[wanita-muslimah] Bazar Murah untuk Santunan 1000 Anak Yatim

2008-09-14 Terurut Topik syamsuri149
Bazar Murah untuk Santunan 1000 Anak Yatim
17 -20 September 2008

Assalamu'alaikum wr. wb
Kami panitia Bazar Murah dan Santuhan 1000 Anak Yatim, YSI Al-Anhar
mengajak Bapak dan Ibu untuk bergabung dalam acara: Bazar murah
produk-produk untuk kebutuhan hari raya `Idul Fitri. Sebagian hasilnya
akan kami persembahkan untuk Santunan 1000 Anak Yatim dalam acara
puncak. Insya Allah akan dihadiri oleh Presiden RI Bapak Dr. H.
Bambang Susilo Yudhoyono, Gubernur DKI Bapak Fauzi Bowo,
pejabat-pejabat negara RI dan mantan-mantan pejabat negara RI. 

Acara Puncak, Santunan 1000 Anak Yatim: 21 September 2008
Tempat: Halaman YSI Al-Anhar dan Universitas Borobudur.
Jl. Raya Kalimalang N0: 9, Cip Melayu, Jakarta Timur.

Bagi Bapak dan Ibu yang ingin bergabung bersama kami dalam acara
tersebut, dapat menghubungi Panitia. 
 
Keterangan lebih rinci, silahkan klik di sini:
http://yayasanalanhar.wordpress.com

Wassalam 
Anhar Nasution




RE: [wanita-muslimah] SISTEM PEMERINTAHAN SYARIAT AGAMA BERAKIBAT MALAPETAKA...!!

2008-09-14 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih (Ning)

Kita diperintahkan untuk mengikuti Rasulullah, bukan ? Jadi seharusnya
ya ditiru seperti yang Rasulullah terapkan pada saat memerintah dahulu.
Apa nanti teknisnya seperti yang pak Aman tulis di bawah ? Saya juga
belum tahu dulu Rasul seperti apa menanganinya. Tapi insya Allah pasti
ada contoh dari Rasulullah untuk kasus seperti di bawah. Kita tinggal
ikuti saja. Munkin memang PR buat kita untuk kembali mempelajari
teladan-teladan dari Rasul dalam masalah hukum-hukum kemasyarakatan.

Wallahua'lam.
Wassalaam,
-Ning 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Aman FatHa
Sent: Monday, September 15, 2008 10:01 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: RE: [wanita-muslimah] SISTEM PEMERINTAHAN SYARIAT AGAMA
BERAKIBAT MALAPETAKA...!!

Mbak Ning,

Kira-kira apabila pemerintahan Syariat nanti ada, lalu ada warga
non-Muslim yang melakukan pelanggaran, apa ada jaminan pelaksana
pemerintahannya juga akan seperti Rasulullah? Yang saya lihat selama ini
syariat ditonjolkan dalam bentuk yang hanya berupa egoism dengan segala
slogannya. Apa yakin nanti, pemerintahnya akan mau bertanya, kalau
pelanggaran seperti itu hukumannya di dalam kitab sucimu apa?

 

Salam

 

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Tri Budi
Lestyaningsih
(Ning)
Sent: Monday, September 08, 2008 7:51 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: RE: [wanita-muslimah] SISTEM PEMERINTAHAN SYARIAT AGAMA
BERAKIBAT MALAPETAKA...!!

 



9. Kalau masarakatnya PLURAL, maka sistem yang cocok untuk suatu
bangsa, bukannya sistem satu agama atau syariat agama, apakah
syariat
agama kristen, yahudi atau Islam,tapi adalah sistem pemerintahan
yang
NETRAL bukan? Dimana semua agama merdeka menjalankan agama dan
keyakinannya masing2, dan akirnya tercapailah kedamaian di bumi
tempat
kita tingga ini.

Assalaamu'alaykum wR wB.

Pak Latif,
Pada waktu di Madinah Rasulullah pertama kali menerapkan syariat Islam,
bukankah masyarakatnya pun plural ? Ada di antara mereka orang-orang
Yahudi juga. Dan orang-orang Yahudi tersebut dibebaskan untuk
menjalankan agama dan keyakinannya masing-masing. SALAH bila kita punya
paradigma bahwa bila menerapkan syariat Islam berarti orang-orang
beragama lain kemudian dilarang menjalankan agama dan keyakinannya
masing-masing.

Demikian yang saya pahami, Pak. Wallahua'lam bishowab.

Selamat berpuasa untuk Pak latif dan keluarga.
Wassalaam,
-Ning 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com

[mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 ] On Behalf Of abdul latif
Sent: Sunday, September 07, 2008 7:04 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com

Cc: [EMAIL PROTECTED]  ;
[EMAIL PROTECTED] 
Subject: [wanita-muslimah] SISTEM PEMERINTAHAN SYARIAT AGAMA BERAKIBAT
MALAPETAKA...!!

Assalamu'alaikum wrwb
Bismilahirrahmanirrahiim.RENUNGAN KITA BULAN PUASA YANG PENUH RAHMAT.

