[wanita-muslimah] Jinayatnya “Qanun Jinayat” (Kolom di Kora n Tempo)

2009-12-06 Terurut Topik MGR
“Qanun Jinayat” yang telah diresmikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) 
tak henti menyulut kontroversi, yang tak hanya datang dari luar, namun juga 
dari masyarakat Aceh sendiri. Gubernur Aceh sendiri pun tak kunjung 
menyetujuinya. Bagi Pemerintah Aceh, prosedur “Qanun” ini cacat hukum. 
Sementara dari sisi subtansi, argumentasi “Qanun” ini amat rapuh.

Yang paling fatal “Qanun” ini tidak memasukkan pelanggaran-pelanggaran yang 
seharusnya disebut tindak pidana (jinayat). Namun sebaliknya “Qanun” ini malah 
menetapkan perbuatan yang semestinya bukan tindak pidana. Lebih dari itu 
“Qanun” ini telah melanggar batas: memasuki ranah yang bukan wewenangnya.

Dalam Bab II Pasal 2, disebutkan “Qanun ini mengatur tentang jarimah dan 
‘uqubat khamar, maisir, khalwat, ikhtilath, zina, pelecehan seksual, 
pemerkosaan, qadzaf, liwath, dan musahaqah”. “Qanun” dengan sangaja tak 
menyebut pembunuhan (qatl) dan pencurian (sariqah) sebagai tindak kejahatan 
(jarîmah).

“Qanun” ini juga menyebut prilaku yang diasumsikan tercela secara moral, tapi 
sebenarnya bukan tindak-pidana yakni khalwat. Khalwat artinya laki-laki dan 
perempuan yang bukan muhrim berdua di suatu tempat yang tertutup. Sementara 
ikhthilath yang berarti laki-laki dan perempuan bercampur-baur di suatu tempat 
tak pernah disebut sebagai perbuatan yang tercela secara moral—apalagi sampai 
disebut tindak pidana. Orang yang thawaf di sekiling Ka’bah di Makkah baik 
laki-laki ataupun perempuan bercampur-baur, tidak ada batas atau jalur khusus 
thawaf yang memisahkan laki-laki dari perempuan.

“Qanun” yang berbasis pada kleim syariat Islam ini ingin diberlakukan juga pada 
orang di luar pemeluk Islam (Bab II Pasal 4 ayat b dan c). Padahal 
ketentuan-ketentuan syariat Islam hanya berlaku bagi orang Islam saja. Maka, 
“Qanun” ini telah melampaui batas wewenangnya. “Qanun” ini melanggar ayat lakum 
dinukum wa liya din (“bagimu agamamu, dan bagiku agamaku”).

Saya tidak habis pikir mengapa “Qanun” ini tidak menyebut pembunuhan dan 
pencurian sebagai tindakan kriminal. Mungkin saja karena sanksinya yang 
kontroversial, pencurian akan dipotong tangannya, sementara pembunuhan diancam 
hukuman mati. Namun anehnya penyusun “Qanun” ini memasukkan sanksi rajam bagi 
pezina (yang menikah). Apa skala prioritas perzinahan atas kasus pencurian—atau 
korupsi misalnya—yang dampak “pemberantasan korupsi” lebih berguna bagi 
kepentingan publik? Apakah kalangan para anggota dewan yang terhormat itu 
khawatir atas hukuman potong tangan terhadap tindak pidana korupsi yang mudah 
ditemukan di kalangan mereka?

Tak pelak lagi asumsi dasar dari “Qanun” ini adalah perkara moralitas yang 
berbasis pada seks. Cermati saja dari pasal perzinahan, khalwath, ikhthilath, 
hingga liwâth (sodomi) dan musâhaqah (tribadisme)—yang sering dituduhkan pada 
kalangan homoseksual—basis asumsinya adalah seks sebagai sumber kriminalitas.

Kalau para penyusun “Qanun Jinayat” ini secara konsisten merujuk pada kajian 
al-Fiqh al-Jinâ’î al-Islâmî (Fiqh Pidana Islam) klasik maka akan tampak soal 
“pidana Islam” ini bukan soal “tebang pilih”, dan para ulama fiqh klasik pun 
sangat ketat dan berhati-hati membahas perkara ini.

Pembahasan yang terangkum misalnya dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu karya 
Wahbah al-Zuhayli (1997, vol 7) yang mengulas pembahasan “hudud”. “Hudud” 
artinya ”batas” atau “larangan” yang konotasinya adalah “hukuman” (uqubat) yang 
ditentukan oleh Allah. Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah materi 
pidana. Madzhab Hanafi menyebut ada lima ditambah satu “qishash”, sementara 
mayoritas ulama fiqh menyebut delapan: zina, qadzf (pembunuhan karakter dengan 
tuduhan zina), minum khamr, pencurian, membuat kekacauan (al-hirabah), 
pemberontakan (al-baghy), murtad, dan pembunuhan. Ada juga seorang ulama 
madzhab Maliki yang menyatakan sampai tiga belas (hlm. 5276).

Sedangkan Ibn Rusyd dalam kitabnya Bidâyatul Mujtahid (1995, vol 4) menyebut 
empat jenis tindak pidana: (1) kejahatan terhadap jiwa dan badan disebut qatl 
(pembunuhan) dan jarh (pencideraan), (2) pelanggaran terhadap perkelaminan 
disebut zina, (3) pelanggaran terhadap hak milik disebut pencurian (sariqah) 
atau perampasan dan perampokan (al-hirabah, al-ghashab), (4) pelanggaran 
terhadap kemulian-diri disebut qadzf (hlm. 2161). Empat jenis inilah yang bisa 
disebut “pidana murni”. Kendati para ulama memiliki ragam pendapat soal jenis 
tindak pidana tapi tidak ada yang abai bahwa pembunuhan dan pencurian sebagai 
pelanggaran. Dan tidak pula menjadikan perkara-perkara yang berbau moral 
sebagai pelanggaran pidana.

Sedangkan bentuk-bentuk sanksi pidananya yang disebut oleh Al-Quran adalah 
potong tangan untuk pencurian, cambuk untuk zina dan qadzf, hingga hukuman mati 
bagi pembunuhan yang disengaja—hukuman rajam tidak ada dalam al-Quran. Bentuk 
hukuman itu dinyatakan sebagai “hudud” yang berarti “batas maksimal dari 
hukuman”. Yang dilarang adalah melanggar “batas maksimal dari hukuman” itu, 
sementara bagi bebera

[wanita-muslimah] Re: Inilah Kelompok Penggerak Aksi 9 Desember 2009

2009-12-06 Terurut Topik Irwan Kurniawan
Quote:
"..
Rencananya, dalam aksi damai 9 Desember 2008, akan disampaikan Seruan
Nasional Gerakan
Indonesia Bersih (GIB), yang tertuang dalam Piagam Indonesia Bersih 2009.
Isinya:

1. Indonesia harus bersih dari korupsi, tidak cukup hanya pidato
anti-korupsi
2. Lembaga-lembaga negara harus bersih dari koruptor yang merupakan
pengkhianat amanat rakyat
3. Indonesia harus bersih dari koruptor kasus Bank Century
4. Indonesia harus bersih dari rekayasa dan konspirasi pelemahan KPK &
lembaga penegak hukum.
.."

Mungkin ini yang telah menyinggung perasaan satu-sebagian kalangan bahkan
disebut"
sebagai telah 'dikantongi' terkait rencana aksi dsb.. khususnya poin #1.
Maklum, yang banyak ditampilkan kan hanya pidato, himbauan, tanpa upaya
sungguh"
untuk membuka fakta sebenarnya.. Ya, semacam 'klaim dan seolah-olah' gitu
lah.. :-p

CMIIW..

-- 
Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com


Pada 7 Desember 2009 13:00, Saut Situmorang menulis:

>
>
> 07/12/2009 - 12:19
>
> Inilah Kelompok Penggerak Aksi 9 Desember 2009
>
> INILAH.COM, Jakarta - Ada 19 nama organisasi sosial dan massa yang
> menyatakan siap menggelar aksi memperingati Hari Anti Korupsi se-dunia,
> tanggal 9 Oktober 2009. Dua organisasi keagamaan besar ikut: Muhammadiyah
> dan NU.
>
> Dari informasi yang diperoleh INILAH.COM, ke-19 organisasi itu akan
> menggelar aksi damai tanggal 9 Desember 2008.
>
> Mereka akan bergabung untuk menyerukan agenda yang sama. Yaitu Gerakan
> Indonesia Bersih.
>
> Dari data yang diterima, ke-19 ormas dan orsos yang akan menggelar aksi
> damai itu adalah PP Muhammadiyah, PB Nahdlatul Ulama (PBNU), PB Himpunan
> Mahasiswa Islam (PB-HMI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Kesatuan Aksi
> Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
> (GMKI), Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan
> Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma
> Indonesia (KMHDI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), DPP Badan
> Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI), DPP Ikatan Mahasiswa
> Muhammadiah (IMM), KOMTAK, Lingkar Madani (LIMA), Ikatan Pelajar
> Muhammadiyah (IPM), Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI), Badan
> Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Komite Penyelamat Kekayaan
> Negara (KPKN), PAHAM dan beberapa lagi yang belum tercatat.
>
> Gerakan Indonesia Bersatu (GIB) sendiri terbentuk sebagai respon dari
> perkembangan aktual yang memperlihatkan tekad anak bangsa untuk memusnahkan
> mafia hukum dan korupsi di negeri ini.
>
> Mulanya, tanggal 1 Desember 2009. Di situ, digelar pertemuan sejumlah tokoh
> bangsa, akademisi, intelektual, tokoh lintas-agama, mahasiswa, pemuda,
> aktivis perempuan LSM, serta berbagai elemen. Akhirnya, dibentuklah Gerakan
> Indonesia Bersih (GIB).
>
> GIB bersifat terbuka terhadap semua elemen civil society yang Anti-Korupsi.
> Gerakan ini bersekretariat di Mesjid Istiqlal Ruang 13, Taman Wijaya Kusuma,
> Jakarta Pusat, 10710. Telpon & Fax: (021) 3519711.
>
> Rencananya, dalam aksi damai 9 Desember 2008, akan disampaikan Seruan
> Nasional Gerakan Indonesia Bersih (GIB), yang tertuang dalam Piagam
> Indonesia Bersih 2009. Isinya:
>
> 1. Indonesia harus bersih dari korupsi, tidak cukup hanya pidato
> anti-korupsi
>
> 2. Lembaga-lembaga negara harus bersih dari koruptor yang merupakan
> pengkhianat amanat rakyat
>
> 3. Indonesia harus bersih dari koruptor kasus Bank Century
>
> 4. Indonesia harus bersih dari rekayasa dan konspirasi pelemahan KPK &
> lembaga penegak hukum.
>
> Gerakan Indonesia Bersih (GIB) dan AKSI DAMAI INDONESIA BERSIH pada Hari
> Anti-Korupsi Se¬dunia, 9 Desember 2009
>
> didukung oleh tokoh-tokoh bangsa dan lintas agama. Mereka adalah Din
> Syamsuddin, Hasyim Muzadi, Pdt Andreas Yewangoe, Kardinal Darma Atmaja,
> Syafii Maarif, Ust Hilmi Aminuddin, Adhie Massardi, Ali Mokhtar Ngabalin,
> Arip Musthopa, Effendi Ghazali, Hasto Atmojo, Mahyudin Nawawi, M. Hatta
> Taliwang, M. Ismail Yusanto, Ray Rangkuti, Ton Abdillah Has, Usman Hamid,
> Yudi Latief, Zainal Bintang, Rizal Ramli, M Fadjroel Rachman, Marwan
> Batubara, Rijalul Imam, Pidi Winata, dan beberapa nama lain yang belum
> tercatat.[ahl/ims]
>
> Saut Situmorang
>
> http://www.facebook.com/profile.php?id=554828232&ref=name
> http://sautsitumorang.multiply.com/
> http://sautsitumorang.wordpress.com/
>
> -During times of universal deceit,
> telling the truth becomes a revolutionary act
> (George Orwell)
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Ada Korelasi Antara Peningkatan Berseks Bebas dengan Kondom <= Re: [wanita-muslimah] Apakah Kondom Identik dengan Seks Bebas?

2009-12-06 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/12/06/04252586/apakah.kondom.identik.dengan.seks.bebas.

Apakah Kondom Identik dengan Seks Bebas? 
Minggu, 6 Desember 2009 | 04:25 WIB
JAYAPURA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua, 
Constant Karma, menegaskan, keberadaan kondom yang di bagikan dan dijual kepada 
masyarakat bukan untuk mengajak masyarakat melakukan hubungan seks bebas. "Seks 
bebas sudah ada, sehingga kondom ada. Jadi kondom ada bukan untuk seks  bebas," 
kata di Jayapura, Sabtu (5/12).
###
HMNA
Meningkatnya Penderita AIDS Karena Kondom. !!! Ada Korelasi Antara Peningkatan 
Berseks Bebas dengan Kondom !!!
Menurut alinea ke-4 Pembukaan UUD-1945, bahwa negara harus melindungi 
rakyatnya, yang dalam hal ini tunas-tunas bangsa, yaitu Anak Baru Gede (ABG). 
Berdasar atas struktur piramida penduduk tanpa penelitian kita yakin bahwa ABG 
yang masih labil jiwanya jauh lebih banyak, karena berada pada posisi yang 
dekat ke dasar piramida. ABG bisa lebih tergiur berseks bebas akibat kampanye 
kondom merasa aman berseks, padahal mereka tertipu bahwa itu adalah keamanan 
semu berhubung kondom tidak menjamin memproteksi dari terobosan HIV.

Alhasil, KARENA KONDOM, BERSEKS BEBAS MENINGKAT, baik itu intensitas mapun 
kuantitas. HIV tambah meraja lela merambat bebas, karena "anggota" kelompok 
pemakai kondom bertambah jumlahnya, yang berarti bertambah pula orang 
terinveksi HIV, berhubung berkondom tidak menjamin kemanan terhadap HIV, tikus 
(1/250 mikron) dengan leluasa masuk ke pintu gerbang (1/6 mikron). Itulah 
penjelasan judul di atas: Meningkatnya Penderita AIDS Karena Kondom. !!! !!! 
Ada Korelasi Antara Peningkatan Berseks Bebas dengan Kondom !!!
#


Constant Karma menjelaskan, ada dua jenis kondom yang sering dipakai dan 
berbeda, yakni yang di bagi oleh  BKKBN untuk kondom keluarga dan Kondom bagi 
mereka yang suka hubungan seks berganti-ganti pasangan. "Jenis kondom juga  
berbeda, demi pencegahan penyakit ini," ungkapnya.

Meski demikian, Constant Karma juga  mengakui, kalau  penggunaan kondom juga 
masih dapat berisiko terjadinya penularan penyakit HIV/AIDS."Yang perlu adalah 
waspada dan menjaga diri," ajaknya.

Ia juga mengungkapkan, pihaknya  sudah menyediakan ATM kondom di tempat umum, 
namun tekadang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat dengan alasan klasik yakni 
malu."Akhirnya kami hanya tempatkan di Lokalikasi Wanita Tuna Susila (WTS) 
seperti di Tanjung Elmo, daerah Kabupaten Jayapura," Papar Constant.

Terkait penggunaan kondom, Constant mengimbau kepada masyarakat agar 
memperhatikan kondisi dan masa berlakunya. "Ada dua permasalahan dalam 
penyebaran kondom, yakni menyangkut penyimpanan dan distribusi, sehingga 
terkadang ada yang kurang bagus lagi untuk dipakai," lanjutnya.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] PENGALAMAN PRIBADI TINGGAL DI MAJORITAS KRISTEN.

2009-12-06 Terurut Topik Ari Condro
1. Kok terjemahannya melenceng yah.

