[wanita-muslimah] ANTARA ADAT DAN IBADAH

2010-06-29 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
ANTARA ADAT DAN IBADAH

Oleh
Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari
http://www.almanhaj.or.id/content/2136/slash/0

Ini adalah sub kajian yang sangat penting yang membantah anggapan orang
yang dangkal akal dan ilmunya, jika bid'ah atau ibadah yang mereka buat
diingkari dan dikritik, sedang mereka mengira melakukan kebaikan, maka
mereka menjawab : "Demikian ini bid'ah ! Kalau begitu, mobil bid'ah,
listrik bid'ah, dan jam bid'ah!"

Sebagian orang yang memperoleh sedikit dari ilmu fiqih terkadang merasa
lebih pandai daripada ulama Ahli Sunnah dan orang-orang yang mengikuti
As-Sunnah dengan mengatakan kepada mereka sebagai pengingkaran atas
teguran mereka yang mengatakan bahwa amal yang baru yang dia lakukan
itu bid'ah seraya dia menyatakan bahwa "asal segala sesuatu adalah
diperbolehkan".

Ungkapan seperti itu tidak keluar dari mereka melainkan karena
kebodohannya tentang kaidah pembedaan antara adat dan ibadah.
Sesungguhnya kaidah terseubut berkisar pada dua hadits. 

Pertama : Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Barangsiapa melakukan hal yang baru dalam urusan (agama)
kami ini yang tidak ada di dalamnya, maka amal itu tertolak".

Hadits ini telah disebutkan takhrij dan syarahnya secara panjang lebar.

Kedua : Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam peristiwa penyilangan
serbuk sari kurma yang sangat masyhur.

"Artinya : Kamu lebih mengetahui tentang berbagai urusan duniamu"

Hadits ini terdapat dalam Shahih Muslim (1366) dimasukkan ke dalam bab
dengan judul : "Bab Wajib Mengikuti Perkataan Nabi Shallallahu Alaihi
Wa Sallam Dalam Masalah Syari'at Dan Yang Disebutkan Nabi Shallallahu
'Alaihi Wa Sallam Tentang Kehidupan Dunia Berdasarkan Pendapat", dan
ini merupakan penyusunan bab yang sangat cermat 

Atas dasar ini maka sesungguhnya penghalalan dan pengharaman, penentuan
syari'at, bentuk-bentuk ibadah dan penjelasan jumlah, cara dan
waktu-waktunya, serta meletakkan kaidah-kaidah umum dalam muamalah
adalah hanya hak Allah dan Rasul-Nya dan tidak ada hak bagi ulil amri
[1] di dalamnya. Sedangkan kita dan mereka dalam hal tersebut adalah
sama. Maka kita tidak boleh merujuk kepada mereka jika terjadi
perselisihan. Tetapi kita harus mengembalikan semua itu kepada Allah
dan Rasul-Nya.

Adapun tentang bentuk-bentuk urusan dunia maka mereka lebih mengetahui
daripada kita. Seperti para ahli pertanian lebih mengetahui tentang apa
yang lebih maslahat dalam mengembangkan pertanian. Maka jika mereka
mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan pertanian, umat wajib
mentaatinya dalam hal tersebut. Para ahli perdagangan ditaati dalam
hal-hal yang berkaitan dengan urusan perdagangan.

Sesungguhnya mengembalikan sesuatu kepada orang-orang yang berwenang
dalam kemaslahatan umum adalah seperti merujuk kepada dokter dalam
mengetahui makanan yang berbahaya untuk dihindari dan yang bermanfaat
darinya untuk dijadikan santapan. Ini tidak berarti bahwa dokter adalah
yang menghalalkan makanan yang manfaat atau mengharamkan makanan yang
mudharat. Tetapi sesungguhnya dokter hanya sebatas sebagai pembimbing
sedang yang menghalalkan dan mengharamkan adalah yang menentukan
syari'at (Allah dan Rsul-Nya), firmanNya.

"Artinya : Dan menghalalkan bagi mereka segala hal yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala hal yang buruk" [Al-Araf : 157] [2].

Dengan demikian anda mengetahui bahwa setiap bid'ah dalam agama adalah
sesat dan tertolak. Adapun bid'ah dalam masalah dunia maka tiada
larangan di dalamnya selama tidak bertentangan dengan landasan yang
telah ditetapkan dalam agama [3]. Jadi, Allah membolehkan anda membuat
apa yang anda mau dalam urusan dunia dan cara berproduksi yang anda
mau. Tetapi anda harus memperhatikan kaidah keadilan dan menangkal
bentuk-bentuk mafsadah serta mendatangkan bentuk-bentuk maslahat." [4]

Adapun kaidah dalam hal ini menurut ulama sebagaimana dikatakan Ibnu
Taimiyah [5] adalah : "Sesungguhnya amal-amal manusia terbagi kepada :
Pertama, ibadah yang mereka jadikan sebagai agama, yang bermanfaat bagi
mereka di akhirat atau bermanfaat di dunia dan akhirat. Kedua, adat
yang bermanfaat dalam kehidupan mereka. Adapun kaidah dalam hukum
adalah asal dalam bentuk-bentuk ibadah tidak disyari'atkan kecuali apa
yang telah disyariatkan Allah. Sedangkan hukum asal dalam adat [6]
adalah tidak dilarang kecuali apa yang dilarang Allah".

Dari keterangan diatas tampak dengan jelas bahwa tidak ada bid'ah dalam
masalah adat, produksi dan segala sarana kehidupan umum".

Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Mahmud Syaltut dalam
kitabnya yang sangat bagus, Al-Bid'ah Asabbuha wa Madharruha (hal. 12
-dengan tahqiq saya), dan saya telah mengomentarinya sebagai berikut,
"Hal-hal tersebut tiada kaitannya dengan hakikat ibadah. Tetapi hal
tersebut harus diperhatikan dari sisi dasarnya, apakah dia bertentangan
dengan hukum-hukum syari'at ataukah masuk di dalamnya".

Di sini terdapat keterangan yang sangat cermat yang diisyaratkan oleh
Imam Syathibi dalam kajian yang panjang dalam Al-I'tisham (II/73-98)

[wanita-muslimah] Hukum Mengerik Bulu Alis, Hukum Tato

2010-06-29 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy

Hukum Mengerik

Bulu Alis


Ditulis oleh Admin   di/pada
03/08/2009

Penulis: Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Fauzan

Dilarang bagi wanita Islam untuk mengerik rambut alisnya dengan cara apapun
baik mencukur, memotong ataupun menggunakan alat pengerik seluruhnya ataupun
hanya sebagian. Karena ini termasuk namsh (pengerikan) yang dilarang oleh
Nabi. Orang yang melakukannya baik namishah (pengerik alis) maupun
mutanamishah (yang meminta dikerik) mereka telah dilaknat oleh beliau
Sholallahu 'Alaihi Wassalam.

Namishah adalah orang yang mengerik atau menghilangkan rambut alis sebagian
atau seluruhnya untuk memperindah sesuai dengan kemauannya. Sedangkan
Mutanamishah adalah orang yang minta dikerik atau dihilangkan alisnya.

Hal ini tergolong perbuatan merubah ciptaan Allah, yang mana syetan berjanji
untuk memerintahkan hal itu kepada anak cucu Adam. Sebagaimana perkataannya
yang diceritakan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (yang artinya):e

"Dan pasti aku akan menyuruh mereka merubah ciptaan Allah lalu benar-benar
dia merubahnya" (Q.S An Nisa : 119)

Di dalam kitab Shahih dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya
Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, 

"Allah melaknat orang yang membuat tato, orang yang minta dibuatkan tato,
orang yang mengerik alis, orang yang minta dikerikkan alis, orang yang
mengikir giginya dengan maksud memperindah dengan merubah ciptaan
Allah.".Kemudian Ibnu Mas'ud berkata, "mengapa saya tidak mengutuk apa yang
dikutuk oleh Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassalam sedangkan di dalam kitab
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,'Apapun yang disampaikan oleh Rasul
kepadamu, maka laksanakanlah, dan apapun yang dilarangnya maka jauhilah'(Al
Hasyr:7)"

(Hadist Riwayat Bukhari - Muslim)

Ibnu Katsir menceritakan hal itu di dalam Tafsirnya (2/359 cetakan Dar
Al-Andalus):"Dan telah diuji dengan bahaya yang mengkhawatirkan, yang ini
merupakan dosa besar dari dosa-dosa besar yang kebanyakan dilakukan oleh
wanita sekarang sehingga Namsh (kerikan alis) menjadi sebuah kebutuhan pokok
harian. Dan seorang istri tidak diperbolehkan mentaati suami jika ia
menyuruh berbuat hal tersebut karena hal itu termasuk perbuatan maksiat" 

Dinukil dari Kitab "Tanbihat 'Ala Ahkam Takhtashshu Bil Mu'minat", Edisi
Indonesia, "Panduan Fiqih Praktis Bagi Wanita", Penerbit Pustaka Summayah 

Dikutip dari darussalaf.org offline Penulis: Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan
bin Fauzan, Judul: Hukum Mengerik Rambut Alis

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah -- Kasih Sayang Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam Kepada Anak-Anak

2010-04-04 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Kasih Sayang Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam Kepada Anak-Anak 

Orang-orang yang keras hati tidak akan mengenal kasih sayang. Tidak ada 
sedikitpun kelembutan pada diri mereka. Hati mereka keras bagaikan karang. Kaku 
tabiat, baik ketika memberi maupun menerima. Kurang peka perasaan, lagi tipis 
peri kemanusiannya. Berbeda halnya dengan orang yang dikaruniai Allah Ta'ala 
hati yang lembut, penuh kasih sayang lagi penuh kemurahan. Dialah yang layak 
disebut pemilik hati yang agung penuh cinta. Hati yang diliputi dengan kasih 
sayang dan digerakkan oleh perasaan yang halus. 

Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata: "Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam pernah membawa putra beliau bernama Ibrahim, kemudian mengecup 
dan menciumnya." (HR. Al-Bukhari) 

Kasih sayang tersebut tidak hanya terkhusus bagi kerabat beliau saja, bahkan 
beliau curahkan juga bagi segenap anak-anak kaum muslimin. Asma' binti 'Umeis 
Radhiallaahu anha -istri Ja'far bin Abi Thalib- menuturkan: "Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam datang menjengukku, beliau memanggil putra-putri 
Ja'far. Aku melihat beliau mencium mereka hingga menetes air mata beliau. Aku 
bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah telah sampai kepadamu berita tentang 
Ja'far?" beliau menjawab: "Sudah, dia telah gugur pada hari ini!" Mendengar 
berita itu kamipun menangis. Kemudian beliau pergi sambil berkata: "Buatkanlah 
makanan bagi keluarga Ja'far, karena telah datang berita musibah yang 
memberatkan mereka." (HR. Ibnu Sa'ad, Tirmidzi dan Ibnu Majah) 

Ketika air mata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menetes menangisi 
gugurnya para syuhada' tersebut, Sa'ad bin 'Ubadah Radhiallaahu anhu bertanya: 
"Wahai Rasulullah, Anda menangis?" Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
menjawab: 
"Ini adalah rasa kasih sayang yang Allah Ta'ala letakkan di hati 
hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya hamba-hamba yang dikasihi Allah Ta'ala hanyalah 
hamba yang memiliki rasa kasih sayang." (HR. Al-Bukhari) 

Ketika air mata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menetes disebabkan 
kematian putra beliau bernama Ibrahim, Abdurrahman bin 'Auf Radhiallaahu anhu 
bertanya kepada beliau: "Apakah Anda juga menangis wahai Rasulullah?" 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab: 
"Wahai Ibnu 'Auf, ini adalah ungkapan kasih sayang yang diiringi dengan tetesan 
air mata. Sesungguhnya air mata ini menetes, hati ini bersedih, namun kami 
tidak mengucapkan kecuali yang diridhai Allah Ta'ala. Sungguh, kami sangat 
berduka cita berpisah denganmu wahai Ibrahim." (HR. Al-Bukhari) 

Akhlak Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang begitu agung memotivasi kita 
untuk meneladaninya dan menapaki jejak langkah beliau. Pada zaman sekarang ini, 
curahan kasih sayang terhadap anak-anak serta menempatkan mereka pada kedudukan 
yang semestinya sangat langka kita temukan. Padahal mereka adalah calon 
pemimpin keluarga esok hari, mereka adalah cikal bakal tokoh masa depan dan 
cahaya fajar yang dinanti-nanti. Kejahilan dan keangkuhan, dangkalnya pemikiran 
serta sempitnya pandangan menyebabkan hilangnya kunci pembuka hati terhadap 
para bocah dan anak-anak. Sementara Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , 
kunci pembuka hati itu ada di tangan dan lisan beliau. Cobalah lihat, 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam senantiasa membuat anak-anak senang 
kepada beliau, mereka menghormati dan memuliakan beliau. Hal itu tidaklah 
mengherankan, karena beliau menempatkan mereka pada kedudukan yang tinggi. 

Setiap kali Anas bin Malik melewati sekumpulan anak-anak, ia pasti mengucapkan 
salam kepada mereka. Beliau berkata: "Demikianlah yang dilakukan Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam ." (Muttafaq 'alaih) 

Meskipun anak-anak biasa merengek dan mengeluh serta banyak tingkah, namun 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tidaklah marah, memukul, membentak dan 
menghardik mereka. Beliau tetap berlaku lemah lembut dan tetap bersikap tenang 
dalam menghadapi mereka. 

Dari 'Aisyah Radhiallaahu anha ia berkata: "Suatu kali pernah dibawa sekumpulan 
anak kecil ke hadapan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , lalu beliau 
mendoakan mereka, pernah juga di bawa kepada beliau seorang anak, lantas anak 
itu kencing pada pakaian beliau. Beliau segera meminta air lalu memer-cikkannya 
pada pakaian itu tanpa mencucinya." (HR. Al-Bukhari) 

Wahai pembaca yang mulia, engkau pasti mengetahui bahwa duduk di rumah 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam merupakan sebuah kehormatan. Lalu, 
tidakkah terlintas di dalam lubuk hatimu? Bermain dan bercanda ria dengan si 
kecil, putra-putrimu? Mendengarkan tawa ria dan celoteh mereka yang lucu dan 
indah? Ayah dan ibuku sebagai tebusannya, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
selaku nabi umat ini, melakukan semua hal itu. 

Abu Hurairah Radhiallaahu anhu menceritakan: "Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali 
Radhiallaahu anhu. Iapun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur 
menuju beliau dengan riang gembi

[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah -- Bingkisan dan Tamu Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam

2010-04-04 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Bingkisan dan Tamu Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Sentuhan perasaan dan gejolak emosional adalah sesuatu yang selalu hadir dan 
dibutuhkan dalam kehidupan seorang insan, baik di tengah masyarakat, keluarga 
maupun di dalam rumahnya. Bingkisan hadiah adalah salah satu sarana untuk 
merekatkan hati dan meluluhkan dendam serta amarah. 

'Aisyah Radhiallaahu anhu menuturkan: "Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
biasa menerima bingkisan hadiah dan membalas bingkisan itu." (HR. Bukhari) 

Pemberian hadiah dan ucapan terima kasih sebagai ungkapan rasa syukur ini hanya 
muncul dari jiwa yang mulia dan hati yang tulus. Akhlak yang mulia merupakan 
akhlak para nabi dan sunnah para rasul. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam 
adalah teladan yang terdepan dan panutan yang luhur dalam masalah tersebut. 
Bukankah beliau telah menegaskan: 
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, hendaklah ia 
memuliakan tamu. Hak tamu ialah sehari semalam. Kewajiban melayani tamu adalah 
tiga hari, lebih dari itu merupakan sedekah. Seorang tamu tidaklah boleh 
berlama-lama sehingga memberatkan tuan rumah." (HR. Al-Bukhari) 

Demi Allah, tidak pernah disaksikan sebelumnya oleh siapapun juga, baik di 
gunung maupun di lembah, baik penduduk Hijaz maupun penduduk semenanjung Arab, 
akhlak dan budi pekerti seagung dan semulia Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam . Bahkan oleh penduduk Timur dan Barat sekalipun. Perhatikanlah 
baik-baik dan lihatlah perilaku Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . 

Dari Sahal bin Sa'ad Radhiallaahu anhu ia berkata: "Seorang wanita datang 
menemui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dengan membawa kain bersulam 
(berhias). Ia berkata: "Aku menenun dan menyulamnya sendiri dengan tanganku 
supaya engkau mengenakannya." Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pun 
mengambilnya, tam-paknya beliau sangat membutuhkan. Kemudian beliau keluar 
menemui kami dengan mengenakan kain itu sebagai sarung. Ada yang berkata: 
"Alangkah indahnya kain itu, hadiahkanlah kain itu kepadaku!" "Boleh!" jawab 
beliau. Lalu Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam duduk di dalam majlis 
kemudian kembali. Beliau segera melipat kain itu dan mengirimkannya kepada 
orang tersebut. Orang-orang berkata: "Alangkah bagusnya engkau ini, Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam lebih membutuhkan kain itu tetapi engkau malah 
memintanya, padahal engkau tahu bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
tidak pernah menolak permintaan!" orang itu menjawab: "Demi Allah, sesungguhnya 
aku meminta kain itu kepada beliau bukan untuk kukenakan, akan tetapi aku ingin 
menjadikannya sebagai kain kafan." Sahal berkata: "Dengan kain itulah ia 
dikafani." (HR. Bukhari) 

Tidaklah mengherankan jika demikian luhur budi pekerti hamba pilihan Allah 
Ta'ala ini. Karena beliau dibimbing langsung dibawah pengawasan-Nya dan 
menjadikannya sebagai teladan. Beliau telah memberikan contoh yang agung dalam 
hal kemurahan hati dan kedermawanan. 

Hakim bin Hizam Radhiallaahu anhu menuturkan: "Aku pernah meminta sesuatu 
kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , beliau lantas memberikannya. 
Kemudian aku meminta lagi, beliau pun memberikanya. Kemudian aku meminta lagi, 
beliau pun memberikannya seraya berkata: "Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini 
manis dan indah. Barang siapa yang mengambilnya dengan kemurahan hati, ia akan 
mendapat keberkatan padanya. Barangsiapa yang mengambilnya dengan ketamakan, ia 
tidak akan mendapat keberkatan padanya. Bagaikan orang yang makan tapi tidak 
pernah kenyang. Dan tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah." 
(Muttafaq 'alaih) 

Benarlah ucapan seorang penyair: 
Beliau adalah seorang yang paling sempurna ketaatannya 
disamping memiliki semangat yang begitu tinggi. 
Demikian agung dan luhur kedudukan beliau 
hingga sulit dibandingkan dengan siapapun. 
Bila cahaya beliau menyinari umat manusia 
niscaya akan mengelokkan dan menaungi mereka. 
Ternyata cahaya itu adalah Al-Qur'an dan Sunnah beliau. 
Kutemukan para pemburu tercengang keheranan. 
Kutemukan semua kebaikan terkumpul pada seorang insan (Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam ) 

Jabir Radhiallaahu anhu berkata: "Tidak pernah sama sekali Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam mengatakan "tidak" (menolak) setiap kali diminta." 
(HR. Al-Bukhari) 

Kedermawanan dan kemurahan hati beliau sulit untuk dicari tandingannya. 
Ditambah lagi dengan kebaikan hati, keelokan dalam bergaul dan kesetiaan beliau 
yang tiada taranya. Di antara kebiasaan beliau adalah menebar senyum kepada 
orang yang berada di dalam majlis. Sehingga orang-orang akan menyangka bahwa 
orang itulah yang paling beliau kasihi. 

Jabir bin Abdullah Radhiallaahu anhu mengungkapkan: "Sejak aku masuk Islam, 
setiap kali Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berpapasan denganku atau 
melihatku, beliau pasti tersenyum." (HR. Al-Bukhari) 

Cukuplah pengakuan dari orang yang melihat langsung menjadi pelajaran bagi 
kita. 