1.Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan
yang terang. Sekiranya ALLAH menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya
kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS.5:48) Apa makna yang
tercantum dlm peringatan ALLAH diatas itu:
1. Bahwa ALLAH menciptakan masarakat yang PLURAL di bumi ini dgn; 2.
bermacam bangsa,budhaya,bahasa dan keyakinan beragama 3. agar satu sama
lain saling hormat menghormati hidup di bumi yang satu ini, 4. hidup
harmonis dalam perbedaan perbedaan, tidak boleh menindas
keyakinan orang lain,
5. walaupun berbeda keyakinan dan aqidah, tetap  respect .
6. berlomba lomba berbuat kebajikan dlm masarakat.
7. Hanya ALLAH saja yang tahu siapa siapa yang sesat, 8. hanya ALLAH
saja nanti yang mengadilinya,manusia tidak ada hak untuk
men-judge keyakinan orang lain.

9. Kalau masarakatnya PLURAL, maka sistem yang cocok untuk suatu
bangsa, bukannya sistem satu agama atau syariat agama, apakah
syariat
agama kristen, yahudi atau Islam,tapi adalah sistem pemerintahan
yang
NETRAL bukan? Dimana semua agama merdeka menjalankan agama dan
keyakinannya masing2, dan akirnya tercapailah kedamaian di bumi
tempat
kita tingga ini.
10.Negara Amerika,Japan dan lain2nya, adalah negara bersistem Netral
 dimana pemerintahan dan agama terpisah, dapat kita lihat
masarakatnya
 dapat hidup harmonis dalam perbedaan agama,masing2 golongan
 berlomba lomba berbuat kebajikan.Akirnya ekonominya menjadi kuat,
 kehidupan masarakat manjadi sejahtera.

2.Wahai
orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil
amri
(pemimpin) diantara kamu..." (Qs. An-Nisaa' [4]: 59)..

Apa makna dari peringatan ALLAH

[wanita-muslimah] Saudis and domestic help - 'maid' for each other

2008-09-14 Terurut Topik Sunny
http://www.arabnews.com/?page=13§ion=0&article=114283&d=14&m=9&y=2008&pix=kingdom.jpg&category=Local
 Press

  Sunday 14 September 2008 (14 Ramadan 1429) 



  Saudis and domestic help - 'maid' for each other 
  Haya Al-Manie I Al-Riyadh -
 

  THE presence of a housemaid in a Saudi house has become inevitable. If 
this inevitability is not because of her services, then it is because of the 
need to imitate others. This is a fact that everybody knows. The need for 
housemaids is connected to the ways Saudis live - women go to work, 
responsibilities for the social and educational welfare of children, men 
failing to help with house duties, few day-care facilities for children, large 
and spacious homes, extended families and increasing numbers of children. The 
net result is that the majority of families need to have housemaids. The truth 
of the matter is that some of us need more than one housemaid. The problem does 
not lie in hiring a housemaid, but in the problems these housemaids possibly 
bring to the home.

  Some of these problems are difficult to deal with, especially when they 
relate to the murder or abuse of children. Some of these crimes, such as thefts 
and absconding maids, can be surpassed.

  The problem of housemaids has increased tremendously. Even recruitment 
has become a problem for middle-income families, which constitute the majority 
of Saudi society.

  I think it's time to take institutional decisions to solve this problem. 
We can start by creating establishments to hire housemaids under the umbrella 
of the Ministry of Labor. This would definitely help reduce the constant need 
for maids. Secondly, we should establish more day-care facilities. These would 
be useful for mothers who would then not be forced to hire housemaids.

  The chambers of commerce and the recruitment offices should play a bigger 
role in the protection of the rights of both employers and housemaids. Their 
mutual rights should be strictly preserved. We would not be doing this out of 
fear of human rights associations but out of commitment to our religion, which 
is a religion of justice and equality. Recruitment offices should not recruit 
untrained housemaids or those who are psychologically unqualified. I have seen 
some mentally retarded housemaids who were recruited. How did this happen? 
Moreover, the cost of importing a housemaid to our country is more expensive 
than other GCC countries. Why is that?

  Generally, renting housemaids on an hourly basis would not solve the 
problem but could be part of a solution until we are able to outline definite 
solutions to the problems of spacious households, increasing number of 
children, lazy men, spoilt children and a lack of women taking part in 
housework. 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Learning Arabic in the Kingdom a challenge

2008-09-14 Terurut Topik Sunny
http://www.arabnews.com/?page=1§ion=0&article=114279&d=14&m=9&y=2008


Sunday 14 September 2008 (14 Ramadan 1429) 
 

  Learning Arabic in the Kingdom a challenge

  Najah Alosaimi | Arab News 

  RIYADH: Stine Haeatta came to work in the Kingdom eight months ago. She 
thought it would be easy to learn Arabic in any Arab country, but she was wrong.

  "I'm interested in learning Modern Standard Arabic but I don't know where 
to take lessons," she said.

  According to Al-Faisal International Academy (AIFAC) General Director 
Ahmed Al-Taweel, there are no special schools available in the Kingdom that 
teach Arabic because demand for the classes is restricted to well-paid foreign 
workers.

  "Saudi businessmen don't see the investing in Arabic teaching as 
profitable as investing in English or computer-science teaching, which enjoy 
heavy demand," said Al-Taweel.

  AIFAC is considering this plan, but Al-Taweel says, "such a project 
should meet the highest teaching standard in order to succeed, otherwise it 
will be useless."

  Meanwhile, the interest in learning Arabic has been growing in the West. 
Many foreign nationals have moved to countries like Egypt and Syria in an 
effort to learn the language.

  Saudi Arabia, however, cannot compete with other countries in promoting 
Arabic studies because of the bureaucratic and social challenges involved, says 
Al-Taweel.