2. refleksi balik : orang indonesia mencintai keluarga mereka dengan :
mencambuki yg wanita kalau ketahuan pacaran --> aceh, putus hubungan orang
tua dan anak kalau pindah ugamak --> islam, hindu bali, china kalau convert
misal dari tionghua yang katolik minded dengan latar konghucu yg kental tiba
tiba pindah ke islam, atau yg kawin dengan yg tidak direstui ortu --> kasih
sayang ortu ditampakkan dengan konferensi pers di media massa, tidak hadir
di upacara perkawinan, dan sebagainya. ada lagi yg cinta kasihnya di
wujudkan dengan menikahkan anaknya dengan seorang pakdhe, --> ulfa dan syekh
puji, atau anak gadisnya dikawinkan dengan teroris.

kasih sayang di antara orang tua dan anak di indonesia itu banyak yg
dilematis yah !!!

ehehehe  :))


“Do not mistreat or oppress a foreigner in  living in your country, love
them as you love self. Remember that you were
foreigner in Egypt”

(Layanilah orang2 asing2 yang  datang kenegerimu dengan kasih sayang,
sebagaimana kamu menyayangi siri sendiri,
dan janganlah mereka diperlakukan yang tidak menyenangkan,
kasar,diskriminasi  atau tidak adil.)


2009/12/7 abdul latif 

>
>
> PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI GOLONGAN MINORITAS
> ISLAM INDONESIA YANG TINGGAL DI AMERIKA DAN JAPAN YANG MAYORITAS UMAT
> KRISTEN
> DAN SHINTO
>
> http://latifabdul.multiply.com/journal/item/195
>
> Pengalaman
> hidup yang indah sebagai golongan minoritas tinggal di Amerika dan
> Japan.Bagi
> orang2 yang tidak pernah mengalami tinggal sebagai golongan minoritas,sudah
>
> tentu tidak pernah tahu perasaan2 orang2 minoritas yang tinggal di
> Indonesia.
>
> Orang2 asing atau minoritas yg tinggal di Amerika diperlakukan dgn kasih
> sayang oleh masarakat Amerika sebagaimana perintah ALLAH dibawah ini;
> Wahyu ALLAH kpd Nabi Musa;
>
> “Do not mistreat or oppress a foreigner in
> living in your country, love them as you love self. Remember that you were
> foreigner in Egypt”. (Laviticus
> 19:33)
> (Layanilah orang2 asing2 yang
> datang kenegerimu dengan kasih sayang, sebagaimana kamu menyayangi siri
> sendiri,
> dan janganlah mereka diperlakukan yang tidak menyenangkan,
> kasar,diskriminasi
> atau tidak adil.)
>
> Akan sangat indah dan nyaman kalau kita
> diperlakukan dgn adil dan tanpa diskriminasi.Dan akan merasa pahit, kesal
> dan
> tidak aman kalau gol.mayoritas memperlakukan diskriminasi,provokasi
> terhadap
> golongan minoritas.
>
> Semoga Indonesia yang beragama islam, agam peace, dapat membuat orang2
> asing betah tinggal di Indonesia sebagaimana dirumahnya sendiri.
>
> Can we do that?
> Wassalam
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>



-- 
salam,
Ari


[Non-text portions of this message have been removed]





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[wanita-muslimah] PENGALAMAN PRIBADI TINGGAL DI MAJORITAS KRISTEN.

2009-12-06 Terurut Topik abdul latif
PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI GOLONGAN MINORITAS 
ISLAM INDONESIA YANG TINGGAL DI AMERIKA DAN JAPAN YANG MAYORITAS UMAT KRISTEN 
DAN SHINTO

http://latifabdul.multiply.com/journal/item/195

Pengalaman 
hidup yang indah sebagai golongan minoritas tinggal di Amerika dan Japan.Bagi 
orang2 yang tidak pernah mengalami tinggal sebagai golongan minoritas,sudah 
tentu tidak pernah tahu perasaan2 orang2 minoritas yang tinggal di Indonesia. 


Orang2 asing atau minoritas yg tinggal di Amerika diperlakukan dgn kasih 
sayang oleh masarakat Amerika sebagaimana perintah ALLAH dibawah ini; 
Wahyu ALLAH kpd Nabi Musa;

“Do not mistreat or oppress a foreigner in 
living in your country, love them as you love self. Remember that you were 
foreigner in Egypt”. (Laviticus 
19:33)
(Layanilah orang2 asing2 yang 
datang kenegerimu dengan kasih sayang, sebagaimana kamu menyayangi siri 
sendiri, 
dan janganlah mereka diperlakukan yang tidak menyenangkan, kasar,diskriminasi 
atau tidak adil.)

Akan sangat indah dan nyaman kalau kita 
diperlakukan dgn adil dan tanpa diskriminasi.Dan akan merasa pahit, kesal dan 
tidak aman kalau gol.mayoritas memperlakukan diskriminasi,provokasi terhadap 
golongan minoritas.

Semoga Indonesia yang beragama islam, agam peace, dapat membuat orang2 asing 
betah tinggal di Indonesia sebagaimana dirumahnya sendiri.

Can we do that?
Wassalam



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] 400 Jamaah Haji Telantar di Bandara King Abdul Aziz

2009-12-06 Terurut Topik sunny
Refleksi : Terlantar atau tidak dapat makanan atau  juga kekurangan makanan 
sudah termasuk dalam daftar ritual wajib Depag untuk jamaah haji tiap tahun. 
Jadi tak perlu dihebohkan karena Depag itu sendiri adalah sarang penyamun. 
Sabar, sabar ataukah dilenyapkan saja departemen agama?

Jawa Pos
[ Minggu, 06 Desember 2009 ] 


400 Jamaah Haji Telantar di Bandara King Abdul Aziz 

Laporan Baehaqi dari Jeddah

JEDDAH - Nasib tragis dialami jamaah haji kloter 10 Surabaya. Saat 
pemberangkatan, mereka terpaksa didaratkan di Bandara Dammam terlebih dahulu 
sebelum sampai ke Madinah. Ketika pemulangan kemarin, 400 lebih jamaah itu 
harus telantar di Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah. Pesawat Saudia Arabian 
Airlines (SAA) SV5562 yang akan mereka tumpangi tak kunjung siap di bandara. 
Sampai berita ini ditulis sekitar pukul 19.30, nasib mereka belum jelas.

Terganggunya penerbangan kloter 10 tersebut merupakan efek penundaan kloter 3 
Batam yang menggunakan pesawat Saudia SV5566. Jamaah kloter 3 Batam tertunda 
sekitar 18 jam. Sedianya mereka terbang 4 Desember pukul 21.05 waktu Arab Saudi 
(WAS) dan mendarat di Batam besoknya (5/12) sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, 
mereka baru bisa diterbangkan malam hari dan mendarat di Batam Minggu pukul 
04.25 WIB. 

Menurut informasi, pesawat yang hendak menerbangkan kloter 3 Batam itu rusak. 
Namun, informasi tersebut memudar karena kloter 10 dan 11 Surabaya yang 
semestinya menggunakan pesawat Saudia lainnya ikut terganggu. Petugas Saudia 
lantas menginformasikan kepada jamaah bahwa penundaan terjadi karena bandara 
penuh.

Penundaan itu memunculkan efek berantai. Selain kloter 10 Surabaya tak bisa 
terbang pada waktunya, kloter 11 Surabaya juga terkatung-katung. Kloter 11 
Surabaya semestinya terbang kemarin (5/12) sekitar pukul 08.00 WAS dan mendarat 
di Juanda, Surabaya, sekitar pukul 22.20. Hingga sore kemarin, nasib mereka 
sama dengan kloter 10, telantar di Bandara Jeddah. 

Sedianya kloter 10 berangkat kemarin (5/12) pukul 05.30 WAS dan tiba di 
Surabaya pukul 19.40 WIB. Pihak SAA memberikan ancar-ancar mereka akan 
diterbangkan pukul 17.00-21.00. Selama itu, mereka tidur-tiduran di pelataran 
bandara tanpa alas. Padahal, jamaah sudah berada di bandara sekitar pukul 
24.00. Sampai pukul 12.00 kemarin berarti mereka sudah 12 jam menunggu. Sesuai 
dengan ketentuan penerbangan internasional, semestinya mereka diinapkan di 
hotel. ''Kami baru diberi roti dan minum sekitar pukul 10.00,'' kata Ketua 
Kloter 10 Moch Maghfur Chatim.

Makanan ringan semestinya diberikan apabila penerbangan tertunda dua jam. 
Apabila penundaan lebih dari empat jam, penumpang harus diberi makan. Dan, 
apabila penundaan sampai enam jam, penumpang harus diinapkan di hotel. Semua 
itu merupakan tanggung jawab maskapai.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah menjembatani 
permasalahan tersebut. Para jamaah akan diberi makan. Mereka bahkan akan 
diinapkan di hotel. Tetapi, banyak anggota kloter yang menolak. ''Yang kami 
butuhkan bukan makan dan bukan pula hotel. Kami butuh pesawat,'' kata salah 
seorang jamaah.

Kepala Daerah Kerja Jeddah Subhan Cholid mengaku sudah berkali-kali 
menyampaikan tawaran itu kepada jamaah. ''Tetapi, tawaran tersebut ditolak. 
Pihaknya pun tidak bisa berbuat apa-apa,'' kata Subhan. Meski demikian, PPIH 
terus menjalin komunikasi antara jamaah dan pihak Saudia. 

Nasib buruk sudah dialami kloter 10 Surabaya sejak berangkat dari tanah air ke 
Tanah Suci. Sedianya, pesawat dengan nomor penerbangan SV5563 itu mendarat di 
Bandara Madinah pukul 18.25 WAS (26/10). Saat itu bandara masih dipenuhi jamaah 
yang mendarat sebelumnya. 

Pesawat yang mengangkut kloter 10 Surabaya diminta berputar-putar di udara. 
Sampai satu jam lebih, bandara tak kunjung kosong. Akhirnya pesawat diarahkan 
untuk mendarat di Dammam, bandara yang paling dekat dengan Madinah. Jaraknya 
sekitar setengah jam perjalanan udara atau tujuh jam perjalanan darat. Jamaah 
akhirnya tiba di Bandara Madinah pukul 21.30, terlambat sekitar tiga jam.

Salah seorang jamaah, Khoirul Azmi, mengatakan, ketika rombongan berangkat ke 
Makkah, bus yang ditumpangi juga mengalami masalah. Satu ban belakangnya 
terkelupas. Jalannya pun tidak stabil. Namun, sopir membiarkannya. ''Sepanjang 
perjalanan, kami waswas,'' tambah Khoirul.

Pengalaman buruk tersebut, katanya, kembali terulang kemarin. Dia berharap 
selama menunggu di bandara, paling tidak, jamaah diberi makan. Sebab, makanan 
ringan yang diberikan tidak cukup. Bahkan, banyak jamaah yang belum memakan 
roti yang diberikan kepada mereka. Makan itu dianggap bisa menghibur dan 
menghilangkan kegelisahan jamaah. Sebab, waktu terbangnya pun belum pasti.

Nasib serupa dialami jamaah kloter 11 Surabaya. Mereka memang dimasukkan ke 
ruang tunggu bandara terlebih dahulu. Tetapi, justru itu masalahnya. Di dalam 
ruang tunggu, jamaah tersebut sudah tidak bisa makan-minum seenaknya. Mereka 
tinggal menunggu uluran tangan pihak bandara dan Saudia. Sebab, pe

[wanita-muslimah] Normalisasi Ciliwung Bakal Gagal?

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.gatra.com/artikel.php?id=132689


Relokasi Pemukiman Liar
Normalisasi Ciliwung Bakal Gagal?


Jakarta, 6 Desember 2009 10:48
Rencana pemerintah untuk melaksanakan normalisasi Sungai Ciliwung masih 
terbentur relokasi permukiman liar yang berada di sepanjang bantaran sungai.

"Permukiman harus pindah dulu baru kami dapat bekerja," kata Dirjen Sumber Daya 
Air Departemen Pekerjaan Umum (PU), Iwan Nusyirwan Diar di Jakarta, Sabtu 
(5/12), usai mendampingi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono 
berperahu karet di sepanjang sungai Ciliwung.

Agung didampingi Menteri Sosial, pejabat eselon I Departemen Pekerjaan Umum, 
Kementerian Negara Perumahan Rakyat, serta Gubernur DKI Jakarta menyusuri 
sungai Ciliwung mulai dari Jembatan Kampung Melayu berakhir di Pintu Air 
Manggarai.

Lebih jauh Iwan mengatakan, normalisasi sungai Ciliwung sudah dianggarkan di 
Departemen PU setiap tahun akan tetapi terbentur dengan permukiman penduduk di 
bantaran sungai.

"Pemerintah memang sudah menyediakan rumah susun sederhana sewa (rusunawa), 
tetapi yang menjadi persoalan apakah masyarakat di bantaran sungai bersedia 
untuk pindah," kata Iwan mempertanyakan.

Sementara Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, Budi Yuwono, pemerintah 
sudah membangun 20 rusunawa di empat lokasi di Jakarta tetapi belum dihuni 
karena masih menunggu proses serah terima dengan Pemerintah Provinsi DKI 
Jakarta.

Menurutnya, dari sebanyak 20 rusunawa yang dibangun pemerintah terdiri dari 
1.900 unit hunian itu diharapkan dapat menampung relokasi seluruh masyarakat di 
sepanjang bantaran sungai Ciliwung.

Namun kalau melihat kondisi di lapangan, kata Budi, diperkirakan jumlah 
penduduk yang tinggal di bantaran sungai mencapai 71.000 Kepala Keluarga yang 
terdiri dari 350.000 jiwa.

Ketika ditanyakan hasil pemantauan di lapangan dengan Agung, Budi dengan tegas 
mengatakan, "serem sekali", saat menggambarkan kondisi permukiman kumuh di 
bantaran Sungai Ciliwung.

Budi mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mengambil sikap tegas 
dan konsisten untuk menata kawasan bantaran sungai yang jelas pemerintah pusat 
sudah menyiapkan hunian pengganti.

Sementara, Sekretaris Kementerian Negara Perumahan Rakyat, Iskandar Saleh, 
mengatakan bahwa Kementerian Pemerintah Rakyat memiliki anggaran dalam rangka 
pemberdayaan masyarakat hanya saja masih menunggu penataan kawasan bantaran.

Menurutnya, kebijakan Kementerian Pemerintah Rakyat hanya mengisi lingkungan 
yang sudah disiapkan sehingga program yang sudah dipersiapkan masih menunggu 
penataan yang dibuat seperti apa.

Iskandar mengatakan, Bank Dunia menawarkan program pemberdayaan masyarakat 
permukiman kumuh hanya saja ada persyaratan seperti cara-cara merelokasi yang 
baik. [EL, Ant] 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] FKKJ Serukan Antisipasi Ancaman Teroris Pada Malam Natal

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.christianpost.co.id/ministries/ministries/20091130/5063/FKKJ-Serukan-Antisipasi-Ancaman-Teroris-Pada-Malam-Natal/index.html

FKKJ Serukan Antisipasi Ancaman Teroris Pada Malam Natal
Maria F.
Reporter Kristiani Pos

Posted: Nov. 30, 2009 15:22:30 WIB
JAKARTA - Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ) menyerukan kepada segenap 
umat Kristiani untuk tidak lengah dan waspada terhadap ancaman terorisme pada 
malam Natal 2009. 


"Walaupun situasi keamanan saat ini secara umum terlihat baik dan kondusif, 
namun hal ini tak boleh membuat kita lengah terhadap situasi keamanan pada 
Malam Natal yang akan datang ," demikian imbauan FKKJ dalam rilisnya (29/11). 


FKKJ juga mengingatkan kembali akan peristiwa peledakan bom di Hotel JW Marriot 
dan Ritz Carlton di Mega Kuningan Jakarta, Juli 2009 lalu yang terjadi secara 
tiba-tiba dan tidak terduga. Selain itu, baru-baru ini terjadi insiden 
terorisme di Filipina Selatan yang menelan korban jiwa hampir ratusan orang 
serta aksi teror di negara bagian Assam India. Kejadian-kejadian ini perlu 
mengingatkan kita karena ancaman terorisme itu datangnya dari manca negara . 
Jaringan terorsme di Indonesia memiliki kaitan yang erat dengan jaringan 
terorisme yang ada di Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, bahkan Pakistan 
dan Afganistan . 


Untuk mengantisipasi ancaman terorisme di Malam Natal , FKKJ mengimbau agar 
para Pendeta, Pastor dan Ketua Sidang Jemaat dan Ketua Dewan Paroki untuk 
berkoordinasi secara rapat dengan pihak polisi dan aparat keamanan sekitar 
untuk membantu mengamankan perayaan Malam Natal nanti . 