Abdullah bin Al-Harits Radhiallaahu anhu menuturkan: "Tid

[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah -- Tangis Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam

2010-04-03 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Tangis Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Setiap orang pasti pernah menangis, baik kaum pria maupun wanita. Akan tetapi 
tahukah kamu, mengapa dan karena siapa mereka menangis? Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam juga menangis, padahal dunia berada dalam genggamannya jika 
beliau menghendaki. Dan Surga ada di hadapan beliau, sementara beliau berada di 
tempat yang paling tinggi di dalamnya. Benar, beliau memang sering menangis, 
sebagaimana tangisan seorang hamba ahli ibadah. Beliau menangis di dalam shalat 
tatkala bermunajat kepada Rabb Subhannahu wa Ta'ala . Beliau juga menangis 
ketika mendengarkan tilawah Al-Quran. Tangisan yang bersumber dari kelembutan 
hati dan ketulusan nurani serta dari ma'rifat keagungan Allah Subhannahu wa 
Ta'ala . 

Dari Mutharrif -yakni bin Abdillah bin Asy Syikhkhir- dari bapaknya -yakni 
Abdullah bin Asy Syikhkhir Radhiallaahu anhu - ia berkata: 
Aku datang menemui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ketika beliau sedang 
shalat. Dari rongga dada beliau keluar suara seperti bunyi air yang tengah 
mendidih di dalam kuali, disebabkan tangis beliau." (HR. Abu Daud) 

Abdullah bin Mas'ud Radhiallaahu anhu menuturkan: "Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam pernah berkata kepadaku: "Bacalah Al-Qur'an untukku" aku 
berkata: "Wahai Rasulullah, apakah aku yang harus membacanya, sedangkan 
Al-Qur'an itu diturunkan kepadamu?" beliau menimpali: "Aku lebih suka 
mendengarkannya dari orang lain." Akupun membacakan surat An-Nisaa' untuk 
beliau. Hingga telah sampai pada ayat: "Maka bagaimanakah (halnya orang-orang 
kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap 
umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu 
(sebagai umatmu)." (QS. An-Nisa: 41) Aku lihat air mata beliau menetes." (HR. 
Al-Bukhari) 

Cobalah perhatikan uban yang menghiasi rambut beliau. Jumlahnya lebih kurang 
delapan belas helai di kepala dan janggut beliau. Camkanlah dengan mata hatimu, 
dengarkanlah kisah uban putih tersebut dari penuturan beliau. Abu Bakar 
Radhiallaahu anhu pernah bertanya: "Wahai Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
, sungguh Anda telah beruban." Beliau menjawab: 
"Surat Hud, surat Al-Waqi'ah, surat Al-Mursalat, surat 'Amma yatasaa`aluun dan 
surat Idzasy Syamsu kuwwirat telah menyebabkan aku beruban." (HR. At-Tirmdzi) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah -- Pelayan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam

2010-04-03 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Pelayan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Seorang pelayan yang miskin papa lagi lemah, namun oleh Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam ditempatkan pada kedudukan yang layak. Beliau mengukurnya dari 
sisi agama dan ketakwaannya, bukan dari sisi status sosial dan keduduk-annya 
yang lemah. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah memberikan pengarahan 
dalam memperlakukan pelayan dan pekerja, beliau bersabda: 

"Mereka (para pelayan dan pekerja) adalah saudara kamu (seiman). Allah Ta'ala 
menempatkan mereka di bawah kekuasaan kamu. Berilah mereka makanan yang biasa 
kamu makan, berikanlah mereka pakaian yang biasa kamu pakai. Janganlah 
memberatkan mereka di luar batas kemampuan. Jika kamu memberikan sebuah tugas, 
bantulah mereka dalam melaksanakannya." (HR. Muslim) 

Simaklah penuturan seorang pelayan tentang majikannya. Sebuah penuturan yang 
sangat mengagumkan dan pengakuan yang mengesankan serta pujian nan agung. 
Pernahkah Anda melihat seorang pelayan memuji majikannya sebagaimana pujian 
yang diberikan pelayan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam kepadanya!?" 

Anas bin Malik Radhiallaahu anhu mengungkapkan: "Aku pernah menjadi pelayan 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam selama sepuluh tahun. Tidak pernah sama 
sekali beliau mengucapkan "hus" kepadaku. Beliau tidak pernah membentakku 
terhadap sesuatu yang kukerjakan (dengan ucapan): "Mengapa engkau kerjakan 
begini!" Dan tidak pula terhadap sesuatu yang tidak kukerjakan (dengan ucapan): 
"Mengapa tidak engkau kerjakan!" (HR. Muslim) 

Bukan hitungan hari atau bulan, tetapi genap sepuluh tahun! Jangka waktu yang 
sangat panjang. Yang penuh dengan suka dan lara, tangis dan tawa. Penuh dengan 
emosi jiwa dan pasang surut kehidupan. Ayah ibuku menjadi tebusannya, meskipun 
demikian beliau Shalallaahu alaihi wasalam tidak pernah membentak atau 
memerintahnya. Justru sebaliknya, beliau memberikan balasan yang setimpal, 
membuat bahagia perasaan pelayannya, menutupi kebutuhan mereka beserta keluarga 
serta mendoakan mereka. 

Anas Radhiallaahu anhu mengungkapkan: "Ibuku pernah berkata: "Wahai Rasulullah, 
anak ini akan menjadi pelayanmu, doakanlah ia." Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam kemudian berdoa: 
"Ya Allah, anugrahkanlah kepadanya harta dan keturunan yang banyak dan 
berkahilah rizki yang Engkau curahkan kepadanya." (HR. Al-Bukhari) 

Beliau Shalallaahu alaihi wasalam adalah seorang pemberani. Hanya saja 
keberanian itu cuma beliau pergunakan untuk membela kebenaran semata. Beliau 
tidak pernah mengebiri hak kaum lemah yang berada di bawah tanggung jawab 
beliau, baik itu sang istri maupun si pelayan. 

 

'Aisyah Radhiallaahu anha menuturkan: 
"Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tidak pernah sama sekali memukul 
seorangpun kecuali dalam rangka berjihad di jalan Allah Ta'ala. Beliau tidak 
pernah memukul pelayan dan kaum wanita." (HR. Muslim). 

Itulah 'Aisyah Radhiallaahu anha, yang telah berulang kali mengungkapkan 
keluhuran budi sebaik-baik hamba yang terpilih. Telah banyak sekali riwayat 
yang bercerita tentang keagungan pribadi dan keelokan pergaulan beliau. 
Sampai-sampai kaum kafir Quraisy juga mengakuinya. 

'Aisyah Radhiallaahu anha kembali mengungkapkan: "Aku tidak pernah melihat 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam membalas suatu aniaya yang ditimpakan 
orang atas dirinya. Selama orang itu tidak melanggar kehormatan Allah Ta'ala. 
Namun, bila sedikit saja kehormatan Allah Ta'ala dilanggar orang, maka beliau 
adalah orang yang paling marah karenanya. Dan sekiranya beliau diminta untuk 
memilih di antara dua perkara, pastilah beliau memilih yang paling ringan, 
selama perkara itu tidak menyangkut dosa." (HR. Al-Bukhari) 

Beliau Shalallaahu alaihi wasalam menyeru umatnya untuk berlaku lemah lembut 
dan sabar. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: 
"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu Maha Lembut, dan menyukai kelembutan dalam 
segala perkara." (Muttafaq 'alaih) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah -- Tawadhu' Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam

2010-04-03 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Tawadhu' Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam adalah seorang yang sangat elok akhlaknya 
dan sangat agung wibawanya. Akhlak beliau adalah Al-Qur'an sebagaimana yang 
dituturkan 'Aisyah Radhiallahu'anha, ia berkata: "Akhlak Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam adalah Al-Qur'an." (HR. Muslim). 

Beliau juga pernah bersabda: 
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad) 

Salah satu bentuk ketawadhu'an Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam adalah; 
beliau tidak suka dipuji dan disanjung secara berlebihan. Dari Umar bin 
Kaththab Radhiallaahu anhu ia berkata: Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
pernah bersabda: 
"Janganlah kamu sanjung aku (secara berlebihan) sebagaimana kaum Nasrani 
menyanjung 'Isa bin Maryam alaihisSalam secara berlebihan. Aku hanyalah seorang 
hamba Allah, maka panggillah aku dengan sebutan: hamba Allah dan Rasul-Nya." 
(HR. Abu Daud) 

Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata: "Ada beberapa orang memanggil 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sambil berkata: "Wahai Rasulullah, wahai 
orang yang terbaik dan anak orang yang terbaik di antara kami, wahai junjungan 
kami dan anak dari junjungan kami." Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
segera menyanggah seraya berkata: 
"Wahai sekalian manusia, katakanlah sewajarnya saja! Jangan sampai kamu 
digelincirkan setan. Aku adalah Muhammad hamba Allah dan rasul-Nya. Aku tidak 
sudi kamu angkat di atas kedudukan yang dianugrahkan Allah Subhannahu wa Ta'ala 
kepadaku." (HR. An-Nasai) 

Sebagian orang ada yang menyanjung Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam secara 
berlebihan. Sampai-sampai ia meyakini bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam mengetahui ilmu ghaib atau meyakini bahwa beliau memiliki hak untuk 
memberikan manfaat dan menurunkan mudharat, bahwa beliau dapat mengabulkan 
segala permintaan dan menyembuhkan segala penyakit. Padahal Allah Subhannahu wa 
Ta'ala telah menyanggah keyakinan seperti itu. Allah Subhannahu wa Ta'ala 
berfirman: 
"Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik keman-fa'atan bagi diriku dan tidak 
(pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku 
mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan 
aku tidak akan ditimpa kemudharatan." (Al-Araf: 188) 

Demikianlah akhlak Nabi yang mulia, seorang utusan Allah Subhannahu wa Ta'ala , 
sebaik-baik manusia di muka bumi dan seutama-utama makhluk di kolong langit. 
Beliau senan-tiasa tunduk patuh dan bertaubat kepada Rabbnya. Beliau tidak 
menyukai kesombongan, bahkan beliau adalah pemimpin kaum yang tawadhu' dan 
penghulu kaum yang tunduk patuh kepada Rabb Subhannahu wa Ta'ala . Anas bin 
Malik Radhiallaahu anhu mengungkapkan: 
"Tidak ada seorangpun yang lebih mereka cintai daripada Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam . Walaupun begitu, apabila mereka melihat beliau, mereka tidak 
berdiri untuk menyambut beliau. karena mereka mengetahui bahwa beliau 
Shalallaahu alaihi wasalam tidak menyukai cara seperti itu." (HR. Ahmad) 

Layangkanlah pandanganmu kepada Nabi umat ini Shalallaahu alaihi wasalam . 
Saksikan sikap tawadhu' beliau yang sangat menga-gumkan dan keelokan akhlak 
yang langka ditemukan. Beliau tetap bersikap tawadhu' terhadap seorang wanita 
miskin. Beliau luangkan waktu untuk melayaninya, padahal waktu beliau penuh 
dengan amal ibadah! 

Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata: "Suatu hari seorang wanita 
datang menemui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ia mengadu kepada beliau 
sambil berkata: "Wahai Rasulullah, saya membutuhkan sesuatu dari Anda." 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berkata kepadanya: "Pilihlah di jalan 
mana yang kamu kehendaki di kota Madinah ini, tunggulah aku di sana, niscaya 
aku akan menemuimu (melayani keperluan-mu)." (HR. Abu Daud) 

Beliau hadir dengan segenap jiwa yang terpuji lagi elok. 
Menjulang tinggi ke tempat yang terpuji dengannya. 
Bila disingkap kesturi dari cincinnya kepada jagad raya 
niscaya setiap orang akan merasakan harumnya 
baik yang di gunung maupun di lembah. 
Sungguh, beliau adalah pemimpin segenap ahli tawadhu' baik dalam ilmu ataupun 
amal. 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu dari Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam beliau bersabda: 
"Andaikata aku diundang makan paha atau kaki binatang, niscaya aku kabulkan 
undangannya. Andaikata kepadaku hanya dihadiahkan kaki atau paha binatang, 
tentu akan aku terima hadiah itu." (HR. Al-Bukhari) 

Semoga hadits Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tadi menjadi pelajaran 
sekaligus peringatan bagi orang-orang yang takabbur dari sifat sombong dan 
angkuh. 

Abdullah bin Mas'ud Radhiallaahu anhu meriwayatkan bahwa beliau 
Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: 
"Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji 
zarrah kesombongan." (HR. Muslim) 

Sifat sombong merupakan jalan menuju Neraka, wal 'iyaadzubillah, meskipun hanya 
sebesar biji zarrah. Cobalah lihat hukuman yang d

[wanita-muslimah] MENGUTAMAKAN ORANG-ORANG KAFIR DARIPADA KAUM MUSLIMIN

2010-04-03 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy


MENGUTAMAKAN ORANG-ORANG KAFIR DARIPADA KAUM MUSLIMIN


Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin






Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum mencintai 
orang-orang kafir dan lebih mengutamakan daripada kaum muslimin.?

Jawaban.
Tidak diragukan lagi, bahwa orang yang lebih mencintai orang-orang kafir 
daripada kaum muslimin, telah melakukan perbuatan haram yang besar, karena 
seharusnya ia mencintai kaum muslimin dan mencintai kebaikan bagi mereka 
sebagaimana bagi dirinya sendiri. Adapun lebih mencintai musuh-musuh Allah 
daripada kaum muslimin, tentunya ini bahaya besar dan haram, bahkan tidak boleh 
mencintai mereka walaupun tidak melebihi cintanya terhadap kaum muslimin, hal 
ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan 
hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah 
dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau 
saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah 
telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dengan pertolongan yang datang 
daripadaNya. Dan dimasukkanNya mereka ke dalam surga yang mengalir dibawahnya 
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan 
merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)Nya. Mereka itulah golongan 
Allah. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang 
beruntung" [Al-Mujadilah : 22]

Dan firmanNya.

"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuhKu dan 
musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka 
(berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang ; padahal sesungguhnya 
mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu" [Al-Mumtahanah : 1]

Demikian juga orang yang memuji mereka dan lebih mengutamakan mereka daripada 
kaum muslimin dalam bidang pekerjaan atau lainnya, berarti ia telah berbuat 
dosa dan berburuk sangka terhadap saudara-saudaranya sesama muslim dan berbaik 
sangka kepada orang-orang yang tidak pantas untuk disangka baik.

Seharusnya seorang mukmin lebih mendahulukan kaum muslimin daripada yang 
lainnya dalam segala urusan pekerjaan dan lainnya. Jika ada kekurangan pada 
kaum muslimin, maka hendaknya ia menasehati dan memperingatkan serta 
menjelaskan kepada mereka dengan tidak bersikap aniaya. Mudah-mudahan dengan 
demikian Allah menunjuki mereka melalui tangannya.

[Fatawa Syaikh Ibnu Utsaimin, Juz 3, hal 14]



[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min 
Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, hal 
363-364 Darul Haq]


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] SUNNAH-SUNNAH KETIKA BANGUN TIDUR

2010-04-03 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy


SUNNAH-SUNNAH KETIKA BANGUN TIDUR

Oleh
Syaikh Khalid al Husainan




[a] Mengusap Bekas Tidur Yang Ada Di Wajah Maupun Tangan 

Hal ini menurut Imam An-Nawawy dan Al Hafidz Ibnu Hajar sebagai sesuatu yang 
dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

" Artinya : Rasulullah bangun tidur kemudian duduk sambil mengusap wajahnya 
dengan tangannya. [Hadits Riwayat Muslim no. 763 ]

[b] Doa Ketika Bangun Tidur

"Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah 
ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangkitkan [Hadits Riwayat Bukhari no. 6312 
dan Muslim no. 2711]

[c] Bersiwak 

"Artinya : Adalah Rasulullah apabila bangun malam membersihkan mulutnya dengan 
bersiwak [Hadits Riwayat Bukhari no. 245 dan Muslim no. 255]

[d] Beristintsaar [Mengeluarkan /Menyemburkan Air Dari Hidung Sesudah 
Menghirupnya]

"Artinya : Apabila seorang diantara kalian bangun tidur maka beristintsaarlah 
tiga kali karena sesungguhnya syaitan bermalam di batang hidungnyai [Hadits 
Riwayat Bukhari no. 3295 dan Muslim no. 238]

[e] Mencuci Kedua Tangan Tiga Kali.

Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

" Artinya : Bila salah seorang diantaramu bangun tidur, janganlah ia 
menyelamkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali [Hadits 
Riwayat Bukhari no. 162 dan Muslim no. 278]


[Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi 
Indonesia Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid 
Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]





[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] LOYAL TERHADAP ORANG KAFIR

2010-04-03 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
LOYAL TERHADAP ORANG KAFIR


Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin





Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum loyal terhadap 
orang-orang kafir ?

Jawaban.
Loyal terhadap orang-orang kafir dengan saling mencintai, saling menolong dan 
menjadikan mereka sebagai teman kepercayaan hukumnya haram dan di larang, 
berdasarkan nash Al-Qur'an.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan 
hari kiamat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan 
RasulNya" [Al-Mujadilah : 22]

Dan firmanNya.

"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil pemimpinmu, 
orang-orang yang membuat agamamu menjadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di 
antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang kafir 
(orang-orang musyrik). Dan bertawakallah kepada Allah jika kamu betul-betul 
orang yang beriman" [Al-Maidah : 57]

Serta firmanNya.

"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang 
Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu) ; sebagian mereka adalah 
pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka 
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. 
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim" 
[Al-Maidah : 51]

Dan firmanNya.

"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman 
kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu" [Ali-Imran : 118]

Allah juga mengabarkan, jika sebagian kaum mukmin tidak menjadi penolong 
sebagian lainnya, sementara sebagian kaum kafir menjadi penolong sebagian 
lainnya, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan yang besar di muka bumi. Maka 
seorang mukmin sama sekali tidak boleh mempercayai non mukmin walaupun ia 
menampakkan kecintaan dan loyalitas, karena tentang mereka Allah telah 
berfirman.

"Artinya : Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah 
menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)" [An-Nisa : 89]

Kemudian dalam ayat lainnya disebutkan.

"Artinya : Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu 
sehingga kamu mengikuti agama mereka" [Al-Baqarah : 120]

Seharusnya seorang mukmin bersandar kepada Allah dalam menjalankan syari'atNya, 
tidak tergoyahkan oleh celaan orang yang mencela dan tidak takut terhadap 
musuh-musuhnya, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman.

"Artinya : Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang 
menakut-nakuti (hakmu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), 
karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika 
kamu benar-benar orang yang beriman" [Ali-Imran : 175]

Dalam ayat lainnya disebutkan,

"Artinya : Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya 
(orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya 
berkata, 'Kami takut akan mendapat bencana'. Mudah-mudahan Allah akan 
mendatangkan kemenangan (kepada RasulNya), atau sesuatu keputusan dari sisiNya. 
Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan 
dalam diri mereka" [Al-Maidah : 52]

Dalam ayat lainnya disebutkan.

"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik 
itu najis, maka janganlah mereka mendekati Majidil Haram sesudah tahun ini, 
maka Allah nanti akan memberi kekayaan kepadamu karuniaNya, jika Dia 
menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" [At-Taubah 
: 28]

[Al-Majmu Ast-Tsamin, Syaikh Ibnu Utsaimin, Juz 1, hal 46-47]


[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min 
Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, hal 
360-362 Darul Haq]


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah -- Shalat Sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam di Rumah

2010-04-03 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Shalat Sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam di Rumah 

Rumah yang tegak di atas pilar-pilar keimanan, penuh dengan ibadah dan dzikir, 
itulah rumah idaman. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mewasiatkan agar 
rumah kita seperti itu. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: 
"Lakukanlah beberapa shalat-shalat sunnah di rumahmu. Jangan jadikan rumahmu 
bagaikan kuburan." (HR. Al-Bukhari) 

Ibnul Qayyim -rahimahullah- berkata: "Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
mengerjakan seluruh shalat-shalat sunnat di rumah. Demikian pula shalat sunnah 
yang tidak berkaitan dengan tempat tertentu, beliau lebih suka mengerjakannya 
di rumah. Terutama shalat sunnat ba'diyah maghrib, tidak ada riwayat yang 
menyebutkan bahwa beliau pernah mengerjakannya di masjid. Ada beberapa faidah 
mengerjakan shalat sunnah di rumah, di antaranya: 

1. Meneladani sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . 
2. Mengajarkan tata cara shalat kepada istri dan anak-anak. 
3. Mengusir setan-setan dari rumah disebabkan dzikir dan tilawah Al-Quran. 
4. Lebih membantu dalam mencapai ibadah yang ikhlas dan jauh dari penyakit riya'


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] HUKUM MENENTANG SYARI'AT ALLAH

2010-04-03 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
HUKUM MENENTANG SYARI'AT ALLAH


Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Baz





Pertanyaan:
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Seorang laki-laki berkata, sesungguhnya 
sebagian hukum-hukum syari'at perlu ditinjau kembali dan direvisi karena sudah 
tidak sesuai (relevan) lagi dengan perkembangan zaman ini. Contohnya adalah hal 
yang berkaitan dengan warisan di mana lelaki mendapatkan dua kali lipat dari 
bagian yang diperoleh wanita.