  "Visas to the Kingdom are still not easy to issue. Besides, the learner 
needs to interact with the public, which may be hard in this conservative Saudi 
society," he said.

  He also pointed out that learning methods don't need to be restricted to 
classes but also can be done through living with families. But the concept of 
hosting a foreign student in the home is virtually unthinkable in Saudi Arabia. 
"We can't use this teaching method as most Saudis are unable to accept it," he 
said.

  With lot of difficulties in finding a school in Riyadh, Ian - a foreign 
resident - hired a private teacher. He decided to take private lessons from the 
beginning of Ramadan since he works fewer hours. 

  "Studying in a regular classroom is more motivating and less costly for 
me, but I couldn't find any school to join here," he said. 

  By attending the class, Ian said he wants to gain enough knowledge so 
that he can communicate effectively in his workplace. 

  "I need to keep up with my colleagues - especially during meetings - 
because I constantly feel lost," he said. 

  Despite the large number of universities in the Kingdom, surprisingly few 
of them have Arabic language curriculums. 

  King Saud University's Institution of Teaching Arabic for Non-Arabs 
offers two months' courses for both men and women. Nasir Al-Ghali, the director 
of the institution, said each class has about 12 students, a number that has 
declined since the institution started charging for the courses. Simon Salter, 
a student at the institution, said the course is challenging because all the 
course material is in Arabic, even at the intermediate level. 

  "I think the course is excellent but less publicized," said Salter. "The 
Arabic language is not very difficult if it is taught through specialized 
schools." The only difficulty Salter faced while he was taking the course at 
King Saud University is that the program is in Arabic, which is difficult for 
beginners. "The course book is also written in Arabic, which is a problem if 
the student can't read the script," he said.

  Meanwhile, those seeking Arabic courses often wind up going to private 
tutors, which can be expensive. Alexander Weber, who works in a 
telecommunication company, said he pays SR80 an hour, a 25 percent discount for 
having recruited five of his colleagues to the same tutor. He also spent SR380 
on a textbook, dictionary and CD. 

  Other options for Arabic courses include a program by the World Assembly 
of Muslim Youth, or WAMY. But those courses, which are free, "are restricted to 
diplomats and managers," said Esam Attiyah, director of the WAMY program. 
Despite the limitation, WAMY has added two more classes due to high demand. 

  "Sixty people enrolled in all the four levels last year," said Attiyah, 
adding that the course can't be offered to all. "This needs financial and human 
resources."

  Dawa (Islamic Propagation and Guidance) centers also offer courses for 
people wishing to learn Arabic as part of Muslim conversion. Salter said he 
didn't go to a Dawa center for classes because, "the unspoken message for these 
courses is this: 'Learn Islam and we'll also teach you Arabic'," he said. 

  Lazlo, a German student Slater recruited for tutoring for the 25 percent 
discount, said he was looking for some simple reading, writing and speaking 
skills.

  "It's not very important for my professional life to speak Arabic," he 
said. "But I realize that everybody

[wanita-muslimah] Bls Ikranegara orbais: Re: Para Aktivis PRD yang Ganti Baju Politik ,PDIP Mulai Lupakan Tragedi 27 Juli

2008-09-14 Terurut Topik heri latief
penilaian bung ulfha terhadap komentar ikra betul bangets,



ikra makin tua makin keliatan orbanya, padahal konon katanya ikra pendukung
obama, suatu paradoksal orang yg terlalu banyak dimanja bumbu amerika.

--- In [EMAIL PROTECTED], ulfha Ilyas <[EMAIL PROTECTED]> wrote:



Bung Ikra, anda ada seorang yang benar-benar belum bisa menyingkap prasangka 
sehat anda akibat indoktrinasi Orde Baru yang terlampau kuat. Kebencian anda 
terhadap komunisme sangat tidak berasalan, dan hampir sama dengan cara orde 
baru menimpali musuh-musuh politiknya. Sepertinya bung Ikranegara harus kembali 
membuka literatur, banyak membaca buku dari berbagai versi, jangan hanya 
mencerna buku karangan Nugroho Notosutanto (Pusat penerangan ABRI);



Bung Ikranegara, setahu saya PKI tidak pernah berganti baju, dan tidak 
sedikitpun mereka merubah garis politik mereka, andai sekencang apapun 
anginnya. Saya mau mengatakan, seandainya PKI dan orang-orang kiri tak ada, 
bisakah Indonesia merdeka? Tahukan anda pemberontakan pertama kali dilakukan 
oleh PKI tahun 1926, melawan kolonialisme. Tahukah anda kelompok mana yang 
mengorganisasikan perjuangan bawah tanah melawan Jepang. dan tahukan anda 
(ikranegara yang bodoh karena orba); siapakah kekuatan yang begitu mengambil 
peran dalam proses proklamasi 17 agustus; perisitiwa rengasdeklot, rapat akbar 
dilapangan ikada, dsb. 

Pernah kah anda mendengar ada kader PKI terlibat korupsi? hahahahaa...tidak 
seperti partai-partai sekarang. 

pesan saya; Bung Ikranegaraadillah sejak dalam fikiran, jangan mau disesaki 
prasangka busuk. 


