[wanita-muslimah] Jinayatnya “Qanun Jinayat” (Kolom di Kora n Tempo)
“Qanun Jinayat” yang telah diresmikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) tak henti menyulut kontroversi, yang tak hanya datang dari luar, namun juga dari masyarakat Aceh sendiri. Gubernur Aceh sendiri pun tak kunjung menyetujuinya. Bagi Pemerintah Aceh, prosedur “Qanun” ini cacat hukum. Sementara dari sisi subtansi, argumentasi “Qanun” ini amat rapuh. Yang paling fatal “Qanun” ini tidak memasukkan pelanggaran-pelanggaran yang seharusnya disebut tindak pidana (jinayat). Namun sebaliknya “Qanun” ini malah menetapkan perbuatan yang semestinya bukan tindak pidana. Lebih dari itu “Qanun” ini telah melanggar batas: memasuki ranah yang bukan wewenangnya. Dalam Bab II Pasal 2, disebutkan “Qanun ini mengatur tentang jarimah dan ‘uqubat khamar, maisir, khalwat, ikhtilath, zina, pelecehan seksual, pemerkosaan, qadzaf, liwath, dan musahaqah”. “Qanun” dengan sangaja tak menyebut pembunuhan (qatl) dan pencurian (sariqah) sebagai tindak kejahatan (jarîmah). “Qanun” ini juga menyebut prilaku yang diasumsikan tercela secara moral, tapi sebenarnya bukan tindak-pidana yakni khalwat. Khalwat artinya laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim berdua di suatu tempat yang tertutup. Sementara ikhthilath yang berarti laki-laki dan perempuan bercampur-baur di suatu tempat tak pernah disebut sebagai perbuatan yang tercela secara moral—apalagi sampai disebut tindak pidana. Orang yang thawaf di sekiling Ka’bah di Makkah baik laki-laki ataupun perempuan bercampur-baur, tidak ada batas atau jalur khusus thawaf yang memisahkan laki-laki dari perempuan. “Qanun” yang berbasis pada kleim syariat Islam ini ingin diberlakukan juga pada orang di luar pemeluk Islam (Bab II Pasal 4 ayat b dan c). Padahal ketentuan-ketentuan syariat Islam hanya berlaku bagi orang Islam saja. Maka, “Qanun” ini telah melampaui batas wewenangnya. “Qanun” ini melanggar ayat lakum dinukum wa liya din (“bagimu agamamu, dan bagiku agamaku”). Saya tidak habis pikir mengapa “Qanun” ini tidak menyebut pembunuhan dan pencurian sebagai tindakan kriminal. Mungkin saja karena sanksinya yang kontroversial, pencurian akan dipotong tangannya, sementara pembunuhan diancam hukuman mati. Namun anehnya penyusun “Qanun” ini memasukkan sanksi rajam bagi pezina (yang menikah). Apa skala prioritas perzinahan atas kasus pencurian—atau korupsi misalnya—yang dampak “pemberantasan korupsi” lebih berguna bagi kepentingan publik? Apakah kalangan para anggota dewan yang terhormat itu khawatir atas hukuman potong tangan terhadap tindak pidana korupsi yang mudah ditemukan di kalangan mereka? Tak pelak lagi asumsi dasar dari “Qanun” ini adalah perkara moralitas yang berbasis pada seks. Cermati saja dari pasal perzinahan, khalwath, ikhthilath, hingga liwâth (sodomi) dan musâhaqah (tribadisme)—yang sering dituduhkan pada kalangan homoseksual—basis asumsinya adalah seks sebagai sumber kriminalitas. Kalau para penyusun “Qanun Jinayat” ini secara konsisten merujuk pada kajian al-Fiqh al-Jinâ’î al-Islâmî (Fiqh Pidana Islam) klasik maka akan tampak soal “pidana Islam” ini bukan soal “tebang pilih”, dan para ulama fiqh klasik pun sangat ketat dan berhati-hati membahas perkara ini. Pembahasan yang terangkum misalnya dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu karya Wahbah al-Zuhayli (1997, vol 7) yang mengulas pembahasan “hudud”. “Hudud” artinya ”batas” atau “larangan” yang konotasinya adalah “hukuman” (uqubat) yang ditentukan oleh Allah. Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah materi pidana. Madzhab Hanafi menyebut ada lima ditambah satu “qishash”, sementara mayoritas ulama fiqh menyebut delapan: zina, qadzf (pembunuhan karakter dengan tuduhan zina), minum khamr, pencurian, membuat kekacauan (al-hirabah), pemberontakan (al-baghy), murtad, dan pembunuhan. Ada juga seorang ulama madzhab Maliki yang menyatakan sampai tiga belas (hlm. 5276). Sedangkan Ibn Rusyd dalam kitabnya Bidâyatul Mujtahid (1995, vol 4) menyebut empat jenis tindak pidana: (1) kejahatan terhadap jiwa dan badan disebut qatl (pembunuhan) dan jarh (pencideraan), (2) pelanggaran terhadap perkelaminan disebut zina, (3) pelanggaran terhadap hak milik disebut pencurian (sariqah) atau perampasan dan perampokan (al-hirabah, al-ghashab), (4) pelanggaran terhadap kemulian-diri disebut qadzf (hlm. 2161). Empat jenis inilah yang bisa disebut “pidana murni”. Kendati para ulama memiliki ragam pendapat soal jenis tindak pidana tapi tidak ada yang abai bahwa pembunuhan dan pencurian sebagai pelanggaran. Dan tidak pula menjadikan perkara-perkara yang berbau moral sebagai pelanggaran pidana. Sedangkan bentuk-bentuk sanksi pidananya yang disebut oleh Al-Quran adalah potong tangan untuk pencurian, cambuk untuk zina dan qadzf, hingga hukuman mati bagi pembunuhan yang disengaja—hukuman rajam tidak ada dalam al-Quran. Bentuk hukuman itu dinyatakan sebagai “hudud” yang berarti “batas maksimal dari hukuman”. Yang dilarang adalah melanggar “batas maksimal dari hukuman” itu, sementara bagi bebera
[wanita-muslimah] Re: Inilah Kelompok Penggerak Aksi 9 Desember 2009
Quote: ".. Rencananya, dalam aksi damai 9 Desember 2008, akan disampaikan Seruan Nasional Gerakan Indonesia Bersih (GIB), yang tertuang dalam Piagam Indonesia Bersih 2009. Isinya: 1. Indonesia harus bersih dari korupsi, tidak cukup hanya pidato anti-korupsi 2. Lembaga-lembaga negara harus bersih dari koruptor yang merupakan pengkhianat amanat rakyat 3. Indonesia harus bersih dari koruptor kasus Bank Century 4. Indonesia harus bersih dari rekayasa dan konspirasi pelemahan KPK & lembaga penegak hukum. .." Mungkin ini yang telah menyinggung perasaan satu-sebagian kalangan bahkan disebut" sebagai telah 'dikantongi' terkait rencana aksi dsb.. khususnya poin #1. Maklum, yang banyak ditampilkan kan hanya pidato, himbauan, tanpa upaya sungguh" untuk membuka fakta sebenarnya.. Ya, semacam 'klaim dan seolah-olah' gitu lah.. :-p CMIIW.. -- Wassalam, Irwan.K "Better team works could lead us to better results" http://irwank.blogspot.com Pada 7 Desember 2009 13:00, Saut Situmorang menulis: > > > 07/12/2009 - 12:19 > > Inilah Kelompok Penggerak Aksi 9 Desember 2009 > > INILAH.COM, Jakarta - Ada 19 nama organisasi sosial dan massa yang > menyatakan siap menggelar aksi memperingati Hari Anti Korupsi se-dunia, > tanggal 9 Oktober 2009. Dua organisasi keagamaan besar ikut: Muhammadiyah > dan NU. > > Dari informasi yang diperoleh INILAH.COM, ke-19 organisasi itu akan > menggelar aksi damai tanggal 9 Desember 2008. > > Mereka akan bergabung untuk menyerukan agenda yang sama. Yaitu Gerakan > Indonesia Bersih. > > Dari data yang diterima, ke-19 ormas dan orsos yang akan menggelar aksi > damai itu adalah PP Muhammadiyah, PB Nahdlatul Ulama (PBNU), PB Himpunan > Mahasiswa Islam (PB-HMI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Kesatuan Aksi > Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia > (GMKI), Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan > Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma > Indonesia (KMHDI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), DPP Badan > Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI), DPP Ikatan Mahasiswa > Muhammadiah (IMM), KOMTAK, Lingkar Madani (LIMA), Ikatan Pelajar > Muhammadiyah (IPM), Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI), Badan > Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Komite Penyelamat Kekayaan > Negara (KPKN), PAHAM dan beberapa lagi yang belum tercatat. > > Gerakan Indonesia Bersatu (GIB) sendiri terbentuk sebagai respon dari > perkembangan aktual yang memperlihatkan tekad anak bangsa untuk memusnahkan > mafia hukum dan korupsi di negeri ini. > > Mulanya, tanggal 1 Desember 2009. Di situ, digelar pertemuan sejumlah tokoh > bangsa, akademisi, intelektual, tokoh lintas-agama, mahasiswa, pemuda, > aktivis perempuan LSM, serta berbagai elemen. Akhirnya, dibentuklah Gerakan > Indonesia Bersih (GIB). > > GIB bersifat terbuka terhadap semua elemen civil society yang Anti-Korupsi. > Gerakan ini bersekretariat di Mesjid Istiqlal Ruang 13, Taman Wijaya Kusuma, > Jakarta Pusat, 10710. Telpon & Fax: (021) 3519711. > > Rencananya, dalam aksi damai 9 Desember 2008, akan disampaikan Seruan > Nasional Gerakan Indonesia Bersih (GIB), yang tertuang dalam Piagam > Indonesia Bersih 2009. Isinya: > > 1. Indonesia harus bersih dari korupsi, tidak cukup hanya pidato > anti-korupsi > > 2. Lembaga-lembaga negara harus bersih dari koruptor yang merupakan > pengkhianat amanat rakyat > > 3. Indonesia harus bersih dari koruptor kasus Bank Century > > 4. Indonesia harus bersih dari rekayasa dan konspirasi pelemahan KPK & > lembaga penegak hukum. > > Gerakan Indonesia Bersih (GIB) dan AKSI DAMAI INDONESIA BERSIH pada Hari > Anti-Korupsi Se¬dunia, 9 Desember 2009 > > didukung oleh tokoh-tokoh bangsa dan lintas agama. Mereka adalah Din > Syamsuddin, Hasyim Muzadi, Pdt Andreas Yewangoe, Kardinal Darma Atmaja, > Syafii Maarif, Ust Hilmi Aminuddin, Adhie Massardi, Ali Mokhtar Ngabalin, > Arip Musthopa, Effendi Ghazali, Hasto Atmojo, Mahyudin Nawawi, M. Hatta > Taliwang, M. Ismail Yusanto, Ray Rangkuti, Ton Abdillah Has, Usman Hamid, > Yudi Latief, Zainal Bintang, Rizal Ramli, M Fadjroel Rachman, Marwan > Batubara, Rijalul Imam, Pidi Winata, dan beberapa nama lain yang belum > tercatat.[ahl/ims] > > Saut Situmorang > > http://www.facebook.com/profile.php?id=554828232&ref=name > http://sautsitumorang.multiply.com/ > http://sautsitumorang.wordpress.com/ > > -During times of universal deceit, > telling the truth becomes a revolutionary act > (George Orwell) > [Non-text portions of this message have been removed]
Ada Korelasi Antara Peningkatan Berseks Bebas dengan Kondom <= Re: [wanita-muslimah] Apakah Kondom Identik dengan Seks Bebas?
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/12/06/04252586/apakah.kondom.identik.dengan.seks.bebas. Apakah Kondom Identik dengan Seks Bebas? Minggu, 6 Desember 2009 | 04:25 WIB JAYAPURA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua, Constant Karma, menegaskan, keberadaan kondom yang di bagikan dan dijual kepada masyarakat bukan untuk mengajak masyarakat melakukan hubungan seks bebas. "Seks bebas sudah ada, sehingga kondom ada. Jadi kondom ada bukan untuk seks bebas," kata di Jayapura, Sabtu (5/12). ### HMNA Meningkatnya Penderita AIDS Karena Kondom. !!! Ada Korelasi Antara Peningkatan Berseks Bebas dengan Kondom !!! Menurut alinea ke-4 Pembukaan UUD-1945, bahwa negara harus melindungi rakyatnya, yang dalam hal ini tunas-tunas bangsa, yaitu Anak Baru Gede (ABG). Berdasar atas struktur piramida penduduk tanpa penelitian kita yakin bahwa ABG yang masih labil jiwanya jauh lebih banyak, karena berada pada posisi yang dekat ke dasar piramida. ABG bisa lebih tergiur berseks bebas akibat kampanye kondom merasa aman berseks, padahal mereka tertipu bahwa itu adalah keamanan semu berhubung kondom tidak menjamin memproteksi dari terobosan HIV. Alhasil, KARENA KONDOM, BERSEKS BEBAS MENINGKAT, baik itu intensitas mapun kuantitas. HIV tambah meraja lela merambat bebas, karena "anggota" kelompok pemakai kondom bertambah jumlahnya, yang berarti bertambah pula orang terinveksi HIV, berhubung berkondom tidak menjamin kemanan terhadap HIV, tikus (1/250 mikron) dengan leluasa masuk ke pintu gerbang (1/6 mikron). Itulah penjelasan judul di atas: Meningkatnya Penderita AIDS Karena Kondom. !!! !!! Ada Korelasi Antara Peningkatan Berseks Bebas dengan Kondom !!! # Constant Karma menjelaskan, ada dua jenis kondom yang sering dipakai dan berbeda, yakni yang di bagi oleh BKKBN untuk kondom keluarga dan Kondom bagi mereka yang suka hubungan seks berganti-ganti pasangan. "Jenis kondom juga berbeda, demi pencegahan penyakit ini," ungkapnya. Meski demikian, Constant Karma juga mengakui, kalau penggunaan kondom juga masih dapat berisiko terjadinya penularan penyakit HIV/AIDS."Yang perlu adalah waspada dan menjaga diri," ajaknya. Ia juga mengungkapkan, pihaknya sudah menyediakan ATM kondom di tempat umum, namun tekadang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat dengan alasan klasik yakni malu."Akhirnya kami hanya tempatkan di Lokalikasi Wanita Tuna Susila (WTS) seperti di Tanjung Elmo, daerah Kabupaten Jayapura," Papar Constant. Terkait penggunaan kondom, Constant mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan kondisi dan masa berlakunya. "Ada dua permasalahan dalam penyebaran kondom, yakni menyangkut penyimpanan dan distribusi, sehingga terkadang ada yang kurang bagus lagi untuk dipakai," lanjutnya. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] PENGALAMAN PRIBADI TINGGAL DI MAJORITAS KRISTEN.
