan lainnya ataukah malah menjadi alat konspirator bersamaan, hingga kita semua terjebak pada alur kejumudan kebenaran masing-masing kelompok. Bukan karena panggilan hati nuarani yang memutusi atas kebenaran itu tapi lebih karena kita memakai baju A, bukan pakaian B-Z, hingga berada dalam kubangan kotak salah satunya. Yang penulis maksud Muhammadiyah, NU dan Negara --yang semuanya saya kurung dengan tanda kutip-- maksudnya tak lain adalah sebagai kata benda, seperti penilaian umum, detilnya lagi kata benda mati. Padahal mereka sejatinya adalah kata benda hidup yang memiliki kata sifat. Tahukah kenapa terjadi perbedaan penentuan Lebaran kemarin? Siapakkah sejatinya yang menskenariokan akan semua itu terjadi? Adakah kekuatan asing, ideologi di luar Islam hingga kuasa terjadi realitas yang kian membuat jumud kita semua? Saya, Anda bahkan petinggi Ormas Islam dan Pemerintah yang kemudian sebagai representasi Negara itu sendiri bahkan tak menyadari ancaman itu semua. Semua kesemuan itu semau-mau kelompoknya masing-masing, tak merasa telah dijadikan kelinci dan katak serta buaya percobaan laboratorium sosial oleh ideologi yang bernama Yahudi. Jangan lanjutkan kembali proses pembacaan tulisan ini, kalau hatimu masih penuh dengan kemunafikan sosial. Tarik nafas dan hembuskan, buang jauh sifat kesetanan yang berada dalam tubuh yang fana ini. Hidupkan sifat kemalaikatan kita yang mengasmaaulhusna, hingga bisa menggenapi 100 nama-nama mulia Tuhan. Bukan dengan kejeniusan otak, melainkan kearifan hati. Sebab kejernihan hikmah itu terlahir dari buah surga (kholdi) yang wajib di-tharikot-i. Bukankah peradaban dunia ini sebagai hasil petikan buah kholdinya Adam-Hawa (nasfu) atas "jasa besar" para iblis? Logikanya, Muhammad, Yesus, Musa --apalagi kita-- harus "memuliakan" para iblis, setan dan derivasinya. Tak ada iblis, saya tak bisa membuat tulisan singkat ini. Tak ada hukum pahala dan dosa. Habis kata-kata suami istri. Tak ada pula
[wanita-muslimah] Tanggapan Marco Kusumawijaya tentang "Sastra Wangi" vs "Sastra Bau Busuk"
From: Marco Kusumawijaya E-mail: [EMAIL PROTECTED] Ember, Mariana! Kadang-kadang laki-laki memperalat "sex" kalau kalah bersaing dengan cara lain. Yang payah bukan saja soal "ignorance"nya tentang wacana sex dan gender, tetapi juga soal "motivasi"nya yang takut bersaing dengan perempuan pada sisi substansi, sehingga jatuh pada argumen ad hominem dan labelisasi. Pada soal ini kita juga melihat paralelisme ketika laki-laki menggunakan kekerasan terhadap perempuan, ketika kalah argumen. Kekerasan itu kadang dalam bentuk "tinju" dan "tempeleng", tetapi argumen ad hominem pun adalah kekerasan yang mencerminkan sebenarnya kelemahan laki-laki itu sendiri. Salam, Marco e-mail: [EMAIL PROTECTED] blog: http://mediacare.blogspot.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Fwd: [...] FENOMENA MUSLIM TINGGALKAN AJARAN ISLAM
penulis artikel ini nampaknya penggemar lelaki metroseksual yah ganteng, wangi, rajin manicure pedicure, main ke salon. boleh juga tuh seleranya ... :D salut aja sama penulis dan cem cemannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > sedikit sharing topik menarik dari milis sebelah ... > > > -- Forwarded message -- > From: suhana Aku hanya ingin sharring mengenai satu masalah yg selama ini dianggap sepele dalam rumah tangga dan tidak terdengar gaungnya, karena dianggap satu hal yg sepele namun bisa jadi merupakan awal segala masalah yg ada dalam lingkungan masyarakat. Hmm..berawal dari riwayat yg dibacakan oleh Ust. Fahmy Salim di INSIST yaitu sahabat Abdullah bin Abbas yg selalu bersih2 diri, berhias dan tampil rapi hanya untuk menyenangkan hati istrinya dan begitu pula Rasulullah SAW yg pernah menegur sahabat yg dalam keadaan tidak rapi.