Stand Up for Women and People Opressed!; Perempuan Kiri 
http://www.perempuankiri.blogspot.com


--- Pada Kam, 11/9/08, Ikranagara <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari: Ikranagara <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: #sastra-pembebasan# Re: Para Aktivis PRD yang Ganti Baju Politik ,PDIP 
Mulai Lupakan Tragedi 27 Juli
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Tanggal: Kamis, 11 September, 2008, 11:24 PM










    
    Akibat kegagalan merayu massa dalam pemilu 1999, maka PRD tampaknya 

hanya ganti baju saja. Isinya tidak berobah. Soal taktis saja kok!



Bahkan ketika PRD baru didirikan, banyak yang menilainya 

sebagai "PKI-Baru" atau dengan kata lain PRD itu hanyalah PKI yang 

ganti baju saja. Kenapa bisa begitu? Sebab di masa Orla, sebelum PKI 

dibubarkan, meskipun PKI-Lama masih tegak, toh banyak 

aktivisnya "ganti baju" dengan cara masuk jajaran pimpinan parpol 

lain. Setelah Gestapu/Gestok, maka semua itu ketahuan.



Jadi, suara di kalangan masyarakat sekarang melihat ulah dedengkot 

PRD "ganti baju" itu tidaklah beda dengan apa yang dilakukan 

dedengkot PKI-Lama di zaman Orla saja.



Maka tidaklah heran suara yang beredar di kalangan masyarakat 

sekarang, bahwa ulah dedengkot PRD sekarang ini mengingatkan kepada 

pepatah "Musang berbulu ayam" atau "Srigala berbulu kambing."



Tentu, di alam demokrasi liberal seperti sekarang ini, semua itu sah-

sah saja kok!



Ikra.-

==



--- In sastra-pembebasan@ yahoogroups. com, "la_luta"  

wrote:

>

> http://www.jawapos. co.id/halaman/ index.php? act=detail& nid=16804

> 

> Kamis, 07 Agustus 2008

>  

>   Politika

> [ Kamis, 07 Agustus 2008 ]

> 

> Para Aktivis PRD yang Ganti Baju Politik

> Anggap Perjuangan Tak Bisa dari Luar Pagar

> 

> Di era Orde Baru, aktivis PRD begitu populer. Mereka yang berbasis

> sosialis itu dikenal sebagai kelompok anak muda yang melawan 

Soeharto.

> Di era reformasi, mereka juga tak mendapat tempat karena PRD tetap 

tak

> populer.

> 

> ---

> 

> Pemilu 1999 merupakan batu ujian bagi PRD. Mereka yang menjadi

> kontestan ternyata gagal meraih suara 2 persen sebagai persyaratan

> untuk tetap bertahan. Sejak saat itu, nama PRD yang begitu populer 

di

> mata mahasiswa penggemar sosialis tersebut perlahan tenggelam.

> 

> Menghadapi Pemilu 2009, mereka sebenarnya ingin berinkarnasi dengan

> nama Pappernas (Partai Persatuan Pembebasan Nasional). Tapi, mereka

> urung mendaftarkan diri ke KPU. Lantas, ke mana para pentolan 

partai

> yang dikenal militan di era Orba itu?

> 

> Meski tak ikut pemilu, sejumlah kader PRD memilih jalan

> sendiri-sendiri untuk mencapai parlemen. Budiman Sudjatmiko, 

pendiri

> partai berhaluan sosialis itu, merapat ke PDIP. Yusuf Lakaseng

> sekarang duduk sebagai salah satu ketua DPP Partai Bintang 

Reformasi.

> Selain itu, ada Faisol Reza yang lebih memilih Partai Kebangkitan

> Bangsa (PKB) sebagai kendaraan politiknya. Baru-baru ini, Ketua 

Umum

> Pappernas Dita Indah Sari juga memilih bergabung dengan Yusuf 

Lakaseng

> di PBR.

> 

> Keran politik yang terbuka lebar pasca kejatuhan rezim Soeharto

> melahirkan sistem politik multipartai. Kondisi itulah yang menjadi

> salah satu alasan para aktivis gerakan tersebut mengubah arah

> politiknya menjadi lebih praktis. ''Parlemen harus diisi orang-

orang

> yang benar dan bersih,'' ujar Yusuf Lakaseng saat dihubungi tadi 

malam

> (6/8).

> 

> Dia maju sebagai caleg PBR dar

[wanita-muslimah] Harun Yahya : Muslim Indonesia Bersiap Jemput Masa Keemasan

2008-09-14 Terurut Topik Floradianti
Harun Yahya : Muslim Indonesia Bersiap Jemput Masa Keemasan 

2008-09-13 03:46:00

 

 

 ISTANBUL -- Cendikiawan Turki Dr. Adnan Oktar yang kondang di dunia dengan
nama pena Harun Yahya menyatakan, Muslim Indonesia agar menyiapkan diri
menjemput masa keemasan yang datang sepuluh tahun ke depan.

 

"Asal anda bersatu, tidak terpecah-pecah, Insya Allah kebangkitan Islam di
Asia akan berpusat di Indonesia. Kami di Turki akan mendorong 'renaissance'
(kebangkitan kembali) yang sama di Eropa," katanya dalam wawancara khusus
dengan Antara di kediamannya, pinggiran selat Bhosporus, Istanbul, Turki,
Sabtu.

 

Harun Yahya adalah cendekiawan Muslim yang dihormati dan punya andil besar
dalam perjuangan Islamisasi dalam masyarakat Turki yang sekuler.