1. Kok terjemahannya melenceng yah. 2. refleksi balik : orang indonesia mencintai keluarga mereka dengan : mencambuki yg wanita kalau ketahuan pacaran --> aceh, putus hubungan orang tua dan anak kalau pindah ugamak --> islam, hindu bali, china kalau convert misal dari tionghua yang katolik minded dengan latar konghucu yg kental tiba tiba pindah ke islam, atau yg kawin dengan yg tidak direstui ortu --> kasih sayang ortu ditampakkan dengan konferensi pers di media massa, tidak hadir di upacara perkawinan, dan sebagainya. ada lagi yg cinta kasihnya di wujudkan dengan menikahkan anaknya dengan seorang pakdhe, --> ulfa dan syekh puji, atau anak gadisnya dikawinkan dengan teroris. kasih sayang di antara orang tua dan anak di indonesia itu banyak yg dilematis yah !!! ehehehe :)) Do not mistreat or oppress a foreigner in living in your country, love them as you love self. Remember that you were foreigner in Egypt (Layanilah orang2 asing2 yang datang kenegerimu dengan kasih sayang, sebagaimana kamu menyayangi siri sendiri, dan janganlah mereka diperlakukan yang tidak menyenangkan, kasar,diskriminasi atau tidak adil.) 2009/12/7 abdul latif > > > PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI GOLONGAN MINORITAS > ISLAM INDONESIA YANG TINGGAL DI AMERIKA DAN JAPAN YANG MAYORITAS UMAT > KRISTEN > DAN SHINTO > > http://latifabdul.multiply.com/journal/item/195 > > Pengalaman > hidup yang indah sebagai golongan minoritas tinggal di Amerika dan > Japan.Bagi > orang2 yang tidak pernah mengalami tinggal sebagai golongan minoritas,sudah > > tentu tidak pernah tahu perasaan2 orang2 minoritas yang tinggal di > Indonesia. > > Orang2 asing atau minoritas yg tinggal di Amerika diperlakukan dgn kasih > sayang oleh masarakat Amerika sebagaimana perintah ALLAH dibawah ini; > Wahyu ALLAH kpd Nabi Musa; > > Do not mistreat or oppress a foreigner in > living in your country, love them as you love self. Remember that you were > foreigner in Egypt. (Laviticus > 19:33) > (Layanilah orang2 asing2 yang > datang kenegerimu dengan kasih sayang, sebagaimana kamu menyayangi siri > sendiri, > dan janganlah mereka diperlakukan yang tidak menyenangkan, > kasar,diskriminasi > atau tidak adil.) > > Akan sangat indah dan nyaman kalau kita > diperlakukan dgn adil dan tanpa diskriminasi.Dan akan merasa pahit, kesal > dan > tidak aman kalau gol.mayoritas memperlakukan diskriminasi,provokasi > terhadap > golongan minoritas. > > Semoga Indonesia yang beragama islam, agam peace, dapat membuat orang2 > asing betah tinggal di Indonesia sebagaimana dirumahnya sendiri. > > Can we do that? > Wassalam > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] PENGALAMAN PRIBADI TINGGAL DI MAJORITAS KRISTEN.
PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI GOLONGAN MINORITAS ISLAM INDONESIA YANG TINGGAL DI AMERIKA DAN JAPAN YANG MAYORITAS UMAT KRISTEN DAN SHINTO http://latifabdul.multiply.com/journal/item/195 Pengalaman hidup yang indah sebagai golongan minoritas tinggal di Amerika dan Japan.Bagi orang2 yang tidak pernah mengalami tinggal sebagai golongan minoritas,sudah tentu tidak pernah tahu perasaan2 orang2 minoritas yang tinggal di Indonesia. Orang2 asing atau minoritas yg tinggal di Amerika diperlakukan dgn kasih sayang oleh masarakat Amerika sebagaimana perintah ALLAH dibawah ini; Wahyu ALLAH kpd Nabi Musa; “Do not mistreat or oppress a foreigner in living in your country, love them as you love self. Remember that you were foreigner in Egypt”. (Laviticus 19:33) (Layanilah orang2 asing2 yang datang kenegerimu dengan kasih sayang, sebagaimana kamu menyayangi siri sendiri, dan janganlah mereka diperlakukan yang tidak menyenangkan, kasar,diskriminasi atau tidak adil.) Akan sangat indah dan nyaman kalau kita diperlakukan dgn adil dan tanpa diskriminasi.Dan akan merasa pahit, kesal dan tidak aman kalau gol.mayoritas memperlakukan diskriminasi,provokasi terhadap golongan minoritas. Semoga Indonesia yang beragama islam, agam peace, dapat membuat orang2 asing betah tinggal di Indonesia sebagaimana dirumahnya sendiri. Can we do that? Wassalam [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 400 Jamaah Haji Telantar di Bandara King Abdul Aziz
Refleksi : Terlantar atau tidak dapat makanan atau juga kekurangan makanan sudah termasuk dalam daftar ritual wajib Depag untuk jamaah haji tiap tahun. Jadi tak perlu dihebohkan karena Depag itu sendiri adalah sarang penyamun. Sabar, sabar ataukah dilenyapkan saja departemen agama? Jawa Pos [ Minggu, 06 Desember 2009 ] 400 Jamaah Haji Telantar di Bandara King Abdul Aziz Laporan Baehaqi dari Jeddah JEDDAH - Nasib tragis dialami jamaah haji kloter 10 Surabaya. Saat pemberangkatan, mereka terpaksa didaratkan di Bandara Dammam terlebih dahulu sebelum sampai ke Madinah. Ketika pemulangan kemarin, 400 lebih jamaah itu harus telantar di Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah. Pesawat Saudia Arabian Airlines (SAA) SV5562 yang akan mereka tumpangi tak kunjung siap di bandara. Sampai berita ini ditulis sekitar pukul 19.30, nasib mereka belum jelas. Terganggunya penerbangan kloter 10 tersebut merupakan efek penundaan kloter 3 Batam yang menggunakan pesawat Saudia SV5566. Jamaah kloter 3 Batam tertunda sekitar 18 jam. Sedianya mereka terbang 4 Desember pukul 21.05 waktu Arab Saudi (WAS) dan mendarat di Batam besoknya (5/12) sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, mereka baru bisa diterbangkan malam hari dan mendarat di Batam Minggu pukul 04.25 WIB. Menurut informasi, pesawat yang hendak menerbangkan kloter 3 Batam itu rusak. Namun, informasi tersebut memudar karena kloter 10 dan 11 Surabaya yang semestinya menggunakan pesawat Saudia lainnya ikut terganggu. Petugas Saudia lantas menginformasikan kepada jamaah bahwa penundaan terjadi karena bandara penuh. Penundaan itu memunculkan efek berantai. Selain kloter 10 Surabaya tak bisa terbang pada waktunya, kloter 11 Surabaya juga terkatung-katung. Kloter 11 Surabaya semestinya terbang kemarin (5/12) sekitar pukul 08.00 WAS dan mendarat di Juanda, Surabaya, sekitar pukul 22.20. Hingga sore kemarin, nasib mereka sama dengan kloter 10, telantar di Bandara Jeddah. Sedianya kloter 10 berangkat kemarin (5/12) pukul 05.30 WAS dan tiba di Surabaya pukul 19.40 WIB. Pihak SAA memberikan ancar-ancar mereka akan diterbangkan pukul 17.00-21.00. Selama itu, mereka tidur-tiduran di pelataran bandara tanpa alas. Padahal, jamaah sudah berada di bandara sekitar pukul 24.00. Sampai pukul 12.00 kemarin berarti mereka sudah 12 jam menunggu. Sesuai dengan ketentuan penerbangan internasional, semestinya mereka diinapkan di hotel. ''Kami baru diberi roti dan minum sekitar pukul 10.00,'' kata Ketua Kloter 10 Moch Maghfur Chatim. Makanan ringan semestinya diberikan apabila penerbangan tertunda dua jam. Apabila penundaan lebih dari empat jam, penumpang harus diberi makan. Dan, apabila penundaan sampai enam jam, penumpang harus diinapkan di hotel. Semua itu merupakan tanggung jawab maskapai. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah menjembatani permasalahan tersebut. Para jamaah akan diberi makan. Mereka bahkan akan diinapkan di hotel. Tetapi, banyak anggota kloter yang menolak. ''Yang kami butuhkan bukan makan dan bukan pula hotel. Kami butuh pesawat,'' kata salah seorang jamaah. Kepala Daerah Kerja Jeddah Subhan Cholid mengaku sudah berkali-kali menyampaikan tawaran itu kepada jamaah. ''Tetapi, tawaran tersebut ditolak. Pihaknya pun tidak bisa berbuat apa-apa,'' kata Subhan. Meski demikian, PPIH terus menjalin komunikasi antara jamaah dan pihak Saudia. Nasib buruk sudah dialami kloter 10 Surabaya sejak berangkat dari tanah air ke Tanah Suci. Sedianya, pesawat dengan nomor penerbangan SV5563 itu mendarat di Bandara Madinah pukul 18.25 WAS (26/10). Saat itu bandara masih dipenuhi jamaah yang mendarat sebelumnya. Pesawat yang mengangkut kloter 10 Surabaya diminta berputar-putar di udara. Sampai satu jam lebih, bandara tak kunjung kosong. Akhirnya pesawat diarahkan untuk mendarat di Dammam, bandara yang paling dekat dengan Madinah. Jaraknya sekitar setengah jam perjalanan udara atau tujuh jam perjalanan darat. Jamaah akhirnya tiba di Bandara Madinah pukul 21.30, terlambat sekitar tiga jam. Salah seorang jamaah, Khoirul Azmi, mengatakan, ketika rombongan berangkat ke Makkah, bus yang ditumpangi juga mengalami masalah. Satu ban belakangnya terkelupas. Jalannya pun tidak stabil. Namun, sopir membiarkannya. ''Sepanjang perjalanan, kami waswas,'' tambah Khoirul. Pengalaman buruk tersebut, katanya, kembali terulang kemarin. Dia berharap selama menunggu di bandara, paling tidak, jamaah diberi makan. Sebab, makanan ringan yang diberikan tidak cukup. Bahkan, banyak jamaah yang belum memakan roti yang diberikan kepada mereka. Makan itu dianggap bisa menghibur dan menghilangkan kegelisahan jamaah. Sebab, waktu terbangnya pun belum pasti. Nasib serupa dialami jamaah kloter 11 Surabaya. Mereka memang dimasukkan ke ruang tunggu bandara terlebih dahulu. Tetapi, justru itu masalahnya. Di dalam ruang tunggu, jamaah tersebut sudah tidak bisa makan-minum seenaknya. Mereka tinggal menunggu uluran tangan pihak bandara dan Saudia. Sebab, pe
[wanita-muslimah] Normalisasi Ciliwung Bakal Gagal?
http://www.gatra.com/artikel.php?id=132689 Relokasi Pemukiman Liar Normalisasi Ciliwung Bakal Gagal? Jakarta, 6 Desember 2009 10:48 Rencana pemerintah untuk melaksanakan normalisasi Sungai Ciliwung masih terbentur relokasi permukiman liar yang berada di sepanjang bantaran sungai. "Permukiman harus pindah dulu baru kami dapat bekerja," kata Dirjen Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum (PU), Iwan Nusyirwan Diar di Jakarta, Sabtu (5/12), usai mendampingi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono berperahu karet di sepanjang sungai Ciliwung. Agung didampingi Menteri Sosial, pejabat eselon I Departemen Pekerjaan Umum, Kementerian Negara Perumahan Rakyat, serta Gubernur DKI Jakarta menyusuri sungai Ciliwung mulai dari Jembatan Kampung Melayu berakhir di Pintu Air Manggarai. Lebih jauh Iwan mengatakan, normalisasi sungai Ciliwung sudah dianggarkan di Departemen PU setiap tahun akan tetapi terbentur dengan permukiman penduduk di bantaran sungai. "Pemerintah memang sudah menyediakan rumah susun sederhana sewa (rusunawa), tetapi yang menjadi persoalan apakah masyarakat di bantaran sungai bersedia untuk pindah," kata Iwan mempertanyakan. Sementara Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, Budi Yuwono, pemerintah sudah membangun 20 rusunawa di empat lokasi di Jakarta tetapi belum dihuni karena masih menunggu proses serah terima dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Menurutnya, dari sebanyak 20 rusunawa yang dibangun pemerintah terdiri dari 1.900 unit hunian itu diharapkan dapat menampung relokasi seluruh masyarakat di sepanjang bantaran sungai Ciliwung. Namun kalau melihat kondisi di lapangan, kata Budi, diperkirakan jumlah penduduk yang tinggal di bantaran sungai mencapai 71.000 Kepala Keluarga yang terdiri dari 350.000 jiwa. Ketika ditanyakan hasil pemantauan di lapangan dengan Agung, Budi dengan tegas mengatakan, "serem sekali", saat menggambarkan kondisi permukiman kumuh di bantaran Sungai Ciliwung. Budi mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mengambil sikap tegas dan konsisten untuk menata kawasan bantaran sungai yang jelas pemerintah pusat sudah menyiapkan hunian pengganti. Sementara, Sekretaris Kementerian Negara Perumahan Rakyat, Iskandar Saleh, mengatakan bahwa Kementerian Pemerintah Rakyat memiliki anggaran dalam rangka pemberdayaan masyarakat hanya saja masih menunggu penataan kawasan bantaran. Menurutnya, kebijakan Kementerian Pemerintah Rakyat hanya mengisi lingkungan yang sudah disiapkan sehingga program yang sudah dipersiapkan masih menunggu penataan yang dibuat seperti apa. Iskandar mengatakan, Bank Dunia menawarkan program pemberdayaan masyarakat permukiman kumuh hanya saja ada persyaratan seperti cara-cara merelokasi yang baik. [EL, Ant] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] FKKJ Serukan Antisipasi Ancaman Teroris Pada Malam Natal
http://www.christianpost.co.id/ministries/ministries/20091130/5063/FKKJ-Serukan-Antisipasi-Ancaman-Teroris-Pada-Malam-Natal/index.html FKKJ Serukan Antisipasi Ancaman Teroris Pada Malam Natal Maria F. Reporter Kristiani Pos Posted: Nov. 30, 2009 15:22:30 WIB JAKARTA - Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ) menyerukan kepada segenap umat Kristiani untuk tidak lengah dan waspada terhadap ancaman terorisme pada malam Natal 2009. "Walaupun situasi keamanan saat ini secara umum terlihat baik dan kondusif, namun hal ini tak boleh membuat kita lengah terhadap situasi keamanan pada Malam Natal yang akan datang ," demikian imbauan FKKJ dalam rilisnya (29/11). FKKJ juga mengingatkan kembali akan peristiwa peledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Mega Kuningan Jakarta, Juli 2009 lalu yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga. Selain itu, baru-baru ini terjadi insiden terorisme di Filipina Selatan yang menelan korban jiwa hampir ratusan orang serta aksi teror di negara bagian Assam India. Kejadian-kejadian ini perlu mengingatkan kita karena ancaman terorisme itu datangnya dari manca negara . Jaringan terorsme di Indonesia memiliki kaitan yang erat dengan jaringan terorisme yang ada di Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, bahkan Pakistan dan Afganistan . Untuk mengantisipasi ancaman terorisme di Malam Natal , FKKJ mengimbau agar para Pendeta, Pastor dan Ketua Sidang Jemaat dan Ketua Dewan Paroki untuk berkoordinasi secara rapat dengan pihak polisi dan aparat keamanan sekitar untuk membantu mengamankan perayaan Malam Natal nanti . Selain keamanan, warga gereja juga diimbau untuk mengantisipasi dan bergotong royong menghadapi bahaya banjir, mengingat musim hujan telah tiba. Warga gereja diminta untuk meningkatkan aksi sosial dengan membantu warga miskin yang berada di pinggir sungai yang dilanda banjir. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Underage marriage vs protecting kids' rights
http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/05/underage-marriage-vs-protecting-kids039-rights.html Underage marriage vs protecting kids' rights Muhrisun Afandi , Victoria, Australia | Sat, 12/05/2009 1:24 PM | Opinion The acquittal of Syech Puji, the deviant cleric indicted for marrying an underage student, in a preliminary verdict at Ungaran District Court a couple of weeks ago, was a serious wake-up call for the backwardness of the child protection system in Indonesia. It reinforced the assumption that underage marriage is legal in this country and is simply treated as something that is not out of ordinary in the society. >From some arguments that came out in the trial process we can see there are >serious loopholes in Indonesia's child protection law, which allow children's >rights to be violated easily. The trial process showed us how the child protection system in Indonesia country is seriously ill-equipped to deal with child abuse cases that are carried out under the perceived authority of religious values and dogma, as shown in the case of Syech Puji. It is important to note that religion remains widely accepted as a source of authoritative guidance on child protection among Indonesian society. However, the fact is that religious dogma can act as a boomerang - putting Indonesian children in serious danger of abuse and exploitation as it is easily misinterpreted. In this case the discourse on child abuse may need to focus, not only on protecting children from violence, exploitation and neglect, but also from having their vulnerability exploited by aspects of religious dogma and values. The Syech Puji case is just the tip of an iceberg of the hidden problems of child abuse in Indonesia that are being justified according to self-serving religious norms and traditions. Some parents still use religious dogma to encourage or force their children, especially daughters, into early or arranged marriages. Children's birth dates on ID cards or birth certificates can be easily falsified to fulfill minimum age requirements for marriage, particularly for girls. Complexities such as these demonstrate the fact that cultural and religious issues cannot be excluded from any discussion of child abuse and child protection policy in Indonesia. >From some arguments in response to the Syech Puji case, on one hand, we can >see clearly how some classical Islamic texts covering children's issues are >still widely accepted as authoritative sources and guides for child welfare >among Muslim communities, even though the concepts they propagate may no >longer be relevant to contemporary society. This case, on the other hand, highlights the importance of exploring how Muslim communities in Indonesia apply Islamic law for child protection in a way that may differ to other Muslim countries. Such exploration seems to be more urgent given the recent increase in number of new Islamic groups in Indonesia. Particularly since many of these new groups are vigorously promoting the adoption of the orthodox Islamic family model common in the Middle East, which is clearly alien to Indonesian culture and tradition. Limited attention was paid to child welfare in contemporary Indonesian Muslim society in the discourse on developing family law for Indonesia's Muslims. However, attempts to challenge or change the content of the family law have been problematic and, accordingly, very little attention has been focused on child protection issues. Family law is considered the core of sharia (Islamic law) by many Indonesian Muslims, so any proposed changes to this law generally trigger controversy, since they are often regarded as corrupting the core of the religion. This may be the reason why there has been little discourse on Islam and child welfare in Indonesia. International experts have discussed the compatibility of international child protection legislation with Islamic norms. Some are optimistic that Islamic teachings and concepts are parallel with international discourse on children's rights. The fact is that in Indonesia, however, different concepts and contradictions arise when adapting international legislation on the protection of children for local conditions. For example, the basic definition of children's rights in Indonesian child protection law, which defines a child on the basis of age (under 18), is different from that understood by Indonesian Muslims. Islamic legal traditions determine children's rights based on such concepts as baligh and mumayiz, age of consent, religious criteria for determining children's competency, which is not solely determined on the basis of age. A child may be able to be categorized as a mature and capable individual earlier or later than others in the same age group. The lack of reaction from society to the acquittal of Syech Puji shows that public awareness of child abuse was limited. It is striking that th
[wanita-muslimah] Have you really changed, Mr. President?