Selain keamanan, warga gereja juga diimbau untuk mengantisipasi dan bergotong 
royong menghadapi bahaya banjir, mengingat musim hujan telah tiba. Warga gereja 
diminta untuk meningkatkan aksi sosial dengan membantu warga miskin yang berada 
di pinggir sungai yang dilanda banjir.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Underage marriage vs protecting kids' rights

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/05/underage-marriage-vs-protecting-kids039-rights.html

Underage marriage vs protecting kids' rights
Muhrisun Afandi ,  Victoria, Australia   |  Sat, 12/05/2009 1:24 PM  |  Opinion 

The acquittal of Syech Puji, the deviant cleric indicted for marrying an 
underage student, in a preliminary verdict at Ungaran District Court a couple 
of weeks ago, was a serious wake-up call for the backwardness of the child 
protection system in Indonesia. It reinforced the assumption that underage 
marriage is legal in this country and is simply treated as something that is 
not out of ordinary in the society. 

>From some arguments that came out in the trial process we can see there are 
>serious loopholes in Indonesia's child protection law, which allow children's 
>rights to be violated easily. 

The trial process showed us how the child protection system in Indonesia 
country is seriously ill-equipped to deal with child abuse cases that are 
carried out under the perceived authority of religious values and dogma, as 
shown in the case of Syech Puji. 

It is important to note that religion remains widely accepted as a source of 
authoritative guidance on child protection among Indonesian society. 

However, the fact is that religious dogma can act as a boomerang - putting 
Indonesian children in serious danger of abuse and exploitation as it is easily 
misinterpreted. 

In this case the discourse on child abuse may need to focus, not only on 
protecting children from violence, exploitation and neglect, but also from 
having their vulnerability exploited by aspects of religious dogma and values. 

The Syech Puji case is just the tip of an iceberg of the hidden problems of 
child abuse in Indonesia that are being justified according to self-serving 
religious norms and traditions. Some parents still use religious dogma to 
encourage or force their children, especially daughters, into early or arranged 
marriages. 

Children's birth dates on ID cards or birth certificates can be easily 
falsified to fulfill minimum age requirements for marriage, particularly for 
girls. 

Complexities such as these demonstrate the fact that cultural and religious 
issues cannot be excluded from any discussion of child abuse and child 
protection policy in Indonesia. 

>From some arguments in response to the Syech Puji case, on one hand, we can 
>see clearly how some classical Islamic texts covering children's issues are 
>still widely accepted as authoritative sources and guides for child welfare 
>among Muslim communities, even though the concepts they propagate may no 
>longer be relevant to contemporary society. 

This case, on the other hand, highlights the importance of exploring how Muslim 
communities in Indonesia apply Islamic law for child protection in a way that 
may differ to other Muslim countries. 

Such exploration seems to be more urgent given the recent increase in number of 
new Islamic groups in Indonesia. Particularly since many of these new groups 
are vigorously promoting the adoption of the orthodox Islamic family model 
common in the Middle East, which is clearly alien to Indonesian culture and 
tradition. 

Limited attention was paid to child welfare in contemporary Indonesian Muslim 
society in the discourse on developing family law for Indonesia's Muslims. 

However, attempts to challenge or change the content of the family law have 
been problematic and, accordingly, very little attention has been focused on 
child protection issues. 

Family law is considered the core of sharia (Islamic law) by many Indonesian 
Muslims, so any proposed changes to this law generally trigger controversy, 
since they are often regarded as corrupting the core of the religion. This may 
be the reason why there has been little discourse on Islam and child welfare in 
Indonesia. 

International experts have discussed the compatibility of international child 
protection legislation with Islamic norms. Some are optimistic that Islamic 
teachings and concepts are parallel with international discourse on children's 
rights. 

The fact is that in Indonesia, however, different concepts and contradictions 
arise when adapting international legislation on the protection of children for 
local conditions. 

For example, the basic definition of children's rights in Indonesian child 
protection law, which defines a child on the basis of age (under 18), is 
different from that understood by Indonesian Muslims. 

Islamic legal traditions determine children's rights based on such concepts as 
baligh and mumayiz, age of consent, religious criteria for determining 
children's competency, which is not solely determined on the basis of age. A 
child may be able to be categorized as a mature and capable individual earlier 
or later than others in the same age group. 

The lack of reaction from society to the acquittal of Syech Puji shows that 
public awareness of child abuse was limited. It is striking that th

[wanita-muslimah] Have you really changed, Mr. President?

2009-12-06 Terurut Topik sunny
  

http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/03/have-you-really-changed-mr-president.html

Have you really changed, Mr. President?
Putera Satria Sambijantoro ,  Jakarta   |  Thu, 12/03/2009 2:47 PM  |  Opinion 

After a prolonged period of silence, President Susilo Bambang Yudhoyono has 
finally announced his ruling on the rift between the Corruption Eradication 
Commission (KPK) and the National Police; yet his approach to the case, by 
delivering such vague statement raises an even bigger question mark for 
Indonesians: Is this really the man who once astonished Indonesian people with 
his industrious efforts to fight graft? 

Public concern is very much understandable: For a president whose efforts in 
eradicating corruption in Indonesia earned him worldwide recognition and a 
landslide victory during the last presidential election, so far his response to 
the rift between the police and the KPK has fallen very short of expectations. 
His vague statements do not feel like they have sufficiently abated our 
apprehension. 

Besides, before the statement itself, his previous silence about the KPK case 
raised disputes regarding his commitment to fighting corruption - many even 
pointed out the possibility of his involvement in the plot to undermine the 
once larger-than-life commission as his name was repeatedly mentioned on the 
wiretapping recording. 

The election a few months ago was my first election experience and I 
wholeheartedly supported SBY, but so far his ambiguous stance toward this case 
has let me down. His statement was no sign of a sturdy president who once 
impressed me by his valiant act to throw his own son's father-in-law in prison. 
Now, his indecisiveness seems likely to disappoint the citizens that have 
placed much hope on his shoulders. 

If Yudhoyono really wants to fulfill his past promise of pushing for 
bureaucratic reform in Indonesia, there is no better target than the National 
Police and the Attorney General's Office (AGO) - and after all their disgraces 
have been made public because of this case; this seems to be the perfect 
moment. In fact, the reputation of the National Police and the AGO is already 
bad among Indonesians - so bad that I recall that in one of the classes I 
attended, my lecturer even laughed off the feasibility of the government's plan 
to reform the severely dilapidated bureaucracy of the National Police and the 
AGO. 

"They are just too bad and that reformation thing is just a waste of the 
government's state budget; they should conduct a revolution *of the police and 
the AGO* not a reformation," she said. "Do you know the difference between 
revolution and reformation? Revolution means dissolving the whole institution 
and building a brand new one afterwards." 

Yudhoyono should have tackled such concerns and implemented his actions toward 
those ramshackle institutions a long time ago. And after this case, people's 
confidence in the National Police and the AGO has plunged to its lowest level, 
many people - including my lecturer - may be wondering why he has still not 
taken any serious action against those institutions. 

But I soon realized that instead of being recognized as a frontline general who 
leads his army to confront enemies at the vanguard, Yu-dhoyono is renowned as a 
thinking general; a brilliant strategist who excels in planning strategies that 
ensure victory. 

Because of his recent indecisiveness, I am starting to wonder if his brilliant 
strategy successfully deceived me into voting for him. Was Yudhoyono really the 
person who threw Aulia Pohan in jail? Or was it actually the KPK that warrants 
the credit? 

Perhaps Yudhoyono did nothing and just let him go to jail as part of his 
strategy because he knew that freeing him at that time would surely diminish 
his popularity and damage his chance of being re-elected. 

It doesn't make sense to me because if throwing his own father-in-law to jail 
was so easy, why can't he do the same thing to those high-ranking police 
officers whose involvement in the plot to defame two KPK deputies seems to 
obvious? 

Only Yudhoyono himself knows the answer. It has been merely a month since he 
was inaugurated as our President, but his once flawless legacy of combating 
corruption in Indonesia is now in doubt, while his reaction continues to see 
the KPK continually undermined. 

Mr. President, puzzling statement like the one you made a few days ago are not 
what is needed to regain the trust of the Indonesian public. Concrete and 
decisive action is needed to help the KPK and punish the culprits. By doing so, 
you will return to the track that will lead you to an Indonesian President 
whose legacy of fighting corruption will be remembered many years from now. And 
by doing so you can also prove to us that you are still the same Susilo Bambang 
Yudhoyono whose face on the ballot we marked wholeheartedly during the last 
presidential election. 

The writer is a student at the University of

[wanita-muslimah] Dirtiest river

2009-12-06 Terurut Topik sunny
Refleksi :  Merdeka untuk membuat kotor dan merusak? Apa mau dibilang selain  
begitulah kekuasaan neo- Mojopahit.

http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/06/dirtiest-river.html

Dirtiest river
Sun, 12/06/2009 5:37 PM  |  National 


Two scavengers search for plastic garbage in Citarum River, Baleendah in 
Bandung on Sunday. The United Nations Environment Programme (UNEP) has declared 
the 270 kilometer river as the world's most polluted river. (Antara/Rezza Estily


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Rainforests turned into smoldering ruins

2009-12-06 Terurut Topik sunny
Refleksi :   Dirgahayu NKRI ?  Bisa dilihat gambar bila click pada situs :

http://edition.cnn.com/2009/WORLD/asiapcf/12/06/indonesia.burning.rainforest/index.html

Rainforests turned into smoldering ruins
By Arwa Damon, CNN 
December 7, 2009 -- Updated 0051 GMT (0851 HKT)

STORY HIGHLIGHTS
  a.. Fight over Indonesian rainforests pits villagers against villagers 
  b.. Environmentalists say paper and pulp companies are responsible for 
disappearing land 
  c.. "We will fight whatever company tries to destroy our forest," resident 
says 
  d.. Paper company says they're acting in a responsible way
RELATED TOPICS 
  a.. Indonesia 
  b.. Rainforest Alliance 
  c.. Nature and the Environment 
Sumatra, Indonesia (CNN) -- The land still smolders, tinted with a depressing 
gray. Twisted hulks of tree trunks take on abnormal shapes. A dark black canal 
cuts through the wasted landscape. 

It looks like a scene from an apocalyptic movie where an unknown force has 
obliterated all life. But this is the reality of Sumatra, Indonesia's largest 
island.

The Kampar Peninsula was once virgin rainforest, some of the most biodiverse in 
the world. The region has now been transformed into a lifeless plain, soon to 
be replanted with monocultures.

Environmental groups describe the degradation as rampant pillaging -- the work 
of multibillion dollar paper, pulp and palm oil conglomerates.

Already 85 percent of Sumatra's forests are gone. What is left is vanishing at 
an alarming rate -- an area the size of 50 football fields disappears every 
hour, according to Greenpeace and the Food and Agriculture Organization of the 
United Nations.

Caught in the crosshairs are small villages like Teluk Meranti. 

The village lies on Sumatra's Kampar River. As dawn breaks, fishermen set out 
into the morning haze. The riverbanks slowly come to life as residents bathe 
and brush their teeth in its waters. The morning calm is broken by children's 
shrieks as they lather their bodies before jumping in.



Video: Indonesia's climate crisis 
"The communities here recognize how important the forest is to them. They use 
the wood to make their homes, their fishing boats," says Bustar Maitar, a 
Greenpeace campaigner. "If the forest is gone, it means their livelihood is 
gone."

What is at stake is much more than that, environmental groups say. The peat 
soil of the Kampar Peninsula holds more carbon than anywhere else in the world. 
Greenpeace estimates that if this whole peninsula, some 1.7 million acres 
(700,000 hectares), is taken over by plantations the carbon dioxide released 
would be the equivalent of 1.6 billion transatlantic flights.

In the middle of this complex struggle between preservation and destruction are 
the villagers.

A man named Yusuf says his family has been here for four generations and 
survived without big companies and their big promises.

"The forest is our ancestral inheritance; our ancestors protected this forest," 
he says. His voice shakes, tears start to pour. "There is nothing left to be 
proud of, if the forest is gone. ... We will fight -- we will fight whatever 
company tries to destroy our forest." 

There is nothing left to be proud of, if the forest is gone. 
--Yusuf, a local villager 
One such company is Asia Pacific Resources, one of the world's biggest pulp and 
paper companies.

In June, community leaders wrote to Asia Pacific Resources, asking that the 
land be left alone for the sake of their grandchildren.

The company says it's bringing 20,000 jobs and sustainable development to the 
area. According to Neil Franklin, the company's sustainability director, Asia 
Pacific's intention is to use the Kampar region as a model for sustainable 
development.

"Plantations aren't developed on all those areas which are given to us by the 
government. A very careful mapping process goes on before we start any 
developments at all," Franklin said. "Kampar Peninsula is an area where these 
high conservation values are most threatened and we most certainly are aware of 
that. The key is how do you manage and maintain those values."

He said the model that Asia Pacific is offering is based on a balance of 
economic, social and environmental concerns. Solutions, the company says, will 
minimize carbon dioxide emissions and maximize the benefit to adjacent 
communities.

The promise of a more financially fruitful life is a powerful lure for some of 
the most poor villagers. Yusuf admits that more and more villagers, especially 
the younger generations, are being tempted by the companies.

"We can't do anything. We don't have power, we don't have an education, we 
don't have money. They have divided us."

The confrontation is so tense that Syamsuar, a school teacher who sided with 
the companies, agreed to talk with CNN, only away from prying eyes.

"The company has committed to developing plantations for us, for our future," 
he said. "They will build the public facilities that we need. For example, a 
mosque. T

[wanita-muslimah] Megawati ready to lead PDI-P again: Daughter

2009-12-06 Terurut Topik sunny
  

http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/06/megawati-ready-lead-pdip-again-daughter.html

Megawati ready to lead PDI-P again: Daughter
The Jakarta Post   |  Sun, 12/06/2009 10:30 PM  |  National 

Chairwoman of the Indonesian Democratic Party Struggle (PDI-P) Megawati 
Soekarnoputri is ready to lead the party again if re-selected during a national 
congress next year, a PDI-P executive said.

Puan Maharani said Mega would be ready to carry out the order from the party 
for the 2010-2015 period.

"It is still premature for her to say whether she's ready or not [to lead the 
party]. But as a member of the party, she will do her duty as well as she can," 
Puan, Mega's daughter, said during the fifth regional meeting in Semarang on 
Sunday.

She added 33 regional representatives supported Mega's bid for the party 
candidacy.

During the meeting, head of the Central Java regional representative Murdoko 
said all 35 branches across the province had confirmed their support for 
Megawati.

The national congress is scheduled to be held in April next year.  

Earlier in the day, Megawati's brother Guruh Soekarnoputra met with East Java 
leaders of the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) in Ngawi, East 
Java, to gain their support for his chairmanship.

Head of the Guruh campaign team for East Indonesia, Zainal Abidin, said Guruh 
had received support from various provinces such as Papua and several provinces 
in Sulawesi.

"Many members still want families of former president Soekarno to lead PDI-P," 
he told kompas.com. (ewd)








[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Persoalan Hari ini yang Menentukan

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/12/07/109944/70/13/Persoalan-Hari-ini-yang-Menentukan


Persoalan Hari ini yang Menentukan 


Senin, 07 Desember 2009 00:01 WIB  
WAJAH masa depan negeri ini buat sebagian amat ditentukan oleh kemampuan negara 
mengatasi persoalan besar yang kita hadapi hari ini. Kegagalan mengatasi 
persoalan hari ini kiranya akan membawa persoalan yang jauh lebih besar lagi di 
masa depan. 

Itulah kerisauan yang kini kita rasakan. Belum genap dua bulan pemerintahan di 
bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono bekerja, 
yang berkembang adalah skeptisisme yang meluas. 

Keraguan yang terus menggerus kepercayaan besar yang diberikan rakyat kepada 
SBY-Boediono. Kelambanan dalam merespons upaya kriminalisasi pimpinan nonaktif 
KPK Bibit-Chandra, kendati telah terang-benderang solusi yang harus dilakukan, 
kian menyuburkan benih ketidakpercayaan publik. 

Kini, emosi publik kian diaduk-aduk oleh sikap pemerintah dan partai 
propemerintah di DPR terhadap skandal Bank Century. Kendati berkali-kali pucuk 
pimpinan tertinggi di negeri ini menyebut telah memerintahkan agar kasus 
Century dan aliran dananya diusut tuntas dan dibuka seluas-luasnya, keraguan 
tetap saja merebak. 