[wanita-muslimah] Re: Darut Tauhid bangkrut? - Sadis ? - 60 anak yatim piatu.
btw, emangnya integritas pribadi aa gym, sekarang ini masih bisa dianggap keren ? wong dia mau poligami aja, gak pakai ijin istri dan keluarga dulu, ujug ujung langsung main kawin siri, setelah terungkap media massa, baru deh minta ijin ke istri. menurut saya, orang ini pembohong. ketua mui, miftah faridl yang jadi penghunu kawin sirinya, integritas pribadinya juga perlu dipertanyakan. oang yang integritas pribadinya saja sudah bermasalah seperti ini, tidak heran kalau bisnisnya "rawan gempa". --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Makin gak jelas diskusinya... > > Lalu, apa concern kita kalau memang benar Darut Tauhid Inc. jadi > bangkrut? > > Bukankah bangkrut dan sukses adalah hal biasa dalam bisnis? > > Coba dipikir baik-baik...urusan bangkrut atau suksesnya Darut Tauhid > tidak ada urusannya dengan kemuliaan Islam... > > Salam, > MAS > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 wrote: > > > > jadi anda menyatakan saya prejudice? > > apa hubungannya standar intelek dengan fakta bahwa seintelek apapun > > seseorang, selama tidak punya integritas pribadi, tetap saja di > mata saya > > inteleknya tidak punya fungsi mencerahkan ... mirip spt kisah leo > tolstoy > > yang kemarin saya tonton di metro tv, program biography, atau dulu > juga di > > program yang sama soal lenin. > > > > silakan saja anda menolak menggunakan cara atau sistematikan spt > cara > > pembuktian kesahihan hadis, tapi bagi saya cara pembuktian > kesahihan hadis > > itu adalah bentuk unggul relasi dan relevansi antara integritas > intelektual > > dan integritas pribadi sebagai wujud keutuhan integritas > manusia ... jadi > > jelas relevansinya buat saya ... > > > > apa ada juga standar kepribadian sebagaimana standar > intelektualitas? > > > > > > On 10/21/07, Dana Pamilih wrote: > > > > > > DP: Loho, dalam konteks keinelekan itu relevan apa dulu? > Keintelekan kan > > > ada standarnya. Kalau Anda belum apa2 sudah apriori ya bagaimana > bisa > > > memperoleh kebenaran? Kita tidak mungkin memabawa kemajuan dg > prejudice > > > > > > > > > ya jelas beda pak Dan, anda masih mau terima pendapat intelek dari > > > katakanlah seorang mentally ill (gila), seorang pezina, atau > koruptor atau > > > pembunuh atau bahkan sekadar pembohong ... sedangkan saya tidak. > buat > > > saya, > > > jelas ada korelasi langsung antara integritas intelektual dan > integritas > > > pribadi. > > > > > > jadi terserah anda saja ... saya akan tetap membedakan menerima > sesuatu > > > dari orang yang secara pribadi 'tidak waras' atau 'tidak > bermoral' ... > > > betapapun sepintas hal yang disampaikan itu terkesan intelek ...! > > > > > > > > > On 10/14/07, Dan wrote: > > > > > > > > . > > > > - Hide quoted text - > > > > > > > > Pendekatan saya bukan menekankan analisa integritas pribadi > tetapi > > > > lebih kpd integritas intelektualr > > > > > > > > Bisa saja pribadinya jelek tapi intelektualitasnya brilian. Atau > > > > sebaliknya. Analisa saya tidak sama dg pembuktian kesahihan > hadits. > > > > Selama perawinya OK haditsnya OK tanpa uji materi dan relevansi. > > > > > > > > Terasa sekali ada perbedaan yg mendasar dari pendekatan kita. > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 40yahoogroups.com>, > > > > lasykar5 wrote: > > > > > > > - Message truncated - > > > > > > > > > > > > -- > > > Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > -- > > Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > >
[wanita-muslimah] The voice of the Bali blast speaks