Bagaimana hukum syari'at terhadap orang yang mengucapkan statement seperti ini?

Jawaban:
Tidak seorangpun yang boleh menentang atau merubah hukum-hukum yang telah 
disyari'atkan Allah kepada para hamba-Nya dan yang telah dijelaskan di dalam 
kitabNya yang mulia atau berdasarkan ucapan RasulNya yang terpercaya seperti 
hukum-hukum tentang warisan, shalat lima waktu, zakat, puasa dan semisalnya 
yang juga telah diterangkan Allah kepada para hambaNya serta telah disepakati 
umat. Sebab, ia adalah tasyri' (produk hukum) yang sudah valid untuk umat ini 
pada masa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dan juga sepeninggal beliau hingga 
Hari Kiamat. Di antaranya, adanya prioritas bagi kaum lelaki atas kaum wanita 
mulai dari anak-anak lelaki, cucu laki-laki, saudara laki-laki sekandung dan 
sebapak. Wajib mengamalkan hal itu atas dasar keyakinan dan keimanan, sebab 
Allah telah menjelaskannya dalam kitabNya yang mulia.

Barangsiapa mengklaim bahwa hukum selainnyalah yang lebih sesuai (relevan) maka 
dia telah menjadi Kafir. Demikian pula orang yang membolehkan untuk 
menyelisihinya; dia dianggap kafir juga karena sudah menjadi penentang Allah 
dan RasulNya serta ijma' umat. 

Oleh karena itu, wajib bagi pihak yang berwenang (penguasa/pemerintah) untuk 
memaksanya bertaubat jika dia seorang muslim; jika mau, maka tidak dikenai 
sanksi dan bila tidak mau, maka wajib dibunuh sebagai orang kafir dan keluar 
dari Islam (murtad). Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa 
sallam.

"Artinya : Barangsiapa yang telah merubah (mengganti) diennya, maka bunuhlah 
dia "[Hadits Riwayat Bukhari, kitab Al-Jihad 3017 dan kitab Istitbab 
Al-Murtaddin 6922]

Kita bermohon kepada Allah bagi kita dan semua kaum muslimin agar diselamatkan 
dari fitnah-fitnah yang menyesatkan dan dari penyimpangan terhadap syari'at 
yang disucikan ini.

[Majmu' Fatawa Wa Maqalat Mutanawwi'ah, Juz.11, h.415, dari fatwa Syaikh Ibn 
Baz]


[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min 
Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, hal 
135-136 Darul Haq]


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] HUKUM MENGUCAPKAN ; SAUDARAKU ATAU KAWANKU ATAU TERSENYUM KEPADA NON MUSLIM UNTUK MERAIH SIMPATI

2010-03-31 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy


HUKUM MENGUCAPKAN ; SAUDARAKU ATAU KAWANKU ATAU TERSENYUM KEPADA NON MUSLIM 
UNTUK MERAIH SIMPATI


Oleh
Syaikh Muhamad bin Shalih Al-Utsaimin




Pertanyaan:
Syaikh Muhamad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Tentang hukum ucapan 
(saudaraku) kepada non muslim? Juga ucapan (kawanku) atau (teman-ku)? Serta 
hukum tersenyum kepada orang kafir untuk meraih simpati?

Jawaban:
Ucapan (saudaraku) kepada non muslim hukumnya haram, tidak boleh diucapkan 
kecuali kepada seseorang yang memang saudaranya berdasarkan garis keturunan 
atau karena susuan. Demikian ini, karena jika tidak ada tali persaudaraan 
secara garis keturunan atau karena susuan, maka tidak ada lagi tali 
persaudaraan kecuali persaudaraan karena agama. Seorang kafir bukan saudara 
seorang mukmin dalam agamanya. Allah pun mengingkari ucapan Nabi Nuh dalam hal 
ini, sebagaimana firmanNya

"Artinya : Dan Nuh berseru kepada Rabbnya sambil berkata, ' Ya Rabbku 
sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah 
yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya. Allah berfirman, 'Hai 
Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan 
diselamat-kan)". [Hud : 45-46].

Adapun ucapan (kawanku) atau (temanku) atau yang serupa ini, jika yang dimaksud 
hanya sebagai sapaan karena tidak mengetahui namanya, maka ini tidak apa-apa, 
tapi jika yang dimaksud adalah karena kecintaan dan merasa dekat dengan mereka, 
maka Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman.

"Artinya : Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan 
hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah 
dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau 
saudara-saudara ataupun keluarga mereka." [Al-Mujadilah : 22].

Maka setiap ungkapan halus yang bermasuk kecintaan tidak boleh dilontarkan oleh 
seorang mukmin kepada orang kafir.

Demikian juga tersenyum kepada mereka untuk meraih simpati di kalangan mereka, 
demikian sebagaimana cakupan ayat di atas.

[Fatawa Al-Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 253-254]


[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min 
Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, hal 
372-373 Darul Haq]


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Pemrontakan; CHECHNIA,KASMIR,MORO,CHINA DLL dalam Islam

2010-03-31 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Jangan kaget,
orang ini  yang pakai nama "abdullatif" terkenal di milis eramuslim sebagai 
orang JIL, dan antek amerika.

orang ini baru ke depak dari milis eramuslim, karena moderatornya sudah sadar, 
bahwa postingan orang ini berbahaya dan menimbulkan kebencian saja.makanya dia 
gencar kirim2 email2 ke milis wanita-muslimah..

jadi saudara2 yang gak kuat aqidahnya jangan pernah baca postingan orang nih, 
bisa ketularan "kerasukan JIL"
dan ikut2an gak bener kayak orang nih..

kerjaannya main comot ayat Al Qur'an, yang sesuai dengan otaknya diambil, yang 
gak sesuai dibuang.
demikian juga dalam mentafsirkan ayat Al Quran seenak perutnya sendiri..

Jangan kaget pula kalau nanti dia tidak percaya dengan hadits2 shahih.
Wong hadits tentang ibadahnya Rasulullah saja ditentang kok...
Jangan kaget pula kalau dia suka memfitnah orang. 




  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, March 31, 2010 6:00 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Pemrontakan; CHECHNIA,KASMIR,MORO,CHINA DLL 
dalam Islam



  ini bapak abdul sudah kecuci otaknya sama amerika
  jadi selalu menganggap bahwa apa yang dari amerika selalu benar
  apakah ini bukan berarti mempertuhankan amerika?

  salam,
  --
  wikan

  2010/3/31 Dwi Soegardi :
  > Pernah baca tentang ayat yang mengingatkan agar jangan "asbun"?
  >
  > Baca sejarah Chechnya!
  > http://en.wikipedia.org/wiki/First_Chechen_War
  >
  > Apakah Anda ikutan mengutuk
  > Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia,
  > menggantikan pemerintah Belanda yang sah?
  >
  > Kenapa nggak sekalian tuh sumpahin George Washington memberontak melawan
  > King George III !!
  > bener-bener fundamentalis tuh!


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] TIDAK MENGKAFIRKAN SEORANGPUN DARI KAUM MUSLIMIN KECUALI APABILA DIA MELAKUKAN PERBUATAN YANG MEMBATALKAN KEISLAMANNYA.

2010-03-31 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
TIDAK MENGKAFIRKAN SEORANGPUN DARI KAUM MUSLIMIN KECUALI APABILA DIA MELAKUKAN 
PERBUATAN YANG MEMBATALKAN KEISLAMANNYA.


Oleh
Syaikh Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan




Dan diantara prinsip-prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah bahwasanya 
mereka tidak mengkafirkan seorangpun dari kaum muslimin kecuali apabila dia 
melakukan perbuatan yang membatalkan keislamannya. Adapun perbuatan dosa besar 
selain syirik dan tidak ada dalil yang menghukumi pelakunya sebagai kafir. 
Misalnya meninggalkan shalat karena malas, maka pelaku (dosa besar tersebut) 
tidak dihukumi kafir akan tetapi dihukumi fasiq dan imannya tidak sempurna. 
Apabila dia mati sedang dia belum bertaubat maka dia berada dalam kehendak 
Allah. Jika Dia berkehendak Dia akan mengampuninya, namun si pelaku tidak kekal 
di neraka, telah berfirman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia 
mengampuni dosa-dosa selainnya bagi siapa yang dikehendakinya ..." [An-Nisaa : 
48]

Dan madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah dalam masalah ini berada di tengah-tengah 
antara Khawarij yang mengkafirkan orang-orang yang melakukan dosa besar walau 
bukan termasuk syirik dan Murji'ah yang mengatakan si pelaku dosa besar sebagai 
mu'min sempurna imannya, dan mereka mengatakan pula tidak berarti suatu 
dosa/ma'shiyat dengan adanya iman sebagaimana tak berartinya suatu perbuatan 
ta'at dengan adanya kekafiran.


[Disalin dari buku Prinsip-Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah oleh Syaikh 
Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, terbitan Dar Al-Gasem-Riyadh, 
penerjemah Abu Aasia]





[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah -- Shalat Dhuha Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam

2010-03-31 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Shalat Dhuha Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Matahari telah meninggi, terik cahayanya pun mulai menyengat. jilatan panasnya 
seakan membakar wajah. Waktu dhuha telah tiba. Waktu untuk bekerja dan 
menunaikan kebutuhan. Meskipun beban risalah begitu berat seperti, menjamu 
duta-duta yang datang berkunjung, memberikan ta'lim (pengarahan) kepada para 
sahabat Radhiallaahu anhum serta menunaikan hak keluarga, namun beliau tidak 
pernah lupa beribadah kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala . 

Mu'adzah berkata: "Aku bertanya kepada 'Aisyah Radhiallaahu anha: "Apakah 
Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam sering mengerjakan shalat Dhuha?" ia 
menjawab: "Tentu, beliau sering mengerjakan shalat Dhuha empat rakaat bahkan 
lebih dari itu seluang waktu yang diberikan Allah Subhannahu wa Ta'ala ." (HR. 
Muslim) 

Bahkan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam juga mewasiatkan hal itu. 
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ia berkata: 
Kekasihku (Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ) telah mewasiatkan kepadaku 
agar berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, agar mengerjakan shalat duha dan 
agar aku mengerjakan shalat witir sebelum tidur." (Muttafaq 'alaih) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah -- Ketika Fajar Menyingsing

2010-03-31 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Ketika Fajar Menyingsing 

Setelah keheningan malam mulai memecah, seiring dengan fajar yang mulai 
merekah, saat kewajiban shalat shubuh selesai ditunaikan, Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam tetap duduk di tempat selepas shalat shubuh untuk 
berdzikir menyebut asma Allah Subhannahu wa Ta'ala sampai terbit matahari. 
Kemudian beliau mengerjakan shalat dua rakaat. Jabir bin Samurah Radhiallaahu 
anhu menceritakan kepada kita: 
Biasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam selalu duduk di tempat shalat 
seusai menunaikan shalat subuh sampai matahari benar-benar meninggi." (HR. 
Muslim) 

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menganjurkan umatnya agar meng-amalkan 
sunnah yang agung tersebut. Beliau menyebutkan pahala dan balasan yang besar 
bagi orang yang meng-amalkannya. 

Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata: Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam pernah bersabda: 
"Barang siapa yang ikut shalat fajar berjamaah di masjid, lalu duduk berdzikir 
mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala sampai matahari terbit, kemudian 
mengerjakan shalat dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan orang yang 
menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna." (HR. 
At-Tirmidzi) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah -- Shalat Malam Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam

2010-03-30 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy


Shalat Malam Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Malam telah datang menjelang di langit kota Madinah, suasana gelap menyelimuti 
jagad raya. Namun Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menerangi sudut-sudut 
kota dan menghidupkan malamnya. Beliau bermunajat kepada Allah Ta'ala Rabb alam 
semesta. Beliau memohon kepada Dzat yang mengurus segala perkara guna 
melaksanakan perintah Sang Pencipta: 
"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, 
kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari 
seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur'an itu 
dengan perlahan-lahan." (Al-Muzzammil: 1-4) 

Abu Hurairah Radhiallahu anhu menceritakan: 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam biasa mengerjakan shalat malam hingga 
membengkak kedua telapak kakinya. Ada yang bertanya kepada beliau: "Wahai 
Rasulullah, mengapa Anda melakukan sedemikian itu, bukankah Allah telah 
mengampuni segala dosa Anda yang lalu maupun yang akan datang?" beliau 
menjawab: "Bukankah selayaknya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?" (HR. 
Ibnu Majah). 

Al-Aswad bin Yazid berkata: "Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah Radhiallaahu 
anha tentang shalat malam Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . 'Aisyah 
menjawab: "Biasanya beliau tidur di awal malam, kemudian tengah malamnya beliau 
bangun mengerjakan shalat malam. Bila merasa ada keperluan beliau segera 
menemui istri. Beliau segera bangkit begitu mendengar seruan azan. Beliau 
segera mandi bila dalam keadaan junub. Jika tidak, maka beliau segera berwudhu' 
lalu berangkat (ke masjid untuk) shalat." (HR. Al-Bukhari) 

Shalat malam beliau sangat mengagumkan, ada baiknya kita ketahui panjang ayat 
yang dibacanya. Semoga dapat kita jadikan contoh dan teladan. 

Abu Abdillah Hudzaifah ibnul Yaman Radhiallaahu anhu mengisahkan: 
Pada suatu malam, aku pernah shalat tahajjud bersama Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam . Beliau mengawali shalat dengan membaca surat Al-Baqarah, saya 
berkata di dalam hati, "Mungkin setelah membaca kira-kira seratus ayat, 
ternyata beliau terus tidak berhenti, saya berkata lagi di dalam hati, 
"Mungkin, beliau selesaikan pembacaan surat Al-Baqarah. Dalam satu raka'at 
ternyata beliau terus memulai surat Ali Imron kemudian terus mem-bacanya saya 
berbicara di dalam hati: (mungkin) beliau mau ruku setelah selesai Ali-Imron, 
ternyata beliau terus membaca surat An Nisa sampai habis. Beliau membaca 
surat-surat tersebut dengan bacaan tartil. Setiap kali membaca ayat yang 
menyebutkan kemahasucian Allah Ta'ala beliau selalu bertasbih (mengucapkan 
subhanallah). Setiap kali membaca ayat yang berisikan permohonan, beliau pasti 
berdoa. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan permintaan berlindung diri 
kepada Allah Ta'ala, beliau segera mengucapkan ta'awwudz. Ketika ruku' beliau 
membaca: 

Subhaana Rabbiyal 'Adzhiim ( "Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung." ) 

Lama ruku' beliau hampir sama dengan lama ber-diri. Kemudian beliau 
mengucapkan: 
Sami'allahuliman hamidah, Rabbana lakal hamdu 
"Allah Maha mendengar terhadap hamba yang memuji-Nya. Ya Rabb kami, segala puji 
bagi-Mu." 

Kemudian beliau tegak berdiri (i'tidal), hampir sama lamanya dengan ruku'. 
Kemudian beliau sujud dan membaca: 
Subhaana Rabbiyal 'A'la ( "Maha Suci Rabbku Yang Maha Luhur." ) 
Lama sujud beliau hampir sama dengan lama i'tidal." (HR. Muslim) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah ( Canda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam )

2010-03-30 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Canda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam adalah seorang pemimpin yang sangat 
memperhatikan urusan umat dan seluruh pasukannya. Beliau juga sangat perhatian 
terhadap bawahan serta anggota keluarga. Disamping itu beliau juga tetap 
menjaga amal ibadah serta wahyu yang diturunkan. Dan banyak lagi urusan lain 
yang beliau perhatikan. Sungguh merupakan amal yang sangat agung dalam rangka 
memenuhi tuntutan kehidupan dan membangkitkan motivasi, yang tidak akan mampu 
dilaksanakan oleh sembarang orang. Namun Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam 
meletakkan setiap hak pada tempatnya. Beliau tidak akan mengurangi hak orang 
lain atau meletakkan hak tersebut tidak pada tempatnya. Meskipun sangat banyak 
beban dan pekerjaan, namun beliau tetap memberikan tempat bagi anak-anak kecil 
dihatinya. Beliau sering mengajak mereka bercanda dan bersenda gurau, mengambil 
hati mereka dan membuat mereka senang. 

Abu Hurairah Radhiallaahu anhu menceritakan: "Para sahabat bertanya kepada 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam : "Wahai Rasulullah, apakah engkau juga 
bersenda gurau bersama kami?" Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab: 
"Tentu, hanya saja aku selalu berkata benar." (HR. Ahmad). 

Anas Radhiallaahu anhu menceritakan kepada kita salah satu bentuk canda 
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, ia berkata: "Rasulullah 
Shallallahu'alaihi wasallam pernah memanggilnya dengan sebutan: "Wahai pemilik 
dua telinga!" (maksudnya bergurau dengannya) (HR. Abu Dawud) 

Anas Radhiallaahu anhu mengisahkan: "Ummu Sulaim Radhiallaahu anha mempunyai 
seorang putra yang bernama Abu 'Umair. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
sering bercanda dengannya setiap kali beliau datang. Pada suatu hari Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam datang mengunjunginya untuk bercanda, namun 
tampaknya anak itu sedang sedih. 

Mereka berkata: 
Wahai Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , burung yang biasa diajaknya 
bermain sudah mati." Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam lantas bercanda 
dengannya, beliau berkata: 
"Wahai Abu 'Umair, apakah gerangan yang sedang dikerjakan oleh burung kecil 
itu?" (HR. Abu Daud) 

Demikian pula dengan para sahabat Radhiallaahu anhum, salah satu di antaranya 
adalah yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata: "Ada 
seorang pria dusun bernama Zahir bin Haram. Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam sangat menyukainya. Hanya saja tampangnya jelek. Pada suatu hari, 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menemuinya sewaktu ia menjual barang 
dagangan. Tiba-tiba Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam memeluknya dari 
belakang sehingga ia tidak dapat melihat beliau. Ia pun berkata: "Lepaskan aku! 
Siapakah ini?" Setelah menoleh ia pun mengetahui ternyata yang memeluknya 
adalah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Ia pun tidak menyia-nyiakan 
kesempatan untuk merapatkan punggungnya ke dada Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam . Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam lantas berkata: "Siapakah yang 
sudi membeli hamba sahaya ini?" Iapun berkata: "Demi Allah wahai Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam , kalau demikian aku tidak akan laku dijual!" 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam membalas: "Justru engkau di sisi Allah 
sangat mahal harganya!" (HR. Ahmad) 

Sungguh merupakan akhlak yang terpuji dari baginda Nabi yang mulia dan luhur 
budi pekertinya Shalallaahu alaihi wasalam . 
Meskipun beliau bersikap luwes terhadap keluarga dan kaumnya, namun tetap ada 
batasannya. Beliau tidaklah melampaui batas bila tertawa, beliau hanya 
tersenyum. Sebagaimana yang dituturkan 'Aisyah Radhiallaahu anha : 
"Belum pernah aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tertawa 
terbahak-bahak hingga kelihatan anak lidah beliau. Namun beliau hanya 
tersenyum." (Muttafaq 'alaih) 

Meskipun beliau selalu bermuka manis dan elok dalam perrgaulan, namun bila 
peraturan-peraturan Allah dilanggar, wajah beliau akan memerah karena marah. 
'Aisyah Radhiallaahu anha menuturkan kepada kita: "Pada suatu ketika, 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam baru kembali dari sebuah lawatan. 
Sebelumnya aku telah menirai pintu rumahku dengan korden tipis yang bergambar. 
Ketika melihat gambar itu Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam langsung 
merobeknya hingga berubah rona wajah beliau seraya berkata: 
"Wahai 'Aisyah, sesungguhnya orang yang paling keras siksanya di sisi Allah 
pada Hari Kiamat adalah orang-orang yang meniru-niru ciptaan Allah." (Muttafaq 
'alaih) 




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah (Tidur Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam )

2010-03-30 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Tidur Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Ubay bin Ka'Ab Radhiallaahu anhu menuturkan kepada kita bahwa Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam pernah bersabda: 
"Jika salah seorang di antara kamu mendatangi pembaringannya, hendaklah 
mengibaskan kasurnya dengan ujung kain (untuk membersihkannya) serta sebutlah 
asma Allah Subhanahu wa Ta'ala Sebab ia tidak tahu kotoran apa yang melekat 
pada kasurnya itu sepening-galnya. Jika hendak berbaring, hendaklah berbaring 
dengan bertelekan pada rusuk kanan. Dan hendaklah mengucapkan: 

"Maha suci Engkau Ya Allah Ya Rabbi, dengan menyebut nama-Mu aku meletakkan 
tubuhku, dan dengan nama-Mu jua aku mengangkatnya kembali. Jika Engkau 
mengambil ruhku (jiwaku), maka berilah rahmat padanya. Tetapi, bila Engaku 
melepas-kannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu 
yang shalih." (HR. Muslim) 

Di antara bimbingan yang beliau ajarkan kepada setiap muslim dan muslimah 
adalah: 
"Jika kamu mendatangi pembaringanmu, hendaklah berwudhu' sebagaimana engkau 
berwudhu ketika hendak shalat. Kemudian berbaringlah dengan bertelekan pada 
rusuk kananmu." 

Diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiallaahu anha ia berkata: 
Setiap kali Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam hendak tidur di 
pembaring-annya pada tiap malam, beliau merapatkan kedua telapak tangannya. 
Lalu meniupnya dan membaca surat Al-Ikhlas (Qul Huwallaahu Ahad), surat 
Al-Falaq (Qul A'uudzu birabbil Falaq) dan surat An-Naas (Qul A'uudzu birabbin 
Naas). Kemudian beliau mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengan kedua telapak 
tangannya itu. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Beliau 
melakukannya sebanyak tiga kali." (HR. Bukhari) 

Anas bin Malik Radhiallaahu anhu meriwayatkan: "Setiap kali Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam hendak tidur di pembaringannya beliau selalu berdoa: 
"Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan, memberi kami minum dan 
memberi kami kecukupan dan tempat berteduh. Betapa banyak orang yang tidak 
mempunyai Tuhan yang mem-berikan kecukupan dan tempat berteduh." (HR. Muslim) 

Dari Abu Qatadah Radhiallaahu anhu ia berkata: 
"Sesungguhnya bila Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam beristirahat dalam 
perjalanannya di malam hari, beliau berbaring dengan bertelekan pada rusuk 
kanan. Dan apabila beliau beristirahat pada waktu menjelang subuh, beliau 
tegakkan lengan dan beliau letakkan kepala di atas telapak tangan." (HR. 
Muslim) 

Meskipun anugrah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala curahkan kepada kita begitu 
banyak, namun cobalah lihat wahai saudaraku, kasur yang dipakai penghulu para 
Nabi, penutup para rasul, makhluk yang paling utama, sebaik-baik bani adam di 
atas muka bumi. Diriwayatkan oleh 'Aisyah Radhiallaahu anhu ia berkata: 
"Sesungguhnya kasur yang dipakai oleh Rasulullah r hanyalah terbuat dari kulit 
binatang (yang telah disamak) yang diisi dengan sabut kurma." (HR. Muslim) 

Pada suatu ketika, beberapa orang sahabat Radhiallaahu anhum datang menemui 
beliau, berikut juga Umar Radhiallaahu anhu. Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam lantas bangkit merubah posisinya, Umar Radhiallaahu anhu melihat tidak 
ada kain yang melindungi tubuh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam  dari 
tikar yang dipakainya berbaring. Ternyata tikar tersebut membekas pada tubuh 
beliau Shalallaahu alaihi wasalam . Melihat pemandangan itu Umar Radhiallaahu 
anhu pun menangis. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bertanya kepadanya: 
"Apakah gerangan yang membuatmu menangis wahai Umar?" ia menjawab: "Demi Allah, 
karena saya tahu bahwa engkau tentu lebih mulia di sisi Allah Subhanahu wa 
Ta'ala daripada raja Kisra maupun Kaisar. Mereka dapat berpesta pora di dunia 
sesuka hatinya. Sedangkan Engkau adalah seorang Utusan Allah Subhanahu wa 
Ta'ala namun keadaan engkau sungguh sangat memprihatinkan sebagaimana yang aku 
saksikan sekarang," Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Tidakkah 
engkau ridha wahai Umar, kemegahan dunia ini diberikan bagi mereka, sedangkan 
pahala akhirat bagi kita!" Umar Radhiallaahu anhu menjawab: "Tentu saja!" 
"Demikianlah adanya!" jawab Nabi." (HR. Ahmad) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah -- Shalat Malam Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam

2010-03-30 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Shalat Malam Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Malam telah datang menjelang di langit kota Madinah, suasana gelap menyelimuti 
jagad raya. Namun Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menerangi sudut-sudut 
kota dan menghidupkan malamnya. Beliau bermunajat kepada Allah Ta'ala Rabb alam 
semesta. Beliau memohon kepada Dzat yang mengurus segala perkara guna 
melaksanakan perintah Sang Pencipta: 
"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, 
kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari 
seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur'an itu 
dengan perlahan-lahan." (Al-Muzzammil: 1-4) 

Abu Hurairah Radhiallahu anhu menceritakan: 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam biasa mengerjakan shalat malam hingga 
membengkak kedua telapak kakinya. Ada yang bertanya kepada beliau: "Wahai 
Rasulullah, mengapa Anda melakukan sedemikian itu, bukankah Allah telah 
mengampuni segala dosa Anda yang lalu maupun yang akan datang?" beliau 
menjawab: "Bukankah selayaknya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?" (HR. 
Ibnu Majah). 

Al-Aswad bin Yazid berkata: "Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah Radhiallaahu 
anha tentang shalat malam Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . 'Aisyah 
menjawab: "Biasanya beliau tidur di awal malam, kemudian tengah malamnya beliau 
bangun mengerjakan shalat malam. Bila merasa ada keperluan beliau segera 
menemui istri. Beliau segera bangkit begitu mendengar seruan azan. Beliau 
segera mandi bila dalam keadaan junub. Jika tidak, maka beliau segera berwudhu' 
lalu berangkat (ke masjid untuk) shalat." (HR. Al-Bukhari) 

Shalat malam beliau sangat mengagumkan, ada baiknya kita ketahui panjang ayat 
yang dibacanya. Semoga dapat kita jadikan contoh dan teladan. 

Abu Abdillah Hudzaifah ibnul Yaman Radhiallaahu anhu mengisahkan: 
Pada suatu malam, aku pernah shalat tahajjud bersama Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam . Beliau mengawali shalat dengan membaca surat Al-Baqarah, saya 
berkata di dalam hati, "Mungkin setelah membaca kira-kira seratus ayat, 
ternyata beliau terus tidak berhenti, saya berkata lagi di dalam hati, 
"Mungkin, beliau selesaikan pembacaan surat Al-Baqarah. Dalam satu raka'at 
ternyata beliau terus memulai surat Ali Imron kemudian terus mem-bacanya saya 
berbicara di dalam hati: (mungkin) beliau mau ruku setelah selesai Ali-Imron, 
ternyata beliau terus membaca surat An Nisa sampai habis. Beliau membaca 
surat-surat tersebut dengan bacaan tartil. Setiap kali membaca ayat yang 
menyebutkan kemahasucian Allah Ta'ala beliau selalu bertasbih (mengucapkan 
subhanallah). Setiap kali membaca ayat yang berisikan permohonan, beliau pasti 
berdoa. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan permintaan berlindung diri 
kepada Allah Ta'ala, beliau segera mengucapkan ta'awwudz. Ketika ruku' beliau 
membaca: 

Subhaana Rabbiyal 'Adzhiim ( "Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung." ) 

Lama ruku' beliau hampir sama dengan lama ber-diri. Kemudian beliau 
mengucapkan: 
Sami'allahuliman hamidah, Rabbana lakal hamdu 
"Allah Maha mendengar terhadap hamba yang memuji-Nya. Ya Rabb kami, segala puji 
bagi-Mu." 

Kemudian beliau tegak berdiri (i'tidal), hampir sama lamanya dengan ruku'. 
Kemudian beliau sujud dan membaca: 
Subhaana Rabbiyal 'A'la ( "Maha Suci Rabbku Yang Maha Luhur." ) 
Lama sujud beliau hampir sama dengan lama i'tidal." (HR. Muslim) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Cantiknya Bidadari.

2010-03-30 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy

Cantiknya Bidadari. 

Penulis: Ummu Ziyad Fransiska Mustikawati dan Ummu Rumman Siti Fatimah
Muroja'ah: Ust. Aris Munandar 

Terheran-heran. Tapi itulah kenyataan. Seseorang  - yang mungkin dengan 
mudahnya - melepas jilbabnya dan merasa enjoy mempertontonkan kecantikannya. 
Entah dengan alasan apa, kepuasan pribadi, materi dunia, popularitas yang 
semuanya berujung pada satu hal, yaitu hawa nafsu yang tak terbelenggu. 

Padahal. nun di surga sana, terdapat makhluk yang begitu cantik yang belum 
pernah seorang pun melihat ada makhluk secantik itu. Dan mereka sangat pemalu 
dan terjaga sehingga kecantikan mereka hanya dinikmati oleh suami-suami mereka 
di surga. 

Berikut ini adalah kumpulan ayat dan hadits yang menceritakan tentang para 
bidadari surga. 

Harumnya Bidadari 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sekiranya salah seorang 
bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan 
memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup 
kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya." 
(HR. Bukhari dan Muslim) 

Kecantikan Fisik 

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Rombongan yang pertama masuk 
surga adalah dengan wajah bercahaya bak rembulan di malam purnama. Rombongan 
berikutnya adalah dengan wajah bercahaya seperti bintang-bintang yang 
berkemilau di langit. Masing-masing orang di antara mereka mempunyai dua istri, 
dimana sumsum tulang betisnya kelihatan dari balik dagingnya. Di dalam surga 
nanti tidak ada bujangan." (HR. Bukhari dan Muslim) 

"Demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari." (Qs. Ad-Dukhan: 54) 

Abu Shuhaib al-Karami mengatakan, "Yang dimaksud dengan hur adalah bentuk jamak 
dari  haura, yaitu wanita muda yang cantik jelita dengan kulit yang putih dan 
dengan mata yang sangat hitam. Sedangkan arti 'ain adalah wanita yang memiliki 
mata yang indah. 

Al-Hasan berpendapat bahwa haura adalah wanita yang memiliki mata dengan putih 
mata yang sangat putih dan hitam mata yang sangat hitam. 

Sopan dan Pemalu 

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyifati bidadari dengan "menundukkan pandangan" 
pada tiga tempat di Al-Qur'an, yaitu: 

"Di dalam surga, terdapat bidadari-bidadari-bidadari yang sopan, yang 
menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka 
(penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. 
Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan biadadari itu 
permata yakut dan marjan." (Qs. Ar-Rahman: 56-58) 

"Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita 
matanya." (Qs. Ash-Shaffat: 48) 

"Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan 
sebaya umurnya." 

Seluruh ahli tafsir sepakat bahwa pandangan para bidadari surgawi hanya tertuju 
untuk suami mereka, sehingga mereka tidak pernah melirik lelaki lain. 

Putihnya Bidadari 

Allah Ta'ala berfirman, "Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan." 
(Qs. ar-Rahman: 58) 

al-Hasan dan mayoritas ahli tafsir lainnya mengatakan bahwa yang dimaksudkan 
adalah bidadari-bidadari surga itu sebening yaqut dan seputih marjan. 

Allah juga menyatakan,"(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit 
dalam kemah." (Qs. Ar-Rahman: 72) 

Maksudnya mereka itu dipingit hanya diperuntukkan bagi para suami mereka, 
sedangkan orang lain tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu. Mereka 
berada di dalam kemah. 

Baiklah.ini adalah sedikit gambaran yang Allah berikan tentang bidadari di 
surga. Karena bagaimanapun gambaran itu, maka manusia tidak akan bisa 
membayangkan sesuai rupa aslinya, karena sesuatu yang berada di surga adalah 
sesuatu yang tidak/belum pernah kita lihat di dunia ini. 

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 
'alaihi wa sallam bersabda, "Allah Azza wa Jalla berfirman, "Aku siapkan bagi 
hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak 
pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran." (HR. 
Bukhari dan Muslim) 

Setelah mengetahui sifat fisik dan akhlak bidadari, maka bukan berarti bidadari 
lebih baik daripada wanita surga. Sesungguhnya wanita-wanita surga memiliki 
keutamaan yang sedemikian besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits, 

"Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia 
dan seisinya." (HR. Bukhari dan Muslim) 

Dan lagi, seorang manusia telah Allah ciptakan dengan sebaik-baik rupa, 

"Dan manusia telah diciptakan dengan sebaik-baik rupa." (Qs. At-Tiin: 4) 

Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Saya bertanya, "Wahai 
Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang 
bermata jeli?" 

Beliau shallallahu''alaihi wa sallam menjawab, "Wanita-wanita dunia lebih utama 
daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak 
daripada apa yang tidak tampak." 

Saya bertanya, "Karena apa wanita 

[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah ( Akhlak dan Budi Pekerti Shalallaahu alaihi wasalam )

2010-03-28 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Akhlak dan Budi Pekerti Shalallaahu alaihi wasalam 

Perilaku seseorang merupakan barometer akal dan kunci untuk mengenal hati 
nuraninya. 'Aisyah Ummul Mukminin putri Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhuma 
seorang hamba terbaik yang mengenal akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi 
wasallam dan yang dapat menceritakan secara detail keadaan beliau shallallahu 
'alaihi wasallam. 'Aisyah radhiyallahu 'anha adalah orang yang paling dekat 
dengan beliau baik saat tidur maupun terjaga, pada saat sakit maupun sehat, 
pada saat marah maupun ridha. 

Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan: 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bukanlah seorang yang keji dan tidak suka 
berkata keji, beliau bukan seorang yang suka berteriak-teriak di pasar dan 
tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan sebaliknya, beliau suka 
memaafkan dan merelakan. (HR. Ahmad) 

Demikianlah akhlak beliau shallallahu 'alaihi wasallam selaku nabi umat ini 
yang penuh kasih sayang dan selalu memberi petunjuk, yang penuh anugrah serta 
selalu memberi nasihat. Semoga shalawat dan salam tercurah atas beliau. 

Al-Husein cucu beliau menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata: 
"Aku bertanya kepada ayahku tentang adab dan etika Rasulullah shallallahu 
'alaihi wasallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau, ayahku 
menuturkan: "Beliau shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa tersenyum, luhur 
budi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka 
berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak 
disukainya. Siapa saja yang mengharapkanya pasti tidak akan kecewa dan siapa 
saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas. Beliau meninggalkan 
tiga perkara: "riya', berbangga-bangga diri dan hal yang tidak bermanfaat." Dan 
beliau menghindarkan diri dari manusia karena tiga perkara: "beliau tidak suka 
mencela atau memaki orang lain, beliau tidak suka mencari-cari aib orang lain, 
dan beliau hanya berbicara untuk suatu maslahat yang bernilai pahala." Jika 
beliau berbicara, pembicaraan beliau membuat teman-teman duduknya tertegun, 
seakan-akan kepala mereka dihinggapi burung (karena khusyuknya). Jika beliau 
diam, barulah mereka berbicara. Mereka tidak pernah membantah sabda beliau. 
Bila ada yang berbicara di hadapan beliau, mereka diam memperhatikannya sampai 
ia selesai bicara. 
Pembicaraan mereka disisi beliau hanyalah pembicaraan yang bermanfaat saja. 
Beliau tertawa bila mereka tertawa. Beliau takjub bila mereka takjub, dan 
beliau bersabar menghadapi orang asing yang kasar ketika berbicara atau ketika 
bertanya sesuatu kepada beliau, sehingga para sahabat shallallahu 'alaihi 
wasallam selalu mengharapkan kedatangan orang asing seperti itu guna memetik 
faedah. Beliau bersabda: "Bila engkau melihat seseorang yang sedang mencari 
kebutuhannya, maka bantulah dia." Beliau tidak mau menerima pujian orang 
kecuali menurut yang selayaknya. Beliau juga tidak mau memutuskan pembicaraan 
seeorang kecuali orang itu melanggar batas, beliau segera menghentikan 
pembicaraan tersebut dengan melarangnya atau berdiri meninggalkan majlis." (HR. 
At-Tirmidzi) 

Cobalah perhatikan satu persatu akhlak dan budi pekerti nabi umat ini 
shallallahu 'alaihi wasallam. Pegang teguh akhlak tersebut dan 
bersungguh-sungguhlah dalam meneladaninya, sebab ia adalah kunci seluruh 
kebaikan. 

Di antara petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah mengajarkan 
perkara agama kepada teman-teman duduknya, di antara yang beliau ajarkan 
adalah: 
"Barangsiapa yang wafat sedangkan ia memohon kepada selain Allah, ia pasti 
masuk Neraka." (HR. Al-Bukhari) 

Di antaranya juga: 
"Seorang muslim adalah yang kaum muslimin dapat terhindar dari gangguan lisan 
dan tangan-nya, seorang muhajir (yang berhijrah) adalah yang meninggalkan 
segala yang dilarang Allah Subhanahu wata'ala" (Muttafaq 'alaih). 

Dan sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam: 
"Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid di malam 
kelam, berupa cahaya yang sempurna pada Hari Kiamat." (HR. At-Tirmidzi dan Abu 
Daud) 

Demikian pula sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam : 
"Perangilah kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lisan kamu." (HR. Abu Daud) 

Diriwayatkan juga dari beliau: 
"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan sebuah perkataaan yang belum jelas 
bermanfaat baginya sehingga membuat ia terperosok ke dalam api Neraka lebih 
jauh daripada jarak timur dan barat." (Muttafaq 'alaih) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah ( Putra-putri Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam )

2010-03-28 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Putra-putri Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Pada zaman jahiliyah, kelahiran seorang bayi perempuan adalah lembaran hitam 
dalam kehidupan sepasang suami istri. Bahkan merupakan lembaran hitam bagi 
keluarga dan kabilahnya. Kepercayaan masyarakat jahiliyah seperti itu mendorong 
mereka mengubur anak perempuan hidup-hidup karena takut cela dan aib. 
Penguburan anak perempuan tersebut dilakukan dengan cara yang sangat sadis 
tanpa ada rasa sayang dan belas kasih sama sekali. Anak perempuan tersebut 
dikubur hidup-hidup. Mereka melakukan perbuatan terkutuk itu dengan berbagai 
macam cara. Di antaranya, jika lahir seorang bayi perempuan, mereka sengaja 
membiarkan bayi itu hidup sampai berusia 6 tahun, kemudian si bapak berkata 
kepada ibu anak yang malang tersebut: "Dandanilah anak ini, sebab aku akan 
membawanya menemui paman-pamannya." Sementara si bapak telah menyiapkan lubang 
di tengah padang pasir yang sepi. Lalu dibawalah anak perempuannya itu menuju 
lubang tersebut. Sesampainya di sana si bapak berkata kepadanya: "Lihatlah 
lubang itu!" lalu sekonyong-konyong ia dorong anak itu ke dalamnya dan 
menimbunnya dengan tanah secara sadis dan keji. 

Di tengah-tengah masyarakat jahiliyah seperti itulah Rasulullah shallallahu 
'alaihi wasallam muncul dengan membawa agama yang agung ini, agama yang 
menghormati hak-hak perempuan, baik statusnya sebagai ibu, istri, anak, kakak 
ataupun bibi. 

Putri-putri beliau begitu banyak mendapat curahan kasih sayang dari beliau 
shallallahu 'alaihi wasallam. Apabila Fathimah radhiyallahu 'anha datang, 
beliau akan segera bangkit menyambutnya sambil memegang tangannya, lalu 
menempatkannya di tempat duduk beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Demikian 
pula bila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang mengunjungi Fathimah 
radhiyallahu 'anhu, ia segera bangkit menyambut beliau shallallahu 'alaihi 
wasallam sambil menuntun tangan beliau dan menciumnya serta menempatkan beliau 
di tempat duduknya. (Sebagaimana tertera dalam HR. Abu Daud, Tirmidzi dan 
An-Nasaai) 

Meskipun beliau begitu sayang kepada putri-putrinya dan begitu memuliakan 
mereka, namun beliau rela menerima talaq (perceraian) kedua putri beliau 
Ruqaiyyah dan Ummu Kaltsum radhiyallahu 'anhuma dari suami mereka, yaitu 'Utbah 
dan 'Utaibah putra Abu Lahab setelah turun surat Al-Lahab ("Binasalah kedua 
tangan Abu Lahab"). Beliau tetap sabar serta mengharap pahala dari Allah 
Ta'ala. Beliau tidak berkenan menghentikan dakwah atau surut ke belakang. 
Pasalnya kaum Quraisy mengancam, bila beliau tidak menghentikan dakwah, maka 
kedua putri beliau akan dicerai. Namun beliau tetap teguh dan sabar serta tidak 
goyah dalam mendakwahkan agama Islam. 