http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/03/have-you-really-changed-mr-president.html Have you really changed, Mr. President? Putera Satria Sambijantoro , Jakarta | Thu, 12/03/2009 2:47 PM | Opinion After a prolonged period of silence, President Susilo Bambang Yudhoyono has finally announced his ruling on the rift between the Corruption Eradication Commission (KPK) and the National Police; yet his approach to the case, by delivering such vague statement raises an even bigger question mark for Indonesians: Is this really the man who once astonished Indonesian people with his industrious efforts to fight graft? Public concern is very much understandable: For a president whose efforts in eradicating corruption in Indonesia earned him worldwide recognition and a landslide victory during the last presidential election, so far his response to the rift between the police and the KPK has fallen very short of expectations. His vague statements do not feel like they have sufficiently abated our apprehension. Besides, before the statement itself, his previous silence about the KPK case raised disputes regarding his commitment to fighting corruption - many even pointed out the possibility of his involvement in the plot to undermine the once larger-than-life commission as his name was repeatedly mentioned on the wiretapping recording. The election a few months ago was my first election experience and I wholeheartedly supported SBY, but so far his ambiguous stance toward this case has let me down. His statement was no sign of a sturdy president who once impressed me by his valiant act to throw his own son's father-in-law in prison. Now, his indecisiveness seems likely to disappoint the citizens that have placed much hope on his shoulders. If Yudhoyono really wants to fulfill his past promise of pushing for bureaucratic reform in Indonesia, there is no better target than the National Police and the Attorney General's Office (AGO) - and after all their disgraces have been made public because of this case; this seems to be the perfect moment. In fact, the reputation of the National Police and the AGO is already bad among Indonesians - so bad that I recall that in one of the classes I attended, my lecturer even laughed off the feasibility of the government's plan to reform the severely dilapidated bureaucracy of the National Police and the AGO. "They are just too bad and that reformation thing is just a waste of the government's state budget; they should conduct a revolution *of the police and the AGO* not a reformation," she said. "Do you know the difference between revolution and reformation? Revolution means dissolving the whole institution and building a brand new one afterwards." Yudhoyono should have tackled such concerns and implemented his actions toward those ramshackle institutions a long time ago. And after this case, people's confidence in the National Police and the AGO has plunged to its lowest level, many people - including my lecturer - may be wondering why he has still not taken any serious action against those institutions. But I soon realized that instead of being recognized as a frontline general who leads his army to confront enemies at the vanguard, Yu-dhoyono is renowned as a thinking general; a brilliant strategist who excels in planning strategies that ensure victory. Because of his recent indecisiveness, I am starting to wonder if his brilliant strategy successfully deceived me into voting for him. Was Yudhoyono really the person who threw Aulia Pohan in jail? Or was it actually the KPK that warrants the credit? Perhaps Yudhoyono did nothing and just let him go to jail as part of his strategy because he knew that freeing him at that time would surely diminish his popularity and damage his chance of being re-elected. It doesn't make sense to me because if throwing his own father-in-law to jail was so easy, why can't he do the same thing to those high-ranking police officers whose involvement in the plot to defame two KPK deputies seems to obvious? Only Yudhoyono himself knows the answer. It has been merely a month since he was inaugurated as our President, but his once flawless legacy of combating corruption in Indonesia is now in doubt, while his reaction continues to see the KPK continually undermined. Mr. President, puzzling statement like the one you made a few days ago are not what is needed to regain the trust of the Indonesian public. Concrete and decisive action is needed to help the KPK and punish the culprits. By doing so, you will return to the track that will lead you to an Indonesian President whose legacy of fighting corruption will be remembered many years from now. And by doing so you can also prove to us that you are still the same Susilo Bambang Yudhoyono whose face on the ballot we marked wholeheartedly during the last presidential election. The writer is a student at the University of
[wanita-muslimah] Dirtiest river
Refleksi : Merdeka untuk membuat kotor dan merusak? Apa mau dibilang selain begitulah kekuasaan neo- Mojopahit. http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/06/dirtiest-river.html Dirtiest river Sun, 12/06/2009 5:37 PM | National Two scavengers search for plastic garbage in Citarum River, Baleendah in Bandung on Sunday. The United Nations Environment Programme (UNEP) has declared the 270 kilometer river as the world's most polluted river. (Antara/Rezza Estily [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Rainforests turned into smoldering ruins
Refleksi : Dirgahayu NKRI ? Bisa dilihat gambar bila click pada situs : http://edition.cnn.com/2009/WORLD/asiapcf/12/06/indonesia.burning.rainforest/index.html Rainforests turned into smoldering ruins By Arwa Damon, CNN December 7, 2009 -- Updated 0051 GMT (0851 HKT) STORY HIGHLIGHTS a.. Fight over Indonesian rainforests pits villagers against villagers b.. Environmentalists say paper and pulp companies are responsible for disappearing land c.. "We will fight whatever company tries to destroy our forest," resident says d.. Paper company says they're acting in a responsible way RELATED TOPICS a.. Indonesia b.. Rainforest Alliance c.. Nature and the Environment Sumatra, Indonesia (CNN) -- The land still smolders, tinted with a depressing gray. Twisted hulks of tree trunks take on abnormal shapes. A dark black canal cuts through the wasted landscape. It looks like a scene from an apocalyptic movie where an unknown force has obliterated all life. But this is the reality of Sumatra, Indonesia's largest island. The Kampar Peninsula was once virgin rainforest, some of the most biodiverse in the world. The region has now been transformed into a lifeless plain, soon to be replanted with monocultures. Environmental groups describe the degradation as rampant pillaging -- the work of multibillion dollar paper, pulp and palm oil conglomerates. Already 85 percent of Sumatra's forests are gone. What is left is vanishing at an alarming rate -- an area the size of 50 football fields disappears every hour, according to Greenpeace and the Food and Agriculture Organization of the United Nations. Caught in the crosshairs are small villages like Teluk Meranti. The village lies on Sumatra's Kampar River. As dawn breaks, fishermen set out into the morning haze. The riverbanks slowly come to life as residents bathe and brush their teeth in its waters. The morning calm is broken by children's shrieks as they lather their bodies before jumping in. Video: Indonesia's climate crisis "The communities here recognize how important the forest is to them. They use the wood to make their homes, their fishing boats," says Bustar Maitar, a Greenpeace campaigner. "If the forest is gone, it means their livelihood is gone." What is at stake is much more than that, environmental groups say. The peat soil of the Kampar Peninsula holds more carbon than anywhere else in the world. Greenpeace estimates that if this whole peninsula, some 1.7 million acres (700,000 hectares), is taken over by plantations the carbon dioxide released would be the equivalent of 1.6 billion transatlantic flights. In the middle of this complex struggle between preservation and destruction are the villagers. A man named Yusuf says his family has been here for four generations and survived without big companies and their big promises. "The forest is our ancestral inheritance; our ancestors protected this forest," he says. His voice shakes, tears start to pour. "There is nothing left to be proud of, if the forest is gone. ... We will fight -- we will fight whatever company tries to destroy our forest." There is nothing left to be proud of, if the forest is gone. --Yusuf, a local villager One such company is Asia Pacific Resources, one of the world's biggest pulp and paper companies. In June, community leaders wrote to Asia Pacific Resources, asking that the land be left alone for the sake of their grandchildren. The company says it's bringing 20,000 jobs and sustainable development to the area. According to Neil Franklin, the company's sustainability director, Asia Pacific's intention is to use the Kampar region as a model for sustainable development. "Plantations aren't developed on all those areas which are given to us by the government. A very careful mapping process goes on before we start any developments at all," Franklin said. "Kampar Peninsula is an area where these high conservation values are most threatened and we most certainly are aware of that. The key is how do you manage and maintain those values." He said the model that Asia Pacific is offering is based on a balance of economic, social and environmental concerns. Solutions, the company says, will minimize carbon dioxide emissions and maximize the benefit to adjacent communities. The promise of a more financially fruitful life is a powerful lure for some of the most poor villagers. Yusuf admits that more and more villagers, especially the younger generations, are being tempted by the companies. "We can't do anything. We don't have power, we don't have an education, we don't have money. They have divided us." The confrontation is so tense that Syamsuar, a school teacher who sided with the companies, agreed to talk with CNN, only away from prying eyes. "The company has committed to developing plantations for us, for our future," he said. "They will build the public facilities that we need. For example, a mosque. T
[wanita-muslimah] Megawati ready to lead PDI-P again: Daughter
http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/06/megawati-ready-lead-pdip-again-daughter.html Megawati ready to lead PDI-P again: Daughter The Jakarta Post | Sun, 12/06/2009 10:30 PM | National Chairwoman of the Indonesian Democratic Party Struggle (PDI-P) Megawati Soekarnoputri is ready to lead the party again if re-selected during a national congress next year, a PDI-P executive said. Puan Maharani said Mega would be ready to carry out the order from the party for the 2010-2015 period. "It is still premature for her to say whether she's ready or not [to lead the party]. But as a member of the party, she will do her duty as well as she can," Puan, Mega's daughter, said during the fifth regional meeting in Semarang on Sunday. She added 33 regional representatives supported Mega's bid for the party candidacy. During the meeting, head of the Central Java regional representative Murdoko said all 35 branches across the province had confirmed their support for Megawati. The national congress is scheduled to be held in April next year. Earlier in the day, Megawati's brother Guruh Soekarnoputra met with East Java leaders of the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) in Ngawi, East Java, to gain their support for his chairmanship. Head of the Guruh campaign team for East Indonesia, Zainal Abidin, said Guruh had received support from various provinces such as Papua and several provinces in Sulawesi. "Many members still want families of former president Soekarno to lead PDI-P," he told kompas.com. (ewd) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Persoalan Hari ini yang Menentukan
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/12/07/109944/70/13/Persoalan-Hari-ini-yang-Menentukan Persoalan Hari ini yang Menentukan Senin, 07 Desember 2009 00:01 WIB WAJAH masa depan negeri ini buat sebagian amat ditentukan oleh kemampuan negara mengatasi persoalan besar yang kita hadapi hari ini. Kegagalan mengatasi persoalan hari ini kiranya akan membawa persoalan yang jauh lebih besar lagi di masa depan. Itulah kerisauan yang kini kita rasakan. Belum genap dua bulan pemerintahan di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono bekerja, yang berkembang adalah skeptisisme yang meluas. Keraguan yang terus menggerus kepercayaan besar yang diberikan rakyat kepada SBY-Boediono. Kelambanan dalam merespons upaya kriminalisasi pimpinan nonaktif KPK Bibit-Chandra, kendati telah terang-benderang solusi yang harus dilakukan, kian menyuburkan benih ketidakpercayaan publik. Kini, emosi publik kian diaduk-aduk oleh sikap pemerintah dan partai propemerintah di DPR terhadap skandal Bank Century. Kendati berkali-kali pucuk pimpinan tertinggi di negeri ini menyebut telah memerintahkan agar kasus Century dan aliran dananya diusut tuntas dan dibuka seluas-luasnya, keraguan tetap saja merebak. Mengapa? Hal itu karena muncul upaya-upaya terselubung dari tangan-tangan kekuasaan untuk membuat kasus Bank Century tidak tuntas. Bahkan, sejak dini upaya menguak kasus Century melalui hak angket di DPR hendak dibajak untuk kepentingan negosiasi kekuasaan jangka pendek. Karena itu, praktis hiruk pikuk dua kasus tersebut bakal memengaruhi perjalanan bangsa ini, baik di bidang politik maupun ekonomi, di tahun-tahun mendatang. Padahal, di bidang ekonomi, misalnya, sebelumnya tumbuh optimisme bahwa perekonomian 2010 akan lebih baik daripada tahun ini. Sektor industri dan investasi disebut-sebut akan lebih ramai dalam mencatatkan pertumbuhan dengan mulai pulihnya perekonomian global. Investasi juga diyakini tetap tumbuh, kendati masih di bawah 5%. Sektor minyak dan gas bahkan diprediksi tumbuh 8%. Namun, semua prediksi yang menjanjikan dan membuat hati kita berbunga-bunga itu bukanlah perkara yang datang dari langit. Optimisme itu, dalam tempo sekejap, bisa berbalik menjadi ketidakpercayaan, jika negara, yaitu pemerintah dan DPR, gagal menyelesaikan persoalan besar yang kita hadapi hari ini. Sikap menolak kehendak publik yang selama ini ditunjukkan oleh pemerintah dan DPR, bukan tidak mungkin memunculkan public distrust di mana-mana. Di dalam negeri, ketidakpercayaan publik bisa berbuah menjadi tindakan anarkistis yang meruntuhkan. Di dunia internasional, ketidakpercayaan akan meruntuhkan investasi dan masuknya dana-dana ke Indonesia. Karena itu, apa yang terjadi hari-hari ini dan bagaimana mengatasinya adalah pertaruhan penting menuju 2010. Semua itu, suka atau tidak suka, sangat ditentukan oleh keberanian pemerintah dan DPR untuk jujur dalam menyelesaikan kasus Bank Century. Celakanya, kualitas moral itulah yang hilang begitu Idrus Marham dari Golkar yang dipilih menjadi Ketua Pansus Bank Century. Sebuah keputusan yang kian memicu datangnya badai ketidakpercayaan. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 11 Petani Ditembak, LBH Palembang Lapor ke Komnas