Mengapa? Hal itu karena muncul upaya-upaya terselubung dari tangan-tangan 
kekuasaan untuk membuat kasus Bank Century tidak tuntas. Bahkan, sejak dini 
upaya menguak kasus Century melalui hak angket di DPR hendak dibajak untuk 
kepentingan negosiasi kekuasaan jangka pendek. 
Karena itu, praktis hiruk pikuk dua kasus tersebut bakal memengaruhi perjalanan 
bangsa ini, baik di bidang politik maupun ekonomi, di tahun-tahun mendatang. 
Padahal, di bidang ekonomi, misalnya, sebelumnya tumbuh optimisme bahwa 
perekonomian 2010 akan lebih baik daripada tahun ini. Sektor industri dan 
investasi disebut-sebut akan lebih ramai dalam mencatatkan pertumbuhan dengan 
mulai pulihnya perekonomian global. 

Investasi juga diyakini tetap tumbuh, kendati masih di bawah 5%. Sektor minyak 
dan gas bahkan diprediksi tumbuh 8%. Namun, semua prediksi yang menjanjikan dan 
membuat hati kita berbunga-bunga itu bukanlah perkara yang datang dari langit. 
Optimisme itu, dalam tempo sekejap, bisa berbalik menjadi ketidakpercayaan, 
jika negara, yaitu pemerintah dan DPR, gagal menyelesaikan persoalan besar yang 
kita hadapi hari ini. 

Sikap menolak kehendak publik yang selama ini ditunjukkan oleh pemerintah dan 
DPR, bukan tidak mungkin memunculkan public distrust di mana-mana. Di dalam 
negeri, ketidakpercayaan publik bisa berbuah menjadi tindakan anarkistis yang 
meruntuhkan. 
Di dunia internasional, ketidakpercayaan akan meruntuhkan investasi dan 
masuknya dana-dana ke Indonesia. Karena itu, apa yang terjadi hari-hari ini dan 
bagaimana mengatasinya adalah pertaruhan penting menuju 2010. 

Semua itu, suka atau tidak suka, sangat ditentukan oleh keberanian pemerintah 
dan DPR untuk jujur dalam menyelesaikan kasus Bank Century. Celakanya, kualitas 
moral itulah yang hilang begitu Idrus Marham dari Golkar yang dipilih menjadi 
Ketua Pansus Bank Century. Sebuah keputusan yang kian memicu datangnya badai 
ketidakpercayaan. 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] 11 Petani Ditembak, LBH Palembang Lapor ke Komnas

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=12667

  Jum'at, 4 Desember 2009 
 
  HUKUM-KRIMINAL 
 
 
 
11 Petani Ditembak, LBH Palembang Lapor ke Komnas HAM 



  PALEMBANG (LampostOnline): Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang akan 
melaporkan peristiwa penembakan terhadap 11 petani di lahan sengketa antara 
warga dengan PT PN VII, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, ke Komnas HAM dan 
Komisi Kepolisian Nasional.

  "Apa pun alasannya, tindakan kekerasan itu harus diproses hukum. Sebab 
para petani itu aksi menuntut hak mereka sebagai warga negara. Seharusnya para 
petani itu mendapatkan perlindungan hukum," kata Eti Gustina, Direktur LBH 
Palembang saat dihubungi Jumat (4-12) malam.

  "Selain itu kami akan melaporkan kasus ini ke Polda Sumsel. Baik terkait 
sengekta lahannya maupun tindak pidananya," kata Eti.

  Menurut Eti, seharusnya tindakan minimal dari aparat kepolisian dalam 
menghadapi persoalan tersebut, yakni bersikap netral, dan mencegah semaksimal 
mungkin adanya bentuk kekerasan.

  "Aksi kekerasan ini benar-benar ini memalukan citra polisi yang sudah 
tidak baik," katanya. DTC/L-1
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Hendropriyono: Informasi dari Intelijen Pasti Benar

2009-12-06 Terurut Topik sunny
Refleksi : Info yang tidak benar pun menjadi benar karena datang dari intel?  



http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=12684


Sabtu, 5 Desember 2009

HUKUM-KRIMINAL


Hendropriyono: Informasi dari Intelijen Pasti Benar 


JAKARTA (LampostOnline): Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal TNI 
(Purn) Hendropriyono meyakini kebenaran informasi yang diterima Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono soal akan ada aksi gerakan sosial pada 9 Desember 2009.

"Kalau intelijen menyampaikan itu, maka berarti itu infomasi yang benar. Saya 
melihat bahwa teorinya demikian. Kecuali kalau informasi itu belum berupa 
intelijen, tentu belum benar," ujarnya seusai peluncuran buku Indonesia 
Bertawaf: Teroris Malaysia Dalam Kupasan di Essence Residence, Jakarta, Sabtu 
(5-12).

Meski demikian, dia tidak dapat memastikan kebenaran informasi tersebut. 
Pasalnya, dia tidak lagi memperoleh informasi seputar dunia intelijen setelah 
melepas jabatannya sebagai Kepala BIN.

"Tetapi secara aktual saya sudah enggak punya infrastruktur untuk mengecek 
benar atau tidak," cetusnya.
Dia menilai pernyataan Presiden soal aksi ini adalah wajar. Sebab, menurutnya, 
BIN hanya menyerahkan informasi yang diperoleh kepada klien, yaitu Presiden. 
Kemudian untuk penggunaannya, hal itu diserahkan sepenuhnya kepada Presiden.
"Saya kira pengunaannya terserah user, dan infomasi yang benar dari intelijen 
hanya untuk user sendiri. Sebetulnya itu untuk beliau sendiri. Apa yang 
disampaikan oleh Presiden, tentu itu apresiasinya dia," ujarnya. KC/L-1







[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Hak Angket, Kecelakaan Sejarah!

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009120522062713

  Minggu, 6 Desember 2009 
 
  BURAS 
 
 
 
Hak Angket, Kecelakaan Sejarah! 

   
  H. Bambang Eka Wijaya



  "DARI waktu ke waktu, penggunaan hak angket DPR cuma berujung menjadi 
kecelakaan sejarah! Pansus selalu gagal menembus tembok kekuasaan untuk 
mendapatkan dan mengurai informasi kepada rakyat, boro-boro menyeret pihak yang 
harus bertanggung jawab!" ujar Umar. "Padahal, setiap masalah diangkat DPR ke 
penggunaan hak angket sangat telak menggerogoti kehidupan negara-bangsa! 
Contohnya, masalah BLBI terkait pengurasan uang negara Rp6,7 triliun lebih! 
Lalu masalah BBM, dari pengekspor jadi pengimpor dan dengan kekayaan perut bumi 
yang berlimpah, BBM malah jadi pos terbesar pengeluaran APBN!"

  "Bertolak dari 'tradisi' warisan sejarah itu, bukan mustahil jika 
akhirnya hak angket Century Gate mengalami nasib sama!" sambut Amir. "Siapa 
bisa melawan arus sejarah?"

  "Apa pokok masalahnya hingga sejarah berjalan begitu konstan?" kejar Umar.

  "Karena kekuasaan berakar demikian kokoh di legislatif, sehingga meski 
legislatif pernah terlihat sangar, sebenarnya tetap praktis jadi subordinat 
eksekutif!" tegas Amir. "Itu penyebab, sekalipun legislatif menggunakan senjata 
pamungkas yang dimilikinya, akan selalu dengan mudah dijinakkan! Akibatnya, 
harapan rakyat mendapatkan sekadar informasi terkait kasus yang 
menyengsarakannya, tak kunjung terpenuhi--apalagi terpuaskan!"

  "Begitu rupanya, pantas konsekuensinya langsung menerpa, ketidakpercayaan 
rakyat kepada DPR terus membesar!" timpal Umar. "Sayang! Padahal, dengan hak 
angket Century Gate ini kepercayaan rakyat kepada DPR mulai tumbuh kembali! 
Kalau nasib hak angket Century Gate sampai mengulang kecelakaan sejarah, 
kepercayaan rakyat pada DPR bisa habis tanpa sisa!"

  "Gejala itu langsung terlihat begitu Pansus Hak Angket Century Gate 
selesai memilih pimpinan!" tegas Amir. "Massa pendukung hak angket--aktivis dan 
mahasiswa--yang hadir di gedung DPR protes, penumpang gelap dipilih jadi sopir 
tembak hak angket!

  Hak angket mirip angkot, jika dibawa sopir tembak pasti angkot 
odong-odong! Kalau angkot bagus, sopirnya dipilih yang terpercaya!"

  "Kenapa orang dan partai yang berkuasa berganti, tapi sejarah berulang 
dengan watak keuasaan yang sama pada setiap hak angket?" kejar Umar.

  "Ternyata watak kekuasaan yang selalu standar, meski orang dan partai 
silih-berganti memegang tampuk!" tegas Amir. "Jadi kekuasaan yang selalu 
berhasil membuat legislatif jadi tirani mayoritas! Dengan itu, fungsi hak 
angket bukan membuka penyimpangan praktek kekuasaan, melainkan justru menjadi 
justifikator--harus menghasilkan pembenaran pada penguasa! Maka itu, sedahsyat 
apa pun gerakan rakyat di jalanan dan dunia maya, di jalur formal publik 
silakan gigit jari! Penguasa selalu menang dari yang dikuasai--kecelakaan 
sejarah hak angket pun selalu terjadi! Angkot hak angket diberi sopir tembak, 
rodanya digembosi pula!"
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Presiden SBY Dinilai Provokatif

2009-12-06 Terurut Topik sunny
Refleksi : Agaknya SBY provokatif, karena  tidak suka diadakan demonstrasi anti 
korupsi, yang dikehendaki ialah  demo pembela koruptor agar dilupakan kasus 
bank century dan juga korupsi boss alm jenderal presiden NKRI, Muhammad 
Soeharto. 

  
http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009120700493411

  Senin, 7 Desember 2009 
 
 
 
 
 
Presiden SBY Dinilai Provokatif 

  JAKARTA (Lampost): Berbagai kalangan menyayangkan pernyataan Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berkali-kali menyebut akan ada pihak-pihak 
yang menunggangi aksi Hari Antikorupsi, 9 Desember nanti. Pernyataan itu 
dinilai provokatif dan menunjukkan sikap paranoia dari SBY.

  Saat memberikan pidato pengantar pada Rapat Kabinet Paripurna, Jumat 
(4-12), SBY menyebutkan akan ada gerakan sosial yang memiliki motif politik 
pada 9 Desember. Tokoh-tokoh lama, menurut SBY, tidak pernah terdengar bakal 
bergabung dalam gerakan sosial tersebut.

  Pernyataan serupa itu juga diulangi SBY pada pidatonya dalam Rapimnas III 
Partai Demokrat, di Jakarta, Minggu (6-12). SBY mengaku sudah mengantongi 
nama-nama penunggang gerakan tersebut.

  Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin justru mengimbau publik untuk 
tidak terpengaruh pada pernyataan SBY. Din menyerukan massa antikorupsi tetap 
melakukan aksi pada 9 Desember di Monas.

  "Bagi yang antikorupsi, mari datang. Bagi yang prokorupsi, jangan 
menghalangi," ujar Din dari Melbourne Australia, dalam pesan pendeknya kepada 
Media Indonesia (Grup Lampung Post), kemarin.

  Din menegaskan aksi damai tersebut bertolak dari niat politik 
membersihkan Indonesia dari praktek korupsi, khususnya menuntaskan pengusutan 
skandal Bank Century. "Skandal ini membawa risiko tinggi yang bersifat sistemik 
dan organik dalam kehidupan bangsa. Jika tidak dituntaskan akan membawa bangsa 
kepada kehancuran," ujar Din.

  Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengatakan pernyataan 
Presiden SBY mengenai gerakan 9 Desember tidak perlu dibuat blunder. "Menurut 
saya, itu tidak perlu blunder. Mengingatkan keadaan yang berpotensi keresahan, 
fitnah, distrust, suatu langkah yang tidak buruk saya rasa, ada dasarnya," kata 
Amir di Jakarta, kemarin.

  Sebagai negara demokrasi, ujar Amir, silakan ada yang mengkritik dengan 
cara yang sesuai dengan aturan. "Jangan fitnah, karena itu ada konsekuensi 
hukumnya, bukan hanya pasal fitnah dan pencemaran nama baik tapi KUHP, ada 
hukuman lebih berat. Demokrat menginformasikan ke kadernya, ada potensi yang 
akan terjadi pada 9 Desember," kata dia.

  Bersikap Oposisi

  Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens menilai 
pernyataan SBY dapat menjebak masyarakat berpikir untuk bersikap oposisi 
terhadap pemerintah adalah salah.

  "Padahal, wajar bila ada muatan politis yang berdasarkan tuntutan rakyat 
dalam gerakan itu. Pidato provokatif tersebut sarat dengan muatan-muatan 
penggembosan gerakan sipil," ujar Boni.

  Dia menilai ada makna ganda dalam pidato SBY. Pertama, SBY mengesankan 
ingin mempertahankan kekuasaannya dengan bersikap awas terhadap aksi massa, dan 
itu sah-sah saja. Kedua, yang harus diwaspadai adalah nilai provokatif dari 
pernyataan SBY yang seakan-akan menjebak masyarakat berpikir bahwa gerakan ini 
berbahaya untuk diikuti.

  Secara terpisah, Fungsionaris PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sujatmiko 
meminta agar SBY mencabut pernyataannya yang menuding ada gerakan makar dan 
subversif dalam rencana demo pada 9 Desember mendatang. "SBY harus menarik 
pernyataannya dan tidak akan mengulangi lagi," kata Budiman di Semarang, 
kemarin.

  Budiman menyatakan salah kaprah pernyataan seorang SBY itu sama ketika 
ada ledakan bom di Hotel J.W. Marriot dan Bom Ritz Carlton. Saat itu, SBY 
menggelar jumpa pers dan menyatakan aksi peledakan bom di dua hotel itu ada 
kaitannya dengan politik dalam pemilihan presiden. "Padahal itu murni aksi 
teroris," kata Budiman.

  Pernyataan SBY tersebut, kata dia, tidak menunjukkan sikap negawaran 
sejati. Seharusnya ketika SBY mendapat laporan seperti itu, maka tidak perlu 
dipublikasi. Lebih baik memerintahkan pengamanan dan jangan paranoia (ketakutan 
yang berlebihan) agar tidak ada saling curiga.

  Budiman juga menilai saat ini memang ada tingkat penurunan kepercayaan 
diri dari seorang SBY. Penyebabnya, ada berbagai masalah yang membelit mulai 
dari KPK, kejaksaan, dan Polri hingga masalah Bank Century.

  Bahkan Ketua Fraksi PDIP DPR Tjahjo Kumolo meminta SBY dan jajaran 
pemerintahannya ikut turun ke jalan pada 9 Desember nanti memperingati hari 
Antikorupsi Sedunia. "Agar tidak selalu curiga dan curiga," kata dia. 
Seharusnya, kata Tjahjo, Presiden tidak perlu khawatir dengan aksi tersebut. n 
MI/R-
 








[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] BERIMAN KEPADA IMAM2 MUSLIM&BUKHARI 100% ADALAH SYIRIK

2009-12-06 Terurut Topik abdul latif
Assamu'alaikum wrwb.

Bukankah beriman atau percaya kepada manusia(imam muslim dan bukhari)
100% selain dari ALLAH bukan kah kita jatuh kepada dosa syirik? 



Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib(ulama2, imam2)
mereka sebagai tuhan selain Allah(Al Quran sebagai rujukannya umat
muslim) dan [juga mereka mempertuhankan] Al Masih putera Maryam;
padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada
Tuhan [yang berhak disembah] selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan.” (QS.9:31)



Wassalam


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] SBY Siapkan Jurus Putih Hadapi Fitnah Century

2009-12-06 Terurut Topik sunny


http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=1036

07 Desember 2009 06:14:31





SBY Siapkan Jurus Putih Hadapi Fitnah Century




JAKARTA-Untuk kesekian kalinya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan 
bahwa dirinya bersih dari Skandal Bank Century. Saat berpidato pada Rapat 
pimpinan Nasional (Rapimnas) III Partai Demokrat di Jakarta Convention Center, 
Minggu (6/12), SBY menyatakan bahwa dirinya dan keluarga besar Partai Demokrat 
tengah menjadi sasaran fitnah.