 

Ia dianggap tokoh yang mengantarkan kemenangan Partai Keadilan dan
Kesejahteraan (AKP) dalam Pemilu di Turki dan keberhasilan Abdullah Gul
menduduki kursi orang nomor satu di negara sekuler itu. Abdullah Gul meraih
suara mayoritas dari parlemen yang memang didominasi AKP.

 

Ini dianggap sejumlah kalangan sebagai awal era Islamisasi Turki yang dalam
kurun waktu lama sangat kuat memegang sekularisme.

 

Terhitung, sejak ambruknya Khilafah Islamiyah Turki pada 1924, negeri itu
menjadi simbol sekulerisme dipelopori pendirinya, Mushtafa Kamal Ataturk.
"Islam sudah bangkit di Turki dan tentu saja di Indonesia," katanya.

 

Harun pernah datang ke Indonesia dua tahun lalu dalam Konferensi Cendikiawan
Muslim dunia dan melihat perkembangan pemahaman dan pelaksanaan Islam yang
makin kuat di Indonesia.

 

Semarak agama dan ibadah sangat terasa, namun dari segi-segi kepartaian
dianggap terlalu banyak partai yang berlabel Islam. "Sekarang kehidupan
partai di negeri anda nampak masih berkaum-kaum, nanti Insya Allah akan
fokus bersatu," kata Harun Yahya yang menulis ratusan buku dan DVD tentang
Islam dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Situs yayasannya bahkan
dikunjungi lima juta orang setiap bulan.

 

Ia menekankan pentingnya kaum Muslim di Indonesia, Turki atau di mana pun
untuk berjuang menggapai kekuasaan melalui cara-cara demokratis lewat
Pemilu, bukan dengan kekerasan, anarki, apalagi terorisme. "Prinsip Islam
itu sejalan dengan demokrasi. Mari berjuang dengan cara (demokrasi) ini,"
nasihatnya.

 

Dalam 10 tahun yang akan datang, lanjutnya, Islam akan bangkit setelah
terpuruk akibat serangan 11 September 2001.

 

Islam yang "Rahmatan Lilalamin" sudah dibajak oleh radikalisme Taliban dan
Al-Qaeda. "Mereka bukan representasi Islam. Mayoritas Muslim adalah moderat
dan cinta damai. Terorisme dan kekerasan bukan jiwa Islam," katanya. Tapi
radikalisme dan terorisme, justru membuat fobia Islam (ketakutan pada Islam)
meningkat di Eropa dan negara Barat.

 

Ia mengatakan model pemerintahan masa kekuasan Otoman 500 tahun lalu bisa
mengakhiri fobia Islam dan paranoia di Barat terhadap Islam dan kaum
Muslimin. Kesultanan Otoman (Usmaniyah), katanya, sangat toleran terhadap
warga Kristen dan Yahudi selama berabad-abad masa kekuasaannya.

 

Indonesia dan Turki bisa berperan penting dalam menepis isu terorisme dan
Islamophobia di Barat, dan harus berkampanye mencegah prasangka buruk dan
pemahaman yang salah tentang isu-isu itu. "Misi kita adalah agar Barat bisa
memahami Islam yang sebenarnya dan tidak salah faham terhadapnya," demikian
Dr. Harun Yahya.  (ant/ah)

http://www.republika.co.id/launcher/view2/mid/161/news_id/2809

 

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Rate Limitation of Google AJAX Search API

2008-09-14 Terurut Topik Dalila

Thank You,

Dalila
On Sep 12, 2008, at 2:06 PM, jgeerdes [AJAX APIs Guru] wrote:

>
> No limit on the number of queries, just on the number of results you
> can retrieve.  Currently, you can retrieve up to 64 results with most
> searchers (Local and Blog are the two exceptions), 8 results at a
> time.
>
> Jeremy R. Geerdes
> Effective website design & development
> Des Moines, IA
>
> For more information or a project quote:
> http://jgeerdes.home.mchsi.com
> [EMAIL PROTECTED]
>
> If you're in the Des Moines, IA, area, check out Debra Heights
> Wesleyan Church!
> >


--~--~-~--~~~---~--~~
You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"Google AJAX API" group.
To post to this group, send email to Google-AJAX-Search-API@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to [EMAIL PROTECTED]
For more options, visit this group at 
http://groups.google.com/group/Google-AJAX-Search-API?hl=en
-~--~~~~--~~--~--~---



Rev 3709: Simple 'compiled with pyrex' ProcessEntry class. faster. in http://people.ubuntu.com/~robertc/baz2.0/readdir

2008-09-14 Terurut Topik Robert Collins
At http://people.ubuntu.com/~robertc/baz2.0/readdir


revno: 3709
revision-id: [EMAIL PROTECTED]
parent: [EMAIL PROTECTED]
committer: Robert Collins <[EMAIL PROTECTED]>
branch nick: process-entry-optimised
timestamp: Sun 2008-09-14 22:40:43 +1000
message:
  Simple 'compiled with pyrex' ProcessEntry class. faster.
modified:
  bzrlib/_dirstate_helpers_c.pyx 
dirstate_helpers.pyx-20070503201057-u425eni465q4idwn-3
  bzrlib/dirstate.py dirstate.py-20060728012006-d6mvoihjb3je9peu-1
  bzrlib/tests/test__dirstate_helpers.py 
test_dirstate_helper-20070504035751-jsbn00xodv0y1eve-2
=== modified file 'bzrlib/_dirstate_helpers_c.pyx'
--- a/bzrlib/_dirstate_helpers_c.pyx2008-09-14 08:51:07 +
+++ b/bzrlib/_dirstate_helpers_c.pyx2008-09-14 12:40:43 +
@@ -23,6 +23,7 @@
 
 from bzrlib import errors, osutils
 from bzrlib.dirstate import DirState, pack_stat
+from bzrlib.osutils import pathjoin
 