http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=12667 Jum'at, 4 Desember 2009 HUKUM-KRIMINAL 11 Petani Ditembak, LBH Palembang Lapor ke Komnas HAM PALEMBANG (LampostOnline): Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang akan melaporkan peristiwa penembakan terhadap 11 petani di lahan sengketa antara warga dengan PT PN VII, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, ke Komnas HAM dan Komisi Kepolisian Nasional. "Apa pun alasannya, tindakan kekerasan itu harus diproses hukum. Sebab para petani itu aksi menuntut hak mereka sebagai warga negara. Seharusnya para petani itu mendapatkan perlindungan hukum," kata Eti Gustina, Direktur LBH Palembang saat dihubungi Jumat (4-12) malam. "Selain itu kami akan melaporkan kasus ini ke Polda Sumsel. Baik terkait sengekta lahannya maupun tindak pidananya," kata Eti. Menurut Eti, seharusnya tindakan minimal dari aparat kepolisian dalam menghadapi persoalan tersebut, yakni bersikap netral, dan mencegah semaksimal mungkin adanya bentuk kekerasan. "Aksi kekerasan ini benar-benar ini memalukan citra polisi yang sudah tidak baik," katanya. DTC/L-1 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Hendropriyono: Informasi dari Intelijen Pasti Benar
Refleksi : Info yang tidak benar pun menjadi benar karena datang dari intel? http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=12684 Sabtu, 5 Desember 2009 HUKUM-KRIMINAL Hendropriyono: Informasi dari Intelijen Pasti Benar JAKARTA (LampostOnline): Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono meyakini kebenaran informasi yang diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal akan ada aksi gerakan sosial pada 9 Desember 2009. "Kalau intelijen menyampaikan itu, maka berarti itu infomasi yang benar. Saya melihat bahwa teorinya demikian. Kecuali kalau informasi itu belum berupa intelijen, tentu belum benar," ujarnya seusai peluncuran buku Indonesia Bertawaf: Teroris Malaysia Dalam Kupasan di Essence Residence, Jakarta, Sabtu (5-12). Meski demikian, dia tidak dapat memastikan kebenaran informasi tersebut. Pasalnya, dia tidak lagi memperoleh informasi seputar dunia intelijen setelah melepas jabatannya sebagai Kepala BIN. "Tetapi secara aktual saya sudah enggak punya infrastruktur untuk mengecek benar atau tidak," cetusnya. Dia menilai pernyataan Presiden soal aksi ini adalah wajar. Sebab, menurutnya, BIN hanya menyerahkan informasi yang diperoleh kepada klien, yaitu Presiden. Kemudian untuk penggunaannya, hal itu diserahkan sepenuhnya kepada Presiden. "Saya kira pengunaannya terserah user, dan infomasi yang benar dari intelijen hanya untuk user sendiri. Sebetulnya itu untuk beliau sendiri. Apa yang disampaikan oleh Presiden, tentu itu apresiasinya dia," ujarnya. KC/L-1 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Hak Angket, Kecelakaan Sejarah!
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009120522062713 Minggu, 6 Desember 2009 BURAS Hak Angket, Kecelakaan Sejarah! H. Bambang Eka Wijaya "DARI waktu ke waktu, penggunaan hak angket DPR cuma berujung menjadi kecelakaan sejarah! Pansus selalu gagal menembus tembok kekuasaan untuk mendapatkan dan mengurai informasi kepada rakyat, boro-boro menyeret pihak yang harus bertanggung jawab!" ujar Umar. "Padahal, setiap masalah diangkat DPR ke penggunaan hak angket sangat telak menggerogoti kehidupan negara-bangsa! Contohnya, masalah BLBI terkait pengurasan uang negara Rp6,7 triliun lebih! Lalu masalah BBM, dari pengekspor jadi pengimpor dan dengan kekayaan perut bumi yang berlimpah, BBM malah jadi pos terbesar pengeluaran APBN!" "Bertolak dari 'tradisi' warisan sejarah itu, bukan mustahil jika akhirnya hak angket Century Gate mengalami nasib sama!" sambut Amir. "Siapa bisa melawan arus sejarah?" "Apa pokok masalahnya hingga sejarah berjalan begitu konstan?" kejar Umar. "Karena kekuasaan berakar demikian kokoh di legislatif, sehingga meski legislatif pernah terlihat sangar, sebenarnya tetap praktis jadi subordinat eksekutif!" tegas Amir. "Itu penyebab, sekalipun legislatif menggunakan senjata pamungkas yang dimilikinya, akan selalu dengan mudah dijinakkan! Akibatnya, harapan rakyat mendapatkan sekadar informasi terkait kasus yang menyengsarakannya, tak kunjung terpenuhi--apalagi terpuaskan!" "Begitu rupanya, pantas konsekuensinya langsung menerpa, ketidakpercayaan rakyat kepada DPR terus membesar!" timpal Umar. "Sayang! Padahal, dengan hak angket Century Gate ini kepercayaan rakyat kepada DPR mulai tumbuh kembali! Kalau nasib hak angket Century Gate sampai mengulang kecelakaan sejarah, kepercayaan rakyat pada DPR bisa habis tanpa sisa!" "Gejala itu langsung terlihat begitu Pansus Hak Angket Century Gate selesai memilih pimpinan!" tegas Amir. "Massa pendukung hak angket--aktivis dan mahasiswa--yang hadir di gedung DPR protes, penumpang gelap dipilih jadi sopir tembak hak angket! Hak angket mirip angkot, jika dibawa sopir tembak pasti angkot odong-odong! Kalau angkot bagus, sopirnya dipilih yang terpercaya!" "Kenapa orang dan partai yang berkuasa berganti, tapi sejarah berulang dengan watak keuasaan yang sama pada setiap hak angket?" kejar Umar. "Ternyata watak kekuasaan yang selalu standar, meski orang dan partai silih-berganti memegang tampuk!" tegas Amir. "Jadi kekuasaan yang selalu berhasil membuat legislatif jadi tirani mayoritas! Dengan itu, fungsi hak angket bukan membuka penyimpangan praktek kekuasaan, melainkan justru menjadi justifikator--harus menghasilkan pembenaran pada penguasa! Maka itu, sedahsyat apa pun gerakan rakyat di jalanan dan dunia maya, di jalur formal publik silakan gigit jari! Penguasa selalu menang dari yang dikuasai--kecelakaan sejarah hak angket pun selalu terjadi! Angkot hak angket diberi sopir tembak, rodanya digembosi pula!" [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Presiden SBY Dinilai Provokatif
Refleksi : Agaknya SBY provokatif, karena tidak suka diadakan demonstrasi anti korupsi, yang dikehendaki ialah demo pembela koruptor agar dilupakan kasus bank century dan juga korupsi boss alm jenderal presiden NKRI, Muhammad Soeharto. http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009120700493411 Senin, 7 Desember 2009 Presiden SBY Dinilai Provokatif JAKARTA (Lampost): Berbagai kalangan menyayangkan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berkali-kali menyebut akan ada pihak-pihak yang menunggangi aksi Hari Antikorupsi, 9 Desember nanti. Pernyataan itu dinilai provokatif dan menunjukkan sikap paranoia dari SBY. Saat memberikan pidato pengantar pada Rapat Kabinet Paripurna, Jumat (4-12), SBY menyebutkan akan ada gerakan sosial yang memiliki motif politik pada 9 Desember. Tokoh-tokoh lama, menurut SBY, tidak pernah terdengar bakal bergabung dalam gerakan sosial tersebut. Pernyataan serupa itu juga diulangi SBY pada pidatonya dalam Rapimnas III Partai Demokrat, di Jakarta, Minggu (6-12). SBY mengaku sudah mengantongi nama-nama penunggang gerakan tersebut. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin justru mengimbau publik untuk tidak terpengaruh pada pernyataan SBY. Din menyerukan massa antikorupsi tetap melakukan aksi pada 9 Desember di Monas. "Bagi yang antikorupsi, mari datang. Bagi yang prokorupsi, jangan menghalangi," ujar Din dari Melbourne Australia, dalam pesan pendeknya kepada Media Indonesia (Grup Lampung Post), kemarin. Din menegaskan aksi damai tersebut bertolak dari niat politik membersihkan Indonesia dari praktek korupsi, khususnya menuntaskan pengusutan skandal Bank Century. "Skandal ini membawa risiko tinggi yang bersifat sistemik dan organik dalam kehidupan bangsa. Jika tidak dituntaskan akan membawa bangsa kepada kehancuran," ujar Din. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengatakan pernyataan Presiden SBY mengenai gerakan 9 Desember tidak perlu dibuat blunder. "Menurut saya, itu tidak perlu blunder. Mengingatkan keadaan yang berpotensi keresahan, fitnah, distrust, suatu langkah yang tidak buruk saya rasa, ada dasarnya," kata Amir di Jakarta, kemarin. Sebagai negara demokrasi, ujar Amir, silakan ada yang mengkritik dengan cara yang sesuai dengan aturan. "Jangan fitnah, karena itu ada konsekuensi hukumnya, bukan hanya pasal fitnah dan pencemaran nama baik tapi KUHP, ada hukuman lebih berat. Demokrat menginformasikan ke kadernya, ada potensi yang akan terjadi pada 9 Desember," kata dia. Bersikap Oposisi Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens menilai pernyataan SBY dapat menjebak masyarakat berpikir untuk bersikap oposisi terhadap pemerintah adalah salah. "Padahal, wajar bila ada muatan politis yang berdasarkan tuntutan rakyat dalam gerakan itu. Pidato provokatif tersebut sarat dengan muatan-muatan penggembosan gerakan sipil," ujar Boni. Dia menilai ada makna ganda dalam pidato SBY. Pertama, SBY mengesankan ingin mempertahankan kekuasaannya dengan bersikap awas terhadap aksi massa, dan itu sah-sah saja. Kedua, yang harus diwaspadai adalah nilai provokatif dari pernyataan SBY yang seakan-akan menjebak masyarakat berpikir bahwa gerakan ini berbahaya untuk diikuti. Secara terpisah, Fungsionaris PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sujatmiko meminta agar SBY mencabut pernyataannya yang menuding ada gerakan makar dan subversif dalam rencana demo pada 9 Desember mendatang. "SBY harus menarik pernyataannya dan tidak akan mengulangi lagi," kata Budiman di Semarang, kemarin. Budiman menyatakan salah kaprah pernyataan seorang SBY itu sama ketika ada ledakan bom di Hotel J.W. Marriot dan Bom Ritz Carlton. Saat itu, SBY menggelar jumpa pers dan menyatakan aksi peledakan bom di dua hotel itu ada kaitannya dengan politik dalam pemilihan presiden. "Padahal itu murni aksi teroris," kata Budiman. Pernyataan SBY tersebut, kata dia, tidak menunjukkan sikap negawaran sejati. Seharusnya ketika SBY mendapat laporan seperti itu, maka tidak perlu dipublikasi. Lebih baik memerintahkan pengamanan dan jangan paranoia (ketakutan yang berlebihan) agar tidak ada saling curiga. Budiman juga menilai saat ini memang ada tingkat penurunan kepercayaan diri dari seorang SBY. Penyebabnya, ada berbagai masalah yang membelit mulai dari KPK, kejaksaan, dan Polri hingga masalah Bank Century. Bahkan Ketua Fraksi PDIP DPR Tjahjo Kumolo meminta SBY dan jajaran pemerintahannya ikut turun ke jalan pada 9 Desember nanti memperingati hari Antikorupsi Sedunia. "Agar tidak selalu curiga dan curiga," kata dia. Seharusnya, kata Tjahjo, Presiden tidak perlu khawatir dengan aksi tersebut. n MI/R- [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] BERIMAN KEPADA IMAM2 MUSLIM&BUKHARI 100% ADALAH SYIRIK
Assamu'alaikum wrwb. Bukankah beriman atau percaya kepada manusia(imam muslim dan bukhari) 100% selain dari ALLAH bukan kah kita jatuh kepada dosa syirik? Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib(ulama2, imam2) mereka sebagai tuhan selain Allah(Al Quran sebagai rujukannya umat muslim) dan [juga mereka mempertuhankan] Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS.9:31) Wassalam [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] SBY Siapkan Jurus Putih Hadapi Fitnah Century
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=1036 07 Desember 2009 06:14:31 SBY Siapkan Jurus Putih Hadapi Fitnah Century JAKARTA-Untuk kesekian kalinya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa dirinya bersih dari Skandal Bank Century. Saat berpidato pada Rapat pimpinan Nasional (Rapimnas) III Partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Minggu (6/12), SBY menyatakan bahwa dirinya dan keluarga besar Partai Demokrat tengah menjadi sasaran fitnah. "Musibah dan cobaan ini, saya harus katakan seperti halilintar di siang hari, ketika cuaca kita terang benderang. Apa itu? Partai Demokrat dan sejumlah kadernya termasuk saya sendiri, mendapatkan fitnah dan pembunuhan karakter yang luar biasa. Partai Demokrat dan kader-kadernya difitnah menerima aliran dana dari Bank Century dengan jumlah yang sangat besar," ujar SBY dengan wajah serius. Di hadapan para peserta Rapimnas, SBY menegaskan bahwa tak serupiah pun dana dari Bank Century mengalir ke Partai Demokrat. "Yang kita tahu, Allah tahu, sejarah tahu, tidak satu rupiah pun jika tidak halal harus menjadi bagian dari pendanaan perjuangan partai. Itu doktrin, itu falsafah dan itu praktek yang kita lakukan," tandas SBY. Karenanya SBY juga mengatakan, jika sampai ada kader Partai Demokrat ikut menerima dana dari Bank Century maka harus dikenai sanksi tegas. "Itu lah sebabnya kalau ada kader partai yang keluar dari itu, menerima sanksi yang keras dan tidak pandang bulu. Justru itulah kekuatan moral kita yg harus kita jaga bersama," lanjutnya. Demi menangkal fitnah dalam kasus Bank Century itu, SBY mengaku mengajak istri dan keluarga berdzikir pada tengah malam. "Saya di tengah malam berdzikir, berdoa bersama istri dan keluarga, mencari tahu ada apa dg semua dg fitnah dan pembunuhan karakter seperti ini," katanya. SBY justru menuding perilaku politik seperti itu memiliki tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Jangka pendeknya, ujar SBY, demi menggoyang pemerintahan. "Jangka pendeknya Ingin mendiskreditkan, ingin menggoyang, kalau bisa menjatuhkan SBY dan pemerintahan. Jangka menengah dan jangka panjangnya, ingin menghancurkan reputasi dan nama baik Partai Demokrat di muka rakyat, agar pemilu 2014 Partai Demokrat dilupakan dan diharapkan kalah total," tudingnya. Karenanya, SBY pun mengajak agar kader Partai Demokrat melawan fitnah dan pembunuhan karakter itu. Alasan SBY, fitnah itu sudah melampauai batas."Pertanyaannya sekarang, sebagai kader Partai Demokrat, relakah kita" Akankah kita biarkan kehormatan kita diinjak-injak? Akankah kita biarkan masa depan kita dihancurkan sekarang ini?" tanya SBY yang langsung dijawab perserta Rapimnas secara serempak,"tidak". Meski demikian SBY meminta agar upaya melawan fitnah itu tetap dilakukan dengan tindakan yang tidak melanggar hukum. Ia mengajak kader Demokrat tetap melakukan perjuangan politik yang bersih yang disebut SBY dengan 'jurus putih'. "Saya ingin marilah kita tetap menggunakan jurus putih di dalam melaksanakan perjuangan politik. Jangan pernah tergoda apalagi memasuki jalur-jalur hitam atau politik yang hitam," ucapnya. Dalam kesempatan sama SBY juga kembali menyinggung soal rencana perayaan Hari Anti Korupsi se-Dunia pada 9 Desember mendatang. SBY mengaku sudah mendapat informasi yang cukup bahwa ada motif politik di balik perayaan itu. "Saya juga sudah mengetahui rencana gerakan 9 Desember yang sesungguhnya memiliki motif yang lain. Motif politik yang tidak sama dengan semangat untuk mengefektifkan gerakan pemberantasan korupsi di negeri kita. Saya, alhamdulillah telah dapatkan pengetahuan yang relatif lengkap, tentang siapa, apa, dan sasaran yang dituju dalam gerakan 9 Desember yang akan datang," ujarnya. Namun SBY meminta agar kader Demokrat tidak reaktif apalagi melakukan tindakan di luar kepatutan. SBY justru menegaskan bahwa dirinya sudah berpesan kepada aparat keamanan. "Saya juga pesan kepada para petugas keamanan untuk menjaga keamanan, bukan hanya untuk 9 Desember, tapi juga hari-hari yang lain," tandasnya.(gus/jpnn) (scorpions) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Science, poetry and prejudice