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/IJ25Ae04.html The voice of the Bali blast speaks Abu Bakar Ba'asyir Interview by Philip Smucker SOLO, Indonesia - Even as Indonesia has gained the upper hand against religiously-inspired extremism, the spiritual mentor behind the Bali bombings, Abu Bakar Ba'asyir, says he is confident that both time and Allah are on his side. He says that events across the Islamic world are conspiring to destroy the "crusade" of his greatest enemy, United States President George W Bush. "Bush is a very stubborn man," says Ba'asyir, reclining in a white shirt and plaid waist wrap on a couch in the reception hall of his religious boarding school, al-Mukhmin, a series of dingy concrete classrooms set on the grounds of a former commune in Central Java. "Bush doesn't really know that he is losing this war and this is one of Allah's ways of undermining his crusade to destroy Islam," he adds. Indonesia's own successful anti-terrorism efforts should give Ba'asyir and his associates pause. Jemaah Islamiyah (JI) radicals have been sidelined politically and ostracized in Indonesia for their inspirational roles in the Bali bombings. Ba'asyir, 69, who has consistently claimed that JI does not exist, recently served over two years in prison when Indonesian judges said that while he had not been involved in the Bali attacks, he had given his approval for the plot. But temporary setbacks do not stand in the way of final victory in this long war of attrition, he insists. Ba'asyir, a man who couches his diatribes to avoid the appearance of inciting direct attacks, refers to the Bali bombers on death row as "counter-terrorists with good intentions gone awry", and also claims to take his own inspiration from al-Qaeda chief Osama bin Laden. Excerpts from his recent interview with Asia Times Online contributor Philip Smucker follow: Asia Times Online: What kind of pressure has the Indonesian government put on your al-Mukhmin school and your religious colleagues? Ba'asyir: There is certainly pressure from the government in the form of the police, particularly the special police force Number 88. This body of the police force was established in part by the US and has also been funded by the US and is basically a US tool to fight Islam in Indonesia. ATol: What role does the US play in the war against radical Islamic groups in Indonesia and beyond? Ba'asyir: The US is a tool for the Zionists. The US has a program and has a crusade that is being carried out in an unfair way, which is by spreading the message that there is Islamic terrorism in this world and basically all the enemies, all the terrorists are Islamists and all the people who fight for sharia law. Everyone who is active is left with the stigma that they are terrorists. They are being arrested and imprisoned. Yes, there are cases when some persons in some Islamic groups carry out bombings here in Indonesia. It is also unfortunately the case that they are bombing places that are relatively safe. It is easy for them to become prey to US efforts to stigmatize all Muslims. ATol: Have you rethought your initial approval of the Bali bombings? Ba'asyir: The bombers were carrying out their acts in Indonesia, a relatively safe place. When events occur, they [are] taken as justification by the government and US. They say, "See what the Muslims are doing, this is why we have to fight terrorism!" ATol: So you are saying that bombings in safe places - like Bali and at the Marriot Hotel in Jakarta - are bad ideas that give ammunition and fuel to the Americans? Ba'asyir: Yes. ATol: Are there young Indonesian Muslims bent on engaging in jihad against the United States? How strong is this movement? Ba'asyir: Among the youth, many want to fight the US because of the aggression in Iraq and Afghanistan. And in Indonesia they attack US interests, but I think it is a mistake to do that here in Indonesia against US interests because Indonesia is a safe place, a safe country, safe from