"Musibah dan cobaan ini, saya harus katakan seperti halilintar di siang hari, 
ketika cuaca kita terang benderang. Apa itu? Partai Demokrat dan sejumlah 
kadernya termasuk saya sendiri, mendapatkan fitnah dan pembunuhan karakter yang 
luar biasa. Partai Demokrat dan kader-kadernya difitnah menerima aliran dana 
dari Bank Century dengan jumlah yang sangat besar," ujar SBY dengan wajah 
serius. 


Di hadapan para peserta Rapimnas, SBY menegaskan bahwa tak serupiah pun dana 
dari Bank Century mengalir ke Partai Demokrat. "Yang kita tahu, Allah tahu, 
sejarah tahu, tidak satu rupiah pun jika tidak halal harus menjadi bagian dari 
pendanaan perjuangan partai. Itu doktrin, itu falsafah dan itu praktek yang 
kita lakukan," tandas SBY.


Karenanya SBY juga mengatakan, jika sampai ada kader Partai Demokrat ikut 
menerima dana dari Bank Century maka harus dikenai sanksi tegas. "Itu lah 
sebabnya kalau ada kader partai yang keluar dari itu, menerima sanksi yang 
keras dan tidak pandang bulu. Justru itulah kekuatan moral kita yg harus kita 
jaga bersama," lanjutnya.


Demi menangkal fitnah dalam kasus Bank Century itu, SBY mengaku mengajak istri 
dan keluarga berdzikir pada tengah malam. "Saya di tengah malam berdzikir, 
berdoa bersama istri dan keluarga, mencari tahu ada apa dg semua dg fitnah dan 
pembunuhan karakter seperti ini," katanya.


SBY justru menuding perilaku politik seperti itu memiliki tujuan jangka pendek, 
jangka menengah dan jangka panjang. Jangka pendeknya, ujar SBY, demi menggoyang 
pemerintahan. "Jangka pendeknya Ingin mendiskreditkan, ingin menggoyang, kalau 
bisa menjatuhkan SBY dan pemerintahan. Jangka menengah dan jangka panjangnya, 
ingin menghancurkan reputasi dan nama baik Partai Demokrat di muka rakyat, agar 
pemilu 2014 Partai Demokrat dilupakan dan diharapkan kalah total," tudingnya.


Karenanya, SBY pun mengajak agar kader Partai Demokrat melawan fitnah dan 
pembunuhan karakter itu. Alasan SBY, fitnah itu sudah melampauai 
batas."Pertanyaannya sekarang, sebagai kader Partai Demokrat, relakah kita" 
Akankah kita biarkan kehormatan kita diinjak-injak? Akankah kita biarkan masa 
depan kita dihancurkan sekarang ini?" tanya SBY yang langsung dijawab perserta 
Rapimnas secara serempak,"tidak". 


Meski demikian SBY meminta agar upaya melawan fitnah itu tetap dilakukan dengan 
tindakan yang tidak melanggar hukum. Ia mengajak kader Demokrat tetap melakukan 
perjuangan politik yang bersih yang disebut SBY dengan 'jurus putih'. "Saya 
ingin marilah kita tetap menggunakan jurus putih di dalam melaksanakan 
perjuangan politik. Jangan pernah tergoda apalagi memasuki jalur-jalur hitam 
atau politik yang hitam," ucapnya.


Dalam kesempatan sama SBY juga kembali menyinggung soal rencana perayaan Hari 
Anti Korupsi se-Dunia pada 9 Desember mendatang. SBY mengaku sudah mendapat 
informasi yang cukup bahwa ada motif politik di balik perayaan itu.
"Saya juga sudah mengetahui rencana gerakan 9 Desember yang sesungguhnya 
memiliki motif yang lain. Motif politik yang tidak sama dengan semangat untuk 
mengefektifkan gerakan pemberantasan korupsi di negeri kita. Saya, 
alhamdulillah telah dapatkan pengetahuan yang relatif lengkap, tentang siapa, 
apa, dan sasaran yang dituju dalam gerakan 9 Desember yang akan datang," 
ujarnya.


Namun SBY meminta agar kader Demokrat tidak reaktif apalagi melakukan tindakan 
di luar kepatutan. SBY justru menegaskan bahwa dirinya sudah berpesan kepada 
aparat keamanan. "Saya juga pesan kepada para petugas keamanan untuk menjaga 
keamanan, bukan hanya untuk 9 Desember, tapi juga hari-hari yang lain," 
tandasnya.(gus/jpnn)
(scorpions)








[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Science, poetry and prejudice

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.dawn.com/wps/wcm/connect/dawn-content-library/dawn/news/sci-tech/19-science-poetry-and-prejudice-hh-06


Science, poetry and prejudice 
By Kunwar Idris 
Sunday, 06 Dec, 2009 

 
Abdus Salam receiving the Nobel Prize for Physics from King Carl Gustav of 
Sweden in 1979. 
World 
A Nobel for Obama 
A Nobel for Obama 
Abdus Salam's 15th death anniversary went unnoticed recently. The 25th death 
anniversary of Waheed Murad that fell on the same day was celebrated with 
fanfare. They say nations which do not honour their great men cease to produce 
them.

Pakistan, for sure, has produced no scientist of Salam's stature nor perhaps an 
actor of Waheed's popularity. Whether it is serious research or playful acting, 
the national scene remains barren.

Forgotten or celebrated, Pakistan's few great men were born of accident. In the 
case of Abdus Salam it was not just one but a series of accidents. More 
strikingly, in converting accidents into opportunities, help to Salam came not 
from friends but from strangers. Ironically, when the people who should have 
been helping him created hurdles even that opened the door to new opportunity.

Having earned every degree that he could, setting new records before he was 19, 
Salam's urge to go for research abroad would have remained unfulfilled had Sir 
Chhotu Ram, Punjab's revenue minister and a benefactor of the rural poor, not 
arranged a scholarship for him at Cambridge. That was the first accident with 
help coming from an unexpected quarter.

As a Cambridge wrangler (first class of the mathematical tripos) and PhD in 
theoretical physics, Salam came back to teach at his alma mater. He thus seemed 
set on a course which, with luck, would have some day made him principal of 
Government College unless he was persuaded to join the ICS. Then came a second 
accident. He had gone to Bombay to attend an international scientific 
conference with the permission of the principal. He defied an order to return, 
leaving the conference halfway, because the education minister had not approved 
of his participation.

He resigned rather than face the charge and went back to teach at Cambridge. 
Three years later he became the youngest ever professor at London's Imperial 
College and fellow of the Royal Society. There he freely debated with atheist 
Bertrand Russell the existence of God and with Albert Einstein the Islamic view 
of the unity of forces.

In 1959, there was to be yet another accident. India's high commissioner in 
London brought to him an invitation from Pundit Nehru to visit India. There 
Nehru offered him a minister's rank at a salary he would himself name with no 
questions asked about money spent or wasted on particle research. Taken 
unawares, Salam sought time to think it over, came back and reported to 
President Ayub what had transpired. He declined a similar offer from Ayub, but 
agreed to act as his scientific adviser while remaining at Imperial College. 
That was the period when the foundations of Pakistan's atomic energy commission 
and nuclear power plants were laid.

He also advised the president to establish an international research centre in 
Pakistan where scientists from across the world would meet to exchange ideas 
and knowledge. The finance minister opposed the plan because he felt it was 
tantamount to setting up a five-star hotel for Salam and his friends. Again 
declining an Indian offer to host the centre, whatever the cost, he founded the 
centre at Trieste with a major contribution coming from the Italian government. 
Thousands of scientists have since passed through Trieste - no less than 500 
from Pakistan. The centre is now named after Abdus Salam. Surely, by now 
Pakistan would have been a hub of scientific research had Ayub's finance 
minister not ridiculed Salam's plan.

After winning the Nobel Prize in 1979, Salam was not invited to his own 
college. He did not even figure in Prime Minister Nawaz Sharif's count of 
distinguished old Ravians. It was Pakistan's darkest period of prejudice and 
intellectual sterility. By contrast when he went to Aligarh Muslim University 
to receive an honorary doctorate, the whole city turned up to greet him and 
students pushed his car for a mile to the campus. The scene at Guru Nanak 
University was no less exhilarating.

Salam's repeated pleas to Islamic countries to contribute just one per cent of 
their export earnings to a research fund went unheeded. No wonder that Salam is 
the only one from the Islamic world ever to have won the Nobel Prize in the 
physical sciences.

Scientists who benefited from Salam's Trieste centre - Mujahid Kamran, Ghulam 
Murtaza and Pervez Hoodbhoy among them - now struggle to make up for the lost 
time and opportunities. A school of mathematics named after him is fast gaining 
recognition. LUMS too has established an Abdus Salam chair.

Even the people at large are fast shedding the prejudices fostered by 
politicians. The scientists and citizens of today alik

[wanita-muslimah] Jordan's Queen joins fight for action on honour killings

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.theage.com.au/world/jordans-queen-joins-fight-for-action-on-honour-killings-20091206-kcrl.html


Jordan's Queen joins fight for action on honour killings
December 7, 2009 

Politicians oppose harsher penalties for men who slay relatives. Richard 
Spencer reports from Amman.

ON ONE side is the fashionably dressed Queen Rania of Jordan, a symbol of 
progressive values for Arab women. On the other are her country's conservative 
social and religious leaders.

At stake is a political test case for reform in the Middle East, one that pits 
demands for greater democracy against the need to end so-called honour killings 
of women.

Queen Rania, who regularly appears without a head scarf, let alone a hijab, has 
given her quiet support to women's rights groups that want to change laws 
amounting to legal impunity for men involved in honour killings.

But standing against her is another symbol of the country's attempts to show a 
progressive face. Jordan's MPs, who have been given more power to hold the 
Government and royal family to account than in other Arab countries, have shown 
little enthusiasm for the moves.

''This whole issue is being exaggerated, and the reason behind it is not 
innocent,'' said Sheikh Hamza Mansour, leader of the parliament's Islamic 
Action Front.

His coalition of Islamist and tribal representatives has blocked an attempt to 
introduce tougher sentences for men who kill their sisters and daughters for 
bringing ''shame'' on their families.

Honour killing is more often associated with impoverished and remote areas of 
countries such as Pakistan than cities such as Amman, Jordan's sophisticated 
and Westernised capital. But it was in Amman's outskirts that Abu Ishmael and 
his three brothers recently picked up their sister after a call from her 
husband, took her home, and stabbed her to death. The squalor surrounding her 
home in al-Baq'a, where third-generation refugee families live in slum-like 
conditions and where drug-taking is rife, means the area is a breeding ground 
for domestic violence. Pressure to conform to traditional customs is also 
strong.

When Abu Ishmael and his brothers arrived at their sister's house, they were 
greeted by catcalls from her relatives, goading them to carry out the killing. 
The brothers knew what they were expected to do. They bundled their sister into 
the back of their van, and drove her home in silence. Within half an hour, she 
was dead. When her body was handed over to police, it had 28 stab wounds.

Abu Ishmael insists he had nothing to do with the killing - he was, he says, 
outside the home when it happened. Police have arrested two of his brothers.

''I was angry with her,'' Abu Ishmael said as he sat in his lawyer's office. 
''I looked at her in the rear-view mirror as I drove. She said nothing, but she 
had a barbarous look.'' His sister's crime was simple. Her husband complained 
that she had left the house in the middle of the night carrying her 
16-month-old son. Police found her wandering the streets half an hour later.

The dishonour such wanton behaviour brought on her own family, it seemed, could 
only be expunged by her death.

A mother of eight, though aged just 37, thus became one of an estimated 5000 
women worldwide who will die this year in the name of honour, with their 
killers likely to face little if any punishment.

For Queen Rania, it is deeply offensive that the killing of women not only 
appears to be condoned, but also seems to be on the increase: the number of 
deaths reported in Jordan, 20 to 25 a year, is rising. Sentences are low, often 
as little as six months.

The Government is introducing a tribunal to hear honour-killing cases, but 
politicians have blocked attempts to change two articles of the law. The first 
allows an ''in flagrante'' defence to a man who kills his wife and her lover if 
he finds them in bed. Article 98, a ''crime of passion'' defence, is common and 
gives reduced sentences to men who say they commit violence in the fury of the 
moment.

The Government wants a minimum penalty of five years.

TELEGRAPH


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Europe gives US terror-trackers access to its citizens' banking details

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.theaustralian.com.au/news/world/europe-gives-us-terror-trackers-access-to-its-citizens-banking-details/story-e6frg6so-1225807496606

Europe gives US terror-trackers access to its citizens' banking details 
  a.. From: The Sunday Times 
  b.. December 07, 2009 12:00AM 

THE CIA is to be given broad access to the bank records of millions of Britons 
under a European Union plan to fight terrorism. 

The Brussels agreement comes into force in two months and requires the 27 EU 
member states to grant requests for banking information made by the US under 
its terrorist finance tracking program.

In a little-noticed information note released last week, the EU said it had 
agreed that Europeans would be compelled to release the information to the CIA 
"as a matter of urgency". The records will be kept in a US database for five 
years before being deleted.

Critics say the system is "lopsided" because there is no reciprocal arrangement 
under which the British authorities can easily access the bank accounts of US 
citizens in the US.

They also say the plan to sift through cross-border and domestic EU bank 
accounts gives US intelligence more scope to consult British bank accounts than 
is granted to law enforcement agencies in Britain or the rest of Europe. In 
Britain and most of Europe, a judge must authorise a specific search after 
receiving a sworn statement from a police officer.

Civil liberties groups and privacy campaigners warned on the weekend that the 
program, introduced as an emergency measure in 2001, was being imposed on 
Britain without a proper debate.

Shami Chakrabarti, director of Liberty, said: "The massive scope for 
transferring personal information from Europe to the US is extremely worrying. 
No one is saying that allies should not co-operate, but where is the privacy 
protection? Where are the judicial safeguards?"

The US program mines thousands of transactions by sifting through records from 
the nerve centre of the global banking industry, a Belgian co-operative known 
as Swift that routes about pound stg. 3 billion ($5.4bn) between banks and 
other financial institutions each day.

According to the EU note, the US can request "general data sets" under the 
scheme based on broad categories including "relevant message types, geography 
and perceived terrorism threats".

The Sunday Times

  a.. 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Rafsanjani urges 'freedom' in Iran

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://english.aljazeera.net/news/middleeast/2009/12/2009126101815957736.html

UPDATED ON:
Sunday, December 06, 2009 
14:03 Mecca time, 11:03 GMT

  Rafsanjani urges 'freedom' in Iran  
 
 
  Thousands of people demonstrated in Tehran in the wake of 
disputed elections in June [AFP] 
   


  Akbar Hashemi Rafsanjani, a former Iranian president and opposition 
member, has accused the country's rulers of being intolerant, amid restrictions 
on journalists imposed by the authorities.

  "The situation in the country is such that constructive criticism is not 
accepted," Rafsanjani told students in the northern city of Mashhad on Sunday, 
the ILNA news agency reported.

  He called on Iran's political groups to work together to "create a 
climate of freedom which will convince the majority of people and erase 
ambiguities".

  Rafsanjani was speaking a day before the annual Student Day, when 
demonstrations against the rule of Mahmoud Ahmadinejad, the Iranian president, 
are expected to go ahead.

  Several websites have urged people to gather on Student Day near Tehran 
University campus.

  "Those who demonstrate or protest must express themselves through legal 
means. Leaders must also respect the law," Rafsanjani said.

  "There have always been extremist factions and excessive attitudes on 
both sides ... several problems will be solved if we adopt the path of 
moderation."

  Media restrictions

  Iranian authorities have ordered journalists working for foreign media 
organisations not to leave their offices to cover the protests that are 
expected to take place on Monday.

  "All permits issued for foreign media to cover news in Tehran have been 
revoked from December 7 to December 9," the culture ministry's foreign press 
department said in an mobile phone text message sent to journalists on Saturday.

  Police and Iran's Revolutionary Guards have said that they will move 
against any "illegal" rally that takes place in Tehran.

  "Any illegal gathering outside universities will be strongly confronted," 
Esmail Ahmadi-Moqaddam, a police chief, was quoted by Etemad newspaper as 
saying.

  Planned protests

  Residents of Tehran said that internet access, including access to email 
and websites loyal to the political opposition, had been limited in the run-up 
to Student Day.

  Hundreds of thousands of people demonstrated in June in the immediate 
wake of Ahmadinejad's re-election, claiming that the Iranian authorities had 
rigged the vote.

  Hundreds of people were detained by authorities and dozens were killed in 
clashes with police and pro-government militia.