http://www.dawn.com/wps/wcm/connect/dawn-content-library/dawn/news/sci-tech/19-science-poetry-and-prejudice-hh-06 Science, poetry and prejudice By Kunwar Idris Sunday, 06 Dec, 2009 Abdus Salam receiving the Nobel Prize for Physics from King Carl Gustav of Sweden in 1979. World A Nobel for Obama A Nobel for Obama Abdus Salam's 15th death anniversary went unnoticed recently. The 25th death anniversary of Waheed Murad that fell on the same day was celebrated with fanfare. They say nations which do not honour their great men cease to produce them. Pakistan, for sure, has produced no scientist of Salam's stature nor perhaps an actor of Waheed's popularity. Whether it is serious research or playful acting, the national scene remains barren. Forgotten or celebrated, Pakistan's few great men were born of accident. In the case of Abdus Salam it was not just one but a series of accidents. More strikingly, in converting accidents into opportunities, help to Salam came not from friends but from strangers. Ironically, when the people who should have been helping him created hurdles even that opened the door to new opportunity. Having earned every degree that he could, setting new records before he was 19, Salam's urge to go for research abroad would have remained unfulfilled had Sir Chhotu Ram, Punjab's revenue minister and a benefactor of the rural poor, not arranged a scholarship for him at Cambridge. That was the first accident with help coming from an unexpected quarter. As a Cambridge wrangler (first class of the mathematical tripos) and PhD in theoretical physics, Salam came back to teach at his alma mater. He thus seemed set on a course which, with luck, would have some day made him principal of Government College unless he was persuaded to join the ICS. Then came a second accident. He had gone to Bombay to attend an international scientific conference with the permission of the principal. He defied an order to return, leaving the conference halfway, because the education minister had not approved of his participation. He resigned rather than face the charge and went back to teach at Cambridge. Three years later he became the youngest ever professor at London's Imperial College and fellow of the Royal Society. There he freely debated with atheist Bertrand Russell the existence of God and with Albert Einstein the Islamic view of the unity of forces. In 1959, there was to be yet another accident. India's high commissioner in London brought to him an invitation from Pundit Nehru to visit India. There Nehru offered him a minister's rank at a salary he would himself name with no questions asked about money spent or wasted on particle research. Taken unawares, Salam sought time to think it over, came back and reported to President Ayub what had transpired. He declined a similar offer from Ayub, but agreed to act as his scientific adviser while remaining at Imperial College. That was the period when the foundations of Pakistan's atomic energy commission and nuclear power plants were laid. He also advised the president to establish an international research centre in Pakistan where scientists from across the world would meet to exchange ideas and knowledge. The finance minister opposed the plan because he felt it was tantamount to setting up a five-star hotel for Salam and his friends. Again declining an Indian offer to host the centre, whatever the cost, he founded the centre at Trieste with a major contribution coming from the Italian government. Thousands of scientists have since passed through Trieste - no less than 500 from Pakistan. The centre is now named after Abdus Salam. Surely, by now Pakistan would have been a hub of scientific research had Ayub's finance minister not ridiculed Salam's plan. After winning the Nobel Prize in 1979, Salam was not invited to his own college. He did not even figure in Prime Minister Nawaz Sharif's count of distinguished old Ravians. It was Pakistan's darkest period of prejudice and intellectual sterility. By contrast when he went to Aligarh Muslim University to receive an honorary doctorate, the whole city turned up to greet him and students pushed his car for a mile to the campus. The scene at Guru Nanak University was no less exhilarating. Salam's repeated pleas to Islamic countries to contribute just one per cent of their export earnings to a research fund went unheeded. No wonder that Salam is the only one from the Islamic world ever to have won the Nobel Prize in the physical sciences. Scientists who benefited from Salam's Trieste centre - Mujahid Kamran, Ghulam Murtaza and Pervez Hoodbhoy among them - now struggle to make up for the lost time and opportunities. A school of mathematics named after him is fast gaining recognition. LUMS too has established an Abdus Salam chair. Even the people at large are fast shedding the prejudices fostered by politicians. The scientists and citizens of today alik
[wanita-muslimah] Jordan's Queen joins fight for action on honour killings
http://www.theage.com.au/world/jordans-queen-joins-fight-for-action-on-honour-killings-20091206-kcrl.html Jordan's Queen joins fight for action on honour killings December 7, 2009 Politicians oppose harsher penalties for men who slay relatives. Richard Spencer reports from Amman. ON ONE side is the fashionably dressed Queen Rania of Jordan, a symbol of progressive values for Arab women. On the other are her country's conservative social and religious leaders. At stake is a political test case for reform in the Middle East, one that pits demands for greater democracy against the need to end so-called honour killings of women. Queen Rania, who regularly appears without a head scarf, let alone a hijab, has given her quiet support to women's rights groups that want to change laws amounting to legal impunity for men involved in honour killings. But standing against her is another symbol of the country's attempts to show a progressive face. Jordan's MPs, who have been given more power to hold the Government and royal family to account than in other Arab countries, have shown little enthusiasm for the moves. ''This whole issue is being exaggerated, and the reason behind it is not innocent,'' said Sheikh Hamza Mansour, leader of the parliament's Islamic Action Front. His coalition of Islamist and tribal representatives has blocked an attempt to introduce tougher sentences for men who kill their sisters and daughters for bringing ''shame'' on their families. Honour killing is more often associated with impoverished and remote areas of countries such as Pakistan than cities such as Amman, Jordan's sophisticated and Westernised capital. But it was in Amman's outskirts that Abu Ishmael and his three brothers recently picked up their sister after a call from her husband, took her home, and stabbed her to death. The squalor surrounding her home in al-Baq'a, where third-generation refugee families live in slum-like conditions and where drug-taking is rife, means the area is a breeding ground for domestic violence. Pressure to conform to traditional customs is also strong. When Abu Ishmael and his brothers arrived at their sister's house, they were greeted by catcalls from her relatives, goading them to carry out the killing. The brothers knew what they were expected to do. They bundled their sister into the back of their van, and drove her home in silence. Within half an hour, she was dead. When her body was handed over to police, it had 28 stab wounds. Abu Ishmael insists he had nothing to do with the killing - he was, he says, outside the home when it happened. Police have arrested two of his brothers. ''I was angry with her,'' Abu Ishmael said as he sat in his lawyer's office. ''I looked at her in the rear-view mirror as I drove. She said nothing, but she had a barbarous look.'' His sister's crime was simple. Her husband complained that she had left the house in the middle of the night carrying her 16-month-old son. Police found her wandering the streets half an hour later. The dishonour such wanton behaviour brought on her own family, it seemed, could only be expunged by her death. A mother of eight, though aged just 37, thus became one of an estimated 5000 women worldwide who will die this year in the name of honour, with their killers likely to face little if any punishment. For Queen Rania, it is deeply offensive that the killing of women not only appears to be condoned, but also seems to be on the increase: the number of deaths reported in Jordan, 20 to 25 a year, is rising. Sentences are low, often as little as six months. The Government is introducing a tribunal to hear honour-killing cases, but politicians have blocked attempts to change two articles of the law. The first allows an ''in flagrante'' defence to a man who kills his wife and her lover if he finds them in bed. Article 98, a ''crime of passion'' defence, is common and gives reduced sentences to men who say they commit violence in the fury of the moment. The Government wants a minimum penalty of five years. TELEGRAPH [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Europe gives US terror-trackers access to its citizens' banking details
http://www.theaustralian.com.au/news/world/europe-gives-us-terror-trackers-access-to-its-citizens-banking-details/story-e6frg6so-1225807496606 Europe gives US terror-trackers access to its citizens' banking details a.. From: The Sunday Times b.. December 07, 2009 12:00AM THE CIA is to be given broad access to the bank records of millions of Britons under a European Union plan to fight terrorism. The Brussels agreement comes into force in two months and requires the 27 EU member states to grant requests for banking information made by the US under its terrorist finance tracking program. In a little-noticed information note released last week, the EU said it had agreed that Europeans would be compelled to release the information to the CIA "as a matter of urgency". The records will be kept in a US database for five years before being deleted. Critics say the system is "lopsided" because there is no reciprocal arrangement under which the British authorities can easily access the bank accounts of US citizens in the US. They also say the plan to sift through cross-border and domestic EU bank accounts gives US intelligence more scope to consult British bank accounts than is granted to law enforcement agencies in Britain or the rest of Europe. In Britain and most of Europe, a judge must authorise a specific search after receiving a sworn statement from a police officer. Civil liberties groups and privacy campaigners warned on the weekend that the program, introduced as an emergency measure in 2001, was being imposed on Britain without a proper debate. Shami Chakrabarti, director of Liberty, said: "The massive scope for transferring personal information from Europe to the US is extremely worrying. No one is saying that allies should not co-operate, but where is the privacy protection? Where are the judicial safeguards?" The US program mines thousands of transactions by sifting through records from the nerve centre of the global banking industry, a Belgian co-operative known as Swift that routes about pound stg. 3 billion ($5.4bn) between banks and other financial institutions each day. According to the EU note, the US can request "general data sets" under the scheme based on broad categories including "relevant message types, geography and perceived terrorism threats". The Sunday Times a.. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Rafsanjani urges 'freedom' in Iran
http://english.aljazeera.net/news/middleeast/2009/12/2009126101815957736.html UPDATED ON: Sunday, December 06, 2009 14:03 Mecca time, 11:03 GMT Rafsanjani urges 'freedom' in Iran Thousands of people demonstrated in Tehran in the wake of disputed elections in June [AFP] Akbar Hashemi Rafsanjani, a former Iranian president and opposition member, has accused the country's rulers of being intolerant, amid restrictions on journalists imposed by the authorities. "The situation in the country is such that constructive criticism is not accepted," Rafsanjani told students in the northern city of Mashhad on Sunday, the ILNA news agency reported. He called on Iran's political groups to work together to "create a climate of freedom which will convince the majority of people and erase ambiguities". Rafsanjani was speaking a day before the annual Student Day, when demonstrations against the rule of Mahmoud Ahmadinejad, the Iranian president, are expected to go ahead. Several websites have urged people to gather on Student Day near Tehran University campus. "Those who demonstrate or protest must express themselves through legal means. Leaders must also respect the law," Rafsanjani said. "There have always been extremist factions and excessive attitudes on both sides ... several problems will be solved if we adopt the path of moderation." Media restrictions Iranian authorities have ordered journalists working for foreign media organisations not to leave their offices to cover the protests that are expected to take place on Monday. "All permits issued for foreign media to cover news in Tehran have been revoked from December 7 to December 9," the culture ministry's foreign press department said in an mobile phone text message sent to journalists on Saturday. Police and Iran's Revolutionary Guards have said that they will move against any "illegal" rally that takes place in Tehran. "Any illegal gathering outside universities will be strongly confronted," Esmail Ahmadi-Moqaddam, a police chief, was quoted by Etemad newspaper as saying. Planned protests Residents of Tehran said that internet access, including access to email and websites loyal to the political opposition, had been limited in the run-up to Student Day. Hundreds of thousands of people demonstrated in June in the immediate wake of Ahmadinejad's re-election, claiming that the Iranian authorities had rigged the vote. Hundreds of people were detained by authorities and dozens were killed in clashes with police and pro-government militia. Mirhossein Mousavi and Mehdi Karoubi, who were defeated in the presidential election, have not announced whether they will join the planned Student Day protests, as they have done in the past. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Born into a very noble family - 2