Di antara bentuk sambutan hangat beliau terhadap putri beliau adalah 
sebagaimana yang dituturkan 'Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata: "Pada suatu 
hari kami, para istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, berada di sisi 
beliau. Lalu datanglah Fathimah radhiyallahu 'anha kepada beliau dengan 
berjalan kaki. Gaya berjalannya sangat mirip dengan Rasulullah shallallahu 
'alaihi wasallam. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya, 
beliau memberikan ucapan selamat untuknya, beliau berkata: 
"Selamat datang wahai putriku." Kemudian beliau tempatkan ia di sebelah kanan 
atau kiri beliau." (HR. Muslim) 

Di antara bentuk kasih sayang dan cinta beliau kepada putri-putri beliau ialah 
dengan mengunjungi mereka dan menanyakan kabar dan problem yang mereka hadapi. 
Fathimah radhiyallahu 'anha pernah datang menemui beliau shallallahu 'alaihi 
wasallam mengadukan tangannya yang lecet karena mengadon tepung, ia meminta 
seorang pelayan kepada beliau. Namun Fatihmah radhiyallahu 'anha tidak bertemu 
dengan beliau. Fathimah radhiyallahu 'anha melaporkan kedatangannya kepada 
'Aisyah radhiyallah 'anha. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam 
kembali, 'Aisyah radhiyallahu 'anha mengabarkan perihal kedatangan Fathimah 
radhiyallahu 'anha. 'Ali radhiyallahu 'anhu menuturkannya kepada kita: 

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam lalu datang menemui kami berdua saat kami 
sudah berbaring di atas dipan. Ketika beliau datang, kamipun segera bangkit. 
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Tetaplah di tempat kamu!" 
beliaupun mendekat lalu duduk di antara kami berdua hingga aku dapat merasa-kan 
sejuk kedua telapak kaki beliau di dadaku. Beliau bersabda: 

"Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik bagi kamu berdua daripada 
seorang pelayan?" Apabila kamu hendak tidur, bacalah takbir (Allahu Akbar) tiga 
puluh empat kali, tasbih (Subhaa-nallaah) tiga puluh tiga kali, dan tahmid 
(Alham-dulillahi) tiga puluh tiga kali. Sesungguhnya bacaan tersebut lebih baik 
bagimu daripada seorang pelayan." (HR. Al-Bukhari) 

Sungguh, pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdapat teladan 
yang baik bagi kita, teladan dalam kesabaran dan ketabahan. Seluruh putra-putri 
beliau wafat sewaktu beliau masih hidup -kecuali Fathimah radhiyallah 'an

[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah ( Aktifitas Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam di Dalam Rumah )

2010-03-28 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Aktifitas Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam di Dalam Rumah 

Rumah seseorang ibarat cermin yang menggambarkan keluhuran akhlak, kesempurnaan 
budi pekerti, keelokan pergaulan dan ketulusan nuraninya. Tidak ada seorang pun 
yang melihat apa yang diperbuatnya di balik kamar dan dinding. Saat ia bersama 
hamba sahaya, bersama pembantu atau bersama istrinya. Ia bebas berbuat tanpa 
ada rasa sungkan dan berpura-pura. Sebab ia adalah raja yang memerintah dan 
melarang di dalam rumahnya. Semua anggota keluarga yang berada di bawah 
tanggungannya adalah lemah. Marilah kita lihat bersama aktifitas Rasulullah 
shallallahu 'alaihi wasallam di dalam rumah, selaku pemimpin dan panutan umat 
yang memiliki kedudukan yang mulia dan derajat yang tinggi. Bagaimanakah 
keadaan beliau di dalam rumah? 

Aisyah radhiyallahu 'anha pernah ditanya: "Apakah yang dilakukan Rasulullah 
shallallahu 'alaihi wasallam di dalam rumah?" Ia radhiyallahu 'anha menjawab: 
"Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang manusia biasa. Beliau 
menambal pakaian sendiri, memerah susu dan melayani diri beliau sendiri." (HR. 
Ahmad dan Tirmidzi) 

Demikianlah contoh sebuah ketawadhu'an dan sikap rendah hati (tidak takabur) 
serta tidak memberatkan orang lain. Beliau turut mengerjakan dan membantu 
pekerjaan rumah tangga. Seorang hamba Allah yang terpilih tidaklah segan 
mengerjakan hal itu semua. 

Dari rumah beliau shallallahu 'alaihi wasallam yang penuh berkah itulah 
memancar cahaya Islam, sedangkan beliau sendiri tidak mendapatkan makanan yang 
dapat mengganjal perut beliau shallallahu 'alaihi wasallam. An-Nu'man bin 
Basyir menuturkan kepada kita keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 
"Aku telah menyaksikan sendiri keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 
sampai-sampai beliau tidak mendapatkan kurma yang jelek sekalipun untuk 
mengganjal perut." (HR. Muslim) 

Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan: 
"Kami, keluarga Muhammad, tidak pernah menya-lakan tungku masak selama sebulan 
penuh, makanan kami hanyalah kurma dan air." (HR. Al-Bukhari) 

Tidak ada satu perkara pun yang melalaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi 
wasallam dari beribadah dan berbuat ketaatan. Apabila sang muadzin telah 
mengumandangkan azan; "Marilah tegakkan shalat! Marilah menggapai kemenangan!" 
beliau segera menyambut seruan tersebut dan meninggalkan segala aktifitas 
duniawi. 

Diriwayatkan dari Al-Aswad bin Yazid ia berkata: "Aku pernah bertanya kepada 
'Aisyah radhiyallahu 'anha: 'Apakah yang biasa dilakukan Rasulullah shallallahu 
'alaihi wasallam di rumah?' 'Aisyah radhiyallahu 'anha menjawab: "Beliau biasa 
membantu keluarga, apabila mendengar seruan azan, beliau segera keluar (untuk 
menunaikan shalat)." (HR. Muslim) 

Tidak satupun riwayat yang menyebutkan bahwa beliau mengerjakan shalat fardhu 
di rumah, kecuali ketika sedang sakit. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam 
pernah terserang demam yang sangat parah. Sehingga sulit baginya untuk keluar 
rumah, yakni sakit yang mengantar beliau menemui Allah shallallahu 'alaihi 
wasallam. 

Disamping beliau lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap umatnya, namun 
beliau juga sangat marah terhadap orang yang meninggalkan shalat fardhu 
berjamaah (di masjid). Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 
"Sungguh betapa ingin aku memerintahkan muazdin mengumandangkan azan lalu 
iqamat, kemudian aku memerintahkan seseorang untuk mengimami shalat, lalu aku 
berangkat bersama beberapa orang yang membawa kayu bakar menuju kaum yang tidak 
menghadiri shalat jamaah, untuk membakar rumah-rumah mereka." (Muttafaq 'alaih) 

Sanksi yang sangat berat tersebut menunjukkan betapa penting dan utamanya 
shalat berjamaah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 
"Barangsiapa yang mendengar seruan azan, lalu ia tidak menyambutnya (mendatangi 
shalat berjamaah), maka tidak ada shalat baginya kecuali karena uzur." (HR. 
Ibnu Majah dan Ibnu Hibban). 

Uzur di sini adalah perasaan takut (tidak aman) atau sakit. 
Apa dalih orang-orang yang mengerjakan shalat fardhu di rumahnya (di samping 
istrinya)? Mereka tinggalkan masjid! Apakah ada uzur sakit atau perasaan takut 
bagi mereka? 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah ( Keharmonisan Rumah Tangga Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam )

2010-03-28 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Keharmonisan Rumah Tangga Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Di bawah naungan rumah tangga yang bersahaja di situlah tinggal sang istri, 
pahlawan di balik layar pembawa ketenangan dan kesejukan. Rasulullah 
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 
"Dunia itu penuh dengan kenikmatan. Dan sebaik-baik kenikmatan dunia adalah 
istri yang shalihah." (Lihat Shahih Jami' Shaghir karya Al-Albani) 

Di antara keelokan budi pekerti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan 
keharmonisan rumah tangga beliau ialah memanggil 'Aisyah radhiyallahu 'anha 
dengan nama kesayangan dan mengabarkan kepadanya berita yang membuat jiwa 
serasa melayang-layang. 

Aisyah radhiyallah 'anha menuturkan: "Pada suatu hari Rasu-lullah shallallahu 
'alaihi wasallam berkata kepadanya: 
"Wahai 'Aisy (panggilan kesayangan 'Aisyah radhiyallahu 'anha ), Malaikat 
Jibril 'alaihissalam tadi menyampaikan salam buatmu." (Muttafaq 'alaih) 

Bahkan beliau shallallahu 'alaihi wasallam selaku Nabi umat ini yang paling 
sempurna akhlaknya dan paling tinggi derajatnya telah memberikan sebuah contoh 
yang berharga dalam hal berlaku baik kepada sang istri dan dalam hal kerendahan 
hati, serta dalam hal mengetahui keinginan dan kecemburuan wanita. Beliau 
shallallahu 'alaihi wasallam menempatkan mereka pada kedudukan yang 
diidam-idamkan oleh seluruh kaum hawa. Yaitu menjadi seorang istri yang 
memiliki kedudukan terhormat di samping suaminya. 

Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan: 
Suatu ketika aku minum, dan aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku 
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau meminumnya dari mulut 
gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, 
lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku 
memakannya." (HR. Muslim) 

Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidaklah seperti yang diduga oleh kaum 
munafikin atau seperti yang dituduhkan kaum orientalis dengan tuduhan-tuduhan 
palsu dan pengakuan-pengakuan bathil. Bahkan beliau shallallahu 'alaihi 
wasallam lebih memilih etika berumah tangga yang paling elok dan sederhana. 

Diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa ia berkata: 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium salah seorang istri 
beliau kemudian berangkat menunaikan shalat tanpa memperbaharui wudhu'." (HR. 
Abu Daud dan Tirmidzi) 

Dalam berbagai kesempatan, beliau selalu menjelaskan dengan gamblang tingginya 
kedudukan kaum wanita di sisi beliau. Mereka kaum hawa memiliki kedudukan yang 
agung dan derajat yang tinggi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah 
menjawab pertanyaan 'Amr bin Al-'Ash radhiyallah 'anhu seputar masalah ini, 
beliau jelaskan kepadanya bahwa mencintai istri bukanlah suatu hal yang tabu 
bagi seorang lelaki yang normal. 

Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhu pernah bertanya kepada Rasulullah 
shallallahu 'alaihi wasallam : "Siapakah orang yang paling engkau cintai?" 
beliau menjawab: "'Aisyah!" (Muttafaq 'alaih) 

Barangsiapa yang mengidamkan kebahagiaan rumah tangga, hendaklah ia 
memperhatikan kisah- kisah 'Aisyah radhiyallah 'anha bersama Rasulullah 
shallallahu 'alaihi wasallam. Bagaimana kiat-kiat Rasulullah shallallahu 
'alaihi wasallam membahagiakan 'Aisyah radhiyallahu 'anha. 

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata: 
"Aku biasa mandi berdua bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari 
satu bejana." (HR. Al-Bukhari) 

Rasulullah tidak melewatkan kesempatan sedikit pun kecuali beliau manfaatkan 
untuk membahagiakan dan menyenangkan istri melalui hal-hal yang dibolehkan. 

Aisyah radhiyallah 'anha mengisahkan: 
Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam 
dalam sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping. 
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak 
terlebih dahulu. Mereka pun berangkat mendahului kami. Kemudian beliau berkata 
kepadaku: "Kemarilah! sekarang kita berlomba lari." Aku pun meladeninya dan 
akhirnya aku dapat mengungguli beliau. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam 
hanya diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada kesempatan lain, ketika aku 
sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau 
shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih 
dahulu. Kemudian beliau menantangku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau dapat 
mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata: "Inilah penebus kekalahan yang 
lalu!" (HR. Ahmad) 

Sungguh! merupakan sebuah bentuk permainan yang sangat lembut dan sebuah 
perhatian yang sangat besar. Beliau perintahkan rombongan untuk berangkat 
terlebih dahulu agar beliau dapat menghibur hati sang istri dengan mengajaknya 
berlomba lari. Kemudian beliau memadukan permainan yang lalu dengan yang baru, 
beliau berkata: "Inilah penebus kekalahan yang lalu!" 

Bagi mereka yang sering bepergian melanglang buana serta memperhatikan keadaan 
orang-orang yang terpandang pada tiap-tiap kaum, pasti akan takjub terhadap 

[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah ( Karib Kerabat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam )

2010-03-26 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Karib Kerabat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Nabiyyul ummah Shalallaahu alaihi wasalam adalah seorang yang sangat setia 
menjaga hubungan tali silaturrahim. Kesetiaan yang sulit diungkapkan dengan 
kata-kata. Beliau adalah seorang yang memiliki tanggung jawab yang sangat 
sempurna dalam hal itu. Sampai-sampai kaum Quraisy memuji beliau dan menggelar 
beliau dengan sebutan Ash-Shadiq Al-Amiin (yang jujur lagi sangat di percaya) 
sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Istri beliau tercinta, Khadijah 
radhiyallahu 'anha melukiskan sifat beliau dengan ucapannya: 
"Engkau adalah seorang yang suka menyambung tali silaturrahim dan selalu 
berkata jujur." 

Lihatlah! beliau Shalallaahu alaihi wasalam menunaikan hak yang paling besar 
dan melaksanakan kewajiban yang paling utama, yaitu menziarahi makam ibu beliau 
yang wafat pada saat beliau berusia tujuh tahun. Abu Hurairah menuturkannya 
kepada kita: 
Pada suatu ketika, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menziarahi makam 
ibunya. Beliau menangis dan ikut menangis juga para sahabat Radhiallaahu anhu 
yang ada di dekat beliau. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam lalu berkata: 
"Aku telah meminta izin kepada Rabbku untuk memohonkan ampunan bagi ibuku, 
namun Dia tidak mengizinkannya. Lalu aku minta izin untuk menziarahi makamnya, 
Dia pun mengizinkannya. Berziarah kuburlah kamu, sebab ziarah kubur 
mengingatkan kamu kepada hari kematian." (HR. Muslim) 

Perhatikanlah, betapa besar kecintaan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
kepada karib kerabatnya. Demikian pula perhatian beliau untuk mendakwahi, 
membimbing serta menyela-matkan mereka dari api Neraka. Beliau 
Shallallahu'alaihi wasallam begitu tabah dalam menghadapi segala macam 
kesulitan untuk hal itu. 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ia berkata: "Ketika turun ayat 
"Dan berilah peringatan kepada karib kerabatmu yang terdekat." (Asy-Syuara' 
214). Beliau mengundang pemuka Quraisy. Setelah mereka berkumpul, mulailah 
beliau memberikan pengarahan secara umum dan khusus. Beliau berkata: 
Wahai Bani Abdu Syams, wahai Bani Ka'ab bin Lu`ai, tebuslah diri kalian dari 
api Neraka! Wahai Bani Murrah bin Ka'ab, tebuslah diri kalian dari api Neraka! 
Wahai Bani Abdu Manaf, tebuslah diri kalian dari api Neraka! Wahai Bani Hasyim, 
tebuslah diri kalian dari api Neraka! Wahai Bani Abdul Muththalib, tebusah diri 
kalian dari api Neraka! Wahai Fathimah, tebuslah dirimu dari api Neraka! 
sedikitpun aku tidak berguna bagimu di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala , 
hanya saja kalian memiliki hubungan kekerabatan yang tetap aku pelihara baik." 
(HR. Muslim) 

Beliau Shalallaahu alaihi wasalam tidak pernah bosan dan jemu mendakwahi Abu 
Thalib, paman beliau. Berulang kali beliau menawarkan dakwah beliau kepadanya, 
hingga beliau menemuinya saat menjelang kematiannya, sebagaimana yang 
dikisahkan dalam riwayat di bawah ini: 
Ketika Abu Thalib tengah menghadapi kematian, Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam datang menemuinya, sementara Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umaiyyah 
ada di dekatnya. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berkata kepadanya: 
"Wahai pamanku, ucapkanlah "Laa Ilaaha Illallaah!" sebuah kalimat yang akan aku 
jadikan hujjah untuk membelamu di hadapan Allah!" Abu Jahal dan Abdullah bin 
Abi Umayyah mempengaruhinya dengan ucapan: "Wahai Abu Thalib, apakah engkau 
tega membenci agama Abdul Muththalib?" mereka berdua terus mempengaruhinya 
sehingga kalimat terakhir yang diucapkan Abu Thalib adalah: "Aku wafat di atas 
agama Abdul Muththalib!" 

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pun berkata: "Aku akan terus memohonkan 
ampun bagimu selama hal itu belum dilarang atasku!" 

Hingga akhirnya turunlah ayat: 
"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun 
(kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu 
adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang 
musyrik itu adalah penghuni Neraka Jahannam." (At-Taubah: 113) 

Lalu turun juga ayat: 
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu 
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya." 
(Al-Qashash: 56) 
(Kisah tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim dalam kitab 
mereka). 

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah berulang kali mendakwahi Abu Thalib 
semasa hidupnya. Hingga pada saat-saat terakhir menjelang wafatnya. Kemudian 
beliau iringi dengan permohonan ampunan baginya sebagai bentuk kebaikan dan 
kasih sayang beliau terhadapnya, hingga turun ayat yang melarang hal itu. 
Beliau patuhi dan taati perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala , setelah itu beliau 
tidak lagi memanjatkan doa bagi orang-orang musyrik meskipun dari kalangan 
kerabat beliau. Itulah bentuk kasih sayang yang amat agung terhadap umat. Di 
lain pihak, itu juga merupakan sikap loyalitas yang tinggi terhadap Dienul 
Islam serta bara' (berlepas diri) dari orang-orang kafir dan musyrik meskipun 
berasal dari kalangan kelua

[wanita-muslimah] Kitab Jihad

2010-03-26 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
11. Kitab Jihad


Hadits ke-1
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: 
"Barangsiapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai 
keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu cabang kemunafikan." Muttafaq Alaihi. 


Hadits ke-2
Dari Anas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Berjihadlah 
melawan kaum musyrikin dengan hartamu, jiwamu dan lidahmu." Riwayat Ahmad dan 
Nasa'i. Hadits shahih menurut Hakim. 


Hadits ke-3
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anha: Aku berkata: Wahai Rasulullah, apakah 
perempuan wajib berjihad?. Beliau menjawab: "Ya, jihad tanpa ada peperangan di 
dalamnya, yaitu haji dan umrah." Riwayat Ibnu Majah dan asalnya dalam kitab 
Bukhari. 


Hadits ke-4
Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seseorang menghadap 
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meminta izin ikut berjihad (perang). 
Beliau bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?". Ia menjawab: Ya. 
Beliau bersabda: "Kalau begitu, berjihadlah untuk kedua orang tuamu." Muttafaq 
Alaihi. 


Hadits ke-5
Ahmad dan Abu Dawud juga meriwayatkan hadits serupa dari Abu Said dengan 
tambahan: "Pulanglah dan mintalah izin kepada mereka. Jika mereka mengizinkan, 
berjihadlah, dan jika tidak, berbaktilah kepada mereka berdua." 


Hadits ke-6
Dari Jarir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam 
bersabda: "Aku terlepas (tanggung jawab) dari setiap orang muslim yang tinggal 
di antara kaum musyrikin." Riwayat Imam Tiga. Sanadnya shahih. Bukhari lebih 
menilai sebagai hadits mursal. 


Hadits ke-7
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa 
Sallam bersabda: "Tidak ada hijrah setelah penaklukan kota Mekkah, tetapi jihad 
dan niat." Muttafaq Alaihi. 


Hadits ke-8
Dari Abu Musa al-Asy'ary bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam 
bersabda: "Barangsiapa berperang untuk menjunjung kalimat Allah, maka ia berada 
di jalan Allah." Muttafaq Alaihi. 