 
 # Give Pyrex some function definitions for it to understand.
@@ -53,6 +54,7 @@
 int S_ISDIR(int mode)
 int S_ISREG(int mode)
 int S_ISLNK(int mode)
+int S_IXUSR
 
 # These functions allow us access to a bit of the 'bare metal' of python
 # objects, rather than going through the object abstraction. (For example,
@@ -819,8 +821,6 @@
 # size should also be in packed_stat
 if saved_file_size == stat_value.st_size:
 return saved_link_or_sha1
-else:
-print "gararar", packed_stat, saved_packed_stat
 
 # If we have gotten this far, that means that we need to actually
 # process this entry.
@@ -862,3 +862,282 @@
False, DirState.NULLSTAT)
 self._dirblock_state = DirState.IN_MEMORY_MODIFIED
 return link_or_sha1
+
+
+cdef class ProcessEntryC:
+
+cdef object old_dirname_to_file_id # dict
+cdef object new_dirname_to_file_id # dict
+cdef readonly object uninteresting
+cdef object last_source_parent
+cdef object last_target_parent
+cdef object include_unchanged
+cdef object use_filesystem_for_exec
+
+def __init__(self, include_unchanged, use_filesystem_for_exec):
+self.old_dirname_to_file_id = {}
+self.new_dirname_to_file_id = {}
+# Just a sentry, so that _process_entry can say that this
+# record is handled, but isn't interesting to process (unchanged)
+self.uninteresting = object()
+# Using a list so that we can access the values and change them in
+# nested scope. Each one is [path, file_id, entry]
+self.last_source_parent = [None, None]
+self.last_target_parent = [None, None]
+self.include_unchanged = include_unchanged
+self.use_filesystem_for_exec = use_filesystem_for_exec
+
+def _process_entry(self, entry, path_info, source_index, target_index, 
state):
+"""Compare an entry and real disk to generate delta information.
+
+:param path_info: top_relpath, basename, kind, lstat, abspath for
+the path of entry. If None, then the path is considered absent.
+(Perhaps we should pass in a concrete entry for this ?)
+Basename is returned as a utf8 string because we expect this
+tuple will be ignored, and don't want to take the time to
+decode.
+:return: None if these don't match
+ A tuple of information about the change, or
+ the object 'uninteresting' if these match, but are
+ basically identical.
+"""
+if source_index is None:
+source_details = NULL_PARENT_DETAILS
+else:
+source_details = entry[1][source_index]
+target_details = entry[1][target_index]
+target_minikind = target_details[0]
+if path_info is not None and target_minikind in 'fdlt':
+if not (target_index == 0):
+raise AssertionError()
+link_or_sha1 = update_entry(state, entry,
+abspath=path_info[4], stat_value=path_info[3])
+# The entry may have been modified by update_entry
+target_details = entry[1][target_index]
+target_minikind = target_details[0]
+else:
+link_or_sha1 = None
+file_id = entry[0][2]
+source_minikind = source_details[0]
+if source_minikind in 'fdltr' and target_minikind in 'fdlt':
+# claimed content in both: diff
+#   r| fdlt   |  | add source to search, add id path move 
and perform
+#||  | diff check on source-target
+#   r| fdlt   |  a   | dangling file that was present in the 
basis.
+#||  | ???
+if source_minikind in 'r':
+# add the source to the search path to find any children it
+# has.  TODO ? : only add if it is a container ?
+if not osutils.is_inside_an

Re: [SPAM] Re: [wanita-muslimah] Perda Diskriminasikan Perempuan Akan Dibatalkan

2008-09-14 Terurut Topik Sunny
WM jangan tinggal diam! Maju bersama dan rubahlah untuk kepentingan keuntungan 
bersama dan hari depan anak cucu. 

  - Original Message - 
  From: h.s nurbayanti 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, September 14, 2008 10:56 AM
  Subject: [SPAM] Re: [wanita-muslimah] Perda Diskriminasikan Perempuan Akan 
Dibatalkan


  mas ambon,

  kalau yg ngomong Presiden, aku baru agak lega mendengarnya deh :-)
  karena kuncinya di Presiden.
  Dan selama ini, Presiden gak berani.

  Kenapa?
  karena perda yg diskriminatif thd perempuan nempel erat dng perda syariat.
  padahal perda2 syariat itu banyak juga bukan utk kepentingan syariat.
  tapi lebih kepentingan politis aja..
  setidaknya itu yg aku baca dari riset2 soal perda.