http://www.arabnews.com/?page=5§ion=0&article=129071&d=6&m=12&y=2009 Friday 4 December 2009 (17 Dhul Hijjah 1430) Born into a very noble family - 2 Adil Salahi Muhammad (peace be upon him) was born in Makkah at the beginning of the last third of the sixth century. At that time, the world generally was in a miserable state, as if general collapse was about to overwhelm everything. Nowhere in the world was there a coherent faith or a solid system under which a community and a state could prosper. The two superpowers, the Byzantine and the Persian empires, were on the verge of collapse. In Byzantium, the Christian faith was no longer the guiding light. In fact, its intellectuals were engaged in endless, futile debates about everything real or imaginary. Its power, in land and sea, had weakened. Commanding vast areas of land, it could only maintain its rule by leaving its different provinces in a state of practical autonomy. Muslims were soon to deprive it of most of its provinces in Asia and North Africa. The Persian Empire was in no better shape. Its religion had been distorted. Monotheism gave way to dualism, with good and evil represented by two different deities that were engaged in a permanent fight, and women were made the vehicle used to spread evil. Moreover, political chaos prevailed, with many instances of rebellion and sedition. Elsewhere we could see no solid system based on coherent beliefs that satisfied thinking minds, or on a set of moral values that could sustain law and order and establish a proper human society that knows its way to progress. In Arabia, a tribal society existed that gave affiliation to one's tribe supreme importance. Makkah had a special status, as a result of its religious importance with the Kaaba at its center. Moreover, it enjoyed economic prosperity due to its organization of proper international trade. In fact, most of the wealth of Arabia was concentrated in Makkah, and held by a small group of its noblemen. This led to a life of luxury with its associated vices, such as gambling, drinking, loose sexual morality and exploitation of the poor. A hierarchy of tribes established itself on the basis of certain values, such as wealth, numbers and military prowess. Yet the top position in that hierarchy indisputably belonged to the Quraysh, as it lived in Makkah and was the custodian of the Kaaba, the temple built by the Prophet Abraham and Prophet Ishmael and consecrated for the worship of God alone. Within every major tribe there were a number of clans, each clan comprising a number of families. The system meant that loyalty to one's immediate family transcended all claims of loyalty. Yet loyalty moved upward, stage by stage, from a small clan to a larger one, then to the tribe. Among the Quraysh, the Hashimite clan, was considered the most noble, but it was not the richest. Its nobility derived from its direct descent from the Prophet Ishmael and from the fact that for several generations it held custody of the Kaaba and provided food and water to the pilgrims who came from all over Arabia. The chief of the Hashimite clan was Abd Al-Muttalib, grandfather of Muhammad (peace be upon him), who by the time of the Prophet's birth was a very old man. He was not rich by Makkan standards, but was recognized by all as the most noble person in Makkah. His standing was enhanced a couple of decades before the birth of his grandson, when he dug the well of Zamzam in response to a dream he saw on successive nights, giving him its exact location. Thus, Muhammad was the son of the most noble family in Arabia, where nobility of birth was given a very high degree of importance. Yet he was not born into a rich family where children could be spoilt. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Venezuela takes over three more small banks
http://www.arabnews.com/?page=6§ion=0&article=129155&d=6&m=12&y=2009&pix=business.jpg&category=Business Sunday 6 December 2009 (19 Dhul Hijjah 1430) Venezuela takes over three more small banks Reuters CARACAS: Venezuela said on Friday it was taking over three more small private banks, raising the week's tally to 7, as part of a clean-up in the financial sector that has investors worried, but is seen as unlikely to herald a major wave of nationalizations. Finance Minister Ali Rodriguez said the three institutions - Baninvest, Central Banco Universal, and Banco Real, which account for just 2 percent of Venezuela's banking deposits - would hopefully be "rehabilitated" by the state. "The rest of the financial system is in good hands despite the criminal campaigns going on," Rodriguez said, accusing opponents of socialist President Hugo Chavez of trying to destabilize Venezuela through rumors of a bank crisis. Most analysts believe the Chavez government is engaged in a "cleanup" exercise of a minority of banks with funding or ownership irregularities, rather than being on the brink of taking over another sector in the South American nation. Socialist Chavez, a harsh critic of the United States and Wall Street, has nationalized large sectors of his OPEC nation's economy since coming to power in 1999. So far, he has held back from large-scale seizures in the banking sector. "We are not facing a situation of crisis in the national bank system, despite the enormous, deep crisis that has shaken the financial world, and severely affected developed economies, particularly the United States," Rodriguez said in a TV speech. A first clutch of closures on Monday - of four small banks accounting for 6 percent of deposits - worried depositors and unsettled markets, with Venezuelan bonds plummeting and the bolivar currency weakening in nonofficial trade. Rodriguez did not specify the reasons for the new closures. The four banks closed Monday had problems of solvency and unexplained capital movements, the government said. Venezuela's benchmark global bond traded 0.750 point, or 1.3 percent, higher on the day, to bid 67.000, with a yield of 14.448 percent. Earlier, it had hit a session high of 68.875 in a rally that quickly faded after Rodriguez's announcement of the latest bank interventions. So far this week, the bond has fallen over 10 percent. Friday's announcement capped a tumultuous week for Venezuela's financial system, in which Chavez twice said he would nationalize all private banks if necessary, before softening his rhetoric on Thursday and Friday. "The local bourgeoise are trying to create panic," Chavez said Friday in the latest of many public speeches on the subject. "We are intervening with wisdom." Long lines have formed at some banks, as people check on their money or move it to bigger institutions, and some workers from the closed institutions have protested. But there is none of the wide-scale panic seen during Venezuela's 2004 financial crisis when half the nation's banks went under. Chavez said depositors from two of the institutions closed on Monday were all recovering their funds, while the state would take over and reopen the other two banks. "We are not going to leave savers in the street." [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Prita Mulyasari to Seek Damages of Over Rp 1t In Ongoing Court Saga
http://thejakartaglobe.com/home/prita-mulyasari-to-seek-damages-of-over-rp-1t-in-ongoing-court-saga/345926 December 07, 2009 Heru Andriyanto & Dessy Sagita Volunteers in Jati Padang, South Jakarta, on Sunday counting money donated to help Prita Mulyasari pay her fine. (Photo: Safir Makki, JG) Prita Mulyasari to Seek Damages of Over Rp 1t In Ongoing Court Saga Cause celebre Prita Mulyasari is preparing a countersuit of more than Rp 1 trillion ($118 million) at the Supreme Court against a Tangerang hospital that had her thrown in jail for complaining about her medical treatment in an e-mail message to friends, her lawyer said on Sunday. Prita, a 32-year-old mother of two who is currently being re-tried for allegedly defaming two doctors from Omni International Hospital last year, is striking back after the Banten High Court last week upheld a separate civil suit against her by Omni, which saw her fined Rp 204 million in damages. The High Court had previously rejected her civil suit against Omni seeking monetary damages. "Prita is demanding Rp 113 million in material damages and Rp 1 trillion in nonmaterial damages," her lawyer Slamet Yuwono told the Jakarta Globe. He said the suit would be filed against PT Sarana Meditama International, the parent company of Omni, and doctors Hengky Gosal and Grace Hilza Yarlen Nela. "The Rp 113 million demand is meant to compensate for the bad treatment Prita endured at the hospital and the Rp 1 trillion is to seek compensation for her 21 days in detention [at Banten women's prison], which caused irreparable damage to her life," Slamet said. Prita had sent an e-mail message to 20 friends complaining that she had been misdiagnosed with dengue fever at Omni in August 2008 when she actually had the mumps, and warned others against going there. The e-mail circulated on the Internet and eventually came to Omni's attention, prompting the hospital to file a civil defamation suit against her, claiming lost business. The two hospital doctors also lodged a criminal defamation complaint against Prita with the Tangerang Police. The case has outraged the public, tens of thousands of whom have joined a Prita support page on Facebook, and according to analysts, exposed the longstanding injustice and corruption within the country's judicial system. The Banten High Court ruling on Wednesday came as Prita was awaiting the verdict in her criminal trial, in which she could be sentenced to six years in prison under the controversial Information and Electronic Transactions Law (ITE) for calling the two Omni doctors unprofessional and impolite. Prosecutors have recommended a six-month prison sentence. Related articles Prita Set To Appeal Defamation Lawsuit 11:14 PM 03/12/2009 Prita Mulyasari E-Mail Defamatory, Expert Testifies 11:33 PM 10/09/2009 Indonesian Health System on Life Support: Experts 9:27 PM 09/08/2009 Harsh Defamation Laws Harm Free Speech in Indonesia 9:39 PM 21/07/2009 Prita Cites 'Right To Criticize' as Defense Attacks 11:14 PM 11/06/2009 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] "Balibo Five" Jangan Usik RI-Timor Leste
http://www.antaranews.com/berita/1260113845/balibo-five-jangan-usik-ri-timor-leste "Balibo Five" Jangan Usik RI-Timor Leste Minggu, 6 Desember 2009 22:37 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | (ANTARA News) - Pengamat hukum internasional Wilhelmus Wetan Songa, SH.MHum meminta Australia tidak mengusik hubungan baik antara RI-Timor Leste lewat "Balibo Five". "Saat ini antara Indonesia dan Timor Leste sudah membangun hubungan baik sebagai negara tetangga, sehingga tidak perlu lagi diusik dengan film Balibo Five," kata dosen Fakultas Hukum Univesitas Nusa Cendana (Undana) Kupang itu, Minggu. Menurut Wetan Songa, rencana pemutaran film "Balibo Five" di Indonesia sesungguhnya tidak mencerminkan sikap Australia dalam konteks hubungan bilateral. "Pemutaran film Balibo Five itu hanya akan membuka luka lama yang sudah lama terkubur," katanya. Kepala Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Undana itu menambahkan, kalaupun ada maksud lain dibalik rencana pemutaran film Balibo Five, tentunya Lembaga Sensor Film (LSF) sebagai lembaga yang paling berkompeten untuk bersikap apakah menerima atau menolak untuk diputar di Indonesia. "LSF-lah yang paling berkompeten untuk menyensor setiap film yang hendak di tayang ke publik dan apakah dampak-dampak yang akan terjadi dari segi seni, pendidikan, politik, keamanan, pedamaian dan dampak lainnya dari sebuah film seterlah ditonton masyarakat," katanya. Menurut Wetan, kalau dampak pemutaran film itu menganggu hubugnan bilateral antara Indonesia-Timor Leste maka sebaiknya ditolak sebelum segala sesuatu terjadi. Penolakan ini pun bukan sikap pemerintah Indonesia seutuhnya tetapi menjadi sikap LSF sebagai lembaga teknis yang berkompeten. "Jadi publik juga tidak berlebihan menarik kesimpulan terlalu dini dengan mengatakan Indoensia menolak film 'Balibo Five' diputar negara kepulauan ini, karena tidak pada tempatnya," katanya. Ia menegaskan, persoalan buruk masa lalu antara Indonesia-Timor Leste sudah dikubur semuanya oleh kedua negara, sehingga Australia tidak perlu lagi membuka lembaran masa lalu lewat Balibo Five. "Tewasnya lima orang wartawan Australia dalam insiden Balibo, merupakan risiko dari para jurnalis dalam menjalankan tugas peliputan di daerah konflik," katanya.(*) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Rumah Ibadah Dirusak dan Dibakar
Refleksi : Apakah pembakaran ini bermaksud untuk menakut-nakutkan masyarakat agar perhatian dialihkan dari kasus Bank Century? http://www.kompas.com/read/xml/2009/12/06/21034294/rumah.ibadah.dirusak.dan.dibakar Rumah Ibadah Dirusak dan Dibakar Minggu, 6 Desember 2009 | 21:03 WIB TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Sebuah rumah ibadah di Desa Tlogowero, Kecamatan Bansari, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (6/12) dirusak massa tidak dikenal. Keterangan yang dihimpun di tempat kejadian menyebutkan, puluhan orang datang ke tempat itu, lalu merusak bangunan tempat ibadah tersebut, hingga tinggal kerangka bangunan. Massa menghancurkan genteng, melepas jendela dan pintu kemudian dibakar. Aksi perusakan tersebut berlangsung cepat. Perusakan itu diduga karena mereka tidak menghendaki rumah ibadah itu. Polisi memasang garis polisi mengelilingi bangunan yang rusak tersebut dan tim identifikasi dari Polres Temanggung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Kapolres Temanggung AKBP Antony Agustinus Koylal ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut dan polisi sedang mendalami kasus itu. "Kami masih menyelidiki kasus tersebut dan melakukan koordinasi dengan kepala desa dan camat setempat," katanya. Ia mengatakan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan lebih lanjut, satu regu polisi mengamankan tempat tersebut. Menurut dia, peristiwa serupa pernah terjadi pada tahun 2007 dan mereka telah bersepakat untuk damai. "Hingga saat ini belum ada saksi yang kami minta keterangannya," katanya. Ia berharap kepada masyarakat setempat untuk tidak mudah terprovokasi. "Kami juga meminta tokoh masyarakat untuk tetap menjaga suasana agar tetap kondusif," katanya. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] IMM: Koruptor Panik Dengan Aksi 9 Desember
Refleksi : Koruptor yang ada hubungan dengan Bank Century menjadi panik? Siapa itu? http://www.antaranews.com/berita/1260122738/imm-koruptor-panik-dengan-aksi-9-desember IMM: Koruptor Panik Dengan Aksi 9 Desember Senin, 7 Desember 2009 01:05 WIB | Peristiwa | Hukum/Kriminal | Jakarta (ANTARA News) - Sekjen DPP Ikatan Mahasiswa Muhamaddiyah, Ton Abdillah Has, di Jakarta, Minggu, menyatakan, hanya koruptor yang panik dengan aksi damai pada Hari Anti-Korupsi, 9 Desember 2009 nanti. "Karena, aksi damai oleh berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Bersih (GIB) yang akan digelar di silang Monas, Jakarta, adalah aksi keprihatinan atas kondisi kebangsaan yang belum juga lepas dari korupsi," tandasnya. Ia menyatakan itu, menanggapi adanya beberapa pihak termasuk kalangan elite yang mengungkapkan pernyataan-pernyataan kurang positif terhadap aksi damai tersebut. GIB yang didukung tokoh-tokoh lintas agama dan organisasi kemahasiswaan Kelompok Cipayung Plus, menurutnya, murni aksi moral dengan cara damai. "Ini dilakukan secara spontan, tulus dan demi kepentingan kebangsaan yang adil serta bermartabat, agar Indonesia benar-benar menjadi bersih dari korupsi dan kasus seperti mega skandal Bank Century," tegasnya. Ton Abdillah Has juga anggota Panitia Bersama Aksi GIB itu, juga meminta mega skandal Bank Century itu harus tetap dibongkar, demi keadilan dan tegaknya hukum.(*) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Apakah Kondom Identik dengan Seks Bebas?