  Mirhossein Mousavi and Mehdi Karoubi, who were defeated in the 
presidential election, have not announced whether they will join the planned 
Student Day protests, as they have done in the past.
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Born into a very noble family - 2

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.arabnews.com/?page=5§ion=0&article=129071&d=6&m=12&y=2009

Friday 4 December 2009 (17 Dhul Hijjah 1430)

  Born into a very noble family - 2

  Adil Salahi 

  Muhammad (peace be upon him) was born in Makkah at the 
beginning of the last third of the sixth century. At that time, the world 
generally was in a miserable state, as if general collapse was about to 
overwhelm everything. Nowhere in the world was there a coherent faith or a 
solid system under which a community and a state could prosper. The two 
superpowers, the Byzantine and the Persian empires, were on the verge of 
collapse. In Byzantium, the Christian faith was no longer the guiding light. In 
fact, its intellectuals were engaged in endless, futile debates about 
everything real or imaginary. Its power, in land and sea, had weakened. 
Commanding vast areas of land, it could only maintain its rule by leaving its 
different provinces in a state of practical autonomy. Muslims were soon to 
deprive it of most of its provinces in Asia and North Africa.

  The Persian Empire was in no better shape. Its religion had 
been distorted. Monotheism gave way to dualism, with good and evil represented 
by two different deities that were engaged in a permanent fight, and women were 
made the vehicle used to spread evil. Moreover, political chaos prevailed, with 
many instances of rebellion and sedition.

  Elsewhere we could see no solid system based on coherent 
beliefs that satisfied thinking minds, or on a set of moral values that could 
sustain law and order and establish a proper human society that knows its way 
to progress.

  In Arabia, a tribal society existed that gave affiliation to 
one's tribe supreme importance. Makkah had a special status, as a result of its 
religious importance with the Kaaba at its center. Moreover, it enjoyed 
economic prosperity due to its organization of proper international trade. In 
fact, most of the wealth of Arabia was concentrated in Makkah, and held by a 
small group of its noblemen. This led to a life of luxury with its associated 
vices, such as gambling, drinking, loose sexual morality and exploitation of 
the poor.

  A hierarchy of tribes established itself on the basis of 
certain values, such as wealth, numbers and military prowess. Yet the top 
position in that hierarchy indisputably belonged to the Quraysh, as it lived in 
Makkah and was the custodian of the Kaaba, the temple built by the Prophet 
Abraham and Prophet Ishmael and consecrated for the worship of God alone.

  Within every major tribe there were a number of clans, each 
clan comprising a number of families. The system meant that loyalty to one's 
immediate family transcended all claims of loyalty. Yet loyalty moved upward, 
stage by stage, from a small clan to a larger one, then to the tribe. Among the 
Quraysh, the Hashimite clan, was considered the most noble, but it was not the 
richest. Its nobility derived from its direct descent from the Prophet Ishmael 
and from the fact that for several generations it held custody of the Kaaba and 
provided food and water to the pilgrims who came from all over Arabia.

  The chief of the Hashimite clan was Abd Al-Muttalib, 
grandfather of Muhammad (peace be upon him), who by the time of the Prophet's 
birth was a very old man. He was not rich by Makkan standards, but was 
recognized by all as the most noble person in Makkah. His standing was enhanced 
a couple of decades before the birth of his grandson, when he dug the well of 
Zamzam in response to a dream he saw on successive nights, giving him its exact 
location.

  Thus, Muhammad was the son of the most noble family in 
Arabia, where nobility of birth was given a very high degree of importance. Yet 
he was not born into a rich family where children could be spoilt.
 
   
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Venezuela takes over three more small banks

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.arabnews.com/?page=6§ion=0&article=129155&d=6&m=12&y=2009&pix=business.jpg&category=Business

Sunday 6 December 2009 (19 Dhul Hijjah 1430)


  Venezuela takes over three more small banks
  Reuters
 

  CARACAS: Venezuela said on Friday it was taking over three more small 
private banks, raising the week's tally to 7, as part of a clean-up in the 
financial sector that has investors worried, but is seen as unlikely to herald 
a major wave of nationalizations.

  Finance Minister Ali Rodriguez said the three institutions - Baninvest, 
Central Banco Universal, and Banco Real, which account for just 2 percent of 
Venezuela's banking deposits - would hopefully be "rehabilitated" by the state.

  "The rest of the financial system is in good hands despite the criminal 
campaigns going on," Rodriguez said, accusing opponents of socialist President 
Hugo Chavez of trying to destabilize Venezuela through rumors of a bank crisis.

  Most analysts believe the Chavez government is engaged in a "cleanup" 
exercise of a minority of banks with funding or ownership irregularities, 
rather than being on the brink of taking over another sector in the South 
American nation.

  Socialist Chavez, a harsh critic of the United States and Wall Street, 
has nationalized large sectors of his OPEC nation's economy since coming to 
power in 1999. So far, he has held back from large-scale seizures in the 
banking sector.

  "We are not facing a situation of crisis in the national bank system, 
despite the enormous, deep crisis that has shaken the financial world, and 
severely affected developed economies, particularly the United States," 
Rodriguez said in a TV speech. A first clutch of closures on Monday - of four 
small banks accounting for 6 percent of deposits - worried depositors and 
unsettled markets, with Venezuelan bonds plummeting and the bolivar currency 
weakening in nonofficial trade.

  Rodriguez did not specify the reasons for the new closures.

  The four banks closed Monday had problems of solvency and unexplained 
capital movements, the government said.

  Venezuela's benchmark global bond traded 0.750 point, or 1.3 percent, 
higher on the day, to bid 67.000, with a yield of 14.448 percent. Earlier, it 
had hit a session high of 68.875 in a rally that quickly faded after 
Rodriguez's announcement of the latest bank interventions.

  So far this week, the bond has fallen over 10 percent.

  Friday's announcement capped a tumultuous week for Venezuela's financial 
system, in which Chavez twice said he would nationalize all private banks if 
necessary, before softening his rhetoric on Thursday and Friday.

  "The local bourgeoise are trying to create panic," Chavez said Friday in 
the latest of many public speeches on the subject. "We are intervening with 
wisdom."

  Long lines have formed at some banks, as people check on their money or 
move it to bigger institutions, and some workers from the closed institutions 
have protested. But there is none of the wide-scale panic seen during 
Venezuela's 2004 financial crisis when half the nation's banks went under.

  Chavez said depositors from two of the institutions closed on Monday were 
all recovering their funds, while the state would take over and reopen the 
other two banks.

  "We are not going to leave savers in the street."
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Prita Mulyasari to Seek Damages of Over Rp 1t In Ongoing Court Saga

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://thejakartaglobe.com/home/prita-mulyasari-to-seek-damages-of-over-rp-1t-in-ongoing-court-saga/345926

December 07, 2009 
Heru Andriyanto & Dessy Sagita

 
Volunteers in Jati Padang, South Jakarta, on Sunday counting money donated to 
help Prita Mulyasari pay her fine. (Photo: Safir Makki, JG)

Prita Mulyasari to Seek Damages of Over Rp 1t In Ongoing Court Saga
Cause celebre Prita Mulyasari is preparing a countersuit of more than Rp 1 
trillion ($118 million) at the Supreme Court against a Tangerang hospital that 
had her thrown in jail for complaining about her medical treatment in an e-mail 
message to friends, her lawyer said on Sunday.

Prita, a 32-year-old mother of two who is currently being re-tried for 
allegedly defaming two doctors from Omni International Hospital last year, is 
striking back after the Banten High Court last week upheld a separate civil 
suit against her by Omni, which saw her fined Rp 204 million in damages. The 
High Court had previously rejected her civil suit against Omni seeking monetary 
damages.

"Prita is demanding Rp 113 million in material damages and Rp 1 trillion in 
nonmaterial damages," her lawyer Slamet Yuwono told the Jakarta Globe.

He said the suit would be filed against PT Sarana Meditama International, the 
parent company of Omni, and doctors Hengky Gosal and Grace Hilza Yarlen Nela.

"The Rp 113 million demand is meant to compensate for the bad treatment Prita 
endured at the hospital and the Rp 1 trillion is to seek compensation for her 
21 days in detention [at Banten women's prison], which caused irreparable 
damage to her life," Slamet said.

Prita had sent an e-mail message to 20 friends complaining that she had been 
misdiagnosed with dengue fever at Omni in August 2008 when she actually had the 
mumps, and warned others against going there. 

The e-mail circulated on the Internet and eventually came to Omni's attention, 
prompting the hospital to file a civil defamation suit against her, claiming 
lost business.

The two hospital doctors also lodged a criminal defamation complaint against 
Prita with the Tangerang Police.

The case has outraged the public, tens of thousands of whom have joined a Prita 
support page on Facebook, and according to analysts, exposed the longstanding 
injustice and corruption within the country's judicial system.  

The Banten High Court ruling on Wednesday came as Prita was awaiting the 
verdict in her criminal trial, in which she could be sentenced to six years in 
prison under the controversial Information and Electronic Transactions Law 
(ITE) for calling the two Omni doctors unprofessional and impolite. 

Prosecutors have recommended a six-month prison sentence.




Related articles
Prita Set To Appeal Defamation Lawsuit
11:14 PM 03/12/2009

Prita Mulyasari E-Mail Defamatory, Expert Testifies
11:33 PM 10/09/2009

Indonesian Health System on Life Support: Experts
9:27 PM 09/08/2009

Harsh Defamation Laws Harm Free Speech in Indonesia
9:39 PM 21/07/2009

Prita Cites 'Right To Criticize' as Defense Attacks
11:14 PM 11/06/2009


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] "Balibo Five" Jangan Usik RI-Timor Leste

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.antaranews.com/berita/1260113845/balibo-five-jangan-usik-ri-timor-leste


"Balibo Five" Jangan Usik RI-Timor Leste


Minggu, 6 Desember 2009 22:37 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam |  
(ANTARA News) - Pengamat hukum internasional Wilhelmus Wetan Songa, SH.MHum 
meminta Australia tidak mengusik hubungan baik antara RI-Timor Leste lewat 
"Balibo Five".

"Saat ini antara Indonesia dan Timor Leste sudah membangun hubungan baik 
sebagai negara tetangga, sehingga tidak perlu lagi diusik dengan film Balibo 
Five," kata dosen Fakultas Hukum Univesitas Nusa Cendana (Undana) Kupang itu, 
Minggu.

Menurut Wetan Songa, rencana pemutaran film "Balibo Five" di Indonesia 
sesungguhnya tidak mencerminkan sikap Australia dalam konteks hubungan 
bilateral. 
"Pemutaran film Balibo Five itu hanya akan membuka luka lama yang sudah lama 
terkubur," katanya.

Kepala Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Undana itu menambahkan, 
kalaupun ada maksud lain dibalik rencana pemutaran film Balibo Five, tentunya 
Lembaga Sensor Film (LSF) sebagai lembaga yang paling berkompeten untuk 
bersikap apakah menerima atau menolak untuk diputar di Indonesia.

"LSF-lah yang paling berkompeten untuk menyensor setiap film yang hendak di 
tayang ke publik dan apakah dampak-dampak yang akan terjadi dari segi seni, 
pendidikan, politik, keamanan, pedamaian dan dampak lainnya dari sebuah film 
seterlah ditonton masyarakat," katanya.

Menurut Wetan, kalau dampak pemutaran film itu menganggu hubugnan bilateral 
antara Indonesia-Timor Leste maka sebaiknya ditolak sebelum segala sesuatu 
terjadi. 

Penolakan ini pun bukan sikap pemerintah Indonesia seutuhnya tetapi menjadi 
sikap LSF sebagai lembaga teknis yang berkompeten.

"Jadi publik juga tidak berlebihan menarik kesimpulan terlalu dini dengan 
mengatakan Indoensia menolak film 'Balibo Five' diputar negara kepulauan ini, 
karena tidak pada tempatnya," katanya.

Ia menegaskan, persoalan buruk masa lalu antara Indonesia-Timor Leste sudah 
dikubur semuanya oleh kedua negara, sehingga Australia tidak perlu lagi membuka 
lembaran masa lalu lewat Balibo Five.

"Tewasnya lima orang wartawan Australia dalam insiden Balibo, merupakan risiko 
dari para jurnalis dalam menjalankan tugas peliputan di daerah konflik," 
katanya.(*)

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Rumah Ibadah Dirusak dan Dibakar

2009-12-06 Terurut Topik sunny
Refleksi : Apakah pembakaran ini  bermaksud untuk menakut-nakutkan masyarakat 
agar   perhatian dialihkan dari kasus Bank Century?

http://www.kompas.com/read/xml/2009/12/06/21034294/rumah.ibadah.dirusak.dan.dibakar

Rumah Ibadah Dirusak dan Dibakar
Minggu, 6 Desember 2009 | 21:03 WIB
TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Sebuah rumah ibadah di Desa Tlogowero, Kecamatan 
Bansari, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (6/12) dirusak massa tidak dikenal. 

Keterangan yang dihimpun di tempat kejadian menyebutkan, puluhan orang datang 
ke tempat itu, lalu merusak bangunan tempat ibadah tersebut, hingga tinggal 
kerangka bangunan. 

Massa menghancurkan genteng, melepas jendela dan pintu kemudian dibakar. Aksi 
perusakan tersebut berlangsung cepat. Perusakan itu diduga karena mereka tidak 
menghendaki rumah ibadah itu. 

Polisi memasang garis polisi mengelilingi bangunan yang rusak tersebut dan tim 
identifikasi dari Polres Temanggung melakukan olah tempat kejadian perkara 
(TKP). 

Kapolres Temanggung AKBP Antony Agustinus Koylal ketika dikonfirmasi 
membenarkan kejadian tersebut dan polisi sedang mendalami kasus itu. 

"Kami masih menyelidiki kasus tersebut dan melakukan koordinasi dengan kepala 
desa dan camat setempat," katanya. 

Ia mengatakan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan lebih lanjut, 
satu regu polisi mengamankan tempat tersebut. 

Menurut dia, peristiwa serupa pernah terjadi pada tahun 2007 dan mereka telah 
bersepakat untuk damai. "Hingga saat ini belum ada saksi yang kami minta 
keterangannya," katanya. 

Ia berharap kepada masyarakat setempat untuk tidak mudah terprovokasi. "Kami 
juga meminta tokoh masyarakat untuk tetap menjaga suasana agar tetap kondusif," 
katanya.



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] IMM: Koruptor Panik Dengan Aksi 9 Desember

2009-12-06 Terurut Topik sunny
Refleksi : Koruptor yang ada hubungan dengan Bank Century menjadi panik? Siapa 
itu?
  

http://www.antaranews.com/berita/1260122738/imm-koruptor-panik-dengan-aksi-9-desember

IMM: Koruptor Panik Dengan Aksi 9 Desember
Senin, 7 Desember 2009 01:05 WIB | Peristiwa | Hukum/Kriminal | 
Jakarta (ANTARA News) - Sekjen DPP Ikatan Mahasiswa Muhamaddiyah, Ton Abdillah 
Has, di Jakarta, Minggu, menyatakan, hanya koruptor yang panik dengan aksi 
damai pada Hari Anti-Korupsi, 9 Desember 2009 nanti.

"Karena, aksi damai oleh berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam 
Gerakan Indonesia Bersih (GIB) yang akan digelar di silang Monas, Jakarta, 
adalah aksi keprihatinan atas kondisi kebangsaan yang belum juga lepas dari 
korupsi," tandasnya.

Ia menyatakan itu, menanggapi adanya beberapa pihak termasuk kalangan elite 
yang mengungkapkan pernyataan-pernyataan kurang positif terhadap aksi damai 
tersebut.

GIB yang didukung tokoh-tokoh lintas agama dan organisasi kemahasiswaan 
Kelompok Cipayung Plus, menurutnya, murni aksi moral dengan cara damai.

"Ini dilakukan secara spontan, tulus dan demi kepentingan kebangsaan yang adil 
serta bermartabat, agar Indonesia benar-benar menjadi bersih dari korupsi dan 
kasus seperti mega skandal Bank Century," tegasnya.

Ton Abdillah Has juga anggota Panitia Bersama Aksi GIB itu, juga meminta mega 
skandal Bank Century itu harus tetap dibongkar, demi keadilan dan tegaknya 
hukum.(*)







[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Apakah Kondom Identik dengan Seks Bebas?

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/12/06/04252586/apakah.kondom.identik.dengan.seks.bebas.