Hadits ke-9
Dari Abdullah Ibnu al-Sa'dy bahwa Rasulullah saw bersabda: "Tidak akan putus 
hijrah selama musuh masih diperangi." Riwayat Nasa'i. Hadits shahih menurut 
Ibnu Hibban. 


Hadits ke-10
Nafi' berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah menyerang banu 
Mushtholiq ketika mereka sedang lengah. Beliau membunuh orang yang ikut 
berperang dan menawan anak buah mereka. Abdullah Ibnu Umar menceritakan hal itu 
kepadaku. Muttafaq Alaihi. Di dalamnya disebutkan: Pada saat itu beliau 
mendapatkan Juwairiyah

Hadits ke-11
Dari Sulaiman Ibnu Buraidah, dari ayahnya, bahwa 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu 
berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam jika mengangkat komandan 
tentara atau angkatan perang, beliau memberikan wasiat khusus agar bertaqwa 
kepada Allah dan berbuat baik kepada kaum muslimin yang menyertainya. Kemudian 
beliau bersabda: "Berperanglah atas nama Allah, di jalan Allah, perangilah 
orang yang kufur kepada Allah. Berperanglah, jangan berkhianat, jangan 
mengingkari janji, jangan memotong anggota badan, jangan membunuh anak-anak. 
Jika engkau bertemu musuhmu dari kaum musyrikin, ajaklah mereka kepada tiga 
hal. Bila mereka menerima salah satu dari ajakanmu itu, terimalah dan jangan 
apa-apakan mereka, yaitu: ajaklah mereka memeluk agama Islam, jika mereka mau, 
terimalah keislaman mereka; kemudian ajaklah mereka berpindah dari negeri 
mereka ke negeri kaum muhajirin, jika mereka menolak, katakanlah pada mereka 
bahwa mereka seperti orang-orang Arab Badui yang masuk Islam, mereka tidak akan 
memperoleh apa-apa dari harta rampasan perang dan fai' (harta rampasan tanpa 
peperangan), kecuali jika mereka berjihad bersama kaum muslimin. Bila mereka 
menolak (masuk Islam), mintalah mereka agar membayar upeti. Jika mereka 
menyetujui, terimalah hal itu dari mereka. Lalu, bila mereka menolak, mintalah 
perlindungan kepada Allah dan perangilah mereka. Apabila engkau mengepung 
penduduk yang berada dalam benteng dan mereka mau menyerah jika engkau 
memberikan kepada mereka tanggungan Allah dan Rasul-Nya, maka jangan engkau 
lakukan, namun berilah tanggungan kepada mereka. Karena sesungguhnya jika 
engkau mengurungkan tanggunganmu adalah lebih ringan daripada engkau 
mengurungkan tanggungan Allah. Apabila mereka menginginkan engkau memberikan 
keamanan atas mereka berdasarkan hukum Allah, jangan engkau lakukan. Tetapi 
lakukanlah atas kebijaksanaanmu sendiri, karena engkau tidak tahu, apakah 
engkau tepat dengan hukum Allah atau tidak dalam menetapkan hukum kepada 
mereka." Riwayat Muslim. 


Hadits ke-12
Dari Ka'ab Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa 
Sallam apabila mau mengadakan suatu peperangan, beliau menutupnya dengan 
masalah lain. Muttafaq Alaihi. 


Hadits ke-13
Ma'qil Ibnu al-Nu'man Ibnu Muqarrin Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku 
menyaksikan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila tidak berperang pada 
permulaan siang, beliau tunda hingga matahari tergelincir, angin bertiup, dan 
pertolongan Allah turu

[wanita-muslimah] Rokokku oh fatwamu

2010-03-26 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Bung Ardian,
nice artikel,
ijin saya forward ke milis lain

Terima kasih

Abu Abdurrahman Al Ghazy

- Original Message - 
From: ardian kimiawan 
Subject: [Pojokan Pabrik] Rokokku oh fatwamu


  


Entah kenapa sore itu si Panjul teman saya bawaannya manyun terus. “Masak 
Muhamadiyah juga ikutan bilang rokok itu haram !” Katanya sengit.



Ooo itu masalahnya, tentu sebagai perokok, Panjul adalah “korban hidup” dari 
keputusan oleh lembaga fatwa Muhammadiyah, yang menyatakan merokok adalah 
haram. Jadi logika dia, merokok sekarang sama dengan makan babi, atau minum bir.



“Emang yg bikin fatwa, gak mikir berapa rakyat yang jadi korban dari keputusan 
ini. Petani tembakau, buruh pabrik rokok, penjual rokok, biro iklan, bahkan 
sampai liga sepakbola nasional.” Cetusnya berapi-api.



Begitu dia mulai diam, saya coba menyela. “Kan rokok menimbulkan kanker !”

“Kenapa kelapa dan kambing nggak diharamkan juga ?” sanggahnya

“Lho kok  ?”

“kan santan dari kelapa, bisa menimbulkan kolesterol, lalu stroke. Daging 
kambing bisa bikin darah tinggi, lalu stoke. Sama-sama berbahaya kan…harus 
konsisten dong !”



Saya semakin terpojok dengan kalimat Panjul yang makin lama makin kritis.



“Gua orang awam nih, ga bisa jawab pertanyaan lu yg benar benar bikin pale 
botak. Tapi gua ajak loe pake pendekatan manfaat dan mudharat. Bayangkan uang 
Rp 10 ribu yang kamu pakai untuk beli rokok se pack perhari, dalam sebulan bisa 
terkumpul 300 ribu, atau 3.6 juta pertahun.”



“Loe bisa liburan sekeluarga ke puncak, menyewa villa yang indah, makan di 
restoran mewah, bersenang senang dengan anak istri. Atau loe pake menginap di 
hotel mewah bintang lima di pusat kota Jakarta, 2x dalam setahun, termasuk 
malam tahun baru. Sesuatu yg loe anggap, itu hanya untuk orang kaya”



“Dengan uang 3.6 juta, loe bisa beli 3 ekor kambing untuk berkurban. Loe bisa 
sumbangkan beras sebesar 800 kg, kepanti-asuhan, loe bisa belikan semen 72 sak 
untuk pembangunan masjid. Apa itu tidak lebih bermanfaat buat akhirat loe”



“Dengan uang 3.6 juta loe belikan rokok, apa kenikmatan yang loe terima, selain 
paru-paru yang makin kembang kempis, batuk batuk loe yang makin keras, apa loe 
terlihat lebih gagah di mata banyak orang. Bukankah jelas manfaatnya, bila loe 
belanjakan ke hal hal lain, daripada loe sibuk berdebat, menyalahkan 
Muhammadiyah, sambil tetap menghisap batang rokok.”



“Percuma juga gua ngomong sampai berbusa, tapi cobalah loe nongkrong di RSUD di 
bagian paru-paru. Loe dengerin suara batuk dari para perokok disana. Loe lihat 
bagaimana ekspresi kesakitan di wajah wajah mereka, loe dengar berat dan sesak 
saat mereka bernafas. Baru loe sadar bahwa loe berlaku zalim pada diri loe 
sendiri.”

Begitu melihat saya nyerocos gak habis habis, giliran Panjul terdiam. Asap 
rokok di mulutnya masih terus mengepul, walaupun tatapan matanya sudah tidak 
segalak tadi.



“Masalahnya kalaupun gua gak merokok, pasti uang segitu nggak terkumpul 
juga.Kepakai bayar arisan RT lah, bayar buku sekolah lah, pokoknya istri gua 
selalu menemukan ide kreatif untuk habiskan uang deh.”



Wah itu sudah masuk urusan dalam negeri, saya hanya bisa nyengir, sambil 
berlalu membiarkan Panjul bermain main dengan asap rokoknya.



Tambun 17 Maret 2010

Ditulis oleh : Damar kurung

Diinspirasi oleh : Fatwa rokok haram oleh Muhammadiyah




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Milis

2010-03-22 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Assalamu'alaikum,

Bagi anda yang ingin memperkuat Iman dan Aqidah sesuai tuntunan Al Qur'an dan 
Sunnah Rasulullah SAW,

ikutlah milis : assun...@yahoogroups.com

bagi yang perlu rujukan masalah2 agama yang sesuai dengan tuntunan Al Qur'an 
dan Sunnah Rasulullah SAW
bisa mengunjungi website :

www.almanhaj.or.id
www.ustadzkholid.com


Milis ini dimoderatori. InsyaAllah aman bagi Iman dan Aqidah kita.

Wassalamu'alaikum

Abu Abdurrahman Al Ghazy



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah (Tutur Kata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam )

2010-03-22 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Tutur Kata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Telah kita ketahui bersama beberapa sifat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
. Sekarang kita ingin mengetahui tutur kata dan cara berbicara beliau. 
Sebelumnya, marilah kita simak penuturan 'Aisyah radhiyallahu anha: 
"Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tidaklah berbicara seperti yang biasa 
kamu lakukan (yaitu berbicara dengan nada cepat). Namun beliau Shalallaahu 
alaihi wasalam berbicara dengan nada perlahan dan dengan perkataan yang jelas 
dan terang lagi mudah dihafal oleh orang yang mendengarnya." (HR. Abu Daud) 

Beliau adalah seorang yang rendah hati lagi lemah lembut, sangat senang jika 
perkataannya dapat dipahami. Di antara bentuk kepedulian beliau terhadap umat 
ialah dengan memperhatikan tingkatan-tingkatan intelek-tualitas dan pemahaman 
mereka di dalam berkomunikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah 
seorang yang sangat penyantun lagi sabar. Diriwayatkan dari 'Aiysah 
radhiyallahu 'anha bahwa ia berkata: 
"Tutur kata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sangat teratur, untaian demi 
untaian kalimat tersusun dengan rapi, sehingga mudah dipahami oleh orang yang 
mendengarkannya." (HR. Abu Daud) 

Cobalah perhatikan kelemah lembutan dan keluasan hati Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam , beliau sudi mengulangi perkataan agar dapat dipahami! 

Anas bin Malik Radhiyallahu anhu mengungkapkan kepada kita: 
"Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sering mengulangi perkataannya tiga kali 
agar dapat dipahami." (HR. Al-Bukhari) 

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam selalu berlaku lemah lembut kepada orang 
lain. Dengan sikap seperti itulah orang-orang menjadi takut, segan serta hormat 
kepada beliau! 

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu ia berkata: 
Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . Beliau 
mengajak laki-laki itu berbicara sehingga membuatnya menggigil ketakutan. 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berkata kepadanya: 
"Tenangkanlah dirimu! Sesungguhnya aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah 
putra seorang wanita yang biasa memakan dendeng." (HR. Ibnu Majah) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Wanita Imami Shalat Jum'at?

2010-03-22 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Wanita Imami Shalat Jum'at?
14 April 2009

Sensasi memang membuat orang terkenal dan hanya untuk itu banyak orang 
mengorbankan kehormatannya. Demikianlah jaringan iblis senantiasa berusaha 
menjerat anak manusia kepada kesesatan dan penyimpangan dengan melemparkan 
senjata pamungkasnya yaitu syubhat dan syahwat.
Dewasa ini ada sekelompok orang yang mengaku Islam bebas menggembar-gemborkan 
isu kesamaan gender dengan segala cara dan didukung dana besar dari orang 
kafir. Mereka sengaja ingin mengkaburkan dan meliberalisasikan Islam sehingga 
menjadi agama yang jauh dari tuntunan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam 
dan dekat dengan tuntunan musuh-musuh Islam.

Diantara program memuluskan konsep persamaan gender ini adalah upaya 
mensetarakan laki-laki dan perempuan dalam ibadah dan ketentuanIslam yang sudah 
jelas dibedakan, seperti hak waris, hak kebebasan berapresiasi dan bekerja 
dilapangan kerja laki-laki dan lainnya.

Beberapa tahun lalu juga ada upaya mereka memuluskan konsep ini dengan 
mengangkat berita wanita yang dipanggil dengan nama Amina Wadud yang mengimami 
shalat jum'at di sebuah gereja Anglikan the Synod House of Cathedral of St John 
thi devine di New York.[1] yang dipublikasikan di banyak media cetak dengan 
dibumbui komentar beberapa 'inteluktual' dan "kyai" yang dikesankan hal itu 
tidak bertentangan dengan syari'at Islam. Untuk itulah tampaknya perlu kita 
komentari komentar mereka tersebut agar masyarakat islam tidak tertipu dan 
terpedaya syubhat mereka. Walaupun sebenarnya membutuhkan penjabaran yang 
panjang, namun dalam kesempatan ini kita coba menyampaikannya dengan ringkas 
saja.

Untuk mendukung program mereka ini mereka menemukan hadits Ummu Waroqah yang di 
riwayatkan Imam Abu Daud dalam sunannya yang berbunyi:

"Dari Ummu Waroqah bintu Abdillah bin Al Haarits, beliau menyatakan bahwa 
Rasulullah mengunjunginya di rumah dan mengangkat untuknya seorang muadzzin 
yang beradzan untuknya dan memerintahkannya untuk mengimami keluarganya di 
rumah. Abdurrahman berkata, saya melihat muadzinnya seorang lelaki tua. (HR Abu 
Daud).[2] yang kata mereka lebih kuat keabsahan sanadnya, tentunya apalagi 
matannya. Mereka mengesankan bahwa hadits ini adalah hadits yang absah tanpa 
cacat lalu menjadikannya sebagai senjata menyerang ulama dan menghukum bahwa 
Islam yang kita warisi ini adalah Islam politik, dengan terlebih dahulu 
menyampaikan pendapat imam Abu Tsaur, Al Muzani dan Ibnu Jarir Al Thobari yang 
mendukung pendapat mereka. Tentu saja dengan dibumbui komentar untuk 
menciptakan opini bahwa pendapat mereka ini sejajar dengan pendapat imam 
madzhab yang empat, dengan menyatakan: 'Perlu diingatkan disini Ibnu Jarir 
al-Thobari juga seorang mujtahid besar yang kebesarannya sama dengan madzhab 
fikih empat lainnya'. Kemudian mereka mencoba membantah pendapat mayoritas 
ulama Islam yang melarang wanita menjadi imam dalam shalat dengan mengemukakan 
satu dalil yang lemah yaitu hadits Jabir yang berbunyi:

"Janganlah sekali-kali perempuan mengimami laki-laki, Arab badui mengimami 
muhajir (mereka yang ikut hijrah bersama nabi ke Madinah) dan pendosa mengimami 
mukmin yang baik".

Mereka menyatakan, hadits itulah sering dikemukakan dibanyak tempat untuk 
menopang argumen yag tidak memperbolehkan perempuan mengimami laki-laki dalam 
shalat.[3]

Lalu bagaimana sebenarnya permasalahan ini?

Hadits yang mereka jadikan penopang argumen mereka dalam membolehkan wanita 
mengimami laki-laki dan menyetujui serta memuji tindakan Amina Wadud diatas, 
sebenarnya adalah hadits yang masih diperselisihkan keabsahannya, sebab ada 
dalam sanadnya perawi yang majhul (tidak jelas kredibilitasnya) yaitu 
Abdurrahman bin Kholaad, sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar Al Asqalaani, 
seorang ulama besar madzhab Syafi'iyah pengarang kitab Fathulbari yang sangat 
tersohor yang meninggal tahun 852 H. Demikian juga pada riwayat yang lebih 
panjang dan lengkap ada dalam sanadnya Abdurrahman ini dan neneknya Al Walied 
bin Abdullah bin Jumai' yang bernama Laila bintu Maalik yang juga majhul.

ehingga banyak juga yang mendhoifkannya seperti Syaikh Musthofa Al Adawi dalam 
Jami' Ahkam Al Nisa, (1/244). Seandainya hadits ini shahih pun, sebagaimana 
dinyatakan Syaikh Al Albani bahwa hadits ini hasan lighoirihi (hadits lemah 
yang dikuatkan oleh jalan periwayatan lain), namun matannya tidak mendukung 
pembenaran wanita mengimami shalat jum'at dihadapan laki-laki yang banyak, 
sebab Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam hanya memerintahkannya mengimami 
shalat di rumahnya untuk keluarga dan orang yang dirumahnya. Itupun bisa jadi 
perintah itu khusus untuknya, sebab tidak disyariatkan adzan dan iqomat pada 
wanita selain beliau, sehingga kebolehan mengimami tersebut khusus baginya 
karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam mengkhususkan untuknya adzan dan 
iqamat dan tidak untuk wanita lainnya. [4]

Jadi pernyataan mereka diatas sangat berlebihan, itu semua tidak lain karena 
hadits ini sesuai dengan hawa nafsu dan k

[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah ( Kediaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam )

2010-03-22 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Kediaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 

Izin telah diberikan, tibalah kita di dalam rumah Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam . Cobalah layangkan pandangan sejenak ke sudut-sudut rumah, para 
sahabat radhiyallaahu anhum akan menggambarkan kepada kita situasi di dalamnya 
berupa peralatan dan perabotan dll. 

Kita maklumi bersama bahwa tidaklah diperkenankan melayangkan pandangan ke 
dalam kamar atau rumah orang lain. Namun tujuan kita di sini adalah untuk 
mengambil contoh dan teladan dari rumah yang mulia tersebut. Rumah dengan 
ketawadhu'an sebagai asasnya dan keimanan sebagai modalnya. Dapat engkau lihat, 
dindingnya bersih dari gambar-gambar makhluk bernyawa yang banyak dipajang 
orang di rumah-rumah kebanyakan orang pada hari ini. Padahal Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam telah bersabda: 
"Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya anjing atau 
gambar." (HR. Al-Bukhari) 

Kemudian arahkan pandanganmu kepada perabotan rumah yang biasa dipakai beliau 
Shalallaahu alaihi wasalam sehari-hari. Diriwayatkan dari Tsabit ia berkata: 
Anas radhiyallaahu anhu memperlihatkan kepada kami sebuah gelas terbuat dari 
kayu yang tebal dan disepuh dengan besi. Ia berkata: "Wahai Tsabit, inilah 
gelas Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ." (HR. At-Tirmidzi) 

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam biasa meminum air, nabidz, madu dan susu 
dengan gelas itu. 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyalaahu anhu ia berkata: 
"Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam biasa bernafas tiga kali sewaktu minum." 
(HR. Muttafaq 'alaih) 

Yaitu bernafas di luar gelas. Beliau melarang bernafas di dalam gelas sewaktu 
minum dan beliau juga melarang meniup minuman. (Sebagaimana yang disebutkan 
dalam HR. At-Tirmidzi) 

Adapun baju perang yang biasa beliau kenakan saat berjihad di medan peperangan, 
pada hari-hari yang keras dan penuh kesulitan, sudah tidak ditemukan lagi di 
rumah beliau. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah menggadaikannya 
kepada seorang Yahudi dengan tiga puluh sha' gandum, sebagaimana yang 
dituturkan 'Aisyah radhiyalaahu anha. Ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam wafat, baju perang itu masih ada di tangan orang Yahudi tersebut. 

Beliau Shalallaahu alaihi wasalam tidak pernah membuat kaget keluarga atau 
membuat mereka takut. Namun beliau menemui keluarga dengan sepengetahuan mereka 
dan dengan memberi salam terlebih dahulu. (Lihat Zaadul Ma'aad II/ hal 381) 

Perhatikanlah dengan saksama hadits Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
berikut ini: 
"Alangkah beruntungnya orang yang mendapat hidayah kepada Islam, lalu dia 
mencukupkan diri dengan kehidupan yang sederhana serta bersikap qana'ah." (HR. 
At-Tirmidzi) 

Simaklah baik-baik hadits yang agung berikut ini: 
"Barangsiapa yang aman sentosa di tengah-tengah kaumnya, sehat jasmaninya, lagi 
memiliki makanan pokoknya sehari-hari, maka seakan-akan ia telah meraih dunia 
dengan segala isinya." (HR. At-Tirmidzi) 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah ( Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dan Syariat Poligami )

2010-03-22 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dan Syariat Poligami 

Sebagaimana yang sudah dimaklumi bahwa Rasulullah r menikahi sembilan wanita 
yang kemudian dikenal dengan sebutan Ummahatul Mukminin Radhiallahu'anhum. 
Alangkah mulia dan tinggi kedudukan tersebut! Rasulullah Shallallahu'alaihi 
wasallam menikahi seorang wanita yang berusia senja, berstatus janda, wanita 
yang lemah, hanya 'Aisyah Radhiallaaha saja yang bertatus gadis di antara 
seluruh istri-istri beliau. 