conflict. So I, for instance, I prefer that it be done through dakwa, through preaching. America is instigating a war of ideas, therefore we should fight back with our own war of thoughts, issues, preaching. ATol: So you are condemning the Bali bombers? Ba'asyir: No. The bombers are actually counter-terrorists because they are opposing US terrorism. They are mujahids. ATol: How do you fight back against what the US government is doing and saying? What is your strategy? Ba'asyir: What we try to do is counter the lies, break down the lies. We want to uncover the truth that the Koran teaches. This activity in and of itself is much more productive and efficient than bombing because just by doing that - preaching the truth - I am being called all kinds of things. There was even an attempt to take me to Guantanamo, [Cuba] but fortunately I was saved by Allah. ATol: You call the Bali bombers counter-t
[wanita-muslimah] Breast Cancer Doesn't Respect Borders: Laura
http://www.arabnews.com/?page=1§ion=0&article=102765&d=24&m=10&y=2007 Wednesday 24 October 2007 (13 Shawwal 1428) Breast Cancer Doesn't Respect Borders: Laura Raid Qusti & Javid Hassan, Arab News US first lady Laura Bush speaks at King Fahd Medical City in Riyadh during the signing of Saudi-US Partnership for Breast Cancer Awareness and Research agreement on Tuesday. (AN photo by Iqbal Hossain) RIYADH, 24 October 2007 - Saudi Arabia and the United States signed here yesterday a strategic partnership agreement that brings together breast cancer experts and awareness advocates from the two countries in a new war against breast cancer. The signing ceremony, which was held at the King Fahd Medical City (KFMC) under the auspices of Princess Hessa Al-Shaalan, wife of Custodian of the Two Holy Mosques King Abdullah, and US first lady Laura Bush, is part of the US-Middle East Partnership for Breast Cancer Awareness and Research, a public diplomacy effort by the US State Department. During her keynote speech at the signing ceremony, Bush said it was a new era in partnerships between the US and the Middle East in the fight against breast cancer. "Breast cancer does not respect national boundaries, which is why people from every country must share their knowledge, resources and experience to protect women from this disease," Bush said. "The cure for breast cancer can come from a researcher in Washington or a young doctor in Riyadh," she added. Bush, who wore a navy blue pant suit, arrived in Riyadh from the UAE. "Today, as in the US, people in Saudi Arabia are speaking up," she told the audience, adding that in the next 25 years, 25 million women in the world will be diagnosed with breast cancer. "This partnership will give hope to women in the Middle East. The American people are proud to stand with you," she added. The cancer awareness campaign signifies a new pitch for Saudi-US partnerships, which earlier focused on initiating educational and democratic reforms as well as empowerment of women in the region. Among those who witnessed the signing ceremony were Prince Faisal ibn Abdullah, honorary president of the Saudi Cancer Society, Minister of Health Hamad Al-Manie, CEO of the King Fahd Medical City Dr. Abdullah Al-Amro, Hala Moddelmog, president and CEO of Susan G. Komen for the Cure, Dr. Kendra Woods from the University of Texas M.D. Anderson Cancer Center, and Erin Walsh, a US State Department official. The US first lady said the partnership would not only build bridges of friendship between the United States and Saudi Arabia, but also help women in the Kingdom and the Middle East to fight the disease. Bush lauded Dr. Samia Al-Amoudi, a Saudi gynecologist, for her efforts to create awareness about breast cancer by speaking about her own experience dealing with the disease. "Dr. Samia