Apakah Kondom Identik dengan Seks Bebas? 
Minggu, 6 Desember 2009 | 04:25 WIB
JAYAPURA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua, 
Constant Karma, menegaskan, keberadaan kondom yang di bagikan dan dijual kepada 
masyarakat bukan untuk mengajak masyarakat melakukan hubungan seks bebas. "Seks 
bebas sudah ada, sehingga kondom ada. Jadi kondom ada bukan untuk seks  bebas," 
kata di Jayapura, Sabtu (5/12).

Constant Karma menjelaskan, ada dua jenis kondom yang sering dipakai dan 
berbeda, yakni yang di bagi oleh  BKKBN untuk kondom keluarga dan Kondom bagi 
mereka yang suka hubungan seks berganti-ganti pasangan. "Jenis kondom juga  
berbeda, demi pencegahan penyakit ini," ungkapnya.

Meski demikian, Constant Karma juga  mengakui, kalau  penggunaan kondom juga 
masih dapat berisiko terjadinya penularan penyakit HIV/AIDS."Yang perlu adalah 
waspada dan menjaga diri," ajaknya.

Ia juga mengungkapkan, pihaknya  sudah menyediakan ATM kondom di tempat umum, 
namun tekadang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat dengan alasan klasik yakni 
malu."Akhirnya kami hanya tempatkan di Lokalikasi Wanita Tuna Susila (WTS) 
seperti di Tanjung Elmo, daerah Kabupaten Jayapura," Papar Constant.

Terkait penggunaan kondom, Constant mengimbau kepada masyarakat agar 
memperhatikan kondisi dan masa berlakunya. "Ada dua permasalahan dalam 
penyebaran kondom, yakni menyangkut penyimpanan dan distribusi, sehingga 
terkadang ada yang kurang bagus lagi untuk dipakai," lanjutnya.

Artikel Terkait: 
  a.. Pakailah Kondom agar "Serangan Fajar" Aman 
  b.. Menko Kesra: Gunakan Kondom Secara Efektif 
  c.. Kondomisasi Gagal Kurangi HIV/AIDS 
  d.. Kondom Bukan untuk Pelaku Seks Bebas! 
  e.. Jangan Benturkan Penggunaan Kondom dengan Agama 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] PRIMBON BISNIS dan PRIMBON CINTA

2009-12-06 Terurut Topik syamsuri149
Dua hal ini adalah persoalan yang esensial bagi setiap manusia. Kiat-kiat untuk 
mendapatkan kemudahan dalam dua hal penting ini, silahkan copy-paste dari:
http://www.alfusalam.web.id

Di website ini juga banyak doa2 pilihan dan amalan praktis yang dapat 
didownload secara gratis.




[wanita-muslimah] Amerika mengorbankan pemuda2 terbaiknya untuk menghapus penindasan di dunia.

2009-12-06 Terurut Topik abdul latif
Kalau anda ingin mengunjungi Amerika lewat kota New Yorks anda pasti akan 
melihat patung "Liberty" di pintu masuk Amerika"Liberty and justice for all"

inilah salah satu Philoshophy masarakat Amerika, yaitu mengapus penindasan2 
dari penguasa2 yang zolim seperti;

Nazi yang menindas negara2 Eropah
Tentara Japan yang menindas negara2 Asia

Perang dunia ke II ini, Amerika mengorbankan tentara2 terbaiknya lebih kurang 
500.000 orang.

di Vietnam, menghalangi penindasan Komunis dari Utara..Amerika mengorbankan 
tentara2 terbaiknya lebih kurang 50.000 orang.

---perang melawan Sadan Husen di Iraq, yang menindas muslimSyiah, dan 
Kurdi...Amerika mengorbankan tentara2 terbaiknya lebih kurang 4500 orang.

---sekrang di afganistan memerangi Taliban danal Qaida yang menyerang NY tower 
11/9 2001, Amerika menyerang Afganistan untuk menagkap Osma bin laden..sampaia 
hari ini amerika mengorbankan tentaranya lebih kurang 500 orang.

Jangan salah sangka bahwa Amerika akan menjajah negara2 Eropah dan Arab, tujuan 
Amerika hanya SATU yaitu memberikan kemerdekaan kepada orang2 yang TERTINDAS 
atau dgn kata lain menghilangkan penindasan di muka bumi ini.

"LIBERTY AND JUSTICE FOR ALL.
http://latifabdul.multiply.com/journal/item/416/



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Seri 900 Kondomisasi Bukan Solusi Cegah Penyebaran HIV/Aids

2009-12-06 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
- Original Message - 
From: "donnie damana" 
To: 
Sent: Sunday, December 06, 2009 08:25
Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 900 Kondomisasi Bukan Solusi Cegah 
Penyebaran HIV/Aids

Kalo mau belajar ngaji belajarlah ke guru ngaji, jangan belajar ngaji ke guru 
berenang Bah..

Dibawah ini adalah referensi yang sudah dengan baik hati dicarikan oleh mas DWS 
terkait dengan kondom menurut sumber rujukan kedokteran yang terpercaya.

HMNA:
Yang dijadikan referns DWS tidak didukung oleh fakta numerik ukuran HIV dan 
ukuran pori2 kondom.
Kalau mengambil referns yang valid, mesti referens itu menunjukkan data 
numerik, atau sekurang-kurangnya penetrasi kondom oleh partikel sekecil virus 
semacam HIVS dapat terdeteksi.
Ini contohya:

=> http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7962259
Determination of the size of HIV using adenovirus type 2 as an internal length 
marker.
Gentile M, Adrian T, Scheidler A, Ewald M, Dianzani F, Pauli G, Gelderblom HR. 
Istituto di Virologia, Università degli Studi di Roma La Sapienza, Italy.
Using adenovirus type 2 as an isometric size marker for internal calibration, 
we have determined the diameters of mature and immature HIV-1 to be 110 to 128 
and 132 to 146 nm, respectively. The marker had been used either as a purified 
particle suspension added to the HIV producing culture, or adenovirus had been 
propagated together with HIV by infecting HIV producing cells. Using well 
characterized isometric markers, e.g. an icosahedral virus, in thin section 
electron microscopy appears to be a suitable technique for viral size 
determinations.

=> 
http://bellaferta.multiply.com/reviews/item/19?&item_id=19&view:replies=threaded
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa ukuran pori-pori kondom lebih besar 
daripada ukuran virus HIV, tapi ternyata tidak diperhatikan atau sengaja 
diabaikan oleh para aktivis penanggulangan HIV/AIDS.

=> http://forums.sawomatang.com/archive/index.php/t-44559.html
Beberapa temuan ilmiah seputar rendahnya efetivitas kondom bagi upaya 
penangkalan penyebaran virus HIV/AIDS, dipaparkan seperti di bawah ini:
-- Penelitian yang dilakukan oleh Lytle (1992) dari Division of Life Sciences, 
Rockville, Maryland, USA, membuktikan bahwa penetrasi kondom oleh partikel 
sekecil virus HIV/AIDS dapat terdeteksi.
-Penelitian yang dilakukan oleh Carey (1992) dari Division of Pshysical 
Sciences, Rockville, Maryland, USA, menemukan kenyataan bahwa virus HIV dapat 
menembus kondom.
-- Dalam konferensi AIDS Asia Pacific di Chiang Mai, Thailand (1995) dilaporkan 
bahwa penggunaan kondom aman tidaklah benar. Disebutkan bahwa pada kondom (yang 
terbuat dari bahan latex) terdapat pori-pori dengan diameter 1/60 mikron dalam 
keadaan tidak meregang, sedangkan bila dalam keadaan meregang lebarnya 
pori-pori tersebut mencapai 10 kali. Sementara kecilnya virus HIV berdiameter 
1/250 mikron. Dengan demikian jelas bahwa virus HIV dapat dengan leluasa 
menembus kondom.
-- V Cline (1995), profesor psikologi dan Universitas Utah, Amerika Serikat, 
menegaskan bahwa memberi kepercayaan kepada remaja atas keselamatan
berhubungan seksual dengan menggunakan kondom adalah sangat keliru. Jika para 
remaj- a percaya bahwa dengan kondom mereka aman dari HIV/AIDS atau penyakit 
kelamin lainnya, berarti mereka telah tersesatkan.
-- Pakar AIDS, R, Smith (1995), setelah bertahun-tahun mengikuti ancaman AIDS 
dan penggunaan kondom, mengecam mereka yang telah menyebarkan safe sex dengan 
cara menggunakan kondom sebagai ''sama saja dengan mengundang kematian''. 
-- Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Dr Biran Affandi (2000) mendukung 
pernyataan dari Prof Dr Haryono Suyono (1994) bahwa kondom dirancang untuk 
Keluarga Berencana dan bukan untuk mencegah virus HIV/AIDS. Dapat diumpamakan 
bahwa besarnya sperma seperti ukuran jeruk Garut, sedangkan kecilnya virus 
HIV/AIDS seperti ukuran titik.

=> 
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/11/29/22573512/kondomisasi.gagal.kurangi.hivaids
Kondomisasi tidak akan berhasil memutus mata rantai penularan HIV/ AIDS, 
mengingat kemampuan kondom untuk mencegah penularan virus tersebut ternyata 
mengandung kebohongan dan bahaya besar. Hal ini ditunjukkan bahwa kondom 
terbuat dari bahan dasar latex atau karet, yakni senyawa hidrokarbon dengan 
polimerisasi yang berarti memiliki serat dan berpori-pori. Dengan mikroskop 
elektron, terlihat tiap pori berukuran 70 mikron atau 700 kali lebih besar dari 
ukuran HIV-1 yang hanya berdiameter 0,1 mikro

#


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] ALQURAN AKAN DI BAN..?

2009-12-06 Terurut Topik abdul latif
Assalamu'alaikum wrwb.

ALLAH bersabda;
(Azab) yang demikian
itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah
sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya.QS.3:182

Setelah
terjadinya peristiwa terhina dari sekelompok islam Fundamentalis Al
Qaida-wahabi-Salafy Fanatik...membon NY Tower 11/9 2001, lebih kurang
3000 orang2 civil yang terbunuh, maka muncullah golongan Fanatik
Kristen Fundamentalis Ektrim menentang golongan2 islam fundamentalis
dimana mana.

Gol Islam fundamentalis yang tinggal di negara
eropah demokrasi seculer,dimana kemerdekaan beragama,berbicara dan
berdakwa di jamin oleh pemerintah. 

Kesempatan yang baik ini
disalah gunakan oleh ulama2 Islam fundamenalis utk berdakwah secara
kasar, vokal, dan image islam yang menakutkan umat non Islam Eropah
yang sangat tolerensi dgn perbedaan2 agama dan suku..yaitu wanita2
memaki cadar hitam, menara2 yang tinggi kelangit dan berbicara secara
vokal di tengah2 masarakat Krsiten bahwa orang"kafir" itu
adalah musuh2 ALLAH dan Islam.

Gol Krsiten Fundamentalis di
Holland dan Swiis bangkit untuk menaham majunya Islam fundamentalis dgn
memban al quran dan melarang membangun mesdjid dgn menara tinggi sebagi
simbol kemenangan Islam.

Gol Islam fundamentalis ini bukan saja
berbahaya bagi umat non Islam, juga berbahaya bagi firqoh2 islam yang
berbeda dgn pemahaman mereka. 

Gol Islam Fundamentalis ini
ingin memaksakan syariat Islam kepada orang lain dengan cara membuat
undang2, memban, dan kalau perlu dgn senjata...

Mereka2 ini
tidak lagi mengikuti al Quran dan sunnah Rasul cara berdakwah, tapi
mengikuti hawa nafsunya untuk berkuasa tanpa mengnal keadilan untuk
semua.

Sedangkan Rasulullah saw berlaku adil kepada umat yahudi,Nasrani dan lain2 yang 
sudah terjadi kedamaian dlm masarakat plural.

"Aku
beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah( Taurat,Injil, Al
quran ) dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu.
Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi
kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah
mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya lah kembali (kita)"QS 42:15,
QS.5:8

Mari kita sadari bahwa pemahaman2 islam fundamentalis itu
membawa malapetaka bagi umat manusia dimana mana. Mari kita bersama
sama mengingatkan mereka secara baik2 dan bertanggung jawab agar
kembali kepada jalan yang lurus yaitu "anti kekerasan dan toleransi
dengan perbedaan2"

Wassalamu'alaikum wrwb

Coba baca artikel di bawah ini;

Holland’s anti-Islamic firebrand

He wants to ban the Quran. He’s also leading in the polls.

Geert
Wilders is famous for his punchy one-liners. Here’s one: “I don’t
believe there is a moderate Islam.” And another: “The more Islam that
we get, the less freedom that we get.” Wilders, for all his rhetorical
failings, is always to the point—like when he categorically proclaims:
“I want to ban the Quran.”

wassalam


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Seri 900 Kondomisasi Bukan Solusi Cegah Penyebaran HIV/Aids

2009-12-06 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman

- Original Message - 
From: "Wikan Danar Sunindyo" 
To: 
Sent: Sunday, December 06, 2009 19:51
Subject: Re: [wanita-muslimah] Seri 900 Kondomisasi Bukan Solusi Cegah 
Penyebaran HIV/Aids

setahu saya udara yang keluar dari ban atau balon itu bukan keluar
dari pori2 karetnya
##
HMNA:
Sudah pernah menyaksikan di lapangan tukang tambal ban?  Sepeda yang lama tidak 
dipakai, lalu disuruh perikasa pada tukang tambal ban, ban itu dipompa 
dicelupkan ke dalam air, tidak ada gelembung yang keluar dari pentil maupun 
dari ban. Jadi molekul2 udara yang lebih kecil dari pori-pori karet menembus 
keluar. Tentu demikain juga pada pentil, molekul-molekul udara keluar menembus 
sela-sela pentil. Logika (setahu) anda itu tidak bisa terangkan mengapa 
molekul2 udara yang lebih kecil dari pori2 ban karet, tidak bisa keluar, apa 
yang menahan ???

melainkan dari pentilnya.
mekanisme keluarnya udara dari ban atau bola itu memang disengaja,
untuk mengurangi tekanan-tekanan yang menimpa ban atau bola tersebut
selama bergesekan atau berbenturan dengan benda-benda lain.
sebenarnya bisa saja orang bikin ban yang sempurna, yang tidak usah
ada pentilnya dan tidak usah diisi anginnya.
tapi nanti kasihan tukang pompa ban dan tukang tambal ban, jadi gak laku :)
justru mekanisme pengeluaran angin secara pelan2 supaya tidak timbul
ledakan jika membentur sesuatu yang keras.

penggunaan kondom dilakukan sekali pakai, bukan dipakai terus berulang2.

salam,
--
wikan

2009/12/5 H. M. Nur Abdurahman 
> Di lapangan untuk menujukkan keampuhan kondom, penganjur kondomisasi mengisi 
> kondom dengan air, atau meniupnya seperti balon. Tidak ada air ataupun udara 
> yang keluar. Ini jawabannya: Coba simpan ban sepeda lama-lama, insya-Allah 
> itu akan kempes sekempes-kempesnya, alias semua udara di dalamnya habis 
> sehabis-habisnya !!!

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Pakistan militants attack Rawalpindi mosque

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://www.ft.com/cms/s/0/3f3ec962-e0c7-11de-9f58-00144feab49a.html?nclick_check=1

Pakistan militants attack Rawalpindi mosque
By Farhan Bokhari in Islamabad

Published: December 4 2009 11:22 | Last updated: December 4 2009 17:45

Suspected pro-Taliban militants launched an armed attack and a suicide bombing 
on a mosque in Rawalpindi on Friday, killing at least 39 people and wounding 
more than 80 others.

The attack began just after Friday prayers, targeting a mosque frequented by 
military officials in the Qasim market district. 

Rawalpindi is Pakistan's main garrison town and the mosque is located about 10 
minutes' drive from the Pakistan army's general headquarters.
Officials said a lone suicide bomber had detonated a blast in the mosque and 
minutes later as many as five militants, who were apparently present in the 
compound of the mosque, began firing indiscriminately.

The attack has revived concerns over the safety of army personnel who are 
waging a campaign against Taliban militants in the south Waziristan region near 
the Afghan border. Officials said at least one army major general and a 
brigadier were among those killed. A former vice chief of the army, Mohammad 
Yusuf, was among those injured.

"This is a security lapse and it shows that there was a gap somewhere which 
allowed these people to go through" said Mehmood Shah, a former army commander, 
in comments on a Pakistani TV channel. 