Beliau adalah contoh terbaik dalam hal berlaku adil kepada para istri, dalam 
hal pembagian giliran ataupun urusan lainnya. 'Aisyah Radhiallahu'anha 
mengungkapkan: 
Setiap kali Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam hendak melakukan lawatan, 
beliau selalu mengundi para istri. Bagi yang terpilih akan menyertai beliau 
dalam lawatan tersebut. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam membagi giliran bagi 
setiap istri masing-masing sehari semalam." (HR. Muslim) 

Riwayat Anas Radhiallaahu anhu berikut ini memaparkan kepada kita salah satu 
bentuk keadilan beliau kepada para istri. Anas Radhiallaahu anhu menceritakan: 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mempunyai sembilan orang istri. Apabila 
beliau telah membagi giliran bagi para istri, beliau hanya bermalam di rumah 
istri yang tiba masa gilirannya. Biasanya para Ummahaatul Mukminin berkumpul 
setiap malam di rumah tempat beliau bermalam. Pada suatu malam, mereka 
berkumpul di rumah 'Aiysah Radhiallahu'anha yang sedang tiba masa gilirannya. 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengulurkan tangannya kepada Zaenab 
Radhiallaahu anha yang hadir ketika itu. 'Aisyah Radhiallaahu anha berkata: 
"Itu Zaenab!" Beliau segera menarik tangannya kembali." (Muttafaq 'alaih) 

Demikianlah suasana rumah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang agung. 
Suasana harmonis seperti itu hanya dapat terwujud dengan bimbingan taufik dan 
hidayah dari Allah Subhannahu wa Ta'ala. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam 
senantiasa bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala yang teraplikasi dalam 
bentuk ucapan dan perbuatan. Beliau senantiasa menganjurkan istri-istri beliau 
untuk giat beribadah serta membantu mereka dalam melak-sanakan ibadah, sesuai 
dengan perintah Allah Subhannahu wa Ta'ala 
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu 
dalam mengerja-kannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi 
rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa." 
(Thaha: 132) 

Aisyah Radhiallaahu anha menceritakan: 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam biasa mengerjakan shalat malam sementara 
aku tidur melintang di hadapan beliau. Beliau akan membangunkanku bila hendak 
mengerjakan shalat witir." (Muttafaq 'alaih). 

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menghimbau umatnya untuk mengerjakan 
shalat malam dan menganjurkan agar suami istri hendaknya saling membantu dalam 
mengerjakannya. Sampai-sampai sang istri boleh menggunakan cara terbaik untuk 
itu, yaitu dengan memercikkan air ke wajah suaminya! demikian pula sebaliknya. 
Abu Hurairah Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam bahwa beliau bersabda: 
"Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang suami yang bangun pada 
malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan istrinya untuk 
shalat bersama. Bila si istri enggan, ia memercikkan air ke wajah istrinya 
(supaya bangun). "Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang istri yang 
bangun pada malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan 
suaminya untuk shalat bersama. Bila si suami enggan, ia memercikkan air ke 
wajah suaminya (supaya bangun)." (HR. Ahmad) 

Perhatian seorang muslim terhadap penampilan luar sebagai pelengkap bagi 
kemurnian dan kesucian batinnya termasuk kesempurnaan pribadi dan ketaatan 
dalam beragama. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam adalah seorang yang suci 
lahir maupun batin, beliau menyenangi wangi-wangian dan siwak dan beliau 
menganjurkan umatnya untuk itu. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: 
"Seandainya tidak menyusahkan umatku, niscaya akan kuperintahkan mereka untuk 
bersiwak setiap kali hendak shalat." (HR. Muslim) 

Dari Hudzaifah Radhiallaahu anhu ia berkata: 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam biasa menggosok giginya dengan siwak 
setiap kali bangun dari tidur." (HR. Muslim) 

Syuraih bin Hani' berkata: "Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah Radhiallaahu 
anha : 'Apa yang pertama sekali dilakukan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam 
setiap kali memasuki rumahnya?" 'Aisyah Radhiallaahu anh menjawab: "Beliau 
Shalallaahu alaihi wasalam memulainya dengan bersiwak." (HR. Muslim). 

Betapa besar perhatian beliau terhadap kebersihan! beliau mempersiapkan diri 
sebaik mungkin untuk bertemu dengan keluarga. 

Beliau selalu membaca doa setiap kali memasuki rumah, sebagai berikut: 
"Dengan menyebut nama Allah kami masuk (ke rumah), dan dengan menyebut nama 
Allah kami keluar (darinya), dan kepada Rabb kami, kami bertawakkal. Kem

[wanita-muslimah] Terapi Kerasukan JIL (Jaringan Islam Liberal)

2010-03-21 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Terapi Kerasukan JIL (Jaringan Islam Liberal) 

Posted by: anugerah_w on Tuesday, April 10, 2007 - 12:00 

Hudzaifah.org - Kerasukan JIL lebih berbahaya dari kerasukan jin. Karena orang 
yang kerasukan jin, rufi'al qalam, pena diangkat atas mereka, yakni amal 
buruknya tidak akan dicatat. 

Akan tetapi orang yang kerasukan paham Jaringan Islam Liberal, bisa murtad. 

Lihat saja statemen-statemen yang muncul dari orang yang kerasukan paham 
liberal: nyeleneh, berani, dan sesat. Seperti statemen: 'Nabi Muhammad pun 
menikmati goyang'; atau menyuarakan dzikir 'anjinghu akbar'; atau mengomentari 
seorang artis yang murtad dari Islam dikatakan pindah agama karena hidayah; 
atau kalimat 'Tuhan semua agama sama'; dan statemen mengerikan lainnya. 
Bukankah apa yang mereka ungkapkan itu seperti ungkapan orang yang hilang akal? 

Tindakan Preventif 
Meski demikian ketara kesesatan mereka, tidak sedikit yang terpengaruh dan 
silau dengan apa yang mereka miliki. Untuk itu, sebagaimana penyakit badan, 
pencegahan lebih utama dari pada pengobatan. Maka perlu upaya pencegahan 
terhadap penyakit kronis yang bisa meracuni iman manusia ini. 

Tidak mendengarkan ocehan mereka, atau menjauhi tulisan-tulisan orang yang 
diindikasikan sebagai penganut JIL adalah pencegahan yang jitu. Kecuali bagi 
yang memiliki kapabiltas ilmu syar'i yang cukup, akidah yang kuat dan hendak 
menunjukkan kesesatan mereka kepada umat. 

Cara ini mungkin dianggap kekanak-kanakan. Akan tetapi, anggapan itu akan sirna 
ketika kita menyimak hadits Nabi saw, "Sesungguhnya di antara penjelasan itu 
ada sihirnya." (HR. Bukhari) 

Berapa banyak orang yang tadinya netral, lalu membaca tulisan seorang Doktor 
penganut JIL, dengan sistematika yang tampak ilmiah dan masuk akal hingga ia 
tersihir dan tertarik dengan pemikiran JIL? 

Untuk itulah, seorang ulama tabi'in al-A'masy pernah memerintahkan anaknya 
untuk memasukkan jarinya ke telinga ketika ada orator penganut Jahmiyah 
berbicara. Beliau berkata, "Rapatkanlah penutup telingamu wahai anakku, karena 
hati ini lemah." 

Gejala 'Kerasukan' JIL 
Gejala ini perlu untuk kita ketahui. Siapa tahu di antara kita ada yang menolak 
pemikiran global aliran JIL, tetapi mengidap sebagian penyakit yang diakibatkan 
oleh virus yang mereka sebar. Atau setidaknya kita bisa mendeteksi para 
pembicara dan penulis, pengikut JIL ataukah bukan. 

Di antara gejala yang tampak pada orang yang kerasukan JIL adalah mendahulukan 
akal dari pada dalil syar'i. Inilah gejala yang paling ketara. Seringkali dalil 
al-Quran dan al-Hadits ditolak dengan dalil akal. Mereka tinggalkan tafsir para 
ulama salaf dan condong kepada tafsir hermeuneutika, tafsir 'semau gue' yang 
diadopsi dari para filosof Yunani yang kafir. Sesuatu yang telah baku dan 
qath'i dalam al-Quran pun kerap kali mereka tolak dengan dalih 'kontekstual'. 

Mereka juga menjadi penganut yang paling berani dalam mengkritik al-Quran dan 
as-Sunnah yang shahih, juga berlaku sinis terhadap para ulama salaf. Mereka 
tidak mengenal definisi bid'ah, syirik atau murtad. Isu pluralisme, bahwa semua 
agama sama menjadi titik tekan. Maka mereka adalah kaum yang paling kebablasan 
dalam hal 'toleran'. 

Jika ada yang tertarik dengan pemikiran seperti yang telah penulis sebut di 
atas, berarti dia tengah mengidap gejala 'kerasukan' JIL. Maka hendaklah segera 
dicarikan penawarnya. 

Terapi Kerasukan JIL 
Jika Anda merasakan adanya gejala 'kerasukan JIL' pada orang-orang yang didekat 
Anda, maka segeralah Anda menepis sihir JIL dengan penjelasan berikut. 

Pertama, mengingat bahwa orang-orang JIL itu belajar Islam kepada para 
musuh-musuh Islam, dan para orientalis barat. Maka mungkinkah kebenaran berada 
di pihak mereka sedangkan kesalahan berada di pihak para ulama yang belajar 
dari para ulama dan bersambung hingga Nabi Muhammad saw? Alangkah bagusnya 
nasihat seorang ulama tabi'in Muhamad bin Sirin, "Ilmu itu adalah agama, maka 
lihatlah kepada siapa kamu menuntut ilmu (agama)." Kalau seseorang menimba ilmu 
agama kepada orang kafir, sudah barang tentu yang didapat adalah cara pandang 
orang kafir terhadap Islam, atau penafsiran al-Quran dan as-Sunnah menurut 
musuh Allah dan Rasul-Nya. Maka apakah fikih madzhab Aristoteles yang mereka 
banggakan itu lebih lurus dari fikihnya empat madzhab? Demi Allah, TIDAK! 

Kedua, hendaknya memperhatikan kondisi mereka dalam beragama. Semakin tinggi 
tingkat liberalnya, semakin berani meninggalkan ibadah, terutama yang khusus, 
seperti shalat, shaum dan yang lain. Apalagi dalam hal sunnah, mereka adalah 
kelompok yang paling bersih dari sunnah Nabi. Ibadah orang muslim yang sangat 
awam, jauh lebih mending daripada mereka. 

Ketiga, keberpihakan mereka kepada orang-orang kafir melebihi keberpihakan 
orang kafir atas agama mereka sendiri. Apalagi bila dibandingkan dengan 
keberpihakan mereka kepada Islam, amat jauh. 

Majalah Syir'ah misalnya, ketika melukiskan perilaku Yahudi, kalimat yang 
dipakai adalah 'Yahudi Pejuang Damai.' Tetapi ketika

Re: [wanita-muslimah] Islam Dan Liberalisme

2010-03-21 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Assalamu'alaikum,

Saya orang awam biasa, ilmu saya belum sampai untuk menjawab pertanyaan yang 
Pak Abdul Muiz tanyakan.
Konsultasikan saja hal itu kepada Ustadz Kholid Syamhudi, Lc, melalui website 
beliau di : www.ustadzkholid.com

Semoga Allah tetap memberi hidayah kepada semua Umat Islam, agar selalu berada 
di jalan Allah.

Wassalamu'alaikum

Abu Abdurrahman Al Ghazy



  - Original Message - 
  From: Abdul Muiz 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, March 18, 2010 6:43 PM
  Subject: Bls: [wanita-muslimah] Islam Dan Liberalisme



  Pak Abdu Abdurrahman Al Ghazy ysh,

  1) teori konspirasi itu sebaiknya ditinggalkan saja, sudah bukan zamannya 
lagi kita takut teriinfiltrasi umat lain, sebenarnya kalangan non muslim juga 
ada bibit-bibit ketakutan tradisi ajaran mereka terilnfiltrasi ajaran di luar 
mereka. Alangkah baiknya kalau kita melakukan otokritik agar umat islam bisa 
bangkit maju tidak menjadi bahan olok-olokan atau cemoohan umat lain, daripada 
sibuk mencari kambing hitam.

  2) terkait artikel yang Bapak postingkan saya memohon pencerahan :

  (1) apakah islam tidak memberikan yang namanya kebebasan (liberal) ??, apa 
tafsir Bapak terhadap ayat qur'an "..laa ikraha fid diin ...", atau 
"Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yahudi, nasrani, shabiin, asalkan 
mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka tidak perlu takut dan 
bersedih".

  (2) apa ajaran islam mengenai hak individu ??

  (3) tentang mendewakan aqal, firman Allah jelas sekali bahwa tidak ada yang 
berhak disembah kecuali Allah, La ilaha illallah, maka tidak ada yang patut 
diberhalakan/didewakan atau tidak ada yang patut disembah kecuali Allah itu 
sendiri, tidak ada kecuali aqal tentu saja tidak patut disembah atau didewakan. 
Bagaimana posisi aqal menurut ajaran Islam ?? bukankah banyak ayat-ayat qur'an 
yang mengutamakan intelektualitas, "Allah mengangkat orang berilmu itu beberapa 
derajat", juga banyak firman Allah di qur'an yang diakhiri "laallakum/afala 
ta'qiluun, tatafakkarun, ta'lamuun, menunjukkan betapa qur'an amat menghargai 
peran akal dan fikiran, Bahkan salah satu syarat sebagai mukallaf adalah 
kondisi berakal sehat, artinya orang gila (tidak berakal) secara syariat tidak 
terbebani hukum islam. Dapat dibayangkan bagaimana memahami ayat qur'an dan 
hadits tanpa menggunakan akal, bahkan orang sekaliber Ibnu taymiyah sekalipun 
mustahil mampu berijtihad bila tanpa
  menggunakan akal.

  Saya tunggu jawaban bapak, semoga pencerahan bisa datang dari segala penjuru.

  Wassalam
  Abdul Mu'iz

  --- Pada Rab, 17/3/10, Abu Abdurrahman Al Ghazy  
menulis:

  Dari: Abu Abdurrahman Al Ghazy 
  Judul: [wanita-muslimah] Islam Dan Liberalisme
  Kepada: eramus...@yahoogroups.com, wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Tanggal: Rabu, 17 Maret, 2010, 6:52 PM

   

  Islam Dan Liberalisme

  Penulis: Kholid Syamhudi, Lc.

  20 March 2009 

  Musuh-musuh islam tidak henti-hentinya menyerang kaum muslimin dan merusak 
agama mereka. Tidak cukup hanya dengan mencabik-cabik negara Islam menjadi 
negara-negara kecil dan terbelakang dengan mengambil sumber daya alamnya yang 
demikian kaya. Mereka masih terus dan akan terus merusak agama dan kehidupan 
kaum muslimin hingga mereka meninggalkan Islam dan mengikuti mereka. Allah 
Ta'ala berfirman:

  Artinya: "Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) 
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. 
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam 
kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, 
dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya". [QS. Al-Baqarah: 
217]

  Hal itu karena kedengkian yang terus ada dihati mereka.

  Artinya: "Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat 
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang 
(timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran". [QS. 
Al-Baqarah: 109]

  Semua ini telah terbukti dan dijelaskan dalam ayat lainnya. Mereka tidak 
berhenti hingga kaum muslimin murtad dan mengikuti agama mereka. Allah 
berfirman:

  Artinya: "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu 
sehingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:" Sesungguhnya petunjuk Allah 
itulah petunjuk (yang sebenarnya)" . Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti 
kemauan mereka setelah pengetahan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi 
menjadi pelindung dan penolong bagimu". [QS. Al-Baqarah: 120]

  Dalam ayat yang mulia ini Allah memerintahkan kita untuk menampakkan petunjuk 
Allah dalam menghadapi semua konspirasi mereka.

  Karenanya, kita lihat banyak sekali pemikiran-pemikiran musuh-musuh Islam 
tersebut yang dimasukkan secara halus ataupun secara paksa masuk ke dalam tubuh 
kaum muslimin. Baik melalu

[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah ( Perjalanan yang Menyenangkan )

2010-03-21 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Perjalanan yang Menyenangkan 

Perjalanan menuju rumah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam untuk melihat 
seluk beluk kehidupan dan tata krama pergaulan beliau merupakan perjalanan yang 
sangat diidamkan setiap orang. Terlebih lagi bila diniatkan untuk menggapai 
pahala di sisi Allah Subhannahu wa Ta'ala. Sebuah perjalanan yang sarat ibrah 
dan pelajaran, penuh teladan dan anutan. Yaitu perjalanan melalui kitab-kitab 
dan riwayat-riwayat dari lisan para sahabat Radhiallahu'anhu ;. Sebab, kita 
tidak dibolehkan melakukan perjalanan ke makam atau rumah beliau atau ke 
tempat-tempat lainnya selain ke tiga masjid, sebagaimana yang disebutkan 
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam hadits: 

"Janganlah mengadakan perjalanan (secara khusus) ke-cuali ke tiga masjid, 
Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsha." (Muttafaq 
'alaih) 

Kita wajib mentaati perintah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dengan tidak 
mengadakan perjalanan secara khusus kecuali ke tiga masjid tersebut. Bukankah 
Allah Subhannahu wa Ta'ala telah mengatakan, 
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya 
bagimu maka tinggalkan-lah." (Al-Hasyr: 7) 

Kita tidak boleh melakukan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah peninggalan 
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, Ibnu Wadhdhah berkata, "Umar telah 
memerintahkan untuk menebang pohon tempat Rasulullah dibai'at, sebab 
orang-orang banyak mengunjungi pohon tersebut untuk shalat di sana. Umar 
khawatir mereka terfitnah (tersesat jatuh ke dalam dosa syirik)." (Kisah 
tersebut dapat dilihat dalam Shahih Bukhari dan Muslim). 

Ibnu Taimiyah memberikan komentar me-ngenai kunjungan ke gua Hira': "Sebelum 
diangkat men-jadi rasul, beliau sering menyendiri untuk beribadah di sana. Dan 
di sanalah pertama sekali wahyu diturunkan kepada beliau. Akan tetapi setelah 
itu beliau tidak pernah sama sekali mengunjunginya bahkan tidak pernah 
mendekatinya. Demikian pula sahabat-sahabat beliau Shalallaahu alaihi wasalam. 
Beliau menetap di kota Makkah selama lebih kurang sepuluh tahun, namun tidak 
pernah sekalipun beliau mengunjunginya lagi atau mendaki ke atasnya. Demikian 
pula kaum mu'minin yang menetap bersama beliau di kota Makkah. Setelah beliau 
berhijrah ke Madinah, beliau berkali-kali memasuki kota Makkah, seperti pada 
saat menunaikan Umrah Hudaibiyah, saat penaklukan kota Makkah, di mana beliau 
berdiam selama dua puluh hari di sana, pada saat menunaikan Umrah Ji'ranah, 
namun beliau tidak pernah mendatangi gua Hira' atau mengun-junginya..." (Lihat 
Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyah XXVII / hal. 251). 

Sekarang kita akan mengunjungi Kota Al-Madinah An-Nabawiyyah, bangunannya mulai 
terlihat di hadapan kita. Itulah gunung Uhud, yang dikatakan Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam :  

"Gunung ini mencintai kami dan kami pun mencintai-nya" (Muttafaq 'alaih) 

Sebelum memasuki kediaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , marilah kita 
lihat sejenak bentuk bangunannya. Janganlah terperanjat bila kita hanya 
menyaksikan sebuah bangunan kecil dengan tempat tidur yang sangat sederhana. 
Sebab Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam adalah seorang yang sangat zuhud 
terhadap dunia. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam tidaklah menolehkan pandangan 
kepada kemewahan dan gemerlap harta benda dunia. Namun yang menjadi penyejuk 
mata hati beliau hanyalah ibadah shalat. (Sebagaimana yang disebutkan dalam 
hadits riwayat An-Nasaa'i) 

Beliau berkomentar tentang dunia sebagai berikut:  

"Apa artinya dunia bagiku! Kehadiranku di dunia hanyalah bagaikan seorang 
pengelana yang tengah berjalan di panas terik matahari, lalu berteduh di bawah 
naungan pohon beberapa saat, kemudian segera meninggalkannya untuk kembali 
melanjutkan perjalanan." (HR. At-Tirmidzi) 

Sekarang kita sedang berjalan menuju kediaman beliau Shalallaahu alaihi wasalam 
seraya mengayunkan langkah di jalan-jalan kota Madinah. Itulah kamar-kamar 
istri beliau mulai tampak. Kamar sederhana yang dibangun dari pelepah kurma dan 
polesan tanah, sebagian lagi dengan batu yang ditata sedemikian rupa, sementara 
bagian atasnya dipayungi dengan atap dari pelepah kurma. 