  Herni

  2008/9/15 Sunny <[EMAIL PROTECTED]>

  > http://www.suarapembaruan.com/News/2008/09/13/index.html
  >
  > SUARA PEMBARUAN DAILY
  > --
  >
  > Perda Diskriminasikan Perempuan Akan Dibatalkan
  >
  > [BENGKULU] Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP) Meutia Hatta
  > Swasono menegaskan, pihaknya akan merevisi atau membatalkan sejumlah
  > peraturan daerah (perda) yang dinilai tidak berpihak atau diskriminatif
  > terhadap perempuan.
  >
  > "Sekarang kita sedang menghimpun perda yang diskriminatif terhadap
  > perempuan, melalui berbagai lembaga swadaya masyarakat peduli perempuan yang
  > tersebar di Tanah Air," kata Meutia Hatta kepada SP, seusai meresmikan Pusat
  > Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Bengkulu, di
  > Bengkulu, Jumat (12/9).
  >
  > Pada acara itu, Meutia juga menyerahkan bantuan modal kepada lima koperasi
  > wanita di Kota Bengkulu masing-masing Rp 30 juta.
  >
  > Selain itu, bantuan serupa juga diberikan kepada lima usaha perorangan
  > masing-masing Rp 5 juta. Acara yang dipusatkan di halaman kantor Camat Ratu
  > Agung ini dihadiri Wakil Gubernur Bengkulu, KH Syamlan, dan Wali kota
  > Bengkulu, Ahamda Kanedi.
  >
  > Meutia mengatakan, setelah perda diskriminatif terhadap perempuan itu
  > didata, selanjutnya diusulkan untuk dilakukan revisi atau dibatalkan sesuai
  > dengan mekanisme yang ada. Masalah itu, katanya, akan dibicarakan dalam
  > rapat kabinet.
  >
  > Menjawab pertanyaan sebagai ketua partai apakah akan mengusung isu
  > pencabutan perda diskriminatif terhadap perempuan, Meutia mengatakan, justru
  > pihaknya mendorong para kader dan calon legislatif (caleg) partainya untuk
  > menjelaskkan hal tersebut saat berkampanye di berbagai tempat.
  >
  > Bukan Hambatan
  >
  > Dia juga mengingatkan, kaum perempuan merupakan aset dan potensi bagi
  > bangsa. Karena itu, perempuan bukan menjadi hambatan untuk maju bagi kaum
  > laki-laki. "Kunci keberhasilan seorang laki-laki berada di tangan perempuan.
  > Sebab, tanpa perempuan tidak akan berhasil sebuah usaha dan sebagainya.
  > Jadi, perempuan tidak boleh disepelekan," ujarnya.
  >
  > Karena itu, kata Meutia, kemitraan antara laki-laki dan perempuan harus
  > dibangun bersama-sama dalam menyukseskan berbagai kegiatan. Untuk memajukan
  > wanita, Kementerian Negara PP, katanya, sejak beberapa tahun lalu telah
  > membentuk P2TP2A di berbagai daerah di Tanah Air.
  >
  > Sampai sekarang, katanya, jumlah P2TP2A sudah terbentuk di 14 provinsi dan
  > 44 kabupaten/kota, dan diharapkan akhir masa tugas Kabinet Goyong Royong ini
  > akan terbentuk P2TP2A di 33 provinsi dan 155 kabupaten/kota. [143]
  >
  > --
  > Last modified: 13/9/08
  >
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >
  > 
  >

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Perda Diskriminasikan Perempuan Akan Dibatalkan

2008-09-14 Terurut Topik h.s nurbayanti
mas ambon,

kalau yg ngomong Presiden, aku baru agak lega mendengarnya deh :-)
karena kuncinya di Presiden.
Dan selama ini, Presiden gak berani.

Kenapa?
karena perda yg diskriminatif thd perempuan nempel erat dng perda syariat.
padahal perda2 syariat itu banyak juga bukan utk kepentingan syariat.
tapi lebih kepentingan politis aja..
setidaknya itu yg aku baca dari riset2 soal perda.


Herni


2008/9/15 Sunny <[EMAIL PROTECTED]>

>   http://www.suarapembaruan.com/News/2008/09/13/index.html
>
> SUARA PEMBARUAN DAILY
> --
>
> Perda Diskriminasikan Perempuan Akan Dibatalkan
>
> [BENGKULU] Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Menneg PP) Meutia Hatta
> Swasono menegaskan, pihaknya akan merevisi atau membatalkan sejumlah
> peraturan daerah (perda) yang dinilai tidak berpihak atau diskriminatif
> terhadap perempuan.
>
> "Sekarang kita sedang menghimpun perda yang diskriminatif terhadap
> perempuan, melalui berbagai lembaga swadaya masyarakat peduli perempuan yang
> tersebar di Tanah Air," kata Meutia Hatta kepada SP, seusai meresmikan Pusat
> Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Bengkulu, di
> Bengkulu, Jumat (12/9).
>
> Pada acara itu, Meutia juga menyerahkan bantuan modal kepada lima koperasi
> wanita di Kota Bengkulu masing-masing Rp 30 juta.
>
> Selain itu, bantuan serupa juga diberikan kepada lima usaha perorangan
> masing-masing Rp 5 juta. Acara yang dipusatkan di halaman kantor Camat Ratu
> Agung ini dihadiri Wakil Gubernur Bengkulu, KH Syamlan, dan Wali kota
> Bengkulu, Ahamda Kanedi.
>
> Meutia mengatakan, setelah perda diskriminatif terhadap perempuan itu
> didata, selanjutnya diusulkan untuk dilakukan revisi atau dibatalkan sesuai
> dengan mekanisme yang ada. Masalah itu, katanya, akan dibicarakan dalam
> rapat kabinet.
>
> Menjawab pertanyaan sebagai ketua partai apakah akan mengusung isu
> pencabutan perda diskriminatif terhadap perempuan, Meutia mengatakan, justru
> pihaknya mendorong para kader dan calon legislatif (caleg) partainya untuk
> menjelaskkan hal tersebut saat berkampanye di berbagai tempat.
>
> Bukan Hambatan
>
> Dia juga mengingatkan, kaum perempuan merupakan aset dan potensi bagi
> bangsa. Karena itu, perempuan bukan menjadi hambatan untuk maju bagi kaum
> laki-laki. "Kunci keberhasilan seorang laki-laki berada di tangan perempuan.
> Sebab, tanpa perempuan tidak akan berhasil sebuah usaha dan sebagainya.
> Jadi, perempuan tidak boleh disepelekan," ujarnya.
>
> Karena itu, kata Meutia, kemitraan antara laki-laki dan perempuan harus
> dibangun bersama-sama dalam menyukseskan berbagai kegiatan. Untuk memajukan
> wanita, Kementerian Negara PP, katanya, sejak beberapa tahun lalu telah
> membentuk P2TP2A di berbagai daerah di Tanah Air.
>
> Sampai sekarang, katanya, jumlah P2TP2A sudah terbentuk di 14 provinsi dan
> 44 kabupaten/kota, dan diharapkan akhir masa tugas Kabinet Goyong Royong ini
> akan terbentuk P2TP2A di 33 provinsi dan 155 kabupaten/kota. [143]
>
> --
> Last modified: 13/9/08
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: bersiap menjadi istri shalihah ^_^