Al-Amoudi is the first Saudi to break the silence and share her experience with breast cancer," said Bush. "She's worked hard to increase women's awareness and improve medical care even during her own treatment... Thank you so much," Bush said to a round of applause from the audience. Bush also spoke about how another Saudi woman, Fadia Al-Taweel, 36, a TV presenter on Saudi Arabian Channel 1, braved the experience of coming out in the open with breast cancer. The US first lady said the breast cancer partnership program would initiate awareness campaigns, and share discoveries and data that could lead to "world-class research." She also explained how the US-Middle East partnership program was initiated in its "birthplace," Saudi Arabia, when a representative of the US State Department met members of the King Abdul Aziz Women's Association in Qasim two years ago. She said the women recalled their experiences of reaching out to 1,200 women in the Kingdom and raising enough money to buy early breast cancer detection equipment. The women began to plan for a real exchange of breast cancer resources between the United States and countries in the Middle East. "Today I am able to launch the the US-Middle East Partnership for Breast Cancer Awareness Research program here in its birthplace in Saudi Arabia," Bush said. Al-Amoudi, an assistant professor at King Abdul Aziz University, said in a speech that in Saudi Arabia some 70 percent of breast cancer cases would not be reported until they are at a very late stage compared to 30 percent or less in the US. "And what is equally, if not more ominous, is the fact that 30 percent of our patients are less than 40 years of age," she said. Al-Amoudi said many of the hurdles that Saudi women face today are not medical ones. "For example, in this country, until recently it was widely considered socially improper to refer to the disease by name. People would r
[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA -- PALESTINA & KEWAJARAN SOLIDARITAS ASIA - AFRIKA
*Kolom IBRAHIM ISA* *-* *Rabu, 24 Oktober 2007* *PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA & * *KEWAJARAN SOLIDARITAS ASIA - AFRIKA * Sebuah berita dari Jakarta, -- (Tempo, 23 Oktober 2007) -- , mengungkapkan bahwa, bersama Afrika Selatan, Indonesia berrencana menggelar konferensi untuk Palestina. Konferensi ini akan diikuti negara-negara Afrika dan Asia. Tujuannya: - - - Meningkatkan kapasitas Palestina. Demikian berita dari Jakarta. Meskipun berita tsb belum dikonfermasi resmi oleh Kementerian Luarnegeri RI, -- ide menggelar konferensi negeri-negeri Asia-Afrika, dengan tujuan membantu perjuangan rakyat Palestina, itu sepenuhnya nyambung dengan SEMANGAT BANDUNG. Hal itu menjawab tuntutan perjuangan rakyat Palestina untuk kemerdekaan bagi bangsa dan negerinya. Salah satu keputusan Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955), adalah mendukung perjuangan rakyat Palestina. Indonesia sebagai salah satu pemrakarsa dan tuanrumah dari Konferensi Bandung yang bersejarah dan membikin sejarah itu, seharusnya sudah lebih dulu mencetuskan IDE SOLIDARITAS ASIA-AFRIKA terhadap perjuangan rakayat Palestina. Jangan sekal-kali melupakan bahwa ketika bangsa kita sedang berjuang melawan kolonialisme dan imperialisme untuk kemerdekaan nasional yang penuh, banyak bangsa-bangsa lain, khususnya Asia dan Afrika dengan sepenuh hati mendukung dan membantu perjuangan kita. Jangan sekali-kali melupakan solidaritas Asia-Afrika tsb. Konferensi Asia-Afrika, Bandung, 18 - 29 April 1955, yang dihadiri oleh 29 negeri dan wilayah Asia dan Afrika, menandaskan dalam Komunike Akhir Konferensi bahwa: 'Mengingat ketegangan di Timur Tengah yang disebabkan oleh keadaan di Palestina serta ketegangan tersebut dapat membahayakan perdamaian