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/12/06/04252586/apakah.kondom.identik.dengan.seks.bebas. Apakah Kondom Identik dengan Seks Bebas? Minggu, 6 Desember 2009 | 04:25 WIB JAYAPURA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua, Constant Karma, menegaskan, keberadaan kondom yang di bagikan dan dijual kepada masyarakat bukan untuk mengajak masyarakat melakukan hubungan seks bebas. "Seks bebas sudah ada, sehingga kondom ada. Jadi kondom ada bukan untuk seks bebas," kata di Jayapura, Sabtu (5/12). Constant Karma menjelaskan, ada dua jenis kondom yang sering dipakai dan berbeda, yakni yang di bagi oleh BKKBN untuk kondom keluarga dan Kondom bagi mereka yang suka hubungan seks berganti-ganti pasangan. "Jenis kondom juga berbeda, demi pencegahan penyakit ini," ungkapnya. Meski demikian, Constant Karma juga mengakui, kalau penggunaan kondom juga masih dapat berisiko terjadinya penularan penyakit HIV/AIDS."Yang perlu adalah waspada dan menjaga diri," ajaknya. Ia juga mengungkapkan, pihaknya sudah menyediakan ATM kondom di tempat umum, namun tekadang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat dengan alasan klasik yakni malu."Akhirnya kami hanya tempatkan di Lokalikasi Wanita Tuna Susila (WTS) seperti di Tanjung Elmo, daerah Kabupaten Jayapura," Papar Constant. Terkait penggunaan kondom, Constant mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan kondisi dan masa berlakunya. "Ada dua permasalahan dalam penyebaran kondom, yakni menyangkut penyimpanan dan distribusi, sehingga terkadang ada yang kurang bagus lagi untuk dipakai," lanjutnya. Artikel Terkait: a.. Pakailah Kondom agar "Serangan Fajar" Aman b.. Menko Kesra: Gunakan Kondom Secara Efektif c.. Kondomisasi Gagal Kurangi HIV/AIDS d.. Kondom Bukan untuk Pelaku Seks Bebas! e.. Jangan Benturkan Penggunaan Kondom dengan Agama [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] PRIMBON BISNIS dan PRIMBON CINTA
Dua hal ini adalah persoalan yang esensial bagi setiap manusia. Kiat-kiat untuk mendapatkan kemudahan dalam dua hal penting ini, silahkan copy-paste dari: http://www.alfusalam.web.id Di website ini juga banyak doa2 pilihan dan amalan praktis yang dapat didownload secara gratis.
[wanita-muslimah] Amerika mengorbankan pemuda2 terbaiknya untuk menghapus penindasan di dunia.
Kalau anda ingin mengunjungi Amerika lewat kota New Yorks anda pasti akan melihat patung "Liberty" di pintu masuk Amerika"Liberty and justice for all" inilah salah satu Philoshophy masarakat Amerika, yaitu mengapus penindasan2 dari penguasa2 yang zolim seperti; Nazi yang menindas negara2 Eropah Tentara Japan yang menindas negara2 Asia Perang dunia ke II ini, Amerika mengorbankan tentara2 terbaiknya lebih kurang 500.000 orang. di Vietnam, menghalangi penindasan Komunis dari Utara..Amerika mengorbankan tentara2 terbaiknya lebih kurang 50.000 orang. ---perang melawan Sadan Husen di Iraq, yang menindas muslimSyiah, dan Kurdi...Amerika mengorbankan tentara2 terbaiknya lebih kurang 4500 orang. ---sekrang di afganistan memerangi Taliban danal Qaida yang menyerang NY tower 11/9 2001, Amerika menyerang Afganistan untuk menagkap Osma bin laden..sampaia hari ini amerika mengorbankan tentaranya lebih kurang 500 orang. Jangan salah sangka bahwa Amerika akan menjajah negara2 Eropah dan Arab, tujuan Amerika hanya SATU yaitu memberikan kemerdekaan kepada orang2 yang TERTINDAS atau dgn kata lain menghilangkan penindasan di muka bumi ini. "LIBERTY AND JUSTICE FOR ALL. http://latifabdul.multiply.com/journal/item/416/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Seri 900 Kondomisasi Bukan Solusi Cegah Penyebaran HIV/Aids
- Original Message - From: "donnie damana" To: Sent: Sunday, December 06, 2009 08:25 Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 900 Kondomisasi Bukan Solusi Cegah Penyebaran HIV/Aids Kalo mau belajar ngaji belajarlah ke guru ngaji, jangan belajar ngaji ke guru berenang Bah.. Dibawah ini adalah referensi yang sudah dengan baik hati dicarikan oleh mas DWS terkait dengan kondom menurut sumber rujukan kedokteran yang terpercaya. HMNA: Yang dijadikan referns DWS tidak didukung oleh fakta numerik ukuran HIV dan ukuran pori2 kondom. Kalau mengambil referns yang valid, mesti referens itu menunjukkan data numerik, atau sekurang-kurangnya penetrasi kondom oleh partikel sekecil virus semacam HIVS dapat terdeteksi. Ini contohya: => http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7962259 Determination of the size of HIV using adenovirus type 2 as an internal length marker. Gentile M, Adrian T, Scheidler A, Ewald M, Dianzani F, Pauli G, Gelderblom HR. Istituto di Virologia, Università degli Studi di Roma La Sapienza, Italy. Using adenovirus type 2 as an isometric size marker for internal calibration, we have determined the diameters of mature and immature HIV-1 to be 110 to 128 and 132 to 146 nm, respectively. The marker had been used either as a purified particle suspension added to the HIV producing culture, or adenovirus had been propagated together with HIV by infecting HIV producing cells. Using well characterized isometric markers, e.g. an icosahedral virus, in thin section electron microscopy appears to be a suitable technique for viral size determinations. => http://bellaferta.multiply.com/reviews/item/19?&item_id=19&view:replies=threaded Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa ukuran pori-pori kondom lebih besar daripada ukuran virus HIV, tapi ternyata tidak diperhatikan atau sengaja diabaikan oleh para aktivis penanggulangan HIV/AIDS. => http://forums.sawomatang.com/archive/index.php/t-44559.html Beberapa temuan ilmiah seputar rendahnya efetivitas kondom bagi upaya penangkalan penyebaran virus HIV/AIDS, dipaparkan seperti di bawah ini: -- Penelitian yang dilakukan oleh Lytle (1992) dari Division of Life Sciences, Rockville, Maryland, USA, membuktikan bahwa penetrasi kondom oleh partikel sekecil virus HIV/AIDS dapat terdeteksi. -Penelitian yang dilakukan oleh Carey (1992) dari Division of Pshysical Sciences, Rockville, Maryland, USA, menemukan kenyataan bahwa virus HIV dapat menembus kondom. -- Dalam konferensi AIDS Asia Pacific di Chiang Mai, Thailand (1995) dilaporkan bahwa penggunaan kondom aman tidaklah benar. Disebutkan bahwa pada kondom (yang terbuat dari bahan latex) terdapat pori-pori dengan diameter 1/60 mikron dalam keadaan tidak meregang, sedangkan bila dalam keadaan meregang lebarnya pori-pori tersebut mencapai 10 kali. Sementara kecilnya virus HIV berdiameter 1/250 mikron. Dengan demikian jelas bahwa virus HIV dapat dengan leluasa menembus kondom. -- V Cline (1995), profesor psikologi dan Universitas Utah, Amerika Serikat, menegaskan bahwa memberi kepercayaan kepada remaja atas keselamatan berhubungan seksual dengan menggunakan kondom adalah sangat keliru. Jika para remaj- a percaya bahwa dengan kondom mereka aman dari HIV/AIDS atau penyakit kelamin lainnya, berarti mereka telah tersesatkan. -- Pakar AIDS, R, Smith (1995), setelah bertahun-tahun mengikuti ancaman AIDS dan penggunaan kondom, mengecam mereka yang telah menyebarkan safe sex dengan cara menggunakan kondom sebagai ''sama saja dengan mengundang kematian''. -- Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Dr Biran Affandi (2000) mendukung pernyataan dari Prof Dr Haryono Suyono (1994) bahwa kondom dirancang untuk Keluarga Berencana dan bukan untuk mencegah virus HIV/AIDS. Dapat diumpamakan bahwa besarnya sperma seperti ukuran jeruk Garut, sedangkan kecilnya virus HIV/AIDS seperti ukuran titik. => http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/11/29/22573512/kondomisasi.gagal.kurangi.hivaids Kondomisasi tidak akan berhasil memutus mata rantai penularan HIV/ AIDS, mengingat kemampuan kondom untuk mencegah penularan virus tersebut ternyata mengandung kebohongan dan bahaya besar. Hal ini ditunjukkan bahwa kondom terbuat dari bahan dasar latex atau karet, yakni senyawa hidrokarbon dengan polimerisasi yang berarti memiliki serat dan berpori-pori. Dengan mikroskop elektron, terlihat tiap pori berukuran 70 mikron atau 700 kali lebih besar dari ukuran HIV-1 yang hanya berdiameter 0,1 mikro # [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] ALQURAN AKAN DI BAN..?
Assalamu'alaikum wrwb. ALLAH bersabda; (Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya.QS.3:182 Setelah terjadinya peristiwa terhina dari sekelompok islam Fundamentalis Al Qaida-wahabi-Salafy Fanatik...membon NY Tower 11/9 2001, lebih kurang 3000 orang2 civil yang terbunuh, maka muncullah golongan Fanatik Kristen Fundamentalis Ektrim menentang golongan2 islam fundamentalis dimana mana. Gol Islam fundamentalis yang tinggal di negara eropah demokrasi seculer,dimana kemerdekaan beragama,berbicara dan berdakwa di jamin oleh pemerintah. Kesempatan yang baik ini disalah gunakan oleh ulama2 Islam fundamenalis utk berdakwah secara kasar, vokal, dan image islam yang menakutkan umat non Islam Eropah yang sangat tolerensi dgn perbedaan2 agama dan suku..yaitu wanita2 memaki cadar hitam, menara2 yang tinggi kelangit dan berbicara secara vokal di tengah2 masarakat Krsiten bahwa orang"kafir" itu adalah musuh2 ALLAH dan Islam. Gol Krsiten Fundamentalis di Holland dan Swiis bangkit untuk menaham majunya Islam fundamentalis dgn memban al quran dan melarang membangun mesdjid dgn menara tinggi sebagi simbol kemenangan Islam. Gol Islam fundamentalis ini bukan saja berbahaya bagi umat non Islam, juga berbahaya bagi firqoh2 islam yang berbeda dgn pemahaman mereka. Gol Islam Fundamentalis ini ingin memaksakan syariat Islam kepada orang lain dengan cara membuat undang2, memban, dan kalau perlu dgn senjata... Mereka2 ini tidak lagi mengikuti al Quran dan sunnah Rasul cara berdakwah, tapi mengikuti hawa nafsunya untuk berkuasa tanpa mengnal keadilan untuk semua. Sedangkan Rasulullah saw berlaku adil kepada umat yahudi,Nasrani dan lain2 yang sudah terjadi kedamaian dlm masarakat plural. "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah( Taurat,Injil, Al quran ) dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya lah kembali (kita)"QS 42:15, QS.5:8 Mari kita sadari bahwa pemahaman2 islam fundamentalis itu membawa malapetaka bagi umat manusia dimana mana. Mari kita bersama sama mengingatkan mereka secara baik2 dan bertanggung jawab agar kembali kepada jalan yang lurus yaitu "anti kekerasan dan toleransi dengan perbedaan2" Wassalamu'alaikum wrwb Coba baca artikel di bawah ini; Holland’s anti-Islamic firebrand He wants to ban the Quran. He’s also leading in the polls. Geert Wilders is famous for his punchy one-liners. Here’s one: “I don’t believe there is a moderate Islam.” And another: “The more Islam that we get, the less freedom that we get.” Wilders, for all his rhetorical failings, is always to the point—like when he categorically proclaims: “I want to ban the Quran.” wassalam [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Seri 900 Kondomisasi Bukan Solusi Cegah Penyebaran HIV/Aids
- Original Message - From: "Wikan Danar Sunindyo" To: Sent: Sunday, December 06, 2009 19:51 Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 900 Kondomisasi Bukan Solusi Cegah Penyebaran HIV/Aids setahu saya udara yang keluar dari ban atau balon itu bukan keluar dari pori2 karetnya ## HMNA: Sudah pernah menyaksikan di lapangan tukang tambal ban? Sepeda yang lama tidak dipakai, lalu disuruh perikasa pada tukang tambal ban, ban itu dipompa dicelupkan ke dalam air, tidak ada gelembung yang keluar dari pentil maupun dari ban. Jadi molekul2 udara yang lebih kecil dari pori-pori karet menembus keluar. Tentu demikain juga pada pentil, molekul-molekul udara keluar menembus sela-sela pentil. Logika (setahu) anda itu tidak bisa terangkan mengapa molekul2 udara yang lebih kecil dari pori2 ban karet, tidak bisa keluar, apa yang menahan ??? melainkan dari pentilnya. mekanisme keluarnya udara dari ban atau bola itu memang disengaja, untuk mengurangi tekanan-tekanan yang menimpa ban atau bola tersebut selama bergesekan atau berbenturan dengan benda-benda lain. sebenarnya bisa saja orang bikin ban yang sempurna, yang tidak usah ada pentilnya dan tidak usah diisi anginnya. tapi nanti kasihan tukang pompa ban dan tukang tambal ban, jadi gak laku :) justru mekanisme pengeluaran angin secara pelan2 supaya tidak timbul ledakan jika membentur sesuatu yang keras. penggunaan kondom dilakukan sekali pakai, bukan dipakai terus berulang2. salam, -- wikan 2009/12/5 H. M. Nur Abdurahman > Di lapangan untuk menujukkan keampuhan kondom, penganjur kondomisasi mengisi > kondom dengan air, atau meniupnya seperti balon. Tidak ada air ataupun udara > yang keluar. Ini jawabannya: Coba simpan ban sepeda lama-lama, insya-Allah > itu akan kempes sekempes-kempesnya, alias semua udara di dalamnya habis > sehabis-habisnya !!! [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Pakistan militants attack Rawalpindi mosque