2008-09-14 Terurut Topik h.s nurbayanti
wah, mas wikan ini.. kalau nyalon jadi anggota DPR, aku nyoblos deh :-)
khusus dari golongan perempuan muslimah yg belum menikah..

stigmanya adalah.. perempuan baru komplit kalau sudah menikah dan jadi ibu.
stigma ini dianut banyak laki-laki dan juga perempuan.
gak jarang, perempuan memandang sebelah mata thd perempuan lain yg masih
single.
dianggap belum dewasa, belum bijak dsb. padahal belum tentu.
banyak juga perempuan yg sudah menikah dan jadi ibu,
tapi tidak terefleksikan bijaknya seorang perempuan yg "matang".
kadang2 malah dinasehatin ma perempuan single yg masih "culun" tadi.
lha gimana gak mau nasehatin.. anak2nya menanti di rumah kok ya masih
dugem..
perkawinannya tidak berhasil, bukannya konsen pada anak2...
tapi malah mikir cowo.. jauh lebih mikirin hal itu daripada si single.

kalaupun perkawinannya baik2 dan "ibu2" biasa2 saja..
kadang2 suka trenyuh melihat cara mendidik anaknya
tidak jarang, malah dikasih ke kami, perempuan yg masih single
yg lebih sabar, terbuka dan mampu berkomunikasi menjembatani jurang generasi
ma anak-anak...
padahal anak2 itu kan luar biasa indah ya?
pikirannya masih polos, cerdas... kadang bisa dijailin hehehe...

kurang muslimah apa coba, ya?
untunglah, predikat muslimah tidaknya kan bukan wewenang manusia ya?

yg lucunya lagi adalah... status "pernah menikah" lebih penting dari
kebahagiaan..
tidak jarang, ada ibu2 yg berkomentar:
udah nikah aja... kalau toh nanti cerai, ya gpp..
pusing gak sih?

kalau sampai ke diskusi kenapa belum nikah2.. biasanya dituduh duluan ini
itu..
disangka feminis (barat) lah.. merendahkan institusi perkawinan lah
cewe gak lacu (baca: laku), kurang muslimah, kurang ini itu..
dibilang terlalu banyak bekerjalah.. (daripada banyak main? :P)
terlalu banyak milih-milih lah...
padahal kan simple aja ya... ya emang belum ada jodohnya aja, kali...
hehehe...

belum lagi harus jaga diri karena kalau tidak, dianggap "cewe nakal"... cewe
penggoda...
padahal, bisa jadi dia adalah "korban"..laki2nya yg jalang, bukan
perempuan..
padahal perempuan yg sudah menikah sama berbahayanya
karena "model selingkuhan" yg ideal adalah antar sesama orang yg sudah
berpasangan..
resikonya lebih kecil dibanding sama yg masih single.

gak semua perempuan sesuai stigma perempuan yg ada saat ini..
punya napsu besar ma tubuhnya, perhiasan, kekayaan dsb...
gak semua perempuan spt itu...
ada juga kan, yg emang demennya baca, sekolah, belajar..
kalau punya napsu, ya napsu ma makanan.. :-)

ironis aja rasanya, bila kebaikan seseorang thd diri dan lingkungannya
terhapus begitu saja hanya karena dia belum menikah..
lagian kalau menikah dng terms and conditionsnya spt itu..
auwww... ntar dulu deh :-)
aku repisi dulu kriteria dan perjanjiannya hehehe...



2008/9/11 Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]>

>   iya judulnya memang istri shalihah
> tetapi kenapa di isinya jadi wanita shalihah
> padahal seorang wanita nggak mesti jadi istri kan?
> jadi inkonsistensi dong
> lagian kasian dengan wanita2 yang belum bersuami
> kesannya mereka jadi nggak bisa jadi wanita yang shalihah
>
> salam,
> --
> wikan
>
>
> On 9/11/08, Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED] >
> wrote:
> >
> > Mas Wikan,
> > Kan judulnya "...istri shalihah"?...
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]