Al-Hasan mengisahkan kepada kita: "Aku pernah masuk ke dalam rumah-rumah istri 
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam; pada masa khilafah Utsman bin 'Affan 
Radhiallaahu anhu. Langit-langit rumah tersebut dapat aku jangkau dengan 
tanganku." (Lihat Ath-Thabaqat Al-Kubra karangan Ibnu Sa'ad I/hal 499 & 501, 
lihat juga kitab As-Sirah An-Nabawiyyah II/hal 274 karangan Ibnu Katsir) 

Sungguh kediaman beliau adalah rumah yang sangat sederhana dengan beberapa 
kamar yang kecil. Akan tetapi penuh dengan cahaya keimanan dan ketaatan, sarat 
dengan wahyu dan risalah ilahi!


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah ( Sifat-sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam )

2010-03-21 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Sifat-sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam 

Tibalah kita di depan rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kita ketuk 
pintu beliau untuk meminta izin. Marilah kita layangkan perhatian kepada 
sahabat yang melihat langsung Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia akan 
menceritakannya kepada kita seolah-olah kita melihat beliau shallallahu 'alaihi 
wasallam. Agar kita dapat mengenal ciri fisik beliau yang mulia serta wajah 
beliau yang penuh senyum. 

Al-Bara' bin 'Azib radhiyallah 'anhu menuturkan: 
"Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam adalah seorang yang sangat tampan 
wajahnya, sangat luhur budi pekertinya, beliau tidak terlalu jangkung dan tidak 
pula terlalu pendek." (HR. Al-Bukhari) 

Masih dari Al Bara' radhiyallah 'anhu ia berkata: 
"Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam memiliki dada yang bidang dan lebar, 
beliau Shalallaahu alaihi wasalam memiliki rambut yang terurai sampai ke cuping 
telinga (bagian bawah telinga), saya pernah menyaksikan beliau mengenakan 
pakaian berwarna merah, belum pernah saya melihat sesuatu yang lebih indah 
daripada itu." (HR. Al-Bukhari) 

Abu Ishaq As-Sabi'i berkata: 
"Seseorang pernah bertanya kepada Al-Bara' bin 'Azib radhiyallah 'anhu: "Apakah 
wajah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam lancip seperti sebilah pedang?" ia 
menjawab: "Tidak, bahkan bulat bagaikan rembulan!" (HR. Al-Bukhari) 

Anas bin Malik radhiyallah 'anhu mengungkapkan: 
"Belum pernah tanganku menyentuh kain sutra yang lebih lembut daripada telapak 
tangan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . Dan belum pernah aku mencium 
wewa-ngian yang lebih harum daripada aroma Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam " (Muttafaq 'alaih) 

Di antara sifat beliau adalah "pemalu", sampai-sampai Abu Sa'id Al-Khudri 
radhiyallah 'anhu mengatakan: 
"Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam itu lebih pemalu daripada gadis dalam 
pingitan. Jika beliau tidak menyukai sesuatu, niscaya kami dapat mengetahui 
ketidak sukaan beliau itu dari wajahnya." (HR. Al-Bukhari) 

Demikianlah beberapa sifat dan budi pekerti Rasulullah Shalallaahu alaihi 
wasalam . Sungguh, ayah dan ibuku sebagai tebusannya! Allah Subhanahu wa Ta'ala 
telah menyempurnakan jasmani dan budi pekerti beliau Shalallaahu alaihi wasalam 
. 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] FATWA MUI : Umat Islam HARAM mengikuti paham Pluralisme Sekularisme dan Liberalisme

2010-03-21 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy


http://mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=137 
KEPUTUSAN FATWA 
MAJELIS ULAMA INDONEISA 
Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005 
Tentang 
PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA 

Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 
19-22 Jumadil Akhir 1246 H. / 26-29 Juli M.; 

MENIMBANG : 

1. Bahwa pada akhir-akhir ini berkembang paham pluralisme 
agama, liberalisme dan sekularisme serta paham-paham sejenis lainnya di 
kalangan masyarakat; 
2. Bahwa berkembangnya paham pluralisme agama, 
liberalisme dan sekularisme serta dikalangan masyarakat telah 
menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk 
menetapkan Fatwa tentang masalah tersebut; 
3. Bahwa karena itu , MUI memandang perlu menetapkan 
Fatwa tentang paham pluralisme, liberalisme, dan sekularisme agama 
tersebut untuk di jadikan pedoman oleh umat Islam. 
MENGINGAT : 

1. Firman Allah : 
Barang siapa mencari agama selaian agama 
Islam, maka sekali-kali tidaklah akan terima (agama itu) daripadanya, 
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imaran [3]: 
85) 
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. (QS. Ali 
Imran [3]: 19) 
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. al-Kafirun [109] : 6). 
Dan tidaklahpatut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi 
perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan 
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang 
urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka 
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. al-Azhab [33:36).. 
Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap 
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) 
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang 
yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan 
sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan 
mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. 
Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah 
orang-orang yang zalim. (QS. al-Mumtahanah [60]: 8-9). 
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu 
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu 
dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) 
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu 
berbuat kerusakan. (QS. al-Qashash [28]: 77). 
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, 
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain 
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah 
berdusta. (terhadap Allah). (QS. al-An'am [6]: 116). 
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah 
langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami 
telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka 
berpaling dari kebanggaan itu. (Q. al-Mu'minun [23]: 71). 

2. Hadis Nabi saw : 

1. Imam Muslim (w. 262 H) dalam Kitabnya Shahih Muslim, meriwayatkan sabda 
Rasulullah saw : 
"Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorangpun baik 
Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari Umat Islam 
ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, 
kecuali ia akan menjadi penghuni Neraka." (HR Muslim). 

2. Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-orang 
non-Muslim, antara lain Kaisar Heraklius, Raja Romawi yang beragama 
Nasrani, al-Najasyi Raja Abesenia yang beragama Nasrani dan Kisra 
Persia yang beragama Majusi, dimana Nabi mengajak mereka untuk masuk 
Islam. (riwayat Ibn Sa'd dalam al-Thabaqat al-Kubra dan Imam Al-Bukhari 
dalam Shahih al-Bukhari). 
3. Nabi saw melakukan pergaulan social secara baik dengan 
komunitas-komunitas non-Muslim seperti Komunitas Yahudi yang tinggal di 
Khaibar dan Nasrani yang tinggal di Najran; bahkan salah seorang mertua 
Nabi yang bernama Huyay bin Aththab adalah tokoh Yahudi Bani Quradzah 
(Sayyid Bani Quraizah). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). 
MEMPERHATIKAN : Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII 
VII MUI 2005. 

Dengan bertawakal kepada Allah SWT. 

MEMUTUSKAN 

MENETAPKAN : FATWA TENTANG PLURALISME AGAMA DALAM 
PANDANGAN ISLAM 
Pertama : Ketentuan Umum 

Dalam Fatwa ini, yang dimaksud dengan 

1. Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa 
semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah 
relative; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengkalim 
bahwa hanya agamanyasaja yang benar sedangkan agama yang lain salah. 
Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan 
hidup dan berdampingan di surga. 
2. Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di 
negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup 
secara berdampingan. 
3. Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur'an 
& Sunnaah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya 
menerima doktrin-

[wanita-muslimah] Sehari di Kediaman Rasulullah ( Kunjungan Istimewa )

2010-03-21 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Kunjungan Istimewa 

Marilah kita telusuri kembali kurun yang telah berlalu. Membuka 
lembaran-lembaran masa silam. Membaca dan memperhatikan dengan seksama 
kisah-kisahnya. Kita akan mengadakan kunjungan istimewa, mengunjungi Rasulullah 
Shalallaahu alaihi wasalam di rumah beliau melalui untaian kata dan kalimat. 
Singgah di rumah beliau barang sehari saja. Melihat-lihat keadaan rumah beliau 
serta beberapa kisah tentangnya. Guna mengambil pelajaran dan ibrah yang akan 
menjadi pelita dalam amal perbuatan kita. 

Seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengeta-huan akhir-akhir ini, 
literatur-literatur yang dibaca kaum muslimin pun semakin banyak. Mereka dengan 
mudah dapat mengunjungi Timur dan Barat melalui buku-buku dan tulisan-tulisan, 
melalui film-film dan berbagai referensi lainnya. Padahal, sebenarnya kita 
lebih berhak mengada-kan kunjungan syar'i ke rumah Rasulullah Shalallaahu 
alaihi wasalam daripada mereka. Untuk melihat keadaannya, kemudian 
bersungguh-sungguh meneladani apa yang kita lihat dan dengar tentangnya. Namun 
disebabkan terbatasnya kesempatan, kita hanya menyorot beberapa keutamaan di 
rumah beliau Shalallaahu alaihi wasalam, mudah-mudahan kita dapat mendidik diri 
kita untuk dapat menerapkannya di rumah masing-masing. 

Wahai saudaraku seiman .. 
Tujuan kita membuka lembaran masa silam bukan-lah hanya untuk menikmati atau 
melihat-lihat kisah-kisah yang sudah berlalu. Namun tujuan kita yang hakiki 
adalah menjadikannya sebagai wasilah untuk beribadah kepada Allah Subhannahu wa 
Ta'ala. Dengan membaca sirah (sejarah hidup) Nabi Shalallaahu alaihi wasalam 
diharapkan kita dapat mengikuti sunnah beliau dan berjalan di atas manhaj 
(pedoman) beliau. Sebagai bentuk ketaatan kita kepada perintah Allah Subhanahu 
wata'ala; yaitu kewajiban mencintai Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Di 
antara tanda-tanda kecintaan kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ialah 
mentaati perintah beliau dan menjauhi segala yang dilarang dan dibencinya. 
Serta menjadikan beliau Shallallahu'alaihi wasallam ; sebagai teladan dan 
anutan. Mengenai hal itu Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, 
"Katakanlah, "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya 
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha 
Penyayang." (Ali Imran: 31) 

Dalam ayat lain Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, 
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu 
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat 
dan banyak menyebut Allah." (Al-Ahzab: 21) 


Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sendiri menegaskan bahwa mencintai beliau 
termasuk salah satu sebab mendapatkan manisnya iman. Beliau Shalallaahu alaihi 
wasalam bersabda, 

"Ada tiga perkara, bila terkumpul pada diri seseorang, ia pasti mendapatkan 
manisnya iman; hendaklah Allah Subhanahu wata'ala ; dan Rasul-Nya lebih dia 
cintai daripada selain keduanya." (Muttafaq 'alaih) 

Dalam hadits lain beliau Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,  

"Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, tidak akan sempurna keimanan 
seseorang hingga ia menjadi-kan aku yang lebih dicintainya daripada orangtua 
dan anaknya sendiri." (HR. Muslim) 

Sirah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam adalah sirah yang sangat 
menakjubkan. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik dan petunjuk yang 
dapat kita teladani darinya. 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Islam Menjaga Kesehatan Manusia

2010-03-17 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy

Islam Menjaga Kesehatan Manusia
Penulis: Kholid Syamhudi Lc
28 April 2009 

Pada artikel yang lalu telah diutarakan tentang urgensi makanan halal dan usaha 
yang halal, serta bahaya makanan haram dan usaha yang haram. Demikian juga 
perlu dibahas mengenai langkah yang harus ditempuh dalam permasalahan ini, 
yaitu konsep Islam tentang makanan dan usaha.

Konsep Islam dalam permasalahan ini sama dengan permasalahan lainnya, bahwa 
Islam itu mudah dan lengkap, serta senantiasa menjaga keselamatan jiwa, badan, 
dan akal manusia. Islam menghalalkan yang baik untuk jiwa, badan dan akal, 
sebaliknya mengharamkan yang buruk dan merusak, sebagaimana dalam firman Allah 
Subhanahu wa Ta'ala:

"Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan 
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan; karena sesungguhnya syaithan 
adalah musuh yang nyata bagimu." (QS. Al Baqarah:168)

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang 
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya 
kepada Allah kamu menyembah." (QS. Al-Baqarah:172)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menjelaskan dalam kitab Taurat dan Injil tentang 
salah satu ciri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu menghalalkan 
hal-hal yang baik dan mengharamkan segala yang buruk, sebagaimana firman-Nya:

"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka 
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang 
menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan 
yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan 
bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan 
belenggu-belenggu yang ada pada mereka." (QS. Al A'raf:157)

Demikianlah Islam melarang semua makanan yang merusak badan dan akal manusia 
atau dapat membunuhnya, seperti racun dan narkoba dan ini dijelaskan dalam 
firmanNya:

 "Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang 
kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, 
maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah 
mudah bagi Allah." (QS. An Nisaa:29-30)

Segala sesuatu yang merusak dilarang memakannya termasuk juga larangan memakan 
barang-barang najis seperti bangkai dan sejenisnya. Semua ini menunjukkan 
kemudahan Islam dan perhatian yang besar terhadap keselamatan manusia.

Jangan berlebihan dan mengada-ada

Namun tentunya semua ini dilakukan sesuai kebutuhan, tanpa berlebih-lebihan 
(Israf) dan kikir (bakhil). Oleh karena itu, kita dilarang mengharamkan sesuatu 
yang telah diperbolehkan Islam. Sebaliknya, kita juga dilarang menghalalkan 
sesuatu yang sudah diharamkan, karena penghalalan dan pengharaman merupakan hak 
Allah dan Rasul-Nya, tidak semua orang boleh menetapkannya. Allah berfirman: 

"Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah di 
keluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki 
yang baik." Katakanlah:"Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman 
dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah 
Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.""(QS.Al A'raf: 
32) 

dan firman-Nya:

 "Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturunkan Allah 
kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal." 
Katakanlah: "Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau 
kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?" Apakah dugaan orang-orang yang 
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah pada hari kiamat Sesungguhnya Allah 
benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia, tetapi 
kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya)." (QS. Yunus: 59-60)

Untuk itulah Allah berfirman:

 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang 
telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. 
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan 
makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan 
kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." (QS. Al 
Mai'dah:87-88)

Celaan Allah terhadap orang yang menghalalkan yang haram, dan sebaliknya

Pelanggaran perintah Allah dalam permasalahan ini, bila sampai menghalalkan 
yang haram dan mengharamkan yang halal merupakan perkara besar yang sangat 
tercela. Lihatlah Allah mencela orang Yahudi dan Nashrani yang mentaati para 
tokoh agama dan pendeta mereka dalam penghalalan yang haram dan pengharaman 
yang halal seperti dalam firman-Nya: 

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb 
selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb) Al-Masih putera Maryam; padahal 
mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak 
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. 
At Taubah:3

[wanita-muslimah] Islam Dan Liberalisme

2010-03-17 Terurut Topik Abu Abdurrahman Al Ghazy
Islam Dan Liberalisme
Penulis: Kholid Syamhudi, Lc.

20 March 2009 

Musuh-musuh islam tidak henti-hentinya menyerang kaum muslimin dan merusak 
agama mereka. Tidak cukup hanya dengan mencabik-cabik negara Islam menjadi 
negara-negara kecil dan terbelakang dengan mengambil sumber daya alamnya yang 
demikian kaya. Mereka masih terus dan akan terus merusak agama dan kehidupan 
kaum muslimin hingga mereka meninggalkan Islam dan mengikuti mereka. Allah 
Ta'ala berfirman:

Artinya: "Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) 
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. 
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam 
kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, 
dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya". [QS. Al-Baqarah: 
217]

Hal itu karena kedengkian yang terus ada dihati mereka.

Artinya: "Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat 
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang 
(timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran". [QS. 
Al-Baqarah: 109]

Semua ini telah terbukti dan dijelaskan dalam ayat lainnya. Mereka tidak 
berhenti hingga kaum muslimin murtad dan mengikuti agama mereka. Allah 
berfirman:

Artinya: "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga 
kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah 
petunjuk (yang sebenarnya)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan 
mereka setelah pengetahan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi 
pelindung dan penolong bagimu". [QS. Al-Baqarah: 120]

Dalam ayat yang mulia ini Allah memerintahkan kita untuk menampakkan petunjuk 
Allah dalam menghadapi semua konspirasi mereka.

Karenanya, kita lihat banyak sekali pemikiran-pemikiran musuh-musuh Islam 
tersebut yang dimasukkan secara halus ataupun secara paksa masuk ke dalam tubuh 
kaum muslimin. Baik melalui tangan mereka secara langsung maupun melalui 
tangan-tangan anak-anak kaum muslimin yang tumbuh dalam didikan mereka. 
Anak-anak kaum muslimin ini mereka jejali dengan pemikiran dan harta berlimpah 
agar dapat menjalankan semua program terpadu mereka dalam merusak akidah Islam 
dan kaum muslimin. Memang mereka terlanjur kagum kepada para musuh tersebut dan 
terlalu butuh dengan bantuan finansial dan non finansial dari mereka sehingga 
dengan mudahnya menyebarkan pemikiran tersebut tanpa melihat akibat yang timbul 
darinya.

Diantara pemikiran yang disebarkan tersebut adalah pemikiran liberal 
(liberalisme) yang dengan bangganya menampakkan kepalanya ditengah-tengah kaum 
muslimin tanpa rasa khawatir dan takut sama sekali. Melihat ini semua nampaknya 
perlu kita mengetahui sedikit tentang pemikiran ini dalam tinjauan islam agar 
kita tidak terjerumus ke dalamnya. Lebih lagi di zaman yang penuh dengan fitnah 
ini.

Pengertian Liberalisme

Liberal adalah satu istilah asing yang diambil dari kata Liberalism dalam 
bahasa Inggris dan liberalisme dalam bahasa perancis yang berarti kebebasan. 
Kata ini kembali kepada kata Liberty dalam bahasa Inggrisnya dan Liberte dalam 
bahasa prancisnya yang bermakna bebas. [Hakikat Liberaliyah wa mauqif Muslim 
minha, Sulaiman al-Khirasyi, ha.l 12]

Liberalisme adalah istilah eropa yang sangat samar sehingga para peneliti baik 
dari mereka ataupun dari selainnya berselisih dalam mendefinisikan pemikiran 
ini. Namun seluruh definisi yang ada kembali kepada pengertian kebebasan dalam 
pengertian barat tentunya.

Tertulis dalam The World Book Encyclopedia pada pembahasan Liberalism : 
"Liberalism dianggap sebagai istilah yang samar, karena pengertian dan 
pendukung-pendukungnya berubah dalam bentuk tertentu dengan berlalunya 
waktu"[Dinukil dari Hakekat Libraliyah, hal. 16].

Oleh karena itu syeikh Sulaiman al-Khirasyi menyimpulkan bahwa Liberalisme 
adalah madzhab pemikiran yang memperhatikan kebebasan individu dan memandang 
kewajiban menghormati kemerdekaan individu serta berkeyakinan bahwa tugas pokok 
pemerintah adalah menjaga dan melindungi kebebasan rakyat, seperti kebebasan 
berfikir, mengungkapkan pendapat, kepemilikan pribadi dan kebebasan individu 
serta sejenisnya.

Ensiklopedia Inggris menuliskan: "Kata Liberty (kebebasan) adalah kata yang 
menyimpan kesamaran, demikian juga kata liberal. Seorang liberalis bisa jadi 
beriman bahwa kebebasan adalah masalah khusus individu semata dan peran negara 
harus terbatas atau bisa jadi beriman bahwa kebebasan itu adalah masalah khusus 
negara. Sehingga negara dengan kemampuannya atau kemungkinan menggunakannya 
sebagai alat penguat kebebasan" [Encyclopedia Britannica pada pembahasan 
liberalism, dinukil dari Hakekat Libraliyah al-Khirasyi, hal. 17]

Asas Pemikiran Liberal

Secara umum asas liberalisme ada tiga; kebebasan, individualis dan Aqlani 
(mendewakan akal).

1. Asas pertama: Kebebasan

Yang dimaksud disini adalah setiap individu bebas dalam perbuatannya dan