http://www.ft.com/cms/s/0/3f3ec962-e0c7-11de-9f58-00144feab49a.html?nclick_check=1 Pakistan militants attack Rawalpindi mosque By Farhan Bokhari in Islamabad Published: December 4 2009 11:22 | Last updated: December 4 2009 17:45 Suspected pro-Taliban militants launched an armed attack and a suicide bombing on a mosque in Rawalpindi on Friday, killing at least 39 people and wounding more than 80 others. The attack began just after Friday prayers, targeting a mosque frequented by military officials in the Qasim market district. Rawalpindi is Pakistan's main garrison town and the mosque is located about 10 minutes' drive from the Pakistan army's general headquarters. Officials said a lone suicide bomber had detonated a blast in the mosque and minutes later as many as five militants, who were apparently present in the compound of the mosque, began firing indiscriminately. The attack has revived concerns over the safety of army personnel who are waging a campaign against Taliban militants in the south Waziristan region near the Afghan border. Officials said at least one army major general and a brigadier were among those killed. A former vice chief of the army, Mohammad Yusuf, was among those injured. "This is a security lapse and it shows that there was a gap somewhere which allowed these people to go through" said Mehmood Shah, a former army commander, in comments on a Pakistani TV channel. In October, pro-Taliban militants launched a daring attack on the army's GHQ and took as many as 42 military personnel hostage. That episode ended after two days when army commandos stormed the building where the hostages were being held. At least 23 people were killed in that attack, including 14 military personnel and nine pro-Taliban militants. Intelligence officials said the latest attack once again underlined the difficulty of securing congested urban areas in a country where the militants are largely from the local population. "You can put together as many layers of security as you want. But you will always face the difficult choice of creating a fool-proof cordon, especially in exceptionally busy urban areas" said an intelligence source. "Do we delay or stop people from going for their Friday prayers?". In recent months, senior intelligence officials have claimed that for each successful attack, there have been at least nine others that have failed because of timely intelligence warnings. "The problem is that such attacks will keep on coming for some time to come. What is important is that they must be stopped or else the militants will just feel they are winning," said one western defence official. Copyright The Financial Times Limited 2009. You may share using our article tools. Please don't cut articles from FT.com and redistribute by email or post to the web [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] SBY Warning akan Gerakan Sosial 9 Desember
Refleksi : Kalau presiden negara paranoid, tak banyak bisa diharapkan pekerjaannya bermanfaat bagi perbaikan kehidupan rakyat menjadi baik, selain suka hantam kromo. 100 hari dipakai mengurus Bank Pencuri, tetapi nanti laporannya pasti penuh sukses. http://www.ambonekspres.com/index.php?act=news&newsid=27608 Sabtu, 05 Dec 2009, | 21 Kompak Kerahkan 100 Ribu, Nilai SBY Paranoid SBY Warning akan Gerakan Sosial 9 Desember Jakarta, AE.- Presiden SBY mengaku dirinya mendapat informasi penting berkaitan dengan peringatan Hari Antikorupsi Internasional tanggal 9 Desember nanti. Kata SBY, informasi itu menyebutkan bahwa akan ada demonstrasi dan gerakan sosial di hari itu. "Itu (peringatan Hari Antikorupsi Internasional) bagus, sebagaimana saya sendiri seperti saudara saksikan dalam lima tahun terakhir memberantas korupsi," ujarnya saat membuka rapat paripurna Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II di Istana Negara, beberapa saat lalu (Jumat, 4/12). Tetapi, sambung SBY, dia juga mendapat informasi yang menyebutkan ada juga demonstrasi yang dilakukan dengan motif lain. SBY tidak menjelaskan lebih lanjut motif lain yang dimaksudkannya. Sementara itu, tudingan Presiden SBY akan ada gerakan sosial pada 9 Desember di Jakarta dinilai sebagai tindakan paranoid. Tudingan itu dinilai sebagai intimidasi terhadap rencana aksi Hari Antikorupsi Internasional yang akan dilakukan pada 9 Desember. "SBY kok paranoid sekali. Ini ancaman halus kepada publik untuk tidak ikut aksi pada 9 Desember nanti," kata koordinator Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) Fadjroel Rachman dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (4/12/2009). Fadjroel mengakui, pada 9 Desember mendatang Kompak akan mengkoordinasikan aksi besar memperingati Hari Antikorupsi yang digelar di Bundaran HI dan Monas. Dia menyebut aksi itu ditargetkan diikuti oleh 100 ribu massa. Aksi ini juga digelar serempak di 33 provinsi. Dijelaskan Fadjroel, tujuan aksi adalah mengampanyekan gerakan Indonesia bersih korupsi. "Tokoh agama, nasional, dan antikorupsi akan hadir. Siapa pun yang antikorupsi harus hadir. Termasuk SBY kalau mau hadir silakan," jelasnya. Dalam rapat paripurna di Istana Negara siang tadi, SBY mengutarakan akan ada gerakan sosial di Jakarta pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia pada 9 Desember. "Saya juga mendapatkan informasi bahwa 9 Desember akan ada gerakan-gerakan sosial," kata SBY. Pernyataan SBY mengenai juga disayangkan akademisi. Semestinya sebagai kepala pemerintahan, SBY mengambil sikap yang menenangkan rakyat. "Kalau Presiden ngomong gitu, itu membuat rakyat takut. Seharusnya Presiden kalau data tidak ada fakta jangan menakut-nakuti rakyat," ujar pengamat kebijakan publik Prof Dr Sofyan Effendi melalui telepon, Jumat (4/12). Sofyan yang juga mantan Rektor UGM ini menjelaskan, dia sejak 2 minggu lalu juga sudah mendapatkan SMS dan mendengar rumor akan terjadi sesuatu pada 9 Desember. Tapi menurutnya hanya sebatas itu saja. "Sudah banyak SMS beredar seperti itu. Katanya ada pembunuhan politik dan sebagainya. Selayaknya SBY tidak membicarakan itu karena dengan berbicara itu berarti membenarkan isi SMS itu," jelasnya. Presiden seharusnya mengambil sikap bijak dengan menenangkan rakyat. "Ya kalau pun isu itu ditengarai benar, jangan Presiden yang berbicara. Tapi ini kan baru rumor, ngapain Presiden yang ngomong," kritiknya. Apa kira-kira motif pengungkapan warning itu? "Ya mungkin saja itu bagian dari strategi meraih simpati publik," jawab Sofyan. Sofyan yakin rumor gerakan 9 Desember hanya isapan jempol saja. "Saya pernah tanya kepada orang yang tahu proses seperti itu dan informasinya tidak akan sampai pada kerusuhan besar-besaran. Bangsa ini sudah cukup menderita. Lebih baik selesaikan saja perkara yang sudah jelas seperti kasus Anggodo Widjojo dan Century," tutupnya. (jpnn/dtc) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Seri 900 Kondomisasi Bukan Solusi Cegah Penyebaran HIV/Aids
setahu saya udara yang keluar dari ban atau balon itu bukan keluar dari pori2 karetnya melainkan dari pentilnya. mekanisme keluarnya udara dari ban atau bola itu memang disengaja, untuk mengurangi tekanan-tekanan yang menimpa ban atau bola tersebut selama bergesekan atau berbenturan dengan benda-benda lain. sebenarnya bisa saja orang bikin ban yang sempurna, yang tidak usah ada pentilnya dan tidak usah diisi anginnya. tapi nanti kasihan tukang pompa ban dan tukang tambal ban, jadi gak laku :) justru mekanisme pengeluaran angin secara pelan2 supaya tidak timbul ledakan jika membentur sesuatu yang keras. penggunaan kondom dilakukan sekali pakai, bukan dipakai terus berulang2. salam, -- wikan 2009/12/5 H. M. Nur Abdurahman > Di lapangan untuk menujukkan keampuhan kondom, penganjur kondomisasi mengisi > kondom dengan air, atau meniupnya seperti balon. Tidak ada air ataupun udara > yang keluar. Ini jawabannya: Coba simpan ban sepeda lama-lama, insya-Allah > itu akan kempes sekempes-kempesnya, alias semua udara di dalamnya habis > sehabis-habisnya !!!
[wanita-muslimah] Dua Orang Asing Pemegang Saham Utama Bank Century Melarikan Diri
Refleksi Berita agak lama tetapi masih tetap aktual. Masyaalloh, Astagafirullah. http://hariansib.com/?s=dua+orang+asing+pemegang+saham+utama Dua Orang Asing Pemegang Saham Utama Bank Century Melarikan Diri Posted in Berita Utama by Redaksi on September 7th, 2009 Jakarta (SIB) Kasus Bank Century memberikan pelajaran bahwa bank nakal yang diselamatkan cenderung akan menimbulkan banyak polemik di kemudian hari. Oleh sebab itu, ke depan, tata kelola bank sebaiknya dijadikan bagian dari kriteria untuk menentukan bank bersifat sistemik atau tidak. Tata kelola ini juga terkait dengan karakter pemegang saham mayoritas. Bank Indonesia harus berhati-hati kepada pemegang saham mayoritas berkebangsaan asing yang bersifat individu dan menguasai bank tersebut melalui pasar modal. Seperti diketahui, dua pemegang saham utama Bank Century adalah Ahwarraq Hesyam Talaat M dari Arab Saudi dan Rafat Ali Rizvi, warga negara Inggris keturunan Pakistan. Kedua pemegang saham itu melarikan diri. "Sejatinya kualitas keberhasilan penyelamatan bank sangat bergantung pada kualitas informasi, baik keuangan maupun nonkeuangan seperti manajemen dan tata kelolanya", kata pengamat perbankan Krisna Wijaya, Rabu (2/9) di Jakarta. Karena itu, kata Krisna, penentuan suatu bank apakah berdampak sistemik tidak lagi hanya didasarkan pada efek keuangan terhadap bank-bank lain. "Kalau manajemen dan pemiliknya sudah jelas nakal, sangat tepat bank bersangkutan tidak diselamatkan", katanya. Seperti diberitakan, Bank Century merupakan bank yang telah diketahui sejak lama memiliki tata kelola buruk, dimanfaatkan oleh pemegang sahamnya untuk keperluan tidak wajar, dan terindikasi menyimpan potensi manipulasi (fraud). Namun, ketika bank tersebut kolaps, Komite Stabilitas Sistem Keuangan menyelamatkannya dengan alasan sistemik. Penyelamatan terhadap Bank Century akhirnya menimbulkan masalah karena biayanya membengkak luar biasa hingga mencapai Rp 6,76 triliun. Sebagian besar dana penyelamatan tersebut digunakan untuk menutup kerugian akibat manipulasi yang dilakukan pemegang saham mayoritas dan manajemen.Ketua Umum Perhimpunan Bank Umum Nasional Sigit Pramono juga setuju agar bank nakal tidak perlu diselamatkan. Namun, katanya, dalam situasi krisis memang penanganannya bisa berbeda mengingat situasinya penuh ketidakpastian."Sebab, jika Bank Century tidak diselamatkan saat itu, ada kemungkinan akan memicu kerugian yang jauh lebih besar pada perekonomian", kata Sigit. Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri Kadin Indonesia Bambang Soesatyo mengatakan, pemerintah dan BI hendaknya memberikan penjelasan yang masuk akal tentang penyelesaian Bank Century, terutama tentang besaran Rp 6,76 triliun hanya untuk menyelamatkan bank dengan skala sekecil Bank Century. KEBUTUHAN MODAL Berdasarkan dokumen BI, hasil perhitungan rasio kecukupan modal (CAR) posisi 31 Oktober 2008 adalah negatif 3,53 persen. Untuk mencapai CAR 8 persen dibutuhkan tambahan modal Rp 632 miliar. Koreksi perhitungan CAR terjadi karena ada surat-surat berharga (SSB) valas jatuh tempo 30 Oktober 2008 sebesar 11 juta dollar AS yang tidak bisa dicairkan macet dan bank harus membentuk pencadangan. Ada pula SSB valas sebesar 65 juta dollar AS yang tidak memiliki rating sehingga juga digolongkan macet. Selain itu, pendapatan bunga sebesar Rp 398 miliar tidak diakui sehingga mengurangi pendapatan dan bank juga harus membentuk pencadangan terhadap aktiva yang diambil alih sebesar Rp 59 miliar. Selanjutnya, saat bank dinyatakan sebagai bank gagal pada 20 November 2008, BI meminta kepada bank untuk menyusun neraca penutupan atau penyerahan kepada Lembaga Penjamin Simpanan untuk posisi 20 November 2008. Pada 23 November 2008, BI menghitung CAR posisi 20 November 2008 dengan hasil sebesar negatif 35,92 persen sehingga untuk memenuhi CAR 8 persen dibutuhkan tambahan modal menjadi sebesar Rp 2,66 triliun. Koreksi perhitungan CAR terjadi karena penggolongan SSB valas bermasalah Rp 2,19 triliun menjadi macet sehingga bank harus membentuk pencadangan. Selanjutnya, CAR bank posisi 31 Desember 2008, dihitung pada 27 Januari 2009, berdasarkan atas hasil audit investigasi. Hasil perhitungan CAR posisi 31 Desember 2008 setelah memperhitungkan penyertaan modal sementara sebesar Rp 4,98 triliun adalah sebesar negatif 19,21 persen sehingga kebutuhan tambahan modal secara akumulasi menjadi sebesar Rp 6,13 triliun. Adapun akumulasi koreksi perhitungan CAR terutama karena terdapat pembentukan pencadangan atas penanaman dana yang berpotensi menimbulkan kerugian, antara lain pemberian fasilitas surat kredit (L/C) kepada 10 debitor sebesar 178 juta dollar AS yang diindikasikan merupakan rekayasa. Hal lain adalah adanya pemberian kredit yang tidak sehat sehingga bank harus membentuk pencadangan Rp 1,12 triliun, termasuk kredit yang diduga fiktif. Terakhir, dengan memperhitungkan penyertaan modal sementara hingga 24 Februari 2009 sebesar Rp 6,13 tri
[wanita-muslimah] Harga Cabe Kembali Capai Rp 30.000 Per Kg
http://hariansib.com/?p=101792 Harga Cabe Kembali Capai Rp 30.000 Per Kg Posted in Ekonomi & Keuangan by Redaksi on Desember 5th, 2009 Medan (SIB) Masyarakat kota Medan kembali menjerit akibat melonjaknya harga cabe merah yang diperdagangkan, Jumat (4/12) mencapai Rp 30.000 per kg. Sebelumnya pada Kamis harga cabe merah hanya berkisar Rp 17.000 per kg. Demikian juga untuk harga cabe hijau hanya berkisar Rp 25.000 per kg, cabe rawit Rp 30.000 per kg. Kenaikan harga cabe merah tentu saja menyebabkan masyarakat khususnya kalangan ibu rumah tangga semakin menjerit, mengingat kenaikan harga mencapai Rp 13.000. Para pedagang yang ditemui SIB di beberapa pasar tradisonal mengaku tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.Kenaikan harga menurut beberapa pedagang karena berkurangnya pasokan cabe merah. Para pedagang juga mengaku terkejut karena harga pembelian cabe merah juga mengalami kenaikan sehingga mau tidak mau harus menaikkan harga jual. Kenaikan harga menyebabkan para pedagang tidak berani memasok dalam jumlah yang banyak. Harga tomat relatif stabil berkisar Rp 7.000-Rp8.000 per kg bawang merah Rp 10.000 per kg, bawang putih Rp 20.000 per kg. Harga ikan basah segar juga relatif stabil seperti ikan gembung kuring kini hanya mencapai Rp 20.000 per kg, ikan aso-aso Rp 12.000, ikan tongkol Rp 19.000 per kg, ikan mas Rp 25.000 per kg, ikan dencis Rp 17.000 per kg. Harga ayam potong harganya juga turun dari Rp 23.000 per kg kini mencapai Rp 18.000 per kg. Serta harga daging sapi/lembu potong mencapai Rp 60.000-Rp 65.000 per kg. Telur Rp 800-Rp 950 per butir. Untuk harga gula pasir dan minyak goreng relatif stabil Rp 8.000 per kg, gula pasir Rp 9.000 per kg-Rp 10.000 per kg. Untuk harga wortel, kentang, dan sayur-sayuran dan lainnya relatif stabil. Harga kentang dikisaran Rp 4.000 per kg, wortel Rp 4.000 per kg. Sawi manis Rp 4.000 dan lainnya. (M21/i) [Non-text portions of this message have been removed]