dunia, Konferensi Asia - Afrika menyatakan dukungannya terhadap hak-hak penduduk Arab Palestina dan menyerukan agar resolusi tentang Palestina dilaksanakan serta dicapainya penyelesaian damai persoalan Palestina.' < Komunike Akhir Konferensi Asoa-Afrika'; Bab E. Masalah-Masalah Lainnya, Bandung 24 April 1955>. * * * Dalam keterangan pers bersama Presiden MAHMOUD ABBAS, Presiden Bambang Susilo Yudhoyono, dalam kesempatan itu, telah mengeluarkan prakarsa yang benar dan tepat. Prakarsa SOLIDARITAS ASIA-AFRIKA, yang bersumber pada KONFERENSI Asia-Afrika di BANDUNG, 52 tahun yang lalu. Pernyataan SBY tsb seyogianya, sudah sejak lama direncanakan dan diusahakan, tanpa menunggu kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Yang diperlukan sekarang adalah tindak-lanjut, suatu follow-up yang tegas dan segera. Kementerian Luar Negeri RI, tanpa menanti-nanti lagi, seyogianya mengambil langkah-langkah kongkrit pendekatan dengan negara-negara Asia dan Afrika demi perealisasian solidartas Asia-Afrika dengan perjuangan rakyat Palestina. HIDUPNYA KEMBALI SEMANGAT SOLIDARITAS ASIA -AFRIKA Sejarah Asia-Afrika dan sejarah dunia mencatat, bahwa, yang paling ditakuti dan dibenci oleh kolonialisme, imperialisme, apartheid Arika Selatan dan 'zionisme' ketika itu, adalah SEMANGAT PERJUANGAN KEMERDEKAAN serta SOLIDARITAS dalam perjuangan demi bebas dari kolonialisme dan imperialisme. Solidaritas, atau SEMANGAT Bandung yang lahir dari KONFENRENSI ASIA-AFRIKA di Bandung adalah semangat dan solidaritas perjuangan untuk lepas dari kolonialisme. Adalah solidaritas memperjuangkan identitas sendiri yang berdikari, yang bebas dari pertarungan dan tekanan negara-negara besar supra dalam 'Perang Dingin' ketika itu. Suatu semangat perjuangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang mengambil posisinya sendiri dalam kehidupan bangsa-bangsa, yang sama derajat dengan bangsa-bangsa lainnya. Suatu semangat yang memperjuangkan suatu politik luarnegari yang bebas dan aktif untuk perdamaian dunia. Dalam peryataan solidaritas Indonesia dengan Palestina dalam perjuangan demi kemerdekaan bangsa dan tanah air Palestina, Presiden SBY a.l. menyatakan: 'Harapan kami, komunitas Asia-Afrika memiliki tanggung jawab ikut memberikan bantuan kapasitas sehingga Palestina memiliki kemampuan yang akhirnya nanti menjadi negara yang berdaulat dan merdeka'. Dalam sambutannya atas prakarsa Indonesia tsb, Presiden Mahmoud Abbas (Juga Ketua Komite Eksekutif PLO - Palestinian Liberation Organization - organisasi pejuang pembebasan Palestina yang utama terpenting di Palestina --) menyatakan: "Itu dukungan yang nyata yang diharapkan bangsa kami," * * * PENGARUH IMBANGAN KEKUATAN DALAM PETA POLITIK DUNIA Dengan sedikit menoleh ke balakang, ke situasi dan peta politik serta imbangan kekuatan di dunia internasional dewasa itu, sedikit-banyak bisa difahami mengapa dukungan yang diberikan Konferensi Asia-Afrika terhadap perjuangan rakyat Palestina, belum sampai dengan jelas-jelas menyebut hak rakyat Palestina untuk berdiri sendiri sebagai suatu bangsa yang merdeka dan sama derajat dengan bangsa-bangsa lainnya. Bisa dibaca sendiri rumusan Komunike Konferensi Asia-Afrika, betapa 'moder
Balasan: Re: [wanita-muslimah] Informasi Pelatihan Kedokteran Islam (buat Donnie)