In October, pro-Taliban militants launched a daring attack on the army's GHQ 
and took as many as 42 military personnel hostage. That episode ended after two 
days when army commandos stormed the building where the hostages were being 
held. At least 23 people were killed in that attack, including 14 military 
personnel and nine pro-Taliban militants. 

Intelligence officials said the latest attack once again underlined the 
difficulty of securing congested urban areas in a country where the militants 
are largely from the local population.

"You can put together as many layers of security as you want. But you will 
always face the difficult choice of creating a fool-proof cordon, especially in 
exceptionally busy urban areas" said an intelligence source. "Do we delay or 
stop people from going for their Friday prayers?". 

In recent months, senior intelligence officials have claimed that for each 
successful attack, there have been at least nine others that have failed 
because of timely intelligence warnings. 

"The problem is that such attacks will keep on coming for some time to come. 
What is important is that they must be stopped or else the militants will just 
feel they are winning," said one western defence official. 


Copyright The Financial Times Limited 2009. You may share using our article 
tools. Please don't cut articles from FT.com and redistribute by email or post 
to the web


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] SBY Warning akan Gerakan Sosial 9 Desember

2009-12-06 Terurut Topik sunny
Refleksi : Kalau presiden negara paranoid, tak banyak bisa diharapkan 
pekerjaannya bermanfaat bagi perbaikan kehidupan rakyat menjadi baik, selain 
suka hantam kromo.

100 hari dipakai mengurus Bank Pencuri, tetapi nanti laporannya pasti penuh 
sukses.
  
http://www.ambonekspres.com/index.php?act=news&newsid=27608

  Sabtu, 05 Dec 2009, | 21 


  Kompak Kerahkan 100 Ribu, Nilai SBY Paranoid
  SBY Warning akan Gerakan Sosial 9 Desember 
 
 
  Jakarta, AE.- Presiden SBY mengaku dirinya mendapat informasi penting 
berkaitan dengan peringatan Hari Antikorupsi Internasional tanggal 9 Desember 
nanti.
  Kata SBY, informasi itu menyebutkan bahwa akan ada demonstrasi dan 
gerakan sosial di hari itu.
  "Itu (peringatan Hari Antikorupsi Internasional) bagus, sebagaimana saya 
sendiri seperti saudara saksikan dalam lima tahun terakhir memberantas 
korupsi," ujarnya saat membuka rapat paripurna Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) 
II di Istana Negara, beberapa saat lalu (Jumat, 4/12).

  Tetapi, sambung SBY, dia juga mendapat informasi yang menyebutkan ada 
juga demonstrasi yang dilakukan dengan motif lain. SBY tidak menjelaskan lebih 
lanjut motif lain yang dimaksudkannya. 

  Sementara itu, tudingan Presiden SBY akan ada gerakan sosial pada 9 
Desember di Jakarta dinilai sebagai tindakan paranoid. Tudingan itu dinilai 
sebagai intimidasi terhadap rencana aksi Hari Antikorupsi Internasional yang 
akan dilakukan pada 9 Desember. 

  "SBY kok paranoid sekali. Ini ancaman halus kepada publik untuk tidak 
ikut aksi pada 9 Desember nanti," kata koordinator Koalisi Masyarakat Sipil 
Antikorupsi (Kompak) Fadjroel Rachman dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat 
(4/12/2009).

  Fadjroel mengakui, pada 9 Desember mendatang Kompak akan 
mengkoordinasikan aksi besar memperingati Hari Antikorupsi yang digelar di 
Bundaran HI dan Monas. Dia menyebut aksi itu ditargetkan diikuti oleh 100 ribu 
massa. 

  Aksi ini juga digelar serempak di 33 provinsi. Dijelaskan Fadjroel, 
tujuan aksi adalah mengampanyekan gerakan Indonesia bersih korupsi. "Tokoh 
agama, nasional, dan antikorupsi akan hadir. Siapa pun yang antikorupsi harus 
hadir. Termasuk SBY kalau mau hadir silakan," jelasnya.

  Dalam rapat paripurna di Istana Negara siang tadi, SBY mengutarakan akan 
ada gerakan sosial di Jakarta pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia pada 9 
Desember. "Saya juga mendapatkan informasi bahwa 9 Desember akan ada 
gerakan-gerakan sosial," kata SBY. 

  Pernyataan SBY mengenai juga disayangkan akademisi. Semestinya sebagai 
kepala pemerintahan, SBY mengambil sikap yang menenangkan rakyat. "Kalau 
Presiden ngomong gitu, itu membuat rakyat takut. Seharusnya Presiden kalau data 
tidak ada fakta jangan menakut-nakuti rakyat," ujar pengamat kebijakan publik 
Prof Dr Sofyan Effendi melalui telepon, Jumat (4/12).

  Sofyan yang juga mantan Rektor UGM ini menjelaskan, dia sejak 2 minggu 
lalu juga sudah mendapatkan SMS dan mendengar rumor akan terjadi sesuatu pada 9 
Desember. Tapi menurutnya hanya sebatas itu saja.

  "Sudah banyak SMS beredar seperti itu. Katanya ada pembunuhan politik dan 
sebagainya. Selayaknya SBY tidak membicarakan itu karena dengan berbicara itu 
berarti membenarkan isi SMS itu," jelasnya.

  Presiden seharusnya mengambil sikap bijak dengan menenangkan rakyat. "Ya 
kalau pun isu itu ditengarai benar, jangan Presiden yang berbicara. Tapi ini 
kan baru rumor, ngapain Presiden yang ngomong," kritiknya.

  Apa kira-kira motif pengungkapan warning itu? "Ya mungkin saja itu bagian 
dari strategi meraih simpati publik," jawab Sofyan.

  Sofyan yakin rumor gerakan 9 Desember hanya isapan jempol saja. "Saya 
pernah tanya kepada orang yang tahu proses seperti itu dan informasinya tidak 
akan sampai pada kerusuhan besar-besaran. Bangsa ini sudah cukup menderita. 
Lebih baik selesaikan saja perkara yang sudah jelas seperti kasus Anggodo 
Widjojo dan Century," tutupnya. (jpnn/dtc)  








[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Seri 900 Kondomisasi Bukan Solusi Cegah Penyebaran HIV/Aids

2009-12-06 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
setahu saya udara yang keluar dari ban atau balon itu bukan keluar
dari pori2 karetnya
melainkan dari pentilnya.
mekanisme keluarnya udara dari ban atau bola itu memang disengaja,
untuk mengurangi tekanan-tekanan yang menimpa ban atau bola tersebut
selama bergesekan atau berbenturan dengan benda-benda lain.
sebenarnya bisa saja orang bikin ban yang sempurna, yang tidak usah
ada pentilnya dan tidak usah diisi anginnya.
tapi nanti kasihan tukang pompa ban dan tukang tambal ban, jadi gak laku :)
justru mekanisme pengeluaran angin secara pelan2 supaya tidak timbul
ledakan jika membentur sesuatu yang keras.

penggunaan kondom dilakukan sekali pakai, bukan dipakai terus berulang2.

salam,
--
wikan

2009/12/5 H. M. Nur Abdurahman 
> Di lapangan untuk menujukkan keampuhan kondom, penganjur kondomisasi mengisi 
> kondom dengan air, atau meniupnya seperti balon. Tidak ada air ataupun udara 
> yang keluar. Ini jawabannya: Coba simpan ban sepeda lama-lama, insya-Allah 
> itu akan kempes sekempes-kempesnya, alias semua udara di dalamnya habis 
> sehabis-habisnya !!!


[wanita-muslimah] Dua Orang Asing Pemegang Saham Utama Bank Century Melarikan Diri

2009-12-06 Terurut Topik sunny

Refleksi Berita agak lama tetapi masih tetap aktual. Masyaalloh, Astagafirullah.

http://hariansib.com/?s=dua+orang+asing+pemegang+saham+utama

Dua Orang Asing Pemegang Saham Utama Bank Century Melarikan Diri

Posted in Berita Utama by Redaksi on September 7th, 2009 
Jakarta (SIB)
Kasus Bank Century memberikan pelajaran bahwa bank nakal yang diselamatkan 
cenderung akan menimbulkan banyak polemik di kemudian hari. Oleh sebab itu, ke 
depan, tata kelola bank sebaiknya dijadikan bagian dari kriteria untuk 
menentukan bank bersifat sistemik atau tidak.


Tata kelola ini juga terkait dengan karakter pemegang saham mayoritas. Bank 
Indonesia harus berhati-hati kepada pemegang saham mayoritas berkebangsaan 
asing yang bersifat individu dan menguasai bank tersebut melalui pasar modal.
Seperti diketahui, dua pemegang saham utama Bank Century adalah Ahwarraq Hesyam 
Talaat M dari Arab Saudi dan Rafat Ali Rizvi, warga negara Inggris keturunan 
Pakistan. Kedua pemegang saham itu melarikan diri.


"Sejatinya kualitas keberhasilan penyelamatan bank sangat bergantung pada 
kualitas informasi, baik keuangan maupun nonkeuangan seperti manajemen dan tata 
kelolanya", kata pengamat perbankan Krisna Wijaya, Rabu (2/9) di Jakarta.


Karena itu, kata Krisna, penentuan suatu bank apakah berdampak sistemik tidak 
lagi hanya didasarkan pada efek keuangan terhadap bank-bank lain. "Kalau 
manajemen dan pemiliknya sudah jelas nakal, sangat tepat bank bersangkutan 
tidak diselamatkan", katanya.


Seperti diberitakan, Bank Century merupakan bank yang telah diketahui sejak 
lama memiliki tata kelola buruk, dimanfaatkan oleh pemegang sahamnya untuk 
keperluan tidak wajar, dan terindikasi menyimpan potensi manipulasi (fraud).
Namun, ketika bank tersebut kolaps, Komite Stabilitas Sistem Keuangan 
menyelamatkannya dengan alasan sistemik.


Penyelamatan terhadap Bank Century akhirnya menimbulkan masalah karena biayanya 
membengkak luar biasa hingga mencapai Rp 6,76 triliun. Sebagian besar dana 
penyelamatan tersebut digunakan untuk menutup kerugian akibat manipulasi yang 
dilakukan pemegang saham mayoritas dan manajemen.Ketua Umum Perhimpunan Bank 
Umum Nasional Sigit Pramono juga setuju agar bank nakal tidak perlu 
diselamatkan.


Namun, katanya, dalam situasi krisis memang penanganannya bisa berbeda 
mengingat situasinya penuh ketidakpastian."Sebab, jika Bank Century tidak 
diselamatkan saat itu, ada kemungkinan akan memicu kerugian yang jauh lebih 
besar pada perekonomian", kata Sigit.


Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri Kadin Indonesia Bambang Soesatyo 
mengatakan, pemerintah dan BI hendaknya memberikan penjelasan yang masuk akal 
tentang penyelesaian Bank Century, terutama tentang besaran Rp 6,76 triliun 
hanya untuk menyelamatkan bank dengan skala sekecil Bank Century.


KEBUTUHAN MODAL
Berdasarkan dokumen BI, hasil perhitungan rasio kecukupan modal (CAR) posisi 31 
Oktober 2008 adalah negatif 3,53 persen. Untuk mencapai CAR 8 persen dibutuhkan 
tambahan modal Rp 632 miliar. Koreksi perhitungan CAR terjadi karena ada 
surat-surat berharga (SSB) valas jatuh tempo 30 Oktober 2008 sebesar 11 juta 
dollar AS yang tidak bisa dicairkan macet dan bank harus membentuk pencadangan.


Ada pula SSB valas sebesar 65 juta dollar AS yang tidak memiliki rating 
sehingga juga digolongkan macet. Selain itu, pendapatan bunga sebesar Rp 398 
miliar tidak diakui sehingga mengurangi pendapatan dan bank juga harus 
membentuk pencadangan terhadap aktiva yang diambil alih sebesar Rp 59 miliar.


Selanjutnya, saat bank dinyatakan sebagai bank gagal pada 20 November 2008, BI 
meminta kepada bank untuk menyusun neraca penutupan atau penyerahan kepada 
Lembaga Penjamin Simpanan untuk posisi 20 November 2008. Pada 23 November 2008, 
BI menghitung CAR posisi 20 November 2008 dengan hasil sebesar negatif 35,92 
persen sehingga untuk memenuhi CAR 8 persen dibutuhkan tambahan modal menjadi 
sebesar Rp 2,66 triliun.


Koreksi perhitungan CAR terjadi karena penggolongan SSB valas bermasalah Rp 
2,19 triliun menjadi macet sehingga bank harus membentuk pencadangan.
Selanjutnya, CAR bank posisi 31 Desember 2008, dihitung pada 27 Januari 2009, 
berdasarkan atas hasil audit investigasi.


Hasil perhitungan CAR posisi 31 Desember 2008 setelah memperhitungkan 
penyertaan modal sementara sebesar Rp 4,98 triliun adalah sebesar negatif 19,21 
persen sehingga kebutuhan tambahan modal secara akumulasi menjadi sebesar Rp 
6,13 triliun.
Adapun akumulasi koreksi perhitungan CAR terutama karena terdapat pembentukan 
pencadangan atas penanaman dana yang berpotensi menimbulkan kerugian, antara 
lain pemberian fasilitas surat kredit (L/C) kepada 10 debitor sebesar 178 juta 
dollar AS yang diindikasikan merupakan rekayasa.


Hal lain adalah adanya pemberian kredit yang tidak sehat sehingga bank harus 
membentuk pencadangan Rp 1,12 triliun, termasuk kredit yang diduga fiktif.
Terakhir, dengan memperhitungkan penyertaan modal sementara hingga 24 Februari 
2009 sebesar Rp 6,13 tri

[wanita-muslimah] Harga Cabe Kembali Capai Rp 30.000 Per Kg

2009-12-06 Terurut Topik sunny
http://hariansib.com/?p=101792


Harga Cabe Kembali Capai Rp 30.000 Per Kg
Posted in Ekonomi & Keuangan by Redaksi on Desember 5th, 2009 
Medan (SIB)
Masyarakat kota Medan kembali menjerit akibat melonjaknya harga cabe merah yang 
diperdagangkan, Jumat (4/12) mencapai Rp 30.000 per kg. Sebelumnya pada Kamis 
harga cabe merah hanya berkisar Rp 17.000 per kg. Demikian juga untuk harga 
cabe hijau hanya berkisar Rp 25.000 per kg, cabe rawit Rp 30.000 per kg.
Kenaikan harga cabe merah tentu saja menyebabkan masyarakat khususnya kalangan 
ibu rumah tangga semakin menjerit, mengingat kenaikan harga mencapai Rp 13.000.


Para pedagang yang ditemui SIB di beberapa pasar tradisonal mengaku tidak bisa 
berbuat apa-apa selain pasrah.Kenaikan harga menurut beberapa pedagang karena 
berkurangnya pasokan cabe merah.
Para pedagang juga mengaku terkejut karena harga pembelian cabe merah juga 
mengalami kenaikan sehingga mau tidak mau harus menaikkan harga jual. Kenaikan 
harga menyebabkan para pedagang tidak berani memasok dalam jumlah yang banyak.
Harga tomat relatif stabil berkisar Rp 7.000-Rp8.000 per kg bawang merah Rp 
10.000 per kg, bawang putih Rp 20.000 per kg.


Harga ikan basah segar juga relatif stabil seperti ikan gembung kuring kini 
hanya mencapai Rp 20.000 per kg, ikan aso-aso Rp 12.000, ikan tongkol Rp 19.000 
per kg, ikan mas Rp 25.000 per kg, ikan dencis Rp 17.000 per kg.
Harga ayam potong harganya juga turun dari Rp 23.000 per kg kini mencapai Rp 
18.000 per kg. Serta harga daging sapi/lembu potong mencapai Rp 60.000-Rp 
65.000 per kg. Telur Rp 800-Rp 950 per butir.
Untuk harga gula pasir dan minyak goreng relatif stabil Rp 8.000 per kg, gula 
pasir Rp 9.000 per kg-Rp 10.000 per kg.
Untuk harga wortel, kentang, dan sayur-sayuran dan lainnya relatif stabil. 
Harga kentang dikisaran Rp 4.000 per kg, wortel Rp 4.000 per kg. Sawi manis Rp 
4.000 dan lainnya. (M21/i)


[Non-text portions of this message have been removed]