betul mas Donnie, Islam sebagai agama yg sempurna itu bukan berarti Islam menjabarkan segala hal. Islam sebagai ajaran yg sempurnah adalah sempurnah sebagai agama dibanding agama-agama samawi yg lain, bukan sebagai ilmu pengetahuan. Islam juga tidak mengatur segala hal (politik, ekonomi, kedokteran, sains) dan lain-lain, karena kalau seperti itu, berarti Islam membatasi potensi akal untuk mengembangkan pengetahuan. kalau Islam sempurna, lantas mengapa para ulama/ilmuwan islam, seperti, Al Ghazali, Ibn Arabi, Ibn Rusy, Ibn Sina, Al Farabi, mengadobsi unsur-unsur Filsafat Helenisme untuk mengembangkan disiplin-disiplin ilmu keislaman seperti Ilmu Kalam dan Tasawuf (Falsafi)? Kalau Islam sempurna, mengapa logika Ushul Fiqh-nya Imam As-Syafii, terutama dalam metode Qiyas dan Istihsan, terpengaruh oleh unsur-unsur Filsafat Helenisme? Kalau Islam sempurna, mengapa konsep negara menurut Al Farabi sama persis dengan konsep Negara Kota-nya Plato? Demikian juga dengan berbagai disiplin ilmu keislaman yang lain, menemukan tradisi ilmiahnya setelah persentuhan dengan tradisi Filsafat Helenisme. karena itu Islam hanya dapat maju jika umat Islam menempatkan Islam sebagai corpus terbuka yang siap disandingkan dan didialogkan dengan tradisi besar lain dalam sejarah umat manusia, termasuk dengan Barat, bukan menempatkannya berlawanan: Islam versus Barat. saya mulai menduga, ada dua kemungkinan orang-orang yang selalu mengkampanyekan hal-hal seperti itu. Kemungkinan pertama, mereka baru belajar Islam dan militansi keagamaannya tinggi. orang seperti ini biasanya tahu sedikit tapi merasa tahu banyak tentang Islam. kemungkinan kedua, secara sengaja atau tidak, mereka telah mendangkalkan pemahaman kesialaman. salam dan makasih donnie ahmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Btw, Seperti apa sih batang tubuh ilmu kedokteran Islam? apakah memang seperti yang tercantum dibawah itu? bukannya materinya juga comot sana-comot sini plus ditambah materi tentang keIslaman. Please STOP using Islam vis a vis non Islam sebagai cara memasarkan dagangan.. Donnie Pada tanggal 22/10/07, BRC <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > Dewasa ini bisnis medis dan obat-obatan 85% dikuasai oleh Yahudi dan > Nasrani. Konon sisanya diambil oleh China dengan TCM-nya. Bagaimana dengan > ummat Islam? > Padahal Islam adalah sistem sempurna yang telah mengatur segala aspek > kehidupan, tentunya juga dalam bidang kesehatan. > Rasulullah sendiri dalam banyak hadits sahih telah mencontohkan cara > menjaga > kesehatan sekaligus cara mengobati penyakit. > Sayangnya, hal ini belum banyak diketahui umat. Umat Islam lebih condong > pada sistem kedokteran Barat yang sebenarnya juga masih diragukan > kehalalannya. Data MUI sendiri menyebutkan bahwa dari sekitar 120 > perusahaan > farmasi Indonesia, baru 8 yang mengantongi sertifikat halal. > Melihat fenomena ini BRC terpanggil untuk kembali membumikan pengobatan > cara > Rasulullah saw. dengan membuka kesempatan kepada muslim dan muslimat untuk > menimba ilmu di bidang kedokteran Islam. > Insya Allah akan dipandu langsung oleh Kang Badri (direktur BRC), Dr. > Tauhid > Nur Azhar (Wakil Dekan Fak. Kedokteran Unisba, pengisi acara Bincang Medik > MQFM), dll. > Materi kuliah meliputi > * Ilmu keislaman (Ulumul Quran, Hadits, Fiqh) > * Bahasa (Arab dan Inggris) > * Pengobatan cara nabi (Thibbun Nabawi), meliputi teori dan praktik > bekam (hijamah), ruqyah, herbal, dll. > * Pengobatan Alamiah meliputi refeksologi, sengat lebah, kiropraksi, > akupuntur, dll. > * Herbologi (pengetahuan tentang herbal dan penggunaannya sebagai obat) > * Kapita Selekta Kedokteran (Biologi manusia, anatomi, fisiologi, > patologi, dll.) > * Teknologi Komputer (aplikasi komputer perkantoran, presentasi > multimedia, internet) > * Manajerial dan Enterpreneurship (Ilmu manajemen terapan, akuntansi > terapan, dll.) > * Publikasi Media (jurnalistik, reportase, penerbitan, publikasi > audio-visual, publikasi internet, dll.) > Pendaftaran online dan Informasi, kunjungi http://www.klik-brc.com. > > < > http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=1877988/grpspId=1705076250/msgId > =110207/stime=1193011294/nc1=3848583/nc2=3848501/nc3=4025321> > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed] - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed]